Bab 2. Dasar Teori Akustik Bawah Air. Bab 2 Dasar Teori Akustik Bawah Air. 2.1 Persamaan Dasar Akustik
|
|
- Hartanti Rachman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Bab 2 Dasar Teori Akustik Bawah Air 2.1 Persamaan Dasar Akustik Teori dasar akustik menggunakan beberapa asumsi untuk memudahkan penurunan persamaan dasar akustik. Asumsi yang digunakan berupa: 1. Fluida inviscid atau tidak ada gaya gesek di antara partikel. 2. Perhitungan dilakukan dalam skala yang kecil atau perubahan yang terjadi sangat kecil apabila dibandingkan dengan harga ambiennya. 3. Kecepatan fluida diasumsikan sama dengan nol (U 0 = 0). Beberapa persamaan pengatur yang digunakan dalam penurunan persamaan dasar akustik berupa: 1. Hukum Kekekalan Massa (Persamaan Kontinuitas). 2. Hukum Kekekalan Momentum. 3. Persamaan State. Kerapatan massa dan volume dari partikel yang bergerak tidak mengalami perubahan atau debit fluida yang masuk sama dengan debit fluida yang keluar. Kondisi inilah yang disebut dengan kekekalan massa. Hukum kekekalan massa dirumuskan dalam persamaan berikut: (2.1) Hukum kekekalan momentum berasal dari hukum kedua Newton yang mengatakan bahwa besar gaya yang bekerja pada suatu partikel merupakan besar perubahan momentum pada partikel tersebut. Tze Wen
2 Hukum kekekalan momentum dirumuskan dalam persamaan berikut: Persamaan state dapat ditulis sebagai berikut: (2.2) (2.3) Dari ketiga persamaan diatas, dapat diperoleh persamaan gelombang akustik, yaitu: (2.4) f! f! "!f "! #$ #$% 2.2 Teori Normal-Mode Ada dua buah teori yang dapat digunakan untuk menyelesaikan persamaan gelombang. Yang pertama disebut teori ray tracing dan yang kedua adalah teori normal-mode. Pada teori normal-mode, propagasi digambarkan dalam hal fungsi karakteristik yang disebut normalmodes. Normal-modes merupakan penggabungan secara aditif untuk memenuhi kondisi batasan dan sumber yang diinginkan. Teori normal-mode dapat digunakan di segala jenis frekuensi, namun lebih cocok digunakan pada propagasi gelombang dengan frekuensi rendah dalam panduan gelombang lautan jarak jauh. Tze Wen
3 Teori normal-mode mempunyai kelebihan bila dibandingkan dengan teori ray tracing, yaitu dapat digunakan pada frekuensi rendah dan dapat digunakan untuk memprediksi intensitas suara. Solusi dengan menggunakan teori ini didapat dari persamaan gelombang 1 dimensi. Persamaan gelombang 1 dimensi dari Persamaan (2.4) dapat ditulis menjadi persamaan gelombang sebagai fungsi dari kedalaman (z) dan waktu (t). & & (2.5) Untuk menyelesaikan persamaan (2.5), diasumsikan bahwa gelombang harmonik. Sehingga dengan menggunakan metode pemisahan variabel, persamaan tersebut dapat dituliskan menjadi: & $ ' ( )*+ Sehingga persamaan (2.6) dapat dituliskan menjadi: & '( )*+ (2.6) (2.7) Persamaan (2.6) diturunkan dua kali terhadap variabelnya masing-masing menjadi:,- '( )*+ ' ()*+ (2.8) (2.9) Kedua persamaan diatas disubtitusikan ke persamaan (2.5) menjadi:,- ' - (2.10) Tze Wen
4 Persamaan (2.10) dapat juga dituliskan sebagai:. / 0' (2.11) / Persamaan (2.11) dapat ditulis menjadi: 45 / 6' (2.12) 5 Persamaan (2.12) disebut juga persamaan Helmholtz (Reduced Wave Equation). Persamaan differensial (2.11) akan memiliki solusi umum dalam bentuk fungsi eksponensial dari variabel bebas z. Fungsi eksponensial digunakan karena menghasilkan nilai yang konstan apabila diturunkan, sehingga dapat dihilangkan dan menyisakan variabel yang dicari. Bentuk fungsi eksponensial yang digunakan: ' ( 78 ' : ( 78 : ' (2.13) (2.14) Kemudian persamaan (2.13) dan (2.14) disubtitusikan kedalam persamaan (2.11), maka didapat persamaan: '9 / (2.15) Agar solusi bersifat non-trivial maka: 9 / 9,/ (2.16) 9 : ;/<9,;/ (2.17) Tze Wen
5 Solusi non-trivial dari persamaan (2.17) dimasukkan kembali ke persamaan (2.13) sehingga didapatkan solusi umumnya, yaitu: ' : ( )=8 ( >)=8 (2.18)?$@ A( B)C DEF B ;E;GF&! H?A ' : "H / ; / ' "H /, ; / (2.19) (2.20) Persamaan (2.19) dan (2.20) disubtitusikan kembali ke persamaan (2.18) untuk mendapatkan solusi umum yang diinginkan: atau ' : ' : ' ' : "H / ; " :," / (2.21) (2.22) Untuk mempermudah, konstanta c 1 dan c 2 diganti menjadi A dan B menjadi: I ; :, < J : ' I / J "H / (2.23) Tze Wen
6 Gambar 2. 1 Contoh Profil Kecepatan Suara Konstanta A dan B diperoleh dari syarat batas. Dua syarat batas yang digunakan adalah: 1. Di permukaan bebas (z = 0) 2. Di dasar perairan (z = h) ' K"!!?L M < N T p z P = 8QR Dari syarat batas pertama, diperoleh nilai B = 0. Subtitusi nilai B pada persamaan (2.7) menghasilkan: IE;G/( )*+ Berdasarkan syarat batas kedua, harga Ak dapat diperoleh apabila: "H /S (2.24) (2.25) Tze Wen
7 Nilai konstanta A sebagai solusi untuk persamaan (2.25) adalah: atau /S "H >: 2 1 & U2 1 & V2 1 &W&XGY 1 Z2 /S XG Y Z 2& G &Y&1& W 1 (2.26) Persamaan diatas merupakan persamaan karakteristik untuk kondisi perairan ideal. Kondisi ini diatur oleh nilai k yang diskrit, yang dinamakan eigenvalues. Persamaan gelombang untuk sumber frekuensi tunggal dari bidang gelombang (single frequency source of plane waves): I [ / [ ( )* \+ (2.27) Untuk sumber multi frekuensi (multi frequency source): ]I [ / [ ( )* \+ [ (2.28) Penjumlahan dari persamaan diatas disebut normal-mode. Tze Wen
8 1, z 2 1, T (S 35) 7, T z 3 (2.31) Bab 2 Dasar Teori Akustik Bawah Air 2.3 Profil Kecepatan Suara (Sound Velocity Profile) Kecepatan suara dari permukaan hingga dasar laut sangat bervariasi, bergantung pada kondisi geografisnya. Secara empiris, kecepatan suara (c) merupakan fungsi dari temperatur (T), salinitas (S) dan kedalaman (z). Variasi kecepatan suara terhadap kedalaman dinamakan profil kecepatan suara. 3 persamaan empiris untuk menghitung kecepatan suara adalah sebagai berikut: 1. Persamaan Leroy c = 1492,9 + 3 (T - 10) (T - 10) (T - 18) 2 + 1,2 (S 35) 10-2 (T - 18) (S - 35) + z/61 (2.29) Persamaan Leroy berlaku untuk syarat berikut: ,5 0 (dalam Celcius) meter 2. Persamaan Medwin c = 1449,2 + 4,6T -5, T 2 + 2, T 3 + (1, T) (S - 35) + 1, z (2.30) Persamaan Medwin berlaku untuk syarat berikut: (dalam derajat Celcius) meter 3. Persamaan Mackenzie c = 1448,96 + 4,591 T 5, T 2 + 2, T 3 + 1,34 (S 35) + 1, z + Persamaan Mackenzie berlaku untuk syarat berikut: (dalam Celcius) meter Tze Wen
