maksimum, agar dapat memberikan absorban tertinggi untuk setiap konsentrasi (Satiadarma,2004).
|
|
- Hamdani Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 PENDAHULUAN Produk farmasi yang ada di pasaran tidak hanya sediaan untuk manusia saja, tetapi juga untuk hewan yang diternakkan. Hewan yang diternakkan membutuhkan suatu sediaan farmasi untuk memperbaiki kualitasnya dan untuk menghindarkan hewan yang sakit dikonsumsi oleh manusia. Di antara penyakit hewan ternak adalah penyakit koksidiosis atau lebih dikenal sebagai berak darah yang disebabkan oleh spesies Eimeria sp. Salah satu obat yang sedang dikembangkan adalah diklazuril yang diindikasikan sebagai obat antikoksidiosis dengan pencegahan dan pengobatan terhadap koksidiosis ayam, itik, bebek, kalkun, angsa, dan kelinci. Diklazuril dalam sediaan veteriner pada umumnya sebagai bahan tambahan pada pakan hewan dengan dosis yang kecil (0.91 g/kg sediaan). Dengan dosis yang sangat kecil bila dibandingkan dengan bahan pembawanya yaitu tepung jagung dan tepung tulang, diperlukan metode analisis yang selektif untuk pengawasan mutu sediaan. Kandungan utama dari tepung jagung yang dapat mengganggu analisis diklazuril adalah kandungan β- karoten (provitamin A), dan juga zat warna kuning lain yang terkandung di dalamnya yaitu zeaxantin dan xantofil (Tichá,006). Metode yang digunakan untuk mengukur konsentrasi diklazuril adalah dengan metode spektrofotometri ultraviolet, namun sampel yang digunakan terlebih dahulu harus mengalami pemisahan dari bahan tambahan yang digunakan. Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik yang didasarkan pada migrasi senyawa pada fase diam di bawah pengaruh fase gerak. Kromatografi banyak digunakan dalam analisis senyawa kimia untuk memisahkan komponen dari suatu campuran senyawa kimia, hingga dapat diidentifikasi dan ditentukan kadarnya (Satiadarma,004). Kromatografi yang digunakan adalah kromatografi kolom terbuka yang merupakan kromatografi kolom sederhana yang pengaliran pelarut dan pembilasnya berlangsung oleh gaya gravitasi (Satiadarma,004). Penggunaan utama spektroskopi ultraviolet adalah untuk analisis kuantitatif. Apabila dalam alur radiasi spektrofotometer terdapat senyawa yang mengabsorpsi radiasi, maka akan terjadi pengurangan intensitas radiasi yang menuju detektor. Penentuan kadar dilakukan dengan mengukur absorban pada panjang gelombang absorpsi serapan 1
2 maksimum, agar dapat memberikan absorban tertinggi untuk setiap konsentrasi (Satiadarma,004). Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan metode analisis yang selektif untuk pemisahan diklazuril dari matriks tepung jagung dan tepung tulang pada sediaan veteriner dan memvalidasi parameter metode analisis diklazuril pada sediaan veteriner yang meliputi kecermatan, keseksamaan, linieritas, batas deteksi, batas kuantisasi dan ketangguhan dari metode analisis sehingga diperoleh metode analisis yang valid dan selanjutnya dapat digunakan sebagai pengawasan mutu produk yang akan dipasarkan.
3 3 BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dibahas mengenai koksidiosis pada hewan, diklazuril, sampel R&D, kromatografi kolom sebagai metode pemisahan diklazuril, spektrofotometri ultraviolet, dan validasi metode analisis. 1.1 Koksidiosis Pada Hewan Dalam dua dekade terakhir dikemukakan berbagai penemuan, bahwa beberapa coccidia menjadi protozoa yang patogen bagi manusia. Penemuan pertama pada tahun 1970 menjelaskan taksonomi parasit yang sudah dikenal sebagai patogen pada manusia selama setengah abad, yaitu Toxoplasma gondii, suatu coccidia dengan kucing sebagai hospes definitifnya (Gandahusada,00). Coccidia digolongkan berdasarkan bentuk ookista yang khas dan ukuran besarnya yang bervariasi, serta bentuk dan jumlah sporoblas dan sporozoit yang berbeda. Ookista mempunyai dinding dan di sitoplasmanya terdapat satu inti. Inti ookista membelah dan membentuk sporoblas. Pada perkembangan selanjutnya sporoblas membentuk dinding dan menjadi sporokista. Di dalam sporokista akan dibentuk sporozoit (Gandahusada,00). Coccidia hidup dalam sel epitel usus halus. Dalam sel ini terjadi siklus aseksual, yaitu skizogoni. Ookista yang berisi sporokista ditemukan dalam tinja. Bila sporokista matang tertelan oleh hospes, di rongga usus halus dindingnya akan pecah dan keluarlah sporozoit yang berbentuk lonjong dan kecil. Sporozoit akan masuk ke sel epitel usus kecil dan menjadi trofozoit. Trofozoit dalam sel epitel usus halus membesar sampai hampir mengisi seluruh sel, kemudian intinya membelah menjadi banyak (skizon), diikuti oleh pembagian protoplasma, sehingga terbentuk merozoit. Bila skizon matang pecah, merozoit memasuki sel hospes lain, tumbuh menjadi trofozoit dan mulai lagi dengan skizogoni sampai beberapa kali. Sebagian merozoit setelah menjadi trofozoit mulai dengan proses sporogoni. Pada proses ini dibentuk gametosit dalam sel epitel usus halus. Sebagian trofozoit membentuk makrogametosit dan sebagian menjadi mikrogametosit. Satu makrogametosit berkembang menjadi satu makrogamet, sedangkan satu mikrogametosit berkembang menjadi mikrogamet. Setelah makrogamet
