PENGARUH KONSENTRASI DAN JENIS BAHAN PEMBAWA (Carrier) KMnO 4

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PENGARUH KONSENTRASI DAN JENIS BAHAN PEMBAWA (Carrier) KMnO 4"

Transkripsi

1 Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Pembawa KMnO 4 Sebagai Absorban Etilen (Maria Melita Rahardjo, Suprihati, Maria Marina) PENGARUH KONSENTRASI DAN JENIS BAHAN PEMBAWA (Carrier) KMnO 4 (Kalium Permanganat) SEBAGAI ABSORBAN ETILEN TERHADAP VASE LIFE MAWAR POTONG (Rosa hybrida) THE EFFECT OF KMnO 4 (Potassium Permanganate) CONSENTRATIONS AND CARRIERS AS ETHYLENE ABSORBENT ON THE VASE LIFE OF ROSE CUT FLOWERS (Rosa hybrida) Maria Melita Rahardjo 1, Suprihati 2, Maria Marina 2 Diterima 14 Maret 2012, disetujui 31 Juli 2012 PENDAHULUAN Tanaman hias menduduki posisi yang penting dalam perdagangan dunia. Data statistik menunjukkan bahwa nilai perdagangan internasional tanaman hias mencapai US $80 milyar (Wediyanto, 2006). Bunga mawar merupakan salah satu komoditi tanaman hias yang potensial untuk dikembangkan di Indonesia. Dalam pemasaran, mawar potong menduduki peringkat atas dari tahun ke tahun baik di pasar dunia maupun pasar dalam negeri. Produksi tanaman hias mawar di Indonesia juga menduduki peringkat teratas dari tahun 1999 sampai dengan 2004, bahkan oleh Direktorat Bina Produksi Hortikultura dikembangkan dengan target peningkatan produksi sebesar 2,27% pada tahun 2004 dan 20,61% pada 1 Alumni Fakultas Pertanian & Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Little_rabbit07@yahoo.com 2 Dosen Fakultas Pertanian & Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana, Jl. Diponegoro Salatiga 11

2 AGRIC Vol.24, No. 1, Juli 2012: tahun 2010 (Satuhu dan Murtiningsih, 2005). Salah satu kendala dalam usaha mawar potong adalah umur peragaan bunga (vase life) yang relatif pendek. Dari berbagai percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa ketahanan mawar potong setelah dipanen adalah 3-6 hari pada suhu ruang, dan 7-8 hari pada suhu dingin (1-5 0 C) (Tirtosoekotjo, 1996; Sabari et al., 1997; Wuryaningsih dan Kusumo, 1997; Darliah et al., 1999; Murtiningsih et al., 2001; Amiarsi et al., 2003; dan Ichimura et al., 2005). Lewat dari hari tersebut mawar potong akan layu dan rontok. Pada prinsipnya, kelayuan dan kerontokan mawar potong disebabkan oleh adanya respirasi. Salah satu faktor yang memacu proses respirasi adalah gas etilen. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya reaksi respirasi dengan segera bila gas etilen diberikan dari luar (Pantastico, 1989). Sejumlah besar gas etilen dihasilkan dan dilepaskan oleh produk pertanian yang telah dipanen. Gas etilen dalam ruang dapat dikontrol keberadaanya hingga level aman bagi penyimpanan mawar potong dengan cara dioksidasi dengan KMnO 4. KMnO 4 merupakan oksidator kuat yang dapat mengoksidasi etilen yang dihasilkan oleh produkproduk pertanian. Penggunaan KMnO 4 dalam rangka memperpanjang umur simpan dan vase life produk-produk pertanian telah dipakai secara luas dan memberikan hasil yang positif (Hiwale and Singh, 2003; Keditsu et al., 2003; Le et al., 2004; dan Widodo, 2007). Pemberian KMnO 4 tidak boleh bersinggungan langsung dengan produkproduk pertanian, sehingga dibutuhkan suatu bahan pembawa (carrier). Beberapa carrier yang sering digunakan yaitu zeolit, silika gel, spons, batu apung, alumina, semen, gamping, vermiculite, atau batu bata. KMnO 4 yang merupakan pengoksidasi gas etilen tersebut diharapkan dapat diaplikasikan pada mawar potong dalam rangka mengontrol keberadaan gas etilen dalam ruang penyimpanan. Penggunaan KMnO 4 dengan konsentrasi tertentu diharapkan mampu mengoksidasi gas etilen sampai level yang aman bagi penyimpanan mawar potong sehingga dapat memperpanjang umur peragaan mawar potong. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan, maka penelitian ini bertujuan untuk menentukan konsentrasi dan jenis bahan pembawa KMnO 4 yang efektif dalam memperpanjang waktu peragaan bunga mawar potong. METODE DAN PELAKSANAAN Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 28 Februari 2008 sampai 20 Maret 2008 di sebuah laboratorium milik Fakultas Pertanian, Universitas Kristen Satya Wacana, Salatiga. Bunga mawar yang digunakan adalah bunga mawar merah yang dibeli dari sebuah toko florist di Salatiga. Perlakuan yang dicobakan pada penelitian ini adalah kombinasi KMnO 4 konsentrasi (1); 0,4 M (2); 0,6 M (3); 0,8 M (4); 1 M (5) dengan 3 jenis bahan pembawa berupa zeolit (Zl), batu apung (Ba), dan silika gel (Sg). Total kombinasi perlakuan tersebut berjumlah 15 perlakuan ditambah satu perlakuan kontrol. Kombinasi perlakuan dikodekan sebagai berikut: K0J0 : Kontrol K1Ba : -batu apung K1Sg : 0,2M-silika gel K1Zl : -zeolit K2Ba : 0,4 M-batu apung K2Sg : 0,4 M-silika gel K2Zl : 0,4M-zeolit K3Ba : 0,6 M-batu apung K3Sg : 0,6 M-silika gel K3Zl : 0,6 M-zeolit K4Ba : 0,8 M-batu apung K4Sg : 0,8 M-silika gel K4Zl : 0,8 M-zeolit K5Ba : 1 M-batu apung K5Sg : 1 M-silika gel K5Zl : 1 M-zeolit 12