9 Pertambahan kecepatan suara di bawah laut berbanding lurus dengan pertambahan temperatur, salinitas dan kedalaman. Untuk perairan dalam, salinitas tidak begitu berpengaruh terhadap kecepatan suara. Contoh profil kecepatan suara ditampilkan pada Gambar 2.1. Gambar 2. 2 Contoh Profil Kecepatan Suara 2.4 Metode Polynomial Curve Fitting Metode ini digunakan untuk mendapatkan fungsi persamaan yang mendekati nilai dari datadata diskrit. Banyak aplikasi yang membutuhkan nilai di luar dari data diskrit yang dibutuhkan. Proses interpolasi, differensiasi, dan integrasi dari sekumpulan data diskrit menjadi hal yang penting. Proses ini dilakukan dengan cara melakukan pengepasan sebuah fungsi pendekatan paada sekumpulan data diskrit. Pendekatan profil kecepatan suara dengan persamaan sebagai fungsi temperatur, salinitas dan kedalaman secara umum dituliskan sebagai berikut: 3^&_& (2.32) Tze Wen
10 Dalam program yang digunakan dalam tugas akhir ini, kecepatan suara (c) hanya bergantung pada fungsi kedalaman (z), sehingga fungsi temperatur dan salinitas harus diubah kedalam fungsi kedalaman dengan menggunakan polynomial curve fitting. Bentuk umum persamaan yang diperoleh adalah: 3^& _& (2.33) T(z) dan S(z) didapatkan dengan melakukan polynomial curve fitting sehingga menjadi: ^ ^: [ ^ [>: `^[^[a: (2.34) : [ _ [>: `_ [ _ [a: (2.35) ^:&^&W&^[&^[a: Hf! bc _ : &_ &W&_ [ &_ [a: Hf! dc G H! Subtitusi persamaan (2.34) dan (2.35) ke persamaan (2.33) menghasilkan persamaan kecepatan suara sebagai fungsi kedalaman (z): 3 (2.36) Harga n yang akan digunakan dalam tugas akhir ini didapatkan dengan mengepaskan (fitting) persamaan polynomial curve fitting orde ke- n dengan data hasil pengukuran. Harga n yang digunakan adalah harga n yang menghasilkan error terkecil. Persentase error diperoleh melalui persamaan: e,! H Y q ]g^hi+i,^jklmn>o)++)[p f ^jklmn>o)++)[p )Q: g rys (2.37) Tze Wen
11 ^hi+i?!$ ^jklmn>o)++)[p H!! DtuGDv;wtNxM(3;;Gy f z? Error untuk persamaan polynomial curve fitting salinitas dihitung dengan cara yang sama. 2.5 Propagasi Akustik Bawah Air Propagasi akustik merupakan transmisi dari suatu energi akustik melalui media perantara air. Dalam perambatannya, gelombang suara mengalami refraksi, refleksi dan transmisi Refraksi Propagasi akustik di laut bervariasi dalam arah vertikal dan horisontal pada media laut yang tidak homogen. Variasi dalam arah vertikal menimbulkan refraksi pada gelombang suara. Refraksi merupakan suatu fenomena pembelokan arah rambat gelombang. Fenomena refraksi dipengaruhi oleh variasi kecepatan suara. Kecepatan suara sendiri dipengaruhi oleh salinitas, temperatur dan kedalaman perairan. Ilustrasi fenomena refraksi yang terjadi akibat adanya perbedaan kecepatan suara ditampilkan pada Gambar 2.3. Refraksi dapat mengakibatkan gelombang suara terperangkap pada daerah transisi antara lapisan termoklin dan lapisan isotermal. Daerah transisi ini umumnya terletak di sekitar kedalaman yang memiliki nilai kecepatan suara yang minimum (sumbu DSC) Refleksi dan Transmisi Propagasi akustik pada suatu media menyebabkan sebagian energi gelombang direfleksikan dan sebagian lagi ditransmisikan. Ilustrasi fenomena refleksi dan transmisi ditampilkan pada Gambar 2.4. Refleksi gelombang akustik terjadi pada bidang batas antara dua media yang berbeda impedansi akustiknya. Impedansi akustik dirumuskan sebagai: { (2.38) Tze Wen
12 E i Z 1 = % 1 c 1 Z 2 = % 2 c 2 E t Gambar 2. 3 Fenomena Refraksi E i E r Z 1 = % 1 c 1 Z 2 = % 2 c 2 E t Gambar 2. 4 Fenomena Refleksi dan Transmisi {! $ T z $ T "! T Tze Wen
13 } ~x : : ~x ` ~x [ [ (2.39) Bab 2 Dasar Teori Akustik Bawah Air Sudut antara gelombang datang dengan garis normal didefinisikan sebagai sudut datang (i). Sudut antara gelombang refleksi dengan garis normal didefinisikan sebagai sudut pantul (r). Besar sudut datang akan selalu sama dengan besar sudut refleksi. Gelombang datang dan gelombang refleksi merambat pada media yang memiliki impedansi akustik Z 1, sedangkan gelombang transmisi merambat pada media yang memiliki impedansi akustik Z Pengurangan Energi Transmisi (Transmission Loss) Pengurangan energi transmisi merupakan salah satu dari berbagai fenomena ketika suara berpropagasi di bawah air. Pengurangan energi transmisi terjadi akibat penjalaran (spreading) dan pelemahan (attenuation) suara Spreading Loss Spreading loss merupakan efek geometri yang menandakan pelemahan suara karena suara menyebar menjauhi sumber suara. Spreading loss dapat berupa spherical maupun cylindrical spreading loss. Ilustrasi spreading loss ditampilkan pda Gambar Spherical Spreading Loss Sumber suara diletakkan pada medium yang homogen, tidak terbatas dan tidak menyebabkan adanya kehilangan energi. Untuk contoh propagasi sederhana ini, daya diradiasikan ke segala arah dengan jumlah yang sama melingkupi permukaan bola yang mengelilingi suara. Daya P yang melintasi bola-bola itu memiliki besar yang sama karena tak terjadi kehilangan energi pada medium. Daya P sama dengan intensitas dikalikan dengan luas permukaan. x : Y &!$ $ $!z x?a ^,Y H$ :,Y H$ x,1h$x ƒ (2.40) Penjalaran suara ini disebut penjalaran bola. Intensitas suara mengalami penurunan berbanding lurus dengan kuadrat jarak. Pengurangan energi transmisi meningkat berbanding lurus dengan kuadrat jarak. Tze Wen
14 1x : : 1x ` 1x [ [ (2.41) Bab 2 Dasar Teori Akustik Bawah Air Gambar 2. 5 Spreading Loss Cylindrical Spreading Loss Ketika medium memiliki bidang batas atas dan bawah yang paralel, penjalaran tidak berbentuk bola lagi karena suara tidak dapat menembus bidang batas. Daya yang disebar melingkupi permukaan silinder dengan jari-jari sama dengan jarak dan tinggi H sama dengan jarak antara batas atas dan bawah. Daya yang melintasi permukaan silinder pada jarak r 1 dan r 2 adalah: : Y &!$ $ $!z? ^,Y H$ :,Y H$,YH$xƒ (2.42) Penjalaran suara ini disebut penjalaran silinder. Penjalaran ini terjadi bila suara terperangkap pada kanal suara di laut. Tze Wen