4 4 dibuahi oleh mikrogamet, terbentuk zigot yang kemudian disebut ookista, setelah pembentukan dinding ookista. Di dalam ookista dibentuk sporoblas, yang pada perkembangan selanjutnya menjadi sporokista. Di dalam sporokista dibentuk sporozoit. Pada genus Eimeria, ookista matang berisi 4 sporokista yang masing-masing mengandung sporozoit (Gandahusada,00). Eimeria sp sebagai parasit akan memperbanyak diri dalam saluran usus halus inangnya dan dapat merusak jaringan usus halus sehingga menyebabkan malabsorpsi, diare, dan kemudian dapat menyebabkan kematian bagi hewan tersebut (Campbell,1996). Hospes parasit ini adalah binatang, terutama pada binatang peliharaan seperti ayam, burung, kelinci, kambing, sapi, dan babi (Gandahusada,00). 1. Diklazuril Sebagai Antikoksidiosis yang Masih Dikembangkan Diklazuril yang memiliki nama kimia,6-dikloro-α-(4-klorofenil)-4-(4,5-dihidro-3,5- diokso-1,,4-triazin-(3h)-il) benzena asetonitril; (p-klorofenil)[,6-dikloro-4-(4,5- dihidro-3,5-diokso-as-triazin-(3h)-il) fenil]asetonitril; R-64433; Gambar 1. Diklazuril Diklazuril atau biasa dikenal sebagai clinacox digunakan sebagai antikoksidiosis yang disebabkan oleh spesies Eimeria sp merupakan salah satu obat yang sedang dikembangkan dan diindikasikan sebagai obat antikoksidiosis dengan pencegahan dan pengobatan terhadap koksidiosis ayam, itik, bebek, kalkun, angsa, dan kelinci.yang umum digunakan dalam pakan hewan. Obat yang telah ada yang digunakan sebagai antikoksidiosis memiliki beberapa kekurangan seperti efektifitas obat tersebut terhadap spesies coccidia yang rendah, dosis yang tinggi dalam sediaan, dan juga tingkat keamanan yang rendah. Sedangkan diklazuril sebagai obat yang sedang dikembangkan memiliki efektifitas yang tinggi terhadap semua spesies Eimeria dengan dosis yang
5 5 kecil namun memiliki toksisitas yang rendah lebih bermanfaat untuk penggunaan dalam sediaan veteriner. 1.3 Diklazuril Sebagai Zat Aktif dalam Sampel R&D yang Sedang Dikembangkan Diklazuril merupakan zat aktif dalam sampel R&D yang akan dipasarkan di salah satu perusahaan veteriner memiliki komposisi sediaan: Diklazuril.0.01 g Tepung Jagung 30 g Tepung Tulang 0 g Kelemahan dari formulasi ini jika dianalisis dengan menggunakan metode spektrofotometri langsung adalah adanya gangguan dari senyawa yang terkandung dalam matriks tepung jagung. Kandungan utama dari tepung jagung yang dapat mengganggu analisis diklazuril adalah kandungan β-karoten (provitamin A), dan juga zat warna kuning lain yang terkandung di dalamnya yaitu zeaxantin dan xantofil (Tichá,006). Sedangkan pada tepung tulang tidak ada senyawa yang dapat mengganggu analisis diklazuril namun perlu dilakukan pemisahan dengan penyaringan partikel besar agar tidak mengganggu pengukuran dengan menggunakan spektrofotometer ultraviolet. 1.4 Pemisahan Diklazuril dari Bahan Pembawa Tepung Jagung dan Tepung Tulang Teknik pemisahan yang dilakukan untuk analisis diklazuril dalam sediaan veteriner ini adalah dengan menggunakan kromatografi kolom. Kromatografi adalah teknik pemisahan fisik yang didasarkan pada migrasi senyawa pada fase diam di bawah pengaruh fase gerak. Kromatografi banyak digunakan dalam analisis senyawa kimia untuk memisahkan komponen dari suatu campuran senyawa kimia, hingga dapat diidentifikasi dan ditentukan kadarnya. Kromatografi yang digunakan adalah kromatografi kolom terbuka yang merupakan kromatografi kolom sederhana yang pengaliran pelarut dan pembilasnya dengan gaya gravitasi (Satiadarma,004). Dalam semua teknik kromatografi, zat terlarut yang akan dipisahkan bermigrasi sepanjang suatu kolom, dan tentu saja dasar pemisahan terletak dalam perbedaan laju
6 6 migrasi untuk zat terlarut yang berlainan. Laju migrasi suatu zat terlarut merupakan resultante dua faktor, yang satu cenderung untuk menggerakan zat terlarut dan yang lain menghambatnya. Dalam proses kromatografi yang orisinil, kecenderungan zat terlarut untuk teradsorpsi pada fase padat menghambat gerakan mereka, sementara kelarutan mereka dalam fase cair yang bergerak cenderung menggerakan mereka bersama fase itu. Perbedaan yang kecil antara dua zat terlarut dalam hal keteguhan adsorpsi mereka dan dalam antaraksi mereka dengan pelarutyang bergerak menjadi dasar pemisahan bila molekul-molekul zat terlarut itu berulang-ulang didistribusikan antara kedua fase itu sepanjang kolom itu (Underwood,1999) 1.5 Spektrofotometri Ultraviolet Spektrofotometri serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Spektrofotometri