PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD. (Studi Empiris terhadap Proses Penyelesaian Perkara. di Pengadilan Agama Boyolali) NASKAH PUBLIKASI

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD. (Studi Empiris terhadap Proses Penyelesaian Perkara. di Pengadilan Agama Boyolali) NASKAH PUBLIKASI"

Transkripsi

1 PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD (Studi Empiris terhadap Proses Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Boyolali) NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Oleh : RYAN GANANG KURNIA NIM : C rian_ganang@yahoo.co.id FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 i

2 HALAMAN PENGESAHAN Naskah Publikasi ini telah diterima dan disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta Pembimbing I Pembimbing II (Mutimatun Ni ami S.H.,M.Hum.) (Aristya Windiana Pamuncak S.H.,L.L.M.) Mengetahui Dekan Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta (Dr. Natangsa Surbakti, SH.,M.Hum) ii

3 Yang bertanda tangan di bawah ini : PERNYATAAN Nama : RYAN GANANG KURNIA NIM : C Alamat : Kanoman Rt 01/ Rw X, Gagaksipat, Ngemplak, Boyolali Dengan ini menyatakan bahwa : 1. Karya tulis saya, skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar akademik baik di Unversitas Muhammadiyah Surakarta maupun di perguruan tinggi lain. 2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan dari Dosen Pembimbing Skripsi. 3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan judul buku aslinya dan dicantumkan dalam daftar pustaka. 4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar akademik yang telah saya peroleh karena karya tulis ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi ini. Surakarta, 09 Juli 2015 Yang membuat pernyataan, Ryan Ganang Kurnia C iii

4 1 PERCERAIAN KARENA SUAMI MAFQUD (Studi Empiris Terhadap Proses Penyelesaian Perkara di Pengadilan Agama Boyolali) RYAN GANANG KURNIA NIM : C FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015 rian_ganang@yahoo.co.id ABSTRAK Mafqud adalah orang yang hilang, terputus beritanya, tidak diketahui tempat tinggalnya, dan tidak diketahui apakah masih hidup atau sudah mati. Mafqudnya suami merupakan salah satu dari berbagai faktor yang mendorong putusnya ikatan perkawinan. Hilangnya suami membuat seorang isteri diliputi rasa ketidakjelasan tentang status hukum yang dimilikinya, sehingga seorang isteri memutuskan untuk menggugat cerai suaminya yang belum jelas diketahui kabar beritanya. Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui status hukum isteri dengan suami mafqud dan untuk mengetahui proses penyelesaian perkara perceraian karena suami mafqud di Pengadilan Agama Boyolali. Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis empiris yaitu suatu penelitian dimana yang diteliti adalah data sekunder yang kemudian dilanjutkan dengan penelitian terhadap data-data primer di lapangan. Kata kunci: perceraian karena suami mafqud, proses perceraian karena suami mafqud, Pengadilan Agama Boyolali ABSTRACT Mafqud is a person who is missing,unrepotedly doesnt know where he lived in, whether he still alive or die. Husband Mafqud is one of many factors that encourage sever the bond of marriage. The loss of husband made wife was suffused with a sense of uncertainty about her legal status, thus wife decide to divorce her husband who is unclear and unknown his report. Based on this background, this research has purpose to know legal status of wife with mafqud husband and to know settlement process of the lawsuit because mafqud husband in the Religious Courts of Boyolali. This research uses of approach method empirical juridical that is a research which used secondary data and then to following by a research of primary data in the field. Keywords :Divorce becouse of Huband Mafqud, Process of the Divorce because Husband Mafqud, Religious Court of Boyolali 1

5 2 PENDAHULUAN Peristiwa perkawinan merupakan salah satu tahapan yang dianggap penting dalam kehidupan manusia dan telah dijalani selama berabad-abad pada suatu kebudayaan dan komunitas agama. Sebagaimana orang menganggapnya sebagai peristiwa sakral, sebagaimana peristiwa kelahiran dan kematian yang diusahakan hanya terjadi sekali dalam seumur hidup. 1 Kehidupan berkeluarga atau pernikahan hanya akan terjadi melalui perkawinan yang sah, baik menurut agama maupun ketentuan perundangundangan yang berlaku. 2 Berdasarkan konsepsi perkawinan menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, bahwa yang dimaksud dengan perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dan seorang perempuan sebagai suami istri untuk membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Pokok kehidupan rumah tangga adalah ketenangan, ketentraman dan kontinuitas. Islam mengatur hubungan ini dengan segala perlindungannya yang menjamin ketenteraman dan kontinuitas tersebut sehingga mencapai tingkatan taat yang tinggi. 3 Berkaitan dengan ikatan pernikahan, Allah Swt menyebutnya (dalam Al-Qur an surat Al-Nisa : 21) sebagai mitsaqon ghalidhan (perjanjian yang amat kuat). Dan karenanya, setiap upaya untuk meremehkan ikatan suci ataupun memperlemahnya, apalagi memutuskannya adalah sangat dibenci oleh agama. 4 1 Wasman & Wadah Nuromiyah 2011, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia (perbandingan Fiqh dan Hukum Positif), Yogyakarta: Teras, hal Zuhdi Muhdlor, 1995, Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai, Rujuk), Bandung: Al Bayan, hal Abdul Aziz Muhammad Azzam & Abdul Wahhab Sayyid Hawwas, 2009, Fiqh Munakahat (khitbah, Nikah dan Talak), Jakarta: Amzah hal Muhammad Bagir Al-Habsyi, 2002, Fiqih Praktis Menurut Al-quran, s-sunnah dan Pendapat para Ulama, Bandung, Mizan, hal