15 2.6.2 Attenuation Loss Attenuation loss terjadi akibat adanya fenomena absorpsi, pemantulan dan kebocoran (leakage) kanal suara Absorption Loss Ketika gelombang merambat melalui sebuah media yang mengabsorbsi energi dengan intensitas I, berkurangnya intensitas di akan terjadi dengan jarak yang kecil dx, dan dapat dituliskan sebagai berikut:,g r (2.43) Dimana n adalah suatu konstanta dan tanda negatif menunjukkan pengurangan intensitas. Persamaan tersebut diintegrasikan kedua sisinya dengan batas dari x 1 ke x 2 dengan intensitas dari I 1 menuju I 2, sehingga: : (r,gr,r : ˆ (2.44) Bila kedua sisinya dikalikan bilangan 10, maka bentuk logaritmik dari Persamaan (2.44) dapat ditulis menjadi: $ YGtDy(& A Sehingga: Y H$, Y H$ :,YGr,r : H$ ( Y H$, Y H$ :, r,r : (2.45) (2.46) Y H$, Y H$ : r,r : (2.47) Tze Wen
16 Energi akustik diserap dan dikonversikan menjadi energi panas ketika suara berpropagasi di laut. Penyerapan suara disebabkan oleh 3 hal yaitu viskositas, proses relaksasi MgSO 4 (magnesium sulfat) dan proses relaksasi H 3 BO 3 (asam borik). Proses relaksasi ini merupakan proses penguraian-penggabungan ion (MgSO 4 dan H 3 BO 3 ) karena pengaruh tekanan akustik. Berikut ini merupakan salah satu persamaan empirik untuk menentukan koefisien absorpsi suara di laut yang memperhitungkan ketiga penyebab absorbsi suara: &Y3 Y3 ~3 ~Y 3 1&ŠV Y> 3 &U Œ HfH!ƒ HŽ (2.48) 3 # H c Penambahan konstanta 0,003 pada persamaan (2.63) dimaksudkan untuk mengatasi pelemahan suara pada frekuensi yang sangat rendah. Persamaan ini berlaku pada temperatur 4 0 C dan kedalaman sekitar 3000 ft. Secara umum, persamaan pengurangan energi transmisi akibat absorpsi dirumuskan sebagai: ^, x Y > J (2.49) H HfH!ƒ H x z! H!$ Reflection Loss di Permukaan Laut Marsh, Schulkin dan Kneale menyatakan bahwa terdapat hubungan antara pengurangan energi transmisi akibat pantulan di permukaan laut dengan frekuensi dan tinggi gelombang. Ilustrasi fenomena refleksi di permukaan laut ditampilkan pada Gambar 2.6 dan 2.7. Kondisi permukaan laut berhubungan erat dengan kecepatan angin. Hubungan tersebut dinyatakan dengan sea state. Hubungan antara kecepatan angin, tinggi gelombang dan sea state ditampilkan pada Gambar 2.8. Hubungan antara reflection loss di permukaan laut dengan kecepatan angin, tinggi gelombang, sea state serta frekuensi ditampilkan pada Gambar 2.9. Tze Wen
17 Gambar 2. 6 Fenomena Refleksi di Permukaan Laut yang Halus Gambar 2. 7 Fenomena Refleksi di Permukaan Laut yang Kasar Gambar 2. 8 Hubungan Antara Kecepatan Angin, Tinggi Gelombang dan Sea State Tze Wen
18 Gambar 2. 9 Hubungan Antara Reflection Loss di Permukaan Laut dengan Kecepatan Angin, Tinggi Gelombang, Sea State serta Frekuensi Pengurangan Energi Transmisi pada Kanal Suara Suara menjalar di laut menempuh jarak yang panjang melalui beberapa bentuk kanal suara. Jenis-jenis umum kanal suara di laut diantaranya kanal suara mixed-layer, kanal suara perairan dalam (deep sound channel), dan kanal suara perairan dangkal (shallow-water sound channel) Pengurangan Energi Transmisi pada Kanal Suara Mixed-Layer Mixed-layer adalah lapisan yang mempunyai temperatur yang sama (isothermal) karena adanya air laut permukaan yang diaduk oleh angin yang bergerak dekat permukaan laut. Suara yang terperangkap dalam lapisan ini berpropagasi dengan cara memantul dari permukaan laut secara berturut-turut. Tze Wen
19 Penentuan pengurangan energi transimisi pada mixed-layer perlu memperhatikan fenomena absorpsi, pemantulan dan kebocoran suara. Kebocoran suara terjadi karana adanya suara yang dihamburkan keluar kanal mixed-layer oleh permukaan laut yang kasar dan ketidakkontinuan antara lapisan mixed-layer dengan lapisan dibawahnya. Persamaan Shulkin untuk menentukan koefisien kebocoran suara berupa: 1_X 3 : Z HfH"H ƒ HŽ (2.50) _? &~ $ S $$$H$# 3 # H c Pengurangan Energi Transmisi pada Kanal Suara Perairan Dangkal Propagasi suara pada perairan dangkal akan terus menerus memantul pada dasar laut, sehingga terjadi pelemahan suara yang cukup signifikan. Selain hal tersebut, faktor anomali lapangan serta perkiraan error perlu diperhitungkan. Besaran 0 T (koefisien pelemahan), k L dan perkiraan error untuk menghitung pengurangan energi transmisi pada perairan dangkal disajikan pada Tabel 2.1. Tze Wen
20 Tabel 2. 1 Perkiraan Angka-Angka Anomali Lapangan Pengurangan Energi Transmisi pada Kanal Suara Perairan Dalam Gambar 2.10 mengilustrasikan fenomena Ray berosilasi ketika sumber akustik diletakkan pada titik yang memiliki kecepatan suara minimum. Kedalaman dimana kecepatan suara bernilai minimum disebut sumbu kanal suara perairan dalam (deep sound channel axis). Gambar Sumbu Deep Sound Channel Tze Wen
21 Suara cenderung berpropagasi sepanjang sumbu kanal mengakibatkan intensitas akustik pada kedalaman ini berkurang. Pengurangan energi akibat faktor absorpsi juga perlu diperhatikan. Pengurangan energi transmisi pada perairan dangkal disebabkan oleh penjalaran silinder dan absorpsi. Kanal suara pada perairan dalam (DSC) dapat didemonstrasikan dengan baik dengan menggunakan diagram ray. Teori ray dapat memproduksi caustic dan shadow zone yang tidak dihasilkan pada teori mode maupun pada data hasil pengukuran. Hasil perbandingan teori mode dengan data hasil pengukuran ternyata mengecewakan. Hal ini disebabkan karena pengabaian dari efek kekasaran permukaan laut. Tze Wen
BAB 2 DASAR TEORI AKUSTIK BAWAH AIR
BAB 2 DASAR TEORI AKUSTIK BAWAH AIR 2.1 Persamaan Akustik Bawah Air Persamaan akustik bawah air diturunkan dari persamaan state, persamaan kekekalan massa (persamaan kontinuitas) dan persamaan kekekalan
