MIKROPENGENDALI C TEMU 4 AVR TIMER AND COUNTER. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "MIKROPENGENDALI C TEMU 4 AVR TIMER AND COUNTER. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom"

Transkripsi

1 MIKROPENGENDALI C TEMU 4 AVR TIMER AND COUNTER Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

2 PENDAHULUAN Pada mikropengendali terdapat register Timer/Counter yang berfungsi untuk menghitung suatu even dari luar (Counter) atau menghasilkan waktu tunda (Timer). Untuk menghitung suatu even dari luar, maka pin clock dari Register Counter harus dihubungkan dengan sumber even luar. Saat even terjadi, isi counter akan naik sesuai dengan jumlah even yang terjadi. Sehingga isi counter merepresentasikan berapa jumlah even yang telah terjadi

3 Jika register counter/timer difungsikan sebagai penghitung waktu tunda (timer) maka pin clock pada counter harus dihubungkan ke osilator. Saat osilator berdetak, maka isi counter akan naik sesuai dengan detak dari osilator. Isi register counter merepresentasikan berapa banyak detak yang telah terjadi dihitung dari waktu awal counter di reset (clear). Jika kecepatan osilator dari mikropengendali diketahui, maka dapat dihitung periode detak dari timer. Misalkan jika digunakan osilator dg frekeunsi 1 MHz, maka periode detaknya adalah 1 us. Jika diinginkan waktu tunda sebesar 100 us, maka register counter di reset(clear) lalu menunggu isinya mencapai nilai 100.

4 Programming Timer 0,1 and 2 Pada AVR ATMEGA32 terdapat 3 Timer yaitu Timer 0,1 dan 2. Timer 0 dan 2 adalah 8 Bit Timer, sedangkan Timer 1 adalah 16 bit Timer. 16 Bit Timer 8 Bit Timer

5 Ada 3 register yang berperan saat kita menggunakan Timer, yaitu Register TCNT, TCCR, dan TIFR. TCNT = Timer/Counter Register TCCR = Timer/Counter Control Register TIFR = Timer/Counter Interupt Flag Register OCR = Output Compare Register Pada AVR ATMega 32 terdapat 3 register TCNT, yaitu TCNT0, TCNT1 dan TCNT2. Register TCNT berisi 0 (nol) jika di reset, dan isinya akan bertambah naik mengikuti detak pulsa. Register TCNT ini dapat ditulis maupun dibaca isinya dengan mengakses TCNTn.

6 Register TCCR (Timer/Counter Control Register) digunakan untuk mengatur mode operasi dari Timer. Pada Register TIFR (Timer/Counter Interupt Flag Register) terdapat flag TOVn (Timer Overflow) yang akan di set 1 saat timer overflow. Pada register OCRn (Output Compare Register), isi dari register OCR akan dibandingkan dengan isi Register TCNTn, dan jika sama maka flag OCF pada register TIFR akan di set 1.

7

8

9

10 1. Timer 0 Programing Timer 0 adalah Timer 8 Bit dengan registernya adala TCNT0. TCCR0 (Timer/Counter Control Register 0) TCCR0 adl register 8 bit yg digunakan untuk mengatur Timer 0.

11 FOC0 = Force Compare Match, bit ini hanya dapat ditulis saja yang digunakan untuk menghasilkan sinyal/gelombang. Menulis bit 1 pada FOC0 akan mengakibatkan generator sinyal bekerja. WGM00, WGM01 COM01, 00

12 CS02-00

13 Contoh : 1. 2

14 TIFR (Timer/Counter Interrupt Flag Register) Register TIFR berisi flag-flag Timer-timer yang berbeda. Yang akan dibahas adalah Flag TOV0 yang berhubungan dengan Timer 0.

15 TOV0 = flag ini akan di set 1 jika counter overflow, dari $FF ke $00. Flag ini di reset/clear dengan software.

16 Langkah-langkah memprogram Timer 0 pada mode Normal Untuk menghasilkan waktu tunda menggunakan Timer 0 pada mode normal, berikut langkah-langkah yang harus dilakukan. 1. Isi register TCNT0 dengan nilai awal. 2. Isi nilai pada register TCCR0, yang mengindikasikan mode timer yang digunakan (8 bit dan 16 bit) dan pilihan prescaler. 3. Tetap memonitor flag overflow timer (TOV0), jika TOV0 berlogika high, maka keluar dari looping. 4. Stop timer dengan memutuskan sumber clock dengan memberikan nilai $00 pada register TCCR0. 5. Reset / clear flag TOV0 untuk proses selanjutnya. 6. Kembali ke langkah 1 untuk mengisi nilai TCNT0 lagi.

17 Contoh : Isi register TCNT0 dengan nilai 0xF2. Jalankan Timer 0 Timer 0 akan menghitung mulai dari nilai 0xF2 sampai 0xFF. Saat nilai 0xFF berubah menjadi 0x00, maka Timer 0 Overflow dan flag TOV0 akan bernilai 1. Matikan timer 0. Reset flag TOV0 kembali (nilai 0 ).

18 Contoh : Hitunglah waktu tunda yang dihasilkan oleh Timer 0 jika menggunakan XTAL = 8 MHz. Asumsikan bahwa nilai awal adalah 0xF2. Jawab: Periode clock adalah 1/8 MHz = 0,125 us. Waktu tunda = jumlah cacah Timer 0 x 0,125 us. Jumlah cacah Timer 0 dapat dihitung dengan melihat nilai awal register TCNT0 sebesar 0xF2. Untuk mencapai nilai 0xFF, diperlukan sebanyak 13 kali cacah. Ditambah 1 kali cacah saat nilai berubah dari 0xFF menjadi 0x00. Sehingga waktu tunda adalah 14 x 0,125 us = 1,75 us.

