BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu."

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. 1) Sumber intern (internal sources). Metode pembelanjaan di mana usaha pemenuhan kebutuhan modalnya diambilkan dari sumber-sumber modal yang berada di dalam perusahaan dinamakan internal financing. Modal yang berasal dari sumber intern adalah modal atau dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan, seperti. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan Besarnya akumulasi penyusutan setiap tahunnya tergantung pada metode depresiasi yang digunakan oleh perusahaan yang bersangkutan. Sementara sebelum depresiasi tersebut digunakan untuk mengganti aktiva tetap yang akan diganti, dapat digunakan untuk membelanjai perusahaan meskipun 19

2 waktunya terbatas sampai saat penggantian tersebut. Selama waktu itu depresiasi merupakan sumber dana atau modal di dalam perusahaan sendiri. (2) Laba yang ditahan (retained net profit) Besarnya laba ditahan atau cadangan dipengaruhi oleh besarnya laba yang diperoleh selama periode tertentu. Meskipun jumlah laba yang diperoleh selama periode tertentu besar namun sebagian dari laba tersebut dibagi sebagai dividen, maka bagian laba yang ditahan jumlahnya kecil, yang dalam hal itu berarti bahwa sumber intern yang berasal dari cadangan adalah kecil jumlahnya. 2) Sumber ekstern (external sources) Sumber ekstern adalah sumber yang berasal dari luar perusahaan. Metode pembelanjaan di mana usaha pemenuhan kebutuhan modalnya diambilkan dari sumber-sumber modal yang berada di luar perusahaan dinamakan external financing. Dana yang berasal dari sumber ekstern adalah dana yang berasal dari para kreditur dan pemilik, peserta atau pengambil bagian di dalam perusahaan. Modal yang berasal dari para kreditur adalah merupakan utang bagi perusahaan yang bersangkutan dan modal yang berasal dari para kreditur disebut modal asing. Metode pembelanjaan dengan menggunakan modal asing disebut pembelanjaan asing atau debt financing. Sedangkan dana yang berasal dari pemilik, peserta, atau pengambil bagian di dalam perusahaan adalah merupakan dana yang akan tetap ditanamkan dalam perusahaan yang bersangkutan, dan 20

3 dana ini dalam perusahaan disebut modal sendiri. Metode pembelanjaan dengan menggunakan dana uang berasal dari pemilik disebut equity financing Struktur modal Menurut Setiadi (2008:5), struktur modal adalah perbandingan antara modal asing dengan modal sendiri. Sedangkan struktur modal yang optimal adalah struktur modal yang dapat meminimumkan biaya modal rata-rata. Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi struktur modal, antara lain. 1) Tingkat bunga 2) Stabilitas pendapatan 3) Susunan aktiva 4) Kadar risiko dari aktiva 5) Besarnya modal yang dibutuhkan 6) Keadaan pasar modal 7) Sifat manajemen 8) Besarnya luas perusahaan Jenis-jenis modal Modal menurut jenisnya dibedakan menjadi dua bagian, yaitu. 1) Modal asing Modal asing adalah modal yang berasal dari luar perusahaan yang sifatnya sementara bekerja dalam perusahaan dan bagi perusahaan yang bersangkutan. Modal tersebut merupakan utang yang pada saatnya harus dibayar kembali. 21

4 Dalam pembelanjaan modal asing atau utang dapat dibagi menjadi tiga golongan yaitu. (1) Modal asing jangka pendek (short-term debt), yaitu modal asing (utang) yang jangka waktunya paling lama satu tahun. Adapun jenis-jenis dari utang jangka pendek adalah kredit rekening koran, kredit dari penjual, kredit dari pembeli, dan kredit wesel. (2) Modal asing jangka menengah (intermediate-term debt), yaitu modal asing (utang) yang memiliki jangka waktu antara 1 sampai 10 tahun. Bentukbentuk utama dari kredit jangka menengah adalah. a) Term loan, adalah kredit usaha dengan umur antara 1 sampai 10 tahun. Pada umumnya term loan dibayar kembali dengan angsuran tetap selama suatu periode tertentu, misalkan pembayaran setiap bulan, setiap kuartal, atau setiap tahun. Menurut Husnan (2000 : 521), Term Loans ( utang jangka menengah) umumnya juga bersifat self liquidating. Artinya, utang tersebut lunas pada saat aktiva yang dibiayai dengan utang tersebut tidak lagi diperlukan. Umumnya yang menyediakan term loans adalah bank komersial, perusahaan asuransi, dan kadang-kadang dana pensiun. b) Lease financing. Lease adalah persetujuan atas dasar kontrak di mana pemilik dari aktiva (lessor) menginginkan pihak lain (lessee) untuk menggunakan jasa dari aktiva tersebut selama suatu periode tertentu. Hak milik aktiva tersebut tetap pada lessor. 22

5 (3) Modal asing jangka panjang (long-term debt), yaitu modal asing (utang) yang memiliki jangka waktu lebih dari 10 tahun. Umumnya digunakan untuk membelanjai perluasan atau modernisasi dari perusahaan karena kebutuhan modal untuk keperluan tersebut meliputi jumlah yang besar. Adapun jenis atau bentuk utama dari utang jangka panjang adalah pinjaman obligasi dan pinjaman hipotek. 2) Modal sendiri Modal sendiri adalah modal yang berasal dari pemilik perusahaan dan yang tertanam di dalam perusahaan untuk waktu yang tidak tertentu lamanya. Modal sendiri yang berasal dari sumber intern ialah dalam bentuk keuntungan yang dihasilkan perusahaan. Adapun modal sendiri yang berasal dari sumber ekstern ialah modal yang berasal dari pemilik perusahaan. Modal sendiri meliputi. (1) Saham adalah surat tanda bukti pengambil bagian atau peserta (2) Cadangan adalah sejumlah uang yang dibentuk dari keuangan yang diperoleh perusahaan selama beberapa waktu yang lampau atau dari tahun yang berjalan (3) Laba ditahan adalah laba yang ditahan oleh perusahaan. Dapat dibayarkan sebagai dividen dan sebagian besar ditahan untuk perusahaan. 23

6 2.1.4 Anggaran modal (capital budgeting) Sebelum suatu perusahaan memutuskan untuk melakukan pengadaan barang modal maka perusahaan harus membuat suatu rencana yang sering disebut capital budgeting. Rencana tersebut sangat penting agar pengeluaran investasi yang dikeluarkan oleh perusahaan tidak menyebabkan risiko yang dipikul oleh perusahaan semakin besar. Pengertian capital budgeting menurut Riyanto (2001 : 120) adalah proses perencanaan dan pengambilan keputusan mengenai pengeluaran dana, dimana jangka kembalinya melebihi satu tahun. Dari pengertian tersebut maka dapat dipahami bahwa perusahaan harus memperhatikan perencanaan sumber pendanaan untuk barang modal dan diharapkan realisasinya dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan. Dalam melakukan analisis capital budgeting harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut. 1) Aliran kas keluar 2) Nilai waktu uang (time value of money) 3) Bunga majemuk dan nilai tunai Dengan memperhatikan ketiga hal tersebut di atas, maka perusahaan akan dapat membuat analisis capital budgeting yang sesuai dengan tujuan yang diharapkan oleh perusahaan dari pendanaan tersebut. Analisis capital budgeting ini akan memberikan informasi-informasi yang perlu dalam melakukan investasi, antara lain: risiko yang mungkin terjadi, sumber dana mana yang akan digunakan, berapa lama 24

