BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA"

Transkripsi

1 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data Hasil Remanufacture PT. Universal Tekno Reksajaya (UTR) merupakan anak perusahaan dari PT. United Tractors yang bergerak dalam bidang jasa remanufacture komponen alat berat. PT. Universal Tekno Reksajaya saat ini memiliki sebuah Head Office dan tujuh Plant yang tersebar di beberapa wilayah di tanah air. PT. Universal Tekno Reksajaya Plant Jakarta Reksajaya berlokasi di Jl. Raya Bekasi Km. 22, Cakung, Jakarta. PT. Universal Tekno Reksajaya tidak melakukan perencanaan dan perancangan terhadap produk yang dihasilkan karena dalam proses remanufacture adalah hanya melakukan perbaikan dan penggantian spare parts komponen yang mengacu kepada standar pabrik. Produk hasil remanufacturing PT Universal Tekno Reksajaya Plant Jakarta dibagi dalam dua kategori, yaitu engine grup dan powertrain grup. 52

2 53 Untuk engine grup terdiri hanya 1 jenis produk, yaitu engine: Engine Untuk produk engine yang ada di UTR plant jakarta terdiri dari beberapa macam merek produk diantaranya antara lain komatsu, scania, bomag, dan nissan. Gambar 4.1 Contoh Engine Untuk powertrain grup terdiri dari beberapa komponen, diantaranya adalah: Transmission Transmission merupakan salah satu bagian dari power train yang ada pada sebuah unit alat berat. Transmission alat berat yang sering dikerjakan di UTR Plant Jakarta adalah milik unit Dump Truck, Bulldozer, dan Scania Truck. Gambar 4.2 Contoh Transmission

3 54 Main pump Main pump merupakan penggerak utama hydraulic atacthment yang ada pada excavator. Final Drive Gambar 4.3 Contoh Main Pump Final Drive merupakan komponen penggerak ahir pada alat berat. Gambar 4.4 Contoh Final Drive Differential Differential merupakan komponen alat berat yang berfungsi merubah putaran yang dihasilkan engine menjadi putaran maju dan mundur untuk menggerakkan unit. Gambar 4.5 Contoh Differential

4 Proses Remanufacture Proses remanufacture komponen alat berat dari awal hingga akhir dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Proses remanufacture diawali pada receiving area. Pada area ini akan dilakukan pemeriksaan awal pada komponen eginne dan powertrain. Komponen diperiksa oleh bagian PPC atau mekanik dari bagian disassy. Inspeksi awal terdiri dari penulisan data-data komponen sesuai dengan yang tertuis pada form, apabila terdapat penyimpangan atau ketidaksesuaian maka akan dituliskan pada kolom contents check atau kolom remarks. Kemudian dilakukan pengambilan foto komponen sebelum diperbaiki dan memeberi label hijau pada komponen yang berisi mengenai penjelasan umum tentang komponen. Setelah seluruh proses selesai maka proses produksi akan dilanjutkan ke disassy section. 2. komponen akan dipindahkan menggunakan overhead crane dari receiving area menuju disassy section. Pada bagian ini akan dilakukan pembongkaran komponen menjadi bagian yang lebih kecil. Melalui visual check dan measurement, komponen dan part yang telah di disassembly dikategorikan ke dalam consumable yang berarti komponen atau part masih dapat digunakan kembali, reusable yang berarti komponen atau part perlu diperbaiki terlebih dahulu agar dapat digunakan atau salvageable, komponen atau part yang sudah tidak dapat digunakan sama sekali sehingga harus diganti dengan komponen atau part yang baru yang kemudian akan diberi label sesuai dengan kondisi komponen atau part masing-masing. Komponen utama kemudian dibawa ke washing section dengan disertai label siap untuk

5 56 dibersihkan. Sedangkan untuk komponen yang akan didistribusikan ke subassy, hanya dilakukan pembersihan seperlunya untuk kemudian diserahkan ke masing-masing subassy menggunakan trolley. Penyerahan komponen disertai dengan pengisian form serah terima oleh mekanik masing-masing section. 3. PPM (Piston Pump & Motor) Komponen yang masuk pada PPM adalah komponen berupa Main Pump dan beberapa bagian dari komponen transmisi seperti control valve dan lain-lain. Di PPM section dilakukan proses disassembly, measurement, parts recomendation, serta proses assembly juga dilakukan disana. Setelah seleseai assembly komponen kemudian dikirim ke Test Bench Hydraulic untuk dilakukan performance test. 4. Washing Section Pada washing section komponen yang akan dibersihkan direndam ke deep tank selama beberapa saat hingga kotoran yang menempel pada komponen berkurang/hilang. Kemudian dilanjutkan dengan pembersihan menggunakan jet cleaner untuk menghilangkan kotoran dan zat kimia yang masih menempel. Masing-masing komponen kemudian dibersihkan dengan rotary wire brush untuk melepas sebagian cat yang masih menempel. Setelah itu dilakukan pembersihan menggunakan thinner dan air gun. Untuk komponen yang akan diberi cat dasar, lubang-lubang yang ada pada komponen ditutup terlebih dahulu. Kemudian dilanjutkan dengan pemberian cat dasar. Komponen-komponen yang telah dicuci kemudian dibawa ke section yang

6 57 membutuhkan untuk komponen utama akan dibawa untuk disimpan pada WIP section. 5. WIP Section Komponen utama yang telah selesai dibersihkan akan diletakkan pada WIP untuk dilanjutkan ke proses selanjutnya yaitu assembly. WIP berfungsi sebagai area penyimpanan komponen utama selagi menunggu komponen pada subassy I, II, dan III selesai untuk dilanjutkan ke proses assembly. 6. Subassy I Pada subassy I dilakukan proses washing, disassy, repair, assy, test bench sampai komponen ready for use untuk komponen-komponen kecil. Sybassy I menerima komponen Cylinder Head, Rocker Arm, Piston, Nozzle, Cooling Nozzle, Oil Cooler, dan Tapet Cam Follower. Komponen yang diterima akan dilakukan proses disassy. Setelah dilakukan pembongkaran dilanjutkan dengan proses inspeksi dan pengukuran. Dari proses inspeksi mekanik akan membuat rekomendasi part, part yang mana yang perlu diganti, diperbaiki atau masih dapat dipergunakan kembali. Setelah part yang diperlukan telah tersedia secara keseluruhan maka akan dilakukan proses assembly dan kemudian dilakukan pengecekan kembali sehingga nantinya part yang keluar dari subassy I menjadi part yang sudah siap pakai (ready for use). sudah siap pakai (ready for use). 7. Subassy II Subassy II menerima komponen yang berhubungan dengan pulley seperti: Pulley, After Cooler, Oil Cooler, Acc Drive dan Alternator Drive. Sama seperti pada subassy I dan II proses yang pertama dilakukan adalah proses

