EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA"

Transkripsi

1 EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA Nurhamida Simatupang Sapari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya ABSTRACT In this research there are two types of sources of capital goods financing which can be used by the company to gain their fixed assets that is through leasing and bank credit. The problem in this research is which alternative is more profitable between leasing and bank credit. The type of research which is used by the researcher to solve the problem is descriptive research which is carried out by using case study and qualitative approach. The data collection technique has been carried out by performing observation, documentation, interview, and by conducting financing comparative analysis between leasing and bank credit. The result of the research shows that leasing with option rights (financial lease) is the financing alternative which is more profitable than bank credit alternative, since the tax savings which has been gained by the company through leasing alternative is bigger than bank credit alternative, and from the service aspect, through leasing, the company is easier to gain fixed asset without undergoing complicated procedure. In the end, this research can give the result as the original purpose of this research. Therefore, the result of this research can be used as the reference for the company in making decision. Keywords: Capital Savings, Leasing with Option Rights, Bank Credit. ABSTRAK Dalam penelitian ini terdapat dua jenis sumber pembiayaan barang modal yang dapat digunakan perusahaan untuk memperoleh aktiva tetap perusahaan yaitu melalui sewa guna usaha (leasing) dan kredit bank. Yang menjadi masalah dalam penelitian ini adalah alternatif mana yang lebih menguntungkan antara leasing dan kredit bank. Dalam hal ini, jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti untuk memecahkan permasalahan ini adalah penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus.teknik pengumpulan data dilakukan dengan metode observasi, dokumentasi, wawancara dan melakukan analisa perbandingan pembiayaan antara leasing dan kredit bank. Hasil penelitian menunjukkan bahwa leasing dengan hak opsi (financial lease) merupakan alternatif pembiayaan yang lebih menguntungkan dari pada alternatif kredit bank, karena penghematan pajak yang diperoleh perusahaan melalui alternatif leasing lebih besar dibandingkan alternatif kredit bank, dan dari segi pelayanan, melalui leasing perusahaan lebih mudah memperoleh aktiva tetap tanpa melalui prosedur yang rumit. Pada akhirnya penelitian ini bisa memberikan hasil seperti tujuan awal dilakukannya penelitian ini, sehingga hasil penelitian ini dapat dijadikan acuan bagi perusahaan dalam mengambil keputusan. Kata kunci: Penghematan modal, leasing dengan hak opsi, kredit bank PENDAHULUAN Pada prinsipnya setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasional usahanya. Oleh karena itu banyak perusahaan-perusahan yang di tuntun agar dapat memperoleh sumber pembiayaan terhadap barang modal yang dapat diperoleh melalui pasar modal. Tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa perusahaan seringkali mengalami banyak hambatan-hambatan yang dipengaruhi oleh kondisi dalam negeri yang tidak kondusif, seperti tingkat inflasi yang tinggi dan perubahan kurs yang

2 tidak menentu. Oleh sebab itulah diperlukan alternatif pembiayaan modal yang dapat menyesuaikan antara kebutuhan akan aktiva tetap perusahaan dengan keadaan keuangan perusahaan. Penambahan aktiva tetap dalam hal ini sangatlah berpengaruh dalam meningkatkan dan mengefektivitaskan kegiatan operasional jangka panjang perusahaan. Khususnya pada PT. Jokotole Transport yang merupakan salah satu perusahaan jasa angkutan yang sewaktuwaktu membutuhkan alat transportasi seperti Armada Truck yang akan digunakan sebagai alat transportasi dalam kegiatan operasionalnya, seperti pengiriman barang antar Kota dan antar Provinsi. Oleh karena itu dapat disebut bahwa penambahan aktiva tetap dalam konteks ini sangatlah berperan dalam meningkatkan mobilitas serta efektivitas operasional perusahaan. Namun, dalam rangka penambahan aktiva tetap ini, perusahaan terkadang mengalami kesulitan untuk memperoleh dana/modal yang cukup besar untuk membeli barang tersebut, sehingga perusahaan harus mencari alternatif sumber pembiayaan yang paling menguntungkan dan lebih fleksibel yaitu sumber pembiayaan modal yang dapat menyesuaikan antara pengeluaran pembiayaan dengan keadaan atau kondisi keuangan perusahaan. Salah satunya dengan menggunakan Sewa Guna Usaha (Leasing). Sebagai perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan. Untuk meningkatkan efektivitas dan tingkat pendapatan operasional usahanya, maka PT. Jokotole Transport menambah aktiva tetapnya berupa kendaraan Armada Truck melalui sumber pembiayaan sewa guna usaha (Leasing). Namun yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peranan sewa guna usaha (leasing) sebagai salah satu alternatif pembiayaan barang modal pada PT. Jokotole Transport Surabaya dan apakah dengan menggunakan sumber pembiayaan melalui sewa guna usaha (Leasing) merupakan keputusan yang tetap dan menguntungkan bagi perusahaan dibandingkan dengan alternatif pembiayaan lain yaitu kredit bank? Sesuai dengan Sesuai dengan rumusan masalah diatas, tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana peranan sewa guna usaha (leasing) dalam rangka menambah aktiva tetap perusahaan dan Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan sumber pembiayaan melalui sewa guna usaha (leasing) lebih menguntungkan dan merupakan keputusan yang tepat bagi perusahaan dalam memilih sumber pembiayaan barang modal dibandingkan sumber pembiayaan melalui kredit bank. TINJAUAN TEORETIS Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan yang memiliki nilai guna ekonomis serta mempunyai umur (masa) manfaat lebih dari satu periode akuntansi (satu tahun) dan diakui serta diukur berdasarkan prinsip akuntansi yang diterima umum. Pengertian Sewa Guna Usaha (Leasing) Usaha Leasing diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan Dan Mentri Perindustrian No. Kep. 122/MK/IV/2/1974, Nomor 32/M/SK/2/74 dan Nomor 30/Kpb/1/74 Tanggal 7 Februari 1974 tentang perjanjian usaha leasing yang isinya menyebutkan bahwa kegiatan perusahaan pembiayaan barang modal yang digunakan oleh perusahaan penyewa dalam suatu waktu tertentu berdasarkan pembayaran berkala disertai hak opsi yakni hak untuk membeli barang modal tersebut atau memperpanjang sewa. Singkatnya, leasing dalam pasal 1 SKB Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri 2

