BAB III METODE PENELITIAN

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB III METODE PENELITIAN"

Transkripsi

1 Lokasi dan Waktu Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS) wilayah Kabupaten Musi Rawas Provinsi Sumatera Selatan. Kelompok sasaran adalah masyarakat desa di kawasan TNKS wilayah Kabupaten Musi Rawas. Penelitian berlangsung selama 10 bulan, dimulai bulan Januari Oktober Pendekatan Penelitian Pendekatan penelitian ini dimulai dengan menganalisis faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi pemberdayaan masyarakat kawasan TNKS wilayah Kabupaten Musi Rawas dengan menggunakan analisis faktor. Selanjutnya akan diketahui besarnya nilai indikator ketidakberdayaan. Tahap berikutnya menggunakan analisis AWOT, yaitu integrasi antara analisis AHP dan SWOT. Tahap terakhir adalah penyusunan konsep pemberdayaan berdasarkan strategi hasil analisis AWOT. Bagan alir pendekatan penelitian dapat dilihat pada Gambar 3: Faktorfaktor Internal Analisis Faktor Faktor-faktor Ketidakberdayaan AWOT Tujuan Pemberdayaan Faktorfaktor Eksternal Konsep Pemberdayaan Gambar 3. Pendekatan Penelitian 3.3. Jenis Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini digolongkan kedalam faktor-faktor internal dan eksternal. Data ini meliputi data primer dan data sekunder. Adapun jenis data dan aspek yang diamati dapat dilihat pada Tabel 5.

2 40 Tabel 5. Jenis Data dan Aspek yang diamati No Faktor-faktor internal No Faktor-faktor eksternal 1 Potensi SDA 1 Dukungan peraturan perundangan 2 Nilai-nilai budaya dan kearifan lokal 2 Keberpihakan pemerintah 3 Konflik sosial dan lingkungan 3 Dukungan politik 4 SDM masyarakat 4 Dukungan kelembagaan keuangan 5 Posisi geografis dan kondisi infrastruktur 6 Akses terhadap kelembagaan sosial ekonomi 5 Ketersediaan pelatihan-pelatihan 7 Kerawanan terhadap bencana 7 Akses informasi 8 Alternatif mata pencaharian dan Tingkat kesejahteraan 6 Implementasi kebijakan dan keterkaitannya dengan kebutuhan lokal 8 Pola perencanaan pembangunan 9 Partisipasi dalam pengelolaan Taman 9 Implikasi Pembangunan 10 Interaksi sosial masyarakat dg lingkungan luar 11 Tingkat pendidikan 12 Tingkat kesehatan 13 Persepsi masyarakat terhadap kawasan konservasi 10 Jaminan ekonomi 3.4. Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan untuk memperoleh informasi yang dibutuhkan dalam rangka mencapai tujuan penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan beberapa metode, yaitu dengan observasi (pengamatan), survei (wawancara) dan kajian literatur. Data primer dikumpulkan melalui pendekatan observasi dan wawancara mendalam (in-depth interview), guna memperoleh data dan informasi langsung dari sumber aslinya tentang kondisi parameter yang hendak dikaji secara akurat. a. Observasi: Observasi merupakan metode sistematis untuk mendapatkan informasi yang mengandalkan pengamatan langsung di lapangan, baik yang menyangkut objek, pola perilaku orang, kelompok, kejadian, proses, hubungan, dan fenomena-fenomena atau adat kebiasaan, pola kehidupan, kondisi permukiman, kondisi fasilitas umum dan sosial yang ada maupun kondisi masyarakat dan lingkungan alam yang berkaitan dengan penggalian data penelitian.

3 41 b. Wawancara: Metode wawancara digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang akurat. Wawancara yang dilakukan terdiri dari wawancara terstruktur dengan menggunakan kuesioner (pemandu wawancara) maupun wawancara tidak terstruktur. Wawancara dilakukan terhadap masyarakat desa sebagai objek kajian, Pemerintah Desa, Pejabat Pemerintah Daerah dan instansi terkait serta pakar di bidang pemberdayaan dan konservasi. c. Kajian literatur dan dokumentasi: Kajian ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi pendukung yang diperlukan dalam penelitian ini melalui penelusuran berbagai pustaka dan laporan dari berbagai instansi dan institusi terkait sesuai atribut yang dikaji seperti laporan tahunan, laporan hasil survei, publikasi-publikasi lainnya yang tersedia seperti monografi desa, kebijakan-kebijakan dan peraturan-peraturan yang terkait dengan penetapan ekosistem Kerinci Seblat sebagai kawasan konservasi dan aturanaturan lain yang mendukung program konservasi serta pemberdayaan masyarakat. Data yang dikumpulkan meliputi data karakteristik kawasan TNKS, kondisi geografis, demografi, keadaan sosial-budaya-ekonomi masyarakat, program-program yang berkaitan dengan pemberdayaan dan pengelolaan kawasan serta peraturan-peraturan yang berkaitan dengan TNKS. Data primer didapatkan melalui wawancara dengan responden langsung di lapangan yang terdiri dari masyarakat, pemerintah desa, kecamatan dan pemerintah kabupaten Musi Rawas serta Balai TNKS. Sedangkan data sekunder didapatkan dari berbagai dokumen-dokumen daerah, dokumen taman nasional, data statistik daerah, serta dari berbagai level pemerintahan, LSM, dan lain-lain. Dalam penggalian informasi untuk mengkuantifikasikan seluruh informasi dari responden, maka digunakan skala Likert. Metode ini digunakan secara luas yang mengharuskan responden untuk menunjukkan derajat setuju atau tidak setuju kepada setiap statemen yang berkaitan dengan objek yang dinilai. Bentuk asal skala Likert memiliki lima kategori. Apabila dirangking, maka susunannya akan dimulai dari sangat tidak setuju (strongly disagree) sampai kepada sangat setuju (strongly agree). Tetapi ada juga peneliti yang mengelompokkan derajat ini menjadi enam

