Bundel Soal. Elektroteknik. Semester 3 Tahun 2013/2014. tambahan Matematika Diskrit (ET 2012)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Bundel Soal. Elektroteknik. Semester 3 Tahun 2013/2014. tambahan Matematika Diskrit (ET 2012)"

Transkripsi

1 Tim Penyusun Bundel Soal Elektroteknik Semester 3 Kementerian Kesejahteraan Anggota Kementerian Kewirausahaan Bundel Soal Elektroteknik Semester 3 Tahun 2013/2014 tambahan Matematika Diskrit (ET 2012)

2 DAFTAR ISI Daftar Isi... 2 Matematika Diskrit Soal UTS / UTS / UAS / UAS / Solusi UTS / UAS / Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

3 ET2001 MATEMATIKA DISKRIT khusus untuk jurusan Teknik Telekomunikasi

4 SOAL UTS /2013 Soal Nomor 1 a. Periksa apakah implikasi ini tautology : [( ) ( ) ( )] [ ( )] b. Nyatakanlah bagian yang diarsir dari diagram Venn berikut dalam bentuk operasi Set! A B C Soal Nomor 2 a. Berikan estimasi big-o terbaik dari fungsi berikut ini ( )( ( ) ) b. Untuk ( ) ( ) dari R ke R. Apakah ( ) suatu fungsi? Kalau ya, bijektifkah? Apakah ( ) punya invers? Jika ya, tentukan ( ) Soal Nomor 3 Tentukan suku-suku deret berikut a. b. c. Soal Nomor 4 Selesaikan: 246 a. Tentukan: Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

5 ( ) b. Tentukan: ( ) c. Tunjukkan apakah kelompok bilangan bulat berikut prima secara relative berpasang (pairwise relatively prime) : (12, 17, 31, 37), (22, 212, 754) Soal Nomor 5 a. Melalui metode induksi buktikan, ( ) ( ) ( ) b. Tentukan koefisien suku dalam persamaan ( ) c. Tentukan koefisien suku dalam persamaan ( ) Soal Nomor 6 Dengan menggunakan fungsi deskripsi ( ) ( ), translasikan EKSUSMIEAPA. Soal Nomor 7 Suatu dadu octahedral memiliki 8 buah sisi. Setiap sisi diberi nomor dari 1 sampai dengan 8. Diketahui bahwa dadu ini bersifat bias, dimana nomor mata dadu ganjil pada octahedron memiliki peluang muncul 2 kali dibandingkan dengan nomor mata datu genap, tentukan: a. Nilai harap (expectation value) dari nomor dadu yang muncul b. Variansi dari nomor dadu yang muncul Soal Nomor 8 a. Diketahui ( ) dan ( ). Tentukan ( ) ( ) b. Diketahui ( ) dan ( ). Tentukan ( ) ( ) c. Untuk X bilangan integer dan, tentukan himpunan solusi dari kongruensi ( ) ( ) Matematika Diskrit Soal >> UTS /

6 UTS /2011 Soal Nomor 1 2 Diketahui U 0,1,2,4,5,6,7,8,9. A 2,4,6,8. B 2,4,5,9. C x Z x 16. D 1,7,8 a. Tentukanlah: B A, AB, B AB CC b. Gambarkanlah masing-masing dari Venn diagramnya, AB, C D Soal Nomor 2 Tentukan a. 2150, b : c Soal Nomor 3 Periksalah apakah implikasi berikut ini adalah tautologi, kontradiksi, atau bukan keduanya: p qq r r q r r q rq r p r Soal Nomor 4 Tentukan nilai berikut ini: a b. 3 3k 2j 5 j2 k1 2 Soal Nomor 5 Tentukan koefisien suku a. X 101 Y 99 dalam persamaan 200 b. X 9 dalam persamaan 2 X 19 2X 3Y Soal Nomor 6 Data yang dienkripsi dengan chirp f p 7p 3mod26 yang diterima setelah dideskripsikan., dikirimkan berbentuk ELUS WITIKIRP. Tentukan data 248 Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

7 Soal Nomor 7 Tentukan gcd dan lcm dari pasangan bilangan berikut: a. (1529, 14039) b. (1111, ) Soal Nomor 8 Untuk deret bilangan berikut, tentukan bentuk formulanya. a. 1, 5, 5, 9, 9, 13, 13, 17, 17, 21,... b. 2, 9, 20, 35, 54, 77,... c. 4, 8, 18, 44, 114, 308,... Soal Nomor 9 Perhatikan matrik zero-one berikut: 0 0 A A K Tentukan a. b. A A K 4 3 A A K 4 2 Soal Nomor 9 Buktikan bahwa untuk n 1: a. 11! 22! nn! n 1! 1 b. 3 3 n 3 n1 n 2 dapat dibagi dengan 9. Matematika Diskrit Soal >> UTS /

8 UAS /2013 Soal Nomor 1 (bobot 3x soal nomor lainnya) Dari graph berbobot berikut, tentukanlah: a) Lintasan dan sirkit Hamilton (jika ada) b) Lintasan dan sirkit Euler (jika ada) c) Solusi dari traveling salesman problem d) Lintasan terpendek dari a ke z e) Tentukan chromatic number -nya f) Apakah graph tersebut planar g) Tentukan incidence matrix -nya h) Tentukan adjacency matrix -nya i) Minimum spanning tree j) Periksa apakah graph tersebut bipartite Soal Nomor 2 (bobot 2x soal nomor lainnya) Diketahui Poset ({2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 15, 18, 24, 36, 45, 60}, ). Tentukan: a. Diagram Hasse dari Poset tersebut b. Elemen-elemen maksimal c. Elemen-elemen minimal d. Greatest elemen (bila ada) e. Least elemen (bila ada) f. Semua upper bounds dari {3, 5} g. LUB dari {3, 5} (bila ada) h. Semua lower bounds dari {15, 45}, dan i. GLB dari {15, 45} (bila ada) j. Periksa apakah Poset tersebut Lattice Soal Nomor 3 Diketahui A = {1, 2, 3, 4} adalah set, dan R relasi pada A yang dinyatakan oleh matriks relasi sbb. M R = [ ] Tentukan : a. Gambarkan representasi R dalam bentuk graph b. Tentukan transitive closure dari R 250 Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

9 c. Periksalah apakah relasi tersebut termasuk kelas setara (equivalent class) Soal Nomor 4 Gunakan metoda Backtracking untuk menyelesaikan masalah n-queen, dengan n = 7 Soal Nomor 5 Suatu system mempunyai sirkit dengan probabilitas keberhasilan dari masing-masing elemennya sebagai berikut ini: Tentukan berapa probabilitas bahwa seluruh system akan bekerja dengan baik! Soal Nomor 6 a) Bentuklah pohon pengkodean Huffman (Huffman Coding Tree) untuk mengkodekan string berikut ini : mencontekadalahtermasukdalamperbuatankriminal b) Berapa bit diperlukan untuk merepresentasikan seluruh string tersebut dalam kode dengan panjang variable (Variable-length Code)? Bandingkan jika dengan menggunakan kode dengan panjang yang tetap (fixed-length Code)! Soal Nomor 7 Selidiki dan analisis, apakah pasangan graph berikut ini isomorphic? Matematika Diskrit Soal >> UAS /