3 perindustrian hanya menyatakan satu jenis sewa guna usaha yaitu sewa guna usaha pembiayaan (finance lease). Pihak-pihak yang terlibat dalam perjanjian sewa guna usaha (Anwari, 1987:10) terdiri dari: (1) Lessor yaitu pihak yang menyewakan barang, dapat terdiri dari beberapa perusahaan. Disebut juga investor, equity holder, owner participants atau truster owner, (2) Lessee yaitu perusahaan atau pihak yang memperoleh pembiayaan dalam bentuk barang modal dari lessor dengan membayar biaya sewa dan mempunyai hak opsi untuk membeli barang tersebut, (3) Kreditur yaitu pihak yang terkait dalam perjanjian leasing yang pada umumnya terdiri dari Bank, perusahaan asuransi, trust dan yayasan, (4) Supplier yaitu perusahaan atau pihak yang mengadakan atau menyediakan barang untuk dijual kepada lessee dengan pembayaran secara tunai oleh lessor. Jenis-Jenis Sewa Guna Usaha (Leasing) Secara umum sewa guna usaha terbagi menjadi empat jenis antara lain: (1) Finance Lease (Sewa Guna Usaha Pembiayaan) artinya dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha (lessor) adalah pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Penyewa guna usaha (lessee) biasanya memilih barang modal yang dibutuhkan dan, atas nama perusahaan sewa guna usaha sebagai pemilik barang modal tersebut, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang menjadi obyek transaksi sewa guna usaha. Selama masa sewa guna usaha, penyewa guna usaha melakukan pembayaran sewa guna usaha secara berkala dimana jumlah seluruhnya ditambah dengan pembayaran nilai sisa (residual value) jika ada, akan mencakup pengembalian harga perolehan barang modal yang dibiayai serta bunganya, yang merupakan pendapatan perusahaan sewa guna usaha. Ciri-ciri dari finance lease ini antara lain:jangka waktu berlakunya leasing relatif panjang, besarnya harga sewa dan hak opsi harus menutupi harga barang dan keuntungan yang diharapkan oleh lessor, diberikan hak opsi untuk lessee untuk membeli barang modal di akhir masa sewa, harga sewa yang dibayar secara berkala oleh lessee dapat dengan jumlah yang tetap, maupun dengan cara berubah-ubah sesuai dengan suku bunga pinjaman, biasanya lessee yang menanggung biaya pemeliharaan kerusakan, pajak dan asuransi, kontrak leasing tidak dapat dibatalkan sepihak. (2) Operating Lease (Sewa-Menyewa Biasa) yaitu dalam sewa guna usaha ini, perusahaan sewa guna usaha membeli barang modal dan selanjutnya disewagunausahakan kepada penyewa guna usaha. Berbeda dengan finance lease, jumlah seluruh pembayaran sewa guna usaha berkala dalam operating lease tidak mencakup jumlah biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang modal tersebut berikut dengan bunganya. Perbedaan ini disebabkan karena perusahaan sewa guna usaha mengharapkan keuntungan justru dari penjualan barang modal yang disewagunausahakan, atau melalui beberapa kontrak sewa guna usaha lainnya. Dalam sewa guna usaha jenis ini dibutuhkan keahlian khusus dari perusahaan sewa guna usaha untuk memelihara dan memasarkan kembali barang modal yang disewagunausahakan, berbeda dengan finance lease, perusahaan sewa guna usaha dalam operating lease biasanya bertanggung jawab atas biaya-biaya pelaksanaan sewa guna usaha seperti asuransi, pajak maupun pemeliharaan barang modal yang bersangkutan. Operating Lease memiliki ciri-ciri sebagai antara lain : jangka waktu berlakunya leasing relatif lebih singkat dari umur ekonomis barang yang di lease, besarnya harga sewa lebih kecil dibandingkan harga barang ditambah keuntungan yang diharapkan oleh lessor, tidak ada hak opsi bagi lessee untuk membeli barang pada akhir masa leasing, biaya sewa secara berkala dibayar dengan jumlah yang tetap, biasanya lessorlah yang menanggung biaya pemeliharaan, kerusakan, pajak dan asuransi, kontrak leasing dapat dibatalkan sepihak oleh lessee dengan mengembalikan barang yang bersangkutan kepada lessor. (3) Sale-Type Lease 3

4 (Sewa Guna Usaha Penjualan) dimana sewa guna usaha jenis ini merupakan transaksi pembiayaan sewa guna usaha secara langsung (direct finance lease) dimana dalam jumlah transaksi termasuk laba yang diperhitungkan oleh pabrikan atau penyalur yang juga merupakan perusahaan sewa guna usaha. Sewa guna usaha jenis ini seringkali merupakan suatu jalur pemasaran bagi produk perusahaan tertentu. (4) Leveraged Lease dimana transaksi sewa guna usaha jenis ini melibatkan setidaknya tiga pihak, yakni penyewa guna usaha (lessee), prusahaan sewa guna usaha (lessor) dan kreditor jangka panjang yang membiayai bagian terbesar dari transaksi sewa guna usaha (leasing). Perlakuan Akuntansi Leasing oleh Penyewa Guna Usaha (Lessee) Perlakuan akuntansi pada Capital Lease antara lain : (1) Transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aktiva tetap dan kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh lessee pada akhir masa sewa. Selama masa sewa guna usaha setiap pembayaran sewa guna usaha dialokasikan dan dicatat sebagai angsuran pokok kewajiban sewa guna usaha dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban penyewa guna usaha. (2) Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh perusahaan sewa guna usaha atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa guna usaha. (3) Aktiva yang disewagunausahakan harus diamortisasi dalam jumlah yang wajar berdasarkan taksiran masa manfaatnya. (4) Jika aktiva yang disewagunausahakan dibeli sebelum berakhirnya masa sewa guna usaha, maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban dibebankan atau dikreditkan pada tahun berjalan. (5) Kewajiban sewa guna usaha harus disajikan sebagai kewajiban lancar dan jangka panjang sesuai dengan praktek yang lazim untuk jenis usaha penyewa guna usaha. (6) Dalam hal dilakukan penjualan dan penyewaan kembali (sale and lease back) maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa guna usaha. Selisih antara harga jual dan nilai buku aktiva yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional dengan biaya amortisasi aktiva yang disewagunausaha apabila lease back merupakan capital lease atau secara proporsional dengan biaya sewa apabila lease merupakan operating lease. Perlakuan akuntansi pada Sewa Menyewa Biasa (Operating lease) yaitu pembayaran sewa guna usaha selama tahun berjalan merupakan biaya sewa yang diakui dan dicatat berdasarkan metode garis lurus selama masa sewa guna usaha, meskipun pembayaran sewa guna usaha dilakukan dalam jumlah yang tidak sama setiap periode. Manfaat Sewa Guna Usaha (Leasing) Pembiayaan melalui leasing memberikan beberapa keuntungan antara lain: (1) Menghemat modal/pembiayaan, untuk memulai usaha, lessee tidak perlu menyediakan dana dalam jumlah besar untuk memperoleh barang-barang modal, dana yang tersedia dapat dialokasikan untuk kebutuhan yang lebih urgent; (2) Diversifikasi sumber-sumber pembiayaan, adanya sumber pembiayaan selain dari Bank akan memberikan keleluasaan dan alternatif untuk membiayai usahanya tanpa khawatir adanya kebijaksanaan pengetatan ekspansi kredit perbankan yang akan membahayakan kelanjutan usahanya; (3) Persyaratan yang kurang ketat dan lebih fleksibel, dipandang dari sisi perjanjiannya, leasing lebih luwes karena dapat dengan lebih mudah menyesuaikan dengan keadaan keuangan lessee; (4) Biaya lebih murah, penggunaan suatu barang atau peralatan melalui metode leasing jauh lebih 4

