III. METODE PENELITIAN
|
|
- Widya Gunawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PLTA yang telah memperoleh sertifikat ISO yaitu PLTA Cirata dan PLTA Saguling yang berada di Provinsi Jawa Barat, PLTA Tanggari I dan PLTA Tanggari II yang berada di Provinsi Sulawesi Utara. Penelitian dilaksanakan selama 14 (empat belas) bulan. Objek penelitian di Provinsi Jawa Barat terdiri dari PLTA Saguling dan PLTA Cirata. Sehingga lokasi wilayah penelitian yang dikaji terhadap DAS (daerah aliran sungai) Waduk Saguling dan DAS Waduk Cirata (Gambar 8). Sementara objek penelitian di Provinsi Sulawesi Utara terdiri dari PLTA Tanggari I dan PLTA Tanggari II. Lokasi wilayah penelitian disajikan pada Gambar 9 yang merupakan wilayah DAS Tondano yang melingkupi DAS PLTA Tanggari I dan II. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk merumuskan desain model kebijakan dan strategi perlindungan dan pengelolaan sumberdaya air berbasis sukarela di PLTA. Tidak semua PLTA di Indonesia menerapkan sistem manajemen lingkungan ISO 14001, sehingga teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling. Dari 55 PLTA yang ada di Indonesia, berdasarkan data yang diperoleh dari Lembaga Sertifikasi Sistem Manajemen Lingkungan yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional (KAN), Januari 2011, terdapat 6 PLTA yang telah disertifikasi berdasarkan ISO (telah diadopsi Indonesia menjadi SNI ISO 14001). Kemudian dari 6 PLTA tersertifikasi ISO 14001, peneliti mengambil PLTA yang memanfaatkan sumberdaya air yang berasal dari aliran sungai yang mengikuti pola kaskade. Dari 6 PLTA ada sebanyak 4 PLTA yang memenuhi yaitu air dari daerah aliran sungai yaitu PLTA Saguling, PLTA Cirata, PLTA Tanggari I dan PLTA Tanggari II. Sehingga penelitian dilakukan terhadap 4 PLTA tersebut.
2 49 (a) (b) Gambar 8 Lokasi penelitian: (a) DAS PLTA Saguling dan (b) DAS PLTA Cirata di Provinsi Jawa Barat.
3 50 Gambar 9 Lokasi penelitian PLTA Tanggari di Provinsi Sulawesi Utara Tahapan Penelitian Penelitian ini dirancang dalam empat tahapan yang bertujuan untuk mengkaji berbagai permasalahan yang terkait (Gambar 10). Pada tahap awal dilakukan kajian terhadap data sekunder yang terdapat di perpustakaan umum dan instansi yang terkait dengan kegiatan penilaian dan perlindungan lingkungan terkait kualitas dan kuantitas sumber daya air pensuplai PLTA. Pada tahap ini dilakukan kajian deskriptif mengenai implementasi sistem manajemen lingkungan dalam perlindungan lingkungan dan pemenuhan persyaratan lingkungan yang
4 51 berlaku terkait dengan pengendalian aspek lingkungan penting PLTA. Keempat PLTA yang diteliti menetapkan pemanfaatan sumberdaya air merupakan aktivitas yang memiliki aspek lingkungan penting. Berdasarkan hal tersebut, maka dilakukan kajian deskriptif terhadap pemenuhan persyaratan perundang-undangan lingkungan terkait sumberdaya air. Peneliti mengumpulkan data sekunder kualitas air sungai sebelum dan sesudah dimanfaatkan PLTA, mulai dari tahun 2005 hingga tahun Selain itu, dilakukan analisis perubahan penggunaan lahan (landuse change) berdasarkan data citra satelit di sekitar DAS di mana PLTA berada. Hal ini dilakukan dengan bantuan perangkat lunak SIG (sistem informasi geografis) yang diklarifikasi dengan data lapangan melalui observasi. Kedua langkah analisis ini mampu menggambarkan kondisi aktual lingkungan dan sumber daya air terkait PLTA yang dikaji. Tahap kedua, melakukan kajian terhadap regulasi (legal review) terkait pengelolaan sumberdaya air PLTA. Pada tahap ini juga dilakukan kajian terhadap akseptasi stakeholder terhadap program sistem manajemen lingkungan. Kajian dilakukan untuk mengetahui tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder terhadap program lingkungan PLTA. Tahap ketiga melakukan kajian program sistem manajemen lingkungan PLTA dalam rangka konservasi sumberdaya air untuk melestarikan fungsi sumberdaya air. Manfaat lingkungan dianalisis dengan pendekatan Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value -TEV). Tahap terakhir, dilakukan kajian kebijakan prioritas menggunakan AHP (analitycal hierarchy process), serta analisis kebijakan guna menggambarkan kebijakan aktual yang ada, serta prioritas pengelolaan sumber daya air PLTA. Semua hasil analisis di atas menjadi bahan perumusan model dinamik kebijakan pengelolaan sumberdaya air PLTA. Proyeksi kebijakan ke depan berdasarkan kondisi aktual yang ada bisa disimulasikan dalam model dinamik tersebut. Hal ini akan menjadi bahan rumusan pengembangan kebijakan perlindungan dan pengelolaan sumberdaya air berbasis sukarela dan skenario penerapannya.
