SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA"

Transkripsi

1 SURAT KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK INDONESIA Nomor Kep-00113/BEI/ Perihal Peraturan Nomor I-R tentang Pencatatan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan Tgl. Diterbitkan 30 November 2015 Tgl. Diberlakukan 30 November 2015 Menimbang a. bahwa Otoritas Jasa Keuangan telah menerbitkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan; b. bahwa dalam rangka mendorong pengembangan produk investasi di pasar modal melalui penerbitan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi dan untuk memberikan perlindungan kepada investor, perlu ditetapkan pengaturan khusus mengenai Pencatatan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan b di atas, dipandang perlu untuk menetapkan peraturan terkait Pencatatan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan, dalam Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia. Mengingat 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3608); 2. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan Kegiatan Di Bidang Pasar Modal (Lembaran Negara Tahun 1995 Nomor 86, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3617); 3. Peraturan Bapepam Nomor III-A.2 tentang Tata Cara Pembuatan Peraturan Oleh Bursa Efek (Lampiran Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal Nomor Kep-03/PM/1996 tanggal 17 Januari 1996); 4. Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan; 5. Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan Nomor S- 110/PM.2/2015 tanggal 27 November 2015 perihal Persetujuan Konsep Peraturan BEI Nomor I-R tentang Pencatatan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan. 1

2 MEMUTUSKAN Menetapkan 1. Peraturan Nomor I-R tentang Pencatatan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan, sebagaimana dituangkan dalam Lampiran Keputusan ini. 2. Keputusan ini efektif sejak tanggal diberlakukan. Hormat kami, Alpino Kianjaya Direktur Hamdi Hassyarbaini Direktur Tembusan 1. Yth. Kepala Eksekutif Pengawas Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan 2. Yth. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal I, Otoritas Jasa Keuangan 3. Yth. Deputi Komisioner Pengawas Pasar Modal II, Otoritas Jasa Keuangan 4. Yth. Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A, Otoritas Jasa Keuangan 5. Yth. Direktur Pengelolaan Investasi, Otoritas Jasa Keuangan 6. Yth. Direktur Pengawasan Transaksi Efek, Otoritas Jasa Keuangan 7. Yth. Direktur Pengaturan Pasar Modal, Otoritas Jasa Keuangan 8. Yth. Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia 9. Yth. Direksi PT Kustodian Sentral Efek Indonesia 10. Yth. Dewan Komisaris PT Bursa Efek Indonesia 2

3 LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor Kep-00113/BEI/ Tanggal dikeluarkan 30 November 2015 Tanggal diberlakukan 30 November 2015 PERATURAN NOMOR I-R PENCATATAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DALAM RANGKA PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN I. DEFINISI Dalam Peraturan ini yang dimaksud dengan I.1. I.2. I.3. I.4. I.5. I.6. I.7. I.8. I.9. Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi yang selanjutnya disebut EBA-SP adalah Efek Beragun Aset yang diterbitkan oleh Penerbit yang portofolionya berupa Kumpulan Piutang dan merupakan bukti kepemilikan secara proporsional atas Kumpulan Piutang yang dimiliki bersama oleh sekumpulan pemegang EBA-SP sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 1 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan. Penerbit adalah Pihak yang melakukan penerbitan EBA-SP dalam rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan sebagaimana diatur dalam Pasal 1 Angka 4 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan. Informasi atau Fakta Material EBA-SP adalah informasi atau fakta penting dan relevan mengenai peristiwa, kejadian, atau fakta yang dapat mempengaruhi harga EBA-SP dan/atau keputusan pemodal, calon pemodal, atau Pihak lain yang berkepentingan atas informasi atau fakta tersebut sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka 14 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan. Laporan Keuangan EBA-SP adalah laporan keuangan atas EBA-SP. Laporan Keuangan Auditan adalah laporan keuangan yang telah diaudit oleh Akuntan Publik yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan. Pencatatan (Listing) adalah pencantuman suatu Efek dalam daftar Efek yang tercatat di Bursa sehingga dapat diperdagangkan di Bursa. Bursa adalah PT Bursa Efek Indonesia. Hari Bursa adalah hari diselenggarakannya perdagangan Efek di Bursa yaitu hari Senin sampai dengan hari Jumat, kecuali hari tersebut merupakan hari libur nasional atau dinyatakan sebagai hari libur Bursa oleh Bursa. KSEI adalah PT Kustodian Sentral Efek Indonesia. 1

4 I.10. Komite Penilaian Perusahaan adalah komite yang dibentuk oleh Bursa yang anggotanya ditunjuk oleh Bursa berdasarkan keahliannya, yang bertugas untuk memberikan pendapat kepada Bursa baik diminta maupun tidak diminta yang berkaitan dengan pencatatan Efek di Bursa. II. KETENTUAN UMUM II.1. II.2. II.3. II.4. II.5. II.6. Permohonan Pencatatan EBA-SP diajukan oleh Penerbit. Bursa berwenang menyetujui atau menolak permohonan Pencatatan EBA-SP setelah melakukan penelaahan atas keterangan-keterangan dan dokumen, baik yang disampaikan oleh Penerbit maupun yang diperoleh Bursa, dengan mempertimbangkan aspek formal dan substansi persyaratan. Dalam rangka penelaahan atas rencana Pencatatan EBA-SP, Bursa dapat meminta dokumen, informasi, dan/atau penjelasan tambahan baik secara lisan maupun tertulis dari Penerbit dan/atau pihak-pihak lain yang terkait rencana Pencatatan EBA-SP. Dalam pengambilan keputusan yang terkait dengan pelaksanaan peraturan pencatatan ini, Bursa dapat meminta Komite Penilaian Perusahaan untuk memberikan pendapat atau pertimbangan. Bursa menetapkan Kode Perusahaan Tercatat dan Kode Efek untuk setiap Pencatatan EBA-SP. Sebagian atau seluruh ketentuan dalam Peraturan ini tidak berlaku bagi Penerbit dan/atau EBA-SP yang secara khusus dikecualikan oleh Pemerintah Republik Indonesia atau Otoritas Jasa Keuangan. III. PERSYARATAN PENCATATAN EBA-SP III.1. III.2. Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan telah menjadi efektif; Memiliki pejabat yang bertindak atas nama Penerbit sebagai penghubung atau contact person dengan Bursa dan masyarakat, dengan ketentuan sebagai berikut III.2.1. III.2.2. Pejabat tersebut dapat dirangkap oleh Direktur. Dalam hal pejabat tersebut bukan Direktur, maka Direksi Penerbit bertanggung jawab atas setiap informasi yang disampaikan oleh pejabat tersebut; Pejabat tersebut harus memiliki akses terhadap informasi material dan relevan yang berkaitan dengan kewajiban penyampaian keterbukaan informasi Penerbit kepada publik. III.3. Memiliki Perjanjian Penerbitan EBA-SP yang memuat ketentuan sebagaimana diatur dalam Pasal 2 dan Pasal 3 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan dan ketentuan tambahan paling kurang mengenai III.3.1. kewajiban Penerbit untuk menyampaikan ke Bursa seluruh laporan, Informasi dan Fakta Material, termasuk kewajiban pelaporan dari Bank 2