5 murah dibandingkan dengan kredit bank berdasarkan perhitungan nilai sekarang (present value); (5) Di luar neraca (off-balance sheet), tidak adanya ketentuan yang mengharuskan untuk mencantumkan transaksi leasing dalam neraca perushaan, memberi daya tarik tersendiri bagi lessee yang berarti prosedur pembelian kativa tidak perlu dipenuhi secara terperinci karena masih dalam batas kewenangan direksi; (6) Menguntungkan arus kas, keluwesan pengaturan pembayaran sewa sangatlah penting dalam perencanaan arus dana karena pengaturan ini akan mempunyai dampak yang berarti bagi pendapatan lessee; (7) Proteksi inflasi, leasing dapat memberikan perlindungan terhadap inflasi dimana dalam tahun-tahun berikutnya setelah kontrak leasing dilakukan khususnya apabila leasing berdasarkan suku bunga tetap maka lessee membayar dengan jumlah tetap atas sisa kewajibannya yang berasal dari pelunasan pembelian yang dilakukan dimasa lalu; (8) Perlindungan akibat kemajuan teknologi, dengan memanfaatkan leasing, lessee dapat terhindar dari kerugian akibat barang yang disewa tersebut mengalami ketinggalan model atau system yang disebabkan oleh pesatnya perkembangan teknologi; (9) Sumber pelunasan kewajiban, pembatasan pembelanjaan dalam perjanjian kredit dapat diatasi melalui leasing karena pelunasan atau pembayaran sewa hampir selalu diperkirakan berasal dari modal kerja yang dihasilkan oleh adanya aktiva yang disewa; (10) Kapitalisasi biaya, adanya biayabiaya tambahan selain harga perolehan seperti biaya penyerahan, intalasi, pemeriksaan, konsultan, percobaan, dan sebagainya dapat dipertimbangkan sebagai biaya modal yang dapat dibiayai dalam leasing dan dapat disusutkan berdasarkan lamanya masa leasing; (11) Risiko keusangan, dalam keadaan yang serba tidak menentu, operating lease yang berjangka waktu relatif singkat dapat mengatasi kekhawatiran lessee terhadap risiko keusangan. Sehingga lessee tidak perlu mempertimbangkan risiko pada tahap dini yang mungkin terjadi; (12) Kemudahan penyusunan anggaran, adanya pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran tahunan lessee; (13) Pembiayaan proyek skala besar, adanya keengganan untuk memikul risiko investasi dalam pembiayaan proyek yang sering kali menjadi masalah diantara pemberi dana biasanya. Prosedur Mekanisme Sewa Guna Usaha (Leasing) Prosedur mekanisme leasing menurut Anwari (1986:49) secara garis besar dapat diuraikan sebagai berikut: (a) Lessee bebas memilih dan menentukan barang yang dibutuhkan, mengadakan penawaran harga dan menunjuk supplier barang yang dimaksud; (b) Setelah lessee mengisi formulir permohonan lease, mengirimkan kepada lessor disertai dokumen pelengkap; (c) Lessor mengevaluasi kelayakan kredit dan memutuskan untuk memberikan fasilitas lease dengan syarat dan kondisi yang disetujui lease (lama kontrak pembayaran lease), maka kontrak lease dapat ditandatangani; (d) Pada saat yang sama, lessee dapat menandatangi kontrak asuransi untuk peralatan yang di-lease dengan perusahaan asuransi yang disetujui lessor, seperti yang tercantum pada kontrak lease. Antara lessor dan perusahaan asuransi terjalin perjanjian kontrak utama; (e) Kontrak pembelian barang akan ditandatangani lessor dengan supplier barang tersebut; (f) Supplier dapat mengirim barang yang di lease ke lokasi lessee. Untuk mempertahankan dan memelihara kondisi peralatan tersebut, supplier akan menandatangani perjanjian pelayanan purna jual; (g) Lessee menandatangani tanda terima barang dan menyerahkan kepada supplier; (h) Supplier surat tanda terima (yang diterima dari lessee), bukti pemilikan dan pemindahan pemilikan kepada lessor. (i) Lessor membayar harga barang yang di lease kepada supplier; (j) Lessee membayar sewa lease secara periodik sesuai dengan jadwal pembayaran yang telah ditentukan dalam kontrak lease. 5

6 Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu berfungsi sebagai pendukung untuk melakukan penelitian. Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah dibaca oleh penulis diantaranya : Penelitian yang dilakukan oleh Nanik Trihastuti, SH. Tahun 1998, dengan judul Tinjauan Yuridis Mengenai Leasing Sebagai Alternatif Lembaga Pembiayaan Penyediaan Barang Modal. Yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana peranan leasing sebagai alternatif lembaga pembiayaan penyediaan barang modal?. Dan hasil yang ditemukan dalam penelitian ini sangat signifikan dengan kebutuhan modal perusahaan-perusahaan kecil dan menengah di indonesia saat ini, salah satu manfaat leasing bagi dunia usaha adalah financial leasing di Indonesia yang dapat memberikan jalan keluar kepada para pengusaha yang ingin mendirikan suatu perusahaan (pabrik) baru dengan mesin-mesin dan alat-alat yang modern, tanpa perlu memiliki dana yang cukup untuk membeli mesin-mesin dan peralatan tersebut. Iwan Setiawan tahun 2001, melakukan penelitian dengan judul Analisis Alternatif Pembiayaan Dalam Penambahan Aktiva Tetap Pada Perusahaan Otobis Gembira Ria. Permasalahan dalam penelitian ini adalah: Alternatif manakah yang paling menguntungkan dalam pengadaan aktiva tetap antara kredit bank dan leasing?. Maka untuk mengujinya peneliti menggunakan perhitungan present value of cash out flow alternatif leasing memberikan present value sebesar Rp ,20. secara kuantitatif lebih menguntungkan karena ada penghematan dari pada alternatif kredit bank yang memberikan present value sebesar Rp ,42. dari segi kualitatif alternatif leasing memiliki keunggulan dalam segi efisiensi dalam administrasi, segi jaminan dan keusangan aktiva. Sementara hutang bank meskipun lebih unggul dalam hal kepemilikan aktiva akan tetapi memiliki resiko keusangan aktiva yang lebih besar. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian dan Gambaran dari Populasi (Objek) Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, yaitu dengan menggunakan pendekatan kualitatif dan studi kasus. Dimana penulis akan menganalisa antara pembiayaan melalui alternatif leasing dan kredit bank dalam rangka memperoleh aktiva tetap perusahaan, kemudian melakukan perbandingan antara kedua alternatif tersebut, sehingga dapat disimpulkan alternatif manakah yang lebih menguntungkan dan memiliki peranan lebih unggul baik dari segi pembiayaan ataupun dari segi penghematan pajak (tax saving) perusahaan. Teknik Pengambilan Sampel Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan cara wawancara dengan beberapa pihak yang terkait dengan aktivitas pembelian aktiva perusahaan, dengan mempersiapkan beberapa pertanyaan yang merupakan ketentuan-ketentuan dari masingmasing alternatif seperti biaya perolehan, jangka waktu pembayaran, tingkat suku bunga, metode penyusutan, dan besarnya nilai sisa yang diterima oleh lessee serta data pendukung lainnya. Setelah hasil wawancara dari beberapa pembiayaan aktiva diperoleh, kemudian penulis menentukan data mana yang akan diolah. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara : (1) Observasi yaitu teknik pengumpulan data dengan melakukan pengamatan secara 6