19

20 Menentukan Nilai Pada Register TCNT0 Jika kita sudah mengetahui besarnya waktu tunda yang dikehendaki, lalu bagaimana caranya menentukan nilai yang harus diisikan pada register TCNT0?. Berikut langkahlangkahnya. 1. Tentukan terlebih dahulua periode clock timer yang digunakan. 2. Bagi waktu tunda yang diinginkan dengan Tclock Untuk mengetahui berapa banyak clock yan dibutuhkan. 3. Lakuan pengurangan 256 n, dimana n adalah nilai desimal yang diperoleh dari langkah nomor Konversi hasil dari nomor 3 ke heksadesimal (hex), lalu diisikan ke register TCNT0.

21 Prescaler dan Waktu Tunda Yang Lebih Besar Besarnya waktu tunda tergantung dari 2 faktor yaitu frekuensi kristal dan register timer 8 bit. Jika pada kondisi Timer 0 tanpa Prescaler dan nilai register TCNT0 adalah 0x00, ternyata wantu tunda yang dihasilkan masih kurang sesuai (kurang lama), maka digunakan Prescaler untuk meningkatkan waktu tunda dengan mengurangi periode. Terdapat 4 jenis Prescaler pada Timer 0 yaitu 1. Clck/8 2. Clck/64 3. Clck/ Clck/1024 Gambar dibawah ini menunjukkan Prescaler Timer 0

22

23

24

25

26

27 Mode Timer 0 pada CTC (Clear Timer on Compare Match) Jika kita memilih mode Timer 0 pada CTC, maka kita akan menggunakan register OCR0. Sama seperti mode normal, pada mode CTC, Nilai Timer akan naik mengikuti detak clock, tetapi kenaikan nilai timer ini sampai pada kondisi dimana nilai register TCNT0 sama dengan nilai register OCR0. Timer akan di reset dan flag OCR0 di set 1 jika clock selanjutnya muncul. Misalkan jika nilai TCNT0 = 0 dan nilai OCR0 = 9, maka lihat flag OCF0 dibawah ini.

28

29

30

Apa itu timer/counter?

Apa itu timer/counter? Timer/Counter Apa itu timer/counter? Merupakan suatu pencacah(counter) yang bisa menghitung naik/turun Pencacah berupa register 8 bit/16 bit Nilai cacahan yg tersimpan di register tersebut akan naik/turun

Lebih terperinci

Timer/Counter. AVR ATMega 8535

Timer/Counter. AVR ATMega 8535 Timer/Counter AVR ATMega 8535 Timer/Counter ATMega8535 mempunyai timer/counter yang berfungsi sebagai pencacah/pewaktuan. Karena ATMega8535 mampu memakai crystal berfrekuensi sampai dengan 16 MHz maka

Lebih terperinci

JOBSHEET VIII MENGGUNAKAN TIMER/COUNTER DALAM MIKROKONTROLER ATMEGA8535

JOBSHEET VIII MENGGUNAKAN TIMER/COUNTER DALAM MIKROKONTROLER ATMEGA8535 JOBSHEET VIII MENGGUNAKAN TIMER/COUNTER DALAM MIKROKONTROLER ATMEGA8535 1 TUJUAN Mahasiswa mampu menggunakan fitur timer/counter mikrokontroler. Mahasiswa mampu menggunakan mikrokontroler untuk membuat

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 5 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis Timer/Counter Jenis-jenis Timer Pada ATMega8535L terdapat 4 buah fasilitas timer yaitu : Timer 0 : Adalah timer 8 bit dengan timer value

Lebih terperinci

Materi 8: AVR Timer Programming

Materi 8: AVR Timer Programming Materi 8: AVR Timer Programming I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Kusuma Wardana, M.Sc. 1 Introduction Programming Timers: Timer0 Timer1 Timer2 Counter Kusuma Wardana, M.Sc. 2 Banyak

Lebih terperinci

PERBANDINGAN KECEPATAN PENCACAHAN ANTARA TIMER 0 (8 BIT) DENGAN TIMER 1 (16 BIT) PADA SISTEM MIKROKONTROLER

PERBANDINGAN KECEPATAN PENCACAHAN ANTARA TIMER 0 (8 BIT) DENGAN TIMER 1 (16 BIT) PADA SISTEM MIKROKONTROLER PERBANDINGAN KECEPATAN PENCACAHAN ANTARA TIMER 0 (8 BIT) DENGAN TIMER 1 (16 BIT) PADA SISTEM MIKROKONTROLER Arief Hendra Saptadi Program Studi D-III Teknik Telekomunikasi Akademi Teknik Telekomunikasi

Lebih terperinci

Timer / Counter. Hendawan Soebhakti. November 2009

Timer / Counter. Hendawan Soebhakti. November 2009 Timer / Counter Hendawan Soebhakti November 2009 Sub Pokok Bahasan Jenis Timer/Counter Register TIMSK dan TIFR Interrupt Timer Sistem Mikrokontroler - By : Hendawan Soebhakti 2 Timer/Counter Jenis-jenis

Lebih terperinci

MODE OPERASI TIMER/COUNTER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY

MODE OPERASI TIMER/COUNTER. Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY MODE OPERASI TIMER/COUNTER Oleh : Sumarna, Jurdik Fisika, FMIPA, UNY E-mail : sumarna@uny.ac.id 1. Mode 0 : Timer/Counter 13 bit. Gambar berikut menunjukkan konfigurasi operasi timer/counter mode 0. Salah

Lebih terperinci

JAM DIGITAL 2.2 REGISTER TCNT, TIMSK, OCR, DAN TIFR 1. PENDAHULUAN 2. STUDI PUSTAKA 2.1 CLOCK DAN PRESCALER 3. METODOLOGI 3.

