ASTRA SEDAYA FINANCE. Penawaran Obligasi. Fixed Income Research. 17 Januari 2005 INDUSTRI PEMBIAYAAN IKHTISAR KEUANGAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "ASTRA SEDAYA FINANCE. Penawaran Obligasi. Fixed Income Research. 17 Januari 2005 INDUSTRI PEMBIAYAAN IKHTISAR KEUANGAN"

Transkripsi

1 17 Januari 2005 Astra INDONESIA Sedaya Finance Fixed Income Research Penawaran Obligasi 17 Januari 2005 ASTRA SEDAYA FINANCE INDUSTRI PEMBIAYAAN Struktur Penawaran Jenis instrumen Jumlah Jangka Waktu Pembayaran bunga Peringkat Sumber : AAA Sekuritas Obligasi Rp 1 triliun 370 hari - 5 tahun Triwulanan idaa- Lembaga Pemeringkat PEFINDO Profil Hutang Obligasi per 30 September 2004 Obligasi Jumlah Jatuh (Rp miliar) Tempo ASF II 119, ASF III 581, ASF IV 1.150, ASF V 1.500, Sumber : ASF Pemegang Saham per 30 September 2004 ASF merupakan perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia dengan pangsa saldo pembiayaan konsumen mencapai 13,2% terhadap industri perusahaan pembiayaan konsumen non bank per September Posisi sebagai market leader di industri pembiayaan otomotif sangat didukung oleh jaringan operasional yang luas, strategi pemasaran yang tepat, basis konsumen yang kuat dan penerapan manajemen risiko yang prudent. Strategi untuk tidak memfokuskan pembiayaan hanya kepada jenis, merek atau produsen otomotif tertentu telah memberikan keleluasaan bagi ASF dalam menangkap peluang bisnis yang ada. Kegiatan pembiayaan ASF tetap tumbuh meski beberapa merek kendaraan mengalami penurunan dalam penjualan atau pangsa pasar akibat tingginya persaingan di industri otomotif. Kegiatan pembiayaan otomotif ASF selama 9 bulan pertama tahun 2004 telah melampaui kegiatan pembiayaan selama tahun 2003, baik secara nilai maupun unit kendaraan yang dibiayai. Akses ke sumber pendanaan yang luas sangat mendukung ASF meningkatkan kegiatan pembiayaan otomotifnya dan memperoleh cost of fund yang efisien. Leverage yang meningkat diperkirakan tidak akan membebankan neraca perusahaan, mengingat ASF memiliki kemampuan yang tinggi dalam menyalurkan pembiayaan dan menjaga kualitas aktivanya untuk tetap baik. Kualitas yang baik dengan delinquency rate dan NPL yang rendah merupakan karakteristik utama aktiva ASF. Kemampuan meningkatkan aktiva produktif dengan mempertahankan kualitas aktiva tetap baik tidak terlepas dari praktek manajemen risiko yang handal, yang diadopsi dari sistem manajemen risiko perusahaan dengan rating AAA dari General Electric. Strategi interest maturity gap yang telah diterapkan ASF selama ini diperkirakan mampu melindungi profitabilitas perusahaan yang berasal dari portofolio pembiayaan saat ini terhadap potensi kenaikan suku bunga. Risiko bisnis akibat ketergantungan pada sektor otomotif yang sangat terkait dengan kinerja perekonomian diperkirakan masih tetap ada, meski industri otomotif merupakan industri yang sangat berkembang di Indonesia. PT General Electric Service 47,00% PT Astra International Tbk. 44,28% PT Sedaya Multi Investama 8,72% Sumber : ASF IKHTISAR KEUANGAN (Rp miliar) Sep-04 Jimmy Randiatmoko jimmy@aaasecurities.com (62-21) Jakarta - INDONESIA Kas 43,4 69,9 80,5 76,9 63,6 Piutang pembiayaan 1.008, , , , ,3 Total aktiva 1.223, , , , ,4 Total hutang 664,7 876,0 981, , ,5 Total ekuitas 437,4 590,9 713,8 874, ,1 Pendapatan usaha 354,8 571,3 670,1 891, ,8 Pendapatan pembiayaan 281,9 490,5 578,4 762,5 914,7 Laba usaha 116,4 235,8 292,7 341,9 323,8 Laba bersih 83,6 168,3 207,1 245,8 226,8 Marjin laba usaha (%) 32,8 41,3 43,7 38,3 30,9 Marjin laba bersih (%) 29,6 34,3 35,8 32,2 24,8 Imbal hasil atas aktiva (%) 9,6 11,8 11,7 9,5 9,3 Imbal hasil atas ekuitas (%) 19,7 32,7 31,8 30,9 29,3 Net interest margin (%) 28,7 26,1 26,3 22,2 21,8 Ekuitas/Aktiva (%) 35,7 36,1 37,7 26,5 21,9 Hutang/ekuitas (x) 1,5 1,5 1,4 2,6 3,3 Sumber: ASF, diolah AAA Sekuritas PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 1

2 Astra Sedaya Finance 17 Januari 2005 Kekuatan Perusahaan Perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia Kemampuan meningkatkan tingkat pertumbuhan pembiayaan konsumen yang lebih tinggi dari industri, mendorong pangsa pembiayaan konsumen ASF terhadap nasional terus tumbuh. Perolehan pangsa pasar yang mencapai sekitar 9,4% di tahun 1999 terus mengalami kenaikan hingga mencapai 13,2% terhadap industri perusahaan pembiayaan konsumen non bank di bulan September Pada periode yang sama, saldo pembiayaan konsumen ASF tumbuh dengan CAGR 62,7%, sementara industri tumbuh dengan CAGR 51,6%. Jaringan operasional yang luas dengan basis nasabah yang kuat Posisi sebagai market leader sangat didukung oleh jaringan pemasaran ASF yang tersebar luas di seluruh Indonesia. Tidak kurang dari 28 jaringan operasional dan 7 point of sales yang terjalin bersama dengan lebih dari dealer otomotif dimiliki oleh ASF. Belum lagi jaringan pemasaran yang disediakan oleh Astra International melalui showroom-showroom mobilnya yang dapat digunakan oleh ASF untuk menyalurkan pembiayaan otomotif. Dengan luasnya jaringan pemasaran ini, kemampuan ASF dalam melakukan penetrasi pasar semakin baik. Saat ini, ASF sudah melayani lebih dari 600 ribu nasabah. Kemampuan menghasilkan pembiayaan yang cukup tinggi dengan kualitas yang tetap terjaga ASF memiliki kemampuan menghasilkan pembiayaan yang cukup tinggi. Selama periode Januari- September 2004, rata-rata nilai pembiayaan baru yang diproduksi ASF per bulan mencapai Rp 718,2 miliar. Jumlah ini meningkat dari tahun 2003 yang mencapai rata-rata Rp 433,0 miliar per bulan. Meski pertumbuhan pembiayaan baru cukup tinggi, ASF tetap memiliki kemampuan menjaga kualitasnya tetap baik dengan delinquency rate dan non performing loan yang rendah. Rasio keterlambatan saldo piutang lebih dari 30 hari terhadap piutang pembiayaan kotor relatif kecil dan stabil pada kisaran 1% selama tahun Akses ke sumber pendanaan yang luas ASF memiliki akses ke sumber dana yang luas. Hal ini tidak terlepas dari reputasi ASF sebagai perusahaan pembiayaan yang prudent sehingga selalu mendapat kepercayaan dari lembaga perbankan dan non bank untuk memperoleh pendanaan. Pendanaan tersebut antara lain pinjaman bank, skema pembiayaan bersama dan anjak piutang. ASF juga memiliki track record yang baik dalam setiap penerbitan obligasinya dengan selalu melunasi hutang-hutangnya secara tepat waktu tanpa harus direstrukturisasi. Akses ke sumber pendanaan yang luas ini sangat dibutuhkan untuk menjaga kelangsungan usaha ASF dan juga untuk memperoleh cost of fund yang efisien. Permodalan yang memadai ASF memiliki struktur permodalan yang memadai. Rasio perbandingan antara ekuitas dengan aktiva yang mencapai 21,9% per September 2004 relatif lebih tinggi dibanding industri pembiayaan konsumen yang mencapai 13,1%. Sementara rasio perbandingan antara hutang terhadap ekuitas cenderung meningkat seiring dengan strategi pendanaan ASF yang mengoptimalkan peluang di pasar modal dalam mendukung ekspansi pembiayaannya. Namun peningkatan rasio ini masih jauh di bawah ketentuan Menteri Keuangan yang mengijinkan rasio hutang terhadap ekuitas perusahaan pembiayaan maksimal sebesar 15 kali. Peningkatan ini diperkirakan tidak akan membebani neraca ASF mengingat perusahaan ini memiliki kemampuan yang tinggi dalam melakukan pembiayaan dan menjaga kualitasnya untuk tetap baik. 2 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

