STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN"

Transkripsi

1 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN.R DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) DI BANGSAL BAKUNG DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Disusun Oleh : ANDI SETIAWAN P PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

2 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN.R DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) DI BANGSAL BAKUNG DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan Disusun Oleh : ANDI SETIAWAN P PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 i

3 ii

4 iii

5 iv

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul "ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS PADA.AN. R DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA" Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Bapak Setiyawan, S.Kep., Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Ibu Erlina Windyastuti, S.Kep., Ns, selaku Sekretaris Ketua Program Studi DIII keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Ibu Siti Mardiyah S.Kep.,Ns, selaku dosen pembimbing yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaan nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. v

7 4. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 5. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan program pendidikan. 6. Teman-teman Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan. Amin vi

8 DAFTAR ISI halaman HALAMAN JUDUL... PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN... LEMBAR PERSETUJUAN... LEMBAR PENGESAHAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... LAMPIRAN... i ii iii iv v vii ix x BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penulisan... 4 C. Manfaat penulisan... 4 BAB II LAPORAN KASUS A. Identitas Klien... 6 B. Pengkajian... 7 C. Perumusan Masalah Keperawatan D. Tujuan dan Kriteria Hasil E. Perencanaan Keperawatan F. Implementasi Keperawatan vii

9 G. Evaluasi Keperawatan BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan B. Simpulan C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP viii

10 DAFTAR GAMBAR halaman Gambar 2.1 Genogram ix

11 LAMPIRAN Lampiran I Lampiran II : Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data : Format Pendelegasian Lampiaran III : Log Book Lampiran IV Lampiran V : Asuhan Keperawatan : Lembar Konsul x

12 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG ISPA kepanjangan dari Infeksi Saluran Pernapasan Atas, menurut bahasa Inggris, ISPA yaitu Acute Respiratory Infections (ARI). ISPA disebabkan masuknya kuman ke dalam tubuh manusia dan berkembang biak sehingga menimbulkan gejala penyakit pada saluran pernapasan, yang dilalui udara yang dihirup dan dikeluarkan lagi mulai dari paru-paru lalu keluar melalui hidung, berlangsung sampai 14 hari, untuk penyakit yang tergolong ISPA infeksi tergolong lebih dari 14 hari (Nenggala, 2007). Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) adalah penyakit saluran pernapasan yang bersifat akut dengan berbagai macam gejala. Penyakit ini disebabkan oleh berbagai sebab seperti virus, bakteri, dan jamur. Tanda dan gejala diantaranya adalah sakit tenggorok, batuk, alergi, dan diare (Widoyono, 2011 : 204). Salah satu tujuan pembangunan milenium yang dicanangkan oleh masyarakat dunia atau yang sering disebut dengan Millenium Development Goals (MDGs) adalah menurunkan angka kematian anak usia di bawah lima tahun pada rentang waktu antara Hal ini ditegaskan kembali bahwa tujuan dari MDGs yang belum tercapai secara merata khususnya di negara berkembang termasuk Indonesia adalah menurunkan sepertiga kematian oleh Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA). Infeksi saluran 1

13 2 pernafasan akut ini menyebabkan empat dari 15 juta perkiraan kematian pada anak yang berusia di bawah 5 tahun pada setiap tahunnya, sebanyak dua pertiga kematian tersebut adalah bayi (Dewi, 2012). Di Provinsi Sumatera Selatan tahun 2008, jumlah kasus ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Akut) pada balita mencapai kasus. Kota Prabumulih yang merupakan salah satu wilayah yang ada di Sumatera Selatan, memiliki angka kejadian ISPA pada balita yang cukup tinggi. Dari laporan bulanan Program P2 ISPA Dinas Kesehatan Kota Prabumulih tahun 2009, angka kejadian ISPA pada balita mencapai kasus (87,04%) untuk seluruh wilayah kerja Dinas Kesehatan Kota Prabumulih (Oktaviani, 2010). Masalah kesehatan dan pertumbuhan anak di Indonesia sangat dipengaruhi oleh dua persoalan utama, yaitu keadaan gizi yang tidak baik dan menyebarnya penyakit infeksi. Gizi dan infeksi merupakan suatu kesatuan yang menjadi penyebab kematian sebagian besar bayi dan anak balita (Prameswari, 2009). Kebutuhan dasar manusia menurut Maslow dibagi menjadi lima tingkatan, diantaranya adalah kebutuhan fisiologis, keselamatan dan keamanan, cinta dan rasa memiliki, harga diri, dan aktualisasi diri. Dari kelima tingkatan tersebut kebutuhan fisiologis merupakan prioritas tertinggi dalam hierarki Maslow. Salah satu kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi adalah kebutuhan oksigenasi (Potter dan Perry, 2005 : 613).

14 3 Oksigen (02) merupakan salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme, untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel tubuh. Secara normal elemen ini diperoleh dengan cara menghirup udara ruangan dalam setiap kali bernafas. Penyampaian O2 ke jaringan tubuh ditentukan oleh interaksi sistem Respirasi, kardiovaskuler dan keadaan hematologis (Harahap, 2004). Kebutuhan oksigenasi pada anak sangatlah penting dan harus dipenuhi, jika tidak ditangani sering menyebabkan gangguan ventilasi dan perfiisi yang menimbulkan hipoxia, hipercarbia, dan juga dapat memperlambat proses pertumbuhan dan perkembangan pada anak (Umar, 2004). Berdasarkan kasus latar belakang di atas penulis tertarik untuk menyusun Karya Tulis Ilmiah dengan judul "Asuhan Keperawatan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Napas pada An. R di Bangsal Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta" tentang pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada anak karena jika tidak diatasi akan menimbulkan gejala yang semakin berat bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pemafasan yang dapat mengakibatkan kematian. Penulis menggunakan proses asuhan keperawatan yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi.

15 4 B. TUJUAN PENULISAN 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus ketidakefektifan bersihan jalan napas pada An. R dengan ISPA di RS Panti Waluyo Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada An R dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien ISPA. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada An. R dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien ISPA. c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada An. R dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien ISPA. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada An. R dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien ISPA. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada An. R dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien ISPA. f. Penulis mampu menganalisa kondisi pada An. R dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas pada pasien ISPA. C. MANFAAT 1. Bagi Institusi Keperawatan Dapat memberikan informasi tentang asuhan keperawatan anak pada pasien dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi, khususnya pada pasien ISPA sehingga perawat dapat memberikan asuhan keperawatan

16 5 pada pasien dengan lebih optimal serta meningkatkan ketrampilan dalam memberikan penatalaksanaan yang lebih baik pada pasien ISPA. Perawat mampu bersikap profesional dalam memberikan asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien ISPA. 2. Institusi Pendidikan Sebagai informasi kepada mahasiswa tentang asuhan keperawatan anak pada pasien ISPA, sehingga dapat memberikan gambaran tentang penatalaksanaan pemenuhan oksigenasi pada pasien ISPA. 3. Bagi Penulis a. Mengetahui informasi serta mampu menerapkan asuhan keperawatan tentang pemenuhan kebutuhan oksigensi pada pasien ISPA, sehingga dapat mengembangkan wawasan penulis. b. Mendorong penulis untuk mengembangkan diri, berpandangan luas, serta bersikap profesional dalam memberikan asuhan keperawatan anak khususnya pada pasien ISPA

