BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA RENCANA STRATEGIS TAHUN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA RENCANA STRATEGIS TAHUN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN"

Transkripsi

1 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA RENCANA STRATEGIS TAHUN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN

2 Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN... 2 A. KONDISI UMUM... 2 B. MAKSUD DAN TUJUAN... 9 C. RUANG LINGKUP D. DASAR PELAKSANAAN KEGIATANKONDISI UMUM E. PELUANG DAN MANFAAT F. PERMASALAHAN BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI A. VISI B. MISI C. TUJUAN D. SASARAN STRATEGIS BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGIS, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN A. ARAH KEBIJAKAN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN B. STRATEGI C. KERANGKA REGULASI D. KERANGKA KELEMBAGAAN BAB IV TARGET KINERJA DAN KERANGKA PENDANAAN A. TARGET KINERJA B. KERANGKA PENDANAAN BAB V PENUTUP Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

3 BAB I PENDAHULUAN A. KONDISI UMUM Lapangan Kerja di Luar Negeri Pasar kerja Iuar negeri telah menjadi salah satu alternatif bagi pekerja Indonesia. Bukan hanya di Indonesia, arus migrasi yang melintasi batas Negara semakin deras di negaranegara hampir di seluruh dunia. Kondisi ini disebabkan adanya faktor yang mendorong semakin meningkatnya permintaan diberbagai negara untuk mendatangkan tenaga kerja asing profesional dan skilled seperti teknologi informasi, konstruksi, pengeboran minyak, care givers, manufaktur, perhotelan, dan termasuk tenaga kerja asing yang unskilled seperti tenaga musiman untuk kawasan pertanian dan domestic workers. Indonesia saat ini baru dapat mengisi pangsa pasar kerja luar negeri yang tergolong rendah kualifikasinya. Kualifikasi ini sesuai dengan kondisi pasar kerja Indonesia yang ditandai setidaknya oleh pasar kerja yangbersifat dualistik, antara lapangan kerja formal, yang besarnya 40% dari seluruh angkatan kerja, dan lapangan kerja informal, sekitar 60,0 persen. Ke depan, tenaga kerja Indonesia diharapkan dapat bersaing dalam mengisi pangsa pasar kerja luar negeri dengan kualifikasi yang lebih tinggi. Dengan rendahnya kualifikasi tenaga kerja migran, banyak tenaga migran mengalami permasalahan hukum di negara penempatan dan banyak tenaga migran tidak mendapatkan perlindungan dalam mendapatkan hak dan keselamatannya. Saat ini, perlindungan terhadap tenaga kerja Indonesia masih belum berjalan dengan baik meskipun terjadi peningkatan perhatian dunia terhadap migrasi internasional dan pekerja rumah tangga yang tidak berdokumen dan pekerja migran perempuan (domestic workers). Selain tata kelola penempatan migran yang perlu ditingkatkan dalam melindungi pekerja migran terutama di dalam negeri, pendekatan penegakkan hukum terhadap kebijakan migrasi di Negara-negara tujuan menempatkan pekerja migran khususnya pekerja rumah tangga pada posisi yang lemah. Dari perspektif ekonomi, adanya permintaan pasar yang tinggi terhadap pekerja migran di Negara-negara industri dan Negara kaya, telah memberikan devisa yang besar bagi Indonesia melalui remitansi yang diperoleh pekerja. Menurut catatan Bank Indonesia, devisa dari pekerja migran ini tercermin dari jumlah migran 2012 mencapai 4,32 juta orang, tersebar merata di kawasan Asia Pasifik (50,2 persen) serta kawasan Timur Tengah dan Afrika (49,8 persen). Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

4 Kebijakan Pemerintah dalam memfasilitasi perlindungan pekerja migran melalui (i) Undang-undang nomor 39 tahun tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri, dalam penyelenggaraan penempatan, meskipun mempunyai 4 pasal yang mengatur penempatan antara pemerintah pusat dan daerah, tetapi dalam kenyataan proses penyelenggaraan penempatan yang dimulai perekrutan belum menjadi suatu sistem yang baku dalam menjalankan mekanisme tersebut. Keterlibatan pemerintah daerah relatif kecil sehingga fungsi yang seharusnya berada di pemerintah daerah seperti mengontrol, melaksanakan dan mengawasi. (ii) Penyiapan pendidikan dan pelatihan guna memenuhi persyaratan minimal calon pekerja berupa kemampuan teknis yang baik dan professional untuk melakukan pekerjaan sebagai juru masak, peñata laksana rumah tangga, pengasuh bayi atau orang tua. Sistem pelatihan untuk calon pekerja sudah banyak diperbaiki termasuk pembekalan. Namun masih ada hal yang menunjukkan kurangnya kompetensi yang dimiliki pekerja. Kinerja Deputi Bidang Penempatan Pada periode pelaksanaan RPJM , sampai akhir Desember 2014, Deputi Bidang Penempatan telah menyelenggarakan pelayanan penempatan tenaga kerja Indonesia sejumlah orang yang terdiri berturut-turut tahun 2010 sebanyak orang, tahun 2011 sebanyak orang, tahun 2012 sebanyak orang, tahun 2013 sebanyak orang dan tahun 2014 sd akhir Desember sebanyak orang, yang bekerja pada jenis jabatan pekerjaan di 168 negara tujuan penempatan TKI. Tercatat dari 512 kabupaten/kota yang ada di Indonesia, 438 kabupaten / kota merupakan daerah pengirim TKI. Bila dilihat dari rencana penempatan sejumlah orang, terealisasi sebesar orang atau 74,26%. Tidak tercapainya sasaran-sasaran kuantitatif Renstra disebabkan oleh berbagai hal. Pertama, adalah dikeluarkannya kebijakan Moraturium Pengiriman TKI ke Timur Tengah, sebagai upaya meminimalisasi TKI bermasalah. Kedua, telah terjadi perang di Timur Tengah yaitu Perang Suriah, yang kemudian menghambat pengiriman TKI ke Timur Tengah. Ketiga, pengiriman TKI Ke Malaysia juga baru saja dibuka kembali di tahun 2012, yang sebelumnya mengalami kebijakan moratorium. Belum diapresiasi penambahan SDM oleh menpan dan BKN. Dokumen TKI Terverifikasi Sesuai Standar / Prosedur. Menurut Undang-undang nomo 39 tahun 2004, pengertian penempatan TKI adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan TKI sesuai bakat, minat, dan kemampuannya dengan pemberi kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

5 pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negara tujuan, dan pemulangan dari negara tujuan. Salah satu tugas BNP2TKI adalah pelayanan, koordinasi dan pengawasan terhadap dokumen, pengejawatahan tugas ini diwujudkan dalam bentuk aktifitas Verifikasi kelengkapan dan proses pemenuhan persyaratan Calon TKI/TKI, pelaksanaan aktifitas Verifikasi dilakukan inklusif di setiap tahapan pelayanan dan dilakukan eksklusif sebelum pemberian KTKLN, Aktifitas Verifikasi digambarkan sebagai suatu upaya memperoleh Calon TKI/TKI sesuai pengertian Penempatan TKI. Status bagi calon TKI/TKI yang telah memenuhi persyaratan, diberikan sebutan dengan istilah Dokumen TKI Terverifikasi Sesuai Standar / Prosedur. Teknis aktifitas Verifikasi dilaksanakan secara manual dan sistem komputer, Pelaksanaan secara manual dilakukan oleh petugas pada dokumen-dokumen dan proses-proses yang tidak dapat/ belum di komputerisasi sedangkan Pelaksanaan secara sistem komputer yaitu memanfaatkan kelebihan teknologi komputer dan sistem jaringan internet yang dapat memberikan validitas dan kecepatan yang tinggi, Sesuai dengan kebijakan Penempatan dan Perlindungan TKI bahwa penggunaan Sistem Teknologi Informasi menjadi suatu metode terpilih untuk mengelola prosesproses aktifitas Verifikasi yang berlangsung dalam rangkaian Pelayanan Penempatan TKI. Sistem tersebut adalah sistem komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN Sejak pertama kali diberlakukan, SISKOTKLN terus berkembang menyesuaikan dengan kerja sama yang telah dibangun bersama Instansi dan stakeholder terkait, untuk mencapai target seluruh prosedur terjalin dalam suatu sistem online layanan penempatan dan perlindungan TKI. Kegiatan Kerja sama dan Verifikasi penyiapan dokumen dilaksanakan guna terwujudnya proses pelayanan penempatan dan perlindungan TKI seratus persen berbasis sistem komputerisasi secara optimal yang telah terwujud sampai dengan akhir tahun 2014 yaitu (i) integrasi sistem SISKOTKLN dengan sistem informasi adminstrasi kependudukan Ditjen Admindistrasi kependudukan dan pencatatan sipil Kementerian Dalam Negeri, walaupun belum sepenuhnya terealisasi sesuai isi kesepakatan, untuk tujuan hadirnya data kependudukan yang akurat telah memuaskan kebutuhan data calon TKI yang valid memenuhi kriteria verifikasi dokumen kependudukan. (ii) Kerja sama dengan Ditjen Imigrasi Kementerian Hukum dan Ham untuk tujuan verifikasi penyiapan penerbitan paspor telah terlaksana meskipun dalam implementasi teknis belum sepenuh terwujud. Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