5 Kustodian dan Wali Amanat kepada Otoritas Jasa Keuangan, sebagaimana diatur dalam ketentuan V Peraturan ini; III.3.2. rapat umum pemegang EBA-SP yang paling kurang memuat hal-hal sebagaimana diatur dalam Pasal 38, 39, 40 dan 41 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan. III.4. III.5. III.6. III.7. Memiliki hasil pemeringkatan atas EBA-SP yang termasuk dalam kriteria 4 (empat) peringkat teratas dari perusahaan pemeringkat Efek yang mendapat izin usaha dari Otoritas Jasa Keuangan; Memiliki kontrak dengan KSEI mengenai pendaftaran EBA-SP dalam penitipan kolektif di KSEI; Bersedia untuk memenuhi peraturan Bursa dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal; Membayar biaya pendaftaran sebesar Rp (dua puluh lima juta rupiah). IV. PROSEDUR PENCATATAN EBA-SP IV.1. Untuk dapat mencatatkan EBA-SP di Bursa, Penerbit wajib mengajukan 2 (dua) permohonan ke Bursa yaitu IV.1.1. permohonan pendahuluan Pencatatan EBA-SP; dan IV.1.2. permohonan Pencatatan EBA-SP. IV.2. IV.3. Penerbit mengajukan permohonan pendahuluan Pencatatan EBA-SP sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IV.1.1. Peraturan ini ke Bursa dengan menggunakan formulir yang bentuk dan isinya sesuai dengan Lampiran I-R.1. Peraturan ini. Permohonan pendahuluan Pencatatan EBA-SP sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IV.2. Peraturan ini, wajib dilengkapi dengan dokumen dan informasi sebagai berikut IV.3.1. informasi mengenai Penerbit, Kreditur Asal, Penyedia Jasa, Perusahaan Pemeringkat Efek, Penjamin Emisi Efek (jika ada), Lembaga dan Profesi Penunjang Pasar Modal dengan mengisi formulir yang bentuk dan isinya sesuai Lampiran I-R.2. Peraturan ini; IV.3.2. dokumen mengenai Penerbit, paling kurang meliputi IV IV IV IV copy akta pendirian dan Anggaran Dasar Penerbit yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang beserta perubahannya; copy Tanda Daftar Perusahaan yang masih berlaku; uraian mengenai kegiatan usaha, kinerja dan posisi keuangan; sejarah singkat Penerbit; 3

6 IV IV IV IV struktur organisasi Penerbit sampai dengan pejabat satu tingkat di bawah Direksi; daftar pemegang saham berikut jumlah dan persentase kepemilikan saham; spesimen tanda tangan pejabat yang diberi kewenangan untuk menandatangani surat-menyurat yang disampaikan ke Bursa; copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Penerbit. IV.3.3. surat penunjukan pejabat penghubung atau contact person dengan Bursa dan masyarakat; IV.3.4. surat pernyataan tanggung jawab atas kebenaran informasi yang disampaikan kepada Bursa dan kesediaan untuk mematuhi peraturan Bursa dan peraturan perundang-undangan di bidang Pasar Modal yang ditandatangani oleh Direksi Penerbit yang bentuk dan isinya sesuai dengan Lampiran I-R.3. Peraturan ini; IV.3.5. Laporan Keuangan Auditan terakhir Penerbit; IV.3.6. informasi mengenai EBA-SP yang akan dicatatkan dengan mengisi formulir yang bentuk dan isinya sesuai dengan Lampiran I-R.4. Peraturan ini. IV.3.7. dokumen mengenai EBA-SP yang akan dicatatkan paling kurang meliputi IV IV rancangan akhir Prospektus Penawaran Umum; informasi terkait aspek hukum Penerbitan EBA-SP dari Konsultan Hukum yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan mengenai IV ruang lingkup pemeriksaan; IV perkembangan terkini hasil pemeriksaan dari aspek hukum yang telah dilakukan oleh Konsultan Hukum; IV pemeriksaan lanjutan yang akan dilakukan oleh Konsultan Hukum; IV temuan signifikan yang akan ditindaklanjuti oleh pihak terkait (jika ada). IV IV proyeksi awal pembayaran EBA-SP sesuai dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo EBA-SP beserta asumsi yang digunakan; rancangan akhir Dokumen Transaksi EBA-SP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 Angka 15 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan; 4

7 IV hasil pemeringkatan awal (preliminary rating) atas EBA-SP. IV.3.8. bukti pembayaran biaya pendaftaran. IV.4. IV.5. IV.6. IV.7. Dokumen sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IV.2. dan IV.3. Peraturan ini dianggap telah diterima apabila seluruh dokumen tersebut telah diterima secara lengkap oleh Bursa dalam bentuk dokumen tercetak (hardcopy) dan dokumen elektronik (softcopy). Bursa dapat meminta Penerbit untuk melakukan presentasi tentang Penerbit serta rencana Pencatatan EBA-SP kepada Bursa. Berdasarkan evaluasi dan penilaian Bursa, Bursa menyampaikan penolakan atau memberikan persetujuan prinsip atas permohonan pendahuluan Pencatatan EBA-SP paling lambat 10 (sepuluh) Hari Bursa sejak Bursa memperoleh dokumen dan/atau informasi secara lengkap. Dalam hal permohonan pendahuluan Pencatatan EBA-SP disetujui secara prinsip oleh Bursa, maka Penerbit dan Bursa menandatangani Perjanjian Pendahuluan Pencatatan EBA-SP yang bentuk dan isinya sesuai dengan Lampiran I-R.5. Peraturan ini, dengan ketentuan sebagai berikut IV.7.1. Perjanjian Pendahuluan Pencatatan EBA-SP berlaku paling lama 6 (enam) bulan sejak ditandatanganinya perjanjian tersebut dan dapat diperpanjang berdasarkan kesepakatan para pihak dengan ketentuan sebagai berikut IV IV Perjanjian Pendahuluan Pencatatan EBA-SP dapat diperpanjang sebanyak 1 (satu) kali; Jangka waktu perpanjangan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan EBA-SP paling lama 6 (enam) bulan sejak ditandatanganinya perpanjangan Perjanjian Pendahuluan Pencatatan EBA-SP. IV.7.2. Perjanjian Pendahuluan Pencatatan EBA-SP berakhir apabila lampaunya jangka waktu sebagaimana dimaksud ketentuan IV.7.1. Peraturan ini; IV.7.3. Perjanjian Pendahuluan Pencatatan EBA-SP berakhir lebih awal dari jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IV.7.1. Peraturan ini apabila IV IV permohonan Pencatatan EBA-SP telah memperoleh persetujuan Bursa; atau terdapat perubahan data dan/atau informasi yang material yang menyebabkan Penerbit dan/atau EBA-SP tidak lagi memenuhi persyaratan Pencatatan atau hal-hal yang mendasari ditandatanganinya perjanjian tersebut. IV.8. Setelah Penerbit menandatangani Perjanjian Pendahuluan Pencatatan EBA-SP sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IV.7. Peraturan ini dan sebelum diperolehnya pernyataan efektif dari Otoritas Jasa Keuangan, Penerbit wajib menyampaikan IV.8.1. hasil pemeringkatan final atas EBA-SP; 5

8 IV.8.2. proyeksi final pembayaran EBA-SP sesuai dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo EBA-SP beserta asumsi yang digunakan; IV.8.3. laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum terkait penerbitan EBA- SP; IV.8.4. perubahan dan/atau tambahan atas dokumen yang telah diajukan sebelumnya, paling lambat 2 (dua) Hari Bursa sejak terjadinya perubahan dan/atau tambahan (jika ada). IV.9. IV.10. Dalam hal Pernyataan Pendaftaran EBA-SP yang diajukan oleh Penerbit kepada Otoritas Jasa Keuangan menjadi efektif, maka Penerbit yang akan melakukan Penawaran Umum wajib menyampaikan permohonan Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IV.1.2. Peraturan ini ke Bursa menggunakan formulir yang bentuk dan isinya sesuai dengan Lampiran I-R.6. Peraturan ini, paling lambat 2 (dua) Hari Bursa setelah Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan menjadi efektif. Permohonan Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IV.9. Peraturan ini, wajib dilengkapi dengan dokumen paling kurang sebagai berikut IV copy surat pemberitahuan dari Otoritas Jasa Keuangan kepada Penerbit yang menyatakan Pernyataan Pendaftaran EBA-SP dinyatakan efektif; IV prospektus Penawaran Umum paling kurang 3 (tiga) eksemplar; IV copy Dokumen Transaksi EBA-SP, dan perubahannya (jika ada); IV copy kontrak dengan KSEI mengenai pendaftaran EBA-SP dalam penitipan kolektif di KSEI; IV laporan hasil penjatahan dan komposisi pemegang EBA-SP dengan menggunakan formulir yang bentuk dan isinya sesuai dengan Lampiran I- R.7. Peraturan ini. Laporan ini disampaikan paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum tanggal Pencatatan. IV.11. Persetujuan Pencatatan akan diberikan oleh Bursa paling lambat 5 (lima) Hari Bursa setelah Bursa menerima dokumen sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IV.9. dan IV.10. Peraturan ini secara lengkap dalam bentuk dokumen tercetak (hardcopy) dan dokumen elektronik (softcopy). IV.12. Bursa mengumumkan adanya Pencatatan dan perdagangan EBA-SP paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum perdagangan dimulai. IV.13. Bagi Penerbit yang sudah menerbitkan EBA-SP yang tercatat di Bursa atau Penerbit yang merupakan Perusahaan Tercatat, maka dokumen sebagaimana ketentuan IV.3.1., IV.3.2., dan IV.3.4. Peraturan ini hanya wajib disampaikan apabila terdapat perubahan dari dokumen yang disampaikan kepada Bursa sebelumnya. V. KEWAJIBAN PELAPORAN Penerbit wajib menyampaikan keterbukaan informasi dengan ketentuan sebagai berikut V.1. Laporan Berkala 6