7 langsung kelapangan, dengan tujuan untuk memperoleh imformasi mengenai apa saja yang terjadi dalam perusahaan tersebut khususnya tentang penerapan dan pemanfaatan Leasing bagi perusahaan serta hal-hal lain yang berkaitan dengan topik dalam penelitian ini; (2) Wawancara yaitu tenik pengumpulan data dengan cara tanya jawab antara peneliti dengan Staf perusahaan yang terkait dengan leasing, wawancara ini dapat dilakukan baik secara lansung maupun tidak langsung atau melalui media perantara. Alasan dilakukannya wawancara ini adalah untuk mengetahui bagaimana perlakuan leasing dalam perusahaan tersebut guna memperoleh Aktiva tetap khususnya Armada Truck, serta imformasi terkait lainnya yang berhubungan dengan leasing; (3) Dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang diperoleh dengan mengumpulkan dokumen-dokumen, surat-surat, dokumen resmi dan sumberlainnya, yang dapat digunakan untuk mengecek kesesuaian data yang telah diperoleh; (4) Studi Pustaka yaitu teknik yang dilakukan dengan membaca buku-buku, dan artikel artikel lain yang berkaitan dengan penelitian ini. Dari studi pustaka ini diharapkan dapat diperoleh kerangka acuan dan landasan teori yang digunakan sebagai dasar dalam pembahasan masalah dalam penelitian ini. Satuan Kajian Satuan kajian (unit of analisys) dalam penelitian ini adalah peranan Leasing serta penerapannya sebagai sumber pembiayaan barang modal guna memperoleh atau menambah Aktiva tetap (armada truck) pada PT. JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan dengan cara kualitatif dengan tujuan untuk memperoleh gambaran tentang keadaan sebenarnya yang terjadi pada obyek penelitian dengan membandingkan kenyataan dengan teori-teori yang ada. Setelah memperoleh gambaran yang cukup, kemudian penulis melakukan analisa dari data yang diperoleh dari perusahaan, analisa ini digunakan untuk menilai apakah pembiayaan melalui leasing dapat menguntungkan perusahaan dengan peranan peranan yang terkandung didalamnya. Langkah langkah yang dilakukan dalam menganalisa data tersebut adalah sebagai berikut: 1. Mengumpulkan data data yang diperlukan 2. Mengolah data yang dikumpulkan sesuai dengan kebutuhan 3. Menganalisis data yang telah diolah Setelah data yang akan dibahas telah diperoleh, tahap berikutnya yang akan dilakukan oleh penulis adalah menganalisa data tersebut guna memperoleh kesimpulan yang akurat dan jelas berdasarkan perhitungan yang telah dilakukan oleh penulis yaitu : a) Menghitung Present Value Interest Factor Annuity (PVIFA) kemudian menentukan lease fee (angsuran pembayaran) perbulan Rumus : PVIFA,i,n = 1- (1 + i) -n i a = PV PVIFA, i,n Keterangan : i = bunga tiap periode n = jumlah periode pembayaran angsuran a = jumlah pembayaran angsuran b) Menghitung arus kas keluar bersih c) Mengitung NPV (Net Present Value) d) Menghitung Penghematan Pajak masing-masing alternatif 7

8 8 4. Menarik kesimpulan atas data yang telah di analisis. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Data Penelitian Rincian pembiayaan aktiva tetap perusahaan: Lessee : PT. Jokotole Transport Jenis Lease : Financial Lease Nilai investasi : Rp Umur Aktiva : 8 tahun Nilai sisa : Rp (10 % dari Nilai investasi) Masa Sewa : 3 tahun ( 36 bulan) Metode penyusutan : Garis Lurus (Straight Line Method) Berdasarkan data di atas dapat diketahui bahwa PT.Joktotole Transport membutuhkan dana sebesar Rp untuk investasi pembiayaan aktiva tetap (Truck) yang dibutuhkan perusahaan. Untuk mengetahui apakah dengan menggunakan alternatif leasing memiliki peranan yang lebih unggul atau menguntungkan dari segi pembiayaan perusahaan dibandingkan melalui alternatif lain dalam konteks ini adalah alternatif kredit bank, maka penulis terlebih dahulu akan melakukan analisa perhitungan antara dua alternatif tersebut dengan membandingkan jumlah pembayaran angsuran (lease payment) perbulan, Arus Kas Keluar Bersih, Net Present Value (NPV) dan Penghematan pajak per alternatif. 1.Alternatif Kredit Bank Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam sumber pendanaan melalui kredit Bank sebagai berikut: a. Suku bunga yang berlaku untuk pinjaman ke bank selama 3 tahun pada bank sebesar 12 % pertahun atau 1% perbulan. Dalam hal ini suku bunga tersebut diasumsikan tetap selama masa kredit atau suku bunga fixed rate. Pendekatan suku bunga tetap dipilih dengan dua pertimbangan yaitu untuk mempermudah perhitungan dan menghindari kesulitan dalam menghitung spread sesuai suku bunga yang berlaku di pasar modal. b. Pembayaran angsuran pinjaman dilakukan perbulan, berarti terdapat 36 kali frekuensi pembayaran selama 3 tahun. c. Pembayaran angsuran pinjaman perbulan dilakukan dengan metode anuitas dimana pembayaran tetap (sama) setiap periode, kecuali pada pembayaran terakhir disesuaikan dengan saldo yang tersisa akibat adanya pembulatan dalam perhitungan. d. Bunga hanya digunakan pada saldo pinjaman, sehingga pembayaran angsuran pinjaman didalamnya meliputi bunga dan pokok pinjaman. e. Biaya yang terkait dengan kredit bank selain bunga, seperti biaya administrasi, provisi, dan lain-lain dibayar di depan dengan cara memotong jumlah kredit, sehingga kredit sebesar Rp ,- sudah final dan sudah termasuk biaya dalam proses peminjaman bank. f. Penghematan pajak diperoleh dari jumlah biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto yaitu biaya bunga dan biaya penyusutan, kemudian dikalikan dengan tarif pajak lapisan tertinggi yaitu 25%. Dalam hal ini diasumsikan peraturan perpajakan tidak berubah atau tetap.

9 Untuk menghitung pembayaran angsuran perbulan, maka dapat dilakukan perhitungan Present Value Interest Factor Annuity (PVIFA) sebagai berikut: PVIFA,i,n = 1- (1 + i) -n i PVIFA,1 % ; 36 = 1 ( % ) % = 30,1076 Maka pembayaran angsuran perbulan adalah : a = PV PVIFA, i,n a = PVIFA, 1 %; 36 a = ,1076 a = Rp Dari perhitungan diatas dapat ditentukan bahwa pembayaran angsuran setiap bulannya adalah sebesar Rp besarnya angsuran yang harus dibayar perusahaan selama 36 periode (3 tahun) angsuran dapat dilihat pada tabel 1 skedul pembayaran angsuran kredit bank di bawah ini. 9

10 10 Tabel 1 Skedul Pembayaran Angsuran Kredit Bank Periode Angsuran Bunga Pokok Saldo Sumber: Internal Perusahaan, Telah diolah Kembali Sedangkan untuk biaya penyusutan pertahun dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini, dimana umur ekonomis aktiva tetap adalah 8 (delapan) tahun, karena metode penyusutan yang di pakai adalah metode garis lurus,maka tarif penyusutan pertahun adalah sebesar 12,5 %.

