PT BANK BUKOPIN Tbk. ida- (Single A minus; Stable Outlook) Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVIII Prospektus ini.

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PT BANK BUKOPIN Tbk. ida- (Single A minus; Stable Outlook) Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVIII Prospektus ini."

Transkripsi

1 JADWAL Tanggal Efektif : 23 Juni 2015 Tanggal Distribusi Obligasi Subordinasi secara Elektronik : 30 Juni 2015 Masa Penawaran Umum : 25 Juni 2015 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 1 Juli 2015 Tanggal Penjatahan : 26 Juni 2015 OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK ) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI PROSPEKTUS INI. SETIAP PERNYATAAN YANG BERTENTANGAN DENGAN HAL-HAL TERSEBUT ADALAH PERBUATAN MELANGGAR HUKUM. PT BANK BUKOPIN TBK ( PERSEROAN ) DAN PARA PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI SUBORDINASI BERTANGGUNG JAWAB SEPENUHNYA ATAS KEBENARAN SEMUA INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL SERTA KEJUJURAN PENDAPAT YANG TERCANTUM DALAM PROSPEKTUS INI. PT BANK BUKOPIN Tbk Kegiatan Usaha Bergerak Dalam Bidang Usaha Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya Berkedudukan di Jakarta, Indonesia Kantor Pusat Jl. MT Haryono Kav , Jakarta 12770, Indonesia Telepon : (021) , Faksimili : (021) Situs: Jaringan Kantor 40 Cabang Perseroan yang berlokasi di Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Batam, Bogor, Cilegon, Cirebon, Denpasar, Jakarta, Jambi, Jember, Karawang, Kediri, Kupang, Madiun, Magelang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palembang, Parepare, Pekanbaru, Pontianak, Probolinggo, Purwokerto, Samarinda, Semarang, Sidoarjo, Solo, Sukabumi, Surabaya, Tanjung Pinang, Tasikmalaya, Tegal, Yogyakarta. 121 Kantor Cabang Pembantu, 86 Kantor Fungsional, 146 Kantor Kas, 38 Payment Point, 8 Pickup Service dan 655 ATM PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN OBLIGASI SUBORDINASI BERKELANJUTAN II BANK BUKOPIN DENGAN JUMLAH SEBESAR Rp ,- (DUA TRILIUN RUPIAH) Dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan tersebut, Perseroan akan menerbitkan dan menawarkan: OBLIGASI SUBORDINASI BERKELANJUTAN II BANK BUKOPIN TAHAP I TAHUN 2015 DENGAN JUMLAH POKOK OBLIGASI SUBORDINASI SEBANYAK-BANYAKNYA SEBESAR Rp ,- (EMPAT RATUS MILIAR RUPIAH) Indonesia ( KSEI ) sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi. Obligasi Subordinasi ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi seluruhnya sebanyak-banyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) dengan ketentuan: 1. Sebesar Rp (tiga ratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. 2. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp (seratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan terbaik (best effort), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik (best effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. Bunga Obligasi Subordinasi dibayarkan setiap triwulan, sesuai dengan tanggal pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi. Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi pertama akan dilakukan pada tanggal 30 September 2015 sedangkan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi Subordinasi adalah pada tanggal 30 Juni OBLIGASI SUBORDINASI BERKELANJUTAN II BANK BUKOPIN TAHAP II DAN/ATAU TAHAP SELANJUTNYA (JIKA ADA) AKAN DITENTUKAN KEMUDIAN PENTING UNTUK DIPERHATIKAN OBLIGASI SUBORDINASI INI TIDAK DIJAMIN DENGAN SUATU AGUNAN KHUSUS, BAIK OLEH PERSEROAN MAUPUN ANAK PERUSAHAAN MENGIKUTI KETENTUAN PASAL 19 AYAT (1) HURUF F PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR 15/12/PBI/2013 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM BANK UMUM. HAK PEMEGANG OBLIGASI SUBORDINASI ADALAH PARIPASSU TANPA PREFEREN DENGAN HAK-HAK KREDITUR PERSEROAN LAIN SESUAI DENGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN YANG BERLAKU. PERSEROAN HANYA MENERBITKAN SERTIFIKAT JUMBO OBLIGASI SUBORDINASI DAN DIDAFTARKAN ATAS NAMA PT KUSTODIAN SENTRAL EFEK INDONESIA ( KSEI ) DAN AKAN DIDISTRIBUSIKAN DALAM BENTUK ELEKTRONIK YANG DIADMINISTRASIKAN DALAM PENITIPAN KOLEKTIF DI KSEI. ida- (Single A minus; Stable Outlook) Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVIII Prospektus ini. OBLIGASI SUBORDINASI INI AKAN DICATATKAN DI BURSA EFEK INDONESIA PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI SUBORDINASI PT DANAREKSA SEKURITAS WALI AMANAT PT BANK MANDIRI (PERSERO) TBK. RISIKO USAHA UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO KREDIT. TIDAK ADA JAMINAN BAHWA PERSEROAN DAPAT MENAGIH KEMBALI SELURUH PENYALURAN KREDIT DI MASA YANG AKAN DATANG. RISIKO-RISIKO USAHA LAINNYA YANG MUNGKIN DIHADAPI PERSEROAN DAPAT DILIHAT PADA BAB V PROSPEKTUS INI. RISIKO YANG MUNGKIN DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI SUBORDINASI ADALAH (i) OBLIGASI SUBORDINASI DAPAT DI WRITE DOWN APABILA OJK MENETAPKAN BAHWA PERSEROAN BERPOTENSI TERGANGGU KELANGSUNGAN USAHANYA (POINT OF NON-VIABILITY) SESUAI DENGAN PASAL 19 PERATURAN BI NOMOR 15/12/PBI/2013 TANGGAL 12 DESEMBER 2013, (ii) PENANGGUHAN PEMBAYARAN POKOK DAN BUNGA OBLIGASI SUBORDINASI PADA PEMEGANG OBLIGASI SUBORDINASI SEBAGAI DAMPAK DARI PEMENUHAN ATAS PASAL 19 PERATURAN BI NOMOR 15/12/PBI/2013 TANGGAL 12 DESEMBER 2013, (iii) TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI SUBORDINASI YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN PEMBELIAN OBLIGASI SUBORDINASI SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG. Prospektus ini diterbitkan di Jakarta pada tanggal 25 Juni 2015

2 PT Bank Bukopin Tbk selanjutnya disebut Perseroan telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Emisi Obligasi Subordinasi sehubungan dengan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 kepada Ketua OJK di Jakarta dengan surat No /DIR/IV/2015 tanggal 21 April 2015, sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan Undang-undang Republik Indonesia No. 8 tahun 1995 tanggal 10 Nopember 1995 tentang Pasar Modal, dan peraturanperaturan pelaksanaannya. Dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015, Perseroan harus mendapatkan persetujuan OJK untuk memperhitungkan dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015, setelah dikurangi biaya emisi, sebagai komponen modal pelengkap level bawah (lower tier 2) sesuai dengan ketentuan (i) Peraturan BI No. 14/18/PBI/2012 juncto Peraturan BI No. 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum ( PBI ), dan (ii) mendapatkan persetujuan OJK atas rencana Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasi sebagaimana diwajibkan dalam Surat Edaran BI No.15/6/DPNP tentang Kegiatan Usaha Bank Umum Berdasarkan Modal Inti. Guna mendapatkan persetujuan OJK tersebut, Perseroan telah mengajukan Surat No / SKPR/III/2015 tanggal 25 Maret 2015, tentang Laporan Produk Aktivitas Baru Terkait Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 ( PUB II ) kepada OJK Direktorat Pengawasan Bank. Perseroan merencanakan untuk mencatatkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) pada PT Bursa Efek Indonesia ( BEI ) sesuai dengan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek No. SP-00003/BEI.PG1/ tanggal 21 April 2015, bermaterai cukup berikut pengubahan pengubahannya dan/atau penambahan penambahannya dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan dikemudian hari, yang dibuat antara Perseroan dengan BEI. Apabila syarat-syarat pencatatan Obligasi Subordinasi di BEI tidak terpenuhi, maka Penawaran Umum akan dibatalkan dan uang pemesanan pembelian Obligasi Subordinasi yang telah diterima akan dikembalikan kepada para pemesan Obligasi Subordinasi sesuai ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi. Sesuai dengan Surat Edaran BI No.15/6/DPNP tentang Kegiatan Usaha Bank Umum Berdasarkan Modal Inti, Perseroan telah memperoleh penegasan dari OJK Direktorat Pengawasan Bank berkaitan dengan penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 berdasarkan surat dari OJK Direktorat Pengawasan Bank No. S-58/PB.313/2015 tanggal 13 Mei Perseroan, Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi, Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam rangka Penawaran Umum ini bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua data, pendapat dan laporan yang disajikan dalam Prospektus ini sesuai dengan bidang tugasnya masing-masing, berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah Republik Indonesia serta kode etik, norma dan standar profesinya masing-masing. pernyataan apapun mengenai data yang tidak diungkapkan dalam Prospektus ini tanpa sebelumnya memperoleh persetujuan tertulis dari Perseroan dan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi. Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi dan Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi serta Lembaga dan Profesi Penunjang Penawaran Umum Berkelanjutan ini tidak didaftarkan berdasarkan Undang-Undang atau peraturan lain selain yang berlaku di Indonesia. Barang siapa di luar wilayah hukum Negara Republik Indonesia menerima Prospektus ini, maka dokumen tersebut tidak dimaksudkan sebagai penawaran untuk membeli Obligasi Subordinasi, kecuali bila penawaran pembelian Obligasi Subordinasi tersebut tidak bertentangan atau bukan merupakan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan serta ketentuan-ketentuan bursa efek yang berlaku di negara atau yurisdiksi di luar Indonesia tersebut. Perseroan telah mengungkapkan semua informasi yang wajib diketahui oleh publik dan tidak terdapat lagi informasi yang belum diungkapkan sehingga tidak menyesatkan publik.

3 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN RINGKASAN i iii xi I. PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN 1 II. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN UMUM OBLIGASI SUBORDINASI 8 III. PERNYATAAN UTANG 9 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN 15 V. FAKTOR RISIKO 58 VI. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 61 VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN STRUKTUR ORGANISASI PENGURUSAN DAN PENGAWASAN SUMBER DAYA MANUSIA KETERANGAN TENTANG ANAK PERUSAHAAN KETERANGAN TENTANG PEMEGANG SAHAM UTAMA BERBENTUK BADAN HUKUM HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN PERUSAHAAN TERASOSIASI DIAGRAM KEPEMILIKAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAN SERTA PEMEGANG SAHAM ASET TETAP TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA PERKARA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN 87 VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK UMUM PERSAINGAN USAHA PROSPEK USAHA KEUNGGULAN BERSAING STRATEGI USAHA KEGIATAN USAHA JARINGAN DISTRIBUSI PEMASARAN PRINSIP PERBANKAN YANG SEHAT MANAJEMEN RISIKO GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) KNOW YOUR CUSTOMER (KYC) TEKNOLOGI INFORMASI ASURANSI TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN / CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL 118 i

4 IX. INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA 119 X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING 127 XI. EKUITAS 132 XII. PERPAJAKAN 133 XIII. PENJAMINAN EMISI OBLIGASI SUBORDINASI 134 XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL 135 XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM 137 XVI. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 151 XVII. KETERANGAN TENTANG OBLIGASI SUBORDINASI UMUM JUMLAH POKOK, HARGA PENAWARAN, BUNGA DAN SATUAN PEMINDAHBUKUAN JANGKA WAKTU DAN JATUH TEMPO OBLIGASI SUBORDINASI JAMINAN DANA PELUNASAN OBLIGASI SUBORDINASI (SINKING FUND) PEMBATASAN-PEMBATASAN DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PERSEROAN KELALAIAN PERSEROAN RAPAT UMUM PEMEGANG OBLIGASI SUBORDINASI (RUPOS) HAK-HAK PEMEGANG OBLIGASI SUBORDINASI KETENTUAN-KETENTUAN LAIN PEMBERITAHUAN HUKUM YANG BERLAKU 427 XVIII. KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKAT OBLIGASI SUBORDINASI 428 XIX. ANGGARAN DASAR 431 XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI SUBORDINASI 450 XXI. KETERANGAN MENGENAI WALI AMANAT 454 XXII. AGEN PEMBAYARAN 461 XXIII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI SUBORDINASI 462 ii

5 DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN Dalam Prospektus ini, kecuali apabila kalimatnya menyatakan lain, kata-kata sebagaimana disebutkan di bawah memiliki arti sebagai berikut: Afiliasi Agen Pembayaran Anak Perusahaan ATM ATMR BAE Bank Kustodian Bapepam dan LK atau Bapepam (sekarang telah menjadi OJK) BI BOPO Bunga Obligasi Subordinasi Bursa Efek Berarti afiliasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka I UUPM, yaitu: (a) hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; (b) hubungan antara pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris dari pihak tersebut; (c) hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota Direksi atau Komisaris yang sama; (d) hubungan antara perusahaan dengan pihak, baik langsung maupun tidak langsung mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; (e) hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau (f) hubungan antara perusahaan dengan pemegang saham utama. Berarti KSEI, berkedudukan di Jakarta Selatan, berikut pengganti dan penerima haknya, yang ditunjuk dengan perjanjian tertulis oleh Perseroan, dan berkewajiban membantu melaksanakan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau pelunasan jumlah Pokok Obligasi Subordinasi beserta denda (jika ada) kepada Pemegang Obligasi Subordinasi melalui Pemegang Rekening untuk dan atas nama Perseroan setelah Agen Pembayaran menerima dana tersebut dari Perseroan dengan hak-hak dan kewajiban-kewajiban sebagaimana diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran. Berarti perusahaan-perusahaan yang 50% atau lebih sahamnya dimiliki secara langsung oleh Perseroan dan laporan keuangannya dikonsolidasikan dengan Perseroan. Berarti Anjungan Tunai Mandiri (Automated Teller Machine) yaitu mesin elektronik yang dapat menggantikan fungsi teller seperti penarikan uang tunai, pemeriksaan saldo dan pemindahbukuan. Berarti Aset Tertimbang Menurut Risiko yaitu jumlah aset yang telah dibobot sesuai dengan ketentuan BI, untuk digunakan sebagai penyebut (pembagi) dalam menghitung Rasio Kecukupan Modal (Capital Adequacy Ratio/CAR). Berarti PT Datindo Entrycom, selaku biro administrasi efek yang ditunjuk oleh Perseroan. Berarti bank umum yang telah memperoleh persetujuan OJK untuk menjalankan usaha sebagai Kustodian. Berarti Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat 1 Undang-Undang Pasar Modal juncto Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 606/KMK.01/2005 tanggal 30 Desember 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan juncto Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 184/PMK.01/2010 tanggal 11 Oktober 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan, atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya. Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal, beralih dari Kementerian Keuangan dan Bapepam dan LK ke OJK dan sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor perbankan beralih dari BI ke OJK, sesuai dengan Pasal 55 Undang-undang No. 21 Tahun 2011 tentang OJK. Berarti Bank Indonesia Berarti biaya operasional dibandingkan dengan pendapatan operasional. Berarti tingkat bunga Obligasi Subordinasi per tahun yang harus dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi Subordinasi, sesuai dengan ketentuan Pasal 5 Perjanjian Perwaliamanatan. Berarti pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual beli efek pihak-pihak lain dengan tujuan memperdagangkan efek di antara mereka, yang dalam hal ini diselenggarakan oleh PT Bursa Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta beserta para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya. iii

6 Daftar Pemegang Obligasi Subordinasi Denda Dokumen Emisi DPS Efek Efektif Emisi Force Majeure GWM Harga Penawaran Hari Bank Hari Bursa Hari Kalender Hari Kerja Berarti Daftar Pemegang Rekening yang dikeluarkan oleh KSEI yang memuat keterangan tentang kepemilikan Obligasi Subordinasi oleh seluruh Pemegang Obligasi Subordinasi melalui Pemegang Rekening di KSEI yang memuat keterangan antara lain nama, jumlah kepemilikan Obligasi Subordinasi, status pajak dan kewarganegaraan Pemegang Rekening dan/atau Pemegang Obligasi Subordinasi berdasarkan data-data yang diberikan oleh Pemegang Rekening kepada KSEI. Berarti sejumlah dana yang wajib dibayar akibat adanya keterlambatan kewajiban pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau Pokok Obligasi Subordinasi yaitu sebesar 1,5% (satu koma lima perseratus) per tahun di atas tingkat Bunga Obligasi Subordinasi dari jumlah dana yang terlambat dibayar, yang dihitung secara harian, sejak hari keterlambatan sampai dengan dibayar lunas suatu kewajiban yang harus dibayar berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan, dengan ketentuan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender. Berarti Perjanjian Perwaliamanatan, Akta Pengakuan Utang, Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi, Prospektus, Prospektus Awal, Prospektus Ringkas, Perjanjian Agen Pembayaran, Perjanjian Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI, Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Obligasi Subordinasi, Pernyataan Penawaran Umum Berkelanjutan, beserta semua pengubahan-pengubahannya, penambahan-penambahannya dan pembaharuan - pembaharuannya serta dokumen-dokumen lain yang disyaratkan oleh instansi yang berwenang. Berarti Daftar Pemegang Saham yang dikeluarkan oleh BAE. Berarti surat berharga yaitu surat pengakuan utang, surat berharga komersial, saham, obligasi termasuk Obligasi Subordinasi ini, tanda bukti utang, Unit Penyertaan Kontrak Investasi Kolektif, Kontrak Berjangka atas Efek, dan setiap derivatif Efek. Berarti terpenuhinya seluruh tata cara dan persyaratan Pernyataan Pendaftaran sesuai dengan ketentuan angka 4 Peraturan Bapepam Nomor IX.A.2. tentang Tata Cara Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: 122/BL/2009, tanggal 29 (dua puluh sembilan) Mei 2009 (dua ribu sembilan), yaitu : a. atas dasar lewatnya waktu : i. 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal Pernyataan Pendaftaran diterima Bapepam dan LK secara lengkap atau ii. 45 (empat puluh lima) hari sejak tanggal perubahan terakhir atas Pernyataan Pendaftaran yang diajukan Perseroan atau yang diminta Bapepam dan LK dipenuhi b. atas dasar pernyataan efektif dari Bapepam dan LK bahwa tidak ada lagi keterangan lebih lanjut yang diperlukan. Berarti suatu penerbitan Obligasi Subordinasi untuk dijual dan diperdagangkan kepada Masyarakat yang dilakukan oleh Perseroan melalui Penawaran Umum. Berarti salah satu atau lebih peristiwa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14 Perjanjian Perwaliamanatan. Berarti Giro Wajib Minimum adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh Perseroan yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari dana pihak ketiga Perseroan. Berarti 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi. Berarti hari pada setiap saat Kantor Pusat BI di Jakarta menyelenggarakan kegiatan kliring antar bank. Berarti hari diselenggarakannya perdagangan Efek di Bursa Efek yaitu hari Senin sampai dengan hari Jum at, kecuali hari libur nasional atau hari yang dinyatakan sebagai hari libur oleh Bursa Efek. Berarti setiap hari dalam satu tahun tanpa dalam kalender masehi tanpa kecuali termasuk hari Minggu dan hari libur nasional yang ditetapkan sewaktu-waktu oleh Pemerintah Republik Indonesia. Berarti hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari libur nasional yang ditetapkan atau dihimbau oleh Pemerintah Republik Indonesia di Hari Kerja biasa yang karena suatu keadaan ditetapkan oleh Pemerintah Republik Indonesia sebagai bukan Hari Kerja. iv

7 Informasi Keuangan Kejadian Kelalaian Kredit yang Diberikan Konfirmasi Tertulis/KTUR KSEI Kustodian Laba bersih Laba komprehensif - setelah pajak Masa Penawaran Masyarakat Menkumham NIM NPL Obligasi Subordinasi Berarti merupakan angka-angka konsolidasian dan disajikan dalam miliaran Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Berarti salah satu atau lebih dari kejadian yang disebut dalam Perjanjian Perwaliamanatan, dan yang tercantum dalam Bab XVII dari Prospektus ini mengenai Keterangan Tentang Obligasi Subordinasi. Berarti kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai, kecuali dinyatakan lain. Berarti surat konfirmasi kepemilikan Obligasi Subordinasi yang diterbitkan oleh KSEI kepada Pemegang Obligasi Subordinasi melalui Pemegang Rekening, khusus untuk keperluan menghadiri RUPOS atau mengajukan permintaan diselenggarakannya RUPOS. Berarti PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berkedudukan di Jakarta Selatan, beserta para pengganti dan penerima haknya yaitu perseroan terbatas yang telah memperoleh ijin usaha dari OJK untuk menjalankan kegiatan sebagai Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang menyelenggarakan kegiatan Kustodian sentral bagi Pemegang Rekening yang dalam Emisi Obligasi Subordinasi ini bertugas untuk menyimpan dan mengadministrasikan penyimpanan Obligasi Subordinasi berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI dan bertugas sebagai Agen Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran. Berarti pihak yang memberi jasa penitipan Efek dan harta lain yang berkaitan dengan Efek serta jasa lainnya termasuk menerima bunga dan hak-hak lain, menyelesaikan transaksi Efek dan mewakili Pemegang Rekening yang menjadi nasabahnya sesuai dengan ketentuan Undangundang Pasar Modal, yang meliputi KSEI, Perusahaan Efek dan Bank Kustodian. Berarti laba sebelum pajak dikurangi beban pajak penghasilan badan - bersih. Berarti laba bersih ditambah pendapatan komprehensif lainnya - setelah pajak. Berarti jangka waktu bagi Masyarakat, untuk dapat mengajukan pemesanan Obligasi Subordinasi sebagaimana diatur dalam Prospektus ini. Berarti perorangan dan/atau badan hukum, baik warga negara Indonesia/badan hukum Indonesia maupun warga negara asing/badan hukum asing baik yang bertempat tinggal/berkedudukan di Indonesia maupun yang bertempat tinggal/berkedudukan di luar wilayah Indonesia (tetapi tidak termasuk warga negara dan badan hukum dari negara dimana penawaran dan pembelian Obligasi Subordinasi dalam Penawaran Umum oleh warga negara atau badan hukum di negara tersebut dipandang sebagai bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di negara tersebut), satu dan lain dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal di Indonesia. Berarti Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Berarti Net Interest Margin yaitu Marjin Bunga Bersih yang merupakan pendapatan bunga bersih dibagi rata-rata aset produktif. Berarti Non-Performing Loan yaitu kredit bermasalah, meliputi kolektibilitas kurang lancar, diragukan dan macet. Berarti "Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015" yang merupakan surat berharga bersifat utang yang dikeluarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi Subordinasi pada Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap I Tahun 2015, sebagaimana dibuktikan dengan Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi, dengan jumlah Pokok Obligasi Subordinasi sebanyak-banyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) dengan ketentuan: 1. Sebesar Rp (tiga ratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. 2. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp (seratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan terbaik (best effort), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Kepastian jumlah Obligasi Subordinasi yang ditawarkan dengan kesanggupan terbaik (best effort) wajib diumumkan oleh Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal Pencatatan Obligasi Subordinasi di Bursa Efek dan akan dituangkan dalam Addendum Perjanjian v

8 Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi. Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik (best effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. dan didaftarkan dalam Penitipan Kolektif KSEI berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI, jumlah mana merupakan sebagian dari jumlah keseluruhan target dana yang akan dihimpun secara bertahap dalam Penawaran Umum Berkelanjutan yang secara keseluruhan sebesar Rp (dua triliun Rupiah). OJK PBI No. 14/18 PBI No. 14/26 PBI No. 15/12 PBI No. 15/15 Payment Point Pemegang Obligasi Subordinasi Pemegang Rekening Berarti Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tanggal 22 Nopember 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan. Berarti Peraturan BI No. 14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum beserta seluruh peraturan pelaksanaannya, sepanjang tidak bertentangan dengan PBI No. 15/12, berlaku sampai dengan tanggal 31 Desember 2014, kecuali isi pasal 7 ayat (1) dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Berarti Peraturan BI No. 14/26/PBI/2012 tanggal 27 November 2012 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank beserta seluruh peraturan pelaksanaannya. Berarti Peraturan BI No. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember 2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum beserta seluruh peraturan pelaksanaannya. Berarti Peraturan BI No. 15/15/PBI/2013 tanggal 24 Desember 2013 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum dalam Rupiah dan Valuta Asing bagi Bank Umum Konvensional beserta seluruh peraturan pelaksanaannya. Berarti kegiatan pelayanan pembayaran melalui kerjasama antar Perseroan dengan pihak lain yang merupakan nasabah Perseroan. Berarti Masyarakat yang menanamkan dananya ke dalam Obligasi Subordinasi dan memiliki manfaat atas sebagian atau seluruh Obligasi Subordinasi yang terdiri dari: (i) Pemegang Rekening yang melakukan investasi secara langsung atas Obligasi Subordinasi, dan/atau (ii) Masyarakat di luar Pemegang Rekening yang melakukan investasi atas Obligasi Subordinasi melalui Pemegang Rekening. Berarti pihak yang namanya tercatat sebagai pemilik Rekening Efek di KSEI, yang meliputi Bank Kustodian atau Perusahaan Efek atau pihak lain yang disetujui oleh KSEI, dengan memperhatikan Undang-undang Pasar Modal dan Peraturan KSEI. Pemegang Saham Utama Berarti pemegang saham Perseroan yang berbentuk badan hukum dan memiliki lebih dari 10% kepemilikan saham dalam Perseroan, dalam hal ini PT Bosowa Corporindo, Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) dan Negara Republik Indonesia. Pemeringkat Penawaran Umum Penawaran Umum Berkelanjutan Penawaran Umum Berkelanjutan Tahap I Berarti PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo), atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya atau pihak lain yang ditunjuk sebagai penggantinya oleh Wali Amanat. Berarti kegiatan penawaran Obligasi Subordinasi oleh Perseroan kepada Masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam Undang-undang Pasar Modal, peraturan pelaksanaannya dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan, serta menurut ketentuanketentuan yang dimuat dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi. Berarti kegiatan Penawaran Umum atas Obligasi Subordinasi dengan nama Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin, yang diterbitkan dan ditawarkan secara bertahap dengan target dana sebesar Rp (dua triliun Rupiah), dengan mengacu pada Peraturan OJK No. 36/POJK.04/2014 tentang Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk. Berarti kegiatan Penawaran Umum atas Obligasi Subordinasi dengan nama Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015, yang diterbitkan dan ditawarkan secara bertahap dengan target dana sebanyak-banyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) dengan ketentuan: 1. Sebesar Rp (tiga ratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. vi

9 2. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp (seratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan terbaik (best effort), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Kepastian jumlah Obligasi Subordinasi yang ditawarkan dengan kesanggupan terbaik (best effort) wajib diumumkan oleh Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal Pencatatan Obligasi Subordinasi di Bursa Efek dan akan dituangkan dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi.Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik (best effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. dengan mengacu ke Peraturan OJK No. 36/2014 tanggal delapan Desember dua ribu empat belas ( ) tentang Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk. Pengakuan Utang Penitipan Kolektif Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi Peraturan KSEI Peraturan OJK No. 36/2014 Perjanjian Agen Pembayaran Perjanjian Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek Berarti pengakuan utang Perseroan sehubungan dengan Obligasi Subordinasi, sebagaimana tercantum dalam Akta Pengakuan Utang Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 18 tanggal 20 April 2015 dan addendum Akta Pengakuan Utang Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 72 tanggal 16 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Isyana W. Sadjarwo, SH, MH., Notaris di Jakarta Pusat berikut pengubahan-pengubahannya dan/atau penambahan penambahannya dan/atau pembaharuanpembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari. Berarti jasa penitipan atas Obligasi Subordinasi yang dimiliki bersama oleh lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pasar Modal. Berarti pihak yang membuat perjanjian dengan Perseroan untuk melakukan Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 atas nama Perseroan berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subrodinasi yang akan menjamin dengan kesanggupan penuh (full commitment) dan kesanggupan terbaik (best effort) terhadap Penerbitan Obligasi Subordinasi sesuai dengan bagian penjaminan, yang dalam hal ini adalah PT Danareksa Sekuritas Berarti pihak yang bertanggung jawab atas penyelenggaraan dan penatalaksanaan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi Berkelajutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015,sesuai dengan ketentuan Undang-undang Pasar Modal, yang dalam hal ini adalah, PT Danareksa Sekuritas tersebut, sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi. Berarti peraturan KSEI No. Kep-015/DIR/KSEI/0500 tanggal 15 Mei 2000 tentang Jasa Kustodian Sentral sebagaimana telah disetujui oleh OJK sesuai dengan surat keputusan Bapepam No. S-1053/PM/2000 tanggal 15 Mei 2000 perihal Persetujuan Rancangan Peraturan Jasa Kustodian Sentral PT Kustodian Sentral Efek Indonesia, berikut pengubahan-pengubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuan-pembaharuannya di kemudian hari. Berarti peraturan OJK Nomor 36/POJK.04/2014 tentang Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk. Berarti perjanjian yang dibuat antara Perseroan dan KSEI perihal pelaksanaan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi, pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan pembayaran denda (jika ada), sebagaimana dimuat dalam akta Perjanjian Agen Pembayaran No. 17 tanggal 20 April 2015 dan Perubahan I Perjanjian Agen Pembayaran No. 73 tanggal 16 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Isyana W. Sadjarwo, SH, MH., Notaris, berikut pengubahan-pengubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari. Berarti perjanjian yang dibuat antara Perseroan dan KSEI sebagaimana dimuat dalam Perjanjian Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI No. SP-0019/PO/KSEI/0415 tanggal 20 April 2015 dan Perubahan I Perjanjian Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI No. SP-0013/PI-PO/KSEI/0615 tanggal 17 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di bawah tangan dan bermeterai cukup berikut pengubahan-pengubahannya dan/atau penambahan-penambahan dan/atau pembaharuanpembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari. Berarti perjanjian antara Perseroan dengan PT Bursa Efek Indonesia, sebagaimana ternyata dari Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek yang dibuat dibawah tangan tanggal dua puluh satu April dua ribu lima belas ( ), Nomor: SP00003/BEI.PG1/ ), bermaterai cukup berikut pengubahan-pengubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan dikemudian hari. vii

10 Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Perseroan Pernyataan Pendaftaran Perusahaan Efek Pokok Obligasi Subordinasi Prospektus Prospektus Awal Berarti perjanjian yang dibuat antara Perseroan dengan Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi dan Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi, sebagaimana ternyata dari akta Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 15 tanggal 20 April 2015, akta Perubahan I Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 11 tanggal 12 Mei 2015 dan akta Perubahan II Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 70 tanggal 16 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Isyana W. Sadjarwo, SH, MH., Notaris, berikut pengubahan-pengubahannya dan/atau penambahan penambahannya dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari. Berarti perjanjian yang dibuat antara Perseroan dan Wali Amanat sebagaimana ternyata dari akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 14 tanggal 20 April 2015, akta Perubahan I Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 10 tanggal 12 Mei 2015 dan akta Perubahan II Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 69 tanggal 16 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Isyana W. Sadjarwo, SH, MH., Notaris, berikut lampiran-lampiran dan/atau pengubahanpengubahannya dan/atau penambahan-penambahannya dan/atau pembaharuanpembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari. Berarti pihak yang melakukan Emisi, yang dalam hal ini adalah PT Bank Bukopin Tbk, berkedudukan di Jakarta Selatan dan berkantor pusat di Jalan MT Haryono Kav Jakarta Selatan atau pengganti dan penerima hak dan kewajibannya. Berarti pernyataan pendaftaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 angka 19 Undang-undang Pasar Modal juncto Peraturan Bapepam Nomor. IX.C.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk Umum dan Isi Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor Kep-42/PM/2000, tanggal 27 (dua puluh tujuh) Oktober 2000 (dua ribu) berikut dokumen-dokumennya yang diajukan oleh Perseroan kepada Ketua OJK sebelum melakukan Penawaran Umum kepada Masyarakat, termasuk pengubahan-pengubahannya, tambahan-tambahan serta pembetulan-pembetulan untuk memenuhi persyaratan OJK. Berarti pihak yang melakukan kegiatan usaha sebagai Penjamin Emisi Efek, Perantara Pedagang Efek, dan/atau Manajer Investasi sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Pasar Modal. Berarti jumlah pokok pinjaman Perseroan kepada Pemegang Obligasi Subordinasi berdasarkan Obligasi Subordinasi yang terutang yang pada Tanggal Emisi berjumlah pokok sebanyakbanyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) dengan ketentuan: 1. Sebesar Rp (tiga ratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. 2. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp (seratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan terbaik (best effort), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Kepastian jumlah Obligasi Subordinasi yang ditawarkan dengan kesanggupan terbaik (best effort) wajib diumumkan oleh Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal Pencatatan Obligasi Subordinasi di Bursa Efek dan akan dituangkan dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi.Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik (best effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. dan didaftarkan dalam Penitipan Kolektif KSEI berdasarkan Perjanjian Tentang Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI. Berarti setiap informasi tertulis sehubungan dengan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015, dengan tujuan agar Masyarakat membeli Obligasi Subordinasi sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 26 Undang-undang Pasar Modal, juncto Peraturan Bapepam Nomor IX.C.2 tentang Pedoman mengenai Bentuk Umum dan Isi Pernyataan Prospektus dalam rangka Penawaran Umum yang dimuat dalam Lampiran keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal (Bapepam) Nomor Kep-51/PM/1996 tanggal 17 (tujuh belas) Januari 1996 (seribu sembilan ratus sembilan puluh enam). Berarti dokumen tertulis yang memuat seluruh informasi dalam Prospektus yang disampaikan kepada OJK sebagai bagian dari Pernyataan Pendaftaran kecuali informasi mengenai penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi, tingkat suku bunga Obligasi Subordinasi, atau hal-hal lain yang berhubungan dengan persyaratan Penawaran Umum yang belum dapat ditentukan. viii

11 PPAP Rekening Efek Berarti Penyisihan Penghapusan Aset Produktif, adalah cadangan yang harus dibentuk sebesar persentase tertentu dari aset produktif berdasarkan penggolongan kualitas aset produktif (lancar, dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet) sesuai ketentuan BI. Berarti rekening yang memuat catatan posisi Obligasi Subordinasi dan/atau dana milik Pemegang Obligasi Subordinasi yang diadministrasikan oleh KSEI atau Pemegang Rekening berdasarkan kontrak pembukaaan Rekening Efek yang ditandatangani Pemegang Obligasi Subordinasi. RUPOS Berarti Rapat Umum Pemegang Obligasi Subordinasi sebagaimana diatur dalam Pasal 10 Perjanjian Perwaliamanatan. RUPS Satuan Pemindahbukuan Berarti Rapat Umum Pemegang Saham. Berarti satuan jumlah Obligasi Subordinasi yang dapat dipindahbukukan dan diperdagangkan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya yaitu senilai Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya. Satuan Perdagangan Berarti satuan pemesanan pembelian/perdagangan Obligasi Subordinasi yaitu senilai Rp ,00 (lima juta Rupiah) atau kelipatannya. Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi Surat Edaran BI 15/6 Tanggal Distribusi Tanggal Emisi Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi Tanggal Pembayaran Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi Undang-undang Pasar Modal Undang-undang Perbankan UKM Wali Amanat Berarti bukti penerbitan Obligasi Subordinasi yang disimpan dalam Penitipan Kolektif KSEI yang diterbitkan oleh Perseroan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi. Berarti Surat Edaran BI No.15/6/DPNP tentang Kegiatan Usaha Bank Umum Berdasarkan Modal Inti Berarti tanggal penyerahan Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi hasil Penawaran Umum kepada KSEI yang merupakan tanggal distribusi Obligasi Subordinasi yang dilakukan secara elektronik paling lambat 2 (dua) Hari Kerja terhitung setelah Tanggal Penjatahan kepada Pemegang Obligasi Subordinasi. Berarti tanggal distribusi Obligasi Subordinasi ke dalam Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi di KSEI berdasarkan penyerahan Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi oleh Perseroan kepada KSEI, yang juga merupakan Tanggal Pembayaran. Berarti tanggal jatuh tempo dan dapat ditagihnya seluruh Pokok Obligasi Subordinasi, yaitu ulang tahun ke-7 (tujuh) sejak Tanggal Emisi yang wajib dibayar oleh Perseroan berdasarkan Daftar Pemegang Obligasi Subordinasi, dengan memperhatikan ketentuan Pasal 5 Perjanjian Perwaliamanatan atau apabila tanggal tersebut bukan Hari Bursa maka akan dibayarkan pada Hari Bursa berikutnya. Berarti tanggal pembayaran dana hasil Emisi Obligasi Subordinasi kepada Perseroan yang disetor oleh Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi melalui Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi berdasarkan Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi. Berarti tanggal saat mana Bunga Obligasi Subordinasi jatuh tempo dan wajib dibayar oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi Subordinasi yang namanya tercantum dalam Daftar Pemegang Obligasi Subordinasi melalui Agen Pembayaran yang perincian tanggal pembayaran bunganya sebagaimana dimuat dalam Prospektus. Berarti Undang-undang Republik Indonesia No. 8 Tahun 1995 (seribu sembilan ratus sembilan puluh lima) tentang Pasar Modal, berikut peraturan pelaksanaannya dan segala pengubahanpengubahannya atau pembaharuan-pembaharuannya di kemudian hari. Berarti Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan atas Undang-undang No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan. Berarti usaha yang memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil sebagaimana telah diubah dengan Undangundang Republik Indonesia No. 20 tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Berarti perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Mandiri Tbk disingkat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, badan hukum berkedudukan dan berkantor pusat di Jakarta Selatan, atau para pengganti dan penerima hak dan kewajibannya yang bertindak untuk diri sendiri dan berdasarkan akta ini bertindak selaku kuasa dari dan sebagai demikian untuk dan atas nama serta sah mewakili kepentingan seluruh Pemegang Obligasi Subordinasi. ix

12 Write Down Berarti pengurangan nilai kewajiban, pengurangan nilai kewajiban pada saat opsi beli dieksekusi, atau pengurangan sebagian atau seluruh pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi yang belum dibayarkan kepada pemegang Obligasi Subordinasi dalam jumlah yang setara dengan nilai yang akan ditetapkan oleh OJK berdasarkan pemberitahuan tertulis. x

13 RINGKASAN Ringkasan di bawah ini memuat fakta-fakta dan pertimbangan-pertimbangan yang penting menurut Perseroan yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dan harus dibaca dalam kaitannya dengan informasi lain yang lebih rinci, termasuk laporan keuangan konsolidasian dan catatan atas laporan keuangan konsolidasian terkait, dan risiko usaha, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Seluruh informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini diambil atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan dinyatakan dalam mata uang Rupiah, serta disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Indonesia yang diterapkan secara konsisten. Kecuali dinyatakan lain, seluruh pembahasan atas informasi keuangan yang tercantum dalam Prospektus ini dilakukan pada tingkat konsolidasian. Seluruh informasi keuangan, termasuk saldo-saldo dan jumlah-jumlah, yang disajikan dalam Prospektus ini dibulatkan dalam miliaran Rupiah, kecuali dinyatakan lain. Oleh karena itu, setiap perbedaan yang terjadi atas penjumlahan informasi keuangan tersebut yang disajikan dalam tabel-tabel yang tercantum dalam Prospektus ini, yaitu antara nilai menurut hasil penjumlahan dengan nilai yang tercantum dalam Prospektus, semata-mata disebabkan oleh faktor pembulatan. 1. Pendahuluan Perseroan pada awalnya didirikan sebagai bank dengan badan hukum Koperasi pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin), didirikan dengan Akta Pendirian tanggal 21 April 1970 yang telah disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Koperasi No.013/DirJen/Kop/70 tanggal 10 Juli 1970 dan didaftarkan dalam Daftar Umum Direktorat Jenderal Koperasi No.8251 tanggal 10 Juli Pada tahun 1993, Perseroan mengubah status badan hukumnya dari semula berbentuk Koperasi menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Bukopin, berdasarkan Akta Pendirian No. 126 tanggal 25 Februari 1993 yang diperbaiki dengan Akta Pembetulan No. 118 tanggal 28 Mei 1993, keduanya dibuat dihadapan, Muhani Salim, SH., Notaris di Jakarta, berdasarkan mana Perseroan memasukkan seluruh aset dan kewajiban yang tercatat dalam neraca bank sampai dengan tanggal 31 Desember 1992 sebagai setoran modal dari para pendiri Perseroan. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. C HT TH.93 tanggal 29 Juni 1993, dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 542/A.PT/Hkm/1993/ PN.Jak.Sel tanggal 1 Juli 1993, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 64 tanggal 10 Agustus 1993, Tambahan No Pada tanggal 10 Juli 2006, Perseroan telah mencatatkan sebanyak (lima miliar lima ratus enam puluh delapan juta delapan ratus lima puluh dua ribu empat ratus sembilan puluh tiga) Saham Kelas B pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia/BEI) yang merupakan 99% dari seluruh jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan ( Penawaran Umum Saham Perdana ). Adapun jumlah saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum Saham Perdana tersebut sebanyak (delapan ratus empat puluh tiga juta tujuh ratus enam puluh lima ribu lima ratus) lembar Saham Kelas B baru, dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah), dengan harga penawaran sebesar Rp350 (tiga ratus lima puluh Rupiah) setiap Saham Kelas B baru. Jumlah Penawaran Umum Saham Perdana sebesar Rp295,32 miliar (dua ratus sembilan puluh lima koma tiga puluh dua miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp269,00 miliar (dua ratus enam puluh sembilan koma nol nol miliar Rupiah) dan telah dinyatakan efektif oleh OJK pada tanggal 30 Juni Pada tanggal 11 Desember 2009, Perseroan telah melakukan Penawaran Umum Terbatas I sebanyak (dua ratus delapan puluh enam juta lima puluh ribu tujuh ratus enam puluh delapan) Saham Kelas B baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah), dengan harga penawaran sebesar Rp415 (empat ratus lima belas Rupiah) setiap sahamnya. Jumlah Penawaran Umum Terbatas I sebesar Rp118,71 miliar (seratus delapan belas koma tujuh puluh satu miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp112,04 miliar (seratus dua belas koma nol empat miliar Rupiah) dan telah dicatatkan di BEI ( Penawaran Umum Terbatas I ). Pada tanggal 8 Februari 2011, Perseroan telah melakukan Penawaran Umum Terbatas II sebanyak (satu miliar tujuh ratus delapan puluh tujuh juta sembilan ratus enam puluh ribu empat ratus sembilan puluh lima) Saham Kelas B baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah), dengan harga penawaran sebesar Rp520 (lima ratus dua puluh Rupiah) setiap sahamnya. Jumlah Penawaran Umum Terbatas II sebesar Rp929,74 miliar (sembilan ratus dua puluh sembilan koma tujuh puluh empat miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp906,86 miliar (sembilan ratus enam koma delapan puluh enam miliar Rupiah) dan telah dicatatkan di BEI ( Penawaran Umum Terbatas II ). Pada tahun 2012, Perseroan melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi I Bank Bukopin sebesar-besarnya Rp2.000 miliar (dua triliun Rupiah). Pada tanggal 28 Februari 2012 Perseroan memperoleh Pernyataan Efektif dan melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi I Bank Bukopin Tahap I sebesar Rp1.500 miliar (satu triliun lima ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun dan kupon 9,25% (sembilan koma dua puluh lima perseratus) per tahun ( Penawaran Umum Berkelanjutan I Tahap I ). Perseroan tidak menerbitkan sisa emisi sebesar Rp500,00 miliar (lima ratus koma nol nol miliar Rupiah). xi

14 Selanjutnya pada tanggal 12 Desember 2013, Perseroan telah melakukan Penawaran Umum Terbatas III sebanyak (satu miliar seratus enam juta dua ratus lima puluh dua ribu seratus empat puluh satu) Saham Kelas B baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) dengan harga penawaran Rp660 (enam ratus enam puluh Rupiah) setiap sahamnya. Jumlah Penawaran Umum Terbatas III sebesar Rp730,13 miliar (tujuh ratus tiga puluh koma tiga belas miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp717,88 miliar (tujuh ratus tujuh belas koma delapan puluh delapan miliar Rupiah) dan telah dicatatkan di BEI ( Penawaran Umum Terbatas III ). Setelah dilakukannya Penawaran Umum Terbatas III, Anggaran Dasar Perseroan telah diubah beberapa kali, terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 41 tanggal 28 Mei 2015, dibuat di hadapan Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo S.H., M.H., Notaris di Jakarta Pusat, sebagaimana telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH tanggal 12 Juni 2015, Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2015 tanggal 12 Juni 2015 dan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH tanggal 12 Juni 2015, Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2015 ( Akta No. 41/2015 ), yang merubah anggaran dasar Perseroan untuk menyesuaikan dengan Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana & Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka ( Peraturan OJK No. 32 ) dan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten/Perusahaan Publik ( Peraturan OJK No. 33 ). 2. Keterangan Tentang Anak Perusahaan Hingga Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki entitas anak dan penyertaan sebagai berikut: No. Nama Entitas Anak dan Penyertaan Perseroan Ruang Lingkup Usaha Persentase Mulai Tahun Kepemilikan Penyertaan 1. PT Bukopin Finance (dahulu PT Indo Trans Buana Multi Perusahaan Pembiayaan 88,25% 2006 Finance) 2. PT Bank Syariah Bukopin (dahulu PT Bank Persyarikatan Indonesia) Perbankan 86,82% Struktur Permodalan PT Bosowa Corporindo melakukan pembelian atas sebagian saham Kopelindo secara bertahap pada tanggal 10 April 2015 sejumlah (lima puluh empat juta) lembar saham kelas B dan 20 April 2015 sejumlah (enam ratus tiga puluh empat juta tiga ratus satu ribu lima ratus empat belas) lembar saham kelas B sehingga pada tanggal Prospektus ini, PT Bosowa Corporindo memiliki (enam juta seratus delapan belas ribu seratus delapan puluh delapan) lembar saham kelas A dan (dua miliar tujuh ratus sembilan belas juta delapan ratus enam puluh tujuh ribu sembilan ratus empat puluh dua) lembar saham kelas B dan Kopelindo memiliki (satu miliar enam ratus empat puluh tiga juta empat ratus tujuh puluh eban ribu lima ratus empat puluh enam) lembar saham kelas B sehingga terjadi perubahan pemegang saham pengendali Perseroan dari Kopelindo menjadi PT Bosowa Corporindo. Sebagai pemegang saham pengendali Perseroan yang baru, PT Bosowa Corporindo telah memperoleh persetujuan fit and proper test dari OJK pada tanggal 13 April Berdasarkan DPS pada tanggal 30 April 2015, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Jenis Kelas A Jenis Kelas B Jumlah Saham Nilai nominal Rp per saham Nilai nominal Rp100 per saham Keterangan Kelas A & B % Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Saham Nominal (Rp) Saham Nominal (Rp) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1. Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) , PT. Bosowa Corporindo , Negara Republik Indonesia , Masyarakat dengan Kepemilikan dibawah 5% ,479 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,000 Jumlah Saham dalam Portepel Terkait dengan adanya perubahan pengendali Perseroan, PT Bosowa Corporindo telah memenuhi ketentuan Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1 kecuali terkait kewajiban penawaran tender, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 14/8/PBI/2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum ( PBI No. 14/2012 ) yang membatasi kepemilikan saham badan hukum bukan lembaga keuangan pada bank sejumlah maksimum 30%, dengan demikian PT Bosowa Corporindo dikecualikan dari kewajiban penawaran tender berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1. Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, struktur permodalan Perseroan tidak mengalami perubahan. Keterangan lengkap mengenai Struktur Permodalan Perseroan dapat dilihat pada Bab VII Prospektus ini. xii

15 4. Keterangan Tentang Obligasi Subordinasi Yang Akan Diterbitkan Nama Obligasi Subordinasi : Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 Jumlah Pokok Obligasi Subordinasi : Sebanyak-banyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) dengan ketentuan: 1. Sebesar Rp (tiga ratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. 2. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp (seratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan terbaik (best effort), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik (best effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. Harga Penawaran : 100,00% dari jumlah pokok Obligasi Subordinasi. Jangka Waktu : 7 (tujuh) tahun. Satuan Pemindahbukuan : Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya. Satuan /Perdagangan : Rp (lima juta Rupiah) atau kelipatannya. Tingkat Suku Bunga Obligasi Subordinasi : 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun. Jenis Tingkat Suku Bunga : Tetap. Periode Pembayaran Bunga : Triwulanan. Tanggal Pembayaran Bunga Pertama : 30 September 2015 Jaminan : Obligasi Subordinasi ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus, baik oleh Perseroan maupun Anak Perusahaan mengikuti ketentuan Pasal 19 ayat (1) huruf f Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Hak Pemegang Obligasi Subordinasi adalah paripassu tanpa preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Peringkat Efek : ida- (Single A minus, Stable Outlook) dari PT Pemeringkat Efek Indonesia. Dana Pelunasan Obligasi Subordinasi (Sinking Fund) Wali Amanat : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. : Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil emisi sesuai dengan tujuan rencana penggunaan dana emisi. Keterangan lengkap mengenai Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini dapat dilihat pada Bab I Prospektus ini. 5. Rencana Penggunaan Dana Dana hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan oleh Perseroan untuk pengembangan pembiayaan Perseroan yang sekaligus berguna sebagai modal pelengkap sesuai dengan ketentuan OJK dan memperkuat struktur pendanaan jangka panjang Perseroan. Rincian mengenai rencana penggunaan dana dari hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini dapat dilihat pada Bab II Prospektus ini. 6. Ikhtisar Data Keuangan Penting Tabel-tabel di bawah ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk masing-masing periode di bawah ini. Ikhtisar data keuangan penting Perseroan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, diambil atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa modifikasian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf Hal-hal lain mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). xiii

16 Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf yang menjelaskan mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf yang menjelaskan mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 secara prospektif atau retrospektif sebagaimana diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian dan mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Drs. Hari Purwantono (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0684). Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Keterangan 31 Desember (dalam miliaran Rupiah) Jumlah Aset Jumlah Liabilitas Jumlah Ekuitas Laporan Laba Rugi Konsolidasian (dalam miliaran Rupiah) Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember Pendapatan bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya - neto Laba operasional Laba sebelum pajak Laba bersih Laba komprehensif - setelah pajak Laba per saham Dasar (nilai penuh) Laba per saham Dilusian (nilai penuh) Rasio Keuangan Tabel berikut menyajikan rasio keuangan Perseroan (tanpa memperhitungkan entitas anak) pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut: Keterangan 31 Desember Imbal hasil aset (ROA) 1 1,62% 1,87% 1,83% 1,75% 1,33% Imbal hasil ekuitas (ROE) 2 19,02% 20,10% 19,47% 19,09% 12,50% Rasio jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah simpanan nasabah (LDR) 3 71,85% 85,01% 83,81% 85,80% 83,89% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit 4 13,02% 14,43% 18,50% 17,08% 15,99% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar 4 13,02% 14,33% 18,45% 17,07% 15,98% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional 4 11,82% 12,71% 16,34% 15,12% 14,21% Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - kotor 5 3,22% 2,88% 2,66% 2,26% 2,78% Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - bersih 6 2,47% 2,14% 1,56% 1,51% 2,07% GWM Rupiah 7 8,07% 8,08% 8,03% 8,03% 8,05% Catatan: Sehubungan dengan penerapan PSAK No. 4 (Revisi 2009) yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011, investasi pada entitas anak yang dicatat berdasarkan metode ekuitas telah disajikan kembali dengan menggunakan metode biaya. Beberapa rasio keuangan dalam Prospektus ini telah disajikan kembali sehubungan dengan penerapan PSAK tersebut. (1) Laba sebelum pajak penghasilan dibagi rata-rata saldo aset akhir bulan selama tahun yang dimaksud. (2) Laba bersih setelah pajak penghasilan dibagi rata-rata saldo ekuitas (modal inti) akhir bulan selama tahun yang dimaksud. (3) Jumlah kredit yang diberikan dibagi jumlah simpanan nasabah (kecuali simpanan dari bank lain). (4) Rasio dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia mengenai kecukupan modal dengan cara membagi modal dengan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Untuk posisi 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dan perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional telah xiv

17 sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID). Untuk posisi 31 Desember 2011 dan 2010, perhitungan rasio KPMM telah sesuai dengan PBI No. 10/15/ PBI/2008 tanggal 24 September 2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dan perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional telah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID). Modal merupakan penjumlahan modal inti (Tier I) dan modal pelengkap (Tier II), dikurangi dengan penyertaan saham sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko kredit terdiri dari aset tercatat dalam laporan posisi keuangan dan beberapa akun liabilitas komitmen dan kontinjensi (transaksi rekening administratif), setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai, estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi, dan/atau penyisihan kerugian aset non-produktif yang telah dibentuk, yang diberikan bobot risiko kredit sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko pasar merupakan ATMR dengan memperhitungkan risiko suku bunga dan risiko nilai tukar yang dihitung dengan menggunakan Metode Standar sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko operasional merupakan ATMR dengan memperhitungkan risiko operasional yang dihitung dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID) sesuai Peraturan Bank Indonesia, yaitu sebesar 12,5 kali beban modal risiko operasional, dimana beban modal risiko operasional merupakan rata-rata dari penjumlahan pendapatan bruto tahunan yang positif dalam 3 tahun terakhir dikali 15%. Perhitungan beban modal risiko operasional dilakukan secara bertahap, dimana untuk periode 1 Juli Desember 2010 adalah sebesar 10% dan sejak 1 Januari 2011 adalah sebesar 15%. (5) Jumlah kredit bermasalah sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. (6) Jumlah kredit bermasalah setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. (7) Saldo rekening giro Rupiah pada BI dibagi dengan rata-rata harian jumlah dana pihak ketiga bukan bank dalam Rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama. 7. Faktor Risiko Berikut ini adalah beberapa risiko yang telah disusun berdasarkan bobot dari dampak masing-masing risiko tersebut terhadap kinerja keuangan Perseroan. A. RISIKO USAHA YANG BERKAITAN DENGAN PERSEROAN 1. Risiko Kredit 2. Risiko Operasional 3. Risiko Pasar terkait perubahan Suku Bunga dan Nilai Tukar 4. Risiko Likuiditas 5. Risiko Stratejik 6. Risiko Reputasi 7. Risiko Kepatuhan 8. Risiko Hukum 9. Risiko Terhadap Perubahan Kondisi Ekonomi Makro 10. Risiko pada Entitas Anak dan Penyertaan B. RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN BANK SECARA UMUM Industri bank di Indonesia tumbuh secara kompetitif dan strategi pertumbuhan Perseroan akan bergantung pada kemampuannya untuk bersaing secara efektif. Selain dengan bank lainnya, Perseroan juga harus menghadapi kompetisi dengan perusahaan jasa finansial lainnya, seperti misalnya perusahaan pembiayaan (multifinance), perusahaan sekuritas yang menawarkan reksadana dan instrumen pasar modal, seperti obligasi dan saham yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum C. RISIKO INVESTASI YANG BERKAITAN DENGAN OBLIGASI SUBORDINASI 1. Obligasi Subordinasi dapat di Write Down apabila OJK menetapkan bahwa Perseroan berpotensi terganggu kelangsungan usahanya (point of non-viability) sesuai dengan pasal 19 peraturan BI no. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember Dengan adanya pengaturan dalam pasal 18.(2).d PBI No. 14/18 juncto pasal 19.(1).e PBI No. 15/12 maka pembayaran kepada Pemegang Obligasi Subordinasi atas Pokok dan/atau imbal hasil Obligasi Subordinasi ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode (cummulative) apabila pembayaran dimaksud dapat menyebabkan rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum ("KPMM") secara konsolidasi tidak memenuhi ketentuan pemenuhan modal minimum sesuai profil risiko. 3. Risiko tidak likuidnya Obligasi Subordinasi yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini yang antara lain disebabkan karena tujuan pembelian Obligasi Subordinasi sebagai investasi jangka panjang. 4. Risiko gagal bayar disebabkan kegagalan dari Perseroan untuk melakukan pembayaran bunga serta utang pokok pada waktu yang telah ditetapkan, atau kegagalan Perseroan untuk memenuhi ketentuan lain yang ditetapkan dalam kontrak Obligasi Subordinasi yang merupakan dampak dari memburuknya kinerja dan perkembangan usaha Perseroan. Keterangan lengkap mengenai Faktor Risiko ini dapat dilihat pada Bab V Prospektus ini. xv

18 8. Hasil Pemeringkatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 perihal Perubahan Peraturan Nomor IX.C.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan Peraturan Nomor IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-712/BL/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh Pefindo. Berdasarkan surat Pefindo No. 578/PEF- Dir/IV/2015 tanggal 13 April 2015, untuk periode 13 April 2015 sampai dengan 1 April 2016, hasil pemeringkatan dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Berkelanjutan ini adalah: id A- (Single A minus, Stable Outlook) Pertimbangan (Rationale) Pefindo menegaskan kembali peringkat ida+ atas PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin atau Bank) dan peringkat ida atas Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Subordinasi I Bukopin tahun Pefindo juga menetapkan peringkat ida- atas rencana penerbitan Obligasi PUB Subordinasi II tahun 2015 senilai maksimum Rp2,0 triliun. Peringkat obligasi subordinasi yang akan diterbitkan berada dua tingkat dibawah peringkat Perusahaan karena adanya klausul non-viability yang mencerminkan risiko obligasi dapat dihapusbukukan atau dikonversi menjadi ekuitas menurut peraturan no. 15/12/PBI/2013. Prospek atas peringkat Perusahaan adalah Stabil. Peringkat tersebut mencerminkan posisi Bank yang kuat di industri perbankan, kemitraan bisnis strategis dengan beberapa BUMN, serta permodalannya yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh kualitas aset dan rentabilitas Bank yang di bawah ratarata. Bukopin merupakan bank umum skala menengah di Indonesia yang fokus pada bisnis retail, yang terdiri dari segmen usaha kecil, menengah, mikro dan konsumer. Pada akhir Desember 2014, pemegang saham pengendali Bank adalah Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) dengan kepemilikan sebesar 25,66%, diikuti oleh PT Bosowa Corporindo (22,42%), Negara Republik Indonesia (11,43%), individu/manajemen BBKP (0,15%), dan Publik (40,34%). Bank menjadi perusahaan terbuka (go public) pada bulan Juli 2006 dan mempekerjakan karyawan untuk mengoperasikan satu kantor pusat, 40 kantor cabang, 121 kantor cabang pembantu, 86 jaringan fungsional, 145 kantor kas, 39 payment point, dan 614 ATM per 31 Desember Faktor-faktor pendukung peringkat tersebut adalah: Posisi yang kuat di industri perbankan. Pefindo menganggap posisi bisnis Bank Bukopin kuat di industri perbankan Indonesia. Per FY2014, tercatat total aset Bank Rp79,1 triliun, total simpanan Rp65,4 triliun, dan total kredit Rp55,3 triliun. Dibandingkan dengan industri perbankan secara nasional, hal itu mewakili 1,4% dari sisi total aset, 1,6% untuk total simpanan dan 1,4% untuk total kredit, sehingga Bank menjadi yang terbesar ke-16 di negeri ini. Ritel merupakan portofolio kredit terbesar Bukopin, mewakili 62,4% dari total kreditnya. Pefindo yakin bahwa keberadaannya yang kuat di segmen tersebut akan dipertahankan dalam jangka panjang mengingat kompetensi yang teruji dan reputasi yang kuat. Segmen kredit konsumsinya terus tumbuh positif sebagai hasil dari pertumbuhan yang kuat di kredit kendaraan bermotor dan kartu kredit. Jangkauan jaringan Bank yang memadai seharusnya akan secara bertahap memperkuat segmen kredit mikro dan UKM-nya, dan mendukung aktivitas penyaluran pinjaman otomotif dan syariah melalui anak perusahaannya, yaitu PT Bukopin Finance dan PT Bank Syariah Bukopin. Dengan demikian, Pefindo memperkirakan Bukopin akan mampu mempertahankan posisi pasarnya yang kuat dalam jangka dekat hingga jangka menengah. Kemitraan bisnis strategis dengan beberapa BUMN. Pefindo berpandangan bahwa posisi bisnis Bukopin yang kuat juga didukung oleh kemitraan strategis jangka panjangnya dengan sejumlah BUMN besar. Bank memiliki relasi bisnis yang stabil dengan BULOG, Jamsostek, PLN, Taspen, dan Pertamina, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap komposisi pendanaan maupun kredit. Bukopin merupakan salah satu kreditur untuk BULOG, dengan total pinjaman sebesar Rp2,1 triliun per akhir Desember Kredit ke BULOG serta BUMN lainnya memiliki risiko kredit yang sangat rendah karena pembayarannya secara tidak langsung berasal dari anggaran pemerintah. Bank juga menyediakan layanan berbasis transaksi, seperti transaksi ekspor dan impor, dan system manajemen kas. Layanan manajemen kas yang disediakan untuk BUMN-BUMN memiliki keuntungan yang unik dibandingkan dengan bank lain. Melalui layanan ini, Bukopin telah menjadi salah satu bank utama untuk pembayaran BUMN tersebut. Selain itu, Bank memperoleh keuntungan, baik dari jasa transaksi maupun dari dana BUMN yang ditempatkan di Bank, yang penting bagi komposisi pendanaannya. Hubungan Bank yang kuat dengan BUMN-BUMN ditopang oleh layanannya yang berbasis transaksi dan sistem IT yang terintegrasi, yang mendukung sistem akuntansi dan logistik, secara berkesinambungan akan memperkuat pijakan Bank di ceruk pasarnya. Kami memperkirakan bahwa kemitraan dengan BUMN akan terus berlanjut karena sistemnya disesuaikan dengan kebutuhan BUMN dan fasilitas yang dibangun oleh Bukopin ditujukan untuk melayani kebutuhan mereka dan hal ini tidak mudah digantikan oleh bank lain. Permodalan yang kuat. Pefindo memandang bahwa profil kapitalisasi Bank tetap kuat, meskipun rasio kecukupan modal (CAR) sedikit menurun dalam dua tahun terakhir. Di tahun 2014, CAR-nya adalah 14,2%, lebih rendah dari rata-rata industri sebesar 19,6%. CAR Bukopin ditopang oleh akumulasi laba dikombinasikan dengan beberapa kali penawaran saham melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD atau rights issue) dan penerbitan obligasi PUB subordinasi di bulan Februari CAR-nya akan lebih tinggi sejalan dengan rencana Bank untuk menerbitkan obligasi PUB subordinasi II di tahun Kapitalisasi yang kuat juga didukung oleh portofolio penyaluran kredit dengan risiko tertimbang yang rendah dari kredit komersial ke BULOG dan BUMN-BUMN, sehingga perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko yang lebih rendah. Dalam jangka menengah ini, Bank berencana untuk melakukan HMETD untuk mendukung permodalan dan pertumbuhan bisnisnya. Permodalan yang kuat akan memungkinkan Bank untuk melanjutkan ekspansi kreditnya dan untuk mengantisipasi potensi kerugian dari aset bermasalahnya. Dengan mempertimbangakan rencana pertumbuhan Bank yang moderat dan rencana HMETD kedepan, Pefindo berpandangan bahwa kapitalisasi Bank akan tetap kuat dalam jangka menengah. xvi

19 Faktor-faktor yang membatasi peringkat tersebut adalah: Kualitas aset dibawah rata-rata. Rasio kredit bermasalah (NPL) Bukopin secara keseluruhan memburuk menjadi 2,8% di akhir Desember 2014 dari sebelumnya 2,4% di akhir 2013, lebih tinggi dari rata-rata industri sebesar 2,2% per Desember Hal ini karena penyaluran pinjaman yang lebih agresif ke segmen komersial dan ritel/mikro, serta kredit konsumsi. Secara signifikan, Bank telah mengurangi eksposur pinjamannya ke BULOG, yang biasanya memiliki kualitas kredit yang baik. Kenaikan rasio di tahun 2014 diperparah oleh krisis ekonomi global, yang mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik, yang pada gilirannya mempengaruhi kemampuan debitur untuk membayar angsuran pinjaman. Dalam jangka menengah, Bank bermaksud untuk menjaga rasio NPL secara keseluruhan di bawah 3%. Namun, tetap sulit bagi Bank untuk dapat meningkatkan kualitas asetnya secara signifikan mengingat strateginya untuk ekspansi ke segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang memiliki profil risiko nasabah yang lebih tinggi. Dengan demikian, kualitas aset Bank akan tetap di bawah rata-rata dalam jangka pendek hingga menengah. Rentabilitas dibawah rata-rata. Rentabilitas Bukopin dianggap berada di bawah rata-rata. Marjin bunga bersihnya (NIM) secara keseluruhan terus menurun dalam dua tahun terakhir. Marjinnya adalah 3,7% di FY2014, di bawah rata-rata industri sebesar 4,2%. Bank memiliki eksposur kredit yang tinggi ke BUMN-BUMN besar yang memiliki marjin yang tipis, sementara pendanaannya masih didominasi oleh deposito berjangka berbiaya tinggi. Kami memperkirakan biaya dana akan tetap tinggi dalam jangka pendek hingga menengah sejalan dengan ketidakpastian kondisi ekonomi yang masih relatif tinggi. Untuk meningkatkan tingkat rentabilitas, Bank telah memperluas portofolio ke segmen dengan imbal-hasil yang tinggi, termasuk UMKM dan segmen konsumer. Namun demikian, strategi ini dapat menghambat upaya untuk mempertahankan efisiensi operasional pada tingkat yang moderat, karena untuk menyasar segmen UMKM dibutuhkan infrastruktur jaringan yang lebih luas. Kami berpandangan bahwa upaya Bank untuk meningkatkan indikator rentabilitas akan bergantung pada realisasi strateginya di segmen UMKM dan konsumer, mengingat ketatnya persaingan di industri perbankan saat ini. Perseroan wajib menyampaikan Peringkat Tahunan atas Obligasi Subordinasi kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah berakhirnya masa berlaku peringkat terakhir sampai dengan Perseroan telah menyelesaikan seluruh kewajiban yang terkait dengan Obligasi Subordinasi yang diterbitkan. Perusahaan pemeringkat dalam penawaran umum ini bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam Undang-undang Pasar Modal. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVIII Prospektus ini perihal Keterangan Mengenai Pemeringkatan Obligasi Subordinasi. 9. Prospek dan Strategi Usaha Perseroan Perseroan secara umum memiliki prospek usaha yang baik dan terbuka luas di sektor Usaha Mikro, Usaha Kecil Menengah dan Koperasi dengan memperhatikan potensi bisnis dan distribusi jaringan outlet yang dimiliki Perseroan. Dengan kondisi perekonomian yang kondusif dan kinerja perbankan yang membaik, Perseroan berpeluang untuk menjalankan fungsi intermediasi keuangan yang turut menggerakkan sektor keuangan di Indonesia. Strategi pertumbuhan usaha Perseroan adalah mendayagunakan keunggulan bersaing yang dimiliki, dengan strategi utama Perseroan sebagai berikut: Fokus Pada Segmen Bisnis Pilihan; Pengembangan Produk ; Pengembangan Jaringan Distribusi; Optimalisasi dan Monitoring Bisnis Proses; dan Melanjutkan perbaikan sistem dan pengendalian manajemen risiko. Dengan strategi usaha yang telah ditetapkan, Perseroan berkeyakinan akan dapat bersaing dalam industri perbankan Indonesia. 10. Surat Berharga Yang Diterbitkan Perseroan Hingga Prospektus ini diterbitkan terdapat surat berharga yang telah diterbitkan oleh Perseroan dan masih belum jatuh tempo yaitu Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012 dengan jumlah emisi sebesar Rp (satu triliun lima ratus miliar Rupiah), bunga sebesar 9,25%, tenor 7 (tujuh) tahun dan akan jatuh tempo pada 6 Maret Total utang per tanggal 31 Desember 2014 atas Obligasi Subordinasi yang telah diterbitkan Perseroan tersebut adalah sebesar Rp (satu triliun lima ratus miliar Rupiah). 11. Perpajakan Pajak atas penghasilan yang diperoleh dari kepemilikan Obligasi Subordinasi diperhitungkan dan diperlakukan sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku di Indonesia. Mengenai perpajakan diuraikan dalam Bab XII pada Prospektus ini. 12. Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi Subordinasi Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi Subordinasi dapat dilihat pada Bab XX Prospektus ini mengenai Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi Subordinasi. xvii

20 13. Keterangan Tentang Wali Amanat Dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bertindak sebagai Wali Amanat sesuai dengan ketentuan dalam Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No.14 tanggal 20 April 2015, Addendum I Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 10 tanggal 12 Mei 2015 dan Addendum II Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 69 tanggal 16 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Isyana W. Sadjarwo, SH, MH., Notaris di Jakarta. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Sebagai Wali Amanat dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam ketentuan Pasal 1 angka I UUPM. Selain itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Juga tidak memiliki hubungan kredit melebihi 25,00% dari jumlah utang yang diwaliamanati sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. VI.C.3 tentang Hubungan Kredit dan Penjaminan Antara Wali amanat dengan Perseroan. PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., beralamat di Plaza Mandiri, Lt. 22, Jl. Gatot Subroto Kav Jakarta Indonesia. 14. Hak-Hak Pemegang Obligasi Subordinasi Hak-hak pemegang obligasi subordinasi adalah sebagai berikut: 1. Menerima pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dari Perseroan pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi yang bersangkutan. Pemegang Obligasi Subordinasi yang berhak mendapatkan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi adalah Pemegang Obligasi Subordinasi yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening, pada 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi, kecuali ditentukan lain oleh KSEI atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Berhak memperoleh pembayaran denda sebesar 1,5% (satu koma lima persen) per tahun diatas tingkat Bunga Obligasi Subordinasi dari jumlah yang wajib dibayar oleh Perseroan, apabila Perseroan ternyata tidak menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi setelah lewat tanggal jatuh tempo Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi. Denda tersebut dihitung harian (berdasarkan jumlah hari yang telah lewat), sampai dengan pelunasan atau pembayaran jumlah yang wajib dibayar Perseroan dilaksanakan dengan perhitungan hari yang terlewat yaitu 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender. 3. Pemegang Obligasi Subordinasi baik sendiri maupun secara bersama-sama yang mewakili lebih dari 20% (dua puluh persen) dari Jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang belum dilunasi tidak termasuk Obligasi Subordinasi yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan, berhak mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat agar diselenggarakan RUPOS dengan melampirkan asli KTUR. Permintaan tertulis dimaksud harus memuat acara yang diminta, dengan ketentuan sejak diterbitkannya KTUR tersebut, Obligasi Subordinasi yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi Subordinasi yang mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Obligasi Subordinasi yang tercantum dalam KTUR tersebut. Pencabutan pembekuan Obligasi Subordinasi oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat. 4. Melalui keputusan RUPOS, Pemegang Obligasi Subordinasi antara lain berhak melakukan tindakan sebagai berikut: a. menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan atau kepada Wali Amanat atau untuk memberikan pengarahan kepada Wali Amanat atau untuk menyetujui sesuatu kelonggaran waktu atas suatu kelalaian menurut Perjanjian Perwaliamanatan atau akibatnya atau untuk mengambil tindakan lain; b. memberhentikan Wali Amanat dan menunjuk pengganti Wali Amanat menurut ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan; c. mengambil tindakan lain yang dikuasakan untuk diambil oleh atau atas nama Pemegang Obligasi Subordinasi termasuk tetapi tidak terbatas pada mengubah Perjanjian Perwaliamanatan dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau peraturan perundang-undangan; d. mengambil keputusan sehubungan dengan perubahan nilai Pokok Obligasi Subordinasi, tingkat suku Bunga Obligasi Subordinasi, perubahan tata cara pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau Pokok Obligasi Subordinasi, perubahan jangka waktu Obligasi Subordinasi, dan perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dalam rangka perubahan tersebut di atas; perubahan Perjanjian Perwaliamanatan tersebut hanya dapat dilakukan karena adanya kelalaian Perseroan membayar Pokok Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau Bunga Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau adanya potensi terjadinya kelalaian Perseroan (yang berwenang menentukan potensi kelalaian tersebut adalah Wali Amanat dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan) yang dapat menyebabkan Perseroan dalam keadaan tidak membayar Pokok Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau Bunga Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan dengan tetap tunduk pada ketentuan mengenai Status Obligasi Subordinasi dalam Perjanjian Perwaliamanatan dalam keadaan apapun; e. mengambil keputusan tentang terjadinya peristiwa Force Majeure dalam hal tidak tercapai kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat; f. mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau peraturan perundang-undangan; g. mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya kejadian kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan. xviii

21 15. Hak Senioritas Atas Utang Hak Pemegang Obligasi Subordinasi adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur subordinasi Perseroan lainnya namun lebih rendah dari Kreditur Preferen, Kreditur yang Mempunyai Hak Istimewa dan Kreditur Konkuren yang Bukan Pemegang Obligasi Subordinasi tetapi memiliki hak tagih yang tidak lebih rendah dari pemegang saham Perseroan. 16. Sifat-Sifat Khusus Obligasi Subordinasi PBI No. 14/18 juncto PBI No. 15/12 mengatur mengenai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh suatu obligasi subordinasi untuk dapat diperlakukan sebagai modal pelengkap suatu bank, yang pada pokoknya menyatakan bahwa untuk dapat diperhitungkan sebagai komponen modal, bersifat subordinasi untuk memperoleh seluruh pelunasan pembayaran pada saat terjadi likuidasi dan memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun serta hanya dapat dilunasi setelah memperoleh persetujuan OJK (dahulu BI). Terkait dengan pembayaran pokok dan/atau imbal hasil suatu obligasi subordinasi, PBI No. 14/18 juncto PBI No. 15/12 memuat ketentuan bahwa pembayaran pokok dan/atau imbal hasil suatu obligasi subordinasi juga dapat ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode (cummulative), apabila pembayaran dimaksud dapat menyebabkan rasio KPMM secara individual atau rasio KPMM secara konsolidasi tidak memenuhi ketentuan pemenuhan modal minimum sesuai profil risiko. Obligasi Subordinasi dapat di Write Down apabila OJK menetapkan bahwa Perseroan berpotensi terganggu kelangsungan usahanya (point of non-viability) sesuai dengan pasal 19 peraturan BI no. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember xix

22 Halaman ini sengaja dikosongkan xx

23 I. PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN OBLIGASI SUBORDINASI BERKELANJUTAN II BANK BUKOPIN DENGAN JUMLAH SEBESAR Rp ,- (DUA TRILIUN RUPIAH) Dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan tersebut, Perseroan akan menerbitkan dan menawarkan: OBLIGASI SUBORDINASI BERKELANJUTAN II BANK BUKOPIN TAHAP I TAHUN 2015 DENGAN JUMLAH POKOK OBLIGASI SUBORDINASI SEBANYAK-BANYAKNYA SEBESAR Rp ,- (EMPAT RATUS MILIAR RUPIAH) Obligasi Subordinasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi yang akan diterbitkan Perseroan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI ) sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi. Obligasi Subordinasi ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi seluruhnya sebanyak-banyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) dengan ketentuan: 1. Sebesar Rp (tiga ratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. 2. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp ,- (seratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan terbaik (best effort), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik (best effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. Bunga Obligasi Subordinasi dibayarkan setiap triwulan, sesuai dengan tanggal pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi. Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi pertama akan dilakukan pada tanggal 30 September 2015 sedangkan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi Subordinasi adalah pada tanggal 30 Juni OBLIGASI SUBORDINASI BERKELANJUTAN II BANK BUKOPIN TAHAP II DAN/ATAU TAHAP SELANJUTNYA (JIKA ADA) AKAN DITENTUKAN KEMUDIAN Obligasi Subordinasi ini akan dicatatkan pada Bursa Efek Indonesia. Dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo): ida- (Single A minus; Stable Outlook) Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVIII Prospektus ini. PT BANK BUKOPIN Tbk. Kegiatan Usaha Bergerak Dalam Kegiatan Usaha Perbankan dan Jasa Keuangan Lainnya Berkedudukan di Jakarta, Indonesia Kantor Pusat Jl. MT Haryono Kav Jakarta 12770, Indonesia Telepon : (62-21) Faksimili : (62-21) Situs: Jaringan Kantor 40 Cabang Perseroan yang berlokasi di Balikpapan, Banda Aceh, Bandar Lampung, Bandung, Banjarmasin, Batam, Bogor, Cilegon, Cirebon, Denpasar, Jakarta, Jambi, Jember, Karawang, Kediri, Kupang, Madiun, Magelang, Makassar, Malang, Manado, Mataram, Medan, Padang, Palembang, Parepare, Pekanbaru, Pontianak, Probolinggo, Purwokerto, Samarinda, Semarang, Sidoarjo, Solo, Sukabumi, Surabaya, Tanjung Pinang, Tasikmalaya, Tegal, Yogyakarta. 121 Kantor Cabang Pembantu, 86 Kantor Fungsional, 146 Kantor Kas, 38 Payment Point, 8 Pickup Service dan 655 ATM RISIKO UTAMA YANG DIHADAPI PERSEROAN ADALAH RISIKO KREDIT. TIDAK ADA JAMINAN BAHWA PERSEROAN DAPAT MENAGIH KEMBALI SELURUH PENYALURAN KREDIT DI MASA YANG AKAN DATANG. RISIKO YANG MUNGKIN DIHADAPI INVESTOR PEMBELI OBLIGASI SUBORDINASI ADALAH (i) OBLIGASI SUBORDINASI DAPAT DI WRITE DOWN APABILA OJK MENETAPKAN BAHWA PERSEROAN BERPOTENSI TERGANGGU KELANGSUNGAN USAHANYA (POINT OF NON-VIABILITY) SESUAI DENGAN PASAL 19 PERATURAN BI NO. 15/12/PBI/2013 TANGGAL 12 DESEMBER 2013, (ii) PENANGGUHAN PEMBAYARAN POKOK DAN BUNGA OBLIGASI SUBORDINASI PADA PEMEGANG OBLIGASI SUBORDINASI SEBAGAI DAMPAK DARI PEMENUHAN ATAS PASAL 19 PERATURAN BI NO. 15/12/PBI/2013 TANGGAL 12 DESEMBER 2013, (iii) TIDAK LIKUIDNYA OBLIGASI SUBORDINASI YANG DITAWARKAN PADA PENAWARAN UMUM INI YANG ANTARA LAIN DISEBABKAN KARENA TUJUAN PEMBELIAN OBLIGASI SUBORDINASI SEBAGAI INVESTASI JANGKA PANJANG. RISIKO USAHA PERSEROAN SELENGKAPNYA DIUNGKAPKAN PADA BAB V PROSPEKTUS INI. 1

24 RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN Perseroan pada awalnya didirikan sebagai bank dengan badan hukum Koperasi pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin), didirikan dengan Akta Pendirian tanggal 21 April 1970 yang telah disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Koperasi No.013/DirJen/Kop/70 tanggal 10 Juli 1970 dan didaftarkan dalam Daftar Umum Direktorat Jenderal Koperasi No.8251 tanggal 10 Juli Pada tahun 1993, Perseroan mengubah status badan hukumnya dari semula berbentuk Koperasi menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Bukopin, berdasarkan Akta Pendirian No. 126 tanggal 25 Februari 1993 yang diperbaiki dengan Akta Pembetulan No. 118 tanggal 28 Mei 1993, keduanya dibuat dihadapan, Muhani Salim, SH., Notaris di Jakarta, berdasarkan mana Perseroan memasukkan seluruh aset dan kewajiban yang tercatat dalam neraca bank sampai dengan tanggal 31 Desember 1992 sebagai setoran modal dari para pendiri Perseroan. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. C HT TH.93 tanggal 29 Juni 1993, dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 542/A.PT/Hkm/1993/ PN.Jak.Sel tanggal 1 Juli 1993, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 64 tanggal 10 Agustus 1993, Tambahan No Pada tanggal 10 Juli 2006, Perseroan telah mencatatkan sebanyak (lima miliar lima ratus enam puluh delapan juta delapan ratus lima puluh dua ribu empat ratus sembilan puluh tiga) Saham Kelas B pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia/BEI) yang merupakan 99% dari seluruh jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan ( Penawaran Umum Saham Perdana ). Adapun jumlah saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum Saham Perdana tersebut sebanyak (delapan ratus empat puluh tiga juta tujuh ratus enam puluh lima ribu lima ratus) lembar Saham Kelas B baru, dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah), dengan harga penawaran sebesar Rp350 (tiga ratus lima puluh Rupiah) setiap Saham Kelas B baru. Jumlah Penawaran Umum Saham Perdana sebesar Rp295,32 miliar (dua ratus sembilan puluh lima koma tiga puluh dua miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp269,00 miliar (dua ratus enam puluh sembilan koma nol nol miliar Rupiah) dan telah dinyatakan efektif oleh OJK pada tanggal 30 Juni Pada tanggal 11 Desember 2009, Perseroan telah melakukan Penawaran Umum Terbatas I sebanyak (dua ratus delapan puluh enam juta lima puluh ribu tujuh ratus enam puluh delapan) Saham Kelas B baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah), dengan harga penawaran sebesar Rp415 (empat ratus lima belas Rupiah) setiap sahamnya. Jumlah Penawaran Umum Terbatas I sebesar Rp118,71 miliar (seratus delapan belas koma tujuh puluh satu miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp112,04 miliar (seratus dua belas koma nol empat miliar Rupiah) dan telah dicatatkan di BEI ( Penawaran Umum Terbatas I ). Pada tanggal 8 Februari 2011, Perseroan telah melakukan Penawaran Umum Terbatas II sebanyak (satu miliar tujuh ratus delapan puluh tujuh juta sembilan ratus enam puluh ribu empat ratus sembilan puluh lima) Saham Kelas B baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah), dengan harga penawaran sebesar Rp520 (lima ratus dua puluh Rupiah) setiap sahamnya. Jumlah Penawaran Umum Terbatas II sebesar Rp929,74 miliar (sembilan ratus dua puluh sembilan koma tujuh puluh empat miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp906,86 miliar (sembilan ratus enam koma delapan puluh enam miliar Rupiah) dan telah dicatatkan di BEI ( Penawaran Umum Terbatas II ). Pada tahun 2012, Perseroan melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi I Bank Bukopin sebesar-besarnya Rp2.000 miliar (dua triliun Rupiah). Pada tanggal 28 Februari 2012 Perseroan memperoleh Pernyataan Efektif dan melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi I Bank Bukopin Tahap I sebesar Rp1.500 miliar (satu triliun lima ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun dan kupon 9,25% (sembilan koma dua puluh lima perseratus) per tahun ( Penawaran Umum Berkelanjutan I Tahap I ). Perseroan tidak menerbitkan sisa emisi sebesar Rp500,00 miliar (lima ratus koma nol nol miliar Rupiah). Selanjutnya pada tanggal 12 Desember 2013, Perseroan telah melakukan Penawaran Umum Terbatas III sebanyak (satu miliar seratus enam juta dua ratus lima puluh dua ribu seratus empat puluh satu) Saham Kelas B baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) dengan harga penawaran Rp660 (enam ratus enam puluh Rupiah) setiap sahamnya. Jumlah Penawaran Umum Terbatas III sebesar Rp730,13 miliar (tujuh ratus tiga puluh koma tiga belas miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp717,88 miliar (tujuh ratus tujuh belas koma delapan puluh delapan miliar Rupiah) dan telah dicatatkan di BEI ( Penawaran Umum Terbatas III ). Setelah dilakukannya Penawaran Umum Terbatas III, Anggaran Dasar Perseroan telah diubah beberapa kali, terakhir berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 41 tanggal 28 Mei 2015, dibuat di hadapan Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo S.H., M.H., Notaris di Jakarta Pusat, sebagaimana telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Data Perseroan No. AHU-AH tanggal 12 Juni 2015, Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2015 tanggal 12 Juni 2015 dan Surat Penerimaan Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU-AH tanggal 12 Juni 2015, Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2015 ( Akta No. 41/2015 ), yang merubah anggaran dasar Perseroan untuk menyesuaikan dengan Peraturan OJK No. 32/POJK.04/2014 tentang Rencana & Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Perusahaan Terbuka ( Peraturan OJK No. 32 ) dan Peraturan OJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Dewan Komisaris Emiten/Perusahaan Publik ( Peraturan OJK No. 33 ). 2

25 PEMENUHAN PERATURAN OJK Obligasi Subordinasi yang ditawarkan kepada Masyarakat melalui Penawaran Umum Berkelanjutan, dengan memenuhi ketentuan dalam Peraturan OJK Nomor 36/POJK.04/2014 tentang Penawaran Umum Berkelanjutan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, sebagai berikut: 1. Penawaran Umum Berkelanjutan dilaksanakan dalam periode paling lama 2 (dua) tahun. 2. Telah menjadi Emiten atau Perusahaan Publik paling sedikit 2 (dua) tahun. 3. Selama 2 (dua) tahun terakhir sebelum penyampaian Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan tidak pernah mengalami kondisi gagal bayar. Hal ini telah dipenuhi oleh Perseroan dengan Surat Pernyataan tanggal 20 April 2015 dan oleh Akuntan dengan Surat Pernyataan No. RPC-1244/PSS/2015/DAU tanggal 21 April Efek yang dapat diterbitkan melalui Penawaran Umum Berkelanjutan adalah Efek bersifat utang dan/atau Sukuk dan memiliki hasil pemeringkatan yang termasuk dalam kategori 4 (empat) peringkat teratas yang merupakan urutan 4 (empat) peringkat terbaik yang dikeluarkan oleh Perusahaan Pemeringkat Efek. KETERANGAN TENTANG OBLIGASI SUBORDINASI YANG DITERBITKAN NAMA OBLIGASI SUBORDINASI Nama Obligasi Subordinasi yang ditawarkan melalui Penawaran Umum ini adalah Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun JENIS OBLIGASI SUBORDINASI Obligasi Subordinasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi. Obligasi Subordinasi ini didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Rekening di KSEI yang selanjutnya untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi dan didaftarkan pada tanggal diserahkannya Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi oleh Perseroan kepada KSEI. Bukti kepemilikan Obligasi Subordinasi bagi Pemegang Obligasi Subordinasi adalah Konfirmasi Tertulis yang diterbitkan oleh KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. HARGA PENAWARAN 100,00% (seratus persen) dari nilai nominal Obligasi Subordinasi. JUMLAH POKOK OBLIGASI SUBORDINASI, BUNGA OBLIGASI SUBORDINASI DAN JATUH TEMPO OBLIGASI SUBORDINASI Obligasi Subordinasi ini diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi yang akan diterbitkan Perseroan atas nama PT Kustodian Sentral Efek Indonesia ( KSEI ) sebagai bukti utang untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi. Obligasi Subordinasi ini ditawarkan dengan nilai 100% (seratus persen) dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi seluruhnya sebanyak-banyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) dengan ketentuan: 1. Sebesar Rp (tiga ratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan penuh (full commitment), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. 2. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp (seratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan terbaik (best effort), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik (best effort) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. Bunga Obligasi Subordinasi dibayarkan setiap triwulan, sesuai dengan tanggal pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi. Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi pertama akan dilakukan pada tanggal 30 September 2015 sedangkan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi Subordinasi adalah pada tanggal 30 Juni Tingkat bunga Obligasi Subordinasi merupakan persentase per tahun dari nilai nominal yang dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat, dimana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) hari dan 1 (satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus enam puluh) hari. Obligasi Subordinasi harus dilunasi dengan harga yang sama dengan jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi Subordinasi, dengan memperhatikan Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi dan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan. Jadwal pembayaran Pokok dan Bunga untuk masing-masing seri Obligasi Subordinasi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini: Bunga ke Tanggal Bunga ke Tanggal Bunga ke Tanggal Bunga ke Tanggal 1 30 September Juni Maret Desember Desember September Juni Maret Maret Desember September Juni Juni Maret Desember September September Juni Maret Desember Desember September Juni Maret Maret Desember September Juni

26 SATUAN PEMINDAHBUKUAN Obligasi Subordinasi ini diterbitkan dengan memperhatikan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, dengan satuan jumlah Obligasi Subordinasi yang dapat dipindahbukukan dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya senilai Rp1 (satu Rupiah) sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Satuan Perdagangan Obligasi Subordinasi adalah sebesar Rp ,- (lima juta Rupiah) atau kelipatannya. Setiap Pemegang Obligasi Subordinasi senilai Rp1 (satu Rupiah) mempunyai hak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara dalam RUPOS dengan ketentuan pembulatan ke bawah. JAMINAN Obligasi Subordinasi ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus, baik oleh Perseroan maupun Anak Perusahaan mengikuti ketentuan Pasal 19 ayat (1) huruf f Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Hak Pemegang Obligasi Subordinasi adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI HASIL PENAWARAN UMUM Dana hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan oleh Perseroan untuk pengembangan pembiayaan Perseroan yang sekaligus berguna sebagai modal pelengkap sesuai dengan ketentuan OJK dan memperkuat struktur pendanaan jangka panjang Perseroan. HASIL PEMERINGKATAN OBLIGASI SUBORDINASI BERKELANJUTAN Sesuai dengan Keputusan Ketua Bapepam Nomor Kep-42/PM/2000 tanggal 27 Oktober 2000 perihal Perubahan Peraturan Nomor IX.C.1 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan Peraturan Nomor IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-712/BL/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh Pefindo. Berdasarkan surat Pefindo No. 578/PEF- Dir/IV/2015 tanggal 13 April 2015, untuk periode 13 April 2015 sampai dengan 1 April 2016, hasil pemeringkatan dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Berkelanjutan ini adalah: id A- (Single A minus, Stable Outlook) Pertimbangan (Rationale) Pefindo menegaskan kembali peringkat ida+ atas PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin atau Bank) dan peringkat ida atas Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Subordinasi I Bukopin tahun Pefindo juga menetapkan peringkat ida- atas rencana penerbitan Obligasi PUB Subordinasi II tahun 2015 senilai maksimum Rp2,0 triliun. Peringkat obligasi subordinasi yang akan diterbitkan berada dua tingkat dibawah peringkat Perusahaan karena adanya klausul non-viability yang mencerminkan risiko obligasi dapat dihapusbukukan atau dikonversi menjadi ekuitas menurut peraturan no. 15/12/PBI/2013. Prospek atas peringkat Perusahaan adalah Stabil. Peringkat tersebut mencerminkan posisi Bank yang kuat di industri perbankan, kemitraan bisnis strategis dengan beberapa BUMN, serta permodalannya yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh kualitas aset dan rentabilitas Bank yang di bawah ratarata. Bukopin merupakan bank umum skala menengah di Indonesia yang fokus pada bisnis retail, yang terdiri dari segmen usaha kecil, menengah, mikro dan konsumer. Pada akhir Desember 2014, pemegang saham pengendali Bank adalah Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) dengan kepemilikan sebesar 25,66%, diikuti oleh PT Bosowa Corporindo (22,42%), Negara Republik Indonesia (11,43%), individu/manajemen BBKP (0,15%), dan Publik (40,34%). Bank menjadi perusahaan terbuka (go public) pada bulan Juli 2006 dan mempekerjakan karyawan untuk mengoperasikan satu kantor pusat, 40 kantor cabang, 121 kantor cabang pembantu, 86 jaringan fungsional, 145 kantor kas, 39 payment point, dan 614 ATM per 31 Desember Faktor-faktor pendukung peringkat tersebut adalah: Posisi yang kuat di industri perbankan. Pefindo menganggap posisi bisnis Bank Bukopin kuat di industri perbankan Indonesia. Per FY2014, tercatat total aset Bank Rp79,1 triliun, total simpanan Rp65,4 triliun, dan total kredit Rp55,3 triliun. Dibandingkan dengan industri perbankan secara nasional, hal itu mewakili 1,4% dari sisi total aset, 1,6% untuk total simpanan dan 1,4% untuk total kredit, sehingga Bank menjadi yang terbesar ke-16 di negeri ini. Ritel merupakan portofolio kredit terbesar Bukopin, mewakili 62,4% dari total kreditnya. Pefindo yakin bahwa keberadaannya yang kuat di segmen tersebut akan dipertahankan dalam jangka panjang mengingat kompetensi yang teruji dan reputasi yang kuat. Segmen kredit konsumsinya terus tumbuh positif sebagai hasil dari pertumbuhan yang kuat di kredit kendaraan bermotor dan kartu kredit. Jangkauan jaringan Bank yang memadai seharusnya akan secara bertahap memperkuat segmen kredit mikro dan UKM-nya, dan mendukung aktivitas penyaluran pinjaman otomotif dan syariah melalui anak perusahaannya, yaitu PT Bukopin Finance dan PT Bank Syariah Bukopin. Dengan demikian, Pefindo memperkirakan Bukopin akan mampu mempertahankan posisi pasarnya yang kuat dalam jangka dekat hingga jangka menengah. Kemitraan bisnis strategis dengan beberapa BUMN. Pefindo berpandangan bahwa posisi bisnis Bukopin yang kuat juga didukung oleh kemitraan strategis jangka panjangnya dengan sejumlah BUMN besar. Bank memiliki relasi bisnis yang stabil dengan BULOG, Jamsostek, PLN, Taspen, dan Pertamina, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap komposisi pendanaan maupun kredit. Bukopin merupakan salah satu kreditur untuk BULOG, dengan total pinjaman sebesar Rp2,1 triliun per akhir Desember Kredit ke BULOG serta BUMN lainnya memiliki risiko kredit yang sangat rendah karena pembayarannya secara tidak langsung berasal dari anggaran pemerintah. Bank juga menyediakan layanan berbasis transaksi, seperti transaksi ekspor dan impor, dan 4

27 system manajemen kas. Layanan manajemen kas yang disediakan untuk BUMN-BUMN memiliki keuntungan yang unik dibandingkan dengan bank lain. Melalui layanan ini, Bukopin telah menjadi salah satu bank utama untuk pembayaran BUMN tersebut. Selain itu, Bank memperoleh keuntungan, baik dari jasa transaksi maupun dari dana BUMN yang ditempatkan di Bank, yang penting bagi komposisi pendanaannya. Hubungan Bank yang kuat dengan BUMN-BUMN ditopang oleh layanannya yang berbasis transaksi dan sistem IT yang terintegrasi, yang mendukung sistem akuntansi dan logistik, secara berkesinambungan akan memperkuat pijakan Bank di ceruk pasarnya. Kami memperkirakan bahwa kemitraan dengan BUMN akan terus berlanjut karena sistemnya disesuaikan dengan kebutuhan BUMN dan fasilitas yang dibangun oleh Bukopin ditujukan untuk melayani kebutuhan mereka dan hal ini tidak mudah digantikan oleh bank lain. Permodalan yang kuat. Pefindo memandang bahwa profil kapitalisasi Bank tetap kuat, meskipun rasio kecukupan modal (CAR) sedikit menurun dalam dua tahun terakhir. Di tahun 2014, CAR-nya adalah 14,2%, lebih rendah dari rata-rata industri sebesar 19,6%. CAR Bukopin ditopang oleh akumulasi laba dikombinasikan dengan beberapa kali penawaran saham melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD atau rights issue) dan penerbitan obligasi PUB subordinasi di bulan Februari CAR-nya akan lebih tinggi sejalan dengan rencana Bank untuk menerbitkan obligasi PUB subordinasi II di tahun Kapitalisasi yang kuat juga didukung oleh portofolio penyaluran kredit dengan risiko tertimbang yang rendah dari kredit komersial ke BULOG dan BUMN-BUMN, sehingga perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko yang lebih rendah. Dalam jangka menengah ini, Bank berencana untuk melakukan HMETD untuk mendukung permodalan dan pertumbuhan bisnisnya. Permodalan yang kuat akan memungkinkan Bank untuk melanjutkan ekspansi kreditnya dan untuk mengantisipasi potensi kerugian dari aset bermasalahnya. Dengan mempertimbangakan rencana pertumbuhan Bank yang moderat dan rencana HMETD kedepan, Pefindo berpandangan bahwa kapitalisasi Bank akan tetap kuat dalam jangka menengah. Faktor-faktor yang membatasi peringkat tersebut adalah: Kualitas aset dibawah rata-rata. Rasio kredit bermasalah (NPL) Bukopin secara keseluruhan memburuk menjadi 2,8% di akhir Desember 2014 dari sebelumnya 2,4% di akhir 2013, lebih tinggi dari rata-rata industri sebesar 2,2% per Desember Hal ini karena penyaluran pinjaman yang lebih agresif ke segmen komersial dan ritel/mikro, serta kredit konsumsi. Secara signifikan, Bank telah mengurangi eksposur pinjamannya ke BULOG, yang biasanya memiliki kualitas kredit yang baik. Kenaikan rasio di tahun 2014 diperparah oleh krisis ekonomi global, yang mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik, yang pada gilirannya mempengaruhi kemampuan debitur untuk membayar angsuran pinjaman. Dalam jangka menengah, Bank bermaksud untuk menjaga rasio NPL secara keseluruhan di bawah 3%. Namun, tetap sulit bagi Bank untuk dapat meningkatkan kualitas asetnya secara signifikan mengingat strateginya untuk ekspansi ke segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang memiliki profil risiko nasabah yang lebih tinggi. Dengan demikian, kualitas aset Bank akan tetap di bawah rata-rata dalam jangka pendek hingga menengah. Rentabilitas dibawah rata-rata. Rentabilitas Bukopin dianggap berada di bawah rata-rata. Marjin bunga bersihnya (NIM) secara keseluruhan terus menurun dalam dua tahun terakhir. Marjinnya adalah 3,7% di FY2014, di bawah rata-rata industri sebesar 4,2%. Bank memiliki eksposur kredit yang tinggi ke BUMN-BUMN besar yang memiliki marjin yang tipis, sementara pendanaannya masih didominasi oleh deposito berjangka berbiaya tinggi. Kami memperkirakan biaya dana akan tetap tinggi dalam jangka pendek hingga menengah sejalan dengan ketidakpastian kondisi ekonomi yang masih relatif tinggi. Untuk meningkatkan tingkat rentabilitas, Bank telah memperluas portofolio ke segmen dengan imbal-hasil yang tinggi, termasuk UMKM dan segmen konsumer. Namun demikian, strategi ini dapat menghambat upaya untuk mempertahankan efisiensi operasional pada tingkat yang moderat, karena untuk menyasar segmen UMKM dibutuhkan infrastruktur jaringan yang lebih luas. Kami berpandangan bahwa upaya Bank untuk meningkatkan indikator rentabilitas akan bergantung pada realisasi strateginya di segmen UMKM dan konsumer, mengingat ketatnya persaingan di industri perbankan saat ini. Perseroan wajib menyampaikan Peringkat Tahunan atas Obligasi Subordinasi kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah berakhirnya masa berlaku peringkat terakhir sampai dengan Perseroan telah menyelesaikan seluruh kewajiban yang terkait dengan Obligasi Subordinasi yang diterbitkan. Perusahaan pemeringkat dalam penawaran umum ini bukan merupakan pihak terafiliasi dengan Perseroan baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. Untuk keterangan lebih lanjut dapat dilihat pada Bab XVIII Prospektus ini perihal Keterangan Mengenai Pemeringkatan Obligasi Subordinasi. DANA PELUNASAN OBLIGASI SUBORDINASI (SINKING FUND) Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil emisi sesuai dengan tujuan rencana penggunaan dana emisi. WALI AMANAT Dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Bertindak sebagai Wali Amanat sesuai dengan ketentuan dalam Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 14 tanggal 20 April 2015, Addendum I Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 10 tanggal 12 Mei 2015 dan Addendum II Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 69 tanggal 16 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Isyana W. Sadjarwo, SH, MH., Notaris di Jakarta. 5

28 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai Wali Amanat dengan tegas menyatakan tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan, baik langsung maupun tidak langsung sebagaimana didefinisikan dalam ketentuan Pasal 1 angka I UUPM. Selain itu, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. juga tidak memiliki hubungan kredit melebihi 25,00% (dua puluh lima persen) dari jumlah utang yang diwaliamanati sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. VI.C.3 tentang Hubungan Kredit dan Penjaminan Antara Wali amanat Dengan Perseroan. Wali Amanat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., beralamat di Plaza Mandiri, Lt. 22, Jl. Gatot Subroto Kav Jakarta Indonesia. HAK SENIORITAS ATAS UTANG Hak Pemegang Obligasi Subordinasi adalah paripassu tanpa hak preferen dengan hak-hak kreditur subordinasi Perseroan lainnya namun lebih rendah dari Kreditur Preferen, Kreditur yang Mempunyai Hak Istimewa dan Kreditur Konkuren yang Bukan Pemegang Obligasi Subordinasi tetapi memiliki hak tagih yang tidak lebih rendah dari pemegang saham Perseroan. SIFAT-SIFAT KHUSUS OBLIGASI SUBORDINASI PBI No. 14/18 juncto PBI No. 15/12 mengatur mengenai syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh suatu obligasi subordinasi untuk dapat diperlakukan sebagai modal pelengkap suatu bank, yang pada pokoknya menyatakan bahwa untuk dapat diperhitungkan sebagai komponen modal, bersifat subordinasi untuk memperoleh seluruh pelunasan pembayaran pada saat terjadi likuidasi dan memiliki jangka waktu 5 (lima) tahun serta hanya dapat dilunasi setelah memperoleh persetujuan OJK (dahulu BI). Terkait dengan pembayaran pokok dan/atau imbal hasil suatu obligasi subordinasi, PBI No. 14/18 juncto PBI No. 15/12 memuat ketentuan bahwa pembayaran pokok dan/atau imbal hasil suatu obligasi subordinasi juga dapat ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode (cummulative), apabila pembayaran dimaksud dapat menyebabkan rasio KPMM secara individual atau rasio KPMM secara konsolidasi tidak memenuhi ketentuan pemenuhan modal minimum sesuai profil risiko. Obligasi Subordinasi dapat di Write Down apabila OJK menetapkan bahwa Perseroan berpotensi terganggu kelangsungan usahanya (point of non-viability) sesuai dengan pasal 19 peraturan BI Nomor 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember KEJADIAN KELALAIAN Sesuai dengan Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi, ditentukan bahwa yang dimaksud dengan kejadian kelalaian adalah bilamana Wali Amanat menyatakan Perseroan lalai karena terjadinya salah satu atau lebih dari hal-hal yang tercantum dalam pasal tersebut. Penjelasan lebih lanjut dari kejadian kelalaian dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus ini mengenai Keterangan Tentang Obligasi Subordinasi. RAPAT UMUM PEMEGANG OBLIGASI SUBORDINASI (RUPOS) Penjelasan lebih lanjut dari Rapat Umum Pemegang Obligasi Subordinasi (RUPOS) dapat dilihat pada Bab XVII Prospektus ini mengenai Keterangan Tentang Obligasi Subordinasi. CARA DAN TEMPAT PELUNASAN POKOK OBLIGASI SUBORDINASI DAN PEMBAYARAN BUNGA OBLIGASI SUBORDINASI Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi akan dibayarkan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi Subordinasi melalui Pemegang Rekening sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masingmasing sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana tanggal pembayaran jatuh pada hari yang bukan Hari Bursa, maka pembayaran akan dilakukan pada Hari Bursa berikutnya. PROSEDUR PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI SUBORDINASI Prosedur pemesanan pembelian Obligasi Subordinasi dapat dilihat pada Bab XX Prospektus ini mengenai Persyaratan Pemesanan Pembelian Obligasi Subordinasi. PERPAJAKAN Mengenai perpajakan diuraikan dalam Bab XII Prospektus ini. TAMBAHAN UTANG YANG DAPAT DIBUAT PERSEROAN PADA MASA YANG AKAN DATANG Di dalam ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi tidak ada pembatasan bagi Perseroan untuk memperoleh tambahan utang pada masa yang akan datang. Perseroan tidak dapat mengagunkan sebagian besar maupun seluruh pendapatan atau harta kekayaan Perseroan yang ada pada saat ini maupun dimasa yang akan datang diluar kegiatan usaha Perseroan, tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat. 6

29 HAK-HAK PEMEGANG OBLIGASI SUBORDINASI Hak-hak pemegang obligasi subordinasi adalah sebagai berikut: 1. Menerima pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dari Perseroan pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi yang bersangkutan. Pemegang Obligasi Subordinasi yang berhak mendapatkan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi adalah Pemegang Obligasi Subordinasi yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening, pada 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi, kecuali ditentukan lain oleh KSEI atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Berhak memperoleh pembayaran denda sebesar 1,5% (satu koma lima persen) per tahun diatas tingkat Bunga Obligasi Subordinasi dari jumlah yang wajib dibayar oleh Perseroan, apabila Perseroan ternyata tidak menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi setelah lewat tanggal jatuh tempo Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi. Denda tersebut dihitung harian (berdasarkan jumlah hari yang telah lewat), sampai dengan pelunasan atau pembayaran jumlah yang wajib dibayar Perseroan dilaksanakan dengan perhitungan hari yang terlewat yaitu 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender. 3. Pemegang Obligasi Subordinasi baik sendiri maupun secara bersama-sama yang mewakili lebih dari 20% (dua puluh persen) dari Jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang belum dilunasi tidak termasuk Obligasi Subordinasi yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan, berhak mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat agar diselenggarakan RUPOS dengan melampirkan asli KTUR. Permintaan tertulis dimaksud harus memuat acara yang diminta, dengan ketentuan sejak diterbitkannya KTUR tersebut, Obligasi Subordinasi yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi Subordinasi yang mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Obligasi Subordinasi yang tercantum dalam KTUR tersebut. Pencabutan pembekuan Obligasi Subordinasi oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat. 4. Melalui keputusan RUPOS, Pemegang Obligasi Subordinasi antara lain berhak melakukan tindakan sebagai berikut: a. menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan atau kepada Wali Amanat atau untuk memberikan pengarahan kepada Wali Amanat atau untuk menyetujui suatu kelonggaran waktu atas suatu kelalaian menurut Perjanjian Perwaliamanatan atau akibatnya atau untuk mengambil tindakan lain; b. memberhentikan Wali Amanat dan menunjuk pengganti Wali Amanat menurut ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan; c. mengambil tindakan lain yang dikuasakan untuk diambil oleh atau atas nama Pemegang Obligasi Subordinasi termasuk tetapi tidak terbatas pada mengubah Perjanjian Perwaliamanatan dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau peraturan perundang-undangan; d. mengambil keputusan sehubungan dengan perubahan nilai Pokok Obligasi Subordinasi, tingkat suku Bunga Obligasi Subordinasi, perubahan tata cara pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau Pokok Obligasi Subordinasi, perubahan jangka waktu Obligasi Subordinasi, dan perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dalam rangka perubahan tersebut di atas; perubahan Perjanjian Perwaliamanatan tersebut hanya dapat dilakukan karena adanya kelalaian Perseroan membayar Pokok Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau Bunga Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau adanya potensi terjadinya kelalaian Perseroan (yang berwenang menentukan potensi kelalaian tersebut adalah Wali Amanat dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan) yang dapat menyebabkan Perseroan dalam keadaan tidak membayar Pokok Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau Bunga Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan dengan tetap tunduk pada ketentuan mengenai Status Obligasi Subordinasi dalam Perjanjian Perwaliamanatan dalam keadaan apapun; e. mengambil keputusan tentang terjadinya peristiwa Force Majeure dalam hal tidak tercapai kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat; f. mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau peraturan perundang-undangan; g. mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya kejadian kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan. 7

30 II. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN UMUM OBLIGASI SUBORDINASI Dana hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini setelah dikurangi biaya-biaya emisi, seluruhnya akan dipergunakan oleh Perseroan untuk pengembangan pembiayaan Perseroan yang sekaligus berguna sebagai modal pelengkap sesuai dengan ketentuan OJK dan memperkuat struktur pendanaan jangka panjang Perseroan. Perseroan wajib melaporkan realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum kepada OJK dan Wali Amanat sebagai wakil Pemegang Obligasi Subordinasi secara berkala setiap 3 (tiga) bulan sampai seluruh dana hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi digunakan sesuai peraturan No. X.K.4 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam No. Kep-27/PM/2003 tanggal 17 Juli 2003 tentang Laporan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Umum. Realisasi penggunaan dana hasil Penawaran Umum Obligasi Subordinasi tersebut wajib pula dipertanggungjawabkan pada RUPOS Tahunan dan/atau disampaikan kepada Wali Amanat, Bursa Efek dan KSEI. Apabila Perseroan bermaksud mengubah penggunaan dana dari hasil penawaran umum, maka rencana tersebut harus dilaporkan terlebih dahulu kepada OJK dengan mengemukakan alasan beserta pertimbangannya dan harus mendapat persetujuan tertulis terlebih dahulu dari Wali Amanat setelah terlebih dahulu disetujui oleh RUPOS, sesuai Peraturan No. X.K.4. Sesuai dengan Surat Edaran yang diterbitkan oleh Bapepam dan LK No. SE-05/BL/2006 tanggal 29 September 2006 tentang Keterbukaan Informasi Mengenai Biaya Yang Dikeluarkan Dalam Rangka Penawaran Umum, total biaya yang dikeluarkan Perseroan sekitar 1,31% dari nilai Emisi Obligasi Subordinasi. Semua biaya di bawah ini merupakan persentase dari total biaya yang meliputi: Biaya jasa untuk Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi sekitar 0,20% yang termasuk di dalamnya adalah biaya jasa penyelenggaraan ( ) sekitar 0,08%, biaya jasa penjaminan ( ) sekitar 0,02%, serta biaya jasa penjualan ( ) sekitar 0,10%; Biaya Profesi Penunjang Pasar Modal sekitar 0,55% yang terdiri dari: biaya jasa Akuntan Publik sekitar 0,36%, Konsultan Hukum sekitar 0,13% dan Notaris sekitar 0,06%; Biaya Lembaga Penunjang Pasar Modal sekitar 0,17% yang terdiri dari: biaya jasa Wali Amanat sekitar 0,01% dan Pemeringkat Efek sekitar 0,16%; Biaya pencatatan sekitar 0,02%, yang terdiri dari biaya BEI: 0,02% dan KSEI: 0%; Biaya pernyataan pendaftaran ke OJK dalam rangka Penawaran Umum: 0,19%; dan Biaya lain-lain (Kustodian, Auditor Penjatahan, Percetakan, Iklan, ) sekitar 0,18%. Penggunaan dana atas penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012 sebesar Rp (satu triliun lima ratus miliar Rupiah) telah dilaporkan kepada OJK melalui surat No. 5480/DKP/IV/2013 tanggal 26 April 2013 perihal Revisi Biaya dan Realisasi Penggunaan Dana Hasil Penawaran Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun

31 III. PERNYATAAN UTANG Tabel di bawah ini menyajikan posisi liabilitas konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2014, yang angka-angkanya diambil atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, yang telah diaudit oleh KAP Purwantono, Suherman & Surja ( KAP PSS ), auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh Institut Akuntan Publik Indonesia ( IAPI ), dengan opini tanpa modifikasian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf hal-hal lain mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). Pada tanggal 31 Desember 2014, Perseroan mempunyai liabilitas konsolidasian sebesar Rp miliar dan liabilitas komitmen dan kontinjensi konsolidasian sebesar Rp miliar, dengan perincian sebagai berikut: 1. Liabilitas (dalam miliaran Rupiah) KETERANGAN Saldo Liabilitas segera 222 Simpanan nasabah: - Pihak berelasi Pihak ketiga Simpanan dari bank lain - Pihak ketiga Liabilitas derivatif 1 Liabilitas akseptasi 66 Pinjaman yang diterima Obligasi Subordinasi Utang pajak Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi * Liabilitas lain-lain 713 Jumlah Liabilitas *di bawah lima ratus juta Rupiah Tidak terdapat pembatasan-pembatasan yang kemungkinan dapat merugikan hak-hak pemegang Obligasi Subordinasi ( ), sehingga tidak diperlukan adanya pencabutan atas pembatasan-pembatasan tersebut. 2. Liabilitas Komitmen dan Kontinjensi (dalam miliaran Rupiah) Keterangan Saldo Liabilitas Komitmen - Fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah yang belum digunakan L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan 429 Jumlah Liabilitas Komitmen Liabilitas Kontinjensi - Bank garansi yang diterbitkan Jumlah Liabilitas Kontinjensi Jumlah Liabilitas Komitmen dan Kontinjensi Liabilitas Segera Saldo liabilitas segera pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp222 miliar, yang terdiri dari liabilitas segera dalam mata uang Rupiah sebesar Rp195 miliar dan liabilitas segera dalam mata uang asing sebesar Rp27 miliar. Saldo liabilitas segera ini terdiri dari: kiriman uang yang belum direalisasikan, titipan pembayaran dari nasabah, titipan pajak sebagai bank persepsi, dan lain lain. 4. Simpanan Nasabah Giro Giro merupakan simpanan nasabah yang penarikannya dapat dilakukan setiap saat dengan menggunakan cek atau dengan cara pemindahbukuan dengan bilyet giro atau sarana pembayaran lainnya. Giro yang berjumlah Rp8.920 miliar terdiri dari giro dalam mata uang Rupiah dan mata uang asing, masing-masing sebesar Rp8.030 miliar dan Rp890 miliar. Dari jumlah giro tersebut Rp34 miliar merupakan giro dari pihak berelasi. Giro yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah adalah sebesar Rp158 miliar. Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk giro non-syariah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 untuk giro dalam mata uang Rupiah dan dalam mata uang asing masing-masing sebesar 1,50% dan 0,10%. Giro yang dijadikan jaminan atau diblokir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp980 miliar. 9

32 Tabungan Tabungan merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu yang disepakati. Saldo tabungan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp miliar yang terdiri dari Tabungan SiAga, Tabungan Kerjasama, Tabungan Sikosi, Tabungan Wadiah, Tabungan Mudharabah, dan lain-lain. Dari saldo tabungan tersebut, sejumlah Rp16 miliar merupakan tabungan dari pihak berelasi. Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk tabungan non-syariah untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 untuk tabungan dalam mata uang Rupiah dan dalam mata uang asing sebesar 4,61% dan 0,56%. Dari jumlah tabungan tersebut, Rp570 miliar merupakan tabungan yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah. Tabungan yang dijadikan jaminan atau diblokir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp9.019 miliar. Deposito Berjangka Deposito berjangka merupakan simpanan nasabah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara nasabah dengan Perseroan. Saldo deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp miliar terdiri dari deposito berjangka dalam mata uang Rupiah dan mata uang asing masing-masing sebesar Rp miliar dan Rp3.062 miliar. Dari jumlah deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2014 tersebut, terdapat deposito berjangka dari pihak berelasi sebesar Rp107 miliar. Deposito berjangka yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah adalah sebesar Rp3.267 miliar. Deposito yang dijadikan jaminan atau diblokir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1.620 miliar. Rincian saldo deposito berjangka berdasarkan tingkat bunga rata-rata per tahun/nisbah bagi hasil dan periode penempatan sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: (dalam miliaran Rupiah) Jangka Waktu Tingkat bunga rata-rata per tahun (%) Saldo Rupiah 1 bulan 7, bulan 7, bulan 7, bulan 7, Sub jumlah Mata uang asing 1 bulan 1, bulan 1, bulan 1, bulan 1, Sub jumlah Jumlah Rincian deposito berjangka berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: (dalam miliaran Rupiah) Jangka Waktu Saldo Rupiah > 1-3 bulan > 3-6 bulan > 6-12 bulan Sub jumlah Mata uang asing > 1-3 bulan 533 > 3-6 bulan 3 > 6-12 bulan 230 Sub jumlah Jumlah Simpanan dari Bank Lain Simpanan dari bank lain adalah liabilitas Perseroan kepada bank lain dalam bentuk giro, deposito berjangka, tabungan, dan. Simpanan ini terdiri dari: Interbank Call Money berjumlah Rp1.675 miliar berupa dalam mata uang Rupiah. Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 untuk dalam mata uang Rupiah dan dalam mata uang asing masing-masing sebesar 5,82% dan 0,22%. Giro Giro berjumlah Rp14 miliar berupa giro dalam mata uang Rupiah. Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar 1,40%. 10

33 Tabungan Tabungan berjumlah Rp18 miliar berupa tabungan dalam mata uang Rupiah. Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar 1,36%. Deposito Berjangka Deposito berjangka berjumlah Rp299 miliar berupa deposito dalam mata uang Rupiah. Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar 4,84%. Rincian simpanan dari bank lain berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo adalah sebagai berikut: (dalam miliaran Rupiah) Jangka Waktu Saldo Rupiah > 1-3 bulan 260 Jumlah Liabilitas Derivatif Saldo liabilitas derivatif pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp1 miliar terdiri dari beberapa transaksi mata uang asing. 7. Liabilitas Akseptasi Liabilitas akseptasi merupakan liabilitas Perseroan kepada bank lain yang timbul sebagai akibat akseptasi wesel atas dasar (L/C) berjangka oleh bank pengaksep ( ). Liabilitas akseptasi dicatat sebesar nilai wesel atas dasar L/C berjangka yang diaksep. Saldo liabilitas akseptasi pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp66 miliar yang merupakan liabilitas dalam mata uang asing. Rincian liabilitas akseptasi berdasarkan tanggal jatuh tempo adalah sebagai berikut: (dalam miliaran Rupiah) Jangka Waktu Saldo > 1-3 bulan 30 > 3-6 bulan 25 > 6-12 bulan 10 Jumlah Pinjaman yang Diterima Saldo pinjaman yang diterima pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp2.218 miliar. Pinjaman yang diterima terdiri dari: (dalam miliaran Rupiah) Keterangan Saldo Rupiah Pemerintah Republik Indonesia 520 Bank Indonesia * PT Jamsostek (Persero) 19 Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan 86 Lain-lain 55 Dolar Amerika Sumitomo mitsui banking Coorporation, Singapura United Overseas bank Ltd, Singapura Bank Of Nova Scotia, Singapura Agence Francaise De Developpement The Hongkong and Shanghai Banking Coorporation LTD Cabang Indonesia Citibank, Jakarta Jumlah *di bawah lima ratus juta rupiah a. Pemerintah Republik Indonesia Fasilitas pinjaman dari Pemerintah Republik Indonesia, terdiri dari: i. Fasilitas pinjaman yang diberikan dalam rangka menyalurkan dan mendistribusikan kembali penyediaan pinjaman mikro dan usaha kecil. Jumlah maksimum fasilitas ini berdasarkan perubahan terakhir pada tanggal 31 Agustus 2007 adalah sebesar Rp470 miliar. Jangka waktu pinjaman untuk fasilitas ini adalah 5 (Iima) tahun 6 (enam) bulan. Pada tanggal 28 November 2007, berdasarkan surat dari Perseroan kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 8227/DIR/XI/2007, Perseroan mengajukan permohonan untuk memperpanjang jangka waktu pinjaman menjadi 15 (lima belas) tahun 6 (enam) bulan yang akan berakhir pada tanggal 10 Desember Pembayaran angsuran dilakukan dalam 5 (lima) kali angsuran setiap 6 (enam) bulanan yang akan dimulai pada tanggal 10 Desember Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat bunga sebesar tingkat bunga rata-rata Sertifikat BI 3 (tiga) bulanan. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp470 miliar

34 ii. Fasilitas pinjaman yang diterima oleh Perseroan dan PT Bank Syariah Bukopin (entitas anak) yang diberikan dalam rangka menyalurkan dan mendistribusikan kembali penyediaan pinjaman kepemilikan rumah sederhana. Jangka waktu pinjaman untuk fasilitas ini adalah maksimal 21 tahun sampai dengan 31 Maret 2020 sejak tanggal pencairan dengan pembayaran angsuran dilakukan setiap semester. Sebagian pengelolaan pinjaman ini telah dialihkan kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat bunga berkisar antara 2% sampai dengan 3% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2014 saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp50 miliar. b. Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Fasilitas pinjaman dari Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan diberikan dalam rangka menyalurkan dan mendistribusikan pinjaman Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan kepada Perseroan yang sasarannya untuk menurunkan tingkat suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi kelompok berpenghasilan rendah dan masyarakat berpenghasilan menengah bawah. Jangka waktu fasilitas ini adalah sampai dengan 31 Desember Tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 0,5% per tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan selama 20 tahun sejak tanggal pencairan. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp86 miliar. c. PT Jamsostek (Persero) Fasilitas pinjaman dari PT Jamsostek (Persero) diberikan oleh PT Jamsostek (Persero) terkait pemberian fasilitas KPR bagi peserta Jamsostek melalui Perseroan yang digunakan untuk membantu pembelian rumah dengan dukungan fasilitas Pinjaman Uang Muka Perumahan-Kerja Sama Bank (PUMP-KB). Penyaluran dana dari PT Jamsostek (Persero) akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan penyaluran kredit. Jangka waktu fasilitas ini adalah sampai dengan 31 Desember 2013 dengan tingkat bunga sekitar 2% per tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan selama 10 tahun sejak tanggal pencairan. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp19 miliar. d. Bank Indonesia Fasilitas pinjaman dari BI, terdiri dari fasilitas pinjaman eks Kredit Likuiditas BI untuk program Kredit Pemilikan Rumah Sederhana dan Pinjaman Pemilikan Rumah Sangat Sederhana. Jangka waktu fasilitas ini sesuai dengan pinjaman kepada nasabah maksimum selama 21 (dua puluh satu) tahun dan jatuh tempo terakhir pada tahun Tingkat bunga berkisar antara 3% sampai dengan 9% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp198 juta. e. Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura Fasilitas pinjaman dari Sumitomo Mitsui banking Corporation, Singapura ini merupakan fasilitas yang terdiri dari tiga fasilitas dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan saldo masing-masing sebesar USD , USD , dan USD dengan jangka waktu masing-masing 90 hari untuk periode 12 November 2014 sampai dengan 10 Februari 2015, 180 hari untuk periode 19 Desember 2014 sampai dengan 17 Juni 2015, dan 180 hari untuk periode 29 Desember 2014 sampai dengan 26 Juni Pinjaman ini dikenakan bunga masing-masing sebesar 0,73%, 0,84%, dan 0,86% per tahun. f. United Overseas Bank Ltd, Singapura Fasilitas pinjaman dari United Overseas Bank, Ltd, Singapura ini merupakan fasilitas dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD dengan jangka waktu 90 hari untuk periode 13 November 2014 sampai dengan 11 Februari Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 0,88% per tahun. g. Bank Nova Scotia, Singapura Fasilitas pinjaman dari Bank Nova Scotia, Singapura ini merupakan fasilitas dalam mata uang Dolar Amerika Serikat. Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas dalam mata uang Dolar Amerika Serikat adalah sebesar USD dengan jangka waktu 180 hari untuk periode 4 Desember 2014 sampai dengan 2 Juni Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 1,12% per tahun. h. Agence Francaise de Developpement Fasilitas pinjaman dari Agence Francaise de Developpement diberikan dalam rangka menyalurkan dan mendistribusikan pinjaman untuk membiayai proyek-proyek energi terbarukan dengan fokus utama pada proyek-proyek tenaga air, proyek energi panas bumi, dan proyek biomassa. Jangka waktu fasilitas ini adalah sampai dengan 11 Februari 2024 dengan tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 4,78% per tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap 6 (enam) bulanan yang akan dimulai pada tanggal 11 Februari Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman ini adalah sebesar USD i. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, Cabang Indonesia Fasilitas pinjaman dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation, Cabang Indonesia ini merupakan fasilitas dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD dengan jangka waktu 90 hari untuk periode 13 November 2014 sampai dengan 11 Februari Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 0,88% per tahun. j. Citibank, Jakarta Fasilitas pinjaman dari Citibank, Jakarta ini merupakan fasilitas yang terdiri dari tiga fasilitas dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan saldo masing-masing sebesar USD , USD , dan USD dengan jangka waktu masing-masing 150 hari untuk periode 11 Agustus 2014 sampai dengan 8 Januari 2015, 151 hari untuk periode 21 Agustus 2014 sampai dengan 19 Januari 2015, dan 116 hari untuk periode 6 Oktober 2014 sampai dengan 30 Januari Pinjaman ini dikenakan bunga masing-masing sebesar 1,18%, 1,18%, dan 1,17% per tahun. 12

35 k. Lain - lain Fasilitas pinjaman lain-lain adalah pinjaman yang diterima oleh PT Bukopin Finance (entitas anak) yang berasal dari PT Bank Muamalat Tbk, Bank of China, Koperasi karyawan, Yayasan Kesejahteraan karyawan, dan PT D Spec Motorsport Limurti. Pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan kendaraan bermotor kepada konsumen dan dijamin oleh piutang pembiayaan konsumen. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman yang diterima dari PT Bank Muamalat Tbk, Bank of China, Koperasi karyawan, Yayasan Kesejahtraan karyawan, dan PT D Spec Motorsport Limurti adalah masing-masing sebesar Rp6 miliar, Rp26 miliar, Rp16 miliar, Rp2 miliar, dan Rp5 miliar. Persyaratan-persyaratan penting dalam perjanjian pinjaman yang diterima oleh entitas anak adalah rasio pinjaman terhadap modal ( ) maksimum 10 kali dan rasio total piutang pembiayaan dengan total pendanaan minimal berkisar antara 115% - 134%. Entitas anak telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian pinjaman tersebut di atas. Tidak terdapat batasanbatasan dalam perjanjian pinjaman yang diterima Perseroan, dan Perseroan telah melunasi pokok dan bunga pinjaman secara tepat waktu dan jumlah. Sampai Prospektus ini diterbitkan tidak terdapat liabilitas Perseroan yang telah jatuh tempo yang belum dilunasi. 9. Obligasi Subordinasi Obligasi subordinasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 sebesar Rp1.492 miliar, dengan tingkat suku bunga 9,25% per tahun dan berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak tanggal emisi. Untuk obligasi yang diterbitkan Pefindo memberikan peringkat ida Obligasi ini tercatat di Bursa Efek Indonesia. Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, pembayaran bunga dilakukan secara tepat waktu. 10. Utang Pajak Utang pajak Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp120 miliar yang terdiri atas: (dalam miliaran Rupiah) Keterangan Saldo Pajak penghasilan - Pasal Pajak penghasilan lainnya: Pasal 23 dan 4(2) 57 Pasal Pasal Lain-lain * Jumlah 120 *di bawah lima ratus juta rupiah 11. Liabilitas Lain-lain Saldo liabilitas lain-lain pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp713 miliar, yang terdiri atas liabilitas lain-lain dalam mata uang Rupiah sebesar Rp678 miliar dan liabilitas lain-lain dalam mata uang asing sebesar Rp35 miliar. Rincian liabilitas lain-lain adalah sebagai berikut: (dalam miliaran Rupiah) Keterangan Saldo Rupiah Utang kesejahteraan karyawan 175 Bunga masih harus dibayar 161 Titipan debitur 91 Liabilitas estimasi untuk kesejahteraan karyawan 153 Setoran jaminan 14 Lain-lain 84 Sub jumlah 678 Mata uang asing Bunga masih harus dibayar 6 Setoran jaminan 10 Lain-lain 19 Sub jumlah 35 Jumlah 713 SELURUH LIABILITAS PERSEROAN PADA TANGGAL LAPORAN KEUANGAN TERAKHIR TELAH DISAJIKAN DAN DIUNGKAPKAN DI DALAM PROSPEKTUS DAN LAPORAN KEUANGAN. SELAIN INFORMASI TERSEBUT DI ATAS, PERSEROAN TIDAK MEMPUNYAI LIABILITAS-LIABILITAS LAIN YANG MATERIAL YANG BELUM DIUNGKAPKAN DALAM PROSPEKTUS INI. DENGAN MELIHAT KONDISI KEUANGAN PERSEROAN, MANAJEMEN PERSEROAN MEMILIKI KESANGGUPAN UNTUK MENYELESAIKAN SELURUH LIABILITAS SESUAI DENGAN PERSYARATAN SEBAGAIMANA MESTINYA. SETELAH TANGGAL 31 DESEMBER 2014 SAMPAI DENGAN TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN DAN SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN SAMPAI DENGAN TANGGAL EFEKTIFNYA PERNYATAAN PENDAFTARAN, PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK TIDAK MEMILIKI LIABILITAS-LIABILITAS LAIN KECUALI LIABILITAS-LIABILITAS YANG TIMBUL DARI KEGIATAN USAHA NORMAL PERSEROAN SERTA LIABILITAS-LIABILITAS YANG TELAH DINYATAKAN 13

36 DI DALAM PROSPEKTUS INI DAN YANG TELAH DIUNGKAPKAN DALAM LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN YANG MERUPAKAN BAGIAN YANG TIDAK TERPISAHKAN DARI PROSPEKTUS INI. TIDAK ADA PEMBATASAN-PEMBATASAN YANG DAPAT MERUGIKAN KEPENTINGAN PEMEGANG SAHAM DAN PEMEGANG OBLIGASI SUBORDINASI (NEGATIVE COVENANTS). PADA SAAT PROSPEKTUS INI DITERBITKAN, TIDAK ADA LIABILITAS PERSEROAN YANG TELAH JATUH TEMPO YANG BELUM DILUNASI OLEH PERSEROAN. 14

37 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN Analisis dan Pembahasan oleh Manajemen ini harus dibaca bersama dengan Ikhtisar Data Keuangan Konsolidasian Penting, laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya beserta catatan atas laporan keuangan konsolidasian terkait, dan informasi keuangan lainnya, yang seluruhnya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa modifikasian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf hal-hal lain mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf yang menjelaskan mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). Bagian ini meliputi pernyataan pandangan ke depan (forward looking statement) Perseroan yang meliputi risiko dan ketidakpastian. Pernyataan pandangan ke depan tersebut disusun menggunakan asumsi dan analisis Perseroan berdasarkan pengalaman dan persepsi dari trend historis, kondisi masa kini dan perkembangan yang diharapkan di masa depan serta faktor-faktor lain yang diyakini sesuai dengan keadaan Perseroan. 1. Kegiatan Usaha Perseroan merupakan salah satu bank swasta nasional di Indonesia yang nasabahnya berupa nasabah individual dan badan usaha baik swasta maupun BUMN serta institusi pemerintah. Perseroan membagi segmen usahanya ke dalam segmen Retail (yang terdiri dari Mikro, UKMK, dan konsumer) dan segmen Komersial. Perseroan mengalami pertumbuhan aset yang signifikan dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember Periode yang sama, komposisi portofolio kredit Perseroan relatif stabil dimana kredit yang diberikan kepada usaha mikro, kecil, dan menengah sebesar 69,1% dari jumlah kredit pada tanggal 31 Desember 2012 dan 59,4% dari jumlah kredit pada tanggal 31 Desember Kredit kepada Bulog yang sebelumnya dikelompokkan ke dalam sektor UKMK, terhitung sejak Januari 2013 dialihkan ke sektor Komersial. Jumlah simpanan nasabah meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember Pada saat yang sama, proporsi sumber dana berbiaya rendah yaitu tabungan meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2014, atau meningkat sebesar Rp miliar atau 12,2%. Sumber dana berjangka yaitu deposito juga meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2014, meningkat sebesar Rp9.237 miliar atau 29,0%. Jumlah kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor kas, kantor fungsional, payment point dan pick up service meningkat dari 420 kantor pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi 435 pada tanggal 31 Desember 2013, menjadi 439 kantor pada tanggal 31 Desember 2014 dan mencapai 439 kantor pada tanggal 31 Maret Pada periode yang sama, jaringan ATM Perseroan juga meningkat dari 381 pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi 510 pada tanggal 31 Desember 2013, menjadi 614 ATM pada tanggal 31 Desember 2014 dan mencapai 655 pada tanggal 31 Maret Beberapa penghargaan yang telah diterima Perseroan dari tahun 2012 sampai tahun 2014 adalah: Infobank Platinum Trophy 2012 Kategori : Financial Performance Excellence Bank Indonesia Banking Award Best Performance Banking 2012 Kategori : Bank Swasta Nasional Aset di atas 50 Triliun Property & Bank Awards 2012 Kategori : The Best Overall Performance Banking Bank Bukopin menerima Sertifikasi ISO 2000 untuk penyediaan sistem koneksi utilitas listrik dan sistem penyimpanan Bank yang baik dari British Standards Institute Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Kategori : The Best Bank 2012 in Corporate Social Responsibility dari Perbanas dan Majalah Business Review Anugerah perbakan Indonesia 2012 Kategori ; The Best Bank 2012 in Financial Aspect dari Perbanas dan Majalah Business Review Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Kategori : The Best Bank 2012 in Corporate Communication dari Perbanas dan Majalah Business Review 15

38 Anugerah Perbankan Indonesia 2012 Kategori : The Best Bank 2012 in Compliance dari Perbanas dan Majalah Business Review Indonesian Bank Loyalty Award (IBLA) Awarded for Saving Account Conventional (Asset<75 T) dari Majalah Infobank dan Markplus Insight tahun 2012 Indonesian Bank Loyalty Award (IBLA) Awarded for Top 10 Credit Card or Loyalty Program Majalah Infobank dan Markplus Insight tahun 2012 Bank Eficiency Award 2013 Kategori : Bank Umum Devisa dari Harian Bisnis Indonesia 2013 Banking Service Excellence Awarded for 2nd Saving Internet dari Majalah Banking Infobank 2013 Banking Service Excellence Awarded for 2nd ATM Centre dari Majalah Banking Infobank 2013 Banking Service Excellence Awarded for 3rd Best SMS Banking dari Majalah Banking Infobank Anugerah Perbankan Indonesia 2013 Kategori : Bank dengan Modal Inti Rp 1 T Rp 5 T Peringkat 2 Human Capital dari Perbanas dan MajalahEconomic Review Anugerah Perbankan Indonesia 2013 Kategori : Bank dengan Modal Inti Rp 1 T Rp 5 T Peringkat 2 Risk Management dari Perbanas dan Majalah Economic Review Anugerah Perbankan Indonesia 2013 Kategori : Bank dengan Modal Inti Rp 1 T Rp 5 T Peringkat 3 CEO in Leadership dari Perbanas dan Majalah Economic Review Anugerah Perbankan Indonesia 2013 Kategori : Bank dengan Modal Inti Rp 1 T Rp 5 T Peringkat 3 Finance dari Perbanas dan Majalah Economic Review Indonesian Banking Awards Best Performance Banking 2013 kategori Bank Buku 2 Bank Swasta dari Tempo Media Group dan CRMS Indonesia Sertifikasi ISO 9001:2008 untuk Unit Customer Service dan Teller Cabang/Area Jakarta, Bandung dan Surabaya dari PT. SGS Indonesia (Audit Eksternal) Sertifikasi Service Excellent dari PT SGS Indonesia tahun 2013 Penghargaan The Most Reliable Bank untuk Conventional Bank Asset 2 dari Koran Tempo dan Indonesian Banking School pada tahun Penghargaan SWA Best Wealth Creator 2014 untuk Best Public Companies Based on Wealth Added Index Method dari Majalah SWA. Penghargaan InfoBank Titanium Trophy 2014 untuk Very Good Financial Performance dari Majalah InfoBank. Penghargaan Indonesian Bank Loyalty Index (IBLI) untuk Saving Account Conventional Banking 2014 (Asset < Rp100 T) dari Majalah InfoBank dan Markplus Insight. Penghargaan Jaringan Prima Awards 2014 untuk The Best Performance in Complaint Handling. Penghargaan Banking Public Exellence Awards 2014 untuk the 6th Best Overall Performance. Penghargaan Banking Service Exellence Awards 2014 untuk The Rising Star Bank in Service Excellence. Penghargaan dari PT PLN Persero untuk: First Rank Category untuk Total Sheet s Amounts of P2APST Transactions 2012 First Rank Category untuk Bank Collection 2012 First Rank Category untuk The Rupiah s Amounts of Point of Sales Transactions 2012 Fourth Rank Category untuk The Best Ten Bank Performance 2012 First Rank Category untuk Total Rupiah s Amounts of P2APST Transactions 2012 First Rank Category untuk The Amount of Core Banking Transaction 2012 Kegiatan usaha perseroan mencakup 3 besar layanan yaitu Kredit, Dana dan produk/layanan yang menghasilkan Fee Based Income (FBI). Kegiatan usaha Kredit terbagi atas Bisnis Retail (Mikro, UKMK dan Konsumer), dan Bisnis Komersial. Untuk kegiatan usaha Dana meliputi BIsnis Retail dan Komersial. Produk/Layanan yang menghasilkan FBI dilakukan oleh unit bisnis Retail, International Banking, Treasury, Kartu Kredit dan unit Layanan/Operasional. Semua kegiatan usaha Perseroan ini disiapkan dalam rangka untuk melayani kebutuhan nasabah dan dalam rangka pelaksanaan visi dan misi Perseroan. Gambaran atas kegiatan usaha Perseroan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Kredit a. Kredit Retail Perseroan mengandalkan Kredit Retail sebagai penggerak dalam kegiatan usaha Perseroan yang terdiri dari kredit Mikro, kredit Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) dan Kredit Konsumer. Komposisi Kredit Retail ini terus mengalami pertumbuhan sebagai upaya penyeimbangan penyaluran kredit kepada debitur besar. Pola penyaluran berfokus pada bisnis unggulan, proses bisnis yang cepat dan perangkat kredit yang mumpuni. Mikro Kegiatan pembiayaan yang dilakukan dalam mengembangkan usaha mikro dilakukan berdasarkan pendekatan Business to Business (B2B) dan Business to Customer (B2C). Kedua konsep pengembangan tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam menjual produk-produk mikro sesuai dengan kebutuhan nasabah di berbagai daerah. Pembiayaan Business to Business diberikan kepada Swamitra sebagai mitra Perseroan dalam mengelola usaha Simpan Pinjam, kepada BPR untuk pembiayaan PNS aktif di lingkungan Pemerintah Daerah/Pemerintah Kota, dan kepada Koperasi-koperasi besar sebagai mitra channeling kredit kepada Pensiunan. Hal itu dilakukan agar Perseroan tetap dapat melayani nasabah yang tidak terjangkau oleh jaringan Perseroan dan untuk meningkatkan volume kredit secara lebih efektif dan efisien. Pembiayaan Business to Customer (B2C) dilakukan oleh 16

39 Perseroan dengan memberikan kredit langsung kepada nasabah, seperti kredit Pemilikan Rumah Mikro, Direct Loan (Pinjaman Langsung) dan Kredit Pensiunan Direct. Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) Perseroan senantiasa meningkatkan kemudahan akses pelayanan perbankan bagi UKMK guna pengembangan usaha mereka melalui Aliansi Strategis yang dimiliki Perseroan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, Koperasi, dan Swasta. Kegiatan Aliansi Strategis diharapkan mampu lebih mengoptimalkan hubungan antara UKMK dengan Perseroan melalui perantara pihak ketiga, antara lain dengan melakukan pembiayaan closed system Inti Plasma atau pola Cross Selling atau Value Chain di sektor komoditas pangan maupun segmen bisnis unggulan lainnya mulai dari hulu hingga ke hilir, terutama pada kelapa sawit. Perseroan juga ikut serta sebagai bank pelaksana dalam program-program pemberdayaan UKMK yang dicanangkan oleh Pemerintah seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Surat Utang Pemerintah (SU-005), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) serta KKP-E Tebu Rakyat. Penyaluran Kredit UKMK ini dibatasi untuk plafond kredit maksimal sebesar Rp 30 Miliar dengan harapan untuk penciptaan data based dan penyebaran risiko kredit. Proses bisnis kredit UKMK ini menggunakan SIKT (Sistem Informasi Kredit Terpadu) sebagai alat untuk menetapkan besaran risiko, alat analisa kredit dan penyimpanan data base proses kredit. Semua kantor cabang Perseroan fokus pada penyaluran kredit ini. Konsumer Kredit Konsumer lebih ditekankan kepada pembiayaan dengan sumber pengembalian dari fixed income untuk pemenuhan kebutuhan nasabah seperti rumah, kendaraan ataupun untuk keperluan serba guna. Kegiatan bisnis konsumer ini difokuskan pada 3 produk melalui Produk KPR (Kredit Pemikan Rumah), KPM (Kredit Pemilikan Mobil) dan KSG (Kredit Serba Guna). Proses bisnis untuk kredit konsumer ini menggunakan sistem ban berjalan (E flow) sebagai jaminan percepatan dan kehandalan pelayanan atas permohonan kredit consumer. Dalam kredit konsumer ini juga terdapat kegiatan yang berhubungan dengan bisnis Kartu Kredit sebagai upaya pelayanan untuk kemudahan transaksi di era globalisasi. b. Kredit Komersial Kredit Komesial bagi Perseroan berfungsi sebagai penyeimbang atas kredit retail. Kredit Komersial difokuskan kepada debitur besar (plafond kredit diatas Rp30 miliar) yang terbukti aman dan mampu memberikan keuntungan bagi Perseroan. Kredit Komersial ini fokus pada kredit modal kerja dan investasi untuk sektor-sektor usaha tertentu yang telah ditentukan. Dana a. Retail Seiring dengan perubahan struktur organisasi, maka segmen bisnis pendanaan UKMK dan Konsumer digabung menjadi segmen bisnis Retail. Perubahan ini membawa dampak positif untuk Perseroan, dikarenakan memberikan peluang lebih besar bagi tenaga marketing funding. Potensi dan penawaran produk funding tidak hanya diperoleh dari nasabah perorangan, tetapi juga dari nasabah perusahaan (badan usaha). Target utama dari kegiatan usaha I Retail adalah memperbesar jumlah nasabah dengan segmen mass affluent (menengah), menciptakan struktur dana dengan komposisi dana murah yang stabil, dan meningkatkan jumlah transaksi. Kegiatan bisnis funding Retail juga didukung oleh program-program pemasaran yang dikemas dalam sebuah perencanaan komunikasi pemasaran yang terpadu yang tidak hanya bertujuan penjualan produk namun juga berdampak positif untuk membangun citra perusahaan. b. Komersial Bisnis Dana Komersial diharapkan menjadi salah satu penopang peningkatan sumber dana masyarakat perseroan. Bisnis dana komersial memiliki target market utama perusahaan-perusahaan BUMN dan Swasta nasional. Produk dan layanan yang dijual dikemas dalam sebuah layanan yang terintegrasi seperti cash management. Fee Based Income Kegiatan FBI Perseroan bersumber dari aktivitas public services, trade finance, bank garansi, dan jasa keagenan dengan peningkatan Layanan Fasilitas E-Banking, cash management, fee kartu kredit, jasa kustodian, jasa manajemen pengelolaan & IT Swamitra dan public utilities. Seiring dengan semakin berkembangnya layanan perbankan, Perseroan juga mulai melayani penjualan produk-produk berbasis investasi dan wealth management. Kedepan diharapkan layanan produk ini juga bisa memberikan kontribusi positif untuk peningkatan fee based Perseroan. 2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kegiatan Usaha, Kondisi Keuangan dan Kinerja Perseroan Kegiatan bisnis dan hasil usaha Perseroan dalam periode pembahasan di bawah ini dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik secara internal maupun eksternal, termasuk didalamnya adalah kebijakan Pemerintah, komposisi customer base dan kebutuhan nasabah, ketersediaan sumber dana dan kondisi perekonomian di Indonesia. 17

40 Kondisi Ekonomi Makro Sebagai institusi pinjam-meminjam, Perseroan dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Indonesia. Dalam periode pertumbuhan ekonomi yang baik, biasanya menimbulkan kesempatan yang lebih besar bagi peminjam potensial untuk secara efektif menggunakan dana pinjaman, sehingga Perseroan dapat meningkatkan portofolionya dalam bentuk aset pinjaman yang lebih menguntungkan. Adapun meningkatnya aktivitas ekonomi umumnya terasosiasi dengan meningkatnya jumlah transaksi, pendapatan fee based, dan pertumbuhan dana simpanan. Sebaliknya, peminjam potensial dapat mengalami kekurangan kesempatan dan kepercayaan untuk menggunakan dana pinjaman selama periode pertumbuhan yang lambat atau negatif. Peningkatan pembayaran utang jatuh tempo dan gagal bayar pinjaman selama periode kemunduran ekonomi meningkatkan nilai provisi yang harus dibuat untuk pinjaman bermasalah, yang akan memberi pengaruh negatif bagi laba bersih Perseroan dan dapat menimbulkan penurunan nilai aset dan modal yang disyaratkan. Dalam kasus ekstrim, hal ini dapat mempengaruhi kemampuan untuk menangani risiko. Pada awal tahun 2015 ekonomi dunia mengalami tren pemulihan meskipun belum menunjukkan trend yang seimbang. Perekonomian AS mulai kembali tumbuh didukung oleh peningkatan kegiatan produksi, manufaktur, penjualan eceran, tingkat keyakinan konsumen, serta membaiknya indikator tenaga kerja. Sejalan dengan hal tersebut, normalisasi kebijakan moneter The Fed diperkirakan akan berlangsung lebih awal yaitu pada triwulan II 2015 dengan kemungkinan kenaikan Fed Fund Rate yang lebih tinggi dari perkiraan semula. Perkembangan ini telah mendorong penguatan dolar AS dan tekanan pada pasar keuangan di emerging markets karena adanya potensi risiko liquidity outflow. Di sisi lain, perekonomian Eropa dan Jepang menunjukkan arah perlambatan sehingga mendorong masih berlanjutnya kebijakan moneter akomodatif oleh bank-bank sentralnya. Pertumbuhan ekonomi di negara berkembang diprakirakan juga masih relatif terbatas. Aktivitas ekonomi Tiongkok cenderung melambat, terindikasi dari indikator penjualan eceran, mobil, dan perumahan. Melambatnya permintaan dari negara berkembang ini mendorong berlanjutnya penurunan harga komoditas. Berlanjutnya tekanan global terhadap negara berkembang juga berdampak pada perekonomian nasional dimana beban defisit transaksi berjalan dan kelemahan daya saing bisnis menyebabkan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2015 diproyeksikan sebesar 5,6% hingga 5,7%. Di tahun 2015, masih terdapat sejumlah tantangan yang akan berpengaruh pada kondisi sektor riil. Yang pertama adalah berlanjuntya tren pelemahan mata uang Rupiah, berikutnya adalah masih tertekannya harga komoditas primer yang menyebabkan penurunan kinerja sejumlah sektor industri seperti perkebunan dan pertambangan maupun penurunan daya beli masyarakat terutama di luar Jawa. Yang ketiga terkait dengan dampak penerapan kebijakan pemerintah maupun regulator perbankan pada sejumlah sektor. Selain itu masih tingginya suhu politik pasca Pemilihan Umum 2014 serta masih lemahnya kepastian hukum terkait pembebasan tanah dan pengembangan infrastruktur juga masih menjadi tantangan di tahun Ancaman lain atas perekonomian nasional juga berasal dari peningkatan inflasi akibat kenaikan harga BBM subisdi, harga listrik dan komoditas pangan strategis (volatile food). Tekanan terhadap sektor rill mengakibatkan adanya imbas yang cukup signifikan kepada sektor perbankan terutama likuiditas ketat yang berdampak pada peningkatan suku bunga, perlambatan kredit, tingkat LDR yang tinggi, peningkatan NPL dan penurunan profit margin. Di tengah kondisi tersebut, masih terdapat optimisme adanya penguatan industri perbankan di tahun Walaupun terdapat imbas pada perlambatan penyaluran kredit, namun pertumbuhan industri perbankan secara umum di tahun 2015 diperkirakan masih dapat tumbuh sebesar 15,7%. Selain itu dengan adanya bauran kebijakan dari OJK dalam pembatasan suku bunga ditambah dengan potensi pasar perbankan dengan masih tingginya porsi dana masyarakat yang belum masuk dalam industri perbankan, maka diperkirakan dana masyarakat di tahun 2015 masih akan tumbuh 11,2%. Seperti kebanyakan bank, suku bunga memberikan dampak signifikan kepada hasil operasi Perseroan. Dampak bersih dari perubahan suku bunga pada laba bersih Perseroan dipengaruhi beberapa faktor, khususnya terkait biaya dana (cost of fund) dan imbal hasil portofolio pinjaman/kredit Perseroan. Sebagai institusi keuangan yang memiliki fungsi lembaga intermediasi, kondisi keuangan Perseroan akan dipengaruhi oleh indikatorindikator makroekonomi terutama nilai tukar, suku bunga, maupun tingkat pertumbuhan ekonomi. Perubahan-perubahan indikator ekonomi tersebut akan mempengaruhi kondisi laporan posisi keuangan, laba rugi, dan pertumbuhan bisnis Perseroan karena bisnis penghimpunan dana, penyaluran kredit, dan jasa transaksional perbankan akan sangat dipengaruhi terutama oleh nilai tukar dan suku bunga. Disisi lain, pertumbuhan ekonomi juga akan mempengaruhi transaksi keuangan dan daya beli masyarakat luas yang juga akan mempengaruhi pertumbuhan bisnis Perseroan. Untuk meminimalisasi dampak negatif dari perubahan kondisi perekonomian nasional terhadap kondisi keuangan Perseroan, maka Perseroan telah melakukan diversifikasi portofolio usahanya dalam berbagai segmen dan mengembangkan produk dan jasa keuangan yang inovatif. Perseroan juga senantiasa memperkuat Divisi Manajemen Risiko untuk mencermati, menganalisis, den mengantisipasi perubahan perubahan makroekonomi agar Perseroan tetap dapat mengelola berbagai kondisi yang dihadapi dengan perubahan tersebut, sehingga kinerja keuangan Perseroan tetap dapat ditingkatkan. Disamping itu, Perseroan juga memiliki Divisi Perencanaan Keuangan dan Akuntansi serta Divisi Riset dan Pengembangan Outlet yang secara rutin memberi analisis dan masukan bagi Perseroan untuk mengambil langkah-langkah yang dibutuhkan oleh Perseroan untuk mengoptimalkan peluang dari perubahan kondisi makroekonomi. Dalam menetapkan target-target pertumbuhan bisnis, Perseroan menyusun proyeksi keuangan berdasarkan asumsi-asumsi perkembangan makro ekonomi terkini. 18

41 Dengan masuknya Perseroan dalam kategori BUKU III atau berada dalam kategori upper midsize Bank, diharapkan cukup mampu dalam menghadapi persaingan perbankan, termasuk mengembangkan pasar baru dimana Perseroan memiliki keunggulan kompetitif. Proyeksi di tahun 2015 masih akan terjadi pertumbuhan di seluruh sektor usaha baik skala besar, menengah maupun kecil dan mikro seiring dengan gairah dunia usaha dalam menyambut program pemerintah yang baru serta kebijakan OJK dan BI untuk mengoptimalkan sektor UMKM serta sektor riil. Pada tahun 2015 Perseroan juga meningkatkan daya saing dalam hal kompetensi SDM, pelayanan (proses bisnis) dan jaringan distribusi terutama untuk menghadapi adanya peningkatan risiko persaingan usaha perbankan dengan adanya MEA. Pada saat ini bisnis Bank masih dominan berada di wilayah Jabodetabek dan Jawa namun secara bertahap Perseroan mengembangkan bisnis ke wilayah Indonesia Tengah dan Timur untuk mengisi celah peluang bisnis yang mulai berkembang di daerah tersebut. Dukungan Pemerintah di Sektor UMKM Pemerintah maupun BI telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang intinya mengantisipasi terjadinya dampak krisis Perekonomian di Eropa dan Amerika terhadap perekonomian nasional. Sebagian besar dari kebijakan tersebut ditujukan untuk tetap mendorong laju pertumbuhan sektor Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ini, termasuk kelonggaran dalam menjalankan fungsi intermediasi perbankan di sektor tersebut. Perseroan, sesuai dengan latar belakang dan misi yang diembannya dalam pengembangan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah merespon kebijakan ini secara positif serta terus berupaya mengembangkan pembiayaan UMKM. Perseroan juga terus mengembangkan aliansi strategis dengan berbagai institusi Pemerintah maupun BUMN, yang juga memiliki kepedulian terhadap perkembangan UMKM. Marjin Pendapatan Bunga Bersih Sebagai bank yang menyediakan jasa keuangan perantara dan jasa keuangan lainnya, hasil operasional Perseroan secara material dipengaruhi oleh faktor-faktor yang mempengaruhi marjin pendapatan bunga - bersih, terutama pinjaman dan suku bunga simpanan di Indonesia. Perubahan suku bunga kredit dan simpanan secara langsung maupun tidak langsung mempengaruhi kondisi keuangan dan hasil operasi Perseroan karena inti usaha perbankan dari intermediasi keuangan berdasarkan pada pencapaian marjin terbesar antara biaya dimana dapat memperoleh dana jangka pendek, terutama deposito, dan yields yang dapat dicapai dengan penyaluran kredit jangka panjang, terutama pinjaman, sementara secara efektif tetap mengelola risiko yang bersangkutan. Industri perbankan Indonesia secara keseluruhan telah secara historis menikmati marjin pendapatan bunga bersih yang lebih tinggi dibandingkan dengan bank di negara lain. Marjin pendapatan bunga - bersih Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing 3,70%, 3,82%, dan 4,56%. Meskipun marjin pendapatan bunga - bersih Perseroan tidak setinggi rata-rata industri perbankan Indonesia, terutama karena marjin pendapatan bunga - bersih yang rendah dari kredit yang dijamin pemerintah atau memiliki ATMR nihil seperti Bulog dan PLN, marjin pendapatan bunga - bersih Perseroan masih melebihi marjin pendapatan bunga - bersih yang terlihat di banyak negara di luar Indonesia. Marjin pendapatan bunga bersih yang lebih tinggi di Indonesia dapat menjadi bukti, dan sebagian disebabkan oleh sejumlah faktor, termasuk tingkat persaingan di industri perbankan Indonesia yang lebih rendah karena konsentrasi aset dan simpanan di beberapa bank. Dengan memperhatikan kondisi perekonomian Indonesia yang dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti tekanan inflasi yang cenderung meningkat, current account defisit, dan faktor eksternal lainnya Bank Indonesia mengambil kebijakan agar stabilitas sektor keuangan tetap terjaga melalui penguatan likuiditas perbankan dengan tetap mempertahankan agar fungsi intermediasi berjalan optimal. Beberapa penyesuaian ketentuan yang dilakukan Bank Indonesia antara lain ketentuan mengenai GWM (Giro Wajib Minimum) Sekunder dan GWM LDR (Loan to Deposit Ratio) yang telah berlaku efektif sejak tanggal 2 Desember Kewajiban pemenuhan GWM Sekunder yang saat ini sebesar 2,5% dari DPK (Dana Pihak Ketiga) disesuaikan secara bertahap menjadi 4%. Sementara itu, GWM LDR juga akan disesuaikan dengan menurunkan batas atas GWM LDR dari 100% menjadi 92% sementara batas bawah tetap sebesar 78% (kisaran LDR 78-92%). Kondisi tersebut selanjutnya dapat meningkatkan persaingan perbankan dalam meningkatkan penghimpunan dana untuk mendukung penyaluran kredit Selain itu dampak kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dapat menyebabkan perbankan bersaing ketat dalam memperoleh sumber dana murah. Pendanaan/Pengelolaan Likuiditas Untuk memastikan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajibannya kepada nasabah, Perseroan menerapkan kebijakan pengelolaan likuiditas yang di-review secara berkala sesuai dengan kondisi Perseroan maupun pengaturan oleh BI. Penerapan pengelolaan likuiditas dilakukan melalui alokasi penempatan pada primary reserve dan aset likuid dengan kriteria dan limit tertentu. Adapun pengelolaan aset likuid Perseroan dilakukan dengan hati-hati sejalan dengan kondisi Loan to Deposit Ratio (LDR) sehingga kondisi likuiditas Perseroan secara keseluruhan dapat tetap terjaga. Perseroan mendanai kegiatan operasionalnya, termasuk kredit yang diberikan, melalui kombinasi dari laba operasi, simpanan nasabah dan pinjaman dari bank lain. Perseroan juga memperoleh dana melalui penerbitan surat berharga, penjualan surat berharga pasar uang secara Repo dan dana pinjaman dari badan-badan Pemerintah dan lembaga internasional. Seperti telah dijelaskan, mengingat nasabah Perseroan di sektor perdagangan memiliki kebutuhan kredit yang berfluktuasi, Perseroan secara aktif mengelola sumber-sumber pendanaan yang ada guna mengelola likuiditas secara efisien. Pada saat Perseroan mengalami peningkatan permintaan kredit dari nasabah, Perseroan akan meningkatkan tingkat bunga deposito berjangka secara selektif untuk menarik penempatan dana dari perusahaan-perusahaan asuransi, dana pensiun, swasta besar atau BUMN, yang cenderung sensitif terhadap tingkat bunga. Perseroan juga memiliki fasilitas pinjaman yang diterima dari bank-bank domestik dan asing untuk mengelola likuiditasnya. 19

42 Dalam aspek pendanaan Perseroan terus meningkatkan struktur dan sumber dana murah melalui pengembangan produk sesuai dengan kebutuhan target pasar dan nasabah yang bertujuan untuk memberikan layanan yang terbaik. Pengembangan produk dan jasa ini didukung oleh sistem teknologi terkini sehingga memungkinkan para nasabah untuk melakukan transaksi secara real-timeonline dari seluruh outlet serta melaksanakan funding program. Agar lebih fokus dalam peningkatan pendanaan sumber dana murah, Perseroan menetapkan Tabungan sebagai produk unggulan baik dalam rangka peningkatan volume maupun rekening. Penjualan produk didukung dengan program penjualan yang disesuaikan kepada produk unggulan tersebut Untuk sumber dana murah dalam bentuk giro, Perseroan menciptakan layanan inovatif yang dihubungkan dengan transaksi via giro, antara lain melalui fasilitas Virtual Account, yaitu suatu fasilitas sub rekening dari satu rekening giro yang bertujuan untuk mengakomodir kebutuhan nasabah dalam mengidentifikasi transaksi-transaksi setoran ke rekening nasabah yang bersangkutan serta Bukopin Cash Management, yang memungkinkan nasabah Perseroan untuk melakukan pemantauan transaksi perbankan dan pengelolaan aktivitas kas secara real timeon-line langsung dari lokasi nasabah. Bukopin Cash Management juga membuat Perseroan menjadi one-stop banking business dan untuk mempertahankan nasabah. Untuk sumber dana murah lainnya dalam bentuk Tabungan, Perseroan memiliki dan terus melakukan inovasi atas berbagai produk tabungan disediakan untuk melayani kebutuhan nasabah, baik yang bertujuan untuk investasi, untuk mengoptimalkan pendapatan bunga tabungan, untuk antisipasi kebutuhan dana yang akan datang, untuk keperluan bisnis maupun untuk penyimpanan dana dalam valuta asing. Perseroan meluncurkan produk Tabungan SiAga Bukopin Valas dimana produk ini ditujukan bagi nasabah yang menginginkan menyimpan dana dalam bentuk valuta asing dengan beberapa mata uang yang diminati oleh pasar dan tingkat bunga serta nilai tukar yang kompetitif. Untuk produk tabungan SiAga Perseroan menciptakan layanan inovatif yang dihubungkan dengan transaksi via giro, yaitu Tabungan SiAga Badan Usaha yang diperuntukkan untuk Badan Usaha antara lain melalui fasilitas SiAgamatic yaitu suatu fasilitas pemindahbukuan secara otomatis dari rekening giro ke rekening tabungan atau sebaliknya. Layanan SiAgamatic ini memberikan kemudahan dan keleluasaan kepada nasabah dalam aktivitas transaksionalnya dengan pihak lain. Produk Deposito merupakan produk Dana yang memiliki tingkat likuditas yang dapat diprediksi karena memiliki jangka waktu sesuai perjanjian dengan nasabah. Perseroan berupaya menjaga tingkat likuiditasnya agar tetap stabil dengan memberikan penawaran kepada nasabah untuk dapat menempatkan dananya pada jangka waktu panjang. Untuk mendapatkan pendanaan jangka panjang Perseroan telah menciptakan produk Deposito dengan jangka waktu 2 (dua) tahun yang diharapkan dengan penempatan pada waktu tersebut tingkat likuiditas Perseroan akan stabil sehingga tingkat risiko likuiditas Perseroan dapat terjaga. Strategi Pemasaran Dana Untuk meningkatkan daya saing dalam penjualan dan pemasaran produk-produk dana, Perseroan melakukan beberapa aktivitas pemasaran dalam bentuk peluncuran program-program penjualan. Perseroran melalui cabang-cabangnya juga melakukan kegiatan penjualan langsung dalam bentuk direct selling dan mengadakan kegiatan dalam bentuk gathering yang tujuannya bukan hanya untuk penjualan tetapi juga berdampak pada loyalitas nasabah. Kegiatan ini didukung dengan komunikasi pemasaran yang berkesinambungan. Dengan aktivitas pemasaran ini diharapkan dapat menunjang penjualan produk-produk dana di masyarakat. Kemampuan untuk mendapatkan pendanaan dengan harga yang menarik Untuk memastikan kemampuan Perseroan dalam memenuhi kewajibannya kepada nasabah/counterparty, Perseroan menerapkan kebijakan pengelolaan likuiditas melalui alokasi penempatan pada Cadangan Primer (Primary Reserve), Cadangan Sekunder (Secondary Reserve) dan Cadangan Tersier (Tertiary Reserve) berdasarkan kriteria dan limit tertentu. Selain itu, Perseroan telah memiliki kebijakan Contingency Funding Plan, yang berisi langkah yang harus dilakukan oleh Perseroan dalam mengantisipasi dan menghadapi kondisi kesulitan likuiditas. Pengelolaan kondisi likuiditas harian dilakukan oleh Unit Treasury, dengan memastikan pemenuhan giro wajib minimum sesuai dengan regulasi OJK dan mengelola ekses likuiditas pada instrumen investasi yang likuid, berkualitas tinggi dan memberikan keuntungan berupa pendapatan bunga dan atau capital gain. Secara bank wide, Assets and Liabilities Committee (ALCO) secara berkala melakukan evaluasi dan menetapkan kebijakan dan strategi Assets and Liabilities Management, termasuk di dalamnya meliputi liquidity management, dengan memperhatikan perubahan eksternal dan makro ekonomi terkini serta perkembangan persaingan perbankan nasional. Monitoring kondisi likuiditas Perseroan dilakukan secara harian antara lain berupa proyeksi Cash Flow harian, monitoring likuiditas, monitoring Loan to Deposit Ratio dan monitoring posisi Liquidity Coverage Ratio. Sebagai langkah mitigasi risiko likuiditas, upaya peningkatan funding dari sumber dana retail khususnya giro dan tabungan dilakukan lebih fokus melalui pengembangan/ penyempurnaan fitur produk, peningkatan upaya cross selling dengan produk kredit serta optimalisasi pemasaran dan pelayanan seluruh produk dana untuk perluasan customer base. 20

43 Perubahan Perilaku Konsumen Perubahan perilaku konsumen akan berpengaruh terhadap kegiatan usaha dan hasil usaha perseroan. Dampak perekonomian yang tidak stabil, harga dolar meningkat, BI rate cenderung naik akan mempengaruhi perilaku konsumen. Sebagai contoh adalah poin-poin berikut: 1. Dengan adanya kenaikan BI Rate, maka cenderung akan menaikan suku bunga atau COF, untuk itu supaya DPK tidak menurun maka dilakukan kenaikan suku bunga, baik suku bunga dana maupun kredit yang bertujuan supaya NIM tidak berkurang. 2. Dengan adanya kenaikan BBM yang menimbulkan kenaikan harga barang-barang kebutuhan yang berdampak pada berkurangnya DPK, maka dilakukan kenaikan suku bunga. Poin-poin tersebut dilakukan untuk menjaga konsumen atau nasabah tidak menarik dananya, meskipun hal ini sulit untuk menahan poduk dan perilaku konsumen. Perkembangan aktivitas pemasaran Aktivitas pemasaran dilakukan melalui seluruh saluran distribusi yang saat ini eksis, baik melalui jaringan kantor maupun seluruh e- channnel. Aktivitas pemasaran tersebut didukung oleh tenaga pemasar yang terdiri dari Mass Banking Officer, Relationship Banking Officer dan Account Officer (lending Retail dan Komersial). Khusus untuk tenaga funding officer yang menangani segmen Affluent, nasabah ditangani oleh tenaga pemasar yang disebut Priority Banking Officer. Kedepan, aktivitas pemasaran juga akan didukung oleh perluasan jaringan kantor baru dan layanan baru, misalnya prepaid card, Bukopin Kiriman Uang, dan beberapa produk/layanan dan lainnya. Aktivitas pemasaran akan difokuskan kepada upaya peningkatan funding yang fokus kepada segmen mass dan mass affluent dengan tujuan meningkatkan jumlah customer base retail yang kuat, mendorong peningkatan sumber dana murah yang stabil dan terjadi peningkatan kualitas rekening. Selain itu aktivitas pemasaran juga difokuskan kepada peningkatan transaksi agar dapat meningkatkan kualitas transaksi dan berdampak kepada peningkatan fee base dari transaksi di e-channel. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat atas Perseroan, secara berkesinambungan Perseroan melakukan kegiatan komunikasi pemasaran dan promosi melalui media cetak dan elektronik. Penempatan iklan melalui radio dan media lain seperti billboard, poster, brosur dilakukan secara berkesinambungan sesuai dengan produk dan layanan serta momentum penjualan. Perusahaan melalui cabangcabangnya juga aktif melakukan kegiatan on air di radio station lokal serta melakukan kegiatan customer gathering. Beberapa kegiatan pemasaran dalam bentuk program penjualan yang telah dilaksanakan perseroran diantaranya adalah Program Tabungan Berhadiah Langsung melalui mekanisme Point Reward, Program Tabungan Rencana Berhadiah Gadget, Program Peningkatan Transaksi isi pulsa,,program Tabungan SiAga Bukopin Berhadiah BMW serta berbagai program merchant diskon dan promosi kartu kredit. Khusus aktivitas pemasaran disisi kredit, akan difokuskan pada segmen-segmen yang terbukti memiliki potensi bagus dan risk exposure yang relatif rendah dan terukur di masing-masing wilayah (penetapan bisnis unggulan). Aktivitas ini akan didukung dengan persiapan insfrastruktur dibidang perkreditan sehingga kelancaran bisnis proses akan terjaga. Pengembangan Produk Baru Untuk meningkatkan daya saing dalam pemasaran dana Perseroan mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan target pasar dan nasabah yang bertujuan untuk memberikan layanan yang terbaik. Pengembangan produk dan jasa ini didukung olehsistem teknologi terkini sehingga memungkinkan para nasabah untuk melakukan transaksi secara real-timeonline dari seluruh outlet serta melaksanakan transaksi perbankan yang sesuai dengan kebutuhannya. a. Penghimpunan Dana Untuk meningkatkan daya saing dalam penghimpunan sumber dana, Perseroan mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan target pasar dan nasabah yang bertujuan untuk memberikan layanan yang terbaik. Pengembangan produk dan jasa ini didukung olehsistem teknologi terkini sehingga memungkinkan para nasabah untuk melakukan transaksi secara realtimeonline dari seluruh outlet serta melaksanakan funding program. Adapun produk penghimpunan dana yang disediakan oleh Perseroan adalah sebagai berikut: Giro, jenis giro yang disediakan Perseroan kepada nasabah yaitu Giro Bukopin Rupiah dan Giro Bukopin Valas. Berbagai fasilitas pendukung guna mempermudah nasabah dalam melakukan transaksi pada produk Giro antara lain fasilitas SiAgamatic dan Bukopin Cash Management. Bukopin Cash Management juga membuat Perseroan menjadi one-stop banking business dan untuk mempertahankan nasabah. Tabungan, jenis tabungan yang disediakan Perseroan kepada nasabah yaitu: Tabungan SiAga Bukopin, Tabungan SiAga Bukopin Bisnis, Tabungan SiAga Bukopin Premium, Tabungan SiAga Bukopin Kerjasama, Tabungan SiAga Bukopin Rencana, Tabungan Sikosi, Tabungan SiAga Pensiunan, TabunganKu. Deposito, Perseroan menyediakan produk deposito sebagai berikut: Deposito Rupiah, Deposito Valas. Deposito Merdeka, dan Deposit On Call. 21

44 b. Kredit yang diberikan Produk kredit yang dikembangkan berdasarkan bisnis unggulan/segmen yang telah ditetapkan dengan memperhatikan kondisi pasar dan produk sejenis di pesaing. Produk dititik beratkan pada aspek kemudahan, kecepatan dan keamanan dengan tetap memperhatikan tingkat margin pada masing-masing produk. Produk kredit diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha pada segmen pilihan dengan produk yang berbasis project, distribusi, transaksi dan konsumsi. Produk yang dikembangkan terkait dengan Kredit Program UKM, skim produk kredit UKM yang dimiliki Perseroan adalah:kredit Koperasi Karyawan kepada Anggota (K3A). Kredit Dalam Rangka Kerjasama dengan Hiswana Migas, Kredit Kemitraan UKM,Kredit Pengadaan Gabah-Beras kepada Divre/Subdivre Perum Bulog, Kredit Pembelian Kendaraan Usaha. Kredit Pembiayaan Alat Berat, Skim Bank Garansi-Khusus, dan Penjaminan Bank Garansi melalui Perusahaan Penjamin. Kredit Program yang Terkait Pemerintah atau Lembaga Lainnya, skim produk Kredit Program yang Terkait Pemerintah atau Lembaga Lainnya yang dimiliki Perseroan adalah: Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Surat Utang Pemerintah (SU-005), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), Kredit Pundi. Kredit Konsumsi, skim produk kredit konsumsi yang dimiliki Perseroan adalah: Kredit Pemilikan Rumah (KPR), Kredit Mobil Bukopin (KMB), dan Kredit Serba Guna. Kartu kredit, produk kartu kredit yang dimiliki Perseroan adalah: Kartu Kredit Visa terdiri dari: Visa Classic, Visa Gold, Visa Platinum dan Kartu Kredit MasterCard terdiri dari :Master Gold, Master Platinum serta Business Card. Kredit Mikro, skim produk kredit mikro yang dimiliki Perseroan adalah: Program Kemitraan Swamitra (two step loan) dan pinjaman yang disalurkan secara langsung (direct loan). Disamping itu Usaha Mikro Perseroan juga menyediakan pembiayaan kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap (fixed income earner) melalui sejumlah produk antara lain kredit kepada pegawai aktif, kredit pensiunan dan KPR untuk masyarakat berpenghasilan rendah melalui kerjasama dengan Badan Layanan Umum Pembiayaan Perumahan. Pengelolaan portofolio kredit mikro fokus pada produk Swamitra dan Pensiunan. Pengelolaan produk Swamitra difokuskan pada revitalisasi dan penyehatan kualitas Swamitra. Pengelolaan produk pensiunan difokuskan pada peningkatan volume (kredit dan jumlah debitur) dan penguatan jaringan (titik layanan) Perseroan. c. Fee Based Income Perseroan mengupayakan peningkatan fee based income melalui penyediaan produk layanan perbankan seperti: Jasa trade finance, bank garansi, kontra bank garansi, bank garansi khusus, remittance, foreign exchange,spot, swap, forward contracts, kegiatan jual beli bank notes, layanan penerimaan pembayaran terkait public services, electronic banking (ATM, internet banking, SMS banking), jasa kustodi, wali amanat, jasa arranger dan keagenan kredit sindikasi, Modul Penerimaan Setoran Negara (MPN), jasa layanan melalui sistem host to host, penjualan reksadana, penjualan ORI dan Bukopin Prioritas. Perseroan saat ini juga sedang mengembangkan konsep branchless banking. Disamping produk yang telah ada, Perseroan juga akan mengembangkan produk-produk baru untuk mengembangkan aktivitas pemasaran seperti: B-Pay Prepaid Card Produk pendukung Branchless Banking Kondisi persaingan dan perubahan yang terjadi pada kompetitor Tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan usaha pada industri perbankan cukup tinggi mengingat jumlah bank yang ada di Indonesia saat ini sebanyak 119 bank (data BI). Namun Perseroan yakin bahwa dengan produk dan layanan yang dimiliki akan mampu bersaing pada industri perbankan tersebut. Pada tahun 2014, posisi Perseroan menduduki peringkat ke 15 dari sisi aset, peringkat ke 15 pada sisi kredit, peringkat ke 13 dari sisi DPK dan peringkat ke 20 pada sisi laba (sumber: laporan keuangan publikasi bank umum dari website Bank Indonesia tanggal 31Maret 2015, diolah). Pada periode , Bank Bukopin secara entitas induk (bank only) berhasil mencetak pertumbuhan KYD dan DPK masing-masing sebesar 14,00% dan 16,73% diatas pertumbuhan industri perbankan nasional (Bank Umum) dimana pertumbuhan KYD dan DPK pada periode tercatat masing-masing sebesar 11,58% dan 12,29% (sumber: data Statistik Perbankan Indonesia Edisi Februari 2015 tanggal 22 April 2015-diolah). Persaingan semakin kuat mengingat produk dan layanan perbankan semakin berkembang dan relatif sama sehingga market yang ada diperebutkan oleh 119 Bank tersebut. Persaingan ditambah kuat dengan hadirnya perbankan asing yang membuka kantornya di Indonesia dan lembaga keuangan sejenis yang memiliki usaha seperti bank. 22

45 Fluktuasi Nilai Tukar dan Suku Bunga Secara bank wide, Assets and Liabilities Committee (ALCO) secara berkala melakukan evaluasi dan menetapkan kebijakan dan strategi Assets and Liabilities Management, termasuk di dalamnya meliputi liquidity management, dengan memperhatikan perubahan eksternal dan makro ekonomi terkini serta perkembangan persaingan perbankan nasional. Perseroan telah menetapkan strategi untuk memitigasi risiko akibat pergerakan variabel pasar seperti risiko perubahan suku bunga dan risiko perubahan nilai tukar, yang dihadapi Perseroan dalam menjalankan aktivitas usahanya. Langkah-langkah untuk memitigasi risiko tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Industri Perbankan Pengendalian risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko suku bunga Perseroan pada trading book antara lain dilakukan melalui analisis risiko dan limit untuk aktivitas trading yang meliputi transaksi Money Market, Foreign Exchange dan Fixed Income Securities (surat-surat berharga). Selain itu, dilakukan proses mark to market untuk posisi trading book, monitoring posisi devisa neto dan Value at Risk (VaR) atas posisi tersebut. Dengan mempertimbangkan komposisi portofolio Perseroan, pengelolaan risiko suku bunga banking book menjadi fokus perhatian Perseroan karena porsi banking book yang sangat signifikan dibandingkan trading book. Hal ini dilakukan antara lain dengan memperhatikan posisi gap aset dan liabilitas Perseroan yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga dan kecenderungan pergerakan suku bunga acuan BI rate serta suku bunga pasar yang dapat mempengaruhi stabilitas tingkat profitabilitas Perseroan. Pengukuran risiko dilakukan dengan menggunakan Interest Rate Risk Model dengan metodologi repricing profile gap. Penilaian risiko nilai tukar mata uang asing dilakukan dengan memperhatikan Posisi Devisa Neto (PDN) dan volatilitas mata uang asing yang dikelola Perseroan. Dalam melakukan pengukuran risiko, Perseroan melakukan stress test dengan beberapa skenario, termasuk skenario terburuk (worst case scenario). Hal ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan Perseroan dalam menghadapi berbagai tingkat pergerakan hingga kondisi pasar yang tidak normal. Sebagai mitigasi risiko nilai tukar valuta asing di tengah volatilitas nilai tukar valuta asing, maka pengelolaan PDN dilakukan dengan hati-hati melalui kebijakan mengontrol mutasi transaksi valas di seluruh Kantor Cabang dan Unit Bisnis. Dengan PDN yang terjaga pada level yang rendah dan terbatas, risiko nilai tukar valuta asing yang dihadapi tetap dapat diminimalkan. Sebagai mitigasi risiko suku bunga, dilakukan pengendalian tingkat cost of fund antara lain dengan lebih meningkatkan komposisi sumber dana Giro dan Tabungan, peningkatan kualitas layanan, relationship dan selling poin produk serta program dalam rangka meningkatkan volume simpanan dan memperluas customer base, review suku bunga dana/special rate Deposito secara selektif sesuai arahan OJK, penempatan dana pada aset produktif dilakukan lebih selektif pada portofolio yang dapat memberikan keuntungan optimal dan dilakukan review suku bunga sisi aset dan liabilitas yang lebih intensif apabila terjadi pergerakan suku bunga pasar yang signifikan. Selain itu, upaya pengelolaan repricing gap sisi aset dengan sisi liabilitas disesuaikan dengan memperhatikan arah pergerakan suku bunga sehingga dapat meminimalkan risiko suku bunga. Kondisi perekonomian Indonesia dihadapkan dengan berbagai tantangan seperti perlambatan ekonomi global, penurunan harga komoditas, kenaikan suku bunga The Fed, nilai tukar, tekanan inflasi yang cenderung meningkat, current account defisit, dan faktor eksternal lainnya, namun demikian secara nasional perekonomian nasional memiliki fundamental ekonomi yang kuat sehingga perekonomian diproyeksikan akan tetap tumbuh dengan baik. Pada tahun 2014 industri perbankan nasional tetap tumbuh meskipun cenderung melambat dibandingkan dengan periode sebelumnya. Kondisi ekonomi global dan makro nasional berdampak pada melambatnya kinerja perbankan nasional selama tahun Namun demikian perbankan nasional masih memiliki fundamental yang kuat dan sehat dalam menghadap berbagai permasalahan ekonomi global maupun makro nasional, Disamping itu Bank Indonesia mengambil kebijakan agar stabilitas sektor keuangan tetap terjaga melalui penguatan likuiditas perbankan dengan tetap mempertahankan agar fungsi intermediasi berjalan optimal. Beberapa penyesuaian ketentuan yang dilakukan Bank Indonesia antara lain ketentuan mengenai GWM (Giro Wajib Minimum) Sekunder dan GWM LDR (Loan to Deposit Ratio) yang telah berlaku efektif sejak tanggal 2 Desember Kewajiban pemenuhan GWM Sekunder sebelumnya 2,5% dari DPK (Dana Pihak Ketiga) disesuaikan secara bertahap menjadi 4%. Sementara itu, GWM LDR juga akan disesuaikan dengan menurunkan batas atas GWM LDR dari 100% menjadi 92% sementara batas bawah tetap sebesar 78% (kisaran LDR 78-92%). Kondisi tersebut selanjutnya dapat meningkatkan persaingan perbankan dalam meningkatkan penghimpunan dana untuk mendukung penyaluran kredit. Selain itu dampak kebijakan transparansi Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) dapat menyebabkan perbankan bersaing ketat dalam memperoleh sumber dana murah. Kondisi industri perbankan tersebut menjadi perhatian khusus manajemen Perseroan. Namun mengingat pasar nasional yang luas serta didukung oleh fundamental ekonomi yang kuat, maka peluang untuk dapat meningkatkan kinerja Perseroan masih terbuka lebar. Disamping itu secara internal Perseroan terus memaksimalkan keunggulan bersaing yang dimiliki yaitu pengalaman dan kompetensi di sektor Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, portofolio bisnis di sektor komoditas strategis, jaringan yang luas, aliansi strategis, teknologi informasi yang handal, serta pelayanan yang memuaskan dan dapat diandalkan. Peningkatan keunggulan daya saing tersebut dilakukan strategi utama Perseroan yaitu pertumbuhan dan diversifikasi portofolio kredit, terus mengembangkan kegiatan usaha inti yaitu usaha mikro dan UKMK, strategi pertumbuhan sektor bisnis dalam Perbankan Komersial, pengembangan Usaha Konsumer, pengembanganlayanan penerimaan pembayaran dari masyarakat, mendiversifikasikan basis pendanaan, peningkatan pendapatan imbal jasa (fee based), melanjutkan perbaikan sistem dan pengendalian manajemen risiko. 23