10 UAS /2012 Soal Nomor 1 bobotnya 3 kali soal nomor yang lainnya Soal 1 Dari graph berbobot berikut, tentukanlah: m 4 b 8 c 5 z a. Lintasan dan sirkit Hamilton (jika ada) b. Lintasan dan sirkit Euler (jika ada) c. Solusi dari traveling salesman problem d. Lintasan terpendek dari a ke z e. Tentukan chromatic number -nya f. Apakah graph tersebut planar? g. Representasi dalam incidence matrix -nya h. Representasi dalam incidence matrix -nya i. Minimum spanning tree dengan algoritma Prim j. Minimum spanning tree dengan algoritma Kruskal e i a f 6 g 7 h j 5 k 5 l n 7 o 9 d Soal 2 Hitunglah berapa banyak bit string sepanjang 9 dijit yang berawal dengan 10 atau berakhir dengan 01 tapi tidak keduanya (tidak berawal dengan 10 dan berakhir 01 sekaligus), dan digit tengah-tengahnya (digit ke-5) bernilai 1? Soal 3 Tentukan solusi dari relasi rekursif berikut ini: an 4an1 3a n2 n 2, dengan a 0 = 1 dan a 1 = 2 Soal 4 u 1 z 2 u 3 u 4 v 1 w 1 u 2 v 3 w 3 v 4 w 4 z 4 v 2 w 2 x 1 y 1 x 3 y 3 z 3 x 4 y 4 z 1 x 2 y 2 Tinjau empat buah graf G1, G2, G3, dan G4 berikut ini. Apakah ada pasangan-pasangan graf yang isomorfis? Tunjukkan/buktikan isomorfisme pasangan graf berikut jika ada. 252 Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

11 Soal 5 Dengan pohon pengkode Huffman prefix-code, tentukan hasil pengkodean dari pesan berikut: prikitiewsusiekatasuledalamovj Hitung jumlah bit minimum untuk menyatakan pesan berikut, sebelum dan sesudah dikodekan. Soal 6 Buat dan gambarkanlah sebuah Poset (dalam Hasse diagram dengan 7 buah node) yang memiliki: a. Sebuah elemen minimal tetapi tidak memiliki elemen maksimal b. Sebuah elemen maksimal tetapi tidak memiliki elemen minimal c. Sebuah elemen minimal dan sebuah elemen maksimal d. Tidak memiliki elemen minimal maupun maksimal e. Struktur lattice Soal 7 Buatlah suatu relasi R pada set {1,2,3,4} yang: a. Reflektif, simetrik, tetapi tidak transitif b. Irreflektif, antisimetrik, dan transitif Tentukan transitive closure dari masing-masing R tersebut. Soal 8 a. Carilah formula untuk n b. Tentukan fungsi rekursif dari formula tersebut. 1 n 1 Matematika Diskrit Soal >> UAS /

12 SOLUSI UTS /2013 Soal Nomor 1 a. Periksa apakah implikasi ini tautology : [( ) ( ) ( )] [ ( )] Jawab : Bila suatu implikasi tautology, hasil implikasi tersebut pada tabel kebenaran selalu bernilai 1 (benar). Sebut [( ) ( ) ( )] sebagai A dan [ ( )] sebagai B Tabel kebenaran : ( ) ( ) ( ) ( ) Karena hasil implikasi tidak selalu bernilai 1, maka pernyataan implikasi tersebut bukan tautology. b. Nyatakanlah bagian yang diarsir dari diagram Venn berikut dalam bentuk operasi Set! A B C Jawab : 254 Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

13 [ ( ) ] [ ] Soal Nomor 2 a. Berikan estimasi big-o terbaik dari fungsi berikut ini ( )( ( ) ) Jawab : ( ) : suku dengan pertumbuhan tercepat adalah ( ( ) ) : suku dengan pertumbuhan tercepat adalah Jadi estimasi big-o nya adalah : Keterangan : Urutan fungsi-fungsi umum dari yang tercepat pertumbuhannya : b. Untuk ( ) ( ) dari R ke R. Apakah ( ) suatu fungsi? Kalau ya, bijektifkah? Apakah ( ) punya invers? Jika ya, tentukan ( ) Jawab : ( ) suatu fungsi, karena setiap anggota dipasangkan dengan tepat satu anggota ( ) ( ) adalah fungsi bijektif, karena memenuhi 2 syarat fungsi bijektif yaitu bersifat injective/satu ke satu dan surjective/onto Injective/satu ke satu : setiap anggota ( ) dipasangkan dengan tidak lebih dari satu anggota (tidak ada anggota kodomain yang punya pasangan double, triple, dst.) Surjective / onto : setiap anggota ( ) memiliki pasangan anggota (kodomain=range, tidak ada anggota kodomain yang tidak berpasangan) Sifat dari fungsi bijektif adalah fungsi bijektif memiliki invers Menentukan invers : ( ) ( ) Maka, ( ) ( ) ( ) Matematika Diskrit Solusi >> UTS /

14 Soal Nomor 3 Jawab : d. e. f. Soal Nomor 4 a. ( ) {( ) ( ) ( ) ( )} { ( )} ( ) ( ) {( ) ( ) ( ) ( )} { ( ) } { } ( ) b. ( ) {( ) ( ) ( ) ( ) ( )} { ( )} ( ) ( ) {( ) ( ) ( ) ( )} { ( ) } { } ( ) c. Tunjukkan apakah kelompok bilangan bulat berikut prima secara relative berpasang (pairwise relatively prime) : (12, 17, 31, 37), (22, 212, 754) Jawab : Kelompok bilangan dikatakan pairwise relatively prime jika dan hanya jika nilai GCD nya sama dengan 1 Untuk kelompok bilangan (12, 17, 31, 37) Lakukan faktorisasi prima 256 Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

15 GCD (greatest common divider) atau KPK dari keempat bilangan tersebut adalah 1, maka kelompok bilangan bulat tersebut pairwise relatively prime Untuk kelompok bilangan (22, 212, 754) Lakukan faktorisasi prima GCD (greatest common divider) atau KPK dari ketiga bilangan tersebut adalah 2, maka kelompok bilangan bulat tersebut tidak pairwise relatively prime Soal Nomor 5 a. Misalkan ( ) merupakan proposisi yang menyatakan bahwa Basis Step: ( ) terbukti benar karena ( ) ( ) Inductive Step: ( ) ( ) ( ) Asumsikan ( ) benar, dalam inductive step ini harus dibuktikan bahwa ( ) benar. Karena ( ) diasumsikan benar maka dengan kata lain ( ) menyatakan bahwa ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ){( ) } Sesuai dengan asumsi sebelumnya ( ) ( ) ( ), sehingga persamaan ( ) diatas dapat diubah menjadi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ){( ) } ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Karena ruas kiri sama dengan ruas kanan dapat disimpulkan bahwa ( ) benar Dan karena ( ) memenuhi 2 syarat diatas, maka melalui metode induksi terbukti bahwa ( ) ( ) ( ) Matematika Diskrit Solusi >> UTS /

16 b. Bila dijabarkan persamaan ( ) menjadi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) Sehingga suku dalam persamaan ( ) akan berupa ( ) ( ) ( ) Jadi koefisien suku dalam persamaan ( ) sama dengan ( ) c. Bila dijabarkan persamaan ( ) menjadi ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( )( ) Sehingga suku dalam persamaan ( ) akan berupa ( ) ( ) Jadi koefisien suku dalam persamaan ( ) sama dengan ( ) Soal Nomor 6 Dengan menggunakan fungsi deskripsi ( ) ( ) dapat ditentukan tabel translasi seperti dibawah Huruf Pesan Huruf Translasi Huruf Pesan Huruf Translasi A 0 25 Z N Z B 1 1 A O 14 1 A C 2 3 C P 15 3 C D 3 5 F Q 16 5 F E 4 7 H R 17 7 H F 5 9 J S 18 9 J G 6 11 L T L H 7 13 N U N I 8 15 P V P J 9 17 R W R K T X T L V Y V M X Z X Dengan menggunakan tabel diatas dapat ditranslasikan pesan EKSUSMIEAPA menjadi HTJNJXPHZCZ 258 Soal Nomor 7 Suatu dadu octahedral memiliki 8 buah sisi. Setiap sisi diberi nomor dari 1 sampai dengan 8. Diketahui bahwa dadu ini bersifat bias, dimana nomor mata dadu ganjil pada octahedron memiliki peluang muncul 2 kali dibandingkan dengan nomor mata datu genap, tentukan: Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

