ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN
|
|
- Fanny Johan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI DAN PERPAJAKAN ATAS KEPEMILIKAN ASET TETAP TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT. BOKORMAS WAHANA MAKMUR) ABSTRAK Oleh Yolanda Oktarina NPM : Telp : yolandaoktarina@gmail.com Pembimbing I : R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., C.P.A Pembimbing II : Komaruddin, S.E., M.Si., C.P.A PT. Bokormas Wahana Makmur adalah perusahaan kontraktor pertambangan. Untuk mengoptimalkan labanya, perusahaan ini memiliki beberapa aset tetapnya dengan sewa guna usaha (leasing). Pada kepemilikan aset tetap melalui sewa guna usaha ini, terdapat perbedaan antara perlakuan akuntansi dengan perlakuan perpajakan. Jenis penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian deskriptif. Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan, kontrak leasing dan laporan perpajakan pada tahun Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh aset yang dimiliki dengan cara sewa guna usaha di PT. Bokormas Wahana Makmur pada tahun Hasil dari penelitian ini adalah (1) Terjadinya perbedaan perlakuan antara akuntansi dan perpajakan atas kepemilikan aset tetap dengan cara sewa guna usaha hak opsi, (2) Pada perlakuan akuntansi, aset sewa guna usaha disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaatnya, sedangkan pada perlakuan perpajakan aset sewa guna usaha tidak disusutkan, melainkan dibebankan dalam akun beban aset sewa guna usaha sebesar nilai angsuran, (3) Laba kena pajak setelah koreksi fiskal menjadi lebih besar dibandingkan dengan laba kena pajak sebelum koreksi fiskal (laba akuntansi), (4) Perlakuan akuntansi atas kepemilikan aset sewa guna usaha yang dibuat PT. Bokormas Wahana Makmur telah sesuai dengan SAK-ETAP Bab 17, (5) Perlakuan perpajakan atas kepemilikan aset sewa guna usaha juga telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Kata Kunci: sewa guna usaha, aset tetap, perlakuan akuntansi, perlakuan perpajakan.
2 ANALYSIS ACCOUNTING AND TAX TREATMENT OF OWNERSHIP OF FIXED ASSETS TOWARD TAXABLE PROFITS AND INCOME TAX PAYABLE (CASE STUDIES ON PT. BOKORMAS WAHANA MAKMUR) ABSTRACT Oleh Yolanda Oktarina NPM : Telp : yolandaoktarina@gmail.com Pembimbing I : R. Weddie Andriyanto, S.E., M.Si., C.P.A Pembimbing II : Komaruddin, S.E., M.Si., C.P.A PT. Bokormas Wahana Makmur is a mining contractor company. To optimize profits, this company acquired its fixed assets by leasing. On ownership of fixed assets by leasing, there is a difference between the accounting treatment and the tax treatment. Type of research which used by the author is descriptive research. The data which used in this research is a secondary data, such as the financial statements, leasing contracts and tax reporting in Samples in this research are all of fixed assets which get by leasing in PT. Bokormas Wahana Makmur in The results of this research are (1) there are differences between the accounting treatment and the tax treatment of ownership of fixed assets by leasing with option rights, (2) In the accounting treatment, leased assets are depreciated based on the estimated of periods benefited, whereas in the tax treatment leased assets aren t deprecited, but charged to the account of leased assets expense as big as installment payment, (3) Taxable income after fiscal correction becomes greater than the taxable income before fiscal correction (accounting profit), (4) The accounting treatment of ownership of the leased assets are made by PT. Bokormas Wahana Makmur in compliance with SAK-ETAP Chapter 17, (5) Tax treatment of ownership of the leased asset is also in compliance with applicable regulations. Key words: leasing, fixed assets, accounting treatment, tax treatment.
3 A. LATAR BELAKANG PENELITIAN Pada perusahaan konstruksi, aset tetap merupakan bagian penting dari kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, karena aset memiliki proporsi yang terbesar dari kekayaan tersebut. Dalam rangka pengembangan perusahaan, biasanya perusahaan akan selalu berusaha untuk mengganti aset yang lama dengan aset yang baru. Penggantian atas aset yang lama ini mungkin disebabkan karena aset tersebut telah habis masa umur ekonomisnya atau karena rusak dan tidak dapat lagi digunakan dalam kegiatan operasional perusahaan. Sedangkan disisi lain, kegiatan operasional perusahaan menuntut adanya pengadaan aset tetap yang baru terutama gedung dan peralatan. Pengadaan aset tetap ini dapat dipenuhi oleh perusahaan dengan beberapa alternatif, yaitu: pembelian tunai, kepemilikan melalui pertukaran, pembelian angsuran, kepemilikan dengan sewa guna usaha, dll. Untuk mengoptimalkan labanya, PT. Bokormas Wahana Makmur yang bergerak dalam bidang kontraktor pertambangan memiliki beberapa aset tetapnya dengan sewa guna usaha (leasing). Sewa guna usaha (leasing) adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (capital lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh lessee selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Sewa guna usaha dengan hak opsi (financial lease) yaitu apabila dalam transaksi perusahaan lessor bertindak sebagai pihak yang membiayai barang modal dimana secara berkala lessor menerima pembayaran sewa guna usaha dari lessee dan di akhir masa sewa terdapat hak opsi bagi lessee. Hak opsi adalah hak lessee untuk membeli barang modal yang disewagunausahakan atau memperpanjang jangka waktu perjanjian sewa guna usaha. Sedangkan sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) yaitu apabila dalam transaksi perusahaan lessor membeli barang modal dan kemudian menyewa guna usahakannya kepada lessee, lessee tidak mempunyai hak opsi untuk membeli atau memperpanjang transaksi sewa guna usaha tersebut. Pada setiap akhir periode, perusahaan selalu membuat laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi. Dalam membuat laporan keuangan tersebut transaksi sewa guna usaha diperlakukan dan dicatat sebagai aset tetap dan kewajiban pada awal masa sewa guna usaha sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa guna usaha ditambah nilai sisa (harga opsi) yang harus dibayar oleh penyewa guna usaha pada akhir masa sewa guna usaha. Selama masa sewa, perusahaan juga melakukan penyusutan atas aset tetap sewa guna usaha berdasarkan taksiran masa manfaatnya.
