KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL"

Transkripsi

1 KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2016

2 KATA PENGANTAR Segala puji syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan karunia-nya sehingga Laporan Kinerja Tahun 2016 Sekretariat Jenderal dapat diselesaikan. Laporan Kinerja Tahun 2016 merupakan suatu bentuk akuntabilitas organisasi kepada instansi dan publik atas amanat/tanggung jawab yang telah dipercayakan kepada Sekretariat Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan. Laporan Kinerja Tahun 2016 ini mencakup capaian atas target yang telah ditetapkan pada perjanjian kinerja tahun 2016, permasalahan dan hambatan dalam pencapaian target kinerja dan rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan pada tahun Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2016 ini berpedoman pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Kami menyadari penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2016 masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan, tanggapan, maupun saran yang membangun dalam pencapaian target kinerja Sekretariat Jenderal ke depan. Jakarta, Januari 2017 Sekretaris Jenderal Kementerian Kelautan dan Perikanan Sjarief Widjaja

3 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar Belakang... 1 B. Kedudukan, Tugas, dan Fungsi... 1 C. Organisasi dan Personalia... 2 BAB II PERENCANAAN KINERJA... 4 A. Visi dan Misi... 4 B. Sasaran Strategis... 4 C. Indikator Kinerja dan Target Kinerja Tahun D. Program dan Kegiatan... 9 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi B. Analisis Capaian Kinerja Indikator Kinerja 1 : Indeks Kompetensi dan Integritas KKP Indikator Kinerja 2 : Persentase Unit Kerja yang menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan terstandar Indikator Kinerja 3 : Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP Indikator Kinerja 4 : Nilai AKIP KKP Indikator Kinerja 5 : Nilai Kinerja Anggaran KKP Indikator Kinerja 6 : Opini atas Laporan Keuangan KKP Indikator Kinerja 7 : Jumlah Dokumen Kerjasama yang telah diimplementasikan Indikator Kinerja 8 : Rasio jumlah pemberitaan yang negatif dibanding total pemberitaan tentang KKP Indikator Kinerja 9 : Indeks efektifitas kebijakan pemerintah lingkup Sekretariat Jenderal Indikator Kinerja 10 : Persentase Unit Kerja yang mengimplementasikan penempatan SDM KKP berbasis kompetensi dibanding total unit kerja yang ada di KKP Indikator Kinerja 11 : Persentase Teknologi Informasi & Komunikasi yang terintegrasi dibanding total TIK yang ada.. 33 ii LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

4 12. Indikator Kinerja 12 : Persentase program dan kegiatan RB yang dilaksanakan dibanding jumlah program dan kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai road map RB per tahun Indikator Kinerja 13 : Persentase ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan Indikator Kinerja 14 : Persentase jumlah publikasi program dan kegiatan KKP melalui media dan lembaga stakeholder lainnya Indikator Kinerja 15 : Jumlah dokumen kerja sama yang disepakati Indikator Kinerja 16 : Indeks kompetensi dan integritas Setjen Indikator Kinerja 17 : Persentase unit kerja lingkup Setjen yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar Indikator Kinerja 18 : Nilai kinerja RB Setjen Indikator Kinerja 19 : Nilai AKIP Setjen Indikator Kinerja 20 : Nilai kinerja anggaran Setjen Indikator Kinerja 21 : Persentase tingkat kepatuhan terhadap SAP lingkup Setjen C. Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan D. Kinerja Anggaran BAB IV PENUTUP Kesimpulan LAMPIRAN iii LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2016 ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada Sekretariat Jenderal atas penggunaan anggaran. Penyusunan Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal ini mengacu pada Peraturan Presiden Nomor 29 tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Review atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Kinerja Sekretariat Jenderal tahun 2016 menjelaskan tentang pengukuran kinerja dan evaluasi serta pengungkapan yang memadai dari hasil analisis terhadap pengukuran kinerja tahun Tujuan penyusunan Laporan Kinerja ini adalah sebagai laporan atas kinerja yang telah diperjanjikan kepada Menteri Kelautan dan Perikanan dan memberikan informasi kinerja kepada publik atas kinerja yang telah dan seharusnya dicapai, dan sebagai upaya perbaikan berkesinambungan bagi Sekretariat Jenderal untuk meningkatkan kinerjanya. B. Kedudukan, Tugas dan Fungsi Berdasarkan Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor PER.15/MEN/2010 sebagaimana telah diubah menjadi Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 23/PERMEN-KP/2015 Tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Kelautan dan Perikanan, Sekretariat Jenderal adalah unit organisasi yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Menteri Kelautan dan Perikanan yang mempunyai tugas menyelenggarakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan, dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unsur organisasi di lingkungan KKP. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud di atas, Sekretariat Jenderal menyelenggarakan fungsi: 1. Koordinasi kegiatan KKP. 2. Koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran KKP. 3. Pembinaan dan pemberian dukungan administrasi yang meliputi ketatausahaan, kepegawaian, keuangan, kerumahtanggaan, kerja sama, hubungan masyarakat, arsip dan dokumentasi KKP. 4. Pembinaan dan penataan organisasi dan tata laksana. 5. Koordinasi dan penyusunan peraturan perundang-undangan serta pelaksanaan advokasi hukum. 6. Pengelolaan barang milik/kekayaan negara dan layanan pengadaan barang/jasa pemerintah. LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

6 7. Pelaksanaan fungsi lain yang diberikan Menteri. Pada awal tahun 2017 dengan terbitnya Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2015 tentang Kementerian Kelautan dan Perikanan, terdapat 1 Unit Kerja baru di KKP (Badan Riset dan SDM KP) yang merupakan penggabungan dari 2 Unit Kerja (Badan Litbang KP dan Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat KP), sedangkan 8 Unit Kerja Eselon I lainnya termasuk Sekretariat Jenderal masih tetap dengan fungsi dan tugas yang sama. C. Organisasi dan Personalia Untuk melaksanakan tugas dan fungsi tersebut, struktur organisasi Sekretariat Jenderal terdiri dari: 1. Biro Perencanaan mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan penyusunan rencana, program, dan anggaran lintas sektor dan luar negeri, pengelolaan kinerja, serta monitoring, evaluasi dan laporan di bidang kelautan dan perikanan. 2. Biro Kepegawaian mempunyai tugas melaksanakan koordinasi penyusunan perencanaan, pengembangan, mutasi pegawai, administrasi jabatan fungsional, tata usaha kepegawaian, penyediaan data dan informasi kepegawaian, serta laporan kepegawaian. 3. Biro Keuangan mempunyai tugas melakukan pembinaan tata kelola, pengendalian, monitoring dan evaluasi pelaksanaan anggaran belanja, koordinasi Penerimaan Negara Bukan Pajak dan pembinaan badan layanan umum, tata laksana dan transformasi keuangan, kepatuhan pejabat perbendaharaan, penyelenggaraan sistem akuntansi dan pelaporan, pengendalian internal dan kepatuhan atas laporan keuangan, dan penyelesaian kerugian negara dan koordinasi pengelolaan Barang Milik Negara (BMN). 4. Biro Hukum dan Organisasi mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan rancangan peraturan perundang-undangan, pengembangan hukum laut, penyusunan rancangan perjanjian, advokasi hukum, pembinaan organisasi dan tata laksana, serta fasilitasi reformasi birokrasi KKP. 5. Biro Umum mempunyai tugas melaksanakan koordinasi, fasilitasi, pelaksanaan, dan bimbingan teknis pengelolaan rumah tangga, tata usaha dan persuratan, layanan pengadaan barang dan jasa, layanan perizinan terpadu satu pintu, dan pengelolaan BMN lingkup Setjen, serta pemberian pelayanan yang menunjang pelaksanaan tugas kantor pusat KKP. 6. Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat mempunyai tugas melaksanakan koordinasi dan fasilitasi penyusunan analisis, pengembangan program, dan pembinaan kerja sama internasional, antarlembaga, dan hubungan masyarakat di bidang kelautan dan perikanan. LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

7 Selain itu Sekretariat Jenderal secara administratif membina satu pusat yaitu: 7. Pusat Data, Statistik, dan Informasi mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan dan penyediaan data dan statistik, pengembangan aplikasi dan sistem informasi, serta infrastruktur teknologi informasi di bidang kelautan dan perikanan. Gambar 1.1 Struktur Organisasi Sekretariat Jenderal Tahun 2016 Sekretariat Jenderal pada tahun 2016 memiliki Sumber Daya Manusia sejumlah 596 orang Pegawai Negeri Sipil (PNS). Jumlah PNS lingkup Sekretariat Jenderal berdasarkan unit kerja seperti pada tabel berikut: Tabel 1.1 Komposisi Pegawai Sekretariat Jenderal berdasarkan Satuan Kerja dan Jenis Kelamin Tahun 2016 No. Unit Kerja Laki-laki Perempuan Jumlah PNS (orang) (orang) (orang) 1. Sekretariat Jenderal Biro Perencanaan Biro Kepegawaian Biro Keuangan Biro Hukum dan Organisasi Biro Umum Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Sekretariat Dewan Kelautan Indonesia Pusat Data Statistik dan Informasi Satuan Otorita Batam Jumlah LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

8 BAB II PERENCANAAN KINERJA A. Visi dan Misi Berdasarkan Permen KP nomor 45 tahun 2016 tentang Renstra Kementerian Kelautan dan Perikanan tahun , Visi pembangunan Kelautan dan Perikanan adalah Mewujudkan Sektor Kelautan dan Perikanan Indonesia yang Mandiri, Maju, Kuat dan Berbasis Kepentingan Nasional. Untuk mewujudkan visi KKP, telah tertuang didalam Peraturan Sekretaris Jenderal nomor 1 tahun 2015 tentang Renstra Setjen tahun , Sekretariat Jenderal menetapkan visi sebagai berikut : Profesional dalam Pelayanan dan Dukungan Administrasi Kementerian Dalam rangka mewujudkan visi tersebut, maka misi Sekretariat Jenderal yang diemban adalah: 1. Meningkatkan efektivitas, efisiensi, dan akuntabilitas kerja organisasi KKP: Dalam upaya memberikan dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan KKP secara optimal, Sekretariat Jenderal terus berupaya meningkatkan kinerja yang berorientasi pada proses yang efisien dan akuntabel dengan dampak yang akuntabel dan efektif. Profesional dalam memberikan pelayanan dan dukungan administrasi lingkup Kementerian. 2. Meningkatkan budaya kerja yang berkepribadian KKP: Upaya mewujudkan good government dan clean governance di KKP dilakukan melalui peningkatan budaya kerja Aparatur Sipil Negara (ASN) KKP yang kompeten, profesional, dan berkepribadian. B. Sasaran Strategis Sasaran merupakan hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi pemerintah dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur, dalam kurun waktu yang lebih pendek dari tujuan. Dalam sasaran telah ditetapkan indikator sasaran sebagai ukuran tingkat keberhasilan pencapaian sasaran untuk diwujudkan pada tahun bersangkutan. Setiap indikator sasaran disertai rencana tingkat capaian (target) masing-masing. Sasaran diupayakan untuk dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu secara berkesinambungan sejalan dengan tujuan yang ditetapkan dalam rencana stratejik. Dengan demikian, setiap tujuan yang ditetapkan memiliki indikator yang terukur. Sehubungan dengan karakteristik tersebut di atas dan berdasarkan Peraturan Sekjen Nomor 1 tahun 2016 tentang Rencana Strategis Sekretariat Jenderal KKP Tahun , serta ditetapkan dengan Kepmen KP nomor 112 tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama Sekretariat Jenderal Tahun 2016, Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal untuk tahun 2016 adalah sebagai berikut: LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

9 CUSTOMER PERSPECTIVE Tabel 2.1 Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS SS1 SS2 SS3 Tersedianya ASN KKP yang kompeten, profesional dan berkepribadian Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima SS4 SS5 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel Terwujudnya kerja sama internasional yang implementatif dan hubungan masyarakat yang efektif INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE SS6 SS7 SS8 SS9 Tersedianya kebijakan pembangunan lingkup SETJEN yang partisipasif Terselenggaranya penempatan SDM KKP berbasis kompetensi Terintegrasinya sistem informasi KKP Terselenggaranya RB KKP sesuai road map RB KKP SS10 SS11 SS12 Terwujudnya Laporan Keuangan yang Akuntabel Terselenggaranya publikasi dan pelayanan komunikasi dengan media dan lembaga yang optimal Terlaksananya pengembangan dan pembinaan kerja sama internasional dan antar lembaga bidang KP LEARN AND GROWTH PERSPECTIVE SS13 SS14 SS15 SS16 Tersedianya ASN lingkup Setjen yang kompeten, profesional dan berkepribadian Tersedianya manajemen pengetahuan lingkup Setjen yang handal dan mudah diakses Terwujudnya birokrasi Setjen yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima Terkelolanya anggaran pembangunan Setjen secara efisien dan akuntabel Selanjutnya dari sasaran strategi tersebut disusunlah peta strategis. Peta strategi adalah sejumlah sasaran strategis yang terangkai dalam hubungan sebab akibat dan mengacu pada visi dan misi organisasi. Peta Strategi memberikan gambaran visual dari strategi organisasi sehingga memudahkan dalam mengkomunikasikan strategi. Peta strategi memiliki berbagai perspektif. Perspektif adalah cara pandang yang digunakan melalui metode Balanced Scorecard (BSC) untuk mengelola kinerja organisasi. Peta strategi Sekretariat Jenderal tahun 2016 dapat dilihat pada gambar berikut : LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

10 Gambar 2.1 Peta Strategi Sekretariat Jenderal Tahun 2016 C. Indikator dan Target Kinerja Tahun 2016 Perjanjian kinerja merupakan instrumen pelaksanaan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja, dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja, dan merupakan tekad dan janji yang akan dicapai antara pimpinan unit kerja yang menerima amanah/tanggung jawab/kinerja dengan pihak yang memberikan amanah/tanggung jawab/kinerja. Untuk tahun 2016, dengan dukungan anggaran Rp , Sekretaris Jenderal telah memperjanjikan 16 Sasaran Strategis dan 21 target IKU dengan Menteri Kelautan dan Perikanan yang dituangkan dalam dokumen Perjanjian Kinerja (PK) Tahun 2016 sebagai berikut: Tabel 2.2 Indikator Kinerja dan Target Sekretariat Jenderal Tahun 2016 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Terwujdunya Aparatur Sipil Negara KKP yang kompeten, profesional dan berintegritas 2 Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan CUSTOMER PERSPECTIVE 1 Indeks Kompetensi dan Integritas KKP (%) 2 Persentase Unit Kerja yang menerapkan sistem Manajemen LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun

11 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET mudah diakses Pengetahuan yang terstandar (%) 3 Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima 4 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel 5 Terwujudnya kerja sama internasional yang implementatif dan hubungan masyarakat yang efektif 6 Tersedianya kebijakan pembangunan lingkup SETJEN yang partisipasif 7 Terselenggaranya penempatan SDM KKP berbasis kompetensi 8 Terintegrasinya sistem informasi KKP 9 Terselenggaranya RB KKP sesuai road map RB KKP 10 Terwujudnya Laporan Keuangan yang Akuntabel 11 Terselenggaranya publikasi dan pelayanan komunikasi dengan media dan lembaga yang optimal 12 Terlaksananya pengembangan dan pembinaan kerja sama internasional dan antar lembaga bidang KP 13 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara SETJEN yang kompeten, profesional dan berintegritas 14 Tersedianya manajemen pengetahuan SETJEN yang handal dan mudah diakses 15 Terwujudnya birokrasi SETJEN yang efektif, efisien dan 3 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP (nilai) LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016 A (80,5) 4 Nilai AKIP KKP (nilai) A (84) 5 Nilai Kinerja Anggaran KKP (%) 85 6 Opini atas Laporan Keuangan KKP (opini) 7 Jumlah Dokumen kerjasama yang telah diimplementasikan (dokumen) 8 Rasio jumlah pemberitaan yang negatif dibanding total pemberitaan tentang KKP (%) INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 9 Indeks efektifitas kebijakan pemerintah lingkup SETJEN (indeks) 10 Persentase unit kerja yang mengimplementasikan penempatan SDM KKP berbasis kompetensi dibanding total unit kerja yang ada di KKP (%) 11 Persentase Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) yang terintegrasi dibanding total TIK yang ada (%) 12 Persentase program dan kegiatan RB yang dilaksanakan dibanding jumlah program dan kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai road map RB per tahun (%) 13 Persentase ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (%) 14 Persentase jumlah publikasi program dan kegiatan KKP melalui media dan lembaga stakeholder lainnya (%) 15 Jumlah dokumen kerjasama yang disepakati (dokumen) LEARN & GROWTH PERSPECTIVE 16 Indeks kompetensi dan integritas SETJEN (%) 17 Persentase unit kerja lingkup SETJEN yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi SETJEN (nilai) WTP (5) 32 <10 6, A (83)

12 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET berorientasi pada layanan prima 19 Nilai AKIP SETJEN (nilai) A (84) 16 Terkelolanya anggaran pembangunan SETJEN secara efisien dan akuntabel 20 Nilai kinerja anggaran SETJEN (%) Persentase Tingkat Kepatuhan terhadap SAP lingkup SETJEN (%) 100 Namun sehubungan dengan terbitnya Inpres nomor 08/2016 yang berimplikasi pada pengurangan/penghematan anggaran KKP TA dan Sekretariat Jenderal menjadi Rp , maka PK Sekretariat Jenderal telah di reviu kembali pada bulan Oktober 2016, dengan perubahan indikator kinerja dan target sebagaimana tabel berikut: Tabel 2.3 Indikator Kinerja dan Target Sekretariat Jenderal Tahun 2016 Perubahan SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara KKP yang kompeten, profesional dan berintegritas 2 Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses 3 Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima 4 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel 5 Terwujudnya kerja sama internasional yang implementatif dan hubungan masyarakat yang efektif 6 Tersedianya kebijakan pembangunan lingkup SETJEN yang partisipasif 7 Terselenggaranya penempatan SDM KKP berbasis kompetensi 8 Terintegrasinya sistem informasi KKP 9 Terselenggaranya RB KKP sesuai road map RB KKP CUSTOMER PERSPECTIVE 1 Indeks Kompetensi dan Integritas KKP (%) 2 Persentase Unit Kerja yang menerapkan sistem Manajemen Pengetahuan yang terstandar (%) 3 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP (nilai) A (80,5) 4 Nilai AKIP KKP (nilai) A (84) 5 Nilai Kinerja Anggaran KKP (nilai) 85 6 Opini atas Laporan Keuangan KKP (opini) 7 Jumlah Dokumen kerjasama yang telah diimplementasikan (dokumen) 8 Rasio jumlah pemberitaan yang negatif dibanding total pemberitaan tentang KKP (%) INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 9 Indeks efektifitas kebijakan pemerintah lingkup SETJEN (indeks) 10 Persentase unit kerja yang mengimplementasikan penempatan SDM KKP berbasis kompetensi dibanding total unit kerja yang ada di KKP (%) 11 Persentase Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) yang terintegrasi dibanding total TIK yang ada (%) 12 Persentase program dan kegiatan RB yang dilaksanakan dibanding jumlah program dan kegiatan yang WTP (5) 32 <10 6, LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

13 SASARAN STRATEGIS URAIAN INDIKATOR KINERJA TARGET 10 Terwujudnya Laporan Keuangan yang Akuntabel 11 Terselenggaranya publikasi dan pelayanan komunikasi dengan media dan lembaga yang optimal 12 Terlaksananya pengembangan dan pembinaan kerja sama internasional dan antar lembaga bidang KP 13 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara SETJEN yang kompeten, profesional dan berintegritas 14 Tersedianya manajemen pengetahuan SETJEN yang handal dan mudah diakses 15 Terwujudnya birokrasi SETJEN yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 16 Terkelolanya anggaran pembangunan SETJEN secara efisien dan akuntabel harus dilaksanakan sesuai road map RB per tahun (%) 13 Persentase ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (%) 14 Persentase jumlah publikasi program dan kegiatan KKP melalui media dan lembaga stakeholder lainnya (%) 15 Jumlah dokumen kerjasama yang disepakati (dokumen) LEARN & GROWTH PERSPECTIVE 16 Indeks kompetensi dan integritas SETJEN (%) 17 Persentase unit kerja lingkup SETJEN yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi SETJEN (nilai) A (83) 19 Nilai AKIP SETJEN (nilai) A (84) 20 Nilai kinerja anggaran SETJEN (%) Persentase Tingkat Kepatuhan terhadap SAP lingkup SETJEN (%) 100 D. Program dan Kegiatan Sekretariat Jenderal melaksanakan program kerja yang mendukung pelaksanaan program pembangunan kelautan dan perikanan secara keseluruhan yaitu Program Peningkatan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya Kementerian Kelautan dan Perikanan. Tujuan program adalah meningkatkan pembinaan dan koordinasi penyelenggaraan pembangunan kelautan dan perikanan dengan sasaran meningkatnya kesesuaian pelaksanaan dukungan manajerial. Untuk mencapai tujuan dan sasaran program tersebut, kegiatan yang dilaksanakan sebagaimana tabel berikut. LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

14 Tabel 2.3 Indikator Kinerja dan Target Sekretariat Jenderal Tahun 2016 Perubahan No Satuan Kerja Kegiatan Anggaran (Rp) 1. Biro Perencanaan Pembinaan dan Koordinasi Perencanaan, penganggaran dan Monev Pembangunan 2. Biro Kepegawaian Pengelolaan Kepegawaian Kementerian dan Kelautan dan Perikanan Biro Hukum dan Penyiapan produk hukum dan penataan Organisasi organisasi KKP 4. Biro Keuangan Dukungan Manajemen dan Pelaksanaan Tugas Teknis Lainnya KKP Biro Umum Koordinasi, Fasilitasi, Pelaksanaan, dan Bimbingan Teknis Pengelolaan Rumah Tangga, Tata Usaha dan Persuratan, Layanan Pengadaan Barang dan Jasa, Layanan Perizinan Terpadu Satu Pintu, dan Pengelolaan BMN Lingkup Setjen, Serta Pemberian Pelayanan yang Menunjang Pelaksanaan Tugas Kantor Pusat KKP 6. Biro Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Pembinaan dan Koordinasi Penyiapan Produk Hukum dan Penataan Organisasi KKP Pusat Data, Statistik Pengelolaan Data Statistik dan Informasi dan Informasi Kelautan Perikanan 8. LPUMKP Pengelolaan Modal Usaha Kelautan dan Perikanan 9. Dekonsentrasi Dekonsentarsi TOTAL E. Permasalahan Memperhatikan rekomendasi hasil evaluasi tahun sebelumnya, terdapat beberapa hal yang harus ditindaklanjuti, antara lain: 1. Mengoptimalkan implementasi Perjanjian Kinerja (PK) pengelolaan dana Dekonsentrasi/Pembantuan dengan menetapkan perjanjian kinerja yang berorientasi pada hasil (outcome) kepada seluruh unit kerja dan seluruh penerima dana dekonsentrasi/pembantuan serta membangun sistem monev berbasis teknologi informasi. Sehingga dapat meningkatkan akuntabilitas kinerja penggunaan dana dekonsentrasi/pembantuan. 2. Mengoptimalkan implementasi sistem akuntabilitas kinerja berbasis teknologi informasi yang telah dibangun pada tingkat unit kerja organisasi maupun individu pegawai dengan mengintensfikan monev berkala oleh pimpinan instansi dan unit kerja dan memanfaatkan hasil pengukuran kinerja sebagai dasar pemberian reward and punishment. Sehingga dapat menumbuh kembangkan budaya kinerja organisasi yang baik dan berbasis merit sistem 3. Meningkatkan pemanfaatan informasi laporan kinerja dan hasil evaluasi akuntabilitas kinerja dan evaluasi program untuk memberikan umpan balik (feedback) perbaikan bagi peningkatan akuntabilitas kinerja dan efektifitas program secara berkelanjutan. 4. Menyederhanakan substansi program dan kegiatan agar lebih fokus pada pencapaian hasil. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

15 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA A. Capaian Kinerja Organisasi Akuntabilitas Kinerja organisasi Sekretariat Jenderal merupakan kinerja secara kolektif dari seluruh Biro dan Pusat di lingkungan Sekrertariat Jenderal. Dengan didasarkan atas perjanjian kinerja tersebut di atas serta seluruh perjanjian kinerja di level Satuan Kerja, telah dilakukan pengukuran dan evaluasi kinerja secara berkala. Dalam pelaksanaannya, pengukuran dan pelaporan kinerja Sekretariat Jenderal menggunakan sistem aplikasi pengelolaan kinerja (SAPK), dengan tampilan dashboard capaian Sekretariat Jenderal Tahun 2016 seperti pada gambar berikut: Gambar 3.1 Dashboard Capaian Kinerja Tahun 2016 Sekretariat Jenderal pada aplikasi kinerjaku.kkp.go.id Secara umum Nilai Pencapaian Sasaran Strategis (NPSS) Sekretariat Jenderal Tahun 2016 sebesar 106,46%. Terdapat 13 Sasaran Strategis yang LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

16 nilainya di atas 100%, dan 3 Sasaran Strategis masih di bawah 100% yaitu 1).Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel, 2).Terselenggaranya penempatan SDM KKP berbasis kompetensi, 3).Terselenggaranya RB KKP sesuai roadmap RB KKP. Secara rinci capaian Indikator Kinerja Utama di masing-masing Sasaran Strategis Sekretariat Jenderal Tahun 2016 dapat diikuti pada tabel berikut: Tabel 3.1 Capaian Kinerja Tahun 2016 Sekretariat Jenderal Sasaran Strategis Uraian Indikator Kinerja Target Capaian (%) 1 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara KKP yang kompeten, profesional dan berintegritas 2 Tersedianya manajemen pengetahuan yang handal dan mudah diakses 3 Terwujudnya birokrasi KKP yang efektif, efisien, dan berorientasi pada layanan prima 4 Terkelolanya anggaran pembangunan secara efisien dan akuntabel 5. Terwujudnya kerja sama internasional yang implementatif dan hubungan masyarakat yang efektif 6. Tersedianya kebijakan pembangunan lingkup SETJEN yang partisipasif 7. Terselenggaranya penempatan SDM KKP berbasis kompetensi 8. Terintegrasinya sistem informasi KKP CUSTOMER PERSPEKTIF 1 Indeks Kompetensi dan Integritas KKP (%) 2 Persentase Unit Kerja yang menerapkan sistem Manajemen Pengetahuan yang terstandar (%) 3 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP (nilai) 77 84,85 110, ,92 121,84 A (80,5) 4 Nilai AKIP KKP (nilai) A (84) A (78,74) A (87,75)** 97,81 104,46 5 Nilai Kinerja Anggaran KKP 85 77,89*** 90,45 6 Opini atas Laporan Keuangan KKP (opini) 7 Jumlah Dokumen kerjasama yang telah diimplementasikan (dokumen) 8 Rasio jumlah pemberitaan yang negatif dibanding total pemberitaan tentang KKP (%) INTERNAL PROCESS PERSPEKTIF 9 Indeks efektifitas kebijakan pemerintah lingkup SETJEN (indeks) 10 Persentase unit kerja yang mengimplementasikan penempatan SDM KKP berbasis kompetensi dibanding total unit kerja yang ada di KKP (%) 11 Persentase Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) yang terintegrasi dibanding total TIK yang ada (%) WTP (5) WTP (5) 100, ,80 <10 1,6 187,00 6,5 7,67 118, , ,92 108,80 " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

17 Sasaran Strategis 9. Terselenggaranya RB KKP sesuai road map RB KKP 10. Terwujudnya Laporan Keuangan yang Akuntabel 11. Terselenggaranya publikasi dan pelayanan komunikasi dengan media dan lembaga yang optimal 12 Terlaksananya pengembangan dan pembinaan kerja sama internasional dan antar lembaga bidang KP Uraian Indikator Kinerja 12 Persentase program dan kegiatan RB yang dilaksanakan dibanding jumlah program dan kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai road map RB per tahun (%) 13 Persentase ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan (%) 14 Persentase jumlah publikasi program dan kegiatan KKP melalui media dan lembaga stakeholder lainnya (%) 15 Jumlah dokumen kerjasama yang disepakati (dokumen) Target Capaian (%) ,67 98, , ,5 112, ,30 13 Terwujudnya Aparatur Sipil Negara SETJEN yang kompeten, profesional dan berintegritas 14 Tersedianya manajemen pengetahuan SETJEN yang handal dan mudah diakses 15 Terwujudnya birokrasi SETJEN yang efektif, efisien dan berorientasi pada layanan prima 16 Terkelolanya anggaran pembangunan SETJEN secara efisien dan akuntabel LEARN & GROWTH PERSPEKTIF 16 Indeks kompetensi dan integritas SETJEN (%) 17 Persentase unit kerja lingkup SETJEN yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 18 Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi SETJEN (nilai) 77 79, ,11 102,22 A (83) 90,35 108,86 19 Nilai AKIP SETJEN (nilai) A (84) ,67 20 Nilai kinerja anggaran SETJEN (%) 21 Persentase Tingkat Kepatuhan terhadap SAP lingkup SETJEN (%) * hasil evaluasi sementara dari KemenPAN ** hasil evaluasi yang dilakukan oleh Inspektorat Jenderal *** Data SMART diolah per tanggal 18 Januari ,25*** 103, ,00 Terdapat 17 (tujuh belas) IKU yang capaian diatas 100%, dan 4 (empat) IKU yang capaiannya dibawah 100% yakni 1). Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP, 2). Nilai Kinerja Anggaran KKP, 3). Persentase unit kerja yang mengimplementasikan penempatan SDM KKP berbasis kompetensi dibanding total unit kerja yang ada di KKP, 4). Persentase program dan kegiatan RB yang " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