17 BAB II LAPORAN KASUS Pada bab ini penulis akan menulis laporan kasus tentang kebutuhan oksigenasi dengan ketidakefektifan bersihan jalan napas. Penulisan menggunakan metode dari pengkajian, diagnosa, intervensi, implementasi dan evaluasi. Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 April 2013 jam WIB, pada kasus ini diperoieh data dengan cara auto anamnesa dan alio anamnesa, pengamatan dan observasi langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis, catatan perawat. A. IDENTITAS KLIEN Data pengkajian tersebut didapatkan hasil identitas klien, bahwa inisial klien An. R, umur klien 2 tahun 7 bulan, klien beragama Islam, alamat Boyolali, nomor register , dirawat di bangsal Bakung Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. Dokter mendiagnosa bahwa An. R dengan ISPA. Klien masuk Rumah Sakit pada tanggal 22 April 2013 melalui poli anak. Penanggung jawab klien adalah Tn. S, umur 37 tahun, pendidikan SLTA pekerjaan wiraswasta, hubungan dengan klien adalah ayah klien. 6

18 7 B. PENGKAJIAN 1. Riwayat Kesehatan Klien Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa riwayat kesehatan klien, keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah ibu mengatakan An. R batuk berdahak. Riwayat kesehatan sekarang adalah keluarga klien mengatakan 4 hari sebelum masuk Rumah Sakit klien panas, terutama pada malam hari, batuk kurang lebih 3 minggu, berdahak. Pada tanggal 22 April 2013 klien dibawa oleh keluarganya ke poli Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta dan dokter menyarankan untuk dirawat, klien di IGD mendapatkan terapi infuse RL 10 tpm, injeksi Bactesyn 250 mg diberikan melalui IV, kemudian klien dipindah ke bangsal Bakung. Pengkajian yang dilakukan didapatkan hasil klien sulit bernapas, batuk berdahak, batuk sewaktu waktu, klien tampak lemas, pergerakanya bebas namun terbatas, tampak berbaring, dilakukan vital sign dengan hasil, Nadi : 102 kali per menit, irama teratur, teraba di nadi karotis, Suhu : 39,1 derajat celcius, Respirasi: 36 kali per menit, napas tidak teratur dan cepat dangkal. Riwayat kesehatan lalu, kehamilan : partus kedua belum pernah aborsi, klien lahir pada tanggal 22 Agustus 2010, gestasi saat lahir 9 bulan, saat mengandung ibu klien tidak mengkonsumsi obat. Persalinan, tipe persalinan secara sectio caesaria, persalinan di DKT Slamet Riyadi Surakarta dengan indikasi panggul sempit. Post natal, berat baru lahir 2800 gram, panjang lahir 49 cm, keluar dari ruang perawatan tanggal 30

19 8 Agustus 2010 dan pada klien tidak terdapat kelainan bawaan. Keluarga mengatakan imunisasi klien lengkap namun lupa tanggal pemberianya. Keluarga mengatakan klien mempunyai kebiasaan khusus dalam tingkah laku yaitu menghisap ibu jari. Pertumbuhan dan perkembangan, berat baru lahir gram, saat usia 6 bulan 6 kg, berat badan saat ini 11 kg, gigi belum lengkap. Pertumbuhan dan perkembangan pasien dalam keadaan normal. Riwayat kesehatan keluarga adalah keluarga mengatakan tidak ada penyakit keturunan atau menular, riwayat kesehatan sebelumnya adalah keluarga mengatakan pasien pernah dirawat di Rumah Sakit pada bulan Mei 2012 dengan penyakit yang sama yaitu ISPA. Keluarga mengatakan saat ini klien masih minum ASI serta susu formula kurang lebih 3 botol perhari (@ 200 cc), terkadang minum air putih, makan nasi, sayur, lauk, pauk 3 kali sehari. Selama sakit keluarga klien mengatakan klien minum ASI dan susu formula kurang lebih 2 botol per hari (@ 200 cc), terkadang minum air putih, makan makanan dari RS 4 sampai 5 sendok per porsi, sehari 3 kali. Hasil Z- Score didapatkan WAZ = -2 (N= -2 s/d + 2 SD), HAZ = - 0,14 (N= -2 s/d + 2 SD), WHZ = -2,07 (N= +2 s/d -2 SD). Hasil interpretasi status gizi An. R normal. Keluarga mengatakan sebelum sakit klien BAB 1 kali per hari, BAK 4 kali sehari, warna kuning, bau khas, untuk BAB warna kuning

20 9 padat. Setelah sakit keluarga mengatakan BAB 1 kali per hari, warna kuning, padat dan BAK 4 kali per hari, bau khas, warna kuning. 2. Pemeriksaan Fisik Berdasarkan pengkajian didapatkan pemeriksaan fisik dan penilaian keadaan umum adalah cukup, kesadaran composmentis atau sadar penuh. Pemeriksaan fisik; kepala klien mesosefal, rambut tipis, mata klien konjunctiva tidak anemis, pupil isokor, sklera tidak ikterik. Hidung simetris, tidak ada polip, tidak ada sekrel. Mulut simetris, gigi belum lengkap, mukosa bibir kering; Pemeriksaan dada: inspeksi paru pengembangan dada kanan-kiri simetris, palpasi. vocal fremitus kanan kiri sama, perkusi : bunyi paru sonar, auskultasi : terdengar suara nafas tambahan ronkhi (grok-grok). Pemeriksaan jantung inspeksi: pulsasi ictus cordis tidak tampak, palpasi: ictus cordis teraba di SIC V, perkusi: bunyi pekak, auskultasi bunyi jantung I & II murni tidak ada bising. Pemeriksaan abdomen inspeksi : bentuk datar, tidak ada jejas, auskultasi : peristaltic usus 36x/menit, perkusi: bunyi abdomen hipertimpani, palpasi : tidak ada nyeri tekan. Tanda- tanda vital pada tanggal 22 April 2013 Suhu 39,1 derajat celcius, Respirasi 36 kali per menit, irama nafas tidak teratur, denyut Nadi 102 kali per menit dan irama teratur, teraba di nadi karotis.