9 V.1.1. Laporan Keuangan EBA-SP dengan ketentuan sebagai berikut V laporan keuangan tahunan auditan EBA-SP paling lambat pada akhir bulan ke-3 setelah tanggal laporan keuangan tahunan; V laporan keuangan tengah tahunan EBA-SP sebagai berikut V V V laporan keuangan tengah tahunan EBA-SP yang diaudit oleh Akuntan Publik paling lambat 3 (tiga) bulan setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan; laporan keuangan tengah tahunan EBA-SP yang ditelaah secara terbatas oleh Akuntan Publik paling lambat 2 (dua) bulan setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan; atau laporan keuangan tengah tahunan EBA-SP yang tidak diaudit oleh Akuntan Publik paling lambat 1 (satu) bulan setelah tanggal laporan keuangan tengah tahunan. V.1.2. Rencana pembayaran bunga dan/atau cicilan pokok periodik EBA-SP paling lambat 2 (dua) Hari Bursa sebelum tanggal pembayaran. V.1.3. Laporan bulanan posisi EBA-SP sebagaimana dimaksud dalam Pasal 51 Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 23/POJK.04/2014 tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan paling lambat pada tanggal 12 (dua belas) bulan berikutnya. V.1.4. Laporan hasil pemeringkatan tahunan atas EBA-SP paling lambat 2 (dua) Hari Bursa sejak diterima dari lembaga pemeringkat. V.2. Laporan Insidentil V.2.1. Dalam hal terjadi rapat umum pemegang EBA-SP, maka Penerbit wajib menyampaikan laporan kepada Bursa dengan ketentuan sebagai berikut V V V Laporan rencana penyelenggaraan rapat umum pemegang EBA-SP, paling lambat 2 (dua) Hari Bursa sebelum penyelenggaraan rapat umum pemegang EBA-SP; Laporan hasil penyelenggaraan rapat umum pemegang EBA- SP paling lambat 2 (dua) Hari Bursa setelah penyelenggaraan rapat umum pemegang EBA-SP; Laporan penundaan atau pembatalan rapat umum pemegang EBA-SP paling lambat 2 (dua) Hari Bursa setelah keputusan penundaan atau pembatalan rapat umum pemegang EBA-SP disertai dengan informasi mengenai alasan penundaan atau pembatalan. 7

10 V.2.2. Dalam hal terjadi penggantian Bank Kustodian dan/atau Wali Amanat, maka Penerbit wajib menyampaikan laporan kepada Bursa dengan ketentuan sebagai berikut V Laporan penggantian Bank Kustodian dan/atau Wali Amanat paling lambat 5 (lima) Hari Bursa setelah diangkat penggantinya, yang paling kurang memuat V alasan penggantian; V Bank Kustodian dan/atau Wali Amanat baru. V Laporan terkait seluruh kewajiban Wali Amanat dan/atau Bank Kustodian yang digantikan, yang belum disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan terkait penyampaian laporan sebagaimana dimaksud dalam Perjanjian Penerbitan EBA-SP dan perjanjian lain dalam Dokumen Transaksi EBA-SP paling lambat 10 (sepuluh) Hari Bursa setelah diangkatnya Wali Amanat dan/atau Bank Kustodian baru. V.2.3. Laporan terkait Dokumen Transaksi EBA-SP sebagai berikut V V V rencana perubahan Dokumen Transaksi EBA-SP, paling lambat 15 (lima belas) Hari Bursa sebelum perubahan dimaksud dilakukan; perubahan ketentuan perjanjian dalam Dokumen Transaksi EBA- SP, paling lambat 2 (dua) Hari Bursa setelah perubahan dimaksud dilakukan; hal-hal yang bertentangan dengan Dokumen Transaksi EBA-SP, paling lambat 2 (dua) Hari Bursa sejak diketahuinya hal tersebut. V.2.4. Laporan insidentil lainnya dalam hal terdapat kejadian, Informasi atau Fakta Material yang berkaitan dengan EBA-SP paling lambat 2 (dua) Hari Bursa sejak terjadinya kejadian, Informasi atau Fakta Material tersebut. V.3. V.4. Penerbit wajib menyampaikan keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud pada ketentuan V.1. dan V.2. Peraturan ini melalui sarana pelaporan elektronik yang ditetapkan oleh Bursa. Kewajiban penyampaian keterbukaan informasi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan V.1. dan V.2. Peraturan ini tetap berlaku meskipun EBA-SP tersebut sedang dikenakan Suspensi. VI. BIAYA PENCATATAN VI.1. Biaya Pencatatan tahunan EBA-SP ditetapkan dengan ketentuan sebagai berikut VI.1.1. nilai nominal sampai dengan Rp (dua ratus miliar rupiah), tarif biaya Pencatatan tahunan sebesar 0,025% (nol koma nol dua lima per seratus) dari nilai nominal; 8

11 VI.1.2. VI.1.3. VI.1.4. VI.1.5. nilai nominal lebih dari Rp (dua ratus miliar rupiah) sampai dengan Rp (empat ratus miliar rupiah), tarif biaya Pencatatan tahunan sebesar 0,024% (nol koma nol dua empat per seratus) dari nilai nominal; nilai nominal lebih dari Rp (empat ratus miliar rupiah) sampai dengan Rp (enam ratus miliar rupiah), tarif biaya Pencatatan tahunan sebesar 0,023% (nol koma nol dua tiga per seratus) dari nilai nominal; nilai nominal lebih dari Rp (enam ratus miliar rupiah) sampai dengan Rp (satu triliun rupiah), tarif biaya Pencatatan tahunan sebesar 0,022% (nol koma nol dua dua per seratus) dari nilai nominal; nilai nominal lebih dari Rp (satu triliun rupiah), tarif biaya Pencatatan tahunan sebesar 0,021% (nol koma nol dua satu per seratus) dari nilai nominal. VI.2. VI.3. VI.4. Biaya Pencatatan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan VI.1. Peraturan ini dikenakan dengan ketentuan paling kurang Rp (dua puluh lima juta rupiah) dan paling banyak Rp (dua ratus lima puluh juta rupiah). Biaya Pencatatan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan VI.1. Peraturan ini juga berlaku untuk EBA-SP yang diterbitkan dalam mata uang asing berdasarkan nilai nominal yang telah dihitung dalam mata uang rupiah dengan menggunakan kurs tengah Bank Indonesia pada 1 (satu) Hari Bursa sebelum tanggal penagihan. Pembayaran biaya Pencatatan tahunan dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut VI.4.1. VI.4.2. VI.4.3. VI.4.4. VI.4.5. biaya Pencatatan pada tahun pertama diperhitungkan secara proporsional, terhitung sejak bulan dilakukannya Pencatatan hingga bulan Desember tahun yang bersangkutan; pembayaran biaya Pencatatan Tahunan sebagaimana ketentuan VI.4.1. Peraturan ini diterima oleh Bursa (good fund) paling lambat 2 (dua) Hari Bursa sebelum tanggal Pencatatan, dengan mengirimkan bukti setor ke Bursa; biaya Pencatatan pada tahun berikutnya wajib dibayar di muka untuk masa 12 (dua belas) bulan terhitung sejak Januari hingga Desember berdasarkan nilai nominal yang tercatat di Bursa pada saat tagihan dibuat; biaya Pencatatan pada tahun terakhir diperhitungkan secara proporsional, terhitung sejak bulan Januari hingga bulan jatuh tempo tahun yang bersangkutan berdasarkan nilai nominal yang tercatat di Bursa pada saat tagihan dibuat; pembayaran biaya Pencatatan sebagaimana ketentuan VI.4.3. dan VI.4.4. Peraturan ini diterima oleh Bursa (good fund) paling lambat pada Hari Bursa terakhir pada bulan Januari. VI.5. Nilai nominal yang menjadi dasar perhitungan biaya Pencatatan yang dikenakan Bursa adalah nilai nominal EBA-SP pada saat tanggal penagihan. 9

