BAB 2 DASAR TEORI AKUSTIK BAWAH AIR

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 2 DASAR TEORI AKUSTIK BAWAH AIR"

Transkripsi

1 BAB 2 DASAR TEORI AKUSTIK BAWAH AIR 2.1 Persamaan Akustik Bawah Air Persamaan akustik bawah air diturunkan dari persamaan state, persamaan kekekalan massa (persamaan kontinuitas) dan persamaan kekekalan momentum. Adapun persamaan akustik bawah air adalah persamaan gelombang berikut ini t p = c Dimana : 2 o p x (2.1) p 1 = Tekanan (Pa) c o = Kecepatan Rambat Gelombang Suara (m/s) t = Waktu (s) x = Koordinat Posisi 2.2 Persamaan Kecepatan Suara Di Laut Sebagai Fungsi (T,S,z) Kecepatan suara di bawah air laut menentukanbanyak perilaku transmisi suara di laut. Kecepatan suara dari permukaan sampai dasar laut sangat bervariasi. Secara empiris kecepatan suara c merupakan fungsi dan temperatur T, salinitas S dan kedalaman z. Kecepatan suara ini bervariasi tergantung pada lokasi geografisnya. Variasi kecepatan suara terhadap kedalaman dinamakan Sound Velocity Profile (SVP). SVP dapat diperoleh dengan observasi hidrografi berupa pengukuran temperatur, salinitas dan kedalaman. Tabel 2.1 berikut ini adalah tiga persamaan empiris kecepatan suara yang hanya dipengaruhi oleh temperatur T, salinitas S dan kedalaman z, dimana tidak ada faktor lain yang mempengaruhinya baik itu kecepatan arus laut maupun faktor fisik lainnya. (dikutip dari Urick, Robert J.,Principles of Underwater Sound, 3 rd edition, new York, 1983). Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-1

2 Tabel 2.1 Persamaan kecepatan suara yang hanya dipengaruhi T, S, z Persamaan Empiris Kecepatan Suara Leroy Medwin Mackenzie Persamaan c = (T-10) 6*10-3 (T-10) (S-35) (T-18)(S- 35) + z/61 c = T 5.5*10-2 T *10-4 T 3 + ( )(S-35) + 1.6*10-2 z c = T 5.304*10-2 T *10-4 T (S- 35) *10-2 z z *10-2 T(S-35) 7.139*10-13 T z Teori Ray Teori Ray merupakan metode yang efektif untuk penerapan propagasi akustik pada medium nonhomogen seperti dilautan. Teori ray ini erat kaitannya dengan pengaruh refraksi akustik bawah air dengan diketahui profil kecepatannya. Teori ray ini umum digunakan pada optika dasar yang digambarkan sebagi garis lurus sebagai arah dari perambatan cahaya. Perhitungan garis-garis yang aktual/nyata sebagai pembentukan dari muka gelombang pada setiap titik disuatu medium tertentu dinamakan Ray Tracing. Ketika kecepatan akustik bervariasi terhadap kedalaman, medium tersebut dapat dibagi-bagi menjadi lapisan-lapisan horisontal yang tak terhingga jumlahnya dan masing-masing dapat diasumsikan sebagai lapisan homogen. Hal ini dengan tujuan untuk memperhitungkan perambatan gelombangnya. Hukum Snellius memegang peranan yang sangat penting sebagai syarat batas bagi tiap-tiap lapisan. Hukum Snellius menyatakan bahwa terdapat hubungan antara sudut gelombang yang terbentuk dengan kecepatan suaranya untuk media yang mempunyai lapisan dengan kecepatan konstan, seperti Gambar 2.1, atau dapat ditulis pada persamaan (2.2). cosθ 1 = cosθ 2 = cosθ 3 =... = cosθ n = a = konstan (2.2) c 1 c 2 c 3 c n Dimana c 1, c 2 dan c 3 adalah kecepatan akustik pada tiga lapisan medium θ 1, θ 2 dan θ 3 adalah sudut inklinasi dari ray akustik. Dan a merupakan sebuah konstanta. Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-2

3 Gambar 2.1 Pembelokan gelombang suara pada sebuah medium yang berlapis Pengertian yang lebih sederhana tentang hukum Snellius dapat diilustrasikan seperti Gambar 2.2 dan Gambar 2.3. Gambar 2.2 Refleksi dan Transmisi Rays diantara dua medium. Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-3

4 Gambar 2.3 Refraksi pada batas dasar laut. (Sumber : dari Urick, Robert J.,Principles of Underwater Sound, 3 rd edition, new York, 1983) Terlihat bahwa dua fluida dengan kecepatan suara masing-masing c 1 dan c 2 dipisahkan oleh suatu batas dasar. Jarak AB pada batas antara dua gelombang datang berkaitan dengan panjang gelombang λ 1 dan λ 2 pada kedua media. Atau dapat ditulis dalam persamaan (2.3). c 1 cosθ 1 = c 2 cosθ 2 λ 1 = c 1 f λ 2 = c 2 f maka (2.3) AB = λ 1 cosθ 1 = λ 2 cosθ 2 Dalam suatu medium dimana media kecepatan suara berubah linear terhadap kedalaman, lintasan ray adalah lengkungan dari sebuah lingkaran dengan jari-jari konstan (dikutip dari Urick, Robert J.,Principles of Underwater Sound, 3 rd edition, new York, 1983, halaman 124) seperti ditunjukan pada Gambar 2.4. Radius dari lintasan tersebut adalah R dan perbedaan kedalaman dari titik P 1 dan P 2 dinyatakan dengan Δz. Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-4

5 Gambar 2.4 Busur lingkaran pada sebuah medium dimana kecepatan perambatan suara adalah fungsi linier terhadap kedalaman. Kecepatan akustik dalam berpropagasi dari titik P 1 ke P 2 dapat dinyatakan pada persamaan (2.4). c 1 = c 0 + gd 1 c 2 = c 0 + gd 2 dan c 2 - c d 1 2 d1 = R(cosθ2 cosθ1) = g dimana g adalah gradien kecepatan. (2.4) Dari hukum snellius dengan melihat Gambar 2.4 diperoleh hubungan pada persamaan (2.5) cosθ 1 = c 1 c 0 cosθ 2 = c 2 c 0 (2.5) Dengan mengeliminasi d 2 -d 1 dan cosθ 2 maka lintasan ray antara P 1 dan P 2 dapat digambarkan dengan sebuah kelengkungan lingkaran dengan besar jari-jari R dan ditunjukan pada persamaan (2.16). Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-5

