Memperpanjang Masa Kesegaran Bunga Potong Alpinia purpurata

Transkripsi

1 Memperpanjang Masa Kesegaran Bunga Potong Alpinia purpurata Di Indonesia, Alpinia purpurata belum begitu populer dikarenakan minimnya petani membudidayakan tanaman hias ini. Padahal tanaman tersebut, cantik dan menarik. Ditambah lagi bentuknya yang unik, amat serasi untuk menghias sudut-sudut taman halaman rumah atau ruangan perkantoran, hotel maupun restoran. Tidak hanya sosoknya, sifat tanaman yang mudah dibudidayakan dan dirawat menjadikannya salah satu tanaman hias pilihan. Bahkan bisa dimanfaatkan sebagai tanaman indoor rental maupun bunga potong. Nama A. purpurata memang terdengar baru dan aneh bagi telinga kita. Alpinia purpurata merupakan salah satu genus dari famili Zingiberaceae yang terdiri dari sekitar 40 genus. Genus-genus itu banyak tumbuh di daerah panas seperti Hawai termasuk Indonesia. Aslinya berasal dari India, China, Malaysia, Australia, Indonesia, dan Asia Timur. Tanaman ini tumbuh berumpun, pada jenis tanah lempung berliat dan berpasir pada ketinggian m dpl dengan curah hujan mm per tahun. Sifat tanaman yang umumnya berbunga cukup lama, sekitar 3-4 bulan dengan penampilan warna dan bentuk yang beragam, menjadi daya tarik yang jarang ditemui pada tanaman hias lainnya. Konon tanaman A. purpurata banyak manfaatnya, di mana bunga maupun daun muda yang dimasak dapat dimakan sebagai sayur mayur dengan nasi. Kalau dimakan baunya akan masuk ke seluruh badan dan cara ini baik untuk menghilangkan bau keringat. Menurut orang Sunda tanaman A. purpurata digunakan untuk mencuci mayat. Bunga A. purpurata terdapat diujung batang dengan bermacam bentuk seperti berbentuk tandan tegak bertangkai-ramping dan berbentuk tandan piramida memanjang, sedang kelopak bunga berbentuk corong agak lebar. Bunga alpinia ini sering kita temukan sebagai tanaman hias taman sedangkan sebagai bunga potong hanya sedikit sekali, yaitu jika ada permintaan dari konsumen. Padahal prospek untuk bunga potong sangat baik apabila dilihat dari nilai eksotik yang merupakan tanaman hias asli Indonesia. Alpinia purpurata di pasar atau toko bunga atau floris dikenal sebagai lengkuas merah. Tanaman ini merupakan tanaman berumpun tegak dengan bunga pada ujung batang yang berdaun. 34

2 iptek hortikultura Bunga terdiri dari tangkai panjang dengan kuntumkuntum bunga yang hampir tidak bertangkai berjajar pada satu sisi atau mengelilingi sepanjang tangkai yang terbungkus kelopak atau daun pelindung, panjang rangkaian bunga bisa mencapai cm bentuknya seperti kerucut. Panjang batang cm tetapi biasa dipotong sepanjang cm. Warna bunganya cantik berwarna merah dan merah muda, sering terlihat anak tanaman pada kelopak bunga (Gambar 1). Gambar 1. Anak tanaman pada kelopak bunga Penghias Taman Sebagai penghias taman, A. purpurata banyak dipilih landscape terutama untuk taman bergaya tropis. Sesuai habitatnya yang tumbuh didaerah tropis, maka ia sangat cocok dihadirkan pada tanaman yang bersifat natural. Hampir semua jenis A. purpurata bisa digunakan untuk pelengkap atau penghias utama taman. Jenis honje dan Indonesian ginger dengan bunga berwarna merah, berukuran besar, dan bersifat awet akan menampilkan nuansa yang indah bila ditanam disudut halaman. Sedangkan jenis A. purpurata yang berukuran lebih kecil dan mempunyai sifat awet akan menciptakan landscape yang eksotik. Dengan pertumbuhan yang berumpun serta bunga berwarna-warni yang cerah, tanaman asli Indonesia ini sangat indah dan cocok bila dihadirkan sebagai tanaman penghias utama pada taman. Bunga Potong Sebenarnya A. purpurata bukan hanya bermanfaat sebagai penghias taman, tetapi juga sebagai bunga potong penghias ruangan. Bunga A. purpurata sebagai bunga potong bermanfaat untuk menghiasi ruangan di perkantoran, hotel maupun restoran baik hanya tampil tunggal, bergerombol