3 Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Pembawa KMnO 4 Sebagai Absorban Etilen (Maria Melita Rahardjo, Suprihati, Maria Marina) Masing-masing perlakuan diulang tiga kali dengan dasar blocking waktu pelaksanaan ulangan. Masing-masing perlakuan terdiri dari 20 batang bunga mawar yang diletakkan dalam 2 buah vas dalam suatu ruang bersekat. Vas pertama berisi 8 batang mawar non destruktif yang digunakan untuk pengamatan saat bunga mekar maksimal, persentase susut berat, dan umur peragaan bunga mawar. Vas kedua berisi 12 batang mawar destruktif yang digunakan untuk pengamatan kadar air dan laju respirasi bunga setiap 2 hari sekali. Di samping 5 pengamatan utama tersebut dilakukan juga pengamatan selintas suhu udara, kelembaban nisbi, ph larutan perendam bunga mawar potong, dan daya adsorbsi KMnO 4 masing-masing senyawa pembawa. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan rancangan acak kelompok (RAK). Data hasil pengamatan utama dianalisis dengan menggunakan metode sidik ragam. Untuk mengetahui pengaruh antara perlakuan dilakukan pengujian dengan menggunakan uji beda nyata jujur (BNJ) 5%. Untuk mengetahui hubungan antar variabel pengamatan dilakukan uji korelasi. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini diperoleh dari dua sumber data pengamatan, yaitu pengamatan selintas dan pengamatan utama. Pengamatan Selintas Suhu udara rata-rata selama penelitian adalah 24,41 0 C. Kondisi suhu udara tersebut telah mendekati syarat simpan mawar potong pada suhu kamar yang berkisar antara C. Kelembaban udara yang dikehendaki untuk mendukung kesegaran mawar potong selama penyimpanan adalah 80-90% (Satuhu dan Murtiningsih, 2005). Kelembaban udara dalam ruang laboratorium selama penelitian berlangsung berkisar antara 87% sampai dengan 91%, dan rata-rata kelembaban udaranya 89,04%. Dengan demikian, keadaan lingkungan ruang laboratorium, baik suhu maupun kelembaban udara, ideal untuk penyimpanan bunga mawar potong. Larutan perendam bunga mawar yang digunakan dalam penelitian ini adalah aquades yang diganti setiap 3 hari sekali. Hasil pengukuran ph menunjukkan bahwa nilai ph larutan perendam stabil dari awal penelitian hingga akhir masa penelitian, yaitu berkisar pada ph 7. Dari uji coba pengukuran daya adsorbsi diketahui bahwa zeolit dapat menyerap KMnO 4 sebesar 50%, batu apung sebesar 63%, dan silika gel sebesar 59%. Pengamatan Utama Kadar Air Bunga Mawar Potong Selama Masa Peragaan Kadar air bunga mawar selama peragaan tidak berbeda nyata antara kontrol dengan perlakuan dari awal hingga berakhirnya masa peragaan bunga. Pada masa awal peragaan, kadar air mawar berkisar antara 80-90%. Mendekati akhir masa peragaan, kadar air terus menurun, dan berkisar antara 70-80%. Kadar air bunga dipengaruhi oleh penyerapan air dan laju transpirasi bunga. Penyerapan air dipengaruhi ada tidaknya penyumbatan pori pada batang bunga mawar potong. Penyumbatan tersebut dapat diakibatkan oleh mikroba dan atau udara. Laju transpirasi dipengaruhi bentuk, jumlah dan ukuran stomata, luas daun, ada tidaknya lapisan lilin pada daun, suhu, kelembaban, angin, dan penyinaran matahari (Gardner et al., 1985). Dalam penelitian ini, diduga perlakuan yang diberikan tidak mempengaruhi laju penyerapan air dan laju transpirasi, sehingga kadar air antara perlakuan dan kontrol tidak berbeda nyata. Laju Respirasi Bunga Mawar Potong Selama Masa Peragaan Pemberian perlakuan KMnO 4 dapat mengurangi laju respirasi yang terjadi dibanding kontrol, bahkan dapat menggeser puncak laju respirasi bunga mawar potong. Beberapa perlakuan yang 13