JAM DIGITAL 2.2 REGISTER TCNT, TIMSK, OCR, DAN TIFR 1. PENDAHULUAN 2. STUDI PUSTAKA 2.1 CLOCK DAN PRESCALER 3. METODOLOGI 3. JAM DIGITAL Freddy Isman (13213501) Fuad Ismail (13214121) EL3014- Sistem Mikroprosesor Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Abstrak Kali ini, kami membuat sebuah sistem jam digital menggunakan mikrokontroler

Lebih terperinci

MAKALAH. Timer atau Counter 0 dan 1. Oleh : Rizky Dwi N ( ) Satrio Teguh Yulianto ( ) D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

MAKALAH. Timer atau Counter 0 dan 1. Oleh : Rizky Dwi N ( ) Satrio Teguh Yulianto ( ) D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO MAKALAH Timer atau Counter 0 dan 1 Oleh : Rizky Dwi N (1431110061 ) Satrio Teguh Yulianto (1431110023) D3 TEKNIK ELEKTRO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO POLITEKNIK NEGERI MALANG TAHUN 2015/2016 i KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

AVR ATmega8. Kuliah SBM

AVR ATmega8. Kuliah SBM AVR ATmega8 Sistem Timer pada ATmega 8 dapat dipergunakan untuk membangkitkan sinyal PWM Terdapat 3 sumber PWM (melalui pin OC1A, OC1B, dan OC2 yg ada di PB.1, PB.2, PB.3) Timer 2 dapat digunakan untuk

Lebih terperinci

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Abstrak

Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB Abstrak MODUL 2 Timer, Counter, Interupt Samuel Andrian (13213100) Asisten: Aditya Rachman (13212143) Tanggal Percobaan: 30/03/2015 EL3214-Praktikum Sistem Mikroprosesor Laboratorium Dasar Teknik Elektro - Sekolah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroller 2.1.1 Pengenalan Mikrokontroller Mikrokontroler adalah sebuah system mikroprosesor dimana di dalamnya sudah terdapat CPU, ROM, RAM, I/O, Clock dan Peralatan internal

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. Current Transformer atau yang biasa disebut Trafo arus adalah tipe instrument

BAB II DASAR TEORI. Current Transformer atau yang biasa disebut Trafo arus adalah tipe instrument BAB II DASAR TEORI 2.1 Trafo Arus ( Current Transformer ) Current Transformer atau yang biasa disebut Trafo arus adalah tipe instrument trafo yang didesain untuk mendukung arus yang mengalir pada kumparan

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada

BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER. program pada software Code Vision AVR dan penanaman listing program pada BAB III PERANCANGAN ALAT DAN PROGRAM MIKROKONTROLER Pada tahap perancangan ini dibagi menjadi 2 tahap perancangan. Tahap pertama adalah perancangan perangkat keras (hardware), yang meliputi rangkaian rangkaian

Lebih terperinci

PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51

PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51 PERTEMUAN TIMER & COUNTER MIKROKONTROLER 89C51 Pemakaian Timer TIMMER MIKROKONTROLER 89C51 Timer atau pewaktu dan counter atau pencacah adalah jenis pengatur waktu didalam mikrokontroler. Didalam mikrokontroler

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only)

Gambar 3.1 Blok Diagram Port Serial RXD (P3.0) D SHIFT REGISTER. Clk. SBUF Receive Buffer Register (read only) 1. Operasi Serial Port mempunyai On Chip Serial Port yang dapat digunakan untuk komunikasi data serial secara Full Duplex sehingga Port Serial ini masih dapat menerima data pada saat proses pengiriman

Lebih terperinci

Bab II Dasar Teori (2.1)

Bab II Dasar Teori (2.1) Bab II Dasar Teori 2.1. Gelombang ulrasonik Untuk dapat mengamati perubahan yang terjadi pada udara, dapat dilakukan dengan mengamati kejadian fisis akibat suatu pengkondisian tertentu yang memberikan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR SIMULATOR PENGHITUNG JUMLAH ORANG PADA PINTU MASUK DAN KELUAR GEDUNG

TUGAS AKHIR SIMULATOR PENGHITUNG JUMLAH ORANG PADA PINTU MASUK DAN KELUAR GEDUNG TUGAS AKHIR SIMULATOR PENGHITUNG JUMLAH ORANG PADA PINTU MASUK DAN KELUAR GEDUNG Diajukan Guna Melengkapi Sebagian Syarat Dalam mencapai gelar Sarjana Strata Satu (S1) Disusun Oleh : Nama : Dian Kardianto

Lebih terperinci

MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom

MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE. Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom MIKROPENGENDALI C TEMU 2b AVR ARCHITECTURE Oleh : Danny Kurnianto,S.T.,M.Eng Sekolah Tinggi Teknologi Telematika Telkom SECTION 1. The Feature of AVR Prosesor Family On-chip and In System Programmable

Lebih terperinci

MONITORING ARUS PLTMH UMM MELALUI JALA-JALA LISTRIK BERBASIS ATMEGA

MONITORING ARUS PLTMH UMM MELALUI JALA-JALA LISTRIK BERBASIS ATMEGA MONITORING ARUS PLTMH UMM MELALUI JALA-JALA LISTRIK BERBASIS ATMEGA 16 TUGAS AKHIR Disusun oleh : EDO YUDHISTIRA PERMATA PUTRA NIM : 08530081 JURUSAN TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH

Lebih terperinci

MENGENAL MIKROKONTROLER AVR ATMega16

MENGENAL MIKROKONTROLER AVR ATMega16 MENGENAL MIKROKONTROLER AVR ATMega16 Mokh. Sholihul Hadi m_sholihul_hadi@yahoo.com Lisensi Dokumen: Seluruh dokumen di IlmuKomputer.Com dapat digunakan, dimodifikasi dan disebarkan secara bebas untuk tujuan

Lebih terperinci

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51

PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 PORT SERIAL MIKROKONTROLER ATMEL AT89C51 I. FISIK AT89C51 Mikrokontroler AT89C51 umumnya mempunyai kemasan 40 pin seperti gambar berikut. AT89C51 telah dilengkapi

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Konsep dasar mengendalikan lampu dan komponen komponen yang digunakan pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan perancangan sistem

Lebih terperinci

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL

TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler - 1 TIMER DAN COUNTER MIKROKONTROLER ATMEL I. TIMER DAN COUNTER Timer atau counter pada dasarnya adalah sebuah pencacah. Pencacah itu bisa dipakai sebagai pewaktu

Lebih terperinci

MAKALAH PERANCANGAN KEYPAD MESIN FOTOKOPI SISTEM MIKROPROSESOR

MAKALAH PERANCANGAN KEYPAD MESIN FOTOKOPI SISTEM MIKROPROSESOR MAKALAH PERANCANGAN KEYPAD MESIN FOTOKOPI SISTEM MIKROPROSESOR DISUSUN OLEH: RIZKY JANUAR (35501) NATHAN SITOHANG (36017) JURUSAN TEKNIK ELEKTRO DAN TEKNOLOGI INFORMASI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS GADJAH

Lebih terperinci

=== PENCACAH dan REGISTER ===

=== PENCACAH dan REGISTER === === PENCACAH dan REGISTER === Pencacah Pencacah adalah sebuah register yang mampu menghitung jumlah pulsa detak yang masuk melalui masukan detaknya, karena itu pencacah membutuhkan karakteristik memori

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Jenis Mikrokontroler AVR dan spesifikasinya Flash adalah suatu jenis Read Only Memory yang biasanya diisi dengan program

Lebih terperinci

Materi 9: AVR Interrupt

Materi 9: AVR Interrupt Materi 9: AVR Interrupt I Nyoman Kusuma Wardana Sistem Komputer STMIK STIKOM Bali Kusuma Wardana, M.Sc. 1 AVR Interrupt Interrupt vs Polling Programming Timer Interrupt Kusuma Wardana, M.Sc. 2 Interrupt

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KWH Meter Analog KWH Meter adalah alat yang digunakan oleh pihak PLN untuk menghitung besar pemakaian daya konsumen. Bagian utama dari sebuah KWH Meter adalah kumparan tegangan,

Lebih terperinci

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF.

7.1. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. PERCOBAAN DIGITAL 7 PENCACAH (COUNTER) 7.. TUJUAN Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. 7.2. TEORI DASAR Pencacah

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN UIMEGA 8535

BAB III PERANCANGAN UIMEGA 8535 BAB III PERANCANGAN UIMEGA 8535 3.1 ARSITEKTUR UIMEGA 8535 Arsitektur UIMega 8535 secara umum diperlihatkan pada Gambar 3.1. UIMega 8535 terdiri dari lima modul utama, yaitu modul ROM, modul instruction

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Water Flow Sensor Yf-S201 Sensor aliran air ini terbuat dari palstik dimana didalamnya terdapat rotor dan sensor hall effect.saat mengalir melewati rotor, rotor akan berputar.

Lebih terperinci

Implementasi Mikrokontroller Untuk Pembangkitan Pulsa Pada Inverter 3 Fasa 18-Step

Implementasi Mikrokontroller Untuk Pembangkitan Pulsa Pada Inverter 3 Fasa 18-Step Implementasi Mikrokontroller 89251 Untuk Pembangkitan Pulsa Pada Inverter 3 Fasa 18-Step Akhmad hendriawan, Joke Pratilastiarso Politeknk Elektronika Negeri Surabaya Institut eknologi Sepuluh Nopember(IS)

Lebih terperinci

Timer Counter. D3 Telekomunikasi.

Timer Counter. D3 Telekomunikasi. Timer Counter D3 Telekomunikasi Timer Pada dasarnya timer dan counter merupakan sistem yang sama-sama menambahkan diri hingga overflow. Timer memanfaatkan frekuensi osilator untuk bertambah tiap machine

Lebih terperinci

Perbandingan Waktu Konversi antara ADC 8 bit dan 10 bit dalam Mikropengendali ATMega8535

Perbandingan Waktu Konversi antara ADC 8 bit dan 10 bit dalam Mikropengendali ATMega8535 Perbandingan Waktu Konversi antara 8 bit dan 10 bit dalam Mikropengendali ATMega8535 Arief Hendra Saptadi Pascasarjana Teknik Elektro Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, Indonesia ariefhendras@gmail.com

Lebih terperinci

Mikrokontroler 89C51 Bagian II :

Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Bagian II : Mikrokontroler 89C51 Mikrokontroler 89C51 merupakan mikrokomputer CMOS 8 bit dengan 4 Kbytes Flash Programmable Memory. Arsitektur 89C51 ditunjukkan pada gambar 2. Accumulator

Lebih terperinci

i ii BAB I MENGENAL ATMEGA BAB II MENGENAL BAHASA C BAB III TRAINER MIKROKONTROLER 1. Modul Boar..