4 Perlakuan di atas adalah perlakuan yang biasa terjadi pada akuntansi, perlakuan untuk perpajakan tentunya memiliki perbedaan dikarenakan adanya ketentuan-ketentuan perpajakan yang secara khusus mengaturnya. B. KERANGKA TEORITIS DAN PENGEMBANGAN MASALAH Pengertian Sewa Guna Usaha Sebagaimana dituangkan dalam pasal 1 Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri Perdagangan, Menteri Perindustrian No. Kep- 122/MK/IV/2/1974, No. 30/Kbp/I/1974 tertanggal 7 Februari 1974, menyatakan bahwa leasing itu adalah kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk suatu jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran-pembayaran secara berkala disertai dengan hak pilih (opsi) bagi perusahaan tersebut untuk membeli barang-barang modal yang bersangkutan atau memperpanjang jangka waktu leasing berdasarkan nilai sisa yang telah disepakati. Klasifikasi Sewa Guna Usaha Klasifikasi sewa yang digunakan dalam SAK No. 30 Tahun 2009 didasarkan atas sejauh mana risiko dan yang terkait dengan kepemilikan aset sewaan berada pada lessor dan lessee. Secara umum sewa mempunyai 2 (dua) klasifikasi dasar seperti disampaikan dalam SAK No. 30 dimaksud, yaitu: 1. Sewa Pembiayaan (Finance Lease) Sewa pembiayaan adalah sewa yang mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan suatu aset. Hak milik dapat dialihkan dan dapat juga tidak dialihkan. Pada sewa pembiayaan, perusahaan sewa (lessor) adalah pihak yang membebani penyediaan barang modal. Penyewa (lessee) umumnya memilih barang modal yang dibutuhkan, atas nama perusahaan sewa sebagai pemilik modal, melakukan pemesanan, pemeriksaan serta pemeliharaan barang modal yang menjadi objek transaksi sewa. Selama masa sewa, penyewa guna usaha melakukan pembayaran sewa berkala dimana jumlah seluruhnya ditambah nilai sisa (residual value) bila ada, akan mencakup pengembalian harga perolehan (beban) barang modal yang dibebani serta bunganya yang merupakan.pendapatan bagi perusahaan sewa guna usaha. 2. Sewa Operasi (Operational Lease) Sewa operasi adalah sewa selain sewa pembiayaan. Pada sewa operasi, perusahaan sewa (lessor) membeli barang modal dan disewakan kepada penyewa guna usaha (lessee). Dalam jumlah seluruh pembayaran sewa berkala dalam sewa operasi tidak mencakup jumlah beban yang dikeluarkan
5 untuk memperoleh barang modal berikut bunganya. Perusahaan sewa dalam sewa operasi ini bertanggung jawab atas beban-beban pelaksanaannya seperti asuransi, pajak, atau pemeliharaan barang modal. Perlakuan Akuntansi Untuk Sewa Guna Usaha Menurut SAK-ETAP Bab 17, perlakuan akuntansi oleh penyewa guna usaha dengan menggunakan metode capital lease adalah sebagai berikut: (1) Pada awal masa sewa, lessee harus mengakui hak dan kewajiban dalam sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai tunai dari seluruh pembayaran sewa ditambah nilai residu (harga opsi) yang harus dibayar oleh lessee pada akhir masa sewa. (2) Tingkat diskonto yang digunakan untuk menentukan nilai tunai dari pembayaran sewa guna usaha adalah tingkat bunga yang dibebankan oleh lessor atau tingkat bunga yang berlaku pada awal masa sewa. (3) Selama masa sewa, setiap pembayaran sewa dialokasikan sebagai angsuran pokok kewajiban dan beban bunga berdasarkan tingkat bunga yang diperhitungkan terhadap sisa kewajiban lessee. (4) Lessee harus menyusutkan atau mengamortisasi aset sewaan dalam sewa pembiayaan sesuai dengan Bab 15 Aset Tetap atau Bab 16 Aset Tidak Berwujud. Jika tidak ada kepastian yang memadai bahwa lessee akan mendapatkan hak kepemilikan pada akhir masa sewa, maka aset sewaan harus disusutkan secara penuh selama jangka waktu yang lebih pendek antara masa sewa dengan umur manfaatnya. (5) Kalau aset yang sewaan dibeli sebelum berakhirnya masa sewa, maka perbedaan antara pembayaran yang dilakukan dengan sisa kewajiban diakui keuntungan dan kerugian pada periode terjadinya. (6) Dalam hal dilakukan transaksi jual dan sewa-balik (sales and lease back) maka transaksi tersebut harus diperlakukan sebagai dua transaksi yang terpisah yaitu transaksi penjualan dan transaksi sewa. Selisih antara harga jual dan nilai tercatat aset yang dijual harus diakui dan dicatat sebagai keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan. Amortisasi atas keuntungan atau kerugian yang ditangguhkan harus dilakukan secara