BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORI. 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian dan Keuntungan Sewa 1. Pengertian Sewa Sewa atau lease berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2007) paragraf 4 adalah suatu perjanjian dimana lessor memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan suatu asset selama periode waktu yang disepakati. Sebagai imbalannya, lessee melakukan pembayaran atau serangkaian pembayaran kepada lessor. Diparagraf 6 PSAK 30 (Revisi 2007) juga menyebutkan bahwa definisi sewa termasuk kontrak untuk menyewa asset dengan pemberian opsi kepada penyewa untuk memperoleh hak milik atas aset dengan memenuhi ketentuan yang disepakati. Kontrak ini sering disebut kontrak sewa-beli. Menurut Stice, Stice and Skousen (2009:288) lease adalah sebuah kontrak yang merinci persyaratan-persyaratan dimana pemilik properti yaitu lessor (yang menyewakan) mentransfer hak penggunaan properti kepada lessee (penyewa). Lease menurut Kieso, Weygandt and Warfield (2011:1121) adalah perjanjian kontraktual antara lessor dan lessee dimana memberikan hak kepada lessee untuk menggunakan aktiva khusus yang dimiliki oleh lessor 7

2 sesuai jangka waktu yang disepakati, sebagai gantinya lessee melakukan serangkaian pembayaran kepada lessor. Lease menurut Perpres No. 9 Tahun 2009 tentang lembaga pembiayaan adalah kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan barang modal baik secara sewa guna usaha dengan hak opsi (finance lease) maupun sewa guna usaha tanpa hak opsi (operating lease) untuk digunakan oleh penyewa guna usaha (lessee) selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran angsuran. Dari beberapa pengertian tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa Sewa adalah perjanjian untuk penyerahan hak guna atas aktiva atau barang modal yang dimiliki oleh lessor (yang menyewakan) kepada lessee (penyewa) dengan serangkaian pembayaran secara berkala sesuai kesepakatan kedua belah pihak dengan berbagai pilihan alternatif pada saat masa sewa berakhir, yaitu berpindah kepemilikan atau hanya berakhir masa sewa nya saja. 2. Keuntungan Sewa lessor dan lessee mempunyai keuntungan dari transaksi sewa. Berikut tiga keuntungan utama bagi lessee menurut Stice, Stice and Skousen (2009:289) : 8

3 1. Tanpa Uang Muka Perjanjian Sewa sering kali disusun sedemikian rupa sehingga 100% nilai properti didanai melalui Sewa, meskipun banyak juga lease yang mengharuskan pembayaran dimuka, seperti pada lease kendaraan. 2. Menghindari Resiko Kepemilikan Terdapat banyak resiko yang terkait dengan kepemilikan aktiva tetap. Seperti kerugian karena kecelakaan, keusangan, perubahan kondisi ekonomi, dan kemerosotan nilai fisik. 3. Fleksibilitas Jika suatu aset disewa guna usaha, sebuah perusahaan akan dengan mudah mengganti aktiva yang lama dengan aktiva yang baru. Fleksibilitas ini khususnya penting dalam bisnis yang melibatkan inovasi dan perubahan teknologi yang mengakibatkan ketidak pastikan akan manfaat dari beberapa peralatan dan fasilitas. Masih menurut Stice, Stice and Skousen ( 2009 : 290) lessor juga mempunyai beberapa keuntungan dari transaksi Sewa sebagai berikut : 1. Meningkatkan Penjualan Bagi perusahaan yang tidak mampu membeli aktiva tetap merupakan keuntungan utama bagi lessor untuk menawarkan ke pelanggan potensial dengan pilihan sewa guna usaha. Hal ini akan berdampak peningkatan penjualan bagi produsen atau penyalur. 9

4 2. Hubungan yang Berkelanjutan dengan Lessee Dalam situasi sewa guna usaha, lessor dan lessee menjaga hubungan melewati suatu periode waktu hubungan bisnis jangka panjang 3. Mempertahankan Nilai Sisa Dalam perjanjian sewa guna usaha dengan operating lease, memungkinkan lessor dapat memperoleh keuntungan apabila kondisi ekonomi menghasilkan nilai sisa yang signifikan pada akhir periode sewa sehingga lessor dapat menyewakan aktiva tetap ke lessee lain atau menjualnya dan mendapatkan keuntungan segera. Selain berbagai keuntungan yang didapatkan dari leasing, terdapat pula beberapa kelemahan, diantaranya : 1. Leasing relatif lebih mahal dibandingkan dengan pembiayaan kredit dari Bank, mengingat sumber dana biasanya diperoleh dari Bank 2. Akan timbul masalah prestise antara memiliki aktiva dengan modal sendiri dibandingkan dengan Sewa 3. Lessor akan menanggung resiko lebih besar dalam lease property jika terjadi kebakaran atau kerusakan atas property yang di Sewa B. Kriteria Klasifikasi Sewa Terdapat empat kriteria umum Sewa bagi lessee dan lessor yaitu pengalihan kepemilikan, opsi pembelian, umur ekonomis, dan nilai pasar yang wajar. Kriteria klasifikasi sewa guna usaha dapat dijabarkan dalam bagan sebagai berikut : 10

5 Sewa Guna Usaha Modal Sewa Guna Usaha Operasi Ya Penyerahan Kepemilikan? Tidak Ya Opsi Pembelian Murah? Tidak Ya Masa Sewa Guna Usaha 75% Masa Manfaat Tidak Ya Nilai Sekarang Pembayaran 90% Nilai Wajar? Tidak Tambahan kriteria pengakuan pendapatan yang dapat diterapkan oleh lessor : 1) Ketertagihan dari pembayaran minimum sewa guna usaha dapat diprediksikan secara memadai 2) Tidak ada ketidakpastian yang penting tentang jumlah biaya yang belum dikeluarkan yang harus dibayar oleh lessor Lessee : sewa guna usaha modal jika salah satu kriteria terpenuhi Lessor : sewa guna usaha modal jika satu kriteria umum terpenuhi dan kedua kriteria pengakuan pendapatan terpenuhi Sumber : Stice, Stice and Skousen, Akuntansi Intermediate (2009:298) 11

6 Berikut penjelasan bagan kriteria klasikasi umum sewa guna usaha untuk lessee dan lessor : 1. Penyerahan Kepemilikan Jika perjanjian Sewa terdapat klausul yang menyatakan mentransfer penuh kepemilikan aktiva tetap kepada lessee pada akhir masa sewa maka terpenuhi kriteria sebagai sewa guna usaha modal atau finance lease. Kriteria klasifikasi transfer kepemilikan ini merupakan kriteria yang paling objektif dan dapat diterapkan dengan mudah dalam praktik. 2. Opsi Pembelian Murah Kriteria ini terpenuhi sebagai finance lease jika terdapat ketentuan dalam perjanjian Sewa yang memungkinkan lessee untuk membeli aktiva tetap yang disewa guna usaha dengan harga yang relatif lebih murah dari pada nilai pasar wajar yang diharapkan pada tanggal opsi tersebut dapat dilaksanakan. 3. Masa Sewa Guna Usaha 75% Masa Manfaat Jika masa Sewa sama dengan atau lebih dari 75% masa manfaat aktiva tetap yang disewa 4. Nilai Sekarang Pembayaran 90% Nilai Wajar Jika pada permulaan masa sewa guna usaha, nilai sekarang pembayaran Sewa minimum sama dengan atau lebih besar dari 90% dari nilai pasar wajar aktiva tetap yang di sewa guna usaha, maka termasuk finance lease. 12