6 R = - c 0 g (2.6) Sehingga Δx = x 2 x 1 = R(sinθ 2 sinθ 1 ) (2.7) Dan panjang lintasan Ray Δs = s 2 s 1 = R(θ 2 θ 1 ) (2.8) Dalam penerapannya, gradien dinyatakan positif bila kecepatan suara bertambah terhadap pertambahan kedalaman (Gambar 2.5) dan gradien dinyatakan negatif bila kecepatan suara berkurang terhadap pertambahan kedalaman (Gambar 2.6). Untuk gradien positif arah perambatan gelombang suara adalah keatas. Sebaliknya jika gradien negatif maka arah perambatan gelombang suara adalah kebawah. Gambar 2.5 Pola propagasi suara bawah air pada medium dengan kemiringan kecepatan suara (gradien) positif. Gambar 2.6 Pola propagasi suara bawah air pada medium dengan kemiringan kecepatan suara (gradien) negatif. Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-6

7 Pada daerah yang diarsir tidak terdapat satupun lintasan ray yang melintasi. Daerah berarsir ini dinamakan shadow zone, yang merupakan daerah yang tidak memiliki intensitas suara atau intensitas suara sama dengan nol (zero intensity). 2.4 Pengurangan Energi Transmisi (Transmission Loss) Transmission Loss merupakan perubahan bentuk kehilangan energi pada saat gelombang suara mengalami transmisi dalam proses propagasinya dibawah air. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi transmisi suara dilaut. Faktor-faktor tersebut antara lain permukaan laut, dasar laut dan ketidakhomogenan laut. Permukaan laut mempengaruhi transmisi yang mengakibatkan adanya refleksi (pantulan) di permukaan laut. Pengurangan energi transmisi secara kuantitatif menggambarkan pelemahan suara antara satu titik berjarak 1 m dari sumber dengan satu titik dengan jarak tertentu di dalam laut seperti ditunjukan pada Gambar 2.7. Misal I 0 adalah intesitas pada sebuah titik referensi yang berjarak 1 m dari sumber suara dan I 1 adalah intensitas suara pada satu titik pada jarak tertentu dari sumber suara, maka pengurangan energi transmisi TL antara sumber suara dengan titik dengan jarak tertentu dirumuskan pada persamaan (2.9). TL =10log I 0 I 1 db (2.9) dimana : TL = pengurangan energi transmisi I 0 = intensitas sinyal pada jarak 1 m dari sumber I 1 = intensitas sinyal pada target atau penerima Gambar 2.7 Lokasi referensi perhitungan pengurangan energi transmisi. Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-7

8 Pengurangan energi transmisi merupakan jumlah kehilangan energi akibat penjalaran (spreading) dan pelemahan (attenuation loss) suara. Spreading loss merupakan efek geometri yang menandakan pelemahan sinyal suara karena suara tersebut menjalar menjauhi sumber suara. Attenuation loss dapat terjadi karena absorpsi (absorption), pemantulan (reflection), dan kebocoran suara (leakage) dari kanal suara. Jenis-Jenis Pengurangan Energi Transmisi Spreading Loss a. Spherical Spreading Loss Sumber suara diletakan pada medium yang homogen, tidak memiliki batas, dan tidak menyebabkan kehilangan energi seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8(a). Untuk contoh sederhana dari kondisi propagasi ini, daya yang dibangkitkan oleh sumber diradiasikan merata ke segala arah melingkupi seluruh permukaan bola yang mengelilingi sumber. Tidak adanya kehilangan energi pada medium menyebabkan daya P yang melintasi bola-bola tersebut memiliki besar yang sama. Karena daya sama dengan intensitas dikali luas permukaan, maka : P = 4πr 1 2 I 1 = 4πR 2 2 I 2 =... Jika r 1 sebesar 1 m, pengurangan energi transmisi TL pada jarak r 2 ditunjukan pada persamaan (2.10). TL =10log I 1 =10log r 2 2 = 20logr 2 (2.10) I 2 Penjalaran ini disebut penjalaran bola (spherical spreading). Intensitas mengalami penurunan berbanding lurus dengan jarak kuadrat dan pengurangan energi transmisi meningkat berbanding lurus dengan jarak kuadrat. b. Cylindrical Spreading Loss Ketika medium memiliki batas atas dan bawah, penjalaran tidak lagi berbentuk bola lagi karena suara tidak dapat menembus batas-batas tersebut seperti ditunjukkan pada Gambar 2.8(b). Daya yang diradiasikan oleh sumber di distribusikan keseluruh permukaan silinder dengan jari-jari sama dengan jarak dan tinggi H sama dengan jarak antara batas atas dan batas bawah. Daya yang melintasi silinder dengan jarak r 1 dan r 2 adalah : P = 2πr 1 HI 1 = 2πr 2 HI 2 Jika r 1 sebesar 1 m, pengurangan energi transmisi TL pada jarak r 2 adalah : TL =10log I 1 I 2 =10log r 2 (2.11) Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-8

