TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi Massa

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "TINJAUAN PUSTAKA. Komunikasi Massa"

Transkripsi

1 TINJAUAN PUSTAKA Komunikasi Massa Definsi yang paling sederhana mengenai komunikasi massa dirumuskan oleh Bittner dalam Mugniesyah (2010), yaitu merupakan bentuk pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada sejumlah besar orang. Rakhmat (2003) merangkum pendapat berbagai ahli komunikasi dengan mendefinisikan komunikasi massa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonim melalui media cetak atau elektronis sehingga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat. Komunikasi massa terdiri atas unsur-unsur berupa komunikator, media massa, informasi (pesan) massa, gatekeeper, khalayak (publik), dan umpan balik. Komunikasi massa berbeda dengan jenis komunikasi lainnya. Cangara (2006) menyatakan bahwa komunikator dalam komunikasi massa adalah lembaga atau organisasi atau orang yang bekerja dengan fasilitas lembaga atau organisasi. Komunikator bersifat melembaga, dimana pihak yang mengelola media terdiri dari banyak orang, mulai dari pengumpulan, pengelolaan, hingga penyajian informasi. Sementara itu, menurut Bungin (2008b), komunikator dalam komunikasi massa ialah: (1) Pihak yang mengandalkan media massa dengan teknologi telematika modern sehingga dalam menyebarkan suatu informasi dapat ditangkap dengan cepat oleh publik. (2) Komunikator dalam penyebaran informasi mencoba berbagi informasi, pemahaman, wawasan, dan solusi-solusi dengan jutaan massa yang tersebar dimanapun tanpa diketahui dengan jelas keberadaan mereka. (3) Komunikator berperan sebagai sumber pemberitaan yang mewakili institusi formal yang sifatnya mencari keuntungan dari penyebaran informasi tersebut. Perbedaan antara komunikasi massa dengan komunikasi interpersonal secara lebih rinci dijelaskan dalam Tabel 1. Tabel 1 Karakteristik saluran komunikasi interpersonal dan media massa Karakteristik Saluran Interpersonal Saluran Media Massa Arus pesan Cenderung dua arah Cenderung searah Konteks komunikasi Tatap muka Melalui media Tingkat umpan balik Tinggi Rendah Kemampuan mengatasi Tinggi Rendah selektivitas Kecepatan jangkauan terhadap khalayak banyak Relatif lambat Relatif cepat Efek yang mungkin terjadi Perubahan dan pembentukan sikap Sumber: Rogers and Shoemaker dalam Mugniesyah (2010) Perubahan pengetahuan Sasaran komunikasi massa adalah tersampaikannya pesan komunikasi kepada khalayaknya. Bungin (2008b) menyatakan bahwa khalayak dalam

2 8 komunikasi massa adalah massa yang menerima informasi massa yang disebarkan oleh media massa, terdiri dari publik pendengar atau pemirsa sebuah media massa. Beberapa sifat dari audiensi massa menurut Bungin (2008b) dan Wright dalam Wiryanto (2005), yaitu: (1) Terdiri dari jumlah yang besar, menyebar dimana-mana sehingga menyebabkannya tidak bisa dibedakan satu dengan yang lainnya dan sukar diorganisir. (2) Anonim, yang menandakan bahwa anggota dari audiensi massa umumnya tidak tahu menahu, tidak pernah bertemu, dan tidak saling mengenal. Anggota-anggota dari suatu mass audience dapat mengelompok berdasarkan kepentingan, minat, dan pendapat yang sama serta kesamaan lain yang berhubungan dengan jenis-jenis pesan media yang diterima. (3) Pemberitaan media massa dapat ditangkap oleh masyarakat dari berbagai tempat, sehingga sifat audiensi massa juga tersebar dimana-mana, terpencar, dan tidak mengelompok pada wilayah tertentu. (4) Pada mulanya audiensi massa tidak interaktif, artinya antara media massa dan pendengar tidak saling berhubungan, namun saat ini audiensi massa memiliki pilihan berinteraksi atau tidak dengan media massa melalui komunikasi telepon. (5) Terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang heterogen, tidak dapat dikategorikan terdiri dari segmentasi tertentu. Komunikasi massa tidak ditujukan kepada audiensi tertentu yang eksklusif melainkan untuk orang dengan berbagai latar belakang. Televisi sebagai Media Massa Media massa kini menjadi bagian penting dalam kehidupan manusia yang mampu mempengaruhi pola-pola kehidupan dan rutinitas manusia. Menurut Bungin (2008b), media massa adalah institusi yang berperan sebagai agent of change, yaitu sebagai institusi pelopor perubahan. Berikut dijelaskan beberapa peran media massa, yaitu: (1) Sebagai institusi pecerahan masyarakat, yaitu peranannya sebagai media edukasi. Media massa mendidik masyarakat supaya cerdas, terbuka pikirannya, dan menjadi masyarakat yang maju. (2) Sebagai media informasi, yang setiap saat menyampaikan informasi kepada masyarakat. Dengan begitu, masyarakat akan menjadi masyarakat yang informatif, kaya, dan terbuka akan informasi. (3) Sebagai media hiburan, juga menjadi institusi budaya yang setiap saat menjadi corong kebudayaan dan katalisator perkembangan budaya. Media massa terus mengalami perkembangan yang pesat dari waktu ke waktu, dimulai dari kemunculan surat kabar, majalah, radio, televisi, hingga film dan internet. Bila dibandingkan dengan media massa lainnya, televisi merupakan salah satu media massa yang paling menarik dan paling memiliki pengaruh dalam kehidupan manusia. Liliweri (1991) menjelaskan bahwa perkembangan televisi sebagai media massa elektronik dimulai dengan hadirnya kamera televisi yang ditemukan oleh Vladimir Zworykin pada tahun Pada tahun 1948 televisi mulai menyiarkan berita dan hiburan secara teratur dan mulai memasuki tahap

3 9 popular sampai dengan tahun Cangara (2006) menjelaskan bahwa televisi pertama kali diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1962, ketika pesta olahraga Asian Games di Jakarta. Pada awalnya siarannya terbatas hanya 3 jam dalam sehari dengan wilayah liputan Jakarta dan Bogor. Perkembangannya pun sangat lambat karena setelah 14 tahun kemunculannya, jumlah pesawat televisi baru mencapai buah dengan target penonton sebanyak 36.5 juta jiwa. Hal ini kemudian berubah setelah digunakannya satelit komunikasi Palapa sejak tahun Pemilikan televisi menanjak tajam menjadi 26 juta pesawat televisi dan target penonton meningkat menjadi juta pada tahun Saat ini, selain dapat digunakan di rumah-rumah, televisi juga dapat digunakan di mobil dan dibawa kemana-mana dengan memanfaatkan teknologi satelit. Perkembangan teknologi televisi tersebut memungkinkan khalayak untuk dapat menyaksikan siaran televisi dimanapun dia berada. Contoh produksi televisi jenis ini adalah televisi genggam, televisi mobil, maupun televisi seluler (Bungin 2008b). Televisi banyak dimanfaatkan oleh khalayak dalam mengakses informasi dan hiburan karena memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan media elektronik lainnya. Televisi mampu menyampaikan pesan dalam bentuk suara dan gambar (audio visual) sehingga pesannya lebih mudah diterima, ditambah lagi kemampuannya memainkan warna yang meningkatkan daya tariknya bagi khalayak. Kemampuannya dalam mengatasi jarak dan waktu menyebabkan masyarakat di seluruh pelosok, termasuk di daerah terpencil juga dapat mengaksesnya dengan mudah dan cepat. Berbagai keunggulan yang dimilikinya tersebut menjadikan televisi sebagai media massa yang paling populer dan paling banyak digunakan dibanding media massa lainnya. Hal tersebut dijelaskan dalam Tabel 2. Tabel 2 Indikator sosial budaya tahun 2003, 2006, dan 2009 No. Indikator Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas yang Mendengar Radio Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas yang Menonton Televisi Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas yang Membaca Surat Kabar/Majalah Persentase Penduduk Berumur 10 tahun ke Atas yang Melakukan Olahraga Sumber: diakses pada tanggal 4 September 2012 pada pukul WIB Hasil penelitian Ardianto (2001) menunjukkan bahwa mayoritas khalayak desa menonton televisi selama 5-6 jam setiap harinya. Khalayak yang bekerja dari pagi sampai sore umumnya menonton televisi pada menjelang malam hingga malam hari, kecuali pada hari libur. Persentase terbesar waktu menonton televisi adalah pukul yang merupakan kategori prime time. Kehadiran televisi yang terus-menerus bertambah dipengaruhi oleh berbagai keunggulan yang dimilikinya. Berbagai keunggulan yang dimiliki televisi sebagai media audio visual membuatnya menjadi media yang memiliki nilai lebih dibanding media massa lainya seperti surat kabar, majalah, dan radio. Hal serupa

4 10 juga diungkapkan oleh Effendi (2001) mengenai beberapa keunggulan televisi, di antaranya: (1) Keunggulan Karakteristik Televisi mampu menyampaikan pesan audio dan visual, berupa suara dan gambar dalam waktu yang bersamaan. Penggunaan televisi melibatkan dua indera secara bersamaan, sehingga komunikan dapat mengolah pesan yang diterima dengan lebih cepat. (2) Menjangkau Khalayak Luas Televisi merupakan media yang hampir dimiliki oleh semua orang. Pesan yang disampaikan melalui televisi dapat diterima oleh khalayak karena kemampuan televisi dalam menjangkau khalayak, mulai dari wilayah perkotaan hingga ke wilayah pedesaan. Kemampuan dan kelebihan ini menjadikan televisi sebagai salah satu media yang digunakan untuk menyebarluaskan informasi. Proses penyebaran informasi dengan menggunakan media televisi ini menjadi lebih efektif karena kemampuan televisi dalam menyampaikan informasi dalam bentuk audio dan visual kepada khalayak luas sehingga dapat menjangkau khalayak yang heterogen dalam jumlah yang besar dan jangkauan yang luas. Kelebihan tersebut menjadikan televisi sebagai salah satu media yang cukup diminati oleh khalayak. Seiring dengan perkembangan pengetahuan dan teknologi, televisi terus mengalami perkembangan yang pesat. Siaran televisi Indonesia semakin semarak sejak bergulirnya era kebebasan pers dan penyiaran informasi. Sejak tahun 1998, semakin banyak stasiun televisi swasta baru bermunculan, baik lokal maupun nasional. Hal ini dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat terhadap informasi yang semakin bertambah. Menjelang tahun 2000 muncul hampir secara serentak lima televisi swasta baru, yaitu Metro, Trans, TV-7, Lativi dan Global. Jumlah televisi baru di Indonesia terus bertambah, yang terbagi dalam empat kategori yaitu televisi publik, swasta, berlangganan, dan komunitas (lokal). Peningkatan jumlah televisi baru tersebut pada umumnya terjadi di daerah. Hingga Juli 2002, jumlah orang yang memiliki pesawat televisi di Indonesia mencapai 25 juta. Kini penonton televisi Indonesia benar-benar memiliki banyak pilihan untuk menikmati berbagai program televisi (Morissan 2005). Sebagai sebuah media massa yang memiliki pengaruh besar terhadap khalayaknya, televisi juga mempunyai beberapa fungsi, yang dinyatakan oleh Hoffmann (1999) mengenai teori lima fungsi dari televisi, yaitu: (1) Pengawasan situasi masyarakat dan dunia. Fungsi ini sering disebut informasi. Fungsi televisi yang sebenarnya adalah mengamati kejadian di dalam masyarakat dan kemudian melaporkannya sesuai dengan kenyataan yang ditemukan. (2) Menghubungkan satu dengan yang lain. Menurut Neil Postman dalam Hoffmann (1999) televisi tidak berkesinambungan. Akan tetapi televisi yang menyerupai mosaik dapat saja menghubungkan hasil pengawasan lain secara jauh lebih gampang daripada sebuah dokumen tertulis. Apabila televisi berfungsi sesuai dengan kepentingan masyarakat yang ditangkap oleh pembuat program, televisi sangat ampuh untuk membuka mata pemirsa. (3) Menyalurkan kebudayaan. Fungsi ini dilihat sebagai fungsi pendidikan namun istilah pendidikan sengaja dihindari karena di dalam kebudayaan

5 11 audio-visual tidak ada yang namanya kurikulum atau target tertentu yang dirancang oleh seorang pendidik. Kebudayaan yang diperkembangkan oleh televisi merupakan tujuan tanpa pesan khusus di dalamnya. (4) Hiburan. Kebudayaan audio-visual paling sedikit memiliki unsur hiburan. Kalau tidak menghibur umumnya sebuah tayangan tidak akan ditonton. Sekarang ini hiburan semakin diakui sebagai kebutuhan manusia karena tanpa hiburan manusia tidak dapat hidup wajar. Hiburan ini merupakan rekreasi, artinya berkat hiburan manusia menjadi segar untuk kegiatan-kegiatan yang lain. (5) Pengerahan masyarakat untuk bertindak dalam keadaan darurat. Fungsi ini mudah disalahgunakan oleh seorang penguasa akan tetapi dalam situasi tertentu ini cukup masuk akal. Misalnya kalau terjadi wabah penyakit di suatu daerah, televisi bisa saja memberitakan berdasarkan fungsinya sebagai pengawas. Berita ini kemudian dapat dihubungkan dengan keterangan tentang vaksinasi. Televisi harus proaktif memberi motivasi dan menganjurkan supaya orang mau dibantu secara preventif. Pemanfaatan Televisi sebagai Media Kampanye Melalui Tayangan Iklan Layanan Masyarakat Perkembangan televisi semakin pesat seiring dengan berkembangnya teknologi. Tayangan televisi kini tidak hanya dapat disaksikan di rumah melainkan juga dapat disaksikan di berbagai tempat, baik melalui televisi seluler maupun televisi mobil sambil berkendara. Bungin (2008a) menyatakan bahwa saat televisi mengangkat realitas sosial dalam berbagai film dan telenovela, maka kekuatan televisi dan kekuatan budaya masyarakat terakumulasi ke dalam pengaruh yang luar biasa terhadap media televisi itu sendiri. Hal ini terlihat dengan begitu besarnya kegemaran masyarakat terhadap televisi serta secara fungsional televisi telah terstruktur dalam masyarakat. Hal serupa juga terjadi ketika iklan ditayangkan melalui televisi dengan menggunakan metode pengungkapan realitas sosial. Iklan menjadi sebuah realitas yang juga digemari dan mengkonstruksi masyarakat sebagai bagian yang telah terstruktur, paling tidak dalam kognisi masyarakat. Berbagai keunggulan yang dimiliki televisi menyebabkannya menjadi media massa yang paling potensial untuk melakukan kampanye pesan-pesan pemerintah dan lembaga-lembaga tertentu. Bahkan setelah muncul media-media komunikasi lainnya, televisi tetap menjadi media massa yang sangat diminati khalayak. Rogers dan Storey dalam Ruslan (2005) menyatakan bahwa kampanye merupakan serangkaian kegiatan komunikasi yang terorganisasi dengan tujuan menciptakan dampak tertentu terhadap sebagian besar khalayak sasaran secara berkelanjutan dalam periode waktu tertentu. Sementara itu, Ruslan (2005) menyimpulkan beberapa karakteristik kampanye dari pendapat berbagai ahli, yaitu: (1) adanya aktivitas proses komunikasi kampanye untuk mempengaruhi khalayak tertentu, (2) untuk membujuk dan memotivasi khalayak untuk berpartisipatif, (3) ingin menciptakan efek atau dampak tertentu seperti yang direncanakan, (4) dilaksanakan dengan tema spesifik dan narasumber yang jelas, dan (5) dalam

6 12 waktu tertentu atau telah ditetapkan, dilaksanakan secara terorganisasi dan terencana baik untuk kepentingan kedua belah pihak atau sepihak. Kampanye merupakan bentuk komunikasi persuasif yang bertujuan untuk menciptakan khalayak agar mau mengadopsi pandangan komunikator tentang sesuatu hal atau melakukan tindakan tertentu. Kampanye berupaya untuk mengubah perilaku, sikap bertindak, tanggapan, persepsi, hingga membentuk opini publik yang positif dan mendukung atau yang menguntungkan segi citra. Aktivitas komunikasi dalam berkampanye biasanya berkaitan dengan suatu kepentingan dan tujuan tertentu sesuai dengan jenisnya, yang terbagi menjadi tiga (Ruslan 2005) : (1) Product - Oriented Campaigns Jenis kampanye ini berorientasi pada produk, dan biasanya dilakukan dalam kegiatan komersial maupun promosi pemasaran peluncuran produk baru, seperti perubahan logo baru. (2) Candidate Oriented Campaigns Jenis kampanye ini berorientasi bagi calon (kandidat) untuk kepentingan kampanye politik, misalnya kampanye pemilu dalam era reformasi tahun 2004, kampanye dalam Pilkada, dan lain sebagainya. (3) Ideological or Cause Oriented Campaigns Jenis kampanye ini bersifat khusus dan berdimensi perubahan sosial, misalnya kampanye sosial Anti HIV/AIDS, anti narkoba, dan Program Keluarga Berencana (KB). Kampanye melalui iklan siaran televisi banyak dipilih oleh pemerintah dan lembaga-lembaga tertentu karena berbagai keunggulan yang dimiliki oleh televisi. Hal ini berarti melalui kekuatan televisi, iklan televisi dapat meningkatkan kemampuannya dalam menanamkan image produk atau pesan tertentu kepada pemirsa. Begitu pesatnya dunia periklanan di masyarakat memunculkan berbagai institusi yang secara spesifik menangani periklanan, seperti lahirnya perusahaan advertising sebagai institusi yang secara profesional menangani periklanan. Salah satu bentuk kampanye adalah melalui iklan. Iklan merupakan bentuk pesan mengenai produk dan jasa yang disampaikan melalui suatu media dan ditujukan kepada sebagian atau seluruh masyarakat (Widyatama 2005). Saat ini iklan menjadi salah satu bentuk promosi yang paling banyak dilakukan karena daya jangkaunya yang luas. Iklan berfungsi untuk menjalankan fungsi informasi, persuasi, dan pengingat. Secara umum iklan terbagi menjadi dua, yaitu iklan standar dan iklan layanan masyarakat. Menurut Widyatama (2005), iklan standar ditata untuk memperkenalkan barang, jasa, dan pelayanan untuk konsumen. Iklan ini bertujuan untuk merangsang minat pembeli dan pemakai. Oleh karenanya, iklan standar berorientasi terhadap keuntungan ekonomi atau komersial. Sementara itu, iklan layanan masyarakat merupakan jenis iklan non profit. Iklan layanan masyarakat dirancang bebas biaya dengan ruang dan waktu iklan yang merupakan hibah dari media dan biasanya digunakan untuk kampanye-kampanye besar pemerintah atau lembaga swadaya. Keuntungan yang dicapai bukan dalam bentuk komersil melainkan dalam bentuk keuntungan sosial, yang dirancang untuk kepentingan masyarakat dan mempromosikan kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan penjelasan tersebut, iklan layanan masyarakat bersifat menyejahterakan dan memberdayakan masyarakat melalui pesan-pesan yang disampaikannya.

7 13 Keterdedahan Khalayak terhadap Iklan Layanan Masyarakat pada Siaran Televisi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Berdasarkan hasil penelitian Rahayu (2004), Gultom (2009), dan Nursyarifah (2012), dapat dirumuskan aspek yang dapat dijadikan indikator keterdedahan terhadap tayangan iklan layanan masyarakat pada siaran televisi, yaitu dapat dilihat dari frekuensi menonton iklan tersebut. Hasil penelitian Ardianto (2001) menyatakan bahwa frekuensi menonton pada mayoritas masyarakat desa adalah hampir setiap hari dalam seminggu yang menandakan bahwa televisi telah menjadi budaya pada masyarakat pedesaan. Semakin sering frekuensi menonton televisi, semakin besar kemungkinan khalayak untuk melihat iklan layanan masyarakat pada siaran televisi. Semakin sering frekuensi menonton iklan layanan masyarakat maka tayangan iklan tersebut akan semakin jelas untuk dilihat dan dipahami. Frekuensi menonton dapat berbeda-beda pada tiap golongan masyarakat. Khalayak yang memiliki frekuensi menonton yang rendah disebabkan oleh kesibukan pekerjaan dan aktivitas mereka sehingga kurang memiliki waktu luang untuk menyaksikan tayangan iklan televisi. Berdasarkan hasil penelitian Rahayu (2004), Perdana (2008), Asmira (2006), Sutisna (2000), Gultom (2009), dan Ardianto (2001), terdapat faktorfaktor khalayak yang berhubungan dengan keterdedahan seseorang terhadap tayangan iklan pada siaran televisi, yang terbagi menjadi karakteristik individu dan karakteristik sosiologis. Karakteristik individu di antaranya mencakup jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Menurut DeFleur dalam Rakhmat (2003), individu memiliki kecenderungan perilaku tertentu yang berbeda dalam menggunakan media massa. Setiap individu menanggapi isi media massa berdasarkan perhatian dan kepentingannya masing-masing, disesuaikan dengan kepercayaan dan nilai-nilai yang dianut, sehingga menyebabkan perbedaan selektivitas mereka terhadap media massa. Lee dan Johnson (2007) menyatakan bahwa berdasarkan perbedaan-perbedaan tersebut, orang cenderung membuat pilihan berbeda menyangkut, misalnya, kendaraan, media, dan pola pengeluaran. Hal ini menandakan bahwa perilaku khalayak dalam mengakses iklan pada siaran televisi pun akan berbeda-beda. Khalayak merupakan salah satu aktor dari proses komunikasi. Oleh karenanya unsur khalayak tidak boleh diabaikan sebab berhasil tidaknya suatu proses komunikasi sangat ditentukan oleh khalayak sebagai penerima efek komunikasi tersebut. Perilaku khalayak dalam mengakses siaran televisi dipengaruhi oleh faktor-faktor pribadi, yaitu hal-hal unik pada diri seseorang. Rogers dalam Rakhmat (2003) menyebutkan variabel individu yang mempengaruhi keterdedahan seseorang terhadap media massa, yaitu meliputi tingkat melek huruf, tingkat pendidikan, sifat kosmopolit (keterbukaan terhadap dunia luar), usia, dan status sosial individu. Interaksi media dengan khalayak pada dasarnya berada pada tiga pendekatan, yaitu perbedaan individual, kategori sosial, dan hubungan sosial (Widjanarko dan Natalia 2007). Hubungan sosial dapat mempengaruhi reaksi seseorang terhadap media, baik dalam menggunakan maupun dampak media terhadap khalayak. Hubungan sosial tersebut dapat pula disebut sebagai

8 14 karakteristik sosiologis, yang dapat mencakup interaksi dengan kelompok rujukan seperti kelompok primer dan sekunder. Menurut Bungin (2008b), keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh dalam perilaku keputusan konsumen. Pada umumnya orangtua menjadi orientasi atau acuan seseorang dalam berperilaku. Orangtua sejak kecil telah menanamkan esensi tentang agama, politik, ekonomi. Bahkan dari orangtua, individu memperoleh kepuasan pribadi, rasa aman, penghargaan, dan cinta. Oleh karena itu, keluarga memiliki kekuatan yang besar untuk mempengaruhi perilaku individu. Kelompok lain yang mempengaruhi adalah kelompok sekunder, yaitu tetangga, teman organisasi, kelompok agama, dan lain sebagainya. Kelompok- kelompok tersebut bisa terdiri dari satu atau lebih orang yang memberikan pengaruh langsung terhadap perilaku keterdedahan khalayak. Kelompok mempengaruhi keputusan seseorang melalui pemberian informasi atau lewat penekanan untuk mengikuti norma-norma kelompok (Lee dan Johnson 2007). Batasan Usia Remaja Masa remaja merupakan masa terbentuknya pandangan hidup atau citacita yang ditanamkan sebagai nilai-nilai kehidupan. Ahmadi dan Sholeh (2005) menjelaskan bahwa proses penemuan nilai-nilai kehidupan tersebut dapat digambarkan melalui tiga langkah. Pertama, remaja mulai merindukan sesuatu yang dapat dianggap bernilai dan pantas dipuja. Setelah itu pada taraf kedua, objek pemujaan itu menjadi lebih jelas, yaitu pribadi-pribadi yang dipandang mendukung nilai-nilai tertentu. Ketiga, remaja telah dapat menghargai nilai-nilai lepas dari pendukungnya. Pada saat inilah remaja telah mampu menentukan pilihan atau pendirian hidupnya akan nilai-nilai tertentu dan telah siap untuk memasuki masa dewasa awal. Sementara itu, Santrock (2003) menyatakan bahwa masa remaja adalah masa perkembangan transisi antara masa anak dan dewasa, yang mencakup perubahan biologis, kognitif, dan sosial. Masa tersebut umumnya dimulai pada kira-kira usia tahun dan berakhir kira-kira pada usia tahun. Ahmadi dan Sholeh (2005) membagi masa remaja menjadi tiga tahapan, yaitu masa pra pubertas, pubertas awal dan pubertas akhir (adoleson). Masa pra pubertas terjadi pada rentang usia tahun, yaitu saat-saat terjadinya kematangan seksual, bersamaan dengan terjadinya perkembangan fisiologis. Masa pubertas awal terjadi pada rentang usia tahun, yaitu saat anak tidak lagi hanya bersifat reaktif tetapi juga mulai aktif mencapai kegiatan dalam rangka menemukan diri serta mencari pedoman kehidupan untuk bekal kehidupan mendatang. Fase terakhir, yaitu masa pubertas akhir (adoleson) terjadi pada rentang usia tahun. Masa ini merupakan persiapan menuju kehidupan dewasa dengan kriteria: (1) menemukan pribadi, (2) menentukan cita-cita, (3) menggariskan jalan hidup, (4) bertanggung jawab, dan (5) menghimpun normanorma sendiri. Sementara itu, klasifikasi remaja menurut Erikson dalam Santrock (2003) terletak pada rentang usia tahun. Pada tahap ini individu diharapkan menemukan siapa mereka dan kemana mereka menuju dalam hidupnya. Menurut

9 15 Stanley Hall dalam Santrock (2003) usia remaja berada pada rentang tahun, yang merupakan masa terjadinya krisis identitas atau pencarian identitas diri. Definisi remaja lainnya adalah menurut Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) selaku penyelenggara iklan layanan masyarakat KB Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Definisi remaja yang digunakan oleh BKKBN berada pada rentang usia tahun yang belum menikah. Hal ini karena pada rentang usia tersebut manusia berada dalam masa kematangan seksual dan pencarian jati diri. Batas usia 24 tahun dipilih sebagai batas usia maksimal untuk memberi peluang bagi mereka yang pada usia tersebut masih menggantungkan hidup pada orangtua, belum mempunyai hak-hak penuh sebagai orang dewasa, dan belum mampu memberikan pendapat sendiri. Remaja yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mereka yang berusia tahun dan belum menikah. Menurut Santrock (2003), sebagian besar ahli mengklasifikannya kembali menjadi dua tahapan, yaitu remaja awal dan remaja akhir. Remaja awal merupakan mereka yang tergolong dalam kategori usia tahun, sedangkan remaja akhir tahun. Usia tahun dipilih dengan pertimbangan bahwa rentang usia tersebut merupakan batas usia remaja yang sesuai dengan sasaran iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana Versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu menurut BKKBN sebagai penyelenggara iklan tersebut. Efektivitas Iklan Layanan Masyarakat Iklan televisi dibuat untuk mengomunikasikan produk atau pesan tertentu kepada masyarakat luas namun simbol-simbol yang digunakan harus dapat memberikan kesan yang baik agar komunikasi efektif untuk mempengaruhi pemirsa terhadap produk atau pesan yang ditampilkan. Dengan demikian, akan terjadi proses pemaknaan yang baik dari berbagai pihak sebagai subjek dalam interaksi simbolis. Menurut Bungin (2008a), ada tiga kemungkinan dalam pemaknaan simbol-simbol, yaitu: 1) simbol ditafsirkan sama oleh kedua belah pihak, 2) simbol ditafsirkan berbeda-beda diantara kedua belah pihak, dan 3) pemirsa kebingungan menafsirkan simbol-simbol tersebut. Dalam peristiwa kedua dan ketiga, iklan televisi dianggap tidak berhasil dalam mentransformasikan makna simbol sehingga komunikasi tidak sepenuhnya berhasil dan tidak efektif, sedangkan dalam peristiwa pertama iklan televisi berhasil mentransformasikan simbol-simbol kepada masyarakat. Hal ini menandakan bahwa iklan televisi dikatakan efektif bila terdapat pemahaman yang sama dan merangsang pihak lain untuk berpikir dan melakukan sesuatu sesuai dengan tujuan iklan. Menurut P Lastry (tidak ada tahun) ada beberapa unsur komunikasi yang perlu diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang efektif, yaitu: (1) Komunikator (pandai menggunakan bahasa, intonasi, simbol, dan mimik yang menarik simpati dan empati dari komunikannya) (2) Pesan (cara penyampaian, isi pesan sesuai dengan kebutuhan dan diminati oleh komunikan) (3) Media (sesuai dengan pesan yang ingin disampaikan dan sesuai dengan kebutuhan komunikan)

10 16 Wilbur Schramm dalam Effendi (1993) mengungkapkan apa yang disebut the condition of success in communication, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Kondisi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: (1) Pesan harus dirancang dan disampaikan sedemikian rupa, sehingga dapat menarik perhatian komunikan. (2) Pesan harus melambangkan lambang-lambang tertuju kepada pengalaman yang sama antara komunikator dan komunikan, sehingga sama-sama mengerti. (3) Pesan harus membangkitkan kebutuhan pribadi komunikan dan menyarankan beberapa cara untuk memperoleh kebutuhsn tersebut. (4) Pesan harus menyarankan suatu jalan untuk memperoleh kebutuhan tadi yang layak bagi situasi kelompok di mana komunikan berada pada saat ia digerakkan untuk memberikan tanggapan yang dikehendaki. Berdasarkan penjelasan tersebut, pesan yang disampaikan komunikator harus mampu menyesuaikan dan memahami komunikan dari segi kepentingan, kebutuhan, kecakapan, pengalaman, kemampuan berpikir, kesulitan dan sebagainya. Bila komunikasi efektif, pengaruh/umpan balik yang diterima akan sesuai dengan yang diharapkan dan dengan tujuan penyampaian pesan. Wilbur Shcramm dalam Effendi (1993) menyatakan bahwa dalam rangka mewujudkan komunikasi efektif, seseorang (komunikan) akan menerima sebuah pesan hanya kalau terdapat empat kondisi berikut ini secara simultan, yaitu: (1) Ia dapat dan benar-benar mengerti pesan komunikasi. (2) Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu sesuai dengan tujuannya. (3) Pada saat ia mengambil keputusan, ia sadar bahwa keputusannya itu berkaitan dengan kepentingan pribadinya. (4) Ia mampu menepatinya baik secara mental maupun fisik. Efek kehadiran media massa sangat terkait dengan teori yang dikemukakan McLuhan dalam Rakhmat (2003), yaitu teori perpanjangan alat indera. Teori ini menyatakan bahwa media adalah perluasan dari alat indera manusia, seperti telepon adalah perpanjangan telinga, dan televisi adalah perpanjangan mata. Media adalah pesan karena media membentuk dan mengendalikan skala serta bentuk hubungan dan tindakan manusia. Efek media massa tidak hanya mampu mempengaruhi sikap seseorang namun juga dapat memengaruhi perilaku, bahkan pada tataran yang lebih jauh efek media massa dapat mempengaruhi sitem-sistem sosial maupun sistem budaya masyarakat. Selain itu, efek komunikasi massa juga terlihat dari perubahan fungsi-fungsi informasi di masyarakat dan kadar perubahan stabilitas struktur masyarakat (Wiryanto 2005). Hal tersebut juga menyebabkan tayangan iklan layanan masyarakat pada siaran televisi dapat memiliki efek dan dampak yang berbeda-beda, baik positif maupun negatif, tergantung pada efektivitas iklan tersebut. Berbagai strategi komunikasi dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu. Ruslan (2005) menyatakan bahwa komunikasi secara efektif adalah: (1) bagaimana mengubah sikap (how to change the attitude), (2) mengubah opini (to change opinion), dan (3) mengubah perilaku (to change bahaviour). Berdasarkan uraian tersebut, iklan layanan masyarakat dikatakan efektif bila terdapat pemahaman yang sama antara komunikator dan komunikan sehingga pesan yang diberikan mampu merangsang pihak lain untuk berpikir dan melakukan sesuatu

11 sesuai dengan tujuan komunikasi. Hal tersebut menandakan bahwa iklan layanan masyarakat yang efektif harus mampu mengubah yang tidak tahu menjadi tahu, yang sudah tahu diupayakan menjadi suka, dan mereka yang suka dipertahankan semakin suka dan senang untuk menerimanya. Nursyarifah (2012) juga melakukan hal yang serupa dalam mengkaji efektivitas komunikasi, yaitu dengan melihat efektivitas iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana dari tingginya aspek kognitif, afektif, dan konatif yang ditunjukkan khalayak terhadap iklan tersebut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa BKKBN efektif dalam melakukan komunikasi informatif melalui iklan layanan masyarakat karena mampu memberikan dampak sesuai dengan yang diharapkan pada pengetahuan, perasaan, dan kecenderungan remaja untuk melakukan program Keluarga Berencana melalui penundaan usia pernikahan yang tergolong positif. Menurut Cangara (2006), ada beberapa faktor yang mempengaruhi komunikasi yang efektif, yaitu kredibilitas dan daya tarik komunikator, kemampuan pesan untuk membangkitkan tanggapan, dan kemampuan komunikan untuk menerima dan memahami. Komunikasi yang efektif akan memberikan efek yang baik kepada khalayaknya sesuai dengan harapan atau tujuan komunikan. Secara umum, ada tiga aspek efek komunikasi massa yang dapat dirasakan oleh komunikan, yaitu: (1) Kognitif Efek kognitif adalah aspek tata cara seseorang dalam menginterpretasi, menganalisa, mengingat, dan menggunakan informasi berkaitan dengan dunia sosial, meliputi pengetahuan, keyakinan, dan persepsi (Baron dan Byrne 2003). Rakhmat (2003) menyatakan bahwa informasi mampu mengurangi ketidakpastian atau mengurangi jumlah kemungkinan alternatif dalam situasi. Komunikasi tidak secara langsung menimbulkan perilaku tertentu melainkan cenderung terlebih dulu mempengaruhi citra kita tentang lingkungan. Citra terbentuk melalui informasi yang kita terima dari media massa, kemudian mempengaruhi perilaku kita. Efek kognitif ini terjadi bila ada perubahan pada apa yang diketahui, dipahami, atau dipersepsi khalayak. Menurut Widjanarko dan Natalia (2007), efek kognitif juga mencakup pembentukan gambaran mental dalam individu, termasuk semua yang dipikirkan orang, kepercayaan, dan pengetahuan tentang objek. Kognisi berperan dalam melakukan penilaian, penalaran, pemahaman, dan penghayatan individu. Pada iklan layanan masyarakat mengenai pemilihan umum, efek kognitif merupakan efek yang berhubungan dengan pengetahuan khalayak terhadap pemilihan umum, terutama mengenai tata cara pencoblosan. (2) Afektif Efek afektif berhubungan dengan perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak. Efek ini mencakup pembentukan emosi, sikap, atau nilai. Perubahan sikap, yaitu berupa perubahan internal pada diri seseorang yang diorganisir dalam bentuk prinsip, sebagai hasil evaluasi yang dilakukannya terhadap suatu obyek baik yang terdapat di dalam maupun di luar dirinya (Cangara 2006). Rakhmat (2003) menyatakan bahwa dalam banyak hal, terutama yang berkaitan dengan kepercayaan atau ideologi, orang bisa berubah sikap karena melihat apa yang tadinya dipercaya tidak benar. Sikap kita pada seseorang atau suatu hal bergantung pada pengetahuan dan 17

12 18 citra kita terhadap orang atau objek tersebut. Dengan kata lain, media massa mengubah citra dulu, dan citra mendasari sikap. Hingga saat ini telah ada beberapa penelitian yang menunjukkan efek afektif dalam kehidupan sehari-hari, seperti timbulnya kesenangan pada pemimpin negara akibat terpaan televisi, radio, surat kabar. Hal ini serupa dengan penelitian Rahayu (2004) yang menyatakan bahwa khalayak yang menonton iklan layanan masyarakat versi Pak Lurah tentang pemilihan umum berpengaruh terhadap sikap khalayak, terutama kesenangan tersendiiri terhadap pemimpin negara. (3) Konatif Efek konatif merupakan hasil perluasan dari dua efek sebelumnya, yaitu efek kognitif dan afektif, yaitu merupakan kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan obyek sikap yang dihadapi (Baron dan Byrne 2003). Walaupun begitu, tidak jarang aspek konatif pada diri seseorang tidak berhubungan dengan aspek kognitif dan afektif mereka. Contohnya, meski kampanye merokok yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan sudah demikian gencar, tidak mempengaruhi berkurangnya keinginan orang untuk merokok, sekalipun mereka tahu dan setuju bahwa rokok dapat menimbulkan bahaya kanker. Gangguan dan Rintangan Komunikasi Komunikasi yang efektif dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah gangguan-gangguan yang mungkin akan menghambat proses komunikasi. Hal ini merupakan salah satu konsep penting dalam model komunikasi Shannon dan Weaver, yang menyatakan bahwa setiap rangsangan tambahan dan tidak dikehendaki dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan. Mulyana (2001) menjelaskan bahwa model ini melukiskan suatu sumber (information source) yang menyandi atau menciptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima yang menyandi balik atau mencipta ulang pesan tersebut. Gambaran dari Model Komunikasi Shannon dan Weaver dapat dilihat pada Gambar 1 berikut. Message Signal Received Signal Message Information source Transmitter Message Destination Noise Source Sumber: Werner dan James dalam Mulyana (2001) Gambar 1 Model Shannon dan Weaver

13 19 Model ini meyakini bahwa gangguan komunikasi bisa terjadi pada semua elemen atau unsur-unsur yang mendukungnya, termasuk faktor lingkungan dimana komunikasi itu terjadi. Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan komunikasi terjadi jika terdapat intervensi yang mengganggu salah satu elemen komunikasi, sehingga proses komunikasi tidak berlangsung secara efektif. Sementara itu, rintangan komunikasi ialah adanya hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima. Menurut Shannon dan Weaver dalam Cangara (2006), ada beberapa gangguan dan rintangan komunikasi, di antaranya: (1) Gangguan semantik Gangguan jenis ini bersangkutan dengan pesan komunikasi yang pengertiannya menjadi rusak karena kesalahan bahasa yang digunakan. Shannon dan Weaver dalam Cangara (2006) menjelaskan bahwa gangguan semantik dapat terjadi karena komunikator banyak menggunakan kata-kata berbahasa asing sehingga sulit dimengerti oleh khalayak tertentu. Perbedaan bahasa dan struktur bahasa antara pembicara dan penerima dapat membingungkan penerima sehingga menyebabkan salah persepsi terhadap simbol-simbol yang digunakan. Semakin banyak kekacauan mengenai pengertian suatu istilah atau konsep yang terdapat pada komunikator, akan semakin banyak pula gangguan semantik dalam pesannya. Hal ini disebabkan oleh adanya dua jenis pengertian yang berbeda mengenai kata-kata, ada yang mempunyai makna denotatif dan konotatif. Makna denotatif adalah pengertian suatu perkataan yang lazim terdapat dalam kamus yang secara umum diterima oleh orangorang dengan bahasa dan kebudayaan yang sama. Sementara itu, makna konotatif adalah pengertian yang bersifat emosional latar belakang dan pengalaman seseorang. Sementara itu, menurut Effendi (1993) semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata-kata yang sebenarnya atau perubahan pengertian kata-kata. Lambang kata yang sama mempunyai pengertian yang berbeda untuk orang-orang yang berlainan. Mulyana (2001) menjelaskan bahwa lambang atau simbol adalah sesuatu yang digunakan untuk menunjuk sesuatu lainnya, berdasarkan kesepakatan sekelompok orang. Lambang mencakup kata-kata verbal, perilaku non verbal, dan objek yang maknanya disepakati bersama. Contohnya adalah tradisi memasang bendera setiap hari kemerdekaan sebagai tanda penghormatan dan kecintaan pada negara. Lambang pada dasarnya tidak mempunyai makna; kitalah yang memberi makna pada lambang. Makna sebenarnya ada dalam kepala kita, bukan terletak pada lambang itu sendiri. Kalaupun ada orang yang mengatakan bahwa kata-kata mempunyai makna, yang ia maksudkan sebenarnya bahwa kata-kata itu mendorong orang untuk memberi makna (yang telah disetujui bersama) terhadap kata-kata itu. Persoalan akan timbul bila para peserta komunikasi tidak memberi makna yang sama pada suatu kata. (Mulyana 2010) Berdasarkan penjelasan tersebut, pemaknaan lambang atau simbol tertentu dapat berbeda antar individu sehingga penggunaan dan pemaknaan lambang

14 20 atau simbol tertentu amat berpengaruh dalam menunjang terciptanya komunikasi yang efektif. Oleh karena itu dalam media massa gangguan ini harus dicegah karena pesan memasuki segmen khalayak yang sangat heterogen sehingga memungkinkan pengertian yang berbeda-beda antara satu orang dengan orang yang lain, antara satu kelompok masyarakat dengan kelompok masyarakat lainnya. (2) Rintangan budaya Rintangan jenis ini disebabkan oleh adanya perbedaan norma, kebiasaan, dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi. Menurut Sosiawan (tidak ada tahun), di negara-negara sedang berkembang masyarakat cenderung menerima informasi dari sumber yang banyak memiliki kesamaan dengan dirinya, seperti bahasa, agama dan kebiasaankebiasaan lainnya. Sementara itu, Mulyana (2011) menyatakan bahwa semakin besar perbedaan budaya di antara dua orang maka akan semakin besar pula perbedaan persepsi mereka terhadap suatu realitas. Dengan demikian, tidak ada dua orang yang memiliki nilai-nilai budaya dan persepsi yang persis sama. Hal ini sesuai dengan pendapat De Fleur dalam Effendi (1993), yang menyatakan bahwa individu sebagai anggota khalayak sasaran media massa menaruh perhatian kepada pesan dan konsisten dengan sikapnya sesuai dengan kepercayaan yang didukung oleh nilai-nilai yang diinternalisasikannya. Kerangka Pemikiran Efektivitas iklan layanan masyarakat pada siaran televisi diukur berdasarkan efek tayangan iklan yang muncul di kalangan khalayak yang menyaksikannya. Ada tiga ranah efek utama yang dapat menjadi indikator keefektifan iklan layanan masyarakat, yaitu: efek kognitif, afektif, dan konatif. Efek tayangan iklan layanan masyarakat tersebut dapat muncul apabila khalayak terdedah terhadap tayangan iklan tersebut. Keterdedahan khalayak terhadap tayangan iklan layanan masyarakat dapat diukur berdasarkan frekuensi menonton iklan tersebut. Berdasarkan hasil penelitian Rahayu (2004), Perdana (2008), Asmira (2006), Sutisna (2000), Gultom (2009), dan Ardianto (2001), terdapat faktor-faktor khalayak yang berhubungan dengan keterdedahan seseorang terhadap tayangan iklan pada siaran televisi, yaitu karakteristik individu dan karakteristik sosiologis. Karakteristik individu mencakup jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan. Sementara itu, menurut Bungin (2008b) karakteristik sosiologis berupa pengaruh dari kelompok rujukan seperti kelompok primer, yaitu keluarga. Keluarga merupakan kelompok primer yang paling berpengaruh dalam perilaku keputusan konsumen. Pada umumnya orangtua menjadi orientasi atau acuan seseorang dalam berperilaku. Kelompok lain yang mempengaruhi adalah kelompok sekunder, di antaranya adalah teman dan tetangga. Kelompokkelompok tersebut bisa terdiri dari satu atau lebih orang yang memberikan pengaruh langsung terhadap perilaku keterdedahan khalayak. Keterdedahan terhadap iklan layanan masyarakat di pihak lain belum tentu dapat memunculkan efek yang diharapkan karena ada faktor lain yang mempengaruhi dan menghalangi, yaitu faktor gangguan dan rintangan komunikasi.

15 21 Penelitian Juwita (2009) menunjukkan bahwa salah satu faktor yang dapat menghalangi tersampaikannya pesan secara efektif adalah kesalahan dalam penggunaan bahasa yang terlalu rumit dan sulit dimengerti oleh khalayak. Dalam setiap bentuk komunikasi, baik komunikasi antar pribadi, kelompok, maupun komunikasi massa selalu terdapat gangguan dan hambatan. Gangguan dan hambatan tersebut seringkali terlewatkan dan dianggap sepele sehingga proses komunikasi tidak membawa dampak yang efektif. Shannon dan Weaver dalam Cangara (2006) menyatakan adanya beberapa jenis gangguan dan rintangan komunikasi, di antaranya adalah gangguan semantik dan rintangan budaya. Komunikasi yang efektif akan memberikan efek yang baik kepada khalayaknya sesuai dengan harapan atau tujuan komunikan, yang dilihat dari tiga aspek, yaitu kognitif, afektif, dan konatif. Uraian di atas mengungkapkan keterkaitan berbagai variabel dalam kajian terhadap efektivitas iklan layanan masyarakat pada siaran televisi. Keterkaitan variabel tersebut dapat digambarkan secara detail pada Gambar 2. Karakteristik Individu Jenis Kelamin Usia Tingkat Pendidikan Jenis Pekerjaan Gangguan dan Rintangan Komunikasi Gangguan Semantik Rintangan Budaya Karakteristik Sosiologis Interaksi dengan kelompok primer Interaksi dengan kelompok sekunder Keterdedahan Frekuensi menonton iklan Efektivitas Iklan Kognitif Afektif Konatif Keterangan : Berhubungan Gambar 2 Kerangka analisis

16 22 Hipotesis Berdasarkan kerangka pemikiran disusun hipotesis sebagai berikut: 1. Karakteristik individu remaja berhubungan nyata dengan keterdedahan khalayak terhadap iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. 2. Karakteristik sosiologis remaja berhubungan nyata dengan keterdedahan khalayak terhadap iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. 3. Keterdedahan terhadap iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu berhubungan nyata dengan efektivitas iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. 4. Gangguan dan rintangan komunikasi berhubungan nyata dengan efektivitas iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Definisi Operasional Penelitian ini menggunakan beberapa variabel yang terbagi menjadi beberapa indikator. Masing-masing variabel dan indikator terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan skala pengukurannya. Variabel-variabel tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Karakteristik Individu adalah kondisi atau keadaan spesifik individu yang berkaitan langsung dengan dirinya, yang meliputi: a. Jenis Kelamin merupakan status biologis seseorang yang terdiri dari lakilaki dan perempuan. Pengukuran data dilakukan mengikuti skala nominal. b. Usia adalah lamanya seseorang hidup yang dihitung semenjak ia lahir hingga penelitian ini dilakukan diukur dalam satuan tahun. Usia dibedakan menjadi dua, yaitu: i. Remaja Awal (kode 1) : tahun ii. Remaja Akhir (kode 2) : tahun c. Tingkat Pendidikan merupakan jenjang pendidikan formal terakhir yang pernah ditempuh dan telah memperoleh kelulusan. Pengukuran data dilakukan mengikuti skala ordinal. Tingkat pendidikan ini meliputi: i. Rendah (kode 1) : Tidak lulus SD/MI/Sederajat dan SD/MI/Sederajat ii. Sedang (kode 2) : SMP/MTS/Sederajat iii. Tinggi (kode 3) : SMA/MA/Sederajat dan Perguruan Tinggi d. Jenis Pekerjaan adalah kegiatan yang dilakukan individu sebagai pokok penghidupannya dan dalam rangka memenuhi kebutuhan hidupnya, yang dikategorikan menjadi tiga, yaitu bekerja, sekolah/kuliah, serta tidak bekerja dan tidak sekolah/kuliah. Pengukuran dilakukan dengan skala nominal. 2. Karakteristik sosiologis merupakan kekuatan-kekuatan eksternal yang mempengaruhi individu dalam berperilaku, meliputi: a. Interaksi dengan kelompok primer adalah tingkat keseringan dalam menceritakan aktivitas yang dilakukan, melakukan aktivitas bersama, dan

17 menceritakan permasalahan pribadi kepada keluarga. Variabel ini diukur menggunakan skala interval dengan metode semantic differential yaitu skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), dengan rentang skor 1-6. b. Interaksi dengan kelompok sekunder adalah tingkat keseringan dalam menceritakan aktivitas yang dilakukan, melakukan aktivitas bersama, dan menceritakan permasalahan pribadi kepada tetangga dan teman. Variabel ini diukur menggunakan skala interval dengan metode semantic differential yaitu skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), dengan rentang skor Keterdedahan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana adalah frekuensi menonton iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana dalam satu bulan terakhir sebelum penelitian ini dilakukan. Iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana yang diamati adalah versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Pengukuran dilakukan dalam skala ordinal dengan satuan kali/bulan, meliputi: a. Rendah (kode 1) : 1-4 kali b. Sedang (kode 2) : 5-8 kali c. Tinggi (kode 3) : > 8 kali 4. Gangguan dan rintangan komunikasi adalah intervensi dan hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung sebagaimana harapan komunikator dan penerima, meliputi gangguan semantik dan rintangan budaya. Gangguan dan rintangan komunikasi ini dilihat pada unsur-unsur yang terdapat pada iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu, yaitu model, lagu/jingle, dan jargon. Variabel ini diukur menggunakan skala interval dengan metode semantic differential yaitu skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), dengan rentang skor 1-6. a. Gangguan Semantik adalah gangguan komunikasi yang disebabkan oleh kesalahan bahasa verbal dan non verbal yang digunakan pada iklan. Gangguan semantik ini dilihat pada unsur model (cara/logat bicara, bahasa yang digunakan, gerak-gerik, ekspresi), lirik lagu/jingle, dan lirik jargon. b. Rintangan Budaya adalah gangguan komunikasi yang disebabkan oleh adanya perbedaan norma, kebiasaan, dan nilai-nilai yang dianut oleh pihak-pihak yang terlibat dalam komunikasi, yang dibedakan menjadi tidak sesuai budaya-sesuai budaya. Rintangan budaya tersebut dilihat dari penyimpangan norma/nilai/kebiasaan pada tayangan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu, yaitu pada unsur model (bahasa yang digunakan, gerak-gerik, pakaian), lirik lagu/jingle, dan lirik jargon. 5. Efektivitas iklan layanan masyarakat adalah sejauh mana tujuan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu dapat dicapai. Variabel ini diukur menggunakan skala interval dengan metode semantic differential yaitu skala perbedaan semantik berisikan serangkaian karakteristik bipolar (dua kutub), dengan rentang skor 1-6. Efek yang diukur meliputi tiga aspek, yaitu efek kognitif, afektif, dan konatif, yang masingmasing dapat dijelaskan sebagai berikut: a. Efek Kognitif merupakan kemampuan dalam menginterpretasi, menganalisa, mengingat, dan menggunakan informasi dalam iklan layanan 23

18 24 masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu untuk menambah pengetahuan, keyakinan, dan persepsi. Efek kognitif dibedakan menjadi tidak paham-paham prinsip-prinsip KB dalam perencanaan keluarga (konsep Keluarga Berencana, manfaat menikah di usia ideal, manfaat hamil di usia ideal, manfaat merencanakan jarak kelahiran anak, manfaat memiliki anak dengan jarak kelahiran yang berjauhan, dan jumlah anak yang baik dalam suatu keluarga). b. Efek Afektif merupakan perubahan pada apa yang dirasakan, disenangi, atau dibenci khalayak, yang muncul pada saat atau setelah menyaksikan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Efek afektif ini meliputi rasa suka atau tidak suka terhadap konsep Keluarga Berencana, pernikahan setelah cukup usia, kehamilan di usia ideal, perencanaan jarak kelahiran anak, jarak kelahiran anak yang berjauhan, dan jumlah anak sebanyak dua orang. Efek afektif dibedakan menjadi tidak suka-suka terhadap prinsip-prinsip KB dalam perencanaan keluarga. c. Efek Konatif merupakan kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang pada saat atau setelah menyaksikan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana versi Shireen Sungkar dan Teuku Wisnu. Efek konatif ini meliputi keinginan atau kecenderungan bertindak untuk mengikuti program Keluarga Berencana, menikah setelah cukup usia, hamil setelah cukup usia, merencanakan jarak kelahiran anak, memiliki anak dengan jarak kelahiran berjauhan, dan memiliki jumlah anak sebanyak dua orang bila sudah menikah. Efek konatif dibedakan menjadi tidak ingin melakukan-ingin melakukan prinsip-prinsip KB dalam perencanaan keluarga.

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Di era teknologi informasi saat ini, media massa tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Lee dan Johnson (2007) menyatakan bahwa media massa banyak berperan dalam kehidupan

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU PADA REMAJA DI DESA CIOMAS, BOGOR TIARA PRIDATIKA

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU PADA REMAJA DI DESA CIOMAS, BOGOR TIARA PRIDATIKA EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU PADA REMAJA DI DESA CIOMAS, BOGOR TIARA PRIDATIKA DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS

Lebih terperinci

GANGGUAN DAN RINTANGAN KOMUNIKASI

GANGGUAN DAN RINTANGAN KOMUNIKASI GANGGUAN DAN RINTANGAN KOMUNIKASI Gangguan dan rintangan komunikasi adalah intervensi dan hambatan yang membuat proses komunikasi tidak dapat berlangsung efektif sebagaimana harapan komunikator dan penerima.

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU EFEKTIVITAS IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Efektivitas iklan layanan masyarakat adalah sejauh mana tujuan iklan layanan masyarakat Keluarga Berencana

Lebih terperinci

Sosiologi Komunikasi Eko Hartanto

Sosiologi Komunikasi Eko Hartanto Sosiologi Komunikasi Eko Hartanto Masyarakat memiliki struktur dan lapisan (layer) yang bermacam-macam, ragam struktur dan lapisan masyarakat tergantung pada kompleksitas masyarakat itu sendiri. Semakin

Lebih terperinci

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE Metode Penelitian Lokasi dan Waktu Penelitian METODE Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif yang didukung dengan data kualitatif untuk memperkaya analisis. Penelitian kuantitatif ini menggunakan metode

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi adalah penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak

Lebih terperinci

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Televisi sebagai media massa memiliki karakteristik tersendiri yang berbeda dengan media lain di dalam penyampaian pesannya. Salah satu kelebihan televisi yaitu paling

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain BAB I PENDAHULUAN 1.1 latar belakang masalah Proses komunikasi pada hakekatnya adalah suatu proses penyampaian pikiran atau perasaan oleh seseorang (komunikator) kepada orang lain (komunikan). Secara umum,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Umum Komunikasi Massa 2.1.1 Pengertian Komunikasi Massa Hakikat komunikasi adalah proses penyampaian pernyataan antar manusia, yang dinyatakan itu adalah pikiran atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya.

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi sangat berperan penting dalam kehidupan manusia. Dengan. berkomunikasi, manusia dapat berhubungan dengan sesamanya. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Manusia adalah makhluk sosial dan memerlukan hubungan dengan orang lain. Manusia ingin mendapatkan perhatian diantara sesama dan kelompok. Diperlukan serba

Lebih terperinci

STRATEGI PRODUKSI PROGRAM KOMEDI K-POP DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM

STRATEGI PRODUKSI PROGRAM KOMEDI K-POP DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM STRATEGI PRODUKSI PROGRAM KOMEDI K-POP DI GLOBAL TV DALAM MENINGKATKAN KUALITAS PROGRAM Raja Paruhum Sihombing Komunikasi Pemasaran, Jakarta, Indonesia,13120 ABSTRAK Tujuan Penelitian. Ialah untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung

BAB I PENDAHULUAN. jenis kelamin, pendidikan, maupun status sosial seseorang. Untuk mendukung BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di Indonesia, siaran televisi dipandang sebagai salah satu media informasi dan hiburan yang memiliki banyak sekali penonton, tanpa mengenal batas usia, jenis kelamin,

Lebih terperinci

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU

KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU KETERDEDAHAN IKLAN LAYANAN MASYARAKAT KELUARGA BERENCANA VERSI SHIREEN SUNGKAR DAN TEUKU WISNU Keterdedahan adalah terkenanya khalayak terhadap satu atau beberapa pesan dari media televisi. Dalam penelitian

Lebih terperinci

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN

BAB II SEJARAH DAN PERKEMBANGAN IKLAN 1 ABSTRAK Perkembangan dunia komunikasi dan media massa adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan. Melalui media massa saat ini, masyarakat dapat memperoleh informasi yang tidak terbatas. Tidaklah heran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan

BAB I PENDAHULUAN. proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan dasar manusia. Sejak lahir dan selama proses kehidupannya, manusia akan selalu terlihat dalam tindakan tindakan komunikasi. Tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG MASALAH Media massa adalah sarana penunjang bagi manusia untuk memenuhi kebutuhan akan informasi maupun hiburan. Saat ini begitu banyak media massa yang kita kenal

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu

BAB II URAIAN TEORITIS. manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu BAB II URAIAN TEORITIS II.1 Komunikasi Massa Dari berbagai macam cara komunikasi dilaksanakan dalam masyarakat manusia, salah satunya adalah komunikasi massa. Konsep komunikasi massa itu sendiri pada satu

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih,

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sejalan dengan perkembangan teknologi komunikasi yang kian canggih, bentuk, pola, dan peralatan komunikasi juga mengalami perubahan secara signifikan. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era saat ini, masyarakat modern dituntut untuk mendapatkan sebuah informasi yang aktual dan akurat. Informasi tersebut dapat diperoleh melalui beberapa media penyiaran.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta

BAB I PENDAHULUAN. yang dihasilkan dapat memenuhi keinginan konsumen dan juga keberadaan. produk tersebut harus dikomunikasikan pada konsumen serta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan selalu berusaha agar melalui produk yang dihasilkan (diproduksi) dapat mencapai tujuan (penjualan) yang telah diharapkan. Salah satu tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Iklan merupakan bentuk komunikasi yang masuk dalam setiap ruang kehidupan sehari-hari. Iklan itu sendiri sebagai media informasi yang telah berperan penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan inti dari kehidupan. Dalam hidup, apa saja yang kita lakukan perlu melibatkan aktivitas yang disebut komunikasi. Komunikasi dapat dilakukan

Lebih terperinci

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi.

BAB. I PENDAHULUAN. banyak yang mengundang Pro dan Kontra dikalangan pakar maupun Praktisi. 1 BAB. I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Televisi merupakan media elektronik dalam komunikasi massa yang muncul belakangan dibanding radio, perekam suara dan film. Meskipun muncul belakangan, namun kehadiran

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi lain, yaitu Gerbner. Menurut Gerbner (1967) Mass communication is BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Definisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner (rakhmat,2003:188), yakni: komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Manusia sebagai makhluk ciptaan tuhan selalu ingin berkomunikasi dengan manusia lain untuk mencapai tujuannya. Sebagai makhluk sosial, manusia harus taat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Film merupakan salah satu media yang berfungsi menghibur penonton atau pemirsanya. Namun fungsi film tidak hanya itu. Film juga merupakan salah satu media untuk berkomunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Industri periklanan dunia saat ini berkembang semakin pesat. Dan

BAB I PENDAHULUAN. Industri periklanan dunia saat ini berkembang semakin pesat. Dan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Industri periklanan dunia saat ini berkembang semakin pesat. Dan perkembangan yang terjadi sangat signifikan. Hal ini juga terjadi di Indonesia. Industri periklanan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak.

BAB I PENDAHULUAN. hal yang dikomunikasikan yang dapat dimengerti oleh kedua belah pihak. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan kebutuhan manusia yang sangat penting. Komunikasi dibutuhkan untuk memperoleh atau member informasi dari atau kepada orang lain. Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Sekarang ini media massa sudah menjadi bagian penting dalam kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat modern, media massa mempunyai peran yang signifikan sebagai bagian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. katanya dari bahasa latin communicatio yang berarti proses penyampaian suatu. pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi sebagai suatu proses yang berkesinambungan tanpa awal dan akhir merupakan bagian dari kehidupan, secara terminologis atau menurut asal katanya dari

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan media massa saat ini, khususnya media elektronik televisi telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu media komunikasi massa yaitu televisi memiliki peran yang cukup besar dalam menyebarkan informasi dan memberikan hiburan kepada masyarakat. Sebagai media

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semenjak media massa dikenal mampu menjangkau khalayak dengan wilayah yang luas, pertumbuhan media dari waktu kewaktu semakin menunjukan peningkatan. Keberadaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dalam menghadapi era persaingan baik secara nasional maupun internasional yang semakin ketat, pihak pesaing akan selalu berusaha dengan sekuat tenaga untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk mengkomunikasikan tentang suatu realita yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, film memiliki

Lebih terperinci

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi

Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi Unsur-unsur, sifat, dan fungsi komunikasi Tiga konseptualisasi komunikasi 1. Komunikasi sebagai tindakah satu-arah Penyampaian pesan Co: Seseorang bercerita mengenai suatu masalah. Menurut Michael Burgoon

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk

BAB I PENDAHULUAN. dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh. masyarakat. Kebutuhannya itu dapat terpenuhi bila mengkonsumsi produk BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi sekarang ini, arus informasi yang aktual, akurat dan terpercaya merupakan sesuatu yang sangat dubutuhkan oleh masyarakat. Kebutuhannya itu dapat

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Perkembangan teknologi informasi telah menyentuh ke setiap lini kehidupan seiring dengan perkembangan media massa sebagai salah satu sarana penyebaran informasi. Komunikasi melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1

BAB I PENDAHULUAN 1.1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Komunikasi merupakan bagian yang penting yang tidak dapat dipisahkan dari sejarah perkembangan umat manusia. Oleh karena itulah, ilmu komunikasi saat ini telah berkembang

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tipe penelitian Dalam penelitian ini yang digunakan adalah tipe penelitian yang bersifat deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. 34 Penelitian deskriptif adalah jenis

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini, informasi memegang peran penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Di zaman ini, informasi memegang peran penting dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di zaman ini, informasi memegang peran penting dalam kehidupan manusia.hampir tidak ada ruang dan waktu yang tersisa untuk menghindari diri dari serbuan informasi.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang Kesadaran masyarakat akan kebutuhannya pada informasi membuat media massa saat ini dapat dikatakan sebagai Primadona pencarian informasi. Media massa adalah alat yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sesuai dengan perkembangan teknologi dan khidupan manusia. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Dunia periklanan memang telah menjadi sejarah panjang dalam peradaban manusia. Sekarang ini periklanan semakin berkembang dengan pesat dan dinamis, berkembang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat

BAB I PENDAHULUAN. massa terutama televisi, telah menjadi media penyebaran nilai-nilai dan sangat BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Televisi telah menjadi begitu lazim sehingga hampir tidak pernah memperhatikan apa itu televisi dan apa pengaruhnya. Televisi telah menciptakan sebentuk kemelekan huruf

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin - Tempat tinggal -

HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Tabel 1. Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Jenis kelamin  - Tempat tinggal  - HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristik Siswa SMA Negeri 5 Bogor Karakteristik siswa adalah ciri-ciri yang melekat pada diri siswa, yang terdiri dari jenis kelamin, tempat tinggal, pekerjaan orang tua, pendidikan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar belakang Penelitian Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi yang melahirkan konsekueansi logis bagi dunia penyiaran radio, maka dengan perkembangan daya pikir seorang manusia

Lebih terperinci

JESSICA LARA

JESSICA LARA IKLAN DAN KESADARAN REMAJA (STUDI KORELASIONAL TENTANG PENGARUH TAYANGAN IKLAN BKKBN VERSI PERNIKAHAN DINI-HINDARI 4T TERHADAP KESADARAN REMAJA KELURAHAN TEGAL SARI MANDALA II MEDAN) JESSICA LARA 100904056

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa menjadi entertainer (penghibur) yang hebat karena bisa mendapatkan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini media massa mengalami perkembangan yang sangat pesat, dimana kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari peranan media. Media massa menjadi sangat penting

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa.

BAB I PENDAHULUAN. lain (non media). Ketika sumber dari non media tidak dapat memuaskan. kebutuhan kita, maka kita mencarinya dari media massa. BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masyarakat pada era teknologi ini benar-benar merasakan bahwa mereka tidak dapat hidup tanpa adanya interaksi terhadap lingkungan dan media massa. Ada berbagai kebutuhan

Lebih terperinci

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi

MEDIA RELATIONS. Pokok Bahasan TV RELEASE. Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Modul ke:  Fakultas Ilmu Komunikasi Modul ke: 09 Fakultas Ilmu Komunikasi MEDIA RELATIONS Pokok Bahasan TV RELEASE Dewi S. Tanti, M.I.Kom. Program Studi Public Relations http://mercubuana.ac.id POKOK BAHASAN TV Release: Perbedaan Release

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen.

BAB I PENDAHULUAN. adalah untuk mengendalikan lingkungan fisik dan psikologi kita. 1. tersebar banyak tempat, anonym dan heterogen. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain lain (menurut Barelson and Stainer, 1964). Menurut Thomas M. Scheidel mengemukakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion,

BAB I PENDAHULUAN. harus dipenuhi, seperti kebutuhan untuk mengetahui berita tentang dunia fashion, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Media telah menjadi bagian dalam kehidupan masyarakat sehari-hari, bahkan kita tidak akan pernah terlepas dari media. Seiring dengan perkembangan peradaban

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. memahami kedudukannya serta peranannya dalam masyarakat. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan manusia yang esensial untuk mencapai tujuan. Melalui informasi manusia dapat mengetahui peristiwa yang terjadi di sekitarnya, memperluas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di

BAB I PENDAHULUAN. bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Reformasi yang dimulai sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru pada bulan Mei 1998, telah menghantarkan rakyat Indonesia kepada perubahan di segala bidang, terutama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi yang beragam. Dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi yang beragam. Dari berbagai BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Salah satu kebutuhan mendasar dari manusia adalah informasi. Seiring dengan berkembangnya jaman, masyarakat dituntut untuk mengetahui berbagai informasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penulisan BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penulisan Komunikasi merupakan suatu proses pertukaran informasi yang terjadi antara satu pihak dengan pihak yang lain. Memenuhi kebutuhan kita sebagai mahluk sosial, tidak

Lebih terperinci

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina

PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN. Ayu Maiza Faradiba. Universitas Paramadina PERSEPSI MAHASIWA TERHADAP IKLAN LUX VERSI BANDAR UDARA ATIQAH HASIHOLAN Ayu Maiza Faradiba Universitas Paramadina ABSTRAK Tujuan Penelitian: untuk mengetahui sejauh mana persepsi mahasiswa Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat,

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Saat ini kebutuhan akan informasi dan diiringi dengan kemajuan zaman yang sangat pesat, media massa menjadi sangat penting. Berbagai fungsi dan berbagai macam jenis-jenis

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Tanaman padi merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang penting dalam rangka ketahanan pangan penduduk Indonesia. Permintaan akan beras meningkat pesat seiring dengan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Seiring dengan berkembangnya era globalisasi saat ini, persaingan di dalam dunia bisnis semakin lama semakin ketat, karena itu diperlukan upaya-upaya dari perusahaan

Lebih terperinci

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH Seperti kita ketahui, media adalah suatu alat yang menghubungkan kita dengan dunia luar. Tanpa media, kita akan sulit mengetahui apa yang terjadi di sekeliling

Lebih terperinci

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si.

MODUL SOSIOLOGI KOMUNIKASI. (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI PERTEMUAN 3 UNIVERSITAS MERCU BUANA MODUL (3 SKS) Dosen: Drs. Ahmad Mulyana, M.Si. POKOK BAHASAN: Komunikasi Massa, Fungsi dan Peran Media Massa DESKRIPSI: Materi berupa uraian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global

BAB I PENDAHULUAN. makhluk sosial sangatlah penting untuk bisa berkomunikasi secara global BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Di era yang sudah semakin maju ini, perkembangan teknologi dan komunikasi membuat semua lapisan masyarakat dunia mengikuti perkembangan tersebut dan menjadikan mereka

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. peran televisi sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan informasiinformasi

BAB I PENDAHULUAN. peran televisi sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan informasiinformasi BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Televisi adalah sebuah sistem yang besar dan kompleks, yang mempunyai peran televisi sebagai alat yang digunakan untuk menyampaikan informasiinformasi yang berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dalam bidang komunikasi sudah sampai pada tingkat modernisasi dan kecanggihan media-media komunikasi. Bangsa Indonesia termasuk salah satu Negara

Lebih terperinci

GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum BKKBN

GAMBARAN UMUM. Gambaran Umum BKKBN GAMBARAN UMUM Gambaran Umum BKKBN Sejarah BKKBN Pada tahun 1957, didirikan Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) dalam rangka menyatukan gerak para tokoh yang memelopori usahausaha KB. Dalam

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada masa globalisasi sekarang ini kebutuhan akan informasi sangat dibutuhkan manusia, dan manusia tidak bisa hidup tanpa komunikasi. Karena komunikasi adalah usaha

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan informasi pada era globalisasi pada zaman ini sangat begitu pesat khususnya dalam media yakni, media cetak, media online ataupun media elektronik.

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada

BAB 1 PENDAHULUAN. Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Media massa merupakan sarana untuk menyampaikan informasi kepada masyarakat. Media massa adalah alat yang digunakan dalam penyampaian pesanpesan dari sumber kepada

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari 1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Komunikasi merupakan suatu hal yang tidak dapat kita lepaskan dari kehidupan kita sehari hari. Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication, berasal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan zaman, segala sesuatu yang ada di dunia ini mengalami perkembangan, mulai dari informasi, teknologi, gaya hidup, dan lain sebagainya.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses

BAB I PENDAHULUAN. Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Radio merupakan salah satu media informasi sebagai unsur dari proses komunikasi, dalam hal ini sebagai media massa. Radio mempunyai sifat khas yang menjadi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi

I. PENDAHULUAN. kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Televisi merupakan media komunikasi massa yang sangat dekat dengan kehidupan masyarakat sekarang ini. Hampir di setiap daerah di Indonesia televisi menjadi primadona

Lebih terperinci

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon)

Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Saya lebih takut menghadapi tiga surat kabar daripada seribu ujung bayonet. (Napoleon) Komunikasi massa Puri Kusuma D.Putriii 1. Apa yang Anda ketahui mengenai komunikasi massa? Sebutkan contohnya! 2.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Tingkat kesukaan atau afektif merupakan salah satu komponen proses komunikasi massa yaitu efek. Efek adalah hasil yang dicapai dari usaha penyampaian pernyataan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet.

BAB I PENDAHULUAN. kabar, menonton berita, mendengarkan radio, mengakses berita melalui internet. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa memiliki peran yang sangat penting. Setiap manusia yang hidup memerlukan media massa. Masyarakat mendapat informasi dengan membaca surat kabar, menonton

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan.

BAB I PENDAHULUAN. Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Informasi sudah menjadi kebutuhan setiap manusia untuk mencapai suatu tujuan. Karena melalui informasi, manusia dapat mengetahui peristiwa yang sedang dan telah terjadi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS Kerangka Pemikiran Televisi merupakan satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Priyowidodo (2008) menyebutkan bahwa

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian Televisi merupakan salah satu media penyiaran suara dan gambar yang paling banyak digunakan di seluruh pelosok dunia. Sekarang ini televisi bukan lagi barang yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang PENDAHULUAN Latar Belakang Reformasi politik yang sudah berlangsung sejak berakhirnya pemerintahan Orde Baru di bawah kepemimpinan Presiden Soeharto pada bulan Mei 1998, telah melahirkan perubahan besar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah Pemilihan umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem demokrasi untuk memilih wakil rakyat yang akan duduk di lembaga perwakilan rakyat. Selain itu pemilu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi merupakan bagian dari pola interaksi unsur-unsur dalam sistem sosial. Pendek kata, komunikasi adalah bagian dimensi sosial yang khusus membahas pola

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari

BAB I PENDAHULUAN. luas dan pada sisi lain merupakan proses dimana pesan tersebut dicari BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Komunikasi pada satu sisi mengandung pengertian suatu proses dimana organisasi media memproduksi dan menyebarkan pesan kepada publik secara luas dan pada sisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktivitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian penting dari sistem dan tatanan kehidupan sosial manusia

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi

Pengantar Ilmu Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Pengantar Ilmu Komunikasi Ruang Lingkup Komunikasi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh FIKOM Marcomm 03 85001 Deskripsi Pokok bahasan pengantar ilmu komunikasi membahas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam era globalisasi media massa mempunyai peran yang sangat penting untuk menyampaikan berita, gambaran umum serta berbagai informasi kepada masyarakat luas.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain

BAB I PENDAHULUAN. hati, sikap, perasaan pikiran, ide, gagasan maupun informasi kepada orang lain 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Komunikasi begitu sangat penting di dalam kehidupan manusia, tidak ada yang tidak memerlukan komunikasi, dimana seseorang akan dapat menyampaikan isi hati,

Lebih terperinci

BAB II METODE PERANCANGAN

BAB II METODE PERANCANGAN BAB II METODE PERANCANGAN A. ORISINALITAS Dalam Kampanye Hemat Kertas Demi Hutan Indonesia pastinya mebutuhkan sinergi untuk menarik perhatian-perhatian dalam menciptakan pola pikir masyarakat sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide,

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia sebagai makhluk sosial membutuhkan komunikasi sebagai wadah untuk memperoleh informasi dan pengetahuan serta wadah untuk menyalurkan ide, emosi, keterampilan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Berkembangnya dunia penyiaran khususnya televisi, telah menyebabkan perubahan pola pikir dan gaya hidup masyarakat, khususnya anak-anak di perkotaan. Meningkatnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan

BAB I PENDAHULUAN. bahasa sebagai alat penyalurnya. Dalam bahasa komunikasi, pernyataan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komunikasi adalah proses pernyataan antara manusia, yang dinyatakan adalah pikiran atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sosial manusia atau masyarakat. Aktifitas komunikasi dapat terlihat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan sosial

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keterdedahan Berita Kriminal di Televisi Keterdedahan berita kriminal di televisi merupakan beragam penerimaan khalayak remaja terhadap siaran berita kriminal di televisi, meliputi

Lebih terperinci

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN

BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 47 BAB VI HUBUNGAN ANTARA KARAKTERISTIK INDIVIDU DENGAN TINGKAT KETERDEDAHAN 6.1 Keterdedahan Rubin (2005) mengartikan terpaan media sebagai suatu aktivitas khalayak dalam memanfaatkan atau menggunakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pemikiran yang berorientasi pasar merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi menjelang era millennium tiga ini. Era tersebut diyakini pula sebagai

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu

TINJAUAN PUSTAKA. mendorong keinginan individu untuk melakukan kegiatan-kegiatan tertentu BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Konsumen Motivasi berasal dari kata latin mavere yang berarti dorongan/daya penggerak. Yang berarti adalah kekuatan penggerak dalam diri konsumen yang memaksa bertindak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kemajuan kehidupan sosial masyarakat saat ini tidak lepas dari semakin pesatnya perkembangan teknologi dan informasi. Arus teknologi dan informasi yang terjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Budaya Menurut Linton, budaya adalah sikap dan pola perilaku yang merupakan kebiasaan yang dimiliki dan diwariskan oleh anggota suatu masyarakat tertentu. (sumber: http://www.lintasberita.web.id/pengertian-budaya-menurut-para-ahli/,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menarik, atau bahkan sama sekali tidak menarik, sehingga kita tidak pernah ingat

BAB I PENDAHULUAN. menarik, atau bahkan sama sekali tidak menarik, sehingga kita tidak pernah ingat BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Perkembangan periklanan di Indonesia akhir-akhir ini semakin pesat dan maju. Setiap saat kita selalu dipenuhi oleh tampilan ratusan iklan baik di televisi,

Lebih terperinci