6 3 Realita kehidupan manusia membuktikan bahwa terdapat faktor yang mendorong ketidakharmonisan dalam rumah tangga. Banyak hal yang dapat meruntuhkan bahtera rumah tangga sehingga berusaha untuk mempertahankannya adalah sesuatu yang sia-sia. Tidak jarang pula ditemukan bahtera rumah tangga yang saling membenci antara suami dan isteri. Dewasa ini dengan berjalannya waktu, di Indonesia terdapat beberapa profesi yang mengharuskan seorang suami meninggalkan isteri dan anak untuk mencari nafkah atau menjalankan tugas negara dengan jangka waktu yang cukup lama. Salah satu kekhawatiran seorang isteri adalah ketika suami yang pergi untuk sekian lama menghilang tanpa diketahui beritanya dan meninggalkan kewajibannya sebagai seorang suami. Sehingga menimbulkan kerugian lahir dan batin bagi isteri dan anak yang ditinggalkan. Suami yang hilang (mafqud/ghoib) tentunya akan menimbulkan berbagai persoalan baru bagi rumah tangga. Hilangnya seorang suami akan membuat seorang isteri diliputi rasa ketidakjelasan tentang status hukum yang dimilikinya. Sehingga tidak jarang seorang isteri memutuskan untuk menggugat cerai suaminya yang belum jelas diketahui kabar beritanya. Dalam hal ini terdapat perbedaan antara proses perceraian yang dikarenakan tidak adanya kabar dari suami (suami mafqud) dengan proses perceraian dengan alasan lainnya. Masalah yang dikaji dalam penelitian ini adalah: pertama, untuk menjelaskan status hukum seorang istri dengan suami mafqud. Kedua, untuk menjelaskan proses penyelesaian perkara perceraian karena suami mafqud di Pengadilan Agama Boyolali.

7 4 Tujuan Penelitian ini adalah adalah pertama untuk menjelaskan status hukum seorang istri dengan suami mafqud. kedua untuk menjelaskan proses penyelesaian perkara perceraian karena suami mafqud di Pengadilan Agama Boyolali. Manfaat penelitian ini adalah pertama, dengan adanya penelitian ini penulis berharap dapat mengembangkan pengetahuan dalam bidang hukum Islam dan menjadi bahan referensi bagi penelitian penelitian selanjutnya yang tentu lebih mendalam khususnya mengenai permasalahan perceraian. Kedua, dengan adanya penelitian ini diharapkan akan memberi manfaat sebagai bingkai cara berfikir, cara bertindak untuk senantiasa mengutamakan kebijaksanaan dalam mengambil suatu keputusan berkaitan dengan permasalahan perceraian. Penelitian ini bersifat deskriptif yaitu sesuatu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala yang lain. 5 Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode pendekatan yuridis empiris. Metode ini menggunakan data sekunder sebagai data awalnya, yang kemudian dilanjutkan dengan data primer atau data di lapangan. 6 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Status Hukum Seorang Istri dengan Suami Mafqud Al-mafqud dalam bahasa Arab secara harfiah bermakna hilang. Dikatakan faqadtu asy-syai a idzaa adha tuhu (saya kehilangan bila saya tidak mengetahui 5 Khudzalifah Dimyati & Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Fakultas hokum Universitas Muhammadiyah Surakarta, hal Amiruddin & Zainal Askin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal. 133.

8 5 dimana sesuatu itu berada). 7 Berkaitan dengan apa yang harus dilakukan seorang isteri dengan suami mafqud, terdapat beberapa perbedaan pendapat diantara beberapa ulama mazhab. Pertama, bahwa seorang istri yang ditinggal lama oleh suaminya hendaknya sabar dan tidak boleh menuntut cerai. Ini adalah pendapat madzhab Hanafi dan Syafi iy. Mereka berdalil bahwa pada asalnya pernikahan antara kedua masih berlangsung hingga terdapat keterangan yang jelas, bahwa suaminya meninggal atau telah menceraikannya. 8 Mazhab Hanafiah berpendapat bahwa orang yang hilang tidak diketahui rimbanya dapat dinyatakan sebagai orang yang sudah mati dengan melihat orang yang sebaya di wilayahnya atau tempat tinggalnya. Apabila orang-orang di tempat tinggalnya yang sebaya dengannya sudah tidak ada, maka ia dapat diputus sebagai orang yang telah meninggal, dalam riwayat lain dari Abu Hanifah, menyatakan bahwa batasnya adalah 90 (Sembilan puluh) tahun. Selain itu mazhab Syafi i juga berpendapat bahwa batas waktu orang hilang adalah 90 (sembilan puluh) tahun, yakni melihat umur dari orang yang sebaya di wilayahnya. Namun pendapat yang paling shahih menurut anggapan Imam Syafi i ialah batas waktu tersebut tidak dapat ditentukan atau dipastikan. Akan tetapi cukup dengan apa yang dianggap dan dilihat oleh Hakim, kemudian divonisnya sebagai orang yang telah mati. Karena menurut Imam Syafi i, seorang Hakim hendaknya berijtihad kemudian 7 Muhammad Ali Ash-Shabuni, 2013, Hukum Waris Dalam Islam, Jawa Barat: PT. Fathan Prima Media, hal Wahbah Zuhaili, 2006, Al Fiqh Al- Islami Wa Adillatuhu, Juz. 9, Damaskus: Dar Al- Fikr, hal. 7187

9 6 memvonis bahwa orang yang hilang dan tidak diketahui rimbanya sebagai orang sudah mati, sesudah berlalunya waktu tertentu. 9 Ada dua macam pertimbangan hukum yang dapat digunakan dalam mencari kejelasan status hukum bagi si mafqud. pertama, berdasarkan bukti-bukti yang otentik yang dibenarkan oleh syariat, yang dapat menetapkan suatu ketetapan hukum. Misalnya, ada dua orang yang adil dan dapat dipercaya untuk memberikan kesaksian bahwa si fulan yang hilang telah meninggal dunia, maka Hakim dapat menjadikan dasar persaksian tersebut untuk memutuskan status kematian bagi si mafqud. Jika demikian halnya, maka si mafqud dah hilang status mafqudnya. Ia ditetapkan seperti orang yang mati haqiqi. Kedua berdasarkan tenggang waktu lamanya si mafqud pergi atau berdasarkan kadaluwarsa. Dalam kondisi seperti ini, Hakim menghukuminya sebagai orang yang telah meninggal secara hukumi setelah berlalunya waktu yang lama, karena masih ada kemungkinan orang tersebut masih hidup. 10 Kedua, bahwa seorang istri yang ditinggal lama oleh suaminya, dan merasa dirugikan secara batin, maka dia berhak menuntut cerai. Ini adalah pendapat Imam Hambali dan Imam Maliki. 11 Mazhab Hambali berpendapat bahwa menceraikan antara orang yang hilang dan isterinya adalah didasarkan pada menolak kemelaratan terhadap isteri yang suaminya sudah hilang dan meninggalkannya dan berhadapan dengan 9 Muhammad Ali Ash-Shabuni, Op.Cit, hal Sayyid Sabiq, 2006, Fiqih Sunnah, Jilid 4, diterjemahkan oleh Nor Hasanuddin dari Fqh Al Sunnah, Jakarta: Pundi Aksara, hlm Muhammad Abu Zahrah dalam Budi Santoso Slamet, 2013, Analisis Pendapat Ibnu Qudamah tentang Penentuan Masa Tunggu sebelum Iddah bagi Istri yang Suaminya Mafqud, skripsi, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Walisongo, Semarang hal. 19