5 Gambar 10 Tahapan pelaksanaan penelitian. 52
6 Penentuan Responden Responden Pakar Responden untuk keperluan kajian akseptasi stakeholder merupakan para pakar yang mewakili struktur stakeholder PLTA yang berasal dari wakil pemerintah, asosiasi/profesi di bidang penilaian kesesuaian, wakil shareholder wakil masyarakat, dan wakil konsumen. Sementara responden pakar untuk AHP merupakan para pakar yang mengetahui seluk beluk pengelolaan sumberdaya air berbasis sukarela di PLTA. Dasar pertimbangan dalam pemilihan pakar digunakan kriteria sebagai berikut : a. Keberadaan dan kesedian pakar/responden untuk dimintakan pendapat. b. Memiliki kredibilitas sebagai ahli pada substansi yang diteliti. c. Memiliki pengalaman dalam bidangnya. d. Keterwakilan stakeholder. Berdasarkan hal ini, maka pakar yang dimintakan pandangannya minimal berjumlah 5 responden Responden Valuasi Ekonomi Analisisis TEV bertujuan untuk mengetahui seberapa besar benefit dari penerapan kebjakan perlindungan dan pengelolaan sumberdaya air di PLTA dilihat dari value yang dapat diperoleh dari ekosistem yang dilindungi. Value yang diperoleh bisa berupa use value maupun non-use value sebagai output dari program manajemen lingkungan. Kedua value ini dapat dirasakan baik secara langsung maupun tidak langsung oleh masyarakat di sekitar PLTA, baik masyarakat di hulu, sepanjang aliran sungai maupun di hilir sungainya. Maka dari itu, dalam analisis TEV ini, responden yang akan menjadi target analisis adalah masyarakat yang berada di sekitar PLTA yang tinggal di sepanjang daerah aliran sungai. Tentunya tidak semua warga diikutkan menjadi target survei dalam analisis TEV ini, karena warga yang berada di daerah yang sama dengan karakteristik lingkungan yang hampir sama akan memiliki pola pikir dan kondisi yang sama akibat dari program lingkungan ini. Secara statistik, dalam teori pengambilan sampel untuk suatu survei, perlu mengambil minimal 30 responden
7 54 agar hasil penelitian bisa dikatakan valid. Maka dari itu, pada saat survei, penulis mengambil sebanyak 30 responden dari masing-masing PLTA untuk menjadi responden dalam penelitian analisis TEV ini. Sehingga jumlah responden yang menjadi target sampel dalam penelitian ini sebanyak 4 x 30 responden yaitu 120 responden. 3.4 Jenis dan Sumber Data Data penelitian yang dibutuhkan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan sekunder, yang meliputi data kualitas air PLTA, program perlindungan dan pengelolaan sumberdaya air di PLTA, pendapat pakar, persepsi masyarakat, stakeholder, dan data kelembagaan. Jenis dan sumber data yang dianalisis secara ringkas disajikan matriks rangkuman metode penelitian pada Tabel Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan melalui penelusuran dan observasi langsung terhadap data-data yang terkait dengan kebijakan perlindungan dan pengelolaan sumberdaya air berbasis sukarela di PLTA. Dalam tahap implementasi rancangan, data yang akurat diperoleh melalui (1) studi literatur, (2) observasi lapangan (3) kuisioner survei pakar (expert survey methods). Penggunaan ketiga metode ini dapat saling menutupi kelemahan/melengkapi informasi yang dibutuhkan sehingga dalam menangkap realitas masalah lebih bisa diandalkan (Eriyatno dan Sofyar, 2007). Dalam penelitian ini, data sekunder diperoleh dari penelusuran data-data yang terkait dengan kebijakan pemerintah. Data primer diperoleh melalui observasi langsung dan wawancara melalui pengisian kuesioner tentang karakteristik sosial ekonomi, masyarakat yang memanfaatkan keberadaan PLTA serta melalui diskusi dengan pihak terkait seperti pihak instansi pemerintah, pihak PLTA, Perguruan Tinggi dan masyarakat.
8 55 Tabel 2 Matriks rangkuman metode penelitian Tujuan Menganalisis kondisi perubahan penggunaan lahan dan kualitas sumberdaya air yang dimanfaatkan PLTA Menganalisis tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder, serta landasan regulasi terkait pengelolaan sumberdaya air berbasis sukarela di PLTA Menganalisis nilai jasa lingkungan yang diberikan sumberdaya air PLTA secara berkelanjutan Merumuskan model kebijakan perlindungan dan pengelolaan sumberdaya air berbasis sukarela di PLTA Metode Pengumpulan Data Primer Ground check point (GCP) landuse Kuisioner Kuisioner Kuisioner Sekunder Data citra satelit Data kualitas SD Air Dokumen peraturan dan perundangan terkait Data produksi listrik Data potensi perikanan Data wisata Data potensi serapan karbon Data Curah hujan Data laju sedimentasu Data limpasan permukaan Kompilasi data Parameter Metode Analisis Data Output Perubahan penggunaan lahan Parameter fisika air Parameter kimia air Tingkat kepentingan & pengaruh stakeholder Pemetaan regu lasi Kapasitas power listrik Biaya produksi listrik Produksi budidaya ikan Biaya produksi budidaya ikan Jumlah penduduk Jumlah pengunjung wisata Biaya perjalanan wisata Luas lahan penghijauan Nilai simpanan karbon Luas DAS Struktur hierarki Aspek lingkungan Aspek ekonomi Aspek Sosial Sintesa hasil analisis Observasi Analisis SIG Analisis Deskriptif Analisis Stakeholder Legal review Analisis valuasi ekonomi AHP Analisis Sistem Dinamik Analisis kebijakan Peta penggunaan lahan Grafik kualitas air Pemetaan stakeholder Gambaran regulasi terkait saat ini Nilai ekonomi total (TEV) jasa lingkungan Prioritas kebijakan Model dinamik Model konseptual kebijakan
