STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN"

Transkripsi

1 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. W DENGAN TUBERKULOSISS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUN OLEH : NURI TRI SUSANTI NIM.P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013

2 STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. W DENGAN TUBERKULOSISS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Karya Tulis Ilmiah Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Dalam Menyelesaikan Program Diploma III Keperawatan DI SUSUN OLEH : NURI TRI SUSANTI NIM.P PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2013 i

3

4

5

6 KATA PENGANTAR Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat dan karunia-nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah dengan judul ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. W DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak mendapat bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat: 1. Setiyawan, S.Kep.,Ns, selaku Ketua Program Studi DIII keperawatan sekaligus sebagai pembimbing dan penguji I yang telah memberikan kesempatan untuk dapat menimba ilmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 2. Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns selaku Sekretaris Program Studi DIII Keperawatan yang telah memberikan kesempatan menimbailmu di STIKes Kusuma Husada Surakarta. 3. Nurma Rahmawati S.Kep.,Ns selaku sebagai penguji II yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaannya nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 4. Joko Kismanto S.Kep.,Ns selaku sebagai penguji III yang telah membimbing dengan cermat, memberikan masukan-masukan, inspirasi, perasaannya v

7 nyaman dalam bimbingan serta memfasilitasi demi sempurnanya studi kasus ini. 5. Semua dosen Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta yang telah memberikan bimbingan dengan sabar dan wawasannya serta ilmu yang bermanfaat. 6. Kedua orang tuaku, yang selalu menjadi inspirasi dan memberikan semangat untuk menyelesaikan pendidikan. 7. Teman-teman seluruh Mahasiswa Program Studi DIII Keperawatan STIKes Kusuma Husada Surakarta dan berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan dukungan moril dan spiritual. Semoga laporan studi kasus ini bermanfaat untuk perkembangan ilmu keperawatan dan kesehatan.amin. Surakarta, April 2013 Penulis vi

8 DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i PERNYATAAN TIDAK PLAGIATISME... ii LEMBAR PERSETUJUAN... iii LEMBAR PENGESAHAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR LAMPIRAN... ix BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1 B. Tujuan Penulisan... 4 C. Manfaat Penulisan... 5 BAB II LAPORAN KASUS A. Identitas Klien... 6 B. Pengkajian... 6 C. Perumusan Masalah Keperawatan... 8 D. Perencanaan Keperawatan... 9 vii

9 E. Implementasi Keperawatan... 9 F. Evaluasi Keperawatan BAB III PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan B. Simpulan C. Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN DAFTAR RIWAYAT HIDUP viii

10 DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1. Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Pengambilan Data Lampiran 3. Log Book Kegiatan Harian Lampiran 4. Lembar Pendelegasian Pasien Lampiran 5. Asuhan Keperawatan ix

11 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Menurut World Health Organization (WHO, 2003) Tuberkulosis paru (TB Paru) merupakan masalah kesehatan dunia yang sulit dikendalikan, terutama dinegara negara sedang berkembang. Sampai dengan tahun 2003, diperkirakan sepertiga dari populasi dunia terinfeksi oleh TB dan menyebabkan kematian kurang lebih 2 juta pertahun (Hermayanti, 2003). Di Indonesia, TB paru menduduki urutan ke 4 untuk angka kesakitan, sedangkan sebagai penyebab kematian menduduki urutan ke 5, menyerang sebagian besar kelompok usia produktif dari kelompok sosial ekonomi lemah. walaupun upaya memberantasan TB paru telah dilakukan, tetapi angka insiden maupun prevalensi TB paru di Indonesia tidak pernah turun (Djojodibroto, 2009). Angka kematian karena infeksi TB berjumlah 300 orang perhari dan terjadi > kematian pertahun. Hal tersebut merupakan tantangan bagi semua pihak untuk terus berupaya mengendalikan infeksi ini (Rumende dkk, 2012). Tuberkulosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini biasanya mengenai paru, tetapi juga mengenai organ lain (Versitaria dan Kusnoputranto, 2011). Tuberkulosis paru adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru termasuk suatu 1

12 2 pneumonia, yaitu pneumonia yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis (Djojodibroto, 2009), bersifat tahan asam, aerob dan merupakan hasil gram positif (Nugroho, 2011). Gejala respiratorik tubekulosis paru berupa sesak nafas, batuk batuk kurang lebih 2 minggu, mengeluarkan dahak kurang lebih 2 minggu, nafsu makan menurun, badan lemah, letih dan cepat lelah, dada terasa sakit, bila kondisi memberat bisa terjadi batuk darah. Cara penularan tuberkulosis yaitu melalui jalan pernafasan dengan cara langsung dan tak langsung. Secara langsung penularan tuberkulosis melalui berbicara dengan berhadapan, percikan air ludah, berciuman, udara bebas (Murwani, 2011). Penularan penyakit tuberkulosis terjadi melalui hubungan dekat antara penderita dan orang yang tertular (terinfeksi), misalnya berada didalam ruangan tidur atau ruang kerja yang sama. Penyebar penyakit tuberkulosis sering tidak tahu bahwa ia menderita sakit tuberkulosis (Djojodibroto, 2009). Penularan secara tidak langsung dapat terjadi melalui alat alat yang tercemar basil, makanan dan minuman, mandi, sapu tangan ( Murwani, 2011). Paru merupakan organ pernafasan adapun fungsi paru adalah mengeluarkan karbon dioksida dari darah dan menganti oksigen. Pada separuh kasus tuberkulosis paru, sedikit banyak terjadi hemoptisis, nyeri pleura akibat perluasan infeksi ke permukaan pleura. Dalam hal ini menyebabkan pemenuhan oksigen terganggu (Kumar dkk, 2007). Oksigen (O 2 ) merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses

13 3 metabolisme tubuh secara terus menerus, Oksigen diperoleh dari atmosfer memalui proses bernafas. Diatmosfer, gas selain oksigen juga terdapat karbon dioksida (CO 2 ), nitrogen (N 2 ) (Tarwoto dan Wartonah, 2011). Menurut kebutuhan dasar Hierarki Maslow oksigen merupakan kebutuhan fisiologis yang harus dipenuhi (Alimul, 2012). Pemenuhan kebutuhan oksigenasi meliputi : pola nafas tidak efektif, bersihan jalan nafas, gangguan pertukaran gas. Bersihan jalan nafas, yaitu ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernafasan guna mempertahankan jalan nafas yang bersih, dengan batas karakteristik : dispnea, bunyi nafas tambahan, perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan, batuk tidak ada atau tidak efektif, kesulitan untuk bersuara, penurunan bunyi nafas, ortopnea, kegelisahan, sputum (Wilkinson, 2006). Berdasarkan hasil pengamatan penulis selama praktik klinik keperawatan, keluhan pada pasien dengan tuberkulosis paru yaitu sesak nafas, dan penulis menjumpai pasien Tn. W dengan diagnosa medis tuberkulosis paru dengan keluhan utama sesak nafas. Pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, dahak kental. Berdasarkan teori dari Kumar (2007), Apabila tidak dilakukan penanganan secara dini akan dapat menular ke orang lain melalui droplet (percikan). Berdasarkan latar belakang tersebut diatas, penulis tertarik mengelola kasus diatas dengan dituangkan dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. W

14 4 dengan Tuberkulosis paru (TB paru) di Ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. B. Tujuan Penulisan 1. Tujuan Umum Melaporkan kasus asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru (TB paru) di Ruang Cempaka Rumah Sakit Panti Waluyo Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Penulis mampu melaksanakan pengkajian pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru. b. Penulis mampu merumuskan diagnosa keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru. c. Penulis mampu menyusun rencana asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru. d. Penulis mampu melakukan implementasi pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru. e. Penulis mampu melakukan evaluasi pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada Tn. W dengan Tuberkulosis paru. f. Penulis mampu menganalisa kondisi pemenuhan kebutuhan oksigenasi yang terjadi padatn. W dengan Tuberkulosis paru.

