GIMU DAN GIRI DALAM MASYARAKAT JEPANG

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "GIMU DAN GIRI DALAM MASYARAKAT JEPANG"

Transkripsi

1

2

3 GIMU DAN GIRI DALAM MASYARAKAT JEPANG Renita Indriana, Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok Indonesia reni_linz@yahoo.co.id Abstrak Masyarakat Jepang dikenal sebagai masyarakat yang memiliki nilai-nilai yang tinggi. Salah satu dari nilai yang ada dalam masyarakat Jepang adalah gimu dan giri. Nilai-nilai ini telah tertanam sejak zaman feodal dan masih tertanam dalam masyarakat Jepang modern. Gimu diterjemahkan sebagai kewajiban atau darma (Matsuura,2005:218). Gimu adalah pembayaran kembali yang maksimal dari kewajiban ini pun dianggap masih belum cukup dan tidak ada batas waktu pembayarannya (Benedict,1982:125). Gimu dalam memenuhi kewajibannya terhadap pemerintahan, keluarga yang masih mempunyau ikatan darah. Kata giri diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti hutang yang wajib dibayar atau dilunasi dalam jumlah yang tepat dan sama dengan kebaikan yang diterima seseorang dan ada batas waktu pembayarannya (Benedict,1982:125). Giri dalam memenuhi kewajibannya terhadap orang yang baru dikenal atau tidak mempunyai ikatan darah. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah menjelaskan realisasi gimu dan giri dalam masyarakat Jepang. Adapun metode penelitian yang digunakan penulis adalah metode deskriptif, sehingga dalam pengumpulan data penulis menggunakan data kepustakaan mengenai masalah yang terkait serta pengumpulan data melalui internet. Gimu and Giri in Japanese Society Abstract Japanese society known as the communities that have high values. One of the values that exist in the Japanese society is gimu and giri. These values have been embedded since the time of feudal and still embedded in the society of Japan modern. Gimu subtltled as a duty (Matsuura,2005:218). Gimu is repayment of this obligations maximum was deemed still not enough and there is no time limit for payment (Benedict,1982:125). Gimu in fulfilling obligations to the government, the family still has blood ties. In Indonesian giri means debt that must be paid or paid the right amount and the same kindness and no one receives payment deadline (Benedict,1982:125). Giri in benevolence people who have known or no have blood ties. The purpose of this paper is to explain the realization within the gimu and giri in Japan society. The research method used is descriptive writer, so the authors using data collection of data on issues related literature and data collection by internet. Keyword: giri, gimu

4 I. Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Kepribadian yang tertanam di masayarakat Jepang sekarang tidak lepas dari nilai-nilai Jepang pada zaman dahulu. Salah satu nilai itu adalah gimu dan giri. Gimu dan giri merupakan pembayaran dari on. Gimu diterjemahkan sebagai kewajiban atau darma (Matsuura,2005:218). Gimu adalah pembayaran kembali yang maksimal dari kewajiban ini pun dianggap masih belum cukup dan tidak ada batas waktu pembayarannya (Benedict,1982:125). Kata giri diterjemahkan dalam bahasa Indonesia memiliki arti hutang yang wajib dibayar atau dilunasi dalam jumlah yang tepat dan sama dengan kebaikan yang diterima seseorang dan ada batas waktu pembayarannya (Benedict,1982:125). Nilai on, giri dan gimu ini masih tertanam pada masayarakat Jepang hingga sekarang, namun memiliki bentuk yang berbeda dengan zaman dahulu. Hal ini menimbulkan perubahan dalam masyarakat Jepang baik dalam bidang politik, sosial, budaya, serta ekonomi. Pada masa feodal, ketika orang Jepang belum banyak dipengaruhi oleh modernisasi, mereka selalu diliputi rasa berhutang budi (on) kepada orang tua, para penguasa, masyarakat dan negara. Namun, apakah modernisasi menyebabkan berkurangnya rasa berhutang budi itu. Oleh karena itu, penulis bermaksud ingin menulis gimu dan giri dalam masyarakat Jepang. 1.2 Rumusan Masalah Bagaimana realisasi gimu dan giri dalam masyarakat Jepang? 1.3 Tujuan Penulisan Penulisan ini bertujuan untuk menjelaskan realisasi gimu dan giri dalam masyarakat Jepang. II. Giri dan Gimu pada masa Masyarakat Jepang 2.1 Pengertian Gimu ( 義務 ) Menurut kanji yang membentuknya yaitu kanji gi ( 義 ) yang berarti keadilan, kebenaran, moralitas; kemanusiaan, integritas, kehormatan, kesetiaan, ketaatan serta kanji mu ( 務 ) yang berarti pelayanan, tugas, usaha. Menurut Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia, kanji gimu ( 義務 ) berarti tugas kewajiban tanggung jawab (Nelson, 2008: 725). Gimu diterjemahkan sebagai kewajiban atau darma (Matsuura,2005:218). Gimu adalah pembayaran kembali yang maksimal dari kewajiban ini pun dianggap masih belum cukup dan tidak ada batas waktu pembayarannya (Benedict,1982:125). Gimu juga dikatakan pembalasan kebaikan setulus hati (Situmorang,1995:66) Jenis-Jenis Gimu Dalam buku Pedang Samurai dan Bunga Seruni (Benedict,1982:125), Benedict membagi gimu menjadi 2, yaitu: chu dan ko. Chu Chu dalam pemerintahan sipil mendukung apa saja, dari kematian hingga pajak. Pemungut pajak, petugas polisi, pajabat-pejabat wajib militer adalah saluran-saluran memalui mana seorang hamba (orang Jepang) menyerahkan chu. Orang Jepang menggangap patuh kepada hukum merupakan pembayaran kembali atas utangnya yang terbesar, yaitu ko on. Ketika Jepang menyerah pada tanggal 14 Agustus 1945, dunia dapat menyaksikan sendiri cara kerja yang hampir tidak dapat dipercaya. Banyak orang Barat dengan pengalaman dan pengetahuan tentang Jepang, menganggap bahwa Jepang tidak mungkin menyerah. Kata mereka naïf untuk membayangkan bahwa tentaratentaranya yang tersebar di seluruh Asia dan Pasifik akan menyerahkan senjatanya dengan damai. Selama perang bangsa Jepang pantang mundur dan mereka adalah bangsa yang suka berperang. Para ahli Amerika membuat analisa tanpa memikirkan chu. Kaisar berbicara dan perang pun berakhir. Sebelum suaranya berkumandang melalui radio, penentang-penentang yang kecewa membentuk barisan sekeliling istana dan berusaha mencegah pengumuman itu. Namun,

