BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat adalah sekelompok orang yang menempati suatu wilayah tertentu
|
|
- Sonny Kusnadi
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Masyarakat adalah sekelompok orang yang menempati suatu wilayah tertentu yang secara langsung atau tidak langsung saling berhubungan untuk memenuhi kebutuhannya yang terkait oleh suatu sistem sosial melalui perasaan solidaritas dengan dilatarbelakangi oleh adanya persamaan sejarah, politik dan kebudayaan (Lukman, 1994 : 93). Setiap masyarakat yang menempati suatu wilayah tertentu pasti memiliki kebudayaan. Kebudayaan adalah keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar. Kebudayaan adalah hasil budi daya manusia. Namun karena hasil budi daya manusia meliputi sebagian besar dari kehidupan bangsa, maka yang akan dibicarakan dalam skripsi ini adalah kebudayaan Jepang. Salah satu budaya Jepang yang akan dibahas dalam penulisan skripsi ini adalah budaya Gimu dan Giri. Gimu dan Giri adalah dua cara untuk membayar On. Bagi orang Jepang, On merupakan perasaan berhutang yang paling utama dan selalu ada dalam kehidupan manusia (Benedict, 1992:121). Dengan kata lain, On adalah nilai-nilai penting yang harus dipertahankan di dalam kehidupan masyarakat Jepang yang berkaitan dengan adanya jaringan hubungan kewajiban yang saling timbal balik. Karena adanya rasa berhutang budi, maka orang Jepang
2 merasa berkewajiban untuk membalas budi baik orang tua, para penguasa, masyarakat dan negara. Rasa berkewajiban itu disebut Gimu. Gimu adalah konsep pembalasan kebaikan setulus hati (Hamzon, 1995:66). Maksudnya adalah kebaikan yang telah diterima tersebut harus dibalas tanpa memikirkan untung rugi. Gimu adalah pembayaran kembali yang maksimal pun dari kewajiban ini dianggap masih belum cukup, dan tidak ada batas waktu pembayarannya. Gimu terbagi atas tiga kategori yaitu Chu adalah kewajiban terhadap Kaisar, hukum dan negara. Ko adalah kewajiban terhadap orang tua dan nenek moyang (yang dimaksud: terhadap keturunannya), sedangkan Nimmu adalah kewajiban terhadap pekerjaan seseorang ( Benedict, 1982:125). Giri menurut Mattulada dalam Nur Afni (2005:3) adalah rasa berkewajiban untuk membalas sikap atau kebaikan yang telah diterima dari orang lain, yang setimpal. Giri adalah hutang yang harus dibayar atau dilunasi dengan perhitungan yang pasti atas suatu kebajikan yang telah diterima oleh seseorang dan kebajikan itu harus dibayar yang mempunyai batas waktu tertentu. Giri terbagi dalam dua kategori yaitu, pertama, giri terhadap dunia yang mencakup kewajiban terhadap pelindung, sanak keluarga jauh, kewajiban terhadap orang orang yang bukan keluarga karena On yang diterima dari mereka, kewajiban terhadap keluarga yang tidak begitu dekat. Kedua, giri terhadap nama seseorang. Kewajiban untuk seseorang untuk membersihkan reputasi dari penghinaan atau tuduhan atas kegagalan, yaitu kewajiban membalas dendam, kewajiban seseorang untuk tidak menunjukkan atau mengakui kegagalan atau ketidaktahuannya dalam melaksanakan jabatannya, kewajiban seseorang untuk mengindahkan sopan satun
3 Jepang, juga mewajibkan untuk hidup sesuai dengan kedudukan dan tempatnya di dalam kehidupan bermasyarakat. Gimu dan giri merupakan etika yang melandasi perilaku dalam interaksi sosial orang Jepang. Konsep Gimu dan Giri menekankan adanya kewajiban sosial maupun moral yang dipikul seseorang untuk mengembalikan semua kebaikan dan pemberian dari orang lain. Dengan kata lain Gimu dan Giri berhubungan rasa berhutang sehingga pemenuhan Gimu dan Giri sangat diperhatikan oleh masyarakat Jepang. Karena Gimu dan Giri adalah konsep etika yang berlaku dalam kehidupan masyarakat Jepang, maka tidak menutup kemungkinan tercermin dalam sebuah karya sastra seperti dalam kehidupan masyarakat yang di dalamanya terdapat nilai budaya, nilai moral yang dapat dijadikan cerminan dan pengembangan tata kehidupan pembacanya. Nilai nilai budaya tersebut juga tercermin dalam komik yang berjudul Say Hello To Black Jack karya Syuho Sato. Komik ini pernah mendapat penghargaan dalam Media Arts Festival Award dengan predikat Excellence pada tahun Manga Artis Society juga memilih karya ini sebagai manga (komik) terbaik ( Komik Say Hello To Black Jack mengupas realitas permasalahan kedokteran di Jepang. Kisahnya dimulai dari mahasiswa kedokteran, Eijiro Saito, yang baru lulus dari universitas Eiroku dan menjadi dokter magang di rumah sakit universitas. Ceritanya berjalan dalam divisi-divisi kedokteran, dari bedah jantung, penyakit dalam, perawatan bayi, anak-anak. Sedikit cuplikan yang menunjukkan adanya budaya Gimu dan Giri adalah :
