Prosiding Seminar Nasional, Program Studi Teknologi Industri Pertanian bekerjasama dengan Asosiasi Profesi Teknologi Agroindustri (APTA)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Prosiding Seminar Nasional, Program Studi Teknologi Industri Pertanian bekerjasama dengan Asosiasi Profesi Teknologi Agroindustri (APTA)"

Transkripsi

1 JALUR DISTRIBUSI, MARGIN PEMASARAN DAN MARGIN KEUNTUNGAN PADA PEMASARAN DAUN POTONG HIAS DARI KABUPATEN KARANGASEM DAN TABANAN KE KOTA DENPASAR DAN SEKITARNYA Ida Ayu Mahatma Tuningrat, A.A.P. Agung Suryawan W., Primi Safitri Saraswati Jurusan Teknologi Industri Pertanian, Fakultas Teknologi Pertanian, Universitas Udayana Koresponden : mahatmatuningrat@yahoo.com ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jalur distribusi daun potong hias dari Kabupaten Karangasem dan Tabanan hingga ke konsumen di Kota Denpasar dan sekitarnya, mengevaluasi serta menentukan jalur distribusi yang menghasilkan margin pemasaran dan margin keuntungan terbesar dan terkecil. Seluruh penelitian dilakukan dengan metode survei, wawancara dan studi pustaka. Populasi yang diamati dalam penelitian ini adalah 3 petani, 1 pedagang besar dan 6 pedagang pengecer daun potong hias, yang keseluruhan populasi tersebut dijadikan sebagai sampel. Ketiga petani daun potong hias berasal dari 2 Kabupaten, yaitu Kabupaten Karangasem dan Tabanan. Di Kabupaten Karangasem terdapat 1 petani di Desa Segara Katon Kecamatan Amlapura sedangkan di Kabupaten Tabanan terdapat 2 petani yaitu di Desa Tua Kecamatan Marga dan Desa Kerambitan Kecamatan Kerambitan yang menjual produknya ke pedagang perantara (pedagang besar dan pedagang pengecer). Pedagang perantara ditentukan dengan snowball sampling. Pada pemasaran daun potong hias, terdapat margin pemasaran dan margin keuntungan di Kabupaten Karangasem sebesar 150 (60%) dan 68 (27,2%). Margin pemasaran dan margin keuntungan terbesar di Kabupaten Tabanan dengan ukuran daun M terdapat pada petani 2 ke pedagang pengecer 1 ke konsumen 1 sebesar (250%) dan (200,4%), sedangkan m argin pemasaran dan margin keuntungan terkecil dengan ukuran daun M terdapat pada petani 3 ke pedagang pengecer 6 ke konsumen 6 sebesar 500 (50%) dan 108 (10,8%). Kata Kunci : Jalur Distribusi, Margin Pemasaran, Margin Keuntungan, Daun Potong Hias PENDAHULUAN Bali sangat potensial dalam bidang pariwisata. Beragam kesenian dan kebudayaan ada di Bali, hal tersebut mengundang simpati para wisatawan untuk datang ke Bali. Seiring meningkatnya jumlah wisatawan yang datang ke Bali, maka mulailah tumbuh kegiatan bisnis perhotelan, bungalow, dan lain sebagainya. Hal tersebut juga dimanfaatkan oleh penyedia tanaman hias seperti halnya rangkaian bunga sebagai penghias ruangan hotel dan juga kamar hotel. Dalam rangkaian hiasan bunga potong terdapat beberapa jenis daun potong hias yang melengkapi rangkaian bunga tersebut seperti daun Dracaena florida beauty, Philodendron, Leather leaf, Cordyline, cemara, sri gading, sablung dan lainnya. Daun potong hias sendiri 715

2 mulai banyak dijumpai di Bali dan mulai dikembangkan serta memiliki peluang pasar yang cukup tinggi (Anon, 2009 a ). Pada tahun 2009, luas tanam daun potong hias seluas m 2, luas panen seluas m 2 dan produksi untuk daun tersebut sebanyak batang. (Anon, 2009 b ). Selama ini banyak orang yang hanya mengetahui berbagai macam bunga potong karena keindahannya, namun mereka tidak mengetahui bahwa daun potong juga memiliki daya tarik tersendiri pada daunnya dan juga merupakan tanaman hias klasik yang masih sedikit orang ketahui. Sejak tahun 1998 pemanfaatan daun hias untuk dijadikan sebagai daun potong semakin diperhitungkan dalam pasar hortikultura dunia, tercatat pada awal tahun 1998 angka perdagangan komoditi ini sebesar 15,1% jika dibandingkan dengan nilai perdagangan bunga potong, dan mengalami kenaikan pada tahun 1999 menjadi 16,94% (Anon, 2009 a ). Hal ini lebih banyak disebabkan bahwa daun potong hias akhir-akhir ini tidak hanya digunakan sebagai daun pelengkap pendukung rangkaian, akan tetapi secara dominan sudah digunakan sebagai elemen utama rangkaian (Anon, 2009 a ). Jalur distribusi mempunyai pengaruh yang signifikan atas harga jual produsen. Pemasok dan pihak-pihak yang terlibat dalam jalur distribusi mempunyai margin keuntungan dan biaya yang perlu diidentifikasi, karena konsumen pada akhirnya membayar semua margin keuntungan dan biaya pada seluruh jalur distribusi (Widjaja, 2006). Pemilihan jalur distribusi merupakan masalah yang sangat penting sebab kesalahan dalam pemilihan ini dapat memperlambat bahkan menyulitkan usaha penyaluran barang maupun jasa dari produsen kepada konsumen. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu dilakukan penelitian tentang jalur distribusi daun potong hias dari Kabupaten Karangasem dan Tabanan hingga ke konsumen di Kota Denpasar dan sekitarnya, selain itu perlu juga diteliti tentang margin pemasaran dan keuntungannya pada jalur distribusi daun potong hias tersebut. METODOLOGI Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dan survei, dengan menggunakan kuisioner untuk mengumpulkan data yang disebarkan pada petani, pedagang besar dan pedagang pengecer (florist). Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karangasem, Tabanan dan Kota Denpasar di Provinsi Bali. Penelitian dimulai dari Februari sampai April Penentuan Lokasi Penelitian 716

3 Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Karangasem, Tabanan dan Kota Denpasar di Provinsi Bali. Dasar pertimbangan pengambilan lokasi penelitian ini karena Kabupaten Karangasem dan Tabanan merupakan penghasil daun potong hias di Provinsi Bali sedangkan di Denpasar karena mengikuti jalur distribusi daun potong hias yang dihasilkan oleh produsen (petani) dari Kabupaten Karangasem dan Tabanan (Anon, 2009 b ). Penentuan Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh petani daun potong hias di Kabupaten Karangasem dan Tabanan. Jumlah populasi petani daun potong hias di Karangasem 1 orang petani di Desa Segara Katon Kecamatan Amlapura dan di Tabanan 2 orang petani yaitu di Desa Tua Kecamatan Marga dan Desa Kerambitan Kecamatan Kerambitan., sehingga secara keseluruhan digunakan sebagai sampel penelitian. Pedagang perantara daun potong hias yang digunakan sebagai sampel adalah seluruh pedagang pengecer dan pedagang besar yang dilalui oleh distribusi daun potong hias. Pedagang perantara tersebut ditentukan dengan snowball sampling, yaitu dengan mengikuti jalur distribusi daun potong hias yang dihasilkan oleh produsen (petani) berdasarkan informasi yang diperoleh. Tahapan pengambilan sampel pemasaran daun potong hias dapat dilihat pada Gambar 1. Variabel Pengamatan Variabel-variabel yang akan diamati dalam penelitian ini meliputi: a. Jalur pemasaran daun potong hias Mengamati atau mempelajari jalur-jalur distribusi yang dilalui oleh daun potong hias yang dihasilkan dari Kabupaten Karangasem dan Tabanan hingga ke konsumen di Kota Denpasar dan sekitarnya. b. Volume penjualan daun potong hias sekali panen (batang) Mengitung berapa batang penjualan daun potong hias setiap sekali panen. c. Biaya produksi yang dikeluarkan (/bulan) Menghitung biaya produksi yang dikeluarkan oleh petani per bulan. d. Harga jual produsen (/batang) Menghitung harga jual produsen ke konsumen setiap batang. e. Harga beli konsumen (/batang) Menghitung harga beli konsumen dari pedagang setiap batang. f. Biaya pemasaran () 717