15 5 C. Manfaat Penulisan 1. Bagi pendidikan Manfaat penulisan ini dimaksudkan memberikan kontribusi laporan kasus bagi pengembangan praktik keperawatan dan pemecahan masalah khususnya dalam bidang atau profesi keperawatan. 2. Bagi penulis Menambah wawasan dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada pasien Tuberkulosis paru. 3. Bagi Tenaga Kesehatan Sebagai bahan masukan khususnya bagi perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien yang mengalami gangguan oksigenasi dan sebagai pertimbangan perawat dalam mendiagnosa kasus sehingga perawat mampu memberikan tindakan yang tepat kepada pasien.

16 BAB II LAPORAN KASUS Pada bab ini penulis membahas tentang ringkasan asuhan keperawatan yang dilakukan pada Tn. W di ruang Cempaka RS Panti Waluyo Surakarta. Asuhan keperawatan dimulai dari pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi, dan evaluasi. A. Identitas Pasien Pengkajian dilaksanakan pada tanggal 22 April 2013, jam WIB. Tn. W berumur 68 tahun. Alamat laweyan, Surakarta. Tn. W dirawat di ruang Cempaka RS Panti Waluyo Surakarta pada tanggal 20 April Tn. W beragama Katolik. Dengan diagnosa medis Tuberkulosis paru. Dan penanggung jawab Tn. N, umur 36 tahun, pekerjaan swasta, agama katolik, hubungan dengan pasien anak kandung. B. Pengkajian Hasil pengkajian didapatkan keluhan utama pasien adalah sesak nafas. Riwayat kesehatan pasien kurang lebih 1 bulan pasien mengatakan batuk berdahak, 2 hari sebelum di bawa ke RS Panti Waluyo pasien mengatakan sesak nafas. Saat dikaji pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, pasien tampak lemas. Kemudian oleh pihak keluarga pasien dibawa ke RS Panti Waloyo. Tn. W diperiksa di ruang IGD, dan dokter mendiagnosa 6

17 7 Tuberkulosis paru. Terapi yang diberikan Ranitidine 25 mg, Dexamethasone 5 mg. Selanjutnya pasien dirawat dibangsal Cempaka. Pada riwayat penyakit dahulu pasien mengatakan dahulu pernah dirawat di Rumah Sakit dengan diagnosa yang sama kurang lebih 2 tahun yang lalu. Selama kurang lebih 2 tahun pasien hanya kontrol sebanyak 6 kali pada saat kambuh saja, pasien tidak pernah minum obat (putus obat). Pasien tidak mempunyai riwayat alergi akan tetapi mempunyai riwayat hipertensi dan Diabetes Militus (DM). Riwayat keluarga pasien tidak ada yang mempunyai penyakit serupa. Pengkajian kesehatan fungsional menurut Gordon, pola aktivitas dan latihan. pasien mengatakan sebelum sakit semua kebutuhan aktivitas dilakukan secara mandiri (skor 0), selama sakit kebutuhan aktivitasnya dibantu oleh orang lain (skor 2) seperti berpakaian, mandi, dan makan mobilisasi dan ambulasi, dibantu dengan alat (skor 1). Pada pengkajian lingkungan pasien berdasarkan dari wawancara lingkungan rumah bersih, mempunyai tempat sampah, ventilasi udara memadai, sirkulasi udara baik, jauh dari pabrik dan pembuangan akhir, tetangga tidak ada yang mempunyai penyakit serupa. Pengkajian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, hasilnya keadaan umum pasien baik, kesadaran composmentis (sadar penuh) GCS 15. Pemeriksaan tanda-tanda vital hasilnya tekanan darah 150/90 mmhg, frekuensi nadi 88 kali per menit, suhu 36,5 derajat celcius, frekuensi pernafasan 30 kali per menit. Pemeriksaan head to toe didapatkan hasil.

18 8 Hidung terpasang oksigen 3 liter per menit dengan kanul nasal, hasil pemeriksaan paru inspeksi dada simetris, palpasi getaran fremitus kanan dan kiri sama, perkusi bunyi paru-paru sonor, auskultasi terdengar suara ronkhi. Pemeriksaan penunjang meliputi pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan foto thorax, Pemeriksaan laboratorium tanggal 20 April 2013 didapatkan pemeriksaan darah rutin dan kimia darah dalam batas normal. Pemeriksaan foto thorax tanggal 20 April 2013 kesan : Cor tidak membesar, cenderung ke arah gambaran TB paru disertai kavitas apeks paru kanan dan bronkhiestasis parakardial kanan. Pasien mendapatkan terapi Ringer Laktat 20 tetes per menit, Ranitidine 25 mg per 12 jam, Ceftriaxone 50 mg per 12 jam, Dexamethasone 0,5 mg per 8 jam, Ambroxol 1 sendok teh 3 kali sehari. C. Perumusan Masalah Keperawatan Berdasarkan data hasil pengkajian pada Tn. W, penulis melakukan analisa data, didapatkan data fokus yaitu data subyektif pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak dan data obyektif pasien tampak lemas, pada Auskultasi paru terdengar bunyi ronkhi, frekuensi pernafasan 30 kali permenit, oksigen terpasang 3 liter per menit dengan kanul nasal. Penulis memprioritaskan masalah keperawatan yaitu bersihan jalan nafas tidak efektif, sehingga dapat ditegakkan diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret.

19 9 D. Perencanaan Rencana keperawatan pada Tn. W dengan tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam bersihan jalan nafas kembali efektif dengan kriteria hasil : pasien mengatakan sesak nafas berkurang, frekuensi pernafasan kali per menit, bunyi nafas vesikuler, pasien dapat batuk efektif. Intervensi yang meliputi kaji keadaan umum pasien untuk mengetahui keadaan pasien, kaji vital sign untuk mengetahui status kesehatan pasien, posisikan pasien untuk memaximalkan ventilasi dengan posisi semi fowler untuk menurunkan kerja otot pernapasan dengan pengaruh gravitasi, anjurkan minum air hangat dengan rasional untuk mengencerkan dahak, ajarkan batuk efektif kepada pasien dengan rasional untuk mengeluarkan sekret yang menyumbat jalan nafas pasien, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi medis oksigen dan obat dengan rasional untuk memberikan terapi medis pada pasien. E. Implementasi Berdasarkan rencana keperawatan yang dilakukan penulis pada tanggal 22 April 2013 yaitu pukul 11.30, mengkaji keadaan umum pasien dengan respon subyektif pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, respon objektif didapatkan keadaan umum lemas, tingkat kesadaran composmentis, nafas pendek, infus terpasang 20 tetes per menit terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Pada pukul memonitor terapi oksigen,

20 10 dengan respon subyektif pasien mengatakan nyaman dengan terapi oksigen 3 liter per menit, respon obyektif oksigen terpasang 3 liter per menit dengan kanul nasal. Pukul mengkaji vital sign, tekanan darah 150/90 mmhg, frekuensi nadi 88 kali per menit, frekuensi pernafasan 30 kali per menit, Suhu 36,5 derajat celcius. Pada pukul memposisikan pasien dengan semi fowler dengan respon subjektif pasien mengatakan mau diposisi semi fowler, dari respon objektif pasien tampak nyaman, dan terlihat posisi semi fowler untuk memaksimalkan ekspansi paru. Pukul menganjurkan pasien minum air hangat, respon subyektif pasien mengatakan mau minum air hangat, respon obyektif pasien tampak minum air hangat. Tanggal 23 April 2013 yaitu pukul mengkaji keadaan umum pasien dengan respon subyektif pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, respon objektif didapatkan keadaan umum lemas dengan tingkat kesadaran composmentis, infus terpasang 20 tetes per menit, O 2 3 liter per menit, terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Pada pukul memberikan terapi medis injeksi Ranitidine 25 mg, Ceftriaxone 1 gr, Dexamethasone 5 mg, obat masuk melalui intravena tidak ada tanda tanda alergi. Pada pukul memonitor pasien minum air hangat setiap kali pasien tampak minum air hangat. Pukul mengkaji vital sign, tekanan darah 120/80 mmhg, suhu 36,5 derajat celcius, dan frekuensi pernafasan 26 kali per menit, frekuensi nadi 90 kali per menit. Pada pukul mengajarkan pasien batuk efektif respon subyektif pasien mengatakan mau diajarkan batuk efektif, respon