9 Metode Analisis Data Dalam penelitian ini, digunakan tujuh teknik analisis utama yaitu analisis kualitas air, analisis perubahan penggunaan lahan, nilai manfaat konservasi sumberdaya air oleh PLTA dapat dinilai melalui Nilai Ekonomi Total (NET), legal review, analisis stakeholder, AHP (Analytical Hierarchy Process dan analisis sistem dinamik Analisis Perubahan Penggunaan Lahan Perubahan penggunaan lahan diteliti untuk melihat besarnya tekanan penduduk dan aktifitasnya terhadap penggunaan lahan pada wilayah yang mempengaruhi sumberdaya air PLTA. Analisis perubahan penggunaan lahan dilakukan terhadap perubahan penggunaan lahan pada tahun 2001 hingga tahun Data yang digunakan adalah citra satelit Landsat-7 ETM+ yang diinterpretasi penggunaan lahannya. Perubahan penggunaan lahan bisa dikaji menggunakan kombinasi metode penginderaan jauh (analisis citra digital), SIG dan pemodelan (Weng 2002; Wu et al. 2006; Azo car 2007). Analisis citra digital adalah kegiatan penguraian dan atau penelaahan data serta hubungan antar komponen data itu sendiri, dalam hal ini adalah nilai kecerahan (brightness value, BV) atau nilai digital (digital number, DN) (Jaya 2006). Data citra digital setiap tahun perekaman akan diuraikan menjadi nilai digital yang akan dibandingkan perubahannya secara temporal. Hasil analisis didigitasi dan dianalisis perubahan luasan spasialnya dengan perangkat sistem informasi geografis (SIG) (Kurniawan 2010). Menurut Prahasta (2002), perangkat ini bisa digunakan untuk menyimpan, memperbaharui, menganalisis dan menyajikan kembali semua bentuk informasi spasial tersebut Nilai Ekonomi Total (Total Economic Value) Total Economic Value (TEV) yaitu analisis kebijakan untuk menilai manfaat lingkungan secara ekonomis dengan menggabungkan unsur dari berbagai disiplin ilmu yang bersifat deskriptif, valuatif, dan normatif. Dalam konsep penilaian nilai ekonomi total, nilai lingkungan tidak hanya bergantung pada nilai pemanfaatan langsung, namun juga pada seluruh fungsi sumberdaya lain yang
10 57 memberi nilai (ekonomis dan non ekonomis) yang setinggi-tingginya. Model ini bertujuan untuk meningkatkan efisiensi pemanfaataan sumberdaya yang dapat diukur secara nyata berdasarkan tolok ukur nilai moneter. Secara generik model TEV dirumuskan sebagai berikut : Keterangan : UV NUV DUV IUV OV EV BV TEV = UV + NUV = (DUV + IUV + OV) + (XV + BV) = Use value = Non use value = Direct use value = Indirect use value = Option value = Existensi value = Bequest value Penggunaan TEV dalam penelitian ini dikaitkan pada penilaian manfaat dan biaya lingkungan atas penerapan sistem manajemen lingkungan berbasis sukarela (voluntary) dalam mendukung kebijakan perlindungan lingkungan Analisis Legal Review Metoda yang digunakan untuk menelaah regulasi adalah metode legal review yang merupakan pendukung dalam analisis kebijakan (policy analysis). Analisis legal review dilakukan untuk mengkaji restriksi dan peluang yang bisa dimanfaatkan untuk mencapai tujuan dan kondisi yang diharapkan dari aspek legal (Hermawan et al. 2005). Analisis ini dilakukan terhadap berbagai regulasi terkait pengelolaan sumberdaya air secara umum dan pengelolaan sumberdaya air di wilayah sekitar PLTA. Hal ini dilakukan untuk memberikan landasan regulasi serta peluang perbaikannya di masa mendatang dalam menerapkan kebijakan perlindungan dan pengelolaan lingkungan sumberdaya air berbasis sukarela secara berkelanjutan Analisis Stakeholder Analisis stakeholder adalah sistem pengumpulan informasi dari individu atau sekelompok orang yang berpengaruh dalam memutuskan, mengelompokkan
11 58 informasi dan menilai kemungkinan konflik yang terjadi antara kelompokkelompok berkepentingan dengan areal dimana akan dilakukan trade-off (Brown et al. 2001). Analisis stakeholder dilakukan dengan mengidentifikasi aktivitas stakeholder kunci dan melakukan penilaian terhadap tingkat pengaruh dan kepentingan stakeholder dalam program perlindungan lingkungan PLTA berbasis sukarela. Peran stakeholder digambarkan dalam bentuk hubungan dengan aktivitas yang direncanakan, mengemukakan masalah, mengidentifikasi kepentingan dan pengaruh setiap stakeholder, mengidentifikasi hubungan yang akan dibangun antar stakeholder, dan usaha/tindakan bersama (koalisi) guna mencapai sasaran bersama yang kooperatif. Alat analisis yang digunakan adalah stakeholder grid dengan bantuan perangkat lunak komputer program Microsoft Excel XLSTAT 7.1 yang telah dimodifikasi menjadi software Analisis Stakeholder. Stakeholder dikategorikan menurut kepentingan dan pengaruhnya dalam perlindungan dan pengelolaan sumberdaya air berbasis sukarela di perusahaan listrik pembangkit tenaga air (PLTA). Tingkat kepentingan dan pengaruh stakeholder diilustrasikan pada Gambar 11. Gambar 11 Tingkat pengaruh dan kepentingan pada stakeholder. Tingkat Pengaruh
12 59 Tingkat kepentingan dan pengaruh masing-masing stakeholder diberi skor berdasarkan justifikasi pakar dan dikelompokkan menurut jenis indikatornya kemudian disandingkan sehingga membentuk koordinat. Selanjutnya diterjemahkan ke dalam klasifikasi stakeholder. Posisi pada kuadran dapat menggambarkan ilustrasi mengenai posisi dan peranan yang dimainkan oleh masing-masing stakeholder. Pengelompokan stakeholder tergantung pada tingkat kepentingan dan pengaruhnya terhadap proses pengambilan keputusan, yakni: primary stakeholders, secondary stakeholders, dan external stakeholders (Gambar 11). a. Primary stakeholders, dimana tingkat kepentingan tinggi dengan pengaruh yang rendah dalam proses (penentuan kebijakan); b. Secondary stakeholders, dimana tingkat kepentingan dan pengaruh dalam proses (penentuan kebijakan) dengan proporsi sama; c. External stakeholders, dimana tingkat kepentingan rendah dengan pengaruh yang tinggi dalam proses (penentuan kebijakan) Analytical Hierarchy Process (AHP) Penggunaan AHP dimaksudkan untuk membantu pengambilan keputusan memilih strategi terbaik dengan cara: (1) mengamati dan meneliti ulang tujuan dan alternatif strategi atau cara bertindak untuk mencapai tujuan, dalam hal ini kebijakan yang baik; (2) membandingkan secara kuantitatif dari segi biaya/ekonomis, manfaat dan resiko dari setiap alternatif; (3) memilih alternatif terbaik untuk diimplementasikan, dan (4) membuat strategi secara optimal, dengan menentukan prioritas kegiatan. Tahapan AHP dimulai dengan yang bersifat umum, yaitu menjabarkan ke dalam sub tujuan yang lebih rinci yang dapat menjelaskan apa yang dimaksud dalam tujuan umum. Penjabaran terus dilakukan hingga diperoleh tujuan yang bersifat operasional. Pada setiap hierarki dilakukan proses evaluasi atas alternatif. Tahap terpenting dari AHP adalah melakukan penilaian perbandingan berpasangan (pairwise comparisons) guna mengetahui tingkat kepentingan suatu kriteria terhadap kriteria lain. Penilaian dilakukan dengan membandingkan sejumlah kombinasi elemen yang ada pada setiap hierarki sehingga dapat dilakukan penilaian kuantitatif untuk mengetahui