3 17 Januari 2005 Astra Sedaya Finance Potensi Risiko Kinerja penjualan otomotif yang sangat terkait dengan kinerja perekonomian Bisnis pembiayaan otomotif memiliki hubungan yang berbanding lurus dengan industri otomotif. Jika industri otomotif mengalami perkembangan yang negatif seperti yang terjadi di tahun 1998 ketika krisis ekonomi melanda Indonesia, maka industri pembiayaan otomotif juga akan mengalami hal yang sama. Sementara jika industri otomotif tumbuh positif, maka industri pembiayaan juga akan berkembang seperti yang terjadi sejak tahun Dengan melihat kondisi ekonomi Indonesia yang semakin membaik saat ini serta sifat industri otomotif yang cepat berkembang, industri pembiayaan otomotif masih memiliki prospek yang cerah. Selain itu, mobil bekas yang juga menjadi objek pembiayaan ASF dapat menjadi penyeimbang jika bisnis mobil baru mengalami perkembangan yang kurang baik. Tingkat persaingan yang semakin tinggi Industri pembiayaan merupakan industri yang sangat tinggi tingkat persaingannya, tidak hanya antar perusahaan pembiayaan, tetapi juga dengan lembaga perbankan yang masuk ke bisnis yang menguntungkan ini. Kegiatan pemasaran yang cukup agresif akan menyebabkan tingkat suku bunga pembiayaan sangat kompetitif sehingga dapat mempengaruhi pendapatan perusahaan pembiayaan. Namun dengan kinerja operasional dan cost of fund yang efisien, diperkirakan tingkat profitabilitas ASF masih tetap tinggi. PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 3

4 Astra Sedaya Finance 17 Januari 2005 Tentang Perusahaan Perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia PT Astra Sedaya Finance (ASF) merupakan perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia. Kemampuan meningkatkan tingkat pertumbuhan pembiayaan konsumen yang lebih tinggi dari industri, mendorong pangsa pembiayaan konsumen ASF terhadap nasional terus tumbuh. Perolehan pangsa pasar yang mencapai sekitar 9,4% di tahun 1999 terus mengalami kenaikan hingga mencapai 13,2% terhadap industri perusahaan pembiayaan konsumen non bank di bulan September Pada periode yang sama, saldo pembiayaan konsumen ASF tumbuh dengan CAGR 62,7%, sementara industri tumbuh dengan CAGR 51,6%. Objek pembiayaan yang terdiversifikasi Objek pembiayaan otomotif ASF cukup luas, tidak hanya mobil-mobil yang diproduksi maupun yang didistribusikan oleh PT Astra International Tbk. (sebagai pemegang langsung maupun tidak langsung 53% saham ASF), tetapi juga merek-merek mobil yang diproduksi dan didistribusikan oleh perusahaan selain Astra. Aktifitas pembiayaannya pun tidak terbatas untuk mobil-mobil baru, tetapi juga mobil bekas, baik mobil Astra maupun non Astra. Sejak tahun 2003, ASF juga memasuki bisnis pembiayaan sepeda motor non Honda. Namun hal ini tidak menghadapkan ASF kepada risiko bisnis yang lebih besar mengingat perusahaan ini memiliki sistem manajemen risiko yang handal. Pengalaman selama 23 tahun di bisnis pembiayaan, membuat ASF sangat mengenal pasar pembiayaan di Indonesia. Selain pembiayaan otomotif, ASF juga melakukan pembiayaan sewa guna usaha untuk alat-alat berat, seperti yang biasa digunakan di industri perkebunan, pertambangan dan konstruksi. Namun kontribusi bisnis yang sempat terhenti kegiatannya pada tahun 1999 akibat krisis ekonomi dan dilanjutkan kembali pada tahun 2002 ini masih relatif kecil terhadap total portofolio pembiayaan ASF. Sampai dengan bulan September 2004, rasio piutang pembiayaan sewa guna usaha terhadap total piutang pembiayaan ASF mencapai 1,9%. Tabel 1. Perkembangan Kegiatan Usaha ASF Relatif Terhadap Industri (dalam Rp miliar) Sep-04 CAGR Pembiayaan Konsumen Industri ,6% ASF ,7% Pangsa Pasar 9,4% 11,8% 11,1% 10,0% 13,1% 13,2% Sewa Guna Usaha Industri ,5% ASF n.a. Pangsa Pasar % 0,4% 0,6% Sumber : ASF, Bank Indonesia, diolah AAA Sekuritas Memiliki keleluasaan dalam menangkap peluang bisnis di industri otomotif Dengan tidak memfokuskan pembiayaan hanya kepada jenis, merek atau produsen otomotif tertentu telah memberikan keleluasaan bagi ASF dalam menangkap peluang bisnis yang ada. Ini bisa dilihat pada terus tumbuhnya kegiatan pembiayaan ASF, meski beberapa merek kendaraan mengalami penurunan dalam penjualan atau pangsa pasar akibat tingginya persaingan di industri otomotif. Industri otomotif nasional terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan selama tahun Penjualan mobil nasional mencapai 483 ribu unit yang berarti jauh melampaui penjualan sebelum krisis yang mencapai 340 ribu unit. Bahkan angka penjualan ini telah melampaui prediksi penjualan tahun 2004 yang awalnya diperkirakan mencapai hanya 380 ribu unit. Penjualan yang cukup tinggi menempatkan Indonesia di urutan kedua setelah China sebagai negara dengan tingkat pertumbuhan penjualan mobil terbesar di dunia (Sumber: Bisnis Indonesia, 05/01/05 dan 14/01/05). Sementara itu, sepeda motor yang telah menunjukkan pertumbuhan penjualan sebesar CAGR 45,5% dalam waktu 5 tahun ini, kembali mengalami peningkatan di tahun 2004 mencapai 3,9 juta unit, meningkat 38,3% dari tahun sebelumnya. 4 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

5 17 Januari 2005 Astra Sedaya Finance Gambar 1. Perkembangan Penjualan Otomotif Nasional Mobil (ribu unit) 483 Motor (juta unit) 3, ,3 2,8 1,6 94 0,5 0, Sumber : Diolah dari data GAIKINDO dan AISI Berlanjutnya pertumbuhan penjualan otomotif di tahun 2004 ini banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Di antaranya adalah: Perkembangan ekonomi Indonesia yang terus menunjukkan pertumbuhan yang positif sampai dengan tahun 2004 ditambah dengan kondisi keamanan yang tetap stabil, telah memberikan keyakinan para pelaku usaha terhadap kelanjutan pemulihan ekonomi yang sedang berjalan. Munculnya varian-varian mobil baru dengan harga di bawah Rp 100 juta. Tingkat suku bunga pasar yang relatif rendah menambah daya beli masyarakat. Adanya dukungan dari industri perbankan dan lembaga pembiayaan konsumen yang memberikan pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor dengan bunga menarik. Kegiatan usaha yang tetap fokus pada pembiayaan otomotif telah memberikan manfaat yang sangat besar bagi ASF dari tumbuh pesatnya penjualan mobil dan sepeda motor secara kredit di Indonesia. Meski strategi untuk tetap fokus pada pembiayaan otomotif telah memberikan keuntungan yang signifikan, namun keterkaitan yang sangat erat dengan industri otomotif masih memberikan risiko akibat konsentrasi. Risiko ini terkait dengan kinerja industri otomotif yang cenderung fluktuatif, terpengaruh oleh kinerja ekonomi secara keseluruhan. Meski risiko yang berkaitan dengan kinerja perekonomian berada di luar kendali perusahaan, namun ASF tetap berusaha meminimalisir risiko tersebut dengan melakukan diversifikasi terutama berkaitan dengan objek pembiayaan dan wilayah kegiatan usaha. Jaringan pemasaran yang luas Selain karena kondisi pasar otomotif yang membaik, terus meningkatnya kegiatan usaha ASF juga didukung oleh jaringan pemasaran yang luas. Sampai dengan bulan September 2004, jaringan pemasaran ASF telah mencapai 28 jaringan operasional dan 7 point of sales yang terjalin bersama dengan lebih dari dealer otomotif yang tersebar di seluruh Indonesia. Dealer-dealer tersebut memiliki peranan yang sangat penting untuk meningkatkan kegiatan pembiayaan ASF. Untuk itu, ASF terus berusaha memperkuat hubungan kerja samanya dengan memberikan kemudahankemudahan pemrosesan aplikasi pembiayaan, produk-produk pembiayaan yang inovatif serta program reward yang menarik bagi para dealer. Kemampuan ASF dalam menetapkan strategi pemasaran dan menjalin hubungan yang sangat baik dengan para dealer telah mendorong pertumbuhan pembiayaan ASF yang lebih cepat dan pangsa pasar yang terus meningkat. Strategi pemasaran yang tepat dan jaringan operasi yang luas ini mampu memperkuat basis nasabah ASF hingga mencapai lebih dari nasabah. Akses ke sumber pandanaan yang luas Dukungan sumber dana yang kuat juga menjadi keunggulan ASF sebagai lembaga pembiayaan terkemuka di Indonesia. Akses yang luas ke dana perbankan, lembaga keuangan dan pasar modal mendukung ASF untuk mampu mengelola sumber pendanaannya dengan baik guna memperoleh cost of fund yang efisien. Sumber pendanaan yang kuat sangat dibutuhkan menunjang kegiatan PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 5