21 10 Untuk genogramnya : An. R Gambar 2.1. Genogram Keterangan : : Perempuan meninggal : Laki-laki meninggal : Laki-laki : Pasien : Perempuan : Tinggal Serumah 3. Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan penunjang laboratorium pada tanggal 22 April 2013 yaitu Hemoglobin 12,0 g/dl (N P: g/dl,lk: g/dl), Hematokrit 37,3 % (N P: % Lk : %), Leukosit 7,600 mm3 (N 4, ), Limfosit 36,9% (N 36-52), Monosit 11,1% (N 0-50), MCH 23 Pg (N 29-33), MCHC 32 g/dl (N 32-36)

22 11 4. Terapi obat Terapi obat pada tanggal April 2013 klien mendapatkan infuse Ringer Laktat 10 tpm, injeksi Bactesyn 250 mg diberikan secara IV, injeksi Ceftriaxone 1/3 gr (1,6 mg)/ 8 jam diberikan secara IV, injeksi Lameson (6,25 mg)/ 8 jam diberikan secara IV, sanmol /8 jam cth diberikan secara oral, untuk obat nebulizer: ventolin 1,75 mg/8 jam, pulmicort 50 mg/8 jam. Dari data hasil pengkajian dan observasi di atas, penulis melakukan analisa data kemudian merumuskan diagnosa keperawatan yang sesuai dengan prioritas, menyusun intervensi keperawatan, melakukan implementasi, dan evaluasi tindakan. C. PERUMUSAN MASALAH Prioritas diagnosa keperawatan adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan banyaknya mukus. Data yang menunjang dengan diagnosa tersebut adalah data subyektif: ibu klien mengatakan batuk sudah 3 minggu, sulit untuk bernapas. Data obyektif; dahak keluar jika batuk, terdapat suara nafas tambahan ronkhi (grok-grok), irama napas tidak teratur (cepat dangkal) dan frekuensi pernapasan 36 kali per menit. D. TUJUAN DAN KRITERIA HASIL Tujuan yang dibuat penulis berdasarkan kriteria SMART (Spesifik, Measurable, Achievable, Reasonable, Time) adalah setelah dilakukan

23 12 tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas dapat teratasi dengan kriteria hasil, klien tidak sesak napas, suara nafas bersih, nafas vesikuler, irama teratur dan frekuensi pemafasan 25 kali per menit (Potter dan Perry, 2005). E. INTERVENSI KEPERAWATAN Intervensi atau rencana tindakan keperawatan yang akan dilakukan berdasarkan ONEC (Observasi, Nursing intervensi, Edukasi, Colaborasi) yaitu observasi Respirasi, frekwensi, irama, rasional : untuk mengetahui percepatan nafas klien, auskultasi suara nafas, rasional : untuk mengetahui adanya bunyi tambahan, ajarkan batuk efektif, rasional : untuk mengeluarkan dahak, atur posisi tidur dengan semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi, rasional: untuk melancarkan saluran pernafasan, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat dan Nebulizer, rasional : sebagai bronkodilator, dan mengencerkan dahak F. IMPLMENTASI KEPERAWATAN Implementasi keperawatan atau tindakan keperawatan dilakukan selama 3 hari. Tanggal 22 April pada jam 10,05 WIB mengobservasi Respirasi klien, respon subyektif: keluarga mengatakan iya, respon obyektif: RR: 36 kali per menit, frekwensi dangkal, irama cepat. Pada jam WIB mencatat adanya suara tambahan, respon subyektif: keluarga mengatakan setuju, respon obyektif: suara ronkhi, Pada jam WIB mengajarkan

24 13 batuk efektif ke orang tua untuk dilakukan ke klien. Respon subyektif: Ibu mengatakan bersedia, respon obyektif: ibu terlihat paham. Pada jam berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian program terapi, respon subyektif: keluarga mengatakan bersedia, respon obyektif: Injeksi cefriaxone 1/3 (1,6 mg)/8 jam diberikan secara IV dan injeksi lameson 1/4 sampul mg)/ 8 jam diberikan secara IV, sanmol /8 jam diberikan secara oral. Pada jam WIB mengatur posisi tidur semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi, respon subyektif: ibu mengatakan mengerti, respon objektif: ibu terlihat paham. Pada tanggal 23 April 2013 jam WIB mengobservasi Respirasi, respon subyektif: keluarga mengatakan iya, respon obyektif; RR: 35 kali per menit, frekuensi dangkal, irama cepat, terdapat suara tambahan (ronkhi). Pada jam WIB kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian program terapi, respon subyektif: keluarga mengatakan mengerti, respon obyektif: nebulizer ventolin 1,75 mg/ 8 jam dan pulmicort 50 mg/ 8 jam. Pada jam WIB mencatat adanya suara tambahan, respon subyektif: keluarga mengatakan setuju, respon obyektif: suara ronkhi. Pada jam WIB mengajarkan batuk efektif ke orang tua untuk diajarkan ke klien, respon subyektif ; keluarga mengatakan mengerti, respon obyektif: ibu mencoba melakukan. Pada jam WIB berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian program, respon subyektif: keluarga mengatakan bersedia, respon obyektif: injeksi ceftriaxone 1/3 (1,6 mg) /8 jam diberikan secara IV, injeksi

25 14 lameson 1/4 (2 mg) jam diberikan secara IV, sanmol /8 jam diberikan secara oral. Pada tanggal 24 April 2013 jam WIB mengobservasi Respirasi, subyektif : pasien diam saja, obyektif : Respirasi : 30 kali per menit, Frekuensi dangkal, irama tidak teratur, terdapat suara tambahan {ronkhi). Pada jam WIB mencatat adanya suara tambahan, subjektif: keluarga mengatakan bersedia, objektif : suara ronkhi, Pada jam WIB mengajarkan keluarga batuk efektif untuk dilakukan ke-klien, subjektif : keluarga mengatakan sudah mencoba, objektif : terlihat paham. Pada jam WIB berkolaborasi dengan tim medis dalam pemberian program terapi, subjektif ; keluarga mengatakan setuju, objektif : injeksi ceftriaxone 1/3 (1,6 mg) / 8 jam diberikan secara IV, injeksi lameson 1/4 mg)/ 8 jam diberikan secara IV, sanmol /8 jam diberikan secara oral. G. EVALUASI KEPERAWATAN Evaluasi pada tanggal 22 April 2013, subyektif : keluarga pasien mengatakan masih batuk. Obyektif : Pasien batuk dengan keras dan mengeluarkan dahak. Analisa : masalah belum teratasi. Planning : intervensi dilanjutkan; mengobservasi Respirasi, mencatat adanya suara tambahan, mengajarkan batuk efektif kepada orang tua, berkolaborasi dalam pemberian program terapi. Evaluasi pada tanggal 23 April 2013, subyektif: keluarga mengatakan masih batuk. Obyektif: Pasien batuk dan mengelurkan dahak, terdapat suara

26 15 tambahan (ronkhi). Analisa: masalah belum teratasi. Planning : intervensi dilanjutkan, mengobservasi Respirasi mencatat adanya suara tambahan, mengajarkan batuk efektif kepada orang tua, berkolaborasi dalam pemberian program terapi. Evaluasi pada tanggal 24 April 2013, subyektif: keluarga mengatakan masih batuk. Obyektif : pasien batuk, terdapat suara tambahan (ronkhi). Analisa : masalah belum teratasi, Planning : intervensi dilanjutkan, mengobservasi klien, mencatat adanya suara tambahan, mengajarkan batuk efektif kepada orang tua, berkolaborasi dalam pemberian program terapi.