proporsional dengan beban penyusutan aset sewaan jika sewabalik merupakan sewa pembiayaan atau secara proporsional dengan beban sewa jika sewa-balik merupakan sewa operasi. Perlakuan Perpajakan Untuk Sewa Guna Usaha Menurut peraturan perpajakan dalam Keputusan Menteri Keuangan RI No.1169/KMK.01/1991 tentang kegiatan sewa guna usaha (leasing) dengan hak opsi, pada pasal 16, perlakuan pajak penghasilan bagi lessee adalah sebagai berikut : (1) Selama masa sewa guna usaha, lessee tidak boleh melakukan penyusutan atas barang modal yang disewagunausaha, sampai saat lessee menggunakan opsi untuk membeli, (2) Setelah lessee menggunakan hak opsi untuk membeli barang modal tersebut, lessee melakukan penyusutan dan dasar penyusutan adalah nilai sisa (residual value) barang modal yang bersangkutan, (3) Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh lessee kecuali pembiayaan atas tanah, merupakan beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto lessee sepanjang transaksi sewa guna usaha tersebut memenuhi ketentuan dalam pasal 3 keputusan ini. Lessee tidak memotong
6 PPh pasal 23 atas pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang berdasarkan perjanjian sewa guna usaha dengan hak opsi. Permasalahan Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah perlakuan akuntansi atas kepemilikan aset tetap menghasilkan laba kena pajak yang berbeda dengan perlakuan perpajakan? 2. Apakah perlakuan akuntansi atas kepemilikan aset sewa guna usaha yang dibuat PT. Bokormas Wahana Makmur telah sesuai dengan SAK-ETAP Bab 17? 3. Apakah perlakuan perpajakan atas kepemilikan aset sewa guna usaha telah sesuai dengan peraturan yang berlaku? 1. Jenis dan Sumber Data C. METODE PENELITIAN Data yang dipakai dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu berupa laporan keuangan, kontrak leasing dan laporan perpajakan pada tahun Sumber data diperoleh dari PT. Bokormas Wahana Makmur. 2. Sampel Sampel dalam penelitian ini adalah seluruh aset yang dimiliki dengan cara sewa guna usaha di PT. Bokormas Wahana Makmur pada tahun 2010 yang disajikan pada Tabel. 2. Tabel tersebut memperlihatkan daftar aset sewa guna usaha pada Tahun 2010 beserta tahun perolehan, jangka waktu sewa guna usaha dan harga perolehannya. 3. Teknik Analisis Data Penulis menggunakan teknik analisis sebagai berikut: 1. Menilai dan melakukan perhitungan pada aset sewa guna usaha berdasarkan SAK-ETAP Bab 17 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/ Membandingkan hasil perhitungan yang dilakukan perusahaan dengan yang seharusnya diterapkan berdasarkan SAK-ETAP Bab 17 dan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991.
7 3. Melakukan analisis terhadap laba kena pajak dan PPh terutang atas kepemilikan aset dengan sewa guna usaha tersebut. 4. Mengambil simpulan dan memberikan saran. D. ANALISIS DAN PEMBAHASAN Kebijakan Akuntansi PT. Bokormas Wahana Makmur Mengenai aset tetap dan penyusutan, Sesuai dengan SAK-ETAP Bab 15 mengenai Aset tetap, aset tetap dinyatakan sebesar biaya perolehan setelah dikurangi akumulasi penyusutan. Penyusutan aset tetap dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line method), berdasarkan taksiran masa manfaat ekonomis aset tetap yang dapat dilihat pada Tabel.3 mengenai kebijakan penyusutan aset PT. Bokormas Wahana Makmur. Mengenai Sewa, Sesuai dengan SAK-ETAP Bab 17 tentang Sewa, suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset, sedangkan suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh manfaat dan risiko kepemilikan aset. Perusahaan memenuhi kriteria sewa pembiayaan yang sesuai persyaratan dalam SAK-ETAP, yaitu: a Sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada perusahaan pada akhir masa sewa. b Perusahaan mempunyai hak opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, sehingga pada awal sewa dapat dipastikan bahwa opsi memang akan dilaksanakan. c Masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset meskipun hak memiliki tidak dialihkan, yaitu masa sewa sama atau lebih 75% umur ekonomis aset sewaan. Pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan, yaitu pembayaran sewa minimun sama atau lebih dari 90% nilai wajar aset sewaan. Daftar aset sewa guna usaha tersebut dapat dilihat pada Tabel. 2 yang berisi daftar aset sewa guna usaha PT. Bokormas Wahana Makmur.