46 3. Prinsip Perbankan Yang Sehat Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengacu kepada peraturan dan perundangperundangan perbankan, terutama pada tingkat kesehatan bank. Tingkat kesehatan dengan menggunakan pendekatan risiko (Risk Based Bank Rating) mulai dilakukan untuk penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan posisi akhir bulan Desember Hasil penilaian Tingkat Kesehatan Perseroan oleh Otoritas Jasa Keuangan untuk 3 (tiga) periode penilaian terakhir yaitu Semester II tahun 2013, Semester I 2014 dan Semester II tahun 2014 adalah kategori PK2 (Peringkat Komposit 2) yaitu tergolong sehat dan mampu mengatasi pengaruh negatif dari kondisi perekonomian dan industri keuangan. Perseroan harus memenuhi ketentuan kecukupan modal minimum sesuai peraturan Bank Indonesia. Perseroan disyaratkan untuk memelihara rasio kecukupan modal minimum terhadap aset tertimbang menurut risiko sebelum tahun 2013 sebesar 8,00%, sedangkan sejak tahun 2013 Perseroan disyaratkan untuk memelihara rasio kecukupan modal minimum terhadap aset tertimbang menurut risiko sesuai dengan Peringkat Profil Risiko dari masing-masing Perseroan. Peringkat Profil Risiko Perseroan berdasarkan perhitungan self assessment untuk posisi 31 Desember 2014 adalah Peringkat 2 (dua), sehingga disyaratkan untuk memelihara rasio kecukupan modal minimum terhadap aset tertimbang menurut risiko sebesar 9,00% s.d. < 10,00%. Tabel berikut menyajikan indikator kinerja keuangan Perseroan (tanpa memperhitungkan entitas anak) pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut: Keterangan Ketentuan Bank Indonesia 31-Des Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit* 1 9,00% s.d. < 10,00% 18,50% 17,08% 15,99% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar* 1 9,00% s.d. < 10,00% 18,45% 17,07% 15,98% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko operasional* 1 9,00% s.d. < 10,00% 16,38% 15,13% 14,21% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional* 1 9,00% s.d. < 10,00% 16,34% 15,12% 14,21% Rasio kredit yang diberikan terhadap simpanan nasabah (LDR) 2-83,81% 85,80% 83,89% Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - kotor 3 5,00% 2,66% 2,26% 2,78% Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - neto 4 5,00% 1,56% 1,51% 2,07% Marjin pendapatan bunga bersih (NIM) 5-4,56% 3,82% 3,70% Imbal hasil aset (ROA) 6-1,83% 1,75% 1,33% Imbal hasil ekuitas (ROE) 7-19,47% 19,09% 12,50% Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) 8 90,00% 81,42% 82,73% 88,27% *) Rasio kecukupan modal minimum terhadap aset tertimbang menurut risiko sebelum 2013 sebesar 8,00% Catatan: (1) Rasio dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia mengenai kecukupan modal dengan cara membagi modal dengan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Untuk posisi 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang "Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum" dan perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional telah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang "Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID)". Modal merupakan penjumlahan modal inti (Tier I) dan modal pelengkap (Tier II), dikurangi dengan penyertaan saham sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko kredit terdiri dari aset tercatat dalam laporan posisi keuangan dan beber pa akun liabilitas komitmen dan kontinjensi (transaksi rekening administratif), setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai, estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi, dan/atau penyisihan kerugian aset non-produktif yang telah dibentuk, yang diberikan bobot risiko kredit sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko pasar merupakan ATMR dengan memperhitungkan risiko suku bunga dan risiko nilai tukar yang dihitung dengan menggunakan Metode Standar sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko operasional merupakan ATMR dengan memperhitungkan risiko operasional yang dihitung dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID) sesuai Peraturan Bank Indonesia, yaitu sebesar 12,5 kali beban modal risiko operasional, dimana beban modal risiko operasional merupakan rata-rata dari penjumlahan pendapatan bruto tahunan yang positif dalam 3 tahun terakhir dikali 15%. (2) Jumlah kredit yang diberikan dibagi jumlah simpanan nasabah (kecuali simpanan dari bank lain). (3) Jumlah kredit bermasalah sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. (4) Jumlah kredit bermasalah setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. (5) Pendapatan bunga - bersih dibagi rata-rata saldo aset produktif pada akhir bulan selama tahun/periode yang dimaksud. (6) Laba sebelum pajak penghasilan dibagi rata-rata saldo aset akhir bulan selama tahun/periode yang dimaksud. (7) Laba bersih setelah pajak penghasilan dibagi rata-rata saldo ekuitas (modal inti) akhir bulan selama tahun/periode yang dimaksud. (8) Jumlah beban bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya dan beban operasional lainnya (termasuk beban penyisihan kerugian penurunan nilai) dibagi jumlah pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya. 24

47 Rasio Kecukupan Modal (CAR) Posisi rasio kecukupan modal Perseroan dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar 15,98%, 17,07%, dan 18,45%. Dengan penerapan risiko operasional di tahun 2010, maka posisi rasio kecukupan modal Perseroan dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 sebesar 14,21%, 15,12%, dan 16,34%. Menurut ketentuan Bank Indonesia rasio minimal CAR sebelum tahun 2013 sebesar 8,00% sedangkan sejak tahun 2013 rasio minimal CAR disesuaikan dengan Peringkat Profil Risiko dari masing-masing Perseroan. Peringkat Profil Risiko Perseroan berdasarkan perhitungan self assessment untuk posisi 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2014 adalah Peringkat 2 (dua), sehingga disyaratkan untuk memelihara rasio kecukupan modal minimum terhadap aset tertimbang menurut risiko sebesar 9,00% s.d. < 10,00%. Rasio kecukupan modal dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 relatif stabil dan terkelola dengan baik yang disebabkan oleh kenaikan modal baik dari penambahan organik maupun anorganik. Pada tahun 2012, Perseroan membukukan hasil penerbitan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I sebesar Rp1.488 miliar setelah memperhitungkan biaya emisi. Pada tahun 2013, Perseroan melakukan Penawaran Umum Terbatas III untuk menerbitkan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) dan membukukan hasil penerbitan HMETD sebesar Rp732 miliar. Loan to Deposit Ratio (LDR) Perseroan senantiasa berupaya untuk mengoptimalkan sumber dana untuk disalurkan dalam bentuk kredit yang diberikan agar fungsi intermediasi dapat berjalan dengan optimal sesuai sasaran Bank Indonesia. Rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas dalam industri perbankan adalah rasio kredit yang diberikan terhadap simpanan nasabah (LDR). LDR Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar 83,89%, 85,80%, dan 83,81%. Perseroan senantiasa mengelola tingkat LDR pada skala yang optimal, baik dari sisi penyaluran kredit maupun pendanaan, sehingga dari sisi imbal hasil dapat memperoleh hasil yang kompetitif namun dari sisi likuiditas juga dapat terkelola dengan baik. Dengan mempertimbangkan fungsi intermediari Perseroan, maka tingkat LDR yang optimal bagi perseroan secara umum diarahkan pada level ideal 80% hingga 88% yang merupakan level tidak terkena disinsentif terkait penghitungan GWM LDR. Kebijakan ekspansi kredit secara umum disesuaikan dengan kemampuan penghimpunan dana pihak ketiga oleh Perseroan sehingga dampak perubahan tingkat LDR terhadap kondisi likuiditas Perseroan tetap dapat diminimalkan. Meskipun konsentrasi pada maturity jangka pendek tinggi, namun berdasarkan analisa core deposit diperoleh kesimpulan bahwa persentase core deposit cukup tinggi sehingga dapat diyakini tingkat loyalitas nasabah simpanan jangka pendek (giro, tabungan, deposito). Untuk memastikan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitasnya kepada nasabah/counterparty, Perseroan menerapkan kebijakan pengelolaan likuiditas melalui alokasi penempatan pada Cadangan Primer (Primary Reserve) dan alat likuid berdasarkan kriteria dan limit tertentu. Dalam mengantisipasi dan menghadapi kondisi kesulitan likuiditas, Perseroan telah memiliki kebijakan Rencana Pendanaan Darurat, yang berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh Perseroan dalam rangka mengantisipasi dan menghadapi perubahan kondisi likuiditas harian sehingga Perseroan dapat tetap memenuhi setiap kewajiban finansial yang sudah diperjanjikan secara tepat waktu dan menjaga kelangsungan proses bisnis Perseroan. Selain itu Perseroan terus meningkatkan sumber dana pinjaman jangka panjang baik berupa penerbitan obligasi subordinasi, dalam rangka kredit program maupun kerjasama lainnya terutama dari pemerintah, BUMN, dan lembaga keuangan internasional. Fasilitas kredit program dan pinjaman yang diterima Perseroan saat ini diantaranya berasal dari Pemerintah Republik Indonesia, BI, Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan, PT Jamsostek (Persero), Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura, United Overseas bank, Ltd, Singapura, Bank Nova Scotia, Singapura, Agence Francaise De Developpement, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd, cabang Indonesia, Citibank, Jakarta, dan lain - lain. Kualitas Aset Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - kotor pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar 2,78%, 2,26%, dan 2,66%. Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan sangat dipengaruhi oleh adanya penurunan usaha debitur di segmen usaha tertentu dan tekanan ekonomi makro. Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan (gross) untuk tahun 2014 dibandingkan dengan tahun 2013 cenderung meningkat yang disebabkan oleh situasi kondisi ekonomi global yang menurun, ekonomi makro nasional yang belum sepenuhnya pulih serta penurunan usaha debitur di segmen usaha tertentu. Kondisi tersebut juga berdampak pada penurunan kualitas kredit di industri perbankan nasional selama tahun 2014, Rasio kredit bermasalah (gross) industri perbankan nasional pada tahun 2014 meningkat sebesar 0,39% dibandingkan tahun Perseroan senantiasa menjaga kualitas aset produktif dengan selalu mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi aset produktif, penyempurnaan kebijakan perkreditan, diversifikasi portofolio kredit, kecukupan agunan, dan sistem pengendalian internal, dan membentuk penyisihan kerugian penurunan nilai sesuai dengan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, sejak 1 Januari 2010 yang kemudian diubah dengan PSAK No. 55 (Revisi 2011) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran yang berlaku efektif sejak 1 Januari Upaya memperbaiki kredit bermasalah dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Perseroan dan/atau hukum yang berlaku. Upaya-upaya untuk mengoptimalkan pengembalian kredit dilakukan dengan pola restrukturisasi atau penyelesaian secara tunai bertahap atau pola persuasif lainnya, antara lain penyelesaian secara tunai sekaligus atau penyerahan aset dan dengan litigasi, yaitu eksekusi jaminan kebendaan, kepailitan atau upaya hukum lainnya, dengan mempertimbangkan/memperhatikan tingkat recovery rate. 25

48 Jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai yang dibentuk pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Perseroan berkeyakinan penyisihan tersebut cukup untuk menutupi kemungkinan tidak tertagihnya kredit yang diberikan. Rentabilitas Marjin pendapatan bunga bersih/net Interest Margin (NIM) merupakan pendapatan bunga - bersih dibagi dengan rata-rata saldo aset produktif yang menghasilkan bunga (interest earning assets). Marjin pendapatan bunga bersih pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar 3,70%, 3,82%,dan 4,56%. Rasio imbal hasil aset/return on Asset (ROA) digunakan untuk mengukur kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba sebelum pajak dari aset yang dimiliki. Rasio imbal hasil aset pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar 1,33%, 1,75%, dan 1,83%. Rasio imbal hasil ekuitas/return on Equity (ROE) digunakan untuk mengukur kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba setelah pajak dari ekuitas yang dimiliki. Rasio imbal hasil ekuitas pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar 12,50%, 19,09%, dan 19,47%. Imbal Hasil Aset (ROA) dan Imbal Hasil Ekuitas (ROE) selama tahun 2012 hingga tahun 2013 relatif stabil, namun pada tahun 2014 terdapat penurunan rasio rentabilitas ROA & ROE yang disebabkan penurunan perolehan laba di tahun 2014 sebagai dampak dari ketatnya likuiditas & tingginya tingkat suku bunga pasar sehingga berdampak pada peningkatan beban dana Perseroan. Tingginya suku bunga sumber dana tersebut berdampak pada melambatnya kemampuan penyerapan kredit. Perseroan senantiasa berupaya untuk meningkatkan imbal hasil ekuitas dengan memaksimalkan produktivitas aset, penyelesaian kredit bermasalah, meningkatkan volume bisnis, diversifikasi sumber dana dan penyaluran dana, peningkatan fee base, dan efisiensi yang dijalankan Perseroan. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) adalah rasio untuk mengukur tingkat efisiensi Perseroan. Rasio BOPO pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar 88,27%, 82,73%, dan 81,42%. Perseroan berupaya untuk melakukan efisiensi dalam segala bidang, sehingga investasi-investasi yang dilakukan ditujukan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi proses bisnis. Perhitungan rasio rentabilitas per 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 menggunakan data yang telah disetahunkan sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/30/DPNP tanggal 16 Desember 2011 mengenai perubahan ketiga atas Surat Edaran Bank Indonesia No. 3/30/DPNP tanggal 14 Desember 2001 tentang Laporan Keuangan Publikasi Triwulan dan Bulanan Bank Umum, serta Laporan Tertentu yang Disampaikan Kepada Bank Indonesia serta Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/394/DPNP/IDPnP tanggal 27 Juli 2011 tentang Penyesuaian Penyajian Laporan Keuangan Publikasi (LKP) Triwulanan Terkait Konvergensi PSAK dengan International Financial Reporting Standard (IFRS). Dan PBI No.14/14/PBI/2012 tanggal 18 Oktober 2012 tentang Transparansi dan Publikasi Laporan Bank. 4. Indikator Kinerja Keuangan Analisis dan pembahasan di bawah ini, khususnya untuk bagian yang menyangkut kinerja keuangan Perseroan, disusun berdasarkan laporan keuangan konsolidasian auditan Perseroan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa modifikasian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf Hal-hal lain mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf yang menjelaskan mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). 26

49 Keterangan Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar % Pendapatan bunga dan Syariah , , ,2 Beban bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya (2.665) 5,9 (3.506) 31,6 (4.620) 31,8 Pendapatan operasional lainnya 664 4, , ,3 Beban operasional lainnya (1.865) 11,5 (2.160) 13,7 (2.297) 6,3 Laba Operasional , ,1 944 (19,6) Laba Sebelum Pajak Penghasilan , ,7 971 (18,7) Laba Bersih , ,0 727 (22,2) Laba Komprehensif - Setelah Pajak , ,5 742 (16,2) (dalam miliaran Rupiah) Pendapatan dan Beban Bunga dan Syariah Pendapatan Bunga dan Syariah Beban Bunga, Syariah, dan Pembiayaan Lainnya Pendapatan Bunga dan Syariah Berikut adalah rincian Pendapatan Bunga dan Syariah Perseroan: Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember Keterangan Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar % Pendapatan bunga kredit yang diberikan , , ,4 Pendapatan bunga penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain 100 2,0 91 1, ,0 Pendapatan bunga surat-surat berharga 184 3, , ,6 Pendapatan bunga surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali 179 3, , ,3 Pendapatan bunga giro pada Bank Indonesia 21 0,4 26 0,5 27 0,4 Pendapatan bunga giro pada bank lain 1 0,0 * 0,0 * 0,0 Pendapatan bunga tagihan lainnya 2 0,0 1 0,0 1 0,0 Pendapatan Syariah 284 5, , ,3 Jumlah Pendapatan Bunga dan Syariah , , ,0 *di bawah lima ratus juta Rupiah 27

50 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Jumlah pendapatan bunga dan Syariah meningkat Rp1.143 miliar atau 19,2% dari Rp5.950 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp7.093 miliar pada tahun 2014, terutama berasal dari peningkatan pendapatan bunga kredit yang diberikan sebesar Rp900 miliar atau meningkat 18,5% dari Rp4.873 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp5.773 miliar pada tahun 2014, seiring dengan peningkatan jumlah kredit yang diberikan dan pembiayaan di tahun 2014 terutama pada segmen retail (Mikro, UKMK, dan Konsumer). Peningkatan pendapatan bunga surat-surat berharga sebesar Rp297 miliar atau meningkat 123,8% dari Rp240 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp537 miliar pada tahun 2014, seiring dengan penempatan pada surat berharga dengan rate yang lebih baik dari tahun 2013 sebagai langkah Perseroan dalam diversikasi aset produktif untuk mengoptimalkan imbal hasil dan mitigasi risiko. Pendapatan syariah meningkat Rp86 miliar atau 23,5% dari Rp366 miliar menjadi Rp452 miliar pada tahun 2014, seiring dengan peningkatan jumlah pembiayaan syariah pada perusahaan anak sebesar Rp429 miliar atau meningkat 13,1% pada tahun 2014, yang dimbangi dengan penurunan pendapatan bunga dari surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali sebesar Rp191 miliar atau menurun 54,1%. Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Jumlah pendapatan bunga dan Syariah meningkat Rp824 miliar atau 16,07% dari Rp5.126 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp5.950 miliar pada tahun 2013, terutama berasal dari peningkatan pendapatan bunga kredit yang diberikan sebesar Rp518 miliar atau meningkat 11,9% dari Rp4.355 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp4.873 miliar pada tahun 2013, seiring dengan peningkatan jumlah kredit yang diberikan dan pembiayaan. Peningkatan pendapatan bunga surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali sebesar Rp174 miliar atau meningkat 97,2% dari Rp179 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp353 miliar pada tahun 2013, seiring dengan peningkatan volume transaksi surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali selama tahun 2013, serta peningkatan pendapatan syariah sebesar Rp82 miliar atau meningkat 28,9% dari Rp284 miliar menjadi Rp366 miliar pada tahun 2013, seiring dengan peningkatan jumlah pembiayaan syariah pada perusahaan anak sebesar Rp429 miliar atau meningkat 25,2% pada tahun Peningkatan pendapatan bunga tersebut sejalan dengan langkah Perseroan untuk meningkatkan fungsi intermediary dan meningkatkan imbal hasil. Penyaluran kredit selain dipengaruhi oleh faktor internal seperti produk, tingkat suku bunga, dan proses kredit, juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti kondisi ekonomi makro dan persaingan dari bank lain. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Perseroan akan terus meningkatkan penyaluran kredit serta mendiversifikasikan portofolio kreditnya dengan tetap fokus pada pengembangan bisnis segmen Retail dan terus mengelola usaha kredit komersial sehingga optimalisasi peningkatan pendapatan bunga dapat tercapai secara berkelanjutan. Perseroan juga berupaya untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam penyediaan ragam produk kredit yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan nasabah dan layanan yang cepat dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Penyaluran kredit fokus pada segmen bisnis pilihan baik penyaluran kredit retail maupun kredit komersial. Diversifikasi portofolio kredit yang dijalankan oleh Perseroan melalui kegiatan penjualan silang (cross selling) dan aktivitas value chain antara nasabah konsumer, mikro, UKM, dan komersial, sehingga dapat tercipta suatu layanan terpadu untuk para nasabah. Program tersebut merupakan bagian dari langkah Perseroan dalam mengantisipasi pengaruh eksternal dalam penyaluran kredit seperti kondisi ekonomi makro serta persaingan pada perbankan nasional. Peningkatan penyaluran kredit tersebut akan tetap diimbangi dengan langkah diversifikasi penyaluran dana serta pengelolaan likuiditas melalui penempatan antar bank, penempatan pada BI, dan Surat Berharga. Beban Bunga, Syariah, dan Pembiayaan Lainnya Berikut adalah Beban Bunga, Syariah, dan Pembiayaan Lainnya Perseroan: Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember Keterangan Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar % Beban bunga deposito berjangka , , ,1 Beban bunga tabungan , , ,4 Beban bunga giro 123 4, , ,0 Beban bunga simpanan dari bank lain 77 2,9 83 2,4 50 1,1 Beban bunga pinjaman yang diterima 50 1,9 55 1,6 58 1,3 Beban bunga surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali 18 0,7 1 0,0 4 0,1 Beban bunga obligasi subordinasi 117 4, , ,0 Beban Syariah 167 6, , ,0 Jumlah Beban Bunga, Syariah, dan Pembiayaan Lainnya , , ,0 28

51 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Jumlah beban bunga, syariah, dan pembiayaan lainnya meningkat Rp1.114 miliar atau 31,8% dari Rp3.506 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp4.620 miliar pada tahun 2014, terutama berasal dari peningkatan beban bunga deposito berjangka sebesar Rp784 miliar atau 35,2% dari Rp2.226 miliar menjadi Rp3.010 miliar pada tahun 2014, peningkatan beban bunga tabungan sebesar Rp265 miliar atau 41,8% dari Rp634 miliar menjadi Rp899 miliar, serta peningkatan beban syariah sebesar Rp104 miliar atau 47,4% dari Rp219 miliar menjadi Rp323 miliar pada tahun 2014 seiring dengan peningkatan jumlah sumber dana sepanjang tahun 2014 serta peningkatan suku bunga rata-rata per tahun sebagai dampak dari tren peningkatan BI rate, tekanan ekonomi makro serta ketatnya persaingan bunga simpanan dan likuditas di pasar terutama pada triwulan terakhir tahun 2014 dimana pasar cukup sensitif terhadap suku bunga, sehingga pertumbuhan relatif masih terkonsentrasi pada dana dengan rate tinggi (deposito). Adapun efek kebijakan pembatasan suku bunga deposito dari OJK pada bulan Oktober 2014 belum berdampak secara signifikan terkait masih adanya sejumlah deposito dengan rate sebelum kebijakan ditetapkan yang belum jatuh tempo. Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Jumlah beban bunga, syariah, dan pembiayaan lainnya meningkat Rp841 miliar atau 31,6% dari Rp2.665 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp3.506 miliar pada tahun 2013, terutama berasal dari beban bunga deposito berjangka sebesar Rp577 miliar atau 35,0% dari Rp1.649 miliar menajdi Rp2.226 miliar pada tahun 2013, peningkatan beban bunga tabungan sebesar Rp171 miliar atau 36,9% dari Rp463 miliar menjadi Rp634 miliar, serta peningkatan beban syariah sebesar Rp52 miliar atau 31,1% dari Rp167 miliar menjadi Rp219 miliar pada tahun 2013 seiring dengan peningkatan jumlah sumber dana sepanjang tahun Penghimpunan simpanan nasabah selain dipengaruhi persaingan antar bank juga dipengaruhi kondisi ekonomi secara makro seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, dan nilai tukar, namun kondisi tersebut dapat diantisipasi dengan program-program yang dimiliki Perseroan. Untuk meningkatkan simpanan nasabah, Perseroan melakukan langkah-langkah pengembangan produk, jaringan kantor, dan promosi yang berkesinambungan. Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan porsi simpanan nasabah dana murah seperti giro dan tabungan, melalui pengembangan produk yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasabah, cross selling, peningkatan strategic partnership, pengembangan teknologi informasi, penerapan strategi penjualan yang tepat, dan program komunikasi produk yang dilakukan secara berkesinambungan. Selain itu, untuk mendukung peningkatan simpanan nasabah dana murah, Perseroan juga melengkapi produk yang dikembangkan dengan layanan e-channel sehingga memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Pendapatan Operasional Lainnya Berikut adalah rincian Pendapatan Operasional Lainnya: Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember Keterangan Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar % Provisi dan komisi lainnya , , ,7 Keuntungan selisih kurs - neto 59 8,9 58 7,4 63 6,7 Keuntungan atas penjualan surat-surat berharga - neto 10 1,6 24 3,1 39 4,1 Lain-lain 93 14, , ,5 Pendapatan Operasional Lainnya , , ,0 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Pendapatan operasional lainnya meningkat Rp159 miliar atau 20,2% dari Rp786 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp945 miliar pada tahun 2014, terutama berasal dari pendapatan provisi dan komisi lainnya dengan komposisi sebesar 70,7% atau Rp668 miliar dari total pendapatan operasional lainnya. Pendapatan provisi dan komisi lainnya meningkat Rp120 miliar atau 21,9% yang terdiri atas pendapatan jasa kemitraan Swamitra, pendapatan imbalan payment point, annual fee kartu kredit, dan merchant discount. Peningkatan pendapatan operasional lainnya ini merupakan upaya Perseroan untuk meningkatkan laba melalui diversifikasi pendapatan non-bunga terutama pada saat terjadi tekanan tingkat suku bunga tinggi selama tahun Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Pendapatan operasional lainnya meningkat Rp122 miliar atau 18,4% dari Rp664 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp786 miliar pada tahun 2013, terutama berasal dari pendapatan provisi dan komisi lainnya dengan komposisi sebesar 69,7% atau Rp548 miliar dari total pendapatan operasional lainnya. Pendapatan provisi dan komisi lainnya meningkat Rp47 miliar atau 9,4% atas jasa kemitraan Swamitra, pendapatan imbalan payment point, annual fee kartu kredit, dan merchant discount. Peningkatan pendapatan operasional lainnya ini merupakan upaya Perseroan untuk meningkatkan laba melalui diversifikasi pendapatan non-bunga. 29

52 Perseroan akan terus mengembangkan layanan yang berbasis fee seperti cash management, trade finance, forex line, bank garansi, L/C, SKBDN, Electronic Data Capture (EDC) Mini ATM, dan jasa keagenan dengan peningkatan layanan fasilitas e-banking, kartu kredit, jasa kustodian, dan public utilities. Saat ini Perseroan terus mengembangkan layanan berbasis fee dan strategi pemasaran yang lebih baik. Beban Operasional Lainnya Berikut adalah rincian Beban Operasional Lainnya: Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember Keterangan Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar % Beban Umum dan Administrasi Alih daya , , ,4 Interchange dan keanggotaankartu , , ,1 Sewa , , ,9 Iklan dan promosi 87 8, , ,9 Penyusutan aset tetap 70 6,5 65 5,5 66 5,0 Komunikasi 62 5,8 65 5,5 70 5,3 Perbaikan dan pemeliharaan 57 5,3 63 5,4 80 6,1 Transportasi 50 4,7 59 5,0 61 4,6 Pendidikan dan pelatihan 37 3,4 41 3,5 45 3,4 Jasa profesional 38 3,5 89 7,6 64 4,9 Perlengkapan kantor 27 2,5 33 2,8 35 2,7 Listrik dan air 21 2,0 24 2,0 29 2,2 Pengiriman uang 14 1,3 15 1,3 16 1,2 Transaksi ATM 7 0,7 8 0,7 7 0,5 Asuransi 13 1,2 13 1,1 13 1,0 Amortisasi piranti lunak 8 0,8 9 0,8 14 1,0 Lain-lain , , ,3 Jumlah Beban Umum dan Administrasi , , ,0 Beban Gaji dan Tunjangan Karyawan Tunjangan karyawan , , ,2 Gaji, insentif, dan lembur , , ,5 Asuransi karyawan 42 5,8 53 6,1 77 8,8 Dana pensiun 19 2,6 17 1,9 18 2,2 Beban imbalan pasca-kerja dan jangka panjang lainnya 37 5,2 65 7,4 29 3,3 Jumlah Beban Gaji dan Tunjangan Karyawan , , ,0 Beban Premi Program Penjaminan Pemerintah , , ,0 Jumlah Beban Premi Program Penjaminan Pemerintah , , ,0 Jumlah Beban Operasional Lainnya Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Beban operasional lainnya meningkat Rp137 miliar atau 6,3% dari Rp2.160 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp2.297 miliar pada tahun 2014, terutama disebabkan oleh peningkatan beban umum dan administrasi yaitu sebesar Rp125 miliar atau 10,7% dari Rp1.169 miliar menjadi Rp1.294 miliar pada tahun 2014, terutama peningkatan beban alih daya, sewa, iklan dan promosi serta beban umum administrasi lainnya. Peningkatan tersebut sejalan dengan pengembangan produk dan perluasan jaringan distribusi. Sepanjang tahun 2014, Perseroan telah melakukan pembukaan 7 kantor cabang pembantu. Untuk meningkatkan kemudahan dan kenyamanan nasabah dalam melakukan transaksi perbankan, Perseroan telah menambah 104 ATM di berbagai lokasi. 30

53 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Beban operasional lainnya meningkat Rp295 miliar atau 15,8% dari Rp1.865 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp2.160 miliar pada tahun 2013, terutama disebabkan oleh peningkatan beban umum dan administrasi sebesar Rp131 miliar atau 12,2% dari Rp1.038 miliar menjadi Rp1.169 miliar pada tahun 2013 terutama peningkatan biaya jasa profesional, sewa, iklan dan promosi serta beban umum administrasi lain-lain dan peningkatan beban gaji dan tunjangan sebesar Rp153 miliar atau 21,3% di tahun Peningkatan tersebut seiring dengan perluasan jaringan distribusi dan pengembangan produk Perseroan diantaranya melalui pembukaan 3 kantor cabang pembantu, 5 kantor kas, dan 28 ATM. (dalam miliaran Rupiah) Laba Operasional, Laba Sebelum Pajak Penghasilan dan Laba Bersih Laba Operasional Laba Sebelum Pajak Penghasilan Laba Bersih Laba Operasional Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Pendapatan bunga dan syariah serta pendapatan operasional lainnya tercatat meningkat masing-masing sebesar Rp1.143 miliar atau 19,2% dan Rp159 miliar atau 20,3%, namun demikian laba operasional Perseroan menurun Rp231 miliar atau 19,6% dari Rp1.174 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp944 miliar pada tahun 2014, terutama berasal dari peningkatan beban bunga, syariah, dan pembiayaan lainnya sebesar Rp1.114 miliar atau 31,8% yang disebabkan oleh peningkatan rata-rata suku bunga simpanan sebagai dampak dari tekanan ekonomi makro, tren peningkatan BI rate dan tingkat suku bunga dana di pasar. Selain itu terdapat peningkatan beban penyisihan kerugian sebesar Rp264 miliar atau 265,4% dari pemulihan penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp99 miliar di tahun 2013 menjadi beban penyisihan kerugian penurunan nilai sebesar Rp165 miliar di tahun Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Laba operasional Perseroan meningkat Rp108 miliar atau 10,1% dari Rp1.066 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp1.174 miliar pada tahun 2013, terutama berasal dari peningkatan pendapatan bunga, syariah, dan pembiayaan lainnya yaitu sebesar Rp824 miliar atau 16,1% dan peningkatan pendapatan operasional lainnya sebesar Rp122 miliar atau 18,4%. Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan porsi simpanan nasabah dana murah seperti giro dan tabungan, melalui pengembangan produk yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasabah, cross selling, peningkatan strategic partnership, pengembangan teknologi informasi, penerapan strategi penjualan yang tepat, dan program komunikasi produk yang dilakukan secara berkesinambungan. Selain itu, untuk mendukung peningkatan simpanan nasabah dana murah Perseroan juga melengkapi produk yang dikembangkan dengan layanan e-channel sehingga memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Laba Sebelum Pajak Penghasilan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Jumlah laba sebelum pajak penghasilan Perseroan tahun 2014 sebesar Rp971 miliar, lebih rendah Rp223 miliar atau 18,7% dari laba sebelum pajak penghasilan Perseroan tahun 2013 sebesar Rp1.194 miliar, dikarenakan penurunan laba operasional Perseroan sebesar Rp230 miliar atau 19,6% yang diimbangi dengan peningkatan pendapatan non-operasional - neto sebesar Rp8 miliar atau 41,6% dari Rp19 miliar pada tahun 2013 menjadi sebesar Rp27 miliar pada tahun

54 Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Jumlah laba sebelum pajak penghasilan Perseroan tahun 2013 sebesar Rp1.194 miliar, meningkat Rp134 miliar atau 12,7% dari laba sebelum pajak penghasilan Perseroan tahun 2012 sebesar Rp1.059 miliar, yang berasal dari peningkatan laba operasional Perseroan sebesar Rp107 miliar atau 10,1% serta peningkatan pendapatan non-operasional - neto sebesar Rp26 miliar atau 372,3% dari posisi net beban non-operasional - neto sebesar Rp7 miliar pada tahun 2012 menjadi pendapatan non-operasional sebesar Rp19 miliar pada tahun Laba Bersih Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Laba bersih Perseroan menurun Rp208 miliar atau 22,2% dari Rp935 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp727 miliar pada tahun 2014, terutama disebabkan oleh peningkatan beban bunga, syariah dan pembiayaan lainnya sebesar Rp1.114 miliar atau 31,7% serta peningkatan beban penyisihan kerugian nilai atas aset keuangan - neto sebesar Rp264 miliar atau 265%, dikarenakan tekanan ekonomi makro, peningkatan rata-rata suku bunga simpanan, tren peningkatan BI rate, situasi tingkat suku bunga di pasar selama tahun Pada sisi lain tekanan makro tersebut juga berdampak pada penurunan kualitas kredit serta tren perlambatan penyerapan kredit industri perbankan nasional maupun Perseroan sehingga menurunkan kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba. Perseroan senantiasa berupaya untuk meningkatkan laba bersih dengan meningkatkan volume bisnis, pengembangan sumber dana murah, pengembangan customer base, penyaluran dana, peningkatan fee base, dan efisiensi yang dijalankan Perseroan serta penyelesaian kredit bermasalah. Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Laba bersih Perseroan meningkat Rp100 miliar atau 12,0% dari Rp835 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp935 miliar pada tahun Peningkatan laba bersih ini sejalan dengan peningkatan volume bisnis, diversifikasi sumber dana dan penyaluran dana, peningkatan fee base, dan efisiensi yang dijalankan Perseroan. Selanjutnya untuk meningkatkan tingkat profitabilitas Perseroan akan melakukan berbagai program diantaranya sebagai berikut: 1. Mengembangkan peluang-peluang bisnis baru untuk meningkatkan fee based income dan meningkatkan cross selling dengan mengoptimalkan program penggunaan produk yang dimiliki oleh nasabah eksisting. 2. Meningkatkan penghimpunan dana murah melalui pengembangan berbagai produk dan layanan. 3. Memilih penyaluran kredit pada segmen yang memiliki marjin lebih tinggi yaitu retail. 4. Review suku bunga dana untuk sumber dana eksisting. 5. Mengoptimalkan collection atas kredit hapus buku dan kredit bermasalah (NPL). 6. Melakukan penyempurnaan bisnis proses untuk meningkatkan efisiensi. 7. Mengoptimalkan penjualan Aset Yang Diambil Alih (AYDA). Aset Berikut adalah rincian Aset Perseroan: 31-Des Keterangan Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar % ASET Kas 909 1, , ,3 Giro pada Bank Indonesia , , ,5 Giro pada bank lain - neto 193 0, , ,5 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - neto , , ,4 Surat-surat berharga - neto , , ,7 Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali - neto , , ,7 Tagihan Derivatif ,0 Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah - neto , , ,7 Tagihan akseptasi - neto 137 0, ,0 66 0,1 Penyertaan saham - neto * ,1 * 0,0 Aset tetap - neto 608 0, , ,2 Aset pajak tangguhan - neto 74 0,1 67 0,1 44 0,1 Aset tak berwujud - neto 230 0, , ,3 Aset lain-lain - neto 845 1, , ,5 Jumlah Aset , , ,0 *di bawah lima ratus juta Rupiah 32

55 (dalam miliaran Rupiah) Aset Des Des Des Desember 2014 dibandingkan dengan 31 Desember 2013 Jumlah aset meningkat Rp9.593 miliar atau 13,8% dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2014, terutama berasal dari peningkatan kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang syariah - neto yaitu sebesar Rp6.681 miliar atau 14,0%, peningkatan penempatan pada BI dan bank lain - neto sebesar Rp2.751 miliar atau 58,9%, serta peningkatan giro pada BI sebesar Rp594 miliar atau 13,0% serta peningkatan surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali sebesar Rp172 miliar atau 8,8%, yang diimbangi dengan penurunan tagihan akseptasi - neto sebesar Rp663 miliar atau 90,9% serta penurunan suratsurat berharga - neto sebesar Rp290 miliar atau 4,5%. 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 31 Desember 2012 Jumlah aset meningkat Rp3.768 miliar atau 5,7% dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013, terutama berasal dari peningkatan surat-surat berharga - neto yang meningkat sebesar Rp4.216 miliar atau 194,3%, peningkatan kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang syariah - neto yaitu sebesar Rp3.068 miliar atau 6,9%, peningkatan tagihan akseptasi sebesar Rp592 miliar atau 432,1%, peningkatan giro pada BI sebesar Rp551 miliar atau 13,7%, yang diimbangi dengan penurunan surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali - neto sebesar Rp3.852 miliar atau 66,3% serta penurunan penempatan pada BI dan bank lain - neto sebesar Rp1.431 miliar atau 23,4%. Berikut analisa pembahasan mengenai akun-akun aset Perseroan yang signifikan: Giro pada Bank Indonesia 31 Desember 2014 dibandingkan dengan 31 Desember 2013 Giro pada Bank Indonesia meningkat Rp594 miliar atau 13,0% dari Rp4.563 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp5.157 miliar pada tanggal 31 Desember 2014, peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan simpanan nasabah. Pada tanggal 31 Desember 2013, Perseroan memiliki rasio giro wajib minimum pada Bank Indonesia sebesar 8,05% dari simpanan nasabah dalam mata uang Rupiah, lebih tinggi 0,05% dari giro wajib minimum yang ditetapkan sebesar 8%. 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 31 Desember 2012 Giro pada Bank Indonesia meningkat Rp551 miliar atau 13,7% dari Rp4.012 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp4.563 miliar pada tanggal 31 Desember 2013, peningkatan tersebut sejalan dengan peningkatan simpanan nasabah. Pada tanggal 31 Desember 2012, Perseroan memiliki rasio giro wajib minimum pada Bank Indonesia sebesar 8,03% dari simpanan nasabah dalam mata uang Rupiah, lebih tinggi 0,03% dari giro wajib minimum yang ditetapkan sebesar 8%. Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - neto 31 Desember 2014 dibandingkan dengan 31 Desember 2013 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - neto meningkat Rp2.751 miliar atau 58,9% dari Rp4.673 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp7.424 miliar pada tanggal 31 Desember 2014, terutama berasal dari peningkatan penempatan pada Bank Indonesia, peningkatan deposito berjangka di bank lain dan peningkatan tagihan bankers acceptance, yang diimbangi dengan penurunan interbank call money. Peningkatan tersebut merupakan usaha Perseroan dalam pengelolaan likuiditas, menjaga rasio LCR dan memaksimalkan pendapatan/imbal hasil atas excess liquidity pada periode tersebut. 33

56 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 31 Desember 2012 Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - neto lebih rendah Rp1.431 miliar atau 23,4% dari Rp6.104 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp4.673 miliar pada tanggal 31 Desember 2013, terutama berasal dari penurunan penempatan pada Bank Indonesia dalam bentuk deposito berjangka dan FASBI. Penurunan tersebut karena Perseroan mengalihkan sebagian investasi dari penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain ke surat-surat berharga serta kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah untuk lebih mengoptimalkan imbal hasil. Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah - neto 31 Desember 2014 dibandingkan dengan 31 Desember 2013 Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah - neto meningkat Rp6.681 miliar atau 14,0% dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2014, terutama berasal dari peningkatan kredit modal kerja sebesar Rp4.035 miliar atau 18,6% menjadi Rp miliar, peningkatan kredit investasi sebesar Rp2.448 miliar atau 14,3% menjadi Rp miliar dan peningkatan kredit konsumsi sebesar Rp831 miliar atau 12,3% menjadi Rp7.607 miliar. Peningkatan tersebut berasal dari peningkatan penyaluran kredit untuk segmen Retail terutama usaha UKMK dan konsumer, seiring dengan pengembangan produk dan jaringan kantor serta sebagai langkah Perseroan untuk memaksimalkan imbal hasil dalam penyaluran dana dan peningkatan diversifikasi portofolio kredit pada segmen retail. 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 31 Desember 2012 Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah - neto meningkat Rp3.068 miliar atau 6,9% dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013, terutama berasal dari peningkatan kredit investasi sebesar Rp2.474 miliar menjadi Rp miliar dan peningkatan kredit konsumsi sebesar Rp2.337 miliar menjadi Rp6.776 miliar yang diimbangi dengan penurunan kredit modal kerja sebesar Rp2.062 miliar menjadi Rp miliar. Peningkatan tersebut berasal dari peningkatan penyaluran kredit untuk segmen usaha UMKM dan konsumer. Adapun kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah Perseroan dapat dikategorikan ke dalam jenis dan kolektibilitas, dengan perincian sebagai berikut: Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah berdasarkan jenis: 31-Des Keterangan Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar % Modal kerja , , ,6 Investasi , , ,3 Konsumsi , , ,8 Program pemerintah 945 2, , ,7 Sindikasi , , ,5 Direksi dan karyawan 36 0,1 49 0,1 76 0,1 Bank lain 4 0,0 3 0,0 2 0,0 Jumlah Kredit yang Diberikan dan Pembiayaan/Piutang Syariah Bruto , , ,0 Penyisihan kerugian penurunan nilai (936) (798) (919) Jumlah Kredit yang Diberikan dan Pembiayaan/Piutang Syariah Neto Komposisi kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah sebagian besar disalurkan untuk modal kerja. Pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, komposisi kredit modal kerja terhadap jumlah kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah mencapai 46,57%, 44,78%, dan 52,19%. Penyaluran kredit selain dipengaruhi oleh faktor internal seperti produk, tingkat suku bunga, dan proses kredit, juga dipengaruhi oleh kondisi eksternal seperti kondisi ekonomi makro dan persaingan dari bank lain. Untuk mengantisipasi hal tersebut, Perseroan akan terus meningkatkan penyaluran kredit serta mendiversifikasikan portofolio kreditnya dengan tetap fokus pada pengembangan kegiatan usaha inti pada segmen Retail yaitu Usaha Mikro dan UKM serta konsumer sambil terus meningkatkan kegiatan usaha kredit komersial. Perseroan juga berupaya untuk melakukan perbaikan dan penyempurnaan dalam penyediaan ragam produk kredit yang komprehensif sesuai dengan kebutuhan nasabah dan layanan yang cepat dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian. Diversifikasi portofolio kredit yang dijalankan oleh Perseroan melalui kegiatan penjualan silang (cross selling) dan aktivitas value chain antara nasabah 34

57 konsumer, usaha mikro, UKM dan komersial, sehingga dapat tercipta suatu layanan terpadu untuk para nasabah. Program tersebut merupakan bagian langkah Perseroan dalam mengantisipasi pengaruh eksternal dalam penyaluran kredit seperti kondisi ekonomi makro serta persaingan pada perbankan nasional. Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah berdasarkan kolektibilitas: 31-Des Keterangan Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar % Lancar , , ,1 Dalam perhatian khusus , , ,1 Kurang lancar 142 0,3 67 0, ,3 Diragukan 92 0,2 55 0, ,3 Macet , , ,1 Jumlah Kredit yang Diberikan dan Pembiayaan/Piutang Syariah - Bruto , , ,0 Penyisihan kerugian penurunan nilai (936) (798) (919) Jumlah Kredit yang Diberikan dan Pembiayaan/Piutang Syariah - Neto Jumlah kredit yang diberikan dan jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai yang evaluasi penurunan nilainya dilakukan secara individual dan kolektif pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: 31-Des (dalam miliaran Rupiah) Keterangan Individual Kolektif Individual Kolektif Individual Kolektif Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ piutang Syariah Penyisihan kerugian penurunan nilai (260) (676) (112) (686) (150) (769) Jumlah Kredit yang Diberikan dan Pembiayaan/Piutang Syariah - Neto Tabel berikut menyajikan rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan Perseroan (tanpa memperhitungkan entitas anak) pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012: Keterangan 31-Des Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - kotor 1 2,66% 2,26% 2,78% Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - bersih 2 1,56% 1,51% 2,07% Catatan: (1) Jumlah kredit bermasalah sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. (2) Jumlah kredit bermasalah setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Rasio kredit bermasalah (NPL) - kotor pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar 2,78%, 2,26%, dan 2,66%. NPL - kotor Perseroan lebih baik dari batas maksimum yang ditetapkan oleh BI yaitu setinggi-tingginya 5% dari jumlah kredit yang diberikan. Perseroan telah melakukan langkah-langkah mitigasi dalam upaya menjaga kualitas kredit yaitu: 1. Melakukan monitoring atas kredit bermasalah dan membuat action plan terkait langkah-langkah penyelesaian beserta target untuk masing-masing debitur. 2. Melakukan litigasi untuk debitur-debitur yang tidak kooperatif. 3. Optimalisasi upaya penagihan. 4. Melakukan upaya restrukturisasi kredit terhadap debitur-debitur yang memiliki prospek yang baik namun saat ini sedang berpotensi bermasalah. 35

58 Liabilitas Berikut adalah rincian Liabilitas Perseroan: 31-Des Keterangan Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar % LIABILITAS Liabilitas segera 532 0, , ,3 Simpanan nasabah , , ,5 Simpanan dari bank lain , , ,8 Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali - neto ,1 - - Liabilitas derivatif ,0 Liabilitas akseptasi 137 0, ,2 66 0,1 Pinjaman yang diterima , , ,1 Obligasi subordinasi , , ,1 Utang pajak 85 0, , ,2 Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi * - Liabilitas lain-lain 523 0, , ,0 Jumlah Liabilitas , , ,0 *di bawah lima ratus juta rupiah (dalam miliaran Rupiah) Liabilitas Des Des Des Desember 2014 dibandingkan dengan 31 Desember 2013 Jumlah liabilitas Perseroan mengalami peningkatan Rp8.986 miliar atau 14,2% dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2014, terutama berasal dari simpanan nasabah yang meningkat sebesar Rp9.569 miliar atau 17,1%, terutama dalam bentuk deposito berjangka sebesar 26,1%, tabungan sebesar 8,13%, peningkatan pinjaman diterima sebesar Rp730 miliar atau 49,1% serta peningkatan liabilitas lain-lain sebesar Rp35 miliar atau 5,2%, yang diimbangi dengan penurunan surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali sebesar Rp674 miliar atau 100%, penurunan liabilitas akesptasi sebesar Rp663 miliar atau 90,9% serta liabilitas segera sebesar Rp57 miliar atau 20,4%. 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 31 Desember 2012 Jumlah liabilitas Perseroan mengalami peningkatan Rp2.551 miliar atau 4,2% dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013, terutama berasal dari simpanan nasabah yang meningkat Rp1.864 miliar atau 3,5%, terutama dalam bentuk giro sebesar 7,1%, tabungan sebesar 3,8%, surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali sebesar Rp674 miliar atau 100% serta peningkatan liabilitas akseptasi sebesar Rp592 miliar atau 432,1%, yang diimbangi dengan penurunan pinjaman diterima sebesar Rp304 miliar atau 17,0%, penurunan liabilitas segera sebesar Rp253 miliar atau 47,6% serta simpanan dari bank lain sebesar Rp202 miliar atau 9,3%. 36

59 Untuk memitigasi perubahan tingkat bunga dan pengaruhnya, Perseroan telah melakukan pengelolaan risiko suku bunga pada banking book yang dilakukan antara lain dengan memperhatikan posisi gap aset dan kewajiban Perseroan yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga dan kecenderungan pergerakan suku bunga acuan BI rate serta suku bunga pasar yang dapat mempengaruhi stabilitas tingkat profitabilitas Perseroan. Selain itu telah dilakukan stress test dengan beberapa skenario perubahan suku bunga, diantaranya skenario terburuk (worst case scenario), yang ditujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan Perseroan dalam menghadapi berbagai tingkat pergerakan hingga kondisi pasar yang tidak normal. Perkembangan kondisi eksternal, termasuk didalamnya pergerakan tingkat bunga acuan seperti BI rate direspon melalui mekanisme ALCO sehingga dapat diambil kebijakan dan strategi untuk memastikan pengaruh yang minimal terhadap profitabilitas, kemampuan membayar, dan tingkat permodalan Perseroan akibat perubahan tingkat bunga tersebut. Berdasarkan self assessment profil risiko untuk risiko pasar, potential loss akibat perubahan suku bunga adalah minimal sehingga risiko inheren tergolong low. Dengan memperhatikan porsi alokasi modal untuk meng-cover risiko suku bunga, maka kecukupan modal dalam meng-cover risiko adalah sangat memadai. Simpanan Nasabah Persentase komponen jumlah simpanan nasabah seperti yang diuraikan dalam tabel di bawah ini: Keterangan Rp miliar 31-Des % Rp miliar % Rp miliar % Giro , , ,6 Tabungan , , ,6 Deposito berjangka , , ,8 Jumlah Simpanan Nasabah Simpanan Nasabah , , ,0 (dalam miliaran Rupiah) Des Des Des-14 Giro Tabungan Deposito berjangka 31 Desember 2014 dibandingkan dengan 31 Desember 2013 Jumlah simpanan nasabah meningkat Rp9.569 miliar atau 17,1% dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2014, terutama berasal dari peningkatan deposito berjangka sebesar Rp8.493 miliar atau 26,1%, peningkatan tabungan sebesar Rp1.159 miliar atau 8,1% yang dimbangi dengan penurunan giro sebesar Rp84 miliar atau 0,9%. 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 31 Desember 2012 Jumlah simpanan nasabah meningkat Rp1.864 miliar atau 3,5% dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013, terutama berasal dari peningkatan sumber dana murah giro sebesar Rp602 miliar atau 7,2%, peningkatan Tabungan sebesar Rp519 miliar atau 3,8% sejalan dengan strategi Perseroan dalam meningkatkan sumber dana murah, selan itu deposito berjangka juga meningkat sebesar Rp744 miliar atau 2,3%. Peningkatan simpanan nasabah selama tahun 2013 sampai dengan 2014 tersebut seiring dengan langkah Perseroan dalam pengembangan produk, jaringan kantor, promosi yang berkesinambungan, serta membaiknya kondisi perekonomian nasional. Perseroan terus berupaya untuk meningkatkan porsi simpanan nasabah dana murah seperti giro dan tabungan, melalui pengembangan produk yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasabah, cross selling, peningkatan strategic partnership, pengembangan teknologi informasi, 37

60 penerapan strategi penjualan yang tepat, dan program komunikasi produk yang dilakukan secara berkesinambungan. Selain itu, Perseroan juga melengkapi produk yang dikembangkan dengan layanan e-channel sehingga memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Penghimpunan simpanan nasabah selain dipengaruhi persaingan antar bank juga dipengaruhi kondisi ekonomi secara makro seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi dan nilai tukar, namun kondisi tersebut dapat dikelola dengan baik dan dapat diantisipasi dengan programprogram yang dimiliki Perseroan. Kewajiban pembayaran bunga simpanan nasabah telah dilakukan Perseroan secara tepat waktu dan tidak terdapat simpanan nasabah yang suku bunganya belum ditetapkan. Simpanan dari bank lain 31 Desember 2014 dibandingkan dengan 31 Desember 2013 Simpanan dari bank lain meningkat Rp32 miliar atau 1,6% dari Rp1.975 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp2.007 miliar pada tanggal 31 Desember 2014 terutama berasal dari peningkatan simpanan dalam bentuk deposito berjangka sebesar Rp123 miliar atau 69,9%, peningkatan giro sebesar Rp5 miliar atau 48,7% yang dimbangi dengan penurunan interbank call money sebesar Rp89 miliar atau 5,0%, serta penurunan simpanan dalam bentuk tabungan sebesar Rp7 miliar atau 28,0%. 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 31 Desember 2012 Simpanan dari bank lain lebih rendah Rp202 miliar atau 9,3% dari Rp2.177 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp1.975 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 terutama berasal dari penurunan simpanan dalam bentuk interbank call money sebesar Rp287 miliar atau 14,0%, penurunan giro sebesar Rp26 miliar atau 72,2% dan tabungan sebesar Rp11 miliar atau 30,6% yang diimbangi dengan peningkatan simpanan dalam bentuk deposito berjangka sebesar Rp124 miliar atau 234,9%. Kewajiban pembayaran bunga simpanan bank lain telah dilakukan Perseroan secara tepat waktu dan tidak terdapat simpanan bank lain yang suku bunganya belum ditetapkan. Pinjaman yang diterima 31 Desember 2014 dibandingkan dengan 31 Desember 2013 Pinjaman yang diterima meningkat Rp730 miliar atau 49,1% dari Rp1.488 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp2.218 miliar pada tanggal 31 Desember 2014, terutama berasal dari fasilitas pinjaman berupa failitas bankers acceptance dalam mata uang dollar AS dan dollar SGD dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation Singapura, United Overseas Bank Ltd Singapura, Bank Of Nova Scotia Singapura, The Hongkong and Shanghai Banking Corporation cabang Indonesia dan Citibank Jakarta, serta fasilitas pinjaman valas jangka panjang dari Agence Francaise de Developemnet untuk pembiayaan proyek energi terbarukan, yang dimbangi dengan penurunan fasilitas pinjaman dalam mata uang Rupiah dari Pemerintah Republik Indonesia, Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan, PT Jamsostek (Persero), BI dan pelunasan fasilitas banker acceptance dari PT Bank Negara Indonesia (Persero), Tbk, Standard Chatered Bank New York, Standard Chartered Bank Jakarta, dan Bank of Nova Scotia, Singapura. 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 31 Desember 2012 Pinjaman yang diterima lebih rendah Rp304 miliar atau 17,0% dari Rp1.792 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp1.488 miliar pada tanggal 31 Desember 2013, terutama berasal dari penurunan fasilitas pinjaman dari PT Bank Negara Indonesia (Persero), Bank of Nova Scotia, Singapura, Standard Chartered Bank, Malaysia, Citibank N.A., New York yang dimbangi dengan peningkatan fasilitas pinjaman dari Standard Chartered Bank, New York berupa fasilitas bankers acceptance. Kewajiban pembayaran bunga pinjaman telah dilakukan Perseroan secara tepat waktu dan tidak terdapat pinjaman yang suku bunganya belum ditetapkan. Obligasi subordinasi 31 Desember 2014 dibandingkan dengan 31 Desember 2013 Obligasi subordinasi naik Rp1 miliar atau 0,1% dari Rp1.491 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp1.492 miliar pada tanggal 31 Desember 2014, yang berasal dari amortisasi biaya penerbitan obligasi. 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 31 Desember 2012 Obligasi subordinasi naik Rp2 miliar atau 0,1% dari Rp1.489 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp1.491 miliar pada tanggal 31 Desember 2013, yang berasal dari amortisasi biaya penerbitan obligasi. Penerbitan obligasi subordinasi tersebut merupakan salah satu langkah Perseroan dalam pengelolaan dan penguatan sumber dana serta permodalan. 38

61 Kewajiban pembayaran bunga obligasi subordinasi telah dilakukan Perseroan secara tepat waktu dan tidak terdapat obligasi subordinasi yang suku bunganya belum ditetapkan. Ekuitas Berikut adalah rincian ekuitas Perseroan: 31-Des Keterangan Rp miliar % Rp miliar % Rp miliar % EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal ditempatkan dan disetor penuh , , ,4 Dana setoran modal ,9 - - Tambahan modal disetor , , ,3 Cadangan opsi saham 10 0, Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual - setelah pajak tangguhan 7 0,1 (43) (0,7) (27) (0,4) Saldo laba - Telah ditentukan penggunaannya , , ,0 - Belum ditentukan penggunaannya , , ,4 Sub jumlah , , ,7 Kepentingan non-pengendali 13 0,3 17 0,3 20 0,3 Jumlah Ekuitas , , ,0 Ekuitas (dalam miliaran Rupiah) Des Des Des Desember 2014 dibandingkan dengan 31 Desember 2013 Jumlah ekuitas naik Rp608 miliar atau 9,8% dari Rp6.213 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp6.821 miliar pada tanggal 31 Desember 2014 terutama berasal dari peningkatan saldo laba Perseroan. 31 Desember 2013 dibandingkan dengan 31 Desember 2012 Jumlah ekuitas naik Rp1.216 miliar atau 24,3% dari Rp4.997 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp6.213 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 terutama berasal dari peningkatan saldo laba Perseroan dan pelaksanaan PUT III. Analisa Arus Kas Tabel berikut ini menyajikan perubahan arus kas Perseroan: 39

62 Keterangan (dalam miliaran Rupiah, kecuali disebutkan lain) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas operasi ,7% ,4% Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas investasi ,6% ,7% 26 Arus kas diperoleh dari (digunakan untuk) aktivitas pendanaan ,5% ,0% -58 Kenaikan (penurunan) neto kas dan setara kas ,1% ,0% Arus Kas dari Aktivitas Operasi Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Pada tahun 2014, Perseroan memperoleh arus kas - neto yang diperoleh dari aktivitas operasi sebesar Rp3.435 miliar atau meningkat Rp4.375 miliar atau 465,4% dibandingkan dengan arus kas - neto yang digunakan Perseroan untuk aktivitas operasi pada tahun 2013 sebesar Rp940 miliar. Peningkatan arus kas - neto dari aktivitas operasi terutama disebabkan oleh adanya peningkatan arus kas masuk pada komponen deposito nasabah sebesar Rp8.239 miliar atau 4,3% dari Rp191 miliar pada 2013 menjadi Rp8.430 miliar pada 2014, dimana pada sisi lain arus kas keluar untuk kredit yang diberikan, pembiayaan/piutang syariah mengalami peningkatan sebesar Rp4.249 miliar atau 164% dari Rp2.591 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp6.840 miliar pada tahun Peningkatan arus kas dana masuk terutama dari deposito dapat melebihi peningkatan arus kas dana yang disalurkan kepada kredit yang diberikan, pembiayaan/piutang syariah tersebut disebabkan diantaranya karena sensitivitas pasar terhadap suku bunga pada tahun 2014, sehingga pertumbuhan relatif masih terkonsentrasi pada dana dengan rate tinggi (deposito) sedangkan penyerapan kredit di pasar mengalami penurunan terkait adanya perlambatan pertumbuhan perekonomian nasional maupun dampak penurunan daya beli masyarakat. Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Pada tahun 2013, arus kas - neto yang digunakan Perseroan untuk aktivitas operasi sebesar Rp940 miliar atau menurun Rp3.818 miliar atau 132,7% dibandingkan dengan arus kas - neto yang diperoleh Perseroan dari aktivitas operasi pada tahun 2012 sebesar Rp2.878 miliar. Penurunan arus kas - neto dari aktivitas operasi terutama disebabkan oleh adanya penurunan arus kas masuk pada komponen deposito dan tabungan masing-masing sebesar Rp2.730 miliar atau 93,5% dan Rp2.112 miliar atau 80,3% dari Rp2.921 miliar dan Rp2.631 miliar pada 2012 menjadi Rp191 miliar dan Rp519 miliar pada 2013, dimana pada sisi lain arus kas keluar untuk kredit yang diberikan, pembiayaan/piutang syariah mengalami penurunan sebesar Rp2.214 miliar atau 46,1% dari Rp4.805 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp2.591 miliar pada tahun Penurunan arus kas dana masuk terutama dari deposito dan tabungan lebih rendah dari penurunan arus kas dana yang disalurkan kepada kredit yang diberikan, pembiayaan/piutang syariah tersebut menyebabkan arus kas netto dari aktivitas operasi menjadi Rp940 miliar. Hal tersebut karena LDR pada posisi akhir tahun 2012 sebesar 83,81% yang mencerminkan likuiditas Bank masih terjaga dengan baik serta masih memiliki ruang atau kelonggaran yang cukup untuk melakukan ekspansi kredit pada tahun 2013 tanpa perlu menambah DPK dalam jumlah yang signifikan. Selain itu industri perbankan secara nasional juga mencatatkan penurunan pertumbuhan KYD dan DPK pada tahun 2013 dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2012 (Sumber: data Statistik Perbankan Indonesia Edisi Februari 2015 tanggal 22 April 2015-diolah). Arus Kas dari Aktivitas Investasi Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Pada tahun 2014, Perseroan memperoleh arus kas - neto yang diperoleh dari aktivitas investasi sebesar Rp26 miliar atau meningkat Rp724 miliar atau 103,7% dibandingkan dengan arus kas - neto yang digunakan Perseroan untuk aktivitas investasi pada tahun 2013 sebesar Rp698 miliar. Peningkatan arus kas - neto dari aktivitas investasi terutama disebabkan oleh adanya peningkatan arus kas masuk dari komponen penerimaan penjualan surat berharga sebesar Rp5.503 miliar atau 939,1% dari Rp586 miliar pada 2013 menjadi Rp6.089 miliar pada 2014, dimana pada sisi lain arus kas masuk untuk komponen penerimaan dari surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali yang jatuh tempo sebesar Rp4.856 miliar atau 10,8% dari Rp miliar dari tahun 2013 menjadi Rp miliar pada tahun Kondisi tersebut merupakan dampak dari upaya Perseroan untuk mengoptimalkan return atas kelebihan dana yang belum disalurkan dalam kredit yang diberikan melalui transaksi atas instrumen surat berharga. Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Pada tahun 2013, arus kas - neto yang digunakan Perseroan untuk aktivitas investasi sebesar Rp698 miliar atau menurun Rp228 miliar atau 24,6% dibandingkan dengan arus kas - neto yang digunakan Perseroan untuk aktivitas investasi pada tahun 2012 sebesar Rp926 miliar. Penurunan arus kas - neto dari aktivitas investasi terutama disebabkan oleh adanya peningkatan arus kas masuk dari komponen penerimaan surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali yang jatuh tempo sebesar Rp miliar atau 59,2% dari Rp miliar pada 2012 menjadi Rp miliar pada 2013, dimana pada sisi lain hal tersebut juga dikompensasi dengan adanya arus kas keluar untuk komponen pembayaran atas surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali yang sebesar Rp miliar atau 37,1% dari Rp miliar dari tahun 2012 menjadi Rp miliar pada tahun Kondisi tersebut merupakan dampak dari upaya Perseroan untuk mengoptimalkan return atas kelebihan dana yang belum disalurkan dalam kredit yang diberikan melalui transaksi atas instrumen surat berharga. 40

63 Arus Kas dari Aktivitas Pendanaan Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 Pada tahun 2014, arus kas - neto yang digunakan Perseroan untuk aktivitas pendanaan sebesar Rp58 miliar atau menurun Rp584 miliar atau 111,0% dibandingkan dengan arus kas - neto yang diperoleh Perseroan dari aktivitas pendanaan pada tahun 2013 sebesar Rp526 miliar. Penurunan arus kas - neto dari aktivitas pendanaan tersebut terutama disebabkan oleh adanya peningkatan arus kas keluar dari pembayaran atas surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali yang jatuh tempo sebesar Rp2.238 miliar atau sebesar 611,9% dari Rp366 miliar pada tahun 2013 menjadi Rp2.603 miliar pada tahun Kondisi tersebut sebagai dampak dari upaya Perseroan dalam menjaga likuiditas Perseroan dengan penggunaan instrumen likuid dalam neraca Perseroan. Tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2013 dibandingkan dengan tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2012 Pada tahun 2013, Perseroan memperoleh arus kas - neto yang diperoleh dari aktivitas pendanaan sebesar Rp526 miliar atau menurun Rp104 miliar atau 16,5% dibandingkan dengan arus kas - neto yang diperoleh Perseroan dari aktivitas pendanaan pada tahun 2012 sebesar Rp630 miliar. Penurunan arus kas - neto dari aktivitas pendanaan tersebut terutama disebabkan oleh adanya penurunan arus kas masuk dari pembayaran atas surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali yang jatuh tempo sebesar Rp miliar atau 92,0% dari Rp miliar pada tahun 2012 menjadi Rp1.038 miliar pada tahun Selain itu terdapat peningkatan arus kas keluar dari pembayaran pinjaman sebesar Rp1.069 miliar atau 463,6% dari Rp231 miliar pada tahun 2012 menjadi Rp1.300 miliar pada tahun Pada sisi lain terdapat kompensasi dari penurunan arus kas keluar pembayaran atas surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali yang jatuh tempo sebesar Rp miliar atau 97,5% dari Rp miliar pada tahun 2012 menjadi Rp366 miliar pada tahun Kondisi tersebut sebagai dampak dari upaya Perseroan dalam menjaga likuiditas Perseroan dengan penggunaan instrumen likuid maupun instrumen pinjaman. Komitmen dan Kontinjensi Letters of Credit dan Bank Garansi Sebagai bagian dari kegiatan usaha perbankan, Perseroan menerbitkan bank garansi, Letters of Credit (L/C), dan Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN). Perseroan mengenakan biaya atas penerbitan bank garansi, L/C, dan SKBDN berdasarkan nilai yang diterbitkan. Tabel berikut ini menyajikan bank garansi, L/C,dan SKBDN yang masih berlaku: Keterangan 31-Des (dalam miliaran Rupiah) L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan Bank garansi yang diterbitkan Jumlah Pada tanggal 31 Desember 2014, L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan berjumlah Rp429 miliar atau lebih rendah Rp17 miliar dibandingkan dengan saldo pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp446 miliar. Penurunan tersebut dikarenakan jatuh tempo L/C dan SKBDN. Pada tanggal 31 Desember 2013, L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan berjumlah Rp446 miliar atau lebih rendah Rp122 miliar dibandingkan dengan saldo pada tanggal 31 Desember 2012 sebesar Rp568 miliar. Penurunan tersebut dikarenakan jatuh tempo L/C dan SKBDN. Pada tanggal 31 Desember 2012, L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan berjumlah Rp568 miliar atau lebih rendah Rp3.321 miliar dibandingkan dengan saldo pada tanggal 31 Desember 2011 sebesar Rp3.889 miliar. Penurunan tersebut dikarenakan jatuh tempo L/C dan SKBDN. Pada tanggal 31 Desember 2014, Bank Garansi yang Diterbitkan berjumlah Rp1.376 miliar atau naik Rp627 miliar dibandingkan dengan saldo pada tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp748 miliar. Peningkatan tersebut seiring dengan langkah Perseroan untuk mengembangan produk dan aktivitas transaksional non-cash dan fee-based income. Bank garansi mengalami penurunan sebesar Rp285 miliar dari Rp1.033 miliar pada 31 Desember 2012 menjadi Rp748 miliar pada 31 Desember Penurunan tersebut dikarenakan jatuh tempo Bank Garansi Yang Diterbitkan. Perseroan akan terus mengembangkan layanan yang berbasis fee seperti trade finance, Bank Garansi, L/C, dan SKBDN dengan peningkatan layanan, produk dan pemasaran yang lebih baik. 41

64 Fasilitas Kredit yang Diberikan dan Pembiayaan/Piutang Syariah yang Belum Digunakan Dalam kegiatan usaha normal, Perseroan memiliki liabilitas komitmen atas fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah yang belum digunakan. Pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah yang belum digunakan masing-masing sebesar Rp8.329 miliar, Rp6.934 miliar, dan Rp7.353 miliar. Pengeluaran Modal Tabel di bawah ini menyajikan rincian pengeluaran investasi Perseroan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012: Keterangan (dalam miliaran Rupiah) Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember Tanah Bangunan Perabot dan peralatan kantor Kendaraan bermotor 2 2 * Prasarana bangunan 1 * * Aset dalam konstruksi Jumlah *di bawah lima ratus juta Rupiah Sumber dana belanja modal berasal dari saldo laba Perseroan serta tidak terdapat sumber pendanaan dalam mata uang asing. Belanja modal dilakukan Perseroan dengan tujuan untuk meningkatkan ekspansi bisnis yang tercermin dari aktivitas usaha Perseroan dalam bentuk perluasan jaringan kantor (Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, Payment Point, ATM), pengembangan bisnis UKMK dan Mikro dan peningkatan kapasitas teknologi informasi baik dari sisi infrastruktur, perangkat keras dan perangkat lunak. Belanja modal tersebut merupakan salah satu media dan infrastruktur Perseroan dalam mencatatkan peningkatan Aset, KYD, DPK, maupun pendapatan operasional pada tahun Rencana pengeluaran investasi Perseroan pada tahun 2015 sebesar Rp143 miliar yang akan digunakan untuk pengembangan jaringan kantor dan distribusi serta pengembangan teknologi informasi. 5. Manajemen Risiko Pelaksanaan fungsi manajemen risiko meliputi hal-hal terkait dengan upaya identifikasi, penilaian, pengukuran, evaluasi, monitoring, dan pengendalian risiko termasuk pengembangan teknologi dan sistem informasi manajemen di setiap jenis risiko, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan risiko. Sebagai wujud pelaksanaan Good Corporate Governance dan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi dalam pengendalian risiko, Perseroan membentuk beberapa unit kerja yang bersifat permanen maupun komite yang bersifat ad hoc untuk menunjang proses pengendalian risiko. Hal ini diwujudkan dengan adanya Divisi Manajemen Risiko serta sejumlah komite seperti Komite Pemantau Risiko yang bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris, serta Komite Manajemen Risiko dan Assets and Liabilities Committee (ALCO) di tingkat Direksi. Komite-komite tersebut didukung oleh Komite Support Manajemen Risiko, Komite Produk dan Aktivitas Baru, serta Komite Anggaran. Perseroan juga terus menyempurnakan seluruh ketentuan internal terkait pengelolaan risiko, baik dari sisi kebijakan, pedoman, prosedur maupun pemanfaatan teknologi informasi. Profil Risiko dan Sertifikasi Manajemen Risiko Sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 tentang perubahan atas PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, Perseroan telah menyampaikan laporan profil risiko triwulan sejak tahun Selanjutnya sebagaimana diamanatkan ketentuan BI terkait penerapan manajemen risiko yang terkini, penyusunan laporan profil risiko triwulanan secara self assessment mulai Triwulan IV tahun 2011 dilakukan sesuai Surat Edaran BI No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran No. 5/21/DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, yang juga merupakan salah satu faktor penilaian tingkat kesehatan Bank, dengan menggunakan pendekatan risiko (risk based bank rating), sebagaimana diatur dalam Surat Edaran BI No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Tingkat Kesehatan Bank Umum. Secara garis besar profil risiko mencerminkan tingkat risiko yang dihadapi Perseroan berdasarkan 8 (delapan) jenis risiko sesuai ketentuan BI, dimana tingkat risiko komposit dihasilkan dari kombinasi penilaian atas tingkat risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko. Dari hasil self assessment yang dilakukan Perseroan atas profil risiko triwulanan yang disampaikan kepada BI hingga Desember 2014, predikat risiko Perseroan secara keseluruhan tetap berada pada tingkat risiko komposit low to moderate. 42

65 Sementara sesuai dengan PBI No.12/7/PBI/2010 tentang perubahan atas PBI No.11/19/PBI/2009 tentang Sertifikasi Manajemen Risiko bagi Pengurus dan Pejabat Bank Umum, Perseroan telah mengirimkan sejumlah pejabatnya untuk mengikuti sertifikasi tersebut. Hingga 31 Desember 2014, jumlah pejabat Perseroan di luar Dewan Komisaris dan Direksi yang telah mendapat sertifikasi manajemen risiko adalah sebagai berikut: a. Level V : 8 orang b. Level IV : 7 orang c. Level III : 72 orang d. Level II : 165 orang e. Level I : 634 orang Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain (counterparty) dalam memenuhi kepada Perseroan. Risiko kredit yang dikelola Perseroan tidak hanya terkait pada penyaluran kredit tetapi juga eksposur risiko kredit Iainnya seperti penempatan, pembelian surat-surat berharga dan penyertaan, yang dikelola secara komperehensif baik pada tingkat portofolio maupun transaksi. Perseroan memiliki kebijakan perkreditan yang mengatur kebijakan dan prosedur dalam pemberian kredit kepada nasabah koperasi, mikro, kecil, menengah, komersial, dan konsumer, serta kebijakan dan prosedur dalam rangka penempatan antar bank maupun kegiatan trade finance. Kebijakan perkreditan tersebut dikaji dan disempurnakan secara berkala, baik atas kebijakan umum maupun pedoman tiap bisnis, dengan tetap didasarkan pada prinsip pengelolaan risiko yang independen sesuai dengan peraturan BI dan peraturan eksternal lainnya serta kebijakan manajemen risiko yang terkait dengan pemberian kredit. Perseroan melakukan evaluasi atas tingkat risiko kredit terkait pemberian fasilitas kepada nasabah atau proyek, dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain: i. Historis dan proyeksi kondisi keuangan, termasuk laporan posisi keuangan, laba rugi, dan arus kas nasabah; ii. Riwayat hubungan kredit; iii. Kualitas, kinerja, dan pengalaman dari pengelolaan nasabah; iv. Sektor industri nasabah; v. Posisi nasabah dalam persaingan di industri sejenis; vi. Kondisi ekonomi secara umum. Terhadap eksposur risiko kredit yang lebih khusus seperti kredit perorangan, fasilitas antar bank dan sebagainya, Perseroan melakukan evaluasi secara tersendiri dengan menggunakan faktor yang dapat saja berbeda, sesuai dengan karakteristik spesifik dari setiap jenis eksposur. Sistem manajemen risiko tersebut telah diimplementasikan pada berbagai aspek pengelolaan risiko kredit. Sistem yang telah diimplementasikan antara lain model Internal Credit Risk Rating (ICRR) untuk usaha kecil, menengah, serta usaha komersial dan model scoring risiko kredit untuk usaha mikro, konsumer, dan kartu kredit serta usaha kecil hingga nominal tertentu. Perseroan secara berkelanjutan melakukan upaya yang diperlukan untuk menyempurnakan model tersebut. Dalam pelaksanaan pengelolaan risiko kredit, Perseroan telah menjalankan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko yang mencakup profil risiko kredit di cabang maupun kantor pusat. Pengelolaan seluruh aktivitas ini telah terintegrasi dalam suatu sistem dan proses manajemen risiko yang komprehensif, yang dikembangkan sesuai dengan persyaratan BI dan standar internasional seperti Basel II. Perseroan secara berkelanjutan mengelola risiko kreditnya melalui penetapan dan evaluasi proses dan kebijakan kredit, pengaturan dan evaluasi limit dan pelaporan secara berkala kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Proses persetujuan fasilitas dengan eksposur risiko kredit dilakukan berdasarkan prinsip bahwa setiap fasilitas harus diproses melalui Komite Kredit dan/atau komite lainnya. Komposisi dan jumlah anggota komite akan berbeda sesuai dengan jumlah dan jenis fasilitas yang diajukan. Dalam rangka pengendalian risiko kredit secara komprehensif, Perseroan terus meninjau dan menyempurnakan pelaksanaan fungsi pengendalian risiko kredit, baik yang dijalankan oleh risk taking unit maupun berbagai unit kerja pendukung, diantaranya dengan pembentukan credit risk controller pada setiap unit bisnis dan cabang dan pembentukan fungsi analis kredit untuk usaha komersial. Selain itu pengelolaan risiko kredit yang lebih spesifik juga dilakukan atas portofolio kredit maupun eksposur risiko kredit lain yang bermasalah. Upaya yang dilakukan diantaranya adalah restrukturisasi fasilitas kredit yang bermasalah, pembentukan pencadangan untuk menutup potensi kerugian, hingga pelaksanaan hapus buku. Proses pengelolaan kredit bermasalah telah diatur secara tersendiri dalam kebijakan yang bersifat khusus, termasuk pembentukan unit kerja khusus yang menanganinya. 43

66 a. Risiko kredit maksimum Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat. Untuk bank garansi yang diterbitkan dan L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus dibayarkan oleh Perseroan jika liabilitas atas bank garansi, L/C, dan SKBDN tersebut terjadi. Untuk fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah yang belum digunakan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar komitmen tersebut. Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Perseroan terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan (on-balance sheet) dan rekening administratif (off-balance sheet), tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya. (dalam miliaran Rupiah) Keterangan 31-Des Laporan Posisi Keuangan Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Diperdagangkan Tersedia untuk dijual Kredit yang diberikan dan piutang Dimiliki hingga jatuh tempo Biaya perolehan Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah Tagihan akseptasi Penyertaan saham * 36 * Aset lain-lain Rekening Administratif Fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah yang belum digunakan L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan Bank garansi yang diterbitkan *di bawah lima ratus juta Rupiah Jumlah b. Risiko konsentrasi kredit Pada tanggal 31 Desember 2014, pengungkapan risiko kredit maksimum berdasarkan konsentrasi sebelum memperhitungkan agunan yang dimiliki dan perjanjian master netting adalah sebagai berikut: Risiko konsentrasi kredit berdasarkan geografis: (dalam miliaran Rupiah) Keterangan Jabotabek Jawa (selain Jabotabek) Sumatera Kalimantan Lain-lain Jumlah Laporan Posisi Keuangan Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain * * Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Diperdagangkan Tersedia untuk dijual

67 Keterangan Jabotabek Jawa (selain Jabotabek) Sumatera Kalimantan Lain-lain Jumlah Kredit yang diberikan dan piutang Dimiliki hingga jatuh tempo Biaya perolehan Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah Tagihan akseptasi Penyertaan saham * * * Aset Lain-lain Rekening Administratif Fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah yang belum digunakan L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan Bank garansi yang diterbitkan Jumlah *di bawah lima ratus juta Rupiah Risiko konsentrasi kredit berdasarkan industri: (dalam miliaran Rupiah) Keterangan Keuangan Pemerintah Konsumsi Perdagangan Konstruksi Manufaktur Jasa Jumlah Laporan Posisi Keuangan Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Diperdagangkan Tersedia untuk dijual Kredit yang diberikan dan piutang Dimiliki hingga jatuh tempo Biaya perolehan Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah Tagihan akseptasi * Penyertaan saham * * Aset Lain-lain Rekening Administratif Fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah yang belum digunakan L/Cdan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan Bank garansi yang diterbitkan Jumlah *di bawah lima ratus juta Rupiah c. Agunan dan perlindungan kredit lainnya Nilai dan jenis agunan yang dibutuhkan tergantung pada penilaian risiko kredit dari pihak lawan (counterparty). Panduan tentang jenis agunan dan parameter penilaian yang bisa diterima telah diimplementasikan. Jenis agunan utama yang diperoleh adalah tanah, bangunan, dan kendaraan. Selain itu, Perseroan juga memiliki sejumlah besar eksposur risiko kredit yang mendapat penjaminan dari Pemerintah Pusat (government guarantee). 45

68 Umumnya agunan yang diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit ( secondary source of repayment ) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur. d. Kualitas aset keuangan Perseroan memiliki kebijakan untuk mempertahankan secara akurat dan konsisten peringkat risiko di seluruh portofolio aset keuangan. Hal ini akan memfasilitasi fokus manajemen risiko atas risiko yang ada dan perbandingan eksposur kredit di seluruh lini bisnis, daerah geografis, dan produk. Sistem peringkat ini didukung oleh berbagai analisis keuangan, dikombinasikan dengan informasi pasar yang telah diolah untuk menyediakan masukan utama untuk pengukuran risiko pihak lawan (counterparty). Semua peringkat risiko disesuaikan dengan berbagai kategori dan ditentukan sesuai dengan panduan peringkat BI. Peringkat risiko yang telah ditetapkan dinilai dan diperbaharui secara berkala. e. Evaluasi penurunan nilai Untuk tujuan akuntansi, Perseroan menggunakan model incurred loss untuk pengakuan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Hal ini berarti kerugian hanya dapat diakui jika terdapat bukti objektif atas peristiwa kerugian spesifik. Pertimbangan utama evaluasi penurunan nilai kredit yang diberikan termasuk adanya pembayaran pokok atau bunga yang jatuh tempo lebih dari 90 hari atau terdapat kesulitan atau pelanggaran dari persyaratan yang terdapat dalam kontrak awal yang diketahui. Perseroan melakukan evaluasi penurunan nilai dalam dua area, yaitu evaluasi penurunan nilai secara individual dan evaluasi penurunan nilai secara kolektif. (i). Evaluasi penurunan nilai secara individual Perseroan menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai secara individual untuk masing-masing kredit yang diberikan yang signifikan. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menentukan jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai antara lain mencakup keberlanjutan rencana bisnis debitur, kemampuan debitur untuk memperbaiki kinerja saat menghadapi kesulitan keuangan, proyeksi penerimaan dan ekspektasi pengeluaran saat terjadi kepailitan, ketersediaan dukungan keuangan lainnya, nilai agunan yang dapat direalisasikan, dan ekspektasi waktu diperolehnya arus kas. Penyisihan kerugian penurunan nilai dievaluasi setiap tanggal pelaporan, kecuali terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan adanya perhatian lebih. (ii). Evaluasi penurunan nilai secara kolektif Evaluasi penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif dilakukan atas kredit yang diberikan yang tidak signifikan secara individual. Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko pada posisi laporan posisi keuangan dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga option. Variabel pasar dalam hal ini adalah suku bunga dan nilai tukar. Risiko suku bunga adalah risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book atau akibat perubahan nilai ekonomis dari posisi banking book, yang disebabkan oleh perubahan suku bunga. Risiko nilai tukar adalah risiko akibat perubahan nilai posisi trading book dan banking book yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar valuta asing. Pengelolaan risiko pasar dijalankan berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan produk, jasa, dan aktivitas treasury serta bisnis yang terekspos risiko tersebut. Pengendalian risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko suku bunga Perseroan pada trading book antara lain dilakukan melalui analisis risiko dan limit untuk aktivitas trading yang meliputi transaksi Money Market, Foreign Exchange dan Fixed Income Securities (surat berharga). Selain itu, dilakukan proses mark to market untuk posisi trading book, monitoring posisi devisa neto dan Value at Risk (VaR) atas posisi tersebut. Pengelolaan risiko suku bunga juga dilakukan pada eksposur banking book, antara lain dengan memperhatikan posisi gap aset dan liabilitas Perseroan yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga dan kecenderungan pergerakan suku bunga acuan BI rate serta suku bunga pasar yang dapat mempengaruhi stabilitas tingkat profitabilitas Perseroan. Pengukuran risiko dilakukan dengan menggunakan Interest Rate Risk Model dengan metodologi repricing profile gap dan menggunakan skenario pergerakan tingkat bunga hingga level tertentu sehingga dapat diketahui potential loss yang dapat berdampak pada profitabilitas dan permodalan. Penilaian risiko nilai tukar mata uang asing dilakukan dengan memperhatikan Posisi Devisa Neto (PDN) dan volatilitas mata uang asing yang dikelola Perseroan, dengan pengendalian risiko dilakukan melalui monitoring mutasi transaksi valuta asing di seluruh kantor cabang dan unit bisnis. Dalam melakukan pengukuran risiko, Perseroan melakukan stress test dengan beberapa skenario, diantaranya skenario terburuk (worst case scenario). Hal ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan Perseroan dalam menghadapi berbagai tingkat pergerakan hingga kondisi pasar yang tidak normal. Perseroan secara berkala melakukan back testing untuk validasi pada metodologi, formula, model, dan penggunaan asumsi pada setiap skenario dalam model pengukuran risiko. Risiko Suku Bunga Tabel berikut mengikhtisarkan eksposur risiko suku bunga Perseroan atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tidak untuk diperdagangkan pada tanggal 31 Desember 2014 (Perseroan saja). Aset dan liabilitas Perseroan disajikan pada nilai tercatat dan dikelompokkan berdasarkan tanggal kontraktual perubahan tingkat bunga atau tanggal jatuh tempo, mana yang lebih dahulu: 46

69 Keterangan Jumlah Kurang dari 3 bulan 31 Desember 2014 (dalam miliaran Rupiah) 3-12 bulan 1-5 tahun Lebih dari 5 tahun Aset Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Tersedia untuk dijual Kredit yang diberikan dan piutang Dimiliki hingga jatuh tempo Biaya perolehan Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah Liabilitas Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Pinjaman yang diterima Obligasi Subordinasi Jumlah (41.362) Manajemen risiko suku bunga atas repricing gap limit dilakukan dengan memonitor sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Perseroan atas berbagai skenario tingkat bunga baik standar dan non-standar. Skenario standar yang dilakukan tiap bulan mencakup kenaikan atau penurunan paralel 100 basis poin pada kurva imbal hasil. Analisis sensitivitas Perseroan atas kenaikan atau penurunan tingkat bunga pasar, dengan asumsi bahwa tidak ada pergerakan asimetris di kurva imbal hasil dan posisi laporan posisi keuangan yang tetap, adalah sebagai berikut: Keterangan Kenaikan paralel 100 basis poin 31 Desember 2014 (dalam miliaran Rupiah) Penurunan paralel 100 basis poin Sensitivitas atas proyeksi pendapatan bunga - neto , ,17 Pengelolaan risiko suku bunga pada banking book dilakukan antara lain dengan memperhatikan posisi gap aset dan kewajiban Perseroan yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga dan kecenderungan pergerakan suku bunga acuan BI rate serta suku bunga pasar yang dapat mempengaruhi stabilitas tingkat profitabilitas Perseroan. Selain itu telah dilakukan stress test dengan beberapa skenario perubahan suku bunga, diantaranya skenario terburuk (worst case scenario), yang ditujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan Perseroan dalam menghadapi berbagai tingkat pergerakan hingga kondisi pasar yang tidak normal. Perkembangan kondisi eksternal, termasuk didalamnya pergerakan tingkat bunga acuan seperti BI rate direspon melalui mekanisme ALCO sehingga dapat diambil kebijakan dan strategi untuk memastikan pengaruh yang minimal terhadap profitabilitas, kemampuan membayar dan tingkat permodalan Perseroan akibat perubahan tingkat bunga tersebut. Risiko nilai tukar Tabel berikut mengindikasikan posisi aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing yang tidak untuk diperdagangkan pada tanggal 31 Desember 2014, dimana Perseroan memiliki eksposur signifikan terhadap arus kas masa depan. Analisa tersebut menghitung dampak pergerakan nilai tukar wajar yang mungkin terjadi terhadap Rupiah, dengan seluruh variabel dianggap konstan, terhadap laporan laba rugi komprehensif (akibat perubahan nilai wajar aset dan liabilitas moneter yang tidak untuk diperdagangkan yang sensitif terhadap nilai tukar) dan ekuitas (akibat perubahan nilai wajar aset dan liabilitas keuangan yang tersedia untuk dijual). Keterangan Kenaikan (penurunan) dalam nilai tukar 31 Desember 2014 Sensitivitas terhadap laporan laba rugi (dalam jutaan Rupiah) Sensitivitas terhadap ekuitas Mata uang Dolar Amerika Serikat 10/(10) 1,81/(1,81) - Euro Eropa 10/(10) 0,57/(0,57) - Dolar Australia 10/(10) 1,81/(1,81) - Yen Jepang 10/(10) 0,19/(0,19) - Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Perseroan untuk memenuhi liabilitas yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Perseroan. 47

70 Untuk memastikan kemampuan Perseroan dalam memenuhi liabilitasnya kepada nasabah/counterparty, Perseroan menerapkan kebijakan pengelolaan likuiditas melalui alokasi penempatan pada Cadangan Primer (Primary Reserve) dan aset likuid berdasarkan kriteria dan limit tertentu. Selain itu, Perseroan telah memiliki kebijakan Rencana Pendanaan Darurat, yang berisi langkah yang harus dilakukan oleh Perseroan dalam mengantisipasi dan menghadapi perubahan kondisi likuiditas harian sehingga Bank dapat tetap memenuhi setiap kewajiban finansial yang sudah diperjanjikan secara tepat waktu dan menjaga kelangsungan proses bisnis Bank. Perseroan melakukan pengukuran risiko likuiditas menggunakan Liquidity Risk Model dengan metodologi maturity profile gap, dimana dengan pengukuran tersebut dapat teridentifikasi posisi maturity mismatch Bank yang ada dan dapat dilakukan mitigasi agar posisi maturity mismatch Bank tersebut tetap dapat dikelola dengan baik sesuai koridor liquidity gap limit. Selain itu dilakukan pemantauan pergerakan aset (baik berupa aset likuid maupun kredit), pergerakan setiap jenis dana pihak ketiga (DPK) dan tingkat core deposit untuk setiap jenis DPK untuk memastikan tingkat pengendapan DPK yang memadai dan dapat menjadi sumber dana yang stabil untuk mendukung pertumbuhan aset produktif. Pengukuran dan pemantauan risiko juga dilakukan secara harian antara lain terkait pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM), perkembangan pergerakan kredit dan dana pihak ketiga yang mempengaruhi tingkat loan to deposit ratio (LDR), ketersediaan aset likuid dan proyeksi arus kas keluar jangka pendek yang mempengaruhi tingkat liquidity coverage ratio (LCR) dan ketersediaan akses pasar/ akses pada sumber-sumber pendanaan untuk memastikan tercapainya pengelolaan likuiditas Bank Bukopin yang memadai baik pada kondisi normal maupun krisis. Pengelolaan kondisi likuiditas harian dilakukan oleh Unit Treasury dan perubahan eksternal serta makro ekonomi yang terjadi dengan segera diinformasikan dan diambil strategi serta kebijakan internal antara lain melalui mekanisme Asset and Liability Committee (ALCO). Informasi mengenai jatuh tempo aset dan liabilitas sesuai kontrak pada tanggal 31 Desember 2014 tercermin pada tabel berikut ini: Keterangan Jumlah > 1-3 bulan > 3 bulan - 1 tahun > 1-5 tahun > 5 tahun (dalam miliaran Rupiah) Tidak memiliki jatuh tempo Aset Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - bruto Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - bruto Surat-surat berharga - bruto Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali - bruto Tagihan derivatif Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah - bruto Tagihan akseptasi - bruto Penyertaan saham - bruto * * Aset tetap - neto Aset pajak tangguhan - neto Aset tak berwujud - neto Aset lain-lain Jumlah Penyisihan kerugian penurunan nilai (920) Jumlah Neto Liabilitas Liabilitas segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Obligasi subordinasi Utang pajak Liabilitas lain-lain Jumlah Perbedaan jatuh tempo (34.767) (7.807) Aset Neto *di bawah lima ratus juta Rupiah Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Perseroan. Di dalam mengelola risiko operasional, risk taking unit bertanggung jawab atas risiko yang terjadi pada unitnya masing-masing yang di review secara berkala. 48

71 Penerapan atas pengendalian risiko operasional dilaksanakan diantaranya melalui: 1. Identifikasi, evaluasi dan monitoring terhadap kebijakan, pedoman, dan prosedur pengendalian internal sesuai dengan kondisi perkembangan dunia perbankan, kebijakan pemerintah, dan limitasi operasional yang telah ditetapkan. 2. Pengkajian terhadap produk dan aktivitas baru. 3. Pengkajian dan penerapan Disaster Recovery Plan sebagai langkah antisipatif atas kejadian internal maupun eksternal yang berpotensi menimbulkan kerugian. 4. Identifikasi serta pengukuran risiko operasional juga dilakukan melalui perhitungan risiko berdasarkan Accounting Loss Data (pengalaman kerugian dimasa lalu). 5. Pengkajian atas penerapan Business Contingency Plan dalam menghadapi kejadian bencana sebagai pengelolaan dan pengendalian aktivitas Bank Bukopin. 6. Pemisahan fungsi atau dual control yang dilakukan terhadap seluruh aktivitas operasional. 7. Pelaksanaan peningkatan atas kapabilitas Sumber Daya Manusia secara kontinu. Dalam rangka pengelolaan risiko operasional, Perseroan telah mengembangkan: Modul Risk ControlSelf Assessment manajemen risiko operasional berbasis webyang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memonitor risiko pada setiap unit kerja; Modul Loss Event Data berbasis web yang digunakan untuk analisis historical loss data dimana hasilnya diarahkan untuk penerapan perhitungan risiko operasional dengan pendekatan Standardized and Advance Measurement Approaches; Pembuatan Action Plan untuk mitigasi risiko yang berpotensi terjadi ataupun telah terjadi. Melakukan inisiasi untuk mengembangkan metodologi Key Risk Indicator (KRI) yang akan digunakan sebagai indikator tingkat risiko suatu aktivitas perbankan. Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan oleh lemahnya perikatan yang dilakukan oleh Perseroan, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan suatu transaksi yang telah dilakukan Perseroan menjadi tidak sesuai dengan ketentuan yang akan ada, dan proses litigasi baik yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap Perseroan maupun Perseroan terhadap pihak ketiga. Identifikasi risiko hukum dilakukan pada seluruh aktivitas fungsional yang melekat pada perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi, operasional dan jasa, trade finance services, sistem informasi teknologi dan ManagementInformation System (MIS), serta pengelolaan sumber daya manusia. Identifikasi risiko serta pengukuran risiko hukum juga dilakukan melalui perhitungan risiko berdasarkan accounting lossdata dengan menggunakan pendekatan loss distribution. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Perseroan yang antara lain disebabkan adanya kejadian yang telah merugikan reputasi Perseroan, misalnya pemberitaan negatif di media massa, pelanggaran etika bisnis, keluhan nasabah, serta hal lain yang dapat menyebabkan risiko reputasi, misalnya kelemahan tata kelola, budaya perusahaan, dan praktik bisnis Perseroan. Identifikasi risiko reputasi dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko reputasi. Penilaian risiko reputasi dilakukan secara kualitatif antara lain bersumber dari pemberitaan negatif yang muncul dari masyarakat/nasabah dan keluhan nasabah. Untuk memastikan pengendalian risiko reputasi, Perseroan telah melakukan langkah antisipasi antara lain: 1. Pembentukan Unit Pusat Layanan Nasabah untuk memastikan peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah; 2. Penggunaan Complaint Tracking System untuk mengawasi penyelesaian keluhan nasabah; 3. Penerapan Service Level Agreement (SLA) di tiap unit kerja untuk memastikan standar waktu layanan; 4. Bekerja sama dengan pihak independen melakukan survei pelayanan Perseroan dibandingkan dengan pesaing; 5. Secara berkelanjutan melaksanakan pelatihan karyawan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan secara berkesinambungan. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko yang terjadi karena Perseroan tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan ketentuan internal, peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku. Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko Perseroan yang terkait pada peraturan perundang-undangan, ketentuan kehati-hatian dan ketentuan lain yang berlaku, seperti: 1. Risiko kredit terkait dengan ketentuan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aset, Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). 2. Risiko pasar terkait dengan ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN). 3. Risiko stratejik terkait dengan ketentuan Rencana Bisnis Bank (RBB). 4. Risiko lain yang terkait dengan ketentuan eksternal dan internal. 5. Risiko lain yang terkait ketepatan waktu dalam pelaporan kepada pihak regulator. 49

72 Identifikasi risiko kepatuhan dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko kepatuhan dan pengukuran risiko kepatuhan juga dilakukan melalui perhitungan risiko berdasarkan accounting loss data dengan menggunakan pendekatan loss distribution untuk perhitungan capital charges. Risiko Stratejik Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Identifikasi risiko stratejik dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko stratejik. Pengendalian risiko stratejik diantaranya dilakukan melalui monitoring pencapaian realisasi atas anggaran(rencana bisnis) secara periodik dan dilanjutkan dengan mitigasi atas faktor penyebab kegagalan. 6. Kebijakan Akuntansi Penting Perseroan menganggap kebijakan yang terangkum di bawah ini adalah penting untuk operasional Perseroan dan entitas anak serta pemahaman atas kondisi keuangan dan hasil usaha konsolidasian Perseroan. Dampak risiko laporan keuangan mengharuskan Perseroan untuk membuat penilaian yang kompleks dan subjektif dalam memilih estimasi-estimasi dan asumsi-asumsi yang sesuai dan pada akhirnya akan mempengaruhi jumlah yang dilaporkan dalam laporan keuangan. Perseroan telah menerapkan Penyesuaian Standar Akuntansi Keuangan PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan yang dianggap relevan untuk Perseroan pada tanggal 1 Januari Penerapan Standar Akuntansi Keuangan yang disesuaikan tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. Aset dan Liabilitas Keuangan Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) Efektif sejak tanggal 1 Januari 2012, Perseroan telah menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, dan PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan. PSAK No. 50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, atas aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; klasifikasi yang terkait dengan bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu, dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55 (Revisi 2011) menetapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item-item non-keuangan. PSAK ini memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari masing-masing instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, dan akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi Perseroan selama tahun berjalan dan pada akhir tahun pelaporan, dan bagaimana Perseroan mengelola risiko tersebut. Sebelum 1 Januari 2012, Perseroan menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Penyajian dan Pengungkapan dan PSAK No. 55 (Revisi 2006) tentang Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran secara prospektif sejak 1 Januari Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, kredit yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Perseroan menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal. Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan liabilitas yang diiukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Pengakuan dan Pengukuran Seluruh aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui pada tanggal transaksi. Klasifikasi instrumen keuangan pada pengakuan awal tergantung pada tujuan dan intensi manajemen atas instrumen keuangan yang diperoleh, serta karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Semua instrumen keuangan pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, dimana biaya transaksi diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian periode berjalan. 50

73 Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut. Instrumen keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi adalah instrumen keuangan yang ditetapkan oleh manajemen pada saat pengakuan awal dan instrumen keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan. Instrumen keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan adalah instrumen keuangan yang diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Manajemen telah menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi berdasarkan kriteria berikut: Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan perlakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau liabilitas atau pengakuan keuntungan atau kerugian atas aset atau liabilitas tersebut karena penggunaan dasar yang berbeda; Kelompok aset keuangan dan/atau liabilitas keuangan yang dikelola, dievaluasi, dan diinformasikan secara internal berdasarkan nilai wajar; Instrumen keuangan memiliki satu atau lebih derivatif melekat yang secara signifikan mengubah arus kas yang diperlukan sesuai kontrak. Instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai wajar aset keuangan. Instrumen keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Setelah pengukuran awal, instrumen keuangan tersedia untuk dijual diukur sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui langsung dalam ekuitas sebagai Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual. Penurunan nilai atas aset keuangan tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan dikeluarkan dari ekuitas. Instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana Perseroan mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada saat akuisisi dan biaya transaksi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Pendapatan bunga. Penurunan nilai dari aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan. Instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: i. yang dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat yang diklasifikasikan dalam kelompok untuk diperdagangkan dan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi; ii. iii. yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual; atau dalam hal Perseroan mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang. Setelah pengukuran awal, kredit yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada saat akuisisi dan biaya transaksi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Pendapatan bunga. Penurunan nilai dari kredit yang diberikan dan piutang akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi merupakan liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan, diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. 51

74 Tabel berikut menyajikan klasifikasi instrumen keuangan Perseroan berdasarkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut: Instrumen Keuangan Aset keuangan: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank lain Surat-surat berharga Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan Tagihan akseptasi Penyertaan saham Pendapatan masih akan diterima Liabilitas keuangan: Liabilitas segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Obligasi subordinasi Beban masih harus dibayar Klasifikasi Kredit yang diberikan dan piutang Kredit yang diberikan dan piutang Kredit yang diberikan dan piutang Kredit yang diberikan dan piutang Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, aset keuangan tersedia untuk dijual, investasi yang dimiliki hingga jatuh tempo, kredit yang diberikan dan piutang dan biaya perolehan Kredit yang diberikan dan piutang Aset keuangan diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Kredit yang diberikan dan piutang Kredit yang diberikan dan piutang Aset keuangan tersedia untuk dijual Kredit yang diberikan dan piutang Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Liabilitas yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi Penghentian Pengakuan Perseroan menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir atau Perseroan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga berdasarkan kesepakatan pelepasan (pass-through arrangement) dan (i) Perseroan telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau (ii) Perseroan tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset tersebut. Jika Perseroan mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari suatu aset keuangan atau melakukan kesepakatan pelepasan dan tidak mentransfer atau tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset tersebut, atau tidak mentransfer pengendalian atas aset tersebut, aset diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan Perseroan atas aset tersebut. Dalam hal ini, Perseroan juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan kewajiban yang masih dimiliki Perseroan. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban dihentikan atau dibatalkan atau berakhir. Saling Hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini Perseroan memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang telah diakui tersebut dan Perseroan berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu liabilitas antara pihak-pihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm s length transaction). Nilai wajar suatu aset atau liabilitas keuangan dapat diukur dengan menggunakan kuotasi di pasar aktif (harga penawaran bagi aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan dan harga permintaan untuk aset yang akan diperoleh atau liabilitas yang dimiliki). Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service/regulatory agency) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. 52

75 Dalam hal tidak terdapat pasar aktif untuk suatu aset atau liabilitas keuangan, Perseroan menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak yang berkeinginan dan memahami, dan apabila tersedia, analisa arus kas yang didiskonto dan referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama. Reklasifikasi Instrumen Keuangan Perseroan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke klasifikasi yang diukur pada nilai wajar melalui laporan laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Perseroan diperkenankan mereklasifikasi aset keuangan dari diukur pada nilai wajar jika aset keuangan tersebut tidak lagi dimiliki untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat (meskipun aset keuangan mungkin telah diperoleh atau timbul terutama untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat). Persyaratan untuk reklasifikasi adalah: i. Dilakukan dalam situasi yang langka; ii. Memenuhi definisi kredit yang diberikan dan piutang (jika aset keuangan tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai diperdagangkan pada pengakuan awal) dan Perseroan memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo. Perseroan tidak diperkenankan untuk mereklasifikasikan aset keuangan dari kategori dimiliki hingga jatuh tempo. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi-kondisi spesifik tertentu), maka seluruh aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasi menjadi aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya, Perseroan tidak diperkenankan mengklasifikasi aset keuangan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya. Kondisi spesifik tertentu yang dimaksud adalah sebagai berikut: i. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali, dimana harga perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; ii. Ketika Perseroan telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset-aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Perseroan telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau iii. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Perseroan, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Perseroan. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo aset tersebut. Investasi pada Sukuk Sejak 1 Januari 2012, Perseroan menerapkan PSAK No. 110, Akuntansi Sukuk. PSAK No. 110 ini mengatur mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi sukuk ijarah dan sukuk mudharabah. Penerapan PSAK ini berlaku secara prospektif. Pengakuan dan Pengukuran Sebelum pengakuan awal, Perseroan menentukan klasifikasi investasi pada sukuk berdasarkan tujuan investasi Perseroan. Klasifikasi dalam investasi pada sukuk terdiri dari: Biaya perolehan Apabila investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual dan terdapat persyaratan kontraktual dalam menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya. Pada saat pengukuran awal, investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan biaya perolehan ini termasuk biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, investasi pada sukuk ini diukur pada nilai perolehan yang diamortisasi. Selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu instrumen sukuk. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Perseroan mengukur jumlah terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan lebih kecil daripada jumlah tercatat, maka Perseroan mengakui rugi penurunan nilai. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang akan diperoleh dari pengembalian pokok tanpa memperhitungkan nilai kininya. 53

76 Nilai wajar Nilai wajar investasi ditentukan dengan mengacu pada hirarki sebagai berikut: i. Harga kuotasi di pasar aktif, atau ii. Harga yang terjadi dari transaksi terkini jika harga kuotasi di pasar aktif tidak tersedia, atau iii. Nilai wajar instrumen sejenis jika harga kuotasi di pasar aktif dan harga yang terjadi dari transaksi terkini tidak tersedia. Pada saat pengakuan awal, investasi pada sukuk dalam klasifikasi ini dicatat sebesar harga perolehan, namun harga perolehan tersebut tidak termasuk biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, investasi diakui pada nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan jumlah tercatat diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penyajian Pendapatan investasi dan beban amortisasi disajikan secara neto dalam laporan laba rugi konsolidasian. Reklasifikasi Perseroan tidak dapat mengubah klasifikasi investasi, kecuali terdapat perubahan tujuan model usaha. Model usaha yang bertujuan untuk memperoleh arus kas kontraktual didasarkan pada tujuan investasi yang ditentukan oleh Perseroan. Arus kas kontraktual yang dimaksud adalah arus kas bagi hasil dan pokok dari sukuk mudharabah atau arus kas imbalan (consideration/ujrah) dari sukuk ijarah. Setelah pengakuan awal, jika aktual berbeda dengan tujuan investasi yang telah ditetapkan, maka Perseroan menelaah kembali konsistensi tujuan investasinya. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non-Keuangan Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan, Perseroan mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara handal. Bukti objektif penurunan nilai meliputi indikasi kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau debitur, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga restrukturisasi kredit dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya, dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Perseroan pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. Jika terdapat bukti objektif bahwa penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Jika Perseroan menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Perseroan memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Arus kas masa datang dari kelompok keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Untuk tujuan evaluasi penurunan nilai kolektif atas kredit yang diberikan, sebagaimana dimungkinkan dalam Surat Edaran BI No. 11/33/DPNP tanggal 8 Desember 2009, untuk penerapan pertama kali PSAK No. 50 dan No. 55, Perseroan menerapkan ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dengan menggunakan estimasi yang didasarkan pada ketentuan BI yang berlaku mengenai Penilaian Kualitas Aset Bank Umum. Sesuai dengan Surat Edaran BI tersebut, ketentuan transisi penurunan nilai atas kredit secara kolektif dapat diterapkan paling lambat sampai dengan 31 Desember

77 Sejak 1 Januari 2012, penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif dihitung dengan menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian, dan jumlah kerugian yang terjadi (loss given default) yang selanjutnya disesuaikan lagi dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini. Perseroan menggunakan statistical model analysis method, yaitu migration analysis method dan roll rate analysis method untuk penilaianpenurunan nilai aset keuangan secara kolektif. Nilai tercatat aset keuangan diturunkan melalui akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga tetap diakui atas nilai tercatat yang telah diturunkan tersebut berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dari aset tersebut. Jika pada periode berikutnya, jumlah estimasi kerugian penurunan nilai meningkat atau menurun karena peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai yang sudah diakui sebelumnya dinaikkan atau diturunkan dengan menyesuaikan akun penyisihan. Aset keuangan dan penyisihan yang terkait dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian masa datang dan semua agunan telah terealisasi atau sudah diambil alih oleh Perseroan. Penerimaan kembali aset keuangan yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai pengurang penyisihan kerugian penurunan nilai di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Untuk aset keuangan tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan Perseroan menilai apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dibawah biaya perolehannya merupakan bukti objektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugi konsolidasian. Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Untuk aset keuangan entitas anak berdasarkan prinsip perbankan Syariah, Perseroan menerapkan Peraturan BI No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BI No. 13/13/PBI/2011 tanggal 24 Maret 2011 dalam menentukan kerugian penurunan nilai. Penyisihan kerugian dibentuk atas aset produktif berdasarkan penelahaan terhadap kualitas dari masingmasing aset produktif dengan mempertimbangkan evaluasi manajemen atas prospek usaha setiap debitur, kinerja keuangan, dan kemampuan membayar setiap debitur. Aset produktif terdiri dari giro pada BI dan bank lain, penempatan pada BI dan bank lain, surat-surat berharga, piutang murabahah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, piutang istishna, piutang qardh, dan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit. Penyisihan minimum yang harus dibentuk sesuai dengan Peraturan BI tersebut adalah sebagai berikut: Klasifikasi Persentase minimum penyisihan kerugian Lancar *) 1% Dalam perhatian khusus 5% Kurang lancar 15% Diragukan 50% Macet 100% *)Di luar penempatan pada BI, Obligasi Pemerintah, dan instrumen utang lain yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai Penyisihan khusus dibentuk atas aset produktif yang di klasifikasikan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet, dihitung atas nilai aset produktif setelah dikurangi dengan nilai agunan. Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Nilai tercatat dari aset non-keuangan ditelaah setiap periode pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Perseroan akan melakukan estimasi jumlah yang dapat dipulihkan. Jumlah yang dapat dipulihkan dari suatu aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) adalah sebesar jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakainya dan nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual. Dalam menentukan nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini terhadap nilai kas kini dan risiko spesifik terhadap aset tersebut. 55

78 Penyisihan penurunan nilai diakui jika nilai tercatat dari suatu aset atau UPK melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Penyisihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Penyisihan penurunan nilai yang diakui sehubungan dengan UPK akan dialokasikan pertama kali untuk mengurangi nilai tercatat dari goodwill yang dialokasikan ke UPK dan kemudian mengurangi nilai tercatat dari aset lainnya di dalam unit tersebut (kelompok unit) secara pro rata. Penyisihan penurunan nilai sehubungan dengan goodwill tidak dapat dijurnal balik. Sehubungan dengan aset lainnya, penyisihan penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk melihat adanya indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada lagi. Kerugian penurunan nilai dijurnal balik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan nilai yang dapat dipulihkan. Sejak 20 Januari 2006, sesuai dengan Peraturan BI No. 7/2/PBI/2005 tanggal 20 Januari 2005, bank-bank juga wajib membentuk penyisihan kerugian khusus terhadap aset non-produktif seperti agunan yang diambil alih, properti terbengkalai, rekening antar kantor, dan suspense account. Dalam peraturan tersebut, klasifikasi agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai ditetapkan sebagai berikut: Klasifikasi Lancar Kurang lancar Diragukan Macet Batas waktu Sampai dengan 1 tahun Lebih dari 1 tahun sampai dengan 3 tahun Lebih dari 3 tahun sampai dengan 5 tahun Lebih dari 5 tahun Klasifikasi untuk rekening antar kantor dan suspense account ditetapkansebagai berikut: Lancar Macet Klasifikasi Batas waktu Sampai dengan 180 hari Lebih dari 180 hari Berdasarkan Surat Edaran BI No. 13/658/DPNP/IDPnP tanggal 23 Desember 2011, Perseroan tidak diwajibkan lagi untuk membentuk penyisihan kerugian atas aset non-produktif dan transaksi rekening administratif (komitmen dan kontinjensi). Namun, Perseroan tetap harus menghitung penyisihan kerugian berdasarkan standar akuntansi yang berlaku. Perseroan telah melakukan beberapa penyesuaian dengan menjurnal balik penyisihan kerugian untuk aset non-produktif dan estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi dan membebankannya pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2011 dengan pertimbangan materialitas. Agunan yang Diambil Alih Agunan yang diambii alih diakui sebesar nilai terendah antara nilai tercatat kredit yang diberikan atau nilai realisasi neto dari agunan yang diambil alih. Nilai realisasi neto adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi neto dari agunan yang diambil alih dibebankan ke dalam akun penyisihan kerugian penurunan nilai.selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan. Goodwill Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi dan bagian Perseroan atas nilai wajar aset neto entitas anak pada tanggal akuisisi. Kerugian yang menjadi bagian dari kepentingan non-pengendali pada suatu entitas anak yang melebihi bagiannya dalam modal disetor pada tanggal akuisisi, diperhitungkan sebagai bagian dari goodwill. Sejak 1 Januari 2011, goodwill tidak diamortisasi dan selanjutnya diukur sebesar nilai tercatat dikurangi dengan akumulai penurunan nilai. Sebelum 1 Januari 2011, goodwilldiamortisasi dengan metode garis lurus selama estimasi masa manfaatnya yaitu 5-15 (lima sampai dengan lima belas) tahun. Manajemen menentukan estimasi masa manfaat goodwill berdasarkan evaluasi atas perusahaan bersangkutan pada saat akuisisi, dengan mempertimbangkan faktor-faktor seperti pangsa pasar yang ada, tingkat pertumbuhan potensial, dan faktor lain yang terdapat dalam perusahaan yang diakuisisi. Pendapatan dan Beban Bunga Untuk seluruh instrumen keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, aset keuangan dengan pendapatan bunga yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, dan instrumen keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laporan laba rugi, pendapatan maupun beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat untuk nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Perhitungan dilakukan dengan memperhitungkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual dari instrumen keuangan dan biaya tambahan yang timbul secara langsung untuk instrumen tersebut dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. 56

79 Nilai tercatat aset atau liabilitas keuangan disesuaikan jika Perseroan merevisi estimasinya untuk pembayaran maupun penerimaan. Nilai tercatat yang disesuaikan tersebut dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal dan perubahannya dicatat di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Tetapi untuk aset keuangan yang telah direklasifikasi, dimana pada periode berikutnya Perseroan meningkatkan estimasi penerimaan kas sebagai hasil dari peningkatan pengembalian penerimaan kas, dampak peningkatan pemulihan tersebut diakui sebagai penyesuaian pada suku bunga efektif sejak tanggal perubahan estimasi. Pendapatan dan beban bunga termasuk pendapatan dan beban Syariah. Pendapatan Syariah terdiri dari pendapatan murabahah, mudharabah, dan musyarakah. Pendapatan dari transaksi murabahah diakui dengan menggunakan metode akrual. Pendapatan dari transaksi bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah diakui pada saat angsuran diterima secara tunai atau dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai porsi bagi hasil (nisbah) yang disepakati. Beban Syariah terdiri dari beban bagi hasil mudharabah dan beban bonus wadiah. Pendapatan dan beban provisi dan komisi atas aset dan liabilitas keuangan yang merupakan bagian dari suku bunga efektif, dimasukkan dalam perhitungan suku bunga efektif. Pendapatan dan beban ini diamortisasi sepanjang umur aset atau liabilitas keuangan Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan pinjaman yang diterima atau jangka waktu perkreditan dan pinjaman yang diterima, atau jumlahnya tidak material diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. Sejak tanggal 1 Januari 2011, Perseroan telah menerapkan PSAK No. 1 (Revisi 2009), Penyajian Laporan Keuangan menetapkan dasar-dasar bagi penyajian laporan keuangan bertujuan umum (general purpose financial statements) agar dapat dibandingkan baik dengan laporan keuangan periode sebelumnya maupun dengan laporan keuangan entitas lain. Sejak tanggal 1 Januari 2011, Perseroan telah menerapkan PSAK No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri yang mengatur dalam hal entitas memilih untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri maka laporan tersebut hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. Sejak tanggal 1 Januari 2012, Perseroan telah menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tentang Imbalan Kerja. Perseroan telah memilih metode koridor 10% untuk pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial. Estimasi akuntansi Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dibutuhkan estimasi dan asumsi. Estimasi signifikan dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang Perseroan mereview kredit yang diberikan yang signifikan secara individual dan piutang pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Perseroan membuat justifikasi tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi neto agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual yang mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan di masa mendatang penyisihan penurunan nilai tersebut. Penurunan nilai investasi tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo Perseroan mereview efek utang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang diterapkan pada penilaian individual pada kredit yang diberikan. Pensiun Program-program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuarial menggunakan asumsi-asumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian aset, tingkat kenaikan penghasilan, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri, dan lain-lain. 57

80 V. FAKTOR RISIKO A. RISIKO USAHA YANG BERKAITAN DENGAN PERSEROAN 1. RISIKO KREDIT Sesuai dengan usaha yang dijalankan Perseroan, terdapat potensi munculnya risiko kredit dari berbagai aktifitas fungsional bank seperti perkreditan, penempatan, investasi, serta. Risiko kredit yang utama adalah munculnya kredit bermasalah. Walaupun telah dilakukan berbagai upaya untuk terus memperbaiki kualitas kredit maupun aset produktif lainnya, namun tidak terdapat jaminan bahwa upaya tersebut dapat memperbaiki kualitas dari debitur bermasalah, dan juga tidak terdapat jaminan bahwa tidak ada debitur lain yang menjadi bermasalah. Pemberian kredit dalam jumlah yang signifikan atau terkonsentrasi pada satu dan/atau sekelompok debitur maupun pada industri tertentu dapat juga meningkatkan pengaruh risiko kredit terhadap kinerja Perseroan. Walaupun sebagian besar pemberian kredit kepada debitur terbesar Perseroan, yaitu Perum Bulog dilakukan untuk Program Beras Pemerintah dan dijamin sepenuhnya oleh Pemerintah RI, namun demikian setiap perubahan pada kualitas kredit kepada debitur tersebut secara signifikan dapat mempengaruhi kinerja Perseroan. Setiap penurunan kinerja dari debitur besar, baik secara individual maupun secara grup usaha, akan berdampak buruk pada kinerja Perseroan. Di samping itu, apabila salah satu dari debitur tersebut memilih untuk menjalin hubungan perbankan dengan bank pesaing, pendapatan Perseroan dapat mengalami penurunan dan memberikan pengaruh negatif terhadap kegiatan usaha serta operasional Perseroan. Penyaluran kredit Perseroan dapat dikelompokkan kepada beberapa sektor usaha. Kesulitan yang dihadapi oleh sektor usaha dimana terdapat konsentrasi penyaluran kredit oleh Perseroan dapat mengakibatkan meningkatnya kredit tidak lancar dari nasabah yang pada akhirnya dapat berpengaruh secara negatif terhadap kegiatan usaha dan kinerja keuangan Perseroan di masa mendatang. 2. RISIKO OPERASIONAL Apabila penyimpangan-penyimpangan yang terjadi dalam kegiatan operasional Perseroan tidak dikelola dengan baik, maka dapat mengganggu kelangsungan usaha Perseroan dan pada akhirnya dapat menurunkan kinerja usaha Perseroan. Kelangsungan usaha Perseroan juga bergantung pada kemampuan Perseroan dalam menyikapi kemajuan teknologi dan perkembangan standar industri perbankan yang dilakukan dengan biaya rendah dan secara tepat waktu. Tidak terdapat jaminan bahwa Perseroan tidak akan mengalami permasalahan dalam penerapan teknologi maupun standar industri baru. Dalam menjalankan operasinya kadang kala Perseroan juga menghadapi problem eksternal yang tidak dapat dihindarkan seperti kejadian bencana. 3. RISIKO PASAR TERKAIT PERUBAHAN SUKU BUNGA DAN NILAI TUKAR Perseroan memperoleh pendapatan yang berasal dari selisih pendapatan bunga dari aset dan beban bunga dari kewajiban. Penyesuaian terhadap tingkat suku bunga baik pada sisi aset maupun kewajiban tidak selalu dilakukan pada saat bersamaan. Hal ini mengakibatkan Perseroan rentan terhadap perubahan tingkat suku bunga pasar. Tidak terdapat jaminan bahwa perubahan suku bunga yang cepat di masa mendatang tidak akan menimbulkan pengaruh negatif terhadap pertumbuhan kredit, keuntungan, kondisi keuangan dan hasil usaha Perseroan. Perseroan juga menyalurkan kredit dan menerima simpanan dalam valuta asing. Tidak ada jaminan bahwa di masa yang akan datang, Perseroan dapat membeli atau menjual valuta asing dalam jumlah cukup dengan harga yang wajar untuk dapat memenuhi batasan rasio Posisi Devisa Neto (PDN) yang ditetapkan oleh BI atau memenuhi kewajiban valuta asing. Adanya pergerakan nilai tukar valuta asing secara signifikan pada saat Perseroan memiliki PDN yang cukup besar, akan mengakibatkan Perseroan mengalami kerugian yang cukup signifikan. 4. RISIKO LIKUIDITAS Dalam menjalankan fungsi intermediasinya, sebagian besar dana simpanan masyarakat yang diterima Perseroan disalurkan kembali dalam bentuk kredit. 58

81 Perseroan menghadapi risiko likuiditas mengingat sebagian besar dana masyarakat seperti giro, deposito dan tabungan bersifat jangka pendek, sedangkan kredit yang diberikan memiliki jangka waktu yang relatif lebih panjang. Apabila Perseroan tidak mampu mengelola dana masyarakat sehingga memiliki masa pengendapan yang lebih panjang, maka Perseroan akan mengalami kesulitan dalam memenuhi kewajiban pengembalian dana dari masyarakat. Perseroan juga menghadapi risiko likuiditas terkait siklus industri pada sektor usaha dimana terdapat konsentrasi penyaluran kredit oleh Perseroan. Terdapat periode pada siklus dimana nasabah membutuhkan pendanaan kredit dalam jumlah yang besar. Apabila Perseroan tidak dapat meningkatkan penyediaan dana untuk mengantisipasi hal tersebut tepat waktu, maka Perseroan akan mengalami kesulitan likuiditas. 5. RISIKO STRATEJIK Perseroan harus mampu merumuskan dan menetapkan langkah-langkah strategis baik jangka pendek maupun jangka panjang yang selalu disesuaikan dengan rencana-rencana Perseroan dengan melihat perubahan dan sasaran yang ada. Ketidakmampuan Perseroan atau kesalahan Perseroan dalam merumuskan strateginya dapat menyebabkan Perseroan mengalami penurunan kinerja. Perseroan saat ini memiliki dua entitas anak, yaitu PT Bank Syariah Bukopin (dahulu PT. Bank Persyarikatan Indonesia) dan PT Bukopin Finance (dahulu PT Indo Trans Buana Multi Finance). Terdapat risiko dalam pelaksanaan penyertaan saham, diantaranya risiko atas kewajiban yang tak terduga yang terkait dengan kegiatan usaha yang mungkin baru diketahui setelah melakukan penggabungan dan pengambilalihan usaha, risiko kewajiban penyediaan dana di masa depan termasuk pendanaan yang diharuskan oleh pemegang saham Perseroan untuk mempertahankan kecukupan modal Perseroan, risiko kegagalan koordinasi upaya pemasaran dan penjualan, risiko tidak fokus pada bisnis utama, dan risiko terjadinya penghapusbukuan investasi. 6. RISIKO REPUTASI Sebagai lembaga jasa keuangan, Perseroan membutuhkan citra dan publikasi yang baik mengenai kegiatan usaha dan kinerja Perseroan. Perseroan selalu menjaga reputasinya pada level yang terbaik untuk memberikan produk dan layanan kepada nasabahnya. Kegagalan Perseroan dalam menjaga reputasinya dapat menimbulkan persepsi negatif terhadap Perseroan. Hal ini dapat menyebabkan hilangnya kepercayaan nasabah dan akan berdampak langsung terhadap penurunan jumlah nasabah yang akhirnya memberikan dampak pada penurunan pendapatan dan volume aktifitas Perseroan. 7. RISIKO KEPATUHAN Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan harus selalu tunduk terhadap peraturan perbankan yang dari waktu ke waktu terus diperbaharui sesuai dengan perkembangan kondisi perbankan nasional. Disamping itu, sebagai perusahaan publik, Perseroan juga berada di bawah pengawasan OJK serta Bursa Efek Indonesia. Pada prakteknya, risiko kepatuhan melekat pada risiko Perseroan yang terkait pada perundang-undangan dan ketentuan-ketentuan yang berlaku seperti risiko kredit yang terkait dengan Kewajian Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aset Produktif, Pembentukan Penyisihan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK), risiko pasar yang terkait dengan Posisi Devisa Neto (PDN), risiko stratejik yang terkait dengan Rencana Kerja dan Anggaran Perseroan (RKAP) dan lain sebagainya. Apabila terjadi pelanggaran atas peraturan perundang-undangan dan atau ketentuan-ketentuan yang berlaku, maka risiko yang mungkin terjadi adalah sanksi bagi Perseroan yang dapat berupa sanksi finansial berbentuk denda material maupun sanksi non finansial berbentuk teguran tertulis, sanksi ketidaklayakan dan ketidakmampuan bagi manajemen Perseroan ataupun pembekuan kegiatan usaha Perseroan. Hal ini dapat menurunkan kinerja Perseroan. 8. RISIKO HUKUM Risiko Hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis. Kelemahan aspek yuridis antara lain disebabkan ketiadaan peraturan perundang-undangan yang mendukung atau kelemahan perikatan seperti tidak dipenuhinya syarat sahnya kontrak dan pengikatan agunan yang belum sempurna. Kegagalan Perseroan dalam menjaga dan melindungi kepentingan Perseroan dapat menimbulkan potensi tuntutan hukum dan permasalahan hukum di kemudian hari, yang jika terjadi dalam jumlah yang signifikan akan menimbulkan biaya serta potensi kerugian yang cukup besar bagi Perseroan. 9. RISIKO TERHADAP PERUBAHAN KONDISI EKONOMI MAKRO Perseroan menjalankan usaha di bidang perbankan, yang tidak terlepas dari dampak perubahan kondisi ekonomi makro. Risiko yang dihadapi Perseroan yang langsung terkait dengan perubahan kondisi ekonomi makro adalah Risiko Pasar, yang disebabkan adanya perubahan suku bunga maupun perubahan nilai tukar valuta asing. 59

82 Secara tidak langsung Perseroan juga akan mengalami peningkatan Risiko Kredit apabila terjadi perubahan negatif pada kondisi ekonomi makro, yang disebabkan adanya risiko penurunan kemampuan pengembalian kewajiban kredit dari sejumlah debitur pada saat terjadi krisis ekonomi. Risiko Likuiditas Perseroan juga akan mengalami peningkatan pada saat terjadi krisis ekonomi, mengingat pada saat terjadi gejolak perekonomian terdapat kecenderungan menurunnya perputaran dana dan likuiditas di pasar uang. 10. RISIKO PADA ENTITAS ANAK DAN PENYERTAAN Perseroan saat ini memiliki entitas anak, yaitu PT Bank Syariah Bukopin yang bergerak di bidang perbankan syariah dan PT Bukopin Finance yang bergerak di bidang pembiayaan ( ). Kedua sektor usaha yang dijalankan oleh entitas anak Perseroan tersebut memiliki ruang lingkup yang relatif sama dengan sektor usaha perbankan konvensional yang dijalankan Perseroan. Dengan demikian risiko usaha yang dihadapi oleh kedua entitas anak relatif sama dengan risiko usaha yang dihadapi Perseroan. Sesuai dengan Peraturan BI No.13/23/PBI/2011 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah yang mulai berlaku 25 Oktober 2011 ada tambahan 2 (dua) jenis risiko yang dihadapi oleh PT Bank Syariah Bukopin yaitu Risiko Imbal Hasil ( ) dan Risiko Investasi ( ) sehingga keseluruhannya menjadi 10 (sepuluh) jenis risiko meliputi Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Reputasi, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, Risiko Imbal Hasil ( ), dan Risiko Investasi ( ). Meskipun Risiko Imbal Hasil ( ), dan Risiko Investasi ( ) tidak diperhitungkan dalam pelaporan profil risiko namun tetap harus dikelola dengan baik. Risiko Pasar untuk PT Bank Syariah Bukopin hanya meliputi Risiko Suku Bunga saja karena tidak memiliki valuta asing. Sementara beberapa jenis risiko yang dihadapi oleh PT Bukopin Finance meliputi Risiko Kredit, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Pasar, Risiko Hukum dan Risiko Kepatuhan. B. RISIKO YANG BERKAITAN DENGAN BANK SECARA UMUM Industri bank di Indonesia tumbuh secara kompetitif dan strategi pertumbuhan Perseroan akan bergantung pada kemampuannya untuk bersaing secara efektif. Selain dengan bank lainnya, Perseroan juga harus menghadapi kompetisi dengan perusahaan jasa finansial lainnya, seperti misalnya perusahaan pembiayaan ( ), perusahaan sekuritas yang menawarkan reksadana dan instrumen pasar modal, seperti obligasi dan saham yang ditawarkan kepada publik melalui penawaran umum. C. RISIKO INVESTASI YANG BERKAITAN DENGAN OBLIGASI SUBORDINASI 1. Obligasi Subordinasi dapat di apabila OJK menetapkan bahwa Perseroan berpotensi terganggu kelangsungan usahanya ( ) sesuai dengan pasal 19 peraturan BI no. 15/12/PBI/2013 tanggal 12 Desember Dengan adanya pengaturan dalam pasal 18.(2).d PBI No. 14/18 pasal 19.(1).e PBI No. 15/12 maka pembayaran kepada Pemegang Obligasi Subordinasi atas Pokok dan/atau imbal hasil Obligasi Subordinasi ditangguhkan dan diakumulasikan antar periode ( ) apabila pembayaran dimaksud dapat menyebabkan rasio Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum ("KPMM") secara konsolidasi tidak memenuhi ketentuan pemenuhan modal minimum sesuai profil risiko. 3. Risiko tidak likuidnya Obligasi Subordinasi yang ditawarkan dalam Penawaran Umum ini yang antara lain disebabkan karena tujuan pembelian Obligasi Subordinasi sebagai investasi jangka panjang. 4. Risiko gagal bayar disebabkan kegagalan dari Perseroan untuk melakukan pembayaran bunga serta utang pokok pada waktu yang telah ditetapkan, atau kegagalan Perseroan untuk memenuhi ketentuan lain yang ditetapkan dalam kontrak Obligasi Subordinasi yang merupakan dampak dari memburuknya kinerja dan perkembangan usaha Perseroan. PERSEROAN TELAH MENGUNGKAPKAN SEMUA INFORMASI MENGENAI RISIKO YANG MATERIAL DALAM MENJALANKAN KEGIATAN USAHANYA. MANAJEMEN PERSEROAN MENYATAKAN BAHWA SEMUA RISIKO YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK DALAM MELAKSANAKAN KEGIATAN USAHA TELAH DIUNGKAPKAN DAN DISUSUN BERDASARKAN BOBOT DAN DAMPAK MASING-MASING RISIKO TERHADAP KINERJA KEUANGAN PERSEROAN DALAM PROSPEKTUS. 60

83 VI. KEJADIAN DAN TRANSAKSI PENTING SETELAH TANGGAL LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN Tidak ada kejadian dan transaksi penting yang memiliki dampak material terhadap kondisi keuangan dan hasil usaha konsolidasian Perseroan yang terjadi setelah tanggal laporan auditor independen atas laporan keuangan konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut yang perlu diungkapkan dalam Prospektus ini. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa modifikasian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf Hal-hal lain mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf yang menjelaskan mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). 61

84 VII. KETERANGAN TENTANG PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK 1. RIWAYAT SINGKAT PERSEROAN Perseroan pada awalnya didirikan sebagai bank dengan badan hukum Koperasi pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin), didirikan dengan Akta Pendirian tanggal 21 April 1970 yang telah disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Koperasi No.013/DirJen/Kop/70 tanggal 10 Juli 1970 dan didaftarkan dalam Daftar Umum Direktorat Jenderal Koperasi No.8251 tanggal 10 Juli Pada tahun 1993, Perseroan mengubah status badan hukumnya dari semula berbentuk Koperasi menjadi Perseroan Terbatas dengan nama PT Bank Bukopin, berdasarkan Akta Pendirian No. 126 tanggal 25 Februari 1993 yang diperbaiki dengan Akta Pembetulan No. 118 tanggal 28 Mei 1993, keduanya dibuat dihadapan, Muhani Salim, SH., Notaris di Jakarta, berdasarkan mana Perseroan memasukkan seluruh aset dan kewajiban yang tercatat dalam neraca bank sampai dengan tanggal 31 Desember 1992 sebagai setoran modal dari para pendiri Perseroan. Akta Pendirian tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusannya No. C HT TH.93 tanggal 29 Juni 1993, dan telah didaftarkan di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Selatan No. 542/A.PT/Hkm/1993/ PN.Jak.Sel tanggal 1 Juli 1993, serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 64 tanggal 10 Agustus 1993, Tambahan No Pada tanggal 10 Juli 2006, Perseroan telah mencatatkan sebanyak (lima miliar lima ratus enam puluh delapan juta delapan ratus lima puluh dua ribu empat ratus sembilan puluh tiga) Saham Kelas B pada Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya (sekarang menjadi Bursa Efek Indonesia/BEI) yang merupakan 99% dari seluruh jumlah modal ditempatkan dan disetor Perseroan ( Penawaran Umum Saham Perdana ). Adapun jumlah saham yang ditawarkan pada Penawaran Umum Saham Perdana tersebut sebanyak (delapan ratus empat puluh tiga juta tujuh ratus enam puluh lima ribu lima ratus) lembar Saham Kelas B baru, dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah), dengan harga penawaran sebesar Rp350 (tiga ratus lima puluh Rupiah) setiap Saham Kelas B baru. Jumlah Penawaran Umum Saham Perdana sebesar Rp295,32 miliar (dua ratus sembilan puluh lima koma tiga puluh dua miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp269,00 miliar (dua ratus enam puluh sembilan koma nol nol miliar Rupiah) dan telah dinyatakan efektif oleh OJK pada tanggal 30 Juni Pada tanggal 11 Desember 2009, Perseroan telah melakukan Penawaran Umum Terbatas I sebanyak (dua ratus delapan puluh enam juta lima puluh ribu tujuh ratus enam puluh delapan) Saham Kelas B baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah), dengan harga penawaran sebesar Rp415 (empat ratus lima belas Rupiah) setiap sahamnya. Jumlah Penawaran Umum Terbatas I sebesar Rp118,71 miliar (seratus delapan belas koma tujuh puluh satu miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp112,04 miliar (seratus dua belas koma nol empat miliar Rupiah) dan telah dicatatkan di BEI ( Penawaran Umum Terbatas I ). Pada tanggal 8 Februari 2011, Perseroan telah melakukan Penawaran Umum Terbatas II sebanyak (satu miliar tujuh ratus delapan puluh tujuh juta sembilan ratus enam puluh ribu empat ratus sembilan puluh lima) Saham Kelas B baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah), dengan harga penawaran sebesar Rp520 (lima ratus dua puluh Rupiah) setiap sahamnya. Jumlah Penawaran Umum Terbatas II sebesar Rp929,74 miliar (sembilan ratus dua puluh sembilan koma tujuh puluh empat miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp906,86 miliar (sembilan ratus enam koma delapan puluh enam miliar Rupiah) dan telah dicatatkan di BEI ( Penawaran Umum Terbatas II ). Pada tahun 2012, Perseroan melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi I Bank Bukopin sebesar-besarnya Rp2.000 miliar (dua triliun Rupiah). Pada tanggal 28 Februari 2012 Perseroan memperoleh Pernyataan Efektif dan melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi I Bank Bukopin Tahap I sebesar Rp1.500 miliar (satu triliun lima ratus miliar Rupiah) dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun dan kupon 9,25% (sembilan koma dua puluh lima perseratus) per tahun ( Penawaran Umum Berkelanjutan I Tahap I ). Perseroan tidak menerbitkan sisa emisi sebesar Rp500,00 miliar (lima ratus koma nol nol miliar Rupiah). Selanjutnya pada tanggal 12 Desember 2013, Perseroan telah melakukan Penawaran Umum Terbatas III sebanyak (satu miliar seratus enam juta dua ratus lima puluh dua ribu seratus empat puluh satu) Saham Kelas B baru dengan nilai nominal Rp100 (seratus Rupiah) dengan harga penawaran Rp660 (enam ratus enam puluh Rupiah) setiap sahamnya. Jumlah Penawaran Umum Terbatas III sebesar Rp730,13 miliar (tujuh ratus tiga puluh koma tiga belas miliar Rupiah). Setelah dikurangi biaya-biaya menjadi sebesar Rp717,88 miliar (tujuh ratus tujuh belas koma delapan puluh delapan miliar Rupiah) dan telah dicatatkan di BEI ( Penawaran Umum Terbatas III ). Setelah dilakukannya Penawaran Umum Terbatas III, Anggaran Dasar Perseroan telah diubah beberapa kali, terakhir berdasarkan Akta No. 41/2015, yang merubah anggaran dasar Perseroan untuk menyesuaikan dengan Peraturan OJK No. 32 dan Peraturan OJK No

85 2. PERKEMBANGAN KEPEMILIKAN SAHAM PERSEROAN Komposisi permodalan dan pemegang saham Perseroan sejak pendirian sampai dengan Penawaran Umum Saham Perdana telah diungkapkan dalam Prospektus Penawaran Umum Saham Perdana. Komposisi permodalan dan pemegang saham Perseroan sejak Penawaran Umum Saham Perdana sampai dengan Penawaran Umum Terbatas I telah diungkapkan dalam Prospektus Penawaran Umum Terbatas I. Komposisi permodalan dan pemegang saham Perseroan sejak Penawaran Umum Terbatas I sampai dengan Penawaran Umum Terbatas II telah diungkapkan dalam Prospektus Penawaran Umum Terbatas II. Komposisi permodalan dan pemegang saham Perseroan sejak Penawaran Umum Terbatas II sampai dengan Penawaran Umum Terbatas III telah diungkapkan dalam Prospektus Penawaran Umum Terbatas III. Dibawah ini disajikan komposisi permodalan dan pemegang saham terhitung sejak Penawaran Umum Terbatas III sampai dengan tanggal Prospektus ini diterbitkan. Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, struktur permodalan Perseroan tidak mengalami perubahan. Tahun 2013 Berdasarkan DPS pada tanggal 31 Desember 2013, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Jenis Kelas A Jenis Kelas B Jumlah Saham Nilai nominal Rp per saham Nilai nominal Rp100 per saham Keterangan Kelas A & B % Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Saham Nominal (Rp) Saham Nominal (Rp) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1. Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) , PT. Bosowa Corporindo , Negara Republik Indonesia , Masyarakat dengan Kepemilikan dibawah 5% ,104 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,000 Jumlah Saham dalam Portepel Tahun 2014 Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 4 tanggal 13 Januari 2014 dibuat di hadapan Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo,S.H.,M.H., Notaris di Jakarta Pusat ( Akta No. 4/2014 ), yang telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Bukti Penerimaan Pemberitahuan Anggaran Dasar Nomor AHU-AH tanggal 6 Maret 2014 dan telah didaftarkan di Daftar Perseroan Nomor AHU AH Tahun 2014 tanggal 6 Maret 2014 struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Jenis Kelas A Jenis Kelas B Jumlah Saham Nilai nominal Rp per saham Nilai nominal Rp100 per saham Keterangan Kelas A & B % Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Saham Nominal (Rp) Saham Nominal (Rp) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1. Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) , PT. Bosowa Corporindo , Negara Republik Indonesia , Gabungan Koperasi Batik Indonesia (GKBI) , Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI) , Induk Koperasi Purnawirawan dan Warakawuri Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (INKOPPABRI) , Induk Koperasi Kartika (INKOPKARTIKA) , Induk Koperasi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut (INKOPAL) Induk Koperasi Tentara Nasional Indonesia Angkatan Udara Pukadara (INKOPAU PUKADARA) , Induk Koperasi Karyawan (INKOPKAR) , Induk Koperasi Kepolisian Republik Indonesia (INKOPPOL) , Induk Koperasi Wredatama (INKOPTAMA) , Induk Koperasi Veteran Republik Indonesia (INKOVERI) , Induk Koperasi Unit Desa (INDUK KUD) , Induk Koperasi Perikanan Indonesia (IKPI) , Koperasi Pegawai dan Pensiunan Badan Urusan Logistik (KOPEL) , Koperasi Pemuda Indonesia (KOPINDO) , Koperasi Perkayuan APKINDO MPI (KOPKAPINDO) , Koperasi Karyawan Bank Bukopin Jakarta (KKBJ) , Koperasi Pegawai Departemen Koperasi (KPDK) , Pusat Koperasi Pelayaran Rakyat (PUSKOPELRA) , Masyarakat ,026 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,000 Jumlah Saham dalam Portepel

86 Tahun 2015 Berdasarkan DPS pada tanggal 28 Februari 2015, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Jenis Kelas A Jenis Kelas B Jumlah Saham Nilai nominal Rp per saham Nilai nominal Rp100 per saham Keterangan Kelas A & B % Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Saham Nominal (Rp) Saham Nominal (Rp) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1. Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) ,66 2. PT. Bosowa Corporindo ,43 3. Negara Republik Indonesia ,43 4. Masyarakat dengan Kepemilikan dibawah 5% ,48 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,000 Jumlah Saham dalam Portepel PT Bosowa Corporindo melakukan pembelian atas sebagian saham Kopelindo secara bertahap pada tanggal 10 April 2015 sejumlah (lima puluh empat juta) lembar saham kelas B dan 20 April 2015 sejumlah (enam ratus tiga puluh empat juta tiga ratus satu ribu lima ratus empat belas) lembar saham kelas B sehingga pada tanggal Prospektus ini, PT Bosowa Corporindo memiliki (enam juta seratus delapan belas seratus delapan puluh delapan) lembar saham kelas A dan (dua miliar tujuh ratus sembilan belas juta delapan ratus enam puluh tujuh ribu sembilan ratus empat puluh dua) lembar saham kelas B dan Kopelindo memiliki (satu miliar enam ratus empat puluh tiga juta empat ratus tujuh puluh enam ribu lima ratus empat puluh enam) lembar saham kelas B sehingga terjadi perubahan pemegang saham pengendali Perseroan dari Kopelindo menjadi PT Bosowa Corporindo. Sebagai pemegang saham pengendali Perseroan yang baru, PT Bosowa Corporindo telah memperoleh persetujuan fit and proper test dari OJK pada tanggal 13 April Berdasarkan DPS pada tanggal 30 April 2015, struktur permodalan dan susunan pemegang saham Perseroan adalah sebagai berikut: Jenis Kelas A Jenis Kelas B Jumlah Saham Nilai nominal Rp per saham Nilai nominal Rp100 per saham Keterangan Kelas A & B % Jumlah Jumlah Jumlah Jumlah Saham Nominal (Rp) Saham Nominal (Rp) Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh 1. Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) , PT. Bosowa Corporindo , Negara Republik Indonesia , Masyarakat dengan Kepemilikan dibawah 5% ,479 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,000 Jumlah Saham dalam Portepel Terkait dengan adanya perubahan pengendali Perseroan, PT Bosowa Corporindo telah memenuhi ketentuan Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1 kecuali terkait kewajiban penawaran tender, sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia No. 14/8/PBI/2012 tentang Kepemilikan Saham Bank Umum ( PBI No. 14/2012 ) yang membatasi kepemilikan saham badan hukum bukan lembaga keuangan pada bank sejumlah maksimum 30%, dengan demikian PT Bosowa Corporindo dikecualikan dari kewajiban penawaran tender berdasarkan Peraturan Bapepam-LK No. IX.H.1. Sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini, struktur permodalan Perseroan tidak mengalami perubahan. Pada tabel dibawah ini merupakan keterangan mengenai Komisaris dan Direksi yang memiliki saham pada Perseroan berdasarkan data Biro Administrasi Efek pada tanggal 31 Mei 2015: Nama Jabatan Jumlah Saham Persentase Deddy S.A Kodir Komisaris ,0015% Glen Glenardi Direktur Utama/Independen ,0173% Mikrowa Kirana Direktur ,0018% Adhi Brahmantya Direktur ,0009% Irlan Suud Direktur Independen ,0006% Setiawan Sudarmadji *) Direktur ,0013% *) Masih menunggu hasil fit and proper test 64

87 3. STRUKTUR ORGANISASI Struktur organisasi Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Lampiran No. SKEP/ 110 /DIR/II/2014 Tanggal 14 Februari 2014 Tentang Addendum I SK Direksi No.SKEP/865/DIR/IX/2013 Penyempurnaan Struktur Organisasi Bank Bukopin STRUKTUR ORGANISASI BANK BUKOPIN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM KOMITE REMUNERASI & NOMINASI DEWAN KOMISARIS KOMITE PEMANTAU RISIKO KOMITE AUDIT DIREKSI DIREKTORAT UTAMA DIREKTORAT RETAIL DIREKTORAT KOMERSIAL DIREKTORAT KEUANGAN DAN PERENCANAAN DIREKTORAT PELAYANAN & OPERASI DIREKTORAT PENGEMBANGAN BISNIS & TI DIREKTORAT MRK PSDM Grup Bisnis Regional Grup Pengembangan Bisnis Grup Strategi & Transformasi Grup Bisnis Mikro Divisi Bisnis Area Pemimpin Cabang Divisi Kartu Kredit Divisi Kredit Konsumer Divisi Dana Komersial Divisi Kredit Komersial (I) Divisi Kredit Komersial (II) Divisi Kredit Komersial (III) Bagian Analis & Pengendalian Risiko Kredit Komersial Divisi Perencanaan Keuangan & Akuntansi Divisi Manajemen Aset Divisi Treasury Divisi Perbankan Internasional Divisi Hubungan Investor Divisi Pelayanan Divisi Operasi Divisi Dukungan & Operasi TI Divisi Legal & Investigasi Kredit Divisi Restrukturisasi & Penyelesaian Kredit Divisi Hukum Perusahaan Divisi Riset dan Pengembangan Outlet Divisi Pengembangan Produk Kredit Divisi Pengembangan Produk Dana & Jasa Divisi Pengembangan Perbankan Transaksional Divisi Manajemen Pemasaran Divisi Manajemen Risiko Divisi Kepatuhan/Pejabat Khusus Pengenalan Nasabah Divisi Pengelolaan SDM Divisi Pengembangan SDM Divisi Perencanaan Strategi dan Transformasi Divisi Manajemen Proyek Divisi Pengembangan & Pengendalian Produk Mikro Divisi Manajemen Operasional Mikro Divisi Penjualan Mikro Wilayah Satuan Kerja Audit Intern Sekretaris Perusahaan Bagian Anti Fraud Bank Syariah Bukopin Divisi Strategi TI & Aliansi Bisnis Bukopin Finance Divisi Pengembangan Teknologi Informasi Perusahaan Anak 65

88 4. PENGURUSAN DAN PENGAWASAN Berdasarkan Akta No. 41/2015, susunan Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut: Direksi Direktur Utama : Glen Glenardi Direktur Komersial : Mikrowa Kirana Direktur Pengembangan Bisnis & Teknologi Informasi : Adhi Brahmantya Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan & Pengembangan Sumber Daya Manusia : Irlan Suud Direktur Keuangan dan Perencanaan : Eko Rachmansyah Gindo *) Direktur Retail : Heri Purwanto *) Direktur Pelayanan & Operasi : Setiawan Sudarmaji *) *) Masih menunggu hasil fit and proper test Dewan Komisaris Komisaris Utama : Mulia Panusunan Nasution Komisaris : Deddy S.A. Kodir Komisaris : Muhammad Rachmat Kaimuddin *) Komisaris Independen Komisaris Independen : : Komisaris Independen : Eddy Hutarso *) Komisaris Independen : Karya Budiana *) *) Masih menunggu hasil fit and proper test Margustienny Oemar Ali Parikesit Suprapto Perseroan telah memenuhi ketentuan Pasal 5 Peraturan BI No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum sebagaimana diubah dengan Peraturan BI No. 8/14/PBI/2006 tentang Perubahan atas Peraturan BI No. 8/4/PBI/2006 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum ( PBI No. 8/2006 ) yang mensyaratkan minimal 50% dari seluruh anggota Komisaris harus merupakan Komisaris Independen. Pengangkatan anggota Direksi dan Dewan Komisaris Perseroan tersebut telah sesuai dengan POJK No. 33/POJK.04/2014 tentang Direksi dan Komisaris Perseroan dan Perseroan Publik dan telah sesuai dengan Anggaran Dasar Perseroan, serta telah memperoleh persetujuan dari OJK, kecuali untuk Muhammad Rachmat Kaimuddin, Eddy Hutarso, Karya Budiana, Eko Rachmansyah Gindo, Setiawan Sudarmaji dan Heri Purwanto yang masih menunggu persetujuan OJK. Direksi Perseroan juga telah memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan yang diatur dalam Pasal 4 Peraturan OJK No. 33. Kompensasi Dewan Komisaris dan Direksi menerima gaji dan tunjangan yang ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham dan dibayarkan per bulan setiap tahunnya. Total gaji dan tunjangan untuk Dewan Komisaris dan Direksi untuk tahun 2014 sebesar Rp juta, tahun 2013 sebesar Rp juta dan tahun 2012 sebesar Rp juta. Direksi berhak menerima tunjangan tertentu seperti tunjangan rumah, tunjangan kendaraan, dan tunjangan atas pembayaran rekening listrik, air dan telepon, serta memperoleh asuransi kesehatan dan keanggotaan asosiasi. Anggota Dewan Komisaris dan Direksi berhak menerima penggantian atas pajak penghasilan yang dikenakan terhadap tunjangan yang diterima. Perseroan tidak mempublikasikan informasi mengenai gaji dan tunjangan yang diterima oleh masing-masing anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Pemberian tantiem kepada anggota Dewan Komisaris dan Direksi dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham, dan dibayarkan secara tahunan berdasarkan pencapaian target kinerja yang ditentukan oleh Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan. Berikut adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Dewan Komisaris Perseroan: 66

89 DEWAN KOMISARIS Mulia Panusunan Nasution Komisaris Utama Warga Negara Indonesia, 63 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Jurusan Kebendaharaan Umum di Institut Ilmu Keuangan, tahun 1980; S2 bidang Administrasi Publik tahun 1985 dan S3 bidang Keuangan Negara tahun 1989, keduanya di Universite de Paris 2. Mengawali karier di Departemen Keuangan dengan menjabat sebagai Kepala Kanwil XII Ditjen Anggaran Denpasar tahun 1992; Direktur Pembinaan Anggaran II tahun 1995; Direktur Perbendaharaan dan Kas Negara tahun 1998; Kepala Pusat Pengolahan Data dan Informasi Anggaran tahun 1999; Deputi Informasi Kepegawaian tahun 2000; Kepala Badan Akuntansi Keuangan Negara tahun 2001 sampai 20014; Dirjen Perbendaharaan tahun 2004 sampai 2006; Sekretaris Jenderal tahun 2006 sampai 2011; Staf Khusus Menteri Keuangan Bidang Perumusan Kebijakan Fiskal, Kementerian Keuangan, tahun 2011 sampai 2012; Tim Persiapan Pembentukan OJK, Kementerian Keuangan tahun 2012 dan Anggota Dewan Pengawas di RS. Cipto Mangunkusumo tahun 2011 sampai sekarang. Menjabat sebagai Komisaris Utama Perseroan sejak 2009 sampai sekarang. Deddy S.A. Kodir Komisaris Warga Negara Indonesia, 59 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 Fakultas Ekonomi di Universitas Negeri Jakarta, tahun 1989; Magister Manajemen di bidang Pemasaran di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi IPWI, tahun Mengawali karier sebagai staf Bidang Pengawasan Keuangan Bulog ( ); Auditor Bidang Keuangan Bulog ( ); Kasubag Penyusunan Anggaran Bulog ( ); Anggota Dewan Audit Perseroan ( ); Kabag Analisis Anggaran Bulog ( ); Kasubdiv Penyusunan Anggaran Bulog ( ); Kasubdivre Karawang Bulog ( ); Kasubdiv Pelayanan Umum & Protokol Bulog ( ); Tenaga Ahli Bulog ( ); Sekretaris Dewan Pengawas Bulog ( ); Sekretaris Kopelindo ( ); Sekretaris Dewan Komisaris Perseroan ( ); Sekretaris Perusahaan Bulog ( ); Direksi SDM & Umum Bulog ( ); Direktur Perencanaan & Pengembangan Usaha Bulog ( ); Direktur SDM & Umum Bulog ( ) dan beliau terakhir menjabat sebagai Ketua Kopelindo (2008 sekarang) dan Komisaris Perseroan (2010 sekarang). Muhammad Rachmat Kaimuddin *) Komisaris Warga Negara Indonesia, 36 tahun, BSc Massachusetts Institute of Technology, USA tahun 2001; MBA Stanford University, USA tahun Mengawali karier di Teradyne, Inc. sebagai Hardware Design Engineer dan beberapa perusahaan dan jabatan dengan jabatan terakhir sebagai Chief Financial Officer di PT Bosowa Corporindo tahun 2014 sampai sekarang. Komisaris Perseroan sejak 2014 sampai sekarang. Margustienny Oemar Ali Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 57 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Akuntansi Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tahun 1987 dan MBA University of Colorado, Denver, USA tahun Mulai berkarier sebagai Pelaksana Auditor Departemen Keuangan ( ); Pelaksana Penyusun PAN Departemen Keuangan ( ); Ketua Tim Auditor Pajak PMA Tim Gabungan BPKP Pajak ( ); Kepala Seksi Kasubbag Akuntansi Kantor Departemen Keuangan ( ); Kepala Bagian Kepegawaian dan Keuangan Departemen Keuangan ( ); Kepala Bidang Sistem Akuntansi Kementerian Keuangan ( ); Pemimpin Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Kementerian Perumahan Rakyat ( ) dan beliau terakhir menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan (2011 sekarang). *) Masih menunggu hasil fit and proper test 67

90 Parikesit Suprapto Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 63 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 jurusan Ekonomi Perusahaan di Sekolah Tinggi Manajemen Industri Jakarta, tahun 1980; MA jurusan Ekonomi Pembangunan Indiana University, USA, tahun 1990; PhD jurusan Ekonomi Pembangunan University of Notre Dame, USA tahun Mengawali karir sebagai Kepala Urusan Program Pemeriksaan Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan (1985); Kepala Sub. Bagian Program Pemeriksaan Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan ( ); Kepala Sub. Bagian Laporan Inspektorat Jenderal Departemen Keuangan ( ); Direktur Analisis Info Usaha Jasa Keuangan Kementerian BUMN ( ); Direktur Restrukturisasi dan Privatisasi Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN, Departemen Keuangan ( ); Asisten Deputi Restrukturisasi dan Privatisasi Usaha Jasa Keuangan, konstruksi dan lainnya Direktorat Jenderal Pembinaan BUMN Departemen Keuangan ( ), Pejabat Sementara Deputi Bidang Usaha Perbankan dan Jasa Keuangan Kementerian BUMN ( ); Deputi Bidang Usaha Perbankan dan Jasa Keuangan Kementerian BUMN ( ); Deputi Bidang Usaha Jasa Kementerian BUMN ( ); Tenaga Perbantuan Jasa Kementerian BUMN ( ) dan beliau terakhir menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan ( sekarang). Eddy Hutarso *) Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 59 tahun, menyelesaikan pendidikan S1 pada Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi, Universitas Trisakti, Jakarta tahun Mulai berkarier sebagai Senior Auditor pada Kantor Akuntan Drs. Mulia Iskandar. Jabatan terakhir sebagai Direktur PT. Pacific Fiber Indonesia tahun 2007 sampai sekarang dan Ketua Koperasi Perkayuan APKINDO-MPI (KOPKAPINDO) tahun 2012 sampai sekarang. Komisaris Independen Perseroan sejak 2014 sampai sekarang. Karya Budiana *) Komisaris Independen Warga Negara Indonesia, 57 tahun, menyelesaikan Pendidikan S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, tahun 1981; Master of Business Administration di University of Antwerp, Belgia, tahun 1986 dan Master of Art in Economics di Catholic University of Leuven, Belgia, tahun Mengawali karir di Departemen Perdagangan sebagai Kepala Seksi Pengadaan Unggas dan Hasil Ikutannya ( ); Investment Officer di PT. Private Development Finance Company Indonesia ( ); Senior Consultant di PT. Srihana Utama dan Lembaga Manajemen FEUI ( ); Pengajar Luar Biasa di Magister Manajemen FEUI ( ); Senior Consultant di Price Waterhouse Indonesia ( ); Division Head of Security Research di PT. Indocitra Securities ( ); Credit Sales Manager, General Manager Bussiness Development, dan Branch Manager /Regional Head Toyota Jakarta Selatan di PT. Astra International ( ); Managing Director di PT. Arya Kharisma (Mobil 88) ( ); Member of Astra Blue Print Team di PT. Astra International, Tbk ( ); Chief Executive Used Car Sales Operation di PT. Astra International, Tbk (1999); Independent Economist di Reform Consulting ( ); Divisi Agribisnis, Division Head for Plantation Series di Sinar Mas Group ( ); Division Head V-Team Operation di PT. SMART, Tbk ( ); Chief Executive Automotive, Chief Executive Cement Group, dan Member of Executive Committee di Bosowa Group ( ); Pemimpin Unit Usaha Pengembangan Perusahaan Anak dan Komisaris Utama PT. BNI Multifinance di PT. Bank Negara Indonesia, Tbk. (2010 sekarang) dan beliau terakhir menjabat sebagai Komisaris Independen Perseroan (2015 sekarang). *) Masih menunggu hasil fit and proper test 68

91 DIREKSI Glen Glenardi Direktur Utama Warga Negara Indonesia, 54 tahun, menyelesaikan Pendidikan S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Jayabaya, tahun 1985; S2 Magister Manajemen Agribisnis IPB, tahun Mengawali karir di Perseroan sebagai Account Officer ( ); Koordinator Corporate Account Officer ( ); Kepala Bagian Penyelesaian Kredit (1989); Pemimpin Cabang Cirebon ( ); Kepala Urusan Kredit Koperasi dan Usaha Kecil ( ); Group Head Line Business Agrobisnis, Makanan dan Minuman ( ); Group Head Line Kredit Koperasi dan Usaha Kecil (KUKK) ( ); Direktur Usaha Kecil dan Koperasi ( ); Direktur Usaha Koperasi, Kecil dan Mikro ( ) dan beliau terakhir menjabat sebagai Direktur Utama Perseroan (2005 sekarang). Mikrowa Kirana Direktur Komersial Warga Negara Indonesia, 53 tahun, menyelesaikan Pendidikan S1 pada Fakultas Teknologi Pertanian IPB tahun 1985; MBA pada Coventry University di bidang manajemen tahun Mengawali karier di Perseroan sebagai staf bagian Pembukuan dan Giro ( ); staf bagian Anggaran dan Program Kerja ( ); Wakil Pimpinan Bidang Administrasi Kantor Pusat (1989); Wakil Pimpinan Bidang Pelayanan Nasabah Kantor Pusat ( ); Wakil Pimpinan Manager Operasi Cabang Lampung ( ); Pimpinan Cabang Kupang ( ); Pimpinan Cabang Denpasar ( ); Head Group Line of Business XI ( ); Head Group Line of Business VII ( ); Head Group Komersil Wilayah Jawa Barat dan Jawa Tengah ( ); Head Group Line Bisnis Kesehatan, Industri Kimia, Agro, Industri Kehutanan ( ); Head Group Pertambangan Migas, Energi dan Telekomunikasi (2006) dan beliau terakhir menjabat sebagai Direktur Komersial Perseroan ( sekarang). Adhi Brahmantya Direktur Pengembangan Bisnis & Teknologi Informasi Warga Negara Indonesia, 52 tahun, menyelesaikan Pendidikan S1 pada Fakultas Pertanian Universitas Pembangunan Nasional Veteran tahun 1987; MBA pada Oklahoma City University, Oklahoma-USA tahun Mengawali karier di Perseroan sebagai Head Segment Kredit Koperasi Fungsional ( ); Senior Accout Officer SME (1995); Account Officer Group Line Business 7 ( ); Project Officer Cabang Palembang (1996); Pemimpin Cabang Palembang ( ); Manager Cooperative & Macro (2000); Head Group Loan Workout I Service Agent ( ); Kepala Urusan Supervisi Consumer Banking ( ); Consumer Supervision Head (2002); Group Head Consumer Banking Jadetabek ( ); Group Head Asset Consumer Banking Jakarta ( ); Pimpinan Cabang ( ); Project Officer Public Services ( ); Kadiv Jaringan Distribusi dan Kerjasama Bisnis ( ); General Manager ( ); Direktur (2013) dan beliau terakhir menjabat sebagai Direktur Pengembangan Bisnis dan Teknologi Informasi Perseroan (2013 sekarang). Irlan Suud Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Warga Negara Indonesia, 49 tahun, menyelesaikan Pendidikan S1 pada Fakultas Hukum Universitas Indonesia tahun Mengawali karier di Perseroan sebagai staff Direktorat Direksi (1991); staff Bagian Operasi Cabang ( ); Pembina Kredit Group Account Officer ( ); Pembina Kredit Account Officer Group Line of Business ( ); Team Leader Line Business Jawa Barat & Jawa Tengah Servicing Agent (2000); Manajer Bisnis Komersial ( ); Pemimpin Cabang ( ); Project Officer PO Tanjung Pinang ( ); Pemimpin Cabang ( ); Group Head Dana Institusi dan Program (2008); Kepala Divisi Dana Program ( ); Kepala Divisi Kredit Komersial IV (2012); Senior Executive Vice President ( ); dan beliau terakhir menjabat sebagai General Manager Bisnis Regional I (2012 sekarang) dan Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (2014 sekarang). 69

92 *) Masih menunggu hasil fit and proper test Eko Rachmansyah Gindo *) Direktur Keuangan dan Perencanaan Warga Negara Indonesia, 45 tahun, menyelesaikan Pendidikan S1 pada Jurusan Teknik Perminyakan Institut Teknologi Bandung, tahun Mengawali karir sebagai Junior Field Engineer di Schlumberger Anadrill (1995); Education Executive Programe (PPE) di PT. Bank Niaga, Tbk. ( ); Departmen Head of Credit Information Sub Manager di PT. Bank Niaga, Tbk. ( ); MIS Departmen Head Of Credit Policy & Administration Group Assistant Manager di PT. Bank Niaga, Tbk. ( ); Head of Information Support Unit Risk Management Manager di Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN) (1999); Advisor to Vice Chairman of BPPN/IBRA Senior Manager di BPPN (2000); Deputy Division Head of Corporate Strategic Planning Assistant Vice President di PT. Bank Danamon, Tbk. ( ); Senior Officer of SME Banking Senior Assistant Vice President di PT. Bank Danamon, Tbk. ( ); SME Marketing Planning & Product Development Head Vice President di PT. Bank Danamon, Tbk. ( ); Executive Vice President di PT. Bosowa Investama ( ); Dewan Komisaris di PT. Bank Victoria Syariah ( ); Direktur Utama di PT. Semen Bosowa Indonesia ( ); Komisaris Utama (Independen) di PT. Bank Victoria International, Tbk. (2012); Direktur Utama (Independen) di PT. Bank Victoria International, Tbk. ( ) dan beliau terakhir menjabat sebagai Direktur Keuangan dan Perencanaan Perseroan (2015 sekarang). Heri Purwanto *) Direktur Retail Warga Negara Indonesia, 53 tahun, menyelesaikan Pendidikan S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Slamet Riyadi - Solo, tahun Mengawali karir di Perseroan sebagai Staff Group Account Officer Koperasi Cabang Solo ( ); Pemimpin Cabang Pembantu Boyolali ( ); Pemimpin Cabang Pembantu Klaten ( ); Pemimpin Cabang Pembantu Padan Klaten ( ); Pembina Kredit Group Komersial ( ); Manager Unit Bisnis Kredit Mikro Cabang Solo ( ); Manager Bisnis Usaha Koperasi Kecil & Menengah ( ); Pimpinan Cabang Samarinda ( ); Pimpinan Cabang - Padang ( ); Pimpinan Cabang Yogyakarta ( ); Pimpinan Cabang - Semarang ( ); Pimpinan Cabang Surabaya ( ); Kepala Divisi Kredit Komersial III ( ); General Manager Bisnis Regional IV ( ) dan beliau terakhir menjabat sebagai Direktur Retail Perseroan ( sekarang). Setiawan Sudarmaji *) Direktur Pelayanan & Operasi Warga Negara Indonesia, 53 tahun, menyelesaikan Pendidikan S1 pada Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro, tahun 1986; S2 Magister Manajemen Agribisnis IPB, tahun Mengawali karir di Perseroan sebagai Staf Seksi RAK/RKP ( ); Kepala Bagian Pembukuan dan Giro (1989); Kepala Bagian Bidang Pelayanan Nasabah ( ); Manager Operasi ( ); Manager Unit Bisnis KUKP ( ); Manager Bisnis KUK dan Pedesaan (2000); Kepala Urusan Restrukturisasi Kredit (2000); Kepala Urusan Pengembangan Komersil dan Investasi Banking ( ); Kepala Urusan Risk Management ( ); General Manager Mikro ( ) dan beliau terakhir menjabat sebagai Direktur Pelayanan & Operasi Perseroan (2015 sekarang). Penunjukan anggota Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan telah sesuai dengan Peraturan OJK No. 33, telah lulus uji penilaian kemampuan dan kepatutan (fit and proper test) oleh OJK dan telah memperoleh persetujuan OJK, kecuali atas dua anggota Dewan Komisaris Perseroan yang sampai dengan diterbitkannya Prospektus ini belum memperoleh persetujuan OJK sebagaimana diterangkan di atas. Komite Audit Berdasarkan Surat Keputusan Dewan Komisaris PT Bank Tbk No. 108/DKOM/VIII/2014 tentang Usulan Keanggotaan Komite dibawah Dewan Komisaris, Perseroan telah membentuk Komite Audit sesuai dan mengacu pada Peraturan Bapepam Nomor IX.I.5- Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-643/BL/2012 tanggal 7 Desember 2012 tentang Pembentukan dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit. 70

93 Susunan anggota Komite Audit Perseroan berdasarkan Surat Keputusan No. SKEP/851/DIR/VIII/2014 tanggal 22 Agustus 2014 adalah sebagai berikut : Ketua Anggota Anggota Anggota : Margustienny Oemar Ali : Eddy Rizal : Hadi Indraprasta : Azrul Andaliza Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tujuan dan fungsi sebagai berikut: 1. Komite Audit dibentuk secara umum untuk memberikan pendapat kepada Dewan Komisaris terhadap laporan atau hal-hal yang disampaikan oleh Direksi, serta mengidentifikasikan hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris. 2. Selanjutnya mengingat Perseroan bergerak di bidang perbankan, maka merujuk pada Peraturan BI Nomor: 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan Good Corporate Governance bagi bank umum dan diubah dengan Peraturan BI Nomor: 8/14/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 serta Surat Edaran BI No. 15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, Komite Audit dibentuk untuk melakukan pemantauan dan evaluasi atas perencanaan dan pelaksanaan audit serta pemantauan atas tindak lanjut hasil audit dalam rangka menilai kecukupan pengendalian intern termasuk kecukupan proses pelaporan keuangan 3. Komite Audit bertindak secara independen dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Dalam menjalankan fungsinya, Komite Audit memiliki tugas dan tanggung jawab antara lain sebagai berikut: 1. Melakukan penelaahan atas informasi keuangan yang akan dikeluarkan Perseroan kepada publik dan/atau pihak otoritas antara lain laporan keuangan, proyeksi, dan laporan lainnya terkait dengan informasi keuangan Perseroan; 2. Melakukan penelaahan atas ketaatan terhadap peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan kegiatan Perseroan; 3. Memberikan pendapatan independen dalam hal terjadi perbedaan pendapat antara manajemen dan Akuntan atas jasa yang diberikannya; 4. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai penunjukan Akuntan yang didasarkan pada independensi, ruang lingkup penugasan, dan fee; 5. Melakukan penelaahan atas pelaksanaan pemeriksaan oleh auditor internal (SKAI), auditor eksternal (Kantor Akuntan Publik), dan Lembaga Pengawas Perseroan dan mengawasi pelaksanaan tindak lanjut oleh Direksi atas temuan auditor internal; 6. Menelaah pengaduan yang berkaitan dengan proses akuntansi dan pelaporan keuangan Perseroan; 7. Menelaah dan memberikan saran kepada Dewan Komisaris terkait dengan adanya potensi benturan kepentingan Perseroan; dan 8. Menjaga kerahasiaan dokumen, data, dan informasi Perseroan. Komite Pemantau Risiko Berdasarkan Surat Keputusan No. SKEP/001-DKOM/II/2006 tanggal 21 Februari 2006, Perseroan telah membentuk Komite Pemantau Risiko. Susunan anggota Komite Pemantau Risiko Perseroan berdasarkan Surat Keputusan No. SKEP/852-/DIR/VIII/2014 tanggal 22 Agustus 2014 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota Anggota : Parikesit Suprapto : Miftah Taufik : Ida Bagus Witanaya : Arinto Setyo Mulyawan Komite Pemantau Risiko bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengidentifikasi hal hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris, dan melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan dengan tugas Dewan Komisaris, antara lain: Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko dengan pelaksanaan kebijakan tersebut. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko guna memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris. Komite Remunerasi dan Nominasi Berdasarkan Surat Keputusan No. SKEP/002/DKOM/II/2006 tanggal 21 Februari 2006, Perseoran telah memiliki Komite Remunerasi dan Nominasi. Susunan anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan berdasarkan Surat Keputusan No. SKEP/853/DIR/VIII/2014 tanggal 22 Agustus 2014 adalah sebagai berikut: Ketua Anggota Anggota : Parikesit Suprapto : Deddy S.A. Kodir : Arifin Joyodiguno 71

94 Komite Remunerasi dan Nominasi dibentuk Dewan Komisaris dengan tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: Terkait dengan kebijakan remunerasi: a. Melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi b. Memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisaris mengenai : - Kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham - Kebijakan remunerasi bagi Pejabat Eksekutif dan pegawai secara keseluruhan untuk disampaikan kepada Direksi Terkait dengan kebijakan nominasi: a. Menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem serta prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham b. Memberikan rekomendasi mengenai calon anggota Dewan Komisaris dan/atau Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham c. Memberikan rekomendasi mengenai pihak independen yang akan menjadi anggota Komite Audit dan anggota Komite Pemantau Risiko kepada Dewan Komisaris Berikut ini adalah keterangan singkat mengenai masing-masing anggota Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Remunerasi dan Nominasi yang bukan merupakan anggota Dewan Komisaris Perseroan: Eddy Rizal Anggota Komite Audit Warga negara Indonesia, 59 Tahun. Meraih gelar Sarjana Ekonomi Pertanian dari Institut Pertanian Bogor tahun 1978, Magister Administrasi Bisnis dari IPMI, Jakarta tahun 1984 dan Master of Human Resources Development dari University of Manchester tahun Mulai berkarir di Bulog sejak tahun 1978 diantaranya sebagai Sekretaris Perusahaan sejak tahun Sebelumnya juga menjabat sebagai Kepala Depot Logistik Sulteng tahun Beliau telah mengikuti berbagai pelatihan/kursus baik di dalam dan luar negeri. Tahun menjabat sebagai Kepala Satuan Pengawas Intern Bulog dan sejak tahun 2013 sampai saat ini sebagai dosen di STIE Bisnis Indonesia. Menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2014 sampai sekarang. Hadi Indraprasta Anggota Komite Audit Warga negara Indonesia, 55 tahun. Meraih gelar Sarjana Ekonomi dari Universitas Padjadjaran, Bandung tahun Beliau memiliki pengalaman di bidang Perbankan diantaranya sebagai anggota Komite Audit di PT Bank Danamon Indonesia, Tbk. Tahun , PT Maybank Bank Internasional Indonesia Tbk. (Maybank BII) tahun dan PT BII Finance tahun 2012 sampai sekarang,. Menjabat sebagai Anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2012 sampai sekarang. Azrul Andaliza Anggota Komite Audit Warga negara Indonesia, 59 Tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 dari Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN) tahun 1985 dan MBA dari Colorado State University, Fort Collins, Colorado, USA tahun Memiliki pengalaman sebagai Anggota Komite Good Corporate Governance dan Manajemen Risiko sebagai Direktur Audit di Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan di Jakarta tahun dan di PT Pupuk Indonesia tahun ), sebagai penasihat di PT Dinamika Pasifik Solusindo sejak 2014 sampai sekarang. Menjabat sebagai anggota Komite Audit Perseroan sejak tahun 2014 sampai sekarang. Miftah Taufik Anggota Komite Pemantau Risiko Warga Negara Indonesia, 61 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 dari Fakultas Ekonomi jurusan Akuntansi Universitas Padjadjaran Bandung tahun Mulai berkarier di Bulog tahun 1985, diantaranya pernah menjabat sebagai Kepala Divisi Anggaran Direktorat Keuangan Bulog tahun , Kepala Satuan Pengawas Intern Bulog tahun Saat ini juga menjabat sebagai Ketua Pengawas Kopelindo sejak Menjadi anggota Komite Pemantau Risiko Perseroan sejak tahun 2014 sampai sekarang. Ida Bagus Witanaya Anggota Komite Pemantau Risiko Warga negara Indonesia, 45 Tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 dari Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta tahun 1997 dan Magister Hukum Jurusan Hukum Bisnis Universitas Padjadjaran, Bandung tahun Mulai berkarier di Kementerian BUMN sebagai Kepala Sub Bidang Tata Kelola dan Manajemen Risiko Usaha Perbankan I tahun , Kepala Sub Bidang Usaha Jasa Ic1 tahun , Kepala Sub Bidang Usaha Industri Strategis dan Manufaktur IIIb1 tahun dan Kepala Sub Bidang Usaha Industri Strategis Ia tahun 2014 sampai sekarang. Menjadi anggota Komite Pemantau Risiko Perseroan sejak 2014 sampai sekarang. 72

95 Arinto Setyo Mulyawan Anggota Komite Pemantau Risiko Warga negara Indonesia, 37 Tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 dari Fakultas Ekonomi Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan, Universitas Diponegoro, Semarang tahun 2001 dan Magister Perencanaan dan Kebijakan Publik, Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia tahun Beliau memiliki pengalaman di Sekretariat Jenderal Departemen Keuangan sebagai Kepala Sub Bidang Program dan Kegiatan II B pada Pushaka tahun dan Kepala Sub Bidang Program dan Kegiatan I C pada Pushaka tahun 2009 sampai sekarang. Menjadi anggota Komite Pemantau Risiko Perseroan sejak 2014 sampai sekarang. Arifin Joyodiguno Anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Warga negara Indonesia, 50 tahun. Menyelesaikan pendidikan S1 dari Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor tahun Mulai berkarir di Perseroan sejak 1991 dan memiliki pengalaman manajemen sebagai Kepala Urusan Treasury tahun , Pemimpin Cabang Tasikmalaya tahun , Direktur Keuangan PT Kelola Jasa Arta (PT. Kejar) tahun dan Direktur Utama PT Kejar tahun Saat ini menjabat sebagai Kepala Divisi Pengembangan SDM Perseroan sejak Menjadi anggota Komite Remunerasi dan Nominasi Perseroan sejak 2014 sampai sekarang. Sekretaris Perusahaan ( ) Sesuai dengan POJK No.35/POJK.04/2014 tentang Sekretaris Perusahaan Emiten dan Perusahan Publik dan berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. SKEP/010-DIR/01/2010 tanggal 20 Januari 2010, Perseroan telah menunjuk Tantri Wulandari, 50 tahun sebagai Sekretaris Perusahaan. Bidang tugas Sekretaris Perusahaan, antara lain : 1. Mengikuti perkembangan Pasar Modal khususnya peraturan-peraturan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 2. Memberikan pelayanan atas setiap informasi yang dibutuhkan pemodal yang berkaitan dengan kondisi Perseroan. 3. Memberikan masukan kepada Direksi Perseroan untuk mematuhi ketentuan Undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal dan peraturan pelaksanaannya. 4. Sebagai penghubung atau contact person antara Perseroan dengan OJK dan masyarakat. Benturan Kepentingan Anggaran Dasar Perseroan menjelaskan bahwa apabila Perseroan mempunyai kepentingan yang berbenturan dengan kepentingan pribadi seorang direktur sehubungan dengan suatu proposal, perjanjian, atau kontrak, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota dari Direksi lainnya yang tidak memiliki benturan kepentingan. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang berbenturan dengan kepentingan seluruh anggota direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh Dewan Komisaris. Unit Audit Internal Sebagai bagian dari penerapan Peraturan BI No.1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum, Perseroan telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. SKAI diketuai oleh Setiani Hartojo dengan surat penunjukan nomor 0233./DIR/I/2014 tanggal 8 Januari Pelaksanaan dan kewenangan SKAI termuat dalam Internal Audit Charter yang ditetapkan Komisaris Utama dan Direktur Utama tentang 0067al 27 Januari 2011 mengacu kepada PBI No. 1/6/PBI/1999 serta Keputusan Bapepam-LK No. KEP-496/BL/2008 tentang Pembentukan Dan Pedoman Penyusunan Piagam Unit Audit Internal. Adapun Fungsi Audit Intern dalam lingkungan PT Bank Bukopin, Tbk dilaksanakan oleh SKAI yang dipimpin oleh seorang Kepala SKAI. Sedangkan Auditor Internal (Manajer dan para Staf Audit) yang duduk dalam SKAI bertanggungjawab secara langsung kepada Kepala SKAI. Namun demikian dalam koordinasi kerja, para Staf (Staf Audit Bisnis, Operasional & Supporting Kantor Pusat, Staf Audit Area/Cabang) berada dibawah manajer masing-masing. Tugas pokok SKAI adalah Memberikan Jasa Audit (Jasa Assurance) dan Jasa Konsultansi yang memberikan nilai tambah melalui pelaksanaan fungsi audit intern yang independen dan profesional, yang bertujuan untuk membantu Dewan Komisaris, Direksi serta jajaran manajamen Bank disemua level dalam mengelola proses manajemen risiko, pengendalian intern dan tata kelola perusahaan. Selain itu SKAI juga memiliki tugas dan tanggung jawab, antara lain: a. Menyusun dan melaksanakan rencana audit internal tahunan; b. Menguji dan mengevaluasi pelaksanaan pengendalian internal dan sistem manajemen risiko sesuai dengan kebijakan perusahaan; c. Melakukan pemeriksaan dan penilaian atas efisiensi dan efektivitas di bidang keuangan, akuntansi, operasional, sumber daya manusia, pemasaran, teknologi informasi dan kegiatan lainnya; d. Memberikan saran perbaikan dan informasi yang obyektif tentang kegiatan yang diperiksa pada semua tingkat manajemen; e. Membuat laporan hasil audit dan menyampaikan laporan tersebut kepada direktur utama dan dewan komisaris; f. Memantau, menganalisis dan melaporkan pelaksanaan tindak lanjut perbaikan yang telah disarankan; 73