4 Menghitung biaya pemasaran untuk masing-masing jalur yang ada meliputi biaya transportasi, penyimpanan dan biaya lainnya. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan mewawancarai petani dan pelaku pemasaran yang ditetapkan sebagai responden melalui pengisian daftar pertanyaan (kuisioner). Kuisioner dibacakan oleh si peneliti, sehingga responden akan mengerti apa yang dimaksud dengan pertanyaan yang disusun oleh si peneliti dan kemudian jawaban dicatat oleh si peneliti dalam kuisioner tersebut. Kuisioner yang digunakan dalam penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Analisis Data Analisis data bertujuan untuk menyederhanakan data dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan (Rangkuti, 2001). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif. Mulai Penentuan Topik dan Studi Literatur Survei terhadap 3 petani daun potong hias Penyebaran kuisioner (3 petani, 1 pedagang besar dan 6 pengecer) Perhitungan margin pemasaran dan margin keuntungan Hasil Penelitian Analisis data dan interpretasi data 718

5 Selesai Gambar 1. Tahapan pelaksanaan penelitian Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif dipergunakan untuk menghitung margin pemasaran dan margin keuntungan yang diperoleh oleh masing-masing jalur distribusi. Margin keuntungan dan margin pemasaran digunakan untuk mengetahui distribusi biaya dari setiap aktivitas pemasaran, bagian harga yang diterima petani dan keuntungan yang diperoleh masing-masing jalur distribusi serta mengevaluasi jalur yang mendapatkan keuntungan terbesar dari masingmasing jalur distribusi yang ada. Langkah-langkah yang dilakukan untuk menghitung margin pemasaran dan margin keuntungan adalah : a. Menghitung margin pemasaran dengan menggunakan rumus (Ibrahim, 1998) : MP = HJ HB Keterangan : MP = Margin Pemasaran () HJ = Harga Jual () HB = Harga Beli () b. Menghitung persentase margin pemasaran dengan menggunakan rumus Ibrahim, 1998) : HJ - HB HB % MP = X100% Keterangan : % MP = Margin Pemasaran (%) HJ = Harga Jual () HB = Harga Beli () c. Menghitung persentase biaya pemasaran dengan menggunakan rumus (Ibrahim, 1998) : % BP = Keterangan : % BP = Biaya Pemasaran (%) BP = Biaya Pemasaran () 719

6 HB = Harga Beli () d. Menghitung keuntungan dengan menggunakan rumus (Ibrahim, 1998): K = (HJ-HB) BP Keterangan : K = Keuntungan () HB = Harga Beli () BP = Biaya Pemasaran () HJ = Harga Jual () e. Menghitung persentase margin keuntungan menggunakan rumus (Ibrahim,1998) : % MK = % MP % BP Keterangan : % MK = Margin Keuntungan (%) % MP = Margin Pemasaran (%) % BP = Biaya Pemasaran (%) Analisis Kualitatif Analisis kualitatif adalah analisis yang dilakukan dengan menguraikan atau mendiskripsikan hasil analisis kuantitatif dalam bentuk pernyataan yang relevan. Analisis kualitatif juga digunakan untuk memberikan keterangan-keterangan atau memberikan gambaran yang jelas terhadap permasalahan (Singarimbun dan Effendi, 1989). Analisis kualitatif dilakukan untuk mengetahui jumlah jalur distribusi pemasaran daun potong hias dari Kabupaten Karangasem dan Tabanan hingga ke konsumen Kota Denpasar dan sekitarnya serta menentukan jalur yang paling dominan dilalui sampai ke Kota Denpasar dan sekitarnya. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Petani Jenis daun potong hias yang terdapat di Provinsi Bali yaitu Dracaena florida beauty dan Philodendron selloum, dimana umur daun potong hias yang telah siap dipanen mulai dari penanaman anakan (seadling) ada lah 180 hari dan 90 hari. Waktu pemanenan daun potong hias adalah pagi dan sore karena untuk menghindari respirasi pada daun yang lebih panjang. Pada saat pemanenan dilakukan sortasi berdasarkan ukuran, keutuhan daun, batang lurus dan warna daun. Luas kebun daun potong hias adalah 30 are dan 5 are. Dalam 1 (satu) bulan dilakukan panen sebanyak 4 kali dan 8 kali, dimana jumlah produksi Dracaena florida beauty dalam 720

7 sekali panen adalah batang dan philodendron ukuran S : 50 batang dan M : 230 batang. Daun potong hias tersebut dijual ke pedagang besar dan pedagang pengecer. Petani menjual dengan cara mendatangi langsung pedagang besar dan pedagang pengecer. Harga jual untuk Dracaena florida beauty adalah dan Philodendron selloum ukuran S = sedangkan ukuran M = 1, Biaya produksi yang dikeluarkan petani di Karangasem adalah 824, sedangkan di Tabanan adalah 630, Karakteristik Pedagang Besar Pedagang Besar membeli Dracaena florida beauty dari Petani yang terdapat di Karangasem sebanyak 4 kali dalam satu bulan dengan volume pasokan dalam sekali pembelian adalah batang. Harga beli pedagang besar dari petani adalah /batang. Dalam setiap pembelian, pedagang besar melakukan sortasi berdasarkan ukuran (25-30cm), daun utuh, mulus dan warna hijau. Daun tersebut mengalami susut sebesar 1% seperti daun layu dan tidak utuh, batang bengkok sehingga tidak bisa terjual. Lama menjual daun potong hias dalam sekali pembelian adalah 3 hari dengan harga jual ke konsumen adalah /batang, dimana konsumennya adalah hotel-hotel yang telah menjadi langganan yang membeli secara eceran. Karakteristik Pedagang Pengecer Pedagang Pengecer membeli Philodendron selloum dari Petani yang terdapat di Tabanan sebanyak 8 kali dalam satu bulan dengan volume pasokan dalam sekali pembelian untuk ukuran S = 40 batang dan M = 625 batang. Harga beli pedagang besar dari petani untuk ukuran S = dan M = 1, Dalam setiap pembelian, pedagang pengecer melakukan sortasi berdasarkan ukuran S = 10-20cm ; M = 21-30cm, daun utuh, tidak layu dan warna hijau. Daun tersebut mengalami susut sebesar 2% seperti daun layu dan tidak utuh, warna kuning sehingga tidak bisa terjual. Lama menjual daun potong hias dalam sekali pembelian adalah 3 hari dengan harga jual ke konsumen untuk ukuran S = 1, dan M = 2,100.00, dimana konsumennya adalah hotel-hotel yang telah menjadi langganan yang membeli secara eceran. Jalur Distribusi Daun Potong Hias Berdasarkan hasil penelitian di lapangan terhadap responden : 3 orang petani, 1 orang pedagang besar dan 6 orang pedagang pengecer. Diketahui ada dua jalur distribusi daun potong hias dari petani, yaitu : A. Kabupaten Karangasem (Dracaena florida beauty) Petani Pedagang Besar Konsumen 721