12 VI.6. VI.7. Biaya Pencatatan tahunan sebagaimana dimaksud dalam ketentuan VI.1. Peraturan ini, ditambah PPN sesuai dengan ketentuan perpajakan yang berlaku. Keterlambatan pembayaran biaya Pencatatan tahunan dari batas waktu sebagaimana dimaksud dalam ketentuan VI.4.2. dan IV.4.3. Peraturan ini, dikenakan denda sebesar 2% (dua per seratus) per bulan yang dihitung secara proporsional sesuai dengan jumlah hari keterlambatan atas total biaya yang terutang. VII. SANKSI VII.1. Penerbit yang menerbitkan EBA-SP yang tercatat di Bursa yang melanggar ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan ini akan dikenakan sanksi oleh Bursa berupa VII.1.1. Surat Peringatan Tertulis I; VII.1.2. Surat Peringatan Tertulis II; VII.1.3. Surat Peringatan Tertulis III; VII.1.4. Denda; VII.1.5. Penghentian Sementara Perdagangan (Suspensi) EBA-SP di Bursa. VII.2. Sanksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan VII.1. Peraturan ini bukan merupakan tahapan pengenaan sanksi, akan tetapi hanya sebagai petunjuk mengenai jenis sanksi yang diatur dalam Peraturan ini, dan dapat dikenakan secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama dengan pengenaan sanksi lainnya. VII.3. Dalam hal Penerbit dikenakan sanksi denda oleh Bursa, maka denda tersebut wajib segera disetor ke rekening Bursa paling lambat 15 (lima belas) hari kalender terhitung sejak sanksi tersebut dijatuhkan oleh Bursa. Apabila Penerbit tidak membayar denda dalam jangka waktu tersebut di atas, maka Bursa dapat melakukan Suspensi EBA-SP. VII.4. Sebelum mengenakan sanksi, Bursa melakukan penelaahan atas keterangan-keterangan dan dokumen yang disampaikan Penerbit dan membuat keputusan atas hal-hal tersebut dengan mempertimbangkan aspek formal dan substansi permasalahan. VII.5. Bursa dapat mengumumkan melalui media massa mengenai pengenaan sanksi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan VII.1. Peraturan ini. VIII. SUSPENSI Selain pengenaan Suspensi dalam rangka pengenaan sanksi sebagaimana ketentuan VII.1.5. Peraturan ini, Bursa juga dapat mengenakan Suspensi dalam hal VIII.1. VIII.2. VIII.3. Terdapat pembatalan Pernyataan Pendaftaran EBA-SP oleh Otoritas Jasa Keuangan; Terdapat kejadian/peristiwa/fakta Material yang dapat mempengaruhi keputusan investasi pemodal; Terjadi gagal bayar yang mengakibatkan pemegang EBA-SP tidak dapat menerima pembayaran sesuai jadwal yang telah ditentukan; 10

13 VIII.4. VIII.5. Terdapat permintaan dari Penerbit atau Wali Amanat yang mendapat persetujuan Bursa; Terdapat permintaan dari Otoritas Jasa Keuangan. IX. PENGHAPUSAN PENCATATAN (DELISTING) IX.1. Delisting EBA-SP dapat dilakukan dalam hal IX.1.1. Pernyataan Pendaftaran EBA-SP yang telah dinyatakan efektif dibatalkan oleh Otoritas Jasa Keuangan; IX.1.2. EBA-SP dibubarkan dan dilikuidasi; IX.1.3. EBA-SP yang tercatat di Bursa telah dilunasi seluruhnya; IX.1.4. EBA-SP telah dikenakan suspensi paling kurang selama 12 (dua belas) bulan berturut-turut; IX.1.5. Penerbit mengajukan permohonan Delisting EBA-SP. IX.2. Prosedur Delisting EBA-SP IX.2.1. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IX.1.1. dan IX.1.2. Peraturan ini, maka Delisting EBA-SP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut IX Bursa melakukan suspensi EBA-SP segera setelah diketahui adanya pembatalan Pernyataan Pendaftaran EBA-SP yang telah dinyatakan efektif oleh Otoritas Jasa Keuangan atau surat perintah pembubaran dan likuidasi EBA-SP dari Otoritas Jasa Keuangan; IX Bursa menyampaikan surat pemberitahuan kepada Penerbit bahwa EBA-SP yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan Delisting EBA-SP dengan tembusan kepada Otoritas Jasa Keuangan; IX Bursa dapat terlebih dahulu melakukan dengar pendapat dengan Penerbit; IX Bursa mengumumkan Delisting EBA-SP paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum tanggal efektif dilakukannya Delisting EBA- SP. IX.2.2. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IX.1.3. Peraturan ini, maka Bursa mengumumkan Delisting EBA-SP paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum tanggal efektif dilakukannya Delisting EBA-SP. IX.2.3. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IX.1.4. Peraturan ini, maka Delisting EBA-SP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut IX Bursa menyampaikan surat pemberitahuan kepada Penerbit bahwa EBA-SP yang bersangkutan telah memenuhi persyaratan Delisting EBA-SP dengan tembusan kepada Otoritas Jasa Keuangan; 11

14 IX Bursa dapat terlebih dahulu melakukan dengar pendapat dengan Penerbit maupun mendengar pertimbangan Komite Penilaian Perusahaan; IX Bursa mengumumkan Delisting EBA-SP paling lambat 1 (satu) Hari Bursa sebelum tanggal efektif dilakukannya Delisting EBA- SP. IX.2.4. Dalam hal terjadi kondisi sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IX.1.5. Peraturan ini, maka Delisting EBA-SP dilakukan dengan ketentuan sebagai berikut IX Penerbit dapat mengajukan permohonan Delisting EBA-SP apabila rencana Delisting EBA-SP telah memperoleh persetujuan dari rapat umum pemegang EBA-SP yang mewakili paling kurang 75% (tujuh puluh lima perseratus) dari seluruh EBA-SP; IX Penerbit menyampaikan permohonan Delisting EBA-SP kepada Bursa disertai dengan risalah rapat umum pemegang EBA-SP yang menyetujui rencana Delisting EBA-SP tersebut; IX Bursa hanya menyetujui permohonan Delisting EBA-SP apabila Penerbit telah menyampaikan dokumen sebagaimana dimaksud dalam ketentuan IX Peraturan ini secara lengkap kepada Bursa dan menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada Bursa; IX Bursa berhak memutuskan untuk menolak permohonan Delisting EBA-SP atau menunda tanggal efektifnya Delisting EBA-SP yang diajukan Penerbit, apabila Penerbit belum memenuhi kelengkapan dokumen dan menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada Bursa; IX Dalam hal Bursa menyetujui permohonan Delisting EBA-SP, maka Bursa mengeluarkan Surat Persetujuan Delisting EBA-SP dan mengumumkannya paling kurang 1 (satu) Hari Bursa sebelum tanggal Delisting EBA-SP menjadi efektif. Ditetapkan di Jakarta Pada tanggal 30 November 2015 PT Bursa Efek Indonesia Alpino Kianjaya Direktur Hamdi Hassyarbaini Direktur 12

15 LAMPIRAN I-R.1 Nomor (tgl/bln/thn). Lampiran Yth. Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Jl. Jend.Sudirman Kav Jakarta u.p. Yth. Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Perihal Permohonan Pendahuluan Pencatatan EBA-SP Dengan hormat, Bersama ini kami sampaikan permohonan untuk memperoleh perjanjian pendahuluan Pencatatan EBA-SP dari PT Bursa Efek Indonesia sebagai salah satu syarat kami untuk dapat mengajukan Pernyataan pendaftaran ke Otoritas Jasa Keuangan dalam Rangka Penawaran Umum EBA-SP. Nama Perusahaan. Nama EBA-SP yang akan dicatatkan. Sebagai bahan pertimbangan, terlampir kami sampaikan dokumen dan informasi mengenai perusahaan dan rencana Pencatatan EBA-SP sebagaimana daftar terlampir. Hormat kami, (Nama Penerbit) (...) Direktur Utama

