STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR"

Transkripsi

1 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : PURWANTI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DI SUSUN OLEH : PURWANTI NIM. P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 i

3 SURAT PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME Saya yang bertandatangan dibawah ini : Nama : Purwanti NIM : P Program Studi : DIII Keperawatan Judul : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut sesuai dengan ketentuan akademik yang berlaku. Surakarta, Juni 2013 Yang Membuat Pernyataan PURWANTI NIM. P ii

4 LEMBAR PERSETUJUAN Karya Tulis Ilmiah ini diajukan oleh : Nama : Purwanti NIM : P Program Studi Judul : DIII Keperawatan : ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR Telah disetujui untuk diujikan dihadapan Dewan Penguji Karya Tulis Ilmiah Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta Ditetapkan di : Surakarta Hari/Tanggal : 05 Juni 2013 Pembimbing : Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns NIK: (.....) iii

5 iv

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat penulis selesaikan. Oleh karena itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta serta selaku pembimbing dan penguji I yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, saran, selama penyusunan laporan Karya Tulis Ilmiah ini. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan serta penguji I dan sekaligus pembimbing yang telah memberikan kesempatan menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Joko Kismanto, S.Kep.,Ns selaku dosen penguji II yang telah membimbing dan memberi masukan-masukan, inspirasi, serta memfasilitasi demi kesempurnaannya studi kasus ini. v

7 4. Nurul Devi, S.Kep.,Ns, selaku dosen penguji III yang telah membimbing dan memberi masukan-masukan, inspirasi, serta memfasilitasi demi kesempurnaannya studi kasus ini. 5. Direktur RSUD Karanganyar yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan pengambilan kasus di Ruang Mawar I. 6. Seluruh Dosen dan Karyawan beserta Staff Prodi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 7. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat, kepercayaan, kasih sayang, kesabaran, nasihat dan dukungan dalam segala bentuknya serta atas doanya selama ini yang tidak terbalas oleh apapun. 8. Kakakku tercinta yang selalu memberikan semangat dan doa. 9. Yusuf Bachtiar yang selalu memberi semangat dan motivasi, yang selalu sabar mendengarkan keluh kesah saya dalam proses penulisan Karya Tulis Ilmiah. 10. Sahabat dan teman-teman angkatan 2013 Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam laporan Karya Tulis Ilmiah ini, oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan laporan Karya Tulis Ilmiah ini. Surakarta, Juni 2013 Penulis vi

8 DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME... ii LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING... iii HALAMAN PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1 B. Tujuan Penulisan... 4 C. Manfaat Penulisan... 5 BAB II LAPORAN KASUS A. Identitas Klien... 7 B. Pengkajian... 7 C. Perumusan Masalah Keperawatan D. Perencanaan Keperawatan E. Implementasi Keperawatan F. Evaluasi Keperawatan vii

9 BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan B. Simpulan C. Saran Daftar Pustaka Lampiran Daftar Riwayat Hidup viii

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 2 Format Pendelegasian Pasien Lampiran 3 Log Book Lampiran 4 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 5 Asuhan Keperawatan Lampiran 6 Daftar Riwayat Hidup ix

11 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberculosis Paru (TBC) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia. Menurut WHO, di seluruh dunia setiap tahun ditemukan sekitar 8 juta kasus baru. Indonesia merupakan negara dengan kasus TBC terbesar ketiga setelah India dan Cina dengan perkiraan jumlah kasus pada tahun 2003 adalah penderita dan kasus merupakan TBC paru BTA positif (Mahmudin, 2007). Di Indonesia dilaporkan angka prevalensi mencapai 11,7 persen, dengan resiko infeksi 1,64 persen. Angka prevalensi diperoleh sebesar 786 per penduduk, 44 persennya adalah tuberkulosis dengan BTA positif. Penemuan kasus TB Paru BTA positif, masih rendah dari target yang ditetapkan oleh Departemen kesehatan dalam standar pelayanan minimal menuju Indonesia sehat 2010 yaitu 70 persen. Dalam kurun waktu tiga tahun terakhir penemuan kasus TB paru BTA positif di Provinsi Jawa Tengah menurun. Prevalensi tuberculosisparu (TBC) provinsi Jawa Tengah masih diatas angka nasional (0,99 persen) (Nizar, 2010). Prevalensi di RSUD Karanganyar tuberkulosis menduduki peringkat ke-4 dari 10 kasus terbanyak di ruang Mawar I (RSUD Karanganyar, 2012). Penyakit tuberkulosis paru (TBC) dimulai dari tuberculosis, yang berarti suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang 1

12 2 (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberculosis. Penularan penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberculosis paru (TBC). Pada saat penderita batuk, butir-butir air ludah beterbangan di udara dan terhisap oleh orang sehat, sehingga masuk ke dalam paru-parunya, yang kemudian menyebabkan penyakit tuberculosis paru (TBC). Pada penyakit tuberculosis paru (TBC), jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9%) (Naga, 2012). Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi TB terjadi melalui udara yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi. Sel efektor adalah makrofag, dan limfosit (biasanya sel T) adalah sel imunoresponsif. Basil tuberkel yang mencapai permukaan alveolus biasanya diinhalasi sebagai suatu unit yang terdiri dari satu sampai tiga basil, gumpalan basil yang lebih besar cenderung tertahan di saluran hidung dan cabang besar bronkus dan tidak menyebabkan penyakit (Price, 2006). Seseorang ditetapkan sebagai penderita tuberkulosis apabila ditemukan gejala klinis utama (cardinal symtom). Gejalanya berupa batuk berdahak lebih dari 3 minggu, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernapasan dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah, pembuluh limfe, atau langsung ke organ terdekat (Widoyono, 2012).

13 3 Pernafasan dapat berubah karena kondisi atau penyakit yang mengubah stuktur dan fungsi paru. Otot-otot pernafasan, ruang pleura, dan alveoli sangat penting untuk ventilasi, perfusi, dan pertukaran gas pernafasan. Kerja pernafasan ditentukan oleh tingkat kompliansi paru, tahanan jalan nafas, keberadaan ekspansi yang aktif, dan penggunaan otot-otot bantu pernapasan (Potter & Perry, 2005). Oksigenasi (respirasi) adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen kedalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO 2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi (Riyadi, 2012). Pemenuhan kebutuhan oksigenasi merupakan bagian dari kebutuhan fisiologis. Oksigen sangat berperan dalam proses metabolisme tubuh. Kebutuhan oksigen dalam tubuh harus terpenuhi karena apabila kebutuhan oksigen dalam tubuh berkurang maka akan terjadi kerusakan pada jaringan otak dan apabila hal tersebut berlangsung lama akan terjadi kematian. Proses pemenuhan kebutuhan oksigen dilakukan dengan cara pemberian oksigen melalui saluran pernafasan, membebaskan saluran pernafasan dari sumbatan yang menghalangi masuknya oksigen, memulihkan dan memperbaiki organ pernafasan agar berfungsi secara normal (Hidayat, 2004). Berdasarkan hasil pengkajian dan observasi penulis pada Tn. S pada tanggal 25 April 2013 diperoleh data bahwa Tn. S mengalami sesak napas yang akan mengganggu proses oksigenasi, apabila tidak terpenuhi akan menyebabkan metabolisme sel terganggu, dan terjadi kerusakan pada jaringan otak apabila hal tersebut berlangsung lama akan menyebabkan kematian.

14 4 Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis mengambil kasus dengan judul Asuhan Keperawatan Pemenuhan Kebutuhan Oksigenasi Pada Tn. S dengan Tuberculosis Paru (TBC) Di Ruang Mawar I RSUD Karanganyar. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. S dengan Tuberculosis Paru (TBC) di Ruang Mawar I RSUD Karanganyar. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melakukan pengkajian pada Tn. S dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan Tuberculosis Paru (TBC) di Ruang Mawar I RSUD Karanganyar. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Tn. S dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan Tuberculosis Paru (TBC) di Ruang Mawar I RSUD Karanganyar. c. Penulis mampu menyusun rencana Asuhan Keperawatan pada Tn. S dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan Tuberculosis Paru (TBC) di Ruang Mawar I RSUD Karanganyar. d. Penulis mampu melakukan implementasi pada Tn. S dengan pemenuhan kebutuhan oksigenasi dengan Tuberculosis Paru (TBC) di di Ruang Mawar I RSUD Karanganyar.