4 Cuplikan hal 6-7, dan 13 edisi 1 Wisuda fakultas kedokteran universitas Eiroku. Prof. Kasukabe : 8 ribu orang... tiap tahun 8 ribu orang lulus dari 81 fakultas kedokteran di seluruh Jepang.. dan kalian adalah 80 yang terbaik dari 8 ribu tersebut!. Tanggung jawab kedokteran ada di pundak kalian!! Seluruh mahasiswa kedoteran mengambil sumpah kedokteran. (hal 6-7). Suasana setelah selesai operasi : Dekune : hah... aku benci kalau bisa menikmati makan setelah operasi. Ya kan Saito..? kalau begini terus, aku akan kehilangan perasaan. Saito : apa maksud mu? ingat, kita yang memegang kedokteran di Jepang!. (hal 13). Dari cuplikan di atas dapat dilihat bahwa selaku mahasiswa kedokteran yang telah mendapat ijin praktek dokter, mengambil sumpah dan diberi tanggung jawab, Dr. Saito merasa berkewajiban untuk menyelesaikan tugas sampai tuntas. Bahkan sampai-sampai waktu tidurnya dikurangi. Dr. Saito hanya tidur 2 jam sedangkan Dr. Dekune hanya 3 jam karena harus menyelesaikan tugas. Hal itu menunjukkan perilaku gimu yaitu Nimmu. Nimmu adalah kewajiban untuk bertangung jawab terhadap pekerjaan. Kemudian Dr. Saito mempertegas dengan berkata Ingat, kita memegang kedokteran di Jepang. Hal ini menunjukkan adanya kewajiban mereka terhadap
5 negara Jepang khususnya dibidang kedokteran. Hal ini menceritakan Sebagai seorang dokter Eijiro Saito memiliki kewajiban terhadap kedokteran di negaranya sendiri yaitu Jepang, untuk menyelamatkan para pasien sejak mereka diberi sumpah dan ijin praktek. Kewajiban ini tidak ada batas waktu pembayarannya. Kewajiban ini disebut perilaku Gimu yaitu Chu karena kewajiban ini ditujukan untuk negara. Sehingga dapat disimpulkan peristiwa di atas menunjukkan perilaku gimu yaitu Nimmu dan Chu. Cuplikan hal edisi 1. Suasana di rumah sakit Seido : Profesor RS. Seido : jadi begini Saito,... hari ini saya minta bantuan mu kerja sampingan di rumah sakit ini.. Saito : Eijiro Saito, 25 tahun, lulusan Universitas Eiroku,... Pertama kali tugas di rumah sakit ini.. Profesor RS. Seido : lulusan Eiroku ya.. Orang terbaik ya... Saito : ya! Saya berusaha untuk tidak mempermalukan almamater! Profesor RS. Seido : karena ini hari pertama, akan ada satu dokter yang akan menemanimu. Selamat bekerja!
6 Dari percakapan diatas dapat dilihat bahwa Saito berusaha untuk mempertahankan nama baik almamater, maksudnya nama baik universitas Eiroku yaitu bekerja dengan baik. Hal ini merupakan tindakan yang mencerminkan Giri terhadap nama baik, yaitu kewajiban untuk menjaga agar reputasinya tidak ternoda. Hal ini merupakan salah satu contoh Giri terhadap nama baik. Black Jack artinya adalah lingkaran setan yang diibaratkan seperti nebula. Nebula adalah matahari yang sudah mati berubah menjadi magnet yang menyedot benda benda sekitarnya. Black Jack adalah situasi atau kondisi tatanan masyarakat yang sudah salah dan sudah tidak mengikuti aturan budaya Gimu dan Giri, dan yang telah masuk kealamnya sangat sulit untuk keluar kembali. Sama halnya seperti Korupsi, Nepotisme, dan Korupsi yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, pemerintahan dan khususnya di dunia pekerjaan. Sulit bagi mereka yang telah melakukan KKN untuk tidak melakukannya lagi. Situasi dan kondisi inilah yang dihadapi oleh Eijiro Saito sehingga dia berkata Say Hello To Black Jack yang artinya katakan halo kepada Black Jack. Saito menyapa atau berkenalan dengan situasi, kondisi dan orang-orang yang sudah tidak mementingkan kepentingan masyarakat, melainkan diri sendiri. Dapat dilihat dalam komik ini menceritakan tentang permasalahan dunia kedokteran di Jepang terutama di universitas Eiroku. Banyak terjadi konflikkonflik antara tokoh cerita yang diakibatkan para dokter atau pihak rumah sakit Eiroku bertindak seenaknya, tidak memikirkan pasien, dan hanya mencari kekuasaan, uang dan ketenaran. Melihat ini Eijiro Saito memberontak dengan cara
7 berusaha menyelamatkan pasien, sehingga orang disekitarnya tergerak hatinya untuk ikut menyelamatkan pasien, meskipun masih ada pro dan kontra didalamnya. Dalam perilakunya Eijiro Saito menunjukkan adanya perilaku Gimu dan Giri dalam dirinya. Hal inilah yang ingin disampaikan oleh pengarang dan tujuannya untuk melestarikan budaya Gimu dan Giri dan berharap para pembaca dapat meningkatkan atau melahirkan budaya Gimu dan Giri dalam diri masingmasing pembaca. Dengan alasan di atas, maka dalam penulisan skripsi ini penulis membahas tentang Gimu dan Giri dalam komik Say Hello To Black Jack edisi 1-4 karya Syuho Sato. 1.2 Perumusan Masalah Komik yang bejudul Say Hello To Black Jack karya Syuho Sato menceritakan kisah permasalahan dunia kedokteran di Jepang. Mengungkapkan perjuangan seorang dokter magang dalam menyelamatkan pasien, kerja keras, membangun kepercayaan seorang pasien, dan menyelesaikan segala masalah yang ia hadapi di rumah sakit. Dalam komik Say Hello To Black Jack banyak terdapat yang menunjukkan perilaku Gimu dan Giri oleh pelaku atau tokoh cerita. Perilaku gimu yang dimaksud adalah adanya rasa kewajiban untuk negara, hukum, dan kaisar, adanya kewajiban terhadap orang tua, terhadap orang yang bukan dikenal, tanggung jawab terhadap pekerjaan, Giri terhadap nama dan giri terhadap dunia. Reaksi perilaku Gimu dan Giri para tokoh cerita yang dapat dilihat yaitu, pemeran utamanya adalah Eijiro Saito. Eijiro Saito adalah seorang dokter magang