7 Klasifikasi Sewa menurut PSAK 30 (Revisi 2007) paragraf 8 menyebutkan bahwa suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Contoh dari situasi secara individual atau gabungan dalam kondisi normal mengarah pada sewa yang diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan sesuai Paragraf 10 PSAK 30 (Revisi 2007) adalah : 1. sewa mengalihkan kepemilikan aset kepada lessee pada akhir masa sewa 2. lessee mempunyai opsi untuk membeli aset pada harga yang cukup rendah dibandingkan nilai wajar pada tanggal opsi mulai dapat dilaksanakan, 3. masa sewa adalah untuk sebagian besar umur ekonomis aset 4. pada awal sewa, nilai kini dari jumlah pembayaran sewa minimum secara substansial mendekati nilai wajar aset sewaan 5. aset sewaan bersifat khusus dimana hanya lessee yang dapat menggunakannya tanpa perlu modifikasi secara material Masih menurut PSAK 30 (Revisi 2007) pada Paragraf 11 menjelaskan bahwa terdapat beberapa indikasi dari situasi yang secara sendiri-sendiri maupun gabungan dapat juga menunjukkan bahwa sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan (finance lease) sebagai berikut: 13

8 1. jika lessee dapat membatalkan sewa, maka rugi lessor yang terkait dengan pembatalan ditanggung oleh lessee 2. laba atau rugi dari fluktuasi nilai wajar residu dibebankan kepada lessee 3. lessee memiliki kemampuan untuk melanjutkan sewa atau periode kedua dengan nilai rental yang secara substansial lebih rendah dari nilai rental pasar Dari penjabaran mengenai kriteria klasifikasi Sewa tersebut dapat disimpulkan bahwa penentuan klasifikasi Sewa tidak tergantung pada bentuk legal perjanjian atau kontrak nya melainkan substansi seluruh resiko dan manfaat aktiva yang di Sewa kan. C. Jenis Sewa Setelah mengetahui kriteria pengklasifikasian transaksi Sewa, maka dapat diketahui beberapa jenis sewa bagi lessee menurut Kieso,Weygandt and Warfield (2011:1125) sebagai berikut: 1. Finance lease (Sewa Pembiayaan) Apabila kriteria transaksi sewa yang dilakukan oleh lessee memenuhi salah satu kriteria klasifikasi yaitu adanya transfer kepelimilikan pada akhir sewa, adanya opsi pembelian, masa sewa untuk sebagian besar masa manfaat aktiva, dan nilai kini pembayaran sewa minimum secara substansi mendekati nilai wajar maka dapat dikategorikan sebagai finance lease. 14

9 2. Operating lease (Sewa-Menyewa Biasa) Jika tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria klasifikasi maka dikategorikan sebagai operating lease atau sewa menyewa biasa Selain jenis sewa bagi lessee, lessor juga mempunya beberapa jenis sewa menurut Kieso,Weygandt and Warfield (2011:1136) sebagai berikut. 1. Finance lease - Sales type leases (Sewa penjualan) Sewa jenis ini merupakan sewa pembiayaan (finance lease) bagi lessor di mana tidak terdapat selisih antara nilai wajar dengan nilai buku aktiva lessor, jadi keuntungan yang diperoleh dari keuntungan pendapatan sewa. selisih ini merupakan laba yang diperhitungkan oleh pabrikan atau penyalur yang menggunakan leasing sebagai cara untuk memasarkan produk. 2. Finance lease Direct Financing Method Sewa jenis ini merupakan sewa pembiayaan (finance lease) bagi lessor di mana terdapat selisih antara nilai wajar dengan nilai buku aktiva lessor, jadi terdapat dua keuntungan yang diperoleh lessor dari transaksi sewa jenis ini yaitu keuntungan atau kerugian langsung dari selisih harga nilai wajar dan nilai buku aktiva yang di sewa dan yang kedua keuntungan pendapatan bunga. 3. Operating lease 15

10 Seperti jenis sewa bagi lessee, bagi lessor juga sama apabila tidak memenuhi salah satu dari empat kriteria klasifikasi maka dikategorikan sebagai operating lease atau sewa menyewa biasa D. Pihak yang Terlibat dalam Sewa Sewa melibatkan beberapa pihak, dan semua pihak saling berkaitan dengan ikatan perjanjian. Pihak-pihak yang terlibat dalam transaksi sewa menurut Kieso,Weygandt and Warfield (2011:1121) sebagai berikut : 1. Lessee (Penyewa) Merupakan pihak yang menyewa dan mempunyai hak untuk menggunakan aktiva tetap baik sewa pembiayaaan maupun sewa operasi dari lessor. 2. Lessor (yang menyewakan) Merupakan pihak yang memberikan jasa sewa baik untuk sewa pembiayaan maupun sewa operasi kepada lessee. Lessor pada prakteknya merupakan pihak ketiga antara lessee dengan supplier. Lessor terdapat tiga kategori : a. Bank Bank adalah pemain terbesar sebagai lessor dalam usaha leasing dikarenakan mempunyai dana dengan suku bunga rendah dibandingkan dengan perusahaan pembiayaan lainnya. b. Captive Leasing Companies Merupakan perusahaan leasing sebagai anak perusahaan yang mempunyai kegiatan usaha utamanya untuk mendukung usaha 16

11 perusahaan induk. Pada prakteknya seperti yang terjadi pada bisnis kendaraan Toyota, maka Toyota Astra Financial Services (TAFS) merupakan perusahaan leasing yang bisnis utamanya adalah mendukung leasing kendaraan Toyota. c. Independents Merupakan perusahaan leasing yang selalu mengembangkan inovasi terhadap kontrak-kontrak yang dilakukannya dengan lessee. Mereka memulai usahanya sebagai Captive Finance untuk beberapa perusahaan yang tidak mempunyai anak perusahaan leasing. E. Akuntansi Sewa dalam Laporan Keuangan Lessee 1. Sewa Pembiayaan (finance lease) Transaski sewa pembiayaan (finance lease) yang dilakukan oleh lessee lebih mirip dengan transaksi pembelian sebuah aset dengan persyaratan kredit. Aktiva tetap dan hutang dicatat sebesar nilai sekarang dari pembayaran minimum sewa di masa depan. PSAK 30 (Revisi 2007) mengatur bahwa pada awal masa sewa lessee mengakui sewa pembiayaan sebagai aset dan kewajiban dalam neraca sebesar nilai wajar aktiva tetap sewaan atau sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum apabila nilai kini lebih rendah dari nilai wajar. Dan yang perlu diperhatikan, transaksi harus dicatat dan disajikan sesuai 17

12 substansi dan realitas keuangannya bukan selalu mengikuti bentuk legalnya. Jika transaksi atas sewa tidak dicantumkan dalam neraca lessee, maka sumber daya ekonomi dan tingkat kewajiban perusahaan menjadi terlalu rendah (understated). Maka dari itu, sewa pembiayaan diakui dalam neraca sebagai aktiva dan kewajiban untuk pembayaran dimasa depan. Pembayaran atas sewa minimum yang dilakukan oleh lessee harus dipisahkan antara bagian yang merupakan beban keuangan dan bagian yang merupakan pelunasan kewajiban. Beban keuangan harus dialokasikan ke setiap periode selama masa sewa sedemikian rupa sehingga menghasilkan suatu tingkat suku bunga periodic yang konstan atas saldo kewajiban. Transaksi sewa pembiayaan menimbulkan beban penyusutan untuk aktiva tetap yang dapat disusutkan dan beban keuangan dalam setiap periode akuntansi. Kebijakan penyusutan untuk aktiva tetap yang disewa harus konsisten dengan penyusutan aktiva tetap sendiri, dan perhitungan penyusutan harus berdasarkan PSAK No. 16 (Revisi 2007) tentang aset tetap. Penyusutan dari aktiva tetap sewa dialokasikan ke setiap periode akuntansi selama perkiraan masa penggunaan dengan dasar yang sistematis dan konsisten dengan kebijakan penyusutan yang dimiliki. 18