13 60 besarnya nilai setiap elemen. Penilaian perbandingan berpasangan dilakukan melalui pendapat pakar. Prinsip kerja AHP adalah: (1) penyusunan hierarki, (2) penilaian kriteria dan alternatif, (3) penentuan prioritas, (4) konsistensi logis. Proses perbandingan berpasangan dilakukan pada setiap level (Gambar 12), yaitu level 1 (goal), level 2 (faktor), level 3 (aktor), level 4 (tujuan), dan level 5 (alternatif). Menurut Saaty (1994) bahwa tahapan analisa data dengan AHP adalah sebagai berikut : 1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi masalah; 2. Membuat struktur hierarki yang dimulai dengan penentuan tujuan umum, subsub tujuan, kriteria dan kemungkinan alternatif pada tingkat kriteria yang paling bawah. Penyusunan hierarki dilakukan melalui diskusi mendalam dengan pakar yang mengetahui persoalan yang sedang dikaji. Adapun struktur hierarki disain kebijakan perlindungan lingkungan berbasis sukarela di PLTA seperti pada Gambar 12. Gambar 12 Desain struktur proses hierarki analitik kebijakan perlindungan dan pengelolaan sumberdaya air berbasis sukarela. 3. Membuat matriks perbandingan berpasangan yang menggambarkan pengaruh relatif setiap elemen terhadap masing-masing tujuan yang setingkat diatasnya, perbandingan berdasarkan judgement dari para pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen dibandingkan dengan elemen lainnya,
14 61 Untuk mengkuantifikasi data kualitatif digunakan nilai skala 1-9, Skala perbandingan secara berpasangan seperti Tabel 3. Tabel 3 Matrik perbandingan berpasangan berdasarkan skala Saaty Tingkat Definisi Kepentingan 1 Kedua elemen sama pentingnya 3 Elemen kunci satu sedikit lebih penting dari pada elemen yang lainnya 5 Elemen yang satu lebih penting dari pada elemen yang lainnya 7 Satu elemen jelas lebih penting daripada elemen yang lainnya 9 Nilai-nilai antara dua pertimbangan yang berdekatan Penjelasan Dua elemen mempunyai pengaruh yang sama besar terhadap tujuan Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding elemen lainnya Pengalaman dan penilaian sangat kuat mendukung satu elemen dibanding elemen lainnya Stau elemen dengan didukung dan didominasi terlihat dalam praktek Bukti yang mendukung elemen yang satu terhadap elemen yang lain memiliki tingkat penegasan tertinggi yang mungkin menguatkan 2,4,6,8 Nilai diberikan jika ada dua kompromi antara dua pilihan Sumber : Saaty (1993). 4. Melakukan pengolahan perbandingan berpasangan. Pengolahan dilakukan untuk menyusun prioritas setiap elemen dalam hierarki terhadap sasaran utama. Jika NPpq didefinisikan sebagai nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama, maka : S NPpq = NPHpq( t, q 1) xnptt( q 1) t 1 Keterangan p = 1,2,...,r T = 1,2,...,s NPpq = Nilai prioritas pengaruh elemen ke-p pada tingkat ke-q terhadap sasaran utama
15 NPHpq = Nilai prioritas elemen ke-p pada tingkat ke-q NPTt = Nilai prioritas pengaruh elemen ke-t pada tingkat q Mengisi konsistensi judgment stakeholder dengan menghitung Consistency Ratio. Nilai konsistensi yang dianggap baik adalah < 0,1 Jika tidak konsisten (nilainya > 0,1) maka pengambilan data diulangi atau dikoreksi. Consistency Ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa apakah perbandingan berpasangan yang dilakukan oleh pakar telah dilakukan dengan konsekuen atau tidak (Marimin, 2004). Nilai Consistency Ratio dihitung dengan rumus : CR = CI RI Dimana : CI = Indeks konsistensi RI = Indeks Random CI = (p n) / (n 1) Dimana : p = rata-rata Consistensy Vector n = Banyak alternatif Sedangkan RI merupakan nilai random indeks sebagaimana yang ditetapkan oleh Oarkridge laboratory (Marimin 2004) seperti pada Tabel 4. Tabel 4 Nilai indeks random N RI 0,00 0,00 0,58 0,90 1,12 1,24 1,32 1,41 1,45 1,49 1,51 1,48 1,56 Setelah diperoleh alternatif kebijakan sebagai kebijakan prioritas yang perlu diterapkan dalam pengembangan PLTA berbasis sukarela, selanjutnya disusun skenario kegiatan sebagai program-program yang dapat dilakukan untuk masa yang akan datang. Penyusunan skenario dilakukan dengan menggunakan metode analisis sistem dinamik Analisis Kebijakan
16 63 Kebijakan merupakan perangkat pedoman yang memberikan arah terhadap pelaksanaan strategi pembangunan dan berfungsi untuk memberikan rumusan mengenai berbagai pilihan tindakan dan prioritas agar dapat mencapai tujuan pembangun dengan efektif (Suharto 2008). Kebijakan dapat dinyatakan dalam berbagai bentuk: 1) instrumen legal (hukum), seperti peraturan perundangan, 2) instrumen ekonomi, seperti kebijakan fiskal, subsidi dan harga, 3) petunjuk, arahan ataupun ketetapan, 4) pernyataan politik, dan 5) kebijakan dapat dituangkan dalam garis-garis besar arah pembangunan, strategi, maupun program. Keberhasilan kebijakan sangat ditentukan oleh proses pembuatannya dan implementasinya (Djogo et al. 2003). Kebijakan publik adalah apapun yang akan dilakukan atau tidak dilakukan oleh pemerintah, mengapa pemerintah mengambil tindakan tersebut dan apa akibat dari tindakan tersebut terkait dengan suatu isu atau persoalan publik (Dye 1992). Pengertian ini mengandung makna bahwa kebijakan publik dibuat oleh badan pemerintah, baik pusat maupun daerah dan kebijakan publik menyangkut pilihan. Analisis kebijakan didefinisikan oleh Dunn (2003) sebagai suatu bentuk analisis yang menghasilkan dan menyajikan informasi yang relevan untuk dapat memberikan landasan bagi para pengambil kebijakan dalam membuat suatu keputusan yang terkait dengan masalah-masalah publik. Dalam analisis kebijakan, kata analisis digunakan dalam pengertian yang luas, termasuk penggunaan intuisi dan pengungkapan pendapat serta mencakup tidak hanya pengujian kebijakan dengan memilah-milahkannya ke dalam sejumlah komponen melainkan juga perancangan dan sintesis alternatif-alternatif baru. Analisis kebijakan juga didefinisikan sebagai aktifitas yang produknya adalah saran yang dapat digunakan oleh pengambil keputusan untuk pembuatan kebijakan publik (Weimer & Vining 1989). Dalam melakukan analisis kebijakan diperlukan identifikasi masalah kebijakan dan kebutuhan masyarakat penerima, mengevaluasi respon pemerintah terhadap masalah, pengembangan alternatif kebijakan, rekomendasi, implementasi dan evaluasi kebijakan (Hogwood & Gunn 1984; Soebarsono 2008). Dunn (2003)