8 di rumah sakit terbaik, universitas Eiroku. Selaku dokter yang masih magang, Eijiro Saito menerima gaji 38 Yen tiap bulannya. Eijiro Saito berasal dari keluarga sederhana. ayahnya bekerja sebagai guru SMP dan ibunya seorang petani. Saito sangat menyayangi orang tuanya yang selalu mendukung dalam mencapai cita citanya dan memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolahnya, sehingga Saito bertekat untuk menjadi dokter yang baik dan hal itu ia raih dengan mendapatkan beasiswa dari universitas Eiroku. Dalam melaksanakan tugasnya Saito mengahadapi berbagai masalah. Saito selalu berusaha untuk menyelamatkan pasien. Bukan hanya itu Saito juga berusaha untuk meyakinkan pasien yang dulunya tidak percaya lagi terhadap rumah sakit Eiroku dan menjaga nama baik rumah sakit Eiroku. Hal ini menunjukkan adanya perilaku Gimu Dan Giri oleh Eijiro Saito sebagai dokter dalam melaksanakan tugasnya dan mempertahankan nama baik universitas Eiroku tempat Saito bekerja. Pesan pengarang dalam komik Say Hello To Black Jack yaitu mengungkapkan budaya Gimu dan Giri dalam masyarakat Jepang dengan tujuan untuk melestarikan budaya tersebut. Diharapkan dapat membangkitkan budaya Gimu dan Giri dalam diri pembacanya. Gimu dan Giri adalah konsep-konsep moralitas yang dapat dikatakan sebagi konsep budaya yang muncul dari peringatan-peringatan rasa malu dan pemikiran bahwa rasa malu dapat dihilangkan dengan cara melunasi hutang. Ketika seseorang menerima kebaikan maka seseorang itu harus membayar kebaikan itu. Kalau tidak, maka sereorang itu akan menanggung malu (haji), karena budi baik yang diterima merupakan beban terberat bagi orang Jepang. oleh karena itu dalam penulisan skripsi ini, refleksi perilaku Gimu dan Giri tersebut
9 akan dicari dari komik Jepang yang berjudul Say Hello To Black Jack karya Syuho Sato. Adapun rumusan masalah yang akan penulis teliti adalah : 1. Bagaimana konsep Gimu dan Giri dalam kehidupan masyarakat Jepang. 2. Bagaimana pencerminan Gimu dan Giri di dalam komik Say Hello To Black Jack tersebut melalui interaksi para tokoh cerita. 1.3 Ruang Lingkup Pembahasan Dalam penulisan skripsi ini penulis memfokuskan pembahasannya pada konsep Gimu dan Giri yang direalisasikan dalam kehidupan dalam dunia pekerjaan masyarakat Jepang. dalam pembahasannya penulis menggunakan acuan berupa komik yang berjudul Say Hello To Black Jack edisi 1 sampai dengan 4 karya Syuho Sato. Perilaku Gimu dan Giri ini dapat dilihat dari interaksi para tokoh cerita atau pelaku dalam menghadapi permasalahan dunia kerja di rumah sakit. Dengan kata lain, penulis akan menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan adanya perilaku Gimu an Giri yang dilakukan oleh para tokoh cerita melalui pendekatan semiotik. Dalam hal ini penulis membahas komik ini terfokus pada segi ekstrinsiknya atau nilai budaya yang terkandung dalan komik tersebut. Untuk keakuratan dalam pembahasan maka penulis menjelaskan juga tentang defenisi Gimu dan Giri diambil dari cuplikan yang ada di dalam komik Say Hello To Black Jack tersebut.
10 1.4 Tinjauan Pustaka dan Kerangka Teori A. Tinjauan Pustaka Masyarakat adalah orang yang hidup bersama dan memiliki suatu aturan atau norma norma yang berlaku yang dijadikan sebagai konsep moral untuk melaksanakan hidup. Gimu dan Giri merupakan etika yang mendasari perilaku dalam interaksi sosial orang Jepang. konsep Gimu dan Giri menekankan adanya kewajiban sosial maupun moral yang dipikul seseorang untuk mengenbalikan semua anugrah dan pemberian yang telah diterimanya dari orang lain Benedict (1982 : 105). Gimu adalah pembayaran kembali yang maksimal pun dari kewajiban ini dianggap masih belum cukup dan tidak ada batas waktu pembayarannya. Kewajiban yang dimaksud adalah kewajiban kepada kaisar, hukum, negara, kewajiban kepada orang tua nenek moyang dan kewajiban terhadap pekerjaan, Benedict (1982 : 125) Gimu ini harus dibayar seseorang karena adanya ikatan yang kuat dan ketat pada saat Ia dilahirkan. Gimu yang dirasakan sebagai pemenuhan kewajibankewajiban berdasarkan hubungan akrab yang dialami seseorang sejak lahirnya. Benedit(1982:141) Giri menurut Mattulada dalam skripsi Nur Afni (2005:10) adalah hutang yang harus dibayar atau dilunasi dengan perhitungan yang pasti atas suatu kebajikan yang telah diterima dan memiliki batas waktu. Pengertian lain, apabila Giri dipisah menjadi dan, maka arti adalah melakukan sesuatu dengan berkorban demi menjaga rasa malu. Walaupun
11 sebenarnya tidak senang untuk melakukannya. Sedangkan adalah memikirkan keuntungan dengan bekerja (Situmorang,1995:56) Giri bisa diartikan sebagai kewajiban sosial yaitu sebuah sebuah kewajiban yang bersifat etis dan moral yang mengharuskan orang Jepang untuk bersikap seperti yang diharapkan oleh masyarakat dalam hubungan dengan individu-individu lain, dengan siapa seseorang menjalin hubungan yang istimewa atau khusus. Menurut kamus besar Jepang, adalah kebenaran, moralitas, kemanusiaan, integritas, keutuhan, kehormatan, kesetiaan, kesatriaan dan ketaatan. Sedangkan adalah alasan, akal, keadilan, kebenaran dan prinsip. Jadi pengertian giri adalah rasa tanggung jawab, kehormatan, keadilan, kesopanan, dan berhutang budi, ( Andrew N Nelson 2006 : 725) Salah satu contoh wujud pengabdian tanpa batas kepada orang Jepang dan Kaisar adalah sebagai seorang dokter Eijiro Saito memiliki kewajiban untuk menyelamatkan pasiennya sejak mereka diberi sumpah dan ijin praktek, Bahwa keselamatan nyawa pasien ada ditangan dokter. Hal ini merupakan salah satu contoh perilaku budaya gimu terhadap kaisar, negara dan hukum yang disebut chu. Dan ada juga Nimmu yaitu kewajiban terhadap pekerjaan. Pasien yang diobati atau yang ditangani oleh dokter harus membayar berupa uang sesuai dengan jumlah pengobatan dan perawatan selama di rumah sakit, sehingga hal ini menimbulkan adanya kewajiban seorang dokter untuk menyelamatkan nyawa pasien. Dalam hal ini terdapat budaya Giri terhadap dunia. Adanya kewajiban