13 Lessee juga harus mengungkapkan hal-hal yang berkaitan dengan sewa pembiayaaan sesuai ketentuan dalam PSAK No. 30 (Revisi 2007) sebagai berikut : a. Jumlah netto tercatat untuk setiap kelompok aset pada tanggal neraca b. Rekonsiliasi antara total pembayaran sewa minimum di masa depan pada tanggal neraca c. Rental kontinjen yang diakui sebagai beban pada periode tersebut, dimana yang dimaksud dengan rental kontinjen adalah bagian dari pembayaran sewa yang jumlahnya tidak tetap tetapi didasarkan pada perubahan faktor tertentu di masa depan d. Total perkiraan penerimaan pembayaran minimum sewa-lanjut di masa depan dari kontrak sewa-lanjut yang tidak dapat dibatalkan pada tanggal neraca. e. Penjelasan umum isi perjanjian sewa yang material 2. Sewa Operasi (operating lease) Sewa operasi diatur dalam PSAK 30 (Revisi 2007) paragraf 29 dan 31, dimana dapat dijelaskan sebagai berikut : pembayaran sewa dalam sewa operasi diakui sebagai beban dengan dasar metode garis lurus selama masa sewa kecuali terdapat dasar sistematis lain yang dapat mencerminkan pola waktu dari manfaat aset yang dinikmati 19

14 pengguna. Didalam sewa operasi, pembayaran sewa yang dilakukan tidak termasuk biaya jasa seperti biaya asuransi dan pemeliharaan. 3. Ilustrasi Metode Finance Lease Contoh penerapan metode finance lease berdasarkan buku Stice, Stice and Skousen (2009:304) sebagai berikut : Sebuah lessee company menyewa guna usaha peralatan dari lessor company dengan persyaratan sebagai berikut : a. Periode sewa guna usaha : 5 tahun, dimulai 1 Januari 2008, tidak dapat dibatalkan b. Jumlah sewa guna usaha : $ pertahun dibayar dimuka, termasuk $5.000 untuk biaya pelaksanaan c. Perkiraan umur ekonomis peralatan : 5 tahun d. Nilai sisa peralatan yang diharapkan pada akhir periode sewa guna usaha : tidak ada e. Suku bunga 10% f. Pembayaran sewa dilakukan setiap tanggal 31 Desember dan pada akhir masa sewa peralatan menjadi hak milik lessee Penyelesaian : 1. Penentuan Klasifikasi Sewa Sewa ini memenuhi kriteria sewa pembiayaan karena sudah memenuhi kriteria International Accounting Standard (IAS) 17 : Leases paragraf 10 atau apabila di Indonesia sudah tercantum 20

15 dalam PSAK No. 30 tentang Sewa paragraf 10 yaitu sewa mengalihkan kepemilikan peralatan kepada lessee pada akhir masa sewa dan masa sewa sama dengan umur ekonomi peralatan. 2. Pencatatan lessee pada awal periode sewa Nilai sekarang dapat dihitung dengan menambahkan jumlah pembayaran pertama ke nilai sekarang dari anuitas empat tahun pembayaran yang tersisa, perhitungan sebagai berikut : = = $ ($ x ) = $ a) Jurnal untuk mencatat pengakuan peralatan atas sewa pembiayaan pada tanggal 1 Januari 2008 Peralatan Lease $ Kewajiban Lease $ b) Jurnal untuk mencatat pembayaran pertama sewa pembiayaan termasuk biaya pelaksanaan $5.000 pada tanggal 1 Januari 2008 Beban Lease $ Kewajiban Lease $ Kas $

16 3. Pencatatan lessee pada tanggal 31 Desember 2008 a. Pencatatan penyusutan peralatan Beban Penyusutan Peralatan Lease $ Akum. Peny. Peralatan Lease $ Perhitungan penyusutan : $ / 5 = $ b. Pencatatan pembayaran kedua Biaya dibayar dimuka Peralatan Lease $ Kewajiban Lease $ Beban Bunga $ Kas $ Perhitungan bunga tahun ke-2 = ($ $ ) x 10% = $

17 4. Tabel skedul pembayaran lease Tanggal Deskripsi Jumlah Beban Bunga Pokok Kewajiban Kewajiban - Lease 01/01/2008 Saldo awal $ /01/2008 Pembayaran 1 $ $ $ /12/2008 Pembayaran 2 $ $ $ $ /12/2009 Pembayaran 3 $ $ $ $ /12/2010 Pembayaran 4 $ $ $ $ /12/2011 Pembayaran 5 $ $ $ Neraca (sebagian) lessee company per 31 Desember 2008 Lessee Company Neraca (sebagian) Per 31 Desember 2008 Aktiva Hutang Aktiva Lancar Kewajiban Lancar Biaya dibayar dimuka Kewajiban lease $ peralatan lease $ Aktiva Tetap Kewajiban Tidak Lancar Peralatan Lease $ Kewajiban lease $ kurang : akum. peny $ Nilai bersih $

18 6. Laporan Laba Rugi (sebagian) lessee company untuk tahun yang berakhir 31 Desember 2008 Lessee Company Laporan Laba Rugi (sebagian) Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 2008 Pendapatan Beban Usaha : Beban lease $ Beban Peny. Peralatan Lease $ $ Pendapatan/Beban Lain-lain Beban bunga $ Pencatatan lessee pada akhir masa lease untuk mengalihkan kepemilikan Peralatan Lease menjadi peralatan lessee company Peralatan $ Akum.Peny. Peralatan Lease $ Peralatan lease $ Akum.Peny. Peralatan $

19 F. Akuntansi Sewa dalam Laporan Keuangan Lessor 1. Sewa Pembiayaan Lessor mengakui aktiva yang di sewa kan sebagai piutang sewa pembiayaan di neraca sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto aktiva tersebut. Penerimaan piutang sewa diperlakukan lessor sebagai pembayaran pokok dan penghasilan pembiayaan (finance income) yang diterima sebagai penggantian dan imbalan atas investasi dan jasanya. Hal ini dikarenakan semua resiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan legal atas aktiva dialihkan dari lessor kepada lessee. Lessor mengakui penghasilan atas sewa pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi bersih lessor dalam sewa pembiayaan. Pembayaran sewa dalam suatu periode, diluar biaya jasa, dikurangkan dari investasi sewa bruto untuk mengurangi pokok dan penghasilan pembiayaan tangguhan. Aktiva dalam sewa pembiayaan lessor yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual (atau term asuk dalam suatu kelompok yang akan dilepaskan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki untuk dijual), maka perlakuan akuntansi untuk aset tersebut sebagai berikut : a. Disajikan sebagai aktiva tersedia untuk dijual, jika jumlah tercatatnya terutama dapat dipulihkan melalui transaksi penjualan dari pada penggunaan lebih lanjut 25

20 b. Diukur sebesar nilai yang lebih rendah antara jumlah tercatatnya dan nilai wajar setelah dikurangi beban penjualan aktiva tersebut, c. Diungkapkan dalam laporan keuangan unmtuk memungkinkan evaluasi dampak keuangan dari adanya perubahan penggunaan aktiva Lessor (yang menyewakan aktiva) dapat dilakukan oleh pabrikan atau dealer, karena sudah sering ditemui pabrikan atau dealer seringkali menawarkan pilihan untuk membeli atau menyewakan aktiva kepada para pelanggannya. Sewa pembiayaan yang dilakukan oleh lessor pabrikan atau dealer atas aset yang dimiliknya memberikan dua jenis penghasilan yaitu : a. Laba atau rugi yang ekuivalen dengan laba atau rugi dan penjualan biasa atas aktiva yang disewakan pada harga normal setelah dikurangi potongan penjualan, jika ada, dan b. Penghasilan pembiayaan selama masa sewa Lessor pabrikan atau dealer mengakui pendapatan penjualan diawal masa sewa sebesar nilai wajar aset, atau jika lebih rendah, sebesar nilai kini dari pembayaran sewa minimum yang dihitung pada tingkat bunga pasar. Biaya penjualan di awal sewa adalah biaya perolehan dari aktiva sewaan dikurangi nilai kini dari nilai residu yang tidak dijamin. Perbedaan antara pendapatan penjualan dan biaya penjualan adalah laba penjualan yang diakui sesuai kebijakan entitas terhadap penjualan biasa. 26