Lebih terperinciBab 3. Pengumpulan dan Pengolahan Data. Bab 3 Pengumpulan dan Pengolahan Data. 3.1 Pengumpulan Data
Bab 3 Pengumpulan dan Pengolahan Data 3.1 Pengumpulan Data Pemodelan propagasi akustik bawah air di Samudera Hindia memerlukan data-data sebagai berikut: 1. Kecepatan suara. 2. Temperatur. 3. Salinitas.
Lebih terperinciSOUND PROPAGATION (Perambatan Suara)
SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara) SOUND PROPAGATION (Perambatan Suara) Reflection and Refraction Ketika gelombang suara merambat dalam medium, terjadi sebuah pertemuan antara kedua medium dengan kepadatan
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Gangguan Pada Audio Generator Terhadap Amplitudo Gelombang Audio Yang Dipancarkan Pengukuran amplitudo gelombang audio yang dipancarkan pada berbagai tingkat audio generator
Lebih terperinciPEMODELAN KANAL KOMUNIKASI AKUSTIK PADA PERAIRAN DANGKAL
PEMODELAN KANAL KOMUNIKASI AKUSTIK PADA PERAIRAN DANGKAL Taufani Rizal Nofriansyah NRP. 2207 100 004 Dosen Pembimbing : Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati, M.Eng.Sc Latar Belakang Kondisi perairan
Lebih terperinciBab 2. Teori Gelombang Elastik. sumber getar ke segala arah dengan sumber getar sebagai pusat, sehingga
Bab Teori Gelombang Elastik Metode seismik secara refleksi didasarkan pada perambatan gelombang seismik dari sumber getar ke dalam lapisan-lapisan bumi kemudian menerima kembali pantulan atau refleksi
Lebih terperinciPemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal dengan Kondisi LOS. By: dferyando.wordpress.com
Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal dengan Kondisi LOS By: dferyando.wordpress.com 1/3/2017 1. Pendahuluan Teknik komunikasi di bawah air merupakan teknik bertukar informasi yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II TEORI TERKAIT
II. TEORI TERKAIT BAB II TEORI TERKAIT 2.1 Pemodelan Penjalaran dan Transformasi Gelombang 2.1.1 Persamaan Pengatur Berkenaan dengan persamaan dasar yang digunakan model MIKE, baik deskripsi dari suku-suku
Lebih terperinciBAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK. walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik
BAB II GELOMBANG ELEKTROMAGNETIK 2.1 Umum elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat walaupun tidak ada medium dan terdiri dari medan listrik dan medan magnetik seperti yang diilustrasikan pada
Lebih terperinciAnalisis Model Propagasi Kraken pada Pengiriman Sinyal Akustik Bawah Air
Analisis Model Propagasi Kraken pada Pengiriman Sinyal Akustik Bawah Air Destianti Dwi Pravitasari 2206100164 Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Kampus ITS, Surabaya 60111
Lebih terperinciPerambatan Suara dalam Air di Perairan Laut Bengkulu Menggunakan Model ODE (Ordinary Differential Equation)
SIMERI, Jurnal Ilmu Fisika Indonesia Volume Nomor Januari 016 Perambatan Suara dalam Air di Perairan Laut Bengkulu Menggunakan Model ODE (Ordinary Differential Equation) Supiyati dan Norita Romauli S.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gelombang Bunyi Gelombang bunyi merupakan gelombang longitudinal yang terjadi sebagai hasil dari fluktuasi tekanan karena perapatan dan perenggangan dalam media elastis. Sinyal
Lebih terperinciPENENTUAN LOKASI SUMBER
PENENTUAN LOKASI SUMBER DENGAN MENGGUNAKAN HYDROPHONE TUNGGAL Annisa Firasanti 2207100159 Dosen Pembimbing: Dr. Ir. Wirawan, DEA Ir. Endang Widjiati, M.Eng.Sc LATAR BELAKANG Potensi perairan Indonesia
Lebih terperinciBAB 3 PERAMBATAN GELOMBANG MONOKROMATIK
BAB 3 PERAMBATAN GELOMBANG MONOKROMATIK Dalam bab ini, kita akan mengamati perambatan gelombang pada fluida ideal dengan dasar rata. Perhatikan gambar di bawah ini. Gambar 3.1 Aliran Fluida pada Dasar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permukaan bumi mempunyai beberapa lapisan pada bagian bawahnya, masing masing lapisan memiliki perbedaan densitas antara lapisan yang satu dengan yang lainnya, sehingga
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Dasar Teori Serat Alami
BAB II DASAR TEORI 2.1 Dasar Teori Serat Alami Secara umum serat alami yang berasal dari tumbuhan dapat dikelompokan berdasarkan bagian tumbuhan yang diambil seratnya. Berdasarkan hal tersebut pengelompokan
Lebih terperinciBab 2 LANDASAN TEORI. 2.1 Penurunan Persamaan Air Dangkal
Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1 Penurunan Persamaan Air Dangkal Persamaan air dangkal atau Shallow Water Equation (SWE) berlaku untuk fluida homogen yang memiliki massa jenis konstan, inviscid (tidak kental),
Lebih terperinciJenis dan Sifat Gelombang
Jenis dan Sifat Gelombang Gelombang Transversal, Gelombang Longitudinal, Gelombang Permukaan Gelombang Transversal Gelombang transversal merupakan gelombang yang arah pergerakan partikel pada medium (arah
Lebih terperinciTreefy Education Pelatihan OSN Online Nasional Jl Mangga III, Sidoarjo, Jawa WhatsApp:
Treefy Education PEMBAHASAN LATIHAN 1 1.a) Bayangkan bola berada di puncak pipa. Ketika diberikan sedikit dorongan, bola akan bergerak dan menabrak tanah dengan kecepatan. Gerakan tersebut merupakan proses
Lebih terperinciLEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR - - GELOMBANG - GELOMBANG
LEMBAR KERJA SISWA (LKS) /TUGAS TERSTRUKTUR Diberikan Tanggal :. Dikumpulkan Tanggal : Nama : Kelas/No : / Gelombang - - GELOMBANG - GELOMBANG ------------------------------- 1 Gelombang Gelombang Berjalan
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari
Lebih terperinciPemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal
Pemodelan Kanal Komunikasi Akustik pada Perairan Dangkal Taufani Rizal Nofriansyah, Wirawan, Endang Widjiati Jurusan Teknik Elektro FTI, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Abstrak Komunikasi melalui medium
Lebih terperinciBAB III PEMBAHASAN. dengan menggunakan penyelesaian analitik dan penyelesaian numerikdengan. motode beda hingga. Berikut ini penjelasan lebih lanjut.