5 setelah dibacakan sekali saja, pernyataan itu diterima. Seorang komandan lapangan pun di Mancuria atau di Jawa, tidak seorang pun di Jepang, menentangnya. Bangsa Jepang menentramkan hati Kaisar dengan mengikuti cara-cara damai. Jepang bukanlah Barat. Jepang tidak memakai kekuatan terakhir di negara-negara Barat, yaitu revolusi. Mereka tidak membalas dendam dengan malakukan sabotase terhadap tentara pendudukan musuh. Mereka memakai kekuatannya sendiri, kemampuan untuk menunjuk dirinya sebagai chu harga pernyerahan tanpa syarat termahal, sebelum kekuatan tempurnya dihancurkan. Meskipun demikian, di mata mereka, pembayaran yang mahal ini telah menebus sesuatu yang bernilai mahatinggi, yaitu hak untuk mengatakan bahwa Kaisarlah yang telah memberikan perintah, meskipun itu adalah perintah menyerah, bahkan dalam kekalahan pun hukum tertinggi masih tetap chu. Ko terhadap orang tua atau oya on Ko merupakan pemenuhan on terhadap orang tua. Ini merupakan bakti filial terhadap orang tua. Banyak cerita mengenai ko diceritakan dalam novel maupun kehidupan sesungguhnya penuh dengan tugastugas yang berat dari bakti filial ini setelah seorang pria muda menikah. Dalam keluarga Jepang, orang tualah yang memilih istri bagi putranya, biasanya melalui seorang comblang. Keluarga, dan bukan sang putra, yang paling perhatian terhadap baik tidaknya suatu pilihan. Hal ini disebabkan karena calon istri akan tercantum dalam silsilah keluarga dan akan meneruskan nama keluarga itu kepada anak-anaknya. Seorang putra yang baik, untuk membayar on kepada orang tuanya, tidak dapat mempersalahkan pilihan orang tuanya. Setelah menikah, pembayaran kembali tetap berlangsung, terutama jika putra itu adalah ahli waris keluarga. Jika demikian, sudah biasa bahwa ibu mertua tidak suka dengan menantu wanitanya. Semua yang dilakukan oleh menantu wanitanya selalu salah, dan ia boleh mengusir atau menghancurkan perkawian itu. Novel-novel Jepang dan riwayat hidup pribadi cenderung memberikan tekanan kepada penderitan suami maupun istri. Suami harus melaksanakan ko ketika mematuhi penghancuran perkawian itu. Mengasuh anak bagi orang Jepang bergantung pada bakti terhadap nenek moyangnya. Seseorang membayar kembali utang-utang kepada nenek moyangnya dengan cara meneruskan kepada anak-anaknya. Bakti filial meletakkan semua tanggung jawab diatas pundak kepala keluarga untuk mencari nafkah bagi anak-anaknya, mendidik anaknya serta memberikan tempat berlindung bagi sanak keluarga yang membutuhkan. Bekerja demi ko tidak selalu bertujuan untuk memperoleh kasih sayang dalam keluarga, dalam beberapa kebudayaan adalah bagaimana yang esensial dari hukum moral. Namun tidak demikian di Jepang. justru karena ia sangat menghargai keluarga, orang Jepang tidak menghargai masing-masing anggotanya ataupun ikatan keluarga antara mereka (Benedict,1982:131) 2.2 Pengertian Giri ( 義理 ) Kanji giri ( 義理 ) terdiri dari kanji gi ( 義 ) yang berarti keadilan, kebenaran,

6 moralitas; kemanusiaan, integritas, kehormatan, kesetiaan, ketaatan serta kanji ri ( 理 ) yang berarti prinsip, akal, alasan. Jika diterjemahan berdasarkan kanji yang membentuknya, giri ( 義理 ) berarti rasa tanggung jawab/ keadilan/ kehormatan/ kesopanan/ berutang budi (Nelson,2008: ). Berdasarkan kamus Jepang-Indonesia, giri memiliki banyak arti. Giri dapat diterjemahkan sebagai rasa kewajiban, atau keadilan, bahkan basa basi ataupun utang budi (Matsuura.2005:219). Giri adalah hutang yang wajib dibayar atau dilunasi dalam jumlah yang tepat dan sama dengan kebaikan yang diterima seseorang dan ada batas waktu pembayarannya (Benedict,1982:125). Dalam pengertian giri mengandung unsur keengganan, ini berbeda dengan gimu. Gimu harus dibayar seseorang karena adanya ikatan-ikatan yang kuat dan ketat pada saat ia dilahirkan. Gimu tidak pernah didefinisikan sebagai keengganan Jenis-Jenis Giri Dalam buku Pedang Samurai dan Bunga Seruni 1, membagi giri menjadi 2, yaitu: Giri terhadap dunia Giri terhadap dunia merupakan hutang kita terhadap majikan, sanak keluarga jauh, serta orang-orang yang bukan anggota keluarga tetapi karena on yang kita terima dari mereka. Giri mencangkup semua kewajiban yang menjadi tanggungan seseorang kepada keluarga mertua sedangkan gimu kepada keluarga kandung. Pernikahan di Jepang adalah kontrak terhadap keluarga mertua selam hidup seseorang yang disebut bekerja untuk giri pelaksaan paling berat 1 Pramudji. Op.Cit. hlm 125 bagi istri yang masih muda terhadap ibu mertuanya, karena pengantin wanita pergi bermukim di dalam rumah yang bukan tempat kelahirannya. Kewajiban suami terhadap mertuanya berbeda. Salah satunya adalah ia terpaksa meminjamkan uang kepada mereka kalau mereka sedang membutuhkannya. Jika ia tidak memenuhi atau menghindari kewajiban itu maka ia disebut sebagai orang yang tidak tahu giri. Giri yang dianggap paling penting dari pada giri terhadap mertua adalah giri seorang pengikut terhadap tuannya dan giri terhadap sesama rekan prajurit. Pada masa feodal, giri dianggap sebagai kebajikan yang lebih tinggi dan berharga daripada chu, yang pada waktu itu merupakan kewajiban terhadap Shogun. Salah satu cerita yang paling tenar adalah tentang seorang ronin yang besar dan tidak terkalahkan pada abad ke-12, yaitu Benkei Sang Pahlawan. Cerita ini mengkisahkan Benkei yang tidak memiliki uang tetapi ia orang yang kuat, ia menakuti para pendeta ketika ia berlindung di biara-biara dan membunuh setiap samurai yang lewat untuk mengumpulkan pedangpedangnya agar ia dapat berpakaian feodal. Akhirnya, ia menentang seorang samurai yang dikiranya masih remaja dengan perawakan yang kecil dan tampan. Namun, ternyata remaja ini adalah keturunan keluarga Minamoto, yang merencanakan untuk merebut kembali ke-shogun-an bagi keluarganya. Nama pemuda itu adalah Yoshitsune Minamoto. Benkei memberikan giri-nya dan melakukan seratus tindak kepahlawanan untuknya.