4 42 (David LJ, 1993 dalam Rahayu,2005). Contoh pemberian pada skala likert dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Keterangan Nilai pada Skala Likert Nilai Keterangan 0 Responden yang memilih jawaban tidak tahu 1 Responden yang memilih jawaban sangat rendah 2 Responden yang memilih jawaban rendah 3 Responden yang memilih jawaban sedang. 4 Responden yang memilih jawaban tinggi 5 Responden yang memilih jawaban sangat tinggi Menurut Rahayu (2005), keunggulan dari skala Likert antara lain sebagai berikut: (1) mudah dibuat dan diatur, (2) responden mudah mengerti bagaimana cara menggunakan skala pada kuesioner yang disediakan, dan (3) mengukur pada tingkat skala ordinal. Pelaksanaan pengisian kuesionernya dapat dilakukan melalui surat, telepon, maupun wawancara. Sedangkan kelemahan utama skala Likert adalah sebagai berikut: (1) mengenai waktu pengisiannya yang lebih lama dibandingkan skala lain, (2) validitas skala masih dipertanyakan, dan (3) terdapat nilai yang sama pada ciri yang berbeda. Skala Likert jika nilainya mendekati nol maka menunjukkan suatu keadaan yang tidak baik (negative condition). Sebaliknya, jika skala Likert nilainya mendekati lima maka menunjukkan suatu keadaan yang baik (positive condition) Unit Penelitian dan Responden Unit analisis dalam penelitian ini adalah Rumah Tangga Miskin (RTM) terpilih, yang berdomisili di perdesaan di wilayah TNKS Kabupaten Musi Rawas. Melalui hasil penelusuran awal ditetapkan secara purposive sebanyak 4 (empat) desa sebagai lokasi penelitian. Beberapa pertimbangan yang mendasari penetapan desa sebagai lokasi penelitian, di antaranya: (1) Sebagian besar wilayah desa (80%) mencakup kawasan TNKS; (2) Desa-desa ini merupakan desa tertinggal dengan persentase jumlah penduduk miskin yang relatif tinggi; (3) Datadata penunjang penelitian ini relatif tersedia, sehingga dapat mendukung jalannya penelitian. Pertimbangan lain diantaranya ada dua kriteria desa, yaitu desa-desa

5 43 yang pernah mendapatkan program Integrated Conservation Development Project (ICDP) dan desa-desa yang belum pernah mendapatkan program ICDP. Dari 10 desa ICDP-TNKS, terpilih dua desa sebagai sampel, sedangkan dari 24 desa Non ICDP diambil sebanyak 2 desa. Selanjutnya responden dalam penelitian ini adalah Rumah Tangga Miskin (RTM). RTM diambil dari populasi penerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang dicanangkan oleh Pemerintah sejak tahun Menurut Rahayu (2005) dan Suliyanto (2005), untuk melakukan penelitian dengan menggunakan analisis faktor, jumlah sampel minimal adalah lima kali jumlah variabel. Pada penelitian ini, jumlah variabel yang diamati sebanyak 23 variabel, dengan demikian, maka sampel minimalnya adalah sebesar 115 (5 x 23) sampel, sehingga didapatkan jumlah kk seperti disajikan pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah KK Miskin dan Jumlah Sampel Responden No Nama Desa Penduduk Jumlah KK KK Miskin Jumlah sample 1 Pasenan Napal Melintang Napal Licin Batu Gane Total Sumber: Bappeda Kabupaten Musi Rawas, 2007 dan perhitungan 3.6. Analisis Data Analisis Faktor Faktor-faktor penyebab ketidakberdayaan masyarakat, baik faktor-faktor internal maupun faktor-faktor eksternal ditentukan untuk merumuskan konsep pemberdayaan yang akurat. Analisis faktor-faktor internal dan eksternal menggunakan analisis faktor. Secara teori persamaan ketidakberdayaan/keberdayaan dapat diturunkan dari fungsi faktor-faktor yang berpengaruh sepanjang faktor-faktor tersebut memenuhi syarat. Analisis faktor-faktor ketidakberdayaan masyarakat menggunakan metode analisis faktor, yang dibantu dengan program SPSS, dengan tujuan terpenting yaitu menjelaskan hubungan di antara banyak variabel dalam bentuk beberapa faktor. Langkah langkah analisis faktor adalah sebagai berikut:

6 44 1. Data hasil survei yang didapatkan dari masing-masing faktor internal maupun eksternal di input dalam program SPSS. 2. Setiap indikator memiliki nilai, kemudian nilai-nilai dari semua indikator digunakan untuk membentuk nilai dari faktor yang didukungnya. Analisis komponen utama diterapkan dalam proses pembentukan nilai faktor tersebut. Langkah langkah yang dilakukan dalam analisis komponen utama adalah sebagai berikut: a. Data indikator dari salah satu faktor yang ingin dicari score nya dianalisis, dimasukkan ke dalam software yang akan digunakan untuk melakukan analisis komponen utama. b. Setelah keluar output, dilihat nilai eigen value (akar ciri) nya. Jika nilai akar ciri lebih dari 1, maka komponen tersebut bisa menjadi komponen utama untuk faktor tersebut. Diulangi langkah a dan b untuk mancari nilai faktor lainnya. 3. Setelah masing-masing faktor memiliki nilai, maka dilakukan analisis faktor agar didapatkan faktor-faktor yang memang menjadi faktor internal dan eksternal. Langkah langkah yang dilakukan dalam analisis faktor adalah sebagai berikut: a. Memasukan semua data hasil dari AKU untuk faktor internal ke dalam software untuk melakukan analisis faktor. b. Setelah didapat keluaran (output); Pertama melihat nilai KMO. Jika nilai KMO lebih besar dari 0.5 maka dapat disimpulkan bahwa secara keseluruhan instrument penelitian ini dinyatakan cukup valid. Kedua, lihat nilai Barlett s, jika nilai signifikansinya lebih dari α = 0,05 maka instrument ini dinyatakan valid secara keseluruhan. Ketiga, melihat hasil analisis korelasi menggunakan Anti-image Correlation, jika nilai korelasinya lebih dari 0,5 atau mendekati 0,5 maka dapat disimpulkan bahwa semua faktor tersebut sudah memenuhi kriteria validitas menjadi faktor internal. c. Mengulangi langkah 1 dan 2 untuk faktor eksternal, sehingga pada akhirnya akan didapatkan faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi ketidakberdayaan masyarakat TNKS.