15 5 e. Penulis mampu melakukan evaluasi pada Tn. S dengan pemenuhan kebutuhan oksigensai dengan Tuberculosis Paru (TBC) di Ruang Mawar I RSUD Karanganyar. f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. S dengan Tuberculosis Paru (TBC) di Ruang Mawar I RSUD Karanganyar. C. Manfaat Penulisan 1. Bagi Penulis Sebagai sarana dan alat dalam memperoleh pengetahuan dan pengalaman khususnya di bidang keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan Tuberculosis paru (TBC). 2. Bagi Instansi Pendidikan Sebagai bahan masukan dalam kegiatan proses belajar mengajar tentang asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan Tuberculosis paru (TBC) dapat digunakan sebagai acuan praktek mahasiswa keperawatan. 3. Rumah Sakit Sebagai bahan masukan dan evaluasi yang diperlukan dalam pelaksanaan praktek pelayanan keperawatan khususnya pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan Tuberculosis paru (TBC).

16 6 4. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran dan informasi dibidang keperawatan tentang asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan Tuberculosis Paru (TBC). 5. Bagi Pembaca Hasil penulisan ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan kepada masyarakat tentang pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada pasien dengan Tuberculosis Paru (TBC).

17 7 BAB II LAPORAN KASUS Pengkajian dilakukan pada tanggal 25 April 2013 jam WIB, pada kasus ini pengkajian diperoleh dengan cara auto anamnesa dan allo anamnesa, pengamatan dan observasi langsung, pemeriksaan fisik, menelaah catatan medis, dan catatan keperawatan. A. Identitas Pasien Data pengkajian didapatkan data identitas pasien bahwa pasien bernama Tn. S, usia 70 tahun, jenis kelamin laki-laki, pekerjaan buruh, agama Islam, pendidikan SD, tanggal masuk 24 April 2013 Jam WIB. Yang bertanggung jawab adalah Tn S, usia 45 tahun, pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP), pekerjaan swasta, hubungan dengan pasien adalah anak pasien. B. Pengkajian Riwayat Kesehatan 1. Riwayat Kesehatan Pasien Pengkajian riwayat kesehatan pasien pada pukul WIB, keluhan utama yang dirasakan oleh pasien adalah sesak nafas. Riwayat penyakit sekarang Tn. S mengatakan batuk dahak susah keluar dan sesak nafas ± 3 hari. Pasien sudah diperiksakan ke pelayanan kesehatan terdekat tetapi tidak ada perubahan kemudian pasien dibawa ke puskesmas 7

18 8 Ngargoyoso. Pada tanggal 24 April 2013 Jam WIB pasien dirujuk ke RSUD Karanganyar dan mendapatkan terapi cairan infus RL 20 tetes/menit dan dianjurkan untuk rawat inap di ruang Mawar I kamar III. Pemeriksaan tanda tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 110/80 mmhg, nadi 80 kali per menit, suhu 36,5 0 C, pernafasan 29 kali per menit. Pengkajian riwayat penyakit dahulu keluarga mengatakan pasien sebelumnya pernah mondok di puskesmas karena penyakit yang sama sekitar 3 bulan yang lalu. Riwayat kesehatan keluarga, keluarga mengatakan dalam anggota keluarganya belum pernah ada yang mengalami sakit seperti yang diderita pasien saat ini. Pasien juga mengatakan dalam keluarga tidak ada yang mempunyai riwayat penyakit keturunan seperti hipertensi, DM maupun asma. Riwayat kesehatan lingkungan, keluarga pasien mengatakan tinggal di perkampungan, kondisi lingkungannya bersih, pencahayaan ruangan kurang, ventilasi rumah baik, jendela jarang dibuka setiap harinya. 2. Pengkajian Pola Fungsi Gordon Pengkajian pola fungsi gordon pada pola aktifitas dan latihan pasien mengatakan sebelum sakit ia dapat melakukan aktifitasnya secara mandiri, dalam kondisi sakit pasien mengatakan keadaan tubuh sangat lemah sehingga dalam melakukan aktivitas sehari-hari seperti makan/minum, berpakaian, mobilisasi tempat tidur dan bepindah dibantu oleh keluarga atau orang lain (nilai tingkat aktivitasnya dua), toileting dibantu dengan alat (nilai tingkat aktifitasnya 1) dan dalam ambulasi/rom dilakukan secara mandiri.

19 9 3. Hasil Pemeriksaan Fisik dan Penilaian Hasil dari pengkajian pemeriksaan fisik didapatkan data keadaan umum pasien sedang, kesadaran composmentis, glasgow coma scale 15 eye 4, motoric 6, verbal 5, untuk tanda- tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 110/80 mmhg, nadi 80 kali per menit, suhu 36,5 derajat celcius, pernafasan 29 kali per menit. Pemeriksaan fisik kepala bentuk mesochepal, rambut warna hitam beruban sedikit kotor dan berketombe. Mata simetris antara kanan dan kiri, konjungtiva anemis, sklera tidak ikterik. Hidung simetris, tidak ada polip dan sekret, tidak ada gangguan pada indera pembau dan terpasang terapi oksigen 2 liter per menit dengan kanul. Mulut tidak ada stomatitis, gigi ada caries, kondisi sedikit kotor dan berwarna kekuningan ada gigi berlubang. Telinga simetris antara kanan dan kiri, tidak ada serumen dan tidak ada gangguan pendengaran. Pada leher tidak ada pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada kaku kuduk. Pada pemeriksaan dada untuk paru inspeksi terdapat pengembangan paru kanan dan kiri sama, pada palpasi vocal fremitus kanan dan kiri sama, perkusi sonor, auskultasi terdengar bunyi ronchi. Pada jantung inspeksi ictus cordis tidak tampak, pada palpasi ictus cordis teraba di ICS IV, perkusi pekak, auskultasi BJ I - II murni, tidak ada suara tambahan. Pada pemeriksaan abdomen inspeksi tidak ada jejas, auskultasi bising usus 10 kali per menit, perkusi tympsni, palpasi tidak ada nyeri tekan.

20 10 Pada ekstremitas atas kekuatan otot kanan 5 dan kiri 5 terpasang infus RL 20 tetes per menit, ROM kanan aktif dan kiri aktif, capillary refille kurang dari 2 detik, tidak ada perubahan bentuk tulang, akral hangat. Ekstremitas bawah kekuatan otot kanan 5 kiri 5, ROM kanan aktif kiri aktif, capillary refille kurang dari 2 detik, akral hangat. 4. Pemeriksaan Penunjang Hasil pemeriksaan penunjang dan data laboratorium pada tanggal 25 April 2013 didapat hasil foto thorax infiltrat TB duplex pada paru kanan. Hasil laboratorium yaitu hemoglobin 13,0 g/dl (nilai normal 11,0 g/dl sampai 16,0 g/dl); hematokrit 36,3% (nilai normal 37% sampai 54%); eritrosit 4,18x10 6 /ul (nilai normal 4,5x10 6 /ul sampai 5,5x10 6 /ul); leukosit 8.4x10 3 /ul (nilai normal 4,5x10 3 /ul sampai 11,0x10 3 /ul); trombosit 21,1x10 3 /ul (nilai normal 150x10 3 /ul sampai 450x10 3 /ul); pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan hasil positif (+) nilai normal negatif (-). 5. Terapi Terapi yang didapat pasien saat dirawat bangsal Mawar I pada tanggal 25 april 2013 yaitu terapi infus RL 20 tetes permenit, levovloxacin 500 mg/ 24 jam indikasi untuk gejala bronkhitis kronis secara mendadak akibat bakteri, metronidazol 500 mg/ 8 jam indikasi untuk pengobatan bakteri anaerob, dexamethasone 0,5 mg/ 8 jam indikasi untuk anti inflamasi, gangguan dermatologik dan pernafasan, pantoprazole 40 mg/24 jam indikasi mengontrol kondisi hipersekresi asam lambung, mecobalamin 500 ug/24 jam indikasi untuk pengobatan neuropati perifer yang disebabkan defisiensi vitamin B12, ambroxol 30 mg per 1 sendok teh

