BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN"

Transkripsi

1 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pembiayaan Aktiva Tetap Yang Digunakan Perusahaan PT. Mustika Ratubuana Internasional yang mempunyai usaha di bidang distributor dan perdagangan sangat memerlukan dan membutuhkan peralatan yaitu khususnya kendaraan karena sebagian besar kegiatan usahanya adalah menyalurkan produk-produk yang dihasilkan oleh PT. Mustika Ratu Internasional. Pengadaan aktiva tetap khususnya kendaraan membutuhkan pembiayaan yang sangat besar untuk itu manajemen perusahaan dituntut untuk dapat memilih alternatif pembiayaan aktiva tetap yang tepat Dalam hal ini tentunya pembiayaan yang memberikan cost yang rendah, karena dengan begitu perusahaan dapat melakukan efisiensi. Dalam pembiayaan aktiva tetap khususnya kendaraan terdapat berbagai alternatif pembiayaan antara lain dengan pembiayaan secara tunai, melalui sewa guna usaha atau yang sering disebut dengan leasing, dan juga dengan melalui kredit / pinjaman dari bank. Pada awalnya PT. Mustika Ratubuana Internasional memenuhi kebutuhan akan kendaraannya dengan pembiayaan tunai, akan tetapi berjalan dengan waktu kebutuhan akan kendaraan semakin bertambah dan manajemen perusahaan mengambil keputusan untuk menambah jumlah kendaraannya guna memperlancar kegiatan usahanya yaitu pada bidang distributor. Namun karena perusahaan kekurangan dana untuk menambah jumlah kendaraan yang dibutuhkannya, maka 49

2 perusahaan harus memilih alternatif pembiayaan yang sesuai dengan kemampuannya. Dari berbagai alternatif pembiayaan yang ada PT. Mustika Ratubuana Internasional memilih menggunakan pembiayaan melalui sewa guna usaha (leasing) dengan jenis capital lease khususnya yaitu dengan direct lease untuk menambah akan kebutuhan kendaraannya. Hal tersebut dikarenakan dengan menggunakan pembiayaan sewa guna usaha perusahaan dapat melakukan efisiensi. Melalui leasing perusahaan juga memiliki hak opsi di akhir masa perjanjian kontrak leasing yaitu hak untuk membeli kendaraan yang disewanya. Adapun tahap - tahap perusahaan dalam melakukan investasi terhadap aktiva tetapnya khususnya kendaraan : 1. Mendata kebutuhan akan aktiva tetap khususnya kendaraan perusahaan dalam mendukung kegiatan operasionalnya, 2. Pembahasan dengan bagian keuangan mengenai rencana investasi aktiva tetap dan mendiskusikan apakah kondisi keuangan perusahaan dapat membiayaai rencana investasi itu. 3. Setelah membahas dengan bagian keuangan, lalu mengajukan permohonan izin kepada direksi perihal rencana investasi tersebut. 4. Memilah - milah sumber pembiayaan mana yang paling efektif dan efisien untuk digunakan kemudian melakukan negosiasi. Setelah melalui tahap - tahap tersebut perusahaan mulai melakukan investasi aktiva tetapnya yaitu kendaraan melalui sumber pembiayaan yang dipilihnya yaitu sewa guna usaha (leasing). 50

3 Sebelum melakukan negosiasi terdapat beberapa perusahaan penyewa guna usaha atau yang disebut dengan lessor yang menawarkan jasanya. Perusahaan penyewagunausaha tersebut yaitu : 1. PT. Orix Indonesia Finance, dan 2. PT. Dipo Star Finance. Namun PT. Mustika Ratubuana Internasional memilih PT. Orix Indonesia Finance sebagai perusahaan penyewa guna usaha yang akan menyediakan aktiva tetap yang diperlukannya yaitu kendaraan. Terdapat berbagai alasan dan pertimbangan bagi perusahaan dalam memilih perusahaan yang akan menyediakan kendaraan yang dibutuhkannya itu. Adapun salah satu aspek yang menjadi pertimbangan perusahaan memilih PT. Orix yaitu PT. Orix Indonesia Finance menawarkan bunga yang relatif rendah dibandingkan dengan bunga yang ditawarkan oleh PT. Dipo Star Finance. PT. Orix Indonesia Finance hanya mengenakan bunga sebesar 9,67% per tahun untuk masa sewa guna usaha 3 Thn, sedangkan PT. Dipo Star Finance mengenakan bunga sebesar 11,67%. B. Pembiayaan Sewa Guna Usaha a. Data - Data Leasing Dalam memperoleh aktiva tetapnya khususnya kendaraan PT. Mustika Ratubuana Internasional menggunakan pembiayaan melalui sewa guna usaha (leasing). Berikut data - data yang disewagunausaha (leasing) oleh perusahaan : 51

4 Tabel 5.1 Data Kendaraan Yang Disewagunausahakan Jenis Aktiva Tetap Merk dan Model Kendaraan Mitsubishi Colt L300 PU Full Box Pick Up Nilai Satu unit kendaraan Rp ,- Harga Perolehan 15 kendaraan Rp ,- ( Diluar biaya eksekutori ) Supplier PT. Bumen Redja Abadi dan PT. Srikandi Diamond Motor Untuk menganalisis pembiayaan melalui sewa guna usaha (leasing) maka penulis memerlukan data - data mengenai perincian pembiayaan. Perincian pembiayaan tersebut adalah sebagai berikut: Tabel 5.2 Perincian Alternatif Pembiayaan Leasing Keterangan Aktiva Tetap Sewa Guna Usaha Kendaraan Harga Perolehan Rp ,- ( Diluar biaya eksekutori ) Security Deposit Rp ,- Nilai Sisa Rp ,- Biaya Administrasi Rp ,- Biaya Asuransi Rp ,-/tahun Jangka waktu Tingkat Bunga Denda Keterlambatan 3 Tahun 9,67 % per tahun atau 0,81 % per bulan 0,2 % per hari dari tanggal keterlambatan 52

