LAPORAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "LAPORAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN"

Transkripsi

1 LAPORAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN

2 KATA PENGANTAR Puji Syukur Kehadirat Allah SWT, atas semua limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga Laporan Kinerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI) Tahun dapat tersusun, sebagai bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi yang dipercayakan kepada BNP2TKI atas target kinerja dan penggunaan anggaran tahun Penyusunan Laporan Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 merupakan tindak lanjut Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. Kinerja BNP2TKI diukur atas dasar penilaian Indikator Kinerja Utama (IKU) yang merupakan indikator keberhasilan pencapaian tujuan dan sasaran strategis sebagaimana telah ditetapkan dalam Penetapan Kinerja BNP2TKI Tahun Laporan Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 menggambarkan sejumlah capaian kinerja yang telah dicapai dibandingkan dengan target kinerja yang telah ditetapkan untuk tahun 2016 beserta analisisnya. Berbagai kebijakan dan upaya telah ditempuh sebagai langkah guna mewujudkan kehadiran Negara dalam Tata Kelola Pelayanan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia, sehingga manfaatnya dapat dirasakan oleh masyarakat luas khususnya para CTKI/TKI/TKI Purna dan keluarganya serta stakeholder pendukung lainnya. Permasalahan dan kendala yang dihadapi akan menjadi rencana tindak lanjut untuk perbaikan kinerja tahun berikutnya. Dengan tersusunnya Laporan Kinerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun 2016 ini, diharapkan dapat diperoleh manfaat dan umpan balik bagi perbaikan dan peningkatan kinerja bagi seluruh unit kerja di lingkungan BNP2TKI. Semoga Allah SWT selalu meridhoi setiap gerak dan langkah kita dalam mewujudkan pelayanan yang terbaik kepada segenap masyarakat Indonesia. Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia NUSRON WAHID i

3 PERNYATAAN TELAH DIREVIU BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA Kami telah mereviu Laporan Kinerja Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia untuk Tahun Anggaran 2016 sesuai Pedoman Reviu atas Laporan Kinerja. Substansi informasi yang dimuat dalam Laporan Kinerja menjadi tanggung jawab manajemen Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Reviu bertujuan untuk memberikan keyakinan terbatas Laporan Kinerja telah disajikan secara akurat, andal dan valid. Berdasarkan reviu kami, tidak terdapat kondisi atau hal-hal yang menimbulkan perbedaan dalam meyakini keandalan informasi yang disajikan di dalam Laporan Kinerja ini. Jakarta, Februari 2017 Inspektur Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI Firdaus Zazali NIP ii

4 D A F T A R I S I Kata Pengantar Pernyataan Telah Direviu Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Ringkasan Eksekutif i ii iii v vi vii BAB I. PENDAHULUAN Latar Belakang Isu Strategis Peluang dan Manfaat Permasalahan Maksud dan Tujuan Tugas dan fungsi BNP2TKI Keragaan SDM BNP2TKI Sistematika Penyajian LAKIP 1.13 BAB II. PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Rencana Strategis BNP2TKI Visi dan Misi Tujuan dan Sasaran Indikator Kinerja Utama (IKU) Perjanjian Kinerja BNP2TKI Tahun BAB III. AKUNTABILITAS KINERJA TAHUN Pengelolaan Kinerja BNP2TKI Metodologi Pengukuran Kinerja Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun Analisis Capaian IKU Tahun iii

5 Sasaran 1 Meningkatnya pemanfaatan jobinfo BNP2TKI dalam alur proses Penempatan TKI Sasaran 2 Meningkatnya penempatan tenaga kerja luar negeri memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem Penempatan dan Perlindungan TKI Sasaran 3 Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan Sasaran 4 Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang Berwirausaha Sasaran 5 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel Sasaran 6 Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Sasaran 7 Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelenggaraan SPIP Memperkuat Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola TKI Kinerja Keuangan Hambatan/Permasalahan 3.70 BAB IV. PENUTUP Capaian Kinerja IKU Langkah-langkah Perbaikan 4.73 Lampiran: 1. Penetapan Rencana Strategis; 2. Penetapan Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 iv

6 DAFTAR TABEL No. hal Tabel 1. Tabel 2. Tabel 3. Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6. Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 11. Tabel 12. Tabel 13. Tabel 14. Tabel 15. Tabel 16. Tabel 17. Tabel 18. Tabel 19. Tabel 20. Tabel 21. Tabel 22. Tabel 23. Tabel 24. Tabel 25. Tabel 26. Tabel 27. Tabel 28. Tabel 29. Tabel 30. Tabel 31. Tabel 32. Tabel 33. Tabel 34. Sasaran Strategis dan Indikator Kinerja Utama BNP2TKI Tahun 2016 Penetapan Kinerja BNP2TKI 2016 Target Sasaran Kegiatan BNP2TKI Tahun 2016 Capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016 Capaian Sasaran Kegiatan BNP2TKI Tahun 2016 Capaian indikator kinerja Sasaran 1 Data Supply 2016 Data Demand 2016 Capaian indikator kinerja Sasaran 2 Perbandingan capaian sasaran Penempatan Formal vs Informal Penempatan TKI berdasarkan Jenis Kelamin Penempatan TKI berdasarkan Provinsi Penempatan TKI 25 Kab/Kota Terbesar Jumlah TKI dalam pembayaran Asuransi dengan Transaksi Non Tunai Tunda Layan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan Kepatuhan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan Penempatan TKI berdasarkan berdasarkan Status Perkawinan Penempatan TKI berdasarkan tingkat pendidikan Penempatan TKI berdasarkan 25 Besar Negara Penempatan Penempatan TKI berdasarkan 25 Jabatan Terbesar Penempatan TKI berdasarkan KLUI Penempatan G to G dan G to P Jumlah Pendaftar Program G to G Jepang Capaian indikator kinerja Sasaran 3 Pengaduan yang diselesaikan Pengaduan berdasarkan media pengaduan Pengaduan berdasarkan status pengaduan Pengaduan berdasarkan Provinsi Pengaduan berdasarkan negara penempatan Pengaduan berdasarkan jenis masalah Capaian Sasaran Kegiatan 9 menurunya Permasalahan TKI Kedatangan TKI berdasarkan Debarkasi Kedatangan TKI bermasalah berdasarkan Debarkasi v

7 Tabel 35. Tabel 36. Tabel 37. Tabel 38. Tabel 39. Tabel 40. Tabel 41. Tabel 42. Tabel 43. Tabel 44. Tabel 45. Tabel 46. Tabel 47. Tabel 48. Tabel 49. Tabel 50. Tabel 51 Tabel 52. Tabel 53. Tabel 54. Tabel 55. Tabel 56. Kedatangan TKI berdasarkan Negara Kedatangan TKI berdasarkan Provinsi Kedatangan TKI berdasarkan TPI Capaian Sasaran 4 Pemberdayaan TKI Purna TKI Purna yang berwirausaha Pelayanan Kedatangan TKI Pelayanan TKI Bermasalah TKI Meninggal Kawasan Timur Tengah TKI Meninggal Kawasan Asia Pasific Penerimaan Remitansi Penerimaan Remitansi Berdasarkan Kawasan Capaian Sasaran 5 Penilaian PMPRB BNP2TKI Penilaian LAKIP BNP2TKI Opini Publik Capaian kegiatan Sasaran 17 Stakeholder yang terintegrasi dengan SISKOTKLN Capaian Sasaran 7 Penilaian Tingkat Maturitas SPIP Realisasi Anggaran Realisasi Anggaran per Jenis Belanja vi

8 DAFTAR GAMBAR No. hal Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14. Struktur Organisasi BNP2TKI Grafik Pegawai menurut Status Kepegawaian Grafik Pegawai menurut Unit Kerja Grafik Pegawai menurut Golongan Grafik Pegawai menurut Jabatan Grafik Pegawai menurut Tingkat Pendidikan Grafik Perkembangan Jumlah Negara yang bekerjasama Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI Integrasi SISKOTKLN Grafik Tunda Layan Grafik Penempatan TKI berdasarkan Status Perkawinan Grafik Penempatan TKI berdasarkan Tingkat Pendidikan Grafik Trend Kasus Grafik Pemberdayaan TKI Purna vii

9 IKHTISAR E KSEKUTIF Pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri merupakan salah satu solusi dalam mengurangi masalah pengangguran di Indonesia. Bekerja di luar negeri akan menjadi salah satu alternatif untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri menjadi agenda penting bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri. Proyeksi Bank Dunia bahwa Indonesia membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mengakomodasi lebih dari 15 juta tenaga kerja baru pada lima tahun kedepan. Untuk itu agenda pembangunan nasional menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara dalam konteks tenaga kerja luar negeri perlu mendapat dukungan dari semua pihak. Tahun 2016 merupakan tahun kedua Kabinet Kerja dan masa perjalanan RPJMN , dan tahun kedua pula pelaksanaan Rencana Strategis BNP2TKI , dimana telah ditetapkan arah dan tujuan pembangunan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia. Terdapat 7 (tujuh) sasaran strategis utama berdasarkan pada tujuan yang akan dicapai yaitu : 1. Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI; 2. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI; 3. Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan; 4. Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha; 5. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel; 6. Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI; 7. Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP. Berdasarkan 7 ( tujuh) sasaran strategis utama ditetapkan 11 (sebelas) indikator kinerja utama dengan 18 (delapan belas) sasaran strategis kegiatan dan 32 (tiga puluh dua) indikator kinerja kegiatan guna mencapai tujuan yang akan dicapai. Secara umum capaian penyelenggaraan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang mudah, murah, cepat dan aman, sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan Renstra BNP2TKI mengambarkan perkembangan yang baik, meskipun beberapa indikator masih memerlukan kerja keras dan perhatian tidak hanya dari BNP2TKI, namun juga komitmen dan keterlibatan K/L terkait dan seluruh Stakeholder dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Adapun tingkat capaian kinerja sasaran BNP2TKI sesuai dengan Penetapan Kinerja Tahun 2016 rata-rata diatas 95% yang dihitung berdasarkan prosentase rata-rata capaian sasaran. Dari 18 kinerja sasaran ditetapkan, sebanyak 15 sasaran dinyatakan berhasil, dan 3 sasaran belum berhasil mencapai target. Sasaran yang dinyatakan berhasil jika capaiannya > 75% dari target yang telah ditetapkan. Terobosan yang telah dilakukan BNP2TKI dalam meningkatkan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan TKI adalah 1) melalui Program Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan di Daerah Perbatasan dengan layanan terintegrasi, telah diresmikan oleh Ibu Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan viii

10 Manusia dan Kebudayaan di Nunukan Kalimantan Utara dan dilanjutkan di Entikong, Kalimantan Barat serta Batam, Tanjung Pinang. 2) mendorong Akses Permodalan untuk Pemberangkatan TKI ke Luar Negeri melalui Skema Baru KUR bagi TKI, dengan plafon kredit sebesar Rp 4 Trilliun dan Bank pelaksana adalah, BRI, Mandiri, BNI, Sinarmas dan Maybank Indonesia. 3) Penguatan Fungsi Monitoring dan Pengawasan dalam rangka meningkatkan perlindungan TKI di luar negeri dengan mengembangkan Sistem Deteksi Dini ( early warning system) dengan uji coba pada negara tujuan penempatan Hongkong. Guna mengoptimalkan segenap sumber daya dan meningkatkan kinerja BNP2TKI, telah dilakukan upaya-upaya serta komitmen yang besar dari segenap jajaran BNP2TKI untuk mewujudkan kinerja yang baik dan memuaskan segenap stakeholder khususnya masyarakat pekerja migran. Untuk itu dilakukan langkahlangkah perbaikan sebagai berikut: a). Pencegahan TKI Non Prosedural, dalam rangka pencegahan TKI Non Prosedural telah dilakukan kerjasama dengan Bareskrim POLRI, integrasi rekomendasi paspor sebagai tindak lanjut Perjanjian Kerjasama dengan Ditjen Imigrasi Kemkumham yang memungkinkan tersaringnya setiap TKI yang berangkat dan melewati pemeriksaan imigrasi. Kerjasama perlindungan dengan otoritas perbatasan dan penjagaan yang ketat akan mengurangi penempatan TKI non procedural; b). Konsep Exit Strategy menuju Zero Informal, Penerapan moratorium diikuti dengan langkah-langkah perbaikan dan antisipasi baik di dalam dan luar negeri, hal ini untuk menghindari meningkatnya TKI yang berangkat secara non procedural Dalam kaitan tersebut perlu disusun konsep exit strategy penyelesaian permasalahan TKI pasca kebijakan pemerintah tentang moratorium penempatan ke Timur Tengah; c). Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Keuangan CTKI/TKI, untuk meningkatkan kemampuan CTKI/TKI dalam pengelolaan keuangan, dilakukan pemberian materi tentang literasi keuangan di PAP dan BLKLN; d). TKI Pelaut Perikanan, penghentian penempatan TKI Pelaut Perikanan dilakukan dalam rangka pembenahan untuk perlindungan TKI Pelaut Perikanan; e). Penerapan e-ktkln, sebagai tindak lanjut dari Permenaker 7 tahun 2015 tentang e-ktkln, pada tahun 2017 akan dilaksanakan kembali penerbitan KTKLN; f). Pengembangan KUR TKI, sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap TKI, Pemerintah telah memfasilitasi para CTKI/TKI dengan beberapa perbankan guna mendapatkan kredit lunak. Kebijakan ini sudah dijalankan dengan realisasi TKI dengan jumlah kredit sebanyak Rp ,00; g). Pemberdayaan TKI di Perbatasan, guna mengurangi dan mencegah penempatan TKI non prosedural khususnya di daerah perbatasan, telah dikembangkan pemberdayaan TKI di daerah perbatasan dalam bentuk pelatihan dan penyelesaian dokumen penempatan guna bekerja di luar negeri; h). Pembentukan Early Warning System, sebagai bentuk peningkatan pelayanan perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri, dikembangkan suatu bentuk deteksi dini terhadap permasalahan TKI; i). Pembayaran Non Tunai, sejalan dengan fasilitasi KUR TKI dengan melibatkan Perbankan, juga dikembangkan Pembayaran Non Tunai menggunakan mekanisme perbankan; j). Membangun sistim akuntabilitas yang dapat memberikan informasiinformasi kinerja di lingkungan BNP2TKI, dengan menggunakan teknologi informasi; k). Merumuskan dan menetapkan Kinerja Utama yang SMART dengan indikator outcome yang jelas dan mudah untuk diukur tingkat keberhasilannya; l). Mengembangkan sistim informasi kinerja yang dapat memberikan data kinerja dari semua unit layanan yang ada dilingkungan BNP2TKI; m). Pembenahan insfratruktur pemerintah dalam mendorong layanan dan perlindungan kepada TKI yang lebih baik; n). Memperbaiki bisnis proses penempatan dan perlindungan TKI; dan o). Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. ix

11 Untuk mencapai visi BNP2TKI Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera, kedepan sangat diperlukan koordinasi dan peningkatan kerjasama dengan seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah serta seluruh stakeholder terkait dalam penyelenggaraan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia. Mendukung capaian kinerja tahun 2016 telah dikeluarkan dana sebesar Rp ,00 atau 81,77% dari pagu sebesar Rp ,00. Capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan. Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP. Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan. Persentase pemanfatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha Persentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI Target Kinerja Realisasi Capaian Kinerja % 40% 17% 43 70% 60% 85,71 92% 95% 103,26 34% 63% 185,29 50% 54% % 100% % 84,70% 99,65 Opini BPK atas laporan keuangan WTP WTP 100 Opini Publik terhadap lembaga Baik Cukup 68,75 BNP2TKI (80) (55) Tingkat Kapabilitas APIP Skor Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Skor Tujuh Sasaran Strategis BNP2TKI yang sudah ditetapkan dalam tahun 2016, rata-rata capaiannya diatas 95%. Pencapaian kinerja sasaran strategis seperti dalam tabel di atas keberhasilan capaian kinerjanya didukung oleh kinerja dari 18 sasaran kegiatan dengan 31 indikator kinerja, dengan capaian kinerja seperti dalam tabel dibawah ini: x

12 Capaian Sasaran Kegiatan BP2TKI Tahun 2016 NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya kerjasama ketenaga kerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran dg negara tujuan penempatan 2 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ kompetensi CTKI potensi dengan permintaan 3 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ kompetensi CTKI potensi dengan peluang kerja yang tersedia 4 Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI 5 Meningkatnya pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan 6 Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku 7 Meningkatnya pelayanan penempatan pemerintah (G to G dan G to P ) 8 Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan 9 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI 10 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro 11 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan 12 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI 13 Tersusunnya Perencanaan yang aplikatif dan meningkatnya kualitas Akuntabilitas Kinerja BNP2TKI; 14 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab dalam pelaksanaan reformasi birokrasi 15 Terselenggaranya Pengelolaan keuangan dan pengelolaan Barang milik Negara yang tertib dan akuntabel; 16 Diterbitkannya kebijakan yang komprehensif dan aplikatif sesuai kebutuhan / dinamika organisasi dan meningkatnya opini publik terhadap lembaga BNP2TKI; 17 Terselenggaranya layanan system informasi P2TKI secara terpadu dan kajian Litbang sebagai masukan kebijakan 18 Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan Jumlah negara tujuan penempatan dengan peluang kerja jabatan formal yang sesuai potensi persediaan 10 Dokumen Kerjasama 10 Negara REALI SASI 4 Dokumen Kerjasama % 40 2 Negara 20 Persentase Padupadan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan 60% 14,95% 24,92 Persentase CTKI pendaftar job info telah berhasil ditempatkan 40% 17% 43 Persentase TKI yang ditempatkan memiliki dokumen dan % memenuhi standar yang ditetapkan. ( ) ( ) 78 Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat 70% 60% Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem ( ) ( ) 86 Cost structure dengan beban tanggungjawab wajar antara TKI, PPTKIS dan Majikan (Indonesia+Negara Penempatan) 30% 71% 236 Persentase proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non 30% 40% 133 tunai. Persentase tingkat kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan dalam standar dan ketentuan yang berlaku. 85% 88% 103 Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis pendaftaran online 100% 100% 100 Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L/Perwakilan RI 25% 34,48%% 180 Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools 30% 20% 75 Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 25% 6,25% 25 Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan hukum 100% 70% 84 Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha TKI Purna TKI 100 Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% 63% 185 Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re 30% 20,5% 68,33 integrasi usaha di desa asalnya. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan 30% 100% 333 penyediaan bantuan modal. Persentase sistim monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. 30% 37% 123 Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara procedural di Kantong TKI non procedural. 92% 99% 108 Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran 92% 84,15% 93,5 Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB BB BB* 100 Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di 2 UPP/ 2 UPP/ 200 BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat 4 LTSP 3 LTSP (25) Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85 84,70% 99,65 Opini BPK atas Laporan Keuangan WTP WTP 100 Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat kekosongan hukum Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Persentase terintegrasi Sistem Non Tunai pada lembaga penempatan dalam Tata Kelola TKI 100% 100% 100 Baik (80) Cukup (55) 68,75 80% 100% 125 Prosentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan Tingkat Kapabilitas APIP Skor Tingkat Kematangan Imple mentasi SPIP Skor xi

13 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tingkat pengangguran yang tinggi dan keterbatasan lapangan kerja diperkirakan masih akan terjadi, hal itu akan menjadi faktor penyebab kondisi kemiskinan di Indonesia. Kemiskinan yang bersumber dari pengangguran akan mendorong orang mencari pekerjaan di manapun untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Selama angka pengangguran masih tinggi, maka selama itu juga akan banyak Tenaga Kerja Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Bekerja di luar negeri akan tetap menjadi salah satu alternatif untuk memperoleh kehidupan yang lebih baik. Oleh karena itu, pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri akan tetap menjadi agenda penting bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri. Pengiriman TKI ke luar negeri akan tetap menjadi salah satu sarana untuk mengurangi pengangguran di Indonesia. Bahkan, Bank Dunia telah memproyeksi bahwa Indonesia membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi untuk mengakomodasi 15 juta tenaga kerja baru pada 2020 mendatang. Dalam Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang RPJMN Tahun , visi pemerintah yang dijalankan Kabinet Kerja Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla adalah "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong Royong" dalam Misi dan Sembilan Agenda Prioritas yang terkait dengan program ketenagakerjaan luar negeri adalah Misi ke 5 yaitu Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing dan agenda prioritas ke 1 yaitu Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, disamping itu agenda prioritas lain yang dijalankan adalah membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya. Arah kebijakan umum pembangunan nasional adalah meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, pertumbuhan yang tinggi dan berkelanjutan merupakan landasan utama untuk mempersiapkan Indonesia lepas dari posisi sebagai negara berpendapatan menengah menjadi negara maju. Pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dari sisi ketenagakerjaan ditandai dengan terjadinya tranformasi ekonomi melalui penguatan pertanian, perikanan dan pertambangan, berkembangnya industri manufaktur di berbagai wilayah, modernisasi sektor jasa, penguasaan iptek dan berkembangnya inovasi, terjaganya kesinambungan fiskal, meningkatnya daya saing produk ekspor non migas, terutama produk manufaktur dan jasa, meningkatnya daya saing dan peranan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) dan koperasi serta meningkatnya lapangan kerja dan kesempatan kerja yang berkualitas. 1.1

14 Agenda pembangunan nasional menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman pada seluruh warga negara dalam konteks tenaga kerja luar negeri dengan sub agenda : 1. Meningkatkan kuailtas perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri dan melindungai hak dan keselamatan pekerja migran; 2. Meningkatkan kualitas dan ketersediaan data serta informasi kependudukan. Sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai dalam meningkatkan kuailtas perlindungan warga negara Indonesia dan badan hukum Indonesia di luar negeri dengan strategi : 1. Peningkatan keberpihakan dilpomasi Indonesia pada WNI/BHI; 2. Pelayanan dan perlidungan WNI/BHI di luar negeri dengan mengedepankan kepedulian dan keberpihakan; 3. Pelaksanaan perjanjian bilateral untuk memberikan perlidungan bagi WNI/BHI di luar negeri; dan 4. Penguatan konsolidasi penanganan WNI/BHI diantara seluruh pemangku kepentingan terkait melalui koordinasi dan pembagian tugas yang jelas. Sasaran dan arah kebijakan yang ingin dicapai terkait agenda melindungi Hak dan Keselamatan TKI adalah menurunnya jumlah Pekerja Migran/TKI yang menghadapi masalah hukum di dalam dan luar negeri. Sasaran lainnya adalah : 1. Terwujudnya mekanisme rekrutmen dan penempatan yang melidungi pekerja migran/tki; 2. Meningkatnya pekerja migran/tki yang memiliki ketrampilan dan keahlian yang sesuai dengan kebutuhan pasar kerja luar negeri; 3. Meningkatnya peran daerah dalam pelayanan informasi pasar kerja dan pelayanan rekrutmen calon pekerja migran/calon TKI; 4. Tersedianya regulasi yang memberikan perlindungan bagi pekerja migran/tki. Sejalan dan selaras dengan Visi dan Misi agenda prioritas serta arah kebijakan umum pembangunan nasional, maka arah kebijakan dan strategi dalam upaya untuk melindungi hak dan keselamatan pekerja migran/tki adalah : 1. Meningkatkan Tata Kelola Penyelenggaraan Penempatan, yaitu melakukan pembenahan, meningkatkan koordinasi mulai dari penyusunan informasi peluang pasar, diseminasi, penyiapan program rekruitmen, penerapan kriteria dalam menentukan persyaratan baik dokumen jati diri maupun pendidikan dan keterampilan untuk mengisi kebutuhan pasar kerja dan pelaksanaan kerjasama hingga promosi dan mekanisme/proses perlindungannya. Penguatan kelembagaan tata kelola penempatan pekerja migran harus segera dilakukan sehingga tidak terdapat tumpang tindih wewenang antara kementerian/lembaga. Selain itu, informasi pekerja migran diluar negeri harus menjadi suatu bagian yang utuh dalam sistem informasi tenaga kerja. Informasi ini memudahkan perwakilan Pemerintah diluar negeri melakukan pemantauan; 1.2