i ii BAB I MENGENAL ATMEGA BAB II MENGENAL BAHASA C BAB III TRAINER MIKROKONTROLER 1. Modul Boar.. DAFTAR ISI i ii BAB I MENGENAL ATMEGA 16 1.... 1 2. 2 3... 3 4.... 4 BAB II MENGENAL BAHASA C 1. 5 2. 8 3. 11 BAB III TRAINER MIKROKONTROLER 1. Modul Boar.. 15 2.. 16 3. Menggunakan Trainer Mikrokontroler

Lebih terperinci

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN

BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN BAB III KEGIATAN PENELITIAN TERAPAN Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah yang akan digunakan dalam menyelesaikan Alat Simulasi Pembangkit Sinyal Jantung, berupa perangkat keras (hardware) dan perangkat

Lebih terperinci

KONFIGURASI PIN AT MEGA 16A

KONFIGURASI PIN AT MEGA 16A KONFIGURASI PIN AT MEGA 16A Gambar Deskripsi Pin AT Mega 16A Deskripsi Mikrokontroller ATmega16A VCC (power supply) GND (ground) Port A (PA7..PA0) Port A berfungsi sebagai input analog pada A/D Konverter.

Lebih terperinci

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009

Mikrokontroler AVR. Hendawan Soebhakti 2009 Mikrokontroler AVR Hendawan Soebhakti 2009 Tujuan Mampu menjelaskan arsitektur mikrokontroler ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian minimum sistem ATMega 8535 Mampu membuat rangkaian downloader ATMega 8535

Lebih terperinci

PRODUKSI OBAT ASMA SEDUH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535

PRODUKSI OBAT ASMA SEDUH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 TUGAS AKHIR PRODUKSI OBAT ASMA SEDUH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaTeknik Program Studi Teknik Elektro Oleh: METODIUS DANNY CHRISTIAN

Lebih terperinci

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit

PENCACAH. Gambar 7.1. Pencacah 4 bit DIG 7 PENCACAH 7.. TUJUAN. Mengenal, mengerti dan memahami operasi dasar pencacah maju maupun pencacah mundur menggunakan rangkaian gerbang logika dan FF. 2. Mengenal beberapa jenis IC pencacah. 7.2. TEORI

Lebih terperinci

Perancangan Prototipe Anemometer Berbasis Gelombang Suara Ultrasonik Frekuensi Rendah

Perancangan Prototipe Anemometer Berbasis Gelombang Suara Ultrasonik Frekuensi Rendah Perancangan Prototipe Anemometer Berbasis Gelombang Suara Ultrasonik Frekuensi Rendah Jackson Van Bowles Manurung, Ir. T. Ahri Bahriun, M.Sc Konsentrasi Teknik Komputer, Departemen Teknik Elektro Fakultas

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51

MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 MIKROKONTROLER Arsitektur Mikrokontroler AT89S51 Ringkasan Pendahuluan Mikrokontroler Mikrokontroler = µp + Memori (RAM & ROM) + I/O Port + Programmable IC Mikrokontroler digunakan sebagai komponen pengendali

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Refrigerasi Refrigerasi adalah suatu sistem yang memungkinkan untuk mengatur suhu sampai mencapai suhu di bawah suhu lingkungan. Penggunaan refrigerasi sangat dikenal pada sistem

Lebih terperinci

Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C Lanjut

Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C Lanjut Pemrograman Mikrokontroler dengan Bahasa C Lanjut Pokok Bahasan: 1. Konfigurasi AT MEGA 8535 2. I/O Ports 3. Interrupts 4. Timer / Counter 5. Komunikasi serial Tujuan Belajar: Setelah mempelajari dalam

Lebih terperinci

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs.

Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. Instruktur : Ferry Wahyu Wibowo, S.Si., M.Cs. 1 Interupsi Struktur interupsi Program Demonstrasi Interupsi Multiple Interrupt Source Context Saving Timer dan Counter Watchdog Timer Sleep Mode Rangkuman

Lebih terperinci

PEMBANGKIT DAN PENGHITUNG FREKUENSI

PEMBANGKIT DAN PENGHITUNG FREKUENSI MAKALAH SEMINAR TUGAS AKHIR APLIKASI MIKROKONTROLER ATMEL ATmega8515 SEBAGAI PEMBANGKIT DAN PENGHITUNG FREKUENSI Mustafa Idi Nugroho 1, Sumardi 2, Trias Andromeda 2 Abstrak Pada tugas akhir ini digunakan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR ROBOT PENERIMA TAMU. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaTeknik Program Studi Teknik Elektro.

TUGAS AKHIR ROBOT PENERIMA TAMU. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaTeknik Program Studi Teknik Elektro. i TUGAS AKHIR ROBOT PENERIMA TAMU Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaTeknik Program Studi Teknik Elektro Oleh: BERNADUS JUK NIM: 085114017 PROGRAM STUDI TEKNIK ELEKTRO FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM 22 BAB 3 PERANCANGAN SISTEM Pada bab ini akan dijelaskan keseluruhan dari sistem atau alat yang dibuat. Secara keseluruhan sistem ini dibagi menjadi dua bagian yaitu perangkat keras yang meliputi komponen

Lebih terperinci

PERANCANGAN KEYPAD MESIN FOTOCOPY SEDERHANA MENGGUNAKAN ATMEL AVR ATmega8535

PERANCANGAN KEYPAD MESIN FOTOCOPY SEDERHANA MENGGUNAKAN ATMEL AVR ATmega8535 PERANCANGAN KEYPAD MESIN FOTOCOPY SEDERHANA MENGGUNAKAN ATMEL AVR ATmega8535 Oleh : AL FARISI ( alfarisi@linuxmail.org ) http://www.alfarisi.web.ugm.ac.id http://www.alfarisi.co.nr http://www.alfarisi.tk