17 a. Nilai harap (expectation value) dari nomor dadu yang muncul Jawab : P(odd) = 2. P(even) Karena dadu memiliki 4 nomor ganjil dan 4 nomor genap dan jumlah peluang semuanya adalah 1, maka : 4. P(odd) + 4. P(even) = 1 4. [2. P(even)] + 4. P(even) = 12. P(even) = 1 Maka P(even) = dan P(odd) = Nilai harap adalah total penjumlahan dari tiap nilai yang dikali dengan peluang munculnya nilai tersebut ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Berarti jika kita melempar dadu tersebut berkali-kali lalu bilangan yang muncul dijumlahkan dan hasil keseluruhan dibagi dengan banyaknya percobaan, kita bisa berharap memperoleh angka. b. Variansi dari nomor dadu yang muncul Kita masukkan nilai harap yang telah didapat sebelumnya ( ) [ ( ) ( )] ( ) ( ) [( ) ] [( ) ] [( ) ] [( ) ] [( ) ] [( ) ] [( ) ] [( ) ] ( ) Soal Nomor 8 a) ( )( ) ( ( )) ( ) ( ) ( ) Untuk menentukan ( ) ( ), kita misalkan ( )( ) ( ) ( ) ( ) ( ) Sehingga Matematika Diskrit Solusi >> UTS /2013 ( ) ( ) ( ) ( ) 259

18 b) ( )( ) ( ( )) ( ) Untuk menentukan ( ) ( ), kita misalkan ( )( ) Sehingga ( ) ( ) c) Untuk X bilangan integer dan 0<X<25, tentukan himpunan solusi dari kongruensi 2(X+3) = 1 (mod 7). Jawab : 2 (x+3) = 1 2 (x+3) = (x+3) = (x+3) = x + 6 = 1 2x + 6 = 8 2x + 6 = 15 2x + 6 = 22 x = -2,5 (tidak integer) x = 1 (integer, memenuhi) x = 4,5 (tidak integer) x = 8 (integer, memenuhi) 2(x+3) = (x+3) = (x+3) = (x+3) = x+6=29 2x + 6 = 36 2x+6 = 43 2x+6 = 50 x = 11,5 (tidak integer) x = 15 (integer, memenuhi) x = 18,5 (tidak integer) x = 22 (integer, memenuhi) Himpunan solusi : x = { 1, 8, 15, 22 } 260 Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

19 UAS /2013 Soal Nomor 1 a. Lintasan dan sirkuit Hamilton : melewati semua vertex (titik) tepat sekali. Dari definisi tersebut, ada banyak jawaban yang benar dari soal ini. Salah satunya adalah sebagai berikut. e f g z e f g z j k p j k p a n h d Lintasan Hamilton a n h d Sirkuit Hamilton b. Lintasan dan sirkuit Euler : melewati semua edge (garis) tepat sekali Graph ini tidak memiliki sirkuit Euler c. Solusi dari travelling salesman problem e 4 f g 5 z e 4 f 8 g 5 z 12 j k 4 p 12 j 6 k 4 p a n h d Sirkuit Hamilton A a n h d Sirkuit Hamilton B Ada 2 kemungkinan sirkuit Hamilton, yaitu sirkuit Hamilton A dan sirkuit Hamilton B (gambar lihat diatas). Sirkuit Hamilton A mempunyai panjang lintasan sepanjang =66, sedangkan sirkuit Hamilton B mempunyai panjang lintasan sepanjang =60. Sehingga solusi dari travelling salesman problem merupakan sirkuit Hamilton B d. Lintasan terpendek dari a ke z Matematika Diskrit Solusi >> UAS /

20 z j 6 k 5 p 4 5 a 3 n Panjang lintasan= =23 e. Chromatic number : jumlah warna minimal sehingga tidak ada vertex bertetangga yang berwarna sama Chromatic number dari graph ini = 3. Berikut penjabarannya f. Graph ini planar karena bisa digambar pada bidang datar g. Incidence matrix dengan urutan baris e, f, g, z, j, k, p, a, n, h, d dan urutan kolom 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15 adalah : [ ] Penjelasan (lihat gambar dibawah): Nomer yang dilingkari merupakan nomer lintasan pada matriks insiden 262 Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

21 1 2 3 e 4 f 8 g 5 z j 6 k p a 13 n 14 h 15 d h. Adjacency matrix dengan urutan baris dan kolom e, f, g, z, j, k, p, a, n, h, d adalah : [ ] i. Minimum spanning tree : tree yang menghubungkan semua vertex dengan total edge minimum e f g z j k p a n h d j. Bila sebuah graph bipartite, vertex-vertexnya bisa dibagi menjadi 2 himpunan dimana ada hubungan antar vertex pada himpunan berbeda tapi tidak ada hubungan antar vertex pada himpunan yang sama Graph ini tidak bipartite Matematika Diskrit Solusi >> UAS /

22 Soal Nomor 2 a. Poset {{2, 3, 4, 5, 8, 9, 10, 15, 18, 24, 36, 45, 60}, } Diagram Hasse : b. Elemen maksimal : 24, 36, 45, 60 c. Elemen minimal : 2, 3, 5 d. Greatest element : tidak ada e. Least element : tidak ada f. Upper bounds dari {3, 5} : 15, 45, 60 g. LUB {3, 5} : 15 h. Lower bounds dari {15, 45} : 3, 5, 15 i. GLB {15, 45} : 15 j. Poset Lattice : poset dimana setiap pasang elemen punya LUB dan GLB Poset ini tidak Lattice, karena ada pasangan elemen tidak punya LUB dan GLB. Contohnya saja {2, 3} tidak memiliki upper bound 264 Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

23 Soal Nomor 3 Bagian a : Dari matriks relasi : d a r i ke [1] [2] [3] [4] [1] [2] [3] [4] Maka representasi R dalam bentuk graph adalah : Bagian b : [ ] [ ] [ ] [ ] [ ]. [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] [ ] Transitive closure dari R adalah [ ] [ ] Karena [ ] semuanya sudah bernilai 1, maka matriks gabungannya juga semuanya bernilai 1 Matematika Diskrit Solusi >> UAS /

24 Jadi transitive closure dari R adalah : {(1,1), (1,2), (1,3), (1,4), (2, 1), (2,2), (2,3), (2,4), (3,1), (3,2), (3,3), (3,4), (4,1), (4,2), (4,3), (4,4)} Bagian c : Syarat suatu relasi termasuk kelas setara adalah relasi tersebut simetrik, transitif, dan reflektif Relasi R tidak simetrik, misalnya saja ada pasangan (1, 3) tapi tidak ada pasangan (3, 1) Relasi R tidak reflektif, tidak ada pasangan (3, 3) dan (4, 4) Relasi R tidak transitif, ada pasangan (2, 1) dan (1, 4) tetapi tidak ada pasangan (2, 4) Jadi relasi R tidak termasuk kelas setara Soal Nomor 4 Gunakan metode Backtracking untuk menyelesaikan masalah n-queen dengan n = 7 Jawab : Tempatkan queen dengan nomor urut seperti pada gambar : 1 Lanjutkan untuk nomor 2, 3, 4, dan Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