21 Berikut hal-hal yang harus diungkapkan oleh lessor untuk sewa pembiayaan sesuai PSAK No. 30 (Revisi 2007): a. Rekonsiliasi antara investasi bruto dan nilai kini piutang pembayaran sewa minimum pada tanggal neraca. b. Penghasilan pembiayaan tangguhan c. Nilai residu yang tidak dijamin yang diakru sebagai laba lessor d. Akumulasi penyisihan piutang tidak tertagih atas pembayaran sewa minimum e. Rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan f. Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor yang material. 2. Sewa Operasi Aktiva untuk sewa operasi disajikan oleh lessor di neraca sesusai sifat aset tersebut, apakah termasuk aktiva berwujud lancar atau tidak lancar. Sedangkan untuk pendapatan sewa dari sewa operasi diakui sebagai pendapatan dengan garis lurus selama masa sewa, kecuali terdapat sistematis lain yang lebih mencerminkan pola waktu manfaat penggunaan aset sewaan menurun. Pendapatan sewa diakui dengan dasar garis lurus selama masa sewa walaupun penerimaan sewa tidak dengan dasar hal tersebut. Selain pendapatan, biaya-biaya termasuk biaya penyusutan yang terjadi untuk memperoleh pendapatan 27

22 sewa diakui sebagai beban. Biaya langsung awal yang telah dikeluarkan oleh lessor dalam proses negosiasi dan pengaturan sewa operasi diakui sebagai beban selama masa sewa dengan dasar yang sama dengan pendapatan sewa. Lessor harus mengungkapan hal-hal berikut ini dalam sewa operasi : 1) Jumlah keseluruhan pembayaran sewa minimum di masa depan dalam sewa operasi yang tidak dapat dibatalkan 2) Total rental kontinjen yang diakui sebagai penghasilan dalam periode berjalan 3) Penjelasan umum isi perjanjian sewa lessor G. Laporan Laba Rugi 1. Definisi Laba Kieso, Weygandt and Warfield (2008: 140 ) mendefinisikan Laporan Laba-Rugi sebagai laporan yang mengukur keberhasilan operasi perusahaan selama periode waktu tertentu. Entitas usaha menggunakan laporan ini untuk menentukan profitabilitas, nilai investasi, dan kelayakan kredit atau kemampuan perusahaan melunasi pinjaman. Informasi yang dapat diperoleh dari laporan ini adalah infomasi mengenai laba dengan sebelumnya melihat aktivitas pendapatan dan biaya. Pendapatan dapat 28

23 ditunjukan dari sektor penjualan sedangkan aktivitas biaya ditunjukkan beberapa komponen biaya seperti harga pokok penjualan sebagai pembentuk atas laba kotor penjualan, dan biaya-biaya yang terjadi selama aktivitas satu periode. Laporan laba rugi yang disajikan oleh perusahaan mempunyai unsur subyektifitas dikarenakan adanya ketentuan bahwa beban-beban yang disajikan diklasifikasikan berdasar pada sifat atau fungsi beban tersebut di dalam perusahaan. Unsur utama laporan laba rugi ada 4 hal menurut Kieso, Weygandt and Warfield (2008: 143) sebagai berikut: a. Pendapatan Merupakan arus kas masuk aktiva atau peningkatan lainnya dalam aktiva entitas atau pelunasan kewajiban (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode yang ditimbulkan oleh pengiriman hasil produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan b. Beban Merupakan arus kas keluar atau penurunan lainnya dalam aktiva sebuah entitas atau penambahan kewajibannya (atau kombinasi keduanya) selama suatu periode, yang ditimbulkan oleh pengiriman dan produksi barang, penyediaan jasa, atau aktivitas lainnya yang 29

24 merupakan bagian dari operasi utama atau operasi sentral perusahaan. c. Keuntungan Merupakan kenaikan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi yang berasal dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang dihasilkan dari pendapatan atau investasi oleh pemilik. d. Kerugian Merupakan penurunan ekuitas (aktiva bersih) perusahaan dari transaksi sampingan atau insidentil kecuali yang berasal dari beban atau distribusi kepada pemilik. Perbedaan antara pendapatan dengan keuntungan dan antara beban dengan kerugian sangat bergantung pada aktivitas normal perusahaan, dengan kata lain bahwa pendapatan dan beban merupakan bagian dari operasi normal perusahaan sedangkan keuntungan dan kerugian bukan berasal dari bagian operasi normal perusahaan. Peraturan standar akuntansi keuangan di Indonesia memungkinkan tiap-tiap perusahaan untuk memodifikasi pengelompokan pos pendapatan dan beban walaupun harus tetap dalam koridor materialitas dan fungsi dari klasifikasi pendapatan dan beban. Hal ini bukan hanya memberikan dampak positif terhadap laporan laba rugi yang dihasilkan karena laporan 30

25 akan lebih berkualitas dengan keleluasaan pengelompokan fungsi dari pos pendapatan dan beban tersebut, sedangkan dampak negatif dari keleluasaan ini dapat dimanfaatkan oleh perusahaan yang tidak bertanggung jawab untuk menyajikan laporan laba rugi yang telah dimodifikasi sesuai keperluan biasanya untuk memperkecil pajak perusahaan dan pengajuan kredit ke bank. 2. Tujuan Pelaporan Laba Rugi Laba merupakan pencapaian hasil akhir dari transaksi usaha, oleh karena itu laba mempunyai arti penting bagi perusahaan sehingga pelaporan laba harus dilakukan. Pelaporan laba biasanya bertujuan untuk: a. Mengetahui indikator dan efisiensi penggunaan sumber ekonomi yang dimiliki perusahaan yang diwujudkan dalam tingkat pengembalian atas investasi; b. Mengukur prestasi atau kinerja manajemen; c. Dasar penentuan besarnya pajak tahunan perusahaan; d. Dasar perhitungan dan pembagian deviden; Pelaporan laba rugi pada dasarnya mempunyai dua bentuk yaitu bentuk langsung (single step income statement) dan bentuk bertahap (multiple step income statement). Perbedaanya terlihat jelas pada pengelompokan unsur-unsur pada laporan laba rugi, apabila bentuk langsung yang termasuk unsur pendapatan dikelompokan menjadi satu baik 31

26 yang berhubungan dengan operasi normal perusahaan maupun sampingan begitu juga dengan unsur beban. Laporan laba rugi bentuk bertahap (multiple step income statement) akan menyajikan sebagian atau semua bagian atau sub bagian berikut ini : a. Bagian Operasi Bagian yang melaporkan pendapatan dan beban dari operasi utama perusahaan 1) Bagian Penjualan atau Pendapatan Merupakan subbagian yang menyajikan penjualan, diskon dan retur penjualan dan informasi lainnya yang berhubungan dengan penjualan, tujuannya adalah untuk memperoleh jumlah bersih pendapatan penjualan. 2) Bagian Harga Pokok Penjualan Merupakan subbagian yang menunjukan harga pokok barang yang dijual untuk mendapatkan laba kotor penjualan 3) Beban Penjualan Merupakan subbagian yang menyajikan daftar beban-beban yang berasal dari usaha perusahaan untuk melakukan penjualan 4) Beban Administrasi atau Umum Merupakan subbagian yang melaporkan beban-beban administrasi umum. b. Bagian Non Operasi 32

27 Laporan pendapatan-beban, keuntungan-kerugian yang berasal bukan dari aktivitas utama perusahaan atau tambahan perusahaan. Pada umumnya pos dalam bagian ini terdiri dari dua subbagian utama sebagai berikut : 1) Pendapatan dan Keuntungan Lain Merupakan subbagian yang mencantumkan daftar pendapatan dan keuntungan yang terjadi dari transaksi non operasi yang umumnya berupa nilai bersih dari beban yang terkait. 2) Beban dan Kerugian Lain Merupakan subbagian yang melaporkan daftar beban dan kerugian yang terjadi dari transaksi non operasi, yang umumnya berupa nilai bersih dari setiap pendapatan dan keuntungan yang berhubungan. c. Pajak Penghasilan Bagian yang melaporkan pajak penghasilan yang dikenakan atas laba bersih dari operasi perusahaan d. Operasi yang Dihentikan Keuntungan atau kerugian material yang berasal dari disposisi segmen bisnis. e. Pos-pos Luar Biasa Keuntungan atau kerugian material yang bersifat tidak biasa dan jarang terjadi. 33