11 11 Tabel 2 Penyusutan Fiskal Aktiva Tetap (Truck) Tahun Tarif Penyusutan Nilai Sisa Buku Harga Perolehan ,5 % ,5 % ,5 % ,5 % ,5 % ,5 % ,5 % ,5 % Sumber: Internal Perusahaan, Telah diolah Kembali Untuk mengevaluasi apakah leasing merupakan alternatif yang lebih menguntungkan bagi pembiayaan perusahaan, maka perlu melakukan perhitungan dengan cara membandingkan atau menganalisa investasi antara dua alternatif yang di gunakan oleh perusahaan yaitu leasing dan kredit bank. Salah satunya adalah dengan menghitung penghematan pajak yang terjadi dari biaya bunga dan penyusutan. Besarnya biaya bunga setiap tahun pada alternatif kredit bank dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini: Tabel 3 Biaya Bunga Alternatif Kredit Bank Tahun Jumlah Total Sumber: Hasil Pengolahan Data Setelah diketahui besarnya biaya bunga pertahun seperti terlihat pada tabel 3 diatas, maka besarnya efisiensi penghematan pajak atas biaya bunga dan penyusutan alternatif bank dapat dilihat pada tabel 4 dibawah ini: Tabel 4 Penghematan Pajak atas Biaya Bunga dan Penyusutan Alternatif Kredit Bank Tahun Biaya bunga Penyusutan Jumlah Penghematan Pajak (Jumlah x 25%) Total Sumber: Internal Perusahaan, Telah diolah Kembali Setelah menghitung besarnya penghematan pajak pertahun, maka dapat dihitung besarnya kas keluar bersih pertahun, untuk lebih jelasnya akan disajikan pada tabel 5

12 12 Tabel 5 Arus Kas setelah Pajak Alternatif Kredit Bank Tahun Angsuran Kredit Pengematan Pajak Arus Kas bersih Total Sumber: Internal Perusahaan, Telah diolah Kembali Untuk menentukan nilai arus kas sekarang setelah penghematan pajak, perlu diketahui tingkat diskonto, karena dalam menghitung penghematan pajak menggunakan tarif pajak tertinggi yaitu 25% sehingga tingkat dikonto dapat ditentukan dengan cara : tarif bunga kredit bank x (1 - tarif pajak tertinggi yaitu 25% ) = 9 % diperoleh dari (12% x (1-25%). Tingkat diskonto merupakan biaya modal setelah pajak yang digunakan untuk mendiskonto arus kas setelah pajak baik untuk alternatif kredit di bank dan leasing. Tabel 6 Present Value Alternatif Kredit Bank Setelah Pajak Tahun Arus Kas Bersih Discount Faktor PV Factor Present Value (Arus Kas x PV 1/(1+DF) t Faktor) ,09 0, ,09 0, ,09 0, Total Sumber: Internal Perusahaan, Telah diolah Kembali Tabel 6 menunjukkan bahwa arus kas bersih yang harus dikeluarkan Perusahaan pada periode angsuran kredit bank tahun pertama adalah sebesar dengan Present Value (PV) Senilai , tahun kedua arus kas bersih sebesar dengan Present Value (PV) senilai dan pada tahun ke tiga besarnya arus kas bersih yang harus dikeluarkan perusahaan adalah dengan Present Value (PV) senilai maka total keseluruhan Present Value dari pengeluaran kas bersih atas alternatif kredit bank adalah sebesar Alternatif Leasing (Sewa Guna Usaha) Leasing adalah kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak opsi bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati bersama. Dalam kasus ini leasing yang digunakan perusahaan adalah Financial Lease dengan hak opsi, dimana pada akhir masa sewa lessee memiliki hak untuk membeli aktiva yang di leasing sebesar nilai sisanya. Ketentuan-ketentuan yang terdapat dalam alternatif leasing : a. Nilai aktiva yang di-leasing sebesar sebesar Rp b. Suku bunga leasing yang disepakati 14% pertahun c. Lama kontrak leasing 3 tahun dengan pembayaran angsurang perbulan, maka terdapat 36 kali frekuensi pembayaran selama 3 tahun. d. Nilai sisa yang ditetapkan 10% dari harga perolehan yaitu sebesar Rp

13 e. Security Deposit ditentukan sebesar nilai sisa aktiva dan dapat dipakai untuk menggunakan hak opsi. f. Jumlah Pembayaran Sewa ditentukan setiap periode dengan cara anuitas (kecuali pembayaran terakhir disesuaikan sisa saldo dan bunga pinjaman) dan bunga leasing dikenakan dari sisa leasing. g. Penghematan pajak diperoleh dari biaya-biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto yaitu pembayaran sewa, kemudian dikalikan dengan tarif pajak lapisan tertinggi 25% (tarif flat, PPh Badan yang berlaku tahun 2010). Dalam hal ini diasumsikan peraturan perpajakan tidak berubah atau tetap. h. Besarnya Pinjaman Rp Rp = Rp Untuk menghitung pembayaran angsuran (lease payment) perbulan, maka dapat dilakukan perhitungan Present Value Interest Factor Annuity (PVIFA) sebagai berikut: PVIFA,i,n = 1- (1 + i) -n i PVIFA1,1666 % ; 36 = 1 ( 1 + 1,1666 % ) -36 1,1666 % = 29,2645 Maka pembayaran angsuran perbulan adalah : a = PV PVIFA, i,n a = PVIFA 1,1666 %; 36 a = ,2645 a = Rp Berdasarkan hasil perhitungan diatas menunjukkan besarnya pembayaran sewa perbulan adalah Rp , maka skedul pembayarannya disajikan pada tabel 7 dibawah ini. 13

14 14 Tabel 7 Skedul Pembayaran Angsuran Leasing Periode Angsuran Bunga Pokok Saldo Sumber: Internal Perusahaan, Telah diolah Kembali Setelah diketahui besarnya angsuran pembayaran leasing selama 3 tahun (36 kali periode pembayaran) seperti yang sudah terrinci pada tabel diatas, maka dapat dihitung besarnya arus kas keluar pertahun. Untuk menghitung besarnya arus kas keluar (cash out flow) dalam alternatif leasing maka peneliti terlebih dahulu menentukan besarnya penghematan pajak pertahun. Berdasarkan peraturan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991, pembayaran sewa guna usaha, kecuali pembebanan tanah, merupakan