17 64 menyebutkan analisis kebijakan dapat dilakukan dengan menggunakan 3 pendekatan, yaitu pendekatan prospektif, retrospektif dan integratif Analisis Sistem Dinamik Analisis model dinamik dilakukan terhadap variabel-variabel yang telah teridentifikasi yang meliputi aspek ekologi, sosial dan ekonomi. Analisis model dinamik dilakukan melalui 2 tahap, yaitu pembuatan diagram sebab akibat dan diagram alir. Diagram simpal kausal menunjukkan hubungan antar variabel dalam proses sistem yang dikaji. Prinsip dasar pembuatannya adalah suatu proses sebagai sebab yang akan menghasilkan keadaan, atau sebaliknya suatu keadaan sebagai sebab akan menghasilkan proses. Sedangkan diagram alir dibuat berdasarkan persamaan model dinamik yang mencakup variabel keadaan (level), aliran (rate), auxiliary, dan konstanta (constant). Variabel tersebut berupa lambang-lambang yang digunakan dalam pembuatan model dengan menggunakan piranti lunak Powersim. Model yang dikembangkan selanjutnya digunakan sebagai alat simulasi. Simulasi ini dilakukan setelah uji validitas dan hasil pengujian menunjukkan adanya kesesuaian atau keabsahan antara hasil simulasi dengan data empiris (Sushil 1993; Muhammadi et al. 2001). Analisis dan simulasi sistem dinamik dilakukan dengan bantuan program powersim studio 2005E untuk memproyeksikan kecenderungan kondisi perlindungan dan pengelolaan sumber daya air PLTA Verifikasi dan Validasi Verifikasi model dilakukan sebagai proses uji sahih untuk mengetahui berbagai kelemahan maupun kekurangan, serta identifikasi berbagai persoalan yang harus diantisipasi dalam kaitan penerapan kebijakan yang dihasilkan (Eriyatno & Sofyar 2007). Verifikasi diartikan sebagai menyatakan kebenaran, ketepatan atau kenyataan (to establish the truth, accuracy or reality), sedangkan kata valid didefinisikan sebagai mendapatkan hasil kesimpulan yang benar, berdasarkan persyaratan-persyaratan yang telah ditetapkan (Hartrisari 2007) Keabsahan suatu hasil simulasi dapat dilakukan melalui tiga pendekatan. Setiap pendekatan memerlukan tim pengembangan model yang melakukan
18 65 verifikasi dan validasi sebagai bagian dari proses pengembangan model. Pendekatan yang digunakan untuk menentukan suatu model yang valid dalam kajian ini disebut sebagai independent verification and validation (IV and V). Pendekatan ini menggunakan pihak ketiga (independent) untuk memutuskan validitas suatu model (Sargent 1998). Validitas adalah salah satu kriteria penilaian keobyektifan yang ditunjukkan dengan sejauh mana model dapat menirukan fakta (Muhammadi et al. 2001). Sementara validasi model menurut Sargent (1998) memiliki berbagai teknik untuk melaksanakannya. Kajian ini memanfaatkan face validity terhadap para pakar guna memeriksa kesesuaian antara prilaku model dengan prilaku sistem yang diwakilinya. Validasi soft system dilakukan terhadap beberapa pakar yang dipilih secara purposif mewakili keahlian memahami sinergitas konvensi internasional bidang lingkungan hidup dan implementasinya. Validasi dilakukan secara face validity terhadap para pakar guna memeriksa kesesuaian antara perilaku model hasil kajian dengan perilaku sistem yang diwakilinya. Untuk model dinamik, kinerja beberapa variabel dilakukan dengan uji statistik. Uji statistik dimaksudkan untuk melihat penyimpangan antara keluaran simulasi dengan data aktual. Pengujian statistik meliputi uji penyimpangan ratarata absolut (AME), penyimpangan variasi absolut (AVE), saringan Kalman (KF), koefisien diskrepansi (U-Theils) dan Durbin Watson (DW) (Barlas 1998). Absolute means error (AME) adalah penyimpangan antara nilai rata-rata simulasi terhadap data aktual. Sedangkan absolute variation error (AVE) adalah penyimpangan nilai variasi simulasi terhadap data aktual. U-Theils adalah koefisien diskrepansi antara nilai simulasi dengan data aktual. U-Theils dapat menggambarkan ada tidaknya penyimpangan yang menonjol. Batas penyimpangan yang dapat diterima untuk AME, AVE dan U-Theils adalah antara 5-10%.
III METODE PENELITIAN
55 III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan dilaksanakan di Wilayah DAS Citarum yang terletak di Propinsi Jawa Barat meliputi luas 6.541 Km 2. Secara administratif DAS Citarum
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Industri Cilegon yang meliputi Anyer (perbatasan kota Cilegon-Kabupaten Serang), Merak, dan Cilegon, yang
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
56 BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Pada bab ini akan dipaparkan mengenai perancangan penelitian yang digunakan untuk mencapai tujuan dalam penulisan ini. Penelitian ini memiliki 2 (dua) tujuan,
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem sesuai dengan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penulisan ini dilakukan dengan menggunakan metoda System Dynamics yaitu sebuah simulasi komputer yang diawali dengan membuat model operasional sistem
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di
45 III. METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di lembaga-lembaga pendidikan dan pemerintah di Provinsi Lampung yaitu Badan Ketahanan Pangan Daerah Provinsi Lampung,
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.
III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan
Lebih terperinciEFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE
34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat
III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau
Lebih terperinciANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP
ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.