Lebih terperinci

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51

4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 4. Port Input/Output Mikrokontroler MCS-51 Mikrokontroler MCS-51 memiliki 2 jenis port input/output, yaitu port I/O parallel dan port I/O serial. Port I/O parallel sebanyak 4 buah dengan nama P0,P1,P2

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Sistem poros sederhana yang mengalami kondisi tak seimbang

BAB II TEORI DASAR. Gambar 2.1 Sistem poros sederhana yang mengalami kondisi tak seimbang BAB II TEORI DASAR 2.1. Pendahuluan Pada bab ini akan dibahas tentang proses penyeimbangan dan metoda penyeimbangan yang menjadi dasar dalam pembuatan alat pengolah sinyal dan komponen-komponen alat pengolah

Lebih terperinci

SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL

SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL Lab Elektronika Industri Mikrokontroler 1 I. INTERUPSI SISTEM INTERUPSI MIKROKONTROLER ATMEL Interupsi adalah pengubahan urutan pelaksanaan program karena adanya suatu kejadian atau instruksi yang perlu

Lebih terperinci

ADC (Analog to Digital Converter)

ADC (Analog to Digital Converter) ADC (Analog to Digital Converter) Analog to Digital Converter (ADC) adalah sebuah piranti yang dirancang untuk mengubah sinyal-sinyal analog menjadi sinyal sinyal digital. IC ADC 0804 dianggap dapat memenuhi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 4 BAB II LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dijelaskan teori tentang komponen dasar penyusun sistem penyimpanan data kecepatan angin, arah angin dan suhu. Karakteristik dan prinsip kerja komponen tersebut

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. waktu tertentu. Dimana alat tersebut dapat dioperasikan melalui komputer serta

BAB IV PEMBAHASAN. waktu tertentu. Dimana alat tersebut dapat dioperasikan melalui komputer serta 41 BAB IV PEMBAHASAN 4.1 Proses Kerja Sistem Pencacah Nuklir Sistem Pencacah Nuklir adalah sebuah alat yang digunakan untuk mencacah intensitas radiasi yang ditangkap oleh detektor nuklir dalam selang

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler Atmega8535 Mikrokontroler adalah IC yang dapat diprogram berulang kali, baik ditulis atau dihapus (Agus Bejo, 2007). Biasanya digunakan untuk pengontrolan otomatis

Lebih terperinci

PENGATURAN TIRAI BERDASARKAN WAKTU NYATA

PENGATURAN TIRAI BERDASARKAN WAKTU NYATA TUGAS AKHIR PENGATURAN TIRAI BERDASARKAN WAKTU NYATA Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro Oleh: ANINDITYA DICHI SAPTARINI NIM: 085114009

Lebih terperinci

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL ===

=== PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === === PERANCANGAN RANGKAIAN SEKUENSIAL === Rangkaian Sekuensial, adalah rangkaian logika yang keadaan keluarannya dipengaruhi oleh kondisi masukan dan kondisi rangkaian saat itu. Variabel Masukan Keadaan

Lebih terperinci

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor

Sistem Minimum Mikrokontroler. TTH2D3 Mikroprosesor Sistem Minimum Mikrokontroler TTH2D3 Mikroprosesor MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang memiliki

Lebih terperinci

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535

MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 MICROCONTROLER AVR AT MEGA 8535 Dwisnanto Putro, S.T., M.Eng. MIKROKONTROLER AVR Mikrokontroler AVR merupakan salah satu jenis arsitektur mikrokontroler yang menjadi andalan Atmel. Arsitektur ini dirancang

Lebih terperinci

TEMPAT SAMPAH BERJALAN TERKENDALI JARAK JAUH

TEMPAT SAMPAH BERJALAN TERKENDALI JARAK JAUH TUGAS AKHIR TEMPAT SAMPAH BERJALAN TERKENDALI JARAK JAUH Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar SarjanaTeknik Program Studi Teknik Elektro Oleh: YOSAPHAT SAMODRA NIM: 8511413 PROGRAM

Lebih terperinci

TERJADI INTERRUPT MELAYANI INTERRUPT KEMBALI MENERUSKAN PROGRAM YANG TERHENTI PROGRAM YANG SEDANG BERJALAN. Gambar 4.1 Interrupt

TERJADI INTERRUPT MELAYANI INTERRUPT KEMBALI MENERUSKAN PROGRAM YANG TERHENTI PROGRAM YANG SEDANG BERJALAN. Gambar 4.1 Interrupt 1. Interrupt Interrupt adalah suatu kejadian atau peristiwa yang menyebabkan mikrokontroler berhenti sejenak untuk melayani interrupt tersebut. Program yang dijalankan pada saat melayani interrupt disebut

Lebih terperinci

TUTORIAL DASAR MEMBUAT PROJECT ARDUINO UNO

TUTORIAL DASAR MEMBUAT PROJECT ARDUINO UNO TUTORIAL DASAR MEMBUAT PROJECT ARDUINO UNO Pendahuluan Arduino merupakan suatu perangkat yang dirancang dengan kemampuan komputasi yang dapat berinteraksi secara lebih dekat dengan dunia nyata dibandingkan

Lebih terperinci

STERILISATOR BASAH MENGGUNAKAN ATMega8535

STERILISATOR BASAH MENGGUNAKAN ATMega8535 TUGAS AKHIR STERILISATOR BASAH MENGGUNAKAN ATMega8535 Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro Oleh: ZEFNI REINHARD SOPACUA NIM : 8511415 PROGRAM

Lebih terperinci

BAB II TEORI DASAR 2.1 Mikrokontroller ATmega Gambaran Umum Mikrokontroller ATmega Fitur Mikrokontroller ATmega 8535