15 biaya yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto sepanjang transaksi leasing. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar penghematan pajak yang dapat diperoleh pada setiap pembayaran sewa guna aktiva tersebut, dengan perhitungan sebagai berikut : Tabel 8 Arus Kas setelah Pajak Alternatif Leasing Tahun Pembayaran Sewa Penghematan Pajak Arus Kas bersih Total Sumber: Internal Perusahaan, Telah diolah Kembali Pada tabel 8 menunjukkan bahwa besarnya arus kas bersih yang harus dikeluarkan oleh perusahaan pertahun adalah sama yaitu Rp , sama halnya dengan penghematan pajak yang diperoleh perusahaan pertahun adalah sama yaitu sebesar Rp setelah diketahui dengan jelas arus kas yang keluar bersih setelah pajak, maka selanjutnya dilakukan perhitungan PV (Present Value). Dimana tingkat diskontonya adalah 10,5 % diperoleh dari 14%(1-25%). Tabel 9 Present Value Alternatif Leasing setelah Pajak Tahun Arus Kas Bersih Discount Faktor PV Factor Present Value (Arus Kas x PV 1/(1+DF) t Faktor) ,105 0, ,105 0, ,105 0, Total Sumber: Internal Perusahaan, Telah diolah Kembali Berdasarkan perhitungan pada tabel 9 menunjukkan bahwa besarnya Present Value dari arus kas bersih atas alternatif leasing adalah Rp Perbandingan Alternatif Kredit Bank dan Leasing Setelah dilakukan beberapa perhitungan pembiayaan perusahaan atas alternatif kredit bank dan leasing, maka perlu dibuat perbandingan antara kedua alternatif tersebut untuk mengevaluasi atau menilai mana yang lebih menguntungkan antara alternatifalternatif tersebut baik dari segi pembayaran angsuran (lease payment) pertahun, arus kas keluar bersih pertahun, present value atas arus kas keluar, dan perbandingan penghematan pajak dari masing-masing alternatif.

16 16 Tabel 10 Perbandingan Pembayaran Angsuran Alternatif Pembiayaan Tahun Kredit Bank Leasing Selisih Total Sumber: Hasil Pengolahan Data Dari tabel 10 diatas ditunjukkan bahwa besarnya pembiayaan melalui leasing lebih rendah dibandingkan dengan kredit bank dengan selisih Rp Tabel 11 Perbandingan Arus Kas Bersih Alternatif Pembiayaan Tahun Alternatif Kredit Bank Alternatif Leasing Selisih Total Sumber: Hasil Pengolahan Data Pada tabel 11 dapat dilihat perbandingan arus kas pada kedua alternatif tersebut, dengan menggunakan alternatif leasing dengan hak opsi dapat memberikan keuntungan tersendiri bagi cash flow PT. Jokotole Transport Surabaya, dimana leasing hanya mengeluarkan cash flow sebesar Rp sedangkan melalui kredit bank perusahaan harus mengeluarkan cash flow sebesar Rp dengan demikian dapat diketahui bahwa leasing dengan hak opsi dapat memberikan keuntungan cash out flow sebesar Rp Tabel 12 Perbandingan Present Value Arus Kas Bersih Tahun Kredit Bank Leasing Selisih Total Sumber: Hasil Pengolahan Data Berdasarkan perhitungan tabel 12 diatas dapat diketahui present value arus kas keluar setelah pajak antara alternatif leasing dan kredit bank, yang memiliki nilai present value lebih besar adalah kredit bank sebesar Rp sedangkan leasing Rp terdapat selisih Rp

17 17 Tabel 13 Perbandingan Penghematan Pajak Tahun Kredit Bank Leasing Selisih Total Sumber: Hasil Pengolahan Data Selain mampu menghasilkan keuntungan terkait masalah cash out flow dari penggunaan alternatif leasing, perusahaan juga akan memperoleh keuntungan dari segi penghematan pajaknya. Dari tabel 13 yang disajikan diatas terlihat bahwa dengan menggunakan alternatif berbasis leasing dengan hak opsi akan mendatangkan penghematan pajak bagi PT. Jokotole Transport bila dibandingkan dengan alternatif kredit bank. Dimana leasing dengan hak opsi memberikan penghematan pajak sebesar Rp sedangkan dengan kredit bank memperoleh penghematan pajak sebesar Rp dengan jelas dapat dilihat perbandingan yang lebih mengefesiensikan penghematan pajak sebesar Rp diperoleh dari pembiayaan leasing. Hal ini menunjukkan bahwa leasing lebih menguntungkan dari pada kredit bank jika dilihat dari segi penghematan pajak perusahaan. Tabel 14 Rekapitulasi Perbandingan Alternatif Pembiayaan Antara Kredit Bank dan Leasing Objek Perbandingan Kredit Bank Leasing Selisih Jumlah Pembayaran Angsuran Arus Kas Keluar Besih Net Present Value Penghematan Pajak Sumber: Hasil Pengolahan Data Dalam pengadaan aktiva tetap perusahaan, banyak hal yang perlu diperhatikan oleh perusahaan dalam memilih sumber pembiayaan, bukan hanya dari segi pembiayaannya, tetapi keuntungan-keuntungan lain juga perlu diketahui oleh perusahaan jika menggunakan alternatif tersebut. Dibawah ini terdapat keuntungan keuntungan dari alternatif pembiayaan melalui leasing di luar dari segi pembiayaannya antara lain: (1) Kontrak leasing dapat disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan sehingga besarnya pembayaran atau periode sewa guna usaha dapat diatur sesuai kondisi keuangan perusahaan; (2) Prosedur perolehan aktiva tetap melalui leasing lebih cepat karena pembiayaan leasing tidak mensyaratkan adanya agunan atau persyaratan yang rumit; (3) Resiko keusangan/penurunan aktiva akibat perubahan teknologi dapat terhindarkan karena perusahaan lessor masih berstatus sebagai pemilik aktiva sebelum berakhirnya masa kontrak leasing; (4)Posisi laporan keuangan khususnya neraca menjadi lebih baik, karena perjanjian leasing tidak dicantumkan dalam neraca sehingga tidak berpengaruh terhadap unsur hutang yang dimiliki perusahaan. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Simpulan hasil penelitian ini dapat dikemukakan sebagai berikut : (1) Ditinjau dari segi pembiayaan aktiva tetap perusahaan melalui alternatif leasing dan kredit bank,dapat disimpulkan bahwa pembiayaan melalui leasing lebih menguntungkan. berdasarkan