5 b. Analisis Pembiayaan Sewa Guna Usaha Dalam melakukan kontrak leasing dengan PT. Orix Indonesia Finance perusahaan melakukannya dengan jenis pembiayaan capital lease khususnya dengan direct lease. Hal itu dikarenakan perusahaan menentukan sendiri spesifikasi jenis kendaraan yang akan di sewanya. (a) Perhitungan Angsuran Leasing. Pada kontrak leasing yang dilakukan perusahaan kepada PT. Orix Indonesia Finance maka PT. Mustika Ratubuana Internasional sebagai pihak lessee mempunyai kewajiban untuk membayar angsuran sewa setiap bulannya. Oleh karena itu untuk mengetahui dan menganalisis pembayaran sewa tersebut sebelumnya harus diketahui terlebih dahulu besarnya angsuran yang harus dibayar oleh PT. Mustika Ratubuana Internasional setiap periodenya, berikut perhitungannya : Angsuran sewa / bulan = {(Nb -Ns)(l+i) n-1 }i (1+i) n 1 = {( ) (1+0,81 %) 36-1 }0,81 % (1 + 0,81%) 36-1 = {( ) (1, )}0,81 % (1, )-1 = ,87 = (pembulatan) 0, Setelah melakukan perhitungan maka dapat diketahui bahwa besarnya angsuran sewa atas leasing yang dilakukan PT. Mustika Ratubuana Internasional setiap bulannya adalah Rp ,- dan jumlah pembayaran mi yaitu terdiri dari pembayaran pokok dan juga bunga. 53

6 (b) Skedul Pembayaran Angsuran Leasing. Setelah mengetahui besarnya jumlah angsuran sewa guna usaha yang harus dibayar oleh perusahaan setiap bulannya, berikut akan dijelaskan skedul pembayaran angsuran sewa atas kontrak leasing yang dilakukannya: Tabel 5.3 Skedul Pembayaran Sewa atas Leasing Metode Sewa Dibayar Dimuka Periode Angsuran Bunga Pembayaran Saldo pokok

7 Pembayaran angsuran pada periode pertama yaitu yang dilakukan pada saat setelah kontrak leasing di tandatangani adalah sebesar Rp ,-. dengan besarnya angsuran pada periode - periode selanjutnya. Hal ini dikarenakan pembayaran angsuran pada periode pertama tersebut bukan hanya sekedar membayar kewajiban angsurannya akan tetapi lessee juga membayar uang muka yaitu sebesar Rp (30% dari ). Sehingga besarnya angsuran yang dibayarkan oleh lessee kepada lessor adalah sebesar Rp ( ). Besarnya bunga pada angsuran sewa guna usaha di dapat dari perhitungan saldo pokok periode sebelumnya dikalikan dengan persentase bunga sewa guna usaha, misalkan pada periode kedua besarnya bunga yaitu Rp yang berasal dari ( x 0,81%). Sedangkan besarnya pembayaran pokok didapat dari pengurangan jumlah angsuran setiap periode dengan besarnya bunga setiap periodenya. Dan besarnya saldo pokok diperoleh dari pengurangan antara besarnya saldo pokok periode sebelumnya dengan jumlah pembayaran pokok pada periode selanjutnya, misalkan pada periode ke- 2 besarnya saldo pokok yaitu diperoleh dari ( = ). (c) Perhitungan Present Value atas Sewa Guna Usaha (Leasing) Setelah skedul pembayaran angsuran sewa setiap bulan terhadap sewa guna usaha (leasing) telah diketahui, maka selanjutnya akan dijelaskan perhitungan present value dari arus kas keluar setelah pajak. 55

8 Untuk mengetahui present value dari arus kas keluar sewa guna usaha (leasing) maka terlebih dahulu hams diketahui besarnya aliran kas keluar setelah pajak dengan melakukan perhitungan sebagai berikut : Aliran Kas Keluar Setelah Pajak = Rp x ( 1-1) = Rp x ( 1-0,3) = Rp Dari perhitungan di atas maka diketahui besarnya aliran kas keluar setelah pajak setiap bulannya adalah Rp ,- Akan tetapi pada periode 0 besarnya arus kas keluar setelah pajak senilai Rp hal ini dikarenakan pada awal periode lessee mengeluarkan uang muka sejumlah Rp sehingga jumlah arus kas setelah pajak pada periode 0 sebesar Rp ( ). Dengan diketahuinya besarnya aliran kas keluar setelah pajak maka dapat dilanjutkan dengan melakukan perhitungan untuk mengetahui jumlah Present Value dari arus kas keluar setelah pajak atas pembiayaan melalui sewa guna usaha (leasing). Berikut skedul perhitungannya : Tabel 5.4 Skedul Present Value Arus Kas Keluar Setelah Pajak atas Leasing Periode Arus Kas Setelah Pajak PVIF 0, % PV Arus Kas Keluar Setelah Pajak , , , , , , , , , ,

9 , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , JUMLAH Dari skedul perhitungan Present value arus kas keluar di atas, dapat dilihat bahwa besarnya jumlah present value arus kas keluar atas pembiayaan sewa guna usaha yang dilakukan perusahaan adalah Rp ,- yang diperoleh dari jumlah perkalian antara besarnya arus kas keluar setelah pajak setiap bulannya dengan PVIF 0, %. C. Analisis Pembiayaan Melalui Pinjaman Bank Dalam pembiayaan terhadap kendaraannya selain menggunakan pembiayaan melalui sewa guna usaha (leasing), perusahaan juga dapat menggunakan alternatif pembiayaan melalui pinjaman bank. Adapun beberapa data dalam melakukan pembiayaan melalui pinjaman bank : 57