8 Transaksi Sewa Guna Usaha Menurut Peraturan Perpajakan Menurut Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991 tanggal 27 November 1991, kegiatan sewa guna usaha digolongkan sebagai sewa guna usaha hak opsi apabila memenuhi semua kriteria berikut: 1. Jumlah pembayaran sewa guna usaha selama sewa guna usaha pertama ditambah dengan nilai sisa barang modal, harus dapat menutup harga perolehan barang modal dan keuntungan lessor. 2. Masa sewa guna usaha ditetapkan sekurang-kurangnya 2(dua) tahun untuk barang modal golongan I, 3(tiga) tahun untuk barang modal golongan II dan III dan 7(tujuh) tahun untuk golongan bangunan. 3. Perjanjian sewa guna usaha memuat ketentuan mengenai opsi bagi lessee Mulai 1 Januari 1995 pengelompokan barang modal bukan bangunan menjadi 4, tapi belum ada perubahan masa SGU untuk harta kelompok 4; oleh karena itu digunakan dengan kelompok III sekuranng-kurangnya 3 (tiga) tahun. Seluruh aset sewa guna PT. Bokormas Wahana Makmur memenuhi kriteria yang dipersyaratkan oleh ketentuan perpajakan sebagai aset sewa guna usaha hak opsi, hal ini dapat dilihat pada lampiran 1 yang meyajikan tentang pembayaran angsuran sewa guna usaha. Perlakuan Perpajakan atas Kepemilikan Aset Tetap Peraturan perpajakan yang terkait dengan transaksi sewa guna usaha yaitu: Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 27 November 1991 tentang kegiatan sewa guna usaha (leasing) Perlakuan Akuntansi Pajak atas Kepemilikan Aset Tetap pada PT. Bokormas Wahana Makmur sesuai dengan peraturan-peraturan perpajakanadalah sebagai berikut: A. Berdasarkan kriteria pada Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991, maka transaksi sewa guna usaha yang terjadi pada PT. Bokormas Wahana Makmur tersebut dapat dikategorikan sebagai transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi. B. Atas transaksi sewa guna usaha dengan hak opsi tersebut, PT. Bokormas Wahana Makmur dikenakan Pajak Pertambahan Nilai yang dapat dilihat pada Tabel. 4. Namun berdasarkan undang-undang nomor 18 tahun 2000 tentang Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan Barang Mewah, PPN Masukan atas semua transaksi tersebut tidak dapat dikredikan.
9 C. PT. Bokormas Wahana Makmur tidak boleh melakukan penyusutan atas aset sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha. Namun membebankan dalam beban aset sewa guna usaha sebesar angsuran pokok ditambah dengan beban bunga sewa guna usaha. Penyusutan baru boleh dilakukan setelah PT. Bokormas Wahana Makmur menggunakan hak opsinya untuk membeli aset sewa guna usaha tersebut. D. Pembayaran sewa guna usaha yang dibayar atau terutang oleh PT. Bokormas Wahana Makmur merupakan beban yang dapat dikurangkan dari penghasilan bruto, rincian pembayaran sewa guna usaha dengan hak opsi Tahun 2010 dapat dilihat pada Tabel. 5. Analisis Perlakuan Akuntansi dan Perpajakan Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 1169/KMK.01/1991, selama masa sewa guna usaha, lessee tidak diperkenankan melakukan penyusutan atas aset sewa guna usaha. Lessee diperkenankan melakukan penyusutan atas aset sewa guna usaha setelah lessee melakukan hak opsi pembelian untuk membeli aset tersebut. Hal ini tentunya berbeda dengan kebijakan akuntansi yang menetapkan bahwa penyusutan atas aset sewa guna usaha dilakukan setelah perjanjian sewa guna usaha ditandatangani, yang berarti selama sewa guna usaha, lessee mengakui adanya penyusutan atas aset sewa guna usaha tersebut. Perbandingan perlakuan atas penyusutan aset sewa guna usaha PT. Bokormas Wahana Makmur antara Kebijakan Akuntansi dengan Perpajakan Tahun 2010 disajikan pada Tabel. 6. Tabel. 6 tersebut menunjukkan bahwa semakin jelas terlihat adanya perbedaan antara perlakuan akuntansi dan perpajakan. Pada perlakuan akuntansi, aset sewa guna usaha disusutkan berdasarkan taksiran manfaatnya, sedangkan pada perlakuan perpajakan aset sewa guna usaha tidak disusutkan, melainkan dibebankan dalam beban aset sewa guna usaha sebesar angsuran pokok ditambah beban bunga aset sewa guna usaha. Jumlah beban penyusutan aset sewa guna usaha pada tahun 2010 menurut akuntansi sebesar ,- sedangkan beban aset sewa guna usaha menurut perpajakan sebesar Rp ,-. Perbedaan tersebut menyebabkan terjadinya rekonsiliasi fiskal yaitu penyesuaian-penyesuaian pada laporan laba/rugi untuk menentukan dasar perhitungan pajak penghasilan. Pada lampiran 3 terdapat tabel tentang rekonsiliasi fiskal yang terjadi di Tahun Pada tabel tersebut terdapat dua koreksi, yaitu koreksi positif dan koreksi negatif. Namun secara keselurahan pajak penghasilan terutang PT. Bokormas Wahana Makmur mengalami koreksi positif yang dampaknya adalah pajak penghasilan terutang PT. Bokormas Wahana Makmur menjadi bertambah besar.