ini meliputi spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak, inframerah, dan serapan atom. Pada metode ini pengukuran serapan radiasi elektromagnetik dilakukan dengan mengukur transmitans (T) atau absorbansi (A) dari larutan sampel yang dimasukkan dalam suatu wadah transparan (kuvet). Pada umumnya, konsentrasi dari zat analit berbanding secara linier dengan serapannya. Sesuai dengan persamaan hukum Beer (Skoog,1998) log log P 0 A = T = = εbc P Persamaan menunjukkan bahwa serapan (A) berbanding lurus dengan konsentrasi (C) sedangkan transmitans (T) tidak. Transmitans harus diubah menjadi bentuk logaritmik, baru menghasilkan grafik yang linier terhadap konsentrasi, sehingga serapan lebih banyak digunakan dalam spektrofotometri. Detektor pada kebanyakan instrumen menghasilkan sinyal yang linier terhadap transmitans karena alat secara linier menanggapi daya radiasi. Jadi jika hasil harus dibaca dalam satuan serapan, haruslah ada suatu skala logaritmik pada piranti baca atau sinyal itu harus diubah secara logaritmik oleh suatu alat (Day,1999) Panjang gelombang cahaya ultraviolet atau cahaya tampak bergantung pada mudahnya promosi elektron, molekul yang memerlukan lebih banyak energi untuk eksitasi
7 7 elektron, akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih pendek. Sebaliknya molekul yang memerlukan energi lebih sedikit akan menyerap pada panjang gelombang yang lebih panjang. Senyawa yang menyerap cahaya pada daerah sinar tampak (senyawa berwarna) mempunyai elektron yang lebih mudah dieksitasikan daripada senyawa yang menyerap pada panjang gelombang ultraviolet (Fessenden,198). Spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak dapat diterapkan dan digunakan untuk analisis kualitatif yang meliputi identifikasi suatu senyawa murni, penentuan ada tidaknya suatu spesi khusus dalam campuran, atau identifikasi gugus fungsi tertentu pada penentuan struktur molekul, dan analisis kuantitatif satu spesi atau lebih dalam suatu campuran. Hubungan antara konsentrasi dengan serapan radiasi cahaya dapat dinyatakan secara matematik dengan memakai hukum Lambert Beer (Snell, 1961). Hukum Lambert Beer : A = a b c..... (1.1) dengan A : serapan, a : absorptivitas, b : tebal medium, dan c : konsentrasi senyawa dalam larutan. Jika plot dari data serapan terhadap konsentrasi menghasilkan garis lurus, hukum Lambert-Beer dapat dipakai. Data spektrofotometri berguna untuk analisis kualitatif dan kuantitatif. Dasar analisis kuantitatif adalah mengukur konsentrasi senyawa dari besar serapan pada panjang gelombang tertentu. 1.6 Pengembangan dan Validasi Metode Analisis Pengembangan metode dilakukan untuk memperoleh selektivitas dan sensitivitas dari respon alat yang digunakan. Pengembangan metode membutuhkan persyaratan pemilihan metode yang terpilih dan memutuskan jenis instrumen yang akan digunakan. Validasi metode analisis adalah proses penilaian terhadap parameter analisis tertentu berdasarkan percobaan laboratorium. Parameter validasi antara lain kelinieran, batas deteksi, batas kuantitasi, kecermatan, keseksamaan, spesifisitas, selektivitas, robustness, dan ruggedness (ICH, 1996).
8 Kelinieran Kelinieran adalah kemampuan metode analisis untuk menunjukkan respon secara langsung atau matematis berbanding lurus terhadap konsentrasi analit dalam sampel pada rentang tertentu. Kelinieran diuji melalui koefisien korelasi (r) yang diperoleh dari persamaan garis regresi linier antara absorbansi dengan konsentrasi (Ibrahim, 005). y = bx + a y = respon instrumen b = kemiringan garis a = tetapan empirik. Nilai koefisien korelasi (r) ditentukan dengan rumus berikut : r = { ( Xi X)( Yi Y) } {( ( X ))( ( )) i X Yi Y }... (3) X i = semua titik pada garis regresi yang berpadanan dengan Y i (i = 1,,3,... ) X = konsentrasi rata-rata Y i = semua titik pada garis regresi yang berpadanan dengan X i (i = 1,,3,... ) Y = absorbansi rata-rata Nilai r di mana -1 r 1 menunjukkan adanya korelasi antara absorbansi dengan konsentrasi analit dalam sampel. Ada atau tidaknya korelasi antara absorbansi dengan konsentrasi analit dalam sampel juga dapat ditentukan dengan membandingkan nilai t gawat yang dihitung dengan rumus berikut : t h = r ( n ) (1 ) r... (4) r = koefisien korelasi n = jumlah larutan yang diukur Nilai t tabel dilihat pada tabel nilai gawat t dengan derajat kebebasan (n-) dan batas kepercayaan 95% untuk uji dua arah. Nilai t hitung yang lebih besar dari t tabel