4 AGRIC Vol.24, No. 1, Juli 2012: diberikan menunjukkan beda nyata dalam menekan laju respirasi dibandingkan dengan kontrol. Hal tersebut ditunjukkan dengan jumlah CO 2 yang dikeluarkan oleh bunga-bunga mawar potong tersebut. Semakin sedikit jumlah CO 2 yang dikeluarkan per gram bunga per satuan jam menunjukkan laju respirasi bunga mawar juga semakin rendah. Tabel 1. Kadar Air Bunga Selama Masa Peragaan Bunga Kadar Air Bunga (%) Perlakuan Laju Hari 1 Hari 3 Hari 5 Hari 7 Penurunan Hari 1 sampai 7 Kontrol ab* a a a 9.84 A * Zeolit ab a a a 8.41 A 0,4 M ab a a a 6.79 A 0,6 M ab a a a 8.03 A 0,8 M b a a a A 1 M a a a a 4.94 A ab a a a 7.39 A Batu Apung 0,4 M ab a a a 7.77 A 0,6 M ab a a a 8.00 A 0,8 M ab a a a 3.96 A 1 M ab a a a 8.24 A Silika Gel ab a a a 6.33 A 0,4 M b a a a A 0,6 M a a a a 5.02 A 0,8 M ab a a a 6.55 A 1 M ab a a a 7.96 A Keterangan : * Angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Beda Nyata Jujur. Tabel 2. Laju Respirasi Bunga Selama Masa Peragaan Bunga Perlakuan Laju Respirasi Bunga ( gram CO 2. Gram bunga -1. Jam -1 ) Hari 1 Hari 3 Hari 5 Hari 7 Kontrol 0.28 ab * 0.43 d 0.29 cd 0.22 ab Zeolit 0.22 a 0.28 b 0.2 ab 0.21 ab 0,4 M 0.49 b 0.37 cd 0.26 bc 0.24 ab 0,6 M 0.23 a 0.49 d 0.26 bc 0.28 b 0,8 M 0.28 ab 0.28 b 0.22 b 0.18 a 1 M 0.27 ab 0.25 ab 0.27 bc 0.23 ab Batu Apung 0.31 ab 0.33 bc 0.4 e 0.39 c 0,4 M 0.21 a 0.35 c 0.34 d 0.47 d 0,6 M 0.17 a 0.29 bc 0.16 a 0.18 a 0,8 M 0.37 b 0.43 d 0.23 bc 0.28 b 1 M 0.19 a 0.2 a 0.27 bc 0.24 ab Silika Gel 0.19 a 0.34 bc 0.26 bc 0.23 ab 0,4 M 0.2 a 0.19 a 0.36 de 0.34 bc 0,6 M 0.3 ab 0.43 d 0.22 b 0.32 bc 0,8 M 0.26 ab 0.43 d 0.19 ab 0.26 ab 1 M 0.18 a 0.31 bc 0.28 c 0.27 ab Keterangan : * Angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Beda Nyata Jujur. 14