18 perhitungan Present Value Cash Out Flow, alternatif kredit bank memberikan present value sebesar Rp sedangkan melalui leasing hanya memberikan present value sebesar Rp dimana terdapat selisih present value sebesar Rp yang menjadi sumber penghematan bagi perusahaan yang diperoleh dari alternatif kredit bank; (2) Besarnya penghematan pajak melalui leasing dengan tarif flat 25 % adalah sebesar Rp sedangkan penghematan pajak melalui kredit bank dengan tarif flat 25 % adalah sebesar Rp dimana leasing dapat memberikan penghematan pajak bagi perusahaan sebesar Rp ; (3) Pembayaran sewa secara berkala yang jumlahnya relatif tetap merupakan kemudahan dalam penyusunan anggaran perusahaan. Prosedur perolehan aktiva tetap melalui leasing lebih cepat karena pembiayaan melalui leasing tidak mensyaratkan adanya agunan atau persyaratan yang rumit. Dari segi kualitatif alternatif leasing memiliki keunggulan pada segi efisiensi dalam administrasi, segi jaminan, keusangan aktiva dan kemudahan pelayanan.sementara hutang bank, meskipun unggul dalam segi kepemilikan namun tidak terhindarkan dari resiko keusangan. Saran Keterbatasan dana yang dimiliki perusahaan untuk menambah aktiva tetap perusahaan merupakan salah satu dorongan bagi perusahaan untuk mencari alternatif sumber pembiayaan dalam rangka menambah aktiva tetap perusahaan, sehingga perusahaan dapat meningkatkan efektivitas kegiatan operasional usahanya, salah satunya dengan menggunakan sewa guna usaha (lesaing). Berdasarkan hasil analisa yang telah diteliti, sebaiknya perusahaan menggunakan alternatif leasing dalam membiayai aktiva tetapnya, karena penggunaan alternatif leasing dalam hal ini lebih menguntungkan dibandingkan dengan kredit bank. 18 DAFTAR PUSTAKA Anwari, A Leasing di Indonesia. Ghalia Indonesia. Jakarta. Gitman, L. J Principle of Managerial Finance. (tenth edition). Pearson. Boston. Giri, E. F Akuntansi Keuangan Menengah. Jilid 2. Akademi Manajemen Perusahaan YKPN. Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta Standar Akuntansi Keuangan. Salemba Empat. Jakarta. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1215/KMK.001/1988 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha Pembiayaan. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha. Kieso, D. E., J. J. Weygandt, dan T. D. Warfield Akuntansi Intermediate. tenth edition. Erlangga. Jakarta. Martani, D., S.Veronica, R. Wardhani, A. Farahmita, dan E. Tunajaya Akuntansi Keuangan Menengah Berbasis PSAK. Buku 1.Salemba Empat.Jakarta. Smith, J. M., K. F. Skousen. dan N. Widjajanto Akuntansi Intermediate Volume Komprehensif. Jilid 2. Erlangga. Jakarta. Sunjaya, R. S. dan I. Berlian Manajemen Keuangan. Prenhallindo. Jakarta. Suandy, E Perencanaan Pajak. Salemba Empat. Jakarta.

19 Widjaja, A. dan D. Arif Akuntansi Leasing (Sewa Guna Usaha). Rineke Cipta. Jakarta. 19

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 6 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa, Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna BAB II LANDASAN TEORI A. Sewa Guna Usaha 1. Definisi Sewa Guna Usaha Leasing Definisi sewa guna usaha (Suandy, 2008), yakni "Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MAKALAH HUKUM PERIKATAN LEASING DAN BEBERAPA HAL MENGENAINYA Disusun Oleh: Hafizh Furqonul Amrullah 8111412280 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013-2014 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud "Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada prinsipnya setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada prinsipnya setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada prinsipnya setiap perusahaan selalu membutuhkan modal yang cukup dalam menjalankan kegiatan operasional usahanya. Oleh karena itu banyak perusahaan-perusahan

Lebih terperinci

Gerson Philipi Rianto F

Gerson Philipi Rianto F Gerson Philipi Rianto F3312065 Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sewa Guna Usaha 1. Pengertian Sewa Guna Usaha Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai sewa-menyewa. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan

Lebih terperinci

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing Daniel Benyamin de Poere dan Siti Ita Rosita Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) Dian Aulia Ulhusna Jurusan Akuntansi, Fakulktas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM MAKALAH LEASING Diajukan dan dipersentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM Di Susun Oleh : Turmudi UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

Lebih terperinci

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) Terminologi Pengertian Leasing Keuntungan Leasing Klasifikasi Leasing Perbedaan perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lainnya Akuntansi Leasing Aspek Perpajakan

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75 A. PENGERTIAN Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Modul ke: PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Fakultas FEB Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN LEASING : FASB-13: (Financial Accounting Standard Board)

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. JENIS-JENIS 1. Sumber dana jangka pendek 2. Sumber dana jangka menengah 3. Sumber dana jangka panjang Sumber

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Noeng (2007:3) metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit 78 Tabel 5.1 Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME Jenis Kendaraan Tgl. Perolehan Umur Manfaat Harga Perolehan (Rp) Nilai Sisa Buku (Rp) Isuzu Panther 16 Juni 2006 8 tahun 59.000.000 39.947.916,69

Lebih terperinci

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi : SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS

Lebih terperinci

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka LEASING Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka waktu berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala

Lebih terperinci

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 2 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Terdapat beberapa alternatif sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi suatu

Lebih terperinci

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) Rosita, SE., MM.,Ak. Abstrak Di Indonesia perusahaan sewa guna usaha berkembang sangat pesat. Hal ini membuat pemerintah berusaha untuk dapat menjaring

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Putra (2012), melakukan penelitian pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Kedewatan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Keuntungan Sewa 1. Pengertian Sewa Sewa atau lease berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) paragraf 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

Lebih terperinci

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan didalam persaingan usaha yang tinggi dengan perusahaan yang sejenis, mengharuskan suatu perusahaan dapat

Lebih terperinci

Analisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru

Analisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.6, Desember 2013, 53-61 53 Analisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru Rina Yanti 1, Hamdani Arifulsyah 2 1,2) Politeknik Caltex Riau Abstrak

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM MANAJEMEN KEUANGAN II PEMBELANJAAN DENGAN LEASING Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan II Semester IV Program Studi S1 Manajemen Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM Disusun

Lebih terperinci

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Leasing Pendahuluan Salah satu cara untuk mengelola kepemilikan aktiva tetap dalam suatu

Lebih terperinci

Oleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK

Oleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK ANALISIS PERBANDINGAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENGADAAN ASET TETAP DENGAN CARA SEWA GUNA USAHA (LEASING) DAN PEMBELIAN TUNAI DALAM RANGKA PENGHEMATAN PAJAK PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA Oleh : Tita Safitriawati

Lebih terperinci

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING ATAU HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP PERUSAHAAN (STUDI PADA PT. CITRA PERDANA KENDEDES MALANG) Ika Fauzia Topowijono Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva berwujud yang bersifat jangka panjang dan digunakan dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktiva tetap merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan, selain digunakan sebagai modal kerja, aktiva tetap biasanya juga digunakan sebagai alat investasi

Lebih terperinci

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING

NAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING NAMA : SEPTIYANA NPM : 1411011123 JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang barang modal

Lebih terperinci

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset XV. Sewa Guna (Leasing) Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan (lessor) dengan pihak yang menyewa aset tertentu (lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset tertentu,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui 8 BAB II LANDASAN TEORI 1. Perencanaan Pajak Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen pajak sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT. BOKORMAS WAHANA MAKMUR) ABSTRAK Oleh Yolanda Oktarina NPM : 0711031023

Lebih terperinci

Bab 12 Leasing. Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung dan menjelaskan mengenai teori dan hitungan terkait leasing

Bab 12 Leasing. Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung dan menjelaskan mengenai teori dan hitungan terkait leasing M a n a j e m e n K e u a n g a n 169 Bab 12 Leasing Mahasiswa diharapkan dapat memahami, menghitung dan menjelaskan mengenai teori dan hitungan terkait leasing S ejarah perkembangan sewa-guna-usaha atau