9 9 menunjukkan adanya korelasi antara absorbansi dengan konsentrasi analit dalam sampel. Untuk menguji kelinieran kurva baku juga dapat digunakan nilai koefisien variasi fungsi regresi (V x0 ) dengan rumus berikut : S S V y/ x = S ( Yi Yi')... (5) n y/ x x0 =... (6) b S =...(7) X x0 x0 100% S y/x = simpangan baku residual Y i = semua titik pada garis regresi yang berpadanan dengan X i (i = 1,,3,... ) Y i = rata-rata dari semua Y i Nilai V x0 yang kecil menandakan kelinieran yang cukup. Nilai V x0 untuk penetapan kadar obat dalam sediaan atau bahan baku digunakan batas %, sedangkan untuk cemaran digunakan batas 5 %. Data pada masing-masing titik pada kurva baku dapat dihitung dengan metode DIN 3645 Beuth Berlin (Gottwald, 000) untuk menentukan pada data tersebut memenuhi syarat sesuai dengan persamaan garis regresi yang terbentuk. Data yang baik seharusnya bukan merupakan outlier dan masih berada dalam rentang linieritas kurva. Rumus yang digunakan : 1 1 ( X X) i uo, = ( + ) ± y/ x + + N N ( Xi X) Y mx b S t... (8) N = jumlah pengulangan pengukuran N = jumlah X dalam kurva baku t = nilai gawat t pada tabel dengan derajat kebebasan (n-1) dan batas kepercayaan 95% untuk uji 1 arah
10 10 Dari hasil perhitungan dengan menggunakan rumus di atas, dapat diketahui apakah masing-masing titik pada kurva kalibrasi masih berada dalam rentang linieritas kurva (bukan merupakan data yang outlier) Batas Deteksi dan Batas Kuantisasi Batas deteksi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terkecil yang memberi sinyal instrumen yang berbeda secara nyata dari sinyal blanko dan sinyal latar belakang. Sedangkan batas kuantisasi didefinisikan sebagai konsentrasi analit terkecil yang dapat dikuantisasi secara cermat dan seksama (Ibrahim, 004). Batas deteksi dan batas kuantisasi dapat diperoleh dari pengukuran rasio sinyal yang diperoleh, pengukuran sinyal blanko, pengukuran dari kurva baku atau kalibrasi, galat titik potong sumbu Y, batas deteksi instrumen, atau konsentrasi terendah analit. Batas deteksi dan batas kuantisasi dapat dihitung dari kurva baku dengan menggunakan rumus sebagai berikut (Miller, 000): Batas deteksi = Batas kuantisasi = 3,3 S y/ x b S 10 y/ x b...(10)... (11) S y/x = simpangan baku residual b = gradien yang diperoleh dari persamaan kurva baku Selain itu, batas deteksi dan batas kuantisasi dapat juga dihitung dengan metode DIN 3645 Beuth Berlin (Gottwald, 000) sebagai berikut : Batas deteksi = X S 1 1 X b N N ( X X) y/ x NG = t + + i..... (1) Batas kuantisasi = X = 3 X.... (13) BG NG N = jumlah pengulangan pengukuran N = jumlah X dalam kurva baku t = nilai gawat t pada tabel dengan derajat kebebasan (n-1) dan batas kepercayaan 95% untuk uji 1 arah
11 Kecermatan Kecermatan adalah ukuran yang menunjukkan derajat/tingkat kedekatan hasil analisis dengan hasil yang sebenarnya. Kecermatan dapat ditentukan dengan metode spikedplacebo recovery dan metode standard addition. Kecermatan dinyatakan sebagai penyimpangan/bias atau persen perolehan kembali. Rentang persen perolehan kembali yang dapat diterima untuk cemaran sebesar %. Persen perolehan kembali dapat dihitung menggunakan rumus : X r % Perolehan Kembali = 100%... (14) X X r = kadar yang diperoleh dari pengukuran X a = kadar teoritis a Keseksamaan Keseksaman merupakan derajat kedekatan hasil penentuan yang berulang terhadap sampel yang homogen dalam kondisi normalnya. Keseksamaan ditentukan secara statistik yang ditandai dengan nilai koefisien variasi Spesifisitas dan Selektivitas Spesifisitas adalah ukuran yang menunjukkan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan secara berulang pada sampel-sampel yang diambil dari campuran yang homogen, sedangkan selektivitas menyatakan kemampuan metode memberikan sinyal analit pada campuran dalam sampel tanpa adanya pengaruh dari matriks Robustness dan Rugedness Robustness merupakan kemampuan metode untuk tidak terpengaruh oleh perubahan kecil selama pengembangan metode, sedangkan rugedness adalah derajat reproduksibilitas hasil uji sampel yang sama dalam kondisi normal dengan penetapan berbeda.
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Validasi merupakan proses penilaian terhadap parameter analitik tertentu, berdasarkan percobaan laboratorium untuk membuktikan bahwa metode tersebut memenuhi syarat sesuai
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pengukuran serapan harus dilakukan pada panjang gelombang serapan maksimumnya agar kepekaan maksimum dapat diperoleh karena larutan dengan konsentrasi tertentu dapat memberikan
Lebih terperinciTUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012
TUGAS II REGULER C AKADEMI ANALIS KESEHATAN NASIONAL SURAKARTA TAHUN AKADEMIK 2011/2012 Mata Kuliah Topik Smt / Kelas Beban Kredit Dosen Pengampu Batas Pengumpulan : Kimia Analitik II : Spektrofotometri
Lebih terperinciDAFTAR ISI.. ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN..
DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH. DAFTAR ISI.. DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.. i ii iii iv vi vii viii BAB I : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.. 1 1.2 Rumusan Masalah.