7 jangka waktu pengembalian investasi tersebut, dan sebagainya. Dengan informasiinformasi ini perusahaan akan dapat mengambil keputusan dengan memilih alternatif terbaik, seperti investasi mana yang sebaiknya dilaksanakan, dan apakah proyek investasi layak untuk dilaksanakan. Dengan demikian perusahaan dapat terhindar dari kesalahan pengambilan keputusan investasi yang berisiko tinggi. Capital budgeting memiliki arti penting, antara lain. 1) Dana yang dikeluarkan terikat untuk jangka waktu panjang. Ini berarti bahwa perusahaan harus menunggu selama waktu panjang atau sampai keseluruhan dana yang tertanam dapat diperoleh kembali oleh perusahaan. Ini akan berpengaruh bagi penyedia dana untuk keperluan lain. 2) Investasi dalam aktiva tetap menyangkut harapan terhadap hasil penjualan di masa yang akan datang. Apabila investasi dalam aktiva tetap terlalu besar melebihi daripada yang diperlukan akan memberikan beban tetap yang besar bagi perusahaan. Sebaliknya kalau jumlah investasi dalam aktiva tetap terlalu kecil akan mengakibatkan kekurangan peralatan sehingga mengurangi daya bersaingnya atau kemungkinan lainnya adalah kehilangan sebagian dari pasar produknya. 3) Pengeluaran dana tersebut meliputi jumlah besar. Jumlah dana yang besar itu mungkin tidak dapat diperoleh dalam jangka waktu yang pendek atau mungkin tidak dapat diperoleh sekaligus. Berhubungan dengan itu maka sebelumnya harus dibuat rencana yang hati-hati dan teliti. 25

8 4) Kesalahan dalam pengambilan keputusan tentang pengeluaran modal tersebut mempunyai akibat panjang dan berat. Kesalahan dalam pengambilan keputusan di bidang ini tidak dapat diperbaiki tanpa adanya kerugian Nilai sekarang (present value) Pemahaman nilai sekarang (present value) sangat penting dalam manajemen keuangan. Manajemen seringkali dihadapkan pada persoalan pengambilan keputusan yang tidak terlepas dari konsep present value. Metode present value merupakan salah satu metode analisis pemilihan alternatif pembiayaan yang memperhitungkan faktor nilai waktu dari uang (time value of money) yang dapat digunakan untuk mengevaluasi leasing. Metode present value dimaksudkan untuk menghitung besarnya jumlah uang pada permulaan periode atas dasar tingkat bunga tertentu dari suatu jumlah yang akan diterima beberapa waktu kemudian, untuk memperhatikan nilai waktu dari uang yang diterima pada akhir periode tertentu atas dasar tingkat bunga tertentu, nilainya pada permulaan periode adalah lebih kecil dari nilai sekarang. Dalam mencari nilai sekarang, tingkat bunga yang digunakan dikenal dengan sebutan tingkat faktor diskonto (discount factor). Faktor diskonto tersebut digunakan untuk mendiskontokan suatu nilai tertentu yang akan diterima pada waktu yang akan datang untuk dinilai saat ini. Husnan (2000 : 60) menyatakan bahwa, present value merupakan kombinasi dari dua sisi, yaitu present value penerimaan dan present value pengeluaran. Dalam 26

9 hal ini harus didiskontokan nilai-nilai pengeluaran dan penerimaan tersebut ke dalam penilaian yang sebanding. Pengeluaran dilakukan saat mula-mula (sekarang), sedangkan penerimaan diperoleh masa-masa yang akan datang. Padahal nilai uang sekarang tidak sama atau lebih tinggi sekarang dibandingkan pada nilai uang kemudian hari. Oleh karena itu jumlah estimasi penerimaan itu harus didiskontokan menjadi jumlah nilai sekarang. Sartono (2001 : 46), menyatakan present value dapat diperoleh dengan mengalikan tingkat bunga dengan pokok pinjaman untuk periode tertentu. Tingkat bunga dapat dihitung setiap bulan, kuartalan, semesteran, atau setahun sekali. Bahkan dalam dunia usaha perbankan di Indonesia, dikenal dengan simpanan bunga harian meskipun tingkat bunga ditetapkan setiap satu tahun. Menurut Brigham & Joel F. Houston (2001 : 244), present value adalah nilai saat ini dari arus kas masa depan atau serangkaian arus kas. Present value dari sejumlah uang adalah nilai awal atau nilai sekarang dari sejumlah uang yang akan diterima kemudian atas dasar tingkat bunga tertentu. Jadi nilai sekarang merupakan lawan dari nilai majemuk (Sugiyarso & F. Winarni, 2005 : 61) Metode present value telah memperhitungkan nilai waktu uang. Dalam penambahan aktiva tetap, informasi akuntansi manajemen yang dipertimbangkan adalah besarnya selisih antara pendapatan diferensial serta dampak pajak penghasilan sebagai akibat dari adanya pendapatan diferensial dan biaya diferensial selama umur ekonomis aktiva tersebut, kemudian dinilaitunaikan dengan tarif kembalian tertentu. Jumlah nilai tunai ini kemudian dibandingkan dengan aktiva diferensial untuk 27

10 mempertimbangkan apakah penambahan aktiva tetap tersebut akan menguntungkan atau tidak. Jika jumlah nilai tunai tersebut lebih rendah dari aktiva diferensial, usulan investasi tersebut dianggap tidak menguntungkan Kredit Kata kredit berasal dari bahasa latin Credere yang berarti kepercayaan. Jadi kredit adalah memberikan benda, jasa, atau uang sekarang dengan pembayaran atau balas jasa di kemudian hari. Kasmir (2002:97) mendefinisikan bahwa kredit adalah kepercayaan atas kemampuan si peminjam untuk membayar sejumlah uang di masa yang akan datang. Menurut Martono (2004:51) kredit merupakan penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara pihak bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu dengan pemberian bunga. Jadi dapat disimpulkan bahwa kredit mencakup dua pihak, yaitu pihak yang memberi dan pihak yang menerima. Apa yang diserahkan sekarang merupakan prestasi, sedangkan pembayaran, pengembalian, maupun balas jasa di masa yang akan datang merupakan kontra prestasi. Kredit yang diberikan oleh bank dapat dalam bentuk kredit jangka pendek, jangka menengah, maupun jangka panjang. Menurut Kasmir (2002:104) dalam dunia perbankan dikenal adanya pedoman 3R, 5C, dan 7P dalam pemberian kredit. Adapun pedoman 3R dalam penilaian penggunaan kredit oleh bank adalah. 28