Lebih terperinciBAB III METODE KAJIAN
47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan
Lebih terperinciBAB III TEORI HIERARKI ANALITIK. Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP)
BAB III TEORI HIERARKI ANALITIK 3.1 Pengertian Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (PHA) atau Analytical Hierarchy Process (AHP) pertama kali dikembangkan oleh Thomas Lorie Saaty dari Wharton
Lebih terperinciMETODA PENELITIAN. Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian. Mulai
45 METODA PENELITIAN Kerangka Pemikiran Konseptual Penelitian Semakin ketatnya persaingan produk agroindustri pangan merupakan tantangan bagi industri dalam memenuhi harapan konsumen, oleh karena itu setiap
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian
3 METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini direncanakan dilaksanakan selama satu tahun mulai pada bulan Oktober 2010 sampai bulan Oktober 2011 di seluruh wilayah Kecamatan Propinsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Vendor Dalam arti harfiahnya, vendor adalah penjual. Namun vendor memiliki artian yang lebih spesifik yakni pihak ketiga dalam supply chain istilah dalam industri yang menghubungkan
Lebih terperinciGambar 3. Kerangka pemikiran kajian
III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,
Lebih terperinci4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Jenis dan Sumber Data Metode Pengumpulan Data
19 4 METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Provinsi Papua Barat. Pemilihan lokasi didasarkan pada pertimbangan bahwa Papua Barat sebagai wilayah yang mempunyai potensi sumber
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode yang digunakan Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN Penelitian pendahuluan telah dilakukan sejak tahun 2007 di pabrik gula baik yang konvensional maupun yang rafinasi serta tempat lain yang ada kaitannya dengan bidang penelitian.
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian Perkembangan teknologi yang begitu pesat, secara langsung mempengaruhi pola pikir masyarakat dan budaya hidup yang serba praktis dan modern.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
11 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian Penerapan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3) ini dilaksanakan di PT. Suka Jaya Makmur, Kalimantan Barat pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1. Metode Penelitian Metodologi penelitian merupakan gambaran proses atau tahapan-tahapan penelitian yang harus ditetapkan terlebih dahulu sehingga menjadi suatu kerangka
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian dan pengembangan (Research and Development/R&D) melalui pendekatan sistem dinamis (dynamics system). Metode
Lebih terperinci3. METODOLOGI PENELITIAN
20 3. METODOLOGI PENELITIAN Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan agroindustri udang merupakan hal yang sangat penting dalam siklus rantai komoditas udang. Pentingnya keberadaan agroindustri udang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Proses Penelitian Penelitian dimulai dengan melakukan pengamatan dilapangan, merumuskan masalah dan judul penelitian yang didukung dengan suatu kajian pustaka. Hal tersebut
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini berlokasi di Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Galuga dan sekitarnya, Desa Galuga, Kecamatan Cibungbulang, Kabupaten Bogor,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Indonesia memiliki potensi bahan baku industri agro, berupa buah buahan tropis yang cukup melimpah. Namun selama ini ekspor yang dilakukan masih banyak dalam bentuk buah segar
Lebih terperinci3.2 METODE PERBANDINGAN EKSPONENSIAL
III. LANDASAN TEORI 3.1 TEKNIK HEURISTIK Teknik heuristik adalah suatu cara mendekati suatu permasalahan yang kompleks ke dalam komponen-komponen yang lebih sederhana untuk mendapatkan hubungan-hubungan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan dan Manfaat Batasan Penelitian...
DAFTAR ISI Halaman Lembar Pengesahan... ii Abstrak... iii Kata Pengantar... v DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN... xv BAB I PENDAHULUAN... 1.1 Latar Belakang... 1.2
Lebih terperinciANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT
ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,
Lebih terperinciPENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
PENGARUH METODE EVALUASI PENAWARAN PENGADAAN BARANG/JASA PEMERINTAH TERHADAP HASIL PEKERJAAN DENGAN PENDEKATAN ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS ( Studi Kasus di Pemerintah Kabupaten Temanggung ) RINGKASAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran
62 BAB III METODOLOGI 3.1. Kerangka Pemikiran Agroindustri sutera alam merupakan industri pengolahan yang mentransformasikan bahan baku kokon (hasil pemeliharaan ulat sutera) menjadi benang, kain sutera,
Lebih terperinciBAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM
BAB III ANALISA DAN DESAIN SISTEM III.1. Analisis Masalah Tujuan analisa sistem dalam pembangunan aplikasi sistem pendukung keputusan ini adalah untuk mendapatkan semua kebutuhan pengguna dan sistem, yaitu
Lebih terperinciPENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA
PENENTUAN URUTAN PRIORITAS USULAN PENANGANAN RUAS-RUAS JALAN DI KOTA SAMARINDA Desy Damayanti Mahasiswa Magister Manajemen Aset FTSP ITS Ria Asih Aryani Soemitro Dosen Pembina Magister Manajemen Aset FTSP
Lebih terperinciVALUASI EKONOMI SUMBERDAYA RUMPUT LAUT DI KOTA PALOPO
Prosiding Seminar Nasional Volume 03, Nomor 1 ISSN 2443-1109 VALUASI EKONOMI SUMBERDAYA RUMPUT LAUT DI KOTA PALOPO Muhammad Arhan Rajab 1, Sumantri 2 Universitas Cokroaminoto Palopo 1,2 arhanrajab@gmail.com
Lebih terperinciBAB III. METODOLOGI PENELITIAN
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Peningkatan luas lahan perkebunan kelapa sawit telah mampu meningkatkan kuantitas produksi minyak sawit mentah dan minyak inti sawit dan menempatkan
Lebih terperinciJURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI
JURNAL ILMIAH TEKNIK INDUSTRI ANALISIS RISIKO PELAKSANAAN PEKERJAAN MENGGUNAKAN KONTRAK UNIT PRICE (Studi Kasus: Peningkatan dan Pelebaran Aset Infrastruktur Jalan Alai-By Pass Kota Padang Sebagai Jalur
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
17 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran PT NIC merupakan perusahaan yang memproduksi roti tawar spesial (RTS). Permintaan RTS menunjukkan bahwa dari tahun 2009 ke tahun 2010 meningkat sebanyak
Lebih terperinciMETODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM
METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN PEMILIHAN GALANGAN KAPAL UNTUK PEMBANGUNAN KAPAL TANKER DI PULAU BATAM Oleh : Yuniva Eka Nugroho 4209106015 Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Lebih terperinciPrioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa
Prioritas Pengembangan Jaringan Jalan Pendukung Kawasan Strategis Di Pulau Sumbawa Rizal Afriansyah Program Pascasarjana Universitas Brawijaya Email : rizaldi_87@yahoo.co.id Abstrak - Transportasi mempunyai
Lebih terperinciIV. METODOLOGI. Penelitian ini dilakukan di areal Hutan Tanaman Industri milik PT Musi