8 B. Kabupaten Tabanan (Philodendron selloum) Petani Pedagang Pengecer Konsumen Dengan 6 pedagang pengecer yang berbeda, dapat dijabarkan menjadi: B.1 P2 PC1 K1 B.2 P2 PC2 K2 B.3 P2 PC3 K3 B.4 P2 PC4 K4 B.5 P3 PC5 K4 B.6 P3 PC6 K6 Jalur Distribusi A (P1 PB K ) Daun potong hias yang diproduksi oleh P1 berjenis Dracaena florida beauty yang dipanen pada umur 180 hari dengan jumlah produksi untuk sekali panen sebanyak batang. P1 menjual daun potong hias dengan cara PB memesan langsung kepada P1, kemudian langsung memanen daun potong hias dan dikemas sehingga besok paginya diantar dengan menggunakan mobil bak terbuka ( pick up). PB yang membeli daun potong hias tersebut kemudian melakukan penyortiran berdasarkan keutuhan daun (tidak robek), batang lurus dan berwarna hijau tua serta tebal sebelum dijual kepada konsumen atau untuk dibuat rangkaian bunga yang akan dikirim ke hotel-hotel. Jalur Distribusi B.1 (P2 PC1 K1) PC1 memesan Philodendron selloum 8 kali dalam satu bulan dengan volume pasokan sebanyak 30 batang dengan ukuran M dari sekali pembelian. P2 biasanya langsung membawa pesanan daun potong hias kepada PC1 dengan menggunakan sepeda motor karena jumlah pesanan daun potong hias berkisar antara batang. Sebelum menjual ke PC1, P2 melakukan sortasi daun potong berdasarkan ukuran, keutuhan daun (tidak robek), berwarna hijau dan batangnya lurus. Setelah sampai di florist, kemudian juga langsung dilakukan penyortiran sebelum dijual kepada konsumen dan untuk dibuat rangkaian bunga. Jalur Distribusi B.2 (P2 PC2 K2) Jalur distribusi ini sama dengan jalur pola B.1, tetapi bedanya volume pasokan PC2 dari sekali pembelian untuk ukuran S dan M masing-masing 20 batang dan juga dilakukan sortasi sebelum akhirnya dijual kembali. Paling lama biasanya 5 hari daun potong hias itu laku terjual kembali dari waktu pembelian. Jalur Distribusi B.3 (P2 PC3 K3) 722

9 Jalur distribusi ini sama dengan jalur pola B.1 dan B.2. Volume pasokan daun potong hias PC3 sebanyak 30 batang untuk ukuran S, biasanya maksimal 3 hari daun potong hias pasti sudah laku terjual baik dijual langsung kepada konsumen atau dengan dibuat rangkaian bunga sesuai keperluan hotel-hotel. Penyortiran juga dilakukan berdasarkan keutuhan daun (tidak robek) dan warna daun yang hijau, karena apabila daun berwarna kuning, maka daun tersebut tidak dapat dibuat rangkaian bunga maupun dijual langsung ke konsumen. Jalur Distribusi B.4 (P2 PC4 K4) Sama dengan halnya jalur distribusi yang lain, PC4 juga membeli daun potong hias dengan ukuran S sebanyak 10 batang dan ukuran M : 20 batang karena florist ini baru beberapa tahun buka dan belum banyak mempunyai langganan rangkaian bunga ke hotelhotel, tetapi PC4 telah menjadi pelanggan tetap dengan membeli sebanyak 8 kali dalam satu bulan. Dengan jumlah yang sedikit, paling lama 3 hari daun potong hias tersebut baru laku terjual kembali. Jalur Distribusi B.5 (P3 PC5 K5) P3 memproduksi daun potong hias berjenis Philodendron selloum. PC5 biasanya memesan Philodendron selloum ukuran M sebanyak 8 kali dalam satu bulan dengan volume pasokan sebanyak 500 batang dalam sekali pembelian. P3 mempunyai tenaga kerja untuk membawakan pesanan langganannya menggunakan sepeda motor. Sebelum menjual ke PC5, P3 melakukan sortasi daun potong berdasarkan ukurannya, keutuhan daun (tidak robek), berwarna hijau dan batangnya lurus. Setelah sampai di florist, kemudian juga langsung dilakukan penyortiran sebelum dijual kepada konsumen dan untuk dibuat rangkaian bunga. Jalur Distribusi B.6 (P3 PC6 K6) Jalur distribusi ini sama dengan jalur pola B.5. Volume pasokan daun potong hias PC6 sebanyak 55 batang untuk ukuran M, biasanya paling lama 3 hari daun potong hias pasti sudah laku terjual baik dijual langsung kepada konsumen atau dengan dibuat rangkaian bunga sesuai keperluan hotel karena PC6 sudah banyak mempunyai langganan hotel-hotel yang memesan rangkaian bunga untuk keperluan hotel tersebut. Penyortiran juga dilakukan berdasarkan keutuhan daun (tidak robek) dan warna daun yang hijau, karena apabila daun berwarna kuning, maka daun tersebut tidak dapat dibuat rangkaian bunga maupun dijual langsung ke konsumen. Biaya dan Keuntungan Produksi Petani Keuntungan petani daun potong hias dapat dibedakan berdasarkan 7 jalur distribusi. Harga jual, biaya produksi (pupuk, pestisida, tenaga kerja, transportasi, air, plastik, kapas, 723

10 karton, karet gelang, gunting, ember, sabit, tali rafia) dan keuntungan petani dapat dilihat pada Lampiran 6. Keuntungan P1 di Kabupaten Karangasem sebesar 62.75/batang. Hal ini diakibatkan oleh biaya produksi yang tinggi dan harga jual petani yang rendah, karena disini P1 tidak mengutamakan keuntungan yang besar melainkan mengutamakan kepuasan pelanggan. Keuntungan terbesar di Kabupaten Tabanan terdapat pada jalur B.5 (P3 PC5 K5) dengan keuntungan /batang, karena tingginya harga jual dari petani dan volume pasokan pembelian yang besar sehingga total pendapatan pun juga besar, walaupun biaya produksinya tinggi, tetapi jumlah pendapatan jauh lebih besar dari biaya produksi, maka keuntungan yang didapat pun juga besar. Keuntungan terkecil di Kabupaten Karangasem terdapat pada jalur B.6 (P3 PC6 K6) dengan keuntungan /batang. Hal ini diakibatkan oleh biaya produksi yang tinggi dan volume pasokan pembelian yang kecil sehingga total pendapatan tidak berbeda jauh dengan biaya produksi yang dikeluarkan. Proses Pasca Panen pada P1 Daun Dracaena florida beauty yang telah berwarna hijau tua siap untuk dipanen. Daun yang telah dipotong dari pohonnya dikumpulkan menjadi 10 (sepuluh) batang lalu diikat dengan menggunakan karet gelang. Setelah itu ujung batang daun potong hias yang telah diikat, dibungkus dengan kapas lalu direndam sebentar di dalam air 724 untuk menghilangkan dehidrasi. Ujung batang daun potong hias yang telah direndam, kemudian dimasukkan ke dalam plastik yang berisi sedikit air agar daun potong hias tetap segar. Sebelum didistribusikan, daun potong hias dikemas menggunakan kardus dan ditutup dengan koran agar tidak terkena sinar matahari langsung, setelah itu daun potong hias siap didistribusikan ke Kota Denpasar dengan menggunakan mobil pick up selama ± 3 jam. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Lampiran 3 (hal 45-46). Proses Pasca Panen pada P2 Pohon Philodendron selloum minimal memiliki 5-6 batang yang siap untuk dipanen, dimana diusahakan 3 batang disisakan supaya daun tetap terangsang untuk tumbuh. Daun yang telah dipotong dari pohonnya dikumpulkan menjadi 10 (sepuluh) batang lalu di ikat dengan menggunakan tali rafia. Setelah itu ujung batang daun potong hias yang telah diikat, dipotong supaya panjang ujung batang yang satu dengan lainnya sama. Ujung batang daun potong hias kemudian direndam dalam ember yang berisi air, kemudian daun potong hias