11 1) Returns Returns menunjukkan hasil yang diharapkan dapat diperoleh dari penggunaan kredit tersebut. Dalam hubungan ini Bank harus menilai bagaimana kredit yang diperoleh dari Bank tersebut akan dapat menghasilkan pendapatan yang cukup untuk menutup biayanya. 2) Repayment capacity Bank harus menilai kemampuan perusahaan pemohon kredit untuk dapat membayar kembali pinjamannya pada saat-saat di mana kredit tersebut harus diangsur atau dilunasi. 3) Risk-bearing ability Bank pun harus menilai apakah perusahaan pemohon kredit mempunyai kemampuan cukup untuk menanggung risiko kegagalan atau ketidakpastian yang bersangkutan dengan penggunaan kredit tersebut. Bank harus mengetahui tentang jaminan apa yang dapat diberikan atas pinjaman tersebut oleh perusahaan pemohon kredit Sedangkan pedoman 5C dalam penilaian penggunaan kredit, yaitu. 1) Character Menyangkut segi pribadi, watak, dan kejujuran dari pimpinan perusahaan dalam pemenuhan kewajiban-kewajiban finansialnya. 2) Capacity Menyangkut kemampuan pimpinan perusahaan beserta stafnya, baik kemampuan dalam manajemen maupun keahlian dalam bidang usahanya untuk melaksanakan 29

12 rencana kerjanya di waktu yang akan datang dalam hubungannya dengan penggunaan kredit tersebut. Kemampuan tersebut diukur dengan data-data finansial di waktu yang lalu. 3) Capital Menunjukkan posisi finansial perusahaan secara keseluruhan yang ditunjukkan oleh rasio finansialnya. Bank harus mengetahui bagaimana perimbangan antara jumlah utang dan jumlah modal sendirinya. 4) Collateral Menunjukkan besarnya aktiva yang akan diikatkan sebagai jaminan atas kredit yang diberikan oleh Bank. 5) Conditions Bank harus menilai sampai seberapa jauh pengaruh dari adanya suatu kebijakan pemerintah di bidang ekonomi atau pengaruh dari trend ekonomi terhadap prospek perusahaan pemohon kredit khususnya dan prospek industri di mana perusahaan pemohon kredit termasuk di dalamnya pada umumnya Penilaian kredit dengan 7P adalah sebagai berikut. 1) Personality Menilai nasabah dari segi kepribadiannya atau tingkah lakunya sehari-hari maupun di masa lalu 2) Party Mengklasifikasikan nasabah ke dalam klasifikasi tertentu atau golongan tertentu berdasarkan modal, loyalitas, serta karakternya 30

13 3) Purpose Perlu mengetahui tujuan nasabah dalam mengambil kredit, termasuk jenis kredit yang diinginkan nasabah 4) Prospect Menilai usaha nasabah di masa yang akan datang apakah menguntungkan atau tidak 5) Payment Mengukur dari sumber mana dan bagaimana cara nasabah mengembalikan kredit 6) Profitability Menganalisis bagaimana kemampuan nasabah dalam mencari laba 7) Protection Tujuannya adalah bagaimana menjaga agar usaha dan jaminan mendapatkan perlindungan. Perlindungan dapat berupa jaminan barang atau orang atau jaminan asuransi. Menurut Martono (2004 : 53), berdasarkan berbagai keperluan usaha serta berbagai sumber ekonomi yang mempengaruhi bidang usaha para nasabah, kredit dapat dibedakan menjadi beberapa bentuk. Jika dibedakan menurut sifat penggunaannya, kredit dibagi menjadi dua, yaitu. 1) Kredit konsumtif, artinya uang kredit akan habis dipergunakan atau semua akan terpakai untuk memenuhi kebutuhannya. Jadi kredit ini tidak bernilai bila ditinjau dari segi utility uang. Misalnya kredit untuk membeli rumah, barangbarang keperluan rumah tangga, dan lain-lain. 31

14 2) Kredit produktif yaitu kredit yang ditujukan untuk keperluan produksi dalam arti luas. Melalui kredit ini suatu utility uang dan barang dapat dilihat dengan nyata. Kredit produktif digunakan untuk peningkatan usaha, baik usaha produksi, perdagangan maupun investasi. Jenis kredit menurut jangka waktunya dapat dibagi menjadi tiga, yaitu. 1) Kredit jangka pendek, yaitu kredit dengan jangka waktu maksimal 1 tahun 2) Kredit jangka menengah, adalah kredit yang berjangka waktu antara 1 sampai dengan 10 tahun 3) Kredit jangka panjang, adalah kredit yang berjangka waktu lebih dari 10 tahun Adapun keunggulan dan kelemahan kredit perbankan adalah sebagai berikut: Keunggulan dari kredit bank adalah. 1) Pinjaman jangka menengah dan panjang memberikan lebih banyak waktu untuk pengembalian walaupun dengan konsekuensi adanya biaya bunga 2) Membuka kemungkinan pinjaman tambahan di masa datang jika tidak ada keterlambatan pelunasan pinjaman 3) Utang rekening koran menyediakan dana untuk keperluan mendadak dengan biaya bunga yang terkendalikan. Kelemahan dari kredit bank adalah. 1) Adanya jaminan yang berbentuk harta tetap, barang bergerak atau surat-surat berharga lainnya 2) Bisa lebih mahal dari sumber dana lain 32

15 3) Selain biaya bunga juga ada pembebanan biaya tetap seperti biaya administrasi dan provisi 4) Hanya dapat diperoleh dalam jumlah terbatas 5) Biaya untuk pinjaman jangka panjang biasanya lebih tinggi dari pinjaman jangka pendek. Hal ini dilakukan bank untuk menjaga keamanan pinjaman yang diberikan bank 6) Prosedur yang agak sulit 7) Risiko pemilik dan pemeliharaan barang menjadi tanggung jawab perusahaan pengambil kredit secara seluruhnya Leasing Menurut Husnan dan Enny Pudjiastuti (2006 : 359), leasing merupakan suatu cara untuk dapat menggunakan suatu aktiva tanpa harus membeli aktiva tersebut, karena itu leasing merupakan suatu bentuk persewaan dengan jangka waktu tertentu. Leasing dapat juga diartikan sebagai kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan atau menyewakan barang barang modal untuk digunakan oleh perusahaan lain dalam jangka waktu tertentu. Wild, dkk ( 2005 : 164) menyatakan, sewa guna usaha (lease) merupakan perjanjian kontraktual antara pemilik (lessor) dan penyewa (lessee). Perjanjian tersebut memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan aktiva yang dimiliki oleh lessor, selama masa sewa guna usaha. Sebagai imbalannya lessee membayar sewa yang disebut pembayaran sewa guna usaha minimum (minimum lease payment). 33