27 BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang studi kasus yang dilakukan pada tanggal April 2013 di bangsal Bakung, yang meliputi pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. Pembahasan pada bab ini terutama membahas adanya kesesuaian maupun kesenjangan antara teori dan kasus. Penulis membahas diagnosa keperawatan utama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas, yang berkaitan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi. Alasan penulis membahas tentang diagnosa tersebut karena kebutuhan oksigenasi merupakan prioritas tertinggi dalam kebutuhan dasar manusia, maka dari itu penanganannya harus diutamakan. Infeksi saluran nafas atas adalah infeksi yang disebabkan mikroorganisme di struktur saluran napas atas yang tidak berfungsi untuk pertukaran gas, termasuk rongga hidung, faring dan laring. Penyakit yang termasuk dalam ISPA antara lain pilek, faringitis atau radang tenggorok, laringitis, dan influenza tanpa komplikasi (Corwin, 2009 : 538). 1. Pengkajian Pengkajian keperawatan adalah tahap awal dari proses keperawatan dan merupakan suatu proses pengumpulan data yang sistematis dari berbagai sumber untuk mengevaluasi dan 16

28 17 mengidentivikasi status kesehatan klien. Informasi yang didapat dari klien (sumber data primer), data yang didapat dari orang lain (data sekunder), catatan kesehatan klien, informasi atau laporan laboratorium, tes diagnostik, keluarga dan orang yang terdekat atau anggota tim kesehatan merupakan pengkajian data dasar (Nursalam, 2008 : 29). Berdasarkan hasil pengkajian didapatkan bahwa riwayat kesehatan klien, keluhan utama yang dirasakan oleh klien adalah keluarga mengatakan An. R batuk berdahak. Keluarga klien mengatakan pada tanggal 18 April 2013 (4 hari sebelum masuk rumah sakit) klien mengalami demam disertai batuk kurang lebih 3 minggu, mengeluarkan dahak. Pada saat dikaji klien mengeluh batuk berdahak. Dari pemeriksaan fisik diatas, dapat dilihat bahwa tanda gejala pada klien sesuai dengan referensi yang menyebutkan bahwa gambaran secara umum yang sering dijumpai pasien ISPA adalah faringitis, sakit tenggorokan, batuk, nyeri retrosternal. Setelah beberapa hari akan terdapat produksi sputum yang banyak, dapat bersifat purulen tetapi dapat juga mukopurulen. Peradangan faring biasanya menyebabkan hiperaktivitas saluran pernapasan yang memudahkan terjadinya faringospasme. Pada pemeriksaan fisik, biasanya ditemukan keadaan normal, dan kadang-kadang terdengar suara ronkhi jika produksi sputum meningkat (Djojodibroto, 2012: ). Penyakit ISPA pada anak-anak umumnya sama seperti orang dewasa, menyebabkan inflamasi dan pembengkakan pada saluran

29 18 pernapasan. Tanda gejala yang terjadi pada anak-anak akan lebih nyata karena saluran napas lebih sempit daripada orang dewasa sehingga anakanak lebih rentan untuk terjadi sumbatan jalan napas. Pemeriksaan fisik adalah mengukur tanda-tanda vital, pemeriksaan head to too, dan pengukuran lainya. Pemeriksaan fisik menggunakan teknik inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi (Potter dan Perry, 2005 : 159). Dari hasil pengkajian fisik pada klien didapatkan Pemeriksaan dada: inspeksi paru pengembangan dada kanan-kiri simetris, palpasi vocal fremitus kanan kiri sama, saat diperkusi bunyi paru sonor, dan saat diauskultasi terdengar suara nafas tambahan ronkhi (grok-grok). Tandatanda vital nadi 102 kali per menit dan irama teratur, teraba di nadi karotis, suhu 39,1 derajat celcius, Respirasi 36 kali per menit, irama napas tidak teratur, cepat dangkal. Pemerikasaan darah didapatkan Hemoglobin 12,0 g/dl (N P: g/dl,lk -18 g/dl), Hematokrit 37,3 % (N P: % Lk : %), Leukosit 7,600 mm3 (N 4, ), Limfosit 36,9% (N 36-52), Monosit 11,1% (N 0-50),MCH 23 Pg (N 29-33), MCHC 32 g/dl (N 32-36). Pada pemeriksaan laboratorium pasien ISPA difokuskan ke pemeriksaan hematokrit untuk mengetahui konsentrasi eritrosit dalam darah (Potter dan Perry, 2005). Pasien ISPA akan timbul penyempitan atau tersumbaty saluran pemafasan, hal ini karena semua jenis infeksi mengaktifkan respon imun

30 19 dan inflamasi sehingga terjadi pembengkakan jaringan yang terinfeksi. Reaksi inflamasi menyebabkan peningkatan produksi mucus yangberperan menimbulkan ISPA, yaitu kongesti atau hidung tersumbat, sputum berlebihan, dan rabas hidung atau pilek (Corwin, 2009 : 538). Sekret yang terakumulasi akan mengakibatkan sumbatan pada saluran nafas, sehingga oksigen yang dapat masuk ke saluran pernapasan akan beriairang. Tubuh mengkompensasinya dengan cara meningkatkan usaha napas, hal ini ditandai dengan perubahan frekuensi dan irama napas. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala yang terjadi pada klien. Klien mengeluh sulit untuk bernapas. Pada klien juga terdapat perubahan frekuensi 36 kali per menit, irama napas tidak teratur cepat dangkal. 2. Diagnosa Diagnosa adalah sebuah label singkatan menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi di lapangan, kondisi ini dapat berupa masalahmasalah yang aktual dan potensial (Wilkinson, 2007). Berdasarkan pengkajian yang telah dilakukan penulis, dapat ditegakkan diagnosa keperawatan utama yaitu ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan banyaknya mukus. Hal ini ditandai dengan terdapat suara napas tambahan (ronkhi), batuk tidak efektif, perubahan pada frekuensi dan ritme pernapasan. Ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah ketidakmampuan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk menjaga bersihan jalan napas. Batasan karakteristik dari

31 20 ketidakefektifan bersihan jalan napas adalah batuk yang tidak efektif, penurunan bunyi napas, suara napas tambahan (rales, crakles, ronkhi, wheezing), sputum dalam jumlah berlebih, sianosis, kesulitan bicara, mata terbuka lebar, perubahan frekuensi napas, perubahan irama napas, sianosis gelisah. Hal ini sesuai dengan tanda dan gejala yang terjadi pada klien yaitu yang memenuhi batasan karakteristik ketidakefektifan bersihan jalan napas, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas (Nanda, 2009 : 356). 3. Intervensi Tujuan keperawatan adalah pernyataan yang menjelaskan suatu tindakan yang dapat diukur berdasarkan kemampuan dan kewenangan perawat Penulis dalam menentukan tujuan dan kriteria hasil kasus di atas didasarkan pada metode SMART. S : Spesifi, tujuan harus spesifik dan tidak menimbulkan arti ganda. M : Measurable, tujuan keperawatan harus dapat diukur, khususnya tentang perilaku klien, dapat dilihat, didengar, diraba, dirasakan dan dibau. A : Achievable, tujuan harus dapat dicapai, R : Reasonable, tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, T : Time, mempunyai batasan waktu yang jelas (Nursalam, 2008:81). Tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan oleh penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2 x 24 jam diharapkan masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas teratasi, dengan kriteria hasil, klien menunjukkan pembersihan jalan napas efektif, mudah untuk