11 tersebut siap untuk didistribusikan dengan menggunakan sepeda motor. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Lampiran 4 (hal 47-48). Proses Pasca Panen pada P3 Proses pasca panen pada P3 sama dengan dengan P2. Pohon Philodendron selloum minimal memiliki 5-6 batang yang siap untuk dipanen, dimana diusahakan 3 batang disisakan supaya daun tetap terangsang untuk tumbuh. Setelah itu daun yang telah dipotong dari pohonnya dikumpulkan menjadi 10 (sepuluh) batang lalu diikat dengan menggunakan tali rafia. Setelah itu ujung batang daun potong hias yang telah diikat, dipotong supaya panjang ujung batang yang satu dengan lainnya sama. Ujung batang daun potong hias kemudian direndam dalam ember yang berisi air, kemudian daun potong hias tersebut siap untuk didistribusikan dengan menggunakan sepeda motor. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Lampiran 5 (hal 49-50). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan 1. Jumlah jalur distribusi daun potong hias dari Kabupaten Karangasem dan Tabanan hingga ke konsumen di Kota Denpasar dan sekitarnya ada 2 (dua). 2. Jalur distribusi daun potong hias yang menghasilkan margin pemasaran dan keuntungan terbesar dan terkecil, yaitu : a. Jalur distribusi daun potong hias Dracaena florida beauty yang menghasilkan margin pemasaran dan keuntungan di Kabupaten Karangasem sebesar 150 (60%) dan 68 (27,2%). b. Jalur distribusi daun potong hias Philodendron selloum yang menghasilkan margin pemasaran terbesar di Kabupaten Tabanan dengan ukuran daun M terdapat pada Petani 2 ke pedagang pengecer 1 ke konsumen 1 sebesar (250%). c. Jalur distribusi daun potong hias Philodendron selloum yang menghasilkan margin keuntungan terbesar di Kabupaten Tabanan dengan ukuran daun M terdapat pada Petani 2 ke pedagang pengecer 1 ke konsumen 1 sebesar (200,4%). d. Jalur distribusi daun potong hias Philodendron selloum yang menghasilkan margin pemasaran terkecil di Kabupaten Tabanan dengan ukuran daun M terdapat pada Petani 3 ke pedagang pengecer 6 ke konsumen 6 sebesar 500 (50%). 725

12 Saran e. Jalur distribusi daun potong hias Philodendron selloum yang menghasilkan margin keuntungan terkecil di Kabupaten Tabanan dengan ukuran daun M terdapat pada Petani 3 ke pedagang pengecer 6 ke konsumen 6 sebesar 108 (10,8%). 1. Perlu dilakukan penyampaian informasi terhadap petani tentang beragamnya jenis daun potong hias, hal ini tentu menjadi peluang besar untuk petani pada khususnya dan stakeholder (investor) yang lain pada umumnya. 2. Perlu dilakukan studi kelayakan daun potong hias pada penelitian selanjutnya. DAFTAR PUSTAKA Anonimus a. Peluang Usaha Daun Potong. PT. Bina Madya Persada. Jakarta [Diakses tanggal 15 Februari 2011] Anonimus b. Laporan Tahunan Statistika Pertanian Daun Potong Hias. Dinas Pertanian dan Hortikultura Tanaman Pangan Provinsi Bali, Denpasar Ansori, N.M Budi Daya Bunga Potong dan Tanaman Hias. PT Penerbit IPB Press. Bogor Ibrahim, Y.M.H Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta. Jakarta Kotler, P dan Amstrong, G Prinsip-prinsip Pemasaran. Edisi Kedelapan. Erlangga. Jakarta Nitisemito, A.S Marketing. Ghalia Indonesia Swastha, B Azas-azas Marketing. Edisi Ketiga. Cetakan Kedua. Liberty. Yogyakarta Swastha, B Saluran Pemasaran, Konsep dan Strategi Analisis Kuantitatif. Edisi Pertama. Cetakan Kelima. BPFE-UGM. Yogyakarta Swastha, B dan Irawan Strategi Pemasaran Modern. Edisi Kedua. Cetakan Kelima. Liberty. Yogyakarta Widjaja, T Analisis Rantai Nilai (Value Chain) dan Keunggulan Bersaing (Competi tive Advantage). Harvarindo. Jakarta Lampiran Daftar Kode DAFTAR KODE P1 PB K P2 PC 1 K1 P2 PC2 K2 P2 PC3 K3 P2 PC4 K4 P3 PC5 K5 P3 PC6 K6 Keterangan : P1 : Petani 1 (Beny Ariawan Riangsa) P2 : Petani 2 (I Wayan Wisnawa) P3 : Petani 3 (I Made Suidiarta) PB : Pedagang Besar (D Oasis) PC1 : Pedagang Pengecer 1 ( Marta Florist) PC2 : Pedagang Pengecer 2 (Eva Sari Florist) PC3 : Pedagang Pengecer 3 (Mutiara 726

13 Bali) PC4 : Pedagang Pengecer 4 (Arya Florist) PC5 : Pedagang Pengecer 5 ( Laksana Dewi) PC6 : Pedagang Pengecer 6 (Syahla Florist) K : Konsumen (Four Season, Intercontinental, Melia Bali) K1 : Konsumen 1 (Westin, Inna Kuta Beach, Ayana Resort) K2 : Konsumen 2 (Villa Jody, Villa Maya Loka) K3 : Konsumen 3 (Dyana Villas, Barokah) K4 : Konsumen 4 (Taman Rosani, Villa Brawa) K5 : Konsumen 5 (Made Bali, Aston, Kayu Manis) K6 : Konsumen 6 (All Season, Legian Beach, D Oasis) 727

14 Margin Pemasaran dan Margin Keuntungan Tabel 1. Margin Pemasaran dan Margin Keuntungan Jalur Distribusi Harga Beli Harga Jual Margin Pemasaran Biaya Pemasaran Margin Keuntungan (/Btg) (%) Kemasan Transportasi Penyusutan Hasil Produksi Jumlah (/Btg) (%) /Btg (%) A , ,2 B.1 ukuran M , ,4 B.2 ukuran S , ,6 B.2 ukuran M , ,8 B.3 ukuran S , ,8 B.4 ukuran S , ,6 B.4 ukuran M , ,8 B.5 ukuran M , ,3 B.6 ukuran M , ,8 728

15 Biaya dan Keuntungan Produksi Petani BIAYA DAN KEUNTUNGAN PRODUKSI PETANI No. Pola Jalur 1 A.1 Nama Petani Beny Ariawan Riangsa 2 B.1 Wayan Wisnawa 3 B.2 Wayan Wisnawa 4 B.3 Wayan Wisnawa 5 B.4 Wayan Wisnawa 6 B.5 Made Suidiarta 7 B.6 Made Suidiarta Jenis Daun Dracaena florida beauty philodendron selloum (M) philodendron selloum (S) philodendron selloum (M) philodendron selloum (S) philodendron selloum (S) philodendron selloum (M) philodendron selloum (M) philodendron selloum (M) Biaya Produksi/bln 824, , , , , , , , , Harga Jual/btg , , , , , Hasil Produksi/ bln Total Pendapatan/ bln 1,000, , , , , , , ,000, , Keuntungan/ bln 176, , , , , , , ,600, , Keuntungan/ btg

16 730

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR.

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR. APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD PADA PENANGANAN PASCAPANEN JERUK KEPROK (Citrus reticulata) DARI KECAMATAN PUPUAN SAMPAI DENPASAR. Sri Mulyani, Bambang Admadi H dan I Gede Nyoman Arya Suyasa

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG

DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN KACANG PANJANG (Vigna sinensis L.) DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR A A Gede Ary Gunada 1, Luh Putu Wrasiati 2, Dewa Ayu Anom Yuarini 2 Fakultas Teknologi Pertanian,

Lebih terperinci

MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN STRAWBERRY DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR.

MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN STRAWBERRY DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR. MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN STRAWBERRY DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR I Gusti Made Dwi Sapta Nugraha 1, A.A.P. Agung Suryawan Wiranatha 2, L.P. Wrasiati 2.,. 1 Mahasiswa

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI JALUR DISTRIBUSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta L.) DI KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG ABSTRACT

ANALISIS EKONOMI JALUR DISTRIBUSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta L.) DI KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG ABSTRACT ANALISIS EKONOMI JALUR DISTRIBUSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta L.) DI KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG Ninik Indah Purwati 1, Sri Mulyani 2, I Wayan Arnata 2. 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi Industri Pertanian

Lebih terperinci

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) Post 04 Desember 2014, By Ir. Elvina Herdiani, MP. bbpplbungapotperkembangan bisnis bunga potong meningkat dengan cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR DISTRIBUSI PENJUALAN BUAH JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI DESA TARO, KECAMATAN TEGALALANG, KABUPATEN GIANYAR

ANALISIS JALUR DISTRIBUSI PENJUALAN BUAH JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI DESA TARO, KECAMATAN TEGALALANG, KABUPATEN GIANYAR ANALISIS JALUR DISTRIBUSI PENJUALAN BUAH JERUK SIAM (Citrus nobilis) DI DESA TARO, KECAMATAN TEGALALANG, KABUPATEN GIANYAR Prasetya Dwitama 1, A.A.P.Agung Suryawan 2, I Wayan Gede Sedana Yoga 2 Email :Prasetyadwitama@ymail.com

Lebih terperinci

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN

SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN. Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN SALURAN DISTRIBUSI JAMUR TIRAM PUTIH DI P4S CIJULANG ASRI DALAM MENINGKATKAN KEUNTUNGAN Annisa Mulyani 1 Sri Nofianti 2 RINGKASAN Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam memasarkan sebuah

Lebih terperinci

ABSTRACT

ABSTRACT ANALISIS EKONOMI DAN PENANGANAN PASCAPANEN PADA JALUR DISTRIBUSI SELADA (Lactuca sativa L) DARI DESA CANDIKUNING, KECAMATAN BATURITI SAMPAI KOTA DENPASAR Ni Putu Rima Yanti 1, I.G.A.Lani Triani 2,I Wayan

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK KODE : Sosial Humaniora ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN JAMBU AIR DI DESA MRANAK KECAMATAN WONOSALAM KABUPATEN DEMAK Zakkiyatus Syahadah 1*, Wiludjeng Roessali 2, Siswanto Imam Santoso 3 1 2 3 Program Studi

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Pemasaran Cabai Rawit Merah Saluran pemasaran cabai rawit merah di Desa Cigedug terbagi dua yaitu cabai rawit merah yang dijual ke pasar (petani non mitra) dan cabai

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1. Sistem dan Pola Saluran Pemasaran Bawang Merah Pola saluran pemasaran bawang merah di Kelurahan Brebes terbentuk dari beberapa komponen lembaga pemasaran, yaitu pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

VI HASIL DAN PEMBAHASAN

VI HASIL DAN PEMBAHASAN VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran dan Lembaga Tataniaga Dalam menjalankan kegiatan tataniaga, diperlukannya saluran tataniaga yang saling tergantung dimana terdiri dari sub-sub sistem atau fungsi-fungsi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha

I. PENDAHULUAN. Persentase Produk Domestik Bruto Pertanian (%) * 2009** Lapangan Usaha I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sumber pertumbuhan ekonomi yang sangat potensial dalam pembangunan sektor pertanian adalah hortikultura. Seperti yang tersaji pada Tabel 1, dimana hortikultura yang termasuk

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada tiga desa di Kecamatan Pacet, Kabupaten Cianjur yaitu Desa Ciherang, Cipendawa, dan Sukatani. Pemilihan lokasi dilakukan

Lebih terperinci

RANTAI NILAI BUNGA POTONG Heliconia caribaea DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI.

RANTAI NILAI BUNGA POTONG Heliconia caribaea DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI. RANTAI NILAI BUNGA POTONG Heliconia caribaea DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI K. Ayu Novita 1, I Ketut Satriawan 2, Dewa Ayu Anom Yuarini. 2 1 Mahasiswa Jurusan Teknologi

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN

PENANGANAN PASCA PANEN PENANGANAN PASCA PANEN Pasca Panen Sayuran yang telah dipanen memerlukan penanganan pasca panen yang tepat agar tetap baik mutunya atau tetap segar seperti saat panen. Selain itu kegiatan pasca panen dapat

Lebih terperinci

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA

VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA VI SALURAN DAN FUNGSI TATANIAGA 6.1. Lembaga Tataniaga Nenas yang berasal dari Desa Paya Besar dipasarkan ke pasar lokal (Kota Palembang) dan ke pasar luar kota (Pasar Induk Kramat Jati). Tataniaga nenas

Lebih terperinci

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk

Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Teknologi Penanganan Panen Dan Pascapanen Tanaman Jeruk Penanganan pascapanen sangat berperan dalam mempertahankan kualitas dan daya simpan buah-buahan. Penanganan pascapanen yang kurang hati-hati dan

Lebih terperinci

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA

TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA TEKNOLOGI PENGEMASAN DAN PASCA PANEN BUNGA Ir Sitawati, MS Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Malang Disampaikan dalam Kegiatan Pelatihan Pengembangan Model Pemasaran Tanaman Hias/Bunga di Kota Batu

Lebih terperinci

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teoritis 2.1.1 Pola Distribusi Pemasaran Cabai Distribusi adalah penyampaian aliran barang dari produsen ke konsumen atau semua usaha yang mencakup kegiatan arus barang

Lebih terperinci

MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI PAPRIKA (Capsicum annuum Var. Grossum) SERTA MARGIN PEMASARAN DAN KEUNTUNGANNYA DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR

MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI PAPRIKA (Capsicum annuum Var. Grossum) SERTA MARGIN PEMASARAN DAN KEUNTUNGANNYA DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI PAPRIKA (Capsicum annuum Var. Grossum) SERTA MARGIN PEMASARAN DAN KEUNTUNGANNYA DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR Muhammad Ansori 1, Sri Mulyani 2, Bambang Admadi. H

Lebih terperinci

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD

APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD (CSAM) DALAM DISTRIBUSI SAWI PAKCOY (Brassica rapa L) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI KE PENGECER Putu Eka Suwarjana 1, I.G.A Lani Triani 2, Bambang Admadi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Kertawangi, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat. Pemilihan lokasi tersebut sebagai lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN III. METODOLOGI PENELITIAN Produksi bunga krisan yang mengalami peningkatan dari tahun ke tahun memberikan kontribusi yang positif kepada petani dalam peningkatan kesejahteraan mereka.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei sampai Juni 2013 di Pelabuhan Perikanan Nusantara Pekalongan. PPN Pekalongan berada dipantai utara

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 7 II. TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1. Tinjauan Pustaka Bunga krisan dengan nama latin Chrysanthemum sp berasal dari dataran Cina. Bunga potong ini cukup populer dan menduduki

Lebih terperinci

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Saluran Tataniaga Saluran tataniaga sayuran bayam di Desa Ciaruten Ilir dari petani hingga konsumen akhir melibatkan beberapa lembaga tataniaga yaitu pedagang pengumpul

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Penentuan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R

NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M ( ) R USAHA TELUR ASIN NAMA KELOMPOK : PUTRI FEBRIANTANIA M (0610963043) R. YISKA DEVIARANI S (0610963045) SHANTY MESURINGTYAS (0610963059) WIDIA NUR D (0610963067) YOLANDA KUMALASARI (0610963071) PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI

Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI Lampiran 1. Standar Mutu Bunga Krisan Berdasarkan SNI 01-4478-1988 No Jenis Uji Satuan Kelas Mutu AA A B C 1 Panjang tangkai cm minimum Tipe standar 76 70 61 Asalan Tipe spray - Aster 76 70 61 Asalan -