25 Ternyata gagal, maka kembali ke langkah 3, letakkan nomor 4 di tempat yang berbeda, dan lakukan lagi langkahlangkah di atas Tidak ada queen yang bisa saling memakan pada ketujuh posisi, maka gambar di atas adalah jawabannya Soal Nomor 5 Bila elemen A seri dengan elemen B, probabilitas total keberhasilan sirkuit adalah : P(A). P(B) Bila eleman A paralel dengan elemen B, probabilitas total keberhasilan sirkuit adalah : 1- [P(A ).P(B )] Ada 4 kemungkinan jalur : - 0,7. 0,7 = 0,49-0,7. 0,5. 0,8 = 0,28-0,8. 0,8. 0,5. 0,7 = 0,224-0,8. 0,8. 0,8 = 0,512 Keempat jalur ini paralel satu dengan yang lainnya. Maka probabilitas keberhasilan sistem adalah : 1 - [(1-0,49). (1-0,28). (1-0,224). (1-0,512)] = 1 [0,51. 0,72. 0,776. 0,448] = 0,87 Soal Nomor 6 Bagian a : Dari string mencontekadalahtermasukdalamperbuatankriminal pertama daftar huruf apa saja yang ada dan berapa jumlahnya a : 9 h : 1 m : 4 r : 3 b : 1 i : 2 n : 4 s : 1 c : 1 k : 3 o : 1 t : 3 d : 2 l : 3 p : 1 u : 2 e : 4 Setelah itu, urutkan dari frekuensi terjarang hingga frekuensi tersering. Dimulai dari frekuensi terjarang, pasangpasangkan dan gabungkan menjadi binary tree dan usahakan agar kaki kiri dan kanan dari semua binary tree tersebut memiliki jumlah yang relatif seimbang. Matematika Diskrit Solusi >> UAS /

26 Beri kode 0 pada setiap kaki kiri dan kode 1 pada setiap kaki kanan. Karena binary tree pada solusi ini dibuat dari atas ke bawah, maka kode 0 pada kaki atas dan kode 1 pada kaki bawah [a] [m] 4 [n] 4 3 [r] 4 3 [l] 4 3 [k] 3 [t] 4 [e] [d] 2 [i] 2 [u] 1 [b] 1 [c] 1 [h] 1 [o] 1 [p] 1 [s] Bagian b : Ada 17 jenis huruf pada string ini, sehingga dengan fixed-length code dibutuhkan minimal 5 bit untuk merepresentasikan setiap hurufnya (5 bit -> 2 5 : cukup untuk menampung hingga 32 karakter) Maka jumlah total bit yang dibutuhkan untuk fixed-length code adalah : 5 bit/huruf x 45 huruf = 225 bit Untuk variable-length code, ini adalah representasi bit tiap karakter dengan panjang bit bervariasi a : 11 [2] h : [6] m : 100 [3] r : 0001 [4] b : [6] i : [5] n : 101 [3] s : [6] c : [6] k : 0101 [4] o : [6] t : 0110 [4] d : [5] l : 0011 [4] p : [6] u : [5] e : 0111 [4] Maka jumlah total bit yang dibutuhkan untuk variable-length code adalah : = = 172 bit Kesimpulan : pada soal ini, bit yang dibutuhkan untuk merepresentasikan string dengan variable-length code lebih sedikit dibandingkan dengan bit yang dibutuhkan untuk merepresentasikan string dengan fixed-length code. 268 Bundel Soal Elektroteknik >> Semester /2014 Kementerian Kesejahteraan Anggota - Kementerian Kewirausahaan >> Himpunan Mahasiswa Elektroteknik ITB

27 Soal Nomor 7 Jawab : Ya, kedua graph isomorphic. Bila kita petakan : - 1 ke a - 2 ke c - 3 ke e - 4 ke b - 5 ke d Tetangga 1 adalah 2 dan 5. Demikian juga dengan pasangannya, tetangga a (pasangan 1) adalah c (pasangan 2) dan d (pasangan 5). Hal ini berlaku untuk kelima node pada pasangan graph. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kedua graph isomorfis. Matematika Diskrit Solusi >> UAS /

I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA-31 Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc

I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA-31 Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc I. LAMPIRAN TUGAS. Mata kuliah : Matematika Diskrit Program Studi : Sistem Informasi PA- Dosen Pengasuh : Ir. Bahder Djohan, MSc Tugas ke Pertemuan TIK Soal-soal Tugas. Mendefinisikan Proposisi Membedakan

Lebih terperinci

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017

Graf dan Analisa Algoritma. Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Graf dan Analisa Algoritma Pertemuan #01 - Dasar-Dasar Teori Graf Universitas Gunadarma 2017 Who Am I? Stya Putra Pratama, CHFI, EDRP Pendidikan - Universitas Gunadarma S1-2007 Teknik Informatika S2-2012

Lebih terperinci

BAB 5 POSET dan LATTICE

BAB 5 POSET dan LATTICE BAB 5 POSET dan LATTICE 1. Himpunan Urut Parsial Suatu relasi R pada himpunan S dikatakan urut parsial pada S, jika R bersifat : 1. Refleksif, yaitu a R a, untuk setiap a Є s 2. Anti simetris, yaitu a

Lebih terperinci

ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE. Perbandingan Kruskal dan Prim

ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE. Perbandingan Kruskal dan Prim ALGORITMA GREEDY : MINIMUM SPANNING TREE Perbandingan Kruskal dan Prim AGENDA Pendahuluan Dasar Teori Contoh Penerapan Algoritma Analisis perbandingan algoritma Prim dan Kruskal Kesimpulan PENDAHULUAN

Lebih terperinci

Matematika Diskret. Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara RELASI. Pemodelan dan Simulasi

Matematika Diskret. Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara RELASI. Pemodelan dan Simulasi Matematika Diskret Mahmud Imrona Rian Febrian Umbara Pemodelan dan Simulasi RELASI 1 9/26/2017 Hasil Kali Kartesian Hasil kali kartesian antara himpunan A dan himpunan B, ditulis AxB adalah semua pasangan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKRO TELKOM UNIVERSITY

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKRO TELKOM UNIVERSITY RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK ELEKRO TELKOM UNIVERSITY MATA KULIAH KODE RUMPUN MK BOBOT (SKS) SEMESTER DIREVISI Matematika Diskrit FEH2J3 3 sks 3 atau 4 22

Lebih terperinci

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik

Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik Penyelesaian Traveling Salesman Problem dengan Algoritma Heuristik Filman Ferdian - 13507091 Program Studi Teknik Informatika, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jalan Ganesha

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori penelitian ini. 2. Konsep Dasar Graf Teori dasar mengenai graf

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA UNIVERSITAS GUNADARMA SK No. 92 / Dikti / Kep /1996 Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Industri, Ekonomi,Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra Program Diploma (D3) Manajemen Informatika, Teknik

Lebih terperinci

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit

Kode MK/ Nama MK. Cakupan 8/29/2014. Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial. Teori graf. Pohon (Tree) dan pewarnaan graf. Matematika Diskrit 8/29/24 Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 8/29/24 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/24 8/29/24 Relasi dan Fungsi Tujuan Mahasiswa memahami

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LOGIKA DAN ALGORITMA (MI/D3) KODE: IT SKS: 3 SKS. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LOGIKA DAN ALGORITMA (MI/D3) KODE: IT SKS: 3 SKS. Kemampuan Akhir Yang Diharapkan SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH LOGIKA DAN ALGORITMA (MI/D3) KODE: IT013323 SKS: 3 SKS Pertemuan Ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan Sasaran Belajar Kean Akhir Yang Diharapkan Strategi