6 Kegiatan kerja sama terus dilaksanakan dengan instansi-instansi terkait lainnya guna tercipta pemanfaatan SISKOTKLN yang lebih komprehensif sesuai derngan Realisasi Penempatan TKI Formal/ Informal. Periode tahun 2010 sampai dengan tahun 2014, Deputi Bidang Penempatan melalui seluruh BP3TKI/ UPTP3TKI/ LP3TKI/ P4TKI telah menempatkan TKI ke berbagai negara tujuan sebanyak Orang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 14 PENEMPATAN TKI FORMAL/INFORMAL NO TAHUN JUMLAH TKI JUMLAH Penempatan TKI Formal mulai tahun 2010 sampai dengan 2014 mengalami peningkatan, sesuai dengan Indikator kinerja yang sudah ditetapkan pada tahun 2014 yaitu 50% penempatan TKI Formal. Penempatan berdasarkan sektor pekerjaan periode disajikan dan tabel seperti berikut : Tabel PENEMPATAN TKI FORMAL DAN TKI INFORMAL NO TAHUN JUMLAH TKI DILAYANI TKI FORMAL % TKI INFORMAL % Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

7 Penempatan TKI Pelaut. Pada tahun 2014, Deputi Bidang Penempatan telah melaksanakan Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 03 Tahun 2013 tentang Tata Cara Penempatan dan Perlindungan TKI Pelaut Perikanan di Kapal Berbendera Asing, dan Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 12 Tahun 2013 tentang Tata Cara Perekrutan, Penempatan dan Perlindungan Pelaut di Kapal Berbendera Asing. Peraturan tersebut secara teknis mengatur mengenai penempatan dan perlindungan TKI Pelaut yang prinsipnya tidak menyimpang dari Maritim Labour Convention (MLC) Tahun Di antaranya mengenai pembahasan PKL bagi TKI Pelaut Perikanan yang didalamnya disinggung mengenai syarat-syarat kerja harus ada gaji, jam kerja, upah lembur, cuti, istirahat, bonus sesuai perhitungan, jaminan sosial, dan sebagainya. Melalui Peraturan tersebut, nasib ribuan TKI Pelaut terhindar dari ancaman Pemutusan Hubungan Kerja (PHK). Indonesia terancam akan terkena sanksi lantaran Indonesia belum menerapkan ketentuan International Maritim Organisation (IMO). Peraturan tersebut untuk sementara bisa dijadikan payung hukum guna melindungi profesi TKI Pelaut. Implementasi peraturan tersebut bekerja sama dan berkoordinasi dengan pelaksana penempatan TKI pelaut yakni manning agent maupun Pendaftaran Pelaksana Penempatan Pelaut Perikanan (P4). Penempatan TKI Pelaut ber KTKLN tahun 2011 sebanyak orang, tahun 2012 sebanyak orang, tahun 2013 sebanyak orang, tahun 2014 sebanyak orang. Gaji TKI. TKI yang bekerja di Hongkong, Singapura dan Taiwan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan penerimaan gaji. Pada tahun 2014 tentang besaran gaji yang diterima mengalami kenaikan yang bervariasi sebagaimana table berikut : Tabel 16 PERKEMBANGAN GAJI TKI YANG BEKERJA DI HONGKONG, SINGAPURA DAN TAIWAN NO NEGARA TAHUN 2012 SETARA (RP) TAHUN 2013 SETARA (RP) TAHUN 2014 SETARA (RP) KENAIKAN TH.2014(%) 1 HONGKONG (HKD) (HKD) (HKD) ,49 2 SINGAPURA 450 (SGD) (SGD) (SGD) ,55 3 TAIWAN (RE-ENTRY) (NTD) (NTD) (NTD) ,18 Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

8 Kredit Pembiayaan Penempatan TKI. Pembenahan pembiayaan penempatan TKI ke Hongkong, Singapura dan Taiwan dalam bentuk implementasi pemberian pinjaman biaya penempatan TKI melalui lembaga keuangan, menunjukkan perkembangan yang positif dengan adanya 13 (tigabelas) lembaga keuangan yang sanggup untuk memberikan kredit pembiayaan Penempatan. Gambaran perkembangan Pembiayaan Penempatan TKI dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 17 Perkembangan Kredit Penempatan TKI NO TAHUN TOTAL KREDIT ( X RP 1 MILIAR ) JUMLAH TKI PENERIMA KREDIT (ORANG ) KETERANGAN Total Penerima Kredit Tahun 2014, menurun sebanyak 299 orang (0.3%) dan Total Kredit meningkat Rp. 14 M (0.6%) langkah-langkah guna meningkatkan kualitas pelayanan penempatan dalam hal pembiayaan terus dilaksanakan agar diperoleh bentuk yang dapat memberikan kebaikan dari berbagai aspek: Pelaksanaan Pembekalan Akhir Pemberangkatan. Pelaksanaan Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP) di laksanakan di seluruh BP3TKI/ UPTP3TKI/ LP3TKI/ P4TKI. Kepada seluruh TKI sesuai ketentuan dan perundangan yang berlaku. Penerbitan KTKLN. Penerbitan Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN) pada tahun 2014 telah dilaksanakan untuk sebanyak Calon TKI (71,59%) dari target penempatan sebanyak orang. Namun dengan adanya kebijakan dari Presiden Joko Widodo terhadap kartu KTKLN, maka proses penerbitan kartu KTKLN dihentikan dan siap melaksanakan proses pengganti Fungsi KTKLN. Pelayanan Penempatan Pemerintah, Pelaksanaan penempatan tenaga kerja luar negeri oleh pemerintah (G to G dan G to P) selama periode , adalah seperti berikut : Penempatan TKI G to G ke Jepang : Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

9 NO Tabel 19 PENEMPATAN TKI PROGRAM G TO G JEPANG TAHUN TAHUN PENEMPATAN TKI NURSE TKI CAREWORKER TOTAL TOTAL Penempatan TKI Careworker ke Jepang dari tahun 2008 sampai dengan 2014 menunjukkan peningkatan yang signifikan sebaliknya pada TKI Nurse belum menggambarkan adanya upaya relevan atas persyaratan kualifikasi yang ketat untuk memenuhi pemintaan nurse ke Jepang yang cukup tinggi. Penempatan TKI G to G ke Korea : Penempatan TKI ke Korea dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2014 berjumlah sebanyak orang dengan perincian sebagaimana tabel berikut : Tabel 20 PENEMPATAN TKI PROGRAM G TO G KOREA TAHUN NO TAHUN PENEMPATAN JUMLAH TKI TOTAL Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