Lebih terperinci

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany

Analisis Hubungan Fungsi Pemasaran.Rika Destriany ANALISIS HUBUNGAN FUNGSI PEMASARAN DENGAN VOLUME PENJUALAN PEDAGANG PENGECER SUSU SEGAR DI KOPERASI PETERNAK SAPI BANDUNG UTARA (KPSBU) LEMBANG Rika Destriany*, Maman Paturochman, Achmad Firman Universitas

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk

I. PENDAHULUAN. perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian memegang peran strategis dalam upaya peningkatan perekonomian di Bali. Sektor ini menyumbang sebesar 14,64% dari total Produk Domestik Regional Bruto

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN GERUNG KABUPATEN LOMBOK BARAT ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BAWANG MERAH DI KECAMATAN GERUNG BUPATEN LOMBOK BARAT 1) TRIANA LIDONA APRILANI, 2) AZRUL FAHMI Fakultas Pertanian Universitas Islam AlAzhar email : 1) lidona 2) lanoy3_kim98@yahoo.com

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Kabupaten Brebes merupakan daerah sentra produksi bawang merah di Indonesia, baik dalam hal luas tanam, luas panen, produksi dan produktivitas per

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian

I. PENDAHULUAN. yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang mempunyai kekayaan hayati yang sangat beragam dan mayoritas penduduknya mempunyai mata pencaharian dibidang pertanian. Sektor

Lebih terperinci

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA

DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA AQUASAINS (Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan) DISTRIBUSI DAN MARGIN PEMASARAN HASIL TANGKAPAN IKAN TONGKOL (Euthynnus Affinis) DI TPI UJUNGBATU JEPARA Trisnani Dwi Hapsari 1 Ringkasan Ikan

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi untuk mengusahakan dan mengembangkan berbagai

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi untuk mengusahakan dan mengembangkan berbagai 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara beriklim tropis yang memiliki potensi untuk mengusahakan dan mengembangkan berbagai jenis tanaman hortikultura. Salah satu tanaman hortikultura

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCAPANEN

PENANGANAN PASCAPANEN 43 PENANGANAN PASCAPANEN Pascapanen Penanganan pascapanen bertujuan untuk mempertahankan kualitas buah yang didapat. Oleh karena itu pelaksanaannya harus dilakukan dengan mempertimbangkan kualitas buah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kelurahan Sukaresmi, Kecamatan Tanah Sareal, Kota Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Bunga kol merupakan tanaman sayur spesies (Brassicaceae) Bunga kol

TINJAUAN PUSTAKA. Bunga kol merupakan tanaman sayur spesies (Brassicaceae) Bunga kol II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bunga Kol (Brassica oleraceae) Bunga kol merupakan tanaman sayur spesies (Brassicaceae) Bunga kol juga merupakan salah satu anggota dari keluarga tanaman kubis kubisan (Cruciferae).

Lebih terperinci

: Saluran, Pemasaran, Buah, Duku, Kabupaten Ciamis

: Saluran, Pemasaran, Buah, Duku, Kabupaten Ciamis ANALISIS SALURAN PEMASARAN BUAH DUKU (Suatu Kasus di Desa Karanganyar Kecamatan Cijeungjing Kabupaten Ciamis) Oleh: 1 Eman Badruzaman, 2 Soetoro, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

ABSTRACT PENDAHULUAN. Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : X, Vol 5, No 1, Maret 2017 (12-20)

ABSTRACT PENDAHULUAN. Jurnal REKAYASA DAN MANAJEMEN AGROINDUSTRI ISSN : X, Vol 5, No 1, Maret 2017 (12-20) APLIKASI COMMODITY SYSTEM ASSESSMENT METHOD (CSAM) DALAM DISTRIBUSI KUBIS (Brassica oleraceae var. capitata) DARI PETANI DI KECAMATAN PETANG KE PENGECER. I Gede Budiastra 1, I.G.A Lani Triani 2, Amna Hartiati

Lebih terperinci

ANALISIS JALUR DISTRIBUSI SAYURAN BUNGA KOL (Brassica oleraceae) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI HINGGA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR SKRIPSI

ANALISIS JALUR DISTRIBUSI SAYURAN BUNGA KOL (Brassica oleraceae) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI HINGGA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR SKRIPSI ANALISIS JALUR DISTRIBUSI SAYURAN BUNGA KOL (Brassica oleraceae) DARI PETANI DI KECAMATAN BATURITI HINGGA KONSUMEN DI KOTA DENPASAR SKRIPSI OLEH: Nur Arifin 0811205013 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN

Lebih terperinci

POSITIONING JAMBU AIR CAMPLONG : SEBUAH KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN

POSITIONING JAMBU AIR CAMPLONG : SEBUAH KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN ISSN: 087-8 POSITIONING JAMBU AIR CAMPLONG : SEBUAH KAJIAN PREFERENSI KONSUMEN Kustiawati Ningsih Program Studi Agribisnis, Universitas Islam Madura ABSTRAK Positioning (penetapan posisi) merupakan tindakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , ,

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. petani responden menyebar antara tahun. No Umur (thn) Jumlah sampel (%) , , V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Karakteristik Responden 5.1.1 Umur petani responden Umur Petani merupakan salah satu faktor yang berpengaruh pada aktivitas di sektor pertanian. Berdasarkan hasil penelitian

Lebih terperinci

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI

VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI VIII. ANALISIS PENDAPATAN USAHA PEMBESARAN LELE DUMBO DI CV JUMBO BINTANG LESTARI 8.1. Analisis Biaya Usaha Pembesaran Lele Dumbo CV Jumbo Bintang Biaya merupakan suatu hal penting yang harus diperhatikan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Abstrak ANALISIS PEMASARAN LADA PERDU (Studi Kasus di Desa Marga Mulya Kecamatan Kawali Kabupaten Ciamis) Oleh: Erwin Krisnandi 1, Soetoro 2, Mochamad Ramdan 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal

II. TINJAUAN PUSTAKA. dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan. Konsep formal II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Kemitraan Kemitraan merupakan suatu strategi bisnis yang dilakukan oleh kedua belah pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan

Lebih terperinci

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas.

BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Kecamatan Ambarawa Kecamatan Bandungan Kecamatan Sumowono 4824 ha. Sumowono. Bawen. Bergas. BAB. 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian Secara administratif Kabupaten Semarang terbagi menjadi 19 Kecamatan, 27 Kelurahan dan 208 desa. Batas-batas Kabupaten Semarang adalah

Lebih terperinci

KINERJA PEMASARAN JERUK SIAM DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR (Marketing Work of Tangerine in Jember Regency, East Java)

KINERJA PEMASARAN JERUK SIAM DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR (Marketing Work of Tangerine in Jember Regency, East Java) KINERJA PEMASARAN JERUK SIAM DI KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR (Marketing Work of Tangerine in Jember Regency, East Java) Lizia Zamzami dan Aprilaila Sayekti Balai Penelitian Tanaman Jeruk dan Buah Subtropika

Lebih terperinci

ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM PENDAHULUAN

ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM PENDAHULUAN P R O S I D I N G 374 ANALISIS RANTAI NILAI UNTUK MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF PT. EURO EAST BRIDGE DIVISI AGRONIC FARM Juwita Ratna Sari 1, Wisynu Ari Gutama 2 1 Mahasiswa Jurusan Sosial Ekonomi Pertanian,

Lebih terperinci

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak

PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA. Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB. Abstrak PERAN PEDAGANG PENGUMPUL DI KABUPATEN LIMA PULUH KOTA Husnarti Dosen Agribisnis Faperta UMSB Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran pedagang di Kabupaten Lima Puluh Kota. Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PEMASARAN KEMBANG KOL 7.1 Analisis Pemasaran Kembang Kol Penelaahan tentang pemasaran kembang kol pada penelitian ini diawali dari petani sebagai produsen, tengkulak atau pedagang pengumpul,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan

HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan 24 HASIL DAN PEMBAHASAN Pemanenan Stroberi mulai berbuah pada umur 4 5 bulan setelah tanam. Buah stroberi yang bisa dipanen ditandai dengan kulit buah didominasi warna merah, hijau kemerahan, hingga kuning

Lebih terperinci

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Nurida Arafah 1, T. Fauzi 1, Elvira Iskandar 1* 1 Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala ANALISIS PEMASARAN BAWANG MERAH (ALLIUM CEPA) DI DESA LAM MANYANG KECAMATAN PEUKAN BADA KABUPATEN ACEH BESAR (Marketing Analysis Of Onion (Allium Cepa) In The Village Lam Manyang Peukan Bada District District

Lebih terperinci

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM

BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM BAB V GAMBARAN UMUM WAHANA FARM 5.1. Sejarah Singkat Wahana Farm Wahana Farm didirikan pada tahun 2007 di Darmaga, Bogor. Wahana Farm bergerak di bidang pertanian organik dengan komoditas utama rosela.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam memasarkan suatu produk diperlukan peran lembaga pemasaran yang akan membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Untuk mengetahui saluran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peluang bagi pelaku bisnis. Tantangannya, perusahaan harus tetap survive

BAB I PENDAHULUAN. peluang bagi pelaku bisnis. Tantangannya, perusahaan harus tetap survive BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dewasa ini telah berdampak terhadap pesatnya kemajuan komunikasi dan teknologi dalam hitungan detik. Dari sudut pandang bisnis, kondisi demikian

Lebih terperinci

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH

HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH HUBUNGAN SALURAN TATANIAGA DENGAN EFISIENSI TATANIAGA CABAI MERAH (Capsicum annuum SP.) (Kasus : Desa Beganding, Kecamatan Simpang Empat, Kabupaten Karo) Masyuliana*), Kelin Tarigan **) dan Salmiah **)

Lebih terperinci

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUASAN KONSUMEN DALAM MENGGUNAKAN JASA BUS ROSALIA INDAH Karina Nidia Nandi Atmay Mahasiswa Prodi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT EPP. Vol. 9 No.1. 2012 : 30-34 30 STUDI PEMASARAN WORTEL (Daucus carota L.) DI DESA CITEKO KECAMATAN CISARUA KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT Marketing Carrot Study (Daucus carota L.) in Citeko Village Cisarua

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Abstrak ANALISIS PEMASARAN KEDELAI (Suatu Kasus di Desa Langkapsari Kecamatan Banjarsari Kabupaten Ciamis) Oleh: Yepi Fiona 1, Soetoro 2, Zulfikar Normansyah 3 1) Mahasiswa Fakultas Pertanian Universitas Galuh

Lebih terperinci

PEMASARAN BIBIT SENGON DI DESA KEDUNGLURAH KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK

PEMASARAN BIBIT SENGON DI DESA KEDUNGLURAH KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK PEMASARAN BIBIT SENGON DI DESA KEDUNGLURAH KECAMATAN POGALAN KABUPATEN TRENGGALEK Idah Lumahtul Fuad Dosen Fakultas Pertanian Universitas Yudharta Pasuruan Imail: faperta.@yudharta.ac.id ABSTRAKSI Degradasi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia masih memegang peranan penting dari keseluruhan perekonomian nasional. Hal ini ditunjukkan oleh banyaknya penduduk dan tenaga

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU

ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU ANALISIS PEMASARAN JAMUR TIRAM PUTIH (Pleurotus ostreatus) DI KOTA PEKANBARU MARKETING ANALYSIS OF WHITE OYSTER MUSHROOM (Pleurotus ostreatus) IN PEKANBARU CITY Wan Azmiliana 1), Ermi Tety 2), Yusmini

Lebih terperinci

PENGARUH SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERCETAKAN BUKU CV. BIMA JAYA DI SURAKARTA

PENGARUH SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERCETAKAN BUKU CV. BIMA JAYA DI SURAKARTA PENGARUH SALURAN DISTRIBUSI TERHADAP VOLUME PENJUALAN PADA PERCETAKAN BUKU CV. BIMA JAYA DI SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Lebih terperinci

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI

Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SILIWANGI KELAYAKAN USAHATANI CABAI MERAH DENGAN SISTEM PANEN HIJAU DAN SISTEM PANEN MERAH (Kasus Pada Petani Cabai di Kecamatan Sariwangi Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : DEDI DJULIANSAH DOSEN PRODI AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN STRAWBERRY DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR SKRIPSI

MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN STRAWBERRY DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR SKRIPSI MEMPELAJARI JALUR DISTRIBUSI DAN PENANGANAN PASCAPANEN STRAWBERRY DARI KECAMATAN BATURITI KE KOTA DENPASAR SKRIPSI Oleh : OLEH: I GUSTI MADE DWI SAPTA NUGRAHA NIM : 1011205027 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Marketing Mix Kotler (Jilid 1, 2005: 17) menjelaskan bahwa bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i HALAMAN PENGESAHAN... ii PERNYATAAN ORISINALITAS... iii KATA PENGANTAR... iv ABSTRAK... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR.. xi DAFTAR LAMPIRAN...

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya) ANALISIS SALURAN PEMASARAN GULA AREN (Suatu Kasus di Desa Cikuya Kecamatan Culamega Kabupaten Tasikmalaya) Oleh : 1 Mochamad Erwin Firdaus, 2 Dedi Herdiansah Sujaya, 3 Tito Hardiyanto 1 Mahasiswa Fakultas

Lebih terperinci

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN

5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN 5 AKTIVITAS DISTRIBUSI HASIL TANGKAPAN Aktivitas pendistribusian hasil tangkapan dilakukan untuk memberikan nilai pada hasil tangkapan. Nilai hasil tangkapan yang didistribusikan sangat bergantung kualitas

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI PENELITIAN

IV. METODOLOGI PENELITIAN IV. METODOLOGI PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di PT. Kariyana Gita Utama (KGU) yang berlokasi di Kecamatan Cicurug, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

Perkembangan Usaha Agribisnis Bunga Anggrek Vanda Potong pada Kembang Batur Anggrek Collection di Desa Sanur Kaja Denpasar

Perkembangan Usaha Agribisnis Bunga Anggrek Vanda Potong pada Kembang Batur Anggrek Collection di Desa Sanur Kaja Denpasar Perkembangan Usaha Agribisnis Bunga Anggrek Vanda Potong pada Kembang Batur Anggrek Collection di Desa Sanur Kaja Denpasar LIZA PRISKA NOVI YANTI, I KETUT SUAMBA, IDA AYU LISTIA DEWI Program Studi Agribisnis

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM RANTAI NILAI KOMODITI STROBERI SEGAR (Fragaria x ananassa L.) DI DESA CANDI KUNING

ANALISIS SISTEM RANTAI NILAI KOMODITI STROBERI SEGAR (Fragaria x ananassa L.) DI DESA CANDI KUNING 1 ANALISIS SISTEM RANTAI NILAI KOMODITI STROBERI SEGAR (Fragaria x ananassa L.) DI DESA CANDI KUNING Oleh: Novel Pardosi 0911305010 Pembimbing Ir. I Gusti Ngurah Apriadi Aviantara, MT Dr. Ir. I Wayan Widia,

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret April 2012 di Desa Paya Besar, Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan. Pemilihan

Lebih terperinci

PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015

PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015 BPS PROVINSI SUMATRA SELATAN No. 13/02/16/Th.XVIII, 05 Februari 2016 PERDAGANGAN KOMODITAS STRATEGIS 2015 DI SUMATRA SELATAN, MARJIN PERDAGANGAN DAN PENGANGKUTAN BERAS 15,24 PERSEN, CABAI MERAH 24,48 PERSEN,