18 dilaksanakan dibanding jumlah program dan kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai road map RB per tahun. B. Analisis Capaian Kinerja Analisis capaian kinerja dilakukan pada setiap pernyataan kinerja Sasaran Strategis dan indikator kinerja untuk setiap perspektif sebagai berikut: CUSTOMERS PERSPECTIVE 1. Sasaran Strategis Terwujudnya Aparatur Sipil Negara KKP Yang Kompeten, Profesional dan Berintegritas. Nilai capaian sasaran strategis ini didukung oleh satu IKU yaitu indeks kompetensi dan integritas KKP, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 1 : Indeks Kompetensi dan Integritas KKP Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Pegawai Negeri Sipil berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga PNS tersebut dapat melaksanakan tugas secara profesional, efektif dan efisien. Sedangkan integritas adalah keselarasan antara pola pikir, perasaan, ucapan, dan tindakan dengan hati nurani (PermenKP nomor 31 Tahun 2016 tentang pembangunan integritas di lingkungan KKP). Indikator ini merupakan agregat dari 4 variabel yaitu: (1). Hasil penilaian kompetensi/asesmen dari Asesor dengan jenis standar kompetensi dan standar jabatan yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN-SJ/2014 (2). Persentase capaian output pegawai pada SKP (3). Persentase tingkat kehadiran pegawai (4). Persentase tingkat kepatuhan LHKASN/LHKPN. Tingkat kompetensi SDM KKP diukur dari kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang PNS berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga PNS tersebut dapat melaksanakan tugas secara profesional, efektif dan efisien. Tabel 3.2 Capaian Indikator 1 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Indeks Kompetensi dan Integritas KKP (%) 2019 Perbandingan Target , ,85 110,19% 91,90% 94 90,27% " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

19 tahun 2016 sebesar 84,85% (capaian 110,19% dari target), dengan nilai per aspek sebagaimana tabel berikut. Gambar 3.2 Capaian Indeks Kompetensi dan Integritas KKP per aspek tahun Presensi SKP Assessment LHKPN Capaian berikut merupakan upaya atas dukungan faktor-faktor : 1) Uji Asesment untuk Eselon II, III, IV dan JFT/JFU, 2) Perbaikan sistem presensi melalui aplikasi SiKepo, 3) Penambahan titik lokasi mesin presensi dari jumlah 10 Fingerprint menjadi 15 yang telah terpasang di GMB I sampai GMB IV, 4) Telah terintegrasinya system fingerprint antar unit kerja eselon I terpusat di Biro Kepegawaian, 5) Telah dilakukan saresahan etika Birokrasi bagi Pejabat eselon I dan II KKP, 6) Penerapan no SKP no Tukin surat edaran Sekretaris Jenderal No. 721/SJ/VI/2015 tanggal 8 Juni 2015 tentang Pembayaran Tukin Secara Bulanan di Lingkungan KKP. Bila dibandingkan terhadap capaian 2015, capaian ini mengalami penurunan karena untuk tahun ini penerapan asesment dilakukan kepada hampir seluruh pegawai KKP. Hal ini menunjukkan bahwa masih terjadi gap kompetensi yang cukup besar pada struktur pegawai di level bawah. Sehingga perlu dilakukan upaya-upaya untuk meningkatkan kompetensi dengan sosialisasi peraturanperaturan kepegawaian serta pelatihan terfokus pada aspek-aspek yang masih rendah. Sementara jika dibandingkan antara realisasi target tahun 2019, sudah tercapai 90,27%. 2. Sasaran Strategis Tersedianya Manajemen Pengetahuan yang Handal dan Mudah Diakses Nilai sasaran strategis ini didukung oleh satu IKU, yaitu persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

20 Indikator Kinerja 2 : Persentase Unit Kerja yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Sistem Manajemen Pengetahuan merupakan suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Perhitungan indikator ini berasal dari rata-rata persentase unit kerja level 1-2 yang tergabung dan mendistribusikan informasi dalam sistem informasi manajemen pengetahuan terpilih (aplikasi Bitrix24). Tabel 3.3 Capaian Indikator Kinerja 2 Tahun Perbandingan 2019 Perbandingan Target Capaian Target Target persentase unit kerja yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) 46, ,92 121,8% 129,94% ,92% Pada tabel terlihat bahwa realisasi pada tahun 2016 sebesar 60,92%, ini merupakan persentase rata-rata dari realisasi aspek ketergabungan dan aspek keaktifan pada setiap Eselon I lingkup KKP, dengan nilai masing-masing Eselon I seperti gambar di bawah. Gambar 3.3 Grafik Manajemen Pengetahuan berdasarkan aspek ketergabungan dan aspek keaktifan per Eselon I tahun 2016 Jika dibandingkan antara target dan realisasi tahun 2016, capaian untuk indikator ini sebesar 121,8% dimana terdapat beberapa upaya yang telah dilakukan antara lain dengan sosialisasi kepada unit kerja pengguna, pemberian contoh-contoh informasi yang dapat disharing, meningkatkan partisipasi user yang " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

21 sudah tergabung. Jika pada aspek ketergabungan persentasenya cukup tinggi, lain halnya pada aspek keaktifan yang masih rendah, dimana untuk ketergabungan pada Eselon I dan II nilai rata-ratanya masih sebesar 65,15%, sebagaimana tersaji pada gambar di bawah ini. Gambar 3.4 Manajemen Pengetahuan berdasarkan aspek ketergabungan dan aspek keaktifan per Eselon tahun 2016 Data s.d 31 Desember 2016 Kegiatan yang telah dilakukan dalam rangka penerapan Manajemen Pengetahuan selama tahun 2016 antara lain: a. Pengumpulan data user ( ) dari masing-masing unit Eselon I dan II untuk pembuatan user aplikasi manajemen pengetahuan. b. Optimalisasi penggunaan aplikasi manajemen pengetahuan melalui: 1) Penyimpanan dokumen secara online 2) Polling dan penyampaian penghargaan 3) Sirkulasi Undangan secara online 4) Data umum pegawai berdasarkan struktur organisasi 5) Jadwal dan hasil kegiatan 6) Disposisi 7) Percakapan dan komunikasi Untuk perbaikan di tahun 2017, diperlukan adanya internalisasi sistem oleh Pusdatin, penyempurnaan manual dan petunjuk teknis, penyeragaman format nama dan jabatan, optimalisasi fitur aplikasi, dan sosialisasi secara lebih menyeluruh. 3. Sasaran Strategis Terwujudnya Birokrasi KKP Yang Efektif, Efisien, dan Berorientasi Pada Layanan Prima " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

22 Nilai sasaran strategis ini didukung oleh dua IKU, yaitu nilai kinerja reformasi birokrasi KKP dan nilai AKIP KKP, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 3 : Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi KKP Nilai kinerja reformasi birokrasi KKP diperoleh dari indeks reformasi birokrasi hasil penilaian Kementerian Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KEMENPAN & RB) terhadap 8 (delapan) Area Perubahan Reformasi Birokrasi, yaitu: (1). manajemen perubahan pola pikir dan budaya kerja aparatur; birokrasi dengan integritas dan kinerja yang tinggi; (2). peraturan perundangundangan; regulasi yang tertib, tidak tumpang tindih, dan kondusif; (3). organisasi; yang tepat fungsi dan tepat ukuran (right sizing); (4). tata laksana; sistem, proses, dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, terukur, dan sesuai dengan prisip-prinsip good governance; (5). sdm aparatur; sdm aparatur yang berintegritas, netral, kompeten, kapabel, professional, berkinerja tinggi, dan sejahtera; (6). akuntabilitas; meningkatnya kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi; (7). pengawasan; meningkatnya penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN; (8). pelayanan publik; pelayanan prima yang sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat. Ukuran Keberhasilan Kegiatan RB yang dilaksanakan dipengaruhi oleh hal sebagai berikut: 1) Manajemen Perubahan yaitu penguatan kebijakan penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi, dan peningkatan internalisasi sistem nilai dan integritas RB. 2) Peraturan Perundang-undangan yaitu pelaksanaan harmonisasi dan sinkronisasi peraturan perundang-undangan di KKP serta peningkatan kualitas peraturan perundang-undangan. 3) Organisasi yaitu terwujudnya kelembagaan pemerintahan yang tepat ukuran, tepat fungsi, tidak tumpang tindih dan bersinergi antara unit kerja di KKP sehingga mampu mendorong upaya perwujudan tata pemerintahan yang baik. 4) Tata Laksana yaitu terjadinya peningkatan pengarusutamaan teknologi informasi dan komunikasi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi KKP, peningkatan keterbukaan informasi bagi publik pengguna, peningkatan kecepatan berbagai proses, penyelenggaraan pemerintahan di KKP serta terwujudnya proses bisnis KKP yang melayani seluruh stakeholders dalam dan luar KKP dengan sebaik-baiknya. 5) SDM Aparatur yaitu meningkatnya profesionalisme SDM Aparatur. 6) Akuntabilitas yaitu peningkatan kualitas aparatur, peningkatan kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi. 7) Pengawasan yaitu jumlah unit kerja berstatus WBK/WBBM dari Kementerian PAN dan RB sebanyak 10 unit kerja, opini WTP dan Tingkat Kematangan Implementasi SPIP serta tingkat Kapabilitas APIP. 8) Pelayanan Publik yaitu peningkatan kualitas pelayanan publik, peningkatan kapasitas manajemen penyelenggaraan pelayanan publik. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

23 Tabel 3.4 Capaian Indikator Kinerja 3 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Nilai Kinerja RB KKP (nilai) BB A A (70,51) (80,5) (78,74)* 97,81% 111,67% * hasil evaluasi sementara oleh KemenPAN 2019 Perbandingan AA (85) Target ,63% Hasil capaian nilai kinerja Reformasi Birokrasi KKP Tahun 2016 berdasarkan dari penilaian Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (KEMENPAN RB) seperti tabel di atas baru mencapai nilai sebesar 78,74 (97,81% dari target 80,5). Terdapat 3 area yang belum mencapai 70% yakni, 1). Manajemen Perubahan dengan capaian 62,50%, 2). Peraturan Perundangundangan dengan capaian 62,6% dan 3) Penataan dan Penguatan organisasi dengan capaian 66,83%, berikut capaian RB per area tahun Gambar 3.5 Grafik Target dan per Area RB KKP tahun 2016 Kegiatan yang telah dilakukan dalam mendukung indikator nilai kinerja reformasi birokrasi sesuai per area antara lain: 1. Manajemen Perubahan a. Pembentukan tim RB KKP, tim PMPRB KKP b. Bimtek RB bagi asesor c. Penyusunan roadmap RB yang telah mencakup 8 area dan quick win d. Kegiatan Konsensus PMPRB Peraturan perundang-undangan a. Sistem pengendalian penyusunan peraturan perundang-undangan " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

24 b. Penyusunan Peraturan, terdiri dari (1 Undang-undang, 3 Peraturan Pemerintah, 3 Peraturan Presiden, 75 Peraturan Menteri, 88 Keputusan Menteri, 197 Keputusan a.n. Menteri, 2 Peraturan Sekretaris Jenderal, 12 Keputusan Sekretaris Jenderal) 3. Penguatan kelembagaan a. Pelaksanaan audit/evaluasi organisasi KKP b. Penataan organisasi 4. Penguatan tata laksana a. Penyusun peta strategi berbasis BSC b. Penyusunan SOP peta bisnis proses c. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan kebijakan keterbukaan informasi publik dilakukan secara berkala 5. SDM Aparatur a. Penataan Sistem Manajemen SDM Aparatur/Reformasi Birokrasi b. Reformasi Birokrasi/PMPRB lingkup Setjen c. Pembinaan Disiplin dan Etika Pegawai d. Pengisian Calon Pejabat Struktural melalui Seleksi Terbuka e. Pembuatan Aplikasi Penilaian Prestasi Kerja Pegawai 6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja a. Penerapan sistem pengelolaan kinerja berbasis BSC di seluruh Unit Kerja KKP. b. Penyusunan dan penerapan penandatanganan Perjanjian Kinerja (PK) sampai dengan level individu staf hingga ke daerah (Dekon/TP). c. Monitoring, evaluasi, pelaporan kinerja dan keuangan secara periodik melalui aplikasi Kinerjaku, SMART, Edalwas, e-monev, dan SPAN. d. Penyusunan pedoman pelaksanaan SAKIP KKP. e. Peningkatan SDM terkait akuntabilitas kinerja. f. Publikasi dokumen perencanaan dan pelaporan kinerja dan anggaran KKP serta diseminasi kepada publik. 7. Pengawasan Intern a. Evaluasi atas penanganan gratifikasi b. Penyatuan Manajemen Resiko dengan SPIP c. Pencanangan zona integritas 8. Pelayanan Publik a. Penyusunan SOP pelaksanaan standar pelayanan b. Survey kepuasan masyarakat c. Penyusunan rencana penerapan TI dalam memberikan pelayanan Untuk tahun 2017, akan dilakukan beberapa rencana aksi untuk meningkatkan nilai pada 2 area tersebut, antara lain melalui upaya tindaklanjut atas hasil monitoring dan evaluasi rencana kerja dalam roadmap, pelibatan seluruh unit kerja dalam reviu roadmap, internalisasi kepada seluruh unit kerja, mengoptimalkan sistem manajemen pengetahuan untuk mendukung sosialisasi " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