9 Penjalaran ini disebut penjalaran silinder (cylindrical spreading). Penjalaran jenis ini terjadi saat suara terperangkap pada kanal suara di laut. Berikut gambar Spreading Loss yang dikutip dari Urick, Robert J.,Principles of Underwater Sound, 3 rd edition, new York, 1983, halaman 101). Gambar 2.8 Penjalaran suara dalam (a) sebuah medium tidak terbatas (sangat luas), (b) sebuah medium yang diapit dua batas yang paralel Absorption Loss Gelombang suara yang sedang berpropagasi di laut sebagian dari energi akustiknya akan diserap. Proses hilangnya energi ini hanya akan berpengaruh ketika gelombang berpropagasi pada dasar lautan dan material yang berada di dasar laut. Dengan kata lain absorpsi suara merupakan salah satu bentuk kehilangan energi yang melibatkan proses pengkonversian energi akustik menjadi energi panas. Akibatnya gelombang suara yang merambat akan berkurang intensitasnya Reflection Loss di Permukaan Laut Permukaan laut merupakan pemantul dan penyebar suara yang mempunyai pengaruh besar terhadap propagasi akustik bawah laut. Jika permukaan laut smooth, akan menjadikan permukaan laut tersebut menjadi reflektor suara yang sempurna. Intensitas suara yang direfleksikan pada permukaan smooth akan mendekati sama dengan yang datang ditunjukan pada Gambar 2.9(a) (dikutip dari Burdick, William Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-9

10 S.,Underwater Acoustic System Analysis, 2 nd edition, halaman 121). Jika intensitas suara yang dipancarkan sebesar 1 maka intensitas yang dapat menembus permukaan laut hanya sebesar Gambar 2.10(a) (dikutip dari Urick, Robert J.,Sound Propagation In The Sea, revised edition, 1982, halaman 10-2). Reflection Loss = 10 log (I r /I i ) akan sama dengan nol. Dimana I r intensitas refleksi dan I i adalah intensitas gelombang suara datang. Pada Gambar 2.9(b) ray akustik direfleksikan secara acak oleh permukaan kasar, dihasilkan image source yang dilihat dari R. Karena interface menjadi kasar, intensitas akan berkurang dalam jumlah yang cukup besar. Beberapa suara bergerak ke arah yang lain, dan setiap bagian kecil dari area permukaan muncul pola yang berarah Gambar2.10(b) dan intensitasnya menjadi berkurang. Pada akhirnya, saat permukaan menjadi sangat kasar, suara yang dipantulkan merupakan suara yang acak dan tidak memiliki hubungan penuh dengan suara yang dihasilkan. (dikutip dari Urick, Robert J.,Principles of Underwater Sound, 3 rd edition, new York, 1983, halaman 121) Gambar 2.9 (a) Refleksi pada permukaan smooth, (b) Refleksi pada permukaan tidak smooth. Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-10

11 Gambar 2.10 (a) Refleksi pada permukaan laut yang smooth,intensitas yang dipancarkan hampir sama dengan intensitas yang dipantulkan dimana ϕ r = ϕ i, (b) Pola berarah yang dihasilkan dari pemantulan pada permukaan laut yang kasar. Kriteria kekasaran permukaan laut ditentukan berdasarkan Rayleigh Parameter. R = kh sinθ (2.12) dimana k = bilangan gelombang = 2π/λ H = tinggi gelombang θ = grazing angle R dapat berarti perbedaan fasa antara antara puncak dan lembah gelombang pada h seperti pada Gambar 2.11 (dikutip dari Urick, Robert J.,Sound Propagation In The Sea, revised edition, 1982, halaman 10-3). Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-11

12 Gambar 2.11 Gelombang dengan permukaan kasar dengan tinggi kekasaran h. Saat R << 1, permukaan merupakan reflektor sempurna (permukaan yang smooth) dimana sudut datang sama dengan sudut pantul. Saat R >> 1, permukaan akan memancarkan energi ke segala arah (permukaan kasar). Gerakan vertikal dari permukaan yang kasar modulate amplitudo dari gelombang yang dihasilkan dan merupakan superposisi dari batas atas dan batas bawah spectrum dari suara yang dipancarkan seperti terlihat pada Gambar 2.12 (dikutip dari Urick, Robert J.,Principles of Underwater Sound Propagation In The Sea, revised edition, 1982, halaman 10-11). Pada (a) pulsa sinusoidal datang direfleksikan dan disebar sebagai pulsa yang memiliki amplitudo dan frekuensi yang bervariasi. (c) untuk sea state rendah dan tinggi, energi diekstraksi dari frekuensi gelombang datang dimana center frekuensi sama dengan nol menjadi bergeser. (d) spektrum akibat pergerakan permukaan laut. Gerakan horizontal permukaan yang disebabkan oleh angin atau arus, juga akan muncul pada suara yang tersebar dari permukaan dan menyebabkan Doppler-shifted. Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-12

13 Gambar 2.12 (a) Gelombang datang dengan permukaan yang bergerak menjadi amplitudo-modulate karena pergerakan permukaan, (b) Narrow-band incident spectrum (c) Sideband yang memiliki bentuk yang sama dengan spektrum gelombang (d) Dengan naiknya Sea state, sideband akan naik pula pada saat puncak spektrum di fo (center frekuensi) Marsh, Schulkin, dan Kneale menyatakan adanya hubungan antara pengurangan energi transmisi akibat pantulan di permukaan laut dengan frekuensi dan tinggi gelombang. Hubungan tersebut ditunjukan pada persamaan (2.13). 2 [ ( ) ] 3 / α = 10log 1 fh (2.13) s dimana : Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-13

14 α s = reflection loss di permukaan (db) f = frekuensi akustik (khz) H = tinggi gelombang dari puncak ke lembah (ft) Persamaan (2.13) dengan asumsi sudut kecil (small grazing angle). Persamaan tersebut tidak berlaku untuk loss lebih dari 3 db. Persamaan (2.13) ditunjukan pada Gambar Sebagai contoh diasumsikan frekuensi sebesar 5 khz dan tinggi gelombang sebesar 3 ft. Berdasarkan Gambar 2.13 Didapat pendekatan besarnya surface loss per bounce sebesar 5.5 db. Bila frekuensi sebesar 500 Hz, dengan panjang gelombang yang sangat besar dibandingkan dengan tinggi gelombang, maka loss akan mendekati nol. Dari persamaan (2.13), loss akan kurang dari 0.5 db bila tinggi gelombang kurang dari setengah panjang gelombang. Berlaku untuk kondisi permukaan laut dengan kecepatan angin, diasumsikan kecepatan angin tetap terhadap waktu sepanjang laut lepas. Gambar 2.13 Reflection Loss di permukaan laut yang bersudut kecil (small grazing angle) Kondisi permukaan laut sangat berhubungan erat dengan kecepatan angin, hubungan ini dinyatakan dengan sea state. Hubungan antara kecepatan angin, tinggi gelombang, dan sea state ditunjukan pada Gambar Kombinasi informasi yang terkandung pada Gambar 2.13 dan Gambar 2.14 ditunjukan pada Gambar (dikutip dari Burdick, William S.,Underwater Acoustic System Analysis, 2 nd edition, halaman 122,123,124). Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-14