Lebih terperinci

ANALISIS EKONOMI JALUR DISTRIBUSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta L.) DI KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG SKRIPSI

ANALISIS EKONOMI JALUR DISTRIBUSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta L.) DI KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG SKRIPSI ANALISIS EKONOMI JALUR DISTRIBUSI BUNGA GEMITIR (Tagetes erecta L.) DI KECAMATAN PETANG KABUPATEN BADUNG SKRIPSI Skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011

Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 LAMPIRAN Lampiran 1. Sebaran Bulanan Kebutuhan dan Ketersediaan Beras Tahun 2011 (ARAM II) Sumber : Direktorat Jenderal Tanaman Pangan 2011 Lampiran 2. Rincian Luas Lahan dan Komponen Nilai Input Petani

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, 26 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan

Lebih terperinci

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK MENGHEMAT BIAYA PRODUKSI DAN MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM KRIPIK TEMPE PENDAHULUAN

PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK MENGHEMAT BIAYA PRODUKSI DAN MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM KRIPIK TEMPE PENDAHULUAN P R O S I D I N G 527 PENERAPAN VALUE ENGINEERING UNTUK MENGHEMAT BIAYA PRODUKSI DAN MENINGKATKAN DAYA SAING UMKM KRIPIK TEMPE Nur Baladina 1) 1) Dosen Jurusan Sosial Ekonomi, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BALADO UCI DIKOTA PADANG. Oleh: MIKE YOLANDA

STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BALADO UCI DIKOTA PADANG. Oleh: MIKE YOLANDA STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BALADO UCI DIKOTA PADANG Oleh: MIKE YOLANDA 06114026 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS ANDALAS PADANG 2011 STRATEGI PEMASARAN KERIPIK BALADO UCI DI KOTA PADANG ABSTRAK Penelitian

Lebih terperinci

Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka

Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka Suhaeni 1, Karno 2, Wulan Sumekar 2 1 Dosen Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian UNMA 2 Program Magister Agribisnis

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu komoditas pertanian yang berpotensi untuk dikembangkan. Pengembangan hortikuktura diharapkan mampu menambah pangsa pasar serta berdaya

Lebih terperinci

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill

Key words: marketing margins, egg, layer, small scale feed mill MARJIN PEMASARAN PETERNAKAN AYAM RAS PETELUR YANG MENGGUNAKAN PAKAN PRODUKSI PABRIK SKALA KECIL DI KABUPATEN SIDENRENG RAPPANG Susanti I.S 1, N. Ali 1 dan St. Rohani 2 1 Fakultas Peternakan dan Perikanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Sawi adalah sayuran terpenting dalam spesies ini. Tanaman ini dikenal sebagai petsai (bahasa Mandarin, yang berarti sayuran putih), dan di AS dikenal sebagai

Lebih terperinci

RANTAI NILAI BUNGA POTONG Heliconia caribeae DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI SKRIPSI

RANTAI NILAI BUNGA POTONG Heliconia caribeae DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI SKRIPSI RANTAI NILAI BUNGA POTONG Heliconia caribeae DESA KERTA, KECAMATAN PAYANGAN, KABUPATEN GIANYAR, PROVINSI BALI SKRIPSI Oleh : K. AYU NOVITA NIM. 1011205002 JURUSAN TEKNOLOGI INDUSTRI PERTANIAN FAKULTAS

Lebih terperinci

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran)

ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran) ANALISIS SALURAN PEMASARAN KOPRA (Studi Kasus di Desa Sindangsari Kecamatan Cimerak Kabupaten Pangandaran) Oleh : Hengki Prastio Wijaya 1, Soetoro 2, Tito Hardiyanto 3 13 Fakultas Pertanian Universitas

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Gunung Mulya Kecamatan Tenjolaya Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Parameter Fisik dan Organoleptik Pada Perlakuan Blansir 1. Susut Bobot Hasil pengukuran menunjukkan bahwa selama penyimpanan 8 hari, bobot rajangan selada mengalami

Lebih terperinci

A. WAKTU DAN TEMPAT B. METODE PENELITIAN

A. WAKTU DAN TEMPAT B. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. WAKTU DAN TEMPAT Penelitian dilakukan di Kabupaten Sukabumi, Banyumas, Kebumen dan Boyolali. Pemilihan sample pada keempat lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 12, April 2017 KEBIJAKAN DISTRIBUSI PRODUK PENGUIN PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 12, April 2017 KEBIJAKAN DISTRIBUSI PRODUK PENGUIN PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK KEBIJAKAN DISTRIBUSI PRODUK PENGUIN PADA PD JAYA HARDWARE DI PONTIANAK ABSTRAK Tanti Arinda email: tantiarinda99@yahoo.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak Tujuan dari penelitian ini

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan. Penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder yang bersifat METODE PENELITIAN Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Hewan Desa Suka Kecamatan Tigapanah Kabupaten Karo. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret 2017 sampai April 2017.

Lebih terperinci

ANALISIS PEMASARAN UDANG EKSPOR PADA PT. KARIMATA SAMUDRA MAKASSAR. SUDIRMAN, SE., M.Si STIE-YPUP PENDAHULUAN

ANALISIS PEMASARAN UDANG EKSPOR PADA PT. KARIMATA SAMUDRA MAKASSAR. SUDIRMAN, SE., M.Si STIE-YPUP PENDAHULUAN ANALISIS PEMASARAN UDANG EKSPOR PADA PT. KARIMATA SAMUDRA MAKASSAR SUDIRMAN, SE., M.Si STIE-YPUP ABSTRAK Udang adalah komoditi hasil perikanan yang mempunyai karakteristik tersendiri seperti, mudah rusak,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Tabanan menunjukkan, produksi tomat kecamatan Baturiti pada tahun adalah sebesar 98% produksi kabupaten Tabanan.

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Tabanan menunjukkan, produksi tomat kecamatan Baturiti pada tahun adalah sebesar 98% produksi kabupaten Tabanan. SN BB I PNHULUN 1.1 Latar Belakang Komoditas hortikultura merupakan komoditas potensial yang mempunyai nilai ekonomi dan permintaan pasar yang tinggi. Tomat adalah komoditas yang tingkat produksinya paling

Lebih terperinci

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal 28 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Objek penelitian terdiri dari peternak dan pelaku pemasaran itik lokal pedaging. Peternak merupakan pihak yang melakukan kegiatan pemeliharaan itik

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1.Tinjauan Aspek Agronomi Cabai Cabai adalah tanaman tahunan dengan tinggi mencapai 1 meter, merupakan tumbuhan perdu yang berkayu, buahnya

Lebih terperinci

Jurnal NeO-Bis Volume 8, No. 2, Desember 2014 DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

Jurnal NeO-Bis Volume 8, No. 2, Desember 2014 DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR ANALISIS TATANIAGA BUNGA KRISAN DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR Joko Purwono 1) / Sri Sugyaningsih 2) / Nada Fajriah 3) 1) Dosen Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, 2) Dosen

Lebih terperinci

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Sikap Nasabah Menggunakan Jasa Perrbankan Pada Pt. Bank Sinar Harapan Bali

Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Sikap Nasabah Menggunakan Jasa Perrbankan Pada Pt. Bank Sinar Harapan Bali Pengaruh Kualitas Pelayanan Terhadap Sikap Nasabah Menggunakan Jasa Perrbankan Pada Pt. Bank Sinar Harapan Bali Oleh : I Made Budista Jaya ABSTRAK Salah satu tujuan suatu perusahaan adalah untuk meningkatan

Lebih terperinci

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR 7.1. Analisis Struktur Pasar Struktur pasar nenas diketahui dengan melihat jumlah penjual dan pembeli, sifat produk, hambatan masuk dan keluar pasar,

Lebih terperinci