21 11 obyektif pasien tampak melakukan cara batuk efektif yang diajarkan, sputum kental warna putih. Pukul memonitor terapi oksigen, oksigen terpasang 3 liter per menit dengan kanul nasal. Tanggal 24 April 2013 yaitu pukul mengkaji keadaan umum pasien dengan respon subyektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang, batuk berdahak, respon objektif pasien tampak lemas, tingkat kesadaran composmentis, infus terpasang 20 tetes menit, terpasang O 2 2 liter per menit dengan kanul nasal, terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Pada pukul 8.30 memberikan terapi medis injeksi Ranitidine 25 mg, Ceftriaxone 1gr, Dexamethasone 5mg, obat masuk melalui intravena tidak ada tanda tanda alergi. Pada pukul memberikan posisi semi fowler dengan respon subyektif pasien mengatakan nyaman dengan posisi semi fowler, respon obyektif pasien tampak nyaman. Pukul mengkaji vital sign, tekanan darah 110/80 mmhg, suhu 36 derajat celcius, frekuensi pernafasan 24 kali per menit, dan frekuensi nadi 86 kali per menit. Pukul 13.00, mengevaluasi batuk efektif, pasien tampak melakukan batuk efektif sesuai yang diajarkan, dahak keluar kental warna putih. F. Evaluasi Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada hari senin 22 April 2013 pukul WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah subyektif pasien mengatakan sesak nafas,

22 12 batuk berdahak. Obyektif frekuensi pernafasan pasien 30 kali per menit, pasien terpasang oksigen terapi 3 liter per menit dengan kanul nasal, terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Assessment masalah bersihan jalan nafas belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan yaitu observasi vital sign, anjurkan minum air hangat, ajarkan batuk efektif, berikan posisi semi fowler, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 23 April 2013 pukul WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah subyektif pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak. Obyektif frekuensi pernafasan pasien 26 kali per menit, terpasang terapi oksigen 3 liter per menit dengan kanul nasal, sputum kental warna putih, terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Assessment masalah bersihan jalan nafas belum teratasi. Planning intervensi dilanjutkan yaitu observasi vital sign, anjurkan minum air hangat, anjurkan batuk efektif, berikan posisi semi fowler, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat. Setelah dilakukan tindakan keperawatan, hasil evaluasi dilakukan pada tanggal 24 April 2013 pukul WIB dengan menggunakan metode SOAP yang hasilnya adalah subyektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang, batuk berdahak kental. Obyektif frekuensi pernafasan pasien 24 kali per menit, terpasang terapi oksigen 2 liter per menit dengan kanul nasal, terdengar suara nafas tambahan ronkhi sputum kental warna putih. Assessment masalah bersihan jalan nafas belum teratasi karena belum sesuai dengan kriteria hasil. Planning intervensi dilanjutkan yaitu observasi vital

23 13 sign, anjurkan batuk efektif, berikan posisi semi fowler, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat.

24 BAB III PEMBAHASAN DAN KESIMPULAN A. Pembahasan Pada bab ini penulis akan membahas tentang analisa pemenuhan kebutuhan oksigenasi berdasarkan teori dan studi kasus asuhan keperawatan pada Tn. W dengan Tuberkulosis Paru (TB Paru) di RS Panti Waluyo yang dilakukan pada tanggal April 2013 yang meliputi : pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi keperawatan, implementasi keperawatan, dan evaluasi keperawatan. Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit radang parenkim paru karena infeksi kuman mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru termasuk suatu pneumonia, yaitu pneumonia yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis (Djojodibroto, 2009), bersifat tahan asam, aerob dan merupakan hasil gram positif (Nugroho, 2011). 1. Pengkajian Pengkajian adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengumpulkan data, seperti riwayat keperawatan, pemeriksaan fisik, pemeriksaan data sekunder lainya (catatan, hasil pemeriksaan diagnostik danliteratur) (Deswani, 2009). Pengkajian asuhan keperawatan pada Tn. W dilakukan pada tanggal 22 April 2013 pukul WIB keluhan utama yang dirasakan 14

25 15 Tn. W adalah sesak nafas, berdasarkan teori dari Muttaqin (2008), sesak nafas yang disebabkan oleh TB paru, karena kerusakan parenkim paru sudah luas. Hasil pengkajian kesehatan pasien, Tn. W mengatakan sesak nafas, batuk berdahak. Gejala utama pada penderita Tuberkulosis adalah batuk berdahak lebih dari dua minggu, batuk-batuk dengan mengeluarkan darah, dada terasa sakit atau nyeri, dada terasa sesak pada waktu bernafas (Naga, 2012). Batuk timbul karena terjadi iritasi bronkus selanjutnya akibat adanya peradangan pada bronkus, batuk akan menjadi produktif yang berguna untuk membuang produk ekskresi peradangan dengan sputum yang bersifat mukoid atau purulen (Muttaqin, 2008). Pengkajian kesehatan fungsional menurut Gordon, pola aktivitas dan latihan Tn. W mengatakan sebelum sakit semua kebutuhan aktivitas dilakukan secara mandiri (skor 0), selama sakit kebutuhan aktivitasnya dibantu oleh orang lain (skor 2) seperti berpakaian, mandi, dan makan mobilisasi dan ambulasi, dibantu dengan alat (skor 1). Aktivitas sehari hari berkurang banyak pada pasien dengan TB paru. Hal ini disebabkan karena TB mendorong respon imun menyebabkan kerusakan jaringan yang signifikan (Ringel, 2009). Pengkajian dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik, hasilnya keadaan umum Tn. W baik, kesadaran composmentis (sadar penuh) GCS 15. Pemeriksaan tanda-tanda vital hasilnya tekanan darah 150/90 mmhg, frekuensi nadi 88 kali per menit, suhu 36,5derajat celcius, frekuensi pernafasan 30 kali per menit. Pemeriksaan head to toe didapatkan hasil.

26 16 Hidung terpasang oksigen 3 liter per menit dengan kanul nasal. Menurut Potter dan Perry (2005), dijelaskan bahwa peningkatan frekuensi pernafasan yang terjadi pada pasien untuk memenuhi penggunaan energi, tubuh meningkatkan kecepatan metabolisme dan kebutuhan akanoksigen. Oksigen (O 2 ) merupakan gas yang sangat vital dalam kelangsungan hidup sel dan jaringan tubuh karena oksigen diperlukan untuk proses metabolisme tubuh secara terus menerus, oksigen diperoleh dari atmosfer memalui proses bernafas (Tarwoto dan Wartonah, 2011). Hasil pemeriksaan paru pada Tn. W inspeksi dada simetris, palpasi getaran fremitus kanan dan kiri sama, perkusi bunyi paru-paru sonor, auskultasi terdengar suara ronkhi. Ronkhi ialah suara tambahan pada suara nafas yang disebabkan oleh adanya cairan eksudat atau transudat atau darah didalam lumen bronkus (Natadidjaja, 2012). Pemeriksaan paru pada kasus TB akan mengalami kelainan, auskultasi pasien dengan TB paru didapatkan bunyi nafas tambahan (ronkhi) pada sisi yang sakit (Muttaqin, 2008). Hal ini ditunjukkan dengan pemeriksaan penunjang foto torax tanggal 20 April 2013 dengan hasil kesan : Cor tidak membesar, cenderung ke arah gambaran TB paru disertai kavitas apeks paru kanan dan bronkhiestasis parakardial kanan. Menurut Widoyono (2008), untuk menegakkan diagnosa penyakit TB paru dengan melakukan pemeriksaan BTA, namun dalam hal ini penulis tidak menjumpai pemeriksaan BTA, tetapi didasarkan pada pemeriksaan foto torax.