12 terhadap orang orang bukan keluarga, karena on yang diterima dari mereka, yaitu berupa uang. Selain itu Giri adalah aturan pribadi yang merupakan naluri akan tugas, akan kehormatan yang memaksa mereka untuk memenuhi kewajiban-kewajiban demi kebaikan ataupun kejahatan (De Mete, 1988 : 47). B. Kerangka Teori Teori meringkas hasil penelitian. Dengan adanya teori, generalisasi terhadap hasil penelitian dapat dilakukan dengan mudah. Teori juga dapat memandu generalisasi-generlisasi satu sama lain secara empiris sehingga dapat diperoleh suatu ringkasan akan hubungan antar generaralisasi atau pernyataan (Nazir, 2006:20). Teori Gimu adalah pembayaran kembali yang maksimal pun dari kewajiban ini dianggap masih belum cukup dan tidak ada batas waktu pembayarannya. Gimu terdiri atas tiga kategori yaitu: Chu, Ko, dan Nimmu. Sedangkan Giri adalah utang yang wajib dibayar dalam jumlah yang tepat sama dengan kebaikan yang diterima, dan ada batas waktu pembayarannya. Giri terdiri atas dua kategori yaitu: Giri terhadap nama baik dan giri terhadap dunia, Benedict (1982:125). Dalam penulisan skripsi ini penulis mengambil sebuah rujukan pada sebuah karya fiksi. Karya fiksi adalah suatu karya yang menceritakan sesuatu yang bersifat rekaan, khayalan, sesuatu yang tidak ada dan terjadi sungguh sungguh sehingga ia tidak perlu di cari kebenarannya pada dunia nyata. Sebagai sebuah karya imajiner, fiksi menawarkan berbagai permasalahan manusia dan
13 kemanusiaan, hidup dan kehidupan. Pengarang menghayati berbagai permasalahan tersebut dengan penuh kesungguhan yang kemudian diungkapkannnya kembali melalui sarana fiksi sesuai dengan pandangannya. Menurut Altenbernd dan Lewis dalam Nurgiyantoro (1995 : 2-3) pengertian fiksi dapat diartikan sebagai prosa naratif yang bersifat imajiner, namun biasanya masuk akal dan mengandung kebenaran yang mendratisasikan hubungan hubungan antar manusia. Dalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan pendekatan Semiotik. Pendekatan Semiotik adalah ilmu yang mempelajari lambang lambang. Sedangkan karya sastra merupakan sebuah lambang (Luxemburg 1984 : 44). Lambang di dalam karya sastra adalah lambang bahasa yang mencerminkan sebuah nilai budaya. Sehingga kata-kata atau bahasa yang terdapat dalam komik Say Hello To Black Jack tersebut disimbolkan sebagai tanda yang akan diinterpretasikan sebagai wujud refleksi dari adanya perilaku Gimu dan Giri dari para tokoh cerita. Menurut pandangan ini, sastra merupakan sebuah sistem tanda sekunder karena semiotik mempelajari bahasa alami yang dipakai dalam sastra. Ilmu tanda tanda dianggap bahwa fenomena sosial masyarakat dan kebudayaan itu merupakan tanda-tanda. Di dalam karya sastra tanda tanda tersebut disimbolkan dengan kata-kata dan bahasa. Maka kata-kata dan bahasa dalam komik tersebut disimbolkan sebagai tanda yang akan diinterpretasikan. Berdasarkan pendekatan semiotik ini, maka segala hal yang berhubungan dengan nilai budaya dianggap suatu tanda, tanda tersebut akan diinterpretasikan sebagai wujud refleksi dari adanya perilaku Gimu dan Giri. Sehingga dengan pendekatan semiotik penulis
14 dapat mengetahui perilaku Gimu dan Giri yang dilakukan pelaku cerita di dalam komik Say Hello To Black Jack tersebut. 1.5 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan penelitian adalah : a. Untuk mengetahui secara umum konsep Gimu dan Giri pada masyarakat Jepang b. Untuk mengetahui bagaimana pencerminan perilaku Gimu dan Giri yang dilakukan oleh para tokoh cerita dalam komik Say Hello To Black Jack tersebut. 2. Manfaat penelitian : a. Bagi ilmu kesusastraan dapat mengetahui bahwa di dalam sebuah karya sastra terdapat sebuah nilai budaya dan nilai moral sebuah bangsa. b. Bagi penulis mengetahui sejauh mana nilai budaya dan konsep moral dapat dicerminkan melalui sebuah karya sastra khususnya pada komik c. Bagi pihak-pihak yang sedang meneliti tentang konsep Gimu dan Giri ini semoga dapat diambil sebuah bahan rujukan. 1.6 Metode Penelitian Adapun metode yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah metode deskritif yaitu menggambarkan secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejala atau kelompok tertentu atau untuk menentukan frekuensi atau penyebaran suatu gejala atau frekuensi adanya hubungan tertentu antara suatu gejala dengan gejala lain dalam masyarakat (Koentjaraningrat, 1976 : 29).