10 Data pada tabel tidak menunjukkan suatu trend statistik, sehubungan permintaan tenaga kerja ke Korea ditentukan berdasarkan kuota yang diberikan kepada Indonesia dengan perhitungan dan faktor-faktor lainnya yang diatur oleh Korea sendiri. Sosialisasi dan Kelembagaan. Kegiatan Sosialisasi dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang program dan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI diseluruh Indonesia bagi masyarakat ataupun stakeholder terkait, posisinya menjadi sangat penting ketika pemberitaan media masa secara sporadis mengangkat masalahmasalah yang menimpa TKI baik di luar negeri maupun di dalam negeri, yang tidak kalah pentingnya adalah kegiatan pembinaan terhadap lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan yang ada dengan harapan terjadi peningkatan kualitas pelayanan dan terwujudnya peningkatan pada kapasitas lembaga penempatan TKI yang dapat meniadakan potensi masalah pada TKI. Kegiatan Sosialisasi dilakukan melalui berbagai media baik media lini atas (Televisi nasional, radio nasional dan swasta, website, surat kabar), media lini bawah (leaflet, banner, kalender, poster, stiker), sosialisasi melalui media tradisional dan pencegahan TKI Non Prosedrual, Sosialisasi Kebijakan Penempatan dan Perlindungan TKI kepada Stake Holder dan Kegiatan Kerjasama Sosialisasi dengan Instansi Terkait Lain/NGO, Sosialisasi Program Penempatan dan Perlindungan TKI di Luar Negeri, Bimtek Petugas Sosialisasi Program Penempatan dan Perlindungan TKI, Monitoring dan Evaluasi Pembinaan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan, Pembuatan Informasi Kelembagan Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan, Pemeliharaan Server Pusat, Bimtek Petugas Monitoring dan Evaluasi Sosialisasi, dan Monitoring dan Evaluasi Sosialisasi. B. MAKSUD DAN TUJUAN Maksud dan tujuan disusunnya Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun 2015 s/d 2019 adalah sebagai pedoman dan acuan bersama dalam melaksanakan tugas dan fungsi di lingkungan Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI, Adapun tujuan yang akan dicapai dari penyusunan Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun adalah : 1. Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera, 2. Mengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik, Tujuan ini diarahkan pada sasaran untuk mencapai visi yang ditetapkan oleh Presiden yaitu: Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

11 Calon TKI/TKI Terlindungi di dalam negeri Calon TKI/TKI Tidak terlantar di luar negeri Calon TKI/TKI Tidak miskin dan sengsara saat kembali Agar kebijakan pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan TKI selama kurun waktu dapat berjalan secara efektif, efisien, terukur, konsisten, terintegrasi, melembaga dan berkelanjutan. Perlu diupayakan dengan cara; 1. Meningkatkan kualitas koordinasi antar instansi pemerinah di pusat dan daerah dalam penempatan dan perlindungan TKI dengan mengutamakan kepentingan bangsa dan TKI, baik pada tahap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pengawasannya. 2. Tersedianya gambaran kegiatan pokok perencanaan, dukungan personil, sarana dan prasarana, anggaran, hukum, pendataan dan penelitian masing-masing unit kerja eselon II di lingkungan Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI dalam pelaksanaan tugas kepemerintahan di bidang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; 3. Tersedianya bahan dalam melakukan pemantauan dan evaluasi serta alat pengendalian pelaksanaan tugas Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI; 4. Tersedianya bahan dan tolok ukur dalam penilaian pencapaian hasil pelaksanaan tugas secara terukur dan akuntabel dalam pelaksanaan tugas Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI; C. RUANG LINGKUP Lingkup dalam penyusunan Rencana Strategis Deputi Bidang Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia.Tahun didasarkan atas RPJMN dan Tugas dan Fungsi Unit Organisasi (perubahan Struktur Organisasi) di lingkungan Deputi Bidang Penempatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. D. DASAR PELAKSANAAN KEGIATAN Penyusunan dan pelaksanaan Rencana Strategis Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun ini, mengacu dan berpedoman kepada peraturan perundangundangan yang berlaku, sebagai berikut: 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

12 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional; 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah; 4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri; 5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga; 6. Peraturan Pemerintah R.I. Nomor 39 Tahun 2006, Tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan; 7. Peraturan Presiden R.I. Nomor 81 Tahun 2006 Tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI); 8. Peraturan Presiden R.I. Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 9. Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2003 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara sebagaimana telah diubah dengan Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2004; 10. Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 11. Peraturan Menteri PAN & RB Nomor 53 Tahun 2014 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan Pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah; 12. Peraturan Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 22 tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. 13. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor 01/KA/-BNP2TKI/III/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, sebagaimana telah dirubah dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER.10/KA/IV/2012 tanggal 20 April 2012 ; 14. Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor : PER.10/KA/IV/2015 tentang Penetapan Rencana Strategis BNP2TKI Tahun ; Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

13 E. PELUANG DAN MANFAAT Trend Globalisasi Sebagai Peluang. Globalisasi adalah proses menyatunya negaranegara di seantero dunia. Dalam globalisasi, perdagangan barang dan jasa, perpindahan modal, jaringan transportasi, serta pertukaran informasi dan kebudayaan bergerak secara bebas ke seluruh dunia seiring dengan meleburnya batas-batas negara. Disamping itu Globalisasi juga mendorong perpindahan tenaga kerja dari negara yang satu ke negara lainnya. Seluruh penduduk dunia bebas bergerak meninggalkan tanah airnya menuju negara lain. Dampak Positif Sebagai Manfaat. Penempatan dan perlindungan TKI ke luaar negeri diketahui telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan Negara. Di antaranya adalah: 1. Pengurangan pengangguran. Terjadinya pengangguran disebabkan oleh adanya ketimpangan antara pertumbuhan perekonomian tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja, sehingga belum mampu menampung angkatan kerja yang setiap tahunnya terus meningkat. Menyadari hal tersebut, Pemerintah RI telah menetapkan pasar kerja luar negeri sebagai alternatif strategis pilihan untuk mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia; 2. Peningkatan pendidikan masyarakat. Penempatan dan perlindungan TKI juga dapat merangsang peningkatan pendidikan masyarakat, khususnya bagi keluarga TKI, karena TKI mendapatkan penghasilan untuk membiayai anak-anak atau keluarganya kejenjang pendidikan yang diinginkan. Hal ini sangat menguntungkan Negara dan Pemerintah sebab investasi pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang akan memberikan hasil yang memuaskan kedepannya sehingga pembangunan nasional dapat berjalan lebih cepat dan lebih terarah; 3. Penambahan pengalaman dan meningkatkan wawasan. Penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, juga secara langsung dapat menambah pengalaman langsung melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT), bahasa, keterampilan dll. Pengalaman yang didapatkan melalui diklat akan diperdalam dan dipraktekan di Negara penempatan, sehingga TKI sehabis masa kontraknya lebih memiliki pengalaman dan wawasannya lebih luas bila dibandingkan sebelum mereka-mereka menjadi TKI dan bekerja di Negara-negara penempatan; 4. Perolehan ketrampilan baru dan Brain Gain. Penempatan dan perlindungan TKI juga membawa keterampilan baru bagi TKI yang bekerja di luar negeri, karena negera-negara penerima TKI selama ini merupakan negara-negara yang lebih maju Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

14 perekonomiannya, sehingga penduduknya akan lebih mampu membeli produkproduk yang lebih canggih dan modern sehingga TKI dituntut harus mampu mempergunakan teknologi moderen yang disediakan oleh majikannya didalam bekerja. Dengan sering TKI menggunakan alat-alat kerja modern tersebut maka secara otomatis TKI akan menguasai penggunaan teknologi tersebut; 5. Perolehan valuta asing dan remitansi. Perolehan valuta asing, baik yang dibawa langsung atau dikirimkan TKI melalui jasa lembaga keuangan perbankan maupun non-perbankan, memberikan tambahan pemasukkan devisa negara yang memberikan kontribusi terhadap keseimbangan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Tercatat valuta asing yg di kirim melalui lembaga keuangan adalah berturutturut pada tahun 2010 sebesar US$ 6,74 miliar, tahun 2011 sebesar US$ 6,73 miliar, tahun 2012 sebesar US$ 6,99 miliar, tahun 2013 sebesar US$. 7,4 miliar. Besarnya remitansi yang dibawa TKI memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ekonomi di daerah domisili TKI maupun perekonomian secara regional maupun nasional. Juga menjadi bentuk tabungan masyarakat. Pengiriman remitansi baik melalui jasa lembaga keuangan ataupun disimpan dalam rekening Bank TKI memberikan kontribusi terhadap peningkatan tabungan masyarakat mengingat jumlahnya cukup significant dan menerus; 6. Menjadi duta kebudayaan. Keberadaan TKI di 168 negara dengan jumlah yang besar 6 jt orang potensial menjadi modal untuk memperkenalkan khasanah budaya Indonesia di Luar Negeri. F. PERMASALAHAN Pada pelaksanaan pelayanan pra penempatantki masih dijumpai permasalahan yang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius, masalah- masalah tersebut antara lain : 1. Lembaga Penempatan dan lembaga Pendukung Penempatan. Pengawasan dan monitoring terhadap lembaga Penempatan dan lembaga Pendukung Penempatan perlu dilaksanakan secara ketat dengan melakukan peningkatan kerjasama dan koordinasi melalui pengkajian ulang regulasi yang berlaku ataupun mengoptimalkan prosedur prosedur ada. 2. Produk layanan TKI a. Pembiayaan; Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