15 2. Memperluas kerjasama dalam rangka meningkatkan perlindungan, yaitu meninjau nota kesepakatan dengan negara-negara dengan jumlah permasalahan pekerja migran paling banyak sebagai awal, kemudian memperluas nota kesepakatan dengan negara tujuan lainnya. Sehingga terdapat kerangka umum, yang dapat melindungi secara kuat pekerja migran. Selain itu, perlindungan pekerja migran dapat ditingkatkan dengan memperkuat kerangka kerjasama dalam forum internasional yang terkait migrasi; 3. Membekali Pekerja Migran dengan Pengetahuan, Pendidikan dan Keahlian terutama dengan meningkatkan efektivitas penggunaan dan kualitas Balai Latihan Kerja (revitalisasi BLK) dan lembaga pelatihan milik swasta terstandar, sehingga lulusannya dapat memenuhi keahlian yang diperlukan oleh negara pengguna, serta pembekalan pengetahuan tentang pengarusutamaan prinsip HAM dalam Penyusunan Kebijakan dan Pendidikan terhadap Pekerja melalui instrumen hukum berspektif HAM terutama Konvensi ILO serta mekanisme internasional lainnya; 4. Memperbesar Pemanfaatan Jasa Keuangan bagi Pekerja, melalui pengenalan jasa keuangan untuk menyimpan tabungan dan pengiriman uang kepada keluarga di tanah air, peningkatan akses kredit, serta penyusunan skema asuransi yang efektif. Berdasarkan arah kebijakan dan strategi diatas, maka Pengarustamaan Pengelolaan TKI dalam kurun waktu lima tahun kedepan, BNP2TKI harus mampu mewujudkan keselamatan dan keberpihakan penempatan dan perlindungan pekerja migran/tki yang mampu mewujudkan Calon TKI/TKI terlindungi di dalam negeri, tidak bermasalah di luar negeri dan sejahtera saat kembali ke dalam negeri, untuk melaksanakan hal tersebut ada 6 tahapan yang harus dilakukan BNP2TKI yaitu : 1. Stop pengiriman PLRT, karena kita punya harga diri dan martabat, dengan menetapkan pada tahun 2019 kita sudah Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal; 2. Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak pengurusan administrasi, pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan, sehingga diharapkan pra keberangkatan TKI rata-rata 1 bulan; 3. Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan; 4. Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini sebesar Rp 70 Triliun/Tahun; 5. TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak tahap pra-keberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap pemberdayaan (Perlindungan di 4 Tahapan); 6. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri yaitu TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa (i) pelatihan, (ii) dukungan finansial, (iii) pendampingan usaha, untuk menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan bagi yang akan bekerja di perusahaan dalam negeri. 1.3

16 Mencermati kondisi dan permasalahan serta dalam upaya mejalankan visi, misi dan arah pembangunan sebagaimana diamanatkan dalam RPJM Nasional Tahun , sebagai dokumen kebijakan yang mendasari pelaksanaan program-program tahunan dalam lima tahun kedepan maka dituangkan dalam Rencana Stratregis Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Tahun , dengan Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor PER-10/KA/IV/2015. Dalam melaksanakan program dan kegiatan pembangunan, BNP2TKI sebagai unit kerja pemerintah semakin dituntut untuk menyesuaikan dengan perubahan sistem manajemen pemerintahan yang menuntut azas akuntabilitas, di mana setiap penyelenggara negara dituntut untuk dapat mempertangungjawabkan kinerja atau hasil-hasil dari seluruh program/kegiatan kepada masyarakat atas penggunaan dana dan kewenangan yang diberikan. Sebagai contoh pada performance keuangan yang tidak hanya sebatas mengukur seberapa besar realisasinya, tetapi bisa mengukur besarnya dana bisa mendorong seberapa besar peningkatan kinerja yang dicapai dalam kurun waktu tertentu, sebagai hakekat dari anggaran berbasis kinerja. Sebagai sandaran peraturan penerapan akuntabilitas mengacu Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah, BNP2TKI diwajibkan untuk: 1. Melaksanakan akuntabilitas kinerja instansi pemerintah sebagai wujud pertanggungjawaban instansi pemerintah dalam mencapai misi dan tujuan organisasi; 2. Menyampaikan Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah (LAKIP) pada setiap akhir tahun kepada Presiden melalui Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi. Atas dasar hal-hal di atas tersebut, BNP2TKI sebagai Instansi Pemerintah dan Penyelenggara Negara telah menetapkan target kinerja tahun 2016 dilanjutkan dengan melakukan monitoring dan pengukuran kinerja yang telah dicapai, kemudian dituangkan ke dalam susunan LAKIP BNP2TKI Tahun 2016 sebagai wujud akuntabilitas dari mandat yang diemban Isu Strategis Perekonomian dan Ketenagakerjaan. Indonesia saat ini masih dikategorikan sebagai negara yang memiliki kinerja perekonomian yang baik. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dalam beberapa tahun terakhir rata-rata di atas 6 persen, sehingga masuk dalam kelompok negara dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. Kinerja perekonomian nasional tidak bisa dilepaskan dengan kondisi dan dinamika lingkungan strategis internal dan eksternal, seperti kondisi sosial, ekonomi dan politik dalam negeri; Komunitas ASEAN ( Asean Community) 2015, perkembangan ekonomi politik global, era perdagangan bebas, dan APEC. Komunitas ASEAN 2015 dalam waktu dekat akan mengintegrasi negara-negara di ASEAN agar tercipta kekompakan, kesamaan visi satu tujuan, kesejahteraan bersama, dan saling peduli di antara negara-negara di Kawasan Asia Tenggara. Komunitas ASEAN 2015 yang ditopang tiga pilar yaitu Komunitas politik dan Keamanan ASEAN, Komunitas Ekonomi ASEAN, dan Komunitas Sosial dan Budaya 1.4

17 ASEAN tersebut, mengharuskan masyarakat Indonesia siap menghadapinya antara lain dari sisi daya saing ketenagakerjaan. Kependudukan dan Sumber Daya Manusia. Indonesia sudah mencapai bonus demografi mulai 2010, dan akan mencapai puncaknya pada sekitar tahun 2020 hingga tahun Secara konseptual, bonus demografi adalah proporsi penduduk usia produktif yang sangat besar atau sekitar 69% dari jumlah penduduk, sedangkan rasio angka ketergantungan ( dependency ratio) mencapai titik terendah. Artinya, pada saat itu jumlah angkatan kerja sangat besar, namun menanggung beban kelompok usia anak dan lansia yang sangat kecil. Sebagian besar penduduk usia produktif yang ada pada satu hingga tiga dekade mendatang itu adalah para remaja dan generasi muda saat ini. Angkatan kerja Indonesia pada Februari 2016 sebanyak 127,7 juta orang, yang bekerja 120,7 juta orang dan 7,0 juta orang yang menganggur. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) Februari 2016 sebesar 5,50 persen menurun dibanding TPT Februari 2015 (5,81 persen) dan TPT Agustus 2014 (5,94 persen). Angkatan kerja yang bekerja paling banyak tingkat pendidikan SMP kebawah yaitu 61,26 persen, menurun dibandingkan dengan Februari 2015 sebesar 62,92 persen. Sementara yang berpendidikan menengah dan tinggi mengalami peningkatan masing-masing sebesar 1,25 persen poin dan 0,45 persen poin. Selama setahun terakhir (Agustus 2014 Agustus 2015) kenaikan penyerapan tenaga kerja terjadi terutama di Sektor Konstruksi sebanyak 930 ribu orang (12,77 persen), Sek tor Perdagangan sebanyak 850 ribu orang (3,42 persen), dan Sektor Keuangan sebanyak 240 ribu orang (7,92 persen). Penduduk bekerja di atas 35 jam per minggu (pekerja penuh) pada Agustus 2015 sebanyak 80,5 juta orang (70,12 persen), sedangkan penduduk yang bekerja kurang dari 15 jam per minggu sebanyak 6,5 juta orang (5,63 persen). Pada Agustus 2015, penduduk bekerja masih didominasi oleh mereka yang berpendidikan SD ke bawah sebesar 44,27 persen, sementara penduduk bekerja dengan pendidikan Sarjana ke atas hanya sebesar 8,33 persen. Pada , diperkirakan 100 penduduk usia produktif akan menanggung 44 orang tak produktif. Setelah itu, angka ketergantungan penduduk akan naik kembali. Berkaitan dengan hal ini, Chris Manning mengingatkan bahwa bonus demografi ini kemungkinan besar tidak akan dapat dimanfaatkan oleh Indonesia melihat rendahnya kualitas penduduk Indonesia baik dari aspek pendidikan maupun keterampilan. Jika tidak dilakukan aksi sejak sekarang, maka yang akan terjadi bukanlah windows of opportunity, melainkan door to disaster. Pengangguran akan didominasi oleh penduduk muda dan terdidik yang dapat mendorong timbulnya sosial unrest dan peningkatan jumlah penduduk miskin. Fenomena kependudukan yang akan terjadi tiga dekade kedepan ini memerlukan kebijakan pemerintah yang mempertimbangkan aspek kependudukan. Problematik Pengangguran. Tingkat pengangguran yang tinggi, dan keterbatasan lapangan kerja, kedepan diperkirakan masih akan terjadi, dan hal itu akan menjadi faktor penyebab kondisi kemiskinan di Indonesia. kemiskinan yang bersumber dari pengangguran, akan mendorong orang mencari pekerjaan di manapun, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Hal ini berarti bahwa selama angka pengangguran masih tinggi, maka selama itu juga akan banyak tenaga kerja Indonesia yang ingin bekerja di luar negeri. Dan bekerja di luar negeri akan tetap menjadi salah satu alternatif untuk memperoleh kehidupan yang lebih 1.5

18 baik. Oleh karena itu, pengiriman tenaga kerja Indonesia ke luar negeri akan tetap menjadi agenda penting bagi Indonesia, selama masih belum tersedia kesempatan kerja yang cukup di dalam negeri. Pengiriman TKI ke luar negeri akan tetap menjadi salah satu sarana untuk mengurangi pengangguran di Indonesia. Bahkan, Proyeksi Bank Dunia telah memproyeksi bahwa Indonesia membutuhkan tingkat pertumbuhan ekonomi yang tinggi, untuk mengakomodasi 15 juta tenaga kerja baru, pada 2020 mendatang. Globalisasi dan Trend Mobilitas Internasional. Globalisasi adalah suatu proses di mana antar individu, antar kelompok, dan antar negara saling berinteraksi, bergantung, terkait, dan mepengaruhi satu sama lain yang melintasi batas negara. Seperti diketahui, salah satu bentuk globalisasi adalah globalisasi perekonomian, yang merupakan suatu proses kegiatan ekonomi dan perdagangan, dimana negara-negara di seluruh dunia menjadi satu kekuatan pasar yang semakin terintegrasi dengan tanpa rintangan batas teritorial negara. Globalisasi perekonomian mengharuskan penghapusan seluruh batasan dan hambatan terhadap arus modal, barang dan jasa. Ketika globalisasi ekonomi terjadi, batas-batas suatu negara akan menjadi kabur dan keterkaitan antara ekonomi nasional dengan perekonomian internasional akan semakin erat. Tuntutan Pemenuhan Hak Atas Pekerjaan. Dalam kenyataan, hak untuk memperoleh pekekerjaan secara layak belum dapat terpenuhi secara maksimal, karena kesempatan kerja di dalam negeri masih sangat terbatas. Pembangunan dan industrialisasi belum sepenuhnya mampu menyerap tenaga kerja. Keadaan inilah yang kemudian menyebabkan banyak warga negara Indonesia yang mencari pekerjaan di luar negeri Peluang dan Manfaat Trend Globalisasi Sebagai Peluang. Globalisasi adalah proses menyatunya negara-negara di seantero dunia. Dalam globalisasi, perdagangan barang dan jasa, perpindahan modal, jaringan transportasi, serta pertukaran informasi dan kebudayaan bergerak secara bebas ke seluruh dunia seiring dengan meleburnya batas-batas negara. Disamping itu Globalisasi juga mendorong perpindahan tenaga kerja dari negara yang satu kenegara lainnya. Seluruh penduduk dunia bebas bergerak meninggalkan tanah airnya menuju negara lain. Dampak Positif SebagaI Manfaat. Penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri diketahui telah memberikan manfaat besar bagi masyarakat dan negara, di antaranya adalah: 1. Pengurangan pengangguran. Terjadinya pengangguran disebabkan oleh adanya ketimpangan antara pertumbuhan perekonomian tidak seimbang dengan pertumbuhan angkatan kerja, sehingga belum mampu menampung angkatan kerja yang setiap tahunnya terus meningkat. Menyadari hal tersebut, Pemerintah RI telah menetapkan pasar kerja luar negeri sebagai alternatif strategis pilihan untuk mengatasi masalah pengangguran dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia; 2. Peningkatan pendidikan masyarakat. Penempatan dan perlindungan TKI juga dapat merangsang peningkatan pendidikan masyarakat, khususnya bagi keluarga TKI, karena TKI mendapatkan penghasilan untuk membiayai anak-anak atau keluarganya kejenjang pendidikan yang diinginkan. Hal ini sangat menguntungkan Negara dan Pemerintah sebab investasi pendidikan merupakan investasi 1.6

19 jangka panjang yang akan memberikan hasil yang memuaskan kedepannya sehingga pembangunan nasional dapat berjalan lebih cepat dan lebih terarah; 3. Penambahan pengalaman dan meningkatkan wawasan. Penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri, juga secara langsung dapat menambah pengalaman langsung melalui pelaksanaan pendidikan dan pelatihan (DIKLAT), bahasa, keterampilan dll. Pengalaman yang didapatkan melalui diklat akan diperdalam dan dipratekan di negara penempatan, sehingga TKI sehabis masa kontraknya lebih memiliki pengalaman dan wawasannya lebih luas bila dibandingkan sebelum mereka-mereka menjadi TKI dan bekerja di negara-negara penempatan; 4. Perolehan ketrampilan baru dan Brain Gain. Penempatan dan perlindungan TKI juga membawa keterampilan baru bagi TKI yang bekerja di luar negeri, karena negera-negara penerima TKI selama ini merupakan negara-negara yang lebih maju perekonomiannya, sehingga penduduknya akan lebih mampu membeli produk-produk yang lebih canggih dan modern sehingga TKI dituntut harus mampu mempergunakan tehnologi moderen yang disediakan oleh majikannya didalam bekerja. Dengan sering TKI menggunakan alat-alat kerja modern tersebut maka secara otomatis TKI akan menguasai penggunaan teknologi tersebut; 5. Perolehan valuta asing dan remitansi. Perolehan valuta asing, baik yang dibawa langsung atau dikirimkan TKI melalui jasa lembaga keuangan perbankan maupun non-perbankan, memberikan tambahan pemasukkan devisa negara yang memberikan kontribusi terhadap keseimbangan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI). Tercatat valuta asing y ang di kirim melalui lembaga keuangan adalah berturut-turut pada, tahun 2012 sebesar US$ 6,99 miliar, tahun 2013 sebesar US$. 7,40 miliar, tahun 2014 sebesar US$ 8.43, tahun 2015 sebesar US$ 9.42 dan tahun 2016 sebesar US$ Besarnya remitansi yang dibawa TKI memberikan kontribusi yang besar terhadap perkembangan ekonomi di daerah domisili TKI maupun perekonomian secara regional maupun nasional. Juga menjadi bentuk tabungan masyarakat. Pengiriman remitansi baik melalui jasa lembaga keuangan ataupun disimpan dalam rekening Bank TKI memberikan kontribusi terhadap peningkatan tabungan masyarakat mengingat jumlahnya cukup signifikan dan menerus; 6. Menjadi duta kebudayaan. Keberadaan TKI di 208 negara dengan jumlah yang besar 3 s/d 6 juta orang potensial menjadi modal untuk memperkenalkan khasanah budaya Indonesia di Luar Negeri Permasalahan Terdapat beberapa permasalahan yang perlu mendapat perhatian dan penanganan serius dalam penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia, antara lain : 1. Penguatan PPTKIS Pengawasan dan monitoring kinerja PPTKIS lemah dan pemberdayaan PPTKIS belum berjalan secara utuh; 2. Lembaga BNP2TKI a. Tata kelola organisasi BNP2TKI di Pusat dan Daerah dari masing-masing unit perlu disesuaikan dengan dinamika perkembangan organisasi serta menyelaraskan dengan beban tugas organisasi; 1.7

20 b. Bisnis proses penempatan TKI terlalu panjang, perlu dilakukan reformasi Bisnis Model Penempatan dengan jalan memangkas business process Pengiriman TKI dari 14 tahapan kepada 8 tahapan; c. Agar pelayanan dapat lebih cepat, mudah, murah dan aman maka perlu dbentuk Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP); d. SDM BNP2TKI dirasakan masih kurang, perlu ditingkatkan dan dikembangkan; e. Isu Image BNP2TKI secara kelembagaan belum baik; f. Isu koordinasi BP3TKI di Propinsi dan Kab/Kota belum sepadan. 3. Produk layanan TKI a. Beban biaya ditanggung TKI mahal, negara belum hadir untuk membantu secara maksimal; b. Sumber pembiayaan TKI sangat terbatas belum ada Bank Umum Nasional yang membiayai TKI, karena tidak adanya agency collection di Negara penempatan; c. Kualitas layanan TKI masih bermasalah; d. Biaya komuinikasi dan tranfer mahal; e. TKI kembali ke indonesia, miskin layanan dan tidak aman; f. Klaim asuransi sulit dan mengelabui; g. Layanan selama di luar negeri tidak jelas; h. Layanan perlindungan baru tersedia bila sudah ada kasus; i. Transparansi dan partisipasi publik perlu ditingkatkan; j. Pemerintah cenderung responsif bukan atisipasif. 4. Kebijakan dan Regulasi a. Keselarasan regulasi dengan Kemenaker; b. Pemerintah cenderung dominan; c. Arah kebijakan tidak jelas. 5. Kondisi TKI a. Pungutan liar dan intimidasi kepada TKI; b. TKI tidak memenuhi syarat tetap berangkat; c. Masih banyak TKI Ilegal; d. Keberadaaan TKI tidak terdeteksi Maksud dan Tujuan Maksud penyusunan LAKIP BNP2TKI tahun 2016 adalah sebagai bentuk pertanggungjawaban Kepala BNP2TKI kepada Presiden atas pengelolaan anggaran dan pelaksanaan program/kegiatan dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan. Adapun tujuan penyusunan LAKIP adalah untuk menilai dan mengevaluasi pencapaian kinerja dan sasaran BNP2TKI. Berdasarkan hasil evaluasi yang dilakukan kemudian dirumuskan beberapa rekomendasi yang dapat menjadi salah satu masukan dalam menetapkan kebijakan dan strategi yang akan datang, sehingga dapat meningkatkan kinerja pembangunan penempatan dan perlindungan TKI. 1.8

21 1.6. Tugas dan Fungsi BNP2TKI Berdasarkan Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor PER.10/KA/IV/2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja BNP2TKI, tugas BNP2TKI adalah membantu Presiden RI dalam menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan di bidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia di luar negeri secara terkoordinasi dan terintegrasi. Dalam melaksanakan tugas tersebut BNP2TKI menyelenggarakan fungsi: 1) Pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Indonesia di luar negeri atas dasar perjanjian secara tertulis antara Pemerintah dengan Pemerintah Negara Pengguna Tenaga Kerja Indonesia atau Penguna berbadan hukum di negara tujuan penempatan; 2) Pemberian pelayanan, pengkoordinasian, pelaksanaan pengawasan mengenai; a. Dokumen; b. Pembekalan akhir pemberangkatan (PAP); c. Penyelesaian masalah; d. Sumber-sumber pembiayaan; e. Pemberangkatan sampai pemulangan; f. Peningkatan kualitas Calon Tenga Kerja Indonesuiaia; g. Informasi; h. Kulalitas pelaksanaan penempatan Tenaga Kerja Inonesia, dan i. Peningkatan kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia dan keluarganya. Dalam melaksanakan tugas dan fungsinya BNP2TKI dibantu oleh unit eselon I sebagai berikut: 1) Sekretariat Utama (Settama) yaitu unsur pembantu yang dipimpin oleh seorang Sekretaris Utama dan bertugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas, pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh unit organisasi di lingkungan BNP2TKI. Susunan organisasi Settama terdiri dari: a. Biro Perencanaan dan Administrasi Kerjasama; b. Biro Organisasi dan Kepegawaian; c. Biro Keuangan dan Umum; d. Biro Hukum dan Hubungan Masyarakat. 2) Inspektorat, yaitu unsur pengawasan yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BNP2TKI dan secara adminsitrasi dikoordinir oleh Sekretaris Utama. Inspektorat dipimpin oleh seorang Inspektur. Susunan organisasi Inspektorat terdiri dari: a. Subbagian Tata Usaha; b. Kelompok Jabatan Fungsioanal Auditor. 1.9

22 3) Pusat Penelitian, Pengembangan dan Informasi (Puslitfo), yaitu unsur pemdukung pelaksanaan tugas BNP2TKI yang berada di bawah dan bertanggungjawab kepada Kepala BNP2KI melalui Sekretaris Utama. Puslitfo dipimpin oleh seorang Kepala Pusat Penelitian dan Pengmbangan. Susunan organisasi Puslitfo BNP2TKI terdiri dari: a. Bidang Penelitian dan Pengembangan; b. Bidang Sistem Informasi; c. Bidang Pengolahan dan Penyiapan Data; d. Subbagian Tata Usaha. 4) Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi (Deputi I) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis dibidang penempatan dan perlindungan Tenaga Kerja Indonesia untuk kerjasa sama billateral, regional dan multilateral di tingkat pertemuan pejabat tinggi, menteri dan kepala negara/pemerintah dan organisasi internasioanal, pemetaan dan harmonisasi kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri serta Promosi. Deputi I dipimpin oleh seorang Deputi. Susunan organisasi Deputi I terdiri dari: a. Direktorat Kerjasama Luar Negeri; b. Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN I; c. Direktorat Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas TKLN II; d. Direktorat Kerjasama Promosi. 5) Deputi Bidang Penempatan (Deputi II) yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis kerjasama dan verifikasi penyiapan dokumen, sosialisasi dan kelembagaan penempatan, penyiapan dan pembekalan serta pelayan penempatan pemerintah. Deputi II dipimpin oleh seorang Deputi. Susunan organisasi Deputi II terdiri dari: a. Direktorat Kerjasama Verifikasi Pelayanan Dokumen; b. Direktorat Sosialisasi dan Kelembagaan Penempatan; c. Direktorat Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan; d. Direktorat Pelayanan Penempatan Pemerintah. 6) Deputi Bidang Perlindungan (Depuit III), yaitu unsur pelaksana dalam merumuskan dan melaksanakan kebijakan dan standardisasi teknis pelayanan pengaduan, mediasi dan advokasi, pemberdayaan serta pengamanan dan pengawasan untuk perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Deputi III dipimpin oleh seorang Deputi. Susunan organisasi Deputi III terdiri dari: a. Direktorat Pelayanan Pengaduan; b. Direktorat Mediasi dan Advokasi; c. Direktorat Pemberdayaan; d. Direktorat Pengamanan dan Pengawasan. 1.10

23 Struktur organisasi BNP2TKI seperti pada gambar berikut: Gambar 1. Struktur Organisasi BNP2TKI 1.7. Keragaan SDM BNP2TKI Jumlah pegawai di BNP2TKI (Pusat dan UPT) s. d tanggal 31 Desember 2016 mencapai orang, terdiri dari PNS sebanyak 929 orang dan Honorer sebanyak 767 orang. PNS NON PNS Gambar 2. Jumlah Pegawai Menurut Status Kepegawaian Pegawai Negeri Sipil (PNS) dan Pegawai Honorer BNP2TKI Tahun 2016, dengan rincian sebagai berikut: 1) Jumlah pegawai menurut unit kerja Eselon I (Pusat) : Sekretariat Utama 196 orang (PNS 138 orang dan Honorer 58 orang), Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi 67 orang, 1.11