6 Astra Sedaya Finance 17 Januari 2005 usaha ASF, mengingat sebagai lembaga keuangan non bank, ASF tidak diperkenankan menghimpun dana masyarakat secara langsung. Akses yang luas ke sumber pendanaan ini juga dibutuhkan untuk mengendalikan risiko suku bunga dan melindungi interest margin-nya. Strategi pendanaan ASF adalah menyelaraskan gap antara profil pendanaan dengan profil pembiayaannya. Sumber dana jangka pendek digunakan untuk mendanai pembiayaan jangka pendek, sedangkan dana jangka panjang digunakan untuk mendanai pembiayaan jangka panjang. Selain itu, pembiayaan yang membebankan suku bunga tetap kepada nasabah dibiayai oleh sumber dana yang memiliki suku bunga yang tetap juga. Praktek assets liabilities management yang baik dibutuhkan untuk mengurangi dampak risiko dari perubahan arah pergerakan suku bunga pasar terhadap profitabilitas perusahaan. 6 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

7 17 Januari 2005 Astra Sedaya Finance Fokus 9M04 Kinerja operasional dan keuangan ASF selama 9 bulan pertama tahun 2004 dinilai sangat baik. Omzet pembiayaan ASF sampai dengan bulan September berhasil melampaui total omzet selama tahun Pendapatan bunga dan laba ASF juga mengalami peningkatan, meski tingkat persaingan di industri pembiayaan otomotif masih cukup tinggi. Posisi pasar yang kuat dengan brand image yang baik serta strategi pemasaran yang tepat dengan kemampuan mengelola sumber pendanaan yang efisien merupakan kunci sukses meningkatnya kinerja perusahaan di tahun ini. Kinerja Operasional Omzet 9 bulan pertama 2004 sudah melampaui omzet selama tahun 2003 Nilai pembiayaan baru selama 9 bulan pertama tahun 2004 berhasil melampaui nilai pembiayaan baru selama tahun Sampai dengan bulan September, total omzet ASF mencapai Rp 6,5 triliun dengan rata-rata nilai pembiayaan baru per bulan mencapai Rp 718,2 miliar. Jumlah ini meningkat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai Rp 5,2 triliun dengan rata-rata pembiayaan baru per bulan mencapai Rp 433,0 miliar. Gambar 2. Pertumbuhan Nilai Pembiayaan Yang Disalurkan Rp triliun 7,0 6,5 6,0 5,2 5,0 4,0 3,4 4,0 3,8 3,0 2,0 1, Sep-04 Sumber : ASF, diolah AAA Sekuritas Tumbuhnya nilai pembiayaan baru ini dipicu oleh meningkatnya permintaan masyarakat terhadap pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor. Selama tahun 2004 sampai dengan bulan September, jumlah mobil baru yang dibiayai ASF mencapai unit. Jumlah ini meningkat 36,3% dari tahun 2003 yang mencapai unit. Sementara itu, porsi pembiayaan mobil baru ASF terhadap penjualan mobil baru nasional juga mengalami peningkatan dari 8,9% di tahun 2003 menjadi 12,3% selama 9 bulan pertama tahun Selain pembiayaan mobil baru, pembiayaan mobil bekas juga terus menunjukkan perkembangan yang menggembirakan. Selama 9 bulan pertama 2004, jumlah mobil bekas yang dibiayai ASF sudah melampaui volume pembiayaan selama tahun Terus meningkatnya jumlah unit mobil bekas yang dibiayai ini sejalan dengan strategi ASF menuju ke pembiayaan yang lebih terdiversifikasi. Selain untuk meminimalisir risiko akibat konsentrasi, tujuan dari strategi ini adalah untuk menangkap peluang pasar yang ada dan yield pembiayaan yang lebih tinggi. Untuk ke depannya, diharapkan pembiayaan mobil bekas akan mengambil porsi yang cukup signifikan terhadap total portofolio pembiayaan ASF, baik secara nilai maupun unit yang dibiayai. Tabel 2. Kinerja Penjualan Otomotif Nasional dan Volume Pembiayaan ASF Sumber : ASF, GAIKINDO Sep-04 Volume pembiayaan otomotif ASF Mobil baru (unit) Mobil bekas (unit) Motor (unit) Volume penjualan mobil nasional Astra (unit) Non Astra (unit) Total (unit) PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 7

8 Astra Sedaya Finance 17 Januari 2005 Kinerja Keuangan Laba sebelum pajak naik 37,2% Seiring dengan meningkatnya kegiatan pembiayaan tersebut, aktiva pembiayaan ASF tercatat mengalami peningkatan sebesar 38,6% dari tahun Aktiva produktif yang 98,1% merupakan piutang pembiayaan konsumen ini tumbuh dari Rp 3,0 triliun di tahun 2003 menjadi Rp 4,2 triliun per September Ini berarti aktiva produktif ASF sudah mengalami pertumbuhan sebesar CAGR 46,1% sejak tahun Dengan terus tumbuhnya aktiva pembiayaan, kinerja pendapatan ASF juga terus mengalami kenaikan. Selama 9 bulan pertama tahun 2004, laba sebelum pajak tumbuh 39,2% dari periode yang sama tahun sebelumnya. Hal ini didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 82,0%. Bottom line ASF juga mengalami peningkatan sebesar 36,3% di periode yang sama. Tabel 3. Ikhtisar Laba Rugi (dalam Rp miliar) 2Q04 3Q04 QoQ (%) 9M03 9M04 YoY (%) Pendapatan bunga 331,2 346,3 4,6 509,2 914,7 79,6 Beban bunga (111,5) (102,4) (8,1) (160,8) (280,5) 74,5 Pendapatan bunga bersih 219,7 243,8 11,0 348,4 634,1 82,0 Pendapatan non bunga 37,8 54,1 43,2 89,6 134,1 49,7 Pendapatan operasi 257,5 298,0 15,7 438,0 768,3 75,4 Beban operasional (75,9) (102,3) 34,7 (136,0) (238,8) 75,6 Laba usaha sebelum beban penyisihan 181,6 195,6 7,8 302,0 529,5 75,3 Beban penyisihan (75,9) (73,2) (3,5) (69,3) (205,6) 196,6 Laba sebelum pajak 105,7 122,4 15,8 232,7 323,8 39,2 Beban pajak (32,5) (35,9) 10,5 (66,3) (97,0) 46,4 Laba bersih 73,2 86,5 18,2 166,4 226,8 36,3 Sumber : ASF, diolah AAA Sekuritas Kinerja profitabilitas yang relatif stabil Kinerja ASF dari sisi profitabilitas dinilai cukup stabil. Rasio laba usaha sebelum beban penyisihan terhadap total pendapatan berada pada kisaran 50%. Hal ini tidak terlepas dari kemampuan ASF mengendalikan beban operasionalnya di mana rasio beban operasi terhadap pendapatan bertahan pada kisaran 22%. Selain itu, struktur profitabilitas ASF saat ini juga dinilai masih memberikan perlindungan yang cukup bagi ekuitas perusahaan terhadap potensi kerugian akibat tak tertagihnya piutang pembiayaan. Hal ini ditunjukkan oleh rasio laba usaha sebelum beban penyisihan terhadap beban penyisihan yang mencapai 2,6 kali di bulan September Tabel 4. Analisa Profitabilitas Sumber : ASF, diolah AAA Sekuritas 9M03 FY03 3M04 6M04 9M04 Laba usaha sebelum beban penyisihan/ total pendapatan (%) 50,4 51,2 54,5 51,0 50,5 Laba sebelum pajak/total pendapatan (%) 38,9 38,3 34,3 31,1 30,9 Laba bersih/total pendapatan (%) 27,8 27,6 24,0 21,6 21,6 Laba bersih/rata-rata aktiva (%) 9,3 9,5 7,4 7,5 7,7 Laba bersih/rata-rata ekuitas (%) 29,3 30,9 29,5 32,6 32,2 Beban operasional/pendapatan bersih (%) 22,7 21,6 21,7 20,9 22,8 Laba usaha sebelum beban penyisihan/ beban penyisihan (x) 4,4 4,0 2,7 2,5 2,6 8 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