7 58 disassy. Setelah dilakukan pembongkaran dilanjutkan dengan proses inspeksi dan pengukuran. Dari proses inspeksi mekanik akan membuat rekomendasi part, part yang mana yang perlu diganti, diperbaiki atau masih dapat dipergunakan kembali. Setelah part yang diperlukan telah tersedia secara keseluruhan maka akan dilakukan proses assembly dan kemudian dilakukan pengecekan kembali sehingga nantinya part yang keluar dari subassy II menjadi part yang sudah siap pakai (ready for use). 8. Subassy III menerima komponen yang berhubungan dengan electric seperti: Starting Motor, Alternator, Sensor, Ribon Heater, dan Turbo. Sama seperti pada subassy I proses yang pertama dilakukan adalah proses disassy. Setelah dilakukan pembongkaran dilanjutkan dengan proses inspeksi dan pengukuran. Dari proses inspeksi mekanik akan membuat rekomendasi part, part yang mana yang perlu diganti, diperbaiki atau masih dapat dipergunakan kembali. Setelah part yang diperlukan telah tersedia secara keseluruhan maka akan dilakukan proses assembly dan kemudian dilakukan pengecekan kembali sehingga nantinya part yang keluar dari subassy III menjadi part yang sudah siap pakai (ready for use). 9. FIP Room FIP Room menerima part yang berasal dari disassy section berupa FIP dan injector. Part yang diterima akan langsung melalui proses prewashing, dan dilanjutkan dengan inspeksi awal. Setelah part selesai diinspeksi, part akan melalui proses pembongkaran menjadi bagian-bagian yang lebih kecil. Partpart yang telah diuraikan kemudian dicuci kembali agar dapat terlihat jelas

8 59 bagian mana yang membutuhkan perbaikan. Setelah proses washing mekanik akan membuat rekomendasi part tentang bagian apa yang perlu diganti, diperbaiki atau masih dapat dipergunakan kembali. Setelah part sudah terkumpul keseluruhan maka seluruh part akan diassembly. Part yang telah tergabung menjadi satu harus melalui proses inspeksi terlebih dahulu sebelum menjadi komponen ready for use. 10. Short Block Sebelum diteruskan ke assembly line, terdapat beberapa komponen yang harus melalui proses assembly di short block terlebih dahulu. Komponen itu adalah engine block, crank shaft, camshaft bushing, liner, piston, conrod, piston cooling nozzle dan oil pump. Selain mendapat input dari subassy I, II, III dan WIP section, shortblock juga mendapatkan suplai dari logistic untuk part yang perlu diganti dengan yang baru. Section ini dilengkapi juga dengan check sheet untuk memastikan bahwa standard yang dibutuhkan telah tercapai. Output dari short block akan langsung diteruskan ke assembly line. 11. Machining Area Machining Area menerima komponen-komponen yang berasal dari disassy, subassy I, II, III. Komponen yang diterima adalah komponen yang masih dapat digunakan kembali namun memerlukan perbaikan. Proses perbaikan ini akan diakukan pada Machining Area dengan aktifitas seperti: reboring, grinding, dan milling. Setelah komponen selesai diperbaiki, maka komponen akan siap pakai dan didistribusikan kepada assembly engine area.

9 Assembly Engine Input dari Assembly Engine Area adalah seluruh komponen yang berasal dari section short block, subassy I, II, III, WIP, machining, dan FIP Room. Pada area ini seluruh komponen yang telah terkumpul akan melalui proses perakitan akhir. Proses perakitan ini akan dilanjutkan dengan pengukuran dan inspeksi. Kemudian engine yang telah diperiksa akan siap ditest 13. Assembly Powertrain Assembly powertrain area adalah tempat dimana dilakukan proses asembly untuk komponen-komponen dari powertrain grup. Inputnya adalah komponen yang berasal dari WIP dan PPM. Setelah dilakukan proses assembly kemudian komponen dikirim ke Hydraulic Test Bench unttuk dilakukan performance test. 14. Dynamometer Room Pada proses ini engine akan dijalankan untuk uji performa dan diperiksa kondisinya. Salah satu ujii performa yang dilakukan adalah mencari tenaga yang dihasilkan untuk suatu engine, satuan yang digunakan adalah HP (Horse Power). Selain itu pemriksaan juga dilakukan pada kondisi engine seperti kebocoran, kebisingan, dll. 15. Hydraulic Test Bench Pada subsection ini dilakukan uji performa dan pemeriksaan untuk komponen dari Powertrian grup. Pemeriksaan yang dilakukan mulai dari flow, pressure, noise, dan kebocoran dari komponen yang telah dilakukan perbaikan / remanufacturing.

10 Delivery Area Delivery Area merupakan section akhir yang harus dilalui sebuah komponen. Pada proses ini bagian produksi akan menginformasikan kepada pihak QA bahwa komponen Engine telah siap untuk inspeksi akhir setelah pengujian di Test Bench selesai dan hasil test dinyatakan telah memenuhi standar. Inspeksi akhir dilakukan dengan cara pengecekan pada engine sesuai dengan item yang tertera pada Check Sheet delivery. Item item pada engine yang tidak memenuhi standar akan dicatat pada memo untuk selanjutnya diserahkan kepada supervisor, yang mana berdasarkan memo tersebut supervisor akan melakukan tindakan perbaikan. Engine yang telah diperbaiki atau dilengkapi akan diinformasikan kepada QA yang kemudian melakukan pengecekan ulang berdasarkan isi memo. Jika item item pengecekan telah memenuhi standar maka Check Sheet ditandatangani oleh QA dan engine dinyatakan ready for use Penanganan Bahan (Material Handling) Penanganan bahan pada PT Universal Tekno Reksajaya Plant Jakarta dimulai dari penerimaan komponen (damage core) yang akan diproses. Komponen yang akan di-remanufacture diletakkan pada receiving area sedangkan spare parts yang akan digunakan untuk perbaikan komponen diletakkan pada ruangan WPSR. Pada receiving area, komponen yang akan diproses langsung diletakkan pada lantai receiving area, tidak disusun secara bertumpuk maupun menggunakan rak karena komponen berukuran sangat besar sehingga tidak memungkinkan apabila menggunakan metode penyusunan tersebut. Komponen yang diterima dari customer akan diantarkan menggunakan mobil box kemudian komponen akan

11 62 dipindahkan dari mobil box ke receiving area menggunakan forklift. Sedangkan untuk melakukan penyusunan komponen yang masuk pada receiving area, komponen akan dipindahkan dengan menggunakan crane. Kemudian perpindahan komponen dilanjutkan dengan memindahkan komponen yang rusak dari receiving area ke disassy area dengan menggunakan forklift. Selanjutnya penanganan material pada disassy area seperti untuk penempatan dan pembongkaran komponen akan menggunakan crane. Hampir di setiap section pada lantai produksi memiliki crane sebagai alat material handling. Pada umumnya komponen traktor memiliki ukuran yang besar dan berat sehingga crane dinilai paling sesuai sebagai alat perpindahan. Selain receiving dan disassy area, area lain yang menggunakan crane sebagai alat perpindahannya adalah shortblock dan assembly area. Komponen yang telah siap diantarkan pada customer akan diletakkan pada delivery area. komponen yang telah siap akan dibawa menggunakan forklift dari assembly area menuju delivery area. pada deliveri area komponen yang sudah dikemas dengan pastik khusus dan dimasukkan ke dalam peti akan diantarkan pada customer menggunakan mobil box. Untuk memindahkan komponen yang telah siap dari delivery area ke mobil box yang berada di pintu keluar, maka komponen akan dipindahkan menggunakan forklift. Berbeda dengan penyusunan barang pada receiving area, penyusuanan barang pada WPSR menggunakan rak karena pada umumnya part yang disimpan pada ruang WPSR tidak berukuran besar, untuk memindahkannya cukup dipindahkan secara manual. Sedangkan untuk part yang akan keluar dari WPSR menuju lantai produksi akan dipindahkan menggunakan handpallet atau trolley.