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil 4.1.1 Pengembangan Metode Pengembangan metode dapat dilakukan dalam semua tahapan ataupun hanya salah satu tahapan saja. Pengembangan metode dilakukan karena metode
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Domperidone Dalam buku British pharmacopoeia (The Departemen of Health, 2006) dan buku Martindale (Sweetman, 2009) sediaan tablet domperidone merupakan sediaan yang mengandung
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Gambar 1 Ilustrasi hukum Lambert Beer (Sabrina 2012) Absorbsi sinar oleh larutan mengikuti hukum lambert Beer, yaitu:
PENDAHULUAN Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorbans suatu sampel yang dinyatakan sebagai fungsi panjang gelombang. Absorbsi radiasi oleh suatu sampel diukur pada berbagai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU
BAB III METODE PENELITIAN 2.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU pada bulan Februari 2012 April 2012. 2.2 Alat dan Bahan 2.2.1 Alat-alat Alat-alat
Lebih terperinciVALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI
VALIDASI PENETAPAN KADAR ASAM ASETIL SALISILAT (ASETOSAL) DALAM SEDIAAN TABLET BERBAGAI MEREK MENGGUNAKAN METODE KOLORIMETRI SKRIPSI Oleh: DENNY TIRTA LENGGANA K100060020 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah hand body lotion. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Parasetamol Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai parasetamol adalah sebagai berikut: Rumus struktur : Gambar 2.1 Rumus Struktur Parasetamol Nama Kimia
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN PUSTAKA
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Obat Tradisional Obat tradisional adalah bahan atau ramuan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan galenik atau campuran dari bahan-bahan tersebut, yang
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Optimasi Sistem KCKT Sistem KCKT yang digunakan untuk analisis senyawa siklamat adalah sebagai berikut: Fase diam : C 18 Fase gerak : dapar fosfat ph
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Penetapan kadar metoflutrin dengan menggunakan kromatografi gas, terlebih dahulu ditentukan kondisi optimum sistem kromatografi gas untuk analisis metoflutrin. Kondisi
Lebih terperinciANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN
LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK ANALISIS DUA KOMPONEN TANPA PEMISAHAN Tanggal Praktikum : Jumat, Oktober 010 Tanggal Pengumpulan Laporan : Jumat, 9 Oktober 010 Disusun oleh Nama : Annisa Hijriani Nim
Lebih terperinciBAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
PENDAHULUAN Nyamuk merupakan serangga yang dapat mengancam kesehatan manusia, karena dapat menjadi vektor berbagai penyakit, antara lain malaria dan demam berdarah. Saat ini, wilayah penyebaran nyamuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Salah satu produk kosmetik yang banyak menggunakan bahan pengawet sebagai bahan tambahan adalah krim wajah. Metode analisis yang sensitif dan akurat diperlukan untuk mengetahui
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Pada penelitian ini diawali dengan penentuan kadar vitamin C untuk mengetahui kemurnian vitamin C yang digunakan sebagai larutan baku. Iodium 0,1N digunakan sebagai peniter
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PERCOBAAN 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam Ditimbang 10,90 mg fenobarbital dan 10,90 mg diazepam, kemudian masing-masing dimasukkan ke dalam
Lebih terperinciBAB 1 TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB 1 TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini dibahas mengenai validasi metode analisis beserta karakteristiknya, metode analisis komparatif atau instrumental, kromatografi cari kinerja tinggi sebagai objek dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai teofilin adalah sebagai. Gambar 2.1 Struktur Teofilin
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Teofilin Menurut Ditjen BKAK (2014), uraian mengenai teofilin adalah sebagai berikut: Rumus Struktur : Gambar 2.1 Struktur Teofilin Nama Kimia : 1,3-dimethyl-7H-purine-2,6-dione
Lebih terperinciANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS. PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 )
ANALISIS SPEKTROSKOPI UV-VIS PENENTUAN KONSENTRASI PERMANGANAT (KMnO 4 ) Kusnanto Mukti W, M 0209031 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta kusnantomukti@yahoo.com ABSTRAK Telah dilakukan
Lebih terperinciPERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA
PERCOBAAN 1 PENENTUAN PANJANG GELOMBANG MAKSIMUM SENYAWA BAHAN PEWARNA A. TUJUAN 1. Mempersiapkan larutan blanko dan sampel untuk digunakan pengukuran panjang gelombang maksimum larutan sampel. 2. Menggunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Penentuan Linieritas Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan dengan cara membuat kurva hubungan antara absorbansi pada sumbu y dan konsentrasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kegiatan analisis semakin dikenal secara luas, bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode sistematis. Hal ini didukung pula oleh perkembangan yang pesat dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Minuman energi adalah minuman ringan non-alkohol yang dirancang
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Minuman Energi Minuman energi adalah minuman ringan non-alkohol yang dirancang untuk memberikan konsumen energi. Minuman energi lebih populer dari sebelumnya dan tampaknya akan
Lebih terperinciLaporan Kimia Analitik KI-3121
Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pencarian kondisi analisis optimum levofloksasin a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT Pada penelitian ini digunakan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE
III. BAHAN DAN METODE 3.1 WAKTU DAN TEMPAT Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan Juli 2011, bertempat di Laboratorium Pangan Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional Badan POM RI,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Tumbuhan 2.1.1 Taksonomi Buah Apel Nama umum : Apel Bahasa Inggris : Apple Nama Latin : Malus domestica Kingdom : Plantae Divisio : Magnoliophyta Kelas : Magnoliopsida
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis DHA Kondisi analisis optimum kromatografi gas terpilih adalah dengan pemrograman suhu dengan suhu awal
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Preparasi sampel Daging bebek yang direbus dengan parasetamol dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang sebanyak 10 g kemudian dipreparasi dengan menambahkan asam trikloroasetat
Lebih terperinciHukum Dasar dalam Spektrofotometri UV-Vis Instrumen Spektrofotometri Uv Vis
Spektrofotometri UV-Vis adalah salah satu teknik analisis spektroskopik yang memakai sumber REM (radiasi elektromagnetik) UV (190-380 nm) dan sinar tampak (380-780 nm) dengan memakai instrumen spektrofotometer.