16 Daftar Checklist Lampiran Permohonan Pendahuluan Pencatatan EBA-SP No. Nama Dokumen Status* 1. Informasi mengenai Penerbit, Bank Kustodian, Kreditur Asal, Wali Amanat, Penyedia Jasa, Penjamin Emisi Efek dan Profesi Penunjang Pasar Modal (Lampiran I-R.2.) 2. Akta pendirian dan Anggaran Dasar 3. Uraian mengenai kegiatan usaha, kinerja dan posisi keuangan 4. Uraian singkat mengenai sejarah Penerbit 5. Struktur organisasi Penerbit sampai dengan pejabat satu tingkat di bawah Direksi 6. Daftar pemegang saham berikut jumlah dan persentase kepemilikan saham 7. Spesimen tanda tangan pejabat yang diberi kewenangan untuk menandatangani surat-menyurat yang disampaikan ke Bursa 8. Informasi mengenai EBA-SP yang akan dicatatkan (Lampiran I-R.4.) 9. Laporan Keuangan Auditan tahunan dan Laporan Keuangan Auditan interim terakhir 10. Hasil pemeringkatan atas EBA-SP 11. Rancangan akhir Prospektus 12. Laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum terkait penerbitan EBA-SP dari Konsultan Hukum yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan 13. Pendapat Akuntan Publik terkait aspek akuntansi Penerbitan EBA-SP 14. Proyeksi pembayaran EBA-SP sesuai dengan umur atau periode EBA-SP beserta asumsi yang digunakan 15. Rancangan akhir Dokumen Transaksi EBA-SP 16. Surat pernyataan tentang tanggung jawab atas kebenaran informasi yang disampaikan kepada Bursa dan kesediaan untuk mematuhi peraturan Bursa dan peraturan Perundang-undangan di bidang Pasar Modal 17. Bukti pembayaran biaya pendaftaran * berikan tanda centang ( ) bila dokumen disertakan dalam penyampaian

17 LAMPIRAN I-R.2. INFORMASI MENGENAI PENERBIT, KREDITUR ASAL, PENYEDIA JASA, PENJAMIN EMISI EFEK, LEMBAGA DAN PROFESI PENUNJANG I. Informasi Penerbit 1. Nama Perusahaan 2. Bidang Usaha Utama (core business) 3. Alamat lengkap Kantor Pusat.... Telp... Fax Website. 4. NPWP 5. Pendirian dan Operasional Perusahaan Tanggal berdiri perusahaan... Tanggal dimulainya kegiatan operasional dalam usaha utama Status Penerbit Status kepemilikan publik Perusahaan Terbuka Perusahaan Tertutup Status kepemilikan Pemerintah Badan Usaha Milik Negara Badan Usaha Swasta 7. Pemegang Saham Saat ini Nama pemegang saham Nama pemegang saham Dst saham ( %) (Asing / Nasional*) saham (. %) (Asing / Nasional*) 8. Susunan Direksi Direktur Utama

18 Wakil Direktur Utama Direktur Direktur yang memiliki keahlian dan atau pengalaman di bidang sekuritisasi atau memiliki sertifikat kecakapan di bidang pengelolaan investasi Dst 9. Susunan Dewan Komisaris Komisaris Utama Komisaris Komisaris 10. Pegawai yang mempunyai pengalaman kerja paling kurang 3 (tiga) tahun di bidang analisa KPR 11. Tenaga pemasaran yang paling kurang mempunyai sertifikat kecakapan di bidang pasar modal Dst 12. Contact Person.... Telp. Fax Modal disetor Rp II. Informasi mengenai Bank Kustodian 1. Nama Perusahaan 2. Alamat lengkap Kantor Pusat.... Telp... Fax Website. 3. Susunan Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur Dst 4. Susunan Dewan Komisaris Komisaris Utama

19 Komisaris Komisaris Dst 5. Contact Person.... Telp. Fax III. Informasi mengenai Kreditur Asal 1. Nama Perusahaan 2. Alamat lengkap Kantor Pusat.... Telp... Fax Website. 3. Susunan Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur 4. Susunan Dewan Komisaris Komisaris Utama Dst Komisaris Komisaris Dst 5. Contact Person.... Telp. Fax IV. Informasi mengenai Wali Amanat 1. Nama Perusahaan 2. Alamat lengkap Kantor Pusat.... Telp... Fax Website. 3. Susunan Direksi

20 Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur 4. Susunan Dewan Komisaris Komisaris Utama Dst Komisaris Komisaris Dst 5. Contact Person.... Telp. Fax V. Informasi mengenai Penyedia Jasa 1. Nama Perusahaan 2. Alamat lengkap Kantor Pusat.... Telp... Fax Website. 3. Susunan Direksi Direktur Utama Wakil Direktur Utama Direktur 4. Susunan Dewan Komisaris Komisaris Utama Dst Komisaris Komisaris Dst 5. Contact Person.... Telp. Fax VI. Informasi mengenai Penjamin Emisi Efek dan Profesi Penunjang 1. Penjamin Pelaksana Emisi dan

21 Penjamin Emisi Efek (jika ada) 2. Profesi Penunjang Pasar Modal Konsultan Hukum Akuntan Publik Notaris VII. Lampiran Dokumen mengenai Penerbit yang harus disampaikan 1. Copy Akta Pendirian dan Anggaran Dasar Penerbit yang telah disahkan oleh instansi yang berwenang beserta perubahannya dan Tanda Daftar Perusahaan; 2. Uraian mengenai kegiatan usaha, kinerja dan posisi keuangan; 3. Sejarah singkat Penerbit; 4. Struktur organisasi Penerbit sampai dengan pejabat satu tingkat di bawah Direksi; 5. Daftar pemegang saham berikut jumlah dan persentase kepemilikan saham; 6. Daftar nama dan spesimen tanda tangan pejabat yang diberi kewenangan menandatangani surat-menyurat yang disampaikan ke Bursa; 7. Copy Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP) Penerbit; Hormat kami, (Nama Penerbit) (...) Direktur Utama *coret yang tidak perlu

22 LAMPIRAN I-R.3 SURAT PERNYATAAN Kami yang bertanda tangan di bawah ini 1. Nama Jabatan 2. Nama Jabatan Untuk dan atas nama Perusahaan/Lembaga.... Alamat NPWP.... menyatakan bahwa 1. Telah membaca dan memahami seluruh ketentuan dan peraturan yang berlaku di Bursa Efek Indonesia. 2. Bersedia mematuhi peraturan-peraturan yang terkait yang dikeluarkan oleh PT Bursa Efek Indonesia dan Peraturan Perundang-undangan lainnya di bidang Pasar Modal beserta segala aturan pelaksanaannya. 3. Bertanggung jawab sepenuhnya atas kebenaran semua Informasi dan atau Fakta Material yang disampaikan. Pernyataan ini tidak dapat diubah atau dibatalkan kecuali dengan persetujuan PT Bursa Efek Indonesia. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya... (tanggal/bulan/tahun)... (Nama Penerbit) Materai (...) Direktur Utama

23 LAMPIRAN I-R.4 INFORMASI MENGENAI EBA-SP YANG AKAN DICATATKAN I. Informasi Umum 1. Nama EBA-SP.. 2. Nilai EBA-SP.. 3. Rata-rata tertimbang jatuh tempo EBA-SP 4. Nilai aset yang menjadi underlying EBA-SP Skema Sekuritisasi Penerbit membeli Aset Keuangan Kreditur Asal menggunakan dana sendiri dan menjualnya ke Pemegang EBA-SP melalui penerbitan EBA-SP Penerbit membeli Aset Keuangan dari Kreditur Asal menggunakan dana dari hasil penerbitan EBA-SP 6. Asuransi atas Kumpulan Piutang yang membentuk portofolio EBA-SP atas berbagai macam risiko, seperti risiko kredit (jika ada) 7. Pemeringkatan atas beberapa atau semua kelas EBA-SP (jika ada) Jaminan dari Pihak ketiga (jika ada).. 9. Sarana Peningkatan Kredit/Arus Kas EBA-SP (jika ada) 10. Arus kas tertentu yang ditahan dan diinvestasikan kembali dalam portofolio EBA-SP (jika ada) 11. Tambahan penerbitan EBA-SP yang dapat dimiliki oleh pemodal selain pemegang EBA-SP yang diterbitkan sebelumnya (jika ada) Kisaran kupon atau imbal hasil Penjamin Pelaksana Emisi......