25 RB, pemetaan peraturan perundang-undangan yang belum harmonis, penataan organisasi dan tata laksana pasca perubahan struktur KKP. Indikator Kinerja 4 : Nilai AKIP KKP Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. Sementara Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) merupakan instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Nilai indikator ini didasarkan pada Lembar Kerja Evaluasi (LKE) yang ditetapkan melalui PermenPAN nomor 12 tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi SAKIP, dengan kesimpulan sebagaimana gambar berikut: Gambar 3.6 Nilai AKIP KKP per aspek Tahun 2016 Tabel 3.5 Capaian Indikator Kinerja 4 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Nilai AKIP KKP (nilai) A (80,76) A (84) A (87,75) 104,46 108,65% " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun Perbandingan AA (90) Target ,5%

26 Jika dibandingkan antara realisasi dengan target, terlihat capaian pada tahun 2016 meningkat cukup baik, antara lain ditunjang dari tindaklanjut atas rekomendasi tim evaluasi KemenPanRB pada tahun sebelumnya yang telah banyak dilakukan antara lain seperti: 1) Menyederhanakan substansi program dan kegiatan agar fokus pada pencapaian hasil melalui, a) penyederhanaan nomenklatur kegiatan dan b) usulan efisiensi APBN 2016 ke Kemenkeu. 2) Implementasi Perjanjian Kinerja (PK) ke seluruh unit kerja dan seluruh penerima dana Dekon/TP melalui, a) penyusunan dan penandatanganan PK level 0-4 serta level individu, b) penyusunan dan penandatanganan PK Dekon/TP, c) penyempurnaan manual IKU, d) penginputan perencanaan kinerja di aplikasi Kinerjaku 3) Optimalisasi implementasi sistem akuntabilitas berbasis TI hingga tingkat Individu melalui, a) penyediaan menu untuk sinkronisasi data unit organisasi pada aplikasi SAPK dengan data unit organisasi di SKP, b) IKU, Target dan capaian organisasi (khususnya perspektif IP dan LG) pada SAPK terintegrasi ke e-skp individu, c) Integrasi SAPK dengan e-skp secara dua arah (pertukaran data), d) Implementasi aplikasi Manajemen Pengetahuan 4) Memanfaatkan hasil pengukuran kinerja sebagai dasar pemberian reward and punishment melalui, a) Penambahan list reward and punishment pada SAPK b) Fitur notifikasi by langsung ke satker/pimpinan Unit kerja c) Penambahan dashboard capaian NPSS berdasarkan bagan organisasi d) Implementasi reward and punishment berdasarkan capaian NPSS di Unit Kerja level 1-4 5) Memanfaatkan informasi laporan kinerja dan hasil evaluasi AKIP dan evaluasi program sebagai feedback untuk peningkatan akuntabilitas kinerja dan efektifitas program melalui, a) Pelaksanaan Retreat I dan II, b) Penetapan target IKU tahun berikutnya berdasarkan analisa capaian pada LKj tahun sebelumnya, c) Pertemuan rutin Forum Manajemen Kinerja I dan II, d) dashboard verifikator pada aplikasi Kinerjaku Jika dibandingkan nilai AKIP antara tahun 2015 dan 2016, capaian pada tahun 2016 mengalami peningkatan sebesar 8,65% (meningkat sebesar 6,99) dan jika dilihat nilai per aspek per tahun (tabel di bawah), semua aspek meningkat sebagaimana tersaji pada grafik dibawah ini. LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

27 Gambar 3.7 AKIP KKP per aspek per unit kerja tahun Nilai SAKIP KKP pada tahun 2015 menempati posisi tertinggi diantara Kementerian Teknis lainnya secara Nasional, artinya strategi dan langkah-langkah perbaikan yang dilakukan KKP dalam mengelola kinerja sudah semakin baik, namun tetap perlu penyempurnaan di beberapa area terutama dalam hal penerapan pemberian Tukin berbasis kinerja. KKP akan terus mempertahankan prestasi ini atau bahkan ditingkatkan di tahun-tahun mendatang demi terwujudnya sasaran akhir Renstra di tahun 2019 dengan nilai AA. 4. Sasaran Strategis Terkelolanya Anggaran Pembangunan Secara Efisien dan Akuntabel Nilai sasaran strategis ini didukung oleh dua IKU, yaitu indikator nilai kinerja anggaran KKP dan indikator opini atas laporan keuangan KKP, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 5 : Nilai Kinerja Anggaran KKP Nilai kinerja anggaran adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja untuk setiap indikator yg dilakukan dengan membandingkan data realisasi dengan target yang telah direncanakan sebelumnya. Nilai diperoleh dari data input dan output yang dimasukkan setiap Satuan Kerja lingkup KKP kedalam aplikasi SMART Kementerian Keuangan. Cara menghitung indikator tersebut dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKA-K/L melalui pengukuran Aspek: 1) Penyerapan Anggaran (P), dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker. 2) Konsistensi (K) antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan yaitu dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran bulanan seluruh satker " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

28 dengan akumulasi rencana penarikan dana bulanan seluruh satker dengan jumlah bulan. 3) Pencapaian Keluaran (PK), dilakukan dengan membandingkan antara ratarata realisasi volume keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi Indikator kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran. 4) Tingkat efisiensi (NE), dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada setiap satker, yang diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran. Dari hasil monitoring SMART per tanggal 18 Januari 2017, nilai kinerja anggaran KKP dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut: Gambar 3.8 Nilai kinerja anggaran KKP per aspek Tahun ,89 Tabel 3.6 Capaian Indikator Kinerja 5 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Nilai Kinerja Anggaran KKP (%) " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun Perbandingan Target , ,89 91,63% 95,68% 94 82,86% catatan: data sementara (SMART KemenKeu, 18 Januari 2017) Pada tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja anggaran KKP pada tahun 2016 sebesar 77,89 (91,63%), tidak tercapainya target nilai kinerja anggaran ini disebabkan karena persentase penyerapan anggaran didalam aplikasi SMART masih menggunakan pagu sebelum self blocking dan tidak terealisasikannya beberapa target keluaran prioritas seperti pengadaan kapal perikanan, dan

29 asuransi nelayan. Disamping itu terdapat beberapa Satker yang masih dalam proses rekonsiliasi data output capaian pada saat laporan kinerja ini disusun. Gambar 3.9 IKU Nilai Kinerja Anggaran per Eselon I Tahun 2016 Indikator Kinerja 6 : Opini Atas Laporan Keuangan KKP Opini BPK atas laporan keuangan adalah merupakan pernyataan profesional pemeriksa mengenai kewajaran informasi keuangan yang disajikan dalam laporan keuangan yang didasarkan pada empat kriteria yakni kesesuaian dengan standar akuntansi pemerintahan, kecukupan pengungkapan (adequate disclosures), kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan, dan efektivitas sistem pengendalian intern. Terdapat empat jenis opini yang dapat diberikan oleh Pemeriksa (BPK), yakni: 1) Opini Wajar tanpa pengecualian (biasa disingkat WTP) adalah opini audit yang akan diterbitkan jika laporan keuangan dianggap memberikan informasi yang bebas dari salah saji material. Jika laporan keuangan diberikan opini jenis ini, artinya auditor meyakini berdasarkan bukti-bukti audit yang dikumpulkan, perusahaan/pemerintah dianggap telah menyelenggarakan prinsip akuntansi yang berlaku umum dengan baik, dan kalaupun ada kesalahan, kesalahannya dianggap tidak material dan tidak berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan. 2) WTP Dengan Paragraf Penjelasan (biasa disingkat WTP-DPP). Opini WTP- DPP dikeluarkan karena dalam keadaan tertentu auditor harus menambahkan suatu paragraf penjelasan dalam laporan audit, meskipun tidak mempengaruhi pendapat wajar tanpa pengecualian atas laporannya. Ada beberapa keadaan yang menyebabkan ditambahkannya paragraf penjelasan. Keadaan itu, misalnya, adanya ketidakkonsistenan penerapan prinsip akuntansi, adanya keraguan tentang kelangsungan hidup lembaga pengelola keuangan. Selain itu, bisa juga karena auditor setuju dengan suatu penyimpangan dari prinsip akuntansi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan atau adanya penekanan atas suatu hal. 3) Opini Wajar dengan Pengecualian (biasa disingkat WDP) adalah opini audit yang diterbitkan jika sebagian besar informasi dalam laporan keuangan bebas dari salah saji material, kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadi " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

30 pengecualian. Sebagian akuntan memberikan julukan little adverse (ketidakwajaran yang kecil) terhadap opini jenis ini, untuk menunjukan adanya ketidakwajaran dalam item tertentu, namun demikian ketidakwajaran tersebut tidak mempengaruhi kewajaran laporan keuangan secara keseluruhan. 4) Opini Tidak Wajar adalah opini audit yang diterbitkan jika laporan keuangan mengandung salah saji material, atau dengan kata lain laporan keuangan tidak mencerminkan keadaan yang sebenarnya. Jika laporan keuangan mendapatkan opini jenis ini, berarti auditor meyakini laporan keuangan perusahaan/pemerintah diragukan kebenarannya, sehingga bisa menyesatkan pengguna laporan keuangan dalam pengambilan keputusan. 5) Opini Tidak Menyatakan Pendapat (TMP) oleh sebagian akuntan dianggap bukanlah sebuah opini, dengan asumsi jika auditor menolak memberikan pendapat artinya tidak ada opini yang diberikan. Opini jenis ini diberikan jika auditor itidak bisa meyakini apakah laporan keuangan wajar atau tidak. Opini ini bisa diterbitkan jika auditor menganggap ada ruang lingkup audit yang dibatasi oleh perusahaan/pemerintah yang diaudit, misalnya karena auditor tidak bisa memperoleh bukti-bukti yang dibutuhkan untuk bisa menyimpulkan dan menyatakan laporan sudah disajikan dengan wajar. Opini BPK yang dikeluarkan dalam tahun 2016 merupakan hasil evaluasi BPK-RI atas laporan keuangan KKP tahun Dalam opini dimaksud KKP memperoleh predikat WTP (5) atau telah tercapai sesuai target. Menurut opini BPK, laporan keuangan KKP menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, posisi keuangan KKP tanggal 31 Desember 2015, dan realisasi anggaran, operasional, serta perubahan ekuitas untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintahan. Tabel 3.7 Capaian Indikator Kinerja 6 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Opini atas LK KKP (%) 2019 Perbandingan Target 2019 WTP DPP WTP WTP 100% 80% WTP 100% Untuk memperoleh keyakinan yang memadai atas kewajaran laporan keuangan tersebut, BPK juga melakukan pemeriksaan terhadap sistem pengendalian intern dan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan perundangundangan. Laporan Hasil Pemeriksaan atas Sistem Pengendalian Intern dan Laporan Hasil Pemeriksaan atas Kepatuhan terhadap Ketentuan Peraturan Perundang-undangan disajikan dalam Laporan Nomor 21.B/LHP/XVII/05/2016 " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

31 dan Nomor 21.C/LHP/XVII/05/2016 tanggal 31 Mei 2016, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari laporan keuangan. Bahwa LK KKP mencapai WTP ditunjukkan dengan temuan dibawah 1% realisasi anggaran, pengelolaan BMN yang semakin baik, implementasi SPIP mencapai tingkat maturitas SPIP yang memadai, tuntutan ganti rugi telah diselesaikan. Gambar 3.10 Opini atas LK KKP Tahun Secara Nasional Kementerian Kelautan dan Perikanan masuk dalam 16 kelompok Kementerian Teknis yang menerima Opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atas Laporan Keuangan dari BPK-RI. 5. Sasaran Strategis Terwujudnya Kerja Sama Internasional yang Implementatif dan Hubungan Masyarakat yang Efektif Nilai sasaran ini didukung oleh dua Indikator Kinerja, yaitu jumlah dokumen kerjasama yang telah diimplementasikan dan rasio jumlah pemberitaan yang negatif dibanding total pemberitaan tentang KKP, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 7 : Jumlah Dokumen Kerjasama yang Telah Diimplementasikan Jumlah kerjasama yang telah diimplementasikan adalah jumlah kerja sama internasional (bilateral, regional, dan multilateral) dan antarlembaga dengan mitra strategis di bidang kelautan dan perikanan yang telah memiliki tindak lanjut dari MoU yang telah disepakati berupa sudah terbentuknya kelompok kerja (working group atau task force) dan atau sudah ada kegiatan yang dilakukan sesuai dengan isi MoU yang telah disepakati. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

32 Tabel 3.8 Capaian Indikator Kinerja 7 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Jumlah dokumen kerjasama yang telah diimplementasikan (%) 2019 Perbandingan Target ,80% 143,80% ,40% Pada tahun 2016, KKP telah mengimplementasikan 46 kerja sama. Pencapaian yang tinggi atas indikator ini juga tidak dapat dilepaskan dari kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan ke luar negeri. Kesepakatan kerja sama yang telah tercapai dalam berbagai kunjungan kerja menjadi suatu tantangan bagi Sekretariat Jenderal untuk mengawal dan memantau implementasi atas seluruh kerja sama yang telah disepakati. Bentuk implementasi atas kesepakatan kerja sama tersebut dilakukan melalui kunjungan balasan oleh mitra kerja sama, pembahasan kerja sama yang lebih detail, dan pembentukan tim teknis. Gambar 3.11 Perbandingan Indikator kerja sama yang diimplementasikan tahun Bilateral RegionaldanMultilateral Antarlembaga Keberhasilan indikator ini dikarenakan: 1) Mendukung Inpres No. 7 Tahun 2016 tentang Percepatan Pembangunan Industri Perikanan Nasional yang dilakukan melalui inisiasi kerja sama dengan seluruh stakeholder baik dari pihak pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN, sektor swasta, Non Govermental Organization, maupun masyarakat Selain itu, juga diinisiasi kerja sama di lingkup internasional guna menggalang investasi dari luar negeri di sektor kelautan dan perikanan secara umum, maupun di lokasi SKPT secara khusus. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