96 g. Berkomunikasi langsung dengan Direktur Utama, Komisaris Utama, Ketua Komite Audit dan Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan dan Pengembangan SDM; h. Menyusun program untuk mengevaluasi mutu kegiatan audit internal yang dilakukannya; dan i. Melakukan pemeriksaan khusus apabila diperlukan. Untuk melaksanakan fungsi dan tugas SKAI, maka SKAI diberi kewenangan diantaranya melaksanakan kaji ulang terhadap pengendalian intern tanpa campur tangan maupun paksaan dari manajemen, memberikan saran/rekomendasi,mendapatkan akses terhadap semua catatan dan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas audit serta berhubungan langsung dengan karyawan atau sumbersumber lainnya yang berkepentingan, melaporkan secara langsung kepada Direktur Utama dan Komisaris Utama dengan tembusan kepada Ketua Komite Audit, Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan dan Pengembangan SDM, atas hasil audit dan permasalahannya, serta kewenangan lainnya yang termuat dalam Internal Audit Charter. 5. SUMBER DAYA MANUSIA Bank Bukopin menempatkan Sumber Daya Manusia (SDM) pada posisi sentral dalam pengelolaan perusahaan. Bagi Perseroan, SDM merupakan salah satu modal utama dan terpenting, untuk itu Perseroan senantiasa berupaya melakukan penyempurnaan Manajemen SDM Perseroan dalam meningkatkan perannya, yaitu dari peran dan fokus pada kegiatan administratif menjadi berperan sebagai mitra strategis dalam mendukung perusahaan mencapai tujuan utamanya. Transformasi yang dilakukan dalam manajemen SDM tersebut meliputi : 1) Penyempurnaan Struktur Organisasi SDM 2) Perumusan Visi, Misi dan Strategi SDM 3) Penyempurnaan Kebijakan dan Praktek SDM 4) Pengembangan Teknologi Informasi SDM 5) Peningkatan Pelayanan kepada Pelanggan SDM Penyempurnaan organisasi guna menciptakan sistem manajemen sumber daya manusia yang lebih baik terus dilakukan.keseluruhan kegiatan manajemen sumber daya manusia saat ini dikelola oleh dua Divisi yaitu Divisi Pengelolaan SDM dan Divisi Pengembangan SDM yang berada dalam Direktorat Manajemen Risiko Kepatuhan dan Pengembangan SDM. Visi pengembangan SDM ditetapkan yaitu Membangun SDM unggul dan berdaya saing untuk menjamin pertumbuhan usaha yang berkelanjutan. Sedangkan Misinya adalah : 1) Menciptakan kebijakan pengembangan SDM agar Perseroan menjadi tempat yang nyaman untuk berkarir secara professional. 2) Membangun budaya perusahaan dan iklim kerja yang mendukung peningkatan produktivitas karyawan. 3) Mendorong peningkatan efektivitas sistem pengelolaan Perusahaan. Berdasarkan visi dan misi SDM tersenut kemudian disusunlah penyempurnaan kebijakan SDM yang diperoleh melalui Audit Sistem Manajemen SDM.Secara berkala Bank Bukopin melakukan Analisis dan Desain jabatan. Pelaksanaan Analisis Jabatan tersebut menghasilkanpenyempurnaan terhadap Job Description (uraian jabatan) yang sesuai dengan kondisi terkini perkembangan bisnis Perseroan. Perseroan senantiasa memperhatikan kesejahteraan karyawannya, salah satunya melalui strategi remunerasi yang selalu dikaji ulang sesuai dengan kebutuhan Perusahaan dan menjaga competitiveness dengan industri, yang selanjutnya dapat mendukung kinerja yang unggul dalam pencapaian target Perseroan. Sistem remunerasi Perseroan bertujuan untuk mendukung sasaran strategi perusahaan. Sehingga diharapkan dengan adanya sistem remunerasi yang baik akan mendukung daya saing perusahaan di Industri Perbankan. Perseroan menerapkan konsep Total Remunerations, dimana remunerasi yang diberikan tidak hanya bersifat base cash namun juga disediakan berbagai benefit dan fasilitas yang diperuntukkan untuk memotivasi dan mempertahankan karyawan. Struktur remunerasi Perseroan yang sifatnya cash terdiri dari basic pay dan incentive pay, dimana basic pay merupakan remunerasi yang rutin diterima oleh karyawan setiap bulan, sementara incentive pay merupakan remunerasi yang didasarkan atas kinerja karyawan. Incentive pay digunakan sebagai pemanis yang menjadi salah satu cara menarik, memotivasi, dan sekaligus mempertahankan karyawan yang berkinerja unggul. Pengkajian ulang terhadap sistem remunerasi tersebut secara berkala dilakukan mengacu pada kemampuan internal Perusahaan dan kondisi eksternal (tingkat inflasi dan perekonomian). Perseroan telah memenuhi kewajiban Upah Minimum Propinsi/Upah Minimum Regional dan Sektoral bagi seluruh karyawan. Selain benefit yang bersifat mandatory dari Pemerintah, Perseroan juga menyediakan benefit-benefit lain dalam mendukung kesejahteraan karyawan baik yang berupa cash basis maupun natura, antara lain : Car Ownership Program, House Ownership Program, Beasiswa Pasca Sarjana, Tunjangan Kacamata, Undian Haji, Fasilitas Dinas, dan fasilitas-fasilitas penunjang lain. Fasilitas kesehatan juga disediakan oleh Perseroan melalui penyediaan asuransi kesehatan bagi karyawan dan keluarganya dan fasilitas Dokter Perusahaan yang bertugas di Kantor Perseroan. Penyediaan Asuransi Kesehatan selain bekerjasama dengan BPJS juga bekerjasama dengan pihak penyedia layanan asuransi kesehatan komersial dalam hal rawat jalan maupun rawat inap. Asuransi kesehatan Perseroan juga telah mencakup fasilitas melahirkan dan sekaligus pemeriksaan kesehatan pada masa kehamilan. 74

97 Pada tahun 2014 Perseroan melakukan perubahan pola perhitungan pajak penghasilan karyawan dari sebelumnya berupa pendapatan bersih (nett) menjadi pendapatan kotor (gross).sehingga perusahaan lebih mudah mengendalikan biaya tenaga kerja dan meningkatkan daya saing perusahaan di pasar tenaga kerja yang mayoritas juga telah menerapkan pola pendapatan kotor. Perseroan juga mengembangkan Sistem Manajemen SDM berbasis Kompetensi (CBHRM). Sejak tahun 2011 telah disusun Kamus Kompetensi, Penyusunan Profil Kompetensi, Penyusunan Pedoman Penilaian Kompetensi dan Penyusunan Modul Pelatihan sesuai Kompetensi. Berkaitan dengan pengembangan kompetensi sumber daya manusia, berbagai pelatihan terus dilaksanakan dengan dipandu oleh tenaga instruktur internal maupun instruktur eksternal.hingga saat ini, Perseroan terus menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan untuk mengembangkan para karyawan berupa pengetahuan umum dan keterampilan teknis, kepemimpinan manajemen dan pengawasan. Program pendidikan dan pelatihan tersebut dilaksanakan sendiri oleh Perseroan maupun bekerja sama dengan pihak eksternal, baik dalam maupun luar negeri. Sejak tahun 2002, Perseroan juga memberikan beasiswa kepada karyawan untuk mengikuti pendidikan formal pasca sarjana. Perseroan senantiasa memperhatikan kesejahteraan karyawannya selama mengabdi maupun yang telah purna bakti. Perseroan telah mempersiapkan berbagai program yang membantu karyawan dalam mempersiapkan masa pensiunnya.sebelum memasuki tahun pensiunnya, Perseroan menyediakan training purna bakti yang bertujuan untuk memberikan bekal secara mental, pengetahuan, maupun skill yang akan bermanfaat pada saat menjalani masa pensiun secara lebih optimal. Perseroan juga menyediakan program Masa Persiapan Pensiun, dimana beberapa bulan sebelum memasuki purna bakti, karyawan tidak diwajibkan untuk masuk kerja setiap hari, sehingga memberikan kesempatan kepada karyawan untuk mempersiapkan diri sebaik-baiknya sebelum menjalani masa purna baktinya. Selain itu, memberikan kesempatan bagi Perusahaan dalam mempersiapkan kandidat dalam rangka regenerasi ataupun succession plan. Dari segi finansial, selain ikut serta dalam memberikan manfaat Jaminan Hari Tua (JHT) mandatory dari Pemerintah, Perseroan juga menyediakan benefit dalam mempersiapkan manfaat pensiun karyawannya melalui Program Pensiun. Pada tahun 2014 Perseroan telah melakukan konversi Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP) menjadi Program Pensiun Iuran Pasti (PPIP) sehingga seluruh karyawan peserta program pensiun saat ini adalah peserta PPIP.Karyawan dan Perusahaan secara rutin menyisihkan iuran dana pensiun yang besarnya telah diatur dalam ketentuan internal dan mengacu kepada regulasi yang berlaku. Dana pensiun karyawan dikelola dan diadministrasikan oleh lembaga Dana Pensiun Pemberi Kerja (DPPK) dan Dana Pensiun Lembaga Keuangan (DPLK).Pada saat memasuki purna bakti, Perseroan juga memberikan penghargaan berupa koin emas sebagai tanda terima kasih atas kontribusi dan pengabdian kepada Perseroan, selain itu karyawan purna bakti masih tetap menerima fasilitas asuransi kesehatan selama 2 tahun. Perseroan telah menyediakan lingkungan kerja yang nyaman bagi karyawannya. Salah satu dari aktivitas yang ditawarkan untuk meningkatkan work-life balance para karyawan adalah dalam masa perayaan Hari Raya Idul Fitri, Perseroan menyediakan program day care di Kantor Pusat untuk membantu mengurangi tekanan stress bagi para pekerja yang memiliki anak dan ditinggal pulang kampung oleh assistant rumah tangga mereka. Program ini mendapat sambutan yang positif dari karyawan yang terbukti dari antusiasme pendaftar yang melebihi dari kuota yang telah ditentukan, Selain itu terdapat pula nursery room yang disediakan bagi para karyawan wanita yang sedang menyusui anaknya. Fasilitas ini diberikan sebagai salah satu cara untuk meretensi karyawan sehingga dapat menurunkan tingkat turn over. Selain itu fasilitas tersebut membuat karyawati merasa mendapatkan perhatian sehingga diharapkan dapat lebih loyal terhadap perusahaan. Dengan demikian Perseroan dapat menjaga karyawan tetap produktif dan meningkatkan loyalitasnya. Dari segi teknologi dan sistem informasi SDM, Perseroan juga telah mengembangkan aplikasi Oracle Human Resources Information System (HRIS) yang meliputi modul HR Core, Payroll, E-Recrutment, Learning Management System, Employee Self Service, Absence Management dan Bussiness Inteligence. Karyawan Perseroan mendirikan Serikat Pekerja pada bulan Nopember 1999, dan telah dicatatkan di Kementerian Tenaga Kerja & Transmigrasi Jakarta Selatan dengan nomor register 411/V/P/V/2005 tanggal 04 Mei 2005 serta Serikat Pekerja yang dibentuk pada tahun 2011 dan telah dicatatkan di Dinas Tenaga Kerja & Transmigrasi Jakarta Selatan dengan nomor pencatatan 640/V/P/VIII/2011 tanggal 10 Agustus Pada 31 Maret 2015, jumlah karyawan Perseroan sebanyak karyawan dengan perincian sebagai berikut: Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Jabatan Jabatan 31 Desember Mar-15 Senior Vice President General Manager Kepala Divisi Deputi Kepala Divisi Pemimpin Cabang Manager Koordinator/Pemimpin Cabang Pembantu Staff/AO/RO Non Banking Staff Jumlah

98 Komposisi Karyawan Menurut Usia Usia 31 Desember Mar-15 >20 Thn - < 25 Thn >25 Thn - < 30 Thn >30 Thn - < 35 Thn >35 Thn - < 40 Thn >40 Thn - < 45 Thn >45 Thn - < 50 Thn >50 Thn - < 55 Thn > Jumlah Komposisi Karyawan Menurut Jenjang Pendidikan Jenjang Pendidikan 31 Desember Mar-15 S S D <D Jumlah Status Kantor Komposisi Karyawan Menurut Status Kantor 31 Desember Mar-15 T K J T K J T K J T K J T K J T K J Kantor Pusat Cabang Utama Cabang Cabang Pembantu Cabang Syariah Jumlah Keterangan : T : Karyawan Tetap; K : Karyawan Kontrak, J : Jumlah Karyawan Pada tanggal 31 Maret 2015, jumlah karyawan Perseroan sebanyak karyawan, terdiri atas karyawan tetap sebanyak karyawan dan karyawan kontrak sebanyak karyawan. Perseroan tidak mempekerjakan tenaga kerja asing. 6. KETERANGAN TENTANG ANAK PERUSAHAAN a. PT Bank Syariah Bukopin Pada saat diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan memiliki penyertaan saham sebesar 86,82% pada PT Bank Syariah Bukopin. Riwayat Singkat PT Bank Syariah Bukopin (sebelumnya bernama PT Bank Persyarikatan Indonesia atau BPI ) ( BSB ) didirikan pada tanggal 11 September 1990 berdasarkan Akta Pendirian No. 102, tanggal 29 Juli 1990, yang dibuat dihadapan DR Widjojo Wilami, SH., Notaris di Jakarta, yang merupakan hasil konsolidasi antara PT Bank Pasar Gunung Sindoro dan PT Bank Pasar Gunung Kendeng. Akta Pendirian BPI tersebut telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. C HT Th90 tanggal 11 September 1990 dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri Samarinda pada tanggal 9 Oktober 1990 dibawah nomor pendaftaran No. W HT dan diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No.92, tanggal 16 Nopember 1990, Tambahan No Konsolidasi dua bank tersebut telah memperoleh persetujuan Menteri Keuangan Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No. 1659/KMK.013/1990, tanggal 31 Desember Setelah dilakukannya Penawaran Umum Terbatas III, Anggaran Dasar BSB telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir sebagaimana termuat dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa No. 50 tanggal 26 Agustus 2014, dibuat di hadapan Adrian Djuaini,S.H., Notaris di Jakarta ( Akta No. 50/2014 ), sebagaimana telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Bukti Penerimaan Pemberitahuan Anggaran Dasar Nomor AHU tanggal 29 Agustus 2014, Daftar Pereroan Nomor AHU tanggal 29 Agustus 2014, dan Bukti Penerimaan Perubahan Data Perseroan Nomor AHU tanggal 29 Agustus 2014, Daftar Perseroan Nomor AHU Tanggal 29 Agustus 2014 tentang perubahan modal disetor dan ditempatkan. 76

99 Bidang Usaha Berdasarkan Anggaran Dasar, BSB bergerak dalam bidang usaha perbankan berdasarkan prinsip syariah. BSB dapat melakukan kegiatan usaha sebagai berikut: 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan yang meliputi : a. Giro berdasarkan Prinsip Wadi ah; b. Tabungan berdasarkan Prinsip Wadi ah atau Mudharabah; c. Deposito berjangka berdasarkan Prinsip Mudharabah. 2. Melakukan penyaluran dana melalui: a. Prinsip jual beli berdasarkan akad: (i) Murabahah. (ii) Istishna. (iii) Salam. (iv) Jual beli lainnya. b. Prinsip bagi hasil berdasarkan akad: (i) Mudharabah. (ii) Musyarakah. (iii) Bagi hasil lainnya. c. Prinsip sewa menyewa berdasarkan akad: (i) Ijarah. (ii) Ijarah Muntahiya Bittamlik. d. Prinsip pinjam-meminjam berdasarkan akad qardh. e. Pemberian jasa pelayanan perbankan berdasarkan akad: (i) Wakalah. (ii) Hawalah. (iii) Kafalah. (iv) Rahn. 3. Membeli, menjual, dan/atau menjamin atas resiko sendiri surat-surat berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata (underlying transaction) berdasarkan Prinspip Syariah. 4. Membeli surat-surat berharga Pemerintah dan/atau Bank Indonesia yang diterbitkan atas dasar Prinsip Syariah. 5. Memindahkan uang untuk kepentingan sendiri dan/atau nasabah berdasarkan Prinsip Wakalah. 6. Menerima pembayaran tagihan atas surat berharga yang diterbitkan dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga berdasrkan Prinsip Syariah. 7. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat-surat berharga berdasrkan Prinsip Wadi ah Yad Amanah. 8. Melakukan kegiatan penitipan termasuk penatausahaannya untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak dengan Prinsip Wakalah. 9. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lain dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di Bursa Efek berdasarkan Prinsip Ujr. 10. Memberikan fasilitas Letter of Credit (L/C) berdasarkan Prinsip Wakalah, Murabahah, Mudharabah, Musyarakah, dan Wadi ah, serta memberikan fasilitas Garansi Bank berdasarkan Prinsip Syariah. 11. Melakukan kegiatan usaha kartu debet berdasarkan Prinsip Syariah. 12. Melakukan kegiatan wali amanat berdasarkan Prinsip Wakalah. 13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan Bank sepanjang disetujui oleh Bank Indonesia dan mendapat fatwa dari Dewan Syariah Nasional. 14. Melakukan kegiatan usaha lain meliputi: a. Melakukan kegiatan dalam valuta asing berdasarkan Prinsip Sharf. b. Melakukan kegiatan penyertaan modal berdasarkan Prinsip Syariah pada Bank atau perusahaan lain yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan Prinsip Syariah. c. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara berdasarkan Syariah untuk mengatasi akibat kegagalan pembiayaan dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya. d. Bertindak sebagai pendiri dana pension dan pengurus dana pension berdasarkan Prinsip Syariah sesuai dengan ketentuan dalam perundang-undangan dana pension yang berlaku. Bertindak sebagai penerima dana social antara lain dalam bentuk : zakat, infaq, shadaqah, waqaf, hibah, atau dana sosial lainnya sesuai Prinsip Syariah atas nama bank atau lembaga amil zakat yang ditunjuk oleh Pemerintah. Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Modal dasar Modal ditempatkan dan disetor : Rp ,- : Rp ,- Modal dasar BSB terbagi atas saham seri A, masing-masing bernilai nominal Rp10.000,-, saham Seri B masingmasing bernilai nominal Rp100,-, dan saham Seri C masing-masing bernilai nominal Rp50,-. 77

100 Berdasarkan Akta No. 50/2014, susunan pemegang saham dan struktur permodalan BSB adalah sebagai berikut: No. Nama Pemegang Saham Nominal (Rp) Jumlah Saham Saham Kelas A Saham Kelas B Saham Kelas C Saham Kelas A Saham Kelas B Saham Kelas @Rp50 1. Dr. Hajriyanto Yasin ,038 Thohari, M.A 2. Emil Abeng , Dr. Abdul Munir Mulkan , Dr. Ir. Muhammad Amin ,007 Azis 5. Firman Noor , Tee Suprapto , Prof. Dr. Haji Muhammad ,004 Dawam Rahardjo, SE 8. Ir. Hj. Muhammad Dasron ,003 Hamid, M.Sc 9. Dr. Haji Sugeng , Bambang Setiaji , PT. Bank Bukopin, Tbk , PT. Bakrie Capital ,609 Indonesia 13. PT. Mega Capital ,609 Indonesia 14. PT. Jaminan Sosial ,609 Tenaga Kerja (Persero) 15. PT. Mitra Usaha Sarana ,825 Jumlah saham yang telah dikeluarkan/diambil bagian ,000 Saham dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 9 tanggal 20 April 2015 dibuat dihadapan Adrian Djuaini,SH, Notaris di Jakarta ( Akta No. 9/2015 ), sebagaimana telah diberitahukan kepada Menkumham berdasarkan Penerimaan Pemberitahuan Nomor AHU- AH tanggal 22 April 2015 dan Daftar Perseroan Nomor AHU AH Tahun 2015 tanggal 22 April 2015, susunan terkini Direksi dan Dewan Komisaris BSB adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris Komisaris Utama : Mulyana Komisaris Independen : Drs. Hajriyanto Y.Thohari Komisaris Independen : Prof. DR. Bambang Setiaji, Msi Direksi Direktur Utama : H. Riyanto, SE Ak Direktur Bisnis : Aris Wahyudi*) Direktur Operasi dan Pelayanan : Ruddy Susatyo S Direktur Kepatuhan dan Manajemen Resiko : Adil Syahputra *) menunggu persetujuan dari OJK Berdasarkan Akta No. 36 tanggal 23 April 2014, dibuat di hadapan Adrian Djuaini, SH, Notaris di Jakarta ( Akta No. 36/2014 ), susunan Dewan Pengawas Syariah BSB adalah sebagai berikut: Dewan Pengawas Syariah Ketua : Prof. DR. Mohammad Sirajuddin Syamsudin Anggota : H. Ikhwan Abidin Basri, MA Ikhtisar Data Keuangan Penting Tabel di bawah ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting BSB pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang diambil atau bersumber dari laporan keuangan auditan BSB untuk periode-periode tersebut. Laporan keuangan BSB pada tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP Aidil Yuzar, auditor independen (rekan penanggung jawab Aidil Yuzar), berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa modifikasian yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan BSB pada tanggal 31 Desember 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP Achmad, Rasyid, Hisbullah & Jerry (rekan penanggung jawab J. Anwar Hasan), berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini. 78

101 Laporan keuangan BSB pada tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP Doli, Bambang, Sudarmadji & Dadang, auditor independen (rekan penanggung jawab Bambang Hariadi), berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini. (dalam miliaran Rupiah) Keterangan 31-Des Aset Liabilitas Ekuitas Laba Bersih Peningkatan aset dari Rp4.343 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp5.161 miliar pada tanggal 31 Desember 2014 atau meningkat Rp818 miliar berasal dari peningkatan pembiayaan syariah sebesar Rp319 miliar. Sedangkan peningkatan liabilitas dari Rp4.050 miliar pada 31 Desember 2013 menjadi Rp4.660 miliar pada 31 Desember 2014 atau meningkat Rp610 miliar terutama berasal dari peningkatan simpanan nasabah Rp722 miliar. Peningkatan aset dari Rp3.616 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp4.343 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 atau meningkat Rp727 miliar berasal dari peningkatan pembiayaan syariah Rp693 miliar. Sedangkan peningkatan liabilitas dari Rp3.343 miliar pada 31 Desember 2012 menjadi Rp4.050 miliar pada 31 Desember 2013 atau meningkat Rp707 miliar terutama berasal dari peningkatan simpanan nasabah Rp421 miliar. b. PT Bukopin Finance (dahulu PT Indo Trans Buana Multi Finance) Pada saat diterbitkannya Prospektus ini, Perseroan memiliki penyertaan saham sebesar 88,25% pada PT Bukopin Finance. Riwayat Singkat PT Bukopin Finance ( BFI ), berkedudukan hukum di Jakarta, yang didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.5 tanggal 11 Maret 1983, sebagaimana telah diubah dengan Akta No. 19, tanggal 20 Juli 1983, keduanya dibuat dihadapan Tan A Sio SH., Notaris di Semarang, yang telah disahkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia, tanggal 29 Juli 1983, No. C HT TH.83, dan telah didaftarkan pada Kantor Pengadilan Negeri Jakarta Barat tanggal 1 Agustus 1983, No. 0353/1983 Not dan No. 0354/1983 Not, serta telah diumumkan dalam Berita Negara No.26, tanggal 1 April 1986, Tambahan No Anggaran Dasar BFI telah mengalami beberapa kali perubahan, antara lain dalam rangka masuknya Perseroan sebagai pemegang saham, sebagaimana dituangkan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No. 14, tanggal 28 Maret 2006 dibuat dihadapan Herawati SH., Notaris di Jakarta. Persetujuan atas Perubahan anggaran dasar tersebut masih dalam proses persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia. Sejak dilakukannya Penawaran Umum Terbatas III, Anggaran Dasar BFI telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir kalinya diubah berdasarkan Akta Penegasan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 33 tanggal 19 Januari 2015 yang dibuat di hadapan Amastasia Dau, S.H., Notaris di Jakarta ( Akta No. 33/2015 ) dan telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Bukti Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU AH Tahun 2015 tanggal 28 Januari 2015 serta telah didaftarkan di Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2015 tanggal 28 Januari Bidang Usaha Kegiatan usaha utama BFI saat ini adalah bergerak dalam bidang perusahaan pembiayaan, yakni kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal. Kegiatan usaha tersebut termasuk dalam lingkup usaha sebagaimana diuraikan dalam Pasal 3 Anggaran Dasar, sebagai berikut: 1. Maksud dan tujuan BFI ialah: Berusaha dalam bidang pembiayaan, yakni kegiatan pembiayaan dalam bentuk penyediaan dana atau barang modal 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, BFI dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut: a. Sewa Guna Usaha yaitu usaha yang melakukan pembiayaan baik secara Finance Lease maupun Operating Lease untuk digunakan oleh penyewa guna usaha selama jangka waktu tertentu berdasarkan pembayaran secara berkala. b. Anjak Piutang yaitu usaha yang melakukan usaha pembiayaan dalam bentuk pembelian dan/atau pengalihan serta pengurusan piutang atau tagihan jangka pendek suatu perusahaan dari transaksi perdagangan dalam dan luar negeri. c. Usaha Kartu Kredit yaitu usaha yang melakukan pembiayaan pengadaan barang dan jasa dengan menggunakan kartu kredit. d. Pembiayaan Konsumen yaitu usaha yang melakukan pembiayaan pengadaan barang untuk kebutuhan konsumen dengan sistem pembayaran angsuran berkala. e. Berusaha dalam kegiatan pembiayaan lain yang dikemudian hari diizinkan oleh instansi yang berwenang. 79

102 Struktur Permodalan dan Susunan Pemegang Saham Berdasarkan Akta Penegasan Pernyataan Keputusan Para Pemegang Saham No. 33 tanggal 19 Januari 2015 yang dibuat dihadapan Amastasia Dau, S.H., Notaris di Jakarta ( Akta No. 33/2015 ) dan telah disetujui oleh Menkumham berdasarkan Bukti Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU AH Tahun 2015 tanggal 28 Januari 2015 serta telah didaftarkan di Daftar Perseroan No. AHU AH Tahun 2015 tanggal 28 Januari 2015, susunan pemegang saham dan struktur permodalan BFI adalah sebagai berikut: Keterangan Jumlah Saham Jumlah Nilai per saham % Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh PT Bank Bukopin Tbk ,25 Yayasan Kesejahteraan Karyawan Bank Bukopin ,63 Koperasi Karyawan Bank Bukopin ,12 Jumlah Modal Ditempatkan dan Disetor Penuh ,00 Jumlah Saham Dalam Portepel Pengurusan dan Pengawasan Berdasarkan Akta No. 33/2015, susunan Direksi dan Dewan Komisaris BFI sampai dengan tanggal diterbitkannya Prospektus ini adalah sebagai berikut Dewan Komisaris Komisaris Utama : Lamira Septini Parwedi Komisaris : Dra. Setiani Hartojo Direksi Direktur Utama : Suflan Rizal, SE, MM Direktur : Tri Djoko Roesiono Ikhtisar Data Keuangan Penting Tabel di bawah ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting BFI pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang diambil atau bersumber dari laporan keuangan auditan BFI untuk periode-periode tersebut. Laporan keuangan BFI pada tanggal 31 Desember 2014 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP Djoko, Sidik & Indra, auditor independen (rekan penanggung jawab Abubakar Sidik), auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa modifikasian, yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini. Laporan keuangan BFI pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tidak tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP Gatot Victor, auditor independen (rekan penanggung jawab Gatot Pardomuan), berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini. (dalam miliaran Rupiah) 31-Des Keterangan Aset Liabilitas Ekuitas Laba Bersih Aset pada 31 Desember 2014 lebih rendah Rp19 miliar atau 10,2% dari Rp187 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp168 miliar pada tanggal 31 Desember Sedangkan liabilitas lebih rendah sebesar Rp24 miliar atau 17,9% dari Rp134 miliar di 31 Desember 2013 menjadi Rp110 miliar pada tanggal 31 Desember 2014 terutama berasal dari penurunan utang lain-lain. Peningkatan aset dari Rp132 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp187 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 atau meningkat Rp55 miliar berasal dari peningkatan pembiayaan/piutang sebesar Rp30 miliar. Sedangkan peningkatan liabilitas dari Rp84 miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp134 miliar pada tanggal 31 Desember 2013 atau meningkat Rp50 miliar terutama berasal dari peningkatan pinjaman yang diterima sebesar Rp28 miliar. 80

103 Disamping penyertaan saham pada entitas anak sebagaimana tersebut di atas, Perseroan juga melakukan penyertaan saham pada perusahaan-perusahaan sebagai berikut: No. Nama Perusahaan Ruang Lingkup Usaha Persentase Kepemilikan 1. PT Bank Perkreditan Rakyat Dhaha Ekonomi Perbankan 16,02% 2. PT Aplikanusa Lintasarta Jasa Komunikasi dan Informasi 0,014% 7. KETERANGAN TENTANG PEMEGANG SAHAM UTAMA BERBENTUK BADAN HUKUM Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (KOPELINDO) Per 30 April 2015, Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia ( Kopelindo ) menguasai kepemilikan saham Perseroan sebesar 18,087%. Riwayat Singkat Kopelindo didirikan di Jakarta berdasarkan Akta Pendirian tertanggal 25 Maret 1999 yang telah disahkan oleh Menteri Koperasi, Pengusaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia berdasarkan Surat Keputusan No.015/BH/M.I/IV/1999 pada tanggal 20 April Sejak dilakukannya Penawaran Umum Terbatas III oleh Perseroan, Anggaran Dasar Kopelindo tidak mengalami perubahan. Bidang Usaha Kegiatan usaha Kopelindo adalah bergerak dalam bidang: (i) simpan pinjam, (ii) perdagangan, (iii) industri, dan (iv) jasa. Permodalan Berdasarkan Akta Pendirian, permodalan Kopelindo adalah sebesar Rp (seratus juta Rupiah). Berdasarkan Undang-Undang Koperasi, modal Koperasi bukan terdiri dari saham akan tetapi berasal dari simpanan pokok, simpanan wajib, dana cadangan dan dana hibah yang diperoleh dari anggota Koperasi. Dengan demikian para anggota Kopelindo tidak mempunyai penyertaan saham dalam Kopelindo, namun sebagai anggota yang berdasarkan Undang-Undang Koperasi merupakan pengguna jasa koperasi yang namanya dicatat dalam buku Daftar Anggota. Pengurusan dan Pengawasan Susunan anggota Badan Pengurus periode dan Badan Pengawas periode , berdasarkan Surat No: 154/KPI- C/VI/2012 tanggal 20 Juni 2012, dan telah ditegaskan dalam Akta Kopelindo No. 08/2009 adalah sebagai berikut: Pengurus (Periode ) Pengawas (Periode ) Ketua Wakil Ketua I Sekretaris Wakil Sekretaris Bendahara Wakil Bendahara Anggota : Deddy S.A Kodir : Widodo Hamungkasih : Sentot Hari Wibowo : Bambang Setiawan : Djoko Haryoto : Nina Afrisanti : Lely Pelitasari Ketua : Miftah Taufik Anggota : - Djoni Nur Ashari - Sugiatna S. Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam miliaran Rupiah) Keterangan 31 Desember 2012 *) **) Aset Liabilitas 1,5 52,2 51,1 Ekuitas Laba Bersih (EAT)/SHU ,4 *) Restated Laporan Keuangan pada tahun buku 2012 oleh Erwan Dukat **) Unaudited 81

104 PT BOSOWA CORPORINDO Per 30 April 2015, PT Bosowa Corporindo menguasai kepemilikan saham Perseroan sebesar 30,000%. Riwayat Singkat PT Bosowa Corporindo didirikan pada tanggal 23 Agustus Didirikan sebagai perusahaan modal dalam negeri dengan nama PT Siahtrans Plastindo Perkasa yang dicantumkan dalam Akta No. 66 tertanggal 23 Agustus 1995, dengan Akta No. 41 tertanggal 8 Agustus 1996 berganti nama menjadi PT Bosowa Plastindo Perkasa, pada tanggal 14 Februari 2002 berganti nama kembali menjadi PT Bosowa Trading Internasional sampai dengan dilakukan penyesuaian sesuai UU Perseroan Terbatas No. 40 Tahun 2007, dan terjadi pergantian nama kembali menjadi PT Bosowa Corporindo sesuai dengan Akta No. 7 tertanggal 15 September 2010 sampai dengan saat ini. Setelah dilakukannya Penawaran Umum Terbatas III, Bosowa telah mengalami beberapa kali perubahan dan terakhir kalinya diubah berdasarkan Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.26 tanggal 30 Oktober 2014, yang dibuat dihadapan Karin Christian Basoeki, SH, Notaris di Jakarta Pusat ( Akta No.26/2014 ), yang telah diberitahu kepada Menkumham berdasarkan Bukti Penerimaan Perubahan Anggaran Dasar No. AHU tanggal 14 November 2014 serta telah didaftarkan di Daftar Perseroan No. AHU Tanggal 14 November Bidang Usaha Kegiatan usaha PT Bosowa Corporindo adalah bergerak dalam bidang usaha umum perdagangan dan jasa. PT Bosowa Corporindo saat ini merupakan induk perusahaan-perusahaan dalam Kelompok Usaha Bosowa. Permodalan Berdasarkan Akta No. 26/2014, permodalan PT Bosowa Corporindo adalah dengan modal dasar sebesar Rp ,- (dua triliun Rupiah). Berikut adalah pemegang saham PT Bosowa Corporindo: No. Pemegang Saham Lembar Saham Nilai Nominal (Rp) Persentase (%) 1. Muhammad Aksa Mahmud , Ramlah Aksa , Erwin Aksa , Sadikin Aksa , Melinda Aksa , Atirah Aksa , Muhammad Subhan Aksa , Solfinz Capital Limited , Monalisa Imprendtore Incorporated , Inwardvest Overseas Limited , Benefiquest Incorporated ,8520 TOTAL ,0000 Pengurusan dan Pengawasan Susunan Pengurus Direksi dan Dewan Komisaris ditegaskan dalam Akta Pernyataan Keputusan Rapat No.1 tertanggal 1 Oktober 2014, yang dibuat dihadapan Karin Christiana Basoeki,SH, Notaris di Jakarta Pusat ( Akta No.1/2014 ) adalah sebagai berikut: Susunan Pengurus Direksi Direktur Utama: Erwin Aksa Direktur : Sadikin Aksa Direktur : Suardi Madama Direktur : Cahyo Winarto Direktur : Mulyanto Broto Susunan Pengurus Dewan Komisaris Komisaris Utama : H.M. Aksa Mahmud Komisaris : Hj. Ramlah Aksa Komisaris : Melinda Aksa Komisaris : Atirah Aksa Komisaris : Muhammad Subhan Aksa Ikhtisar Data Keuangan Penting (dalam miliaran Rupiah) Keterangan 31 Desember *) Aset Kewajiban Ekuitas Laba Bersih ,6 *Unaudited 82

105 8. HUBUNGAN KEPEMILIKAN, PENGURUSAN DAN PENGAWASAN PERSEROAN DENGAN PEMEGANG SAHAM BERBENTUK BADAN HUKUM DAN PERUSAHAAN TERASOSIASI Berikut adalah hubungan kepemilikan, pengurusan dan pengawasan Perseroan dengan Pemegang Saham diatas 5% dan Entitas Anak: Nama Jabatan di Perseroan Entitas Anak Pemegang Saham BF BSB KOPELINDO Bosowa Negara RI KOPKAPINDO Dewan Komisaris Mulia Panusunan Nasution Komisaris Utama Deddy SA Kodir Komisaris - - Ketua Umum Muhammad Rachmat Komisaris Independen Kaimuddin *) Margustienny Oemar Ali Komisaris Independen Parikesit Suprapto Komisaris Independen Eddy Hutarso *) Komisaris Independen Karya Budiana *) Direksi Glen Glenardi Direktur Utama/Independen Eko Rachmansyah Gindo *) Direktur Setiawan Sudarmaji *) Direktur Heri Purwanto *) Direktur Mikrowa Kirana Direktur Adhi Brahmantya Direktur Irlan Suud Direktur Independen *) Menunggu persetujuan dari OJK Jajaran Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan tidak menjabat dalam kepengurusan di masing-masing perusahaan terasosiasi. 9. DIAGRAM KEPEMILIKAN PERSEROAN DAN ANAK PERUSAHAN SERTA PEMEGANG SAHAM Berikut adalah diagram kepemilikan Perseroan dan entitas anak pada tanggal 30 April 2015: Aksa Mahmud 30,7016% Ramlah Aksa 7,6754% Erwin Aksa 7,6754% Sadikin Aksa 7,6754% Melinda Aksa 7,6754% Atira Aksa 7,6754% Subhan Aksa 7,6754% Solfinz Capital Ltd 8,4530% Monalisa Imprenditore Inc 5,0721% Inwardvest Overseas Ltd 4,8689% Benefiquest Inc 4,8520% KOPELINDO 18,087% PT BOSOWA CORPORINDO 30,000% NEGARA RI 11,434% PUBLIK 40,479% PT Bank Bukopin Tbk PT. BUKOPIN FINANCE 88,25 % PT. BANK SYARIAH BUKOPIN 86,82 % 83

106 10. ASET TETAP Pada 31 Desember 2014, Perseroan memiliki dan/atau menguasai (termasuk kantor pusat) yang berlokasi di beberapa propinsi besar di Indonesia yang seluruhnya berjumlah 141 bidang tanah dengan jenis hak atas tanah berupa, antara lain, Hak Guna Bangunan sebanyak 121 bidang tanah, Hak Milik atas Satuan Rumah Susun sebanyak 17 bidang tanah, dan lain-lain (termasuk Hak Pakai) sebanyak 3 bidang tanah, dimana sebagian besar diantaranya dipergunakan untuk kegiatan operasional Perseroan (sebagai kantor cabang, cabang pembantu, kantor kas, lokasi ATM, dan lain-lain). Sebagian lain kantor-kantor cabang Perseroan menempati bangunan yang disewa dari pihak ketiga. Jumlah nilai aset tetap berdasarkan nilai buku pada tanggal 31 Desember 2014 adalah Rp862 miliar. Pada 31 Maret 2015, Perseroan memiliki dan/atau menguasai (termasuk kantor pusat) yang berlokasi di beberapa propinsi besar di Indonesia yang seluruhnya berjumlah 151 bidang tanah dengan jenis hak atas tanah berupa, antara lain, Hak Guna Bangunan sebanyak 132 bidang tanah, Hak Milik atas Satuan Rumah Susun sebanyak 17 bidang tanah, dan lain-lain, berupa penguasaan atas 1 bidang tanah Hak Milik dan 1 bidang tanah Hak Pakai, dimana sebagian besar diantaranya dipergunakan untuk kegiatan operasional Perseroan (sebagai kantor cabang, cabang pembantu, kantor kas, lokasi ATM, dan lain-lain). Sebagian lain kantor-kantor cabang Perseroan menempati bangunan yang disewa dari pihak ketiga. Bidang tanah yang dimiliki atau dikuasai oleh Perseroan per 31 Maret 2015 antara lain: No. Wilayah Jumlah Sertifikat HGB HMSRS Lain-lain 1. DKI Jakarta (Jabodetabek) Sumatera 16-1 (Hak milik) 3. Jawa (Hak pakai) 4. Kalimantan Sulawesi Bali dan Nusa Tenggara Jumlah (a) DKI Jakarta terdiri atas 2 kantor yaitu Jakarta (Kantor Pusat) dan Bogor (kantor cabang). (b) Sumatera terdiri atas 9 kantor cabang yaitu Banda Aceh, Medan, Batam, Tanjung Pinang, Jambi, Palembang, Pekanbaru, Padang, Bandar Lampung. (c) Jawa terdiri atas 16 kantor cabang yang meliputi cabang-cabang Karawang, Cilegon, Tasikmalaya, Bandung, Cirebon, Malang, Purwokerto, Probolinggo, Semarang, Surabaya, Solo, Yogyakarta, Jember, Tegal, Sidoarjo dan Banten (d) Kalimantan terdiri atas 4 kantor cabang yang meliputi cabang-cabang Samarinda, Balikpapan, Banjarmasin, Pontianak. (e) Sulawesi terdiri atas 3 kantor cabang yang meliputi cabang-cabang Makasar, Manado, Parepare. (f) Bali dan Nusa Tenggara terdiri atas 3 kantor cabang yang meliputi cabang-cabang Denpasar, Mataram, Kupang. 11. TRANSAKSI DENGAN PIHAK AFILIASI Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan telah melakukan sejumlah transaksi dengan pihak-pihak afiliasi baik dengan para Pemegang Saham maupun perusahaan terafiliasi dan diperkirakan Perseroan akan tetap melakukan transaksi-transaksi serupa ataupun transaksi pemberian kredit lainnya di masa yang akan datang. Sampai dengan Prospektus ini diterbitkan, transaksi-transaksi yang dilakukan Perseroan dengan pihak afiliasi berdasarkan perjanjian yang mengikat Perseroan dengan pihak afiliasi, dimana transaksi dilakukan dengan syarat dan kondisi yang sama dengan pihak ketiga antara lain sebagai berikut: No. Pihak Afiliasi Sifat dari hubungan Jenis transaksi Sifat Transaksi Nilai Transaksi (dalam miliaran Rupiah) Jangka Waktu (Bulan) 1. PT Poso Energy Entitas afiliasi Penyediaan dana Kredit yang diberikan ** PT Haka Sarana Entitas afiliasi Investama Penyediaan dana Kredit yang diberikan PT Bumi Karsa Entitas afiliasi Penyediaan dana Kredit yang diberikan PT Bumi Jasa Utama Entitas afiliasi Penyediaan dana Kredit yang diberikan PT Anisbi Nunggal Bhakti Entitas afiliasi Penyediaan dana Kredit yang diberikan 1, PT Dirgabhakti Entitas afiliasi * 36 Penyediaan dana Kredit yang diberikan Giripersada 7. PT Bumi Sarana Utama Entitas afiliasi Penyediaan dana Kredit yang diberikan PT Kalla Electrical Sytem Entitas afiliasi Penyediaan dana Kredit yang diberikan PT Cisono Hydro Entitas afiliasi Penyediaan dana Kredit yang diberikan 20, PT Kosala Agung Entitas afiliasi Metropolitan Penyediaan dana Kredit yang diberikan PT Mallomo Entitas afiliasi Penyediaan dana Kredit yang diberikan PT Merpati Wahana Entitas afiliasi 8 48 Penyediaan dana Kredit yang diberikan Taksi 13. PT Oto Rental Nusantara Entitas afiliasi Penyediaan dana Kredit yang diberikan 1, PT Bantimurung Indah Entitas afiliasi Penyediaan dana Kredit yang diberikan 3, PT Bosowa Tambang Entitas afiliasi * 48 Penyediaan dana Kredit yang diberikan Indonesia *) kurang dari Rp.1 miliar **) Total komitmen Perseroan kepada PT Poso Energy adalah sebesar Rp dan US$ ,14 84

107 Keterangan mengenai Batas Maksimum Pemberian Kredit selengkapnya dapat dilihat pada Bab Kegiatan dan Prospek Usaha Perseroan dan Entitas Anak, sub bab Prinsip Perbankan Yang Sehat Likuiditas Perseroan Kepatuhan. Dibawah ini merupakan informasi terkait dengan transaksi dan saldo dengan pihak terafiliasi per tanggal 31 Desember 2014 : Perbandingan total aset pihak terafiliasi dibandingkan dengan total aset Perseroan adalah sekitar 0,43% Perbandingan total liabilitas pihak terafiliasi dibandingkan dengan total liabilitias Perseroan adalah sekitar 0,04% Perbandingan pendapatan bunga dan syariah pihak terafiliasi dibandingkan dengan pendapatan bunga dan syariah Perseroan adalah sekitar 0,48% Perbandingan beban bunga dan syariah pihak terafiliasi dibandingkan dengan total beban bunga dan syariah Perseroan adalah sekitar 0,05% Syarat dan kondisi yang berlaku untuk seluruh transaksi diatas dilakukan sesuai dengan tingkat suku bunga pasar. Perjanjian-Perjanjian Operasional a. Perjanjian Investasi Mudharabah Subordinasi dengan BSB tanggal 26 Agustus Dalam perjanjian ini Perseroan dan BSB sepakat dan mengikatkan diri atas penyediaan dana investasi dilakukan dengan sistem mudharabah (bagi hasil) dari pendapatan operasional BSB dengan nisbah bagi hasil untuk masing-masing pihak adalah 70% untuk Perseroan dan 30% untuk BSB. Nilai transaksi dalam Perjanjian ini adalah sebesar Rp Perjanjian ini berlaku selama 6 (enam) tahun terhitung sejak ditandatanganinya sampai dengan tanggal 26 Agustus 2015; b. Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Jasa Kustodian Untuk Nasabah Sukuk Negara Ritel antara BSB dengan Perseroan No. PKS.594/DTRE/III/2014 dan No. 004/DVPP/BSB-JKT/III/2014 tanggal 10 Maret Dalam Perjanjian ini BSB menunjuk Perseroan untuk bertindak sebagai Bank Kustodian untuk menyimpan dan mengadministrasikan Sukuk Negara Ritel milik investor yang membeli Sukuk Negara Ritel yang dibeli melalui BSB. Biaya penyimpanan adalah sebesar 0,023% pa. dari jumlah Sukuk Negara Ritel yang disimpan, minimum sebesar Rp per bulan untuk perserorangan dan Rp per bulan untuk badan usaha atau institusi. Jangka waktu perjanjian ini adalah 3 tahun sampai dengan 14 Februari 2017; c. Perjanjian Kerjasama Pemanfaatan Jasa Kustodian Untuk Nasabah Sukuk Negara Ritel Tahun 2013 Seri SR-005 antara BSB dengan Perseroan No. PKS.113/DKKM III/II/2013 dan No. 010/DVPP/BSB-JKT/II/2013 tanggal 5 Februari BSB menunjuk Perseroan sebagai Bank Kustodian untuk menyimpan dan mengadministrasikan SR-005 milik investor investor yang membeli Sukuk Negara Ritel yang dibeli melalui BSB. Biaya penyimpanan adalah sebesar 0,025% pa. dari jumlah Sukuk Negara Ritel yang disimpan, minimum sebesar Rp per bulan untuk perserorangan dan Rp per bulan untuk badan usaha atau institusi. Jangka waktu perjanjian ini adalah sampai dengan 27 Februari 2016; d. Perjanjian Kerjasama Penggunaan ATM dan Pengelolaan Kartu/PIN antara Perseroan dan BSB No. PKS.412A/DIR-DMKN/XII/2008 dan No. 008/Diret/BSB-JKT/XII/2008 tanggal 17 Desember 2008 sebagaimana diubah dengan Addendum I Perjanjian Kerjasama Pengunaan Jaringan ATM No. 004/DIR-ADD/KP-JKT/VII/2013 dan No. ADD.1182A/DMPN/VII/2013 tanggal 10 Juli Berdasarkan Perjanjian ini Perseroan mengadakan kerjasama dengan BSB dimana Perseroan memberikan izin pemanfaatan jaringan ATM milik Perseroan yang digunakan oleh nasabah milik BSB sesuai dengan ketentuan dan syarat dalam Perjanjian ini, dan atas permintaan BSB maka Perseroan setuju untuk membantu dalam hal pengelolaan kartu, percetakan kartu dan percetakan PIN yang akan digunakan nasabah BSB untuk melakukan transaksi di jaringan ATM. Jangka waktu Perjanjian ini adalah sampai tanggal 10 Juli 2015; e. Perjanjian Kerjasama Delivery Channel antara BSB dengan Perseroan No. 033/DIR-PKS/KP-JKT/VII/2011 dan PKS.929/DIR- DPEL/VII/2011 tanggal 20 Juli 2011 sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir kali berdasarkan Addendum II Perjanjian Kerjasama Delivery Channel No. ADD.1247B/DOJD/VII/2013 dan No. 45/DIR-ADD/KP-JKT/II/2013 tanggal 19 Juli Berdasarkan Perjanjian ini maka Perseroan melakukan aktivitas/penjualan produk/jasa perbankan milik BSB kepada masyarakat untuk dan atas nama BSB yang meliputi pembukaan dan/atau penutupan rekening giro, pembukaan dan/atau penutupan rekening tabungan, pembukaan dan/atai penutupan rekening deposito, transaksi penyetoran, penarikan, pemindahbukuan produk simpan syariah secara real time online, penyerdiaan kartu ATM dan PIN ATM, percetakan buku tabungan, aktifitas Cek dan bilyet giro, dan transfer dan krilirng di 77 kantor Perseroan. Biaya pembukaan rekening tabungan, giro dan deposito adalah sebesar Rp.7.500,- per rekening, setiap transaksi online di teller yaitu setor, tarik dan pemindahbukuan dikenakan biaya sebesar Rp per transaksi dan setiap pemanfaatan ruang akan dikenakan sharing biaya. Jangka waktu Perjanjian ini adalah sampai tanggal 19 Juli Tidak ada satupun dari perjanjian sebagaimana disebutkan di atas yang dapat menghalangi Perseroan untuk dapat melaksanakan Penawaran Umum Berkelanjutan Tahap I. Pada saat Prospektus ini diterbitkan, seluruh perjanjian sebagaimana disebutkan di atas masih berlaku dan mengikat Perseroan. 12. PERJANJIAN PENTING DENGAN PIHAK KETIGA Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan juga telah melakukan sejumlah transaksi dengan pihak ketiga sebagaimana dirinci dibawah ini, dan diperkirakan Perseroan akan melakukan transaksi-transaksi serupa di masa yang akan datang. Perjanjian penting dengan pihak ketiga tersebut antara lain adalah: a. Perjanjian Kerjasama Pendanaan dengan Pemerintah Republik Indonesia sehubungan dengan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi No. PKP-04/KKP-E/DP3/2007 sebagaimana diubah terakhir kali dengan Perubahan No. AMA-04/PKP-04/KKP-E/DSMI/2014 tanggal 22 September Dalam perjanjian ini Perseroan sebagai Bank Pelaksana Kredit Ketahanan Pangan dan Energi kepada Menteri Keuangan bersedia dan sanggup untuk menyediakan dana dalam rangka Pendanaan Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E), dengan jumlah baki debet (outstanding) dari waktu ke waktu setinggi-tingginya sebesar Rp (Enam Ratus Lima Puluh Sembilan Miliar Rupiah). Perjanjian ini akan berakhir setelah seluruh kewajiban selesai dilaksanakan atau apabila salah satu Pihak menginginkan Perjanjian ini diakhiri. 85

108 b. Perjanjian dengan Agence Française De Developpement No. PKS.157 A/DIR-DPIN/II/2014 tanggal 11 Februari Dalam Perjanjian ini Agence Française De Developpement memberikan fasilitas kredit kepada Perseroan sejumlah USD50,000,000 dikenakan bunga dengan tingkat suku bunga mengambang, namun dengan batasan yaitu tidak lebih tinggi dari 5,87% namun tidak lebih rendah dari 0,25% per tahun. Fasilitas ini digunakan untuk membiayai proyek-proyek energi terbarukan. Untuk angsuran pokok pertama akan jatuh tempo dan dilunasi pada tanggal 11 Agustus 2018 dan untuk pokok terakhir akan jatuh tempo dan dilunasi pada tanggal 11 Februari c. Nota Kesepahaman Bersama (Memorandum of Understanding) antara Departemen Keuangan Republik Indonesia, Departemen Pertanian Republik Indonesia, Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Departemen Perindustrian Republik Indonesia dan Kementerian Negara Koperasi dan UKM Republik Indonesia dengan Perusahaan Umum (Perum) Sarana Pengembangan Usaha, PT (Persero) Asuransi Kredit Indonesia dan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk, PT Bank Bukopin Tbk dan PT Bank Syariah Mandiri Tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi No. Mou-756/MK/2007, 241/KU.310/M/10/2007, SKB.3/MENHUT-V/2007, 03/MEN-KP/KB/X/2007, 927/M.IND/10/2007, 03/NK/M.KUKM/X/2007, 23/Sarana/X/2007, 17/MOU/X/Askrindo/2007, B.543/DIR/PRG/X/2007 BRI, DIR/042/X/2007, DIR.MOU/024/2007, 06/MoU/DIR-BTN/2007, MOU-214/DIR/DMKK/X/2007 dan 9/014-MOU/DIR BU tanggal 9 Oktober 2007, sebagaimana diubah terakhir dengan Addendum IV Nota Kesepahaman Bersama (memorandum of understanding) Tentang Penjaminan Kredit/Pembiayaan Kepada Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi No.MOU-4.1/MK.05/2012, 005/MOU/KU.00/M/7/2012, NK.01/MENHUT/4/2012, 03/MEN-KP/KB/IV/2012, 35.1/M.IND/I/2012, 01/NKB/M.KUKM/I/2012, 2/JAMKRINDO/I/2012, 01/MOU/I/ASK/2012, B 110/DIR/PRG/02/2012, DIR/MOU/002/2012, DIR.MOU/03/2012, 03/Add/MoU/DIR/2012, Add.018A/DIR-DPKM/I/2012, dan 14/004-MOU/DIR BSM/2012 tanggal 10 Januari Dalam perjanjian ini Perseroan memberikan Kredit/Pembiayaan Kredit Usaha Rakyat dengan jumlah setinggi-tingginya Rp (Dua Puluh Juta Rupiah) kepada setiap UMK-MK baik secara langsung (direct) yang dijamin oleh Perum dan Askrindo dengan suku bunga/bagi hasil maksimal sebesar/setara 22% efektif per tahun. Kredit/pembiayaan yang dapat disalurkan oleh Perseroan kepada setiap Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi (UMKMK) yang dijamin oleh Perum dan Askrindo adalah kredit/pembiayaan atau diberikan kepada Debitur Baru dan bukan kepada Debitur yang sedang menerima kredit/pembiayaan dari perbankan yang dibuktikan dengan hasil Bank Indonesia Checking pada saat permohonan Kredit/Pembiayaan diajukan. Nota Kesepahaman Bersama ini mulai berlaku sejak 1 Februari 2012 dan diakhiri atas dasar kesepakatan para pihak. d. Perjanjian Kerjasama Penjamin Bank Garansi dengan PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo) No.005/PKS/ASK/DIR/VIII/2007 dan PKS.158/DIR-DMKK/VIII/2007 pada tanggal 10 agustus 2007 sebagaimana diubah terakhir kali dengan Pembaruan III Perjanjian Penjaminan Bank Garansi No. PKS.009B/DIR-DPPK/I/2015 dan No. 001/PKS/ASK/DIR/I/2015 pada tanggal 13 Januari Dalam perjanjian ini Askrindo dan kantor cabangnya membuka rekening giro pada kantor pusat atau kantor cabang Perseroan. Besarnya pembayaran Klaim Kontra Bank garansi yang harus dibayar lunas seketika oleh PT Askrindo kepada Perseroan sebesar 100% dari nilai Bank Garansi yang diterbitkan oleh Perseroan. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak ditandatanganinya oleh kedua belah pihak yaitu sampai dengan tanggal 12 Januari 2020 dan dapat diperpanjang berdasarkan persetujuan tertulis dari kedua belah pihak. e. Perjanjian Kerjasama Asuransi Kredit dengan PT Askrindo No. 22/PKS/ASK/DIR/V/2012 dan No. PKS.558/DIR-DKK/V2012 tanggal 4 Mei 2012 sebagaimana diubah terakhir kali dengan Addendum I Pembaharuan Perjanjian Kerjasama Asuransi Kredit No. ADD I.22/PKS/ASK/DIR/IX/2014 dan No. ADD.1762/DIR-DPPK/IX/2014 tanggal 10 September Dalam perjanjian ini PT Askrindo menanggung risiko penyaluran Kredit Modal Kerja dan atau Kredit Investasi di sektor konstruksi dan non-konstruksi. Coverage ratio pertanggungan PT Askrindo ialah sebesar 70% dari jumlah kerugian, dan khusus di sektor konstruksi sebesar maksimum 80% dari jumlah kerugian. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun sejak tanggal 4 Mei f. Perjanjian Kerjasama dengan PT PLN (Persero) tentang Penerimaan Pembayaran Tagihan Listrik dan Tagihan Lainnya Secara Terpusat No.078.PJ/040/DIR/2010 dan No.PKS.214/DIR-DJKB/II/2010 tanggal 22 Pebruari 2010 sebagaimana diubah terakhir dengan Perjanjian Kerjasama dengan PT PLN (Persero) tentang Penerimaan Pembayaran Tagihan Listrik dan Tagihan Lainnya Secara Terpusat No PJ/041/DIR/2014 dan No. PKS.1852/DIR-DIDK/XI/2014 tanggal 31 November Perjanjian ini berisi menganai penerimaan pembayaran tagihan listrik dan tagihan lainnya secara terpusat dengan system online realtime menggunakan Jaringan Penghubung, yang meliputi transaksi penerimaan pembayaran tagihan listrik dan tagihan lainnya dari PLN melalui Perseroan yang selanjutnya dilaksanakan penyetoran dana ke account milik PLN. Perjanjian ini berlaku hingga 30 November g. Perjanjian Penjaminan Bank Garansi dengan PT. Jasaraharja Putera No.P/01/I/2010 No. PKS.003/DIR-DPKM/I/2010 tanggal 11 Januari 2010 sebagaimana diubah terakhir kali dengan Pembaharuan I Perjanjian Penjaminan Bank Garansi dengan PT. Jasaraharja Putera No. PKS.005/DIR-DPPK/I/2015 No. P/02/KS/I/2015 tanggal 12 Januari Dalam perjanjian PT. Jasaraharja Putera dan kantor cabangnya membuka rekening giro pada kantor pusat atau kantor cabang perseroan. Besarnya pembayaran Klaim Kontra Bank Garansi yang harus dibayar lunas seketika oleh PT Jasaraharja Putera kepada PT Bank Bukopin yang maksimum sebesar 100% dari nilai Bank garansi yang diterbitkan oleh PT Bank Bukopin. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak ditandatanganinya oleh kedua belah pihak dan dapat diperpanjang berdasarkan persetujuan tertulis dari kedua belah pihak. h. Perjanjian Kerjasama dengan Bulog sehubungan dengan Penyelenggaraan Pembayaran Surat Perintah Pembayaran (SPP) Gabah dan Beras Melalui Fasilitas Perbankan Dengan Sistem Host to Host No. PK-202/DS300/09/2005 dan No. PKS.183/DIR- GLBI/IX/2005 tanggal 2 September Dalam perjanjian ini Perseroan wajib memberikan laporan harian dan bulanan atas transaksi pembayaran SPP kepada Bulog dalam bentuk hardcopy dan melakukan penyesuaian/perubahan aplikasi transaksi 86

109 pembayaran SPP sesuai permintaan tertulis Bulog dan ketentuan yang berlaku. Tidak disebutkan nilai transaksi dalam Perjanjian ini. Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu yang tidak ditentukan terhitung sejak ditandatangani. i. Akta Perjanjian Kerjasama Penerusan Pinjaman (Channeling) No. 30 dengan Koperasi Nusantara sebagaimana diubah terakhir dengan Addendum Kedelapan Perjanjian Kerjasama Penerusan Pinjaman (Channeling) No. 017/Add/KN/HKM/VIII/2013 dan No. ADD/1337/GMBM/VIII/2013. Berdasarkan perjanjian ini, Perseroan menunjuk Koperasi Nusantara sebagai penyalur (chanelling agent) untuk penyaluran kredit pensiunan dengan jumlah maksimum sebesar Rp ,- yang bersifat non revolving. Jangka waktu Perjanjian ini adalah sampai tanggal 19 Juli j. Perjanjian Kerjasama Induk Bancassurance Referral dengan PT AIA Financial No. PKS.1081/DIR-DPPD/VI/2014 dan No. 163/AIA- BB/VI/2014 tanggal 4 Juni Perseroan akan mereferensikan atau merekomendasikan Produk Asuransi milik PT AIA Financial kepada nasabah Perseroan untuk dipasarkan melalui saluran penjualan dan kerjasama ini, dimana Perseroan akan mendapatkan komisi berdasarkan masing-masing Produk Investasi yang berhasil terdebet, Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 5 (lima) tahun sejak ditandatanganinya, dan Para Pihak setuju untuk mengadakan pertemuan 1 (satu) tahun sebelum Perjanjian ini berakhir untuk membicarakan kelanjutan Perjanjian ini. k. Perjanjian Kerjasama dengan Pertamina sehubungan dengan Penarikan Soft Copy Rekening Koran (R/K) Pertamina Electronic Bank Statement (EBS) Dari Perseroan Dalam Format SWIFT MT 940 No. 007/H00000/2009-S4dan No. PKS 082/DIR-DIDK/IV/2009 tanggal 8 April Dalam perjanjian ini Perseroan menyediakan data berupa softcopy R/K yang dapat ditarik oleh Pertamina yang berkaitan dengan seluruh transaksi, baik debet maupun kredit, atas Rekening Penerimaan Unit Operasi Pertamina dan Rekening Pooling Pertamina atas pembayaran hasil penjualan produk Pertamina. Jangka waktu perjanjian ini adalah hingga 8 April Berdasarkan keterangan Perseroan Perjanjian ini sedang dalam perpanjangan. l. Perjanjian Kerjasama dengan Pertamina sehubungan dengan Penerimaan Pembayaran Atas Penjualan Produk Pertamina No. 008/H00000/2009-S4 dan No. PKS 081/DIR-DIDK/IV/2009 tanggal 8 April Dalam perjanjian ini Perseroan menyediakan fasilitas-fasilitas layanan kepada Pertamina diantaranya adalah melakukan penerimaan pembayaran atas hasil penjualan Produk di Rekening Penerimaan Unit Operasi Pertamina dan selanjutnya sistem Perseroan secara otomatis melimpahkan ke Rekening Pooling Pertamina pada hari yang sama. Jangka waktu perjanjian ini adalah hingga 8 April Berdasarkan keterangan Perseroan Perjanjian ini sedang dalam perpanjangan. Tidak ada satupun dari perjanjian-perjanjian sebagaimana disebutkan di atas yang dapat menghalangi Perseroan untuk dapat melaksanakan Penawaran Umum Berkelanjutan Tahap I. Seluruh perjanjian sebagaimana disebutkan di atas masih berlaku dan mengikat Perseroan. 13. PERKARA YANG DIHADAPI OLEH PERSEROAN Perseroan terlibat didalam beberapa perkara baik dalam kedudukannya sebagai Penggugat, Tergugat, Turut Tergugat, Pemohon (misalnya melakukan permohonan kepailitan terhadap nasabah atau permohonan eksekusi terhadap jaminan yang diberikan nasabah) maupun perkara pidana. Jumlah perkara yang melibatkan Perseroan sebagai salah satu pihak yang berperkara adalah 62 (enam puluh dua) perkara yang terdiri dari 49 (empat puluh sembilan) perkara perdata, 2 (dua) perkara kepailitan di mana Perseroan memohonkan kepailitan atas nasabahnya, 2 (dua) perkara pidana, dan 3 (tiga) permohonan eksekusi atas barang jaminan yang diberikan nasabah kepada Perseroan. Atas perkara-perkara yang sedang dihadapi Perseroan tersebut, Perseroan berkeyakinan bahwa apapun hasil keputusan dari perkaraperkara tersebut, tidak akan memiliki dampak material pada kondisi usaha atau keuangan Perseroan. Hingga Prospektus ini disampaikan, tidak terdapat somasi dari pihak ketiga yang berpotensi menjadi perkara terhadap Perseroan. Perseroan menyatakan bahwa seluruh perkara material telah diungkapkan dan tidak ada lagi perkara material yang tidak diungkapkan dalam Prospektus ini. 87

110 VIII. KEGIATAN DAN PROSPEK USAHA PERSEROAN DAN ENTITAS ANAK 1. UMUM Kegiatan usaha perseroan mencakup 3 besar layanan yaitu Kredit, Dana dan produk/layanan yang menghasilkan Fee Based Income (FBI). Kegiatan usaha Kredit terbagi atas Segmen Retail (Mikro, Usaha Kecil, Menengah dan Koperasi (UKMK) dan Konsumer) dan Segmen Komersial. Untuk kegiatan usaha Dana meliputi Segmen Retail dan Komersial. Produk/Layanan yang menghasilkan FBI dilakukan oleh unit bisnis Retail, International Banking, Treasury, Kartu Kredit dan unit Layanan/Operasional. Semua kegiatan usaha Perseroan ini disiapkan dalam rangka untuk melayani kebutuhan nasabah dan dalam rangka pelaksanaan visi dan misi Perseroan. Gambaran atas kegiatan usaha Perseroan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut: Kredit a. Kredit Retail Perseroan mengandalkan Kredit Retail sebagai penggerak dalam kegiatan usaha Perseroan yang terdiri dari kredit Mikro, kredit UKMK dan Kredit Konsumer. Komposisi Kredit Retail ini terus mengalami pertumbuhan sebagai upaya penyeimbangan penyaluran kredit kepada debitur besar. Pola penyaluran berfokus pada bisnis unggulan, proses bisnis yang cepat dan perangkat kredit yang mumpuni. Mikro Kegiatan pembiayaan yang dilakukan dalam mengembangkan usaha mikro dilakukan berdasarkan pendekatan Business to Business (B2B) dan Business to Customer (B2C). Kedua konsep pengembangan tersebut bertujuan untuk memudahkan dalam menjual produk-produk mikro sesuai dengan kebutuhan nasabah di berbagai daerah. Pembiayaan Business to Business diberikan kepada Swamitra sebagai mitra Perseroan dalam mengelola usaha Simpan Pinjam, kepada BPR untuk pembiayaan PNS aktif di lingkungan Pemerintah Daerah/Pemerintah Kota, dan kepada koperasi-koperasi besar sebagai mitra channeling kredit kepada pensiunan. Hal itu dilakukan agar Perseroan tetap dapat melayani nasabah yang tidak terjangkau oleh jaringan Perseroan dan untuk meningkatkan volume kredit secara lebih efektif dan efisien. Pembiayaan Business to Customer (B2C) dilakukan oleh Perseroan dengan memberikan kredit langsung kepada nasabah, seperti kredit Pemilikan Rumah Mikro, Direct Loan (Pinjaman Langsung) dan Kredit Pensiunan Direct. UKMK Perseroan senantiasa meningkatkan kemudahan akses pelayanan perbankan bagi UKMK guna pengembangan usaha mereka melalui Aliansi Strategis yang dimiliki Perseroan dengan Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, BUMN, BUMD, Koperasi, dan Swasta. Kegiatan Aliansi Strategis diharapkan mampu lebih mengoptimalkan hubungan antara UKMK dengan Perseroan melalui perantara pihak ketiga, antara lain dengan melakukan pembiayaan closed system Inti Plasma atau pola Cross Selling atau Value Chain di sektor komoditas pangan maupun segmen bisnis unggulan lainnya mulai dari hulu hingga ke hilir, terutama pada kelapa sawit. Perseroan juga ikut serta sebagai bank pelaksana dalam program-program pemberdayaan UKMK yang dicanangkan oleh Pemerintah seperti Kredit Usaha Rakyat (KUR), Kredit Surat Utang Pemerintah (SU-005), Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) serta KKP-E Tebu Rakyat. Penyaluran Kredit UKMK ini dibatasi untuk plafond kredit maksimal sebesar Rp 30 Miliar dengan harapan untuk penciptaan data based dan penyebaran risiko kredit. Proses bisnis kredit UKMK ini menggunakan SIKT (Sistem Informasi Kredit Terpadu) sebagai alat untuk menetapkan besaran risiko, alat analisa kredit dan penyimpanan data base proses kredit. Semua kantor cabang Perseroan fokus pada penyaluran kredit ini. Konsumer Kredit Konsumer untuk bisnis konsumer lebih ditekankan kepada pembiayaan dengan sumber pengembalian dari fixed income untuk pemenuhan kebutuhan nasabah seperti rumah, kendaraan ataupun untuk keperluan serba guna. Kegiatan bisnis konsumer ini difokuskan pada 3 produk yaitu Produk KPR (Kredit Pemilikan Rumah), KPM (Kredit Pemilikan Mobil) dan KSG (Kredit Serba Guna). Proses bisnis untuk kredit konsumer ini menggunakan sistem ban berjalan (E flow) sebagai jaminan percepatan dan kehandalan pelayanan atas permohonan kredit consumer. Dalam kredit konsumer ini juga terdapat kegiatan yang berhubungan dengan bisnis Kartu Kredit sebagai upaya pelayanan untuk kemudahan transaksi di era globalisasi. b. Kredit Komersial Kredit Komesial bagi Perseroan berfungsi sebagai penyeimbang atas kredit retail. Kredit Komersial difokuskan kepada debitur besar (plafond kredit diatas Rp30 miliar) yang terbukti aman dan mampu memberikan keuntungan bagi Perseroan. Kredit Komersial ini fokus pada kredit modal kerja dan investasi untuk sektor-sektor usaha tertentu yang telah ditentukan. Dana a. Retail Seiring dengan perubahan struktur organisasi, maka segmen bisnis pendanaan UKMK dan Konsumer digabung menjadi segmen bisnis Retail. Perubahan ini membawa dampak positif untuk Perseroan karena memberikan peluang lebih besar bagi tenaga marketing funding. Potensi dan penawaran produk funding tidak hanya diperoleh dari nasabah perorangan, tetapi juga dari nasabah perusahaan (badan usaha). 88

111 Target utama dari kegiatan usaha funding retail adalah memperbesar jumlah nasabah dengan segmen mass affluent (menengah), menciptakan struktur dana dengan komposisi dana murah yang stabil, dan meningkatkan jumlah transaksi. Kegiatan bisnis funding retail juga didukung oleh program-program pemasaran yang dikemas dalam sebuah perencanaan komunikasi pemasaran yang terpadu yang tidak hanya bertujuan penjualan produk namun juga berdampak positif untuk membangun citra perusahaan, b. Komersial Bisnis Dana Komersial diharapkan menjadi salah satu penopang peningkatan sumber dana masyarakat perseroan. Bisnis dana komersial memiliki target market utama perusahaan-perusahaan BUMN dan Swasta nasional. Produk dan layanan yang dijual dikemas dalam sebuah layanan yang terintegrasi seperti cash management. Fee Based Income Kegiatan FBI Perseroan bersumber dari aktivitas public services, trade finance, bank garansi, dan jasa keagenan dengan peningkatan layanan fasilitas E-Banking, cash management, fee kartu kredit, jasa kustodian, jasa manajemen pengelolaan & IT Swamitra dan public utilities. Seiring dengan semakin berkembangnya layanan perbankan, perseroan juga mulai melayani penjualan produk-produk berbasis investasi dan wealth management. Untuk kedepannya, Perseroan berharap layanan produk ini juga bisa memberikan kontribusi positif untuk peningkatan fee-based income Perseroan. 2. PERSAINGAN USAHA Tidak dapat dipungkiri bahwa persaingan usaha pada industri perbankan cukup tinggi mengingat bahwa jumlah bank yang ada di Indonesia saat ini sebanyak 119 bank. Sementara produk dan layanan perbankan semakin berkembang namun relatif identik satu sama lainnya, sehingga market yang ada diperebutkan oleh 119 Bank tersebut. Persaingan juga bertambah kuat dengan hadirnya perbankan asing yang membuka kantornya di Indonesia dan lembaga keuangan sejenis yang memiliki usaha seperti bank. Sekalipun persaingan semakin ketat, Perseroan yakin bahwa dengan produk dan layanan yang dimiliki cukup kompetitif dan akan mampu bersaing pada industri perbankan tersebut. Pada tahun 2014, posisi Perseroan menduduki peringkat ke 15 dari sisi aset, peringkat ke 15 pada sisi kredit, peringkat ke 13 dari sisi DPK dan peringkat ke 20 pada sisi laba (sumber: laporan keuangan publikasi bank umum dari website Bank Indonesia tanggal 31Maret 2015, diolah). Pada periode , Bank Bukopin secara entitas induk (bank only) berhasil mencetak pertumbuhan KYD dan DPK masing-masing sebesar 14,00% dan 16,73% diatas pertumbuhan industri perbankan nasional (Bank Umum) dimana pertumbuhan KYD dan DPK pada periode tercatat masing-masing sebesar 11,58% dan 12,29% (sumber: data Statistik Perbankan Indonesia Edisi Februari 2015 tanggal 22 April 2015-diolah). Berikut adalah penjelasan terkait persaingan usaha pada setiap unit bisnis Perseroan: Kredit a. Kredit Retail Mikro Bank lain yang menjadi pesaing utama dalam usaha mikro adalah BRI, Bank Danamon, Bank BTPN, Bank CIMB Niaga, dan Bank Jabar Banten. Untuk meningkatkan daya saing, Perseroan senantiasa meningkatkan kompetensi di dalam pengembangan produk yang inovatif, melakukan kerjasama dengan mitra strategis (seperti Jamsostek, Taspen, Bulog), dan percepatan proses pemberian kredit secara sentralisasi dengan dukungan teknologi. UKMK Pesaing utama yang dihadapi Perseroan dalam segmen bisnis retail (UKMK) antara lain adalah Bank OCBC NISP, Bank UOB Buana, Bank Panin, Bank BII dan Bank Mega. Dalam bisnis Usaha Kecil dan Menengah (UKM), Perseroan berkompetisi dalam hal jaringan distribusi, hubungan dengan nasabah, keahlian industri, dan kemampuan untuk memberikan produk yang sesuai dengan kebutuhan nasabah. Konsumer Dalam usaha retail (konsumer), kompetitor utama Perseroan adalah Bank OCBC NISP, Bank Mega, Bank Permata, Bank CIMB Niaga, Bank Panin, dan Bank Jabar Banten. Pesaing Perseroan telah menjalankan bisnis di sektor ini lebih lama dibandingkan Perseroan yang relatif baru dalam melayani nasabah konsumer. Dengan dukungan teknologi dan jaringan distribusi yang luas, Perseroan dapat berkompetisi dengan bank pesaing lainnya dalam hal pemberian suku bunga (atas kredit dan simpanan konsumer), fees (biaya), produk, dan pelayanan melalui jaringan lokasi kantor cabang, ATM, SMS Banking dan Internet Banking. Selain itu, Perseroan juga berkompetisi dalam mendistribusikan kredit konsumer melalui kartu kredit dan kredit konsumsi dengan membangun relasi dengan agen real estate, pengembang, leasing dan dealer terkemuka 89

112 b. Kredit Komersial Dalam usaha komersial, kompetitor utama Perseroan adalah bank pemerintah dan bank swasta yang besar seperti Bank Mandiri, BRI, BNI dan BCA. Bank-bank besar tersebut telah menjadi market leaders di dalam pemberian kredit komersial dan telah berpengalaman dalam melaksanakan aktivitasnya, sehingga tantangan yang dihadapi Perseroan adalah berkompetisi dalam memperebutkan pangsa pasar. Sekalipun demikian, dengan pengalaman SDM prasarana serta mutu pengendalian yang dimiliki, Perseroan khususnya usaha komersial merasa optimis dapat bersaing dalam merebut pangsa pasar tersebut. Dana Dalam menjalankan bisnis dana, yang menjadi pesaing utama Perseroan baik dalam usaha retail maupun komersial adalah adalah bankbank pemerintah dan beberapa bank swasta yaitu Bank Mandiri, BRI, BTN, Bank OCBC NISP, Bank UOB Buana, Bank Panin, dan Bank Mega. Persaingan tidak hanya terjadi pada terobosan produk tetapi juga pada progam-program pemasaran yang ditawarkan. Perseroan tetap yakin mampu bersaing dengan mengedepankan produk dan layanan yang terintegrasi dan kemasan program pemasaran yang menarik. Fee Based Income Perseroan berkompetisi dengan bank pemerintah dan bank swasta besar dalam menyediakan layanan berbasis fee seperti cash management, trade finance, forex line, Bank Garansi, L/C, SKBDN, Electronic Data Capture (EDC) Mini ATM dan jasa keagenan dengan meningkatkan layanan fasilitas E-Banking, kartu kredit, jasa kustodian, dan public utilities. Selain itu, Perseroan juga mulai mengembangkan layanan penjualan produk-produk berbasis wealth management. Saat ini Perseroan terus mengembangkan layanan berbasis fee dan strategi pemasaran yang lebih baik. Perseroan pada dasarnya berkompetisi dalam mempererat hubungan dengan nasabah, kemampuan memberikan produk yang berbasis teknologi, dan keahlian dalam mendistribusikan produk-produk ini kepada nasabah. 3. PROSPEK USAHA Kredit a. Kredit Retail Mikro Sesuai dengan misi untuk berperan dalam pengembangan usaha mikro dan UKMK yang berdaya saing, Perseroan akan terus meningkatkan kontribusi dalam penanganan sektor mikro, baik melalui pembinaan terhadap mitra-mitra binaan maupun melalui pembiayaan yang diberikan. Agar pencapaian target sektor mikro menjadi lebih efektif, Perseroan mengarahkan pembiayaan sektor mikro kepada pelaku bisnis mikro yang menjadi mata rantai dari suatu siklus bisnis (supply demand chain) dimana sebelumnya Perseroan telah melakukan kerjasama dengan pelaku bisnis intinya melalui pengembangan sentra-sentra komoditas unggulan. Selain itu Perseroan juga melakukan aliansi strategis dengan institusi-institusi lain yang memiliki akses pada pendanaan maupun pembiayaan guna secara bersama-sama mengembangkan sektor mikro. Perseroan berupaya menjadi pemain utama untuk Perbankan Mikro dengan mengandalkan model pemasaran produk mikro berbasis mapping potensi, tingkat kompetisi dan kompetensi di masing-masing jaringan Perseroan. UKMK Kredit UKMK akan tetap menjadi peluang pasar yang menjanjikan untuk kedepannya mengingat jumlah pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (retail) sudah berjumlah 56,6 juta pelaku, di mana hanya 17% dari pelaku ini yang sudah mendapatkan akses perbankan. Kondisi ini juga didukung oleh kebijakan Pemerintah yang mendorong untuk pembudidayaan sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM). Usaha ini semakin menjanjikan, mengingat bahwa sektor retail sudah terbukti cukup tangguh dalam menghadapi dinamika perubahan ekonomi mikro maupun makro. Secara internal, Perseroan terus berperan aktif dalam mengembangkan proses bisnis kredit retail UKMK untuk memenuhi misi Perseroan yaitu untuk berperan aktif dalam mengembangkan Usaha Menengah, Kecil dan Mikro yang berdaya saing. Sering dilibatkannya Perseroan dalam penyaluran kredit kepada UKMK oleh Pemerintah semakin meningkatkan prospek usaha ini bagi Perseroan. Konsumer Sekalipun tengah dibayang-bayangi oleh kenaikan bahan bakar minyak, listrik dan kebutuhan pokok masyarakat, kredit konsumer masih menunjukkan tren yang positif walaupun mulai melambat. Namun mengingat bahwa kredit konsumer ini merupakan kebutuhan mendasar bagi masyarakat seperti KPR dan kebutuhan lainnya maka kencenderungan pertumbuhannya masih akan cukup tinggi seiring dengan kenaikan jumlah golongan menengah di Indonesia. Pembuatan program khusus terkait dengan Kredit Pemilikan Rumah, Kredit Pemilikan Mobil, Kredit Serba Guna, dan Kartu Kredit masih menjadi magnet tersendiri bagi pertumbuhan kredit konsumer ini yang didukung oleh pola hidup masyarakat Indonesia yang cenderung konsumtif. 90

113 b. Kredit Komersial Sehubungan dengan upaya Pemerintah untuk terus melakukan pembangunan infrastruktur dan prasarana lainnya memberikan peluang bagi bisnis komersial untuk melakukan pembiayaan. Indonesia masih membutuhkan infrastruktur diantaranya jalan tol, jembatan layang, jalan, pembangkit listrik, pembangunan pabrik berkapasitas besar, irigasi, perumahan, sarana akomodasi, dan sebagainya. Sektor lain dengan kapasitas besar seperti pendidikan, kesehatan, agribisnis, otomotif juga menjadi konsen Pemerintah untuk terus ditingkatkan dalam rangka meningkatkan hajat hidup masyarakat. Dana Pembangunan Indonesia Bagian Timur juga menjadi bagian dari prospek usaha ini dimana pelaksanaannya membutuhkan kerjasama dengan pihak perbankan. Perseroan senantiasa mengupdate perkembangan proyek infrastruktur ini dan melakukan pembiayaan baik melalui pembiayaan tunggal, sindikasi maupun club deal. Dengan adanya pengawasan yang ketat dari OJK mengenai penerapan dan pembatasan maksimal suku bunga simpanan, Perseroan melihat peluang yang lebih sehat dari persaingan. Bank-bank di Indonesia secara bertahap akan mengurangi strategi pricing sebagai senjata utama dan beralih menjadi persaingan yang berbasis layanan. Dengan seluruh infrastruktur layanan yang dimiliki, Perseroan optimis bahwa potensi simpanan masyarakat akan tumbuh sesuai dengan yang diharapkan. Potensi nasabah kelas menengah yang diperkirakan mencapai separuh dari jumlah nasabah perbankan dan terus tumbuh rata-rata 10%- 15% juga menjadi acuan bahwa masih ada potensi yang bisa dimaksimalkan melalui produk dan layanan yang terintegrasi. Tumbuhnya industri keuangan non perbankan seperti asuransi dan asset management untuk menggarap potensi nasabah kelas menengah juga menjadi salah satu indikator bahwa potensi simpanan masyarakat masih terus berkembang. Fee Based Income Keinginan masyarakat untuk bertransaksi dengan mudah, aman dan nyaman yang didukung oleh perkembangan teknologi saat ini, menjadi prospek usaha tersendiri untuk pengembangan layanan berbasis fee khususnya perbankan transaksional seperti layanan SMS banking, internet banking, kartu kredit, layanan public utilities seperti pembayaran tagihan listrik, air, telepon, telepon selular dan sejenisnya, Disisi lain kebutuhan pelaku usaha dalam bentuk non cash loan seperti bank garansi, trade finance, L/C, SKBDN, forex line merupakan layanan yang saat ini menunjukkan kecenderungan yang meningkat seiring dengan banyaknya transaksi yang mensyaratkan adanya fasilitas non cash loan ini. Dari sisi keragaman produk yang dijual di industri keuangan, pertumbuhan industri layanan keuangan berbasis investasi seperti produkproduk unit link dan reksadana juga menjadi salah satu dasar pertimbangan perseroan mulai mengembangkan bisnisnya disektor ini. 4. KEUNGGULAN BERSAING Pengalaman dan kompetensi di sektor Retail (Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi) Sejak awal pendiriannya Perseroan berkomitmen sebagai bank yang one-stop service bagi segmen Usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi. Dalam hal mambantu akses permodalan bagi UMKMK, Perseroan banyak mendukung program-program Pemerintah dan lembaga-lembaga yang terkait dengan Pemerintah, antara lain dalam hal penyaluran kredit pada Usaha Mikro dan UKMK baik dengan sumber dana Perseroan maupun dukungan pendanaan dari Pemerintah. Selain sebagai Bank Pelaksana atas program-program pemerintah atau lembaga terkait pemerintah, Perseroan juga aktif melakukan sinergi antara segmen UMKMK dengan BUMN atau perusahaan swasta besar dalam pemberian kredit kepada rekanan dari hulu ke hilir. Dalam hal produk simpanan, Perseroan juga memiliki produk simpanan yang dapat melayani segmen UMKMK seperti tabungan untuk nasabah badan usaha, tabungan bisnis dan giro untuk kenyamanan transaksi usaha. Dalam melayani bisnis mikro, Perseroan telah mengembangkan konsep kerjasama kemitraan dengan Koperasi yang disebut Swamitra maupun langsung melayani bisnis mikro dengan direct loan. Untuk meningkatkan akselerasi pembiayaan pada bisnis mikro, Perseroan juga melakukan aliansi strategis dengan berbagai institusi yang bergerak di bidang pembiayaan mikro dengan penyaluran kredit pensiunan. Jumlah kredit yang disalurkan Perseroan ke sektor Mikro dan UKMK mengalami peningkatan dari peningkatan dari Rp miliar pada 31 Desember 2010 serta Rp miliar 31 Desember 2011 menjadi Rp miliar pada 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada 31 Desember 2013, dan mencapai Rp miliar pada 31 Desember Portofolio bisnis di sektor komoditas strategis Dalam portofolio pembiayaan, Perseroan telah berpengalaman dalam pembiayaan komoditas startegis untuk menunjang ketahanan pangan diantaranya komoditas gabah, beras, kelapa sawit, dan tebu (gula). Penyaluran pembiayaan untuk pengadaan dan penyaluran gabah, beras dan gula sudah dimulai sejak tahun 1999 dan masih terus dikembangkan hingga saat ini. Pengelolaan pembiayaan untuk penyaluran dan pengadaan gabah dan beras dilakukan mulai dari hulu sampai dengan hilir, mulai dari on farm (budidaya) sampai dengan off farm (perdagangan). Penyaluran dan pengadaan gabah dan beras ini bekerjasama dengan strategic partner Perseroan yaitu Bulog dengan pembiayaan sebesar Rp2.132 miliar pada bulan Desember Pembiayaan ini memiliki ATMR nol karena dijamin oleh Pemerintah sehingga sangat aman. Besarnya pembiayaan untuk penyaluran dan pengadaan gabah dan beras ini berfluktuatif mengikuti master budget yang ditetapkan oleh Pemerintah dan musim produksi komoditas tersebut. Dalam pelaksanaannya 91

114 bahwa penyaluran kredit untuk komoditas beras dan gabah ini terus diimbangi dengan penyaluran kredit pada segmen retail untuk mencapai keseimbangan dari sisi risiko, konsentrasi kredit dan NIM Perseroaqn. Disamping itu, Perseroan juga membiayai pengadaan gula, dengan memberikan fasilitas kredit modal kerja pembelian gula lokal dan gula impor serta peremajaan mesin produksi pabrik gula dengan total pembiayaan pada posisi 31 Desember 2014 sebesar Rp1.543 miliar. Jaringan yang luas Sampai dengan 31 Maret 2015, Perseroan memiliki 433 jaringan kantor yang tersebar di 22 propinsi dan daerah istimewa di seluruh Indonesia yang terdiri dari 40 kantor cabang, 121 kantor cabang pembantu, 86 kantor fungsional, 146 kantor kas, 38 payment point, 8 pick up service dan 655 ATM. Selain itu Perseroan juga melakukan kerjasama Payment Point Online Banking (PPOB) yang merupakan bentuk kerjasama Perseroan dengan Pihak Ketiga dalam bidang penerimaan tagihan dan pembayaran jasa layanan publik (listrik, telepon, air), yang sampai dengan 31 Desember 2014 lebih dari titik kerjasama pembayaran. Perseroan juga melakukan kerjasama pengelolaan jaringan microbanking Swamitra yang merupakan program kerjasama kemitraan Perseroan dengan koperasi, yang sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 Perseroan telah memiliki 670 mitra dan Perseroan juga menyediakan layanan melalui electronic channel yaitu internet banking, sms banking, dan phone banking.perseroan akan membuka lebih dari 400 outlet meeting point untuk menunjang bisnis dan kemudahan pelayanan kepada para pensiunan PNS, TNI, Polri dan BUMN/BUMD. Dengan jaringan usaha yang luas ini, Perseroan memiliki akses dalam memberikan layanan kepada basis nasabah yang beragam secara efisien. Perseroan berkeyakinan bahwa jaringan outlet memberikan manfaat dalam bersaing untuk memperoleh nasabah. Perseroan juga telah menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang memungkinkan nasabah untuk melakukan akses di lebih dari ATM di seluruh Indonesia. Teknologi informasi yang handal Perseroan memiliki layanan dan infrastruktur Teknologi Informasi (TI) yang kuat dan handal untuk dapat bersaing dengan kompetitornya, dimana Perseroan merupakan satu diantara 2 bank nasional yang mendapatkan sertifikasi internasional yaitu ISO di bidang Manajemen Keamanan Informasi (ISMS). Perseroan telah menerapkan Manajemen layanan TI (ITSM) sehingga dapat menawarkan layanan perbankan yang fleksibel secara cepat sesuai dengan kebutuhan nasabah. Infrastruktur TI yang kuat didukung dengan kesiapan multi layer back-up dengan menerapkan sistem mirroring (high availability dan Data Recovery Center) yang terkini. Perseroan memiliki database yang mendukung dan memberikan update tentang pengelolaan manajemen risiko Perseroan secara online. Pelayanan yang memuaskan dan dapat diandalkan Pelayanan yang memuaskan yang diberikan oleh Perseroan dan dapat diandalkan yaitu SDM yang terlatih dan siap menghadapi perubahan kebutuhan nasabah. Perseroan berhasil mempertahankan peringkat 5 terbaik dalam Survey Kepuasan Nasabah Perbankan oleh ISMS Universitas Trisakti dan Majalah Infobank selama 4 tahun berturut-turut. 5. STRATEGI USAHA Strategi pertumbuhan usaha Perseroan adalah mendayagunakan keunggulan bersaing yang dimiliki, dengan strategi utama Perseroan sebagai berikut: a. Fokus Pada Segmen Bisnis Pilihan Untuk Lending, pembiayaan difokuskan pada segmen tertentu yang terbukti aman, berpotensi dan memberikan margin besar bagi Perseroan dengan ditetapkannya 12 Bisnis Unggulan untuk bisnis retail, 4 segmen pembiayaan untuk bisnis komersial, target market kelas menengah untuk kredit konsumer dan para pensiunan untuk bisnis mikro. Dari sisi Funding, strategi Perseroan difokuskan pada target market pada kelas mass affluent retail dan korporasi. Segmen bisnis untuk peningkatan Fee Based Income difokuskan pada pemegang Kartu Kredit, layanan public services, treasury, micro banking dan bank garansi b. Pengembangan Produk Produk kredit diarahkan untuk memenuhi kebutuhan pelaku usaha pada segmen pilihan dengan produk yang berbasis project, distribusi, transksi dan konsumsi. Pengembangan produk Funding diarahkan pada produk-produk Saving Account dengan program Saving Award, Time Deposit dan Merdeka Current Account. Dari sisi Fee Based, pengembangan produk diarahkan kepada peningkatan pemegang kartu berbasis komunitas, penciptaan billing system, Forex transaction, mutual fund dan program best transaction reward. 92

115 c. Pengembangan Jaringan Distribusi Untuk memperluas distribusi produk/layanan Perseroan akan meningkatkan jumlah dan kualitas outlet dan optimalisasi untuk kredit consumer dilakukan melalui optimalisasi produk kartu kredit. Penetrasi untuk peningkatan Funding dilakukan melalui jalur distribusi outlet, E-Banking, E-Money dan Branchless Banking. Sedangkan peningkatan Fee Based dilakukan melalui jaringan PPOB, E-Banking dan merchants yang telah bekerjasama. d. Optimalisasi dan Monitoring Bisnis Proses Untuk menjaga optimalisasi proses bisnis dilakukan dengan melakukan monitoring sales activity melalui system actlink, pemberian reward system kepada tenaga marketing dan administrasi laporan pembinaan dan kunjungan nasabah. e. Melanjutkan perbaikan sistem dan pengendalian manajemen risiko Perseroan melakukan penerapan manajemen risiko yang berpedoman pada ketentuan BI serta mengacu pada best practice penerapan manajemen risiko di perbankan internasional, seperti penerapan Basel II yang telah mulai diterapkan secara bertahap dan persiapan implementasi Basel III. 6. KEGIATAN USAHA Perseroan melakukan kegiatan usaha berupa penghimpunan dana dan penyaluran kredit serta peningkatan penyediaan jasa perbankan melalui pengembangan produk dan layanan yang customer oriented. a. Penghimpunan Dana Untuk meningkatkan daya saing dalam penghimpunan sumber dana, Perseroan mengembangkan produk sesuai dengan kebutuhan target pasar dan nasabah yang bertujuan untuk memberikan layanan yang terbaik. Pengembangan produk dan jasa ini didukung olehsistem teknologi terkini sehingga memungkinkan para nasabah untuk melakukan transaksi secara real-time online dari seluruh outlet serta melaksanakan funding program. Untuk memenuhi kebutuhan nasabah akan layanan jasa keuangan, Perseroan mengembangkan produk penghimpunan dana baik untuk perorangan maupun badan usaha, yang dapat melayani keinginan nasabah dalam pengelolaan dananya oleh Bank. Adapun produk penghimpunan dana yang disediakan oleh Perseroan adalah sebagai berikut: Giro Produk giro yang disediakan oleh Perseroan tersedia dalam mata uang Rupiah dan mata uang asing. Hal ini merupakan upaya Perseroan untuk dapat menjangkau nasabah-nasabah, baik perorangan maupun badan usaha yang bertransaksi dalam varian mata uang. Perseroan menciptakan layanan inovatif yang menghubungkan dengan transaksi via giro, antara lain melalui fasilitas SiAgamatic yaitu suatu fasilitas pemindahbukuan secara otomatis dari rekening giro ke rekening tabungan atau sebaliknya. Dengan menggunakan fasilitas SiAgamatic ini dana nasabah menjadi semakin optimal dan memberikan kemudahan dan keleluasaan kepada nasabah dalam aktivitas transaksionalnya dengan pihak lain. Untuk mengoptimalkan penjualan produk Giro, perseroan juga mengembangkan layanan Bukopin Cash Management, yang memungkinkan nasabah untuk melakukan pemantauan transaksi perbankan dan pengelolaan aktivitas kas secara real timeonline langsung dari lokasi nasabah. Produk ini memberikan tambahan kemudahan bagi nasabah dan entitas anak serta cabangcabangnya dalam proses pengawasan terhadap kegiatan operasional perusahaan secara terpusat. Dengan produk ini nasabah juga dapat secara efektif mengelola dana kas perusahaan guna memperoleh return yang maksimum. Layanan cash management untuk pertama kalinya diperkenalkan pada tahun Bukopin Cash Management merupakan salah satu upaya untuk menghimpun dana murah karena nasabah menggunakan rekening giro dalam aktivitas cash management termasuk sumber fee based income. Konsep one stop banking solution yang diberikan oleh layanan Bukopin Cash Management diharapkan dapat senantiasa meningkatkan loyalitas nasabah. Layanan turunan dari produk giro yang dapat digunakan oleh nasabah yang memiliki skala usaha yang cukup besar guna memudahkan pemantauan transaksi bisnisnya, adalah fasilitas Virtual Account, yaitu suatu fasilitas sub rekening dari satu rekening giro yang bertujuan untuk mengakomodir kebutuhan nasabah dalam mengidentifikasi transaksi-transaksi setoran ke rekening nasabah yang bersangkutan. Layanan ini sangat sesuai dengan perusahaan-perusahaan yang memiliki sub bisnis atau sumber penerimaan yang beraneka ragam, antara lain perusahaan pendidikan, perusahaan multifinance dan perusahaan properti. Tabungan Salah satu sumber dana murah yang diperoleh Perseroan dalam penghimpunan dana masyarakat adalah Tabungan. Berbagai produk Tabungan disediakan untuk melayani kebutuhan nasabah, baik yang bertujuan untuk investasi, untuk mengoptimalkan pendapatan bunga tabungan, untuk antisipasi kebutuhan dana yang akan datang, untuk keperluan bisnis maupun untuk keperluan ibadah. 93

116 Untuk produk tabungan SiAga Perseroan menciptakan layanan inovatif yang dihubungkan dengan transaksi via giro, yaitu Tabungan SiAga Badan Usaha yang diperuntukkan untuk Badan Usaha antara lain melalui fasilitas SiAgamatic yaitu suatu fasilitas pemindahbukuan secara otomatis dari rekening giro ke rekening tabungan atau sebaliknya. Layanan SiAgamatic ini memberikan kemudahan dan keleluasaan kepada nasabah dalam aktivitas transaksionalnya dengan pihak lain. Jenis tabungan yang disediakan Perseroan kepada nasabah yaitu: Tabungan SiAga Bukopin. Tabungan yang penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat-syarat tertentu yang telah disepakati, dan tidak dapat ditarik dengan Cek/Bilyet Giro atau setaranya. Tabungan SiAga Bukopin Bisnis (Perorangan dan Badan Usaha). Tabungan yang diperuntukkan bagi perorangan dan badan usaha yang berbadan hukum maupun non badan hukum. Tabungan ini memberikan kemudahan bagi nasabah dalam memantau transaksi-transaksi bisnisnya karena tercetak di dalam buku tabungan. Layanan yang diberikan Perseroan kepada pemegang rekening tabungan bisnis sangat menarik, antara lain adalah tersedianya Kartu ATM, E-banking, dan fasilitas pemindahan dana secara otomatis dari tabungan ke giro atau sebaliknya (SiAgamatic). Tabungan SiAga Bukopin Premium. Tabungan berbunga setara deposito yang memiliki beragam layanan, kemudahan serta keleluasaan. Tabungan SiAga Bukopin Kerjasama. Tabungan yang merupakan jasa pembayaran gaji karyawan perusahaan yang dilakukan secara otomatis oleh sistem Perseroan dengan aman, efektif, tepat dan mudah bagi nasabah. Tabungan Rencana Bukopin. Tabungan yang diperuntukan bagi perorangan guna memenuhi keperluan yang akan datang dengan jumlah setoran tetap setiap bulannya dan hanya dapat diambil pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian. Tabungan SiAga Bukopin Haji. Tabungan yang diperuntukan bagi individu yang akan memenuhi biaya perjalanan ibadah haji atau umrah. Tabungan Sikosi. Simpanan berbentuk tabungan yang ditujukan untuk menunjang mobilisasi dana perkoperasian Indonesia. Tabungan SiAga Pensiunan. Simpanan berbentuk tabungan yang ditujukan untuk menghimpun dana dari para pensiunan termasuk pembayaran uang pensiun. TabunganKu. Simpanan berbentuk tabungan yang merupakan program pemerintah yang ditujukan untuk individu tanpa dikenakan biaya administrasi. Deposito Produk deposito yang dikembangkan Perseroan adalah dalam rangka memenuhi kebutuhan nasabah untuk produk simpanan yang berjangka waktu tertentu dan memberikan tingkat bunga yang lebih menarik dibanding giro dan tabungan. Perseroan menyediakan produk deposito sebagai berikut: Deposito Rupiah. Simpanan dalam Rupiah yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara deposan dengan Perseroan. Deposito Valas. Simpanan dalam valuta asing yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut perjanjian antara deposan dengan Perseroan. Deposito Merdeka. Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu (jatuh tempo) menurut perjanjian antara nasabah dan pihak bank, dengan nilai tambah bebas biaya penalti jika dicairkan sebelum jatuh tempo. Deposit On Call. Simpanan yang penarikannya hanya dapat dilakukan melalui pemberitahuan dalam jangka waktu tertentu terlebih dahulu sesuai kesepakatan antara nasabah dengan bank. Untuk meningkatkan pemahaman masyarakat atas Perseroan, Perseroan secara berkesinambungan melakukan promosi melalui media cetak dan elektronik, direct mail, penyebaran brosur, hanging banner, baliho, poster, direct gift kepada nasabah dan program customer gathering. 94

117 Persentase komponen jumlah simpanan nasabah seperti diuraikan dalam tabel di bawah ini: Keterangan 31 Desember Rp miliar % Rp Rp Rp Rp % % % miliar miliar miliar miliar % Giro , , , , ,6 Tabungan , , , , ,6 Deposito berjangka , , , , ,8 Jumlah , , , , ,0 Jumlah simpanan nasabah meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2014, yang berasal dari peningkatan deposito berjangka dan tabungan, dimana komposisi deposito berjangka meningkat dari 58,4% pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi 62,8% pada tanggal 31 Desember 2014, tabungan meningkat sebesar Rp1.159 Miliar atau 8,1% namun komposisi tabungan menurun dari 16,1% pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi 13,6% pada 31 Desember Peningkatan proporsi deposito berjangka tersebut dipengaruhi antara lain oleh tekanan makro ekonomi tertutama inflasi, fluktuasi komoditas serta fluktuasi nilai tukar terhadap sektor rill sehingga deposan lebih banyak memilih untuk menempatkan kelebihan dana pada Bank khususnya pada produk yang menjanjikan bunga tinggi sebagai alternatif investasi. Selain itu emerging country seperti Indonesia dihadapkan pada pasar yang sensitif terhadap suku bunga sehingga hal tersebut masih menjadi pertimbangan utama bagi sebagian besar deposan industri perbankan Indonesia. Perseroan akan terus meningkatkan peningkatan sumber dana murah dari giro dan tabungan, melalui pengembangan produk yang dilakukan sesuai dengan kebutuhan nasabah, cross selling, peningkatan strategic partnership, pengembangan teknologi informasi, penerapan strategi penjualan yang tepat, dan program komunikasi produk yang dilakukan secara berkesinambungan. Selain itu, Perseroan juga melengkapi produk yang dikembangkan dengan layanan e-channel sehingga memudahkan nasabah dalam bertransaksi. Jumlah simpanan nasabah meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013, yang berasal dari peningkatan giro dan deposito berjangka, dimana komposisi giro dan tabungan meningkat dan cenderung stabil dari 15,6% dan 25,4% pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi 16,1% dan 25,5% pada tanggal 31 Desember 2013, sejalan dengan kebijakan Perseroan dalam meningkatkan sumber dana murah. Jumlah simpanan nasabah meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2011 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012, yang berasal dari peningkatan sumber dana murah, dimana komposisi tabungan meningkat dari 23,2% pada tanggal 31 Desember 2011 menjadi 25,4% pada tanggal 31 Desember 2012, sejalan dengan kebijakan Perseroan dalam meningkatkan sumber dana murah. Jumlah simpanan nasabah meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2011, yang berasal dari peningkatan tabungan dan deposito berjangka, dimana komposisi tabungan dan deposito berjangka meningkat dari masing-masing 22,2% dan 55,0% pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi 23,2% dan 60,0% pada tanggal 31 Desember 2011, seiring dengan langkah Perseroan dalam pengembangan produk, jaringan kantor, promosi yang berkesinambungan serta membaiknya kondisi perekonomian nasional. b. Penyaluran Kredit Perseroan menempatkan dananya terbesar dalam bentuk kredit yang diberikan dan disalurkan pada berbagai sektor ekonomi dengan tetap mempertimbangkan prinsip kehati-hatian sebagai upaya untuk meminimalisasi risiko yang mungkin timbul. 31 Desember Keterangan Rp Rp Rp Rp Rp % % % % % miliar miliar miliar miliar miliar Modal kerja , , , , ,6 Investasi , , , , ,3 Konsumsi , , , , ,8 Program pemerintah 909 3, , , , ,7 Sindikasi 599 2, , , , ,5 Direksi dan karyawan 42 0,1 43 0,1 36 0,1 49 0,1 76 0,1 Bank lain 2 0,0 3 0,0 4 0,0 3 0,0 2 0,0 Jumlah Kredit yang diberikan dan Pembiayaan/Piutang Syariah - Bruto , , , , ,0 Penyisihan kerugian penurunan nilai (775) (897) (936) (798) (919) Jumlah Kredit yang diberikan dan Pembiayaan/Piutang Syariah - Neto Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah - neto meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2014, terutama berasal dari peningkatan kredit yang diberikan untuk modal kerja, kredit investasi dan konsumsi yang diimbangi dengan penurunan kredit program pemerintah dan sindikasi. 95

118 Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah - neto meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2013, terutama berasal dari peningkatan kredit yang diberikan untuk investasi, konsumsi dan program pemerintah yang diimbangi dengan penurunan kredit modal kerja. Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah - neto meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2011 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2012, terutama berasal dari peningkatan kredit yang diberikan untuk modal kerja, investasi, dan konsumsi. Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah - neto meningkat dari Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2010 menjadi Rp miliar pada tanggal 31 Desember 2011, terutama berasal dari peningkatan kredit yang diberikan untuk modal kerja, investasi, konsumsi, dan sindikasi. Sebagian besar komposisi kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah adalah untuk modal kerja. Pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010, komposisi kredit modal kerja terhadap jumlah kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah mencapai 46,6%, 44,8%, 52,2%, 55,8%, dan 60,9% Guna memberikan solusi kepada nasabah akan kebutuhan dana baik untuk usaha maupun konsumsi, Perseroan mengembangkan produk kredit baik untuk perorangan maupun badan usaha antara lain: 1. Kredit Modal Kerja Merupakan fasilitas kredit jangka pendek yangdiberikan untuk membiayai kebutuhan modal kerjadebitur dengan jangka waktu pengembalian maksimal1 (satu) tahun. Fasilitas ini membantu nasabah dalam memperbaiki likuiditas memenuhi kebutuhan danadalam rangka menunaikan kewajibannya dan/ataumenjalankan operasional harian perusahaan dalamwaktu dekat. 2. Kredit Investasi Merupakan fasilitas kredit jangka menengah dan jangka panjang yang diberikan kepada debitur guna membiayai pengadaan aktiva tetap/sarana ataupun pembangunan suatu proyek yang dapat menunjang kelancaran usaha, mengolah/menghasilkan suatu barang atau jasa, dan pengembalian kredit tersebut berasal dari operasionalisasi dan/atau komersialisasi proyek tersebut dengan jangka waktu pengembalian antara 3-10 tahun. 3. Kredit usaha lainnya yang dibuat dalam beberapa skim kredit tersendiri, meliputi : (i) Kredit Dalam Rangka Kerjasama dengan Hiswana Migas.Kredit ini melayani pembiayaan modal kerja dan Investasi SPBU khususnya bagi anggota Hiswana Migas (Himpunan Pengusaha Swasta Minyak dan Gas). Diluar SPBU, skim ini juga memberikan pembiayaan kepada transportasi terkait dengan distribusi BBM/BBG. (ii) Kredit Pengadaan Gabah-Beras kepada Divre/Subdivre Perum Bulog.Kredit ini diberikan Perseroan kepada Divisi Regional atau Sub Divisi Regional Perum Bulog dalam bentuk modal kerja untuk pengadaan gabah/beras. (iii) Kredit Pembelian Kendaraan Usaha. Kredit yang diberikan Perseroan kepada perorangan atau badan usaha atau badan hukum yang direkomendasikan oleh dealer berdasarkan permohonan kredit, untuk pembelian kendaraan dengan nomor polisi plat hitam yang digunakan untuk usaha atau mendukung usaha yang bukan untuk angkutan penumpang umum. (iv) Skim Bank Garansi-Khusus. Fasilitas yang diberikan Perseroan dengan menerbitkan bank garansi atas permintaan tertulis dari kontraktor rekanan pemerintah yang ditujukan untuk menjamin pembayaran sebagian atau keseluruhan atas pembayaran yang diterima oleh kontraktor dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN), sesuai dengan kontrak kerja atau surat perjanjian pembayaran yang telah disepakati oleh kontraktor dengan KPPN. (v) Penjaminan Bank Garansi melalui Perusahaan Penjamin.Kerjasama yang dilakukan antara Perseroan dengan Perusahaan Penjamin yaitu PT. Asuransi Kredit Indonesia (Persero) (PT. Askrindo) dan PT. Jasaraharja Putera, dengan memberikan penjaminan (Kontra) atas Bank Garansi yang diterbitkan oleh Perseroan kepada nasabah, antara lain untuk bid bond, performance bond, Payment Bond, Maintenance Bond, Shipping Bond, dan Bank Garansi Khusus. 4. Kredit Program yang Terkait Pemerintah atau Lembaga Lainnya: (i) Kredit Usaha Rakyat (KUR). Perseroan bekerjasama dengan Pelaksana Teknis Program (Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perindustrian, Kementerian Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, dan Kementerian Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah) dan Perusahaan Penjamin (PT Asuransi Kredit Indonesia dan Perum Jaminan Kredit Indonesia). Bersama dengan 19 (sembilan belas) Bank Pelaksana KUR lainnya Perseroan memberikan kredit kepada pelaku UMKMK yang layak namun belum bankable, dimana sebagian jaminan dicover oleh Pemerintah melalui Perusahaan Penjamin. 96

119 (ii) Kredit Surat Utang Pemerintah (SU-005). Program kredit ini merupakan kerja sama dengan Kementerian Keuangan untuk menyalurkan kredit yang dibiayai oleh obligasi Pemerintah kepada Usaha Mikro dan Usaha Kecil. (iii) Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E). Program kredit ini merupakan kerja sama dengan Kementerian Pertanian dan Kementerian Keuangan untuk meningkatkan produksi pangan. Dalam program ini, Perseroan memberikan kredit kepada petani untuk membantu pembiayaan produksi pangan bekerja sama dengan asuransi, produsen sarana produksi dan pembeli produk hasil panen. Petani menjual hasil panennya kepada pembeli yang telah disetujui yang akan mengembalikan kredit kepada Perseroan atas nama petani. Kredit dalam program ini diberikan berdasarkan ketentuan komersial, namun untuk meringankan beban petani dan koperasi, Pemerintah memberikan subsidi atas sebagian dari bunga kredit yang dibayarkan langsung kepada Perseroan. (iv) Kredit Pundi. Program ini merupakan kerja sama dengan Yayasan Damandiri yang memberikan pendanaan kepada Perseroan dengan suku bunga lunak dengan syarat dana tersebut disalurkan melalui koperasi dan ditujukan untuk membantu ekonomi rakyat. 5. Kredit Konsumsi: (i) (ii) (iii) Kredit Pemilikan Rumah (KPR).Kredit yang diberikan kepada nasabah perorangan untuk membeli atau merenovasi tempat tinggal (rumah, apartemen dan ruko). Perseroan juga menawarkan kredit pemilikan rumah siap huni dan rumah siap bangun. Kredit Pemilikan Rumah dapat juga digunakan untuk berbagai keperluan lain dengan cara mengagunkan rumah tersebut (KPR Refinancing). Strategi penjualan yang diterapkan adalah dengan bekerjasama dengan para pengembang baik dalam program rumah (landed house) dan apartemen (non landed house). Kredit Mobil Bukopin (KMB).Kredit yang diberikan kepada nasabah perorangan untuk membeli kendaraan baru atau bekas dan dijamin dengan kendaraan yang dibiayai. Untuk menunjang bisnis penyaluran KMB, strategi yang ditempuh dengan melakukan kerjasama dengan beberapa authorized dealer dan perusahaan lembaga pembiayaan (multifinance) melalui kerjasama penerusan pinjaman kepada pengguna perorangan serta kerjasama dengan pihak asuransi. Kredit Serba Guna (KSG). Fasilitas kredit yang diberikan dengan target market adalah karyawan BUMN dan swasta. 6. Kartu Kredit: Bisnis Kartu Kredit Perseroan merupakan bisnis yang dapat dimanfaatkan oleh Issuer dan Acquirer. Bisnis tersebut menerbitkan Kartu Kredit melalui kerjasama dengan Principal Visa dan MasterCard Internasional dan menyediakan Electronic Data Capture (EDC) yang bekerja sama dengan Merchant (pedagang). Bisnis Kartu Kredit Perseroan mulai beroperasi pada bulan Agustus 2003 dengan diluncurkannya Kartu Kredit VisaCard. Dengan semakin pesatnya pertumbuhan bisnis kartu dan pada bulan Agustus 2008 Perseroan meluncurkan kartu kredit Mastercard. Sampai saat beberapa kartu kredit yang diterbitkan Perseroan adalah sebagai berikut : Kartu Kredit Visa terdiri dari 1. Visa Classic 2. Visa Gold 3. Visa Platinum Kartu Kredit MasterCard terdiri dari : 1. Mastercard Gold 2. Mastercard Platinum 3. Mastercard Bisnis Pada bulan Februari 2010 Perseroan meluncurkan Business Card yang merupakan tipe/jenis kartu pertama di Indonesia dengan MasterCard sebagai Principal-nya. Kelebihan Bussines Card dibandingkan dengan Kartu Kredit lainnya adalah Perusahaan atau komunitas yang melakukan kerjasama untuk penerbitan Business Card dapat mencantumkan Logo Perusahaan atau komunitasnya pada Business Card tersebut. Pada bulan September 2011 Perseroan melakukan kerjasama dengan Principal dari China yaitu UnionPay sebagai Bank pertama di Indonesia yang menjadi acquiring/acceptance Bank Kartu Kredit UnionPay. Perseroan juga terus melakukan akuisisi kartu kredit dengan memperbesar customer base yang saat ini berjumlah kurang lebih kartu kredit, meningkatkan transaksi kartu kredit melalui program-program pemasaran yang memberikan benefit bagi cardholders dan memperbesar customer base merchant. 97

120 7. Kredit Mikro Program Kemitraan Swamitra (two step loan). Merupakan program kemitraan antara Perseroan dengan Koperasi Simpan Pinjam (KSP) untuk memodernisasi usaha simpan pinjam melalui pemanfaatan jaringan teknologi (network) dan dukungan sistem manajemen yang profesional termasuk dukungan pendanaan untuk pembiayaan sehingga memiliki kemampuan pelayanan jasa-jasa keuangan yang lebih luas dan modern. Pinjaman yang Disalurkan secara langsung. Simpan Pinjam Mikro Bukopin dapat menyalurkan pinjaman kepada usaha mikro dengan plafon sampai dengan Rp500 juta untuk modal kerja dan investasi, yang selama ini belum dapat dibiayai oleh Swamitra. Selain itu, Usaha Mikro Perseroan juga menyediakan pembiayaan kepada masyarakat yang mempunyai penghasilan tetap (fixed income earner) melalui sejumlah produk antara lain kredit kepada pegawai aktif, kredit pensiunan dan KPR untuk masyarakat berpenghasilan rendah melalui kerjasama dengan Badan Layanan Umum Pembiayaan Perumahan. Dalam upaya memperluas jangkauan wilayah pembiayaan kepada nasabah di seluruh daerah, Perseroan juga bekerjasama dengan mitra (reseller) dalam pemasaran pembiayaan. Fee Based Income Perseroan mengupayakan peningkatan fee based income melalui penyediaan layanan perbankan seperti: 1) Jasa trade finance. Layanan yang diberikan Perseroan dalam membantu nasabah guna mengatasi hambatan-hambatan transaksi dengan pihak luar negeri karena adanya perbedaan ketentuan pembayaran, transfer dana dan aturan perdagangan antar negara. Berbagai produk layanan trade finance diantaranya adalah: export service, pre-export financing, discounting export draft, importservice, SKBDN, SBLC/bank guarantee, shipping guarantee, correspondent import financing dan post omport financing. 2) Bank garansi. Fasilitas jaminan yang diterbitkan oleh Perseroan yang mengakibatkan kewajiban membayar terhadap pihak yang menerima jaminan apabila pihak yang dijamin cidera janji. Terdapat beberapa jenis fasilitas bank garansi, diantaranya: jaminan penawaran (bid bond), jaminan uang muka (advance payment bond), jaminan pelaksanaan (performance bond), jaminan pemeliharaan (maintenance bond), jaminan pembayaran (payment bond), jaminan bea masuk (custom guarantee) dan shipping guarantee. 3) Kontra bank garansi. Fasilitas penjaminan oleh pihak ketiga (perusahaan asuransi kredit) terhadap bank garansi yang diterbitkan Perseroan. 4) Bank garansi khusus. Fasilitas yang diberikan Perseroan dengan menerbitkan bank garansi atas permintaan tertulis dari kontraktor rekanan pemerintah yang ditujukan untuk menjamin pembayaran dari Kantor Pelayanan Perbendaharaan Negara (KPPN). 5) Remittance.Perseroan melayani nasabah dan walk-in client dalam menerima dan atau mengirim uang dari dan ke berbagai penjuru dunia dengan didukung bank koresponden yang tersebar di berbagai negara. 6) Foreign exchange,spot, swap, forward contracts, kegiatan jual beli bank notes, dan jual beli surat berharga.perseroan melayani jual beli valuta asing dengan nasabah baik dalam bentuk Telegraphic Transfer (TT) dan bank notes serta kontrak swap dan forward. Selain itu Perseroan juga melayani jual beli surat berharga baik surat utang pemerintah ataupun obligasi korporasi dalam Rupiah dan valas. 7) Layanan penerimaan pembayaran terkait public services. Layanan penerimaan pembayaran dari masyarakat yang sudah dapat dilakukan Perseroan antara lain untuk pembayaran tagihan listrik, tagihan air, tagihan telepon, tagihan lainnya yang didasari adanya kerjasama Perseroan dengan perusahaan lain. 8) Electronic banking (ATM, internet banking, SMS banking). Perseroan menyediakan jasa pembayaran tagihan yang dapat dilakukan melalui berbagai jaringan distribusi yang meliputi ATM, SMS banking, internet banking dan phone banking, sehingga nasabah dapat melakukan transaksi perbankan kapanpun dan dimanapun nasabah berada. 9) Jasa kustodi. Jasa yang diberikan oleh Perseroan berupa kegiatan penitipan surat berharga untuk kepentingan pihak lain berdasarkan kontrak. Jasa ini diberikan berdasarkan persetujuan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) tanggal 3 Juli Layanan yang diberikan melalui poduk ini adalah layanan penyimpanan surat berharga, penyelesaian transaksi, corporate action, perwakilan dengan kuasa (proxy) dan layanan kustodian reksa dana. 10) Wali amanat. Jasa yang diberikan Perseroan untuk bertindak mewakili kepentingan investor/pemegang efek bersifat utang. Jasa wali amanat Perseroan diantaranya: jasa wali amanat, jasa agen jaminan, jasa agen pembayar dan jasa agen rekening penampung. 11) Jasa arranger dan keagenan kredit sindikasi. Jasa arranger dan keagenan kredit sindikasi diberikan kepada nasabah yang membutuhkan pembiayaan dalam jumlah besar sehingga diperlukan pembiayaan secara bersama-sama (sindikasi) oleh beberapa bank. Adapun jasa keagenan memberikan layanan kepada nasabah untuk proses pencairan kredit sindikasi (disbursement) dan pemenuhan semua kewajiban nasabah kepada bank serta proses administrasi kredit termasuk penyimpanan dan pengikatan dokumen jaminan sampai kredit sindikasi tersebut dinyatakan selesai. 12) Modul Penerimaan Setoran Negara (MPN). Perseroan telah ditunjuk oleh Kementerian Keuangan untuk menyediakan jasa penerimaan setoran negara (pajak dan non pajak) secara on-line. Perseroan tidak mengenakan biaya untuk jasa tersebut, namun memperoleh manfaat dari akses atas dana yang dihimpun dari penerimaan pembayaran pajak dalam jangka waktu tertentu. 98

121 13) Jasa layanan melalui sistem host to host. Perseroan telah bekerja sama dengan pihak lain untuk menyediakan jasa layanan penerimaan setoran secara real time on-line, seperti penebusan produk-produk BBM dan non BBM serta tagihan kepada klien mitra Perseroan. Perseroan memperoleh manfaat dari akses atas dana yang dihimpun dari penerimaan pembayaran setoran dalam jangka waktu tertentu dan sebagai sumber fee based income. 14) Penjualan reksadana. Perseroan sebagai Agen Penjual produk reksadana kepada para nasabah dan memperoleh komisi atas nilai aset bersih dari reksadana yang dijual melalui jaringan distribusi Perseroan. 15) Penjualan ORI. Perseroan sebagai Agen Penjual Obligasi Negara Retail (ORI) mulai dari seri 001 sampai seri Atas ditunjuknya Perseroan sebagai Agen Penjual maka Perseroan memperoleh komisi penjualan. Obligasi Negara Retail ini dijual melalui jaringan distribusi Perseroan. 16) Bukopin Prioritas. Bukopin Prioritas yang ditujukan untuk nasabah dengan saldo simpanan di atas Rp500 juta. Untuk setiap nasabah Bukopin Prioritas dilayani oleh seorang relationship officer yang membantu nasabah untuk mengelola asetnya. Jasa yang ditawarkan kepada nasabah Bukopin Prioritas meliputi pengelolaan aset nasabah yang dikemas dalam suatu perencanaan keuangan yang terarah serta dapat meningkatkan keuntungan dan rasa aman bagi nasabah. c. Kegiatan Pemasaran 1) Cakupan wilayah pemasaran dan segmen pasar Perseroan Cakupan wilayah pemasaran dan segmen pasar Perseroan ditetapkan dan disesuaikan dengan jenis produk dan potensi bisnis wilayah dari cabang setempat baik untuk pemasaran produk dana maupun produk kredit. Sedangkan khusus untuk layanan prioritas, dikembangkan di 16 titik wilayah pemasaran yang memiliki infrastruktur layanan tersebut. Segmen yang menjadi sasaran utama adalah memperbesar segmen mass dan mass affluent. 2) Peluang untuk memperluas wilayah pemasaran. Perluasan wilayah pemasaran akan dikaji secara periodik berdasarkan beberapa kriteria, misalnya pertumbuhan ekonomi wilayah. Bentuk perluasan wilayah pemasaran, akan diwujudkan dalam bentuk pembukaan kantor baru, baik dalam bentuk pembukaan kantor cabang utama dan kantor lainnya. 3) Kegiatan promosi yang dilakukan Perseroan Salah satu kegiatan promosi yang dilakukan Perseroan pada bisnis konsumer: persaingan bisnis konsumer tahun 2014 mengarah pada pertumbuhan Customer Base di segmentasi Mass Affluent dan Fee Based Income dengan menjadikan komunitas serta kerja sama bisnis sebagai penunjang kesuksesan di bisnis konsumer. Kemudahan transaksi dikembangkan dalam bentuk mobile banking based on gadget applicaton dan e-payment untuk transaksi dunia digital. 7. JARINGAN DISTRIBUSI a. Jaringan Operasional Cabang Perseroan menawarkan produk dan jasa perbankan melalui jaringan kantor yang ada di Indonesia. Pada 31 Maret 2015 Perseroan memiliki 40 kantor cabang, 121 kantor cabang pembantu, 86 kantor fungsional, 146 kantor kas, 38 payment point, 8Pick Up Service dan 655 ATM yang terdapat di 22 propinsi di seluruh Indonesia. Pada umumnya disetiap kota dimana Perseroan beroperasi, Perseroan memiliki satu kantor cabang, beberapa kantor cabang pembantu, kantor kas, payment point, pick up service dan ATM. Seluruh kantor cabang menyediakan semua jasa perbankan yang ditawarkan kepada nasabah, kecuali untuk kredit komersial dipusatkan di kantor pusat Jakarta. Kantor cabang pembantu melaksanakan kegiatan operasi dan menawarkan produk dan jasa perbankan yang lebih terbatas dari kantor cabang. Kantor kas menangani penghimpunan dana dan transaksi tunai. Perseroan juga memiliki payment point dan pick up service yang hanya menangani pembayaran tagihan (antara lain tagihan pembayaran telepon, listrik dan air). Tabel berikut menunjukkan kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor fungsional, kantor kas, payment point, ATM dan pick up service,berdasarkan data pada tanggal 31 Maret No. Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu Kantor Fungsional Kegiatan Pelayanan Kas Kantor Kas Payment Point 1. KPO (Jadetabek) Balikpapan Banda Aceh Bandar Lampung Bandung Banjarmasin Batam Bogor Cilegon Cirebon Denpasar Jambi Jember Karawang ATM Pick Up Service 99

122 No. Kantor Cabang Kantor Cabang Kantor Cabang Pembantu Kantor Fungsional Kegiatan Pelayanan Kas Kantor Kas Payment Point 15. Kediri Kupang Madiun Magelang Makassar Malang Manado Mataram Medan Padang Palembang Parepare Pekanbaru Pontianak Probolinggo Purwokerto Samarinda Semarang Sidoarjo Solo Sukabumi Surabaya Tanjung Pinang Tasikmalaya Tegal Yogyakarta Jumlah ATM Pick Up Service b. ATM Pada 31 Maret 2015, Perseroan memiliki dan mengoperasikan 655 ATM di seluruh Indonesia. Untuk dapat memberikan akses pelayanan dan kemudahan kepada nasabah, Perseroan bekerja sama dengan PT Artajasa dan PT Rintis Sejahtera. Melalui kerjasama ini, nasabah Perseroan dapat mengakses lebih dari ATM di Indonesia yang berlogo ATM Bersama dan Prima. Disamping itu melalui kerjasama dengan jaringan Visa International, pemegang kartu ATM memiliki akses melalui ATM PLUS diseluruh dunia. Sampai dengan tanggal 31 Maret 2015, Perseroan telah menerbitkan lebih dari kartu debit dan kartu ATM. Selain menarik uang tunai dari ATM, nasabah Perseroan dapat melakukan akses informasi atas rekening dan transaksi terdahulu, melakukan transfer antar rekening, dan melakukan pembayaran tagihan di antaranya tagihan listrik, air, pajak, telepon, telepon selular dan pembelian pulsa pra-bayar. c. Call Centre Perseroan mengoperasikan call centre sejak tahun 2003 yang beroperasi 24 jam, 7 hari seminggu dengan nomor akses dalam negeri dan nomor untuk akses dari luar negeri. Layanan call centre yang disebut Halo Bukopin memungkinkan nasabah untuk mengakses informasi tabungan, deposito, giro dan kartu kredit serta melakukan transaksi perbankan seperti pemindahbukuan, pembelian voucher isi ulang (kartu pra-bayar) dan pembayaran berbagai tagihan. Layanan ini dapat dimanfaatkan oleh nasabah individu maupun nasabah perusahaan. Untuk memanfaatkan layanan ini, nasabah diberikan dua pilihan yaitu self service via IVR (interactive voice response) dan melalui customer service officer. Pengelolaan layanan ini bekerjasama dengan provider call centre ternama di Indonesia dengan servis level yang tinggi sesuai dengan standar industri. 100

123 d. Internet Banking Perseroan menyediakan jasa layanan perbankan melalui internet bagi nasabah perorangan untuk memudahkan dalam melakukan transaksi, antara lain pembayaran tagihan dan pemindahbukuan antar rekening yang dibuka di Perseroan. e. SMS Banking Perseroan menyediakan jasa layanan SMS Banking kepada nasabah yang menggunakan jasa layanan operator jaringan telekomunikasi untuk melakukan kegiatan bertransaksi perbankan yang praktis seperti informasi saldo, ubah pin sms banking, informasi lima transaksi terakhir, pemindahbukuan rekening Bank Bukopin, informasi perbankan, informasi dan pembayaran tagihan, dan pembelian isi pulsa. 8. PEMASARAN Semakin ketatnya persaingan di sektor perbankan, tidak saja mendorong Perseroan untuk menciptakan strategi pemasaran yang efisien dan efektif, tetapi juga mendorong Perseroan untuk mengembangkan berbagai produk dan jasa layanan perbankan sebagai sumber noninterest earning income. Nasabah adalah faktor terpenting bagi Perseroan dalam menunjang keberhasilan usahanya. Oleh karena itu Perseroan berusaha untuk lebih meningkatkan jasa perbankan dengan memberikan pelayanan yang prima dan berkualitas, sehingga Perseroan dapat meningkatkan daya saingnya terhadap bank-bank lain. Upaya untuk meningkatkan porsi pemberian kredit retail menjadi perhatian bagi Perseroan sejalan dengan upaya pemerintah untuk mengembangkan dunia usaha khususnya Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Namun demikian, Perseroan masih tetap menyalurkan kredit kepada sektor komersial. Dengan pola pengembangan perkreditan diatas yang ditunjang oleh pemulihan ekonomi yang terjadi saat ini, maka diharapkan ekspansi kredit Perseroan akan terus tumbuh di masa-masa mendatang. Perseroan mempunyai komitmen untuk berpedoman pada prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan kreditnya pada berbagai sektor ekonomi sejalan dengan upaya Pemerintah dalam program pemulihan ekonomi. Hal ini memberikan kesempatan bagi Perseroan untuk terus mengembangkan jaringan usahanya, sehingga dapat mencapai target Perseroan. Saat ini cakupan wilayah pemasaran Perseroan meliputi seluruh wilayah di Indonesia. Perseroan tidak membatasi wilayah pemasaran. Sedangkan untuk nasabah retail dan komersial ditentukan oleh potensi segmentasi di setiap wilayah. Dengan memperhatikan potensi bisnis dan distribusi jaringan outlet yang dimiliki Perseroan, pengembangan wilayah bisnis Perseroan dimasa mendatang terkonsentrasi di wilayah perkotaan. Proyek-proyek pengembangan yang bersifat nasional dalam meningkatkan pelayanan produk dan jasa merupakan multiplier effect dari kerjasama yang ditimbulkan dengan adanya kerjasama dengan institusi Pemerintah/BUMN/Perusahaan dan pihak terkait lainnya melalui jasa pembayaran penebusan produk, pembayaran tagihan, penerimaan setoran dan sebagainya. Per 31 Desember 2014, Entitas Induk Perseroan memiliki total aset sebesar Rp miliar (tujuh puluh empat ribu tujuh ratus enam puluh delapan miliar rupiah), atau menguasai sekitar 1,33% pangsa pasar dalam industri perbankan nasional dengan asumsi menggunakan data total aset bank umum sebesar Rp miliar (Lima juta enam ratus lima belas ribu seratus lima puluh miliar rupiah) per 31 Desember 2014 (sumber: data audited entitas induk 2014 dibandingkan dengan Statistik Perbakan Indonesia Edisi Februari 2015 tanggal 22 April 2015 data diolah) Dari sisi dana pihak ketiga, Perseroan memiliki total DPK Rp Milyar (enam puluh satu ribu empat ratus sepuluh milyar rupiah) atau menguasai sekitar 1,49% pangsa pasar sedangkan dari sisi pemberian kredit, Perseroan memiliki total penyaluran kredit sebesar Rp miliar (lima puluh ribu sembilan ratus enam puluh miliar rupiah) atau menguasai sekitar 1,39% pangsa pasar (sumber: data audited entitas induk 2014 dibandingkan dengan Statistik Perbakan Indonesia Edisi Februari 2015 tanggal 22 April 2015 data diolah). Dengan dukungan dari seluruh stakeholder, struktur permodalan yang kuat serta sistem pengelolaan risiko dan pengendalian internal yang kuat, Perseroan akan mampu meraih pertumbuhan yang berkelanjutan dan menjawab berbagai peluang yang ada di pasar Indonesia yang masih memiliki potensi luas. 9. PRINSIP PERBANKAN YANG SEHAT Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Perseroan menerapkan kebijakan-kebijakan yang mengacu kepada peraturan dan perundangperundangan perbankan, terutama pada tingkat kesehatan bank. a. Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Perseroan harus memenuhi ketentuan kecukupan modal minimum sesuai peraturan BI. Perseroan disyaratkan untuk memelihara rasio kecukupan modal minimum terhadap aset tertimbang menurut risiko sebesar 8% untuk periode sebelum tahun 2013 sedangkan sejak tahun 2013 batasan minimal rasio kecukupan modal disesuaikan dengan peringkat profil risiko dari Perseroan. Peringkat Profil Risiko Perseroan berdasarkan perhitungan self assesment untuk posisi 31 Desember 2013 dan 31 Desember 2014 adalah Peringkat 2 (dua), sehingga disyaratkan untuk memelihara rasio kecukupan modal minimum sebesar 9,00% sampai dengan 10,00%. 101

124 Tabel berikut ini menyajikan ringkasan rasio kecukupan modal minimum (CAR) Perseroan (tanpa memperhitungkan Entitas Anak) pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010, yang dihitung berdasarkan ketentuan BI: Keterangan 31 Desember Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit 13,02% 14,43% 18,50% 17,08% 15,99% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar 13,02% 14,33% 18,45% 17,07% 15,98% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko operasional 11,82% 12,78% 16,38% 15,13% 14,21% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional 11,82% 12,71% 16,34% 15,12% 14,21% Catatan: Rasio dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia mengenai kecukupan modal dengan cara membagi modal dengan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Untuk posisi 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang "Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum" dan perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional telah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang "Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasiona dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID)". Untuk posisi 31 Desember 2011 dan 2010, perhitungan rasio KPMM telah sesuai dengan PBI No. 10/15/ PBI/2008 tanggal 24 September 2008 tentang "Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum" dan perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional telah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang "Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID)". Modal merupakan penjumlahan modal inti (Tier I) dan modal pelengkap (Tier II), dikurangi dengan penyertaan saham sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko kredit terdiri dari aset tercatat dalam laporan posisi keuangan dan beberapa akun liabilitas komitmen dan kontinjensi (transaksi rekening administratif), setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai, estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi, dan/atau penyisihan kerugian aset non-produktif yang telah dibentuk, yang diberikan bobot risiko kredit sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko pasar merupakan ATMR dengan memperhitungkan risiko suku bunga dan risiko nilai tukar yang dihitung dengan menggunakan Metode Standar sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko operasional merupakan ATMR dengan memperhitungkan risiko operasional yang dihitung dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID) sesuai Peraturan Bank Indonesia, yaitu sebesar 12,5 kali beban modal risiko operasional, dimana beban modal risiko operasional merupakan rata-rata dari penjumlahan pendapatan bruto tahunan yang positif dalam 3 tahun terakhir dikali 15%. Perhitungan beban modal risiko operasional dilakukan secara bertahap, dimana untuk periode 1 Juli Desember 2010 adalah sebesar 10% dan sejak 1 Januari 2011 adalah sebesar 15%. Berdasarkan PBI No.10/15/PBI/2008 ditetapkan bahwa sampai dengan Desember 2012, Bank wajib menyediakan modal minimum sebesar 8,00% (delapan persen) dari ATMR. Berdasarkan PBI No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Bank Umum sejak tahun 2013 Bank wajib menyediakan modal minimum sesuai dengan peringkat profil risiko. Penyediaan modal mínimum sesuai dengan peringkat profil risiko adalah: a. 8% (delapan persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Bank dengan profil risiko peringkat 1 (satu) b. 9% (sembilan persen) sampai dengan kurang dari 10% (sepuluh persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Bank dengan profil risiko peringkat 2 (dua) c. 10% (sepuluh persen) sampai dengan kurang dari 11% (sebelas persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Bank dengan profil risiko peringkat 3 (tiga) d. 11% (sebelas persen) sampai dengan kurang dari 14% (empat belas persen) dari Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4 (empat) atau 5 (lima). Posisi CAR Perseroan dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010, masing-masing sebesar 15,98%, 17,07%, 18,45%, 14,33%, dan 13,02%. Posisi CAR Perseroan dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010, masing-masing sebesar 14,21%, 15,12%, 16,34%, 12,71%, dan 11,82%. CAR selama periode 31 Desember relatif stabil yang disebabkan oleh kenaikan modal dan saldo laba. CAR untuk risiko kredit dan risiko pasar yang mulai diterapkan sejak tahun 2004 dan CAR untuk risiko kredit, risiko operasional, dan risiko pasar yang mulai diterapkan sejak tahun 2010, tidak berdampak signifikan untuk periode 31 Desember mengingat portofolio Perseroan memiliki bobot risiko yang relatif rendah. Rasio kecukupan modal Perseroan masih diatas rasio modal minimum yang ditetapkan OJK. Perseroan akan selalu mematuhi ketentuan OJK maupun regulator lain, termasuk dalam bidang permodalan, sehingga apabila terdapat perubahan ketentuan dalam perbankan Indonesia, Perseroan akan segera menyusun perencanaan untuk memenuhi ketentuan tersebut terutama pemenuhan ketentuan terkait road map penerapan Basel III. b. Kualitas Aset Kualitas aset Perseroan (tanpa memperhitungkan Entitas Anak) pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 dinilai berdasarkan rasio sebagai berikut: 102

125 Keterangan 31 Desember Aset produktif bermasalah 1 2,55% 2,42% 2,23% 1,79% 2,12% Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif 2 1,33% 1,30% 1,19% 0,79% 0,83% Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - kotor 3 3,22% 2,88% 2,66% 2,26% 2,78% Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - neto 4 2,47% 2,14% 1,56% 1,51% 2,07% Catatan: (1) Jumlah aset produktif bermasalah sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah aset produktif sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Aset produktif bermasalah adalah aset produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet (diluar transaksi rekening administratif). (2) Jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah aset produktif (diluar transaksi rekening administratif) sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. (3) Jumlah kredit bermasalah sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. (4) Jumlah kredit bermasalah setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. Aset lainnya terdiri dari Agunan Yang Diambil Alih (AYDA), properti terbengkalai, rekening antar kantor, dan suspense account. Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - kotor pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 masing-masing sebesar 2,78%, 2,26%, 2,66%, 2,88%, dan 3,22%. Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan-kotor selama periode 31 Desember 2010 sampai dengan 31 Desember 2014 menunjukan trend yang menurun. Perseroan senantiasa menjaga kualitas aset produktif dengan selalu mempertimbangkan prinsip kehati-hatian dalam ekspansi aset produktif dan membentuk cadangan kerugian penurunan nilai sesuai dengan ketentuan yang berlaku yang bertujuan untuk meminimalkan terjadinya risiko. Sebagian besar kredit Bank Bukopin dicover dengan rasio agunan yang mencukupi sehingga risiko dari kredit bermasalah dapat diminimalisir dan tetap terjaga. c. Rentabilitas Perseroan Tabel di bawah ini menunjukkan Imbal Hasil Aset (Return on Assets), Imbal Hasil Ekuitas (Return on Equity), Marjin Pendapatan Bunga Bersih (NIM), dan Rasio Beban Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO) Perseroan (tanpa memperhitungkan entitas anak) pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut: Keterangan 31 Desember Imbal hasil aset (ROA) 1 1,62% 1,87% 1,83% 1,75% 1,33% Imbal hasil ekuitas (ROE) 2 19,02% 20,10% 19,47% 19,09% 12,50% Marjin pendapatan bunga bersih (NIM) 3 4,75% 4,55% 4,56% 3,82% 3,70% Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) 4 84,98% 82,05% 81,42% 82,73% 88,27% Catatan: (1) Laba sebelum pajak penghasilan dibagi rata-rata saldo aset akhir bulan selama tahun/periode yang dimaksud. (2) Laba bersih setelah pajak penghasilan dibagi rata-rata saldo ekuitas (modal inti) akhir bulan selama tahun/periode yang dimaksud. (3) Pendapatan bunga - bersih dibagi rata-rata saldo aset produktif pada akhir bulan selama tahun/periode yang dimaksud. (4) Jumlah beban bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya dan beban operasional lainnya (termasuk beban penyisihan kerugian penurunan nilai) dibagi jumlah pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya. Rasio imbal hasil aset digunakan untuk mengukur kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba sebelum pajak dari jumlah aset yang dimiliki. Rasio imbal hasil aset pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 masing-masing sebesar 1,33%,1,75%, 1,83%, 1,87%, dan 1,62%. Rasio imbal hasil ekuitas digunakan untuk mengukur kemampuan Perseroan dalam menghasilkan laba setelah pajak dari jumlah ekuitas yang dimiliki. Rasio imbal hasil ekuitas pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 masing-masing sebesar 12,50%,19,09%,19,47%, 20,10%, dan 19,02%. Imbal hasil aset (ROA) dan imbal hasil ekuitas (ROE) selama periode tidak menunjukkan fluktuasi yang signifikan, namun pada periode tahun 2014 terdapat penurunan ROE sebesar 6,59% dibandingkan dengan periode tahun 2013, yang disebabkan oleh penurunan laba sebelum pajak sebagai dampak dari peningkatan beban bunga, syariah dan pembiayaan lainnya akibat tekanan ekonomi makro, peningkatan rata-rata suku bunga simpanan dan serta peningkatan beban estimasi kerugian kredit akibat peningkatan rasio kredit bermasalah terhadap total kredit dampak dari memburuknya segmen kredit tertentu. Marjin pendapatan bunga bersih (NIM) merupakan pendapatan bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya - neto dibagi dengan rata-rata saldo aset produktif. Marjin pendapatan bunga - bersih pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 masing-masing sebesar 3,70%, 3,82%, 4,56%, 4,55%, dan 4,75%. Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) adalah rasio untuk mengukur tingkat efisiensi Perseroan. Rasio BOPO pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 masing-masing sebesar 88,27%, 82,73%, 81,42%, 82,05%, dan 84,98%. 103

126 Selama tahun 2014, Pendapatan Bunga Perseroan tercatat meningkat sebesar 19,22% namun terjadi peningkatan Beban Bunga sebesar 31,77% sehingga menyebabkan adanya penurunan kinerja profitabilitas seperti ROA, ROE dan NIM dimana kondisi tersebut juga meningkatkan rasio BOPO Perseroan. Kondisi tersebut sangat dipengaruhi kondisi ekonomi makro dan perbankan secara nasional, pada tahun 2014 tingkat suku bunga dana di pasar cukup tinggi sehingga berdampak pada peningkatan beban dana Perseroan yang berimbas pada penurunan rasio rentabilitas dan peningkatan BOPO. d. Likuiditas Perseroan Tabel dibawah ini menunjukkan rasio Jumlah Kredit yang Diberikan terhadap Jumlah Simpanan Nasabah (LDR) Perseroan (tanpa memperhitungkan entitas anak) pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010: Keterangan Rasio jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah simpanan nasabah (LDR) 1 71,85 % Catatan: (1) Jumlah kredit yang diberikan dibagi jumlah simpanan nasabah (kecuali simpanan dari bank lain). 31 Desember ,01 83,81 85,80 % % % Rasio yang digunakan untuk mengukur likuiditas dalam industri perbankan adalah rasio jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah simpanan nasabah (LDR). Rasio jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah simpanan nasabah (LDR) selama periode tahun 2010 hingga 31 Desember 2014 relatif stabil baik dari sisi ekpansi pembiayaan maupun dari pendanaan. Perseroan meningkatkan volume penyaluran kredit dan pembiayaan ke sektor riil serta untuk memperoleh imbal hasil yang lebih kompetitif. Di dalam pengelolaan likuiditas Perseroan mengacu pada ketentuan dan kebijakan yang berlaku sehingga likuiditas Perseroan sesuai dan memenuhi ketentuan Bank Indonesia. Kepatuhan Tabel di bawah ini menunjukkan rasio yang menggambarkan kepatuhan Perseroan (tanpa memperhitungkan Entitas Anak) pada tanggaltanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 terhadap ketentuan yang berlaku: Keterangan 31 Desember GWM Konvensional Rupiah - GWM utama 1 8,07% 8,08% 8,03% 8,03% 8,05% - GWM sekunder 2 18,60% 5,57% 14,55% 13,77% 13,48% Posisi Devisa Neto (PDN) 3 0,15% 2,94% 0,47% 0,21% 0,18% Batas maksimum pemberian kredit (BMPK) Tidak ada pelanggaran & pelampauan Tidak ada pelanggaran & pelampauan Tidak ada pelanggaran & pelampauan Tidak ada pelanggaran namun terdapat Pelampauan Catatan: (1) Saldo rekening giro Rupiah pada BI dibagi dengan rata-rata harian jumlah dana pihak ketiga bukan bank dalam Rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama. (2) Saldo cadangan yang dimiliki Perseroan berupa Sertifikat BI, Surat Utang Negara, dan/atau excess reserve dibagi dengan rata-rata harian jumlah dana pihak ketiga bukan bank dalam Rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama. (3) Penjumlahan nilai absolut dari selisih bersih antara aset dan liabilitas dalam mata uang asing dan selisih bersih dari tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi mata uang asing dibagi dengan jumlah modal (modal inti) sesuai dengan Peraturan BI. Indikator utama yang digunakan untuk mengukur tingkat kepatuhan dalam industri perbankan adalah pemenuhan Giro Wajib Minimum (GWM), Posisi Devisa Neto (PDN), dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). GWM utama Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 masing-masing sebesar 8,05%, 8,03%, 8,03%, 8,08%, dan 8,07%. Perubahan nilai GWM merupakan dampak perubahan ketentuan GWM yang semula memperhitungkan jumlah simpanan nasabah serta tingkat LDR diubah menjadi flat sesuai PBI No. 10/19/PBI/2008 tentang GWM Bank Umum pada BI dalam Rupiah dan mata uang asing sebagaimana telah diubah dengan PBI No. 10/25/PBI/2008 dan PBI No. 12/19/PBI/2010 dan terakhir diubah dengan PBI No. 13/10/PBI/2011. Dengan posisi tersebut maka GWM Perseroan telah memenuhi ketentuan BI. Berdasarkan ketentuan BI, GWM yang harus dipelihara oleh Perseroan adalah sebagai berikut: Keterangan 31 Desember GWM Konvensional Rupiah - GWM utama 1 8,00% 8,00% 8,00% 8,00% 8,00% - GWM sekunder 2 2,50% 2,50% 2,50% 4,00% 4,00% Catatan: (1) Saldo rekening giro Rupiah pada BI dibagi dengan rata-rata harian jumlah dana pihak ketiga bukan bank dalam Rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama. 83,89 % Tidak ada pelanggaran & pelampauan 104

127 (2) Saldo cadangan yang dimiliki Perseroan berupa Sertifikat BI, Surat Utang Negara, dan/atau excess reserve dibagi dengan rata-rata harian jumlah dana pihak ketiga bukan bank dalam Rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama. PDN Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 masing-masing sebesar 0,18%, 0,21%, 0,47%, 2,94%, dan 0,15%. Peningkatan dan penurunan PDN sehubungan dengan volume transaksi mata uang asing di Perseroan. Dengan posisi tersebut maka PDN Perseroan telah memenuhi ketentuan BI, dimana berdasarkan ketentuan BI PDN paling tinggi adalah 20% dari modal. Untuk menghindari kredit yang terpusat kepada satu kelompok peminjam tertentu, serta untuk menghindari risiko yang akan timbul, BI melakukan pembatasan persentase pemberian kredit kepada satu pihak atau kelompok terhadap jumlah modal yang dimiliki bank yang disebut dengan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). Dalam laporan BMPK pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 kepada Bank Indonesia tidak terdapat pelanggaran BMPK kepada pihak terkait dan pihak tidak terkait namun untuk posisi 31 Desember 2013 terdapat pelampauan BMPK kepada pihak terkait sebesar Rp611 miliar atau 9,29% dari jumlah modal berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku yang disebabkan oleh perubahan pemegang saham. Pada tanggal 13 Juni 2013, terjadi pengalihan sebagian saham milik Kopelindo dan seluruh saham milik Yabinstra kepada PT Bosowa Corporindo yang menyebabkan Grup Bosowa dan Grup Kalla menjadi pihak berelasi dari Perseroan. Atas pelampauan BMPK ini, Perseroan telah menyampaikan rencana penyelesaian dalam surat No. 9822/DIR/VII/2013 tanggal 23 Juli 2013 kepada Bank Indonesia. Pada akhir bulan Mei 2014 pelampauan BMPK kepada pihak terkait telah dapat diselesaikan, Perseroan telah menyampaikan laporan penyelesaian pelaporan BMPK ke Otoritas Jasa Keuangan sesuai surat No.7783/DIR/VI/2014 tanggal 18 Juni Bank senantiasa mematuhi semua ketentuan Perbankan yang ditetapkan BI sehingga tidak terdapat pelanggaran. 10. MANAJEMEN RISIKO Perseroan dalam melakukan pengembangan manajemen risiko selalu berpedoman pada peraturan BI tentang Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum serta dokumen-dokumen yang dihasilkan oleh Basel Committee on Banking Supervision, terutama konsep Basel New Capital Accord Basel II dan Basel III. Pelaksanaan manajemen risiko tersebut wajib dilakukan pada seluruh lingkup aktivitas Bank Bukopin dengan tetap menjaga keseimbangan fungsi operasional bisnis dengan pengelolaan risiko. BI mengklasifikasikan risiko usaha perbankan ke dalam 8 (delapan) kategori risiko yaitu risiko kredit, pasar, likuiditas, operasional, hukum, reputasi, stratejik, dan kepatuhan. BI menetapkan bahwa setiap bank umum wajib untuk mempersiapkan kebijakan dan pedoman yang tepat dalam rangka mengendalikan risiko usahanya. Perseroan telah menetapkan berbagai kebijakan dan pedoman dalam rangka mengendalikan semua risiko yang dihadapinya sebagaimana ditetapkan oleh BI. Dalam rangka pengembangan manajemen risiko yang sesuai dengan standar perbankan internasional, Perseroan terus mengembangkan dan meningkatkan kerangka sistem pengelolaan risiko dan struktur pengendalian internal yang terpadu dan komprehensif, sehingga dapat memberikan informasi adanya potensi risiko secara lebih dini dan selanjutnya mengambil langkah-langkah yang memadai untuk meminimalkan dampak risiko. Kerangka manajemen risiko ini dituangkan dalam kebijakan, prosedur, limit-limit transaksi, kewenangan, dan ketentuan serta berbagai perangkat manajemen risiko lainnya. Untuk memastikan bahwa kebijakan dan prosedur tersebut sesuai dengan perkembangan bisnis yang ada, maka evaluasi selalu dilakukan secara berkala sesuai dengan perubahan parameter risikonya. Perseroan telah menunjuk seorang Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia yang membawahi Satuan Kerja yang bertanggung jawab terhadap manajemen risiko Perseroan dan bersifat independen, yaitu Divisi Manajemen Risiko. Tanggung jawab utama dari Divisi Manajemen Risiko antara lain melakukan pemantauan strategi manajemen risiko yang telah disetujui oleh Direksi, melakukan pemantauan posisi risiko secara keseluruhan, melakukan stress testing, melakukan kaji ulang terhadap proses manajemen risiko Perseroan, melakukan evaluasi terhadap akurasi model dan validitas data yang digunakan untuk mengukur risiko, dan menyampaikan laporan profil risiko sebagaimana diatur dalam Peraturan BI No. 11/25/PBI/2009 tentang perubahan atas PBI No. 5/8/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum. Divisi Manajemen Risiko terdiri dari 4 bagian yaitu Bagian Manajemen Risiko Pasar, Bagian Manajemen Risiko Operasional, Bagian Manajemen Risiko Kredit dan Bagian Pengkajian Risiko. Dalam rangka membantu pelaksanaan proses dan sistem Manajemen Risiko yang efektif, Perseroan juga telah membentuk Komite Manajemen Risiko. Sebagai tambahan Komite Manajemen Risiko juga didukung oleh Komite Support Manajemen Risiko, serta Komite Produk dan Aktivitas Baru. Komite-komite tersebut adalah komite ad-hoc yang anggotanya termasuk perwakilan berbagai fungsi operasional/bisnis dan divisi yang berbeda. Selain komite tersebut di atas, Perseroan juga membentuk Komite Anggaran yang bertanggung jawab kepada Direksi untuk menyiapkan dan melakukan monitoring atas anggaran tahunan, Rencana Jangka Menengah dan Rencana Jangka Panjang serta Assets and Liabilities Committee yang bertanggung jawab antara lain dalam menetapkan tingkat suku bunga dan kebijakan likuiditas. Untuk mendukung fungsi pengawasan Dewan Komisaris, Perseroan telah membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Risiko dan Komite Nominasi & Remunerasi. Dalam mendukung proses manajemen risiko, Perseroan telah mengembangkan beberapa model sebagai berikut : a. Model Internal Credit Risk Rating (ICRR) untuk bisnis UKM dan Komersial b. Model Credit Scoring untuk kredit konsumer, mikro dan usaha kecil dengan nominal tertentu 105

128 c. Model pengukuran risiko suku bunga d. Model pengukuran risiko likuiditas e. Model pengukuran risiko nilai tukar f. Model dan database dan manajemen risiko operasional Perseroan secara berkelanjutan melakukan upaya yang diperlukan untuk menyempurnakan model tersebut agar selalu dapat mengikuti perkembangan dan guna memenuhi standar dan ketentuan yang berlaku. Pada dasarnya proses manajemen risiko dilakukan oleh masing-masing unit kerja dimana risiko tersebut melekat sesuai dengan kebijakan terkait. Tugas utama Divisi Manajemen Risiko adalah menetapkan kebijakan dan prosedur manajemen risiko serta melakukan serangkaian proses untuk mengumpulkan dan menguji pengukuran dan pelaporan risiko yang dilaporkan oleh para pemilik risiko tersebut. Penetapan kebijakan manajemen risiko dilakukan melalui proses persetujuan Direksi. Divisi Manajemen Risiko menyampaikan Laporan Evaluasi Risiko kepada Direksi secara periodik, yaitu harian, mingguan, bulanan dan triwulanan serta menyampaikan beberapa jenis laporan lainnya kepada Dewan Komisaris serta pihak-pihak yang berkepentingan. Sejalan dengan implementasi ketentuan BI yang terkait, Bank juga menerapkan manajemen risiko atas seluruh produk dan aktivitas baru yang akan dijalankan oleh unit-unit terkait termasuk unit bisnis dan operasional. Sesuai PBI No. 11/25/PBI/2009 tentang perubahan atas PBI No. 5/8/PBI/2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum dan Surat Edaran BI No.13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran No.5/21/DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, Perseroan diwajibkan menyampaikan laporan profil risiko triwulanan, dimana tingkatrisiko komposit dihasilkan dari kombinasi penilaian atas tingkat risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko untuk setiap jenis risiko. Penilaian sendiri terhadap profil risiko dilakukan baik untuk profil risiko Bank secara individual maupun profil risiko Bank secara konsolidasi, yang dilakukan terhadap 8 (delapan) Risiko, yaitu : Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Likuiditas, Risiko Operasional, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi. Kombinasi hasil penilaian peringkat risiko inheren yang mencerminkan potensi timbulnya risiko pada Bank, dan peringkat atas penilaian kecukupan sistem pengendalian risiko (risk control system), menghasilkan lima peringkat risiko komposit, yaitu: low, low to moderate, moderate, moderate to high, serta high. Mulai Triwulan IV tahun 2011 penilaian sendiri profil risiko Bank Bukopin dilakukan sesuai Surat Edaran BI (SEBI) No.13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran No.5/21/DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, yang juga merupakan salah satu faktor penilaian tingkat kesehatan Bank, dengan menggunakan pendekatan risiko (risk based bank rating), sebagaimana diatur dalam SEBI No.13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Tingkat Kesehatan Bank Umum. Berdasarkan SEBI tersebut, penilaian profil risiko mencakup penilaian terhadap risiko inheren dan penilaian terhadap kualitas penerapan manajemen risiko yang mencerminkan kecukupan sistem pengendalian risiko (risk control system), yang meliputi: a. Tata kelola risiko; b. Kerangka manajemen risiko; c. Proses manajemen risiko, sistem informasi, dan sumber daya manusia; d. Sistem pengendalian risiko. Adapun berdasarkan hasil self assessment Profil Risiko Bank Bukopin pada Triwulan II Tahun 2013, predikat risiko Bank Bukopin secara keseluruhan, yang merupakan kesimpulan dari tingkat risiko komposit pada 8 (delapan) jenis risiko berada pada tingkat risiko komposit low to moderate. Risiko Kredit Dalam melakukan pengelolaan atas risiko kredit, yaitu risiko kegagalan counterparty dalam membayar kewajibannya, maka Perseroan telah menyusun kerangka kerja dan menjalankan upaya mitigasi risiko atas seluruh aspek bisnis dengan eksposur risiko kredit di dalamnya, baik berupa bisnis Perkreditan Mikro, UKMK, Komersial maupun Konsumer, Penempatan Antar Bank, Pembelian Surat Berharga maupun Penyertaan. Kerangka kerja tersebut dimaksudkan untuk menyeimbangkan ekspansi aset yang dilakukan dengan kecukupan modal yang tersedia untuk menutup risiko kredit, yang diantaranya diindikasikan dengan tingkat rasio Aset Produktif Bermasalah yang tetap terjaga pada tingkat yang bisa dikendalikan oleh Perseroan. Divisi Manajemen Risiko, yang bersifat independen terhadap kegiatan bisnis, bertanggung jawab untuk memberikan masukan atas risiko yang dihadapi pada setiap eksposur risiko kredit yang dinilai signifikan bagi Perseroan kepada Komite Kredit, sebagai lembaga yang berwenang dalam memberikan keputusan. Sementara itu limitasi kewenangan anggota Komite Kredit diatur melalui Keputusan Direksi, sesuai Ketentuan Perseroan mengenai Kelembagaan Komite Kredit. Upaya antisipasi munculnya risiko kredit juga dilakukan melalui pemantauan kondisi masing-masing debitur maupun kondisi portofolio Perseroan secara keseluruhan. Selain itu Perseroan telah menetapkan prosedur dalam melakukananalisa kredit, mekanisme persetujuan, pemantauan dan pembinaan serta restrukturisasi kredit. 106

129 Dalam mendukung mitigasi risiko kredit, telahdikembangkan berbagai modul penilaian tingkatrisiko kredit maupun modul kelayakan pemberianfasilitas, seperti Internal Credit Risk Rating (ICRR)untuk eksposur UKMK dan Komersial, serta modulcredit Scoring untuk eksposur Mikro dan Konsumer maupun untuk eksposur Usaha Kecil dengannominal tertentu.perseroan juga telah mengembangkan sistem data kredityang tersentralisasi yang disebut Sistem InformasiKredit Terpadu. Perseroan secara berkelanjutan mengelola risikokreditnya melalui penetapan dan evaluasi prosesdan kebijakan kredit, pengaturan dan evaluasilimit dan pelaporan secara berkala kepada Direksidan Dewan Komisaris. Perseroan juga terus melakukanpersiapan terkait rencana BI dalamimplementasi Basel II. Dalam mempersiapkan penerapan pengukuran risiko kredit dengan pendekatan yang lebih lanjut yaitu Internal Rating Based Approach, Perseroansecara berkelanjutan terus melakukan persiapan kelengkapan data dan penyempurnaan model pengukuran. Perseroan telah menetapkan kebijakan dan pedoman yang memuat prosedur dalam melakukan analisa kredit, mekanisme persetujuan, pemantauan dan pembinaan serta restrukturisasi kredit. Perseroan berupaya untuk menjaga kualitas aset melalui penetapan kebijakan perkreditan yang antara lain meliputi analisis kredit, pelaksanaan review status kredit secara berkala, diversifikasi portofolio kredit, kecukupan agunan, dan sistem pengendalian internal. Perseroan juga memiliki sistem data kredit yang tersentralisasi yang berbasis web (intranet). Sejalan dengan prinsip kehati-hatian, pada umumnya Perseroan mensyaratkan bahwa setiap kredit harus dijamin dengan agunan minimal senilai 125% dari nilai kreditnya. Namun demikian, untuk nasabah tertentu dengan karakteristik khusus, dimungkinkan untuk menyerahkan agunan senilai fasilitas yang diberikan. Perseroan tidak mewajibkan adanya agunan untuk fasilitas kredit yang dijamin sepenuhnya oleh Pemerintah Indonesia. Kebijakan kredit lainnya antara lain meliputi: a. Menetapkan peringkat risiko atas seluruh nasabah usaha mikro, kecil dan menengah serta nasabah komersial dan nasabah konsumer dengan memasukkan data-data seperti riwayat kredit, kondisi keuangan (selain nasabah konsumer), posisi nasabah berdasarkan industrinya (selain nasabah konsumer), tipe fasilitas kredit yang diberikan, agunan dan jaminan dari pihak ketiga ke dalam sistem internalcredit risk rating (ICRR) dan scoring system; b. Memelihara dan memonitor daftar dari sektor usaha tertentu yang dianggap memiliki risiko tinggi dimana Perseroan menghindari untuk melakukan pembiayaan atas sektor tersebut; dan c. Mensyaratkan bahwa atas seluruh produk kredit baru telah memperoleh persetujuan dari Komite Manajemen Risiko sebelum diluncurkan. Pengendalian atas risiko kredit berawal sejak proses persetujuan kredit. Untuk kredit konsumer dan mikro, proses kredit telah menggunakan sistem berbasis web. Sementara itu analisa kelayakan kredit produktif telah diproses dengan menggunakan sistem Internal Credit Risk Rating yang berbasis intranet yang mulai dipergunakan sejak tahun 2003, yang dilakukan oleh analis kredit atau account officer. Disamping itu, untuk fasilitas kredit dengan karakteristik usaha, volume kredit dan peringkat risiko nasabah tertentu, Divisi Kepatuhan dan Divisi Manajemen Risiko diminta untuk memberikan opini. Selanjutnya opini tersebut akan disampaikan kepada Komite Kredit sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan. Dalam rangka pengendalian risiko kredit yang mungkin timbul akibat kelemahan aspek administratif dan ketidakpatuhan atas ketentuan internal yang berlaku, Perseroan telah membentuk unit kerja Pengendalian Risiko Kredit (Credit Risk Controller) dalam rangka pengendalian risiko tersebut, terutama untuk pemberian kredit berskala kecil, menengah dan besar di cabang dan kantor pusat. Selain itu dalam rangka pengendalian risiko kredit secara komprehensif dan peningkatan prinsip kehati-hatian terhadap kinerja perkreditan, Perseroan terus meninjau dan menyempurnakan pelaksanaan fungsi pengendalian internal risiko kredit, baik yang dijalankan oleh risk taking unit maupun berbagai unit kerja pendukung, diantaranya dengan terus menyempurnakan dan mengoptimalkan fungsi credit risk controller pada setiap unit bisnis dan cabang. Para General Manager dan para pemimpin cabang memiliki limit kewenangan pemberian persetujuan kredit antara Rp750 juta sampai dengan Rp10 miliar, tergantung kepada individual limit masing-masing, yang diatur secara ketat sesuai kebijakan internal yang berlaku. Batasan kewenangan persetujuan kredit pemimpin cabang di-review secara berkala berdasarkan faktor-faktor antara lain kelas cabang, masa kerja di bidang perkreditan dan kinerja dari pemimpin cabang tersebut. Untuk kredit yang jumlahnya melampaui kewenangan persetujuan kredit pemimpin cabang, harus memperoleh persetujuan dari komite kredit di kantor pusat. Proses persetujuan kredit dilakukan berdasarkan prinsip bahwa setiap kredit harus diproses melalui Komite Kredit (beranggotakan minimal 3 orang, kecuali untuk kredit dengan agunan tunai dan kartu kredit yang anggotanya minimal 1 orang) untuk memperoleh persetujuan. Komposisi dan jumlah anggota komite kredit akan berbeda sesuai dengan jumlah dan fasilitas kredit yang diajukan. Divisi Legal dan Investigasi Kredit bertanggung jawab untuk mempersiapkan opini yang meliputi analisa aspek hukum atas perikatan hukum dengan peminjam dan penilaian atas agunan kredit. Selain itu berkaitan dengan proses tersebut, Divisi Legal dan Investigasi Kredit juga bertanggung jawab untuk melakukan evaluasi atas dokumentasi hukum yang harus dilengkapi oleh account officer berikut semua dokumen yang terkait dengan agunan. 107

130 Dalam penyaluran kredit, Perseroan harus mengikuti ketentuan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) yang telah ditetapkan oleh BI atas pemberian kredit kepada satu atau kelompok peminjam. BI menetapkan BMPK untuk pihak terkait, pihak tidak terkait secara individual, pihak tidak terkait secara kelompok dan kepada BUMN untuk tujuan pembangunan dan mempengaruhi hajat hidup orang banyak, sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan BI No.7/3/PBI/2005 dan No.8/13/PBI/2006 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum adalah sebesar 10,0%, 20,0%, 25,0% dan 30,0% terhadap jumlah modal. Untuk kredit yang dijamin dengan agunan tunai dan kredit yang dijamin oleh Pemerintah, termasuk kredit yang diberikan ke Bulog dalam rangka Program Beras Nasional, dikecualikan dari ketentuan BMPK. Penetapan Tingkat Bunga Kredit (Pricing) dilakukan berdasarkan hasil keputusan dari Assets and Liabilities Committee yang mengadakan pertemuan minimal sekali dalam sebulan untuk membahas dan menetapkan tingkat suku bunga. Komite ini menetapkan bunga sumber dana antara lain berdasarkan pertimbangan atas batasan suku bunga maksimum yang telah ditentukan oleh Lembaga Penjamin Simpanan (diumumkan secara berkala oleh Lembaga Penjamin Simpanan) dalam Program Penjaminan Pemerintah, tingkat suku bunga yang ditawarkan oleh bank lain, likuiditas Perseroan dan suku bunga BI. Assets and Liabilities Committee juga menetapkan tingkat bunga kredit untuk berbagai jenis kredit. Dasar penetapan tingkat bunga kredit tersebut antara lain meliputi pertimbangan atas besarnya cost of fund, besarnya kredit, profil risiko dan target keuntungan yang diharapkan. Perseroan menyampaikan tingkat bunga pendanaan dan kredit yang ditetapkan kepada seluruh unit kerja yang bertanggung jawab dalam pengelolaan produk pendanaan dan kredit. Pengkajian atas tingkat bunga tersebut dilakukan minimal setiap bulan atau setiap saat apabila diperlukan. BI secara umum tidak membatasi besarnya tingkat bunga atau bagaimana proses penetapan tingkat bunga itu dilakukan maupun seberapa sering penetapan tingkat bunga tersebut dilakukan. Kredit yang diberikan oleh Perseroan dimonitor secara periodik oleh account officer yang bertanggung jawab untuk menangani kredit tersebut. Perseroan menetapkan kebijakan monitoring kredit yang dilakukan dengan berdasar pada faktor-faktor yang dipergunakan dalam proses persetujuan kredit. Perseroan juga melakukan pengkajian terhadap aktivitas rekening nasabah untuk mengetahui status pembayaran bunga dan/atau pembayaran pokok setiap bulannya. Selain itu, Perseroan juga melakukan pengkajian atas kondisi keuangan, kepatuhan terhadap perjanjian kredit, kondisi agunan, pembayaran angsuran serta penyelesaian permasalahan kredit nonperforming yang terjadi. Pengkajian ini dilakukan minimal setahun sekali, kecuali pada kredit konsumer. Pada umumnya, restrukturisasi kredit dilakukan atas kredit yang diklasifikasikan kedalam kategori Non Performing Loan (NPL), namun tidak menutup kemungkinan untuk melakukan restrukturisasi atas kredit yang diklasifikasikan dalam kategori lancar maupun dalam perhatian khusus yang diperkirakan akan mengalami kesulitan pembayaran di kemudian hari. Restrukturisasi kredit hanya dilakukan terhadap kredit bermasalah yang masih memiliki prospek usaha yang baik dan kooperatif. Selanjutnya ketentuan mengenai restrukturisasi ini diatur secara rinci dalam Pedoman Restrukturisasi Kredit dan ketentuan internal lainnya yang berlaku. Pola restrukturisasi kredit dilakukan secara kasus per kasus untuk memperoleh hasil yang maksimal. Beberapa pola restrukturisasi tersebut antara lain:penurunan suku bunga kredit, penambahan jangka waktu kredit, pengurangan tunggakan bunga kredit, pengurangan tunggakan pokok kredit, penambahan fasilitas kredit, pengalihan kredit menjadi penyertaan modal sementara. Penilaian agunan merupakan bagian dari proses pemberian kredit. Penilaian agunan atas kredit sampai dengan Rp5 miliar dilakukan oleh penilai internal (internal appraisers). Sedangkan untuk kredit yang melebihi Rp5 miliar, penilaian agunan dilakukan oleh penilai independen rekanan yang ditunjuk. Namun dalam kondisi tertentu, untuk kredit hingga Rp5 miliar, penilaian agunannya dapat juga dilakukan oleh penilai independen. Perseroan tidak menerima agunan berupa hak milik intelektual dan agunan lain yang dilarang oleh ketentuan BI. Agunan kredit dinilai ulang minimal sekali setiap tahun. Dalam hal terdapat penurunan nilai agunan, nasabah akan diminta untuk memberikan tambahan agunan guna memenuhi ketentuan nilai agunan. Perseroan juga mengakui bentuk agunan lain seperti Jaminan dari Pihak Ketiga, yang diantaranya dapat berupa Penjaminan dari Pemerintah, Asuransi Kredit dan sebagainya. Risiko Pasar Dalam menjalankan aktivitas usahanya, Perseroan menghadapi risiko pasar yang meliputi risiko suku bunga dan risiko nilai tukar, yang timbul karena disebabkan posisi on balance sheet maupun off balance sheet yang tergolong dalam trading book atau banking book. Pengelolaan risiko nilai tukar valuta asing dan risiko suku bunga Perseroan secara keseluruhan dijalankan berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan produk, jasa dan aktivitas treasury dan bisnis yang terekspos risiko tersebut. Pengendalian risiko nilai tukar valuta asing dan suku bunga Bank pada trading book antara lain dilakukan melalui analisis dan pengendalian risiko serta penetapan limit untuk aktivitas trading yang meliputi transaksi Money Market, Foreign Exchange dan Fixed Income Securities (Surat Berharga). Selain itu, dilakukan proses mark to market untuk posisi trading book, monitoring posisi devisa neto (PDN) dan VaR (Value at Risk) atas posisi tersebut. Dalam pengukuran risiko, Perseroan juga melakukan stress test dengan beberapa skenario, diantaranya skenario terburuk (worst case scenario), yang ditujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan Perseroan dalam menghadapi pergerakan atau kondisi pasar yang tidak normal. Pengelolaan risiko pasar pada banking book difokuskan pada upaya pengelolaan risiko suku bunga yang terutama berasal dari perbedaan atas tanggal penyesuaian harga (repricing gap)maupun adanya perbedaan jenis penetapan suku bunga (fixed rateatau variable rate)untuk aset dan kewajiban bank yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga. 108

131 Pengukuran risiko suku bunga dilakukan dengan menggunakan Interest Rate Risk Model dengan metodologi repricing profile gap, sehingga dapat diketahui pergerakan tingkat suku bunga yang dapat mempengaruhi stabilitas pendapatan bunga - neto. Dalam pengukuran tersebut juga dilakukan stress test untuk mengetahui tingkat kemampuan Perseroan dalam menghadapi pergerakan suku bunga (rate shock) pada kondisi pasar yang tidak normal. Sebagai mitigasi risiko nilai tukar valuta asing di tengah volatilitas nilai tukar valuta asing yang cenderung meningkat karena dampak faktor risiko global, maka pengelolaan PDN dilakukan dengan hati-hati melalui kebijakan mengontrol mutasi transaksi valuta asing di seluruh Kantor Cabang dan Unit Bisnis. Dengan PDN yang terjaga pada level yang rendah dan terbatas, risiko nilai tukar valuta asing yang dihadapi tetap dapat diminimalkan. Sedangkan sebagai mitigasi risiko suku bunga, penempatan dana pada aset produktif dilakukan lebih selektif pada portofolio yang dapat memberikan keuntungan optimal dan dilakukan review suku bunga sisi aset dan kewajiban yang lebih intensif apabila terjadi pergerakan suku bunga pasar yang signifikan. Selain itu, upaya pengelolaan repricing gap sisi aset dengan sisi kewajiban disesuaikan dengan memperhatikan arah pergerakan suku bunga sehingga dapat meminimalkan risiko suku bunga. Risiko Likuiditas Risiko likuiditas dapat terjadi akibat ketidakmampuan dalam memenuhi kewajiban yang telah jatuh waktu. Permasalahan likuiditas tersebut dapat timbul akibat adanya ketidakcocokan saat jatuh tempo (maturity mismatch) antara aset dan kewajiban. Untuk memastikan kemampuan dalam memenuhi kewajiban kepada nasabah/counterparty, Perseroan menerapkan kebijakan pengelolaan likuiditas melalui alokasi penempatan pada Cadangan Primer (Primary Reserve dan alat likuid), Cadangan Sekunder (Secondary Reserve) dan Cadangan Tersier (Tertiary Reserve) berdasarkan kriteria dan limit tertentu. Dalam mengantisipasi timbulnya risiko likuiditas tersebut, Perseroan memiliki kebijakan Rencana Pendanaan Darurat, yang berisi langkah-langkahyang harus dilakukan oleh Bank Bukopin dalamrangka mengantisipasi dan menghadapi perubahankondisi likuiditas harian sehingga Bank Bukopindapat tetap memenuhi setiap kewajiban finansialyang sudah diperjanjikan secara tepat waktu danmenjaga kelangsungan proses bisnis Bank Bukopin. Perseroan melakukan pengukuran risiko likuiditas menggunakan Liquidity Risk Modeldengan metodologi maturity gap. Dalam pengukuran tersebut juga dilakukan stress test untuk mengetahui tingkat kemampuan Bank dalam menghadapi tekanan likuiditas pada kondisi pasar yangtidak normal. Di tengah kondisi eksternal yang belum stabil sebagai dampak perlambatan dan ketidakpastian ekonomi global serta ketidakpastian terkait rencana pengurangan bertahap stimulus moneter oleh Bank Sentral AS, maka upaya penghimpunan sumber dana dan peningkatan core deposits menjadi fokus utama antara lain melalui pengembangan produk, peningkatan pelayanan dan peningkatan loyalitas nasabah secara berkesinambungan. Hal tersebut dilakukan untuk memberikan keunggulan kompetitif yang dapat dinikmati segenap nasabah. Dalam mengantisipasi meningkatnya risiko likuiditas, upaya pengelolaan aset likuid Perseroan dilakukan dengan lebih hati-hati sejalan dengan kondisi Loan to Deposit Ratio (LDR) sehingga kondisi likuiditas Bank secara keseluruhan dapat tetap terjaga. Risiko Operasional Di dalam mengelola risiko operasional, risk takingunit bertanggung jawab atas risiko yang terjadipada unitnya masing-masing. Adapun tata carapengendalian risiko tersebut diatur dalam kebijakan Perseroan secara menyeluruh dan prosedur pada setiap unit. Metode dan kebijakan didalam pengendalian risikooperasional dilaksanakan diantaranya melalui: Pengkajian terhadap kebijakan, pedoman, dan prosedur pengendalian internal sesuai dengan kondisi perkembangan eksternal yang terkini; Pengkajian terhadap produk dan aktivitas baru;pengkajian dan penerapan Disaster Recovery Plan sebagai langkah antisipatif atas kejadian internal maupun eksternal yang berpotensi menimbulkankerugian; Tindakan korektif terhadap hasil temuan audit; dan Identifikasi serta pengukuran risiko operasional juga dilakukan melalui perhitungan risiko berdasarkan Accounting Loss Data (pengalaman kerugian dimasa lalu); Simulasi/latihan dalam menghadapi kejadian bencana sebagai penerapan Business Contingency Plan dalam pengelolaan dan pengendalian aktivitas Perseroan. Untuk mengelola risiko operasional, Perseroan telah mengembangkan berbagai modul seperti: Modul Risk Control Self Assessment (RCSA) dan Modul Loss Event Data (LED). Pengelolaan risiko operasional secara berkelanjutan melalui penetapan dan evaluasi proses dan kebijakan operasional, diantaranya Pedoman Kegiatan Operasional (PKO) dan prosedur untuk masing-masing jenis kegiatan/operasional baik yang bersifat transaksional maupun yang terkait dengan produk Perseroan, termasuk ketentuan dan langkah minimum yang mutlak harus dilakukan dalam rangka menjalankan kegiatan operasional yang standar dan seragam dengan tetap didasarkan pada prinsip kehati-hatian (prudential banking practices). Selain itu juga dilakukan pengaturan dan evaluasi limit, serta pelaksanaan pelaporan secara berkala baik bulanan maupun triwulanan kepada Direksi dan Dewan Komisaris. Untuk mendukung upaya peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko dan Good Corporate Governance (GCG) telah dilakukan proses penyempurnaan dan Sosialisasi Pedoman Disiplin Karyawan, proses penyempurnaan Pedoman Kode Etik, proses monitoring dan perbaikan kinerja service provider, proses penetapan Key Performance Indicators (KPI) setiap unit kerja dan penyempurnaan pedoman dan formulir penilaian kinerja, serta sosialisasi penerapan strategi anti fraud. 109