10 1. Nilai perolehan kendaraan : Rp ,- untuk 15 kendaraan 2. Tingkat bunga pinjaman : 12,39 % per tahun atau 1,0325 % per bulan 3. Jangka waktu pinjaman : 3 Tahun Untuk mengetahui skedul angsuran pinjaman setiap bulannya maka terlebih dahulu dilakukan perhitungan untuk mengetahui besarnya angsuran setiap bulannya yaitu dengan menggunakan rumus : PV n = R (PVAF n, i + 1) PV n = R (PVAF n, i + l) PV n = R (PVAF 35. 1,0325% + 1) = R ( 30,248446) R = , = (dibulatkan) Setelah dilakukan perhitungan diatas maka besarnya angsuran pinjaman setiap bulan yang harus dibayar oleh perusahaan adalah sebesar Rp ,- Berikut akan dijelaskan skedul pembayaran angsuran pinjaman setiap bulan : Tabel 5.5 Skedul Pembayaran Angsuran Pinjaman Bank Periode Angsuran Bunga 1,0325% Pokok Pinjaman Saldo Akhir Pinjaman

11 Dari skedul perhitungan angsuran pinjaman yang ada di atas, dapat diketahui perhitungan besarnya bunga pada periode 2 yaitu dari perkalian antara saldo akhir pinjaman periode sebelumnya dengan persentase bunga (1,0325%). Misalkan pada periode 2 besarnya bunga diperoleh dari Rp x 1,0325% = Rp ,- dan seterusnya perhitungan yang sama dilakukan untuk memperoleh besarnya bunga sampai dengan periode ke-36. Sedangkan besarnya saldo pokok pinjaman berasal dari pengurangan antara besarnya angsuran setiap bulan dengan besarnya bunga setiap bulan, misalkan pada periode / bulan 1. Besarnya saldo pokok pinjaman Rp yaitu dari Rp = Rp , pada periode ke - 2 besarnya saldo pokok pinjaman Rp ,- yang berasal dari perhitungan 59

12 Rp Rp = Rp ,- dan seterusnya perhitungan yang sama dilakukan untuk bulan - bulan selanjutnya. Dan besarnya saldo akhir pinjaman di dapat dari pengurangan antara saldo akhir pinjaman periode sebelumya dengan besarnya pokok pinjaman periode selanjutnya, misalkan pada periode 1 besarnya saldo akhir pinjaman sebesar Rp yang berasal dari Rp Rp = Rp ,- Besarnya saldo akhir pinjaman periode selanjutnya berasal dari perhitungan yang sama. Setelah menghitung dan mengetahui besarnya angsuran serta skedul pembayaran angsuran pinjaman setiap bulannya maka langkah selanjutnya menghitung besarnya aliran kas keluar setelah pajak pada pembiayaan melalui pinjaman bank. Berikut akan dijelaskan skedul perhitungannya : Periode Angsuran Pinjaman Tabel 5.6 Skedul Aliran Kas Keluar Setelah Pajak Pada Pembiayaan Melalui Pinjaman Bank Penyusutan Bunga (1,0325%) Penghemat an Pajak Arus Kas Setelah Pajak

13 Dari skedul perhitungan aliran kas keluar setelah pajak diketahui bahwa penyusutan atas kendaraan yaitu sebesar Rp yang diperoleh dari perhitungan berdasarkan metode garis lurus yaitu sebagai berikut Rp : 60 bln = Rp ,- Sedangkan besarnya penghematan pajak berasal dari perhitungan penjumlahan dan perkalian antara penyusutan, bunga dan tarif pajak. Misalkan pada periode 1 besarnya penghematan pajak sebesar Rp yaitu dari perhitungan ( ) x 30% = Rp ,- besarnya penghematan pajak pada periode berikutnya diperoleh dengan menggunakan cara yang sama. Dan besarnya arus kas keluar setelah pajak di dapat dari pengurangan antara besarnya angsuran dengan besar penghematan pajak setiap periodenya. Dengan telah diketahuinya besar arus kas setelah pajak maka dapat dilanjutkan dengan melakukan perhitungan present value atas arus kas keluar setelah pajak pada pembiayaan melalui pinjaman bank. Perhitungan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut : 61

14 Table 5.7 Skedul Present Value Atas Arus Kas Keluar Pada Pinjaman Bank Periode Arus Kas Keluar Setelah Pajak PVIF (0, %) PV Arus Kas Keluar Setelah Pajak , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , JUMLAH Setelah menghitung present value arus kas keluar pada pembiayaan melalui pinjaman bank, maka diketahui besarnya presenta value terhadap arus kas keluar adalah Rp ,- 62

15 D. Perbandingan Pembiayaan Sewa Guna Usaha dengan Pinjaman Bank Setelah menghitung dan mengetahui besarnya jumlah present value terhadap arus kas keluar setelah pajak pada kedua alternatif pembiayaan tersebut maka selanjutnya dapat diketahui manakah diantara kedua pembiayaan tersebut yang lebih menguntungkan dengan membandingkan present value terhadap arus kas keluar pada masing - masing pembiayaan. Hal tersebut dapat diketahui melalui perhitungan sebagai berikut : NAL = PV cost of borrowing - PV cost of leasing NAL = NAL = Berikut akan dijelaskan lebih lanjut dengan menggunakan skedul perbandingan antara kedua pembiayaan tersebut. Tabel 5.8 Skedul Perbandingan Pembiayaan Sewa Guna Usaha dan Pinjaman Bank Keterangan Angsuran / Sewa per bulan Total Present Value Sewa Guna Usaha Rp Rp Pinjaman Bank Rp Rp Selisih Rp Rp Dari hasil perhitungan perbandingan antara kedua pembiayaan tesebut dimana jumlah NAL yaitu maka dapat disimpulkan bahwa perolehan aktiva tetap khususnya kendaraan lebih menguntungkan menggunakan pembiyaan melalui sewa guna usaha, karena besarnya present value atas arus kas keluar pada pembiyaan melalui pinjaman bank lebih besar dibandingkan dengan besarnya present value atas arus kas keluar pada pembiayaan melalui sewa guna usaha (leasing). 63