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Defenisi akuntansi menurut : American Accounting Association mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)

Lebih terperinci

Wiwik Budiarti dan Fadilah Dian Hidayati E-ISSN

Wiwik Budiarti dan Fadilah Dian Hidayati E-ISSN ANALISIS PERBANDINGAN PENDANAAN ASET TETAP ALTERNATIF LEASING DENGAN PINJAMAN BANK DALAM EFISIENSI PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT CAHAYA GASDOM) Wiwik Budiarti *) dan Fadilah Dian Hidayati

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam rangka mendukung operasional di area kerja Proyek PLTU 2x100MW Lampung pihak manajemen memutuskan untuk menyediakan 1 unit Genset yang diperlukan untuk menyuplai kebutuhan

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Johan Halim 1 ABSTRACT Leasing is one way to have tangible assets without spend much money. Leasing is divided into two types: operating lease and capital lease. Leasing means we

Lebih terperinci

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,

Lebih terperinci

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan Ali Irfan AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak

Lebih terperinci

Kata kunci : leasing, sumber pembelanjaan, penambahan sarana

Kata kunci : leasing, sumber pembelanjaan, penambahan sarana LEASING SEBAGAI ALTERNATIF SUMBER PEMBELANJAAN DALAM PENAMBAHAN SARANA ANGKUT (studi kasus Perusahaan Tenun El Resas Lamongan) Abid Muhtarom Dosen Unisla ABTRAKSI Persaingan yang semakin ketat ini perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi saat ini, perusahaan tentu ingin selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dalam era globalisasi saat ini, perusahaan tentu ingin selalu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam era globalisasi saat ini, perusahaan tentu ingin selalu berkembang dan mampu bersaing dengan perusahaan lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan

Lebih terperinci

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty 1 PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa Ellyn Octavianty AGENDA Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan Lessee Sewa

Lebih terperinci

BAB II BANK DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN. Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan

BAB II BANK DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN. Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan BAB II BANK DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN 2.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan Di Indonesia, walaupun telah ada pranata penyaluran dana yang dilakukan oleh bank maupun lembaga keuangan non bank, secara institusional

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau Leasing. Lease dalam bahasa Inggris berarti sewa, namun dalam perkembangannya pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan

Lebih terperinci

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang

PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN. Latar Belakang PSAK NO. 30 AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA BAB I : PENDAHULUAN Latar Belakang Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indnesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan

Lebih terperinci

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

Universitas Tarumanagara 19 September 2014 Universitas Tarumanagara 19 September 2014 Perusahaan Pembiayaan Pengertian Sewa Guna Usaha Aspek Hukum Aspek Keuangan & Pencatatan Definisi Perusahaan Pembiayaan SK Men. Keu. No.84/PMK.012/2006 Badan

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri). PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri). I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semua perusahaan baik yang besar maupun yang

Lebih terperinci

MID TERM INVESTMENT LEASING. By : NETTI TINAPRILLA

MID TERM INVESTMENT LEASING. By : NETTI TINAPRILLA MID TERM INVESTMENT LEASING By : NETTI TINAPRILLA Short Term Financing Trade credit Supplier credit Informal credit Formal credit (short term bank) Factoring (account receivable) menjual wesel tagih Sumber

Lebih terperinci

Anastasia Regina Widodo Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang

Anastasia Regina Widodo Topowijono Achmad Husaini Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang ANALISIS ALTERNATIF SUMBER PENDANAAN LEASING DAN HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP PERUSAHAAN (Studi Pada Distributor Mebel Dwijaya Malang) Anastasia Regina Widodo Topowijono Achmad Husaini

Lebih terperinci

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy ABSTRAK Leasing telah dikenal oleh bangsa Eropa dan Amerika di era 1850 an 1 dan hal ini telah menjadikan induswtri bisnis, produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan istilah lembaga pembiayaan yakni badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. ABSTRAK Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal). Lessee dapat diberikan hak opsi (option right) untuk membeli barang modal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Capital Lease Aktiva sewa guna usaha dicatat sebagai aktiva tetap sebesar nilai tunai pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi semakin canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha. Semakin banyaknya bermunculan

Lebih terperinci

OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA. Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto

OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA. Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 ABSTRACT Penelitian

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE 1 PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE PADA PT. TRI ATMA CIPTA Oleh : Enis Prihastuti, SE, M.Si ABSTRACT One type of financing capital goods used darisumbereksternalyang

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Prosedur Transaksi Sewa Guna Usaha di PT Buana Finance Tbk Sebelum melakukan pengisian aplikasi, konsumen harus melengkapi persyaratan administrasi seperti: 1. Akta Pendirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya sudah tentu memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Pasar dan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Leasing/Sewa Guna Usaha: Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 39 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Sumber Karya adalah sebuah perusahaan pengangkutan yang berpusat di Surabaya. Perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) Pengajaran Akuntansi serta Workshop "PSAK Terbaru" 1 PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) AGENDA 2 Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi i Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi Modul ke: Manajemen Perpajakan Fakultas 06FEB Samsuri, SH, MM Program Studi Akuntansi Sewa Guna Usaha dan Penerapan Perencanaan Pajak terhadap Sewa Guna Usaha Pengertian Sewa Guna Usaha Sewa guna usaha

Lebih terperinci

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN, Accounting for Leases 21 21-1 Accounting for Leases Leasing Environment Accounting Lessee by Accounting Lessor by Special Accounting Problems Who are players? Advantages of leasing Conceptual nature of

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai 1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Di Indonesia, industri konstruksi merupakan industri yang paling diwarnai persaingan ketat dengan rata-rata tingkat keberhasilan mencapai keuntungan (profit) yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar negara yang berhubungan dengan kegiatan sosial, keuangan maupun perdagangan yang membuat masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis pada umummya dan dunia industri pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi kalangan

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ Nama Mahasiswa Dosen Pembimbing : Mariska Nauli : Dini Marina Abstrak Laporan magang ini berisi tentang analisis perlakuan akuntansi transaksi

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA

ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA 579 ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA Ketut Wijaya Artana 1 A.A Gede Suarjaya 2 1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

ANALISIS SUMBER PENDANAAN LEASING DAN HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus Pada Perusahaan Malang Indah Genteng Rajawali)

ANALISIS SUMBER PENDANAAN LEASING DAN HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus Pada Perusahaan Malang Indah Genteng Rajawali) ANALISIS SUMBER PENDANAAN LEASING DAN HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP (Studi Kasus Pada Rajawali) Safira Lestari Prabandari B Topowijono Nengah Sudjana Fakultas Ilmu Administrasi Universitas

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry)

RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) RANGKUMAN BAB 23 EVALUASI EKONOMI DARI PENGELUARAN MODAL (Akuntansi Biaya edisi 13 Buku 2, Karangan Carter dan Usry) BIAYA MODAL ( THE COST OF CAPITAL ) Biaya modal mewakili perkiraan tingkat pengembalian

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 8 No. 1, April 2008 : 1-8 EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance Oleh :

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK

ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK 35 ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK I Kadek Putra Negara Ni Ketut Purnawati Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali-Indonesia email: putra_inks@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian

Lebih terperinci