33 2) Tekad Indonesia dalam memberantas praktik Ilegal Unreported and Unregulated Fishing (IUUF) telah mencuri perhatian dunia sehingga keikutsertaan Indonesia di berbagai organisasi internasional dan keterlibatan aktif KKP dalam forum-forum regional maupun internasional dapat dijadikan peluang untuk menjadikan IUUF sebagai tindak kejahatan luar biasa. Sejalan dengan hal tersebut, penjajakan kerja sama di intra kawasan dan pengembangan kerja sama yang selama ini telah dilaksanakan, semakin gencar dilakukan sebagai upaya untuk mendorong terwujudnya Indonesia sebagai poros maritim dunia yang sejalan dengan visi dan misi KKP. Di tahun 2017 ditargetkan sebesar 54 (lima puluh empat) kerja sama yang akan diimplementasikan, dengan tindaklanjut: 1) Mengawal dan memastikan implementasi kesepakatan kerja sama yang telah dihasilkan pada tahun 2016 guna mengoptimalkan hasil dari kerja sama yang diharapkan. 2) Lebih selektif dalam membuat kesekapatan kerja sama yang baru yang berorientasi pada outcome yang akan dicapai (visi dan misi KKP). 3) Fokus dalam pengembangan kegiatan prioritas (industri perikanan nasional) dengan tetap memperhatikan business process dan kebutuhan SKPT yang akan dikerjasamakan. Indikator Kinerja 8 : Rasio Jumlah Pemberitaan yang Negatif Dibanding Total Pemberitaan Tentang KKP Sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: PER.24/MEN/2010 Tahun 2010 tentang Penyelenggaraan Kehumasan di Lingkungan KKP, program dan kegiatan kehumasan dirancang dan disusun untuk mewujudkan keterbukaan, itikad baik, kerja sama, dan hubungan yang baik dan bermanfaat antara KKP dan pihak lain, serta membantu KKP untuk sigap dan responsif terhadap informasi yang beredar, yang pada akhirnya akan mewujudkan citra positif KKP. Tabel 3.9 Capaian Indikator Kinerja 8 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun Perbandingan Target 2019 Rasio jumlah pemberitaan yang negatif dibanding total pemberitaan tentang KKP (%) 2,6 10 1,6 187% 200% % Selama tahun 2016, dari total pemberitaan tentang KKP, terdapat pemberitaan positif, pemberitaan netral, dan 263 pemberitaan negatif. Pemberitaan negatif sejumlah 263 berita tersebut, sebagaian besar mengangkat 4 isu utama yaitu :

34 1) Polemik kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan mengenai larangan penggunaan alat tangkap cantrang, larangan penangkapan lobster dengan ukuran tertentu, dan bantuan alat tangkap serta kapal yang belum rampung. 2) Pro/kontra reklamasi pantai yang terjadi di berbagai daerah di Indonesia, khususnya reklamasi Pantai Utara Jakarta yang dikaitkan dengan kasus korupsi oleh anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah DKI Jakarta. 3) Opini di masyarakat yang meminta KKP untuk mengizinkan kapal asing kembali beroperasi di perairan Indonesia. Hal ini bertentangan dengan kebijakan Menteri Kelautan dan Perikanan yang telah dibuat. 4) Impor ikan oleh Indonesia, yang kontradiktif dengan pernyataan KKP bahwa potensi laut melimpah. INTERNAL PROCESS PERSPECTIVE 6. Sasaran Strategis Tersedianya Kebijakan Pembangunan Lingkup SETJEN yang Partisipasif Nilai ini didukung oleh satu Indikator Kinerja, yaitu indeks efektifitas kebijakan pemerintah lingkup SETJEN, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 9 : Indeks Efektifitas Kebijakan Pemerintah Lingkup SETJEN Indeks efektivitas kebijakan pemerintah adalah suatu ukuran untuk menilai sejauh mana kebijakan yang diterbitkan oleh Setjen dapat diterima oleh customer Setjen, serta mampu menyelesaikan masalah sesuai dengan tujuan pembuatan kebijakan tersebut. Hasil survei dilakukan terhadap stakeholder/customer/kelompok sasaran yang akan terkena dampak dari suatu kebijakan tersebut. Survei dilakukan melalui prosedur sebagai berikut: (a) konsistensi nilai jawaban responden; (b) pemberian skor nilai skala (methods of summated ratings); (c) standarisasi skor nilai skala; (d) penetapan angka indeks, dengan besaran angka indeks bergerak dari 1 sampai dengan 5 dengan tambahan konstanta dikali 2; dan (e) analisis dan interpretasi nilai indeks. Survei ini mulai dilakukan pada bulan Oktober 2016 dimana telah ditetapkan 3 (tiga) pengelompokan kebijakan antara lain: 1) Efisiensi dan Efektifitas Anggaran, terdiri dari 2 kebijakan yaitu: a. SE MKP No.B.511/MEN/2015 tentang Penyusunan Dokumen dan Anggaran 2016 b. Permen KP 12/ PERMEN-KP/2016 tentang Juknis Tata Kelola Kegiatan Pertemuan/Rapat di Luar Kantor di Lingkungan KKP 2) Efisiensi dan Efetifitas Kerja, terdiri dari 4 kebijakan yaitu: " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

35 a. Permen KP No. 43/ PERMEN-KP/2015 tentang Pedoman Penyusunan SOP di lingkungan KKP b. Permen KP no. 52/ PERMEN-KP/2014 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas di Lingkungan KKP c. Permen KP No. 09/ PERMEN-KP/2012 tentang Penyelenggaraan Perdin LN d. Instruksi Menteri 389/2016 tentang Sistem Informasi di Lingkungan KKP 3) Peningkatan Disiplin dan Kinerja Pegawai, terdiri dari 2 kebijakan yaitu: a. Permen KP Nomor 15/PERMEN-KP/2015, tentang Pemberian, Penambahan, dan Pengurangan Tunjangan Kinerja b. Permen KP Nomor 03/PERMEN-KP/2016 tentang Hari dan Jam Kerja Pegawai di Lingkungan Kementerian Kelautan dan Perikanan Gambar 3.12 Hasil Survei per kelompok kebijakan tahun 2016 Responden terhadap Survei lingkup Setjen tersebut terdiri dari 100 orang Pegawai dari 10 Unit Kerja lingkup KKP dengan tingkat jabatan yang berbedabeda (mulai dari Eselon III, IV dan Staf Pelaksana), dengan hasil masing-masing Unit Kerja sebagaimana grafik di bawah. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

36 Gambar 3.13 Hasil Survei per Eselon I tahun PT PB ITJEN PSDKP BKIPM PRL SETJEN BPSDM BALITBANG PDS Tabel 3.10 Capaian Indikator Kinerja 9 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Indeks efektifitas kebijakan pemerintah lingkup Setjen (indeks) 2019 Perbandingan Target ,5 7,67 118% 127,83% 8 95,87% Dengan realisasi sebesar 7,67 pada tahun 2016, maka kebijakan yang ditetapkan dan diimplementasikan yang berdampak pada seluruh pegawai KKP diasumsikan sudah cukup efektif, artinya tingginya nilai tersebut karena regulasi yang telah dikeluarkan sudah cukup efektif untuk mengatur fungsi-fungsi kesekretariatan di lingkungan KKP. Indikator ini bukan merupakan indikator baru, namun perhitungan dan metode yang digunakan untuk mengukur indikator tersebut sangat berbeda dengan tahun sebelumnya, sehingga tidak dapat diperbandingkan, dan jika dilihat dari target jangka menengah, capaian 2016 sudah sangat mendekati (95,87% dari target 2019). Hasil survey efektifitas pemerintah terkait dengan pengaturan perjalanan dinas luar negeri (permen no 9 tahun 2012), memperoleh nilai 6,90 atau yang terendah diantara seluruh kebijakan Setjen yang disurvey. Dari penelusuran hasil survey didapatkan data bahwa rata-rata responden menjawab sebesar 4,26 (skala 10) untuk pertanyaan "pegawai di unit kerja saudara yang telah mengetahui permen KP nomor 9 tahun 2012 tentang perdin luar negeri". Ke depan perlu dilakukan sosialisasi atas kebijakan tersebut pada seluruh pegawai di lingkungan KKP. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

37 7. Sasaran Strategis Terselenggaranya Penempatan SDM KKP Berbasis Kompetensi Nilai ini didukung oleh satu Indikator Kinerja, yaitu persentase unit kerja yang mengimplementasikan penempatan SDM KKP berbasis kompetensi dibanding total unit kerja yang ada di KKP, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 10 : Persentase Unit Kerja yang Mengimplementasikan Penempatan SDM KKP Berbasis Kompetensi dibanding Total Unit Kerja yang ada di KKP Penataan dan penempatan SDM sangat penting untuk memperoleh kuantitas, kualitas, komposisi dan distribusi PNS yang tepat sesuai dengan kebutuhan unit kerja. Perhitungan indikator ini dilakukan dengan cara membandingkan unit kerja yang memiliki komposisi SDM dominan sesuai dengan nama jabatan terhadap total unit kerja di KKP, dengan memakai kuesioner terhadap 102 orang pejabat Eselon II KKP yang disampling. Tabel 3.11 Capaian Indikator Kinerja 10 Tahun Perbandingan Target Capaian Target 2015 persentase unit kerja yang mengimplementasikan penempatan SDM KKP berbasis kompetensi dibanding total unit kerja yang ada di KKP (%) 2019 Perbandingan Target ,94% 97% % Dari hasil laporan per Desember 2016 realisasi sebesar 94% (mencapai 98,94% dari target), selisih yg menyebabkan tidak tercapainya target tersebut, karena dari 102 orang pejabat yang disurvey, 4 orang belum menyerahkan kembali hasil survey tersebut. Faktor-faktor yang mempermudah penempatan SDM dalam suatu unit kerja : a. Variasi kompetensi SDM yang dimiliki KKP cukup beragam dari berbagai latar belakang pendidikan. b. Hasil asessment telah dijadikan dasar penempatan. c. Formasi jabatan telah sesuai analisis jabatan dan analisis beban kerja. 8. Sasaran Strategis Terintegrasinya Sistem Informasi KKP Sasaran Strategis ini didukung oleh indikator kinerja persentase Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) yang terintegrasi dibanding total TIK yang ada. Pencapaian indikator kinerja tersebut, sebagai berikut: LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

38 Indikator Kinerja 11 : Persentase Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang Terintegrasi Dibanding Total TIK yang Ada Sistem Informasi Manajemen (SIM) merupakan hal yang sangat penting dalam pengembangan e-government di Kementerian/Lembaga, karena dengan sistem informasi (aplikasi sistem informasi) merupakan salah satu komponen dari pengembangan e-government, selain dari kelembagaan, kebijakan, infrastruktur dan perencanaan. Sekretariat Jenderal terus mengembangkan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkup KKP, dengan melaksanakan peningkatan dan pengembangan baik infrastruktur maupun aplikasi sistem informasinya berdasarkan skala prioritas. Sekretariat Jenderal telah melakukan upaya untuk mengintegrasikan seluruh TIK di lingkungan KKP melalui penyiapan peraturan menteri dan penyusunan masterplan. Pengertian Teknologi Informasi dan Komunikasi, adalah payung besar terminologi yang mencakup seluruh peralatan teknis untuk memproses dan menyampaikan informasi. TIK mencakup dua aspek yaitu teknologi informasi dan teknologi komunikasi. Teknologi informasi meliputi segala hal yang berkaitan dengan proses, penggunaan sebagai alat bantu dan pengelolaan informasi. Sedangkan teknologi komunikasi adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan penggunaan alat bantu untuk memproses dan mentransfer data dari perangkat yang satu ke lainnya. Oleh karena itu, teknologi informasi dan teknologi komunikasi adalah dua buah konsep yang tidak terpisahkan. Jadi Teknologi Informasi dan Komunikasi mengandung pengertian luas yaitu segala kegiatan yang terkait dengan pemrosesan, pengelolaan, dan pemindahan informasi antar media. Pada Mei tahun 2016, Kementerian Kelautan dan Perikanan diberikan mandat sebagai kementerian percontohan dalam pelaksanaan kebijakan satu data menuju satu data nasional. Sebagai implementasi pelaksanaan satu data kelautan dan perikanan, Menteri Kelautan dan Perikanan mengeluarkan Instruksi Menteri No.389/Tahun 2016 tentang Pelaksanaan Sistem Informasi di Lingkungan KKP, antara lain mengatur tentang moratorium sistem informasi tahun 2016, pengadaan sistem informasi persetujuan Pusdatin, anggaran sistem informasi KKP 2017 terpusat di Pusdatin, alih status sistem informasi, rasionalisasi sistem informasi, pendataan SDM sistem informasi, alih tugas SDM Sistem Informasi ke Pusdatin. Tabel 3.12 Capaian Indikator Kinerja 11 Tahun Perbandingan 2019 Perbandingan Target Capaian Target Target Persentase Teknologi Informasi & Komunikasi (TIK) yang terintegrasi dibandingkan total TIK yang ada (%) 97, ,92 108,80% 100,64% ,92% " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

39 Pada tahun 2016 Persentase Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang terintegrasi dibanding total TIK yang ada mencapai 97,92% (108,80% dari target). Tercapainya indikator ini didukung oleh beberapa kegiatan antara lain : 1) Kerja sama dengan PT. Telkom untuk audit IT 2) Penataan data center 3) Rekonfigurasi dan peremajaan jaringan internet 4) Standardisasi sistem keamanan jaringan Walaupun IKU ini tercapai tetapi masih terdapat 8 aplikasi berada diluar data center dari 385 aplikasi yang ada, yaitu: 1).aplikasi surat keterangan aktivasi transmiter (SKAT), 2).aplikasi webtrack, 3).aplikasi akademi perikanan sidoarjo, 4).aplikasi SKT, 5). Sistem Informasi Garam Rakyat (SiTegar), 6).Sistem Informasi Manajemen Aguaculture (SimAqua), 7).Sistem Informasi Manajemen PHLN (SimPHLN), 8).aplikasi sptk4. Gambar 3.14 Target dan TIK per triwulan tahun Target % Capaian Q1 Q2 Q3 Q4 Menindaklanjuti hal tersebut, pada TA 2017 Pusdatin akan mengintegrasikan seluruh aplikasi yang masih ada diluar dan menyeragamkan platform serta meningkatkan kapasitas infrastruktur teknologi informasi, sehingga diharapkan semua aplikasi di KKP terstandar dan pada satu data center. 9. Sasaran Strategis Terselenggaranya RB KKP Sesuai Road Map RB KKP Nilai ini didukung oleh satu Indikator Kinerja, yaitu indikator persentase program dan kegiatan reformasi birokrasi yang dilaksanakan dibanding jumlah program dan kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai road map RB per tahun, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