16 E. Pencatatan Akuntansi Sewa Guna Usaha Yang Dilakukan Perusahaan Kontrak leasing yang dilakukan perusahaan untuk memperoleh aktiva tetapnya adalah direct lease yang termasuk dalam capital lease dimana pihak lessee dapat menentukan sendiri spesifikasi jenis barang yang akan di sewanya dan juga harganya. Berikut pencatatan akuntansi sewa guna usaha yang dilakukan oleh PT. Mustika Ratubuana Internasional : 1. Pada saat Perusahaan melakukan pembayaran simpanan jaminan yang dibayarkan pada awal kontrak sewa guna usaha : Simpanan jaminan Rp ,- Kas Rp ,- 2. Pada saat awal penerimaan aktiva sewa guna usaha : Aktiva sewa guna usaha (kendaraan) Rp ,- Hutang sewa guna usaha Rp ,- 3. Pada saat pencatatan pembayaran sewa guna usaha di awal periode : Beban eksekutori ( ) Rp ,- Peralatan yang di lease Rp ,- Kewajiban menurut lease modal Rp ,- Kas Rp ,- ( ) 4. Pada saat pencatatan pembayaran angsuran sewa guna usaha pada periode ke-2: Hutang Sewa Guna Usaha Rp ,- Biaya Bunga Rp ,- Kas Rp ,- 64

17 5. Pada saat pencatatan pembayaran dimuka biaya eksekutori awal periode lease : Biaya eksekutori yang dibayar dimuka Rp ,- Kas Rp ,- 6. Pada saat pembayaran lease periode ke - 13, termasuk pembayaran biaya eksekutori yang dibayar dimuka : Biaya eksekutori yang dibayar dimuka Rp ,- Kewajiban menurut lease modal Rp ,- Beban bunga Rp ,- Kas Rp ,- 7. Pada saat pencatatan pembayaran lease periode ke - 25, termasuk pembayaran biaya eksekutori yang dibayar dimuka : Biaya eksekutori yang dibayar dimuka Rp ,- Kewajiban menurut lease modal Rp ,- Beban bunga Rp ,- Kas Rp ,- 8. Pada saat pencatatan penyusutan atas kendaraan sewa guna usaha : Penyusutan aktiva sewa guna usaha Rp ,- Akumulasi penyusutan aktiva sewa guna usaha Rp ,- (Penyusutan pertahun = : 5 tahun = ) Dari berbagai transaksi yang terjadi dan juga pencatatan akuntansi sewa guna usaha yang dilakukan oleh PT. Mustika Ratubuana Internasional maka jika dibandingkan dengan PSAK No. 30 mengenai perlakuan akuntansi lessee dalam capital lease, maka dapat di analisa sebagai berikut : 65

18 1. PT. Mustika Ratubuana Internasional melakukan pembayaran sewa guna usaha setiap bulan, dimana dalam pembayaran tersebut terdiri dari pokok kewajiban beserta beban bunganya, yang juga telah sesuai dengan PSAK No PT. Mustika Ratubuana Internasional melakukan penyusutan terhadap aktivanya dengan menggunakan metode garis lurus. Dimana penyusutan dilakukan setiap akhir periode akuntansi. 3. Dalam pelaporannya PT. Mustika Ratubuana Internasional melakukan pencatatan aktiva yang disewagunausaha terpisah dari pencatatan aktiva tetap yang dimilikinya, hal tersebut dikarenakan aktiva yang disewagunausaha oleh perusahaan tidak dapat diakui sebagai aktiva tetap miliknya karena aktiva tersebut masih sebagai aktiva sewa guna usaha. Akan tetapi apabila pada akhir masa kontrak leasing perusahaan atau dalam hal ini sebagai pihak lessee menggunakan hak opsinya yaitu membeli kendaraan yang selama ini disewanya maka pada saat itu terjadi pengalihan hak milik dari lessor kepada lessee. Dan pada saat itu perusahaan sebagai lessee baru bisa mencatat besarnya nilai kendaraan yang di sewanya sebagai aktiva tetapnya. f. Keuntungan dan Kerugian Pembiayaan Sewa guna Usaha dan Pinjaman Bank. Pada pembiayaan melalui sewa guna usaha dan pinjaman bank terdapat berbagai keuntungan dan juga kerugian yang ditimbulkan. Keuntungan dan kerugian tersebut antara lain : a) Keuntungan Pembiayaan sewa Guna Usaha, yaitu sebagai berikut : 1. Tambahan Sumber Dana 66

19 Dengan sewa guna usaha, penggunaan barang modal dapat diperoleh tanpa harus mengeluarkan uang seperti halnya dengan cara membeli. 2. Kemampuan Memperoleh Pinjaman Penggunaan sewa guna usaha sebagai tambahan sumber dana, sebagai pembiayaan tidak akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh pinjaman. 3. Kepastian Perjanjian sewa guna usaha adalah pembiayaan untuk jangka waktu menengah. Perjanjian ini tidak dapat dibatalkan secara sepihak jika terjadi dalam perekonomian ataupun moneter. 4. Perlindungan terhadap inflasi 5. Tingkat Pembayaran cicilan 6. Pembatasan anggaran 7. Pembiayaan seluruh kebutuhan 8. Tingkat suku bunga tetap atau mengambang untuk pembayaran sewa guna usaha Selain mempunyai keuntungan, akan tetapi pembiayaan melalui sewa guna usaha juga mempunyai kelemahan. Kelemahan tersebut antara lain sebagai berikut: b) Kelemahan Pembiayaan sewa guna Usaha 1. Tingkat suku bunga yang lebih tinggi dari bank. 2. Jaminan tambahan seperti sertifikat tanah atau deposito. 3. Tidak ada masa tenggang, jadi sudah harus mulai membayar pada saat penandatanganan kontrak.- 67