12 Gambar dan Luas Tata Letak Lantai Produksi Tata letak lantai produksi pada PT. UTR Plant Jakarta terbagi atas beberapa stasiun kerja / subsection. Data tentang kondisi lantai produksi berupa luas lantai stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 4.1. Adapun gambar tata letak lantai produksi awal dapat dilihat pada Gambar 4.7. Tabel 4.1 Luas Lantai Produksi PT. UTR Plant Jakarta Code Work Station / room p (m) l (m) Luas ( ) A Receiving B Washing C Disassembly D Fabrication E PPM F WIP G Subassy 1 & H Subassy I Machining J FIP K Test Bench PTR L Test Bench ENG M ENG Preparation N Assembly ENG O Short Block P Machining RFU Q Ex Subassy 3 RFU R Tools Room S SPV Area T1 Assembly PTR T2 Assembly PTR U Fabrication External V ENG RFU W PTR RFU X Training Room Y WPSR Z Office

13 64 M L K N O J I P Q H R S G T1 T2 F E D U C B V W A X Y Z Gambar 4.6 Layout Awal Tata Letak Lantai Produksi

14 Mesin dan Peralatan Lantai Produksi Tabel 4.2 Mesin dan Peralatan Pada Lantai Produksi Kode Stasiun Nama Jumlah A Crane 1 Hot Deep Tank 1 B Steam Cleaner 1 Wire Brush Grinding 4 Mobile Tools Box 2 Micrometer 5 C Torque Wrench 2 Impact Wrench 3 Meja Perata 1 Meja Ragum 1 Las Asetilin 1 D Las Listrik 1 Meja Ragum 1 Mobile Tools Box 1 E Torque Wrench 2 Lapping Piston 1 F Keranjang komponen 40 Crane 1 Hydraulic Jack 2 Air Leak Tester 1 G Valve Grinding 1 Valve Seat Cuting 1 Mobile Tools Box 1 Torque Wrench 2 Mobile Tools Box 1 Test Becnh Alternator 1 H Test Bench Starting Motor 1 Meja Ragum 1 Meja kerja 2 Hydraulic Jack 1 Crankshaft grinding 1 Con Rod Bending Fixture 1 I Crane 1 Lapping Surface 1 Block Alignment 1

15 66 Tabel 4.2 Mesin dan Peralatan Pada Lantai Produksi (Lanjutan) Kode Stasiun Nama Jumlah Mobile Tools Box 1 J FIP Test Bench 1 Meja Ragum 1 Mobile Tools Box 1 K Crane 1 Test Bench Hydraulic 1 Meja Ragum 1 L Mobile Tools Box 1 Dynamometer Test 2 M Stand Engine Test 2 N Mobile Tools Box 3 Meja kerja 4 Mobile Tools Box 1 O Crane 2 Engine Stand Assembly 4 Meja kerja 4 P Rak crankshaft 2 T Assembly Stand 6 Crane 1 Rak Spare Parts 8 Y Forklift 1 trolley Hasil Remanufacture Hasil pencapaian proses remanufacture yang dilakukan PT. UTR Plant Jakarta dapat dilihat pada Tabel 4.3. Sedangkan untuk standar pengerjaan / lead time per component dapat dilihat pada Tabel 4.4 Tabel 4.3 Hasil Remanufacture PT. UTR Plant Jakarta Tahun 2012 Bulan Hasil Remanufacture Engine Transmision Differential Final Drive Main Pump Januari Februari Maret April Mei Juni Juli

16 67 Tabel 4.3 Hasil Remanufacture PT. UTR Plant Jakarta Tahun 2012 (Lanjutan) Bulan Hasil Remanufacture Engine Transmision Differential Final Drive Main Pump Agustus September Oktober November Desember total rata-rata Tabel 4.4 Lead Time Per Component Work Station Component Lead Time (day) Engine Transmision Differential Final Drive Main Pump Washing Disassembly WIP PPM Subassy 1, 2, 3, FIP & Machining Short Block Main Assy Test Bench Painting final inspection Total Jarak Antar Stasiun Kerja Luas setiap stasiun kerja di lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 4.1. Adapun material handling yang digunakan pada setiap stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 4.4. Ukuran dan letak setiap block pada block layout menunjukkan ukuran dan letak setiap stasiun kerja di lantai produksi dengan skala 1:100 cm. Titik koordinat dari setiap stasiun kerja ditentukan pada titik tengah stasiun kerja yang merupakan perpotongan dari kedua diagonalnya. Titik koordinat setiap stasiun kerja dapat dilihat pada Tabel 4.5.

17 68 Tabel 4.5 Material Handling dan Titik Koordinat Stasiun Kerja Code Work Station / room Material Handling p Koordinat l (m) (m) X Y A Receiving Forklift B Washing Crane C Disassembly Crane & Trolley D Fabrication Crane & Trolley E PPM Crane & Trolley F WIP Crane G Subassy 1 & 2 Crane & Trolley H Subassy 3 Trolley I Machining Crane & Trolley J FIP Trolley K Test Bench PTR Crane & Trolley L Test Bench ENG Crane & Trolley M ENG Preparation Crane N Assembly ENG Crane & Trolley O Short Block Crane & Trolley P Machining RFU Crane & Trolley Q Ex Subassy 3 RFU R Tools Room S SPV Area T1 Assembly PTR Crane & Trolley T2 Assembly PTR Crane & Trolley U Fabrication External Crane & Trolley V ENG RFU Crane & Forklift W PTR RFU Crane & Forklift X Training Room Y WPSR Trolley Z Office Sedangkan jarak antara dua stasiun kerja adalah jarak yang diukur sepanjang lintasan berbentuk garis tegak lurus. Jarak seperti ini disebut jarak rectilinear. Rumus yang digunakan adalah Rumus 2.1: dij = xi xj + yi yj Dimana: X = Titik Koordinat X Y = Titik Koordinat Y

18 Gambar 4.7 Koordinat Block Layout Awal Lantai Produksi 69

19 70 Sebagai contoh, jarak stasiun kerja Receiving (A) yang berkoordinat (4.5 ; 12.5) ke stasiun washing (B) yang berkoordinat (6 ; 25) adalah: Maka jarak antara stasiun kerja A ke stasiun kerja B adalah 14 meter. Untuk mengukur jarak antara dua stasiun kerja lainnya di lantai produksi juga menggunakan perhitungan seperti di atas. Adapaun jarak antar stasiun kerja di lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 4.6.

20 71 Tabel 4.6 Jarak Antar Stasiun Kerja Pada Layout Awal No Stasiun Koordinat Asal Tujuan Jarak (m) Asal Tujuan x y x y Proses Remanufactuer Engine 1 Receiving (A) Prewashing (B) Prewashing (B) Disassembly (C) Disassembly (C) Washing (B) Disassembly (C) Subassy 1&2 (G) Disassembly (C) Subassy 3(H) Disassembly (C) Machining (I) Disassembly (C) FIP (J) Washing (B) WIP (F) WPSR (Y) Subassy 1&2 (G) WPSR (Y) Subassy 3(H) WPSR (Y) FIP (J) WIP (F) Short Block (O) WIP (F) Assembly(N) WPSR (Y) Short Block (O) WPSR (Y) AssemblyENG (N) Subassy 1&2 (G) Assembly ENG (N) Subassy 3(H) Assembly ENG (N) FIP (J) Assembly ENG (N) Machining (I) Machining RFU (P) Machining RFU (P) Short Block (O) Short Block (O) Assembly ENG (N) Assembly ENG (N) ENG Preparation (M) ENG Preparation (M) Test Bench ENG (L) Test Bench ENG (L) ENG RFU (V) Proses Remanufactuer Powertrain 1 Receiving (A) Prewashing (B) Prewashing (B) Disassembly (C) Disassembly (C) Washing (B) Disassembly (C) PPM Washing (B) WIP (F) WIP (F) Assembly PTR (T1) WPSR (Y) PPM (E) PPM (E) Assembly PTR (T1) WPSR (Y) Assembly PTR (T1) Assembly PTR (T1) Test Bench PTR (K) Test Bench PTR (K) PTR RFU (W)

21 Pengolahan Data Setelah semua data yang dibutuhkan telah dikumpulkan, maka selanjutnya data tersebut diolah berdasarkan teori yang digunakan untuk memecahkan masalah. Data yang diolah bedasarkan flow process remanufacturring komponen alat berat yang dilakukan di PT. Universal Tekno Reksajaya Plant Jakarta Flow Process Chart Flow Process Chart merupakan data urutan proses produksi atau peta aliran produksi, langkah awal yang dilakukan dalam pengolahan data adalah memasukkan data ururtan proses produksi ke dalam Flow Process Chart atau peta aliran proses. Disini peta aliran proses memperlihatkan semua aktivitas dan menganalisa setiap komponen yang akan diproses secara lebih lengkap. Adapun data Flow Process Chart yang digunakan di PT. Universal Tekno Reksajaya Plant Jakarta adalah data keseluruhan proses remanufacture komponen alat berat berdasarkan jenis komponen atau groupnya yaitu: Engine grup dan Powertrain grup.