27 17 Gambaran rontgen yang memberikan kesan adanya tuberkulosis tampak garis garis yang tegas menunjukkan fibrosis, akan tetapi yang paling penting adalah gambaran kavitas berupa bayangan radiolusen (kadang kadang berisi cairan didalamnya) dengan ukuran bervariasi antara beberapa mm hingga 12 cm. Kavitas ini berisi bahan yang sangat menular yang langsung berhubungan dengan bronkus sehingga pasien tersebut infeksius, hal ini disebut tuberkulosis terbuka (Gultom, 2005). 2. Perumusan Masalah Keperawatan Diagnosa keperawatan adalah sebuah label singkat, menggambarkan kondisi pasien yang diobservasi dilapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah-masalah aktual atau potensial, dengan menggunakan terminologi NANDA (Wilkinson, 2006). Masalah keperawatan utama yang dirumuskan oleh penulis adalah bersihan jalan nafas tidak efektif, hal ini didasarkan pada hasil pengkajian penulis mendapatkan data fokus yaitu data subyektif Tn. W mengatakan sesak nafas, batuk berdahak, dan data obyektif frekuensi pernafasan 30 kali per menit, terpasang oksigen dengan kanul nasal 3 liter per menit, pada auskultasi terdengar suara tambahan ronkhi. Batas karakteristik bersihan jalan nafas adalah dispnea, bunyi nafas tambahan, perubahan pada irama dan frekuensi pernafasan, batuk tidak ada atau tidak efektif, kesulitan untuk bersuara, penurunan bunyi nafas, ortopnea, kegelisahan, sputum (Wilkinson, 2007) dan bersihan jalan nafas pada

28 18 kasus Tn.W menjadi prioritas masalah keperawatan utama disebabkan karena ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi saluran pernafasan guna mempertahankan jalan nafas yang bersih, apabila tidak dilakukan penanganan secara dini akan dapat menular ke orang lain melalui droplet (percikan) (Kumar dkk, 2007). Etiologi dari masalah keperawatan bersihan jalan nafas penulis menegakkan etiologi adalah penumpukan secret. Hal ini didasarkan pada hasil pengkajian yang menunjukkan pada data focus pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak data obyektif terdapat peningkatan frekuensi pernafasan 30 kali per menit dan hasil pemeriksaan auskultasi terdengar bunyi tambahan ronkhi. 3. Perencanaan Tahap perencanaan dilakukan setelah diagnosis dirumuskan. Adapun kegiatan yang dilakukan pada tahap ini adalah menyusun prioritas masalah, merumuskan tujuan dan kriteria hasi, memilih straregi asuhan keperawatan, melakukan konsultasi dengan tenaga kesehatan lainya, dan menuliskan atau mendokumentasikan rencana keperawatan (Deswani, 2009). Rencana keperawatan yang penulis lakukan pada Tn. W dengan tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam bersihan jalan nafas kembali efektif dengan kriteria hasil : pasien mengatakan sesak nafas berkurang, frekuensi pernafasan kali per

29 19 menit, bunyi nafas vesikuler, pasien dapat batuk efektif (Nursalam, 2011). Dalam waktu 3x24 jam merupakan komponen waktu jangka pendek, kriteria hasil yang dirumuskan penulis didasarkan pada unsur etiologi atau tanda dan gejala dalam diagnosa keperawatan aktual maupun resiko (Nursalam, 2011). Intervensi yang penulis susun meliputi kaji keadaan umum pasien, kajivital sign, posisikan pasien semi fowler, anjurkan minum air hangat, ajarkan batuk efektif kepada pasien, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi medis oksigen dan obat dengan rasional untuk memberikan terapi medis pada pasien (Nursalam, 2011). Kaji keadaan umum pasien, dengan mengidentifikasi keadaan umum pasien kita dapat mengambil tindakan yang tepat dalam asuhan keperawatan (Muttaqin, 2008). Kaji tanda tanda vital, untuk mengidentifikasi adanya distres pernafasan dan mengidentifikasi terjadinya syok akibat hipoksia (Muttaqin, 2008). Berikan posisi semi fowler, posisi semi fowler untuk memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya bernafas. Ajarkan batuk efektif untuk memberikan ventilasi maksimal membuka area atelektasis dan meningkatkan gerakan sekret kejalan nafas besar untuk dikeluarkan. Anjurkan minum air hangat dapat mencegah pengeringan membran mukosa, membantu pengenceran secret (Muttaqin, 2008). Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi oksigen dan obat. Terapi oksigen dapat mengoreksi hipoksemia yang terjadi akibat

30 20 penurunan ventilasi atau menurunya permukaan alveolar paru (Internal Publishing, 2010). Pada TB paru pemberian obat Ranitidine 25 mg, untuk mengurangi gejala refluks esofagitis, Ceftriaxone 1 gr sebagai anti infeksi oleh bakteri, Dexamethasone 0,5 mg sebagai anti inflamasi gangguan pernafasan, Ambroxol 1 sendok teh 3 kali sehari untuk saluran nafas akut (Rachadian, 2010). 4. Implementasi Tindakan keperawatan adalah pelaksanaan dari rencana intervensi untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah rencana intervensi disusun dan ditujukan pada nursing orders untuk membantu pasien mencapai tujuan yang diharapkan. Tujuan dari tindakan keperawatan adalah membantu pasien dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan yang mencangkup peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan, dan menfasilitasi koping (Nursalam, 2011). Penulis melakukan implementasi berdasarkan dari intervensi yang telah dirumuskan dan kesemuanya dapat di implementasikan hal ini dilakukan untuk mempertahankan dan memulihkan kesehatan pasien (Nursalam, 2011). Rencana tindakan keperawatan, antara lain kaji keadaan umum pasien, kajivital sign, posisikan semi fowler, anjurkan minum air hangat, ajarkan batuk efektif kepada pasien, kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi medis oksigen dan obat. Dengan faktor

31 21 pendukung Tn. W kooperatif dalam tindakan keperawatan, keluarga mau membantu dan dapat bekerja sama dalam asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan sehari hari. 5. Evaluasi Evaluasi perkembangan kesehatan pasien dapat dilihat dari hasilnya. Tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana tujuan perawatan dapat dicapai dan memberikan umpan balik terhadap asuhan keperawatan yang diberikan (Tarwoto dan Wartonah, 2011). Evaluasi dilakukan dengan menggunakan metode SOAP untuk mengetahui dari keefektifan tindakan keperawatan yang telah dilakukan, dengan memperhatikan pada tujuan, kriteria hasil yang telah dirumuskan oleh penulis dengan hasil pada tanggal 22 dan 23 april 2013 masalah keperawatan bersihan jalan nafas belum teratasi disebabkan karena, mungkin belum adanya obat TB yang pengobatanya dilakukan oleh lamanya perjalanan terapi yang diperlukan untuk mencapai kesembuhan dan toksisitas relatif dari beberapa antibiotik (Ringle, 2009). Pada hari ketiga tanggal 23 April 2013 dengan data subyektif pasien mengatakan sesak nafas berkurang, batuk berdahak kental. Obyektif frekuensi pernafasan pasien 24 kali per menit, terpasang terapi oksigen 2 liter per menit dengan kanul nasal, terdengar suara nafas tambahan ronkhi. Dari data yang didapat masalah keperawatan bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan secret belum