59 IV. METODOLOGI 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di areal Hutan Tanaman Industri milik PT Musi Hutan Persada (MHP) yang terletak Propinsi Sumatera Selatan. Penentuan lokasi ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA II.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan dan memanipulasi data. Sistem ini digunakan
Lebih terperinci4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN
4. PERUBAHAN PENUTUP LAHAN 4.1. Latar Belakang Sebagaimana diuraikan terdahulu (Bab 1), DAS merupakan suatu ekosistem yang salah satu komponen penyusunannya adalah vegetasi terutama berupa hutan dan perkebunan
Lebih terperinciANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)
Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AN ANALYSIS OF THE TUITION FEE PAYMENT SYSTEM IN UKRIDA USING ANALYTICAL
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Sugiyono (008 : 3) mengemukakan secara umum penelitian diartikan sebagai cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Metode yang
Lebih terperinci3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian
37 3 METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Penelitian Pengembangan produk merupakan hal yang sangat penting bagi setiap perusahaan. Tahapan awal dari pengembangan produk adalah mengidentifikasi keinginan
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process)
SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE AHP (Analytical Hierarchy Process) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom)Pada Jurusan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian telah dilaksanakan di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai,
19 III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Pelaksanaan Penelitian telah dilaksanakan di Desa Margasari, Kecamatan Labuhan Maringgai, Kabupaten Lampung Timur pada bulan April Mei 2013. Peta lokasi penelitian
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
18 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan September-November 2010 di Pangkalan Pendaratan Ikan Meulaboh Kabupaten Aceh Barat Pemerintahan Aceh
Lebih terperinciA. KERANGKA PEMIKIRAN
III. METODOLOGI A. KERANGKA PEMIKIRAN Agroindustri sutera alam terutama untuk produk turunannnya berupa kokon, benang sutera, dan kain merupakan suatu usaha yang menjanjikan. Walaupun iklim dan kondisi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. San Diego Hills. Visi dan Misi. Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran
24 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran San Diego Hills Visi dan Misi Identifikasi gambaran umum perusahaan dan pasar sasaran Bauran Pemasaran Perusahaan: 1. Produk 2. Harga 3. Lokasi 4. Promosi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
25 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan miniatur keseluruhan dari proses penelitian. Kerangka pemikiran akan memberikan arah yang dapat dijadikan pedoman bagi para
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di empat kecamatan yaitu Kecamatan Balong, Bungkal, Sambit, dan Sawoo dalam wilayah Kabupaten Ponorogo Jawa Timur. Penetapan
Lebih terperinciMETODOLOGI. Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari Juni 2010 di DAS
22 METODOLOGI Lokasi dan Waktu Penelitian Kegiatan penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 200 - Juni 200 di DAS Cisadane Hulu, di lima Kecamatan yaitu Kecamatan Tamansari, Kecamatan Leuwiliang, Kecamatan
Lebih terperinciTujuan, jenis dan cara pengumpulan data, metode analisis, dan output yang diharapkan. Jenis dan Cara Pengumpulan Data
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian berada pada kawasan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) IV (Persero) Propinsi Sumatera Utara. PTPN IV bergerak di bidang usaha perkebunan dengan
Lebih terperinci3 METODOLOGI PENELITIAN
3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Objek penelitian ini adalah taman nasional daratan yang mempunyai ekosistem asli dan berfungsi untuk perlindungan sistem penyangga kehidupan, pengawetan keanekaragaman
Lebih terperinci1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
1 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Laju pertambahan penduduk yang tinggi banyak terjadi di negara berkembang seperti Indonesia, telah menghabiskan surplus sumberdaya alam yang diperuntukkan bagi pembangunan
Lebih terperinciMATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)
Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian 3.2. Alat dan Bahan 3.3. Data yang Dikumpulkan
25 METODE PENELITIAN 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Situ Sawangan-Bojongsari, Kecamatan Sawangan dan Kecamatan Bojongsari, Kota Depok, Jawa Barat. Waktu penelitian adalah 5
Lebih terperinciBAB 2 LANDASAN TEORI
BAB 2 14 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Hierarki Analitik 2.1.1 Pengenalan Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton
Lebih terperinciGambar 4. Tahapan kajian
III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian Survei lapangan dilakukan untuk menganalisa kinerja bisnis usaha tahu dan kebutuhan pasar. Hasil analisa kebutuhan pasar menjadi masukan dalam pengembangan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN
III. METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian adalah seluruh wilayah Provinsi DKI Jakarta. Waktu penelitian pada bulan November 2006 Juni 2007. Beberapa pertimbangan penentuan
Lebih terperinci6 MODEL PENGEMBANGAN PESISIR BERBASIS BUDIDAYA PERIKANAN BERWAWASAN LINGKUNGAN
119 6 MODEL PENGEMBANGAN PESISIR BERBASIS BUDIDAYA PERIKANAN BERWAWASAN LINGKUNGAN Skenario pengembangan kawasan pesisir berbasis budidaya perikanan berwawasan lingkungan, dibangun melalui simulasi model
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Perbaikan kualitas udang melalui rantai pengendalian mutu perlu melibatkan unit pengadaan bahan baku, unit penyediaan bahan baku, unit pengolahan, dan laboratorium
Lebih terperinciIII. KERANGKA PEMIKIRAN
III. KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Pendekatan Analisis Kerugian Ekonomi Negara Pendekatan ini mengacu pada perubahan ekologi hutan Cycloops akibat penebangan liar sehingga
Lebih terperinciBAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Pada Restaurant Bumbu Desa Cabang Laswi Bandung, penulis melakukan
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1. Objek Penelitian Untuk mengumpulkan data yang dijadikan bahan dalam penyusunan Tugas Akhir yang berjudul Analisis Penilaian Citra Perusahaan Oleh Konsumen Pada
Lebih terperinciOLEH : TOMI DWICAHYO NRP :
OLEH : TOMI DWICAHYO NRP : 4301.100.036 LATAR BELAKANG Kondisi Kab. Blitar merupakan lahan yang kurang subur, hal ini disebabkan daerah tersebut merupakan daerah pegunungan berbatu. Sebagian Kab. Blitar
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. lokasi penelitian secara sengaja (purposive) yaitu dengan pertimbangan bahwa
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek dan Tempat Penelitian Objek penelitian ini adalah strategi pengadaan bahan baku agroindustri ubi jalar di PT Galih Estetika Indonesia Kabupaten Kuningan, Jawa Barat.