24 Jenis penjaminan Full commitment Rp. Best effort Rp. 14. Rencana jadwal penerbitan dan Pencatatan EBA-SP penyampaian Pernyataan Pendaftaran kepada Otoritas Jasa Keuangan; Public Expose; masa penawaran EBA-SP; penjatahan EBA-SP; distribusi dan Pencatatan EBA-SP di Bursa; lain-lain, jika ada II. Lampiran Dokumen mengenai EBA-SP yang harus disampaikan 1. Rancangan akhir Prospektus Penawaran Umum; 2. Laporan pemeriksaan dan pendapat dari segi hukum dari Konsultan Hukum yang terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan; 3. Pendapat Akuntan Publik terkait aspek akuntansi Penerbitan EBA-SP; 4. Proyeksi pembayaran EBA-SP sesuai dengan rata-rata tertimbang jatuh tempo EBA-SP beserta asumsi yang digunakan; 5. Rancangan akhir Dokumen Transaksi EBA-SP. Hormat kami, (nama Penerbit) (...) Direktur Utama

25 LAMPIRAN I-R.5 PERJANJIAN PENDAHULUAN PENCATATAN EBA-SP (Preliminary Listing Agreement) Nomor Perjanjian Perjanjian ini dibuat pada hari ini,., oleh pihak-pihak yang bertandatangan di bawah ini I. PT Bursa Efek Indonesia Berkedudukan di Jakarta, didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 27 tanggal 4 Desember 1991 dibuat dihadapan Ny. Poerbaningsih Adi Warsito, S.H., Notaris di Jakarta, sebagaimana yang telah beberapa kali diubah dan ditambah, terakhir kalinya dengan Akta No... tanggal... yang dibuat oleh Notaris..., Notaris di Jakarta, dalam hal ini diwakili oleh... dalam kedudukannya selaku Direktur Utama PT Bursa Efek Indonesia, selanjutnya disebut PIHAK PERTAMA. II... Berkedudukan di., didirikan berdasarkan Akta Pendirian No.. kemudian diperbaiki dengan Akta No... serta telah diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia., Tambahan Berita Negara No.. dan terakhir diubah mengenai Perseroan menjadi Perseroan Terbuka dengan Akta No... dalam hal ini diwakili oleh dalam kedudukannya selaku Direksi.., selanjutnya disebut PIHAK KEDUA. PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, secara bersama-sama disebut Para Pihak, menerangkan terlebih dahulu hal-hal sebagai berikut a. bahwa PIHAK KEDUA bermaksud untuk mencatatkan dengan nilai pokok sebanyak-banyaknya sebesar ( ), di Bursa Efek Indonesia, (selanjutnya disebut EBA-SP ); b. bahwa untuk memenuhi ketentuan sebagaimana tercantum pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Pedoman Penerbitan dan Pelaporan Efek Beragun Aset Berbentuk Surat Partisipasi Dalam Rangka Pembiayaan Sekunder Perumahan, Para Pihak sepakat membuat Perjanjian Pendahuluan Pencatatan Efek (selanjutnya disebut Perjanjian ) dengan ketentuan dan syarat-syarat sebagai berikut

26 PASAL 1 Pencatatan EBA-SP di PT Bursa Efek Indonesia PIHAK PERTAMA akan mencatatkan EBA-SP yang diajukan oleh PIHAK KEDUA di Bursa Efek Indonesia dengan ketentuan sebagai berikut 1. Permohonan PIHAK KEDUA telah diajukan sesuai dengan dan memenuhi ketentuan yang berlaku; dan 2. Berdasarkan pertimbangan serta hasil evaluasi yang dilakukan oleh PIHAK PERTAMA, diperoleh penilaian bahwa PIHAK KEDUA dapat memenuhi persyaratan pencatatan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-R tentang Pencatatan EBA-SP, khususnya yang berkaitan dengan Pernyataan Pendaftaran yang disampaikan ke Otoritas Jasa Keuangan telah menjadi efektif. PASAL 2 Pengakhiran Awal Perjanjian ini akan berakhir apabila dalam jangka waktu berlakunya Perjanjian ini terjadi hal-hal sebagai berikut 1. Pernyataan pendaftaran yang diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan tidak menjadi efektif. 2. Permohonan pencatatan PIHAK KEDUA telah disetujui oleh PIHAK PERTAMA dan EBA-SP PIHAK KEDUA telah dicatatkan dalam daftar Efek yang tercatat di Bursa PIHAK PERTAMA. 3. Terdapat perubahan data dan atau informasi yang material yang mengakibatkan Calon Perusahaan Tercatat tidak memenuhi persyaratan pencatatan awal di Bursa PIHAK PERTAMA sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pencatatan Efek Nomor I-R tentang Pencatatan EBA-SP. PASAL 3 Jangka Waktu Perjanjian Perjanjian ini berlaku untuk jangka waktu 6 (enam) bulan terhitung sejak tanggal ditandatanganinya Perjanjian ini dan dapat diperpanjang untuk selama-lamanya 6 (enam) bulan berdasarkan kesepakatan Para Pihak. PASAL 4 Penutup 1. Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 dari Kitab Undang-undang Hukum Perdata Republik Indonesia sepanjang mensyaratkan adanya keputusan pengadilan untuk pembatalan atau pengakhiran Perjanjian ini. 2. Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) asli masing-masing sama bunyinya, di atas kertas yang bermeterai cukup serta mempunyai kekuatan hukum yang sama setelah ditandatangani oleh Para Pihak.

27 Demikian Perjanjian ini telah ditandatangani oleh Para Pihak melalui wakil-wakil yang ditunjuk secara sah pada hari, tanggal dan tahun yang telah disebutkan pada awal Perjanjian ini. Para Pihak PIHAK PERTAMA PT Bursa Efek Indonesia PIHAK KEDUA. Direktur Utama Direktur Utama

28 LAMPIRAN I-R.6 Nomor..(tgl/bln/thn). Lampiran Yth. Direktur Penilaian Perusahaan PT Bursa Efek Indonesia Gedung Bursa Efek Indonesia Jl. Jend.Sudirman Kav Jakarta u.p. Yth. Kepala Divisi Penilaian Perusahaan Perihal Permohonan Pencatatan EBA-SP Dengan hormat, Yang bertanda-tangan dibawah ini Nama... Jabatan.. Untuk dan atas nama Perusahaan/Lembaga.. dengan ini mengajukan permohonan Pencatatan EBA-SP pada tanggal... di PT Bursa Efek Indonesia. Adapun perincian EBA-SP yang akan dicatatkan sebagai berikut No Nama EBA-SP Nilai Nominal Dicatatkan dst dst Sebagai bahan pertimbangan, terlampir kami sampaikan dokumen dan informasi sebagaimana terlampir. Hormat kami, (Nama Penerbit) (...) Direktur Utama

29 Daftar Checklist Lampiran Permohonan Pencatatan EBA-SP No. Nama Dokumen Status* 1 1 (satu) copy bukti Pernyataan Pendaftaran EBA-SP yang diajukan ke Otoritas Jasa Keuangan telah menjadi efektif; 2 3 (tiga) eksemplar Prospektus Penawaran Umum; 3 1 (satu) copy Dokumen Transaksi EBA-SP, dan perubahannya (jika ada); 4 1 (satu) copy kontrak dengan KSEI mengenai Pendaftaran EBA-SP dalam penitipan kolektif di KSEI; 5 Laporan hasil penjatahan dan komposisi pemegang EBA-SP sesuai Lampiran I-R.7. Peraturan I-R tentang Pencatatan EBA-SP. * berikan tanda centang ( ) bila dokumen disertakan dalam penyampaian