15 Moh. Nazir menerangkan bahwa penelitian deskriptif mempelajari masalah masalah dalam masyarakat, serta tata cara yang berlaku dalam masyarakat serta situas-situasi tertentu, termasuk tentang hubungan kegiatankegiatan, sikap-sikap, pandangan-pandangan, serta proses proses yang sedang berlangsung dan pengaruh dari satu fenomena (Nazir, 1988 : 84). Selain itu penulisan ini akan menyatakan sesuatu dengan memaparkan atau menjabarkan tentang keadaan umum karakter dan ciri-ciri yang dimiliki oleh objek yang akan diteliti. Dalam penulisan skripsi ini teknik pengumpulan data yang digunakan adalah studi kepustakaan yaitu dengan cara mengumpulkan, membaca dan mempelajari buku-buku dan catatan ilmiah yang ada hubungannya dengan objek yang diteliti, yaitu dengan membaca komik yang menjadi objek utama yang akan dibahas.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. Berdasarkan pustaka yang telah dikumpulkandari penelitiansebelumnya,
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Berdasarkan pustaka yang telah dikumpulkandari penelitiansebelumnya, ada beberapa hasil penelitian yang berkaitan dengan penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran konkrit yang membangkitkan
Lebih terperinciDEPARTEMEN SASTRA JEPANG FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
SKRIPSI GIMU DAN GIRI DALAM KOMIK SAY HELLO TO BLACK JACK EDISI 1-4 KARYA SYUHO SATO SATO SYUHO NO DAI 1 KAN KARA DAI 4 KAN MADE NO SAY HELLO TO BLACK JACK MANGA NI OKERU GIMU TO GIRI Dikerjakan O L E
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dimiliki oleh setiap bangsa, oleh karena itu kebudayaan dari setiap bangsa saling berbedabeda.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH Budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta dan rasa, sedangkan kebudayaan adalah hasil dari cipta rasa, karsa, dan rasa tersebut Koentjaraningrat (1976:28).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang selain dikenal sebagai negara maju dalam bidang industri di Asia, Jepang juga dikenal sebagai negara penghasil karya sastra, baik itu karya sastra prosa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pembayaran-pembayaran tanpa batas atas hutang ini disebut gimu. Gimu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bagi bangsa Jepang, on merupakan rasa berhutang yang utama dan selalu ada dalam kehidupan manusia. Karena adanya rasa berhutang maka orang Jepang merasa berkewajiban
Lebih terperinciBab 5. Ringkasan. Dalam kehidupan, manusia yang adalah mahluk sosial selalu membutuhkan
Bab 5 Ringkasan Dalam kehidupan, manusia yang adalah mahluk sosial selalu membutuhkan kehadiran orang lain di dalam hidupnya untuk bisa melengkapi. Hubungan diantara manusia tersebut kemudian menimbulkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (keindahan bahasa) yang dominan.karya sastra merupakan ungkapan pribadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan suatu hasil karya manusia baik lisan maupun nonlisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki nilai estetik (keindahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologi, sastra berasal dari bahasa latin, yaitu literatur (litera=huruf atau karya tulis). Dalam bahasa Indonesia karya sastra berasal dari bahasa sansakerta,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil ungkapan kejiwaan seorang pengarang, yang berarti di dalamnya bernuansakan suasana kejiwaan sang pengarang, baik suasana pikir maupun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang merupakan salah satu negara yang terkenal akan ragam kebudayaannya. Situmorang (1995: 3) menjelaskan bahwa kebudayaan adalah sebuah jaringan makna yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tentang kisah maupun kehidupan sehari-hari. Seseorang dapat menggali,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah hasil imajinasi manusia yang dapat menimbulkan kesan pada jiwa pembaca. Karya sastra merupakan ungkapan pikiran dan perasaan, baik tentang
Lebih terperinciBAB 5 RINGKASAN. Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki
BAB 5 RINGKASAN Kebudayaan merupakan salah satu warisan dari nenek moyang yang dimiliki oleh suatu negara. Seorang ahli antropologi yang bernama Koentjaraningrat (1990:180) mengatakan bahwa, kebudayaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Wellek dan Warren (1993:14) bahasa adalah bahan baku kesusastraan, seperti
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil karya cipta manusia yang mengandung daya imajinasi dengan menggunakan bahasa sebagai medianya. Menurut Wellek dan Warren (1993:14) bahasa
Lebih terperinciNILAI BUDAYA ON, GIMU, DAN GIRI DALAM NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAE TSUBOI
1 NILAI BUDAYA ON, GIMU, DAN GIRI DALAM NOVEL NIJUSHI NO HITOMI KARYA SAKAE TSUBOI Ni Putu Sri Radha Rani Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana Abstract This research
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Istilah sastra secara etimologi berasal dari bahasa Sansekerta yang artinya teks yang mengandung instruksi atau pedoman, dari kata dasar sas instruksi atau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastrawan dalam mengemukakan gagasan melalui karyanya, bahasa sastra
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil imajinasi pengarang yang mengekspresikan pikiran, gagasan maupun perasaannya sendiri tentang kehidupan dengan menggunakan bahasa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. komik dan novel, sering digambarkan masyarakat Jepang mengekspresikan rasa terima
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masyarakat Jepang memiliki rasa terima kasih yang tinggi. Dalam beberapa film, drama, komik dan novel, sering digambarkan masyarakat Jepang mengekspresikan rasa terima
Lebih terperinciII. KAJIAN PUSTAKA. makhluk lainnya. Dalam kehidupan sehari-hari pasti mengalami apa itu proses. dalam kehidupan sosial (Soekanto, 1996: 140).