21 11 indikasi penyakit saluran nafas akut dan kronis yang disertai sekresi bronkial yang abnormal. Pada tanggal 26 April 2013 mendapat terapi tambahan yaitu isoniazid (INH) 300 mg/ 8 jam indikasi pengobatan dan pencegahan tuberkulosis, dalam bentuk pengobatan tunggal maupun kombinasi dengan obat tuberkulosis lainnya, rentamisin 10 mg/ 12 jam indikasi untuk terapi tuberkulosis, pyrazimanide (PZA) 500 mg/ 12 jam indikasi terapi tuberkulosis (sebagai tuberkulostatik sekunder), Etambutol 500 mg/ 8 jam indikasi anti tuberkulosa. C. Rumusan Masalah Keperawatan Hasil pengkajian secara wawancara dan observasi, penulis menemukan masalah yang dikeluhkan pasien dan menjadi prioritas diagnosa keperawatan yang paling utama yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret. Ditandai dengan data subjektif pasien mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak, dahak susah keluar, data objektif sputum kental, pasien lemah, suara nafas ronchi, pernafasan pasien 29 kali per menit, terpasang nasal kanul oksigen 2 liter per menit. D. Rencana Keperawatan Tujuan yang dibuat penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas pada Tn. S menjadi efektif. Dengan kriteria hasil pernafasan pasien normal kali per menit, tidak terdengar bunyi ronkhi, tidak terpasang nasal kanul oksigen 2 liter per menit.

22 12 Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu observasi tanda-tanda vital dengan rasional untuk mengetahui keadaan umum pasien; observasi fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan irama dengan rasional untuk mengetahui keadaan pernafasan; catat kemampuan mengeluarkan secret dan batuk dengan rasional untuk mengetahui bunyi nafas menunjukkan atelektasis, ronkhi menunjukkan akumulasi sekret dan ketidakefektifan pengeluaran sekresi; anjurkan minum air hangat dengan rasional agar dahak bisa keluar; posisikan semi fowler dengan rasional untuk membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan; ajarkan teknik batuk efektif dengan rasional agar dahak bisa keluar; berikan pendidikan kesehatan tentang penyakit tuberculosis paru (TBC) dengan rasional untuk menambah pengetahuan keluarga; kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat dengan rasional untuk memberikan terapi tambahan. E. Tindakan Keperawatan Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 25 April 2013 pukul 11.0 WIB mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum, data subyektif pasien mengatakan bersedia, data obyektif yaitu TD 110/70 mmhg, pernafasan 29 kali per menit, dan nadi 80 kali per menit, suhu 36,5 derajat celcius, terdapat suara ronchi. Jam WIB mencatat kemampuan mengeluarkan secret dengan data subyektif pasien mengatakan secret sulit keluar dan data obyektif pasien tampak tidak bisa mengeluarkan sekret. Jam WIB menganjurkan minum air hangat dengan data subyektif pasien bersedia minum air hangat, data subyektif pasien tampak minum air hangat.

23 13 Jam WIB memposisikan semi fowler dengan data subyektif pasien mengatakan nyaman dengan posisi setengah duduk, data obyektif pasien tampak nyaman. Jam WIB mengajarkan teknik batuk efektif dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia diajarkan batuk efektif, data obyektif dahak belum bisa keluar. Jam WIB kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat, ambroxol 1 sendok teh dengan data subyektif pasien bersedia minum obat, data obyektif obat ambroxol 1 sendok teh masuk lewat oral. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013 jam WIB mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum, data subyektif pasien mengatakan bersedia, sesak nafas berkurang tetapi masih batuk, data obyektif yaitu TD 110/70 mmhg, suhu 36,2 derajat celcius, pernafasan 25 kali per menit, dan nadi 82 kali per menit, terdapat suara ronchi, terpasang nasal kanul 2 liter per menit. Jam WIB mencatat kemampuan mengeluarkan sekret dengan data subyektif pasien mengatakan sudah bisa keluar dan data obyektif pasien tampak tidak bisa mengeluarkan sekret. Jam WIB menganjurkan minum air hangat dengan data subyektif pasien bersedia minum air hangat, data subyektif pasien tampak minum air hangat. Jam WIB mengulang kembali untuk mengajarkan batuk efektif dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia diajarkan batuk efektif, data obyektif dahak belum bisa keluar. Jam WIB memberikan pendidikan kesehatan kepada keluarga tentang penyakit tuberkulosis paru (TBC) serta cara penularannya dengan data subyektif keluarga mengatakan bersedia diberikan pendidikan kesehatan tentang

24 14 penyakit tuberculosis paru (TBC), data obyektif pasien tampak paham setelah diberikan pendidikan kesehatan. Jam WIB kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat ambroxol 1 sendok teh dengan data subyektif pasien bersedia minum obat, data obyektif obat masuk lewat oral. Jam WIB kolaborasi dengan medis untuk mempertahankan terapi O 2 sesuai program dengan data subyektif pasien mengatakan nyaman diberi O 2 dan data obyektif terpasang O 2 2 liter per menit. Tindakan keperawatan pada tanggal 27 April 2013 jam WIB, mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum dengan data subyektif pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas tetapi masih batuk, data obyektif TD: 120/80 mmhg, nadi 83 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,2 derajat celcius,sudah tidak terpasang nasal kanul. Jam WIB mengajarkan batuk efektif data subyektif pasien mengatakan bersedia, data obyektif dahak sudah keluar. Jam memberikan obat ambroxol 1 sendok teh dengan data subyektif pasien bersedia, data obyektif ambroxol 1 sendok teh masuk lewat oral. F. Evaluasi Keperawatan Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari senin 25 April 2013 jam WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah evaluasi subyektif pasien mengatakan sesak nafas dan batuk, dahak sulit keluar. Evaluasi obyektif pasien tampak batuk tidak bisa mengeluarkan secret dan terdapat suara ronkhi, pernafasan 29 kali per menit, menggunakan nasal kanul oksigen 2 liter per menit. Analisa masalah belum

25 15 teratasi. Planning lanjutkan intervensi yaitu observasi TTV dan keadaan umum pasien, catat kemampuan mengeluarkan secret, anjurkan minum air hangat, ajarkan teknik batuk efektif dan melanjutkan terapi medis ambroxol 1 sendok teh dan terapi oksigen 2 liter per menit. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 26 April 2013 jam WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah evaluasi subyektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang tetapi masih batuk dahak susah keluar, evaluasi obyektif pasien tampak batuk dahak sulit keluar pernafasan 25 kali per menit terdengar bunyi ronchi, menggunakan nasal kanul 2 liter per menit, Analisa masalah belum teratasi, planning lanjutkan intervensi yaitu observasi tanda-tanda vital dan keadaan umum pasien, catat kemampuan pasien dalam mengeluarkan sekret, mengajarkan batuk efektif, lanjutkan terapi medis ambroxol 1 sendok teh dan terapi oksigen 2 liter per menit. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 27 April 2013 jam WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah evaluasi subyektif pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas, dahak sudah keluar, evaluasi obyektif dahak sudah keluar pernafasan 20 kali per menit, sudah tidak menggunakan nasal kanul oksigen, tetapi masih batuk. Analisa masalah sudah teratasi dan planning hentikan intervensi yaituobservasi tanda-tanda vital; observasi fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan irama; catat kemampuan mengeluarkan sekret; anjurkan minum air hangat; posisikan semi fowler, ajarkan teknik batuk efektif.