Lebih terperinciTUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS
TUGAS ANALISIS FARMASI ANALISIS OBAT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS OLEH NAMA : RAHMAD SUTRISNA STAMBUK : F1F1 11 048 KELAS : FARMASI A JURUSAN FARMASI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN Sistem kromatografi yang digunakan merupakan kromatografi fasa balik, yaitu polaritas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam, dengan kolom C-18 (n-oktadesil silan)
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN
24 BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN Perangkat lunak validasi metode analisis ini dibuat dengan menggunakan perangkat lunak pemograman yang biasa dipakai yaitu Microsoft Visual Basic 6.0, dimana perangkat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yaitu dapat menginaktivasi enzim tirosinase melalui penghambatan reaksi oksidasi
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hidrokuinon merupakan zat aktif yang paling banyak digunakan dalam sediaan pemutih wajah. Hal ini dikarenakan efektivitas kerja dari hidrokuinon yaitu dapat menginaktivasi
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini telah dilakukan pengembangan dan validasi metode analisis untuk penetapan kadar vitamin A dalam minyak goreng sawit secara KCKT menggunakan kolom C 18 dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Uraian Bahan 2.1.1. Sifat Fisika dan Kimia Omeprazole Rumus struktur : Nama Kimia : 5-metoksi-{[(4-metoksi-3,5-dimetil-2- piridinil)metil]sulfinil]}1h-benzimidazol Rumus Molekul
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:
8 Kolom : Bondapak C18 Varian 150 4,6 mm Sistem : Fase Terbalik Fase Gerak : Asam oksalat 0.0025 M - asetonitril (4:1, v/v) Laju Alir : 1 ml/menit Detektor : Berkas fotodioda 355 nm dan 368 nm Atenuasi
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENGAMATAN
BAB IV HASIL PENGAMATAN 4.1 Absorbansi Panjang Gelombang Maksimal No λ (nm) Absorbansi 1 500 0.634 2 510 0.555 3 520 0.482 4 530 0.457 5 540 0.419 6 550 0.338 7 560 0.293 8 570 0.282 9 580 0.181 10 590
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ditjen BKAK., (2014) uraian tentang parasetamol sebagai berikut:
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Parasetamol Menurut Ditjen BKAK., (2014) uraian tentang parasetamol sebagai berikut: Rumus struktur : Gambar 2.1 Struktur Parasetamol Rumus Molekul : C 8
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
3 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Metformin Hidroklorida Tablet Metformin Hidroklorida sistem lepas lambat mengandung NLT 90% dan NMT 110% dari jumlah Metformin Hidroklorida berlabel (The United States Pharmacopeial
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif. 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penyiapan sampel dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Kualitatif Fakultas Farmasi
Lebih terperinci1. Dapat mengerti prinsip-prinsip dasar mengenai teknik spektrofotometri (yaitu prinsip dasar
LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA H N. :-asam benzeneasetat, 2-[(2,6-diklorofenil)amino]- monosodium. -sodium [o-(dikloroanilino)fenil]asetat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Natrium Diklofenak 2.1.1 Uraian bahan O Cl ONa H N Cl Rumus molekul : C 14 H 10 Cl 2 NNaO 2 Berat molekul : 318,13 Sinonim :-asam benzeneasetat, 2-[(2,6-diklorofenil)amino]-
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan hewan dapat menularkan penyakit, manusia tetap menyayangi hewan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kehidupan manusia sulit terlepas dari kehidupan hewan, baik sebagai teman bermain atau untuk keperluan lain. Meskipun disadari bahwa kedekatan dengan hewan dapat menularkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Kloramfenikol Menurut Ditjen BKAK RI (2014), uraian tentang Kloramfenikol sebagai berikut: Rumus struktur : OH H O 2 N C C CH 2 OH H NHCOCHCl 2 Gambar 2.1
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. ultraviolet secara adisi standar menggunakan teknik ekstraksi MSPD dalam. penetapan residu tetrasiklin dalam daging ayam pedaging.
III. METODE PENELITIAN Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif yang mengarah pada pengembangan metode dengan tujuan mengembangkan spektrofotometri ultraviolet secara adisi standar
Lebih terperinciSPEKTROFOTOMETRI. Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc.