II. KAJIAN PUSTAKA 1.1 Interaksi Sosial Manusia merupakan makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Manusia dilahirkan dimuka bumi ini untuk saling bersosialisasi dengan makhluk
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Sastrawan yang dicetak pun semakin banyak pula dengan ide-ide dan karakter. dengan aneka ragam karya sastra yang diciptakan.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir di tengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang terdapat di sekitarnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat gagasan, ide, dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Karya sastra merupakan hasil cipta, rasa dan karsa manusia, selain memberikan hiburan juga sarat dengan nilai, baik nilai keindahan maupun nilai- nilai ajaran
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
31 BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini difokuskan pada aspek pendidikan (pesan) yang disampaikan pengarang melalui karya-karyanya dengan menggunakan kajian semiotika. Adapun subjek penelitiannya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya seni yang memiliki kekhasan dan sekaligus sistematis. Sastra adalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009:
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah,
BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini, peneliti akan menyajikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan ruang lingkup penelitian mengenai karakterisasi dalam novel
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan kejadian-kejadian dalam kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. commit to user
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil karya manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan tulisan yang bernilai estetik dengan kehidupan manusia sebagai objeknya dan bahasa sebagai mediumnya. Menurut Esten (2000: 9), sastra merupakan pengungkapan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Salah satu karya manusia yang menarik untuk dikaji adalah sastra, karena dalam sastra kita dapat menemukan gambaran hidup dan rangkaian sejarah yang sesuai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajiner menawarkan berbagai permasalahan manusia dan kemanusiaan,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra lahir karena adanya daya imajinasi yang di dalamnya terdapat ide, pikiran dan perasaan seorang pengarang. Daya imajinasi inilah yang mampu membedakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Secara etimologis kata kesusastraan berasal dari kata su dan sastra. Su berarti baik dan sastra (dari bahasa Sansekerta) berarti tulisan atau karangan. Dari pengertian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring berjalannya waktu karya sastra di Indonesia mengalami perkembangan yang cukup pesat. Hal tersebut dibuktikan dari banyaknya karya sastra yang mucul dalam kalangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena. kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf 2009: 1).
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya (Al- Ma ruf
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEFENISI GIMU, GIRI, KOMIK, DAN PENDEKATAN SEMIOTIK. Manusia adalah makhluk sosial. Kenyataan bahwa manusia tidak dapat
BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG DEFENISI GIMU, GIRI, KOMIK, DAN PENDEKATAN SEMIOTIK. Manusia adalah makhluk sosial. Kenyataan bahwa manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan orang lain menuntutnya untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. sudah banyak yang meneliti, diantaranya : unsur-unsur intrinsik dalam novel 鸿 三代中国女人的故事
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian
Lebih terperinciABSTRAK. Beberapa contoh budaya Jepang adalah budaya balas budi (giri), budaya senioritas
ABSTRAK Budaya adalah sesuatu yang semiotik, tidak terlihat dan bersifat abstrak. Beberapa contoh budaya Jepang adalah budaya balas budi (giri), budaya senioritas (nenkoujoretsu), budaya malu, dan sebagainya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hasil dari imajinasi pengarang. Imajinasi yang dituangkan dalam karya sastra,
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah hasil ciptaan manusia yang memiliki nilai keindahan yang sangat tinggi. Keindahan yang terdapat dalam sebuah karya sastra, merupakan hasil dari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pada satu atau beberapa karakter utama yang sukses menikmati perannya atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Drama merupakan karya sastra yang dalam penulisan teksnya berisikan dialog-dialog dan isinya membentangkan sebuah alur. Seperti fiksi, drama berpusat pada satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra daerah merupakan bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat dikatakan masih
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan proses kreatif seorang pengarang melalui daya imajinatif yang kemudian ditunjukkan dalam sebuah karya. Hasil imajinasi ini dapat berupa
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. keduanya. Sastra tumbuh dan berkembang karena eksistensi manusia dan sastra
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra bukanlah hal yang asing bagi manusia, bahkan sastra begitu akrab karena dengan atau tanpa disadari terdapat hubungan timbal balik antara keduanya.
Lebih terperinciNILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY. Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK
NILAI NILAI DIDAKTIS DALAM NOVEL CINTA SUCI ZAHRANA KARYA HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY Oleh : Rice Sepniyantika ABSTRAK Penelitian ini mengambil novel Cinta Suci Zahrana karya Habiburrahman El Shirazy sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan ungkapan atau hasil kreatifitas pengarang yangmempergunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan ungkapan atau hasil kreatifitas pengarang yangmempergunakan media bahasa dan diabadikan untuk kepentingan estetis (keindahan). Didalam karya
Lebih terperinciANALISIS MORALITAS KESETIAAN TOKOH UTAMA NOVEL UESUGI KENSHIN KARYA EIJI YOSHIKAWA
ANALISIS MORALITAS KESETIAAN TOKOH UTAMA NOVEL UESUGI KENSHIN KARYA EIJI YOSHIKAWA Eiji Yoshikawa no Sakuhin Uesugi Kenshin To Iu Shousetsu No Shujinkou No Chuusei No Doutoku No Bunseki SKRIPSI Skripsi
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. karakter manusia, melebur dalam masyarakat dan berbaur menjadi satu,
Bab 1 Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masyarakat merupakan ruang lingkup yang luas dalam kehidupan. Bermacammacam karakter manusia, melebur dalam masyarakat dan berbaur menjadi satu, membentuk keragaman
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil kreasi sastrawan melalui kontemplasi dan refleksi setelah menyaksikan berbagai fenomena kehidupan dalam lingkungan sosialnya. Fenomena
Lebih terperincimenyampaikan pesan cerita kepada pembaca.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra merupakan karya seorang pengarang yang merupakan hasil dari perenungan dan imajinasi, selain itu juga berdasarkan yang diketahui, dilihat, dan juga dirasakan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka.