5 Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Pembawa KMnO 4 Sebagai Absorban Etilen (Maria Melita Rahardjo, Suprihati, Maria Marina) Respiprasi (g/kg/jam) Laju Respirasi Bunga K0J0 K1Zl K2Zl K3Zl K4Zl K5Zl Respirasi (g/kg/jam) Laju Respirasi Bunga K0J0 K1Ba K2Ba K3Ba K4Ba K5Ba Waktu (Hari ke-) Waktu (Hari ke-) 0.5 Laju Respirasi Bunga Repirasi (g/kg/jam) K0J0 K1Sg K2Sg K3Sg K4Sg K5Sg Waktu (Hari ke-) Gambar 1. Laju respirasi bunga, diperbandingkan antar konsentrasi KMnO 4 yang berbeda dalam senyawa pembawa yang sama Grafik laju respirasi menunjukkan bahwa mawar potong termasuk bunga yang memiliki pola laju respirasi klimaterik, dimana terdapat kekhasan fase pernafasan, yaitu fase respirasi menaik, fase puncak respirasi, dan fase respirasi menurun. Penyerapan KMnO 4 pada percobaan ini tidak mengubah bentuk pola laju respirasi yang terjadi pada mawar potong, hanya menekan puncak laju respirasi pada beberapa perlakuan, bahkan menggeser puncak laju respirasi yang rata-rata terjadi pada hari ketiga menjadi hari kelima pada perlakuan KMnO 4 konsentrasi dalam bahan pembawa batu apung dan 0,4 M dalam bahan pembawa silika gel. mempengaruhi hasil pembentukan Gas etilen Respirasi ATP Gas etilen Penyerapan oleh KMnO 4 Gambar 2. Hubungan laju respirasi dengan pembentukan gas etilen Respirasi dipengaruhi oleh berbagai faktor. Salah satu faktor tersebut adalah gas etilen (Pantastico, 1989). Berkurangnya gas etilen dalam ruang penyimpanan akibat penyerapan diharapkan akan mengurangi laju respirasi, karena telah diketahui dari berbagai penelitian bahwa gas etilen ini dapat memacu terjadinya proses respirasi (Abidin, 1982). Semakin banyak gas etilen dalam ruang penyimpanan, maka aktivitas respirasi juga akan meningkat. Pemberian perlakuan KMnO 4 pada penelitian ini diduga dapat menyerap KMnO 4 yang terbentuk, sehingga menurunkan laju respirasi bunga mawar potong. 15

6 AGRIC Vol.24, No. 1, Juli 2012: Saat Bunga Mekar Maksimal Pada penelitian ini, rata-rata bunga mawar mekar maksimal pada hari ketiga sampai keempat. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sabari et al. (1997) dan juga Muhajir dan Dondy (1999), yaitu bunga mawar rata-rata akan mekar maksimal pada hari ketiga setelah panen. Efek etilen pada mawar potong adalah mempercepat saat kemekaran bunga (Hartmann et al., 1981). Penundaan saat bunga mekar akan sangat menguntungkan, karena umur peragaan bunga yang sudah mencapai mekar maksimal lebih singkat dibandingkan yang belum mekar maksimal. Keuntungan lain, jika bunga mawar potong tersebut hendak didistribusikan ke lain tempat akan lebih sedikit memakan tempat dan tidak mudah rusak dibanding bunga yang sudah mekar. Pada penelitian ini, perlakuan yang secara nyata mampu memperpanjang saat bunga mekar maksimal dibanding kontrol adalah KMnO 4 konsentrasi 0,2 M dalam carrier batu apung dan 0,4 M dalam Tabel 3. Saat Bunga Mekar Maksimal carrier silika gel. Penundaan saat bunga mekar tersebut diduga berkaitan dengan pergeseran puncak laju respirasi yang mencapai hari kelima pada perlakuan-perlakuan tersebut. Persentase Susut Berat Bunga Mawar Potong Susut berat yang terjadi pada produk-produk pertanian setelah pemanenan dipengaruhi oleh kadar air dan laju respirasi. Kehilangan kandungan air akan menyebabkan berkurangnya berat produk. Laju repirasi yang tinggi juga akan menyebabkan berkurangnya berat produk karena terjadi proses perombakan. Proses perombakan yang terjadi pada produk pertanian setelah dipanen akan merugikan karena pada proses ini terjadi perubahan-perubahan dalam produk tersebut yang berakhir pada habisnya umur simpan seperti kelayuan, kebusukkan, dan rusaknya produk pertanian tersebut. Oleh karena itu, untuk mengurangi hilangnya berat bunga mawar, dapat dilakukan dengan cara mengurangi laju respirasi bunga. Perlakuan KMnO 4 yang Perlakuan Saat Bunga Mekar Mak (Hari Setelah Perlaku Kontrol 3.8 ab * Zeolit 3.8 ab 0,4 M 3.9 ab 0,6 M 3.9 ab 0,8 M 3.3 a 1 M 3.5 ab Batu Apung 5.2 c 0,4 M 4.0 ab 0,6 M 4.0 ab 0,8 M 4.2 b 1 M 3.8 ab Silika Gel 4.8 bc 0,4 M 5.1 c 0,6 M 3.6 ab 0,8 M 3.3 a 1 M 3.8 ab Keterangan : * Angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Beda Nyata Jujur. 16