15 Gambar 2.14 Hubungan antara sea state, kecepatan angin, dan tinggi gelombang. Gambar 2.15 Hubungan antara surface reflection loss dengan kecepatan angin, tinggi gelombang, sea state, dan frekuensi. Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-15

16 2.4.4 Reflection Loss di Dasar Laut Dasar laut adalah batas pantulan dan penyebaran di laut yang mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan permukaan laut. Akan tetapi pengaruhnya lebih rumit karena komposisi lapisan dasar laut yang bermacam-macam. Reflection loss dari dasar laut berbeda dengan permukaan laut. Gambar 2.16 Pemantulan dan pentransmisian suara pada batas antara dua medium. Jika gelombang datang pada batas antar dua lapisan fluida dengan kerapatan ρ 1 dan ρ 2 dengan kecepatan c 1 dan c 2 seperti terlhat pada Gambar (2.16), maka dengan menggunakan formula Rayleigh, hubungan intensitas dari gelombang datang I i dan gelombang pantul I r dapat dinyatakan sebagai berikut : I r = Z 2 sinθ 1 Z 1 sinθ 2 I i Z 2 sinθ 1 + Z 1 sinθ 2 2 (2.14) Dimana : Z 1 = ρ 1 c 1 = impedansi medium ρ 1 Z 2 = ρ 2 c 2 = impedansi medium ρ 2 θ 1,θ 2 = sudut datang, sudut transmisi Reflection loss merupakan fungsi logaritmik yaitu TL =10log I r I i (2.15) Tugas Akhir Ami Amalia Agung ( ) 2-16

Bab 2. Dasar Teori Akustik Bawah Air. Bab 2 Dasar Teori Akustik Bawah Air. 2.1 Persamaan Dasar Akustik

Bab 2. Dasar Teori Akustik Bawah Air. Bab 2 Dasar Teori Akustik Bawah Air. 2.1 Persamaan Dasar Akustik Bab 2 Dasar Teori Akustik Bawah Air 2.1 Persamaan Dasar Akustik Teori dasar akustik menggunakan beberapa asumsi untuk memudahkan penurunan persamaan dasar akustik. Asumsi yang digunakan berupa: 1. Fluida

Lebih terperinci

SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara)

SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara) SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara) SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara) Reflection and Refraction Ketika gelombang suara merambat dalam medium, terjadi sebuah pertemuan antara kedua medium dengan kepadatan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Audio Yang Dipancarkan Pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan pada berbagai tingkat audio generator

Lebih terperinci

PEMODELAN KANAL KOMUNIKASI AKUSTIK PADA PERAIRAN DANGKAL

PEMODELAN KANAL KOMUNIKASI AKUSTIK PADA PERAIRAN DANGKAL PEMODELAN KANAL KOMUNIKASI AKUSTIK PADA PERAIRAN DANGKAL Taufani Rizal Nofriansyah NRP. 2207 100 004 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati, M.Eng.Sc Latar Belakang Kondisi perairan

Lebih terperinci

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga

Bab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga Bab Teori Gelombang Elastik Metode seismik secara refleksi didasarkan pada perambatan gelombang seismik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan bumi kemudian menerima kembali pantulan atau refleksi

Lebih terperinci

Scientific Echosounders

Scientific Echosounders Scientific Echosounders Namun secara secara elektronik didesain dengan amplitudo pancaran gelombang yang stabil, perhitungan waktu yang lebih akuran dan berbagai menu dan software tambahan. Contoh scientific

Lebih terperinci

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sedimen Dasar Laut

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sedimen Dasar Laut 6 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sedimen Dasar Laut Seluruh permukaan dasar laut ditutupi oleh partikel-partikel sedimen yang telah diendapkan secara perlahan-lahan dalam jangka waktu berjuta-juta tahun. Sedimen

Lebih terperinci

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M

FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh

Lebih terperinci

PENENTUAN LOKASI SUMBER

PENENTUAN LOKASI SUMBER PENENTUAN LOKASI SUMBER DENGAN MENGGUNAKAN HYDROPHONE TUNGGAL Annisa Firasanti 2207100159 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati, M.Eng.Sc LATAR BELAKANG Potensi perairan Indonesia

Lebih terperinci

Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal dengan Kondisi LOS. By: dferyando.wordpress.com

Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal dengan Kondisi LOS. By: dferyando.wordpress.com Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal dengan Kondisi LOS By: dferyando.wordpress.com 1/3/2017 1. Pendahuluan Teknik komunikasi di bawah air merupakan teknik bertukar informasi yang dilakukan

Lebih terperinci

Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal

Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal Taufani Rizal Nofriansyah, Wirawan, Endang Widjiati Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Abstrak Komunikasi melalui medium

Lebih terperinci

Radio dan Medan Elektromagnetik

Radio dan Medan Elektromagnetik Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa

Lebih terperinci

Gambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)

Gambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan) 3.1. Cahaya Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat-sifat yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), diserap (absorpsi), interferensi, difraksi, dan polarisasi. Cahaya

Lebih terperinci

Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium

Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13) ISSN: 31-971 D-7 Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium Indan Pratiwi, Wiratno Argo Asmoro, dan Dhany Arifianto

Lebih terperinci

BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH

BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH. GELOMBANG MENENGAH Berdasarkan spektrum frekuensi radio, pita frekuensi menengah adalah gelombang dengan rentang frekuensi yang terletak antara 300 khz sampai 3 MHz

Lebih terperinci

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )

LEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah

Lebih terperinci

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr

Gelombang FIS 3 A. PENDAHULUAN C. GELOMBANG BERJALAN B. ISTILAH GELOMBANG. θ = 2π ( t T + x λ ) Δφ = x GELOMBANG. materi78.co.nr Gelombang A. PENDAHULUAN Gelombang adalah getaran yang merambat. Gelombang merambat getaran tanpa memindahkan partikel. Partikel hanya bergerak di sekitar titik kesetimbangan. Gelombang berdasarkan medium

Lebih terperinci

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik

BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip-Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator : 1. Arti fisis getaran diformulasikan 2. Arti fisis gelombang dideskripsikan

Lebih terperinci

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA

BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA BAB III DASAR DASAR GELOMBANG CAHAYA Tujuan Instruksional Umum Pada bab ini akan dijelaskan mengenai perambatan gelombang, yang merupakan hal yang penting dalam sistem komunikasi serat optik. Pembahasan

Lebih terperinci

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI

BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator Tujuan 1. : 1. Arti fisis getaran diformulasikan

Lebih terperinci

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)

Gelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K) Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan

Lebih terperinci

BAB II TEORI TERKAIT

BAB II TEORI TERKAIT II. TEORI TERKAIT BAB II TEORI TERKAIT 2.1 Pemodelan Penjalaran dan Transformasi Gelombang 2.1.1 Persamaan Pengatur Berkenaan dengan persamaan dasar yang digunakan model MIKE, baik deskripsi dari suku-suku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi mempunyai beberapa lapisan pada bagian bawahnya, masing masing lapisan memiliki perbedaan densitas antara lapisan yang satu dengan yang lainnya, sehingga

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang

BAB II TEORI DASAR. Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang. elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang BAB II TEORI DASAR 2.1. PROPAGASI GELOMBANG Propagasi gelombang adalah suatu proses perambatan gelombang elektromagnetik dengan media ruang hampa. Antenna pemancar memang didesain untuk memancarkan sinyal

Lebih terperinci

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam

BAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam BAB III TEORI DASAR 3.1 Seismik Refleksi Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon. Telah diketahui bahwa dalam eksplorasi geofisika, metode seismik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pendahuluan Pengertian sistem jaringan komunikasi Radio Gelombang Mikro yang paling sederhana adalah saling berkomunikasinya antara titik A dan titik B dengan menggunakan perangkat

Lebih terperinci

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK

BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK BAB 10 GELOMBANG BUNYI DALAM ZAT PADAT ISOTROPIK Sepertinya bunyi dalam padatan hanya berperan kecil dibandingkan bunyi dalam zat alir, terutama, di udara. Kesan ini mungkin timbul karena kita tidak dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS KUAT MEDAN PADA PENERIMAAN RADIO AM

BAB IV ANALISIS KUAT MEDAN PADA PENERIMAAN RADIO AM BAB IV ANALISIS KUAT MEDAN PADA PENERIMAAN RADIO AM 4.1 ANALISIS PERHITUNGAN KUAT MEDAN PADA PROPAGASI GROUND WAVE Langkah yang pertama kali dilakukan dalam analisis ini ialah mencari nilai s 1 dan s 2

Lebih terperinci

GELOMBANG YUSRON SUGIARTO

GELOMBANG YUSRON SUGIARTO GELOMBANG YUSRON SUGIARTO OUTLINE Gelombang Klasiikasi Gelombang Siat gelombang Gelombang Suara Eek Doppler GELOMBANG KLASIFIKASI GELOMBANG Gelombang menurut arah perambatannya: Gelombang Longitudinal

Lebih terperinci

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau

BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK. Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau BAB III ALAT PENGUKUR ALIRAN BERDASARKAN WAKTU TEMPUH GELOMBANG ULTRASONIK 3.1 Gelombang Ultrasonik Gelombang ultrasonik adalah salah satu jenis gelombang akustik atau gelombang bunyi dengan persamaan

Lebih terperinci

Fisika Optis & Gelombang

Fisika Optis & Gelombang Fisika Optis & Gelombang 1 Pemantulan & Pembiasan Saat cahaya yang merambat melalui suatu medium menemui bidang batas antara 2 medium dapat terjadi proses pemantulan dan/atau pembiasan Pemantulan: sebagian

Lebih terperinci

Analisis Model Propagasi Kraken pada Pengiriman Sinyal Akustik Bawah Air

Analisis Model Propagasi Kraken pada Pengiriman Sinyal Akustik Bawah Air Analisis Model Propagasi Kraken pada Pengiriman Sinyal Akustik Bawah Air Destianti Dwi Pravitasari 2206100164 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111

Lebih terperinci

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK

BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK.1 Teori Perambatan Gelombang Seismik Metode seismik adalah sebuah metode yang memanfaatkan perambatan gelombang elastik dengan bumi sebagai medium rambatnya. Perambatan

Lebih terperinci

BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI

BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI BAB 5. PROPERTIS FISIK BUNYI Definisi: Suara - gangguan yang menyebar melalui bahan elastis pada kecepatan yang merupakan karakteristik dari bahan tersebut. Suara biasanya disebabkan oleh radiasi dari

Lebih terperinci

Medium Access Control untuk Jaringan Sensor Akustik Bawah Air dengan Menggunakan Hubungan MIMO

Medium Access Control untuk Jaringan Sensor Akustik Bawah Air dengan Menggunakan Hubungan MIMO JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Medium Access Control untuk Jaringan Sensor Akustik Bawah Air dengan Menggunakan Hubungan MIMO Geoda Eka Garneta, Wirawan Lab. Komunikasi Multimedia, Jurusan

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. pada permukaan kemudian berpropagasi ke bawah permukaan dan sebagian

III. TEORI DASAR. pada permukaan kemudian berpropagasi ke bawah permukaan dan sebagian III. TEORI DASAR III.1. Konsep Seismik Refleksi Metode seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang menggunakan perambatan gelombang elastik yang dihasilkan oleh suatu sumber pada permukaan

Lebih terperinci

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi

Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV SURVEI HIDROGRAFI. Survei dan Pemetaan Universitas IGM Palembang