132 Risiko Reputasi Risiko reputasi timbul dari adanya pemberitaan negatif terkait dengan kegiatan usaha atau persepsi negatif mengenai Perseroan. Untuk mitigasi risiko dari pemberitaan dan persepsi negatif, Perseroan, secara rutin memantau berita yang berhubungan dengan Perseroan di berbagai media massa. Untuk memastikan pengendalian risiko reputasi, Perseroan telah melakukan langkah antisipasi antara lain: Adanya Unit Kerja Pelayanan; Penggunaan Complaint Tracking System untuk memonitor penyelesaian keluhan nasabah; Penerapan Service Level Agreement (SLA) di tiap unit kerja untuk memastikan standar waktu layanan; kerja sama dengan pihak independen dalam melakukan survey pelayanan Perseroan dibandingkan dengan pesaing; dan pelaksanaan pelatihan karyawan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Risiko Hukum Risiko hukum yang muncul dapat disebabkan oleh kelemahan sistem yuridis atau oleh adanya gugatan hukum, ketiadaan hukum yang jelas dan mendukung, atau adanya kelemahan dalam kontrak, klaim, atau agunan. Risiko hukum dikelola untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas dan hubungan kegiatan usaha dengan pihak ketiga telah didasarkan pada aturan dan persyaratan yang dapat melindungi kepentingan Perseroan dari segi hukum. Pengelolaan risiko hukum di Perseroan dilakukan oleh beberapa divisi sesuai dengan faktor risikonya. Terkait dengan perkreditan dilakukan oleh Divisi Legal dan Investigasi Kredit, terkait dengan litigasi yang diakibatkan oleh kredit bermasalah dilakukan oleh Divisi Restrukturisasi dan Penyelesaian Kredit dan terkait dengan aspek hukum Perusahaan dikelola oleh Divisi Hukum Perusahaan. Risiko Kepatuhan Risiko Kepatuhan dapat muncul akibat kegagalan mematuhi ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang dapat dimitigasi dengan upaya preventif, yaitu dengan penerapan budaya kepatuhan bagi seluruh karyawan dan setiap bagian di Perseroan yang merupakan nilai, perilaku dan tindakan yang mendukung terciptanya kepatuhan terhadap ketentuan dan peraturan perundangundangan yang berlaku. Pengelolaan terhadap Risiko Kepatuhan dilakukan oleh Divisi Kepatuhan melalui evaluasi yang mendalam terhadap aspek kepatuhan. Pengendalian terhadap risiko kepatuhan dikelola antara lain melalui evaluasi terhadap aspek kepatuhan terhadap peraturan perundangundangan, ketentuan kehati-hatian dan ketentuan lain yang berlaku, di antaranya: a. Risiko kredit terkait dengan ketentuan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aset, Pembentukan Penyisihan Penghapusan Aset (PPA), dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK). b. Risiko pasar terkait dengan ketentuan Posisi Devisa Neto (PDN). c. Risiko likuiditas terkait dengan ketentuan Giro Wajib Minimum (GWM) d. Risiko stratejik terkait dengan ketentuan Rencana Bisnis Bank (RBB). e. Risiko lain yang terkait dengan ketentuan eksternal dan internal. Selain itu telah dilakukan penerapan program Know Your Customer (KYC) dan program Anti Pencucian Uang (Anti Money Laundering/AML) dan Pencegahan Pendanaan Terorisme, pelaksanaan pengkinian data nasabah melalui laporan berkala Suspicious Transaction Report (STR) dan Cash Transaction Report (CTR) dilakukan berkelanjutan serta adanya pengawasan transaksi yang mencurigakan melalui kerja sama dengan Pusat Pelaporan Analisa Transaksi Keuangan (PPATK). Risiko Stratejik Risiko stratejik dapat timbul karena adanya keputusan dan/atau penerapan strategi Bank yang tidak tepat, pengambilan keputusan strategis yang tidak tepat, atau kegagalan Bank dalam merespon perubahan-perubahan eksternal. Pengelolaan risiko stratejik mewajibkan Perseroan untuk mengidentifikasi, mengukur dan memitigasikan risiko-risiko yang berkaitan dengan keputusan strategis yang kurang efektif serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan eksternal. Untuk mengelola risiko tersebut, Dewan Komisaris dan Direksi telah mengembangkan rencana strategis yang berfungsi sebagai cetak biru pengembangan usaha tiga tahun ke depan. Selain itu juga telah ditunjuk unit kerja Perencanaan Strategis yang mengkoordinir dan memantau program pengembangan dan perencanaan bisnis Bank. Identifikasi risiko stratejik dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman di masa lalu yang disebabkan oleh risiko stratejik. Pengendalian risiko stratejik diantaranya dilakukan melalui monitoring pencapaian rencana bisnis secara periodik dan dilanjutkan dengan mitigasi atas faktor penyebab kegagalan. 110

133 Penerapan Basel II dan persiapan Penerapan Basel III Perseroan sebagai bagian dari perbankan di Indonesia tidak terlepas dari aturan penerapan Basel II yang telah mulai diterapkan secara bertahap. Untuk implementasi BaseI II tersebut, Perseroan senantiasa mengupayakan kesesuaian dengan road map penerapan Basel II yang telah disampaikan oleh BI. Dengan tetap mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan BI, pengembangan manajemen risiko Perseroan juga mengacu pada best practice penerapan manajemen risiko di perbankan internasional. Penyempurnaan dilakukan secara terus menerus sesuai dengan kerangka kerja yang diterbitkan Basel Committee on Banking Supervision, yaitu konsep Basel New Capital Accord (Basel II). Dalam penerapan Basel II ini, Perseroan selalu aktif terlibat dalam persiapan implementasi Basel II diantaranya adalah terlibat dalam Working Group Implementasi Basel II di BI, dan keikutsertaan aktif dalam program Financial Sector Assessment Program (FSAP) yang diselenggarakan BI bekerja sama dengan IMF dan World Bank. Mengingat penerapan Basel II bukanlah tugas yang ringan, maka dalam persiapannya, Perseroan selalu aktif bekerjasama dengan beberapa bank lain, baik di dalam maupun di luar negeri, khususnya terkait dengan metodologi, sistem pengukuran maupun sharing knowledge. Untuk meningkatkan kompetensi, secara periodik pegawai diikutkan dalam berbagai forum seminar, workshop, maupun training baik di dalam maupun luar negeri. Dalam rangka persiapan penerapan Basel III, perseroan telah melakukan kajian dan evaluasi permodalan dan risiko likuiditas terkait penerapan Basel III dengan mempersiapkan dan mengkaji rencana penyesuaian ketentuan permodalan dan penggunaan indeks ketahanan likuiditas antara lain dengan melakukan simulasi dan melakukan kajian terhadap rasio terkait ketahanan likuiditas, seperti Liquidity Coverage Ratio dan Net Stable Funding Ratio, serta berperan aktif dalam Working Group BI dalam pelaksanaan Quantitative Impact Study Basel III yang dikoordinasikan oleh BI. Dengan tetap mematuhi ketentuan yang telah ditetapkan BI, pengembangan manajemen risiko Perseroan juga mengacu pada best practice penerapan manajemen risiko di perbankan internasional, antara lain penerapan Basel II yang telah mulai diterapkan secara bertahap. Dalam rangka implementasi BaseI II, penyempurnaan dilakukan secara terus menerus dengan memperhatikan kebijakan BI. Sejak beberapa tahun terakhir Bank Bukopin telah melaksanakan implementasi Basel II sesuai kerangka ketentuan BI, diantaranya adalah mulai diterapkannya perhitungan kebutuhan permodalan untuk risiko operasional dengan pendekatan indicator dasar (basic indicator approach) dan pendekatan standar (standardised approach) pada risiko kredit dan risiko pasar. Selain itu Perseroan juga terus mengantisipasi perkembangan dalam penerapan Basel II dengan mempersiapankan penggunaan pendekatan-pendekatan yang lebih canggih dan lebih akurat untuk setiap jenis risiko. Dalam pelaksanaan implementasi Basel I dan persiapan implementasi Basel III, Perseroan selalu terlibat aktif dalam Working Group Implementasi Basel II dan Working Group Implementasi Basel III di BI. Sejak beberapa tahun terakhir, Perseroan turut berpartisipasi aktif dalam Quantitative Impact Study Basel III dan studi dampak rencana revisi SEBI No. 9/33/DPNP tanggal 18 Desember 2007 perihal Pedoman Penggunaan Metode Standar Dalam Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dengan Memperhitungkan Risiko Pasar yang dilakukan oleh Direktorat Penelitiandan Pengaturan Perbankan BI. Untuk penerapan Basel II maupun persiapan penerapan Basel III berdasarkan best practice yang disesuaikan dengan ukuran dan kompleksitas Perseroan, maka Perseroan selalu aktif bekerjasama dengan beberapa bank lain, khususnya terkait dengan metodologi, sistem pengukuran maupun sharing knowledge. Selain itu, untuk semakin meningkatkan kompetensi, secara periodik pegawai diikutkan dalam berbagai forum seminar, workshop, maupun training. Kebijakan dan Persetujuan Kredit Perseroan telah menetapkan kebijakan dasar perkreditan dan pedoman bisnis terkait pemberian kredit yang memuat prosedur dalam melakukan analisis kelayakan kredit, mekanisme persetujuan, pemantauan dan pembinaan serta restrukturisasi kredit. Perseroan berupaya untuk menjaga kualitas aset melalui penetapan kebijakan perkreditan yang antara lain meliputi analisis kredit, pelaksanaan review status kredit secara berkala, diversifikasi portofolio kredit, kecukupan agunan dan sistem pengendalian internal. Perseroan memiliki sistem data kredit yang tersentralisasi yang berbasis web (intranet). Sistem data kredit tersebut telah dikaji dan dikembangkan ulang secara internal bekerja sama dengan perusahaan jasa konsultan yang berpengalaman luas. Sejalan dengan prinsip kehati-hatian, Perseroan juga telah menetapkan kebijakan terkait agunan dan penjaminan (garansi) kredit. Perseroan memiliki pedoman perkreditan yang mengatur kebijakan dan prosedur dalam pemberian kredit kepada nasabah koperasi, mikro, kecil dan menengah, komersial dan konsumer. Perseroan melakukan pengkajian dan penyempurnaan atas pedoman kredit tersebut secara berkala agar senantiasa sesuai dengan peraturan BI dan peraturan eksternal lainnya serta kebijakan manajemen risiko yang terkait dengan pemberian kredit. Semua cabang dan unit kerja yang terkait dalam penyaluran kredit wajib untuk mematuhi kebijakan dan pedoman perkreditan yang ditetapkan. Kebijakan kredit tersebut ditetapkan oleh Kantor Pusat dan atas setiap perubahan dari kebijakan kredit harus memperoleh persetujuan Direksi. Pengendalian atas risiko kredit berawal sejak proses persetujuan kredit. Untuk kredit konsumer, proses kredit telah menggunakan sistem scoring berbasis web. Analisa kelayakan kredit non konsumer telah diproses dengan menggunakan sistem Internal Credit Risk Rating berbasis web yang mulai dipergunakan sejak tahun

134 Hasil peratingan yang dihasilkan dikaji oleh analis kredit/account officer. Disamping itu, berdasarkan analisa karakteristik usaha, volume kredit dan peringkat risiko nasabah, Divisi Kepatuhan, Divisi Manajemen Risiko dan Divisi Legal dan Investigasi Kredit diminta untuk memberikan opini. Selanjutnya opini tersebut akan disampaikan kepada Komite Kredit sebagai salah satu masukan dalam pengambilan keputusan. Peringkat risiko kredit disusun dengan berbagai kriteria untuk mengevaluasi risiko yang terkait dengan nasabah serta risiko yang terkait proyek yang akan dibiayai. Risiko kredit juga dievaluasi dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain sebagai berikut: a. Historis dan proyeksi kondisi keuangan, termasuk laba rugi, arus kas, dan laporan posisi keuangan nasabah; b. Riwayat hubungan kredit pada bank lain berdasarkan Checking pada BI; c. Kualitas, kinerja dan pengalaman dari manajemen nasabah; d. Sektor industri nasabah; e. Posisi nasabah dalam persaingan di industri sejenis; f. Kondisi ekonomi secara umum. Audit Internal Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) atau Audit Intern bertanggung jawab untuk melaksanakan audit secara independen terhadap kecukupan dan efektifvitas struktur pengendalian internal serta segala aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan tanggung jawab pihak yang diaudit (auditee). SKAI secara berkala mengkaji kualitas pengelolaan risiko, keandalan struktur manajemen dan pengendaliannya, tingkat kepatuhan terhadap peraturan eksternal, kebijakan dan prosedur internal serta kecukupan kebijakan dan prosedur internal yang berlaku. Untuk memastikan tingkat independensi, SKAI menyampaikan laporan kepada Direktur Utama dan Komisaris Utama dengan tembusan kepada Ketua Komite Audit, Direktur Manajemen Risiko, Kepatuhan dan Pengembangan SDM. Selain ditempatkan di Kantor Pusat, SKAI juga memiliki tenaga auditor internal yang ditempatkan di kantor cabang dan area (untuk wilayah Jakarta) dengan status sebagai karyawan Kantor Pusat, sehingga secara struktural bersifat independen dari manajemen kantor cabang. Para staf auditor internal yang ditempatkan di cabang-cabang tersebut (Staf Audit Cabang dan Staf Audit Area) melaporkan setiap aktivitas audit yang dilakukannya langsung kepada Kepala SKAI. Tanggung jawab Staff Audit Cabang dan Area meliputi seluruh outlet cabang dan area (cabang pembantu, kantor fungsional, kantor kas, dan payment point) yang berada di bawah kantor cabang dan area dimana Staf Audit Internal bertugas. Pada tanggal 31 Desember 2014, SKAI yang dipimpin oleh seorang Kepala SKAI memiliki 88 tenaga auditor internal, dimana sebanyak 29 orang diantaranya berkedudukan di Kantor Pusat, 59 orang berkedudukan di area dan cabang Perseroan di seluruh Indonesia. Rotasi terhadap auditor internal dilakukan setiap 2 sampai dengan 3 tahun sekali. Pelaksanaan aktivitas audit oleh SKAI dilakukan dengan mengacu kepada Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank (SPFAIB) yang ditetapkan BI. Sebagai tindak lanjut atas strategi dan risiko bisnis yang dihadapi Bank Bukopin, faktor eksternal serta ekspektasi manajemen, SKAI menyusun perencanaan audit dengan berpedoman pada risk based audit. Audit berbasis risiko didasarkan atas hasil identifikasi, analisis dan evaluasi terhadap risiko yang terkandung pada suatu aktivitas atau unit. Hasil akhir dari identifikasi tersebut, menghasilkan perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan pelaporan pemeriksaan yang lebih difokuskan pada aktivitas yang mengandung risiko signifikan dan material. Proses audit dilakukan berdasarkan pendekatan risk based audit dengan mengacu pada penilaian terhadap peringkat risiko dari masing-masing risk owner. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi proses audit. Kepatuhan Perseroan menyadari sepenuhnya bahwa ketidakpatuhan, penyimpangan, bahkan pelanggaran terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku merupakan faktor yang sangat mempengaruhi kelangsungan bisnis perbankan. Oleh karenanya peningkatan sistem pengendalian internal melalui peningkatan pencegahan menjadi tuntutan yang harus dilaksanakan. Sistem pencegahan dimaksud tidak hanya sekedar melalui kecukupan peraturan, kebijakan, prosedur atau pengawasan intensif, tetapi juga mencakup upaya pencegahan dini yang dilakukan oleh setiap karyawan dan seluruh bagian yang ada di Perseroan dengan selalu berupaya mematuhi peraturan, kebijakan dan prosedur yang telah ditetapkan dalam menjalankan pekerjaan sehari-hari. Terselenggaranya Sistem Pengendalian Intern yang handal dan efektif menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam Perseroan, terutama sinergi dari Divisi Kepatuhan, Manajemen Risiko dan SKAI (Satuan Kerja Audit Intern) yang bersifat preventif (exante) maupun kuratif (ex-post) untuk dapat memitigasi risiko kegiatan usaha Perseroan. Dalam rangka koordinasi pengelolaan risiko kepatuhan Perseroan memiliki Direktur yang membidangi kepatuhan yang didukung oleh Divisi Kepatuhan sebagai pelaksana tugas fungsi kepatuhan sehari-hari. Melalui peran Divisi Kepatuhan, Perseroan senantiasa berupaya untuk memastikan kepatuhan seluruh unit kerja terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku dan menjaga serta memantau agar aktivitas operasional Perseroan tidak menyimpang. Selain kedua peran utama tersebut, Divisi Kepatuhan sebagai satuan kerja yang bertanggung jawab langsung kepada Direktur yang membidangi fungsi kepatuhan mempunyai peran penting lainnya dalam memantau dan menjaga kepatuhan Perseroan terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Perseroan kepada BI, OJK dan/atau otoritas terkait lainnya. Divisi Kepatuhan juga bertanggung jawab atas penerapan prinsip Know Your Customers (KYC) dan Anti Pencucian Uang (APU) serta Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT). 112

135 Dalam melaksanakan pokok-pokok penerapan fungsi kepatuhan dan prinsip Know Your Customers (KYC), Anti Pencucian Uang (APU) serta Pencegahan Pendanaan Terorisme (PPT), tugas Divisi Kepatuhan sekurang-kurangnya meliputi: 1. Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi Bank dengan cara mensosialisasikan ketentuan dan peraturan perundang-undangan terkini kepada setiap lapisan organisasi Perseroan. 2. Pelaksanaan kepatuhan Perseroan terhadap ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, melalui: a. Penetapan langkah-langkah yang diperlukan dengan memperhatikan prinsip kehati-hatian yang tertuang dalam setiap peraturan intern Bank b. Pemberitahuan kepada Direksi Perseroan agar tidak menempuh kebijakan dan/atau menetapkan keputusan yang menyimpang dari ketentuan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. c. Melakukan uji kepatuhan atas setiap rancangan kebijakan dan prosedur serta melakukan uji kepatuhan atas setiap persetujuan kredit. d. Melakukan review dan/atau merekomendasikan pengkinian dan penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem maupun prosedur yang dimiliki Perseroan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. e. Melakukan upaya-upaya untuk dapat memastikan kepatuhan Bank terhadap seluruh perjanjian dan komitmen yang dibuat oleh Bank kepada BI, OJK dan lembaga otoritas yang berwenang lainnya. 3. Melakukan identifikasi, pengukuran, monitoring dan pengendalian Risiko Kepatuhan, melalui: a. Terhadap persetujuan kredit dengan limit kecil, pelaksanaan uji kepatuhan dilakukan dengan menggunakan Compliance Self Assessment melalui sistem aplikasi yang dikembangkan oleh Divisi Kepatuhan. Sedangkan untuk kredit dengan limit tertentu yang lebih besar, pelaksanaan uji kepatuhan dilaksanakan melalui pemberian opini tertulis yang bersifat independen melalui Compliance Worksheet Application b. Terhadap tingkat pemahaman kepatuhan dilakukan dengan pengujian ketentuan yang berlaku melalui Compliance Test 4. Melalui Unit Anti Money Laundering (AML)/ Bagian Pengenalan Nasabah, Divisi Kepatuhan mengambil berbagai inisiatif antara lain dengan menerapkan dan mengembangkan Sistem Anti Pencucian Uang untuk mengidentifikasi transaksi keuangan mencurigakan, mendeteksi transaksi keuangan tunai dalam jumlah tertentu, transfer keluar dan kedalam negeri, serta alert system sebagai monitoring atas transaksi yang dilakukan oleh nasabah. 5. Terkait pelaporan kepada Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) telah dilakukan pelaporan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan dalam format Laporan Transaksi Keuangan Tunai (LTKT) dan Laporan Transaksi Keuangan Mencurigakan (LTKM) dan Laporan Transaksi Keuangan Luar Negeri (LTKL) yang ditentukan oleh PPATK 6. Penyampaian laporan pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Direktur Kepatuhan secara berkala kepada Direktur Utama dengan tembusan Komisaris Utama, dan laporan kepada BI setiap semester. Secara umum pelaksanaan fungsi kepatuhan Perseroan telah berjalan dengan baik. 11. GOOD CORPORATE GOVERNANCE (GCG) Perekonomian nasional mengalami perubahan yang cepat, tantangan yang dinamis dan semakin kompleks serta terintegrasi dengan perekonomian internasional diikuti oleh perkembangan industri perbankan. Perkembangan industri perbankan yang sangat pesat umumnya disertai dengan semakin kompleksnya kegiatan usaha bank yang mengakibatkan peningkatan eksposur risiko bank. Dengan semakin kompleksnya risiko yang dihadapi dan guna meningkatkan kinerja bank, melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan, diperlukan pelaksanaan Good Corporate Governance. Sejalan dengan Peraturan BI No. PBI No. 8/4/PBI/2006, (sebagaimana diubah dengan Peraturan BI No. PBI No. 8/14/PBI/2006), Perseroan telah menerbitkan Pedoman Good Corporate Governance sesuai dengan Surat Keputusan No. SKEP/425A/DIR/X/2006. Bentuk penerapan program Good Corporate Governance Perseroan adalah: a. Prinsip keterbukaan (transparency) Meliputi keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan. Setiap langkah dan proses penetapan kebijakan dan keputusan yang diambil oleh Dewan Komisaris dan Direksi harus dilakukan secara transparan dan dapat dikaji secara terbuka oleh setiap pihak yang relevan. b. Prinsip akuntabilitas (accountability) Meliputi kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Perseroan sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. Dewan Komisaris dan Direksi bertanggung jawab kepada pemegang saham atas pengawasan dan pengurusan bank dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholders lainnya termasuk otoritas moneter. c. Prinsip pertanggungjawaban (responsibility) Meliputi kesesuaian pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. 113

136 d. Prinsip kemandirian (independency) Pengelolaan Perseroan secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. Perseroan bekerja secara independen sesuai dengan profesionalisme yang dimiliki tanpa dapat dipengaruhi oleh pihak lain. e. Prinsip kewajaran (fairness) Meliputi keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholder yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pelaksanaan prinsip dasar Good Corporate Governance diwujudkan dalam: Pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi Dewan Komisaris dan Direksi mempunyai peran yang penting dan strategis dalam struktur tatakelola Perseroan. Tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan ditetapkan dalam Anggaran Dasar Perseroan yang merujuk pada ketentuan Undang-undang No. 40 tahun tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas dan ketentuan terkait lainnya dari otoritas BI dan OJK. Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan merupakan bagian dari struktur tata kelola Perseroan yang diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan kriteria dan prosedur yang berlaku dalam jangka waktu sesuai dengan ketetapan yang termaktub dalam Anggaran Dasar Perseroan. Fungsi Dewan Komisaris adalah sebagai wakil pemegang saham dalam melakukan pengawasan dan memberi arahan kepada Direksi dalam rangka menjalankan kepengurusan Perseroan yang dilandasi oleh prinsip-prinsip GCG. Direksi Perseroan bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya melakukan kepengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya, serta mewakili Perseroan baik dalam maupun diluar pengadilan, sesuai ketentuan Anggaran Dasar Perseroan. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite-komite dan satuan kerja yang menjalankan fungsi pengendalian intern bank. Untuk melaksanakan tugasnya secara efektif dan efisien, Dewan Komisaris membentuk Komite-komite yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan Perseroan dengan tetap mengacu pada ketentuan yang berlaku, termasuk sebagaimana diatur dalam Peraturan Bank BI No. PBI No. 8/4/PBI/2006 tentang Penerapan Good Corporate Governance Bagi Bank Umum (sebagaimana telah diubah Peraturan BI No.8/14/PBI/2006). Komite-komite tersebut adalah Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi. Komite Audit secara umum bertugas membantu Dewan Komisaris dalam melaksanakan fungsi pengawasan. Kelembagaan Komite Audit diketuai oleh Komisaris Independen dibantu oleh anggota independen yang ahli dibidang keuangan dan akuntansi dan anggota independen yang ahli dibidang hukum dan perbankan. Komite Pemantau Risiko Perseroan bertugas membantu Dewan Komisaris dalam mengidentifikasi hal-hal yang memerlukan perhatian Dewan Komisaris dan melaksanakan tugas-tugas Dewan Komisaris yang berkaitan dengan manajemen risiko Perseroan. Kelembagaan Komite Pemantau Risiko diketuai oleh Komisaris Independen dibantu oleh anggota independen yang ahli dibidang keuangan dan manajemen risiko. Komite Remunerasi dan Nominasi bertugas dan bertanggung jawab dalam melakukan evaluasi terhadap kebijakan remunerasi, memberikan rekomendasi kepada Dewan komisaris terkait kebijakan remunerasi bagi Dewan Komisaris dan Direksi untuk disampaikan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Terkait dengan kebijakan nominasi, Komite Remunerasi dan Nominasi bertugas menyusun dan memberikan rekomendasi mengenai sistem dan prosedur pemilihan dan/atau penggantian anggota Dewan Komisaris dan Direksi kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Rapat Umum Pemegang Saham. Kelembagaan Komite Remunerasi dan Nominasi terdiri dari ketua yang berasal dari Komisaris Independen dibantu oleh anggota yang terdiri dari unsur Komisaris dan Pejabat Eksekutif Perseroan. Penerapan fungsi kepatuhan, auditor internal dan auditor eksternal. Perseroan telah membentuk direktorat dan satuan kerja kepatuhan yang masing-masing dipimpin oleh Direktur dan Kepala Divisi Kepatuhan dalam rangka memastikan kepatuhan Perseroan terhadap peraturan BI, OJK dan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku. Penunjukan Direktur Kepatuhan dilakukan sesuai dengan ketentuan BI khususnya sebagaimana diatur dalam Peraturan BI Nomor 13/2/PBI/2011 tentang Pelaksanaan Fungsi Kepatuhan Bank Umum. Sejalan dengan Peraturan BI tersebut, Divisi Kepatuhan Perseroan merupakan satuan kerja yang independen terhadap satuan kerja operasional. Divisi Kepatuhan bertanggung jawab terhadap ketersediaan dan kesesuaian pedoman, sistem dan prosedur. Sebagai bagian dari penerapan Peraturan BI No. No.1/6/PBI/1999 tentang Penugasan Direktur Kepatuhan (Compliance Director) dan Penerapan Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Umum, Perseroan juga telah membentuk Satuan Kerja Audit Intern (SKAI) yang bertanggung jawab kepada Direktur Utama. Pelaksanaan fungsi audit intern melalui organ SKAI telah berjalan efektif berdasarkan pedoman intern serta standar minimum yang ditetapkan dalam SPFAIB. Dalam menjalankan fungsinya, SKAI Perseroan telah menempatkan Staf Audit Cabang/ Area yang bertanggung jawab kepada Kepala SKAI yang ada di Kantor Pusat Perseroan. 114

137 Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan, selain dilaksanakan oleh Auditor Intern, Perseroan juga menunjuk Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik (KAP) yang terdaftar di OJK. Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik didasarkan pada pemenuhan beberapa aspek seperti kapasitas Kantor Akuntan Publik yang ditunjuk, legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit, standar profesional akuntan publik, dan komunikasi OJK dengan Kantor Akuntan Publik. Proses penunjukan Akuntan Publik dan Kantor Akuntan Publik terlebih dulu wajib memperoleh persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) berdasarkan rekomendasi dari Komite Audit dan sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Penerapan manajemen risiko, termasuk sistem pengendalian intern Penerapan manajemen risiko Perseroan disesuaikan dengan tujuan, kebijakan usaha, ukuran dan kompleksitas usaha serta risiko yang dihadapi Perseroan. Dalam penerapan manajemen risiko, Perseroan memandang pentingnya peran Komisaris dan Direksi dalam pelaksanaan kebijakan dan strategi manajemen risiko. Selain itu, kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit risiko menjadi bagian lain yang wajib diperhatikan untuk berjalannya manajemen risiko yang efektif di Perseroan. Manajemen risiko Perseroan, melakukan identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalikan risiko secara periodik maupun insidentil. Untuk keperluan ini Perseroan membangun sistem informasi manajemen risiko yang disertai dengan sistem pengendalian internal. Penyediaan dana kepada pihak terkait dan penyediaan dana besar Penyediaan dana kepada pihak terkait dan atau penyediaan dana besar dilakukan sesuai dengan ketentuan BI tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian yang didasarkan pada prinsip diversifikasi portofolio dan terpenuhinya aspek independensi pengurus Bank terhadap potensi intervensi dari pihak terkait. Rencana strategis bank Rencana strategis dan rencana bisnis Perseroan disusun secara lengkap dan realistis serta sesuai dengan ketentuan BI tentang Rencana Bisnis Bank. Transparansi kondisi keuangan dan non-keuangan bank Perseroan menyusun dan menyajikan laporan keuangan dengan tata cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam Ketentuan BI tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dan disampaikan kepada BI dan beberapa lembaga lain seperti Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), lembaga pemeringkat di Indonesia, asosiasi bank-bank di Indonesia. Perseroan juga menyampaikan informasi keuangan dan non-keuangan di dalam homepage Perseroan. Berkaitan dengan transparansi informasi produk, Perseroan telah mempunyai kebijakan dan prosedur yang dibakukan dalam Surat Edaran Direksi. Kebijakan dan prosedur aspek transparansi informasi produk Perseroan disusun sesuai dengan ketentuan BI tentang Transparansi Informasi Produk Bank dan Penggunaan Data Pribadi Nasabah. Internalisasi prinsip-prinsip GCG melibatkan Dewan Komisaris, Direksi, pejabat eksekutif senior,karyawan pimpinan melalui berbagai jalur komunikasi internal dan melalui penetapan dan sosialisasi kebijakan pendukung seperti kode etik, whistle blowing, anti fraud dan penegakan disiplin dan penentuan sanksi atas pelanggaran. Secara teratur Manajemen melakukan tatap muka dengan karyawan melalui kunjungan ke cabang-cabang. Lebih dari itu, pelaksanaan prinsip dasar GCG tidak sekedar memenuhi peraturan yang berlaku tetapi Perseroan selalu berupaya menciptakan budaya perusahaan berbasis kinerja yang menjunjung tinggi integritas dan mengedepankan hubungan jangka panjang (lifetime relationship) dengan pihak terkait (stake holder). Perseroan melaksanakan self-assesment untuk menilai hasil pelaksanaan GCG sekurang-kurangnya setiap semester dan hasil self-assesment GCG beserta dengan transparansi kondisi keuangan dan non keuangan dilaporkan dalam Laporan Tahunan Perseroan. 12. KNOW YOUR CUSTOMER (KYC) Dalam menjalankan usahanya, Perseroan dihadapkan pada beberapa risiko yang dapat mengakibatkan kerugian baik materiil maupun non materiil. Bahwa salah satu risiko yang mungkin dihadapi Perseroan adalah digunakannya atau dijadikannya bank sebagai alat maupun sasaran dari kegiatan pencucian uang untuk menyembunyikan atau menyamarkan asal-usul harta kekayaan yang merupakan hasil dari suatu kejahatan dan pendanaan terorisme. Oleh karenanya Perseroan telah menerapkan program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Teroris (APU & PPT) sebagai dasar acuan dan panduan dalam melakukan setiap kegiatan bisnis dan operasional. Sejalan dengan perkembangan transaksi keuangan perbankan maka Perseroan telah menerapkan program APU & PPT dalam skala yang lebih luas dengan berpedoman pada Undang-Undang No. 8 tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang, Undang-Undang No.9 Tahun 2013 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pendanaan Terorisme, PBI No. 14/27/PBI/2012 tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme Bagi Bank Umum, Peraturan Kepala PPATK, serta Perseroan telah melakukan pengkinian kebijakan dan prosedur serta dukungan sistem informasi dalam rangka penerapan ketentuan perundang-undangan tersebut. Perseroan telah memiliki Kebijakan Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme (APU dan PPT) melalui SKEP No. SKEP/1254/DIR/XII/

138 Dalam rangka mendukung pelaksanaan KYC dan Anti Pencucian Uang (APU) serta Pencegahan Pendanaan Terorisme, (PPT) Perseroan telah membentuk suatu unit kerja khusus dibawah koordinasi Kepala Divisi Kepatuhan yang merupakan Pejabat Khusus Pengenalan Nasabah yang bertanggung jawab atas penerapan program tersebut, dengan tugas pokoknya antara lain adalah: a. Menyusun dan mengusulkan Pedoman Penerapan Program APU dan PPT kepada Direksi. b. Memastikan adanya sistem pendukung APU dan PPT dan kebijakan serta prosedur yang sesuai dengan perkembangan APU dan PPT terkini. c. Melakukan pemantauan atas hal-hal sebagai berikut: i. Pengkinian profil nasabah dan profil transaksi nasabah. ii. Mekanisme komunikasi yang baik terhadap penerapan APU dan PPT dengan menjaga kerahasiaan informasi. iii. Unit kerja terkait telah melakukan fungsi dan tugas dalam rangka mempersiapkan laporan mengenai dugaan transaksi keuangan mencurigakan. iv. Mengidentifikasi area yang berisiko tinggi terkait APU dan PPT. d. Melakukan koordinasi dan pemantauan terhadap pelaksanaan kebijakan APU dan PPT. e. Menerima laporan transaksi keuangan yang berpotensi mencurigakan dan melakukan analisis atas laporan tersebut. f. Menyusun laporan transaksi keuangan mencurigakan dan laporan lainnya sesuai undang-undang. g. Meningkatkan pemahaman mengenai APU dan PPT dengan mengusulkan kebutuhan pelatihan program APU dan PPT bagi pegawai serta melakukan sosialisasi dan training terkait APU & PPT 13. TEKNOLOGI INFORMASI Sejalan dengan Visi Satuan Kerja Teknologi Informasi (SKTI) yaitu menjadi mitra strategis dan bersinergi dengan seluruh stakeholder yang menginspirasi kemajuan Bank melalui inovasi tanpa henti, SKTI memposisikan diri sebagai mitra kerja bisnis dimana SKTI menyelenggarakan layanan Teknologi dan Sistem Informasi dengan misi untuk memberikan solusi dan menawarkan kapabilitas baru dalam rangka peningkatan kinerja Bank melalui penerapan TI yang berkualitas. Dalam mencapai visi & misi tersebut, Perseroan melakukan langkah-langkah strategis, diantaranya mengimplementasikan jasa perbankan menggunakan Sistem Teknologi Informasi (TI) secara real timeon-line kepada nasabahnya sejak tahun Database Perseroan menyimpan data mengenai nasabah, simpanan, kredit, dan data buku besar (general ledger). Selain itu, Perseroan memiliki database khusus untuk jasa perbankan yang lainnya. Infrastruktur TI Perseroan mendukung usaha Mikro, Kecil, Menengah dan Koperasi, Komersial dan Konsumer melaluijaringan komunikasi yang terintegrasi. Perseroan secara periodik mengevaluasi perangkat dan sistem serta melakukan upgrade atas fungsi perangkat tersebut. Pada tahun 2011 Perseroan telah melakukan standarisasi dan peremajaan perangkat komunikasi/jaringan dalam rangka meningkatkan network availability dan meningkatkan keamanan jaringan. Perseroan menggunakan paket perangkat lunak yang dirancang khusus untuk industri perbankan yang dikembangkan secara inhouse untuk core banking system sedangkan sebagian yang non core banking dikembangkan bekerjasama dengan perusahaan TI ternama. Middle Range Server digunakan sebagai mesin utama dan mesin cadangan serta PC Server Itanium sebagai perangkat keras (server) untuk mengelola berbagai fungsi front office, middle office dan back office. Adapun untuk perangkat lunak (software),perseroan juga mengembangkan produk-produk teknologi informasi yang dikategorikan dalam Sistem Informasi Perbankan (Core Banking System - Bukisys, Card Management, Cash Management, E-Channel & E-Payment) Business Intelegence Solution (BIS), Sistem Informasi Kemitraan, Sistem Informasi Pendukung (HRIS, Aset Management, Work Flow), dan Common Personal Productivity Tool. Dalam menjaga berjalannya layanan produk teknologi tersebut Perseroan didukung oleh adanya fungsi Service Desk yang bekerja 24 jam satu hari dan 7 hari dalam satu minggu dalam mengelola insiden dan permintaan layanan/fasilitas TI. Sistem TI Perseroan telah terintegrasi dan tersentralisasi yang memungkinkan seluruh Kantor dapat melakukan akses informasi secara real-time online dan pada saat yang bersamaan membukukan transaksi terkini. Seluruh Kantor Cabang, Kantor Cabang Pembantu, Kantor Kas, payment point, gerai Bukopin Simpan Pinjam, gerai Swamitra dan ATM dihubungkan dengan menggunakan jaringan komunikasi khusus ke Data Center Perseroan. Sistem TI Perseroan dilindungi dengan standar perangkat keamanan teknologi, diantaranya firewalls, spam filtering, intrusion detection system, intrusion prevention system, host security modules (encryption box) dan software antivirus. Sebagai bukti pengakuan standar keamanan informasi, pada bulan Januari 2010 Perseroan memperoleh sertifikasi ISO dibidang keamanan informasi dari Lembaga Sertifikasi Internasional (Bureau Veritas) dengan ruang lingkup: Bank-Wide IT Service Management by IT Strategy & Security Division and IT Support & Operation Division in Head Office s Data Center and in DRC Site yang berhasil dipertahankan. Pada tahun 2012, Perseroan melakukan resertifikasi dengan penambahan ruang lingkup untuk IT Development Division. Selain itu, sebagai bentuk pembuktian kualitas layanan TI terhadap nasabah, perseroan juga memperoleh sertifikasi ISO 20000:2011 dengan ruang lingkup layanan Tabungan dan Payment Point PLN. Atas pencapaian ini pada tahun 2012 Perseroan mendapat anugerah MURI sebagai bank pertama yang mendapatkan ISO 20000:2011 di Indonesia. 116

139 Perseroan juga memiliki Hot Backup Disaster Recovery Center (DRC) yang didirikan sejak tahun 2007 dan dihubungkan secara mirror dengan Data Center. Selain itu Perseroan memiliki High Availability (HA) di Kantor Pusat. Dengan sistem Backup bertingkat ini akan menjamin kelangsunganoperasiperseroan apabila terjadi gangguan pada mesin utama ataupun gangguan jalur koneksi menuju Data Center. Perseroan memiliki Disaster Recovery Plan (DRP) yang telah teruji pada saat terjadinya bencana tsunami di Aceh, gempa Padang dan bencana lainnya dimana Perseroan dapat segera beroperasi kembali pasca bencana tersebut. Perseroan secara berkala melakukan evaluasi dan pengujian DRP. Dalam rangka meningkatkan layanan Teknologi Informasi (TI) bagi nasabah dan user pengguna serta untuk memenuhi Peraturan BI (PBI No. 9/15/PBI/2007) dan Surat Edaran BI No. 9/30/DPNP tentang Penerapan Manajemen Risiko Dalam Penggunaan Teknologi Informasi Oleh Bank Umum. Perseroan melakukan reorganisasi di lingkungan Satuan Kerja Teknologi Informasi (SKTI). Perseroan juga telah memiliki Kebijakan, Prosedur dan Standar yang mengacu pada standar internasional best practice dibidang Tata Kelola TI yaitu ISO/IEC 20000:2011Information Technology Service Management (ITSM), ISO/IEC 27001:2005Information Security Management System (ISMS), A Guide to The Project Management Body of Knowledge (PMBOK) dan Control Objective for Information and Related Technologies (COBIT). 14. ASURANSI Polis asuransi Perseroan pada dasarnya mencakup perlindungan terhadap properti Perseroan dan risiko lainnya serta risiko operasional yang terjadi karena kehilangan atau pencurian. Pada 31 Desember 2014, Perseroan mengasuransikan gedung dan peralatan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya, uang tunai (cash in transit dan cash in vault), ATM dan asuransi pihak ketiga untuk kendaraan. Perseroan juga memberikan perlindungan asuransi kesehatan kepada karyawan. Aset tetap, kecuali tanah diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko lainnya berdasarkan perlindungan asuransi dengan lebih dari 15 (lima belas) perusahaan asuransi diantaranya adalah PT Asuransi Tripakarta, PT Asuransi Jasindo (Persero), dan PT Asuransi Tugu Pratama. Nilai pertanggungan seluruhnya pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp1.497 miliar. Aset Perseroan yang terdapat di Jakarta yang diasuransikan pada tanggal 31 Desember 2014, diantaranya adalah: No. Jenis Aset Nomor Polis Nilai Polis (miliar Rupiah) Jangka Waktu 1 Gedung Kantor Pusat Okt Kantor Cabang Operasional Jakarta Okt Unit ATM di Jakarta Nov ,2 8-Nov Aug ,3 8-Aug Aset tetap lain di Jakarta Nr NEW 0,5 14-Mar-2015* ,5 11-Jan ,2 18-Sep-2015 Jumlah Pertanggungan 488,70 *Dalam proses perpanjangan Perseroan berkeyakinan memiliki asuransi yang memadai untuk seluruh risiko material yang dapat diasuransikan yang material yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan. Seluruh perusahaan asuransi sebagaimana disebutkan di atas bukan merupakan perusahaan yang memiliki hubungan afiliasi dengan Perseroan. 15. TANGGUNG JAWAB SOSIAL PERUSAHAAN / CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) Sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari masyarakat, Perseroan memiliki komitmen yang tinggi dalam melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan atau corporate social responsibility (CSR). Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa keberhasilan Perseroan selama ini tidak terlepas dari dukungan masyarakat. Oleh karenanya, sudah semestinya apabila manfaat yang berasal dari keberhasilan Perseroan ini juga dirasakan oleh masyarakat, khususnya masyarakat di sekitar lingkungan kerja Perseroan. Komitmen Perseroan tersebut juga didorong oleh kenyataan bahwa kegiatan CSR merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari pelaksanaan tata kelola perusahaan yang baik. Sebagai suatu badan usaha yang bertanggung jawab, Perseroan tidak semata-mata hanya mencari keuntungan, namun juga memberikan kontribusi dalam peningkatan ekonomi dan kesejahteraan sosial masyarakat lingkungan sekitarnya. Kegiatan CSR yang diwujudkan oleh Perseroan memiliki pola berkesinambungan yang dirancang dalam jangka pendek, menengah dan panjang sebagai bagian dari rencana pengembangan perusahaan. Program CSR yang berkesinambungan dalam jangka panjang, yang mencakup tiga bidang utama, yaitu pendidikan, kesehatan masyarakat dan kesejahteraan sosial. Kegiatan kesejahteraan sosial tidak hanya bersifat fisik, namun juga mencakup peningkatan kualitas hidup masyarakat. Dalam bidang pendidikan, Perseroan berkesinambungan melanjutkan pemberian bantuan pembangunan dan renovasi fasilitas pendidikan, bantuan kegiatan pendidikan secara berkesinambungan, pengadaan buku dan komputer, pemberian beasiswa, mensponsori 117

140 berbagai bentuk kegiatan sekolah, serta mendukung berbagai aktivitas pelatihan masyarakat yang terkait, seperti edukasi perbankan, seminar workshop dan lain sebagainya. Untuk bidang kesehatan, Perseroan menjadikan kegiatan donor darah sebagai tradisi rutin tahunan, yang diikuti oleh baik karyawan Perseroan maupun masyarakat lingkungan sekitar. Dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat, Perseroan memadukan upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pemberian bantuan modal usaha, dengan bantuan insidental, yang antara lain berupa sumbangan korban bencana alam, dan santunan kepada panti-panti asuhan. Selain itu Perseroan juga aktif mensponsori berbagai kegiatan kesenian yang diadakan oleh sekolah, yayasan dan lembaga seni budaya masyarakat. Untuk kepedulian terhadap bidang olahraga, Perseroan mendukung penyelenggaraan berbagai kegiatan turnamen olah raga di masyarakat mulai dari turnamen sepakbola hingga pertandingan golf. Di tahun-tahun yang akan datang program CSR Perseroan akan lebih mengetengahkan kegiatan pengembangan komunitas (community development) yang berkelanjutan sebagai upaya perwujudan keseimbangan sendi-sendi perusahaan yang mengacu pada pencapaian triple bottom line, yaitu pertumbuhan ekonomi, kesejahteraan masyarakat dan pelestarian lingkungan alam. 16. HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL Pada tanggal Prospektus ini diterbitkan, Perseroan memiliki hak kekayaan intelektual yang telah terdaftar pada Direktorat Jenderal Hak Atas Kekayaan Intelektual, Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia berupa: No. Nomor / Tanggal Pendaftaran/Permohonan 1. No. Pendaftaran tanggal 23 Maret 2001 Nomor / Tanggal Sertifikat Surat Pendaftaran Ciptaan, tanggal 30 Nopember 2001 Jangka Waktu Berlakunya Pendaftaran Jenis HAKI 50 tahun sejak tanggal 10 Juli 1993 Hak Cipta atas Logo Judul / Nama HAKI BANK BUKOPIN 2. No. Pendaftaran tanggal 23 Juli 2001 Surat Pendaftaran Ciptaan, tanggal 18 September tahun sejak tanggal 3 Nopember 1997 Hak Cipta atas Logo SWAMITRA 3. Pendaftaran Ciptaan tanggal 17 Mei 1990 Jam WIB dengan nomor pendaftaran Pendaftaran Ciptaan tanggal 17 Mei tahun sejak tanggal 19 Mei 1990 Hak Cipta atas Logo BUKOPIN Bank Umum Koperasi Indonesia 4. No. Permohonan R tanggal 31 Maret 2010 Sertifikat Merek IDM , tanggal 1 Juli tahun sejak terhitung tanggal 14 Maret Merek Dagang BANK BUKOPIN + Logo 5. No. Permohonan V tanggal 31 Maret 2010 Sertifikat Merek No. IDM , tanggal 1 Juli tahun terhitung sejak tanggal 2 Maret Merek Dagang SIAga 6. No. Permohonan V , tanggal 24 Pebruari 2009 Sertifikat Merek No. IDM , tanggal 18 Agustus tahun sejak terhitung tanggal 23 Pebruari 2010 Merek Dagang SWAMITRA 7. No. Permohonan J , tanggal 26 September 2007 Sertifikat Merek No. IDM , tanggal 16 Maret tahun sejak terhitung tanggal 26 September Merek Dagang B-NEWS 8. No. Permohonan J , tanggal 31 Maret 2010 Sertifikat Merek No. IDM , tanggal 12 September tahun sejak terhitung tanggal 31 Maret Merek Dagang MIKRO BUKOPIN Simpan Pinjam 118

141 IX. INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA Pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan, Bank disebutkan sebagai badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat. Bank umum adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional dan atau berdasarkan prinsip syariah, yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Kegiatan usaha yang dapat dilaksanakan oleh Bank Umum: 1. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. 2. Memberikan kredit. 3. Menerbitkan surat pengakuan utang. 4. Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: 4.1. Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah Sertifikat Bank Indonesia (SBI) Obligasi Surat dagang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sampai dengan satu (1) tahun 5. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah. 6. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya. 7. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan antar pihak ketiga. 8. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga. 9. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak. 10. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek. 11. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat. 12. Menyediakan pembiayaan dan atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah, sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh BI. 13. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan undang-undang ini dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Disamping itu, Bank Umum dapat pula melakukan kegiatan usaha sebagai berikut : 14. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI. 15. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahaan efek, asuransi serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI. 16. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh BI, dan 17. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan dana pensiun yang berlaku. 119

142 Struktur Industri Perbankan Ke Depan Bertitik tolak dari kebutuhan untuk memiliki fundamental perbankan yang lebih kuat dan sebagai upaya lanjutan dalam program penyehatan perbankan nasional, BI mulai tahun 2004 telah mulai mengimplementasikan landscape atau blue print mengenai tatanan industri perbankan dalam Arsitektur Perbankan Indonesia (API) yang telah disusun berdasarkan masukan-masukan dari berbagai stakeholders. API merupakan suatu kerangka dasar sistem perbankan Indonesia yang bersifat menyeluruh dan memberikan arah, bentuk serta tatanan industri perbankan. Arah kebijakan pengembangan industri perbankan di masa datang yang dirumuskan dalam API dilandasi oleh visi mencapai suatu sistem perbankan yang sehat, kuat dan efisien guna menciptakan kestabilan sistem keuangan dalam rangka membantu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Fokus penyusunan API diarahkan pada proses pembentukan 6 (enam) pilar infrastruktur yang dibutuhkan oleh perbankan nasional yaitu: struktur perbankan nasional yang kokoh, pengaturan dan pengawasan bank yang efektif, kondisi internal individual bank yang sehat, infrastruktur pendukung industri perbankan yang memadai, dan juga terpenuhinya aspek perlindungan dan pemberdayaan konsumen pengguna jasa perbankan yang dapat diandalkan. Peralihan Fungsi Pengawasan dan Regulasi Perbankan Dalam UU No.6 tahun 2009 tentang Penetapan Peraturan Pemerintang pengganti UU No. 2 tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas UU No. 23 Tahun 1999 tentang BI menjadi Undang-Undang (pasal 7) disampaikan bahwa tujuan BI adalah mencapai dan memelihara kestabilan nilai. Tugas BI bersarakan UU No.6 tahun 2009 pasal 8 : 1. Menetapkan dan melaksanakan kebijakan moneter 2. Mengatur dan menjaga kelancaran sistem pembayaran 3. Mengatur dan mengawasi Bank Pada UU No. 21 Tahun 2011 tentang OJK dijelaskan fungsi pengawasan dan regulasi industri perbankan berpindah yang selama ini ada di BI, kini beralih ke OJK. OJK adalah lembaga yang independen dan bebas dari campur tangan pihak lain, yang mempunyai fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan, pengawasan, pemeriksaan, dan penyidikan terhadap kegiatan dibidang jasa keuangan, yaitu kegiatan di sektor perbankan, pasar modal, perasuransian, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya. OJK mempunyai fungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di sektor jasa keuangan. 120

143 Tugas OJK berdasarkan UU No.21 tahun 2011 pasal 6 : 1. OJK bertugas untuk mengatur dan mengawasi semua kegiatan yang berhubungan dengan jasa keuangan di sektor perbankan. 2. Melakukan pengawasan pada kegiatan jasa keuangan di sektor pasar modal, 3. Pengawan padalembaga peransuransian, lembaga pembiayaan, lembaga dana pensiun, dan jasa keuangan lain. Wewenang OJK berdasarkan UU No.21 tahun 2011 pasal 9 : 1. Menetapkan kebijakan operasional pengawasan terhadap kegiatan jasa keuangan; 2. Mengawasi pelaksanaan tugas pengawasan yang dilaksanakan oleh Kepala Eksekutif; 3. Melakukan pengawasan, pemeriksaan, penyidikan, perlindungan Konsumen, dan tindakan lain terhadap Lembaga Jasa Keuangan, pelaku, dan/atau penunjang kegiatan jasa keuangan sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundangundangan di sektor jasa keuangan; 4. Memberikan perintah tertulis kepada Lembaga Jasa Keuangan dan/atau pihak tertentu; 5. Melakukan penunjukan pengelola statute; 6. Menetapkan penggunaan pengelola statuter; 7. Menetapkan sanksi administratif terhadap pihak yang melakukan pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan di sektor jasa keuangan; dan 8. Memberikan dan/atau mencabut: 8.1. izin usaha; 8.2. izin orang perseorangan; 8.3. efektifnya pernyataan pendaftaran; 8.4. surat tanda terdaftar; 8.5. persetujuan melakukan kegiatan usaha; 8.6. pengesahan; 8.7. persetujuan atau penetapan pembubaran; dan 8.8. penetapan lain. SEJUMLAH REGULASI YANG PERLU DIPERHATIKAN Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum (KPMM) Peraturan BI No. 11/1/PBI/2009 tentang Bank Umum sebagaimana telah dirubah oleh Peraturan BI No. 13/27/PBI/2011 tentang Bank Umum, mensyaratkan bagi bank-bank umum yang baru didirikan untuk memiliki modal disetor untuk mendirikan bank ditetapkan paling kurang sebesar Rp Dalam PBI No. 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan modal Minimum Bank Umum bank wajib menyediakan modal minimum sesuai profil risiko, sehingga tidak hanya mampu menyerap potensi kerugian dari risiko kredit, risiko pasar, dan operasional, melainkan juga risiko-risiko lainnya seperti risiko likuiditas dan risiko lain yang material. Penyediaan modal minimum sesuai profil risiko ditetapkan paling rendah sebagai berikut : 1. 8% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat % s.d kurang dari 10% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat % s.d kurang dari 11% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4. 11% s.d 14% dari ATMR untuk Bank dengan profil risiko peringkat 4 atau peringkat 5. Giro Wajib Minimum Bank Umum (GWM) Dalam PBI 15/7/PBI/2013 dijelaskan Giro Wajib Minimum yang selanjutnya disingkat GWM adalah jumlah dana minimum yang wajib dipelihara oleh Bank yang besarnya ditetapkan oleh BI sebesar persentase tertentu dari DPK. pemenuhan GWM dalam Rupiah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) ditetapkan sebagai berikut: 1. GWM Primer dalam Rupiah sebesar 8% (delapan persen) dari DPK dalam Rupiah. 2. GWM Sekunder dalam Rupiah dengan pengaturan sebagai berikut: 2.1. sebesar 2,5% (dua koma lima persen) dari DPK dalam Rupiah sampai dengan tanggal 30 September sebesar 3%(tiga persen) dari DPK dalam Rupiah Sejak tanggal 1 Oktober 2013 sampai dengan tanggal 31 Oktober sebesar 3,5%(tiga koma lima persen) dari DPK dalam Rupiah sejak tanggal 1 November 2013 sampai dengan tanggal 1 Desember 2013, dan 2.4. sebesar 4% (empat persen) dari DPK dalam Rupiah sejak tanggal 2 Desember

144 Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme bagi Bank Umum (APU/PPT) Dalam rangka pencegahan pencucian uang dan pemberantasan terorisme tersebut, koordinasi, kerjasama dan perhatian dari berbagai pihak nasional dan internasional mutlak diperlukan. Pada PBI 14/27/PBI/2012 disampaikan bahwa ketentuan BI tentang Penerapan Program Anti Pencucian Uang dan Pencegahan Pendanaan Terorisme yang selama ini diterapkan, dinilai perlu disesuaikan dalam rangka harmonisasi dengan peraturan perundangundangan yang berlaku dan standar internasional. Penyesuaian pengaturan tersebut antara lain meliputi: 1. Pengaturan mengenai transfer dana. 2. Pengaturan mengenai area berisiko tinggi. 3. Pengaturan pengaturan Customer Due Dilligence (CDD) sederhana khususnya dalam rangka mendukung dengan strategi nasional dan global keuangan inklusif (financial inclusion). 4. Pengaturan mengenai Cross Border Correspondent Banking. Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor Berdasarkan Modal Inti Bank Sesuai dengan PBI No 14/26 bank hanya dapat melakukan kegiatan usaha dan memiliki jaringan kantor sesuai dengan modal inti yang dimiliki. Berdasarkan modal inti tersebut Bank dikelompokkan menjadi 4 (empat) BUKU, yaitu: 1. BUKU 1 adalah bank dengan modal inti sampai dengan kurang dari Rp ,00; 2. BUKU 2 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar Rp sampai dengan kurang dari Rp ,00; 3. BUKU 3 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar Rp sampai dengan kurang dari Rp ,00; dan 4. BUKU 4 adalah bank dengan modal inti paling sedikit sebesar Rp ,00. Selanjutnya BI melakukan pengelompokkan kegiatan usaha yang dilakukan bank umum sebagai berikut: 1. penghimpunan dana; 2. penyaluran dana; 3. pembiayaan perdagangan (trade finance); 4. kegiatan treasury; 5. kegiatan dalam valuta asing; 6. kegiatan keagenan dan kerjasama; 7. kegiatan sistem pembayaran dan electronic banking; 8. kegiatan penyertaan modal; 9. kegiatan penyertaan modal sementara dalam rangka penyelamatan kredit; 10. jasa lainnya; dan 11. kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Berdasarkan definisi tersebut diatas, Perseroan termasuk ke dalam kelompok BUKU 3 yang dapat melaksanakan seluruh kegiatan usaha sebagaimana tersebut diatas baik dalam Rupiah maupun valuta asing dan penyertaan modal pada lembaga keuangan di Indonesia dan/atau di luar negeri terbatas pada wilayah regional Asia. Kepemilikan Tunggal Pada Perbankan Indonesia BI menerbitkan Peraturan BI No.14/24/PBI/2012 tentang Kepemilikan Tunggal pada Perbankan Indonesia pada tanggal 26 Desember 2012 ( Peraturan SPO ). Untuk mengantisipasi dinamika perkembangan perekonomian regional dan global, industri perbankan perlu meningkatkan ketahanan dan daya saing sehingga memerlukan struktur perbankan yang kuat. Untuk mencapai struktur perbankan yang sehat tersebut diperlukan pengaturan kembali kebijakan kepemilikan tunggal pada perbankan Indonesia dalam suatu Peraturan BI. Dalam peraturan ini BI memutuskan bahwa pemegang saham pengendali adalah badan hukum dan/atau perorangan dan/atau kelompok usaha yang: (i) memiliki saham bank sebesar 25% atau lebih dari jumlah saham yang dikeluarkan bank dan mempunyai hak suara, dan (ii) memiliki saham bank kurang dari 25% dari jumlah saham yang dikeluarkan bank dan mempunyai hak suara namun dapat dibuktikan telah melakukan pengendalian bank baik secara langsung maupun tidak langsung. 122

145 Setiap pihak hanya dapat menjadi pemegang saham pengendali pada satu bank kecuali bagi (i) pemegang saham pengendali pada dua bank yang masing-masing melakukan kegiatan usaha dengan prinsip berbeda, yakni secara konvensional dan berdasarkan prinsip Syariah; (ii) pemegang saham pengendali pada dua bank yang salah satunya merupakan bank campuran (Joint Venture Bank). Dalam hal pihak telah menjadi pemegang saham pengendali pada lebih dari satu bank; atau melakukan pembelian saham bank lain sehingga yang bersangkutan menjadi pemegang saham pengendali pada lebih dari satu bank, maka yang bersangkutan wajib melakukan (i) merger atau konsolidasi atas bank-bank yang dikendalikannya; (ii) membentuk perusahaan induk di bidang perbankan; atau (iii) membentuk fungsi holding. Pemegang saham pengendali yang tidak melakukan pemenuhan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan SPO diatas dilarang melakukan pengendalian dan dilarang memiliki saham dengan hak suara pada masing-masing bank lebih dari 10% dari jumlah saham bank. Bank yang tidak melaksanakan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Peraturan SPO akan dikenakan: (i) sanksi administratif berupa kewajiban membayar sebesar Rp ; (ii) sanksi dalam penilaian aspek Good Corporate Governance pada penilaian tingkat kesehatan bank. Pemegang saham pengendali yang memiliki lebih dari satu bank namun tidak memenuhi ketentuan dalam Peraturan SPO akan dikenakan sanksi administratif berupa larangan menjadi pemegang saham pengendali pada seluruh bank di Indonesia untuk jangka waktu 20 tahun. Penilaian Kualitas Aset DalamPBI 14/15/PBI/2012 dijelaskan bahwa Bank wajib menyesuaikan kualitas Aset sesuai dengan penilaian kualitas yang ditetapkan oleh BI dalam laporan-laporan yang disampaikan kepada BI dan/atau laporan publikasi sebagaimana diatur dalam ketentuan BI yang berlaku, paling lambat pada periode laporan berikutnya setelah pemberitahuan dari BI. Ketentuan penetapan kualitas berlaku untuk: 1. Aset Produktif yang diberikan oleh setiap Bank dengan jumlah lebih dari Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah) kepada 1 (satu) debitur atau 1 (satu) proyek yang sama 2. Aset Produktif yang diberikan oleh setiap Bank dengan jumlah lebih dari Rp ,00 (satu milyar rupiah) sampai dengan Rp ,00 (sepuluh milyar rupiah) kepada 1 (satu) debitur yang merupakan 50 (lima puluh) debitur terbesar Bank tersebut; dan/atau 3. Aset Produktif yang diberikan berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama kepada 1 (satu) debitur atau 1 (satu) proyek yang sama. Tidak termasuk dalam pengertian kualitas Aset Produktif yang paling rendah, apabila penilaian kualitas tersebut merupakan: 1. kualitas Aset Produktif yang telah dihapus tagih; dan/atau 2. kualitas Aset Produktif yang ditetapkan dengan menggunakan faktor penilaian tambahan berupa risiko negara (country risk) Republik Indonesia. Transparansi dan Publikasi Laporan Bank Tujuan pengaturan PBI No.14/14/PBI/2012 tentang Transparasi dan Publikasi Laporan Bank adalah agar sejalan dengan implementasi Basel II sesuai perkembangan standar internasional dan standar akuntansi, memayungi beberapa kewajiban penyampaian Laporan, serta meningkatkan transparansi Bank secara umum. Laporan Keuangan yang wajib disusun dan disampaikan Bank adalah sebagai berikut: 1. Laporan Tahunan 2. Laporan Keuangan Publikasi Triwulanan 3. Laporan Keuangan Publikasi Bulanan 4. Laporan Keuangan Konsolidasi 5. Laporan Publikasi Lain Cakupan Laporan Tahunan yang perlu disesuaikan antara lain 1. Pada Informasi umum mengenai perkembangan usaha bank dan kelompok bank, strategi dan kebijakan manajemen, dan laporan manajemen yang dulu hanya mencakup Bank Konvensional sekarang ditambahkan Unit Usaha Syariah (UUS). 2. Menambahkan Laporan Pelaksanaan Fungsi Sosial dan Laporan Distribusi Bagi Hasil bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. 3. Khusus untuk Bank Umum Konvensional (BUK) ditambahkan kewajiban penyajian informasi mengenai: 3.1. Penyajian informasi secara kualitatif maupun kuantitatif terhadap potensi kerugian (risk exposures) atas beberapa jenis risiko tertentu sesuai Pilar 3 Basel Informasi permodalan secara kualitatif dan kuantitatif (khusus BUK), yang terdiri dari kecukupan modal dan struktur permodalan. 123

146 Apabila Bank merupakan bagian dari kelompok usaha atau Bank memiliki Perusahaan Anak, selain Laporan Tahunan Bank juga wajib menyampaikan: 1. Laporan Tahunan Perusahaan Induk atau Perusahaan Induk di bidang Keuangan; 2. Laporan Tahunan pemegang saham langsung yang memiliki saham mayoritas atau perusahaan yang melakukan Pengendalian langsung kepada Bank; dan 3. Laporan Tahunan Perusahaan Anak. Dalam PBI No.14/14/PBI/2012 hanya mengatur mengenai Laporan yang wajib disampaikan dan disajikan oleh Bank. Pengaturan mengenai Kantor Akuntan Publik tetap mengacu pada PBI sebelumnya, yaitu PBI No.3/22/PBI/2001. Pada saat Peraturan BI ini mulai berlaku maka Pasal 1 sampai dengan Pasal 15 dan Pasal 24 sampai dengan Pasal 38 serta Pasal 40 sampai dengan Pasal 41 PBI No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Namun, ketentuan pelaksanaan dari PBI No.3/22/PBI/2001 tentang Transparansi Kondisi Keuangan Bank masih tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dengan Peraturan BI ini. Penilaian Tingkat Kesehatan Pada PBI No.13/1/PBI/2011 tentang Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum, mewajibkan Bank Umum untuk melakukan penilaian sendiri (self assessment) Tingkat Kesehatan Bank dengan menggunakan pendekatan Risiko (Risk-based Bank Rating/RBBR) baik secara individual maupun secara konsolidasi. Cakupan penilaian meliputi faktor-faktor sebagai berikut : 1. Penilaian faktor Profil Risiko merupakan penilaian terhadap risiko inheren dan kualitas penerapan Manajemen Risiko dalam aktivitas operasional Bank. Risiko yang wajib dinilai terdiri atas 8 (delapan) jenis Risiko yaitu Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Stratejik, Risiko Kepatuhan, dan Risiko Reputasi 2. Penilaian Faktor GCG merupakan penilaian terhadap kualitas manajemen Bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG. Prinsipprinsip GCG dan fokus penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip GCG berpedoman pada ketentuan Bank Indonesia mengenai Pelaksanaan GCG bagi Bank Umum dengan memperhatikan karakteristik dan kompleksitas usaha Bank. 3. Penilaian faktor Rentabilitas meliputi evaluasi terhadap kinerja Rentabilitas, sumber-sumber Rentabilitas, kesinambungan (sustainability) Rentabilitas, dan manajemen Rentabilitas. Penilaian dilakukan dengan mempertimbangkan tingkat, trend, struktur, stabilitas Rentabilitas Bank, dan perbandingan kinerja Bank dengan kinerja peer group baik melalui analisis aspek kuantitatif maupun kualitatif. 4. Penilaian atas faktor Permodalan meliputi evaluasi terhadap kecukupan Permodalan dan kecukupan pengelolaan Permodalan. Dalam melakukan perhitungan Permodalan, Bank wajib mengacu pada ketentuan BI yang mengatur mengenai Kewajiban Penyediaan Modal Minimum bagi Bank Umum. Selain itu, dalam melakukan penilaian kecukupan Permodalan, Bank juga harus mengaitkan kecukupan modal dengan Profil Risiko Bank. Semakin tinggi Risiko Bank, semakin besar modal yang harus disediakan untuk mengantisipasi Risiko tersebut. Peraturan BI tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Dalam PBI No. 8/13/PBI/2006 tentang Perubahan atas Pertauran BI No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, diketahui bahwa untuk mengurangi potensi kegagalan usaha sebagai akibat dari konsentrasi penyediaan dana, bank wajib menerapkan prinsip kehati-hatian dengan melakukan penyebaran dan diversifikasi portofolio penyediaan dana terutama kepada pihak terkait maupun kepada pihak bukan terkait sebesar persentase tertentu dari modal bank yang dikenal dengan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit). Mengingat terdapat hubungan yang signifikan antara kegagalan usaha bank dengan konsentrasi penyediaan dana, maka bank dilarang untuk memberikan penyediaan dana yang mengakibatkan pelanggaran BMPK. Disamping larangan dan pembatasan persentase tertentu dari permodalan, bank diwajibkan pula menerapkan manajemen risiko kredit yang lebih prudent kepada pihak terkait maupun peminjam atau kelompok peminjam yang memiliki eksposur besar (large exposure). Hal utama dalam pengaturan BMPK dimaksud adalah : 1. Penyediaan Dana kepada pihak terkait ditetapkan maksimum 10% dari modal bank 2. Penyediaan dana kepada satu peminjam yang bukan pihak terkait maksimum 20% dari modal bank. 3. Penyediaan dana kepada satu kelompok pemimjam yang buakn pihak terkait maksimum 25% dari modal bank. 124

147 Penerapan Manajemen Risiko Tujuan PBI No.11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009 adalah untuk mengendalikan risiko yang dihadapi Bank sehingga kualitas penerapan manajemen risiko di Bank juga menjadi semakin meningkat. Upaya peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko tidak hanya ditujukan bagi kepentingan Bank tetapi juga bagi kepentingan nasabah. Salah satu aspek penting dalam melindungi kepentingan nasabah dan dalam rangka pengendalian risiko adalah transparansi informasi terkait produk atau aktivitas Bank. Selain itu peningkatan kualitas penerapan manajemen risiko diharapkan akan mendukung efektivitas kerangka pengawasan bank berbasis risiko yang dilakukan oleh BI. Bank wajib menerapkan Manajemen Risiko secara efektif, baik untuk Bank secara individual maupun untuk Bank secara konsolidasi dengan Perusahaan Anak. Bank Umum Konvensional wajib menerapkan Manajemen Risiko yang mencakup 8 risiko, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko hukum, risiko reputasi, risiko stratejik, dan risiko kepatuhan. Sementara itu, Bank Umum Syariah wajib menerapkan Manajemen Risiko paling kurang untuk 4 jenis risiko, sebagaimana diatur dalam pengaturan sebelumnya untuk Bank yang tidak memiliki ukuran dan kompleksitas usaha yang tinggi, yaitu risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas dan risiko operasional. Untuk mempermudah integrasi antara Manajemen Risiko dan Tingkat Kesehatan bank, peringkat risiko dikategorikan menjadi 5 peringkat, yaitu 1 (Low), 2 (Low to Moderate), 3 (Moderate), 4 (Moderate to High), dan 5 (High). Krisis global yang terjadi pada 2008 lalu mendorong OJK menyingkapi kehadiran konglomerasi keuangan di Indonesia dengan kehatihatian. Salah satu bentuk kehati-hatian tersebut adalah mengeluarkan Peraturan OJK No. 17/POJK.03/2014 tentang Penerapan Manajemen Risiko Terintegrasi bagi Konglomerasi Keuangan. OJK mengawasi seluruh risiko di sektor keuangan Indonesia, termasuk risiko kehadiran konglomerasi keuangan. Konglomerasi keuangan adalah Lembaga Jasa Keuangan (LJK) yang berada dalam satu grup atau kelompok. LJK tersebut memiliki pemilik yang sama dan wajib menerapkan manajemen risiko secara terintegrasi. Penerapan Faktor kedua dalam penilaian kesehatan bank umum saya sebut model RGEC- adalah Good Corporate Governance (GCG). Penilaian GCG dalam tatacara penilaian kesehatan bank secara umum bersifat kualitatif dengan mengacu kepada matriks penilaian yang sudah disajikan pada lampiran dari Surat Edaran BI No.13/ 24 /DPNP Perihal : Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum tanggal 25 Oktober Pengertian GCG berdasarkan Peraturan BI (PBI) terkait. Pengertian GCG menurut PBI nomor 8/4/PBI/2006 tentang pelaksanaan GCG bagi bank umum adalah Good Corporate Governance adalah suatu tata kelola Bank yang menerapkan prinsip-prinsip keterbukaan (transparency), akuntabilitas (accountability), pertanggungjawaban (responsibility), independensi (independency), dan kewajaran (fairness). Pelaksanaan GCG pada bank syariah diatur pada PBI Nomor 11/33/PBI/2009 tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. BI mengeluarkan Surat Edaran BI Nomor: 15/ 15 /DPNP Tanggal 29 April 2013, yang merupakan petujuk pelaksanaan dari PBI nomor 8/4/PBI/2006, yang telah diperbaharui dengan PBI No. 8/14/PBI/2006 tanggal 5 October BI melalui SE tersebut menjelaskan lebih rinci kelima prinsip GCG tersebut, yaitu sebagai berikut. 1. Transparansi (transparency), yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan. 2. Akuntabilitas (accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban organ Bank sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif. 3. Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan Bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan prinsip-prinsip pengelolaan Bank yang sehat. 4. Independensi (independency) yaitu pengelolaan Bank secara profesional tanpa pengaruh/tekanan dari pihak manapun. 5. Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak stakeholders yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. PBI nomor 8/14/PBI/2006 menyebutkan bahwa setiap bank wajib menerapkan GCG, termasuk melakukan self-assessment dan menyampaikan laporan pelaksanaan GCG. Self assessment GCG dilakukan dengan mengisi Kertas Kerja Self Assessment GCG yang telah ditetapkan, yang meliputi 11 (sebelas) Faktor Penilaian. Tata cara penilaian secara self-assesment tersebut adalah sebagai berikut: 1. Melakukan penilaian secara komprehensif dan terstruktur terhadap pelaksanaan 11 (sebelas) faktor penilaian dari aspek governance structure, governance process dan governance outcome dengan memperhatikan prinsip signifikansi atau materialitas dalam bentuk kertas kerja; 2. Menyimpulkan faktor positif dan negative dari setiap aspek governance; 125

148 3. Berdasarkan hasil analisis kerta kerja maka ditetapkan Nilai Komposit hasil self assessment dengan memperhatikan tingkat signifikansi dan materialitas serta faktor positif dan negative dan selanjutnya memberikan Predikat Kompositnya yang mencerminkan Manajemen Bank telah menerapkan Good Corporate Governance secara umum dengan Peringkat Sangat Baik (Peringkat 1), Baik (Peringkat 2), Cukup Baik (Peringkat 3), Kurang Baik (Peringkat 4) dan Tidak Baik (Peringkat 5). Sebelas faktor penilaian GCG adalah : 1. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab dewan komisaris, 2. pelaksanaan tugas dan tanggung jawab direksi, 3. kelengkapan dan pelaksanaan tugas komite, 4. penanganan benturan kepentingan, 5. penerapan fungsi kepatuhan bank, 6. penerapan fungsi audit intern, 7. fungsi audit ekstern, 8. penerapan manajemen risiko termasuk sistem pengendalian intern, 9. penyediaan dana kepada pihak terkait (related party) dan penyediaan dana besar (large exposure), 10. transparansi kondisi keuangan dan non keuangan bank, laporan pelaksanaan good corporate governance serta pelaporan internal, dan 11. rencana strategis bank. Penghitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR) Berdasarkan SEBI No. 13/6/DPNP tanggal 18 Februari 2011 mengenai Pedoman Perhitungan Aset Tertimbang Menurut Risiko untuk Risiko Kredit dengan Menggunakan Pendekatan Standar yang berisi penyempurnaan pengaturan terkait dengan perhitungan aset tertimbang menurut risiko agar perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) semakin mencerminkan risiko yang dihadapi bank serta sejalan dengan standar yang berlaku secara internasional. 126

149 X. IKHTISAR DATA KEUANGAN PENTING Tabel-tabel di bawah ini menyajikan ikhtisar data keuangan penting Perseroan untuk masing-masing periode di bawah ini. Ikhtisar data keuangan penting Perseroan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, diambil atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa modifikasian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf Hal-hal lain mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf yang menjelaskan mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal-tanggal 31 Desember 2011 dan 2010 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tidak tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf yang menjelaskan mengenai penerapan beberapa Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) tertentu yang berlaku efektif sejak tanggal 1 Januari 2011 secara prospektif atau retrospektif sebagaimana diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian dan mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Drs. Hari Purwantono (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0684). Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian KETERANGAN 31 Desember (dalam miliaran Rupiah) ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain - neto Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain - neto Surat-surat berharga - neto Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali - neto Tagihan derivatif Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah - neto Tagihan akseptasi - neto Penyertaan saham - neto * * * 36 * Aset tetap - neto Aset pajak tangguhan - neto Aset tak berwujud - neto Aset lain-lain - neto Jumlah Aset

150 KETERANGAN 31 Desember Liabilitas dan Ekuitas Liabilitas segera Simpanan nasabah Simpanan dari bank lain Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali - neto Liabilitas derivatif Liabilitas akseptasi Pinjaman yang diterima Obligasi subordinasi Utang pajak Estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi * Liabilitas lain-lain Jumlah Liabilitas Ekuitas Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal ditempatkan dan disetor penuh Dana setoran modal Tambahan modal disetor Cadangan opsi saham Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual - setelah pajak tangguhan (2) 3 7 (43) (27) Saldo laba - Telah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunaannya Sub jumlah Kepentingan non-pengendali Jumlah Ekuitas Jumlah Liabilitas dan Ekuitas *di bawah lima ratus juta Rupiah Laporan Laba Rugi Konsolidasian KETERANGAN Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember (dalam miliaran Rupiah) Pendapatan bunga dan Syariah Beban bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya (2.036) (2.516) (2.665) (3.506) (4.620) Pendapatan bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya - neto Pendapatan operasional lainnya Pemulihan (beban) penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan - neto (139) (172) (156) 100 (165) Pemulihan (beban) estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi - neto (5) (*) 128

151 KETERANGAN Untuk tahun yang berakhir pada 31 Desember Pemulihan (beban) penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset non-keuangan - neto (5) (10) (34) 5 (13) Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai wajar aset keuangan - neto (*) (*) 1 (*) * Keuntungan (kerugian)transaksi mata uang asing - neto 2 3 (5) - (*) Beban operasional lainnya (1.532) (1.660) (1.865) (2.160) (2.297) Laba Operasional Pendapatan (beban) non-operasional - neto 31 8 (7) Laba Sebelum Pajak Penghasilan (Beban) Manfaat Pajak Penghasilan Badan - Kini (181) (184) (227) (235) (227) - Tangguhan 7 (15) 2 (24) (18) Beban pajak penghasilan badan - neto (174) (199) (225) (259) (244) Laba Bersih Pendapatan komprehensif lainnya (2) 6 4 (50) 16 Laba komprehensif - setelah pajak Laba bersih yang dapat diatribusikan kepada - Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali * Laba komprehensif yang dapat diatribusikan kepada: Pemilik entitas induk Kepentingan non-pengendali * Laba per saham Dasar (nilai penuh) Dilusian (nilai penuh) *di bawah lima ratus juta Rupiah Rasio Keuangan Tabel berikut menyajikan rasio keuangan Perseroan (tanpa memperhitungkan entitas anak) pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, 2012, 2011, dan 2010, dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut: KETERANGAN 31 Desember PERMODALAN Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit 6 13,02% 14,43% 18,50% 17,08% 15,99% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko pasar 6 13,02% 14,33% 18,45% 17,07% 15,98% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit dan risiko operasional 6 11,82% 12,78% 16,38% 15,13% 14,21% Rasio kecukupan modal (CAR) dengan memperhitungkan risiko kredit, risiko pasar, dan risiko operasional 6 11,82% 12,71% 16,34% 15,12% 14,21% Aset tetap terhadap modal 9 23,63% 15,11% 12,76% 14,21% 15,30% ASET PRODUKTIF Aset produktif bermasalah 10 2,55% 2,42% 2,23% 1,79% 2,12% 129

152 KETERANGAN 31 Desember Cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) aset keuangan terhadap aset produktif 11 1,33% 1,30% 1,19% 0,79% 0,83% Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan - kotor 7 3,22% 2,88% 2,66% 2,26% 2,78% Rasio kredit bermasalah terhadap kredit yang diberikan bersih 8 2,47% 2,14% 1,56% 1,51% 2,07% RENTABILITAS Imbal hasil aset (ROA) 1 1,62% 1,87% 1,83% 1,75% 1,33% Imbal hasil ekuitas (ROE) 2 19,02% 20,10% 19,47% 19,09% 12,50% Marjin pendapatan bunga bersih (NIM) 3 4,75% 4,55% 4,56% 3,82% 3,70% Rasio beban operasional terhadap pendapatan operasional (BOPO) 4 84,98% 82,05% 81,42% 82,73% 88,27% LIKUIDITAS Rasio jumlah kredit yang diberikan terhadap jumlah simpanan nasabah (LDR) 5 71,85% 85,01% 83,81% 85,80% 83,89% KEPATUHAN (COMPLIANCE) Persentase pelanggaran BMPK Pihak terkait Pihak tidak terkait Persentase pelampauan BMPK Pihak terkait * ,29% - Pihak tidak terkait GWM konvensional Rupiah: GWM Utama 12 8,07% 8,08% 8,03% 8,03% 8,05% GWM Sekunder 13 18,60% 5,57% 14,55% 13,77% 13,48% GWM konvensional valuta asing 14 1,05% 8,01% 8,59% 8,00% 8,00% Posisi Devisa Neto (PDN) 15 0,15% 2,94% 0,47% 0,21% 0,18% PERTUMBUHAN Rasio pertumbuhan aset 16 27,75% 20,42% 14,88% 5,45% 12,97% Rasio pertumbuhan liabilitas 16 28,77% 18,41% 14,93% 3,85% 13,31% Rasio pertumbuhan ekuitas 16 13,81% 51,25% 14,24% 24,06% 9,65% Rasio pertumbuhan pendapatan bunga dan Syariah - bersih 16 30,03% 16,92% 17,18% -1,96% 0,71% Rasio pertumbuhan pendapatan operasional lainnya 16 18,49% 22,74% 4,24% 17,99% 23,05% Rasio pertumbuhan beban operasional lainnya 16 19,13% 9,07% 13,70% 15,57% 5,79% Rasio pertumbuhan laba bersih 16 36,19% 50,51% 12,53% 11,75% -24,26% *) Pelampauan BMPK pada tanggal 31 Desember 2013 berkenaan dengan perubahan pemegang saham. Pada tanggal 13 Juni 2013, terjadi pengalihan sebagian saham milik Kopelindo dan seluruh saham milik Yabinstra kepada PT Bosowa Corporindo yang menyebabkan Grup Bosowa dan Grup Kalla menjadi pihak berelasi dari Perseroan. Atas pelampauan BMPK ini, Perseroan telah menyampaikan rencana penyelesaian dalam surat No. 9822/DIR/VII/2013 tanggal 23 Juli 2013 kepada Bank Indonesia. Pada bulan Mei 2014 pelampauan BMPK tersebut telah diselesaikan. Catatan: (1) Laba sebelum pajak penghasilan dibagi rata-rata saldo aset akhir bulan selama tahun/periode yang dimaksud. (2) Laba bersih setelah pajak penghasilan dibagi rata-rata saldo ekuitas (modal inti) akhir bulan selama tahun/periode yang dimaksud. (3) Pendapatan bunga - bersih dibagi rata-rata saldo aset produktif pada akhir bulan selama tahun/periode yang dimaksud. (4) Jumlah beban bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya dan beban operasional lainnya (termasuk beban penyisihan kerugian penurunan nilai) dibagi jumlah pendapatan bunga dan pendapatan operasional lainnya. (5) Jumlah kredit yang diberikan dibagi jumlah simpanan nasabah (kecuali simpanan dari bank lain). 130

153 (6) Rasio dihitung berdasarkan Peraturan Bank Indonesia mengenai kecukupan modal dengan cara membagi modal dengan Aset Tertimbang Menurut Risiko (ATMR). Untuk posisi 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) telah sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.14/18/PBI/2012 tanggal 28 November 2012 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dan perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional telah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasiona dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID). Untuk posisi 31 Desember 2011 dan 2010, perhitungan rasio KPMM telah sesuai dengan PBI No. 10/15/ PBI/2008 tanggal 24 September 2008 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum dan perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional telah sesuai dengan Surat Edaran Bank Indonesia No. 11/3/DPNP tanggal 27 Januari 2009 tentang Perhitungan ATMR untuk Risiko Operasional dengan Menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID). Modal merupakan penjumlahan modal inti (Tier I) dan modal pelengkap (Tier II), dikurangi dengan penyertaan saham sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko kredit terdiri dari aset tercatat dalam laporan posisi keuangan dan beberapa akun liabilitas komitmen dan kontinjensi (transaksi rekening administratif), setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai, estimasi kerugian atas komitmen dan kontinjensi, dan/atau penyisihan kerugian aset non-produktif yang telah dibentuk, yang diberikan bobot risiko kredit sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko pasar merupakan ATMR dengan memperhitungkan risiko suku bunga dan risiko nilai tukar yang dihitung dengan menggunakan Metode Standar sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia. ATMR untuk risiko operasional merupakan ATMR dengan memperhitungkan risiko operasional yang dihitung dengan menggunakan Pendekatan Indikator Dasar (PID) sesuai Peraturan Bank Indonesia, yaitu sebesar 12,5 kali beban modal risiko operasional, dimana beban modal risiko operasional merupakan rata-rata dari penjumlahan pendapatan bruto tahunan yang positif dalam 3 tahun terakhir dikali 15%. Perhitungan beban modal risiko operasional dilakukan secara bertahap, dimana untuk periode 1 Juli Desember 2010 adalah sebesar 10% dan sejak 1 Januari 2011 adalah sebesar 15%. (7) Jumlah kredit bermasalah sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. (8) Jumlah kredit bermasalah setelah dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah kredit yang diberikan sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Kredit bermasalah adalah kredit dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet. (9) Jumlah aset tetap - bersih dibagi dengan jumlah modal (modal inti) sesuai dengan Peraturan BI. (10) Jumlah aset produktif bermasalah sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah aset produktif sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. Aset produktif bermasalah adalah aset produktif dengan kualitas kurang lancar, diragukan, dan macet (diluar transaksi rekening administratif). (11) Jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai dibagi jumlah aset produktif (diluar transaksi rekening administratif) sebelum dikurangi penyisihan kerugian penurunan nilai. (12) Saldo rekening giro Rupiah pada BI dibagi dengan rata-rata harian jumlah dana pihak ketiga bukan bank dalam Rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama. (13) Saldo cadangan yang dimiliki Perseroan berupa Sertifikat BI, Surat Utang Negara, dan/atau excess reserve dibagi dengan rata-rata harian jumlah dana pihak ketiga bukan bank dalam Rupiah dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama. (14) Saldo rekening giro Dolar Amerika Serikat pada BI dibagi dengan rata-rata harian jumlah dana pihak ketiga bukan bank dalam mata uang asing dalam masa laporan sejak tanggal 8 sampai dengan tanggal 15 bulan yang sama. (15) Penjumlahan nilai absolut dari selisih bersih antara aset dan liabilitas dalam mata uang asing dan selisih bersih dari tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi mata uang asing dibagi dengan jumlah modal (modal inti) sesuai dengan Peraturan BI. (16) Jumlah aset/liabilitas/ekuitas/pendapatan bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya - neto/pendapatan operasional lainnya/beban operasional lainnya/laba bersih tahun berjalan dikurangi dengan jumlah aset/liabilitas/ekuitas/pendapatan bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya - neto/pendapatan operasional lainnya/beban operasional lainnya/laba bersih pada tahun sebelumnya, dibagi dengan jumlah aset/liabilitas/ekuitas/pendapatan bunga, Syariah, dan pembiayaan lainnya - neto/pendapatan operasional lainnya/beban operasional lainnya/laba bersih pada tahun sebelumnya. 131

154 XI. EKUITAS Tabel di bawah ini menyajikan posisi ekuitas konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya untuk masing-masing periode di bawah ini. Posisi ekuitas konsolidasian Perseroan pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 diambil atau bersumber dari laporan keuangan konsolidasian auditan Perseroan. Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI, dengan opini tanpa modifikasian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf Hal-hal lain mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). Laporan keuangan konsolidasian Perseroan dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang tercantum dalam Prospektus ini, telah diaudit oleh KAP PSS, auditor independen, berdasarkan standar auditing yang ditetapkan oleh IAPI, dengan pendapat wajar tanpa pengecualian, yang laporannya tercantum dalam Prospektus ini. Laporan audit KAP PSS tersebut mencantumkan paragraf yang menjelaskan mengenai informasi keuangan entitas induk yang disajikan untuk tujuan analisis tambahan dan bukan merupakan bagian laporan keuangan konsolidasian yang diharuskan menurut Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia dan tujuan penerbitan laporan auditor independen sehubungan dengan rencana penawaran umum obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan audit KAP PSS tersebut ditandatangani oleh Sinarta (Rekan pada KAP PSS dengan Registrasi Akuntan Publik No. AP.0701). KETERANGAN 31-Des (dalam miliaran Rupiah) EKUITAS Ekuitas yang Dapat Diatribusikan Kepada Pemilik Entitas Induk Modal ditempatkan dan disetor penuh Dana setoran modal Tambahan modal disetor Cadangan opsi saham 10 - (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual - setelah pajak tangguhan 7 (43) Saldo laba - Telah ditentukan penggunaannya - Belum ditentukan penggunaannya Sub jumlah Kepentingan non-pengendali Jumlah Ekuitas (27) Tidak terdapat perubahan struktur permodalan material yang terjadi setelah tanggal laporan keuangan konsolidasian terakhir sampai dengan efektifnya Pernyataan Pendaftaran. 132

155 XII. PERPAJAKAN A. Umum Perpajakan atas penghasilan yang diperoleh dari kepemilikan Obligasi Subordinasi yang diterima atau diperoleh oleh Pemegang Obligasi Subordinasi diperhitungkan dan diperlakukan sesuai dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku di Indonesia. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 100 tahun 2013 tanggal 31 Desember 2013 tentang Pajak Penghasilan Atas Penghasilan Berupa Bunga Obligasi, atas penghasilan yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak berupa bunga obligasi dikenakan pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final sebesar: Atas bunga obligasi dengan kupon ( ) sebesar 15,00% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) dan 20,00% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib Pajak Penduduk / berkedudukan di luar negeri selain bentuk usaha tetap. Jumlah yang terkena pajak dihitung dari jumlah sesuai dengan masa kepemilikan ( ) obligasi. Atas diskonto obligasi dengan kupon sebesar 15,00% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) dan 20,00% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib Pajak Penduduk / berkedudukan di luar negeri selain bentuk usaha tetap. Jumlah yang terkena pajak dihitung dari selisih lebih harga jual atau nominal di atas harga perolehan obligasi dan tidak termasuk bunga berjalan ( ). Atas diskonto obligasi tanpa bunga ( ) sebesar 15,00% bagi Wajib Pajak dalam negeri dan bentuk usaha tetap (BUT) dan 20,00% atau tarif sesuai ketentuan Persetujuan Penghindaran Pajak Berganda (P3B) yang berlaku, bagi Wajib Pajak Penduduk/berkedudukan di luar negeri. Jumlah yang terkena pajak dihitung dari selisih lebih harga jual atau nominal di atas harga perolehan obligasi. Atas bunga dan/atau diskonto dari obligasi yang diterima dan/atau diperoleh Wajib Pajak reksadana yang terdaftar pada OJK sebesar 5,00% untuk tahun dan 10,00% untuk tahun 2021 dan seterusnya. Pemotongan pajak yang bersifat final ini tidak dikenakan terhadap bunga atau diskonto obligasi yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak : Bank yang didirikan di Indonesia atau cabang bank luar negeri di Indonesia. Dana Pensiun yang pendirian/pembentukannya telah disahkan oleh Menteri Keuangan; Pemotongan Pajak Penghasilan yang bersifat final ini dilakukan oleh: penerbit obligasi atau kustodian selaku Agen Pembayaran yang ditunjuk, atas bunga dan/atau diskonto yang diterima pemegang obligasi dengan kupon pada saat jatuh tempo bunga obligasi, dan diskonto yang diterima pemegang obligasi tanpa bunga pada saat jatuh tempo obligasi; dan/atau perusahaan efek, dealer, atau bank, selaku pedagang perantara dan/atau pembeli, atas bunga dan diskonto yang diterima penjual obligasi pada saat transaksi. Calon Pembeli Obligasi Subordinasi dalam Penawaran Umum ini diharapkan untuk berkonsultasi dengan konsultan pajaknya masing-masing mengenai akibat perpajakan yang timbul dari penerimaan bunga, pembelian, pemilikan maupun penjualan Obligasi Subordinasi yang dibeli melalui Penawaran Umum ini. B. Pemenuhan Kewajiban Perpajakan Oleh Perseroan Sebagai Wajib Pajak, Perseroan memiliki kewajiban perpajakan untuk Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Perseroan telah memenuhi kewajiban perpajakannya sesuai dengan perundang-undangan dan peraturan perpajakan yang berlaku. Pada tanggal 29 April 2014, Perseroan telah menyampaikan Surat Pemberitahuan Pajak Tahunan (SPT) PPh Badan tahun 2013 sesuai dengan taksiran penghasilan kena pajak. 133

156 XIII. PENJAMINAN EMISI OBLIGASI SUBORDINASI Berdasarkan persyaratan dan ketentuan yang tercantum dalam Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 15 tanggal 20 April 2015, Addendum I Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 11 tanggal 12 Mei 2015 dan Addendum II Akta Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 70 tanggal 16 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Isyana W. Sadjarwo Notaris di Jakarta, SH, Notaris di Jakarta, Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi yang namanya tercantum di bawah ini, telah menyetujui untuk menawarkan kepada masyarakat secara kesanggupan penuh dan kesanggupan terbaik ( ) Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 dengan jumlah pokok Obligasi Subordinasi sebanyakbanyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) dengan ketentuan: 1. Sebesar Rp (tiga ratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan penuh ( ), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. 2. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp (seratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan terbaik ( ), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik ( ) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi tersebut merupakan perjanjian lengkap yang menggantikan semua persetujuan yang mungkin telah dibuat sebelumnya antara pihak-pihak dalam Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi. Selain Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi dan setelah itu tidak ada lagi perjanjian yang dibuat antara para pihak, yang isinya bertentangan dengan Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi ini. Adapun persentase porsi penjaminan dari Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi yang dijamin secara kesanggupan penuh ( ) adalah sebagai berikut: No. Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi Porsi Penjaminan (dalam Rupiah) Persentase (%) 1. PT Danareksa Sekuritas Rp (tiga ratus miliar Rupiah) 100% Jumlah Rp (tiga ratus miliar Rupiah) 100% Adapun sisa dari jumlah pokok yang ditawarkan sebanyak-banyaknya sebesar Rp (seratus miliar Rupiah) dijamin secara kesanggupan terbaik ( ) oleh PT Danareksa Sekuritas selaku Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi. Kepastian Jumlah Obligasi Subordinasi yang ditawarkan dengan kesanggupan terbaik ( ) wajib diumumkan oleh Perseroan selambat-lambatnya pada tanggal Pencatatan Obligasi Subordinasi di Bursa Efek dan akan dituangkan dalam Addendum Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi. Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik ( ) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. Selanjutnya Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi dalam Emisi Obligasi Subordinasi ini telah setuju untuk melaksanakan tugasnya sesuai dengan Peraturan No. IX.A.7 lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek Dalam Penawaran Umum. Berdasarkan Undang-undang Pasar Modal yang dimaksud dengan Afiliasi adalah: a. hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; b. hubungan antara satu pihak dengan pegawai, Direktur atau Komisaris dari pihak tersebut; c. hubungan antara 2 (dua) perusahaan dimana terdapat 1 (satu) atau lebih anggota Direksi atau Dewan Komisaris yang sama; d. hubungan antara perusahaan dengan suatu pihak, baik langsung maupun tidak langsung, mengendalikan atau dikendalikan oleh perusahaan tersebut; e. hubungan antara 2 (dua) perusahaan yang dikendalikan, baik langsung maupun tidak langsung, oleh pihak yang sama; atau f. hubungan antara perusahaan dan pemegang saham utama. Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi tidak mempunyai hubungan afiliasi dengan Perseroan. 134

157 XIV. LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG PASAR MODAL Profesi Dan Lembaga Penunjang Pasar Modal yang membantu dan berperan dalam Penawaran Obligasi Subordinasi ini adalah sebagai berikut : 1. Akuntan Publik : KAP Purwantono, Suherman & Surja Gedung Bursa Efek Indonesia Menara 2, Lantai 7 Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Konsultan Hukum : Imran Muntaz & Co Nama rekan : Sinarta No. STTD : 129/BL/STTD-AP/2011 Tanggal STTD : 10 Februari 2011 Nomor IAPI : IAPI Pedoman Kerja : Standar Profesional Akuntan Publik yang ditetapkan oleh IAPI Perseroan menunjuk Akuntan Publik KAP Purwantono, Suherman & Surja berdasarkan Surat Penunjukan No /DIR/III/2015 tanggal 10 Maret Tugas pokok akuntan publik adalah untuk melaksanakan audit berdasarkan Standar Audit yang ditetapkan oleh IAPI. Standar tersebut mengharuskan akuntan publik untuk mematuhi ketentuan etika serta merencanakan dan melaksanakan audit untuk memperoleh keyakinan memadai tentang apakah laporan keuangan konsolidasian bebas dari kesalahan penyajian material. Suatu audit melibatkan pelaksanaan prosedur untuk memperoleh bukti audit tentang angka-angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan konsolidasian. Prosedur yang dipilih bergantung pada pertimbangan akuntan publik, termasuk penilaian atas risiko kesalahan penyajian material dalam laporan keuangan konsolidasian, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Dalam melakukan penilaian risiko tersebut, akuntan publik mempertimbangkan pengendalian internal yang relevan dengan penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan konsolidasian entitas untuk merancang prosedur audit yang tepat sesuai dengan kondisinya, tetapi bukan untuk tujuan menyatakan opini atas keefektivitasan pengendalian internal entitas. Suatu audit juga mencakup pengevaluasian atas ketepatan kebijakan akuntansi yang digunakan dan kewajaran estimasi akuntansi yang dibuat oleh manajemen, serta pengevaluasian atas penyajian laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. Office 8 Building, 35th Floor Zone E Sudirman Central Business District Lot. 28 Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Nama Rekan : Firoz Gaffar, SH., MH Nomor STTD : 495/PM/STTD-KH/2003 Tanggal STTD : 16 Juni 2003 Nomor HKHPM : Pedoman Kerja : Pedoman Kerja yang digunakan oleh Konsultan Hukum mengikuti ketentuan yang diatur dalam Standar Profesi Konsultan Hukum Pasar Modal. Perseroan menunjuk Konsultan Hukum Imran Muntaz & Co berdasarkan Surat Penunjukan No /DIR/III/2015 tanggal 10 Maret Ruang lingkup tugas Konsultan Hukum selaku profesi penunjang dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini adalah memberikan Pendapat Hukum mengenai Perseroan dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi yang didasarkan pada pemeriksaan dari segi hukum dan penelitian dengan kemampuan terbaik yang dimilikinya atas fakta dari segi hukum yang ada mengenai Perseroan dan keterangan lain yang berhubungan dengan itu sebagaimana disampaikan oleh Perseroan. Hasil pemeriksaan dan penelitian yang telah dimuat dalam Laporan Uji Tuntas dari segi Hukum yang menjadi dasar dari Pendapat dari segi Hukum yang diberikan secara objektif dan mandiri serta guna meneliti informasi yang dimuat dalam Prospektus sepanjang menyangkut segi Hukum. Tugas dan fungsi Konsultan Hukum yang diuraikan di sini adalah sesuai dengan Standar Profesi dan Peraturan Pasar Modal yang berlaku guna melaksanakan prinsip keterbukaan. 135

158 3. Notaris : Isyana W. Sadjarwo, S.H. Gd. Prince Center / Citibank Lt. XI. R JL. Jendral Sudirman Kav. 3-4 Jakarta Pusat Nomor STTD : 498/PM/STTD-N/2002 Tanggal STTD : Jakarta, 01 April 2002 No. Keanggotaan : Asosiasi Pedoman Kerja : Pernyataan Undang-Undang No. 30 tahun 2004 tentang Jabatan Notaris dan Kode Etik Ikatan Notaris Indonesia Perseroan menunjuk Notaris Isyana W. Sadjarwo, SH, MH., berdasarkan Surat Penunjukan No /DIR/III/2015 tanggal 10 Maret Ruang lingkup tugas Notaris selaku profesi penunjang dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini antara lain menyiapkan dan membuat akta-akta dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi, diantaranya membuat akta-akta Perjanjian Perwaliamatan, Perjanjian Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi, Pengakuan Utang, sesuai dengan peraturan jabatan Notaris dan Kode Etik Notaris. 4. Wali Amanat : PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Plaza Mandiri, Lt. 22 Jl. Gatot Subroto Kav Jakarta Nomor STTD : 17/STTD-WA/PM/1999 Tanggal STTD : 27 Oktober 1999 No. Keanggotaan : Asosiasi Wali Amanat Indonesia (AWAI) No.05/12/2008 Asosiasi Pedoman Kerja : Mengikuti ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan Undang-Undang Pasar Modal serta peraturan yang berkaitan dengan tugas Wali Amanat. Perseroan menunjuk Wali Amanat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk berdasarkan Surat Penunjukan No /DIR/III/2015 tanggal 10 Maret Ruang lingkup tugas Mewakili kepentingan pemegang Obligasi Subordinasi baik di dalam maupun di luar pengadilan dalam melakukan tindakan hukum yang berkaitan dengan hak dan kewajiban Pemegang Obligasi Subordinasi sesuai dengan syarat-syarat Emisi, dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan serta berdasarkan peraturan perundangundangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia khususnya peraturan di bidang Pasar Modal dan ketentuan/peraturan KSEI mengenai Obligasi Subordinasi. Para Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dalam Rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi ini menyatakan bahwa tidak memiliki hubungan afiliasi baik langsung maupun tidak langsung dengan Perseroan sebagaimana didefinisikan dalam UUPM. 136

159 XV. PENDAPAT DARI SEGI HUKUM 137

160 Halaman ini sengaja dikosongkan 138

161 139

162 140

163 141

164 142

165 143

166 144

167 145

168 146

169 147

170 148

171 149

172 Halaman ini sengaja dikosongkan 150

173 XVI. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN PERSEROAN BESERTA LAPORAN AUDITOR INDEPENDEN 151

174 Halaman ini sengaja dikosongkan 152

175 153

176 Halaman ini sengaja dikosongkan 154

177 155

178 156

179 157

180 158

181 159

182 160

183 161

184 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION 31 Desember/December 31, Catatan/ Notes ASET ASSETS Kas 2d,2e, Cash Current account with Giro pada Bank Indonesia 2d,2e,2f, Bank Indonesia Giro pada bank lain 2d,2e,2f,2o, Current accounts with other banks Dikurangi: Penyisihan Less: Allowance for kerugian penurunan nilai (403) (334) - impairment losses Current accounts with Giro pada bank lain - neto other banks - net Penempatan pada Bank 2d,2e,2g, Placements with Bank Indonesia dan bank lain 2o, Indonesia and other banks Dikurangi: Penyisihan Less: Allowance for kerugian penurunan nilai - (33.425) (35.321) impairment losses Penempatan pada Placements with Bank Indonesia dan Bank Indonesia and bank lain - neto other banks - net Surat-surat berharga 2d,2h,2o,7 Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Biaya perolehan Acquisition cost Dikurangi: Penyisihan Less: Allowance for kerugian penurunan nilai (700) (700) - impairment losses Surat-surat berharga - neto Marketable securities - net Surat-surat berharga Marketable securities yang dibeli dengan janji purchased with dijual kembali - neto 2d,2i,2o, agreements to resell - net Tagihan derivatif 2d,2j, Derivatives receivables Kredit yang diberikan dan 2d,2k,2l pembiayaan/piutang 2m,2o,2ag Loans and Sharia Syariah 10, financing/receivables Dikurangi: Penyisihan Less: Allowance for kerugian penurunan nilai ( ) ( ) ( ) impairment losses Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Loans and Sharia Syariah - neto financing/receivables - net Tagihan akseptasi 2d,2n,2o, Acceptances receivable Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements taken as a whole.

185 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) 31 Desember/December 31, Catatan/ Notes Penyertaan saham 2d,2o, Investments in shares Dikurangi: Penyisihan 2p,12 Less: Allowance for kerugian penurunan nilai - (536) (536) impairment losses Penyertaan saham - neto Investments in shares - net Aset tetap 2q, Fixed assets Dikurangi: Akumulasi Less: Accumulated penyusutan ( ) ( ) ( ) depreciation Aset tetap - neto Fixed assets - net Aset pajak tangguhan - neto 2ab,21d Deferred tax assets - net Aset tak berwujud 2r,2o, Intangible assets Dikurangi: Akumulasi Less: Accumulated amortisasi dan amortization and penurunan nilai ( ) ( ) (98.535) impairment losses Aset tak berwujud - neto Intangible assets - net Aset lain-lain - neto 2d,2o,2s, Other assets - net TOTAL ASET TOTAL ASSETS LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITAS LIABILITIES 2d,2t,2ag, Liabilitas segera Liabilities immediately payable 2d,2u,2v, 2ag,17, Simpanan nasabah 18,19, Deposits from customers 2d,2w,2ag, Simpanan dari bank lain 20, Deposits from other banks Surat-surat berharga Marketable securities yang dijual dengan janji sold with agreements dibeli kembali - neto 2d,2i, to repurchase - net Liabilitas derivatif 2d,2j, Derivatives payable Liabilitas akseptasi 2d,2n, Acceptances payable Pinjaman yang diterima 2d,2x, Borrowings Obligasi subordinasi 2d,2y,24, Subordinated bond Utang pajak 2ab,21b Taxes payable Estimasi kerugian Estimated losses on atas komitmen dan kontinjensi 2o commitments and contingencies Liabilitas lain-lain 2d,2ad, Other liabilities TOTAL LIABILITAS TOTAL LIABILITIES Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements taken as a whole.

186 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN (lanjutan) AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION (continued) 31 Desember/December 31, Catatan/ Notes EKUITAS EQUITY EKUITAS YANG DAPAT EQUITY ATTRIBUTABLE TO DIATRIBUSIKAN KEPADA EQUITY HOLDERS OF PEMILIK ENTITAS INDUK THE PARENT ENTITY Modal saham Share capital Saham biasa kelas A - Common A share - niiai nominal Rp Rp10,000 (full amount) (nilai penuh) par value Saham biasa kelas B - Common B share - niiai nominal Rp100 Rp100 (full amount) (nilai penuh) par value Modal dasar Authorized capital Saham biasa kelas A - Common A shares saham 21,337,978 shares Saham biasa kelas B - Common B shares saham 22,866,202,200 shares Modal ditempatkan dan Issued and fully paid disetor penuh capital Saham biasa kelas A - Common A shares saham 21,337,978 shares Saham biasa kelas B - Common B shares saham 9,065,282,454 shares pada tahun 2014, in 2014, saham 8,479,349,463 shares pada tahun 2013, dan in 2013, and saham 7,948,723,313 shares pada tahun a in 2012 Advance for Dana setoran modal 26a future shares subscription Tambahan modal disetor 2ai,26b Additional paid-in capital Cadangan opsi saham 2ae, Share option reserve (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat Unrealized (loss) gain berharga dalam kelompok on available-for-sale tersedia untuk dijual - marketable securities - setelah pajak tangguhan 2h (27.046) (42.721) netofdeferred tax Saldo laba Retained earnings Telah ditentukan penggunaannya Appropriated Belum ditentukan penggunaannya 2ah,26c Unappropriated Kepentingan non-pengendali 2b, Non-controlling interest TOTAL EKUITAS TOTAL EQUITY TOTAL LIABILITAS DAN TOTAL LIABILITIES AND EKUITAS EQUITY Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements taken as a whole.

187 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Catatan/ Notes PENDAPATAN DAN BEBAN INCOME AND EXPENSES OPERASIONAL FROM OPERATIONS Pendapatan bunga dan Syariah 2z,2aa, Interest and Sharia income Pendapatan bunga 2ag,29, Interest income Pendapatan Syariah Sharia income Total pendapatan bunga dan Total interest and Sharia Syariah income Interest expense and Beban bunga dan Syariah 2z,2ag Sharia charges Beban bunga 30,38 ( ) ( ) ( ) Interest expense Beban Syariah ( ) ( ) ( ) Sharia charges Total beban bunga dan Total interest expense Syariah ( ) ( ) ( ) and Sharia charges Pendapatan bunga dan Syariah - neto Interest and Sharia income - net Pendapatan operasional lainnya Other operating income 2aa,2ag, Provisi dan komisi lainnya 31, Other fees and commissions Keuntungan atas penjualan Gain on sale of marketable surat-surat berharga - neto 2h securities - net Keuntungan selisih kurs - neto 2c Gain on foreign exchange - net Lain-lain 2aa Others Total pendapatan Total other operating operasional lainnya income (Provision for) reversal of (Beban) pemulihan penyisihan allowance for kerugian penurunan nilai impairment losses on atas aset keuangan - neto 2o,32 ( ) ( ) financial assets - net Provision for Beban estimasi estimated losses on kerugian atas komitmen dan commitments and kontinjensi 2o (92) - - contingencies (Beban) pemulihan penyisihan (Provision for) reversal of allowance kerugian penurunan nilai atas for impairment losses on aset non-keuangan - neto 2o,14b,15 (13.123) (34.060) non-financial assets - net Keuntungan (kerugian) dari Gain (loss) from changes perubahan nilai wajar in fair value of aset keuangan 2d,2h 95 (7) 725 financial assets Kerugian transaksi Loss from foreign mata uang asing - neto 2c (10) - (4.538) exchange transactions - net Beban operasional lainnya Other operating expenses Umum dan administrasi 33 ( ) ( ) ( ) General and administrative Gaji dan tunjangan 2ad,2ae,2ag, Salaries and employee karyawan 27,34,38 ( ) ( ) ( ) benefits Premi program Premium on government penjaminan pemerintah 45 ( ) ( ) ( ) guarantee program Total beban operasional Total other operating Iainnya ( ) ( ) ( ) expenses Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements taken as a whole.

188 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME (continued) For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Catatan/ Notes LABA OPERASIONAL INCOME FROM OPERATIONS PENDAPATAN (BEBAN) NON-OPERATING NON-OPERASIONAL - NETO (7.102) INCOME (EXPENSE) - NET LABA SEBELUM BEBAN INCOME BEFORE PAJAK PENGHASILAN INCOME TAX EXPENSE BEBAN PAJAK PENGHASILAN INCOME TAX EXPENSE Kini 2ab,21c ( ) ( ) ( ) Current Tangguhan 2ab,21c (17.790) (23.803) Deferred Total beban pajak penghasilan ( ) ( ) ( ) Total income tax expense LABA TAHUN BERJALAN INCOME FOR THE YEAR Pendapatan komprehensif lainnya: Other comprehensive income: Perubahan nilai wajar surat-surat berharga Changes in fair value dalam kelompok of available-for-sale tersedia untuk dijual 2h (66.656) marketable securities Pajak penghasilan terkait pendapatan komprehensif Income tax relating to other lainnya 21d (5.224) (1.273) comprehensive income Total pendapatan komprehensif Total other comprehensive lainnya - neto (49.993) income - net Total laba komprehensif Total comprehensive tahun berjalan income for the year Laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada: Income for the year attributable to: Equity holders of the Pemilik entitas induk parent entity Kepentingan non-pengendali 2b, Non-controlling interest Total laba komprehensif tahun berjalanyangdapat diatribusikan kepada: Total comprehensive income for the year attributable to: Equity holders of the Pemilik entitas induk parent entity Kepentingan non-pengendali 2b, Non-controlling interest LABA PER SAHAM 2ac,47 EARNINGS PER SHARE Dasar (nilai penuh) 79,73 116,55 104,30 Basic (full amount) Dilusian (nilai penuh) 79,73 116,54 104,24 Diluted (full amount) Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements taken as a whole.

189 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk/attributable to equity holders of the parent entity (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual - setelah pajak Modal Dana tangguhan/ ditempatkan setoran Unrealized Saldo laba/retained earnings dan disetor modal/ Tambahan (losses) gains on Kepentingan penuh/ Advance modal Cadangan available-for-sale Telah Belum non-pengendali/ Total Issued and for future disetor/ opsi saham/ marketable ditentukan ditentukan Non- ekuitas/ Catatan/ fully paid shares Additional Share option securities - penggunaannya/ penggunaannya/ controlling Total Notes capital subscription paid-in capital reserve net of deferred tax Appropriated Unappropriated Total interest equity Saldo pada tanggal Balance as of 31 Desember December 31, 2012 Dividen kas 2ah,26c ( ) ( ) - ( ) Cash dividends Pembentukan cadangan Appropriation for general umum 26c ( ) reserve Peningkatan modal Increase in paid-up capital disetor dan tambahan and additional paid-in modal disetor berasal dari 2ae, capital arising from the eksekusi opsi saham 26a,26b (1.629) exercise of share options Keuntungan yang belum direalisasi Unrealized gain on atas surat-surat berharga dalam available-for-sale kelompok tersedia untuk dijual - marketable securities - setelah pajak tangguhan 2h net of deferred tax Laba tahun berjalan Income for the year 2012 Saldo pada tanggal Balance as of 31 Desember December 31, 2012 Dividen kas 2ah,26c ( ) ( ) - ( ) Cash dividends Pembentukan cadangan Appropriation for general umum 26c ( ) reserve Advance received for Penerimaan dana setoran modal 26a future share subscription Peningkatan modal disetor dan Increase in paid-up capital and tambahan modal disetor melalui additional paid-in capital from Penawaran Umum Terbatas III 26a,26b the Limited Public Offering III Peningkatan modal Increase in paid-up capital disetor dan tambahan and additional paid-in modal disetor berasal dari 2ae, capital arising from the eksekusi opsi saham 26a,26b (1.124) exercise of share options Pembalikan cadangan Reversal of share option opsi saham yang telah reserve which has gugur (8.599) been forfeited Kerugian yang belum direalisasi Unrealized loss on atas surat-surat berharga dalam available-for-sale kelompok tersedia untuk dijual - marketable securities - setelah pajak tangguhan 2h (49.993) - - (49.993) - (49.993) net of deferred tax Laba tahun berjalan Income for the year 2013 Saldo pada tanggal Balance as of 31 Desember (42.721) December 31, 2013 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements taken as a whole. 167

190 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY (continued) For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk/attributable to equity holders of the parent entity (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual - setelah pajak Modal Dana tangguhan/ ditempatkan setoran Unrealized Saldo laba/retained earnings dan disetor modal/ Tambahan (losses) gains on Kepentingan penuh/ Advance modal Cadangan available-for-sale Telah Belum non-pengendali/ Total Issued and for future disetor/ opsi saham/ marketable ditentukan ditentukan Non- ekuitas/ Catatan/ fully paid shares Additional Share option securities - penggunaannya/ penggunaannya/ controlling Total Notes capital subscription paid-in capital reserve net of deferred tax Appropriated Unappropriated Total interest equity Saldo pada tanggal Balance as of 31 Desember (42.721) December 31, 2013 Dividen kas 2ah,26c ( ) ( ) - ( ) Cash dividends Pembentukan cadangan Appropriation for general umum 26c ( ) reserve Peningkatan modal disetor dan Increase in paid-up capital and tambahan modal disetor melalui additional paid-in capital from Penawaran Umum Terbatas III 26a,26b ( ) the Limited Public Offering III Keuntungan yang belum direalisasi Unrealized gain on atas surat-surat berharga dalam available-for-sale kelompok tersedia untuk dijual - marketable securities - setelah pajak tangguhan 2h net of deferred tax Laba tahun berjalan Income for the year 2014 Saldo pada tanggal Balance as of 31 Desember (27.046) December 31, 2014 Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements taken as a whole. 168

191 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Catatan/ Notes ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan bunga Receipts from interest Penerimaan pendapatan Syariah Receipts from Sharia income Pembayaran bunga ( ) ( ) ( ) Payments of interest Pembayaran beban Syariah ( ) ( ) ( ) Payments of Sharia charges Pendapatan operasional Iainnya Other operating income Penerimaan kembali kredit Recoveries from loans yang telah dihapusbukukan 10n written-off Pembayaran gaji dan Payments of salaries and tunjangan karyawan ( ) ( ) ( ) employee benefits Beban operasional Iainnya ( ) ( ) ( ) Other operating expenses Pendapatan (beban) non-operasional (3.409) (7.037) Non-operating income (expenses) Pembayaran pajak Payments of corporate penghasilan badan ( ) ( ) ( ) income taxes Laba sebelum perubahan dalam Profit before changes in operating aset dan liabilitas operasi assets and liabilities Perubahan dalam aset dan Changes in operating assets liabilitas operasi: and liabilities: Decrease (increase) in operating Penurunan (kenaikan) aset operasi: assets: Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo and other banks with original yang jatuh tempo lebih dari 3 bulan maturities of more than 3 months sejak tanggal perolehan (77.021) (26.872) - from acquisition date Surat-surat berharga - Marketable securities - diperdagangkan (17.841) (4.099) trading Surat-surat berharga - kredit Marketable securities - yang diberikan dan piutang (62.521) (87.486) loans and receivables Kredit yang diberikan dan Loans and Sharia pembiayaan/piutang Syariah ( ) ( ) ( ) financing/receivables Tagihan akseptasi ( ) Acceptances receivable Aset lain-lain (95.587) ( ) ( ) Other assets Kenaikan (penurunan) Increase (decrease) liabilitas operasi: in operating liabilities: Liabilitas segera (56.261) ( ) Liabilities immediately payable Simpanan nasabah: Deposits from customers: Giro (88.533) Demand deposits Tabungan Savings deposits Deposito berjangka Time deposits Simpanan dari bank lain ( ) Deposits from other banks Liabilitas akseptasi ( ) (22.622) Acceptances payable Utang pajak (1.994) Taxes payable Liabilitas lain-lain (1.320) Other liabilities Kas neto diperoleh dari Netcashprovidedby(usedin) (digunakan untuk) aktivitas operasi ( ) operating activities Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements taken as a whole

192 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (continued) For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Catatan/ Notes ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS INVESTASI INVESTING ACTIVITIES Penerimaan dari penjualan Receipts from sale of surat-surat berharga marketable securities - yang tersedia untuk dijual available-for-sale Penerimaan dari surat-surat Receipts from matured berharga yang jatuh tempo marketable securities Pembelian surat-surat berharga Purchase of marketable yang tersedia untuk dijual, securities - available-for-sale, dimiliki hingga jatuh tempo, held-to-maturity, dan biaya perolehan ( ) ( ) ( ) and acquisition cost Penerimaan dari surat-surat Receipts from matured marketable berharga yang dibeli dengan janji securities purchased dijual kembali yang jatuh tempo with agreements to resell Pembayaran atas surat-surat Payments of marketable berharga yang dibeli dengan securities purchased with janji dijual kembali ( ) ( ) ( ) agreements to resell Pembelian aset tetap 13 ( ) ( ) (53.181) Purchase of fixed assets Hasil penjualan aset Proceeds from sale of tetap fixed assets Pembelian piranti lunak 14 (10.225) (16.046) (1.397) Purchase of software Kas neto diperoleh dari Netcashprovidedby(usedin) (digunakan untuk) aktivitas investasi ( ) ( ) investing activities ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Receipts from Penerimaan dari surat-surat marketable securities berharga yang dijual dengan sold with agreements janji dibeli kembali to repurchase Pembayaran atas surat-surat Payments of berharga yang dijual matured marketable dengan janji dibeli kembali securities sold with yang jatuh tempo ( ) ( ) ( ) agreements to repurchase Penerimaan dari pinjaman yang diterima Proceeds from borrowings Pembayaran pinjaman yang diterima ( ) ( ) ( ) Paymentofborrowings Pembagian dividen kas 26c ( ) ( ) ( ) Distribution of cash dividends Eksekusi opsi kepemilikan Employees stock options saham oleh karyawan 26b exercise Penerimaan modal Receipts from paid-up disetor dan capital and additional tambahan modal disetor paid-in capital arising dari Penawaran Umum from the Limited Public Terbatas III 26a,26b Offering III Advance received for Penerimaan dana setoran modal 26a future shares subscription Penerimaan dari penerbitan Receipts from subordinated obligasi subordinasi bonds issuance Kas neto (digunakan untuk) Net cash (used in) provided by diperoleh dari aktivitas pendanaan (58.227) financing activities Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements taken as a whole

193 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA LAPORAN ARUS KAS KONSOLIDASIAN (lanjutan) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 AND ITS SUBSIDIARIES CONSOLIDATED STATEMENTS OF CASH FLOWS (continued) For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Catatan/ Notes KENAIKAN (PENURUNAN) NET INCREASE NETO KAS (DECREASE) IN CASH DAN SETARA KAS ( ) AND CASH EQUIVALENTS Pengaruh perubahan kurs Effects of foreign currency mata uang asing (24.790) exchange rate changes CASH AND CASH KAS DAN SETARA KAS EQUIVALENTS AT AWAL TAHUN BEGINNING OF YEAR KAS DAN SETARA KAS CASH AND CASH EQUIVALENTS AKHIR TAHUN AT END OF YEAR Cash and cash Kas dan setara kas terdiri dari: equivalents consist of: Kas Cash Current accounts with Giro pada Bank Indonesia Bank Indonesia Current accounts with Giro pada bank lain other banks Penempatan pada Placements with Bank Indonesia Bank Indonesia and dan bank lain yang other banks with jatuh tempo dalam original maturities of 3 bulan atau kurang 3 months or less sejak tanggal perolehan from acquisition date Total Total Catatan atas laporan keuangan konsolidasian terlampir merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari laporan keuangan konsolidasian secara keseluruhan. The accompanying notes to the consolidated financial statements form an integral part of these consolidated financial statements taken as a whole

194 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM 1. GENERAL INFORMATION a. Pendirian a. Establishment PT Bank Bukopin Tbk. ( Bank ) didirikan di Republik lndonesia pada tanggal 10 Juli 1970 dengan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (disingkat Bukopin) yang disahkan sebagai badan hukum berdasarkan Surat Keputusan Direktorat Jenderal Koperasi No. 13/Dirjen/Kop/70 dan didaftarkan dalam Daftar Umum Direktorat Jenderal Koperasi No pada tanggal yang sama. Bank mulai melakukan usaha komersial sebagai bank umum koperasi di Indonesia sejak tanggal 16 Maret 1971 dengan izin Menteri Keuangan dalam Surat Keputusan No. Kep-078/ DDK/II/3/1971 tanggal 16 Maret Menurut anggaran dasar, usaha Bank mencakup segala kegiatan bank umum sebagaimana dimaksud dalam Undang- Undang Perbankan dengan tujuan utama memperhatikan dan melayani kepentingan gerakan koperasi di Indonesia sesuai dengan Undang-Undang Perkoperasian yang berlaku. Dalam perkembangannya, Bank telah melakukan penggabungan usaha dengan beberapa bank umum koperasi. Perubahan nama Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) menjadi Bank Bukopin disahkan dalam Rapat Anggota Bank Umum Koperasi Indonesia yang dituangkan dalam surat No. 03/RA/XII/89 tanggai 2 Januari Dalam Rapat Khusus Anggota Bank, yang dinyatakan dengan akta notaris No. 4 tanggal 2 Desember 1992 dari Notaris Muhani Salim, S.H., para anggota menyetujui untuk mengubah status badan hukum Bank dari koperasi menjadi perseroan terbatas. Akta pendirian yang berkaitan dengan perubahan status badan hukum Bank dinyatakan dengan akta notaris No. 126 tanggal 25 Februari 1993 dari Notaris Muhani Salim, S.H. beserta pembetulannya, dengan akta notaris No. 118 tanggal 28 Mei 1993 dari notaris yang sama. PT Bank Bukopin Tbk. (the Bank ) was established in the Republic of Indonesia on July 10, 1970 as Bank Umum Koperasi Indonesia (abbreviated to Bukopin) based on Decision Letter No. 13/Dirjen/Kop/70 of the Directorate General for Cooperatives and was registered in the General List of the Directorate General for Cooperatives No on the same date. The Bank started its commercial operations as a cooperative bank in Indonesia on March 16, 1971 upon the approval of the Ministry of Finance in its Decision Letter No. Kep-078/DDK/II/3/1971 dated March 16, According to its articles of association, the Bank s scope of activities includes all commercial banking activities as defined in the Banking Law, with the main objective of providing services to cooperatives in Indonesia in accordance with the Law on Cooperatives. During its growth, the Bank merged with certain cooperative banks. The change in the name from Bank Umum Koperasi Indonesia (Bukopin) to Bank Bukopin was approved during the Cooperative Members Meeting of Bank Umum Koperasi Indonesia as stated in letter No. 03/RA/XIl/89 dated January 2, During the Special Meeting of the Cooperative Members of Bank, the minutes of which were covered by notarial deed No. 4 dated December 2, 1992 of Notary Muhani Salim, S.H., the cooperative members agreed to change the Bank s legal entity from a cooperative to a limited liability company. The Bank s deed of establishment and the amendment relating to the change in legal entity were covered by notarial deed No. 126 dated February 25, 1993 of Muhani Salim, S.H. and notarial deed No. 118 dated May 28, 1993 of the same notary, respectively

195 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) a. Pendirian (lanjutan) a. Establishment (continued) Perubahan ini telah disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik lndonesia dalam Surat Keputusan No. C HT TH.93 tanggal 29 Juni 1993 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No tambahan No. 64 tanggal 10 Agustus Perubahan ini juga telah disetujui oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan No. S-1382/MK.17/1993 tanggal 28 Agustus Bank memulai kegiatan usaha dalam bentuk perseroan terbatas pada tanggal 1 Juli Anggaran Dasar Bank telah mengalami perubahan dari waktu ke waktu, perubahan terakhir dinyatakan dengan akta notaris No. 18 tanggal 17 Juni 2014 dari Notaris Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, SH, MH. tentang perubahan dewan komisaris dan direksi Bank. Perubahan ini telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU tanggal 3 Juli Kantor pusat Bank beralamat di Jalan M.T. Haryono Kav , Jakarta 12770, Indonesia. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, Bank memiliki kantor cabang, kantor cabang pembantu, kantor fungsional, kantor kas, dan payment points sebagai berikut (tidak diaudit): These changes were approved by the Minister of Justice of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. C HT TH.93 dated June 29, 1993 and were published in Supplement No. 64 of State Gazette No dated August 10, The changes were also approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia in its Decision Letter No. S-1382/MK.17/1993 dated August 28, The Bank started commercial operations as a limited liability company on July 1, The Bank s Articles of Association have been amended several times, the most recent amendment was made by notarial deed No. 18 dated June 17, 2014 of Notary Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, SH, MH. in respect to the change of the Bank s boards of commissioners and directors. This amendment was received by the Minister of Laws and Human Rights of the Republic of Indonesia with its Decision Letter No. AHU dated July 3, The Bank s head office is located at Jalan M.T. Haryono Kav , Jakarta 12770, Indonesia., the Bank has branches, sub-branches, functional offices, cash offices, and payment points as follows (unaudited): 31 Desember/December 31, Kantor cabang Branches Kantor cabang pembantu Sub-branches Kantor fungsional Functional offices Kantor kas Cash offices Payment points Payment points ATM ATM Pada tanggal 31 Desember 2014, jumlah karyawan Bank, termasuk karyawan tidak tetap, adalah karyawan (2013: karyawan; 2012: karyawan) (tidak diaudit). As of December 31, 2014, the Bank has a total of employees, including non-permanent 6,348 employees (2013: 5,970 employees; 2012: 5,074 employees) (unaudited)

196 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) b. Susunan Pengurus Bank b. Composition of the Bank s Management Personil manajemen kunci mencakup Dewan Komisaris, Direksi, dan pejabat eksekutif yaitu pejabat yang bertanggung jawab langsung kepada Direksi. Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Key management personnel consists of the Board of Commissioners, Board of Directors, and key executives who have direct responsibility to the Board of Directors. The members of the Bank s Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2014 are as follows: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Dewan Komisaris: Board of Commissioners: Komisaris Utama Mulia Panusunan Nasution President Commissioner Komisaris Deddy SA. Kodir Commissioner Komisaris Muhammad Rachmat Kaimuddin *) Commissioner Komisaris Independen Margustienny Independent Commissioner Komisaris Independen Parikesit Suprapto Independent Commissioner Komisaris Independen Omar Sjawaldy Anwar *) Independent Commissioner Komisaris Independen Eddy Hutarso *) Independent Commissioner Direksi: Board of Directors: Direktur Utama Glen Glenardi President Director Direktur Keuangan dan Director of Finance and Perencanaan Tri Joko Prihanto Planning Direktur Retail Agus Hernawan Director of Retail Direktur Pelayanan dan Operasi Sulistyohadi DS Director of Services and Operation Direktur Komersial Mikrowa Kirana Director of Commercial Direktur Pengembangan Bisnis Director of Business Development dan Teknologi Informasi Adhi Brahmantya and Information Technology Direktur Manajemen Risiko, Director of Risk Management, Kepatuhan dan Pengembangan Compliance and Sumber Daya Manusia Irlan Suud Human Resources Development *) Masih menunggu persetujuan Otoritas Jasa Keuangan * ) Still waiting approval from the Financial Services Authority

197 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) b. Susunan Pengurus Bank (lanjutan) b. Composition of the Bank s Management (continued) Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: The members of the Bank s Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2013 are as follows: 31 Desember 2013/December 31, 2013 Dewan Komisaris: Board of Commissioners: Komisaris Utama Mulia Panusunan Nasution President Commissioner Komisaris Deddy SA. Kodir Commissioner Komisaris Independen Syamsul Effendi Independent Commissioner Komisaris Independen Yoyok Sunaryo Independent Commissioner Komisaris Independen Margustienny Independent Commissioner Komisaris Independen Parikesit Suprapto *) Independent Commissioner Direksi: Board of Directors: Direktur Utama Glen Glenardi President Director Direktur Keuangan dan Director of Finance and Perencanaan Tri Joko Prihanto Planning Direktur Retail Agus Hernawan Director of Retail Direktur Pelayanan dan Operasi Sulistyohadi DS Director of Services and Operation Direktur Komersial Mikrowa Kirana Director of Commercial Direktur Pengembangan Bisnis Director of Business Development dan Teknologi Informasi Adhi Brahmantya and Information Technology Direktur Manajemen Risiko, Director of Risk Management, Kepatuhan dan Pengembangan Compliance and Sumber Daya Manusia Irlan Suud **) Human Resources Development *) Efektif berdasarkan surat Otoritas Jasa Keuangan No. SR.82/D.03/2014 tanggal 5 Juni 2014 **) Efektif berdasarkan surat Otoritas Jasa Keuangan No. SR.81/D.03/2014 tanggal 5 Juni 2014 Susunan Dewan Komisaris dan Direksi Bank pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: 31 Desember 2012/December 31, * ) Effective in accordance with the Financial Services Authority s letter No. SR.82/D.03/2014 dated June 5, 2014 ** ) Effective in accordance with the Financial Services Authority s letter No. SR.81/D.03/2014 dated June 5, 2014 The members of the Bank s Boards of Commissioners and Directors as of December 31, 2012 are as follows: Dewan Komisaris: Board of Commissioners: Komisaris Utama Mulia Panusunan Nasution President Commissioner Komisaris Deddy SA. Kodir Commissioner Komisaris Independen Syamsul Effendi Independent Commissioner Komisaris Independen Yoyok Sunaryo Independent Commissioner Komisaris Independen Margustienny Independent Commissioner Direksi: Board of Directors: Direktur Utama Glen Glenardi President Director Direktur Keuangan dan Director of Finance and Perencanaan Tri Joko Prihanto Planning Direktur Pelayanan dan Director of Services and Distribusi Agus Hernawan Distribution Direktur Usaha Kecil, Director of Medium, Small Menengah dan Koperasi Sulistyohadi DS Enterprises and Cooperatives Direktur Komersial Mikrowa Kirana Director of Commercial Direktur Konsumer Lamira Septini Parwedi *) Director of Consumers Direktur Manajemen Risiko, Director of Risk Management, Kepatuhan dan Pengembangan Compliance and Sumber Daya Manusia Sunaryono *) Human Resources Development *) Mengundurkan diri efektif tanggal 12 Juni 2013 * ) Resigned effective on June 12, 2013

198 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) b. Susunan Pengurus Bank (lanjutan) b. Composition of the Bank s Management (continued) Susunan Komite Audit Bank pada tanggaltanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: The composition of the Bank s Audit Committee as of December 31, 2014, 2013, and 2012 is as follows: 31 Desember/December 31, Ketua Margustienny Margustienny Margustienny Chairman Anggota Hadi Indraprasta Hadi Indraprasta Miftah Taufik Member Anggota Eddy Rizal Eddy Bey Oyon Eddy Bey Oyon Member Anggota Azrul Andaliza Miftah Taufik Hadi Indraprasta Member Susunan Komite Pemantau Risiko pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: The composition of the Bank s Risk Monitoring Committee as of December 31, 2014, 2013, and 2012 is as follows: 31 Desember/December 31, Ketua Parikesit Suprapto Syamsul Effendi Syamsul Effendi Chairman Anggota Miftah Taufik Margustienny Margustienny Member Anggota Ida Bagus Witanaya Eddy Rizal Eddy Rizal Member Anggota Arinto Setyo Mulyawan Suyono Salamun Suyono Salamun Member Susunan Komite Remunerasi dan Nominasi pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: The composition of the Bank s Remuneration and Nomination Committee as of December 31, 2014, 2013, and 2012 is as follows: 31 Desember/December 31, Ketua Parikesit Suprapto Yoyok Sunaryo Yoyok Sunaryo Chairman Anggota Deddy SA.Kodir Deddy SA.Kodir Syamsul Effendi Member Anggota Arifin Joyodiguno Syamsul Effendi Deddy SA. Kodir Member Anggota - Hari Wurianto Hari Wurianto Member Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. SKEP/010-DIR/01/2010 tanggal 20 Januari 2010, Sekretaris Perusahaan Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah Tantri Wulandari. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. SKEP/1033-DIR/10/2013 tanggal 30 Oktober 2013, Kepala Satuan Kerja Audit Intern (Kepala SKAI) pada tanggal 31 Desember 2014 adalah Setiani. Berdasarkan Surat Keputusan Direksi Perseroan No. SKEP/089-DIR/03/2010 tanggal 31 Maret 2010, Kepala Satuan Kerja Audit Intern (Kepala SKAI) pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah Akhmad Hariyadi. Based on the Company s Director Decision Letter No. SKEP/010-DIR/01/2010 dated January 20, 2010, the Corporate Secretary of the Bank as of December 31, 2014, 2013, and 2012 is Tantri Wulandari. Based on the Company s Director Decision Letter No. SKEP/1033-DIR/10/2013 dated October 30, 2013, the Internal Audit Task Force Head (Chief of IATF) as of December 31, 2014 is Setiani. Based on the Company s Director Decision Letter No. SKEP/089-DIR/03/2010 dated March 31, 2010, the Internal Audit Task Force Head (Chief of IATF) as of December 31, 2013 and 2012 is Akhmad Hariyadi

199 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) c. Entitas Anak c. Subsidiaries Entitas anak yang tercakup dalam laporan keuangan konsolidasian pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah: The subsidiaries included in the consolidated financial statements as of December 31, 2014, 2013, and 2012 are as follows: Nama perusahaan/ Company name Kegiatan usaha/ Business activity Tahun beroperasi komersial/ Year of commercial operation Domisili/ Domicile Persentase kepemilikan/ Percentage of ownership 31 Des. 2014/ Dec. 31, Des. 2013/ Dec. 31, Des. 2012/ Dec. 31, Des. 2014/ Dec. 31, 2014 Jumlah aset/ Total assets 31 Des. 2013/ Dec. 31, Des.2012/ Dec. 31, 2012 PT Bukopin Finance PT Bank Syariah Bukopin Pembiayaan/ Financing 1983 Jakarta 88,25% 88,25% 88,25% Perbankan/ Banking 1990 Jakarta 86,82% 77,57% 77,57% PT Bukopin Finance didirikan pada tanggal 11 Maret 1983 berdasarkan akta notaris No. 5 dari Notaris Tan A Sioe, S.H., yang bergerak dalam bidang leasing (perusahaan pembiayaan). Anggaran dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, terakhir dengan Akta No. 6 tanggal 30 Oktober 2012 yang dibuat oleh Notaris Amastasia Dau, S.H., sehubungan dengan peningkatan modal dasar, ditempatkan, dan disetor. PT Bank Persyarikatan Indonesia ( BPI ) didirikan pada tanggal 29 Juli 1990 berdasarkan akta notaris No. 102 dari Notaris Dr. Widjojo Wilami, S.H., yang bergerak dalam bidang perbankan. Berdasarkan akta notaris No. 28 dari Notaris Adrian Djunaini, S.H. tanggal 31 Maret 2008, BPI telah berubah nama menjadi PT Bank Syariah Bukopin ( BSB ). Status BSB berubah dari Bank Konvensional menjadi Bank Syariah sebagaimana dinyatakan dalam persetujuan Bank Indonesia (BI) No. 10/69/KEP.GBI/ DpG/2008 tanggal 27 Oktober PT Bukopin Finance ( BF ) Pada tanggal 10 Maret 2006, Bank mengakuisisi 50% saham BF sebesar Rp Goodwill yang terbentuk dari akuisisi ini sebesar Rp651. PT Bukopin Finance was established on March 11, 1983 by notarial deed No. 5 of Notary Tan A Sioe, S.H., and is engaged in leasing activities. The Company s articles of association have been amended several times, the last of which was made by notarial deed No. 6 dated October 30, 2012 of Notary Amastasia Dau, S.H., regarding the increase in authorized, issued, and fully paid capital. PT Bank Persyarikatan Indonesia ( BPI ) was established on July 29, 1990 by notarial deed No. 102 of Notary Dr. Widjojo Wilami, S.H., and is engaged in banking activities. Based on notarial deed No. 28 of Notary Adrian Djunaini, S.H. dated March 31, 2008, BPI has changed its name to PT Bank Syariah Bukopin ( BSB ). The status of BSB changed from Conventional Bank to Sharia Bank as stated in Bank Indonesia (BI) decision letter No. 10/69/ KEP.GBI/DpG/2008 dated October 27, PT Bukopin Finance ( BF ) On March 10, 2006, the Bank acquired 50% of BF s outstanding shares amounting to Rp5,000. Goodwill resulting from this acquisition was Rp

200 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) c. Entitas Anak (lanjutan) c. Subsidiaries (continued) PT Bukopin Finance ( BF ) (lanjutan) Selanjutnya pada tanggal 20 Desember 2006 (tanggal akuisisi), Bank telah menambah kepemilikannya pada BF sebesar 30% menjadi 80% dengan biaya perolehan sebesar Rp Sehingga mulai tanggal 20 Desember 2006, laporan keuangan BF dikonsolidasikan dalam laporan keuangan konsolidasian Bank. Goodwill yang dicatat dari akuisisi tersebut adalah menjadi Rp305. Berdasarkan akta notaris No. 6 tanggal 28 Juni 2011 dari Notaris Amastasia Dau, S.H., BF menetapkan pembagian dividen saham kepada para pemegang saham sebesar Rp475 atau 95 lembar saham, dimana jumlah lembar saham yang diperoleh Bank adalah sebanyak 77 lembar saham. Pada tanggal 16 November 2011, Bank telah menambah kepemilikannya pada BF dengan biaya perolehan sebesar Rp Kepemilikan Bank pada BF menjadi sebesar 86,28% setelah pembagian dividen saham dan tambahan penyertaan sebesar Rp Berdasarkan akta notaris No. 6 tanggal 13 Juni 2012 dari Notaris Amastasia Dau, S.H., BF menetapkan pembagian dividen saham kepada para pemegang saham sebesar Rp495 atau 99 lembar saham, dimana jumlah lembar saham yang diperoleh Bank adalah sebanyak 85 lembar saham. Pada tanggal 30 Oktober 2012, Bank telah menambah kepemilikannya pada BF dengan biaya perolehan sebesar Rp Kepemilikan Bank pada BF menjadi sebesar 88,25% setelah pembagian dividen saham dan tambahan penyertaan sebesar Rp Berdasarkan akta notaris No. 6 tanggal 13 Juni 2013 dari Notaris Amastasia Dau, S.H., BF menetapkan pembagian dividen saham kepada para pemegang saham sebesar Rp1.325 atau 265 lembar saham, dimana jumlah lembar saham yang diperoleh Bank adalah sebanyak 233 lembar saham. Kepemilikan Bank pada BF menjadi sebesar 88,25% setelah pembagian dividen saham. PT Bukopin Finance ( BF ) (continued) On December 20, 2006 (acquisition date), the Bank had increased its ownership in BF of 30% to become 80% with the acquisition price amounting to Rp15,000. Therefore, since December 20, 2006, BF s financial statements have been consolidated into the Bank s consolidated financial statements. Goodwill resulting from this acquisition was Rp305. Based on notarial deed No. 6 dated June 28, 2011 of Notary Amastasia Dau, S.H., BF set stock dividend distributions amounting to Rp475 or 95 shares, whereby the number of shares received by the Bank amounted to 77 shares. On November 16, 2011, the Bank has increased its ownership in BF with the acquisition price amounting to Rp The Bank s ownership in BF becomes to 86.28% after the stock dividend distribution and additional investment amounting to Rp11,620. Based on notarial deed No. 6 dated June 13, 2012 of Notary Amastasia Dau, S.H., BF set stock dividend distributions amounting to Rp495 or 99 shares, whereby the number of shares received by the Bank amounted to 85 shares. On October 30, 2012, the Bank has increased its ownership in BF with the acquisition price amounting to Rp6,380. The Bank s ownership in BF becomes to 88.25% after the stock dividend distribution and additional investment amounting to Rp6,380. Based on notarial deed No. 6 dated June 13, 2013 of Notary Amastasia Dau, S.H., BF set stock dividend distributions amounting to Rp1,325 or 265 shares, whereby the number of shares received by the Bank amounted to 233 shares. The Bank s ownership in BF becomes to 88.25% after the stock dividend distribution. 178

201 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) c. Entitas Anak (lanjutan) c. Subsidiaries (continued) PT Bank Syariah Bukopin ( BSB ) Pada tanggal 25 Januari 2006, Bank mengakuisisi 24,73% saham BSB sebesar Rp Pada tanggal 31 Maret 2008 (tanggal akuisisi), Bank telah menambah kepemilikannya pada BPI dengan nilai sebesar 40,71% menjadi 65,44%. Akuisisi tersebut adalah berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa Bank tanggal 6 Maret 2008, dimana Bank telah mendapat persetujuan pemegang saham untuk mengakuisisi saham baru BPI dengan cara membeli saham seri C sebanyak lembar saham dengan harga Rp50 (nilai penuh) per lembar saham (sebesar Rp ) dimana akhirnya total kepemilikan saham Bank Bukopin menjadi 65,44%. Akuisisi tersebut dilakukan sebagai salah satu strategi Bank dalam pengembangan usaha syariah Bank secara keseluruhan. Mulai tanggal 31 Maret 2008, laporan keuangan BPI telah dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan konsolidasian Bank. Ketika akuisisi melibatkan lebih dari satu transaksi, setiap transaksi signifikan harus diperlakukan secara terpisah oleh pengakuisisi untuk menentukan nilai wajar aset dan liabilitas teridentifikasi yang diakui dan dalam menentukan jumlah goodwill dari transaksi tersebut. Bank telah melakukan perhitungan goodwill atas akuisisi 24,73% saham BSB dan tambahan akuisisi 40,71% saham. Jumlah keseluruhan goodwill yang dicatat dari akuisisi tersebut adalah sebesar Rp Transaksi tersebut menjadikan kepemilikan Bank atas BSB menjadi 65,44%. PT Bank Syariah Bukopin ( BSB ) On January 25, 2006, the Bank acquired 24.73% of BSB s shares amounting to Rp42,000. On March 31, 2008 (acquisition date), the Bank had increased its ownership in BPI of 40.71% to become 65.44%. The acquisition was based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders of the Bank on March 6, 2008, where the Bank received approval from shareholders to acquire new shares of BPI by purchasing 2,000,000,000 series C shares with a price of Rp50 (full amount) per share (total of Rp100,000) which made the total share ownership of Bank Bukopin to become 65.44%. This acquisition was one of the Bank s strategies to develop its sharia business. Since March 31, 2008, BPI s financial statements have been consolidated into the Bank s consolidated financial statements. Where acquisition involves more than one exchange transaction, each significant transaction shall be treated separately by the acquirer for the purpose of determining the fair value of the identifiable assets and liabilities acquired and for determining the amount of goodwill on that transaction. The Bank has calculated goodwill for the acquisition of 24.73% of BSB s shares and additional acquisition of 40.71% shares. Total goodwill recorded from the acquisition amounted to Rp295,234. These transactions made the total share ownership of the Bank to become 65.44%

202 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) c. Entitas Anak (lanjutan) c. Subsidiaries (continued) PT Bank Syariah Bukopin ( BSB ) (lanjutan) PT Bank Syariah Bukopin ( BSB ) (continued) Pada tanggal 24 Maret 2011, Bank telah menambah kepemilikannya pada BSB sebesar 12,13% menjadi 77,57% melalui pembelian saham seri C baru sebanyak lembar saham dengan harga Rp50 (nilai penuh) per lembar saham (sebesar Rp ). Pada tanggal 29 Agustus 2014, Bank telah menambah kepemilikannya pada BSB sebesar 9,25% menjadi 86,82% melalui pembelian saham seri C baru sebanyak lembar saham dengan harga Rp50 (nilai penuh) per lembar saham (sebesar Rp ). Bank telah mengalihkan Unit Usaha Syariah ( UUS ) kepada BSB pada tanggal 10 Juli 2009, yang diaktakan dengan Akta Pemisahan Unit Usaha Syariah No. 18 tanggal 18 Juni 2009 dari H. Rakhmat Syamsul Rizal, S.H., M.H. Pengalihan tersebut telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia melalui surat No. 11/842/DPbS tanggal 30 Juni Terhitung sejak tanggal efektif pemisahan maka: i. Semua aset dan liabilitas UUS, karena hukum, dialihkan kepada BSB selaku perusahaan yang menerima pemisahan. ii. Semua operasi, usaha, kegiatan, dan aktivitas kantor UUS karena hukum beralih kepada dan akan dijalankan oleh BSB. iii. Semua hak, piutang, wewenang, dan kewajiban UUS berdasarkan perjanjian, tindakan atau peristiwa apapun yang telah ada, dibuat, dilakukan atau terjadi pada atau sebelum tanggal efektif pemisahan, termasuk tetapi tidak terbatas pada yang tercatat dalam daftar aset dan liabilitas UUS, serta semua hubungan hukum antara UUS dengan pihak lain karena hukum beralih kepada dan akan dijalankan atau dilaksanakan oleh BSB. On March 24, 2011, the Bank has increased its ownership in BSB by 12.13% to become 77.57% by purchasing 2,000,000,000 new series C shares with a price of Rp50 (full amount) per share (total of Rp100,000). On August 29, 2014, the Bank has increased its ownership in BSB by 9.25% to become 86.82% by purchasing 4,000,000,000 new series C shares with a price of Rp50 (full amount) per share (total of Rp200,000). The Bank had spinned-off its Sharia Business Unit ( SBU ) to BSB on July 10, 2009, which was documented under the Deed of Sharia Business Unit Spin-off No. 18 dated June 18, 2009 of H. Rakhmat Syamsul Rizal, S.H., M.H. The spin-off was approved by Bank Indonesia through letter No. 11/842/DPbS dated June 30, As a result, starting on the effective date of the spin-off: i. All assets and liabilities of SBU, under the law, were transferred to BSB as the entity that received the spin-off. ii. All operations, businesses, and activities of SBU offices, under the law, were transferred to and will be conducted by BSB. iii. All rights, receivables, authorities, and obligations of SBU based on agreements, actions or any circumstances that had been made or occured at or before the effective date of the spin-off, including but not limited to assets and liabilities recorded by SBU and all legal relationship between SBU and other parties were transferred and will be conducted by BSB

203 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) c. Entitas Anak (lanjutan) c. Subsidiaries (continued) PT Bank Syariah Bukopin ( BSB ) (lanjutan) PT Bank Syariah Bukopin ( BSB ) (continued) Atas pengalihan UUS kepada BSB, Bank mencatat penempatan pada BSB sebesar Rp , dimana sebesar Rp dialihkan menjadi pembiayaan investasi Mudharabah Subordinasi (Catatan 10p.i). Pada tanggal 22 Februari 2010, penempatan pada BSB yang tidak dialihkan menjadi investasi Mudharabah Subordinasi sebesar Rp telah jatuh tempo seluruhnya. As the impact of the spin-off of SBU to BSB, the Bank recorded placements with BSB amounting to Rp227,628, of which Rp50,000 was transferred to Subordinated Mudharabah Investment financing (Note 10p.i). On February 22, 2010, the placement with BSB which was not transferred to Subordinated Mudharabah Investment financing amounting to Rp177,628 matured. d. Program Rekapitalisasi Bank d. The Bank s Recapitalization Program Bank ikut serta dalam program rekapitalisasi Pemerintah sesuai dengan Keputusan Bersama Menteri Keuangan dan Gubernur BI No. 53/KMK.017/1999 dan No. 31/12/KEP/GBI tanggal 8 Februari 1999 tentang Pelaksanaan Program Rekapitulasi Bank Umum dan mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang dinyatakan dengan akta notaris No. 64 tanggal 30 Juni 1999 dari Notaris Lindasari Bachroem, S.H. Pada tahun 2001, Bank telah menyelesaikan program rekapitalisasi tersebut dengan melakukan hal-hal berikut: - Pembelian kembali kredit non-performing yang sebelumnya telah diserahkan kepada Badan Penyehatan Perbankan Nasional (BPPN). - Konversi saham milik Negara Republik Indonesia (saham biasa kelas C) di Bank menjadi saham biasa kelas B pada tanggal 21 Desember 2001 yang lebih dini dari pada tanggal jatuh temponya, yaitu tanggal 28 Mei The Bank s participation in the Government recapitalization program in accordance with Joint Decree No. 53/KMK.017/1999 and No. 31/12/KEP/GBI dated February 8, 1999 of the Minister of Finance and the Governor of BI on the Implementation of the Commercial Bank Recapitalization Program, was approved during the Shareholders Extraordinary General Meeting, the minutes of which were covered by notarial deed No. 64 dated June 30, 1999 of Notary Lindasari Bachroem, S.H. In 2001, the Bank completed its recapitalization program by conducting the following: - Repurchase of non-performing loans formerly transferred to the Indonesian Bank Restructuring Agency (IBRA). - Conversion of the Bank s shares held by the Republic of Indonesia (common C shares) to common B shares on December 21, 2001 which was earlier than the agreed due date of May 28,

204 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) e. Penawaran Umum Obligasi dan Penawaran Umum Saham Bank Penawaran Umum Obligasi Pada tanggal 31 Mei 1989, Bank menerbitkan obligasi yang terdaftar pada Bursa Efek Jakarta sebesar Rp (nilai penuh). Pada tanggal 25 Mei 1994, obligasi tersebut telah jatuh tempo. Pada tanggal 30 Juni 2003, Bank memperoleh pernyataan efektif dari Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) melalui suratnya No. S-1564/PM/2003 untuk melakukan penawaran umum obligasi sebesar Rp (nilai penuh) yang terdiri dari Obligasi Seri A Bank Bukopin II Tahun 2003 sebesar Rp (nilai penuh), Obligasi Subordinasi Seri B Bank Bukopin Tahun 2003 sebesar Rp (nilai penuh), dan Obligasi Syariah Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003 sebesar Rp (nilai penuh). Obligasi Seri A Bank Bukopin II Tahun 2003 dan Obligasi Subordinasi Seri B Bank Bukopin Tahun 2003 ditawarkan sebesar nilai nominal sedangkan Obligasi Syariah Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003 ditawarkan dengan nilai 100% dari jumlah Obligasi Syariah. Pada tanggal 10 Juli 2008, Obligasi Seri A Bank Bukopin II Tahun 2003 dan Obligasi Syariah Mudharabah Bank Bukopin Tahun 2003 telah jatuh tempo, dan untuk Obligasi Subordinasi Seri B Bank Bukopin Tahun 2003, Bank melaksanakan opsi beli yang dimilikinya. e. Public Offering of the Bank s Bonds and Shares Public Offering of Bonds On May 31, 1989, the Bank issued bond registered at Jakarta Stock Exchange amounting to Rp30,000,000,000 (full amount). On May 25, 1994, the bond has matured. On June 30, 2003, the Bank received the notice of effectivity from the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency (BAPEPAM-LK) No. S-1564/PM/2003 for the public offering of the Bank s Bonds with a total face value of Rp600,000,000,000 (full amount) consisting of Series A Bank Bukopin II 2003 Bonds amounting to Rp319,000,000,000 (full amount), Subordinated Series B Bank Bukopin 2003 Bonds amounting to Rp236,000,000,000 (full amount), and Sharia Mudharabah Bank Bukopin 2003 Bonds amounting to Rp45,000,000,000 (full amount). Series A Bank Bukopin II 2003 Bonds and Subordinated Series B Bank Bukopin 2003 Bonds were offered at their nominal value, whereas Sharia Mudharabah Bank Bukopin 2003 Bonds were offered at 100% of the value of Sharia Bonds. On July 10, 2008, Series A Bank Bukopin II 2003 Bonds and Sharia Mudharabah Bank Bukopin 2003 Bonds have matured, the Bank exercised its call option, on the Subordinated Series B Bank Bukopin 2003 Bonds

205 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) e. Penawaran Umum Obligasi dan Penawaran Umum Saham Bank (lanjutan) Penawaran Umum Obligasi (lanjutan) Pada tanggal 19 Desember 2011, Bank telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012 (Penawaran Umum Berkelanjutan) kepada BAPEPAM-LK melalui surat No /DIR/XII/2011 dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin dengan jumlah sebesar Rp , dimana pada tahap pertama Bank akan menerbitkan dan menawarkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012 (Obligasi Subordinasi) dengan jumlah pokok Obligasi Subordinasi sebesar Rp Obligasi Subordinasi tersebut diterbitkan tanpa warkat, ditawarkan dengan nilai 100% dari nilai nominal, berjangka waktu 7 (tujuh) tahun dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun dan dibayarkan setiap triwulan dan akan jatuh tempo pada tanggal 6 Maret Bank memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Berkelanjutan melalui suratnya No. S-2394/BL/2012 tanggal 28 Februari Penawaran Umum Berkelanjutan dilaksanakan pada tanggal 29 Februari - 1 Maret Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Berkelanjutan ini telah diterima oleh Bank pada tanggal 6 Maret e. Public Offering of the Bank s Bonds and Shares (continued) Public Offering of Bonds (continued) On December 19, 2011, the Bank submitted a Statement of Registration in connection with the Shelf Public Offering of Shelf-registered Subordinated Bonds I Bank Bukopin Tranche I Year 2012 (Shelf Public Offering) through letter No /DIR/XII/2011 to BAPEPAM- LK, in relation with the Shelf Public Offering of Shelf-registered Subordinated Bonds I Bank Bukopin amounted to Rp2,000,000, whereby at first tranche the Bank would issue and offer the Shelf-registered Subordinated Bonds I Bank Bukopin Tranche I Year 2012 (Subordinated Bonds) amounted to Rp1,500,000. The Subordinated Bonds are issued scriptless, offered at 100% of nominal value, with 7 (seven) years tenor and fixed interest rate of 9.25% per annum and will be paid quarterly and will be matured on March 6, The Bank received the effectivity statement from BAPEPAM-LK to conduct Shelf Public Offering through its letter No. S- 2394/BL/2012 dated February 28, The Shelf Public Offering was held on February 29, March 1, The proceeds from the Shelf Public Offering were received by the Bank on March 6,

206 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) e. Penawaran Umum Obligasi dan Penawaran Umum Saham Bank (lanjutan) Penawaran Umum Saham Pada bulan Juni 2006, Bank melakukan Penawaran Umum Saham Perdana sejumlah lembar saham Seri B dengan nilai nominal Rp100 (nilai penuh) per saham dengan harga jual Rp350 (nilai penuh) per saham kepada masyarakat melalui pasar modal sesuai dengan ketentuan perundangundangan yang berlaku. Penawaran Umum Saham Perdana saham Seri B kepada masyarakat ini telah memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK melalui suratnya No. S-825/BL/2006 tanggal 30 Juni Saham yang ditawarkan tersebut mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 Juli 2006 dan pada saat yang bersamaan sebanyak 99% saham Bank juga dicatatkan. Seluruh saham kelas A sebesar 0,31% dan saham kelas B sebesar 0,69% yang dimiliki oleh Kopelindo dan Kopkapindo masing-masing secara proporsional tidak dicatatkan dalam rangka memenuhi ketentuan peraturan pemerintah. e. Public Offering of the Bank s Bonds and Shares (continued) Public Offering of Shares In June 2006, the Bank sold 843,765,500 Series B shares with a par value of Rp100 (full amount) per share and offering price of Rp350 (full amount) per share to the public, through the capital market in Indonesia, in accordance with the prevailing capital market law. The Bank received the effectivity statement from the BAPEPAM-LK through its letter No. S-825/BL/2006 dated June 30, 2006 for the sale of Series B shares to the public. On July 10, 2006, the IPO shares were initially traded and 99% of the Bank s shares were listed on the Indonesia Stock Exchange. All Series A shares amounting to 0.31% and Series B shares amounting to 0.69% which were owned by Kopelindo and Kopkapindo proportionately, were not listed to comply with the government regulation

207 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) e. Penawaran Umum Obligasi dan Penawaran Umum Saham Bank (lanjutan) Penawaran Umum Saham (lanjutan) Pada tanggal 26 Oktober 2009, Bank telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas I kepada BAPEPAM-LK melalui surat No. 7548/DIR/X/2009 dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang saham (Catatan 25b). Saham yang ditawarkan adalah sebanyak saham biasa kelas B baru ( Saham Baru ) dengan nilai nominal Rp100 (nilai penuh) per saham dengan harga penawaran Rp415 (nilai penuh) per saham. Bank memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas I melalui suratnya No. S-10319/BL/2009 tanggal 26 November Pada tanggal 26 November 2009, Bank melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk menyetujui pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka penerbitan HMETD. Penawaran Umum Terbatas I dilaksanakan pada tanggal 4-10 Desember Jumlah dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Terbatas I adalah sebesar Rp (untuk saham biasa kelas B), dimana sebesar Rp (untuk saham biasa kelas B) diperoleh dari masyarakat dan sebesar Rp (untuk saham biasa kelas B) diperoleh dari Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) dan Yayasan Bina Sejahtera Warga (Yabinstra) Bulog yang bertindak sebagai pembeli siaga (standby buyer) dengan proporsi masing-masing sebesar 89,83% dan 10,17%. Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Terbatas I ini telah diterima oleh Bank pada bulan Desember e. Public Offering of the Bank s Bonds and Shares (continued) Public Offering of Shares (continued) On October 26, 2009, the Bank submitted a Statement of Registration regarding Limited Public Offering I through letter No. 7548/ DIR/X/2009 to BAPEPAM-LK, in relation with the issuance of pre-emptive rights to the shareholders (Note 25b). Total shares offered were 286,050,768 common B shares ( New Shares ) with a par value of Rp100 (full amount) per share and offering price of Rp415 (full amount) per share. The Bank received the effectivity statement from BAPEPAM-LK to conduct Limited Public Offering I through its letter No. S-10319/BL/2009 dated November 26, On November 26, 2009, the Bank held an Extraordinary General Meeting of Shareholders to approve the execution of the Limited Public Offering I with pre-emptive rights. The Limited Public Offering I was held on December 4-10, The total proceeds from Limited Public Offering I amounted to Rp118,711 (for 286,050,768 common B shares), of which Rp62,955 (for 151,699,698 common B shares) was raised from the public and Rp55,756 (for 134,351,070 common B shares) was raised from Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) and Yayasan Bina Sejahtera Warga (Yabinstra) Bulog, who acted as the standby buyers with proportional share of 89.83% and 10.17%, respectively. The proceeds from the Limited Public Offering I were received by the Bank in December

208 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) e. Penawaran Umum Obligasi dan Penawaran Umum Saham Bank (lanjutan) Penawaran Umum Saham (lanjutan) Pada tanggal 20 Desember 2010, Bank telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas II kepada BAPEPAM-LK melalui surat No /DIR/XII/2010 dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang saham (Catatan 25b). Saham yang ditawarkan adalah sebanyak saham biasa kelas B baru ( Saham Baru ) dengan nilai nominal Rp100 (nilai penuh) per saham dengan harga penawaran Rp520 (nilai penuh) per saham. Bank memperoleh pernyataan efektif dari BAPEPAM-LK untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas II melalui suratnya No. S-771/BL/2011 tanggal 26 Januari Pada tanggal 26 Januari 2011, Bank melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk menyetujui pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas II dalam rangka penerbitan HMETD. Penawaran Umum Terbatas II dilaksanakan pada tanggal Februari Jumlah dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Terbatas II adalah sebesar Rp (untuk saham biasa kelas B), dimana sebesar Rp (untuk saham biasa kelas B) diperoleh dari masyarakat dan sebesar Rp8.641 (untuk saham biasa kelas B) diperoleh dari Koperasi Karyawan Bank Bukopin Jakarta (KKBJ) dan Induk Koperasi Perikanan Indonesia (IKPI). Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Terbatas II ini telah diterima oleh Bank pada bulan Februari e. Public Offering of the Bank s Bonds and Shares (continued) Public Offering of Shares (continued) On December 20, 2010, the Bank submitted a Statement of Registration regarding Limited Public Offering II through letter No /DIR/XII/2010 to BAPEPAM-LK, in relation with the issuance of pre-emptive rights to the shareholders (Note 25b). Total shares offered were 2,051,366,765 common B shares ( New Shares ) with a par value of Rp100 (full amount) per share and offering price of Rp520 (full amount) per share. The Bank received the effectivity statement from BAPEPAM-LK to conduct Limited Public Offering II through its letter No. S-771/BL/2011 dated January 26, On January 26, 2011, the Bank held an Extraordinary General Meeting of Shareholders to approve the execution of the Limited Public Offering II with pre-emptive rights. The Limited Public Offering II was held on February 10-17, The total proceeds from Limited Public Offering II amounted to Rp929,739 (for 1,787,960,495 common B shares), of which Rp921,098 (for 1,771,342,921 common B shares) was raised from the public and Rp8,641 (for 16,617,574 common B shares) was raised from Koperasi Karyawan Bank Bukopin Jakarta (KKBJ) and Induk Koperasi Perikanan Indonesia (IKPI). The proceeds from the Limited Public Offering II were received by the Bank in February

209 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) e. Penawaran Umum Obligasi dan Penawaran Umum Saham Bank (lanjutan) Penawaran Umum Saham (lanjutan) Pada tanggal 28 Oktober 2013, Bank telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran sehubungan dengan Penawaran Umum Terbatas III kepada Otoritas Jasa Keuangan melalui surat No /DIR/X/2013 dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) kepada pemegang saham (Catatan 25b). Saham yang ditawarkan adalah sebanyak-banyaknya saham biasa kelas B baru ( Saham Baru ) dengan nilai nominal Rp100 (nilai penuh) per saham dengan harga penawaran Rp660 (nilai penuh) per saham. Bank memperoleh pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan untuk melakukan Penawaran Umum Terbatas III melalui surat No. S-424/D.04/2013 tanggal 12 Desember Pada tanggal Desember 2013, Bank melakukan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa untuk menyetujui pelaksanaan Penawaran Umum Terbatas III dalam rangka penerbitan HMETD. Penawaran Umum Terbatas III dilaksanakan pada tanggal 30 Desember Januari Jumlah dana yang diperoleh dari hasil Penawaran Umum Terbatas III sebesar Rp (untuk saham biasa kelas B), dari nilai tersebut sebesar Rp9.291 (untuk saham biasa kelas B) diperoleh dari masyarakat, sebesar Rp (untuk saham biasa kelas B) diperoleh dari Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) dan sebesar Rp (untuk saham biasa kelas B) dari PT Bosowa Corporindo. Dana yang diperoleh dari Penawaran Umum Terbatas III ini telah diterima oleh Bank hingga tanggal 31 Desember 2013 sebesar Rp dan hingga tanggal 9 Januari 2014 sebesar Rp e. Public Offering of the Bank s Bonds and Shares (continued) Public Offering of Shares (continued) On October 28, 2013, the Bank submitted a Statement of Registration regarding Limited Public Offering III through letter No /DIR/X/2013 to The Financial Services Authority, in relation with the issuance of pre-emptive rights to the shareholders (Note 25b). Total shares offered were 2,659,505,614 common B shares ( New Shares ) with a par value of Rp100 (full amount) per share and offering price of Rp660 (full amount) per share. The Bank received the effectivity statement from the Financial Services Authority to conduct Limited Public Offering III through its letter No. S-424/D.04/2013 dated December 12, On December 11-13, 2013, the Bank held an Extraordinary General Meeting of Shareholders to approve the execution of the Limited Public Offering III with pre-emptive rights. The Limited Public Offering III was held on December 30, 2013 to January 7, The total proceeds from Limited Public Offering III amounted to Rp730,126 (for 1,106,252,141 common B shares), of which Rp9,921 (for 14,076,556 common B shares) was raised from the public, Rp343,410 (for 520,319,150 common B shares) was raised from Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) and Rp377,425 (for 571,856,435 common B shares) was raised from PT Bosowa Corporindo. The proceeds from the Limited Public Offering III received by the Bank until December 31, 2013 amounted to Rp587,490 and until January 9, 2014 amounted to Rp730,

210 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) e. Penawaran Umum Obligasi dan Penawaran Umum Saham Bank (lanjutan) Penawaran Umum Saham (lanjutan) Tindakan Bank yang mempengaruhi modal ditempatkan dan disetor penuh dalam saham biasa kelas B sejak Penawaran Umum Saham Perdana sampai dengan 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: e. Public Offering of the Bank s Bonds and Shares (continued) Public Offering of Shares (continued) The Bank s action which affects issued and fully paid capital in common B shares from Initial Public Offering of shares up to December 31, 2014 follows: Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh/ Issued and fully Tanggal/Date Tindakan Perusahaan/Corporate Action paid shares 31 Desember 2005/ Total saham sebelum Penawaran Umum Saham Perdana/ December 31, 2005 Total shares before Initial Public Offering Penawaran Umum Saham Perdana sejumlah lembar saham/ 30 Juni 2006/June 30, 2006 Initial Public Offering of shares of 843,765,500 shares Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 30 hari bursa sejak tanggal 10 Juli 2007/ sejumlah lembar saham/ 30 trading days starting July 10, 2007 Exercise of management stock option program of 47,864,000 shares hari bursa sejak tanggal Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 1 November 2007/30 trading days sejumlah lembar saham/ starting November 1, 2007 Exercise of management stock option program of 39,370,500 shares Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 30 hari bursa sejak tanggal 10 Juli 2008/ sejumlah lembar saham/ 30 trading days starting July 10, 2008 Exercise of management stock option program of 740,500 shares hari bursa sejak tanggal Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 1 November 2008/30 trading days sejumlah lembar saham/ starting November 1, 2008 Exercise of management stock option program of 780,500 shares Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 30 hari bursa sejak tanggal 10 Juli 2009/ sejumlah lembar saham/ 30 trading days starting July 10, 2009 Exercise of management stock option program of 7,156,500 shares hari bursa sejak tanggal Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 1 November 2009/30 trading days sejumlah lembar saham/ starting November 1, 2009 Exercise of management stock option program of 1,092,000 shares Penawaran Umum Terbatas I dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah lembar saham/ 26 November 2009/ Limited Public Offering I with the Issuance of November 26, 2009 Pre-emptive Rights of 286,050,768 shares Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 30 hari bursa sejak tanggal 10 Juli 2010/ sejumlah lembar saham/ 30 trading days starting July 10, 2010 Exercise of management stock option program of 129,687,500 shares hari bursa sejak tanggal Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 1 November 2010/30 trading days sejumlah lembar saham/ starting November 1, 2010 Exercise of management stock option program of 16,254,500 shares

211 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 1. INFORMASI UMUM (lanjutan) 1. GENERAL INFORMATION (continued) e. Penawaran Umum Obligasi dan Penawaran Umum Saham Bank (lanjutan) Penawaran Umum Saham (lanjutan) e. Public Offering of the Bank s Bonds and Shares (continued) Public Offering of Shares (continued) Jumlah saham ditempatkan dan disetor penuh/ Issued and fully Tanggal/Date Tindakan Perusahaan/Corporate Action paid shares Penawaran Umum Terbatas II dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah lembar saham/ Limited Public Offering II with the Issuance of 26 Januari 2011/January 26, 2011 Pre-emptive Rights of 1,787,960,495 shares Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 30 hari bursa sejak tanggal 10 Juli 2011/ sejumlah lembar saham/ 30 trading days starting July 10, 2011 Exercise of management stock option program of 12,705,000 shares hari bursa sejak tanggal Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 1 November 2011/30 trading days sejumlah lembar saham/ starting November 1, 2011 Exercise of management stock option program of 269,000 shares Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 30 hari bursa sejak tanggal 10 Juli 2012/ sejumlah lembar saham/ 30 trading days starting July 10, 2012 Exercise of management stock option program of 14,346,000 shares hari bursa sejak tanggal Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 1 November 2012/30 trading days sejumlah lembar saham/ starting November 1, 2012 Exercise of management stock option program of 680,500 shares hari bursa sejak tanggal Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 2 Januari 2013/30 trading days sejumlah lembar saham/ starting January 2, 2013 Exercise of management stock option program of 352,500 shares Eksekusi saham dari program kompensasi manajemen berbasis saham 30 hari bursa sejak tanggal 25 Mei 2013/ sejumlah embar saham/ 30 trading days starting May 25, 2013 Exercise of management stock option program of 9,954,500 shares Penawaran Umum Terbatas III dalam rangka penerbitan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu sejumlah lembar saham/ Limited Public Offering III with the Issuance of 7 Januari 2014/January 7, 2014 Pre-emptive Rights of 1,106,252,141 shares

212 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Kebijakan akuntansi utama yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian Bank dan entitas anaknya adalah seperti dijabarkan di bawah ini: a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian Laporan keuangan konsolidasian telah disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia yang mencakup Pernyataan dan Interpretasi yang dikeluarkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan Ikatan Akuntan Indonesia dan peraturan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ( BAPEPAM-LK, yang fungsinya dialihkan kepada Otoritas Jasa Keuangan ( OJK ) sejak tanggal 1 Januari 2013) No. VIII.G.7 yang merupakan Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM-LK No. KEP- 347/BL/2012 tanggal 25 Juni 2012 tentang Penyajian dan Pengungkapan Laporan Keuangan Emiten atau Perusahaan Publik. Laporan keuangan entitas anak yang bergerak di bidang perbankan Syariah disajikan sesuai dengan PSAK No. 101 (Revisi 2011) tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, PSAK No. 102 (Revisi 2013) tentang Akuntansi Murabahah, PSAK No. 103 tentang Akuntansi Salam, PSAK No. 104 tentang Akuntansi Istishna, PSAK No. 105 tentang Akuntansi Mudharabah, PSAK No. 106 tentang Akuntansi Musyarakah, PSAK No. 107 tentang Akuntansi Ijarah, PSAK No. 110, Akuntansi Sukuk, dan Pedoman Akuntansi Perbankan Syariah Indonesia ( PAPSI ) yang diterbitkan atas kerjasama Ikatan Akuntan Indonesia dengan Bank Indonesia. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan nilai historis kecuali untuk beberapa akun yang dinilai menggunakan dasar pengukuran lain sebagaimana dijelaskan pada kebijakan akuntansi dari akun tersebut. Laporan keuangan konsolidasian disusun berdasarkan akuntansi akrual kecuali laporan arus kas konsolidasian. The principal accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements of the Bank and its subsidiaries are set out below: a. Statement of Compliance and Basis of Preparation of the Consolidated Financial Statements The consolidated financial statements have been prepared and presented in accordance with Indonesian Financial Accounting Standards which comprise the Statements and Interpretations issued by the Board of Financial Accounting Standards of the Indonesian Institute of Accountants and the Capital Market and Financial Institutions Supervisory Agency ( BAPEPAM-LK, which function has been transferred to Financial Service Authority ( OJK ) starting January 1, 2013) rule No. VIII.G.7, Appendix of the Decree of the Chairman of the BAPEPAM-LK No. KEP-347/BL/2012 dated June 25, 2012 regarding Financial Statements Presentation and Disclosure of the Issuer or Public Company. The subsidiary s financial statements which operated under sharia banking have been presented in accordance with PSAK No. 101 (Revised 2011) regarding Sharia Financial Statements Presentation, PSAK No. 102 (Revised 2013) regarding Murabahah Accounting,PSAK No. 103 regarding Salam Accounting, PSAK No. 104 regarding Istishna Accounting, PSAK No. 105 regarding Mudharabah Accounting, PSAK No. 106 regarding Musyarakah Accounting, PSAK No. 107 regarding Ijarah Accounting, PSAK No. 110, Accounting for Sukuk, and Indonesian Sharia Banking Accounting Guidelines ( PAPSI ) as issued by the cooperation between Indonesian Institute of Accountants and Bank Indonesia. The consolidated financial statements have been prepared under the historical cost convention except for certain accounts which are valued on other measurement basis as described in the accounting policies for such accounts. The consolidated financial statements are prepared under the accrual basis of accounting, except for the consolidated statement of cash flows

213 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) Laporan arus kas konsolidasian disusun dengan menggunakan metode langsung yang menyajikan penerimaan dan pengeluaran kas dan setara kas yang diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia, dibutuhkan estimasi dan asumsi yang mempengaruhi: - nilai aset dan liabilitas dilaporkan, dan pengungkapan atas aset dan liabilitas kontinjensi pada tanggal laporan keuangan konsolidasian, - jumlah pendapatan dan beban selama periode pelaporan. Walaupun estimasi ini dibuat berdasarkan pengetahuan terbaik manajemen atas kejadian dan tindakan saat ini, hasil yang timbul mungkin berbeda dengan jumlah yang diestimasi semula. Pertimbangan profesional dan estimasi signifikan dalam menentukan jumlah yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian adalah sebagai berikut: Usaha yang berkelanjutan Manajemen Bank telah melakukan penilaian atas kemampuan Bank untuk melanjutkan kelangsungan usahanya dan berkeyakinan bahwa Bank memiliki sumber daya untuk melanjutkan usahanya di masa mendatang. Selain itu, manajemen tidak mengetahui adanya ketidakpastian material yang dapat menimbulkan keraguan yang signifikan terhadap kemampuan Bank untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya. Oleh karena itu, laporan keuangan konsolidasian telah disusun atas dasar usaha yang berkelanjutan. a. Statement of Compliance and Basis of Preparation of the Consolidated Financial Statements (continued) The consolidated statement of cash flows is prepared using the direct method which presents receipts and payments of cash and cash equivalents which are classified into operating, investing, and financing activities. The preparation of consolidated financial statements in conformity with Indonesian Financial Accounting Standards requires the use of estimates and assumptions that affects: - the reported amounts of assets and liabilities and disclosure of contingent assets and liabilities at the date of the consolidated financial statements, - the reported amounts of revenues and expenses during the reporting period. Although these estimates are based on management s best knowledge of current events and activities, actual results may differ from those estimates. The most significant uses of the judgment and estimates in determining the amounts recognized in the consolidated financial statements are as follows: Going concern The Bank s management has made an assessment of the Bank s ability to continue as a going concern and is satisfied that the Bank has the resources to continue in business for the foreseeable future. Furthermore, the management is not aware of any material uncertainties that may cast significant doubt upon the Bank s ability to continue as a going concern. Therefore, the consolidated financial statements continue to be prepared on the going concern basis

214 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) Klasifikasi aset dan liabilitas keuangan Bank dan entitas anaknya menetapkan klasifikasi atas aset dan liabilitas tertentu sebagai aset dan liabilitas keuangan dengan mempertimbangkan definisi yang ditetapkan PSAK No. 55 (Revisi 2011). Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui sesuai dengan kebijakan akuntansi Bank dan entitas anaknya seperti diungkapkan pada Catatan 2d atas laporan keuangan konsolidasian. Nilai wajar atas instrumen keuangan (Catatan 46) Bila nilai wajar aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tercatat pada laporan posisi keuangan tidak tersedia di pasar aktif, ditentukan dengan menggunakan berbagai teknik penilaian termasuk penggunaan model matematika. Masukan (input) untuk model ini berasal dari data pasar yang bisa diamati sepanjang data tersebut tersedia. Bila data pasar yang bisa diamati tersebut tidak tersedia, pertimbangan manajemen diperlukan untuk menentukan nilai wajar. Pertimbangan tersebut mencakup pertimbangan likuiditas dan masukan model seperti volatilitas untuk transaksi derivatif yang berjangka waktu panjang dan tingkat diskonto, tingkat pelunasan dipercepat, dan asumsi tingkat gagal bayar. a. Statement of Compliance and Basis of Preparation of the Consolidated Financial Statements (continued) Classification of financial assets and financial liabilities The Bank and its subsidiaries determine the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and liabilities by considering the definition set forth in PSAK No. 55 (Revised 2011). Accordingly, the financial assets and liabilities are accounted for in accordance with the Bank s and its subsidiaries accounting policies as disclosed in Note 2d to the consolidated financial statements. Fair value of financial instruments (Note 46) Where the fair values of financial assets and financial liabilities recorded on the statement of financial position cannot be derived from active markets, they are determined using a variety of valuation techniques that include the use of mathematical models. The inputs to these models are derived from observable market data where possible, but where observable market data are not available, management judgment is required to establish fair values. The judgments include considerations of liquidity and model inputs such as volatility for long term derivatives and discount rates, prepayment rates, and default rate assumptions

215 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) Penurunan nilai kredit yang diberikan dan piutang, investasi tersedia untuk dijual, dan investasi dimiliki hingga jatuh tempo (Catatan 5, 6, 7, 8, 10, 11, dan 12) Bank dan entitas anaknya mereview kredit yang diberikan dan piutang yang signifikan secara individual pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah penurunan nilai harus dicatat dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Secara khusus, justifikasi oleh manajemen diperlukan dalam estimasi jumlah dan waktu arus kas di masa mendatang ketika menentukan penurunan nilai. Dalam estimasi arus kas ini, Bank dan entitas anaknya membuat justifikasi tentang situasi keuangan debitur dan nilai realisasi neto agunan. Estimasi-estimasi ini didasarkan pada asumsi-asumsi tentang sejumlah faktor dan hasil aktual mungkin berbeda, yang tercermin dalam perubahan di masa mendatang penyisihan penurunan nilai tersebut. Bank dan entitas anaknya mereview efek utang yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual dan dimiliki hingga jatuh tempo pada setiap tanggal laporan posisi keuangan untuk menilai apakah telah terjadi penurunan nilai. Penilaian tersebut memerlukan pertimbangan yang sama seperti yang diterapkan pada penilaian individual pada kredit yang diberikan. Penurunan nilai aset non-keuangan (Catatan 13 dan 14) Bank dan entitas anaknya mengevaluasi penurunan nilai aset non-keuangan apabila terdapat kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat aset non-keuangan tidak dapat dipulihkan kembali. Penurunan nilai timbul saat nilai tercatat aset atau Unit Penghasil Kas ("UPK") melebihi nilai terpulihnya, yaitu mana yang lebih besar antara nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakainya. Nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual didasarkan pada ketersediaan data dari perjanjian penjualan yang mengikat yang dibuat dalam transaksi normal atas aset serupa atau harga pasar yang dapat diamati dikurangi dengan biaya tambahan yang dapat diatribusikan dengan pelepasan aset. a. Statement of Compliance and Basis of Preparation of the Consolidated Financial Statements (continued) Impairment losses on loans and receivables, available-for-sale investments, and held-tomaturity investments (Notes 5, 6, 7, 8, 10, 11, and 12) The Bank and its subsidiaries review their individually significant loans and receivables at each consolidated statement of financial position date to assess whether an impairment loss should be recorded in the consolidated statement of comprehensive income. In particular, judgment by management is required in the estimation of the amount and timing of future cash flows when determining the impairment loss. In estimating these cash flows, the Bank and its subsidiaries make judgments about the debtor s financial situation and the net realizable value of collateral. These estimates are based on assumptions about a number of factors and actual results may differ, resulting in future changes to the allowance for impairment losses. The Bank and its subsidiaries review their debt securities classified as available-for-sale and held-to-maturity investments at each statement of financial position date to assess whether they are impaired. This requires similar judgment as applied to the individual assessment of loans. Impairment of non-financial assets (Note 13 and 14) The Bank and its subsidiaries evaluate impairment of non-financial assets if there is event or change in circumstance that may indicate that the carrying amount of the nonfinancial assets may not be recovered. An impairment exists when the carrying value of an asset or Cash Generating Unit ("CGU") exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use. The fair value less costs to sell calculation is based on available data from binding sales transactions in an arm's length transaction of similar assets or observable market prices less incremental costs for disposing the asset

216 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) a. Pernyataan Kepatuhan dan Dasar Penyusunan Laporan Keuangan Konsolidasian (lanjutan) a. Statement of Compliance and Basis of Preparation of the Consolidated Financial Statements (continued) Aset pajak tangguhan (Catatan 21c) Deferred tax assets (Note 21c) Aset pajak tangguhan diakui atas jumlah pajak penghasilan terpulihkan (recoverable) pada periode mendatang sebagai akibat perbedaan temporer yang boleh dikurangkan. Justifikasi manajemen diperlukan untuk menentukan jumlah aset pajak tangguhan yang dapat diakui, sesuai dengan waktu yang tepat dan tingkat laba fiskal di masa mendatang sejalan dengan strategi rencana perpajakan ke depan. Deferred tax assets are recognized for the future recoverable taxable income arising from temporary difference. Management judgment is required to determine the amount of deferred tax assets that can be recognized, based upon the likely timing on level of future taxable profits, together with future tax planning strategics. Liabilitas kesejahteraan karyawan (Catatan 37) Liability for employee service entitlements (Note 37) Program-program pensiun ditentukan berdasarkan perhitungan aktuarial. Perhitungan aktuarial menggunakan asumsiasumsi seperti tingkat diskonto, tingkat pengembalian aset, tingkat kenaikan penghasilan, tingkat kematian, tingkat pengunduran diri, dan lain-lain. Seluruh angka dalam laporan keuangan konsolidasian ini, kecuali dinyatakan secara khusus, dibulatkan menjadi jutaan Rupiah yang terdekat. Bank memiliki rencana untuk melakukan penawaran umum berkelanjutan obligasi subordinasi berkelanjutan. Laporan keuangan konsolidasian Bank yang terdiri dari laporan posisi keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, serta laporan laba rugi komprehensif, laporan perubahan ekuitas, dan laporan arus kas konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut telah disusun sehubungan dengan rencana tersebut. Pension programs are determined based on actuarial valuation. The actuarial valuation involves assumptions such as discount rate, expected rate of returns on plan assets, salary increase rate, mortality rate, resignation rate, and others. All figures in the consolidated financial statements are rounded to and stated in millions of Rupiah, unless otherwise stated. The Bank has a plan to conduct the shelf public offering of shelf-registered subordinated bond. The Bank s consolidated financial statements which comprise the consolidated statements of financial position as of December 31, 2014, 2013, and 2012 and the consolidated statements of comprehensive income, changes in equity, and cash flows for the years then ended have been prepared in connection with the plan. b. Prinsip-prinsip Konsolidasian b. Principles of Consolidation Laporan keuangan konsolidasian meliputi laporan keuangan Bank dan laporan keuangan entitas anaknya dan entitas bertujuan khusus yang berada dibawah pengendalian Bank. The consolidated financial statements include the financial statements of the Bank and the financial statements of its subsidiaries and special purposes entities that are controlled by the Bank

217 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan) b. Principles of Consolidation (continued) Dalam hal pengendalian terhadap entitas dimulai atau diakhiri dalam suatu tahun berjalan, maka hasil usaha entitas yang diperhitungkan ke dalam laporan keuangan konsolidasian hanya sebatas hasil pada saat pengendalian tersebut mulai diperoleh atau hingga saat pengendalian atas entitas tersebut berakhir. Pengendalian atas suatu entitas anak dianggap ada apabila Bank menguasai Iebih dari 50% (lima puluh persen) hak suara di entitas anak atau Bank dapat menentukan kebijakan keuangan dan operasi dari entitas anak atau mempunyai kemampuan untuk memberhentikan atau menunjuk mayoritas anggota direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara di entitas anak, kekuasaan yang melebihi setengah hak suara dengan perjanjian dengan investor lain, kekuasaan memberikan suara mayoritas pada rapat direksi dan dewan komisaris atau organ pengatur setara, dan mengendalikan entitas melalui direksi dan dewan komisaris atau organ tersebut. Dalam mencatat akuisisi entitas anak digunakan metode pembelian. Biaya akuisisi diukur sebesar nilai wajar aset yang diserahkan, saham yang diterbitkan atau liabilitas yang diambil alih pada tanggal akuisisi. Biaya transaksi, selain biaya yang berhubungan dengan penerbitan instrumen utang atau ekuitas yang ditanggung oleh Bank sehubungan dengan kombinasi bisnis, dibebankan pada saat terjadinya. Kelebihan biaya akuisisi atas nilai wajar aset neto entitas anak dicatat sebagai goodwill (Catatan 2r.i untuk kebijakan akuntansi atas goodwill). Entitas bertujuan khusus ( EBK ) adalah suatu entitas yang didirikan untuk mencapai tujuan khusus yang terbatas. EBK umumnya dibentuk dengan ketentuan kontraktual yang mengatur secara ketat atau memberikan batas tetap kewenangan pimpinan, wali amanat, atau manajemen untuk membuat keputusan mengenai pengoperasian EBK. Suatu EBK harus dikonsolidasikan jika substansi hubungan antara suatu entitas dan EBK mengindikasikan adanya pengendalian EBK oleh entitas tersebut. Where an entity either began or ceased to be controlled during the year, the results of operations of that entity are included into the consolidated financial statements only from the date that the control commenced or up to the date that control ceased. Control is presumed to exist where more than 50% (fifty percent) of a subsidiary s voting power is controlled by the Bank or the Bank is able to govern the financial and operating policies of a subsidiary or control the removal or appointment of the majority of the subsidiary s boards of directors and commissioners or equivalent governing body, power over more than one half of the voting rights by virtue of an agreement with other investors, power to cast the majority of votes at meetings of the boards of directors and commissioners or equivalent governing body, and control the entity through the boards of directors and commissioners or equivalent governing body. The purchase method of accounting is used to account for the acquisition of subsidiary. The cost of an acquisition is measured at the fair value of the assets given up, shares issued or liabilities assumed at the date of acquisition. Transaction cost, excluding debt or equity instrument issuance cost which is borne by the Bank in relation with business combination, is charged to expense when incurred. The excess of the cost of acquisition over the fair value of the net assets of the subsidiary acquired is recorded as goodwill (Note 2r.i for the accounting policy on goodwill). Special purpose entities ( SPE ) are entities created to accomplish a limited specific objective. SPE is often created with legal arrangements that impose strict or permanent limits on the decision-making powers of the governing board, trustee or management over the operations of the SPE. An SPE should be consolidated when the substance of the relationship between an entity and the SPE indicates that the SPE is controlled by that entity

218 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) b. Prinsip-prinsip Konsolidasian (lanjutan) b. Principles of Consolidation (continued) Pada tanggal 31 Desember 2014, Bank memiliki penyertaan di beberapa reksa dana yang dikelola oleh beberapa manajer investasi dengan persentase partisipasi sebesar 100%. Reksa dana-reksa dana tersebut memenuhi kriteria EBK, sehingga Bank mengkonsolidasikan laporan keuangan reksa dana-reksa dana tersebut kedalam laporan keuangan konsolidasian Bank. Seluruh saldo dan transaksi yang signifikan termasuk keuntungan/kerugian yang belum direalisasi antar entitas dieliminasi untuk mencerminkan posisi keuangan dan hasil usaha Bank, entitas anak, dan EBK sebagai satu kesatuan usaha. Laporan keuangan konsolidasian disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi yang sama untuk peristiwa dan transaksi sejenis dalam kondisi yang sama. Kebijakan akuntansi utama yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian, telah diterapkan secara konsisten oleh entitas anak dan EBK, kecuali dinyatakan lain. Laba atau rugi dan setiap komponen pendapatan komprehensif lain diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan non-pengendali. Seluruh laba rugi komprehensif diatribusikan pada pemilik entitas induk dan pada kepentingan nonpengendali bahkan jika hal ini mengakibatkan kepentingan non-pengendali mempunyai saldo defisit. As of December 31, 2014, the Bank has investments in several mutual funds managed by several investment managers with participation percentage of 100%. The mutual funds meet the SPE criteria, therefore the financial statements of the mutual funds are consolidated into the Bank s consolidated financial statements. All significant inter-company balances and transactions, including unrealized gain/loss, are eliminated to reflect the financial position and results of operations of the Bank, subsidiaries, and SPE as one business entity. The consolidated financial statements are prepared using uniformed accounting policy for transactions and events in similar circumstances. The principal accounting policies adopted in preparing the consolidated financial statements have been consistently applied by the subsidiaries and SPE, unless otherwise stated. Profit or loss and each component of other comprehensive income are attributed to the equity holders of the parent entity and to the non-controlling interest. Total comprehensive income is attributable to the equity holders of the parent entity and to the non-controlling interest even if this results in the noncontrolling interest having a deficit balance. c. Penjabaran Mata Uang Asing c. Foreign Currency Translations i. Mata Uang Penyajian i. Presentation Currency Laporan keuangan konsolidasian disajikan dalam mata uang Rupiah, yang merupakan mata uang fungsional Bank dan entitas anaknya. The consolidated financial statements are presented in Rupiah, which is the functional currency of the Bank and its subsidiaries

219 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) c. Penjabaran Mata Uang Asing (lanjutan) c. Foreign Currency Translations (continued) ii. Transaksi dan Saldo ii. Transactions and Balances Transaksi dalam mata uang asing dijabarkan ke mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs pada tanggal-tanggal transaksi tersebut. Pada tanggal laporan posisi keuangan, aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing dijabarkan ke dalam mata uang Rupiah dengan menggunakan kurs laporan (penutupan) yang ditetapkan oleh Bank Indonesia berdasarkan kurs spot Reuters pada pukul Waktu Indonesia Barat ( WIB ) yang berlaku pada tanggal tersebut. Keuntungan dan kerugian selisih kurs yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dan dari penjabaran aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, kecuali apabila ditangguhkan pada bagian ekuitas sebagai lindung nilai arus kas yang memenuhi syarat. Selisih penjabaran mata uang asing atas efek utang dan aset moneter keuangan lain yang diukur berdasarkan nilai wajar dicatat sebagai bagian dari keuntungan dan kerugian selisih kurs. Berikut ini adalah kurs mata uang asing utama yang digunakan untuk penjabaran jumlah dalam mata uang asing kedalam Rupiah pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012: Transactions denominated in a foreign currency are converted into Rupiah using the spot rate at those transaction dates. At the statement of financial position date, monetary assets and liabilities in foreign currencies are translated using the reporting (closing) rate determined by Bank Indonesia based on the Reuters spot rate at Western Indonesia Time ( WIB ) prevailing at that date. Exchange gains and losses arising on transactions in foreign currency and on the translation of foreign currency monetary assets and liabilities are recognized in the consolidated statement of comprehensive income, except when deferred in equity as qualifying cash flow hedges. Translation differences on debt marketable securities and other monetary financial assets measured at fair value are included in foreign exchange gains and losses. Below are the major exchange rates used for translation of foreign currency amounts into Rupiah as of December 31, 2014, 2013, and 2012: 31 Desember/December 31, Dolar Amerika Serikat , , ,50 United States Dollar Dolar Australia , , ,10 Australian Dollar Dolar Hong Kong 1.569, , ,27 Hong Kong Dollar Dolar Singapura 9.376, , ,61 Singapore Dollar Euro Eropa , , ,62 European Euro Pound Sterling Inggris , , ,93 Great Britain Pound Sterling Ringgit Malaysia 3.542, , ,97 Malaysian Ringgit Yen Jepang 103,56 115,75 111,77 Japanese Yen

220 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan d. Financial Assets and Liabilities Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) Bank dan entitas anaknya menerapkan PSAK No. 50 (Revisi 2010), Instrumen Keuangan: Penyajian, PSAK No. 55 (Revisi 2011), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, dan PSAK No. 60, Instrumen Keuangan: Pengungkapan. PSAK No. 50 (Revisi 2010), berisi persyaratan penyajian instrumen keuangan dan pengidentifikasian informasi yang harus diungkapkan. Persyaratan penyajian tersebut diterapkan terhadap klasifikasi instrumen keuangan, dari perspektif penerbit, atas aset keuangan, liabilitas keuangan, dan instrumen ekuitas; klasifikasi yang terkait dengan bunga, dividen, kerugian dan keuntungan, dan keadaan dimana aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus. PSAK ini mensyaratkan pengungkapan, antara lain, informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi jumlah, waktu, dan tingkat kepastian arus kas masa depan suatu entitas terkait dengan instrumen keuangan dan kebijakan akuntansi yang diterapkan untuk instrumen tersebut. PSAK No. 55 (Revisi 2011) menetapkan prinsip untuk pengakuan dan pengukuran aset keuangan, liabilitas keuangan, dan kontrak pembelian atau penjualan item-item nonkeuangan. PSAK ini memberikan definisi dan karakteristik derivatif, kategori-kategori dari masing-masing instrumen keuangan, pengakuan dan pengukuran, dan akuntansi lindung nilai dan penetapan dari hubungan lindung nilai. PSAK No. 60 mensyaratkan pengungkapan signifikansi instrumen keuangan terhadap posisi dan kinerja keuangan, serta sifat dan tingkat risiko yang timbul dari instrumen keuangan yang dihadapi Bank dan entitas anaknya selama tahun berjalan dan pada akhir tahun pelaporan, dan bagaimana Bank dan entitas anaknya mengelola risiko tersebut. Aset keuangan diklasifikasikan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi, kredit yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, dan aset keuangan tersedia untuk dijual. Bank dan entitas anaknya menentukan klasifikasi atas aset keuangan pada saat pengakuan awal Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) The Bank and its subsidiaries implement PSAK No. 50 (Revised 2010), Financial Instruments: Presentation, PSAK No. 55 (Revised 2011), Financial Instruments: Recognition and Measurement, and PSAK No. 60, Financial Instruments: Disclosures. PSAK No. 50 (Revised 2010) contains the requirements for the presentation of financial instruments and identifies the information that should be disclosed. The presentation requirements apply to the classification of financial instruments, from the perspective of the issuer, into financial assets, financial liabilities, and equity instruments; the classification of related interest, dividends, losses and gains, and the circumstances in which financial assets and financial liabilities should be offset. This PSAK requires the disclosure of, among others, information about factors that affect the amount, timing, and certainty of an entity s future cash flows relating to financial instruments and the accounting policies applied to those instruments. PSAK No. 55 (Revised 2011) establishes the principles for recognizing and measuring financial assets, financial liabilities, and some contracts to buy and sell non-financial items. This PSAK provides the definitions and characteristics of derivatives, the categories of financial instruments, recognition and measurement, and hedge accounting and determination of hedging relationships. PSAK No. 60 requires disclosures of significance of financial instruments for financial position and performance, and the nature and extent of risks arising from financial instruments to which the Bank and its subsidiaries are exposed during the year and at the end of the reporting year, and how the Bank and its subsidiaries manage those risks. Financial assets are classified as financial assets at fair value through profit or loss, loans and receivables, held-to-maturity investments, and available-for-sale financial assets. The Bank and its subsidiaries determine the classification of their financial assets at initial recognition.