30 LAMPIRAN I-R.7 LAPORAN HASIL PENJATAHAN DAN KOMPOSISI PEMEGANG EBA-SP Nama Perusahaan Nama EBA-SP Tanggal pelaporan Hasil Pemesanan EBA-SP pada Penawaran Umum KETERANGAN Jumlah EBA-SP yang ditawarkan dalam Penawaran Umum Jumlah pemesanan EBA-SP Jumlah pemesan EBA-SP (pihak) JUMLAH 2. Hasil Penjatahan KETERANGAN Perorangan Asing Perorangan Indonesia Institusi Asing Institusi Indonesia Total EBA-SP dalam Penawaran Umum Total Pemesanan EBA-SP JUMLAH EBA-SP PERSENTASE DARI TOTAL EMISI JUMLAH INVESTOR Direksi Perusahaan Manajer Penjatahan

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-310/BEJ/ TENTANG

KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-310/BEJ/ TENTANG KEPUTUSAN DIREKSI PT BURSA EFEK JAKARTA NOMOR : Kep-310/BEJ/12-2006 TENTANG PENCATATAN DAN PERDAGANGAN UNIT PENYERTAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DI BURSA Menimbang : a. bahwa dengan

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DAL

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DAL LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.358, 2014 KEUANGAN. OJK. Efek Beragun Aset. Partisipasi Pembiayaan. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5632) PERATURAN OTORITAS

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No. II-D Tentang Pendaftaran Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0027/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR II-D TENTANG PENDAFTARAN

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA

PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT PENITIPAN EFEK INDONESIA (SPEI) DI BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00389/BEI/06-2009 Tanggal dikeluarkan :12 Juni 2009 Tanggal diberlakukan : 12 Juni 2009 PERATURAN NOMOR I-D: TENTANG PENCATATAN SERTIFIKAT

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.04/2014 TENTANG

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.04/2014 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DALAM RANGKA

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT UTANG DAN/ATAU SUKUK KEPADA PEMODAL PROFESIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PENCATATAN EFEK NOMOR I.G : PENCATATAN EFEK BERAGUN ASET (EBA)

PERATURAN PENCATATAN EFEK NOMOR I.G : PENCATATAN EFEK BERAGUN ASET (EBA) PERATURAN PENCATATAN EFEK PENCATATAN EFEK BERAGUN ASET (EBA) A. PERSYARATAN Efek Beragun Aset (EBA) yang akan dicatatkan di Bursa wajib memenuhi persyaratan sebagai berikut 1. Pernyataan Pendaftaran telah

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23 /POJK.04/2016 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DALAM RANGKA PEMBIAYAAN

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 52 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG

Lebih terperinci

PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DALAM RANGKA PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN

PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DALAM RANGKA PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DALAM RANGKA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37/POJK.04/2014 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF. BAB I KETENTUAN UMUM

2017, No MEMUTUSKAN: Menetapkan : PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF. BAB I KETENTUAN UMUM No.286, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Efek Beragun Aset. Kontrak Investasi Kolektif. Penerbitan dan Pelaporan (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PP. No. : 45 Tahun 1995 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa dalam rangka

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/ TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN

Lebih terperinci

UU No. 8/1995 : Pasar Modal

UU No. 8/1995 : Pasar Modal UU No. 8/1995 : Pasar Modal BAB1 KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-undang ini yang dimaksud dengan: 1 Afiliasi adalah: hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat a. kedua, baik

Lebih terperinci

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam.

Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. PP No. 45/1995 BAB 1 BURSA EFEK Pasal 1 Bursa Efek dapat menjalankan usaha setelah memperoleh izin usaha dari Bapepam. Pasal 2 Modal disetor Bursa Efek sekurang-kurangnya berjumlah Rp7.500.000.000,00 (tujuh

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 65 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

Lebih terperinci

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.04/2014 TENTANG

PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.04/2014 TENTANG PENJELASAN ATAS PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 23/POJK.04/2014 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI DALAM RANGKA PEMBIAYAAN SEKUNDER PERUMAHAN

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No.III-D mengenai Penyimpanan Efek Beragun Aset di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0028/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR III-D TENTANG PENYIMPANAN

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan No.133, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Reksa Dana. Perseroan. Pengelolaan. Pedoman. Pencabutan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6080) PERATURAN

Lebih terperinci

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang

2 menetapkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang No.361, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Transaksi. Bursa. Penjamin. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5635) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG. Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26/POJK.04/2014 TENTANG Penjaminan Penyelesaian Transaksi Bursa DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 54 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 45 TAHUN 1995 TENTANG PENYELENGGARAAN KEGIATAN DI BIDANG PASAR MODAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa dalam rangka mewujudkan kegiatan Pasar

Lebih terperinci

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20

2017, No Indonesia Nomor 3608); 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 20 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.36, 2017 KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Multi Aset. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 6024) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 39/POJK.04/2014 TENTANG AGEN PENJUAL EFEK REKSA DANA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negar No.396, 2014 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN. OJK. Reksa Dana. Penjual. Agen. Pencabutan. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5653) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 86, 1995 ( Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3617) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK

Lebih terperinci

PERATURAN PENCATATAN EFEK NOMOR I.F.3: PENCATATAN OBLIGASI DAERAH

PERATURAN PENCATATAN EFEK NOMOR I.F.3: PENCATATAN OBLIGASI DAERAH PERATURAN PENCATATAN EFEK : PENCATATAN OBLIGASI DAERAH A. DEFINISI Dalam Peraturan ini, yang dimaksud dengan: 1. Bursa adalah PT Bursa Efek Surabaya 2. Daerah Otonom, selanjutnya disebut Daerah, adalah

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 176/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 33 /POJK.04/2017 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan

2016, No Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan No.61, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Investasi Kolektif. Real Estat. Bank Kustodian. Manajer Investasi. Pedoman. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Nomor 5867) PERATURAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN 32 /POJK.04/2015 TENTANG PENAMBAHAN MODAL PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN MEMBERIKAN HAK MEMESAN EFEK TERLEBIH DAHULU

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 26 /POJK.04/2016 TENTANG PRODUK INVESTASI DI BIDANG PASAR MODAL DALAM RANGKA MENDUKUNG UNDANG-UNDANG TENTANG

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-10/PM/1997 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-10/PM/1997 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-10/PM/1997 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN NOMOR IX.C.5 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.145, 2016 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEUANGAN OJK. Pasar Modal. Pengampunan Pajak. Investasi. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5906) PERATURAN OTORITAS JASA

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya suatu masyarakat adil dan makmur berdasarkan

Lebih terperinci

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA Teks tidak dalam format asli. Kembali: tekan backspace LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 16, 1999 BURSA BERJANGKA. PERDAGANGAN. KOMODITI. Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi. BAPPEBTI. (Penjelasan

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.04/2017 TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.04/2017 TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 76 /POJK.04/2017 TENTANG PENAWARAN UMUM OLEH PEMEGANG SAHAM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP-552/BL/2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /POJK.04/2017 TENTANG DOKUMEN PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM EFEK BERSIFAT EKUITAS,

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA Draft 10042014 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PENJAMINAN PENYELESAIAN TRANSAKSI BURSA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI INFRASTRUKTUR BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 64 /POJK.04/2017 TENTANG DANA INVESTASI REAL ESTAT BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

M E M U T U S K A N :

M E M U T U S K A N : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 03 /PM/2004 TENTANG Peraturan Nomor IV.B.1 PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang

Lebih terperinci

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy

Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian Pendaftaran Obligasi Di KSEI Nomor: SP- /PO/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional adalah terciptanya

Lebih terperinci

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy

Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian Agen Pembayaran Nomor: SP- /AP/KSEI/mmyy Perjanjian ini dibuat pada hari ini, , tanggal , bulan tahun (dd-mm-yyyy), antara: PT Kustodian Sentral Efek Indonesia,

Lebih terperinci

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA

2017, No Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5253); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGA LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.44, 2017 KEUANGAN OJK. Efek. Bersifat Ekuitas, Utang, dan/atau Sukuk. Penawaran Umum. Pendaftaran. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 19 /POJK.04/2016 TENTANG PEDOMAN BAGI MANAJER INVESTASI DAN BANK KUSTODIAN YANG MELAKUKAN PENGELOLAAN DANA