SPEKTROFOTOMETRI Adelya Desi Kurniawati, STP., MP., M.Sc. PENGERTIAN SPEKTROFOTOMETRI SPEKTROFOTOMETER JENIS SPEKTROFOTOMETER PRINSIP KERJA UV-Vis MENENTUPAN λ MAKSIMUM MEMBUAT KURVA STANDAR ANALISA SAMPEL
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Penentuan panjang gelombang maksimum ini digunakan untuk mengetahui pada serapan berapa zat yang dibaca oleh spektrofotometer UV secara
Lebih terperinciJURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS
JURNAL PRAKTIKUM ANALITIK III SPEKTROSKOPI UV-VIS Disusun Oleh : RENI ALFIYANI (14030194086 ) PENDIDIKAN KIMIA A 2014 JURUSAN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Pengambilan Sampel Dalam penelitian ini, pengambilan lima sampel yang dilakukan dengan cara memilih madu impor berasal Jerman, Austria, China, Australia, dan Swiss yang dijual
Lebih terperinciINTERAKSI RADIASI DENGAN BAHAN
SPEKTROSKOPI DEFINISI Merupakan teknik analisis dengan menggunakan spektrum elektrtomagnetik Spektrum elektromagnetik meliputi kisaran panjang gelombang yang sangat besar Misal: sinar tampak: 380-780 nm
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041
LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA PROSES PEMBUATAN KURVA STANDAR DARI LARUTAN - KAROTEN HAIRUNNISA E1F109041 PROGRAM STUDI TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Sifat Fisikokimia Struktur Kimia: Rumus Molekul Nama Kimia : C 16 H 16 ClNO 2 S : (α S)- α(2-klorofenil)-6,7-dihidrotieno [3,2-c] piridin-5(4h)-asam asetat,
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel diambil di tempat sampah yang berbeda, yaitu Megascolex sp. yang
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Sampel Sampel diambil di tempat sampah yang berbeda, yaitu Megascolex sp. yang hidup di tumpukan sampah basah, diambil di Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA)
Lebih terperinciBAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang
BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA A. ALAT Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang dilengkapi dengan detektor UV-Vis (SPD-10A VP, Shimadzu), kolom Kromasil LC-18 dengan dimensi kolom
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Penentuan kadar Aspartam ini dilakukan menggunakan alat KCKT, dengan sistem kromatografi fasa terbalik, yaitu polarisitas fasa gerak lebih polar daripada fasa diam dengan kolom
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Juli 2012 sampai dengan bulan Januari 2013. Proses penyemaian, penanaman, dan pemaparan dilakukan
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di
34 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciSpektrofotometri uv & vis
LOGO Spektrofotometri uv & vis Fauzan Zein M., M.Si., Apt. Spektrum cahaya tampak Spektrum cahaya tampak INSTRUMEN Diagram instrumen Spektrofotometer uv-vis 1. Prisma MONOKROMATOR 2. Kisi MONOKROMATOR
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tahan asam (BTA, Mikobakterium tuberkulosa) yang ditularkan melalui udara.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tuberkulosis atau TB adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh bakteri tahan asam (BTA, Mikobakterium tuberkulosa) yang ditularkan melalui udara. Berdasarkan tempat atau organ
Lebih terperinciLampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran. Konsentrasi untuk pengukuran panjang gelombang digunakan 12 µg/ml
Lampiran 1. Perhitungan Konsentrasi Pengukuran Diketahui: Nilai Absorptivitas spesifik (A 1 1 = 351b) λ= 276 nm Tebal sel (b) = 1 cm A = A 1 1 x b x c c = c = c = 0,001237 g/100ml c = 12,37 µg/ml Konsentrasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aethambutoli hydrochlorida (etambutol hidroklorida) Aethambutoli hydrochlorida (etambutol hidroklorida) memiliki nama lain yaitu (+)-2,2 -(Etilenadiimino)-di-1-butanol dihidroklorida
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI)
LAPORAN PRAKTIKUM III PRAKTIKUM METABOLISME GLUKOSA, UREA DAN TRIGLISERIDA (TEKNIK SPEKTROFOTOMETRI) NAMA PRODI : IKA WARAZTUTY DAN IRA ASTUTI : MAGISTER ILMU BIOMEDIK TGL PRATIKUM : 17 MARET 2015 TUJUAN
Lebih terperinciBAB II. pengembang, zat pengikat, zat pelicin, zat pembasah.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Umum Menurut Ditjen POM (1979) Tablet adalah sediaan padat kompak, dibuat secara kompacetak, dalam tabung pipih atau sirkuler, kedua permukaannnya rata atau cembung,
Lebih terperinciACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM
ACARA IV PERCOBAAN DASAR ALAT SPEKTROFOTOMETER SERAPAN ATOM A. PELAKSANAAN PRAKTIKUM 1. Tujuan Praktikum a. Percobaan dasar spektrofotometri serapan atom. b. Penentuan konsentrasi sampel dengan alat spektrofotometri
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan Reaktor-separator terintegraasi yang dikembangkan dan dikombinasikan dengan teknik analisis injeksi alir dan spektrofotometri serapan atom uap dingin (FIA-CV-AAS) telah dikaji untuk
Lebih terperinciANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
ANALISIS Pb PADA SEDIAAN EYESHADOW DARI PASAR KIARACONDONG DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM FENTI FATMAWATI 1,, AYUMULIA 2 1 Program Studi Farmasi, Sekolah Tinggi Farmasi Bandung. email: fenti.fatmawati@stfb.ac.id.