10 E. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai perlakuan akuntansi dan perpajakan atas kepemilikan aset tetap berdasarkan laba kena pajak dan PPh terutang (Studi Kasus pada PT. Bokormas Wahana Makmur) maka simpulan yang dapat diambil adalah: 1. Terjadinya perbedaan perlakuan antara akuntansi dan perpajakan atas kepemilikan aset tetap dengan cara sewa guna usaha hak opsi. 2. Pada perlakuan akuntansi, aset sewa guna usaha disusutkan berdasarkan taksiran masa manfaatnya, sedangkan pada perlakuan perpajakan aset sewa guna usaha tidak disusutkan, melainkan dibebankan dalam akun beban aset sewa guna usaha sebesar nilai angsuran. Penyusutan dapat dilakukan bila masa sewa guna usaha dengan hak opsi berakhir. 3. Perbedaan perlakuan tersebut menyebabkan adanya koreksi fiskal pada beban penyusutan sebesar Rp ,-. Laba kena pajak setelah koreksi fiskal menjadi lebih besar dibandingkan dengan laba kena pajak sebelum koreksi fiskal (laba akuntansi). Laba kena pajak tahun 2010 PT. Bokormas Wahana Makmur setelah koreksi fiskal sebesar Rp ,- sedangkan laba kena pajak sebelum koreksi fiskal (laba akuntansi) sebesar Rp ,- dan PPh terutangnya yang dihasilkan sebesar Rp ,- 4. Perlakuan akuntansi atas kepemilikan aset sewa guna usaha yang dibuat PT. Bokormas Wahana Makmur telah sesuai dengan SAK-ETAP Bab Perlakuan perpajakan atas kepemilikan aset sewa guna usaha juga telah sesuai dengan peraturan yang berlaku. Saran Berdasarkan simpulan diatas, saran yang dapat dikemukakan dari penelitian ini yaitu: Sebaiknya PT. Bokormas Wahana Makmur apabila asetnya dimiliki dengan cara sewa guna usaha dengan hak opsi, maka daftar asetnya harus dipisahkan antara aset yang dimilki dengan sewa guna usaha hak opsi dengan aset yang dimiliki selain dengan cara sewa guna usaha dengan hak opsi.
11 DAFTAR PUSTAKA Azhari, Adiyanto Penerapan Akuntansi Pajak atas Kepemilikan Aset Kendaraan dengan Metode Capital Lease pada PT. ILGAS sebagai Lessee. Fakultas Ekonomi Universitas Airlangga. Ikatan Akuntansi Indonesia Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik. Ikatan Akuntansi Indonesia Standar Akuntansi Keuangan. Jakarta. Salemba Empat Kieso, Donald. E & Weygandt, Jerry J Intermediate Accounting. 10 th Edition. United State of America: John Wiley & Son, Inc. Mutiah Akuntansi Perpajakan Pajak Tangguhan (PSAK) 46. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana. Pardiat Akuntansi Pajak Lanjutan. Edisi Dua. Jakarta. Mitra Wacana Media. Pardiat Akuntansi Pajak. Edisi Empat. Jakarta. Mitra Wacana Media. Prayudiawan, Hepi Modul Akuntansi Keuangan II. Jakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Mercu Buana Ricardo, Eryc. Membukukan Transaksi Leasing, Akuntansi ( PSAK 30 ) Versus Pajak. Santoso, Imam Akuntansi Keuangan Menengah (Intermediate Accounting). Buku Dua. Bandung. Refika Aditama. Suprianto, Edy Akuntansi Perpajakan. Yogyakarta. Graha Ilmu. Suwardi. Perlakuan Akuntansi Leasing Menurut PSAK 30 dan Menurut Peraturan Perpajakan. view=article&id=137:perlakuan-akuntansi-leasing-menurut-psak-30-danmenurut-peraturan-perpajakan&catid=10:umum
12 Waluyo Akuntansi Pajak. Jakarta. Salemba Empat Keputusan Menteri Keuangan RI No.1169/KMK.01/1991, Kegiatan Sewa Guna Usaha (Leasing)
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,
Lebih terperinciAspek Perpajakan atas Aktiva Tetap
Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,
Lebih terperinciNERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD
NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang
Lebih terperinciAKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI
AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA
Lebih terperinciSEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :
SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS
Lebih terperinciPERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE
1 PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE PADA PT. TRI ATMA CIPTA Oleh : Enis Prihastuti, SE, M.Si ABSTRACT One type of financing capital goods used darisumbereksternalyang
Lebih terperincihttp://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan
Lebih terperinciModul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi
Modul ke: Manajemen Perpajakan Fakultas 06FEB Samsuri, SH, MM Program Studi Akuntansi Sewa Guna Usaha dan Penerapan Perencanaan Pajak terhadap Sewa Guna Usaha Pengertian Sewa Guna Usaha Sewa guna usaha
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan
Lebih terperinciPERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)
PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) Rosita, SE., MM.,Ak. Abstrak Di Indonesia perusahaan sewa guna usaha berkembang sangat pesat. Hal ini membuat pemerintah berusaha untuk dapat menjaring
Lebih terperinciAnalisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru
Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol.6, Desember 2013, 53-61 53 Analisis Akuntansi Leasing Pada PT. Puri Green Resources Pekanbaru Rina Yanti 1, Hamdani Arifulsyah 2 1,2) Politeknik Caltex Riau Abstrak
Lebih terperinciKEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK
Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi
Lebih terperinciBAB II AKUNTANSI SEWA
BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa
Lebih terperinciPENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DENGAN METODE HAK OPSI (Studi Kasus Pada PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo) Oleh
PENERAPAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DENGAN METODE HAK OPSI (Studi Kasus Pada PT. Sinar Karya Cahaya Gorontalo) Oleh DWI NOVIKA DULLAH Nim. 921 409 042 Program Studi S1 Akuntansi
Lebih terperinciGerson Philipi Rianto F
Gerson Philipi Rianto F3312065 Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri
Lebih terperinciPSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty
1 PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa Ellyn Octavianty AGENDA Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan Lessee Sewa
Lebih terperinciANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)
ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) Dian Aulia Ulhusna Jurusan Akuntansi, Fakulktas Ekonomi dan Bisnis,
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS
6 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa, Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan
Lebih terperinciBAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)
BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) Terminologi Pengertian Leasing Keuntungan Leasing Klasifikasi Leasing Perbedaan perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lainnya Akuntansi Leasing Aspek Perpajakan
Lebih terperinciKEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,
KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya sudah tentu memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan lain sebagainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau Leasing. Lease dalam bahasa Inggris berarti sewa, namun dalam perkembangannya pengertian
Lebih terperinciAKUNTANSI UNTUK LEASING
AKUNTANSI UNTUK LEASING Johan Halim 1 ABSTRACT Leasing is one way to have tangible assets without spend much money. Leasing is divided into two types: operating lease and capital lease. Leasing means we
Lebih terperinciPEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta)
PEMBUATAN NERACA FISKAL (PSAK No. 46) BERDASARKAN LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL (Studi Kasus Pada PT Razaaqi Selaras Persada Jakarta) Hilda Amril Dr. Gustian Djuanda, S.E., M.M. Universitas Bina Nusantara,
Lebih terperinciAnalisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ
Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ Nama Mahasiswa Dosen Pembimbing : Mariska Nauli : Dini Marina Abstrak Laporan magang ini berisi tentang analisis perlakuan akuntansi transaksi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sewa Guna Usaha 1. Pengertian Sewa Guna Usaha Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai sewa-menyewa. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman
Lebih terperinciMANAJEMEN PERPAJAKAN
MANAJEMEN PERPAJAKAN MODUL 11 Dosen : Jemmi Sutiono Ruang : B-305 Hari : Minggu Jam : 13:30 16:00 FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2011 Manajemen Perpajakan Jemmi Sutiono Pusat
Lebih terperinciANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012
ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012 Oleh LIDYA 100462201301 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji
Lebih terperinciMENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)
MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa
Lebih terperinciPSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)
Pengajaran Akuntansi serta Workshop "PSAK Terbaru" 1 PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) AGENDA 2 Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi i Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan
Lebih terperinciLEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian
LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Capital Lease Aktiva sewa guna usaha dicatat sebagai aktiva tetap sebesar nilai tunai pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang
Lebih terperinciTinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing
Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing Daniel Benyamin de Poere dan Siti Ita Rosita Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi
Lebih terperinci1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan. Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Pajak Penghasilan 1. Pengertian Penghasilan Menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan Pengertian penghasilan menurut Undang-Undang Pajak Penghasilan No. 17/2000 adalah setiap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Noeng (2007:3) metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Keuntungan Sewa 1. Pengertian Sewa Sewa atau lease berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) paragraf 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan
Lebih terperinciUniversitas Tarumanagara 19 September 2014
Universitas Tarumanagara 19 September 2014 Perusahaan Pembiayaan Pengertian Sewa Guna Usaha Aspek Hukum Aspek Keuangan & Pencatatan Definisi Perusahaan Pembiayaan SK Men. Keu. No.84/PMK.012/2006 Badan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
76 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Pajak Penghasilan Pasal 21 Sesuai dengan Undang-undang Perpajakan yang berlaku, PT APP sebagai pemberi kerja wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan
Lebih terperinciWiwik Budiarti dan Fadilah Dian Hidayati E-ISSN
ANALISIS PERBANDINGAN PENDANAAN ASET TETAP ALTERNATIF LEASING DENGAN PINJAMAN BANK DALAM EFISIENSI PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT CAHAYA GASDOM) Wiwik Budiarti *) dan Fadilah Dian Hidayati
Lebih terperinciNAMA : SEPTIYANA NPM : JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING
NAMA : SEPTIYANA NPM : 1411011123 JURUSAN : MANAJEMEN (KEUANGAN) PENGERTIAN LEASING Leasing atau sewa guna usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang barang modal
Lebih terperinciABSTRACT. Keywords: sale and leaseback, early recognition, measurement, presentation.
ABSTRACT This study aimed to determine whether the accounting treatment for sale and leaseback transactions on fixed assets has been carried out by the company in accordance with accounting standards and
Lebih terperinciPERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).
PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri). I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semua perusahaan baik yang besar maupun yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud "Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis pada umummya dan dunia industri pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi kalangan
Lebih terperinciBAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan
BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN IV.1 Perbandingan Perlakuan Akuntansi PT Aman Investama dengan Perlakuan Akuntansi SAK ETAP Setelah mendapatkan gambaran detail mengenai objek penelitian, yaitu PT Aman Investama.