24 Deputi Bidang Penempatan 110 orang (PNS 94 orang dan Honorer 16 orang), Deputi Bidang Perlindungan 87 orang (PNS 83 orang dan Honorer 4 orang), Inspektorat 27 orang (PNS 24 orang dan Honorer 3 orang), dan UPT Daerah orang (PNS 522 orang dan Honorer 686 orang); Settama Deputi I Deputi II Deputi III Inspektorat UPT Daerah Gambar 3. Jumlah Pegawai Menurut Unit Kerja 2) Jumlah PNS BNP2TKI sebanyak 929 orang, terdiri dari laki-laki sebanyak 513 orang dan perempuan sebanyak 416 orang; 3) Dirinci menurut golongan: Golongan IV sebanyak 116 orang, Golongan III sebanyak orang, Golongan I I sebanyak 7 2 orang, dan Golongan I sebanyak 4 orang. Gol. I Gol. II Gol. III Gol. IV Gambar 4. Jumlah Pegawai Menurut Golongan 4) Dirinci menurut jabatan, jabatan Eselon I sebanyak 5 orang, jabatan Eselon II sebanyak 17 orang, jabatan Eselon III sebanyak 72 orang, jabatan Eselon IV sebanyak 197 orang, jabatan Eselon V sebanyak 4 orang, jabatan fungsional 42 orang, dan pelaksana/staf sebanyak 592 orang. Eselon I Eselon II Eselon III Eselon IV Eselon V Fungsional Staf Gambar 5. Jumlah Pegawai Menurut Jabatan 1.12

25 5) Dirinci menurut tingkat pendidikan: S-3 sebanyak 2 orang atau 0,22 %, S-2 sebanyak 119 orang atau 12,81 %, S-1 sebanyak 638 orang atau 68,68 %, D-3 sebanyak 46 orang atau 4,95 %, SLTA sebanyak 115 orang atau 12,38 %, SLTP sebanyak 5 orang atau 0,56 %, SD sebanyak 4 orang atau 0,43 %. S-3 S-2 S-1 D-3 SLTA SLTP SD Gambar 6. Jumlah Pegawai Menurut Pendidikan 1.8. Sistematika Penyajian LAKIP Laporan Akuntabiltas Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 mengacu kepada Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah. Laporan Akuntabiltas Kinerja ini bertujuan menginformasikan capaian kinerja BNP2TKI selama Tahun Capaian Kinerja (Performance Results) 2016 tersebut dibandingkan dengan Penetapan Kinerja (Performance Plan) BNP2TKI Tahun 2016 sebagai tolok ukur keberhasilan tahunan organisasi. Adapun sistematika penyajian laporan sebagai berikut: 1) Ikhtisar Eksekutif, pada bagian ini berisi ringkasan secara menyeluruh LAKIP BNP2TKI; 2) Bab I Pendahuluan, pada bab ini berisi latar belakang, maksud dan tujuan penyusunan LAKIP, tugas dan fungsi organisasi dan keragaan SDM BNP2TKI; 3) Bab II Perencanaan dan Perjanjian Kinerja, pada bab ini berisi perencanaan strategis BNP2TKI dan penetapan kinerja tahun 2016; 4) Bab III Akuntabilitas Kinerja, pada bab ini berisi hasil pengukuran kinerja, evaluasi dan analisis capaian kinerja, serta akuntabilitas keuangan BNP2TKI tahun 2016; 5) Bab IV Penutup, pada bab ini disajikan kesimpulan menyeluruh dari LAKIP BNP2TKI dan rekomendasi perbaikan kinerja ke depan; 6) Lampiran. 1.13

26 Berdasarkan BAB II PERENCANAAN KINERJA Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN ), visi pemerintah yang dijalankan Kabinet Kerja Presiden Jokowi dan Jusuf Kalla adalah "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong" dalam Misi ke 5 yaitu; Mewujudkan Bangsa yang Berdaya Saing dan agenda prioritas ke 1 yaitu; Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara. Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis dan terpercaya, memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan terpercaya, yang salah satu tahapan sasarannya; memantapkan penataan kembali Negara Kesatuan Republik Indonesia, meningkatkan kualitas SDM, membangun kemampuan IPTEK dan memperkuat daya saing perekonomian. Sejalan dengan itu dibidang penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia langkah-langkah yang harus dilakukan untuk mewujudkan sasaran tersebut adalah dengan meningkatkan kompetensi CTKI/TKI agar mampu bersaing di pasar kerja global guna meningkatkan kesejahteraan keluarganya dan masyarakat sekitarnya. Meningkatkan nilai tawar tenaga kerja Indonesia dengan merumuskan MoU antara Pemerintah Indonesia dengan negara penerima TKI. Menetapkan jabatan-jabatan prioritas dan sektor-sektor lapangan usaha yang boleh dan yang tidak boleh diisi oleh tenaga kerja Indonesia. Meningkatkan perlindungan TKI dalam upaya meningkatkan harkat dan martabat bangsa. Sehubungan dengan hal tersebut, visi, misi, tujuan, sasaran strategis pembangunan penempatan dan perlindungan TKI tahun dan penetapan kinerja 2016 ditetapkan sebagai berikut: 2.1. Rencana Strategis BNP2TKI Sesuai dengan Peraturan Ka. BNP2TKI Nomor PER.10/KA/IV/2015 tentang Rencana Strategis BNP2TKI Tahun Visi dan Misi A. VISI Pada Rencana Strategis BNP2TKI tahun adalah melaksanakan Visi Presiden pada pada Kabinet Kerja Tahun Yaitu : "Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri, dan Berkepribadian berlandaskan Gotong Royong". Selaras dengan Visi Presiden tersebut, dalam Rencana Stratgis BNP2TKI terkandung maksud bahwa Visi yang diemban BNP2TKI adalah : 1. CTKI/TKI terlindungi di dalam negeri; 2. TKI Tidak terlantar di luar Negeri; 3. TKI tidak miskin sengsara saat kembali dari Luar Negeri. 1.14

27 Maka Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia bertekad untuk : Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera. Dalam hal ini yang dimaksud dengan : Profesional, adalah bahwa TKI yang bekerja ke luar negeri memiliki kompetensi dan melaksanakan pekerjaan /job dengan disiplin ilmu yang tinggi. Bermartabat, berarti bahwa TKI yang memiliki kompetensi, daya saing, gaji, memahami dan mendapat perlindungan hukum, dan menjadikan dirinya bermartabat sebagai tenaga kerja Indonesia di luar negeri. Sejahtera, bahwa TKI dan keluarganya tidak hanya memperoleh gaji atau pendapatan yang layak sesuai keahliannya, namun juga dapat mensejahterakan dirinya, keluarganya dan bangsa. Dalam visi tersebut juga terkandung makna bahwa profil TKI ideal yang ingin diwujudkan kedepan adalah: TKI yang secara ideologis memiliki komitmen terhadap nilai-nilai Pancasila, TKI yang secara sosial, politik dan budaya, memiliki karakter pendukung bagi pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan dan menjaga martabat bangsa melalui TKI sebagai warga negara Indonesia (WNI) atau duta WNI di luar negeri, yang ditunjukkan dalam bentuk perilaku baik dan kinerja tinggi, serta mampu menjaga hubungan politik dengan negara tempat TKI bekerja. Dengan kata lain, bahwa terwujudnya TKI yang profesional, bermartabat dan sejahtera, maka mereka akan memberikan kontribusi yang besar bagi pembentukan karakter bangsa Indonesia (national character building). B. MISI Untuk mewujudkan visi tersebut di atas, telah ditetapkan Misi pada Kabinet Kerja Tahun yang terkait dengan pelaksanaan kegiatan BNP2TKI yaitu : 1. Mewujudkan Kualitas Hidup Manusia Indonesia Yang Tinggi, Maju Dan Sejahtera 2. Mewujudkan Bangsa Yang Berdaya Saing Selaras dengan misi Presiden tersebut, dalam Rencana Stratgis BNP2TKI terkandung maksud bahwa Misi yang diemban BNP2TKI : 1. Zero TKI Informal, Seluruh TKI yang dikirimkan ke LN berstatus tercatat sebagai TKI dan dipekerjakan pada sektor formal. Target juga mencakup beralihnya seluruh TKI ilegal yang dipersiapkan kembali menjadi TKI legal pada sektor formal; 2. Pra Keberangkatan TKI rata-rata 1 Bulan, Tersedianya layanan yang cepat dan mudah sejak pengurusan administrasi, pembekalan TKI, persiapan keberangkatan hingga keberangkatan TKI menuju negara penempatan; 3. Dua bulan gaji biaya maksimal TKI, Meminimalkan biaya persiapan dan pemberangkatan yang menjadi beban TKI sehingga menjadi sebesar-besarnya 2 bulan gaji TKI bersangkutan; 4. Remitansi TKI Meningkat 3 kali lipat, Meningkatkan nilai pengiriman uang TKI dari negara penempatan menjadi 3 x lipat dari nilai saat ini sebesar Rp. 70 Triliun/Tahun; 5. Perlindungan utuh di 4 (empat) Tahapan, TKI mendapatkan jaminan dan akses perlindungan sejak di tahap pra-keberangkatan, masa bekerja, kepulangan hingga tahap pemberdayaan; 1.15

28 6. TKI Purna jalani 5 solusi mandiri, TKI yang kembali ke tanah air mendapatkan beragam fasilitas dan layanan berupa (i) pelatihan, (ii) dukungan finansial, dan (iii) pendampingan usaha, untuk menjadikannya sebagai wirausaha mandiri serta (iv) pelatihan dan (v) lapangan pekerjaan bagi yang akan bekerja di perusahaan Tujuan dan Sasaran Adapun Tujuan dalam Rencana Startegis BNP2TKI tahun adalah sebagai berikut : 1. Terwujudnya TKI yang Profesional, Bermartabat dan Sejahtera; 2. Mengarustamaan tata kelola pemerintahan yang baik. Sasaran Strategis BNP2TKI adalah suatu Outcome yang akan dicapai/dihasilkan secara nyata oleh BNP2TKI dalam jangka waktu lima tahun Rencana Strategis. Adapun Sasaran Strategis yang tertuang dalam Rencana Strategis BNP2TKI tahun terdiri dari : a. Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI; b. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI; c. Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan; d. Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha; e. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel; f. Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI; g. Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP. Tabel 1. Sasaran Srategis dan Indikator Kinerja Utama BNP2TKI tahun SASARAN STRATEGIS Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI. Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI. Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan. Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI. Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP.. INDIKATOR KINERJA UTAMA Persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan. Persentase pemanfatan layanan Siskotkln yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha. Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat. Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai. Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI. Opini BPK atas laporan keuangan. Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI. Tingkat Kapabilitas APIP. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP. 1.16

29 Indikator Kinerja Utama (IKU) 2016 Terdapat 1 1 ( sebelas) IKU BNP2TKI sebagai ukuran keberhasilannya yang terbagi antara berbagai bidang kedeputian (Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 03 Tahun 2016), adalah: 1. Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan; 2. Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan; 3. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani; 4. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha; 5. Prosentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat; 6. Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai; 7. Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI; 8. Opini BPK atas laporan keuangan 9. Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI; 10. Tingkat Kapabilitas APIP; 11. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Perjanjian Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 Sebagai penjabaran dari sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI telah ditetapkan target-target sasaran IKU yang tertuang didalam Penetapan Kinerja (TAPKIN) tahun 2016 yang telah disepakati (Perka BNP2TKI Nomor 03 Tahun 2016), yaitu: 1. Persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan, sebesar 40%; 2. Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan, sebesar 70%; 3. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani, sebesar 92%; 4. Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha, sebesar 34%; 5. Persentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat, sebesar 50%; 6. Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai, sebesar 80%; 7. Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI, sebesar 85%; 8. Opini BPK atas laporan keuangan dengan predikat WTP; 9. Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI, dengan kategori Baik;; 10. Tingkat Kapabilitas APIP, dengan Skor 1; 11. Tingkat Kematangan Implementasi SPIP, dengan Skor

30 Tabel 2. Penetapan Kinerja BNP2TKI tahun 2016 SASARAN STRATEGIS INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan.. Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan. Persentase pemanfatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani 40% 70% 92% Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% Prosentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai 50% 80% Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85% Opini BPK atas laporan keuangan WTP Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Baik Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 Tingkat Kematangan Implementasi SPIP Skor 1 Perjanjian Kinerja BNP2TKI tahun 2016 diimplementasikan dalam satu Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia dengan 18 (delapan belas) Sasaran Kegiatan yaitu: 1) Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Bidang KLN dan Promosi. Tujuan : meningkatnya penempatan dan perlindungan TKI untuk kerjasama bilateral, regional dan multilateral di tingkat pertemuan pejabat tinggi, Menteri dan Kepala Negara/Pemerintah serta organisasi internasional, pemetaan dan harmonisasi kualitas tenaga kerja luar negeri serta promosi. Untuk mencapai tujuan tersebut, kegiatan yang dilaksanakan adalah: a) Peningkatan Kerjasasama Luar negeri; b) Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri I; c) Peningkatan Pemetaan dan Harmonisasi Kualitas Tenaga Kerja Luar Negeri II; d) Peningkatan Promosi TKI ke negara penempatan. 2) Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Bidang Penempatan. Tujuan : meningkatnya kerjasama dan verifikasi penyiapan dokumen, sosialisasi dan kelembagaan penempatan, penyiapan pembekalan pemberangkatan serta pelayanan penempatan pemerintah. Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut, kegiatan yang dilaksanakan: 1.18

31 a) Peningkatan Kerjasama dan Verifikasi Pelayanan Dokumen; b) Peningkatan Pelayanan Penempatan Pemerintah; c) Penyiapan dan Pembekalan Pemberangkatan; d) Peningkatan Sosialisasi dan Pembinaan Kelembagaan. 3) Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Bidang Perlindungan. Tujuan : meningkatnya pelayanan pengaduan, mediasi dan advokasi, pemberdayaan serta pengamanan dan pengawasan untuk perlindungan TKI. Untuk mencapai tujuan tersebut dengan kegiatan : a) Peningkatan Pemberdayaan TKI; b) Peningkatan Pengamanan dan Pengawasan TKI; c) Peningkatan Pelayanan Pengaduan; d) Peningkatan Mediasi dan Advokasi. 4) Program Peningkatan Fasilitasi Penempatan dan Perlindungan TKI Bidang Kelembagaan. Tujuan : mewujudkan tertatanya pembinaan dukungan administrasi, perencanaan, administrasi kerjasama, organisasi, tatalaksana, kepegawaian, anggaran, umum, hukum, hubungan masyarakat, penelitaian, pengembangan dan informasi dengan kegiatan : a) Perumusan/penyusunan peraturan perundang-undangan, publikasi dan humas; b) Administrasi Keuangan, Kerumah Tanggaan serta Dukungan Sarpras Kerja; c) Penguatan Kelembagaan Organisasi dan Kepegawaian; d) Penyusunan Rencana, Program dan Anggaran, Adminsitrasi Kerjasama serta Evalap; e) Penelitian dan pengembangan Sistem Informasi; f) Penyelengaraan Pengawasan dan Akuntabilitas Aparatur. Delapan belas sasaran kegitan tersebut diatas dengan indikator sebagai berikut: Tabel 3. Target Sasaran Kegiatan BP2TKI Tahun 2016 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 1 Meningkatnya kerjasama ketenaga kerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran dengan negara tujuan penempatan 2 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ kompetensi CTKI potensi dengan permintaan 3 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ kompetensi CTKI potensi dengan peluang kerja yang tersedia 4 Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI 5 Meningkatnya pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan 6 Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan Jumlah negara tujuan penempatan dengan peluang kerja jabatan formal yang sesuai potensi persediaan 10 Dokumen Kerjasama 10 Negara Persentase Padupadan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan 60% Persentase CTKI pendaftar job info telah berhasil ditempatkan 40% Persentase TKI yang ditempatkan memiliki sertifikasi dan memenuhi standar yang ditetapkan. 100% Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem 70% Prosentase lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI terintegrasi Sistem SISKOTKLN dengan transaksi Non Tunai 30% Persentase proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai 30% dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai. Persentase tingkat kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan dalam standar dan ketentuan yang berlaku. 85% 1.19

32 NO SASARAN INDIKATOR KINERJA TARGET 7 Meningkatnya pelayanan penempatan pemerintah (G to G dan G to P ) 8 Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan 9 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI 10 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola keuangan, termasuk mengembangkan usaha mikro 11 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan 12 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI 13 Tersusunnya Perencanaan yang aplikatif dan meningkatnya kualitas Akuntabilitas Kinerja BNP2TKI; 14 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab dalam pelaksanaan reformasi birokrasi 15 Terselenggaranya Pengelolaan keuangan dan pengelolaan Barang milik Negara yang tertib dan akuntabel; 16 Diterbitkannya kebijakan yang komprehensif dan aplikatif sesuai kebutuhan / dinamika organisasi dan meningkatnya opini publik terhadap lembaga BNP2TKI; 17 Terselenggaranya layanan system informasi P2TKI secara terpadu dan kajian Litbang sebagai masukan kebijakan 18 Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis online. 100% Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI 25% Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools. 30% Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 25% Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan hukum 100% Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha TKI Purna Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya. 30% Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. Persentase sistim monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara procedural di Kantong TKI non procedural. Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran 30% 30% 92% 92% Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB BB Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di 2 UPP/ BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat 4 LTSP Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85% Opini BPK atas laporan keuangan Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat kekosongan hukum Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Persentase terintegrasi Sistem Non Tunai pada lembaga penempatan dalam Tata Kelola TKI Prosentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan 9 WTP 100% Baik (80) 80% Tingkat Kapabilitas APIP Skor 1 Tingkat Kematangan Imple mentasi SPIP Skor

33 BAB III AKUNTABILITAS KINERJA 3.1. Pengelolaan Kinerja BNP2TKI Pengelolaan capaian kinerja BNP2TKI tahun 2016 sudah baik, hal ini ditandai dengan capaian sasaran strategis. BNP2TKI telah meningkatkan efektifitas organisasi, antara lain sudah ada sistem yang berkelanjutan, inovasi baru dan penggunaan teknologi informasi (IT) untuk pengelolaan organisasi dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat dan segenap stakeholder. Pengelolaan kinerja BNP2TKI secara umum dengan menggunakan Sistim Pelaporan Berbasis Web; sedangkan informasi kinerja pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia melalui dan Dengan dikembangnkannya peningkatan kualitas pelayanan melalui online system ini, maka perkembangan informasi data kinerja akan dapat dilihat oleh pimpinan atau seluruh stakeholder secara real time dan update setiap saat. Keberhasilan pelaksanaan tata kelola penyelenggaraan pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang baik, tidak terlepas dari sistem online yang sudah dilaksanakan dan terus dikembangkan dengan mengintegrasikan dengan seluruh instansi pusat dan daerah, perwkilan RI di luar negeri serta seluruh stakeholder yang terkait dengan tata kelola penyelenggaraan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Disisi lain perlu didukung dengan regulasi yang jelas guna menjembatani tugas dan fungsi dari masing-masing pihak, baik pemerintah maupun swasta, dengan kewenangan yang jelas serta komitmen yang kuat dari semua pihak, guna mewujudkan tata kelola penyelenggaran pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia yang lebih baik, mudah, murah, cepat dan aman, demi terwujudnya tenaga kerja Indonesia yang berkualitas, bermartabat dan sejahtera. Terobosan yang telah dilakukan BNP2TKI dalam meningkatkan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan TKI adalah sebagai berikut: a. Peresmian Program Poros Sentra Pelatihan dan Pemberdayaan di Daerah Perbatasan dengan layanan terintegrasi, telah diresmikan oleh Ibu Puan Maharani, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan di Nunukan Kalimantan Utara dan dilanjutkan di Entikong, Kalimantan Barat serta Batam, Tanjung Pinang; b. Mendorong Akses Permodalan untuk Pemberangkatan TKI ke Luar Negeri melalui Skema Baru KUR bagi TKI, dengan plafon kredit sebesar Rp 4 Trilliun dan Bank pelaksana adalah, BRI, Mandiri, BNI, Sinarmas dan Maybank Indonesia; c. Penguatan Fungsi Monitoring dan Pengawasan dalam rangka meningkatkan perlindungan TKI di luar negeri dengan mengembangkan Sistem Deteksi Dini (early warning system) dengan uji coba pada negara tujuan penempatan Hongkong. 1.21

34 Guna mengoptimalkan segenap sumber daya dan meningkatkan kinerja BNP2TKI, telah dilakukan upaya-upaya serta komitmen yang besar dari segenap jajaran BNP2TKI untuk mewujudkan kinerja yang baik dan memuaskan segenap stakeholder, khususnya masyarakat pekerja migran. Dengan beberapa langkahlangkah perbaikan sebagai berikut: a. Pencegahan TKI Non Prosedural, dalam rangka pencegahan TKI ilegal telah dilakukan kerjasama dengan Bareskrim POLRI; integrasi rekomendasi paspor sebagai tindak lanjut Perjanjian Kerjasama dengan Ditjen Imigrasi Kemkumham, yang memungkinkan tersaringnya setiap TKI yang berangkat dan melewati pemeriksaan imigrasi, kerjasama perlindungan dengan otoritas perbatasan dan penjagaan yang ketat akan mengurangi penempatan TKI ilegal; b. Konsep Exit Strategy menuju Zero Informal, Penerapan moratorium diikuti dengan langkah-langkah perbaikan dan antisipasi baik di dalam dan luar negeri, hal ini untuk menghindari meningkatnya TKI berangkat secara non prosedural. Dalam kaitan tersebut perlu disusun konsep exit strategy penyelesaian permasalahan TKI pasca kebijakan pemerintah melakukan moratorium penempatan ke Timur Tengah; c. Peningkatan Kemampuan Pengelolaan Keuangan CTKI/TKI, untuk meningkatkan kemampuan CTKI/TKI dalam pengelolaan keuangan dilakukan pemberian materi tentang literasi keuangan di PAP dan BLKLN; d. TKI Pelaut Perikanan, penghentian penempatan TKI Pelaut Perikanan dilakukan dalam rangka pembenahan untuk perlindungan TKI Pelaut Perikanan di luar negeri; e. Penerapan e-ktkln, sebagai tindak lanjut dari Permenaker 7 tahun 2015 tentang e-ktkln, BNP2TKI telah menyiapkan petunjuk pelaksanaannya dan telah mensosialisasikan dan pembekalan teknis penghapusan KTKLN di jajaran pelayanan dan operator teknis di lapangan yang dilaksanakan saat PAP; f. Pengembangan KUR TKI, sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap TKI, Pemerintah telah memfasilitasi para CTKI/TKI dengan beberapa perbankan guna mendapatkan kredit lunak. Kebijakan ini sudah dijalankan dengan realisasi TKI dengan jumlah kredit sebanyak Rp ,00; g. Pemberdayaan TKI di Perbatasan, guna mengurangi dan mencegah penempatan TKI non prosedural khususnya di daerah perbatasan, maka dikembangkan pemberdayaan TKI di daerah perbatasan dalam bentuk pelatihan dan penyelesaian dokumen penempatan guna bekerja di luar negeri; h. Pembentukan Early Warning System, sebagai bentuk peningkatan pelayanan perlindungan bagi tenaga kerja Indonesia di luar negeri, dikembangkan suatu bentuk deteksi dini terhadap permasalahan TKI; i. Pembayaran Non Tunai, sejalan dengan fasilitasi KUR TKI dengan melibatkan Perbankan, juga dikembangkan Pembayaran Non Tunai menggunakan mekanisme perbankan; j. Membangun sistim akuntabilitas yang dapat memberikan informasi-informasi kinerja di lingkungan BNP2TKI, dengan menggunakan teknologi informasi; k. Merumuskan dan menetapkan Kinerja Utama yang SMART dengan indikator outcome yang jelas dan mudah untuk diukur tingkat keberhasilannya; l). Mengembangkan sistim informasi kinerja yang dapat memberikan data kinerja dari semua unit layanan yang ada di lingkungan BNP2TKI; l. Pembenahan infrastruktur pemerintah dalam mendorong layanan dan perlindungan kepada TKI yang lebih baik; 1.22

35 m. Memperbaiki bisnis proses penempatan dan perlindungan TKI; n. Meningkatkan Kapasitas Kelembagaan pelayanan penempatan dan perlindungan TKI Metodologi Pengukuran Capaian Kinerja Pengukuran kinerja dilaksanakan dengan metode sederhana yang membandingkan antara capaian kinerja dengan target kinerja yang sudah ditetapkan untuk setiap Indikator Utama dan Indikator Sasaran dan digunakan untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pencapaian sasaran kinerja. Dalam pelaksanaannya, metode pengukuran kinerja menggunakan kategorisasi kinerja (penentuan posisi) yang dibuat berdasarkan rentang nilai kinerja sebagai berikut : Kategori Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 No. Kategori Rentang Nilai Kode 1. Sangat Baik > 100 Biru 2. Baik Hijau 3. Cukup Kuning 4. Kurang < 49 Merah Proses penghitungan kinerja menggunakan Informasi Indikator Kinerja (IIK) yang telah ditetapkan sebelumnya, serta menilai capaian kinerja dari kegiatan-kegiatan yang mendukung pencapaian kinerja program. Koordinasi proses penghitungan dilakukan oleh para pengelola kinerja setiap sasaran strategis sesuai dengan tanggung jawabnya Capaian Indikator Kinerja Utama (IKU) Tahun 2016 Capaian kinerja utama BNP2TKI selama tahun 2016 berdasarkan tujuh IKU adalah seperti pada tabel berikut: Tabel 4. Capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan. Target Kinerja Realisasi Capaian Kinerja Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan. 40% 17% 43 Persentase pemanfatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. 70% 60% 85,71 Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani 92% 95% 103,26 % 1.23