221 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) (lanjutan) Liabilitas keuangan diklasifikasikan sebagai liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dan liabilitas yang diiukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Pengakuan dan Pengukuran Seluruh aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui pada tanggal transaksi. Klasifikasi instrumen keuangan pada pengakuan awal tergantung pada tujuan dan intensi manajemen atas instrumen keuangan yang diperoleh, serta karakteristik dari instrumen keuangan tersebut. Semua instrumen keuangan pada saat pengakuan awal diukur sebesar nilai wajarnya ditambah biaya transaksi, kecuali untuk aset keuangan dan liabilitas keuangan yang dicatat pada nilai wajar melalui laba rugi, dimana biaya transaksi diakui langsung dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Pengukuran aset keuangan dan liabilitas keuangan setelah pengakuan awal tergantung pada klasifikasi aset keuangan dan liabilitas keuangan tersebut. Instrumen keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi adalah instrumen keuangan yang ditetapkan oleh manajemen pada saat pengakuan awal dan instrumen keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan. Instrumen keuangan yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan adalah instrumen keuangan yang diperoleh atau dimiliki terutama untuk tujuan dijual atau dibeli kembali dalam waktu dekat. Manajemen telah menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi berdasarkan kriteria berikut: - Penetapan tersebut mengeliminasi atau mengurangi secara signifikan ketidakkonsistenan perlakuan yang dapat timbul dari pengukuran aset atau liabilitas atau pengakuan keuntungan atau kerugian atas aset atau liabilitas tersebut karena penggunaan dasar yang berbeda; Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) (continued) Financial liabilities are classified as liabilities measured at amortized cost and liabilities at fair value through profit or loss. Recognition and Measurement All financial assets and liabilities are recognized on the deal date. The classification of financial instruments at initial recognition depends on the purpose and the management's intention for which the financial instruments were acquired and their characteristics. All financial instruments are measured initially at their fair value plus transaction costs, except in the case of financial assets and financial liabilities recorded at fair value through profit or loss, transaction costs are taken directly to the consolidated statement of comprehensive income in the current year. The subsequent measurement of financial assets and financial liabilities depends on their classification. Financial instruments designated at fair value through profit or loss are those that have been designated by management on initial recognition and those classified as held-fortrading. Held-for-trading financial instruments are those which have been acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing in the near term. Management has designated financial assets and liabilities at fair value through profit or loss in the following criteria: - The designation eliminates or significantly reduces the inconsistent treatment that would otherwise arise from measuring the assets or liabilities or recognizing gains or losses on them on a different basis;

222 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) Manajemen telah menetapkan aset keuangan dan liabilitas keuangan pada nilai wajar melalui laba rugi berdasarkan kriteria berikut: (lanjutan) - Kelompok aset keuangan dan/atau liabilitas keuangan yang dikelola, dievaluasi, dan diinformasikan secara internal berdasarkan nilai wajar; - Instrumen keuangan memiliki satu atau lebih derivatif melekat yang secara signifikan mengubah arus kas yang diperlukan sesuai kontrak. Instrumen keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat perubahan nilai wajar instrumen keuangan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai wajar aset keuangan. Instrumen keuangan tersedia untuk dijual adalah aset keuangan non-derivatif yang tidak diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang, investasi dimiliki hingga jatuh tempo, atau aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Setelah pengukuran awal, instrumen keuangan tersedia untuk dijual diukur sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui langsung dalam ekuitas sebagai Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual. Penurunan nilai atas aset keuangan tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan dan dikeluarkan dari ekuitas. Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) (continued) Recognition and Measurement (continued) Management has designated financial assets and liabilities at fair value through profit or loss in the following criteria: (continued) - The group of financial assets and/or financial liabilities are managed, evaluated, and reported internally on a fair value basis; - The financial instrument contains one or more embedded derivatives which significantly modify the cash flows that otherwise would be required by the contract. Financial instruments designated at fair value through profit or loss are stated at fair value. The unrealized gains or losses resulting from changes in fair value are recognized in the consolidated statement of comprehensive income as Gain (loss) from changes in fair value of financial assets. Available-for-sale financial instruments are non-derivative financial assets that are not classified as loans and receivables, held-tomaturity investments, or financial assets at fair value through profit or loss. After initial measurement, available-for-sale financial instruments are measured at fair value. Unrealized gains or losses are recognized directly in equity under "Unrealized gains (losses) on available-for-sale marketable securities". Impairment on available-for-sale financial assets is recognized in the consolidated statement of comprehensive income as Allowance for impairment losses on financial assets and removed from equity

223 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) Instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan jatuh temponya telah ditetapkan, dimana Bank dan entitas anaknya mempunyai intensi positif dan kemampuan untuk memiliki aset keuangan tersebut hingga jatuh tempo. Setelah pengukuran awal, instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai dimiliki hingga jatuh tempo diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada saat akuisisi dan biaya transaksi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Pendapatan bunga. Penurunan nilai dari aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan. Instrumen keuangan yang diklasifikasikan sebagai kredit yang diberikan dan piutang adalah aset keuangan non-derivatif dengan pembayaran tetap atau telah ditentukan dan tidak mempunyai kuotasi di pasar aktif, kecuali: i. yang dimaksudkan untuk dijual dalam waktu dekat yang diklasifikasikan dalam kelompok untuk diperdagangkan dan yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai aset keuangan yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi; ii. yang pada saat pengakuan awal ditetapkan sebagai tersedia untuk dijual; atau iii. dalam hal Bank dan entitas anaknya mungkin tidak akan memperoleh kembali investasi awal secara substansial kecuali yang disebabkan oleh penurunan kualitas kredit yang diberikan dan piutang. Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) (continued) Recognition and Measurement (continued) Held-to-maturity financial instuments are nonderivative financial assets with fixed or determinable payments and fixed maturities, which the Bank and its subsidiaries have the intention and ability to hold until maturity. After initial measurement, held-to-maturity financial instruments are measured at amortized cost using the effective interest rate method, less impairment. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate. The amortization is recognized in the consolidated statement of income as Interest income. Impairment of held-tomaturity financial assets is recognized in the consolidated statement of comprehensive income as Allowance for impairment losses on financial assets. Loans and receivables are non-derivative financial assets with fixed or determinable payments that are not quoted in an active market, other than: i. those that the Bank and its subsidiaries intend to sell immediately or in the near term which are classified as held-fortrading and those that, upon initial recognition, are designated as at fair value through profit or loss; ii. those that, upon initial recognition, are designated as available-for-sale; or iii. those for which the Bank and its subsidiaries may not recover substantially all of the initial investment, other than because of credit deterioration

224 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) Setelah pengukuran awal, kredit yang diberikan dan piutang diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada saat akuisisi dan biaya transaksi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Pendapatan bunga. Penurunan nilai dari kredit yang diberikan dan piutang akan diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian sebagai Beban penyisihan kerugian penurunan nilai atas aset keuangan. Liabilitas keuangan yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi merupakan liabilitas keuangan yang tidak diklasifikasikan sebagai diukur pada nilai wajar melalui laba rugi. Setelah pengakuan awal, liabilitas keuangan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) (continued) Recognition and Measurement (continued) After initial measurement, loans and receivables are measured at amortized cost using the effective interest rate method, less impairment. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and transaction cost that are an integral part of the effective interest rate. The amortization is recognized in the consolidated statement of comprehensive income as Interest income. Impairment of loans and receivables is recognized in the consolidated statement of comprehensive income as Allowance for impairment losses on financial assets. Financial liabilities measured at amortized cost are financial liabilities that are not classified as fair value through profit or loss. After initial measurement, financial liabilities are amortized using the effective interest rate method

225 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) Tabel berikut menyajikan klasifikasi instrumen keuangan Bank dan entitas anaknya berdasarkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut: Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) (continued) Recognition and Measurement (continued) The following table presents classification of financial instruments of the Bank and its subsidiaries based on characteristic of those financial instruments: Instrumen Keuangan Klasifikasi/Classification Financial Instruments Aset keuangan: Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada bank lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Surat-surat berharga Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Tagihan derivatif Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah Tagihan akseptasi Penyertaan saham Aset lain-lain (Bunga masih akan diterima, tagihan terkait dengan transaksi kartu kredit dan ATM, tagihan lain, pendapatan masih akan diterima) Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Nilai wajar melalui laba rugi, tersedia untuk dijual, dimiliki hingga jatuh tempo, kredit yang diberikan dan piutang, dan biaya perolehan/ Fair value through profit or loss, available-for-sale, held-to-maturity, loans and receivable, and acquisition cost Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Nilai wajar melalui laba rugi/ Fair value through profit or loss Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Tersedia untuk dijual/ Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and receivables Financial assets: Cash Current accounts with Bank Indonesia Current accounts with other Banks Placements with Bank Indonesia and other banks Marketable securities Marketable securities purchased with agreements to resell Derivatives receivable Loans and Sharia financing/ receivables Acceptances receivable Investments in shares Other assets (Interests receivable, receivables relating to credit card and ATM, other receivable, accrued revenue)

226 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) Tabel berikut menyajikan klasifikasi instrumen keuangan Bank dan entitas anaknya berdasarkan karakteristik dari instrumen keuangan tersebut: Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) (continued) Recognition and Measurement (continued) The following table presents classification of financial instruments of the Bank and its subsidiaries based on characteristic of those financial instruments: Instrumen Keuangan Klasifikasi/Classification Financial Instruments Liabilitas keuangan: Financial liabilities: Liabilitas segera Biaya perolehan diamortisasi/amortized cost Liabilities immediately payable Simpanan nasabah Biaya perolehan diamortisasi/amortized cost Deposits from customers Simpanan dari bank lain Biaya perolehan diamortisasi/amortized cost Deposits from other banks Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali Liabilitas derivatif Biaya perolehan diamortisasi/amortized cost Nilai wajar melalui laba rugi/ Fair value through profit or loss Marketable securities sold with agreements to repurchase Derivatives payable Liabilitas akseptasi Biaya perolehan diamortisasi/amortized cost Acceptances payable Pinjaman yang diterima Biaya perolehan diamortisasi/amortized cost Borrowings Obligasi subordinasi Biaya perolehan diamortisasi/amortized cost Subordinated bond Liabilitas lain-lain (Bunga masih harus dibayar, beban masih harus dibayar) Penghentian Pengakuan Biaya perolehan diamortisasi/amortized cost Derecognition Other liabilities (Interest payables, accrued expenses) Bank dan entitas anaknya menghentikan pengakuan aset keuangan, jika dan hanya jika, hak kontraktual untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan tersebut berakhir atau Bank dan entitas anaknya mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari aset keuangan atau menanggung kewajiban untuk membayarkan arus kas yang diterima tersebut secara penuh tanpa penundaan yang signifikan kepada pihak ketiga berdasarkan kesepakatan pelepasan (pass-through arrangement) dan (i) Bank dan entitas anaknya telah mentransfer secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset atau (ii) Bank dan entitas anaknya tidak mentransfer maupun tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset, namun telah mentransfer pengendalian atas aset tersebut. The Bank and its subsidiaries derecognize a financial asset if, and only if, the contractual rights to receive cash flows from the financial asset have expired or the Bank and its subsidiaries have transferred their rights to receive cash flows from the financial asset or have assumed an obligation to pay the received cash flows in full without material delay to a third party under a pass-through arrangement and either (i) the Bank and its subsidiaries have transferred substantially all the risks and rewards of the asset or (ii) the Bank and its subsidiaries have neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset, but have transferred control of the asset

227 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) (lanjutan) Penghentian Pengakuan (lanjutan) Jika Bank dan entitas anaknya mentransfer hak untuk menerima arus kas yang berasal dari suatu aset keuangan atau melakukan kesepakatan pelepasan dan tidak mentransfer atau tidak memiliki secara substansial seluruh risiko dan manfaat atas aset tersebut, atau tidak mentransfer pengendalian atas aset tersebut, aset diakui sebesar keterlibatan berkelanjutan Bank dan entitas anaknya atas aset tersebut. Dalam hal ini, Bank dan entitas anaknya juga mengakui liabilitas terkait. Aset yang ditransfer dan liabilitas terkait diukur dengan dasar yang mencerminkan hak dan kewajiban yang masih dimiliki Bank dan entitas anaknya. Liabilitas keuangan dihentikan pengakuannya pada saat kewajiban dihentikan atau dibatalkan atau berakhir. Saling Hapus Aset keuangan dan liabilitas keuangan saling hapus dan nilai netonya disajikan dalam laporan posisi keuangan konsolidasian jika, dan hanya jika, saat ini Bank dan entitas anaknya memiliki hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus jumlah yang telah diakui tersebut dan Bank dan entitas anaknya berniat untuk menyelesaikan secara neto atau untuk merealisasikan aset dan menyelesaikan liabilitas secara simultan. Pendapatan dan beban disajikan dalam jumlah neto hanya jika diperkenankan oleh standar akuntansi. Penentuan Nilai Wajar Nilai wajar adalah nilai yang digunakan untuk mempertukarkan suatu aset atau untuk menyelesaikan suatu liabilitas antara pihakpihak yang memahami dan berkeinginan untuk melakukan transaksi wajar (arm s length transaction). Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) (continued) Derecognition (continued) When the Bank and its subsidiaries have transferred their rights to receive cash flows from a financial asset or have entered into a pass-through arrangement and have neither transferred nor retained substantially all the risks and rewards of the asset nor transferred control of the asset, the asset is recognized to the extent of the Bank s and its subsidiaries continuing involvement in the asset. In that case, the Bank and its subsidiaries also recognize an associated liability. The transferred asset and the associated liability are measured on a basis that reflects the rights and obligations that the Bank and its subsidiaries have retained. A financial liability is derecognized when the obligation under the liability is discharged or cancelled or expired. Offsetting Financial assets and financial liabilities are offset and the net amount reported in the consolidated statement of financial position if, and only if, there is a currently enforceable legal right to offset the recognized amounts and there is an intention to settle on a net basis, or to realize the assets and settle the liabilities simultaneously. Income and expenses are presents on a net basis only when permitted by the accounting standards. Determination of Fair Value Fair value is the value which is used to exchange an asset or to settle a liability between parties who understand and are willing to perform a fair transaction (arm s length transaction)

228 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) (lanjutan) Penentuan Nilai Wajar (lanjutan) Nilai wajar suatu aset atau liabilitas keuangan dapat diukur dengan menggunakan kuotasi di pasar aktif (harga penawaran bagi aset yang dimiliki atau liabilitas yang akan diterbitkan dan harga permintaan untuk aset yang akan diperoleh atau liabilitas yang dimiliki). Instrumen keuangan dianggap memiliki kuotasi di pasar aktif jika harga kuotasi tersedia sewaktu-waktu dan dapat diperoleh secara rutin dari bursa, pedagang efek (dealer), perantara efek (broker), kelompok industri, badan pengawas (pricing service/regulatory agency) dan harga tersebut mencerminkan transaksi pasar yang aktual dan rutin dalam suatu transaksi yang wajar. Dalam hal tidak terdapat pasar aktif untuk suatu aset atau liabilitas keuangan, Bank dan entitas anaknya menentukan nilai wajar dengan menggunakan teknik penilaian yang sesuai. Teknik penilaian meliputi penggunaan transaksi pasar terkini yang dilakukan secara wajar oleh pihak yang berkeinginan dan memahami, dan apabila tersedia, analisa arus kas yang didiskonto dan referensi atas nilai wajar terkini dari instrumen lain yang secara substansial sama. Reklasifikasi Instrumen Keuangan Bank dan entitas anaknya tidak diperkenankan untuk mereklasifikasi instrumen keuangan dari atau ke klasifikasi yang diukur pada nilai wajar melalui laba rugi selama instrumen keuangan tersebut dimiliki atau diterbitkan. Bank dan entitas anaknya diperkenankan mereklasifikasi aset keuangan dari diukur pada nilai wajar melalui laba rugi jika aset keuangan tersebut tidak lagi dimiliki untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat (meskipun aset keuangan mungkin telah diperoleh atau timbul terutama untuk tujuan penjualan atau pembelian kembali dalam waktu dekat). Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) (continued) Determination of Fair Value (continued) Fair value of a financial asset or liability can be measured by using the quotation in an active market (bid price for long positions and ask price for short positions). Financial instrument is regarded as having a quotation in an active market if the quoted price is readily and regularly available from the stock exchange, dealer, broker, group of industry, pricing service/regulatory agency and the price represents the actual and regularly occurring market transaction on an arm s length basis. In case there is no active market for a financial asset or liability, the Bank and its subsidiaries determine the fair value by using the appropriate valuation techniques. Valuation techniques include using a recent market transaction performed on an arm s length basis between willing and knowledgeable parties, and if available, discounted cash flows analysis and reference to the recent fair value of another instrument which is substantially the same. Reclassification of Financial Instruments The Bank and its subsidiaries shall not reclassify any financial instrument out of or into the fair value through profit or loss classification while it is held or issued. The Bank and its subsidiaries may reclassify a financial asset out of fair value through profit or loss classification if the financial asset no longer incurred for the purpose of selling or repurchasing it in the near term (although the financial asset may has been acquired or incurred principally for the purpose of selling or repurchasing it in the near term)

229 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) (lanjutan) Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) (continued) Reklasifikasi Instrumen Keuangan (lanjutan) Reclassification of Financial Instruments (continued) Persyaratan untuk reklasifikasi adalah: i. Dilakukan dalam situasi yang langka; ii. Memenuhi definisi kredit yang diberikan dan piutang (jika aset keuangan tidak disyaratkan untuk diklasifikasikan sebagai diperdagangkan pada pengakuan awal) dan Bank dan entitas anaknya memiliki intensi dan kemampuan memiliki aset keuangan untuk masa mendatang yang dapat diperkirakan atau hingga jatuh tempo. Bank dan entitas anaknya tidak diperkenankan untuk mereklasifikasikan aset keuangan dari kategori dimiliki hingga jatuh tempo. Jika terjadi penjualan atau reklasifikasi aset keuangan dari kelompok dimiliki hingga jatuh tempo dalam jumlah yang lebih dari jumlah yang tidak signifikan sebelum jatuh tempo (selain dari kondisi-kondisi spesifik tertentu), maka seluruh aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo harus direklasifikasi menjadi aset keuangan yang tersedia untuk dijual. Selanjutnya, Bank dan entitas anaknya tidak diperkenankan mengklasifikasi aset keuangan sebagai aset keuangan yang dimiliki hingga jatuh tempo selama dua tahun berikutnya. Kondisi spesifik tertentu yang dimaksud adalah sebagai berikut: i. Dilakukan ketika aset keuangan sudah mendekati jatuh tempo atau tanggal pembelian kembali, dimana harga perubahan suku bunga tidak akan berpengaruh secara signifikan terhadap nilai wajar aset keuangan tersebut; ii. Ketika Bank dan entitas anaknya telah memperoleh secara substansial seluruh jumlah pokok aset-aset keuangan tersebut sesuai jadwal pembayaran atau Bank dan entitas anaknya telah memperoleh pelunasan dipercepat; atau iii. Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank dan entitas anaknya, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank dan entitas anaknya. Requirement for the reclassification are: i. Occurs in a rare circumstances; ii. Qualifies as loans and receivables definition (if the financial asset is not designated as at held-for-trading upon initial recognition) and the Bank and its subsidiaries have the intention and ability to hold the financial assets for the future that can be forecasted or to maturity. The Bank and its subsidiaries shall not reclassify any financial assets category of held-to-maturity. If there is a sale or reclassification of held-tomaturity financial asset for more than an insignificant amount before maturity (other than in certain specific circumstances), the entire held-to-maturity financial assets will have to be reclassified as available-for-sale financial assets. Subsequently, the Bank and its subsidiaries shall not classify financial asset as held-tomaturity during the following two years. The certain specific circumstances are as follows: i. Performed if financial assets are so close to maturity or call date that changes in the market rate of interest would not have a significant effect on their fair value; ii. When the Bank and its subsidiaries have collected substantially all of the financial assets original principal through scheduled payment or prepayments; or iii. Attributable to an isolated event that is beyond the Bank s and its subsidiaries control, is non-recurring and could not have been reasonably anticipated by the Bank and its subsidiaries

230 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Aset dan Liabilitas Keuangan (Selain Investasi pada Sukuk) (lanjutan) Financial Assets and Liabilities (Other Than Investment in Sukuk) (continued) Reklasifikasi Instrumen Keuangan (lanjutan) Reclassification of Financial Instruments (continued) Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo ke kelompok tersedia untuk dijual dicatat sebesar nilai wajar. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi diakui dalam ekuitas sampai aset keuangan tersebut dihentikan pengakuannya dan pada saat itu keuntungan atau kerugian kumulatif yang sebelumnya diakui dalam ekuitas diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Reklasifikasi aset keuangan dari kelompok tersedia untuk dijual ke kelompok yang dimiliki hingga jatuh tempo dicatat pada nilai tercatat. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi harus diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif sampai dengan jatuh tempo aset tersebut. Investasi pada Sukuk Bank dan entitas anaknya menerapkan PSAK No. 110, Akuntansi Sukuk. PSAK No. 110 ini mengatur mengenai pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan transaksi sukuk ijarah dan sukuk mudharabah. Penerapan PSAK ini berlaku secara prospektif. Pengakuan dan Pengukuran Sebelum pengakuan awal, Bank dan entitas anaknya menentukan klasifikasi investasi pada sukuk berdasarkan tujuan investasi Bank dan entitas anaknya. Klasifikasi dalam investasi pada sukuk terdiri dari: Reclassification of held-to-maturity financial asset to available-for-sale is recorded at fair value. The unrealized gain or loss is recognized in equity, at which time the cumulative gain or loss previously recognized in equity shall be recognized in the consolidated statement of comprehensive income. Reclassification of available-for-sale financial asset to held-to-maturity is recorded at carrying amount. Unrealized gain or loss should be amortized using the effective interest rate method up to maturity date of such asset. Investment in Sukuk The Bank and its subsidiaries have applied PSAK No. 110, Accounting for Sukuk. PSAK No. 110 establishes the recognition, measurement, presentation, and disclosures of sukuk ijarah and sukuk mudharabah transactions. Implementation of this PSAK is applied prospectively. Recognition and Measurement Before the initial recognition, the Bank and its subsidiaries determine the classification of investment in sukuk based on the purpose of the Bank s and its subsidiaries investment. The classification of investment in sukuk comprises of:

231 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Investasi pada Sukuk (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) Investment in Sukuk (continued) Recognition and Measurement (continued) - Biaya perolehan - Acquisition cost Apabila investasi tersebut dimiliki dalam suatu model usaha yang bertujuan utama untuk memperoleh arus kas kontraktual dan terdapat persyaratan kontraktual dalam menentukan tanggal tertentu pembayaran pokok dan/atau hasilnya. Pada saat pengukuran awal, investasi dicatat sebesar biaya perolehan dan biaya perolehan ini termasuk biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, investasi pada sukuk ini diukur pada nilai perolehan yang diamortisasi. Selisih antara biaya perolehan dan nilai nominal diamortisasi secara garis lurus selama jangka waktu instrumen sukuk. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank dan entitas anaknya mengukur jumlah terpulihkannya. Jika jumlah terpulihkan lebih kecil daripada jumlah tercatat, maka Bank dan entitas anaknya mengakui rugi penurunan nilai. Jumlah terpulihkan merupakan jumlah yang akan diperoleh dari pengembalian pokok tanpa memperhitungkan nilai kininya. If the investment is held within a business entity that aims to acquire assets of contractual cash and there is a contractual requirement to determine the specific date of principal payments and/or the result. At the initial measurement, the investment is recorded at acquisition cost which includes the transaction cost. After the initial recognition, the investment in sukuk is measured on amortized cost. The difference between acquisition cost and nominal value is amortized using straightline method during the period of the sukuk instrument. If there is an indication of impairment, then the Bank and its subsidiaries will measure the recoverable amount. If the recoverable amount is less than recorded amount, then the Bank and its subsidiaries will recognize the impairment losses. Recoverable amount represents the amount which will be recoverable from the principal repayment regardless of its present value. - Nilai wajar - Fair value Nilai wajar investasi ditentukan dengan mengacu pada hirarki sebagai berikut: i. harga kuotasi di pasar aktif, atau ii. harga yang terjadi dari transaksi terkini jika harga kuotasi di pasar aktif tidak tersedia, atau iii. nilai wajar instrumen sejenis jika harga kuotasi di pasar aktif dan harga yang terjadi dari transaksi terkini tidak tersedia. Fair value on investment is determined according to following hierarchy: i. quoted price in active market, or ii. recent transaction price incurred if quoted price in active market is not available, or iii. similar instrument fair value if quoted price in active market and recent transaction price are not available

232 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) d. Aset dan Liabilitas Keuangan (lanjutan) d. Financial Assets and Liabilities (continued) Investasi pada Sukuk (lanjutan) Pengakuan dan Pengukuran (lanjutan) Pada saat pengakuan awal, investasi pada sukuk dalam klasifikasi ini dicatat sebesar harga perolehan, namun harga perolehan tersebut tidak termasuk biaya transaksi. Setelah pengakuan awal, investasi diakui pada nilai wajar. Selisih antara nilai wajar dan jumlah tercatat diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penyajian Pendapatan investasi dan beban amortisasi disajikan secara neto dalam laporan laba rugi konsolidasian. Reklasifikasi Bank dan entitas anaknya tidak dapat mengubah klasifikasi investasi, kecuali terdapat perubahan tujuan model usaha. Model usaha yang bertujuan untuk memperoleh arus kas kontraktual didasarkan pada tujuan investasi yang ditentukan oleh Bank dan entitas anaknya. Arus kas kontraktual yang dimaksud adalah arus kas bagi hasil dan pokok dari sukuk mudharabah atau arus kas imbalan (consideration/ujrah) dari sukuk ijarah. Setelah pengakuan awal, jika aktual berbeda dengan tujuan investasi yang telah ditetapkan, maka Bank dan entitas anaknya menelaah kembali konsistensi tujuan investasinya. Investment in Sukuk (continued) Recognition and Measurement (continued) At the initial recognition, the investment in sukuk is presented at acquisition cost which does not include transaction cost. After initial recognition, the investment is recognized at fair value. The difference between fair value and recorded amount is recognized in the consolidated statement of comprehensive income. Presentation Investment income and amortization expense are presented in net amount in the consolidated statement of comprehensive income. Reclassification The Bank and its subsidiaries cannot change investment classification unless there is a change in the business model s purpose. Business model that is intended to gain contractual cash flow is based on the investment purpose set by the Bank and its subsidiaries. The underlying contractual cash flow is cash flow from revenue sharing and principal of sukuk mudharabah or benefit cash flow (consideration/ujrah) from sukuk ijarah. After initial recognition, if the actual differs from the investment purpose initially set by the Bank and its subsidiaries, then the Bank and its subsidiaries reconsider the consequences of the revised investment purpose. e. Kas dan Setara Kas e. Cash and Cash Equivalents Untuk tujuan penyajian laporan arus kas konsolidasian, kas dan setara kas terdiri atas kas, giro pada Bank Indonesia, giro pada bank lain, dan penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang jatuh tempo dalam 3 (tiga) bulan atau kurang sejak tanggal perolehan yang tidak dijaminkan atau dibatasi penggunaannya. For consolidated statement of cash flows presentation purposes, cash and cash equivalents consists of cash, current accounts with Bank Indonesia, current accounts with other banks, and placements with Bank Indonesia and other banks with original maturities of 3 (three) months or less from the acquisition date, which are not pledged as collateral or restricted for use

233 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) f. Giro pada Bank Indonesia dan Bank Lain f. Current Accounts with Bank Indonesia and Other Banks Giro pada Bank Indonesia dan bank lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2o). g. Penempatan pada Bank Indonesia dan Bank Lain Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2o). Current accounts with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using effective interest rate method. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2o). g. Placements with Bank Indonesia and Other Banks Placements with Bank Indonesia and other banks are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using the effective interest rate method. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2o). h. Surat-surat Berharga h. Marketable Securities Surat-surat berharga terdiri dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI), wesel ekspor, obligasi korporasi, dan efek utang Iainnya. Termasuk dalam surat-surat berharga adalah obligasi yang diterbitkan oleh Pemerintah yang tidak berhubungan dengan program rekapitalisasi Bank seperti Surat Utang Negara dan Obligasi Pemerintah dalam mata uang asing. ObIigasi tersebut diterbitkan oleh Pemerintah dan diperoleh melalui pasar perdana dan sekunder. Surat-surat berharga diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan, tersedia untuk dijual, kredit yang diberikan dan piutang, dimiliki hingga jatuh tempo, atau diukur pada biaya perolehan. Surat-surat berharga yang diklasifikasikan ke dalam kelompok untuk diperdagangkan ( trading ) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi akibat kenaikan atau penurunan nilai wajarnya diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Marketable securities consists of Bank Indonesia Certificates (SBI), export bills, corporate bonds, and other debt marketable securities. Marketable securities include bonds issued by the Government that are not related in the Bank s recapitalization program such as treasury bonds and foreign currency Government Bonds. These bonds are issued by the Government and are obtained through both primary and secondary markets. Marketable securities are classified as either trading, available-for-sale, loans and receivable, held-to-maturity, or measured at acquisition cost. Marketable securities classified as trading are stated at fair value. The unrealized gains or losses resulting from the increase or decrease in fair value are recognized in the current year s consolidated statement of comprehensive income

234 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) h. Surat-surat Berharga (lanjutan) h. Marketable Securities (continued) Surat-surat berharga yang diklasifikasikan ke dalam kelompok tersedia untuk dijual ( available-for-sale ) disajikan sebesar nilai wajarnya. Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasi dari surat-surat berharga tersedia untuk dijual tersebut setelah dikurangi pajak yang tercatat dalam ekuitas diakui sebagai penghasilan atau beban pada periode dimana surat berharga tersebut dijual. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai surat berharga yang tersedia untuk dijual diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Surat-surat berharga yang diklasifikasikan ke dalam kelompok dimiliki hingga jatuh tempo ( held-to-maturity ) dan kredit yang diberikan dan piutang disajikan sebesar biaya perolehan yang disesuaikan dengan premi dan/atau diskonto yang belum diamortisasi. Premi atau diskonto diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Surat-surat berharga yang diklasifikasikan ke dalam kelompok diukur pada biaya perolehan disajikan sebesar biaya perolehan yang diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus. Penyisihan kerugian penurunan nilai dan perubahan nilai wajar disajikan sebagai penambah/pengurang terhadap surat-surat berharga. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2o). Marketable securities classified as availablefor-sale are stated at fair value. The unrealized gains or losses, net of tax, on the available-forsale marketable securities recorded in equity are recognized as income or expense in the period it was realized. Any significant or prolonged decline in the value of available-forsale marketable securities is recognized in the current year s consolidated statement of comprehensive income. Marketable securities classified as held-tomaturity and loans and receivable are stated at cost adjusted for unamortized premium or discount. Premium or discount is amortized using effective interest rate method. Marketable securities classified as measured at acquisition cost are stated at amortized cost using straight-line method. The allowance for impairment losses and changes in fair value are presented as additions to/deductions from the outstanding balance of marketable securities. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2o)

235 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) i. Surat-surat Berharga yang Dibeli dengan Janji Dijual Kembali dan Surat-surat Berharga yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali disajikan sebesar harga jual kembali surat berharga yang bersangkutan dikurangi pendapatan bunga yang belum diamortisasi. Pendapatan bunga yang belum diamortisasi merupakan selisih antara harga beli dan harga jual kembali surat berharga yang diakui sebagai pendapatan bunga dan diamortisasi selama jangka waktu sejak surat berharga dibeli hingga dijual kembali. Suratsurat berharga yang dibeli tidak dicatat sebagai aset dalam laporan posisi keuangan konsolidasian karena secara substansi risiko dan manfaat surat-surat berharga tetap berada pada pihak penjual. Surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali disajikan sebagai liabilitas sebesar harga pembelian kembali yang disepakati dikurangi beban bunga yang belum diamortisasi. Beban bunga yang belum diamortisasi merupakan selisih antara harga jual dan harga beli kembali surat berharga yang diakui sebagai beban bunga dan diamortisasi selama jangka waktu sejak surat berharga tersebut dijual hingga dibeli kembali. Surat berharga yang dijual tetap dicatat sebagai aset dalam laporan posisi keuangan konsolidasian karena secara substansi risiko dan manfaat surat berharga tetap berada pada pihak Bank sebagai penjual. Pendapatan bunga/beban bunga diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali/surat-surat berharga yang dijual dengan janji dibeli pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2o). i. Marketable Securities Purchased with Agreements to Resell and Marketable Securities Sold with Agreements to Repurchase Marketable securities purchased with agreements to resell are presented at their resale price less unamortized interest income. Unamortized interest income is the difference between the purchase price and the selling price which is recognized as interest income and amortized during the period from the purchase of marketable securities to the date of resale. Marketable securities purchased are not recorded as assets on consolidated statement of financial position since in substance the risks and rewards of marketable securities remains with the seller. Marketable securities sold with agreements to repurchase are recognized as liability at the agreed purchase price, reduced by the balance of unamortized interest expense. Unamortized interest expense is the difference between the selling price and the repurchase price which is recognized as interest expense and amortized over the period from the sale of the marketable securities to the date of repurchase. The marketable securities sold are recorded as assets on the consolidated statement of financial position since in substance the risks and rewards of the marketable securities remains with the Bank as the seller. The interest income/the interest expense is amortized using effective interest rate method. Marketable securities purchased with agreements to resell/marketable securities sold with agreements to repurchase are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using the effective interest rate method. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2o)

236 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) j. Instrumen Derivatif j. Derivative Instruments Instrumen keuangan derivatif (termasuk transaksi mata uang asing untuk tujuan pendanaan dan perdagangan) diakui sebesar nilai wajar pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Nilai wajar ditentukan berdasarkan harga pasar, model penentuan harga atau harga pasar instrumen lain yang memiliki karakteristik serupa. Derivatif dicatat sebagai aset apabila memiliki nilai wajar positif dan sebagai liabilitas apabila memiliki nilai wajar negatif. Keuntungan atau kerugian yang terjadi dari perubahan nilai wajar kontrak derivatif yang tidak ditujukan untuk lindung nilai (atau tidak memenuhi kriteria untuk dapat diklasifikasikan sebagai lindung nilai) diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Derivative financial instruments (including foreign currency transactions for funding and trading) are recognized in the consolidated statement of financial position at their fair value. Fair value is determined based on quoted prices, pricing models or quoted prices of other instruments with similar characteristics. Derivatives are recorded as assets when the fair value is positive and liabilities when the fair value is negative. Gain or loss as a result of fair value changes on a derivative contract not designated as a hedging instrument (or derivative contract that does not qualify as a hedging instrument) is recognized in the current year s consolidated statement of comprehensive income. k. Kredit yang Diberikan k. Loans Kredit yang diberikan diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan diskonto atau premi pada saat akuisisi dan biaya transaksi yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Amortisasi diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2o). Kredit sindikasi, kredit dalam rangka pembiayaan bersama, dan kredit penerusan dinyatakan sebesar pokok kredit sesuai dengan porsi risiko yang ditanggung oleh Bank. Loans are measured at amortized cost using the effective interest rate method, less allowance for impairment losses. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium on acquisition and transaction costs that are an integral part of effective interest rate. The amortization is recognized in the consolidated statement of comprehensive income. Allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2o). Syndicated, joint financing, and channeling loans are stated at the loan principal amount based on the risk participation by the Bank

237 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) k. Kredit yang Diberikan (lanjutan) k. Loans (continued) Restrukturisasi Kredit Setelah syarat dan ketentuan kredit direnegosiasi, penurunan nilai diukur dengan menggunakan suku bunga efektif awal yang dihitung sebelum persyaratan dimodifikasi dan kredit tersebut tidak lagi dianggap past due. Manajemen akan melakukan penelaahan ulang atas kredit yang direnegosiasi secara berkelanjutan untuk memastikan bahwa semua kriteria terpenuhi dan pembayaran di masa datang akan terjadi. Evaluasi penurunan nilai individual atau kolektif akan terus dilakukan untuk kredit tersebut, mengikuti evaluasi penurunan nilai atas kredit. Kerugian dari restrukturisasi kredit dengan cara konversi sebagian kredit yang diberikan menjadi saham atau instrumen keuangan Iainnya, diakui hanya apabila nilai wajar penyertaan saham atau instrumen keuangan yang diterima dikurangi estimasi beban untuk menjualnya adalah kurang dari nilai tercatat kredit yang diberikan. Kredit yang Dihapus Buku Kredit yang diberikan dihapusbukukan ketika tidak terdapat prospek yang realistis mengenai pengembalian kredit atau hubungan normal antara Bank dan debitur telah berakhir. Kredit yang tidak dapat dilunasi dihapusbukukan dengan mendebet penyisihan kerugian penurunan nilai. Penerimaan kembali atas kredit yang telah dihapusbukukan sebelumnya dikreditkan ke penyisihan kerugian penurunan nilai kredit pada laporan posisi keuangan konsolidasian. Loan Restructuring After the terms of loans have been renegotiated, any impairment is measured using the original effective interest rate as calculated before the modification of terms and the loan is no longer considered past due. Management continuously reviews renegotiated loans to ensure that all criteria are met and that future payments are likely to occur. The loans continue to be subject to an individual or collective impairment assessment, following the impairment assessment of loans. Loss on loan restructuring which involves a conversion of loans into equity or other financial instruments in partial satisfaction of loans, is recognized only if the fair value of the equity or financial instruments received, reduced by estimated expenses to sell the equity or other financial instruments, is less than the carrying value of the loan. Loans Written-off Loans are written-off when there is no realistic prospect of collection or when the Bank s normal relationship with the borrowers has ceased to exist. When loans are deemed uncollectible, they are written-off against the related allowance for impairment losses. Subsequent recoveries are credited to the allowance for impairment losses in the consolidated statement of financial position

238 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l. Pembiayaan/Piutang Syariah l. Sharia Financing/Receivables Termasuk dalam pembiayaan/piutang Syariah adalah pembiayaan mudharabah, piutang syariah, dan piutang musyarakah. Entitas anak Bank menerapkan PSAK No. 101 (Revisi 2011) tentang Penyajian Laporan Keuangan Syariah, PSAK No. 102 (Revisi 2013) tentang Akuntansi Murabahah, PSAK No. 103 tentang Akuntansi Salam, PSAK No. 104 tentang Akuntansi Istishna, PSAK No. 105 tentang Akuntansi Mudharabah, PSAK No. 106 tentang Akuntansi Musyarakah, dan PSAK No. 107 tentang Akuntansi Ijarah yang berkaitan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan untuk topik tersebut. Pembiayaan mudharabah merupakan pembiayaan kerjasama antara entitas anak Bank sebagai pemilik dana dengan nasabah sebagai pelaksana usaha. Pembagian hasil keuntungan dari proyek tersebut dilakukan sesuai dengan nisbah (pre-determined ratio) yang telah disepakati bersama. Pembiayaan mudharabah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Piutang Syariah adalah tagihan yang timbul dari transaksi berdasarkan akad-akad murabahah, istishna, qardh, dan musyarakah. Piutang murabahah merupakan akad jual beli antara nasabah dan entitas anak Bank. Entitas anak Bank membiayai kebutuhan investasi nasabah yang dinilai dengan harga pokok ditambah dengan keuntungan yang disepakati bersama. Pembayaran atas piutang ini dilakukan dengan cara mengangsur dalam jangka waktu yang ditentukan. Piutang murabahah dinyatakan sebesar saldo piutang dikurangi dengan pendapatan marjin yang ditangguhkan dan penyisihan kerugian. Sharia financing/receivables include mudharabah financing, sharia receivables, and musyarakah financing. The Bank s subsidiary implements PSAK No. 101 (Revised 2011) regarding Sharia Financial Statements Presentation, PSAK No. 102 (Revised 2013) regarding Murabahah Accounting, PSAK No. 103 regarding Salam Accounting, PSAK No. 104 regarding Istishna Accounting, PSAK No. 105 regarding Mudharabah Accounting, PSAK No. 106 regarding Musyarakah Accounting, and PSAK No. 107 regarding Ijarah Accounting relating to recognition, measurement, presentation, and disclosure for those topics. Mudharabah financing represents joint financing between the Bank s subsidiary as a fund owner and customer as a business executor. Revenue sharing on the project or business is conducted in accordance with the agreed nisbah (pre-determined ratio). Mudharabah financing are stated at their outstanding balance net of allowance for losses. Sharia receivables resulted from transactions based on murabahah, istishna, qardh, and musyarakah. Murabahah receivables represent sale and purchase agreements between the borrowers and the Bank s subsidiary. The borrowers investments are funded by the Bank s subsidiary valued at the main price increased with profit agreed by both parties. The financing facilities are repaid in installments over a certain period of time. Murabahah receivables are stated at their outstanding balance, net of deferred margin and allowance for losses

239 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) l. Pembiayaan/Piutang Syariah (lanjutan) l. Sharia Financing/Receivables (continued) Istishna merupakan akad penjualan antara nasabah dan produsen yang bertindak sebagai penjual. Berdasarkan akad tersebut, nasabah menugaskan produsen untuk membuat atau mengadakan barang sesuai dengan spesifikasi yang disyaratkan nasabah dan menjualnya dengan harga yang disepakati. Entitas anak Bank membiayai nasabah untuk membeli barang dari produsen (penjual). Cara pembayaran dapat berupa pembayaran dimuka, cicilan atau ditangguhkan sampai jangka waktu tertentu. Piutang istishna disajikan sebesar tagihan termin kepada pembeli dikurangi penyisihan kerugian. Qardh merupakan penyediaan dana atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu berdasarkan persetujuan atau kesepakatan antara nasabah dan entitas anak Bank, dengan ketentuan wajib untuk melunasi setelah jangka waktu tertentu. Pinjaman qardh diakui sebesar jumlah dana yang dipinjamkan pada saat terjadinya. Kelebihan penerimaan dari pinjaman qardh yang dilunasi, diakui sebagai pendapatan pada saat terjadinya. Pinjaman qardh dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Pembiayaan musyarakah adalah akad kerjasama yang terjadi diantara para pemilik modal (mitra musyarakah) untuk menggabungkan modal dan melakukan usaha secara bersama dalam suatu kemitraan dengan nisbah pembagian hasil atau kerugian sesuai dengan kesepakatan atau secara proporsional sesuai kontribusi modal. Pembiayaan musyarakah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Pembiayaan ijarah adalah akad sewa menyewa antara pemilik obyek sewa dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas barang yang disewakannya. Pembiayaan ijarah dinyatakan sebesar saldo pembiayaan dikurangi dengan penyisihan kerugian. Istishna is a sales transaction between the customer and producer who acts as seller. Based on the contract, the customer orders the manufacturer to make or to supply goods ordered to the specifications required by the customer and to sell to the customer at an agreed price. The Bank s subsidiary finances the customer to buy from the producer (seller). The payment method may be in advance, installment or deferred until a certain period. Istishna receivables are presented based on the outstanding billing less allowance for losses. Qardh is a fund supply or receivables which can be equalized based on the approval or agreement between the customer and the Bank s subsidiary, with the requirement for repayment after a certain period. Qardh is recognized at the amount of funds granted when incurred. The excess of qardh settlement is recognized as income when incurred. Qardh is stated at its outstanding balance net of allowance for losses. Musyarakah financing is an agreement between the investors (musyarakah partners) to have a joint-venture in a partnership with profit or loss sharing based on an agreement or proportionate capital contribution. Musyarakah financing is stated at their outstanding balance net of allowance for losses. Ijarah financing is an agreement between the lessor and lessee to receive income on leased item. Ijarah financing is stated at their outstanding balance net of allowance for losses

240 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Piutang Pembiayaan Konsumen dan Piutang Sewa Pembiayaan Piutang Pembiayaan Konsumen Piutang pembiayaan konsumen pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2o). Piutang pembiayaan konsumen entitas anak merupakan jumlah piutang setelah dikurangi dengan pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dan penyisihan kerugian penurunan nilai. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui merupakan selisih antara jumlah keseluruhan pembayaran angsuran yang akan diterima dari konsumen dengan jumlah pokok pembiayaan konsumen. Pendapatan pembiayaan konsumen yang belum diakui dicatat sebagai pendapatan sesuai dengan jangka waktu kontrak pembiayaan konsumen berdasarkan metode suku bunga efektif. Selisih neto antara pendapatan administrasi yang diperoleh dari konsumen pada saat pertama kali perjanjian pembiayaan konsumen ditandatangani dan beban-beban yang timbul pertama kali yang terkait langsung dengan tagihan pembiayaan konsumen ditangguhkan dan diakui sebagai penyesuaian atas imbal hasil pembiayaan konsumen berdasarkan metode suku bunga efektif dan disajikan sebagai bagian dari pendapatan bunga pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Pelunasan sebelum masa pembiayaan konsumen berakhir diperlakukan sebagai pembatalan kontrak pembiayaan konsumen dan keuntungan atau kerugian yang timbul diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. m. Consumer Financing Receivables and Leases Financing Receivables Consumer Financing Receivables Consumer financing receivables are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using the effective interest rate method. Allowance for impairment loss is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2o). The subsidiary s consumer financing receivables are presented net of unearned consumer financing income and allowance for impairment losses. Unearned consumer financing income is the excess of the aggregate installment payments to be received from the consumer over the principal amount financed. The unearned consumer financing income is recognized as income over the term of the respective agreement using effective interest rate method. The net difference between the administration income earned from the consumer at the first time the consumer financing agreement is signed and the initial incremental costs directly related to consumer financing facility is deferred and recognized as an adjustment to the yield received throughout the consumer financing period using effective interest rate method and presented as part of interest income in the current year s consolidated statement of comprehensive income. Termination before consumer financing period ended is treated as a cancellation of an existing contract and the resulting gain or loss is recognized in the current year consolidated statement of comprehensive income

241 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) m. Piutang Pembiayaan Konsumen dan Piutang Sewa Pembiayaan (lanjutan) Piutang Sewa Pembiayaan Penentuan apakah suatu perjanjian merupakan perjanjian sewa atau perjanjian yang mengandung sewa didasarkan atas substansi perjanjian pada tanggal awal sewa dan apakah pemenuhan perjanjian tergantung pada penggunaan suatu aset dan perjanjian tersebut memberikan suatu hak untuk menggunakan aset tersebut. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa pembiayaan jika sewa tersebut mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Suatu sewa diklasifikasikan sebagai sewa operasi jika sewa tidak mengalihkan secara substansial seluruh risiko dan manfaat yang terkait dengan kepemilikan aset. Entitas anak mengakui aset berupa piutang sewa pembiayaan di laporan posisi keuangan sebesar jumlah yang sama dengan investasi sewa neto. Penerimaan piutang sewa diperlakukan sebagai pembayaran pokok dan penghasilan sewa pembiayaan. Pengakuan penghasilan sewa pembiayaan didasarkan pada suatu pola yang mencerminkan suatu tingkat pengembalian periodik yang konstan atas investasi neto. Entitas anak bertindak sebagai lessor dalam sewa pembiayaan. m. Consumer Financing Receivables and Leases Financing Receivables (continued) Leases Financing Receivables The determination of whether an arrangement is, or contains a lease is based on the substance of the arrangement at inception date and whether the fulfillment of the arrangement is dependent on the use of a specific asset and the arrangement conveys a right to use the asset. Leases are classified as finance leases if the leases transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased assets. Leases are classified as operating leases if the leases do not transfer substantially all the risks and rewards incidental to ownership of the leased assets. The subsidiary recognizes assets held under a financing lease in its statement of financial position and presented them as a receivable at an amount equal to the net investment in the lease. Payment of the lease receivable is treated as repayment of principal and financing lease income. The recognition of financing lease income is based on a pattern reflecting a constant periodic rate of return on the subsidiary s net investment in the financing lease. The subsidiary acts as a lessor in finance leases. n. Tagihan dan Liabilitas Akseptasi n. Acceptances Receivable and Payable Tagihan akseptasi konsumen pada pengakuan awal diukur pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan selanjutnya diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2o). Liabilitas akseptasi diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Acceptances receivable are initially measured at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at their amortized cost using the effective interest rate method. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impairment (Note 2o). Acceptances payable are measured at amortized cost using effective interest rate method

242 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non- Keuangan Penurunan Nilai Aset Keuangan Pada setiap tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian, Bank dan entitas anaknya mengevaluasi apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan atau kelompok aset keuangan mengalami penurunan nilai. Aset keuangan atau kelompok aset keuangan diturunkan nilainya dan kerugian penurunan nilai telah terjadi jika, dan hanya jika, terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai tersebut sebagai akibat dari satu atau lebih peristiwa yang terjadi setelah pengakuan awal aset tersebut (peristiwa yang merugikan), yang berdampak pada estimasi arus kas masa depan atas aset keuangan atau kelompok aset keuangan yang dapat diestimasi secara andal. Bukti objektif penurunan nilai meliputi indikasi kesulitan keuangan signifikan yang dialami penerbit atau debitur, wanprestasi atau tunggakan pembayaran pokok atau bunga restrukturisasi kredit dengan persyaratan yang tidak mungkin diberikan jika debitur tidak mengalami kesulitan keuangan, kemungkinan bahwa debitur akan dinyatakan pailit atau melakukan reorganisasi keuangan lainnya, dan data yang dapat diobservasi mengindikasikan adanya penurunan yang dapat diukur atas estimasi arus kas masa datang, terkait dengan kelompok aset keuangan seperti memburuknya status pembayaran debitur atau penerbit dalam kelompok tersebut atau kondisi ekonomi yang berkorelasi dengan wanprestasi atas aset dalam kelompok tersebut. Untuk aset keuangan yang dicatat pada biaya perolehan diamortisasi, Bank dan entitas anaknya pertama kali menentukan apakah terdapat bukti objektif penurunan nilai secara individual atas aset keuangan yang signifikan secara individual, atau secara kolektif untuk aset keuangan yang tidak signifikan secara individual. o. Impairment of Financial and Non-Financial Assets Impairment of Financial Assets The Bank and its subsidiaries assess whether there is any objective evidence that a financial asset or a group of financial assets is impaired at each consolidated statement of financial position date. A financial asset or a group of financial assets is deemed to be impaired and the value is reduced if, and only if, there is objective evidence of impairment as a result of one or more events that has occurred after the initial recognition of the asset (an incurred loss event ) which has an impact on the estimated future cash flows of the financial asset or the group of financial assets that can be reliably estimated. Evidence of impairment may include indications that the debtors or issuers are experiencing significant financial difficulty, default or delinquency in interest or principal payments, loan restructuring with terms that may not be applied if the debtor is not experiencing financial difficulty, the probability that the debtor will into bankruptcy or other financial reorganization, and observable data indicate that there is a measurable decrease in the estimated future cash flows relating to a group of assets such as adverse changes in the payment status of the debtor or issuer in the group or economic conditions that correlate with defaults in the asset in such group. For financial assets carried at amortized cost, the Bank and its subsidiaries first assess whether objective evidence of impairment exists individually for financial assets that are individually significant, or collectively for financial assets that are not individually significant

243 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non- Keuangan (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) Jika terdapat bukti objektif bahwa penurunan nilai telah terjadi, jumlah kerugian diukur sebagai selisih antara nilai tercatat aset dan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang (tidak termasuk kerugian kredit di masa datang yang belum terjadi) yang didiskonto menggunakan suku bunga efektif awal dari aset keuangan tersebut. Perhitungan nilai kini dari estimasi arus kas masa datang atas aset keuangan dengan agunan mencerminkan arus kas yang dapat dihasilkan dari pengambilalihan agunan dikurangi biaya-biaya untuk memperoleh dan menjual agunan, terlepas apakah pengambilalihan tersebut berpeluang terjadi atau tidak. Jika Bank dan entitas anaknya menentukan tidak terdapat bukti objektif mengenai penurunan nilai atas aset keuangan yang dinilai secara individual, maka Bank dan entitas anaknya memasukkan aset tersebut ke dalam kelompok aset keuangan yang memiliki karakteristik risiko kredit yang sejenis dan menilai penurunan nilai kelompok tersebut secara kolektif. Arus kas masa datang dari kelompok keuangan yang penurunan nilainya dievaluasi secara kolektif, diestimasi berdasarkan kerugian historis yang pernah dialami atas aset-aset yang memiliki karakteristik risiko kredit yang serupa. Aset yang penurunan nilainya dinilai secara individual dan untuk itu kerugian penurunan nilai diakui atau tetap diakui, tidak termasuk dalam penilaian penurunan nilai secara kolektif. Penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif dihitung dengan menggunakan metode statistik dari data historis berupa probability of default di masa lalu, waktu pengembalian, dan jumlah kerugian yang terjadi (loss given default) yang selanjutnya disesuaikan lagi dengan pertimbangan manajemen terkait kondisi ekonomi dan kredit saat ini. Bank menggunakan statistical model analysis method, yaitu migration analysis method dan roll rate analysis method untuk penilaian penurunan nilai aset keuangan secara kolektif. o. Impairment of Financial and Non-Financial Assets (continued) Impairment of Financial Assets (continued) If there is objective evidence that an impairment loss has been incurred, the amount of the loss is measured as the difference between the asset's carrying amount and the present value of estimated future cash flows (excluding future expected credit losses that have not yet been incurred) discounted using the financial asset s original effective interest rate. The calculation of the estimated future cash flows of a collateralized financial asset reflects the cash flows that may result from foreclosure less costs for obtaining and selling the collateral, whether or not foreclosure is probable. If the Bank and its subsidiaries determine that there is no objective evidence of impairment for an individually assessed financial asset, the Bank and its subsidiaries include the asset in a group of financial assets with similar credit risk characteristics and collectively assess them for impairment. The future cash flows of group of financial assets that are collectively assessed are estimated based on historical loss experience of assets with similar credit rist characteristics. Assets that are individually assessed for impairment and for which an impairment loss is or continues to be recognized are not included in a collective assessment of impairment. The allowance for impairment losses which collectively assessed is calculated using statistical method of the historical data such as the probability of defaults, time of recoveries, and the amount of loss incurred (loss given default), which further adjusted by management s judgment of current economic and credit conditions. The Bank uses statistical model analysis method, i.e. migration analysis method and roll rate analysis method to collectively assess financial assets impairment

244 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non- Keuangan (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) Nilai tercatat aset keuangan diturunkan melalui akun penyisihan dan jumlah kerugian yang terjadi diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Pendapatan bunga tetap diakui atas nilai tercatat yang telah diturunkan tersebut berdasarkan tingkat suku bunga efektif awal yang digunakan untuk mendiskonto arus kas masa datang dari aset tersebut. Jika pada periode berikutnya, jumlah estimasi kerugian penurunan nilai meningkat atau menurun karena peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai, maka kerugian penurunan nilai yang sudah diakui sebelumnya dinaikkan atau diturunkan dengan menyesuaikan akun penyisihan. Aset keuangan dan penyisihan yang terkait dihapuskan jika tidak ada peluang yang realistis untuk pengembalian masa datang dan semua agunan telah terealisasi atau sudah diambil alih oleh Bank dan entitas anaknya. Penerimaan kembali aset keuangan yang telah dihapusbukukan dicatat sebagai pengurang penyisihan kerugian penurunan nilai di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Untuk aset keuangan tersedia untuk dijual, pada setiap tanggal laporan posisi keuangan Bank dan entitas anaknya menilai apakah terdapat bukti objektif bahwa aset keuangan telah mengalami penurunan nilai. Penurunan yang signifikan atau penurunan jangka panjang atas nilai wajar dari investasi dalam instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual dibawah biaya perolehannya merupakan bukti objektif terjadinya penurunan nilai dan menyebabkan pengakuan kerugian penurunan nilai. o. Impairment of Financial and Non-Financial Assets (continued) Impairment of Financial Assets (continued) The carrying amount of the asset is reduced through the use of an allowance account and the amount of the loss is recognized in the consolidated statement of comprehensive income. Interest income continues to be accrued on the reduced carrying amount and is accrued using the rate of interest used to discount the future cash flows for the purpose of measuring impairment loss. If, in subsequent period, the amount of the estimated impairment loss increases or decreases because of an event occurring after the impairment was recognized, the previously recognized impairment loss is increased or reduced by adjusting the allowance account. Financial assets together with the associated allowance are written-off when there is no realistic prospect of future recovery and all collateral has been realized or has been transferred to the Bank and its subsidiaries. Recovery of financial assets previously writtenoff is recorded as a reduction of allowance for impairment loss in the consolidated statement of comprehensive income. For available-for-sale financial assets, the Bank and its subsidiaries assess at each statement of financial position date whether there is objective evidence that financial asset is impaired. In the case of debt instruments classified as available-for-sale, a significant or prolonged declined in the fair value of debt instrument below its cost is objective evidence of impairment and resulting in the recognition of an impairment loss

245 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non- Keuangan (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) Ketika terdapat bukti tersebut di atas untuk aset yang tersedia untuk dijual, kerugian penurunan nilai atas aset keuangan yang tersedia untuk dijual diakui dengan mengeluarkan kerugian kumulatif yang telah diakui secara langsung dalam ekuitas ke dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Jumlah kerugian kumulatif yang dikeluarkan dari ekuitas dan diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian merupakan selisih antara biaya perolehan, setelah dikurangi pelunasan pokok dan amortisasi, dengan nilai wajar kini, dikurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan yang sebelumnya telah diakui pada laporan laba rugikomprehensif konsolidasian. Jika pada periode berikutnya, nilai wajar instrumen utang yang diklasifikasikan dalam kelompok tersedia untuk dijual meningkat dan peningkatan tersebut dapat secara objektif dihubungkan dengan peristiwa yang terjadi setelah pengakuan kerugian penurunan nilai pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian, maka kerugian penurunan nilai tersebut harus dipulihkan melalui laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Untuk aset keuangan entitas anak berdasarkan prinsip perbankan Syariah, entitas anak Bank menerapkan Peraturan Bank Indonesia ( BI ) No. 8/21/PBI/2006 tanggal 5 Oktober 2006 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan BI No. 13/13/PBI/2011 tanggal 24 Maret 2011 dalam menentukan kerugian penurunan nilai. Penyisihan kerugian dibentuk atas aset produktif berdasarkan penelahaan terhadap kualitas dari masing-masing aset produktif dengan mempertimbangkan evaluasi manajemen atas prospek usaha setiap debitur, kinerja keuangan, dan kemampuan membayar setiap debitur. Sejak 1 Januari 2014, sesuai dengan PSAK No. 102 (Revisi 2013), entitas anak juga mengevaluasi penurunan nilai berdasarkan PSAK No. 55 (Revisi 2011). o. Impairment of Financial and Non-Financial Assets (continued) Impairment of Financial Assets (continued) If any such evidence exists for available-forsale financial assets, impairment losses on available-for-sale financial assets are recognized by transferring the cumulative loss that has been recognized directly in equity to the consolidated statement of comprehensive income. The cumulative loss that has been removed from equity and recognized in the consolidated statement of comprehensive income is the difference between the acquisition cost, net of any principal repayment and amortization, and the current fair value, less any impairment loss previously recognized in the consolidated statement of comprehensive income. If, in a subsequent period, the fair value of a debt instrument classified as available-for-sale increases and the increase can be objectively related to an event occurring after the impairment loss was recognized in the consolidated statement of comprehensive income, the impairment loss is reversed through the consolidated statement of comprehensive income. For the financial assets of subsidiary under Sharia banking principles, the Bank s subsidiary applies Bank Indonesia ( BI ) Regulation No. 8/21/PBI/2006 dated October 5, 2006 as amended by BI Regulation No. 13/13/PBI/2011 dated March 24, 2011 in determining impairment loss. Allowance for losses is provided on earning assets based on management s evaluation on each debtor s business prospect, financial performance, and repayment ability. Starting January 1, 2014, in accordance with PSAK No. 102 (Revised 2013), the subsidiary also assesses an impairment based on PSAK No. 55 (Revised 2011)

246 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non- Keuangan (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Keuangan (lanjutan) Aset produktif terdiri dari giro pada Bank Indonesia dan bank lain, penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain, surat-surat berharga, piutang murabahah, pembiayaan mudharabah, pembiayaan musyarakah, piutang istishna, piutang qardh, dan komitmen dan kontinjensi yang mempunyai risiko kredit. Penyisihan minimum yang harus dibentuk sesuai dengan Peraturan BI tersebut adalah sebagai berikut: o. Impairment of Financial and Non-Financial Assets (continued) Impairment of Financial Assets (continued) Earning assets include current accounts with Bank Indonesia and other banks, placements with Bank Indonesia and other banks, marketable securities, murabahah receivable, mudharabah financing, musyarakah financing, istishna receivable, qardh receivable, and commitments and contingencies with credit risk. The minimum allowance to be established in accordance with BI Regulations is as follows: Persentase minimum penyisihan kerugian/ Klasifikasi Minimum percentage of allowance for losses Classification Lancar *) 1% Current *) Dalam perhatian khusus 5% Special mention Kurang lancar 15% Sub-standard Diragukan 50% Doubtful Macet 100% Loss *) Di luar penempatan pada Bank Indonesia, Obligasi Pemerintah, dan instrumen utang lain yang diterbitkan oleh Pemerintah Republik Indonesia, dan aset produktif yang dijamin dengan agunan tunai Penyisihan khusus dibentuk atas aset produktif yang di klasifikasikan sebagai dalam perhatian khusus, kurang lancar, diragukan, dan macet, dihitung atas nilai aset produktif setelah dikurangi dengan nilai agunan. Nilai tercatat dari aset non-keuangan ditelaah setiap periode pelaporan untuk menentukan apakah terdapat indikasi penurunan nilai. Jika terdapat indikasi penurunan nilai, maka Bank dan entitas anaknya akan melakukan estimasi jumlah yang dapat dipulihkan. Jumlah yang dapat dipulihkan dari suatu aset atau Unit Penghasil Kas (UPK) adalah sebesar jumlah yang lebih tinggi antara nilai pakainya dan nilai wajar aset atau UPK dikurangi biaya untuk menjual. Dalam menentukan nilai pakai, estimasi arus kas masa depan didiskontokan ke nilai sekarang dengan menggunakan tingkat diskonto sebelum pajak yang mencerminkan penilaian pasar saat ini terhadap nilai kas kini dan risiko spesifik terhadap aset tersebut. *) Excluding placements with Bank Indonesia, Government Bonds, and other debt instruments issued by the Government of the Republic of Indonesia, and earning assets secured by cash collateral Specific allowance for earning assets on earning assets classified as special mention, sub-standard, doubtful, and loss, is calculated based on principal of the earning assets after deducting the value of collateral. The carrying amount of non-financial assets is reviewed each reporting period to determine whether there is any indication of impairment. If any such indication exists the assets recoverable amount is estimated. The recoverable amount of an asset or Cash- Generating Unit (CGU) is greater of its value in use and its fair value less cost to sell. In assessing value in use, the estimated future cash flows are discounted to their present value using a pre-tax discount rate that reflects current market assessment of the time value of money and the risk specific to the assets

247 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) o. Penurunan Nilai Aset Keuangan dan Non- Keuangan (lanjutan) Penurunan Nilai Aset Non-Keuangan Penyisihan penurunan nilai diakui jika nilai tercatat dari suatu aset atau UPK melebihi nilai yang dapat diperoleh kembali. Penyisihan penurunan nilai diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Penyisihan penurunan nilai yang diakui sehubungan dengan UPK akan dialokasikan pertama kali untuk mengurangi nilai tercatat dari goodwill yang dialokasikan ke UPK dan kemudian mengurangi nilai tercatat dari aset lainnya di dalam unit tersebut (kelompok unit) secara pro rata. Penyisihan penurunan nilai sehubungan dengan goodwill tidak dapat dijurnal balik. Sehubungan dengan aset lainnya, penyisihan penurunan nilai yang diakui pada periode sebelumnya dinilai pada setiap tanggal pelaporan untuk melihat adanya indikasi bahwa kerugian telah menurun atau tidak ada lagi. Kerugian penurunan nilai dijurnal balik jika terdapat perubahan estimasi yang digunakan dalam menentukan nilai yang dapat dipulihkan. o. Impairment of Financial and Non-Financial Assets (continued) Impairment of Non-Financial Assets An impairment loss is recognized if the carrying amount of an asset or CGU exceeds its recoverable amount. Impairment losses are recognized in the current year of consolidated statement of comprehensive income. Impairment losses in respect of CGUs are allocated first to reduce the carrying amount of any goodwill allocated to the CGU and then to reduce the carrying amount of the other assets in the units (group of units) on a pro rate basis. An impairment losses in respect of goodwill can not be reversed. In respect of other assets, impairment losses recognized in prior period are assessed at each reporting date for any indications that the losses has decreased or no longer exists. An impairment loss is reversed if there has been change in the estimates used to determine the recoverable amount. p. Penyertaan Saham p. Investments in Shares Penyertaan pada Entitas Asosiasi Penyertaan saham dengan kepemilikan 20% sampai dengan 50%, baik dimiliki secara langsung maupun tidak langsung dinyatakan sebesar biaya perolehan, ditambah atau dikurangi dengan bagian laba atau rugi entitas asosiasi sejak perolehan sebesar persentase pemilikan, dikurangi dengan dividen yang diterima (metode ekuitas). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individu dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Investments in Associated Companies Investments in shares of stock where the Bank has ownership interest of 20% to 50%, directly or indirectly owned, are accounted for using the equity method whereby the Bank s proportionate share in the net income or loss of the associated company after the date of acquisition is added to or deducted from, and dividends subsequently received are deducted from, the acquisition cost of the investments. The carrying amount of the investments is written-down to recognize any permanent decline in value of the individual investments. Any such write-down is charged directly to the current year s consolidated statement of comprehensive income

248 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) p. Penyertaan Saham (lanjutan) p. Investments in Shares (continued) Penyertaan Lainnya Penyertaan dalam bentuk saham dengan kepemilikan kurang dari 20% yang nilai wajarnya tidak tersedia dan dimaksudkan untuk penyertaan jangka panjang dinyatakan sebesar biaya perolehan (metode biaya). Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, nilai tercatatnya dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut yang ditentukan untuk setiap investasi secara individual dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Penyertaan lainnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi menggunakan metode suku bunga efektif, dikurangi dengan penyisihan kerugian penurunan nilai. Penyisihan kerugian penurunan nilai dibentuk jika terdapat bukti objektif penurunan nilai (Catatan 2o). Other Investments Investments in shares of stock where the Bank has ownership interest of less than 20% that do not have readily determinable fair values and are intended for long-term investments are stated at cost (cost method). The carrying amount of the investments is written-down to recognize a permanent decline in value of the individual investments. Any such write-down is charged directly to current year s consolidated statement of comprehensive income. Other investments are measured at amortized cost using the effective interest rate method, less allowance for impairment losses. The allowance for impairment losses is provided if there is an objective evidence of impaiment (Note 2o). q. Aset Tetap q. Fixed Assets Aset tetap, kecuali tanah yang tidak disusutkan, dinyatakan berdasarkan biaya perolehan dikurangi akumulasi penyusutan dan rugi penurunan nilai. Penyusutan dihitung dengan menggunakan metode garis lurus (straight-line). Persentase penyusutan per tahun adalah sebagai berikut: Fixed assets, except land which is not depreciated, are stated at cost less accumulated depreciation and impairment losses. Depreciation is computed using the straight-line method. The annual depreciation rates are as follows: Tahun/Years Bangunan 20 Buildings Furniture, fixtures, Perabot dan peralatan kantor 4-8 and office equipment Kendaraan bermotor 4-8 Motor vehicles Prasarana bangunan sesuai masa sewa/based on the lease period Leasehold improvement Biaya pemeliharaan dan perbaikan dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya, pemugaran dan penambahan dalam jumlah signifikan dikapitalisasi apabila kemungkinan besar Bank dan entitas anaknya akan mendapatkan manfaat ekonomi masa depan dari aset tersebut yang melebihi standar kinerja yang diperkirakan sebelumnya. Biaya perolehan dan akumulasi penyusutan aset tetap yang sudah tidak digunakan lagi atau dijual dikeluarkan dari kelompok aset tetap yang bersangkutan dan laba atau rugi yang terjadi dilaporkan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. The cost of repairs and maintenance is charged to consolidated statement of comprehensive income as incurred. Significant renewals and betterments are capitalized when it is probable that future economic benefits in excess of the originally assessed standard of performance of the existing assets will flow to the Bank and its subsidiaries. When assets are retired or otherwise disposed of, their costs and the related accumulated depreciations are removed from the accounts and any resulting gain or loss is reflected in the current year s consolidated statement of comprehensive income

249 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) q. Aset Tetap (lanjutan) q. Fixed Assets (continued) Bank dan entitas anaknya menerapkan PSAK No. 16 (Revisi 2011) tentang Aset Tetap dan ISAK No. 25 tentang Hak atas Tanah. Biayabiaya sehubungan dengan perolehan hak atas tanah diakui sebagai biaya perolehan hak atas tanah. Biaya-biaya sehubungan dengan pengurusan perpanjangan hak atas tanah ditangguhkan dan diamortisasi sepanjang umur hak atas tanah. Aset dalam konstruksi merupakan aset yang masih dalam proses penyelesaian dan belum siap untuk digunakan, serta dimaksudkan untuk dipergunakan dalam kegiatan usaha. Aset ini dicatat sebesar biaya yang telah terjadi. Estimasi masa manfaat ekonomis, metode penyusutan, dan nilai residu dikaji ulang pada setiap akhir periode pelaporan dan disesuaikan secara prospektif. Bank dan entitas anaknya melakukan penelaahan pada akhir tahun untuk menentukan adanya indikasi terjadinya penurunan nilai aset. Bank dan entitas anaknya menghitung taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali atas nilai semua aset yang dimiliki apabila terdapat situasi atau keadaan yang memberikan indikasi terjadinya penurunan nilai aset dan mengakuinya sebagai rugi penurunan nilai dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Bila nilai tercatat suatu aset melebihi taksiran jumlah yang dapat diperoleh kembali (estimated recoverable amount) maka nilai tercatat tersebut diturunkan ke jumlah yang dapat diperoleh kembali tersebut, yang ditentukan sebagai nilai tertinggi antara harga jual neto dan nilai pakai. The Bank and its subsidiaries have implemented PSAK No. 16 regarding Fixed Assets and ISAK No. 25 regarding Land Rights. Expenses incurred in relation with the acquisition of land rights are recognized as part of the land rights acquisition cost. The expenses incurred in relation with the extension of land right are deferred and amortized over the term of the land rights. Assets under construction represents assets in progress of construction and not yet ready for use, and intended to be used in business activity. The assets are recorded based on the incurred cost. Estimated useful lives, depreciation method, and residual value are reviewed at end of each reporting period and adjusted prospectively, if appropriate. The Bank and its subsidiaries conduct a review at the end of the year to determine whether there are indications of asset impairment. The Bank and its subsidiaries calculate the estimated recoverable amount of all their assets and determines if there is a decrease in the value of the assets and recognize an impairment loss on such assets to the current year s consolidated statement of comprehensive income. When the carrying amount of an asset exceeds its estimated recoverable amount, the asset is written-down to its estimated recoverable amount, which is determined as the higher of net selling price or value in use

250 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) r. Aset Tak Berwujud r. Intangible Assets Aset tak berwujud terdiri dari goodwill dan piranti lunak. Aset tak berwujud diakui jika, dan hanya jika, biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal dan kemungkinan besar Bank dan entitas anaknya akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut. Intangible assets consist of goodwill and softwares. Intangible assets are recognized only when its cost can be measured reliably and is probable that expected future benefits that are attributable to it will flow to the Bank and its subsidiaries. i. Goodwill i. Goodwill Goodwill merupakan selisih lebih antara harga perolehan investasi dan bagian Bank atas nilai wajar aset neto entitas anak pada tanggal akuisisi. Kerugian yang menjadi bagian dari kepentingan nonpengendali pada suatu entitas anak yang melebihi bagiannya dalam modal disetor pada tanggal akuisisi, diperhitungkan sebagai bagian dari goodwill. Goodwill diukur sebesar nilai tercatat dikurangi dengan akumulasi penurunan nilai seperti diungkapkan pada Catatan 2o. Goodwill represents the difference between the acquisition cost of an investment and the Bank s share of the fair value of the net assets of the subsidiary as of date of acquisition. The losses applicable to the non-controlling interest in a subsidiary that exceed its interests in the equity of the subsidiary at the acquisition date, is calculated as part of goodwill. Goodwill is measured at carrying value less accumulated impairment losses as disclosed in Note 2o. ii. Piranti lunak ii. Softwares Piranti lunak yang bukan merupakan bagian integral dari perangkat keras yang terkait dicatat sebagai aset tak berwujud dan dinyatakan sebesar nilai tercatat, yaitu sebesar harga perolehan dikurangi dengan akumulasi amortisasi. Pengeluaran selanjutnya untuk piranti lunak akan dikapitalisasi hanya jika pengeluaran tersebut menambah manfaat ekonomis aset yang bersangkutan dimasa datang. Semua pengeluaran lainnya dibebankan saat terjadinya. Piranti lunak diamortisasi dengan menggunakan metode garis lurus selama estimasi masa manfaat ekonomis aset yaitu 4 (empat) tahun. Amortisasi dimulai ketika aset tersedia untuk digunakan. Software which is not an integral part of a related hardware is recorded as intangible asset and stated at carrying amount, which is cost less accumulated amortization. Subsequent expenditure on software is capitalized only when it increases the future economic benefits embodied in the specific asset to which it relates. All other expenditure is expensed as inccured. Software is amortized using straight-line method over the estimated useful life of software, which is 4 (four) years. Amortization is recognized from the date of the asset is available for use

251 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) r. Aset Tak Berwujud (lanjutan) r. Intangible Assets (continued) Aset tak berwujud dihentikan pengakuannya jika dilepas atau ketika tidak terdapat lagi manfaat ekonomi masa depan yang diharapkan dari penggunaan atau pelepasannya. Keuntungan atau kerugian yang muncul dari penghentian pengakuan aset tak berwujud ditentukan sebagai selisih antara hasil neto pelepasan, jika ada, dan jumlah tercatat aset. Keuntungan atau kerugian diakui dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian ketika aset tersebut dihentikan pengakuannya. An intangible asset shall be derecognized on disposal or when no future economic benefits are expected from its use or disposal. The gain or loss arising from the derecognition of an intangible asset shall be determined as the difference between the net disposal proceeds, if any, and the carrying amount of the asset. It shall be recognized in consolidated statement of comprehensive income when the asset is derecognized. s. Aset Lain-lain s. Other Assets Aset lain-lain antara lain terdiri dari uang muka, biaya dibayar dimuka, bunga masih akan diterima, properti terbengkalai, agunan yang diambil alih, dan lain-lain. Agunan yang diambii alih diakui sebesar nilai terendah antara nilai tercatat kredit yang diberikan atau nilai realisasi neto dari agunan yang diambil alih. Nilai realisasi neto adalah nilai wajar agunan yang diambil alih dikurangi dengan estimasi biaya untuk menjual agunan tersebut. Selisih lebih saldo kredit di atas nilai realisasi neto dari agunan yang diambil alih dibebankan ke dalam akun penyisihan kerugian penurunan nilai. Selisih antara nilai agunan yang diambil alih dan hasil penjualannya diakui sebagai keuntungan atau kerugian pada saat penjualan. Properti terbengkalai diakui sebesar nilai terendah antara nilai tercatat atau nilai realisasi neto. Beban-beban yang berkaitan dengan pemeliharaan agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian pada saat terjadinya. Bila terjadi penurunan nilai yang bersifat permanen, maka nilai tercatat agunan yang diambil alih dan properti terbengkalai dikurangi untuk mengakui penurunan tersebut dan kerugiannya dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Other assets consist of advance payments, prepaid expenses, interests receivable, abandoned properties, foreclosed assets, and others. Foreclosed assets are stated at net realizable value or at loan outstanding amount, whichever is lower. Net realizable value is the fair value of the foreclosed assets less estimated costs of liquidating the assets. The excess of loan receivable over the net realizable value of the foreclosed assets is charged to the allowance for impairment losses. The difference between the value of the foreclosed assets and the proceeds from the sale of such properties is recorded as gain or loss at the time of sale. Abandoned properties are stated at net realizable value or at carrying amount whichever is lower. Expenses for maintaining foreclosed assets and abandoned properties are charged in the consolidated statement of comprehensive income as incurred. The carrying amount of the foreclosed assets and abandoned properties is written-down to recognize a permanent decline in value of the foreclosed assets. Any such write-down is charged to the current year s consolidated statement of comprehensive income

252 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) t. Liabilitas Segera t. Liabilities Immediately Payable Liabilitas segera merupakan liabilitas Bank dan entitas anaknya yang harus segera dibayarkan kepada pihak lain berdasarkan kontrak atau perintah dari pihak yang mempunyai kewenangan untuk itu. Liabilitas segera diukur sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Liabilities immediately payable represent obligations to third parties based on contract or order by those having authority that have to be settled immediately. Liabilities immediately payable are measured at their amortized cost using effective interest rate method. u. Simpanan Nasabah u. Deposits from Customers Giro, tabungan, dan deposito berjangka diklasifikasikan sebagai liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yang diakui pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, pada pengakuan awal dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan nasabah dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tak terpisahkan dari suku bunga efektif. Demand deposits, savings deposits, and time deposits are classified as liabilities measured at amortized cost, which are initially recognized at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from customers and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate. v. Simpanan Syariah v. Sharia Deposits Simpanan Syariah terdiri dari giro wadiah, tabungan wadiah, dan deposito berjangka mudharabah. Giro wadiah merupakan titipan dana pihak ketiga yang mendapatkan bonus berdasarkan kebijakan entitas anak Bank. Giro wadiah dinyatakan sebesar titipan pemegang giro di entitas anak Bank. Tabungan wadiah merupakan simpanan pihak lain yang mendapatkan bonus berdasarkan kebijakan entitas anak Bank. Tabungan wadiah dinyatakan sebesar nilai investasi pemegang tabungan di entitas anak Bank. Tabungan mudharabah merupakan simpanan pihak lain yang mendapatkan imbal bagi hasil atas penggunaan dana sesuai dengan nisbah yang telah ditetapkan dan disetujui sebelumnya. Sharia deposits consist of wadiah demand deposits, wadiah savings deposits, and mudharabah time deposits. Wadiah demand deposits represent entrusted third party funds which earn bonus based on the subsidiary of the Bank s policy. Wadiah demand deposits are stated at the amounts due to the depositors. Wadiah savings deposits represent third party funds which earn bonus based on the subsidiary of the Bank s policy. Wadiah savings deposits are stated at the investment amounts due to the depositors. Mudharabah savings deposits represent third party funds which earn profit sharing in return for utilization of funds in accordance with predetermined and pre-approved revenue sharing (nisbah)

253 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) v. Simpanan Syariah (lanjutan) v. Sharia Deposits (continued) Deposito berjangka mudharabah merupakan simpanan pihak lain yang hanya dapat ditarik pada waktu tertentu sesuai dengan perjanjian antara pemegang deposito dengan entitas anak Bank. Deposito berjangka mudharabah dinyatakan sebesar nilai nominal. Mudharabah time deposits represent deposits from third parties which can be withdrawn only at specified dates based on the agreement between the depositors and the Bank s subsidiary. Mudharabah time deposits are stated at nominal amounts. w. Simpanan dari Bank Lain w. Deposits from Other Banks Simpanan dari bank lain terdiri dari liabilitas terhadap bank Iain, baik dalam maupun luar negeri, dalam bentuk tabungan, giro, interbank call money yang jatuh tempo menurut perjanjian tidak lebih dari 90 hari, dan deposito berjangka. Simpanan dari bank lain diklasifikasikan sebagai liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yang diakui pada nilai wajar ditambah biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, pada pengakuan awal dan selanjutnya diukur pada biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal simpanan dari bank lain dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Simpanan dari bank lain termasuk simpanan Syariah dalam bentuk giro wadiah, tabungan mudharabah, dan investasi tidak terikat yang terdiri dari deposito berjangka mudharabah. Deposits from other banks represent liabilities to domestic and overseas banks, in the form of saving deposits, demand deposits, interbank call money with original maturities of 90 days or less, and time deposits. Deposits from other banks are classified as liabilities measured at amortized cost, which are initially recognized at fair value plus directly attributable transaction costs, if any, and subsequently are measured at amortized cost using the effective interest rate method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of deposits from other banks and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate. Deposits from other banks include Sharia deposits in the form of wadiah demand deposits, mudharabah savings deposits, and unrestricted investments which consist of mudharabah time deposits. x. Pinjaman yang Diterima x. Borrowings Pinjaman yang diterima merupakan dana yang diterima dari Pemerintah Indonesia, Bank Indonesia, bank lain atau pihak lain dengan kewajiban pembayaran kembali sesuai dengan persyaratan perjanjian pinjaman. Borrowings are funds received from the Government of the Republic of Indonesia, Bank Indonesia, other banks, or other parties with payment obligation based on borrowing agreements

254 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) x. Pinjaman yang Diterima (lanjutan) x. Borrowings (continued) Pinjaman yang diterima diklasifikasikan sebagai liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yang pada pengakuan awal dinyatakan sebesar nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung, jika ada, dan kemudian dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal pinjaman diterima dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Borrowings are classified as liabilities measured at amortized cost which are initially recognized at fair value less directly attributable transaction costs, if any, and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of borrowings and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate. y. Obligasi Subordinasi y. Subordinated Bond Obligasi subordinasi diklasifikasikan sebagai liabilitas yang diukur pada biaya perolehan diamortisasi, yang pada pengakuan awal dinyatakan sebesar nilai wajar dikurangi biaya transaksi yang dapat diatribusikan secara langsung dan kemudian dinyatakan sebesar biaya perolehan diamortisasi dengan menggunakan metode suku bunga efektif. Biaya perolehan diamortisasi dihitung dengan memperhitungkan adanya diskonto atau premi terkait dengan pengakuan awal obligasi subordinasi dan biaya transaksi yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Subordinated bond is classified as liabilities measured at amortized cost which are initially recognized at fair value less directly attributable transaction costs and subsequently measured at amortized cost using the effective interest rate method. Amortized cost is calculated by taking into account any discount or premium related to the initial recognition of subordinated bond and transaction costs that are an integral part of the effective interest rate

255 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) z. Pendapatan dan Beban Bunga z. Interest Income and Expense Untuk seluruh instrumen keuangan diukur pada biaya perolehan diamortisasi, aset keuangan dengan pendapatan bunga yang diklasifikasikan sebagai tersedia untuk dijual, dan instrumen keuangan yang ditetapkan pada nilai wajar melalui laba rugi, pendapatan maupun beban bunga diakui dengan menggunakan metode suku bunga efektif, yaitu suku bunga yang akan mendiskonto secara tepat estimasi pembayaran atau penerimaan kas di masa datang sepanjang perkiraan umur instrumen keuangan tersebut atau, jika lebih tepat untuk masa yang lebih singkat untuk nilai tercatat neto dari aset keuangan atau liabilitas keuangan. Perhitungan dilakukan dengan memperhitungkan seluruh syarat dan ketentuan kontraktual dari instrumen keuangan dan biaya tambahan yang timbul secara langsung untuk instrumen tersebut dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari suku bunga efektif. Nilai tercatat aset atau liabilitas keuangan disesuaikan jika Bank dan entitas anaknya merevisi estimasinya untuk pembayaran maupun penerimaan. Nilai tercatat yang disesuaikan tersebut dihitung dengan menggunakan suku bunga efektif awal dan perubahannya dicatat di laporan laba rugi komprehensif konsolidasian. Tetapi untuk aset keuangan yang telah direklasifikasi, dimana pada periode berikutnya Bank dan entitas anaknya meningkatkan estimasi penerimaan kas sebagai hasil dari peningkatan pengembalian penerimaan kas, dampak peningkatan pemulihan tersebut diakui sebagai penyesuaian pada suku bunga efektif sejak tanggal perubahan estimasi. Pendapatan dan beban bunga termasuk pendapatan dan beban Syariah. Pendapatan Syariah terdiri dari pendapatan murabahah, mudharabah, dan musyarakah. Pendapatan dari transaksi murabahah diakui dengan menggunakan metode akrual. Pendapatan dari transaksi bagi hasil dari pembiayaan mudharabah dan musyarakah diakui pada saat angsuran diterima secara tunai atau dalam periode terjadinya hak bagi hasil sesuai porsi bagi hasil (nisbah) yang disepakati. Beban Syariah terdiri dari beban bagi hasil mudharabah dan beban bonus wadiah. For all financial instruments measured at amortized cost, interest bearing financial assets classified as available-for-sale, and financial instruments designated at fair value through profit or loss, interest income or expense is recorded using the effective interest rate method, which is the rate that exactly discounts estimated future cash payments or receipts through the expected life of the financial instrument or a shorter period, where appropriate, to the net carrying amount of the financial asset or financial liability. The calculation takes into account all contractual terms of the financial instrument and includes any fees or incremental costs that are directly attributable to the instrument and are an integral part of the effective interest rate. The carrying amount of the financial asset or financial liability is adjusted if the Bank and its subsidiaries revise their estimates of payments or receipts. The adjusted carrying amount is calculated based on the original effective interest rate and the change in carrying amount is recorded in the consolidated statement of comprehensive income. However, for a reclassified financial asset for which the Bank and its subsidiaries subsequently increase their estimates of future cash receipts as a result of increased recoverability of those cash receipts, the effect of that increase is recognized as an adjustment to the effective interest rate from the date of the change in estimate. Interest income and expense include Sharia income and expense. Sharia income is derived from murabahah, mudharabah, and musyarakah financing revenue. Income from murabahah is recognizedonanaccrualbasis, while income from mudharabah and musyarakah is recognized when cash is received as a payment of an installment or in a period when the right of revenue sharing is due based on agreed portion. Sharia expense consists of expenses from mudharabah revenue sharing and wadiah bonuses

256 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) aa. Pendapatan dan Beban Provisi dan Komisi aa. Fees and Commission Income and Expense Pendapatan dan beban provisi dan komisi atas aset dan liabilitas keuangan yang merupakan bagian dari suku bunga efektif, dimasukkan dalam perhitungan suku bunga efektif. Pendapatan dan beban ini diamortisasi sepanjang umur aset atau liabilitas keuangan. Provisi dan komisi yang tidak berkaitan dengan kegiatan perkreditan dan pinjaman yang diterima atau jangka waktu perkreditan dan pinjaman yang diterima, atau jumlahnya tidak material diakui sebagai pendapatan atau beban pada saat terjadinya transaksi. ab. Perpajakan Aset dan liabilitas pajak penghasilan kini diakui sebesar jumlah yang diperkirakan dapat diperoleh dari atau dibayar kepada otoritas perpajakan yang dihitung dengan menggunakan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau yang secara substantif diberlakukan pada tanggal pelaporan. Pajak penghasilan tangguhan dihitung dengan menggunakan metode liabilitas, terhadap semua perbedaan temporer pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian antara aset dan liabilitas menurut pajak dan nilai tercatatnya pada untuk tujuan pelaporan keuangan. Pajak tangguhan dihitung dengan menggunakan tarif pajak (dan peraturan pajak) yang berlaku atau yang secara substansif diberlakukan pada tahun dimana aset tersebut direalisasikan atau liabilitas tersebut diselesaikan. Liabilitas pajak tangguhan diakui atas seluruh perbedaan temporer kena pajak. Aset pajak tangguhan diakui untuk perbedaan temporer yang dapat dikurangkan untuk keperluan pajak dan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi, sepanjang besar kemungkinan terdapat laba kena pajak pada masa datang yang dapat dimanfaatkan atas perbedaan temporer yang dapat dikurangkan untuk keperluan pajak dan saldo rugi fiskal yang dapat dikompensasi tersebut. Fees and commissions income and expense of financial assets and liabilities, which are an integral part of the effective interest rate are being taken into account in calculating the effective interest rate. These income and expense are amortized during the life of financial assets or liabilities. Commissions and fees not related to lending and borrowing activities or loan and borrowing periods, or those that are not material are recognized as revenues and expenses at the time the transactions occur. ab. Taxation Current income tax assets and liabilities are provided at the amount expected to be recovered from or paid to the tax authority which are computed using the tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted at the reporting date. Deferred income tax is provided using the liability method, on all temporary differences at the consolidated statement of financial position date between the tax base of assets and liabilities and their carrying amounts for financial reporting purposes. Deferred tax assets and liabilities are measured at the tax rates (and tax laws) that have been enacted or substantively enacted to the year when the asset is realized or the liability is settled. Deferred tax liabilities are recognized for all taxable temporary differences. Deferred tax assets are recognized for all deductible temporary differences and carry-forward of unused tax losses, to the extent that it is probable that taxable profit will be available against which the deductible temporary differences and unused tax losses can be utilized

257 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) ab. Perpajakan (lanjutan) Aset dan liabilitas pajak tangguhan dapat saling hapus apabila terdapat hak yang berkekuatan hukum untuk melakukan saling hapus antara aset pajak kini dengan liabilitas pajak kini dan apabila aset dan liabilitas pajak tangguhan terkait dengan pajak penghasilan yang dikenakan oleh otoritas perpajakan yang sama, baik atas entitas kena pajak yang sama ataupun berbeda dan adanya niat untuk melakukan penyelesaian saldo-saldo tersebut secara neto. Perubahan atas liabilitas pajak dicatat pada saat surat ketetapan pajak diterima atau, apabila diajukan keberatan dan atau banding, diakui pada saat hasil dari keberatan dan atau banding diterima. Taksiran pajak penghasilan Bank dan entitas anaknya dihitung untuk masing-masing perusahaan sebagai badan hukum terpisah. Aset pajak kini dan liabilitas pajak kini untuk badan hukum yang berbeda tidak disalinghapuskan dalam laporan keuangan konsolidasian. Bank dan entitas anaknya telah menerapkan PSAK No. 46 (Revisi 2010), Akuntansi Pajak Penghasilan, yang mengharuskan Bank dan entitas anaknya untuk memperhitungkan konsekuensi pajak kini dan pajak masa depan atas pemulihan di masa depan (penyelesaian) dari jumlah tercatat aset (liabilitas) yang diakui dalam laporan posisi keuangan konsolidasian dan transaksi-transaksi serta peristiwa lain yang terjadi dalam periode berjalan yang diakui dalam laporan keuangan konsolidasian. ab. Taxation (continued) Deferred tax assets and liabilities are offset when there is a legally enforceable right to offset current tax assets against current tax liabilities and when the deferred tax assets and liabilities relate to income taxes levied by the same tax authority on either the same taxable entity or different taxable entities and where there is an intention to settle those balances on a net basis. Amendments to tax obligations are recorded when a tax assessment is received or, if objected or appealed against, when the result of the objection or appeal is determined. The income tax of the Bank and its subsidiaries is computed for each company as a separate legal entity. Current tax assets and current tax liabilities for different legal entities are not offset in the consolidated financial statements. The Bank and its subsidiaries have implemented PSAK No. 46 (Revised 2010), Income Tax Accounting, which requires the Bank and its subsidiaries to account for the current and future recovery (settlement) of the carrying amount of assets (liabilities) that are recognized in the consolidated statement of financial position and transactions and other events of the current period that are recognized in the consolidated financial statements

258 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) ac. Laba per Saham Bank menerapkan PSAK No. 56 (Revisi 2011), Laba Per Saham, yang menetapkan prinsip penentuan dan penyajian laba per saham. Laba per saham dasar dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dengan jumlah rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan. Laba per saham dilusian dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemegang saham biasa entitas induk dengan rata-rata tertimbang saham yang beredar pada tahun yang bersangkutan yang disesuaikan dengan mengasumsikan konversi surat berharga berpotensi saham yang sifatnya dilutif. ad. Imbalan Kerja Kewajiban Pensiun Bank dan entitas anaknya telah menerapkan PSAK No. 24 (Revisi 2010) tentang Imbalan Kerja. Bank dan entitas anaknya telah memilih metode koridor 10% untuk pengakuan keuntungan dan kerugian aktuarial. Bank dan entitas anaknya mempunyai program pensiun sesuai dengan Undangundang (UU) Ketenagakerjaan No. 13/2003 atau kebijakan internal Bank dan entitas anaknya. Karena UU Ketenagakerjaan menentukan rumus tertentu untuk menghitung jumlah minimal imbalan pensiun, pada dasarnya program pensiun berdasarkan UU Ketenagakerjaan adalah program manfaat pasti. Program-program ini pada umumnya didanai melalui pembayaran kepada pengelola dana pensiun sebagaimana ditentukan dalam perhitungan aktuarial yang dilakukan secara berkala. Program pensiun manfaat pasti adalah program pensiun yang menentukan jumlah imbalan pensiun yang akan diberikan, yang pemberiannya biasanya didasarkan pada satu faktor atau lebih seperti usia, masa kerja atau kompensasi. ac. Earnings per Share The Bank has implemented PSAK No. 56 (Revised 2011), Earning Per Share, which prescribe principles for the determination and presentation of earning per share. Basic earnings per share is computed by dividing income for the year attributable to ordinary equity holders of the parent entity by the weighted average number of shares outstanding during the year. Diluted earnings per share is computed by dividing income for the year attributable to ordinary equity holders of the parent entity by the weighted average number of shares outstanding during the year adjusted for the assumed conversion of all dilutive potential ordinary shares. ad. Employee Benefits Pension Obligations The Bank and its subsidiaries have implemented PSAK No. 24 (Revised 2010) regarding Employee Benefits. The Bank and its subsidiaries have chosen the 10% corridor method for the recognition of actuarial gains and losses. The Bank and its subsidiaries have pension schemes in accordance with Labor Law No. 13/2003 or the Bank s and its subsidiaries internal policies. Since the Labor Law sets the formula for determining the minimum amount of benefits, in substance pension plans under Labor Law represent defined benefit plans. The schemes are generally funded through payments to trustee-administered funds as determined by periodic actuarial calculations. A defined benefit plan is a pension plan that defines an amount of pension benefit to be provided, usually as a function of one or more factors such as age, years of service or compensation

259 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) ad. Imbalan Kerja (lanjutan) Kewajiban Pensiun (lanjutan) Kewajiban program pensiun manfaat pasti yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian adalah nilai kini kewajiban manfaat pasti pada tanggal laporan posisi keuangan dikurangi nilai wajar aset program, serta disesuaikan dengan keuntungan/ kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang belum diakui. Sejak tanggal 3 Juni 2014, program pensiun manfaat pasti diubah menjadi program pensiun iuran pasti. Selain program pensiun manfaat pasti, Bank juga mempunyai program pensiun iuran pasti untuk karyawan tetap yang bergabung dengan Bank sejak tanggal 1 April 2010 dimana Bank membayar iuran kepada program asuransi pensiun yang diselenggarakan oleh dana pensiun lembaga keuangan. Iuran dibebankan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Kewajiban pensiun dihitung setiap tahun oleh aktuaris independen menggunakan metode projected unit credit. Nilai kini kewajiban ditentukan dengan mendiskontokan estimasi arus kas keluar masa depan. Keuntungan dan kerugian aktuarial dapat timbul dari penyesuaian yang dibuat berdasarkan pengalaman, perubahan asumsiasumsi aktuarial, dan perubahan pada program pensiun. Apabila jumlah keuntungan atau kerugian aktuarial ini melebihi 10% dari nilai kini kewajiban manfaat pasti atau 10% dari nilai wajar aset program maka kelebihannya dibebankan atau dikreditkan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian selama sisa masa kerja rata-rata para karyawan yang bersangkutan. ad. Employee Benefits (continued) Pension Obligations (continued) The liability recognized in the consolidated statement of financial position in respect of defined benefit pension plan is the present value of the defined benefit obligation at the statement of financial position date less the fair value of plan assets, together with adjustments for unrecognized actuarial gains or losses and past service cost. Starting June 3, 2014, the deferred benefit pension plan is changed to defined contribution pension plan. In addition to defined benefit pension plan, the Bank also has a defined contribution pension plan for the permanent employees who joined the Bank starting April 1, 2010, where the Bank pays contribution to pension insurance plan managed by financial institution pension plan. The contribution is charged to current year s consolidated statement of comprehensive income. The pension obligation is calculated annually by independent actuaries using the projected unit credit method. The present value of the defined benefit obligation is determined by discounting the estimated future cash outflows. Actuarial gains and losses may arising from experience adjustments, changes in actuarial assumptions and amendments to pension plans. When exceeding 10% of the present value of the defined benefit obligation or 10% of the fair value of the program s asset, the actuarial gains and losses are charged or credited to consolidated statement of comprehensive income over the average remaining service periods of the related employees

260 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) ad. Imbalan Kerja (lanjutan) Kewajiban Pensiun (lanjutan) Sejak tahun 2008, Bank juga memberikan penghargaan masa dinas untuk karyawan yang telah menyelesaikan masa kerja selama 10 tahun atau lebih. Untuk manfaat tersebut, PSAK No. 24 (Revisi 2004) mengharuskan perlakuan akuntansi yang hampir sama dengan akuntansi untuk program manfaat pasti (sebagaimana disajikan pada paragraf sebelum ini), kecuali bahwa semua keuntungan dan kerugian aktuarial dan biaya jasa lalu yang timbul harus diakui sekaligus dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian tahun berjalan. Sejak tahun 2014, Bank memberikan imbalan masa persiapan pensiun yaitu imbalan kepada karyawan sebelum usia pensiun dimana karyawan dibebaskan dari tugas-tugas rutin dan tidak perlu masuk kerja, tetapi tetap memperoleh fasilitas kepegawaian tertentu dan sejak tahun 2013, Bank memberikan asuransi kesehatan pensiun kepada karyawan yang telah memasuki usia pensiun dan pasangannya selama 2 tahun setelah tanggal karyawan pensiun. Estimasi kewajiban untuk imbalan ini dihitung dengan menggunakan perlakuan akuntansi yang sama dengan perhitungan untuk program pensiun imbalan pasti. ae. Opsi Saham Bank memberikan opsi saham kepada direksi dan karyawan pada posisi dan jabatan tertentu berdasarkan persyaratan yang telah ditetapkan. Biaya kompensasi saham pada tanggal penerbitan dihitung berdasarkan nilai wajar dari opsi saham tersebut dan diakui dalam akun Beban gaji dan tunjangan karyawan berdasarkan program hak bertingkat yang diakui pada tahun berjalan dengan metode garis lurus selama masa tunggu (vesting period). Akumulasi dan biaya kompensasi saham diakui sebagai Cadangan opsi saham dalam bagian ekuitas. Nilai wajar dari opsi saham tersebut dinilai berdasarkan laporan hasil penilaian oleh konsultan independen dengan menggunakan metode penentuan harga opsi Black-Scholes. ad. Employee Benefits (continued) Pension Obligations (continued) Starting 2008, the Bank provides for long service awards for employees whose work periods reach 10 years or above. For such benefits, PSAK No. 24 (Revised 2004) requires an accounting treatment similar to that for defined benefit plans (as described in the previous paragraph), except that the actuarial gains and losses and past service costs should all be recognized immediately in the current year s consolidated statement of comprehensive income. Starting 2014, the Bank provides benefit of pension preparation period, i.e. benefit for employees before retirement age whereby the employee is freed from routine tasks and is not required to present at work, but still receives certain employment facilities and starting 2013, the Bank provides pension health insurance for employees and their spouses during 2 years after the employees pension date. Estimated liability for these benefits is calculated using same accounting treatment with the calculation for defined benefit pension plan. ae. Share Options The Bank has granted share options to the directors and employees at certain positions and levels based on established criteria. Compensation cost at the grant date is calculated using the fair value of the share options and is recognized as part of Salaries and employee benefits expense based on the straight-line method over the vesting period. Accumulation of compensation cost is recognized as Share options reserve in equity. The fair value of the stock options granted is based on an independent consultants valuation report calculated using the Black- Scholes option pricing model

261 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) af. Segmen Operasi af. Operating Segment Bank menerapkan PSAK No. 5 (Revisi 2009), Segmen Operasi. PSAK revisi ini mengatur pengungkapan yang memungkinkan pengguna laporan keuangan untuk mengevaluasi sifat dan dampak keuangan dari aktivitas bisnis dimana entitas terlibat dan lingkungan ekonomi dimana entitas beroperasi. Segmen operasi adalah komponen Bank yang terlibat dalam aktivitas bisnis yang memperoleh pendapatan dan menimbulkan beban, yang hasil operasinya dikaji ulang secara reguler oleh pengambil keputusan operasional untuk membuat keputusan tentang sumber daya yang dialokasikan pada segmen tersebut dan menilai kinerjanya serta tersedia informasi keuangan yang dapat dipisahkan. Segmen operasi terbagi dalam kelompok konvensional, pembiayaan, dan syariah. Segmen geografis adalah komponen Bank yang dapat dibedakan dalam menghasilkan jasa pada lingkungan (wilayah) ekonomi tertentu dan komponen itu memiliki risiko dan imbalan yang berbeda dengan risiko dan imbalan pada komponen yang beroperasi pada lingkungan (wilayah) ekonomi lain. Bank melaporkan segmen geografis berdasarkan daerah Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Jawa selain Jabotabek, Sumatera, Kalimantan, dan lain-lain. ag. Transaksi dan Saldo dengan Pihak-pihak Berelasi Bank dan entitas anaknya melakukan transaksi dengan pihak-pihak berelasi. Dalam laporan keuangan konsolidasian ini, istilah pihak berelasi sesuai dengan PSAK No. 7 (Revisi 2010) tentang Pengungkapan Pihakpihak Berelasi. The Bank has implemented PSAK No. 5 (Revised 2009), Operating Segments. The revised PSAK regulates disclosure to enable users of financial statements to evaluate the nature and financial effects of the business activities in which the entity engages and the economic environments in which it operates. An operating segment is a Bank s component that involves in business activities from which it may earn revenues and incur expenses, whose operating results are regularly reviewed by chief operating decision maker to make decision about resources to be allocated to the segment and assess its performance and for which discrete financial information is available. The operating segment has been determined to be conventional, multi-finance, and sharia. A geographical segment is a distinguishable component of the Bank that is engaged in providing services within a particular economic environment and that is subject to risks and returns that are different from those operating in other economic environments. The Bank reports geographical segment information based on Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Java excluding Jabotabek, Sumatera, Kalimantan, and others. ag. Transactions and Balances with Related Parties The Bank and its subsidiaries enter into transactions with related parties. In these consolidated financial statements, the term related parties are defined under PSAK No. 7 (Revised 2010) on Related Party Disclosures

262 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) ag. Transaksi dan Saldo dengan Pihak-pihak Berelasi (lanjutan) Pihak berelasi adalah orang atau entitas yang terkait dengan entitas yang menyiapkan laporan keuangannya (entitas pelapor). Pihak berelasi adalah sebagai berikut: i) Orang atau anggota keluarga terdekat mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika orang tersebut: a) Memiliki pengendalian atau pengendalian bersama atas entitas pelapor; b) Memiliki pengaruh signifikan atas entitas pelapor; atau c) Merupakan personil manajemen kunci entitas pelapor atau entitas induk entitas pelapor. ag. Transactions and Balances with Related Parties (continued) A related party is a person or entity that is related to the entity that is preparing its financial statements (reporting entity). Related parties are: i) A person or a close member of that person s family is related to a reporting entity if that person: a) Has control or joint control of the reporting entity; b) Has control or joint control of the reporting entity; c) Is a member of the key management personnel of the reporting entity or of a parent of the reporting entity. ii) Entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas tersebut: a) Entitas dan entitas pelapor adalah anggota dari kelompok usaha yang sama (artinya entitas induk, entitas anak, dan entitas anak berikutnya terkait dengan entitas lain); b) Suatu entitas adalah entitas asosiasi atau ventura bersama dari entitas lain (atau entitas asosiasi atau ventura bersama yang merupakan anggota suatu kelompok usaha, yang mana entitas lain tersebut adalah anggotanya); c) Kedua entitas tersebut adalah ventura bersama dari pihak ketiga yang sama; d) Suatu entitas adalah ventura bersama dari entitas ketiga dan entitas yang lain adalah entitas asosiasi dari entitas ketiga; e) Entitas tersebut adalah suatu program imbalan pasca-kerja untuk imbalan kerja dari salah satu entitas pelapor atau entitas yang terkait dengan entitas pelapor. Jika entitas pelapor adalah entitas yang menyelenggarakan program tersebut, maka entitas sponsor juga berelasi dengan entitas pelapor; ii) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: a) The entity and the reporting entity are members of the same group (which means that each parent, subsidiary, and fellow subsidiary is related to the others); b) One entity is an associate or joint venture of the other entity (or an associate or joint venture of a member of a group of which the other entity is a member); c) Both entities are joint ventures of the same third party; d) One entity is a joint venture of a third entity and the other entity is an associate of the third entity; e) The entity is a post-employment benefit plan for the benefit of employees of either the reporting entity or an entity related to the reporting entity. If the reporting entity is itself such a plan, the sponsoring employers are also related to the reporting entity;

263 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) ag. Transaksi dan Saldo dengan Pihak-pihak Berelasi (lanjutan) ag. Transactions and Balances with Related Parties (continued) ii) Entitas mempunyai relasi dengan entitas pelapor jika entitas tersebut: (lanjutan) ii) An entity is related to a reporting entity if any of the following conditions applies: (continued) f) Entitas yang dikendalikan atau dikendalikan bersama oleh orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka i); atau g) Orang yang diidentifikasi sebagaimana dimaksud dalam angka i) a) memiliki pengaruh signifikan atas entitas atau merupakan personil manajemen kunci entitas (atau entitas induk dari entitas). f) The entity is controlled or jointly controlled by a person identified in i); or g) A person identified in i) a) has significant influence over the entity or is a member of the key management personnel of the entity (or a parent of the entity). Transaksi ini dilakukan berdasarkan persyaratan yang disetujui oleh kedua belah pihak, dimana persyaratan tersebut mungkin tidak sama dengan transaksi yang dilakukan dengan pihak-pihak yang tidak berelasi. Semua transaksi dan saldo yang signifikan dengan pihak berelasi, baik yang dilakukan dengan syarat normal sebagaimana dilakukan dengan pihak ketiga, maupun tidak, telah diungkapkan pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian. ah. Dividen Pembagian dividen kepada para pemegang saham diakui sebagai liabilitas dalam laporan keuangan konsolidasian pada periode ketika dividen tersebut disetujui oleh para pemegang saham. The transactions are made based on terms agreed by the parties, whereby such terms may not be the same as those transactions with non-related parties. All significant transactions and balances with related parties, whether or not conducted under terms and conditions similar to those granted to third parties, are disclosed in the notes to the consolidated financial statements. ah. Dividends Dividend distribution to the shareholders is recognized as a liability in the consolidated financial statements in the period in which the dividends are approved by the shareholders. ai. Beban Emisi Saham ai. Shares Issuance Cost Beban yang terjadi sehubungan dengan penawaran saham kepada masyarakat (termasuk penawaran umum terbatas dengan hak memesan efek terlebih dahulu) dikurangkan langsung dari hasil emisi dan disajikan sebagai pengurang tambahan modal disetor. Costs related to the public offering (including limited public offering with pre-emptive rights) are deducted from the proceeds and presented as a deduction of additional paid-in capital

264 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 2. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN (lanjutan) 2. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES (continued) aj. Implementasi Standar Akuntansi Revisi aj. Implementation of Revised Accounting Standard Entitas anak telah menerapkan PSAK No. 102 (Revisi 2013), Akuntansi Murabahah yang merupakan penyempurnaan dari PSAK No. 102 yang diterbitkan pada tahun 2008 mengenai kriteria transaksi murabahah yang dipersyaratkan untuk menggunakan PSAK No. 50, PSAK No. 55, dan PSAK No. 60 sehubungan dengan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapannya. Penerapan Standar Akuntansi Keuangan revisi tersebut tidak menimbulkan dampak yang signifikan terhadap laporan keuangan konsolidasian. The subsidiary implemented PSAK No. 102 (Revised 2013), Murabahah Accounting, which represents improvement of PSAK No. 102 issued in 2008, regarding criteria of murabahah transaction which is required to apply PSAK No. 50, PSAK No. 55, and PSAK No. 60 in relation with the recognition, measurement, presentation, and disclosure. The implementation of the revised Financial Accounting Standard does not have significant impact on the consolidated financial statements. 3. KAS 3. CASH 31 Desember/December 31, Rupiah Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: DoIar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Dolar Australia Australian Dollar Euro Eropa European Euro Lain-lain Others Total Total Saldo dalam mata uang Rupiah termasuk uang pada ATM (Anjungan Tunai Mandiri) sebesar Rp pada tanggal 31 Desember 2014 (2013: Rp ; 2012: Rp90.132). Kas dalam mata uang asing lain-lain terdiri dari Yen Jepang, Pound Sterling Inggris, dan Dolar Hong Kong. The Rupiah balance includes cash in ATMs (Automated Teller Machines) amounting to Rp135,168 as of December 31, 2014 (2013: Rp116,555; 2012: Rp90,132). Cash in other foreign currencies is denominated in Japanese Yen, Great Britain Pound Sterling, and Hong Kong Dollar. 4. GIRO PADA BANK INDONESIA 4. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA 31 Desember/December 31, Rupiah Rupiah DoIar Amerika Serikat United States Dollar Total Total

265 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 4. GIRO PADA BANK INDONESIA (lanjutan) 4. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA (continued) Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo giro pada Bank Indonesia termasuk giro yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ). Saldo giro pada Bank Indonesia disediakan untuk memenuhi persyaratan Giro Wajib Minimum (GWM) dari Bank Indonesia. Pada tahun 2011, BI menerbitkan Peraturan BI (PBI) No. 13/10/PBI/2011 tanggal 9 Februari 2011 tentang Perubahan atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM primer, GWM sekunder, dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan GWM sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 2,5% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing. Pemenuhan GWM dalam mata uang asing ini diterapkan secara bertahap, yaitu sejak tanggal 1 Maret 2011 sampai dengan tanggal 31 Mei 2011, GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 5% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing dan sejak tanggal 1 Juni 2011, GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing. As of December 31, 2014, current accounts with Bank Indonesia include amounts under Sharia banking principles of Rp188,237 (2013: Rp162,989; 2012: Rp139,827). Current accounts with Bank Indonesia are maintained to comply with Bank Indonesia minimum statutory reserve requirement (GWM). In 2011, BI issued BI Regulation (PBI) No. 13/10/PBI/2011 dated February 9, 2011 regarding the Amendment of PBI No. 12/19/PBI/2010 regarding Minimum Reserve Requirement of Commercial Banks at Bank Indonesia in Rupiah and Foreign Currency. In accordance with such regulation, Minimum Reserve Requirement in Rupiah consists of primary reserve, secondary reserve, and Loan to Deposit Ratio (LDR) reserve. The minimum primary reserve in Rupiah is designated at 8% of third party funds in Rupiah and minimum secondary reserve in Rupiah is designated at 2.5% of third party funds in Rupiah. The minimum LDR reserve in Rupiah is designated at the amount of computation between over and under disincentive parameters and the difference between the Bank s LDR and LDR target by taking into account the difference between the Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR incentive. The minimum primary reserve in foreign currencies is designated at 8% of third party funds in foreign currencies. Fulfillment of the minimum reserve in foreign currencies is gradually applied starting March1,2011toMay31,2011at5%ofthirdparty funds in foreign currencies and starting June 1, 2011 at 8% of third party funds in foreign currencies

266 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 4. GIRO PADA BANK INDONESIA (lanjutan) 4. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA (continued) Pada tahun 2013, BI menerbitkan PBI No. 15/7/PBI/2013 tanggal 26 September 2013 tentang perubahan kedua atas PBI No. 12/19/PBI/2010 tentang Giro Wajib Minimum Bank Umum pada Bank Indonesia dalam Rupiah dan Valuta Asing. Berdasarkan peraturan tersebut, GWM dalam Rupiah terdiri dari GWM primer, GWM sekunder, dan GWM Loan to Deposit Ratio (LDR). GWM primer dalam Rupiah ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah dan GWM sekunder dalam Rupiah ditetapkan sebesar 4% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah. GWM LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar perhitungan antara parameter disinsentif bawah atau parameter disinsentif atas dengan selisih antara LDR Bank dan LDR target dengan memperhatikan selisih antara Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank dan KPMM Insentif. GWM dalam mata uang asing ditetapkan sebesar 8% dari dana pihak ketiga dalam mata uang asing. Pemenuhan GWM sekunder ini diterapkan secara bertahap, yaitu sejak tangal 1 Oktober 2013 sampai dengan 31 Oktober 2013 ditetapkan sebesar 3% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah, sejak tangal 1 November 2013 sampai dengan 1 Desember 2013 ditetapkan sebesar 3,5% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah, dan sejak tanggal 2 Desember 2013 ditetapkan sebesar 4% dari dana pihak ketiga dalam Rupiah. Batas atas LDR dalam Rupiah ditetapkan sebesar 100% yang berlaku sampai dengan 1 Desember 2013 dan diturunkan menjadi 92% sejak tanggal 2 Desember Rasio GWM Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut (tidak diaudit): In 2013, BI issued PBI No. 15/7/PBI/2013 dated September 26, 2013 regarding the Second Amendment of PBI No. 12/19/PBI/2010 regarding Minimum Reserve Requirement of Commercial Banks at Bank Indonesia in Rupiah and Foreign Currency. In accordance with such regulation, Minimum Reserve Requirement in Rupiah consists of primary reserve, secondary reserve, and Loan to Deposit Ratio (LDR) reserve. The minimum primary reserve in Rupiah is designated at 8% of third party funds in Rupiah and minimum secondary reserve in Rupiah is designated at 4% of third party funds in Rupiah. The minimum LDR reserve in Rupiah is designated at the amount of computation between over and under disincentive parameters and the difference between the Bank s LDR and LDR target by taking into account the difference between the Capital Adequacy Ratio (CAR) and CAR incentive. The minimum primary reserve in foreign currencies is designated at 8% of third party funds in foreign currencies. Fulfillment of the minimum secondary reserve in Rupiah is gradually applied starting October 1, 2013 to October 31, 2013 at 3% of third party funds in Rupiah, starting November 1, 2013 to December 1, 2013 at 3.5% of third party funds in Rupiah, and starting December 2, 2013 at 4% of third party funds in Rupiah. Upper limit of LDR in Rupiah is set at 100% which applied until December 1, 2013 and is reduced to 92% starting December 2, 2013., the GWM ratios of the Bank are as follows (unaudited): 31 Desember/December 31, Konvensional Conventional Rupiah (GWM Utama) 8,05% 8,03% 8,03% Rupiah (Primary GWM) Rupiah (GWM Sekunder) 13,48% 13,77% 14,55% Rupiah (Secondary GWM) Dolar Amerika Serikat 8,00% 8,00% 8,59% United States Dollar

267 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 4. GIRO PADA BANK INDONESIA (lanjutan) 4. CURRENT ACCOUNTS WITH BANK INDONESIA (continued) Giro Wajib Minimum untuk Bank dalam Rupiah per tanggal-tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar 8,00% untuk GWM Utama dan 4,00% untuk GWM Sekunder (2013: 8,00% dan 4,00%; 2012: 8,00% dan 2,50%) dan dalam Dolar Amerika Serikat adalah sebesar 8,00% (2013: 8,00%; 2012: 8,00%). Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, Bank telah memenuhi LDR dalam kisaran yang telah ditetapkan sehingga tidak mendapatkan disinsentif. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012, Bank telah memenuhi ketentuan BI mengenai GWM. The Bank s minimum reserve requirement in Rupiah as of December 31, 2014 was 8.00% for Primary GWM and 4.00% for Secondary GWM (2013: 8.00% and 4.00%; 2012: 8.00% and 2.50%) and in United States Dollar was 8.00% (2013: 8.00%; 2012: 8.00%)., the Bank has fulfilled LDR within the prevailing range therefore the Bank did not get disincentive., the Bank has complied with BI regulation on the GWM. 5. GIRO PADA BANK LAIN 5. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS a. Berdasarkan mata uang a. By currency 31 Desember/December 31, Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Amerika Serikat United States Dollar Yen Jepang Japanese Yen Euro Eropa European Euro Dolar Australia Australian Dollar Pound Sterling Inggris Great Britain Pound Sterling Dolar Singapura Singapore Dollar Lain-lain Others Total Total Penyisihan kerugian Allowance for impairment penurunan nilai (403) (334) - losses Neto Net Pada tanggal 31 Desember 2014, giro yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah adalah sebesar Rp253 (2013: Rp263; 2012: Rp1.687). Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, tidak terdapat giro pada bank lain yang dijaminkan. As of December 31, 2014, current accounts with other banks include amounts under Sharia banking principles of Rp253 (2013: Rp263; 2012: Rp1,687)., there is no current account with other banks pledged as collateral

268 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 5. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) 5. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS (continued) b. Berdasarkan bank b. By bank 31 Desember/December 31, Pihak ketiga Third parties Rupiah: Rupiah: PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Jakarta Jakarta PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Internasional PT Bank Internasional Indonesia Tbk Indonesia Tbk PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Persero) Tbk Lain-lain Others Mata uang asing: Foreign currencies: Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, New York New York Sumitomo Mitsui Banking Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Tokyo Corporation, Tokyo Deutsche Bank AG, Frankfurt Deutsche Bank AG, Frankfurt Citibank N.A., New York Citibank N.A., New York PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Central Asia Tbk PT Bank Central Asia Tbk Habib American Bank, Habib American Bank, New York New York National Australia Bank, National Australia Bank, Melbourne Melbourne Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, London London United Overseas Bank Ltd., United Overseas Bank Ltd., Singapura Singapore Standard Chartered Bank, Standard Chartered Bank, Singapura Singapore Citibank N.A., Jakarta Citibank N.A., Jakarta Commerze Bank AG, Commerze Bank AG, Frankfurt Frankfurt Wells Fargo Bank, N.A Wells Fargo Bank, N.A. Lain-lain Others Total Total Penyisihan kerugian Allowance for impairment penurunan nilai (403) (334) - losses Neto Net c. Berdasarkan kolektibilitas c. By collectibility Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, semua giro pada bank lain diklasifikasikan lancar. All current accounts with other banks are classified as current as of December 31, 2014, 2013, and

269 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 5. GIRO PADA BANK LAIN (lanjutan) 5. CURRENT ACCOUNTS WITH OTHER BANKS (continued) d. Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai d. Movements in allowance for impairment losses Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah: Rupiah: Saldo awal Beginning balance Penyisihan selama tahun Provision berjalan (Catatan 32) during the year (Note 32) Saldo akhir Ending balance Penyisihan kerugian penurunan nilai dihitung secara individual. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai telah memadai. Allowance for impairment losses is calculated using individual assessment. Management believes that the allowance for impairment losses is adequate. e. Tingkat bunga rata-rata per tahun e. Average annual interest rates Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah 1,07% 2,51% 1,59% Rupiah Mata uang asing 0,01% 0,03% 0,07% Foreign currencies 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN 6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS a. Berdasarkan jenis, mata uang, dan bank a. By type, currency, and banks 31 Desember/December 31, Pihak ketiga Third parties Rupiah: Rupiah: Penempatan pada Bank Indonesia, setelah Placements with Bank dikurangi bunga yang Indonesia, net of ditangguhkan pada tahun unearned interest of 2014 sebesar Rp972 (2013: Rp972in2014(2013: Rp811; 2012: Rp2.699) Rp811; 2012: Rp2,699) Interbank call money Interbank call money PT BPD Jawa Barat dan PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk Banten Tbk Lembaga Pembiayaan Ekspor Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia Indonesia PT BPD Riau Kepri PT BPD Riau Kepri PT BPD Sumatera Selatan PT BPD Sumatera Selatan PT Bank UOB Indonesia PT Bank UOB Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia

270 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) a. Berdasarkan jenis, mata uang, dan bank (lanjutan) 6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS (continued) a. By type, currency, and banks (continued) 31 Desember/December 31, Interbank call money Interbank call money PT Bank Commonwealth PT Bank Commonwealth PT Bank Mega Tbk PT Bank Mega Tbk PT BPD Kalimantan Timur PT BPD Kalimantan Timur PT Bangkok Bank PCL - PT Bangkok Bank PCL - Cabang Jakarta Jakarta Branch PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT BPD Sumatera Utara PT BPD Sumatera Utara Citibank N.A., Jakarta Citibank N.A., Jakarta PT Bank CTBC Indonesia (dahulu PT Bank PT Bank CTBC Indonesia (formerly Chinatrust Indonesia) PT Bank Chinatrust Indonesia) Deposito berjangka Time deposits PT Bank Commonwealth PT Bank Commonwealth PT Bank Mega Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank Tabungan Pensiunan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Nasional Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank KEB Hana Indonesia PT Bank KEB Hana Indonesia PT Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk PT BPD Sumatera Barat PT BPD Sumatera Barat PT BPD Jawa Tengah PT BPD Jawa Tengah PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Sinarmas Tbk PT Bank Mayapada PT Bank Mayapada PT BPD Sumatera Utara PT BPD Sumatera Utara PT Bank Woori Saudara PT Bank Woori Saudara Indonesia 1906 Tbk Indonesia 1906 Tbk PT BPD Jawa Barat dan PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk Banten Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Tabungan Negara (Persero) PT Bank Tabungan Negara (Persero) PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT BPD Sulawesi Utara PT BPD Sulawesi Utara PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia Agroniaga Tbk Agroniaga Tbk PT Bank UOB Buana Tbk PT Bank UOB Buana Tbk

271 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) a. Berdasarkan jenis, mata uang, dan bank (continued) 6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS (continued) a. By type, currency, and banks (continued) 31 Desember/December 31, Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia Indonesia Interbank call money Interbank call money Citibank N.A., New York Citibank N.A., New York PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Muamalat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk (Persero) Tbk N.V. De Indonesische N.V. De Indonesische Overzeese Bank, Overzeese Bank, Belanda (dalam likuidasi) Netherlands (in liquidation) PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Syariah Mandiri PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Rabobank PT Bank Rabobank International Indonesia International Indonesia JP Morgan Chase Bank N.A., JP Morgan Chase Bank N.A., Jakarta Jakarta PT BPD Sumatera Selatan PT BPD Sumatera Selatan Total Total Penyisihan kerugian Allowance for impairment penurunan nilai - (33.425) (35.321) losses Neto Net Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, saldo penempatan pada bank lain yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah adalah sebesar RpNihil. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, tidak terdapat penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain yang dijaminkan., placements with other banks include amounts under Sharia banking principles of RpNil., there is no placement with Bank Indonesia and other banks pledged as collateral. b. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo b. By remaining period to maturity 31 Desember/December 31, Rupiah: Rupiah: 1 bulan month > 1-3 bulan >1-3months > 3-6 bulan >3-6months Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: 1 bulan month > 1-3 bulan >1-3months Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai - (33.425) (35.321) impairment losses Neto Net

272 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) b. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo (lanjutan) Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, saldo penempatan pada N.V. De Indonesische Overzeese Bank, Belanda sebesar Rp dan Rp telah jatuh tempo. 6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS (continued) b. By remaining period to maturity (continued) As of December 31, 2013 and 2012, placement with N.V. De Indonesische Overzeese Bank, Netherlands amounted to Rp44,470 and Rp35,217 is already matured. c. Berdasarkan kolektibilitas c. By collectibility Berdasarkan hasil evaluasi dan penelaahan manajemen Bank, klasifikasi penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain berdasarkan kualitas pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: Based on management s evaluation and review, the classifications of placements with Bank Indonesia and other banks as of December 31, 2014, 2013, and 2012 are as follows: 31 Desember/December 31, Lancar Current Kurang lancar Sub-standard Total Total Penyisihan kerugian Allowance for impairment penurunan nilai - (33.425) (35.321) losses Neto Net Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, Bank mengklasifikasikan penempatan dalam mata uang asing pada N.V. De Indonesische Overzeese Bank, Belanda sebagai kurang lancar dan mengakui penyisihan kerugian penurunan nilai berdasarkan estimasi manajemen atas jumlah yang dapat diperoleh selama proses likuidasi. Pada tanggal 27 November 2014, Bank menghapusbukukan penempatan tersebut. As of December 31, 2013 and 2012, the Bank classified the placement in foreign currency with N.V. De Indonesische Overzeese Bank, Netherlands as sub-standard and recognized allowance for impairment losses on the basis of management s estimate of the recoverable amount during the liquidation process. On November 27, 2014, the Bank wrote-off the placement. d. Tingkat bunga rata-rata per tahun d. Average annual interest rates Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah: Rupiah: Penempatan pada Placement with Bank Indonesia 5,27% 3,73% 3,88% Bank Indonesia Interbank call money 6,95% 5,27% 4,23% Interbank call money Deposito berjangka 8,49% - - Time deposits Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: Interbank call money 2,29% 2,71% 1,96% Interbank call money

273 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 6. PENEMPATAN PADA BANK INDONESIA DAN BANK LAIN (lanjutan) e. Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai 6. PLACEMENTS WITH BANK INDONESIA AND OTHER BANKS (continued) e. Movements in allowance for impairment losses Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah: Rupiah: Saldo awal Beginning balance Pemulihan selama Reversal during tahun berjalan (Catatan 32) - (104) 75 the year (Note 32) Saldo akhir Ending balance Mata uang asing: Foreign currencies: Saldo awal Beginning balance Pemulihan selama Reversal during tahun berjalan (Catatan 32) - (11.127) (16.083) the year (Note 32) Penghapusbukuan selama tahun berjalan (34.148) - - Write-offs during the year Selisih kurs karena penjabaran Foreign exchange mata uang asing translation Saldo akhir Ending balance Total Total Penyisihan kerugian penurunan nilai dihitung secara individual. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai. Allowance for impairment losses is calculated using individual assessment. Management believes that the allowance for impairment losses is adequate. 7. SURAT-SURAT BERHARGA 7. MARKETABLE SECURITIES a. Berdasarkan tujuan, jenis, dan mata uang a. By purpose, type, and currency 31 Desember/December 31, Pihak berelasi Related parties Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: Kredit yang diberikan dan piutang: Loans and receivable: Wesel SKBDN Domestic Letters of Credit (SKBDN) Diskonto yang belum diamortisasi (4) - - Unamortized discount Pihak ketiga Third parties Rupiah: Rupiah: Diperdagangkan: Trading: Obligasi Pemerintah Government Bonds Sertifikat Deposito Bank Indonesia Bank Indonesia Certificates of Deposits Obligasi Ritel Indonesia Indonesia Retail Bond

274 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) a. Berdasarkan tujuan, jenis, dan mata uang (lanjutan) a. By purpose, type, and currency (continued) 31 Desember/December 31, Tersedia untuk dijual: Available-for-sale: Sertifikat Bank Indonesia Bank Indonesia Certificates Diskonto yang belum diamortisasi (77.727) ( ) (6.627) Unamortized discount Keuntungan yang belum direalisasi Unrealized gain Obligasi pemerintah Government Bonds Diskonto yang belum diamortisasi (4.577) (4.926) (1.656) Unamortized discount (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi (30.142) (41.680) Unrealized (loss) gain Obligasi korporasi Corporate bond Diskonto yang belum diamortisasi (42) (50) - Unamortized discount (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi (5.875) (9.075) 558 Unrealized (loss) gain Sertifikat Deposito Bank Indonesia Bank Indonesia Certificates of Deposits Diskonto yang belum diamortisasi - (5.900) - Unamortized discount Obligasi Ritel Indonesia Indonesia Retail bonds Premi yang belum diamortisasi Unamortized premium (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi (189) (698) 738 Unrealized (loss) gain Surat Utang Negara State Promissory Notes Diskonto yang belum diamortisasi - - (4.912) Unamortized discount Keuntungan yang belum direalisasi Unrealized gain Kredit yang diberikan dan piutang: Loans and receivable: Wesel SKBDN Domestic Letters of Credit (SKBDN) Diskonto yang belum diamortisasi (1.737) (219) (14) Unamortized discount

275 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) a. Berdasarkan tujuan, jenis, dan mata uang (lanjutan) a. By purpose, type, and currency (continued) 31 Desember/December 31, Dimiliki hingga jatuh tempo: Held-to-maturity: Obligasi Pemerintah Government Bonds Diskonto yang belum diamortisasi (68.282) (85.356) (2.053) Unamortized discount Obligasi korporasi Corporate bonds Premi yang belum diamortisasi Unamortized premium Obligasi Ritel Indonesia Indonesia Retail Bond Diskonto yang belum diamortisasi (460) (959) (400) Unamortized discount Obligasi Sukuk Ijarah Negara Indonesia Indonesia Sukuk Ijarah Bond Obligasi Sukuk Mudharabah Indonesia Sukuk Negara Indonesia Mudharabah Bond Biaya perolehan: Acquisition cost: Obligasi Sukuk Ijarah Negara Indonesia Indonesia Sukuk Ijarah Bonds Diskonto yang belum diamortisasi (6.896) (8.480) - Unamortized discount Sukuk korporasi Corporate sukuk Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: Tersedia untuk dijual: Available-for-sale: Obligasi Pemerintah Government Bonds Diskonto yang belum diamortisasi - (41) - Unamortized discount Kerugian yang belum direalisasi - (5.682) - Unrealized loss Kredit yang diberikan dan piutang: Loans and receivable: Wesel SKBDN Domestic Letters of Credit (SKBDN) Diskonto yang belum diamortisasi (40) (10) (202) Unamortized discount

276 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) a. Berdasarkan tujuan, jenis, dan mata uang (lanjutan) a. By purpose, type, and currency (continued) 31 Desember/December 31, Dimiliki hingga jatuh tempo: Held-to-maturity: Obligasi Pemerintah Government Bonds (Diskonto) premi yang belum diamortisasi (1.745) Unamortized (discount) premium Obligasi korporasi Corporate bonds Diskonto yang belum diamortisasi (4.893) (4.909) (349) Unamortized discount Biaya perolehan: Acquisition cost: Obligasi Sukuk Ijarah Negara Indonesia Indonesia Sukuk Ijarah Bonds Diskonto yang belum diamortisasi (12.704) (13.368) - Unamortized discount Total Total Penyisihan kerugian penurunan nilai (700) (700) - Allowance for impairment losses Neto Net b. Berdasarkan tujuan, penerbit, dan mata uang b. By purpose, issuer, and currency 31 Desember/December 31, Pihak berelasi Related parties Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: Kredit yang diberikan dan piutang: Loans and receivable: PT Bantimurung Indah PT Bantimurung Indah Pihak ketiga Rupiah: Diperdagangkan: Third parties Rupiah: Trading: Government of Negara Republik Indonesia the Republic of Indonesia Bank Indonesia Bank Indonesia

277 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) b. Berdasarkan tujuan, penerbit, dan mata uang (lanjutan) b. By purpose, issuer, and currency (continued) 31 Desember/December 31, Tersedia untuk dijual: Available-for-sale: Bank Indonesia Bank Indonesia Diskonto yang belum diamortisasi (77.727) ( ) (6.627) Unamortized discount Keuntungan yang belum direalisasi Unrealized gain Government of the Republic Negara Republik Indonesia of Indonesia Diskonto yang belum diamortisasi (4.571) (4.862) (3.352) Unamortized discount (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi (30.331) (42.378) Unrealized (loss) gain PT Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk Kerugian yang belum direalisasi (3.962) (5.000) - Unrealized loss PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk Kerugian yang belum direalisasi - (1.625) - Unrealized loss PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Diskonto yang belum diamortisasi (42) (50) - Unamortized discount Kerugian yang belum direalisasi (1.913) (2.450) - Unrealized loss PT BPD Sumatera Barat PT BPD Sumatera Barat Keuntungan yang belum direalisasi Unrealized gain PT Sarana Multigriya PT Sarana Multigriya Financial (Persero) Financial (Persero) Keuntungan yang belum direalisasi Unrealized gain

278 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) b. Berdasarkan tujuan, penerbit, dan mata uang (lanjutan) b. By purpose, issuer, and currency (continued) 31 Desember/December 31, Kredit yang diberikan dan piutang: Loans and receivable: PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) PT Kelola Karya Bersama PT Kelola Karya Bersama PT Hakaaston PT Hakaaston PT Precast Concentret PT Precast Concentret Lain-lain Others Diskonto yang belum diamortisasi (1.737) (219) (14) Unamortized discount Dimiliki hingga jatuh tempo: Held-to-maturity: Government of the Negara Republik Indonesia Republic of Indonesia Diskonto yang belum diamortisasi (68.742) (86.315) (2.453) Unamortized discount PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT BPD Nusa Tenggara Timur PT BPD Nusa Tenggara Timur PT Medco Energi Internasional Tbk PT Medco Energi Internasional Tbk PT Federal International Finance PT Federal International Finance PT BPD Riau Kepri PT BPD Riau Kepri PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT Jasa Marga (Persero)Tbk PT Bank DKI PT Bank DKI PT Bank Tabungan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Pensiunan Nasional Tbk PT BPD Sumatera Utara PT BPD Sumatera Utara PT Bank Commonwealth PT Bank Commonwealth PT Sarana Multigriya PT Sarana Multigriya Financial (Persero) Financial (Persero) PT Bank Mega Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank OCBC Indonesia Tbk PT Indosat Tbk PT Indosat Tbk Biaya perolehan: Acquisition cost: Government of the Negara Republik Indonesia Republic of Indonesia Diskonto yang belum diamortisasi (6.896) (8.480) - Unamortized discount PT Indosat Tbk PT Indosat Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk

279 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) b. Berdasarkan tujuan, penerbit, dan mata uang (lanjutan) b. By purpose, issuer, and currency (continued) Dolar Amerika Serikat: Tersedia untuk dijual: 31 Desember/December 31, United States Dollar: Available-for-sale: Government of the Negara Republik Indonesia Republic of Indonesia Diskonto yang belum diamortisasi - (41) - Unamortized discount Kerugian yang belum direalisasi - (5.682) - Unrealized loss Kredit yang diberikan dan piutang: Loans and receivable: PT Dual Oil PT Dual Oil PT GE Operations Indonesia PT GE Operations Indonesia PT Mandala Karya Prima PT Mandala Karya Prima PT Adikencana Mahkota Buana PT Adikencana Mahkota Buana PT Indo Bharat Rayon PT Indo Bharat Rayon Lain-lain Others Diskonto yang belum diamortisasi (40) (10) (202) Unamortized discount Dimiliki hingga jatuh tempo: Held-to-maturity: Government of the Negara Republik Indonesia Republic of Indonesia (Diskonto) premi yang belum diamortisasi (1.745) Unamortized (discount) premium PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Persero) Tbk Diskonto yang belum diamortisasi (311) (406) (349) Unamortized discount PT Medco Energi Internasional Tbk PT Medco Energi Internasional Tbk PT Pertamina (Persero) PT Pertamina (Persero) Diskonto yang belum diamortisasi (4.582) (4.503) - Unamortized discount

280 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) b. Berdasarkan tujuan, penerbit, dan mata uang (lanjutan) b. By purpose, issuer, and currency (continued) 31 Desember/December 31, Biaya perolehan: Acquisition cost: Government of the Negara Republik Indonesia Republic of Indonesia Diskonto yang belum diamortisasi (12.704) (13.368) - Unamortized discount Total Total Penyisihan kerugian penurunan nilai (700) (700) - Allowance for impairment losses Neto Net c. Berdasarkan tujuan, peringkat, dan mata uang c. By purpose, rating, and currency Nilai tercatat (dimiliki hingga jatuh tempo, kredit yang diberikan dan piutang, dan biaya perolehan) atau Nilai wajar (diperdagangkan dan tersedia untuk dijual)/ Carrying value (held-to-maturity, loans and receivable, and acquisition cost) or Fair value (trading and available-for-sale) Lembaga pemeringkat/ 31 Desember/December 31, Rating Peringkat company Rating Rupiah: Rupiah: Diperdagangkan: Trading: Tanpa peringkat *) Not rated *) Tersedia untuk dijual: Available-for-sale: idaaa Pefindo idaaa idaa+ Pefindo idaa+ ida Pefindo ida idaa- Pefindo idaa- AA(idn) Fitch AA(idn) Tanpa peringkat *) Not rated *)

281 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) c. Berdasarkan tujuan, peringkat, dan mata uang (lanjutan) c. By purpose, rating, and currency (continued) Nilai tercatat (dimiliki hingga jatuh tempo, kredit yang diberikan dan piutang, dan biaya perolehan) atau Nilai wajar (diperdagangkan dan tersedia untuk dijual)/ Carrying value (held-to-maturity, loans and receivable, and acquisition cost) or Fair value (trading and available-for-sale) Lembaga pemeringkat/ 31 Desember/December 31, Rating Peringkat company Rating Kredit yang diberikan dan piutang: Loans and receivable: Tanpa peringkat *) Not rated *) Dimiliki hingga jatuh tempo: Held-to-maturity: Ba1 Moody s Ba1 idaa- Pefindo idaaida- Pefindo idaidaaa Pefindo idaaa A(idn) Fitch A(idn) idaa Pefindo idaa AA(idn) Fitch AA(idn) ida Pefindo ida AAA(idn) Fitch AAA(idn) ida+ Pefindo ida+ AA-(idn) Fitch AA-(idn) BBB(idn) Fitch BBB(idn) idaa+ Pefindo idaa+ Tanpa peringkat *) Not rated *) Biaya perolehan: Acquisition cost: idaaa(sy) Pefindo idaaa(sy) ida+(sy) Pefindo ida+(sy) idaa+(sy) Pefindo idaa+(sy) ida(sy) Pefindo ida(sy) Tanpa peringkat *) Not rated *) Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: Tersedia untuk dijual: Available-for-sale: Tanpa peringkat *) Not rated *) Kredit yang diberikan dan piutang: Loans and receivable: Tanpa peringkat *) Not rated *) Dimiliki hingga jatuh tempo: Held-to-maturity: BBB-(idn) Fitch BBB-(idn) idaa- Pefindo idaa- Baa3 Moody s Baa3 Tanpa peringkat *) Not rated *) Biaya perolehan: Acquisition cost: Tanpa peringkat *) Not rated *) Total Total Penyisihan kerugian Allowance for impairment penurunan nilai (700) (700) - losses Neto Net *) Terdiri dari Wesel SKBDN, Obligasi Pemerintah, Obligasi Ritel Indonesia, Obligasi Sukuk Ijarah Negara Indonesia, Obligasi Sukuk Mudharabah Negara Indonesia, Surat Utang Negara, Sertifikat Bank Indonesia, dan Sertifikat Deposito Bank Indonesia. *) Consist of Domestic Letter of Credit (SKBDN), Government Bonds, Indonesia Retail Bond, Indonesia Sukuk Ijarah Bonds, Indonesia Sukuk Mudharabah Bond, State Promissory Notes, Bank Indonesia Certificates, and Bank Indonesia Certificates of Deposits

282 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) d. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo d. By remaining period to maturity 31 Desember/December 31, Rupiah: Rupiah: 1 bulan month > 1-3 bulan >1-3months > 3 bulan - 1 tahun > 3 months - 1 year > 1-5 tahun >1-5years > 5-10 tahun > 5-10 years > 10 tahun >10years Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: 1 bulan month > 1-3 bulan >1-3months > 3 bulan - 1 tahun > 3 months - 1 year > 1-5 tahun >1-5years > 5-10 tahun > 5-10 years > 10 tahun >10years Total Total Penyisihan kerugian penurunan nilai (700) (700) - Allowance for impairment losses Neto Net e. Berdasarkan golongan penerbit e. By classification of issuers 31 Desember/December 31, Pemerintah dan Government and Bank Indonesia: Bank Indonesia: Sertifikat Bank Indonesia Bank Indonesia Certificates Obligasi Pemerintah Government Bonds Obligasi Sukuk Ijarah Negara Indonesia Sukuk Indonesia Ijarah Bond Obligasi Ritel Indonesia Indonesia Retail Bonds Sertifikat Deposito Bank Indonesia Bank Indonesia Certificates of Deposits Surat Utang Negara State Promissory Notes Obligasi Sukuk Mudharabah Indonesia Sukuk Mudharabah Negara Indonesia Bond

283 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) e. Berdasarkan golongan penerbit (lanjutan) e. By classification of issuers (continued) 31 Desember/December 31, Lain-lain: Others: PT Bank Permata Tbk PT Bank Permata Tbk PT Adira Dinamika PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk Multi Finance Tbk PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Persero) Tbk PT PLN (Persero) PT PLN (Persero) PT Medco Energi Internasional Tbk PT Medco Energi Internasional Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank OCBC NISP Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk PT BPD Nusa Tenggara Timur PT BPD Nusa Tenggara Timur PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Indosat Tbk PT Indosat Tbk PT Federal International Finance PT Federal International Finance PT BPD Riau Kepri PT BPD Riau Kepri PT Pertamina (Persero) PT Pertamina (Persero) PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT Bank DKI PT Bank DKI PT Bank Tabungan PT Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk Pensiunan Nasional Tbk PT BPD Sumatera Barat PT BPD Sumatera Barat PT BPD Sumatera Utara PT BPD Sumatera Utara PT Sarana Multigriya PT Sarana Multigriya Financial (Persero) Financial (Persero) PT Bank Commonwealth PT Bank Commonwealth PT Bank Mega Tbk PT Bank Mega Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Bank Pan Indonesia Tbk PT Mandala Karya Prima PT Mandala Karya Prima PT Adikencana Mahkota Buana PT Adikencana Mahkota Buana PT Indo Bharat Rayon PT Indo Bharat Rayon Lain-lain Others Total Total Penyisihan kerugian penurunan nilai (700) (700) - Allowance for impairment losses Neto Net

284 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) f. Berdasarkan tanggal jatuh tempo dan peringkat f. By maturity date and rating Peringkat/Rating Tanggal 31 Desember/December 31, jatuh tempo/ Maturity date Obligasi Jasa Marga JORR II 5 Jan. 2016/ Bond Jasa Marga Year 2005 Tahun 2005 Tranche A Jan. 5, 2016 idaa idaa idaa Tranche A JORR II Obligasi VI Bank Nagari 13 Jan. 2016/ Bond VI Bank Nagari Tahun 2010 Jan. 13, 2016 ida ida ida Year 2010 Obligasi Berkelanjutan I OCBC NISP Bond OCBC NISP Tahap I 19 Feb. 2016/ Shelf I Phase I Tahun 2013 Seri C Feb. 19, 2016 idaaa idaaa - Year 2013 Series C Sukuk Mudharabah Berkelanjutan I Sukuk Mudharabah Adira Finance Tahap I 1 Mar. 2016/ Adira Finance Shelf I Tahun 2013 Seri C Mar.1, 2016 idaaa(sy) idaa+(sy) - Phase I Year 2013 Series C Obligasi VI Bank DKI 17 Jun. 2016/ Bond VI Bank DKI Tahun 2011 Seri B Jun. 17, 2016 idaa- ida+ ida+ Year 2011 Series B Obligasi Berkelanjutan I Bond Bank BTPN Bank BTPN Tahap I 28 Jun. 2016/ Shelf I Phase I Tahun 2011 Seri B Jun. 28, 2016 AA(idn) AA-(idn) AA-(idn) Year 2011 Series B Obligasi III Bank Sumut 5 Jul. 2016/ Bond III Bank Sumut Tahun 2011 Jul. 5, 2016 ida ida+ ida+ Year 2011 Obligasi I BPD NTT 8 Jul. 2016/ Bond I BPD NTT Tahun 2011 Seri C Jul. 8, 2016 ida- ida- ida- Year 2011 Series C Obligasi I Bank Riau Kepri 8 Jul. 2016/ Bond I Bank Riau Kepri Tahun 2011 Jul. 8, 2016 A(idn) A(idn) A(idn) Year 2011 Obligasi Berkelanjutan USD Medco Energi USD Bond Medco Energi International I 11 Nov. 2016/ International Shelf I Tahap II Tahun 2011 Nov. 11, 2016 idaa- idaa- idaa- Phase II Year 2011 Obligasi Bank Negara 27 Apr. 2017/ Bank Negara Indonesia Indonesia Apr. 27, 2017 BBB-(idn) BBB-(idn) BBB-(idn) Bond Obligasi Subordinasi I Subordinated Bond I Bank CIMB Niaga 8 Jul. 2017/ Bank CIMB Niaga Tahun 2010 Jul. 8, 2017 Ba1 AA(idn) AA(idn) Year 2010 Obligasi Berkelanjutan I Medco Energi International 19 Des. 2017/ Bond Medco Energi International Tahap I Tahun 2012 Dec. 19, 2017 idaa- idaa- idaa- Shelf I Phase I Year 2012 Obligasi Jasa Marga JORR II 5 Jan. 2018/ Bond Jasa Marga Year 2005 Tahun 2005 Tranche B Jan. 5, 2018 idaa idaa idaa Tranche B JORR II Obligasi Berkelanjutan II Bond Adira Finance Adira Finance Tahap I 1 Mar. 2018/ Shelf II Phase I Tahun 2013 Seri D Mar. 1, 2018 idaaa idaa+ - Year 2013 Series D Sukuk Ijarah 27 Jun. 2019/ Sukuk Ijarah Indosat V Tahun 2012 Jun. 27, 2019 idaaa(sy) idaa+(sy) - Indosat V Year 2012 Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Subordinated Bond Bank Permata Tahap II 19 Des. 2019/ Bank Permata Tahun 2012 Dec. 19, 2019 idaa+ idaa- idaa- Shelf I Phase II Year 2012 Obligasi Jasa Marga JORR II 5 Jan. 2021/ Bond Jasa Marga Year 2005 Tahun 2005 Tranche C Jan. 5, 2021 idaa idaa idaa Tranche C JORR II Sukuk Subordinasi Mudharabah Sukuk Mudharabah Subordinated Berkelanjutan I Tahap I 29 Jun. 2022/ Bank Muamalat Shelf I Phase I Bank Muamalat Tahun 2012 Jun. 29, 2022 ida+(sy) ida(sy) - Year 2012 Sukuk Subordinasi Mudharabah Sukuk Mudharabah Subordinated Berkelanjutan I Tahap II 28 Mar. 2023/ Bank Muamalat Shelf I Phase II Bank Muamalat Tahun 2013 Mar. 28, 2023 ida+(sy) ida(sy) - Year 2013 Obligasi Pertamina USD 27 Mei 2041/ USD Bond Pertamina Seri 41 May 27, 2041 Baa3 Baa3 - Series 41 Obligasi Berkelanjutan I Bond Federal International Federal International Finance 24 Mar. 2015/ Finance Shelf I Phase III Tahap III Tahun 2014 Seri A Mar. 24, 2015 idaaa - - Year 2014 Series A MTN I PT Bank MTN I PT Bank Commonwealth 29 Nov. 2014/ Commonwealth Tahun 2011 Seri C Nov. 29, AAA(idn) AAA(idn) Year 2011 Series C

285 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) f. Berdasarkan tanggal jatuh tempo dan peringkat (lanjutan) f. By maturity date and rating (continued) Peringkat/Rating Tanggal 31 Desember/December 31, jatuh tempo/ Maturity date Des. 2014/ MTN SMF VI Tahun 2013 Dec. 12, AA(idn) - MTN SMF VI Year 2013 Obligasi Berkelanjutan I Bond SMF Shelf I Phase I SMF Tahap I Tahun 2011 Year 2011 with Collateral Berjamin Aset Piutang 21 Des. 2014/ of Mortgage Receivable KPR Seri C Dec. 21, AA(idn) AA(idn) Series C 7 Jan Jun. 2015/ Jan. 7, Tanpa peringkat/ Tanpa peringkat/ Tanpa peringkat/ Wesel SKBDN Jun. 17, 2015 Not rated Not rated Not rated Domestic Letters of Credit (SKBDN) 13 Feb Sep. 2015/ Feb. 13, Tanpa peringkat/ Tanpa peringkat/ Tanpa peringkat/ Sertifikat Bank Indonesia Sep. 11, 2015 Not rated Not rated Not rated Bank Indonesia Certificates 15 Mar Apr. 2043/ Mar. 15, Tanpa peringkat/ Tanpa peringkat/ Tanpa peringkat/ Obligasi Pemerintah Apr. 15, 2043 Not rated Not rated Not rated Government Bonds 15 Agt Okt. 2016/ Aug. 15, Tanpa peringkat/ Tanpa peringkat/ Tanpa peringkat/ Obligasi Ritel Indonesia Oct. 15, 2016 Not rated Not rated Not rated Indonesia Retail Bonds 23 Feb Apr. 2043/ Obligasi Sukuk Ijarah Feb. 23, Tanpa peringkat/ Tanpa peringkat/ Negara Indonesia Apr. 15, 2043 Not rated Not rated - Indonesia Sukuk Ijarah Bonds 23 Feb Apr. 2014/ Sertifikat Deposito Feb. 23, Tanpa peringkat/ Bank Indonesia Bank Indonesia Apr. 15, Not rated - Certificates of Deposits Obligasi Subordinasi I 4 Mar. 2018/ Subordinated Bond I Bank DKI Tahun 2008 Mar. 4, ida Bank DKI Year 2008 Obligasi Subordinasi II 11 Mar. 2018/ Subordinated Bond II Bank NISP Tahun 2008 Mar. 11, idaa+ Bank NISP Year 2008 Obligasi Subordinasi II 9 Apr. 2018/ Subordinated Bond II Bank Panin Tahun 2008 Apr. 9, idaa- Bank Panin Year 2008 Obligasi V Bank DKI 4 Mar. 2013/ Bond V Bank DKI Tahun 2008 Mar. 4, ida+ Year 2008 Obligasi Indosat VI 9 Apr. 2013/ Bond VI Indosat Tahun 2008 Seri A Apr. 9, idaa+ Year 2008 Series A 18 Apr. 2013/ MTN SMF IV Tahun 2012 Apr. 18, AA(idn) MTN SMF IV Year 2012 Obligasi FIF X Tahun Apr. 2013/ Bond X FIF Seri C Apr. 29, idaa+ Year 2010 Series C Obligasi Jasa Marga JORR I 19 Nov. 2013/ Bond Jasa Marga Tahun 2003 Nov. 19, idaa Year 2003 JORR I MTN I PT Bank MTN I PT Bank Commonwealth 29 Nov. 2013/ Commonwealth Tahun 2011 Seri B Nov. 29, AAA(idn) Year 2011 Series B Obligasi Berkelanjutan I Bond SMF Shelf I Phase I SMF Tahap I Tahun 2011 Year 2011 with Collateral Berjamin Aset Piutang 21 Des. 2013/ of Mortgage Receivable KPR Seri B Dec. 21, AA(idn) Series B Obligasi Sukuk Mudharabah 10 Feb. 2013/ Tanpa peringkat/ Negara Indonesia Feb. 10, Not rated Indonesia Sukuk Mudharabah Bonds Peringkat untuk obligasi yang terdaftar di Bursa Efek lndonesia berdasarkan peringkat yang dilaporkan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) dan PT Fitch Ratings Indonesia, sedangkan peringkat untuk obligasi lain yang tidak terdaftar di Bursa Efek Indonesia berdasarkan peringkat obligasi yang dilaporkan oleh Moody s dan Fitch Ratings. The ratings of the bonds which are registered in the Indonesia Stock Exchange are determined by PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) and PT Fitch Ratings Indonesia, meanwhile the ratings of the bonds which are not registered in the Indonesia Stock Exchange are determined by Moody s and Fitch Ratings

286 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) g. Berdasarkan kolektibilitas g. By collectibility Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, semua surat berharga diklasifikasikan lancar. All marketable securities are classified as current as of December 31, 2014, 2013, and h. Tingkat bunga rata-rata per tahun h. Average annual interest rates Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah: Rupiah: Obligasi korporasi 10,50% 10,19% 9,70% Corporate bonds Wesel SKBDN 9,65% 8,11% 10,71% Domestic Letters of Credit (SKBDN) Sertifikat Bank Indonesia 7,11% 5,47% 5,13% Bank Indonesia Certificates Sertifikat Deposito Bank Indonesia - 5,65% - Bank Indonesia Certificates of Deposits Obligasi Pemerintah, Government Bonds, Obligasi Ritel Indonesia - Indonesia Retail Bond - tingkat bunga tetap 8,66% 6,61% 9,04% fixed rate Dolar Amerika Serikat: Obligasi Pemerintah - United States Dollar: tingkat bunga tetap 4,78% 6,95% 8,48% Government Bonds - fixed rate Wesel SKBDN 3,57% 4,25% 4,27% Domestics Letters of Credit (SKBDN) Obligasi korporasi 5,07% 6,13% 6,05% Corporate bonds i. Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai i. Movements in allowance for impairment losses Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah: Rupiah: Saldo awal Beginning balance Penyisihan selama Provision during tahun berjalan (Catatan 32) (1.876) the year (Note 32) Saldo akhir Ending balance Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: Saldo awal Beginning balance Penyisihan selama Provision during tahun berjalan (Catatan 32) - - (181) the year (Note 32) Saldo akhir Ending balance Penyisihan kerugian penurunan nilai dihitung secara individual. Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai. Allowance for impairment losses is calculated using individual assessment. Management believes that the allowance for impairment losses is adequate

287 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 7. SURAT-SURAT BERHARGA (lanjutan) 7. MARKETABLE SECURITIES (continued) j. Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan surat-surat berharga Pada tanggal 31 Desember 2013, Bank menjaminkan sebagian surat berharga berupa obligasi pemerintah dan obligasi ritel Indonesia dengan nilai tercatat Rp untuk transaksi surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali. Pada bulan April 2013, terdapat pembelian kembali obligasi subordinasi II Bank Panin Tahun 2008 sebesar nilai nominal oleh penerbit sesuai dengan ketentuan penerbitan obligasi. Pada bulan Maret 2013, terdapat pembelian kembali obligasi subordinasi II Bank NISP Tahun 2008 sebesar nilai nominal oleh penerbit sesuai dengan ketentuan penerbitan obligasi. Pada bulan Maret 2013, terdapat pembelian kembali obligasi subordinasi I Bank DKI Tahun 2008 sebesar nilai nominal oleh penerbit sesuai dengan ketentuan penerbitan obligasi. Pada bulan Januari 2013, terdapat pembelian kembali obligasi subordinasi Bank Mega Tahun 2007 sebesar nilai nominal oleh penerbit sesuai dengan ketentuan penerbitan obligasi. Pada bulan April 2012, terdapat pembelian kembali obligasi Bank Victoria International II Tahun 2007 sebesar nilai nominal oleh penerbit sesuai dengan ketentuan penerbitan obligasi. j. Other significant information regarding marketable securities As of December 31, 2013, the Bank has pledged part of marketable securities in form of government bonds and Indonesia retail bonds with carrying amount of Rp713,877 for marketable securities sold with agreement to repurchase transactions. In April 2013, the issuer repurchased Bank Panin Year 2008 subordinated bond II at nominal value in accordance with the bond issuance terms. In March 2013, the issuer repurchased Bank NISP Year 2008 subordinated bond II at nominal value in accordance with the bond issuance terms. In March 2013, the issuer repurchased Bank DKI Year 2008 subordinated bond I at nominal value in accordance with the bond issuance terms. In January 2013, the issuer repurchased Bank Mega Year 2007 subordinated bond at nominal value in accordance with the bond issuance terms. In April 2012, the issuer repurchased Bank Victoria International II Year 2007 bond at nominal value in accordance with the bond issuance terms

288 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 8. SURAT-SURAT BERHARGA YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI 8. MARKETABLE SECURITIES PURCHASED WITH AGREEMENTS TO RESELL 31 Desember 2014/December 31, 2014 Pihak ketiga/third party Rupiah: Bunga yang Harga jual belum Jangka Tanggal Tanggal kembali/ diamortisasi/ Nilai waktu/ dimulai/ jatuh tempo/ Resale Unamortized neto/ Period Start date Due date price interest Net value PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Obligasi Pemerintah/ Government Bonds 31 hari/ 9 Des. 2014/ 9 Jan. 2015/ - Seri/Series FR045 days Dec. 9, 2014 Jan. 9, hari/ 9 Des. 2014/ 9 Jan. 2015/ - Seri/Series FR047 days Dec. 9, 2014 Jan. 9, hari/ 9 Des. 2014/ 9 Jan. 2015/ - Seri/Series FR034 days Dec. 9, 2014 Jan. 9, hari/ 10 Des. 2014/ 12 Jan. 2015/ - Seri/Series FR047 days Dec. 10, 2014 Jan. 12, hari/ 10 Des. 2014/ 12 Jan. 2015/ - Seri/Series FR046 days Dec. 10, 2014 Jan. 12, hari/ 10 Des. 2014/ 12 Jan. 2015/ - Seri/Series FR034 days Dec. 10, 2014 Jan. 12, hari/ 10 Des. 2014/ 12 Jan. 2015/ - Seri/Series FR054 days Dec. 10, 2014 Jan. 12, hari/ 19 Des. 2014/ 19 Jan. 2015/ - Seri/Series FR052 days Dec. 19, 2014 Jan. 19, hari/ 19 Des. 2014/ 19 Jan. 2015/ - Seri/Series FR071 days Dec. 19, 2014 Jan. 19, Bank Indonesia Obligasi Pemerintah/ Government Bonds 28 hari/ 9 Des. 2014/ 6 Jan. 2015/ - Seri/Series FR064 days Dec. 9, 2014 Jan. 6, hari/ 9 Des. 2014/ 6 Jan. 2015/ - Seri/Series FR064 days Dec. 9, 2014 Jan. 6, PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk Sertifikat Deposito Bank Indonesia/ Bank Indonesia Certificate of Deposits - Seri/Series 31 hari/ 19 Des. 2014/ 19 Jan. 2015/ IDSD S days Dec. 19, 2014 Jan. 19, Seri/Series 31 hari/ 19 Des. 2014/ 19 Jan. 2015/ IDSD S days Dec. 19, 2014 Jan. 19, Seri/Series 31 hari/ 19 Des. 2014/ 19 Jan. 2015/ IDSD S days Dec. 19, 2014 Jan. 19, Total

289 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 8. SURAT-SURAT BERHARGA YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan) 8. MARKETABLE SECURITIES PURCHASED WITH AGREEMENTS TO RESELL (continued) 31 Desember 2013/December 31, 2013 Pihak ketiga/third party Rupiah: Bunga yang Harga jual belum Jangka Tanggal Tanggal kembali/ diamortisasi/ Nilai waktu/ dimulai/ jatuh tempo/ Resale Unamortized neto/ Period Start date Due date price interest Net value Bank Indonesia Obligasi Pemerintah/ Government Bonds 30 hari/ 17 Des. 2013/ 16 Jan. 2014/ -Seri/Series FR058 days Dec. 17, 2013 Jan. 16, hari/ 5 Des. 2013/ 2 Jan. 2014/ -Seri/Series FR065 days Dec. 5, 2013 Jan. 2, hari/ 16 Des. 2013/ 16 Jan. 2014/ -Seri/Series FR071 days Dec. 16, 2013 Jan. 16, PT Bank Pundi Indonesia Tbk Obligasi Pemerintah/ Government Bonds 182 hari/ 23 Okt. 2013/ 23 Apr. 2014/ -Seri/Series FR065 days Oct. 23, 2013 Apr. 23, PT BPD Jawa Barat dan Banten Tbk Obligasi Pemerintah/ Government Bonds 62 hari/ 12 Nov. 2013/ 13 Jan. 2014/ -Seri/Series FR026 days Nov. 12, 2013 Jan. 13, hari/ 14 Nov. 2013/ 15 Jan. 2014/ -Seri/Series FR026 days Nov. 14, 2013 Jan. 15, hari/ 14 Nov. 2013/ 15 Jan. 2014/ -Seri/Series FR027 days Nov. 14, 2013 Jan. 15, hari/ 15 Nov. 2013/ 6 Jan. 2014/ -Seri/Series FR027 days Nov. 15, 2013 Jan. 6, Obligasi Ritel Indonesia/ Indonesia Retail Bond 52 hari/ 15 Nov. 2013/ 6 Jan. 2014/ -Seri/Series ORI008 days Nov. 15, 2013 Jan. 6, PT Bank DKI Obligasi Pemerintah/ Government Bonds 14 hari/ 24 Des. 2013/ 7 Jan. 2014/ -Seri/Series FR066 days Dec. 24, 2013 Jan. 7, hari/ 24 Des. 2013/ 7 Jan. 2014/ -Seri/Series FR070 days Dec. 24, 2013 Jan. 7, Total