16 Perusahaan Sewa Guna Usaha (Leasing Company), adalah badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan barang modal baik secara Financial Lease( atau bisa disebut capital lease) maupun Operating Lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. Secara formal kepemilikan akan aktiva tersebut berada pada pihak yang menyewakan (disebut sebagai lessor), tetapi pemanfaatan ekonominya dilakukan oleh pihak yang menyewa (disebut sebagai lessee). Financial lease atau capital lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha pada akhir masa kontrak memiliki hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha berdasarkan nilai sisa yang disepakati bersama. Perjanjian kontrak ini bersifat non cancelable atau tidak dapat dibatalkan oleh pihak lessee. Perjanjian kontrak tersebut menyatakan bahwa lesse bersedia untuk melakukan serangkaian pembayaran uang atas penggunaan suatu aset yang menjadi obyek lease, lesse berhak untuk memperoleh manfaat ekonomis dengan mempergunakan barang tersebut sedangkan hak kepemilikannya tetap dipegang lessor. Sedangkan operating lease adalah kegiatan sewa guna usaha dimana penyewa guna usaha tidak mempunyai hak opsi untuk membeli obyek sewa guna usaha. Operating lease sama seperti transaksi sewa menyewa biasa, jangka waktu sewanya adalah lebih pendek dari umur ekonomis obyek lease. Pada waktu kontrak hak untuk membeli dan pada waktu kontrak lease berakhir tidak terjadi pemindahan hak milik barang dan sifatnya adalah cancelable. 34

17 Kegiatan financial leasing umumnya meliputi langkah-langkah sebagai berikut. 1) Perusahaan yang memerlukan suatu barang modal melakukan negoisasi dengan pabrikan atau distributor barang modal tersebut 2) Kemudian perusahaan penyewa (lessee) melakukan perundingan dengan perusahaan sewa guna usaha (atau perusahaan pembiayaan) untuk membeli mesin tersebut dari pabrikan atau distributor yang telah dihubungi, sekaligus membuat perjanjian sewa guna yang berkarakteristik seperti di atas. Dalam financial leasing biasanya dalam kontrak disebut tentang. 1) Periode persewaan. Selama periode tersebut persewaan tidak dapat dibatalkan. 2) Waktu dan jumlah pembayaran sewa selama periode tersebut 3) Kemudian memperpanjang persewaan atau membeli aktiva tersebut pada saat masa persewaan berakhir 4) Persyaratan pembayaran biaya pemeliharaan dan reparasi, pajak, asuransi, dan lain-lain biaya. Sedangkan untuk operating lease yang merupakan persewaan jangka pendek, pihak penyewa segera mengembalikan alat yang disewa setelah periode penyewaan berakhir dan tidak mungkin mempunyai opsi untuk membeli aktiva yang disewa tersebut (misalnya kendaraan bermotor untuk satu minggu). Jenis sewa guna ini umumnya mengharuskan lessor melakukan pemeliharaan terhadap aktiva yang disewa. Biaya pemeliharaan mungkin telah dimasukkan dalam perhitungan sewa, mungkin juga diperlakukan secara terpisah. Karena sewanya mungkin bersifat jangka 35

18 pendek dan lebih pendek dari usia ekonomisnya, kontrak sewanya umumnya tidak menutup harga aktiva yang disewa tersebut. Perlakuan akuntansi untuk lease dapat dibedakan menjadi dua, yaitu. 1) Ditinjau dari pihak lessee, lease ada dua jenis yaitu. (1) Operating lease (service lease), dan (2) Financial lease (capital lease atau full payout lease) 2) Ditinjau dari pihak lessor, lease ada tiga jenis yaitu. (1) Sales type lease. Pada leasing jenis ini, lessor merupakan pabrikan yang menggunakan metode leasing sebagai salah satu jalur pemasaran bagi produknya. Harga yang ditetapkan untuk aktiva tersebut sudah termasuk laba penjualan dan bunga. (2) Direct financing leases. Dalam direct financing lease, lessor bertindak sebagai penyedia dana pembiayaan, sedangkan lessee menentukan sendiri jenis serta spesifikasi aktiva tetap yang dibutuhkan. Lessee mengadakan negoisasi langsung dengan supplier mengenai harga, syarat-syarat perawatan dan hal-hal lain yang berhubungan dengan pengoperasian aktiva tetap tersebut. Lessee membayar secara berkala yang jumlah seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai serta bunganya yang merupakan pendapatan bagi lessor 36

19 (3) Leveraged leases. Leveraged lease biasanya melibatkan tiga pihak yaitu lessee, lessor, dan credit provider. Pada lease ini lessor tidak membiayai aktiva tetap yang dibutuhkan lessee hingga 100 persen, melainkan hanya 20 persen hingga 40 persen, sedangkan sisanya dibayar oleh credit provider. Pada umumnya lease ini dilakukan pada aktiva yang memiliki nilai tinggi. Kadangkala untuk membiayai aktiva yang sangat tinggi tersebut dilakukan bersamasama oleh beberapa perusahaan leasing dengan melakukan sindikator. Sewa guna usaha sindikasi (syndicated lease), yaitu beberapa perusahaan sewa guna usaha secara bersama melakukan transaksi sewa guna usaha dengan satu lessee. Dalam hal ini salah satu perusahaan sewa guna usaha akan bertindak sebagai koordinator, sehingga lessee cukup berkomunikasi dengan koordinator ini. Adapun ciri-ciri leasing adalah sebagai berikut. 1) Merupakan suatu cara pembiayaan 2) Pembayaran sewa dilakukan secara berkala 3) Biasanya ada hubungan jangka waktu lease dan masa kegunaan obyek lease 4) Masa sewa guna usaha ditentukan minimal 2 tahun untuk barang modal golongan I, minimal 3 tahun untuk barang modal golongan II dan III, dan minimal 7 tahun untuk barang modal bangunan. Golongan jenis barang modal tersebut sesuai ketentuan tentang Pajak Penghasilan 37

20 5) Hak milik obyek lease ada pada lessor 6) Benda yang menjadi obyek leasing merupakan benda yang digunakan untuk menjalankan suatu perusahaan, jadi tidak hanya mesin-mesin yang digunakan untuk berproduksi tetapi bisa juga komputer dan kendaraan bermotor. Beberapa pihak yang terlibat dalam leasing adalah sebagai berikut. 1) Lesse, yaitu perusahaan pengguna barang. Lessee dilarang menyewa-gunausahakan kembali barang modal yang disewa-guna-usaha kepada pihak lain, kecuali lessee yang memang bergerak di bidang usaha persewaan 2) Lessor, yaitu perusahaan lembaga pembiayaan atau penyandang dana yang telah memperoleh izin usaha dari Menteri Keuangan dan melakukan kegiatan sewa guna usaha. Lessor hanya diperkenankan memberikan pembiayaan barang modal kepada lessee yang telah memiliki NPWP, mempunyai kegiatan usaha dan atau pekerjaan bebas 3) Supplier, perusahaan penyedia barang. Untuk lebih jelasnya adapun mekanisme transaksi leasing dapat dilihat pada gambar 2.1. Mekanisme transaksi leasing dapat dijelaskan sebagai berikut. 1) Lessee menghubungi supplier untuk pemilihan dan penentuan jenis barang, spesifikasi harga, jangka waktu pengiriman, jaminan purna jual atas barang yang akan disewa guna usahakan 38