32 21 bernapas, irama teratur dan frekuensi pernafasan 25 kali per menit (Potter dan Perry, 2005 : 791). Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan kepada klien sesuai ONEC (Observal, Nurshing, Edukasi, Colaborasi) dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan klien dapat terpenuhi (Wilkinson, 2006). Berdasarkan diagnosa keperawatan yang telah dicetuskan maka penulis menyusun intervensi yang telah disesuaikan dengan NIC (Nursing Intervention Clasification), pantau respirasi, frekwensi, irama, rasional : untuk mengetahui keadaan nafas klien, auskultasi suara nafas, rasional : untuk mengetahui adanya bunyi tambahan, ajarkan batuk efektif, rasional : untuk mengeluarkan dahak, atur posisi tidur dengan semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi, rasional : untuk melancarkan saluran pernafasan, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat dan nebulizer, rasional : sebagai bronkodilator, dan mengencerkan dahak (Wilkinson, 2006 : 16 20). 4. Implementasi Menurut Potter dan Perry (2005) implementasi adalah tindakan keperawatan dimana tindakan yang diperlukan mencapai tujuan dan hasil yang diperkirakan dari asuhan keperawatan yang dilakukan dan diselesaikan. Implementasi yang telah dilakukan pada tanggal April 2013 berdasarkan intervensi yang telah direncanakan adalah mengobservasi respirasi klien bertujuan untuk mengetahui respirasi,

33 22 frekwensi, dan irama. Menurut Potter dan Perry (2005), mengauskultasi suara nafas tujuannya adalah untuk mengetahui adanya suara nafas tambahan. Mengajarkan batuk efektif kepada keluarga tujuannya mengeluarkan dahak klien. Mengatur posisi dengan semi fowler tujuannya untuk memaksimalkan ventilasi. Kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian program terapi. Mengajarkan dan menganjurkan keluarga untuk memberikan batuk efektif. Batuk efektif adalah tindakan keperawatan yang digunakan untuk mengeluarkan dahak pada saluran pernapasan. Hal ini merupakan salah satu penatalaksanaan pada pasien yang berguna untuk mengeluarkan dahak atau mengencerkan secret (Wong, 2009). Mengajarkan batuk efektif pada keluarga merupakan salah satu cara untuk menambah informasi dan pengetahuan pada keluarga. Tingkat pendidikan ibu berhubungan dengan peningkatan kasus ISPA. Hal ini disebabkan oleh karena adanya informasi / komunikasi terkait bidang kesehatan. Pada kasus diatas keluarga/ibu mempunyai informasi yang kurang tentang ISPA, sehingga dalam penanganan kesehatan klien memerlukan tindakan mandiri dari perawat yaitu edukasi, semakin meningkat pengetahuan ibu/keluarga semakin kecil kasus penderita ISPA (Wiwoho, dkk, 2004). Memberikan posisi tidur dengan semi fowler, karena hal ini bertujuan untuk memungkinkan ekspansi paru lebih baik dan mencegah aspirasi sekresi. Posisi semi fowler adalah posisi dimana paru-paru lebih

34 23 tinggi sehingga memungkinkan pada saat inspirasi oksigen yang masuk ke paru lebih banyak, ventilasi maksimal membuka area atelektasis dengan keadaan tersebut rnemaksimalkan pengembangan dada atau paru (Doenges, 2000). Implementasi selanjutnya adalah Kolaborasi dengan dokter pemberian terapi Nebulizer Ventolin dan pulmicort, implementasi tersebut bertujuan untuk melegakan jalan napas atau sebagai bronkodilator (Wong, 2009). Nebulizer adalah alat yang dapat mengubah obat yang berbentuk larutan menjadi aerosol secara terus-menerus dengan tenaga yang berasal dari udara yang dipadatkan atau gelombang ultrasonic (Wong, 2009). Ventolin dan pulmicort berfungsi sebagai gangguan pemapasan dimana bronkospasme dan sekresi mukus Rental yang berlebihan merupakan faktor komplikasi. (ISO, 2010 : 500). Dalam tujuan keperawatan penulis menetapkan dalam waktu 2x24 jam masalah kebersihan jalan napas bisa teratasi. Pada pasien ini telah dilakukan selama 2x24 jam tetapi masalah belum teratasi secara maksimal sehingga dilakukan selama 3 hari. Hal ini di karenakan pada saat dilakukan tindakan, pasien rewel sehingga perlu dilakukan intervensi yang lain. Berdasarkan intervensi yang telah direncanakan, semua intervensi telah dilakukan. Membina hubungan saling percaya telah dilakukan penulis, sehingga semua implementasi bisa dilakukan sesuai dengan intervensi yang direncanakan.

35 24 5. Evaluasi Evaluasi merupakan proses keperawatan untuk mengukur respon pasien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan pasien ke arah pencapaian tujuan (Potter dan Perry, 2005). Dalam tahap evaluasi penulis menggunakan metode SOAP. S: Subyektif data, O: Obyektif data, A: Analis atau Assesment dan P: Planning. Setelah melalukan implementasi di atas selama 3 hari dari tanggal April 2013 didapatkan evaluasi pada tanggal 22 April 2013 subyektif: keluarga klien mengatakan klien masih batuk. Obyektif: klien batuk dengan keras dan mengeluarkan dahak, analisis : masalah belum teratasi, Planning : intervensi dilanjutkan, mengobservasi Respirasi, mencatat adanya suara tambahan, mengajarkan batuk efektif kepada orang tua, berkolaborasi dalam pemberian program terapi. Evaluasi pada tanggal 23 April 2013 masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas belum teratasi, yang ditandai dengan, Subyektif : klien keluarga klien mengatakan masih batuk. Obyektif: pasien batuk dan mengeluarkan dahak, terdapat suara tambahan (ronkhi). Analisa: masalah belum teratasi. Planning : intervensi dilanjutkan, mengobservasi Respirasi, mencatat adanya suara tambahan, mengajarkan batuk efektif kepada orang tua, berkolaborasi dalam pemberian program terapi. Evaluasi pada tanggal 24 April 2013 masalah ketidakefektifan bersihan jalan napas belum teratasi, yang ditandai dengan, Subyektif : keluarga mengatakan klien masih batuk, Obyektif: pasien batuk, terdapat

36 25 suara tambahan (ronkhi). Analisa : masalah belum teratasi, Planning : intervensi dilanjutkan, mengobservasi Respirasi, mencatat adnya suara tambahan, mengajarkan batuk efektif kepada orang tua, berkolaborasi dalam pemberian program terapi. Evaluasi tindakan yang dilakukan selama 3 hari klien belum mampu mengatasi masalah sepenuhnya. Hal ini disebabkan karena pada saat batuk efektif dan nebulizer klien rewel sehingga perlu ditambahkan intervensi yang lainya, seperti fisioterapi dada.