26 16 BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang kesinambungan antara teori dengan studi kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. S dengan tuberculosis paru (TBC) di RSUD Karanganyar yang telah dilakukan pada tanggal April 2013 kegiatan yang penulis lakukan meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Penyakit tuberkulosis paru dimulai dari tuberkulosis, yang berarti suatu penyakit infeksi yang disebabkan bakteri berbentuk batang (basil) yang dikenal dengan nama Mycobacterium tuberkulosis. Penularan penyakit ini melalui perantara ludah atau dahak penderita yang mengandung basil tuberkulosis paru. Pada saat penderita batuk, butir-butir air ludah beterbangan di udara dan terhisap oleh orang sehat, sehingga masuk ke dalam paru-paru, yang kemudian menyebabkan penyakit tuberkulosis paru. Pada penyakit tuberkulosis, jaringan yang paling sering diserang adalah paru-paru (95,9%) (Naga, 2012). Tempat masuk kuman Mycobacterium Tuberculosis adalah saluran pernafasan, saluran pencernaan dan luka terbuka pada kulit. Kebanyakan infeksi TB terjadi melalui udara yaitu melalui inhalasi droplet yang mengandung kuman-kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi (Price, 2006). 16

27 17 1. Pengkajian Tahap pengkajian kegiatan yang dilakukan adalah mengumpulkan data seperti riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan data sekunder lainnya (catatan, hasil pemeriksaan diagnostik, dan literatur) (Deswani, 2009). Data harus didokumentasikan secara tepat dan benar, ada dua jenis data dari pasien yaitu data subjektif yang merupakan data riwayat kesehatan yang diperoleh dari wawancara dengan pasien serta data objektif yang diperoleh dari pengkajian fisik pasien (Priharjo, 2006). Pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. S dilakukan pada tanggal 25 April 2013 pukul WIB keluhan utama yang dirasakan adalah sesak nafas. Dalam teori disebutkan bahwa pada kasus tuberculosis paru (TBC) akan menimbulkan gejala salah satunya sesak nafas yang dapat menimbulkan gangguan pada pemenuhan oksigenasi pasien (Murwani, 2011). Oksigen sangat dibutuhkan oleh tubuh dalam proses kehidupan. Peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung oksigen dalam tubuh serta menghembuskan udara yang banyak mengandung CO 2 (karbondioksida) sebagai sisa dari oksidasi keluar dari tubuh. Seseorang dapat dikatakan mengalami gangguan oksigenasi jika klien mengalami gangguan yang terjadi dalam proses ekspirasi, dalam kaitannya dengan ventilasi pulmoner, difusi gas, dan transportasi gas (Riyadi dan Harmoko, 2012). Hasil dari pengkajian kesehatan pasien, Tn. S mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak yang susah keluar, dalam teori dijelaskan bahwa batuk merupakan gejala awal yang paling dominan dan gangguan yang

28 18 paling sering dikeluhkan Tn. S dengan Tuberculosis Paru (TBC), dengan dahak yang awalnya tidak bisa keluar. Bakteri masuk ke dalam tubuh manusia melalui saluran pernafasan dan bisa menyebar ke bagian tubuh lain melalui peredaran darah, pembuluh limfe, atau ke organ terdekatnya. Gejala yang utama adalah batuk berdahak lebih dari tiga minggu, batuk berdarah, sesak nafas, nyeri dada (Safitri dan Astikawati, 2008). Pengkajian pada pola kesehatan fungsional menurut Gordon, pada pola aktifitas latihan, penulis mencantumkan sebelum sakit pasien mengatakan ia dapat bekerja dan beraktiftitas secara mandiri (nilai tingkat aktifitas 0). Sedangkan dalam kondisi sakit pasien mengatakan keadaan tubuh sangat lemah, lesu sehingga dalam melakukan aktifitas sehari-hari (toileting, dressing, bathing, eating, continence) dibantu keluarga (nilai tingkat aktifitas dua). Dalam teori dijelaskan bahwa kelemahan merupakan gejala infeksi awal pada kasus TB Paru hal tersebut disebabkan oleh kerja berlebih (reaktivasi TB) yang dapat membutuhkan adanya metabolisme adequat, keadaan sehari-hari yang kurang menyenangkan dalam keadaan ini bisa berminggu-minggu sampai berbulan-bulan dan dapat menjadi penyakit kronis (Ringel, 2012). Hasil dari pengkajian pemeriksaan fisik yang telah dilakukan pada Tn. S didapatkan data kesadaran umum pasien baik, kesadaran composmentis, untuk tanda-tanda vital didapatkan hasil tekanan darah 110/80, nadi 80 kali per menit, suhu 36,5 derajat cecius, pernafasan 29 kali per menit. Pada pemeriksaan dada, untuk paru inspeksi terdapat pengembangan paru kanan dan kiri sama, pada palpasi vocal fremitus kanan dan kiri sama, perkusi sonor, auskultasi terdengar bunyi ronchi.

29 19 Pada pasien dengan TB Paru akan muncul suara ronchi pada bagian yang sakit diakibatkan karena adanya cairan eksudat atau transudat di dalam lumen bronkus atau bronkiolus. Suara perkusi sonor akan muncul bila tuberculosis paru (TBC) belum mengalami komplikasi, apabila kasus tersebut sudah parah dan mengarah pada kasus yang lebih fatal seperti efusi pleura akan didapatkan bunyi redup atau pekak pada sisi yang sakit karena volume udara dalam jaringan paru berkurang (Natadidjaja, 2012) Hasil pemeriksaan penunjang yang penulis cantumkan adalah rontgen dan laboratorium, didapatkan hasil rontgen : thorax infiltrat TB duplex. Hal ini sesuai teori bahwa gambaran rontgen yang memberikan kesan adanya tuberkulosis apabila di bagian atas paru menunjukan adanya bayangan berupa bercak atau abses (pada satu atau kedua sisi), terdapat pembentukan bayangan dan kavitas pada lobus atas (Ward,.dkk, 2006). Diagnosis TB Paru dengan pemeriksaan laboratorium dilakukan dengan pengambilan sampel sputum kemudian dilakukan pengecekan untuk melihat apakah bakteri mycobacterium tuberculosis ada pada sputum tersebut. Untuk menegakkan diagnosa penyakit tuberculosis dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk menemukan BTA positif. Hal ini sesuai dengan kasus bahwa hasil pemeriksaan laboratorium Basil Tahan Asam (BTA) pada Tn. S ditemukan adanya BTA positif (+). Pemeriksaan dahak (bukan liur) sewaktu lebih baik dilakukan pagi apabila telah dilakukan selama dua kali pemeriksaan didapatkan BTA positif, maka pasien dinyatakan mengidap tuberkulosis paru (Widoyono, 2008).