maupun rangkaian bentuk parcel. Rangkaian bunga ini bisa diberikan sebagai hadiah ulang tahun atau hari-hari istimewa lainnya. Sosok bunga A. purpurata memang cantik dan indah. Tak heran bila banyak kalangan atas yang mengagumi dan memilikinya. Selain sebagai rangkaian bunga, A. purpurata cantik dipajang secara tunggal maupun bergerombol. Kehadiran tanaman hias maupun bunga potong ini menambah suasana rumah, perkantoran, hotel-hotel dan restoran menjadi sejuk dan nyaman. Warna-warna yang indah dan cerah akan menciptakan kesan dinamis yang bisa menggairahkan semangat penghuninya. Bunga potong mempunyai sifat mudah rusak dan layu. Kerusakan bunga ditandai dengan layunya petal bunga dan memudarnya warna bunga sehingga sangat berpengaruh terhadap masa kesegaran bunga. Sedangkan konsumen menginginkan bunga potong dalam keadaan segar dan tahan lama. Oleh karena itu salah satu cara menjaga kualitas dan memperpanjang masa kesegaran peragaan pada bunga potong setelah panen adalah dengan pemberian bahan pengawet. Penggunaan larutan pulsing berfungsi sebagai larutan penyegar merupakan salah satu upaya untuk memperpanjang masa kesegaran bunga potong. Larutan penyegar bunga potong umumnya mengandung karbohidrat sebagai sumber energi, yang kemudian dikombinasikan dengan germisida dan asam sitrat. Karbohidrat atau gula adalah sumber nutrisi utama bunga potong dan sumber energi yang diperlukan untuk kelangsungan proses metabolisme (Halevy dan Mayak 1981). Tetapi gula juga merupakan media yang baik untuk pertumbuhan mikroorganisme atau jasad renik yang dapat menghambat penyerapan larutan yang diperlukan bunga potong selama peragaan (Bravo et al. 1974, Marousky 1972, Zagory dan Reid 1986). Selain itu jasad renik juga dapat memproduksi etilen dan racun yang mendorong proses kelayuan bunga potong. Untuk mengendalikan jasad renik ini digunakan berbagai macam germisida, seperti perak nitrat, hydroquinon, thiobendazole, silver 35

3 thiosulfat dan aluminium sulfat (Zagory dan Reid 1986). Asam sitrat selain berfungsi sebagai bakterisida juga digunakan untuk menurunkan ph larutan. Tingkat keasaman yang tinggi (ph 3-4,5) dapat meningkatkan penyerapan larutan oleh bunga potong (Conrado et al. 1980). Pada bunga potong anggrek Sonia Deep Pink, perlakuan pulsing dalam larutan 500 ppm AgNO 3 dengan 10% sukrosa dan 150 ppm asam sitrat selama 90 menit dapat memperpanjang masa peragaan hingga 16,4 hari dibandingkan tanpa larutan perendam yang hanya mencapai 5 hari dengan presentase pemekaran kuncup mencapai 81,89% (Amiarsi et al. 1999). Sedangkan pada bunga mawar potong Idole, menurut Amiarsi et al. (2002) pulsing dalam larutan 20 ppm AgNO 3 + 3% gula putih ppm asam sitrat, selama 12 jam dapat meningkatkan umur peragaan hingga 100% dibandingkan bunga potong tanpa perendaman umur peragaan hanya bertahan selama 5 hari. Pulsing merupakan proses perendaman tangkai bunga segera setelah panen dalam larutan yang berfungsi sebagai penyegar bunga potong dengan selang waktu 2-24 jam. Dengan perlakuan pulsing yang tepat pada bunga potong A. purpurata, diharapkan kesegaran bunga dapat dipertahankan lebih lama dalam peragaan. Perendaman tangkai bunga dengan larutan yang mengandung kation Ag + dan gula sebelum pengiriman perlu dilakukan, karena bunga setelah dipotong dari induknya tidak mempunyai cadangan karbohidrat. Untuk melanjutkan kehidupannya bunga perlu tambahan sumber karbohidrat agar proses metabolisme dapat berjalan lancar. Karbohidrat yang digunakan adalah gula yang merupakan media yang cukup baik untuk pertumbuhan jasad renik. Pertumbuhan jasad renik dalam larutan gula sangat cepat dan lendir yang dihasilkan akan menyumbat pembuluh, sehingga penyerapan air akan terganggu atau terhalang (Larsen dan Prolich 1969). Akibatnya bunga dan daun menjadi layu. Untuk mengatasi hal tersebut