37 26 B. SIMPULAN 1. Pembahasan Dari uraian bab pembahasan, maka penulis dapat menarik kesimpulan sebagai berikut : a. Hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada tanggal 22 April 2013 keluhan yang dirasakan An. R adalah batuk berdahak, frekuensi pernapasan 36 kali per menit, irama napas tidak teratur cepat dan dangkal, terdapat suara napas tambahan ronki. b. Diagnosa atau masalah keperawatan utama pada An. R adalah ketidakefektifan bersihan jalan napas berhubungan dengan banyaknya mukus. c. Rencana tindakan keperawatan, antara lain pantau Respirasi, frekwensi, irama. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan, ajarkan teknik batuk efektif, atur posisi tidur dengan semi fowler untuk memaksimalkan ventilasi, kolaborasi dengan medis untuk pemberian program terapi obat dan nebulizer. d. Tindakan keperawatan pada tanggal April 2013 berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat, antara lain mengobservasi Respirasi, frekwensi, irama, mengauskultasi suara nafas, mengajarkan batuk efektif, mengatur posisi tidur dengan semi fowler, kolaborasi dengan dokter pemberian terapi obat dan Nebulizer.

38 27 e. Evaluasi, penulis mengevaluasi kepada pasien setelah tindakan keperawatan yang dilakukan selama 3 hari. Hasil eveluasi pada tanggal 24 April 2013 yaitu masalah pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada diagnosa ketidakefektifan bersihan jalan napas dengan ISPA belum teratasi sepenuhnya. f. Analisa, keluarga pasien mengatakan batuk berdahak, tampak pasien batuk dengan keras dan mengeluarkan dahak. Pengelolaan asuhan keperawatan ketidakefektifan bersihan jalan napas belum teratasi karena tujuan dan kriteria hasil yang dibuat penulis belum tercapai. C. SARAN Dengan memperhatikan kesimpulan di atas, penulis memberi saran sebagai berikut: 1. Bagi Rumah Sakit Diharapkan dapat memberikan pelayanan kepada pasien lebih optimal dan meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit. 2. Bagi Institusi Pendidikan Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu pengetahuan dan ketrampilannya dalam melalui praktek klinik dan pembuatan laporan. 3. Bagi Penulis Selanjutnya

39 28 Diharapkan penulis dapat menggunakan atau memanfaatkan waktu lebih efektif, sehingga dapat memberikan asuhan keperawatan pada klien secara optimal.

40 DAFTAR PUSTAKA Corwin Elisabeth J, (2009), Baku Saku Patofisiologi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Dewi Angelina Chandra Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah dengan Kejadian ISP A pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gayamsari Kota Semarang. diakses pada tanggal 26 April 2013 Djojodibroto Darmanto, (2009), Respirologi (Respiratory Medicine), Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Doenges Marylin E, (2000), Rencana Asuhan Keperawatan Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Harahap Ikhsanuddin Ahmad Terapi Oksigen dalam Asuhan Keperawatan. Universitas Sumatera Utara diakses tanggal 26 April Nanda, (2009), Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Nenggala Asep Kurnia, (2007), Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, Penerbit Grafindo Media Pratama, Bandung. Nursalam, (2008), Proses dan Dokumentasi Keperawatan Konsep dan Praktik, Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Oktaviani della, dkk Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Perilaku Keluarga Terhadap Kejadian ISPA pada Balita di Kelurahan Cambai Kota Prabumulih Tahun Universitas Sriwijaya diakses tanggal 25 April Prameswari Galuh Nita Hubungan Lama Pemberian ASI Secara Eksklusif dengan Frekuensi Kejadian ISPA. diakses tanggal 25 April 2013.

41 Potter Patricia A, Perry Anne Griffin, (2005), Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses dan Praktik Edisi 4 Volume 1, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. Rachadian Dani, (2010), ISO Indonesia In/ormasi Spesialite Obat, Penerbit PT. ISFI, Jakarta. Umar Nazaruddin Sistem Pernafasan dan Suctioning pada Jalan Nafas. Universitas Sumatera Utara diakses tanggal 26 April Wiwoho Sadono, dkk Bayi Berat Lahir Rendah Sebagai Salah Satu Faktor Resiko Infeksi Daluran Pernafasan Akut pada Bayi. Universitas Diponegoro, Semarang diakses tanggal 24 April. Widoyono, (2011), Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan & Pemberantasannya, Penerbit Erlangga, Jakarta. Wilkinson Judith M, (2006), Buku Saku Diagnosis Keperawatan dengan Intervensi Nic dan Kriteria Hasil Noc, Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. P DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DI SUSUN OLEH : ELSA NELA SARI NIM. P.09017 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

KRISTINA NOVITA SARI. S NIM. P

KRISTINA NOVITA SARI. S NIM. P STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG BAKUNG RS PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH: KRISTINA NOVITA SARI.

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. D DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR DISUSUN OLEH : RIZKA NUGRAHENI NIM P.09097 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak nafas pada pasien asma di ruang IGD Rumah Sakit Roemani Semarang tanggal

Lebih terperinci

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A DENGAN BRONKITIS DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A DENGAN BRONKITIS DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A DENGAN BRONKITIS DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : PERTI SUTANTI NIM. P.09092 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. W DENGAN TUBERKULOSISS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : NURI TRI SUSANTI NIM.P.10115

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : VERA WILIS SEDAYU NIM. P.09110 PROGRAM

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. M DENGAN BRONKITIS KRONIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. M DENGAN BRONKITIS KRONIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. M DENGAN BRONKITIS KRONIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : ROSNITA YULIANA MANURUNG NIM. P.09044 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April Tanggal lahir : 21 Agustus : 8 bulan 7 hari BAB III TINJAUAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 28 April 2010 A. PENGKAJIAN 1. Identitas Pasien a. Biodata Pasien Nama : An. A Tanggal lahir : 21 Agustus 2009 Umur Jenis kelamin Suku Bangsa Agama

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. H DENGAN ASMA PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WONOREJO KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. H DENGAN ASMA PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WONOREJO KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. H DENGAN ASMA PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WONOREJO KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH : NITA ANDRIYANI NIM. P.10040 PROGRAM STUDI DIII

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) Mimatun Nasihah* Eka Ayu Apriliana** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS(ISPA) DI DESA TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS(ISPA) DI DESA TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR i STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS(ISPA) DI DESA TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH WAHYU YUNI LESTARI NIM. P09.054 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN : HIPERTERMI PADA AN.R DENGAN DEMAM TIPOID DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN : HIPERTERMI PADA AN.R DENGAN DEMAM TIPOID DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN : HIPERTERMI PADA AN.R DENGAN DEMAM TIPOID DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : HARTANTI PUJI LESTARI NIM. P.09023 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal 17-07-2012 jam 10.00 WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG 1. Identitas Pasien Nama Nn. S, umur 25 tahun,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 17-20 Mei 2011, pukul 14.30 WIB, di ruang mawar RSUD Tugurejo Semarang. 1. Biodata a. Identitas pasien Pasien bernama Ny.