Lebih terperinciVALIDASI METODE SPEKTROFOTOMETRI DERIVATIF ULTRAVIOLET UNTUK PENENTUAN RESERPIN DALAM TABLET OBAT NIKEN WULANDARI
VALIDASI METDE SPEKTRFTMETRI DERIVATIF ULTRAVILET UNTUK PENENTUAN RESERPIN DALAM TABLET BAT NIKEN WULANDARI DEPATEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BGR BGR 2007
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI
VALIDASI METODE ANALISIS PENENTUAN KADAR HIDROKINON DALAM SAMPEL KRIM PEMUTIH WAJAH MELALUI KLT-DENSITOMETRI SKRIPSI diajukan guna melengkapi tugas akhir dan memenuhi syarat-syarat untuk menyelesaikan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengumpulan Sampel Pengumpulan sampel ini dilakukan berdasarkan ketidaklengkapannya informasi atau keterangan yang seharusnya dicantumkan pada etiket wadah dan atau pembungkus.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Bahan 2.1.1 Rifampisin 2.1.1.1 Sifat Fisikokimia Rumus Struktur : Rumus molekul : C 43 H 58 N 4 O 12 Nama kimia : 5,6,9,17,19,21-Heksahidroksi-23-metoksi-2,4,12,16,18,20,22-
Lebih terperinciProf.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL
Prof.Dr.Ir.Krishna Purnawan Candra, M.S. Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Abstrak Spektrofotometri: pengukuran dengan menggunakan prinsip spektroskopi / cahaya Cahaya terdiri dari banyak
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di
30 III. METODOLOGI PERCOBAAN A. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di Laboratorium Kimia Analitik dan Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan
Lebih terperinciSpektrofotometri Serapan Atom
Spektrofotometri Serapan Atom I. Tujuan Menentukan kepekaan dan daerah konsentrasi analisis logam Cu pada panjang gelombang 324.7 nm Menentukan pengaruh spesi lain, matriks, dan nyala api pada larutan
Lebih terperinciBAB II METODE PENELITIAN. Universitas Sumatera Utara pada bulan Januari-April 2015
BAB II METODE PENELITIAN 2.1 Tempat danwaktupenelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Januari-April 2015 2.2Bahan-bahan 2.2.1 Sampel Sampel yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode yang sistematis. Hal ini juga didukung oleh perkembangan yang
Lebih terperinciAnalisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008
4 3 5 1 2 6 Gambar 3. Alat kromatografi cair kinerja tinggi Keterangan : 1. Pompa LC-10AD (Shimadzu) 2. Injektor Rheodyne 3. Kolom Kromasil TM LC-18 25 cm x 4,6 mm 4. Detektor SPD-10 (Shimadzu) 5. Komputer
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER)
LAPORAN PRAKTIKUM INSTRUMENT INDUSTRI PERALATAN ANALISIS (SPEKTROFOTOMETER) I. PENDAHULUAN a. Latar Belakang Spektrofotometer sangat berhubungan dengan pengukuran jauhnya pengabsorbansian energi cahaya
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tebu Tebu (bahasa Inggris: sugar cane) adalah tanaman yang ditanam untuk bahan baku gula dan vetsin. Tanaman ini hanya dapat tumbuh di daerah beriklim tropis. Tanaman ini termasuk
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER
BAB IV ANALISIS DENGAN SPEKTROFOTOMETER A. TUJUAN PRAKTIKUM 1. Mahasiswa dapat membuat kurva kalibrasi 2. Mahasiswa mampu menganalisis sampel dengan menggunakan alat spektrofotometer 3. Mengetahui pengaruh
Lebih terperinciSpektrofotometer UV /VIS
Spektrofotometer UV /VIS Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitan atau absorban suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan gabungan dari alat optic dan elektronika
Lebih terperinciUNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH
UNIVERSITAS PANCASILA FAKULTAS FARMASI LAPORAN PENELITIAN DAN PUBLIKASI ILMIAH UJI SENSITIVITAS PEREAKSI PENDETEKSI KUNING METANIL DI DALAM SIRUP SECARA SPEKTROFOTOMETRI CAHAYA TAMPAK Oleh: Novi Yantih
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian Tanaman Sayuran (BALITSA), jalan Tangkuban Perahu No. 157 Lembang, Bandung. 3.2.
Lebih terperinciBeberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri. Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan
Dr.Krishna P Candra Jurusan Teknologi Hasil Pertanian FAPERTA UNMUL Beberapa definisi berkaitan dengan spektrofotometri Spektroskopi (spectroscopy) : ilmu yang mempelajari interaksi antara bahan dengan
Lebih terperinciALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia
Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi
Lebih terperinci4 Hasil dan Pembahasan
4 Hasil dan Pembahasan 4.1 Pembentukan Senyawa Indotimol Biru Reaksi pembentukan senyawa indotimol biru ini, pertama kali dijelaskan oleh Berthelot pada 1859, sudah sangat lazim digunakan untuk penentuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan waktu penelitian Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi pada bulan Februari sampai Mei tahun 2012. 3.2 Alat-alat Alat alat yang
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011,
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni sampai dengan bulan Oktober 2011, pengambilan sampel dilakukan di Sungai Way Kuala Bandar Lampung,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi adanya kandungan logam Timbal pada kerupuk rambak dengan menggunakan alat Spektrofotometer serapan atom Perkin Elmer 5100 PC. A.
Lebih terperinciBerdasarkan interaksi yang terjadi, dikembangkan teknik-teknik analisis kimia yang memanfaatkan sifat dari interaksi.
TEKNIK SPEKTROSKOPI Teknik Spektrokopi adalah suatu teknik fisiko-kimia yang mengamati tentang interaksi atom maupun molekul dengan radiasi elektromagnetik (REM) Hasil interaksi tersebut bisa menimbulkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1Uraian Bahan 2.1.1 Metampiron Menurut Ditjen, BKAK., (2014), uraian tentang metampiron sebagai berikut: Rumus struktur: Gambar 2.1 Struktur Metampiron Nama Kimia : Natrium 2,3-dimetil-1-fenil-5-pirazolon-4
Lebih terperinciBAB 6 RINGKASAN PENELITIAN
32 BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN Validasi metode analisis merupakan suatu proses untuk menentukan keabsahan dan pertanggungjawaban suatu hasil percobaan di laboratorium, tetapi dalam proses dan perhitungannya
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014
33 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan April sampai dengan bulan Juli 2014 di laboratorium Kimia Analitik Fakultas Matematika dan Ilmu
Lebih terperinciValidasi metode merupakan proses yang dilakukan
TEKNIK VALIDASI METODE ANALISIS KADAR KETOPROFEN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI Erina Oktavia 1 Validasi metode merupakan proses yang dilakukan melalui penelitian laboratorium untuk membuktikan
Lebih terperinciANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM HASIL STRIPPING EFLUEN URANIUM BIDANG BAHAN BAKAR NUKLIR
ISSN 1979-2409 Analisis Unsur Pb, Ni Dan Cu Dalam Larutan Uranium Hasil Stripping Efluen Uranium Bidang Bahan Bakar Nuklir (Torowati, Asminar, Rahmiati) ANALISIS UNSUR Pb, Ni DAN Cu DALAM LARUTAN URANIUM
Lebih terperinci