21 2) Lessee melakukan negoisasi dengan lessor mengenai kebutuhan pembiayaan barang modal Gambar 2.1 Mekanisme Transaksi Leasing Lessor Lessee Sumber : Siamat (2003:300) 6 1 supplier 3) Lessor mengirimkan letter of credit atau commitment letter kepada lessee yang berisi syarat-syarat pokok persetujuan lessor untuk membiayai barang modal yang dibutuhkan lessee tersebut 4) Penandatanganan kontrak leasing setelah semua persyaratan dipenuhi lessee 5) Pengiriman order beli supplier disertai instruksi pengiriman barang kepada lessee sesuai dengan tipe dan spesifikasi barang yang telah disetujui 6) Pengiriman barang dan pengecekan barang oleh lessee sesuai pesanan 7) Penyerahan dokumen supplier kepada lessor termasuk faktur dan bukti-bukti kepemilikan barang lainnya 8) Pembayaran yang dilakukan lessor kepada supplier 39

22 9) Pembayaran angsuran (lease payment) secara berkala oleh lessee kepada lessor selama masa sewa guna usaha yang seluruhnya mencakup pengembalian jumlah yang dibiayai serta bunganya. Leasing jika dilaksanakan dengan baik sesuai dengan mekanisme yang berlaku maka sistem leasing memberikan peluang menarik bagi pengusaha, karena mempunyai keunggulan-keunggulan, yaitu. 1) Proses pengadaan peralatan modal relatif lebih cepat dan tidak memerlukan jaminan kebendaan, prosedurnya sederhana dan tidak ada keharusan melakukan studi kelayakan yang memakan waktu lama 2) Pengadaan kebutuhan modal dan alat-alat berat dan mahal dengan teknologi tinggi amat meringankan terhadap kebutuhan cash flow 3) Menghemat modal. Pemanfaatan sistem leasing memungkinkan pihak lessee menghemat modal kerja, karena untuk memulai produksinya, lessee tidak harus menyediakan kas dalam jumlah besar untuk membeli mesin-mesin dan sebagainya. Dengan demikian kas tersebut dapat dimanfaatkan untuk keperluan lainnya 4) Menghindari risiko kepemilikan. Ada banyak risiko yang menyertai kepemilikan dari suatu aset. Ini mencakup kerugian karena bencana, keausan, perubahan kondisi ekonomi, dan kerusakan fisik 5) Sangat luwes (flexible). Keluwesan ini menyangkut berbagai aspek yaitu: struktur kontrak, besarnya sewa, jangka waktu kontrak, serta nilai sisa atau residu. 40

23 6) Meningkatkan penjualan. Lessor dapat menawarkan produknya melalui leasing kepada pelanggan potensial, pabrik atau penyalur dapat meningkatkan penjualan dalam jumlah besar 7) Kelangsungan hubungan. Apabila harta dijual, pembeli seringkali tidak mengadakan transaksi lagi dengan penjualan. Dengan leasing, lessor dan lessee tetap berhubungan selama periode tertentu dan hubungan jangka panjang seringkali dapat dibina melalui leasing 8) Keringanan pajak. Transaksi leasing cukup menarik, terutama karena adanya keringanan pajak. Disamping keunggulan-keunggulan yang telah disebutkan, leasing juga memiliki beberapa kelemahan, seperti. 1) Biaya bunga yang tinggi. Karena lessor juga dikenakan biaya dari bank, maka lessor akan memungut mesin tertentu, konsekuensinya kompensasi dalam transaksi leasing menjadi lebih tinggi 2) Kurangnya perlindungan hukum. Leasing termasuk bisnis yang loosely regulated tidak seperti faktor perbankan. Sehingga perlindungan para pihak hanya sebatas pada itikad baik dari para pihak yang bertransaksi 3) Proses eksekusi leasing macet yang sulit. Tidak ada prosedur khusus terhadap eksekusi leasing yang macet pembayaran cicilannya. Jika terjadi sengketa harus beracara melalui pengadilan dengan prosedur biasa. Di samping hasilnya yang unpredictable juga akan memakan waktu yang lama. 41

24 2.1.8 Perbedaan dan persamaan pembiayaan leasing dan kredit bank Terdapat beberapa perbedaan dan persamaan antara metode pembiayaan leasing dengan kredit bank seperti yang dapat dilihat pada Tabel 2.1. Tabel 2.1 Perbedaan dan Persamaan Antara Leasing Dengan Kredit Bank No Keterangan Metode pembiayaan Leasing Kredit Bank Jenis barang Penyewa / pembeli Bentuk perusahaan Pemilik barang Jangka waktu Akhir kontrak Risiko Jaminan Barang bergerak & barang tidak bergerak Perusahaan / perseorangan Badan hukum Perusahaan leasing Menengah - menggunakan hak opsi untuk membeli seharga nilai sisa - memperpanjang kontrak - mengembalikan kepada lessor Financial risk & physical risk Barang modal yang dibeli dengan dana dari leasing Semua jenis investasi Perusahaan / perseorangan Bank Debitur Pendek / menengah / panjang - kredit lunas - jaminan kembali ke debitur Financial risk Barang bergerak atau barang tidak bergerak Sumber : Siamat (2003:310) 42

25 2.1.9 Pengambilan keputusan leasing atau kredit bank Kriteria yang digunakan untuk memilih alternatif leasing atau kredit bank adalah mencari nilai sekarang yang lebih rendah dari pengeluaran kas yang diperlukan dalam masing-masing alternatif pendanaan tersebut. Untuk keperluan tersebut perlu diketahui dua hal yaitu. 1) Pengeluaran kas Terdapat dua macam pengeluaran kas yang terbagi sehubungan dengan pengeluaran kas pada pendanaan leasing dan kredit bank yaitu pengeluaran kas yang merupakan biaya dan bukan biaya. Security deposit adalah uang yang diberikan kepada lessor oleh lessee sebagai jaminan bila sewaktu-waktu lessee terlambat bayar sewa. Security deposit adalah salah satu contoh pengeluaran bukan biaya 2) Tingkat bunga untuk mendiskontokan pengeluaran netto Tingkat bunga diskonto yang dipergunakan adalah tingkat bunga perusahaan karena aliran kas keluar dinyatakan atas dasar setelah pajak maka tingkat bunga pinjaman perusahaan harus dinyatakan pula atas dasar pajak. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 1) Desmantara (2004), dengan judul Alternatif Pembiayaan Melalui Leasing atau Kredit Bank Dalam Penambahan Aktiva Tetap di CV. Garda Tegak Pedidi Denpasar. Penelitian ini mengambil obyek penambahan aktiva tetap yang berupa 1 unit mesin cetak HP Indigo. Alat analisis yang 43