Lebih terperinci

MATEMATIKA MATEMATIK A DISKRIT : : MAT-3615/ 3 : : VI

MATEMATIKA MATEMATIK A DISKRIT : : MAT-3615/ 3 : : VI Nama Kode /SKS Program Studi Semester : : MAT-3615/ 3 sks : Pendidikan : VI (Enam) Oleh : Nego Linuhung, M.Pd Nurain Suryadinata, M.Pd Penyajian materi dalam mata kuliah ini tidak hanya berpusat pada dosen,

Lebih terperinci

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014

8/29/2014. Kode MK/ Nama MK. Matematika Diskrit 2 8/29/2014 Kode MK/ Nama MK Matematika Diskrit 1 8/29/2014 2 8/29/2014 1 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 3 8/29/2014 POHON DAN PEWARNAAN GRAF Tujuan Mahasiswa

Lebih terperinci

Gambar 6. Graf lengkap K n

Gambar 6. Graf lengkap K n . Jenis-jenis Graf Tertentu Ada beberapa graf khusus yang sering dijumpai. Beberapa diantaranya adalah sebagai berikut. a. Graf Lengkap (Graf Komplit) Graf lengkap ialah graf sederhana yang setiap titiknya

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (Kelas Teori) Fakultas : Teknik Industri Jurusan : Teknik Informatika Mata Kuliah & Kode : Matematika Diskrit SKS : Teori : 3 Praktik : - Semester & Waktu : Sem : 1 Waktu

Lebih terperinci

Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu? Logika... 1

Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu? Logika... 1 Daftar Isi Kata Pengantar... Daftar Isi... Apakah Matematika Diskrit Itu?... iii v xi 1. Logika... 1 1.1 Proposisi... 2 1.2 Mengkombinasikan Proposisi... 4 1.3 Tabel kebenaran... 6 1.4 Disjungsi Eksklusif...

Lebih terperinci

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS

SATUAN ACARA PERKULIAHAN MATA KULIAH GRAPH & ANALISIS ALGORITMA (SI / S1) KODE / SKS : KK / 3 SKS Pertemuan ke Pokok Bahasan dan TIU Sub Pokok Bahasan dan TIK 1 Pendahuluan Penjelasan mengenai ruang lingkup mata kuliah, sasaran, tujuan dan kompetensi lulusan 2 1. Dasar-dasar 1.1. Kelahiran Teori Graph

Lebih terperinci

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum

Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum Penggunaan Algoritma Greedy dalam Membangun Pohon Merentang Minimum Gerard Edwin Theodorus - 13507079 Jurusan Teknik Informatika ITB, Bandung, email: if17079@students.if.itb.ac.id Abstract Makalah ini

Lebih terperinci

Relasi dan Fungsi. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP

Relasi dan Fungsi. Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP Relasi dan Fungsi Program Studi Teknik Informatika FTI-ITP 2 Matriks Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m

Lebih terperinci

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

Teori Dasar Graf (Lanjutan) Teori Dasar Graf (Lanjutan) MATRIKS DAN GRAF Untuk menyelesaikan suatu permasalahan model graf dengan bantuan komputer, maka graf tersebut disajikan dalam bentuk matriks. Matriks-matriks yang dapat menyajikan

Lebih terperinci

Soal dan Jawaban Materi Graf, Pohon, dan Kompleksitas Algoritma

Soal dan Jawaban Materi Graf, Pohon, dan Kompleksitas Algoritma Soal dan Jawaban Materi Graf, Pohon, dan Kompleksitas Algoritma POHON 1. Ubahlah graf berikut ini dengan menggunakan algoritma prim agar menjadi pohon merentang minimum dan tentukan bobot nya! 2. Diberikan

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS)

MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) MATEMATIKA DISKRIT II ( 2 SKS) Rabu, 18.50 20.20 Ruang Hard Disk PERTEMUAN XI, XII RELASI Dosen Lie Jasa 1 Matematika Diskrit Graf (lanjutan) 2 Lintasan dan Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan

Lebih terperinci

Teori Dasar Graf (Lanjutan)

Teori Dasar Graf (Lanjutan) Teori Dasar Graf (Lanjutan) ATRIKS DAN GRAF Untuk menyelesaikan suatu permasalahan model graf dengan bantuan komputer, maka graf tersebut disajikan dalam bentuk matriks. atriks-matriks yang dapat menyajikan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN

RENCANA PEMBELAJARAN ISO 91 : 28 Disusun Oleh Diperiksa Oleh Disetujui Oleh Tanggal Berlaku 1 September 2015 Diana, M.Kom A.Haidar Mirza, M.Kom M. Izman Hardiansyah, Ph.D Mata Kuliah : Matematika Diskrit Semester :2 Kode :

Lebih terperinci

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E

Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? A E Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? B D A E F C G Bagaimana merepresentasikan struktur berikut? Contoh-contoh aplikasi graf Peta (jaringan jalan dan hubungan antar kota) Jaringan komputer Jaringan

Lebih terperinci

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran

SILABUS MATAKULIAH. Indikator Pokok Bahasan/Materi Aktifitas Pembelajaran SILABUS MATAKULIAH Revisi : 2 Tanggal Berlaku : September 2014 A. Identitas 1. Nama Matakuliah : A11. 54302/ Matematika Diskrit 2. Program Studi : Teknik Informatika-S1 3. Fakultas : Ilmu Komputer 4. Bobot

Lebih terperinci

1. Ubahlah pernyataan ke dalam berikut ke dalam bentuk Jika p maka q.

1. Ubahlah pernyataan ke dalam berikut ke dalam bentuk Jika p maka q. Diskusi Kelompok (I) Waktu: 100 menit Selasa, 23 September 2008 Pengajar: Hilda Assiyatun, Djoko Suprijanto 1. Ubahlah pernyataan ke dalam berikut ke dalam bentuk Jika p maka q. (a) Mahasiswa perlu membawakan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MUG2A3 MATEMATIKA DISKRET Disusun oleh: Tim Dosen Matematika Diskret PROGRAM STUDI S1 TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana

Lebih terperinci

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika

2 BILANGAN PRIMA. 2.1 Teorema Fundamental Aritmatika Bilangan prima telah dikenal sejak sekolah dasar, yaitu bilangan yang tidak mempunyai faktor selain dari 1 dan dirinya sendiri. Bilangan prima memegang peranan penting karena pada dasarnya konsep apapun

Lebih terperinci

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY

R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY R. Rosnawati Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY Induksi Matematika Induksi matematika adalah : Salah satu metode pembuktian untuk proposisi perihal bilangan bulat Induksi matematika merupakan teknik

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI.. Definisi Graf Secara matematis, graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V,E) ditulis dengan notasi G = (V, E), yang dalam hal ini: V = himpunan tidak-kosong dari simpul-simpul

Lebih terperinci

Graph. Matematika Informatika 4. Onggo

Graph. Matematika Informatika 4. Onggo Matematika Informatika 4 Onggo Wiryawan @OnggoWr Definisi adalah struktur diskrit yang mengandung vertex dan edge yang menghubungkan vertex-vertex tersebut. vertex edge 2 Jenis-jenis Definisi 1: Suatu

Lebih terperinci

CRITICAL PATH. Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5. Graph G. Alternatif