9 17 Januari 2005 Astra Sedaya Finance Profil Keuangan Kualitas yang baik dengan delinquency rate dan non performing loan yang rendah merupakan karakteristik utama dari aktiva ASF. Meningkatnya delinquency rate menjelang akhir tahun lebih disebabkan oleh faktor musiman daripada karakteristik nasabah yang memburuk. Meningkatnya komponen hutang di dalam struktur permodalan masih dapat dikelola dengan baik dan diperkirakan tidak akan membebankan neraca ASF mengingat perusahaan ini memiliki kemampuan menyalurkan pembiayaan yang sangat tinggi dan manajemen risiko yang prudent. Kualitas Aktiva Kualitas yang baik merupakan karakteristik aktiva ASF Kualitas yang baik dengan delinquency rate dan non performing loan yang rendah merupakan karakteristik utama dari aktiva ASF. Meski aktiva produktif mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi dalam beberapa tahun terakhir, namun ASF tetap mampu menjaga kualitas aktivanya dengan baik. Hal ini tidak terlepas dari dukungan praktek manajemen risiko yang handal, yang diadopsi dari sistem manajemen risiko perusahaan dengan rating AAA dari General Electric. Penerapan provisi yang konservatif dan proses underwriting pembiayaan dan koleksi yang cermat menyebabkan risiko kerugian akibat tak tertagihnya piutang dapat diminimalisir. Provisi konservatif untuk memberikan perlindungan bagi ekuitas Meski secara historis deliquency rate ASF cukup rendah, namun manajemen tetap konservatif dalam mengelola portofolio pembiayaannya. Hal ini bisa dilihat pada rasio saldo penyisihan piutang ragu-ragu yang dibentuk terhadap pokok piutang pembiayaan yang dikelola ASF (termasuk piutang joint financing yang risikonya ditanggung ASF) selalu dijaga sebesar 3%. Saldo penyisihan ini mampu meng-cover saldo piutang pembiayaan kotor yang terlambat lebih dari 60 hari sebanyak lebih dari 8 kali per September Sementara kerugian aktual yang diwakili oleh net write off hanya mencapai rata-rata 0,7% terhadap pokok piutang selama 5 tahun terakhir. Praktek penyisihan piutang ragu-ragu yang konservatif ini diperlukan untuk memberikan perlindungan bagi permodalan ASF dari risiko kerugian akibat tak tertagihnya piutang. Tabel 5. Indikator Kualitas Aktiva Sumber : ASF, diolah AAA Sekuritas Sep-04 Piutang pembiayaan - kotor (Rp miliar) 3.378, , , , ,5 Piutang pembiayaan - bersih (Rp miliar) 1.008, , , , ,3 Pokok piutang pembiayaan (Rp miliar) 1.078, , , , ,9 Penyisihan piutang pembiayaan yang diragukan Saldo awal (Rp miliar) 15,0 69,5 97,4 110,1 144,1 Penyisihan tahun berjalan (Rp miliar) 56,4 33,4 28,2 108,1 191,6 Penghapusan (Rp miliar) (1,8) (5,6) (15,5) (74,1) (101,1) Saldo akhir (Rp miliar) 69,5 97,4 110,1 144,1 234,6 Rasio-rasio Saldo penyisihan/piutang kotor (%) 2,1 1,9 2,0 2,0 2,3 Saldo penyisihan/pokok piutang (%) 6,4 6,6 6,2 4,6 5,3 Penyisihan tahun berjalan/penghapusan (x) 30,6 6,0 1,8 1,5 1,9 Penghapusan/pokok piutang (%) 0,2 0,4 0,9 2,3 2,3 Saldo penyisihan/keterlambatan > 30 hari (x) 86,2 41,4 19,7 1,6 21,4 Permodalan Permodalan yang memadai dengan leverage yang terkendali Kondisi permodalan ASF dinilai cukup memadai. Rasio perbandingan antara ekuitas dengan aktiva yang mencapai 21,9% per September 2004 relatif lebih tinggi dibanding industri pembiayaan konsumen yang mencapai 13,1%. Sementara rasio perbandingan antara hutang terhadap ekuitas cenderung meningkat seiring dengan strategi pendanaan ASF dalam mengoptimalkan peluang yang ada di pasar modal dalam mendukung ekspansi pembiayaannya. Namun peningkatan rasio ini masih jauh di bawah ketentuan Menteri Keuangan yang mengijinkan rasio hutang terhadap ekuitas perusahaan pembiayaan maksimal sebesar 15 kali. Peningkatan ini diperkirakan tidak akan membebani neraca ASF mengingat perusahaan ini memiliki kemampuan yang tinggi dalam melakukan pembiayaan dan menjaga kualitasnya untuk tetap baik. PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 9

10 Astra Sedaya Finance 17 Januari 2005 Ke depan diperkirakan ASF akan tetap menjalankan strategi pendanaan melalui pasar modal, lembaga perbankan, dan lembaga non bank, selain menggunakan modalnya sendiri. Ke depannya belum ada rencana dari para pemegang saham untuk melakukan penambahan modal. Nampaknya ASF saat ini lebih mengutamakan pembentukan ekuitas secara internal dengan mengandalkan kemampuannya menghasilkan profitabilitas yang tinggi. Dengan rasio imbal hasil atas ekuitas mencapai rata-rata 31,9% dalam 4 tahun terakhir, total ekuitas ASF tumbuh dengan CAGR 21,2% dalam periode yang sama. Tabel 6. Ringkasan Neraca Sep-04 Aktiva produktif 1.052, , , , ,9 Penyertaan 38,7 43,3 43,0 58,5 56,7 Aktiva tetap 10,8 9,0 10,5 16,1 21,7 Aktiva lain-lain 121,9 137,1 99,4 129,2 257,1 Total aktiva 1.223, , , , ,4 Hutang + anjak piutang 664,7 876,0 981, , ,5 Kewajiban lain-lain 121,5 168,2 197,9 143,5 294,8 Ekuitas 437,4 590,9 713,8 874, ,1 Total kewajiban dan ekuitas 1.223, , , , ,4 Rasio Kecukupan Modal Ekuitas/aktiva (%) 35,7 36,1 37,7 26,5 21,9 Hutang/aktiva (%) 54,3 53,6 51,8 69,1 71,7 Hutang/ekuitas (x) 1,5 1,5 1,4 2,6 3,3 Rasio proteksi permodalan (%) 3,1 8,0 11,4 4,0 3,4 Sumber : ASF, diolah AAA Sekuritas Likuiditas Likuiditas yang sangat baik didukung oleh akses yang luas ke sumber dana Sebagai lembaga keuangan non bank yang tidak diperkenankan menghimpun dana masyarakat secara langsung, ASF dinilai memiliki kondisi likuiditas yang sangat baik. Berkat reputasinya sebagai lembaga pembiayaan terkemuka di Indonesia dengan pengalaman selama 23 tahun, ASF telah mendapat kepercayaan dari institusi perbankan dan non bank, baik lokal maupun asing, untuk memperoleh pendanaan baik berupa pinjaman langsung maupun dalam skema pembiayaan bersama (joint financing). Tidak kurang dari Rp 8,3 triliun komitmen telah diberikan oleh sektor perbankan dan institusi keuangan dalam bentuk joint financing sampai dengan bulan September Selain itu, ASF juga memperoleh fasilitas pinjaman bank yang digunakan untuk membiayai modal kerja perusahaan termasuk di dalamnya membiayai kegiatan pembiayaan, dimana jumlahnya mencapai Rp 1,2 triliun. Sampai dengan bulan September 2004, fasilitas tersebut baru dimanfaatkan sebesar 79,3%. Memiliki track record yang baik dalam setiap penerbitan obligasi Selain memperoleh dana dari bank, ASF juga memiliki akses pendanaan yang kuat ke pasar modal. Didukung dengan kemampuan melunasi pokok hutang dan beban bunga tepat waktu bahkan di saat krisis tahun 1998, ASF memiliki reputasi sebagai perusahaan pembiayaan yang prudent. Sampai dengan bulan September 2004, posisi hutang obligasi ASF yang belum jatuh tempo mencapai Rp 1,85 triliun yang terdiri dari obligasi ASF II berjumlah Rp 119,8 miliar (jatuh tempo Mei 2005), ASF III berjumlah Rp 581,6 miliar (jatuh temponya bervariasi yaitu Mei 2005 dan Mei 2007), obligasi IV berjumlah Rp 1,15 triliun (jatuh tempo antara bulan Maret 2005 dan Maret 2008), dan obligasi V berjumlah Rp 1,5 triliun (jatuh tempo pada Oktober 2008). Selain kedua sumber pendanaan yang disebut di atas, ASF masih memiliki alternatif pendanaan lainnya yaitu penjualan aset. Fasilitas penjualan aset (anjak piutang) ini diberikan oleh GE Services dengan nilai komitmen mencapai Rp 1 triliun. Sampai dengan September 2004, fasilitas ini baru dimanfaatkan sekitar 53%. 10 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

11 17 Januari 2005 Astra Sedaya Finance Tabel 7. Sumber Pendanaan Perbankan dan Lembaga Keuangan per September 2004 Nama Bank/Lembaga Keuangan Pinjaman Bank Joint Financing Anjak Piutang Bank Bumiputera BCA BNI Bank Permata Citibank DBS GE Finance Indonesia JP Morgan NISP Mizuho HSBC Stanchart Total Sumber : ASF PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 11