Lebih terperinci

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal;

Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; Kamus Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan pegawai, direktur, atau komisaris

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, UU R.I No.8/1995 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1995 TENTANG PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa tujuan pembangunan nasional

Lebih terperinci

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia

Kamus Pasar Modal Indonesia. Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal Indonesia Kamus Pasar Modal A Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2

Lebih terperinci

Kepada Yth. Jakarta, 14 Maret 2017 Direksi/Pimpinan: 1. Penerbit Efek; dan 2. Pemegang Rekening KSEI. Di Tempat

Kepada Yth. Jakarta, 14 Maret 2017 Direksi/Pimpinan: 1. Penerbit Efek; dan 2. Pemegang Rekening KSEI. Di Tempat Kepada Yth. Jakarta, 14 Maret 2017 Direksi/Pimpinan: 1. Penerbit Efek; dan 2. Pemegang Rekening KSEI. Di Tempat SURAT EDARAN NO. SE-0001/DIR-EKS/KSEI/0317 Perihal : Mekanisme Pendaftaran Efek Bersifat

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SSALINAN SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 31 /POJK.04/2015 TENTANG KETERBUKAAN ATAS INFORMASI ATAU FAKTA MATERIAL OLEH EMITEN ATAU PERUSAHAAN

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2017 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/20172017 TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN

Lebih terperinci

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2014 TENTANG PENERBITAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 67 /POJK.04/2017 TENTANG NOTARIS YANG MELAKUKAN KEGIATAN DI PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 61 /POJK.04/2016 TENTANG PENERAPAN PRINSIP SYARIAH DI PASAR MODAL PADA MANAJER INVESTASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : Bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

Kamus Istilah Pasar Modal

Kamus Istilah Pasar Modal Sumber : www.bapepam.go.id Kamus Istilah Pasar Modal Afiliasi 1 hubungan keluarga karena perkawinan dan keturunan sampai derajat kedua, baik secara horizontal maupun vertikal; 2 hubungan antara Pihak dengan

Lebih terperinci

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA

- 2 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 74 /POJK.04/2016 TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa Negara Republik

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR IX.A.7 : TANGGUNG JAWAB MANAJER PENJATAHAN DALAM RANGKA PEMESANAN DAN PENJATAHAN EFEK DALAM PENAWARAN UMUM

PERATURAN NOMOR IX.A.7 : TANGGUNG JAWAB MANAJER PENJATAHAN DALAM RANGKA PEMESANAN DAN PENJATAHAN EFEK DALAM PENAWARAN UMUM PERATURAN NOMOR IX.A.7 : TANGGUNG JAWAB MANAJER PENJATAHAN DALAM RANGKA PEMESANAN DAN PENJATAHAN EFEK DALAM PENAWARAN UMUM 1. Penawaran Umum Penawaran Umum dapat merupakan Penawaran Umum kepada masyarakat

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR: KEP- 13/PM/2002 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN REKSA DANA BERBENTUK PERSEROAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa dalam rangka peningkatan

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAMPIRAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 53 /POJK.04/2017 TENTANG PERNYATAAN PENDAFTARAN DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM DAN PENAMBAHAN MODAL DENGAN MEMBERIKAN

Lebih terperinci

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA

PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN KEMBALI SAHAM BURSA LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia Nomor : Kep-00016/BEI/04-2012 Tanggal ditetapkan : 2 April 2012 Tanggal diberlakukan : 1 Mei 2012 PERATURAN NOMOR III-H: TENTANG PELELANGAN DAN PEMBELIAN

Lebih terperinci

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA - 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 62 /POJK.04/2017 TENTANG BENTUK DAN ISI PROSPEKTUS DAN PROSPEKTUS RINGKAS DALAM RANGKA PENAWARAN UMUM OBLIGASI

Lebih terperinci

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2015 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER

Lebih terperinci

2. Saham Bursa adalah saham PT Bursa Efek Indonesia.

2. Saham Bursa adalah saham PT Bursa Efek Indonesia. LAMPIRAN Keputusan Direksi PT Kliring Penjaminan Efek Indonesia Nomor : Kep-008/DIR/KPEI/0416 Tanggal : 25-04-2016 PERATURAN KPEI NOMOR: II-3 ANGGOTA KLIRING I. DEFINISI Dalam peraturan ini, yang dimaksud

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2017 TENTANG PENETAPAN DAN PENERBITAN DAFTAR EFEK SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN,

- 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN, - 1 - PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR 199/PMK.010/2008 TENTANG INVESTASI DANA PENSIUN MENTERI KEUANGAN, Menimbang : a. bahwa dalam rangka menunjang keberhasilan penyelenggaraan Program Pensiun, investasi

Lebih terperinci

PERATURAN KSEI NOMOR IV-D TENTANG CORPORATE ACTION UNTUK EFEK BERAGUN ASET DI KSEI

PERATURAN KSEI NOMOR IV-D TENTANG CORPORATE ACTION UNTUK EFEK BERAGUN ASET DI KSEI Peraturan KSEI No. IV-D Tentang Corporate Action Untuk Efek Beragun Aset Di KSEI (Lampiran Surat Keputusan Direksi KSEI No. KEP-0029/DIR/KSEI/0815 tanggal 25 Agustus 2015) PERATURAN KSEI NOMOR IV-D TENTANG

Lebih terperinci

Mekanisme Pendaftaran Efek Bersifat Utang di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI)

Mekanisme Pendaftaran Efek Bersifat Utang di PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) Yth. Direksi/Pimpinan: 1. Penerbit Efek; dan 2. Pemegang Rekening KSEI. Di Tempat Jakarta, 11 Mei 2018 SURAT EDARAN NO. SE-0002/DIR-EKS/KSEI/0518 Perihal : Mekanisme Pendaftaran Efek Bersifat Utang di

Lebih terperinci

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA. BAB I KETENTUAN UMUM

-2- MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG PENGGABUNGAN USAHA ATAU PELEBURAN USAHA PERUSAHAAN TERBUKA. BAB I KETENTUAN UMUM LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.307, 2016 KEUANGAN OJK. PT. Peleburan. Penggabungan. (Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5997). PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR

Lebih terperinci

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

- 1 - SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA - 1 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 16 /POJK.04/2015 TENTANG AHLI SYARIAH PASAR MODAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS

Lebih terperinci

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public)

Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public) Cara mencatatkan perusahaan di BEI (go public) Efek yang dapat dicatatkan di BEI (go public) dapat berupa: 1. 2. 3. 4. 5. 6. Saham Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded Fund/ETF)

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 9 TAHUN 1999 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA PRESIDEN, Menimbang : bahwa dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Nomor 32 Tahun 1997 tentang Perdagangan

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 425/BL/2007 TENTANG PEDOMAN BAGI

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN, OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 20 /POJK.04/2015 TENTANG PENERBITAN DAN PERSYARATAN EFEK BERAGUN ASET SYARIAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN : KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR: KEP- 493/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN

Lebih terperinci

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA

PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA Copyright (C) 2000 BPHN PP 9/1999, PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI BERJANGKA *36161 PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 9 TAHUN 1999 (9/1999) TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN KOMODITI

Lebih terperinci

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN SALINAN KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN NOMOR KEP- 177/BL/2008 TENTANG PERUBAHAN PERATURAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PUNGUTAN OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk melaksanakan

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega

2 2. Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 111, Tambahan Lembaran Nega LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.82, 2015 KEUANGAN. OJK. Dana Pensiun. Investasi. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5692) PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 3/POJK.05/2015

Lebih terperinci

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL

KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL KETENTUAN UMUM PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN PEMODAL OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 50 /POJK.04/2016 TENTANG PENYELENGGARA DANA PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013

OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG REKSA DANA BERBENTUK KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF PENYERTAAN TERBATAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 49 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PERDAGANGAN BERJANGKA KOMODITI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a.

Lebih terperinci

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-28 /PM/2003 TENTANG

KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-28 /PM/2003 TENTANG KEPUTUSAN KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL NOMOR KEP-28 /PM/2003 TENTANG PEDOMAN KONTRAK INVESTASI KOLEKTIF EFEK BERAGUN ASET (ASSET BACKED SECURITIES) KETUA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL, Menimbang : bahwa

Lebih terperinci