290 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 8. SURAT-SURAT BERHARGA YANG DIBELI DENGAN JANJI DIJUAL KEMBALI (lanjutan) 8. MARKETABLE SECURITIES PURCHASED WITH AGREEMENTS TO RESELL (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Pihak ketiga/third party Rupiah: Bunga yang Harga jual belum Jangka Tanggal Tanggal kembali/ diamortisasi/ Nilai waktu/ dimulai/ jatuh tempo/ Resale Unamortized neto/ Period Start date Due date price interest Net value Bank Indonesia Obligasi Pemerintah/ Government Bonds 39 hari/ 26 Nov. 2012/ 4 Jan. 2013/ -Seri/Series FR027 days Nov. 26, 2012 Jan. 4, hari/ 4 Des. 2012/ 5 Feb. 2013/ -Seri/Series FR028 days Dec. 4, 2012 Feb. 5, hari/ 21 Des. 2012/ 19 Feb. 2013/ -Seri/Series FR030 days Dec. 21, 2012 Feb. 19, hari/ 7 Des. 2012/ 12 Feb. 2013/ -Seri/Series FR036 days Dec. 7, 2012 Feb. 12, hari/ 27 Nov. 2012/ 8 Jan. 2013/ -Seri/Series FR046 days Nov. 27, 2012 Jan. 8, hari/ 28 Nov. 2012/ 1 Feb. 2013/ -Seri/Series FR046 days Nov. 28, 2012 Feb. 1, hari/ 20 Nov. 2012/ 15 Feb. 2013/ -Seri/Series FR052 days Nov. 20, 2012 Feb. 15, hari/ 28 Nov. 2012/ 1 Feb. 2013/ -Seri/Series FR053 days Nov. 28, 2012 Feb. 1, hari/ 13 Des. 2012/ 12 Feb. 2013/ -Seri/Series FR053 days Dec. 13, 2012 Feb. 12, hari/ 14 Des. 2012/ 15 Feb. 2013/ -Seri/Series FR053 days Dec. 14, 2012 Feb. 15, hari/ 21 Nov. 2012/ 19 Feb. 2013/ -Seri/Series FR054 days Nov. 21, 2012 Feb. 19, hari/ 7 Des. 2012/ 8 Mar. 2013/ -Seri/Series FR056 days Dec. 7, 2012 Mar. 8, hari/ 14 Des. 2012/ 15 Feb. 2013/ -Seri/Series FR056 days Dec. 14, 2012 Feb. 15, hari/ 17 Des. 2012/ 22 Feb. 2013/ -Seri/Series FR056 days Dec. 17, 2012 Feb. 22, hari/ 19 Des. 2012/ 26 Mar. 2013/ -Seri/Series FR057 days Dec. 19, 2012 Mar. 26, hari/ 22 Nov. 2012/ 2 Jan. 2013/ -Seri/Series FR059 days Nov. 22, 2012 Jan. 2, hari/ 18 Des. 2012/ 22 Feb. 2013/ -Seri/Series FR059 days Dec. 18, 2012 Feb. 22, hari/ 22 Nov. 2012/ 2 Jan. 2013/ -Seri/Series FR061 days Nov. 22, 2012 Jan. 2, hari/ 27 Nov. 2012/ 8 Jan. 2013/ -Seri/Series FR061 days Nov. 27, 2012 Jan. 8, hari/ 7 Des. 2012/ 12 Feb. 2013/ -Seri/Series FR061 days Dec. 7, 2012 Feb. 12, Surat Utang Negara/ State Promissory Notes -Seri/Series 60 hari/ 21 Des. 2012/ 19 Feb. 2013/ SPN days Dec. 21, 2012 Feb. 19, Seri/Series 60 hari/ 21 Des. 2012/ 19 Feb. 2013/ SPN days Dec. 21, 2012 Feb. 19, Seri/Series 60 hari/ 21 Des. 2012/ 19 Feb. 2013/ SPN days Dec. 21, 2012 Feb. 19, Total Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, semua surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali diklasifikasikan lancar. All marketable securities purchased with agreement to resell are classified as current as of December 31, 2014, 2013, and

291 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 9. TAGIHAN DAN LIABILITAS DERIVATIF 9. DERIVATIVE RECEIVABLE AND PAYABLE Rincian transaksi derivatif atas swap mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Details of foreign currency swaps as of December 31, 2014 are as follows: Tagihan Liabilitas Nilai kontrak/ derivatif/ derivatif/ Contract Nilai wajar/ Derivatives Derivatives Pihak amount Fair value receivable payable Counterparties Pihak ketiga Third parties Swap mata uang asing Foreign currency swap Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: PT Bank CTBC Indonesia (825) PT Bank CTBC Indonesia PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (5) (Persero) Tbk PT Bank CTBC Indonesia PT Bank CTBC Indonesia Total (10) Total 2014 Kontrak-kontrak tersebut di atas jatuh tempo pada tanggal-tanggal 5 Januari 2015 dan 12 Januari Pada tanggal 31 Desember 2014, semua tagihan derivatif diklasifikasikan lancar. Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, tidak terdapat transaksi derivatif. These contracts are due on January 5, 2015 and January 12, All derivatives receivable are classified as current as of December 31, As of December 31, 2013 and 2012, there is no outstanding derivative transaction. 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH a. Berdasarkan mata uang, jenis, dan kolektibilitas 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES a. By currency, type, and collectibility 31 Desember 2014/December 31, 2014 Dalam perhatian khusus/ Kurang Lancar/ Special lancar/ Diragukan/ Macet/ Current mention Sub-standard Doubtful Loss Total Rupiah: Rupiah: Modal kerja Working capital Investasi Investment Konsumsi Consumer Program pemerintah Government program Sindikasi Syndicated Direksi dan karyawan Directors and employees Bank lain Other banks Total Rupiah Total Rupiah Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) (83.922) (58.671) (24.225) ( ) ( ) impairment losses Neto Net

292 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) a. Berdasarkan mata uang, jenis, dan kolektibilitas (lanjutan) 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) a. By currency, type, and collectibility (continued) 31 Desember 2014/December 31, 2014 Dalam perhatian khusus/ Kurang Lancar/ Special lancar/ Diragukan/ Macet/ Current mention Sub-standard Doubtful Loss Total Mata uang asing: Foreign currencies: Modal kerja Working capital Investasi Investment Sindikasi Syndicated Total mata uang asing Total foreign currencies Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (1.105) ( ) - - (9.580) (73.564) impairment losses Neto Net Total Total 31 Desember 2013/December 31, 2013 Dalam perhatian khusus/ Kurang Lancar/ Special lancar/ Diragukan/ Macet/ Current mention Sub-standard Doubtful Loss Total Rupiah: Rupiah: Modal kerja Working capital Investasi Investment Konsumsi Consumer Program pemerintah Government program Sindikasi Syndicated Direksi dan karyawan Directors and employees Bank lain Other banks Total Rupiah Total Rupiah Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) (38.497) (6.025) (9.757) ( ) ( ) impairment losses Neto Net Mata uang asing: Foreign currencies: Modal kerja Working capital Investasi Investment Sindikasi Syndicated Total mata uang asing Total foreign currencies Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (2.658) (2.932) (5.590) impairment losses Neto Net Total Total 31 Desember 2012/December 31, 2012 Dalam perhatian khusus/ Kurang Lancar/ Special lancar/ Diragukan/ Macet/ Current mention Sub-standard Doubtful Loss Total Rupiah: Rupiah: Modal kerja Working capital Investasi Investment Konsumsi Consumer Program pemerintah Government program Sindikasi Syndicated Direksi dan karyawan Directors and employees Bank lain Other banks Total Rupiah Total Rupiah Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) (39.890) (8.115) (6.272) ( ) ( ) impairment losses Neto Net

293 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) a. Berdasarkan mata uang, jenis, dan kolektibilitas (lanjutan) 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) a. By currency, type, and collectibility (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Dalam perhatian khusus/ Kurang Lancar/ Special lancar/ Diragukan/ Macet/ Current mention Sub-standard Doubtful Loss Total Mata uang asing: Foreign currencies: Modal kerja Working capital Investasi Investment Sindikasi Syndicated Total mata uang asing Total foreign currencies Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (3.673) (1.605 ) - - (1.841) (7.119) impairment losses Neto Net Total Total b. Berdasarkan sektor ekonomi b. By economic sector 31 Desember 2014/December 31, 2014 Dalam perhatian khusus/ Kurang Lancar/ Special lancar/ Diragukan/ Macet/ Current mention Sub-standard Doubtful Loss Total Rupiah: Rupiah: Perdagangan Trading Jasa Business service Konstruksi Construction Pertanian Agriculture Manufaktur Manufacturing Transportasi Transportation Tenaga listrik Power supply Pertambangan Mining Lain-lain Others Total Rupiah Total Rupiah Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) (83.922) (58.671) (24.225) ( ) ( ) impairment losses Neto Net Mata uang asing: Foreign currencies: Perdagangan Trading Jasa Business service Konstruksi Construction Pertanian Agriculture Manufaktur Manufacturing Transportasi Transportation Tenaga listrik Power supply Pertambangan Mining Total mata uang asing Total foreign currencies Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (1.105) (62.879) - - (9.580) (73.564) impairment losses Neto Net Total Total

294 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) b. Berdasarkan sektor ekonomi (lanjutan) b. By economic sector (continued) 31 Desember 2013/December 31, 2013 Dalam perhatian khusus/ Kurang Lancar/ Special lancar/ Diragukan/ Macet/ Current mention Sub-standard Doubtful Loss Total Rupiah: Rupiah: Perdagangan Trading Jasa Business service Konstruksi Construction Pertanian Agriculture Manufaktur Manufacturing Transportasi Transportation Tenaga listrik Power supply Pertambangan Mining Lain-lain Others Total Rupiah Total Rupiah Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) (38.497) (6.025) (9.757) ( ) ( ) impairment losses Neto Net Mata uang asing: Foreign currencies: Perdagangan Trading Jasa Business service Konstruksi Construction Pertanian Agriculture Manufaktur Manufacturing Transportasi Transportation Tenaga listrik Power supply Pertambangan Mining Total mata uang asing Total foreign currencies Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (2.658) (2.932) (5.590) impairment losses Neto Net Total Total 31 Desember 2012/December 31, 2012 Dalam perhatian khusus/ Kurang Lancar/ Special lancar/ Diragukan/ Macet/ Current mention Sub-standard Doubtful Loss Total Rupiah: Rupiah: Perdagangan Trading Jasa Business service Konstruksi Construction Pertanian Agriculture Manufaktur Manufacturing Transportasi Transportation Tenaga listrik Power supply Pertambangan Mining Lain-lain Others Total Rupiah Total Rupiah Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) (39.890) (8.115) (6.272) ( ) ( ) impairment losses Neto Net Mata uang asing: Foreign currencies: Perdagangan Trading Jasa Business service Konstruksi Construction Pertanian Agriculture Manufaktur Manufacturing Transportasi Transportation Tenaga listrik Power supply Pertambangan Mining Total mata uang asing Total foreign currencies Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (3.673) (1.605) - - (1.841) (7.119) impairment losses Neto Net Total Total

295 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) c. Berdasarkan jangka waktu c. By maturity 31 Desember/December 31, Rupiah: Rupiah: 1 tahun year > 1-2 tahun >1-2years > 2-5 tahun >2-5years > 5 tahun >5years Mata uang asing: Foreign currencies: 1 tahun year > 1-2 tahun >1-2years > 2-5 tahun >2-5years > 5 tahun >5years Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) ( ) ( ) impairment losses Neto Net d. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo d. By remaining period to maturity 31 Desember/December 31, Rupiah: Rupiah: 1 tahun year > 1-2 tahun >1-2years > 2-5 tahun >2-5years > 5 tahun >5years Mata uang asing: Foreign currencies: 1 tahun year > 1-2 tahun >1-2years > 2-5 tahun >2-5years > 5 tahun >5years Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) ( ) ( ) impairment losses Neto Net

296 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) e. Berdasarkan mata uang e. By currency 31 Desember/December 31, Rupiah Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) ( ) ( ) impairment losses Neto Net f. Kredit yang bermasalah f. Non-performing loans Rasio kredit bermasalah konsolidasian berdasarkan peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: The ratios of consolidated non-performing loans based on Bank Indonesia regulation are as follows: 31 Desember/December 31, Kurang lancar Sub-standard Diragukan Doubtful Macet Loss Total kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Total loans and Sharia piutang Syariah financing/receivables Persentase kredit bermasalah yang diberikan dan Percentage of non-performing pembiayaan/piutang loans and Sharia financing/ Syariah - kotor 2,77% 2,43% 2,78% receivables - gross Persentase kredit bermasalah yang diberikan dan Percentage of non-performing pembiayaan/piutang loans and Sharia financing/ Syariah - neto 2,06% 1,66% 1,73% receivables - net

297 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) f. Kredit yang bermasalah (lanjutan) f. Non-performing loans (continued) Rincian kredit yang bermasalah berdasarkan sektor ekonomi pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut:, the details of non-performing loans by economic sector are as follows: 31 Desember/December 31, Perdagangan Trading Jasa Business service Konstruksi Construction Manufaktur Manufacturing Transportasi Transportation Pertanian Agriculture Tenaga listrik Power supply Pertambangan Mining Lain-lain Others Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai *) ( ) ( ) ( ) impairment losses *) Neto Net *) Sesuai peraturan Bank Indonesia * ) In accordance with Bank Indonesia regulation g. Pembiayaan Syariah g. Sharia financing Rincian pembiayaan/piutang Syariah pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan 2012 adalah sebagai berikut:, the details of Sharia financing/receivables are as follows: 31 Desember/December 31, Piutang Murabahah Murabahah receivables Pembiayaan Musyarakah Musyarakah financing Pembiayaan Mudharabah Mudharabah financing Piutang Istishna Istishna receivables Piutang Qardh Qardh receivables Total Total Penyisihan kerugian penurunan nilai (60.783) (62.920) (43.006) Allowance for impairment losses Neto Net

298 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) h. Kredit sindikasi h. Syndicated loans Kredit sindikasi merupakan kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah kepada nasabah berdasarkan perjanjian pembiayaan bersama dengan bank-bank lain. Jumlah pinjaman sindikasi pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ). Keikutsertaan Bank sebagai anggota sindikasi dengan persentase penyertaan berkisar antara 3% sampai dengan 55% pada tanggal 31 Desember 2014 (2013: 3% sampai dengan 68%; 2012: 3% sampai dengan 60%) dari total kredit sindikasi. Risiko atas kredit sindikasi ditanggung secara proporsional oleh bankbank peserta. Syndicated loans represent loans and Sharia financing/receivables provided to customers under syndication agreements with other banks. Total syndicated loans as of December 31, 2014 amounted to Rp1,403,139 (2013: Rp1,717,726; 2012: Rp1,745,590).The Bank s shares as a member in syndicated loans were 3% to 55% as of December 31, 2014 (2013: 3% to 68%; 2012: 3% to 60%) of the total syndicated loans. Risks from syndicated loans are shared proportionately by the participating banks. i. Tingkat bunga rata-rata per tahun i. Average annual interest rates Tingkat bunga rata-rata per tahun untuk kredit yang diberikan adalah sebagai berikut: The average interest rates per annum on loans are as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah 12,76% 12,15% 12,83% Rupiah Mata uang asing 4,83% 4,19% 4,49% Foreign currencies j. Kredit kepada pihak berelasi j. Loans to related parties 31 Desember/December 31, Modal kerja Working capital Investasi Investments Board of Directors, Board of Direksi, Dewan Komisaris, Commissioners, Sharia Dewan Pengawas Syariah, Supervisory Board, dan Pejabat Eksekutif and Executive Officers Total (Catatan 38) Total (Note 38) Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (181) (2.737) (73) impairment losses Neto Net

299 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) k. Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah adalah sebagai berikut: 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) k. Movements in allowance for impairment losses The movements in allowance for impairment losses of loans and Sharia financing/receivables are as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Saldo awal Beginning balance Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan Recoveries from written-off loans Penyisihan (pemulihan) selama tahun Provision (reversal) during berjalan (Catatan 32) (90.765) the year (Note 32) Penghapusbukuan (95.095) ( ) ( ) Write-off Lain-lain *) (3.924) (2.934) (70) Others *) Saldo akhir Ending balance *) Lain-lain termasuk selisih kurs karena penjabaran mata uang asing Di dalam saldo penyisihan kerugian penurunan nilai termasuk penyisihan kerugian penurunan nilai pembiayaan/piutang Syariah sebesar Rp pada tanggal 31 Desember 2014 (2013: Rp62.920; 2012: Rp43.006). Manajemen berpendapat bahwa penyisihan kerugian penurunan nilai yang dibentuk telah memadai. Total kredit yang diberikan dan total penyisihan kerugian penurunan nilai yang evaluasi penurunan nilainya dilakukan secara individual dan kolektif pada tanggal-tanggal, 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: *) Others includes foreign exchange translation. Allowance for impairment losses includes allowance for impairment losses for Sharia financing/receivables amounted to Rp60,783 as of December 31, 2014 (2013: Rp62,920; 2012: Rp43,006). Management believes that the allowance for impairment losses is adequate. The total loans and allowance for impairment losses which impairment evaluation is individually and collectively assessed as of December 31, 2014, 2013, and 2012 are as follows: 31 Desember/December 31, Individual/ Kolektif/ Individual/ Kolektif/ Individual/ Kolektif/ Individual Collective Individual Collective Individual Collective Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Loans and Sharia Syariah financing/receivables Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) impairment losses Neto Net

300 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) l. Kredit yang direstrukturisasi l. Restructured loans Kredit yang telah direstrukturisasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ). Restrukturisasi tersebut dilakukan dengan cara perpanjangan masa pelunasan kredit dan perubahan persentase tingkat bunga. Pada tanggal 31 Desember 2014, penyisihan kerugian penurunan nilai untuk kredit yang direstrukturisasi adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ). m. Piutang pembiayaan konsumen dan piutang sewa pembiayaan entitas anak Piutang pembiayaan konsumen entitas anak adalah sebagai berikut: Restructured loans amounted to Rp1,046,031 as of December 31, 2014 (2013: Rp1,222,081; 2012: Rp1,850,991). The terms of restructuring consist of extension of payment maturity dates and modification of interest rate. The allowance for impairment losses for restructured loans amounted to Rp95,613 as of December 31, 2014 (2013: Rp102,358; 2012: Rp264,253). m. The subsidiary s consumer financing receivables and leases financing receivables The subsidiary s consumer financing receivables balance is as follows: 31 Desember/December 31, Piutang pembiayaan Consumer financing konsumen - bruto receivables - gross Dikurangi: Less: Pendapatan pembiayaan konsumen yang Unearned consumer belum diakui (21.809) (18.722) (24.897) financing receivables Total Total Dikurangi: Less: Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (1.899) (1.898) (1.456) impairment losses Neto Net Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, piutang pembiayaan konsumen masing-masing sebesar Rp , Rp72.545, dan Rp digunakan sebagai jaminan atas pinjaman yang diterima (Catatan 23n). Piutang sewa pembiayaan entitas anak adalah sebagai berikut:, the consumer financing receivables balances pledged as collateral for borrowings amounted to Rp103,748, Rp72,545 and Rp60,648, respectively (Note 23n). The subsidiary s leases financing receivables balance is as follows: 31 Desember/December 31, Piutang sewa Leases financing pembiayaan - bruto receivables - gross Dikurangi: Less: Pendapatan sewa pembiayaan Unearned leases yang belum diakui (9.380) (2.536) (5.475) financing income Neto Net

301 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) n. Kredit yang dihapus buku n. Loans written-off Ikhtisar mutasi kredit yang dihapus buku adalah sebagai berikut: A summary of loans written-off is as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Saldo awal Beginning balance Penghapusbukuan Write-off Penerimaan kembali kredit yang telah dihapusbukukan (56.165) (78.971) (43.358) Recoveries from written-off loans Saldo akhir Ending balance o. Kredit yang dibeli dari BPI (sekarang PT Bank Syariah Bukopin) Bank telah melakukan perjanjian pembelian atas sejumlah portofolio kredit dari BPI. Portofolio kredit tersebut dijamin dengan giro dari BPI. Pembelian portofolio kredit ini dilakukan dalam beberapa tahap. Tahap I sebesar Rp dilakukan pada tanggal 9 Agustus 2005, tahap II sebesar Rp dilakukan pada tanggal 12 Agustus 2005, dan tahap III sebesar Rp dilakukan pada tanggal 31 Juli Perjanjian ini telah sesuai dengan Akta Perjanjian Pengalihan Piutang No. 8 tertanggal 9 Agustus 2005, No. 18 tertanggal 12 Agustus 2005, dan No. 55 tertanggal 31 Juli 2007 dari Notaris Tetty Herawati Soebroto, S.H. Seperti yang telah diungkapkan pada Catatan 1c, sejak tanggal 31 Maret 2008, laporan keuangan BPI telah dikonsolidasikan kedalam laporan keuangan konsolidasian Bank sehubungan dengan akuisisi lembar saham seri C senilai Rp Pada saat laporan keuangan dikonsolidasi, agunan tunai dari BPI dieliminasi, dan Bank membentuk 100% penyisihan kerugian berdasarkan saldo tersebut. Penyisihan kerugian yang dibentuk tersebut diperhitungkan sebagai penyesuaian nilai wajar atas kredit yang diberikan dan menjadi bagian dari goodwill yang diakui pada saat akuisisi. o. Loans purchased from BPI (currently PT Bank Syariah Bukopin) The Bank entered into assets sale agreements on loan portfolio with BPI. These loans are secured with BPI s current accounts. The loan purchase was conducted in several tranches. Tranche I amounting to Rp78,688 was performed on August 9, 2005, tranche II amounting to Rp132,012 was performed on August 12, 2005, and tranche Ill amounting to Rp93,432 was performed on July 31, These agreements were notarized in the Asset Sale Agreement No. 8 dated August 9, 2005, No. 18 dated August 12, 2005, and No. 55 dated July 31, 2007 of Notary Tetty Herawati Soebroto, S.H. As described in Note 1c, since March 31, 2008, BPI s financial statements have been consolidated to the Bank s consolidated financial statements in relation with the acquisition of 2,000,000,000 series C shares with a total of Rp100,000. When the financial statements are consolidated, cash collateral from BPI is eliminated, and the Bank provided 100% allowance for losses based on the outstanding balance. The allowance for losses is considered as adjustment on fair value of the loans and became part of the recognized goodwill during the acquisition

302 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) p. Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah i. Pada tanggal 15 Desember 2009, Bank melakukan perjanjian Investasi Mudharabah Subordinasi dengan PT Bank Syariah Bukopin (BSB) dimana Bank akan menyediakan dana investasi sebesar Rp dengan jangka waktu 72 (tujuh puluh dua) bulan. Beberapa ketentuan terkait perjanjian tersebut adalah sebagai berikut: - Nisbah bagi hasil adalah sebesar 70% untuk Bank dan 30% untuk BSB dan dapat direview setiap 6 (enam) bulan sekali; - Pembayaran nisbah bagi hasil berasal dari pendapatan operasional BSB; - Pembayaran pokok Investasi Mudharabah Subordinasi selambatlambatnya dilaksanakan pada saat jatuh tempo. Perjanjian Investasi Mudharabah Subordinasi antara Bank dengan BSB telah mendapat persetujuan dari Bank Indonesia dengan surat No. 11/1594/DPbS tanggal 24 November Pada tanggal 28 Desember 2009, BSB telah melakukan pencairan pertama sebesar Rp berdasarkan perjanjian tersebut. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, seluruh portofolio kredit ini dieliminasi untuk laporan keuangan konsolidasian. 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) p. Other significant information relating to loans and Sharia financing/receivables i. On December 15, 2009, the Bank entered into an agreement of Subordinated Mudharabah Investment financing with PT Bank Syariah Bukopin (BSB) whereby the Bank will provide investment fund of Rp100,000 for 72 (seventy two) months period. Some relevant provisions of the agreement are as follows: - Revenue sharing (nisbah) is 70% for the Bank and 30% for BSB and can be reviewed every six-month; - Payment of revenue sharing (nisbah) comes from BSB s operating income; - Principal amount of Subordinated Mudharabah Investment will be paid at maturity date, at the latest. The Subordinated Mudharabah Investment agreement between the Bank and BSB has been approved by Bank Indonesia with letter No. 11/1594/DPbS dated November 24, On December 28, 2009, BSB has performed the first withdrawal amounting to Rp50,000 based on the agreement. As of December 31, 2014, 2013, and 2012, the loan portfolio is eliminated for consolidated financial statements. ii. Kredit yang diberikan dijamin dengan agunan yang diikat dengan hak tanggungan atau surat kuasa membebankan hak tanggungan atau surat kuasa untuk menjual, atau jaminan lain yang umumnya diterima oleh Bank. Jumlah kredit yang diberikan yang dijamin dengan giro, tabungan, dan deposito berjangka pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ) (Catatan 17, 18, dan 19). ii. Certain loans are secured by registered mortgages, powers of attorney to sell, or by other guarantees acceptable to the Bank. The loans secured by demand deposits, savings deposits, and time deposits as of December 31, 2014 amounted to Rp5,208,570 (2013: Rp1,603,576; 2012: Rp1,551,277) (Notes 17, 18, and 19)

303 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 10. KREDIT YANG DIBERIKAN DAN PEMBIAYAAN/PIUTANG SYARIAH (lanjutan) p. Informasi signifikan lainnya sehubungan dengan kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah (lanjutan) 10. LOANS AND SHARIA FINANCING/ RECEIVABLES (continued) p. Other significant information relating to loans and Sharia financing/receivables (continued) iii. Kredit modal kerja merupakan fasilitas kredit rekening koran, cerukan, dan kredit reguler. iv. Kredit konsumsi terdiri dari kredit pemilikan rumah, kredit pemilikan mobil, kartu kredit, dan kredit perorangan termasuk kredit yang dijamin dengan agunan tunai. iii. iv. Working capital loans consist of demand loans, overdraft, and regular loan facilities. Consumer loans consist of housing loan, car loan, credit card receivables, and personal loans including loans secured by cash collateral. v. Kredit program Pemerintah terdiri dari kredit usaha rakyat, kredit investasi, kredit modal kerja, kredit program kepada sektor koperasi, dan kredit pemilikan rumah. v. Government program loans consist of farming loans, investment loans, working capital loans, cooperative loans, and housing loans. vi. Pinjaman karyawan Bank terdiri dari kredit yang dibebani bunga khusus dengan jangka waktu berkisar antara 1 (satu) sampai dengan 15 (lima belas) tahun yang dilunasi melalui pemotongan gaji setiap bulannya. Perbedaan antara tingkat bunga pinjaman karyawan dan suku bunga pasar dibebankan dan dicatat sebagai beban tenaga kerja. vi. Loans to the Bank s employees consist of loans granted with special interest rates and with terms between 1 (one) to 15 (fifteen) years, and are collected through monthly salary deductions. The difference between the employee loan s interest rates and market interest rate is expensed and recorded as personnel expenses. 11. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI 11. ACCEPTANCES RECEIVABLE AND PAYABLE a. Berdasarkan pihak dan mata uang a. By counterparties and currency 31 Desember/December 31, Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Amerika Serikat United States Dollar Euro Eropa European Euro Total Total

304 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 11. TAGIHAN DAN LIABILITAS AKSEPTASI (lanjutan) 11. ACCEPTANCES RECEIVABLE AND PAYABLE (continued) b. Berdasarkan sisa umur jatuh tempo b. By remaining period to maturity 31 Desember/December 31, Rupiah: Rupiah: < 1 bulan <1months Mata uang asing: Foreign currencies: > 1-3 bulan > 1-3 months > 3-6 bulan > 3-6 months > 6-12 bulan > 6-12 months > 12 bulan >12months Total Total Jumlah saldo liabilitas akseptasi adalah sama seperti yang tercatat dalam saldo akun tagihan akseptasi pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan Acceptances payable represent the same amount as acceptances receivable as of December 31, 2014, 2013, and c. Berdasarkan kolektibilitas c. By collectibility Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, seluruh tagihan akseptasi diklasifikasikan lancar. d. Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai Perubahan penyisihan kerugian penurunan nilai atas tagihan akseptasi adalah sebagai berikut: All acceptances receivable are classified as current as of December 31, 2014, 2013, and d. Movement in allowance for impairment losses The movements in allowance for impairment losses on acceptances receivable are as follows: 31 Desember/December 31, Saldo awal Beginning balance Pemulihan selama tahun Reversal during berjalan (Catatan 32) - - (1.011) the year (Note 32) Selisih kurs karena penjabaran mata uang asing - - (12) Foreign exchange translation Total Total Penyisihan kerugian penurunan nilai dihitung secara individual. Manajemen berpendapat bahwa tidak terdapat penurunan nilai atas tagihan akseptasi, sehingga penyisihan kerugian penurunan nilai tidak dibentuk pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan Allowance for impairment losses is calculated using individual assessment. Management believes that there is no impaired acceptances receivable, therefore no allowance for impairment losses were provided as of December 31, 2014, 2013, and

305 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 12. PENYERTAAN SAHAM 12. INVESTMENTS IN SHARES Rincian penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Investments in shares as of December 31, 2014 consist of the following: Persentase kepemilikan/ Biaya Jenis usaha/ Percentage of perolehan/ Nilai tercatat/ Nama perusahaan/name of company Nature of business ownership Cost Carrying value Simpanan keanggotaan/ Membership deposits: Jasa Komunikasi/ PT Aplikanusa Lintasarta Communication Services Kepemilikan saham/shares of stock: Bank Perkreditan Rakyat/ PT BPR Dhaha Ekonomi Rural Bank 16,02% Total 415 Rincian penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2013 adalah sebagai berikut: Investments in shares as of December 31, 2013, consist of the following: Persentase kepemilikan/ Biaya Jenis usaha/ Percentage of perolehan/ Nilai tercatat/ Nama perusahaan/name of company Nature of business ownership Cost Carrying value Simpanan keanggotaan/ Membership deposits: Koperasi Asuransi Indonesia Koperasi/Cooperative Koperasi Jasa Audit Nasional Koperasi/Cooperative Jasa Komunikasi/ PT Aplikanusa Lintasarta Communication Services Kepemilikan saham/shares of stock: Pengelolaan gedung/ PT Ismawa Trimitra Building management 50,00% Bank Perkreditan Rakyat/ PT BPR Dhaha Ekonomi Rural Bank 16,02% Penyisihan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses (536) Total Rincian penyertaan saham pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebagai berikut: Investments in shares as of December 31, 2012, consist of the following: Persentase kepemilikan/ Biaya Jenis usaha/ Percentage of perolehan/ Nilai tercatat/ Nama perusahaan/name of company Nature of business ownership Cost Carrying value Simpanan keanggotaan/ Membership deposits: Koperasi Asuransi Indonesia Koperasi/Cooperative Koperasi Jasa Audit Nasional Koperasi/Cooperative Jasa Komunikasi/ PT Aplikanusa Lintasarta Communication Services Kepemilikan saham/shares of stock: Bank Perkreditan Rakyat/ PT BPR Dhaha Ekonomi Rural Bank 16,02% Penyisihan kerugian penurunan nilai/ Allowance for impairment losses 951 (536) Total

306 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 12. PENYERTAAN SAHAM (lanjutan) 12. INVESTMENTS IN SHARES (continued) Simpanan keanggotaan terdiri dari simpanan pokok, simpanan wajib, simpanan wajib khusus, dan simpanan sukarela. Penyertaan pada PT Ismawa Trimitra merupakan penyertaan modal sementara yang berasal dari penyelesaian kredit yang diberikan kepada PT Istaka Karya (Persero). Pada tahun 2014, penyertaan sementara pada PT Ismawa Trimitra telah diselesaikan. Berdasarkan hasil evaluasi dan penelaahan manajemen Bank, klasifikasi penyertaan saham pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: Membership deposit consist of principal deposits, compulsory deposits, special compulsory deposits, and voluntary deposits. Investment in PT Ismawa Trimitra was a temporary equity participation arising from settlement of loan to PT Istaka Karya (Persero). In 2014, the temporary equity participation in PT Ismawa Trimitra had been settled. Based on management s evaluation and review, the classification of investments in shares as of December 31, 2014, 2013, and 2012 is as follows: 31 Desember/December 31, Lancar Current Macet Loss Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai - (536) (536) impairment losses Neto Net Pada tanggal 31 Desember 2014, terdapat penyertaan dengan kolektibilitas tergolong macet yang dihapus buku, yaitu penyertaan simpanan di Koperasi Asuransi Indonesia dan Koperasi Jasa Audit Nasional. Manajemen berpendapat bahwa jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai telah memadai. As of December 31, 2014, there are write-off of investments classified as loss, i.e. investments in Koperasi Asuransi Indonesia and Koperasi Jasa Audit Nasional. Management believes that the allowance for impairment losses is adequate. 13. ASET TETAP 13. FIXED ASSETS 31 Desember 2014/December 31, 2014 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Ending balance Additions Deductions Reclassifications balance Biaya perolehan Cost Pemilikan langsung: Direct ownership: Tanah Land Bangunan Building Perabot dan peralatan Furniture, fixtures, and kantor office equipment Kendaraan bermotor Motor vehicles Prasarana bangunan Leasehold improvements Aset dalam konstruksi (53.373) Assets under construction

307 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 13. ASET TETAP (lanjutan) 13. FIXED ASSETS (continued) 31 Desember 2014/December 31, 2014 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Ending balance Additions Deductions Reclassifications balance Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Pemilikan langsung: Direct ownership: Bangunan Building Perabot dan peralatan Furniture, fixtures, and kantor office equipment Kendaraan bermotor Motor vehicles Prasarana bangunan Leasehold improvements Nilai buku neto Netbookvalue 31 Desember 2013/December 31, 2013 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Ending balance Additions Deductions Reclassifications balance Biaya perolehan Cost Pemilikan langsung: Direct ownership: Tanah Land Bangunan (5.494) Building Perabot dan peralatan Furniture, fixtures, and kantor office equipment Kendaraan bermotor Motor vehicles Prasarana bangunan Leasehold improvements Aset dalam konstruksi Assets under construction Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Pemilikan langsung: Direct ownership: Bangunan Building Perabot dan peralatan Furniture, fixtures, and kantor office equipment Kendaraan bermotor Motor vehicles Prasarana bangunan Leasehold improvements Nilai buku neto Netbookvalue 31 Desember 2012/December 31, 2012 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Reklasifikasi/ Ending balance Additions Deductions Reclassifications balance Biaya perolehan Cost Pemilikan langsung: Direct ownership: Tanah Land Bangunan Building Perabot dan peralatan Furniture, fixtures, and kantor office equipment Kendaraan bermotor Motor vehicles Prasarana bangunan Leasehold improvements Akumulasi penyusutan Accumulated depreciation Pemilikan langsung: Direct ownership: Bangunan Building Perabot dan peralatan Furniture, fixtures, and kantor office equipment Kendaraan bermotor Motor vehicles Prasarana bangunan Leasehold improvements Nilai buku neto Netbookvalue

308 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 13. ASET TETAP (lanjutan) 13. FIXED ASSETS (continued) Keuntungan bersih dari penjualan aset tetap adalah sebagai berikut: Net gain on sale of fixed assets is as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Hasil penjualan Proceeds from sale Nilai buku (3.790) (12.848) (1) Net book value Keuntungan bersih dari penjualan Net gain on sale of aset tetap (Catatan 35) fixed asset (Note 35) Rincian aset dalam konstruksi per 31 Desember 2014 adalah sebagai berikut: Details of assets under construction as of December 31, 2014 are as follow: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Persentase Estimasi penyelesaian/ penyelesaian/ Jumlah/ Percentage of Estimated Total completion completion Bangunan % - 90% Building Bank dan entitas anak memiliki beberapa bidang tanah dengan hak kepemiiikan berupa Hak Guna Bangunan yang akan jatuh tempo antara tahun 2015 dan 2042 yang tersebar di seluruh Indonesia di mana cabang Bank berada. Manajemen berpendapat hak atas tanah tersebut dapat diperpanjang pada saat jatuh tempo. Aset tetap, kecuali tanah, diasuransikan terhadap risiko kebakaran dan risiko Iainnya berdasarkan suatu paket polis tertentu dengan beberapa perusahaan asuransi diantaranya adalah PT Asuransi Tripakarta, PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Mega Pratama, PT Asuransi Bosowa Periskop, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Central Asia, dan PT Asuransi Tugu Pratama yang merupakan pihak ketiga dari Bank. Nilai pertanggungan seluruhnya pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ). Manajemen berpendapat bahwa nilai pertanggungan tersebut cukup untuk menutup kemungkinan kerugian yang timbul dari risiko-risiko tersebut. Manajemen berpendapat tidak terdapat indikasi penurunan nilai atas aset tetap yang dimiliki oleh Bank. Manajemen telah mengkaji ulang atas estimasi umur ekonomis, metode penyusutan, dan nilai residu pada setiap akhir periode pelaporan. The Bank and subsidiaries owned several parcels of land with Building Use Rights (Hak Guna Bangunan or HGB ) which will expire between year 2015 to 2042 which spread all over Indonesia where the Bank s branches are located. Management believes that the land rights can be extended upon expiration. Fixed assets, except land, are insured against losses by fire and other risks under blanket policies with several insurance companies including PT Asuransi Tripakarta, PT Asuransi Jasindo, PT Asuransi Mega Pratama, PT Asuransi Bosowa, PT Asuransi Sinarmas, PT Asuransi Central Asia, and PT Asuransi Tugu Pratama which are third parties of the Bank. The total insurance coverage as of December 31, 2014 amounted to Rp1,496,875 (2013: Rp1,206,549; 2012: Rp1,508,621). Management believes that the insurance coverage is adequate to cover losses arising from such risks. Management believes that there is no indication of impairment in the value of fixed assets of the Bank. Management has reviewed estimated useful lives, depreciation method, and residual value at end of each reporting period

309 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 14. ASET TAK BERWUJUD 14. INTANGIBLE ASSETS Aset tak berwujud terdiri dari piranti lunak dan goodwill. Intangible assets consist of computer softwares and goodwill. 31 Desember/December 31, Rupiah: Rupiah: Piranti lunak Softwares Goodwill Goodwill Dikurangi: Less: Akumulasi amortisasi dan Accumulated amortization and penurunan nilai ( ) ( ) (98.535) impairment losses Neto Net a. Piranti lunak a. Softwares 31 Desember 2014/December 31, 2014 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending balance Additions Deductions balance Biaya perolehan Cost Akumulasi amortisasi Accumulated amortization (Catatan 33) (Note 33) Nilai buku neto Net book value 31 Desember 2013/December 31, 2013 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending balance Additions Deductions balance Biaya perolehan Cost Akumulasi amortisasi Accumulated amortization (Catatan 33) (Note 33) Nilai buku neto Net book value 31 Desember 2012/December 31, 2012 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending balance Additions Deductions balance Biaya perolehan Cost Akumulasi amortisasi Accumulated amortization (Catatan 33) (Note 33) Nilai buku neto Net book value

310 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 14. ASET TAK BERWUJUD (lanjutan) 14. INTANGIBLE ASSETS (continued) b. Goodwill b. Goodwill Goodwill timbul dari akuisisi entitas anak (Catatan 1c). Perubahan atas saldo goodwill adalah sebagai berikut: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending balance Additions Deductions balance Goodwill arose from the acquisition of subsidiaries (Note 1c). Movements in goodwill balance are as follows: Biaya perolehan Cost Akumulasi amortisasi *) Accumulated amortization *) Akumulasi penurunan nilai Accumulated impairment Nilai buku neto Net book value 31 Desember 2013/December 31, 2013 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending balance Additions Deductions balance Biaya perolehan Cost Akumulasi amortisasi *) Accumulated amortization *) Akumulasi penurunan nilai Accumulated impairment Nilai buku neto Net book value 31 Desember 2012/December 31, 2012 Saldo awal/ Saldo akhir/ Beginning Penambahan/ Pengurangan/ Ending balance Additions Deductions balance Biaya perolehan Cost Akumulasi amortisasi *) Accumulated amortization *) Akumulasi penurunan nilai Accumulated impairment Nilai buku neto Net book value *) Akumulasi amortisasi hingga tanggal 1 Januari 2011 *) Accumulated amortization until January 1, 2011 Bank melakukan uji penurunan nilai atas goodwill. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, Bank mengakui penurunan nilai atas goodwill yang terbentuk dari akuisisi PT Bank Syariah Bukopin (BSB) berdasarkan hasil valuasi Yanuar Bey & Rekan, penilai independen, tertanggal 18 Maret 2015 (2013: 12 Maret 2014; 2012: 8 Maret 2013). Penurunan nilai diakui karena jumlah tercatat lebih besar dari jumlah terpulihkannya. Jumlah terpulihkan atas BSB telah dihitung berdasarkan nilai pakai (value in use) yang ditentukan dengan mendiskontokan arus kas masa depan berdasarkan anggaran keuangan yang disetujui oleh manajemen untuk periode 5 (lima) tahun. Berikut adalah asumsi utama yang digunakan oleh Bank: The Bank performs impairment testing on goodwill. As of December 31, 2014, 2013, and 2012, the Bank recognized impairment losses on goodwill resulting from acquisition of PT Bank Syariah Bukopin (BSB) based on valuation result of Yanuar Bey & Rekan, an independent appraiser, dated March 18, 2015 (2013: March 12, 2014; 2012: March 8, 2013). Impairment losses are recognized as the carrying amount exceeds its recoverable amount. Recoverable amount of BSB has been calculated based on value in use that is determined by discounting the future cash flows resulted from financial budget approved by management covering a 5 (five) year period. The following key assumptions are used by the Bank:

311 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 14. ASET TAK BERWUJUD (lanjutan) 14. INTANGIBLE ASSETS (continued) b. Goodwill (lanjutan) b. Goodwill (continued) 31 Desember/December 31, Tingkat diskonto 15,46% 14,42% 12,19% Discount rate Proyeksi tingkat pertumbuhan 3,47% 4,40% 5,00% Projected growth rate Produk Domestik Bruto 5,50% 6,00% 6,50% Growth Domestic Product Tingkat inflasi 5,50% 7,00% 5,50% Inflation rate Manajemen berpendapat bahwa penyisihan penurunan nilai yang dibentuk telah memadai. Management believes that the allowance for impairment losses is adequate. 15. ASET LAIN-LAIN 15. OTHER ASSETS 31 Desember/December 31, Rupiah: Rupiah: Bunga masih akan diterima Interests receivable Agunan yang diambil alih - neto Foreclosed assets - net Biaya dibayar dimuka Prepaid expenses Uang muka Advance payments Tagihan pajak penghasilan badan Refundable corporate income tax (Catatan 21a) (Note 21a) Tagihan terkait dengan Receivables relating to transaksi kartu kredit dan credit card and ATM ATM - neto (Catatan 32) transactions - net (Note 32) Setoran jaminan Guarantee deposit Pendapatan masih akan diterima Accrued revenue Properti terbengkalai - neto Abandoned properties - net Lain-lain - neto Others - net Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: Bunga masih akan diterima Interests receivable Total Total Biaya dibayar dimuka sebagian besar terdiri atas biaya-biaya sewa gedung, rumah, kendaraan, peralatan kantor, dan asuransi. Agunan yang diambil alih merupakan agunan yang diambil alih oleh Bank sehubungan dengan penyelesaian kredit yang terdiri atas tanah, bangunan, kendaraan, dan lain-lain. Bank telah mengambil alih kepemilikan atas tanah dan bangunan selama tahun 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar Rp73.115, Rp , dan RpNihil. Properti terbengkalai merupakan aset tetap yang dimiliki Bank tetapi tidak digunakan untuk kegiatan usaha. Penyisihan kerugian untuk properti terbengkalai pada tanggal 31 Desember 2012 adalah sebesar Rp Manajemen berpendapat bahwa nilai tercatat agunan yang diambil alih merupakan nilai neto yang dapat direalisasi Prepaid expenses consist mainly of prepaid building rent, housing rent, car rent, office equipments rent, and insurance. Foreclosed assets consist of collaterals which were acquired by the Bank in the settlement of loans in form of lands, buildings, vehicles, and others. The Bank took possession of land and building during 2014, 2013, and 2012 amounting to Rp73,115, Rp157,841, and RpNil, respectively. Abandoned properties are fixed assets held by the Bank but are not used for its banking business. The allowance for losses on abandoned properties as of December 31, 2012 amounted to Rp3,662. Management believes that the carrying value of foreclosed assets represents their net realizable values.

312 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 15. ASET LAIN-LAIN (lanjutan) 15. OTHER ASSETS (continued) Perubahan penyisihan kerugian untuk agunan yang diambil alih adalah sebagai berikut: The movements in allowance for losses on foreclosed assets were as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Saldo awal Begining balance Pemulihan selama Reversal during tahun berjalan (6.877) (1.185) (940) the year Saldo akhir Ending balance Uang muka terdiri dari uang muka yang dikeluarkan sehubungan dengan pembukaan cabang-cabang baru, relokasi cabang, renovasi gedung kantor, cicilan pembayaran Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (Catatan 21f), dan uang muka biaya lain-lain. Pendapatan masih akan diterima merupakan pendapatan yang berasal dari penerimaan imbalan dari pihak ketiga atas pembayaran listrik, air, telepon, pajak, dan lain-lain melalui Bank. Setoran jaminan terdiri dari setoran yang diberikan Bank kepada pihak ketiga sebagai jaminan atas pemakaian jasa atau perizinan yang diberikan dari pihak ketiga. Advance payments consist of payments which relate to the opening of new branch offices, branch relocation, office building renovation, installment payments of Assessment of Tax Underpayment letter (Note 21f), and other advance payments. Accrued revenue represents fees from third parties for electricity, water, telephone, tax, and other payments made through the Bank. Guarantee deposits consist of payment to third parties as collateral on services or license that delivered from the third parties. 16. LIABILITAS SEGERA 16. LIABILITIES IMMEDIATELY PAYABLE 31 Desember/December 31, Pihak ketiga Third parties Rupiah: Rupiah: Titipan pembayaran dari nasabah Payments from customers Kiriman uang yang belum direalisasi Unsettled money transfer Titipan pajak sebagai Tax collection received as bank persepsi collecting bank Lain-lain Others Mata uang asing: Foreign currencies: Kiriman uang yang belum direalisasi Unsettled money transfer Lain-lain Others Total Total Titipan pembayaran dari nasabah terdiri dari pembayaran kepada beberapa rekanan payment point. Lain-lain terdiri dari deposito berjangka yang telah jatuh tempo, setoran atas pembukaan rekening, dan lain-lain Payments from customers consists of payments to several payment points partners. Others consist of matured time deposits, customers deposits for opening accounts, and others.

313 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 17. GIRO 17. DEMAND DEPOSITS a. Berdasarkan pihak a. By counterparties 31 Desember/December 31, Pihak berelasi (Catatan 38) Related parties (Note 38) Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Total Total Pada tanggal 31 Desember 2014, giro yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ). Giro yang dijadikan sebagai jaminan atau diblokir oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ) (Catatan 10p.ii). Giro yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah yang dijadikan sebagai jaminan atas pembiayaan/piutang Syariah kepada beberapa debitur pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp650 (2013: Rp213; 2012: Rp284). As of December 31, 2014, demand deposits under Sharia banking principles amounted to Rp158,006 (2013: Rp149,497; 2012: Rp183,019). Demand deposits amounting to Rp978,981 are pledged as collateral or blocked as of December 31, 2014 (2013: Rp827,612; 2012: Rp559,568) (Note 10p.ii). Demand deposits under Sharia banking principles amounting to Rp650 are pledged as collateral for Sharia financing/receivables granted by the Bank to such debtors as of December 31, 2014 (2013: Rp213; 2012: Rp284). b. Berdasarkan mata uang b. By currency 31 Desember/December 31, Rupiah Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Yen Jepang Japanese Yen Dolar Australia Australian Dollar Euro Eropa European Euro Pound Sterling Inggris Great Britain Pound Sterling Total Total

314 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 17. GIRO (lanjutan) 17. DEMAND DEPOSITS (continued) c. Tingkat bunga rata-rata per tahun c. Average annual interest rates Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah 1,50% 1,50% 1,50% Rupiah Mata uang asing 0,10% 0,10% 0,10% Foreign currencies 18. TABUNGAN 18. SAVINGS DEPOSITS a. Berdasarkan pihak a. By counterparties 31 Desember/December 31, Pihak berelasi (Catatan 38) Related parties (Note 38) Rupiah: Rupiah: SiAga SiAga Wadiah Wadiah Mudharabah Mudharabah Pihak ketiga Third parties Rupiah: Rupiah: SiAga SiAga Kerjasama Kerjasama Wadiah Wadiah Sikosi Sikosi Mudharabah Mudharabah Lain-lain Others Mata uang asing: Foreign currencies: SiAga Dolar SiAga Dolar Total Total Lain-lain terdiri dari Tabungan Rencana dan Tabunganku. Pada tanggal 31 Desember 2014, tabungan yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ). Tabungan yang dijadikan sebagai jaminan atau diblokir oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ) (Catatan 10p.ii). Tabungan yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah yang dijadikan sebagai jaminan atas pembiayaan/piutang Syariah kepada beberapa debitur pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp4.164 (2013: Rp7.241; 2012: Rp7.150) Others consist of Tabungan Rencana and Tabunganku. As of December 31, 2014, savings deposits under Sharia banking principles amounted to Rp569,912 (2013: Rp530,767; 2012: Rp345,521). Savings deposits amounting to Rp9,015,323 are pledged as collateral or blocked as of December 31, 2014 (2013: Rp7,577,941; 2012: Rp6,524,235) (Note 10p.ii). Savings deposits under Sharia banking principles amounting to Rp4,164 are pledged as collateral to Sharia financing/receivables granted by the Bank to such debtors as of December 31, 2014 (2013: Rp7,241; 2012: Rp7,150).

315 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 18. TABUNGAN (lanjutan) 18. SAVINGS DEPOSITS (continued) b. Tingkat bunga rata-rata per tahun b. Average annual interest rates Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah 4,61% 3,02% 3,05% Rupiah Mata uang asing 0,56% 1,44% - Foreign currencies 19. DEPOSITO BERJANGKA 19. TIME DEPOSITS a. Berdasarkan pihak a. By counterparties 31 Desember/December 31, Pihak berelasi (Catatan 38) Related parties (Note 38) Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Pihak ketiga Third parties Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Total Total Pada tanggal 31 Desember 2014, deposito berjangka yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ). Deposito berjangka yang dijadikan sebagai jaminan atau diblokir oleh Bank pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp ) (Catatan 10p.ii). Deposito berjangka yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah yang dijadikan sebagai jaminan atas pembiayaan/piutang Syariah kepada beberapa debitur pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp (2013: Rp ; 2012: Rp45.342). As of December 31, 2014, time deposits under Sharia banking principles amounted to Rp3,267,034 (2013: Rp2,591,998; 2012: Rp2,322,244). Time deposits amounting to Rp1,509,713 are pledged as collateral or blocked as of December 31, 2014 (2013: Rp1,189,229; 2012: Rp1,298,196) (Note 10p.ii). Time deposits under Sharia banking principles amounting to Rp110,557 are pledged as collateral to Sharia financing/receivables granted by the Bank to such debtors as of December 31, 2014 (2013: Rp141,071; 2012: Rp45,342)

316 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 19. DEPOSITO BERJANGKA (lanjutan) 19. TIME DEPOSITS (continued) b. Berdasarkan mata uang b. By currency 31 Desember/December 31, Rupiah Rupiah Mata uang asing: Foreign currencies: Dolar Amerika Serikat United States Dollar Euro Eropa European Euro Dolar Singapura Singapore Dollar Dolar Australia Australian Dollar Total Total c. Tingkat bunga rata-rata per tahun berdasarkan periode penempatan Tingkat bunga rata-rata per tahun (%)/ Average interest rates per annum (%) c. Average annual interest rate by contract period Nilai nominal/nominal value Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah: Rupiah: 1 bulan 7,44 5,57 5, month 3 bulan 7,41 5,95 5, months 6 bulan 7,36 5,67 5, months 12 bulan 7,22 5,53 6, months Mata uang asing: Foreign currencies: 1 bulan 1,28 1,10 1, month 3 bulan 1,31 2,20 1, months 6 bulan 1,31 1,18 1, months 12 bulan 1,35 1,10 1, months Total Total d. Berdasarkan sisa umur sampai dengan jatuh tempo d. By remaining period to maturity 31 Desember/December 31, Rupiah: Rupiah: 1 bulan month > 1-3 bulan >1-3months > 3-6 bulan >3-6months > 6-12 bulan > 6-12 months Mata uang asing: Foreign currencies: 1 bulan month > 1-3 bulan >1-3months > 3-6 bulan >3-6months > 6-12 bulan > 6-12 months Total Total

317 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 20. SIMPANAN DARI BANK LAIN 20. DEPOSITS FROM OTHER BANKS a. Berdasarkan mata uang dan jenis a. By currency and type 31 Desember/December 31, Pihak ketiga Third parties Rupiah: Rupiah: Interbank call money Interbank call money Deposito berjangka Time deposits Tabungan Savings deposits Giro Demand deposits Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: Interbank call money Interbank call money Total Total Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, terdapat simpanan dari bank lain yang berdasarkan pada prinsip perbankan Syariah sebesar Rp , Rp , dan Rp Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, tidak terdapat simpanan dari bank lain yang dijadikan sebagai jaminan atau diblokir oleh Bank., deposits from other banks under Sharia banking principles amounted to Rp312,997, Rp189,839, and Rp126,114., there were no deposits from other banks pledged as collateral or blocked by the Bank. b. Tingkat bunga rata-rata per tahun b. Average annual interest rates Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah: Rupiah: Interbank call money 5,82% 5,27% 3,18% Interbank call money Giro 1,40% 1,35% 1,35% Demand deposits Deposito berjangka 4,84% 4,11% 4,65% Time deposits Tabungan 1,36% 1,68% 2,30% Savings deposits Mata uang asing: Foreign currency: Interbank call money 0,22% 2,37% 0,69% Interbank call money c. Berdasarkan sisa umur sampai dengan saat jatuh tempo c. Based on their remaining period to maturity 31 Desember/December 31, Rupiah: Rupiah: 1 bulan month > 1-3 bulan >1-3months > 3-12 bulan > 3-12 months Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: 1 bulan month Total Total

318 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN 21. INCOME TAX a. Pajak dibayar dimuka a. Prepaid taxes 31 Desember/December 31, Tagihan pajak penghasilan Refundable corporate income badan (Catatan 15) tax (Note 15) Total Total b. Utang pajak b. Taxes payable 31 Desember/December 31, Pajak penghasilan - Pasal Income tax - Article 29 Pajak penghasilan lainnya: Other income tax: Pasal 23 dan 4(2) Articles 23 and 4(2) Pasal Article 21 Pasal Article 25 Lain-lain Others Total Total c. Beban pajak penghasilan c. Income tax expense Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Beban pajak kini - Bank ( ) ( ) ( ) Current tax expense - Bank Beban pajak kini - entitas anak (5.973) (8.720) (7.574) Current tax expense - subsidiaries Total beban pajak kini ( ) ( ) ( ) Total current tax expense (Beban) manfaat pajak tangguhan - Bank (17.903) (23.236) Deferred tax (expense) benefit - Bank Manfaat (beban) pajak tangguhan - Deferred tax benefit (expense) - entitas anak 113 (567) (332) subsidiaries Total beban pajak tangguhan (17.790) (23.803) Total deferred tax expense Total beban pajak Total tax expense - tahun berjalan ( ) ( ) ( ) current year

319 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) 21. INCOME TAX (continued) c. Beban pajak penghasilan (lanjutan) c. Income tax expense (continued) Rekonsiliasi antara beban pajak penghasilan dengan hasil perkalian laba akuntansi sebelum pajak penghasilan dan tarif yang berlaku adalah sebagai berikut: The reconciliation between income tax expense and the income before income tax multiplied by the enacted tax rate is as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Laba sebelum beban Income before income tax pajak penghasilan dalam expense in the laporan laba rugi komprehensif consolidated statements of konsolidasian comprehensive income Bagian laba bersih entitas anak (43.074) (33.440) (27.855) Net income of subsidiaries Laba sebelum pajak penghasilan - Bank Income before income tax - Bank Beban pajak sesuai tarif Tax expense based on pajak yang berlaku ( ) ( ) ( ) applicable tax rate Biaya-biaya yang tidak dapat dikurangkan (6.441) (13.016) (10.951) Non-deductible expenses Penyesuaian tarif pajak Adjustment in corporate penghasilan badan - (4.647) 509 income tax rate ( ) ( ) ( ) Beban pajak entitas anak Tax expenses of subsidiaries - Kini (5.973) (8.720) (7.574) Current - - Tangguhan 113 (567) (332) Deferred - (5.860) (9.287) (7.906) Beban pajak penghasilan - neto ( ) ( ) ( ) Income tax expense - net Rekonsiliasi antara laba sebelum beban pajak penghasilan, seperti yang disajikan dalam laporan laba rugi komprehensif konsolidasian dengan taksiran penghasilan kena pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: The reconciliation between income before income tax expense, as shown in the consolidated statement of comprehensive income and estimated taxable income for the years ended December 31, 2014, 2013, and 2012 are as follows:

320 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) 21. INCOME TAX (continued) c. Beban pajak penghasilan (lanjutan) c. Income tax expense (continued) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Laba sebelum beban pajak penghasilan Income before income tax expense dalam laporan laba rugi in the consolidated statements of komprehensif konsolidasian comprehensive income Bagian laba bersih entitas anak (43.074) (33.440) (27.855) Net income of subsidiaries Laba sebelum pajak penghasilan - Bank Income before income tax - Bank Perbedaan tetap: Permanent differences: - Representasi Representations - - Sumbangan dan hadiah Donations and gifts - - Aktivitas karyawan Employee activities - - Pendapatan yang Income subjected to - dikenakan pajak final (294) (139) (77) final tax - Lain-lain Others - Total perbedaan tetap Total permanent differences Perbedaan temporer: Temporary differences: Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai atas: impairment losses on: - Penempatan pada Placements with - Bank Indonesia Bank Indonesia and dan bank lain (33.420) (1.792) (13.008) other banks - Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia - piutang Syariah (27.780) ( ) (48.788) financing/receivables -Penyertaansaham (536) - - Investments in shares - - Surat-surat berharga - - (2.056) Marketable securities - -Tagihan akseptasi - - (1.024) Acceptances receivable - Penyusutan aset tetap Depreciation of fixed assets Beban untuk kesejahteraan Employee service karyawan entitlements expense Lain-lain (32.316) (6.128) Others Total perbedaan temporer (71.612) (92.944) Total temporary differences Penghasilan kena pajak Taxable income Beban pajak penghasilan ( ) ( ) ( ) Income tax expense Uang muka pajak Prepayment of income taxes - penghasilan - Pasal Article 25 (Utang) tagihan (Income tax payable) pajak penghasilan refundable income tax - Bank (22.012) (32.530) Bank - - Entitas anak (3.044) (3.749) (4.445) Subsidiaries - Total (25.056) (36.279) Total

321 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) 21. INCOME TAX (continued) c. Beban pajak penghasilan (lanjutan) c. Income tax expense (continued) Laba kena pajak hasil rekonsiliasi telah menjadi dasar dalam pengisian Surat Pemberitahuan Tahunan (SPT) pajak untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014, 2013 dan Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan No. 238/PMK.03/2008 tanggal 30 Desember 2008 tentang Tata Cara Pelaksanaan dan Pengawasan Pemberian Penurunan Tarif Bagi Wajib Pajak Badan Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka menyatakan bahwa wajib pajak dapat memperoleh pengurangan tarif pajak penghasilan sebesar 5% (lima persen) lebih rendah dari tarif pajak penghasilan wajib pajak badan dalam negeri yang berlaku sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No. 36 tahun 2008 tentang Pajak Penghasilan dan Peraturan Pemerintah No. 81 Tahun 2007 tertanggal 28 Desember 2007 tentang Penurunan Tarif Pajak Penghasilan Bagi Wajib Pajak Dalam Negeri yang berbentuk Perseroan Terbuka sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah No. 77 Tahun 2013 tertanggal 21 November Penurunan tarif pajak penghasilan tersebut diberikan apabila wajib pajak memenuhi kriteria sebagai berikut: i. Jumlah kepemilikan saham publiknya 40% (empat puluh persen) atau lebih dari total saham yang disetor dicatat untuk diperdagangkan di bursa efek di Indonesia dan masuk dalam penitipan kolektif di lembaga penyimpanan dan penyelesaian; Taxable income from the reconciliation has been the basis for filling Annual Corporate Tax Return for the years ended December 31, 2014, 2013 and Based on Regulation of Ministry of Finance No. 238/PMK.03/2008 dated December 30, 2008 on The Guideliness on the Rate Reduction for Resident Tax Payers in the Form of Public Companies provides that the taxpayer may obtain income tax rate reduction of 5% (five percent) lower than the income tax rate for resident corporate tax payers as regulated in Law No. 36 Year 2008 regarding Income Tax and Government Regulation No. 81 Year 2007 dated December 28, 2007 regarding Reduction of the Income Tax Rate for Resident Corporate Tax payers in the Form of Publicly Listed Companies as amended by Government Regulation No. 77 Year 2013 dated November 21, Reduction on income tax rates is given if tax payer meets the following criteria: i. The number of public shareholding of 40% (forty percent) or more of the total paid-up shares recorded for traded in the stock exchange in Indonesia and entered into collective custody and settlement institution; ii. Saham tersebut dimiliki paling sedikit oleh 300 pihak; ii. Shares owned by at least 300 parties; iii. Masing-masing pihak yang dimaksud di atas hanya boleh memiliki saham kurang dari 5% (lima persen) dari total saham yang disetor; iii. Each party mentioned above may only have a stake of less than 5% (five percent) of the total paid-up shares; iv. Ketentuan tersebut harus dipenuhi oleh wajib pajak dalam waktu paling singkat 6 (enam) bulan (183 hari kalendar) dalam jangka waktu 1 tahun pajak. iv. Such provisions must be met by the tax payer within a period of 6 (six) months (183 calendar days) within a period of one fiscal year

322 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) 21. INCOME TAX (continued) c. Beban pajak penghasilan (lanjutan) c. Income tax expense (continued) Berdasarkan Laporan Bulanan Kepemilikan Saham Emiten Atau Perusahaan Publik dan Rekapitulasi yang Telah Dilaporkan (Formulir No. X.H.1-6) tanggal 9 Januari 2014 dan 3 Januari 2013 dari PT Datindo Entrycom atas kepemilikan saham Bank selama tahun 2013 dan 2012, semua kriteria untuk memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak tersebut di atas telah terpenuhi. Untuk tahun 2014, Bank tidak memenuhi kriteria untuk memperoleh fasilitas penurunan tarif pajak. Based on the Monthly Shareholding Report of Issuer or Public Company and Reported Recapitulation (Form No. X.H.1-6) dated January 9, 2014 and January 3, 2013 from PT Datindo Entrycom on the Bank s shareholding during 2013 and 2012, all of the criteria to obtain the tax rate decrease facility mentioned above were met. For 2014, the Bank does not meet the criteria to obtain the tax rate decrease facility. d. Aset (liabilitas) pajak tangguhan d. Deferred tax assets (liabilities) Pengaruh pajak tangguhan atas beda waktu yang signifikan antara pelaporan komersial dan perpajakan adalah sebagai berikut: The tax effects of significant temporary differences between commercial reporting and tax purposes are as follows: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian/ Credited/ Dibebankan ke (charged) to ekuitas consolidated konsolidasian/ statement of Charged to 1Januari/ comprehensive consolidated 31 Desember/ January income equity December Aset pajak tangguhan Deferred tax assets Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai: impairment losses on: - Penempatan pada Placement with - Bank Indonesia Bank Indonesia dan bank lain (8.355) - - and other banks - Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia - piutang Syariah (59.851) (6.945) - (66.796) financing/receivables - Penyertaan saham 134 (134) - - Investments in shares - Beban untuk kesejahteraan Employee service karyawan entitlement expenses Penyusutan aset tetap Depreciation of fixed assets Lain-lain (8.079) (5.224) Others Aset pajak tangguhan - Bank (17.903) (5.224) Deferred tax assets - Bank Aset pajak tangguhan - Deferred tax assets - entitas anak subsidiaries Aset pajak tangguhan - neto (17.790) (5.224) Deferred tax assets - net

323 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) 21. INCOME TAX (continued) d. Aset (liabilitas) pajak tangguhan (lanjutan) d. Deferred tax assets (liabilities) (continued) 31 Desember 2013/December 31, 2013 Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian/ Credited/ Dibebankan ke (charged) to ekuitas consolidated konsolidasian/ statement of Charged to 1 Januari/ comprehensive consolidated 31 Desember/ January income equity December Aset pajak tangguhan Deferred tax assets Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai: impairment losses on: - Penempatan pada Placement with - Bank Indonesia Bank Indonesia dan bank lain (448) and other banks - Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia - piutang Syariah (24.337) (35.514) - (59.851) financing/receivables - Penyertaan saham Investments in shares - Beban untuk kesejahteraan Employee service karyawan entitlement expenses Penyusutan aset tetap Depreciation of fixed assets Lain-lain (1.532) Others Aset pajak tangguhan - Bank (23.236) Deferred tax assets - Bank Aset pajak tangguhan - Deferred tax assets - entitas anak (567) subsidiaries Aset pajak tangguhan - neto (23.803) Deferred tax assets - net 31 Desember 2012/December 31, 2012 Dikreditkan/ (dibebankan) ke laporan laba rugi komprehensif konsolidasian/ Credited/ Dibebankan ke (charged) to ekuitas consolidated konsolidasian/ statements of Charged to 1 Januari/ comprehensive consolidated 31 Desember/ January income equity December Aset pajak tangguhan Deferred tax assets Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai: impairment losses on: - Penempatan pada Placement with - Bank Indonesia (3.252) Bank Indonesia dan bank lain and other banks - Surat-surat berharga 514 (514) - - Marketable securities - - Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia - piutang Syariah (12.140) (12.197) - (24.337) financing/receivables - Tagihan akseptasi 256 (256) - - Acceptance receivables - - Penyertaan saham Investments in shares - Beban untuk kesejahteraan Employee service karyawan entitlement expenses Penyusutan aset tetap Depreciation of fixed assets Lain-lain (1.273) Others Aset pajak tangguhan - Bank (1.273) Deferred tax assets - Bank Aset pajak tangguhan - Deferred tax assets - entitas anak (332) subsidiaries Aset pajak tangguhan - neto (1.273) Deferred tax assets - net

324 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) 21. INCOME TAX (continued) d. Aset (liabilitas) pajak tangguhan (lanjutan) d. Deferred tax assets (liabilities) (continued) Manajemen berpendapat bahwa aset pajak tangguhan yang timbul dari perbedaan temporer diperkirakan dapat direalisasikan pada periode mendatang. Management believes that the deferred tax assets resulting from temporary differences can be realized in the next periods. e. Administrasi e. Administrative Berdasarkan Undang-undang Republik Indonesia No. 28 Tahun 2007 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan yang berlaku mulai tahun 2008, Direktorat Jenderal Pajak ( DJP ) dapat menetapkan dan mengubah liabilitas pajak dalam batas waktu lima tahun sejak tanggal terutangnya pajak. Based on Law of the Republic of Indonesia No. 28 Year 2007 regarding Third Amendment of Law No. 6 Year 1983 regarding General Rules and Procedures of Taxation which is applicable starting 2008, the Directorate General of Tax ( DGT ) may assess or amend taxes within five years from the date the tax becomes due. f. Pemeriksaan pajak f. Tax assessments 2003, 2004, dan , 2004, and 2006 Bank telah menerima hasil pemeriksaan pajak dari Kantor Pajak sehubungan dengan Pajak Penghasilan (PPh), Pajak Penghasilan Badan, dan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) untuk tahun pajak 2003, 2004, dan Dari hasil pemeriksaan pajak, Kantor Pajak telah menerbitkan beberapa Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB) dan Surat Tagihan Pajak (STP). Atas SKPKB dan STP tersebut telah diselesaikan sebesar Rp pada tahun 2008 dan jumlah tersebut dicatat sebagai beban pada tahun berjalan, sedangkan untuk jumlah sebesar Rp yang terdiri atas PPh, PPN atas transaksi murabahah, dan PPN atas transaksi Agunan Yang Diambil Alih (AYDA), Bank mengajukan keberatan ke DJP. Pada tanggal 19 Oktober 2009, DJP menolak keberatan Bank atas hasil pemeriksaan pajak tahun 2003, 2004, dan 2006 seperti yang disebutkan di atas melalui surat No. Kep.828/PJ Bank telah mengajukan banding atas keputusan keberatan pajak penghasilan pasal 23/26 dan 4(2) dan PPN atas transaksi murabahah tersebut kepada Pengadilan Pajak pada tanggal 30 Desember 2009 dan telah menerima tanda terima surat banding dari Pengadilan Pajak pada tanggal 11 Januari The Bank has received tax assessment results from the Tax Authorities regarding the income taxes, corporate income taxes, and Value Added Tax (VAT) for fiscal years 2003, 2004, and Based on the tax assessment results, the Tax Authorities issued several Assessment of Tax Underpayment (SKPKB) and Tax collection letters (STP). Based on those SKPKB and STP, the Bank paid the tax obligation amounting to Rp15,488 in 2008 and the amount has been recorded as current year expense, while for the amount of Rp105,874 which consists of income taxes, VAT on murabahah transactions, and VAT on foreclosed assets, the Bank proposed objection to DGT. On October 19, 2009, the DGT rejected the Bank s objection against tax assessment for years 2003, 2004, and 2006 as mentioned above through letter No. Kep.828/PJ On December 30, 2009, the Bank has submitted appeal against the objection decision related with income taxes article 23/26 and 4(2) and VAT on murabahah transaction to the Tax Court and received the receipt slip from the Tax Court on January 11,

325 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) 21. INCOME TAX (continued) f. Pemeriksaan pajak (lanjutan) f. Tax assessments (continued) 2003, 2004, dan 2006 (lanjutan) 2003, 2004, and 2006 (continued) PPN atas transaksi murabahah (lanjutan) Bank telah melakukan cicilan pembayaran SKPKB kepada Kantor Pajak untuk memenuhi syarat pengajuan banding sesuai dengan UU No. 14 Tahun 2002 tentang Pengadilan Pajak pasal 36 ayat 4. Jumlah yang telah dibayarkan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013 dan 2012 adalah sebesar Rp Jumlah ini dicatat dalam aset lain-lain. Untuk SKPKB PPN atas transaksi murabahah sebesar Rp74.738, Bank berpendapat bahwa pembiayaan murabahah adalah jasa perbankan sebagaimana diatur dalam Undang-Undang (UU) No. 7 Tahun 1992 tentang Perbankan yang telah diubah dengan UU No. 10 Tahun 1998 dan UU No. 21 Tahun 2008 tentang Perbankan Syariah, dengan demikian pembiayaan murabahah dikecualikan dari pengenaan PPN. Hal ini sesuai dengan UU No. 8 Tahun 1983 yang telah diubah dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN barang dan jasa dan penjualan atas barang mewah. Pada tanggal 15 Oktober 2009, Pemerintah Republik Indonesia telah menerbitkan UU No. 42 tahun 2009 tentang Perubahan Ketiga atas Undang-undang No. 8 tahun 1983 tentang Pajak Pertambahan Nilai Barang dan Jasa dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang berlaku mulai tanggal 1 April UU tersebut menegaskan bahwa jasa pembiayaan berdasarkan prinsip Syariah termasuk kelompok jasa yang tidak dikenai PPN. VAT on Murabahah transaction (continued) The Bank has paid installment for SKPKB to Tax Authorities to comply with requirement for lodging tax appeal in accordance with Law No. 14 Year 2002 regarding Tax Court article 36 point 4. As of December 31, 2013 and 2012, the amount paid is amounting to Rp32,700. The amount has been recorded in other assets. For SKPKB of VAT on murabahah transactions amounting to Rp74,738, the Bank believes that murabahah financing is banking services as stipulated in the Law No. 7 Year 1992 regarding Banking, which has been amended by Law No. 10 Year 1998 and Law No. 21 Year 2008 regarding Islamic Banking, murabahah financing thus is exempted from theimpositionofvat.thisisinaccordance with Law No. 8 Year 1983 which has been amended by Law No. 18 Year 2000 regarding VAT for goods and services and luxury goods. On October 15, 2009, the Government of the Republic of Indonesia has issued Law No. 42 Year 2009 regarding Third Amendment of Law No. 8 Year 1983 regarding Value Added Tax on Goods and Services and Sales Tax on Luxury Goods which effective since April 1, The Law confirms that financing services based on Sharia principle is included in group of service which is exempted from VAT

326 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) 21. INCOME TAX (continued) f. Pemeriksaan pajak (lanjutan) f. Tax assessments (continued) 2003, 2004, dan 2006 (lanjutan) 2003, 2004, and 2006 (continued) PPN atas transaksi murabahah (lanjutan) Pada tanggal 25 Mei 2010, Pemerintah Republik Indonesia menerbitkan UU No. 2 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Undang- Undang Nomor 47 Tahun 2009 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Tahun Anggaran 2010, yang menyebutkan bahwa PPN atas transaksi murabahah Bank sebesar Rp ditanggung oleh Pemerintah Republik Indonesia. Menindaklanjuti UU tersebut, pada tanggal 28 Desember 2010, Menteri Keuangan Republik Indonesia menerbitkan peraturan No. 251/PMK.011/2010 tentang Pajak Pertambahan Nilai yang ditanggung Pemerintah atas Transaksi Murabahah Perbankan Syariah Tahun Anggaran 2010 yang menyatakan bahwa PPN terutang yang tercantum pada Surat Ketetapan Pajak yang telah diterbitkan, ditanggung pemerintah dengan alokasi sesuai APBN tahun anggaran Selain itu, Bank juga menerima STP terkait bunga atas PPN transaksi murabahah kurang bayar sebesar Rp Pada tanggal 12 Agustus 2011, Bank telah mengirimkan surat kepada DJP mengenai permintaan pengembalian cicilan SKPKB yang telah dibayarkan oleh Bank hingga tahun 2010 sebesar Rp Pada tanggal 26 November 2012, Bank telah mengirimkan surat permohonan pengembalian pajak yang sudah dibayarkan atas transaksi murabahah yang ditanggung pemerintah kepada DJP dan kantor pelayanan pajak wajib pajak besar satu. Namun, berdasarkan surat DJP No. S- 9985/WPJ tanggal 20 Desember 2012, berkas surat dikembalikan karena tidak memenuhi ketentuan, sehingga pada tanggal 28 Januari 2013 Bank mengirimkan kembali surat permohonan penyelesaian administrasi atas transaksi murabahah kepada DJP. Karena belum terdapat tanggapan dari DJP, Bank mengirimkan kembali surat permohonan penyelesaian administrasi atas transaksi murabahah kepada DJP pada tanggal-tanggal 18 September 2013 dan 30 Desember Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, Bank belum menerima tanggapan dari DJP. VAT on Murabahah transaction (continued) On May 25, 2010, the Government of the Republic of Indonesia issued Law No. 2 Year 2010 concerning Amendment to Law Number 47 Year 2009 regarding State Revenues and Expenditures Budget (APBN) Fiscal Year 2010, which states that the VAT upon murabahah transaction of the Bank amounting to Rp76,414 is borne by the Government of the Republic of Indonesia. Following up on the Law, on December 28, 2010, the Minister of Finance of the Republic of Indonesia issued a decree No. 251/PMK.011/2010 regarding Value Added Tax of the Murabahah Transactions of Sharia Banking borne by the Government for Fiscal Year 2010, which states that VAT payable included in issued Tax Assessment letters is borne by the government based on allocation stated in APBN for fiscal year In addition, the Bank has received STP related to interest on underpayment of VAT on murabahah transaction amounting to Rp23,629. On August 12, 2011, the Bank sent a letter to DGT requesting restitution of SKPKB installment that has been paid by the Bank up to 2010 amounting to Rp32,700. On November 26, 2012, Bank sent a letter to DGT requesting restitution for the tax paid for murabahah transaction which is borne by government to DGT and Tax Authorities for large taxpayers. However, based on letter No. S-9985/WPJ dated December 20, 2012, the letter was returned due to it did not fulfill certain requirement, therefore on January 28, 2013, the Bank resent the letter regarding the administration settlement on murabahah transaction to DGT. Due to there was no response from DGT, the Bank resent letters regarding the administration settlement on murabahah transaction to DGT on September 18, 2013 and December 30, Until the completion of these consolidated financial statements, the Bank has not received response from DGT

327 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) 21. INCOME TAX (continued) f. Pemeriksaan pajak (lanjutan) f. Tax assessments (continued) 2003, 2004, dan 2006 (lanjutan) 2003, 2004, and 2006 (continued) Pajak penghasilan pasal 23/26 dan 4(2) Income tax article 23/26 and 4(2) Pada bulan Mei - Juni 2011, Bank telah menerima keputusan banding dari Pengadilan Pajak yang menolak banding yang diajukan Bank. Pada tanggal 13 Juli 2012, Bank telah mengirimkan surat permohonan peninjauan kembali kepada Mahkamah Agung (MA) atas putusan terkait pajak penghasilan Pasal 23/26 dan 4(2). Pada tanggal 23 Agustus 2012, Bank menerima surat penandatanganan akta permohonan peninjauan kembali dari MA. Pada tanggal 18 Oktober 2013, Bank mengirimkan surat untuk menanyakan perkembangan proses peninjauan kembali kepada pengadilan pajak. Pada tahun 2014, MA menyatakan tidak berhak memutuskan, sehingga kasus ini dikembalikan ke kantor pajak. Pada tahun 2014, Bank mengirimkan surat kepada DJP untuk pengurangan sanksi menjadi nihil. Sebagai tanggapan atas surat tersebut, DJP meminta data dari Bank untuk memverifikasi kembali kasus pajak ini. Bank telah melakukan cicilan pembayaran SKPKB kepada Kantor Pajak. Jumlah yang telah dibayarkan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebesar Rp100. Jumlah ini dicatat dalam aset lain-lain. In May - June 2011, the Bank has received decision of appeal from Tax Court which rejected the appeal submitted by the Bank. On July 13, 2012, the Bank sent a letter to Supreme Court (SC) to request judicial review regarding decision of appeal on income taxes article 23/26 and 4(2). On August 23, 2012, the Bank has received a signing letter related with request of judicial review deed from SC. On October 18, 2013, the Bank sent a letter to SC requesting current status of judicial review. In 2014, SC stated that they do not have the right to decide, so that the case be returned to the tax office. In 2014, the Bank sent a letter to DGT to reduce sanctions to be nil. As a response to the letter, DGT requested data from the Bank to re-verify this tax case. The Bank has paid installment for SKPKB to Tax Authorities. As of December 31, 2014, 2013, and 2012, the amount paid is amounting to Rp100. The amount has been recorded in other assets Bank telah menerima hasil pemeriksaan pajak dari Kantor Pajak sehubungan dengan PPN untuk masa pajak Desember Dari hasil pemeriksaan pajak, Kantor Pajak telah menerbitkan beberapa SKPKB sebesar Rp76 yang telah diselesaikan dan dicatat sebagai beban pada tahun berjalan. The Bank has received tax assessment results from the Tax Authorities regarding the VAT for fiscal period of December Based on the tax assessment results, the Tax Authorities issued several SKPKBs amounting to Rp76 which has been paid and recorded as current year expense Kantor Pajak sedang melakukan pemeriksaan pajak untuk tahun pajak 2010 untuk semua jenis pajak. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, Bank belum menerima hasil pemeriksaan tersebut. The Tax Authorities are conducting tax examinations for fiscal years 2010 for all taxes. Until the completion of these consolidated financial statements, the Bank has not received the result of the examination yet

328 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 21. PAJAK PENGHASILAN (lanjutan) 21. INCOME TAX (continued) f. Pemeriksaan pajak (lanjutan) f. Tax assessments (continued) Pada tanggal 30 April 2013, Bank telah menerima hasil pemeriksaan pajak dari Kantor Pajak sehubungan dengan PPh, pajak penghasilan badan, dan PPN untuk tahun pajak Dari hasil pemeriksaan pajak, Kantor Pajak telah menerbitkan beberapa SKPKB sebesar Rp5.537, Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN), STP sebesar Rp336, dan Surat Ketetapan Pajak Lebih Bayar (SKPLB) sebesar Rp Atas SKPKB dan STP terkait dengan PPh dan PPN telah diselesaikan sebesar Rp3.764 pada tahun 2013 dan jumlah tersebut dicatat sebagai beban pada tahun berjalan, sedangkan untuk jumlah sebesar Rp2.109 yang terdiri dari PPN atas transaksi penjualan agunan yang diambil alih dan pendapatan administrasi pihak ketiga, Bank mengajukan keberatan ke DJP. Atas SKPLB terkait dengan pajak penghasilan badan sebesar Rp1.719, Bank juga mengajukan keberatan kepada DJP. Pada tahun 2014, DJP telah menerbitkan keputusan atas keberatan yang isinya menyetujui lebih bayar pajak penghasilan badan Bank sebesar Rp Atas tambahan lebih bayar senilai Rp620, DJP telah menerbitkan surat perintah membayar dengan kompensasi utang pajak tahun Atas keputusan keberatan tersebut, Bank mengajukan banding. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, Bank belum menerima hasil banding Bank telah menerima hasil pemeriksaan pajak dari Kantor Pajak sehubungan dengan PPh, Pajak Penghasilan Badan, dan PPN untuk tahun pajak Dari hasil pemeriksaan pajak, Kantor Pajak telah menerbitkan beberapa SKPKB sebesar Rp5.809 dan SKPLB sebesar Rp Atas SKPKB terkait dengan PPh dan PPN telah diselesaikan sebesar Rp4.566 pada tahun 2014 dan jumlah tersebut dicatat sebagai beban pada tahun berjalan, sedangkan untuk jumlah sebesar Rp916 yang terdiri dari PPN atas transaksi penjualan agunan yang diambil alih dan pendapatan administrasi pihak ketiga, Bank mengajukan keberatan ke DJP. Atas SKPLB terkait dengan pajak penghasilan badan sebesar Rp4.097, Bank juga mengajukan keberatan kepada DJP. Sampai dengan tanggal laporan keuangan konsolidasian, Bank belum menerima hasil keberatan On April 30, 2013, the Bank has received tax assessment results from the Tax Authorities regarding the income taxes, corporate income tax, and VAT for fiscal year Based on the tax assessment results, the Tax Authorities issued several SKPKBs amounting to Rp5,537, Zero Tax Assessment Letter (SKPN), STP amounting to Rp336, and Tax Overpayment Letter (SKPLB) amounting to Rp1,719. Based on the SKPKB and STP related with income taxes and VAT, the Bank has paid the tax obligation amounting to Rp3,764 in 2013 and the amount has been recorded as current year expense, while for the amount Rp2,109 which consists of VAT on sale of foreclosed assets and administration income from third party, the Bank submitted objection to DGT. For the SKPLB related with corporate income tax amounting to Rp1,719, the Bank has also submitted objection to DGT. In 2014, DGT has issued a decision on the objection that agreed the overpayment of corporate income tax of Rp2,399. Upon additional overpayments of Rp620, DGT has issued a payment request letter by compensating with 2003 tax payable. On the discussion of objections, the Bank submitted an appeal. Until the completion of these consolidated financial statements, the Bank has not received result of the appeal. The Bank has received tax assessment results from the Tax Authorities regarding the income taxes, corporate income taxes, and VAT for fiscal year Based on the tax assessment results, the Tax Authorities issued several SKPKBs amounting to Rp5,809 and SKPLB amounting to Rp4,097. Based on the SKPKB related with income taxes and VAT, the Bank has paid the tax obligation amounting to Rp4,566 in 2014 and the amount has been recorded as current year expense, while for the amount Rp916 which consists of VAT on sale of foreclosed assets and administration income from third party, the Bank submitted objection to DGT. For the SKPLB related with corporate income tax amounting to Rp4,097, the Bank has also submitted objection to DGT. Until the completion of these consolidated financial statements, the Bank has not received result of the objection.

329 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 22. SURAT BERHARGA YANG DIJUAL DENGAN JANJI DIBELI KEMBALI Tidak ada surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali pada tanggal 31 Desember 2014 dan MARKETABLE SECURITIES SOLD WITH AGREEMENTS TO REPURCHASE There are no marketable securities sold with agreements to repurchase as of December 31, 2014 and Surat berharga yang dijual dengan janji dibeli kembali pada tanggal 31 Desember 2013 terdiri dari: Marketable securities sold with agreements to repurchase as of December 31, 2013 are as follows: Bunga yang Harga beli belum Jangka Tanggal Tanggal kembali/ diamortisasi/ Nilai waktu/ dimulai/ jatuh tempo/ Repurchase Unamortized neto/ Period Start date Due date price interest Net value Pihak ketiga/third party Rupiah: PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Obligasi Pemerintah/ Government Bonds 14 hari/ 20 Des. 2013/ 3 Jan. 2014/ -Seri/Series FR070 days Dec. 20, 2013 Jan. 3, hari/ 30 Des. 2013/ 15 Jan. 2014/ -Seri/Series FR063 days Dec. 30, 2013 Jan. 15, hari/ 30 Des. 2013/ 15 Jan. 2014/ -Seri/Series FR027 days Dec. 30, 2013 Jan. 15, PT Bank Central Asia Tbk Obligasi Pemerintah/ Government Bonds 15 hari/ 18 Des. 2013/ 2 Jan. 2014/ -Seri/Series FR063 days Dec. 18, 2013 Jan. 2, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk Obligasi Ritel Indonesia/ Indonesian Retail Bonds 21 hari/ 20 Des. 2013/ 10 Jan. 2014/ -Seri/Series 010 days Dec. 20, 2013 Jan. 10, Total PINJAMAN YANG DITERIMA 23. BORROWINGS 31 Desember/December 31, Pihak ketiga Third parties Rupiah: Rupiah: Government of the Pemerintah Republik Indonesia Republic of Indonesia Badan Layanan Umum Pusat Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Pembiayaan Perumahan PT Jamsostek (Persero) PT Jamsostek (Persero) Bank Indonesia Bank Indonesia PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Persero)Tbk Lain-lain Others

330 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 23. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 23. BORROWINGS (continued) 31 Desember/December 31, Dolar Amerika Serikat: United States Dollar: Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura Singapore United Overseas Bank Ltd., Singapura United Overseas Bank Ltd., Singapore Bank of Nova Scotia, Singapura Bank of Nova Scotia, Singapore Agence Francaise De Developpement Agence Francaise De Developpement The Hongkong and Shanghai The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., - - Banking Corporation Ltd., Cabang Indonesia Indonesia Branch Citibank, Jakarta Citibank, Jakarta Standard Chartered Bank, New York Standard Chartered Bank, New York PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (Persero)Tbk Standard Chartered Bank, Jakarta Standard Chartered Bank, Jakarta Standard Chartered Bank, Malaysia Standard Chartered Bank, Malaysia Citibank N.A., New York Citibank N.A., New York PT Bank CIMB Niaga Tbk PT Bank CIMB Niaga Tbk Dolar Singapura: Singapore Dollar: Bank of Nova Scotia, Singapura Bank of Nova Scotia, Singapore Total Total a. Pemerintah Republik Indonesia a. The Government of the Republic of Indonesia Pinjaman ini terdiri atas: i) Fasilitas pinjaman yang diberikan dalam rangka menyalurkan dan mendistribusikan kembali penyediaan pinjaman mikro dan usaha kecil. Jumlah maksimum fasilitas ini berdasarkan perubahan terakhir pada tanggal 31 Agustus 2007 adalah sebesar Rp Jangka waktu pinjaman untuk fasilitas ini adalah 5 (Iima) tahun 6 (enam) bulan. Pada tanggal 28 November 2007, berdasarkan surat dari Bank kepada Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 8227/DIR/XI/2007, Bank mengajukan permohonan untuk memperpanjang jangka waktu pinjaman menjadi 15 (lima belas) tahun 6 (enam) bulan yang akan berakhir pada tanggal 10 Desember Pembayaran angsuran dilakukan dalam 5 (lima) kali angsuran setiap 6 (enam) bulanan yang akan dimulai pada tanggal 10 Desember Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat bunga sebesar tingkat bunga rata-rata Sertifikat Bank Indonesia 3 (tiga) bulanan. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp These borrowings consist of: i) The borrowing facility is re-lent and distributed to micro and smali business. The maximum amount of this facility is based on the latest agreement dated August 31, 2007 amounting to Rp470,000. The period of this facility is 5 (five) years and 6 (six) months. As of November 28, 2007, based on the letter from the Bank to the Minister of Finance of the Republic of Indonesia No. 8227/DIR/XI/2007, the Bank proposed an extension of period of the facility to 15 (fifteen) years and 6 (six) months ending on December 10, Installment shall be made in 5 (five) times every 6 (six) months starting from December 10, This borrowing facility bears interest at a rate equal to the 3 (three) months average interest rate of Bank Indonesia Certificates. As of December 31, 2014, 2013, and 2012, the outstanding balance of this borrowing amounted to Rp470,

331 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 23. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 23. BORROWINGS (continued) a. Pemerintah Republik Indonesia (lanjutan) a. The Government of the Republic of Indonesia (continued) ii) Fasilitas pinjaman yang diterima oleh Bank dan PT Bank Syariah Bukopin (entitas anak) yang diberikan dalam rangka menyalurkan dan mendistribusikan kembali penyediaan pinjaman kepemilikan rumah sederhana. Jangka waktu pinjaman untuk fasilitas ini adalah maksimal 21 tahun sampai dengan 31 Maret 2020 sejak tanggal pencairan dengan pembayaran angsuran dilakukan setiap semester. Sebagian pengelolaan pinjaman ini telah dialihkan kepada PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). Fasilitas pinjaman ini dikenakan tingkat bunga berkisar antara 2% sampai dengan 3% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2014 saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp (2013: Rp50.545; 2012: Rp51.408). ii) The borrowing facility received by Bank and PT Bank Syariah Bukopin (a subsidiary) which is re-lent and distributed to simple housing loans. The period of this facility is maximum 21 years until March 31, 2020 after drawdown date with semiannually payments of installments. Part of this borrowing management had been transferred to PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BTN). The borrowing s interest rates ranges from 2% to 3% per annum. As of December 31, 2014, the outstanding balance of this borrowing amounted to Rp49,780 (2013: Rp50,545; 2012: Rp51,408). b. Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan Fasilitas pinjaman yang diberikan dalam rangka menyalurkan dan mendistribusikan pinjaman Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan kepada Bank yang sasarannya untuk menurunkan tingkat suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi kelompok berpenghasilan rendah dan masyarakat berpenghasilan menengah bawah. Jangka waktu fasilitas ini adalah sampai dengan 31 Desember Tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 0,5% per tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan selama 20 tahun sejak tanggal pencairan. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp (2013: Rp92.607; 2012: Rp15.738). b. Badan Layanan Umum Pusat Pembiayaan Perumahan This borrowing facility is intended to re-lend and distribute Housing Financing Liquidity Facility for the Bank which target is to reduce housing loan interest rate for low income and lower middle income community. Term of the facility is until December 31, The interest rate of the borrowing is 0.5% per annum. Installment shall be made every month in 20 years after drawdown date. As of December 31, 2014, the outstanding balance of this borrowing amounted to Rp85,669 (2013: Rp92,607; 2012: Rp15,738)

332 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 23. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 23. BORROWINGS (continued) c. PT Jamsostek (Persero) c. PT Jamsostek (Persero) Fasilitas pinjaman ini diberikan oleh PT Jamsostek (Persero) terkait pemberian fasilitas KPR bagi peserta Jamsostek melalui Bank yang digunakan untuk membantu pembelian rumah dengan dukungan fasilitas Pinjaman Uang Muka Perumahan-Kerja Sama Bank (PUMP-KB). Penyaluran dana dari PT Jamsostek (Persero) akan dilakukan secara bertahap sesuai dengan kebutuhan penyaluran kredit. Jangka waktu fasilitas ini adalah sampai dengan 31 Desember 2013 dengan tingkat bunga sekitar 2% per tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap bulan selama 10 tahun sejak tanggal pencairan. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp (2013: Rp20.257; 2012: Rp6.380). The borrowing facility obtained from PT Jamsostek (Persero) in relation with housing loan facilities for Jamsostek members through the Bank to assist them in purchasing houses with support from Housing Advance Loan-Cooperation with Bank facility (PUMP- KB). Fund distribution will be done in phases based on loan granting needs. The term of this facility is up to December 31, 2013 with interest rate about 2% per annum. Installment shall be made every month in 10 years after drawdown date. As of December 31, 2014, the outstanding balance of this borrowing amounted to Rp19,107 (2013: Rp20,257; 2012: Rp6,380). d. Bank Indonesia (BI) d. Bank Indonesia (BI) Fasilitas pinjaman eks Kredit Likuiditas BI untuk program Kredit Pemilikan Rumah Sederhana dan Pinjaman Pemilikan Rumah Sangat Sederhana. Jangka waktu fasilitas ini sesuai dengan pinjaman kepada nasabah maksimum selama 21 (dua puluh satu) tahun dan jatuh tempo terakhir pada tahun Tingkat bunga berkisar antara 3% sampai dengan 9% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman ini adalah sebesar Rp198 (2013: Rp396; 2012: Rp616). Bank Indonesia Liquidity Credits relate to simple and very simple housing loans. Such facility has period similar to the loan granted to customers with a maximum term of 21 (twenty one) years and will mature in The borrowing interest rates ranges from 3% to 9% per annum. As of December 31, 2014, the outstanding balance of this borrowing amounted to Rp198 (2013: Rp396; 2012: Rp616). e. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk e. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk ini merupakan fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Rupiah dan Dollar Amerika Serikat. Pada tanggal 31 Desember 2013, fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Rupiah terdiri dari lima fasilitas dengan saldo masingmasing sebesar Rp11.500, Rp6.350, Rp3.300, Rp9.100, dan Rp2.550 dengan jangka waktu antara 87 sampai dengan 180 hari untuk periode antara 25 November 2013 sampai dengan 18 Juni Pinjaman ini dikenakan bunga antara 7,80% sampai dengan 8,00% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tanggal jatuh tempo. The borrowing facilities obtained from PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk represent bankers' acceptance facility in Rupiah and United States Dollar. As of December 31, 2013, the bankers acceptance facilities in Rupiah consists of five facilities with outstanding balances of Rp11,500, Rp6,350, Rp3,300, Rp9,100 and Rp2,550, respectively with a term of between 87 days to 180 days for the period of between November 25, 2013 to June 18, These borrowings bear interest rate between 7.80% to 8.00% per annum. These borrowings have been paid on maturity date

333 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 23. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 23. BORROWINGS (continued) e. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2013, fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat adalah sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 90 hari untuk periode 1 November 2013 sampai dengan 30 Januari Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 0,99% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tanggal jatuh tempo. Pada tanggal 31 Desember 2012, fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Rupiah terdiri dari dua fasilitas dengan saldo masingmasing sebesar Rp dan Rp dengan jangka waktu 180 hari untuk periode 31 Agustus 2012 sampai dengan 27 Februari 2013 dan 120 hari untuk periode 6 Desember 2012 sampai dengan 5 April Pinjaman ini dikenakan bunga masing-masing sebesar 6,00% dan 5,40% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tanggal jatuh tempo. Pada tanggal 31 Desember 2012, fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat adalah sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 88 hari untuk periode 22 Oktober 2012 sampai dengan 18 Januari Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 1,47% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tanggal jatuh tempo. f. Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapura Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Sumitomo Mitsui Banking Corporation ini merupakan fasilitas bankers' acceptance yang terdiri dari tiga fasilitas dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan saldo masing-masing sebesar USD (nilai penuh), USD (nilai penuh), dan USD (nilai penuh) dengan jangka waktu masingmasing 90 hari untuk periode 12 November 2014 sampai dengan 10 Februari 2015, 180 hari untuk periode 19 Desember 2014 sampai dengan 17 Juni 2015, dan 180 hari untuk periode 29 Desember 2014 sampai dengan 26 Juni Pinjaman ini dikenakan bunga masing-masing sebesar 0,73%, 0,84%, dan 0,86% per tahun. e. PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk (continued) As of December 31, 2013, the bankers acceptance facility in United States Dollars amounted to USD10,000,000 (full amount) with a term of 90 days for the period of November 1, 2013 to January 30, This borrowing bears interest rate at 0.99% per annum. These borrowings have been paid on maturity date. As of December 31, 2012, the bankers acceptance facilities in Rupiah consists of two facilities with outstanding balances of Rp150,000 and Rp150,000, respectively with a term of 180 days for the period of August 31, 2012 to February 27, 2013 and 120 days for the period of December 6, 2012 to April 5, These borrowings bear interest rate at 6.00% and 5.40% per annum, respectively. These borrowings have been paid on maturity date. As of December 31, 2012, the bankers acceptance facility in United States Dollars amounted to USD15,000,000 (full amount) with a term of 88 days for the period of October 22, 2012 to January 18, This borrowing bears interest rate at 1.47% per annum. The borrowing has been paid on maturity date. f. Sumitomo Mitsui Banking Corporation, Singapore These borrowing facility obtained from PT Sumitomo Mitsui Banking Corporation represent bankers' acceptance facility that consist of three facilities with outstanding balances of USD19,000,000 (full amount), USD11,000,000 (full amount), and USD10,000,000 (full amount), respectively with a term of 90 days for the period of November 12, 2014 to February 10, 2015, a term of 180 days for the period of December 19, 2014 to June 17, 2015, and a term of 180 days for the period of December 29, 2014 to June 26, These borrowings bear interest rate at 0.73%, 0.84, and 0.86 per annum, respectively

334 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 23. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 23. BORROWINGS (continued) g. United Overseas Bank Ltd., Singapura g. United Overseas Bank Ltd., Singapore Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari United Overseas Bank Ltd., Singapura ini merupakan fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 90 hari untuk periode 13 November 2014 sampai dengan 11 Februari Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 0,88% per tahun. The borrowing facility obtained from United Overseas Bank Ltd., Singapore represents bankers' acceptance facility in United States Dollar amounted to USD35,000,000 (full amount) with a term of 90 days for the period of November 13, 2014 to February 11, This borrowing bears interest rate at 0.88% per annum. h. Bank of Nova Scotia, Singapura h. Bank of Nova Scotia, Singapore Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Bank of Nova Scotia ini merupakan fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dan Dolar Singapura. Pada tanggal 31 Desember 2014, fasilitas bankers acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat adalah sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 180 hari untuk periode 4 Desember 2014 sampai dengan 2 Juni Pinjaman ini dikenakan bunga masing-masing sebesar 1,12% per tahun. Pada tanggal 31 Desember 2013, fasilitas bankers acceptance dalam mata uang Dolar Singapura terdiri dari dua fasilitas dengan saldo masing-masing sebesar SGD (nilai penuh) dan SGD (nilai penuh) dengan jangka waktu masing-masing 31 hari untuk periode 9 Desember 2013 sampai dengan 9 Januari 2014 dan 30 hari untuk periode 24 Desember 2013 sampai dengan 23 Januari Pinjaman ini dikenakan bunga masing-masing sebesar 0,91% dan 0,89% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tanggal jatuh tempo. Pada tanggal 31 Desember 2012, fasilitas bankers acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat adalah sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 120 hari untuk periode 18 Desember 2012 sampai dengan 17 April Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 1,31% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tangal jatuh tempo. The borrowing facilities obtained from Bank of Nova Scotia represent bankers' acceptance facilities in United States Dollar and Singapore Dollar. As of December 31, 2014, the bankers' acceptance in United States Dollar amounted USD20,000,000 (full amount) with a term of 180 days for the period of December 4, 2014 to June 2, These borrowing bears interest rate at 1.12% per annum. As of December 31, 2013, the bankers' acceptance in Singapore Dollars consists of two facilities with outstanding balances of SGD1,280,000 (full amount) and SGD2,600,000 (full amount), respectively with a term of 31 days for the period of December 9, 2013 to January 9, 2014 and 30 days for the period of December 24, 2013 to January 23, These borrowings bear interest rate at 0.91% and 0.89% per annum, respectively. These borrowings have been paid on maturity date. As of December 31, 2012, the bankers' acceptance in United States Dollars amounted to USD15,000,000 (full amount) with a term of 120 days for the period of December 18, 2012 to April 17, This borrowing bears interest rate at 1.31% per annum. The borrowing has been paid on maturity date

335 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 23. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 23. BORROWINGS (continued) i. Agence Francaise de Developpement i. Agence Francaise de Developpement Fasilitas pinjaman yang diberikan ini adalah dalam rangka menyalurkan dan mendistribusikan pinjaman untuk membiayai proyek-proyek energi terbarukan dengan fokus utama pada proyekproyek tenaga air, proyek energi panas bumi, dan proyek biomasa. Jangka waktu fasilitas ini adalah sampai dengan 11 Februari 2024 dengan tingkat bunga pinjaman adalah sebesar 4,78% per tahun. Pembayaran angsuran dilakukan setiap 6 (enam) bulanan yang akan dimulai pada tanggal 11 Februari Pada tanggal 31 Desember 2014, saldo pinjaman ini adalah sebesar USD (nilai penuh). j. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Cabang Indonesia Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. ini merupakan fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 90 hari untuk periode 13 November 2014 sampai dengan 11 Februari Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 0,88% per tahun. This borrowing facility is intended to re-lent and distributed fund to finance renewable energy projects, with a specific focus on hydropower projects, geothermal energy projects, and biomass projects. This facility has a maximum period until February 11, 2024 with interest rate at 4.78% per annum. Installment shall be made every 6 (six) months starting from February 11, As of December 31, 2014, the outstanding balance of this borrowing amounted to USD15,000,000 (full amount). j. The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd., Indonesia Branch The borrowing facility obtained from The Hongkong and Shanghai Banking Corporation Ltd. represents bankers' acceptance facility in United States Dollar amounted to USD12,500,000 (full amount) with a term of 90 days for the period of November 13, 2014 to February 11, This borrowing bears interest rate at 0.88% per annum. k. Citibank, Jakarta k. Citibank, Jakarta Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Citibank ini merupakan fasilitas bankers' acceptance yang terdiri dari tiga fasilitas dalam mata uang Dolar Amerika Serikat dengan saldo masingmasing sebesar USD (nilai penuh), USD (nilai penuh), dan USD (nilai penuh) dengan jangka waktu masingmasing 150 hari untuk periode 11 Agustus 2014 sampai dengan 8 Januari 2015, 151 hari untuk periode 21 Agustus 2014 sampai dengan 19 Januari 2015, dan 116 hari untuk periode 6 Oktober 2014 sampai dengan 30 Januari Pinjaman ini dikenakan bunga masing-masing sebesar 1,18%, 1,18%, dan 1,17% per tahun. These borrowing facility obtained from Citibank represent bankers' acceptance facility that consist of three facilities with outstanding balances of USD574,000 (full amount), USD588,000 (full amount), and USD509,490 (full amount), respectively with a term of 150 days for the period of August 11, 2014 to January 8, 2015, a term of 151 days for the period of August 21, 2014 to January 19, 2015, and a term of 116 days for the period of October 6, 2014 to January 30, These borrowings bear interest rate at 1.18%, 1.18%, and 1.17% per annum, respectively

336 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 23. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 23. BORROWINGS (continued) l. Standard Chartered Bank, New York l. Standard Chartered Bank, New York Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Standard Chartered Bank, New York ini merupakan fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 90 hari untuk periode 8 November 2013 sampai dengan 6 Februari Pinjaman ini dikenakan bunga masingmasing sebesar 0,84% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tanggal jatuh tempo. The borrowing facilities obtained from Standard Chartered Bank, New York represents bankers' acceptance facilities in United States Dollar with outstanding balance of USD40,000,000 (full amount) with a term of 90 days for the period of November 8, 2013 to February 6, This borrowing bears interest rate at 0.84% per annum. The borrowing has been paid on maturity date. m. Standard Chartered Bank, Jakarta m. Standard Chartered Bank, Jakarta Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Standard Chartered Bank, Jakarta ini merupakan fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 90 hari untuk periode 8 Oktober 2013 sampai dengan 6 Januari Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 0,90% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tanggal jatuh tempo. The borrowing facility obtained from Standard Chartered Bank, Jakarta represents bankers' acceptance facility in United States Dollar amounted to USD10,000,000 (full amount) with a term of 90 days for the period of October 8, 2013 to January 6, This borrowing bears interest rate at 0.90% per annum. The borrowing has been paid on maturity date. n. Standard Chartered Bank, Malaysia n. Standard Chartered Bank, Malaysia Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Standard Chartered Bank, Malaysia ini merupakan fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 120 hari untuk periode 7 November 2012 sampai dengan 7 Maret Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 1,43% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tangal jatuh tempo. The borrowing facility obtained from Standard Chartered Bank, Malaysia represents bankers' acceptance facility in United States Dollar amounted to USD20,000,000 (full amount) with a term of 120 days for the period of November 7, 2012 to March 7, This borrowing bears interest rate at 1.43% per annum. The borrowing has been paid on maturity date. o. Citibank N.A., New York o. Citibank N.A., New York Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari Citibank N.A., New York ini merupakan fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 120 hari untuk periode 19 Desember 2012 sampai dengan 18 April Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 1,26% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tangal jatuh tempo. The borrowing facility obtained from Citibank N.A., New York represents bankers' acceptance facility in United States Dollar amounted to USD15,000,000 (full amount) with a term of 120 days for the period of December 19, 2012 to April 18, This borrowing bears interest rate at 1.26% per annum. The borrowing has been paid on maturity date

337 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 23. PINJAMAN YANG DITERIMA (lanjutan) 23. BORROWINGS (continued) p. PT Bank CIMB Niaga Tbk p. PT Bank CIMB Niaga Tbk Fasilitas pinjaman yang diperoleh dari PT Bank CIMB Niaga Tbk ini merupakan fasilitas bankers' acceptance dalam mata uang Dolar Amerika Serikat sebesar USD (nilai penuh) dengan jangka waktu 90 hari untuk periode 17 Oktober 2012 sampai dengan 15 Januari Pinjaman ini dikenakan bunga sebesar 1,43% per tahun. Pinjaman yang diterima tersebut telah dilunasi pada tangal jatuh tempo. The borrowing facility obtained from PT Bank CIMB Niaga Tbk represents bankers' acceptance facility in United States Dollar amounted to USD10,000,000 (full amount) with a term of 90 days for the period of October 17, 2012 to January 15, This borrowing bears interest rate at 1.43% per annum. The borrowing has been paid on maturity date. q. Lain-lain q. Others Pinjaman lain-lain adalah pinjaman yang diterima oleh PT Bukopin Finance (entitas anak) yang berasal dari: Other borrowings represent borrowings received by PT Bukopin Finance (a subsidiary) from: 31 Desember/December 31, Pihak ketiga Rupiah: Third parties Rupiah: Bank of China Limited, Bank of China Limited, Cabang Jakarta Jakarta Branch Koperasi Karyawan Koperasi Karyawan PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT Bank Muamalat Indonesia Tbk PT D Spec Motorsport Limurti PT D Spec Motorsport Limurti Yayasan Kesejahteraan Karyawan Yayasan Kesejahteraan Karyawan PT Bank Artha Graha PT Bank Artha Graha Internasional Tbk International Tbk PT Bank Ganesha PT Bank Ganesha PT Bank ICB Bumiputera Tbk PT Bank ICB Bumiputera Tbk Total Total Pinjaman ini digunakan untuk pembiayaan kendaraan bermotor kepada konsumen dan dijamin oleh piutang pembiayaan konsumen (Catatan 10m). Persyaratan-persyaratan penting dalam perjanjian pinjaman yang diterima oleh entitas anak adalah rasio pinjaman terhadap modal (gearing ratio) maksimum 10 kali dan rasio total piutang pembiayaan dengan total utang pendanaan minimal berkisar antara 115% - 134% Entitas anak telah memenuhi batasan-batasan yang diwajibkan dalam perjanjian pinjaman tersebut di atas. Tidak terdapat batasan-batasan dalam perjanjian pinjaman yang diterima Bank. The borrowings are for motor vehicle consumer financing which are guaranteed by consumer financing receivables (Note 10m). Significant covenants in the borrowing agreements received by the subsidiary are debt to equity ratio maximum of 10 times and minimum total financing to total funding ratio ranged betwen 115% - 134% The subsidiary has fulfilled the required covenants in the above-mentioned borrowing agreements. There is no covenant in the borrowing agreement received by the Bank

338 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 24. OBLIGASI SUBORDINASI 24. SUBORDINATED BOND 31 Desember 2014/December 31, 2014 Jangka waktu Tingkat bunga (bulan)/ per tahun/ Nilai tercatat/ Wali amanat/ Peringkat/ Jatuh tempo/ Tenor Interest rate Carrying Arranger Rating Maturity (months) per annum amount Rupiah: Rupiah: Obligasi Subordinasi Shelf-registered Berkelanjutan I Subordinated Bond I Bank BukopinTahap I PT Bank Mandiri ida 6 Maret 2019/ Bank Bukopin Tranche I Tahun 2012 (Persero) Tbk (Pefindo) March 6, ,25% Year 2012 Dikurangi: Biaya emisi yang belum Less: Unamortized diamortisasi (7.918) issuance cost Total Total 31 Desember 2013/December 31, 2013 Jangka waktu Tingkat bunga (bulan)/ per tahun/ Nilai tercatat/ Wali amanat/ Peringkat/ Jatuh tempo/ Tenor Interest rate Carrying Arranger Rating Maturity (months) per annum amount Rupiah: Rupiah: Obligasi Subordinasi Shelf-registered Berkelanjutan I Subordinated Bond I Bank BukopinTahap I PT Bank Mandiri ida 6 Maret 2019/ Bank Bukopin Tranche I Tahun 2012 (Persero) Tbk (Pefindo) March 6, ,25% Year 2012 Dikurangi: Biaya emisi yang belum Less: Unamortized diamortisasi (8.926) issuance cost Total Total 31 Desember 2012/December 31, 2012 Jangka waktu Tingkat bunga (bulan)/ per tahun/ Nilai tercatat/ Wali amanat/ Peringkat/ Jatuh tempo/ Tenor Interest rate Carrying Arranger Rating Maturity (months) per annum amount Rupiah: Rupiah: Obligasi Subordinasi Shelf-registered Berkelanjutan I Subordinated Bond I Bank BukopinTahap I PT Bank Mandiri ida 6 Maret 2019/ Bank Bukopin Tranche I Tahun 2012 (Persero) Tbk (Pefindo) March 6, ,25% Year 2012 Dikurangi: Biaya emisi yang belum Less: Unamortized diamortisasi (10.653) issuance cost Total Total Pada tanggal 6 Maret 2012, Bank menerbitkan dan mencatatkan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan I Bank Bukopin Tahap I Tahun 2012 sebesar Rp dengan tingkat bunga tetap sebesar 9,25% per tahun dan berjangka waktu 7 (tujuh) tahun sejak tanggal emisi. Obligasi ini dicatat di Bursa Efek Indonesia. Bank menerbitkan obligasi subordinasi untuk mengembangkan pembiayaan dan memperkuat struktur pendanaan jangka panjang Bank. On March 6, 2012, the Bank issued Shelfregistered Subordinated Bond I Bank Bukopin Tranche I Year 2012 amounting to Rp1,500,000 which bears fixed interest rate at 9.25% per annum and has 7 (seven) years tenor since issuance date. The bond is listed on the Indonesia Stock Exchange. The Bank issued subordinated bond to expand its financing and to strengthen long term funding structure of the Bank

339 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 24. OBLIGASI SUBORDINASI (lanjutan) 24. SUBORDINATED BOND (continued) Bunga obligasi dibayarkan setiap 3 (tiga) bulan. Pembayaran bunga obligasi pertama telah dilakukan pada tanggal 6 Juni 2012, sedangkan pembayaran bunga obligasi terakhir sekaligus jatuh tempo pokok obligasi akan dilakukan pada tanggal 6 Maret Obligasi subordinasi ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus, akan tetapi dijamin dengan seluruh harta kekayaan Bank, yang telah ada maupun yang akan ada di kemudian hari, baik barang bergerak maupun barang tidak bergerak sesuai dengan ketentuan dalam pasal 1131 dan 1132 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Perjanjian obligasi subordinasi mencakup beberapa pembatasan, antara lain mengenai larangan pengurangan modal dasar, modal ditempatkan dan modal disetor, penggabungan dan atau peleburan usaha, transaksi dengan pihak berelasi, pinjaman, dan penerbitan obligasi. Selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, Bank telah memenuhi ketentuan tentang pembatasanpembatasan kewajiban-kewajiban sebagaimana disepakati dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Selama tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, Bank telah melakukan pembayaran bunga secara tepat waktu. Pada tanggal 31 Desember 2014, terdapat obligasi subordinasi Bank yang dimiliki oleh pihak berelasi dengan nilai nominal sebesar Rp (2013: Rp12.500; 2012: Rp10.000). Untuk keperluan perhitungan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM), obligasi subordinasi di atas diperhitungkan sebagai modal pelengkap setelah Bank menerima surat persetujuan dari Bank Indonesia No. 14/24/DPB1/TPB1-4 tanggal 14 Maret The bond s interest will be paid on quarterly basis. The first interest payment was made on June 6, 2012, while the last interest payment and due date of the bond s principal will be made on March 6, The bond is not guaranteed with specific collateral, but guaranteed with all assets of the Bank, that exist in the present or in the future, whether fixed or non-fixed assets in accordance with the provisions of article 1131 and 1132 of the Civil Laws. The subordinated bond agreement includes several covenants, among others, the prohibition of reduction of authorized capital, issued and paid-up capital, merger, related party transactions, borrowings, and bonds issuance. During the years ended December 31, 2014, 2013, and 2012, the Bank has fulfilled the clauses related to the covenant and obligations according to the Bonds Trustee Agreements. During the years ended December 31, 2014, 2013, and 2012, the Bank has paid the interest of the bond on time. As of December 31, 2014, subordinated bond of the Bank held by related party has nominal amount of Rp12,500 (2013: Rp12,500; 2012: Rp10,000). For the purpose of calculating the Capital Adequacy Ratio (CAR), the subordinated bond is included as supplementary capital after the Bank received approval letter from Bank Indonesia No. 14/24/DPB1/TPB1-4 dated March 14,

340 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 25. LIABILITAS LAIN-LAIN 25. OTHER LIABILITIES 31 Desember/December 31, Pihak ketiga Third parties Rupiah: Rupiah: Utang kesejahteraan karyawan Employee benefits payable Bunga masih harus dibayar Interest payables Liabilitas estimasi untuk Estimated liability for kesejahteraan karyawan employee service (Catatan 37) entitlements (Note 37) Titipan debitur Debtor s deposit Setoran jaminan Guarantee deposits Lain-lain Others Mata uang asing: Foreign currencies: Setoran jaminan Guarantee deposits Bunga masih harus dibayar Interest payables Lain-lain Others Total Total Utang kesejahteraan karyawan meliputi pencadangan tunjangan, bonus, dan tantiem. Bunga masih harus dibayar merupakan beban bunga simpanan nasabah, simpanan dari bank lain, pinjaman yang diterima, dan obligasi subordinasi. Titipan debitur merupakan dana dari debitur untuk administrasi kredit, seperti biaya notaris dan asuransi, yang akan dibayarkan kepada pihak ketiga. Setoran jaminan merupakan titipan debitur terkait dengan penerbitan bank garansi, Letters of Credit, Surat Kredit Berdokumen Dalam Negeri (SKBDN), dan safe deposit box. Lain-lain terdiri dari liabilitas kepada pihak lain atas pembayaran (pembelian) sarana dan prasarana, pendapatan provisi Letters of Credit yang diamortisasi sesuai dengan jangka waktu, dan lainlain. Employee benefits payable represents accrual for allowances, bonus, and tantiem. Interests payable represent interest expense for customer deposits, deposits from other banks, borrowings, and subordinated bond. Debtor s deposit represents fund from debtors for loan administration, such as notary and insurance expenses, which will be paid to third party. Guarantee deposits represent debtor s funds for issuance of bank guarantee, Letters of Credit, Domestic Letters of Credit (SKBDN), and safe deposit box. Others consist of obligations to other parties for payment (purchase) of infrastructures, fees and commission from Letters of Credit which are amortized during the period, and others

341 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 26. EKUITAS 26. EQUITY a. Modal saham a. Capital stock Susunan pemegang saham Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: The Bank s shareholders as of December 31, 2014, 2013, and 2012 are as follows: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Jumlah modal Jumlah saham ditempatkan (nilai penuh)/ Persentase dan disetor penuh/ Number of kepemilikan/ Issued and shares Percentage of fully paid (full amount) ownership capital I. Saham Biasa Kelas A I. Common A Shares (Rp (nilai penuh) (Rp10,000 (full amount) per lembar saham) per share) PT Bosowa Corporindo , PT Bosowa Corporindo Negara Republik Indonesia , Government of the Republic of Indonesia Masyarakat (masing-masing Public (Individual ownership of kepemilikan kurang dari 5%) , less than 5%) Total saham biasa kelas A , Total common A shares II. Saham Biasa Kelas B II. Common B Shares (Rp100 (nilai penuh) (Rp100 (full amount) per lembar saham) per share) Koperasi Pegawai Bulog Seluruh , Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) Indonesia (Kopelindo) PT Bosowa Corporindo , PT Bosowa Corporindo Negara Republik Indonesia , Government of the Republic of Indonesia Tri Joko Prihanto (Direktur) , Tri Joko Prihanto (Director) Agus Hernawan (Direktur) , Agus Hernawan (Director) Glen Glenardi (Direktur Utama) , Glen Glenardi (President Director) Sulistyohadi DS (Direktur) ,01 93 Sulistyohadi DS (Director) Mikrowa Kirana (Direktur) ,00 16 Mikrowa Kirana (Director) Deddy SA. Kodir (Komisaris) ,00 13 Deddy SA. Kodir (Commissioner) Adhi Brahmantya (Direktur) ,00 9 Adhi Brahmantya (Director) Irlan Suud (Direktur) ,00 5 Irlan Suud (Director) Masyarakat (masing-masing Public (Individual ownership of kepemilikan kurang dari 5%) , less than 5%) Total saham biasa kelas B , Total common B shares Total saham biasa , Total common shares

342 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 26. EKUITAS (lanjutan) 26. EQUITY (continued) a. Modal saham (lanjutan) a. Capital stock (continued) 31 Desember 2013/December 31, 2013 Jumlah modal Jumlah saham ditempatkan (nilai penuh)/ Persentase dan disetor penuh/ Number of kepemilikan/ Issued and shares Percentage of fully paid (full amount) ownership capital I. Saham Biasa Kelas A I. Common A Shares (Rp (nilai penuh) (Rp10,000 (full amount) per lembar saham) per share) PT Bosowa Corporindo , PT Bosowa Corporindo Negara Republik Indonesia , Government of the Republic of Indonesia Masyarakat (masing-masing Public (Individual ownership of kepemilikan kurang dari 5%) , less than 5%) Total saham biasa kelas A , Total common A shares II. Saham Biasa Kelas B II. Common B Shares (Rp100 (nilai penuh) (Rp100 (full amount) per lembar saham) per share) Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) , Indonesia (Kopelindo) PT Bosowa Corporindo , PT Bosowa Corporindo Negara Republik Indonesia , Government of the Republic of Indonesia Tri Joko Prihanto (Direktur) , Tri Joko Prihanto (Director) Agus Hernawan (Direktur) , Agus Hernawan (Director) Glen Glenardi (Direktur Utama) , Glen Glenardi (President Director) Sulistyohadi DS (Direktur) ,01 93 Sulistyohadi DS (Director) Mikrowa Kirana (Direktur) ,00 16 Mikrowa Kirana (Director) Deddy SA. Kodir (Komisaris) ,00 13 Deddy SA. Kodir (Commissioner) Adhi Brahmantya (Direktur) ,00 7 Adhi Brahmantya (Director) Masyarakat (masing-masing kepemilikan kurang Public (Individual ownership of dari 5%) , less than 5%) Total saham biasa kelas B , Total common B shares Total saham biasa , Total common shares

343 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 26. EKUITAS (lanjutan) 26. EQUITY (continued) a. Modal saham (lanjutan) a. Capital stock (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Jumlah modal Jumlah saham ditempatkan (nilai penuh)/ Persentase dan disetor penuh/ Number of kepemilikan/ Issued and shares Percentage of fully paid (full amount) ownership capital I. Saham Biasa Kelas A I. Common A Shares (Rp (nilai penuh) (Rp10,000 (full amount) per lembar saham) per share) Yayasan Bina Sejahtera Yayasan Bina Sejahtera Warga Warga (Yabinstra) Bulog , (Yabinstra) Bulog Negara Republik Indonesia , Government of the Republic of Indonesia Koperasi Perkayuan Apkindo-MPI Koperasi Perkayuan Apkindo-MPI (Kopkapindo) , (Kopkapindo) Masyarakat (masing-masing Public (Individual ownership of kepemilikan kurang dari 5%) , less than 5%) Total saham biasa kelas A , Total common A shares II. Saham Biasa Kelas B II. Common B Shares (Rp100 (nilai penuh) (Rp100 (full amount) per lembar saham) per share) Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) , Indonesia (Kopelindo) Negara Republik Indonesia , Government of the Republic of Indonesia Yayasan Bina Sejahtera Warga Yayasan Bina Sejahtera Warga (Yabinstra) Bulog , (Yabinstra) Bulog Koperasi Perkayuan Apkindo-MPI Koperasi Perkayuan Apkindo-MPI (Kopkapindo) , (Kopkapindo) Tri Joko Prihanto (Direktur) , Tri Joko Prihanto (Director) Lamira Septini Parwedi (Direktur) , Lamira Septini Parwedi (Director) Agus Hernawan (Direktur) , Agus Hernawan (Director) Sulistyohadi DS (Direktur) , Sulistyohadi DS (Director) Glen Glenardi (Direktur Utama) , Glen Glenardi (President Director) Mikrowa Kirana (Direktur) ,01 42 Mikrowa Kirana (Director) Sunaryono (Direktur) ,00 22 Sunaryono (Director) Deddy SA. Kodir (Komisaris) ,00 13 Deddy SA. Kodir (Commissioner) Masyarakat (masing-masing kepemilikan kurang Public (Individual ownership of dari 5%) , less than 5%) Total saham biasa kelas B , Total common B shares Total saham biasa , Total common shares Semua saham yang dikeluarkan oleh Bank adalah saham atas nama dan setiap saham mempunyai 1 (satu) hak suara. All shares issued by the Bank entitle the holder to have 1 (one) vote per share

344 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 26. EKUITAS (lanjutan) 26. EQUITY (continued) a. Modal saham (lanjutan) a. Capital stock (continued) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan tanggal 26 November 2009, pemegang saham memberi kuasa kepada direksi bank dengan hak substitusi untuk mengadakan perubahan atau penambahan atas anggaran dasar sehubungan dengan perubahan jumlah modal berdasarkan hasil Penawaran Umum Terbatas I kepada masyarakat. Berdasarkan hasil keputusan rapat direksi dan komisaris yang dinyatakan dalam akta notaris No. 11 tanggal 27 Januari 2010 dari Notaris Lindasari Bachroem, S.H., jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh terdiri dari saham kelas A dengan total sebesar Rp (nilai penuh) dan saham kelas B dengan total sebesar Rp (nilai penuh). Perubahan ini telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU- AH tanggal 15 Februari Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan tanggal 18 Mei 2011, pemegang saham memberi kuasa kepada direksi bank dengan hak substitusi untuk mengadakan perubahan atau penambahan atas anggaran dasar sehubungan dengan perubahan jumlah modal berdasarkan hasil Penawaran Umum Terbatas II kepada masyarakat. Berdasarkan hasil keputusan rapat direksi dan komisaris yang dinyatakan dalam akta notaris No. 16 tanggal 22 Agustus 2011 dari Notaris Lindasari Bachroem, S.H., jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh terdiri dari saham kelas A dengan total sebesar Rp (nilai penuh) dan saham kelas B dengan total sebesar Rp (nilai penuh). Perubahan ini telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU- AH tanggal 8 September Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders held on November 26, 2009, the shareholders gave authority to the directors of the Bank with the right of substitution to make changes or additions to the articles of association due to the capital stock changes from Limited Public Offering I to the public. Based on the decisions of the Board of Directors and Board of Commissioners meetings which were covered by notarial deed No. 11 dated January 27, 2010 of Notary Lindasari Bachroem, S.H., the number of issued and fully paid capital consists of 21,337,978 series A shares with a total value of Rp213,379,780,000 (full amount) and 5,986,820,318 series B shares with a total value of Rp598,682,031,800 (full amount). These changes have been accepted by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia with Decision Letter No. AHU-AH dated February 15, Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders held on May 18, 2011, the shareholders gave authority to the directors of the Bank with the right of substitution to make changes or additions to the articles of association due to the capital stock changes from Limited Public Offering II to the public. Based on the decisions of the Board of Directors and Board of Commissioners meetings which were covered by notarial deed No. 16 dated August 22, 2011 of Notary Lindasari Bachroem, S.H., the number of fully paid capital consists of 21,337,978 common A shares with a total value of Rp213,379,780,000 (full amount) and 7,933,427,813 common B shares with a total value of Rp793,342,781,300 (full amount). These changes have been accepted by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia with Decision Letter No. AHU-AH dated September 8,

345 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 26. EKUITAS (lanjutan) 26. EQUITY (continued) a. Modal saham (lanjutan) a. Capital stock (continued) Pada tanggal 13 Juni 2013, PT Bosowa Corporindo membeli saham biasa kelas A atau 0,08% yang dimiliki oleh Yayasan Bina Sejahtera Warga (Yabinstra) Bulog dan saham biasa kelas B atau 13,83% yang dimiliki oleh Yayasan Bina Sejahtera Warga (Yabinstra) Bulog dan Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo), sehingga kepemilikan PT Bosowa Corporindo di Bank menjadi 13,91%. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang diselenggarakan tanggal Desember 2013, pemegang saham memberi kuasa kepada direksi bank dengan hak substitusi untuk mengadakan perubahan atau penambahan atas anggaran dasar sehubungan dengan perubahan jumlah modal berdasarkan hasil Penawaran Umum Terbatas III kepada masyarakat. Penawaran Umum Terbatas (PUT) III dilaksanakan pada tanggal 30 Desember Januari Hingga tanggal 31 Desember 2013, Bank telah menerima dana dari PUT III sebesar Rp yaitu dari Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) sebesar Rp dan dari PT Bosowa Corporindo sebesar Rp Berdasarkan surat dari PT Datindo Entrycom mengenai komposisi pemegang saham pada tanggal 31 Desember 2013, dana dari Kopelindo telah dicatatkan sebagai peningkatan modal disetor sebesar saham biasa kelas B, sedangkan dana dari PT Bosowa Corporindo belum dicatatkan sebagai peningkatan modal disetor karena sedang dalam proses administrasi. Pada tanggal 31 Desember 2013, Bank mencatat dana dari PT Bosowa Corporindo sebagai dana setoran modal. Pada tanggal 31 Desember 2014 dana dari PUT III seluruhnya telah dicatatkan sebagai peningkatan modal ditempatkan dan disetor penuh. On June 13, 2013, PT Bosowa Corporindo purchased 6,118,188 common A shares or 0.08% owned by Yayasan Bina Sejahtera Warga (Yabinstra) Bulog and 1,103,591,805 common B shares or 13.83% owned by Yayasan Bina Sejahtera Warga (Yabinstra) Bulog and Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo), therefore the ownership of PT Bosowa Corporindo in the Bank became 13.91%. Based on the Extraordinary General Meeting of Shareholders held on December 11-13, 2013, the shareholders gave authority to the directors of the Bank with the right of substitution to make changes or additions to the articles of association due to the capital stock changes from Limited Public Offering III to the public. The Limited Public Offering (LPO) III was held on December 30, 2013 to January 7, Until December 31, 2013, the Bank has received proceed from LPO III amounting to Rp587,490 from Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) of Rp343,410 and from PT Bosowa Corporindo of Rp244,080. Based on letter from Datindo Entrycom regarding the composition of shareholders as of December 31, 2013, the proceed from Kopelindo has been registered as increase in paid-up capital amounting to 520,319,150 common B shares, while the proceed from PT Bosowa Corporindo has not been registered as increase in paid-up capital yet due to the administration is still in process. As of December 31, 2013, the Bank recorded proceed from PT Bosowa Corporindo as advance for future shares subscription. On December 31, 2014 the proceed from LPO III has been registered as increase in issued and fully paid capital

346 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 26. EKUITAS (lanjutan) 26. EQUITY (continued) a. Modal saham (lanjutan) a. Capital stock (continued) Berdasarkan hasil keputusan rapat direksi dan dewan komisaris yang dinyatakan dalam akta notaris No. 4 tanggal 13 Januari 2014 dari Notaris Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, SH, MH, jumlah modal ditempatkan dan disetor penuh terdiri dari saham kelas A dengan total sebesar Rp (nilai penuh) dan saham kelas B dengan total sebesar Rp ,400 (nilai penuh). Perubahan ini telah diterima oleh Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-AH tanggal 6 Maret Setelah PUT III, terdapat perubahan pada komposisi pemegang saham utama Bank. Kepemilikan saham Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) menjadi atau 29,51%, kepemilikan saham PT Bosowa Corporindo menjadi atau 18,57%, kepemilikan saham Negara Republik Indonesia menjadi atau 11,43%, dan sisa saham dimiliki oleh masyarakat. Pada tanggal 20 Oktober 2014, PT Bosowa Corporindo telah melakukan pembelian sebanyak saham dari Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo), yang mewakili sekitar 3,85% dari seluruh saham yang telah dikeluarkan dan disetor penuh Bank. Dengan adanya transaksi saham tersebut, maka saham yang dimiliki Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) menjadi atau 25,66% dan PT Bosowa Corporindo menjadi atau 22,43%. Based on the decisions of the Board of Directors and Board of Commissioners meetings which were covered by notarial deed No. 4 dated January 13, 2014 of Notary Isyana Wisnuwardhani Sadjarwo, SH, MH., the number of fully paid capital consists of 21,337,978 common A shares with a total value of Rp213,379,780,000 (full amount) and 9,065,282,454 common B shares with a total value of Rp906,528,245,400 (full amount). These changes have been accepted by the Minister of Justice and Human Rights of the Republic of Indonesia with Decision Letter No. AHU-AH dated March 6, After LPO III, the Bank s main shareholders composition changed. Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) s shares ownership became 216,145,891,000 or 29.51%, PT Bosowa Corporindo s shares ownership became 172,152,879,300 or 18.57%, Government of the Republic of Indonesia shares ownership became 150,785,787,600 or 11.43%, and the rest of the shares are owned by public. On October 20, 2014, PT Bosowa Corporindo made a purchase of 350,000,000 shares from Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo), which represents about 3.85 % of the total shares issued and fully paid shares of the Bank. With this shares transaction, the shares owned by Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) became 2,331,778,060 or 25.66% and PT Bosowa Corporindo became 2,037,684,616 or 22.43%. b. Tambahan modal disetor - neto b. Additional paid-in capital - net Tambahan modal disetor berupa agio saham berasal dari penerbitan saham pada saat IPO, PUT I, PUT II, dan PUT III sebagai berikut: Harga penawaran (nilai penuh) per saham/ Offering price (full amount) per share Additional paid-in capital arose from issuance of shares in IPO, LPO I, LPO II, and LPO III as follows: Jumlah lembar saham/ Number of shares IPO IPO PUT I LPO I PUT II LPO II PUT III LPO IIIl

347 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 26. EKUITAS (lanjutan) 26. EQUITY (continued) b. Tambahan modal disetor - neto (lanjutan) b. Additional paid-in capital - net (continued) Selama tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2013 dan 2012, karyawan Bank melakukan eksekusi atas opsi saham yang dimilikinya (Catatan 28). Saldo tambahan modal disetor pada tanggaltanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: During the years ended December 31, 2013 and 2012, the Bank s employees exercised their share options (Note 28). The balance of the additional paid-in capital as of December 31, 2014, 2013, and 2012 are as follows: Saldo tambahan modal disetor - neto Balance of additional paid-in capital - net pada tanggal 31 Desember as of December 31, 2011 Tambahan modal disetor yang berasal Additional paid-in capital arising from dari eksekusi opsi saham theexerciseofshareoptions Saldo tambahan modal disetor - neto Balance of additional paid-in capital - net pada tanggal 31 Desember as of December 31, 2012 Tambahan modal disetor yang berasal Additional paid-in capital arising from dari Penawaran Umum Terbatas III the Limited Public Offering III Dikurangi: Biaya emisi (9.857) Less: Issuance cost Tambahan modal disetor yang berasal Additional paid-in capital arising from dari eksekusi opsi saham theexerciseofshareoptions Pembalikan cadangan opsi saham Reversal of share option reserve yang telah gugur which has been forfeited Saldo tambahan modal disetor - neto Balance of additional paid-in capital - net pada tanggal 31 Desember as of December 31, 2013 Tambahan modal disetor yang berasal Additional paid-in capital arising from dari Penawaran Umum Terbatas III the Limited Public Offering III Ditambah: Penyesuaian biaya emisi Added: Adjustment on issuance cost Saldo tambahan modal disetor - neto Balance of additional paid-in capital - net pada tanggal 31 Desember as of December 31, 2014 c. Pembagian laba c. Distribution of earnings Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 24 Mei 2012, yang dinyatakan dengan akta notaris No. 26 dari Notaris Lindasari Bachroem, S.H., pemegang saham setuju untuk membagikan dividen kas sebesar Rp atau 30% dari laba tahun Sisa dari laba tahun 2011 sebesar Rp digunakan sebagai cadangan umum. Based on the General Meeting of Shareholders on May 24, 2012, which was covered by notarial deed No. 26 of Notary Lindasari Bachroem, S.H., the shareholders agreed to distribute cash dividends amounting to Rp221,449 or 30% of the 2011 income. The remaining 2011 income amounting to Rp516,714 was appropriated as general reserve

348 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 26. EKUITAS (lanjutan) 26. EQUITY (continued) c. Pembagian laba (lanjutan) c. Distribution of earnings (continued) Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 13 Juni 2013, yang dinyatakan dengan akta notaris No. 25 dari Notaris Tetty Herawati Soebroto, S.H., M.H., pemegang saham setuju untuk membagikan dividen kas sebesar Rp atau 30% dari laba tahun Sesuai dengan surat PT Datindo Entrycom kepada Bank No. DE/VII/ tanggal 29 Juli 2013 mengenai perhitungan final dividen tahun buku 2012, jumlah saham yang beredar pada tanggal 10 Juli 2013 adalah saham, sehingga jumlah dividen tunai yang dibagikan pada tanggal 24 Juli 2013 adalah sebesar Rp Sisa dari laba tahun 2012 sebesar Rp digunakan sebagai cadangan umum. Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 22 Mei 2014, pemegang saham setuju untuk membagikan dividen kas sebesar Rp atau 30% dari laba tahun Sisa dari laba tahun 2013 sebesar Rp digunakan sebagai cadangan umum Based on the General Meeting of Shareholders on June 13, 2013, which was covered by notarial deed No. 25 of Notary Tetty Herawati Soebroto, S.H., M.H., the shareholders agreed to distribute cash dividends amounting to Rp249,147 or 30% of the 2012 income. In accordance with PT Datindo Entrycom s letter to the Bank No. DE/VII/ dated July 29, 2013 regarding final calculation of dividend for the 2012 financial year, the total number of issued shares as of July 10, 2013 was 7,980,368,291 shares, therefore total cash dividends to be distributed on July 24, 2013 was Rp249,458. The remaining 2012 income amounting to Rp581,031 was appropriated as general reserve. Based on the General Meeting of Shareholders on May 22, 2014, the shareholders agreed to distribute cash dividends amounting to Rp or 30% of the 2013 income. The remaining 2013 income amounting to Rp650,799 was appropriated as general reserve. 27. KEPENTINGAN NON-PENGENDALI 27. NON-CONTROLLING INTEREST Perubahan kepentingan non-pengendali atas aset neto entitas anak adalah sebagai berikut: Movements in the non-controlling interest s share in the net assets of the subsidiaries are as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Saldo awal Beginning balance Bagian kepentingan non-pengendali Net income of subsidiaries atas laba bersih entitas anak attributable to non-controlling interest Saldo akhir Ending balance

349 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 28. PROGRAM KOMPENSASI MANAJEMEN BERBASIS SAHAM (MSOP) Sesuai dengan Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 20 April 2005 seperti yang telah diungkapkan dalam akta No. 26 dari Notaris Lindasari Bachroem, S.H., pemegang saham menyetujui penerbitan saham opsi yang akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) tahap. Opsi saham diberikan kepada direksi dan pekerja pada jabatan tertentu yang memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan. Jumlah saham yang diterbitkan pada opsi saham tahap pertama hingga tahap ketiga adalah maksimum 5% (lima persen) dari modal disetor Bank dalam periode 3 (tiga) tahun tanpa memberikan hak terlebih dahulu kepada pemegang saham lama (Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu). Opsi saham tahap pertama telah diberikan pada saat IPO. Berikut ini adalah rincian dari pemberian MSOP tahap pertama, kedua, dan ketiga: 28. MANAGEMENT STOCK OPTION PROGRAM (MSOP) Based on the General Meeting of Shareholders on April 20, 2005 as mentioned in deed No. 26 of Notary Lindasari Bachroem, S.H., the shareholders approved the issuance of stock options in 3 (three) tranches. Stock options were granted to directors and employees at certain levels, who met certain criteria. The number of stock option granted in MSOP tranche-1 through tranche-3 was the maximum of 5% (five percent) of the paid-up capital of the Bank in 3 (three) years period without giving priority to the existing shareholders to exercise their rights. Stock option tranche-1 was granted at the time of the IPO. Following are the details of the MSOP granted in the first, second, and third tranches: Total Harga eksekusi Nilai wajar Saham/ Tanggal (nilai penuh)/ (nilai penuh)/ Number of pemberian/ Periode eksekusi/ Exercise price Fair value shares Grant date Exercise period (full amount) (full amount) Tahap I/ 10 Juli 2006/ 10 Juli Juli 2011/ Tranche I July 10, 2006 July 10, July 6, Tahap II/ 10 Juli 2007/ 10 Juli Juli 2012/ Tranche II July 10, 2007 July 10, July 6, Tahap III/ 10 Juli 2008/ 10 Juli Juli 2013/ Tranche III July 10, 2008 July 10, July 6, Sampai dengan tanggal 6 Juli 2013 (tanggal eksekusi terakhir), terdapat opsi saham yang tidak dieksekusi karena lewat periode pelaksanaannya, karena itu cadangan opsi saham yang telah gugur sebesar Rp8.599 telah dibukukan sebagai tambahan modal disetor. As of July 6, 2013 (last execution date), there were unexercised stock options due to exceeding the exercise period, therefore forfeited share option reserve amounted to Rp8,599 was recognized as additional paid-in capital. 29. PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH 29. INTEREST AND SHARIA INCOME Pendapatan bunga diperoleh dari: Interest income is derived from the following: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah: Rupiah: Kredit yang diberikan Loans Surat-surat berharga Marketable securities Surat-surat berharga yang dibeli Marketable securities purchased with dengan janji dijual kembali agreements to resell Penempatan pada Placements with Bank Bank Indonesia dan bank lain Indonesia and other banks Giro pada Bank Indonesia Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank lain Current accounts with other banks

350 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 29. PENDAPATAN BUNGA DAN SYARIAH (lanjutan) 29. INTEREST AND SHARIA INCOME (continued) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Mata uang asing: Foreign currencies: Kredit yang diberikan Loans Surat-surat berharga Marketable securities Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia dan bank lain Indonesia and other banks Giro pada bank lain Current accounts with other banks Tagihan lainnya Other receivables Total pendapatan bunga Total interest income Pendapatan Syariah Sharia Income Total Total Pendapatan bunga dan syariah berdasarkan klasifikasi aset keuangan adalah sebagai berikut: Interest and sharia income based on the classification of financial assets is as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Nilai wajar melalui laba rugi Fair value through profit or loss Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivables Biaya perolehan Acquisition cost Total Total Termasuk dalam pendapatan bunga dari kredit yang diberikan adalah provisi dan komisi yang berkaitan dengan kegiatan pemberian kredit yang diamortisasi berdasarkan metode suku bunga efektif sebesar Rp , Rp , dan Rp untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan Termasuk dalam pendapatan syariah adalah pendapatan atas pembiayaan syariah dan suratsurat berharga. Interest income from loan include fees and commission related to lending activities amortized using effective interest rate method amounted to Rp192,002, Rp182,975, and Rp102,940 for the years ended December 31, 2014, 2013, and Sharia income include income from sharia financing and marketable securities

351 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 30. BEBAN BUNGA 30. INTEREST EXPENSE Beban bunga berasal dari: Interest expense is derived from the following: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Rupiah: Rupiah: Deposito berjangka Time deposits Tabungan Savings deposits Giro Demand deposits Obligasi subordinasi Subordinated bond Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Pinjaman yang diterima Borrowings Surat berharga yang dijual Marketable securities sold dengan janji dibeli kembali with agreements to repurchase Mata uang asing: Foreign currencies: Deposito berjangka Time deposits Giro Demand deposits Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Pinjaman yang diterima Borrowings Total Total 31. PROVISI DAN KOMISI LAINNYA 31. OTHER FEES AND COMMISSIONS Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Komisi merchant Merchant commission Imbalan jasa Fees Jasa administrasi Administrative service charges Lain-lain Others Total Total Imbalan jasa merupakan pendapatan yang berasal dari penerimaan imbalan atas pembayaran listrik, air, telepon, pajak, dan lain-lain melalui Bank dan pendapatan imbalan atas transaksi ATM dengan bank lain. Lain-lain merupakan pendapatan dari jasa-jasa yang diberikan oleh Bank yang antara lain meliputi pendapatan jasa pelayanan nasabah dan transaksi kartu kredit. Fees represent fees for electricity, water, telephone, tax, and other payments made through the Bank and fees from ATM transaction with other banks. Others consist of fees from services provided by the Bank, which include among others income from customer service and credit card transactions

352 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 32. (BEBAN) PEMULIHAN PENYISIHAN KERUGIAN PENURUNAN NILAI ATAS ASET KEUANGAN 32. (PROVISION FOR) REVERSAL OF ALLOWANCE IMPAIRMENT LOSSES ON FINANCIAL ASSETS Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Giro pada bank lain Current accounts with (Catatan 5d) (69) (334) - other banks (Note 5d) Penempatan pada bank Placements with other lain (Catatan 6e) banks (Note 6e) Surat-surat berharga (Catatan 7i) - (700) Marketable securities (Note 7i) Kredit yang diberikan dan Loans and Sharia pembiayaan/piutang financing/receivables Syariah (Catatan 10k) ( ) ( ) (Note 10k) Tagihan akseptasi (Catatan 11d) Acceptances receivable (Note 11d) Tagihan lainnya (Catatan 15) (838) (1.449) (2.887) Other receivable (Note 15) Total ( ) ( ) Total 33. BEBAN UMUM DAN ADMINISTRASI 33. GENERAL AND ADMINISTRATIVE EXPENSES Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Alih daya Outsourcing Sewa Rent Interchange dan Card interchange and keanggotaan kartu membership Iklan dan promosi Advertising and promotion Perbaikan dan pemeliharaan Repairs and maintenance Komunikasi Communications Penyusutan aset tetap (Catatan 13) Depreciation of fixed assets (Note 13) Jasa profesional Professional fees Transportasi Transportation Pendidikan dan pelatihan Education and training Perlengkapan kantor Office supplies Listrik dan air Electricity and water Pengiriman uang Cash delivery Amortisasi piranti lunak (Catatan 14) Amortization of software (Note 14) Asuransi Insurance Transaksi ATM ATM transactions Lain-lain Others Total Total Interchange kartu merupakan biaya yang timbul dari transaksi kartu kredit dan debit dengan Visa Electron dan MasterCard. Lain-lain meliputi biaya kegiatan karyawan, biaya proses warkat kliring, biaya transaksi payment point, sumbangan dan hadiah, dan lain-lain. Card interchange is cost from the transaction of credit and debit cards with Visa Electron and MasterCard. Others consist of employees activities expense, clearing process expenses, payment point transaction expenses, social contribution and gifts, and others

353 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 34. BEBAN GAJI DAN TUNJANGAN KARYAWAN 34. SALARIES AND EMPLOYEE BENEFITS EXPENSES Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Tunjangan karyawan Employee benefits Salaries, incentives, and Gaji, insentif, dan lembur overtime payments Asuransi karyawan Employee insurance Dana pensiun (Catatan 37) Pension benefits (Note 37) Beban imbalan pasca-kerja Provision for post employment dan jangka panjang and other long term lainnya (Catatan 37) benefits (Note 37) Total Total Berikut ini adalah beban gaji dan tunjangantunjangan untuk pengurus dan pejabat eksekutif: Outlined below are salaries and other benefits for the management and executive officers: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Dewan Komisaris Board of Commissioners Direksi Board of Directors Lain-lain *) Others *) Pajak Tax Total Total *) Termasuk pejabat eksekutif, komite audit, dan lain-lain. *) Including executive officers, audit committee, and others. 35. PENDAPATAN (BEBAN) NON-OPERASIONAL - NETO 35. NON-OPERATING INCOME (EXPENSE) - NET Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Keuntungan dari penjualan Gain on sale of fixed assets aset tetap (Catatan 13) (Note 13) Keuntungan (kerugian) dari penjualan Gain (loss) on sale of agunan yang diambil alih (172) foreclosed assets Denda (447) (3.271) (2.027) Penalties Lain-lain - neto (10.725) 36 (13.580) Others - net Total (7.102) Total Denda terdiri dari denda yang timbul dari transaksi perpajakan, komitmen kredit, dan lain-lain. Penalties consist of tax penalty, loan commitment penalty, and others

354 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 36. INFORMASI SEGMEN USAHA 36. SEGMENT INFORMATION a. Bidang usaha a. Business activities Nama Perusahaan/Company Bidang Usaha/Business Activities Bank Perbankan konvensional /Conventional banking PT Bank Bukopin Syariah Perbankan Syariah/Banking activities based on Sharia principles PT Bukopin Finance Pembiayaan/Financing b. Segmen usaha b. Business segment Segmen operasi Untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2013 dan 2012, terdapat pendapatan bunga dari salah satu konsumen eksternal yang mencapai 10% atau lebih dari total pendapatan bunga Bank sebesar Rp dan Rp Berikut adalah informasi segmen Bank dan entitas anak berdasarkan segmen operasi: Operating segment For the years ended December 31, 2013 and 2012, there are interest incomes from transactions with a single external customer amounted to 10% or more of the Bank s total interest incomes or Rp615,404 and Rp518,329. Following is the business segment information of the Bank and subsidiaries, which are based on operating segment: (i) Pendapatan bunga konsolidasian (i) Consolidated interest income Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, % Rupiah % Rupiah % Rupiah Perbankan konvensional 93, , , Conventional banking Pembiayaan 0, , , Multi-finance Syariah 6, , , Sharia Total sebelum eliminasi 100, , , Total before elimination Eliminasi (28.601) (12.621) (6.876) Elimination Pendapatan bunga Consolidated konsolidasian interest income (ii) Laba operasional konsolidasian (ii) Consolidated operating income Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, % Rupiah % Rupiah % Rupiah Perbankan konvensional 94, , , Conventional banking Pembiayaan 0, , , Multi-finance Syariah 4, , , Sharia Total sebelum eliminasi 100, , , Total before elimination Eliminasi Elimination Laba operasional Consolidated operating konsolidasian income

355 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 36. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 36. SEGMENT INFORMATION (continued) b. Segmen usaha (lanjutan) b. Business segment (continued) (iii) Laba bersih konsolidasian (iii) Consolidated net income Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, % Rupiah % Rupiah % Rupiah Perbankan konvensional 97, , , Conventional banking Pembiayaan 0, , , Multi-finance Syariah 1, , , Sharia Total sebelum eliminasi 100, , , Total before elimination Eliminasi Elimination Laba bersih konsolidasian Consolidated net income (iv) Total aset konsolidasian (iv) Total consolidated assets 31 Desember/December 31, % Rupiah % Rupiah % Rupiah Perbankan konvensional 93, , , Conventional banking Pembiayaan 0, , , Multi-finance Syariah 6, , , Sharia Total sebelum eliminasi 100, , , Total before elimination Eliminasi ( ) ( ) ( ) Elimination Total aset konsolidasian Total consolidated assets (v) Total liabilitas konsolidasian (v) Total consolidated liabilities 31 Desember/December 31, % Rupiah % Rupiah % Rupiah Perbankan konvensional 93, , , Conventional banking Pembiayaan 0, , , Multi-finance Syariah 6, , , Sharia Total sebelum eliminasi 100, , , Total before elimination Eliminasi ( ) ( ) ( ) Total liabilitas Total consolidated konsolidasian liabilities

356 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 36. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 36. SEGMENT INFORMATION (continued) c. Segmen geografis c. Geographic segment Berikut ini adalah informasi segmen Bank dan entitas anak berdasarkan daerah geografis: Following is the business segment information of the Bank and subsidiaries based on geographical area: (i) Pendapatan bunga konsolidasian (i) Consolidated interest income Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, % Rupiah % Rupiah % Rupiah Jabotabek 66, , , Jabotabek Jawa selain Jabotabek 16, , , Java other than Jabotabek Sumatera 5, , , Sumatera Kalimantan 2, , , Kalimantan Lain-lain 8, , , Others Total sebelum eliminasi 100, , , Total before elimination Eliminasi (28.601) (12.621) (6.876) Elimination Pendapatan bunga Consolidated konsolidasian interest income (ii) Laba operasional konsolidasian (ii) Consolidated operating income Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, % Rupiah % Rupiah % Rupiah Jabotabek 85, , , Jabotabek Jawa selain Jabotabek 6, , (1,07) (11.426) Java other than Jabotabek Sumatera (6,79) (64.093) (3,82) (44.904) (5,63 (60.080) Sumatera Kalimantan 1, , , Kalimantan Lain-lain 13, , , Others Total sebelum eliminasi 100, , , Total before elimination Eliminasi Elimination Laba operasional Consolidated operating konsolidasian income (iii) Laba bersih konsolidasian (iii) Consolidated net income Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, % Rupiah % Rupiah % Rupiah Jabotabek 83, , , Jabotabek Jawa selain Jabotabek 6, , , Java other than Jabotabek Sumatera (4,64) (33.723) (5,01) (46.799) (6,51) (54.317) Sumatera Kalimantan 1, , , Kalimantan Lain-lain 12, , , Others Total sebelum eliminasi 100, , , Total before elimination Eliminasi Elimination Laba bersih konsolidasian Consolidated net income

357 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 36. INFORMASI SEGMEN USAHA (lanjutan) 36. SEGMENT INFORMATION (continued) c. Segmen geografis (lanjutan) c. Geographic segment (continued) (iv) Total aset konsolidasian (iv) Total consolidated assets 31 Desember/December 31, % Rupiah % Rupiah % Rupiah Jabotabek 86, , , Jabotabek Jawa selain Jabotabek 5, , , Java other than Jabotabek Sumatera 2, , , Sumatera Kalimantan 0, , , Kalimantan Lain-lain 4, , , Others Total sebelum eliminasi 100, , , Total before elimination Eliminasi ( ) ( ) ( ) Elimination Total aset konsolidasian Total consolidated assets (v) Total liabilitas konsolidasian (v) Total consolidated liabilities 31 Desember/December 31, % Rupiah % Rupiah % Rupiah Jabotabek 72, , , Jabotabek Jawa selain Java other than Jabotabek 14, , , Jabotabek Sumatera 5, , , Sumatera Kalimantan 3, , , Kalimantan Lain-lain 3, , , Others Total sebelum eliminasi 100, , , Total before elimination Eliminasi ( ) ( ) ( ) Elimination Total liabilitas Total consolidated konsolidasian liabilities 37. PROGRAM DANA PENSIUN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN Imbalan Pensiun Bank menyelenggarakan 2 (dua) program pensiun karyawan yang terdiri dari program pensiun manfaat pasti dan program pensiun iuran pasti sebagai berikut: Program Pensiun Manfaat Pasti Bank menyelenggarakan program pensiun manfaat pasti untuk seluruh karyawan yang menjadi karyawan tetap Bank sebelum tanggal 1 April 2010, yang telah dikelola dan diadministrasikan oleh Dana Pensiun Bank Bukopin yang memperoleh persetujuan dari Menteri Keuangan Republik Indonesia untuk mengganti statusnya dari Yayasan menjadi Dana Pensiun pada tanggal 4 Juli PENSION PLAN AND EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS Pension Benefits The Bank sponsors 2 (two) employee pension retirement programs consisting of a defined benefit pension plan and defined contribution pension plan as follows: Defined Benefit Pension Plan The Bank sponsors a defined benefit pension plan covering all its employees who became permanent employees before April 1, 2010, which is managed and administered by Dana Pensiun Bank Bukopin which was approved by the Minister of Finance of the Republic of Indonesia to change its status from a foundation to a pension fund management on July 4,

358 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 37. PROGRAM DANA PENSIUN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN (lanjutan) Imbalan Pensiun (lanjutan) Program Pensiun Manfaat Pasti (lanjutan) Program tersebut memberikan manfaat pensiun yang akan dibayarkan kepada karyawan yang berhak pada saat karyawan pensiun atau pada saat karyawan tersebut berhenti sesuai dengan peraturan dana pensiun yang bersangkutan yang dibuat sesuai dengan Undang-undang Ketenagakerjaan (UU) No. 13/2003. Manfaat pensiun dihitung berdasarkan masa kerja karyawan tersebut pada Bank dan tingkat gaji terakhir pada saat pensiun. Iuran peserta adalah sebesar 2,5% dari penghasilan dasar pensiun karyawan dan sisa jumlah yang diperlukan untuk mendanai program tersebut ditanggung oleh Bank. Untuk program pensiun manfaat pasti, Bank telah melakukan perubahan jenis program pensiun dari program pensiun manfaat pasti menjadi program pensiun iuran pasti. Perubahan jenis program pensiun tersebut dapat dilakukan sesuai dengan Pasal 9 ayat 4 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 76 Tahun 1992 tentang Dana Pensiun Pemberi Kerja. Rapat Umum Pemegang Saham pada tanggal 13 Juni 2013 telah menyetujui usulan perubahan jenis program pensiun tersebut. Perubahan progam pensiun ini telah disahkan oleh Otoritas Jasa Keuangan dengan Surat Keputusan No. KEP.1296/NB.1/2014 tanggal 3 Juni Besarnya iuran peserta adalah 2,5% dari penghasilan dasar pensiun karyawan dan pemberi kerja wajib membayar iuran sebesar 8% dari penghasilan dasar pensiun karyawan untuk masa kerja kurang dari 5 tahun, 10% dari penghasilan dasar pensiun karyawan untuk masa kerja sama dengan 5 tahun dan lebih dari 5 tahun serta kurang dari 10 tahun, dan 12,5% dari penghasilan dasar pensiun karyawan untuk masa kerja sama dengan 10 tahun dan lebih. 37. PENSION PLAN AND EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS (continued) Pension Benefits (continued) Defined Benefit Pension Plan (continued) The plan provides for benefits to be paid to eligible employees at retirement or when the employees resign according to the pension fund regulation which is designed to comply with Labor Law No. 13/2003. The benefits paid at retirement are based primarily upon years of service with the Bank and compensation rates near the retirement age. The members contributions are 2.5% of their pension based salaries and the remaining amount required to fund the plan is contributed by the Bank. For defined benefit pension plan, the Bank amended the pension program from defined benefit pension plan to defined contribution pension plan. This amendment can be executed in accordance with Article 9 paragraph 4 of the Regulation of the Government of the Republic of Indonesia No. 76 Year 1992 on Employer Pension Fund. The General Meeting of Shareholders on June 13, 2013 has approved the amendment proposal of the pension plan. The amendment of pension plan is approved by the Financial Services Authority on its Decision Letter No. KEP.1296/NB.1/2014 dated June 3, The members contributions are 2.5% from their pension based salaries and employer s contributions are 8% from the employees pension based salaries for service year less than 5 years, 10% from the employees pension based salaries, for service years of 5 years and more than 5 years and less than 10 years, and 12,5% from the employees pension based salaries for service year of 10 years and more

359 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 37. PROGRAM DANA PENSIUN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN (lanjutan) Imbalan Pensiun (lanjutan) Program Pensiun Manfaat Pasti (lanjutan) Nilai kini kewajiban manfaat pasti yang didanai dan nilai wajar aset program pada tanggal-tanggal 31 Desember 2013, 2012, 2011, dan 2010 adalah sebagai berikut: 37. PENSION PLAN AND EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS (continued) Pension Benefits (continued) Defined Benefit Pension Plan (continued) The present value of funded defined benefit obligation and fair value of plan assets as of December 31, 2013, 2012, 2011, and 2010 are as follows: 31 Desember/December 31, Nilai wajar aset program Fair value of plan assets Nilai kini kewajiban manfaat Present value of funded pasti yang didanai ( ) ( ) ( ) ( ) defined benefit obligation Keuntungan aktuaria yang Unrecognized actuarial belum diakui (86.547) (15.777) (37.351) (25.531) gains Aset yang tidak diakui Unrecognized asset due to karena pembatasan - - (1.902) (1.510) limitation Total (15.876) (14.311) Total Pada tanggal-tangal 31 Desember 2011 dan 2010 aset tidak diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian karena tidak memenuhi kriteria pengakuan aset. As of December 31, 2011 and 2010, the assets are not recognized in the consolidated statement of financial position as the assets do not meet the recognition criteria. Mutasi nilai wajar aset program selama tahun berjalan adalah sebagai berikut: The movement in the fair value of the year is as follow: plan assets of Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Saldo awal Beginning balance Hasil yang diharapkan Expected benefit payment from atas aset program plan assets program Kerugian aktuarial - (28.234) Actuarial loss Transfer karyawan - - (7.061) Transfer of employee Iuran pemberi kerja Employer s contribution Iuran pekerja Employee s contribution Imbalan yang dibayar - (25.978) (20.903) Benefit paid Saldo akhir Ending balance

360 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 37. PROGRAM DANA PENSIUN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN (lanjutan) Imbalan Pensiun (lanjutan) Program Pensiun Manfaat Pasti (lanjutan) Jumlah biaya manfaat pensiun - neto pada tahun 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: 37. PENSION PLAN AND EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS (continued) Pension Benefits (continued) Defined Benefit Pension Plan (continued) In 2014, 2013, and 2012, the amounts of pension cost - net are as follows: 31 Desember/December 31, Biaya jasa kini Current service costs Bunga atas biaya manfaat Interest on current benefit pension pensiun saat ini costs Hasil yang diharapkan atas Expected gains from plan aset program - (26.590) (24.679) assets program Efek kurtailmen Curtailment effect Biaya manfaat pensiun - neto Pension cost - net Liabilitas pada awal tahun - (14.311) Liability at beginning of the year Biaya manfaat pensiun selama Pension cost during tahun berjalan - (18.510) (12.709) the year Iuran Bank selama tahun The Bank s contributions during berjalan (Catatan 34) the year (Note 34) Pengakuan kerugian kini - dampak aset yang tidak Recognition of current loss - diakui karena pembatasan - - (56.409) effect of asset ceiling Perubahan aset yang tidak Change in unrecognized assets diakui karena pembatasan due to limitation Liabilitas pada akhir tahun - (15.876) (14.311) Liability at end of year Hasil aktual aset program adalah sebagai berikut: The actual return on plan assets are as follows: 31 Desember/December 31, Nilai wajar/ Nilai wajar/ Nilai wajar/ Fair value % Fair value % Fair value % Deposito ,83% ,33% Time deposits Instrumen utang ,97% ,35% Debt instruments Properti ,60% ,34% Property Reksadana ,43% ,51% Mutual funds Instrumen ekuitas ,64% ,35% Equity instruments Lain-lain ,53% 410 0,12% Others Total ,00% ,00% Total

361 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 37. PROGRAM DANA PENSIUN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN (lanjutan) Imbalan Pensiun (lanjutan) Program Pensiun Manfaat Pasti (lanjutan) Pada tanggal 31 Desember 2013 dan 2012, termasuk dalam aset program pensiun adalah saham biasa sebesar Rp dan Rp1.395 dan obligasi subordinasi Bank dengan nilai sebesar Rp dan Rp Beban pensiun iuran pasti yang telah dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014 adalah sebesar Rp Program Pensiun Iuran Pasti Bank menyelenggarakan program pensiun iuran pasti untuk karyawan yang diangkat menjadi karyawan tetap sejak 1 April Keputusan tersebut telah disetujui oleh Dewan Direksi sesuai dengan Surat Keputusan No. SKEP/109/DIR/III/2010. Pembayaran iuran kepada dana pensiun mulai dilakukan setelah 1 (satu) tahun dari tanggal keputusan tersebut berlaku. Program pensiun iuran pasti ini dikelola oleh Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Beban pensiun iuran pasti yang telah dibebankan pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah masing-masing sebesar Rp3.209, Rp1.955 dan Rp Kesejahteraan Karyawan Kesejahteraan karyawan meliputi uang jasa, uang pisah, pesangon, tunjangan cuti besar, dan kompensasi lainnya, dikompensasikan dengan imbalan pensiun. Liabilitas estimasi untuk kesejahteraan karyawan merupakan selisih antara UU No. 13/2003 dan program dana pensiun yang diselenggarakan oleh Dana Pensiun Bank Bukopin. Pada tanggal 22 Maret 2012, berdasarkan Adendum III Surat Keputusan Direksi No. 267 Tahun 2008 tentang Penyempurnaan Peraturan Cuti Karyawan, pemberian tunjangan cuti besar dinyatakan tidak berlaku lagi efektif sejak 1 April PENSION PLAN AND EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS (continued) Pension Benefits (continued) Defined Benefit Pension Plan (continued) As of December 31, 2013 and 2012, included in the fair value of plan assets are the Bank s ordinary shares amounted to Rp1,860 and Rp1,395 and subordinated bond amounted to Rp10,000 and Rp10,000. Defined contribution pension expense that was charged to the consolidated statement of comprehensive income for the year ended December 31, 2014 amounted to Rp14,311. Defined Contribution Pension Plan The Bank sponsors a defined contribution pension plan for employees who become permanent employees since April 1, The decision has been approved by the Board of Directors as stated in Decision Letter No. SKEP/109/DIR/III/2010. The contribution payment to the pension fund starts in 1 (one) year after the effective date of the decision. The defined contribution pension plan is managed by Dana Pensiun Lembaga Keuangan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. Defined contribution pension expense that was charged to the consolidated statement of comprehensive income for the years ended December 31, 2014, 2013, and 2012 amounted to Rp3,209, Rp1,955, and Rp1,435, respectively. Employees Service Entitlements Employees service entitlements consist of service payments, severance payments, termination benefits, long leave benefits, and other compensation, compensated with retirement benefits. The estimated liability for employee service entitlements represents the difference between the Labor Law No. 13/2003 and the pension program provided by Dana Pensiun Bank Bukopin. On March 22, 2012, based on Addendum III of Director s Decision Letter No. 267 Year 2008 regarding Amendment of Employee s Leave Policy, the long leave benefits are revoked, effectively since April 1,

362 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 37. PROGRAM DANA PENSIUN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN (lanjutan) Kesejahteraan Karyawan (lanjutan) Sejak tanggal 20 Desember 2013, Bank memberikan asuransi kesehatan pensiun kepada karyawan yang telah memasuki usia pensiun dan pasangannya selama 2 (dua) tahun setelah tanggal karyawan pensiun. Manfaat-manfaat asuransi diberikan melalui sistem penggantian kepada karyawan. Perhitungan aktuaria atas liabilitas estimasi untuk kesejahteraan karyawan untuk Bank saja pada tanggal 31 Desember 2014 didasarkan atas laporan dari PT Milliman Indonesia (2013: PT Milliman Indonesia; 2012: PT Eldridge Gunaparma Solution) tertanggal 20 Februari 2015 (2013: 28 Februari 2014; 2012: 5 Maret 2013) dengan metode Projected Unit Credit. Perhitungan aktuaria atas liabilitas estimasi untuk kesejahteraan karyawan untuk BSB pada tanggal 31 Desember 2014 didasarkan atas laporan dari PT Milliman Indonesia (2013: PT Milliman Indonesia; 2012: PT Eldridge Gunaparma Solution) tertanggal 5 Februari 2015 (2013: 12 Februari 2014; 2012: 14 Januari 2013) dengan metode Projected Unit Credit. Perhitungan aktuaria atas liabilitas estimasi untuk kesejahteraan karyawan untuk BF pada tanggal 31 Desember 2014 didasarkan atas laporan dari PT Milliman Indonesia (2013: PT Milliman Indonesia; 2012: PT Eldridge Gunaparma Solution) tertanggal 16 Januari 2015 (2013: 26 Januari 2014; 2012: 21 Januari 2013) dengan metode Projected Unit Credit. Beban yang diakui pada laporan laba rugi komprehensif konsolidasian adalah sebagai berikut: 37. PENSION PLAN AND EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS (continued) Employees Service Entitlements (continued) Starting December 20, 2013, the Bank provides pension health insurance for employees and their spouses during 2 (two) years after the employee s pension date. Insurance benefits are granted by reimbursement system to the employees. The actuarial calculations for estimated employee service entitlement liabilities for Bank only as of December 31, 2014 were based on PT Milliman Indonesia s report (2013: PT Milliman Indonesia; 2012: PT Eldridge Gunaparma Solution) dated February 20, 2015 (2013: February 28, 2014; 2012: March 5, 2013) using the Projected Unit Credit Method. The actuarial calculation for estimated employee service entitlement liabilities for BSB as of December 31, 2014 were based on PT Milliman Indonesia s report (2013: PT Milliman Indonesia; 2012: PT Eldridge Gunaparma Solution) dated February 5, 2015 (2013: February 12, 2014; 2012: January 14, 2013) using the Projected Unit Credit Method. The actuarial calculation for estimated employee service entitlement liabilities for BF as of December 31, 2014 were based on PT Milliman Indonesia s report (2013: PT Milliman Indonesia; 2012: PT Eldridge Gunaparma Solution) dated January 16, 2015 (2013: January 26, 2014; 2012: January 21, 2013) using the Projected Unit Credit Method. The expenses recognized in the consolidated statement of comprehensive income are as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Biaya jasa kini Current service cost Biaya bunga Interest cost Ekspektasi hasil investasi aset program yang diharapkan (10.101) (25.809) - Expected return from assets program Kerugian (keuntungan) aktuaria yang diakui 225 (1.397) Actuarial loss (gain) recognized Amortisasi biaya jasa lalu - Amortization of past service non-vested (2.551) cost - non-vested Keuntungan dalam rangka kurtailmen (14.902) - - Curtailment gain

363 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 37. PROGRAM DANA PENSIUN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN (lanjutan) Kesejahteraan Karyawan (lanjutan) 37. PENSION PLAN AND EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS (continued) Employees Service Entitlements (continued) Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Pengakuan segera atas Immediate recognition of past biaya jasa lalu - vested service cost - vested Pengakuan biaya untuk Cost recognition for contract karyawan kontrak employee Beban yang diakui dalam Expense recognized in laporan laba rugi komprehensif the consolidated statement of konsolidasian (Catatan 34) comprehensive income (Note 34) Liabilitas estimasi untuk kesejahteraan karyawan: Estimated liability for employee service entitlements: 31 Desember/December 31, Nilai kini liabilitas Present value of obligations Keuntungan (kerugian) Unrecognized aktuaria yang belum diakui (6.459) (9.650) (14.210) actuarial gain (loss) Biaya jasa lalu yang belum Unrecognized past diakui - non-vested (57.545) (1.419) (1.723) (1.853) (2.038) service cost - non-vested Liabilitas yang diakui pada Liability recognized in the laporan posisi keuangan consolidated statement of konsolidasian (Catatan 25) financial position (Note 25) Perubahan liabilitas estimasi untuk kesejahteraan karyawan adalah sebagai berikut: The changes in estimated liability for employee service entitlements are as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Saldo awal Beginning balance Penyesuaian terkait perbedaan Adjustment due to different asumsi tarif pajak tax loading assumption Beban selama tahun berjalan Expense during the year Pembayaran manfaat selama Benefit payments during tahun berjalan (10.210) (19.014) (1.437) the year Saldo akhir Ending balance

364 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 37. PROGRAM DANA PENSIUN DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN (lanjutan) Kesejahteraan Karyawan (lanjutan) Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan aktuaria untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: 37. PENSION PLAN AND EMPLOYEE SERVICE ENTITLEMENTS (continued) Employees Service Entitlements (continued) The assumptions used in actuarial calculation for the years ended December 31, 2014, 2013, and 2012 are as follows: Entitas anak/ Entitas anak/ Entitas anak/ Bank Subsidiaries Bank Subsidiaries Bank Subsidiaries Asumsi ekonomi: Economic assumptions: Tingkat diskonto 8,50% per tahun/ 8,50% per tahun/ 9,00% per tahun/ 9,00% per tahun/ 6,5% per tahun/ 8% per tahun/ Discount rate 8.50% per annum 8.50% per annum 9.00% per annum 9.00% per annum 6.5% per annum 8% per annum Tingkat pengembalian - - 7% per tahun/ 7% per tahun/ 7% per tahun/ 8% per tahun/ Expected rate of return aset 7% per annum 7% per annum 7% per annum 8% per annum on plan assets Average salary increase Tingkat rata-rata kenaikan 7,5% per tahun/ 7,5% per tahun/ 7,5% per tahun/ 7,5% per tahun/ 7,5% per tahun/ 8% per tahun/ rate penghasilan 7.5% per annum 7.5% per annum 7.5% per annum 7.5% per annum 7.5% per annum 8%per annum Tingkat kenaikan harga emas 8,0% per tahun/ 8,0% per tahun/ 8,0% per tahun/ 8,0% per tahun/ 8,5% per tahun/ 9,0% per tahun/ Gold price increase rate 8.0% per annum 8.0% per annum 8.0% per annum 8.0% per annum 8.5% per annum 9.0% per annum Tingkat kenaikan premi 8,0% per tahun/ 8,0% per tahun/ Premium increase rate 8.0% per annum 8.0% per annum Asumsi lainnya: Other assumptions: Usia pensiun normal 55 tahun/ 55 tahun/ 55 tahun/ 55 tahun/ 55 tahun/ 55 tahun/ Normal retirement age 55 years 55 years 55 years 55 years 55 years 55 years Masa persiapan pensiun 54,5 tahun/ Pension preparation period 54.5 years Tingkat pengunduran diri 5% pada usia 4% pada usia 5% pada usia 4% pada usia 5% pada usia 4% pada usia Resignation rate 25 tahun yang 30 tahun yang 25 tahun yang 30 tahun yang 25 tahun yang 30 tahun yang menurun secara menurun secara menurun secara menurun secara menurun secara menurun secara linear 1% linear 1% linear 1% linear 1% linear 1% linear 1% sampai pada sampai pada sampai pada sampai pada sampai pada sampai pada usia 45 tahun/ usia 49 tahun dan usia 45 tahun/ usia 49 tahun dan usia 45 tahun/ usia 49 tahun dan 5% up to 1% untuk usia 50 5% up to 1% untuk usia 50 5% up to 1% untuk usia 50 age 25 and sampai 54 tahun/ age 25 and sampai 54 tahun/ age 25 and sampai 54 tahun/ decreasing 4% up to decreasing 4% up to decreasing 4% up to linearly 1% age 30 and linearly 1% age 30 and linearly 1% age 30 and up to age 45 decreasing up to age 45 decreasing up to age 45 decreasing linearly 1% linearly 1% linearly 1% up to age 49 up to age 49 up to age 49 and 1% for and 1% for and 1% for ages 50 to 54 ages 50 to 54 ages 50 to 54 Tingkat kematian Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita Tabel Mortalita Mortality rate Indonesia 2011 Indonesia 2011 Indonesia 2011 Indonesia 2011 Indonesia 1999 Indonesia 1999 (TMI III)/ (TMI III)/ (TMI III)/ (TMI III)/ (TMI 99)/ (TMI 99)/ The 2011 The 2011 The 2011 The 2011 The 1999 The 1999 Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Indonesia Mortality Table Mortality Table Mortality Table Mortality Table Mortality Table Mortality Table (TMI III) (TMI III) (TMI III) (TMI III) (TMI 99) (TMI 99) Tingkat cacat 10% dari tingkat 10% dari tingkat 10% dari tingkat 10% dari tingkat 10% dari tingkat 10% dari tingkat Disability rate kematian/ kematian/ kematian/ kematian/ kematian/ kematian/ 10% of the 10% of the 10% of the 10% of the 10% of the 10% of the mortality rate mortality rate mortality rate mortality rate mortality rate mortality rate Tabel berikut menunjukkan sensitivitas atas kemungkinan perubahan tingkat bunga pasar, dengan variabel lain dianggap tetap, terhadap nilai kini liabilitas pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 (tidak diaudit): Kenaikan suku bunga dalam 100 basis poin/increase in interest rate by 100 basis point The following table demonstrates the sensitivity to a reasonably possible change in market interest rates, with all other variables held constant, of the present value of obligations as of December 31, 2014, 2013, and 2012 (unaudited): Penurunan suku bunga dalam 100 basis poin/decrease in interest rate by 100 basis point Nilai kini liabilitas Present value of obligations 2014 (19.815) (10.977) (10.113)

365 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 38. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK- PIHAK BERELASI Dalam menjalankan kegiatan usahanya, Bank dan entitas anaknya melakukan transaksi-transaksi tertentu dengan pihak-pihak berelasi. 38. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES In the normal course of business, the Bank and its subsidiaries entered into certain transactions with related parties. 31 Desember/December 31, Aset Assets Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia financing/ piutang Syariah - bruto (Catatan 10): receivables - gross (Note 10): PT Poso Energy PT Poso Energy PT Haka Sarana Investama PT Haka Sarana Investama PT Bumi Jasa Utama PT Bumi Jasa Utama PT Kalla Electrical System PT Kalla Electrical System PT Bumi Karsa PT Bumi Karsa PT Bumi Sarana Utama PT Bumi Sarana Utama PT Kosala Agung Metropolitan PT Kosala Agung Metropolitan MKKM PDM Kota Surakarta MKKM PDM Kota Surakarta PT Cisono Hydro PT Cisono Hydro PT Mitra Usaha Sarana PT Mitra Usaha Sarana PT Mitra Data Sarana PT Mitra Data Sarana PT Mallomo PT Mallomo PT Merpati Wahana Taksi PT Merpati Wahana Taksi PT Bantimurung Indah PT Bantimurung Indah PT Anisbi Nunggal Bhakti PT Anisbi Nunggal Bhakti PT Oto Rental Nusantara PT Oto Rental Nusantara PT Dirgabhakti Giripersada PT Dirgabhakti Giripersada PT Bosowa Tambang Indonesia PT Bosowa Tambang Indonesia PT Bosowa Berlian Motor PT Bosowa Berlian Motor PT Makassar Hotel Network PT Makassar Hotel Network PT Grand Shayla Indonesia PT Grand Shayla Indonesia PT Indah Bumi Bosowa PT Indah Bumi Bosowa PT Bosowa Utama PT Bosowa Utama PT Mitramas Infosys Global PT Mitramas Infosys Global PT FBRT Corporindo PT FBRT Corporindo PT Kariyana Gita Utama PT Kariyana Gita Utama Direksi, Dewan Komisaris, Directors, Commissioners, Sharia Dewan Pengawas Syariah, Supervisory Board, and dan Pejabat Eksekutif Executive Officers Total aset untuk pihak berelasi Total related parties assets Persentase terhadap total aset 0,46% 1,15% 0,08% Percentage to total assets

366 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 38. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK- PIHAK BERELASI (lanjutan) 38. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (continued) 31 Desember/December 31, Liabilitas Liabilities Liabilities immediately Giro (Catatan 17) Demand deposits (Note 17) Tabungan (Catatan 18) Savings deposits (Note 18) Deposito berjangka (Catatan 19) Time deposits (Note 19) Obligasi subordinasi (Catatan 24) Subordinated bond (Note 24) Dana Pensiun Bank Bukopin Dana Pensiun Bank Bukopin Direksi, Dewan Komisaris, Directors, Commissioners, Sharia Dewan Pengawas Syariah, Supervisory Board, and dan Pejabat Eksekutif Executive Officers Total liabilitas untuk pihak berelasi Total related parties liabilities Persentase terhadap total liabilitas 0,24% 0,51% 0,26% Percentage to total liabilities Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Pendapatan bunga dan Syariah Interest and Sharia income dari pihak berelasi from related parties Persentase terhadap pendapatan bunga dan Percentage to total interest Syariah 0,51% 0,50% 4,38% and Sharia income Pendapatan operasional lainnya Other operating income Pendapatan dan komisi lainya Other fees and commissions dari pihak berelasi from related parties Persentase terhadap pendapatan operasional Percentage to other operating lainnya 0,07% 0,17% 1,33% income Beban bunga dan Syariah Interest expense and Sharia charges dari pihak berelasi from related parties Persentase terhadap Percentage to total interest beban bunga dan Syariah 0,62% 0,65% 2,09% expense and Sharia charges Beban operasional lainnya Other operating expenses Gaji dan tunjangan karyawan Salaries and employee benefits Pengurus dan pejabat Management and executive eksekutif (Catatan 34) officers (Note 34) Persentase terhadap beban operasional Percentage to other operating lainnya 7,00% 7,57% 8,01% expenses

367 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 38.TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK- PIHAK BERELASI (lanjutan) 38. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (continued) 31 Desember/December 31, Komitmen dan kontinjensi Commitments and contingencies Fasilitas kredit yang diberikan dan Unused loans and Sharia pembiayaan/piutang (Catatan 39) financing/receivable Syariah yang belum digunakan facilities (Note 39) PT Kalla Electrical System PT Kalla Electrical System PT Bumi Karsa PT Bumi Karsa PT Haka Sarana Investama PT Haka Sarana Investama PT Kosala Agung Metropolitan PT Kosala Agung Metropolitan PT Indah Bumi Bosowa PT Indah Bumi Bosowa PT Cisono Hydro PT Cisono Hydro PT Poso Energy PT Poso Energy PT Bosowa Berlian Motor PT Bosowa Berlian Motor PT Makassar Hotel Network PT Makassar Hotel Network L/C dan SKBDN yang masih berjalan Outstanding irrevocable L/C dan tidak dapat dibatalkan (Catatan 39) and domestic L/C (Note 39) PT Grand Shayla Indonesia PT Grand Shayla Indonesia Bank garansi yang diterbitkan Bank guarantees issued (Catatan 39) (Note 39) PT Bumi Karsa PT Bumi Karsa PT Bosowa Energasindo PT Bosowa Energasindo PT Tuju Wali Wali PT Tuju Wali Wali PT Hadji Kalla PT Hadji Kalla PT Baruga Asrinusa Development PT Baruga Asrinusa Development Total komitmen dan Total related parties commitments kontinjensi untuk pihak berelasi and contingencies Persentase terhadap total liabilitas komitmen dan Percentage to total commitments kontinjensi 0,41% 2,18% - and contingent liabilities

368 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 38. TRANSAKSI DAN SALDO DENGAN PIHAK- PIHAK BERELASI (lanjutan) Bank memberikan kompensasi dan imbalan lain kepada Dewan Komisaris, Direksi, dan pejabat eksekutif untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 yang terdiri dari: 38. TRANSACTIONS AND BALANCES WITH RELATED PARTIES (continued) The Bank provided compensation and other benefits for the Board of Commissioners, the Board of Directors, and executive officers for the years ended December 31, 2014, 2013, and 2012, which consist of: Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Imbalan jangka pendek Short-term benefits Imbalan pasca-kerja Post-employment benefit Imbalan jangka panjang lainnya Other long-term benefits Pajak Tax Total Total Hubungan dengan pihak berelasi adalah sebagai berikut: Sifat dari hubungan/nature of Relationship Dikendalikan/dibawah pengaruh signifikan salah satu pemegang saham utama Bank/ Controlled by/under significant influence of one of major shareholder Dikendalikan oleh keluarga terdekat dari manajemen/controlled by a close member of the management s family Manajemen kunci yang sama/same key management Dana pensiun Bank/The Bank s pension fund Manajemen dan karyawan kunci/ Management and key employees The relationships with related parties are as follows: Pihak berelasi/related parties PT Poso Energy PT Bosowa Berlian Motor PT Makassar Hotel Network PT Haka Sara Investama PT Bumi Jasa Utama PT Grand Shayla Indonesia PT Indah Bumi Bosowa PT Bumi Sarana Utama PT Kalla Electrical System PT Bosowa Utama PT Cisono Hydro PT Kosala Agung Metropolitan PT Bumi Karsa PT Mallomo PT Merpati Wahana Taksi PT Oto Rental Nusantara PT FBRT Corporindo PT Bantimurung Indah PT Bosowa Tambang Indonesia PT Tuju Wali Wali PT Baruga Asrinusa Development PT Hadji Kalla PT Bosowa Energasindo PT Anisbi Nunggal Bhakti PT Dirgabhakti Giripersada MKKM PDM Kota Surakarta PT Mitramass Infosys Global PT Mitra Data Sarana Dana Pensiun Bank Bukopin Direksi, Dewan Komisaris, Dewan Pengawas Syariah, dan Pejabat Eksekutif/Board of Directors, Board of Comissioners, Sharia Supervisory Board, and Excecutive Officers

369 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 39. KOMITMEN DAN KONTINJENSI 39. COMMITMENTS AND CONTINGENCIES Bank memiliki komitmen dan kontinjensi sebagai berikut: The Bank has commitments and contingencies as follows: 31 Desember/December 31, Komitmen Commitments Pihak berelasi (Catatan 38) Related parties (Note 38) Liabilitas komitmen Commitment payables Fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Unused loans and Sharia Syariah yang belum digunakan (5) (45.337) - financing/receivable facilities L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan Outstanding irrevocable L/C tidak dapat dibatalkan - (58.606) - and domestic L/C Pihak ketiga Third parties Liabilitas komitmen Commitment payables Fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Unused loans and Sharia Syariah yang belum digunakan ( ) ( ) ( ) financing/receivable facilities L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan Outstanding irrevocable L/C tidak dapat dibatalkan ( ) ( ) ( ) and domestic L/C Komitmen - neto ( ) ( ) ( ) Commitments - net Kontinjensi Contingencies Pihak berelasi (Catatan 38) Related parties (Note 38) Liabilitas kontinjensi Contingent liabilities Bank garansi yang diterbitkan (39.421) (73.104) - Bank guarantees issued Pihak ketiga Third parties Tagihan kontinjensi Contingent receivables Pendapatan bunga Interest receivables on dalam penyelesaian non-performing loans Liabilitas kontinjensi Contingent liabilities Bank garansi yang diterbitkan ( ) ( ) ( ) Bank guarantees issued Kontinjensi - neto ( ) ( ) ( ) Contingencies - net Liabilitas komitmen dan Commitments and kontinjensi - neto ( ) ( ) ( ) contingent liabilities - net

370 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO 40. RISK MANAGEMENT Pelaksanaan fungsi manajemen risiko meliputi halhal terkait dengan upaya identifikasi, penilaian, pengukuran, evaluasi, monitoring, dan pengendalian risiko termasuk pengembangan teknologi dan sistem informasi manajemen di setiap jenis risiko, serta peningkatan kualitas sumber daya manusia dalam pengelolaan risiko. Bank senantiasa berupaya meningkatkan pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi, antara lain melalui dukungan beberapa unit kerja yang bersifat permanen maupun komite yang bersifat ad hoc untuk menunjang proses pengendalian risiko. Hal ini diwujudkan dengan adanya Divisi Manajemen Risiko serta beberapa komite seperti Komite Pemantau Risiko, Komite Manajemen Risiko, Assets and Liabilities Committee, Komite Support Manajemen Risiko, Komite Produk dan Aktivitas Baru, serta Komite Anggaran. Bank juga terus berupaya menyempurnakan seluruh ketentuan internal terkait pengelolaan risiko, baik dari sisi kebijakan, pedoman, prosedur maupun pemanfaatan teknologi informasi. Ketentuan internal juga terus disempurnakan sebagai langkah internalisasi atas ketentuan eksternal yang diberlakukan oleh regulator, antara lain terkait dengan Proses Penilaian Kecukupan Modal secara Internal maupun Penilaian Profil Risiko. Profil Risiko Dalam upaya meningkatkan good corporate governance dan manajemen risiko pada industri perbankan, telah diterbitkan PBI No. 5/8/PBI/2003 tanggal 19 Mei 2003 tentang Penerapan Manajemen Risiko Bagi Bank Umum, yang selanjutnya telah diubah dengan PBI No. 11/25/PBI/2009 tanggal 1 Juli 2009, yang mewajibkan Bank untuk menyampaikan laporan profil risiko triwulanan sejak tahun Risk management function includes identification, assessment, measurement, evaluation, monitoring and risk controls, including development of technology and management information system in each risk and improvement of human resource quality in risk management. The Bank continuously improves active monitoring from the Board of Commissioners and Board of Directors, including establishing several permanent working units or ad hoc committees to support risks control process. This is implemented by establishing Risk Management Division and other several committees such as Risk Monitoring Committee, Risk Management Committee, Assets and Liabilities Committee, Risk Management Support Committee, New Products and Activities Committee, and Budgeting Committee. The Bank continuously improves all internal policies related to risk management, including policies, standard operation, procedures, and information technology utilization. Internal policies are also continued to be refined as the internalization step on external regulations prevailed by regulators, such as Capital Adequacy Ratio and Risk Profile Assessments. Risk Profile In order to develop good corporate governance and risk management in the banking industry, PBI No. 5/8/PBI/2003 dated May 19, 2003 regarding Risk Management Implementation For Commercial Banks was issued, which has been amended by PBI No. 11/25/PBI/2009 dated July 1, 2009, which requires the Bank to submit quarterly risk profile report starting

371 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Profil Risiko (lanjutan) Sebagaimana diamanatkan ketentuan Bank Indonesia terkait penerapan manajemen risiko, Bank menyusun laporan profil risiko triwulanan secara self assessment. Mulai Triwulan IV tahun 2011 penilaian sendiri profil risiko Bank dilakukan sesuai Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/23/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Perubahan atas Surat Edaran No. 5/21/DPNP perihal Penerapan Manajemen Risiko bagi Bank Umum, yang juga merupakan salah satu faktor penilaian tingkat kesehatan Bank, dengan menggunakan pendekatan risiko (risk based bank rating), sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Bank Indonesia No. 13/24/DPNP tanggal 25 Oktober 2011 perihal Tingkat Kesehatan Bank Umum. Dari hasil self assessment profil risiko triwulanan yang disampaikan kepada Bank Indonesia hingga posisi Desember 2014, predikat risiko Bank secara keseluruhan tetap berada pada tingkat risiko komposit low to moderate. Risiko Kredit Risiko kredit adalah risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain (counterparty) dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Dalam mengelola risiko kredit, Bank telah memiliki kebijakan dan pedoman perkreditan, yang disempurnakan secara berkala, dengan tetap didasarkan pada prinsip pengelolaan risiko yang independen sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dan peraturan eksternal lainnya, dan kebijakan manajemen risiko yang terkait dengan pemberian kredit. Pengelolaan risiko kredit mencakup aktivitas penyaluran kredit serta eksposur risiko kredit Iainnya seperti penempatan, pembelian surat-surat berharga, dan penyertaan, yang dikelola secara komperehensif baik pada tingkat portofolio maupun transaksi. Sepanjang Januari hingga Desember 2014, Bank terus melanjutkan upaya penyempurnaan atas sejumlah kebijakan perkreditan dalam rangka semakin memperkuat proses manajemen risiko dan corporate governance, dengan tetap didasarkan pada prinsip pengelolaan risiko yang independen sesuai dengan peraturan Bank Indonesia dan peraturan eksternal lainnya. Risk Profile (continued) In relation to the implementation of risk management as required by Bank Indonesia, the Bank prepares quarterly risk profile report on self assesment basis. Starting fourth quarter of 2011, self assessment on risk profile of the Bank is performed based on Circular Letter of Bank Indonesia No. 13/23/DPNP dated October 25, 2011 regarding Amendment on Circular Letter No. 5/21/DPNP regarding Implementation of Risk Management for Commercial Banks, which also represents one of the Bank s soundness rating assessment factors, using risk based bank rating, as regulated in Circular Letter of Bank Indonesia No. 13/24/DPNP dated October 25, 2011 regarding Soundness Rating of Conventional Bank. Based on the self assessment results, the quarterly risk profile report submitted to Bank Indonesia up to December 2014 provided the Bank s overall risk profile is at the low to moderate composite risk level. Credit Risk Credit risk is the risk by debtors and/or counterparty failure to fulfil their obligations to the Bank. In managing credit risk, the Bank has credit policies and standard operations that are enhanced periodically in accordance with independent risk management principles based on Bank Indonesia regulation, other external regulations, and risk management policies related to credit. The credit risk management covers credit granting activities and other credit risk exposures such as placements, purchase of marketable securities, and investments, which are comprehensively managed at the portfolio and transaction levels. During January until December 2014, the Bank has made enhancement on several credit policies in relation of risk management process and corporate governance according to the principle of risk management independent based on Bank Indonesia and other external regulations

372 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Bank melakukan evaluasi atas tingkat risiko kredit terkait pemberian fasilitas kepada nasabah atau proyek, dengan mempertimbangkan berbagai faktor, antara lain: Credit Risk (continued) The Bank evaluates the credit risk level related to financing to customers or projects by considering various factors, among others: i. Historis dan proyeksi kondisi keuangan, termasuk laporan posisi keuangan, laba rugi, dan arus kas nasabah; ii. Riwayat hubungan kredit; ii. Credit history; i. Historical and projected financial condition, including statement of financial position, income statements, and cash flows of customers; iii. Kualitas, kinerja, dan pengalaman dari iii. Quality, performance, and experience of the pengelolaan nasabah; customers management; iv. Sektor industri nasabah; iv. Customers industry sector; v. Posisi nasabah dalam persaingan di industri v. Customers competitive position in the sejenis; serta industry; and vi. Kondisi ekonomi secara umum. vi. General economic conditions. Terhadap eksposur risiko kredit yang lebih khusus seperti kredit perorangan, fasilitas antar bank dan sebagainya, Bank melakukan evaluasi secara tersendiri dengan menggunakan faktor yang dapat saja berbeda, sesuai dengan karakteristik spesifik dari setiap jenis eksposur. Dalam pelaksanaan evaluasi tersebut, Bank mengimplementasikan berbagai model yang dibangun sesuai dengan standar regulasi Indonesia maupun best practice internasional. Bank melakukan pengembangan model secara mandiri maupun bekerjasama dengan pihak ketiga. Implementasi tersebut mencakup model rating seperti Internal Credit Risk Rating (ICRR) untuk usaha kecil, menengah, dan usaha komersial dan model scoring risiko kredit untuk usaha mikro dan konsumer, serta usaha kecil hingga nominal tertentu. Bank juga secara berkelanjutan melakukan upaya yang diperlukan untuk menyempurnakan model tersebut. Proses persetujuan fasilitas dengan eksposur risiko kredit dilakukan berdasarkan prinsip bahwa setiap fasilitas harus diproses melalui Komite Kredit dan/atau komite lainnya. Komposisi dan jumlah anggota komite akan berbeda sesuai dengan jumlah dan jenis fasilitas yang diajukan. In relation to the specific credit risk exposure such as individual credit, inter bank facility and others, the Bank separately evaluates based on other factors that may be different, according to the specific characteristics of each exposure. The Bank has implemented various models to fulfil the Bank Indonesia regulation standard or international best practices in the implementation of evaluation. The Bank has developed the models independently or by entering into an agreement with third parties. The implementation covers Internal Credit Risk Rating (ICRR) for small, medium, and commercial segments and a scoring model for micro business and consumer segments, and small business up to certain amounts. The Bank continuously makes the necessary efforts to enhance these models. Approval process of facility with credit risk exposure are executed based on a principal that each facility and credit risk exposure approval must be processed through the Credit Committee and/or other committees. The composition and number of committee members depend on the proposed amount and type of facilities

373 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Dalam rangka pengendalian risiko kredit secara komprehensif, Bank terus meninjau dan menyempurnakan pelaksanaan fungsi pengendalian risiko kredit, baik yang dijalankan oleh risk taking unit maupun berbagai unit kerja pendukung, di antaranya dengan pembentukan fungsi credit risk controller pada setiap unit bisnis dan cabang, dan pembentukan fungsi analis kredit untuk usaha komersial. Selain itu pengelolaan risiko kredit yang lebih spesifik juga dilakukan atas portofolio kredit maupun eksposur risiko kredit lain yang bermasalah. Upaya yang dilakukan diantaranya adalah restrukturisasi fasilitas kredit yang bermasalah, pembentukan pencadangan untuk menutup potensi kerugian, hingga pelaksanaan hapus buku. Proses pengelolaan kredit bermasalah telah diatur secara tersendiri dalam kebijakan yang bersifat khusus, termasuk pembentukan unit kerja khusus yang menanganinya. Bank telah menjalankan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan, dan pengendalian risiko yang mencakup profil risiko kredit secara terintegrasi dalam suatu proses manajemen risiko yang komprehensif. Bank juga melakukan stress test untuk mengetahui peningkatan risiko kredit pada skenario kondisi terburuk. Selain itu, Bank terus mengupayakan peningkatan kesadaran risiko (risk awareness) pada setiap unit kerja, diantaranya dengan pengisian Form Pernyataan Risiko dan penyampaian berkala informasi risiko bisnis (Biz Risk News). Dengan semakin berkembangnya bisnis Bank dan dalam rangka meningkatkan penerapan prinsip kehati-hatian serta meminimalkan potensi kerugian dari penyediaan dana dan memelihara eksposur risiko kredit pada tingkat yang aman, maka penerapan prinsip kehati-hatian harus dilakukan secara efektif pada setiap jenis penyediaan dana. Pemahaman risiko dan kesadaran akan risiko yang mendasari prinsip kehati-hatian harus dimulai dari awal proses kredit terutama oleh pelaksana itu sendiri, seperti Account Officer. Terkait dengan hal tersebut, telah dilakukan penyempurnaan atas pelaksanaan fungsi Officer Manajemen Risiko sebagai Golongan Khusus Anggota Komite Kredit dalam Kelembagaan Komite Kredit, sebagai upaya untuk meningkatkan pemahaman dan kesadaran akan risiko bagi semua pihak yang terlibat dalam proses kredit. Ketentuan dan prosedur ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kebijakan manajemen risiko Bank Credit Risk (continued) In relation to the implementation of comprehensive credit risk control, the Bank continuously reviews and improves the credit risk control function, both performed by the risk taking unit and various supporting units, among others by establishing the credit risk controller function in each business unit and branch, and also credit analyst function for commercial segment. Furthermore, specific credit risk management is performed on non-performing loan portfolio and other credit risk exposures. Such efforts, among others, are restructuring on non-performing loans, providing allowances to cover potential losses, and write-off. Specific policy on non-performing loans management process has been provided, including establishing special working units to handle it. The Bank has identified, measured, monitored, and controlled risks which covers credit risk profile integrated in a comprehensive risk management process. The Bank conducts stress test to identify the increasing credit risk at the worst scenario. In addition, the Bank continuously enhances the risk awareness of each working unit, among others by completion of the Form of Risk Statement and submission of periodical business risk information (Biz Risk News). Considering the development of the Bank s business and in order to improve the implementation of prudential principle, minimize potential lost of funds and maintaining credit risk exposure at safe levels, the application of the prudential principle should be carried out effectively on every type of provision of funds. Understanding and awareness of the risks underlying the prudential principle should start from the beginning of the loan process, especially by the executor himself, such as Accounts Officer. In this regard, improvements have been made on the implementation of the Risk Management Officer functions as the Special Group of Credit Committee Members in Credit Committee Institution, as the effort to increase understanding and awareness of the risks for all parties involved in the loan process. The provisions and procedures is an integral part of the Bank risk management policy.