12 Astra Sedaya Finance 17 Januari 2005 Prospek Usaha Meski pada tahun 2004, kegiatan pembiayaan ASF telah mencatat nilai pembiayaan tertinggi dalam sejarah berdirinya perusahaan ini, namun prospek bisnis pembiayaan ASF dan prospek industri ke depan diperkirakan masih cukup bagus. Permintaan terhadap pembiayaan kepemilikan kendaraan bermotor diperkirakan masih tinggi. Beberapa faktor pendukung pertumbuhan ini adalah: Proyeksi perkembangan ekonomi tahun 2005 yang tetap baik, terutama dari sisi makro yang didukung oleh situasi global yang solid, stabilitas ekonomi makro yang terjaga serta membaiknya kondisi sosial ekonomi dalam negeri. Diperkirakan pada tahun 2005, ekonomi Indonesia akan tumbuh pada kisaran 5 5,5%. Dengan terus tumbuhnya pertumbuhan ekonomi ini berdampak pada meningkatkan pendapatan per kapita penduduk Indonesia yang pada akhirnya akan meningkatkan daya beli termasuk terhadap kendaraan bermotor. Suku bunga pinjaman diperkirakan tetap rendah, meski ada potensi mengalami sedikit kenaikan. Hal ini disebabkan oleh beberapa hal. Dampak kenaikan harga BBM yang kemungkinan besar terjadi di tahun 2005 terhadap inflasi diperkirakan masih dapat dikompensasi oleh relatif terjaganya nilai tukar rupiah, kembali stabilnya harga minyak dunia dan kondisi sosial politik dalam negeri yang kondusif. Hal ini menyebabkan inflasi di tahun 2005 masih relatif terkendali. Kebijakan suku bunga rendah diperkirakan masih akan dipertahankan oleh Bank Indonesia, selain masih lemahnya stimulus fiskal, juga diharapkan dapat segera memulihkan fungsi intermediasi perbankan. Spread suku bunga simpanan dan pinjaman masih cukup lebar, di mana dengan tingkat persaingan perbankan yang cukup ketat, suku bunga pinjaman diperkirakan tidak akan naik terlalu tinggi. Selain dapat meningkatkan daya beli masyarakat, rendahnya suku bunga pinjaman ini juga berdampak pada kinerja profitabilitas perusahaan pembiayaan mengingat dana perbankan merupakan salah satu sumber pendanaan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan usaha perusahaan pembiayaan. Andaikata kenaikan suku bunga terjadi, dengan menerapkan strategi interest maturity gap, diperkirakan profitabilitas ASF yang berasal dari portofolio pembiayaan saat ini tidak terganggu. Dari sisi penawaran, meningkatnya penjualan otomotif di masa depan juga dipengaruhi oleh beberapa hal. Terus diproduksinya jenis mobil dengan harga dibawah Rp 100 juta. Di tahun 2004, jenis mobil dengan harga jual yang cukup terjangkau ini mendominasi penjualan otomotif secara nasional. Hadirnya pemain-pemain baru di industri otomotif seperti China, Malaysia, Italia dan India diperkirakan akan menambah tekanan pada persaingan yang sudah cukup tinggi di Indonesia. Hal ini tentu berdampak pada strategi harga masing-masing produsen yang pada akhirnya akan memberikan keuntungan bagi masyarakat. Dengan prediksi tingkat permintaan dan penawaran kendaraan bermotor yang cukup bagus ini, diperkirakan angka penjualan mobil nasional di tahun 2005 dapat mencapai unit. Bahkan beberapa pengamat telah menunjukkan optimisme bahwa penjualan mobil tahun 2005 bisa menembus angka unit (Sumber: Bisnis Indonesia, 14/01/2005). 12 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

13 17 Januari 2005 Astra Sedaya Finance Gambar 3. Pertumbuhan Base Lending Rate 60% 50% 40% 30% 20% 10% 0% Jan-98 Jul-98 Jan-99 Jul-99 Jan-00 Jul-00 Jan-01 Jul-01 Jan-02 Jul-02 Jan-03 Jul-03 Jan-04 Jul-04 Sumber : Bloomberg, diolah AAA Sekuritas Gambar 4. Spread Suku Bunga Pinjaman dan Simpanan Perbankan (% ) 18,0 15,0 12,0 9,0 6,0 3,0 0,0 (% ) 21,0 18,0 15,0 12,0 9,0 6,0 3,0 0,0 Jan-02 Mar-03 Mei-02 Jul-02 Sep-02 Nop-02 Jan-03 Mar-03 Mei-03 Jul-03 Sep-03 Nop-03 Jan-04 Mar-04 Mei-04 Jul-04 Sep-04 Nop-04 SBI 1 Bln (LHS) Deposito 1 Bln (LHS) Tabungan (LHS) Kredit Modal Kerja (LHS) Kredit Konsumsi (RHS) Sumber : Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia - Bank Indonesia, diolah AAA Sekuritas PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 13

14 Astra Sedaya Finance 17 Januari 2005 PT Astra Sedaya Finance Proyeksi Laporan Neraca (dalam Rp miliar) E 2005P 2006P 2007P 2008P 2009P Kas 76,9 79,2 351, , , , ,9 Piutang pembiayaan bersih 2.976, , , , , , ,3 Piutang lain-lain 94,7 94,7 94,7 94,7 94,7 94,7 94,7 Aktiva pajak tangguhan 41,6 41,6 41,6 41,6 41,6 41,6 41,6 Beban dibayar di muka 35,1 35,1 35,1 35,1 35,1 35,1 35,1 Aktiva tetap 16,1 19,7 19,2 22,8 22,3 25,9 25,4 Aktiva lain-lain 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 0,3 Investasi 58,5 58,5 58,5 58,5 58,5 58,5 58,5 Total aktiva 3.299, , , , , , ,8 Pinjaman 1.911, , , , , , ,5 Hutang lain-lain 431,5 431,5 431,5 431,5 431,5 431,5 431,5 Beban yang harus dibayar 54,4 54,4 54,4 54,4 54,4 54,4 54,4 Hutang pajak 27,8 27,8 27,8 27,8 27,8 27,8 27,8 Total kewajiban 2.424, , , , , , ,2 Ekuitas 874, , , , , , ,6 Total kewajiban dan ekuitas 3.299, , , , , , ,8 Sumber : Estimasi AAA Sekuritas PT Astra Sedaya Finance Proyeksi Laporan Laba Rugi (dalam Rp miliar) E 2005P 2006P 2007P 2008P 2009P Pendapatan Pendapatan dari pembiayaan 759, , , , , , ,7 Pendapatan bunga 10,5 2,3 6,5 39,8 74,3 86,3 99,7 Pendapatan lain-lain 121,8 138,0 149,1 156,6 154,0 177,8 197,8 Total pendapatan 891, , , , , , ,1 Beban usaha Beban keuangan 242,7 362,5 522,1 744,1 983, , ,4 Beban operasional 192,8 295,8 341,8 411,3 461,2 522,1 587,6 Beban penyisihan piutang ragu-ragu 114,2 177,1 200,2 178,7 170,3 184,8 200,4 Total beban usaha 549,7 835, , , , , ,4 Laba sebelum pajak 341,9 559,7 582,9 602,4 537,5 653,0 690,7 Beban pajak (96,0) (195,9) (204,0) (210,8) (188,1) (228,5) (241,8) Laba bersih 245,8 363,8 378,9 391,5 349,4 424,4 449,0 Sumber : Estimasi AAA Sekuritas PT Astra Sedaya Finance Rasio Proyeksi Keuangan E 2005P 2006P 2007P 2008P 2009P Asumsi Pertumbuhan pembiayaan baru 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% 10,0% Rata-rata cost of fund 13,0% 13,0% 13,0% 13,0% 13,0% Income tax 35,0% 35,0% 35,0% 35,0% 35,0% Rasio keuangan Marjin laba usaha (%) 38,3 40,1 35,4 31,1 25,0 26,3 24,9 Marjin laba bersih (%) 27,6 26,1 23,0 20,2 16,2 17,1 16,2 Imbal hasil atas aktiva (%) 9,6 8,3 6,4 4,9 3,4 3,6 3,3 Imbal hasil atas ekuitas (%) 19,7 34,4 26,5 21,6 16,0 16,5 14,9 Imbal hasil atas rata-rata piutang (%) 11,8 9,0 6,9 6,1 4,6 4,9 4,5 Beban operasional/rata-rata aktiva (%) 7,4 6,8 5,7 5,1 4,5 4,4 4,4 Beban operasional/pendapatan bersih (%) 21,6 21,2 20,8 21,2 21,4 21,0 21,2 Interest coverage (x) 2,4 2,5 2,1 1,8 1,5 1,6 1,5 Rata-rata assets yield (%) 32,6 31,1 27,1 26,9 25,5 25,8 25,0 Rata-rata beban pendanaan (%) 16,8 13,0 13,0 13,0 13,0 13,0 13,0 Net Interest Margin (%) 22,2 22,1 17,6 15,4 12,5 12,7 12,0 Ekuitas/aktiva (%) 26,5 22,9 24,9 20,9 21,6 22,1 22,6 Sumber : Estimasi AAA Sekuritas 14 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas

15 17 Januari 2005 Astra Sedaya Finance PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas 15

16 PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas (Member of Jakarta Stock Exchange and Surabaya Stock Exchange) General : Fixed Income Dealing : Investment Banking : /F Artha Graha Building Jalan Jenderal Sudirman Kav Jakarta 12190, Indonesia Facsimile: all_research@aaasecurities.com Disclaimer : The information contained herein has been compiled from sources that we believe to be reliable.no warranty (express or implied) is made to the accuracy or completeness of the information.all opinions and estimates included in this report constitute our judgement as of this date, without regards to its fairness, and are subject to change without notice.this document has been prepared for general information only, without regards to the specific objectives, financial situation and needs of any particular person who may receive it. No responsibility or liability whatsoever or howsoever arising is accepted in relation to the contents hereof by any company mentioned herein, or any their respective directors, officers or employees.this document is not an offer to sell or a solicitation to buy any securities.this firms and its affiliates and their officers and employees may have a position, make markets, act as principal or engage in transaction in securities or related investments of any company mentioned herein, may perform services for or solicit business from any company mentioned herein, and may have acted upon or used any of the recommendations herein before they have been provided to you. Available only to person having professional experience in matters relating to investments. PT Andalan Artha Advisindo Sekuritas Printed by Xpress Print Pte Ltd (65)