22 73 Component in Receiving Create PRO Pre Washing Disassembly Washing WIP PPM Sub Assy 1 Sub Assy 2 Sub Assy 3 Machining FIP Assy Short Block Main Assy No Test Bench Yes Painting Final Inspection Completed Document Delivery Gambar 4.8 Flow Process Chart Remanufacture Komponen Alat Berat

23 Frekuensi Perpindahan Komponen Perhitungan frekuensi perpindahan / pengiriman komponen dilakukan berdasarkan rata-rata hasil remanufacture tiap bulan yang dilakukan PT. Universal Tekno Reksajaya Plant Jakarta selama tahun Setiap pengiriman atau perpindahan komponen dilakukan hanya satu kali menuju stasiun kerja atau subsection yang dituju, artinya jika rata-rata komponen engine yang dihasilkan sebanyak 7 engine maka total jumlah frekuensi yang dilakukan tiap stasiun kerja yang berhubungan sebanyak 7 kali pula. Frekuensi pengiriman komponen dibedakan berdasarkan jenis grup dari komponen yaitu engine grup dan powertrain grup, rata-rata frekuensi perpindahan atau pengiriman komponen yang dilakukan PT. Universal Tekno Reksajaya selama tahun 2012 dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Frekuensi Perpindahan Komponen Tiap Stasiun Kerja Perbulan Engine Group Powertrain Group Engine Trasmision Differential Final Drive Main Pump Frekuensi Total Perhitungan Momen Perpindahan Komponen Setelah frekuensi perpindahan komponen didapat maka langkah selanjutnya adalah menghitung total momen perpindahan komponen di lantai produksi selama satu bulan. Total momen perpindahan komponen pada lantai produksi dapat ditentukan dengan mengalikan frekuensi perpindahan komponen dari satu stasiun kerja ke stasiun kerja lainnya dengan jarak antar stasiun kerja yang berkaitan. Perhitungan total momen perpindahan awal dapat dihitung dengan rumus:

24 75..(Rumus 4.1) Dimana: Frekuensi perpindahan perbulan dari proses i ke j Jarak perpindahan dari i ke j Maka contoh perhitungan momen material handling untuk perpindahan komponen dari stasiun kerja Washing (B) ke stasiun kerja WIP (F) adalah sebagai berikut: Jumlah perpindahan komponen dari Washing ke WIP perbulan = 9 kali. Jarak perpindahan dari Washing ke WIP = 42 meter. Maka besar momen material handling adalah: meter / bulan Perhitungan selengkapnya untuk setiap perpindahan yang terjadi pada lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 4.8.

25 76 Tabel 4.8 Perhitungan Momen Material Handling Pada Layout Awal No Asal Tujuan Frekuensi Jarak (d) Momen Perpindahan (f) (meter) (m/bln) Proses Remanufactuer Engine 1 Receiving (A) Prewashing (B) Prewashing (B) Disassembly (C) Disassembly (C) Washing (B) Disassembly (C) Subassy 1&2 (G) Disassembly (C) Subassy 3(H) Disassembly (C) Machining (I) Disassembly (C) FIP (J) Washing (B) WIP (F) WPSR (Y) Subassy 1&2 (G) WPSR (Y) Subassy 3(H) WPSR (Y) FIP (J) WIP (F) Short Block (O) WIP (F) Assembly ENG (N) WPSR (Y) Short Block (O) WPSR (Y) Assembly ENG (N) Subassy 1&2 (G) Assembly ENG (N) Subassy 3(H) Assembly ENG (N) FIP (J) Assembly ENG (N) Machining (I) Machining RFU (P) Machining RFU (P) Short Block (O) Short Block (O) Assembly ENG (N) Assembly ENG (N) ENG Preparation (M) ENG Preparation (M) Test Bench ENG (L) Test Bench ENG (L) ENG RFU (V) Proses Remanufactuer Powertrain 1 Receiving (A) Prewashing (B) Prewashing (B) Disassembly (C) Disassembly (C) Washing (B) Disassembly (C) PPM (E) Washing (B) WIP (F) WIP (F) Assembly PTR (T1) WPSR (Y) PPM (E) PPM (E) Assembly PTR (T1) WPSR (Y) Assembly PTR (T1) Assembly PTR (T1) Test Bench PTR (K) Test Bench PTR (K) PTR RFU (W) Total

26 Perhitungan Kecepatan Pemindahan Bahan Kecepatan pemindahan bahan merupakan jarak yang ditempuh persatuan waktu, dimana:.. (Rumus 4.2) d = Jarak perpindahan komponen antar stasiun i ke j t = Waktu perpindahan komponen antar stasiun i ke j sebagai contoh, jarak pemindahan komponen dari stasiun kerja Washing (B) ke stasiun kerja WIP (F) adalah? detik, maka kecepatan pemindahan komponen adalah: Maka perhitungan total waktu yang dibutuhkan untuk setiap perpindahan yang terjadi pada lantai produksi dapat dilihat pada Tabel 4.9.

27 78 Tabel 4.9 Perhitungan Total Waktu Pada Layout Awal No Asal Tujuan f d t V Waktu Perpindahan (meter) (detik) (m/s) (detik) Proses Remanufactuer Engine 1 Receiving (A) Prewashing (B) Prewashing (B) Disassembly (C) Disassembly (C) Washing (B) Disassembly (C) Subassy 1&2 (G) Disassembly (C) Subassy 3(H) Disassembly (C) Machining (I) Disassembly (C) FIP (J) Washing (B) WIP (F) WPSR (Y) Subassy 1&2 (G) WPSR (Y) Subassy 3(H) WPSR (Y) FIP (J) WIP (F) Short Block (O) WIP (F) Assembly ENG (N) WPSR (Y) Short Block (O) WPSR (Y) Assembly ENG (N) Subassy 1&2 (G) Assembly ENG (N) Subassy 3(H) Assembly ENG (N) FIP (J) Assembly ENG (N) Machining (I) Machining RFU (P) Machining RFU (P) Short Block (O) Short Block (O) Assembly ENG (N) Assembly ENG (N) ENG Preparation (M) ENG Preparation (M) Test Bench ENG (L) Test Bench ENG (L) ENG RFU (V) Proses Remanufactuer Powertrain 1 Receiving (A) Prewashing (B) Prewashing (B) Disassembly (C) Disassembly (C) Washing (B) Disassembly (C) PPM (E) Washing (B) WIP (F) WIP (F) Assembly PTR (T1) WPSR (Y) PPM (E) PPM (E) Assembly PTR (T1) WPSR (Y) Assembly PTR (T1) Assembly PTR (T1) Test Bench PTR (K) Test Bench PTR (K) PTR RFU (W) Total

PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING

PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING 6 PENGUJIAN DAN PERHITUNGAN PERFORMA MESIN KOMATSU SA12V140-1 SETELAH PROSES REMANUFACTURING Hendro Purwono 1* dan Thomas Djunaedi 2 1 Jurusan D3 Perawatan Alat Berat, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 32 BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Data Umum Perusahaan 4.1.1.1 Sejarah PT Universal Tekno Reksajaya PT Universal Tekno Reksajaya pada awalnya bernama UT Reman yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kegiatan industri khususnya industri otomotif, ujung tombak yang sangat berperan dalam memberikan input yang signifikan terhadap perusahaan adalah bagian produksi.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data 4.1.1 Data Umum Perusahaan PT. Fyrom International berdiri pada tahun 2010 di Jl. Raya Narogong Km.10 Bantar Gebang, Bekasi, Jawa Barat. bermula

Lebih terperinci

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) BAB VII 2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL) Perbaikan bagian atas adalah yang meliputi bagian. atas dari motor Diesel, yaitu seluruh bagian pada kepala silinder (Cylinder head) atau seluruh

Lebih terperinci

PROSES MACHINING CYLINDER BLOCK NON FERO SUZUKI APV DI PT.SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. NAMA : Defirst Ijwa Anugrah NPM :

PROSES MACHINING CYLINDER BLOCK NON FERO SUZUKI APV DI PT.SUZUKI INDOMOBIL MOTOR. NAMA : Defirst Ijwa Anugrah NPM : PROSES MACHINING CYLINDER BLOCK NON FERO SUZUKI APV DI PT.SUZUKI INDOMOBIL MOTOR NAMA : Defirst Ijwa Anugrah NPM : 21410759 LATAR BELAKANG Cylinder block merupakan komponen utama dari sebuah engine yang

Lebih terperinci

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PADA PROSES COUNTER LINE MESIN TIPE XD833 CD3 MOTOR SATRIA F150 DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Nama : Syaiful Ma arif NPM : 37412250 Jurusan : Teknik Industri

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 37 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES Tujuan Untuk menjelaskan standar operasional umum di Mold Maintenance Group. Ruang Lingkup Mencakup mold issuing, mold returning, penerimaan mold problem,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Remanufaktur Menurut jurnal S.L. Soh (2014) Remanufacturing brings used products back to equal or better than new condition. The primery benefit arise from the reuse of resources.

Lebih terperinci

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PART TRANSMISI MACHINING DI PT. MITSUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING

MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PART TRANSMISI MACHINING DI PT. MITSUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING MEMPELAJARI TEKNIK KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PEMBUATAN PART TRANSMISI MACHINING DI PT. MITSUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING Disusun Oleh: Imam Sri Ediyasa 39411234 JURUSAN TEKNIK

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tata letak fasilitas merupakan elemen dasar yang sangat penting bagi kelancaran proses produksi. Tata letak pabrik (plant layout) atau tata letak fasilitas (facilities

Lebih terperinci

Politeknik Manufaktur Astra

Politeknik Manufaktur Astra MEMPERCEPAT PROSES TROUBLESHOOTING HYDRAULIC LOW POWER PADA UNIT KOMATSU PC200 SERIES DENGAN TOOL MAIN RELIEF TESTER DI PT. UNITED TRACTORS BRANCH SAMPIT Galih Satya Dharma 1, Ajib Rosadi 2 Program Studi

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN & ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN & ANALISIS DATA 30 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN & ANALISIS DATA 4.1. Profil Perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat PT. Komatsu Reman Indonesia (KRI) merupakan salah satu perusahaan remanufacturing Komponen alat-alat berat

Lebih terperinci

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu :

BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP. mesin dan metode. Sistem manufaktur terbagi menjadi 2, yaitu : BAB III PROSES PERAKITAN KOMPRESOR SHARK L.1/2 HP 3.1. SISTEM MANUFAKTUR 3.1.1. JENIS SISTEM MANUFAKTUR Proses manufaktur merupakan suatu proses perubahan bentuk dari bahan baku atau bahan setengah jadi

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi: 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI

AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI KISI KISI LOMBA KETERAMPILAN SISWA AUTOMOBILE TECHNOLOGY TINGKAT PROVINSI TAHUN 2012 TUGAS A : TUNE UP MOTOR BENSIN WAKTU : 1. Persiapan ( 5 Menit) Tune Up Motor bensin pada kendaran Kijang 7K tahun 2007

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water.

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. Halaman : 1 dari 8 1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. 2. SPEKSIFIKASI : - Terlampir 3. SKOPE PEKERJAAN

Lebih terperinci

REMANUFAKTUR KOMPONEN ALAT BERAT PIN CAMFOLLOWER UNTUK MENGATASI EFEK ENGINE NOISE DI PT KOMATSU REMAN INDONSIA

REMANUFAKTUR KOMPONEN ALAT BERAT PIN CAMFOLLOWER UNTUK MENGATASI EFEK ENGINE NOISE DI PT KOMATSU REMAN INDONSIA REMANUFAKTUR KOMPONEN ALAT BERAT PIN CAMFOLLOWER UNTUK MENGATASI EFEK ENGINE NOISE DI PT KOMATSU REMAN INDONSIA IMAN RAHMAN HAKIM Binus University, Jl.KH.Syahdan No.9 Kemanggisan, (021)53696969, Iman.rahman89@gmail.com

Lebih terperinci

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 ALUR PROSES PRODUKSI Dalam perkitan hydraulic power unit ada beberapa proses dari mulai sampai selesai, dan berikut adalah alur dari proses produksi Gambar 4.1

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS DI PT DENSO INDONESIA

MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS DI PT DENSO INDONESIA MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS DI PT DENSO INDONESIA Disusun Oleh: Dadang Pujo Prastyawan 38412352 LATAR BELAKANG Teknologi yang canggih untuk memproduksi barang secara massal Pengendalian kualitas

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water.

1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. Halaman : 1 dari 5 1. PENDAHULUAN : Repair valve bertujuan untuk memperbaiki kebocoran pada valve sehingga akan mengurangi heat loss dan make-up water. 2. SPEKSIFIKASI : - Terlampir 3. SKOPE PEKERJAAN

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG

PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG PENULISAN ILMIAH MEMPELAJARI PENGENDALIAN KUALITAS PRODUK HOUSING CLUTCH DI PT. SUZUKI INDOMOBIL MOTOR PLANT CAKUNG Disusun Oleh : Nama : Mochammad Brananta Arya Lasmono NPM : 34412653 Jurusan : Teknik

Lebih terperinci

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8 Aulia Firdaus 1, Turmizi 2, Ariefin 2 1 Mahasiswa Prodi D-IV Teknik Mesin Produksi dan Perawatan

Lebih terperinci

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Perancangan Tata Letak Fasilitas (PTLF) 4.1.1 Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan di Mechanical Fabrication Department (lantai produksi Divisi Mekanik). Dari hasil

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 1.1 Pengumpulan Data Berdasarkan latar belakang perumusan masalah yang telah dikemukakan maka dilakukan pengumpulan data-data yang digunakan dalam perancangan tata

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair.

BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA. General Assy. Stay Body Cover. Permanent 1. Permanent 2. Permanent 3. Permanent 4. Inspeksi. Repair. BAB 4 PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data 4.1.1 Diagram Proses Pembuatan Frame Body Comp Marking Front Frame Rear Frame General Assy Stay Body Cover Permanent 1 Permanent 2 Permanent 3 Permanent

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN I.1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang PT. Dharma Polimetal merupakan perusahaan manufaktur yang didirikan pada tanggal 27 maret 1989 yang didukung oleh afiliasi perusahaan dengan komitmen untuk selalu menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1, Objek Penelitian Objek penelitian untuk tugas akhir ini adalah Process Cycle Efficiency pada proses produksi Blank Cilynder Head Type KPH di PT. X melalui pemetaan produk

Lebih terperinci

EVALUASI RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BARU PLANT 3 PT. KOMATSU REMANUFACTURING ASIA TUGAS AKHIR

EVALUASI RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BARU PLANT 3 PT. KOMATSU REMANUFACTURING ASIA TUGAS AKHIR EVALUASI RANCANGAN TATA LETAK FASILITAS BARU PLANT 3 PT. KOMATSU REMANUFACTURING ASIA TUGAS AKHIR Diajukan untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Teknik Industri Disusun oleh: Cindy

Lebih terperinci

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING

PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING PERBAIKAN SISTEM KERJA DAN ALIRAN MATERIAL PADA PT. M MOTORS AND MANUFACTURING Niken Parwati¹, Ibnu Sugandi². Program Studi Teknik Industri, Universitas Al Azhar Indonesia, Jakarta 12110 niken.parwati@uai.ac.id

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Metodologi Penelitian Dalam melakukan proses penulisan laporan tugas akhir mengenai perancangan sistem kerja dari proses perakitan engine, penulis melakukan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV ANALISA DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Deskripsi Wheel Wheel / Ban menjadi suatu komponen utama dalam suatu keseluruhan motor. Wheel / Ban menjadi alas pergerakan setiap motor yang di produksi. Pada umumnya

Lebih terperinci

Daftar Isi. Halaman judul... Lembar Nomor Persoalan... Lembar Pengesahan... Lembar Motto... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Intisari...

Daftar Isi. Halaman judul... Lembar Nomor Persoalan... Lembar Pengesahan... Lembar Motto... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Intisari... Daftar Isi Halaman judul... Lembar Nomor Persoalan... Lembar Pengesahan... Lembar Motto... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... i ii iii iv v vi Intisari... viii Abstract... ix Surat Pernyataan... Daftar

Lebih terperinci

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH PROVINSI BALI DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di dalam perkembangan industri saat ini, perusahaan dituntut untuk dapat bersaing dengan perusahaan yang lain agar dapat bertahan ditengah persaingan industri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian Indonesia beberapa tahun terakhir ini mencatat

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja perekonomian Indonesia beberapa tahun terakhir ini mencatat 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kinerja perekonomian Indonesia beberapa tahun terakhir ini mencatat pencapaian yang menunjukkan peningkatan pada seluruh indikator ekonomi makro. Angka pertumbuhan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Flow Process PT. ADM divisi Stamping Plant Start Press Line IRM 2A Line Single Part 3B Line Logistik PPC 4A Line Press Inspection Door Assy Inspection Dies Maintenance

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Obyek Penelitian Berdasarkan pengamatan yang dilakukan dilapangan di pool tipar cakung, analisa yang akan dikembangkan adalah perbaikan layout dan aliran kendaraan.

Lebih terperinci

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK WORKSHOP DENGAN METODE ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC) DI PT KOBEXINDO TRACTORS Tbk

PERANCANGAN ULANG TATA LETAK WORKSHOP DENGAN METODE ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC) DI PT KOBEXINDO TRACTORS Tbk PERANCANGAN ULANG TATA LETAK WORKSHOP DENGAN METODE ACTIVITY RELATIONSHIP CHART (ARC) DI PT KOBEXINDO TRACTORS Tbk YANUAR EKA SAPTA DAN MIFTAKHUL ARFAH H. Program Studi Teknik Industri Universitas Suryadarma

Lebih terperinci

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. ABSIC ENGINE Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875. Pada pertengahan era 30-an, Volvo menggunakan engine yang serupa dengan engine Diesel. Yaitu engine

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 28 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Identifikasi masalah Pada bagian produksi di Stamping Plant PT. Astra Daihatsu Motor, banyak masalah yang muncul berkaitan dengan kualitas yang dihasilkan

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN PENGARUH KERUSAKAN SPOOL DEMAND VALVE KOMATSU HD 465-7

BAB III PEMBAHASAN PENGARUH KERUSAKAN SPOOL DEMAND VALVE KOMATSU HD 465-7 BAB III PEMBAHASAN PENGARUH KERUSAKAN SPOOL DEMAND VALVE KOMATSU HD 465-7 3.1 STEERING SISTEM KOMATSU HD 465-7R HEAVY Sesuai dengan latar belakang dan tujuan penulisan tugas akhir ini, pokok permasalahan

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR

PEMERINTAH KOTA DENPASAR DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PANITIA PELAKSANA LOMBA KOMPETENSI SISWA SEKRETARIAT : SMK NEGERI 1 DENPASAR TUGAS : ENGINE TUNE UP NO ASPEK PENILAIAN YES NO ACTUAL COMMENT 1 PERSIAPAN 1.1 Periksa semua perlengkapan yang ada 10 0 1.2 Periksa semua instruksi 10 0 1.3 Pilih peralatan pengetesan yang benar 20 0

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu berusaha meningkatkan daya saingnya melalui peningkatan. efisiensi, kualitas dan produktivitas perusahaannya dalam rangka BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini persaingan di dunia industri makin ketat. Permintaan pasarpun sering berubah-ubah. Kenyataan ini membuat para pengusaha selalu berusaha meningkatkan

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Pengumpulan Data. 4.1.1 Sejarah Perusahaan Pada era perkembangan teknologi yang sedemikian pesatnya, banyak perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa pelayanan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH BAB V ANALISIS PEMECAHAN MASALAH 5. Analisa Perancangan Tata Letak dengan Metode Systematic Layout Planning (SLP). 5.. Activity Relationship Chart (ARC). Langkah awal yang dilakukan untuk merancang tata

Lebih terperinci

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN

BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 44 BAB 4 PENGOLAHAN DATA PENELITIAN 4.1 Sejarah Singkat PT. TMMIN Casting Plant dalam Memproduksi Camshaft Casting plant merupakan pabrik pengecoran logam untuk memproduksi komponen-komponen mobil Toyota.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Pengumpulan Data Data-data di dalam tulisan ini yang akan digunakan sebagai dasar perhitungan di pengolahan dan analisis data terdiri dari : 1. Data Total

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA

LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA LAMPIRAN 1 HASIL WAWANCARA 1. Sudah berapa lama APP berdiri? APP sudah berdiri selama 16 tahun, didirikan pada tanggal 25 April 1997 yang dibuat di hadapan notaris Rachmat Santoso, S.H agar dapat memproduksi

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISIS

BAB V HASIL DAN ANALISIS BAB V HASIL DAN ANALISIS 5.1 Hasil & Analisa Dari hasil perancangan tata letak fasilitas, penempatan stasiun kerja disesuaikan dengan keterkaitan aktivitas antar stasiun kerja satu dengan stasiun kerja

Lebih terperinci

ANALISA KERUSAKAN MAIN PUMP EXCAVATOR KEIHATSU 921C

ANALISA KERUSAKAN MAIN PUMP EXCAVATOR KEIHATSU 921C ANALISA KERUSAKAN MAIN PUMP EXCAVATOR KEIHATSU 921C Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Oleh : FACHRUDIN SYAHID NIM : D200 130

Lebih terperinci

Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK

Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK 70 Lampiran 1 NO. NAMA MEKANIK Faktor Penyabab masalah 1 2 3 4 5 1 Andri 4 2 1 1 5 2 Denny 4 4 1 4 5 3 Eko 5 3 4 1 4 4 Fahrul 4 4 1 3 5 5 Handi 5 3 3 1 4 6 Hery 4 3 3 1 5 7 Mujilan 4 3 3 1 5 8 Montes 4

Lebih terperinci

ANALISIS PENINGKATAN WAKTU PELAYANAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR

ANALISIS PENINGKATAN WAKTU PELAYANAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR ANALISIS PENINGKATAN WAKTU PELAYANAN PRODUKSI KENDARAAN BERMOTOR RODA DUA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR Hernadewita (1), H e n d r a (2) (1) Staf Pengajar Sekolah Tinggi Manajemen Industri Departemen Perindustrian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara

BAB I PENDAHULUAN. strategi dan meningkatkan keunggulan kompetitif (competitive advantage). Cara BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Era global dalam dunia industri telah menyebabkan bertambahnya jumlah perusahaan yang bergerak di bidang manufaktur, baik perusahaan yang berskala kecil maupun besar.