28 f. Laba Per Saham Laba per lembar saham yang berhak diperoleh para pemegang saham atas laba bersih yang diperoleh perusahaan disesuaikan dengan jumlah lembar saham yang dimiliki. 3. Manfaat Laporan Laba Rugi Manfaat laporan laba rugi menurut Kieso, Weygandt and Warfield (2008: 140) bahwa laporan ini membantu para pengguna laporan keuangan untuk memprediksi arus kas masa depan dengan berbagai cara yaitu: 1. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan 2. Memberikan dasar untuk memprediksi kinerja masa depan. Informasi mengenai kinerja masa lalu digunakan untuk menentukan kecenderungan penting untuk penyediaan informasi tentang kinerja masa depan. 3. Membantu menilai resiko atau ketidakpastian pencapaian arus kas masa depan. Informasi tentang berbagai komponen laba pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian memperlihatkan hubungan antara komponen-komponen tersebut dan dapat digunakan untuk menilai risiko kegagalan perusahaan meraih tingkat arus kas tertentu dimasa depan. 34

29 H. Neraca 1. Definisi Neraca Neraca merupakan laporan sistematis yang memberikan informasi tentang assets (sumber daya atau resources), kewajiban (liabilities), dan modal (Owner s Equity) dari suatu perusahaan pada tanggal tertentu, biasanya pada akhir bulan, akhir 6 bulan atau akhir tahun, oleh karena itu Neraca bisa digambarkan sebagai potret kondisi keuangan pada suatu waktu tertentu ( snapshot keuangan perusahaan). Neraca (balance sheet) menurut Kieso, Weygandt, dan Warfield (2008:190) merupakan laporan posisi keuangan yang melaporkan aktiva, kewajiban dan ekuitas pemegang saham perusahaan pada suatu tanggal tertentu. Laporan ini menyajikan informasi mengenai sifat dan jumlah investasi dalam sumber daya perusahaan, kewajiban kepada kreditor dan ekuitas pemilik dalam sumber daya bersih. Assets didefinisikan sebagai sumber daya yang mempunyai potensi memberikan manfaat ekonomis dimasa yang akan datang, atau disebut juga sebagai sumber daya yang mampu menghasilkan aliran kas masuk (cash inflow) atau kemampuan untuk mengurangi kas keluar (cash outflow). Kewajiban (liabilities) merupakan hutang yang harus dipenuhi oleh perusahaan pada masa yang akan datang sebagai ganti atas manfaat atau jasa yang diterima oleh perusahaan pada masa lalu. Modal sendiri 35

30 (Owner s Equity) terdiri dari jumlah yang disetor oleh pemegang saham ditambah dengan laba yang ditahan. Laba ditahan merupakan akumulasi laba yang tidak dibagi sebagai deviden dari keuntungan tahun-tahun sebelumnya. 2. Kegunaan Neraca Informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan ekuitas yang tersajikan dalam Neraca menjadikan laporan ini mempunyai beberapa kegunaan (Kieso, Weygandt, dan Warfield (2008:190), diantaranya : a. Merupakan dasar untuk menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur modal perusahaan b. Sebagai informasi untuk menilai risiko perusahaan dan arus kas masa depan diantaranya untuk menganalisis likuiditas, solvensi, dan fleksibilitas keuangan perusahaan. Likuiditas merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan melunasi kewajiban jangka pendek yang pada umumnya semakin tinggi likuiditas semakin kecil risiko kegagalan perusahaan, sedangkan solvensi merupakan rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk membayar utang-utangnya pada saat jatuh tempo. Apabila perusahaan memiliki utang jangka panjang yang tinggi terhadap aktiva, maka perusahaan memiliki solvensi lebih rendah dari pada perusahaan serupa yang memiliki utang jangka panjang yang rendah. Perusahaan yang mempunyai banyak utang lebih berisiko 36

31 karena aktivanya diperlukan untuk membayar kewajiban tetap seperti untuk pembayaran pokok dan bunga. I. Penelitian Terdahulu Penelitian terdahulu masih menguji penerapan akuntansi sewa oleh lessee berdasar pada PSAK 30 (2004) mengenai Akuntansi Sewa Guna Usaha dimana PSAK ini telah diganti dengan PSAK 30 (Revisi 2007) tentang Sewa. Beberapa peneliti melakukan penelitian untuk mengetahui dan membandingkan atas pencatatan atas transaksi sewa dan penyajian laporan keuangan lessee dengan standar akuntansi sewa yang berlaku, dan penelitian memberikan hasil bahwa masih ada perusahaan yang masih belum melakukan pencatatan dan pelaporan akuntansi sewa sesuai standar akuntansi keuangan berlaku sebagaimana kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh Samudra, Ria Dwiyanti (2008: 98). Oleh karena itu perlu diteliti juga pencatatan dan pelaporan transaksi sewa yang dilakukan oleh perusahaan penyewa (lessee) lainnya, mengingat sekarang banyak sekali transaksi sewa terutama untuk penyediaan aktiva tetap seperti kendaraan operasional dan peralatan mesin-mesin yang di sewa-belikan dengan cara sewa. 37

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) 8 Suatu perjanjian dari bentuk legalnya mungkin bukan merupakan perjanjian sewa, namun secara substansi dapat mengandung sewa. Untuk

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Lease Lessor Lessee : Suatu perjanjian kontraktual antara Lessor dengan Lessee, yang memberikan hak kepada Lessee untuk menggunakan harta tertentu yang dimiliki oleh Lessor selama

Lebih terperinci

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi :

SEWA GUNA USAHA. Statement of Financial Accounting Standards No. 13 mengelompokkan sewa guna usaha menjadi : SEWA GUNA USAHA LITERATUR :! US GAAP : FASB s Statement of Financial Accounting Standards No. 13, Accounting for Leases! IAI : Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 30 (Revisi 2007), Sewa! IFRS

Lebih terperinci

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007)

PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) Pengajaran Akuntansi serta Workshop "PSAK Terbaru" 1 PSAK 30 (REVISI 2007) ISAK 8 (REVISI 2007) AGENDA 2 Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi i Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan

Lebih terperinci

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty

PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa. Ellyn Octavianty 1 PSAK 30 SEWA (REVISI 2007) ISAK 8 Transaksi yang Mengandung Sewa Ellyn Octavianty AGENDA Ruang Lingkup Definisi Sewa Awal Sewa vs Awal Masa Sewa Klasifikasi Sewa Sewa dalam Laporan Keuangan Lessee Sewa

Lebih terperinci

BAB II AKUNTANSI SEWA

BAB II AKUNTANSI SEWA BAB II AKUNTANSI SEWA 2.1. PENGERTIAN SEWA Pada awalnya sewa lebih dikenal dengan istilah leasing, leasing itu sendiri berasal dari kata lease yang berarti sewa atau yang lebih umum diartikan sebagai sewa

Lebih terperinci

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH

BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH BAGIAN X ASET TETAP, ASET TIDAK BERWUJUD, DAN ASET YANG DIAMBIL-ALIH X.1 ASET TETAP A. Definisi Aset Tetap adalah aset berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa, disewakan kepada pihak

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 6 BAB 2 TINJAUAN TEORETIS 2.1 Tinjauan Teoretis 2.1.1 Pengertian Aktiva Tetap Menurut Kusnadi et al. (1998:342) dalam bukunya mengatakan bahwa, Aktiva tetap adalah semua benda yang dimiliki oleh perusahaan

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan ED PSAK (revisi 0) Juni 0 exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Sewa Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN.