PT Astra Sedaya Finance

PT Astra Sedaya Finance 24 April 2006 PT INDONESIA Astra Sedaya Finance Fixed Income Research Penawaran Obligasi PT Astra Sedaya Finance Terbesar di Pembiayaan Otomotif Perusahaan pembiayaan otomotif terbesar di Indonesia Dengan

Lebih terperinci

PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 17 Mei 2013

PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan. Jakarta, 17 Mei 2013 PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan Jakarta, 17 Mei 2013 1 Agenda Ikhtisar Keuangan Tahun Kinerja Keuangan Triwulan I Tahun 2013 Hasil RUPST dan RUPS LB Tanya Jawab 2 Ikhtisar Kinerja

Lebih terperinci

Paparan Publik Tahunan, 7 Mei PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk

Paparan Publik Tahunan, 7 Mei PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Paparan Publik Tahunan 7 Mei 2012 Agenda Ikhtisar Keuangan Tahun 2011 Kinerja Keuangan Triwulan I - 2012 Informasi Terkini Tanya Jawab 1 Ikhtisar Keuangan Tahun 2011

Lebih terperinci

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK

PT. ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE (ADMF) TBK Kepada Yth. Bapak/Ibu : Pimpinan/Sales Kantor Cabang PT. Phillip Securities Indonesia Sales PT. Phillip Securities Indonesia Nasabah PT. Phillip Securities Indonesia di- Tempat ================================================================================

Lebih terperinci

Agenda. Ikhtisar Keuangan Tahun Kinerja Keuangan Triwulan I Tanya Jawab

Agenda. Ikhtisar Keuangan Tahun Kinerja Keuangan Triwulan I Tanya Jawab Agenda Ikhtisar Keuangan Tahun 2013 Kinerja Keuangan Triwulan I-2014 Hasil RUPST dan RUPSLB Tanya Jawab 1 Ikhtisar Kinerja Tahun 2013 Penjualan sepeda motor baru domestik tumbuh 9% menjadi 7,8 juta unit.

Lebih terperinci

Mempertahankan Soliditas

Mempertahankan Soliditas Hasil Kinerja Semester I 2017 Mempertahankan Soliditas Public Expose 2017 PT Bank Central Asia Tbk Jakarta, 9 Agustus 2017 Daftar Isi Tinjauan Makro Ekonomi halaman Kondisi makro ekonomi 4 Ikhtisar kinerja

Lebih terperinci

Diskusi dan Analisis Manajemen

Diskusi dan Analisis Manajemen Diskusi dan Analisis Manajemen Data Keuangan Konsolidasi Hasil Usaha Pendapatan Bunga Bersih 4.603 5.645 7.136 26% Pendapatan Imbal Jasa 1.080 1.358 1.741 28% Pendapatan Operasional 5.683 7.003 8.877 27%

Lebih terperinci

PT Adaro Energi Tbk. On track to build a bigger and better ADRO. Company Profile. ADRO Key Takeaway Investor Day 2010

PT Adaro Energi Tbk. On track to build a bigger and better ADRO. Company Profile. ADRO Key Takeaway Investor Day 2010 On track to build a bigger and better ADRO Company Profile Perseroan lewat anak perusahaannya Adaro Indonesia merupakan perusahaan produsen batubara tunggal terbesar di Indonesia dengan cadangan (reserve)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan perekonomian. Begitu penting perannya sehingga ada anggapan bahwa bank merupakan "nyawa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perbankan Indonesia semakin menghadapi banyak tantangan, terutama menghadapi pasar global. Di dalam melaksanakan bisnis, perbankan Indonesia akan dihadapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Menurut UU No.10 tahun 1998 : Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam

Lebih terperinci

PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk

PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk IPOL Company Visit Note Company Profile PT Indopoly Swakarsa Industry Tbk (IPOL) didirikan pada tahun 1995. IPOL merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi flexible

Lebih terperinci

Market Update OUTLOOK INVESTASI SUN 2014: LOW RISK, HIGH RETURN. Kinerja Reksa Dana. AAA Amanah Syariah NAV/Unit : 2,132 YTD Yield :(0.

Market Update OUTLOOK INVESTASI SUN 2014: LOW RISK, HIGH RETURN. Kinerja Reksa Dana. AAA Amanah Syariah NAV/Unit : 2,132 YTD Yield :(0. Market Update 27 Desember 2013 Kinerja Reksa Dana AAA Amanah Syariah NAV/Unit : 2,132 YTD Yield :(0.4%) AAA Enhanced Strategy NAV/Unit : 90 YTD Yield :(3.9%)** AAA Balanced Fund NAV/Unit : 3,0 YTD Yield

Lebih terperinci

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010

TINJAUAN EKONOMI Januari 2010 TINJAUAN EKONOMI Januari 2 Cadangan Devisa Sumber : Bank Indonesia dan Data Olahan Erdikha Awal Tahun 2, BI rate inline dengan konsensusnya Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk mempertahankan

Lebih terperinci

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Paparan Publik

PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Paparan Publik PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Paparan Publik Jakarta, 20 April 2018 Agenda 1. Ikhtisar Keuangan Tahun 2017 2. Hasil RUPST 3. Tanya Jawab 1 Ikhtisar Kinerja Tahun 2017 Penjualan sepeda motor baru

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN

LAPORAN POSISI KEUANGAN Tata Kelola Perusahaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Laporan Keuangan Konsolidasian LAPORAN POSISI KEUANGAN BCA membukukan posisi keuangan yang solid, didukung oleh posisi permodalan dan likuiditas

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View Time to Take Profit Technical Report Feb 23, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks pergerakan indeks cukup volatile, namun sentiment penurunan BI rate berhasil mendorong indeks

Lebih terperinci

Tinjauan Ekonomi Desember 2009

Tinjauan Ekonomi Desember 2009 Tinjauan Ekonomi Desember 2009 Akhir Tahun 2009, BI rate tetap 6,50% Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia akhirnya menetapkan untuk mempertahankan BI rate sebesar 6,50%, menurut Dewan Gubernur Bank Indonesia

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS PEMBAHASAN BAB 4 ANALISIS PEMBAHASAN 4.1. Strategi Sekuritisasi Aset pada Piutang Pembiayaan Konsumen Seperti telah diuraikan maka salah satu aset yang memungkinkan untuk disekuritisasi oleh Perseroan adalah piutang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih akan membaik. Hal tersebut didukung oleh hasil positif program restrukturisasi perbankan yang telah

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View More to downside than the upside Technical Report Feb 16, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks bergerak mixed dengan kecenderungan naik, yang ditutup dilevel penutupan tertinggi.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perbankan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Indikator perbankan nasional

I. PENDAHULUAN. perbankan yang telah dilaksanakan oleh pemerintah. Indikator perbankan nasional I. PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang Pertumbuhan industri perbankan di masa mendatang diramalkan masih akan membaik. Hal tersebut didukung oleh hasil positif program restrukturisasi perbankan yang telah

Lebih terperinci

Tinjauan Keuangan Laporan Ta T hunan 2005

Tinjauan Keuangan Laporan Ta T hunan 2005 Tinjauan Keuangan 76 Bank Danamon Laporan Tahunan 2005 Dalam rangka memberikan gambaran yang lebih jelas mengenai kinerja bank yang sudah dinormalkan, kami memasukkan rujukan dalam menormalkan Laba Bersih

Lebih terperinci

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 127 ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III - 2009 Tim Penulis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%,

BAB I PENDAHULUAN. Setidaknya, dalam enam tahun terakhir penjualan mobil meningkat sekitar 334%, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor otomotif memegang peranan penting dalam perekonomian Indonesia. Industri otomotif terus mengalami peningkatan yang cukup signifikan. Setidaknya, dalam enam tahun

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

Bank Danamon Laporan Tahunan Tinjauan Keuangan

Bank Danamon Laporan Tahunan Tinjauan Keuangan Bank Danamon Laporan Tahunan 2006 84 Tinjauan Keuangan 85 Laporan Tahunan 2006 Bank Danamon Tinjauan Keuangan Sebagai bank universal, pendapatan Bank Danamon berasal dari pertama, penyediaan layanan keuangan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... i DAFTAR TABEL... vi Hubungi Kami 021 31930 108 021 31930 109 021 31930 070 marketing@cdmione.com I ndustri pembiayaan kendaraan bermotor di Indonesia terus mengalami pertumbuhan positif dalam enam tahun terakhir (2011-2016),

Lebih terperinci

100% 800,000 50% 600, , % 200, %

100% 800,000 50% 600, , % 200, % 7 Juni 2018 Yea... Lebaran sebentar lagi. Pasti banyak diantara kita yang akan melakukan mudik. Ya, mudik sudah menjadi salah satu ritual dan menjadi tradisi khusus tahunan bagi masyarakat Indonesia untuk