7 Analisis Strategi Pemberdayaan dengan menggunakan Metode AWOT Setelah dilakukan analisis faktor internal dan eksternal, selanjutnya dilakukan analisis pemilihan konsep pemberdayaan masyarakat dengan melakukan pemilihan faktor-faktor strategis dengan masing-masing kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang dimiliki serta sasaran dan tujuan yang ingin dicapai. Untuk mencapai tujuan tersebut, dilakukan analisis kebijakan dengan pendekatan AWOT, yang merupakan gabungan antara pendekatan AHP (Analytical Hierarchy Process) dan SWOT. AHP banyak digunakan pada keputusan untuk banyak kriteria, perencanaan, alokasi sumberdaya dan penentuan prioritas dari strategi-strategi yang dimiliki pemain dalam situasi konflik (Saaty dalam Marimin, 2004). Tujuan integrasi ini adalah untuk meningkatkaan basis informasi kuantitatif dari proses-proses perencanaan strategis. Integrasi AHP ke dalam SWOT menghasilkan prioritas-prioritas yang ditentukan secara analitis berdasarkan faktorfaktor yang tercakup dalam SWOT dan membuat semua itu sepadan. SWOT memberikan kerangka dasar untuk pembentukan suatu analisis keputusan, sementara AHP membantu pembuatan SWOT lebih analitis, sehingga strategistrategi alternatif keputusan pemberdayaan dapat diprioritaskan. Tahapan metode A WOT sebagai berikut Tahapan Analisis SWOT Analisis SWOT ini merupakan salah satu tools yang dapat digunakan untuk merumuskan strategi kebijakan pengambilan keputusan (decision making) yang diterapkan dalam suatu institusi. Secara umum, analisis SWOT terdiri atas faktor internal (IFAS, Internal Factor Analysis Strategic) dan faktor eksternal (EFAS, External Factors Analysis Strategic). Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam institusi itu sendiri, sedangkan faktor eksternal adalah faktorfaktor yang bersumber dari luar institusi. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi institusi ke depan, analisis ini didasarkan kepada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strength) dan peluang (Opportunities), namun

8 46 secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threats). Kekuatan (strength) adalah suatu kemampuan atau keunggulan internal yang dimiliki suatu institusi dalam melakukan kinerjanya. Kelemahan (weakness) adalah suatu keterbatasan atau kekurangan atau ketidakmampuan internal institusi dalam melalukan kinerjanya. Peluang (opportunities) adalah faktor eksternal yang bersifat positif dan mendukung atau menguntungkan untuk pengembangan kinerja institusi secara lebih baik lagi dimasa depan. Ancaman (threats) adalah tantangan, faktor eksternal yang bersifat negatif dan melemahkan atau tidak menguntungkan kinerja institusi di masa depan. Penyusunan strategi dikelompokkan dalam empat bagian yaitu: 1. Strategi Progresif (S) untuk menangkap peluang (O). 2. Strategi Diversivikasi (S) untuk menghadapi tantangan (T). 3. Strategi Turn Around (W) untuk menangkap peluang (T). 4. Strategi Defensif (W) dan memanfaatkan peluang (O). Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam analisis SWOT adalah sebagai berikut: 1. Tahap inventarisasi faktor internal (IFAS) dan eksternal (EFAS) Tahap ini merupakan tahap kegiatan pengumpulan dan pengklasifikasian dan pra-analisis data. Pada pengumpulan data awal, data digolongkan atas data eksternal dan data internal. Data eksternal meliputi: peluang (Opportunities) dan ancaman (Threath) diperoleh dari lingkungan luar yang mempengaruhi strategi manajemen institusi. Data internal meliputi kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness) diperoleh dari lingkungan dalam institusi. Untuk memudahkan analisis, jumlah IFAS dan EFAS sebaiknya dibatasi 2-10 faktor saja yang merupakan isu pokok (crusial issues). Pengumpulan data ini dilakukan dengan cara interview dan inventarisasi data institusi. 2. Tahap evaluasi faktor internal dan faktor eksternal (IFE DAN EFE) Pada tahap ini faktor internal dan faktor eksternal yang telah terhimpun dievaluasi nilainya dengan cara dilakukan scoring (skore) masing-masing untuk aspek kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Skore dapat dilakukan dengan cara mengkuantifikasi komponen faktor-faktor tersebut menurut gradasinya, biasanya menggunakan metode abu-abu (grey scale methode) yang berisi kisaran