40 Indikator Kinerja 12 : Persentase Program dan Kegiatan RB yang Dilaksanakan Dibanding Jumlah Program dan Kegiatan yang Harus Dilaksanakan Sesuai Road Map RB Per Tahun Roadmap RB yang harus dilaksanakan, yaitu: (1). manajemen perubahan; (2). peraturan perundang-undangan; (3). organisasi; (4). tata laksana; (5) sdm aparatur; (6). akuntabilitas; (7). pengawasan; (8). pelayanan publik; Tabel 3.13 Capaian Indikator Kinerja 12 Tahun Perbandingan 2019 Perbandingan Target Capaian Target Target Persentase Program dan Kegiatan RB yang dilaksanakan dibanding jumlah program dam kegiatan yang harus dilaksanakan sesuai Roadmap RB pertahun (%) ,67 98,67% 109,63% ,67% Pada tabel di atas terlihat bahwa realisasi indikator tersebut pada tahun 2016 sebesar 98,67% (mencapai 98,67% dari target), terdapat 1 area yang belum melaksanakan program dan kegiatan sesuai dengan rencana aksi pada roadmap RB, berikut tabel capaian rencana aksi per area. Tabel 3.14 Capaian program dan kegiatan pada rencana aksi RB No Area RB Jumlah Program dan Kegiatan Rencana Capaian 1 Manajemen Perubahan % 2 Penataan Peraturan Perundangundangan % 3 Penguatan Kelembagaan % 4 Penataan Tata Laksana % 5 Penataan Sistem Manajemen SDM % 6 Penguatan Akuntabilitas % 7 Penguatan Pengawasan % 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik % Terdapat 2 kegiatan yang belum dan masih dalam proses didalam area penguatan akuntabilitas, yakni a). Video Conference terkait kinerja di daerah (UPT dan Provinsi) secara periodik, b). PermenKP terkait Pedoman pelaksanaan SAKIP KKP. Menindaklanjuti hal tersebut, pada TA 2017 akan dilakukan video conference memakai aplikasi pada sistem manajemen pengetahuan, penetapan draft pedoman pengelolaan kinerja KKP dengan menambahkan bab pengelolaan kinerja pegawai yang akan di inisiasi oleh Biro Kepegawaian. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

41 10. Sasaran Strategis Terwujudnya Laporan Keuangan yang Akuntabel Nilai sasaran ini didukung oleh satu Indikator Kinerja yaitu Persentase ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 13 : Persentase Ketepatan Waktu Penyampaian Laporan Keuangan Persentase ketepatan waktu penyampaian Laporan Keuangan merupakan ukuran ketepatan atas pelaporan Sistem Akuntansi Instansi (SAI). Ukuran ketepatan waktu didasarkan atas pengiriman arsip data komputer dari Unit Kerja Eselon I setiap tanggal 20 pada bulan berikutnya, unit akuntansi wilayah setiap tanggal 15 pada bulan berikutnya dan Satuan Kerja lingkup Sekretariat Jenderal setiap tanggal 10 pada bulan berikutnya termasuk semester, triwulan III dan tahunan pada aplikasi keuangan & BMN sesuai PermenKP 19 tahun Menyampaikan laporan keuangan (LRA, Neraca & CalK) dan laporan barang pengguna (BMN & catatan ringkas mutasi BMN) sesuai periode yang telah ditetapkan. Tabel 3.15 Capaian Indikator Kinerja 13 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Persentase ketepatan waktu penyampaian laporan keuangan (%) 2019 Perbandingan Target % 100% % Tabel 3.16 Ketepatan Waktu Penyampaian LK per Wilayah, per Satker, per Eselon I Tahun 2016 SETJEN UNIT ESELON I 6 Jan 16 7 Jan 16 8 Jan 16 9 Jan Jan Jan Jan Jan 16 Pusdatin Ropeg Roum Roren BHO Rokeu Rokermas PDS PRL DJPB Setjen DJPT PSDKP Balitbang BKIPM Itjen BPSDM PROVINSI 8 Jan 16 9 Jan Jan Jan Jan Jan Jan Jan 16 Riau Jabar Kepri Lampung Banten Aceh Sumut Jambi Bengkulu Yogyakarta Kalteng Sumsel Kalbar Sulbar Sulsel Papua Barat Babel Jakarta NTT Sulut Sulteng Papua Sumbar Jateng Jatim Bali NTB Kalsel Kaltara Gorontalo Sultra Malut Kaltim Maluku " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

42 Tercapainya indikator ini karena faktor-faktor 1). Surat edaran tentang batasan waktu penyampaian LK secara berkala, 2). Grup komunikasi antar operator SAI lingkup Es I dan wilayah. 11. Sasaran Strategis Terselenggaranya Publikasi dan Pelayanan Komunikasi Dengan Media dan Lembaga yang Optimal Nilai ini didukung oleh satu Indikator Kinerja, yaitu persentase jumlah publikasi program dan kegiatan KKP melalui media dan lembaga stakeholder lainnya, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 14 : Persentase Jumlah Publikasi Program dan Kegiatan KKP Melalui Media dan Lembaga Stakeholder Lainnya. Kegiatan penyebaran informasi dilakukan dalam bentuk dokumentasi dan peliputan kegiatan Menteri Kelautan dan Perikanan, Pejabat Eselon I, dan kegiatan KKP lainnya. Dalam hal peliputan/reportase, pemilihan sejumlah media disesuaikan dengan isu serta newsworthiness kegiatan yang akan dilaksanakan, kemudian menyertakan wartawan media tersebut dalam kunjungan kerja pimpinan. Kegiatan ini dilakukan selama tahun 2016 ke daerah-daerah objek pembangunan KP di tanah air, serta ke lokasi kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan di luar negeri. Konferensi pers juga menjadi kegiatan penting dalam penyebaran informasi bidang kelautan dan perikanan. Hal ini disebabkan informasi bidang kelautan dan perikanan yang beredar di masyarakat seringkali tidak valid. Sehingga konferensi pers menjadi kegiatan utama yang dapat dilakukan untuk melakukan counter atas pemberitaan yang beredar di masyarakat. Di lingkup pimpinan media, juga dilakukan Chief Editors Meeting (CEM) yang rutin dilaksanakan. Acara ini diselenggarakan untuk memaparkan program, kebijakan dan pencapaian kinerja Kementerian Kelautan dan Perikanan pada tahun 2017 serta untuk menggali masukan dari para pemimpin redaksi media massa dalam rangka mewujudkan visi pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Kegiatan hubungan kelembagaan dilakukan dalam bentuk kordinasi dengan lembaga mitra/terkait seperti Dewan Perwakilan Rakyat RI (pelaksanaan kegiatan Rapat Dengar Pendapat, Rapat Kerja, kunjungan kerja, kunjungan kerja spesifik, dan seminar/workshop), Kementerian Komunikasi dan Informatika (Badan Koordinasi Kehumasan), dan sebagainya. Selain itu, kegiatan rutin dalam rangka penyebaran informasi kebijakan di sektor kelautan dan perikanan, yaitu dengan mengikuti pameran, pengelolaan perpustakaan, dan pengelolaan Pejabat Pengelola Data dan Informasi (PPID). " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

43 Tabel 3.17 Capaian Indikator Kinerja 14 Tahun Perbandingan Target Capaian Target 2015 Persentase jumlah publikasi program dan kegiatan KKP melalui media dan lembaga stakeholder lainnya (%) 2019 Perbandingan Target ,5 112,35% 83,04% ,11% Pada periode tahun 2016, telah dilaksanakan kegiatan publikasi program dan kegiatan KKP lebih dari 500 kegiatan dengan rincian sebagai berikut: 1) Konferensi pers 45 kali 2) Chief Editors Meeting (CEM) 5 kali 3) Liputan dan dokumentasi 487 kegiatan 4) Pameran 14 kali 5) Hubungan kelembagaan, pengelolaan perpustakaan, dan pengelolaan PPID rutin sepanjang tahun Gambar 3.15 Perbandingan Komposisi Kegiatan Publikasi berdasarkan Jumlah Kegiatan HubunganLembaga 2% Pameran 2% Perpustakaan 2% PPID 2% Preskon 11% CEM 1% Liputandan Dokumentasi 80% Di tahun 2017 Sekretariat Jenderal, akan lebih intens menggunakan sosial media, seperti Facebook, Twitter, Instagram, Youtube, dan lain-lain dalam penyebaran informasi sektor kelautan dan perikanan, selain melalui kegiatan yang telah rutin dilaksanakan pada tahun " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

44 12. Sasaran Strategis Terlaksananya Pengembangan dan Pembinaan Kerja Sama Internasional dan Antar Lembaga Bidang KP Nilai sasaran ini didukung oleh satu Indikator Kinerja, yaitu jumlah dokumen kerjasama yang disepakati, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 15 : Jumlah Dokumen Kerjasama yang Disepakati Dokumen kerja sama yang disepakati (untuk Kerja Sama Antarlembaga) terdiri atas Kesepakatan Bersama (KB) dan Perjanjian Kerja Sama (PKS) sebagai tindak lanjut dari KB yang telah ditandatangani. Umumnya PKS disepakati oleh mitra kerja sama dengan unit Eselon I teknis terkait. Sedangkan untuk kerja sama internasional, dokumen kerja sama yang disepakati hampir seluruhnya dilakukan oleh Kerja Sama Bilateral Tabel 3.18 Capaian Indikator Kinerja 15 Tahun 2016 Perbandingan 2015 Target Capaian Target Jumlah dokumen kerjasama yang disepakati (dokumen) 2019 Perbandingan Target % 192% % Pada tahun 2016, KKP telah menghasilkan 77 dokumen kerja sama yang terdiri dari 32 kerja sama bilateral, 28 kerja sama multilateral, dan 17 kerja sama antarlembaga. Gambar 3.16 Perbandingan Capaian Kerja Sama Bilateral, Kerja Sama Regional dan Multilateral, dan Kerja Sama Antarlembaga Tahun Bilateral RegionaldanMultilatral Antarlembaga KSDisepakati PedomanDelri KSTeknik Secara umum, pendorong keberhasilan indikator ini sejalan dengan pendorong keberhasilan pada indikator jumlah kerja sama yang diimplementasikan. Di tahun 2017 ditargetkan 56 (lima puluh enam) kerja sama yang akan disepakati. Target ini lebih tinggi dibandingkan target tahun 2016 yang " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

45 hanya sebesar 42 (empat puluh dua) dokumen kerja sama. Hal ini disebabkan oleh: 1) Kesepakatan kerja sama yang akan ditandatangani sebagai tindak lanjut dari kerja sama yang telah disepakati di tahun Dokumen kerja sama dapat dalam bentuk Plan of Action (PoA), Implementing Arrangement (IA), PKS, penyusunan proposal kegiatan, dan sebagainya. 2) Masih banyaknya kerja sama yang telah siap ditandatangani di tahun 2016 namun masih menunggu jadwal pimpinan. 3) Kunjungan kerja Menteri Kelautan dan Perikanan ke luar negeri dan keikutsertaan KKP pada forum-forum internasional yang telah rutin dilaksanakan. Dokumen yang dihasilkan dalam bentuk Pedoman Delegasi Republik Indonesia (Delri). LEARNING AND GROWTH PERSPECTIVE 13. Sasaran Strategis Terwujudnya Aparatur Sipil Negara SETJEN yang Kompeten, Profesional dan Berintegritas Nilai ini didukung oleh satu Indikator Kinerja, yaitu indeks kompetensi dan integritas Setjen, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 16 : Indeks Kompetensi dan Integritas Setjen Tingkat kompetensi SDM diukur dari kemampuan dan karakteristik yang dimiliki seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya, sehingga ASN tersebut dapat melaksanakan tugas secara profesional, efektif dan efisien. Sumber data diambil dari beberapa variabel yang sudah memliki alat ukurnya yaitu (1). hasil rekomendasi penilaian kompetensi/asesmen terhadap pejabat yang telah mengikuti Asesmen; (2). SKP pegawai; (3). finger print absen; dan (4). LHKASN/LHKPN. Semua variabel tersebut dihitung yang merupakan hasil penilaian terhadap pejabat yang telah dilakukan asesmen. Cara menghitung indikator ini dengan mengagregasi dari variabel di atas, yaitu: (1). membandingkan kompetensi hasil rekomendasi penilaian kompetensi/asesmen dari Asesor dengan jenis standar kompetensi yang dipersyaratkan sesuai Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 3A/KEPMEN-SJ/2014,; (2). persentase capaian output pegawai pada SKP; (3). persentase tingkat kehadiran pegawai; (4). LHKASN/LHKPN. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

46 Tabel 3.19 Capaian Indikator Kinerja 16 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Indeks kompetensi dan integritas lingkup Setjen (%) 2019 Perbandingan Target , ,85 106,30% 89,21% 94 87,07% tahun 2016 sebesar 81,85% (capaian 106,30% dari target), dengan nilai per aspek sebagaimana tabel berikut. Gambar 3.17 Capaian Indeks Kompetensi dan Integritas Sekretariat Jenderal per aspek tahun Presensi SKP Assessment LHKPN Capaian tahun 2016 sebesar 106,30%, merupakan upaya atas dukungan faktor-faktor : 1) Uji Asesment untuk Eselon III, IV dan JFT/JFU, 2) Perbaikan sistem SiKepo, 3) Penambahan titik lokasi presensi, 4) Penerapan no SKP no Tukin. Selain ditunjang dari faktor di atas di Setjen juga dilakukan Sarasehan etika birokrasi. Nilai perbandingan tahun 2016 terhadap tahun 2015 sebesar 89,21%, terjadi penurunan karena penerapan asesment dilakukan hampir ke seluruh pegawai Setjen. Perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan kompetensi dan integritas pegawai Setjen, melalui pemetaan kompetensi pegawai dan melaksanakan pelatihan terhadap pegawai dengan kompetensi yang rendah sesuai aspek yang masih perlu ditingkatkan. Jika dibandingkan antara realisasi target jangka menengah, sudah tercapai 87,07%. Upaya yang akan dilakukan untuk mencapai target tahun 2019 antara lain melalui peningkatan kompetensi pegawai-pegawai melalui pelatihan dan sosialisasi peraturan-peraturan kepegawaian. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