30 20 2. D iagnosa Keperawatan Kegiatan yang dilakukan pada tahap diagnosa ini adalah memvalidasi data, mengoreksi dan mengelompokkan data, menginterpretasikan data, mengidentifikasi masalah dari kelompok data, dan merumuskan diagnosa keperawatan (Deswani, 2009). Diagnosa keperawatan utama yang diangkat oleh penulis yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret. Diagnosa tersebut diangkat oleh penulis karena pasien mengeluh adanya batuk yang disertai dengan sekret yang susah keluar, adanya suara nafas ronchi saat auskultasi yang menandakan adanya sumbatan pada jalan nafas. Bersihan jalan napas tidak efektif adalah ketidakmampuan dalam membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan untuk menjaga bersihan jalan napas. Batasan karakteristik dari bersihan jalan nafas tidak efektif adalah batuk yang tidak efektif, penurunan bunyi napas, suara napas tambahan (rales, crakles, ronkhi, wheezing), sputum dalam jumlah berlebih, sianosis, kesulitan bicara, mata terbuka lebar, perubahan frekuensi napas, perubahan irama napas, sianosis gelisah. Sesuai dengan tanda dan gejala yang terjadi pada klien yang memenuhi batasan karakteristik ketidakefektifan bersihan jalan napas, maka dapat ditegakkan diagnosa keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif (Nanda, 2009). 3. Intervensi Keperawatan Intervensi keperawatan adalah desain spesifik dari intervensi yang disusun untuk membantu klien dan mencapai kriteria hasil. Rencana

31 21 intervensi tersebut disusun berdasarkan komponen penyebab dari diagnosa keperawatan. Tindakan tersebut meliputi intervensi asuhan keperawatan independen berdasarkan diagnosa keperawatan, tindakan medis berdasarkan diagnosa medis, dan membantu pemenuhan kebutuhan dasar fungsi kesehatan kepada pasien yang tidak dapat dilakukan (Nursalam, 2011). Penentuan tujuan rencana tindakan dan kriteria hasil menujukkan hal yang akan dilakukan klien, kapan akan melakukan, dan sejauh mana hal itu dapat dilakukan Seharusnya penentuan kriteria hasi berpedoman pada prinsip SMART (Specific artinya tujuan tidak menimbulkan arti ganda, Measureable artinya tujuan harus dapat diukur, Achievable artinya tujuan harus dapat dicapai, Rational artinya tujuan harus dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, Time artinya tujuan harus mempunyai batas waktu yang jelas) (Nursalam, 2011). Adapun tujuan dan kriteria yang telah ditetapkan oleh penulis adalah setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 kali 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas pada Tn. S menjadi efektif. Apabila jalan nafas tersumbat maka terjadi ketidakmampuan untuk mengantarkan darah yang teroksigenisasi ke otak dan stuktur vital lainnya. Pencegahan hipoksemia memerlukan airway yang terlindungi,terbuka dan ventilasi yang cukup. Dengan kriteria hasil pernafasan pasien normal kali per menit, tidak terdengar bunyi ronkhi, tidak terpasang nasal kanul oksigen 2 liter per menit. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan yaitu observasi fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan irama dengan rasional

32 22 untuk mengetahui keadaan pernafasan; catat kemampuan mengeluarkan secret dan batuk dengan rasional untuk mengetahui bunyi nafas menunjukkan atelektasis, ronkhi menunjukkan akumulasi sekret dan ketidakefektifan pengeluaran sekresi; anjurkan minum air hangat dengan rasional agar dahak bisa keluar; posisikan semi fowler dengan rasional untuk membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan; ajarkan teknik batuk efektif dengan rasional agar dahak bisa keluar, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat ambroxol dengan rasional untuk mengeluarkan lendir yang kental dan mengurangi batuk. Memberikan posisi semi fowler dapat dilakukan pada pasien tuberculosis paru (TBC) karena hal ini membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan. Ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret kedalam jalan nafas besar untuk dikeluarkan (Muttaqin, 2008) Posisi semi fowler adalah posisi dimana paru-paru lebih tinggi sehingga memungkinkan pada saat inspirasi oksigen yang masuk ke paru lebih banyak, ventilasi maksimal membuka area atelektasis dengan keadaan tersebut memaksimalkan pengembangan dada atau paru (Wong, 2008). 4. Implementasi Keperawatan Implementasi adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk

33 23 membantu klien mencapai tujuan yang diharapkan (Nursalam, 2011). Adapun kegiatan yang ada dalam tahap ini meliputi : pengkajian ulang, memperbarui data dasar, meninjau dan merevensi rencana asuhan yang telah dibuat, dan melaksanakan intervensi keperawatan yang telah direncanakan (Deswani, 2009). Implementasi pada Tn. S dapat dilakukan penulis sesuai rencana tindakan keperawatan yang ada. Saat melakukan tindakan keperawatan, penulis tidak mengalami kesulitan karena pasien kooperatif. Ada beberapa tindakan keperawatan yang dilakukan penulis diluar rencana tindakan keperawatan antara lain ajarkan batuk efektif karena hal ini adalah salah satu kekurangan penulis karena saat mengajarkan batuk efektif pasien lemas dan sulit mengikuti. Mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum, data subyektif pasien mengatakan bersedia, data obyektif yaitu TD 110/70 mmhg, pernafasan 29 kali per menit, dan nadi 80 kali per menit, suhu 36,5 derajat celcius, terdapat suara ronchi. Jam WIB mencatat kemampuan mengeluarkan secret dengan data subyektif pasien mengatakan secret sulit keluar dan data obyektif pasien tampak tidak bisa mengeluarkan sekret. Jam WIB menganjurkan minum air hangat dengan data subyektif pasien bersedia minum air hangat, data subyektif pasien tampak minum air hangat. Jam WIB mengajarkan teknik batuk efektif dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia diajarkan batuk efektif, data obyektif dahak belum bisa keluar. Jam WIB kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat, ambroxol 1 sendok teh dengan data subyektif

34 24 pasien bersedia minum obat, data obyektif obat ambroxol 1 sendok teh masuk lewat oral. Tindakan keperawatan yang dilakukan pada tanggal 26 April 2013 jam WIB mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum, data subyektif pasien mengatakan bersedia, sesak nafas berkurang tetapi masih batuk, data obyektif yaitu TD 110/70 mmhg, suhu 36,2 derajat celcius, pernafasan 25 kali per menit, dan nadi 82 kali per menit, terdapat suara ronchi, terpasang nasal kanul 2 liter per menit. Jam WIB mencatat kemampuan mengeluarkan sekret dengan data subyektif pasien mengatakan sudah bisa keluar dan data obyektif pasien tampak tidak bisa mengeluarkan sekret. Jam WIB menganjurkan minum air hangat dengan data subyektif pasien bersedia minum air hangat, data subyektif pasien tampak minum air hangat. Jam WIB mengulang kembali untuk mengajarkan batuk efektif dengan data subyektif pasien mengatakan bersedia diajarkan batuk efektif, data obyektif dahak belum bisa keluar. Jam WIB kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat ambroxol 1 sendok teh dengan data subyektif pasien bersedia minum obat, data obyektif obat masuk lewat oral. Jam WIB kolaborasi dengan medis untuk mempertahankan terapi O 2 sesuai program dengan data subyektif pasien mengatakan nyaman diberi O 2 dan data obyektif terpasang O 2 2 liter per menit. Tindakan keperawatan pada tanggal 27 April 2013 jam WIB, mengobservasi tanda-tanda vital dan keadaan umum dengan data subyektif

35 25 pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas tetapi masih batuk, data obyektif TD: 120/80 mmhg, nadi 83 kali per menit, pernafasan 20 kali per menit, suhu 36,2 derajat celcius,sudah tidak terpasang nasal kanul. Jam WIB mengajarkan batuk efektif data subyektif pasien mengatakan bersedia, data obyektif dahak sudah keluar. Jam memberikan obat ambroxol 1 sendok teh dengan data subyektif pasien bersedia, data obyektif ambroxol 1 sendok teh masuk lewat oral 5. Evaluasi Keperawatan Evaluasi proses (formatif) adalah aktivitas dari proses keperawatan dan hasil kualitas pelayanan asuhan keperawatan. Evaluasi proses harus dilaksanakan segera setelah perencanaan keperawatan di implementasikan untuk membantu menilai evektivitas intervensi tersebut. Evaluasi keperawatan dilakukan dengan cara pendekatan pada SOAP yaitu S (Subyektif) : data subyektif yaitu data yang diutarakan pasien dan pandangannya terhadap data tersebut, O (Obyektif) : Data obyektif yaitu data yang didapat dari hasil observasi perawat, termasuk tanda-tanda klinik dan fakta yang berhubungan dengan penyakit pasien, A (Analisis) : analisa atau kesimpulan dari data subyektif dan data obyektif, P (Perencanaan) : yaitu pengembangan rencana segera atau yang akan datang untuk mencapai status kesehatan pasien yang optimal. Hal ini dapat dilakukan dengan melihat respons klien terhadap asuhan keperawatan yang diberikan sehingga perawat dapat mengambil keputusan (Nursalam, 2011).