36 No Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang berwirausaha. Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP. Sedangkan capaian 18 (delapan Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha - Persentase Unit Layanan Publik (UPP) - Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI Target Kinerja Realisasi Capaian Kinerja % 34% 63% 185,29 50% 4 LTSP 100% 3 LTSP % 100% % 84,70% 99,65 Opini BPK atas laporan keuangan WTP WTP 100 Opini Publik terhadap lembaga Baik Cukup 68,75 BNP2TKI (80) (55) Tingkat Kapabilitas APIP Skor Tingkat Kematangan Implementasi SPIP mendukung capaian IKU BNP2TKI Tahun 2016 sebagai berikut: Skor belas) sasaran kegiatan dengan 31 (tiga puluh satu) indikator dalam Tabel 5. Capaian Sasaran Kegiatan BP2TKI Tahun 2016 NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET 1 Meningkatnya kerjasama ketenaga kerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran dg negara tujuan penempatan 2 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ kompetensi CTKI potensi dengan permintaan 3 Meningkatnya kesesuaian kualifikasi/ kompetensi CTKI potensi dengan peluang kerja yang tersedia 4 Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI 5 Meningkatnya pelayanan TKI sejak prakeberangkatan sampai dengan kepulangan 6 Meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku 7 Meningkatnya pelayanan penempatan pemerintah (G to G dan G to P ) 8 Pengaduan masalah TKI dilayani, diproses, dan diselesaikan 9 Penguatan Advokasi dan Mediasi dalam memenuhi hak-hak TKI sejak Pra, selama dan purna TKI 10 Meningkatnya kemampuan TKI purna penempatan untuk mengelola Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan Jumlah negara tujuan penempatan dengan peluang kerja jabatan formal yang sesuai potensi persediaan 10 Dokumen Kerjasama 10 Negara REALI SASI 4 Dokumen Kerjasama % 40 2 Negara 20 Persentase Padupadan peta Jumlah Kualifikasi/ Kompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan 60% 14,95% 24,92 Persentase CTKI pendaftar job info telah berhasil ditempatkan 40% 17% 43 Persentase TKI yang ditempatkan memiliki dokumen dan % memenuhi standar yang ditetapkan. ( ) ( ) 78 Prosentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja 70% 60% dan Prosedural yang Berbasis Sistem ( ) ( ) 86 Prosentase lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI terintegrasi Sistem SISKOTKLN dengan transaksi Non Tunai 30% 71% 236 Persentase proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non 30% 40% 133 tunai. Persentase tingkat kepatuhan lembaga penempatan dan pendukung penempatan dalam standar dan ketentuan yang berlaku. 85% 88% 103 Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis pendaftaran online 100% 100% 100 Prosentase pengaduan yang diproses di layanan crisis senter berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan 25% 34,48% 180 RI Persentase TKI telah memiliki akses terhadap fasilitas Early Warning System memanfatkan beragam tools 30% 20% 75 Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 25% 6,25% 25 Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapat pendampingan hukum 100% 70% 84 Jumlah pekerja migran/purna yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha TKI Purna TKI

37 NO SASARAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA UTAMA TARGET REALI SASI % keuangan, termasuk mengembangkan Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha 34% 63% 185 usaha mikro Persentase terpasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/Pekerja migran bermasalah dalam proses re 30% 20,5% 68,33 11 Meningkatnya layanan pendampingan usaha dan akses permodalan 12 Penguatan fungsi pembinaan dan pengawasan pelaksanaan penempatan dan perlindungan TKI 13 Tersusunnya Perencanaan yang aplikatif dan meningkatnya kualitas Akuntabilitas Kinerja BNP2TKI; 14 Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab dalam pelaksanaan reformasi birokrasi 15 Terselenggaranya Pengelolaan keuangan dan pengelolaan Barang milik Negara yang tertib dan akuntabel; 16 Diterbitkannya kebijakan yang komprehensif dan aplikatif sesuai kebutuhan / dinamika organisasi dan meningkatnya opini publik terhadap lembaga BNP2TKI; 17 Terselenggaranya layanan system informasi P2TKI secara terpadu dan kajian Litbang sebagai masukan kebijakan 18 Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP integrasi usaha di desa asalnya. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. Persentase sistim monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di Kantong TKI non prosedural. Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran 30% 100% % 37% % 99% % 84,15% 93,5 Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB BB BB* 100 Prosentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di 2 UPP/ 2 UPP/ 200 BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat 4 LTSP 3 LTSP (25) Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 85 84,70% 99,65 Opini BPK atas Laporan Keuangan WTP WTP 100 Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat kekosongan hukum Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI Persentase terintegrasi Sistem Non Tunai pada lembaga penempatan dalam Tata Kelola TKI 100% 100% 100 Baik (80) Cukup (55) 68,75 80% 100% 125 Prosentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan Tingkat Kapabilitas APIP Skor Tingkat Kematangan Imple mentasi SPIP Skor Analisis Capaian Kinerja BNP2TKI Tahun 2016 Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya, Renstra BN2TKI tahun yang di dalamnya memuat tujuh sasaran dengan sebelas indikator keberhasilannya, telah dijadikan panduan dalam penyusunan rencana kinerja dan penetapan kinerja tahunan BNP2TKI. Penjelasan prestasi kinerja BNP2TKI sepanjang tahun 2016 sebagaimana pada uraian berikut: Sasaran 1: Meningkatnya Pemanfaatan Jobsinfo BNP2TKI dalam alur proses penempatan TKI. Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator Prosentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan/bekerja di luar negeri sebagaimana pada tabel berikut : Tabel 6. Capaian Indikator Kinerja pada Sasaran Meningkatnya pemanfaatan jobsinfo BNP2TKI. No Indikator Kinerja Utama 1 Persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan. Target (%) Tahun 2015 Tahun 2016 Realisasi (%) (%) Target (%) Realisasi (%) Naik/Turun (%) 30 24,35 81, (47) (%) 1.25

38 Persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan bekerja di luar negeri dijadikan sebagai indikator keberhasilan pada sasaran ini yang dihitung rata-rata dalam satu tahun. Jumlah TKI yang berhasil ditempatkan di luar negeri yang mendaftar melalui jobsinfo digunakan untuk mempertimbangkan seluruh target penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri. Selain itu, juga digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan Deputi Bidang Kerjasama Luar Negeri dan Promosi dalam menjalin kerjasama dengan segenap stakeholder penempatan dan perlindungan TKI. Target 40% dari Penempatan TKI Formal tahun 2016 dari TKI adalah sebanyak TKI dan jumlah CTKI yang terdaftar di jobsinsfo sampai dengan tahun 2016 sebanyak CTKI, sedangkan penempatan sebanyak TKI. Jobsinfo (jobsinfo.bnp2tki.go.id) merupakan tools online yang digunakan untuk memfasilitasi demander dan supplier agar dapat lebih mudah, lebih murah, dan lebih cepat dalam melakukan posting peluang kerja dan pendaftaran bagi calon pencari kerja luar negeri. Portal job ini ditargetkan dapat memberikan kontribusi setidaknya sebesar 40% dari target penempatan nasional sebesar (70% dari target total penempatan). Kontribusi ini ditetapkan sebagai salah satu Indikator Kinerja Utama BNP2TKI. Adapun pencapaian IKU hingga akhir tahun 2016 mencapai 17% didapat dari jumlah yang terdaftar di jobsinfo ( CTKI) dibandingkan dengan target penempatan tahun 2016 ( TKI), tapi apabila dibandingkan dengan target IKU 2016, 40% ( TKI), maka capaiannya sebesar 43%. Penurunan persentase CTKI pendaftar jobsinfo yang berhasil ditempatkan sebesar 47% bila dibandingkan dengan tahun 2015, hal tersebut disebabkan kurangnya sosialisasi Jobs Info kepada para Pencaker dan User baik di dalam negeri maupun di luar negeri. Analisis Kinerja serta Alternatif Solusi Pada dasarnya jobsinfo sudah semakin dikenal publik, khususnya pencari kerja luar negeri. Dari proporsi pencari kerja terlihat bahwa pada portal job ini pencari kerja pada level SMU lebih mendominasi dibandingkan level pendidikan lainnya. Hal ini, merupakan konsekuensi logis dari hasil sosialisasi dan diseminasi yang dilakukan unit terkait di BNP2TKI yang memusatkan kegiatannya di SMK. Pada level pendidikan inilah jumlah pencari kerja terkonsentrasi. Hal ini juga menunjukkan bahwa pencari kerja di level SMU pada umumnya lebih membutuhkan layanan pengantar kerja karena status yang relatif belum mandiri baik terhadap akses informasi maupun kemampuan finansial. Layanan yang tersedia dalam Jobsinfo relatif mampu mengakomodasi kebutuhan pencari kerja terhadap informasi peluang kerja luar negeri, hal ini tercermin dari capaian sebesar 43% dari target IKU yang sudah ditetapkan. Namun demikian, masih banyak ruang untuk perbaikan guna meningkatkan kontribusi Jobsinfo terhadap penempatan TKI, seperti peningkatan frekuensi sosialisasi dan diseminasi Jobsinfo, baik yang dilakukan secara langsung maupun melalui media cetak/elektronik; peningkatan kinerja program Jobsinfo khususnya menyangkut kemudahan melakukan pendaftaran; penambahan data dukung yang sesuai dengan kebutuhan pencari kerja, menambah informasi peluang kerja dari berbagai skema yang tersedia; peningkatan layanan pengantar kerja; dan integrasi Jobsinfo dengan SISKOTKLN sebagai sistem yang mengatur proses penempatan. 1.26

39 Indikator Sasaran Kegiatan 1 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 adalah Jumlah Dokumen Kerjasama Ketenagakerjaan dan Perlindungan Pekerja Migran antara Negara RI dengan Negara Tujuan Penempatan yang berkontribusi dengan proses penempatan, yang dalam tahun 2016 dengan target 10 dokumen kerjasama terealisir 4 dokumen kerjasama atau capaianya 40%. Dokumen kerjasama yang sudah dihasilkan dalam tahun 2016 sebagai berikut : 1. BNP2TKI dengan Shin Yang Group of Companies Memorandum Of Understanding Between The National Board For Placement And Protection Of Indonesian Overseas Workers And Shin Yang Group of Companies on The Placement And Protection Of Indonesian Overseas Workers In Sarawak, sektor: konstruksi, perkebunan, galangan kapal dan industri perkayuan; 2. BNP2TKI dengan Association Of Employment Agencies (Singapore) Memorandum Of Understanding Between The National Board For Placement And Protection Of Indonesian Overseas Workers And Association Of Employment Agencies (Singapore) On The Placement And Protection Of Indonesian Overseas Workers In Singapore, sektor: pekerja rumah tangga; 3. BNP2TKI dengan Aims Indonesia Macau Administracao Limitada (Aims Indonesia Macau Management Limited) Memorandum Of Understanding Between The National Board For Placement And Protection Of Indonesian Overseas Workers And Aims Indonesia Macau Administracao Limitada (Aims Indonesia Macau Management Limited) On The Facilitation And Protection Of Indonesian Overseas Workers In Macau Special Administrative Region Of The People s Republic Of China, fasilitasi dan perlindungan TKI; 4. BNP2TKI dengan City Group Co- Kuwait Service Agreement Between BNP2TKI dengan City Group Co- Kuwait tentang kerjasama penempatan pengemudi bus di CGC Kuwait, Sektor: Transportasi. Jika dilihat perbandingan dari tahun 2010 dengan 15 negara, 9 draft Kesepakatan/MoU, Tahun 2011 dengan 13 negara, 13 draft kesepakatan/mou, tahun 2012 dengan 16 negara, 5 MoU, tahun 2013 dengan 15 negara, 8 dokumen kerjasama dan Tahun 2014 dengan 15 negara 8 dokumen kerjasama, maka tahun 2015 capaian 6 negara dengan 11 dokumen kerjasama, sedangkan tahun 2016 terealisasi sebanyak 4 dokumen kerjasama. Sebagai gambaran dapat dilihat pada grafik dibawah ini : Target Negara Realisasi Target Dokumen Kerjasama Realisasi Gambar 7. Grafik Perkembangan Jumlah Negara yang bekerjasama Tahun 2012 s/d

40 Indikator Sasaran Kegiatan 2 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 1 adalah Jumlah negara tujuan penempatan dengan peluang kerja jabatan formal yang sesuai potensi persediaan, yang dalam tahun 2015 dengan target 10 negara terealisir sebanyak 2 negara. Target sasaran kegiatan ini tidak tercapai dikarenakan adanya efisiensi dan kebijakan penghematan anggaran yang dilakukan pemerintah dalam tahun 2016, yang berdampak pada pemotongan anggaran pada pelaksanaannya. Adapun potensi peluang kerja dalam tahun 2016 sebanyak peluang kerja bagi TKI Profesional yang didapatkan sebagai hasil dari kegiatan Pengembangan Kerjasama Regional dan Lembaga Internasional; Penjajakan Kerjasama Luar Negeri bidang Ketenagakerjaan; Promosi TKI ke Pengguna Akhir melalui Pameran, EXPO dan Job Fair. Data persediaan tenaga kerja tahun 2016 sebanyak orang. Tabel 7. Data Supply NO SEKTOR KONSTRUKSI PERTAMBANGAN, OIL & GAS INFORMATIKA TEKNOLOGI INDUSTRI/MANUFACTUR PERTANIAN, PERKEBUNAN & PERIKANAN JUMLAH HOSPITALITY KESEHATAN PERHUBUNGAN & KOMUNIKASI KEUANGAN PERDAGANGAN Jasa Lain Butcher 0 0 JUMLAH JUMLAH SELURUH Tabel 8. Data Demand NO SEKTOR KONSTRUKSI PERTAMBANGAN, OIL & GAS INFORMATIKA TEKNOLOGI INDUSTRI/MANUFACTUR PERTANIAN, PERKEBUNAN & PERIKANAN JUMLAH HOSPITALITY KESEHATAN PERHUBUNGAN & KOMUNIKASI KEUANGAN SERVICES LAIN-LAIN JUMLAH JUMLAH SELURUH

41 Indikator Sasaran Kegiatan 3 yang menjadi Sasaran Strategis 1 dengan uraian di bawah ini: 3.1 Persentase Padupadan Peta Jumlah Kualifikasi/Kompetensi CTKI Potensi dengan Permintaan. Pada tahun 2016 target yang ditetapkan sebesar 60% dari target pemetaan hanya tercapai 14,95%. Presentasi kesesuaian/padupadan sesuai dengan peta jumlah kualifikasi/kompetensi CTKI potensi dengan permintaan hanya tercapai sebanyak sedangkan total demand yang masuk sebanyak lowongan kerja luar negeri. Data tersebut berasal dari angka padu padan yang dihimpun berasal dari aktivitas guna meningkatkan padu padan supply dan demand (online/offline) melalui kegiatan job fair (partisipasi), penyuluhan jabatan, fasilitasi pendaftaran pencari kerja mandiri selama satu tahun. Sasaran ini tidak tercapai menandakan masih adanya gap kompetensi yang dimiliki CTKI dengan persyaratan kompetensi yang diminta untuk mengisi peluang kerja yang ada dinegara penempatan. Untuk menjembatani kesenjangan ini pemerintah melaksanakan kebijakan upgradingskill bagi CTKI yang akan bekerja ke luar negeri, dalam tahun 2016 sudah dilaksanakan sebagai role model di Mataram dan Malang. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada tahun 2017 dengan target sebanyak TKI sebagai perwujudan kehadiran negara dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. 3.2 Persentase CTKI pendaftar jobinfo telah berhasil ditempatkan dengan target 40%. Pada tahun 2016 realisasinya sebesar 17% sehingga capaiannya sebesar 43% sebagaimana uraian tabel Sasaran 2: Meningkatnya Penempatan TKLN memenuhi syarat kerja dan prosedur berbasis Sistem P2TKI. Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator Persentase pemanfatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. Capaian pada sasaran ini juga digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan Deputi Bidang Penempatan dalam memfasilitasi penempatan dan perlindungan TKI ke luar negeri. Tabel 9. Persentase Pemanfaatan SISKOTKLN yang Terintegrasi. No Indikator Kinerja Utama 1 Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait dalam proses pra pemberangkatan yang mudah, cepat, transparan. Target (%) (60%) Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra Tahun 2015 Tahun 2016 Realisasi (%) (85%) (%) 84,66 Target (%) (70%) Realisasi (%) (60%) (%) Naik/Turun (%) 59,61 (29,59) Yang dimaksud dengan persentase dari indikator ini adalah persentase TKI formal yang berhasil ditempatkan. Tahun 2015 sebanyak TKI, formal 60% atau TKI dengan realisasi TKI atau (84,66%) dan tahun 2016 target penempatan sebayak TKI, formal 70% atau TKI dengan realisasi sebanyak TKI atau (59,61%). Realisasi penempatan TKI sudah terdata dalam SISKOTKLN BNP2TKI. 1.29

42 Tabel 10. Perbandingan Capaian Sasaran Kegiatan Tahun No Indikator Kinerja Utama 1 Persentase TKI yang ditempatkan memiliki dokumen dan memenuhi standar yang ditetapkan 2 Persentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%) (14,97) (60%) (70%) (17,86) Guna memudahkan memvalidasi data diri TKI di semua Embarkasi, Debarkasi maupun Perwakilan RI, maka dikembangkan e-ktkln pengganti Kartu Tenaga Kerja Luar Negeri (KTKLN). Dengan demikian dalam tahun 2016 integrasi data SISKOTKLN dengan e-ktkln secara keseluruhan sebanyak sebanyak TKI, dengan rincian formal TKI dan informal TKI. Atas dasar ini maka capaian kinerja sasaran ini mencapai 78% dari target tahun 2016 sebesar 100%, dengan alasan semua penempatan sudah terdata dan terintegrasi dalam SISKOTKLN sebanyak TKI dari target penempatan tahun 2016 sebanyak TKI. Persentase pemanfaatan layanan SISKOTKLN yang terintegrasi oleh pihak terkait mengalami penurunan sebesar 29,59% dari perbandingan realisasi tahun 2016 dengan tahun 2015 dikarenakan target pada tahun 2016 mengalami kenaikan 16,67% dari tahun Target penempatan secara keseluruhan sebesar TKI untuk tahun 2016 tidak tercapai dikarenakan terus dilakukannya perbaikan terhadap sistem penempatan dan kualitas TKI yang akan ditempatkan, sehingga hanya TKI yang benar-benar siap untuk bekerja di luar negeri yang akan diberangkatkan, dan yang lebih mempengaruhi adalah disebabkan moratorium terhadap negara-negara penempatan TKI khususnya negaranegara kawasan Timur Tengah. Integrasi Data yang sudah berjalan saat ini dengan K/L, Perwakilan RI dan Disnaker Prop/Kab/Kota serta Lembaga Penempatan, seperti: a) Integrasi data dengan SIAK Ditjen Dukcapil-Kemendagri untuk Pemanfaatan NIK sebagai basis data Penempatan dan Perlindungan TKI; b) Integrasi data dengan SIMKIM Ditjen Imigrasi-Kemenhumham untuk pemanfaatan data Paspor, Keberangkatan dan Kepulangan TKI; c) Integrasi pelayanan dengan 25 Disnaker Propinsi dan 265 Disnaker Kab/Kota dalam proses SPR, Registrasi Calon TKI dan Rekomendasi Paspor TKI; d) Integrasi data dengan 11 Perwakilan RI yaitu KDEI Taiwan, KJRI Hongkong, KBRI Singapura, KBRI Kuala Lumpur, KBRI Kuwait, KBRI Brunei DS, KJRI Penang, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Johor Bahru, KJRI Kuching, KRI Tawau, untuk pemanfaatan data Job Order (JO), endors Perjanjian Kerja (PK) dan perpanjangan PK TKI; 1.30

43 e) Lembaga Penempatan TKI : 450 Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS), 89 Sarana Kesehatan, 451 Balai Latihan Kerja Luar Negeri (BLKN), 6 Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP), 3 Konsorsium Asuransi TKI, Perbankan (7). Gambar 8. Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI. Gambar 9. Integrasi Sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan TKI. 1.31

44 sebagai berikut : Indikator Sasaran Kegiatan 4 yang juga mendukung Sasaran Strategis 2 dengan penjelasan 4.1 Persentase TKI yang memiliki dokumen dan memenuhi standar yang ditetapkan dengan target TKI dengan realisasi penempatan sebanyak TKI atau 78 %; 4.2 Persentase Penempatan TKI Formal yang Memenuhi Syarat Kerja dan Prosedural yang Berbasis Sistem dengan target TKI atau 70% dari jumlah target penempatan, sedangkan realisasi jumlah penempatan tahun 2016 TKI formal sebanyak TKI atau 60% dari jumlah penempatan atau 42% dari target penempatan tahun 2016 sebanyak TKI, dan informal sebanyak 109,275 orang (48%). Perbandingan realisasi tahun 2016 dan 2015 mengalami penurunan sebesar 18%. Penurunan ini disebabkan oleh pemahaman masyarakat terkait dengan dokumen TKI terabaikan sehingga banyak calon TKI yang menempuh jalur unprosedural. Sampai saat ini masih menjadi perhatian serius oleh seluruh stakeholder dalam tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia sehingga perlu upaya-upaya yang harus dilakukan BNP2TKI antara lain melalui sosialisasi, koordinasi, perbaikan sistem penempatan, peningkatan kualitas CTKI melalui peningkatan kompetensi, dan lain-lain. Sebagai data tambahan dibawah ini disampaikan data-data penempatan TKI tahun 2011 s/d 2016 berdasarkan data yang tercatat pada SISKOTKLN sebagai berikut : Tabel 11. Penempatan TKI Formal vs Informal Tabel 12. Penempatan TKI berdsarkan Jenis Kelamin

45 Tabel 13. Penempatan TKI berdasarkan Provinsi Tahun 2011 s/d 2016 Tabel 14. Penempatan TKI berdasarkan 25 Kab/Kota Terbesar Tahun 2011 s/d 2016 Dari tabel diatas dapat dilihat Provinsi yang memberikan kontribusi penempatan TKI terbesar adalah Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat dan Lampung. Berdasarkan Kab.Kota yang terbanyak mengirimkan tenaga kerjanya adalah Lombok Timur, Indramayu, Lombok Tengah, Cirebon dan Cilacap. 1.33

46 Indikator Sasaran Kegiatan 5 yang juga mendukung Sasaran Strategis 2 yaitu : 5.1 Persentase Lembaga Keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI Terintegrasi SISKOTKLN dengan Transaksi Non Tunai sesuai data dari Sistem Komputerisasi Tenaga Kerja Luar Negeri (SISKOTKLN) terdapat 3 lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI terintegrasi SISKOTKLN dengan Transaksi Non Tunai dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Lembaga keuangan tersebut yaitu Bank BRI, Bank BNI dan Bank Mandiri. Sehingga persentase lembaga keuangan yang terlibat dalam pembiayaan TKI telah mencapai 100% dari target persentase Tahun 2016 sebesar 30%. No Tabel 15. Jumlah TKI dalam pembayaran Asuransi dengan Transaksi Non Tunai Perbankan Jumlah Transaksi Jumlah TKI Jumlah Pembayaran (Rp.) BANK MANDIRI 10, , ,134,180, BANK NEGARA INDONESIA BANK RAKYAT INDONESIA 1, , ,858,310, , , ,813,130, Total 15, , ,805,620, Pelaksanaan transaksi non tunai pada tahun 2016 meliputi pembayaran asuransi TKI, pemeriksaan kesehatan CTKI di Sarana Kesehatan, pendidikan dan pelatihan CTKI di BLKLN dan Uji Kompetensi, hal ini dilakukan guna mencegah pungutan-pungutan yang tidak semestinya. Pelaksanaan pembayaran non tunai dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI merupakan program terobosan dalam Renstra tahun , guna mewujudkan transparansi dan akuntabilitas dalam proses pelayanan penempatan TKI. 5.2 Persentase proses pelayanan TKI sejak pra - keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai. Kebijakan pelayanan keuangan berupa transaksi non tunai akan diberlakukan dalam proses penempatan TKI. Pelayanan yang menggunakan transaksi non tunai yaitu pembayaran asuransi, pemeriksaan kesehatan, pelatihan, uji kompetensi, pembuatan paspor. Transaksi non tunai saat ini yang sudah berjalan yaitu pembayaran asuransi dan biaya pemeriksaan kesehatan. Sehingga persentase capaian kinerja sebesar 40%. Hal ini berarti proses pelayanan TKI sejak pra-keberangkatan sampai dengan kepulangan menggunakan transaksi secara non tunai berhasil. Berdasarkan Data SISKOTKLN Lembaga Penempatan; PPTKIS dari total jumlah 496 PPTKIS yang sudah terintegrasi dengan SISKOTKLN, yang melakukan proses transaksi non tunai sebanyak 450 PPTKIS atau 90,73%. Terjadi selisih sebanyak 46 PPTKIS tidak melakukan transaski non tunai hal ini disebabkan karena tidak melakukan proses penempatan. Seluruh lembaga penempatan (PPTKIS) telah menggunakan Sistem Non Tunai yang terkoneksi dengan SISKOTKLN. 1.34

47 Indikator Sasaran Kegiatan 6 yang juga mendukung capaian Sasaran Strategis 2 adalah Persentase tingkat kepatuhan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan yang mematuhi standar pelayanan, dengan uraian capaian kinerja sebagai berikut; Sesuai data Tunda Layan BNP2TKI Tahun 2016, Lembaga penempatan (PPTKIS) yang mendapatkan Cabut Tunda Layan sebanyak 28 PPTKIS dan yang mendapatkan Tunda Layan sebanyak 34 PPTKIS dengan Total 64 PPTKIS dari jumlah lembaga penempatan 496 PPTKIS. Lembaga Pendukung Penempatan (BLKLN, SARKES, dan LSP) yang mendapatkan Cabut Tunda Layan dan Tunda Layan sebagai berikut : BLKLN 25 BLKLN dari jumlah 449 BLKLN; Sarana Kesehatan (SARKES) 22 Sarkes dari jumlah 92 Sarkes. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel rekapitulasi di bawah ini : Tabel 16. Rekapitulasi tunda layan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan No Lembaga Cabut Tunda Layan Tunda Layan Total Jumlah Lembaga Cabut Tunda Layan Tunda Layan Total Jumlah Lembaga 1 PPTKIS BLKLN SARKES LSP TAHUN 2015 TAHUN PPTKIS BLKLN SARKES LSP Gambar 10. Grafik. Rekap Tunda Layan Lembaga Penempatan & Lembaga Pendukung Untuk menjawab Sasaran 2 yaitu meningkatnya kepatuhan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku dengan presentasi lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan yang mematuhi standar pelayanan dengan target 85 %. Berdasarkan data dari hasil Tunda Layan BNP2TKI, Tahun 2016 terdapat 64 lembaga penempatan (PPTKIS) yang mendapatkan tunda layan dari total 496 PPTKIS. Berarti terdapat 432 PPTKIS atau 87,10 % yang tidak mendapatkan tunda layan. Sehingga tingkat kepatuhan lembaga penempatan terhadap standar dan ketentuan yang berlaku Tahun 2016 sebesar 87,10%, Sedangkan lembaga pendukung penempatan mendapatkan tunda layan pada Tahun 2016 yaitu terdapat 25 BLKLN dari total 449 BLKLN, 22 Sarkes dari total 92 Sarkes, dan 0 LSP dari total 8 LSP. Dari jumlah tersebut jumlah lembaga pendukung penempatan (BLKLN, SARKES, LSP) yang mematuhi standar dan ketentuan yang berlaku tahun 2016 sebesar 90,17%. 1.35

48 Tabel 17 KEPATUHAN LEMBAGA PENEMPATAN DAN PENDUKUNG PENEMPATAN TERHADAP STANDAR DAN KETENTUAN YANG BERLAKU No Lembaga Total Tunda Layan Jumlah Lembaga % Tidak Patuh % Kepatuhan Total Tunda Layan Jumlah Lembaga % Tidak Patuh % Kepat uhan 1 Lembaga Penempatan 39,31 60,69 12,90 87,10 PPTKIS ,31 60, ,90 87,10 2 Lembaga Pendukung Penempatan 26,06 73,94 9,83 90,17 BLKLN ,95 71, ,57 94,43 SARKES ,37 93, ,91 76,09 LSP ,86 57, Pembinaan Lembaga Penempatan Tahun 2016 telah dilaksanakan di 3 (tiga) wilayah yaitu Semarang, Malang, dan Jakarta dengan sebanyak 496 PPTKIS seluruh Indonesia. Kegiatan pengendalian PPTKIS merupakan tindaklanjut dari penilaian kinerja/rating PPTKIS. Penilaian kinerja/rating PPTKIS dan BLKLN telah dilaksanakan pada 2012 sd 2016 dengan hasil, sebanyak 387 PPTKIS mendapatkan nilai baik. Pembinaan Lembaga Pendukung Penempatan Tahun 2016 telah dilaksanakan kepada 243 BLKLN dari 449 BLKLN seluruh Indonesia. Pelaksanaan kegiatan tidak bisa maksimal karena lembaga penempatan (PPTKIS) dan lembaga pendukung penempatan (BLKLN) vakum/tidak ada aktivitas terkendala dengan kebijakan Moratorium penempatan TKI kawasan Timur Tengah, perubahan kebijakan secara cepat, tidak tersampaikan informasi kepada stakeholder, revisi anggaran, sumber daya manusia dan waktu pelaksanaan kegiatan yang terbatas sehingga tidak bisa menjangkau seluruh stakeholder terkait. Penempatan TKI dilihat dari status perkawinan, dari penempatan tahun 2016 yang sudah menikah sebanyak orang atau 51%, Cerai sebanyak orang atau 8% dan yang belum menikah sebanyak orang atau 41%. Tabel 18. Penempatan TKI berdasarkan Status Perkawinan 2011 s/d

49 Sedangkan penempatan tahun 2016 kalau dirinci menurut tingkat pendidikan masih dinominasi SLTA ke bawah, dimana yang berpendidikan SD sebanyak orang atau 27%, SMP sebanyak orang atau 41%, SMU sebanyak orang atau 30%, Diploma sebanyak orang atau 1%, Sarjana sebanyak orang dan Pasca Sarjana sebanyak 17 orang. Tabel 19. Penempatan TKI berdasarkan Tingkat Pendidikan Tahun 2011 s/d 2016 Penempatan tenaga kerja Indonesia tahun 2016 terdapat di 145 negara penempatan kawasan Asia Pacifik, Timur Tengah dan Afrika, Eropa dan Amerika, sedangkan tenaga kerja Indonesia bekerja pada 600 jabatan. Adapun dua puluh lima Negara terbesar penempatan tenaga kerja Indonesia dan 25 jabatan terbesar yang diduduki oleh tenaga kerja Indonesia sebagai berikut : Tabel 20. Penempatan TKI berdasarkan 25 Negara Penempatan Terbesar 1.37

50 Penempatan tenaga kerja Indonesia di 145 negara di dunia dengan menduduki 600 jabatan. Jabatan terbesar masih didominasi oleh jabatan Caregiver, yaitu sebanyak orang atau 23%, Domestic Worker sebanyak orang atau 19%, Operator sebanyak orang atau 14%, Plantation Worker sebanyak orang atau 13%, dan Worker sebanyak orang atau 12%. Di bawah ini dapat dilihat 20 jabatan terbesar yang diduduki TKI tahun 2016 sebagai berikut : Tabel 21. Penempatan TKI berdasarkan 25 JabatanTerbesar Tahun 2011 s/d 2016 Penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri berdasarkan Kelompok Lapangan Usaha Indonesia (KLUI), kelompok lapangan usaha yang paling banyak diisi oleh TKI adalah 1) Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan sebanyak orang atau 54%, 2) Industri Pengolahan/Manufacture sebanyak orang atau 23%, 3) Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan sebanyak orang atau 15%, 4) Bangunan/Konstruksi sebanyak orang atau 4%, dan 5) Perdagangan, Restoran dan Hotel sebanyak orang atau 3%. Penjelasan lebih rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini; Tabel 22. Penempatan TKI berdasarkan KLUI Tahun 2011 s/d

51 Inikator Sasaran Kegiatan 7 merupakan indikator terakhir dalam mendukung pencapaaian Sasaran Strategi 2 yaitu, Persentase penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis pendaftaran online, dengan capaian sebagai berikut : Tabel 23. Penempatan G to G dan G to P Tahun No Indikator Kinerja Utama 1 Prosentase Penempatan yang menggunakan skema G to G dan G to P berbasis online. Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%) , ,41 2,71 Kalau dilihat dari target indikator sasaran kegiatan ini yaitu sebesar , realisasi sebanyak TKI atau dengan capaian kinerjanya 59,41% dari jumlah target yang ditetapkan. Realisasi ini baik dari penempatan ke Jepang 279 orang dan ke Korea Selatan sebanyak orang. Penempatan G to G ke Korea pada tahun 2016 dilakukan secara online dengan jumlah pendaftar orang. Dari jumlah tersebut yang mengikuti ujian EPS-TOPIK sebanyak orang dan yang lulus sebanyak orang. Dari sisi pelayanan, sistem online ini telah mencapai pelayanan 100%. Pada tahun 2015 sebanyak orang, hal ini disebabkan karena terjadi pengurangan Kuota yang diberikan oleh Pemerintah Korea Selatan karena BNP2TKI telah melakukan moratorium untuk penempatan TKI Fishing ke Korea (sebesar 1600 orang). Tahun 2016 penempatan TKI ke Korea sebanyak orang dari Kuota orang sehingga realisasi penempatan TKI ke Korea mencapai 128,68% dari jumlah kuota. Penempatan TKI ke Jepang program G to G menunjukkan peningkatan yaitu pada tahun 2014 telah ditempatkan sebanyak 187 orang TKI menjadi pada tahun 2015 sebanyak 282 orang TKI (reguler 278 orang TKI dan reentry 4 orang TKI), mengalami peningkatan sebesar 95 orang TKI (kenaikan 50,80%) dan untuk tahun 2016 sebanyak 279 TKI yang diberangkatkan dari kuota 348. Pada tahun 2016, Program G to G ke Jepang memasuki tahun ke-10 penempatan bagi kandidat Nurse dan kandidat Careworker Program G to G ke Jepang untuk ditempatkan pada tahun Untuk penempatan tahun 2017, Indonesia mendapat jumlah kuota penempatan sebanyak 342 (tiga ratus empat puluh dua) orang dengan rincian sebagai berikut : Tabel 24. Jumlah Pendaftar Program G to G ke Jepang Tahun 2016 Jabatan Permintaan Pendaftar Nurse Careworker Jumlah Pembukaan pendaftaran dilaksanakan pada tanggal 17 Maret 2016 dengan menampilkan pengumuman di website BNP2TKI, Tahapan proses pendaftaran antara lain: 1.39

52 a) Para CTKI dapat mendaftar di BP3TKI/LP3TKI/UPT P3TKI seluruh Indonesia sesuai dengan domisili asal dan melakukan registrasi via online pada awal pendaftaran; b) Selanjutnya para CTKI datang langsung ke BP3TKI/LP3TKI/UPT P3TKI untuk melakukan pendaftaran langsung dengan menyerahkan dokumen-dokumen yang dipersyaratkan sampai batas waktu yang telah ditentukan Sasaran 3 : Meningkatnya Perlindungan sejak Pra, Selama, sampai dengan Pemulangan. Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian indikator utama, Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani, juga digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan Deputi Bidang Perlindungan dalam memfasilitasi pelayanan perlindungan TKI sejak pra penempatan, selama penempatan dan pemulangan. No Indikator Kinerja 1 Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang Tertangani Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra Tabel 25. Persentase CTKI/TKI Bermasalah yang tertangani. Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%) 90% 98% 108,89 92% 95% 103,26 (3,06) Prestasi pada sasaran ini bertumpu pada penilaian indikator ukuran keberhasilan dari pelaksanaan pelayanan perlindungan kepada CTKI/TKI sejak pra, selama dan purna penempatan serta pemberdayaan CTKI/TKI. Perlindungan TKI tidak dapat dipisahkan dari penempatan TKI, ibarat 2 sisi mata uang. Berbicara perlindungan TKI dimulai sejak pra penempatan sampai dengan kembali ke daerah asal, dimana mencakup pula masa persiapan sebelum siap berangkat dan bekerja di negara penempatan. Pada prinsipnya secara umum perlindungan TKI terlaksana dengan baik dalam artian semua pengaduan permasalahan TKI diupayakan penyelesaiannya dengan sebaik-baiknya dan secepat mungkin. Dengan kata lain sebanyak pengaduan yang masuk tahun 2016 semuanya sudah difasilitasi penyelesaiannya, sedangkan target pengaduan tahun 2016 sebanyak pengaduan. Target CTKI/TKI Bermasalah Yang Tertangani sebanyak 92% dalam tahun 2016 telah terealisasi sebesar 95% atau mencapai 103% dari target pengaduan sebanyak pengaduan. Persentase realisasi CTKI /TKI bermasalah yang ditangani mengalami penurunan sebesar 3,06% dari perbandingan realisasi tahun 2016 dengan tahun 2015 dikarenakan target pada tahun 2016 mengalami kenaikan 2% dari tahun 2015 sementara realisasi mengalami penurunan. Uraian capaian indikator ini dapat diterangkan melalui penanganan TKI bermasalah, baik TKI bermasalah yang pulang melalui Debarkasi, juga TKI bermasalah yang mengadu melalui Crisis Center BNP2TKI Tahun 2016 yang terintegrasi dengan K/L terkait dan Perwakilan RI, uraian capaiannya sebagai berikut : 1.40

53 Tabel 26. Capaian pengaduan yang diselesaikan tahun No Indikator Kinerja Utama 1 Persentase pengaduan yang diproses di layanan crisis center berbasis sistem yang terintegrasi dengan K/L terkait/perwakilan RI 2 Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning Sistem Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%) 100% (5.000) 98% (4.894) % (5.000) 95% (4.756) 95 (3,06) 10% 10% % 30% Pada tahun 2016 pengaduan yang diproses melalui Crisis Center sebanyak pengaduan, menurun dibandingkan pada tahun 2015 sebanyak Dari jumlah kasus tersebut dapat dilayani dan diproses keseluruhannya, walaupun masih ada yang menunggu hasil penyelesaiannya oleh pihak eksternal BNP2TKI. Tabel 27. Pengaduan berdasarkan Media pengaduan 2011 s/d 2016 MEDIA PENGADUAN Total Langsung Surat SMS Telepon Lain-lain Total Jumlah Pengaduan Gambar 13. Grafik Trend Kasus dari tahun 2011 s/d 2016 STATUS PENGADUAN Total Pengaduan Baru Proses Validasi Proses Distribusi Penentuan Unit Kerja Internal BNP2TKI External BNP2TKI Pengaduan Selesai Total pengaduan Tabel 28. Pengaduan berdasarkan Status pengaduan 2011 s/d 2016 Jumlah pengaduan dari tahun sebanyak pengaduan, pengaduan yang sudah diselesaikan sebanyak pengaduan. Terdapat pengaduan yang masih dalam proses sebesar 741 pengaduan. 1.41

54 Tabel 29. Pengaduan TKI berdasarkan Provinsi 2011 s/d 2016 NO PROVINSI Total 1 ACEH SUMATERA UTARA SUMATERA BARAT KEPULAUAN RIAU RIAU JAMBI SUMATERA SELATAN BENGKULU LAMPUNG BANGKA BELITUNG BANTEN DKI JAKARTA JAWA BARAT JAWA TENGAH DI YOGYAKARTA JAWA TIMUR BALI NUSA TENGGARA BARAT NUSA TENGGARA TIMUR KALIMANTAN BARAT KALIMANTAN TENGAH KALIMANTAN SELATAN KALIMANTAN TIMUR SULAWESI SELATAN SULAWESI TENGGARA SULAWESI TENGAH SULAWESI UTARA SULAWESI BARAT GORONTALO MALUKU MALUKU UTARA PAPUA PAPUA BARAT Lainnya Total Tabel 30. Pengaduan TKI berdasarkan Negara Penempatan 2011 s/d 2016 NO NEGARA Total 1 SAUDI ARABIA MALAYSIA TAIWAN UNITED ARAB EMIRATES SYRIA JORDAN SINGAPORE OMAN QATAR HONG KONG KUWAIT BAHRAIN BRUNEI DARUSSALAM KOREA SELATAN EGYPT ALGERIA TURKEY CHINA CANADA JAPAN LAINNYA TOTAL

55 Tabel.31. Pengaduan TKI berdasarkan Jenis Masalah 2011 s/d 2016 NO JENIS MASALAH Total 1 Sakit Gaji tidak dibayar TKI Ingin Dipulangkan Putus Hubungan Komunikasi Pekerjaan tidak sesuai PK Pemutusan hubungan kerja sebelum masa perjanjian kerja berakhir TKI gagal berangkat Tindak kekerasan dari majikan Overstay TKI mengalami kecelakaan TKI tidak berdokumen TKI dalam tahanan/proses tahanan Tidak dipulangkan meski kontrak kerja selesai Potongan gaji melebihi ketentuan Penahanan paspor atau dokumen lainnya oleh PPTKIS Ilegal Rekrut calon TKI Lari dari majikan (Saudi) TKI tidak punya ongkos pulang TKI tidak harmonis dengan pengguna Pelecehan seksual Lainnya TOTAL Pelayanan pengaduan dilaksanakan dengan melakukan : 1) Validasi dokumen pengaduan, untuk dapat ditindak lanjuti diperlukan dukungan dokumen antara lain: fotokopi paspor, perjanjian kerja, perjanjian penempatan, KTKLN, Kartu keluarga, ID Majikan dan surat kuasa (bagi yang diwakilkan). Dari total pengaduan masuk selama periode tahun 2016 sebanyak pengaduan, setelah dilakukan validasi dokumen pengaduan terdapat jumlah pengaduan valid yang diterima oleh Pusat Pelayanan Pengaduan TKI (Crisis Center) sebanyak kasus; 2) Analisis pengaduan, meliputi pengelompokkan jenis pengaduan (kasus ketenagakerjaan atau no n- ketenagakerjaan), mengelompokkan sifat pengaduan (urgent atau non -urgent). Pengaduan Ketenagakerjaan sebanyak pengaduan dan jenis pengaduan Non-ketenagakerjaan sebanyak pengaduan; 3) Verifikasi dokumen pengaduan, dari jumlah pengaduan yang masuk selama tahun 2016 sebesar pengaduan, setelah diverifikasi, pengaduan yang dapat diproses/ditangani sejumlah Pengaduan (52,35%) di Crisis Center BNP2TKI, ( 47,65 %) Pengaduan di Crisis Center BP3TKI; 4) Monitoring dan evaluasi kasus, selama tahun 2016 dapat direkomendasikan ke unit eksternal sejumlah 227 kasus dan di unit internal sejumlah kasus. Rekomendasi ke unit eksternal ini dilakukan karena penanganan kasus tersebut berada di luar kewenangan BNP2TKI, dan perkembangannya tetap dimonitor oleh BNP2TKI. 1.43

56 Indikator Sasaran kegiatan 8 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 adalah Persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System. Early Warning System (EWS) merupakan salah satu langkah deteksi dini dan langkah cepat tanggap (immediate response) dalam rangka menghadirkan pelayanan langsung perlindungan TKI di Luar Negeri dengan penyediakan beberapa fitur. 1. Fitur Layanan Pengaduan berupa pengaduan kasus, Klaim asuransi; 2. Fitur Layanan Darurat berupa emergency call, emergency SMS, Panic Button; 3. Fitur Keberadaan TKI berupa Pencarian lokasi berdasarkan poisisi HP; 4. Fitur Layanan Informasi berupa Pencarian alamat perwakilan, prosedur pengaduan, profil Negara penempatan, dll Dalam rangka pelaksanaan kegiatan EWS telah dilakukan beberapa kali rapat dengan penyedia provider (telkom). 1. Rapat pertama dalam rangka pembangunan sistem EWS; 2. Rapat kedua dalam rangka penentuan fitur layanan EWS; 3. Rapat ketiga dalam rangka penentuan Provider EWS; 4. Rapat keempat dalam rangka pembebanan biaya (belum ada kesepakatan); 5. Rapat kelima Uji coba penggunaan fitur EWS (demo sistem); 6. Rapat keenam dalam rangka tempat operasional EWS; 7. Rapat ketujuh dalam rangka pembuatan draft SOP EWS; 8. Rapat kedelapan dalam rangka persiapan lounching. Terkait rapat tersebut diatas, kami menyimpulkan bahwa terhadapat indikator persentase TKI yang melakukan pengaduan melalui fasilitas Early Warning System target 10% telah tercapai. Indikator Sasaran kegiatan 9 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 3 dengan indikator persentase menurunya permasalahan CTKI/TKI dan persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum. Tabel. 32. Perbandingan capaian Sasaran kegiatan 9 Tahun No Indikator Kinerja 1 Persentase menurunnya permasalahan CTKI/ TKI 2 Persentase CTKI/TKI bermasalah yang mendapatkan pendampingan hukum Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%) 30% 30% 25% 34,48% 100 (62.796) (19.029) (43.957) (15.157) % 70% 100% 70% 70 (4.775) (3.348) (4.756) (4.000) Berdasarkan data kedatangan tahun 2015 sejumlah orang dan data kepulangan TKI bermasalah sejumlah orang, dan tahun 2016 data kepulangan TKI sebanyak orang dengan TKI bermasalah sebanyak orang. 1.44

57 Tabel. 33. Kedatangan TKI berdasarkan 8 Debarkasi 2011 s/d 2016 (SIPENDAKI) Tabel. 34 Kedatangan TKI Bermasalah berdasarkan Debarkasi 2011 s/d 2016 (SIPENDAKI) Sedangkan berdasarkan data dari Imigrasi mengenai data kepulangan TKI pada tahun 2015 sebanyak orang dan tahun 2016 sebanyak orang. Perbedaan data imigrasi ini dengan data SIPENDAKI BNP2TKI karena tidak semua TKI terdata di SIPENDAKI yang disebabkan tidak ada kewajiban untuk melaporkan kepulangannya. Pada umumnya yang terdata pada sistem SIPENDAKI BNP2TKI adalah TKI bermasalah dan yang ingin difasilitasi kepulangannya ke daerah masing-masing, sedangkan pendataan Imigrasi merupakan pintu masuk yang harus dilalui oleh semua atau setiap individu yang baru pulang dari luar negeri. Berdasarkan data yang ditarik dari sistim imigrasi didapatkan data kepulangan berdasarkan negara dan tempat pemeriksaan imigrasi sebagai mana tabel dibawah ini: Tabel. 35 Kedatangan TKI berdasarkan Negara Tahun (Data Imigrasi) 1.45

58 Tabel. 36 Kedatangan TKI berdasarkan Provinsi Tahun (Data Imigrasi) Tabel. 37 Kedatangan TKI berdasarkan TPI Tahun (Data Imigrasi) Dilihat dari perbedaan data kepulangan TKI antara SIPENDAKI BNP2TKI dan data Imigrasi dapat ditarik kesimpulan bahwa lebih dari 70% TKI yang pulang secara mandiri, serta berhasil dalam menjalani masa kerjanya di luar negeri dan membawa dampak kesejahteraan untuk keluarganya Sasaran 4: Meningkatnya CTKI/TKI Purna yang Berwirausaha. Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian satu indikator utama, yaitu Persentase TKI Purna yang Menjadi Wirausaha. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Deputi Bidang Perlindungan dalam melaksanakan dan memberikan pelayanan perlindungan terhadap CTKI/TKI tahun

59 Tabel 38. Capaian persentase TKI Purna yang menjadi Wirausaha Tahun 2016 No Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%) 1 Persentase TKI Purna Yang Menjadi Wirausaha 32% 40% % 63% 185,29 57,50 Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra Persentase TKI Purna yang menjadi Wirausaha dengan Target 34%, dapat direalisasikan sebesar 63% atau capaian kinerjanya sebesar 185,29%. Capaian kinerja Pemberdayaan TKI Purna dilakukan melalui kegiatan Edukasi Keuangan/Perbankan dan Edukasi Kewirausahaan yang dilaksanakan oleh UPT di Daerah. Pemberdayaan TKI Purna juga melibatkan Lembaga dan Instansi terkait lainnya atau Lembaga Internasional/LSM/Lembaga Swasta lainnya. Tahun 2016 dilaksanakan Pemberdayaan TKI Purna Terintegrasi melalui edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha sebanyak TKI, dengan adanya efisiensi anggaran target berkurang menjadi TKI. Target TKI yang menjadi wirausaha yaitu sebesar 34% atau 501 TKI. Capaian kinerja tahun 2016 TKI Purna yang menjadi wirausaha sebanyak 930 TKI atau 63%. Pada tahun 2015, dari orang yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha, ditargetkan sebanyak 32% TKI Purna yang menjadi wirausaha yaitu orang. Berdasarkan data yang ada jumlah TKI Purna yang menjadi wirausaha pada tahun 2015 sebanyak orang (40,3%). Dari perbandingan tersebut dapat disimpulkan bahwa target pelaksanaan pemberdayaan TKI Purna agar dapat berwirausaha dan mandiri mengalami kenaikan sebesar 57% dari tahun Hal ini disebabkan para TKI purna telah membuat usaha mandiri dan membuka industri rumah tangga di daerahnya sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat khususnya keluarga TKI. Tabel 39. Pemberdayaan TKI Purna Tahun 2011 s/d 2016 No RPJMN 1. Pemberdayaan TKI Purna Target RKP CAPAIAN Tahun Jml (org) Edukasi Edukasi Total Keuangan Kewirausahaan Sedangkan mulai tahun 2015 dan 2016 dilaksanakan Pemberdayaan Terintegrasi dengan target dan realisasi sebagai berikut: No RPJMN 1. Pemberdayaan TKI Purna Terintegrasi Target RKP Realisasi Tahun Jml (org)

60 Gambar 14. Grafik Pemberdayaan TKI Purna Tahun 2011 s/d Target Realisasi Tabel 40. Rekapitulasi Data TKI yang berwirausaha tahun 2016 NO BP3TKI TARGET AWAL TARGET SETELAH PENGHEMATAN REALISASI OUTCOMES (JLH TKI BERWIRAUSAHA) % 1 BP3TKI BANDA ACEH % 2 BP3TKI MEDAN % 3 BP3TKI PEKANBARU BP3TKI PALEMBANG % 5 BP3TKI TANJUNG PINANG BP3TKI CIRACAS % 7 BP3TKI PONTIANAK % 8 BP3TKI BANDUNG % 9 BP3TKI SEMARANG % 10 BP3TKI YOGYAKARTA % 11 LP3TKI SURABAYA % 12 BP3TKI SERANG % 13 BP3TKI BANJARBARU % 14 BP3TKI NUNUKAN BP3TKI MAKASSAR % 16 BP3TKI MATARAM % 17 BP3TKI KUPANG % 18 BP3TKI DENPASAR % 19 BP3TKI MANADO % 20 BP3TKI PADANG % 21 BP3TKI LAMPUNG % 22 LP3TKI KENDARI % 23 LP3TKI PALU % TOTAL % 1.48

61 Indikator sasaran kegiatan 10 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 4 sebagai berikut: 10.1 Jumlah WNIO/TKIB/TKI Purna dan Keluarganya yang mendapat edukasi pengelolaan keuangan dan wirausaha dengan uraian sebagai berikut; Tahun 2016 alokasi kegiatan pemberdayaan TKI purna sejumlah orang, dengan adanya efisiensi anggaran maka target berkurang menjadi orang. Pelaksanaan kegiatan pemberdayaan melalui APBNP yang dilaksanakan dari target orang terealisasi sejumlah orang atau 100% Persentase TKI purna yang berusaha/berwirausaha sebanyak 930 orang atau 63% Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re-integrasi usaha di desa asalnya. Jumlah kedatangan TKI sebanyak orang dan yang terfasilitasi sebanyak orang. Persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya mempunyai target sebesar 30% dari jumlah TKI yang terfasilitasi sebanyak orang atau orang. Jumlah TKI yang menjadi TKI Berusaha sebanyak 930 orang sehingga realisasi dari persentase terfasilitasi pemulangan dan pemberdayaan WNIO/TKIB/ Pekerja migran bermasalah dalam proses re integrasi usaha di desa asalnya adalah 20,5% dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah TKI purna berusaha x 100% 30% jumlah TKI terfasilitasi pemulangannya Tabel 41. Pelayanan Kedatangan TKI Tahun 2011 s/d 2016 Tabel 42. Pelayanan TKI Bermasalah 2011 S/D

62 Selain itu juga dilaksanakan pelayanan TKI meninggal yang dipulangkan ke tanah air. Dalam tahun 2016 terdapat sebanyak 244 TKI meninggal yang sudah dipulangkan ke daerah asal, seperti tabel di bawah ini: Tabel 43 Data TKI yang meninggal Kawasan Timur Tengah Tahun 2012 s/d 2016 < Tabel 44. Data TKI yang meninggal Kawasan Asia Pasifik Tahun 2012 s/d 2016 Selain itu data Remitansi yang dapat dihimpun dari BI dalam tahun 2013 sebesar Rp ,00 atau US $ 7.40, tahun 2014 sebesar US $ 8.43 atau lebih kurang Rp 92,756 Triliyun, tahun 2015 sebesar US$ 9,429,858,927 atau lebih kurang Rp 119,.564 Triliyun dan tahun 2016 sebesar US $ Rincian lebih lanjut dapat dilihat seperti tabel dibawah ini: Tabel 45. Penerimaan Remitansi Tahun 2012 s.d 2016 NO TAHUN REMITANSI (dalam US$ milyar ) , , , , , ,

63 Tabel 46. Penerimaan Remitansi berdasarkan Kawasan Tahun 2011 s.d 2016 NO I II III. 1. IV NEGARA ASIA MALAYSIA SINGAPORE BRUNEI D. HONGKONG TAIWAN KOREA SELATAN JEPANG MACAO AUSTRALIA SELANDIA BARU LAIN-LAIN TOTAL TIMTENG & AFRIKA ARAB SAUDI UEA KUWAIT BAHRAIN QATAR OMAN YORDANIA/SIRIA MESIR/YAMAN CYPRUS SUDAN AFRIKA LAIN-LAIN TOTAL AMERIKA USA TOTAL EROPA & AUSTRALIA BELANDA ITALY GERMAN INGGRIS PERANCIS SPANYOL LAIN-LAIN TOTAL TOTAL ALL Sumber : Bank Indonesia Dalam Rupiah , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , ,18 Dalam USD TAHUN , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , , Rp ,30 Rp ,70 Rp ,10 Rp ,30 Rp ,60 Indikator sasaran kegiatan Rp yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 4 Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal. Dalam rangka menunjang suksesnya pelaksanaan kegiatan pemberdayaan TKI Tahun 2016 dijalin kerjasama antara mitra lokal, lembaga keuangan dan paguyuban yang telah terbentuk. Persentase kerjasama dengan lembaga keuangan dan donor dalam rangka menunjang pelaksanaan pembekalan dan penyediaan bantuan modal ditargetkan sebesar 30% terealisasi sebesar 100% yaitu sebanyak 59 MoU/Perjanjian kerjasama telah terbentuk dari target 59 MoU/Perjanjian Kerjasama. Indikator sasaran kegiatan 12 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 4 adalah Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen dengan target 30% dan Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural, dengan target 92%. 1.51

64 Persentase sistem monitoring perlindungan berbasis informasi unit intelijen. Sebagai bentuk perlindungan terhadap CTKI yang akan berangkat ke Luar negeri yang disinyalir banyak CTKI Non Prosedural, maka dilakukan langkah-langkah pembinaan, pengawasan dan penindakan kepada para lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan. Salah satu bentuk pengawasan terhadap lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan dibentuk jejaring Informasi dari masyarakat (informan) yang memberikan informasi terhadap kegiatan lembaga penempatan dan lembaga pendukung penempatan. Bila terdapat kegiatan yang dianggap diduga non prosedural dan informasi itu valid (A-1), maka diambil tindakan dengan datang lansung ke tempat kejadian perkara (TKP). Dari pelaksanaan kegiatan pada Tahun 2016 telah dilakukan sebanyak 62 kegiatan pengamanan dan pengawasan di beberapa daerah. Dari jumlah tersebut sebanyak 23 kegiatan merupakan hasil dari Jejaring Informasi Masyarakat (Informan), sehingga realisasi sebanyak 37% sehingga capaian kinerja mencapai 123,33% (37 : 30 x 100%). Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural. Dalam rangka pencegahan TKI Nonprosedural dan TPPO dilakukan kegiatan antara lain: 1. Swepping sebanyak 627 CTKI dari 17 PPTKIS dan 3 Perorangan yang telah diproses dan diusulkan penjatuhan sanksi. Dari 627 CTKI, dipulangkan sebanyak 230 CTKI dan 352 CTKI dipulangkan ke daerah asal oleh PPTKIS dan 45 CTKI masih di PPTKIS; 2. Melimpahkan perkara TPPO (UU No. 21 Tahun 2007) dan Pelanggaran UU No. 39 Ta hun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri ke Kepolisian Negara Republik Indonesia sebanyak 7 (tujuh) Laporan Polisi diberbagai daerah antara lain : Polda Jawa Barat, Polda Metro Jaya, Polda NTB, Polda NTT; 3. Melakukan pengawasan terhadap 58 PPTKIS dan 11 SARKES/BLK-LN dengan hasil sebanyak 17 PPTKIS, 2 SARKES, 4 BLK-LN di usulkan Tunda Layan. Dari kegiatan tersebut di atas terhadap indikator kinerja Persentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural dengan target 92% terealisir sebesar 99,74% hal tersebut dengan perhitungan sebagai berikut : Jumlah hasil sweeping sebesar 627 CTKI dibanding dengan jumlah penempatan secara prosedural sejumlah TKI dikalikan 100% maka didapat hasil 0,26%, maka persentase TKI yang ditempatkan secara prosedural sebesar 100%-0,26% = 99,74%, sehingga capaian kinerja pada indikator kinerja presentase meningkatnya TKI yang berangkat secara prosedural di kantong TKI non prosedural adalah 108%. 1.52

65 Sasaran 5 : Pelayanan Terpadu, Profesional dan Bertanggungjawab, serta pengelolaan Keuangan yang efisien, efektif, transparan dan akuntabel. Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian 4 indikator prosentase penyelenggaraan pelayanan terpadu dan professional. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Sekretariat Utama dalam melaksanakan dan memberikan pelayanan dan dukungan administrasi dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI tahun Tabel 47. Persentase penyelenggaraan pelayanan terpadu dan professional Tahun 2016 No Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%) 1 Prosentase Unit Layanan Publik (UPP) 30% 48% % 100% Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat. 2 Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai. 3 Nilai Capaian Reformasi Birokrasi BNP2TKI 4 Opini BPK atas laporan keuangan Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra LTSP 7 LTSP LTSP 3 LTSP 75 (25) 70% 71% 101,43 80% 100% , ,70 99,61 (0,39) WTP WTP 100 WTP WTP Prestasi capaian sasaran ini dinilai dari indikator kinerja kegiatan yaitu : 5.1 Persentase Unit Layanan Publik (UPP) dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat. Dalam rangka pemberian pelayanan Prima kepada TKI yang Mudah, Murah, Cepat dan Aman, BNP2TKI mencanangkan pengembangan UPP dan LTSP pada 48 BP3TKI/LP3TKI/P4TKI dengan standar pelayanan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Untuk tahun 2015 target sasaran ini sebesar 50% atau sebanyak 24 unit dari 48 BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang ada. Pembentukan UPP tahun 2015 sebanyak 18 UPP yaitu BP3TKI (Aceh, Medan, Riau, Padang, Palembang, Lampung, Serang, Bali, Kupang, Banjarbaru, Pontianak, Nunukan, Manado, Gorontalo, Makasar, Tj. Pinang) dan 2 LP3TKI Kendari dan Palu, sedangkan LTSP sebanyak 8 LTSP yaitu BP3TKI (Bandung, Semarang, Surabaya, Mataram, Lampung, Bali, Nunukan, Yokyakarta). 1.53

66 Peraturan Kepala BNP2TKI Nomor 09 tahun 2016 tentang Pedoman Penyelenggaraan Unit Pelayanan Publik Di Lingkungan Badan Nasional Dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia yang menyebutkan bahwa Unit Pelayanan Publik adalah Unit Kerja non struktural yang berada di BNP2TKI dan Unit Pelaksana Teknis (UPT) di lingkungan BNP2TKI (BP3TKI dan LP3TKI) yang mempunyai tugas memberikan pelayanan kepada masyarakat atau badan hukum lainnya atas permintaan informasi, konsultasi, pengaduan dan pelaksanaan pelayanan publik yang merupakan lingkup tugas dan kewenangan BNP2TKI dan UPT di lingkungan BNP2TKI dan saat ini BNP2TKI memiliki 48 Satker UPP yang terdiri dari 21 Satker BP3TKI, 3 Satker LP3TKI, 23 Satker P4TKI dan 1 Unit Kerja Non Struktural di Kantor Pusat. Dengan demikian capaian kinerja indikator ini yaitu sebanyak 48 unit UPP/LTSP atau 100%, apabila dibandingkan dengan target kinerja tahun 2016 yang sebesar 50% maka capaian kinerja Persentase Unit Layanan Publik (UPP) 100% dan Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat mencapai 75%. Namun demikian walaupun sudah terbentuk masih banyak pembenahan yang harus dilakukan, khususnya dari sisi sinergitas pelayanan baik secara internal maupun eksternal. 5.2 Persentase lembaga yang terintegrasi sistem pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai. Semua instansi yang terlibat dalam pemberian pelayanan fasilitasi penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri sudah terintegrasi dengan SISKOTKLN demikian juga dengan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan lainnya, sehingga target tahun 2016 sebesar 80% terlampaui dengan tingkat capaian keberhasilannya 100%. Sampai dengan posisi akhir tahun anggaran 2016 lembaga yang terintegrasi dengan sistem pelayanan P2TKI berjumlah 6 Kemeterian/Lembaga dan 11 Perwakilan RI di luar negeri ( Ditjen Dukcapil Kemendagri; Ditjen Imigrasi Kemkumham; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Tenaga Kerja; Kementerian Keuangan, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi; KBRI Singapura; KDEI Taiwan, KJRI Hongkong, KBRI Banda Seri Begawan Brunei Darusallam, KBRI Kuala Lumpur, KBRI Kuwait, KJRI Penang, KJRI Johor Bahru, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Kucing, dan KRI Tawau). Sedangkan Sistem pembayaran Non Tunai merupakan amanah yang dituangkan dalam MoU antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Tenaga Kerja RI dan BNP2TKI pada tahun Dalam MoU tersebut disepakati bahwa proses pembayaran terkait pelayanan Calon TKI/TKI akan menggunakan sistem pembayaran Non Tunai melibatkan Perbankan Nasional (BRI, Mandiri dan BNI) dan stakeholder terkait (sarkes, Asuransi, PPTKIS, Calon TKI), meliputi : Pembayaran Asuransi Pra, masa dan purna penempatan, Pembayaran ujian G to G EPS Topik Korea Selatan untuk Paper Base Test dan Computer Base Test, dan Pembayaran Biaya medical untuk Negara Brunei Darusallam. 1.54

67 5.3 Nilai Capaian Reformasi BNP2TKI, telah dilakukan penilaian mandiri di tingkat assessor (eselon I) dengan model penilaian sesuai Permenpan nomor 14 tahun 2014 dengan melakukan penilaian PMPRB terhadap delapan area perubahan dengan hasil sebagai berikut: Tabel 48. HASIL PENILAIAN PMPRB DI BNP2TKI TAHUN 2016 NO PENILAIAN PROSES NILAI NILAI NILAI TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN Manajemen Perubahan 4,17 4, Penataan Peraturan Perundang-undangan 3,34 5,00 4,38 3 Penataan dan Pengauatan Organisasi 3,84 4, Penata Tatalaksana 4,59 4, Penataan Sistem Manajemen SDM 11,66 12,87 14,39 6 Penguatan Akuntabilitas 6,00 12,81 5,47 7 Penguatan Pengawasan 8,57 5,50 11,10 8 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 3,92 7,20 5,12 Total Proses 46,09 57,81 55,46 No Penilain Hasil Nilai Nilai Nilai 1 Kapasitas dan Akuntabilitas organisasi 12,08 5,78 13,81 2 Pemerintah bersih dan bebas KKN 5,50 9,11 7,63 3 Kualitas Pelayanan Publik 7,20 5,90 7,80 Total Hasil 24,78 20,79 29,24 Indeks RB (Total) 70,81 78,60 84,70 Tabel di atas menunjukan peningkatan nilai PMPRB BNP2TKI tahun 2016 sebesar 84,70 lebih besar apabila dibandingkan dengan tahun 2014 yaitu sebesar 70,81 dan tahun 2015 sebesar 78,60. Ini mengambarkan pelaksanaan reformasi di BNP2TKI mengalami kemajuan dan terus meningkat sesuai target reformasi nasional. Capaian kinerja reformasi birokrasi BNP2TKI tahun 2016 dengan target nilai 85, dengan realisasi nilai 84,70, maka persentase capaian kinerjanya mencapai 99,65%. 5.4 Opini BPK atas laporan keuangan. Indikator ini menjadi tolok ukur keberhasilan pengelolaan keuangan yang baik dilingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. Dalam bidang pertanggungjawaban keuangan telah mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI selama 5 tahun berturut-turut (tahun 2008, 2009, 2010, 2011 dan 2012). Untuk Tahun 2013 BNP2TKI mendapat opini WDP dan pada tahun 2014 dan 2015 BNP2TKI kembali mendapat predikat WTP oleh BPK. Sebagai upaya untuk mempertahankan opini tersebut, Biro Keuangan dan umum melaksanakan langkah-langkah sebagai berikut : a. Menyusun dan menetapkan kebijakan pengelolaan keuangan dan penatausahaan persediaan; b. Pembinaan pengelolaan keuangan dan penatausahaan BMN di tingkat Satker; c. Penyusunan laporan keuangan secara berjenjang di lingkup BNP2TKI; d. Pengendalian pelaksanaan anggaran secara berkala; e. Monitoring dan evaluasi pengelolaan keuangan, penatausahaan BMN dan penyelesaian kerugian Negara; 1.55

68 f. Pembangunan aplikasi Sistem Informasi pengendalian Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara untuk diimplementasikan pada tahun 2017 dan seterusnya. Laporan Keuangan BNP2TKI tahun anggaran 2016 sedang dilakukan pemeriksaan dan penilaian oleh Tim Pemeriksa BPK RI sehingga BNP2TKI belum mendapatkan opini dari BPK RI untuk Laporan Keuangan TA yaitu : Indikator sasaran kegiatan 13, 14 dan 15 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 5 1) Prosentase perencanaan anggaran terhadap realisasi pelaksanaan anggaran, Realisasi penyerapan anggaran BNP2TKI tahun 2016 dibandingkan dengan realisasi anggaran tahun 2015 terjadi kenaikan penyerapan anggaran sebesar 4%. Tahun Pagu Anggaran (Rp) Realisasi (Rp) Persentase Sisa , , , Anggaran yang tidak terserap sebesar Rp ,00 yang terdiri : Belanja Pegawai sebesar Rp ,00, Belanja Barang sebesar Rp ,00, Belanja Modal sebesar Rp ,00. Capaian penyerapan anggaran tahun anggaran 2016 hanya sebesar Rp ,00 atau sebesar 81,77% dari target sebesar Rp ,00 yang dikarenakan adanya kebijakan pemerintah terhadap penghematan anggaran (self blocking) sebesar Rp 52,537 Miliar atau 14,06%. 2) Penilaian AKIP oleh Kementerian PAN dan RB. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2006 Tentang Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 Tentang Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, telah dilakukan evaluasi terhadap Laporan Kinerja BNP2TKI Tahun 2015 oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi sesuai Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nopmor 12 Tahun 2015 tentang Pedoman Evaluasi atas Implementasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dengan hasil evaluasi yang menunjukan bahwa BNP2TKI memperoleh Nilai 60,96 atau predikat B. Penilaian tersebut menunjukan tingkat efektivitas dan efisiensi penggunaan anggaran dibandingkan dengan capaian kinerjanya, kualitas pembangunan budaya kinerja birokrasi dan penyelenggaraan pemerintahan yang berorientasi pada hasil di BNP2TKI sudah menunjukkan hasil yang baik namun masih perlu perbaikan. Rincian penilaian tersebut adalah sebagai berikut : 1.56

69 Tabel 49. HASIL PENILAIAN LAKIP BNP2TKI TAHUN 2013, 2014 DAN 2015 NO KOMPONEN YANG DILNILAI BOBOT NILAI 2013 BOBOT NILAI 2014 BOBOT NILAI 2015 a Perencanaan Kinerja 35 19, , ,03 b Pengukuran Kinerja 20 11, , ,88 c Pelaporan Kinerja 15 10, , ,77 d Evaluasi Kinerja 10 5, , ,49 e Capaian KInerja 20 12, , ,79 Nilai Hasil evalausi , , ,96 Tingkat akuntabilitas KInerja CC B B Laporan Kinerja BNP2TKI tahun anggaran 2016 akan segera diajukan untuk dilakukan penilaian oleh Tim Evaluator Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan & RB) sehingga BNP2TKI belum mendapatkan penilaian dari Kemenpan & RB untuk Laporan Kinerja TA ) Persentase Layanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) di BP3TKI/LP3TKI/P4TKI yang mudah, murah dan cepat. Dalam rangka pemberian pelayanan Prima kepada TKI pada BP3TKI/LP3TKI/P4TKI diperlukan adanya Standar pelayanan sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur. Untuk memenuhi standar pelayanan yang ada pada BP3TKI/LP3TKI/P4TKI, maka dibentuk Unit Pelayanan Publik (UPP) dengan target pada tahun 2016 sebesar 50% dari 48 BP3TKI/LP3TKI/P4TKI, terealisir sebanyak 48 Satker UPP yang terdiri dari 21 Satker BP3TKI, 3 Satker LP3TKI, 23 Satker P4TKI dan 1 Unit Kerja Non Struktural di Kantor Pusat. Dalam rangka pelayanan terhadap TKI yang Mudah, Murah, Cepat dan Aman, BNP2TKI mencanangkan pembentukan LTSP (Layanan Terpadu satu Pintu) dengan Target sebanyak 8 LTSP (Bandung, Semarang, Surabaya, Mataram, Lampung, Bali, Nunukan, Yokyakarta), namun belum semuanya dapat berjalan dengan baik karena ada beberapa kendala menyangkut unit teknis terkait Sasaran 6 : Citra terbaik untuk lembaga BNP2TKI Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian indikator Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI. Indikator ini sekaligus digunakan guna mengukur kinerja Sekretariat Utama dalam melaksanakan dan memberikan pelayanan dan dukungan administrasi dalam pelayanan penempatan dan perlindungan TKI tahun No Indikator Kinerja 1 Opini Publik terhadap lembaga BNP2TKI. Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra Tabel 50. Opini Publik Terhadap BNP2TKI Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%) Baik Cukup Baik Cukup 40 (80) (50) (80) (55) 68,