10 7 kepahitan hidup sendirian, apabila isteri itu masih muda, tentu ia tidak dapat menjaga dirinya dari faktor-faktor yang berada disekelilingnya. 12 Adapun mazhab Maliki memiliki pendapat bahwa batas seorang dinyatakan hilang atau mati adalah 70 (tujuh puluh) tahun. Hal ini didasarkan pada lafazh hadits secara umum yang menyatakan bahwa umur umat Muhammad saw. antara 60 (enam puluh) hingga 70 (tujuh puluh) tahun. Kemudian menurut Imam Malik dalam kitab Al-Muwatha menyatakan sebagai berikut: Telah menceritakan kepadaku Yahya dari Malik dari Yahya bin Sa'id dari Sa'id bin Musayyab bahwa Umar bin Khattab berkata; "Seorang wanita yang kehilangan suaminya dan tidak mengetahui keberadaannya, maka hendaklah dia menunggunya selama empat tahun. Kemudian menjalani masa iddah selama empat bulan sepuluh hari dan setelah itu boleh menikah lagi." Malik berkata; "Jika dia menikah setelah masa iddah selesai, kemudian suaminya (kedua) telah menggaulinya atau belum menggaulinya, maka suami pertama tidak berhak lagi atasnya." Malik melanjutkan, "Inilah yang berlaku di kalangan kami selama ini. Namun jika suaminya datang sementara dia belum menikah lagi, maka suaminya lebih berhak atas dirinya." Malik kembali melanjutkan, "Saya mendapati sekelompok orang mengingkari pendapat yang dilontarkan sebagian kelompok terhadap Umar bin Khattab, ketika ia mengatakan 'Diberikan pilihan bagi suaminya yang pertama, untuk mengambil maharnya atau kembali pada isterinya'." Malik berkata; "Telah sampai pula kepadaku pendapat Umar bin Khattab mengenai seorang wanita yang diceraikan suaminya yang sedang pergi, lalu dia ruju' lagi kepadanya. Namun ruju'nya tersebut tidak sampai pada pihak isteri, dan hanya kabar talaknya sampai kepada isterinya, kemudian isteri menikah lagi dengan lelaki lain. Jika suami yang kedua telah menggaulinya atau belum menggaulinya, maka suami yang pertama yang telah mentalaknya, tidak ada lagi hak atasnya." Malik berkata; "Pendapat ini adalah pendapat yang aku pandang paling baik dalam hal ini dan dalam hal suami yang hilang. Mazhab Hambali juga berpendapat bahwa apabila yang hilang itu dalam keadaan yang dimungkinkan kematiannya seperti terjadi peperangan, atau menjadi 12 Sjaich Mahmoud Sjaltout, Sjaich M. Ali as-sajis, 1973, Perbandingan Mazhab dalam Masalah Fiqih, Jakarta: Bulan Bintang, hal 217

11 8 salah seorang penumpang kapal yang tenggelam maka hendaknya dicari kejelasannya selama empat tahun. Apabila empat tahun juga belum diketemukan maka hartanya boleh dibagikan kepada ahli warisnya. Demikian juga dengan isteri, ia dapat menempuh iddahnya dan ia boleh menikah lagi setelah masa iddahnya selesai. 13 Namun apabila hilangnya orang itu bukan dalam kemungkinan meninggal seperti pergi berniaga, melancong, atau untuk menuntut ilmu maka Imam Ahmad dalam hal ini memiliki pendapat. Pertama, menunggu sampai diperkirakan umurnya mencapai 90 (sembilan puluh) tahun sebab sebagian besar manusia umurnya tidak mencapai atau tidak melebihi 90 (sembilan puluh) tahun. Kedua, menyerahkan seluruhnya kepada ijtihad Hakim, kapan saja Hakim memvonisnya maka itu yang berlaku. 14 Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam tidak mengatur secara jelas mengenai apa yang harus dilakukan seorang isteri dengan saumi mafqud. Akan tetapi didalam Undang-undang Nomor 1 tahun 1974 tentang Perkawinan dan Kompilasi Hukum Islam diatur secara jelas mengenai dasar atau alasan perceraian. Pasal 38 Pasal 39 ayat (1) dan (2) Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan, Pasal 38 yang menyatakan bahwa: Perkawinan dapat putus karena a) kematian, b) perceraian dan c) atas keputusan Pengadilan. Pasal 39 yang menyatakan bahwa: (1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan Sidang Pengadilan setelah Pengadilan yang bersangkutan berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak. (2) Untuk melakukan perceraian harus ada 13 Ibid, hal Muhammad Ali Ash-Shabuni, Op.Cit, hal 178

12 9 cukup alasan, bahwa antara suami isteri itu tidak akan dapat hidup rukun sebagai suami isteri. Dalam Kompilasi Hukum Islam pada Pasal 114 yang berbunyi Putusnya perkawinan yang disebabkan karena perceraian dapat terjadi karena talak atau berdasarkan gugatan perceraian. Melakukan suatu perceraian sebagaimana halnya harus disertai dengan alasan-alasan dapat diterima oleh penerima atau instansi Pengadilan khususnya Pengadilan Agama, dimana telah diatur dalam Kompilasi Hukum Islam pada Pasal 116. Dari hasil wawancara yang dilakukan oleh penulis dengan pihak yang terlibat dalam menangani kasus perceraian karena suami mafqud di Pengadilan Agama Boyolali diperoleh data bahwa seorang isteri dengan suami mafqud tidak diperbolehkan untuk menikah lagi sebelum adanya putusan pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Hal ini dimaksudkan untuk memjamin asas kepastian hukum. Sehingga apabila sewaktu-waktu suami yang dinyatakan sebagai mafqud tersebut kembali, seorang isteri tidak merasa kebingungan dengan status hukumnya. Jangka waktu dua tahun yang digunakan sebagai batas minimal pengajuan gugatan perceraian merupakan hasil dari ijtihad Hakim yang didasarkan pada pendapat Ulama Mazhab dan hukum positif yang kemudian dikaitkan dengan realita yang terdapat di lapangan. Adanya putusan yang lebih cepat akan memberikan nuansa kepastian hukum bagi isteri yang ditinggalkan. 15 Berdasarkan uraian di atas baik dari data wawancara dan studi pustaka penulis menyimpulkan bahwa seorang isteri dengan suami mafqud masih 15 Asrori, Hakim Pengadilan Agama Boyolali, Wawancara Pribadi, Boyolali, 15 April 2015