15 b. Prosedur pembayaran pada pelayanan; Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

16 BAB II VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN STRATEGI A. VISI Rencana Strategis Deputi Bidang Penempatan tahun mengikuti Rencana Strategis BNP2TKI tahun , yaitu mewujudkan Visi Presiden pada Kabinet Kerja Tahun yang berbunyi sebagai berikut : TERWUJUDNYA INDONESIA YANG BERDAULAT, MANDIRI DAN BERKEPRIBADIAN BERLANDASKAN GOTONG ROYONG Selaras dengan Visi Presiden tersebut, dalam Rencana Stratgis BNP2TKI terkandung maksud bahwa Visi yang di emban BNP2TKI adalah : Deputi Bidang Penempatan dalam menjalankan Rencana Strategis, terkandung maksud bahwa Deputi Bidang Penempatan berperan dalam mewujudkan tekad BNP2TKI untuk: Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera. Dalam hal ini yang dimaksud dengan : Profesional, adalah bahwa TKI yang bekerja ke luar negeri memiliki kompetensi dan melaksanakan pekerjaan /job dengan disiplin ilmu yang tinggi. Bermartabat, berarti bahwa TKI yang memiliki kompetensi, daya saing, gaji, memahami dan mendapat perlindungan hukum, dan menjadikan dirinya bermartabat sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Sejahtera, bahwa TKI dan keluarganya tidak hanya memperoleh gaji atau pendapatan yang layak sesuai keahliannya, namun juga dapat mensejahterakan dirinya, keluarganya dan bangsa. Dalam visi tersebut juga terkandung makna bahwa profil TKI ideal yang ingin diwujudkan kedepan adalah: TKI yang secara ideologis memiliki komitmen terhadap Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

17 nilai-nilai Pancasila; TKI yang secara sosial, politik dan budaya, memiliki karakter pendukung bagi pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjaga martabat bangsa melalui TKI sebagai warga negara Indonesia (WNI) atau duta WNI di luar negeri, yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku baik dan kinerja tinggi, serta mampu menjaga hubungan politik dengan negara tempat TKI bekerja. Dengan kata lain, bahwa Terwujudnya TKI yang, profesional, bermartabat dan Sejahtera, maka mereka akan memberikan kontribusi yang besar bagi pembentukan karakter bangsa Indonesia (national character building). B. MISI Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan Misi pada Kabinet Kerja Tahun yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan BNP2TKI yaitu : 1. Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia Yang Tinggi, Maju dan Sejahtera 2. Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya Saing Dalam mewujudkan visi tersebut di atas, dalam Rencana Strategis BNP2TKI terkandung maksud bahwa Misi yang diemban BNP2TKI: Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

18 Misi Deputi Bidang Penempatan adalah melaksanakan tugas mewujudkan Misi butir 1, 2 dan 3 sesuai ruang lingkup tugas pokok dan fungsi C. TUJUAN Adapun Tujuan dalam Rencana Startegis Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI tahun adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera; 2. Mengarusutamaan tata kelola pemerintahan yang baik; D. SASARAN STRATEGIS Sasaran Strategis Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI adalah Suatu Outcome yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI dalam jangka waktu lima tahun Rencana Strategis Adapun Sasaran Strategis yang tertuang dalam Rencana Strategis Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI tahun terdiri dari : 1. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

19 2. Meningkatnya pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai dengan kepulangan 3. Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku 4. Meningkatnya pelayanan penempatan pemerintah (G to G dan G to P ) Untuk lebih jelasnya Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI dapat dilihat pada tabel 1 sebagai berikut Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

20 Tabel 1 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI TAHUN SASARAN STRATEGIS Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI Meningkatnya pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku Meningkatnya pelayanan penempatan pemerintah (G to G dan G to P ) INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase TKI yang ditempatkan memiliki dokumen dan memenuhi standar yang ditetapkan Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem Prosentase lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI terintegrasi Sistem SISKOTKLN dengan transaksi Non Tunai Persentase proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai Persentase tingkat kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan dalam standar dan ketentuan yang berlaku. Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis pendaftaran online Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

21 Tabel 2 SASARAN STRATEGIS DAN INDIKATOR KINERJA UTAMA ESELON II DI LINGKUNGAN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI TAHUN No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA 1 Direktorat Kerja Sama dan Verifikasi Penyiapan Dokumen Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI 2 Direktorat Pelayanan Penempatan Pemerintah Meningkatnya pelayanan penempatan pemerintah (G to G dan G to P ) 3 Direktorat Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan Meningkatnya pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan Persentase TKI yang ditempatkan memiliki sertifikasi dan memenuhi standar yang ditetapkan Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem TAHUN PELAKSANAAN % 100% 100% 100% 100% 60% 70% 80% 90% 100% Persentase Dokumen yang diuji petik 5% 5% 5% 5% 5% Persentase Terlaksananya sertifikasi ESO atas seluruh layanan TKI Jumlah CTKI yang ditempatkan melalui skema G to G dan G to P berbasis online sistem Jumlah negara penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P Persentase proses pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai Biaya bunga yang menjadi beban TKI maksimum 20% (floating rate) Cost Structure dengan beban tanggung jawab wajar antara TKI, PPTKIS dan majikan serta negara (Indonesia + Negara Penempatan) 10% 30% 70% 85% 100% CTKI 3 Negara CTKI 4 Negara CTKI 5 Negara CTKI 6 Negara CTKI 7 Negara 10% 30% 70% 100% 100% 10% 30% 70% 100% 100% 10% 30% 70% 100% 100% Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

22 No SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA 4 Direktorat Sosialisasi dan Pembinaan Kelembagaan A B C Meningkatnya pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan mengguna kan transaksi secara non tunai Meningkatnya pemahaman masyarakat (publik) tentang prosedur dan mekanisme penempatan dan Pencegahan TKI Non Prosedural Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku Persentase lembaga penempatan yang terintegrasi Sistem Non Tunai Prosentase lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI terintegrasi Sistem SISKOTKLN dengan transaksi Non Tunai Persentase proses pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai Jumlah lokasi sosialisasi tentang prosedur dan mekanisme penempatan TKLN TAHUN PELAKSANAAN % 30% 70% 100% 100% 10% 30% 70% 100% 100% 10% 30% 70% 100% 100% 10 Provinsi 20 Provinsi 25 Provinsi 30 Provinsi 30 Provinsi Prersentase lembaga penempatan dan pendukung penempatan yang mematuhi standar pelayanan 80% 85% 90% 95% 100% Renstra Deputi Bidang Penempatan tahun