Lebih terperinciRANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN
RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Dalam bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah yang ditempuh untuk mendapatkan metodologi penelitian yang merupakan suatu tahapan yang harus diterapkan agar penelitian
Lebih terperinciAHP (Analytical Hierarchy Process)
AHP (Analytical Hierarchy Process) Pengertian Metode AHP dikembangkan oleh Saaty dan dipergunakan untuk menyelesaikan permasalahan yang komplek dimana data dan informasi statistik dari masalah yang dihadapi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-Langkah Penelitian
BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1 Langkah-Langkah Penelitian Untuk mencapai maksud dan tujuan penelitian yang telah ditetapkan kemudian disusun metodologi penelitian yang terdiri dari langkah-langkah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Identifikasi Masalah Metodologi penelitian adalah salah satu cara dalam penelitian yang menjabarkan tentang seluruh isi penelitian dari teknik pengumpulan data sampai pada
Lebih terperinciSISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS
ISSN : 2338-4018 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PERUMAHAN DENGAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS Ambar Widayanti (ambarwidayanti@gmail.com) Muhammad Hasbi (hasbb63@yahoo.com) Teguh Susyanto (teguh@sinus.ac.id)
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian 3.1.1 Ruang Lingkup Substansial Ruang lingkup substansial dalam penelitian ini adalah ; 1. Penelitian ini ditekankan pada pembahasan mengenai partisipasi
Lebih terperinciA. Kerangka Pemikiran Sistem evaluasi jabatan akan dirancang secara analitis dengan menggunakan metode point factor. Hal ini disebabkan karena
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Sistem evaluasi jabatan akan dirancang secara analitis dengan menggunakan metode point factor. Hal ini disebabkan karena Armstrong et al. (2003) menjelaskan bahwa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
39 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Kelompok sasaran
Lebih terperincirepository.unisba.ac.id DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...
DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... i ii iv viii xv xvi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1 1.2 Perumusan Masalah...
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di
135 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak
Lebih terperinci3 METODE. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian. 3.2 Jenis, Sumber dan Metode Analisis Data
13 3 METODE 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian meliputi wilayah Kabupaten yang mencakup 10 kecamatan. Pelaksanaan penelitian dilakukan selama 6 bulan yaitu dari bulan Mei sampai Oktober
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian Model Pemilihan Skema Kerjasama Pemerintah dan Swasta dalam Investasi Air Minum Menggunakan Proses Jaringan Analitis (ANP) ini merupakan penelitian yang bersifat
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN
21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian dimulai dengan memahami visi dan misi KPSBU Jabar. Pada tahap ini dilakukan wawancara langsung dengan pihak internal koperasi agar memudahkan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. A. Lokasi Penelitian dan Fokus penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian dan Fokus penelitian Penelitian ini dilakukan di Provinsi Jawa Timur tepatnya Kota Malang. Fokus penelitian ini meliputi Sub sektor apa saja yang dapat menjadi
Lebih terperinciIII. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran
III. METODOLOGI A. Kerangka Pemikiran Pemilihan stretegi bersaing yang tepat sangat diperlukan perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis yang ada. Tahapan dimulai dengan pembangunan konstruksi hirarki
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
27 BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Pendahuluan Metode penelitian berkaitan erat dengan prosedur, alat serta desain penelitian yang digunakan. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Desain Riset Tujuan Penelitian. Jenis Penelitian
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Secara luas desain penelitian adalah semua proses yang diperlukan dalam perencanaan dan pelaksanaan penelitian. Tabel 3.1 Desain Penelitian Desain Riset
Lebih terperinciSKRIPSI. Oleh : MUHAMMAD TAUFIQ
APLIKASI TEKNIK PENGINDERAAN JAUH DAN SISTEM INFORMASI GEOGRAFIS (SIG) UNTUK ESTIMASI KOEFISIEN LIMPASAN PERMUKAAN SUB DAS PADANG JANIAH DAN PADANG KARUAH PADA DAS BATANG KURANJI KECAMATAN PAUH KOTA PADANG
Lebih terperinciSistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP
Sistem Penunjang Keputusan Penetapan Dosen Pembimbing dan Penguji Skipsi Dengan Menggunakan Metode AHP A Yani Ranius Universitas Bina Darama, Jl. A. Yani No 12 Palembang, ay_ranius@yahoo.com ABSTRAK Sistem
Lebih terperinciPERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa sesuai ketentuan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Diagram Alir Penelitian Metode penelitian menunjukan bagaimana penelitian dilakukan dari identifikasi masalah sampai dengan analisis dan kesimpulan. Tahapan metode dari penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan pendekatan kualitatif mampu memberikan pemahaman secara mendalam tentang suatu
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
21 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Harian Pagi Radar Bogor, perusahaan yang bergerak dalam bidang industri media massa. Hal terpenting yang menjadi
Lebih terperinciMETODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten
IV. METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kawasan Kecamatan Labuan, Kabupaten Pandeglang, Banten. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Produksi Minyak Sawit Dunia, Gambar 1.1 Grafik Produksi Minyak Sawit Dunia, (FAO, 2010)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Indonesia tercatat sebagai salah satu produsen minyak sawit terbesar di dunia, dan minyak sawit merupakan sektor ekspor yang paling tinggi nilainya selama kurun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Berdasarkan pengalaman yang lalu hanya beberapa hari saja TPA Leuwigajah ditutup, sampah di Bandung Raya sudah menumpuk. Oleh karena itu sebagai solusinya Pemerintah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada dasarnya AHP adalah suatu teori umum tentang pengukuran yang digunakan untuk menemukan skala rasio baik dari perbandingan berpasangan yang diskrit maupun
Lebih terperinci