13 10 merupakan isteri sah dari suami mafqud, tetapi apabila isteri merasa dirugikan dan merasa hak-haknya tidak terpenuhi karena mafqudnya suami maka seorang isteri dapat mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan dengan batas minimal dua tahun setelah suami dinyatakan mafqud dan tidak memenuhi kewajibannya sebagai seorang suami. Apabila sang isteri menghendaki untuk menikah lagi maka harus menunggu hingga adanya putusan perceraian dari pengadilan dan menunggu hingga masa iddahnya selesai. Proses Penyelesaian Perkara Perceraian karena Suami Mafqud di Pengadilan Agama Boyolali Proses penyelesaian perkara perceraian atau proses beracara di pengadilan agama sebenarnya sama dengan proses perceraian pada umumnya yaitu berpedoman pada HIR, kecuali beberapa perkara yang bersifat khusus. Ketentuan ini dapat dilihat dalam Pasal 54 Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 yang menyatakan bahwa: Hukum Acara yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Agama adalah Hukum Acara Perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali yang telah diatur secara khusus dalam Undang-undang. Berdasarkan data hasil wawancara yang dilakukan penulis dengan Hakim Pengadilan Agama Boyolali diperoleh data bahwa proses penyelesaian perkara perceraian karena suami mafqud memiliki sedikit perbedaan dengan penyelesaian

14 11 perkara perceraia dengan alasan lainnya yaitu terdapat pada proses pemanggilan para pihak. 16 Dasar hukum yang digunakan oleh Pengadilan Agama Boyolali berkaitan dengan pemanggilan dalam perkara perceraian karean suami mafqud adalah: Pertama, Pasal 390 ayat (3) HIR yang menyatakan bahwa: Tentang orang yang tidak diketahui tempat diam atau tempat tinggalnya dan tentang orang yang tidak dikenal, maka surat juru sita itu disampaikan kepada bupati, yang dalam daerahnya terletak tempat tinggal orang yang mendakwa, dan dalam perkara pidana, yang dalam daerahnya berkedudukan hakim yang berhak; bupati itu memaklumkan surat juru sita itu dengan menempelkan pada pintu utama di tempat persidangan hakim yang berhak itu. (RBg. 718). Kedua, Pasal 27 Peraturan Pemerintah Nomor 9 tahun 1975 juga diatur mengenai tatacara pemanggilan para pihak yaitu sebagai berikut: berikut: (1) Apabila tergugat berada dalam keadaan seperti tersebut dalam Pasal 20 ayat (2), panggilan dilakukan dengan cara menempelkan gugatan pada papan pengumuman di Pengadilan dan mengumumkannya melalui satu atau beberapa surat, kabar atau mass media lain yang ditetapkan oleh Pengadilan. (2) Pengumuman melalui surat kabar atau surat-surat kabar atau mass media tersebut ayat (1) dilakukan sebanyak 2 (dua) kali dengan tenggang waktu satu bulan antara pengumuman pertama dan kedua. (3) Tenggang waktu antara panggilan terakhir sebagai dimaksud ayat (2) dengan persidangan ditetapkan sekurang-kurangnya 3 (tiga) bulan. (4) Dalam hal sudah dilakukan panggilan sebagai dimaksud dalam ayat (2) dan tergugat atau kuasanya tetap tidak hadir, gugatan diterima tanpa hadirnya tergugat, kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak beralasan. Ketiga, Pasal 139 ayat (1) sampai ayat (4) KHI yang berbunyi sebagai (1) Apabila tempat kediaman tergugat tidak jelas atau tergugat tidak mnempunyai tempat kediaman yang tetap, panggilan dilakukan dengan cara menempelkan gugatan pada papan pengumuman di Pengadilan Agama dan mengumumkannya melalui satu atau beberapa surat kabar atau mass media lain yang ditetapkan oleh Pengadilan Agama. (2) Pengumuman melalui surat kabar atau surat-surat kabar atau mass media tersebut ayat (1) dilakukan sebanyak dua kali dengan tenggang waktu satu bulan, antara pengumuman pertama dan kedua. (3) Tenggang waktu antara panggilan terakhir sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dengan 16 Asrori, Hakim Pengadilan Agama Boyolali, Wawancara Pribadi, Boyolali, 15 April 2015

15 12 persidangan ditetapkan sekurang-kurangnya tiga bulan. (4) Dalam hal sudah dilakukan sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) dan tergugat atau kuasanya tetap tidak hadir, gugatan diterima tanpa hadirnya tergugat kecuali apabila gugatan itu tanpa hak atau tidak beralasan. Dari beberapa dasar hukum di atas dapat disimpulkan bahwa untuk pemanggilan tergugat (suami mafqud) dilakukan dengan cara sebagai berikut: Pertama, Jurusita Pengadilan Agama Boyolali menempelkan surat gugatan atau surat panggilan (relaas) pada papan pengumuman Pengadilan Agama Boyolali. Kedua mengumumkan melalui beberapa surat kabar atau mass media sebanyak dua kali dengan tenggang waktu satu bulan. PENUTUP Kesimpulan Status Hukum Seorang Istri dengan Suami Mafqud Pertama, status hukum seorang isteri dengan suami mafqud yaitu masih menjadi isteri sah dari suami tersebut sebelum terdapat putusan perceraian dari pengadilan yang berkekuatan hukum tetap. Isteri dengan suami mafqud secara tidak langsung hak-haknya sebagai seeorang isteri tidak terpenuhi, dengan keadaan tersebut maka isteri memiliki beberapa pilihan baginya untuk melanjutkan kehidupan pernikahannya yaitu memilih untuk tetap bersabar dan menjalani hidup tanpa adanya suami atau memutuskan untuk melakukan gugatan perceraian ke pengadilan. Kedua, bagi seorang isteri yang memutuskan untuk mengajukan gugatan perceraian ke Pengadilan ia terlebih dahulu harus menunggu hingga beberapa waktu tetentu sampai suami terseut dapat dinyatakan sebagai suami mafqud. Sehingga mafqudnya suami ini dapat dijadikan sebagai alasan bagi isteri untuk