23 BAB III ARAH KEBIJAKAN, STRATEGIS, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN A. ARAH KEBIJAKAN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN Untuk mencapai Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran yang telah ditetapkan, maka selama lima tahun kedepan ( ), Arah kebijakan yang akan ditempuh dan strategi yang dilakukan oleh Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI adalah : a. Meningkatkan tata kelola rekrutmen dan verifikasi dokumen CTKI berbasis SISKOTKLN; b. Menyediakan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang didukung penuh Pemerintah Daerah Prop/Kab/Kota; c. Menyediakan seluruh standar pelayanan menyangkut pra-keberangkatan secara online dalam website dan atau media lainnya; d. Reformasi Bisnis Model Proses Penempatan dan cost structure dalam pelayanan penempatan TKI; e. Peningkatan sosialisasi dan diseminasi informasi bekerja di luar negeri secara benar dan aman yang menjangkau wilayah dan masyarakat/lembaga secara luas; f. Pembenahan Sumber Pembiayaan TKI; g. Mewujudkan Transaksi Non Tunai dalam proses pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai; h. Mewujudkan penyelenggaraan welcoming program di Negara Penempatan; i. Peningkatan pelayanan CTKI di wilayah perbatasan. Untuk lebih jelasnya Arah Kebijakan dan Strategi Deputi Bidang Penempatan dapat dilihat pada tabel 3 sebagai berikut : Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun

24 Tabel 3 ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI TAHUN ARAH KEBIJAKAN a Meningkatkan tata kelola rekrutmen dan verifikasi dokumen CTKI berbasis SISKOTKLN b Menyediakan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/ LP3TKI/ P4TKI yang didukung penuh Pemerintah Daerah Prop/Kab/Kota c Menyediakan seluruh standar pelayanan menyangkut prakeberangkatan secara online dalam website dan atau media lainnya d Reformasi Bisnis Model Proses Penempatan dan cost structure dalam pelayanan penempatan TKI STRATEGI 1. Penguatan pelaksanaan registrasi pendaftaran CTKI secara online di Dinas ketenagakerjaan Kab/kota 2. Mengintegrasikan rekomendasi paspor oleh Dinas ketenagakerjaan Kab/Kota dengan sistem penerbitan paspor di Imigrasi secara online dalam Siskotkln 3. Roadmap implementasi sertifikasi ESO dalam business model process layanan TKI di Pusat dan Daerah 1. Tersedianya roadmap implementasi pengembangan LTSP TKI di seluruh daerah asal TKI 2. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait menyangkut integrasi layanan TKI dalam LTSP Daerah berbasis SISKOTKLN 1. Mempublikasikan standar pelayanan Pra Pemberangkatan dalam website dan atau media lainnya 2. Penyempurnaan website BNP2TKI menyangkut infrastruktur dan contain layanan yang dimuat didalamnya 3. Pemutakhiran teknologi/telekomunikasi dalam rangka peningkatan kualitas dan kecepatan penyediaan layanan TKI 1. Menyederhanakan Bisnis Model Proses Penempatan TKI dari 14 Tahap menjadi 8 Tahap 2. Menyiapkan dan mengkoordinasikan infrastruktur BLKLN, LSP, RSUD sebagai sarana kesehatan dan LSP di Kab/Kota di kantong-kantong TKI 3. Sistem monitoring implementasi cost structure dan pelaksanaan enforcementnya 4. Menekan biaya yang dikeluarkan TKI dengan cara mendapat bantuan dari pemerintah Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun

25 ARAH KEBIJAKAN e Peningkatan sosialisasi dan diseminasi informasi bekerja di luar negeri secara benar dan aman yang menjangkau wilayah dan masyarakat/lembaga secara luas f Pembenahan Sumber Pembiayaan TKI g Mewujudkan Transaksi Non Tunai dalam proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai STRATEGI 1. Melakukan sosialisasi dan diseminasi informasi bekerja di luar negeri secara benar dan aman yang menjangkau wilayah dan masyarakat/lembaga secara luas 2. Melakukan pembinaan dan pemberian sanksi dan rating lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan yang diumumkan ke publik secara periodik; 3. Sistem monitoring dan evaluasi kualitas infrastruktur dan kinerja PPTKIS 4. Tersedianya modul dan layanan sosialisasi pemahaman CTKI menyangkut dokumen perjanjian hak dan kewajiban baik sebagai CTKI maupun TKI 5. Tersedianya infrastruktur pelaksana penyediaan layanan sosialisasi dan pendampingan hukum menyangkut dokumen perjanjian hak dan kewajiban baik sebagai CTKI maupun TKI 1. Mendorong kerjasama dengan negara penempatan menyangkut penyediaan lembaga keuangan setempat untuk fungsi colection bagi TKI. 2. Melakukan Kerjasama dan pengembangan lembaga keuangan untuk penyediaan modal/dana awal TKI 3. Menyediakan skema kredit murah untuk membiayai pemberangkatan TKI 1. Roadmap implementasi pembayaran transaksi non tunai dalam pelayanan TKI 2. Mewujudkan transaksi Non Tunai terintegrasi secara online sistem untuk semua layanan TKI 3. Mendorong BI untuk meminta otoritas Bank Sentral Negara penempatan implemen tasikan non tunai 4. Program terintegrasi antar K/L dan Pemerintah Daerah menyangkut implementasi pembayaran transaksi secara non tunai dalam pelayanan TKI Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun

26 ARAH KEBIJAKAN h Mewujudkan penyelenggaraan welcoming program di Negara Penempatan. STRATEGI Tersedianya infrastruktur untuk kegiatan rutin sosialisasi dan pembelajaran bagi TKI baru datang sebelum diserahkan kepada majikan i Peningkatan pelayanan CTKI di wilayah perbatasan 1. Pembuatan roadmap penyediaan pelayanan CTKI di wilayah perbatasan 2. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait menyangkut pengembangan centra pendidikan dan pemberdayaan TKI di wilayah perbatasan. 3. Terbangunnya Program terintegrasi lintas lembaga menyangkut pengembangan centra pendidikan dan pemberdayaan TKI di wilayah perbatasan B. STRATEGI Dalam rangka melaksanakan Arah kebijakan Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI maka Strategi yang dijalankan adalah sebagai berikut : 1. Penguatan pelaksanaan registrasi pendaftaran CTKI secara online di Dinas ketenagakerjaan Kab/kota 2. Mengintegrasikan rekomendasi paspor oleh Dinas ketenagakerjaan Kab/Kota dengan sistem penerbitan paspor di Imigrasi secara online dalam Siskotkln 3. Roadmap implementasi sertifikasi ESO dalam business model process layanan TKI di Pusat dan Daerah 4. Tersedianya roadmap implementasi pengembangan LTSP TKI di seluruh daerah asal TKI 5. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait menyangkut integrasi layanan TKI dalam LTSP Daerah berbasis SISKOTKLN 6. Mempublikasikan standar pelayanan Pra Pemberangkatan dalam website dan atau media lainnya 7. Penyempurnaan website BNP2TKI menyangkut infrastruktur dan contain layanan yang dimuat didalamnya 8. Pemutakhiran teknologi/telekomunikasi dalam rangka peningkatan kualitas dan kecepatan penyediaan layanan TKI Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun

27 9. Menyederhanakan Bisnis Model Proses Penempatan TKI dari 14 Tahap menjadi 8 Tahap 10. Menyiapkan dan mengkoordinasikan infrastruktur BLKLN, LSP, RSUD sebagai sarana kesehatan dan LSP di Kab/Kota di kantong-kantong TKI 11. Sistem monitoring implementasi cost structure dan pelaksanaan enforcementnya 12. Menekan biaya yang dikeluarkan TKI dengan cara mendapat bantuan dari pemerintah 13. Melakukan sosialisasi dan diseminasi informasi bekerja di luar negeri secara benar dan aman yang menjangkau wilayah dan masyarakat/lembaga secara luas 14. Melakukan pembinaan dan pemberian sanksi dan rating lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan yang diumumkan ke publik secara periodik; 15. Sistem monitoring dan evaluasi kualitas infrastruktur dan kinerja PPTKIS 16. Tersedianya modul dan layanan sosialisasi pemahaman CTKI menyangkut dokumen perjanjian hak dan kewajiban baik sebagai CTKI maupun TKI 17. Tersedianya infrastruktur pelaksana penyediaan layanan sosialisasi dan pendampingan hukum menyangkut dokumen perjanjian hak dan kewajiban baik sebagai CTKI maupun TKI 18. Mendorong kerjasama dengan negara penempatan menyangkut penyediaan lembaga keuangan setempat untuk fungsi colection bagi TKI. 19. Melakukan Kerjasama dan pengembangan lembaga keuangan untuk penyediaan modal/dana awal TKI 20. Menyediakan skema kredit murah untuk membiayai pemberangkatan TKI 21. Roadmap implementasi pembayaran transaksi non tunai dalam pelayanan TKI 22. Mewujudkan transaksi Non Tunai terintegrasi secara online sistem untuk semua layanan TKI 23. Mendorong BI untuk meminta otoritas Bank Sentral Negara penempatan implemen tasikan non tunai 24. Program terintegrasi antar K/L dan Pemerintah Daerah menyangkut implementasi pembayaran transaksi secara non tunai dalam pelayanan TKI 25. Tersedianya infrastruktur untuk kegiatan rutin sosialisasi dan pembelajaran bagi TKI baru datang sebelum diserahkan kepada majikan 26. Pembuatan roadmap penyediaan pelayanan CTKI di wilayah perbatasan Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun

28 27. Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait menyangkut pengembangan centra pendidikan dan pemberdayaan TKI di wilayah perbatasan. 28. Terbangunnya Program terintegrasi lintas lembaga menyangkut pengembangan centra pendidikan dan pemberdayaan TKI di wilayah perbatasan C. KERANGKA REGULASI. Saat ini terdapat paling kurang 41 peraturan perundang-undangan yang terkait baik langsung maupun tidak langsung dengan aspek perlindungan TKI. Fenomena ini menunjukkan terjadinya inflasi peraturan perundangan namun defisit dalam pelaksanaannya. Implikasinya terjadi tumpang disharmoni, tumpang tindih, kontradiktif antar instrumen pengatur yang bersangkutan dan menimbulkan celah-celah penyalahgunaan pengaturan terhadap TKI. Sementara UU no 39 tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan TKI di luar negeri lebih menekankan aspek bisnis penempatan dan kurang dalam mengatur perlindungan TKI. Fokus pada penerapan fungsi-fungsi manajemen secara benar dan konsisten tersebut, maka dipertimbangkan bahwa permasalahan pembangunan sering kali disebutkan oleh pengelolaannya yang kurang konsisten dan tidak terkoordinasi dengan baik antar para pihak, baik pada tahap perencanaan hingga tahap evaluasi dan pengawasannya. Penempatan dan perlindungan TKI bersifat lintas instansi, lintas bidang, bersifat nasional dan daerah. Untuk memudahkan koordinasi, maka tingkatan pelaksanaan dibagi menjadi tingkat makro dan tingkat mikro 1. Pada tingkat makro, mencakup antar instansi dan bersifat nasional, termasuk koordinasi antara kementerian/lembaga, pemda dan dengan perwakilan RI di luar negeri. 2. Pada tingkat mikro bersifat antar unit kerja dalam satu instansi, dengan tetap menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan benar dan konsisten. Pada setiap tahapan diperlukan koordinasi secara berkala antar instansi (tingkatan makro) dan antar unit kerja terkait (tingkatan mikro). Kemudian, setiap aktivitas harus didasarkan pada prinsip-prinsip pelaksanaan, termasuk salah satu prinsipnya yang juga merupakan nilai, yaitu berorientasi pada peningkatan kinerja (better performance). Koordinasi pada tatanan tingkat mikro senantiasa dapat diperoleh suatu keputusan yang komprehensif, sinergis dan transparan agar pelaksanaan kegiatan teknis Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun

29 menghasilkan output yang dapat memuaskan semua pihak terkait dan tercapainya tujuan sesuai sasaran. Tingkat Pelaksanaan Nasional, antar instansi termasuk perwakilan RI Tabel 4 TINGKAT PELAKSANAAN KERANGKA REGULASI Makro Cakupan Tugas Menyangkut penyempurnaan regulasi nasional, koordinasi antar instansi (kementerian/lembaga, pemda dan perwakilan RI) dalam pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI. Kementerian/lembaga/ pemda/perwakilan RI Mikro Menyangkut penerapan Grand Design dan Road Map P2TKI yang dijabarkan ke dalam Renstra dan Rencana Kerja Tahunan setiap instansi. Untuk Tingkat Makro, tugas yang dilakukan terutama berkaitan dengan penyempurnaan regulasi nasional dan kebijakan lainnya yang bersifat strategis nasional. Kemudian, pada Tingkat Mikro adalah menjabarkan Renstra ke dalam Renstra dan Rencana Kerja Tahunan. Dalam melaksanakan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, dan membangun citra yang baik ( good image) dan menjamin akuntabilitasnya, maka setiap instansi berkewajiban menerapkan fungsi-fungsi manajemen dengan benar dan konsisten berdasarkan prinsip-prinsip yang dikelompok menjadi prinsip manajemen untuk menjamin keberhasilan P2TKI, dan prinsip sosial, hukum, politik yang menyangkut hak asasi TKI sebagai warga negara Indonesia yang tidak saja bersifat politik tetapi juga masalah sosial TKI dan perlindungan secara hukum, sebagai berikut: 1. Berorientasi pada peningkatan kinerja ( better performance). Prinsip ini juga merupakan nilai atau value yang diharapkan mewarnai setiap aktivitas instansi dalam penempatan dan perlindungan TKI. Kinerja saat ini harus lebih dari kemarin, dan kinerja tahun ini harus lebih baik dari tahun sebelumnya, demikian seterusnya. Selain itu, better performance program dan kegiatan yang dilaksanakan setiap instansi tidak hanya diukur dari sisi output saja, tetapi juga harus dapat mencapai hasil ( outcomes) serta mempertimbangkan dampaknya (impact). Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun

30 2. Responsif. Jika ada permasalahan dalam penempatan dan perlindungan TKI, maka setiap instansi harus bersikap responsif agar penyelesaian permasalahan dapat dilakukan secepatnya. 3. Terukur. Pelaksanaan tugas setiap instansi dalam penempatan dan perlindungan TKI harus jelas targetnya dan dapat diukur. 4. Efisien. Penggunan sumber daya yang dimilki dalam pelaksanaan tugas setiap instansi harus dilakukan secara efisien dan dapat dipertanggungjawabkan. 5. Efektif. Pelaksanaan tugas setiap instansi senantiasa berusaha agar dapat mencapai tujuan dan sasarannya secara efektif. 6. Realistik. Rencana program, kegiatan, sasaran dan targetnya harus realistis, dapat dicapai secara optimal. 7. Konsisten. Pelayanan penempatan dan perlindungan TKI harus dilaksanakan secara konsisten dari waktu ke waktu, dengan memperhatikan peraturan kerangka regulasi yang ada. 8. Sinergik, Pelaksanaan program dan kegiatan dilakukan secara terkoordinasi/ terintegrasi/ holistik antara satu tahapan dengan tahapan berikutnya dan antar instansi sehingga memberikan kontribusi yang signifikan bagi pencapaian sasaran Renstra P2TKI Akuntabilitas. Pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri harus dilaksanakan sesuai peraturan dan dapat dipertanggungjawabkan. Kesemuanya itu, ada prinsip-prinsip yang bersifat Ideologi, Politik, Sosial, Budaya, Pertahanan dan Keamanan, yaitu: Nasionalistis; Bahwa Perlindungan terbatas pada WNI yang memenuhi kriteria berdasarkan UU No. 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia. Legalistis; bahwa Perlindungan diberikan berdasarkan ketentuan hukum nasional Republik Indonesia, peraturan negara setempat, dan praktek hukum internasional dan hubungan internasional. Prioritas. Warga negara sipil, khususnya perempuan dan anak mendapat prioriotas dalam pemberian perlindungan. Berwawasan HAM (Hak Asasi Manusia) yaitu penghormatan terhadap freedom of movement. Proporsionalitas, bahwa perlu pembagian peran dan tanggung jawab pemerintah, swasta, masyarakat sipil dan WNI yang bersangkutan dalam penyelesaian kasus WNI di luar negeri. Dan Kewajiban public, yaitu bahwa Perlindungan Pemerintah bersifat publik dan tidak dapat digunakan untuk menghapus tanggung jawab perdata individu WNI di dalam maupun di luar negeri. Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun

31 Terkait dengan hadirnya kegiatan-kegiatan baru yang diarahkan pada peningkatan kualitas di bidang Penempatan untuk memperkuat pencapaian indikator utama maka berdasarkan kompilasi terhadap kerangka regulasi BNP2TKI dalam Renstra tahun diperoleh seperti tertulis dalam tabel berikut. ARAH KEBIJAKAN Meningkatkan tata kelola rekrutmen dan verifikasi dokumen CTKI berbasis SISKOTKLN Menyediakan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/ LP3TKI/ P4TKI yang didukung penuh Pemerintah Daerah Prop/Kab/Kota Menyediakan seluruh standar pelayanan menyangkut prakeberangkatan secara online dalam website dan atau media lainnya Tabel 5 KERANGKA REGULASI DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI TAHUN REGULASI Peraturan tentang Penguatan pelaksanaan registrasi pendaftaran CTKI secara online di Dinas ketenagakerjaan Kab/kota Penguatan pengawasan keberangkatan di Imigrasi dengan mengintegrasikan rekomendasi paspor oleh Dinas ketenagakerjaan Kab/Kota dengan sistim penerbitan paspor di Imigrasi dengan Siskotkln Roadmap implementasi Penerapan dan sertifikasi ESO dalam business model process layanan TKI di Pusat dan Daerah Roadmap implementasi pengembangan LTSP di Unit Pelaksana teknis BNP2TKI TKI di seluruh daerah asal potensial TKI Pembuatan Kesepakatan prinsip bersama K/L dan Kepala Daerah terkait integrasi layanan TKI dalam LTSP berbasis SISKOTKLN Pengaturan tentang tata cara publikasi standar pelayanan Pra Pemberangkatan dalam website dan atau media lainnya Penyempurnaan website BNP2TKI menyangkut infrastruktur dan contain layanan yang dimuat didalamnya Pemutakhiran teknologi/telekomunikasi dalam rangka peningkatan kualitas dan kecepatan penyediaan layanan TAHUN PELAKSANAAN Renstra Deputi Bidang Penempatan BNP2TKI Tahun

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 PERATURAN DEPUTI PENEMPATAN BNP2TKI NOMOR : PER.01/PEN/IV/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur

Lebih terperinci

2015, No Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagaimana telah diuba

2015, No Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagaimana telah diuba No.1744, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Penempatan. TKI. Pembiayaan. Juknis. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014 antaranews.com Pengelolaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) meliputi tiga tahapan, yaitu tahapan pra penempatan, masa

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG LAYANAN TERPADU SATU PINTU PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

Lebih terperinci

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG - 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 29 TAHUN 2015 TENTANG LEMBAGA PELAYANAN TERPADU SATU ATAP PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment),

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment), BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ketenagakerjaan adalah segala hal yang berhubungan dengan tenaga kerja pada waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1 Hal ini harus selaras dengan perkembangan

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG KLN DAN PROMOSI TAHUN 2016 PERATURAN DEPUTI KLN DAN PROMOSI BNP2TKI NOMOR : PER.01/KLNP/IV/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KLN

Lebih terperinci

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 1 LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN

BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN BAB 23 PERBAIKAN IKLIM KETENAGAKERJAAN Meningkatnya tingkat pengangguran terbuka yang mencapai 9,5 persen berpotensi menimbulkan berbagai permasalahan sosial. Kerja merupakan fitrah manusia yang asasi.

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik In

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik In BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1744, 2017 BNP2TKI. Renstra Tahun 2015-2019. PERATURAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DKI JAKARTA

BAB II DESKRIPSI BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DKI JAKARTA 15 BAB II DESKRIPSI BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DKI JAKARTA 2.1 Sejarah Perusahaan Penempatan TKI yang didasarkan pada kebijakan pemerintah Indonesia baru terjadi

Lebih terperinci

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 11 TAHUN No. 11, 2016 TENTANG

S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 11 TAHUN No. 11, 2016 TENTANG - 1 - S A L I N A N BERITA DAERAH PROVINSI KALIMANTAN BARAT NOMOR 11 TAHUN 2016 NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG LEMBAGA PELAYANAN TERPADU SATU ATAP PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA PROVINSI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

2 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; 3. Peraturan Menteri Ketenagake

2 2. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2006 tentang Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia; 3. Peraturan Menteri Ketenagake No.480, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. TKI. Perbankan. Layanan Keuangan Terpadu. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KABUPATEN TULUNGAGUNG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG CALON TKI DAN TKI, PROSEDUR PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI DAN PIHAK-PIHAK PELAKSANA PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG CALON TKI DAN TKI, PROSEDUR PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI DAN PIHAK-PIHAK PELAKSANA PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG CALON TKI DAN TKI, PROSEDUR PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI DAN PIHAK-PIHAK PELAKSANA PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI 2.1 Calon TKI Dan TKI 2.1.1 Pengertian Calon TKI Dan TKI Kesempatan

Lebih terperinci

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.30, 2015 TENAGA KERJA. Pengawasan. Penempatan. Perlindungan. Luar Negeri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5660) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

2013, No.3 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da

2013, No.3 2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Da No.3, 2013 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA TENAGA KERJA. Perlindungan. Luar Negeri. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5388) PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 40 TAHUN 2017

BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 40 TAHUN 2017 SALINAN BUPATI PATI PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PATI NOMOR 40 TAHUN 2017 TENTANG PEMBENTUKAN LAYANAN TERPADU SATU ATAP PENEMPATAN TENAGA KERJA LUAR NEGERI KABUPATEN PATI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang: bahwa untuk

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.417, 2015 BNP2TKI. Layanan Terpadu Satu Pintu. Penempatan. Perlindungan. TKI. Pedoman. Pencabutan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA

Lebih terperinci

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan

BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI. A. Pendahuluan BAB 1 BISNIS PROSES DALAM REFORMASI BIROKRASI A. Pendahuluan Salah satu area perubahan dalam reformasi birokrasi yang wajib dilaksanakan oleh kementerian/lembaga/pemerintah daerah adalah penataan tata

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN

LAPORAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN LAPORAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas semua limpahan

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran N

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran N No.852, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. KKBM. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2017 TENTANG KOMUNITAS KELUARGA BURUH MIGRAN

Lebih terperinci

BEBERAPA ISU POKOK TERKAIT TENAGA KERJA INDONESIA

BEBERAPA ISU POKOK TERKAIT TENAGA KERJA INDONESIA BEBERAPA ISU POKOK TERKAIT TENAGA KERJA INDONESIA Moh Jumhur Hidayat Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ALASAN STRUKTURAL MIGRASI INTERNASIONAL Negara Pengirim Faktor

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tamba

2015, No Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 tentang Administrasi Kependudukan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2006 Nomor 124, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1370, 2015 BNP2TKI. Calon TKI. Daerah Perbatasan. Kabupaten Nunukan. Penempatan. Pelayanan. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2015 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2014 KATA PENGANTAR Puji dan syukur

Lebih terperinci

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR, GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN

Lebih terperinci

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS

PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS PEDOMAN PENYUSUNAN PK BPS BADAN PUSAT STATISTIK 2012 D A F T A R I S I hal Daftar Isi i Bab I Pendahuluan A Latar Belakang 1 B Pengertian 2 C Tujuan Penetapan Kinerja 2 D Ruang Lingkup Penetapan Kinerja

Lebih terperinci

Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor Per 28/KA-BNP2TKI/VII/2007 tentang Bursa Kerja Luar Negeri Senin, 04 Agustus 2008 KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN

Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor Per 28/KA-BNP2TKI/VII/2007 tentang Bursa Kerja Luar Negeri Senin, 04 Agustus 2008 KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor Per 28/KA-BNP2TKI/VII/2007 tentang Bursa Kerja Luar Negeri Senin, 04 Agustus 2008 KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG SALINAN BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN CALON TENAGA KERJA INDONESIA/ TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PELAKSANAAN PENEMPATAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI OLEH PEMERINTAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI SEMINAR INTERNASIONAL Dalam Format RDP PENTINGNYA REVISI UU NO. 39 TAHUN 2004 BAGI PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI Disampaikan Oleh: Dr. Musni Umar, SH., M.Si A. LATAR BELAKANG 1) TKI