7 Dalam sepenggal cerita ini menunjukkan bahwa Benkei yang memberikan giri-nya kepada Yoshitsune, walaupun bertentangan dengan chu kepada Shogun pada masa itu. Giri terhadap nama Giri terhadap nama seseorang adalah kewajiban untuk menjaga agar reputasinya tidak ternoda (Benedict,1982: 152). Salah satu kewajiban itu adalah tindakantindakan yang tetap menjaga reputasi baik seseorang tanpa mendasarkan pada suatu utang tertentu yang sebelumnya dipunyai orang itu terhadap orang lain contohnya, tindakan tidak memperlihatkan rasa sakit, dan mempertahankan reputasi dalam profesi. 2.3 Realisasi gimu dan giri dalam masyarakat Jepang Realisasi gimu dan giri dalam masyarakat Jepang dapat direalisasikan dalam kehidupan nyata. Sebagai contoh realisasi gimu dan giri dalam masyarakat Jepang dapat dilihat dalam karya Sastra yang mengambil latar belakang pada masa ini juga menunjukkan bahwa adanya perbedaaan antara gimu dan giri. Salah satu contohnya terdapat dalam karya sastra Botchan. Berikut adalah penggalan dalam cerita Botchan: Hotta-lah yang mentraktirku semangkuk es serut, kalau aku tahu ia memang orang yang bermuka, aku menyesal sudah menerima pemberian darinya, meski cuma es serut. Aku hanya makan satu mangkuk, jadi dia pasti sudah keluar uang satu setengah sen, tapi aku akan merasa menyesal seumur hidup kalau sampai berutang satu atau setengah sen dari penipu. Aku memutuskan akan mengembalikan uang es itu hari berikutnya di sekolah. Memang benar 5 tahun yang lalu, Kiyo telah meminjamkan 3 yen yang tidak pernah kukembalikan. Bukannya aku tidak bisa membayar, tapi aku tidak ingin melunasinya. Kiyo tidak pernah menganggapnya pinjaman ataupun mengincar uangku, lagi pula aku tidak berniat mengambalikannya karena itu akan membuatnya merasa seolah aku menganggapnya orang asing. Alasan kenapa aku tidak pernah melunasi utang itu bukan karena aku membenci Kiyo, tetapi karena aku menganggapnya keluarga. Hotta dan Kiyo tidak bisa dibandingkan, namun apakah itu es serut rasa buah atau teh manis, bila kau menerima sesuatu dari orang asing, itu berarti kau mengakui bahwa orang itu memiliki bobot dan karenanya merupakan perlambangan niat baik terhadapnya. Jika mambayar bagian yang kau terima, tentu saja kau bisa menghapus kewajiban yang datang bersamanya, namun persaaan berutang budi kepasa si pemberi jauh lebih besar daripada seluruh uang yang ada di dunia. Aku hanyalah orang biasa tanpa pangkat dan status, tapi aku manusia bebas dan berkehendak, dan ketika manusia bebas memutuskan untuk menghormatimu, hadiah yang kaumiliki lebih mahal daripada apapun. Sudah kuputuskan! Besok aku akan mengganti uangnya dan menuntaskan utang budi diantara kami.. (Soseki, 2009: 95) Dalam karya sastra ini, Botchan membandingkan gimu dan giri yang didapatnya dari seorang temannya dengan Kiyo, yang merupakan orang yang mengasuhnya semenjak kecil. Botchan membayar girinya terhadap temannya yang meminjamkan uang kepadanya. Namun, ia

8 tidak mengembalikan uang yang pernah dipinjamnya dari Kiyo ketika kecil. Ini disebabkan karena Botchan tidak ingin berhubungan lebih jauh dengan temannya, yang telah menjelek-jelekannya dibelakang. Lain halnya dengan perasaaanya terhadap Kiyo. Ia tidak pernah berniat mengembalikan uang yang pernah dipinjamkan Kiyo, karena ia merasa bahwa Kiyo adalah bagian dari dirinya yang sudah dia anggap sebagai keluarganya sendiri. Perbandingan perasaan yang dirasakan oleh Botchan terhadap temannya dan Kiyo inilah yang merupakan bagian dari ninjo. IV. Penutup Pada masa lampau, ketika orang Jepang belum banyak dipengaruhi oleh modernisasi, mereka senantiasa diliputi rasa berhutang budi (on) kepada orang tua, penguasa, masyarakat dan negara. Karena adanya rasa berhutang budi, maka orang Jepang merasa berkewajiban untuk membalas budi kepada orang tua, penguasa, masyarakat dan negara. Rasa kewajiban itu dinamakan gimu. Hal inilah yang memperkuat solidaritas kelompok dan patriotisme. Selain itu, orang Jepang selalu merasa berkewajiban untuk membalas sikap atau kebaikan yang telah diterima dari orang lain dengan setimpal, yang disebut sebagai giri. Gimu dan giri dalam masyarakat dapat direalisasikan dalam kehidupan masyarakat Jepang, yang dapat dilihat dari karya sastra Botchan karya Soseki. Dalam hal ini Botchan membayar girinya terhadap temannya yang meminjamkan uang kepadanya. Namun, ia tidak mengembalikan uang yang pernah dipinjamnya dari Kiyo ketika kecil. Ini disebabkan karena Botchan tidak ingin berhubungan lebih jauh dengan temannya, yang telah menjelek-jelekannya dibelakang. Lain halnya dengan perasaaanya terhadap Kiyo. Ia tidak pernah berniat mengembalikan uang yang pernah dipinjamkan Kiyo, karena ia merasa bahwa Kiyo adalah bagian dari dirinya yang sudah dia anggap sebagai keluarganya sendiri. BIBLIOGRAPHFY Allyn, John. The 47 Ronin Story. Terj. Theresa Dewi. Jakarta: Penerbit Matahati, Benedict, Ruth. The Chrysanthemum and the sword. Terj. Pramudji. Jakarta: Sinar Harapan, Doi, Takeo. The Anatomy of Dependence. Terj. Arifin Bey. Jakarta: Gramedia berkerja sama dengan Yayasan Karti Sarana, Matsuura, Kenji. Kamus Jepang-Indonesia. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Nelson, Andrew. Kamus Kanji Modern Jepang Indonesia. Jakarta: Kesaint Blanc, Soseki, Natsumi. Botchan. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Sugiyama, Takie, dan William P.Lebra. Japanese Culture and Behavior. Honolulu: An East-West Center Book Univercity of Hawaii Press, Sulyana, Yayan. " Budaya Pemberian dalam Masyarakat Jepang Telaah atas konsep on, giri dan ninjo sebagai latar belakang budaya pemberian dalam masyarakat Jepang." Tesis Surajaya, I Ketut. "Pengantar Sejarah Jepang II." Tesis Suryonohadiprojo, Sayidiman. Manusia dan masyarakat Jepang dalam perjoangan hidup. UI-Press, 1982.