32 22 teratasi karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang penulis harapkan yaitu pasien mengatakan sesak nafas berkurang, frekuensi pernafasan kali per menit, bunyi nafas vesikuler, pasien dapat batuk efektif. Kemudian penulis merumuskan format pendelegasian dengan rencana tindakan yaitu observasi vital sign, anjurkan batuk efektif, berikan posisi semi fowler, kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian terapi obat. B. Simpulan 1. Hasil pengkajian yang telah dilakukan penulis pada tanggal 22 April 2013 keluhan utama yang dirasakan Tn. W adalah sesak nafas, dengan pernafasan 30 kali per menit, dengan pemeriksaan penunjang foto torax tanggal 20 April 2013 dengan hasil kesan : Cor tidak membesar, cenderung ke arah gambaran TB paru disertai kavitas apeks paru kanan dan bronkhiestasis parakardial kanan. 2. Diagnosa atau masalah keperawatan utama pada Tn. W adalah bersihan jalan napas tidak efektif berhubungan dengan penumpukan sekret. 3. Tujuan yang diharapkan penulis setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 kali 24 jam diharapkan bersihan jalan nafas menjadi efektif dengan kriteria hasil: pasien mengatakan sesak nafas berkurang, frekuensi pernafasan kali per menit, bunyi nafas vesikuler, pasien dapat batuk efektif. Rencana tindakan keperawatan, antara lain kaji keadaan umum pasien, kaji vital sign, posisikan pasien semi fowler, anjurkan minum air hangat, ajarkan batuk efektif kepada pasien,

33 23 kolaborasi dengan dokter dalam pemberian terapi medis oksigen dan obat. 4. Tindakan keperawatan pada tanggal April 2013 dilakukan berdasarkan rencana keperawatan yang telah dibuat, antara lain mengkaji keadaan umum pasien, mengkaji vital sign, memberikan posisi semi fowler, menganjurkan minum air hangat, mengajarkan batuk efektif, berkolaborasi dengan dokter dalam memberikan terapi oksigen dan obat. 5. Pada tahap akhir, penulis mengevaluasi keadaan pasien setelah tindakan keperawatan yang dilakukan selama tiga hari. Hasil evaluasi pada tanggal 24 April 2012 yaitu masalah pemenuhan kebutuhan oksigenasi pada diagnosa bersihan jalan nafas tidak efektif dengan Tuberkulosis paru belum teratasi, karena belum sesuai dengan kriteria hasil yang penulis harapkan. 6. Kondisi Tn. W dengan Tuberkulosis paru, pasien masih merasakan sesak nafas karena masih ada sekret yang berada di jalan nafas pasien dengan pernafasan 24 kali per menit, pasien sudah dapat melakukan batuk efektif, masih adanya suara nafas ronkhi. C. Saran 1. Bagi Perawat Perawat mampu memberikan dan meningkatkan kualitas pelayanan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien khususnya pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi Tuberkulosis

34 24 paru. Serta mampu melakukan asuhan keperawatan kepada pasien sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP). 2. Bagi Rumah Sakit Diharapkan rumah sakit dapat memberikan pelayanan dengan seoptimal mungkin, mampu menyediakan fasilitas sarana dan prasarana yang memadai dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien, khususnya pada pasien dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi Tuberkulosis paru. 3. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menyediakan fasilitas, sarana, prasarana dalam poses pendidikan, melengkapi perpustakaan dengan buku-buku keperawatan khususnya keperawatan dengan gangguan pemenuhan kebutuhan oksigenasi Tuberkulosis paru.

35 DAFTAR PUSTAKA Alimul, Aziz. H Pengantar kebutuhan dasar manusia, Jakarta: Salemba Medika. Rachadian, Dani Informasi spesialis Obat. Jakarta: PT Isfi Deswani Proses keperawatan berfikir krisis. Jakarta: Salemba Medika. Djojodibroto, Darmanto Respirologi. Jakarta: EGC. Gultom Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: PT Rineka Cipta. Kumar, Vinay, Cotran S. R, dan Robbins L S Buku Patologi. Edisi 7. Vol2. Jakarta : EGC. Naga Sholeh Buku Panduan Lengkap Ilmu Penyakit Dalam. Jogjakarta: Diva Press. Natadidjaja, Hendarto Anamnesis dan Pemeriksaan fisik penyakit dalam. Tangerang: Karisma Publishing. Nugroho, Taufan Asuhan Keperawatan. Yogyakarta: Nuha Medika. Nursalam Proses dan Dokumentasi Keperawatan. Jakarta: Salemba medika. Muttaqin, Arif Asuhan Keperawatan klien dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Jakarta: Salemba Medika. Muwarni, Arita Perawatan Pasien Penyakit Dalam. Gosyen: Yogyakarta. Potter dan perry Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC. Ringle, Edwad Buku saku Hitam kedokteran paru. Jakarta: Penerbit Indeks. Sudoyono, Aru Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta Pusat. Tarwoto dan Wartonah Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan. Edisi 4. Jakarta: Salemba Medika. Wilkinson. M. J Buku saku Diagnosis Keperawatan. Jakarta: EGC.

36 Hermayanti, Diah Respon imun dan pemerikasaan Serologi pada tubercolusis. http: //e journal. Umm. Ac. Id...d/issue/view/138/show tow. Diakses pada tanggal 28 April 2013 jam wib. Rumende, Martin Cleopas, dkk Jurnal Tubercolusis Indonesia. ppti. Info / Arsip ppti jurnal Marnet pdf. www. t indonesia. or. Id Diakses pada tanggal 28 April 2013 jam wib. Versitaria. U.H dan kusnoputranto. H Tuberkulosis paru di Palembang, Sumatera Selatan. www. jurnalkesmas. Org. Vol 5 April Diakses pada tanggal 29 April 2013 jam 19.00wib.

BAB III RESUME KEPERAWATAN

BAB III RESUME KEPERAWATAN BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN 1. Identitas pasien Pengkajian dilakukan pada hari/ tanggal Selasa, 23 Juli 2012 pukul: 10.00 WIB dan Tempat : Ruang Inayah RS PKU Muhamadiyah Gombong. Pengkaji

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERKULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : TRI SETYANINGSIH NIM. P.09051 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TBC) DI RUANG MAWAR I RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : PURWANTI NIM. P.10118 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN BRONCOPNEUMONIA DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN BRONCOPNEUMONIA DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. A DENGAN BRONCOPNEUMONIA DI RUANG BOUGENVILLE RUMAH SAKIT PANTI WALUYO DI SUSUN OLEH : MEYKA ANDYTA SARY NIM. P.10107 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan

BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance base dan BAB IV PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan Bab ini membahas tentang gambaran pengelolaan terapi batuk efektif bersihan jalan nafas dan nutrisi dengan kesenjangan antara teori dan intervensi sesuai evidance

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA II RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA II RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. S DENGAN TUBERCULOSIS PARU (TB PARU) DI RUANG CEMPAKA II RSUD SUKOHARJO DI SUSUN OLEH : SUCI DWI RAHAYU NIM. P.10126 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM:

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh: MEI FATMAWATI NIM: STUDI KASUS PADA KELUARGA Tn. A YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KOPING KELUARGA TIDAK EFEKTIF DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CAMPUREJO KOTA KEDIRI KARYA TULIS ILMIAH

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC,

BAB 1 PENDAHULUAN. Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, 1 BAB 1 A. Latar Belakang PENDAHULUAN Beberapa penyakit yang dapat menggangu sistem oksigenasi yaitu seperti TBC, PPOK, ISPA, dan lain-lain. WHO melaporkan bahwa 0,5% dari penduduk dunia terserang Penyakit

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. M DENGAN BRONKITIS KRONIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. M DENGAN BRONKITIS KRONIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. M DENGAN BRONKITIS KRONIS DI RUANG BOUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : ROSNITA YULIANA MANURUNG NIM. P.09044 PROGRAM

Lebih terperinci

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru

Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru 1.1 Pengertian Materi Penyuluhan Konsep Tuberkulosis Paru Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis. Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis

Lebih terperinci

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

STUDI KASUS. ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA NY. N DENGAN ASMA DI RUANG ANGGREK I RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA DI SUSUN OLEH : ROSI ADITYANA NIM. P.09043 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang.