70 Untuk menunjang pemberitaan dan penyebarluasan informasi tentang kinerja BNP2TKI ke masyarakat luas melalui framing publikasi media online dan media cetak, antara lain Jawa Pos sebagai media penyebarluasan pemberitaan media cetak. Sementara itu, antara news, tempo.co, okezone.com, detik.com, cnn Indonesia, bisnis.com, beritasatu.com, kompas.com dan republika online menjadi media yang menyebarluaskan melalui online atau digital. Melalui framing publikasi dan dipilihnya media-media tersebut diharapkan penyebarluasan berita atau event tentang BNP2TKI dapat berlangsung dengan baik dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Media-media tersebut dapat membantu peran Humas BNP2TKI untuk menyebarluaskan pemberitaan kepada masyarakat. Tak hanya berita atau event yang berlangsung di Jakarta saja yang diliput atau diberitakan, tetapi BP3TKI dan P4TKI di daerah juga dapat dibantu penyebaran informasi atau event yang diadakan disana dengan penulis atau kontributor yang berasal dari BP3TKI atau P4TKI setempat. Upaya publikasi yang dilakukan melalui media cetak dan online dari bulan Januari hingga Desember 2016 menunjukkan statement positif dari publik. Naiknya ekspos pemberitaan dikarenakan giatnya humas mengekspos berita baik yang sedang berkembang dan juga mengekspos event atau kegiatan di unit kerja BNP2TKI. Pada tahun 2016, pemberitaan yang berkaitan dengan BNP2TKI dan TKI berjumlah berita dari 16 media online dengan presentase 55% pemberitaan positif, 24% pemberitaan netral dan 21% pemberitaan negatif. Apabila dianalisis berdasarkan presentase tersebut pada tahun 2016, pemberitaanpemberitaan yang muncul di media online lebih cenderung ke arah yang lebih positif seiring dengan upaya perubahan layanan tata kelola penempatan dan perlindungan yang dilakukan oleh BNP2TKI. Analisa Image Building BNP2TKI PEMBERITAAN JUMLAH TANGGAPAN JUMLAH News Statements Media 451 Positives Person Neutrals Influencers Negatives No Media News 1 Tribun News Detik Republika Kompas Vivanews Metro Tv Suara Merdeka Okezone Liputan Bisnis Indonesia Berita Satu Merdeka Inilah Rakyat Merdeka Jawa Post National 76 Network 16 Kabarna Seputar Indonesia Suara News Antara Tempo Interaktif

71 Dalam statistik diatas terlihat ada pemberitaan positif sebesar 55%, pemberitaan netral sebesar 24% dan pemberitaan negatif sebesar 21%. Dengan analisis ini, diharapkan BNP2TKI dapat memantau, isu atau event mana yang sedang berkembang di masyarakat mengenai TKI dan untuk kedepannya isu tersebut dapat direspon atau dikembangkan menjadi suatu pemberitaan yang lebih baik. BNP2TKI mendapatkan predikat Kepatuhan Standar Pelayanan Publik dari Ombudsman RI sesuai Surat Nomor 1541/ORI-SRP/XI/2016 tanggal 24 November 2016 dengan perolehan nilai rata-rata 102,79 (Zona Kepatuhan Hijau). Indikator sasaran kegiatan 16 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 6 adalah Persentase peraturan perundang-undangan dan tingkat kekosongan hukum, dengan uraian capaian sebagai berikut; Dalam tahun 2016 ditargetkan penyusunan peraturan sebanyak 9 peraturan, terealisir sebanyak 11 peraturan, dengan tingkat capaian 112%. Indikator sasaran kegiatan 17 yang mendukung pencapaian Sasaran Strategis 6 adalah Persentase terintegrasi sistem non tunai pada lembaga penempatan dan tata kelola TKI, dengan uraian capaian sebagai berikut; Semua instansi yang terlibat dalam pemberian pelayanan fasilitasi penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri semua sudah terintegrasi dengan SISKOTKLN demikian juga dengan Lembaga Penempatan dan Lembaga Pendukung Penempatan lainnya, sehingga target tahun 2016 sebesar 80% terlampaui dengan tingkat capaian keberhasilannya 100%. Sampai dengan posisi akhir tahun anggaran 2016 lembaga yang terintegrasi dengan system pelayanan P2TKI berjumlah 6 Kemeterian / Lembaga dan 11 Perwakilan RI di luar negeri. Yaitu: Ditjen Dukcapil Kemendagri; Ditjen Imigrasi Kemkumham; Kementerian Luar Negeri; Kementerian Tenaga Kerja; Kementerian Keuangan, dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP); KBRI Singapura; KDEI Taiwan, KJRI Hongkong, KBRI Banda Seri Begawan Brunei Darusallam, KBRI Kuala Lumpur, KBRI Kuwait, KJRI Penang, KJRI Johor Bahru, KJRI Kota Kinabalu, KJRI Kucing, dan KRI Tawau. Sedangkan Sistem pembayaran Non Tunai merupakan amanah yang dituangkan dalam MoU antara Bank Indonesia, Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Kementerian Tenaga Kerja R I dan BNP2TKI pada tahun Dalam MoU tersebut disepakati bahwa proses pembayaran terkait pelayanan Calon TKI / TKI akan menggunakan system pemayaran Non Tunai yang melibatkan Perbankan Nasional (BRI, Mandiri dan BNI) dan stakeholder terkait (sarkes, Asuransi, PPTKIS, Calon TKI), meliputi : Pembayaran Asuransi Pra, masa dan purna penempatan, Pembayaran ujian G to G EPS Topik Korea Selatan untuk Paper Base Test dan Computer Base Test, dan Pembayaran Biaya medical untuk Negara Brunei Darusallam. Tabel 51. Capaian Sasaran kegiatan 17 BNP2TKI Tahun 2015 No Indikator Kinerja 1 Persentase lembaga yang terintegrasi Sistem Pelayanan P2TKI dalam tata kelola TKI, termasuk transaksi non tunai 2 Rekomendasi hasil kajian Litbang sebagai bahan masukan kebijakan Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%) 50% TNT 50% TNT % TNT 100% TNT Kajian 2 Kajian Kajian 4 Kajian 44 (56) 1.59

72 Tabel 52. Jumlah Stakeholder yang terintegrasi dengan Online System P2TKI Tahun 2016 No Stakeholders Target Realisasi % 1 Kementerian/Lembaga Disnaker Propinsi Perwakilan Dinas Kab/Kota PPTKIS SARKES BLKLN LSP Lembaga Keuangan Asuransi 3 3 Indikator sasaran kegiatan 17 yang juga mendukung pencapaian Sasaran Strategis 6 adalah Persentase rekomendasi hasil kajian yang menjadi kebijakan, dengan uraian capaian sebagai berikut : 1) Survey Potensi Simpanan Tenaga Kerja Indonesia. Suvrey ini dilaksanakan dengan tujuan tersedianya informasi mengenai potensi investasi atau simpanan Tenaga Kerja Indonesia yang didapat dikelola oleh negara melalui suatu lembaga investasi khusus. Bagaimana peluang kebijakan pendirian lembaga investasi khusus termasuk tantangan dan hambatanya serta rekomendasi yang harus dilakukan; 2) Analisis Kesenjangan antara Kebutuhan Tata Kelola Penempatan dan Perlindungan TKI dengan Kapasitas Kelembagaan BNP2TKI. Penelitian ini bertujuan untuk pertama, mengetahui secara jelas dan komprehensif berbagai kesenjangan (gap) antara kebutuhan tata kelola penempatan dan perlindungan TKI terutama dalam menghadapi MEA yang dihubungkan dengan kapasitas kelembagaan BNP2TKI saat ini, kedua, memberikan masukan bagi perencanaan program untuk peningkatan kapasitas kelembagaan BNP2TKI, untuk memenuhi tuntutan kebutuhan tata kelola penempatan dan perlindungan TKI dalam menghadapi MEA dan ketiga, menyajikan rekomendasi yang dapat menjadi masukan bagi pengambil keputusan yang berkaitan dengan tindak lanjut terhadap kebutuhan perubahan yang perlu dilakukan oleh BNP2TKI; 3) Kajian Implementasi Peraturan dan Perundangan Dalam Proses Rekruitment C-TKI melalui Skema P to P. Penelitian dilaksanakan dengan tujuan melakukan evaluasi regulasi yang mengatur proses rekruitmen Calon TKI yang melalui skema P to P dengan kenyataan yang ada dilapangan. Selain kegiatan yang menghasilkan rekomendasi yang disampaikan kepada stakeholder terkait, juga terdapat beberapa kegiatan yang menghasilkan publikasi berupa buku dalam rangka memberikan informasi kepada pihak-pihak yang berwenang dan berkepentingan termasuk publik. Publikasi tersebut merupakan output dari kegiatan Analisis komparatif Data Penempatan dan Kepulangan TKI di 3 (tiga) Provinsi/Kabupaten/Ko ta yang menjadi kantong TKI sebagai berikut : Profil Tenaga Kerja Indonesia Provinsi NTB; Profil Tenaga Kerja Indonesia Kabupaten Malang Provinsi Jawa Timur; Profil Tenaga Kerja Indonesia Kabupaten Cianjur Provinsi Jawa Barat. 1.60

73 Sasaran 7 : Meningkatnya Kompetensi, Integritas APIP dan Penyelengaraan SPIP. Capaian pada sasaran ini berdasarkan pada penilaian Sasaran Kegiatan 18 dengan 2 (dua) Indikator Kinerja Utama Tingkat Kapasitas APIP dan Tingkat Kematangan Implementasi SPIP. Indikator ini sekaligus digunakan mengukur kinerja pengawasan internal di lingkungan BNP2TKI dalam mewujudkan pengendalian intern yang memadai. No Tabel 53. Capaian Kapabilitas APIP dan Kematangan Implementasi SPIP Tahun 2015 Indikator Kinerja Tahun 2015 Tahun 2016 Naik/Turun Target Realisasi (%) Target Realisasi (%) (%) 1 Tingkat Kapabilitas APIP Tingkat Kematangan 1 3 Implementasi SPIP Keterangan: Indikator berdasarkan Renstra Uraian capaiannya sebagai berikut, dalam rangka mewujudkan peran dan fungsi pengawasan intern yang mampu memberikan kontribusi positif terhadap peningkatan penyelenggaraan tata kelola pelayanan penempatan dan perlindungan TKI oleh BNP2TKI, BPKP telah melakukan proses penjaminan kualitas terhadap hasil penilaian mandiri kapabilitas Inspektorat BNP2TKI. Proses penilaian mandiri yang dilakukan oleh Inspektorat dilakukan dengan melakukan penilaian mandiri yang diinput ke dalam aplikasi Intern Audit Capability Model (IACM) yang diikuti oleh para pengendali teknis, ketua tim, anggota tim yang kemudian divalidasi oleh tim BPKP. Dari hasil penilaian mandiri tersebut diperoleh hasil bahwa kapabilitas Inspektorat BNP2TKI secara keseluruhan berada pada level 2 dengan perbaikan dengan tingkat masing-masing elemen sebagai berikut: NO. ELEMEN LEVEL 1. Peran dan Layanan 3 2. Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2 3. Praktik Profesional 2 4. Akuntabilita dan Manajemen Kinerja 2 5. Budaya dan Hubungan Organisasi 3 6. Struktur Tata Kelola 3 Dari hasil penjaminan kualitas penilaian mandiri atas kapabilitas Inspektorat BNP2TKI tahun 2015, diperoleh simpulan bahwa kapabilitas Inspektorat BNP2TKI berada pada level 2 dengan hasil validasi penjaminan kualitas atas tingkat kapabilitas pada msing-masing elemen sebagai berikut: NO. ELEMEN LEVEL 1. Elemen Peran dan Layanan 3 2. Elemen Pengelolaan Sumber Daya Manusia 2 3. Elemen Praktik Profesional 2 4. Elemen Akuntabilita dan Manajemen Kinerja 2 5. Elemen Budaya dan Hubungan Organisasi 2 6. Elemen Struktur Tata Kelola

74 Indikator kinerja tingkat kematangan penyelenggaraan SPIP dengan uraian sebagai berikut, berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2014 tentang Peningkatan Kualitas Pengendalian Intern dan Keandalan Penyelenggaraan Fungsi Pengawasan Intern dalam rangka Mewujudkan Kesejahteraan Rakyat, BPKP telah melakukan penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP) BNP2TKI Tahun 2016 menunjukan bahwa tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP berada pada level 3 (terdefinisi). Pengukuran dilakukan terhadap 25 fokus penilaian maturitas dan menghasilkan nilai maturitas SPIP sebesar 3,42. NO. Tabel 54 Penilaian Tingkat Maturitas SPIP BNP2TKI Tahun 2016 FOKUS PENILAIAN TINGKAT MATURITAS (0 s/d 5) BOBOT (%) SKOR 1 Penegakan Integritas dan Penegakan Etika 4 3,75 0,15 2 Komitmen Terhadap Kompetensi 4 3,75 0,15 3 Kepemimpinan yang Kondusif 5 3,75 0,19 4 Struktur Organisasi Sesuai Kebutuhan 3 3,75 0,11 5 Pendelegasian Wewenang dan Tanggung Jawab 4 3,75 0,15 6 Penyusunan dan Penerapan Kebijakan yang Sehat tentangtang 4 3,75 0,15 Pembinaan SDM 7 Perwujudan Peran APIP yang Efektif 4 3,75 0,15 8 Hubungan Kerja yang Baik dengan Instansi Pemerintah Terkait. 4 3,75 0,15 9 Identifikasi Resiko 4 10,00 0,40 10 Analisis Resiko 4 10,00 0,40 11 Reviu Kinerja 5 2,27 0,11 12 Pembinaan SDM 5 2,27 0,11 13 Pengendalian atas Pengelolaan Sistem Informasi 3 2,27 0,07 14 Pengendalian Fisik atas Aset 3 2,27 0,07 15 Penetapan dan Reviu Indikator Kinerja 5 2,27 0,11 16 Pemisahan Fungsi 3 2,27 0,07 17 Otorisasi Transaksi 3 2,27 0,07 18 Pencatatan yang akurat dan tepat waktu 3 2,27 0,07 19 Pembatasan akses atas sumber daya dan catatan 3 2,27 0,07 20 Akuntabilitas Pencatatan dan Sumber Daya 3 2,27 0,07 21 Dokumentasi yang baik atas SPIP serta transaksi penting 0 2,27 0,00 22 Informasi yang Relevan 3 5,00 0,15 23 Komunikasi yang Efektif 3 5,00 0,15 24 Pemantauan Berkelanjutan 3 7,50 0,23 25 Evaluasi Terpisah 1 7,50 0,08 JUMLAH SKOR Tingkat Maturitas 3,42 Terdefinisi Untuk meningkatkan maturitas penyelenggaraan SPIP BNP2TKI ke tingkat berikutnya (terkelola dan terukur) perlu dilakukan evaluasi atas hal-hal sebagai berikut: SOP yang ada disesuaikan dengan kondisi yang ada, dan dibuat pemantauan atas kegiatan utama secara online; Pengendalian aplikasi sistem informasi yang digunakan organisasi/unit organisasi/unit kerja; Pengamanan fisik asset; Penerapan pemisahan tanggungjawab dan tugas organisasi; SOP atas otorisasi transaksi dan kejadian penting; Kebijakan/pedoman tentang tanggungjawab sumber daya keuangan, informasi kepegawaian, dsb; Akuntabilitas pencatatan dan sumber daya; Kebijakan/pedoman tentang informasi dan komunikasi kehumasan. Penilaian tingkat maturitas penyelenggaraan SPIP BNP2TKI Tahun 2016, disimpulkan bahwa secara umum penyelenggaraan SPIP BNP2TKI telah dapat memenuhi kriteria pada tingkat terdefenisi dengan skor sebesar 3,

75 3.5. Memperkuat Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola TKI Selain indikator kinerja utama yang telah dijelaskan di atas, program lainnya di BNP2TKI yang mendukung capaian IKU terdapat program Memperkuat Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola TKI, dengan uraian sebagai berikut: Perbaikan Kualitas Pelayanan Publik Pelayanan publik yang berkualitas merupakan hak bagi setiap warga negara. Oleh karena itu BNP2TKI berkewajiban memberikan pelayanan terbaik bagi masyarakat secara luas. Kebijakan yang ditempuh oleh BNP2TKI difokuskan pada penyempurnaan kebijakan dibidang pelayanan penempatan dan perlindungan TKI dan peningkatan kualitas penyelenggaraan penempatan dan perlindungan TKI yang cepat, murah, aman dan berkualitas. Selain itu, upaya BNP2TKI juga difokuskan pada implementasi kebijakan dan pengembangan manajemen pelayanan melalui pengembangan manajemen dan sistem pelayanan publik di setiap Kabupten/Kota, penerapan standar pelayanan pada seluruh penyelenggaraan pelayanan publik, dan pengembangan sistem pengawasan dan evaluasi kinerja pelayanan publik. Peningkatan kualitas pelayanan publik menghadapi berbagai tantangan, antara lain meningkatkan kompetensi dan merubah mindset pelayanan bagi SDM, meningkatkan penerapan TIK dalam manajemen pelayanan, menghilangkan praktek pungli dalam penyelenggaraan pelayanan, memperluas program quickwins pelayanan publik pada seluruh unit, meningkatkan efektifitas penanganan pengaduan masyarakat, dan meningkatkan implementasi standar pelayanan minimal (SPM) di daerah dalam perencanaan dan penganggaran yang terintegrasi. Pelayanan penempatan dan perlindungan TKI dilaksanakan dengan memperhatikan kepentingan seluruh pemangku kepentingan dalam bentuk Pelayanan Terpadu Satu Pintu (LTSP) dan secara akan menerapkan pelayanan berbasis elektronik dan online (e-government) yaitu menjadi salah satu program layanan unggulan dalam rangka peningkatan kualitas pelayanan penempatan dan perlindungan TKI. Program percepatan di bidang pelayanan penempatan dan perlindungan TKI berbasis TI yang telah dilakukan oleh BNP2TKI merupakan quick wins BNP2TKI yang sedang dan akan terus dikembangkan adalah : a). Peningkatan Kualitas Pelayanan melalui online system yang mencakup: 1) Sistem Informasi Pasar Kerja Luar Negeri ( sistem ini untuk dimanfaatkan masyarakat pencari kerja keluar negeri, dapat mendaftar baik secara online maupun melalui BP3TKI, Disnaker Provinsi, Kabupaten/Kota dan lembaga pendidikan yang telah bekerjasama dengan BNP2TKI serta dalam sistem ini Pencaker dapat mengakses informasi peluang kerja keluar negeri yang sudah tersedia; 2) Sistem Pelayanan Penempatan TKI SISKOTKLN ( sistem ini dirancang untuk entri data secara online diawali dari Disnaker Kabupatan/Kota. Entri data ini oleh lembaga penempatan lainnya seperti sarana kesehatan, BLK-LN, LUK asuransi dll. 1.63

76 Sistem ini dapat mengurangi pemalsuan identitas TKI serta dokumen-dokumen lain yang dipersyaratkan harus dimiliki TKI sebelum ditempatkan bekerja di luar negeri dan memudahkan mencari data dan informasi TKI; 3) Sistem Pendataan dan Pelayanan Kepulangan TKI ( http.//sipendaki.bnp2tki.go.id), sistem ini di operasikan dibeberapa embarkasi seperti Balai Pelayanan Kepulangan TKI Selapajang, Bandara Soekarno Hatta, Bandara Adi Sumarmo-Solo, Bandara Separang-Mataram, Bandara Husein Sastranegara-Bandung; Pintu Perbatasan-Entikong, Pelabuhan Laut Tunon Taka-Nunukan, Pelabuhan Laut Sri Bintang Pura-Tanjung Pinang, manfaatnya data TKI yang pulang dapat diakses secara online oleh pihak pihak yang berkepentingan yang telah mendapat user id dan password dari BNP2TKI; 4) Sistem Pelayanan Pengaduan Permasalahan TKI atau Crisis Center (http.//halotki.bnp2tki.go.id), sistem ini dioperasikan di kantor BNP2TKI Jln, MT Haryono Kav.51 Jakarta Selatan; 5) Data Center BNP2TKI Untuk mendukung kelancaran pelayanan sistem Pelayanan Penempatan dan Perlindungan diseluruh lintas sektor dan stakeholder, BNP2TKI telah membangun Data Center yang sudah memenuhi standar internasional yang dipersyaratkan yaitu TIA-942 tier 1 (Telecommunications Industry Association); 6) Integrasi Penempatan & Perlindungan TKI dengan K/L, Perwakilan RI dan Disnaker Prop/Kab/Kota; 7) Untuk mewujudkan kesepahaman, semangat dan komitmen bersama dalam pelaksanaan kebijakan penempatan dan perlindungan TKI di luar negeri Kegiatan integrasi tersebut meliputi : a) Mapping Data Agensi dan Data PPTKIS dengan data SISKOTKLN; b) Web Service sudah siap untuk dipergunakan dan sudah terkoneksi dengan database; c) Integrasi data yang ditampilkan, antara lain : Integrasi data Job Order Integrasi data Employment Contract Integrasi data Blacklist Agency Penambahan Fitur Pencarian Data TKI di Sistem Informasi KJRI Penambahan Fitur Kedatangan TKI di Sistem Informasi KJRI Memprovide data untuk Entry data Employment Contract di KJRI berdasarkan Nomor Paspor dari SISKOTKLN d) Akses data dari hasil integrasi sistem tersebut dapat dimanfaatkan oleh kedua belah pihak (Konsulat Hong Kong SAR, KDEI Taipei perlindungan TKI. 8) Mengintegrasikan System BNP2TKI layanan LPSE; dan BNP2TKI) dalam memberikan pelayanan penempatan dan a. Dukungan pelaksanaan pengadaan barang/jasa berlupa Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE); b. Terbentukan Data Warehouse HYPERLINK " 9) Memperkuat Sumberdaya tenaga IT. Sumber Daya IT di BNP2TKI menjadi sumber keunggulan kompetitif karena bersifat langka, khusus, bernilai, berharga, langka, dan sulit untuk meniru atau mengganti. 1.64

77 BNP2TKI mengembangkan sumber daya IT yang spesifik, dan kemudian memperbarui ini untuk menanggapi perubahan lingkungan, mengembangkan kemampuan dinamis untuk beradaptasi dengan perubahan lingkungan. Strategi yang sukses tergantung pada organisasi yang memiliki kemampuan strategis untuk tampil di tingkat yang diperlukan untuk sukses. Jika sumber daya dikendalikan dengan tidak baik, sumber daya ini tidak akan memungkinkan untuk memilih dan menerapkan strategi dengan mengeksploitasi kemungkinan ancaman dari luar atau menetralisirnya. Maka dari itu tipologi sumber daya IT yang bisa diterapkan di BNP2TKI dibagi menjadi 3 bagian yaitu : a) Infrastruktur : komponen infrastruktur IT (seperti perangkat keras komputer dan perangkat lunak); b) Keterampilan teknis : keterampilan teknis IT adalah keterampilan teknologi tepat guna diperbarui, yang berkaitan dengan sistem baik hardware dan software yang dipegang oleh pegawai BNP2TKI; c) Pengembangan IT : Mengacu pada kemampuan untuk mengembangkan atau bereksperimen dengan teknologi baru. b). Keterbukaan informasi Publik Dengan lahirnya Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik secara historis dilatarbelakangi oleh bergulirnya reformasi dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. Reformasi yang sudah berumur satu dasawarsa telah membawa perubahan dalam sistem pemerintahan negara. Reformasi ditandai dengan adanya tuntutan tata kelola kepemerintahan yang baik (Good Governance) yang mensyaratkan adanya akuntabilitas, transparasi dan partisipasi masyarakat dalam setiap proses terjadinya kebijakan publik. Setiap Badan Publik sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 pasal 7 ayat 3 wajib membangun dan mengembangkan sistem informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik dan efisien sehingga layanan informasi dapat memberikan akses dengan mudah. Bahkan lebih lanjut setiap Badan Publik perlu melakukan pengelolaan informasi dan dokumentasi yang dapat menjamin penyediaan informasi yang mudah, cermat, cepat dan akurat. Transparansi di lingkungan BNP2TKI saat ini bukan saja menjadi kebutuhan publik tetapi juga kebutuhan seluruh pegawai. Dengan adanya transparansi, secara perlahan akan terjadi penguatan akuntabilitas dan profesionalisme serta integritas pegawai BNP2TKI. Tersirat maksud tersebut di atas bahwa ketersediaan instrumen pendukung pengelolaan informasi dan dokumentasi merupakan kebutuhan yang mutlak menjadi perhatian penting bagi setiap Badan Publik dan perlu dipersiapkan dalam kegiatan pra-implementasi Undang-Undang Nomor 14 Tahun Pengelolaan informasi berpedoman pada : 1) Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di lingkungan BNP2TKI dilaksanakan berdasarkan Keputusan Kepala BNP2TKI Nomor: KEP.56/KA/VIII/2011 tentang Pembentukan Organisasi dan Penunjukan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi; 2) Dalam pengelolaan Informasi dan dokumentasi diperlukan adanya pedoman kerja sebagaimanan diamanatkan dalam Peraturan Kepala Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia Nomor: PER.16/KA/XII/2011 Tentang Pedoman Kerja Pengelolaan Informasi dan Dokumentasi di Lingkungan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia. 1.65

78 3) Sejak dicanangkannya Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik yang mulai berlaku berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2010, mendorong BNP2TKI untuk terus meningkatkan transparansi dan membentuk perangkat pelayanan informasi publik. BNP2TKI menunjuk Biro Humas sebagai Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID). Melalui pelayanan informasi publik ini masyarakat bisa mendapatkan informasi mengenai penempatan dan perlindungan TKI, proses mencari kerja di luar negeri, laporan keuangan, tanggung jawab sosial BNP2TKI, dan informasi terkait lainnya. Pelayanan Informasi Publik BNP2TKI Kantornya di BNP2TKI Jl. MT. Haryono Kav. 52, Jakarta Selatan Telp : Facs : Website : ppid.bnp2tki.go.id humas@bnp2tki.go.id 4) Dalam rangka penguatan akan pencapaiain Undang-Undang No 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) dalam kaitannya dengan pelaksanaan Instruksi Presiden RI Nomor 10 tahun 2016 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Kurupsi, maka BNP2TKI telah menjalankan Rencana Aksi PPK tersebut dengan melaksanakan setiap aktivitas yang diperjanjikan dalam rencana aksi yang dipantau oleh KSP dan Menteri PPN/Kepala Bapenas, berupa pencegahan dan Pengamanan TKI Non Prosedural dan Rencana Aksi Pencgahan dan Pemberantasan Korupsi, dengan Renaksi Pengadaan barang dan jasa serta pengelolaan BMN. c). Mempercepat pembangunan Zona Integritas dalam Pelaksanaan RB di BNP2TKI Dalam kaitan peningkatan kualitas pelayanan publik, maka tema BNP2TKI Bersih dan Melayani telah menjadi tekat seluruh jajaran pelayanan dan penempatan TKI di seluruh unit kerja di lingkungan BNP2TKI. Mempercepat pembangunan Zona Integritas dalam Pelaksanaan RB di BNP2TKI juga telah dicanangkan diseluruh BP3TKI dan P4TKI dalam rangka peningkatan peningkatan kualitas Pelayanan Publik. 1.66

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 PERATURAN DEPUTI PENEMPATAN BNP2TKI NOMOR : PER.01/PEN/IV/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BNP2TKI

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PENEMPATAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN KATA PENGANTAR Alhamdulillah, puji dan syukur

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA DEPUTI BIDANG KLN DAN PROMOSI TAHUN 2016 PERATURAN DEPUTI KLN DAN PROMOSI BNP2TKI NOMOR : PER.01/KLNP/IV/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS DEPUTI BIDANG KLN

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG PERLINDUNGAN TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016 SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN JAKARTA, JANUARI 2017 Laporan Akuntabilitas Kinerja Sekretariat Inspektorat

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas kinerja adalah kewajiban untuk menjawab dari perorangan, badan hukum atau pimpinan kolektif secara transparan mengenai keberhasilan atau kegagalan dalam melaksanakan

Lebih terperinci

BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA RENCANA STRATEGIS TAHUN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN

BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA RENCANA STRATEGIS TAHUN DEPUTI BIDANG PENEMPATAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA RENCANA STRATEGIS TAHUN 2015-2019 DEPUTI BIDANG PENEMPATAN Daftar Isi BAB I PENDAHULUAN... 2 A. KONDISI UMUM... 2 B. MAKSUD DAN TUJUAN...