9

NILAI BUDAYA ON, GIMU, DAN GIRI DALAM NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAE TSUBOI

NILAI BUDAYA ON, GIMU, DAN GIRI DALAM NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAE TSUBOI 1 NILAI BUDAYA ON, GIMU, DAN GIRI DALAM NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAE TSUBOI Ni Putu Sri Radha Rani Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract This research

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran-pembayaran tanpa batas atas hutang ini disebut gimu. Gimu

BAB I PENDAHULUAN. Pembayaran-pembayaran tanpa batas atas hutang ini disebut gimu. Gimu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi bangsa Jepang, on merupakan rasa berhutang yang utama dan selalu ada dalam kehidupan manusia. Karena adanya rasa berhutang maka orang Jepang merasa berkewajiban

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan pustaka yang telah dikumpulkandari penelitiansebelumnya,

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan pustaka yang telah dikumpulkandari penelitiansebelumnya, 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan pustaka yang telah dikumpulkandari penelitiansebelumnya, ada beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang menempati suatu wilayah tertentu

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang menempati suatu wilayah tertentu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekelompok orang yang menempati suatu wilayah tertentu yang secara langsung atau tidak langsung saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhannya

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Zaman Edo (1603-1867) adalah zaman dimana Jepang diperintah oleh keluarga Tokugawa. Disebut zaman Edo karena pemerintahan keshogunan Tokugawa pada waktu itu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh setiap bangsa, oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbedabeda.

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh setiap bangsa, oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbedabeda. BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta rasa, karsa, dan rasa tersebut Koentjaraningrat (1976:28).

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. karakter manusia, melebur dalam masyarakat dan berbaur menjadi satu,

Bab 1. Pendahuluan. karakter manusia, melebur dalam masyarakat dan berbaur menjadi satu, Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan ruang lingkup yang luas dalam kehidupan. Bermacammacam karakter manusia, melebur dalam masyarakat dan berbaur menjadi satu, membentuk keragaman

Lebih terperinci

SIKAP DAN PERILAKU GENKO SENSEI DALAM CERITA PENDEK MAHOU HAKASE KARYA IWAYA SAZANAMI (Tinjauan Psikologi Sosial)

SIKAP DAN PERILAKU GENKO SENSEI DALAM CERITA PENDEK MAHOU HAKASE KARYA IWAYA SAZANAMI (Tinjauan Psikologi Sosial) SIKAP DAN PERILAKU GENKO SENSEI DALAM CERITA PENDEK MAHOU HAKASE KARYA IWAYA SAZANAMI (Tinjauan Psikologi Sosial) DINDA DEARILNA 180610070007 GENKO S SENSEI ATTITUDE AND BEHAVIOUR ON MAHOU HAKASE SHORT

Lebih terperinci

BAHASA, BUDAYA, DAN IDENTITAS ORANG JEPANG DALAM NOVEL 47 RONIN KARYA JOHN ALLYN Oleh: Liastuti U.

BAHASA, BUDAYA, DAN IDENTITAS ORANG JEPANG DALAM NOVEL 47 RONIN KARYA JOHN ALLYN Oleh: Liastuti U. Lampiran Draft Artikel BAHASA, BUDAYA, DAN IDENTITAS ORANG JEPANG DALAM NOVEL 47 RONIN KARYA JOHN ALLYN Oleh: Liastuti U. ABSTRAK Di antara banyaknya nilai-nilai tradisional Jepang yang berakar dari budaya

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Latar belakang..., Ardhanariswari, FIB UI, 2009 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Shitsurakuen karya Watanabe Jun ichi adalah sebuah karya yang relatif baru dalam dunia kesusastraan Jepang. Meskipun dianggap sebagai novel yang kontroversial,

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM

BAB II GAMBARAN UMUM BAB II GAMBARAN UMUM 2.1. Jepang Pasca Perang Dunia II Pada saat Perang Dunia II, Jepang sebagai negara penyerang menduduki negara Asia, terutama Cina dan Korea. Berakhirnya Perang Dunia II merupakan kesempatan

Lebih terperinci

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang

Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat. Negara dan bangsa akan maju jika ada prinsip kejujuran. Salah satu bangsa yang BAB II GAMBARAN UMUM PRODUKTIFITAS ORANG JEPANG 2.1 Pengertian Karakter Menurut kamus bahasa Indonesia, Karakter memiliki arti sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah karya seni, karena itu sastra mempunyai sifat yang sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sastra adalah karya seni, karena itu sastra mempunyai sifat yang sama dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah karya seni, karena itu sastra mempunyai sifat yang sama dengan karya seni yang lain. Seperti seni suara, seni lukis, seni pahat dan lain-lain.