26 digunakan adalah metode Present Value dan Net Advantage of Leasing. Berdasarkan analisis yang digunakan, simpulan yang diperoleh adalah alternatif pendanaan kredit bank lebih menguntungkan bagi perusahaan 2) Artana (2006), dengan judul Analisis Sumber Pendanaan Alternatif Untuk Pengadaan Kendaraan Pada Bali Happy Rent Car. Obyek dari penelitian ini adalah alternatif pembiayaan untuk pembelian 4 unit Kijang Innova tipe G dengan total harga sebesar Rp Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis capital budgeting dengan metode nilai sekarang aliran kas keluar. Pada penelitian ini dinyatakan bahwa pembiayaan melalui kredit bank lebih menguntungkan dibandingkan dengan menggunakan pembiayaan dengan leasing, karena jumlah pengeluaran dengan kredit bank selama periode angsuran lebih kecil dibandingkan dengan alternatif leasing. 3) Yuniyanti (2007), dengan berjudul Analisis Komparatif Sumber Pendanaan Melalui Leasing atau Kredit Bank Untuk Pengadaan Mesin Cetak Moza 52 Hedelberg 2 Warna Pada PT. Percetakan Bali. Pokok permasalahan yang dibahas adalah sumber pembiayaan manakah antara leasing dan kredit bank yang akan digunakan untuk pengadaan mesin cetak Moza 52 Hedelberg 2 warna. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis data capital budgeting dengan metode nilai sekarang aliran kas keluar. Dengan menggunakan metode capital budgeting dapat disimpulkan bahwa alternatif pembiayaan melalui kredit bank lebih 44

27 menguntungkan dari pada dengan menggunakan leasing, karena nilai sekarang aliran kas keluar dan besarnya angsuran per bulan lebih kecil jika menggunakan kredit bank 4) Manik (2008) dengan judul Perbandingan Leasing dan Utang Bank Dalam Pengadaan Aktiva Tetap pada PT. Intraco Penta. Penelitian ini mengambil obyek penambahan aktiva tetap yang berupa sepeda motor. Alat analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis kebaikan dan keburukan, Net Advantage of Leasing, dan Present Value kas yang keluar. Dari hasil analisis dapat dilihat bahwa pertama, masing-masing alternatif memiliki kebaikan dan keburukan. Kedua dari hasil perhitungan NAL diperoleh hasil positif, ini menunjukkan biaya pembelian dari alokasi utang bank lebih besar daripada menyewa guna usaha sepeda motor. Ketiga, dari hasil perhitungan Present Value utang, nilai sekarang aliran kas keluar lebih tinggi daripada aliran kas keluar untuk leasing. Dari seluruh hasil diatas disimpulkan pengadaan aktiva tetap melalui leasing lebih baik jika dibandingkan melalui utang bank. Adapun persamaan dan perbedaan antara penelitian-penelitian sebelumnya dengan penelitian ini adalah sebagai berikut. Persamaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. 1) Meneliti masalah yang sama yaitu di mana dana yang dimiliki perusahaan terbatas namun perusahaan ingin menambah aktiva tetap sehingga perlu sumber dana dari luar perusahaan 45

28 2) Membandingkan alternatif yang lebih menguntungkan antara leasing atau kredit bank 3) Pada penelitian ini dengan penelitian kedua, dan ketiga, alat analisis yang digunakan sama yaitu dengan menggunakan metode capital budgeting 4) Obyek yang dibiayai pada penelitian pertama dan ketiga dengan penelitian ini adalah aktiva tetap berupa mesin 5) Seluruh penelitian, termasuk penelitian ini melakukan pembiayaan secara financial lease. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya. 1) Pada lokasi penelitian, dimana penelitian pertama dilakukan pada CV. Garda Tegak Pedidi Denpasar, penelitian kedua dilakukan di Bali Happy Rent Car, penelitian ketiga dilakukan pada PT. Percetakan Bali, dan penelitian keempat dilakukan pada PT. Intraco Penta Medan, sedangkan pada penelitian ini dilakukan pada UD. Tom Creation 2) Obyek yang dibiayai pada penelitian kedua dan keempat adalah aktiva tetap berupa kendaraan bermotor,sedangkan pada penelitian ini adalah aktiva tetap berupa mesin 3) Alat analisis yang digunakan pada penelitian pertama dan ketiga adalah Net Advantage of Leasing. Sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode capital budgeting. 46

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MAKALAH HUKUM PERIKATAN LEASING DAN BEBERAPA HAL MENGENAINYA Disusun Oleh: Hafizh Furqonul Amrullah 8111412280 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013-2014 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM MANAJEMEN KEUANGAN II PEMBELANJAAN DENGAN LEASING Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan II Semester IV Program Studi S1 Manajemen Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM Disusun

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna BAB II LANDASAN TEORI A. Sewa Guna Usaha 1. Definisi Sewa Guna Usaha Leasing Definisi sewa guna usaha (Suandy, 2008), yakni "Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan

Lebih terperinci

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN MODAL Modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi Untuk mendirikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Packing Order Theory Pecking Order Theory menurut Myers (1984), menyatakan bahwa perusahaan lebih menyukai internal financing yaitu perusahaan lebih cenderung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset XV. Sewa Guna (Leasing) Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan (lessor) dengan pihak yang menyewa aset tertentu (lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset tertentu,

Lebih terperinci

BAB 8 JENIS JENIS MODAL

BAB 8 JENIS JENIS MODAL BAB 8 JENIS JENIS MODAL Sejalan dengan perkembangan teknologi dan makin jauhnya spesialisasi dalam perusahaan serta makin banyaknya perusahaanperusahaan yang menjadi besar, maka masalah modal dalam perusahaan

Lebih terperinci

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. JENIS-JENIS 1. Sumber dana jangka pendek 2. Sumber dana jangka menengah 3. Sumber dana jangka panjang Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar negara yang berhubungan dengan kegiatan sosial, keuangan maupun perdagangan yang membuat masyarakat

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut : Permberian prestasi oleh

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan

Lebih terperinci

Bab 7 Manajemen Piutang

Bab 7 Manajemen Piutang Dasar Manajemen Keuangan 97 Bab 7 Manajemen Piutang Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang manajemen piutang dan kredit, analisa perputaran dan anggaran pengumpulan piutang. D alam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Putra (2012), melakukan penelitian pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Kedewatan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM MAKALAH LEASING Diajukan dan dipersentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM Di Susun Oleh : Turmudi UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan: BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Manajemen Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Manajamen Keuangan Menurut Harjito dan Martono (2011:4) menyatakan: Manajemen

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan istilah lembaga pembiayaan yakni badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit Usaha Mikro Pasal 1 angka (1) Undang-Undang No. 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah menyebutkan: Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan

Lebih terperinci

JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN

JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN JENIS-JENIS MODAL DALAM PERUSAHAAN Handout Manajemen Keuangan 1 JENIS-JENIS MODAL Modal Asing (Hutang) Hutang Jangka Pendek Hutang Jangka Menengah) Hutang Jangka Panjang Modal Sendiri Modal Saham Cadangan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Sistem dan Prosedur Sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital.