36 26 Evaluasi pada Tn. S dilakukan dengan menggunakan metode SOAP. Evaluasi dilakukan selama 3 hari yaitu dengan hasil evaluasi terakhir evaluasi subyektif pasien mengatakan sudah tidak sesak nafas, dahak sudah keluar, evaluasi obyektif dahak sudah keluar pernafasan 20 kali per menit, sudah tidak menggunakan nasal kanul oksigen, tetapi masih batuk. Analisa masalah sudah teratasi dan planning hentikan intervensi yaitu observasi tanda-tanda vital; observasi fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan irama; catat kemampuan mengeluarkan sekret; anjurkan minum air hangat; posisikan semi fowler, ajarkan teknik batuk efektif. B. Kesimpulan dan Saran 1. Kesimpulan Setelah penulis melaksanakan asuhan keperawatan pada Tn. S dengan tuberculosis paru (TBC) disimpulkan sebagai berikut : a. Hasil pengkajian pada tanggal 25 April 2013 didapatkan data subyektif Tn. S mengatakan sesak nafas dan batuk berdahak, dahak susah keluar, data objektif sputum kental, pasien tampak lemah, suara nafas ronchi, tekanan darah 110/80, nadi 80 kali per menit, suhu 36,5 derajat celcius, pernafasan pasien 29 kali per menit, terpasang nasal kanul oksigen 2 liter per menit. b. Diagnosa keperawatan utama pada Tn. S adalah bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret c. Tujuan yang diharapkan penulis setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas pada Tn. S menjadi efektif. Dengan kriteria hasil pernafasan pasien normal

37 kali per menit, tidak terdengar bunyi ronkhi, tidak terpasang nasal kanul oksigen 2 liter per menit. Intervensi atau rencana keperawatan yang akan dilakukan pada Tn.S yaitu observasi fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan irama dengan rasional untuk mengetahui keadaan pernafasan; catat kemampuan mengeluarkan secret dan batuk dengan rasional untuk mengetahui bunyi nafas menunjukkan atelektasis, ronkhi menunjukkan akumulasi sekret dan ketidakefektifan pengeluaran sekresi; anjurkan minum air hangat dengan rasional agar dahak bisa keluar; posisikan semi fowler dengan rasional untuk membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan; ajarkan teknik batuk efektif dengan rasional agar dahak bisa keluar, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat ambroxol dengan rasional untuk mengeluarkan lendir yang kental dan mengurangi batuk. d. Tindakan keperawatan pada Tn. S tanggal April 2013 dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat, antara lain mengobservasi tanda-tanda vital, mencatat kemampuan mengeluarkan secret, menganjurkan minum air hangat, memposisikan semi fowler, mengajarkan teknik batuk efektif, kolaborasi dengan tim medis untuk pemberian obat, ambroxol 1 sendok teh. e. Evaluasi keperawatan selama pengelolaan 3 hari pada tanggal 25 april sampai dengan tanggal 27 april 2013 adalah hasil evaluasi SOAP yang hasilnya evaluasi subyektif Tn. S mengatakan sudah tidak sesak nafas,

38 28 dahak sudah keluar, evaluasi obyektif dahak sudah keluar pernafasan 20 kali per menit, sudah tidak menggunakan nasal kanul oksigen, tetapi masih batuk. Analisa masalah sudah teratasi dan planning hentikan intervensi yaitu observasi tanda-tanda vital; observasi fungsi pernafasan, bunyi nafas, kecepatan irama; catat kemampuan mengeluarkan sekret; anjurkan minum air hangat; posisikan semi fowler, ajarkan teknik batuk efektif. f. Analisa kondisi Tn. S dengan tuberculosis paru (TBC) dengan masalah bersihan jalan tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret, saat dilakukan pengelolaan kasus selama 3 hari masalah sudah teratasi karena pasien sudah tidak merasa sesak nafas ditandai dengan respirasi 20 kali per menit, tidak terdengar bunyi ronkhi, pasien tidak menggunakan alat bantu nafas. 2. Saran Dengan adanya uraian diatas maka penulis memberikan saran sebagai berikut : a. Bagi Institusi Pelayanan Kesehatan Diharapkan institusi pelayanan kesehatan dapat meningkatkan pelayanan kesehatan sesuia Standart Operasional Prosedur (SOP) di berbagai rumah sakiit. b. Bagi Tenaga Kesehatan Diharapkan tenaga kesehatan menyadari pentingnya penerapan asuhan keperawatan yang konsisten dan sesuai dengan teori dalam memberikan

39 29 asuhan kepada pasien, sehingga pasien akan mendapatkan perawatan yang holistik dan komprehensif. c. Bagi Institusi pendidikan Diharapkan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan pendidikan yang berkualitas dan profesional, guna terciptanya perawat-perawat yang profesional, terampil, cekatan, dan handal dalam memberikan asuhan keperawatan.

40 30 DAFTAR PUSTAKA A. Price, Silvia Anderson Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-proses Penyakit. Edisi 6. Jakarta : EGC. Deswani. N.s Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta : Salemba Medika Hidayat A. Aziz Alimul, Musrifatul Uliyah Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Editor : Monica Ester. Jakarta : EGC. Herman, T. Heather Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi. Editor Edisi Bahasa Indonesia, Monica Ester. Jakarta: EGC Mahmudin, Faktor Lingkungan Fisik Rumah, Respon Biologis dan Kejadian TBC Paru di Indonesia. Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional. Murwani, Arita Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Edisi Pertama. Yogyakarta: Gosyen Publishing Muttaqin, Arif Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Pernapasan. Jakarta: Salemba Medika Natadidjaja Hendarto Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik Penyakit Dalam. Tangerang Selatan: Karisma Publishing Nizar, Muhamad Pemberantasan & Penanggulangan Tuberkulosis. Edisi Pertama.Yogyakarta : Gosyen Publishing. M. Nurs, Nursalam Proses dan Dokumentasi Keperawatan: Konsep dan Praktik. Jakarta: Salemba Medika Potter Perry Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses dan Praktik. Ahli bahasa : Renata Komalasari. Editor Edisi bahasa Indonesia : Monica Ester, Devi Yulianti, Intan Parulian. Edisi 4. Jakarta : EGC. Priharjo, Robert Pengkajian Fisik Keperawatan. Editor Pemilih Eko Karyuni. Edisi 2. Jakarta: EGC Ringel, Edward Buku Saku Hitam Kedokteran Paru. Kembang: Jakarta Barat Riyadi Sujono, Harmoko Standart Operating Procedur dalam Praktek Klinik Keperawatan Dasar. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

41 31 S. Naga Sholeh Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Yogyakarta : Diva Press (Anggota IKAPI). Ward, P.T Jeremy The Respiratory System at a Glance. Gelora Aksara Pratama: Erlangga Widoyono Penyakit Epidemiologi, penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Penerbit Erlangga. PT Gelora Aksara Pratama.

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. W DENGAN TUBERKULOSISS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : NURI TRI SUSANTI NIM.P.10115

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : TRI SETYANINGSIH NIM. P.09051 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA II RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA II RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA II RSUD SUKOHARJO DI SUSUN OLEH : SUCI DWI RAHAYU NIM. P.10126 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, 1 BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, PPOK, ISPA, dan lain-lain. WHO melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang Penyakit

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN BRONCOPNEUMONIA DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN BRONCOPNEUMONIA DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN BRONCOPNEUMONIA DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO DI SUSUN OLEH : MEYKA ANDYTA SARY NIM. P.10107 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA NIM. P.09043 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 17-20 Mei 2011, pukul 14.30 WIB, di ruang mawar RSUD Tugurejo Semarang. 1. Biodata a. Identitas pasien Pasien bernama Ny.