Lebih terperinciPERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN FISKAL PADA PT FUJITEC INDONESIA TUGAS AKHIR
PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA AKTIVA TETAP DAN PENGARUHNYA TERHADAP LAPORAN KEUANGAN FISKAL PADA PT FUJITEC INDONESIA TUGAS AKHIR Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan Program Diploma III Oleh:
Lebih terperinciAKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I
Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEFINISI ASET TETAP, AKUISISI ASET TETAP, PENILAIAN ASET TETAP, BIAYA SETELAH AKUISISI, DISPOSISI ASET TETAP Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi
Lebih terperinciABSTRAK. Kata Kunci: Koreksi Fiskal dan Penghasilan Kena Pajak. vii. Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK Koreksi fiskal dengan penyesuaian laporan keuangan komersial yang telah disusun oleh wajib pajak dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Dalam koreksi tersebut muncul perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam rangka melaksanakan pembangunan di Indonesia, maka beberapa puluh tahun yang lampau pemerintah Indonesia telah mengunakan pola Build Operate and Transfer
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Aktiva Tetap Setiap perusahaan menggunakan berbagai aktiva tetap, seperti peralatan, perabotan, alat-alat, mesin-mesin, bangunan, dan tanah. Aset tetap (fix asset)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Sewa Guna Usaha ( Leasing)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Perkembangan dalam suatu masyarakat terlihat pada perkembangan lembaga yang ada pada masyarakat tersebut, baik di bidang ekonomi, sosial, budaya dan politik.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna
BAB II LANDASAN TEORI A. Sewa Guna Usaha 1. Definisi Sewa Guna Usaha Leasing Definisi sewa guna usaha (Suandy, 2008), yakni "Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan
Lebih terperinciPENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA
PENERAPAN PSAK 16 (REVISI 2007) DAN PMK No. 79 TAHUN 2008 TENTANG ASET TETAP PADA PERUSAHAAN DI INDONESIA Evi Maria Staf Pengajar Program Profesional - Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro 52
Lebih terperinciOPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA. Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto
OPSI FINANCIAL LEASE DAN OPERATING LEASE TERHADAP KEPEMILIKAN BUS PADA CV. MEGA JASA DI SAMARINDA Nely Dwi Jayanti, Lca.Robin Jonathan, Heriyanto FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS 17 AGUSTUS 1945 ABSTRACT Penelitian
Lebih terperinciBab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH
Bab 10 PERUSAHAAN MODAL ASING (PMA) YANG MENGGUNAKAN BAHASA ASING DAN MATA UANG SELAIN RUPIAH Dalam Bab ini akan dibahas penghitungan pajak apabila penduduk asing memiliki usaha di Indonesia, dan harus
Lebih terperinciMAKALAH HUKUM PERIKATAN
MAKALAH HUKUM PERIKATAN LEASING DAN BEBERAPA HAL MENGENAINYA Disusun Oleh: Hafizh Furqonul Amrullah 8111412280 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013-2014 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk
Lebih terperinci(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset
XV. Sewa Guna (Leasing) Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan (lessor) dengan pihak yang menyewa aset tertentu (lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset tertentu,
Lebih terperinciAccounting for Leases. Chapter. AA YKPN,
Accounting for Leases 21 21-1 Accounting for Leases Leasing Environment Accounting Lessee by Accounting Lessor by Special Accounting Problems Who are players? Advantages of leasing Conceptual nature of
Lebih terperinciKUIS & SOAL AKUNTANSI SEWA. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 11. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI
KUIS & SOAL AKUNTANSI SEWA Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 11 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Soal 1 Manakah dari pernyataan berikut yang benar tentang catatan
Lebih terperinciNama : Farah Fadhilah NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Dr. Budi Prijanto, SE., MM
KOREKSI FISKAL ATAS LAPORAN KEUANGAN KOMERSIAL UNTUK MENGHITUNG LABA/RUGI KENA PAJAK (Studi Pada Laporan Keuangan PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk Tahun 2013) Nama : Farah Fadhilah NPM : 22210607 Jurusan
Lebih terperinciTabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit
78 Tabel 5.1 Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME Jenis Kendaraan Tgl. Perolehan Umur Manfaat Harga Perolehan (Rp) Nilai Sisa Buku (Rp) Isuzu Panther 16 Juni 2006 8 tahun 59.000.000 39.947.916,69
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Landasan Teori 1. Aktiva a. Pengertian Aktiva Aktiva/harta adalah kekayaan yang dimiliki oleh perusahaan, yang lebih dikenal dengan istilah asset perusahaan. Jadi, aktiva (asset)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Aset Aset sebagai sumber ekonomi sangat diharapkan oleh seluruh perusahaan dapat memberikan manfaat jangka panjang untuk mencapai tujuan perusahaan di kemudian hari. Hal ini
Lebih terperinciAKUNTANSI UNTUK LEASING
AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama
Lebih terperinciANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG
ANALISIS PENERAPAN PSAK NO.46 TENTANG AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN DI PT UG Ivana Cendra Universitas Bina Nusantara, Jln. KH Syahdan No.9 Palmerah Jakarta Barat 11480, telp (+62-21) 534-5830, fax (+62-21)
Lebih terperinciPERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA CAPITAL LEASE DALAM RANGKA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL SKRIPSI
PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK PERTAMBAHAN NILAI (PPN) PADA CAPITAL LEASE DALAM RANGKA PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN FISKAL (Suatu Kasus Pada Perusahaan Sub Kontraktor Pertambangan Batu Bara di Surabaya Jawa Timur)
Lebih terperinciAKTIVA TETAP BERWUJUD
AKTIVA TETAP BERWUJUD Suatu aktiva dapat diklasifikasikan ke dalam aktiva tetap apabila memenuhi keseluruhan dari kriteria-kriteria di bawah ini : Mempunyai masa guna lebih besar dari 1 periode akuntansi.
Lebih terperinciOleh: Novia Ramayanti Fakultas Ekonomi Universitas Islam Kadiri. Kata Kunci : Penyusutan Aset Tetap, Beban Pajak Badan.