BAB II LANDASAN TEORI. perekonomian suatu negara.anggapan ini ternyata tidak sepenuhnya salah karena. bank sebagai lembaga keuangan yang sangat vital. 9 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Bank Dalam dunia modern ini, peranan perbankan dalam kemajuan perekonomian suatu Negara sangatlah besar.begitu pentingnya dunia perbankan, sehingga ada anggapan bahwa

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan

Lebih terperinci

PENGALOKASIAN DANA BANK

PENGALOKASIAN DANA BANK PENGALOKASIAN DANA BANK Alokasi Dana : menjual kembali dana yang diperoleh dari penghimpunan dana dalam bentuk simpanan. Wujud dari pengalokasian dana adalah kredit atau aset yang dianggap menguntungkan

Lebih terperinci

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 2 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Terdapat beberapa alternatif sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi suatu

Lebih terperinci

a. Mencapai volume penjualan tertentu. b. Mendapat laba tertentu. c. Menunjang pertumbuhan perusahaan.

a. Mencapai volume penjualan tertentu. b. Mendapat laba tertentu. c. Menunjang pertumbuhan perusahaan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Penjualan 2.1.1 Pengertian Penjualan Menurut Swastha (2009) penjualan adalah interaksi antara individu saling bertemu muka yang ditujukan untuk menciptakan, memperbaiki, menguasai

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan

BAB II URAIAN TEORITIS. panjang yang digunakan oleh perusahaan, sedangkan struktur keuangan BAB II URAIAN TEORITIS A. Struktur Modal 1. Pengertian Struktur Modal Dalam pengertiannya, struktur modal dibedakan atas struktur modal dan struktur finansial/ keuangan. Struktur modal adalah paduan sumber

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui 8 BAB II LANDASAN TEORI 1. Perencanaan Pajak Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen pajak sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva berwujud yang bersifat jangka panjang dan digunakan dalam aktivitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Saat ini banyak perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk memulai investasi atau memperbesar usahanya. Untuk memperoleh dana tersebut perusahaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat dengan cara mengantisipasi setiap perubahan-perubahan yang terjadi di. lingkungan bisnis dan mengembangkan usahanya.

BAB 1 PENDAHULUAN. ketat dengan cara mengantisipasi setiap perubahan-perubahan yang terjadi di. lingkungan bisnis dan mengembangkan usahanya. BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap perusahaan mengharapkan untuk dapat berkembang dan bertahan di dalam menghadapi persaingan bisnis yang semakin kompleks. Berbagai upaya dilakukan perusahaan

Lebih terperinci

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring

Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Pasar dan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan: Leasing dan Factoring Leasing/Sewa Guna Usaha: Kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 6 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa, Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto(2011:209) sumber pembiayaan modal ditinjau dari asalnya, pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:

Lebih terperinci

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan)

Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Materi 3 Pengalokasian Dana Bank (Kredit dan Pembiayaan) Subpokok bahasan : Pengertian Kredit & Pembiayaan (Produk Lending) Jenis-jenis kredit Prinsip-prinsip pemberian kredit Jenis-jenis pembebanan suku

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) Dian Aulia Ulhusna Jurusan Akuntansi, Fakulktas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kredit 2.1.1 Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti kepercayaan, atau credo yang berarti saya percaya (Firdaus dan Ariyanti, 2009).

Lebih terperinci

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban

sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). pendek dengan aktiva lancar secara keseluruhan. Artinya jumlah kewajiban kemampuan untuk membayar kewajiban yang sudah waktunya dibayar sesuai jadwal batas waktu yang telah ditetapkan (tanggal dan bulan tertentu). 2. Untuk mengukur kemampuan perusahaan membayar kewajiban jangka

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Rasio Keuangan a. Pengertian Rasio Keuangan Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuangan merupakan kegiatan membandingkan angka-angka yang ada dalam laporan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito) dan menyalurkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Pengertian Kredit Sebagaimana yang telah dijelaskan dalam latar belakang, kegiatan bank ialah menghimpun dana dari masyarakat (tabungan, giro, deposito)

Lebih terperinci

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA A. Pengertian Pengalokasian Dana Kegiatan bank yang kedua setelah menghimpun dana dari masyarakat luas dalam bentuk tabungan, simpanan giro dan deposito adalah menyalurkan

Lebih terperinci

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka LEASING Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka waktu berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk BAB II KAJIAN PUSTAKA 1.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk menyelesaikan kegitan atau aktivitas, sehingga dapat tercapainya tujuan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kemudian menyalurkan kembali ke masyarakat, serta memberikan jasa-jasa bank BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Menurut Kasmir (2008:2) Bank merupakan Lembaga Keuangan yang kegiatannya menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan kemudian menyalurkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT. bank secara keseluruhan. Kredit berperan sebagai faktor pendorong dan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KREDIT A. Pengertian dan Tujuan Kredit Kredit merupakan salah satu bidang usaha utama dalam kegiatan perbankan. Karena itu kelancaran kredit selalu berpengaruh terhadap kesehatan

Lebih terperinci

ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA

ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA 579 ANALISIS PEMILIHAN SUMBER DANA DALAM PENAMBAHAN AKTIVA TETAP ANTARA LEASING DENGAN KREDIT BANK PADA PENTA MEDICA Ketut Wijaya Artana 1 A.A Gede Suarjaya 2 1,2 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas

Lebih terperinci

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) Rosita, SE., MM.,Ak. Abstrak Di Indonesia perusahaan sewa guna usaha berkembang sangat pesat. Hal ini membuat pemerintah berusaha untuk dapat menjaring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu periode tertentu. Menurut Sugiyarso dan Winarni (2005: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Profitabilitas 2.1.1. Pengertian Profitabilitas Profitabilitas sebagai kemampuan suatu perusahaan untuk memperoleh laba dengan total aktiva, penjualan, maupun hutang jangka

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa.