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : INDAH YULIANA NIM. P.10029 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA NIM. P.09043 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan keperawatan pada Ny. F dengan diagnosa medis post sectio caesaria indikasi ketuban pecah dini di ruang Bougenville

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, 1 BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, PPOK, ISPA, dan lain-lain. WHO melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang Penyakit

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM : STUDI KASUS PADA Tn. A 72 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Tanggal : 17 Maret 2015 pukul : 12.30 WIB Pada pemeriksaan didapatkan hasil data

Lebih terperinci

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG LUKMAN RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH SEMARANG

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG LUKMAN RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH SEMARANG BAB III ASUHAN KEPERAWATAN An. H DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG LUKMAN RUMAH SAKIT MUHAMMADYAH SEMARANG A. PENGKAJIAN Tanggal 20 juni 2011, jam 10. 00 WIB 1. a) Biodata pasien Nama Usia Jenis kelamin

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : TRI SETYANINGSIH NIM. P.09051 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI Data Diri DokterMuda NamaPasien Alamsyah JenisKelamin Laki-laki 59 tahun No. CM 1-07-96-69 Soal 1 ReferensiLiteratur Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri dada dirasakan sekitar

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA AN. M DENGAN FEBRIS DI BANGSAL BAKUNG RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA AN. M DENGAN FEBRIS DI BANGSAL BAKUNG RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA AN. M DENGAN FEBRIS DI BANGSAL BAKUNG RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : DITA SARASWATI NIM. P.09012 PROGRAM STUDI DIII

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : PURWANTI NIM. P.10118 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Biodata Pasien Pengkajian dilakukan pada hari Senin, tanggal 11 Mei 2009 jam 07.30 WIB dengan cara alloanamnesa, autoanamnesa, observasi pasien dan catatan medis

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS

BAB III RESUME KASUS BAB III RESUME KASUS A. Pengkajian 1. Data identitas Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 25 januari 2009 sampai dengan06 febuari 2009 pada keluarga Tn. M yang tinggal di kelurahan Tlogosari

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA An.A DENGAN BRONKEOLITIS DI BANGSAL FLAMBOYAN RUMAH SAKIT UMUM DAERAH SUKOHARJO DI SUSUN OLEH : ADITYA NUR PRATAMA NIM. P.10071

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Negeri asal Suku Agama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat : A : 6 tahun : Jambi : Minang : Islam : Laki-laki : Pelajar : Sungai Penuh, Jambi Seorang pasien anak laki-laki,

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009).

BAB IV PEMBAHASAN A. PENGKAJIAN PERTAMA (11 JUNI 2014) obyektif serta data penunjang (Muslihatun, 2009). BAB IV PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas asuhan kebidanan pada bayi S dengan ikterik di RSUD Sunan Kalijaga Demak menggunakan manajemen asuhan kebidanan varney, yang terdiri dari tujuh langkah yaitu

Lebih terperinci

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TERAPI MUROTTAL A. Pengertian Terapi murottal adalah rekaman suara Al-Qur an yang dilagukan oleh seorang qori (pembaca Al-Qur an), lantunan Al-Qur an secara fisik mengandung

Lebih terperinci

BED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.

BED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp. BED SITE TEACHING Dani Dania D - 12100113044 Siti Fatimah - 12100113045 Lisa Valentin S - 12100113001 Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM P3D FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA RS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015 Identitas Pasien Nama : Tn.MS Umur : 80 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Hindu

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP )

SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) SATUAN ACARA PENYULUHAN ( SAP ) Topik : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Sasaran : 1. Umum : Keluarga pasien ISPA 2. Khusus: Pasien ISPA Hari/Tanggal : Jumat, 24 Januari 2014 Waktu : Pukul 9.30 10.00

Lebih terperinci

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan

BAB III TIJAUAN KASUS. Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan BAB III TIJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan membicarakan tentang tinjauan kasus dari pelaksanaan asuhan keperawatan pada An. A dengan Gastroenteritis dehidrasi sedang di ruang luqman Rumah Sakit Roemani

Lebih terperinci

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit serupa sebelumnya, batuk lama, dan asma disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat TB paru dan Asma

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit serupa sebelumnya, batuk lama, dan asma disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat TB paru dan Asma Identitas Pasien Nama: An. J Usia: 5 tahun Alamat: Cikulak, Kab Cirebon Jenis Kelamin: Perempuan Nama Ayah: Tn. T Nama Ibu: Ny. F No RM: 768718 Tanggal Masuk: 12-Mei-2015 Tanggal Periksa: 15-Mei-2015 Anamnesis

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORI. disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan. lumen pada bronkiolus (Suriadi & Rita, 2006).

BAB II TINJAUAN TEORI. disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan. lumen pada bronkiolus (Suriadi & Rita, 2006). BAB II TINJAUAN TEORI A. Definisi Bronchiolitis Bronchiolitis adalah suatu peradangan pada bronchiolus yang disebabkan oleh virus, dan merupakan suatu peradangan yang menyebabkan adanya edema atau pembengkakan

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan penyakit umum pada masyarakat yang di tandai dengan adanya peradangan pada saluran bronchial.

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN BRONCOPNEUMONIA DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN BRONCOPNEUMONIA DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN BRONCOPNEUMONIA DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO DI SUSUN OLEH : MEYKA ANDYTA SARY NIM. P.10107 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENGKAJIAN PNC. kelami

PENGKAJIAN PNC. kelami PENGKAJIAN PNC Tgl. Pengkajian : 15-02-2016 Puskesmas : Puskesmas Pattingalloang DATA UMUM Inisial klien : Ny. S (36 Tahun) Nama Suami : Tn. A (35 Tahun) Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Buruh Harian Pendidikan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. T DENGAN KANKER PARU DI RUANG BUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. T DENGAN KANKER PARU DI RUANG BUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. T DENGAN KANKER PARU DI RUANG BUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH: TEGUH TRIYONO P.09049 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 11 BAB II RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 22 Januari 20007 jam 07.30 WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 1. Biodata. a. Identitas

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang 27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. L : DECOMPENSASI CORDIS DI RUANG MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. L : DECOMPENSASI CORDIS DI RUANG MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. L : DECOMPENSASI CORDIS DI RUANG MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : RAUFI AH ANADH MAHENDAR NIM P.09040 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. H DENGAN OTITIS MEDIA DIRUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. H DENGAN OTITIS MEDIA DIRUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. H DENGAN OTITIS MEDIA DIRUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : HERMAN SUSILO NIM : P. 09078 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan

BAB I PENDAHULUAN. diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan BAB I PENDAHULUAN I. LATAR BELAKANG Kemampuan penyelenggaraan pelayanan kesehatan suatu bangsa diukur dengan menentukan tinggi rendahnya angka kematian ibu dan perinatal dalam 100.000 persalinan hidup.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post partum spontan di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung Semarang pada tanggal 14 sampai dengan

Lebih terperinci

NUR INDAH LESTARI NIM.P.11103

NUR INDAH LESTARI NIM.P.11103 PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN Nn. S DENGAN POST LUMPEKTOMI FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) SINISTRA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT DAERAH SUKOHARJO Karya