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Dalam melakukan sebuah penelitian memerlukan adanya kajian pustaka. Kajian pustaka merupakan pedoman terhadap suatu penelitian sekaligus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. karya sastra. Di zaman modern seperti sekarang ini, karya sastra sudah berkembang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah suatu hal yang yang tidak bisa lepas dari diri seorang manusia, dalam pribadi setiap manusia pasti memiliki rasa cinta atau rasa ingin tahu terhadap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan seni dan karya yang sangat berhubungan erat dengan ekspresi dan kegiatan penciptaan. Karena hubungannya dengan ekspresi, maka karya sastra
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kemampuan Menurut Moeliono (2002:701) kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan. Selanjutnya Menurut Moenir (2001:16) kemampuan berasal dari kata dasar mampu yang jika
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata
BAB II LANDASAN TEORI Seperti yang telah disebutkan dalam bab pendahuluan bahwa sastra adalah suatu karya seni yang berhubungan dengan ekspresi dan keindahan. Dengan kata lain, kegiatan sastra itu merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu bentuk dan hasil pekerjaan seni kreatif yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya, dengan menggunakan bahasa sebagai mediumnya. Sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Novel sebagai karya sastra menyajikan hasil pemikiran melalui penggambaran wujud
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Novel merupakan salah satu bentuk karya sastra yang lahir dengan fungsi sosial dan fungsi estetik, novel sebagai hiburan dari kelelahan rutinitas kehidupan manusia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Psikologi berasal dari kata Yunani, psycheyang berarti jiwa dan logosyang berarti ilmu atau ilmu pengetahuan (Jaenudin, 2012:1). Psikologi terus berkembang seiring
Lebih terperinciGIMU DAN GIRI DALAM MASYARAKAT JEPANG
GIMU DAN GIRI DALAM MASYARAKAT JEPANG Renita Indriana, 0806394684 Sastra Jepang, Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Universitas Indonesia, Depok Indonesia E-mail : reni_linz@yahoo.co.id Abstrak Masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Semua penelitian ilmiah dimulai dengan perencanaan yang seksama, rinci, dan mengikuti logika yang umum, Tan (dalam Koentjaraningrat, 1977: 24). Pada dasarnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra bersumber dari kenyataan yang berupa fakta sosial bagi masyarakat sekaligus sebagai pembaca dapat memberikan tanggapannya dalam membangun karya sastra.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra adalah suatu kegiatan kreatif, sebuah karya seni (Wellek dan Warren, 1990: 3). Karya sastra adalah suatu kegiatan kreatif, hasil kreasi pengarang. Ide
Lebih terperinciNILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA
NILAI MORAL DALAM NOVEL RINDU KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XII SMA Oleh: Eka Destiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo Ekadestiani0@gmail.com
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan wujud dari pengabdian perasaan dan pikiran pengarang yang muncul ketika ia berhubungan dengan lingkungan sekitar. Sastra dianggap sebagai
Lebih terperinciNILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA
NILAI PENDIDIKAN KARAKTER DALAM NOVEL DAUN YANG JATUH TAK PERNAH MEMBENCI ANGIN KARYA TERE LIYE DAN SKENARIO PEMBELAJARANNYA DI KELAS XI SMA Oleh: Umi Fatonah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu
1.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Karya sastra merupakan cermin dari kehidupan masyarakat dalam satu zaman. Artinya, melalui karya sastra, kita dapat mengetahui bagaimana kehidupan masyarakat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga memberikan pengalaman dan gambaran dalam bermasyarakat.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karya sastra merupakan cerminan keadaan sosial masyarakat yang dialami pengarang, yang diungkapkan kembali melalui perasaannya ke dalam sebuah tulisan. Dalam tulisan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Universitas Darma Persada
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra atau kesusastraan adalah pengungkapan dari fakta artistik dan imajinatif sebagai perwujudan kehidupan manusia dan masyarakat melalui bahasa, sebagai
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas ini penelitian yang dilakukan dilingkungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius, kemudian dengan elegannya mencipta suatu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra adalah suatu tulisan yang memiliki keindahan yang luar biasa karena menggambarkan tentang kehidupan. Seseorang yang berjiwa sastra akan menghasilkan suatu karya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tokoh dan penokohan merupakan dua unsur yang tidak dapat terpisahkan dari sebuah proses penciptaan karya fiksi. Abrams dalam Nurgiyantoro (2010) menyatakan bahwa tokoh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang. bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seorang manusia sebagai bagian dari sebuah komunitas yang bernama masyarakat, senantiasa terlibat dengan berbagai aktifitas sosial yang berlaku dan berlangsung
Lebih terperinciBAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan tersebut.
BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Agar peneliti dan pembaca mendapatkan gambaran yang jelas mengenai rancangan penelitian, maka pada subbab ini akan dijelaskan rancangan-rancangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut tersebar di daerah-daerah sehingga setiap daerah memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Dr. Takashi Nagai sedang menulis manuskrip di atas tempat tidur. Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN Dr. Takashi Nagai sedang menulis manuskrip di atas tempat tidur Patung Takashi Nagai di Kayano Puing-puing reruntuhan dari katedral urakami Puing-puing reruntuhan dari katedral urakami Kota Nagasaski
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia merupakan makhluk ciptaan Tuhan yang paling mulia kedudukannya di muka bumi ini, karena interaksinya dengan lingkungan tidak hanya dibekali oleh naluri (insting)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kehidupan, yang dapat membangkitkan pesona dengan alat bahasa dan dilukiskan
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra adalah ungkapan pribadi manusia yang berupa pengalaman, pemikiran, perasaan, ide, semangat, keyakinan dalam suatu bentuk gambaran kehidupan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. puisi. Latar belakang kehidupan yang dialami pengarang, sangat berpengaruh
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Lahirnya sebuah karya sastra tentu tidak akan terlepas dari kehidupan pengarang baik karya sastra yang berbentuk novel, cerpen, drama, maupun puisi. Latar belakang
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI. peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian yang pernah menganalisis tokoh utama
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Penelitian tentang tokoh utama dalam novel tentu sudah banyak diteliti. Berikut ini peneliti memaparkan mengenai penelitian-penelitian
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI 2.1 Kajian Pustaka Kajian pustaka merupakan bahan acuan yang dipakai dalam penelitian sekaligus sebagai sumber ide untuk menggali pemikiran dan gagasan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengarang menciptakan karya sastra sebagai ide kreatifnya. Sebagai orang yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra tercipta sebagai reaksi dinamika sosial dan kultural yang terjadi dalam masyarakat. Terdapat struktur sosial yang melatarbelakangi seorang pengarang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kajian mengenai bahasa adalah kajian yang tidak akan pernah habis untuk dibahas. Bahasa merupakan suatu alat komunikasi yang digunakan untuk menyampaikan ide
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ataupun kitab-kitab pengajaran, Teeuw dalam Susanto (2012 : 1).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Secara etimologis sastra atau sastera berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari akar kata Cas atau sas dan tra. Cas dalam bentuk kata kerja yang diturunkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari kebudayaan. Usianya sudah cukup tua. Kehadiran hampir bersamaan dengan adanya manusia. Karena ia diciptakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra selalu muncul dari zaman ke zaman di kalangan masyarakat. Karya sastra muncul karena karya tersebut berasal dari gambaran kehidupan manusia yang
Lebih terperinciBab 1. Pendahuluan. Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi
Bab 1 Pendahuluan 1.1 latar belakang Tidak bisa dipungkiri bahwa bangsa Jepang telah banyak memberikan inspirasi kedisiplinan dalam tatanan hidup umat manusia sebagai makhluk sosial secara menyeluruh.
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. yang representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut.
BAB II LANDASAN TEORI A. Konsep. 1. Pengertian Novel. Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Karya sastra berdasarkan sifatnya dibagi menjadi dua macam sifat yaitu, karya sastra yang bersifat imajinasi (fiksi) dan karya sastra yang bersifat non imajinasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. Nellasari Mokodenseho dan Dian Rahmasari. Untuk lebih jelasnya akan diuraikan
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Relevan Sebelumnya Dari beberapa penelusuran, tidak diperoleh kajian yang relevan sebelumnya dengan penelitian ini. Adapun penelitian yang hampir sama adalah penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Suatu karya sastra tercipta tidak dalam kekosongan sosial budaya. Artinya, pengarang tidak dengan tiba-tiba mendapat berkah misterius yang kemudian dengan elegannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. emosional (Nurgiyantoro: 2007:2). Al-Ma ruf (2010:3) berpendapat bahwa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Karya sastra merupakan hasil ciptaan manusia yang mengekspresikan pikiran, gagasan, pemahaman, dan tanggapan perasaan penciptanya tentang hakikat kehidupan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Clarry Sadadalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Nilai-Nilai Kemanusiaan Menurut Clarry Sadadalam http://jhv.sagepub.com&http://www.globalresearch. ca/index.php?contex =view Article)nilai adalah ide atau gagasan, konsep seseorang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan karena
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Bahasa digunakan oleh manusia untuk berkomunikasi dengan manusia lain. Bahasa mempunyai fungsi intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ekspresi, maka karya sastra sangat banyak mengandung unsur kemanusiaan.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kata sastra diambil dari bahasa latin dan juga sansekerta yang secara harafiah keduanya diartikan sebagai tulisan. Sastra merupakan seni dan karya yang berkaitan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Karya sastra adalah alat yang digunakan sastrawan untuk mengungkapkan berbagai fenomena kehidupan manusia. Fenomena kehidupan manusia menjadi hal yang sangat menarik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sastra merupakan salah satu cabang kesenian yang selalu berada dalam peradaban manusia semenjak ribuan tahun yang lalu. Kehadiran sastra di tengah peradaban manusia
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. dilakukan sebelumnya, di antaranya Nilai-Nilai sosial Novel Miskin Kok Mau
9 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian novel anak yang mengkaji tentang nilai-nilai sosial sudah pernah dilakukan sebelumnya, di antaranya Nilai-Nilai sosial Novel Miskin Kok Mau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sastra merupakan hasil pekerjaan seni kreasi manusia. Sastra dan manusia erat kaitannya karena pada dasarnya keberadaan sastra sering bermula dari persoalan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jepang adalah salah satu negara maju di Asia yang banyak memiliki sastrawan kelas dunia. Begitu banyak karya sastra Jepang yang telah di terjemahkan dalam berbagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dipahami anak. Sastra anak secara emosional psikologis dapat ditanggapi dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sastra anak adalah karya sastra yang dari segi isi dan bahasa sesuai dengan tingkat perkembangan intelektual dan emosional anak. Bahasa yang digunakan dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL SAGA NO GABAI BAACHAN, SETTING CERITA, SOSIOLOGIS SASTRA DAN RIWAYAT HIDUP PENGARANG
BAB II TINJAUAN UMUM TERHADAP NOVEL SAGA NO GABAI BAACHAN, SETTING CERITA, SOSIOLOGIS SASTRA DAN RIWAYAT HIDUP PENGARANG 2.1 Definisi Novel Novel merupakan bentuk karya sastra yang paling popular di dunia.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah tentang sistem pendidikan nasional, dirumuskan bahwa:
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan bagian terpenting dalam hidup manusia, pendidikan dapat dilakukan secara formal maupun non formal. Menurut UU No. 20 tahun 2003 tentang
Lebih terperinci