PERTEMUAN IV SURVEI HIDROGRAFI. Survei dan Pemetaan Universitas IGM Palembang PERTEMUAN IV SURVEI HIDROGRAFI Survei dan Pemetaan Universitas IGM Palembang Konfigurasi Survei Hidrografi 1. Penentuan posisi (1) dan penggunaan sistem referensi (7) 2. Pengukuran kedalaman (pemeruman)

Lebih terperinci

ANALISIS MODEL PROPAGASI BELLHOP PADA PENGIRIMAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR

ANALISIS MODEL PROPAGASI BELLHOP PADA PENGIRIMAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR ANALISIS MODEL PROPAGASI BELLHOP PADA PENGIRIMAN SINYAL AKUSTIK BAWAH AIR Tri Hardi Wijaya 2206 100 002 Bidang Studi Telekomunikasi Multimedia Jurusan Teknik Elektro-FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Lebih terperinci

BAB GEJALA GELOMBANG

BAB GEJALA GELOMBANG BAB GEJALA GELOMBANG Contoh. Pengertian besaran-besaran pada gelombang transversal. Pengertian panjang gelombang Gelombang air laut mendekati mercusuar dengan cepat rambat 7 m/s. Jarak antara dua dasar

Lebih terperinci

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara

Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun

KATA PENGANTAR. Kupang, September Tim Penyusun KATA PENGANTAR Puji syukur tim panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-nya tim bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Optika Fisis ini. Makalah ini diajukan guna memenuhi

Lebih terperinci

Jenis dan Sifat Gelombang

Jenis dan Sifat Gelombang Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR (2.1) sin. Gambar 2.1 Prinsip Huygen. Gambar 2.2 Prinsip Snellius yang menggambarkan suatu yang merambat dari medium 1 ke medium 2

BAB II TEORI DASAR (2.1) sin. Gambar 2.1 Prinsip Huygen. Gambar 2.2 Prinsip Snellius yang menggambarkan suatu yang merambat dari medium 1 ke medium 2 BAB II TEORI DASAR.1 Identifikasi Bentuk Gelombang Perambatan gelombang pada media bawah permukaan mengikuti beberapa prinsip fisika sebagai berikut : a. Prinsip Huygen menyatakan bahwa setiap titik yang

Lebih terperinci

Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat

Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat bergantung pada keadaan cuaca dan fenomena luar angkasa yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, rangkaian receiver dan transmitter dibuat dengan prinsip kerjanya menggunakan pantulan gelombang. Penggunaannya, rangkaian transmitter

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa

2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa 2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa

Lebih terperinci

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02.

01. Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D) 4,0 m (E) 6,0 m 02. t = 0.4s Amplituda dari gelombang pada gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0

Lebih terperinci

Gelombang Transversal Dan Longitudinal

Gelombang Transversal Dan Longitudinal Gelombang Transversal Dan Longitudinal Pada gelombang yang merambat di atas permukaan air, air bergerak naik dan turun pada saat gelombang merambat, tetapi partikel air pada umumnya tidak bergerak maju

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sedimen dasar laut

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sedimen dasar laut 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sedimen dasar laut Sedimen yang merupakan partikel lepas (unconsolidated) yang terhampar di daratan, di pesisir dan di laut itu berasal dari batuan atau material yang mengalami

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian dunia yang berkenaan dengan gelombang ultrasonik bukan hal yang baru melainkan sudah berlangsung cukup lama sehingga pemahaman ilmuwan mengenai sifat dan interaksinya

Lebih terperinci

BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS

BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS BAB II KANAL WIRELESS DAN DIVERSITAS.1 Karakteristik Kanal Nirkabel Perambatan sinyal pada kanal yang dipakai dalam komunikasi terjadi di atmosfer dan dekat dengan permukaan tanah, sehingga model perambatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang I.2. Maksud dan Tujuan BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Metode seismik merupakan salah satu bagian dari metode geofisika aktif, yang memanfaatkan pergerakan gelombang dalam suatu medium dimana dalam penyelidikannnya di

Lebih terperinci

Fisika Dasar. Gelombang Mekanik 08:36:22. Mampu menentukan besaran-besaran gelombang yaitu amplitudo,

Fisika Dasar. Gelombang Mekanik 08:36:22. Mampu menentukan besaran-besaran gelombang yaitu amplitudo, Kompetensiyang diharapkan Gelombang Mekanik Mampu mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum Mampu menentukan besaran-besaran gelombang yaitu amplitudo, frekuensi, kecepatan, fasa dan konstanta

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium

PENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium PENDEKATAN TEORITIK Elastisitas Medium Untuk mengetahui secara sempurna kelakuan atau sifat dari suatu medium adalah dengan mengetahui hubungan antara tegangan yang bekerja () dan regangan yang diakibatkan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN 52 V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Distribusi Hiposenter Gempa dan Mekanisme Vulkanik Pada persebaran hiposenter Gunung Sinabung (gambar 31), persebaran hiposenter untuk gempa vulkanik sangat terlihat adanya

Lebih terperinci

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER)

MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) MAKALAH FABRIKASI DAN KARAKTERISASI XRD (X-RAY DIFRACTOMETER) Oleh: Kusnanto Mukti / M0209031 Jurusan Fisika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012 I. Pendahuluan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa dengan metode uji ultrasonik terhadap material didasarkan pada pengukuran dengan beberapa parameter propagasinya, dimana propagasi atau perambatan gelombang ultrasonik erat

Lebih terperinci

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2008

DEPARTEMEN TEKNIK MESIN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2008 TUGAS SARJANA TEKNIK PENGENDALIAN KEBISINGAN MODIFIKASI DESIGN DAN UJI EKSPERIMENTAL SILENCER DENGAN DOUBLE SALURAN PADA KNALPOT TOYOTA KIJANG 7K YANG TERBUAT DARI MATERIAL KOMPOSIT O L E H : NAMA : PANCA

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Fisika

Antiremed Kelas 12 Fisika Antiremed Kelas 12 Fisika Gelombang Mekanik - Latihan Soal Doc. Name: AR12FIS0198 Version: 2012-09 halaman 1 01. t = 0.4s Panjang gelombang dari gambar di atas adalah. (A) 0,5 m (B) 1,0 m (C) 2,0 m (D)