BAB II LANDASAN TEORI. Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti. disepakati yaitu dapat berupa barang, uang, atau jasa. BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Kredit Istilah kredit berasal dari bahasa yunani (credere) yang berarti kepercayaan. Oleh karena itu dasar dari kredit ialah kepercayaan. Seseorang atau suatu badan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembiayaan atau Kredit BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.1 Definisi Pembiayaan dan Kredit Menurut Hasibuan (2007:87) pengertian pembiayaan adalah jenis-jenis pinjaman yang harus dibayar kembali bersama bagi

Lebih terperinci

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi : SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Mengenai Bank 2.1.1.1 Pengertian Bank Menurut Undang-undang No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Kredit Menurut asal mulanya, kata kredit berasal dari kata credere yang artinya adalah kepercayaan. Maksudnya adalah apabila seseorang memperoleh kredit, berarti mereka

Lebih terperinci

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan?

Financial Check List. Definisi Pembiayaan. Mengapa Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Kapan Masyarakat. Memerlukan Jasa. Pembiayaan? Daftar Isi Financial Check List 1 01 Definisi Pembiayaan 3 02 Mengapa Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 5 5 03 Kapan Masyarakat Memerlukan Jasa Pembiayaan? 6 6 04 Siapa Saja Nasabah 8 Jasa Pembiayaan?

Lebih terperinci

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH

SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH SEKTOR MONETER, PERBANKAN DAN PEMBIAYAAN BY : DIANA MA RIFAH PENGERTIAN Menurut DFID (Department For International Development) sektor keuangan adalah seluruh perusahaan besar atau kecil, lembaga formal

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Kredit Istilah kredit bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi kehidupan sehari-hari dalam masyarakat, sebab sering dijumpai ada anggota masyarakat yang menjual dan membeli barang-barang

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK

ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK 35 ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK I Kadek Putra Negara Ni Ketut Purnawati Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali-Indonesia email: putra_inks@yahoo.com

Lebih terperinci

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN BAB III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1 Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1 Pengertian Pembiayaan Pengertian sewa guna secara umum menurut Kasmir, 2002 adalah perjanjian pihak lessor (perusahaan leassing) dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Defenisi akuntansi menurut : American Accounting Association mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan

Lebih terperinci

BAB II BANK DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN. Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan

BAB II BANK DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN. Keuangan Republik Indonesia Nomor: 1251/KMK.013/1988 tentang Ketentuan dan BAB II BANK DAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN 2.1 Pengertian Lembaga Pembiayaan Di Indonesia, walaupun telah ada pranata penyaluran dana yang dilakukan oleh bank maupun lembaga keuangan non bank, secara institusional

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN III.

KERANGKA PEMIKIRAN III. III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1.Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pengendalian Kredit Bank Pada penyaluran kredit bank, perlu diperhatikan beberapa aspek yang terkait dengan nasabah penerima kredit untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengambilan Keputusan Kredit 2.1.1 Teori Pengambilan keputusan kredit adalah semacam studi kelayakan atas perusahaan pemohon kredit (Firdaus 2009:184). Pengambilan keputusan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan bahasa latin kredit berarti credere yang artinya percaya. Maksud dari BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Kredit 2.1.1.1 Pengertian Kredit Dalam arti luas kredit diartikan sebagai sebagai kepercayaan. Begitu pula dengan bahasa latin kredit berarti credere yang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Bank Kata bank berasal dari bahasa Italia yaitu banca yang berarti tempat penukaran uang. Secara umum pengertian bank adalah sebuah lembaga intermediasi

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal Struktur modal adalah perimbangan atau perbandingan antara jumlah hutang jangka panjang dengan modal sendiri (Riyanto,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Piutang 2.1.1 Pengertian Piutang Secara umum piutang merupakan hak atas uang, barang dan jasa kepada orang lain. Terdapat beberapa pengertian atau definisi dari piutang berdasarkan

Lebih terperinci

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75

BANK DAN LEMBAGA KEUANGAN LAIN 75 A. PENGERTIAN Pengertian sewa guna usaha menurut Keputusan Menteri Keuangan No. 1169/KMK.01/1991 tanggal 21 Nopember 1991 tentang Kegiatan Sewa Guna Usaha: Sewa guna usaha adalah kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek

Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek D a s a r M a n a j e m e n K e u a n g a n 73 Bab 5 Manajemen Kas dan Surat Berharga Jangka Pendek Mahasiswa diharapkan dapat memahami dan menjelaskan tentang motif memegang kas, aliran kas dalam perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS 2.1 Kajian Pustaka. 2.1.1 Sumber Dana. Setiap perusahaan dalam menjalankan usahanya pasti membutuhkan dana yang cukup besar. Dana tersebut dapat

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud "Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

Lebih terperinci

Gerson Philipi Rianto F

Gerson Philipi Rianto F Gerson Philipi Rianto F3312065 Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pengadaan barang untuk perlengkapan kegiatan pendukung dalam suatu perusahaan seperti mesin Photo Copy merupakan hal yang harus dipenuhi.dokumen merupakan hal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sewa Guna Usaha 1. Pengertian Sewa Guna Usaha Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai sewa-menyewa. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Modal Kerja Modal kerja sangat diperlukan dalam menjalankan kegiatan usaha. Setiap perusahaan tentunya membutuhkan modal kerja dalam melakukan kegiatan operasional

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Manajemen Keuangan Prinsip manajemen perusahaan mengharuskan agar dalam proses memperoleh maupun menggunakan dana harus didasarkan pada pertimbangan efisiensi dan efektivitas.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Prosedur Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut Ardiyos (2004:73) arti dari Prosedur adalah suatu bagian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa

BAB II LANDASAN TEORI. sumber-sumber dalam jangka panjang yang akan bermanfaat pada beberapa BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Investasi Investasi adalah pengaitan sumber-sumber dalam jangka panjang untuk menghasilkan laba di masa yang akan datang (Mulyadi, 2001:284). Investasi juga dapat didefinisikan

Lebih terperinci

MID TERM INVESTMENT LEASING. By : NETTI TINAPRILLA

MID TERM INVESTMENT LEASING. By : NETTI TINAPRILLA MID TERM INVESTMENT LEASING By : NETTI TINAPRILLA Short Term Financing Trade credit Supplier credit Informal credit Formal credit (short term bank) Factoring (account receivable) menjual wesel tagih Sumber

Lebih terperinci

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy

MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy MEKANISME PEMANFAATAN LEASING DALAM PRAKTIKNYA Oleh : Taufik Effendy ABSTRAK Leasing telah dikenal oleh bangsa Eropa dan Amerika di era 1850 an 1 dan hal ini telah menjadikan induswtri bisnis, produksi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA Laporan keuangan merupakan laporan pertanggungjawaban suatu perusahaan pada satu periode tertentu mengenai kegiatan perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Kondisi keuangan suatu perusahaan dapat diketahui dari laporan keuangan yang terdiri atas neraca,

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING) MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Modul ke: PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Fakultas FEB Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN LEASING : FASB-13: (Financial Accounting Standard Board)

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS 2.1 Tinjauan Teoritis 2.1.1 Struktur Modal 1. Modal Setiap perusahaan dalam menjalankan kegiatan usahanya tentu memerlukan modal, tersedianya modal yang

Lebih terperinci