20 Selain pembiayaan sewa guna usaha yang mempunyai keuntungan dan kerugian. Pembiayaan melalui pinjaman bank juga memiliki keuntungan dan kerugian. Berikut penjelasannya : c) Keuntungan Pembiayaan Melalui Pinjaman Bank 1. Relatif mudah diperoleh kalau memang usahanya betul - betul feasible. 2. Telah ada lembaga yang kuat di masyarakat perbankan yang menawarkan jasanya dibidang penyediaan dana. 3. Biaya untuk memperoleh kredit dapat diperkirakan dengan tepat hingga memudahkan para pengusaha dalam menyusun rencana kerjanya untuk masa mendatang. 4. Terdapat berbagai jenis kredit, berbagai bentuk penawaran, modal (dana) hingga dapat dipilih dana yang paling cocok untuk kebutuhan modal perusahaan. 5. Rahasia keuangan debitur akan lebih terlindungi. 6. Jangka waktu kredit dapat disesuaikan dengan kebutuhan dana bagi perusahaan debitur. 7. Lembaga perkreditan yang dimiliki perbankan telah memiliki ketentuan -ketentuan yuridis yang jelas. d) Kelemahan Pembiayaan Melalui Pinjaman Bank 1. Perusahaan harus dapat menyediakan barang modal lain yang nilainya lebih tinggi dari jumlah yang dipinjam sebagai jaminan dalam melakukan kredit. I 2. Mempengaruhi kebijakan pemberian kredit oleh kreditur lain karena jumlah utang perusahaan terus meningkat. 68

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam rangka mempertahankan kelangsungan dan tujuan perusahaan didalam persaingan usaha yang tinggi dengan perusahaan yang sejenis, mengharuskan suatu perusahaan dapat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit

Tabel 5.1. Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME. Umur Manfaat. B. Perbandingan Perolehan Kendaraan melalui Pembelian Tunai, Kredit 78 Tabel 5.1 Daftar Jenis Kendaraan CV. METROPOLITAN HOME Jenis Kendaraan Tgl. Perolehan Umur Manfaat Harga Perolehan (Rp) Nilai Sisa Buku (Rp) Isuzu Panther 16 Juni 2006 8 tahun 59.000.000 39.947.916,69

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan dunia usaha dewasa ini, perusahaan dituntut untuk selalu bisa mengantisipasi situasi dan kemauan pasar. Menghadapi tuntutan pasar yang semakin kompleks

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisis Penerapan Capital Lease Aktiva sewa guna usaha dicatat sebagai aktiva tetap sebesar nilai tunai pembayaran sewa guna usaha selama masa sewa guna usaha yang

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 6 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa, Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud "Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS)

ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) ANALISIS PERENCANAAN PAJAK ATAS PEROLEHAN ALAT BERAT SERTA PENGARUHNYA TERHADAP LABA KENA PAJAK DAN PPh TERUTANG (STUDI KASUS PADA PT APMS) Dian Aulia Ulhusna Jurusan Akuntansi, Fakulktas Ekonomi dan Bisnis,

Lebih terperinci

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD

NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD NERACA ASSET TETAP (LEASING) ASSET TIDAK BERWUJUD Jenis-jenis sewa menurut PSAK 30 1. Finance lease Lessor : Pihak yang membiayai penyediaan barang modal. Lessee : Lessee : - memilih barang modal yang

Lebih terperinci

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri).

PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri). PERENCANAAN PAJAK ATAS KEPEMILIKAN AKTIVA TETAP DENGAN METODE FINANCE LEASE (Studi Kasus Pada CV Berkah Bumi Mandiri). I. PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Semua perusahaan baik yang besar maupun yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan

BAB I PENDAHULUAN. investasi jangka panjang bagi perusahaan. Mengingat bahwa tujuan dari pengadaan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Aktiva tetap merupakan sesuatu yang penting bagi perusahaan, selain digunakan sebagai modal kerja, aktiva tetap biasanya juga digunakan sebagai alat investasi

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN.

DAFTAR ISI ABSTRAK.. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL.. DAFTAR GAMBAR. DAFTAR LAMPIRAN. ABSTRAK Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal). Lessee dapat diberikan hak opsi (option right) untuk membeli barang modal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna

BAB II LANDASAN TEORI. suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pengguna BAB II LANDASAN TEORI A. Sewa Guna Usaha 1. Definisi Sewa Guna Usaha Leasing Definisi sewa guna usaha (Suandy, 2008), yakni "Sewa guna usaha adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG

Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 1 BAB 14 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Pembelanjaan Jangka Panjang 2 PEMBELANJAAN JANGKA PANJANG Terdapat beberapa alternatif sumber dana jangka panjang yang tersedia bagi suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 32 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis Penelitian Menurut Noeng (2007:3) metodologi penelitian berbeda dengan metode penelitian. Metodologi penelitian membahas konsep teoritik berbagai metode, kelebihan

Lebih terperinci

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula

Leasing. Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Bahan Ajar : Manajemen Keuangan Bisnis II Digunakan untuk melengkapi buku wajib Disusun oleh: Nila Firdausi Nuzula Leasing Pendahuluan Salah satu cara untuk mengelola kepemilikan aktiva tetap dalam suatu

Lebih terperinci

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. JENIS-JENIS 1. Sumber dana jangka pendek 2. Sumber dana jangka menengah 3. Sumber dana jangka panjang Sumber

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Dalam rangka mendukung operasional di area kerja Proyek PLTU 2x100MW Lampung pihak manajemen memutuskan untuk menyediakan 1 unit Genset yang diperlukan untuk menyuplai kebutuhan

Lebih terperinci

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM

MAKALAH LEASING. Diajukan dan dipersentasikan. pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan. Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM MAKALAH LEASING Diajukan dan dipersentasikan pada mata kuliah Seminar Manajemen Keuangan Di bawah bimbingan : Wahyu Indah Mursalini, SE, MM Di Susun Oleh : Turmudi UNIVERSITAS MAHAPUTRA MUHAMMAD YAMIN

Lebih terperinci

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 39 BAB IV PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA 4.1. Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1. Sejarah Singkat Perusahaan CV. Sumber Karya adalah sebuah perusahaan pengangkutan yang berpusat di Surabaya. Perusahaan ini bergerak

Lebih terperinci

Gerson Philipi Rianto F

Gerson Philipi Rianto F Gerson Philipi Rianto F3312065 Kegiatan sewa guna usaha (leasing) diperkenalkan untuk pertama kalinya di Indonesia pada tahun 1974 dengan dikeluarkannya Surat Keputusan Bersama Menteri Keuangan, Menteri

Lebih terperinci

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,

Lebih terperinci

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1169/KMK.01/1991 TENTANG KEGIATAN SEWA GUNA USAHA (LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka untuk lebih memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha.