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA 4.1 Sejarah perusahaan 4.1.1 Sejarah Singkat Berdiri PT. Inti Pantja Press Industri merupakan salah satu perusahaan yang tergabung dalam group Astra Motor

Lebih terperinci

GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO

GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO GRUP TEKNOLOGI SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI TEXMACO DISUSUN OLEH : NELA RESA PUDIN RIFAN FATURAHMAN SOBANA SUPIANTO MATA KULIAH PENGANTAR SISTEM PRODUKSI DOSEN PEMBIMBING : BAPAK SAFRIZAL PROGRAM STUDI TEHNIK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang PT. Komatsu Remanufacturing Asia (KRA) adalah perusahaan joint venture antara PT. United Tractors Tbk (49%) dan PT. Komatsu Asia Pasific Pte. Ltd (51%) yang bergerak

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Lampiran 1. Scope Pemeliharaan P1 P8 Scope Pemeliharaan P1 & P2 (Pemeliharaan Harian) PLTD Titi Kuning meliputi : 1. Membersihkan mesin, peralatan-peralatan bantu serta lantai lokasi mesin dari

Lebih terperinci

BAB III PROSES PENGECATAN

BAB III PROSES PENGECATAN BAB III PROSES PENGECATAN 3.1 JENIS PRODUK Adapun jenis produk yang akan dicat yaitu pada bagian depan motor YAMAHA JUPITER MX (front fender), dan untuk proses pengecatan dilakukan hanya pada permukaan

Lebih terperinci

PENULISAN ILMIAH SUGIANTO

PENULISAN ILMIAH SUGIANTO MEMPELAJARI KESEIMBANGAN LINI PERAKITAN (PROCESS ASSY WELDING) PEMBUATAN PART BOX ASSY BATTERY TIPE KVBS VARIO TECHNO 110CC DI PT ADHI WIJAYACITRA PENULISAN ILMIAH SUGIANTO 36409942 Diajukan Guna Melengkapi

Lebih terperinci

Tabel 4.1 Hasil Skor RPN. No. Moda Kegagalan (Failure Mode) Skor RPN

Tabel 4.1 Hasil Skor RPN. No. Moda Kegagalan (Failure Mode) Skor RPN 25 BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN 4.1 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengolahan data dengan menggunakan Metode FMEA dilakukan dengan melalui beberapa tahap, yaitu: 1. Mengidentifikasi moda kegagalan potensial

Lebih terperinci

PROSES REUSE CONNECTINGROD 12V140 PADA DUMP-TRUCK DI PT KOMATSU REMAN INDONESIA

PROSES REUSE CONNECTINGROD 12V140 PADA DUMP-TRUCK DI PT KOMATSU REMAN INDONESIA PROSES REUSE CONNECTINGROD 12V140 PADA DUMP-TRUCK DI PT KOMATSU REMAN INDONESIA Disusun Oleh Nama NPM Kelas Pembimbing : Budi Setiawan : 21413811 : 3IC05 : Dr. Sri Poernomo Sari, ST., MT. ABSTRAKSI Suatu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI Daftar Isi Halaman judul... i Lembar nomor persoalan... ii Lembar pengesahan... iii Lembar persembahan... iv Lembar pernyataan... v Lembar motto... vi Kata pengantar... vii Abstract... ix Intisari... x

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Standard Operational Procedure Flow chart proses honing tersebut disajikan pada gambar dibawah ini : Gambar 4.1. Flow Chart SOP Proses Honing Teknik Industri

Lebih terperinci

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING

ANALISIS PRODUK DAN PROSES MANUFAKTURING ANALISIS DAN PROSES MANUFAKTURING Suatu rancangan ataupun rencana tentang tata letak fasilitas pabrik tidaklah akan bisa dibuat efektif apabila data penunjang mengenai bermacam-macam faktor yang berpengaruh

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA

MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA MEMPELAJARI PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN PRODUKSI PADA PT. HINO MOTORS MANUFACTURING INDONESIA Disusun oleh: Nama : Rizki Arisandi Npm : 36412550 Jurusan : Teknik Industri Dosen Pembimbing : Mohammad Okki

Lebih terperinci

BAB V HASIL DAN ANALISA

BAB V HASIL DAN ANALISA BAB V HASIL DAN ANALISA Dalam bab ini akan dikemukakan hasil dari pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan pada bab IV dan kaitannya dengan teori yang menjadi landasan dalam pengolahan data tersebut.

Lebih terperinci

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan melihat langsung ke lantai produksi PT Indokemas Sukses Makmur. Data yang telah di kumpulakan

Lebih terperinci

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant ) LUBRICATING SYSTEM Adalah sistim pada engine diesel yang dapat merawat kerja diesel engine agar dapat berumur panjang, dengan memberikan pelumasan pada bagian-bagian engine yang saling bergerak/mengalami

Lebih terperinci

PROSES SURFACE FINISHING PADA MACHINING LEVER RIGHT STRING HANDLE TYPE KVYG DI PT. PARTINDO KARYAGUNA SEJAHTERA

PROSES SURFACE FINISHING PADA MACHINING LEVER RIGHT STRING HANDLE TYPE KVYG DI PT. PARTINDO KARYAGUNA SEJAHTERA PROSES SURFACE FINISHING PADA MACHINING LEVER RIGHT STRING HANDLE TYPE KVYG DI PT. PARTINDO KARYAGUNA SEJAHTERA NAMA : RISAL HERMAN NPM : 26412450 JURUSAN : TEKNIK MESIN PEMBIMBING : Dr. Ir. Tri Mulyanto,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA

MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA MEMPELAJARI PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PT KOMATSU INDONESIA Nama : Fidhini Nurfidiah Firanti NPM : 33413439 Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Asep Mohamad Noor, MT. PENDAHULUAN

Lebih terperinci

MEMPELAJARI PENERAPAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN PT. MITSHUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING

MEMPELAJARI PENERAPAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN PT. MITSHUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING MEMPELAJARI PENERAPAN PENCEGAHAN PENCEMARAN LIMBAH TERHADAP LINGKUNGAN PT. MITSHUBISHI KRAMA YUDHA MOTORS AND MANUFACTURING Disusun Oleh : Ade Rizal Tosi 30411133 LATAR BELAKANG Perusahaan Penanganan Limbah

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 14 BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL 4.1 Metode Material Handling 4.1.1 Faktor Peralatan Material Handling yang digunakan Metode yang di gunakan untuk mengirim part dari part preparation ke Line Assembling Engine

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Perancangan fasilitas memiliki pengaruh yang sangat besar di dalam proses operasi perusahaan karena merupakan dasar dari keseluruhan proses produksi. Dalam