ANALISIS PERHITUNGAN PENYUSUTAN ATAS AKTIVA TETAP BERWUJUD BERUPA KOMPUTER, PRINTER, SCANNER DAN SEJENISNYA GUNA MENGHEMAT BEBAN PAJAK BADAN BERDASARKAN KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO.96/KMK.03/2009 (STUDI
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi
7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Defenisi akuntansi menurut : American Accounting Association mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal). Lessor memberikan hak kepada lessee
Lebih terperinciPENGARUH PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LABA DAN PENGHEMATAN PAJAK PADA PT. KUKAR MANDIRI SHIPYARD. Popi Surita Kartini
PENGARUH PENYUSUTAN AKTIVA TETAP TERHADAP LABA DAN PENGHEMATAN PAJAK PADA PT. KUKAR MANDIRI SHIPYARD Popi Surita Kartini popi_surita@yahoo.co.id Fakultas Ekonomi Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda,
Lebih terperinciAKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan
Ali Irfan AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak
Lebih terperinciBab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan mengenai perlakuan akuntansi sewa pada Mall Lippo Group di Surabaya, maka simpulansimpulan dalam penelitian ini adalah
Lebih terperinciDAMPAK INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD (IAS) NO. 16 TERHADAP LABA KENA PAJAK PADA PT. X. A.A. Ngr. Yudi Surya Kusuma¹ I Kadek Sumadi²
DAMPAK INTERNATIONAL ACCOUNTING STANDARD (IAS) NO. 16 TERHADAP LABA KENA PAJAK PADA PT. X A.A. Ngr. Yudi Surya Kusuma¹ I Kadek Sumadi² ¹Fakultas Ekonomi Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia Email:
Lebih terperinciSKRIPSI ANALISIS KOREKSI FISKAL UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPH TERUTANG PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH:
SKRIPSI ANALISIS KOREKSI FISKAL UNTUK MENGHITUNG BESARNYA PPH TERUTANG PADA PT PERKEBUNAN NUSANTARA III (PERSERO) MEDAN OLEH: ABDA DARMINTA SIREGAR 070503102 PROGRAM STUDI STRATA 1 AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan
BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan didalam persaingan usaha yang tinggi dengan perusahaan yang sejenis, mengharuskan suatu perusahaan dapat
Lebih terperinciANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI)
1 ANALISIS BOOK TAX DIFFERENCES PADA PT. WILMAR CAHAYA INDONESIA Tbk (Studi Kasus pada Perusahaan yang Terdaftar di BEI) YESSICAROL TANIA 1, ZULKIFLI BOKIU 2, USMAN 3 Jurusan Akuntansi Universitas Negeri
Lebih terperinciEVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA
EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA Nurhamida Simatupang mida_smtp@yahoo.com Sapari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya
Lebih terperinciEVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance
JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 8 No. 1, April 2008 : 1-8 EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance Oleh :
Lebih terperinciDAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.
ABSTRAK Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal). Lessee dapat diberikan hak opsi (option right) untuk membeli barang modal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI ANALISIS
59 BAB III METODOLOGI ANALISIS 3.1 Kerangka Pemikiran Pembahasan tesis ini, didasarkan pada langkah-langkah pemikiran sebagai berikut: 1. Mengidentifikasi objek pajak perusahaan dan menganalisis proses
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN. akuntansi sewa pada PT. Seruni Inti Mandiri didapatkan kesimpulan sebagai berikut :
BAB V KESIMPULAN 5.1.KESIMPULAN Berdasarkan analisis dan evaluasi yang dilakukan khususnya terhadap akuntansi sewa pada PT. Seruni Inti Mandiri didapatkan kesimpulan sebagai berikut : a. Seluruh kendaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Akhir tahun adalah saat dimana perusahaan membuat laporan keuangan untuk memenuhi kepentingan berbagai pihak yang menggunakannya. Pengguna informasi dalam
Lebih terperinciAKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN
AKUNTANSI PAJAK PENGHASILAN Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 13 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1. 2. 3. 4. Pajak dalam LK Pajak dan Akuntansi Akt.
Lebih terperinciRia C. Kombaitan, Penerapan PSAK No.30. PENERAPAN PSAK NO. 30 TENTANG PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA AKTIVA TETAP PADA PD. BANGUN BITUNG
PENERAPAN PSAK NO. 30 TENTANG PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA AKTIVA TETAP PADA PD. BANGUN BITUNG Oleh: Ria Cristine Kombaitan Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi Universitas Sam Ratulangi Manado email: rheea_jclouwayz@yahoo.com
Lebih terperinciOleh : Tita Safitriawati. Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Islam Syekh Yusuf Tangerang ABSTRAK
ANALISIS PERBANDINGAN PERENCANAAN PAJAK UNTUK PENGADAAN ASET TETAP DENGAN CARA SEWA GUNA USAHA (LEASING) DAN PEMBELIAN TUNAI DALAM RANGKA PENGHEMATAN PAJAK PADA PT. FOSTA UNGGUL PERDANA Oleh : Tita Safitriawati
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui
8 BAB II LANDASAN TEORI 1. Perencanaan Pajak Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen pajak sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban
Lebih terperinciAnalisis Koreksi Fiskal untuk Menentukan Besarnya Pajak Terutang pada PT Furaya Transport
58 Jurnal Akuntansi Keuangan dan Bisnis Vol. 8, November 215, 5866 Jurnal Politeknik Caltex Riau http://jurnal.pcr.ac.id Analisis Koreksi Fiskal untuk Menentukan Besarnya Pajak Terutang pada PT Furaya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN TEORETIS. administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu
BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1. Definisi Aset Tetap Dalam SAK-ETAP yang diatur oleh IAI (2009: 68), aset tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau
Lebih terperinciAKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I
Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I DEPRESIASI ASET, PENURUNAN NILAI, REVALUASI ASET TETAP, PENYAJIAN DAN PENGUNGKAPAN Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan. menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa ahli.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Aktiva Tetap Tanaman Menghasilkan Untuk mengetahui pengertian yang jelas mengenai aktiva tetap tanaman menghasilkan, ada beberapa defenisi yang dikemukakan oleh beberapa
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk
Lebih terperinci