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia

BAB III TINJAUAN KASUS. Jenis kelamin : Laki-laki Suku bangsa : Jawa, Indonesia BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian ini dilakukan pada tanggal 20 Juni 2011 di Ruang Lukman Rumah Sakit Roemani Semarang. Jam 08.00 WIB 1. Biodata a. Identitas pasien Nama : An. S Umur : 9

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. H DENGAN ASMA PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WONOREJO KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. H DENGAN ASMA PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WONOREJO KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. H DENGAN ASMA PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WONOREJO KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH : NITA ANDRIYANI NIM. P.10040 PROGRAM STUDI DIII

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal 17-07-2012 jam 10.00 WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG 1. Identitas Pasien Nama Nn. S, umur 25 tahun,

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM: STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. A YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPUREJO KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. M DENGAN BRONKITIS KRONIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. M DENGAN BRONKITIS KRONIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. M DENGAN BRONKITIS KRONIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : ROSNITA YULIANA MANURUNG NIM. P.09044 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak nafas pada pasien asma di ruang IGD Rumah Sakit Roemani Semarang tanggal

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang. Tak ada satupun orang yang menginginkan dirinya mengalami sakit, apalagi ketika orang tersebut

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM : STUDI KASUS PADA Tn. A 72 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS

BAB III RESUME KASUS BAB III RESUME KASUS A. Pengkajian 1. Data identitas Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 25 januari 2009 sampai dengan06 febuari 2009 pada keluarga Tn. M yang tinggal di kelurahan Tlogosari

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. L : DECOMPENSASI CORDIS DI RUANG MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. L : DECOMPENSASI CORDIS DI RUANG MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. L : DECOMPENSASI CORDIS DI RUANG MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : RAUFI AH ANADH MAHENDAR NIM P.09040 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parekim paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh kainnya, termasuk meningitis, ginjal,

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR

LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR LAPORAN KASUS BEDAH SEORANG PRIA 34 TAHUN DENGAN TUMOR REGIO COLLI DEXTRA ET SINISTRA DAN TUMOR REGIO THORAX ANTERIOR Diajukan guna melengkapi tugas Komuda Bagian Ilmu Bedah Fakultas Kedokteran Universitas

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive Pulmonary Disease (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru

Lebih terperinci

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit serupa sebelumnya, batuk lama, dan asma disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat TB paru dan Asma

Riwayat Penyakit Dahulu: Riwayat sakit serupa sebelumnya, batuk lama, dan asma disangkal Riwayat Penyakit Keluarga: Riwayat TB paru dan Asma Identitas Pasien Nama: An. J Usia: 5 tahun Alamat: Cikulak, Kab Cirebon Jenis Kelamin: Perempuan Nama Ayah: Tn. T Nama Ibu: Ny. F No RM: 768718 Tanggal Masuk: 12-Mei-2015 Tanggal Periksa: 15-Mei-2015 Anamnesis

Lebih terperinci

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat:

BAB II RESUME KEPERAWATAN WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 11 BAB II RESUME KEPERAWATAN A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 22 Januari 20007 jam 07.30 WIB, pasien dirawat dengan Fraktur Femur pada hari ke empat: 1. Biodata. a. Identitas

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. D DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR DISUSUN OLEH : RIZKA NUGRAHENI NIM P.09097 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat menurunkan daya tahan fisik penderitanya secara serius. Proses destruksi yang terjadi pula secara simultan

Lebih terperinci

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u

ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u ADHIM SETIADIANSYAH Pembimbing : dr. HJ. SUGINEM MUDJIANTORO, Sp.Rad FAKULTAS KEDOKTERAN UNIV. MUHAMMADIYAH JAKARTA S t a s e R a d i o l o g i, R u m a h S a k i t I s l a m J a k a r t a, P o n d o k

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A DENGAN BRONKITIS DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A DENGAN BRONKITIS DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A DENGAN BRONKITIS DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : PERTI SUTANTI NIM. P.09092 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman. lainnya seprti ginjal, tulang dan usus. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tuberkulosis 1. Definisi Tuberkulosis Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TBC ( Mycobacterium tuberculosis). Sebagian besar kuman tuberkulosis

Lebih terperinci

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013

LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 LAPORAN JAGA 24 Maret 2013 Kepaniteraan Klinik Pediatri Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran dan Kesehatan Universitas Muhammadiyah Jakarta 2013

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. P DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DI SUSUN OLEH : ELSA NELA SARI NIM. P.09017 PROGRAM

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS(ISPA) DI DESA TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS(ISPA) DI DESA TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR i STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS(ISPA) DI DESA TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH WAHYU YUNI LESTARI NIM. P09.054 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015 ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. MS DENGAN SYOK SEPTIK DI IGD RSUD WANGAYA TANGGAL 8 DESEMBER 2015 Identitas Pasien Nama : Tn.MS Umur : 80 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Pekerjaan : Tidak bekerja Agama : Hindu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan beban kerja pernafasan, yang menimbulkan sesak nafas, sehingga pasien mengalami penurunan

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN

LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN LAPORAN KASUS IDENTITAS PASIEN Nama Umur Negeri asal Suku Agama Jenis Kelamin Pekerjaan Alamat : A : 6 tahun : Jambi : Minang : Islam : Laki-laki : Pelajar : Sungai Penuh, Jambi Seorang pasien anak laki-laki,

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN.R DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) DI BANGSAL BAKUNG DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Disusun Oleh : ANDI

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. R DENGAN GANGGUAN SISTEM PERKEMIHAN : GAGAL GINJAL KRONIK DI RUANG MELATI 1 RSDM MOEWARDI SURAKARTA Pengkajian dilakukan pada hari selasa tanggal 10 Juni 2014 pukul 14.00 WIB.

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN : HIPERTERMI PADA AN.R DENGAN DEMAM TIPOID DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN : HIPERTERMI PADA AN.R DENGAN DEMAM TIPOID DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN KEAMANAN : HIPERTERMI PADA AN.R DENGAN DEMAM TIPOID DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : HARTANTI PUJI LESTARI NIM. P.09023 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI Ny. S PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANJAR REJO KECAMATAN GONDANGREJO

Lebih terperinci

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL O 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif. Mempertahankan jalan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,

Lebih terperinci

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA. A. Organ-Organ Pernapasan JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMP IX (SEMBILAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PERNAPASAN MANUSIA A. Organ-Organ Pernapasan Bernapas merupakan proses yang sangat penting bagi manusia.

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI Data Diri DokterMuda NamaPasien Alamsyah JenisKelamin Laki-laki 59 tahun No. CM 1-07-96-69 Soal 1 ReferensiLiteratur Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri dada dirasakan sekitar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler (Heardman,2012). Gangguan

Lebih terperinci

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN POST PARTUM RETENSIO PLACENTA ` Di Susun Oleh: Nursyifa Hikmawati (05-511-1111-028) D3 KEPERAWATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUKABUMI 2014 ASUHAN KEPERAWATAN

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN NOMOR RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berikut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : VERA WILIS SEDAYU NIM. P.09110 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil. Jenis kelamin : Perempuan BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian keperawatan dilakukan pada tanggal 30 Maret 2011 dengan hasil sebagai berikut : 1. Identitas klien Nama : Ny. S Umur : 49 Tahun Jenis kelamin : Perempuan

Lebih terperinci

STUDI KASUS YUNIAR ARI WIBOWO NIM. P DI SUSUS OLEH :

STUDI KASUS YUNIAR ARI WIBOWO NIM. P DI SUSUS OLEH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL (ACTIVITY DIALY LIFE) PADA TN. S DENGAN HEMAPTOE POST TB DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUS OLEH : YUNIAR ARI WIBOWO NIM.