BAB I PENDAHULUAN. canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, kemajuan teknologi semakin canggih sehingga tanpa disadari juga berpengaruh kedalam dunia usaha. Semakin banyaknya bermunculan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar

BAB I PENDAHULUAN. Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masuknya era globalisasi atau era dimana tidak adanya pembatasan antar negara yang berhubungan dengan kegiatan sosial, keuangan maupun perdagangan yang membuat masyarakat

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MAKALAH HUKUM PERIKATAN LEASING DAN BEBERAPA HAL MENGENAINYA Disusun Oleh: Hafizh Furqonul Amrullah 8111412280 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013-2014 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai

BAB II LANDASAN TEORITIS. Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai BAB II LANDASAN TEORITIS A. Sewa Guna Usaha 1. Pengertian Sewa Guna Usaha Leasing berasal dari kata lease yang berarti sewa atau lebih umum sebagai sewa-menyewa. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) dalam PSAK

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar

BAB I PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh perusahaan untuk mendukung kegiatan operasional agar BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perusahaan adalah organisasi yang umumnya mempunyai kegiatan tertentu untuk mencapai tujuan yang dibebankan kepadanya. Biasanya di samping mencari laba, tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Salah satu cara perolehan aktiva operasi adalah dengan Sewa Guna Usaha (SGU) atau Leasing. Lease dalam bahasa Inggris berarti sewa, namun dalam perkembangannya pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya sudah tentu memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset XV. Sewa Guna (Leasing) Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan (lessor) dengan pihak yang menyewa aset tertentu (lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset tertentu,

Lebih terperinci

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING)

MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING) MENTERI KEUANGAN S A L I N A N KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1169/KMK.01/1991 T E N T A N G KEGIATAN SEWA-GUNA-USAHA(LEASING) MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Menimbang : bahwa

Lebih terperinci

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi : SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS

Lebih terperinci

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING)

BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) BAB 1 AKUNTANSI untuk SEWA GUNA USAA (LEASING) Terminologi Pengertian Leasing Keuntungan Leasing Klasifikasi Leasing Perbedaan perjanjian Leasing dengan Perjanjian Lainnya Akuntansi Leasing Aspek Perpajakan

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance

EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance JURNAL ILMIAH RANGGAGADING Volume 8 No. 1, April 2008 : 1-8 EVALUASI ATAS KESESUAIAN PENYAJIAN PENDAPATAN TERHADAP PSAK NO. 30 Studi Kasus pada Perusahaan Leasing PT. Swardharma Indotama Finance Oleh :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perencanaan Pajak Menurut Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2007 Tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman

Lebih terperinci

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka

Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka LEASING Leasing ialah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barangbarang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan, dengan jangka waktu berdasarkan pembayaran-pembayaran berkala

Lebih terperinci

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : Leasing, kredit dari bank. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Seiring dengan berkembangnya perusahaan, maka perusahaan akan membutuhkan penambahan aktiva tetap. Jika perusahaan memilih untuk tidak membeli aktiva tetap dengan modal sendiri dikarenakan keterbatasan

Lebih terperinci

Oleh Iwan Sidharta, MM.

Oleh Iwan Sidharta, MM. BIAYA PENGURANG PKP Oleh Iwan Sidharta, MM. Biaya Berkaitan dengan Kerugian Kerugian; Kerugian yang berasal dari beberapa kegiatan yang sudah direalisasikan dapat dibebankan sebagai biaya pada tahun terjadinya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal

BAB I PENDAHULUAN. ditahan, modal saham, dan lain-lain yang berasal dari sumber internal BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui

Lebih terperinci

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS PENELITIAN BAB 4 ANALISIS PENELITIAN 4.1 Prosedur Transaksi Sewa Guna Usaha di PT Buana Finance Tbk Sebelum melakukan pengisian aplikasi, konsumen harus melengkapi persyaratan administrasi seperti: 1. Akta Pendirian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi

BAB I PENDAHULUAN. pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan berkembangnya dunia bisnis pada umummya dan dunia industri pada khususnya, maka kebutuhan akan pendanaan menjadi hal yang utama bagi kalangan

Lebih terperinci

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 1 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui

BAB II LANDASAN TEORI. Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui 8 BAB II LANDASAN TEORI 1. Perencanaan Pajak Upaya dalam melakukan penghematan pajak secara legal dapat dilakukan melalui manajemen pajak. Manajemen pajak sendiri merupakan sarana untuk memenuhi kewajiban

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tentang Lembaga Pembiayaan Pada tanggal 20 Desember 1988 (PakDes 20, 1988) memperkenalkan istilah lembaga pembiayaan yakni badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan dalam

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. (1) Akumulasi penyusutan (depresiasi) perusahaan BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH

- 6 - DANA PENSIUN. PROGRAM PENSIUN IURAN PASTI LAPORAN AKTIVA BERSIH Berjalan Sebelumnya AKTIVA INVESTASI (Nilai Wajar) Deposito on call XX XX Deposito Berjangka XX XX Sertifikat Deposito XX XX Sertifikat Bank Indonesia XX XX Saham XX XX Obligasi XX XX Unit Penyertaan Reksadana

Lebih terperinci

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) Rosita, SE., MM.,Ak. Abstrak Di Indonesia perusahaan sewa guna usaha berkembang sangat pesat. Hal ini membuat pemerintah berusaha untuk dapat menjaring

Lebih terperinci

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA

PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Modul ke: PINJAMAN BERJANGKA DAN SEWA GUNA USAHA Fakultas FEB Agus Herta Sumarto, S.P., M.Si Program Studi Manajemen www.mercubuana.ac.id PENGERTIAN LEASING : FASB-13: (Financial Accounting Standard Board)

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Berdasarkan kerangka teoritis yang telah diuraikan pada BAB II, maka pada bab ini akan membahas perlakuan akuntansi sewa pada PT FMA Finance. Metode pembahasan dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODELOGI PENELITIAN. ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum

BAB III METODELOGI PENELITIAN. ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum BAB III METODELOGI PENELITIAN 3.1 Gambaran Umum Perusahaan ADHI dimulai sejak 11 Maret 1960 saat Menteri Pekerjaan Umum menetapkan Architecten-Ingenicure-en Annnemersbedrijf Associatie Selle en de Bruyn,

Lebih terperinci

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING

ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING ANALISIS ALTERNATIF PENDANAAN LEASING ATAU HUTANG JANGKA PANJANG DALAM PENGADAAN AKTIVA TETAP PERUSAHAAN (STUDI PADA PT. CITRA PERDANA KENDEDES MALANG) Ika Fauzia Topowijono Zahroh Z.A Fakultas Ilmu Administrasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN. menerus atau teratur (regelmatig) terang-terangan (openlijk), dan dengan tujuan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PEMBIAYAAN A. Pengertian Lembaga Pembiayaan Perusahaan merupakan Badan Usaha yang menjalankan kegiatan di bidang perekonomian (keuangan, industri, dan perdagangan), yang dilakukan

Lebih terperinci

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI

SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI SOAL DASAR-DASAR AKUNTANSI 1. Mengapa transaksi-transaksi harus dicatat di dalam jurnal? A. Untuk memastikan bahwa seluruh transaksi telah dipindahkan ke dalam Buku Besar. B. Untuk memastikan bahwa jumlah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Hasil Penelitian Terdahulu Putra (2012), melakukan penelitian pada Lembaga Perkreditan Desa (LPD) Desa Pakraman Kedewatan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Aktiva tetap sering disebut dengan fixed assets merupakan aktiva berwujud yang bersifat jangka panjang dan digunakan dalam aktivitas

Lebih terperinci

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi

Modul ke: Manajemen Perpajakan 06FEB. Samsuri, SH, MM. Fakultas. Program Studi Akuntansi Modul ke: Manajemen Perpajakan Fakultas 06FEB Samsuri, SH, MM Program Studi Akuntansi Sewa Guna Usaha dan Penerapan Perencanaan Pajak terhadap Sewa Guna Usaha Pengertian Sewa Guna Usaha Sewa guna usaha

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Riyanto (2001 : 209), sumber pembiayaan modal ditinjau dari. asalnya pada dasarnya dapat dibedakan menjadi dua yaitu. BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Penelitian ini dilandasi dengan berbagai teori yang relevan, khususnya mengenai sumber pembiayaan perusahaan. 2.1.1 Sumber pembiayaan modal perusahaan Menurut Riyanto

Lebih terperinci

EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA

EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA EVALUASI PERANAN LEASING SEBAGAI ALTERNATIF PEMBIAYAAN MODAL PADA PT JOKOTOLE TRANSPORT SURABAYA Nurhamida Simatupang mida_smtp@yahoo.com Sapari Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya

Lebih terperinci

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT

ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT ANALISIS PERBANDINGAN ANTARA LEASING DENGAN ANGSURAN (KREDIT) MOBIL PADA USAHA RENTAL MOBIL PT. WAHANA INDONESIA TRANSPORT Nama : Harun Alrasyid NPM : 23212342 Jurusan : S1 Akuntansi Pembimbing : Rino

Lebih terperinci

DANA PENSIUN PERHUTANI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO Per 31 Desember Ref

DANA PENSIUN PERHUTANI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO Per 31 Desember Ref Jumlah % ASET 1 INVESTASI (Nilai Wajar) Tabungan pada Bank 0 0 0 0,00 Deposito on call pada Bank 0 0 0 0,00 Deposito Berjangka pada Bank 1 6,000,000,000 20,000,000,000 (14,000,000,000) 30 Sertifikat Deposito

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam praktiknya tidak semua perusahaan memperoleh laba seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam praktiknya tidak semua perusahaan memperoleh laba seperti yang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Laba merupakan tujuan utama berdirinya suatu badan usaha, baik badan usaha yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT), firma maupun perusahaan perseorangan (Kasmir, 2000).

Lebih terperinci

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring)

BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. dibidang pembiayaan konsumen (consumer finance), anjak piutang (factoring) BAB III OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN III.1 Objek Penelitian III.1.1 Sejarah Singkat PT. FMA Finance PT. FMA Finance adalah suatu perusahaan swasta nasional yang bergerak dibidang pembiayaan konsumen (consumer

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan ketat dalam perekonomian saat ini juga terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Persaingan ketat dalam perekonomian saat ini juga terjadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Persaingan ketat dalam perekonomian saat ini juga terjadi pada perusahaan yang bergerak pada jasa transportasi yang menyebabkan setiap perusahaan harus mampu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. pasca krisis tahun 1997, dengan kebijakan tersebut pemerintah berusaha

BAB 1 PENDAHULUAN. pasca krisis tahun 1997, dengan kebijakan tersebut pemerintah berusaha BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Investasi merupakan salah satu prioritas utama kebijakan dibidang ekonomi pasca krisis tahun 1997, dengan kebijakan tersebut pemerintah berusaha menggerakan

Lebih terperinci

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM

Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM MANAJEMEN KEUANGAN II PEMBELANJAAN DENGAN LEASING Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Manajemen Keuangan II Semester IV Program Studi S1 Manajemen Dosen Pembimbing : NINNASI MUTTAQIN,S.M.B,M.SM Disusun

Lebih terperinci

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan

AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK. Ali Irfan Ali Irfan AKUNTANSI INDUSTRI JILID 2 SMK TUT WURI HANDAYANI Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional i Hak

Lebih terperinci

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Arus Kas Periode 01 Januari 2016 s.d. 30 April 2016 Deskripsi 01/01/2016-30/04/2016 01/01/2016-31/03/2016 ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI Penerimaan Bunga/Bagi Hasil 9.362.060.278,00 6.037.200.50

Lebih terperinci

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Neraca ASET INVESTASI (Harga Historis) Surat Berharga Negara 102.978.183.00 84.665.683.00 Tabungan 183.688.885,00 579.633.18 Deposito on Call 11.929.000.00 Deposito Berjangka 204.066.000.00 234.266.000.00