9 47 nilai ekstrim positif, ekstrim negative dan average. Dalam prakteknya biasanya tercerminkan dengan nilai kuantitatif 1-3, 1-5, 1-7. atau 1-19; dengan atribut kualitatif baik, sedang, jelek; sangat baik, baik, sedang, kurang dan tidak baik; sempurna baik, sangat baik, baik, sedang, kurang, tidak baik, sangat tidak baik, dan sempurna jelek. 3. Tahap Pembobotan (weighting): Pada tahap ini dapat menggunakan metode perbandingan berpasangan (pairwise comparison) dengan cara memberi nilai masing-masing alternative cara dengan kisaran nilai antara 0-1 dalam nilai absolute; persen dan permil. Langkah-langkah pembuatan matriks IFE dan EFE sebagai berikut: a. Pada kolom 1, dilakukan penyusunan terhadap semua faktor internal dan eksternal, yang terbagi kedalam kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. b. Pada kolom 2, pemberian bobot masing-masing faktor mulai dari 1,00 (sangat penting) sampai dengan 0,00 (tidak penting) (contoh penggunaan salah satu metode pembobotan dengan kisaran 0-1). Masing-masing faktor internal dan eksternal bobotnya 100% atau 1. Bobot 1 selanjutnya dibagi jumlah komponen, untuk nilai rata-rata. Kemudian, bobot sesungguhnya masing-masing komponen dinilai dengan metode perbandingan berpasangan dengan menggunakan professional judgement si penilai. c. Pada kolom 3, diisi perhitungan rating terhadap faktor-faktor tersebut berdasarkan pengaruhnya terhadap kondisi institusi yang bersangkutan. Rentang nilai rating 1 berarti kurang berpengaruh sampai 5 berarti sangat berpengaruh. d. Kolom 4, diisi dengan cara mengalikan bobot pada kolom 2 dengan rating pada kolom 3. e. Penjumlahan total skor pembobotan untuk masing-masing faktor internal dan eksternal. f. Meletakkan nilai skor pada kuadran yang sesuai untuk menentukan alternatif strategi yang tepat

10 48 Tabel 8. Skala Perbandingan Berpasangan Intensitas Definisi pentingnya 1 (0,1) Kedua komponen sama pentingnya 3 (0,3) Komponen yg satu sedikit lebih penting ketimbang yg lainnya 5 (0,5) Komponen yg satu sangat penting ketimbang yg lainnya 7 (0,7) Satu komponen jelas lebih penting dari komponen yg lainnya 9 (0,9) Satu komponen mutlak lebih penting ketimbang komponen lainnya 4. Penentuan posisi strategi pada matriks IFE dan EFE SWOT 5. Tahap pengambilan keputusan: pemaknaan dan penentuan strategi Berdasarkan hasil identifikasi faktor-faktor internal dan eksternal tersebut, dapat dikemukakan 4 strategi dengan menggunakan analisis SWOT sebagai berikut: 1). STRATEGI SO: Strategi SO adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan peluang yang ada. Jika kedua faktor tersebut dikombinasikan maka akan menjadi pendukung bagi strategi yang dikembangkan; 2). STRATEGI ST:Strategi ST adalah strategi yang menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman; 3). STRATEGI WO:Strategi meminimalkan kelemahan melalui pemanfaatan peluang yang ada; 4). STRATEGI WT:Strategi WT adalah strategi dengan meminimalkan kelemahan untuk menghindari ancaman yang ada. Diagram Analisis SWOT dapat dilihat pada Gambar 4. PELUANG KELEMAHAN 3.Mendukung strategi Turn Around 4.Mendukung strategi Defensif 1.Mendukung strategi Progresif 2.Mendukung strategi Diversifikasi KEKUATAN ANCAMAN Gambar 4. Diagram Analisis SWOT

11 Analisis Hierarchy Process Setelah analisis SWOT dilakukan, selanjutnya adalah analisis dengan menggunakan AHP. Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Prosess AHP), pertama kali dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty (1970) dengan maksud untuk mengorganisasikan informasi dan judgement dalam memilih alternatif yang paling disukai. Dengan menggunakan AHP, suatu persoalan yang akan dipecahkan dalam suatu kerangka berpikir yang terorganisisr, sehingga memungkinkan dapat diekspresikan untuk mengambil keputusan yang efektif atas persoalan tersebut. Persoalan yang kompleks dapat disederhanakan dan dipercepat proses pengambilan keputusannya. Prinsip kerja AHP adalah penyederhanaan suatu persoalan kompleks yang tidak terstruktur, stratejik, dan dinamik menjadi bagian-bagiannya, serta menata dalam suatu hierarki. Kemudian tingkat kepentingan setiap variabel diberi nilai numerik secara subjektif tentang arti penting variabel tersebut secara relatif dibandingkan dengan variabel yang lain. Dari berbagai pertimbangan tersebut kemudian dilakukan sintesa untuk menetapkan variabel yang memiliki prioritas tertinggi dan berperan untuk mempengaruhi hasil pada sistem tersebut (Marimin, 2004). Secara grafis, persoalan AHP dapat dikonstruksikan sebagai diagram bertingkat, yang dimulai dengan goal/sasaran, lalu kriteria level pertama, sub kriteria dan alternatif. Dari berbagai kriteria dan sub kriteria serta alternatif di atas, akan diberikan bobot relatif dengan melakukan perbandingan berpasangan (pairwise comparasion) secara konsisten, sehingga akan diperoleh suatu himpunan bilangan yang merepresentasikan prioritas relatif dari setiap kriteria dan alternatif tersebut. Faktor-faktor proses pemberdayaan masyarakat di kawasan TNKS yang telah diidentifikasi dan diselesaikan menjadi unsur-unsurnya, yaitu kriteria dan alternatif kemudian disusun menjadi struktur hierarki. Dengan maksud untuk mempersepsikan gagasan, mengidentifikasikan dan mengkomunikasikan secara realistis yang kompleks ke dalam bagian yang menjadi elemen pokoknya. Kemudian bagian ini diuraikan ke dalam bagian-bagian yang lebih spesifik dan