Lebih terperinci

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA DALAM DONGENG JEPANG DAN DONGENG BALI. Abstract

PERBANDINGAN NILAI BUDAYA DALAM DONGENG JEPANG DAN DONGENG BALI. Abstract 1 PERBANDINGAN NILAI BUDAYA DALAM DONGENG JEPANG DAN DONGENG BALI Ida Bagus Gede Candra Prayoga Program Studi Sastra Jepang, Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana Abstract Cultural values are

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komik dan novel, sering digambarkan masyarakat Jepang mengekspresikan rasa terima

BAB I PENDAHULUAN. komik dan novel, sering digambarkan masyarakat Jepang mengekspresikan rasa terima BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Jepang memiliki rasa terima kasih yang tinggi. Dalam beberapa film, drama, komik dan novel, sering digambarkan masyarakat Jepang mengekspresikan rasa terima

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki

BAB 5 RINGKASAN. Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki BAB 5 RINGKASAN Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi yang bernama Koentjaraningrat (1990:180) mengatakan bahwa, kebudayaan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. keluarga Tokugawa ( ). Demikian pula sistem politik yang telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bulan November 1867, Tokugawa Yoshinobu mengembalikan pemerintahan kepada kaisar ( tenno ). Ini berarti jatuhnya bakufu yang sampai saat itu dikuasai oleh keluarga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan rumpun. Koentjaraningrat (1976 : 28) menjelaskan budaya adalah daya

BAB I PENDAHULUAN. kesamaan rumpun. Koentjaraningrat (1976 : 28) menjelaskan budaya adalah daya 1.1. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Kebudayaan dimiliki oleh setiap bangsa,oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbeda, walaupun terkadang ada kesamaan seperti halnya kesamaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Modernisasi Jepang dimulai pada saat Jepang melakukan Restorasi Meiji. Sebelum melakukan Restorasi, Jepang mengalami masa isolasi selama kurang lebih 250 tahun selama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum,

BAB I PENDAHULUAN. tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu wilayah baru dapat dikatakan sebagai negara apabila wilayah tersebut memiliki pemerintah dan pemerintahan yang berjalan, hukum, pengakuan dari negara lain, dan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ). BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI 2.1. Masyarakat Agraris Sejak zaman tokugawa sampai akhir perang dunia II, sistem keluarga Jepang diatur oleh konsep Ie dan bahkan mendapat

Lebih terperinci

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa.

BAB 5 RINGKASAN. jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri. menyebabkan jatuhnya kekuasaan politik Tokugawa. BAB 5 RINGKASAN Bakufu Tokugawa yang berhasil menguasai negeri selama 267 tahun akhirnya jatuh. Padahal ia telah menetapkan segala peraturan untuk dalam dan luar negeri untuk mempertahankan pemerintahannya.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Tinjauan Pustaka merupakan hasil penelaahan terhadap sumber-sumber yang diperoleh oleh penulis. Dalam hal ini tinjauan pustaka bermanfaat sebagai landasan berfikir

Lebih terperinci

MENGAMPUNI ORANG LAIN

MENGAMPUNI ORANG LAIN Level 2 Pelajaran 9 MENGAMPUNI ORANG LAIN Oleh Don Krow Hari ini kita akan membahas mengenai pengampunan yang di ambil dari Matius 18:21-22: Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus:"Tuhan, sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan

Lebih terperinci

ANALISIS PERILAKU KESETIAAN PARA TOKOH CERITA DALAM NOVEL KISAH 47 RONIN KARYA JOHN ALLYN

ANALISIS PERILAKU KESETIAAN PARA TOKOH CERITA DALAM NOVEL KISAH 47 RONIN KARYA JOHN ALLYN ANALISIS PERILAKU KESETIAAN PARA TOKOH CERITA DALAM NOVEL KISAH 47 RONIN KARYA JOHN ALLYN ( JOHN ALLYN NO SAKUHIN NO 47 RONIN NO SHOUSETSU NI OKERU SHUJINKOU NO SHINJITSU NO KOI NO BUNSEKI ) SKRIPSI Skripsi

Lebih terperinci

BAB III ANALISIS PESAN MORAL YANG DIUNGKAPKAN PENGARANG DALAM NOVEL BOTCHAN KARYA NATSUME SOSEKI

BAB III ANALISIS PESAN MORAL YANG DIUNGKAPKAN PENGARANG DALAM NOVEL BOTCHAN KARYA NATSUME SOSEKI BAB III ANALISIS PESAN MORAL YANG DIUNGKAPKAN PENGARANG DALAM NOVEL BOTCHAN KARYA NATSUME SOSEKI 3.1 Sinopsis Cerita Natsume Soseki merupakan seorang tokoh terbesar dalam kesusastraaan modern Jepang yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Darma Persada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bila membicarakan Jepang, maka hal yang akan terbayang adalah sebuah Negara modern di mana penduduknya memiliki kedisiplinan yang tinggi, maju, kaya, dan sebutan-sebutan

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? (Idul Adha)

Hari Raya Korban? (Idul Adha) Hari Raya Korban? (Idul Adha) Ini merupakan cerita yang terkenal pada saat Allah bertanya pada Abraham untuk mengorbankan anaknya. Juga merupakan cerita seorang anak muda yang dihukum mati oleh Tuhan.

Lebih terperinci

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep

Bab 4. Simpulan Dan Saran. Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bab 4 Simpulan Dan Saran 4.1 Simpulan Berdasarkan hasil analisis data pada bab sebelumnya tentang pengaruh konsep Bushido pada tentara Kamikaze dalam Film letters from Iwojima penulis menyimpulkan bahwa

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan:

Hari Raya Korban? Hari Raya Korban? (Idul Adha) (Idul Adha) Yesus menyatakan: Yesus menyatakan: Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. Karena Aku berkata

Lebih terperinci

Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017

Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017 Surat 3 Yohanes (Bagian 123) Friday, August 11, 2017 Prakata Rom. 11:25 sikap yang perlu diperhatikan dalam mendengar adalah jangan berlagak tahu / menganggap diri pandai, yang artinya: tidak mau mendengar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi

BAB I PENDAHULUAN. kusut. Karya novel biasanya mengangkat berbagai fenomena yang terjadi BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil cipta atau karya manusia yang dapat dituangkan melalui ekspresi yang berupa tulisan yang menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Selain

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang India merdeka pada tanggal 15 Agustus 1947. Kemerdekaan India diperjuangkan melalui perlawanan fisik maupun perlawanan non fisik. Perlawanan fisik di India salah satunya

Lebih terperinci

Ketika saya menulis buku Windows on. Kuasa Salib. pengantar

Ketika saya menulis buku Windows on. Kuasa Salib. pengantar pengantar Kuasa Salib Ketika saya menulis buku Windows on Easter, yang disadur untuk buklet ini, saya bermaksud mendapatkan cara pandang yang baru terhadap peristiwa-peristiwa umum seputar kematian dan

Lebih terperinci

BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE. Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan rasa malu. Ruth Benedict

BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE. Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan rasa malu. Ruth Benedict BAB II PENGABDIAN DIRI MASYARAKAT JEPANG DAN KAMIKAZE 2.1 Masyarakat Berkebudayaan Rasa Malu Ruth Benedict dalam Situmorang mengatakan (1995 : 64) bahwa masyarakat Jepang adalah masyarakat yang berkebudayaan

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 2)

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Daud Sang Raja (Bagian 2) Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud Sang Raja (Bagian 2) Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