CRITICAL PATH. Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5. Graph G. Alternatif CRITICAL PATH Menggunakan Graph berbobot dan mempunya arah dari Critical Path: simpul asal : 1 simpul tujuan : 5 Graph G Path Bobot Alternatif 1 4 5 16 1 2 5 15 1 2 3 5 24 1 4 3 5 19 1 2 3 4 5 29 1 4 3

Lebih terperinci

Kode MK/ Matematika Diskrit

Kode MK/ Matematika Diskrit Kode MK/ Matematika Diskrit TEORI GRAF 1 8/29/2014 Cakupan Himpunan, Relasi dan fungsi Kombinatorial Teori graf Pohon (Tree) dan pewarnaan graf 2 8/29/2014 1 TEORI GRAF Tujuan Mahasiswa memahami konsep

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi

TINJAUAN PUSTAKA. Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bab ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar teori graf dan dimensi partisi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini.. Konsep Dasar Graf Pada bagian ini akan

Lebih terperinci

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) MUG2A3 Matematika Diskrit Disusun oleh: Dede Tarwidi, M.Si., M.Sc. PROGRAM STUDI S1 ILMU KOMPUTASI FAKULTAS INFORMATIKA TELKOM UNIVERSITY LEMBAR PENGESAHAN Rencana Pembelajaran

Lebih terperinci

Makalah Himpunan dan Logika Matematika Poset dan Lattice

Makalah Himpunan dan Logika Matematika Poset dan Lattice Makalah Himpunan dan Logika Matematika Poset dan Lattice Dosen : Dra. Linda Rosmery Tambunan, M.Si Disusun oleh : Zoelia Gurning (160384202050) Yoga (160384202054) Muhammad Wiriantara (160384202063) Eci

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Graf adalah salah satu metode yang sering digunakan untuk mencari solusi dari permasalahan diskrit dalam dunia nyata. Dalam kehidupan sehari-hari, graf digunakan untuk

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf

LANDASAN TEORI. Bab Konsep Dasar Graf. Definisi Graf Bab 2 LANDASAN TEORI 2.1. Konsep Dasar Graf Definisi Graf Suatu graf G terdiri atas himpunan yang tidak kosong dari elemen elemen yang disebut titik atau simpul (vertex), dan suatu daftar pasangan vertex

Lebih terperinci

MATEMATIKA DISKRIT RELASI

MATEMATIKA DISKRIT RELASI MATEMATIKA DISKRIT RELASI Relasi Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing tepat satu kali dan kembali lagi ke tempat semula?

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masing-masing tepat satu kali dan kembali lagi ke tempat semula? BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf 2.1.1 Sejarah Graf Menurut catatan sejarah, masalah jembatan Konigsberg adalah masalah yang pertama kali menggunakan graf (tahun 1736). Ada tujuh buah jembatan yang menghubungkan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan dijelaskan beberapa konsep dasar yang berkaitan dengan permasalahan, seperti definisi dan teorema yang dijadikan landasan dalam penelitian ini. 2.1 Graf Graf

Lebih terperinci

Gembong Edhi Setyawan

Gembong Edhi Setyawan Gembong Edhi Setyawan Matakuliah : Matematika Komputasi Prasyarat : - Sifat : Wajib Bobot : 4 sks Mata kuliah ini membahas topik yang menjadi dasar matematika bagi mahasiswa informatika-ilmu komputer.

Lebih terperinci

UNIVERSITAS GUNADARMA

UNIVERSITAS GUNADARMA UNIVERSITAS GUNADARMA SK No. 92 / Dikti / Kep /1996 Fakultas Ilmu Komputer, Teknologi Industri, Ekonomi,Teknik Sipil & Perencanaan, Psikologi, Sastra Program Diploma (D3) Manajemen Informatika, Teknik

Lebih terperinci

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H

Struktur dan Organisasi Data 2 G R A P H G R A P H Graf adalah : Himpunan V (Vertex) yang elemennya disebut simpul (atau point atau node atau titik) Himpunan E (Edge) yang merupakan pasangan tak urut dari simpul, anggotanya disebut ruas (rusuk

Lebih terperinci

22 Matematika Diskrit

22 Matematika Diskrit .. Relasi Ekivalen Definisi : Sebuah relasi pada sebuah himpunan A disebut relasi ekivalen jika dan hanya jika relasi tersebut bersifat refleksif, simetris dan transitif. Dua elemen yang dihubungkan dengan

Lebih terperinci

Graf untuk soal nomor 7

Graf untuk soal nomor 7 Program Studi Teknik Informatika Nama : Sekolah Teknik Elektro dan Informatika NIM : Institut Teknologi Bandung T.tangan: Solusi Kuis ke-4 IF2120 Matematika Diskrit (3 SKS) Graf, Pohon, dan Kompleksitas

Lebih terperinci

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini.

LANDASAN TEORI. Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan. kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 6 II. LANDASAN TEORI Pada bab ini akan diberikan beberapa konsep dasar teori graf dan bilangan kromatik lokasi sebagai landasan teori pada penelitian ini. 2.1 Konsep Dasar Graf Pada sub bab ini akan diberikan

Lebih terperinci

BAB II RELASI DAN FUNGSI

BAB II RELASI DAN FUNGSI 9 BAB II RELASI DAN FUNGSI Dalam kehidupan nyata, senantiasa ada hubungan (relasi) antara dua hal atau unsur-unsur dalam suatu kelompok. Misalkan, hubungan antara suatu urusan dengan nomor telepon, antara

Lebih terperinci

BAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf

BAB 2 GRAF PRIMITIF. Gambar 2.1. Contoh Graf BAB 2 GRAF PRIMITIF Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai definisi graf, istilah-istilah dalam graf, matriks ketetanggaan, graf terhubung, primitivitas graf, dan scrambling index. 2.1 Definisi Graf

Lebih terperinci

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1:

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1: MATRIKS & RELASI Matriks Matriks adalah adalah susunan skalar elemenelemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m n) adalah: A = a a M a 2 m a a a 2 22 M m 2

Lebih terperinci

Matriks. Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom.

Matriks. Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m n) adalah: Matriks bujursangkar adalah matriks yang berukuran

Lebih terperinci

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya

Graph. Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Graph Politeknik Elektronika Negeri Surabaya Pengantar Teori graph merupakan pokok bahasan yang memiliki banyak penerapan. Graph digunakan untuk merepresentasikan obyek-obyek diskrit dan hubungan antar

Lebih terperinci

IF5110 Teori Komputasi. Teori Kompleksitas. (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Magister Informatika STEI-ITB

IF5110 Teori Komputasi. Teori Kompleksitas. (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir. Program Studi Magister Informatika STEI-ITB IF5110 Teori Komputasi Teori Kompleksitas (Bagian 1) Oleh: Rinaldi Munir Program Studi Magister Informatika STEI-ITB 1 Sebuah persoalan dikatakan Solvable, jika terdapat mesin Turing yang dapat menyelesaikannya.