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN. ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI BERDASARKAN SAK ETAP DAN SAK IFRS ATAS PEROLEHAN ASET TETAP DAN KAITANNYA DENGAN ASPEK PERPAJAKAN (Skripsi) OLEH Nama : Veronica Ratna Damayanti NPM : 0641031138 No Telp :

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah 2.1.1 Pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Sesuai dengan Undang-Undang No.20 tahun 2008 pengertian Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)

Lebih terperinci

Standar Akuntansi Keuangan

Standar Akuntansi Keuangan ED PSAK (revisi 0) Juni 0 exposure draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan Sewa Exposure draft ini dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Tanggapan atas exposure draft ini diharapkan dapat

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. untuk semua hak atau klaim atas uang, barang dan jasa. Bila kegiatan BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PIUTANG USAHA 1. Pengertian Piutang Transaksi paling umum yang menciptakan piutang adalah penjualan barang dagang atau jasa secara kredit. Dalam arti luas piutang digunakan untuk

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian yang didasarkan pada teori yang mendukung dengan perbandingan PSAK 1 dan IAS 1 tentang penyajian laporan keuangan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Analisis Pengertian analisis menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dikutip oleh Yuniarsih dan Suwatno (2008:98) adalah: Analisis adalah penguraian suatu pokok atas

Lebih terperinci

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK

KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Jurnal Akuntansi FE Unsil, Vol. 3, No. 2, 2008 ISSN : 1907-9958 KEPUTUSAN PEMBIAYAAN AKTIVA TETAP MELALUI LEASING DAN BANK KAITANNYA DENGAN PENGHEMATAN PAJAK Hiras Pasaribu (Staf Pengajar Fakultas Ekonomi

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Penyajian dan Analisis Data 1. Pembelian Aktiva Tetap secara Finance Lease pada PT. X PT. X terlebih dahulu menentukan pilihan aktiva tetap berupa kendaraan yang

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 30 (Revisi 2007): SEWA IKATAN AKUNTAN INDONESIA

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN. PSAK No. 30 (Revisi 2007): SEWA IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN PSAK No. 30 (Revisi 2007): SEWA IKATAN AKUNTAN INDONESIA PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN SEWA Hak cipta 2007, Ikatan Akuntan Indonesia Diterbitkan oleh Dewan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan informasi 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Akuntansi Defenisi akuntansi menurut : American Accounting Association mendefenisikan akuntansi sebagai berikut : Proses mengidentifikasikan, mengukur, dan melaporkan

Lebih terperinci

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ

Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ Analisis Perlakuan Akuntansi Transaksi Sewa Guna Usaha PT XYZ Nama Mahasiswa Dosen Pembimbing : Mariska Nauli : Dini Marina Abstrak Laporan magang ini berisi tentang analisis perlakuan akuntansi transaksi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap perusahaan dalam menjalankan operasi usahanya sudah tentu memerlukan aktiva tetap seperti peralatan, mesin, tanah, gedung, kendaraan dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui:

Pernyataan ini dimaksudkan untuk meningkatkan mutu laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan melalui: 0 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring (bold italic) adalah paragraf standar, yang harus dibaca

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Aktiva Tetap 1. Pengertian Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam kedaan siap dipakai atau dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan,

Lebih terperinci

http://www.hadiborneo.wordpress.com/ PENGERTIAN PEMBIAYAAN KONSUMEN (CONSUMERS FINANCE) Lembaga pembiayaan konsumen (consumers finance) adalah suatu lembaga atau badan usaha yang melakukan kegiatan pembiayaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sedangkan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) laporan keuangan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian dan Tujuan Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Pada dasarnya laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan yang mengandung pertanggungjawaban

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Akuntansi 2.1.1 Pengertian Akuntansi Warren (2013 : 9), mendefinisikan akuntansi diartikan sebagai sistem informasi yang menyediakan laporan untuk para pemangku kepentingan mengenai

Lebih terperinci

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap

Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aspek Perpajakan atas Aktiva Tetap Aktiva Tetap Aktiva Tetap: SAK (2009) : aktiva berwujud yang dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Pendapatan Menurut Keiso, Weygandt, Warfield (2008 :516), Pendapatan ialah arus masuk aktiva dan penyelesaian kewajiban akibat penyerahan atau produksi barang, pemberian

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Laporan keuangan Akuntansi pada tingkatan manajerial, adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, penganalisisan dan pengkomunikasian

Lebih terperinci

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012

ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012 ANALISIS PERLAKUAN AKUNTANSI SEWA GUNA USAHA (LEASING) PADA PT. MAF & MCF BERDASARKAN PSAK NO 30 TAHUN 2012 Oleh LIDYA 100462201301 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Maritim Raja Ali Haji

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan keuangan adalah laporan yang berisikan informasi yang berguna bagi pihak internal dan eksternal perusahaan. Laporan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 17 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Aktiva Tetap 2.1.1. Pengertian Aktiva Tetap Berwujud "Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu, yang digunakan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan

BAB II LANDASAN TEORI. perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan jasa yang ditawarkan BAB II LANDASAN TEORI II.1. Penjualan II.1.1. Definisi Penjualan Penjualan secara umum memiliki pengertian kegiatan yang dilakukan oleh suatu perusahaan yang mengajak orang lain untuk membeli barang dan

Lebih terperinci

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode.

a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. VIII.1 ASET TETAP A. Definisi 01. Aset tetap adalah aset berwujud yang: a. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan b. diharapkan akan digunakan lebih dari satu

Lebih terperinci

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI

Akuntasi Koperasi Sektor Riil sebagai STANDAR AKUNTANSI Koperasi sebagai badan usaha sekaligus gerakan ekonomi rakyat haruslah dikelola secara profesional dengan menerapkan prinsip keterbukaan, transparansi dan akuntabilitas yang dapat diakui, diterima dan

Lebih terperinci

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN

MEMBACA LAPORAN KEUANGAN MEMBACA LAPORAN KEUANGAN Denny S. Halim Jakarta, 31 Juli 2008 1 Outline Pengertian Akuntansi Proses Akuntansi Laporan Keuangan Neraca Laporan Rugi Laba Laporan Arus Kas Pentingnya Laporan Keuangan Keterbatasan

Lebih terperinci

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan

2.1.2 Pengertian Laporan Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) Standar Akuntansi Keuangan BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Pengertian Akuntansi Akuntansi menurut Weigandt, Kimmel dan Kieso (2011): Akuntansi adalah sistem informasi yang mengidentifikasi, mencatat dan mengkomunikasikan peristiwa ekonomi

Lebih terperinci

TUGAS TEORI AKUNTANSI CHAPTER 13 LEASES

TUGAS TEORI AKUNTANSI CHAPTER 13 LEASES TUGAS TEORI AKUNTANSI CHAPTER 13 LEASES Kelompok 10 : REZA ERNALA (2006-012-479) FENNY (2007-012-297) REZA UPADANA (2007-012- ) MUHAMMAD INDRA IBRAHIM (2008-012-023) ALOYSIUS KRISTIANTO (2008-012-141)

Lebih terperinci

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI

Laporan Arus Kas. Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8. Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI Laporan Arus Kas Akuntansi Keuangan 2 - Pertemuan 8 Slide OCW Universitas Indonesia Oleh : Nurul Husnah dan Dwi Martani Departemen Akuntansi FEUI 1 Agenda 1 2 Laporan Arus Kas Latihan dan Pembahasan 3

Lebih terperinci

30 Juni 31 Desember

30 Juni 31 Desember LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 30 Juni 2012 dan 31 Desember 2011 30 Juni 31 Desember ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 73102500927 63710521871 Investasi 2072565000 1964636608 Piutang usaha - setelah

Lebih terperinci

BAGIAN IX ASET

BAGIAN IX ASET - 81 - BAGIAN IX ASET IX.1 ASET TETAP A. Definisi Aset tetap adalah aset berwujud yang: 1. dimiliki untuk digunakan dalam penyediaan jasa atau untuk tujuan administratif; dan 2. diharapkan akan digunakan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian UMKM menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2008, yaitu :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian UMKM menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2008, yaitu : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro Kecil dan Menengah UMKM berperan penting dalam mengembangkan perekonomian Indonesia. 2.1.1 Pengertian UMKM Pengertian UMKM menurut Undang Undang No. 20 Tahun 2008,