12 50 seterusnya secara terstruktur (Saaty 1991). Kriteria dan alternatif dinilai melalui perbandingan berpasangan (pairwise comparison). Saaty (1983) dalam Marimin (2004) memberikan kriteria nilai dengan skala 1 sampai 9 adalah skala terbaik dalam mengekspresikan pendapat. Nilai dan definisi pendapat kualitatif dari skala Saaty seperti tertuang dalam Tabel 8. Setiap kriteria dan alternatif perlu dilakukan perbandingan berpasangan. Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Baik kriteria kualitatif maupun kriteria kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan jugment yang telah ditentukan untuk menghasilkan bobot dan prioritas. Bobot atau prioritas dihitung dengan manipulasi matriks atau melalui penyelesaian persamaan matematik. Semua elemen dikelompokkan secara logis dan diperingkatkan secara konsisten sesuai dengan suatu kriteria yang logis. Analisis data baik data hasil wawancara dengan menggunakan analisis pairwise comparisons maupun data struktur hirarki keputusan dilakukan dengan menggunakan rumus matematik dalam paket program AHP. Data hasil penelitian diolah untuk mengetahui konsistensi indeks dan konsistensi ratio matrik pendapat individunya. Selanjutnya dilakukan pengolahan data hingga menghasilkan vektor prioritas sistem untuk menghasilkan masing-masing alternatif. Analisis hasil masing-masing level diselesaikan dengan expert choice 2000, yang merupakan program komputer yang dapat menyelesaikan persoalan dengan metode AHP. Semua langkah-langkah manual AHP dapat dikerjakan dengan software ini, mulai dari pembuatan grafis hasil brainstorming, struktur hierarki, pengisian nilai kriteria sampai menghasilkan grafik dan tampilan data yang diinginkan.

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP

ANALISIS DATA Metode Pembobotan AHP ANALISIS DATA Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan konsumen dan pakar serta tinjauan langsung ke lapangan, dianalisa menggunakan metode yang berbeda-beda sesuai kebutuhan dan kepentingannya.

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Kerangka Penelitian Industri kayu lapis menghasilkan limbah berupa limbah cair, padat, gas, dan B3, jika limbah tersebut dibuang secara terus-menerus akan terjadi akumulasi limbah

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE

EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE 34 EFEKTIFITAS PENERAPAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) DALAM PEMILIHAN PERANGKAT LUNAK PENGOLAH CITRA DENGAN MENGGUNAKAN EXPERT CHOICE Faisal piliang 1,Sri marini 2 Faisal_piliang@yahoo.co.id,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok,

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, 98 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di KUB Hurip Mandiri Kecamatan Cisolok, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive) dengan

Lebih terperinci

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian

Gambar 3. Kerangka pemikiran kajian III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kajian Usaha pengolahan pindang ikan dipengaruhi 2 (dua) faktor penting yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal meliputi aspek produksi, manajerial,

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak di 135 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian merupakan studi kasus yang dilakukan pada suatu usaha kecil keripik pisang Kondang Jaya binaan koperasi BMT Al-Ikhlaas. yang terletak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Kajian Kajian ini dilakukan di Kabupaten Bogor, dengan batasan waktu data dari tahun 2000 sampai dengan 2009. Pertimbangan pemilihan lokasi kajian antar

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian.

METODE PENELITIAN. A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian. menganalisis data yang berhubungan dengan penelitian. III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Penelitian Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk mengenai variabel yang akan diteliti untuk memperoleh dan

Lebih terperinci

3 METODOLOGI PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN 1) Miskin sekali: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun lebih rendah 75% dari total pengeluaran 9 bahan pokok 2) Miskin: Apabila tingkat pendapatan per kapita per tahun berkisar antara 75-125%

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Gambaran Umum BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung BPK-RI Perwakilan Provinsi Lampung didirikan pada tanggal 7 Juni 2006, berdasarkan Surat Keputusan BPK RI Nomor 23/SK/

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Februari 2013 hingga April 2013. Dengan tahapan pengumpulan data awal penelitian dilaksanakan pada Bulan

Lebih terperinci

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran

METODE KAJIAN. 3.1 Kerangka Pemikiran III. METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Potensi perikanan yang dimiliki Kabupaten Lampung Barat yang sangat besar ternyata belum memberikan kontribusi yang optimal bagi masyarakat dan pemerintah daerah.

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada,

III METODE PENELITIAN. Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, 35 III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Daerah penelitian adalah wilayah pesisir di Kecamatan Punduh Pidada, Kabupaten Pesawaran, Provinsi Lampung. Pemilihan daerah penelitian dilakukan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian Rancangan penelitian merupakan segala sesuatu yang mencakup tentang pendekatan yang digunakan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan pendekatan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Lokasi penelitian dilaksanakan pada perusahaan CV Septia Anugerah Jakarta, yang beralamat di Jalan Fatmawati No. 26 Pondok Labu Jakarta Selatan. CV Septia Anugerah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat

III. METODE PENELITIAN. informasi dari kalangan aparat pemerintah dan orang yang berhubungan erat III. METODE PENELITIAN A. Jenis dan Sumber Data Data-data yang digunakan untuk penelitian ini merupakan gabungan antara data primer dan data sekunder. Data primer mencakup hasil penggalian pendapat atau

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif yaitu metode yang meneliti status sekelompok manusia, suatu objek, suatu

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada CV Salim Abadi (CV SA), yang terletak di Jalan Raya Punggur Mojopahit Kampung Tanggul Angin, Kecamatan Punggur,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Taman Wisata Alam Gunung Tampomas Propinsi Jawa Barat, selama kurang lebih tiga (3) bulan, yaitu dari bulan Maret - Juni.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Pengumpulan Data III. METODE KAJIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di lokasi unit usaha pembenihan ikan nila Kelompok Tani Gemah Parahiyangan yang terletak di Kecamatan Cilebar, Kabupaten Karawang, Jawa

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 30 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hal ini dikarenakan pendekatan kualitatif mampu memberikan pemahaman secara mendalam tentang suatu

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor mulai Desember 2010 Maret 2011. 3.2 Bahan dan Alat Bahan dan alat yang digunakan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Dalam penelitian mengenai strategi bauran pemasaran pertama kali peneliti akan mempelajari mengenai visi misi dan tujuan perusahaan, dimana perusahaan yang

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN 47 BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Meningkatnya aktivitas perkotaan seiring dengan laju pertumbuhan ekonomi masyarakat yang kemudian diikuti dengan tingginya laju pertumbuhan penduduk akan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok.