16 13 mengajukan gugatan perceraian ke pengadilan. Dalam hal ini Pengadilan Agama Boyolali mensyaratkan waktu dua tahun sehingga seorang suami dinyatakan sebagai suami mafqud sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku pada saat ini. Proses Penyelesaian Perkara Perceraian karena Suami Mafqud di Pengadilan Agama Boyolali Proses penyelesaian perkara perceraian karena suami mafqud di Pengadilan Agama Boyolali tidak jauh berbeda dengan proses penyelesaian perkara perceraian dengan alasan yang lain. Perbedaannya hanya terletak pada proses pemangggilan para pihak, terutama pemanggilan kepada pihak tergegat (suami mafqud). Pemanggilan ini dilakukan dengan cara; Pertama, Jurusita Pengadilan Agama Boyolali menempelkan surat gugatan atau surat panggilan (relaas) pada papan pengumuman Pengadilan Agama Boyolali. kedua, Mengumumkan melalui beberapa surat kabar atau mass media sebanyak dua kali, Dengan rincian antara pengumuman pertama dan kedua diberi tenggang waktu satu bulan, sedangkan dari pengumuman ke dua dengan hari sidang pertama berjarak sekurang-kurangnya tiga bulan, sesuai dengan hukum positif. Saran Pertama, Pihak isteri sebaiknya berusaha terlebih dahulu untuk mencari keberadaan suami yang dianggapnya mafqud. Karana tidak menutup

17 14 kemungkinan dengan usaha tersebut pihak isteri dapat menemukan sang suami sehingga dapat menjalani kehidupan sepeti sediakala. Kedua, bagi seorang isteri dengan suami mafqud yang menginginkan untuk mempunyai pendamping hidup kembali dengan cara menikah lagi dengan orang lain, sebaiknya pihak isteri mengajukan gugatan perceraian terlebih dahulu ke pengadilan agar lebih jelas status hukumnya. Kemudian barulah pihak isteri dapat menikah setelah adanya putusan Hakim dan masa iddahnya selesai.

18 15 DAFTAR PUSTAKA Buku Ali Ash-Shabuni, Muhammad, 2013, Hukum Waris Dalam Islam, Jawa Barat: PT. Fathan Prima Media. Al-Habsyi, Muhammad Bagir, 2002, Fiqih Praktis Menurut Al-quran, s-sunnah dan Pendapat para Ulama, Bandung, Mizan. Amiruddin dan Zainal Askin, 2012, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Jakarta: Raja Grafindo Persada. Dimyati, Khudzalifah dan Kelik Wardiono, 2004, Metode Penelitian Hukum, Surakarta: Fakultas hokum Universitas Muhammadiyah Surakarta. Muhammad Azzam, Abdul Aziz dan Abdul Wahhab Sayyid Hawwas, 2009, Fiqh Munakahat (khitbah, Nikah dan Talak), Jakarta: Amzah. Muhdlor, Zuhdi, 1995, Memahami Hukum Perkawinan (Nikah, Talak, Cerai, Rujuk), Bandung: Al Bayan. Sabiq, Sayyid, 2006, Fiqih Sunnah, Jilid 4, diterjemahkan oleh Nor Hasanuddin dari Fqh Al Sunnah, Jakarta: Pundi Aksara. Sjaltout, Sjaich Mahmoud dan Sjaich M. Ali as-sajis, 1973, Perbandingan Mazhab dalam Masalah Fiqih, Jakarta: Bulan Bintang. Slamet, Budi Santoso 2013, Analisis Pendapat Ibnu Qudamah tentang Penentuan Masa Tunggu sebelum Iddah bagi Istri yang Suaminya Mafqud, Skripsi, Semarang, Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam, IAIN Walisongo. Tim Redaksi Nuansa Aulia, 2009, Kompilasi Hukum Islam, Bandung, Nuansa Aulia. Wasman dan Wadah Nuromiyah 2011, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia (perandingan Fiqh dan Hukum Positif), Yogyakarta. Zuhaili, Wahbah, 2006, Al Fiqh Al- Islami Wa Adillatuhu, Juz. 9, Damaskus: Dar Al- Fikr. Undang-undang Herzien Inlandsch Reglement (H.I.R)

19 16 Peraturan Pemerintah Nomor 9 Tahun 1975 Tentang Pelaksanaan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989 tentang peradilan Agama sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor 3 tahun 2006 dan perubahan kedua dengan Undang-undang Nomor 50 Tahun 2009 tentang Pradilan Agama.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling BAB 1 PENDAHULUAN Allah SWT menciptakan manusia dari dua jenis yang berbeda yaitu laki-laki dan perempuan dari kedua jenis tersebut Allah menjadikan mereka saling membutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian

BAB I PENDAHULUAN. hidup atau sudah meninggal, sedang hakim menetapkan kematiannya. Kajian BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mafqud (orang hilang) adalah seseorang yang pergi dan terputus kabar beritanya, tidak diketahui tempatnya dan tidak diketahui pula apakah dia masih hidup atau

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. untuk selamanya. Tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa

BAB I PENDAHULUAN. untuk selamanya. Tetapi adakalanya karena sebab-sebab tertentu bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan lembaga yang melahirkan keluarga, tempat seluruh hidup dan kehidupan manusia berputar. Awalnya perkawinan bertujuan untuk selamanya. Tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan perkawinan dengan peraturannya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan perkawinan dengan peraturannya masing-masing. 1 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan hal esensial bagi kehidupan manusia, karena disamping perkawinan sebagai sarana untuk membentuk keluarga, perkawinan juga merupakan kodrati

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, baik bagi perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah

BAB I PENDAHULUAN. makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan sunnatullah yang umum dan berlaku pada semua makhluk-nya, baik pada manusia, hewan, maupun, tumbuh-tumbuhan. Ia adalah suatu cara yang dipilih

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari kaum laki-laki dan perempuan dan kemudian dijadikan berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar supaya saling kenal-mengenal

Lebih terperinci

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA)

SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA) SKRIPSI PROSES PENYELESAIAN PERCERAIAN KARENA FAKTOR KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA (STUDY KASUS DI PENGADILAN AGAMA SURAKARTA) SKRIPSI Disusun dan Diajukan untuk Melengkapi Syarat-Syarat guna Mencapai Derajat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memerlukan interaksi dan komunikasi satu sama lain, khususnya bagi umat manusia. Interaksi dan komunikasi ini sangat diperlukan karena manusia ditakdirkan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN

BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN 55 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PRAKTIK PENJATUHAN TALAK SEORANG SUAMI MELALUI TELEPON DI DESA RAGANG KECAMATAN WARU KABUPATEN PAMEKASAN A. Analisis Tentang Praktik Penjatuhan Talak Seorang Suami Melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PERTIMBANGAN HAKIM MENGABULKAN CERAI GUGAT DENGAN SEBAB PENGURANGAN NAFKAH TERHADAP ISTERI A. Pertimbangan Hakim Mengabulkan Cerai Gugat dengan Sebab Pengurangan Nafkah

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0279/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0279/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0279/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan

BAB IV. dalam perkara nomor : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda mengenai penolakan gugatan BAB IV ANALISIS TENTANG PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SIDOARJO MENGENAI PENOLAKAN GUGATAN NAFKAH MAD{IYAH DALAM PERMOHONAN CERAI TALAK NOMOR : 1517/Pdt.G/2007/PA.Sda A. Analisis Undang-Undang Perkawinan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan PUTUSAN Nomor 0930/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 0127/Pdt.G/2012/PA.Pas

PUTUSAN Nomor : 0127/Pdt.G/2012/PA.Pas SALINAN PUTUSAN Nomor : 0127/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. antara mereka dan anak-anaknya, antara phak-pihak yang mempunyai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan ialah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 311/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 311/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor 311/Pdt.G/2015/PA.Pkp DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalpinang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama dalam

Lebih terperinci

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan.

BAB IV. A. Analisis hukum formil terhadap putusan perkara no. sebagai tempat untuk mencari keadilan bagi masyarakat pencari keadilan. 81 BAB IV ANALISIS HUKUM FORMIL DAN MATERIL TERHADAP PUTUSAN HAKIM TENTANG NAFKAH IDDAH DAN MUT AH BAGI ISTRI DI PENGADILAN AGAMA BOJONEGORO (Study Putusan Perkara No. 1049/Pdt.G/2011/PA.Bjn) A. Analisis

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0979/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0979/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0979/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1

BAB I PENDAHULUAN. menghilangkan nikah yang mengandung banyak kemashlahatan yang. dianjurkan, maka perceraian hukumnya makruh. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perceraian itu sesungguhnya dibenci tanpa adanya hajat. Akan tetapi Nabi menyebutnya sebagai barang halal. Dikarenakan perceraian itu menghilangkan nikah yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tujuan perkawinan sebagaimana yang diisyaratkan oleh Al-Quran dan Undang-Undang dapat diwujudkan dengan baik dan sempurna jika perkawinan tersebut sejak proses pendahuluannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling

BAB I PENDAHULUAN. mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang memiliki kedudukan mulia dibanding makhluk lainnya. Manusia memiliki fitrah untuk saling berhubungan antara satu dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Suatu perkawinan yang di lakukan oleh manusia bukanlah persoalan nafsu belaka, namun langgeng dan harmonisnya sebuah rumah tangga sangatlah di tentukan oleh sejauh mana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 1 Tahun Dalam Pasal 1 Undang-undang ini menyebutkan :

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 1 Tahun Dalam Pasal 1 Undang-undang ini menyebutkan : BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan di Republik Indonesia diatur berdasarkan Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Dalam Pasal 1 Undang-undang ini menyebutkan : Perkawinan ialah ikatan lahir

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TENTANG CERAI GUGAT DENGAN ALASAN IMPOTEN. A. Prosedur Cerai Gugat Dengan Alasan Impoten

BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TENTANG CERAI GUGAT DENGAN ALASAN IMPOTEN. A. Prosedur Cerai Gugat Dengan Alasan Impoten 66 BAB IV ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN AGAMA TENTANG CERAI GUGAT DENGAN ALASAN IMPOTEN A. Prosedur Cerai Gugat Dengan Alasan Impoten Prosedur cerai gugat dengan alasan impoten diawali dengan adanya pengajuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus

BAB I PENDAHULUAN. jalan pernikahan. Sebagai umat Islam pernikahan adalah syariat Islam yang harus BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah salah satu mahluk ciptaan Allah yang paling sempurna, manusia sendiri diciptakan berpasang-pasangan. Setiap manusia membutuhkan bermacam-macam kebutuhan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan amat penting dalam kehidupan manusia, perseorangan maupun kelompok. Dengan jalan perkawinan yang sah, pergaulan laki-laki dan perempuan terjadi secara terhormat

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM P U T U S A N Nomor 1675/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur

BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR. A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur 69 BAB IV ANALISA TENTANG TINJAUN HUKUM ISLAM TERHADAP KAWIN DI BAWAH UMUR A. Analisa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kawin di Bawah Umur 1. Faktor-Faktor Kawin di Bawah Umur Penyebab terjadinya faktor-faktor

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan Syariat Islam telah menjadikan pernikahan menjadi salah

Lebih terperinci

Putusan Nomor : 276/Pdt.G/2011/PA.Pkc. hal. 1 dari 10 hal.