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang. BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan yang baik atau kesejahteraan sangat diinginkan oleh setiap orang. Tak ada satupun orang yang menginginkan dirinya mengalami sakit, apalagi ketika orang tersebut

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk

BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN. BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk BAB V PEMBAHASAN DAN SIMPULAN A. Pembahasan BAB ini penulis akan membahas tentang penerapan posisi semi fowler untuk mengurangi sesak nafas pada pasien asma di ruang IGD Rumah Sakit Roemani Semarang tanggal

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Ny. S DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAFASAN TBC PADA Sdr. H DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS GAJAHAN KOTA SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-Tugas dan Memenuhi

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. K DENGAN BRONKOPNEUMONIA DI RUANG BAKUNG RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH : VERA WILIS SEDAYU NIM. P.09110 PROGRAM

Lebih terperinci

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

SAFII, 2015 GAMBARAN KEPATUHAN PASIEN TUBERKULOSIS PARU TERHADAP REGIMEN TERAPEUTIK DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tuberkulosis (Tb) merupakan penyakit menular bahkan bisa menyebabkan kematian, penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis

Lebih terperinci

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM :

KARYA TULIS ILMIAH. Oleh : NOLDI DANIAL NDUN NPM : STUDI KASUS PADA Tn. A 72 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAPAS DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKSI KRONIK (PPOK) DI RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI Data Diri DokterMuda NamaPasien Alamsyah JenisKelamin Laki-laki 59 tahun No. CM 1-07-96-69 Soal 1 ReferensiLiteratur Pasien datang dengan keluhan nyeri dada sebelah kanan. Nyeri dada dirasakan sekitar

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. D DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG MELATI RSUD KARANGANYAR DISUSUN OLEH : RIZKA NUGRAHENI NIM P.09097 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Tuberkulosis Paru (TB Paru) suatu penyakit kronis yang dapat menurunkan daya tahan fisik penderitanya secara serius. Proses destruksi yang terjadi pula secara simultan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI

PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI PENDIDIKAN KESEHATAN JUS SELEDRI KOMBINASI WORTEL DAN MADU TERHADAP PENURUNAN TINGKAT HIPERTENSI Ny. S PADA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S DENGAN HIPERTENSI DI DESA BANJAR REJO KECAMATAN GONDANGREJO

Lebih terperinci

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan

5. Pengkajian. a. Riwayat Kesehatan 5. Pengkajian a. Riwayat Kesehatan Adanya riwayat infeksi saluran pernapasan sebelumnya : batuk, pilek, demam. Anoreksia, sukar menelan, mual dan muntah. Riwayat penyakit yang berhubungan dengan imunitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman. Mycobacterium tuberculosis, kuman dengan ukuran 1-5 mikrometer

BAB I PENDAHULUAN. Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman. Mycobacterium tuberculosis, kuman dengan ukuran 1-5 mikrometer BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis, kuman dengan ukuran 1-5 mikrometer (Versitaria dan Kusnoputranto, 2011).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) atau Cronic Obstruktive Pulmonary Disease (COPD) merupakan suatu istilah yang sering digunakan untuk sekelompok penyakit paru-paru

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.S KHUSUSNYA PADA TN.S DENGAN TUBERKULOSIS(TBC) DI PUSKESMAS SANGKRAH SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Guna Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat Untuk Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksius, yang terutama menyerang parekim paru. Tuberkulosis dapat juga ditularkan ke bagian tubuh kainnya, termasuk meningitis, ginjal,

Lebih terperinci

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah

BAB I KONSEP DASAR. dalam kavum Pleura (Arif Mansjoer, 1999 : 484). Efusi Pleura adalah BAB I KONSEP DASAR A. Pengertian Efusi Pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan di rongga pleura selain cairan dapat juga terjadi penumpukan pus atau darah (Soeparman, 1996 : 789).

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan

I. PENDAHULUAN. Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penularan langsung terjadi melalui aerosol yang mengandung

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. H DENGAN ASMA PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WONOREJO KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. H DENGAN ASMA PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WONOREJO KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA PADA Tn. H DENGAN ASMA PADA KELUARGA Tn. H DI DESA WONOREJO KIDUL KECAMATAN GONDANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH : NITA ANDRIYANI NIM. P.10040 PROGRAM STUDI DIII

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. (Thomas, 2004). Ada beberapa klasifikasi utama patogen yang dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit infeksius dapat disebabkan oleh invasi organisme mikroskopik yang disebut patogen. Patogen adalah organisme atau substansi seperti bakteri, virus, atau parasit

Lebih terperinci

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang

BAB III PEMBAHASAN. Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang 27 BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini penulis akan membahas tentang permasalahan yang ditemukan pada pasien An.T adapun permasalahan tersebut sebagai berikut: A. Diagnosa 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan

BAB V PEMBAHASAN. A. Pembahasan. Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan BAB V PEMBAHASAN A. Pembahasan Bab ini penulis akan membahas tentang tindakan keperawatan pemberian latihan ROM aktif pada pasien stroke non hemoragik untuk meningkatkan kekuatan otot pada Tn. M berusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. ini terdapat diseluruh dunia, bahkan menjadi problema utama di negara-negara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam pleura berupa transudat atau eksudat yang diakibatkan terjadinya ketidakseimbangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan pada sistem pernafasan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas. Infeksi pada saluran pernafasan jauh lebih sering terjadi dibandingkan dengan infeksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penderita Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) akan mengalami peningkatan beban kerja pernafasan, yang menimbulkan sesak nafas, sehingga pasien mengalami penurunan

Lebih terperinci

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN C. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN N DIAGNOSA TUJUAN INTERVENSI RASIONAL O 1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan produk mucus berlebihan dan kental, batuk tidak efektif. Mempertahankan jalan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian

II. TINJAUAN PUSTAKA. penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Berdasarkan penelitian 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu. Pengetahuan merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan 1 BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular langsung yang disebabkan oleh kuman TB, yaitu mycobacterium tuberculosis. Sebagian besar kuman menyerang paru lewat saluran

Lebih terperinci

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA BAGIAN PULMONOLOGI DAN ILMU KEDOKTERAN RESPIRASI Data Diri DokterMuda Nama Dokter Muda Diana Liza Merisa NIM / Email / HP 1407101030086 / dianaliza1712@gmail.com / 081360775453 TanggalStase 1 Februari 06 Maret 2016 Data Diri Pasien Nama Pasien Syairazi

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. L : DECOMPENSASI CORDIS DI RUANG MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. L : DECOMPENSASI CORDIS DI RUANG MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA Tn. L : DECOMPENSASI CORDIS DI RUANG MAWAR 1 RSUD KARANGANYAR DI SUSUN OLEH : RAUFI AH ANADH MAHENDAR NIM P.09040 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB III RESUME KASUS

BAB III RESUME KASUS BAB III RESUME KASUS A. Pengkajian 1. Data identitas Asuhan keperawatan keluarga dilakukan pada tanggal 25 januari 2009 sampai dengan06 febuari 2009 pada keluarga Tn. M yang tinggal di kelurahan Tlogosari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive

BAB I PENDAHULUAN. pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Pasien kritis adalah pasien dengan penyakit atau kondisi yang mengancam jiwa pasien tersebut. Pasien dengan kondisi semacam ini sering kita jumpai di Intensive Care

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian 1. Pengumpulan/Penyajian Data Dasar Secara Lengkap Tanggal : 22 Maret 2016 Pukul : 10.30 WIB Data subjektif pasien Ny. T umur 50 tahun bekerja

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK)

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTEK KOMPREHENSIF I DENGAN DIAGNOSA MEDIS PENYAKIT PARU OBSTRUKTIF KRONIK (PPOK) A. Definisi Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK) merupakan penyakit paru kronik dengan karakteristik

Lebih terperinci

kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia sehat, dalam Indonesia sehat diharapkan setiap warga negara Indonesia tinggal dalam

kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia sehat, dalam Indonesia sehat diharapkan setiap warga negara Indonesia tinggal dalam BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai Indonesia sehat, dalam Indonesia sehat diharapkan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KETIDAKEFEKTIFAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA AN.R DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN ATAS (ISPA) DI BANGSAL BAKUNG DI RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA Disusun Oleh : ANDI

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS

BAB III TINJAUAN KASUS BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Asuhan keperawatan dilakukan pada tanggal 17-20 Mei 2011, pukul 14.30 WIB, di ruang mawar RSUD Tugurejo Semarang. 1. Biodata a. Identitas pasien Pasien bernama Ny.