Lebih terperinci

Sistem Pernafasan Manusia

Sistem Pernafasan Manusia Sistem Pernafasan Manusia Udara masuk kedalam sepasang rongga hidung melalui lubang hidung. Rongga hidung dilengkapi oleh rongga-rongga kecil (silia) dan selaput lendir. Dalam rongga hidung, udara dilembabkan,

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) A. Definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronik dengan karakteristik

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Langkah I : Pengumpulan/penyajian data dasar secara lengkap Tanggal : 17 Maret 2015 pukul : 12.30 WIB Pada pemeriksaan didapatkan hasil data

Lebih terperinci

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih PERTUSIS KELOMPOK III Amalia Putri Azizah Ayu Nila Sari Asri Nurul Falah Euis Oktaviani P Fitrah Rahmah Mariyatul Qibtiyah Rizqa A. M Selly M.P Susan Eka Putri Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia

Lebih terperinci

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN BAB III ASUHAN KEPERAWATAN Pada bab ini penulis melakukan pengkajian pada tanggal 3 Juni 2009 jam 09.00 WIB dan memperoleh data-data dari catatan keperawatan dan catatan medis, serta wawancara dengan keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bersihan jalan nafas merupakan kondisi pernafasan yang tidak normal akibat ketidakmampuan batuk secara efektif, dapat disebabkan oleh sekret yang kental atau berlebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru lewat saluran

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan BAB III TINJAUAN KASUS Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. R dengan tuberculosis paru di ruang Kenanga rumah sakit Dr. Soewondo Kendal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN NYERI AKUT PADA TN. P DENGAN POST OPERASI HERNIA INGUINALIS LATERALIS DI RUANG KANTHIL RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : DENI SETIOWATI NIM. P.09011 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

LAPORAN ANALISA TINDAKAN SUCTION MELALUI OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA)

LAPORAN ANALISA TINDAKAN SUCTION MELALUI OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA) LAPORAN ANALISA TINDAKAN SUCTION MELALUI OROPHARYNGEAL AIRWAY (OPA) Project ini dikumpulkan untuk memenuhi tugas praktek klinik keperawatan Kegewadaruratan di Rumah Sakit Dr. M. Ashari Pemalang Oleh: Destini

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN :TB PARU DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN :TB PARU DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN :TB PARU DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Disusun Oleh : NIDA UL MARIA ULFA J 200 090 083 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus:

Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II. Catatan Fasilitator. Rangkuman Kasus: Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Bab 4 Batuk dan Kesulitan Bernapas Kasus II Catatan Fasilitator Rangkuman Kasus: Agus, bayi laki-laki berusia 16 bulan dibawa ke Rumah Sakit Kabupaten dari sebuah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011.

BAB III TINJAUAN KASUS. RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011. BAB III TINJAUAN KASUS Asuhan keperawatan dilakukan terhadap Tn. S dari pengkajian thypoid di RSUD dr. H. Soewondo Kendal pada tanggal 15 sampai dengan 18 April 2011. A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : INDAH YULIANA NIM. P.10029 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) Mimatun Nasihah* Eka Ayu Apriliana** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN GAWAT DARURAT PADA PASIEN NY. S DENGAN CONGESTIVE HEART FAILURE (CHF) DI IGD RS HAJI JAKARTA A. PENGKAJIAN 1. IDENTITAS No. Rekam Medis : 55-13-XX Diagnosa Medis : Congestive Heart Failure

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI Data Diri DokterMuda Nama Dokter Muda Diana Liza Merisa NIM / Email / HP 1407101030086 / dianaliza1712@gmail.com / 081360775453 TanggalStase 1 Februari 06 Maret 2016 Data Diri Pasien Nama Pasien Syairazi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang TBC merupakan penyakit yang sangat membahayakan, karena di dalam paru-paru kita terdapat kuman mycrobacterium tuberculosis, yang apabila di biarkan, kuman tersebut akan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR SECARA LENGKAP Pengumpulan dan penyajian data penulis lakukan pada tanggal 28 Maret 2016 pukul 15.00 WIB,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai masa keemasan (golden period), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa

Lebih terperinci

Metodologi Asuhan Keperawatan

Metodologi Asuhan Keperawatan Metodologi Asuhan Keperawatan A. Pendahuluan Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ASMA BRONKIAL DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RS. MUHAMMADIYAH SURABAYA DAN RS

KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ASMA BRONKIAL DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RS. MUHAMMADIYAH SURABAYA DAN RS KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK ASMA BRONKIAL DENGAN MASALAH KETIDAKEFEKTIFAN POLA NAFAS DI RS. MUHAMMADIYAH SURABAYA DAN RS. SITI KHODIJAH SEPANJANG Oleh : MUSTIKAH NIM : 20130660078 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

BED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.

BED SITE TEACHING. Dani Dania D Siti Fatimah Lisa Valentin S Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp. BED SITE TEACHING Dani Dania D - 12100113044 Siti Fatimah - 12100113045 Lisa Valentin S - 12100113001 Perceptor dr. Octo Indradjaja, Sp.PD SMF ILMU PENYAKIT DALAM P3D FAKULTAS KEDOKTERAN UNISBA RS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini penulis akan melaporkan asuhan keperawatan pada klien Ny. S. dengan mioma uteri di ruang B-3 Gynekologi RSP Kariadi Semarang. Adapun data yang di peroleh dari wawancara,

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan BAB III TINJAUAN KASUS Dalam bab ini penulis akan melaporkan tentang pemberian asuhan keperawatan pada Ny. F dengan diagnosa medis post sectio caesaria indikasi ketuban pecah dini di ruang Bougenville

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert

Lebih terperinci

BAB III LAPORAN KASUS

BAB III LAPORAN KASUS BAB III LAPORAN KASUS Landasan Asuhan Keperawatan 1. Anamnesa Nama Pasien : Tn. A No. Reka Medis : 00-80-44-45 Tanggal Lahir : 31 Desember 1990 Umur : 21 tahun Jenis Kelamin : Laki-laki Alamat : Tj. Batung

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. BIODATA 1. Identitas Pasien. Nama Umur Jenis kelamin Suku/Bangsa Agama : An. F : 3 tahun : Perempuan : Jawa / Indonesia : Islam Status pernikahan : - Pekerjaan : - Alamat : Kedung

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

Lebih terperinci

LAMPIRAN. : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik. Respirasi FK-USU/RSHAM

LAMPIRAN. : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik. Respirasi FK-USU/RSHAM LAMPIRAN 1. Personil penelitian Nama Jabatan : dr. Andhika Kesuma Putra : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK-USU/RSHAM Pembimbing

Lebih terperinci

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Siti Sarifah Sonia Mahdalena Ranny Dwi H Novita Sari CANTIK Wardah Afipah Mitha Nur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease)

BAB I PENDAHULUAN. dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease) 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit sistem pernapasan merupakan penyebab 17,2% kematian di dunia, diantaranya adalah COPD (Chonic Obstructive Pulmonary Disease) 5,1%, infeksi pernapasan bawah

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS Tanggal pengkajian : pengkajian di lakukan pada hari : rabu, 4 mei 2010 jam 08.00 A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Nama : Ny. S Umur : 55 tahun Jenis kelamin : Perempuan Agama :

Lebih terperinci

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 50 Desa Lenek Kec. Aikmel PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR DINAS KESEHATAN PUSKESMAS LENEK Jln. Raya Mataram Lb. Lombok KM. 0 Desa Lenek Kec. Aikmel EVALUASI LAYANAN KLINIS PUSKESMAS LENEK 06 GASTROENTERITIS AKUT. Konsistensi

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU

Penemuan PasienTB. EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU Penemuan PasienTB EPPIT 11 Departemen Mikrobiologi FK USU 1 Tatalaksana Pasien Tuberkulosis Penatalaksanaan TB meliputi: 1. Penemuan pasien (langkah pertama) 2. pengobatan yang dikelola menggunakan strategi

Lebih terperinci