BAB II TEORI DASAR 2.1 Mikrokontroller ATmega Gambaran Umum Mikrokontroller ATmega Fitur Mikrokontroller ATmega 8535 BAB II TEORI DASAR 2.1 Mikrokontroller ATmega 8535 2.1.1 Gambaran Umum Mikrokontroller ATmega 8535 Perkembangan teknologi telah mendorong dengan pesat kemajuan perkembangan dunia elektronika khususnya

Lebih terperinci

SISTEM MONITORING INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 ABSTRAK

SISTEM MONITORING INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 ABSTRAK SISTEM MONITORING INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER AVR ATMEGA 16 Tedi Susanto / 0322184 Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Kristen Maranatha, Jl. Prof.Drg.Suria Sumantri, MPH no.65, Bandung,

Lebih terperinci

REFS0-1 (Reference Selection Bits) REFS0-1 adalah bit-bit pengatur mode tegangan referensi ADC.

REFS0-1 (Reference Selection Bits) REFS0-1 adalah bit-bit pengatur mode tegangan referensi ADC. JOBSHEET VI MENGGUNAKAN ANALOG TO DIGITAL CONVERTER (ADC) DALAM MIKROKONTROLLER ATMEGA8535 1 TUJUAN Mengetahui dan memahami cara menggunakan ADC yang ada di dalam mikrokontroler. Mengetahui dan memahami

Lebih terperinci

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ Maret 2018

ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER. Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ Maret 2018 ARSITEKTUR SISTEM KOMPUTER Wayan Suparta, PhD https://wayansuparta.wordpress.com/ 12-13 Maret 2018 Materi 6: Aritmatika Komputer Arithmetic and Logic Unit (ALU) ALU merupakan bagian komputer yang berfungsi

Lebih terperinci

ALAT PENAKAR VOLUME AIR BERBASIS MIKROKONTROLER

ALAT PENAKAR VOLUME AIR BERBASIS MIKROKONTROLER TUGAS AKHIR ALAT PENAKAR VOLUME AIR BERBASIS MIKROKONTROLER Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Elektro disusun oleh : SUYANTO NIM : 125114055

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 7 BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 1 Konveyor Konveyor hanya bergerak ke satu arah saja, konveyor digerakkan dengan motor stepper 12V type. Sinyal keluaran dari motor stepper untuk menggerakkan konveyor dirangkaikan

Lebih terperinci

DT-SENSE Application Note

DT-SENSE Application Note DT-SENSE DT-SENSE Application Note AN140 - How 2 Use DT-SENSE USIRR with DT-AVR Low Cost Nano System Oleh: Tim IE Application note ini mengulas tentang cara penggunaan DT-SENSE UltraSonic and InfraRed

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA)

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Programmable Logic Controller (PLC) Definisi PLC menurut National Electrical Manufacturing Association (NEMA) adalah perangkat elektronik digital yang memakai programmable memory

Lebih terperinci

Pengenalan CodeVisionAVR

Pengenalan CodeVisionAVR Pengenalan CodeVisionAVR Hendawan Soebhakti Oktober 2009 Sub Pokok Bahasan Pengenalan CodeVision Menampilkan Data Ke Port Output Membaca Data Dari Port Input 2 CodeVisionAVR C Compiler CodeVisionAVR C

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan seperti MCS51 adalah pada AVR tidak perlu menggunakan oscillator BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Microcontroller Atmega 8 AVR merupakan salah satu jenis mikrokontroler yang di dalamnya terdapat berbagai macam fungsi. Perbedaannya pada mikro yang pada umumnya digunakan seperti

Lebih terperinci

8086/88 Device Specifications

8086/88 Device Specifications 8086/88 Device Specifications DIP (Dual In-Line Packages). 1. 8086: 16-bit microprocessor dengan 16-bit data bus 2. 8088: 16-bit microprocessor dengan 8-bit data bus. Level Tegangan 5V : 1. 8086: membutuhkan

Lebih terperinci

1). Synchronous Counter

1). Synchronous Counter Counter juga disebut pencacah atau penghitung yaitu rangkaian logika sekuensial yang digunakan untuk menghitung jumlah pulsa yang diberikan pada bagian masukan. Counter digunakan untuk berbagai operasi

Lebih terperinci

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS

Sistem Mikrokontroler FE UDINUS Minggu ke 2 8 Maret 2013 Sistem Mikrokontroler FE UDINUS 2 Jenis jenis mikrokontroler Jenis-jenis Mikrokontroller Secara teknis, hanya ada 2 macam mikrokontroller. Pembagian ini didasarkan pada kompleksitas

Lebih terperinci

MODUL 8 Analog Digital Converter (ADC)

MODUL 8 Analog Digital Converter (ADC) MODUL 8 Analog Digital Converter (ADC) AVR ATMega16 merupakan tipe AVR yang telah dilengkapi dengan 8 saluran ADC internal dengan resolusi 10 bit. Dalam mode operasinya, ADC dapatdi konfigurasi, baik single

Lebih terperinci

FLIP-FLOP (BISTABIL)

FLIP-FLOP (BISTABIL) FLIP-FLOP (BISTABIL) Rangkaian sekuensial adalah suatu sistem digital yang keadaan keluarannya pada suatu saat ditentukan oleh : 1. keadaan masukannya pada saat itu, dan 2. keadaan masukan dan/atau keluaran

Lebih terperinci

Register & Counter -7-

Register & Counter -7- Sistem Digital Register & Counter -7- Missa Lamsani Hal 1 Register dan Pencacah Register adalah kumpulan elemen-elemen memori yang bekerja bersama sebagai satu unit. Pencacah (counter) adalah merupakan