Lebih terperinci

BAB II PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM PERENCANAAN JARINGAN SISTEM SELULAR

BAB II PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM PERENCANAAN JARINGAN SISTEM SELULAR BAB II PROPAGASI GELOMBANG RADIO DALAM PERENCANAAN JARINGAN SISTEM SELULAR 2.1 Propagasi Gelombang Radio Propagasi gelombang radio merupakan sesuatu yang penting untuk mengetahui dan mengerti rintangan

Lebih terperinci

ACOUSTICS An Introduction Book of : Heinrich Kuttruff

ACOUSTICS An Introduction Book of : Heinrich Kuttruff ACOUSTICS An Introduction Book of : Heinrich Kuttruff Translate by : Setyaningrum Ambarwati M 0207014 Fisika-UNS Halaman 79-86 5.5 Dipol Sebagai contoh pertama dari sumber suara direktif kita menganggap

Lebih terperinci

Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah. 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping.

Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah. 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping. Pembahasan soal latihan dari buku fisika 3A Bab 1 untuk SMA, karangan Mikrajuddin Abdullah Bagian A 1. perhatikan gambar gelombang pada disamping. a. Berapakah panjang gelombang? b. Berapakah amplitudo

Lebih terperinci

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Pengambilan Contoh Dasar Gambar 16 merupakan hasil dari plot bottom sampling dari beberapa titik yang dilakukan secara acak untuk mengetahui dimana posisi target yang

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG

LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Gelombang - - GELOMBANG - GELOMBANG ------------------------------- 1 Gelombang Gelombang Berjalan

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Identifikasi Lifeform Karang Secara Visual Karang memiliki variasi bentuk pertumbuhan koloni yang berkaitan dengan kondisi lingkungan perairan. Berdasarkan hasil identifikasi

Lebih terperinci

BAB GEJALA GELOMBANG

BAB GEJALA GELOMBANG BAB GEJALA GELOMBANG 1 BAB GEJALA GELOMBANG Contoh 1.1 Pengertian besaran-besaran pada gelombang transversal 1. Pengertian panjang gelombang Gelombang air laut mendekati mercusuar dengan cepat rambat

Lebih terperinci

Pertemuan 6 PROPAGASI GELOMBANG RADIO. DAHLAN ABDULLAH

Pertemuan 6 PROPAGASI GELOMBANG RADIO. DAHLAN ABDULLAH Pertemuan 6 PROPAGASI GELOMBANG RADIO DAHLAN ABDULLAH dahlan@unimal.ac.id APA DIPELAJARI?? Prinsip Umum Propagasi Ruang Bebas Propagasi Antar Dua Titik di Bumi Gelombang Permukaan Efek Ketinggian Antena

Lebih terperinci

Tanggapan Frekuensi Pendahuluan

Tanggapan Frekuensi Pendahuluan Tanggapan Frekuensi 46 3 Tanggapan Frekuensi 3.. Pendahuluan Dalam bab 3, kita telah membahas karakteritik suatu sistem dalam lingkup waktu dengan masukan-masukan berupa fungsi step, fungsi ramp, fungsi

Lebih terperinci

BAB V RADIASI. q= T 4 T 4

BAB V RADIASI. q= T 4 T 4 BAB V RADIASI Radiasi adalah proses perpindahan panas melalui gelombang elektromagnet atau paket-paket energi (photon) yang dapat merambat sampai jarak yang sangat jauh tanpa memerlukan interaksi dengan

Lebih terperinci

BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV

BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV 3.1. Persiapan Sebelum kegiatan survei berlangsung, dilakukan persiapan terlebih dahulu untuk mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan survei

Lebih terperinci

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut.

C21 FISIKA SMA/MA IPA. 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. 1 1. Seorang siswa mengukur panjang dan lebar suatu plat logam menggunakan mistar dan jangka sorong sebagai berikut. Panjang Lebar (menggunakan mistar) (menggunakan jangka sorong) Luas plat logam di atas

Lebih terperinci

2. TINJAUAN PUSTAKA. memantul atau membias diantara lapisan bumi (Bullen, 1959). Penggunaan

2. TINJAUAN PUSTAKA. memantul atau membias diantara lapisan bumi (Bullen, 1959). Penggunaan 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Teori Dasar Seismik Pantul Sistem seismik adalah sistem yang didasari oleh gerakan gelombang yang memantul atau membias diantara lapisan bumi (Bullen, 1959). Penggunaan gelombang

Lebih terperinci

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding

BAB III. TEORI DASAR. benda adalah sebanding dengan massa kedua benda tersebut dan berbanding 14 BAB III. TEORI DASAR 3.1. Prinsip Dasar Metode Gayaberat 3.1.1. Teori Gayaberat Newton Teori gayaberat didasarkan oleh hukum Newton tentang gravitasi. Hukum gravitasi Newton yang menyatakan bahwa gaya

Lebih terperinci

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang

Polarisasi Gelombang. Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Polarisasi Gelombang Gelombang cahaya adalah gelombang transversal, sedangkan gelombang bunyi adalah gelombang longitudinal. Nah, ada satu sifat gelombang yang hanya dapat terjadi

Lebih terperinci

Getaran dan Gelombang

Getaran dan Gelombang Fisika Umum (MA301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Hukum Hooke, Sistem Pegas-Massa Energi Potensial Pegas Perioda dan frekuensi Gerak Gelombang Bunyi Gelombang Bunyi Efek Doppler Gelombang Berdiri

Lebih terperinci

Fisika I. Gelombang Mekanik 01:26:19. Mampu menentukan besaran-besaran gelombang yaitu amplitudo,

Fisika I. Gelombang Mekanik 01:26:19. Mampu menentukan besaran-besaran gelombang yaitu amplitudo, Kompetensiyang diharapkan Mampu mendeskripsikan gejala dan ciri-ciri gelombang secara umum Mampu menentukan besaran-besaran gelombang yaitu amplitudo, frekuensi, kecepatan, fasa dan konstanta penjalaran.