perlu ditambahkan AgNO 3 yang berfungsi sebagai germisida dan menghambat produksi etilen (Bayer 1976). Untuk mempertahankan kesegaran bunga potong dan memekarkan kuncup bunga dibutuhkan cadangan pati dan gula yang disimpan dalam batang, daun, dan petal. Kandungan karbohidrat biasanya tinggi pada sore hari setelah sehari penuh terkena sinar matahari, tetapi pemanenan bunga potong dianjurkan pada pagi hari karena pada saat itu suhu lingkungan rendah, kandungan air tanaman tinggi, dan banyak waktu tersedia untuk kegiatan penanganan bunga potong. Bunga potong peka terhadap kekeringan. Air yang hilang setelah bunga dipanen harus segera diimbangi dengan larutan perendam yang mengandung air dan senyawa lain yang diperlukan. Menurut Sabari et al. (1997) jenis air yang dipergunakan untuk pelarut zat pengawet akan berpengaruh nyata terhadap ketahanan segar bunga potong di dalam vas. Ini berkaitan dengan jenis bahan yang dikandung di dalam air. Pada umumnya bahan kimia anorganik (air PAM) yang terdapat di dalan air merupakan racun bagi bunga potong dan menyebabkan berkurangnya kemampuan tangkai bunga menyerap air. Misalkan konsentrasi menyebabkan kerusakan bunga potong (Marousky dan Woltz dalam Halevy dan Mayak 1981). Sedang menurut Lohr dan Mims (1990) kandungan 2 mawar potong kultivar Samantha dan Bridal Pink. Penggunaan berbagai senyawa kimia pengawet yang dilarutkan dalam air sangat dianjurkan untuk memperpanjang kesegaran bunga potong. Berbagai produk bunga potong telah memperlihatkan peningkatan baik dalam pemeliharaan mutu prima bunga maupun umur peragaannya. Bahkan sering dilipatgandakan apabila menggunakan larutan pengawet tersebut (Anonimus 1980, Halevy dan Mayak 1981, Handenburg et al. 1970; Wattimena et al. 1989, Murtiningsih dan Yulianingsih 1991, Sacalis 1993, Amiarsi D. et al. 1999, Yulianingsih et al. 2000). Larutan perendam merupakan salah satu unsur utama untuk menentukan masa kesegaran bunga selama peragaan. Unsur utama tersebut adalah tersedianya air dan karbohidrat dalam larutan sebagai cadangan energi untuk berlangsungnya proses metabolisme bunga selama peragaan (Halevy dan Mayak 1981). Hasil analisis tentang masa kesegaran, persentase braktea membuka, diameter bunga, dan persentase pencoklatan 36

4 iptek hortikultura menunjukkan bahwa perlakuan larutan perendam yang memberikan tanggapan tertinggi diperoleh pada perlakuan bunga potong yang diberi gula 20% + AgNO 3 50 ppm + thiobendazole 50 ppm (ph 3-4) dibandingkan kontrol, yaitu masa kesegaran bunga potong 13 hari lebih lama dengan kondisi bunga potong masih baik dan segar, yaitu petal bunga masih keras/tegar. Hal ini diduga akibat tersedianya cadangan karbohidrat yang dibutuhkan cukup untuk kebutuhan respirasi. Selanjutnya energi hasil respirasi digunakan untuk pembukaan braktea. Ini berarti bahwa perlakuan larutan pulsing dengan AgNO 3 dan thiobendazole sebagai bakterisida yang dikombinasikan dengan asam sitrat mempunyai sifat antibiotik (Halevy dan Mayak, 1981) dapat menghambat perkembangbiakan bakteri pada tangkai bunga, sehingga pada ujung tangkai dari bunga potong tetap terlindungi. Larutan perendam selain digunakan sebagai penyedia sumber energi, juga untuk menggantikan kehilangan air yang terjadi karena transpirasi selama masa peragaan bunga potong. Larutan bersifat asam lebih mudah melalui tangkai bunga dibanding dengan larutan bersifat netral atau basa, demikian pula gula dalam jumlah yang tepat dapat digunakan sebagai sumber energi untuk melakukan aktivitas kehidupan bunga setelah dipotong dari induknya. Dikemukakan oleh beberapa peneliti, Coorts (1973), Halevy et al. (1979), dan Marousky (1972) bahwa bunga yang telah dipotong dari tangkainya masih tetap melakukan aktivitas metabolisme. Persentase pencoklatan atau kelayuan dalam larutan perendaman dengan waktu perendaman 2 jam