BAB III METODOLOGI. 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Kegiatan magang ini berlokasi di permukiman Telaga Golf Sawangan, yang terletak di Depok. U Gambar 2. Peta Telaga Golf Sawangan, Depok Sumber: Anonim 2010.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada kawasan Objek Wisata Alam Talaga Remis di Desa Kadeula Kecamatan Pasawahan Kabupaten Kuningan, Jawa Barat. Kegiatan

Lebih terperinci

III. METODOLOGI KAJIAN

III. METODOLOGI KAJIAN III. METODOLOGI KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kemiskinan merupakan penyakit ekonomi pada suatu daerah yang harus di tanggulangi. Kemiskinan akan menyebabkan ketidakberdayaan masyarakat dalam mengelola

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat

BAB III METODE PENELITIAN. diteliti oleh penulis. Lokasi penelitian dilakukan di Swalayan surya pusat BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Ruang Lingkup Penelitian Lokasi penelitian merupakan suatu tempat dimana peneliti akan memperoleh atau mencari suatu data yang berasal dari responden yang akan diteliti oleh

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Koperasi Unit Desa (KUD) Puspa Mekar yang berlokasi di Jl. Kolonel Masturi, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur.

IV METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di kawasan Kalimalang, Jakarta Timur. Pemilihan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja berdasarkan pertimbangan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian survei. Penelitian survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan

Lebih terperinci

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel

IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian 4.2 Metode Penelitian 4.3 Metode Pengambilan Sampel 14 IV. METODOLOGI 4.1 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan Maret-April 2009. Tempat penelitian berlokasi di Kota Sabang, Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. 4.2 Metode Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data B. Metode Analisis III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer melalui survei lapangan, wawancara dengan pemilik perusahaan, karyawan,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2010 sampai dengan Maret 2011, mulai dari persiapan, pengumpulan data, pengolahan data, dan penyusunan. Penelitian

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara 20 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Pengumpulan data yang digunakan adalah : 1. Pengumpulan data primer melalui survei lapangan, wawancara (lampiran 1) dengan pihak perusahaan sebanyak 3 responden

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di dua desa yaitu di Desa Tangkil dan Hambalang di Kecamatan Citereup, Kabupaten Bogor. Penelitian di kedua desa ini adalah

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Martabak Air Mancur Bogor yang terletak di Jl. Sudirman, untuk pemilihan lokasinya dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam

BAB III METODOLOGI. benar atau salah. Metode penelitian adalah teknik-teknik spesifik dalam BAB III METODOLOGI Metodologi merupakan kumpulan prosedur atau metode yang digunakan untuk melakukan suatu penelitian. Menurut Mulyana (2001, p114), Metodologi diukur berdasarkan kemanfaatannya dan tidak

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam kajian ini adalah metode deskriptif analisis yaitu suatu metode yang meneliti suatu objek pada masa sekarang (Nazir,

Lebih terperinci

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN

MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN MATERI 3 ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami seluruh informasi yang terdapat pada suatu

Lebih terperinci

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT

ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Amalia, ST, MT Multi-Attribute Decision Making (MADM) Permasalahan untuk pencarian terhadap solusi terbaik dari sejumlah alternatif dapat dilakukan dengan beberapa teknik,

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di peternakan domba Tawakkal Farm (TF) Jalan Raya Sukabumi Km 15 Dusun Cimande Hilir No. 32, Caringin, Bogor. Pemilihan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data

BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu B. Pengumpulan Data 13 BAB III METODOLOGI A. Lokasi dan Waktu Kegiatan ini dibatasi sebagai studi kasus pada komoditas pertanian sub sektor tanaman pangan di wilayah Bogor Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara

Lebih terperinci

3. METODOLOGI PENELITIAN

3. METODOLOGI PENELITIAN 3. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian yang dilakukan ini didasarkan pada suatu pemikiran bahwa perlu dilaksanakan pengembangan agroindustri serat sabut kelapa berkaret. Pengembangan

Lebih terperinci

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT

Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT 32 Gambar 2.5 Diagram Analisis SWOT Kuadran 1: Ini merupakan situasi yang sangat menguntungkan. Perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada. Strategi

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian

III. METODE KAJIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Kajian III. METODE KAJIAN 3.. Kerangka Pemikiran Kajian Sinergi yang saling menguntungkan antara petani dan perusahaan (PT ATB) dalam pengusahaan perkebunan merupakan faktor penting dalam usaha pengembangan perkebunan

Lebih terperinci

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT Lampiran II. ANALISA SWOT Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi kekuatan (strengths), kelemahan (weaknesses), peluang (opportunities),

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 29 A. Metode Dasar Penelitian III. METODE PENELITIAN Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Ciri-ciri metode deskriptif analitis adalah memusatkan pada pemecahan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Objek/ Subjek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah UMKM Kipas Bambu yang terletak di Desa Jipangan Bangunjiwo Kasihan Bantul. Kemudian subjek dari penelitian ini

Lebih terperinci

BAB III. METODE PENELITIAN

BAB III. METODE PENELITIAN BAB III. METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Taman Nasional Bukit Tigapuluh (TNBT) Propinsi Riau dan Propinsi Jambi, dimulai bulan Oktober 2009 sampai dengan Mei