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA AN. Z DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAKUNG RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA AN. Z DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAKUNG RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA AN. Z DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAKUNG RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : LUSI HARTANTI NIM. P.09028 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dicegah dengan pengawasan antenatal dan perinatal yang baik. jepit bayi menangis yang dapat merangsang pernafasan. BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tujuan kelahiran bayi ialah lahirnya seorang individu yang sehat dari seorang ibu yang sehat. Bayi lahir sehat artinya tidak mempunyai gejala sisa atau tidak mempunyai

Lebih terperinci

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih PERTUSIS KELOMPOK III Amalia Putri Azizah Ayu Nila Sari Asri Nurul Falah Euis Oktaviani P Fitrah Rahmah Mariyatul Qibtiyah Rizqa A. M Selly M.P Susan Eka Putri Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan beban kerja pernafasan, yang menimbulkan sesak nafas, sehingga pasien mengalami penurunan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS HASANUDDIN S IDENTITAS PASIEN S NAMA: MUH FARRAZ BAHARY S TANGGAL LAHIR: 07-03-2010 S UMUR: 4 TAHUN 2 BULAN ANAMNESIS Keluhan utama :tidak

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) A. Definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronik dengan karakteristik

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA An.G DENGAN BRONKITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA An.G DENGAN BRONKITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA An.G DENGAN BRONKITIS DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : HASTIN NUR AINI NIM. P.09024 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

DI SUSUN OLEH : TYAS INDRIATI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

DI SUSUN OLEH : TYAS INDRIATI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN CAIRAN DAN ELEKTROLIT PADA An. N DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : TYAS INDRIATI NIM. P.10064

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI

ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI ASUHAN KEBIDANAN PADA Ny I GII P I00I INPARTU DENGAN GEMELLI Kustini Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan ABSTRAK Persalinan gemelli merupakan salah satu penyebab kematian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive Pulmonary Disease (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai masa keemasan (golden period), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Pengumpulan atau Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 22 Maret 2016 pukul 06.45

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada tanggal 9 April 2012 jam 08.00 WIB dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas Pasien Pasien bernama Ny. S, berumur 33 tahun, berjenis kelamin

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR Diajukan guna melengkapi tugas Komuda Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas klien Nama : Ny. S Umur : 49 Tahun Jenis kelamin : Perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Komprehensif Kebidanan..., Harlina Destri Utami, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ukuran yang digunakan untuk menilai baik buruknya keadaan pelayanan kebidanan dalam suatu negara atau daerah ialah angka kematian ibu. Angka Kematian Ibu (AKI) mencerminkan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : DENI SETIOWATI NIM. P.09011 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Tanggal pengkajian, 11 Maret 2010, jam 16.00. A. Biodata Pada saat dilakukan pengkajian pada Ny. R dari tanggal 11 Maret 2010 di ruang Fatimah, didapatkan data yaitu : umur 21 tahun,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.D DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.D DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY.D DENGAN POST PARTUM NORMAL DI RUANG FATIMAH RUMAH SAKIT ROEMANI SEMARANG Dalam bab ini penulis akan melaporkan Asuhan Keperawatan Pada Ny. D dengan Post

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. : 5,5 tahun. Tanggal Masuk : 17 Mei 2010 ( Jam ) Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2010 (Jam )

BAB III TINJAUAN KASUS. : 5,5 tahun. Tanggal Masuk : 17 Mei 2010 ( Jam ) Tanggal Pengkajian : 18 Mei 2010 (Jam ) BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian 1. Biodata a. Identitas Pasien Nama Umur Jenis Kelamin Suku Bangsa Agama : An. T : 5,5 tahun : Perempuan : Jawa : Islam Anak ke : 1 Alamat Diagnosa Medis : Plamongan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011.

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011. BAB III TINJAUAN KASUS Asuhan keperawatan dilakukan terhadap Tn. S dari pengkajian thypoid di RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011. A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM: STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. A YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPUREJO KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parekim paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh kainnya, termasuk meningitis, ginjal,

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA Ny S DENGAN ASMA (LAPORAN KASUS DI RUANG CEMPAKA RSUD JOMBANG)

ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA Ny S DENGAN ASMA (LAPORAN KASUS DI RUANG CEMPAKA RSUD JOMBANG) 54 ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA Ny S DENGAN ASMA (LAPORAN KASUS DI RUANG CEMPAKA RSUD JOMBANG) ANSHOR ADI SAPUTRA, INAYATUR ROSYIDAH, AGENG CATUR W. STIKES Insan Cendekia

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN BAB III ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 3 Juni 2009 jam 09.00 WIB dan memperoleh data-data dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan keluarga

Lebih terperinci

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Siti Sarifah Sonia Mahdalena Ranny Dwi H Novita Sari CANTIK Wardah Afipah Mitha Nur

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta. 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap. Umur : 32 tahun Umur : 35 tahun BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Tanggal masuk : 15 April 2013 Pukul : 10.00 WIB Tempat : Poli Kebidanan dan Kandungan RSUD Surakarta No. Register : 00015748 1. Pengumpulan Data Dasar Secara Lengkap

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Asuhan Kebidanan Komprehensif..., Witri Puji Rahayu, Kebidanan DIII UMP, 2015 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Setiap tahun sekitar 160 juta perempuan di seluruh dunia hamil. Sebagian besar kehamilan ini berlangsung dengan aman. Namun, sekitar 15% menderita komplikasi berat,dengan

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan

BAB IV PEMBAHASAN. Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan BAB IV PEMBAHASAN Pembuatan karya tulis ilmiah ini di buat dengan menggunakan asuhan kebidanan 7 langkah varney dan asuhan kebidan SOAP, dari bab pembahasan ini membahas kesenjangan yang di temukan saat

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak

BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK. : RSUD Sunan Kalijaga Demak BAB III TINJAUAN KASUS ASUHAN KEBIDANAN BAYI BARU LAHIR PATOLOGI DENGAN IKTERIK DI RSUD SUNAN KALIJAGA DEMAK A. TINJAUAN KASUS 1. Pengkajian Tempat : RSUD Sunan Kalijaga Demak Hari / Tanggal : Rabu, 11

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan

BAB III TINJAUAN KASUS. Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Keperawatan Pengkajian dilakukan pada tanggal 10 Mei 2010 jam 10.00 di Ruang Lukman RS Roemani Semarang, data diperoleh dari hasil wawancara dengan pasien, keluarga

Lebih terperinci

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN An. A DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAITUL ATHFAL RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

BAB III. ASUHAN KEPERAWATAN An. A DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAITUL ATHFAL RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG BAB III ASUHAN KEPERAWATAN An. A DENGAN GASTROENTERITIS DI RUANG BAITUL ATHFAL RUMAH SAKIT ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG A. PENGKAJIAN 1. a) Biodata pasien Nama Usia Jenis kelamin Agama Suku bangsa Alamat

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA Nur Hasanah* dan Heti Latifah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci