Modul Pratikum Sistem Pakar (Modul 4)

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Modul Pratikum Sistem Pakar (Modul 4)"

Transkripsi

1 1 TOPIK : PROGRAM SILSILAH KELUARGA KERAJAAN INGGRIS Dalam Praktikum kali ini, setelah anda berkenalan dengan Turbo Prolog,kini coba anda implementasikan persoalan silsilah kerajaan Inggris ini ke dalam Turbo Prolog. ATURAN DASAR Aturan dasar yang harus anda buat pada predicates program anda adalah sebagai berikut : male(name) female(name) parent(name,name) couple(name,name) ATURAN TURUNAN husband(name,name) wife(name,name) son(name,name) daughter(name,name) child(name,name) father(name,name) mother(name,name) brother(name,name) sister(name,name) grandpa(name,name) grandma(name,name) cousin(name,name) niece(name,name) nephew(name,name) uncle(name,name) aunt(name,name) daughter_in_law(name,name) son_in_law(name,name) father_in_law(name,name) mother_in_law(name,name) brother_in_law(name,name) sister_in_law(name,name) clauses /* male(x) : X adalah pria */ Yang termasuk Male : "Philip" "Charles". "Andrew".

2 2 "Edward". "Mark" "William". "Harry". "Peter" /* female(x) : X adalah wanita */ yaitu : "Elizabeth". "Diana". "Anne". "Sarah". "Zara". "Beatrice". "Eugenie". /* parent(x,y) : X adalah orangtua dari Y */ Philip dan Elizabeth adalah orang tua (Parent ) dari : "Charles". "Anne". "Andrew". "Edward". Charles dan Diana adalah orang_tua(parent ) dari : "William". "Harry". Mark dan Anne adalah orang_tua dari : "Peter". "Zara". Andrew dan Sarah adalah orang_tua dari : "Beatrice" "Eugenie". Untuk couple(x,y) lihat kembali Parent(X,Y). /* couple(x,y) : X adalah pasangan dari y */ ALGORITMA-ALGORITMA /*husband(x,y) : X adalah suami dari Y */ husband(x,y) :- husband(x,y) male(x) and couple(x,y).

3 3 /* wife(x,y) : X adalah isteri dari Y */ wife(x,y) :- wife(x,y) female(x) and couple(x,y) /* son(x,y) : X adalah anak lelaki dari Y */ son(x,y) :- son(x,y) (male(x)and father(y,x)) or (male(x) and mother(y,x)) /* daughter(x,y) : X adalah anak wanita dari Y */ daughter(x,y) :- daughter(x,y) female(x)and father(y,x)) or (female(x) and mother(y,x)) /* child(x,y) : X adalah anak dari Y */ child(x,y) :- child(x,y) son(x,y) or daughter(x,y). /* father(x,y) : X adalah ayah dari Y */ father(x,y) :- father(x,y) male(x) and parent(x,y). /* mother(x,y) : X adalah ibu dari Y */ mother(x,y) :- mother(x,y) female(x) and parent(x,y).

4 4 /* brother(x,y) : X adalah saudara laki-laki dari Y */ brother(x,y) :- brother(x,y) male(x) and parent(f,x) and parent(f,y) and X Y. /* sister(x,y) : X adalah saudara wanita dari Y */ sister(x,y) :- sister(x,y) female(x) and parent(f,x) and parent(f,y) and X Y. /* grandpa(x,y) : X adalah kakek dari Y */ grandpa(x,y) :- grandpa(x,y) male(x) and parent(x,z) and parent(z,y). /* grandma(x,y) : X adalah nenek dari Y */ grandma(x,y) :- grandma(x,y) female(x) and parent(x,z) and parent(z,y). /* cousin(x,y) : X adalah saudara sepupu dari Y */ cousin(x,y) :- cousin(x,y) (brother(z,w) and parent(z,y) and parent(w,x) and Z W) or (sister(z,w) and parent(z,y) and parent(w,x) and Z W) /* niece(x,y) : X adalah kemenakan wanita dari Y */ niece(x,y) :- niece(x,y) (brother(u,y) and parent(u,x) and female(x))

5 5 female(x)) or (sister(u,y) and parent(u,x) and /* nephew(x,y) : X adalah kemenakan laki-laki dari Y */ nephew(x,y) :- nephew(x,y) (male(x) and parent(u,x) and brother(u,y)) or (male(x) and parent(u,x) and sister(u,y)) /* son_in_law(x,y) : X adalah menantu laki-laki dari Y */ son_in_law(x,y) :- son_in_law(x,y) couple(u,x) and daughter(u,y). /* daughter_in_law(x,y) : X adalah menantu wanita dari Y */ daughter_in_law(x,y) :- daughter_in_law(x,y) couple(u,x) and son(u,y). /* father_in_law(x,y) : X adalah bapak mertua dari Y */ father_in_law(x,y) :- father_in_law(x,y) couple(u,y) and father(x,u). /* mother_in_law(x,y) : X adalah ibu mertua dari Y */ mother_in_law(x,y) :- mother_in_law(x,y) couple(u,y) and mother(x,u). /* sister_in_law(x,y) : X adalah ipar wanita dari Y */ sister_in_law(x,y) :- sister_in_law(x,y) female(x) and parent(u,y) and daughter_in_law(x,u) and not (couple(x,y)). /* brother_in_law(x,y) : X adalah ipar pria dari Y */

6 6 brother_in_law(x,y) :- brother_in_law(x,y) male(x) and parent(u,y) and son_in_law(x,u) and not(couple(x,y)). /* uncle(x,y) : X adalah paman dari Y */ uncle(x,y) :- uncle(x,y) (parent(u,y) and brother(x,u)) or (parent(u,y) and brother_in_law(x,u)) /* aunt(x,y) : X adalah bibi dari Y */ aunt(x,y) :- aunt(x,y) (parent(u,y) and sister(x,u)) or (parent(u,y)and sister_in_law(x,u)) CONTOH QUERY-QUERY Goal: Male("Philip") Yes Goal: Parent(X,"Charles") X=Philip X=Elizabeth 2 Solutions Goal: Son(X,"Philip") X=Charles X=Andrew X=Edward 3 Solutions Goal: Child("Harry","Charles") Yes Goal: Mother("Diana",X) X=William X=Harry 2 Solutions

7 7 Goal: father_in_law("philip",x) X=Diana X=Mark X=Sarah 3 Solutions

Penggunaan Algoritma Runut-Balik dalam Proses Resolusi Query dari Eksekusi Program dalam Bahasa Prolog

Penggunaan Algoritma Runut-Balik dalam Proses Resolusi Query dari Eksekusi Program dalam Bahasa Prolog Penggunaan Algoritma Runut-Balik dalam Proses Resolusi Query dari Eksekusi Program dalam Bahasa Prolog Edwin Rachman (NIM 13515042) Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH A. Analisis Status Perwalian Anak Akibat Pembatalan Nikah dalam Putusan Pengadilan Agama Probolinggo No. 154/Pdt.G/2015 PA.Prob Menurut

Lebih terperinci

Pohon Biner (Bagian 1)

Pohon Biner (Bagian 1) Pohon Biner (Bagian 1) Tim Pengajar IF2110R Semester I 2016/2017 1 Tujuan Mahasiswa memahami definisi pohon dan pohon biner Berdasarkan pemahaman tersebut, mampu membuat fungsi sederhana yang memanipulasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kewarisan itu sangat erat kaitannya dengan kehidupan manusia, karena setiap manusia pasti akan mengalami suatu peristiwa meninggal dunia di dalam kehidupannya.

Lebih terperinci

Modul 1 Pengenalan Prolog

Modul 1 Pengenalan Prolog Modul 1 Pengenalan Prolog A. Tujuan Setelah menyelesaikan modul ini, diharapkan mahasiswa mampu: 1. Mengetahui sejarah dan pengertian prolog. 2. Mengenal dan memahami penggunaan SWI Prolog. 3. Membuat

Lebih terperinci

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA NO PERBEDAAN BW/KUHPerdata Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 1 Arti Hukum Perkawinan suatu persekutuan/perikatan antara seorang wanita dan seorang pria yang diakui sah oleh UU/ peraturan negara yang bertujuan

Lebih terperinci

Pengaplikasian Pohon dalam Silsilah Keluarga

Pengaplikasian Pohon dalam Silsilah Keluarga Pengaplikasian Pohon dalam Silsilah Keluarga Sinaga Yoko Christoffel Triandi 13516052 Program Studi Teknik Informatika Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung, Jl. Ganesha 10

Lebih terperinci

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA 48 BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA A. Kriteria Anak Luar Nikah dalam Kompilasi Hukum Islam Dalam Kompilasi Hukum Islam selain dijelaskan

Lebih terperinci

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan

BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan BAB III Rukun dan Syarat Perkawinan Rukun adalah unsur-unsur yang harus ada untuk dapat terjadinya suatu perkawinan. Rukun perkawinan terdiri dari calon suami, calon isteri, wali nikah, dua orang saksi

Lebih terperinci

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN

HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN HUKUM KEKERABATAN A. PENDAHULUAN Hukum adat kekerabatan adalah hukum adat yang mengatur tentang bagaimana kedudukan pribadi seseorang sebagai anggota kerabat, kedudukan anak terhadap orangtua dan sebaliknya

Lebih terperinci

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1) SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1) Adapun ketentuan siapa yang mahram dan yang bukan mahram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di

BAB I PENDAHULUAN. parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan jenjang awal pembentukan masyarakat, dari suatu parkawinan akan terbentuk masyarakat kecil yang bernama rumah tangga. Di dalamnya akan lahir

Lebih terperinci

diasuh oleh team-teaching PROGRAM PASCASARJANA USU Program Magister Kenotariatan

diasuh oleh team-teaching PROGRAM PASCASARJANA USU Program Magister Kenotariatan diasuh oleh team-teaching PROGRAM PASCASARJANA USU Program Magister Kenotariatan KEKELUARGAAN SEDARAH DAN SEMENDA (bloedverwantschap en zwagerschap) BAB-XIII BUKU-I BW (Pasal-290 dst BW) (1) KELUARGA SEDARAH

Lebih terperinci

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH

BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH BAB III ANALISA DAN PEMBAHASAN MASALAH Untuk mendapatkan gambaran yang lebih nyata, maka pada bab ini akan di berikan contoh - contoh permasalahan pembagian warisan berdasarkan ketentuan ketentuan yang

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP Lampiran I Contoh Formulir Daftar Riwayat Hidup Calon Direktur DAFTAR RIWAYAT HIDUP I. DATA PRIBADI 1. Nama Lengkap :... 2. Nama Panggilan :... 3. Tempat dan tanggal lahir :... 4. Agama :... 5. Alamat

Lebih terperinci

TRANSAKSIKEUANGAN NOMOR 19 TAHUN 2017 UNIT PENGENDALI GRATIFIKASI TANDA TERIMA LAPORAN GRATIFIKASI

TRANSAKSIKEUANGAN NOMOR 19 TAHUN 2017 UNIT PENGENDALI GRATIFIKASI TANDA TERIMA LAPORAN GRATIFIKASI - 21 - LAMPI RAN PERATURAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSIKEUANGAN NOMOR 19 TAHUN 2017 TENTANG PENGENDALIAN GRATIFIKASI DI LINGKUNGAN PUSAT PELAPORAN DAN ANALISIS TRANSAKSI KEUANGAN I. FORMAT TANDA

Lebih terperinci

MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA. Oleh: As-as Setiawati

MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA. Oleh: As-as Setiawati MANAJEMEN SUMBER DAYA KELUARGADALAM LINGKARAN HIDUP KELUARGA Oleh: As-as Setiawati Lingkaran hidup keluarga adalah proses perkembangan hidup keluarga sejak perkawinan sampai masa pasangan itu mencapai

Lebih terperinci

SIAPAKAH MAHRAMMU? 1

SIAPAKAH MAHRAMMU? 1 SIAPAKAH MAHRAM KITA SIAPAKAH MAHRAMMU? 1 Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan. 2 Adapun ketentuan siapa yang mahram

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Adat istiadat merupakan salah satu perekat sosial dalam kehidupan berbangsa, khususnya dalam kehidupan masyarakat heterogen, seperti Indonesia yang merupakan negara

Lebih terperinci

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD A. Analisis Persamaan antara Hukum Islam dan Hukum Positif Terhadap Status Perkawinan Karena Murtad Dalam

Lebih terperinci

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan. Lihat Ahkam An-Nazhar Ila

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada tiga orang wanita karir dewasa madya tentang faktor penyebab menunda pernikahan, diperoleh kesimpulan bahwa

Lebih terperinci

Konsep. Bahasa Pemrograman. Evangs Mailoa. Pertemuan 7

Konsep. Bahasa Pemrograman. Evangs Mailoa. Pertemuan 7 Konsep Bahasa Pemrograman Pertemuan 7 Evangs Mailoa PROLOG PROgramming in LOGic Kebanyakan dikembangkan untuk Artificial Intelligence Dibuat oleh Alain Colmerauer dan Phillipe Roussel (University of Aix-Marseille)

Lebih terperinci

Keluarga-keluarga Masa Kini di Prancis Oleh: Nuning Catur Sri Wilujeng. Namun suatu penelitian tentang model-model keluarga menunjukkan bahwa

Keluarga-keluarga Masa Kini di Prancis Oleh: Nuning Catur Sri Wilujeng. Namun suatu penelitian tentang model-model keluarga menunjukkan bahwa Keluarga-keluarga Masa Kini di Prancis Oleh: Nuning Catur Sri Wilujeng Pendahuluan Secara sederhana, keluarga merupakan fenomena natural dan biologis. Namun suatu penelitian tentang model-model keluarga

Lebih terperinci

BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF. A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia

BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF. A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia Di Indonesia, secara yuridis formal, perkawinan di Indonesia diatur

Lebih terperinci

BAB 2 REPRESENTASI PENGETAHUAN 8 Dalam representasi sebuah fakta yang kita gunakan dalam sebuah program, kita juga harus konsisten dengan representasi

BAB 2 REPRESENTASI PENGETAHUAN 8 Dalam representasi sebuah fakta yang kita gunakan dalam sebuah program, kita juga harus konsisten dengan representasi Bab2 Representasi Pengetahuan POKOK BAHASAN: Definisi Representasi Pengetahuan Representasi Pengetahuan secara Logik Programmable Logic (Prolog) Contoh Representasi Pengetahuan dengan Prolog TUJUAN BELAJAR:

Lebih terperinci

Laporan Pkn Sistem Pemerintahan Negara Inggris

Laporan Pkn Sistem Pemerintahan Negara Inggris Laporan Pkn Sistem Pemerintahan Negara Inggris Di susun Oleh: Asfi Putra Ermanda Maulin Septiani Raden Hade Rohmat Rizqi Adha Juniardi Yunitasari XII IPA 3 Standar Kompetensi: Mengevaluasi sistem pemerintah

Lebih terperinci

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Dari Penelitian yang penulis lakukan dilapangan 8 (delapan) orang responden. 1) Nama : KH.

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Dari Penelitian yang penulis lakukan dilapangan 8 (delapan) orang responden. 1) Nama : KH. BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Menjelaskan Persepsi Ulama Dari Penelitian yang penulis lakukan dilapangan 8 (delapan) orang responden. 1. Deskripsi Satu a. Identitas Responden 1) Nama : KH.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pernikahan dalam Islam merupakan anjuran bagi kaum muslimin. Dalam undang undang No. 1 Tahun 1974 dinyatakan bahwa: Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN 1. Pengertian Perkawinan Dalam ajaran Islam sebuah perkawinan merupakan peristiwa sakral bagi manusia, karena melangsungkan perkawinan merupakan

Lebih terperinci

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman: Mahram Bagi Wanita Masalah mahram bagi wanita banyak diantara kaum muslimin yang kurang memahaminya. Padahal banyak sekali hukum tentang pergaulan wanita yang berkaitan erat dengan masalah mahram ini.

Lebih terperinci

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELUARGA

PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELUARGA PENDOKUMENTASIAN ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DI KELUARGA A. Konsep Keluarga 1. Pengertian Keluarga Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa anggota keluarga

Lebih terperinci

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran

PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA. Tujuan Pembelajaran Kurikulum 2006/2013 Kelas XII biologi PEWARISAN SIFAT PADA MANUSIA Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini, kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami tentang variasi sifat manusia

Lebih terperinci

Bab 2. Representasi Pengetahuan POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 2.1 DEFINISI REPRESENTASI PENGETAHUAN

Bab 2. Representasi Pengetahuan POKOK BAHASAN: TUJUAN BELAJAR: 2.1 DEFINISI REPRESENTASI PENGETAHUAN Bab 2 Representasi Pengetahuan POKOK BAHASAN: Definisi Representasi Pengetahuan Representasi Pengetahuan secara Logik Programmable Logic (Prolog) Contoh Representasi Pengetahuan dengan Prolog TUJUAN BELAJAR:

Lebih terperinci

Lesson 5 VALIDATION COPY 1.0 JUNE 2007 Bertemu Keluarga Meeting the Family

Lesson 5 VALIDATION COPY 1.0 JUNE 2007 Bertemu Keluarga Meeting the Family Lesson 5 VALIDATION COPY 1.0 JUNE 2007 Bertemu Keluarga Meeting the Family In this lesson, you will learn the terms for describing kinship relationships, such as sister, brother, mother, father, and so.

Lebih terperinci

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN

SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN FAKULTAS ILMU KOMUNIKASI MODUL 8 UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA SISTIM HUKUM INDONESIA POKOK BAHASAN Hukum Perdata Dan Hukum Bisnis OLEH : M. BATTLESON SH DESKRIPSI : Hukum Perdata mengatur hubungan antara

Lebih terperinci

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN. 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN 7.1 Kesimpulan Berdasarkan temuan di lapangan dan hasil analisis data yang penulis kemukakan terdahulu, penulis dapat menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut. Istilah sapaan

Lebih terperinci

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM PEMBAGIAN HARTA WARISAN DALAM PERKAWINAN POLIGAMI PERSPEKTIF HUKUM ISLAM Vera Arum Septianingsih 1 Nurul Maghfiroh 2 Abstrak Kewarisan merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari sebuah perkawinan. Islam

Lebih terperinci

DAFTAR FORMULIR PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015

DAFTAR FORMULIR PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN 2015 LAMPIRAN II SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 11/Kpts/KPU-Kab- 01329248/ TAHUN 2015 TENTANG PEDOMAN TEKNIS TATA CARA PENCALONAN PEMILIHAN BUPATI DAN WAKIL BUPATI KENDAL TAHUN

Lebih terperinci

SUATU TELAAH TENTANG KEBERADAAN ANAK SUMBANG DALAM MEWARIS DI LIHAT DARI ASPEK HUKUM ADAT. Oleh : H. Iman Hidayat, SH.MH

SUATU TELAAH TENTANG KEBERADAAN ANAK SUMBANG DALAM MEWARIS DI LIHAT DARI ASPEK HUKUM ADAT. Oleh : H. Iman Hidayat, SH.MH SUATU TELAAH TENTANG KEBERADAAN ANAK SUMBANG DALAM MEWARIS DI LIHAT DARI ASPEK HUKUM ADAT. Oleh : H. Iman Hidayat, SH.MH Abstrak Adat merupakan refleksi dari kepribadian dan salah satu refleksi dari jiwa

Lebih terperinci

Undang-undang Diskriminasi Status Keluarga & Saya

Undang-undang Diskriminasi Status Keluarga & Saya Undang-undang Diskriminasi Status Keluarga & Saya 1T: Apakah Undang-undang Diskriminasi Status Keluarga (Family Status Discrimination Ordinance (FSDO)) itu? 1J: FSDO adalah undang-undang antidiskriminasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah suatu hubungan yang sakral atau suci dan pernikahan memiliki banyak keuntungan dibandingkan hidup sendiri, karena pasangan yang sudah menikah dapat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS STUDI KOMPARATIF TINDAK PIDANA INSES DALAM HUKUM PIDANA ISLAM (JINAYAT) DAN HUKUM PIDANA NDONESIA (KUHP)

BAB IV ANALISIS STUDI KOMPARATIF TINDAK PIDANA INSES DALAM HUKUM PIDANA ISLAM (JINAYAT) DAN HUKUM PIDANA NDONESIA (KUHP) BAB IV ANALISIS STUDI KOMPARATIF TINDAK PIDANA INSES DALAM HUKUM PIDANA ISLAM (JINAYAT) DAN HUKUM PIDANA NDONESIA (KUHP) A. Pelaku Inses dan kategorinya. Hubungan Sedarah atau dalam bahasa Inggris disebut

Lebih terperinci

Keterangan: Gambar ibu-ibu yang sedang asik bermain judi sambil bercerita-cerita.

Keterangan: Gambar ibu-ibu yang sedang asik bermain judi sambil bercerita-cerita. Gambar 1: Keterangan: Gambar ibu-ibu yang sedang asik bermain judi sambil bercerita-cerita. Gambar2: Keterangan: Gambar ibu-ibu yang sedang serius bermain judi. Gambar 3: Keterangan: Gambar Ibu H. Pandiangan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa

BAB I PENDAHULUAN. Aristoteles, seorang filsuf yunani yang terkemuka pernah berkata bahwa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan untuk berpasang-pasangan, manusia pun tak bisa hidup tanpa manusia lainnya. Seperti yang telah dikemukakan oleh Aristoteles, seorang filsuf

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tahap perkembangan psikososial Erikson, intimacy versus isolation, merupakan isu utama bagi individu yang ada pada masa perkembangan dewasa awal. Menurut Erikson,

Lebih terperinci

SAHNYA PERKAWINAN MENURUT HUKUM POSITIF YANG BERLAKU DI INDONESIA. Oleh : Akhmad Munawar ABSTRAK

SAHNYA PERKAWINAN MENURUT HUKUM POSITIF YANG BERLAKU DI INDONESIA. Oleh : Akhmad Munawar ABSTRAK SAHNYA PERKAWINAN MENURUT HUKUM POSITIF YANG BERLAKU DI INDONESIA Oleh : Akhmad Munawar ABSTRAK Menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, pengertian perkawinan ialahikatan lahir

Lebih terperinci

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR

KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR KONFLIK INTERPERSONAL ANTAR ANGGOTA KELUARGA BESAR Skripsi Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Dalam Mencapai Derajat Sarjana S-1 Psikologi Diajukan oleh: SITI SOLIKAH F100040107 Kepada FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

BAB TIGA PERKAHWINAN KERANA DIJODOHKAN MENURUT UNDANG UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM INDONESIA

BAB TIGA PERKAHWINAN KERANA DIJODOHKAN MENURUT UNDANG UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM INDONESIA BAB TIGA PERKAHWINAN KERANA DIJODOHKAN MENURUT UNDANG UNDANG PERKAWINAN NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN KOMPILASI HUKUM ISLAM INDONESIA 3.0 Pendahuluan Perkahwinan adalah sunnatullah yang berlaku bagi semua umat

Lebih terperinci

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013

Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kalender Doa Proyek Hanna Januari 2013 Kekerasan dalam rumah tangga terus meningkat secara drastis, baik dalam angka, frekuensi maupun tingkat kekejamannya. Beberapa berita mengejutkan antara lain: Seorang

Lebih terperinci

BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu

BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 A. Pengertian Perkawinan Nafsu biologis adalah kelengkapan yang diberikan Allah kepada manusia, namun tidak berarti bahwa hal tersebut

Lebih terperinci

Tools Pembangun Sistem Pakar

Tools Pembangun Sistem Pakar Pengenalan PROLOG Tools Pembangun Sistem Pakar Language LISP Prolog CLIPS Planner Conniver Popler OPS5 AMORD SAIL LOGO Smaltalk Shell EXSYS PC+ CRYSTAL 1stClass EXPERT EASE INSIGHT2+ e2glite Dasar-Dasar

Lebih terperinci

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN 1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP Nama : Dina Maulida Lubis Tempat/Tanggal Lahir : Tebing Tinggi, 23 September 1992 Agama : Islam Alamat : Kompleks Kasuari Blok B1 No 16 Riwayat Pendidikan : 1. SD F. Tandean

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN A. Pembatalan Perkawinan 1. Pengertian pembatalan perkawinan Yaitu perkawinan dapat dibatalkan apabila para pihak tidak memenuhi syarat-syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup

BAB I PENDAHULUAN. yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Setiap manusia dilahirkan seorang diri, tetapi manusia adalah makhluk sosial yang berarti bahwa manusia saling membutuhkan satu sama lain dan hidup bermasyarakat

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Kajian Teori 2.1.1 Perkawinan Menurut Hukum Adat 2.1.1.1 Pengertian Hukum Adat Sebagai orang pertama yang menimbulkan hukum adat sebagai ilmu pengetahuan dan menempatkan hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir.

BAB I PENDAHULUAN. Humbang Hasundutan, Kabupaten Toba Samosir, dan Kabupaten Samosir. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Secara geografis di Provinsi Sumatera Utara, suku Batak terdiri dari 5 sub etnis yaitu : Batak Toba (Tapanuli), Batak Simalungun, Batak Karo, Batak Mandailing,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Keluarga dan Fungsi Keluarga Perkawinan menurut Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 bertujuan untuk membentuk rumah tangga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha

Lebih terperinci

Modul 1 PENGENALAN PROLOG

Modul 1 PENGENALAN PROLOG 1 Modul 1 PENGENALAN PROLOG PENDAHULUAN Prolog adalah singkatan dari Programming in Logic. Prolog adalah bahasa yang dibangun atas dasar pemrograman alamiah dan logika. Prolog merupakan bahasa deklaratif,

Lebih terperinci

NO. KEP-3/M-BUMN/1998 TENTANG

NO. KEP-3/M-BUMN/1998 TENTANG SALINAN KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN / KEPALA BADAN PENGELOLA NO. KEP-3/M-BUMN/1998 TENTANG KEWAJIBAN PELAPORAN DALAM RANGKA KETERBUKAAN BAGI ANGGOTA DIREKSI, KOMISARIS SERTA PEJABAT SETINGKAT

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Agama Republik Indonesia (1975:2) menyatakan bahwa : maka dilakukan perkawinan melalui akad nikah, lambang kesucian dan BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkawinan merupakan peristiwa hukum yang terjadi didalam hidup bermasyarakat yang menyangkut nama baik keluarga ataupun masyarakat. Hal ini diterangkan dalam buku

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang

I. PENDAHULUAN. Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kehidupan manusia di dalam perjalanan di dunia mengalami 3 peristiwa yang penting yaitu pada waktu ia dilahirkan, waktu ia kawin, dan waktu ia meninggal dunia (Ali Afandi,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Penyesuaian Perkawinan 1. Pengertian Penyesuaian Perkawinan Konsep penyesuaian perkawinan menuntut kesediaan dua individu untuk mengakomodasikan berbagai kebutuhan, keinginan,

Lebih terperinci

RIAU MALAY LANGUAGE GREETING SYSTEM SUB DIALECT INUMAN

RIAU MALAY LANGUAGE GREETING SYSTEM SUB DIALECT INUMAN 1 RIAU MALAY LANGUAGE GREETING SYSTEM SUB DIALECT INUMAN Lisniarti¹, Hasnah Faizah AR², Auzar³ Email: Lisniarti24@gmail.com No. Hp 085278644428 Faculty of Teachers Training and Education Indonesian Language

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai gambaran diri (body image) dan dukungan sosial pada tiga orang wanita yang mengalami penyakit kanker payudara yang telah

Lebih terperinci

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9 MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9 A. KELUARGA Untuk membangun sebuah keluarga yang islami, harus dimulai sejak persiapan pernikahan, pelaksanaan pernikahan, sampai pada bagaimana seharusnya suami dan

Lebih terperinci

BAB II DASAR TEORI. II.1 Sistem Penjadwalan II-1

BAB II DASAR TEORI. II.1 Sistem Penjadwalan II-1 BAB II DASAR TEORI Pada bagian ini akan dibahas dasar teori yang digunakan dalam pengerjaan tugas akhir. Pembahasan dimulai dengan dasar teori mengenai sistem penjadwalan mencakup definisi mengenai resource,

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENOLAKAN MAJELIS HAKIM DAN SIKAP PEMOHON DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA PEMALANG TENTANG

BAB IV ANALISIS PENOLAKAN MAJELIS HAKIM DAN SIKAP PEMOHON DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA PEMALANG TENTANG BAB IV ANALISIS PENOLAKAN MAJELIS HAKIM DAN SIKAP PEMOHON DALAM PENETAPAN PENGADILAN AGAMA PEMALANG TENTANG DISPENSASI NIKAH No.0010/Pdt.P/2013/PA.Pml A. Dasar Hukum Pertimbangan Hakim Pertimbangan hakim

Lebih terperinci

Tanda Tangan : Tanggal : No. Responden : Universitas sumatera Utara

Tanda Tangan : Tanggal : No. Responden : Universitas sumatera Utara FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Gambaran kebutuhan keluarga pasien yang menunggu keluarganya yang di rawat di ruang ICU RSUP Haji Adam Malik Medan Oleh : Teti Hariani Pane Saya adalah mahasiswi

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ).

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI. dalam kode hukum sipil meiji ( ) ( Fukute, 1988:37 ). BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG MASYARAKAT AGRARIS DAN INDUSTRI 2.1. Masyarakat Agraris Sejak zaman tokugawa sampai akhir perang dunia II, sistem keluarga Jepang diatur oleh konsep Ie dan bahkan mendapat

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Peran Keluarga Teori Struktural-Fungsional

TINJAUAN PUSTAKA Peran Keluarga Teori Struktural-Fungsional 5 TINJAUAN PUSTAKA Peran Keluarga Teori Struktural-Fungsional Para sosiolog ternama seperti William F. Ogburn dan Talcott Parsons mengembangkan pendekatan struktural-fungsional dalam kehidupan keluarga

Lebih terperinci

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi

BAB V PENUTUP. perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi 1 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Pelanggaran kawin sasuku pada masyarakat Minangkabau dianggap sebagai perkawinan yang pantang oleh adat. Di Kenagarian Sungai Talang yang menjadi lokasi penelitian ini terdapat

Lebih terperinci

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga

B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga B. Tahap dan Tugas Perkembangan Keluarga Tahap dan siklus tumbuh kembang keluarga menurut Duval 1985 dan Friedman 1998, ada 8 tahap tumbuh kembang keluarga, yaitu : 1. Tahap I : Keluarga Pemula Keluarga

Lebih terperinci

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh

Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh Standar Kompetensi : 7. Memahami hukum Islam tentang Waris Kompetensi Dasar: 7.1 Menjelaskan ketentuan-ketentuan hukum waris 7.2 Menjelaskan contoh pelaksanaan hukum waris 1 A. Pembagian Warisan Dalam

Lebih terperinci

Knowledge Representation

Knowledge Representation Kecerdasan Buatan Pertemuan 2 Knowledge Representation IT-EEPIS Basis Pengetahuan Langkah pertama untuk membangun Kecerdasan Buatan adalah bagaimana membangun sebuah knowledge base Selanjutnya kita akan

Lebih terperinci

Universitas Sumatera Utara

Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN DAN PERCERAIAN DI INDONESIA A. Pengertian Perkawinan Dan Dasar Hukum Perkawinan 1. Menurut Undang-Undang Perkawinan No. 1 Tahun 1974 Berdasarkan ketentuan dalam

Lebih terperinci

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia.

DAFTAR PUSTAKA. Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. DAFTAR PUSTAKA Fukutake Tadashi.1988.Masyarakat Jepang Dewasa Ini.Jakarta: Gramedia. Kusuma Aprilyna.2011.Dampak Perubahan Undang-Undang Tentang Pendidikan Wanita Terhadap Kemajuan Jepang.Skripsi Universitas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya, BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keluarga merupakan kesatuan sosial yang terdiri atas suami istri dan anakanaknya, kerap sekali keluarga itu tidak hanya terdiri dari suami istri dan anakanaknya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1976, p. 5

BAB I PENDAHULUAN. 1 K. Wantjik Saleh, Hukum Perkawinan Indonesia, Jakarta, Ghalia Indonesia, 1976, p. 5 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap manusia yang hidup dalam dunia pada umumnya menginginkan suatu hubungan yang didasari rasa saling mencintai sebelum memasuki sebuah perkawinan dan membentuk sebuah

Lebih terperinci

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki Perkawinan atau pernikahan merupakan institusi yang istimewa dalam Islam. Di samping merupakan bagian dari syariah Islam, perkawinan memiliki hikmah

Lebih terperinci

POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA

POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA Artikel POTRET KELUARGA, DARI MASA KE MASA Oleh Mardiya Dahulu kala, ketika orang-orang masih hidup secara nomaden dan agama belum diturunkan ke bumi, masih belum ada keluarga dalam arti sebenarnya. Karena

Lebih terperinci

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENGABULKAN PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI BAWAH UMUR DILIHAT DARI SEGI MANFAAT DAN MUDHAROT

PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENGABULKAN PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI BAWAH UMUR DILIHAT DARI SEGI MANFAAT DAN MUDHAROT PERTIMBANGAN HAKIM DALAM MENGABULKAN PERMOHONAN DISPENSASI NIKAH DI BAWAH UMUR DILIHAT DARI SEGI MANFAAT DAN MUDHAROT (Studi Kasus Pengadilan Agama Surakarta) NASKAH PUBLIKASI Disusun dan Diajukan untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seorang manusia yang lahir di dunia ini, memiliki hak dan kewajiban yang diberikan hukum kepadanya maupun kepada manusia-manusia lain disekitarnya dimulai kepadanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. setiap agama selalu menghubungkan kaedah-kaedah perkawinan dengan. Syarat-syarat perkawinan akan menimbulkan larangan-larangan

BAB I PENDAHULUAN. setiap agama selalu menghubungkan kaedah-kaedah perkawinan dengan. Syarat-syarat perkawinan akan menimbulkan larangan-larangan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Perkawinan merupakan suatu peristiwa penting dalam kehidupan manusia, karena perkawinan tidak saja menyangkut pribadi kedua calon suami istri, tetapi juga

Lebih terperinci

PERKAWINAN SIRRI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF. Oleh : Bambang Ali Kusumo 1

PERKAWINAN SIRRI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF. Oleh : Bambang Ali Kusumo 1 PERKAWINAN SIRRI DITINJAU DARI HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF Oleh : Bambang Ali Kusumo 1 Abstract: Islamic law sees Sirri Marriage as something allowed to conduct; yet, it is highly recommended to record

Lebih terperinci

Nomor 22 Tahun Ke-8 Desember 2010 Halaman 19

Nomor 22 Tahun Ke-8 Desember 2010 Halaman 19 BENTUK SAPAAN ANTAR ANGGOTA KELUARGA DALAM BAHASA TONDANO Siska Rambitan Staf Pengajar pada Fakultas Sastra Universitas Sam Ratulangi Abstract This study aimed to describe the forms of greetings among

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian hukum menurut pendapat para ahli hukum : E. Utrecht, dalam bukunya pengantar dalam hukum indonesia :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian hukum menurut pendapat para ahli hukum : E. Utrecht, dalam bukunya pengantar dalam hukum indonesia : BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Hukum Pengertian hukum menurut pendapat para ahli hukum : 1 1. E. Utrecht, dalam bukunya pengantar dalam hukum indonesia : Hukum adalah himpunan petunjuk hidup yang

Lebih terperinci

APA Yg dimaksud derajat kedua dlm AFELIASI

APA Yg dimaksud derajat kedua dlm AFELIASI APA Yg dimaksud derajat kedua dlm AFELIASI Pada Penjelasan Pasal 6 huruf e pada Perpres 54 tahun 2010 Yang dimaksud dengan afiliasi adalah keterkaitan hubungan, baik antar Penyedia Barang/Jasa, maupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan bagi pasangan suami istri. Perkawinan juga merupakan ikatan antara pria

BAB I PENDAHULUAN. kebahagiaan bagi pasangan suami istri. Perkawinan juga merupakan ikatan antara pria BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan merupakan dasar pertalian keluarga yang diharapkan bisa membawa kebahagiaan bagi pasangan suami istri. Perkawinan juga merupakan ikatan antara pria dan wanita

Lebih terperinci

LAMPIRAN. 1. Pedoman Wawancara. 2. Uraian Hasil Wawancara 3. BIODATA. 4. Surat Izin Penelitian. 5. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi

LAMPIRAN. 1. Pedoman Wawancara. 2. Uraian Hasil Wawancara 3. BIODATA. 4. Surat Izin Penelitian. 5. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi LAMPIRAN 1. Pedoman Wawancara 2. Uraian Hasil Wawancara 3. BIODATA 4. Surat Izin Penelitian 5. Lembar Catatan Bimbingan Skripsi Nama : Fakultas/Jurusan : Umur :... Tahun Jenis Kelamin : 1) Pria 2) Wanita

Lebih terperinci

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA) Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA) Sumber: LN 1974/1; TLN NO. 3019 Tentang: PERKAWINAN Indeks: PERDATA. Perkawinan.

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor : 24/Pdt.G/2011/PA.Ktb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor : 24/Pdt.G/2011/PA.Ktb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 24/Pdt.G/2011/PA.Ktb. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada tingkat

Lebih terperinci

Kontrak Perkuliahan. Deskripsi. Tujuan. Kriteria Penilaian. Referensi 12/1/2009 KULIAH 01 - PENDAHULUAN

Kontrak Perkuliahan. Deskripsi. Tujuan. Kriteria Penilaian. Referensi 12/1/2009 KULIAH 01 - PENDAHULUAN Kontrak Perkuliahan Yeni Herdiyeni Departemen Ilmu Komputer FMIPA IPB http://www.ilkom.fmipa.ipb.ac.id/~yeni KECERDASAN BUATAN KULIAH 01 - PENDAHULUAN Nama Mata Kuliah : Kecerdasan Buatan Kode Mata Kuliah

Lebih terperinci

BAB III PELAKSANAAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG. A. Prosedur dalam Pengajuan Permohonan Perkara Dispensasi Nikah di

BAB III PELAKSANAAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG. A. Prosedur dalam Pengajuan Permohonan Perkara Dispensasi Nikah di BAB III PELAKSANAAN DISPENSASI NIKAH DI PENGADILAN AGAMA SEMARANG A. Prosedur dalam Pengajuan Permohonan Perkara Dispensasi Nikah di Pengadilan Agama Semarang Seseorang yang hendak menikah namun usianya

Lebih terperinci

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan.

Pengertian Mawaris. Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan. Pengertian Mawaris Al-miirats, dalam bahasa Arab adalah bentuk mashdar (infinitif) dari kata waritsa-yaritsuirtsan-miiraatsan. Maknanya menurut bahasa ialah 'berpindahnya sesuatu dari seseorang kepada

Lebih terperinci

DAFTAR LAMPIRAN. a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu

DAFTAR LAMPIRAN. a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu DAFTAR LAMPIRAN Data istilah sebutan sanak saudara a. Opung : Orangtua Ayah atau Ibu, maupun saudara (kakak/adik) dari orangtua Ayah dan Ibu b. Ayak : Ayah sebagian ada juga yang memanggil Bapak c. Mamak

Lebih terperinci

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion Edisi 4, Volume 1, Tahun 2013

Jurnal Ilmu Hukum Legal Opinion Edisi 4, Volume 1, Tahun 2013 TINJAUAN YURIDIS MENGENAI KEDUDUKAN DAN PEMBINAAN ANAK LUAR KAWIN DILIHAT DARI SEGI HUKUM PERDATA Oleh Aris Dwi Susanti / D 101 10 234 ABSTRAK Dengan adanya anak lahir di luar perkawinan itu akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata

BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1. A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata BAB III KEWARISAN ANAK DALAM KANDUNGAN MENURUT KUH PERDATA 1 A. Hak Waris Anak dalam Kandungan menurut KUH Perdata Anak dalam kandungan menurut Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (KUH Perdata) memiliki

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok. 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (Undang-Undang No.1 Tahun BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

Lebih terperinci