Putusan Nomor : 276/Pdt.G/2011/PA.Pkc. hal. 1 dari 10 hal. PUTUSAN Nomor : 276/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 0655/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0655/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P U T U S A N Nomor 0655/Pdt.G/2013/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARA

TENTANG DUDUK PERKARA P U T U S A N Nomor 1362/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor: 0407/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor: 0407/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0407/Pdt.G/2011/PA.Kab.Mn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kabupaten Madiun yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara

Lebih terperinci

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN PMBATALAN PERKAWINAN TERHADAP ISTRI YANG TELAH MEMILIKI JANIN DARI ORANG LAIN

SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN PMBATALAN PERKAWINAN TERHADAP ISTRI YANG TELAH MEMILIKI JANIN DARI ORANG LAIN SKRIPSI TINJAUAN YURIDIS TENTANG PENYELESAIAN PMBATALAN PERKAWINAN TERHADAP ISTRI YANG TELAH MEMILIKI JANIN DARI ORANG LAIN (Studi Kasus Di Pengadilan Agama Surakarta) Untuk mememnuhi sebagian persyaratan

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 158/Pdt.G/2011PA.NTN

PUTUSAN Nomor : 158/Pdt.G/2011PA.NTN PUTUSAN Nomor : 158/Pdt.G/2011PA.NTN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Natuna yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM SALINAN P U T U S A N Nomor : 14/Pdt.G/2012/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia

Lebih terperinci

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP HIBAH SEBAGAI PENGGANTI KEWARISAN BAGI ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN DI DESA PETAONAN A. Analisis Terhadap Hibah Sebagai Pengganti Kewarisan Bagi Anak Laki-laki dan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA

BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA BAB IV ANALISIS PERSAMAAN DAN PERBEDAAN IMPLIKASI HUKUM PERKAWINAN AKIBAT PEMALSUAN STATUS CALON SUAMI DI KUA KECAMATAN SUKODONO MENURUT KHI DAN FIQIH MADZHAB SYAFI I 1. Analisis Implikasi Hukum perkawinan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan menyatakan: Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang laki-laki dengan seorang perempuan

Lebih terperinci

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac. DAMPAK PEMBATALAN PERKAWINAN AKIBAT WALI YANG TIDAK SEBENARNYA TERHADAP ANAK DAN HARTA BERSAMA MENURUT HAKIM PENGADILAN AGAMA KEDIRI (Zakiyatus Soimah) BAB I Salah satu wujud kebesaran Allah SWT bagi manusia

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0158/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 0804/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0804/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0804/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor : 1417/Pdt.G/2011/PA.Kbm Bismillaahirrahmaanirrahiim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor : 1417/Pdt.G/2011/PA.Kbm Bismillaahirrahmaanirrahiim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor : 1417/Pdt.G/2011/PA.Kbm Bismillaahirrahmaanirrahiim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara Cerai Gugat pada

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 2432/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 2432/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA 1 P U T U S A N Nomor 2432/Pdt.G/2012/PA.Kbm BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kebumen yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

ب س م الله ال رح م ن ال رح ی م

ب س م الله ال رح م ن ال رح ی م P U T U S A N Nomor XXXX/Pdt.G/2015/PA.Ktbm ب س م الله ال رح م ن ال رح ی م DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam

Lebih terperinci

Bismillahirrahmanirrahim

Bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 1417/Pdt.G/2015/PA.Sit Bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 015/Pdt.G/2014/PA.Mtk

PUTUSAN Nomor 015/Pdt.G/2014/PA.Mtk PUTUSAN Nomor 015/Pdt.G/2014/PA.Mtk BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Mentok yang memeriksa dan mengadili perkaraperkara tertentu dalam persidangan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0133/Pdt.G/2010/PA.Spn. BISMILLAAHIRRAHMAANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara perdata pada

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM P U T U S A N Nomor 0394/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 1191/Pdt.G/2014/PA.Pas

PUTUSAN Nomor 1191/Pdt.G/2014/PA.Pas PUTUSAN Nomor 1191/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia diciptakan oleh sang kholiq untuk memiliki hasrat dan keinginan untuk melangsungkan perkawinan. Sebagaimana

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARA

TENTANG DUDUK PERKARA P U T U S A N Nomor 1557/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006,

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keberadaan Pengadilan Agama berdasarkan Undang-undang Nomor 7 Tahun 1989, dan telah diubah dengan Undang-undang No. 3 Tahun 2006, merupakan salah satu badan

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 0559/Pdt.G/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0559/Pdt.G/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0559/Pdt.G/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Lahat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

SALINAN P U T U S A N Nomor: 45/Pdt.G/2010/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

SALINAN P U T U S A N Nomor: 45/Pdt.G/2010/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor: 45/Pdt.G/2010/PA.Sgr. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim P U T U S A N Nomor 0425/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN MUT AH DALAM PUTUSAN MA RI NO. REG. 441 K/ AG/ 1996

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN MUT AH DALAM PUTUSAN MA RI NO. REG. 441 K/ AG/ 1996 TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PEMBERIAN MUT AH DALAM PUTUSAN MA RI NO. REG. 441 K/ AG/ 1996 SKRIPSI Disusun dan Diajukan Untuk Melengkapi Tugas-Tugas dan Syarat-Syarat Guna Mencapai Derajat Sarjana Hukum

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pria dan seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir ialah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu, dalam perkawinan akan terbentuk suatu keluarga yang diharapkan akan tetap bertahan hingga

Lebih terperinci

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan BAB III TINJAUAN TEORITIS TENTANG ISBAT NIKAH A. Isbat Nikah 1. Pengertian Isbat Nikah Kata isbat berarti penetapan, penyungguhan, penentuan. Mengisbatkan artinya menyungguhkan, menentukan, menetapkan

Lebih terperinci

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN 1 2 TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN (Studi Penelitian di Pengadilan Agama Kota Gorontalo) Nurul Afry Djakaria

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 351/Pdt.G/2010/PAJP.

P U T U S A N Nomor 351/Pdt.G/2010/PAJP. P U T U S A N Nomor 351/Pdt.G/2010/PAJP. BISMILLAHIRAHMANIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Jakarta Pusat yang mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama, telah

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM SALINAN P U T U S A N Nomor 1019/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM P U T U S A N Nomor 0907/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 1542/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan

P U T U S A N. Nomor 1542/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan P U T U S A N Nomor 1542/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 301/Pdt.G/2011/PA.Pkc.