Lebih terperinci

Bab III Perancangan Sistem

Bab III Perancangan Sistem Bab III Perancangan Sistem Dalam perancangan sistem kendali motor DC ini, terlebih dahulu dilakukan analisis bagian-bagian apa saja yang diperlukan baik hardware maupun software kemudian dirancang bagian-perbagian,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 MOTOR 2.1.1 Pengertian Motor Motor listrik adalah sebuah perangkat elektromagnetis yang mengubah energi listrik menjadi energi mekanik. Energi mekanik ini digunakan untuk, misalnya,

Lebih terperinci

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN

BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN BAB II KONSEP DASAR PERANCANGAN Pada bab ini akan dijelaskan konsep dasar sistem keamanan rumah nirkabel berbasis mikrokontroler menggunakan modul Xbee Pro. Konsep dasar sistem ini terdiri dari gambaran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 2.1 Blind Spot LANDASAN TEORI Blind spot merupakan adalah suatu kawasan yang berada di area sekitar kendaraan, dimana area tersebut adalah area yang tidak dapat ditangkap secara baik oleh spion kendaraan.

Lebih terperinci

8. TRANSFER DATA. I. Tujuan

8. TRANSFER DATA. I. Tujuan 8. TRANSFER DATA I. Tujuan 1. Membuat rangkaian transfer data seri dan transfer data secara paralel dengan menggunakan IC yang berisi JK-FF dan D-FF. 2. Mengamati operasi transfer data seri dan dan transfer

Lebih terperinci

SISTEM PENGEPEKAN BENDA MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER. ATmega8535

SISTEM PENGEPEKAN BENDA MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER. ATmega8535 SISTEM PENGEPEKAN BENDA MENGGUNAKAN SENSOR INFRA MERAH BERBASIS MIKROKONTROLER ATmega8535 Diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana Teknik Elektro Disusun oleh : Ade Agung

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Karbon Monoksida (CO) Karbon monoksida merupakan gas yang tidak berwarna, tidak berbau, tidak berasa, tidak mudah larut dalam air, tidak menyebabkan iritasi, beracun dan berbahaya

Lebih terperinci

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16

MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16 MENGENAL MIKROKONTROLER ATMEGA-16 AVR merupakan seri mikrokontroler CMOS 8-bit buatan Atmel, berbasis arsitektur RISC (Reduced Instruction Set Computer). Hampir semua instruksi dieksekusi dalam satu siklus

Lebih terperinci

Fungsi Soft Timer untuk Keperluan Operasi Tundaan dan Penjadwalan (Scheduling) Pada Sistem Embedded

Fungsi Soft Timer untuk Keperluan Operasi Tundaan dan Penjadwalan (Scheduling) Pada Sistem Embedded Fungsi Soft Timer untuk Keperluan Operasi Tundaan dan Penjadwalan (Scheduling) Pada (Oleh Iwan Setiawan) setiaone.iwan@gmail.com http://iwan.blog.undip.ac.id Pada artikel Engineering View: Control Problems

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 5 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Mikrokontroler atmel ATmega32 Mikrokontroler ATmega32 adalah mikrokontroler CMOS 8 bit yang memiliki arsitektur AVR, dimana semua instruksi tersusun dalam kode 16 bit dan sebagian

Lebih terperinci

Tutorial Pemrograman Mikrokontroler AVR dengan AVR Studio dan WinAVR GCC (ATMega16/32/8535)

Tutorial Pemrograman Mikrokontroler AVR dengan AVR Studio dan WinAVR GCC (ATMega16/32/8535) Tutorial Pemrograman Mikrokontroler AVR dengan AVR Studio dan WinAVR GCC (ATMega16/32/8535) Versi 2.0 http://klikdisini.com/embedded oleh Agfianto Eko Putra (agfi68@gmail.com) dan Dhani Nugraha (dhan_t46@yahoo.com)

Lebih terperinci

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global.

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM. Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS DAN PERANGKAT LUNAK SISTEM 3.1 Perancangan Perangkat Keras 3.1.1 Blok Diagram Dari diagram sistem dapat diuraikan metode kerja sistem secara global. Gambar

Lebih terperinci

MIKROKONTROLER AT89S52

MIKROKONTROLER AT89S52 MIKROKONTROLER AT89S52 Mikrokontroler adalah mikroprosessor yang dirancang khusus untuk aplikasi kontrol, dan dilengkapi dengan ROM, RAM dan fasilitas I/O pada satu chip. AT89S52 adalah salah satu anggota

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. [10]. Dengan pengujian hanya terbatas pada remaja dan didapatkan hasil rata-rata BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penelitian Terdahulu Sebelumnya pernah dilakukan penelitian terkait dengan alat uji kekuatan gigit oleh Noviyani Agus dari Poltekkes Surabaya pada tahun 2006 dengan judul penelitian

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN P EMBIMBING... HALAMAN PENGESAHAN P ENGUJI... HALAMAN PERSEMBAHAN... HALAMAN MOTTO... KATA PENGANTAR... ABSTRAKSI... TAKARIR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Lebih terperinci

PERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER

PERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER PERCOBAAN 9 T I M E R/ COUNTER TUJUAN 1. Memahami fungsi timer dan counter pada mikrokontroller 2. Memahami rangkaian interface untuk aplikasi timer dan counter 3. Dapat memanfaatkan fungsi counter untuk

Lebih terperinci

keterangan motor litrik BLDC

keterangan motor litrik BLDC 0 Lainnya Blog Berikut» Buat Blog Masuk keterangan motor litrik BLDC keterangan motor litrik BLDC K A M I S, 2 0 N O V E M B E R 2 0 1 4 keterangan motor listrik BLDC 2.1.1 Pengertian Motor Motor listrik

Lebih terperinci