BAB III PEMBAHASAN Pada bab ini akan dibahas tentang penurunan model persamaan gelombang satu dimensi. Setelah itu akan ditentukan persamaan gelombang satu dimensi dengan menggunakan penyelesaian analitik
Lebih terperinciDoc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version:
SBMPTN 2015 Fisika Kode Soal Doc. Name: SBMPTN2015FIS999 Version: 2015-09 halaman 1 16. Posisi benda yang bergerak sebagai fungsi parabolik ditunjukkan pada gambar. Pada saat t 1 benda. (A) bergerak dengan
Lebih terperinciRadio dan Medan Elektromagnetik
Radio dan Medan Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik Gelombang Elektromagnetik adalah gelombang yang dapat merambat, Energi elektromagnetik merambat dalam gelombang dengan beberapa karakter yang bisa
Lebih terperinciGelombang sferis (bola) dan Radiasi suara
Chapter 5 Gelombang sferis (bola) dan Radiasi suara Gelombang dasar lain datang jika jarak dari beberapa titik dari titik tertentu dianggap sebagai koordinat relevan yang bergantung pada variabel akustik.
Lebih terperinciGelombang Bunyi. Keterangan: γ = konstanta Laplace R = tetapan umum gas (8,31 J/mol K)
Gelombang Bunyi Bunyi termasuk gelombang mekanik, karena dalam perambatannya bunyi memerlukan medium perantara. Ada tiga syarat agar terjadi bunyi yaitu ada sumber bunyi, medium, dan pendengar. Bunyi dihasilkan
Lebih terperinciFisika Modern (Teori Atom)
Fisika Modern (Teori Atom) 13:05:05 Sifat-Sifat Atom Atom stabil adalah atom yang memiliki muatan listrik netral. Atom memiliki sifat kimia yang memungkinkan terjadinya ikatan antar atom. Atom memancarkan
Lebih terperinciDASAR PENGUKURAN MEKANIKA
DASAR PENGUKURAN MEKANIKA 1. Jelaskan pengertian beberapa istilah alat ukur berikut dan berikan contoh! a. Kemampuan bacaan b. Cacah terkecil 2. Jelaskan tentang proses kalibrasi alat ukur! 3. Tunjukkan
Lebih terperinciPENDEKATAN TEORITIK. Elastisitas Medium
PENDEKATAN TEORITIK Elastisitas Medium Untuk mengetahui secara sempurna kelakuan atau sifat dari suatu medium adalah dengan mengetahui hubungan antara tegangan yang bekerja () dan regangan yang diakibatkan
Lebih terperinciLEMBARAN SOAL. Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS )
LEMBARAN SOAL Mata Pelajaran : FISIKA Sat. Pendidikan : SMA/MA Kelas / Program : XII ( DUA BELAS ) PETUNJUK UMUM 1. Tulis nomor dan nama Anda pada lembar jawaban yang disediakan 2. Periksa dan bacalah
Lebih terperinci2. TINJAUAN PUSTAKA Gelombang Bunyi Perambatan Gelombang dalam Pipa
2 Metode yang sering digunakan untuk menentukan koefisien serap bunyi pada bahan akustik adalah metode ruang gaung dan metode tabung impedansi. Metode tabung impedansi ini masih dibedakan menjadi beberapa
Lebih terperinciDASAR-DASAR GELOMBANG
DASAR-DASAR GELOMBANG Oleh: Dr. Ida Hamidah, M.Si. JPTM FPTK UPI OUTLINE Definisi Gelombang Macam-macam gelombang Persamaan Gelombang Sifat-sifat Gelombang Definisi Gelombang Gelombang dapat terjadi bila
Lebih terperinciSifat gelombang elektromagnetik. Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i
Sifat gelombang elektromagnetik Pantulan (Refleksi) Pembiasan (Refraksi) Pembelokan (Difraksi) Hamburan (Scattering) P o l a r i s a s i Pantulan (Refleksi) Pemantulan gelombang terjadi ketika gelombang
Lebih terperinciTransmisi Bunyi di Dalam Pipa
Transmisi Bunyi di Dalam Pipa Didalam Bab 4.1 telah dijelaskan bahwa gelombang suara di dalam fluida tidak dipengaruhi oleh permukaan luarnya yang sejajar dengan arah suara propagasi. Hal ini dikarenakan
Lebih terperinciScientific Echosounders
Scientific Echosounders Namun secara secara elektronik didesain dengan amplitudo pancaran gelombang yang stabil, perhitungan waktu yang lebih akuran dan berbagai menu dan software tambahan. Contoh scientific
Lebih terperinciAKUSTIKA RUANG KULIAH
AKUSTIKA RUANG KULIAH Ruang Kuliah GKU Barat UTS TF 3204 AKUSTIK Akbar Aidil Sardi 13306003 LATAR BELAKANG Setiap ruangan, baik tertutup maupun terbuka, tidak terlepas dari akustik ruang. Akustik ruang
Lebih terperinciMATERI PERKULIAHAN. Gambar 1. Potensial tangga
MATERI PERKULIAHAN 3. Potensial Tangga Tinjau suatu partikel bermassa m, bergerak dari kiri ke kanan pada suatu daerah dengan potensial berbentuk tangga, seperti pada Gambar 1. Pada daerah < potensialnya
Lebih terperinciDAFTAR ISI Hasil Uji Model Hidraulik UWS di Pelabuhan PT. Pertamina RU VI
DAFTAR ISI ALAMAN JUDUL... i ALAMAN PENGESAAN... ii PERSEMBAAN... iii ALAMAN PERNYATAAN... iv KATA PENGANTAR... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xi DAFTAR LAMBANG... xiii INTISARI...