Lebih terperinci

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015

BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 BMKG BADAN METEOROLOGI, KLIMATOLOGI, DAN GEOFISIKA LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH INSPEKTORAT TAHUN 2015 Jl. Angkasa I No. 2 Kemayoran, Jakarta 10720 Phone : (62 21) 65866230, 65866231, Fax : (62

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA LAPORAN KINERJA DEPUTI BIDANG KERJASAMA LUAR NEGERI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

L A P O R A N K I N E R J A

L A P O R A N K I N E R J A L A P O R A N K I N E R J A 2 0 1 4 A s i s t e n D e p u t i B i d a n g P e m b e r d a y a a n M a s y a r a k a t Deputi Bidang Kesejahteraan Rakyat Sekretariat Kabinet Republik Indonesia 2014 K a

Lebih terperinci

BAB II DESKRIPSI BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DKI JAKARTA

BAB II DESKRIPSI BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DKI JAKARTA 15 BAB II DESKRIPSI BALAI PELAYANAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DKI JAKARTA 2.1 Sejarah Perusahaan Penempatan TKI yang didasarkan pada kebijakan pemerintah Indonesia baru terjadi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN

PEMERINTAH KOTA BANDUNG DINAS KOPERASI UKM DAN PERINDUSTRIAN PERDAGANGAN KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena rahmat dan hidayah- Nya kami dapat menyusun Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Tahun 2016 Dinas Koperasi UKM dan Perindag Kota Bandung Tahun

Lebih terperinci

Ikhtisar Eksekutif. vii

Ikhtisar Eksekutif. vii Kata Pengantar Laporan Kinerja Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini merupakan bentuk akuntabilitas dari pelaksanaan tugas dan fungsi kepada masyarakat (stakeholders) dalam menjalankan visi dan misi

Lebih terperinci

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016

PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 PEMERINTAH KOTA SOLOK LAPORAN KINERJA TAHUN 2016 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) KOTA SOLOK 2017 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan

Lebih terperinci

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR

Sekretariat Jenderal KATA PENGANTAR RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT JENDERAL 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap instansi pemerintah

Lebih terperinci

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM

BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM BAB VI SASARAN, INISITIF STRATEJIK DAN PROGRAM PEMBANGUNAN KEMENTERIAN KOPERASI DAN UKM A. SASARAN STRATEJIK yang ditetapkan Koperasi dan UKM selama periode tahun 2005-2009 disusun berdasarkan berbagai

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BIRO HUKUM DAN ORGANISASI TAHUN 2016 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan Puji dan Syukur kehadirat

Lebih terperinci

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.491, 2015 KEMENKOMINFO. Akuntabilitas Kinerja. Pemerintah. Sistem. Penyelenggaraan. Pedoman. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13

Lebih terperinci

2015, No Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagaimana telah diuba

2015, No Keputusan Presiden Nomor 14 Tahun 2015 tentang Komite Kebijakan Pembiayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah sebagaimana telah diuba No.1744, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. Penempatan. TKI. Pembiayaan. Juknis. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2015 TENTANG

Lebih terperinci

I N S P E K T O R A T

I N S P E K T O R A T PEMERINTAH KABUPATEN KOTABARU I N S P E K T O R A T Alamat :Jalan Nilam No. 7 Kotabaru Telp. (0518) 21402 Kode Pos 72116 KOTABARU ( LKj) TAHUN 2016 PERANGKAT DAERAH INSPEKTORAT KABUPATEN KOTABARU DAFTAR

Lebih terperinci

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA

INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA INSPEKTORAT 2015 SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA LAPORAN KINERJA INSPEKTORAT SEKRETARIAT KABINET TAHUN 2014 Nomor : LAP-3/IPT/2/2015 Tanggal :

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013

RENCANA STRATEGIS TAHUN BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010-2014 BADAN PUSAT STATISTIK KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW TAHUN ANGGARAN 2013 BADAN PUSAT STATISTIK 2013 RENCANA STRATEGIS TAHUN 2010 2014 BPS KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW 2.1.

Lebih terperinci

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA

BAB III AKUNTABILITAS KINERJA BAB III AKUNTABILITAS KINERJA Konsep dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas managerial dalam lingkungan organisasi yang bertujuan untuk mendukung pelaksanaan kegiatan pada tiap

Lebih terperinci

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015

KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 KEMENTERIAN SEKRETARIAT NEGARA RI SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT DEWAN PERTIMBANGAN PRESIDEN TAHUN 2015 JAKARTA, FEBRUARI 2016 DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... i DAFTAR

Lebih terperinci

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan

BAB IV PENUTUP. A. Simpulan BAB IV A. Simpulan Laporan kinerja Sekretariat Kabinet tahun 2015 ini merupakan laporan pertanggungjawaban atas pencapaian visi dan misi Sekretariat Kabinet dalam rangka menuju organisasi yang efektif,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. RPJMN 2010-2014 Dalam Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) menjelaskan bahwa Rencana Pembangunan Jangka

Lebih terperinci

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI 1.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi Pelayanan SKPD Dalam proses penyelenggaraan pemerintahan sampai sekarang ini

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Pengawasan Intern pemerintah merupakan unsur manajemen yang penting dalam rangka mewujudkan kepemerintahan yang baik. Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) sebagai pelaksana pengawasan

Lebih terperinci

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I P E N D A H U L U A N 1 BAB I P E N D A H U L U A N 1.1. Latar Belakang Arah kebijakan Inspektorat Kabupaten Bandung adalah Pembangunan Budaya Organisasi Pemerintah yang bersih, akuntabel, efektif dan Profesional dan Peningkatan

Lebih terperinci

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan

B. VISI : Terwujudnya Lembaga Koordinasi dan Sinkronisasi Pembangunan Ekonomi Yang Efektif dan Berkelanjutan RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA FORMULIR : RENCANA PENCAPAIAN SASARAN STRATEGIS PADA KEMENTRIAN NEGARA/LEMBAGA TAHUN ANGGARAN : A. KEMENTRIAN : () KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN

Lebih terperinci

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat

Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat B A B I I I A K U N T A B I L I T A S K I N E R J A Dalam upaya memberi pertanggungjawaban terhadap tingkat pencapaian kinerja, berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran strategis, yang kemudian dijabarkan

Lebih terperinci

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI

PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI PROGRAM MIKRO REFORMASI BIROKRASI Manajemen Perubahan Seluruh proses reformasi birokrasi di instansi akan mengarah pada rekonseptualisasi organisasi dan mekanisme kerja instansi secara menyeluruh. Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I A. Latar Belakang Tahun 2015 merupakan tahun pertama dalam pelaksanaan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015 2019. Periode ini ditandai dengan fokus pembangunan pada pemantapan

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI

RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) BIRO HUKUM DAN ORGANISASI 2015-2019 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN 2015 KATA PENGANTAR Rencana strategis (Renstra) 2015 2019 Biro Hukum dan Organisasi

Lebih terperinci

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT

KATA PENGANTAR. Bandung, Januari 2015 KEPALA BADAN PENANAMAN MODAL DAN PERIJINAN TERPADU PROVINSI JAWA BARAT KATA PENGANTAR Sebagai tindaklanjut dari Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, yang mewajibkan bagi setiap pimpinan instansi pemerintah untuk mempertanggungjawabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Kondisi Saat Ini BAB I PENDAHULUAN A. Kondisi Saat Ini telah melaksanakan program reformasi birokrasi pada periode 2005-2009. Sampai saat ini program reformasi birokrasi masih terus berlanjut, dan telah memberikan manfaat

Lebih terperinci

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan

AREA PERUBAHAN 1. Program Manajemen Perubahan 2. Program Penataan Peraturan Perundang-Undangan AREA PERUBAHAN Pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) didasarkan pada kondisi dan kebutuhan Kemenko PMK dalam mewujudkan agenda

Lebih terperinci

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA buku 1 PEDOMAN pengajuan dokumen usulan reformasi birokrasi kementerian/lembaga Peraturan menteri negara pendayagunaan aparatur negara dan reformasi birokrasi nomor 7 tahun 2011 kementerian pendayagunaan

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA LAPORAN KINERJA SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2016 BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA JL. MT. HARYONO KAV. 52 JAKARTA SELATAN KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan

Lebih terperinci

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kinerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2015 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Terciptanya tata kelola pemerintahan yang baik, bersih dan berwibawa, profesional dan bertanggungjawab

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang

Lebih terperinci

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp

DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (LKj IP) DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TENGAH Jl. Pahlawan No. 12 Semarang Telp. 024-8311729 Kata Pengantar Dengan mengucapkan puji syukur

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81 TAHUN 2006 TENTANG BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Menimbang

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI

LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI LAPORAN KINERJA BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI TAHUN 2016 BADAN PUSAT STATISTIK KOTA CIMAHI 2017 KATA PENGANTAR Laporan Kinerja Badan Pusat Statistik Kota Cimahi ini dibuat berdasarkan Peraturan Pemerintah

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA Pada penyusunan Laporan Akuntabilias Kinerja Tahun 2013 ini, mengacu pada Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP KATA PENGANTAR Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) adalah laporan kinerja tahunan yang berisi pertanggungjawaban kinerja suatu instansi dalam mencapai tujuan/sasaran strategis instansi.

Lebih terperinci

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu

2016, No Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahu No.793, 2016 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENAKER. Tata Laksana. Penataan. PERATURAN MENTERI KETENAGAKERJAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG PENATAAN TATALAKSANA KEMENTERIAN KETENAGAKERJAAN

Lebih terperinci

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam

birokrasi, agar dapat ditetapkan langkah deregulasi dan/atau reregulasi sesuai kebutuhan regulasi yang menjadi tanggung jawab Kementerian Dalam RINGKASAN EKSEKUTIF Di dalam Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2008 tentang Kementerian Negara, ditetapkan bahwa Kementerian Dalam Negeri merupakan salah satu unsur kementerian/ lembaga yang memiliki tugas

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012

RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 RENCANA KINERJA TAHUNAN SEKRETARIAT JENDERAL TAHUN 2012 SEKRETARIAT JENDERAL KEMENTERIAN PERTANIAN 2011 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilits Kinerja Instansi Pemerintah

Lebih terperinci

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN

LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN LAKIP DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KABUPATEN GRESIK TAHUN 07 BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Dalam perspektif yang luas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah mempunyai fungsi sebagai media / wahana

Lebih terperinci

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG

Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG Rencana Kerja Tahunan (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN MALANG TAHUN 2014 KATA PENGANTAR Sesuai dengan INPRES Nomor 7 Tahun 1999, tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah yang mewajibkan kepada setiap

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN III TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing.

KATA PENGANTAR. Semoga Allah SWT selalu membimbing dan mencurahkan rahmat-nya kepada kita semua dalam melaksanakan tugas dan fungsi masing-masing. KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadirat Allah SWT berkat rahmat Nya Laporan Kinerja Inspektorat Badan Standardisasi Nasional (BSN) Tahun 2016 dapat diselesaikan dengan baik. Penyusunan laporan ini dalam

Lebih terperinci

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1

Kata Pengantar. Kerja Keras Kerja Lebih Keras Kerja Lebih Keras Lagi 1 Kata Pengantar Reformasi birokrasi dilingkungan Kementerian Hukum dan HAM pada hakikatnya adalah perubahan besar dalam paradigma dan tata kelola pemerintahan untuk menciptakan birokrasi pemerintah yang

Lebih terperinci

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017 BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017 PERATURAN GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 20 TAHUN 2017 TENTANG LAYANAN TERPADU SATU PINTU PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA

Lebih terperinci

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR

INSPEKTORAT KOTA BANDUNG KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan Kasih sayang-nya sehingga Laporan Inspektorat Kota Bandung Tahun 2015 ini dapat tersusun Laporan ini merupakan

Lebih terperinci

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik In

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun (Lembaran Negara Republik In BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1744, 2017 BNP2TKI. Renstra Tahun 2015-2019. PERATURAN BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2017 TENTANG RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN

LKIP BPMPT 2016 B A B I PENDAHULUAN B A B I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penilaian dan pelaporan kinerja pemerintah daerah menjadi salah satu kunci untuk menjamin penyelenggaraan pemerintahan yang demokratis, transparan, akuntabel, efisien

Lebih terperinci

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI

DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN PERIZINAN TERPADU KABUPATEN BOYOLALI KATA PENGANTAR Puji syukur kami sampaikan kehadirat Allah S.W.T yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Strategis (Renstra) Dinas Penanaman Modal

Lebih terperinci

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan ( REVISI I ) KATA PENGANTAR Rencana Strategis Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan (PASKA) 205 209 merupakan turunan dari Rencana Strategis (Renstra) Sekretariat Jenderal Kementerian Pendidikan dan

Lebih terperinci

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, 1 BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG, Menimbang : a. bahwa untuk lebih menjamin ketepatan dan

Lebih terperinci

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2017

DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2017 DOKUMEN PERJANJIAN KINERJA BNP2TKI TAHUN 2017 PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR : PER10/KA/IV/2015 TANGGAL 08 APRIL 2015 TENTANG RENCANA STRATEGIS

Lebih terperinci

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran N

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran N No.852, 2017 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BNP2TKI. KKBM. PERATURAN KEPALA BADAN NASIONAL PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA NOMOR 06 TAHUN 2017 TENTANG KOMUNITAS KELUARGA BURUH MIGRAN

Lebih terperinci

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016

KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 KOTA BANDUNG DOKUMEN RENCANA KINERJA TAHUNAN BAPPEDA KOTA BANDUNG TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Terselenggaranya good governance merupakan prasyarat bagi setiap pemerintahan untuk mewujudkan

Lebih terperinci

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014 BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014 antaranews.com Pengelolaan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) meliputi tiga tahapan, yaitu tahapan pra penempatan, masa

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN IV TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT)

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI JAWA BARAT TAHUN PEMERINTAH PROVINSI JAWA BARAT DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI Jl. Soekarno-Hatta No. 532 Telp. 7564327,

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) INSPEKTORAT KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2017 KABUPATEN PANDEGLANG TAHUN 2016 KEPUTUSAN INSPEKTUR KABUPATEN PANDEGLANG Nomor : 700/Kep. 87 Insp/2016 Tentang PENETAPAN RENCANA

Lebih terperinci

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C)

Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Berdasarkan PP Nomor 39 Tahun 2006 Konsolidasi Program, Sub Fungsi, dan Fungsi (Form C) Formulir C LAPORAN KONSOLIDASI PROGRAM DIRINCI MENURUT KEGIATAN TRIWULAN I TAHUN ANGGARAN 2015 Kementerian Koordinator

Lebih terperinci

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.1465, 2015 BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U No.1465, 2015 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA BPKP. Laporan Kinerja. Pemerintah Daerah. Rencana Tindak Pengendalian Penyajian. Asistensi Penyusunan. Pedoman. PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN

Lebih terperinci

K A T A P E N G A N T A R

K A T A P E N G A N T A R K A T A P E N G A N T A R Puji dan syukur dipanjatkan ke hadirat Allah SWT atas ridho dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Tahun Anggaran ini tanpa kendala

Lebih terperinci

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015

RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB. Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT KEMENTERIAN PANRB Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi 2015 Kata Pengantar Sekretariat Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan

Lebih terperinci

Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja

Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Perluasan Kesempatan Kerja LAPORAN KINERJA Tahun 2016 Direktorat Jenderal Pembinaan Penempatan Tenaga Kerja dan Jln. Jenderal Gatot Subroto Kav. 51 Lt. IV-A Jakarta 12950 Telp. +62 21-5250991, +62 21-5214564, Fax. +62 21-5227588,

Lebih terperinci

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi

BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA. Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi BAB II PERENCANAAN KINERJA 2.1. RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT DPRD KOTA BANDUNG Rencana strategis merupakan proses yang berorientasi hasil yang ingin dicapai selama kurun waktu satu sampai lima tahun secara

Lebih terperinci

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN ACEH DAN KOMISI PEMILIHAN UMUM/KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KABUPATEN/KOTA - 2-2. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Peraturan Presiden

Lebih terperinci

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP

Jambi, Januari 2017 INSPEKTUR KOTA JAMBI, Drs. H. HAFNI ILYAS. Pembina Utama Muda. NIP KATA PENGANTAR Puji syukur senantiasa kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena hanya dengan petunjuk, taufik dan hidayah-nya, Indikator Kinerja Utama (IKU) Inspektorat Kota Jambi Tahun 2017

Lebih terperinci

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT UTAMA TAHUN 2016

DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT UTAMA TAHUN 2016 DOKUMEN PENETAPAN PERJANJIAN KINERJA SEKRETARIAT UTAMA TAHUN 2016 PERATURAN SEKRETARIS UTAMA BNP2TKI NOMOR : PER.01/SU/IV/2015 TENTANG PENETAPAN RENCANA STRATEGIS SEKRETARIAT UTAMA BNP2TKI TAHUN 2015-2019

Lebih terperinci

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT BADAN PPSDM KESEHATAN TAHUN 2014 BADAN PENGEMBANGAN DAN PEMBERDAYAAN SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2015 KATA PENGANTAR D engan memanjatkan

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah,

KATA PENGANTAR. Alhamdulillaah, KATA PENGANTAR Alhamdulillaah, Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat limpahan rahmat dan petunjuk- Nya kami telah menyusun dokumen Rencana Kinerja Tahunan (RKT) Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Terselenggaranya Good Governance merupakan prasyarat utama untuk mewujudkan aspirasi masyarakat dalam mencapai tujuan dan cita-cita bangsa dan negara. Dalam rangka itu

Lebih terperinci

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut

KATA PENGANTAR INSPEKTUR, Drs. Zat Zat Munazat, M.Si NIP Inspektorat Kabupaten Garut Renstra Inspektorat Kabupaten Garut Tahun 2014-2019 Kata Pengantar KATA PENGANTAR Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor

Lebih terperinci

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2008 TENTANG TAHAPAN, TATA CARA PENYUSUNAN, PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN

Lebih terperinci

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) TAHUN 2017 DINAS KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN SIPIL DAERAH PROVINSI JAWA BARAT 2017 DAFTAR ISI Kata Pengantar Daftar Isi... i... ii Bab I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang 1.2

Lebih terperinci

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri)

TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) TERBATAS (Untuk Kalangan Sendiri) LAPORAN SINGKAT KOMISI II DPR RI ------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------ Tahun Sidang

Lebih terperinci

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014

KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 KABUPATEN BADUNG LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN TAHUN 2014 BAPPEDA LITBANG KABUPATEN BADUNG TAHUN 2015 DAFTAR ISI Hal DAFTAR ISI...

Lebih terperinci

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN

INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN INSPEKTORAT IV INSPEKTORAT JENDERAL KEMENTERIAN KESEHATAN BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Memasuki awal tahun 2016 sesuai dengan Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat IV melakukan kegiatan yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 1999 tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014

Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Tahun 2014 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) ini dibuat sebagai perwujudan dan kewajiban suatu Instansi Pemerintah dengan harapan dapat dipergunakan

Lebih terperinci

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR

Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014 KATA PENGANTAR KATA PENGANTAR Atas rahmat Tuhan Yang Maha Esa, Laporan Akuntabilitas Kinerja Pemerintah dapat diselesaikan untuk memenuhi ketentuan Peraturan Presiden Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas

Lebih terperinci

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses

Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses B A B I P E N D A H U L UA N A. LATAR BELAKANG Pada hakekatnya reformasi birokrasi pemerintah merupakan proses pembaharuan yang dilakukan secara bertahap dan berkelanjutan melalui langkah-langkah strategis

Lebih terperinci

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG PROGRAM KERJA PENGAWASAN INTERNAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS

Lebih terperinci

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016

LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 LAPORAN TAHUNAN INSPEKTORAT II KEMENTERIAN KESEHATAN TAHUN 2016 BAB I PENDAHULUAN A. UMUM Pengawasan intern pemerintah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam penyelenggaraan pemerintah. Melalui

Lebih terperinci

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI

PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI PERAN INSPEKTORAT UTAMA DALAM MENDUKUNG REFORMASI BIROKRASI INSPEKTORAT UTAMA 7 AGUSTUS 2017 OUTLINE 1 2 3 Tujuan, Sasaran, Arah dan Kerangka Kebijakan RB Ukuran Keberhasilan RB Peran Inspektorat dalam

Lebih terperinci

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017

LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH TAHUN 2017 LAPORAN KINERJA INSTANSI PEMERINTAH DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2017 DINAS KOPERASI USAHA KECIL DAN MENENGAH PROVINSI JAWA TENGAH KATA PENGANTAR Dengan mengucapkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah

BAB I PENDAHULUAN. Kependudukan Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Kabupaten Karimun berubah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Karimun Nomor 6 Tahun 2011 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Karimun, Dinas Kependudukan Catatan

Lebih terperinci

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN

I. Pengertian BAB I PENDAHULUAN LAMPIRAN PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN PENYELENGGARAAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH PADA LINGKUNGAN KEMENTERIAN

Lebih terperinci

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2015 TENTANG KEMENTERIAN KOORDINATOR BIDANG PEREKONOMIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : bahwa dengan telah

Lebih terperinci