47 14. Sasaran Strategis Tersedianya Manajemen Pengetahuan Setjen yang Handal dan Mudah Diakses Nilai ini didukung oleh satu indikator kinerja, yaitu persentase unit kerja lingkup Setjen yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 17 : Persentase Unit Kerja Lingkup Setjen yang Menerapkan Sistem Manajemen Pengetahuan yang Terstandar Sistem Manajemen Pengetahuan adalah suatu rangkaian yang memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan oleh instansi pemerintah ataupun swasta untuk mengidentifikasi, menciptakan, menjelaskan, dan mendistribusikan pengetahuan untuk digunakan kembali, diketahui dan dipelajari. Dalam pelaksanaan pembangunan kelautan dan perikanan, keberadaan data dan informasi diharapkan mampu memberikan gambaran secara menyeluruh tentang pencapaian hasil-hasil pembangunan kelautan dan perikanan yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan monitoring dan evaluasi. Data dan informasi juga diharapkan dapat dijadikan acuan dalam menentukan arah kebijakan dan ukuran hasil yang akan dicapai di masa mendatang, sehingga dapat disusun arah dan program pembangunan yang optimal, efisien dan berkelanjutan dalam rangka mendukung percepatan pembangunan sektor kelautan dan perikanan. Tabel 3.20 Capaian Indikator Kinerja 17 Tahun Perbandingan 2019 Perbandingan Target Capaian Target Target Persentase unit kerja lingkup Setjen yang menerapkan sistem manajemen pengetahuan yang terstandar (%) ,11 102,2% 127,77% ,11% Pada tabel di atas terlihat bahwa realisasi indikator tersebut pada tahun 2016 sebesar 51,11% (mencapai 102,2% dari target), nilai tersebut diperoleh dari persentase unit kerja level 2 lingkup Setjen yang tergabung dan mendistribusikan informasi dalam sistem informasi manajemen pengetahuan terpilih dibanding total unit kerja yang ada dalam aplikasi manajemen pengetahuan tersebut, setiap user memiliki akses untuk mendistribusikan dan menerima informasi sehingga diharapkan setiap individu di lingkup Setjen memiliki pemahaman yang sama atas informasi yang dibagikan. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

48 Gambar 3.18 Capaian Manajamen Pengetahuan per Unit lingkup Sektretariat Jenderal Tahun 2016 SETJEN ROREN ROPEG ROKEU BHO ROUM ROKERMAS PUSDATIN Sasaran Strategis Terwujudnya Birokrasi SETJEN yang Efektif, Efisien dan Berorientasi Pada Layanan Prima Nilai ini didukung oleh dua indikator kinerja yaitu nilai kinerja reformasi birokrasi setjen dan nilai AKIP Setjen, dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 18 : Nilai Kinerja Reformasi Birokrasi Setjen Nilai penerapan reformasi birokrasi adalah nilai yang menggambarkan kemampuan aparatur untuk merubah bentuk birokrasi yang lebih baik sehingga aparatur mampu bekerja secara lebih profesional, efektif, dan akuntabel dalam menyelenggarakan pemerintahan dan pelayanan kepada masyarakat. Penilaian atas implementasi reformasi birokrasi di Setjen dilaksanakan minimal satu kali setiap tahun melalui Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) secara online oleh masing-masing Unit Eselon I yang telah diverfikasi oleh Inspektorat Jenderal. Upaya yang dilakukan fokus pada: 1) Panel I PMPRB online 2) Panel II PMPRB online 3) Panel III PMPRB online Tabel 3.21 Capaian Indikator Kinerja 18 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Nilai Kinerja RB Setjen (nilai) A (82,10) A (83) AA (90,35) 108,9% 110,04% LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun Perbandingan AA (85) Target ,29%

49 Hasil capaian nilai kinerja Reformasi Birokrasi Setjen Tahun 2016 berdasarkan dari penilaian PMPRB seperti tabel di atas tidak mencapai target. Terdapat 4 area yang tidak mencapai 80%, 1). Manajemen Perubahan dengan capaian 77,6%, dan 2). Peraturan Perundang-undangan dengan capaian 62,6%, 3). Pelayanan publik dengan capaian 76,73%, berikut capaian RB Setjen per area tahun Gambar 3.19 Target dan per Area RB Setjen tahun Target % Akuntabilitas Kinerja Sistem SDM Aparatur Pengawasan Intern Peraturan Perundangundangan Penataan & Penguatan Org. Tata Laksana Manajemen Perubahan Pelayanan Publik Untuk tahun 2017, akan dilakukan beberapa rencana aksi untuk meningkatkan nilai pada 4 area tersebut, antara lain melalui upaya tindaklanjut atas hasil monitoring dan evaluasi rencana kerja dalam roadmap, pelibatan seluruh unit kerja dalam reviu roadmap, internalisasi kepada seluruh satuan kerja, mengoptimalkan sistem manajemen pengetahuan untuk mendukung sosialisasi RB, pemetaan peraturan perundang-undangan yang belum harmonis, penataan organisasi dan tata laksana pasca perubahan struktur KKP. Indikator Kinerja 19 : Nilai AKIP Setjen AKIP (Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah) merupakan perwujudan kewajiban suatu instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan melalui sistem pertanggungjawaban secara periodik. SAKIP adalah instrumen yang digunakan instansi pemerintah dalam memenuhi kewajiban untuk mempertanggungjawabkan keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan misi organisasi, terdiri dari berbagai komponen yang merupakan satu kesatuan, yaitu perencanaan strategis, perencanaan kinerja, pengukuran kinerja, dan pelaporan kinerja. Nilai AKIP merupakan hasil penilaian oleh Inspektorat Jenderal berdasarkan lembar kerja evaluasi yang disusun oleh KEMENPAN RB seperti gambar berikut: " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

50 Gambar 3.20 Nilai AKIP Setjen per aspek pe tahun Tabel 3.22 Capaian Indikator Kinerja 19 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Nilai AKIP Setjen (nilai) A (80,92) A (84) A (86,24) 102,7% 105,04% 2019 Perbandingan AA (90,5) Target ,29% Hasil evaluasi AKIP oleh Inspektorat Jenderal menyatakan bahwa Sekretariat Jenderal mendapatkan predikat A (86,24) yang telah melebihi target sebesar 84, dimana terdapat 2 aspek yang mengalami peningkatan yakni aspek pelaporan kinerja dan aspek evaluasi kinerja. Faktor-faktor yang menunjang 2 aspek tersebut antara lain, pelaksanaan Retreat KKP membahas evaluasi pelaksanaan program dan kegiatan, instrumen monitoring dan evaluasi melalui aplikasi F8K secara berjenjang kepada Unit Kerja di lingkungan Setjen. Dengan dilaksanakan faktor-faktor tersebut di atas Sekretariat Jenderal berhasil melakukan efisiensi anggaran sebesar Rp Namun demikian pada aspek perencanaan kinerja masih perlu upaya perbaikan dengan melibatkan seluruh pimpinan dalam proses revisi Renstra serta melaksanakan acara penandatangan Perjanjian Kinerja dari Level 1-4. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

51 16. Sasaran Strategis Terkelolanya Anggaran Pembangunan SETJEN Secara Efisien dan Akuntabel Nilai ini didukung oleh dua indikator kinerja yaitu nilai kinerja anggaran Setjen dan persentase kepatuhan terhadap SAP lingkup Setjen dengan penjelasan capaian sebagai berikut: Indikator Kinerja 20 : Nilai Kinerja Anggaran Setjen Nilai kinerja anggaran adalah proses menghasilkan suatu nilai capaian kinerja untuk setiap indikator yg dilakukan dengan membandingkan data realisasi dengan target yang telah direncanakan sebelumnya. Nilai diperoleh dari data input dan output yang dimasukkan setiap Satuan Kerja lingkup KKP kedalam aplikasi SMART Kementerian Keuangan. Cara menghitung indikator tersebut dengan menggunakan Peraturan Menteri Keuangan No.249/PMK.02/2011 tentang Pengukuran dan Evaluasi Kinerja Atas Pelaksanaan RKA-K/L melalui pengukuran Aspek: 1) Penyerapan Anggaran (P), dilakukan dengan membandingkan antara akumulasi realisasi anggaran seluruh satker dengan akumulasi pagu anggaran seluruh satker. 2) Konsistensi (K) antara perencanaan dan implementasi, dilakukan berdasarkan rata-rata ketepatan waktu penyerapan anggaran setiap bulan yaitu dengan membandingkan antara akumulasi dan akumulasi realisasi anggaran bulanan seluruh satker rencana penarikan dana bulanan seluruh satker dengan jumlah bulan. 3) Pencapaian Keluaran (PK), dilakukan dengan membandingkan antara ratarata realisasi volume keluaran dengan target volume keluaran dan rata-rata realisasi Indikator kinerja keluaran dengan target indikator kinerja keluaran. 4) Tingkat efisiensi (NE), dilakukan berdasarkan rata-rata efisiensi untuk setiap jenis keluaran pada setiap satker, yang diperoleh dari hasil perbandingan antara realisasi anggaran per volume keluaran dengan pagu anggaran per volume keluaran. Dari hasil monitoring SMART per tanggal 18 Januari 2017, nilai kinerja anggaran Setjen dari masing-masing aspek adalah sebagai berikut: " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

52 Gambar 3.21 Nilai Kinerja Anggaran Setjen per aspek tahun 2016 Sumber : SMART Kemenkeu tanggal 18 Januari 2017 Capaian Nilai Maksimal Penyerapan Anggaran Konsistensi Pencapaian Keluaran Efisiensi Nilai Kinerja Tabel 3.23 Capaian Indikator Kinerja 20 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Nilai Kinerja Anggaran Setjen (%) 2019 Perbandingan Target , ,25 103,8% 104,26% 90 98,05% catatan: data sangat sementara (SMART Kemenkeu, 26 Januari 2017) Pada tabel di atas terlihat bahwa capaian kinerja anggaran Setjen pada tahun 2016 sebesar 88,25% (mencapai 90,21% dari target). Nilai capaian tersebut hampir mendekati target akhir tahun, sehingga apabila realisasi dibandingkan dengan target akhir tahun sebesar 85%, maka pencapaian indikator ini harus terus ditingkatkan pada triwulan berikutnya dengan cara mengkoordinasikan kepada seluruh satker lingkup Setjen untuk mengevaluasi output kegiatan yang belum dilaksanakan dan tetap menginput pada sistem aplikasi SMART tersebut, karena masih terdapat beberapa Satker yang dalam proses rekonsiliasi data output capaian pada saat laporan kinerja ini disusun. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

53 Gambar 3.22 Nilai Kinerja Anggaran Setjen per Satker tahun 2016 Sumber: SMART Kemenkeu, 26 Januari 2017 Penyerapan Konsistensi Capaian Keluaran Efisiensi Nilai Kinerja SETJEN ROREN ROPEG ROKEU BHO ROUM ROKERMAS PUSDATIN DEKON 01 Dari grafik diatas terlihat bahwa rendahnya capaian keluaran Dekon 01 dipengaruhi oleh kelompok satker provinsi, dengan nilai capaian keluaran dibawah 50% berasal dari provinsi Aceh (42,17%), Sumatera Utara (0%), Lampung (50%), Kalimantan Selatan (37,5%), Sulawesi Utara (17,56%), Sulawesi Tenggara (47,92%), NTT (50%), Papua (4,17%), Maluku Utara (50,1%), Gorontalo (50%), Papua Barat (27,29%), Kalimantan Utara (0%). Indikator Kinerja 21 : Persentase Kepatuhan Terhadap SAP Lingkup Setjen Persentase tingkat kepatuhan terhadap SAP (Standar Akuntansi Pemerintah) adalah angka persentase informasi dalam laporan keuangan yang efektif, efisien, akuntabel, dapat dipahami, dapat diperbandingkan dan tepat waktu sesuai dengan Standar Akuntansi Pemerintah (PP No. 71 Tahun 2010). 1) Menghitung tingkat penyesuaian/koreksi atas rekomendasi hasil review Itjen terhadap laporan keuangan semester I tahun berjalan (dengan batas waktu penyelesaian bulan September) dan laporan keuangan tahunan/n-1 (dengan batas waktu penyelesaian bulan Februari n+1), baik jumlah kejadian maupun nilai uang. 2) Menghitung tingkat penyesuaian/koreksi atas rekomendasi hasil pemeriksaan BPK terhadap laporan keuangan tahunan/n-1 (dengan batas waktu penyelesaian 7 hari kerja setelah diterimanya catatan hasil pemeriksaan), baik jumlah kejadian maupun nilai uang. 3) Bobot jumlah kejadian/temuan dengan nilai uang adalah 50%:50%. Tabel 3.24 Capaian Indikator Kinerja 21 Tahun Perbandingan Target Capaian 2015 Target Persentase tingkat kepatuhan terhadap SAP lingkup Setjen (%) 2019 Perbandingan Target % 100% % " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

54 Tabel 3.25 Batas Penyerahan Sekjen tanggal 20 Januari (audited) LK KKP yang di sampaikan ke Kemenkeu untuk menjadi LK Pemerintah Pusat (LKPP) SETJEN 19 Jan 16 Roren Ropeg BHO Pusdatin 20 Jan 16 Rokeu Roum Rokermas Tercapainya indikator ini karena faktor-faktor 1). Surat edaran tentang batasan waktu penyampaian LK secara berkala, 2). Grup komunikasi antar operator SAI lingkup Setjen. C. Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) yang diamanatkan di pasal 25 ayat 1, bahwa SKPD yang menjadi pelaksana Kegiatan dana dekonsentrasi menyelenggarakan SAKIP dan menyusun Laporan Kinerja sebagaimana berlaku bagi satuan kerja pada Kementerian Negara/Lembaga. Dan apa yang diamanatkan pada Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja (PK), Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas LAKIP, bagi Kementerian/Lembaga yang berkewajiban menyalurkan dana dekonsentrasi dan dana dalam rangka Tugas Pembantuan, maka disusun secara tersendiri perjanjian Kinerja antara pimpinan unit organisasi yang bertanggungjawab atas pencapaian kinerjanya dan pimpinan satuan kerja pemerintah daerah yang melaksanakan tugas tersebut. Atas dasar tersebut, pada tahun 2016 KKP memenuhi kewajibannya dengan menetapkan Perjanjian Kinerja dengan Satuan Kerja penerima dana Dekonsentrasi/Tugas Pembantuan (Dekon/TP) kepada SKPD bidang Kelautan dan Perikanan di 34 Provinsi. Indikator Kinerja yang di cascading/diturunkan merupakan indikator dari 6 Eselon I/Level 1 lingkup KKP, Sekretariat Jenderal merupakan salah satu level 1 yang menurunkan 2 indikator kinerjanya, yaitu: 1) Nilai SAKIP, dan 2) Persentase tingkat kepatuhan terhadap SAP. Capaian Dekon/TP lingkup Sekretariat Jenderal tahun 2016, sebagaimana tabel berikut. " LaporanKinerjaSekretariatJenderalTahun2016

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... ii DAFTAR ISI... iii DAFTAR TABEL... v DAFTAR GAMBAR... vi BAB I PENDAHULUAN... 1 A. Latar

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL, Menimbang : a. Mengingat : 1. bahwa dalam rangka mendukung