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Analisis Data

BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian 3.2 Jenis dan Cara Pengumpulan Data 3.3 Analisis Data 9 BAB III METODOLOGI 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Sentra Kerajinan Bambu (SKB) Putra Handicraft, Jl. AH Nasution, Kampung Situ Beet, Kelurahan Cipari, Kecamatan Mangkubumi,

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di dua lokasi, yakni Perum Perhutani Unit I Jawa Tengah, khususnya di Kesatuan Bisnis Mandiri (KBM) Agroforestry yang membawahi

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA BAB III METODE PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Objek dan Subjek Penelitian 1. Objek Penelitian Dalam penelitian ini, lokasi yang dipilih adalah Objek Wisata Air Terjun Lepo, Desa Dlingo, Kecamatan Dlingo,

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Sistem Pendukung Keputusan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan adalah sebuah sistem yang efektif dalam membantu mengambil suatu keputusan yang kompleks, sistem ini menggunakan aturan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di 38 BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT. Amani Mastra yang kantornya terletak di Kompleks Perumahan Cikunir, Jatibening, Jakarta dan memiliki perkebunan sayuran

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 14 LANDASAN TEORI 2.1 Proses Hierarki Analitik 2.1.1 Pengenalan Proses Hierarki Analitik Proses Hierarki Analitik (Analytical Hierarchy Process AHP) dikembangkan oleh Dr. Thomas L. Saaty dari Wharton

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pabrik Kelapa Sawit Adolina PT Perkebunan Nusantara IV yang terletak di Kelurahan Batang Terap Kecamatan Perbaungan Kabupaten

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data

III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data 27 III. METODE KAJIAN A. Pengumpulan Data Lokasi tempat pelaksanaan Program Misykat DPU DT berada di kelurahan Loji Gunung Batu, Kecamatan Ciomas, Kotamadya Bogor, Jawa Barat. Waktu pengumpulan data selama

Lebih terperinci

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN

5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN 5 STRATEGI PENYEDIAAN AIR BERSIH KOTA TARAKAN Dalam bab ini akan membahas mengenai strategi yang akan digunakan dalam pengembangan penyediaan air bersih di pulau kecil, studi kasus Kota Tarakan. Strategi

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei sedangkan metodenya yaitu penelitian kuantitatif. Penelitian survei merupakan penelitian kuantitatif dengan

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL

BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL BAB IV METODE PENELITIAN PARIWISATA SPIRITUAL P ada dasarnya setiap penelitian memerlukan metode penelitian. Penelitian pariwisata maupun penelitian-penelitian bidang keilmuan sosial humaniora lainnya

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data

III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu B. Metode Kerja 1. Pengumpulan data 15 III. METODE KAJIAN A. Lokasi dan Waktu Pengambilan data dilakukan di PT. Mitra Bangun Cemerlang yang terletak di JL. Raya Kukun Cadas km 1,7 Kampung Pangondokan, Kelurahan Kutabaru, Kecamatan Pasar

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015. III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Desa Pulau Pahawang Kecamatan Marga Punduh Kabupaten Pesawaran. Penelitian ini dilakukan Bulan Januari-April 2015.

Lebih terperinci

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang III. METODELOGI PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Mulya Kencana Kecamatan Tulang Bawang Tengah Kabupaten Tulang Bawang Barat Provinsi Lampung, dengan pertimbangan

Lebih terperinci

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

2 METODE PENELITIAN. Kerangka Pemikiran di Kantor Arsip dan Perpustakaan Daerah Kota Surakarta meliputi: 1. Strategi Pemasaran (Relation Marketing) dilaksanakan dengan fokus terhadap pelayanan masyarakat pengguna, sosialisasi kepada masyarakat

Lebih terperinci

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE

PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE PENENTUAN DALAM PEMILIHAN JASA PENGIRIMAN BARANG TRANSAKSI E-COMMERCE ONLINE Nunu Kustian Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Matematika dan IPA Email: kustiannunu@gmail.com ABSTRAK Kebutuhan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu 22 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di lokasi perusahaan Bintang Gorontalo dan waktu penelitian dimulai pada bulan April 2013 sampai bulan Juni 2013. B.

Lebih terperinci

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data

III. METODE KAJIAN. B. Pengolahan dan Analisis Data 19 III. METODE KAJIAN Kajian ini dilakukan di unit usaha Pia Apple Pie, Bogor dengan waktu selama 3 bulan, yaitu dari bulan Agustus hingga bulan November 2007. A. Pengumpulan Data Metode pengumpulan data

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Metode Penentuan Sampel IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di Kawasan Agroteknobisnis Sumedang (KAS), Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Penentuan lokasi

Lebih terperinci

BAB III METODE KAJIAN

BAB III METODE KAJIAN BAB III METODE KAJIAN 3.1 Kerangka Pemikiran Kerangka yang digunakan untuk mengukur efektivitas pengelolaan penerimaan daerah dari sumber-sumber kapasitas fiskal. Kapasitas fiskal dalam kajian ini dibatasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Mitra Alam. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis strategi yang sesuai untuk Rumah Makan Ayam Goreng & Bakar Mang Didin Asgar yang berlokasi di Jalan Ahmad Yani

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Alur /Kerangka Desain Penelitian Dalam buku Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D (2009, p2) yang dibuat oleh Sugiyono, dikutip bahwa: Metodologi penelitian

Lebih terperinci

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah)

Gambar 2. Peta Area Magang Sentul City: Masterplan Sentul City (Atas) dan Lokasi magang di kawasan permukiman Sentul City (Bawah) 10 III METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Magang Magang ini dilakukan di kawasan permukiman Sentul City yang terletak pada Kecamatan Citeureup dan Kecamatan Kedung Halang meliputi, Desa Babakan Madang, Sumurbatu,