Lebih terperinci

5.1 Kesimpulan. Universitas Kristen Maranatha

5.1 Kesimpulan. Universitas Kristen Maranatha BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan data dan informasi yang diperoleh selama melakukan penelitian mengenai analisis kinerja kredit dan pengaruhnya terhadap perolehan laba PT Bank Central

Lebih terperinci

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

Economic Update. Exhibit 1. Kontribusi Lapangan Usaha Terhadap Pertumbuhan Ekonomi. Exhibit 2. Kontribusi Penggunaan Terhadap Pertumbuhan Ekonomi Highlights PDB Indonesia Triwulan I 2010 Tumbuh +5,7% YoY Laju Inflasi April 2010 Meningkat Pertumbuhan Impor Lebih Cepat Dari Ekspor Maret 2010 BI Rate Tetap Pada Level 6,5% Ratna Lim Ratna@megaci.com

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Tingkat Kesehatan Bank Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia Nomor 6/10/PBI/2004, tingkat kesehatan bank adalah hasil penilaian kualitatif

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View Consolidation Time Technical Report Jan 19, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks mengalami koreksi sebesar 1.3% dan ditutup dilevel 5148.379, koreksi yang terjadi masih dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. taraf hidup rakyat banyak. Perbankan sendiri merupakan perantara keuangan BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Fungsi utama perbankan di Indonesia adalah sebagai penghimpun dan penyalur dana masyarakat serta bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka

Lebih terperinci

Thursday, June 30th 2016 Menegaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan Semen Indonesia Tbk Sejarah Singkat Perusahaan. Bisnis & Operasi SMGR.

Thursday, June 30th 2016 Menegaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan Semen Indonesia Tbk Sejarah Singkat Perusahaan. Bisnis & Operasi SMGR. Stock Recommenda-on Thursday, June 30th 2016 Semen Indonesia Tbk Menegaskan Arah di Tengah Gelombang Persaingan Sejarah Singkat Perusahaan. PT Semen Indonesia Tbk. (SMGR.JK) merupakan produsen semen terbesar

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Juli 27 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5 Kav.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi Juli 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2000 2001 2002 2003 2004

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Obligasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan perekonomian suatu negara dan tingkat kesejahteraan penduduk secara umum diukur dari pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Hal ini disebabkan karena pertumbuhan

Lebih terperinci

November 2016 Highlight 5/2016. Pertumbuhan Harga Properti Residential Masih Lambat

November 2016 Highlight 5/2016. Pertumbuhan Harga Properti Residential Masih Lambat SMF Highlight November 2016 Highlight 5/2016 PASAR PEMBIAYAAN PERUMAHAN: STAGNAN Kondisi pasar perumahan belum menunjukkan perbaikan signifikan. Pertumbuhan ekonomi yang masih lemah ditambah dengan tingkat

Lebih terperinci

Banking Sector. Kinerja Perbankan Grafik Pertumbuhan DPK Bank Umum (miliar Rupiah)

Banking Sector. Kinerja Perbankan Grafik Pertumbuhan DPK Bank Umum (miliar Rupiah) Banking Sector Kinerja Perbankan 2010 Sepanjang tahun 2010, kinerja perbankan mengalami peningkatan yang cukup baik. Berbagai pertumbuhan banyak dilakukan oleh bank baik dari sisi kredit, pertumbuhan pendapatan,

Lebih terperinci

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014

MACROECONOMIC REPORT JUNI, 2014 INFLASI BULAN MEI TERCATAT 0,1% Pada bulan Mei 2014, laju inflasi tercatat sebesar 0,1%. Faktor pendukung inflasi karena harga makanan jadi dan minuman yang meningkat. Inflasi tahun kalender sebesar 1,56%,

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Astra Sedaya

Lebih terperinci

04 Analisis dan Pembahasan Manajemen

04 Analisis dan Pembahasan Manajemen 01 Ikhtisar Data 02 Laporan 03 Profil 04 Analisis dan Pembahasan 05 Tata Kelola 06 Tanggung Jawab Sosial 07 Laporan Konsolidasian 04 Tinjauan Bisnis Pendukung Bisnis Tinjauan Tinjauan Pada tahun 2016 BCA

Lebih terperinci

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN

ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN ANALISA DAN PEMBAHASAN MANAJEMEN Kinerja Unit Usaha Secara umum, kinerja unit-unit usaha Perseroan selama tahun 2014 baik, yang secara konsolidasi kinerja Perseroan mengalami peningkatan dibandingkan tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian

BAB I PENDAHULUAN. luas yang dikenal dengan istilah perbankan adalah kegiatan funding. Pengertian BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya suatu kegiatan perekonomian maka diperlukan sumber-sumber penyediaan dana guna membiayai kegiatan usaha yang semakin berkembang tersebut.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses

BAB I PENDAHULUAN. rakyat (Yunan, 2009:2). Pertumbuhan ekonomi juga berhubungan dengan proses 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu negara berkembang berusaha dengan giat melaksanakan pembangunan secara berencana dan bertahap, tanpa mengabaikan usaha pemerataan dan

Lebih terperinci

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS

ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS ANALISIS TINGKAT KESEHATAN PERBANKAN BERDASARKAN METODE CAMELS MUNGNIYATI STIE TRISAKTI mungniyati@stietrisakti.ac.id PENDAHULUAN K esehatan merupakan aspek yang sangat penting dalam berbagai bidang kehidupan.

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Persaingan bisnis pada era globalisasi saat ini menuntut perusahaan untuk meningkatkan daya saing dan keunggulan kompetitif. Pasar yang semakin luas dan selera konsumen yang

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas

EKUITAS LAPORAN LABA RUGI. Ekuitas EKUITAS Pada tahun total ekuitas BCA tumbuh 16,6% atau Rp 18,7 triliun menjadi Rp 131,4 triliun. Kenaikan ekuitas ini sejalan dengan peningkatan profitabilitas dan kebijakan pembagian dividen secara terukur.

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Laporan Ekonomi Bulanan Edisi September 2005 Diterbitkan oleh Sekretariat Kadin Indonesia Kerjasama KADIN Indonesia dan JETRO JETRO Expert: Yojiro OGAWA Indikator Ekonomi Indikator 2001 2002 2003 2004

Lebih terperinci

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1%

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN I Triwulan I Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Triwulan I - 2015 SURVEI PERBANKAN Perbankan Semakin Optimis Kredit 2015 Tumbuh Sebesar 17,1% Secara keseluruhan tahun 2015, optimisme responden terhadap pertumbuhan kredit semakin meningkat. Pada Triwulan

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View The Gap must be filled Technical Report Jan 26, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks mengalami kenaikan 3,4% dan ditutup di level 5323.885 yang merupakan rekor penutupan tertinggi.

Lebih terperinci

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain)

PT JEMBO CABLE COMPANY Tbk NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 (dalam Ribuan Rupiah, kecuali di nyatakan lain) NERACA 31 Desember 2003 dan 2002 AKTIVA LANCAR K E T E R A N G A N 2003 2002 Kas dan setara kas 5,048,154 5,040,625 Piutang usaha Pihak yang mempunyai hubungan istimewa 19,943,324 21,928,185 Pihak ketiga-setelah

Lebih terperinci

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007

KINERJA PERBANKAN 2008 (per Agustus 2008) R e f. Tabel 1 Sumber Dana Bank Umum (Rp Triliun) Keterangan Agustus 2007 KINERJA PERBANKAN (per ) R e f A. Sumber Dana Bank A.1. Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan sumber utama dana perbankan. Hingga total sumber dana bank umum mencapai Rp1.746,80 triliun atau naik 10,89% dibandingkan

Lebih terperinci

Profil Perusahaan NEWS HIGHLIGHTS

Profil Perusahaan NEWS HIGHLIGHTS Page1 Profil Perusahaan berdiri sejak 1 Januari 1961. Perusahaan yang membidangi usaha Jasa Konstruksi, Industri, Realty, dan Perdagangan. Kepemilikan saham oleh Pemerintah Republik Indonesia sebesar 67,33%

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% BII (TD)

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Perekonomian di Indonesia mengalami pertumbuhan yang cukup pesat dari waktu ke waktu. Pertumbuhan tersebut sejalan dengan era globalisasi ekonomi yang dihadapi

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Capital konvensional Sun Life mencapai 752% (unaudited ), jauh melebihi rasio minimum yang ditetapkan oleh pemerintah yakni 12 dengan total aset perusahaan

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View Consolidation Time Technical Report Jan 12, 2015 Market Recap Pada minggu lalu indeks mengalami koreksi sebesar 0.5% dan ditutup dilevel 5216,66, koreksi ini merupakan koreksi yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara. sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Peranan perbankan dalam memajukan perekonomian suatu negara sangatlah besar. Hampir semua sektor yang berhubungan dengan berbagai kegiatan keuangan selalu

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Deposito

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Perbankan Syariah Pengertian perbankan secara umum menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang bank yang mencakup kelembagaan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awal tahun 1998 yakni pada awal masa orde baru perekonomian Indonesia mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap aktivitas ekonomi memerlukan jasa perbankan untuk memudahkan transaksi keuangan. Di