Lebih terperinciHorizontal. Kedalaman. Laut. Lintang. Permukaan. Suhu. Temperatur. Vertikal
Temperatur Air Laut Dalam oseanografi dikenal dua istilah untuk menentukan temperatur air laut yaitu temperatur insitu (selanjutnya disebut sebagai temperatur saja) dan temperatur potensial. Temperatur
Lebih terperinci(2) dengan adalah komponen normal dari suatu kecepatan partikel yang berhubungan langsung dengan tekanan yang diakibatkan oleh suara dengan persamaan
Getaran Teredam Dalam Rongga Tertutup pada Sembarang Bentuk Dari hasil beberapa uji peredaman getaran pada pipa tertutup membuktikan bahwa getaran teredam di dalam rongga tertutup dapat dianalisa tidak
Lebih terperinciPropagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat
Propagasi gelombang radio atau gelombang elektromagnetik dipengaruhi oleh banyak faktor dalam bentuk yang sangat kompleks kondisi yang sangat bergantung pada keadaan cuaca dan fenomena luar angkasa yang
Lebih terperinciGambar 3. 1 Ilustrasi pemantulan spekuler (kiri) dan pemantulan difuse (kanan)
3.1. Cahaya Cahaya merupakan gelombang elektromagnetik yang memiliki sifat-sifat yaitu dapat dipantulkan (refleksi), dibiaskan (refraksi), diserap (absorpsi), interferensi, difraksi, dan polarisasi. Cahaya
Lebih terperinciGETARAN DAN GELOMBANG
GEARAN DAN GELOMBANG Getaran dapat diartikan sebagai gerak bolak balik sebuah benda terhadap titik kesetimbangan dalam selang waktu yang periodik. Dua besaran yang penting dalam getaran yaitu periode getaran
Lebih terperinciDistribusi Medan Akustik dalam Domain Interior dengan Metode Elemen Batas (Boundary Element Method)
Distribusi Medan Akustik dalam Domain Interior dengan Metode Elemen Batas (Boundary Element Method) Tetti Novalina Manik dan Nurma Sari Abstrak: Dalam analisis akustik, kasus yang paling umum adalah menentukan
Lebih terperinciBAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK
BAB II PERAMBATAN GELOMBANG SEISMIK.1 Teori Perambatan Gelombang Seismik Metode seismik adalah sebuah metode yang memanfaatkan perambatan gelombang elastik dengan bumi sebagai medium rambatnya. Perambatan
Lebih terperinciJawaban Soal OSK FISIKA 2014
Jawaban Soal OSK FISIKA 4. Sebuah benda bergerak sepanjang sumbu x dimana posisinya sebagai fungsi dari waktu dapat dinyatakan dengan kurva seperti terlihat pada gambar samping (x dalam meter dan t dalam
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Daerah Studi Kecamatan Muara Gembong merupakan kecamatan di Kabupaten Bekasi yang terletak pada posisi 06 0 00 06 0 05 lintang selatan dan 106 0 57-107 0 02 bujur timur. Secara
Lebih terperinciFisika Umum (MA-301) Getaran dan Gelombang Bunyi
Fisika Umum (MA-301) Topik hari ini: Getaran dan Gelombang Bunyi Getaran dan Gelombang Hukum Hooke F s = - k x F s adalah gaya pegas k adalah konstanta pegas Konstanta pegas adalah ukuran kekakuan dari
Lebih terperinciBAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI
BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator Tujuan 1. : 1. Arti fisis getaran diformulasikan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
19 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Sifat Akustik Papan Partikel Sengon 4.1.1 Koefisien Absorbsi suara Apabila ada gelombang suara bersumber dari bahan lain mengenai bahan kayu, maka sebagian dari energi
Lebih terperinci4. HASIL DAN PEMBAHASAN
4. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Sedimen Dasar Perairan Berdasarkan pengamatan langsung terhadap sampling sedimen dasar perairan di tiap-tiap stasiun pengamatan tipe substrat dikelompokkan menjadi 2, yaitu:
Lebih terperinciFISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M
FISIKA FMIPA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010 Alfan Muttaqin/M0207025 Di terjemahkan dalam bahasa Indonesia dari An introduction by Heinrich Kuttruff Bagian 6.6 6.6.4 6.6 Penyerapan Bunyi Oleh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Penelitian dunia yang berkenaan dengan gelombang ultrasonik bukan hal yang baru melainkan sudah berlangsung cukup lama sehingga pemahaman ilmuwan mengenai sifat dan interaksinya
Lebih terperinciBAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV
BAB 3 PENENTUAN POSISI DAN APLIKASI ROV 3.1. Persiapan Sebelum kegiatan survei berlangsung, dilakukan persiapan terlebih dahulu untuk mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan selama kegiatan survei
Lebih terperinciPENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT. Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga ABSTRACT
PENGUKURAN KOEFISIEN ABSORPSI BUNYI DARI LIMBAH BATANG KELAPA SAWIT Krisman, Defrianto, Debora M Sinaga Jurusan Fisika-Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Riau Kampus Binawidya Pekanbaru,
Lebih terperinciLosses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan)
Panduan Praktikum Fenomena Dasar 010 A. Tujuan Percobaan: Percobaan 5 Losses in Bends and Fittings (Kerugian energi pada belokan dan sambungan) 1. Mengamati kerugian tekanan aliran melalui elbow dan sambungan.