Lebih terperinci

Fisika Dasar I (FI-321)

Fisika Dasar I (FI-321) Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran

Lebih terperinci

Bab 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data. Bab 3 Pengumpulan dan Pengolahan Data. 3.1 Pengumpulan Data

Bab 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data. Bab 3 Pengumpulan dan Pengolahan Data. 3.1 Pengumpulan Data Bab 3 Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.1 Pengumpulan Data Pemodelan propagasi akustik bawah air di Samudera Hindia memerlukan data-data sebagai berikut: 1. Kecepatan suara. 2. Temperatur. 3. Salinitas.

Lebih terperinci

SIFAT DAN PERAMBATAN CAHAYA. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd

SIFAT DAN PERAMBATAN CAHAYA. Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd SIFAT DAN PERAMBATAN CAHAYA Oleh : Sabar Nurohman,M.Pd PERKEMBANGAN TEORI TENTANG CAHAYA Teori abad ke-10 Abu Ali Hasan Ibn Al-Haitham /Alhazen (965 sekitar 1040), menganggap bahwa sinar cahaya adalah

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit

BAB II PEMBAHASAN. Gambar 2.1 Lenturan Gelombang yang Melalui Celah Sempit BAB II PEMBAHASAN A. Difraksi Sesuai dengan teori Huygens, difraksi dapat dipandang sebagai interferensi gelombang cahaya yang berasal dari bagian-bagian suatu medan gelombang. Medan gelombang boleh jadi

Lebih terperinci

BAB 1 GEJALA GELOMBANG

BAB 1 GEJALA GELOMBANG BAB 1 GEJALA GELOMBANG 1.1 Deskripsi Gelombang Secara umum, gejala gelombang dapat didefinisikan sebagai peristiwa perambatan energi dari satu tempat ke tempat yang lain. Jika kita perhatikan, banyak kejadian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matematika bersifat universal dan banyak kaitannya dengan kehidupan nyata. Matematika berperan sebagai ratu ilmu sekaligus sebagai pelayan ilmu-ilmu yang lain. Kajian

Lebih terperinci

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas

1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : A. jenis gas B. suhu gas C. tekanan gas 1. Persamaan keadaan gas ideal ditulis dalam bentuk = yang tergantung kepada : jenis gas suhu gas tekanan gas D. volume gas E. banyak partikel 2. Seorang anak duduk di atas kursi pada roda yang berputar

Lebih terperinci

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari

FISIKA. 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari FISIKA 2 SKS By : Sri Rezeki Candra Nursari MATERI Satuan besaran Fisika Gerak dalam satu dimensi Gerak dalam dua dan tiga dimensi Gelombang berdasarkan medium (gelombang mekanik dan elektromagnetik) Gelombang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan

Lebih terperinci

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i

Sifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang

Lebih terperinci

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk

BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA. Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk BAB 8 HIGH FREQUENCY ANTENNA Kompetensi: Mahasiswa mampu menjelaskan secara lisan/tertulis mengenai jenis-jenis frekuensi untuk komunikasi, salah satunya pada rentang band High Frequency (HF). Mahasiswa

Lebih terperinci

INTERFERENSI GELOMBANG

INTERFERENSI GELOMBANG INERFERENSI GELOMBANG Gelombang merupakan perambatan dari getaran. Perambatan gelombang tidak disertai dengan perpindahan materi-materi medium perantaranya. Gelombang dalam perambatannya memindahkan energi.

Lebih terperinci

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s

Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham Analisis Rangkaian Listrik Di Kawasan s Sudaryatno Sudirham, Analisis Rangkaian Listrik () BAB 4 Tanggapan Frekuensi Rangkaian Orde Pertama Sebagaimana kita ketahui, kondisi operasi

Lebih terperinci

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar

III. TEORI DASAR. melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free wave karena dapat menjalar III. TEORI DASAR 3.1. Jenis-jenis Gelombang Seismik 3.1.1. Gelombang Badan (Body Waves) Gelombang badan (body wave) yang merupakan gelombang yang menjalar melalui bagian dalam bumi dan biasa disebut free

Lebih terperinci

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII

iammovic.wordpress.com PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII PEMBAHASAN SOAL ULANGAN AKHIR SEKOLAH SEMESTER 1 KELAS XII - 014 1. Dari besaran fisika di bawah ini, yang merupakan besaran pokok adalah A. Massa, berat, jarak, gaya B. Panjang, daya, momentum, kecepatan

Lebih terperinci

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.

1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah

Lebih terperinci

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P

PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P PERSAMAAN BERNOULLI I PUTU GUSTAVE SURYANTARA P ANGGAPAN YANG DIGUNAKAN ZAT CAIR ADALAH IDEAL ZAT CAIR ADALAH HOMOGEN DAN TIDAK TERMAMPATKAN ALIRAN KONTINYU DAN SEPANJANG GARIS ARUS GAYA YANG BEKERJA HANYA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gelombang Bunyi Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi sebagai hasil dari fluktuasi tekanan karena perapatan dan perenggangan dalam media elastis. Sinyal

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB II TINJAUAN TEORITIS BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1 Tinjauan Pustaka Perangkat elektronik atau perangkat komunikasi dapat saling berhubungan diperlukan antena yang menggunakan frekuensi baik sebagai pemancar ataupun penerima.

Lebih terperinci

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I

O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I CAHAYA O L E H : B H E K T I K U M O R O W AT I T R I W A H Y U N I W I N D Y S E T Y O R I N I M A R I A M A G D A L E N A T I T I S A N I N G R O H A N I PETA KONSEP Cahaya Dualisme Cahaya Kelajuan Cahaya

Lebih terperinci

PENCAHAYAAN (LIGHTING)

PENCAHAYAAN (LIGHTING) PENCAHAYAAN (LIGHTING) S1 Tekinik Informatika 1 Model Pencahayaan Tujuan pencahayaan dalam grafika komputer adalah untuk menghasilkan tampilan senyata mungkin Model pencahayaan secara matematika harus

Lebih terperinci

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M

GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M GELOMBANG SEISMIK Oleh : Retno Juanita/M0208050 Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat

Lebih terperinci