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas

BAB II LANDASAN TEORI. Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Manajemen Keuangan 2.1.1 Pengertian Manajemen Keuangan Manajemen keuangan menurut Sutrisno (2007:3) adalah semua aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha mendapatkan

Lebih terperinci

Catatan 31 Maret Maret 2010

Catatan 31 Maret Maret 2010 NERACA KONSOLIDASI ASET Catatan 31 Maret 2011 31 Maret 2010 ASET LANCAR Kas dan setara kas 2f, 3 220.361.019.579 10.981.803.022 Piutang usaha - setelah dikurangi penyisihan piutang ragu-ragu Pihak yang

Lebih terperinci

Analisis Aktivitas Pendanaan

Analisis Aktivitas Pendanaan TUGAS ANALISIS LAPORAN KEUANGAN Prilly Viliariezta Sutanto 1013044 / Akuntansi C Analisis Aktivitas Pendanaan Tinjauan Kewajiban Kewajiban lancar, adalah kewajiban yang pelunasannya diharapkan dapat diselesaikan

Lebih terperinci

AKUNTANSI UNTUK LEASING

AKUNTANSI UNTUK LEASING AKUNTANSI UNTUK LEASING Johan Halim 1 ABSTRACT Leasing is one way to have tangible assets without spend much money. Leasing is divided into two types: operating lease and capital lease. Leasing means we

Lebih terperinci

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2)

LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) LAPORAN KEUANGAN (Materi 2) Laporan keuangan terdiri dari dua laporan utama dan beberapa laporan yang sifatnya sebagai pelengkap. Laporan utama tersebut adalah : 1. Laporan Perhitungan Rugi-Laba 2. Neraca

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan hasil akhir dari proses akuntansi, dimana dalam proses akuntansi tersebut semua transaksi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Manajemen Keuangan Manajemen keuangan merupakan salah satu fungsi manajemen yang sangat penting dalam menjalankan kelangsungan hidup perusahaan, berikut beberapa pendapat mengenai

Lebih terperinci

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto

ORGANISASI NIRLABA. Oleh: Tri Purwanto KONSEP DASAR ORGANISASI NIRLABA Oleh: Tri Purwanto Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Pelatihan Penyusunan Laporan Keuangan sesuai PSAK 45 berdasar SAK ETAP Sekretariat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. melalui penanaman barang modal. Dana yang diterima oleh perusahaan digunakan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dana memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan operasional perusahaan. Perusahaan dapat menggunakan dana tersebut sebagai alat investasi melalui penanaman

Lebih terperinci

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH

BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 31 BAB III LANDASAN TEORI DAN TINJAUAN PRAKTIK PROSEDUR PENYUSUNAN ANGGARAN KAS DAN PERENCANAAN ARUS KAS PADA BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROVINSI JAWA TENGAH 3.1 Landasan Teori 3.1.1 Anggaran Kas 3.1.1.1 Pengertian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Laporan Arus Kas. menjadi beberapa aktivitas yaitu: a. Aktivitas Operasi. b. Aktivitas Investasi

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Pengertian Laporan Arus Kas. menjadi beberapa aktivitas yaitu: a. Aktivitas Operasi. b. Aktivitas Investasi 4 BAB II LANDASAN TEORI A. Laporan Arus Kas 1. Pengertian Laporan Arus Kas Laporan arus kas merupakan suatu laporan yang digunakan untuk dapat menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas

Lebih terperinci

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN

SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN SUMBER-SUMBER PEMBELANJAAN PERTEMUAN 11 MANAJEMEN KEUANGAN LANJUTAN ANDRI HELMI M, S.E., M.M. JENIS-JENIS 1. Sumber dana jangka pendek 2. Sumber dana jangka menengah 3. Sumber dana jangka panjang Sumber

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembelian aktiva tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1. Rerangka Teori dan Literatur 2.1.1. Pengertian Bank Pada Pasal 1 (Butir 2) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan,

Lebih terperinci

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS

ANALISIS DANA DAN ARUS KAS MANAJEMEN KEUANGAN II[TYPE THE COMPANY NAME] ANALISIS DANA DAN ARUS KAS Rowland Bismark Fernando Pasaribu UNIVERSITAS GUNADARMA PERTEMUAN 02 EMAIL: rowland dot pasaribu at gmail dot com ANALISIS DANA DAN

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2):

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan. keputusan. Pengertian laporan keuangan menurut PSAK (2007: 1-2): 6 BAB II LANDASAN TEORI A. Definisi Laporan Keuangan 1. Tinjauan Umum Laporan Keuangan Informasi Laporan Keuangan dijadikan dasar untuk dapat menentukan atau menilai posisi keuangan suatu perusahaan, yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah Berikut pengertian dari usaha mikro, kecil dan menengah berdasarkan Undang- Undang Nomor 20 Tahun 2008: 2.1.1 Usaha Mikro Berdasarkan Undang-Undang

Lebih terperinci

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H)

PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) PEDOMAN PELAPORAN KEUANGAN PEMANFAATAN HUTAN PRODUKSI DAN PENGELOLAAN HUTAN (DOLAPKEU PHP2H) Pelatihan APHI 18 MEI 2011 Dwi Martani & Taufik Hidayat Staf Pengajar Departemen Akuntansi FEUI Tim Penyusun

Lebih terperinci

JUMLAH AKTIVA

JUMLAH AKTIVA NERACA 31 DESEMBER 2007 AKTIVA AKTIVA LANCAR Kas dan bank 3 866.121.482 3.038.748.917 Piutang usaha - bersih Hubungan istimewa 2b, 2c, 4, 5, 8 2.635.991.416 328.548.410 Pihak ketiga - setelah dikurangi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang sebagai perwujudan pengabdian dan peran serta rakyat untuk membiayai negara dan

Lebih terperinci

BAB II AKUN DAN KODE AKUN

BAB II AKUN DAN KODE AKUN 7 BAB II AKUN DAN KODE AKUN 2.A. Pengertian Akun/Perkiraan. 2.B. Akun. 2.C. Laporan Keuangan dan unsur-unsurnya. A. PENGERTIAN AKUN/ PERKIRAAN 1. Pengertian Akun Akun adalah daftar atau tempat yang digunakan

Lebih terperinci

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA

BAB 4. AKTIVITAS KETIGA BAB 4. AKTIVITAS KETIGA Capaian yang diharapkan setelah membaca bab aktivitas ketiga dalam materi Laporan Keuangan (Financial Statement) adalah stakeholder mampu: 1. Memahami tujuan laporan keuangan (Financial

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Teoritis 1. Hutang Hutang sering disebut juga sebagai kewajiban, dalam pengertian sederhana dapat diartikan sebagai kewajiban keuangan yang harus dibayar oleh perusahaan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Laba a. Pengertian Laba Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan laba. Laba merupakan indikator prestasi atau kinerja perusahaan yang besarnya tampak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya merupakan hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat berkomunikasi antara data keuangan atau aktivitas-aktivitas

Lebih terperinci

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset

(lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset XV. Sewa Guna (Leasing) Leasing adalah perjanjian kontrak antara pihak yang menyewakan (lessor) dengan pihak yang menyewa aset tertentu (lessee). Penyewa mempunyai hak untuk menggunakan aset tertentu,

Lebih terperinci

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI

AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI AKUNTANSI PERPAJAKAN Modul ke: Fakultas EKONOMI Program Studi MAGISTER AKUNTANSI www.mercubuana.ac.id AKUNTANSI PAJAK ATAS SEWA GUNA USAHA DAN JASA KUNSTRUKSI Dr. Suhirman Madjid, SE.,MS.i.,Ak., CA. HP/WA