Lebih terperinci

Laporan Ekonomi Bulanan

Laporan Ekonomi Bulanan Kamar Dagang dan Industri Indonesia Laporan Ekonomi Bulanan Desember 2007 Sekretariat Kamar Dagang dan Industri Indonesia oleh Erna Zetha Rusman Menara Kadin Indonesia 29 th Floor Jl. HR. Rasuna Said X-5

Lebih terperinci

Banking Highlights Kamis, 22 Oktober 2015

Banking Highlights Kamis, 22 Oktober 2015 Banking Highlights Kamis, 22 Oktober 2015 www.paramitra.com Laba Perbankan Hingga Agustus Masih Menunjukkan Tren Melemah Dari 10 bank terkemuka di Indonesia yang kami kumpulkan data kinerja hingga bulan

Lebih terperinci

Indo Premier Investment Management Market Update

Indo Premier Investment Management Market Update Indo Premier Investment Management Market Update Jakarta, 17 Mei 2013 Page 2 Pergerakan PDB dan IHSG (2005 2013) Pertumbuhan PDB dan IHSG Sumber: Bloomberg, diolah Grafik di atas memperlihatkan pergerakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan terutama untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan terutama untuk meningkatkan profitabilitas perusahaan. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bank merupakan lembaga perantara yang menjembatani sektor yang kelebihan dana (surplus) dengan sektor yang kekurangan dana (minus). Dalam hal ini bank menerima simpanan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan ekonomi dunia kini menjadi salah satu isu utama dalam perkembangan dunia memasuki abad ke-21. Krisis ekonomi yang kembali melanda negara-negara di dunia

Lebih terperinci

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia Perlambatan pertumbuhan Indonesia terus berlanjut, sementara ketidakpastian lingkungan eksternal semakin membatasi ruang bagi stimulus fiskal dan moneter

Lebih terperinci

Laporan Kinerja Bulanan

Laporan Kinerja Bulanan CONSERVATIVE TENTANG PT SUN LIFE FINANCIAL INDONESIA Sun Life Financial adalah perusahaan penyedia layanan jasa keuangan internasional terkemuka yang menyediakan berbagai macam produk dan layanan asuransi

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN TERKINI

PERKEMBANGAN TERKINI PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. PERKEMBANGAN TERKINI KINERJA OPERASIONAL PERSEROAN Perbandingan Periode Sembilan bulan yang Berakhir pada tanggal 30 September 2011 dan 30 September 2012 Pendapatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang

BAB I PENDAHULUAN. tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Secara umum perekonomian Indonesia 2005 menghadapi tantangan yang cukup berat. Kondisi perekonomian global yang kurang menguntungkan, terutama meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dilihat dari kondisi masyarakat saat ini, jarang sekali orang tidak mengenal bank dan tidak berhubungan dengan bank. Perbankan sendiri memegang peranan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lembaga keuangan digolongkan ke dalam dua golongan besar menurut Kasmir (2012), yaitu lembaga keuangan bank dan lembaga keuangan nonbank. Lembaga keuangan bank atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan nasional menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor ekonomi menjadi salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti

BAB I PENDAHULUAN. Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem keuangan di negara-negara Asia mengalami perubahan yang berarti selama dekade 80-an sampai sekarang. Hampir semua negara Asia melakukan liberalisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Krisis global yang terjadi di Eropa dan Amerika Serikat telah memberikan dampak pada memburuknya kondisi perekonomian global. Pemulihan terhadap kondisi ekonomi global

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Antar Variabel Input dan Output

Analisis Hubungan Antar Variabel Input dan Output IV. Analisis Hubungan Antar Variabel Input dan Output 4.1. Perkembangan Biaya dan Laba Pola gambaran perkembangan dari total biaya dan total laba dari masingmasing bank berdasarkan kelompoknya akan dijelaskan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi sebagai Financial Intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan

Lebih terperinci

Agenda. 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember

Agenda. 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember Agenda 1. Laporan tahunan Perseroan untuk tahun buku yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013: a. Persetujuan laporan tahunan Perseroan; b. Pengesahan laporan keuangan Perseroan; dan c. Pengesahan laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Industri perbankan di Indonesia telah mengalami pasang dan surut. Kestabilan lembaga perbankan sangat dibutuhkan dalam suatu perekonomian. Kestabilan ini tidak hanya

Lebih terperinci

14,87% 17,43% 17,97% 13,69%

14,87% 17,43% 17,97% 13,69% Laporan Tahunan 2013 BANK KALBAR Pembukaan Opening Ikhtisar Data Keuangan Penting Financial Highlights Laporan Dewan Komisaris dan Direksi Report from the Board of Commissioners and Directors Profil Perusahaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sebagian kawasan Asia Tenggara pada

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang melanda sebagian kawasan Asia Tenggara pada I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan Krisis ekonomi yang melanda sebagian kawasan Asia Tenggara pada sekitar tahun 1997 mengakibatkan sektor perbankan mengalami pemburukan kinerja dan mendorong

Lebih terperinci

Weekly Technical View

Weekly Technical View Weekly Technical View Welcome Mr President. Technical Report July 21 2014 Technical Analysis Budi Wibowo N +62-813-10929-886 budday@dwsec-id.com Market Recap Minggu lalu IHSG mengalami kenaikan tertinggi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga

BAB I PENDAHULUAN. dana, menyalurkan dana dan memberikan jasa bank lainnya. Perbankan juga BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang keuangan, artinya aktivitas perbankan selalu berkaitan dengan keuangan. Jadi dapat disimpulkan bahwa usaha

Lebih terperinci

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia

IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia IV. KINERJA MONETER DAN SEKTOR RIIL DI INDONESIA 4.1. Kinerja Moneter dan Perekonomian Indonesia 4.1.1. Uang Primer dan Jumlah Uang Beredar Uang primer atau disebut juga high powered money menjadi sasaran

Lebih terperinci

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun

Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun Analisis Laporan Keuangan PT. UNILEVER Indonesia, Tbk Periode Tahun 2007-2010 Tugas Manajemen Keuangan Lanjutan Dosen: Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME Oleh: Junita Nelly Panjaitan NIM. 127019020 Kelas A Pararel

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian dan Fungsi Kredit Menurut Dahlan Siamat (2005 : 349), kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat disamakan dengan itu, berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang

BAB I Pendahuluan. Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Penelitian Keberhasilan suatu perusahaan sangat bergantung pada keputusan yang diambil oleh para manajer dari tiap bagian fungsional suatu perusahaan tersebut. Sistem

Lebih terperinci

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008

Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) sampai dengan 31 Desember 2008 Daftar Isi Halaman Laporan Auditor Independen 1 Laporan Keuangan - Pada tanggal 31 Desember 2008 dan untuk periode sejak 8 April 2008 (tanggal efektif) Laporan Aset dan Kewajiban Laporan Operasi Laporan

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Dari penelitian yang telah dilakukan, dan telah dijelaskan pula di babbab sebelumnya, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: 1. Capital Adequacy Ratio (CAR),

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND

LAPORAN KINERJA BULANAN - PANIN Rp CASH FUND LAPORAN BULANAN - PANIN Rp CASH FUND 10-Mar-2004 Panin Rp Cash Fund bertujuan untuk memberikan hasil yang relatif stabil melalui penempatan terutama pada instrumen pasar uang. Pasar Uang 100% Astra Sedaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya

BAB I PENDAHULUAN. dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Sebagian besar pendapatan bank berasal dari pendapatan bunga yang berasal dari pelepasan kredit dan pendapatan berbasis biaya (fee based income). Lambatnya pertumbuhan

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Pada tahun 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan.

Bab 1. Pendahuluan. Pada tahun 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan. Bab 1 1.1. Latar Belakang Masalah Pada tahun 1997, Indonesia dilanda krisis ekonomi yang berkepanjangan. Tahun 1998-1999 adalah tahun peralihan, di mana pada tahun-tahun ini Indonesia menghadapi banyak

Lebih terperinci

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : :

Report No. Page : : 002/08 63 of /08 63 dari 67. Laporan No. Halaman : : 63 dari 67 63 of 67 NERACA Per 30 September 2007, BALANCE SHEETS As of September 30, 2007 and AKTIVA ASSETS AKTIVA LANCAR CURRENT ASSETS Kas dan setara kas 4.571.920.198 3.083.975.594 4.398.682.153 Cash

Lebih terperinci

Kinerja Keuangan Konsolidasian 9 Bulan Yang Berakhir 30 September. Pendapatan bersih (4) Laba bersih*

Kinerja Keuangan Konsolidasian 9 Bulan Yang Berakhir 30 September. Pendapatan bersih (4) Laba bersih* 31 Oktober 2016 PT Astra International Tbk (Grup Astra atau Perseroan) Laporan Keuangan Kuartal III Tahun 2016 PRESS RELEASE Ikhtisar Laba bersih per saham menurun 6% menjadi 279 Penjualan mobil naik 10%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pembangunan ekonomi merupakan tolak ukur pembangunan nasional. Sektor ekonomi selalu menjadi fokus pemerintah dalam melaksanakan pembangunan baik skala pendek

Lebih terperinci