Lebih terperinci

STUDI KASUS YUNIAR ARI WIBOWO NIM. P DI SUSUS OLEH :

STUDI KASUS YUNIAR ARI WIBOWO NIM. P DI SUSUS OLEH : STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN ADL (ACTIVITY DIALY LIFE) PADA TN. S DENGAN HEMAPTOE POST TB DI RUANG CEMPAKA RUMAH SAKIT PANTI WALUYO SURAKARTA DI SUSUS OLEH : YUNIAR ARI WIBOWO NIM.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai,

BAB 1 PENDAHULUAN. kadang-kadang juga berhenti minum obat sebelum masa pengobatan selesai, 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tuberkulosis paru (TB Paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis yaitu suatu bakteri tahan asam (Suriadi dan

Lebih terperinci

Laporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder

Laporan Kasus. Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder Laporan Kasus Water Sealed Drainage Mini dengan Catheter Intravena dan Modifikasi Fiksasi pada kasus Hidropneumotoraks Spontan Sekunder Martin Leman, Zubaedah Thabrany, Yulino Amrie RS Paru Dr. M. Goenawan

Lebih terperinci

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati

Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Dika Fernanda Satya Wira W Ayu Wulandari Aisyah Rahmawati Hanny Dwi Andini Isti Hidayah Tri Amalia Nungki Kusumawati Siti Sarifah Sonia Mahdalena Ranny Dwi H Novita Sari CANTIK Wardah Afipah Mitha Nur

Lebih terperinci

NUR INDAH LESTARI NIM.P.11103

NUR INDAH LESTARI NIM.P.11103 PEMBERIAN TERAPI MUSIK TERHADAP PERUBAHAN INTENSITAS NYERI PADA ASUHAN KEPERAWATAN Nn. S DENGAN POST LUMPEKTOMI FIBROADENOMA MAMMAE (FAM) SINISTRA DI RUANG FLAMBOYAN RUMAH SAKIT DAERAH SUKOHARJO Karya

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)

ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) ASUHAN KEBIDANAN PADA By U USIA 3 BULAN DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) Mimatun Nasihah* Eka Ayu Apriliana** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa

Lebih terperinci

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK

ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA. Nur Hasanah* dan Heti Latifah** ABSTRAK ASUHAN KEBIDANAN PADA An. E USIA 8 TAHUN DENGAN VARICELLA Nur Hasanah* dan Heti Latifah** *Dosen Program Studi Diploma III Kebidanan Universitas Islam Lamongan **Mahasiswa Program Studi Diploma III Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG

BAB III RESUME KEPERAWATAN. Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal jam WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG BAB III RESUME KEPERAWATAN A. PENGKAJIAN Pengkajian dilakukan pada hari masa tanggal 17-07-2012 jam 10.00 WIB di ruang Barokah 3C PKU MUHAMMADIYAH GOMBONG 1. Identitas Pasien Nama Nn. S, umur 25 tahun,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia. Hal ini sangat penting dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas sehari-hari. Bila

Lebih terperinci

APA ITU TB(TUBERCULOSIS)

APA ITU TB(TUBERCULOSIS) APA ITU TB(TUBERCULOSIS) TB adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium Tubercolusis. Penyakit Tuberkolusis bukanlah hal baru, secara umum kita sudah mengenal penyakit ini. TB bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah

BAB I PENDAHULUAN. mengisi rongga dada, terletak disebelah kanan dan kiri dan ditengah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Paru adalah struktur elastik yang dibungkus dalam sangkar thoraks, yang merupakan suatu bilik udara kuat dengan dinding yang dapat menahan tekanan. Paru-paru ada dua,

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. T DENGAN KANKER PARU DI RUANG BUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. T DENGAN KANKER PARU DI RUANG BUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA TN. T DENGAN KANKER PARU DI RUANG BUGENVIL RS PANTI WALUYO SURAKARTA DISUSUN OLEH: TEGUH TRIYONO P.09049 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan. masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia tidak terkecuali di Indonesia. Tuberkulosis adalah suatu penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN :TB PARU DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN :TB PARU DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn. J DENGAN GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN :TB PARU DI RUANG CEMPAKA III RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI Disusun Oleh : NIDA UL MARIA ULFA J 200 090 083 PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN

Lebih terperinci

ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA Ny S DENGAN ASMA (LAPORAN KASUS DI RUANG CEMPAKA RSUD JOMBANG)

ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA Ny S DENGAN ASMA (LAPORAN KASUS DI RUANG CEMPAKA RSUD JOMBANG) 54 ASUHAN KEPERAWATAN BERSIHAN JALAN NAPAS TIDAK EFEKTIF PADA Ny S DENGAN ASMA (LAPORAN KASUS DI RUANG CEMPAKA RSUD JOMBANG) ANSHOR ADI SAPUTRA, INAYATUR ROSYIDAH, AGENG CATUR W. STIKES Insan Cendekia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health

BAB I PENDAHULUAN. tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab. yang penting di dunia sehingga pada tahun 1992 World Health 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekitar sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi Mycobacterium tuberculosis. Mycobacterium tuberculosis adalah bakteri penyebab tuberkulosis. Tuberkulosis

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. P DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI RUANG FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DI SUSUN OLEH : ELSA NELA SARI NIM. P.09017 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai "masa keemasan" (golden period),

BAB I PENDAHULUAN. maka masa balita disebut juga sebagai masa keemasan (golden period), 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa lima tahun pertama kehidupan merupakan masa yang sangat peka terhadap lingkungan dan masa ini sangat pendek serta tidak dapat diulang lagi, maka masa

Lebih terperinci

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN

KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN KUESIONER PENGARUH PROMOSI KESEHATAN TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN TUBERKULOSIS PARU DI LEMBAGA PEMASYARAKATAN KELAS 1 DAN RUMAH TAHANAN KELAS 1 MEDAN NOMOR RESPONDEN PETUNJUK PENGISIAN KUESIONER Berikut

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang

BAB III TINJAUAN KASUS. Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam : Jl. Menoreh I Sampangan Semarang BAB III TINJAUAN KASUS A. Pengkajian Pengkajian dilakukan pada tanggal 8 Mei 2007 jam 14.30 1. Identitas klien Nama Umur Jenis kelamin Alamat Agama : An. R : 10 th : Perempuan : Jl. Menoreh I Sampangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau

BAB I PENDAHULUAN. dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler. (Heardman,2012). Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan pertukaran gas adalah kelebihan atau deficit pada oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada membrane alveolar kapiler (Heardman,2012). Gangguan

Lebih terperinci

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095

LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 LAPORAN PENDAHULUAN GANGGUAN PEMENUHAN KEBUTUHAN NUTRISI DI RS ROEMANI RUANG AYUB 3 NAMA NIM : ANDHIKA ARIYANTO :G3A014095 PROGRAM S1 KEPERAWATAN FIKKES UNIVERSITAS MUHAMMADIAH SEMARANG 2014-2015 1 LAPORAN

Lebih terperinci

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN

RIZKY KUSUMAWATI NPM PROGRAM STUDI D III KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN STUDI KASUS PADA Tn. M UMUR 79 TAHUN YANG MENGALAMI MASALAH KEPERAWATAN KETIDAKSTABILAN KADAR GLUKOSA DARAH DENGAN DIAGNOSA MEDIS DIABETES MELLITUS RUANG SEDAP MALAM RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI KARYA TULIS

Lebih terperinci

Mulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT

Mulyadi *, Mudatsir ** *** ABSTRACT Hubungan Tingkat Kepositivan Pemeriksaan Basil Tahan Asam (BTA) dengan Gambaran Luas Lesi Radiologi Toraks pada Penderita Tuberkulosis Paru yang Dirawat Di SMF Pulmonologi RSUDZA Banda Aceh Mulyadi *,