Lebih terperinci(6.38) Memasukkan ini ke persamaan (6.14) (dengan θ = 0) membawa kita ke faktor refleksi dari lapisan
6.6.3 Penyerapan oleh lapisan berpori Selanjutnya kita mempertimbangkan penyerapan suara oleh lapisan tipis berpori, misalnya, dengan selembar kain seperti tirai, atau dengan pelat tipis dengan perforasi
Lebih terperinciFONON I : GETARAN KRISTAL
MAKALAH FONON I : GETARAN KRISTAL Diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pendahuluan Fisika Zat Padat Disusun Oleh: Nisa Isma Khaerani ( 3215096525 ) Dio Sudiarto ( 3215096529 ) Arif Setiyanto ( 3215096537
Lebih terperinciPR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07)
PR ONLINE MATA UJIAN: FISIKA (KODE A07) 1. Gambar di samping ini menunjukkan hasil pengukuran tebal kertas karton dengan menggunakan mikrometer sekrup. Hasil pengukurannya adalah (A) 4,30 mm. (D) 4,18
Lebih terperinciIII. TEORI DASAR. A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik. akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa terjadi,
1 III. TEORI DASAR A. Tinjauan Teori Perambatan Gelombang Seismik Gempa bumi umumnya menggambarkan proses dinamis yang melibatkan akumulasi stress (tekanan) dan pelepasan strain (regangan). Ketika gempa
Lebih terperinciBAB II TEORI DASAR (2.1) sin. Gambar 2.1 Prinsip Huygen. Gambar 2.2 Prinsip Snellius yang menggambarkan suatu yang merambat dari medium 1 ke medium 2
BAB II TEORI DASAR.1 Identifikasi Bentuk Gelombang Perambatan gelombang pada media bawah permukaan mengikuti beberapa prinsip fisika sebagai berikut : a. Prinsip Huygen menyatakan bahwa setiap titik yang
Lebih terperinciBAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI
BAB I GETARAN, GELOMBANG DAN BUNYI Kompetensi dasar : Memahami Konsep Dan Prinsip-Prinsip Gejala Gelombang Secara Umum Indikator : 1. Arti fisis getaran diformulasikan 2. Arti fisis gelombang dideskripsikan
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) SEMESTER GANJIL 2012/2013 Mata Kuliah : Fisika Dasar/Fisika Pertanian Kode / SKS : PAE 112 / 3 (2 Teori + 1 Praktikum) Status : Wajib Mata Kuliah
Lebih terperinciBAB V PERAMBATAN GELOMBANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR
A V PERAMATAN GELOMANG OPTIK PADA MEDIUM NONLINIER KERR 5.. Pendahuluan erkas (beam) optik yang merambat pada medium linier mempunyai kecenderungan untuk menyebar karena adanya efek difraksi; lihat Gambar
Lebih terperinciFisika Dasar I (FI-321)
Fisika Dasar I (FI-31) Topik hari ini Getaran dan Gelombang Getaran 1. Getaran dan Besaran-besarannya. Gerak harmonik sederhana 3. Tipe-tipe getaran (1) Getaran dan besaran-besarannya besarannya Getaran
Lebih terperinciLATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB
LATIHAN SOAL MENJELANG UJIAN TENGAH SEMESTER STAF PENGAJAR FISIKA TPB Soal No. 1 Seorang berjalan santai dengan kelajuan 2,5 km/jam, berapakah waktu yang dibutuhkan agar ia sampai ke suatu tempat yang
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR. Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam
BAB III TEORI DASAR 3.1 Seismik Refleksi Metode seismik refleksi merupakan suatu metode yang banyak digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon. Telah diketahui bahwa dalam eksplorasi geofisika, metode seismik
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN
PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN Agus Martono 1, Nur Aji Wibowo 1,2, Adita Sutresno 1,2,* 1 Program Studi Pendidikan Fisika, Fakultas Sains dan Matematika
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Analisa dengan metode uji ultrasonik terhadap material didasarkan pada pengukuran dengan beberapa parameter propagasinya, dimana propagasi atau perambatan gelombang ultrasonik erat
Lebih terperinciBAB III TEORI DASAR. Prinsip dasar metodee seismik, yaitu menempatkan geophone sebagai penerima
BAB III TEORI DASAR 3.1. Konsep Refleksi Gelombang Seismik Prinsip dasar metodee seismik, yaitu menempatkan geophone sebagai penerima getaran pada lokasi penelitian. Sumber getaran dapat ditimbulkan oleh
Lebih terperinciBAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH
BAB II PROPAGASI GELOMBANG MENENGAH. GELOMBANG MENENGAH Berdasarkan spektrum frekuensi radio, pita frekuensi menengah adalah gelombang dengan rentang frekuensi yang terletak antara 300 khz sampai 3 MHz
Lebih terperinciBAB IV OSILATOR HARMONIS
Tinjauan Secara Mekanika Klasik BAB IV OSILATOR HARMONIS Osilator harmonis terjadi manakala sebuah partikel ditarik oleh gaya yang besarnya sebanding dengan perpindahan posisi partikel tersebut. F () =
Lebih terperinci2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sedimen Dasar Laut
6 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sedimen Dasar Laut Seluruh permukaan dasar laut ditutupi oleh partikel-partikel sedimen yang telah diendapkan secara perlahan-lahan dalam jangka waktu berjuta-juta tahun. Sedimen
Lebih terperinciTEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA
TEST KEMAMPUAN DASAR FISIKA Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan pernyataan BENAR atau SALAH. Jika jawaban anda BENAR, pilihlah alasannya yang cocok dengan jawaban anda. Begitu pula jika
Lebih terperinciFisika Optis & Gelombang
Fisika Optis & Gelombang 1 Pemantulan & Pembiasan Saat cahaya yang merambat melalui suatu medium menemui bidang batas antara 2 medium dapat terjadi proses pemantulan dan/atau pembiasan Pemantulan: sebagian
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN
BAB IV ANALISA DAN PERHITUNGAN 4.1. Hot Water Heater Pemanasan bahan bakar dibagi menjadi dua cara, pemanasan yang di ambil dari Sistem pendinginan mesin yaitu radiator, panasnya di ambil dari saluran
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB TINJAUAN PUSTAKA. Definisi Gelombang dan klasifikasinya. Gelombang adalah suatu gangguan menjalar dalam suatu medium ataupun tanpa medium. Dalam klasifikasinya gelombang terbagi menjadi yaitu :. Gelombang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Dasar Dasar Perpindahan Kalor Perpindahan kalor terjadi karena adanya perbedaan suhu, kalor akan mengalir dari tempat yang suhunya tinggi ke tempat suhu rendah. Perpindahan