374 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) a. Risiko kredit maksimum a. Maximum credit risk Untuk aset keuangan yang diakui di laporan posisi keuangan konsolidasian, eksposur maksimum terhadap risiko kredit sama dengan nilai tercatat. Untuk bank garansi yang diterbitkan dan L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan tidak dapat dibatalkan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah nilai maksimum yang harus dibayarkan oleh Bank jika kewajiban atas bank garansi, L/C, dan SKBDN tersebut terjadi. Untuk fasilitas kredit dan pembiayaan/piutang Syariah kepada nasabah yang belum digunakan, eksposur maksimum terhadap risiko kredit adalah sebesar komitmen tersebut. Tabel berikut menyajikan eksposur maksimum Bank terhadap risiko kredit untuk instrumen keuangan pada laporan posisi keuangan (onbalance sheet) dan rekening administratif (offbalance sheet), tanpa memperhitungkan agunan yang dimiliki atau perlindungan kredit lainnya: 31 Desember/December 31, For financial assets recognized on the consolidated statement of financial position, the maximum exposure to credit risk equals their carrying amount. For the bank guarantee issued and outstanding irrevocable L/C and Domestic L/C, the maximum exposure to credit risk is the maximum amount that the Bank has to pay if the obligation of the bank guarantee issued and outstanding irrevocable L/C and Domestic L/C are called upon. For the unused loans and Sharia financing/receivables, the maximum exposure to credit risk is the committed amount. The following table presents the Bank s maximum exposure to credit risk of on-balance sheet financial instruments and off-balance sheet accounts, without taking into account any collateral held or other credit enhancement: Laporan Posisi Keuangan Statements of Financial Position Current accounts with Giro pada Bank Indonesia Bank Indonesia Giro pada bank lain Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia Indonesia dan bank lain and other banks Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Biaya perolehan Acquisition cost Surat-surat berharga yang Marketable securities purchased dibeli dengan janji with agreements dijual kembali to resell Tagihan derivatif Derivative receivables Kredit yang diberikan Loans and Sharia financing/ dan pembiayaan/piutang Syariah receivables Tagihan akseptasi Acceptances receivable Penyertaan saham Investments in shares Aset lain-lain Other assets Rekening Administratif Administrative Accounts Fasilitas kredit yang diberikan Unused loans dan pembiayaan/piutang and Sharia financing/ Syariah yang belum digunakan receivables facilities L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan Outstanding irrevocable L/C tidak dapat dibatalkan and domestic L/C Bank garansi yang diterbitkan Bank guarantees issued Total Total

375 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) b. Risiko konsentrasi kredit b. Credit concentration risk Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, pengungkapan risiko kredit maksimum berdasarkan konsentrasi sebelum memperhitungkan agunan yang dimiliki dan perjanjian master netting adalah sebagai berikut: Konsentrasi risiko kredit berdasarkan geografis, the disclosure on the maximum credit risk by concentration without taking into account any collateral held and master netting agreement is as follows: Concentration of credit risk by geography 31 Desember 2014/December 31, 2014 Laporan Posisi Keuangan Konsolidasian Jawa selain Jabotabek/ Java other than Lain-lain/ Jabotabek Jabotabek Sumatera Kalimantan Others Total Consolidated Statement of Financial Position Current accounts with Giro pada Bank Indonesia Bank Indonesia Current accounts Giro pada bank lain with other banks Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia dan bank lain Indonesia and other banks Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Biaya perolehan Acquisition cost Surat berharga Marketable securities yang dibeli dengan janji purchased with dijual kembali agreements to resell Tagihan derivatif Derivative receivable Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia piutang Syariah financing/receivables Tagihan akseptasi Acceptances receivable Penyertaan saham Investments in shares Aset lain-lain Other assets Rekening Administratif Administrative Accounts Fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Unused loans piutang Syariah and Sharia financing/ yang belum digunakan receivables facilities L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan Outstanding irrevocable L/C tidak dapat dibatalkan and domestic L/C Bank garansi yang diterbitkan Bank guarantees issued Total Total

376 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) b. Risiko konsentrasi kredit (lanjutan) b. Credit concentration risk (continued) Konsentrasi risiko kredit berdasarkan geografis (lanjutan) Concentration of credit risk by geography (continued) 31 Desember 2013/December 31, 2013 Jawa selain Jabotabek/ Java other than Lain-lain/ Jabotabek Jabotabek Sumatera Kalimantan Others Total Laporan Posisi Keuangan Consolidated Statement Konsolidasian of Financial Position Current accounts with Giro pada Bank Indonesia Bank Indonesia Current accounts Giro pada bank lain with other banks Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia dan bank lain Indonesia and other banks Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Biaya perolehan Acquisition cost Surat berharga Marketable securities yang dibeli dengan janji purchased with dijual kembali agreements to resell Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia piutang Syariah financing/receivables Tagihan akseptasi Acceptances receivable Penyertaan saham Investments in shares Aset lain-lain Other assets Rekening Administratif Administrative Accounts Fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Unused loans piutang Syariah and Sharia financing/ yang belum digunakan receivables facilities L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan Outstanding irrevocable L/C tidak dapat dibatalkan and domestic L/C Bank garansi yang diterbitkan Bank guarantees issued Total Total

377 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) b. Risiko konsentrasi kredit (lanjutan) b. Credit concentration risk (continued) Konsentrasi risiko kredit berdasarkan geografis (lanjutan) Concentration of credit risk by geography (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Jawa selain Jabotabek/ Java other than Lain-lain/ Jabotabek Jabotabek Sumatera Kalimantan Others Total Laporan Posisi Keuangan Consolidated Statement Konsolidasian of Financial Position Current accounts with Giro pada Bank Indonesia Bank Indonesia Current accounts Giro pada bank lain with other banks Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia dan bank lain Indonesia and other banks Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Surat berharga Marketable securities yang dibeli dengan janji purchased with dijual kembali agreements to resell Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia piutang Syariah financing/receivables Tagihan akseptasi Acceptances receivable Penyertaan saham Investments in shares Aset lain-lain Other assets Rekening Administratif Administrative Accounts Fasilitas kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Unused loans piutang Syariah and Sharia financing/ yang belum digunakan receivables facilities L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan Outstanding irrevocable L/C tidak dapat dibatalkan and domestic L/C Bank garansi yang diterbitkan Bank guarantees issued Total Total

378 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) b. Risiko konsentrasi kredit (lanjutan) b. Credit concentration risk (continued) Konsentrasi risiko kredit berdasarkan industri Concentration of credit risk by industry 31 Desember 2014/December 31, 2014 Keuangan/ Pemerintah/ Konsumsi/ Perdagangan/ Konstruksi/ Manufaktur/ Jasa/ Financial Government Consumers Trade Construction Manufacturing Services Total Laporan Posisi Consolidated Keuangan Statement of Konsolidasian Financial Position Giro pada Bank Current accounts with Indonesia Bank Indonesia Giro pada bank Current accounts with lain other banks Penempatan pada Placements with Bank Indonesia Bank Indonesia and dan bank lain other banks Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan Loans and dan piutang receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Biaya perolehan Acquisition cost Surat berharga Marketable securities yang dibeli dengan purchased with janji dijual kembali agreements to resell Tagihan derivatif Derivative receivables Kredit yang diberikan Loans and Sharia dan pembiayaan/ financing/ piutang Syariah receivables Acceptances Tagihan akseptasi receivable Investments in Penyertaan saham shares Aset lain-lain Other assets Administrative Rekening Administratif accounts Fasilitas kredit yang diberikan dan Unused loans and pembiayaan/piutang Sharia financing/ Syariah yang receivable belum digunakan facilities L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan Outstanding tidak dapat irrevocable L/C dibatalkan and domestic L/C Bank garansi yang Bank guarantees diterbitkan issued Total Total

379 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) b. Risiko konsentrasi kredit (lanjutan) b. Credit concentration risk (continued) Konsentrasi risiko kredit berdasarkan industri (lanjutan) Concentration of credit risk by industry (continued) 31 Desember 2013/December 31, 2013 Keuangan/ Pemerintah/ Konsumsi/ Perdagangan/ Konstruksi/ Manufaktur/ Jasa/ Financial Government Consumers Trade Construction Manufacturing Services Total Laporan Posisi Consolidated Keuangan Statement of Konsolidasian Financial Position Giro pada Bank Current accounts with Indonesia Bank Indonesia Giro pada bank Current accounts with lain other banks Penempatan pada Placements with Bank Bank Indonesia Indonesia and dan bank lain other banks Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan Loans and dan piutang receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Biaya perolehan Acquisition cost Marketable securities Surat berharga purchased with yang dibeli dengan agreements to janji dijual kembali resell Kredit yang diberikan Loans and Sharia dan pembiayaan/ financing/ piutang Syariah receivables Acceptances Tagihan akseptasi receivable Investments in Penyertaan saham shares Aset lain-lain Other assets Administrative Rekening Administratif accounts Fasilitas kredit yang diberikan dan Unused loans and pembiayaan/piutang Sharia financing/ Syariah yang receivable belum digunakan facilities L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan Outstanding tidak dapat irrevocable L/C dibatalkan and domestic L/C Bank garansi yang Bank guarantees diterbitkan issued Total Total

380 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) b. Risiko konsentrasi kredit (lanjutan) b. Credit concentration risk (continued) Konsentrasi risiko kredit berdasarkan industri (lanjutan) Concentration of credit risk by industry (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Keuangan/ Pemerintah/ Konsumsi/ Perdagangan/ Konstruksi/ Manufaktur/ Jasa/ Financial Government Consumers Trade Construction Manufacturing Services Total Laporan Posisi Consolidated Keuangan Statement of Konsolidasian Financial Position Giro pada Bank Current accounts with Indonesia Bank Indonesia Giro pada bank Current accounts with lain other banks Penempatan pada Placements with Bank Bank Indonesia Indonesia and dan bank lain other banks Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan Loans and dan piutang receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Marketable securities Surat berharga purchased with yang dibeli dengan agreements to janji dijual kembali resell Kredit yang diberikan Loans and Sharia dan pembiayaan/ financing/ piutang Syariah receivables Acceptances Tagihan akseptasi receivable Investments in Penyertaan saham shares Aset lain-lain Other assets Rekening Administratif Administrative Accounts Fasilitas kredit yang diberikan dan Unused loans and pembiayaan/piutang Sharia financing/ Syariah yang receivable belum digunakan facilities L/C dan SKBDN yang masih berjalan dan Outstanding tidak dapat irrevocable L/C dibatalkan and domestic L/C Bank garansi yang Bank guarantees diterbitkan issued Total Total Eksposur kredit maksimum kepada satu debitur pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 masing-masing sebesar Rp , Rp , dan Rp , dan sebelum memperhitungkan agunan dan perlindungan kredit lainnya. The maximum credit exposure to a single debtor as of December 31, 2014, 2013, and 2012 amounted to Rp2,154,535, Rp3,780,060, and Rp8,335,841, respectively, before taking into account of collateral or other credit enhancements

381 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) c. Agunan dan perlindungan kredit lainnya c. Collateral and other credit enhancements Nilai dan jenis agunan yang dibutuhkan tergantung pada penilaian risiko kredit dari pihak lawan (counterparty). Panduan tentang jenis agunan dan parameter penilaian yang bisa diterima telah diimplementasikan. Jenis agunan utama yang diperoleh adalah tanah, bangunan, dan kendaraan. Bank juga memiliki beberapa fasilitas kredit yang mendapat penjaminan dari pihak ketiga, seperti dari pemerintah. Umumnya agunan yang diperlukan dalam setiap pemberian kredit sebagai sumber terakhir pelunasan kredit (secondary source of repayment) dan sebagai salah satu bentuk mitigasi risiko kredit. Sumber utama pelunasan kredit adalah dari hasil usaha debitur. The amount and type of collateral required depends on an assessment of the credit risk of the counterparty. Guidelines are implemented regarding the acceptability of types of collateral and valuation parameters. The main types of the collateral obtained are land, building, and vehicles. Bank also has several credit facilities guaranteed by third parties, such as by government. Generally, collateral is required for all credits extended as a second source of credit repayment and also as a form of credit risk mitigation. The primary source of credit repayment is the funds generated from business operations of the borrowers. d. Kualitas aset keuangan d. Quality of financial assets Kualitas aset keuangan dikelola oleh Bank dengan menggunakan panduan dari Bank Indonesia dan diungkapkan pada Catatan 5, 6, 7, 8, 9, 10, dan 11 atas laporan keuangan konsolidasian. Bank memiliki kebijakan untuk mempertahankan secara akurat dan konsisten peringkat risiko di seluruh portofolio aset keuangan. Hal ini akan memfasilitasi fokus manajemen risiko atas risiko yang ada dan perbandingan eksposur kredit di seluruh lini bisnis, daerah geografis, dan produk. Sistem peringkat ini didukung oleh berbagai analisis keuangan, dikombinasikan dengan informasi pasar yang telah diolah untuk menyediakan masukan utama untuk pengukuran risiko pihak lawan (counterparty). Semua peringkat risiko disesuaikan dengan berbagai kategori dan ditentukan sesuai dengan panduan peringkat Bank Indonesia. Peringkat risiko yang telah ditetapkan dinilai dan diperbaharui secara berkala. The quality of financial assets is managed by the Bank using the guidance from Bank Indonesia and disclosed in Notes 5, 6, 7, 8, 9, 10, and 11 to the consolidated financial statements. It is the Bank s policy to maintain accurate and consistent risk ratings across the portfolio of financial assets. This facilitates focused management of the applicable risks and the comparison of credit exposures across all lines of business, geographic regions, and products. The rating system is supported by a variety of financial analytics, combined with processed market information to provide the main inputs for the measurement of counterparty risk. All risk ratings are tailored to the various categories and are derived in accordance with the Bank Indonesia s rating guidance. The attributable risk ratings are assessed and updated regularly

382 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai e. Impairment assessment Untuk tujuan akuntansi, Bank menggunakan model incurred loss untuk pengakuan kerugian penurunan nilai aset keuangan. Hal ini berarti kerugian hanya dapat diakui jika terdapat bukti objektif atas peristiwa kerugian spesifik. Pertimbangan utama evaluasi penurunan nilai kredit yang diberikan termasuk adanya pembayaran pokok atau bunga yang jatuh tempo lebih dari 90 hari atau terdapat kesulitan atau pelanggaran dari persyaratan yang terdapat dalam kontrak awal yang diketahui. Bank melakukan evaluasi penurunan nilai dalam dua area: evaluasi penurunan nilai secara individual dan evaluasi penurunan nilai secara kolektif. For accounting purposes, the Bank uses an incurred loss model for the recognition of losses on impaired financial assets. This means that losses can only be recognized when objective evidence of a specific loss event has been observed. The main considerations for the loan impairment assessment include whether any payments of principal or interest are overdue by more than 90 days or there are any known difficulties, or infringement of the original terms of the contract. The Bank addresses impairment assessment in two areas: individually assessed allowances and collectively assessed allowances. (i) Evaluasi penurunan nilai secara individual Bank menentukan penyisihan kerugian penurunan nilai secara individual untuk masing-masing kredit yang diberikan yang signifikan. Hal-hal yang dipertimbangkan dalam menentukan jumlah penyisihan kerugian penurunan nilai antara lain mencakup keberlanjutan rencana bisnis debitur, kemampuan debitur untuk memperbaiki kinerja saat menghadapi kesulitan keuangan, proyeksi penerimaan dan ekspektasi pengeluaran saat terjadi kepailitan, ketersediaan dukungan keuangan lainnya, nilai agunan yang dapat direalisasikan, dan ekspektasi waktu diperolehnya arus kas. Penyisihan kerugian penurunan nilai dievaluasi setiap tanggal pelaporan, kecuali terdapat beberapa kondisi yang mengharuskan adanya perhatian lebih. (i) Individually assessed allowances The Bank determines the allowances for impairment losses for each individually significant loans on an individual basis. Items considered when determining allowance for impairment losses include the sustainability of the debtors business plan, its ability to improve performance once a financial difficulty has arisen, projected receipts and the expected payout should bankruptcy ensure, the availability of other financial support, the realizable value of collateral, and the timing of expected cash flows. Allowance for impairment losses are evaluated at each reporting date, unless foreseen circumstances require more careful attention. (ii) Evaluasi penurunan nilai secara kolektif (ii) Collectively assessed allowances Evaluasi penyisihan kerugian penurunan nilai secara kolektif dilakukan atas kredit yang diberikan yang tidak signifikan secara individual. Metodologi evaluasi penyisihan secara kolektif telah diungkapkan pada Catatan 2o. Allowances for impairment losses are assessed collectively for losses on loans that are not individually significant. The methodology of collectively assessed allowances has been disclosed in Note 2o

383 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) e. Impairment assessment (continued) Berikut ini adalah risiko kredit berdasarkan klasifikasi evaluasi penurunan nilai pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012: Giro pada Bank Indonesia Below are credit risk based on allowance for impairment losses assesment classification as of December 31, 2014, 2013, and 2012: Current accounts with Bank Indonesia 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired *) Impaired Total Non-impaired *) Impaired Total Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currency Total Total Penyisihan kerugian Allowance penurunan nilai impairment losses Neto Net 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired *) Impaired Total Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currency Total Total Penyisihan kerugian penurunan nilai Allowance impairment losses Neto Net *) Termasuk aset keuangan entitas anak yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip perbankan Syariah (Catatan 2o). Giro pada bank lain *) Including financial asset of subsidiary engaged in Sharia banking (Note 2o). Current accounts with other banks 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired *) Impaired Total Non-impaired *) Impaired Total Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Total Total Penyisihan kerugian Allowance penurunan nilai (403) - (403) (334) - (334) impairment losses Neto Net

384 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) e. Impairment assessment (continued) Giro pada bank lain (lanjutan) Current accounts with other banks (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Total Total Penyisihan kerugian Allowance penurunan nilai impairment losses Neto Net Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain Placements with Bank Indonesia and other banks 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Non-impaired Impaired Total Rupiah: Rupiah: Penempatan pada Placement with Bank Indonesia Bank Indonesia Interbank call money Interbank call money Deposito berjangka Time Deposits Mata uang asing: Foreign currencies: Interbank call money Interbank call money Penempatan pada Placement with Bank Indonesia Bank Indonesia Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (33.425) (33.425) impairment losses Neto Net

385 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) e. Impairment assessment (continued) Penempatan pada Bank Indonesia dan bank lain (lanjutan) Placements with Bank Indonesia and other banks (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired *) Impaired Total Rupiah: Rupiah: Penempatan pada Placement with Bank Indonesia Bank Indonesia Interbank call money Interbank call money Mata uang asing: Foreign currencies: Interbank call money Interbank call money Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (104) (35.217) (35.321) impairment losses Neto Net *) Termasuk aset keuangan entitas anak yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip perbankan Syariah (Catatan 2o). Surat-surat berharga *) Including financial asset of subsidiary engaged in Sharia banking (Note 2o). Marketable securities 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired *) Impaired Total Non-impaired *) Impaired Total Rupiah: Rupiah: Sertifikat Bank Bank Indonesia Bank Indonesia Certificates Bank Indonesia Sertifikat Deposito Certificates of Bank Indonesia Deposits Obligasi Pemerintah Government bonds Obligasi korporasi Corporate bonds Obligasi Ritel Indonesia Indonesia Retail Bond Domestic Letter of Wesel SKBDN Credit (SKBDN) Sukuk Ijarah Sukuk Ijarah Obligasi Sukuk Ijarah Indonesia Sukuk Negara Indonesia Ijarah Bond Sukuk Mudharabah Sukuk Mudharabah *) Termasuk aset keuangan entitas anak yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip perbankan Syariah (Catatan 2o). *) Including financial asset of subsidiary engaged in Sharia banking (Note 2o)

386 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) e. Impairment assessment (continued) Surat-surat berharga (lanjutan) Marketable securities (continued) 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired *) Impaired Total Non-impaired *) Impaired Total Mata uang asing: Foreign currency: Obligasi Pemerintah Government bonds Obligasi Sukuk Ijarah Indonesia Sukuk Negara Indonesia Ijarah Bond Obligasi korporasi Corporate bonds Domestic Letter of Wesel SKBDN Credit (SKBDN) Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (700) - (700) (700) - (700) impairment losses Neto Net 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Rupiah: Rupiah: Sertifikat Bank Bank Indonesia Bank Indonesia Certificates Bank Indonesia Sertifikat Deposito Certificates of Bank Indonesia Deposits Surat Utang State Promissory Negara Notes Obligasi Sukuk Mudharabah Indonesia Sukuk Negara Indonesia Mudharabah Bond Obligasi Pemerintah Government bonds Obligasi korporasia Corporate bonds Obligasi Ritel Indonesia Indonesia Retail Bond Domestic Letter of Wesel SKBDN Credit (SKBDN) Sukuk Ijarah Sukuk Ijarah Obligasi Sukuk Ijarah Indonesia Sukuk Negara Indonesia Ijarah Bond Sukuk Mudharabah Sukuk Mudharabah *) Termasuk aset keuangan entitas anak yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip perbankan Syariah (Catatan 2o). *) Including financial asset of subsidiary engaged in Sharia banking (Note 2o)

387 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) e. Impairment assessment (continued) Surat-surat berharga (lanjutan) Marketable securities (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Mata uang asing: Foreign currency: Obligasi Pemerintah Government bonds Obligasi Sukuk Ijarah Indonesia Sukuk Negara Indonesia Ijarah Bond Obligasi korporasi Corporate bonds Domestic Letter of Wesel SKBDN Credit (SKBDN) Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai impairment losses Neto Net Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali Marketable securities purchased with agreements to resell 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Non-impaired Impaired Total Obligasi pemerintah Government Bonds Obligasi Ritel Indonesia Indonesia Retail Bond Surat Utang State Promissory Negara Notes Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai impairment losses Neto Net

388 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) e. Impairment assessment (continued) Surat-surat berharga yang dibeli dengan janji dijual kembali (lanjutan) Marketable securities purchased with agreements to resell (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Rupiah: Rupiah: Obligasi pemerintah Government Bonds Obligasi Ritel Indonesia Indonesia Retail Bond Surat Utang State Promissory Negara Notes Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai impairment losses Neto Net Tagihan derivatif Derivative receivables 31 Desember 2014/December 31, 2014 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Swap mata uang asing Foreign currency swap Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai impairment losses Neto Net Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah Loans and Sharia financing/receivables 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired *) Impaired Total Non-impaired *) Impaired Total Rupiah: Rupiah: Modal kerja Working capital Investasi Investment Konsumsi Consumer Program pemerintah Government program Sindikasi Syndicated Direksi dan Directors and karyawan employees Bank lain Other banks Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) ( ) impairment losses Neto Net *) Termasuk aset keuangan entitas anak yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip perbankan Syariah (Catatan 2o) *) Including financial asset of subsidiary engaged in sharia banking (Note 2o).

389 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) e. Impairment assessment (continued) Kredit yang diberikan dan pembiayaan/piutang Syariah (lanjutan) Loans and Sharia financing/receivables (continued) 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired *) Impaired Total Non-impaired *) Impaired Total Mata uang asing: Foreign currencies: Modal kerja Working capital Investasi Investment Sindikasi Syndicated Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (10.685) (62.879) (73.564) (2.657) (2.933) (5.590) impairment losses Neto Net Total Total 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired *) Impaired Total Rupiah: Rupiah: Modal kerja Working capital Investasi Investment Konsumsi Consumer Program pemerintah Government program Sindikasi Syndicated Direksi dan Directors and karyawan employees Bank lain Other banks Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) ( ) ( ) impairment losses Neto Net Mata uang asing: Foreign currencies: Modal kerja Working capital Investasi Investment Sindikasi Syndicated Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (5.487) (1.632) (7.119) impairment losses Neto Net Total Total *) Termasuk aset keuangan entitas anak yang menjalankan usaha berdasarkan prinsip perbankan Syariah (Catatan 2o). *) Including financial asset of subsidiary engaged in sharia banking (Note 2o)

390 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) e. Impairment assessment (continued) Tagihan akseptasi Acceptances receivable 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Non-impaired Impaired Total Mata uang asing Foreign currencies Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai impairment losses Neto Net 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai impairment losses Neto Net Penyertaan saham Investments in shares 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Non-impaired Impaired Total Rupiah Rupiah Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (536) (536) impairment losses Neto Net 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Rupiah Rupiah Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai - (536) (536) impairment losses Neto Net

391 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) e. Impairment assessment (continued) Aset lain-lain Other assets 31 Desember 2014/December 31, Desember 2013/December 31, 2013 Tidak Tidak mengalami Mengalami mengalami Mengalami penurunan penurunan penurunan penurunan nilai/ nilai/ nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Non-impaired Impaired Total Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (44.080) - (44.080) (43.243) - (43.243) impairment losses Neto Net 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak mengalami Mengalami penurunan penurunan nilai/ nilai/ Non-impaired Impaired Total Rupiah Rupiah Mata uang asing Foreign currencies Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai (41.794) - (41.794) impairment losses Neto Net Tabel di bawah menunjukkan kualitas aset keuangan (di luar penyisihan kerugian penurunan nilai): The table shows quality of financial assets (gross of allowance for impairment losses): 31 Desember 2014/December 31, 2014 Belum jatuh tempo atau Telah jatuh tidak mengalami tempo tetapi penurunan nilai/ tidak mengalami Neither penurunan nilai/ Mengalami past due Past due but penurunan nilai/ nor impaired not impaired Impaired Jumlah/Total Current accounts Giro pada Bank Indonesia with Bank Indonesia Giro pada bank lain Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia dan bank lain and other banks Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Biaya perolehan Acquisition cost Surat-surat berharga yang dibeli Marketable securities purchased dengan janji dijual kembali with agreement to resell Tagihan derivatif Derivative receivables Kredit yang diberikan dan Loan and Sharia financing/ pembiayaan/piutang syariah receivables Tagihan akseptasi Acceptances receivable Penyertaan saham Investments in shares Aset lain-lain Other assets Penyisihan kerugian penurunan nilai ( ) Allowance for impairment lossess

392 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kredit (lanjutan) Credit Risk (continued) e. Evaluasi penurunan nilai (lanjutan) e. Impairment assessment (continued) Tabel di bawah menunjukkan kualitas aset keuangan (di luar penyisihan kerugian penurunan nilai) (lanjutan): 31 Desember 2013/December 31, 2013 The table shows quality of financial assets (gross of allowance for impairment losses) (continued): Belum jatuh tempo atau Telah jatuh tidak mengalami tempo tetapi penurunan nilai/ tidak mengalami Neither penurunan nilai/ Mengalami past due Past due but penurunan nilai/ nor impaired not impaired Impaired Jumlah/Total Current accounts Giro pada Bank Indonesia with Bank Indonesia Giro pada bank lain Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia dan bank lain and other banks Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Biaya perolehan Acquisition cost Surat-surat berharga yang dibeli Marketable securities purchased dengan janji dijual kembali with agreement to resell Kredit yang diberikan dan Loan and Sharia financing/ pembiayaan/piutang syariah receivables Tagihan akseptasi Acceptances receivable Penyertaan saham Investments in shares Aset lain-lain Other assets Penyisihan kerugian penurunan nilai ( ) Allowance for impairment lossess Desember 2012/December 31, 2012 Belum jatuh tempo atau Telah jatuh tidak mengalami tempo tetapi penurunan nilai/ tidak mengalami Neither penurunan nilai/ Mengalami past due Past due but penurunan nilai/ nor impaired not impaired Impaired Jumlah/Total Current accounts Giro pada Bank Indonesia with Bank Indonesia Giro pada bank lain Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia dan bank lain and other banks Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Surat-surat berharga yang dibeli Marketable securities purchased dengan janji dijual kembali with agreement to resell Kredit yang diberikan dan Loan and Sharia financing/ pembiayaan/piutang syariah receivables Tagihan akseptasi Acceptances receivable Penyertaan saham Investments in shares Aset lain-lain Other assets Penyisihan kerugian penurunan nilai ( ) Allowance for impairment lossess

393 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Pasar Risiko pasar adalah risiko pada laporan posisi keuangan dan rekening administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan secara keseluruhan dari kondisi pasar, termasuk risiko perubahan harga opsi. Variabel pasar dalam hal ini adalah suku bunga dan nilai tukar. Risiko suku bunga adalah risiko akibat perubahan harga instrumen keuangan dari posisi trading book atau akibat perubahan nilai ekonomis dari posisi banking book, yang disebabkan oleh perubahan suku bunga. Risiko nilai tukar adalah risiko akibat perubahan nilai posisi trading book dan banking book yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar valuta asing. Pengelolaan risiko pasar dijalankan berdasarkan kebijakan dan prosedur yang berkaitan dengan produk, jasa, dan aktivitas treasury dan bisnis yang terpapar risiko tersebut. Pengendalian risiko nilai tukar mata uang asing dan risiko suku bunga Bank pada trading book antara lain dilakukan melalui analisis risiko dan limit untuk aktivitas trading seperti transaksi money market, foreign exchange, dan fixed income securities (surat-surat berharga). Selain itu, dilakukan proses mark to market untuk posisi trading book, monitoring posisi devisa neto dan Value at Risk (VaR) atas posisi tersebut. Risiko suku bunga Pengelolaan risiko suku bunga juga dilakukan pada eksposur banking book, antara lain dengan memperhatikan posisi gap aset dan liabilitas Bank yang sensitif terhadap pergerakan suku bunga dan kecenderungan pergerakan suku bunga acuan tingkat bunga BI serta suku bunga pasar yang dapat mempengaruhi stabilitas tingkat profitabilitas Bank. Pengukuran risiko dilakukan dengan menggunakan Interest Rate Risk Model dengan metodologi repricing profile gap. Penilaian risiko nilai tukar mata uang asing dilakukan dengan memperhatikan Posisi Devisa Neto (PDN) dan volatilitas mata uang asing yang dikelola Bank. Pengendalian risiko dilakukan melalui monitoring mutasi transaksi valuta asing di seluruh kantor cabang dan unit bisnis. Informasi mengenai PDN diungkapkan pada Catatan 43. Market Risk Market risk is risk on statement of financial position and administrative accounts including derivative transactions due to overall changes in market condition, including change in option price. Market variables are interest rate and exchange rate. Interest rate risk is risk arising from changes in financial instrument value from trading book position or changes in economic value from banking book position due to changes in interest rate. Exchange rate risk is risk arising from changes in trading and banking books position due to changes in foreign exchange rate. The overall market risk management is performed based on the policies and procedures related to the products, services, and activities in the treasury and business exposed to that risk. The management of foreign exchange rate and interest rate risks in the trading book is performed through risk and limit analysis for trading activities such as money market, foreign exchange, and fixed income securities transactions. Furthermore, the trading book position has been marked-to-market and the net open position and Value at Risk (VaR) on that position are monitored. Interest rate risk The interest rate risk management is also performed on the banking book exposure, i.e. by monitoring the gap position of the Bank s assets and liabilities which are sensitive to interest rate volatility, BI rate, and market rate trend that may impact the Bank s profit stability level. Risk valuation is performed using Interest Rate Risk Model using the repricing profile gap methodology. The foreign exchange risk valuation is performed by monitoring the Net Open Position (NOP) and foreign exchange volatility maintained by the Bank. Risk control is performed through monitoring the foreign exchange transaction movement in all branches and business units. The information related with NOP is disclosed in Note

394 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Pasar (lanjutan) Risiko suku bunga (lanjutan) Dalam melakukan pengukuran risiko, Bank melakukan stress test dengan beberapa skenario, termasuk skenario terburuk (worst case scenario). Hal ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan Bank dalam menghadapi berbagai tingkat pergerakan hingga kondisi pasar yang tidak normal. Adapun hasil stress test tersebut digunakan sebagai sebagai salah satu masukan/pertimbangan pada saat penetapan atau perubahan kebijakan dan limit terkait risiko pasar. Bank secara berkala melakukan back testing untuk validasi pada metodologi, formula, model, dan penggunaan asumsi pada setiap skenario dalam model pengukuran risiko. Tabel berikut mengikhtisarkan eksposur risiko suku bunga Bank atas aset keuangan dan liabilitas keuangan yang tidak untuk diperdagangkan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 (Bank saja). Aset dan liabilitas Bank disajikan pada nilai tercatat dan dikelompokkan berdasarkan tanggal kontraktual perubahan suku bunga atau tanggal jatuh tempo, mana yang lebih dahulu: Market Risk (continued) Interest rate risk (continued) In measuring risks, the Bank has performed stress tests based on several scenarios, including the worst case scenario. This is intended to assess the Bank s ability during various levels of market movements to abnormal market conditions. The stress results was used as a consideration in determining changes in policies and limit related to market risk. The Bank periodically performs back testing to validate methodology, formula, model, and assumptions used on each scenario of risk measurement model. The table below summarizes the Bank s interest rate risk exposure on non-trading financial assets and liabilities as of December 31, 2014, 2013, and 2012 (Bank only). The Bank s assets and liabilities are included at carrying amount and categorized by the earlier of contractual re-pricing or maturity dates: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Kurang dari Lebih dari Lebih dari 3 bulan/ 1-5 tahun/ 5 tahun/ Less than 3-12bulan/ More than More than Total 3 months months 1-5 years 5 years Aset Assets Giro pada Bank Indonesia Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank lain Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia Indonesia dan bank lain and other banks Surat-surat berharga Marketable securities Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivable Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Harga perolehan Acquisition cost Surat berharga yang dibeli Marketable securities purchased dengan janji dijual kembali with agreements to resell Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and Sharia pembiayaan Syariah financing/receivables Liabilitas Liabilities Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Pinjaman yang diterima Borrowings Obligasi subordinasi Subordinated bond Neto ( ) Net

395 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Pasar (lanjutan) Risiko suku bunga (lanjutan) Market Risk (continued) Interest rate risk (continued) 31 Desember 2013/December 31, 2013 Kurang dari Lebih dari Lebih dari 3 bulan/ 1-5 tahun/ 5 tahun/ Less than 3-12bulan/ More than More than Total 3 months months 1-5 years 5 years Aset Assets Giro pada Bank Indonesia Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank lain Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia Indonesia dan bank lain and other banks Surat-surat berharga Marketable securities Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivable Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Harga perolehan Acquisition cost Surat berharga yang dibeli Marketable securities purchased dengan janji dijual kembali with agreements to resell Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and Sharia pembiayaan Syariah financing/receivables Liabilitas Liabilities Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Surat berharga yang dijual Marketable securities sold dengan janji dibeli kembali with agreements to repurchased Pinjaman yang diterima Borrowings Obligasi subordinasi Subordinated bond Neto ( ) Net 31 Desember 2012/December 31, 2012 Kurang dari Lebih dari Lebih dari 3 bulan/ 1-5 tahun/ 5 tahun/ Less than 3-12bulan/ More than More than Total 3 months months 1-5 years 5 years Aset Assets Giro pada Bank Indonesia Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank lain Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia Indonesia dan bank lain and other banks Surat-surat berharga Marketable securities Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivable Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Surat berharga yang dibeli Marketable securities purchased dengan janji dijual kembali with agreements to resell Kredit yang diberikan dan piutang/ Loans and Sharia pembiayaan Syariah financing/receivables Liabilitas Liabilities Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Pinjaman yang diterima Borrowings Obligasi subordinasi Subordinated bond Neto ( ) Net

396 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Pasar (lanjutan) Risiko suku bunga (lanjutan) Manajemen risiko suku bunga atas limit repricing gap dilakukan dengan memonitor sensitivitas aset dan liabilitas keuangan Bank atas berbagai skenario tingkat bunga baik standar dan nonstandar. Skenario standar yang dilakukan tiap bulan mencakup kenaikan atau penurunan paralel 100 basis poin pada kurva imbal hasil. Analisa sensitivitas Bank atas kenaikan atau penurunan tingkat bunga pasar, dengan asumsi bahwa tidak ada pergerakan asimetris di kurva imbal hasil dan posisi laporan posisi keuangan yang tetap, adalah sebagai berikut: Market Risk (continued) Interest rate risk (continued) The management of interest rate risk against repricing gap limits is supplemented by monitoring the sensitivity of the Bank s financial assets and liabilities to various standard and non-standard interest rate scenarios. Standard scenarios that are considered on a monthly basis include a 100 basis points parallel fall or rise in all curves. An analysis of the Bank s sensitivity to an increase or decrease in market interest rates, assuming no assymetrical movement in curves and a constant position of statement of financial position, is as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember/Year Ended December 31, 2014 Kenaikan paralel Penurunan paralel 100 basis poin/ 100 basis poin/ 100 basis point- 100 basis pointparallel increase parallel decrease Sensitivitas atas proyeksi Sensitivity of projected pendapatan bunga - neto , ,17 net interest income Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember/Year Ended December 31, 2013 Kenaikan paralel Penurunan paralel 100 basis poin/ 100 basis poin/ 100 basis point- 100 basis pointparallel increase parallel decrease Sensitivitas atas proyeksi Sensitivity of projected pendapatan bunga - neto , ,43 net interest income Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember/Year Ended December 31, 2012 Kenaikan paralel Penurunan paralel 100 basis poin/ 100 basis poin/ 100 basis point- 100 basis pointparallel increase parallel decrease Sensitivitas atas proyeksi Sensitivity of projected pendapatan bunga - neto , ,92 net interest income

397 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Pasar (lanjutan) Risiko nilai tukar Tabel berikut mengindikasikan posisi aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing yang tidak untuk diperdagangkan pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, di mana Bank memiliki eksposur signifikan terhadap arus kas masa depan. Analisa tersebut menghitung dampak pergerakan nilai tukar wajar yang mungkin terjadi terhadap Rupiah, dengan seluruh variabel dianggap konstan, terhadap laporan laba rugi komprehensif (akibat perubahan nilai wajar aset dan liabilitas moneter yang tidak untuk diperdagangkan yang sensitif terhadap nilai tukar). Market Risk (continued) Foreign exchange risk The table below indicates the foreign currencies position of non-trading monetary assets and liabilities as of December 31, 2014, 2013, and 2012, which the Bank has significant exposure against its forecast cash flows. The analysis calculates the effect of a reasonably possible movement of the currency rate against the Indonesian Rupiah, with all variables held constant, on the statement of comprehensive income (due to change in the fair value of currency sensitive nontrading monetary assets and liabilities). 31 Desember 2014/December 31, 2014 Kenaikan (penurunan) dalam nilai Sensitivitas Sensitivitas tukar/ terhadap laporan terhadap Increase laba rugi/ ekuitas/ (decrease) Sensitivity in Sensitivity in exchange rate profit or loss in equity Mata uang Currency Dolar Amerika Serikat 10/(10) 1,81/(1,81) - United States Dollar Euro Eropa 10/(10) 0,57/(0,57) - European Euro Dolar Australia 10/(10) 1,81/(1,81) - Australian Dollar Yen Jepang 10/(10) 0,19/(0,19) - Japanese Yen 31 Desember 2013/December 31, 2013 Kenaikan (penurunan) dalam nilai Sensitivitas Sensitivitas tukar/ terhadap laporan terhadap Increase laba rugi/ ekuitas/ (decrease) Sensitivity in Sensitivity in exchange rate profit or loss in equity Mata uang Currency Dolar Amerika Serikat 10/(10) 6,29/(6,29) - United States Dollar Euro Eropa 10/(10) 1,11/(1,11) - European Euro Dolar Australia 10/(10) 0,90/(0,90) - Australian Dollar Yen Jepang 10/(10) 0,07/(0,07) - Japanese Yen 31 Desember 2012/December 31, 2012 Kenaikan (penurunan) dalam nilai Sensitivitas Sensitivitas tukar/ terhadap laporan terhadap Increase laba rugi/ ekuitas/ (decrease) Sensitivity in Sensitivity in exchange rate profit or loss in equity Mata uang Currency Dolar Amerika Serikat 10/(10) 24,16/(24,16) - United States Dollar Euro Eropa 10/(10) 0,33/(0,33) - European Euro Dolar Australia 10/(10) 0,49/(0,49) - Australian Dollar Yen Jepang 10/(10) 0,14/(0,14) - Japanese Yen

398 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Likuiditas Risiko likuiditas adalah risiko akibat ketidakmampuan Bank untuk memenuhi liabilitas yang jatuh tempo dari sumber pendanaan arus kas dan/atau dari aset likuid berkualitas tinggi yang dapat diagunkan, tanpa mengganggu aktivitas dan kondisi keuangan Bank. Sisa jatuh tempo kontraktual dari liabilitas keuangan Tabel di bawah ini menyajikan ekspektasi arus kas yang tidak didiskontokan dari liabilitas keuangan Bank berdasarkan jatuh tempo kontraktual yang terdekat pada tanggal laporan posisi keuangan konsolidasian. Liquidity Risk Liquidity risk is the risk which is caused by the Bank s inability to fulfil its obligations when they become due from cash flow financing sources and/or high quality liquid assets that can be pledged without affecting the Bank s activities and financial condition. Residual contractual maturities of financial liabilities The table below shows the expected undiscounted cash flows on the Bank s financial liabilities on the basis of their earliest possible contractual maturity as at the consolidated statement of financial position date. 31 Desember 2014/December 31, 2014 Kurang dari Lebih dari Lebih dari 3 bulan/ 1-5 tahun/ 5 tahun/ Less than 3-12bulan/ More than More than Total 3 months months 1-5 years 5 years Liabilitas segera Liabilities due immediately Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Liabilitas derivatif Derivative payables Obligasi subordinasi Subordinated bond Liabilitas akseptasi Acceptance payable Pinjaman yang diterima Borrowings Liabilitas lain-lain Other liabilities Desember 2013/December 31, 2013 Kurang dari Lebih dari Lebih dari 3 bulan/ 1-5 tahun/ 5 tahun/ Less than 3-12bulan/ More than More than Total 3 months months 1-5 years 5 years Liabilitas segera Liabilities due immediately Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Surat-surat berharga Marketable securities yang dijual dengan janji sold with agreements dibeli kembali - neto to repurchase - net Obligasi subordinasi Subordinated bond Liabilitas akseptasi Acceptance payable Pinjaman yang diterima Borrowings Liabilitas lain-lain Other liabilities Desember 2012/December 31, 2012 Kurang dari Lebih dari Lebih dari 3 bulan/ 1-5 tahun/ 5 tahun/ Less than 3-12bulan/ More than More than Total 3 months months 1-5 years 5 years Liabilitas segera Liabilities due immediately Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Obligasi subordinasi Subordinated bond Liabilitas akseptasi Acceptance payable Pinjaman yang diterima Borrowings Liabilitas lain-lain Other liabilities

399 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Likuiditas (lanjutan) Untuk memastikan kemampuan Bank dalam memenuhi kewajibannya kepada nasabah/ counterparty, Bank menerapkan kebijakan pengelolaan likuiditas yang selalu direview secara berkala sesuai dengan kondisi Bank maupun pengaturan oleh Bank Indonesia yang terkini. Bank menerapkan kebijakan pengelolaan likuiditas melalui alokasi penempatan pada Cadangan Primer (Primary Reserve) dan aset likuid berdasarkan kriteria dan limit tertentu. Selain itu, Bank telah memiliki kebijakan Rencana Pendanaan Darurat, yang berisi langkah yang harus dilakukan oleh Bank dalam rangka mengantisipasi dan menghadapi perubahan kondisi likuiditas harian sehingga Bank dapat tetap memenuhi setiap kewajiban finansial yang sudah diperjanjikan secara tepat waktu dan menjaga kelangsungan proses bisnis Bank. Bank melakukan pengukuran risiko likuiditas menggunakan Liquidity Risk Model dengan metodologi maturity profile gap. Pengelolaan kondisi likuiditas harian dilakukan oleh Unit Treasury dan perubahan eksternal serta makro ekonomi yang terjadi dengan segera diinformasikan dan diambil strategi serta kebijakan internal antara lain melalui mekanisme Asset and Liabilities Committee (ALCO). Monitoring dan evaluasi atas limit-limit yang terkait dengan risiko likuiditas dilakukan secara berkala dan disesuaikan dengan kondisi internal Bank serta ketentuan Bank Indonesia. Dalam melakukan pengukuran risiko, Bank telah melakukan stress test dengan beberapa skenario, diantaranya skenario terburuk (worst case scenario). Hal ini ditujukan untuk mengetahui tingkat kemampuan Bank dalam memenuhi kewajiban yang jatuh tempo. Informasi mengenai jatuh tempo aset dan liabilitas sesuai kontrak diungkapkan pada Catatan 41. Risiko Operasional Risiko operasional adalah risiko akibat ketidakcukupan dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan sistem, dan/atau adanya kejadian-kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional Bank. Di dalam mengelola risiko operasional, risk taking unit bertanggung jawab atas risiko yang terjadi pada unitnya masing-masing. Tata cara pengendalian risiko tersebut diatur dalam kebijakan Bank secara menyeluruh dalam suatu ketentuan dan prosedur operasional pada setiap unit yang direview secara berkala. Liquidity Risk (continued) To ensure the Bank s ability in fulfilling its obligations to customers/counterparties, the Bank implements liquidity management policies which regularly reviewed in line with the current Banks condition and current Bank Indonesia regulation. The Bank implements liquidity management policies through placement in Primary Reserve and liquid assets based on certain criteria and limit. The Bank also has a Contingency Funding Plan policy which contains steps that must be taken in anticipating and facing liquidity shortfall therefore the Bank are able to fulfill contractual financial liability and ensure the continuity of the Bank s business process. The Bank measures liquidity risk using the Liquidity Risk Model with maturity profile gap methodology. Daily liquidity condition management is performed by Treasury Unit and external and macro economic changes are immediately informed, strategy and internal policies are taken through, among others, through Asset and Liabilities Committee (ALCO) mechanism. The monitoring and evaluation of limits related to liquidity risk are performed periodically and in accordance with the Bank s internal condition and Bank Indonesia regulation. In measuring risks, the Bank has performed stress testing, including worst case scenario. The purpose was to ensure the Bank s ability to repay the matured liabilities. The information related to the maturity profile of assets and liabilities is disclosed in Note 41. Operational Risk Operational risk is the risk resulting from inadequate and/or failure in internal processes, people, systems, and/or from external events which affect the Bank s operations. ln managing operational risk, the risk owner is responsible for the risk that occurs in the respective units. The risk management is regulated in the Bank s overall policies and operational procedures in each unit which periodically reviewed

400 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Operasional (lanjutan) Metode dan kebijakan dalam pengendalian risiko operasional dilaksanakan diantaranya melalui: i. Pengkajian terhadap kebijakan, pedoman, dan prosedur pengendalian internal sesuai dengan kondisi perkembangan dunia perbankan, kebijakan pemerintah, dan limitasi operasional yang telah ditetapkan; Operational Risk (continued) The methods and policies in the operational risk management are performed, among others, through the following: i. Evaluation of internal control policies, guidance, and procedures in accordance with the banking industry development, government policies, and pre-determined operational limitation; ii. Pengkajian terhadap produk dan aktivitas baru; ii. Evaluation of new products and activities; iii. Pengkajian dan penerapan Disaster Recovery Plan sebagai langkah antisipasi atas kejadian internal maupun eksternal yang berpotensi menimbulkan kerugian; iii. Evaluation and implementation of Disaster Recovery Plan as the anticipated procedures during internal and external potential loss events; iv. Tindakan koreksi terhadap hasil temuan audit; iv. Take corrective actions from the audit results; v. Identifikasi serta pengukuran risiko operasional juga dilakukan melalui perhitungan risiko berdasarkan accounting loss data (pengalaman kerugian dimasa lalu); vi. Pengkajian dan simulasi/latihan dalam menghadapi kejadian bencana sebagai penerapan business contingency plan dalam pengelolaan dan pengendalian aktivitas Bank. Dalam rangka pengelolaan risiko operasional, Bank telah mengembangkan: i. Modul Risk Control Self Assessment manajemen risiko operasional berbasis web yang digunakan untuk mengidentifikasi, mengukur, dan memonitor risiko pada setiap unit kerja; v. Identification and measurement of operational risk through risk calculation based on accounting loss data (historical loss events). vi. Review and perform simulation/exercise of Business Contingency Plan in the management and control of the Bank s activities. In order to manage operational risk, the Bank has developed: i. Risk Control Self-assessment web-based module of operational risk management which is used to identify, measure, and monitor risk in each working unit; ii. Modul Loss Event Data berbasis web yang digunakan untuk analisis historical loss data dimana hasilnya diarahkan untuk penerapan perhitungan risiko operasional dengan pendekatan Standardized and Advance Measurement Approaches; ii. Loss Event Data web-based module which is used to analyze the historical loss data, whereby the results are directed for the implementation of operational risk calculation using the Standardized and Advance Measurement Approaches; iii. Pembuatan Action Plan untuk mitigasi risiko yang berpotensi terjadi ataupun telah terjadi; iii. Action plan to mitigate the risk which will potentially occur or has occurred; iv. Melakukan inisiasi untuk mengembangkan metodologi Key Risk Indicator (KRI) yang akan digunakan sebagai indikator tingkat risiko suatu aktivitas perbankan. iv. Initiation to develop Key Risk Indicator Methods (KRI) which will be used as an indicator of risk level of banking activities

401 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Hukum Risiko hukum adalah risiko akibat tuntutan hukum dan/atau kelemahan aspek yuridis, yang antara lain disebabkan oleh lemahnya perikatan yang dilakukan oleh Bank, ketiadaan dan/atau perubahan peraturan perundang-undangan yang menyebabkan suatu transaksi yang telah dilakukan Bank menjadi tidak sesuai dengan ketentuan yang akan ada, dan proses litigasi baik yang timbul dari gugatan pihak ketiga terhadap Bank maupun Bank terhadap pihak ketiga. Identifikasi risiko hukum dilakukan pada seluruh aktivitas fungsional yang melekat pada perkreditan (penyediaan dana), treasury dan investasi, operasional dan jasa, trade finance services, sistem informasi teknologi dan Management Information System (MIS), serta pengelolaan sumber daya manusia. Identifikasi serta pengukuran risiko hukum juga dilakukan melalui perhitungan risiko berdasarkan accounting loss data dengan perhitungan capital charges yang menggunakan pendekatan loss distribution. Bank telah membentuk Satuan Kerja Hukum Perusahaan yang aktif berperan dalam pengendalian risiko hukum. Selain itu Bank terus melanjutkan upaya perbaikan dan penyempurnaan atas sejumlah kebijakan perusahaan dalam rangka rencana kerja (action plan) perbaikan proses manajemen risiko dan corporate governance. Risiko Reputasi Risiko reputasi adalah risiko akibat menurunnya tingkat kepercayaan stakeholder yang bersumber dari persepsi negatif terhadap Bank, yang antara lain disebabkan adanya kejadian yang telah merugikan reputasi Bank, misalnya pemberitaan negatif di media massa, pelanggaran etika bisnis, keluhan nasabah, serta hal lain yang dapat menyebabkan risiko reputasi, misalnya kelemahan tata kelola, budaya perusahaan, dan praktik bisnis Bank. Legal Risk Legal risk is risk due to, legal claims and/or weaknesses in legal aspects which among others derived from the weaknesses in the Bank s engagements, the absence and/or changes in laws which result in the transaction executed by the Bank is not aligned with the current regulations, and litigation process both from external parties to the Bank and from the Bank to external parties. Legal risk identification is performed in all functional activities that are inherent to loan (lending), treasury and investment, operational and services, trade finance services, information technology system and Management Information System (MIS), and human resources management. Legal risk identification and measurement are performed through risk calculation based on accounting loss data by using loss distribution approach for calculating capital charges. The Bank has developed Corporate Legal Working Unit that are actively involved on managing legal risk. In addition, bank continued the effort to improve and completion for several corporate policy in relation with action plan of improvement on risk management process and corporate governance. Reputation Risk Reputation risk is risk due to decrease in stakeholders trust that comes from negative perception on the Bank, among others derived from events that resulting loss to the Bank, such as negative news in mass media, violation of business ethics, customers complaints, and other matters resulting reputation risk, such as the weaknesses in corporate governance, corporate culture, and the Bank s business practices

402 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Reputasi (lanjutan) Identifikasi risiko reputasi dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko reputasi. Sementara penilaian risiko reputasi dilakukan secara kualitatif antara lain bersumber dari pemberitaan negatif yang muncul dari masyarakat/nasabah dan keluhan nasabah. Untuk memastikan pengendalian risiko reputasi, Bank telah melakukan langkah antisipasi antara lain: Reputation Risk (continued) Reputation risk identification is performed periodically based on knowledge of historical losses due to reputation risk. Reputation risk valuation is performed qualitatively among others from the negative publication from public/customer and customer complaints. To ensure the reputation risk management, the Bank has performed the anticipated actions that include: Pembentukan Unit Pusat Layanan Nasabah untuk memastikan peningkatan kualitas pelayanan kepada nasabah; Penggunaan Complaint Tracking System untuk mengawasi penyelesaian keluhan nasabah; Penerapan Service Level Agreement (SLA) di tiap unit kerja untuk memastikan standar waktu; Bekerja sama dengan pihak independen melakukan survey pelayanan Bank dibandingkan dengan pesaing; Secara berkelanjutan melaksanakan pelatihan karyawan untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan. Establishing the Customer Service Centre Unit to ensure improvement in the customer servicing quality; Using Complaint Tracking System to monitor resolution of customer complaints; Implementation of Service Level Agreement in all business units to ensure time standards; Cooperate with independent parties to conduct survey the Bank s service as compared to competitors; Continuously train the employees to improve the service quality. Risiko Kepatuhan Risiko kepatuhan adalah risiko yang terjadi karena Bank tidak mematuhi dan/atau tidak melaksanakan ketentuan internal, peraturan perundangundangan, dan ketentuan yang berlaku. Pada prakteknya risiko kepatuhan melekat pada risiko Bank yang terkait pada peraturan perundangundangan, ketentuan kehati-hatian, dan ketentuan lain yang berlaku, seperti: Compliance Risk Compliance risk is risk incurred due to the Bank has not complied and/or not implemented the applicable internal policies, laws, and regulations. In practice, compliance risk is inherent to the Bank s risk related to regulations, prudential provisions, and other provisions, such as: Risiko kredit terkait dengan ketentuan Kewajiban Pemenuhan Modal Minimum (KPMM), Kualitas Aset, Pembentukan Cadangan Kerugian Penurunan Nilai (CKPN), dan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK); Credit risk related to Capital Adequacy Ratio (CAR), Asset Quality, Allowance for Impairment Losses, and Legal Lending Limit (LLL) regulations;

403 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 40. MANAJEMEN RISIKO (lanjutan) 40. RISK MANAGEMENT (continued) Risiko Kepatuhan (lanjutan) Identifikasi risiko kepatuhan dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko kepatuhan dan pengukuran risiko kepatuhan juga dilakukan melalui perhitungan risiko berdasarkan accounting loss data dengan menggunakan pendekatan loss distribution untuk perhitungan capital charges. Risiko Stratejik Risiko stratejik adalah risiko akibat ketidaktepatan dalam pengambilan dan/atau pelaksanaan suatu keputusan stratejik serta kegagalan dalam mengantisipasi perubahan lingkungan bisnis. Identifikasi risiko stratejik dilakukan secara berkala sesuai dengan pengalaman kerugian di masa lalu yang disebabkan oleh risiko stratejik. Pengendalian risiko stratejik dilakukan melalui monitoring pencapaian/realisasi atas anggaran (rencana bisnis) yang sudah ditetapkan secara berkala dan dilanjutkan dengan mitigasi dari faktor-faktor penyebab kegagalan. Bank telah membentuk Satuan Kerja Strategi dan Transformasi sebagai salah satu langkah dalam penerapan manajemen risiko stratejik. Compliance Risk (continued) Compliance risk identification is performed periodically based on knowledge on historical losses due to compliance risk and is measured through risk calculation based on accounting loss data by using loss distribution approach for calculating capital charges. Strategic Risk Strategic risk is risk due to inaccurate decision making and/or implementation of strategic decision and failure in anticipating business environment changes. Strategic risk identification is performed periodically based on knowledge on historical losses due to strategic risk. Strategic risk control is performed through monitoring on realization of budget (business plan) determined periodically, followed by investigation of failure causing factors. The Bank has developed Strategic and Transformation Working Unit in order to implement strategic risk management

404 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 41. ANALISIS JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS BERDASARKAN PERIODE YANG TERSISA 41. MATURITY PROFILE BASED ON REMAINING PERIOD TO MATURITY 31 Desember 2014/December 31, 2014 Tidak > 3 bulan - memiliki 1 tahun/ jatuh tempo/ 1bulan/ >1-3bulan/ > 3 months - > 1-5 tahun/ > 5 tahun/ Without Total 1 months > 1-3 months 1 year > 1-5 years > 5 years maturity Kas Cash Giro pada Current accounts with Bank Indonesia Bank Indonesia Giro pada bank Current accounts with lain - bruto other banks - gross Penempatan pada Placements with Bank Indonesia Bank Indonesia dan bank lain - bruto and other banks - gross Surat-surat Marketable securities - berharga - bruto gross Marketable securities Surat-surat berharga yang purchased with dibeli dengan janji agreements dijual kembali - bruto to resell - gross Tagihan derivatif Derivative receivables Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia piutang Syariah - financing/receivables - bruto gross Tagihan akseptasi - Acceptances receivable - bruto gross Investments in shares - Penyertaan saham - bruto gross Aset tetap - neto Fixed assets - net Aset pajak tangguhan - neto Deferred tax assets - net Aset tak berwujud - neto Intangible assets - net Aset lain-lain Other assets Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) impairment losses Liabilitas Liabilities Liabilities immediately Liabilitas segera payable Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Liabilitas derivatif Derivative payables Liabilitas akseptasi Acceptances payable Pinjaman yang diterima Borrowings Obligasi subordinasi Subordinated bond Utang pajak Taxes payable Estimasi kerugian Estimated losses on atas komitmen dan commitments kontinjensi and contigencies Liabilitas lain-lain Other liabilities Total Total Perbedaan jatuh tempo ( ) ( ) Maturity gap Aset neto Net assets

405 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 41. ANALISIS JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS BERDASARKAN PERIODE YANG TERSISA (lanjutan) 41. MATURITY PROFILE BASED ON REMAINING PERIOD TO MATURITY (continued) 31 Desember 2013/December 31, 2013 Tidak > 3 bulan - memiliki 1 tahun/ jatuh tempo/ 1bulan/ >1-3bulan/ > 3 months - > 1-5 tahun/ > 5 tahun/ Without Total 1 months > 1-3 months 1 year > 1-5 years > 5 years maturity Kas Cash Giro pada Current accounts with Bank Indonesia Bank Indonesia Giro pada bank Current accounts with lain - bruto other banks - gross Penempatan pada Placements with Bank Indonesia Bank Indonesia dan bank lain - bruto and other banks - gross Surat-surat Marketable securities - berharga - bruto gross Marketable securities Surat-surat berharga yang purchased with dibeli dengan janji agreements dijual kembali - bruto to resell - gross Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia piutang Syariah - financing/receivables - bruto gross Tagihan akseptasi - Acceptances receivable - bruto gross Investments in shares - Penyertaan saham - bruto gross Aset tetap - neto Fixed assets - net Aset pajak tangguhan - neto Deferred tax assets - net Aset tak berwujud - neto Intangible assets - net Aset lain-lain Other assets Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) impairment losses Liabilitas Liabilities Liabilities immediately Liabilitas segera payable Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Surat-surat berharga Marketable securities sold yang dijual dengan janji with agreement dibeli kembali - neto to repurchase - net Liabilitas akseptasi Acceptances payable Pinjaman yang diterima Borrowings Obligasi subordinasi Subordinated bond Utang pajak Taxes payable Liabilitas lain-lain Other liabilities Total Total Perbedaan jatuh tempo ( ) ( ) Maturity gap Aset neto Net assets

406 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 41. ANALISIS JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS BERDASARKAN PERIODE YANG TERSISA (lanjutan) 41. MATURITY PROFILE BASED ON REMAINING PERIOD TO MATURITY (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Tidak > 3 bulan - memiliki 1 tahun/ jatuh tempo/ 1bulan/ >1-3bulan/ > 3 months - > 1-5 tahun/ > 5 tahun/ Without Total 1 months > 1-3 months 1 year > 1-5 years > 5 years maturity Aset Assets Kas Cash Giro pada Current accounts with Bank Indonesia Bank Indonesia Giro pada bank Current accounts with lain - bruto other banks - gross Penempatan pada Placements with Bank Indonesia Bank Indonesia dan bank lain - bruto and other banks - gross Surat-surat Marketable securities - berharga - bruto gross Marketable securities Surat-surat berharga yang purchased with dibeli dengan janji agreements dijual kembali - bruto to resell - gross Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia piutang Syariah - financing/receivables - bruto gross Tagihan akseptasi - Acceptances receivable - bruto gross Investments in shares - Penyertaan saham - bruto gross Aset tetap - neto Fixed assets - net Aset pajak tangguhan - neto Deferred tax assets - net Aset tak berwujud - neto Intangible assets - net Aset lain-lain Other assets Total Total Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai ( ) impairment losses Liabilitas Liabilities Liabilities immediately Liabilitas segera payable Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Liabilitas akseptasi Acceptances payable Pinjaman yang diterima Borrowings Obligasi subordinasi Subordinated bond Utang pajak Taxes payable Liabilitas lain-lain Other liabilities Total Total Perbedaan jatuh tempo ( ) Maturity gap Aset neto Net assets

407 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 41. ANALISIS JATUH TEMPO ASET DAN LIABILITAS BERDASARKAN PERIODE YANG TERSISA (lanjutan) Bank telah mengambil langkah-iangkah untuk mengatasi perbedaan jatuh tempo (gap) antara lain dengan cara menggeser simpanan jangka pendek menjadi simpanan jangka panjang dengan membuat yield curve positif terhadap pricing deposito dan disamping itu Bank telah mengelola pola penarikan simpanan nasabah. Bank meyakini berdasarkan pengalaman bahwa simpanan nasabah jangka pendek senantiasa diperpanjang. 41. MATURITY PROFILE BASED ON REMAINING PERIOD TO MATURITY (continued) The Bank undertakes actions to overcome the maturity gap, among others by trying to shift shortterm deposits to long-term deposits with positive yield curve against deposit pricing and by managing withdrawal pattern of deposits from customers. The Bank believes that based on past experience, short-term deposits were always extended. 42. PENGELOLAAN PERMODALAN 42. CAPITAL MANAGEMENT Sasaran utama atas kebijakan pengelolaan permodalan yang dilakukan oleh Bank adalah untuk mematuhi ketentuan permodalan eksternal yang berlaku dan untuk mempertahankan rasio permodalan yang sehat agar dapat mendukung usaha dan memaksimalkan nilai bagi pemegang saham. Bank mengelola struktur modal dan melakukan penyesuaian atas struktur tersebut terhadap perubahan kondisi ekonomi dan karakteristik risiko aktivitasnya. Untuk mempertahankan atau menyesuaikan struktur modal tersebut, Bank dapat menyesuaikan jumlah pembayaran dividen kepada pemegang saham, mengembalikan modal kepada pemegang saham atau mengeluarkan saham baru. Manajemen menggunakan rasio permodalan yang diwajibkan regulator untuk memantau permodalan Bank. Pendekatan Bank Indonesia untuk pengukuran tersebut terutama berdasarkan pengawasan atas hubungan antara kecukupan modal dengan ketersediaan modal. Bank telah mematuhi semua persyaratan modal yang ditetapkan sepanjang periode pelaporan. Perhitungan Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (KPMM) Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 sesuai dengan Peraturan Bank Indonesia adalah sebagai berikut: The primary objectives of the Bank s capital management policy are to ensure that the Bank complies with externally imposed capital requirements and that the Bank maintains healthy capital ratios in order to support its business and to maximize shareholder value. The Bank manages its capital structure and makes adjustments to it in the light of changes in economic conditions and the risk characteristics of its activities. In order to maintain or adjust the capital structure, the Bank may adjust the amount of dividend payment to shareholders, return capital to shareholders or issue capital securities. Management uses regulatory capital ratios in order to monitor its capital. Bank Indonesia`s approach to such measurement is primarily based on monitoring the relationship of the capital adequacy to availability of capital resources. The Bank has complied with all externally imposed capital requirements throughout the reporting period. The Capital Adequacy Ratio (CAR) calculations for the Bank only as of December 31, 2014, 2013, and 2012 in accordance with the prevailing Bank Indonesia regulations are as follows:

408 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 42. PENGELOLAAN PERMODALAN (lanjutan) 42. CAPITAL MANAGEMENT (continued) 31 Desember/December 31, Modal inti Core capital Modal pelengkap Supplementary capital Total modal inti dan Total core and modal pelengkap supplementary capital ATMR untuk risiko kredit RWA for credit risks setelah memperhitungkan after considering risiko spesifik specific risks ATMR untuk risiko operasional RWA for operational risks ATMR untuk risiko pasar RWA for market risks Total ATMR untuk risiko Total RWA for credit, kredit, pasar, dan operasional market, and operational risks KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit 15,99% 17,08% 18,50% CAR with credit risks KPMM dengan memperhitungkan CAR with credit and risiko kredit dan pasar 15,98% 17,07% 18,45% market risks KPMM dengan memperhitungkan CAR with credit risiko kredit dan operasional 14,21% 15,13% 16,38% and operational risks KPMM dengan memperhitungkan risiko kredit, operasional, CAR with credit, operational, dan pasar 14,21% 15,12% 16,34% and market risks KPMM yang diwajibkan 9,00 - <10,00% 9,00 - <10,00% 8,00% Minimum Required Capital 43. POSISI DEVISA NETO 43. NET OPEN POSITION Perhitungan Posisi Devisa Neto Bank berdasarkan pada Peraturan Bank Indonesia No. 12/10/PBI/2010 tanggal 1 Juli Berdasarkan peraturan tersebut, mulai tanggal 1 Juli 2010, Bank hanya diwajibkan untuk menjaga posisi devisa neto secara keseluruhan maksimum 20% dari total modal. Rasio posisi devisa neto secara keseluruhan adalah penjumlahan nilai absolut dari selisih bersih antara aset dan liabilitas dalam mata uang asing dan selisih bersih dari tagihan dan liabilitas komitmen dan kontinjensi, yang dicatat dalam akun administratif yang didenominasi dalam setiap mata uang asing, yang dinyatakan dalam Rupiah. The Net Open Position calculations for the Bank only are based on Bank Indonesia Regulation No. 12/10/PBI/2010 dated July 1, Based on such regulation, the Bank is only required to maintain the overall net open position at a maximum of 20% from total capital. The overall net open position ratio is the sum of the absolute values of the net difference between the assets and liabilities denominated in each foreign currency and the net difference of the receivables and payables of both commitments and contingencies recorded in the administrative accounts denominated in each foreign currency, which are stated in Rupiah

409 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 43. POSISI DEVISA NETO (lanjutan) 43. NET OPEN POSITION (continued) Posisi devisa neto Bank pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 adalah sebagai berikut: Net open positions for the Bank as of December 31, 2014, 2013, and 2012, are as follows: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Aset/ Liabilitas/ Nilai neto/ Mata uang Assets Liabilities Net value Currency KESELURUHAN (LAPORAN OVERALL (STATEMENT POSISI KEUANGAN DAN OF FINANCIAL POSITION REKENING ADMINISTRATIF) AND OFF-BALANCE SHEET) Dolar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Yen Jepang Japanese Yen Euro Eropa European Euro Dolar Australia Australian Dollar Pound Sterling Inggris Great Britain Pound Sterling Lain-lain *) Others Total Modal Total Capital Rasio Posisi Devisa Neto (Keseluruhan) 0,18% Net Open Position Ratio (Overall) 31 Desember 2013/December 31, 2013 Aset/ Liabilitas/ Nilai neto/ Mata uang Assets Liabilities Net value Currency KESELURUHAN (LAPORAN OVERALL (STATEMENT POSISI KEUANGAN DAN OF FINANCIAL POSITION REKENING ADMINISTRATIF) AND OFF-BALANCE SHEET) Dolar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Yen Jepang Japanese Yen Euro Eropa European Euro Dolar Australia Australian Dollar Pound Sterling Inggris Great Britain Pound Sterling Lain-lain *) Others Total Modal Total Capital Rasio Posisi Devisa Neto (Keseluruhan) 0,21% Net Open Position Ratio (Overall) *) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya. *) Sum of the absolute values of the difference between assets and liabilities in several other foreign currencies

410 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 43. POSISI DEVISA NETO (lanjutan) 43. NET OPEN POSITION (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Aset/ Liabilitas/ Nilai neto/ Mata uang Assets Liabilities Net value Currency KESELURUHAN (LAPORAN OVERALL (STATEMENTS POSISI KEUANGAN DAN OF FINANCIAL POSITION REKENING ADMINISTRATIF) AND OFF-BALANCE SHEET) Dolar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Yen Jepang Japanese Yen Euro Eropa European Euro Dolar Australia Australian Dollar Pound Sterling Inggris Great Britain Pound Sterling Lain-lain *) Others Total Modal Total Capital Rasio Posisi Devisa Neto (Keseluruhan) 0,47% Net Open Position Ratio (Overall) *) Merupakan penjumlahan absolut dari selisih antara aset dan liabilitas beberapa mata uang asing lainnya. *) Sum of the absolute values of the difference between assets and liabilities in several other foreign currencies. 44. PERJANJIAN-PERJANJIAN SIGNIFIKAN 44. SIGNIFICANT AGREEMENTS Bank menandatangani beberapa perjanjian penting seperti yang tersebut di bawah ini: a. Perjanjian kerjasama dalam rangka penjaminan kredit/pembiayaan kepada usaha mikro, kecil, menengah, dan koperasi (UMKMK) dalam rangka pelaksanaan Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2007 tentang Kebijakan Percepatan Pengembangan Sektor Riil dan Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah tanggal 9 Oktober 2007 yang terakhir diperbaharui pada tanggal 12 Januari Perjanjian kerjasama ini antara Departemen Keuangan Republik Indonesia, Departemen Kehutanan Republik Indonesia, Departemen Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia, Departemen Perindustrian Republik Indonesia, dan Kementrian Negara Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia sebagai Pelaksana Teknis Program bersama Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo) (dahulu Perum Sarana Pengembangan Usaha) dan PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) (Askrindo) sebagai Perusahaan Penjamin. The Bank entered into several significant agreements as follows: a. Agreement dated October 9, 2007 with the last amendment on January 12, 2010 regarding guarantee of loans/financing to micro, small, and medium enterprises and cooperatives (UMKMK) in the implementation of the President's Instruction No. 6 Year 2007 regarding the Policy on Development Acceleration in the Real Sector and Empowerment of the Micro, Small, and Medium Enterprises. This agreement is between the Department of Finance of the Republic of Indonesia, Department of Forestry of the Republic of Indonesia, Department of Fisheries and Marines of the Republic of Indonesia, Department of Industry of the Republic of Indonesia, and Cooperatives, Small and Medium Enterprises Ministry of the Republic of Indonesia as the Program Technical Officer together with Perum Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindro) (formerly Perum Sarana Pengembangan Usaha) and PT Asuransi Kredit Indonesia (Persero) (Askrindo) as Guarantor Enterprise

411 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 44. PERJANJIAN-PERJANJIAN SIGNIFIKAN (lanjutan) Melalui kerjasama ini, Bank ditunjuk sebagai salah satu Bank Pemberi Kredit untuk menyalurkan kredit secara langsung (direct) maupun tidak langsung (linkage) kepada UMKMK yang tidak sedang menerima kredit dari perbankan atau merupakan debitur perbankan baru berdasarkan Sistem Informasi Debitur pada saat permohonan diajukan. b. Perjanjian kerjasama dengan Departemen Keuangan Republik Indonesia mengenai penyaluran Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) tanggal 1 November Berdasarkan perjanjian ini, Bank ditunjuk sebagai bank pelaksana untuk penyaluran kredit dengan total saldo sebesar Rp Tingkat bunga yang ditetapkan adalah sebesar tingkat bunga pasar yang berlaku untuk kredit sejenis, maksimal sebesar suku bunga penjaminan simpanan pada bank umum yang ditetapkan oleh Lembaga Penjamin Simpanan ditambah 6%, kecuali untuk Pengembangan Tebu dimana maksimum penambahannya sebesar 5%. Perjanjian ini akan berakhir setelah tercapainya saldo yang ditentukan atau berdasarkan kesepakatan bersama. c. Perjanjian kerjasama dengan Koperasi Nusantara mengenai kerjasama penerusan pinjaman (chanelling) Kredit Pensiunan tanggal 28 Mei Berdasarkan perjanjian ini, Bank menunjuk Koperasi Nusantara sebagai penyalur (chanelling agent) untuk penyaluran kredit pensiunan dengan jumlah minimum Rp (nilai penuh) hingga maksimum sebesar Rp (nilai penuh) untuk setiap debitur. Perjanjian tersebut akan berakhir pada tanggal 1 Juli d. Perjanjian kerjasama dengan Agence Francaise De Development tanggal 11 Februari 2014 mengenai pemberian fasilitas pinjaman dengan tujuan untuk membiayai proyek-proyek energi terbarukan. Jumlah maksimal pinjaman yang disediakan adalah sebesar USD dengan tingkat suku bunga mengambang tidak lebih dari 5,87% per tahun atau lebih rendah dari 0,25% per tahun. Angsuran pokok pertama akan jatuh tempo dan dilunasi pada tanggal 11 Agustus 2018 dan angsuran pokok terakhir akan jatuh tempo dan dilunasi pada tanggal 11 Februari SIGNIFICANT AGREEMENTS (continued) Based on the agreement, the Bank is appointed as one of the Lending Banks to disburse loan, both based on this directly or indirectly (linkage), to UMKMK which are not receiving loans/financing from banks or a new debtor based on Debtor Information System in loan application. b. Joint agreement with the Department of Finance of the Republic of Indonesia regarding Kredit Ketahanan Pangan dan Energi (KKP-E) dated November 1, Based on this agreement, the Bank is appointed as the executing bank to distribute loans with a total outstanding amount of Rp823,400. Interest rate is charged at market interest rate for the same type of loan, maximum at the interest rate of deposit on regular banks enacted by Indonesia Deposit Insurance Corporation, increased by 6%, except for Sugar Development whereby maximum increased is 5%. This agreement will be ended after the predetermined outstanding loan balance has been reached or based on further arrangement. c. Joint agreement with Koperasi Nusantara regarding chanelling of pension loans dated May 28, Based on this agreement, the Bank appoints Koperasi Nusantara as chanelling agent for pension loans with minimum amount of Rp1,000,000 (full amount) up to maximum amount of Rp100,000,000 (full amount) for each debtor. This agreement will expire on July 1, d. Joint agreement with Agence Francaise De Development dated January 11, 2014 regarding loan facility to finance renewable energy projects. The maximum number of borrowing provided is USD50,000,000 with floating interest rate not more than 5,87% per annum or less than 0,25% per annum. The first principal installment will be due and paid in full on August 11, 2018 and the last will be due and paid in full on February 11,

412 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 45. JAMINAN PEMERINTAH TERHADAP KEWAJIBAN PEMBAYARAN BANK UMUM Sejak tahun 1998, Pemerintah menjamin kewajiban bank umum meliputi giro, tabungan, deposito berjangka, deposito on call, obligasi, surat berharga, pinjaman antar bank, pinjaman yang diterima, Letters of Credit, akseptasi, swap mata uang, dan liabilitas kontinjensi lainnya seperti bank garansi, standby Letters of Credit, performance bonds, dan kewajiban sejenis selain yang dikecualikan dalam keputusan ini seperti pinjaman subordinasi dan kewajiban kepada direktur, komisaris, dan pihak terkait dengan Bank. Pada tanggal 13 Oktober 2008, Presiden Republik Indonesia menetapkan Peraturan Pemerintah No. 66 Tahun 2008 tentang besaran nilai simpanan yang dijamin Lembaga Penjaminan Simpanan. Berdasarkan Peraturan tersebut, nilai simpanan yang dijamin untuk setiap nasabah pada satu bank yang semula berdasarkan Undang-undang No. 24 Tahun 2004 ditetapkan maksimum Rp100 diubah menjadi maksimum Rp Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2009, Perusahaan Pemerintah pengganti undang-undang tentang Lembaga Penjaminan Simpanan telah ditetapkan menjadi undang-undang sejak tanggal 13 Januari GOVERNMENT GUARANTEE FOR THE PAYMENT OF OBLIGATIONS OF COMMERCIAL BANKS Since 1998, the Government guarantees the obligations of commercial banks including demand deposits, savings deposits, time deposits, deposits on call, bonds, marketable securities, interbank borrowings, fund borrowings, Letters of Credit, acceptances, currency swap, and other contingent liabilities such as bank guarantees, standby letters of credit, performance bonds, and other kinds of liabilities other than those excluded in this regulation such as subordinated loans, liabilities to directors, commissioners, and related parties of the Bank. On October 13, 2008, the President of the Republic of Indonesia approved Government Regulation No. 66 Year 2008 regarding the amount of deposits guaranteed by Lembaga Penjaminan Simpanan. Based on such Regulation, the guaranteed deposit amount in a bank which previously according to Law No. 24 Year 2004 amounted to a maximum of Rp100 was amended to a maximum amount of Rp2,000. Based on the Law of the Republic of Indonesia No. 7 year 2009, Government Regulation in lien of law on Lembaga Penjaminan Simpanan has been set into law since January 13,

413 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 46. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN 46. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Bank yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian: The tables present the comparison, by class, of the carrying amounts and fair value of the Bank s financial instruments that are recognized in the consolidated financial statements: 31 Desember 2014/December 31, 2014 Nilai tercatat/carrying amount Diukur pada nilai wajar melalui Kredit yang Dimiliki Biaya Total nilai laba rugi/ Tersedia diberikan dan hingga perolehan tercatat/ Fair value untuk dijual/ piutang/ jatuh tempo/ diamortisasi/ Total through Available- Loans and Held-to- Amortized carrying Nilai wajar/ profit or loss for-sale receivables maturity cost amount Fair value Aset Assets Kas Cash Giro pada Current accounts with Bank Indonesia Bank Indonesia Giro pada bank Current accounts with lain - neto other banks - net Penempatan pada Placements with Bank Indonesia Bank Indonesia dan bank lain - neto and other banks - net Surat-surat Marketable securities - berharga - neto net Marketable securities Surat-surat berharga yang purchased with dibeli dengan janji agreements dijual kembali - neto to resell - net Tagihan derivatif Derivative receivables Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia piutang Syariah - financing/receivables - neto net Tagihan akseptasi - Acceptances receivable - neto net Penyertaan saham - Investments in shares - neto net Aset lain-lain Other assets Liabilitas Liabilities Liabilities immediately Liabilitas segera payable Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Liabilitas derivatif Derivative payables Liabilitas akseptasi Acceptances payable Pinjaman yang diterima Borrowings Obligasi subordinasi Subordinated bond Liabilitas lain-lain Other liabilities

414 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 46. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Bank yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian (lanjutan): 46. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS (continued) The tables present the comparison, by class, of the carrying amounts and fair value of the Bank s financial instruments that are recognized in the consolidated financial statements (continued): 31 Desember 2013/December 31, 2013 Nilai tercatat/carrying amount Diukur pada nilai wajar melalui Kredit yang Dimiliki Biaya Total nilai laba rugi/ Tersedia diberikan dan hingga perolehan tercatat/ Fair value untuk dijual/ piutang/ jatuh tempo/ diamortisasi/ Total through Available- Loans and Held-to- Amortized carrying Nilai wajar/ profit or loss for-sale receivables maturity cost amount Fair value Aset Assets Kas Cash Giro pada Current accounts with Bank Indonesia Bank Indonesia Giro pada bank Current accounts with lain - neto other banks - net Penempatan pada Placements with Bank Indonesia Bank Indonesia dan bank lain - neto and other banks - net Surat-surat Marketable securities - berharga - neto net Marketable securities Surat-surat berharga yang purchased with dibeli dengan janji agreements dijual kembali - neto to resell - net Tagihan derivatif Derivative receivables Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia piutang Syariah - financing/receivables - neto net Tagihan akseptasi - Acceptances receivable - neto net Penyertaan saham - Investments in shares - neto net Aset lain-lain Other assets Liabilitas Liabilities Liabilities immediately Liabilitas segera payable Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Surat-surat berharga yang Marketable securities dijual dengan janji sold with agreements dibeli kembali - neto to repurchase - net Liabilitas derivatif Derivative payables Liabilitas akseptasi Acceptances payable Pinjaman yang diterima Borrowings Obligasi subordinasi Subordinated bond Liabilitas lain-lain Other liabilities

415 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 46. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) Tabel di bawah ini menyajikan perbandingan atas nilai tercatat dengan nilai wajar dari instrumen keuangan Bank yang tercatat dalam laporan keuangan konsolidasian (lanjutan): 46. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS (continued) The tables present the comparison, by class, of the carrying amounts and fair value of the Bank s financial instruments that are recognized in the consolidated financial statements (continued): 31 Desember 2012/December 31, 2012 Nilai tercatat/carrying amount Diukur pada nilai wajar melalui laporan Kredit yang Dimiliki Biaya Total nilai laba rugi/ Tersedia diberikan dan hingga perolehan tercatat/ Fair value untuk dijual/ piutang/ jatuh tempo/ diamortisasi/ Total through Available- Loans and Held-to- Amortized carrying Nilai wajar/ profit or loss for-sale receivables maturity cost amount Fair value Aset Assets Kas Cash Giro pada Current accounts with Bank Indonesia Bank Indonesia Giro pada bank Current accounts with lain - neto other banks - net Penempatan pada Placements with Bank Indonesia Bank Indonesia dan bank lain - neto and other banks - net Surat-surat Marketable securities - berharga - neto net Marketable securities Surat-surat berharga yang purchased with dibeli dengan janji agreements dijual kembali - neto to resell - net Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ Loans and Sharia piutang Syariah - financing/receivables - neto net Tagihan akseptasi - Acceptances receivable - neto net Penyertaan saham - Investments in shares - neto net Aset lain-lain Other assets Liabilitas Liabilities Liabilities immediately Liabilitas segera payable Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Liabilitas akseptasi Acceptances payable Pinjaman yang diterima Borrowings Obligasi subordinasi Subordinated bond Liabilitas lain-lain Other liabilities Berikut metode dan asumsi yang digunakan untuk perkiraan nilai wajar: Nilai wajar aset dan liabilitas keuangan tertentu selain surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo dan biaya perolehan, pinjaman yang diterima, dan obligasi subordinasi mendekati nilai tercatat karena instrumen keuangan tersebut memiliki jangka waktu jatuh tempo yang singkat dan memiliki tingkat bunga sesuai pasar. The following methods and assumptions are used to estimate the fair value: Fair values of certain financial assets and liabilities other than held-to-maturity and acquisition cost marketable securities, borrowings, and subordinated bond approximate their carrying amounts due to short-term maturities of these financial instruments and due to the interest rate is at market rate

416 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 46. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) Nilai wajar dari surat berharga yang dimiliki hingga jatuh tempo dan biaya perolehan ditentukan berdasarkan harga kuotasi pasar yang berlaku pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan Nilai wajar dari pinjaman yang diterima dan obligasi subordinasi dihitung menggunakan arus kas yang didiskonto berdasarkan suku bunga pasar. Tabel di bawah ini menyajikan instrumen keuangan yang diakui pada nilai wajar berdasarkan hirarki yang digunakan Bank untuk menentukan dan mengungkapkan nilai wajar dari instrumen keuangan: a. Tingkat 1: Dikutip dari harga di pasar aktif untuk aset atau liabilitas keuangan yang identik; b. Tingkat 2: Yang melibatkan input selain dari harga kuotasi yang termasuk dalam tingkat 1 yang dapat diobservasi untuk aset dan liabilitas, baik secara langsung (seperti harga) atau tidak langsung (berasal dari harga); c. Tingkat 3: Input untuk aset dan liabilitas yang tidak berdasarkan pada data yang dapat di observasi di pasar (input yang tidak dapat diobservasi). 46. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS (continued) The fair value of held-to-maturity and acquisition cost marketable securities is determined on the basis of quoted market price as of December 31, 2014, 2013, and The fair value of borrowings and subordinated bond is calculated using discounted cash flows using market rate. The table below shows the financial instruments recognized at fair value based on the hierarchy used by the Bank in determining and disclosing the fair value of financial instruments: a. Level 1: Quoted (unadjusted) prices in active markets for identical financial assets or liabilities; b. Level 2: Those involving inputs other than quoted prices included in Level 1 that are observable for the asset or liability, either directly (as prices) or indirectly (derived from prices); c. Level 3: Those with inputs for the asset or liability that are not based on observable market data (unobservable inputs). 31 Desember 2014/December 31, 2014 Nilai tercatat/ Tingkat/ Tingkat/ Tingkat/ carrying amount Level 1 Level 2 Level 3 Aset keuangan Financial assets Surat-surat berharga Marketable securities - Diperdagangkan Trading - - Tersedia untuk dijual Available-for-sale - Tagihan derivatif Derivative receivables Liabilitas keuangan Financial liabilities Liabilitas derivatif Derivative payables 31 Desember 2013/December 31, 2013 Nilai tercatat/ Tingkat/ Tingkat/ Tingkat/ carrying amount Level 1 Level 2 Level 3 Aset keuangan Financial assets Surat-surat berharga Marketable securities - Diperdagangkan Trading - - Tersedia untuk dijual Available-for-sale

417 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 46. NILAI WAJAR INSTRUMEN KEUANGAN (lanjutan) 46. FAIR VALUE OF FINANCIAL INSTRUMENTS (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Nilai tercatat/ Tingkat/ Tingkat/ Tingkat/ carrying amount Level 1 Level 2 Level 3 Aset keuangan Financial assets Surat-surat berharga Marketable securities - Diperdagangkan Trading - - Tersedia untuk dijual Available-for-sale - Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, tidak terdapat aset keuangan atau liabilitas keuangan yang ditransfer dari atau ke tingkat 2 dan/atau tingkat 3., there is no financial assets and financial liabilities transfer out of or into level 2 and/or level LABA PER SAHAM 47. EARNINGS PER SHARE Berikut adalah perhitungan laba bersih per saham dasar dan dilusian: The following presents the computations of basic and diluted earnings per share (EPS): 31 Desember 2014/December 31, 2014 Rata-rata tertimbang jumlah saham dasar/ Laba Weighted per saham Laba tahun average (nilai penuh)/ berjalan/ number of Earnings per Income for ordinary shares share the year outstanding (full amount) Laba per saham dasar ,73 Basic earnings per share Laba per saham dilusian ,73 Diluted earnings per share 31 Desember 2013/December 31, 2013 Rata-rata tertimbang jumlah saham dasar/ Laba Weighted per saham Laba tahun average (nilai penuh)/ berjalan/ number of Earnings per Income for ordinary shares share the year outstanding (full amount) Laba per saham dasar ,55 Basic earnings per share Ditambah: Asumsi penerbitan Add: Assumed shares issued saham dari dana from advance for future setoran modal PUT III shares subscription on LPO III Laba per saham dilusian ,54 Diluted earnings per share

418 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 47. LABA PER SAHAM (lanjutan) 47. EARNINGS PER SHARE (continued) 31 Desember 2012/December 31, 2012 Rata-rata tertimbang jumlah saham dasar/ Laba Weighted per saham Laba tahun average (nilai penuh)/ berjalan/ number of Earnings per Income for ordinary shares share the year outstanding (full amount) Laba per saham dasar ,30 Basic earnings per share Ditambah: Asumsi penerbitan Add: Assumed shares issued saham dari Program from the exercise of Opsi Kepemilikan Management Stock Ownership Saham III Program III Laba per saham dilusian ,24 Diluted earnings per share 48. TRANSAKSI NON-KAS 48. NON-CASH TRANSACTION Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, Keuntungan (kerugian) yang belum direalisasi atas Unrealized gains (losses) surat-surat berharga dalam on available-for-sale kelompok tersedia untuk dijual - marketable securities - net setelah pajak tangguhan (49.993) of deferred tax Penghapusan aset tetap Disposal of fixed asset 49. INFORMASI TAMBAHAN 49. ADDITIONAL INFORMATION Pada tanggai-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, informasi tambahan untuk Bank adalah sebagai berikut (Bank saja):, additional information regarding the Bank is as follows (Bank only): 31 Desember/December 31, Rasio aset produktif bermasalah Non-performing assets to terhadap total aset produktif 2,12% 1,79% 2,23% total earning assets ratio Rasio kredit terhadap dana pihak ketiga 83,89% 85,80% 83,81% Loans to deposits ratio Rasio total beban operasional Total operating expenses terhadap total pendapatan to total operating income operasional 88,27% 82,73% 81,42% ratio Rasio aset produktif yang Total classified earning diklasifikasikan terhadap total assets to total earning aset produktif 3,27% 2,24% 2,71% assets ratio Rasio kredit kepada Usaha Mikro Kecil (UMK) terhadap total Small micro business loans kredit yang diberikan 16,13% 15,80% 12,35% to total loans ratio

419 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 49. INFORMASI TAMBAHAN (lanjutan) 49. ADDITIONAL INFORMATION (continued) Pada tanggal 13 Juni 2013, terjadi pengalihan sebagian saham milik Kopelindo dan seluruh saham milik Yabinstra kepada PT Bosowa Corporindo (Catatan 26) yang menyebabkan Grup Bosowa dan Grup Kalla menjadi pihak berelasi dari Bank. Dalam laporan Batas Maksimum Pemberian Kredit (BMPK) pada tanggal 31 Desember 2013 kepada Bank Indonesia terdapat pelampauan BMPK kepada pihak terkait sebesar Rp atau 9,29% dari jumlah modal berdasarkan peraturan Bank Indonesia yang berlaku yang disebabkan oleh perubahan pemegang saham. Pelampauan BMPK telah diselesaikan pada bulan Mei Sesuai dengan peraturan BI No. 8/13/2006 tentang Perubahan Atas Peraturan Bank Indonesia No. 7/3/PBI/2005 Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum dan peraturan BI No. 7/3/PBI/2005 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Umum, batas maksimum penyediaan dana kepada pihak terkait, satu peminjam yang bukan pihak terkait, dan satu kelompok peminjam yang bukan pihak terkait masing-masing tidak melebihi 10%, 20%, dan 25% dari modal Bank. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014 dan 2012, tidak terdapat pelampauan BMPK kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait. On June 13, 2013, there was transfer of partial shares owned by Kopelindo and all shares owned by Yabinstra to PT Bosowa Corporindo (Note 26) which result in Bosowa group and Kalla group became related parties of the Bank. Based on the Legal Lending Limit (LLL) reports submitted to Bank Indonesia as of December 31, 2013, there was excess over LLL to related parties amounting to Rp611,224 or 9.29% of total capital under the applicable regulations of Bank Indonesia due to changes in shareholders. The excess over LLL has been settled in May Based on BI regulation No. 8/13/2006 regarding changes on BI regulation No. 7/3/PBI/2005 and BI regulation No. 7/3/PBI/2005 regarding Legal Lending Limit for Commercial Bank, the maximum lending limit to related parties, one non-related party debtor, and one non-related party group of debtors shall not exceed 10%, 20%, and 25% of the Bank s capital, respectively. As of December 31, 2014 and 2012, there was no excess of LLL to both related parties and non related parties. 50. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut: 50. ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCIES The balances of monetary assets and liabilities in foreign currencies are as follows: 31 Desember/December 31, Desember/December 31, Desember/December 31, 2012 Mata uang asing Ekuivalen Rupiah Mata uang asing Ekuivalen Rupiah Mata uang asing Ekuivalen Rupiah (dalam ribuan)/ (dalam jutaan)/ (dalam ribuan)/ (dalam jutaan)/ (dalam ribuan)/ (dalam jutaan)/ Foreign currency Rupiah equivalent Foreign currency Rupiah equivalent Foreign currency Rupiah equivalent (in thousand) (in million) (in thousand) (in million) (in thousand) (in million) ASET ASSETS Kas Cash Dolar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Dolar Australia Australian Dollar Euro Eropa European Euro Lain-lain (ekuivalen USD) Others (USD equivalent)

420 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 50. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING (lanjutan) Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan): 50. ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCIES (continued) The balances of monetary assets and liabilities in foreign currencies are as follows (continued): 31 Desember/December 31, Desember/December 31, Desember/December 31, 2012 Mata uang asing Ekuivalen Rupiah Mata uang asing Ekuivalen Rupiah Mata uang asing Ekuivalen Rupiah (dalam ribuan)/ (dalam jutaan)/ (dalam ribuan)/ (dalam jutaan)/ (dalam ribuan)/ (dalam jutaan)/ Foreign currency Rupiah equivalent Foreign currency Rupiah equivalent Foreign currency Rupiah equivalent (in thousand) (in million) (in thousand) (in million) (in thousand) (in million) ASET (lanjutan) ASSETS (continued) Giro pada Bank Indonesia Current accounts with Bank Indonesia Dolar Amerika Serikat United States Dollar Giro pada bank lain Current accounts with other banks Dolar Amerika Serikat United States Dollar Yen Jepang Japanese Yen Euro Eropa European Euro Pound Sterling Inggris Great Britain Pound Sterling Dolar Australia Australian Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Lain-lain (ekuivalen USD) Others (USD equivalent) Penempatan pada Bank Indonesia Placements with Bank Indonesia dan bank lain and other banks Dolar Amerika Serikat United States Dollar Surat-surat berharga Marketable securities Dolar Amerika Serikat United States Dollar Tagihan derivatif Derivative receivables Dolar Amerika Serikat United States Dollar Kredit yang diberikan dan pembiayaan/ piutang Syariah Loans and Sharia financing/receivables Dolar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Tagihan dan liabilitas akseptasi Acceptance receivable and payable Dolar Amerika Serikat United States Dollar Euro Eropa European Euro Aset lain-lain Other assets Dolar Amerika Serikat United States Dollar Total aset Total assets LIABILITAS LIABILITIES Liabilitas segera Liabilities immediately payable Dolar Amerika Serikat United States Dollar Liabilitas derivatif Derivative payables Dolar Amerika Serikat United States Dollar Giro Demand deposits Dolar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Yen Jepang Japanese Yen Dolar Australia Australian Dollar Euro Eropa European Euro Pound Sterling Inggris Great Britain Pound Sterling Tabungan Saving deposits Dolar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Australia Australian Dollar

421 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 50. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING (lanjutan) Saldo aset dan liabilitas moneter dalam mata uang asing adalah sebagai berikut (lanjutan): 50. ASSETS AND LIABILITIES IN FOREIGN CURRENCIES (continued) The balances of monetary assets and liabilities in foreign currencies are as follows (continued): 31 Desember/December 31, Desember/December 31, Desember/December 31, 2012 Mata uang asing Ekuivalen Rupiah Mata uang asing Ekuivalen Rupiah Mata uang asing Ekuivalen Rupiah (dalam ribuan)/ (dalam jutaan)/ (dalam ribuan)/ (dalam jutaan)/ (dalam ribuan)/ (dalam jutaan)/ Foreign currency Rupiah equivalent Foreign currency Rupiah equivalent Foreign currency Rupiah equivalent (in thousand) (in million) (in thousand) (in million) (in thousand) (in million) LIABILITAS (lanjutan) LIABILITIES (continued) Deposito berjangka Time deposits Dolar Amerika Serikat United States Dollar Euro Eropa European Euro Dolar Singapura Singapore Dollar Dolar Australia Australian Dollar Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Dolar Amerika Serikat United States Dollar Pinjaman yang diterima Borrowings Dolar Amerika Serikat United States Dollar Dolar Singapura Singapore Dollar Liabilitas lain-lain Other liabilities Dolar Amerika Serikat United States Dollar Total liabilitas Total liabilities 51. REKLASIFIKASI AKUN 51. RECLASSIFICATION OF ACCOUNTS Beberapa akun dalam laporan keuangan tahun 2012 telah direklasifikasi agar sesuai dengan penyajian laporan keuangan untuk tahun 2014 sebagai berikut: Certain accounts in the 2012 financial statements have been reclassified to conform with the presentation of accounts in the 2014 financial statements as follows: Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012/Year Ended December 31, 2012 Dilaporkan sebelumnya/ Setelah As previously Reklasifikasi/ direklasifikasi/ reported Reclassification As reclassified LAPORAN LABA RUGI STATEMENT OF INCOME PENDAPATAN DAN BEBAN INCOME AND EXPENSES OPERASIONAL FROM OPERATIONS (Beban) pemulihan penyisihan (Provision for) reversal of kerugian penurunan nilai atas allowance for impairment losses aset non-keuangan - neto 940 (35.000) (34.060) on non-financial assets - net Beban operasional lainnya: Other operating expenses: Umum dan administrasi ( ) ( ) General and administrative

422 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 52. STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH DISAHKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF Berikut ini ikhtisar Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) dan Interpretasi Standar Akuntansi Keuangan (ISAK) yang disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK) dan Dewan Standar Akuntansi Syariah (DSAS) yang belum berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2014: Efektif berlaku pada atau setelah tanggal 1 Januari 2015: a. PSAK No. 1 (Revisi 2013), Penyajian Laporan Keuangan, yang diadopsi dari IAS 1. PSAK ini mengubah penyajian kelompok pos-pos dalam penghasilan komprehensif lain. Pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba rugi disajikan terpisah dari pos-pos yang tidak akan direklasifikasi ke laba rugi. b. PSAK No. 4 (Revisi 2013), Laporan Keuangan Tersendiri, yang diadopsi dari IAS 27. PSAK ini hanya mengatur persyaratan akuntansi ketika entitas induk menyajikan laporan keuangan tersendiri sebagai informasi tambahan. Pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian diatur dalam PSAK No. 65. c. PSAK No. 15 (Revisi 2013), Investasi pada Entitas Asosiasi dan Ventura Bersama, yang diadopsi dari IAS 28. PSAK ini mengatur penerapan metode ekuitas pada investasi ventura bersama dan juga entitas asosiasi. d. PSAK No. 24 (Revisi 2013), Imbalan Kerja, yang diadopsi dari IAS 19. PSAK ini, antara lain, menghapus mekanisme koridor dan pengungkapan atas informasi liabilitas kontinjensi untuk menyederhanakan klarifikasi dan pengungkapan. e. PSAK No. 46 (Revisi 2014), Pajak Penghasilan, yang diadopsi dari IAS 12. PSAK ini memberikan tambahan pengaturan untuk aset dan liabilitas pajak tangguhan yang berasal dari aset yang tidak disusutkan yang diukur dengan menggunakan model revaluasi, dan yang berasal dari properti investasi yang diukur dengan menggunakan model nilai wajar. f. PSAK No. 48 (Revisi 2014), Penurunan Nilai Aset, yang diadopsi dari IAS 36. PSAK ini memberikan tambahan persyaratan pengungkapan untuk setiap aset individual atau unit penghasil kas yang mana kerugian penurunan nilai telah diakui atau dibalik selama periode. 52. ACCOUNTING STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE The following summarizes the Statements of Financial Accounting Standards (PSAK) and Interpretation of Financial Accounting Standards (ISAK) issued by the Board of Financial Accounting Standards (DSAK) and the Board of Sharia Accounting Standards (DSAS) which are not yet effective for the consolidated financial statements for the year ended December 31, 2014: Effective on or after January 1, 2015: a. PSAK No. 1 (Revised 2013), Presentation of Financial Statements, adopted from IAS 1. This PSAK changes the grouping of items presented in other comprehensive income. Items that could be reclassified to profit or loss would be presented separately from items that will never be reclassified. b. PSAK No. 4 (Revised 2013), Separate Financial Statements, adopted from IAS 27. This PSAK prescribes only the accounting requirements when a parent entity prepares separate financial statements as additional information. Accounting for consolidated financial statements is determined in PSAK No. 65. c. PSAK No. 15 (Revised 2013), Investments in Associates and Joint Ventures, adopted from IAS 28. This PSAK describes the application of the equity method to investments in joint ventures in addition to associates. d. PSAK No. 24 (Revised 2013), Employee Benefits, adopted from IAS 19. This PSAK, among other, removes the corridor mechanism and contingent liability disclosures to simple clarifications and disclosures. e. PSAK No. 46 (Revised 2014), Income Taxes, adopted from IAS 12. This PSAK now provides additional provision for deferred tax asset or deferred tax liability arises from a nondepreciable asset measured using the revaluation model, and those arises from investment property that is measured using the fair value model. f. PSAK No. 48 (Revised 2014), Impairment of Assets, adopted from IAS 36. This PSAK provides additional disclosure terms for each individual asset (including goodwill) or a cashgenerating unit, for which an impairment loss has been recognized or reversed during the period

423 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 52. STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH DISAHKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan) g. PSAK No. 50 (Revisi 2014), Instrumen g. g. g. Keuangan: Penyajian, yang diadopsi dari IAS 32. PSAK ini mengatur lebih dalam kriteria mengenai hak yang dapat dipaksakan secara hukum untuk melakukan saling hapus atas jumlah yang telah diakui dan kriteria penyelesaian secara neto. h. PSAK No. 55 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengakuan dan Pengukuran, yang diadopsi dari IAS 39. PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan kriteria instrumen lindung nilai yang tidak dapat dianggap telah kedaluarsa atau telah dihentikan, serta ketentuan untuk mencatat instrumen keuangan pada tanggal pengukuran dan pada tanggal setelah pengakuan awal. i. PSAK No. 60 (Revisi 2014), Instrumen Keuangan: Pengungkapan, yang diadopsi dari IFRS 7. PSAK ini, antara lain, menambah pengaturan pengungkapan saling hapus dengan informasi kuantitatif dan kualitatif, serta pengungkapan mengenai pengalihan instrumen keuangan. j. PSAK No. 65, Laporan Keuangan Konsolidasi, yang diadopsi dari IFRS 10. PSAK ini menggantikan porsi PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengenai pengaturan akuntansi untuk laporan keuangan konsolidasian, menetapkan prinsip penyusunan dan penyajian laporan keuangan konsolidasian ketika entitas mengendalikan satu atau lebih entitas lain. k. PSAK No. 66, Pengaturan Bersama, yang diadopsi dari IFRS 11. PSAK ini menggantikan PSAK No. 12 (Revisi 2009) dan ISAK No. 12. PSAK ini menghapus opsi metode konsolidasi proporsional untuk mencatat bagian ventura bersama. l. PSAK No. 67, Pengungkapan Kepentingan dalam Entitas Lain, yang diadopsi dari IFRS 12. PSAK ini mencakup semua pengungkapan yang diatur sebelumnya dalam PSAK No. 4 (Revisi 2009), PSAK No. 12 (Revisi 2009), dan PSAK No. 15 (Revisi 2009). Pengungkapan ini terkait dengan kepentingan entitas dalam entitas-entitas lain. 52. ACCOUNTING STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued) g. PSAK No. 50 (Revised 2014), Financial Instruments: Presentation, adopted from IAS 32. This PSAK provides deeper about criterion on legally enforceable right to set off the recognized amounts and criterion to settle on a net basis. h. PSAK No. 55 (Revised 2014), Financial Instruments: Recognition and Measurement, adopted from IAS 39. This PSAK, among other, provides additional provision for the criteria of not an expiration or termination of the hedging instrument, and provision to account financial instruments at the measurement date and after initial recognition. i. PSAK No. 60 (Revised 2014), Financial Instruments: Disclosures, adopted from IFRS 7. This PSAK, among other, provides additional provision on offsetting disclosures with quantitative and qualitative information, and disclosures on transfers of financial instruments. j. PSAK No. 65, Consolidated Financial Statements, adopted from IFRS 10. This PSAK replaces the portion of PSAK No. 4 (Revised 2009) that addresses the accounting for consolidated financial statements, establishes principles for the presentation and preparation of consolidated financial statements when an entity controls one or more other entities. k. PSAK No. 66, Joint Arrangements, adopted from IFRS 11. This PSAK replaces PSAK No. 12 (Revised 2009) and ISAK No. 12. This PSAK removes the option to account for jointly controlled entities using proportionate consolidation. l. PSAK No. 67, Disclosure of Interest in Other Entities, adopted from IFRS 12. This PSAK includes all of the disclosures that were previously in PSAK No. 4 (Revised 2009), PSAK No. 12 (Revised 2009), and PSAK No. 15 (Revised 2009). This disclosure relates to an entity s interests in other entities

424 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 52. STANDAR AKUNTANSI YANG TELAH DISAHKAN NAMUN BELUM BERLAKU EFEKTIF (lanjutan) m. PSAK No. 68, Pengukuran Nilai Wajar, yang diadopsi dari IFRS 13. PSAK ini memberikan panduan tentang bagaimana pengukuran nilai wajar ketika nilai wajar disyaratkan atau diizinkan. 52. ACCOUNTING STANDARDS ISSUED BUT NOT YET EFFECTIVE (continued) m. PSAK No. 68, Fair Value Measurement, adopted from IFRS 13. This PSAK provides guidance on how to measure fair value when fair value is required or permitted. n. ISAK No. 26 (Revisi 2014), Penilaian Kembali Derivatif Melekat, yang diadopsi dari IFRIC 9. ISAK ini memberikan panduan penilaian apakah derivatif melekat disyaratkan untuk dipisahkan dari kontrak utama dan dicatat sebagai suatu derivatif. n ISAK No. 26 (Revised 2014), Reassessment of Embedded Derivatives, adopted from IFRIC 9. This ISAK provides guidance on the assessment of whether an embedded derivative is required to be separated from the host contract and accounted for as a derivative. o. PSAK No. 101 (Revisi 2014), Penyajian Laporan Keuangan Syariah, mengatur dasar dalam penyajian laporan keuangan bertujuan umum untuk entitas syariah. Bank dan entitas anaknya sedang mengevaluasi dan belum menentukan dampak dari Standar dan Interpretasi tersebut terhadap laporan keuangan konsolidasian. o. PSAK No. 101 (Revised 2014), Sharia Presentation Financial Statements, regulates basis for presentation of general purpose financial statements for sharia entity. The Bank and its subsidiaries are presently evaluating and have not determined the effects of these Standards and Interpretation on their consolidated financial statements. 53. PERISTIWA SETELAH PERIODE PELAPORAN 53. EVENTS AFTER THE REPORTING PERIOD Bank menyampaikan kepada OJK melalui surat No /DIR/XII/14 tertanggal 30 Desember 2014 sampai dengan surat terakhir No /DIR/III/2015 tertanggal 25 Maret 2015 kepada OJK tentang Uji Kemampuan dan Kepatuhan terhadap Calon Pemegang Saham Pengendali (PSP) dan Pemegang Saham Pengendali Terakhir (PSPT) Bank. Pada tanggal 13 April 2015, OJK melalui surat No. SR-51/D.03/2015 menyetujui PT Bosowa Corporindo sebagai PSP dan Saudara Aksa Mahmud sebagai PSPT dari Bank. Berdasarkan surat persetujuan tersebut, pada tanggal 20 April 2015 PT Bosowa Corporindo telah melakukan pembelian atas saham Bank yang dimiliki oleh Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia sehingga kepemilikan PT Bosowa Corporindo menjadi sebesar 23,35%. Pada tanggal 21 April 2015, Bank telah menyampaikan Pernyataan Pendaftaran Awal kepada Otoritas Jasa Keuangan dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun The Bank through its letters No /DIR/XII/14 dated December 30, 2014 until the latest letter No /DIR/III/2015 dated March 25, 2015 to FSA regarding Fit and Proper Test for Candidate of Controlling Shareholder (PSP) and Ultimate Controlling Shareholder (PSPT) of the Bank. On April 13, 2015, FSA through letter No. SR- 51/D.03/2015 approved PT Bosowa Corporindo as PSP and Mr. Aksa Mahmud as PSPT of the Bank. According to the approval letter, on April 20, 2015 PT Bosowa Corporindo had purchased the shares of the Bank owned by Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia thus the ownership of PT Bosowa Corporindo became 23.35% On April 21, 2015, the Bank has submitted Preliminary Registration Statement to Financial Services Authority in connection with the Shelf Public Offering of Shelf-registered Subordinated Bonds II Bank Bukopin Tranche I Year

425 The original consolidated financial statements included herein are in the DAN ENTITAS ANAKNYA CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal tersebut AND ITS SUBSIDIARIES NOTES TO THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS 54. PENERBITAN KEMBALI LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Bank sebelumnya telah menerbitkan laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal-tanggal tersebut, yang telah diaudit oleh Purwantono, Suherman & Surja dengan laporan auditor independen No. RPC- 7237/PSS/2015 tertanggal 2 April 2015 dan laporan keuangan konsolidasian tanggal 31 Desember 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggal tersebut, yang telah diaudit oleh Purwantono, Suherman & Surja dengan laporan auditor independen No. RPC-7238/PSS/2015 tertanggal 11 Maret 2013 kecuali untuk Catatan 2a, yang tertanggal 2 April Sehubungan dengan Pernyataan Pendaftaran dalam rangka Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015, Bank menerbitkan kembali laporan keuangan konsolidasian tersebut di atas dengan beberapa perubahan dan tambahan pengungkapan pada catatan atas laporan keuangan konsolidasian (Catatan 2q, 2af, 10g, 10h, 13, 14, 15, 23, 29, 49, dan 53). 54. REISSUANCE OF CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS The Bank has previously issued its consolidated financial statements as of December 31, 2014 and 2013 and for the years then ended that were audited by Purwantono, Suherman & Surja with independent auditors report No. RPC- 7237/PSS/2015 dated April 2, 2015 and its consolidated financial statements as of December 31, 2012 and for the year then ended that were audited by Purwantono, Suherman & Surja with independent auditors report No. RPC- 7238/PSS/2015 dated March 11, 2013 except for Note 2a, as to which the date is April 2, In connection with the Registration Statement for the Shelf Public Offering of Shelf-registered Subordinated Bonds II Bank Bukopin Tranche I Year 2015, the Bank reissued its above-mentioned consolidated financial statements with several changes and additional disclosures in the notes to the consolidated financial statements (Notes 2q, 2af, 10g, 10h, 13, 14, 15, 23, 29, 49, and 53). 55. PENYELESAIAN ATAS LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASIAN Manajemen Bank bertanggung jawab atas penyusunan laporan keuangan konsolidasian yang telah diselesaikan dan disetujui untuk terbit oleh Direksi Bank pada tanggal 11 Mei COMPLETION OF THE CONSOLIDATED FINANCIAL STATEMENTS The management of the Bank is responsible for the preparation of the consolidated financial statements which were completed and authorized for issue by the Board of Directors of the Bank on May 11,

426 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION Informasi berikut adalah laporan keuangan tersendiri PT Bank Bukopin Tbk., entitas induk, yang merupakan informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian PT Bank Bukopin Tbk. dan entitas anaknya pada tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 dan untuk tahun yang berakhir pada tanggaltanggal tersebut. The following information is the separate financial statements of PT Bank Bukopin Tbk., a parent entity, which are presented as supplementary information to the consolidated financial statements of PT Bank Bukopin Tbk. and its subsidiaries as of December 31, 2014, 2013, and 2012 and for the years then ended. LAPORAN POSISI KEUANGAN - ENTITAS INDUK STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION - PARENT ENTITY 31 Desember/December 31, ASET ASSETS Kas Cash Giro pada Bank Indonesia Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank lain Current accounts with other banks Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia Indonesia dan bank lain and other banks Dikurangi: Penyisihan Less: Allowance for kerugian penurunan nilai - (33.425) (35.217) impairment losses Penempatan pada Bank Placements with Bank Indonesia Indonesia dan bank lain - neto and other banks - net Surat-surat berharga Marketable securities Diperdagangkan Trading Tersedia untuk dijual Available-for-sale Kredit yang diberikan dan piutang Loans and receivables Dimiliki hingga jatuh tempo Held-to-maturity Biaya perolehan Acquisition cost Surat-surat berharga Marketable securities Surat-surat berharga yang dibeli Marketable securities purchased with dengan janji dijual kembali - neto agreements to resell - net Tagihan derivatif Derivative receivables Kredit yang diberikan Loans Dikurangi: Penyisihan Less: Allowance for kerugian penurunan nilai ( ) ( ) ( ) impairment losses Kredit yang diberikan - neto Loans - net Tagihan akseptasi Acceptances receivable 404 Informasi Keuangan Entitas Induk 404 1/Parent Entity Financial Information 1

427 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION LAPORAN POSISI KEUANGAN - ENTITAS INDUK (lanjutan) STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION - PARENT ENTITY (continued) 31 Desember/December 31, Penyertaan saham Investments in shares Dikurangi: Less: Penyisihan kerugian Allowance for penurunan nilai - (536) (536) impairment losses Akumulasi amortisasi dan Accumulated amortization and penurunan nilai goodwill ( ) (86.708) (86.708) impairment losses of goodwill Penyertaan saham - neto Investments in shares - net Aset tetap Fixed assets Dikurangi: Akumulasi penyusutan ( ) ( ) ( ) Less: Accumulated depreciation Aset tetap - neto Fixed assets - net Aset pajak tangguhan - neto Deferred tax assets - net Aset tak berwujud Intangible assets Dikurangi: Akumulasi amortisasi (34.465) (20.806) (11.827) Less: Accumulated amortization Aset tak berwujud - neto Intangible assets - net Aset lain-lain - neto Other assets - net TOTAL ASET TOTAL ASSETS LIABILITAS DAN EKUITAS LIABILITAS LIABILITIES AND EQUITY LIABILITIES Liabilitas segera Liabilities immediately payable Simpanan nasabah Deposits from customers Simpanan dari bank lain Deposits from other banks Surat-surat berharga yang dijual Marketable securities sold dengan janji dibeli kembali - neto with agreements to repurchase - net Liabilitas derivatif Derivative payables Liabilitas akseptasi Acceptances payable Pinjaman yang diterima Borrowings Obligasi subordinasi Subordinated bond Utang pajak Taxes payable Liabilitas lain-lain Other liabilities TOTAL LIABILITAS TOTAL LIABILITIES 405 Informasi Keuangan Entitas Induk 405 1/Parent Entity Financial Information 1

428 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION LAPORAN POSISI KEUANGAN - ENTITAS INDUK (lanjutan) STATEMENTS OF FINANCIAL POSITION - PARENT ENTITY (continued) 31 Desember/December 31, EKUITAS EQUITY Modal saham Share capital Saham biasa kelas A - niiai Common A share - nominal Rp Rp10,000 (full amount) (nilai penuh) par value Saham biasa kelas B - niiai Common B share - Rp100 nominal Rp100 (full amount) (nilai penuh) par value Modal dasar Authorized capital Saham biasa kelas A - Common A shares saham 21,337,978 shares Saham biasa kelas B - Common B shares saham 22,866,202,200 shares Modal ditempatkan dan Issued and fully paid disetor penuh capital Saham biasa kelas A - Common A shares saham 21,337,978 shares Saham biasa kelas B - Common B shares saham 9,065,282,454 shares pada tahun 2014, in 2014, saham 8,479,349,463 shares pada tahun 2013 in 2013, and saham 7,948,723,313 shares pada tahun in 2012 Advance for Dana setoran modal future shares subscription Tambahan modal disetor Additional paid-in capital Cadangan opsi saham Share options reserve (Kerugian) keuntungan Unrealized (losses) gain yang belum direalisasi on available-for-sale atas surat-surat marketable berharga dalam kelompok securities - net tersedia untuk dijual - of deferred setelah pajak tangguhan (4.662) (42.721) tax Saldo laba Retained earnings Telah ditentukan penggunaannya Appropriated Belum ditentukan penggunaannya Unappropriated TOTAL EKUITAS TOTAL EQUITY TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS TOTAL LIABILITIES AND EQUITY 406 Informasi Keuangan Entitas Induk 406 1/Parent Entity Financial Information 1

429 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF - ENTITAS INDUK Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME - PARENT ENTITY For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, PENDAPATAN DAN BEBAN INCOME AND EXPENSES OPERASIONAL FROM OPERATIONS Pendapatan bunga Interest income Beban bunga ( ) ( ) ( ) Interest expense Pendapatan bunga - neto Interest income - net Pendapatan operasional lainnya Other operating income Provisi dan komisi lainnya Other fees and commissions Keuntungan atas penjualan Gain on sale of surat-surat berharga - neto marketable securities - net Keuntungan selisih kurs - neto Gain on foreign exchange - net Lain-lain Others Total pendapatan operasional lainnya Total other operating income (Beban) pemulihan penyisihan (Provision for) reversal of kerugian penurunan nilai allowance for impairment losses atas aset keuangan - neto ( ) ( ) on financial assets - net (Beban) pemulihan penyisihan (Provision for) reversal of allowance for kerugian penurunan nilai atas impairment losses aset non-keuangan - neto (13.128) (34.131) on non-financial assets - net Keuntungan (kerugian) dari Gain (loss) from changes perubahan nilai wajar in fair value of aset keuangan 95 (7) 725 financial assets Kerugian transaksi mata uang Loss from foreign asing - neto (10) (4.538) exchange transactions - net Beban operasional lainnya Other operating expenses Umum dan administrasi ( ) ( ) ( ) General and administrative Gaji dan tunjangan karyawan ( ) ( ) ( ) Salaries and employee benefits Premi program Premium on government penjaminan pemerintah ( ) ( ) ( ) guarantee program Total beban operasional Iainnya ( ) ( ) ( ) Total other operating expenses LABA OPERASIONAL INCOME FROM OPERATIONS PENDAPATAN NON-OPERASIONAL - NETO (5.975) NON-OPERATING INCOME - NET LABA SEBELUM INCOME BEFORE BEBAN PAJAK PENGHASILAN INCOME TAX EXPENSE 407 Informasi Keuangan Entitas Induk 407 2/Parent Entity Financial Information 2

430 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION LAPORAN LABA RUGI KOMPREHENSIF - ENTITAS INDUK (lanjutan) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 STATEMENTS OF COMPREHENSIVE INCOME - PARENT ENTITY (continued) For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, BEBAN PAJAK PENGHASILAN INCOME TAX EXPENSE Kini ( ) ( ) ( ) Current Tangguhan (17.903) (23.235) Deferred Total beban pajak penghasilan ( ) ( ) ( ) Total income tax expense LABA TAHUN BERJALAN INCOME FOR THE YEAR Pendapatan komprehensif lainnya: Other comprehensive income: Perubahan nilai wajar surat-surat berharga Changes in fair value of dalam kelompok available-for-sale tersedia untuk dijual (66.656) marketable securities Pajak penghasilan terkait pendapatan komprehensif Income tax relating to other lainnya (5.224) (1.273) comprehensive income Total pendapatan komprehensif Total other comprehensive lainnya - neto (49.993) income - net Total laba komprehensif Total comprehensive income tahun berjalan for the year LABA PER SAHAM EARNINGS PER SHARE Dasar (nilai penuh) 75,89 114,13 102,32 Basic (full amount) Dilusian (nilai penuh) 75,89 114,13 102,27 Diluted (full amount) 408 Informasi Keuangan Entitas Induk 408 2/Parent Entity Financial Information 2

431 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY - PARENT ENTITY For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - ENTITAS INDUK Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual - setelah pajak Modal tangguhan/ ditempatkan Unrealized Saldo laba/retained earnings dan disetor Dana Tambahan (losses) gains penuh/ setoran modal/ modal Cadangan on available-for- Telah Belum Total Issued and Advance for disetor/ opsi saham/ sale marketable ditentukan ditentukan ekuitas/ fully paid future shares Additional Share option securities - penggunaannya/ penggunaannya/ Total capital subscription paid-in capital reserve net of deferred tax Appropriated Unappropriated equity Saldo pada tanggal 31 Desember Balance as of December 31, 2011 Dividen kas ( ) ( ) Cash dividends Pembentukan cadangan umum ( ) - Appropriation for general reserve Peningkatan modal Increase in paid-up capital disetor dan tambahan and additional paid-in modal disetor berasal dari capital arising from the eksekusi opsi saham (1.629) excersise of share options Keuntungan yang belum direalisasi Unrealized gain on atas surat-surat berharga dalam available-for-sale kelompok tersedia untuk dijual - marketable securities - setelah pajak tangguhan net of deferred tax Laba tahun berjalan Income for the year 2012 Saldo pada tanggal 31 Desember Balance as of December 31, 2012 Informasi Keuangan Entitas Induk 3/Parent Entity Financial Information 3

432 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY - PARENT ENTITY For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - ENTITAS INDUK Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual - setelah pajak Modal tangguhan/ ditempatkan Unrealized Saldo laba/retained earnings dan disetor Dana Tambahan (losses) gains penuh/ setoran modal/ modal Cadangan on available-for- Telah Belum Total Issued and Advance for disetor/ opsi saham/ sale marketable ditentukan ditentukan ekuitas/ fully paid future shares Additional Share option securities - penggunaannya/ penggunaannya/ Total capital subscription paid-in capital reserve net of deferred tax Appropriated Unappropriated equity Saldo pada tanggal 31 Desember Balance as of December 31, 2012 Dividen kas ( ) ( ) Cash dividends Pembentukan cadangan umum ( ) - Appropriation for general reserve Advance received for Penerimaan dana setoran modal future shares subscription Peningkatan modal disetor dan Increase in paid-up capital tambahan modal disetor melalui and additional paid-in capital from Penawaran Umum Terbatas III the Limited Public Offering III Peningkatan modal Increase in paid-up capital disetor dan tambahan and additional paid-in modal disetor berasal dari capital arising from the eksekusi opsi saham (1.124) excersise of share options Pembalikan cadangan Reversal of share option opsi saham yang telah gugur (8.599) reserve which has been forfeited Kerugian yang belum direalisasi Unrealized losses on atas surat-surat berharga dalam available-for-sale kelompok tersedia untuk dijual - marketable securities - setelah pajak tangguhan (49.993) - - (49.993) net of deferred tax Laba tahun berjalan Income for the year 2013 Saldo pada tanggal 31 Desember (42.721) Balance as of December 31, 2013 Informasi Keuangan Entitas Induk 3/Parent Entity Financial Information 3

433 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut STATEMENTS OF CHANGES IN EQUITY - PARENT ENTITY For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 LAPORAN PERUBAHAN EKUITAS - ENTITAS INDUK Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 (Kerugian) keuntungan yang belum direalisasi atas surat-surat berharga dalam kelompok tersedia untuk dijual - setelah pajak Modal tangguhan/ ditempatkan Unrealized Saldo laba/retained earnings dan disetor Dana Tambahan (losses) gains penuh/ setoran modal/ modal Cadangan on available-for- Telah Belum Total Issued and Advance for disetor/ opsi saham/ sale marketable ditentukan ditentukan ekuitas/ fully paid future shares Additional Share option securities - penggunaannya/ penggunaannya/ Total capital subscription paid-in capital reserve net of deferred tax Appropriated Unappropriated equity Saldo pada tanggal 31 Desember (42.721) Balance as of December 31, 2013 Dividen kas ( ) ( ) Cash dividends Pembentukan cadangan umum ( ) - Appropriation for general reserve Peningkatan modal disetor dan Increase in paid-up capital tambahan modal disetor melalui and additional paid-in capital from Penawaran Umum Terbatas III ( ) the Limited Public Offering III Keuntungan yang belum direalisasi Unrealized gain on atas surat-surat berharga dalam available-for-sale kelompok tersedia untuk dijual - marketable securities - setelah pajak tangguhan net of deferred tax Laba tahun berjalan Income for the year 2014 Saldo pada tanggal 31 Desember (4.662) Balance as of December 31, 2014 Informasi Keuangan Entitas Induk 3/Parent Entity Financial Information 3

434 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION LAPORAN ARUS KAS - ENTITAS INDUK Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 STATEMENTS OF CASH FLOWS - PARENT ENTITY For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS OPERASI OPERATING ACTIVITIES Penerimaan bunga Receipts from interest Pembayaran bunga ( ) ( ) ( ) Payments of interest expense Pendapatan operasional Iainnya Other operating income Penerimaan kembali kredit Recoveries from loans yang telah dihapusbukukan written-off Pembayaran gaji dan Payments of salaries and tunjangan karyawan ( ) ( ) ( ) employee benefits Beban operasional Iainnya ( ) ( ) ( ) Other operating expenses Pendapatan (beban) non-operasional (760) (6.034) Non-operating income (expenses) Pembayaran pajak Payments of corporate penghasilan badan ( ) ( ) ( ) income taxes Laba sebelum perubahan Profit before changes in dalam aset dan liabilitas operating assets and operasi liabilities Perubahan dalam aset dan liabilitas operasi: Changes in operating assets and liabilities: Penurunan (kenaikan) Decrease (increase) aset operasi: in operating assets: Penempatan pada Placements with other banks bank lain yang jatuh tempo with maturities of more lebih dari 3 bulan than 3 months sejak tanggal perolehan from acquisition date Surat-surat berharga - (77.021) (26.872) - Marketable securities - diperdagangkan (17.841) (4.099) trading Surat-surat berharga - kredit Marketable securities - yang diberikan dan piutang (62.521) (87.486) loans and receivables Kredit yang diberikan ( ) ( ) ( ) Loans Tagihan akseptasi ( ) Acceptances receivable Aset lain-lain ( ) ( ) Other assets Kenaikan (penurunan) Increase (decrease) liabilitas operasi: in operating liabilities: Liabilitas segera (58.596) ( ) Liabilities immediately payable Simpanan nasabah: Deposits from customers: Giro ( ) Demand deposits Tabungan Savings deposits Deposito berjangka (79.207) Time deposits Simpanan dari bank lain ( ) ( ) Deposits from other banks Liabilitas akseptasi ( ) (22.622) Acceptances payable Utang pajak (2.656) Taxes payable Liabilitas lain-lain (11.043) Other liabilities Kas neto diperoleh dari Netcashprovidedby (digunakan untuk) (used in) aktivitas operasi ( ) operating activities 412 Informasi Keuangan Entitas Induk 4/Parent 412 Entity Financial Information 4

435 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION LAPORAN ARUS KAS - ENTITAS INDUK (lanjutan) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 STATEMENTS OF CASH FLOWS - PARENT ENTITY (continued) For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS INVESTASI INVESTING ACTIVITIES Penerimaan dari penjualan Receipts from sale of surat-surat berharga marketable securities - yang tersedia untuk dijual available-for-sale Penerimaan dari surat-surat Receipts from matured berharga yang jatuh tempo marketable securities Pembelian surat-surat berharga Purchase of marketable yang tersedia untuk dijual, securities - available-for-sale, dimiliki hingga jatuh tempo, held-to-maturity, and dan biaya perolehan ( ) ( ) ( ) acquisition cost Penerimaan dari surat-surat Receipts from matured marketable berharga yang dibeli dengan janji securities purchased dijual kembali yang jatuh tempo with agreement to resell Pembayaran atas surat-surat Payments of marketable berharga yang dibeli dengan securities purchased janji dijual kembali ( ) ( ) ( ) with agreement to resell Pembelian aset tetap ( ) ( ) (47.591) Purchase of fixed assets Hasil penjualan aset tetap Proceeds from sale of fixed assets Pembelian piranti lunak (10.225) (16.046) (1.397) Purchase of software Kenaikan penyertaan saham ( ) - (6.380) Increase in investment in shares Kas neto digunakan untuk Net cash used in aktivitas investasi ( ) ( ) ( ) investing activities ARUS KAS DARI CASH FLOWS FROM AKTIVITAS PENDANAAN FINANCING ACTIVITIES Penerimaan dari surat-surat Receipts from marketable berharga yang dijual dengan securities sold with janji dibeli kembali agreement to repurchase Pembayaran atas jatuh tempo Payments of matured surat-surat berharga yang dijual marketable securities sold with dengan janji dibeli kembali ( ) ( ) ( ) agreement to repurchase Penerimaan dari pinjaman Proceeds from yang diterima borrowings Pembayaran pinjaman yang diterima ( ) ( ) ( ) Paymentofborrowings Pembagian dividen kas ( ) ( ) ( ) Distributions of cash dividends Eksekusi opsi kepemilikan Employees stock options saham oleh karyawan exercise Advance received for Penerimaan dana setoran modal future shares subscription Penerimaan modal Receipts from paid-up disetor dan capital and additional tambahan modal disetor dari paid-in capital arising Penawaran Umum from the Limited Public Terbatas III Offering III Penerimaan dari penerbitan Receipts from subordinated obligasi subordinasi bond issuance Kas neto (digunakan untuk) Net cash (used in) provided by diperoleh dari aktivitas pendanaan (59.961) financing activities 413 Informasi Keuangan Entitas Induk 4/Parent 413 Entity Financial Information 4

436 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION LAPORAN ARUS KAS - ENTITAS INDUK (lanjutan) Untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012 STATEMENTS OF CASH FLOWS - PARENT ENTITY (continued) For the Years Ended December 31, 2014, 2013, and 2012 Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal 31 Desember/Years Ended December 31, KENAIKAN (PENURUNAN) NET INCREASE NETO KAS (DECREASE) IN CASH DAN SETARA KAS ( ) AND CASH EQUIVALENTS Pengaruh perubahan kurs Effect of foreign currency mata uang asing (24.790) exchange rate changes CASH AND CASH KAS DAN SETARA KAS EQUIVALENTS AT AWAL TAHUN BEGINNING OF YEAR CASH AND CASH KAS DAN SETARA KAS EQUIVALENTS AT AKHIR TAHUN END OF YEAR Kas dan setara kas terdiri dari: Cash and cash equivalents consist of: Kas Cash Giro pada Bank Indonesia Current accounts with Bank Indonesia Giro pada bank lain Current accounts with other banks Penempatan pada Placements with Bank Indonesia and Bank Indonesia dan bank lain yang other banks with original maturities jatuh tempo dalam 3 bulan atau kurang of 3 months or less sejak tanggal perolehan from acquisition date Total Total 414 Informasi Keuangan Entitas Induk 4/Parent 414 Entity Financial Information 4

437 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS - PARENT ENTITY 1. KEBIJAKAN AKUNTANSI SIGNIFIKAN 1. SIGNIFICANT ACCOUNTING POLICIES Dasar penyusunan laporan keuangan tersendiri entitas induk Laporan keuangan tersendiri entitas induk disusun sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan ( PSAK ) No. 4 (Revisi 2009), Laporan Keuangan Konsolidasian dan Laporan Keuangan Tersendiri. PSAK No. 4 (Revisi 2009) mengatur dalam hal entitas memilih untuk menyajikan laporan keuangan tersendiri maka laporan tersebut hanya dapat disajikan sebagai informasi tambahan dalam laporan keuangan konsolidasian. Laporan keuangan tersendiri adalah laporan keuangan yang disajikan oleh entitas induk yang mencatat investasi pada entitas anak, entitas asosiasi, dan pengendalian bersama entitas berdasarkan kepemilikan ekuitas langsung bukan berdasarkan pelaporan hasil dan aset neto investee. Kebijakan akuntansi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan tersendiri entitas induk adalah sama dengan kebijakan akuntasi yang diterapkan dalam penyusunan laporan keuangan konsolidasian sebagaimana diungkapkan pada Catatan 2 atas laporan keuangan konsolidasian, kecuali untuk penyertaan pada entitas anak. Basis of preparation of the separate financial statements of the parent entity The separate financial statements of the parent entity are prepared in accordance with the Statement of Financial Accounting Standards ( PSAK ) No. 4 (Revised 2009), Consolidated and Separate Financial Statements. PSAK No. 4 (Revised 2009) regulates that when an entity elected to present the separate financial statements, such financial statements should be presented as supplementary information to the consolidated financial statements. Separate financial statements are those presented by a parent entity, in which the investments are accounted for on the basis of the direct equity interest rather than on the basis of the reported results and net assets of the investees. Accounting policies adopted in the preparation of the parent entity separate financial statements are the same as the accounting policies adopted in the preparation of the consolidated financial statements as disclosed in Note 2 to the consolidated financial statements, except for investments in subsidiaries. 415 Informasi Keuangan Entitas Induk 5/Parent 415 Entity Financial Information 5

438 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS - PARENT ENTITY 2. PENYERTAAN SAHAM 2. INVESTMENTS IN SHARES Informasi mengenai entitas anak yang dimiliki Bank diungkapkan pada Catatan 1c atas laporan keuangan konsolidasian. Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, entitas induk memiliki penyertaan saham berikut: Information pertaining to subsidiaries of the Bank is disclosed in Note 1c to the consolidated financial statements., parent entity has the following investments in shares: Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2014/ Year Ended December 31, 2014 Biaya perolehan Biaya Persentase 1 Jan. 2014/ perolehan Kepemilikan/ Acquisition 31 Des. 2014/ Nama entitas/ Percentage of cost Penambahan/ Pengurangan/ Carrying value Entity name ownership Jan. 1, 2014 Additions Deductions Dec. 31, 2014 PT Bank Syariah Bukopin 86,82% PT Bukopin Finance 88,25% Total Akumulasi amortisasi dan penurunan nilai goodwil/accumulated amortization and impairment losses of goodwill ( ) Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2013/ Year Ended December 31, 2013 Biaya perolehan Biaya Persentase 1 Jan. 2013/ perolehan Kepemilikan/ Acquisition 31 Des. 2013/ Nama entitas/ Percentage of cost Penambahan/ Pengurangan/ Carrying value Entity name ownership Jan. 1, 2013 Additions Deductions Dec. 31, 2013 PT Bank Syariah Bukopin 77,57% PT Bukopin Finance 88,25% Tota Akumulasi amortisasi dan penurunan nilai goodwil/accumulated amortization and impairment losses of goodwill (86.708) Informasi Keuangan Entitas Induk 5/Parent 416 Entity Financial Information 5

439 The original parent entity financial information included herein is in the Lampiran INFORMASI KEUANGAN ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut Appendix PARENT ENTITY FINANCIAL INFORMATION CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN - ENTITAS INDUK dan untuk Tahun yang Berakhir pada Tanggal-Tanggal Tersebut NOTES TO THE FINANCIAL STATEMENTS - PARENT ENTITY 2. PENYERTAAN SAHAM 2. INVESTMENTS IN SHARES Pada tanggal-tanggal 31 Desember 2014, 2013, dan 2012, entitas induk memiliki penyertaan saham berikut (lanjutan):, parent entity has the following investments in shares (continued): Tahun yang Berakhir pada Tanggal 31 Desember 2012/ Year Ended December 31, 2012 Biaya perolehan Biaya Persentase 1 Jan. 2012/ perolehan Kepemilikan/ Acquisition 31 Des. 2013/ Nama entitas/ Percentage of cost Penambahan/ Pengurangan/ Carrying value Entity name ownership Jan. 1, 2012 Additions Deductions Dec. 31, 2013 PT Bank Syariah Bukopin 77,57% PT Bukopin Finance 88,25% Tota Akumulasi amortisasi dan penurunan nilai goodwil/accumulated amortization and impairment losses of goodwill (86.708) Informasi Keuangan Entitas Induk 5/Parent 417 Entity Financial Information 5

440 Halaman ini sengaja dikosongkan 418

441 XVII. KETERANGAN TENTANG OBLIGASI SUBORDINASI 1. UMUM Obligasi Subordinasi dengan jumlah pokok sebanyak-banyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) dengan ketentuan: 1. Sebesar Rp (tiga ratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan penuh ( ), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. 2. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp (seratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan terbaik ( ), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik ( ) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. yang saat ini diterbitkan bernama "Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015" yang akan ditawarkan pada tanggal 25 Juni Emisi Obligasi Subordinasi hanya akan dilakukan setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif. Penjelasan Obligasi Subordinasi yang akan diuraikan di bawah ini merupakan pokok-pokok dari Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi dan bukan merupakan salinan selengkapnya dari seluruh syarat dan ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi tersebut. Obligasi Subordinasi diterbitkan tanpa warkat, kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi sebagai bukti Utang yang diterbitkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi pada tanggal diserahkannya Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi oleh Perseroan kepada KSEI, yang selanjutnya disimpan dalam penitipan kolektif KSEI. Obligasi Subordinasi didaftarkan dalam Penitipan Kolektif KSEI sesuai dengan Perjanjian Pendaftaran Obligasi Subordinasi Pada Penitipan Kolektif. Obligasi Subordinasi dapat diperdagangkan dalam Satuan Pemindahbukuan dan perpindahan hak kepemilikan Obligasi Subordinasi hanya dapat dilakukan dengan cara pemindahbukuan Obligasi Subordinasi dari satu Rekening Efek ke Rekening Efek lainnya oleh KSEI, Perusahaan Efek atau Bank Kustodian. KSEI merupakan suatu badan hukum yang bertugas mengadministrasikan penyimpanan Obligasi Subordinasi berdasarkan Perjanjian Pendaftaran Obligasi Pada Penitipan Kolektif dan bertugas sebagai Agen Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran. Pada tanggal jatuh tempo, Obligasi Subordinasi ini akan dilunasi dengan nilai yang sama dengan Jumlah Pokok yang tertera pada Konfirmasi Tertulis yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi, dengan tidak mengurangi status Obligasi Subordinasi sebagaimana yang dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan. Pelunasan pokok maupun pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi akan dilakukan oleh KSEI, selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi Subordinasi melalui Pemegang Rekening. KSEI akan mendistribusikan pelunasan pokok dan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi kepada Pemegang Rekening di KSEI melalui Rekening Efeknya secara otomatis dengan pengkreditan rekening pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan Tanggal Pembayaran Bunga. Apabila tanggal pembayaran oleh KSEI jatuh pada bukan Hari Bursa, maka pembayaran akan dilakukan pada Hari Bursa berikutnya. Konfirmasi Tertulis yang merupakan laporan konfirmasi tertulis dan/atau laporan saldo Obligasi Subordinasi dalam Rekening Efek yang diterbitkan oleh KSEI kepada Pemegang Obligasi Subordinasi melalui Pemegang Rekening dan/atau yang diterbitkan oleh Bank Kustodian dan/atau oleh Perusahaan Efek kepada Pemegang Obligasi Subordinasi dan Konfirmasi Tertulis ini menjadi dasar untuk pembayaran bunga dan/atau pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan hak-hak lain yang berkaitan dengan Obligasi Subordinasi. 2. JUMLAH POKOK, HARGA PENAWARAN, BUNGA DAN SATUAN PEMINDAHBUKUAN Jumlah Pokok Obligasi Subordinasi Seluruh jumlah pokok Obligasi Subordinasi yang akan dikeluarkan sebanyak-banyaknya sebesar Rp (empat ratus miliar Rupiah) dengan ketentuan: 1. Sebesar Rp (tiga ratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan penuh ( ), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. 2. Sebanyak-banyaknya sebesar Rp (seratus miliar Rupiah) yang dijamin dengan kesanggupan terbaik ( ), dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun dengan jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi. Bila jumlah dalam kesanggupan terbaik ( ) tidak terjual sebagian atau seluruhnya, maka atas sisa yang tidak terjual tersebut tidak menjadi kewajiban Perseroan untuk menerbitkan Obligasi Subordinasinya. 419

442 Harga Penawaran Obligasi Subordinasi Obligasi Subordinasi ditawarkan dengan nilai 100,00% (seratus persen) dari jumlah pokok Obligasi Subordinasi. Satuan Perdagangan Obligasi adalah sebesar Rp ,- (lima juta Rupiah) dan kelipatannya. Bunga Obligasi Subordinasi Obligasi Subordinasi jangka waktu 7 (tujuh) tahun terhitung sejak Tanggal Emisi dengan tingkat bunga sebesar 12,00% (dua belas koma nol nol persen) per tahun. Bunga Obligasi Subordinasi dibayarkan setiap triwulan, sesuai dengan tanggal pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi. Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi pertama akan dilakukan pada tanggal 30 September 2015 sedangkan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi terakhir sekaligus jatuh tempo Obligasi Subordinasi adalah pada tanggal 30 Juni Bunga Obligasi Subordinasi dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat terhitung sejak tanggal emisi, di mana 1 (satu) bulan dihitung 30 (tiga puluh) hari dan 1 (satu) tahun dihitung 360 (tiga ratus enam puluh) hari. Bunga Obligasi Subordinasi akan dibayarkan oleh Perseroan kepada Pemegang Obligasi Subordinasi melalui Pemegang Rekening di KSEI selaku Agen Pembayaran pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi. Jadwal pembayaran pokok dan bunga untuk masing-masing seri Obligasi Subordinasi adalah sebagaimana tercantum dalam tabel dibawah ini: Bunga ke Tanggal Bunga ke Tanggal Bunga ke Tanggal Bunga ke Tanggal 1 30 September Juni Maret Desember Desember September Juni Maret Maret Desember September Juni Juni Maret Desember September September Juni Maret Desember Desember September Juni Maret Maret Desember September Juni 2022 Satuan Pemindahbukuan Satuan pemindahbukuan adalah sebesar Rp1 (satu Rupiah) atau kelipatannya. 3. JANGKA WAKTU DAN JATUH TEMPO OBLIGASI SUBORDINASI Jangka waktu Obligasi Subordinasi adalah 7 (tujuh) tahun sejak Tanggal Emisi. Obligasi Subordinasi akan jatuh tempo dan harus dilunasi dengan harga yang sama dengan Jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang tertulis pada Konfirmasi Tertulis dan Jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang tercantum pada Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi, yaitu pada tanggal 30 Juni JAMINAN Obligasi Subordinasi ini tidak dijamin dengan suatu agunan khusus, baik oleh Perseroan maupun Anak Perusahaan mengikuti ketentuan Pasal 19 ayat (1) huruf f Peraturan Bank Indonesia Nomor 15/12/PBI/2013 tentang Kewajiban Penyediaan Modal Minimum Bank Umum. Hak Pemegang Obligasi Subordinasi adalah tanpa preferen dengan hak-hak kreditur Perseroan lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. DANA PELUNASAN OBLIGASI SUBORDINASI ( ) Perseroan tidak menyelenggarakan penyisihan dana untuk Obligasi Subordinasi dengan pertimbangan untuk mengoptimalkan penggunaan dana hasil Emisi sesuai dengan tujuan rencana penggunaan dana Emisi. 6. PEMBATASAN-PEMBATASAN DAN KEWAJIBAN-KEWAJIBAN PERSEROAN Selama berlakunya jangka waktu Obligasi Subordinasi dan sebelum dilunasinya semua Pokok Obligasi Subordinasi dan Bunga Obligasi Subordinasi, Perseroan berjanji dan mengikatkan diri sebagai berikut : 6.1 Tanpa persetujuan tertulis dari Wali Amanat, persetujuan mana tidak akan ditolak tanpa alasan yang wajar dalam waktu 14 (empat belas) Hari Kalender sejak permohonan persetujuan tersebut diterima dan dokumen dianggap lengkap oleh Wali Amanat dan jika jawaban Wali Amanat atas permohonan persetujuan tersebut tidak diperoleh dalam jangka waktu 14 (empat belas) Hari Kalender sejak permohonan persetujuan tersebut diterima dan dokumen dianggap lengkap oleh Wali Amanat, maka izin tersebut dianggap telah diberikan, Perseroan dilarang melakukan tindakan-tindakan sebagai berikut: a. Mengagunkan sebagian maupun seluruh pendapatan atau harta kekayaan Perseroan yang ada pada saat ini maupun di masa yang akan datang di luar kegiatan usaha Perseroan; 420

443 b. Melaksanakan pengubahan bidang usaha utama dan/atau memberikan ijin atau persetujuan kepada entitas anak (jika ada) untuk mengadakan pengubahan bidang usaha utamanya; c. Mengurangi modal dasar dan modal disetor, kecuali dalam hal pengurangan tersebut dilakukan berdasarkan permintaan dan/atau perintah dari Pemerintah Republik Indonesia dan/atau otoritas yang berwenang (termasuk tetapi tidak terbatas pada BI dan Menteri Keuangan Republik Indonesia); d. Mengadakan penggabungan, konsolidasi, akuisisi dengan perusahaan lain yang menyebabkan bubarnya Perseroan, atau yang akan mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan usaha Perseroan, atau mengijinkan entitas anak (jika ada) untuk melakukan penggabungan, konsolidasi dan/atau akuisisi dengan perusahaan lain yang menyebabkan bubarnya entitas anak (jika ada) atau yang akan mempunyai akibat negatif terhadap kelangsungan usaha entitas anak (jika ada) kecuali sepanjang dilakukan sesuai dengan ketentuan sebagai berikut : i. Semua syarat dan kondisi Obligasi Subordinasi dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan dokumen lain yang berkaitan tetap berlaku dan mengikat sepenuhnya perusahaan penerus ( ), dan dalam hal Perseroan bukan merupakan perusahaan penerus, maka seluruh kewajiban Obligasi Subordinasi telah dialihkan secara sah kepada perusahaan penerus, dan perusahaan penerus tersebut memiliki aktiva dan kemampuan yang memadai untuk menjamin pembayaran Obligasi Subordinasi; ii. Perusahaan penerus tersebut salah satu bidang usahanya adalah bergerak dalam bidang perbankan. e. Melakukan penjualan atau pengalihan aktiva tetap milik Perseroan kepada pihak manapun, baik seluruhnya atau sebagian besar/melebihi 50 % (lima puluh persen) dari dari seluruh aktiva tetap milik Perseroan berdasarkan laporan keuangan terakhir yang diaudit, dalam satu transaksi atau gabungan transaksi dalam 1 (satu) tahun berjalan. Penjualan atau pengalihan aktiva melebihi 50 % (lima puluh persen) tersebut dapat dilakukan oleh Perseroan, dengan ketentuan Perseroan wajib mengganti aktiva yang dijual atau dialihkan tersebut sebesar nilai aktiva yang dijual atau dialihkan tersebut paling lambat telah tercantum dalam laporan keuangan audited berikutnya, dan hal tersebut termasuk alasannya wajib diberitahukan oleh Perseroan kepada Wali Amanat paling lambat 10 (sepuluh) Hari Kerja sebelum penjualan atau pengalihan aktiva tersebut dilakukan. f. Memberi pinjaman kepada pihak lain dan mengijinkan entitas anak (jika ada) memberi pinjaman kepada pihak lain, kecuali: (i) pinjaman yang dilakukan dalam rangka kegiatan usaha sehari-hari Perseroan atau Anak Perusahaan (ii) pinjaman yang telah ada sebelum ditandatanganinya Perjanjian Perwaliamanatan, (iii) dilakukan sehubungan dengan kegiatan yang sesuai dengan bidang usahanya atau sehubungan dengan pembangunan fasilitas usaha Perseroan dan/atau entitas anak atau mengijinkan entitas anak memberikan pinjaman kepada pihak manapun, sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia. 6.2 Perseroan berkewajiban untuk: a. Memelihara pada setiap saat keadaan keuangan Perseroan berada dalam keadaan yang tercantum dalam laporan keuangan konsolidasi tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di OJK dan/atau laporan keuangan tengah tahunan yang tidak diaudit dan/atau laporan keuangan triwulanan yang tidak diaudit yang diserahkan kepada Wali Amanat dalam kondisi sehat sesuai dengan ketentuan BI. b. Mempertahankan tingkat kesehatan Perseroan minimal berada dalam peringkat komposit 3 (tiga) yang tergolong "Cukup Baik", sesuai penilaian internal berdasarkan ketentuan BI. c. Memenuhi semua ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan. d. Menyetorkan dana yang sudah tersedia ( ) jumlah-jumlah uang untuk pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi yang jatuh tempo selambat-lambatnya 1 (satu) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi. - Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dilakukan kepada Agen Pembayaran melalui rekening Perseroan dan menyerahkan fotocopy bukti transfer kepada Wali Amanat pada hari yang sama. Apabila lewat tanggal jatuh tempo pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi, Perseroan belum menyerahkan dana-dana tersebut, maka Perseroan harus membayar denda atas kelalaian membayar jumlah Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau melunasi Pokok Obligasi Subordinasi sebesar 1,5 % (satu koma lima persen) per tahun di atas tingkat Bunga Obligasi Subordinasi atas jumlah yang terutang. - Denda tersebut dihitung berdasarkan jumlah hari yang lewat dengan perhitungan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender. - Menyetorkan dana ( ) yang diperlukan untuk pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi yang jatuh tempo paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi kepada Agen Pembayaran dan menyerahkan kepada Wali Amanat fotokopi bukti penyetoran dana tersebut pada hari yang sama; apabila lewat jatuh tempo Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi, Perseroan belum menyetorkan sejumlah uang tersebut diatas, maka Perseroan harus membayar Denda. - Kewajiban penyetoran dana yang diperlukan untuk pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi sebagaimana diatur di atas, dilaksanakan dengan memperhatikan Pasal 19 ayat (1) butir b PBI Nomor: 15/12/PBI/2013, yang mensyaratkan persetujuan Bank Indonesia untuk pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan ketentuan Pasal 19 ayat (1) butir e PBI Nomor: 15/12/PBI/2013, yaitu bahwa penyetoran dana untuk pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi ditangguhkan dan diakumulasi antara periode ( ), apabila pembayaran dimaksud dapat menyebabkan rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum secara individual atau rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum secara konsolidasi tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, Pasal 3, dan Pasal 7 PBI Nomor:15/12/PBI/2013. e. Jika Wali Amanat membutuhkan informasi mengenai operasional dan keadaan keuangan Perseroan dan hal lain-lain sepanjang terkait dengan tugas Wali Amanat, maka Perseroan wajib menyampaikan informasi yang dibutuhkan tersebut secara tertulis selambat-lambatnya 14 (empat belas) Hari Kerja setelah diterimanya permohonan secara tertulis dari Wali Amanat. 421

444 f. Segera memberitahukan kepada Wali Amanat secara tertulis dalam waktu 10 (sepuluh) Hari Kerja sejak terjadinya hal-hal sebagai berikut: i. Setiap kejadian atau keadaan yang dapat mempunyai pengaruh penting dan buruk atas jalannya usaha atau operasi atau keadaan keuangan Perseroan dan entitas anak serta pemenuhan kewajiban Perseroan dalam rangka penerbitan Obligasi Subordinasi ini; ii. Setiap pengubahan anggaran dasar, susunan Direksi dan Komisaris, pembagian dividen, perubahan susunan pemegang saham Perseroan (dengan kepemilikan di atas 25% (dua puluh lima Persen) dan diikuti dengan penyerahan iii. akta-akta keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Perseroan, setelah akta-akta tersebut diterima oleh Perseroan. Perkara pidana, perdata, kepailitan, administrasi dan perburuhan yang dihadapi Perseroan dan/atau entitas anak (jika ada) yang secara material mempengaruhi kelangsungan usaha Perseroan dan/atau entitas anak (jika ada), selain dari yang telah ada sebelum ditandatanganinya Perjanjian Perwaliamanatan. g. Menyampaikan kepada Wali Amanat: i. Salinan dari laporan-laporan termasuk laporan-laporan yang berkaitan dengan aspek keterbukaan informasi sesuai dengan ketentuan yang berlaku di bidang Pasar Modal yang disampaikan kepada OJK, Bursa Efek dan KSEI, salinan dari pemberitahuan atau surat edaran kepada pemegang saham dalam waktu paling lambat 2 (dua) Hari Kerja setelah laporan-laporan tersebut diserahkan kepada pihak yang disebutkan di atas; ii. iii. Salinan resmi akta dan perjanjian yang dibuat sehubungan dengan penerbitan Obligasi Subordinasi dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja setelah diterimanya salinan tersebut oleh Perseroan; Laporan keuangan tahunan yang telah diaudit oleh akuntan publik yang terdaftar di OJK disampaikan bersamaan dengan penyerahan laporan ke OJK; iv. Laporan keuangan tengah tahunan disampaikan bersamaan dengan penyerahan laporan ke OJK; v. Laporan keuangan triwulanan disampaikan bersamaan dengan penyerahan laporan ke OJK. h. Segera memberikan pemberitahuan tertulis kepada Wali Amanat tentang terjadinya kelalaian sebagaimana tersebut dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan atau adanya pemberitahuan mengenai kelalaian yang diberikan oleh kreditur Perseroan. Pemberitahuan tertulis tersebut wajib disampaikan kepada Wali Amanat selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sejak timbulnya kelalaian tersebut; i. Memelihara sistem akuntansi dan pengawasan biaya sesuai dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan yang berlaku di Indonesia dan memelihara buku-buku dan catatan-catatan lain yang cukup untuk menggambarkan dengan tepat keadaan keuangan Perseroan dan hasil operasionalnya sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum dan diterapkan secara konsisten dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku; j. Memperoleh, mematuhi segala ketentuan dan melakukan hal-hal yang diperlukan untuk menjaga tetap berlakunya segala kuasa, ijin dan persetujuan (baik dari pemerintah ataupun lainnya) dan dengan segera memberikan laporan dan masukan serta melakukan hal-hal yang diwajibkan peraturan perundang-undangan Republik Indonesia sehingga Perseroan dapat secara sah menjalankan kewajibannya berdasarkan setiap Dokumen Emisi dalam mana Perseroan menjadi salah satu pihaknya atau memastikan keabsahan, keberlakuan, dapat dilaksanakannya setiap Dokumen Emisi di Republik Indonesia; k. Memelihara asuransi-asuransi yang sudah berjalan dan berhubungan dengan kegiatan usaha dan harta kekayaan Perseroan pada perusahaan asuransi yang bereputasi baik terhadap segala risiko yang biasa dihadapi oleh perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha yang sama dengan Perseroan; l. Membayar kewajiban pajak atau bea lainnya yang menjadi beban Perseroan dalam menjalankan usahanya sebagaimana mestinya; m. Melakukan pemeringkatan ulang atas Obligasi Subordinasi sesuai dengan Peraturan Nomor: IX.C.11 tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: kep-712/bl/2012 tanggal 26 Desember 2012 berikut pengubahannya dan/atau pengaturan lainnya yang wajib dipatuhi oleh Perseroan. 7. KELALAIAN PERSEROAN 7.1 Kelalaian atau cidera janji yang dimaksud adalah salah satu atau lebih dari kejadian-kejadian atau hal-hal tersebut dibawah ini: a. Perseroan lalai membayar kepada Pemegang Obligasi Subordinasi, Pokok Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau atas Bunga Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi; atau b. Perseroan lalai melaksanakan atau tidak mentaati dan/atau melanggar salah satu atau lebih ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan yang secara material berakibat negatif terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajibannya berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan; atau c. Perseroan diberikan penundaan kewajiban pembayaran Utang oleh badan peradilan yang berwenang; atau d. Pengadilan atau instansi pemerintah yang berwenang telah menyita atau mengambil alih dengan cara apapun juga semua atau sebagian besar (lebih dari 50 % (lima puluh persen)) harta kekayaan Perseroan atau telah mengambil tindakan yang menghalangi Perseroan untuk menjalankan sebagian besar atau seluruh usahanya sehingga mempengaruhi secara material kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau e. Keterangan-keterangan dan jaminan-jaminan Perseroan tentang keadaan atau status korporasi atau keuangan Perseroan dan/atau pengelolaan Perseroan secara material tidak sesuai dengan kenyataan atau tidak benar adanya, termasuk pernyataan dan jaminan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 13 Perjanjian Perwaliamanatan; atau f. Sebagian besar hak, ijin dan persetujuan lainnya dari BI atau lembaga otoritas keuangan lain yang dimiliki Perseroan dibatalkan atau dinyatakan tidak sah, atau Perseroan tidak mendapat ijin atau persetujuan yang disyaratkan oleh ketentuan hukum yang berlaku, yang secara material berakibat negatif terhadap kelangsungan usaha Perseroan dan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau 422

445 g. Perseroan dinyatakan lalai sehubungan dengan perjanjian hutang antara Perseroan dengan salah satu krediturnya ( ) yang berupa pinjaman ( ), yang mana dapat memberikan pengaruh negaruf secara material bagi kegiatan usaha ataupun kepemilikan atas aset-aset Perseroan), baik yang telah ada sekarang maupun yang akan ada dikemudian hari, dimana kelalaian tersebut terbukti dengan adanya surat atau pernyataan tertulis dari kreditur yang meminta agar jumlah yang terhutang oleh Perseroan berdasarkan perjanjian hutang tersebut seluruhnya menjadi dapat segera ditagih oleh kreditur yang bersangkutan sebelum waktunya untuk membayar kembali (akselerasi pembayaran kembali), yang apabila dibayarkan akan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan; atau h. Perseroan berdasarkan perintah pengadilan yang mempunyai kekuatan hukum tetap ( ) diharuskan membayar sejumlah dana kepada pihak ketiga yang apabila dibayarkan akan mempengaruhi secara material terhadap kemampuan Perseroan untuk memenuhi kewajiban-kewajiban yang ditentukan dalam Perjanjian Perwaliamanatan. 7.2 Apabila Perseroan dibubarkan karena sebab apapun atau terdapat putusan pailit, Wali Amanat berhak tanpa memanggil RUPOS bertindak mewakili kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi dan mengambil keputusan yang dianggap menguntungkan bagi Pemegang Obligasi Subordinasi dan untuk itu Wali Amanat dibebaskan dari segala tindakan dan tuntutan oleh Pemegang Obligasi Subordinasi. Dalam hal ini Obligasi Subordinasi menjadi jatuh tempo dengan sendirinya. 7.3 Ketentuan-ketentuan dalam point 7.1 dan 7.2 diatas dapat tidak berlaku apabila telah terjadi peristiwa Force Majeure, dengan ketentuan apabila tidak tercapai kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat tentang Force Majeure sebagaimana dimaksud dalam definisi dalam ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan, maka keputusan tentang peristiwa Force Majeure tersebut akan dilakukan oleh RUPOS. 8. RAPAT UMUM PEMEGANG OBLIGASI SUBORDINASI (RUPOS) Untuk penyelenggaraan RUPOS, korum yang disyaratkan, hak suara dan pengambilan keputusan berlaku ketentuan di bawah ini tanpa mengurangi ketentuan dalam peraturan Pasar Modal dan ketentuan peraturan perundang-undangan lainnya yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek dimana Obligasi Subordinasi dicatatkan: 8.1 RUPOS diselenggarakan pada setiap waktu menurut ketentuan Pasal ini, antara lain untuk maksud sebagai berikut: a. Menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan dan/atau kepada Wali Amanat atau untuk memberikan pengarahan kepada Wali Amanat atau untuk menyetujui sesuatu kelonggaran waktu atas suatu kelalaian menurut Perjanjian Perwaliamanatan atau akibatnya atau untuk mengambil tindakan lain; b. Memberhentikan Wali Amanat dan menunjuk pengganti Wali Amanat menurut ketentuan-ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan; c. Mengambil tindakan lain yang dikuasakan untuk diambil oleh atau atas nama Pemegang Obligasi Subordinasi termasuk tetapi tidak terbatas pada merubah Perjanjian Perwaliamanatan dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku atau menentukan potensi kelalaian yang dapat menyebabkan terjadinya kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan dan Peraturan Bapepam dan LK nomor : VI.C.4 tentang Ketentuan Umum Dan Kontrak Perwaliamanatan Efek Bersifat Utang yang dimuat dalam Lampiran Keputusan Ketua OJK Nomor Kep-412/BL/2010 tanggal 6 (enam) September 2010 (dua ribu sepuluh); d. mengambil keputusan sehubungan dengan usulan Perseroan atau Pemegang Obligasi Subordinasi mengenai perubahan jangka waktu Obligasi Subordinasi, jumlah Pokok Obligasi Subordinasi, tingkat Bunga Obligasi Subordinasi, perubahan tata cara atau periode pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi, persyaratan dan ketentuan-ketentuan lain dari Perjanjian Perwaliamanatan; e. mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya kejadian kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Perjanjian Perwaliamanatan termasuk untuk menyetujui suatu kelonggaran waktu atas suatu kelalaian dan akibat-akibatnya, atau untuk mengambil tindakan lain sehubungan dengan kelalaian; f. Wali Amanat bermaksud mengambil tindakan lain yang tidak dikuasakan atau tidak termuat dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau berdasarkan peraturan perundang-undangan. 8.2 Dengan memperhatikan peraturan di bidang Pasar Modal, RUPOS dapat diselenggarakan bilamana: a. Pemegang Obligasi Subordinasi baik sendiri maupun secara bersama-sama yang mewakili sedikitnya 20% (dua puluh persen) dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih terutang di luar dari jumlah Obligasi Subordinasi yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan, berhak untuk mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat agar diselenggarakan RUPOS dengan melampirkan asli KTUR. Permintaan tertulis dimaksud harus memuat agenda yang diminta, dengan ketentuan sejak diterbitkannya KTUR tersebut, Obligasi Subordinasi yang dimiliki oleh Pemegang Obligasi Subordinasi yang mengajukan permintaan tertulis lepada Wali Amanat akan dibekukan oleh KSEI sejumlah Obligasi Subordinasi yang tercantum dalam KTUR tersebut. Pencabutan pembekuan Obligasi Subordinasi oleh KSEI tersebut hanya dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan secara tertulis dari Wali Amanat. b. Wali Amanat atau OJK menganggap perlu untuk menyelenggarakan RUPOS. 8.3 Wali Amanat harus melakukan pemanggilan untuk RUPOS dan menyelenggarakan RUPOS, selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) Hari Kalender sejak tanggal diterimanya surat permintaan tersebut. Dalam hal Wali Amanat menolak permohonan Pemegang Obligasi Subordinasi atau Perseroan untuk mengadakan RUPOS, maka Wali Amanat harus memberitahukan secara tertulis alasan penolakan tersebut kepada pemohon dengan tembusannya kepada OJK, selambat-lambatnya 14 (empat belas) Hari Kerja setelah diterimanya surat permohonan. 423