Lebih terperinci

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE 1 PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DENGAN METODE CAPITAL LEASE PADA PT. TRI ATMA CIPTA Oleh : Enis Prihastuti, SE, M.Si ABSTRACT One type of financing capital goods used darisumbereksternalyang

Lebih terperinci

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing

Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing Tinjauan Perencanaan Pajak Sehubungan Pembelian Aktiva Tetap Berwujud Secara Tunai, Kredit dan Leasing Daniel Benyamin de Poere dan Siti Ita Rosita Program Studi Akuntansi, Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi

Lebih terperinci

Wiwik Budiarti dan Fadilah Dian Hidayati E-ISSN

Wiwik Budiarti dan Fadilah Dian Hidayati E-ISSN ANALISIS PERBANDINGAN PENDANAAN ASET TETAP ALTERNATIF LEASING DENGAN PINJAMAN BANK DALAM EFISIENSI PAJAK PENGHASILAN BADAN (STUDI KASUS PADA PT CAHAYA GASDOM) Wiwik Budiarti *) dan Fadilah Dian Hidayati

Lebih terperinci

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL

SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL SESI 4 MODAL DAN JENIS MODAL ANDRI HELMI M, SE., MM MANAJEMEN KEUANGAN MODAL Modal adalah sesuatu yang diperlukan untuk membiayai operasi perusahaan mulai dari berdiri sampai beroperasi Untuk mendirikan

Lebih terperinci

ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK

ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK 35 ALTERNATIF PEMBIAYAAN UNTUK PENGADAAN KENDARAAN OPERASIONAL ANTARA LEASING DAN KREDIT BANK I Kadek Putra Negara Ni Ketut Purnawati Fakultas Ekonomi Universitas Udayana, Bali-Indonesia email: putra_inks@yahoo.com

Lebih terperinci

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti

Dana Pensiun Pegawai PT Bank Sumut Program Pensiun Manfaat Pasti Laporan Neraca ASET INVESTASI (Harga Historis) Surat Berharga Negara 126.026.683.00 102.978.183.00 Tabungan 319.181.46 183.688.885,00 Deposito on Call 16.200.000.00 11.929.000.00 Deposito Berjangka 178.308.000.00

Lebih terperinci

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian

LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian LEASING (SEWA-GUNA-USAHA) Pengertian Leasing atau sewa-guna-usaha adalah setiap kegiatan pembiayaan perusahaan dalam bentuk penyediaan barang-barang modal untuk digunakan oleh suatu perusahaan untuk jangka

Lebih terperinci

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN

BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN BAB III SISTEM PENGENDALIAN DAN PENGELOLAAN ASET TETAP PADA PENGADILAN NEGERI MEDAN A. Pengertian Aset Tetap Menurut Widjajanto (2008:2), pengertian sistem adalah sesuatu yang memiliki bagian-bagian yang

Lebih terperinci

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016

DANA PENSIUN BANK DKI PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI LAPORAN ASET NETO PER 30 JUNI ASET Semester I 2017 Semester II 2016 A. LAPORAN ASET NETO INVESTASI (NILAI WAJAR) ASET Surat Berharga Negara 43.996.444.448 100.081.670.878 Tabungan 2.581.094.681 2.983.430.198 Deposito on call 30.000.000.000 0 Deposito Berjangka 77.060.000.000

Lebih terperinci

Universitas Tarumanagara 19 September 2014

Universitas Tarumanagara 19 September 2014 Universitas Tarumanagara 19 September 2014 Perusahaan Pembiayaan Pengertian Sewa Guna Usaha Aspek Hukum Aspek Keuangan & Pencatatan Definisi Perusahaan Pembiayaan SK Men. Keu. No.84/PMK.012/2006 Badan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Keuntungan Sewa 1. Pengertian Sewa Sewa atau lease berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) paragraf 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

Lebih terperinci

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN,

Accounting for Leases. Chapter. AA YKPN, Accounting for Leases 21 21-1 Accounting for Leases Leasing Environment Accounting Lessee by Accounting Lessor by Special Accounting Problems Who are players? Advantages of leasing Conceptual nature of

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Pembelian Aktiva Tetap secara Finance Lease pada PT. X PT. X terlebih dahulu menentukan pilihan aktiva tetap berupa kendaraan yang

Lebih terperinci

Penerapan Biaya Diferensial Dalam Rencana Membeli Atau Menyewa Alat Bulldozer Pada CV. Niagara Di Bekasi

Penerapan Biaya Diferensial Dalam Rencana Membeli Atau Menyewa Alat Bulldozer Pada CV. Niagara Di Bekasi Penerapan Biaya Diferensial Dalam Rencana Membeli Atau Menyewa Alat Bulldozer Pada CV. Niagara Di Bekasi Nama :Ervina Kusnata Npm : 22213965 Pembimbing : Dr. Sigit Sukmono,S.E.,M.M. Latar Belakang Peralatan

Lebih terperinci

Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN

Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN Bab 5 SIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN 5.1. Simpulan Berdasarkan pada hasil pembahasan mengenai perlakuan akuntansi sewa pada Mall Lippo Group di Surabaya, maka simpulansimpulan dalam penelitian ini adalah

Lebih terperinci

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah )

PT SURYA TOTO INDONESIA Tbk. CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN 30 Juni 2010 dan 2009 ( Dalam Rupiah ) 1 UMUM a. Pendirian Perusahaan PT. Surya Toto Indonesia Tbk. ("Perusahaan") didirikan tanggal 11 Juli 1977 dalam rangka Undang-Undang Penanaman Modal Asing No. 1, tahun 1967 berdasarkan akte yang dibuat

Lebih terperinci

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN

BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN BAB II JENIS-JENIS MODAL PERUSAHAAN A. Tujuan Kompetensi Khusus Setelah mengikuti perkuliahan, diharapkan mahasiswa mampu: Memahami pengertian modal asing Mengetahui penggolongan modal asing Memahami pengertian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang

BAB I PENDAHULUAN. Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Sewa guna usaha (leasing) adalah suatu kontrak antara lessor (pemilik barang modal) dengan lessee (pemakai barang modal). Lessor memberikan hak kepada lessee

Lebih terperinci