Lebih terperinci

RELASI DAN FUNGSI. Nur Hasanah, M.Cs

RELASI DAN FUNGSI. Nur Hasanah, M.Cs RELASI DAN FUNGSI Nur Hasanah, M.Cs Relasi Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan

Lebih terperinci

KOMBINATORIKA. Erwin Harahap

KOMBINATORIKA. Erwin Harahap KOMBINATORIKA Erwin Harahap Disampaikan pada acara Sosialisasi OLIMPIADE MATEMATIKA, FISIKA, DAN KIMIA 2011 KOPERTIS WILAYAH IV JAWA BARAT Jatinangor- Bandung, 22 Maret 2011 1 KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONAL

Lebih terperinci

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari

Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Aplikasi Shortest Path dengan Menggunakan Graf dalam Kehidupan Sehari-hari Andika Mediputra NIM : 13509057 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung,

Lebih terperinci

BAB 5 POSET dan LATTICE

BAB 5 POSET dan LATTICE BAB 5 POSET dan LATTICE 1. Himpunan Urut Parsial Suatu relasi R pada himpunan S dikatakan urut parsial pada S, jika R bersifat : 1. Refleksif, yaitu a R a, untuk setiap a Є s 2. Anti simetris, yaitu a

Lebih terperinci

NASKAH UJIAN UTAMA. JENJANG/PROG. STUDI : DIPLOMA TIGA / MANAJEMEN INFORMATIKA HARI / TANGGAL : Kamis / 18 FEBRUARI 2016

NASKAH UJIAN UTAMA. JENJANG/PROG. STUDI : DIPLOMA TIGA / MANAJEMEN INFORMATIKA HARI / TANGGAL : Kamis / 18 FEBRUARI 2016 NASKAH UJIAN UTAMA MATA UJIAN : LOGIKA DAN ALGORITMA JENJANG/PROG. STUDI : DIPLOMA TIGA / MANAJEMEN INFORMATIKA HARI / TANGGAL : Kamis / 18 FEBRUARI 2016 NASKAH UJIAN INI TERDIRI DARI 80 SOAL PILIHAN GANDA

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Jurusan Ilmu Komputer Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Lampung. Waktu penelitian dilakukan

Lebih terperinci

Pengantar Matematika Diskrit

Pengantar Matematika Diskrit Pengantar Matematika Diskrit Referensi : Rinaldi Munir, Matematika Diskrit, Informatika Bandung 2005 1 Matematika Diskrit? Bagian matematika yang mengkaji objek-objek diskrit Benda disebut diskrit jika

Lebih terperinci

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku

Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku Penggunaan Perwarnaan Graf dalam Mencari Solusi Sudoku Mahdan Ahmad Fauzi Al-Hasan - 13510104 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha

Lebih terperinci

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN

SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMAA & KOMPUTER JAKARTA STI&K SATUAN ACARA PERKULIAHAN Mata : GRAPH TERAPAN Kode Mata : MI 4202 Jurusan / Jenjang : D3 MANAJEMEN INFORMAA Tujuan Instruksional Umum : Agar mahasiswa

Lebih terperinci

SILABUS MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT

SILABUS MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT Kode Formulir : FM-STMIK MDP-KUL-04.02/R3 SILABUS MATA KULIAH MATEMATIKA DISKRIT A. IDENTITAS MATA KULIAH Program Studi : Sistem Informasi Mata Kuliah : Matematika Diskrit Kode : SP 245 Bobot : 4 (empat)

Lebih terperinci

Relasi. Oleh Cipta Wahyudi

Relasi. Oleh Cipta Wahyudi Relasi Oleh Cipta Wahyudi Definisi Relasi biner R antara himpunan A dan B adalah himpunan bagian dari A B. Notasi: R (A B). a R b adalah notasi untuk (a, b) R, yang artinya a dihubungankan dengan b oleh

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... LEMBAR PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... LEMBAR PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PERSETUJUAN... LEMBAR PERNYATAAN... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... INTISARI... ABSTRACT...

Lebih terperinci

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika

Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs. Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika Discrete Mathematics & Its Applications Chapter 10 : Graphs Fahrul Usman Institut Teknologi Bandung Pengajaran Matematika 16/12/2015 2 Sub Topik A. Graf dan Model Graf B. Terminologi Dasar Graf dan Jenis

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara

BAB 2 LANDASAN TEORI. Universitas Sumatera Utara 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kriptografi Kriptografi adalah ilmu yang mempelajari bagaimana mengirim pesan secara rahasia sehingga hanya orang yang dituju saja yang dapat membaca pesan rahasia tersebut.

Lebih terperinci

Matematika Komputasi RELASI. Gembong Edhi Setyawan

Matematika Komputasi RELASI. Gembong Edhi Setyawan Matematika Komputasi RELASI Gembong Edhi Setyawan DEFINISI Relasi dari himpunan A ke himpunan B adalah pemasangan anggota-anggota himpunan A dengan anggota-anggota himpunan B Relasi Biner : Hubungan antara

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Sebelum memulai pembahasan lebih lanjut, pertama-tama haruslah dijelaskan apa yang dimaksud dengan traveling salesman problem atau dalam bahasa Indonesia disebut sebagai persoalan

Lebih terperinci

Algoritma Branch & Bound

Algoritma Branch & Bound Algoritma Branch & Bound Bahan Kuliah IF2211 Strategi Algoritma Program Studi Informatika STEI ITB 2018 Overview Pembentukan pohon ruang status (state space tree) dinamis untuk mencari solusi persoalan

Lebih terperinci

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF

PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF PENGETAHUAN DASAR TEORI GRAF 1 Sejarah Singkat dan Beberapa Pengertian Dasar Teori Graf Teori graf lahir pada tahun 1736 melalui makalah tulisan Leonard Euler seorang ahli matematika dari Swiss. Euler

Lebih terperinci

MateMatika Diskrit Aplikasi TI. Sirait, MT 1

MateMatika Diskrit Aplikasi TI. Sirait, MT 1 MateMatika Diskrit Aplikasi TI By @Ir.Hasanuddin Sirait, MT 1 Beberapa Aplikasi Graf Lintasan terpendek (shortest path) (akan dibahas pada kuliah IF3051) Persoalan pedagang keliling (travelling salesperson

Lebih terperinci

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf

TEKNIK INFORMATIKA. Teori Dasar Graf Teori Graf mulai dikenal pada saat seorang matematikawan bangsa Swiss, bernama Leonhard Euler, berhasil mengungkapkan Misteri Jembatan Konigsberg pada tahun 1736. Di Kota Konigsberg (sekarang bernama Kalilingrad,

Lebih terperinci

Penggunaan Kode Huffman dan Kode Aritmatik pada Entropy Coding

Penggunaan Kode Huffman dan Kode Aritmatik pada Entropy Coding Penggunaan Kode Huffman dan Kode Aritmatik pada Entropy Coding Wisnu Adityo NIM:13506029 Program Studi Teknik Informatika ITB, Jalan Ganesha no 10 Bandung, email : raydex@students.itb.ac.id Abstrak Pada

Lebih terperinci

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer

Create PDF with GO2PDF for free, if you wish to remove this line, click here to buy Virtual PDF Printer Membangun Pohon Merentang Minimum Dari Algoritma Prim dengan Strategi Greedy Doni Arzinal 1 Jursan Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Labtek V, Jl. Ganesha 10 Bandung 1 if15109@students.if.itb.ac.id,

Lebih terperinci

STRUKTUR POHON (TREE) Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit.

STRUKTUR POHON (TREE) Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Pertemuan 9 STRUKTUR POHON (TREE) ISTILAH-ISTILAH DASAR Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Karena merupakan Graph terhubung, maka pada Pohon (Tree)

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini

II. TINJAUAN PUSTAKA. kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini 5 II. TINJAUAN PUSTAKA Pada bagian ini akan diberikan konsep dasar graf, graf pohon dan bilangan kromatik lokasi pada suatu graf sebagai landasan teori pada penelitian ini 2.1 KONSEP DASAR GRAF Konsep

Lebih terperinci

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V).