Lebih terperinciKARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa
KARAKTERISTIK ZAT CAIR Pendahuluan Aliran laminer Bilangan Reynold Aliran Turbulen Hukum Tahanan Gesek Aliran Laminer Dalam Pipa ALIRAN STEDY MELALUI SISTEM PIPA Persamaan kontinuitas Persamaan Bernoulli
Lebih terperinciMedium Access Control untuk Jaringan Sensor Akustik Bawah Air dengan Menggunakan Hubungan MIMO
JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2012) 1-6 1 Medium Access Control untuk Jaringan Sensor Akustik Bawah Air dengan Menggunakan Hubungan MIMO Geoda Eka Garneta, Wirawan Lab. Komunikasi Multimedia, Jurusan
Lebih terperinciDASAR-DASAR GELOMBANG
DASAR-DASAR GELOMBANG Oleh: Dr. Ida Hamidah, M.Si. JPTM FPTK UPI OUTLINE Definisi Gelombang Macam-macam gelombang Persamaan Gelombang Sifat-sifat Gelombang Definisi Gelombang Gelombang dapat terjadi bila
Lebih terperinci1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah
1. Jika periode gelombang 2 sekon maka persamaan gelombangnya adalah A. y = 0,5 sin 2π (t - 0,5x) B. y = 0,5 sin π (t - 0,5x) C. y = 0,5 sin π (t - x) D. y = 0,5 sin 2π (t - 1/4 x) E. y = 0,5 sin 2π (t
Lebih terperinciBAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK
BAB. IV SIMULASI DAN EKSPERIMEN SISTEM PENCITRAAN ULTRASONIK 4.1 Simulasi Simulasi merupakan penggambaran suatu sistem atau proses dengan memperagakan atau menirukan (menyerupai) sesuatu yg besar dengan
Lebih terperinciPengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium
JURNAL TEKNIK POMITS Vol., No. 1, (13) ISSN: 31-971 D-7 Pengujian Sifat Anechoic untuk Kelayakan Pengukuran Perambatan Bunyi Bawah Air pada Akuarium Indan Pratiwi, Wiratno Argo Asmoro, dan Dhany Arifianto
Lebih terperinciPengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter
Pengukuran Tinggi Permukaan Air Berbasis Gelombang Ultrasonik Menggunakan Kalman Filter 1I. F. Parmono, 1 B. H. Iswanto 1Lab Instrumentasi dan Komputasi, Jurusan Fisika, FMIPA, Universitas Negeri Jakarta
Lebih terperinciBAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan
BAB III STUDI KASUS 1 : Model Geologi dengan Struktur Lipatan Dalam suatu eksplorasi sumber daya alam khususnya gas alam dan minyak bumi, para eksplorasionis umumnya mencari suatu cekungan yang berisi
Lebih terperinciSolusi Persamaan Helmholtz untuk Material Komposit
Vol. 13, No. 1, 39-45, Juli 2016 Solusi Persamaan Helmholtz untuk Material Komposit Jeffry Kusuma Abstrak Propagasi gelombang pada material homogen telah banyak dibahas dan didiskusikan oleh banyak ahli.
Lebih terperinciBAB III. Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB
BAB III Proses Fisis Penyebab Fluktuasi Temperatur CMB III.1 Penyebab Fluktuasi Struktur di alam semesta berasal dari fluktuasi kuantum di awal alam semesta. Akibat pengembangan alam semesta, fluktuasi
Lebih terperinciPerancangan piranti lunak untuk pengukuran TRANSMISSION LOSS dan Koefisien Serap Bahan menggunakan metode fungsi transfer
Perancangan piranti lunak untuk pengukuran TRANSMISSION LOSS dan Koefisien Serap Bahan menggunakan metode fungsi transfer Oleh : Alfarizki Wuka Nugraha 2408 100 006 Pembimbing : Andi Rahmadiansah, ST,
Lebih terperinciBab IV Analisis dan Diskusi
Bab IV Analisis dan Diskusi IV.1 Hasil Perhitungan Permeabilitas Pemodelan Fisis Data yang diperoleh dari kelima model fisis saluran diolah dengan menggunakan hukum Darcy seperti tertulis pada persamaan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu Pada penelitian terdahulu, rangkaian receiver dan transmitter dibuat dengan prinsip kerjanya menggunakan pantulan gelombang. Penggunaannya, rangkaian transmitter
Lebih terperinci2. Sebuah partikel bergerak lurus ke timur sejauh 3 cm kemudian belok ke utara dengan sudut 37 o dari arah timur sejauh 5 cm. Jika sin 37 o = 3 5
1 1. Hasil pengukuran diameter suatu benda menggunakan jangka sorong ditunjukkan oleh gambar berikut. Diameter minimum benda sebesar. A. 9,775 cm B. 9,778 cm C. 9,782 cm D. 9,785 cm E. 9,788 cm 2. Sebuah
Lebih terperinciBERKAS SOAL BIDANG STUDI : FISIKA
BERKAS SOAL BIDANG STUDI : MADRASAH ALIYAH SELEKSI TINGKAT PROVINSI KOMPETISI SAINS MADRASAH NASIONAL 2014 Petunjuk Umum 1. Silakan berdoa sebelum mengerjakan soal, semua alat komunikasi dimatikan. 2.
Lebih terperinciSMA IT AL-BINAA ISLAMIC BOARDING SCHOOL UJIAN AKHIR SEMESTER GANJIL TAHUN AJARAN 2011/2012
PTUNJUK UMUM SMA T AL-NAA SLAMC OARDNG SCHOOL UJAN AKHR SMSTR GANJL TAHUN AJARAN 2011/2012 LMAR SOAL Mata Pelajaran : isika Pengajar : Harlan, S.Pd Kelas : X Hari/Tanggal : Senin/26 Desember 2011 AlokasiWaktu
Lebih terperinciJika sebuah sistem berosilasi dengan simpangan maksimum (amplitudo) A, memiliki total energi sistem yang tetap yaitu
A. TEORI SINGKAT A.1. TEORI SINGKAT OSILASI Osilasi adalah gerakan bolak balik di sekitar suatu titik kesetimbangan. Ada osilasi yang memenuhi hubungan sederhana dan dinamakan gerak harmonik sederhana.
Lebih terperinciD. I, U, X E. X, I, U. D. 5,59 x J E. 6,21 x J
1. Bila sinar ultra ungu, sinar inframerah, dan sinar X berturut-turut ditandai dengan U, I, dan X, maka urutan yang menunjukkan paket (kuantum) energi makin besar ialah : A. U, I, X B. U, X, I C. I, X,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. GELOMBANG ULTRASONIK SEBAGAI BAGIAN DARI SUARA Suara merupakan bagian dari energi, suara berjalan melalui vibrasi dari kehadiran atom dan molekul, merambat dengan kecepatan
Lebih terperinci1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu.
1. Jarak dua rapatan yang berdekatan pada gelombang longitudinal sebesar 40m. Jika periodenya 2 sekon, tentukan cepat rambat gelombang itu. 2. Sebuah gelombang transversal frekuensinya 400 Hz. Berapa jumlah
Lebih terperinciUji Kompetensi Semester 1
A. Pilihlah jawaban yang paling tepat! Uji Kompetensi Semester 1 1. Sebuah benda bergerak lurus sepanjang sumbu x dengan persamaan posisi r = (2t 2 + 6t + 8)i m. Kecepatan benda tersebut adalah. a. (-4t
Lebih terperinci