Lebih terperinci

DRAFT RENCANA STRATEGIS

DRAFT RENCANA STRATEGIS DRAFT RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2015-2019 1 Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI Halaman i ii I. PENDAHULUAN A. Kondisi Umum 2 1. Struktur Organisasi 2 2. Tugas dan Fungsi 3 B. Capaian

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF

KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF Daftar Isi KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN EKSEKUTIF Halaman i ii iii iv v vi I. PENDAHULUAN A. Tugas dan Fungsi Sekretariat Jenderal 1 B. Organisasi dan

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL NOMOR 1/PER-SJ/2016 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL,

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA,

SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA, KEPUTUSAN SEKRETARIS JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA NOMOR TAHUN 2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA TAHUN 2015 2019 SEKRETARIS JENDERAL

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2017 NOMOR : SP DIPA /2017 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 21 MOR SP DIPA-32.1-/21 DS553-54-8921-629 A. DASAR HUKUM 1. 2. 3. UU No. 1 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI

ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEBIJAKAN Reformasi Birokrasi NASIONAL ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI Pengorganisasian Pelaksanaan Tim Pengarah Kementerian/Lembaga Ketua: Pimpinan K/L Sekretaris: Sekjen Anggota: Pejabat Eselon I Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM

KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 SEKRETARIAT BKIPM i Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah 2013 KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Badan Karantina Ikan, Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

2.1 Rencana Strategis

2.1 Rencana Strategis 2.1 Rencana Strategis Sekretariat Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan () telah menyusun suatu Rencana Strategis (Renstra) dengan berorientasi pada hasil yang ingin dicapai selama

Lebih terperinci

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO

KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI TINGKAT MAKRO Lampiran A 73 KERANGKA LOGIS PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI 2015 2019 TINGKAT MAKRO Sasaran Reformasi A. yang bersih dan akuntabel. 1. Penerapan sistem nilai dan integritas birokrasi yang efektif. 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS

- 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS - 9 - BAB II PENCAPAIAN DAN ISU STRATEGIS A. KEMAJUAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI Reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Sebagai langkah strategis,

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji Syukur ke hadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan rahmat dan Hidayah-Nya, sehingga Bagian Keuangan dapat menyelesaikan penyusunan Laporan Akuntabilitas Kinerja Bagian

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 23/PERMEN-KP/2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

BAB III OBJEK PENELITIAN

BAB III OBJEK PENELITIAN BAB III OBJEK PENELITIAN A. Sekretariat Jenderal Dewan Perwakilan Rakyat Salah satu unsur yang sangat penting dalam rangka mendukung tugastugas Dewan adalah Sekretariat Jenderal DPR RI (Setjen DPR RI)

Lebih terperinci

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN PENGAWASAN DAN AKUNTABILITAS DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI ASISTEN DEPUTI PEMANTAUAN DAN EVALUASI AKUNTABILITAS KINERJA

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH Sasaran Reformasi Birokrasi Maraknya KKN Buruknya Pelayanan Publik Rendahnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja 8 Area Perubahan Bersih dari KKN Pelayanan

Lebih terperinci

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201

2016, No Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 13); 4. Peraturan Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Nomor 6 Tahun 201 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1430, 2016 KEMEN-DPDTT. Road Map RB 2015-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF

RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF RINGKASAN EKSEKUTIF disusun untuk menyajikan informasi tentang capaian komitmen kinerja yang telah diperjanjikan Sekretariat Kabinet kepada kepada pimpinan dan stakeholders selama tahun 2015. Laporan Kinerja

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut BAB I PENDAHULUAN I.1 LATAR BELAKANG S etiap instansi Pemerintah mempunyai kewajiban menyusun Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) atau Laporan Kinerja pada akhir periode anggaran.

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH

EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH EVALUASI REFORMASI BIROKRASI INSTANSI PEMERINTAH SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya.

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat dan berguna sebagai informasi akuntabilitas kinerja Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya. KATA PENGANTAR Dengan mengucap syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa dan adanya kerjasama dari semua pihak yang terkait di lingkup Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya, maka LAPORAN KINERJA Sekretariat

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PENDIDIKAN

Lebih terperinci

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG

SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA KELAUTAN DAN PERIKANAN NOMOR 56/KEP-DJPSDKP/2015 TENTANG KEMENTERIAN DIREKTORAT JENDERAL PENGAWASAN SUMBER DAYA Jalan Medan Merdeka Timur Nomor 16 Gedung Mina Bahari III Lantai 15, Jakarta 10110 Telepon (021) 3519070, Facsimile (021) 3520346 Pos Elektronik ditjenpsdkp@kkp.goid

Lebih terperinci

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI

PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PENINGKATAN TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS APARATUR DALAM KERANGKA REFORMASI BIROKRASI Herry Yana Sutisna Deputi Bidang Pengawasan dan

Lebih terperinci

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R

2 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara R BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.753, 2015 KEMEN-ESDM. Reformasi Birokrasi. Unit Pengelola. PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG UNIT PENGELOLA

Lebih terperinci

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI

PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI PENGUATAN REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi 1 Februari 2016 1 A. Penyerderhanaan Nomenklatur Anggaran

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M.

KATA PENGANTAR. Jakarta, 10 Maret 2014 Sekretaris Direktorat Jenderal Pengolahan dan Pemasaran Hasil Perikanan. Dr. Ir. Syafril Fauzi, M. KATA PENGANTAR Laporan akuntabilitas kinerja merupakan wujud pertanggungjawaban kepada stakeholders dan memenuhi Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 yang mengamanatkan setiap instansi pemerintah/lembaga

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama

Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama Penilaian Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Melalui Indikator Kinerja Utama DISAMPAIKAN PADA ACARA RAPAT KOORDINASI PELAYANAN PUBLIK PPVT DAN PERIZINAN PERTANIAN Inspektorat Jenderal Kementerian Pertanian

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : TAHUN : 2014 BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN PENILAIAN A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5.0

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN 17 A. Rincian Pelaksanaan Kegiatan BAB III PELAKSANAAN KEGIATAN Rincian pelaksanaan kegiatankegiatan reformasi birokrasi pada tahun 2011 meliputi penanggung jawab, time frame per bulan, output /hasil yang

Lebih terperinci

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017

LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 LEMBAR KERJA EVALUASI REFORMASI BIROKRASI (INDEKS RB) INSTANSI : PENGADILAN AGAMA SOE TAHUN : 2017 A. PROSES (60) I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 3,46 1 Tim Reformasi Birokrasi (1) 0,78 a. Tim Reformasi Birokrasi

Lebih terperinci

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2

2017, No Tertinggal, dan Transmigrasi tentang Road Map Reformasi Birokrasi Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi 2 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1140, 2017 KEMEN-DPDTT. Road Map. 2017-2019. PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ROAD

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT JENDERAL SEKRETARIAT JENDERAL 2015 SEKRETARIAT(JENDERAL( KEMENTERIAN(KELAUTAN(DAN(PERIKANAN(RI( Gedung(Mina(Bahari(I(Lt.(3( Jl.(Medan(Merdeka(Timur(No.(16(Jakarta( 10110(Telp/Fax(:(021K3520337(

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 16/KEP-BKIPM/2017 TENTANG

KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 16/KEP-BKIPM/2017 TENTANG KEPUTUSAN KEPALA BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU, DAN KEAMANAN HASIL PERIKANAN NOMOR 16/KEP-BKIPM/2017 TENTANG RENCANA AKSI REFORMASI BIROKRASI BADAN KARANTINA IKAN, PENGENDALIAN MUTU DAN KEAMANAN

Lebih terperinci

SASARAN REFORMASI BIROKRASI

SASARAN REFORMASI BIROKRASI SASARAN REFORMASI BIROKRASI pemerintahan belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah pemerintahan belum efektif dan efisien pemerintahan yang bersih, akuntabel dan berkinerja tinggi pemerintahan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA KUASA KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL, PERATURAN KEPALA BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL NOMOR 9 TAHUN 2017 TENTANG PETA JALAN REFORMASI BIROKRASI BADAN KEPENDUDUKAN DAN KELUARGA BERENCANA NASIONAL TAHUN 2015-2019 DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2017 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2018 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Tahun

Lebih terperinci

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI

Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Setyanta Nugraha Inspektur Utama Sekretariat Jenderal DPR RI Menteri PAN dan RB, pelaksanaan proses pembangunan zona integritas harus dilaksanakan dengan perencanaan yang baik, karena di sini akan menentukan

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang:

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel.

RINGKASAN EKSEKUTIF menjadi unit kerja yang mampu mewujudkan pelayanan administrasi dan manajemen yang tertib, cepat, transparan dan akuntabel. RINGKASAN EKSEKUTIF Berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian Nomor: 61/Permentan/OT.140/10/2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Pertanian, Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud

LAPORAN AKUNTABILITAS DAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH 2016 KATA PENGANTAR. Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) merupakan wujud pertanggung jawaban dalam mencapai visi dan misi serta tujuan instansi pemerintah dalam rangka perwujudan penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55

2011, No Mengingat : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor 55 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.483, 2011 PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian

Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian SS Indikator Target 2015 Realisasi s/d Juni 2015 (a) (b) (c) (d) (e)=(d)/(c/2) (f) Terwujudnya sinkronisasi dan koordinasi kebijakan perekonomian Presentase

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2015 INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2016. KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat Jenderal

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI

- 1 - PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI - 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016

PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 PEMANTAUAN DAN EVALUASI CAPAIAN KINERJA KEGIATAN DUKUNGAN MANAJEMEN DAN TEKNIS LAINNYA PADA DITJEN TANAMAN PANGAN TRIWULAN II 2016 KEMENTERIAN PERTANIAN-RI DIREKTORAT JENDERAL TANAMAN PANGAN SEKRETARIAT

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.20/MEN/2011 TENTANG PENYELENGGARAAN SISTEM PENGENDALIAN INTERN DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

I. Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Malang Tahun 2015

I. Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Malang Tahun 2015 LAMPIRAN II PERATURAN WALIKOTA MALANG NOMOR : 20 TAHUN 2015 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI PEMERINTAH KOTA MALANG TAHUN 2015-2019. I. Rencana Aksi Reformasi Birokrasi Pemerintah Kota Malang Tahun

Lebih terperinci

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON

PEMERINTAH KOTA BANDUNG KECAMATAN BANDUNG KULON BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah

2016, No Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216 Tambahan Lembaran Negara Republik IndonesiaNomor 5584); 4. Undang-Undang Nomor 23 Tah No.1183, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BSN. SAKIP. Pelaksanaan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN STANDARDISASI NASIONAL NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN SISTEM AKUNTABILITAS INSTANSI

Lebih terperinci

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching

Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. oaching Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 1 oaching SASARAN REFORMASI BIROKRASI 2 Pemerintah belum bersih, kurang akuntabel dan berkinerja rendah Pemerintah belum efektif dan efisien

Lebih terperinci

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG

LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG LAKIP LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH TAHUN 2014 INSPEKTORAT KOTA BANDUNG JL. TERA NO. 20 BANDUNG INSPEKTORAT KOTA BANDUNG RINGKASAN EKSEKUTIF Laporan Kinerja Inspektorat Kota Bandung

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan

LAPORAN KINERJA TA Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan LAPORAN KINERJA TA 2016 Loka Penelitian dan Pengembangan Mekanisasi Pengolahan Hasil Perikanan TIM PENYUSUN Penasehat Penanggung Jawab Penyusun Kontributor Luthfi Assadad Arif Rahman Hakim Nur Fitriana

Lebih terperinci

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG SALINAN BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PERJANJIAN KINERJA, PELAPORAN KINERJA DAN TATA CARA REVIU ATAS LAPORAN KINERJA INSTANSI

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2018 NOMOR : SP DIPA /2018 SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK NOMOR : SP DIPA-33.1-/218 A. DASAR HUKUM : 1. 2. 3. UU No. 17 Tahun 23 tentang Keuangan Negara. UU No. 1 Tahun 24 tentang Perbendaharaan

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN

PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PERDAGANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/M-DAG/PER/2/2016 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN PERDAGANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN III 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan III Tahun ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja terhadap

Lebih terperinci

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN

Lebih terperinci

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR

LAKIP SEKRETARIAT DJPB TRIWULAN I 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Sekretariat Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya Triwulan I Tahun 2014 ini merupakan perwujudan pertanggungjawaban atas kinerja

Lebih terperinci

PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas. Outline Paparan

PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas. Outline Paparan PenguatanPengawasan Pengawasan dan Akuntabilitas Bahan Asistensi RB Daerah Hendro Witjaksono, AK, Macc. Outline Paparan Penguatan Pengawasan Penerapan SPIP. Peningkatan kapasitas APIP. Pembangunan Zona

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

- 7 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka meningkatkan kinerja, transparansi, dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, Presiden selaku Kepala Pemerintahan telah menetapkan Peraturan

Lebih terperinci

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015 Dalam rangka mewujudkan manajemen pemerintahan yang efektif, transparan, dan akuntabel serta berorientasi pada hasil, kami yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : HUSNI KAMIL

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG KEBIJAKAN PEMBINAAN DAN PENGAWASAN DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR TAHUN 2015 GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.221, 2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN KEPALA LEMBAGA SANDI NEGARA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG REFORMASI BIROKRASI LEMBAGA SANDI NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi

Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan. Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Deputi Bidang Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas Aparatur dan Pengawasan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi KONDISI UMUM SEBELUM REFORMASI BIROKRASI 2 MASIH DIWARNAI DENGAN

Lebih terperinci

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT

BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT BUPATI CIAMIS PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 39 TAHUN 2016 TENTANG TUGAS, FUNGSI DAN TATA KERJA UNSUR ORGANISASI INSPEKTORAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI CIAMIS, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

Jakarta, Februari 2017 Sekretaris Utama Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional SEKRETARIS UTAMA LEMBAGA PENERBANGAN DAN ANTARIKSA NASIONAL Laporan Kinerja (Lakin) Sekretariat Utama (Settama) merupakan pertanggungjawaban kepada publik atas kinerja pencapaian tujuan dan sasaran strategis

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN

PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN PENINGKATAN AKUNTABILITAS KINERJA PROGRAM PUSAT DAN DAERAH DALAM MEMPERTAHANKAN OPINI WTP KEMENTERIAN KESEHATAN OLEH: Drs. Purwadi, Apt., MM., ME INSPEKTUR JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN Disampaikan pada

Lebih terperinci

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL & KOORDINASI TINDAK LANJUT PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI

SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL & KOORDINASI TINDAK LANJUT PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL SOSIALISASI ROADMAP REFORMASI BIROKRASI SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN ENERGI NASIONAL & KOORDINASI TINDAK LANJUT PELAKSANAAN

Lebih terperinci