Kalender Doa Februari 2017

Kalender Doa Februari 2017 Kalender Doa Februari 2017 Berdoa Bagi Pernikahan Dan Pertalian Keluarga Alkitab memberi gambaran mengenai pengabdian keluarga dalam Kitab Rut. Bisa kita baca di sana bagaimana Naomi dengan setia bepergian

Lebih terperinci

Ratu Ester yang Cantik

Ratu Ester yang Cantik Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Ratu Ester yang Cantik Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Janie Forest Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai

BAB 1 PENDAHULUAN. Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jepang merupakan suatu negara modern yang masih terikat kuat oleh nilainilai tradisional, terutama dalam hal perkawinan. Perkawinan Jepang berdasarkan

Lebih terperinci

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga

Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Kalender Doa Agustus 2015 Berdoa Bagi Wanita Korban Kekerasan Rumah Tangga Suami Rosa biasa memukulinya. Ia memiliki dua anak dan mereka tidak berani berdiri di hadapan ayahnya karena mereka takut akan

Lebih terperinci

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat

Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat Mempunyai Pendirian Dalam Masyarakat "Terima kasih, ini uang kembalinya." "Tetapi Pak, uang kembalinya terlalu banyak. Ini kelebihannya." "Betul. Anda seorang yang jujur. Tidak banyak yang akan berbuat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah Jepang menganut

BAB I PENDAHULUAN. Sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah Jepang menganut BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah Jepang menganut sistem 6 3 3 4, yang berarti 6 tahun Sekolah Dasar, 3 tahun Sekolah Menengah Pertama, 3

Lebih terperinci

Daud Sang Raja (Bagian 2)

Daud Sang Raja (Bagian 2) Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud Sang Raja (Bagian 2) Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi

BAB V KESIMPULAN. dari posisinya sebagai kanpaku untuk melancarkan jalan bagi Hideyori menjadi BAB V KESIMPULAN Perang Sekigahara yang terjadi pada tahun 1600 dipicu adanya pertentangan diantara dua istri Hideyoshi yaitu Yodogimi dan Kodaiin. Karena kecemburuan yang besar terhadap Yodogimi, kelahiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih

BAB I PENDAHULUAN. Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pandangan tentang wanita Jepang yang masih kuno dan tradisional masih tetap ada sampai sekarang ini. Wanita Jepang memiliki citra sebagai seorang wanita yang

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Giri dan Ninjou Dalam Budaya Masyarakat Jepang

Bab 2. Landasan Teori. 2.1 Giri dan Ninjou Dalam Budaya Masyarakat Jepang Bab 2 Landasan Teori 2.1 Giri dan Ninjou Dalam Budaya Masyarakat Jepang Menurut Kusunoki (1993:6) yang dituntut dari Japanologi adalah studi gejala-gejala budaya yang begitu luas yang berhubungan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam kehidupan manusia selalu mengalami yang namanya perubahan. Perubahan tersebut dapat diketahui dari sejarah masa lampau. Itu sebabnya kita perlu mengetahui peristiwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi. kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan suatu negara dipengaruhi oleh

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi. kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan suatu negara dipengaruhi oleh BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kebudayaan merupakan salah satu unsur yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat. Kebudayaan suatu negara dipengaruhi oleh karakteristik geografis negara

Lebih terperinci

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari Kemerdekaan. Bisa juga dalam acara kepemudaan. Silahkan

Lebih terperinci

Bab 5. Ringkasan. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap

Bab 5. Ringkasan. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap Bab 5 Ringkasan Kebudayaan merupakan hal yang sangat erat hubungannya dengan masyarakat. Kebudayaan boleh dikatakan sebagai perwujudan tanggapan manusia terhadap tantangan-tantangan yang dihadapi dalam

Lebih terperinci

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan...

Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... Lesson 12 for December 23, 2017 ALLAH Roma 12:1-2 Roma 13:11-14 KEDATANGAN YESUS YANG KEDUA KALI HUKUM TAURAT Dalam Roma 12-13, Paulus berbicara tentang hubungan orang Kristen dengan... GEREJA ORANG LAIN

Lebih terperinci

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup

Bab 2. Landasan Teori. dalam cerita, dan bagaimana penempatannya dalam sebuah cerita sehingga sanggup Bab 2 Landasan Teori 2.1 Teori Tokoh Penokohan merupakan suatu bagian terpenting dalam membangun sebuah cerita. Penokohan mencakup masalah siapa tokoh cerita, bagaimana perwatakan tokoh dalam cerita, dan

Lebih terperinci

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai

Lampiran. Ringkasan Novel KoKoro. Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Lampiran Ringkasan Novel KoKoro Pertemuan seorang mahasiswa dengan seorang laki-laki separuh baya di pantai Kamakura menjadi sejarah dalam kehidupan keduanya. Pertemuannya dengan sensei merupakan hal yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis

BAB I PENDAHULUAN. Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Novel Nijūshi No Hitomi ( 二二二二二 ) merupakan karya seorang penulis cerita anak-anak sekaligus penulis novel wanita terkenal dari negara Jepang yang bernama Tsuboi

Lebih terperinci

RASA SOLIDARITAS KELOMPOK, RASA MEMILIKI, DAN RASA KESETIAAN SEBAGAI NILAI-NILAI TRADISI JEPANG DALAM SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN DI JEPANG

RASA SOLIDARITAS KELOMPOK, RASA MEMILIKI, DAN RASA KESETIAAN SEBAGAI NILAI-NILAI TRADISI JEPANG DALAM SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN DI JEPANG bidang HUMANIORA RASA SOLIDARITAS KELOMPOK, RASA MEMILIKI, DAN RASA KESETIAAN SEBAGAI NILAI-NILAI TRADISI JEPANG DALAM SISTEM MANAJEMEN PERUSAHAAN DI JEPANG DEWI SOETANTI Jurusan Sastra Jepang Universitas

Lebih terperinci

Daud Sang Raja (Bagian 2)

Daud Sang Raja (Bagian 2) Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Daud Sang Raja (Bagian 2) Penulis: Edward Hughes Digambar oleh: Lazarus Diterjemahkan oleh: Widi Astuti Disadur oleh: Ruth Klassen Cerita 21 dari 60 www.m1914.org

Lebih terperinci

BAB II. orientasi nilai yang diterapkan dalam masyarakat tersebut. Orientasi nilai merujuk

BAB II. orientasi nilai yang diterapkan dalam masyarakat tersebut. Orientasi nilai merujuk BAB II KONSEP ON, GIRI, NINJO, DAN KYOUDOUTAINO ITTAISEI 2.1. Teori Kebudayaan Kebudayaan yang menjadi cetak-biru bagi sebuah masyarakat tercermin melalui orientasi nilai yang diterapkan dalam masyarakat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejarah dan masyarakat Jepang merupakan hal yang cukup menarik perhatian umat manusia karena berbagai hal. Jepang mula-mula terkenal sebagai bangsa Asia pertama

Lebih terperinci

Jadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya.