Lebih terperinci

KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION

KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION KOMUNIKASI EFEKTIF KOMUNIKASI TENTANG PASIEN KEPADA DPJP DENGAN METODE SBAR SITUATION BACKGROUND ASSESSMENT RECOMMEDATION No 1. 2. 3. 4. Jenis kegiatan Situation Mengidentifikasi diri, unit/ ruangan, Menyebutkan

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS(ISPA) DI DESA TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS(ISPA) DI DESA TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR i STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA Tn. S PADA An. A DENGAN INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS(ISPA) DI DESA TUBAN GONDANGREJO KARANGANYAR DISUSUN OLEH WAHYU YUNI LESTARI NIM. P09.054 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI Tuberkulosis A.1 Definisi Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini ditemukan pertama kali oleh Robert

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World. Health Organization (WHO) dalam Annual report on global TB 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Penyakit Tuberkulosis (TB) adalah penyakit infeksi kronis menular yang masih tetap merupakan masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia. World Health

Lebih terperinci

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG

2015 GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA PASIEN TUBERKULOSIS PARU DI PUSKESMAS PADASUKA KECAMATAN CIBEUNYING KIDUL KOTA BANDUNG BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut Departemen Kesehatan RI (2008) dalam (Ishak & Daud, 2010) tuberkulosis (TB) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2

BAB I PENDAHULUAN. Mycobacterium tuberculosis, dengan gejala klinis seperti batuk 2 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia masih menjadi salah satu negara dengan kasus Tuberkulosis (TB) yang tinggi dan masuk dalam ranking 5 negara dengan beban TB tertinggi di dunia 1. Menurut

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A DENGAN BRONKITIS DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A DENGAN BRONKITIS DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA An. A DENGAN BRONKITIS DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : PERTI SUTANTI NIM. P.09092 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN SEKOLAH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia, 48 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit tuberkulosis masih menjadi masalah kesehatan dunia, dimana WHO melaporkan bahwa setengah persen dari penduduk dunia terserang penyakit ini, sebagian besar

Lebih terperinci

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih

KELOMPOK III. Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia Intan tiara D Arsini Widya Setianingsih PERTUSIS KELOMPOK III Amalia Putri Azizah Ayu Nila Sari Asri Nurul Falah Euis Oktaviani P Fitrah Rahmah Mariyatul Qibtiyah Rizqa A. M Selly M.P Susan Eka Putri Siti Rafidah K Sri Rezkiana andi L Nadia

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang TBC merupakan penyakit yang sangat membahayakan, karena di dalam paru-paru kita terdapat kuman mycrobacterium tuberculosis, yang apabila di biarkan, kuman tersebut akan

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post

BAB V PENUTUP. Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post BAB V PENUTUP Setelah menguraikan asuhan keperawatan pada Ny. W dengan post ovarektomi dextra atas indikasi kista ovarium yang merupakan hasil pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenvile

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien BAB III TINJAUAN KASUS Pada bab ini akan penulis paparkan hasil pengelolaan asuhan keperawatan pada klien post Sectio Caesaria dengan indikasi Preeklamsia di Ruang Baitu Nisa RS Sultan Agung pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Etiologi dan Patogenesis Tuberkulosis Paru Tuberkulosis paru adalah penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan menular secara langsung. Mycobacterium

Lebih terperinci

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO

STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO STUDI KASUS ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN OKSIGENASI PADA AN. N DENGAN ASMA BRONKIAL DI BANGSAL FLAMBOYAN RSUD SUKOHARJO DISUSUN OLEH : INDAH YULIANA NIM. P.10029 PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. teknologi menyebabkan kebutuhan hidup manusia semakin meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. teknologi menyebabkan kebutuhan hidup manusia semakin meningkat. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan yang semakin pesat dalam ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kebutuhan hidup manusia semakin meningkat. Persaingan yang muncul dalam usaha memenuhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis Paru adalah penyakit infeksius yang menular yang terutama menyerang parenkim paru yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (Brunner & Suddarth,

Lebih terperinci

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT

KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT KUESIONER PENELITIAN SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN PENDERITA TENTANG TUBERKULOSIS PARU DENGAN PERILAKU KEPATUHAN MINUM OBAT DI PUSKESMAS CURUG TANGERANG Pengantar : Dengan hormat, nama saya Ade Atik, mahasiswa

Lebih terperinci

PENATALAKSANAAN TINDAKAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PALEMBANG TAHUN 2010

PENATALAKSANAAN TINDAKAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PALEMBANG TAHUN 2010 PENATALAKSANAAN TINDAKAN BATUK EFEKTIF PADA PASIEN TB PARU DI RUMAH SAKIT KHUSUS PARU PALEMBANG TAHUN 2010 Suratun 1, Erni Rahayu 2 Program Studi Ilmu Keperawatan STIKes Muhammadiyah Palembang 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE

LAPORAN KASUS / RESUME DIARE LAPORAN KASUS / RESUME DIARE A. Identitas pasien Nama lengkap : Ny. G Jenis kelamin : Perempuan Usia : 65 Tahun T.T.L : 01 Januari 1946 Status : Menikah Agama : Islam Suku bangsa : Indonesia Pendidikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bronkitis menurut American Academic of Pediatric (2005) merupakan penyakit umum pada masyarakat yang di tandai dengan adanya peradangan pada saluran bronchial.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis paru (Tb paru) adalah penyakit infeksi menular yang di sebabkan oleh Mycobacterium tuberkulosis yang sampai saat ini menjadi masalah kesehatan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis yang pada umumnya menyerang jaringan paru, tetapi dapat menyerang organ

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul WIB Ny Y datang ke digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL I. PENGUMPULAN/PENYAJIAN DATA DASAR Pada hari Sabtu tanggal 22 Maret 2014 pukul 22.07 WIB Ny Y datang ke RSUD Sukoharjo dengan membawa

Lebih terperinci

I. PENENTUAN AREA MASALAH

I. PENENTUAN AREA MASALAH I. PENENTUAN AREA MASALAH Dalam menentukan area masalah, langkah awal yang dilakukan peneliti adalah melakukan observasi dan wawancara dengan tenaga kesehatan di daerah keluarga binaan, berdasarkan data

Lebih terperinci

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang

Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tuberkulosis (TB) adalah penyakit yang sudah ada sejak zaman purbakala. Hal ini terbukti dari penemuan-penemuan kuno seperti sisa-sisa tulang belakang manusia dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium

BAB I PENDAHULUAN. paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium 75 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tuberkulosis (TB) merupakan penyakit menular yang menyerang paru yang disebabkan oleh kuman dari kelompok Mycobacterium yaitu Mycobacterium Tuberculosis. TB Paru

Lebih terperinci

UPAYA PENANGANAN GANGGUAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN TUBERCULOSIS DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO

UPAYA PENANGANAN GANGGUAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN TUBERCULOSIS DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO UPAYA PENANGANAN GANGGUAN BERSIHAN JALAN NAFAS PADA PASIEN TUBERCULOSIS DI RSUD dr. SOEHADI PRIJONEGORO PUBLIKASI ILMIAH Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Diploma III pada Jurusan

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan

BAB III TINJAUAN KASUS. Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan BAB III TINJAUAN KASUS Pada dasarnya penulis akan membicarakan tentang pelaksanaan asuhan keperawatan pada klien Tn. R dengan tuberculosis paru di ruang Kenanga rumah sakit Dr. Soewondo Kendal yang dilaksanakan

Lebih terperinci

LAMPIRAN. : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik. Respirasi FK-USU/RSHAM

LAMPIRAN. : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik. Respirasi FK-USU/RSHAM LAMPIRAN 1. Personil penelitian Nama Jabatan : dr. Andhika Kesuma Putra : Peserta Program Magister Kedokteran Klinik Pendidikan Dokter Spesialis Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi FK-USU/RSHAM Pembimbing

Lebih terperinci