selama peragaan pada suhu ruang (20-30 o C, RH 60-70%), yaitu 10,59%. Ini menunjukkan bahwa larutan perendaman dengan waktu perendaman 2 jam dapat menghambat proses pencoklatan bunga. Proses kelayuan merupakan tahapan normal yang selalu terjadi dalam siklus kehidupan tanaman, akan tetapi proses kelayuan dapat dipercepat dengan adanya air yang hilang dan penurunan bobot akibat terjadi kebocoran ion (Coorts 1973). Penggunaan larutan perendam tidak hanya mencukupi kebutuhan air dari bunga potong, tetapi juga karbohidrat yang diperlukan untuk aktivitas hidup bunga potong selama dalam peragaan. KESIMPULAN Perlakuan formula larutan pulsing yang terbaik untuk bunga potong Alpinia purpurata adalah kombinasi perlakuan gula 20% + AgNO 3 50 ppm + thiobendazole 50 ppm dengan waktu perendaman selama 2 jam memberikan masa kesegaran bunga potong 12,78 hari. IMPLIKASI Dalam memperpanjang masa kesegaran dan mempertahankan mutu bunga potong, perendaman tangkai bunga dengan larutan perendam komposisi tersebut dapat dilakukan selama pengangkutan. PUSTAKA 1. Anonim, Quality in Cut Flowers. Grower Book, London 34 p. 2. Amiarsi,D., Sjaifullah, Yulianingsih Komposisi Terbaik untuk Larutan Perendaman Bunga Anggrek Potong Dendrobium Sonia Deep Pink. J.Hort. 9(1): Amiarsi, Yulianingsih, Murtiningsih dan Sjaifullah Penggunaan Larutan Perendam (Pulsing) Untuk Mempertahankan Kesegaran Bunga Potong Mawar Idole dalam Suhu Ruangan. J.Hort. 12(3): Bayer, Jr.E Silver Ion a Potent Antiethylene Agent in Cucumber and Tomato. HortSci. 11: Bravo B.,S. Mayak and Y. Gravriel Sucrose and Water Up Take from Concentrated Sucrose Solution by Gladious Shoots and the Effect Of These Treatments On Floret Life. Can J.Bot 52: Conrado, L.L., R. Shanahan and W. Eisinger A New Solution for Carnation bud Opening, with Promising Improvements Due to a Quarternary- Amonium Compound. Acta Horticulturae. 114: Coorts, G.D Internal metabolic changes in Hort.Sci. 8(3):

5 8. Hardenburg, R.E., H.C. Vaught and G.A Brown Development and Vaselife of Hut-cut Colorado and California Carnations in Preservative Solution Following Airshipment to Marryland. J.Amer.Soc.Hort. Sci. 95: Halevy, A.H and S. Mayak Senescence and Postharvest Physiology of Cut Flower. Part I Hort. Rev I: Senescence and Postharvest Physiology of Cut Flower. Part 2 Hort. Rev 3: of 8-Hydroxyquinoline Citrate, N-dimethylamino Succinamic Acid and Sucrose on Respiration and Water Flow in Red Sim Carnations in Relation to Flower Senescence. J. Amer. Soc. Hort. Sci. 94: Lohr, V.L and P. Mims Damage of Cut Roses from Florida in Keeping Solutions Varies with Cultivar. HortSci. 25(2): Marousky, F.J Water Relation, Effects of Floral Preservatives on Bud Opening and Keeping Quality of Cut Flowers. Hort.Sci. 7(2): Murtiningsih, W, dan Yulianingsih Memperpanjang Kesegaran Bunga Potong Anggrek Vanda Genta Bandung. J. Hort.1(4): Sabari S.D., Yulianingsih, Bulan Trisna dan Sunarmani Komposisi Perendam untuk Menjaga Bunga Mawar Potong dalam Vas. J. Hort. 7(3): Sacalis. J. N., Cut Flowers Prolonging Freshness. Postproduction Care and Handling. Edited by Joseph. L. Seals (second edition). Ball Publishing. Batavia, Illionis USA Wattimena. G.A., N. Ansori, Krisantini dan A. Purwito Upaya Penundaan dan Kerontokan Bunga Potong dalam Penyimpanan, Pengangkutan dan Rangkaiannya. Makalah disajikan pada seminar Budidaya dan Bisnis bunga, di Cibubur-Jakarta, tanggal Juni Hlm. 18. Yulianingsih, Amiarsi D., dan Sjaifullah Penggunaan Larutan Perendam dalam Menjaga Kesegaran Bunga Potong Anggrek Dendrobium Sonia Deep Pink. J. Hort. 9(4): Zagory, D. and M.S Reid Evaluation the Role of Vase Microorganism in the Postharvest Life of Cut Flowers. Acta Horticulturae. 181: Amiarsi, D. Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pascapanen Pertanian Jl. Tentara Pelajar No. 12 Bogor 38