Jadi aku harus minta izin Ayah supaya bisa masuk ke sana? tanya Putri Ahanni pada gurunya. Letak Zalikan berada di lembah dataran tinggi Tehravim. Saat musim dingin tiba, kabut mulai menyelimuti Zalikan. Membentuk atap halimun yang memisahkan antara masyarakat dan penguasa. Istana kerajaan kokoh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Khu Lung adalah penulis novel silat yang paling fenomenal di Taiwan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Khu Lung adalah penulis novel silat yang paling fenomenal di Taiwan dengan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Khu Lung adalah penulis novel silat yang paling fenomenal di Taiwan dengan karyanya yang mencapai ratusan novel yang kesemuanya mencapai angka penjualan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai. kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa 40 tahun sesudah Perang Dunia Ke-2, Jepang mencapai kedudukan sebagai negara adikuasa dalam bidang ekonomi dan merupakan pesaing berat dalam bidang

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi

Bab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi Bab 1 Pendahuluan 1.1 latar belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi kedisiplinan dalam tatanan hidup umat manusia sebagai makhluk sosial secara menyeluruh.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang

BAB I PENDAHULUAN. pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar km 2. Kepulauan Jepang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jepang merupakan sebuah negara kepulauan yang terdiri dari kira-kira 4000 pulau besar dan kecil dengan luas wilayah sekitar 370.000 km 2. Kepulauan Jepang terletak

Lebih terperinci

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009

DEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS SASTRA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2009 ANALISIS KESETIAAN PADA TOKOH-TOKOH SAMURAI DALAM KOMIK SHANAOU YOSHITSUNE KARYA SAWADA HIROFUMI Skripsi Skripsi Ini Diajukan Kepada Panitia Ujian Fakultas Sastra Medan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Lebih terperinci

NILAI BUSHIDO DAN PENYIMPANGANNYA DALAM DWILOGI NOVEL SAMURAI KARYA TAKASHI MATSUOKA TESIS NELVITA /LNG

NILAI BUSHIDO DAN PENYIMPANGANNYA DALAM DWILOGI NOVEL SAMURAI KARYA TAKASHI MATSUOKA TESIS NELVITA /LNG NILAI BUSHIDO DAN PENYIMPANGANNYA DALAM DWILOGI NOVEL SAMURAI KARYA TAKASHI MATSUOKA TESIS Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Magister Humaniora dalam Program Studi Linguistik pada

Lebih terperinci

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto

Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, Ev. Andrew Kristanto Kerohanian Zakharia Luk 1:5 7, 24 25 Ev. Andrew Kristanto Dalam Kitab Suci, Tuhan membangkitkan orang-orang untuk membuka jalan bagi Yesus Kristus. Salah satunya adalah Yohanes Pembaptis. Tuhan juga menggunakan

Lebih terperinci

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Surat Kepercayaan Gelanggang SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA Kami adalah ahli waris yang sah dari kebudayaan dunia dan kebudayaan ini kami teruskan dengan cara kami sendiri. kami

Lebih terperinci

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani

1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani Surat Paulus kepada Titus 1 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani saya yang sesungguhnya karena mempunyai keyakinan yang sama: Salam dari Paulus, hamba Allah dan rasul Kristus

Lebih terperinci

Bab 1. Pendahuluan. Humanisme merupakan aliran dalam filsafat yang memandang manusia itu

Bab 1. Pendahuluan. Humanisme merupakan aliran dalam filsafat yang memandang manusia itu Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Humanisme merupakan aliran dalam filsafat yang memandang manusia itu bermartabat luhur, mampu menentukan nasib sendiri, dan dengan kekuatan sendiri mampu mengembangkan

Lebih terperinci

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA

PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Nama: ika Putri k Nim: 09.11.2577 Kelas: S1 TI 01 PERANG BERUJUNG MAKAN BUAH SIMALAKAMA Pada suatu hari terjadi perang antara rakyat Indonesia dengan Malaysia dikarenakan Malaysia sering kali merebut wilayah

Lebih terperinci

Surat Paulus kepada Titus

Surat Paulus kepada Titus Titus 1:1-4 1 Titus 1:6 Surat Paulus kepada Titus 1-4 Kepada yang kekasih saudara saya seiman Titus yaitu anak rohani saya yang sesungguhnya karena mempunyai keyakinan yang sama: Salam dari Paulus, hamba

Lebih terperinci

RINGKASAN CERITA DALAM FILM BUSHI NO ICHIBUN 武士の一分. Mimura Shinnojo adalah seorang bushi yang bekerja sebagai dokumi yaku

RINGKASAN CERITA DALAM FILM BUSHI NO ICHIBUN 武士の一分. Mimura Shinnojo adalah seorang bushi yang bekerja sebagai dokumi yaku Lampiran RINGKASAN CERITA DALAM FILM BUSHI NO ICHIBUN 武士の一分 Mimura Shinnojo adalah seorang bushi yang bekerja sebagai dokumi yaku atau pencicip makanan Shogun. Dia tinggal bersama istrinya bernama Kayo

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam

BAB I PENDAHULUAN. keagamaan yang keberadaannya tidak merupakan keharusan (Soeratno dalam BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan bagian dari kebudayaan yang dipengaruhi oleh segi-segi sosial dan budaya. Istilah sastra dipakai untuk menyebut gejala budaya yang dapat

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga

BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA. Taira pada perang Heijin tahun Setelah kekalahan tersebut keluarga BAB II GAMBARAN UMUM AWAL KESHOGUNAN TOKUGAWA 2.1 Awal Munculnya Kekuasaan Shogun Awal munculnya kekuasaan shogun bermula dari konflik antara keluarga Minamoto dan keluarga Taira. Keluarga Minamoto dikalahkan

Lebih terperinci

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Raja Salomo yang Bijaksana

Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan. Raja Salomo yang Bijaksana Alkitab untuk Anak-anak memperkenalkan Raja Salomo yang Bijaksana Allah menunjuk kepada Tuhan dalam Alkitab. Penulis: Edward Hughes Digambar oleh : Lazarus Disadur oleh: Ruth Klassen Diterjemahkan oleh:

Lebih terperinci

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang

BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI. mengenai fungsi, tugas dan tanggungjawab mereka sebagai anggota TNI yang BAB II TINDAK PIDANA DESERSI YANG DILAKUKAN OLEH ANGGOTA TNI Tindak pidana desersi merupakan tindak pidana militer yang paling banyak dilakukan oleh anggota TNI, padahal anggota TNI sudah mengetahui mengenai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen yang berjudul Saigo No Ikku ( 最後の一句 ) karya Mori Oogai,

BAB I PENDAHULUAN. Cerpen yang berjudul Saigo No Ikku ( 最後の一句 ) karya Mori Oogai, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Cerpen yang berjudul Saigo No Ikku ( 最後の一句 ) karya Mori Oogai, dibuat pada tahun 1915 ( 大正四年 ), pada waktu ia berusia 53 tahun. Cerpen ini dimuat dalam buku

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu lembaga suci yang bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia dan kekal sesuai dengan undang-undang perkawinan. Sudah menjadi

Lebih terperinci

2. "Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada. " Kolose 4:5.

2. Hiduplah dengan penuh hikmat terhadap orang-orang luar, pergunakanlah waktu yang ada.  Kolose 4:5. 1. "Tetapi barangsiapa minum air yang akan Kuberikan kepadanya, ia tidak akan haus selama-lamanya. Sebaliknya air yang akan Kuberikan kepadanya, akan menjadi mata air di dalam dirinya, yang terus-menerus

Lebih terperinci

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun.

membuka diri terhadap dunia internasional. Peristiwa ini mengakibatkan kepercayaan Daimyo terhadap kekuasaan Tokugawa menjadi menurun. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Jepang merupakan negara di Asia yang pernah menjadi Negara imperialis. Dengan usaha melakukan politik ekspansi ke kawasan Asia Pasifik termasuk Indonesia, Jepang

Lebih terperinci

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang

Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Jepang (Bagian III) Feodalisme Jepang Sistem kepemilikan hak atas tanah di Jepang berbeda dengan Eropa (sistem shoen) Biaya untuk Samurai Jepang lebih murah, tanah imbalan untuk samurai lebih kecil daripada

Lebih terperinci

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009

DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 DINAS PENDIDIKAN SMP NEGERI 3 LAWANG SOAL ULANGAN SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2008/2009 Mata Pelajaran : PPKn Kelas : VII (Tujuh) Hari, tanggal : Rabu, 7 Januari 2009 Waktu : 60 menit PETUNJUK UMUM:

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA. Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUKUM PERKAWINAN DI INDONESIA A. Pengertian Perkawinan Perkawinan di Indonesia diatur dalam Undang-Undang Perkawinan nomor 1 Tahun 1974. Pengertian perkawinan menurut Pasal

Lebih terperinci

Pernikahan Kristen Sejati (2/6)

Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Pernikahan Kristen Sejati (2/6) Nama Kursus   : Pernikahan Kristen yang Sejati Nama Pelajaran : Memilih Pasangan Kode Pelajaran : PKS-P02                    Pelajaran 02 - MEMILIH

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji.

BAB I PENDAHULUAN. surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji ( ) dan. yang kemudian dikenal dengan Restorasi Meiji. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Sepanjang sejarah, kekaisaran Jepang beberapa kali mengalami masa pasang surut. Dua periode penting tersebut adalah masa Kaisar Meiji (1868-1912) dan Kaisar

Lebih terperinci

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka

BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA. 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka BAB III MAKNA FILOSOFI BUSHIDOU DI DALAM SIKAP AIKIDOUKA 3.1 Filosofi Gi (Kebenaran) di dalam Sikap Aikidouka Prinsip utama aikidou adalah gi. Gi terdapat dalam diri aikidouka yaitu jasmani dan jiwa. Jiwa

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kekerasan dalam rumah tangga terus meningkat secara drastis, baik dalam angka, frekuensi maupun tingkat kekejamannya. Beberapa berita mengejutkan antara lain: Seorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Simbol atau lambang adalah sesuatu seperti tanda yang menyatakan suatu hal atau mengandung maksud tertentu, tanda pengenal yang tetap (menyatakan sifat dan keadaan).

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain

BAB I PENDAHULUAN. pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Buku adalah sebuah media penyambung ilmu yang efektif bagi pembacanya. Banyak sekali manfaat yang terkandung dari membaca buku. Selain menambah banyak ilmu pengetahuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif

BAB I PENDAHULUAN. kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Manusia adalah makhluk ciptaan Tuhan paling sempurna. Dalam suatu kelompok masyarakat, baik di kota maupun di desa, baik yang masih primitif maupun yang sudah modern

Lebih terperinci

Bab 1. dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle)

Bab 1. dua bentuk karya sastra yang sekaligus disebut fiksi. Bahkan dalam. Novel berasal dari bahasa Itali novella (yang dalam bahasa Jerman novelle) Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu karya sastra yang didalamnya terdapat unsurunsur pembangun seperti, plot, tema, penokohan, dan latar belakang. Menurut Abrams dalam Nurgiyantoro

Lebih terperinci

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL

Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL Tinjauan Sosiologi Terhadar Perilaku Homoseksual Samurai pada Keshogunan Tokugawa dalam Film Ooku Karya Fuminori Kaneko JOURNAL BY Erfamia, Lislillah Rininta NIM 105110209111015 STUDY PROGRAM OF JAPAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua.

BAB I PENDAHULUAN. dengan Konfusianisme adalah konsep bakti terhadap orang tua. BAB I PENDAHULUAN 1 Latar Belakang Kematian bagi masyarakat Tionghoa (yang tetap berpegang pada tradisi) masih sangat tabu untuk dibicarakan, sebab mereka percaya bahwa kematian merupakan sumber malapetaka

Lebih terperinci

PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR

PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR PENYELENGGARAAN RETRIBUSI PARKIR DI TEPI JALAN DI KOTA DENPASAR Oleh: Nina Handalina Soza I Nyoman Suyatna I Ketut Suardita Bagian Hukum Administrasi Negara, Fakultas Hukum Universitas Udayana Abstrak:

Lebih terperinci

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI

BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI BAB III EKSISTENSI SAMURAI PADA MASA PEMERINTAHAN MEIJI 3.1 Hak Politik dan Kekuasaan Samurai Pemerintah feodal Tokugawa yang mulai berkuasa sejak tahun 1600 sebagian besar terdiri dari kelas samurai,

Lebih terperinci