BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Analisis Inventarisasi Produk Unggulan Komoditas Tanaman Pangan dengan Menggunakan Metode Skoring
|
|
- Farida Tanudjaja
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Hasil Penelitian Analisis Inventarisasi Produk Unggulan Komoditas Tanaman Pangan dengan Menggunakan Metode Skoring Berdasarkan hasil perhitungan pada sub sektor tanaman pangan di kabupaten Bekasi didapat hasil bahwa yang menjadi produk unggulan sub sektor pertanian tanaman pangan adalah padi yang terdapat di 13 kecamatan yaitu kecamatan Setu, Cikarang Pusat, Cikarang Selatan, Cikarang Timur, Cibitung, Tambun Selatan, Bebelan, Tarumaya, Tambelang, Suka wangi, Sukatani dan kecamatan Cabang Bungin dan Serang Baru. Sementara produk andalan sub sektor tanaman pangan di kabupaten Bekasi adalah padi juga yaitu yang terdapat di 10 kecamatan yaitu kecamatan Cibarusah, Bojong Mangu, Kedung Waringin, Cikarang Utara, Karang Bahagia, Cikarang Barat, Tambun Utara, Sukakarya, Pebayuran dan kecamatan Muara Gembong. Untuk produk andalan sub sektor pertanian tanaman pangan di kabupaten Bekasi adalah tanaman palawija seperti jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedele kacang hijau. Ada pun hasil analisis dengan menggunakan metode skoring untuk menetapkan produk unggulan seperti pada tabel berikut ini : 26
2 Tabel 4.1 Rekapitulasi Skoring Produk Unggulan Padi yang terdapat di 13 kecamatan yang ada di kabupaten Bekasi Kecamatan NILAI (SKOR) Produk Padi No A B C D E F G H Total Kriteria 1 Setu Unggulan 2 Cikarang Pusat Unggulan 3 Cikarang Selatan Unggulan 4. Cikarang Timur Unggulan 5 Cibitung Unggulan 6 Tambun Selatan Unggulan 7 Bebelan Unggulan 8 Tarumaya Unggulan 9 Tambelang Unggulan 10 Sukawangi Unggulan 11 Sukatani Unggulan 12 Cabang Bungin Unggulan 13 Serang Baru Unggulan Sumber : Data olahan produk unggulan komoditas pertanian tanaman pangan 2015 Berdasarkan tabel 4.1 di atas dapat dilihat bahwa daerah sentra padi yang paling banyak terdapat di 13 kecamatan yaitu Setu, Cikarang Pusat, Cikarang 27
3 Sealatan, Cikarang Timur, Cibitung, Tambun Selatan, Bebelan, Tarumajaya, Tambelang, Sukawangi, Sukatani, Cabang Bungin dan Serang Baru. Padi ditetapkan sebagai produk unggulan karena memiliki skor 320 dengan skor terbesar diperoleh dari jumlah tenaga kerja (B) dan jumlah produksinya yang dihasilkan (G). Tabel 4.2 Rekapitulasi Skoring Produk Andalan Padi yang terdapat di 10 kecamatan yang ada di kabupaten Bekasi Kecamatan NILAI (SKOR) Produk Padi No A B C D E F G H Total Kriteria 1 Cibarusah Andalan 2 Bojongmangu Andalan 3 Kedungwaringin Andalan 4 Cikarang Utara Andalan 5 Karangbahagia Andalan 6 Cikarang Barat Andalan 7 Tambun Utara Andalan 8 Sukakarya Andalan 9 Pebayuran Andalan 10 Muaragembong Andalan Sumber : Data olahan produk unggulan komoditas pertanian tanaman pangan
4 Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dilihat bahwa daerah sentra padi yang terbanyak kedua terdapat di 10 kecamatan yaitu Cibarusah, Bojongmangu, Kedungwaringin, Cikarang Utara, Karangbahagia, Cikarang Barat, Tambun Utara, Sukakarya, Pebayuran, dan Muaragembong. Padi ditetapkan sebagai produk andalan karena nilainya 240 < N < 320, dengan skor terbesar juga diperoleh dari Jumlah tenaga kerja (B) dan Jumlah produksi yang dihasilkan (G). Untuk dapat menaikkan levelnya dari andalan ke unggulan, komoditas padi yang terdapat di 10 kecamatan ini harus bisa meningkatkan jumlah produksi yang dihasilkan dengan lebih tinggi lagi, hal ini dapat dilakukan dengan cara peningkatan teknologi yang digunakan, pemilihan bibit unggul yang baik, sehingga jika produksi meningkat atau berlebih dapat dipasarkan ke luar daerah kabupaten Bekasi. 29
5 Tabel 4.3 Rekapitulasi Produk Unggulan, Andalan dan Potensial Padi dan Tanaman Palawija dan Daerah Sentra Produksi Komoditas No Komoditas Kriteria Daerah Kecamatan Sentra Produksi Komoditas 1 Padi Unggulan Setu, Cikarang Pusat, Cikarang Selatan Cikarang Timur, Cibitung, Tambun Selatan Bebelan, Tarumaya, Tambelang, Sukawangi Sukatani,Cabangbungin dan Serang Baru Padi Andalan Cibarusah, Bojongmangu, Kedungwaringin, Cikarang Utara, Karangbahagia Cikarang Barat, Tambun Utara, Sukakarya, Pebayuran dan Muaragembong No Tanaman Palawija Kriteria Daerah Kecamatan Sentra Produksi Komoditas 1 Jagung Potensial Setu, Cibarusah, Bojongmangu, Karangbahagia, Cibitung,Tambun Utara dan Muaragembong 2 Ubi Kayu Potensial Setu, Cikarang Selatan, Cibarusah, Bojongmangu Cikarang Timur, Kedungwaringin, Cibitung, Cikarang Barat, Tambun Selatan, Tambun Utara Cabangbungin, Dan Muaragembong 3 Ubi Jalar Potensial Setu, Cibarusah, Bajongmangu, Cibitung Cikarang Barat, Tambun Selatan 4 Kacang tanah Potensial Setu, Serang Baru, Cikarang Selatan, Cibarusah Bojongmangu, Cikarang Barat, Tambun Selatan 5 Kedele Potensial Tambun Utara, Pebayuran 6 Kacang Hijau Potensial Cibarusah, Bojongmangu 30
6 Berdasarkan tabel 5.3 diatas dapat dilihat bahwa tanaman palawija ditetapkan sebagai produk andalan karena memiliki nilai Tanaman palawija seperti jagung, Ubi Kayu, Ubi Jalar, Kacang Tanah, Kedele, Kacang Hijau tersebar di berbagai kecamatan. Walaupun tanaman palawija masuk katergori andalan, tidak menutup kemungkinan untuk berubah menjadi produk andalan atau bahkan menjadi produk unggulan, jika teknologi yang digunakan lebih baik lagi sehingga dapat meningkatkan produksi masing-masing tanaman tersebut Pembahasan Analisa Strategi Pengembangan Produk Unggulan Sektor Pertanian Tanaman Pangan 1. Kekuatan (Strengths) Faktor kondisi dan potensi lingkungan yang menjadi kekuatan Kabupaten Bekasi dalam pengembangan pertanian aspek pertanian padi yaitu: a. Potensi produksi dan lokasi sebaran pertanian Padi, hal ini ditunjukkan dengan kondisi luas lahan padi produktif (98.425Ha) dengan potensi produksi Padi sekitar ton/th, yang tersebar di seluruh Kabupaten Bekasi b. Penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan, keterlibatan tenaga kerja, Jumlah tenaga kerja yang terlibat pada pertanian padi adalah banyak. c. Kebijakan pemerintah daerah 31
7 d. Ketersediaan dan aksesibilatas infrastruktur jalan baik dari sisi kualitas dan kapasitas jalan. 2. Faktor Kelemahan (Weakness) Kendala dan atau faktor kelemahan yang berpotensi menjadi faktor penghambat pengembangan pertanian pengolahan komoditas padiyaitu : a. Produktivitas pertanian dan kualitas padi b. Pengembangan inovasi & teknologi yang masih rendah c. Kualitas dan Kapasis Kualitas SDM berbasis Kompetensi d. Penerapan usaha e. Rantai pemasaran yang panjang 3. Faktor Peluang (Opportunities) Kondisi lingkungan eksternal yang merupakan faktor peluang pengembangan pertanian padi yaitu: a. Permintaan kebutuhan domestik b. Perkembangan peluang ekspor padi ke kabupaten yang lain bahkan ke negara lain. c. Perkembangan teknologi dan informasi berbasis kompetensi pertanian padi sawah 32
8 d. Daya dukung kebijakan pemerintah kabupaten Bekasi dalam pengembangan pertanian pangan e. Pertumbuhan pembangunan perekonomian yang mendorong peningkatan kebutuhan akan komoditas padi. 4. Faktor Ancaman (Threats) Berdaskan kajian lingkungan eksternal, kondisi lingkungan yang berpotensi menjadi faktor ancaman dalam pengembangan pertanian padi yaitu : 1. Perubahan iklim yang berdampak pada aspek teknis budidaya padi, serta alih fungsi dan atau alih guna lahan yang berdampak pada penurunan luas lahan dan produksi bahan baku. 2. Persaingan pasar komoditas produk hasil pertanian padi yang semakin tingggi/ketat, baik di tingkat kecamatan maupun antar kabupaten. 3. Tuntutan mutu/kualitas, 4. Regulasi dan kebijakan yang menghambat, misalnya kebijakan moneter terkait masih tingginya bunga kredit, kemudian kebijakan harga BBM. 5. Kesepakatan pemberlakuan pasar bebas di tingkat kawasan, baik di tingkat Negara-negara Asia Tenggara, maupun di tingkat kawasan Negara Asia. 33
9 Tabel 4.4 Matrik analisis Faktor Internal dan Eksternal No A Faktor Kekuatan (Strenghts Faktor Internal Ranking 1 Potensi produksi dan lokasi sebaran 5 2 Penyerapan tenaga kerja dan sumber pendapatan 4 3 Kebijakan Pemerintah Daerah 3 Ketersediaan dan aksesibilatas infrastruktur jalan baik dari sisi 4 kualitas dan kapasitas jalan. 6 B Faktor Kelemahan (Weakness) 1 Produktivitas pertanian dan kualitas padi 4 2 Pengembangan inovasi & teknologi yang masih rendah 8 Kualitas dan Kapasis Kualitas SDM berbasis Kompetensi 3 pertanian 7 4 Penerapan Usaha 5 5 Rantai Pemasaran yang panjang 5 Jumlah 47 34
10 No Faktor Eksternal Ranking C Faktor Peluang (Oppertunities) 1 Permintaan kebutuhan domestik 7 2 Peluang Pasar International (ekspor-impor) 6 Perkembangan teknologi dan informasi berbasis 3 kompetensi pertanian tanaman pangan 7 Kebijakan pemerintah pusat dalam pengembangan 4 pertanian padi 7 5 Pertumbuhan perekonomian nasional 7 D Faktor Ancaman (Threats) Perubahan kondisi iklim /agroklimat & Alih fungsi/guna 1 lahan 8 2 Persaingan pasar komoditas/produk tanaman pangan 8 3 Tuntutan mutu/kualitas 6 4 Kebijakan dan regulasi yang menghambat 7 5 Kesepakan pemberlakuan pasar bebas Asean 7 Jumlah 67 35
11 Berdasarkan analisis lingkungan internal pengembangan hasil pertanian diperoleh nilai (47), artinya terdapat faktor kelemahan yang harus dibenahi dalam upaya pengembangan pertanian aspek padi dengan tetap mempertahankan kekuatan. Dilihat dari ranking kelemahan, yang paling tinggi adalah pengembangan inovasi & teknologi (8) dan Kualitas dan Kapasis Kualitas SDM berbasis Kompetensi pertanian (7). Sedangkan terkait dengan kondisi lingkungan eksternal menunjukkan pengembangan pertanian padi memilki peluang yang rendah dibanding faktor ancaman. Peluang pertanian padi di kabupaten Bekasi rata-rata sama di ranking 7 di karenakan peluang lebih rendah di bandingkan denagan ancaman yang realtif tinggi. Berdasarkan hasil analisis ini, maka dapat digambarkan matrik SWOT sebagai dasar dalam penentuan strategi sebagai berikut: 36
12 Gambar 4.1 Matriks Hasil Analisis SWOT Perkembangan Pertanian tanaman pangan FAKTOR INTERNAL +4 (S) (W) -4 E K S T E R N A L (O) 0 (T) KUADRAN I Strategi Agresif KUADRAN III KUADRAN II Strategi Turn Aurond (Berbenah Diri) KUADRAN IV Strategi Diversifikasi Strategi Dipensif -4 Berdasarkan Gambar 4.1 menunjukkan bahwa berdasarkan analisis SWOT, perencanaan strategi pengembangan pertanian padi sawah berada pada posisi kuadran II dengan pilihan perencanaan strategi yang perlu dirumuskan adalah strategi berbenah diri. Artinya pengembangan pertanian memilki peluang dikembangkan tetapi memiliki beberapa kendala atau kelemahan internal yang harus dibenahi, sehingga fokus strategi ini yaitu meminimalkan masalah internal atau membenahi kelemahan dalam upaya memanfaatkan peluang yang ada.strategi yang bisa 37
13 diupayakan dalam strategi berbenah diri menurut David (2009) adalah strategi penetrasi dan pengembangan pasar serta pengembangan produk baik dari sisi kualitas maupun kuantitas dan ragam jenis produk (produk turunan). Berdasarkan analisis SWOT dan posisi pengembangan pertanian padi di Kabupaten Bekasi pada matriks IE, maka dapat dirumuskan alternatif strategi yang dilakukan melalui kebijakan pengembangkan pertanian pangan yaitu : 1. Meningkatkan produktivitas pertanian padi sawah dan kualitas bahan bibit padi melalui peningkatan penerapan teknologi usaha tani, bantuan modal dan sarana prasarana teknologi, kerjasama dalam pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi pengembangan pertanian aspek padi dan palawija. 2. Dapat meningkatkan pendapatan masyarakat dan penyerapan tenaga kerja. 3. Pengembangan dan peningkatan kualitas dan kapasitas sumber daya manusia, infrastruktur dan sumber pendanaan. Peningkatan dan pengembangan sumber daya manusia dapat dilakukan dengan mengadakan pembinaan dan pelatihan dalam pengembangan komoditas tanaman pangan dan palawija dari instansi yang terkait ataupun dengan mengadakan kerjasama dengan institusi atau lembagalembaga pendidikan yang berkompeten dibidang pertanian. 4. Sedangkan dalam upaya meningkatkan kegiatan pembangunan infrastruktur yang berupa jalan diperlukan dukungan dan komitmen dari pemerintah daerah. Pembangunan infrastruktur yang memadai, seperti jalan raya, jaringan telekomunikasi dan listrik,.selain itu, kebijakan dalam bantuan pemberian kredit dengan bunga lebih murah untuk modal kerja. Hal ini bisa dilakukan dengan 38
14 penguatan kapasitas dan manajemen kelompok, pengembangan lembaga keuangan mikro di tingkat pelaku usaha, 5. Melakukan peningkatan jejaring kerjasama dengan lembaga-lembaga maupun perguruan tinggi yang berkompeten dalam bidang pertanian. Kerjasama yang dilakukan tersebut dapat dalam bentuk penyediaan peralatan, transfer teknologi, penelitian dan pengembangan lebih lanjut tentang pengembangan pertanian pangan khususnya padi dan palawija yang berkualitas sehingga tercapai tujuan untuk meningkatkan nilai tambah dan daya saing poduk. 6. Mengembangkan kapasitas dan kualitas tenaga ahli dibidang pengembangan usaha tani. Tenaga ahli diperlukan sebagai tenaga pendamping di lapangan. 7. Pengembangan fasilitas dan ketersediaan sarana dan prasarana untuk kelengkapan pengembangan teknologi berbasis kompetensi pengembangan pertanian, pelatihan dan penelitian.maupun bantuan ketersediaan sarana dan prasarana pengembangan teknologi di tingkat usahatanidan atau pelaku usaha tani. Serta fasilitasi insentif bagi pelaku usaha yang mampu meningkatkan kualitas produk, pengembangan kemampuan inovasi dan penerapan teknologi pengembangan pertanian 8. Pengembangan fasiltas dan jaringan kerjasama pemasaran baik dalam negeri maupun luar negeri (ekspor) 9. Pengembangan faslitas dan jaringan kerjasama dalam pengembangan pertanian padi 39
I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN Pembangunan pertanian merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pembangunan nasional secara keseluruhan. Pembangunan pertanian di Indonesia memiliki tujuan yang penting
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Fenomena ketimpangan distribusi pendapatan memang dapat terjadi di
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Fenomena ketimpangan distribusi pendapatan memang dapat terjadi di negara maju maupun negara yang sedang berkembang. Hubungan antara ketimpangan dan pembangunan sejatinya
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Gambaran Umum Kabupaten Bekasi Secara administratif Kabupaten Bekasi termasuk salah satu Kabupaten di Propinsi Jawa Barat yang berbatasan langsung dengan DKI Jakarta.
Lebih terperinciIV. KEADAAN UMUM WILAYAH
IV. KEADAAN UMUM WILAYAH 4.1. Sejarah Kabupaten Bekasi Kabupaten Bekasi dibentuk berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 1950 tentang Pembentukan Dasar-Dasar Kabupaten dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat
Lebih terperinciIII. GAMBARAN UMUM. 3.1 Cikarang dalam RTRW Kabupten Bekasi (Perda No 12 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bekasi Tahun )
III. GAMBARAN UMUM 3.1 Cikarang dalam RTRW Kabupten Bekasi 2011-2031 (Perda No 12 Tahun 2011 Tentang RTRW Kabupaten Bekasi Tahun 2011-2031) Berdasarkan Perpres No 54 Tahun 2008 tentang Penataan Ruang Kawasan
Lebih terperinciMETODOLOGI. Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37
Dinas Pertanian Provinsi Jawa Timur 37 Penyusunan Master Plan Kawasan Tanaman Pangan dan Hortikultura Jawa Timur meliputi beberapa tahapan kegiatan utama, yaitu : 1) Pengumpulan, Pengolahan dan Analisis
Lebih terperinci1 BAB III TINJAUAN LOKASI
1 BAB III TINJAUAN LOKASI 1.1 Profil Geografis, Administrasi dan Kondisi Fisik Wilayah 1.1.1 Letak Geografis Gambar 1.1 Peta Administrasi Kota Bekasi Sumber : bekasikab.bps.go.id Kabupaten Bekasi mempunyai
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN.. Interpretasi Visual Penggunaan Lahan Setiap obyek yang terdapat dalam citra memiliki kenampakan karakteristik yang khas sehingga obyek-obyek tersebut dapat diinterpretasi dengan
Lebih terperinciV. GAMBARAN UMUM. 5.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bekasi
V. GAMBARAN UMUM 5.1 Kondisi Geografis Kabupaten Bekasi Secara geografis letak Kabupaten Bekasi berada pada posisi 6 10 53-6 30 6 Lintang Selatan dan 160 48 28-107 27 29 Bujur Timur.Wilayah Kabupaten Bekasi
Lebih terperinciBERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI
BERITA DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR : 2009 PERATURAN BUPATI BEKASI NOMOR : 43 TAHUN 2009 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA INSPEKTORAT DAERAH BUPATI BEKASI Menimbang : a. bahwa dengan telah diundangkannya
Lebih terperinciBAB III. Objek Penelitian. pembantu bupati yang terdiri dari 187 desa. Secara administratif batas-batas Kabupaten
BAB III Objek Penelitian III.1 Kabupaten Bekasi III.1. Gambaran Umum Kabupaten Bekasi Kabupaten Bekasi Terdiri dari 15 kecamatan dan disertai dengan 5 wilayah untuk pembantu bupati yang terdiri dari 187
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor agribisnis merupakan sektor ekonomi terbesar dan terpenting dalam perekonomian nasional. Peran terpenting sektor agribisnis saat ini adalah kemampuannya dalam menyerap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian sebagai penunjang utama kehidupan masyarakat Indonesia memerlukan pertumbuhan ekonomi yang kokoh dan pesat. Pertanian untuk pembangunan (agriculture
Lebih terperinciKEPUASAN PETANI TERHADAP PELAYANAN PADA TOKO USAHA JAYA ATANI. Rika Wika Yanti EA06
KEPUASAN PETANI TERHADAP PELAYANAN PADA TOKO USAHA JAYA ATANI Rika Wika Yanti 10209952 3EA06 Perencanaan wilayah yang komprehensif dan terintegrasi sangat diperlukan dalam pencapaian hasil pembangunan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap wilayah di permukaan bumi memiliki karakteristik dan ciri khasnya masing-masing. Karakteristik antara satu wilayah dengan wilayah lainnya memiliki perbedaan
Lebih terperinciFUNGSI : a. Perumusan kebijakan teknis di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat b.
30 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PERTANIAN TUGAS POKOK : Melaksanakan urusan pemerintahan daerah di bidang pertanian yang meliputi tanaman pangan, peternakan dan perikanan darat berdasarkan asas otonomi
Lebih terperinciJumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bekasi Tahun 2013 sebanyak 85,6 ribu rumah tangga
.3216 Jumlah rumah tangga usaha pertanian di Kabupaten Bekasi Tahun 2013 sebanyak 85,6 ribu rumah tangga Jumlah perusahaan pertanian berbadan hukum di Kabupaten Bekasi Tahun 2013 sebanyak 5 Perusahaan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang sangat penting karena pertanian berhubungan langsung dengan ketersediaan pangan. Pangan yang dikonsumsi oleh individu terdapat komponen-komponen
Lebih terperinciKajian Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap Swasembada Beras di Kabupaten Bekasi
Prosiding Perencanaan Wilayah dan Kota ISSN: 2460-6480 Kajian Alih Fungsi Lahan Pertanian terhadap Swasembada Beras di Kabupaten Bekasi 1 Robbinov Dwi Ardi, 2 Ina Helena Agustina 1,2 Prodi Perencanaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Menurut Nainggolan K. (2005), pertanian merupakan salah satu sektor yang sangat dominan dalam pendapatan masyarakat di Indonesia karena mayoritas penduduk Indonesia
Lebih terperinciNOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2016 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG
NOMOR 6 LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2016 BUPATI BEKASI PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEMBENTUKAN DAN SUSUNAN PERANGKAT DAERAH KABUPATEN BEKASI
Lebih terperinciRINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
RINGKASAN EKSEKUTIF Muhammad Syahroni, 2005. Analisis Strategi Pengembangan Komoditas Unggulan Agribisnis di Kabupaten Dompu Propinsi Nusa Tenggara Barat. Di Bawah bimbingan E. Gumbira Sa id dan Kirbrandoko.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui. perannya dalam pembentukan Produk Domestic Bruto (PDB), penyerapan
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sumber pendapatan yang memiliki peranan penting dalam meningkatkan perekonomian Indonesia melalui perannya dalam pembentukan Produk
Lebih terperinciRINGKASAN PERMOHONAN PERKARA
RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 9/PHPU.D-X/2012 Tentang Permohonan Keberatan Terhadap Keputusan Komisi Pemilihan Umum Kabupaten Bekasi Tahun 2012 I. PIHAK-PIHAK - PEMOHON 1. Dr. H. Sa duddin,
Lebih terperinciVII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET
VII. FAKTOR-FAKTOR PENDUKUNG DAN PENGHAMBAT PENGEMBANGAN PERKEBUNAN KARET Faktor pendukung dan penghambat merupakan elemen yang diidentifikasi untuk menentukan dan mempengaruhi keberhasilan pengembangan
Lebih terperinciPRODUKSI PANGAN INDONESIA
65 PRODUKSI PANGAN INDONESIA Perkembangan Produksi Pangan Saat ini di dunia timbul kekawatiran mengenai keberlanjutan produksi pangan sejalan dengan semakin beralihnya lahan pertanian ke non pertanian
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Indonesia Serta
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan 5.1.1 Produksi, Produktivitas, dan Luas Areal Ubi Kayu di Serta Proyeksinya 5.1.1.1 Produksi Produksi rata - rata ubi kayu di sampai dengan tahun 2009 mencapai
Lebih terperinciDAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN.. 1
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN Halaman.. i..vi.. viii.. ix I. PENDAHULUAN.. 1 1.1. Latar Belakang.. 1 1.2. Identifikasi Masalah..5 1.3. Rumusan Masalah.. 6 1.4. Tujuan
Lebih terperinciN O M O R 4 T A H U N TENTANG
L E M B A R A N D A E R A H K A B U P A T E N B E K A S I PERATURAN DAERAH KABUP ATEN BE KASI N O M O R 4 T A H U N 2 0 0 7 TENTANG P E R UB AH AN AT AS P E RATURAN D AE R AH K AB U P AT E N BE KAS I N
Lebih terperinciREKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005
BOKS REKOMENDASI SEMINAR STRATEGI DAN TANTANGAN PEMBANGUNAN EKONOMI JANGKA MENENGAH PROVINSI JAMBI 22 DESEMBER 2005 I. PENDAHULUAN Dinamika daerah yang semakin kompleks tercermin dari adanya perubahan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. termasuk dalam lokasi kawasan komoditas unggulan nasional pada komoditas padi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam rangka peningkatan produksi pertanian komoditas unggulan di Kabupaten Bekasi, pembangunan pertanian berskala ekonomi harus dilakukan melalui perencanaan wilayah
Lebih terperinciLEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : SERI : C
LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NO : 1 2003 SERI : C PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR: 4 TAHUN 2003 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2003-2013 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG
Lebih terperinci7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi
7. Pencapaian Luas Tanam, Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi Komoditi padi sebagai bahan konsumsi pangan pokok masyarakat, tentunya telah diletakkan sebagai prioritas dan fokus kegiatan program
Lebih terperinciANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI. Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS PISANG DI KECAMATAN MESTONG, KABUPATEN MUARO JAMBI Oleh: Irwanto, SST (Widyaiswara Pertama) ABSTRAK Analisis SWOT merupakan salah satu metode untuk menganalisis
Lebih terperinciBAB I P E N D A H U L U A N. 1. Latar Belakang
BAB I P E N D A H U L U A N 1. Latar Belakang Sesuai amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Nasional, dan undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah, setiap
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar
BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis dan Sumber Data Dalam penelitian ini digunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistik (BPS) dan instansi terkait lainnya. Data yang digunakan adalah PDRB atas dasar harga
Lebih terperinciARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN BEKASI Riris Fahrisya Adista 1 ), Janthy T Hidayat 2 ), Noordin Fadholie 3 )
ARAHAN PENGEMBANGAN WILAYAH KABUPATEN BEKASI Riris Fahrisya Adista 1 ), Janthy T Hidayat 2 ), Noordin Fadholie 3 ) ABSTRAK Bekasi merupakan bagian dari Metropolitan Jabodetabek yang memiliki tingkat kompleksitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian, maka penelitian ini menggunakan pendekatan analisis deskriptif, yaitu penelitian yang berusaha memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kebutuhan terigu dicukupi dari impor gandum. Hal tersebut akan berdampak
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perubahan pola konsumsi makanan pada masyarakat memberikan dampak positif bagi upaya penganekaragaman pangan. Perkembangan makanan olahan yang berbasis tepung semakin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting dalam perekonomian nasional. Hal ini dapat dilihat dari kontribusi yang dominan, baik secara langsung maupun
Lebih terperinciANALISIS SWOT. Analisis Data Input
ANALISIS SWOT Dalam menyusun suatu strategi pengembangan wilayah, sebelumnya perlu dilakukan suatu analisa yang mendalam. Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah dengan Analisis
Lebih terperinciARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR
ARAHAN PENGEMBANGAN USAHATANI TANAMAN PANGAN BERBASIS AGRIBISNIS DI KECAMATAN TOROH, KABUPATEN GROBOGAN TUGAS AKHIR Oleh: HAK DENNY MIM SHOT TANTI L2D 605 194 JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA FAKULTAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 48 Tahun 2008, juga tengah giat membangun daerahnya. Sebagai daerah yang masih
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kabupaten Pringsewu sebagai sebuah Daerah Otonomi Baru (DOB) yang dibentuk berdasarkan Surat Keterangan Menteri Dalam Negeri (MENDAGRI) nomor 48 Tahun 2008,
Lebih terperinciBAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi)
BAB IV PEMBANGUNAN PERTANIAN DI ERA GLOBALISASI (Konsolidasi Agribisnis dalam Menghadapi Globalisasi) Sebagai suatu negara yang aktif dalam pergaulan dunia, Indonesia senantiasa dituntut untuk cepat tanggap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pangan merupakan kebutuhan manusia yang sangat mendasar sehingga ketersediaannya harus terjamin dan terpenuhi. Pemenuhan pangan merupakan bagian dari hak asasi
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Geografis Kota Metro Posisi wilayah Kota Metro berada di tengah Provinsi Lampung, secara geografis terletak pada 5,6 0 5,8 0 lintang selatan dan 105,17 0-105,19
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang diarahkan menuju tercapainya tujuan organisasi. Pelaksanaan rangkaian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Suatu organisasi didirikan sebagai suatu wadah untuk mencapai suatu atau beberapa tujuan. Organisasi tersebut harus mengelola berbagai rangkaian kegiatan yang
Lebih terperinciKompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Majalengka
Kompetensi Inti Industri Daerah Kabupaten Majalengka Tjutju Tarliah *1), Dedeh Kurniasih 2) 1) Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Pasundan, Jl. Setiabudhi 193, Bandung, 40153, Indonesia 2) Sistem
Lebih terperinci: Arief Budiman Npm : Fakultas : Ekonomi Jurusan : Manajemen Dosen Pemb : Sri Kurniasih Agustin, SE., MM
ANALISIS ANALISIS STRATEGI DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL STRATEGI DAYA SAING IKAN HIAS INDONESIA DI PASAR INTERNASIONAL Nama : Arief Budiman Npm : 1910703 Fakultas : Ekonomi Jurusan
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. pelestarian keseimbangan lingkungan. Namun pada masa yang akan datang,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan sub sektor pertanian tanaman pangan, merupakan bagian integral dari pembangunan pertanian dan telah terbukti memberikan peranan penting bagi pembangunan nasional,
Lebih terperinciPELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU
PELUANG PENGEMBANGAN AGRIBISNIS SAYUR-SAYURAN DI KABUPATEN KARIMUN RIAU Almasdi Syahza Pusat Pengkajian Koperasi dan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat (PPKPEM) Universitas Riau Email: asyahza@yahoo.co.id:
Lebih terperincilama yang reaktif menuju preventif dan pengurangan resiko. Sesuai amanat UU No 24 tahun 2007 yang mengarah ke pro Disaster Risk Reduction.
W PENGANTAR ilayah Kabupaten Bekasi dengan luas 1,484,37 km2 terdiri dari daratan dan pantai memiliki jumlah penduduk sekitar 2,8 juta jiwa yang tersebar di 23 kecamatan, 187 desa/kelurahan. Luas kawasan
Lebih terperinciBAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN
36 BAB IV. KONDISI UMUM WILAYAH PENELITIAN A. Keadaan Geografi Letak dan Batas Wilayah Kabupaten Ngawi secara geografis terletak pada koordinat 7º 21 7º 31 LS dan 110º 10 111º 40 BT. Batas wilayah Kabupaten
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN
17 BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2. 1. Tinjauan Pustaka Istilah kopi spesial atau kopi spesialti pertama kali dikemukakan oleh Ema Knutsen pada tahun 1974 dalam Tea and
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
A. Latar Belakang Penelitian BAB 1 PENDAHULUAN Pertanian merupakan kegiatan yang penting dilakukan untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Sehingga perlu adanya keterampilan dalam mengelola usaha pertanian
Lebih terperinciPENDAHULUAN. Latar Belakang
PENDAHULUAN Latar Belakang Pembangunan yang dititikberatkan pada pertumbuhan ekonomi berimplikasi pada pemusatan perhatian pembangunan pada sektor-sektor pembangunan yang dapat memberikan kontribusi pertumbuhan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Perkebunan karet rakyat di Kabupaten Cianjur mempunyai peluang yang cukup besar untuk pemasaran dalam negeri dan pasar ekspor. Pemberdayaan masyarakat perkebunan
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
18 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan pertanian merupakan bagian dari pembangunan ekonomi Nasional yang bertumpu pada upaya mewujudkan masyarakat Indonesia yang sejahtera, adil dan makmur seperti
Lebih terperinci4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah
4.2 Strategi dan Kebijakan Pembangunan Daerah Mencermati isu-isu strategis diatas maka strategi dan kebijakan pembangunan Tahun 2014 per masing-masing isu strategis adalah sebagaimana tersebut pada Tabel
Lebih terperinciPenerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi. pemasaran pada mierip kafe di. bekasi
Penerapan analisis swot (strengths,weakness,opportuni ties,threats) sebagai strategi ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN MODAL KERJA PADA PT. FEDERAL INTERNATIONAL bekasi FINANCE pemasaran pada mierip kafe
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON
Lebih terperinciPRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015)
BADAN PUSAT STATISTIK PROVINSI ACEH No. 14/03/Th.XIX. 01 Maret 2016 PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI ACEH (ANGKA SEMENTARA TAHUN 2015) ANGKA SEMENTARA PRODUKSI PADI TAHUN 2015 SEBESAR 2.331.046 TON
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Tanaman Pangan merupakan komoditas penting dan strategis, karena pangan merupakan kebutuhan pokok manusia yang pemenuhannya menjadi hak asasi setiap rakyat Indonesia, hal
Lebih terperinciC. Program. Berdasarkan klaim khasiat, jumlah serapan oleh industri obat tradisional, jumlah petani dan tenaga
C. Program PERKREDITAN PERMODALAN FISKAL DAN PERDAGANGAN KEBIJAKAN KETERSEDIAAN TEKNOLOGI PERBAIKAN JALAN DESA KEGIATAN PENDUKUNG PERBAIKAN TATA AIR INFRA STRUKTUR (13.917 ha) Intensifikasi (9900 ha) Non
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tanaman Salak Tanaman salak memiliki nama ilmiah Salacca edulis reinw. Salak merupakan tanaman
Lebih terperinci3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis
3.1 Penilaian Terhadap Sistem Perekonomian / Agribisnis 3.1.1 Kelembagaan Agro Ekonomi Kelembagaan agro ekonomi yang dimaksud adalah lembaga-lembaga yang berfungsi sebagai penunjang berlangsungnya kegiatan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 20/03/52/Th.VIII, 3 Maret 2014 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 2012 (ATAP 2012)
Lebih terperinciPenggunaan Tanah Lahan Basah di Kabupaten Bekasi Tahun
Penggunaan Tanah Lahan Basah di Kabupaten Bekasi Tahun 2002-2011 Reno Aldiano 1 1 Mahasiswa Departemen Geografi, FMIPA UI, Kampus UI Depok 16424 Email: aldiano.reno@yahoo.com Abstrak Untuk mengetahui apakah
Lebih terperinciTabel 5.1 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun
Tabel 5. Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Pembangunan Daerah Tahun 3-8 VISI MISI TUJUAN SASARAN INDIKATOR SATUAN AWAL TARGET INDIKATOR 3 4 5 6 7 8 8 3 4 5 6 7 8 9 3 4 TERWUJUDNYA TEMANGGUNG
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN A. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem perekonomian suatu negara merupakan satu kesatuan yang dicirikan oleh adanya hubungan sektor ekonomi yang satu dengan sektor ekonomi yang lain. Hubungan ini dapat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan
BAB I PENDAHULUAN 1. 1. Latar Belakang UMKM merupakan unit usaha yang sedang berkembang di Indonesia dan keberadaannya perlu mendapat dukungan dari semua pihak, baik dari sektor pemerintah maupun non-pemerintah.
Lebih terperinciPOLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015
POLICY BRIEF KAJIAN KESIAPAN SEKTOR PERTANIAN MENGHADAPI PASAR TUNGGAL ASEAN 2015 Dr. Sahat M. Pasaribu Pendahuluan 1. Semua Negara anggota ASEAN semakin menginginkan terwujudnya kelompok masyarakat politik-keamanan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sektor pertanian merupakan sektor yang mendasari kehidupan setiap
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sektor pertanian masih memegang peranan penting bagi perekonomian nasional. Hal tersebut dikarenakan beberapa alasan, pertama, sektor pertanian merupakan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan UU Nomor 7 Tahun 1996 tentang pangan, ketahanan pangan merupakan kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang tercermin dari tersedianya pangan yang
Lebih terperinciIV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan
IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN A. Keadaan Umum Kabupaten Lampung Selatan 1. Keadaan Geografi Wilayah Kabupaten Lampung Selatan terletak antara 105,14 sampai dengan 105,45 Bujur Timur dan 5,15 sampai
Lebih terperinciPERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BEKASI TAHUN
PERATURAN DAERAH KABUPATEN BEKASI NOMOR 12 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BEKASI TAHUN 2011 2031 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BEKASI, Menimbang : a. bahwa untuk memberikan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang
I. PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Pembangunan Pertanian merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan nasional. Pertanian memegang peranan penting dalam perekonomian bangsa, hal ini ditunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Komoditas Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, komoditas adalah: 1. Barang dagangan utama, benda niaga, hasil bumi dan kerajinan setempat dapat dimanfaatkan sebagai
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang
35 III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang dipergunakan untuk mendapatkan dan menganalisis data sesuai dengan tujuan
Lebih terperinciBERITA RESMI STATISTIK
BERITA RESMI STATISTIK BPS PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT No. 19/3/52/Th.X, 1 Maret 216 ANGKA SEMENTARA TAHUN PRODUKSI PADI DAN PALAWIJA PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT A. PADI Angka tetap 214 (ATAP 214) produksi
Lebih terperinciANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi BAB 1.
ANALISIS EFISIENSI BISNIS TANAMAN PANGAN UNGGULAN DI KABUPATEN BEKASI Oleh : Nana Danapriatna dan Ridwan Lutfiadi ABSTRAK Tanaman pangan yang berkembang di Kabupaten Bekasi adalah padi, jagung, ubi kayu,
Lebih terperinciPENDAHULUAN 1. Latar Belakang
I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Ketela pohon atau ubi kayu dengan nama latin Manihot utilissima merupakan salah satu komoditas pangan penting di Indonesia selain tanaman padi, jagung, kedelai, kacang
Lebih terperinciPERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar
PERANAN SEKTOR PERTANIAN KHUSUSNYA JAGUNG TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN JENEPONTO Oleh : Muhammad Anshar Jurusan Teknik Perencanaan Wilayah dan Kota Fakultas Sains dan Teknologi ABSTRAK Penelitian
Lebih terperincipertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju kehidupan yang lebih
1.1. Latar Belakang Pembangunan secara umum dan khususnya program pembangunan bidang pertanian pada hakekatnya, adalah semua upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat tani menuju
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan. dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan kesejahteraan
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional yang diarahkan untuk mengembangkan daerah tersebut. Tujuan dari pembangunan daerah adalah untuk meningkatkan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan
Lebih terperinciPosisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014
Posisi Pertanian yang Tetap Strategis Masa Kini dan Masa Depan Jumat, 22 Agustus 2014 Sektor pertanian sampai sekarang masih tetap memegang peran penting dan strategis dalam perekonomian nasional. Peran
Lebih terperinciKELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG
LAMPIRAN 83 Lampiran 1. Kuesioner kelayakan usaha KUESIONER PENELITIAN KELAYAKAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA SILO JAGUNG di GAPOKTAN RIDO MANAH KECAMATAN NAGREK KABUPATEN BANDUNG SEKOLAH PASCASARJANA
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bagi negara berkembang seperti Indonesia landasan pembangunan ekonomi negara dititikberatkan pada sektor pertanian. Produksi sub-sektor tanaman pangan memberikan kontribusi
Lebih terperinciANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN
ANALISIS PERUMUSAN ARAHAN PENGEMBANGAN Variabel bahan baku Variabel lsdm/tenaga kerja Variabel ketersediaan Infrastruktur Pendukung Variabel kelembagaan Analisis Triangulasi ARAHAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI
Lebih terperinciPRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I)
No. 40/07/13/Th.XVIII, 1 Juli 2015 PRODUKSI PADI, JAGUNG, KEDELAI, UBI KAYU DAN UBI JALAR (TAHUN 2014: ANGKA TETAP, 2015 : ARAM I) A. PADI Produksi padi tahun 2014 tercatat sebesar 2.519.020 ton GKG (ATAP
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. setengah dari penduduk Indonesia bekerja di sektor ini. Sebagai salah satu
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Sektor pertanian di Indonesia memegang peranan strategis karena merupakan sebagai tumpuan hidup sebagian besar penduduk Indonesia, dimana hampir setengah dari
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
38 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Identifikasi Komoditas Basis Komoditas basis adalah komoditas yang memiliki keunggulan secara komparatif dan kompetitif. Secara komparatif, tingkat keunggulan ditentukan
Lebih terperinciVII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA
VII PERUMUSAN STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA 7.1 Tahap pemasukan data ( The Input Stage ) Tahap pertama setelah identifikasi faktor internal dan eksternal yang dirumuskan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang
Lebih terperinciBAGIAN PEREKONOMIAN DINAS PERTANIAN ,95 JUMLAH
II. URUSAN PILIHAN YANG DILAKSANAKAN 01. A. KEBIJAKAN PROGRAM Pada Urusan pilihan Pertanian diarahkan pada Peningkatan produksi pertanian dan pemberdayaan petani lokal serta peningkatan akses modal dan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
164 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Bab ini akan membahas mengenai kesimpulan dari hasil analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, serta memberikan beberapa rekomendasi baik rekomendasi secara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan pembangunan nasional adalah mewujudkan masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila. Pembangunan merupakan salah satu cara untuk mencapai keadaan tersebut,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelayanan rakyat saat ini menjadi isu kebijakan yang semakin strategis,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelayanan rakyat saat ini menjadi isu kebijakan yang semakin strategis, karena perbaikan pelayanan publik di Indonesia cenderung berjalan di tempat. Sementara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Upaya peningkatan produksi tanaman pangan khususnya pada lahan sawah melalui perluasan areal menghadapi tantangan besar pada masa akan datang. Pertambahan jumlah penduduk
Lebih terperinci