GRAF. Graph seperti dimaksud diatas, ditulis sebagai G(E,V). GRAF GRAF Suatu Graph mengandung 2 himpunan, yaitu : 1. Himpunan V yang elemennya disebut simpul (Vertex atau Point atau Node atau Titik) 2. Himpunan E yang merupakan pasangan tak urut dari simpul. Anggotanya

Lebih terperinci

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3

PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN n GANJIL, n 3 Jurnal Matematika UNAND Vol. 5 No. 1 Hal. 34 40 ISSN : 2303 2910 c Jurusan Matematika FMIPA UNAND PELABELAN TOTAL TITIK AJAIB PADA GRAF LENGKAP DENGAN METODE MODIFIKASI MATRIK BUJURSANGKAR AJAIB DENGAN

Lebih terperinci

Induksi Matematika. Fitriyanti Mayasari

Induksi Matematika. Fitriyanti Mayasari Induksi Matematika Fitriyanti Mayasari Pendahuluan Induksi Matematika merupakan salah satu cara yang dapat digunakan untuk membuktikan pernyataan-pernyataan yang menegaskan bahwa suatu p(n) adalah benar

Lebih terperinci

Algoritma Greedy (lanjutan)

Algoritma Greedy (lanjutan) Algoritma Greedy (lanjutan) 5. Penjadwalan Job dengan Tenggat Waktu (Job Schedulling with Deadlines) Persoalan: -Adan buah job yang akan dikerjakan oleh sebuah mesin; -tiapjob diproses oleh mesin selama

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Graf Definisi 2.1.1 Sebuah graf didefinisikan sebagai pasangan terurut himpunan dimana: 1. adalah sebuah himpunan tidak kosong yang berhingga yang anggotaanggotanya

Lebih terperinci

Matriks, Relasi, dan Fungsi

Matriks, Relasi, dan Fungsi Matriks, Relasi, dan Fungsi 2 Matriks Matriks adalah adalah susunan skalar elemen-elemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m n) adalah: mn m m n n a a a a

Lebih terperinci

ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI. Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2

ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI. Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2 ANALISA ALGORITMA GENETIKA DALAM TRAVELLING SALESMAN PROBLEM SIMETRI Lindawati Syam M.P.Siallagan 1 S.Novani 2 Jurusan Teknik Informatika, FT, Jl. Dipati Ukur Bandung ABSTRAK Masalah Travelling Salesman

Lebih terperinci

RELASI KLASIK 5.1 PENDAHULUAN

RELASI KLASIK 5.1 PENDAHULUAN 5 RELASI KLASIK 5.1 PENDAHULUAN Relasi Klasik (crisp relation) menggambarkan ada tidaknya interaksi atau koneksi antara elemen-elemen dari 2 atau lebih himpunan dalam urutan tertentu. Contoh: Dua orang

Lebih terperinci

Matematika Diskrit. Rudi Susanto

Matematika Diskrit. Rudi Susanto Matematika Diskrit Rudi Susanto Rasa ingin tahu adalah ibu dari semua ilmu pengetahuan Tak kenal maka tak sayang, tak sayang maka tak cinta Perjalanan satu mil dimulai dari satu langkah Kuliah kita.. Matematika

Lebih terperinci

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot

Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot Studi Algoritma Optimasi dalam Graf Berbobot Vandy Putrandika NIM : 13505001 Program Studi Teknik Informatika, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung E-mail : if15001@students.if.itb.ac.id

Lebih terperinci

Termilogi Pada Pohon Berakar 10 Pohon Berakar Terurut

Termilogi Pada Pohon Berakar 10 Pohon Berakar Terurut KATA PENGANTAR Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata?ala, karena berkat rahmat-nya kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul Catatan Seorang Kuli Panggul. Makalah ini diajukan

Lebih terperinci

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1:

Matriks. Contoh matriks simetri. Matriks zero-one (0/1) adalah matriks yang setiap elemennya hanya bernilai 0 atau 1. Contoh matriks 0/1: MATRIKS & RELASI Matriks Matriks adalah adalah susunan skalar elemenelemen dalam bentuk baris dan kolom. Matriks A yang berukuran dari m baris dan n kolom (m n) adalah: A a a a 2 m a a a 2 22 m2 a a a

Lebih terperinci

STRUKTUR POHON (TREE) Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit.

STRUKTUR POHON (TREE) Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Pertemuan 9 STRUKTUR POHON (TREE) ISTILAH-ISTILAH DASAR Pohon atau Tree adalah salah satu bentuk Graph terhubung yang tidak mengandung sirkuit. Karena merupakan Graph terhubung, maka pada Pohon (Tree)

Lebih terperinci

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013

Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler & Sirkuit Hamilton SISTEM INFORMASI UNIVERSITAS GUNADARMA 2012/2013 Sirkuit Euler Lintasan Euler ialah lintasan yang melalui masing-masing sisi di dalam graf tepat satu kali. Sirkuit Euler

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Graf (Graph) Graf G didefinisikan sebagai pasangan himpunan (V, E) yang dinotasikan dalam bentuk G = {V(G), E(G)}, dimana V(G) adalah himpunan vertex (simpul) yang tidak kosong

Lebih terperinci

TERAPAN POHON BINER 1

TERAPAN POHON BINER 1 TERAPAN POHON BINER 1 Terapan pohon biner di dalam ilmu komputer sangat banyak, diantaranya : 1. Pohon ekspresi 2. Pohon keputusan 3. Kode Prefiks 4. Kode Huffman 5. Pohon pencarian biner 2 Pohon Ekspresi

Lebih terperinci

2. Sebuah prosedur langkah demi langkah yang pasti untuk menyelesaikan sebuah masalah disebut : a. Proses b. Program c. Algoritma d. Prosesor e.

2. Sebuah prosedur langkah demi langkah yang pasti untuk menyelesaikan sebuah masalah disebut : a. Proses b. Program c. Algoritma d. Prosesor e. 1. Dalam menyusun suatu program, langkah pertama yang harus dilakukan adalah : a.membuat program b. Membuat Algoritma c. Membeli komputer d. Proses e. Mempelajari program 2. Sebuah prosedur langkah demi

Lebih terperinci

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Matematika Diskret (Graf II) Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Beberapa Aplikasi Graf Lintasan terpendek (shortest path) Persoalan pedagang keliling (travelling salesperson problem) Persoalan

Lebih terperinci

Analisis Algoritma: Anany Levitin, Introduction to Design and Analysis of Algorithm, 3 rd Edition, Pearson Education, Inc.

Analisis Algoritma: Anany Levitin, Introduction to Design and Analysis of Algorithm, 3 rd Edition, Pearson Education, Inc. Analisis Algoritma: Anany Levitin, Introduction to Design and Analysis of Algorithm, 3 rd Edition, Pearson Education, Inc., Addison-Wesley Agenda. Introduction Bab 6: Transform-and-Conquer Fakultas Teknologi

Lebih terperinci

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013

Dasar-Dasar Teori Graf. Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Dasar-Dasar Teori Graf Sistem Informasi Universitas Gunadarma 2012/2013 Teori Graf Teori Graf mulai dikenal saat matematikawan kebangsaan Swiss bernama Leonhard Euler, yang berhasil mengungkapkan Misteri

Lebih terperinci

SILABUS MATEMATIKA DISKRIT. Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd.

SILABUS MATEMATIKA DISKRIT. Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd. SILABUS MATEMATIKA DISKRIT Oleh: Tia Purniati, S.Pd., M.Pd. JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA 2009 SILABUS A. Identitas

Lebih terperinci

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir

Graf. Bekerjasama dengan. Rinaldi Munir Graf Bekerjasama dengan Rinaldi Munir Beberapa Aplikasi Graf Lintasan terpendek (shortest path) (akan dibahas pada kuliah IF3051) Persoalan pedagang keliling (travelling salesperson problem) Persoalan

Lebih terperinci