Lebih terperinci

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Berikut ini merupakan simpulan berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis, yaitu: 1. Tata letak awal pada gudang produk jadi PT Amico Primarasa belum optimal dalam

Lebih terperinci

I.3 Tujuan Penulisan. I.1 Latar Blkg Masalah. I.2 Pembatasan Masalah. I.4 Sistematika Penulisan

I.3 Tujuan Penulisan. I.1 Latar Blkg Masalah. I.2 Pembatasan Masalah. I.4 Sistematika Penulisan I.1 Latar Blkg Masalah a. Sistem JIT dan Kanban b. Identifikasi Masalah I.2 Pembatasan Masalah a. Lokasi Kegiatan : PT. DENSO Indonesia b. Objek Penelitian : Komponen Neck Filler c. Cakupan Pembahasan

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV dimulai dari perhitungan performansi tata letak awal sampai dengan perancangan tata letak usulan dapat dianalisa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 17 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengumpulan Data Penelitian ini terpusat di departemen produksi 2 tempat berlangsungnya proses polishing. Dalam departemen produksi 2 terdapat empat line yaitu

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA

BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 37 BAB 4 PENGUMPULAN, PENGOLAHAN DAN ANALISA DATA 4.1 Sejarah Perusahaan IGP Group dimulai dengan berdirinya PT.GKD pada tahun 1980 dengan Frame Chassis dan Press Part sebagai bisnis utamanya. Menjawab

Lebih terperinci

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA

MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MAKALAH PENERAPAN OPEN LOOP DAN CLOSE LOOP SYSTEM OLEH: JURUSAN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA Penerapan Close loop system A. Close loop System (sistem loop tertutup) Sistem loop

Lebih terperinci

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM PENDAHULUAN Gambar 3.1 Jumlah bahan bakar yang terbakar pada sebuah engine berhubungan langsung dengan jumlah horsepower dan torque yang dihasilkan. Secara umum,

Lebih terperinci

Pembahasan Materi #10

Pembahasan Materi #10 1 TIN314 Perancangan Tata Letak Fasilitas Pembahasan 2 Dasar Penentuan Pertimbangan Penentuan Desain Fasilitas Pertimbangan Desain Fasilitas Luas Lantai (Gudang Bahan Baku, Mesin, Gudang Bahan Jadi, Perkantoran)

Lebih terperinci

TERM OF REFERENCE ( TOR ) REPAIR JOURNAL SHAFT

TERM OF REFERENCE ( TOR ) REPAIR JOURNAL SHAFT JASA ASSEMBLY PENDAHULUAN/ LATAR BELAKANG Dalam pengoperasian PLTU Paiton unit 1 dan 2, terjadi beberapa kerusakan pada journal shaft assembly. Kerusakan tersebut antara lain terjadinya keausan pada journal

Lebih terperinci

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS

PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT TAUFIQUR RACHMAN PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS PENENTUAN LUAS LANTAI PERTEMUAN #9 TKT306 PERANCANGAN TATA LETAK FASILITAS 6623 TAUFIQUR RACHMAN PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS ESA UNGGUL KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN Menerapkan

Lebih terperinci

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN Bab 7 Kesimpulan dan Saran BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan hal-hal berikut ini

Lebih terperinci

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1. Kesimpulan Dari penelitian yang dilakukan di PT YPTI terlihat bahwa permasalahan yang mereka hadapi adalah seringnya produk terlambat dikirim ke konsumen dikarenakan kurang

Lebih terperinci

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI Berdasarkan pengolahan data yang telah dilakukan pada bab IV dimulai dari perhitungan performansi tata letak awal sampai dengan perancangan tata letak usulan dapat dianalisa

Lebih terperinci

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara LAMPIRAN Bantalan Poros (KR3) Cast Steel Gandengan Gandengan (KR2) Round Bar Belakang (KB15) Depan (KB14) UNP 200 UNP 100 Plate Bar Besi Siku Besi Strip MS Plate 10 MS Plate 8 S-12 S-11 S-10 S-9 S-8 S-

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai

BAB 3 METODE PENELITIAN. Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Flowchart Metode Penelitian Berikut ini adalah diagram alir yang digunakan dalam penyelesaian studi kasus ini: Mulai Studi Pendahuluan: Pengamatan flow process produksi Assembly

Lebih terperinci

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824

ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 NASKAH PUBLIKASI TUGAS AKHIR ANALISA HIDROLIK SISTEM LIFTER PADA FARM TRACTOR FOTON FT 824 Disusun Sebagai Syarat Untuk Mengikuti Ujian Tugas Akhir Pada Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas

Lebih terperinci

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah:

BAB VII LAMPIRAN. Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: BAB VII LAMPIRAN Perhitungan Neraca Massa pada Proses Pengolahan Sari Buah Jambu Biji Merah: Ukuran buah jambu biji merah: - Diameter = + 10 cm - 1kg = 7-8 buah jambu biji merah (berdasarkan hasil pengukuran)

Lebih terperinci

PROSES PEMBUATAN PURWARUPA MESIN PENYAPU LANTAI

PROSES PEMBUATAN PURWARUPA MESIN PENYAPU LANTAI PROSES PEMBUATAN PURWARUPA MESIN PENYAPU LANTAI PROYEK AKHIR Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Disusun Oleh: RIZAL MOCHTYONO WIDODO NIM. I8110034 PROGRAM DIPLOMA III

Lebih terperinci

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA BAB 4 PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA 4.1 Aspek Pasar 4.1.1 Potensi Pasar Aspek pasar adalah salah satu faktor dominan dalam penentuan suatu proyek atau investasi yang akan dilakukan. PT. Astra Honda Motor

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari maupun di bidang industri manufaktur, persediaan tidak dapat dihindari. Tanpa adanya persediaan, perusahaan manufaktur harus siap menghadapi

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BAB V GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN 5.1. Gambaran Umum Perusahaan 5.1.1. Informasi Umum 1. Nama Perusahaan : PT. Indomobil Suzuki International Plant Cakung 2. Nomor Izin Usaha : No. 18/T/Industri/1996 No.

Lebih terperinci

BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129

BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129 BAB IV PROSES ASSEMBLY POWER SECTION APU GTCP85-129 4.1 Pengantar Proses assemble power section dibagi menjadi 3 tahapan proses assembly yaitu : 1. Assembly rotating group 2. Assembly component support

Lebih terperinci

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6]

BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] BAB V PROSES PEMBUATAN SILINDER HIDROLIK (MANUFACTURING PROCESS) BUCKET KOBELCO SK200-8 Bagan 5.1 Hydraulic Cylinder Manufacturing Process [6] Universitas Mercu Buana 47 Gambar 5.1 Job Set Cylinder Assy

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25

BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 BAB IV METODE PENGECORAN KOLOM, DINDING CORE WALL, BALOK DAN PLAT LANTAI APARTEMENT GREEN BAY PLUIT LANTAI 15 - LANTAI 25 4.1 SYARAT PELAKSANAAN Syarat pelaksanaan diantaranya sebagai berikut: a. Pekerjaan

Lebih terperinci

Nama : Dandi Yudha Aditya NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT

Nama : Dandi Yudha Aditya NPM : Jurusan : Teknik Industri Pembimbing : Dr. Ir. Dian Kemala Putri, MT Mempelajari Peringkat Kinerja Operator Pada Perakitan Komponen Out Side View Mirror (kaca spion) dan Opening Trim Pada Kendaraan Colt Diesel Maru-T tipe 304 TD di PT. Krama Yudha Ratu Motor Nama : Dandi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu faktor penting dalam menunjang efektifitas dan efisiensi produksi di perusahaan adalah manpower factor (faktor tenaga kerja). Faktor tenaga kerja meliputi

Lebih terperinci