Lebih terperinci

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani

PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows. Presented by: Dwi Martani PSAK 2 LAPORAN ARUS KAS IAS 7 - Statement of Cash Flows Presented by: Dwi Martani LAPORAN ARUS KAS Informasi arus kas entitas berguna sebagai dasar untuk menilai kemampuan entias dalam menghasilkan kas

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Liabilitas Menurut kerangka dasar pengukuran dan pengungkapan laporan keuangan (KDP2LK) adalah utang entitas masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaian

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan 2.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Salah satu fungsi akuntansi adalah mencatat transaksi-transaksi yang terjadi serta pengaruhnya terhadap aktiva, utang modal,

Lebih terperinci

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN

BAB 9 LAPORAN KEUANGAN BAB 9 LAPORAN KEUANGAN A. Jenis-Jenis Laporan Keuangan Pada bab 8 sudah dijelaskan bahwa neraca lajur merupakan alat bantu untuk memudahkan dalam membuat laporan keuangan yang meliputi: 1. Laporan laba

Lebih terperinci

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN

PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN 55 (REVISI 2006) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN (REVISI 0) INSTRUMEN KEUANGAN: PENGAKUAN DAN PENGUKURAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (revisi 0) terdiri dari paragraf - dan Panduan Aplikasi. Seluruh paragraf

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN. dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas

BAB II BAHAN RUJUKAN. dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas 6 BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Laporan keuangan pada dasarnya adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas suatu perusahaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam pembelian aset tetap, perusahaan harus mempertimbangkan alternatif pembiayaan mana yang paling menguntungkan agar dapat meminimalkan pengeluaran perusahaan dan

Lebih terperinci

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali)

1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember (Disajikan kembali) LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN 31 Desember 2011, 2010 dan 1 Januari 2010/ 31 Desember 2009 1 Januari 2010/ 31 Desember 31 Desember 31 Desember 2009 2011 2010 (Disajikan kembali) ASET ASET LANCAR

Lebih terperinci

JUMLAH ASET LANCAR

JUMLAH ASET LANCAR LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) KONSOLIDASI 30 September 2011 dan 31 Desember 2010 30 September 2011 31Desember 2010 ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 50948250925 80968763439 Investasi 1963117500 2016231750

Lebih terperinci

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS

LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS Dosen : Christian Ramos Kurniawan LAPORAN POSISI KEUANGAN (NERACA) DAN LAPORAN ARUS KAS 4-1 Referensi : Donald E Kieso, Jerry J Weygandt, Terry D Warfield, Intermediate Accounting Laporan Posisi Keuangan

Lebih terperinci

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900

1,111,984, ,724,096 Persediaan 12 8,546,596, f, ,137, ,402,286 2h, 9 3,134,250,000 24,564,101,900 NERACA KONSOLIDASI` PER 30 SEPTEMBER 2009 DAN 2008 3 CATATAN ASET ASET LANCAR Kas dan setara kas 2c, 2l, 4, 24 Rp 3,111,393,145 Rp 1,677,351,069 Investasi jangka pendek 2d, 5 5,348,940,000 6,606,593,125

Lebih terperinci

MAKALAH HUKUM PERIKATAN

MAKALAH HUKUM PERIKATAN MAKALAH HUKUM PERIKATAN LEASING DAN BEBERAPA HAL MENGENAINYA Disusun Oleh: Hafizh Furqonul Amrullah 8111412280 FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2013-2014 A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Untuk

Lebih terperinci

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN

Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 PENDAPATAN Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) No. 23 tentang Pendapatan disetujui dalam Rapat Komite Prinsip Akuntansi Indonesia pada tanggal

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI 11 BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Laporan Arus Kas Pada tahun 1987, Financial Accounting Standars Board (FASB) mengeluarkan Statement Nomor 95 tentang kewajiban menyusun laporan arus kas (Statement

Lebih terperinci

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa

Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Contoh Laporan Keuangan Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa Perusahaan Jasa (Service Company) merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang penjualan jasa keahlian. Contoh perusahaan jasa seperti kantor

Lebih terperinci

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi,

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan. Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri asuransi, BAB IV PEMBAHASAN IV.1. Pengungkapan dalam Laporan Keuangan Seperti yang kita ketahui sebelumnya konvergensi IFRS hanya terdapat dua Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) yang mengatur industri

Lebih terperinci

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB II KERANGKA TEORITIS BAB II KERANGKA TEORITIS 2.1. Teori tentang Laporan Keuangan a. Pengertian Laporan Keuangan Laporan keuangan merupakan tujuan (hasil akhir) dari suatu proses dan prosedur akuntansi, sebagai ringkasan informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Koperasi 2.1.1 Pengertian Koperasi bahwa, Undang Undang No.17 tahun 2012 tentang Perkoperasian menyatakan Koperasi adalah badan hukum yang didirikan oleh orang perseorangan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konstruk, Konsep, dan Variabel Penelitian 2.1.1 Laporan Keuangan 2.1.1.1 Pengertian Laporan Keuangan Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009), laporan keuangan adalah suatu penyajian

Lebih terperinci

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014

Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care 99 Periode Januari 2014 Repositori STIE Ekuitas STIE Ekuitas Repository Final Assignment - Diploma 3 (D3) http://repository.ekuitas.ac.id Final Assignment of Accounting 2017-02-04 Penyusunan Laporan Keuangan Pada Stars Auto Care

Lebih terperinci

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS

Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN. Bentuk Bentuk Laporan Keuangan. Idik Sodikin,SE,MBA,MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Modul ke: 02 Manajemen Keuangan LAPORAN KEUANGAN Bentuk Bentuk Laporan Keuangan Fakultas EKONOMI DAN BISNIS Program Studi Akuntansi Idik Sodikin,SE,MBA,MM Pendahuluan Apa yang yang dimaksud Laporan Keuangan

Lebih terperinci

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak)

PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) PERUSAHAAN SEWAGUNAUSAHA (PerlakuanAkuntansi dan Pajak) Rosita, SE., MM.,Ak. Abstrak Di Indonesia perusahaan sewa guna usaha berkembang sangat pesat. Hal ini membuat pemerintah berusaha untuk dapat menjaring

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. PSAK 1 tentang penyajian laporan keuangan. a. Definisi Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) adalah standar yang digunakan untuk pelaporan keuangan

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Munawir (2010; 96) menjelaskan bahwa salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi- transaksi tersebut dapat mengakibatkan

Lebih terperinci

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama.

a. Koperasi dimiliki oleh anggota yang bergabung atas dasar sedikitnya ada satu kepentingan ekonomi yang sama. AKUNTANSI PERKOPERASIAN PSAK NO. (REVISI ) 0 PERNYATAAN STANDAR AKUNTANSI KEUANGAN NO. (REVISI ) AKUTANSI PERKOPERASIAN Paragraf-paragraf yang dicetak dengan huruf tebal dan miring adalah paragraf standar

Lebih terperinci

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN BAB II BAHAN RUJUKAN 2.1 Laporan Keuangan Salah satu ciri dari kegiatan perusahaan yaitu adanya transaksi-transaksi. Transaksi-transaksi tersebut dapat mengakibatkan perubahan terhadap aktiva, hutang,

Lebih terperinci

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA

Bab 1 Ruang Lingkup UKM.1. Hak Cipta 2008 IKATAN AKUNTAN INDONESIA 0 Bab Ruang Lingkup.. Standar Akuntansi Keuangan Usaha Kecil dan Menengah (SAK UKM) dimaksudkan untuk digunakan oleh entitas kecil dan menengah. Entitas kecil dan menengah adalah entitas yang: (a) yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Financial Distress Financial distress merupakan kondisi saat keuangan perusahaan dalam keadaan tidak sehat atau krisis. Kondisi financial distress

Lebih terperinci

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I

AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Modul ke: AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH I Laporan Posisi Keuangan Fakultas FEB Angela Dirman, SE., M.Ak Program Studi Akuntansi www.mercubuana.ac.id Content Laporan Posisi Keuangan Tujuan Pembelajaran Mahasiswa

Lebih terperinci