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2016 Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan (BBPPTP) Surabaya Direktorat Jenderal Perkebunan Kementerian Pertanian 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan

I. PENDAHULUAN. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan 1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Migrasi merupakan perpindahan orang dari daerah asal ke daerah tujuan. Keputusan migrasi didasarkan pada perbandingan untung rugi yang berkaitan dengan kedua daerah

Lebih terperinci

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : A. KEMENTRIAN : () KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi,

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu SDM harus dibina dengan baik agar terjadi peningkatan efesiensi, 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi saat ini, dengan adanya perubahan yang begitu cepat, suatu organisasi atau lembaga institusi dituntut untuk mengadakan penyesuaian-penyesuaian

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN

Lebih terperinci

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN VISI, MISI, TUJUAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN 4 V i s i. 4.1. Visi da n Misi. B adan Kepegawaian Daerah (BKD) sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah mengemban tugas dalam menjamin kelancaran penyelenggaraan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Bentuk piramida penduduk Indonesia yang expansif menyebabkan Indonesia BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia merupakan negara yang berpenduduk terbanyak nomor empat di dunia setelah China (RRC), India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2010, sebanyak 237.641.326

Lebih terperinci

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018

RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 RENCANA KERJA (RENJA) TAHUN ANGGARAN 2018 BIRO PENGEMBANGAN PRODUKSI DAERAH SEKRETARIAT DAERAH PROVINSI KALIMANTAN SELATAN 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas segala limpahan

Lebih terperinci

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI Latar Belakang Bekerja adalah hak asasi manusia. Setiap tenaga kerja mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mendapat pekerjaan yang layak,

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG DESA DENGAN

Lebih terperinci

MATRIKS BUKU I RKP 2011

MATRIKS BUKU I RKP 2011 MATRIKS BUKU I RKP PRIORITAS LAINNYA BIDANG PEREKONOMIAN Tema Prioritas - Penanggung Jawab Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Bekerjasama dengan - NO I PROGRAM PENINGKATAN KERJASAMA PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Lebih terperinci

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH BAB III GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH A. KONDISI UMUM SEKARANG DAN IDENTIFIKASI PERMASALAHAN Perubahan peraturan di bidang pemerintahan daerah yang berdampak pada bidang kepegawaian membutuhkan antisipasi

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Badan Kepegawaian Negara (BKN) sebagai lembaga penyelenggara manajemen kepegawaian negara berkomitmen untuk memajukan dan mengembangkan sistem manajemen kepegawaian

Lebih terperinci

11 Program Prioritas KIB II

11 Program Prioritas KIB II KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh: Gatot Sugiharto Asisten Deputi Bidang Pelayanan Perekonomian Deputi Pelayanan Publik Bandung, 18-19 April 2013 1 11 Program Prioritas

Lebih terperinci

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1048, 2015 BNP2TKI. TKI. Penempatan. Pelayanan. Tata Cara Penundaan. Pencabutan PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, SALINAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 47 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 43 TAHUN 2014 TENTANG PERATURAN PELAKSANAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 6 TAHUN 2014 TENTANG

Lebih terperinci

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PRT/M/2016 TENTANG ROAD MAP REFORMASI BIROKRASI KEMENTERIAN

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAPPEDA 3.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pencapaian tujuan daerah diawali dengan perumusan perencanaan yang berkualitas.

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI 3.1. IDENTIFIKASI PERMASALAHAN BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI SKPD Analisis Isu-isu strategis dalam perencanaan pembangunan selama 5 (lima) tahun periode

Lebih terperinci

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum

JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI. Oleh Opong Sumiati. Dasar Hukum JABATAN FUNGSIONAL PUSTAKAWAN DAN REFORMASI BIROKRASI Oleh Opong Sumiati Dasar Hukum Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI

DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI DEPUTI BIDANG PELAYANAN PUBLIK KEMENTERIAN PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI Ruang Lingkup Yanlik [Pasal 5 ayat (6)]. Sistem Pelayanan Terpadu [Pasal 9 ayat (2)]. Pedoman Penyusunan

Lebih terperinci

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran No.1487, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. LSA-PTKLN. Pedoman. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBENTUKAN DAN PENYELENGGARAAN LAYANAN

Lebih terperinci

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN, Menimbang : a. bahwa bekerja merupakan hak asasi

Lebih terperinci

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG SALINAN PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG RINCIAN TUGAS UNIT KERJA Dl LINGKUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN TINGGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

- 1 - BAB I PENDAHULUAN - 1 - BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) mengamanatkan penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP); Rencana

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI LEMBAGA

BAB II DESKRIPSI LEMBAGA BAB II DESKRIPSI LEMBAGA 2.1. Sejarah Singkat Lembaga Pada 3 Juli 1947 menjadi tanggal bersejarah bagi lembaga Kementerian Perburuhan dalam era kemerdekaan Indonesia. Melalui Peraturan Pemerintah No 3/1947

Lebih terperinci

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI SALINAN BUPATI TAPIN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAPIN NOMOR 18 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

FACT SHEET BADAN PEMERIKSA KEUANGAN

FACT SHEET BADAN PEMERIKSA KEUANGAN 1. Pemeriksaan Kinerja atas Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Luar Negeri pada Semester II Tahun 2010. a. Penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia (TKI) di luar negeri

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.744, 2014 KONSIL KEDOKTERAN. Rencana Strategis. Rancangan. Penyusunan. PERATURAN KONSIL KEDOKTERAN INDONESIA NOMOR 27 TAHUN 2014 TENTANG PENYUSUNAN RANCANGAN RENCANA

Lebih terperinci

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN SEKRETARIAT JENDERAL PUSAT DATA DAN STATISTIK PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 KATA PENGANTAR Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.653, 2013 KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi. Rincian Tugas. PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG Rencana Strategis ( Renstra ) Dinas Kesehatan 2012 2017 Berdasarkan Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, merupakan penjabaran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan awal dari implementasi Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan Tahun 2015-2019 yang ditetapkan dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

2013, No.5 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut den

2013, No.5 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut den LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.5, 2013 TENAGA KERJA. Mitra Usaha. Pengguna Perseorangan. Penilaian. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5390) PERATURAN

Lebih terperinci

Nusron Wahid, Kepala BNP2TKI REFORMASI TATA KELOLA PERLINDUNGAN BURUH MIGRAN INDONESIA

Nusron Wahid, Kepala BNP2TKI REFORMASI TATA KELOLA PERLINDUNGAN BURUH MIGRAN INDONESIA Nusron Wahid, Kepala BNP2TKI REFORMASI TATA KELOLA PERLINDUNGAN BURUH MIGRAN INDONESIA Disampaikan dalam dalam Jambore Nasional Buruh Migran Indonesia, Jember, 24 24 November 2015 2015 I Trend Penempatan

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II

P a g e 12 PERENCANAAN KINERJA. Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten Lingga BAB. II BAB. II PERENCANAAN KINERJA Perencanaan adalah suatu proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan pilihan, dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Dalam system akuntabilitas

Lebih terperinci

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb

2013, No.4 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Calon Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya diseb LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.4, 2013 TENAGA KERJA. Penempatan. Luar Negeri. Pelaksanaan. Tata Cara. (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5389) PERATURAN PEMERINTAH

Lebih terperinci

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Medan Tahun BAB 1 PENDAHULUAN BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sejalan dengan perkembangan kondisi sosial, ekonomi dan budaya, Kota Medan tumbuh dan berkembang menjadi salah satu kota metropolitan baru di Indonesia, serta menjadi

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Biro Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013 Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KERJA A. RPJMD / Perencanaan Strategis Periode 2009 2013 Dalam sebuah organisasi perencanaan merupakan faktor yang sangat

Lebih terperinci

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia

Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia MIGRANT WORKERS ACCESS TO JUSTICE SERIES Akses Buruh Migran Terhadap Keadilan di Negara Asal: Studi Kasus Indonesia RINGKASAN EKSEKUTIF Bassina Farbenblum l Eleanor Taylor-Nicholson l Sarah Paoletti Akses

Lebih terperinci