Lebih terperinci

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode

METODOLOGI KAJIAN. deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode III. METODOLOGI KAJIAN 3.1. Jenis Kajian Ditinjau dari aspek tujuan penelitian, kajian ini menggunakan pendekatan deskriptif dengan survey. Menurut Whitney (1960) dalam Natsir (1999), metode deskriptif

Lebih terperinci

III METODE PENELITIAN

III METODE PENELITIAN III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan di kawasan Hutan Lindung Gunung Lumut (HLGL) Kabupaten Paser Provinsi Kalimantan Timur. Penelitian berlangsung selama 3 bulan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penentuan Lokasi Pemilihan lokasi penelitian dilakukan dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu berdasarkan pertimbanganpertimbangan tertentu sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Strategi Pengembangan Pariwisata Sekitar Pantai Siung Berdasarkan Analisis SWOT Strategi pengembangan pariwisata sekitar Pantai Siung diarahkan pada analisis SWOT.

Lebih terperinci

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP)

MATERI PRAKTIKUM. Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Praktikum 1 Analytic Hierarchy Proses (AHP) Definisi AHP (Analytic Hierarchy Process) merupakan suatu model pengambil keputusan yang dikembangkan oleh Thomas L. Saaty yang menguraikan masalah multifaktor

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN 19 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Pemasaran adalah faktor penting dalam manajemen perusahaan. Strategi pemasaran yang diterapkan harus seiring dengan misi dan tujuan perusahaan. Strategi

Lebih terperinci

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN BAB IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di perusahaan Tyas Orchid yang berkantor di Bukit Cimanggu City Blok Q6 No 19 Jl. KH. Sholeh Iskandar, Bogor. Pemilihan objek

Lebih terperinci

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP)

ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) Jurnal Teknik dan Ilmu Komputer ANALISIS SISTEM PEMBAYARAN PERKULIAHAN DI UKRIDA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS (AHP) AN ANALYSIS OF THE TUITION FEE PAYMENT SYSTEM IN UKRIDA USING ANALYTICAL

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun

BAB III METODE PENELITIAN. wawancara di lokasi penelitian. Penelitian ini dilaksanakan di Dusun BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi Penelitian adalah tempat dimana seorang peneliti melakukan penelitiannya dari proses survei, pengambilan atau pencarian data, dan wawancara

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian METODE PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian dilakukan di Provinsi Sulawesi Selatan, meliputi empat kabupaten yaitu : Kabupaten Takalar, Bone, Soppeng, dan Wajo. Penentuan lokasi penelitian

Lebih terperinci

Gambar 2 Tahapan Studi

Gambar 2 Tahapan Studi 13 III. METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Studi dilakukan di Lembah Harau, Kabupaten Lima Puluh Kota, Provinsi Sumatera Barat (Gambar 1). Pelaksanaan studi dimulai dari bulan Maret 2010 sampai

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian ini dilakukan di Dapur Geulis yang merupakan salah satu restoran di Kota Bogor. Penelitian ini dimulai dengan melakukan identifikasi bauran pemasaran

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING

BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING BAB 3 METODE PROBLEM SOLVING 3.1 Penetapan Kriteria Penelitian Kriteria Optimasi yang digunakan untuk menganalisis alternatif-alternatif strategi bisnis yang akan digunakan Restaurant PT Okirobox Indonesia

Lebih terperinci

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR

PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR PERUMUSAN STRATEGI PERUSAHAAN PT X MENGGUNAKAN MATRIKS EVALUASI FAKTOR Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara Abstrak: Perubahan lingkungan industri dan peningkatan persaingan

Lebih terperinci

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling

METODE Lokasi dan Waktu Teknik Sampling METODE Metode yang digunakan dalam memperoleh dan menganalisis data adalah kombinasi antara pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Pendekatan kuantitatif dilakukan dengan metode survei kepada

Lebih terperinci

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI. Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara ANALISIS PEMECAHAN MASALAH DAN PENGAMBILAN KEPUTUSAN ISKANDARINI Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara A. Kerangka Analisis Strategis Kegiatan yang paling penting dalam proses analisis adalah memahami

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 41 III. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel

METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian B. Metode Pengumpulan Data 1. Metode Penentuan Lokasi Penelitian 2. Metode Pengambilan Sampel 39 I. METODE PENELITIAN A. Metode Dasar Penelitian Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis yaitu metode penelitian dengan membahas suatu permasalahan dengan cara

Lebih terperinci

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN

RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN RANCANG BANGUN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENGGUNAKAN MODEL ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS UNTUK PEMBERIAN BONUS KARYAWAN Yosep Agus Pranoto Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Desain yang digunakan untuk penelitian ini adalah desain penelitian pengembangan. Sugiyono (2011) menyatakan bahwa penelitian pengembangan merupakan metode

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini bersifat deskriptif karena menggambarkan faktor-faktor yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang ada di SMAK St. Petrus Comoro

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang tujuannya untuk menyajikan

Lebih terperinci

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI Dalam membuat strategi pengembangan sanitasi di Kabupaten Grobogan, digunakan metode SWOT. Analisis SWOT adalah metode perencanaan strategis yang digunakan untuk mengevaluasi

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di PT. Godongijo Asri yang berlokasi di Jalan Cinangka Km 10, Kecamatan Sawangan, Kotamadya Depok. Pemilihan lokasi penelitian

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan III. METODE PENELITIAN A. Konsep Dasar dan Batasan Operasional Konsep dasar dan batasan operasional ini meliputi pengertian yang digunakan untuk memperoleh data yang akan dianalisis sesuai dengan tujuan

Lebih terperinci