PUTUSAN Nomor : 301/Pdt.G/2011/PA.Pkc. PUTUSAN Nomor : 301/Pdt.G/2011/PA.Pkc. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pangkalan Kerinci yang memeriksa dan mengadili perkara cerai gugat pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor: 0072/Pdt.G/2010/PA.Spn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor: 0072/Pdt.G/2010/PA.Spn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor: 0072/Pdt.G/2010/PA.Spn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Sungai Penuh yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM P U T U S A N Nomor 1070/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM PUTUSAN Nomor 1278/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF

BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF BAB V PERSAMAAN DAN PERBEDAAN WASIAT KEPADA NON MUSLIM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF A. Wasiat Kepada Non Muslim Perspektif Hukum Islam. 1. Syarat-syarat Mushii a. Mukallaf (baligh dan berakal

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH A. Persamaan Pendapat Mazhab H{anafi Dan Mazhab Syafi i Dalam Hal Status Hukum Istri Pasca Mula> anah

Lebih terperinci

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM SALINAN P U T U S A N Nomor 0819/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada

Lebih terperinci

TENTANG DUDUK PERKARA

TENTANG DUDUK PERKARA P U T U S A N Nomor 1041/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0879/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0879/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0879/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata tertentu pada

Lebih terperinci

PUBLIKASI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SITUBONDO

PUBLIKASI PUTUSAN PENGADILAN AGAMA SITUBONDO S A L I N A N P U T U S A N Nomor 0636/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir batin ini harus ada, karena

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita sebagai suami istri. Ikatan lahir batin ini harus ada, karena BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pengertian perkawinan menurut Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang perkawinan adalah ikatan lahir-batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami istri.

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim S A L I N A N P U T U S A N Nomor 0086/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

PUTUSAN Nomor : 0686/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN Nomor : 0686/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0686/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 1416/Pdt.G/2015/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 1416/Pdt.G/2015/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 1416/Pdt.G/2015/PA.Pas DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama telah menjatuhkan

Lebih terperinci

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM P U T U S A N Nomor 1777/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 0391/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 0391/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 0391/Pdt.G/2009/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa

BAB I PENDAHULUAN. Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Allah menciptakan makhluk-nya di dunia ini berpasang-pasangan agar mereka bisa saling membutuhkan satu dengan yang lainnya, lebih khusus lagi agar mereka bisa

Lebih terperinci

P U T U S A N Nomor 0476/Pdt.G/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N Nomor 0476/Pdt.G/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0476/Pdt.G/2014/PA.Lt BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Lahat yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

PUTUSAN. Nomor : 1636/Pdt.G/2012/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

PUTUSAN. Nomor : 1636/Pdt.G/2012/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN Nomor : 1636/Pdt.G/2012/PA.Plg. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Palembang yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

PUTUSAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN

PUTUSAN BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MELAWAN PUTUSAN Nomor : 0535/Pdt.G/2012/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat pertama

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah

BAB I PENDAHULUAN. mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah 1 BAB I PENDAHULUAN Perkawinan merupakan salah satu sunnatullah yang umum berlaku pada mahluk Allah SWT, tanpa perkawinan manusia tidak akan melanjutkan sejarah hidupnya karena keturunan dan perkembangbiakan

Lebih terperinci

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM

BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM P U T U S A N Nomor 0686/Pdt.G/2015/PA.Sit BISMILLAHIRAHMANNIRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata dalam tingkat

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0613/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan DUDUK PERKARA

P U T U S A N. Nomor 0613/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. melawan DUDUK PERKARA P U T U S A N Nomor 0613/Pdt.G/2015/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda:

BAB I PENDAHULUAN. yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. dan Anas melihatnya, dan beliau bersabda: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pernikahan merupakan wadah penyaluran kebutuhan biologis manusia yang wajar dan dalam ajaran nabi, pernikahan ditradisikan menjadi sunnah beliau. Sebagaimana

Lebih terperinci

bismillahirrahmanirrahim

bismillahirrahmanirrahim S A L I N A N P U T U S A N Nomor 0660/Pdt.G/2015/PA.Sit bismillahirrahmanirrahim DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Situbondo yang memeriksa dan mengadili perkara perdata

Lebih terperinci

Nomor : 80/Pdt.G/2010/PA.Sgr BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

Nomor : 80/Pdt.G/2010/PA.Sgr BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA SALINAN P U T U S A N Nomor : 80/Pdt.G/2010/PA.Sgr BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Singaraja yang mengadili perkara tertentu pada tingkat pertama

Lebih terperinci

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. menjatuhkan putusan terhadap perkara Cerai Gugat antara :

P U T U S A N BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. menjatuhkan putusan terhadap perkara Cerai Gugat antara : P U T U S A N Nomor : XXX/Pdt.G/2011/PA.Ktb BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Kotabumi yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara tertentu pada

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N :

P U T U S A N. Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M E L A W A N : P U T U S A N Nomor 0318/Pdt.G/2015/PA.Pas. BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG DALAM MENETAPKAN GUGATAN REKONVENSI MENGENAI HARTA GONO GINI DAN HADHANAH

DASAR PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG DALAM MENETAPKAN GUGATAN REKONVENSI MENGENAI HARTA GONO GINI DAN HADHANAH DASAR PERTIMBANGAN HAKIM PENGADILAN AGAMA MALANG DALAM MENETAPKAN GUGATAN REKONVENSI MENGENAI HARTA GONO GINI DAN HADHANAH BAB I PENDAHULUAN Perceraian itu sesungguhnya dibenci tanpa adanya hajat. Akan

Lebih terperinci

P U T U S A N. Nomor 0891/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

P U T U S A N. Nomor 0891/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA P U T U S A N Nomor 0891/Pdt.G/2014/PA.Pas BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA Pengadilan Agama Pasuruan yang memeriksa dan mengadili perkara tertentu pada tingkat

Lebih terperinci

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7

BAB IV. Putusan Pengadilan Agama Malang No.0758/Pdt.G/2013 Tentang Perkara. HIR, Rbg, dan KUH Perdata atau BW. Pasal 54 Undang-undang Nomor 7 BAB IV ANALISIS YURIDIS TERHADAP PENGAKUAN SEBAGAI UPAYA PEMBUKTIAN DALAM PUTUSAN PENGADILAN AGAMA MALANG NO. 0758/PDT.G/2013 TENTANG PERKARA CERAI TALAK A. Analisis Yuridis Terhadap Pengakuan Sebagai

Lebih terperinci