446 8.4 Tata Cara RUPOS: a. RUPOS dapat diselenggarakan di tempat kedudukan Perseroan atau di tempat lain dimana Obligasi Subordinasi dicatatkan atau tempat lain yang disepakati oleh Perseroan dan Wali Amanat. b. Pengumuman RUPOS wajib dilakukan melalui 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam jangka waktu paling lambat 14 (empat belas) Hari sebelum pemanggilan RUPOS. c. Pemanggilan RUPOS wajib dilakukan paling lambat 14 (empat belas) Hari Kalender sebelum diselenggarakannya RUPOS melalui 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman dan tanggal diselenggarakannya RUPOS. Pemanggilan RUPOS kedua atau ketiga dilakukan paling lambat 7 (tujuh) Hari Kalender sebelum diselenggarakannya RUPOS kedua atau ketiga melalui 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional, dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal diselenggarakannya RUPOS kedua atau ketiga, dan disertai informasi bahwa RUPOS pertama atau kedua telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum. RUPOS kedua atau ketiga diselenggarakan paling cepat 14 (empat belas) Hari Kalender dan paling lama 21 (dua puluh satu) Hari Kalender dari RUPOS pertama atau kedua. d. Pemanggilan RUPOS harus dengan tegas memuat rencana RUPOS dan mengungkapkan informasi antara lain : tanggal, tempat, dan waktu penyelenggaraan RUPOS; agenda RUPOS; pihak yang mengajukan usulan diselenggarakannya RUPOS; Pemegang Obligasi Subordinasi yang berhak hadir dan memiliki suara dalam RUPOS; dan kuorum yang diperlukan untuk penyelenggaraan dan pengambilan keputusan RUPOS. e. RUPOS dipimpin dan diketuai oleh Wali Amanat dan Wali Amanat diwajibkan untuk mempersiapkan acara RUPOS dan bahan-bahan RUPOS serta menunjuk Notaris yang harus membuat berita acara RUPOS. Dalam hal penggantian Wali Amanat yang diminta oleh Perseroan atau Pemegang Obligasi Subordinasi, RUPOS dipimpin oleh Perseroan atau wakil Pemegang Obligasi Subordinasi yang meminta diadakannya RUPOS, dan Perseroan atau Pemegang Obligasi Subordinasi yang meminta diadakannya RUPOS tersebut harus mempersiapkan acara RUPOS dan bahan-bahan RUPOS serta menunjuk Notaris yang akan membuat berita acara RUPOS. f. Pemegang Obligasi Subordinasi yang berhak hadir dalam RUPOS adalah Pemegang Obligasi Subordinasi yang memiliki KTUR dan namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening yang diterbitkan oleh KSEI 3 (tiga) Hari Bursa sebelum tanggal penyelenggaraan RUPOS. g. Pemegang Obligasi Subordinasi yang menghadiri RUPOS wajib memperlihatkan asli KTUR kepada Wali Amanat. h. Satuan Pemindahbukuan Obligasi Subordinasi adalah sebesar Rp1,00 (satu Rupiah) atau kelipatannya. Satu Satuan Pemindahbukuan Obligasi Subordinasi mempunyai hak untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. Suara dikeluarkan dengan tertulis dan ditandatangani dengan menyebutkan nomor KTUR, kecuali Wali Amanat memutuskan lain. i. Suara blanko, abstain dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan, termasuk Obligasi Subordinasi yang dimiliki oleh Perseroan dan/atau Afiliasi. j. Seluruh Obligasi Subordinasi yang disimpan di KSEI dibekukan sehingga Obligasi Subordinasi tersebut tidak dapat dipindahbukukan sejak 3 (tiga) Hari Kerja sebelum tanggal penyelenggaraan RUPOS sampai dengan tanggal berakhirnya RUPOS, yang dibuktikan dengan adanya pemberitahuan dari Wali Amanat atau setelah memperoleh persetujuan dari Wali Amanat. Transaksi Obligasi Subordinasi yang penyelesaiannya jatuh pada tanggal-tanggal tersebut, ditunda penyelesaiannya sampai 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal pelaksanaan RUPOS. k. Selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja sebelum diselenggarakannya RUPOS, Perseroan wajib melaporkan kepada Wali Amanat seluruh jumlah Obligasi Subordinasi yang dimiliki Perseroan dan/atau Afiliasi Perseroan. l. Pada saat pelaksanaan RUPOS: i Perseroan wajib menyerahkan surat pernyataan mengenai Obligasi Subordinasi yang dimiliki Perseroan dan/atau ii Afiliasi Perseroan; dan Pemegang Obligasi Subordinasi atau kuasa Pemegang Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS wajib membuat surat pernyataan mengenai Obligasi Subordinasi yang dimilikinya baik yang terafiliasi dengan Perseroan maupun yang tidak terafiliasi dengan Perseroan. m. Kecuali biaya-biaya yang terjadi sebagai akibat pengunduran diri Wali Amanat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3.9 Perjanjian Perwaliamanatan, biaya pemasangan iklan untuk pengumuman, pemanggilan dan pengumuman hasil RUPOS serta semua biaya penyelenggaraan RUPOS termasuk akan tetapi tidak terbatas pada biaya Notaris dan sewa ruangan untuk penyelenggaraan RUPOS dibebankan kepada dan menjadi tanggung jawab Perseroan dan wajib dibayarkan kepada Wali Amanat paling lambat 7 (tujuh) Hari Kerja setelah permintaan biaya tersebut diterima oleh Perseroan dari Wali Amanat; n. Atas penyelenggaraan RUPOS wajib dibuatkan berita acara RUPOS yang dibuat oleh Notaris sebagai alat bukti yang sah dan mengikat Pemegang Obligasi Subordinasi, Wali Amanat dan Perseroan. Wali Amanat wajib mengumumkan hasil RUPOS dalam 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran nasional dalam waktu 7 (tujuh) Hari Kerja setelah tanggal diselenggarakannya RUPOS. o. Dalam hal Obligasi Subordinasi dimiliki oleh Afiliasi Perseroan, maka suaranya tidak diperhitungkan dalam korum kehadiran dalam RUPOS dan tidak memiliki hak suara dalam mengambil keputusan. 8.5 RUPOS untuk memutuskan perubahan Perjanjian Perwaliamanatan, dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut: a. Bila RUPOS dimintakan oleh Perseroan maka wajib diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut : i. dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. ii. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam butir (i) diatas tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPOS kedua. 424

447 iii. RUPOS kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS, dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. iv. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam butir (iii) di atas tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPOS ketiga. v. RUPOS ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS, dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. b. Bila RUPOS dimintakan oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau Wali Amanat maka wajib diselenggarakan dengan ketentuan sebagai berikut: i. dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. ii. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam butir (i) diatas tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPOS kedua. iii. RUPOS kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS, dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. iv. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam butir (iii) diatas tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPOS ketiga. v. RUPOS ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. c. Bila RUPOS dimintakan oleh OJK maka wajib diselenggarakan dengan ketentuan kuorum kehadiran dan keputusan sebagai berikut: i. dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS, dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan ii. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam butir (i) diatas tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPOS kedua. iii. RUPOS kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 1/2 (satu perdua) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS, dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. iv. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam butir (iii) di atas tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPOS ketiga. v. RUPOS ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. 8.6 RUPOS yang diadakan untuk tujuan selain memutuskan perubahan Perjanjian Perwaliamanatan, diselenggarakan dengan ketentuan kuorum kehadiran dan keputusan sebagai berikut: a. dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS, dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. b. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf a di atas tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPOS kedua. c. RUPOS kedua dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga perempat) dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat apabila disetujui paling sedikit 3/4 (tiga perempat) dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang hadir dalam RUPOS, dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. d. dalam hal kuorum kehadiran sebagaimana dimaksud dalam huruf c di atas tidak tercapai, maka wajib diadakan RUPOS ketiga. e. RUPOS ketiga dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh Pemegang Obligasi Subordinasi atau diwakili paling sedikit 3/4 (tiga per empat) dari jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang masih belum dilunasi dan berhak mengambil keputusan yang sah dan mengikat berdasarkan keputusan suara terbanyak, dengan memperhatikan ayat 10.4 huruf i Perjanjian Perwalimanatan. 425

448 8.7 Perseroan, Wali Amanat dan Pemegang Obligasi harus tunduk, patuh dan terikat pada keputusan-keputusan yang diambil oleh pemegang Obligasi Subordinasi dalam RUPOS. 8.8 Peraturan-peraturan lebih lanjut mengenai penyelenggaraan serta tata cara dalam RUPOS dapat dibuat dan bila perlu kemudian disempurnakan atau diubah oleh Perseroan dan Wali Amanat dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Negara Republik Indonesia, dengan memperhatikan ketentuan dalam Pasal 16 ayat Perjanjian Perwaliamanatan. 8.9 Apabila ketentuan-ketentuan mengenai RUPOS ditentukan lain oleh peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, maka peraturan perundang-undangan tersebut yang berlaku Dalam hal Obligasi Subordinasi dimiliki oleh Afiliasi Perseroan, maka suaranya tidak diperhitungkan dalam kuorum kehadiran dalam RUPOS dan tidak memiliki hak suara dalam mengambil keputusan. 9. HAK-HAK PEMEGANG OBLIGASI SUBORDINASI Hak-hak pemegang obligasi subordinasi adalah sebagai berikut: 9.1. Menerima pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dari Perseroan pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan atau Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi yang bersangkutan. Pemegang Obligasi Subordinasi yang berhak mendapatkan pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi kepada Pemegang Obligasi Subordinasi yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Rekening, pada 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi, kecuali ditentukan lain oleh KSEI atau peraturan perundang-undangan yang berlaku Berhak memperoleh pembayaran denda sebesar 1,5% (satu koma lima persen) per tahun diatas tingkat Bunga Obligasi Subordinasi dari jumlah yang wajib dibayar oleh Perseroan, apabila Perseroan ternyata tidak menyediakan dana secukupnya untuk pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi setelah lewat tanggal jatuh tempo Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi. Denda tersebut dihitung harian (berdasarkan jumlah hari yang telah lewat), sampai dengan pelunasan atau pembayaran jumlah yang wajib dibayar Perseroan dilaksanakan dengan perhitungan hari yang terlewat yaitu 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender Pemegang Obligasi Subordinasi baik sendiri maupun secara bersama-sama yang mewakili lebih dari 20% (dua puluh persen) dari Jumlah Pokok Obligasi Subordinasi yang belum dilunasi tidak termasuk Obligasi Subordinasi yang dimiliki oleh Afiliasi Perseroan, berhak mengajukan permintaan tertulis kepada Wali Amanat agar diselenggarakan RUPOS dengan melampirkan aseli KTUR Melalui keputusan RUPOS, Pemegang Obligasi Subordinasi antara lain berhak melakukan tindakan sebagai berikut: a. menyampaikan pemberitahuan kepada Perseroan atau kepada Wali Amanat atau untuk memberikan pengarahan kepada Wali Amanat atau untuk menyetujui sesuatu kelonggaran waktu atas suatu kelalaian menurut Perjanjian Perwaliamanatan atau akibatnya atau untuk mengambil tindakan lain; b. memberhentikan Wali Amanat dan menunjuk pengganti Wali Amanat menurut ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan; c. mengambil tindakan lain yang dikuasakan untuk diambil oleh atau atas nama Pemegang Obligasi Subordinasi termasuk tetapi tidak terbatas pada mengubah Perjanjian Perwaliamanatan dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau peraturan perundang-undangan; d. mengambil keputusan sehubungan dengan perubahan nilai Pokok Obligasi Subordinasi, tingkat suku Bunga Obligasi Subordinasi, perubahan tata cara pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan/atau Pokok Obligasi Subordinasi, perubahan jangka waktu Obligasi Subordinasi, dan perubahan Perjanjian Perwaliamanatan dalam rangka perubahan tersebut di atas; perubahan Perjanjian Perwaliamanatan tersebut hanya dapat dilakukan karena adanya kelalaian Perseroan membayar Pokok Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau Bunga Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan atau adanya potensi terjadinya kelalaian Perseroan (yang berwenang menentukan potensi kelalaian tersebut adalah Wali Amanat dengan memperhatikan ketentuan dalam Perjanjian Perwaliamanatan) yang dapat menyebabkan Perseroan dalam keadaan tidak membayar Pokok Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan/atau Bunga Obligasi Subordinasi pada Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan dengan tetap tunduk pada ketentuan mengenai Status Obligasi Subordinasi dalam Perjanjian Perwaliamanatan dalam keadaan apapun; e. mengambil keputusan tentang terjadinya peristiwa dalam hal tidak tercapai kesepakatan antara Perseroan dan Wali Amanat; f. mengambil tindakan lain yang diperlukan untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi berdasarkan ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau peraturan perundang-undangan; g. mengambil keputusan sehubungan dengan terjadinya kejadian kelalaian sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Perwaliamanatan. 426

449 10. KETENTUAN-KETENTUAN LAIN Setelah Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif Perjanjian Perwaliamanatan tidak dapat diubah dan/atau ditambah, baik untuk seluruhnya maupun untuk sebagian, kecuali apabila perubahan dan/atau penambahan tersebut di dalam suatu perjanjian tertulis yang di tandatangani oleh Perseroan dan Wali Amanat (termasuk perubahan yang disyaratkan sesuai dengan peraturan perundang-undangan khususnya peraturan di bidang Pasar Modal) yang dibuat secara notariil; dan telah memperoleh persetujuan dari RUPOS dengan memperhatikan Pasal 10 ayat 10.5 butir (a) dan (b) Perjanjian Perwaliamanatan dan dengan pemberitahuan kepada OJK dengan tidak mengurangi ketentuan lain dalam Perjanjian Perwaliamanatan. 11. PEMBERITAHUAN Semua pemberitahuan dari pihak Perseroan kepada Wali Amanat dan sebaliknya dianggap telah dilakukan dengan sah dan sebagaimana mestinya apabila disampaikan kepada alamat tersebut di bawah ini secara tertulis, ditandatangani serta disampaikan dengan pos tercatat atau disampaikan langsung dengan memperoleh tanda terima atau dengan faksimili. 12. HUKUM YANG BERLAKU PERSEROAN PT Bank Bukopin Tbk Jl. MT Haryono Kav , Jakarta 12770, Indonesia Telepon : (021) Faksimili : (021) WALI AMANAT PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Plaza Mandiri Lantai 22 Jalan Jenderal Gatot Subroto Kav Jakarta Telepon : (021) / Faksimili : (021) Seluruh perjanjian yang berhubungan dengan Obligasi Subordinasi ini berada dan tunduk di bawah hukum yang berlaku di Indonesia. 427

450 XVIII. KETERANGAN MENGENAI PEMERINGKAT OBLIGASI SUBORDINASI 1. HASIL PEMERINGKATAN Untuk memenuhi ketentuan Peraturan Nomor IX.C.1 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK tanggal 27 Oktober 2000 Nomor: Kep- 42/PM/2000 tentang Pedoman Mengenai Bentuk dan Isi Pernyataan Pendaftaran Dalam Rangka Penawaran Umum dan Peraturan Nomor: IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor: KEP-712/BL/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Pemeringkatan Efek Bersifat Utang dan/atau Sukuk, Perseroan telah melakukan pemeringkatan yang dilaksanakan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo). Berdasarkan surat Pefindo No. 578/PEF-Dir/IV/2015 tanggal 13 April 2015, hasil pemeringkatan atas Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Berkelanjutan ini adalah: id A- (Single A minus; Stable Outlook) Perseroan tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Pefindo yang bertindak sebagai lembaga pemeringkat. Perseroan wajib menyampaikan Peringkat Tahunan atas Obligasi Subordinasi kepada OJK paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja setelah berakhirnya masa berlaku peringkat terakhir sampai dengan Perseroan telah menyelesaikan seluruh kewajiban yang terkait dengan Obligasi Subordinasi yang diterbitkan, sebagaimana diatur dalam Peraturan Nomor IX.C.11 Lampiran Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor KEP-712/BL/2012 tanggal 26 Desember 2012 tentang Pemeringkatan Atas Efek Bersifat Utang. 2. PERTIMBANGAN (RATIONALE) Pefindo menegaskan kembali peringkat ida+ atas PT Bank Bukopin Tbk (Bukopin atau Bank) dan peringkat ida atas Obligasi Penawaran Umum Berkelanjutan (PUB) Subordinasi I Bukopin tahun Pefindo juga menetapkan peringkat ida- atas rencana penerbitan Obligasi PUB Subordinasi II tahun 2015 senilai maksimum Rp2,0 triliun untuk periode 13 April 2015 sampai dengan 1 April Peringkat obligasi subordinasi yang akan diterbitkan berada dua tingkat dibawah peringkat Perusahaan karena adanya klausul nonviability yang mencerminkan risiko obligasi dapat dihapusbukukan atau dikonversi menjadi ekuitas menurut peraturan no. 15/12/PBI/2013. Prospek atas peringkat Perusahaan adalah Stabil. Peringkat tersebut mencerminkan posisi Bank yang kuat di industri perbankan, kemitraan bisnis strategis dengan beberapa BUMN, serta permodalannya yang kuat. Namun, peringkat tersebut dibatasi oleh kualitas aset dan rentabilitas Bank yang di bawah rata-rata. Bukopin merupakan bank umum skala menengah di Indonesia yang fokus pada bisnis retail, yang terdiri dari segmen usaha kecil, menengah, mikro dan konsumer. Pada akhir Desember 2014, pemegang saham pengendali Bank adalah Koperasi Pegawai Bulog Seluruh Indonesia (Kopelindo) dengan kepemilikan sebesar 25,66%, diikuti oleh PT Bosowa Corporindo (22,42%), Negara Republik Indonesia (11,43%), individu/manajemen BBKP (0,15%), dan Publik (40,34%). Bank menjadi perusahaan terbuka ( ) pada bulan Juli 2006 dan mempekerjakan karyawan untuk mengoperasikan satu kantor pusat, 40 kantor cabang, 121 kantor cabang pembantu, 86 jaringan fungsional, 145 kantor kas, 39, dan 614 ATM per 31 Desember Faktor-faktor pendukung peringkat tersebut adalah: Posisi yang kuat di industri perbankan. Pefindo menganggap posisi bisnis Bank Bukopin kuat di industri perbankan Indonesia. Per FY2014, tercatat total aset Bank Rp79,1 triliun, total simpanan Rp65,4 triliun, dan total kredit Rp55,3 triliun. Dibandingkan dengan industri perbankan secara nasional, hal itu mewakili 1,4% dari sisi total aset, 1,6% untuk total simpanan dan 1,4% untuk total kredit, sehingga Bank menjadi yang terbesar ke-16 di negeri ini. Ritel merupakan portofolio kredit terbesar Bukopin, mewakili 62,4% dari total kreditnya. Pefindo yakin bahwa keberadaannya yang kuat di segmen tersebut akan dipertahankan dalam jangka panjang mengingat kompetensi yang teruji dan reputasi yang kuat. Segmen kredit konsumsinya terus tumbuh positif sebagai hasil dari pertumbuhan yang kuat di kredit kendaraan bermotor dan kartu kredit. Jangkauan jaringan Bank yang memadai seharusnya akan secara bertahap memperkuat segmen kredit mikro dan UKM-nya, dan mendukung aktivitas penyaluran pinjaman otomotif dan syariah melalui anak perusahaannya, yaitu PT Bukopin Finance dan PT Bank Syariah Bukopin. Dengan demikian, Pefindo memperkirakan Bukopin akan mampu mempertahankan posisi pasarnya yang kuat dalam jangka dekat hingga jangka menengah. Kemitraan bisnis strategis dengan beberapa BUMN. Pefindo berpandangan bahwa posisi bisnis Bukopin yang kuat juga didukung oleh kemitraan strategis jangka panjangnya dengan sejumlah BUMN besar. Bank memiliki relasi bisnis yang stabil dengan BULOG, Jamsostek, PLN, Taspen, dan Pertamina, yang memberikan kontribusi signifikan terhadap komposisi pendanaan maupun kredit. Bukopin merupakan salah satu kreditur untuk BULOG, dengan total pinjaman sebesar Rp2,1 triliun per akhir Desember Kredit ke BULOG serta BUMN lainnya memiliki risiko kredit yang sangat rendah karena pembayarannya secara tidak langsung berasal dari anggaran pemerintah. Bank juga menyediakan layanan berbasis transaksi, seperti transaksi ekspor dan impor, dan system manajemen kas. Layanan manajemen kas yang disediakan untuk BUMN-BUMN memiliki keuntungan yang unik dibandingkan dengan bank lain. Melalui layanan ini, Bukopin telah menjadi salah satu bank utama untuk pembayaran BUMN tersebut. Selain itu, Bank memperoleh keuntungan, baik dari jasa transaksi maupun dari dana BUMN yang ditempatkan di Bank, yang penting bagi komposisi pendanaannya. Hubungan Bank yang kuat dengan BUMN-BUMN ditopang oleh layanannya yang berbasis transaksi dan sistem IT yang terintegrasi, yang mendukung sistem akuntansi dan logistik, secara berkesinambungan akan memperkuat pijakan Bank di ceruk pasarnya. Kami memperkirakan bahwa kemitraan dengan BUMN akan terus berlanjut karena sistemnya disesuaikan dengan kebutuhan BUMN dan fasilitas yang dibangun oleh Bukopin ditujukan untuk melayani kebutuhan mereka dan hal ini tidak mudah digantikan oleh bank lain. 428

451 Permodalan yang kuat. Pefindo memandang bahwa profil kapitalisasi Bank tetap kuat, meskipun rasio kecukupan modal (CAR) sedikit menurun dalam dua tahun terakhir. Di tahun 2014, CAR-nya adalah 14,2%, lebih rendah dari rata-rata industri sebesar 19,6%. CAR Bukopin ditopang oleh akumulasi laba dikombinasikan dengan beberapa kali penawaran saham melalui Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD atau ) dan penerbitan obligasi PUB subordinasi di bulan Februari CAR-nya akan lebih tinggi sejalan dengan rencana Bank untuk menerbitkan obligasi PUB subordinasi II di tahun Kapitalisasi yang kuat juga didukung oleh portofolio penyaluran kredit dengan risiko tertimbang yang rendah dari kredit komersial ke BULOG dan BUMN-BUMN, sehingga perhitungan aktiva tertimbang menurut risiko yang lebih rendah. Dalam jangka menengah ini, Bank berencana untuk melakukan HMETD untuk mendukung permodalan dan pertumbuhan bisnisnya. Permodalan yang kuat akan memungkinkan Bank untuk melanjutkan ekspansi kreditnya dan untuk mengantisipasi potensi kerugian dari aset bermasalahnya. Dengan mempertimbangakan rencana pertumbuhan Bank yang moderat dan rencana HMETD kedepan, Pefindo berpandangan bahwa kapitalisasi Bank akan tetap kuat dalam jangka menengah. Faktor-faktor yang membatasi peringkat tersebut adalah: Kualitas aset dibawah rata-rata. Rasio kredit bermasalah (NPL) Bukopin secara keseluruhan memburuk menjadi 2,8% di akhir Desember 2014 dari sebelumnya 2,4% di akhir 2013, lebih tinggi dari rata-rata industri sebesar 2,2% per Desember Hal ini karena penyaluran pinjaman yang lebih agresif ke segmen komersial dan ritel/mikro, serta kredit konsumsi. Secara signifikan, Bank telah mengurangi eksposur pinjamannya ke BULOG, yang biasanya memiliki kualitas kredit yang baik. Kenaikan rasio di tahun 2014 diperparah oleh krisis ekonomi global, yang mengakibatkan melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik, yang pada gilirannya mempengaruhi kemampuan debitur untuk membayar angsuran pinjaman. Dalam jangka menengah, Bank bermaksud untuk menjaga rasio NPL secara keseluruhan di bawah 3%. Namun, tetap sulit bagi Bank untuk dapat meningkatkan kualitas asetnya secara signifikan mengingat strateginya untuk ekspansi ke segmen usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM), yang memiliki profil risiko nasabah yang lebih tinggi. Dengan demikian, kualitas aset Bank akan tetap di bawah rata-rata dalam jangka pendek hingga menengah. Rentabilitas dibawah rata-rata. Rentabilitas Bukopin dianggap berada di bawah rata-rata. Marjin bunga bersihnya (NIM) secara keseluruhan terus menurun dalam dua tahun terakhir. Marjinnya adalah 3,7% di FY2014, di bawah rata-rata industri sebesar 4,2%. Bank memiliki eksposur kredit yang tinggi ke BUMN-BUMN besar yang memiliki marjin yang tipis, sementara pendanaannya masih didominasi oleh deposito berjangka berbiaya tinggi. Kami memperkirakan biaya dana akan tetap tinggi dalam jangka pendek hingga menengah sejalan dengan ketidakpastian kondisi ekonomi yang masih relatif tinggi. Untuk meningkatkan tingkat rentabilitas, Bank telah memperluas portofolio ke segmen dengan imbal-hasil yang tinggi, termasuk UMKM dan segmen konsumer. Namun demikian, strategi ini dapat menghambat upaya untuk mempertahankan efisiensi operasional pada tingkat yang moderat, karena untuk menyasar segmen UMKM dibutuhkan infrastruktur jaringan yang lebih luas. Kami berpandangan bahwa upaya Bank untuk meningkatkan indikator rentabilitas akan bergantung pada realisasi strateginya di segmen UMKM dan konsumer, mengingat ketatnya persaingan di industri perbankan saat ini. 3. SKALA PEMERINGKATAN EFEK UTANG JANGKA PANJANG Tabel di bawah ini menunjukkan kategori peringkat perusahaan atau efek utang jangka panjang untuk memberikan gambaran tentang posisi peringkat Obligasi Subordinasi: idaaa Efek Utang dengan peringkat idaaa merupakan Efek Utang dengan peringkat tertinggi dari Pefindo yang didukung oleh kemampuan Obligor yang superior relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan. idaa Efek Utang dengan peringkat idaa memiliki kualitas kredit sedikit di bawah peringkat tertinggi, didukung oleh kemampuan Obligor yang sangat kuat untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, relatif dibanding entitas Indonesia lainnya. ida Efek Utang dengan peringkat ida memiliki dukungan kemampuan Obligor yang kuat dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun cukup peka terhadap perubahan keadaan yang merugikan. idbbb Efek Utang dengan peringkat idbbb didukung oleh kemampuan Obligor yang memadai relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, namun kemampuan tersebut dapat diperlemah oleh perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan. idbb Efek Utang dengan peringkat idbb menunjukkan dukungan kemampuan Obligor yang agak lemah relatif dibanding entitas Indonesia lainnya untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya sesuai dengan yang diperjanjikan, serta peka terhadap keadaan bisnis dan perekonomian yang tidak menentu dan merugikan. idb Efek Utang dengan peringkat idb menunjukkan parameter perlindungan yang sangat lemah. Walaupun Obligor masih memiliki kemampuan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka panjangnya, namun adanya perubahan keadaan bisnis dan perekonomian yang merugikan akan memperburuk kemampuan tersebut untuk memenuhi kewajiban finansialnya. idccc Efek Utang dengan peringkat idccc menunjukkan Efek Utang yang tidak mampu lagi memenuhi kewajiban finansialnya, serta hanya bergantung kepada perbaikan keadaan eksternal. idd Efek Utang dengan peringkat idd menandakan Efek Utang yang macet atau Perseroannya sudah berhenti berusaha. Sebagai tambahan, tanda Tambah (+) atau Kurang (-) dapat dicantumkan dengan peringkat mulai dari "AA" hingga "CCC". Tanda Tambah (+) menunjukkan bahwa suatu kategori peringkat lebih mendekati kategori peringkat di atasnya. Tanda Kurang (-) menunjukkan suatu kategori peringkat tetap lebih baik dari kategori peringkat di bawahnya, walaupun semakin mendekati. 429

452 4. RATING OUTLOOK Berikut ini adalah penjelasan yang diberikan Pefindo untuk memberikan gambaran lebih jelas tentang posisi peringkat Perseroan. Prospek yang berpotensi untuk dapat menaikkan peringkat Prospek yang berpotensi untuk dapat menurunkan peringkat Indikasi prospek yang stabil sehingga hasil pemeringkatan juga akan stabil Prospek yang belum jelas keterbatasan informasi, sehingga hasil pemeringkatan juga dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan perkembangan selanjutnya Rating Outlook Pefindo merupakan penilaian atas prospek jangka menengah dan panjang atas entitas/atau efek utang yang diperingkat, yang mencakup penilaian atas potensi perubahan keadaan perekonomian dan bisnis mendasar. Rating Outlook bukanlah merupakan prasyarat untuk perubahan suatu hasil pemeringkatan atau untuk menetapkan tindakan Rating Alert di masa yang akan datang. Rating Alert dilakukan karena terjadi perubahan yang mungkin secara material akan berpengaruh, atau terhadap kinerja entitas dan/atau efek utang yang diperingkat. 430

453 XIX. ANGGARAN DASAR Anggaran Dasar Perseroan sebagaimana termaktub dalam Prospektus ini adalah merupakan Anggaran Dasar Perseroan yang terakhir dan telah disesuaikan dengan Undang-undang No.40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. NAMA DAN TEMPAT KEDUDUKAN Pasal 1 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT Bank Bukopin Tbk. (untuk selanjutnya disebut dengan Perseroan"), berkedudukan dan berkantor pusat di kota Jakarta Selatan. 2. Perseroan dapat membuka kantor cabang, kantor di bawah kantor cabang atau kantor perwakilan atau usaha lainnya, baik di dalam maupun di luar wilayah Republik Indonesia yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan tertulis Dewan Komisaris Perseroan. JANGKA WAKTU BERDIRINYA PERSEROAN Pasal 2 Perseroan didirikan sejak tanggal 29 (dua puluh sembilan) Juni 1993 (seribu sembilan ratus sembilan puluh tiga) untuk jangka waktu yang tidak terbatas. MAKSUD DAN TUJUAN SERTA KEGIATAN USAHA Pasal 3 1. Maksud dan tujuan Perseroan adalah di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, Perseroan dapat melaksanakan kegiatan usaha utama sebagai berikut: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. Memberikan kredit; c. Menerbitkan surat pengakuan utang; d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko Perseroan maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: 1. Surat surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh Bank yang masa berlakunya tidak lebih lama daripada kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 2. Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; 3. Kertas perbendaharaan Negara dan surat Jaminan pemerintah; 4. Sertifikat Bank Indonesia (SBI); 5. Obligasi; 6. Surat Dagang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundng-undangan; 7. Instrumen surat berharga lain yang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. e. Memindahkan uang baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada Bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; h. Menyediakan tempat untuk meyimpan barang dan surat berharga; i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; k. Melakukan kegiatan anjak piutang, usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; l. Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan prinsip syariah; m. Melakukan kegiatan dalam valuta asing; n. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank atau perusahaan lain dibidang keuangan, seperti sewa guna usaha, modal ventura, perusahan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan; o. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit, termasuk kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan BI; p. Bertindak sebagai pendiri Dana Pensiun dan Pengurus Dana Pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundangundangan Dana Pensiun yang berlaku; q. Melakukan kegiatan jasa keuangan, commercial banking dan investment banking lainnya; r. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh Bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan yang berlaku; s. Membeli melalui pelelangan agunan baik semua maupun sebagian dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada bank, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya. 431

454 3. Selain kegiatan usaha utama sebagaimana dimaksud pada ayat (2), Perseroan dapat melakukan kegiatan usaha penunjang yang mendukung kegiatan usaha utama pada perseroan sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan. MODAL Pasal 4 1. Modal dasar Perseroan berjumlah Rp (dua triliun lima ratus miliar Rupiah) terbagi atas: a (dua puluh satu juta tiga ratus tiga puluh tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh delapan) Saham kelas A, masingmasing saham bernilai nominal Rp10.000,- (sepuluh ribu Rupiah). b (dua puluh dua miliar delapan ratus enam puluh enam juta dua ratus dua ribu dua ratus) Saham Kelas B, masing-masing saham bernilai nominal sebesar Rp100,-.(seratus Rupiah) 2. Dari modal tersebut telah ditempatkan dan disetor 44,796% (empat puluh empat koma tujuh ratus sembilan puluh enam persen) dan disetor penuh ke dalam kas Perseroan dengan nilai nominal seluruhnya Rp (satu triliun seratus Sembilan belas miliar Sembilan ratus delapan juta dua puluh lima ribu empat ratus Rupiah), terbagi atas : a (dua puluh satu juta tiga ratus tiga puluh tujuh ribu sembilan ratus tujuh puluh delapan) Saham Kelas A, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp ,-, (dua ratus tiga belas miliar tiga ratus tujuh puluh sembilan juta tujuh ratus delapan puluh ribu Rupiah) dan b (sembilan miliar enam puluh lima juta dua ratus delapan puluh dua ribu empat ratus lima puluh empat) saham Kelas B, dengan nilai nominal seluruhnya sebesar Rp ,- (sembilan ratus enam miliar lima ratus dua puluh delapan juta dua ratus empat puluh lima ribu empat ratus Rupiah). dan diambil bagian oleh para pemegang saham dengan rincian serta nilai nominal saham akan disebutkan bagian sebelum akta ini. Dalam hal pemegang saham memiliki pecahan nilai nominal saham, maka Perseroan akan menerbitkan bukti kepemilikan pecahan nilai nominal saham sebagai tanda bukti hak pemegang pecahan nilai nominal saham. Perseroan dapat mengeluarkan saham tanpa nilai nominal satu dan lai dengan tetap memperlihatkan peraturan perundangundangan di bidang Pasar Modal. 3. Saham yang masih dalam simpanan akan dikeluarkan oleh Direksi menurut keperluan modal Perseroan pada waktu dan dengan cara dan harga serta persyaratan yang ditetapkan oleh Direksi dengan persetujuan RUPS, dengan cara penawaran umum terbatas, dengan mengindahkan peraturan yang termuat dalam Anggaran Dasar ini dan perundang-undangan yang berlaku di Pasar Modal, antara lain peraturan yang mengatur tentang penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu serta peraturan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkanm asal saja pengeluaransaham tidak dilakukan dengan harga di bawah nilai nominal. Setiap saham dalam simpanan yang dikeluarkan lebih lanjut harus disetor penuh. 4. Rapat Umum pemegang Saham yang menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan dengan cara penawaran umum terbatas, harus memutuskan: a. jumlah maksimum lembar saham dalam simpanan yang akan dikeluarkan; dan b. pemberian kuasa kepada Dewan Komisaris Perseroan untuk menyatakan realisasi jumlah saham yang sesungguhnya telah dikeluarkan dalam rangka penawaran umum terbatas tersebut. Kuorum dan keputusan RUPS untuk menyetujui pengeluaran saham dalam simpanan harus memenuhi persyaratan dalam pasal 13 Anggaran Dasar ini. 5. a. Jika saham-saham yang masih dalam simpanan hendak dikeluarkan dengan cara penawaran umum terbatas kepada para pemegang saham dan.atau perseroan akan menerbitkan obligasi konversi dan/atau waran dan.atau efek konversi lainnya yang sejenis dengan itu, maka seluruh pemegang saham yang namanya telah terdaftar dalam Daftar pemegang Saham persetrian pad atanggal yang ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham yang menyetujui penerbitan obligasi konversi danatau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis dengan itu diberi kesempatan untuk membeli terlebih dahulu saham-saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis yang akan dikeluarkan tersebut dan masing-masing pemegang saham berhak memberinya menurut perbandingan jumlah saham-saham yang mereka miliki dan yang telah terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan dengan penyetoran tunai. b. Hak para pemegang saham untuk membeli terlebih dahulu tersebut dapat dijual dan dialihkan kepada pihak lain sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar modal dan perturan-peraturan Bursa Efek di Indonesia. Dalam hal pemegang saham mempunyai HMETD dalam bentuk pecahan, maka hak atas pecahan saham tersebut akan dijual oleh Perseroan dan hasil penjualannya dimasukkan ke dalam rekening perseroan. c. Pengeluaran saham dengan cara penawaran umum terbatas dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis tersebut harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari RUPS Perseroan dengan syarat-syarat dan jangka waktu yang ditetapkan oleh Direksi sesuai dengan ketnetuan yang dimuat dalam Anggaran Dasar ini, dan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa efek Indonesia ditempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. d. Mengenai keputusan pengeluaran saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis dengan cara penawaran umum terbatas, Direksi diwajibkan untuk mengumumkannya dalam 1 (satu) surat kabar/harian berbahasa Indonesia, yang terbut di tempat kedudukan Perseroan. 432

455 e. Apabila ada diantara para pemegang saham tidak melaksanakan hak atas pembelian saham-saham obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis tersebut diatas yang ditawarkan kepada mereka dengan membayar secara tunai dan sesuai dengan ketentuan-ketentuan diatas, maka DIreksi mempunyai kebebasan untuk mengeluarkan saham-saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis tersebut kepada para pemegang saham lain yang telah menajukan permohonan beli yang lebih besar dari proporsi bagiannya. f. Jika setelah ditawarkan kepada pemegang saham lain masih terdapat sisa saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis tersebut tidak diambil bagian, maka Direksi berhak mengeluarkan sisa saham dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis tersebut yang tidak diambil bagian tersebut kepada pihak siapapun, termasuk kepada pihak yang bertindak sebagai pembeli siaga dalam penawaran umum terbatas tersebut yang telah menyatakan kesediannya untuk membeli sisa saham tersbeut dan/atau obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis tersebut, dengan harga dan syarat paling sedikit sama dengan harga dan syarat yang telah ditetapkan dalam keputusan RUPS tersebut diatas, satu dan lain dengan mengindahkan ketentuan dalam Anggran Dasar ini dan peraturan perundang-undanganan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta Peraturan Bursa efek Indonesia dimana saham Perseroan dicatatkan 6. Sebagai pengecualian terhadap ketentuan pasal 4 ayat (5) tersebut, Perseroan dengan persetujuan RUPS yang masih dalam simpanan tanpa memberikan HMETD lepada para pemegang saham dengan ketentuan bahwa pengeluaran saham tersebut ditunjukan kepada karyawan dan/atau ditunjukan kepada pemegang obligasi konversi dan/atau waran dan/atau efek konversi lainnya yang sejenis dengan itu yang telah dikeluarkan dengan persetujuan RUPS dan/atau dikeluarkan dalam jumlah dan jangka waktu tertentu sebagaimana diatur dalam ketentuan Pasar Modal Indonesia atau diatur dengan pengecualian yang mungkin diterima Perseroan dan saham tersebut dapat dijual oleh perseroan kepada siapapun juga dengan harga dan syarat-syarat yang ditentukan oleh Direksi perseroan asal saja harag tersebut tidak lebih rendah dari harga nilai nominal. 7. Dalam hal dilakukan peningkatan modal dasar, amka setiap penempatan saham-saham lebih lanjut hanya dapat dilakukan oleh Direksi pada waktu dan dengan syarat-syarat tertentu yang ditetapkan oleh Direksim dan Direksi harus menentukan harga sahamsaham yang akan dikeluarkan serta syarat-syarat lainnya yang dianggap perlu, tetapi tidak dengan harga di bawah nilai nominal, keputusn Direksi tersebut harus pula mendapat persetujuan dari RUPS, satu dan lain dengan tidak mengurangi izin dari pihak yang berwenang. 8. Jika Perseroan akan mengeluarkan saham-saham dalam simpanan kepada para pemegang obligasi konversi, surat waran atau efek bersifat ekuitas lainnya yang sejenis yang diterbitkan perseroan berdasarkan persetujuan RUPS, maka Direksi berhak dan berwenang menerbitkan saham-saham tersebut tanpa memberi HMETD berdasarkan keputusan RUPS yangtelah menyetujui pengeluaran obligasi konversi, waran atau efek bersifat ekuitas lainnya yang sejenis, satu dan lain dengan mengindahkan ketentuan yang termuat dalam Anggaran Dasar ini, peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. 9. a. Penyetoran atas modal saham dapat dilakukan dalam bentuk uang da/atau bentuk lainnya baik berupa benda berwujud maupun tidak berwujud, yang dapat dinilai dengan uang. Penyetoran modal saham dalam bentuk lain hanya dapat dilakukan dengan persetujuan RUPS yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memilii sedikitnya ½ bagian dari jumlah seluruh saham dengan ham suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan dan disetujui oleh sedikitnya ½ bagian dari seluruh saham dengan hak suara yang hadir dalam RUPS dan wajib dinilai oleh penilai independent yang terdaftar di OJK. Benda yang akan dijadikan setoran modal dimaksud wajib diumumkan kepada public pada saat panggilan RUPS mengenai penyetoran tersebut. b. dalam hal kuorum dalam RUPS pertama tidak tercapai, maka dapat diadakan panggilan RUPS kedua yang harus dilakukan paling lambat 7 hari kalender sebelum RUPS kedua diselenggarakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat dan menyebutkan telah diselenggarakan RUPS pertama tapi tidak mencapai kuorum. c. RUPS kedua diselenggarakan paling cepat 10 hari kalender dan paling lambat 21 hari kalender terhitung sejak RUPS pertama dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk RUPS pertama, kecuali mengenai persyaratan panggilan rapat sebagaimana ditetapkan dalam ayat (9.b) di atas dan persyaratan kuorum sebagaimana ditetapkan dalam ayat (9.d) di bawah ini. d. RUPS kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili sedikitnya 1/3 bagian dari jumlah seluruh saham dengan ham suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. e. Dalam hal kuorum RUPS kedua tidak tercapai, Direksi atas nama Perseroan dapat mengajukan permohonan kepada ketua OJK untuk emnetapkan kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, pemanggilan dan waktu penyelenggaraan RUPS. f. Dalam hal benda yang disajikan sebagai setoran modal dilakukan dalam bentuk saham perusahaan yang telah mencatatkan sahamnya di Bursa Efek, maka harganya harus ditetapkan berdasarkan nilai pasar wajar. 10. Dalam hal penyetoran atas modal saham berasal dari lab ditahan, agio saham, laba bersih Perseroan dan/atau unsure modal sendiri lainnya tersebut sudah dimuat dalam Laporak Keuangan Tahunan terakhir yang telah diperiksa oleh akuntan public yang terdaftar di OJK dengan pendapat wajar tanpa pengecualian. 433

456 SAHAM Pasal 5 1. Dalam Anggaran Dasar ini istilah Saham adalah Saham Kelas A dan Saham Kelas B, kecuali ditentukan lain. Istilah Pemegang Saham adalah Pemegang saham Kelas A dan Pemegang saham kelas B, kecuali ditentukan lain. 2. Semua saham yang dikeluarkan oleh perseroan adalah saham atas nama dan setiap saham mempunyai 1 (satu) hak suara. 3. Semua Kelas Saham adalah Saham Biasa. 4. Perseroan hanya mengakui bahwa 1 (satu) saham atau lebih hanya dapat dimiliki oleh seorang atau 1 (satu) badan hukum. 5. Apabila 1 (satu) saham atau lebih karena sebab apapun menjadi milik beberapa orang, maka mereka yang memiliki secara bersama-sama itu diwajibkan untuk menunjuk secara tertulis seorang diantara mereka atau orang lain sebagai kuasa mereka bersama dan hanya orang yang dittunjuk atau diberi kuasa itu sajalah yang berhak mempergunakan hak yang diberikan oleh hukum atas saham(-saham) tersebut. 6. Selama ketentuan dalam ayat (5) di atas belum dilaksanakan, maka para pemegang saham tersebut tidak berhak mengeluarkan suara dalam RUPS, sedangkan pembayaran dividen untuk saham itu ditangguhkan. 7. Setiap Pemegang Saham menurut hukum harus tunduk kepada Anggaran Dasar Perseroan dan semua keputusan yang diambil dengan sah dalam RUPS serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. Untuk saham-saham Perseroan yang tercatat pada Bursa Efek berlaku peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal. SURAT SAHAM Pasal 6 1. Perseroan dapat memberikan bukti kepemilikan saham berupa surat saham atau surat kolektif saham atas nama pemiliknya yang terdaftar dalam Daftar Pemegang Saham Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku, termasuk peraturan Bursa Efek ditempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan 2. Surat kolektif saham dapat memberi bukti pemilikan dari 2 (dua) saham atau lebih saham yang dimiliki oleh seorang pemegang saham. 3. Pada surat saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat Pemegang Saham; b. Nomor surat saham; c. Tanggal pengeluaran surat saham; d. Nilai nominal saham. 4. Pada surat kolektif saham sekurang-kurangnya harus dicantumkan: a. Nama dan alamat Pemegang Saham; b. Nomor surat kolektif saham; c. Tanggal pengeluaran surat kolektif saham; d. Nilai nominal saham; e. Jumlah saham. 5. Setiap surat saham dan/atau surat kolektif saham harus dicetak sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku ditandatangani oleh anggota Direksi yang berhak mewakili Direksi atau tandatangan tersebut dicetak langsung pada surat saham dan atau surat kolektif saham yang bersangkutan. PENGGANTI SURAT SAHAM Pasal 7 1. Apabila surat saham rusak atau tidak dapat dipakai lagi, penggantian surat saham tersebut dapat dilakukan jika Perseroan menerima bukti yang cukup bahwa: a. Surat saham tersebut rusak atau tidak dapat dipakai lagi; b. pihak yang mengajukan permohonan tertulis penggantian surat saham adalah pemilik surat saham tersebut dan asli surat saham rusak tersebut wajib dikembalikan dan dapat ditukar dengan surat saham baru yang nomornya sama dengan nomor surat saham aslinya. 2. Surat saham sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) kemudian dimusnahkan dan oleh Direksi dibuat Berita Acara untuk dilaporkan dalam RUPS berikutnya.. 3. a. Apabila surat saham rusak sama sekali, maka pemilik surat saham tersebut mengajukan permohonan tertulis kepada DIreksi dan kemudian Direksi akan mengeluarkan surat saham pengganti dan apabila surat saham hilang, maka surat saham pengganti akan dikeluarkan Direksi setelah pemilik surat saham tersebut mengajukan permohonan tertulis kepada Direksi dan telah mendapat pelaporan dari Kepolisian Republik Indonesia atas hilangnya surat saham tersebut dan jaminan yang dipandang cukup oleh Direksi untuk setiap peristiwa; b. Pengeluaran surat saham pengganti untuk surat saham yang hilang atau rusak sama sekali, diumumkan di Bursa Efek di mana saham Perseroan dicatatkan dalam waktu paling kurang 14 (empat belas) hari sebelum pengeluaran surat saham pengganti dan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal. 4. Setelah surat saham pengganti tersebut dikeluarkan, maka surat saham yang telah digantikan tidak berlaku lagi terhadap Perseroan. 434

457 5. Semua biaya untuk pengeluaran pengganti surat saham itu ditanggung oleh Pemegang Saham yang berkepentingan. 6. Ketentuan-ketentuan tersebut di atas mengenai pengeluaran surat saham pengganti juga berlaku untuk pengeluaran surat kolektif saham. DAFTAR PEMEGANG SAHAM DAN DAFTAR KHUSUS Pasal 8 1. Perseroan berkewajiban untuk mengadakan dan menyimpan Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus, serta menyediakannya di tempat kedudukan Perseroan. 2. Dalam Daftar Pemegang Saham itu dicatat: a. Nama dan alamat para Pemegang Saham; b. Jumlah, nomor, dan tanggal perolehan saham atau surat kolektif saham serta klasifikasi yang dimiliki para Pemegang Saham; c. Nama dan alamat dari orang perseorangan atau badan hukum yang mempunyai hak gadai atas saham atau sebagai penerima jaminan fidusia saham dan tanggal perolehan hak gadai atau tanggal pendaftaran jaminan fidusia tersebut; d. Keterangan penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang; dan e. Keterangan lainnya yang dianggap perlu oleh Direksi. 3. Dalam Daftar Khusus dicatat keterangan mengenai kepemilikan saham dan/atau perubahan kepemilikan saham anggota Direksi dan Dewan Komisaris beserta keluarganya dalam Perseroan dan/atau pada perseroan lain serta tanggal saham itu diperoleh. 4. a. Pemegang Saham harus memberitahukan setiap perpindahan tempat tinggal dengan surat yang disertai tanda penerimaan kepada Direksi. Selama pemberitahuan itu belum dilakukan, maka segala pemanggilan dan pemberitahuan kepada Pemegang Saham adalah sah jika dialamatkan pada alamat Pemegang Saham yang paling akhir dicatat dalam Daftar Pemegang Saham. b. Setiap pencatatan-pencatatan dan.atau perubahan-perubahan pada DPS dan Daftar Khusus sebaik-baiknya. 5. Direksi berkewajiban untuk menyimpan dan memelihara Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus sebaik-baiknya. 6. Setiap Pemegang Saham berhak melihat Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus di Kantor Perseroan pada waktu jam kerja atau di Kantor Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan. 7. Dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang berlaku, hanya pemegang saham yang namanya dicatat sesuai dengan klasaifikasi saham masing-masing dalam DPS adalah pemegang saham yang sah dari perseroan dan berhak untuk melakukan semua hak yang diberikan kepada pemegang saham berdasarkan peraturan perundang-undangan serta Anggaran Dasar ini. 8. Direksi Perseroan dapat menunjuk dan memberi wewenang kepada Biro Administrasi Efek untuk melaksanakan pencatatan saham dalam Daftar Pemegang Saham dan Daftar Khusus. 9. Dalam hal terjadi penjualan, pemindah-tanganan, pengagunan, gadai, cessie yang menyangkut saham-saham Perseroan atau hakhak atau kepentingan-kepentingan atas saham-saham, maka pihak yang berkepentingan harus mengajukan permohonan secara tertulis kepada Direksi atau pihak yang ditunjuk Direksi untuk dicatat dan didaftarkan dalam DPS, sesuai dengan Anggran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal, serta peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat diaman sahamsaham Perseroan dicatatkan. 10. Untuk saham-saham yang tercatat di Bursa Efek berlaku ketentuan-ketentuan Bursa Efek di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. PENITIPAN KOLEKTIF Pasal 9 1. Saham-saham yang berada dalam Penitipan Kolektif berlaku ketentuan dalam pasal ini yaitu: a. saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian harus dicatat dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian. b. saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek yang dicatat dalam rekening Efek pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dicatat atas nama Bank Kustodian atau Perusahaan Efek dimaksud untuk kepentingan pemegang rekening pada Bank Kustodian atau Perusahaan Efek tersebut; 435

458 c. apabila saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, maka Perseroan akan mencatatkan saham tersebut dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan atas nama Bank Kustodian untuk kepentingan pemilik Unit Penyertaan dari Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif tersebut; d. Perseroan wajib menerbitkan sertifikat atau konfirmasi kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian sebagaimana dimaksud dalam huruf a ayat ini atau Bank Kustodian sebagaimana dimaksud dalam huruf c ayat ini sebagai tanda bukti pencatatan dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan; e. Perseroan wajib memutasikan saham dalam Penitipan Kolektif yang terdaftar atas nama Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian untuk Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dalam buku Daftar Pemegang Saham Perseroan menjadi atas nama Pihak yang ditunjuk oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian dimaksud; Permohonan mutasi disampaikan oleh Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atau Bank Kustodian kepada Perseroan atau Biro Administrasi Efek yang ditunjuk Perseroan; f. Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek wajib menerbitkan konfirmasi kepada pemegang rekening sebagai tanda bukti pencatatan dalam rekening Efek; g. dalam Penitipan Kolektif setiap saham dari jenis dan klasifikasi yang sama yang diterbitkan Perseroan adalah sepadan dan dapat dipertukarkan antara satu dengan yang lain; h. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila surat saham tersebut hilang atau musnah, kecuali Pihak yang meminta mutasi dimaksud dapat memberikan bukti dan atau jaminan yang cukup bahwa Pihak tersebut benar-benar sebagai pemegang saham dan surat saham tersebut benar-benar hilang atau musnah; i. Perseroan wajib menolak pencatatan saham ke dalam Penitipan Kolektif apabila saham tersebut dijaminkan, diletakkan dalam sita berdasarkan penetapan pengadilan atau disita untuk pemeriksaan perkara pidana; j. Pemegang rekening Efek yang Efeknya tercatat dalam Penitipan Kolektif berhak hadir dan/atau mengeluarkan suara dalam RUPS sesuai dengan jumlah saham yang dimilikinya pada rekening tersebut. k. Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib manyampaikan daftar rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) Hari Kerja sebelum Pemanggilan RUPS; l. Manajer Investasi berhak hadir dan mengeluarkan suara dalam RUPS atas saham Perseroan yang termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian tersebut wajib menyampaikan nama Manajer Investasi tersebut paling lambat 1 (satu) Hari Kerja sebelum pemanggilan RUPS; m. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian dan seterusnya Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian tersebut menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain kepada Bank Kustodian dan kepada Perusahaan Efek untuk kepentingan masing-masing pemegang rekening pada Bank Kustodian dan Perusahaan Efek tersebut; n. Perseroan wajib menyerahkan dividen, saham bonus atau hak-hak lain sehubungan dengan pemilikan saham kepada Bank Kustodian atas saham dalam Penitipan Kolektif pada Bank Kustodian yang merupakan bagian dari Portofolio Efek Reksa Dana berbentuk kontrak investasi kolektif dan tidak termasuk dalam Penitipan Kolektif pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian; o. batas waktu penentuan pemegang rekening Efek yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya sehubungan dengan pemilikan saham dalam Penitipan Kolektif ditentukan oleh RUPS dengan ketentuan bahwa Bank Kustodian dan Perusahaan Efek wajib menyampaikan daftar pemegang rekening Efek beserta jumlah saham Perseroan yang dimiliki oleh masing-masing pemegang rekening Efek tersebut kepada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian paling lambat pada tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya, untuk selanjutnya diserahkan kepada Perseroan paling lambat 1 (satu) Hari Kerja setelah tanggal yang menjadi dasar penentuan pemegang saham yang berhak untuk memperoleh dividen, saham bonus atau hak-hak lainnya tersebut. 2. Ketentuan mengenai Penitipan Kolektif tunduk pada peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal dan ketentuan Bursa Efek di wilayah Republik Indonesia di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. 436

459 PEMINDAHAN HAK ATAS SAHAM Pasal Dalam hal terjadi perubahan pemilikan saham, pemilik semula yang terdaftar dalam DPS harus tetap dianggap sebagai pemegang saham sampai nama pemilik baru telahtercatat dalam DPS Perseroan, dengan tidak mengurangi izin-izin dari pihak yang berwenang dan peraturan perundang-undanganserta ketentuan-ketentuan pada Bursa efek Indonesia di tempat dimana sahamsaham Perseroan dicatatkan. 2. a. Semua pemindahan hak atas saham harus dibuktikan dengan suatu dokumen yang ditandatangani oleh atau atas nama Pihak yang memindahkan hak dan oleh atau atas nama Pihak yang menerima pemindahan hak atas saham yang bersangkutan sebagaimana yang ditentukan atau disetujui oleh Direksi Perseroan b. Dokumen pemindahan hak atas saham harus berbentuk sebagaimana ditentukan dan/atau yang dapat diterima oleh Direksi dengan ketentuan, bahwa dokumen pemindahan hak atas saham-saham yang tercatat pada Bursa Efek harus memenuhi peraturan-peraturan yang berlaku pada Bursa Efek di tempat di mana saham-saham tersebut dicatatkan, dengan tidak mengurangi peraturan perundang-undangan dan ketentuan yang berlaku di tempat di mana saham-saham Perseroan dicatatkan. 3. Direksi dapat menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham dalam Daftar Pemegang Saham apabila ketentuan dalam Anggaran Dasar ini tidak dipenuhi atau apabila salah satu syarat yang ditentukan oleh pihak yang berwenang tidak terpenuhi. 4. a. Apabila Direksi menolak untuk mendaftarkan pemindahan hak atas saham, maka Direksi wajib mengirimkan pemberitahuan penolakan kepada pihak yang akan memindahkan haknya paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender setelah tanggal permohonan untuk pendaftaran itu diterima oleh Direksi Perseroan. b. mengenai saham-saham perseroan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia setiap penolakan untuk mencatat pemindahan hak harus sesuai dengan peraturan-peraturan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. 5. Pendaftaran pemindahan hak atas saham tidak dapat dilakukan dalam jangka waktu dari tanggal diumumkannya panggilanpanggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan atau Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sampai dengan tanggal penutupan rapat-rapat tersebut. 6. a. Orang yang mendapat hak atas saham sebagai akibat kematian seorang pemegang saham atau karena suatu alasan lain yang menyebabkan pemilikan suatu saham beralih menurut hukum, dengan mengajukan bukti-bukti hak sebagaimana sewaktu-waktu disyaratkan oleh Direksi, dapat mengajukan permohonan secara tertulis untuk didaftar sebagai pemegang saham. b. Pendaftaran hanya dapat dilakukan apabila Direksi dapat menerima baik bukti-bukti hak itu, tanpa mengurangi ketentuanketentuan dalam anggaran dasar ini serta dengan mengindahkan peraturan-pertauran yang berlaku di Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. 7. Semua pembatasan, larangan dan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini yang mengatur hak untuk memindahkan hak atas saham dan pendaftaran pemindahan hak atas saham harus berlaku pula terhadap setiap pemindahan hak menurut ayat (6) Pasal 10 ini. 8. Dalam rangka menetapkan nama-nama Pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham, Daftar Pemegang Saham harus ditutup pada 1 (satu) Hari Kerja sebelum tanggal pengumuman pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham dimaksud. 9. Pemindahan hak atas saham yang termasuk dalam Penitipan Kolektif dilakukan dengan pemindahbukuan dari satu rekening ke rekening efek yang lain pada Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian, Bank Kustodian atau Perusahaan Efek. 10. Untuk pemindahan saham-saham yang tercatat di Bursa Efek berlaku ketentuan-ketentuan Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham-saham dicatatkan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku termasuk peraturan di bidang Pasar Modal. RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal Rapat Umum Pemegang Saham dalam Perseroan adalah: a. Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan. b. Rapat Pemegang Saham lainnya yang dalam Anggaran Dasar ini disebut juga RUPS Luar Biasa. 2. Istilah Rapat Umum Pemegang Saham dalam Anggaran Dasar ini berarti keduanya, yaitu Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan dan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa, kecuali apabila dengan tegas dinyatakan lain. 3. Rapat umum Pemegang Saham Tahunan wajib diadakan dalam jangka waktu paling lambat 6 (enam) bulan setelah tahun buku berakhir. 4. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan : a. Direksi menyampaikan : Laporan tahunan yang telah ditelaah oleh Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham; Laporan keuangan untuk mendapat pengesahan rapat; Laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris; b. Ditetapkan penggunaan laba, jika Perseroan mempunyai saldo laba positif; c. Dilakukan penunjukkan akuntan publik; d. Dapat dilakukan pemberhentian dan pengangkatan angota Direksi dan Komisaris Perseroan; 437

460 e. Diputuskan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham Lainnya yang telah diajukan sebagaimana mestinya dengan memperhatikan ketentuan Anggaran Dasar. 5. Persetujuan laporan tahunan dan pengesahan laporan keuangan dan laporan tugas pengawasan Dewan Komisaris oleh Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan, berarti memberikan pelunasan dan pembebasan tanggung jawab sepenuhnya kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris atas pengurusan dan pengawasan yang telah dijalankan selama tahun buku yang lalu, sejauh tindakan tersebut tercermin dalam Laporan Tahunan dan Laporan Keuangan. 6. Direksi berwenang untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sewaktu-waktu berdasarkan kebutuhan Perseroan untuk membicarakan dan memutuskan mata acara rapat kecuali mata acara rapat yang dimaksud pada ayat (4) huruf a dan huruf b, dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan serta Anggaran Dasar (satu) atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/10 (satu persepuluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah dapt meminta secara tertulis kepada Direksi agar diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa disertai dengan alasan dan bahan terkait hal yang harus diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. 8. Permintaan Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat 7 diatas harus: a. Dilakukan dengan itikad baik; b. Mempertimbangkan kepentingan Perseroan; c. Merupakan permintaan yang membutuhkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham; dan d. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan dan Anggaran Dasar Perseroan. 9. Direksi wajib melakukan pemberitahuan kepada pemegang saham atas rencana Penyelenggaran Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat 7 diatas paling lambat 15 (lima belas) hari terhitung sejak tanggal permintaan penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa tersebut. 10. Penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa sebagaimana dimaksud pada ayat 7 diatas akan dilaksanakan berdasarkan peraturan OJK dan perundang-undangan yang berlaku. TEMPAT, PEMANGGILAN DAN PIMPINAN RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal Rapat Umum Pemegang Saham wajib diselenggarakan di wilayah Negara Republik Indonesia dan diadakan di: a. Tempat kedudukan Perseroan; b. Tempat Perseroan melaksanakan kegiatan usaha utamanya; c. Ibukota provinsi dimana tempat kedudukan atau tempat kegiatan usaha Perseroan; atau d. Provinsi tempat kedudukan Bursa Efek dimana saham Perseroan dicatatkan; sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan-undangan yang berlaku. 2. a. Sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum panggilan Rapat Umum Pemegang Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal pengumuman pemberitahuan dan tanggal pemanggilan, Direksi harus memberitahukan kepada para pemegang saham bahwa akan diadakan Rapat Umum Pemegang Saham, dengan cara: i. memasang iklan dalam minimal 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang berperedaran Nasional; ii. situs web Bursa Efek; dan i. situs web Perseroan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. Sebagaimana ditentukan oleh Direksi dan sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Pemberitahuan ini tidak disyaratkan untuk Rapat Umum Pemegang Saham Kedua dan selanjutnya yang diselnggarakan untuk memenuhi peraturan OJK atau Bursa Efek di Indonesia di tempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan, atau jika dianggap perlu oleh Direksi Perseroan asal saja untuk menyelenggarakan rapat pertama telah dilakukan pemberitahuan sesuai butir (a) diatas, dan mata acara yang dibicarakan sama dengan mata acara rapat pertama, tanpa mengurangi ketentuan yang berlaku dalam Anggaran Dasar ini. 3. a. Panggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham kepada para pemegang saham Perseroan dilakukan dengan cara: i. memasang iklan dalam minimal 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang beperedaran Nasional; ii. situs web Bursa Efek; dan iii. situs erb Perseroan dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris. sebagaimana ditentukan oleh Direksi dan sesuai dengan ketentuan yang diatur oleh Otoritas Jasa Keuangan serta peraturan perundang-undangan yang berlaku. b. Panggilan untuk Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan sekurang-kurangnya 14 (empat belas) hari sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal Rapat. c. Apabila menurut Direksi Perseroan terjadi suatu keadaan yang mendesak, maka panggilan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dilakukan sekurang-kurangnya 7 (tujuh) hari sebelum tanggal rapat dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat. 438

461 d. Jika setelah diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa dan/atau Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan perlu diadakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa kedua dan selanjutnya dengan memperhatikan ayat (2) pasal ini, harus diadakan panggilan untuk rapat kedua dan selanjutnya dengan cara yang sama sebagaimana tersebut dalam ayat (3) alinea pertama pasal ini, dalam waktu paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum tanggal Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan tidak memperhitungkan tanggal pemanggilan dan tanggal Rapat dengan disertai informasi bahwa Rapat Umum Pemegang Saham pertama telah diselenggarakan tetapi tidak mencapai kuorum, kecuali untuk benturan kepentingan tertentu, panggilan dilakukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal, ketentuan ini berlaku tanpa mengurangi ketentuan lain dalam Anggaran Dasar ini dan peraturan perundang-undangan lainnya serta peraturan tentang bursa efek di Indonesia di tempat saham Perseroan dicatatkan. Rapat kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari setelah Rapat pertama. Rapat ketiga diselenggarakan setelah mendapat izin dari dan berdasarkan kuorum yang ditetapkan oleh OJK. 4. a. Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sebagaimana tersebut pada ayat (3) paling kurang memuat informasi: i. tanggal penyelenggaran Rapat Umum Pemegang Saham ii. waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham iii. tempat penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham iv. ketentuan pemegang saham yang berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham; v. mata acara rapat termasuk penjelasan atas setiap mata acara tersebut; dan vi. informasi yang menyatakan bahan terkait mata acara rapat tersedia bagi pemegang saham sejak tanggal dilakukannya pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham sampai dengan Rapat Umum Pemegang Saham diselenggarakan. b. Perseroan wajib melakukan Ralat Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham jika terdapat perubahan informasi dalam pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham yang telah dilakukan. c. Ralat Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut harus memuat informasi atas perubahan tanggal penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham dan/atau penambahan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham dan Perseroan wajib melakukan pemanggilan ulang Rapat Umum Pemegang Saham dengan tata cara pemanggilan sebagaimana diatur dalam ayat (3) Pasal ini. d. Kewajiban melakukan pemanggilan ulang Rapat Umum Pemegang Saham pada huruf c di atas, tidak berlaku apabila Ralat Pemanggilan Rapat Umum Pemegang Saham mengenai perubahan atas tanggal penyelenggaraan dan/atau penambahan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham dilakukan bukan karena kesalahan Perseroan. e. Bukti Ralat Pemanggilan bukan merupaka kesalahan Perseroan sebagaimana dimaksud pada huruf d di atas disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan pada hari yang sama saat dilakukan ralat pemanggilan. 5. Usul pemegang saham akan dimasukkan dalam acara Rapat Umum Pemegang Saham, jika : a. Usul tersebut diajukan secara tertulis kepada Direksi oleh seorang atau lebih pemegang saham yang bersama-sama mewakili 1/20 (satu per dua puluh) atau lebih dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. b. Usul tersebut diterima oleh Direksi paling lambat 7 (tujuh) hari sebelum panggilan untuk rapat yang bersangkutan dikeluarkan; dan c. Usulan mata acara Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dilakukan dengan itikad baik, mempertimbangkan kepentinga Perseroan, menyertakan alas an dan bahan usulan mata acara rapat; dan tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan. 6. Bilamana semua pemegang saham hadir dan/atau diwakili dalam suatu Rapat Umum Pemegang Saham, panggilan terlebih dahulu tidak disyaratkan dan rapat tersebut dapat diselnggarakan di mana pun juga dalam wilayah Republik Indonesia dan berhak mengambil keputusan-keputusan yang mengikat. 7. Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Komisaris Utama. Dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris. Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikkan kepada pihak ketiga, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh Direktur Utama dan dalam hal Direktur Utama tidak hadi atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikkan kepada pihak ketiga, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang anggota Direksi dan dalam hal semua anggota Direksi tidak hadir atau berhalangan, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang dari dan oleh peserta Rapat Umum Pemegang Saham. 8. Dalamhal anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris unutk memimpin Rapat Umum Pemegang Saham mempunyai benturan kepentingan dengan mata acara yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh anggota Dewan Komisaris lainnya yang tidak mempunyai benturan kepentingan yang ditunjuk oleh Dewan Komisaris; Dalam hal semua anggota Dewan Komisaris mempunyai benturan kepentingan, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah satu anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi; Dalam hal salah satu anggota Direksi yang ditunjuk oleh Direksi untuk memimpin Rapat Umum Pemegang Saham mempunyai benturan kepentingan atas mata acara yang akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh anggota Direksi yang tidak mempunyai benturan kepentingan; Dalam hal semua anggota Direksi mempunyai benturan kepentingan, Rapat Umum Pemegang Saham dipimpin oleh salah seorang pemegang saham bukan pengendali yang dipilih oleh mayoritas pemegang saham lainnya yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham. 439

462 9. Ketua rapt berhak meminta kepada mereka yang hadir pada rapt untuk membuktikan hak mereka untuk menghindari rapat yang bersangkutan. 10. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dibuat Risalah Rapat dan Ringkasan Risalah Rapat. Risalah Rapat harus dibuat oleh seorang yang hadir dan ditunjuk oleh Ketua Rapat, yang harus ditanda-tangani oleh Ketua Rapat dan seorang pemegang saham atau kuasa pemegang saham yang hadir dalam rapat, yang ditunjuk untuk maksud tersebut oleh rapat, untuk memastikan kelengkapan dan kebenaran berita acara rapat tersebut. Penanda-tangan Risalah Rapat sebagaimana dimaksud dalam pasal ini tidak disyaratkan apabila Risalah Rapat tersebut dibuat dalam bentuk akta Notaris. Risalah Rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua pemegang saham dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat. Ringkasan Risalah Rapat sebagaimana dimaksud ayat 10 di atas akan dibuat oleh Perseroan dan diumumkan kepada masyarakat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. KUORUM, HAK SUARA DAN KEPUTUSAN DALAM RAPAT UMUM PEMEGANG SAHAM Pasal a. Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilangsungkan apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah ayng telah dikeluarkan Perseroan, kecuali apabila ditentukan lain dalam Anggaran Dasar ini. b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1.a) tidak tercapai, maka dapat diadakan panggilan Rapat Umum Pemegang Saham kedua. c. Panggilan sebagaimana yang dimaksud dalam ayat (1.b) harus dilakukan paling lambat 7 (tujuh) hari kalender sebelum Rapat Umum pemegang Saham kedua diselnggarakan, dengan tidak memperhitungkan tanggal panggilan dan tanggal rapat dan menyebutkan telah diselnggarakan Rapat Umum Pemegang Saham pertama tetapi tidak mencapai kuorum. d. Rapat Umum Pemegang Saham kedua diselenggarakan paling cepat 10 (sepuluh) hari kalender dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender terhitung sejak Rapat Umum Pemegang Saham pertama dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Umum pemegang Saham pertama, kecuali mengenai persyaratan panggilan rapat sebagaimana ditetapkan dalam ayat (1.c) di atas dan persyaratan kuorum sebagaimana ditetapkan dalam ayat (1.e) di bawah ini. e. Rapat Umum Pemegang Saham kedua adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili sedikitnya 1/3 (satu per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. f. Dalam hal kuorum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tidak tercapai, Direksi atas nama Perseroan dapat mengajukan permohonan kepada Ketua OJK untuk menetapkan kuorum. 2. Pemegang saham dapat diwakili oleh pemegang sahamlain atau orang lain dengan surat kuasa. Surat kuasa harus dibuat dan ditandatangani dalam bentuk sebagaimana ditentukan oleh Direksi Perseroan, dengan tidak mengurangi ketentuan Undang-Undang dan peraturan perundang-undangan yang berlaku tentang bukti perdata dan diajukan kepada Direksi sebelum Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan. 3. Ketua Rapat Umum Pemegang Saham berhak meminta agar surat kuasa untuk mewakili pemegang saham diperlihatkan kepadanya pada waktu Rapat Umum Pemegang Saham diadakan. 4. Dalam Rapat Umum Pemegang Saham, tiap saham memberikan hak kepada pemiliknya untuk mengeluarkan 1 (satu) suara. 5. Anggota Direksi, anggota Dewan Komisaris dan karyawan Perseroan boleh bertindak selaku kuasa dalam Rapat Umum Pemegang Saham, namun suara yang mereka keluarkan selaku kuasa dalam Rapat Umum Pemegang Saham tidak dihitung dalam pemungutan suara. 6. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat tertutup yang tidak ditandatangani dan mengenai hal lain secara lisan, kecuali apabila Ketua Rapat Umum Pemegang Saham menentukan lain tanpa ada keberatan dari 1 (satu) atau lebih pemegang saham yang secara bersama-sama mewakili sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah. 440

463 7. Suara blanko atau suara yang tidak sah dianggap tidak ada dan tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. 8. Semua keputusan diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah suara ayng dikeluarkan dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham, kecuali apabila dalam Anggaran Dasar ini ditentukan lain. Apabila jumlah suara yang setuju dan tidak setuju sama banyaknya, maka usul harus dianggap ditolak. 9. a. Dalam hal Perseroan bermaksud untuk melakukan transaksi tertentu yang terdapat benturan kepentingan dan transaksi dimaksud tidak dikecualikan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang pasar modal, transaksi tersebut wajib mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa. Pemegang Saham independen terlbih dahulu diberi hak untuk mengambil keputusan menurut tata cara dan syarat yang ditentukan dalam peraturan perundangundangan di bidang pasar modal. b. Rapat Umum pemegang Saham untuk memutuskan hal yang mempunyai benturan kepentingan diselenggarakan dengan ketentuan bahwa Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dihadiri/diwakili oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen. c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (9.b) pasal ini tidak tercapai, dapat diadakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan ketentuan harus dihadiri oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari ½ (satu per dua) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam rapat dan keputusan adalah sah jika disetujui oleh pemegang saham independen yang mewakili lebih dari ½ (satu per dua) dari jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham independen yang hadir dalam Rapat.. d. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (9.c) pasal ini tidak tercapai, atas permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ditentuakn oleh Ketua OJK. e. Pemegang Saham yang mempunyai benturan kepentingan dalam Rapat Umum Pemegang Saham tersebut dianggap telah memberikan keputusan yang sama dengan keputusan yang disetujui oleh pemegang saham independen yang tidak mempunyai benturan kepentingan. 10. Setiap usul yang diajukan oleh para pemegang saham selama pembicaraan-pembicaraan atau pemungutan suara dalam Rapat Umum Pemegang Saham harus memenuhi semua syarat sebagai berikut : a. Menurut pendapat Ketua Rapat Umum Pemegang Saham usul tersebut berhubungan langsung dengan salah satu acara Rapat Umum Pemegang Saham yang bersangkutan dan b. Usul tersebut diajukan oleh satu atau lebih pemegang saham bersama-sama mewakili sedikitnya 10% (sepuluh persen) dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan. c. Menurut pendapat Direksi usul itu dianggap berhubungan langsung dengan usaha Perseroan. 11. Pemegang saham dengan hak suara yang sah yang hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham, namun tidak mengeluarkan suara (abstain) dianggap mengeluarkan suara yang sama dengan suara mayoritas pemegang saham yang mengeluarkan suara. 12. Pemegang Saham dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat umum Pemegang Saham, dengan ketentuan semua Pemegang Saham telah diberutahu secara tertulis dan semua pemegang saham memberikan persetujuan dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Umum Pemegang Saham. DIREKSI Pasal Perseroan diurus dan dipimpin oleh suatu Direksi yang terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) anggota Direksi dengan komposisi sebagai berikut : a. seorang Direktur Utama; b. 2 (dua) orang atau lebih Direktur; 441

464 2. a. Usulan pengangkatan, pemberhentian, dan/atau penggantian anggota Direksi akan diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham dengan memperhatikan rekomendasi dari Dewan Komisaris atau komite yang menjalankan fungsi nominasi. b. Para anggota Direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham, masing-masing untuk jangka waktu 5 (lima) tahun, terhitung sejak tanggal yang ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham yang mengangkat mereka sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tahun kelima setelah tahun pengangkatan mereka, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan mereka sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya. c. Keputusan untuk memberhentikan anggota Direksi diambil setelah anggota Direksi yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat yang memutuskan pemberhentiannya, kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham tersebut tersebut. Pemberian kesempatan untuk membela diri tidak diperlukan apabila anggota Direksi tersebut mengundurkan diri secara sukarela dari jabatannya dan/atau tidak berkebaratan atas pemberhentian tersebut. d. Anggota Direksi yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan. 3. Antara para anggota Direksi dilarang saling memiliki hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua termasuk suami/istri, keponakan, menantu, ipar dan besan dengan sesama anggota Direksi atau anggota Dewan Komisaris. Mayoritas anggota Direksi wajib berpengalaman dalam organisasi Bank sekurang-kurangnya 5 (lima) tahun sebagai pejabat eksekutif pada Bank. 4. Para anggota Direksi dapat diberi gaji dan/atau tunjangan yang jumlahnya ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. 5. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Direksi lowong, sehingga jumlah Direksi kurang dari 3 (tiga) orang, maka selambatlambatnya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak terjadinya lowongan, harus diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham untuk mengisi lowongan itu, dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam pasal ayat (1) diatas. 6. Apabila oleh suatu sebab apapun semua jabatan anggota Direksi lowong, maka selambat-lambatnya dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender sejak terjadinya lowongan tersebut harus diselenggarakan rapat Umum Pemegang Saham untuk mengangkat Direksi baru, dan untuk sementara Perseroan diurus oleh Dewan Komisaris. 7. Seorang anggota Direksi berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengnai maksudnya tersebut kepada Perseroan sekurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal pengunduran dirinya. Anggota Direksi yang mengundurkan diri itu hanya akan dibebaskan dari tanggung jawabnya, jika Rapat Umum Pemegang Saham membebaskannya dari tanggung jawab selama masa jabatannya. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu paling lambat 60 (enam puluh) hari setelah menerima surat pengunduran diri tersebut untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Direksi tersebut. 8. Dalam hal anggota Direksi mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Direksi menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Direksi yang baru sehingga memenuhi persyaratan minimal jumlah anggota Direksi. 9. Jabatan anggota Direksi berakhir apabila : a. Mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat (7). b. Tidak lagi memenuhi persyaratan perundang-undangan yang berlaku. c. Meninggal dunia; d. Diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham. TUGAS DAN WEWENANG DIREKSI Pasal Direksi bertanggung jawab penuh dalam melaksanakan tugasnya melakukan pengurusan Perseroan untuk kepentingan Perseroan dalam mencapai maksud dan tujuannya. 2. Setiap anggota Direksi wajib dengan itikad baik dan penuh tanggung jawab menjalankan tugasnya dengan mengindahkan peraturan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia. 3. Direksi berhak mewakili Perseroan di dalam dan d luar Pengadilan tentang segala hal dan dalam segala kejadian, mengikat Perseroan, dengan pihak lain, serta menjalankan segala tindakan, baik yang mengenai kepengurusan maupun kepemilikan, akan tetapi dengan pembatasan bahwa : 442

465 Untuk melakukan tindakan-tindakan tersebut di bawah ini disyaratkan persetjuan dari Rapat Dewan Komisaris atau persetujuan tertulis dari seluruh anggota Dewan Komisaris yakni : a. Membeli atau dengan cara lain memperoleh/mendapatkan barang-barang tidak bergerak (hak-hak atas tanah dan/atau bangunan) dan/atau perusahaan; b. Menjual atau dengan cara lain memindahkan hak barang-barang tidak bergerak (hak-hak atas tanah dan/atau bangunan) dan/atau perusahaan dengan nilai kurang dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan c. Membeli hak tanggungan, menggadaikan atau dengan cara lain menjaminkan/mengagunkan kekayaan milik Perseroan dengan nilai kurang dari 50% (lima puluh persen) kekayaan bersih Perseroan; d. Mendirikan perusahaan baru atau mengambil bagian atau ikut serta atau melepaskan baik sebagian atau seluruhnya dalam perusahaan atau badan-badan lain yang tidak dalam rangka penyelamatan piutang, sesuai dengan ketentuan yang berlaku; e. Meminjamkan uang atau menerima fasilitas kredit atau fasilitas perbankan lainnya yang menyerupai atau mengakibatkan timbulnya pinjaman uang dari uang/pihak lain : i. Pinjaman yang diterima dari bank-bank di dalam maupun di luar negeri, termasuk Pinjaman Komersial Luar negeri (PKLN), yang diatur oleh BI atau badan pemerintah lainnya yang berwenang baik dalam bentuk bilaterial maupun syndicated loan. ii. Transaksi valuta asing (foreign exchange) dan derivatif yang berbentuk suku cadang bunga atau valuta asing dengan Bank-bank baik di dalam maupun di luar negeri, dimana Perseroan harus menandatangani perjanjian seperti ISDA (International Swap Dealer Association), ICOM (International Currency Options Market) atau perjanjian lainnya. f. Meminjamkan uang atau memberikan fasilitas kredit atau fasilitas perbankan lain yang menyerupai atau mengakibatkan timbulnya pinjaman uang kepada orang/pihak lain. g. Mengeluarkan surat jaminan bank atau dengan cara lain menjadi penjamin (borg) atau avalis untuk menjamin pembayaran utang atau kewajiban keuangan orang/pihak lain. h. Meminjamkan uang ata memberikan fasilitas kredit atau fasilitas perbankan lainnya yang menyerupai atau mengakibatkan timbulnya pinjaman uang kepada Bank/lembaga keuangan lainnya baik di dalam maupun di luar negeri kepada Perseroan. i. Perbuatan hukum untuk mengalihkan, melepaskan hak atau menjadikan jaminan utang sejumlah atau lebih dari 50% (lima puluh persen) jumlah kekayaan bersih Perseroan (setelah dikurangi dengan seluruh kewajiban) sebagaimana dinyatakan dalam neraca Perseroan yang terakhir yang diaudit oleh Kantor Akuntan Publik, baik dalam 1 (satu) transaksi atau beberapa transaksi yang berdiri sendiri ataupun yang berkaitan satu sama lain dalam 1 (satu) tahun buku, harus mendapat persetujuan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri atau diwakili para pemegang saham yang memiliki sedikitnya ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan Perseroan dan disetujui oleh sedikitnya ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh Perseroan untuk menyetujui tindakan Direksi sebagaimana dimaksud pada ayat ini. Dalam hal kuorum kehadiran Rapat Umum pemegang Saham kedua diatas tidak tercapai maka Rapat Umum Pemegang Saham ketiga sah dan berhak untuk mengambila keputusan dengan kuorum kehadiran dan kuorum keputusan yang ditentukan oleh OJK. 4. a. Direktur Utama; atau b. 2 (dua) orang Direktur bersama-sama; berhak dan berwenang bertindak untuk dan atas nama Direksi serta mewakili Perseroan. 5. Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau menjadikan sebagai jaminan utang atau melepaskan hak atas harta kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) di atas ini wajib pula diumumkan dalam 2 (dua) surat kabar harian berbahasa Indonesia, yang berperedaran luas dalam wilayah Republik Indonesia sesuai dengan pertimbangan Direksi. 6. Perbuatan hukum untuk mengalihkan atau menjadikan sebagai jaminan hutang atau melepaskan hak atas harta kekayaan Perseroan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) diatas ini wajib pula diumumkan dalam 1 (satu) surat kabar/harian berbahasa Indonesia, yang berperedaran luas dalam wilayah Republik Indonesia sesuai dengan pertimbangan Direksi. 7. Dalam rangka pengendalian umum sebagaimana ditetapkan dalam Standar Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank tanggung jawab Direksi adalah menciptakan struktur pengendalian intern, menjamim terselenggaranya fungsi audit intern dalam setiap tingkatan manajemen dan menindaklanjuti temuan Audit sesuai dengan kebijakan atau pengarahan yang diberikan oleh Dewan Komisaris. 8. a. Direksi untuk perbuatan tertentu berhak pula mengangkat seorang atau lebih sebagai wakil atau kuasanya dengan memberikan kepadanya kekuasaan yang diatur dalam surat kuasa; b. Direksi dapat mengangkat baik perorangan maupun 1 (satu) kelompok orang dalam bentuk komite untuk melaksanakan pengelolaan kegiatan usaha tertentu Perseroan. 443

466 9. Pembagian tugas dan wewenang setiap anggota Direksi ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan wewenang tersebut oleh Rapat Umum Pernegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. 10. Dalam hal Perseroan mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan pribadi seorang anggota Direksi, maka Perseroan akan diwakili oleh anggota Direksi lainnya dan dalam hal "Perseroan" mempunyai kepentingan yang bertentangan dengan kepentingan seluruh anggota Direksi, maka dalam hal ini "Perseroan" diwakili oleh Dewan Komisaris. 11. Didalam hal hanya ada seorang anggota Direksi, maka segala tugas dan wewenang yang diberikan bagi para anggota Direksi dalam Anggaran Dasar ini, berlaku pula baginya. RAPAT DIREKSI Pasal Direksi wajib mengadakan rapat Direksi secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam setiap bulan atau dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh Direktur Utama atau oleh seorang atau lebih anggota Direksi lainnya atau atas permintaan tertulis dari seorang atau lebih anggota Dewan Komisaris. Selain hal tersebut Direksi bersama Dewan Komisaris secara berkala wajib mengadakan rapat bersama paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan. 2. Panggilan rapat Direksi dilakukan oleh Direktur Utam atau salah seorang anggota Direksi. 3. Panggilan rapat Direksi harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan langsung kepada setiap anggota Direksi dengan tanda terima yang memadai, selambat-lambatnya 1 (satu) hari kelender sebelum rapat diadakan. 4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu tan tempat Rapat. 5. Rapat Direksi diadakan ditempat kedudukan Perseroan atau,empat kegiatan usaha Perseroan. 6. Rapat Direksi dipimpin oleh Direktur Utama, dalam hal Direktur Utama tidak dapat hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, Rapat Direksi akan dipimpin oleh salah seorang Direktur yang dipilih oleh para anggota Direksi yang hadir dan/atau diwakili dalam rapat Direksi. 7. Seorang anggota Direksi dapat diwakili dalam rapat Direksi hanya oleh anggota Direksi lainnya berdasarkan surat kuasa. 8. Rapat Direksi adalah sah san berhak mengambil keputusan yang mengikat apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi yang sedang menjabat hadir atau diwakili dalam Rapat. 9. Keputusan Rapat Direksi harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Direksi yang hadir dalam rapat Direksi tersebut. 10. a. Setiap anggota Direksi yang hadir berhak mengeluarkan 1 ;satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Direksi lain yang diwakilinya. b. Setiap anggota Direksi yang secara pribadi dengan cara apapun baik secara langsung maupun secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam mana "Perseroan" menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingan dalam suatu rapat Direksi dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi atau kontrak tersebut, kecuali jika rapat Direksi menentukan lain. c. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda-tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan secara lisan, kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak yang hadir. d. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan. 11. dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat Direksi dibuat berita acara Rapat yang ditunjuk oleh ketua Rapat dan kemudian harus ditanda-tangani oleh seluruh anggota Direksi yang hadir pada rapat dan disampaikan kepada seluruh Direksi. Dal;am hal penyelenggaraan Rapat Direksi bersama Dewan Komisaris, berita acara rapat dibuat oleh seorang yang hadir dalam Rapat yang ditunjuk oleh Ketua Rapat dan kemudian harus ditanda0tangani oleh seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang hadir pada rapat dan disamapikan kepada seluruh anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris. Apabila terdapat anggota Direksi dan/atau anggota Dewan Komisaris yang tidak menandatangani hasil rapat tersebut, maka yang bersangkutan wajib menyebutkan alasannya secara tertulis dalam surat tersendiri yang dilekatkan pada berita acara rapat. Apabila berita acara rapat dibuat oleh notaris, penandatangan tersebut tidak disyararatkan. 12. Direksi dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Direksi, dengan ketentuan semua anggota Direksi telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Direksi yang sedang menjabat memberikan persetujuan dengan menandatangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam rapat Direksi. 444

467 DEWAN KOMISARIS Pasal Dewan Komisaris terdiri dari sedikitnya 3 (tiga) orang Anggota Dewan Komisaris dengan kompcsisi sebagai berikut a. seorang Komisaris Utama; dan b. 2 (dua) orang atau lebih Komisaris. 2. Anggota Dewan Komisaris diangkat oleh Rapat Umum Pemegang Saham, masing-masing untuk jangka waktu 5 (lima) tahun terhitung sejak tanggal yang ditentukan pada Rapat Umum Pemegang Saham yang mengangkat mereka sampai dengan penutupan Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan kelima setelah tahun pengangkatan mereka, dengan tidak mengurangi hak Rapat Umum Pemegang Saham untuk memberhentikan sewaktu-waktu dengan menyebutkan alasannya. Keputusan untuk memberhentikan anggota Dewan Komisaris diambil setelah anggota Dewan Komisaris yang bersangkutan diberikan kesempatan untuk membela diri dalam Rapat Umum Pemegang Saham. Pemberhentian demikian berlaku sejak penutupan Rapat Umum Pemegang Saham yang memutuskan pemberhentian tersebut, kecuali bila tanggal pemberhentian yang lain ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. Anggota Dewan Komisaris yang masa jabatannya telah berakhir dapat diangkat kembali hanya untuk 1 (satu) kali masa jabatan. 3. Anggota Dewan Komisaris dilarang memiliki hubungan keluarga ampai dengan derajat kedua termsuk suami/isteri, menantu dan ipar dengan sesama anggota Dewan Komisaris. 4. Anggota Dewan Komisaris dapat diberi honorarium dan/atau.unjangan yang jumlahnya ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham. 5. Apabila oleh suatu sebab jabatan anggota Dewan Komisaris lowong, sehingga jumlah Dewan Komisaris menjadi kurang dari 3 (tiga) orang, maka selambat-lambatnya dalam jangka waktu 90 (tiga puluh) hari kelender setelah terjadinya lowongan, harus diselenggarakan Rapat Umum Pemegang saham untuk mengisi lowongan itu dengan memperhatikan ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) Pasal ini. 6. Seorang anggota Dewan Komisaris berhak mengundurkan diri dari jabatannya dengan memberitahukan secara tertulis mengenai maksud tersebut kepada "Perseroan" sekurang-kurangnya 30 (tiga puluh) hari kalender sebelum tanggal penguduran dirinya. Anggota Dewan Komisaris yang mengundurkan diri itu hanya akan dibebaskan dari tanggung jawab, jika Rapat Umum Pemegang Saham membebaskannya dari tanggung jawabnya selama masa jabatannya. Perseroan wajib menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham dalam jangka waktu paling lambat 90 (enam puluh) hari setelah menerima surat pengunduran diri tersebut untuk memutuskan permohonan pengunduran diri anggota Dewan Komisaris tersebut. 7. Dalam hal anggota Dewan Komisaris mengundurkan diri sehingga mengakibatkan jumlah anggota Dewan Komisaris menjadi kurang dari 2 (dua) orang, maka pengunduran diri tersebut sah apabila telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan telah diangkat anggota Dewan Komisaris yang baru sehingga memenuhi persyaratan niminal jumlah anggota Dewan Komisaris. 8. Jabatan anggota Dewan Komisaris berakhir apabila: a. mengundurkan diri sesuai dengan ketentuan ayat (6); b. tidak lagi memenuhi persyaratan perundan-undangan yang berlaku; c. meninggal dunia; d. diberhentikan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham TUGAS DAN WEWENANG DEWAN KOMISARIS Pasal Dewan Komisaris melakukan pengawasan atas kebijakan Direksi dalam menjalankan "Perseroan" serta memberkan nasihat kepada Direksi. 2. Para Anggota Dewan Komisaris baik bersama-sama maupun sendiri-sendiri setiap waktu dalam jam kerja kantor "Perseroan", berhak nemasuki gedung-gedung dan kantor-kantor serta halaman-halaman ang dipergunakan oleh "Perseroan" dan berhak untuk memeriksa atatan-catatan dan dokumen-dokumen serta kekayaan "Perseroan" untuk melaksanakan kewajiban mereka. 3. Direksi harus memberikan semua keterangan yang berkenaan dengan "Perseroan" sebagaimana diperlukan oleh Dewan Komisaris untuk melaksanakan untuk melaksanakan tugas mereka. 4. Rapat Dewan Komisaris setiap waktu berhak memberhentikan u,ntuk sementara seorang atau lebih anggota Direksi apabila anggota Direksi tersebut bertindak bertentangan dengan anggaran dasar dan atau peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Pemberhentian sementara itu harus diberitahukan kepada yang.bersangkutan disertai alasannya. 445

468 6. Dalam jangka waktu 90 (tiga puluh) hari kalender sesudah pemberhentian sementara itu, Dewan Komisaris diwajibkan untuk menyelenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa yang akan memutuskan apakah anggota Direksi yang bersangkutan akan di berhentikan seterusnya atau dikembalikan kepada kedudukannya semula, sedangkan anggota Direksi yang diberhentikan sementara itu diberi kesempatan untuk hadir guna membela diri. 7. Rapat tersebut dalam ayat (6) pasal ini dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun hal mans tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, rapat akan dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris dan dalam hal semua anggota Dewan Komisaris tidak hadir atau berhalangan karena sebab apapun hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, maka rapat akan dipimpin oleh seorang yang dipilih oleh dan dari antara mereka yang hadir dalam rapat dan panggilan dilakukan sesuai dengan ketentuan yang termaktub dalam pasal Apabila Rapat Umum Pemegang Saham tersebut tidak diadakan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari kalender setelah pemberhentian sementara itu, maka pemberhentian sementara itu menjadi batal demi hukum, dan yang bersangkutan berhak menjabat kembali jabatannya semula. 9. Apabila seluruh anggota Direksi diberhentikan sementara atau apabila karena sebab apapun juga tidak ada anggota Direksi sama sekali, maka untuk sementara Dewan Komisaris diwajibkan untuk mengurus "Perseroan". Dalam hal demikian Dewan Komisaris berhak untuk memberikan kekuasaan sementara kepada seorang atau lebih diantara mereka atas tanggungan mereka bersama. RAPAT DEWAN KOMISARIS Pasal Dewan Komisaris wajib mengadakan rapat secara berkala paling kurang 1 (satu) kali dalam 2 (dua) bulan atau Rapat Dewan Komisaris dapat diadakan setiap waktu bilamana dipandang perlu oleh Komisaris Utama atau 2 (dua) orang atau lebih anggota Dewan Komisaris lainnya atau oleh Direksi, Selain hal tersebut Direksi bersama Dewan Komisaris secara berkala wajib mengadakan rapat bersama paling kurang 1 (satu) kali dalam 4 (empat) bulan. 2. Panggilan Rapat Dewan Komisaris dilakukan oleh Komisaris Utama atau seorang anggota Dewan Komisaris. 3. Panggilan Rapat Dewan Komisaris harus dilakukan secara tertulis dan disampaikan secara langsung kepada setiap anggota Dewan Komisaris dengan tanda terima yang memadai, atau dengan surat tercatat atau dengan jasa kurir atau dengan telex atau telefax (dalam hal dengan telex atau telefax, harus ditegaskan kembali dengan surat tertulis yang diserahkan secara langsung atau dengan surat tercatat secepat mungkin), paling lambat 5 (lima) hari kalender sebelum rapat diadakan, dalam hal terdesak panggilan rapat tersebut dapat dipersingkat menjadi 3 (tiga) hari kalender. 4. Panggilan rapat itu harus mencantumkan acara, tanggal, waktu dan tempat rapat. 5. Rapat Dewan Komisarisdiadakan ditempat kedudukan "Perseroan" atau tempat kegiatan usaha "Perseroan". 6. Rapat Dewan Komisaris dipimpin oleh Komisaris Utama, dalam hal Komisaris Utama tidak dapat hadir atau berhalangan, hal mana tidak perlu dibuktikan kepada pihak ketiga, rapat Dewan Komisaris akan dipimpin oleh salah seorang anggota Dewan Komisaris yang dipilih oleh para anggota Dewan Komisaris yang hadir dan atau diwakili dalam rapat Dewan Komisaris. 7. Seorang anggota Dewan Komisaris dapat diwakili dalam Rapat Dewan Komisaris hanya oleh anggota Dewan Komisaris lainnya berdasarkan surat kuasa. 8. Rapat Dewan Komisaris adalah sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat hanya apabila lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat hadir atau diwakili dalam Rapat. 9. Keputusan Rapat Dewan Komisaris harus diambil berdasarkan musyawarah untuk mufakat. Dalam hal keputusan berdasarkan musyawarah untuk mufakat tidak tercapai, maka keputusan diambil dengan pemungutan suara berdasarkan suara setuju lebih dari 1/2 (satu per dua) bagian dari jumlah anggota Dewan Komisaris yang sedang menjabat. 10. a. Setiap anggota Dewan Komisaris yang hadir berhak mengeluarkan 1 (satu) suara dan tambahan 1 (satu) suara untuk setiap anggota Dewan Komisaris lain yang diwakilinya. b. Setiap anggota Dewan Komisaris yang secara pribadi dengan cara adapun balk secara langsung maupun secara tidak langsung mempunyai kepentingan dalam suatu transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan, dalam mana "Perseroan" menjadi salah satu pihaknya harus menyatakan sifat kepentingan dalam suatu rapat Dewan Komisaris dan tidak berhak untuk ikut dalam pengambilan suara mengenai hal-hal yang berhubungan dengan transaksi, kontrak atau kontrak yang diusulkan tersebut, kecuali jika rapat Dewan Komisaris menentukan lain. c. Pemungutan suara mengenai diri orang dilakukan dengan surat suara tertutup tanpa tanda-tangan, sedangkan pemungutan suara mengenai hal-hal lain dilakukan dengan lisan kecuali Ketua Rapat menentukan lain tanpa ada keberatan berdasarkan suara terbanyak dari yang hadir d. Suara blanko dan suara yang tidak sah dianggap tidak dikeluarkan secara sah dan dianggap tidak ada serta tidak dihitung dalam menentukan jumlah suara yang dikeluarkan. 446

469 11. Dari segala hal yang dibicarakan dan diputuskan dalam rapat Dewan Komisaris dibuat berita acara rapat. Berita acara rapat Dewan Komisaris tersebut harus dibuat oleh seorang yang hadir dalam rapat yang ditunjuk oleh Ketua rapat dan kemudian harus ditandatangani oleh Ketua rapat dan salah seorang anggota Dewan Komisaris yang ditunjuk untuk maksud tersebut pada rapat yang bersangkutan guna memastikan kelengkapan dan kebenaran berita acara Rapat Dewan Komisaris tersebut. Berita acara rapat tersebut menjadi bukti yang sah terhadap semua anggota Dewan Komisaris dan pihak ketiga tentang keputusan dan segala sesuatu yang terjadi dalam rapat. Apabila berita acara rapat dibuat oleh Notaris, penanda-tanganan tersebut tidak disyaratkan. 12. Dewan Komisaris dapat juga mengambil keputusan yang sah tanpa mengadakan Rapat Dewan Komisaris, dengan ketentuan semua anggota Dewan Komisaris telah diberitahu secara tertulis dan semua anggota Dewan Komisaris memberkan persetujuan dengan menanda-tangani persetujuan tersebut. Keputusan yang diambil dengan cara demikian, mempunyai kekuatan yang sama dengan keputusan yang diambil dengan sah dalam Rapat Dewan Komisaris. RENCANA KERJA, TAHUN BUKU DAN LAPORAN TAHUNAN Pasal Direksi menyampaikan Rencana Kerja yang memuat juga Anggaran Tahunan Perseroan lepada Dewan Komisaris untuk mendapat persetujuan, sebelum tahun buku dimulai. 2. Rencana kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan paling lambat 30 (tiga puluh) hari sebelum dimulainya tahun buku yang akan datang. 3. Tahun buku Perseroan berjalan pada tanggal 1 (satu) Januari sampai dengan tanggal 31 (tiga puluh satu) Desember. Pada akhir bulan Desember tiap tahun, buku Perseroan ditutup. 4. a. Dalam waktu paling lambat 5 (lima) bulan setelah buku-buku perserroan ditutup, Direksi menyusun laboran tahunan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku yang telah diaudit oleh Akuntan Publio yang terdaftar di OJK serta telah ditandatangani oleh semua anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris yang diajukan bersamaan dengan laboran tugas pengawasan Dewan Komisaris yang disusun oleh Dewan Komisaris guna mendapatkan persetujuan dan pengesahan dalam RUPS Tahunan. b. Dalam hal ada anggota Direksi atau Dewan Komisaris tidak menandatangani laboran tersebut, maka harus disebutkan alasannya secara tertulis. c. Sebelum menandatangani laboran tahunan, Dewan komisaris akan menéela dan menilai laboran tahunan tersebut dan untuk keperluan mana dapat diminta bantuan tenaga ahli atas biaya Perseroan dan kepada siapa Direksi wajib memberikan keterangan yang diperlukan. 5. Paling lambat 14 (empat belas) hari sebelum tanggal RUPS Tahunan diselenggarakan, neraca dan perhitungan laba rugi tersebut berikut laboran tahunan yang bersangkutan, harus disediakan di cantor Perseroan untuk dapat diperiksa oleh para pemegang saham. 6. Perseroan wajib mengumumkan neraca dan perhitungan laba rugi dalam 2 (dua) surat kabar/harian berbahasa Indonesia, yang salah satunya terbit dan beredar di tempat kedudukan Perseroan dan yang lain berperedaran nasional selambat-lambatnya 120 (seratus dua puluh) hari setelah tahun buku ditutup. PENGGUNAAAN LABA DAN PEMBAGIAN DIVIDEN Pasal Rapat direksi harus mengajukan usul kepada RUPS Tahunan mengenai penggunaan dan/atau pembagian keuntungan yang belum dibagi yang tercantum dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang diajukan untuk persetujuan RUPS Tahunan, dalam usul mana dapat dinyatakan berapa keuntungan yang belum dibagi tersebut dapat disisihkan untuk dana cadangan sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 23 di bawah ini serta usul mengenai besarnya jumlah dividen yang mungkin dibagikan, satu dan lain dengan tidak mengurangi hak dari RUPS untuk memutuskan lain. 2. Dividen hanya dibayarkan sesuai dengan kemampuan keuangan Perseroan berdasarkan keputusan yang diambil dalam RUPS Tahunan, dalam keputusan mana juga ditentukan waktu, cara pembayaran dan bentuk dibiden dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek. Dividen untuk saham harus dibayarkan kepada orang atas nama siapa saham itu tercatat dalam DPS, pada tanggal ditentukan oleh RUPS Tahunan yang memutuskan mengenai pembagian dividen. Hari pembayaran harus diumumkan oleh Direksi kepada pemegang saham. Pasal 12 ayat (2) berlaku secara mutatis mutandis bagi pengumuman tersebut. 3. Dalam hal RUPS Tahunan tidak menentukan penggunaan lain, maka laba bersih setelah dikurangi dengan cadangan yang diwajibkan oleh undang-undang dan Anggaran Dasar Perseroan dibagi sebagai dividen. 4. Berdasarkan keputusan rapat Direksi, Direksi dapat membagikan dividen sementara, jika keadaan keuangan Perseroan memungkinkan, dengan ketentuan bahwa dividen sementara tersebut harus diperhitungkan dengan dividen yang dibagikan berdasarkan keputusan RUPS Tahunan pada tahun yang bersangkutan yang diambil sesuai dengan ketentuan-ketentuan Anggaran dasar ini dengan memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang Pasar Modal serta peraturan Bursa Efek ditempat dimana saham-saham Perseroan dicatatkan. 5. Apabila perhitungan laba rugi pada suatu tahun buku menunjukkan kerugian yang tidak dapat ditutup dengan dana cadangan, maka kerugian itu akan tetap dicatat dalam pembukuan Perseroan dan dalam tahun-tahun yang akan datang Perseroan dianggap tidak mendapat laba selama kerugian yang tercatat itu belum sama sekali tertutup, dengan tidak mengurangi ketentuan perundangundangan yang berlaku. 6. Dengan memperhatikan pendapatan Perseroan pada tahun buku yangbersangkutan dari pendapatan bersih seperti tersebut dalam neraca dan perhitungan laba rugi yang telah disetujui oleh RUPS Tahunan, dapat diberikan tantiem kepada anggota Direksi dan Dewan Komisaris perseroan yang besarnya ditentukan oleh RUPS Tahunan. Kewenangan untuk memberikan tantiem kepada anggota Direksi tersebut oleh Rapat Umum Pemegang Saham dapat dilimpahkan kepada Dewan Komisaris. 447

470 7. Laba yang dibagikan sebagai deviden yang tidak diambil dalam waktu 5 (lima) tahun setelah disediakan untuk dibayarkan, dimasukkan kedalam dana cadangan yang khusus diperuntukkan untuk itu. Dividen dalam dana cadangan khusus tersebut, dapat diambil oleh pemegang saham yang berhak sebelum lewatnya jangka waktu 5 (lima) tahun dengan menyampaikan bukti haknya atas dividen tersebut yang dapat diterima oleh Direksi perseroan. Dividen yang tidak diambil setelah lewat waktu tersebut menjadi milik Perseroan. PENGGUNAAN CADANGAN Pasal Bagian dari laba yang disediakan untuk dana cadangan ditentukan oleh RUPS setelah memperhatikan usul Direksi dan dengan mengindahakan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 2. Penyisihan laba bersih untuk cadangan sampai mencapai 20% (duapuluh persen) dari jumlah modal yang ditempatkan dan disetor, hanya boleh dipergunakan untuk menutup kerugian yang tidak dipenuhi oleh cadangan lain. 3. Apabila dana cadangan telah melebihi, maka RUPS dapat memutuskan agar kelebihan dari dana cadangan tersebut digunakan bagi keperluan Perseroan. 4. Direksi harus mengelola dana cadangan agar dana cadangan tersebut memperoleh laba, dengan cara yang dianggap baik oleh Direksi dengan persetujuan Dewan Komisaris dan dengan memperhatikan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 5. Keuntungan yang diterima dari dana cadangan itu dimasukkan dalam perhitungan laba rugi Perseroan. PERUBAHAN ANGGARAN DASAR Pasal Pengubahan Anggaran Dasar ditetapkan oleh RUPS yang harus dihadiri oleh Pemegang Saham yang mewakili sedikitnya 2/3 bagian jumlah seluruh saham dengan hak suara yang telah dikeluarkan oleh Perseroan dan keputusan disetujui oleh sedikitnya 2/3 bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. Pengubahan Anggaran Dasar tersebut harus dibuat dengan akta notaris dan dalam Bahasa Indonesia. 2. Pengubahan ketentuan Anggaran Dasar yang menyangkut pengubahan nama, tempat kedudukan Perseroan, maksud dan tujuan, kegiatan usaha, jangka waktu berdirinya Perseroan, besarnya modal dasar, pengurangan modal yang ditempatkan dan disetor dan pengubahan status Perseroan tertutup menjadi Perseroan terbuka atau sebaliknya, wajib mendapat persetujuan dari Menteri Hukum dan HAM RI. 3. Perubahan Anggaran Dasar selain yang menyangkut hal-hal yang tersebut dalam ayat 2 pasal ini cukup diberitahukan kepada Menteri Hukum dan HAM RI dalam waktu selambat-lambatnya 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak keputusan RUPS tentang pengubahan tersebut serta didaftarkan dalam Daftar perseroan. 4. Apabila kuorum yang ditentukan tidak tercapai dalam RUPS yang dimaksud dalam ayat 1, paling cepat 10 (sepuluh) hari kalender dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah RUPS pertama itu, dapat diselenggarakan RUPS kedua dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk RUPS pertama, kecuali mengenai jangka waktu panggilan harus dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum RUPS kedua tersebut. Keputusan sah apabila dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili sedikit-dikitnya 3/5 bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat dan keputusan disetujui oleh lebih dari ½ bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam RUPS. 5. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud ayat 4 diatas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum RUPS, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan RUPS ketiga ditetapkan oleh Ketua OJK. 6. Keputusan mengenai pengurangan modal harus diberitahukan secara tertulis kepada semua kreditur Perseroan dan diumumkan oleh Difreksi dalam 1 (satu) atau lebih surat kabar/harian Berbahasa Indonesia yang terbit atau beredar secara luas ditempat kedudukan Perseroan dan dalam Berita negara selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari kalender sejak tanggal keputusan RUPS tentang penggunaan modal. PENGGABUNGAN, PELEBURAN, PENGAMBILALIHAN DAN PEMISAHAN Pasal a. Dengan mengindahkan ketentuan peraturan perundang- undangan yang berlaku, penggabungan, peleburan, pengambilalihan atau pemisahan hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri atau diwakili oleh pemegang saham yang mewakili paling kurang ¾ (tiga perempat) bagian dari jumlah suara yang dkeluarkan dengan sah dalam Rapat tersebut. b. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1.a) diatas tidak tercapai, paling cepat (sepuluh) hari kalender dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu dapat diselenggarakan Rapat Umum Pemegang Saham kedua dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Umum Pemegang Saham Pertama, kecuali mengenai jangka waktu panggilan harus dilakukan selamabt-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham Kedia tersebut, tidak termasuk tanggal panggilan Rapat Umum Pemegang Saa=ham tersebut tidak perlu dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu. Rapat Umum Pemegang Saham Kedua sah dan berhak mengambil keputusan yangmengkat jika dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili sedikitnya 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah selurub saham dengan hak suara yang sah dan keputusan disetujui lebih dari ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang sikeluarkan dalam Rapat Umum Pemegang Saham. c. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam sub b diatas tidak tercapai, maka atas permohonan Perseroan, kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum pemegang Saham ditetapkan oleh Ketua Otoritas Jasa keuangan. 448

471 2. Ketentuan lebih lanjut mengenai Penggabungan, Peleburan, Pengambilalihan dan Pemisahan adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan perundang-undangan khususnya peraturan dibidang Pasar Modal. PEMBUBARAN DAN LIKUIDASI Pasal Dengan mengindahkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, maka pengajuan permohonan agar "Perseroan" dinyatakan pailit atau pembubaran "Perseroan" atau perpanjangan jangka waktu berdirinya "Perseroan" hanya dapat dilakukan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dihadiri oleh pemegang saham yang mewakili sedikitnya ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh "Perseroan" dan keputusan disetujui oleh sedikitnya ¾ (tiga per empat) bagian dari jumlah suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat. 2. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) di atas tidak tercapai, paling cepat 10 (sepuluh) hari kalender dan paling lambat 21 (dua puluh satu) hari kalender setelah Rapat Umum Pemegang Saham pertama itu, dapat diselenggarakan Rapat Umum Pemegag Saham kedua, dengan syarat dan acara yang sama seperti yang diperlukan untuk Rapat Umum Pemegang Saham pertama, kecuali mengenai jangka waktu panggilan harus dilakukan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum Rapat Umum Pemegang Saham kedua tersebut, tidak termasuk tanggal panggilan dan tanggal Rapat Umum Pemegang Saham serta untuk panggilan Rapat Umum Pemegang Saham tersebut tidak perlu dilakukan pemberitahuan terlebih dahulu. Rapat Umum Pemegang Saham kedua sah dan berhak mengambil keputusan yang mengikat jika dihadiri oleh pemegang saham atau kuasanya yang sah yang mewakili paling sedikit 2/3 (dua per tiga) bagian dari jumlah seluruh saham dengan hak suara yang sah yang telah dikeluarkan oleh "Perseroan" dan disetujui lebih dari 3/4 (tiga per empat) bagian dari jumlah seluruh suara yang dikeluarkan secara sah dalam rapat. 3. Dalam hal kuorum sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) diatas tidak tercapai, maka atas permohonan "Perseroan", kuorum, jumlah suara untuk mengambil keputusan, panggilan dan waktu penyelenggaraan Rapat Umum Pemegang Saham ketiga ditetapkan oleh Ketua OJK. 4. Apabila "Perseroan" dibubarkan, baik karena berakhirnya jangka waktu berdirinya atau dibubarkan berdasarkan keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau karena dinyatakan bubar berdasarkan Penetapan Pengadilan, maka "Perseroan" harus likuidasi oleh satu atau lebih likuidator. 5. Direksi bertindak sebagai likuidator apabila dalam keputusan Rapat Umum Pemegang Saham atau penetapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (4) tidak menunjuk likuidator. 6. Peraturan mengenai pengangkatan, pemberhentian sementara, kewenangan, kewajiban, tanggung jawab dan pengawasan terhadap Direksi berlaku juga bagi likuidator. 7. Upah bagi para likuidator ditentukan oleh Rapat Umum Pemegang Saham atau Penetapan Pengadilan. 8. Likuidator wajib dalam jangka waktu paling lambat 30 (tiga puluh) hari kalender terhitung sejak tanggal "Perseroan" dibubarkan : a. memberhentikan kepada semua kreditor mengenai pembubaran Perseroan; b. mengumumkan pembubaran Perseroan serta nama dan alamat likuidator dalam berita Negara; c. mengumumkan pembubaran Perseroan serta nama dan alamat likuidator dalam 2 (dua) Surat kabar harian berbahasa Indonesia, satu diantaranya mempunyai peredaran luas dalam wilayah Negara Republik Indonesia dan satu lainnya yang terbit ditempat kedudukan "Perseroan", sebagaimana ditentukan oleh likuidator; dan d. memberitahukan tentang pembubaran Perseroan" serta nama dan alamat likuidator kepada Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia, untuk dicatat dalam Daftar Perseroan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 9. a. Likuidator harus bertanggung jawab kepada Rapat Umum Pemegang Saham atas likuidasi yang berlaku. b. Likuidator harus mendaftarkan dan mengumumkan hasil akhir proses likuidasi sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. 10. Sisa kekayaan "Perseroan" setelah dilikuidasi dibagikan kepada para Pemegang Saham menurut bagian seimbang dengan jumlah saham yang mereka miliki (proporsional). Anggaran Dasar seperti yang termaktub dalam akta pendirian beserta pengubahannya dikemud an hari tetap berlaku sampai dengan tanggal disahkannya perhitungan likudasi oleh Rapat Umum Pemegang Saham dan diberikannya pelunasan dan pembebasan sepenuhnya kepada para likuidator. PERATURAN PENUTUP Pasal 26 Segala sesuatu yang tidak atau belum cukup diatur dalam Anggaran Dasar, maka RUPS yang akan memutuskan. 449

472 XX. PERSYARATAN PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI SUBORDINASI 1. PENDAFTARAN OBLIGASI SUBORDINASI KE DALAM PENITIPAN KOLEKTIF Obligasi Subordinasi yang ditawarkan oleh Perseroan melalui Penawaran Umum ini telah didaftarkan pada KSEI berdasarkan Perjanjian yang ditandatangani Perseroan dengan KSEI yaitu Perjanjian Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI No. SP-0019/PO/KSEI/0415 tanggal 20 April 2015 dan Perubahan I Perjanjian Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI No. SP-0013/PI-PO/KSEI/0615 tanggal 17 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di bawah tangan dan bermeterai cukup berikut pengubahan-pengubahannya dan/atau penambahan-penambahan dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari. Dengan didaftarkannya Obligasi Subordinasi tersebut di KSEI, maka atas Obligasi Subordinasi yang ditawarkan berlaku ketentuan sebagai berikut: a. Perseroan tidak menerbitkan Obligasi Subordinasi dalam bentuk sertifikat atau warkat kecuali Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi yang diterbitkan untuk didaftarkan atas nama KSEI untuk kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi. Obligasi Subordinasi akan diadministrasikan secara elektronik dalam Penitipan Kolektip di KSEI. Selanjutnya Obligasi Subordinasi hasil Penawaran Umum akan dikreditkan ke dalam rekening Efek selambat-lambatnya pada Tanggal Emisi yaitu tanggal 30 Juni KSEI akan menerbitkan Konfirmasi Tertulis kepada Perusahaan Efek atau Bank Kustodian sebagai tanda bukti pencatatan Obligasi Subordinasi dalam Rekening Efek di KSEI. Konfirmasi Tertulis tersebut merupakan bukti kepemilikan yang sah atas Obligasi Subordinasi yang tercatat dalam Rekening Efek; b. Pengalihan kepemilikan atas Obligasi Subordinasi dilakukan dengan pemindahbukuan antar Rekening Efek di KSEI, yang selanjutnya akan dikonfirmasikan kepada Pemegang Rekening; c. Pemegang Obligasi Subordinasi yang tercatat dalam Rekening Efek merupakan Pemegang Obligasi Subordinasi yang berhak atas pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi, pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi, memberikan suara dalam RUPOS serta hak-hak lainnya yang melekat pada Obligasi Subordinasi; d. Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi dan pelunasan jumlah Pokok Obligasi Subordinasi akan dibayarkan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan kepada Pemegang Obligasi Subordinasi melalui Pemegang Rekening sesuai dengan jadwal pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi maupun pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi yang ditetapkan dalam Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau Perjanjian Agen Pembayaran. Pemegang Obligasi Subordinasi yang berhak atas Bunga Obligasi Subordinasi yang dibayarkan pada periode pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi yang bersangkutan adalah yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Obligasi Subordinasi pada 4 (empat) Hari Bursa sebelum Tanggal Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi, kecuali ditentukan lain oleh KSEI atau peraturan perundang-undangan yang berlaku; e. Hak untuk menghadiri RUPOS dilaksanakan oleh Pemegang Obligasi Subordinasi dengan memperhatikan KTUR asli yang diterbitkan oleh KSEI kepada Wali Amanat. KSEI akan membekukan seluruh Obligasi Subordinasi yang disimpan di KSEI sehingga Obligasi Subordinasi tersebut tidak dapat dialihkan/dipindahbukukan sejak 3 (tiga) Hari Bursa sebelum tanggal penyelenggaraan RUPOS (R-3) sampai dengan tanggal berakhirnya RUPOS yang dibuktikan dengan adanya pemberitahuan dari Wali Amanat; f. Pihak-pihak yang hendak melakukan pemesanan Obligasi Subordinasi wajib membuka Rekening Efek di Perusahaan Efek atau Bank Kustodian yang telah menjadi pemegang Rekening Efek di KSEI. 2. PEMESAN YANG BERHAK Perorangan Warga Negara Indonesia dan perorangan Warga Negara Asing dimanapun mereka bertempat tinggal, serta badan usaha atau lembaga Indonesia ataupun asing dimanapun mereka berkedudukan yang berhak membeli Obligasi Subordinasi sesuai dengan ketentuan-ketentuan yurisdiksi setempat. 3. PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI SUBORDINASI Pemesanan pembelian Obligasi Subordinasi dilakukan dengan menggunakan Formulir Pemesanan Pembelian Obligasi Subordinasi ( FPPOS ) yang dicetak untuk keperluan ini yang dapat diperoleh di kantor Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi sebagaimana tercantum dalam Bab XXIII Prospektus ini, dan pemesanan yang telah diajukan tidak dapat dibatalkan oleh pemesan. Pemesanan pembelian Obligasi Subordinasi yang dilakukan menyimpang dari ketentuan-ketentuan tersebut di atas tidak dilayani. 4. JUMLAH MINIMUM PEMESANAN OBLIGASI SUBORDINASI Pemesanan pembelian Obligasi Subordinasi harus dilakukan dalam jumlah sekurang-kurangnya satu satuan perdagangan senilai Rp ,- (lima juta Rupiah) atau kelipatannya. 5. MASA PENAWARAN Masa Penawaran Obligasi Subordinasi dimulai tanggal 25 Juni 2015 pukul WIB dan ditutup pada tanggal 25 Juni 2015 pukul WIB. 450

473 6. TEMPAT PENGAJUAN PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI SUBORDINASI Sebelum Masa Penawaran Obligasi Subordinasi ditutup, pemesan harus melakukan pemesanan pembelian Obligasi Subordinasi dengan mengajukan FPPOS selama jam kerja yang umum berlaku kepada para Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi, sebagaimana dimuat dalam Bab XXIII Prospektus ini, pada tempat dimana Pemesan memperoleh Prospektus dan FPPOS. 7. BUKTI TANDA TERIMA PEMESANAN OBLIGASI SUBORDINASI Para Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi yang menerima pengajuan pemesanan pembelian Obligasi Subordinasi akan menyerahkan kembali kepada Pemesan 1 (satu) tembusan FPPOS yang telah ditandatanganinya sebagai bukti tanda terima pemesanan pembelian Obligasi Subordinasi. Bukti tanda terima pemesanan pembelian Obligasi Subordinasi bukan merupakan jaminan dipenuhinya pemesanan. 8. PENJATAHAN OBLIGASI SUBORDINASI Apabila jumlah keseluruhan Obligasi Subordinasi yang dipesan melebihi jumlah Obligasi yang ditawarkan maka penjatahan akan dilaksanakan mengikuti Peraturan No. IX.A.7 Lampiran Keputusan No. Kep-691/BL/2011 tanggal 30 Desember 2011 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum. Tanggal penjatahan Obligasi adalah pada tanggal 26 Juni Dalam hal terjadi kelebihan pemesanan Efek dan terbukti bahwa Pihak tertentu mengajukan pemesanan Efek melalui lebih dari satu formulir pemesanan untuk setiap Penawaran Umum, baik secara langsung maupun tidak langsung, maka untuk tujuan penjatahan Manajer Penjatahan hanya dapat mengikutsertakan satu formulir pemesanan Efek yang pertama kali diajukan oleh pemesan yang bersangkutan. Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi akan menyampaikan Laporan Hasil Penawaran Umum kepada OJK paling lambat 5 (lima) Hari Kerja setelah Tanggal Penjatahan sesuai dengan peraturan Nomor IX.A.2 dan IX.A.7. Manajer Penjatahan, dalam hal ini adalah PT Danareksa Sekuritas, akan menyampaikan Laporan Hasil Pemeriksaan Akuntan kepada OJK mengenai kewajaran dari pelaksanaan penjatahan dengan berpedoman pada peraturan Bapepam No.VIII.G.12 tentang Pedoman Pemeriksaan Oleh Akuntan Atas Pemesanan dan Penjatahan Efek atau Pembagian Saham Bonus dan peraturan Bapepam dan LK No. IX.A.7 tentang Pemesanan dan Penjatahan Efek dalam Penawaran Umum paling lambat 30 hari setelah berakhirnya masa Penawaran Umum. 9. PEMBAYARAN PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI SUBORDINASI Setelah menerima pemberitahuan hasil penjatahan Obligasi Subordinasi, Pemesan harus segera melaksanakan pembayaran yang dapat dilakukan secara tunai atau transfer yang ditujukan kepada Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi melalui Agen Penjualan tempat mengajukan pemesanan. Dana tersebut harus sudah efektif pada rekening Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi selambat-lambatnya tanggal 29 Juni 2015 pukul WIB ( ). Selanjutnya, para Penjamin Emisi harus segera melaksanakan pembayaran kepada Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi selambat-lambatnya pada tanggal 29 Juni 2015 ( ) ditujukan pada rekening di bawah ini: Bank Bukopin Cabang MT Haryono No. Rekening : Atas Nama : Danareksa Sekuritas, PT Semua biaya atau provisi bank ataupun biaya transfer merupakan beban Pemesan. Pemesanan akan dibatalkan jika persyaratan pembayaran tidak dipenuhi. 10. DISTRIBUSI OBLIGASI SUBORDINASI SECARA ELEKTRONIK Distribusi Obligasi Subordinasi secara elektronik akan dilakukan pada tanggal 30 Juni 2015, Perseroan wajib menerbitkan Sertifikat Jumbo Obligasi Subordinasi untuk diserahkan kepada KSEI dan memberi instruksi kepada KSEI untuk mengkreditkan Obligasi Subordinasi pada Rekening Efek Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi di KSEI. Dengan telah dilaksanakannya instruksi tersebut, maka pendistribusian Obligasi Subordinasi semata-mata menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi dan KSEI. Selanjutnya Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi memberi instruksi kepada KSEI untuk memindahbukukan Obligasi Subordinasi dari Rekening Obligasi Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi ke dalam Rekening Efek Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi sesuai dengan pembayaran yang telah dilakukan Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi menurut bagian penjaminan masing-masing. Dengan telah dilaksanakannya pendistribusian Obligasi Subordinasi kepada Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi, maka tanggung jawab pendistribusian Obligasi Subordinasi semata-mata menjadi tanggung jawab Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi yang bersangkutan. 451

474 11. PENUNDAAN ATAU PEMBATALAN PENAWARAN UMUM Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi dapat diakhiri pada setiap waktu sebelum Tanggal Pernyataan Pendaftaran menjadi efektif dengan cara memberikan pemberitahuan secara tertulis untuk mengakhiri Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi oleh Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi kepada Perseroan, apabila Perseroan lalai untuk memenuhi persyaratan dan ketentuan dari Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi dan Perseroan tidak melakukan upaya yang diperlukan untuk memperbaiki kelalaian itu selambatnya dalam jangka waktu 5 (lima) Hari Kerja sejak tanggal diterimanya pemberitahuan secara tertulis mengenai kelalaian yang dikeluarkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi kepada Perseroan. Dalam jangka waktu sejak Pernyataan Pendaftaran menjadi Efektif sampai dengan berakhirnya Masa Penawaran, Perseroan dapat menunda Masa Penawaran untuk jangka waktu paling lama 3 (tiga) bulan sejak tanggal Efektif atau membatalkan Penawaran Umum dengan ketentuan apabila terjadi suatu keadaan diluar kemampuan dan kekuasaan Perseroan yang meliputi: a. Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek turun melebihi 10 (sepuluh) persen selama 3 (tiga) hari bursa berturut-turut; b. Bencana alam, perang, huru-hara, kebakaran, pemogokan yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan; dan/atau c. Peristiwa lain yang berpengaruh secara signifikan terhadap kelangsungan usaha Perseroan yang ditetapkan oleh OJK berdasarkan Peraturan Bapepam dan LK Nomor: IX.A.2. Dalam hal Perseroan melakukan penundaan Penawaran Umum karena alasan sebagaimana dimaksud dalam butir a diatas, maka Perseroan, dengan pemberitahuan terlebih dahulu kepada Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi, wajib memulai kembali masa Penawaran Umum paling lambat 8 (delapan) Hari Kerja setelah indeks harga saham gabungan di Bursa Efek mengalami peningkatan paling sedikit 50,00% (lima puluh persen) dari total penurunan indeks harga saham gabungan yang menjadi dasar penundaan, dan Perseroan wajib menyampaikan kepada OJK informasi mengenai jadwal Penawaran Umum dan informasi tambahan lainnya, termasuk informasi peristiwa material yang terjadi setelah penundaan masa Penawaran Umum dan mengumumkannya dalam sekurang-kurangnya 1 (satu) surat kabar harian berbahasa Indonesia yang mempunyai peredaran nasional paling lambat 1 (satu) Hari Kerja sebelum dimulainya masa Penawaran Umum. Dalam hal terjadi penundaan Penawaran Umum atau pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi dan mengakibatkan pembatalan Penawaran Umum, sedangkan uang pembayaran pemesanan Obligasi Subordinasi telah diterima oleh Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi dan belum dibayarkan kepada Perseroan, maka uang pembayaran tersebut wajib dikembalikan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi kepada para pemegang Obligasi Subordinasi selambatnya 2 (dua) Hari Kerja terhitung sejak penundaan atau pembatalan atau pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi. Dalam hal terjadi penundaan Penawaran Umum atau pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi dan uang pembayaran pemesanan Obligasi Subordinasi telah diterima Perseroan, maka Perseroan wajib mengembalikan uang pembayaran tersebut kepada para pemesan Obligasi Subordinasi melalui KSEI dalam waktu paling lambat 2 (dua) Hari Kerja terhitung sejak tanggal penundaan atau pembatalan atau pengakhiran Perjanjian. Perseroan tidak bertanggung jawab dan dengan ini dibebaskan dari segala tuntutan dan kerugian yang disebabkan oleh Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi dan/atau Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi dari segala tuntutan yang disebabkan karena tidak dilaksanakannya kewajiban yang menjadi tanggung jawab Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi dan/atau Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi. Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi dan/atau Penjamin Emisi Obligasi Subordinasi tidak bertanggung jawab dan dengan ini dibebaskan oleh Perseroan dari segala tuntutan yang disebabkan karena tidak dilaksanakannya kewajiban yang menjadi tanggung jawab Perseroan. 452

475 12. PENGEMBALIAN UANG PEMESANAN OBLIGASI SUBORDINASI Jika terjadi penundaan atau pembatalan Penawaran Umum Obligasi Subordinasi atau pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Efek sesuai ketentuan Pasal 17 Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, dan uang pembayaran pemesanan Obligasi Subordinasi telah diterima oleh Penjamin Emisi Efek atau Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan belum dibayarkan kepada Perseroan, maka Penjamin Emisi Efek atau Penjamin Pelaksana Emisi Efek wajib mengembalikan uang pemesanan tersebut kepada para pemesan paling lambat 2 (dua) Hari Kerja terhitung sejak pembatalan atau pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi. Dalam hal terjadi pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi, yang antara lain disebabkan karena tidak dipenuhinya persyaratan-persyaratan pencatatan pada Bursa Efek, dan mengakibatkan pembatalan Penawaran Umum Obligasi Subordinasi, dan uang pembayaran pemesanan Obligasi Subordinasi telah diterima Perseroan atau Penjamin Pelaksana Emisi (mana yang berlaku), maka Perseroan atau Penjamin Pelaksana Emisi (mana yang berlaku), wajib mengembalikan uang pembayaran tersebut kepada para pemesan Obligasi Subordinasi melalui KSEI dalam waktu selambat-lambatnya 2 (dua) Hari Kerja terhitung sejak tanggal pembatalan atau pengakhiran Perjanjian Penjaminan Emisi Obligasi Subordinasi. Jika terjadi keterlambatan maka pihak yang menyebabkan keterlambatan yaitu Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek atau Perseroan wajib membayar kepada para pemesan denda untuk tiap hari keterlambatan sebesar 1,5% (satu koma lima persen) di atas tingkat Bunga Obligasi Subordinasi per tahun dari jumlah dana yang terlambat dibayar. Denda tersebut di atas dihitung dengan ketentuan 1 (satu) tahun adalah 360 (tiga ratus enam puluh) Hari Kalender dan 1 (satu) bulan adalah 30 (tiga puluh) Hari Kalender. Apabila uang pengembalian pemesanan Obligasi Subordinasi sudah disediakan, akan tetapi pemesan tidak datang untuk mengambilnya dalam waktu 2 (dua) Hari Kerja setelah tanggal keputusan penundaan atau pembatalan Penawaran Umum tersebut atau berakhirnya Perjanjian Penjaminan Emisi Efek, Perseroan dan/atau Penjamin Pelaksana Emisi Efek dan/atau Penjamin Emisi Efek tidak diwajibkan membayar bunga dan/atau denda kepada para pemesan Obligasi Subordinasi. 13. LAIN-LAIN Penjamin Pelaksana Emisi Obligasi Subordinasi berhak untuk menerima atau menolak pemesanan pembelian Obligasi Subordinasi secara keseluruhan atau sebagian dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku. 453

476 XXI. KETERANGAN MENGENAI WALI AMANAT Sehubungan dengan emisi Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 telah ditandatangani Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 14 tanggal 20 April 2015, Addendum I Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 10 tanggal 12 Mei 2015 dan Addendum II Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 69 tanggal 16 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Isyana W. Sadjarwo, SH, MH., Notaris di Jakarta, antara Perseroan dengan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. selaku Wali Amanat. Dengan demikian yang berhak sebagai Wali Amanat atau badan yang diberi kepercayaan untuk mewakili kepentingan dan bertindak untuk dan atas nama Pemegang Obligasi Subordinasi dalam rangka Penawaran Umum Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 adalah PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, yang telah terdaftar di OJK dengan No. 17/STTD-WA/PM/1999 tanggal 27 Oktober 1999 sesuai dengan Undang-Undang No. 8 Tahun 1995 serta Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal. Wali Amanat PT Bank Mandiri Tbk., beralamat di Plaza Mandiri, Lt. 22, Jl. Gatot Subroto Kav Jakarta Wali Amanat telah melakukan uji tuntas terhadap Perseroan sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. VI.C.4 Lampiran Keputusan Ketua OJK No. Kep-412/BL/2010 tanggal 6 September 2010, sesuai dengan Surat Pernyataan tertanggal 17 April 2015 yang menerangkan bahwa Wali Amanat telah melakukan penelaahan / uji tuntas (due dilligence). a. Umum PT Bank Mandiri (Persero) Tbk didirikan berdasarkan Akta Notaris No. 10 tanggal 2 Oktober 1998 yang dibuat dihadapan Sutjipto, SH, Notaris di Jakarta, dengan nama Perusahaan Perseroan (Persero) PT Bank Mandiri Tbk atau disingkat PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Akta tersebut disetujui oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Keputusan No. C HT Th.98 tanggal 2 Oktober 1998, diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 97 tanggal 4 Desember 1998, Tambahan No Tahun Bank Mandiri didirikan melalui penggabungan usaha PT Bank Bumi Daya (Persero) ( BBD ), PT Bank Dagang Negara (Persero) ( BDN ), PT Bank Ekspor Impor Indonesia (Persero) ( Bank Exim ) dan PT Bank Pembangunan Indonesia (Persero) ( Bapindo ). Anggaran Dasar PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah mengalami beberapa kali perubahan. Perubahan Anggaran Dasar terakhir adalah terkait dengan Saham dan Surat Saham PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. Perubahan Anggaran Dasar ini dilaksanakan dengan akta Notaris Ashoya Ratam SH, Notaris di Jakarta, No. 29 tanggal 19 Maret 2014, yang telah mendapatkan penerimaan pemberitahuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia No. AHU-AH tanggal 21 April b. Permodalan Wali Amanat Berdasarkan keputusan Rapat Komisaris yang dikeluarkan berdasarkan pelimpahan wewenang dari Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan yang dimuat dalam Akta Perubahan Anggaran Dasar No.15 tanggal 25 Februari 2011, dibuat dihadapan Dr. A. Partomuan Pohan, S.H, LLM, Notaris di Jakarta, susunan permodalan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah sebagai berikut : Keterangan Jumlah lembar Saham Nilai Nominal Rp 500 per lembar saham Jumlah Nilai Saham (Rp) Kepemilikan Saham (%) Modal Dasar: - Saham Seri A Dwiwarna Saham Biasa Seri B Total Modal Dasar Modal Ditempatkan dan Disetor: Negara Republik Indonesia - Saham Seri A Dwiwarna Saham Biasa Seri B Publik (masing-masing di bawah 5%) - Saham Biasa Seri B Total Modal Ditempatkan dan Disetor Total Saham Dalam Portepel

477 c. Pengurus dan Pengawasan Susunan Dewan Komisaris dan Direksi terakhir sesuai dengan Akta No. 31 tanggal 13 Juni 2014 dibuat dihadapan Ashoya Ratam, SH, MKn, di Jakarta Selatan, adalah sebagai berikut: Dewan Komisaris: Komisaris Utama : Darmin Nasution Wakil Komisaris Utama : Imam Apriyanto Putro Komisaris : Suwhono Komisaris : Askolani Komisaris Independen : Abdul Aziz Komisaris Independen : Aviliani Komisaris Independen : Bangun Sarwito Kusmuljono Komisaris Independen : Goei Siauw Hong Komisaris Independen : Cahaya Dwi Rembulan S. Direksi: Direktur Utama : Budi Gunadi Sadikin Wakil Direktur Utama : Sulaiman Arif Arianto Direktur : Sentot A. Sentausa Direktur : Ogi Prastomiyono Direktur : Pahala Nugraha Mansyuri Direktur : Royke Tumilaar Direktur : Hery Gunardi Direktur : Tardi Direktur : Ahmad Siddik Badruddin Direktur : Kartini Sally Direktur : Kartika Wirjoatmodjo d. Kegiatan Usaha Sesuai perubahan Anggaran Dasar sebagaimana dimuat dalam akta No. 48 tanggal 25 Juni 2008, maksud dan tujuan serta kegiatan usaha PT Bank Mandiri (Persero) Tbk adalah sebagai berikut: 1. Maksud dan tujuan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk ialah melakukan usaha di bidang perbankan sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan. 2. Untuk mencapai maksud dan tujuan tersebut di atas, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat melaksanakan kegiatan usaha sebagai berikut : a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa giro, deposito berjangka, sertifikat deposito, tabungan dan/atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu; b. Memberikan kredit; c. Menerbitkan surat pengakuan utang; d. Membeli, menjual atau menjamin atas risiko sendiri maupun untuk kepentingan dan atas perintah nasabahnya: Surat-surat wesel termasuk wesel yang diakseptasi oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; Surat pengakuan utang dan kertas dagang lainnya yang masa berlakunya tidak lebih lama dari kebiasaan dalam perdagangan surat-surat dimaksud; Kertas perbendaharaan negara dan surat jaminan pemerintah; Sertifikat Bank Indonesia ( SBI ); Obligasi; surat dagang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan; Surat berharga lain yang berjangka waktu sesuai dengan peraturan perundang-undangan. e. Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun untuk kepentingan nasabah; f. Menempatkan dana pada, meminjam dana dari, atau meminjamkan dana kepada bank lain, baik dengan menggunakan surat, sarana telekomunikasi maupun dengan wesel unjuk, cek atau sarana lainnya; g. Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan melakukan perhitungan dengan atau antar pihak ketiga; h. Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga; i. Melakukan kegiatan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan suatu kontrak; j. Melakukan penempatan dana dari nasabah kepada nasabah lainnya dalam bentuk surat berharga yang tidak tercatat di bursa efek; k. Melakukan kegiatan anjak piutang. usaha kartu kredit dan kegiatan wali amanat; l. Menyediakan pembiayaan dan/atau melakukan kegiatan lain berdasarkan Prinsip Syariah. sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang; m. Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan oleh bank sepanjang tidak bertentangan dengan peraturan perundangundangan. 455

478 Selain melakukan kegiatan usaha sebagaimana dimaksud dalam No. 2 di atas, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dapat pula : 1. Melakukan kegiatan dalam valuta asing dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang; 2. Melakukan kegiatan penyertaan modal pada bank atau perusahaan lain di bidang keuangan, seperti sewa guna usaha. modal ventura, perusahaan efek, asuransi, serta lembaga kliring penyelesaian dan penyimpanan, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang; 3. Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk mengatasi akibat kegagalan kredit atau kegagalan pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya, dengan memenuhi ketentuan yang ditetapkan oleh yang berwenang; 4. Bertindak sebagai pendiri dana pensiun dan pengurus dana pensiun sesuai dengan ketentuan dalam peraturan perundangundangan dana pensiun; 5. Membeli agunan, baik semua maupun sebagian, melalui pelelangan atau dengan cara lain dalam hal debitur tidak memenuhi kewajibannya kepada PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dengan ketentuan agunan yang dibeli tersebut wajib dicairkan secepatnya. Di dalam pengembangan Pasar Modal, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. ikut berperan aktif, antara lain dengan bertindak sebagai: a. Wali Amanat (Trustee) dalam penerbitan obligasi sebagai berikut: Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia ( Indonesia Eximbank ) Perum Perumnas PT Al Ijarah Indonesia Finance PT Astra International Tbk PT Bank Commonwealth PT Bank Danamon Tbk PT Bank DKI PT Bank Ekspor Indonesia (Persero) PT Bank Internasional Indonesia Tbk PT Bank Panin Tbk PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk PT Bank Bukopin Tbk PT Bank Pembangunan Daerah NTB PT Bank Pembangunan Daerah NTT PT Bank Pembangunan Daerah Lampung PT Bank Pembangunan Daerah Maluku PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Utara PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat (Nagari) PT Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara PT Bank Pembangunan Daerah Sulawesi Selatan PT Bank Pembangunan Daerah Jawa Timur PT Bank Syariah Mandiri PT Bahtera Adimina Samudera PT Bakrie Finance PT BII Finance Center PT Berlian Laju Tanker Tbk PT Berlina Tbk PT Bundamedik PT Bunas Finance PT Ciputra Development PT Ciputra Surya PT Citra Marga Nusaphala Persada Tbk PT Dankos Laboratories PT Great River International Tbk PT Indosiar Karya Media Tbk PT Inti (Persero) PT Jakarta International Hotel & Development PT Jakarta Propertindo PT Jasa Marga (Persero)Tbk PT Jawa Pos National Network PT Kimia Farma (Persero) Tbk PT Lautan Luas Tbk PT Mandiri Tunas Finance PT Mayora Indah PT Metrodata Electronics PT Marga Mandala Sakti PT Oto Multiartha Finance PT Pam Lyonaise Jaya PT Panasia Filament Inti PT Papan Sejahtera PT Pembangunan Perumahan (Persero)Tbk PT Permodalan Nasional Madani (Persero) PT Perdana Gapuraprima Tbk PT Perkebunan Nusantara III PT Perkebunan Nusantara X PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) PT Radana Bhaskara Finance PT Ricky Putra Globalindo PT Reasuransi Internasional Indonesia PT Sarana Multi Infrastruktur PT Sosro PT Suba Indah PT Summarecon Agung PT Summit Oto Finance PT Swadharma Indotama Finance PT Tamara Konversi PT Tjiwi Kimia PT U Finance PT Verena Multi Finance Tbk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk PT Wika Realty PT Wika Beton Tbk PT Wahana Ottomitra Multiartha Tbk 456

479 b. Agen Pembayaran dividen saham perusahaan publik: PT Aneka Tambang Tbk PT Al-Ijarah Indonesia PT Alumindo Perkasa PT Asuransi Ramayana PT Barito Pacific Timber PT BAT Indonesia PT Citra Marga Nusapala Persada PT Ekadharma Tape Indonesia PT Gapura Prima PT Goodyear Indonesia PT Hotel Indonesia Natour PT Humpuss PT Indosat Tbk PT Intan Wijaya Chemical PT Pan Brothers PT Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk PTPN III PT Sari Husada PT Semen Gresik PT Sucaco PT Surya Dumai Industri PT Tembaga Mulia Semanan PT Merck Indonesia PT Unilever Indonesia Tbk c. Jasa Receiving Bank dalam Initial Public Offering: PT ABM Investama Tbk PT Arpeni Pratama Ocean Line Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Himpunan Saudara Tbk PT Bumi Serpong Damai Tbk PT Blue Bird Tbk PT Cipaganti Tbk PT Dian Swastatika Sentosa Tbk PT Dyandra Media Internasional Tbk PT Elnusa Tbk PT Gapura Prima Tbk PT Garda Tujuh Buana Tbk PT Garuda Indonesia Tbk PT Harum Energy Tbk PT Indika Energy Tbk PT Indofarma Tbk PT Indotambangraya Megah Tbk PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk PT Jasa Marga (Persero) Tbk PT Kimia Farma Tbk PT Kobexindo Tractors Tbk PT Krakatau Steel (Persero) Tbk PT Latinusa Tbk PT Logindo Samudramakmur Tbk PT Metropolitan Kentjana Tbk PT Metropolitan Land Tbk PT Mitra Adi Perkasa Tbk PT Mitra Bahtera Segara Sejati Tbk PT Mitrabara Adiperdana Tbk PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk PT Pembangunan Perumahan (PP) Tbk PT Perusahaan Gas Negara Tbk PT Sampoerna Agro Tbk PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk PT Semen Baturaja Tbk PT Soechi Lines Tbk PT Sri Redjeki Isman Tbk PT Tambang Batubara Bukit Asam Tbk PT Toba Bara Sejahtera Tbk PT Tower Bersama Tbk PT Trikomsel Oke Tbk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk PT Wijaya Karya Beton Tbk d. Mengelola Rekening Penampungan (Escrow Agent) & Agen Penjaminan (Security Agent) e. Menyelenggarakan jasa penitipan Efek-efek (Jasa Custodian) e. Kantor Cabang PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Sejalan dengan perkembangan kegiatan usahanya, jaringan operasional PT Bank Mandiri (Persero) Tbk terus meluas. Data per 31 Desember 2014 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk telah memiliki kantor yang terdiri atas : 1 (satu) Kantor Pusat; 12 (duabelas) kantor wilayah dalam negeri; (dua ribu tiga ratus dua belas) cabang yang tersebar di seluruh Indonesia; 6 (enam) cabang Luar Negeri yang berlokasi di Hongkong, Singapura, Cayman Island, Dili Timor Leste, Dili Timor Plaza, dan Shanghai; dan 2 (dua) anak perusahaan di London (BMEL) dan Malaysia (MIR). f. Tugas Pokok Wali Amanat Sesuai Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahun 2015 No. 14 tanggal 20 April 2015, Addendum I Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 10 tanggal 12 Mei 2015 dan Addendum II Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 69 tanggal 16 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Isyana W. Sadjarwo, SH, MH., Notaris di Jakarta, tugas pokok Wali Amanat adalah mewakili kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi baik di dalam maupun di luar pengadilan dalam melakukan tindakan hukum yang berkaitan dengan hak, kewajiban dan kepentingan Pemegang Obligasi Subordinasi sesuai dengan syarat-syarat Obligasi Subordinasi dengan memperhatikan ketentuan-ketentuan yang tercantum dalam Perjanjian Perwaliamanatan. 457

480 g. Pergantian Wali Amanat Berdasarkan Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahun 2015 No. 14 tanggal 20 April 2015, Addendum I Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 10 tanggal 12 Mei 2015 dan Addendum II Akta Perjanjian Perwaliamanatan Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Bank Bukopin Tahap I Tahun 2015 No. 69 tanggal 16 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di hadapan Isyana W. Sadjarwo, SH, MH., Notaris di Jakarta, Wali Amanat dengan sendirinya berhenti menjadi Wali Amanat bilamana terjadi salah satu dari hal-hal di bawah ini: Izin usaha bank sebagai Wali Amanat dicabut Pencabutan atau pembekuan kegiatan usaha Wali Amanat di Pasar Modal Wali Amanat dibubarkan oleh suatu badan peradilan atau oleh suatu badan yang bewenang lainnya atau dianggap telah bubar berdasarkan peraturan perundang-undangan; Wali Amanat dinyatakan pailit oleh badan peradilan yang berwenang atau dibekukan operasinya dan/atau kegiatan usahanya oleh pihak yang berwenang Wali Amanat tidak dapat melaksanakan kewajibannya Wali Amanat melanggar ketentuan Perjanjian Perwaliamanatan dan/atau peraturan perundang-undangan di bidang pasar modal Timbulnya hubungan afiliasi antara Wali Amanat dengan Perseroan setelah penunjukan Wali Amanat Timbulnya hubungan kredit yang melampaui jumlah sebagaimana diatur dalam Peraturan Bapepam dan LK Nomor VI.C.3 Diberhentikan oleh RUPOS sebagaimana diatur dalam Perjanjian Perwaliamanatan Dalam hal Perseroan tidak membayar imbalan jasa Wali Amanat dan setelah Wali Amanat mengajukan permintaan pembayaran secara tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dalam waktu 30 (tiga puluh) hari kalender kepada Perseroan, maka Wali Amanat dapat mengajukan permohonan pengunduran diri kepada Perseroan. Permohonan pengunduran tersebut harus diajukan 3 (tiga) bulan sebelumnya secara tertulis dengan menyebutkan alasan-alasannya. Atas hal pengunduran diri tersebut Perseroan bertanggung jawab untuk menunjuk Wali Amanat pengganti dan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan setelah diterima surat pengunduran diri tersebut. Perseroan wajib menyelenggarakan RUPOS untuk melaporkan kepada Pemegang Obligasi Subordinasi mengenai rencana pengunduran diri Wali Amanat dan mengajukan penunjukan Wali Amanat pengganti yang harus siap memangku jabatannya pada saat efektifnya pengunduran diri Wali Amanat. Wali Amanat baru dapat berhenti bertugas selaku Wali Amanat berdasarkan Perjanjian Perwaliamanatan setelah permohonan berhenti tersebut diterima oleh RUPOS. Meskipun demikian Perseroan wajib melunasi imbalan jasa terutang yang timbul sejak imbalan jasa yang belum dibayar sampai dengan berakhirnya masa penunjukan Wali Amanat. h. Laporan Keuangan Wali Amanat Tabel berikut ini menggambarkan ikhtisar data keuangan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk yang mana angkanya diambil dari Laporan Keuangan Konsolidasi PT Bank Mandiri (Persero) Tbk dan anak perusahaan tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana & Rekan yang menyatakan pendapat wajar Tanpa Pengecualian, sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan di Indonesia. Laporan Posisi Keuangan Keterangan (dalam jutaan Rupiah) 31 Desember ASET Kas Giro pada Bank Indonesia Giro pada Bank Lain - Bersih Penempatan pada BI dan Bank Lain - Bersih Efek-efek - bersih Obligasi Pemerintah - Pihak berelasi Tagihan Lainnya - Bersih Tagihan atas efek-efek yang dibeli dengan janji dijual kembali - Bersih Tagihan Derivatif Kredit yang diberikan - Bersih Piutang Pembiayaan Konsumen - Bersih Investasi Bersih dalam Sewa Pembiayaan Tagihan Akseptasi - Bersih Penyertaan saham - setelah dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai masing-masing sebesar Rp dan Rp pada tanggal Desember 2014 dan 2013 Biaya dibayar dimuka Pajak dibayar dimuka Aset Tetap - setelah dikurangi akumulasi penyusutan masing-masing sebesar Rp , dan Rp pada tanggal 31 Desember 2014 dan 2013 Aset tidak Berwujud - setelah dikurangi amortisasi masing-masing sebesar Rp dan Rp pada tanggal

481 (dalam jutaan Rupiah) Keterangan 31 Desember Desember 2014 dan 2013 Aset lain-lain - setelah dikurangi penyisihan kerugian masing-masing sebesar Rp , dan Rp pada tanggal 31 Desember dan 2013 Aset pajak tangguhan Jumlah Aset LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS Liabilitas Liabilitas Segera Simpanan Nasabah Giro Tabungan Deposito Berjangka Jumlah Simpanan Nasabah Simpanan dari Bank Lain Giro dan Tabungan Interbank call money pihak ketiga Deposito Berjangka Jumlah Simpanan pada Bank Lain Liabilitas kepada Pemegang Polis Unit-Linked Liabilitas atas Efek-efek yang Dijual dengan Janji Dibeli Kembali Liabilitas Derivatif Liabilitas Akseptasi Efek-efek yang diterbitkan Estimasi kerugian atas komitmen dan kontijensi Beban yang masih harus dibayar Utang Pajak Liabilitas imbalan kerja Provisi Liabilitas lain-lain Pinjaman yang diterima Pinjaman Subordinasi Jumlah Liabilitas Dana Syirkah Temporer Simpanan Nasabah Simpanan pada Bank Lain Jumlah Dana Syirkah Temporer Ekuitas Modal saham Tambahan Modal disetor / Agio Saham Selisih kurs karena penjabaran laporan keuangan dalam mata uang asing Kerugian bersih yang belum direalisasi dari penurunan nilai wajar efek-efek dan Obligasi pemerintah yang tersedia untuk dijual ( ) ( ) setelah dikurangi pajak tangguhan Saldo Laba Kepentingan nonpengendali atas asset bersih anak perusahaan yang dikonsolidasi Jumlah Ekuitas JUMLAH LIABILITAS, DANA SYIRKAH TEMPORER DAN EKUITAS

482 Laporan Laba Rugi Keterangan (dalam jutaan Rupiah) 31 Desember Pendapatan dan Beban Operasional Pendapatan Bunga dan Pendapatan Syariah - Bersih Pendapatan Premi - Bersih Pendapatan bunga syariah dan premi - bersih Pendapatan Operasional Lainnya Pembentukan cadangan kerugian penurunan nilai ( ) ( ) Pembalikan penyisihan estimasi kerugian atas komitmen dan kontijensi (Pembentukan)/pembalikan penyisihan kerugian Keuntungan/(Kerugian) yang belum direalisasi dari kenaikan nilai wajar efek-efek, Obligasi Pemerintah dan Investasi pemegang ( ) polis pada kontrak Unit-Linked Keuntungan dari penjualan efek dan Obligasi Pemerintah Beban operasional lainnya ( ) ( ) Laba Operasional Pendapatan bukan Operasional - bersih Laba Sebelum Beban Pajak dan Kepentingan Non Pengendali Beban Pajak - bersih ( ) ( ) Laba Bersih

483 XXII. AGEN PEMBAYARAN Perseroan telah menunjuk KSEI sebagai Agen Pembayaran berdasarkan Perjanjian Agen Pembayaran yang dibuat antara Perseroan dengan KSEI yaitu Perjanjian Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI No. SP-0019/PO/KSEI/0415 tanggal 20 April 2015 dan Perubahan I Perjanjian Pendaftaran Obligasi Subordinasi di KSEI No. SP-0013/PI-PO/KSEI/0615 tanggal 17 Juni 2015, yang seluruhnya dibuat di bawah tangan dan bermeterai cukup berikut pengubahan-pengubahannya dan/atau penambahan-penambahan dan/atau pembaharuan-pembaharuannya yang sah yang dibuat oleh pihak-pihak yang bersangkutan di kemudian hari. Alamat Agen Pembayaran adalah sebagai berikut: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower I, Lt. 5 Jl. Jend. Sudirman Kav Jakarta Tel.: (021) Fax.: (021) Pelunasan Pokok Obligasi Subordinasi dan Pembayaran Bunga Obligasi Subordinasi akan dibayarkan oleh KSEI selaku Agen Pembayaran atas nama Perseroan sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang diatur dalam Perjanjian Agen Pembayaran kepada Pemegang Obligasi Subordinasi melalui Pemegang Rekening sesuai dengan jadwal waktu pembayaran masingmasing sebagaimana yang telah ditentukan. Bilamana Tanggal Pembayaran jatuh bukan pada Hari Bursa, maka pembayaran akan dilakukan pada Hari Bursa berikutnya. 461

484 XXIII. PENYEBARLUASAN PROSPEKTUS DAN FORMULIR PEMESANAN PEMBELIAN OBLIGASI SUBORDINASI PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI SUBORDINASI PT DANAREKSA SEKURITAS 462

485 BANK BUKOPIN Jl. MT. Haryono Kav , Jakarta Tel , Faks , , Telex , BKOPIN IA Kontak : Sekertaris Perusahaan corsec@bukopin.co.id atau Call Center Halo Bukopin di 14005

PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN

PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN INFORMASI INI MERUPAKAN INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN DARI INFORMASI TAMBAHAN YANG DITERBITKAN DI WEBSITE BEI DAN PERSEROAN PADA TANGGAL 11 JANUARI 2017 OTORITAS JASA

Lebih terperinci

PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk.

PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk. JADWAL PENAWARAN UMUM Tanggal Efektif : 21 Juni 2017 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 22 Mei 2018 Masa Penawaran Umum : 17 Mei 2018 Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 22 Mei 2018 Tanggal

Lebih terperinci

PROSPEKTUS OBLIGASI BERKELANJUTAN I GLOBAL MEDIACOM TAHAP I TAHUN 2017 DAN SUKUK IJARAH BERKELANJUTAN I GLOBAL MEDIACOM TAHAP I TAHUN 2017

PROSPEKTUS OBLIGASI BERKELANJUTAN I GLOBAL MEDIACOM TAHAP I TAHUN 2017 DAN SUKUK IJARAH BERKELANJUTAN I GLOBAL MEDIACOM TAHAP I TAHUN 2017 JADWAL Tanggal Efektif : 21 Juni 2017 Masa Penawaran Umum : 3 4 Juli 2017 Tanggal Penjatahan : 5 Juli 2017 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 7 Juli 2017 Tanggal Distribusi Efek Secara Elektronik :

Lebih terperinci

PROSPEKTUS AWAL. PT GLOBAL MEDIACOM Tbk

PROSPEKTUS AWAL. PT GLOBAL MEDIACOM Tbk PROSPEKTUS AWAL Masa Penawaran Awal : 5 15 Juni 2017 Perkiraan Tanggal Efektif : 23 Juni 2017 Perkiraan Masa Penawaran Umum : 4 5 Juli 2017 Perkiraan Tanggal Penjatahan : 6 Juli 2017 Perkiraan Tanggal

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN

Lebih terperinci

PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) (Badan Usaha Milik Negara)

PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) (Badan Usaha Milik Negara) JADWAL Tanggal Efektif : 15 Desember 2011 Masa Penawaran : 20 April 2012 Tanggal Penjatahan : 23 April 2012 Tanggal Distribusi Secara Elektronik : 25 April 2012 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK.

PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN ATAS PROSPEKTUS RINGKAS INFORMASI INI MERUPAKAN INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN DARI PROSPEKTUS RINGKAS YANG TELAH DIPUBLIKASIKAN DI SUARA PEMBARUAN PADA TANGGAL

Lebih terperinci

PT Bank OCBC NISP Tbk

PT Bank OCBC NISP Tbk Tanggal Efektif : 29 April 2016 Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 10 April 2018 Masa Penawaran : 4-5 April 2018 Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 11 April 2018 Tanggal Penjatahan

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK KEPADA PEMODAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

harga pasar atau sebagai pelunasan yang baru dapat dilakukan 1 (satu) tahun setelah Tanggal Penjatahan, dan hanya dapat dilakukan

harga pasar atau sebagai pelunasan yang baru dapat dilakukan 1 (satu) tahun setelah Tanggal Penjatahan, dan hanya dapat dilakukan JADWAL Tanggal Efektif : 9 November 2016 Tanggal Distribusi Obligasi secara Elektronik : 18 November 2016 Masa Penawaran Umum : 11, 14, 15 November 2016 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 21

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI

Lebih terperinci

PT SARANA MULTI INFRASTUKTUR (PERSERO)

PT SARANA MULTI INFRASTUKTUR (PERSERO) PERBAIKAN ATAS INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS PERBAIKAN ATAS INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS INI MERUPAKAN PERBAIKAN ATAS INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS YANG TELAH DIPUBLIKASIKAN OLEH PT SARANA MULTI INFRASTRUKTUR

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk Kegiatan Usaha: Bergerak Dalam Bidang Usaha Perbankan Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia Kantor Pusat

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk Kegiatan Usaha: Bergerak Dalam Bidang Usaha Perbankan Berkedudukan di Jakarta Selatan, Indonesia Kantor Pusat JADWAL Tanggal Efektif : 20 Juni 2011 Tanggal Penjatahan : 1 Maret 2013 Masa Penawaran Awal : 29 Januari 13 Februari 2013 Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 5 Maret 2013 Masa Penawaran Umum

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No. II-D Tentang Pendaftaran Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0027/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK

INFORMASI TAMBAHAN PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK INFORMASI TAMBAHAN Tanggal Efektif : 16 Juni 2016 Tanggal Pengembalian Uang Pemesanan : 21 Agustus 2017 Masa Penawaran : 14 16 Agustus 2017 Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 22 Agustus 2017

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2017 KEUANGAN OJK. Efek. Bersifat Ekuitas, Utang, dan/atau Sukuk. Penawaran Umum. Pendaftaran. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

PROSPEKTUS. PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) (Badan Usaha Milik Negara)

PROSPEKTUS. PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) (Badan Usaha Milik Negara) JADWAL Tanggal Efektif 30 Juni 2015 Tanggal Distribusi Secara Elektronik 7 Juli 2015 Masa Penawaran 2 Juli 2015 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia 8 Juli 2015 Tanggal Penjatahan 3 Juli 2015 PROSPEKTUS

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /POJK.04/2017 TENTANG DOKUMEN PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS,

Lebih terperinci

Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia ( Pefindo ): AAA (Triple A)

Dalam rangka penerbitan Obligasi ini, Perseroan telah memperoleh hasil pemeringkatan dari PT Pemeringkat Efek Indonesia ( Pefindo ): AAA (Triple A) JADWAL Tanggal Efektif 14 Juni 2017 Tanggal Penjatahan 16 Juni 2017 Masa Penawaran 15 Juni 2017 Tanggal Distribusi Obligasi secara Elektronik 20 Juni 2017 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia 21

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN DAN/ ATAU PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS

INFORMASI TAMBAHAN DAN/ ATAU PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS INFORMASI TAMBAHAN DAN/ ATAU PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS INFORMASI INI MERUPAKAN INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN DARI INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS YANG TELAH DIPUBLIKASIKAN DI HARIAN BISNIS

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan No.133, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6080) PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN 32 /POJK.04/2015 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2017 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS

INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS OTORITAS JASA KEUANGAN TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS INI.

Lebih terperinci

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN. iii RINGKASAN

DAFTAR ISI DAFTAR ISI DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN. iii RINGKASAN DAFTAR ISI DAFTAR ISI i DEFINISI, ISTILAH DAN SINGKATAN iii RINGKASAN ix I. PENAWARAN UMUM 1 II. RENCANA PENGGUNAAN DANA 9 III. PERNYATAAN HUTANG 10 IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN OLEH MANAJEMEN 18 V. RISIKO

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA DPERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH DAN/ATAU

Lebih terperinci

PROSPEKTUS. PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk

PROSPEKTUS. PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk JADWAL Tanggal Efektif : 4 Desember 2017 Masa Penawaran Umum : 6 7 Desember 2017 Tanggal Penjatahan : 8 Desember 2017 Tanggal Distribusi Obligasi dan Sukuk Mudharabah secara Elektronik : 12 Desember 2017

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN DAN/ ATAU PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS

INFORMASI TAMBAHAN DAN/ ATAU PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS INFORMASI TAMBAHAN DAN/ ATAU PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS INFORMASI INI MERUPAKAN INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN DARI INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS YANG TELAH DIPUBLIKASIKAN DI HARIAN BISNIS

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN INFORMASI TAMBAHAN OBLIGASI BERKELANJUTAN I BANK BTPN DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP TAHAP II TAHUN 2012

INFORMASI TAMBAHAN INFORMASI TAMBAHAN OBLIGASI BERKELANJUTAN I BANK BTPN DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP TAHAP II TAHUN 2012 Jadwal Tanggal Efektif : 20 Juni 2011 Masa Penawaran Umum : 31 Juli 2012 Tanggal Penjatahan : 1 Agustus 2012 Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 3 Agustus 2012 Tanggal Pencatatan Pada Bursa

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN. PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk

INFORMASI TAMBAHAN. PT ADIRA DINAMIKA MULTI FINANCE Tbk Tanggal Efektif : 25 Juni 2015 Tanggal Distribusi Obligasi dan Sukuk Mudharabah Secara Elektronik : 22 Maret 2017 Masa Penawaran Obligasi dan Sukuk Mudharabah : 16-17 Maret 2017 Tanggal Pencatatan Pada

Lebih terperinci

PENAWARAN UMUM INI MERUPAKAN PENAWARAN EFEK BERSIFAT UTANG TAHAP KE-6 DARI PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN YANG TELAH MENJADI EFEKTIF.

PENAWARAN UMUM INI MERUPAKAN PENAWARAN EFEK BERSIFAT UTANG TAHAP KE-6 DARI PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN YANG TELAH MENJADI EFEKTIF. INFORMASI TAMBAHAN JADWAL Tanggal Efektif : 23 Mei 2014 Tanggal Distribusi Obligasi secara Elektronik : 16 September 2015 Masa Penawaran : 10 & 11 September 2015 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

PENAWARAN UMUM INI MERUPAKAN PENAWARAN EFEK BERSIFAT UTANG TAHAP KE-2 DARI PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN II YANG TELAH MENJADI EFEKTIF.

PENAWARAN UMUM INI MERUPAKAN PENAWARAN EFEK BERSIFAT UTANG TAHAP KE-2 DARI PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN II YANG TELAH MENJADI EFEKTIF. INFORMASI TAMBAHAN Tanggal Efektif : 29 April 2016 Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 22 Agustus 2017 Masa Penawaran : 15-16 Agustus 2017 Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 23

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

PEMESANAN DAN PENJATAHAN SAHAM SERTA PROSEDUR PENJATAHAN SAHAM PT BANK QNB KESAWAN Tbk UMUM Berdasarkan Prospektus Penawaran Umum Terbatas IV yang diterbitkan pada tanggal 2 Juni 2014, PT Bank QNB Kesawan

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

PERBAIKAN ATAS INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS

PERBAIKAN ATAS INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS PERBAIKAN ATAS INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS INFORMASI INI MERUPAKAN PERBAIKAN ATAS INFORMASI TAMBAHAN RINGKAS YANG TELAH DIPUBLIKASIKAN DI SITUS WEB PT WAHANA OTTOMITRA MULTIARTHA TBK ( PERSEROAN ) DAN PT

Lebih terperinci

PERJANJIAN PENJAMINAN EMISI EFEK PENAWARAN UMUM PT

PERJANJIAN PENJAMINAN EMISI EFEK PENAWARAN UMUM PT 1 Draft PERJANJIAN PENJAMINAN EMISI EFEK PENAWARAN UMUM PT -Nomor : -Pada hari ini,, tanggal -Hadir dihadapan saya, -Menurut keterangan mereka dalam hal ini masing-masing bertindak dalam jabatannya tersebut

Lebih terperinci

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk

PT BANK TABUNGAN PENSIUNAN NASIONAL Tbk Tanggal Efektif : 27 Juni 2016 Masa Penawaran : 10 12 Oktober 2017 Tanggal Penjatahan : 13 Oktober 2017 Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 17 Oktober 2017 Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek

Lebih terperinci

PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) (Badan Usaha Milik Negara)

PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) (Badan Usaha Milik Negara) JADWAL Tanggal Efektif 30 Juni 2015 Tanggal Distribusi Secara Elektronik 2 Maret 2017 Masa Penawaran 24 27 Februari 2017 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia 3 Maret 2017 Tanggal Penjatahan 28 Februari

Lebih terperinci

PT Guna Timur Raya Tbk

PT Guna Timur Raya Tbk KETERBUKAAN INFORMASI DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MASIH DAPAT DILENGKAPI DAN/ATAU DIUBAH. PERNYATAAN PENDAFTARAN EFEK INI TELAH DISAMPAIKAN KEPADA OTORITAS JASA KEUANGAN NAMUN

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN

INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERBAIKAN INFORMASI TAMBAHAN OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK ) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN

Lebih terperinci

DEFINISI DAN SINGKATAN RINGKASAN I. PENAWARAN UMUM SUKUK IJARAH 1 II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN SUKUK IJARAH 9

DEFINISI DAN SINGKATAN RINGKASAN I. PENAWARAN UMUM SUKUK IJARAH 1 II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN SUKUK IJARAH 9 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DEFINISI DAN SINGKATAN RINGKASAN i iii xvi I. PENAWARAN UMUM SUKUK IJARAH 1 II. RENCANA PENGGUNAAN DANA HASIL PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN SUKUK IJARAH 9 III. PERNYATAAN UTANG

Lebih terperinci

Perseroan menyatakan bahwa seluruh informasi atau fakta material telah diungkapkan dan informasi atau fakta material tersebut tidak menyesatkan.

Perseroan menyatakan bahwa seluruh informasi atau fakta material telah diungkapkan dan informasi atau fakta material tersebut tidak menyesatkan. : : : : : Tanggal Efektif Masa Penawaran Tanggal Penjatahan Tanggal Distribusi Secara Elektronik Tanggal Pencatatan pada Bursa Efek Indonesia 22 Mei 2017 23 24 Mei 2017 26 Mei 2017 30 Mei 2017 31 Mei 2017

Lebih terperinci

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor Kep-00113/BEI/11-2015 Perihal Peraturan Nomor I-R tentang Pencatatan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder

Lebih terperinci

PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE

PT FEDERAL INTERNATIONAL FINANCE Tanggal Efektif : 17 April 2017 Tanggal Distribusi Obligasi secara Elektronik : 26 April 2017 Masa Penawaran Umum : 18 20 April 2017 Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 27 April 2017 Tanggal

Lebih terperinci

PT Bank Yudha Bhakti Tbk

PT Bank Yudha Bhakti Tbk Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa 10 Maret 2016 Periode Perdagangan HMETD 18 24 Mei 2016 Tanggal Efektif 2 Mei 2016 Periode Pelaksanaan HMETD 18 24 Mei 2016 Tanggal Terakhir Perdagangan Saham dengan

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN, - 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan Program Pensiun, investasi

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-56/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-56/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-56/PM/1996 TENTANG PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OLEH PERUSAHAAN MENENGAH ATAU KECIL KETUA BADAN PENGAWAS PASAR

Lebih terperinci

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I BANK BTPN DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP TAHAP III TAHUN 2013

INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I BANK BTPN DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP TAHAP III TAHUN 2013 INFORMASI PENAWARAN UMUM OBLIGASI BERKELANJUTAN I BANK BTPN DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP TAHAP III TAHUN 2013 Emiten : PT Bank BTPN Tbk Kepemilikan : TPG Nusantara S.a.r.l. (57.87%) Publik (42.13%) Nama

Lebih terperinci

DEFINISI DAN SINGKATAN RINGKASAN I. PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN 1 II. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN UMUM OBLIGASI 8

DEFINISI DAN SINGKATAN RINGKASAN I. PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN 1 II. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN UMUM OBLIGASI 8 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR ISI DEFINISI DAN SINGKATAN RINGKASAN i iii xi I. PENAWARAN UMUM BERKELANJUTAN 1 II. PENGGUNAAN DANA YANG DIPEROLEH DARI PENAWARAN UMUM OBLIGASI 8 III. PERNYATAAN UTANG 9 IV. ANALISIS

Lebih terperinci

PROSPEKTUS. Pencatatan atas Obligasi yang ditawarkan ini akan dilakukan pada Bursa Efek Indonesia PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI

PROSPEKTUS. Pencatatan atas Obligasi yang ditawarkan ini akan dilakukan pada Bursa Efek Indonesia PENJAMIN PELAKSANA EMISI OBLIGASI Tanggal Efektif : 27 Juni 2016 Masa Penawaran : 28 Juni 2016 Tanggal Penjatahan : 29 Juni 2016 Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 1 Juli 2016 Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia :

Lebih terperinci

PT Bank OCBC NISP Tbk

PT Bank OCBC NISP Tbk Tanggal Efektif : 29 April 2016 Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 11 Mei 2016 Masa Penawaran : 3-4 Mei 2016 Tanggal Pencatatan Pada Bursa Efek Indonesia : 12 Mei 2016 Tanggal Penjatahan :

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN -1- RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR.../POJK.05/2014 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 67/BL/2007 TENTANG PEDOMAN MENGENAI

Lebih terperinci

PROSPEKTUS. PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk

PROSPEKTUS. PT BANK VICTORIA INTERNATIONAL Tbk PENAWARAN UMUM OBLIGASI BANK VICTORIA III TAHUN 2012 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP DAN OBLIGASI SUBORDINASI BANK VICTORIA II TAHUN 2012 DENGAN TINGKAT BUNGA TETAP PROSPEKTUS Tanggal Efektif : 19 Juni 2012

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU KETERBUKAAN INFORMASI KEPADA PEMEGANG SAHAM TENTANG RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU Keterbukaan Informasi ini dibuat dan dilakukan dalam rangka memenuhi Peraturan

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No.III-D mengenai Penyimpanan Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0028/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN PT HUTAMA KARYA (PERSERO)

INFORMASI TAMBAHAN PT HUTAMA KARYA (PERSERO) INFORMASI TAMBAHAN OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK ) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI INFORMASI TAMBAHAN. SETIAP PERNYATAAN

Lebih terperinci

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD

Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Penyusunan Prospektus Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka Penerbitan HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENGAMBILALIHAN PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PT Guna Timur Raya Tbk

PT Guna Timur Raya Tbk INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN ATAS KETERBUKAAN INFORMASI DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM INFORMASI DALAM DOKUMEN INI MERUPAKAN INFORMASI TAMBAHAN DAN/ATAU PERUBAHAN ATAS KETERBUKAAN INFORMASI DALAM

Lebih terperinci

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal

ANGGARAN DASAR. PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk Pasal ANGGARAN DASAR PT LOTTE CHEMICAL TITAN Tbk ----------------------------------------------- Pasal 1 ---------------------------------------------- 1. Perseroan Terbatas ini bernama PT LOTTE CHEMICAL TITAN

Lebih terperinci

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te

2017, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan te No.298, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Perusahaan Publik. Pernyataan Pendaftaran. Bentuk dan Isi. Pedoman (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6166)

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA.

INFORMASI TAMBAHAN INI PENTING DAN PERLU MENDAPAT PERHATIAN SEGERA. INFORMASI TAMBAHAN OTORITAS JASA KEUANGAN ( OJK ) TIDAK MEMBERIKAN PERNYATAAN MENYETUJUI ATAU TIDAK MENYETUJUI EFEK INI, TIDAK JUGA MENYATAKAN KEBENARAN ATAU KECUKUPAN ISI INFORMASI TAMBAHAN INI. SETIAP

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DAL

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DAL LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.358, 2014 KEUANGAN. OJK. Efek Beragun Aset. Partisipasi Pembiayaan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5632) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2015 KEUANGAN. OJK. Dana Pensiun. Investasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5692) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015

Lebih terperinci

INFORMASI TAMBAHAN. PT BANK PAN INDONESIA Tbk. Kegiatan Usaha: Jasa Perbankan Berkedudukan di Jakarta, Indonesia

INFORMASI TAMBAHAN. PT BANK PAN INDONESIA Tbk. Kegiatan Usaha: Jasa Perbankan Berkedudukan di Jakarta, Indonesia JADWAL Tanggal Efektif : 17 Juni 2016 Tanggal Distribusi Obligasi Subordinasi secara Elektronik : 17 Maret 2017 Masa Penawaran Umum : 13-14 Maret 2017 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 20 Maret

Lebih terperinci

PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) (Badan Usaha Milik Negara)

PT SARANA MULTIGRIYA FINANSIAL (PERSERO) (Badan Usaha Milik Negara) JADWAL Tanggal Efektif 30 Juni 2015 Tanggal Distribusi Secara Elektronik 27 September 2016 Masa Penawaran 21 22 September 2016 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia 28 September 2016 Tanggal Penjatahan

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 176/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek

Lebih terperinci

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M

2015, No.73 2 e. bahwa sehubungan dengan huruf a sampai dengan huruf d diatas diperlukan penyesuaian terhadap ketentuan tentang Kewajiban Penyediaan M No.73, 2015 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Modal Minimum. Modal Inti Minimum. Bank. Perkreditan Rakyat. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5686) PERATURAN

Lebih terperinci

KETERBUKAAN INFORMASI PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. ( Perseroan )

KETERBUKAAN INFORMASI PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. ( Perseroan ) KETERBUKAAN INFORMASI PT JAPFA COMFEED INDONESIA Tbk. ( Perseroan ) Keterbukaan Informasi ini dibuat dalam rangka memenuhi Keputusan Ketua Bapepam & LK No. KEP-105/BL/2010, tanggal 13 April 2010, Lampiran

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG

Lebih terperinci

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH

LAMPIRAN: Keputusan Ketua Bapepam dan LK Nomor : Kep- 67/BL/2007 Tanggal : 13 April 2007 PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH PERATURAN NOMOR IX.C.13: PEDOMAN MENGENAI BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI DAERAH 1. Umum a. Seluruh definisi yang tercantum dalam Peraturan Nomor IX.C.12 tentang Pedoman

Lebih terperinci

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN PERUSAHAAN PEMBIAYAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, Menimbang

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PERKREDITAN RAKYAT DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

PT HSBC Securities Indonesia PT Indo Premier Securities PT NISP Sekuritas PT UOB Kay Hian Securities

PT HSBC Securities Indonesia PT Indo Premier Securities PT NISP Sekuritas PT UOB Kay Hian Securities JADWAL Tanggal Efektif : 5 Desember 2013 Masa Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan I Tahap I : 6 dan 9 Desember 2013 Tanggal Penjatahan : 10 Desember 2013 Tanggal Distribusi Obligasi Berkelanjutan

Lebih terperinci

Prospektus Awal Penawaran Umum Obligasi I Bank BRI Agro Tahun 2017

Prospektus Awal Penawaran Umum Obligasi I Bank BRI Agro Tahun 2017 INDIKASI JADWAL Masa Penawaran Awal : 30 Mei 9 Juni 2017 Perkiraan Tanggal Penjatahan : 4 Juli 2017 Perkiraan Tanggal Efektif : 19 Juni 2017 Perkiraan Tanggal Distribusi Obligasi Secara Elektronik : 6

Lebih terperinci

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN KETERBUKAAN INFORMASI RENCANA PENAMBAHAN MODAL TANPA HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU INFORMASI SEBAGAIMANA TERCANTUM DALAM PERUBAHAN DAN/ATAU TAMBAHAN INFORMASI ATAS KETERBUKAAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 66 /POJK.03/2016 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM DAN PEMENUHAN MODAL INTI MINIMUM BANK PEMBIAYAAN RAKYAT

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN REKSA DANA SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

Lebih terperinci

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

PROSPEKTUS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Prospektus Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan II Bank BTN Tahap I Tahun 2015

PROSPEKTUS PT BANK TABUNGAN NEGARA (PERSERO) TBK. Prospektus Penawaran Umum Berkelanjutan Obligasi Berkelanjutan II Bank BTN Tahap I Tahun 2015 JADWAL PENAWARAN UMUM Tanggal Efektif : 30 Juni 2015 Tanggal Distribusi Obligasi secara Elektronik : 8 Juli 2015 Masa Penawaran : 1 3 Juli 2015 Tanggal Pencatatan di Bursa Efek Indonesia : 9 Juli 2015

Lebih terperinci

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD

Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD Penawaran Umum Terbatas Dalam Rangka HMETD Oleh: Genio Atyanto Equity Tower 49th Floor, Jalan Jenderal Sudirman, Kav. 52-53 P / +62 21 2965 1262 SCBD, Jakarta 12190, indonesia F / +62 21 2965 1222 www.nacounsels.com

Lebih terperinci