7 Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Pembawa KMnO 4 Sebagai Absorban Etilen (Maria Melita Rahardjo, Suprihati, Maria Marina) diberikan dalam penelitian ini diharapkan mampu mengoksidasi gas etilen yang dilepaskan oleh bunga mawar selama masa peragaan, sehingga mengakibatkan perlambatan laju respirasi, dan akhirnya dapat mengurangi persen susut berat bunga. Dalam penelitian yang dilakukan, perlakuan KMnO 4 dapat mengurangi persen susut berat bunga mawar secara nyata dibandingkan dengan kontrol. Namun ternyata, data korelasi menunjukkan bahwa pengurangan berat ini tidak berhubungan erat dengan kadar air maupun laju respirasi. Ini berarti pengurangan berat bunga yang terjadi selama masa peragaan juga dipengaruhi hal lain selain kadar air bunga dan laju respirasi yang terjadi. Hal lain yang diduga juga mempengaruhi pengurangan berat bunga tersebut adalah rontoknya daun-daun bunga mawar potong selama masa peragaan yang tidak ikut diukur selama masa percobaan. Tabel 4. Persentase Susut Berat Bunga Mawar Perlakuan Persentase Susut Berat Bunga (%) Kontrol d * Zeolit bc 0,4 M a 0,6 M a 0,8 M ab 1 M e Batu Apung ab 0,4 M a 0,6 M a 0,8 M b 1 M cd Silika Gel a 0,4 M c 0,6 M d 0,8 M ab 1 M cd Keterangan :* Angka dalam kolom yang sama yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata pada taraf 5% berdasarkan uji Beda Nyata Jujur. Lama Peragaan Bunga Mawar Potong Pada penelitian ini, pemberian perlakuan KMnO 4 tidak berpengaruh secara nyata dalam memperpanjang umur peragaan bunga mawar potong Umur peragaan bunga mawar potong dipengaruhi banyak hal. Kadar air, laju respirasi, saat mekar bunga maksimal, dan persen susut berat adalah beberapa faktor dari sekian banyak faktor lain yang diduga dapat mempengaruhi panjang masa peragaan bunga mawar potong. Kadar air yang tinggi diduga dapat memperpanjang umur peragaan bunga mawar potong. Laju respirasi yang tinggi diduga akan memperpendek umur peragaan bunga mawar potong. Semakin lambat bunga mekar maksimal diduga umur peragaan semakin panjang. Susut berat semakin sedikit, diduga umur peragaan semakin panjang. 17

8 AGRIC Vol.24, No. 1, Juli 2012: Tabel 6. Nilai Korelasi Antar Parameter Bahan Pembawa Parameter Kadar air Laju respirasi Nilai Korelasi Mekar Bunga Susut berat Umur keragaan Zeolit Kadar air Laju respirasi Mekar bunga Susut berat Umur peragaan Batu Apung Kadar air Laju respirasi Mekar bunga Susut berat Umur peragaan Silika Gel Kadar air Laju respirasi Mekar bunga Susut berat Umur peragaan Data korelasi menunjukkan bahwa ternyata parameter yang dipilih pada penelitian ini kurang berkaitan dengan umur peragaan bunga, sehingga tidak mampu menjelaskan data umur peragaan bunga mawar potong yang ada. Parameter mungkin sudah tepat, tetapi perlu ditambah dan perlu perbaikan teknis aplikasi supaya lebih efektif. Dalam penelitian ini, KMnO 4 dicobakan pada mawar potong yang disimpan basah dalam ruang yang agak terbuka, karena itu perlakuan diduga kurang efektif, karena gas etilen telah dinetralisir oleh udara. Penelitian selanjutnya perlu dicoba perlakuan KMnO 4 dalam ruang yang lebih tertutup, misal bunga mawar potong yang disimpan secara kering dalam box atau kardus tertutup, dengan demikian aplikasi KMnO 4 dalam mengabsorbsi gas etilen dapat lebih efektif. KESIMPULAN Berdasar hasil penelitian dan pembahasan, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Pemberian berbagai konsentrasi KMnO 4 dalam berbagai bahan pembawa berpengaruh terhadap laju respirasi, saat bunga mekar maksimal, dan persentase susut berat bunga, tetapi tidak berpengaruh terhadap kadar air dan lama hari peragaan bunga. 2. Pemberian berbagai konsentrasi KMnO 4 dalam berbagai bahan pembawa yang dicobakan pada bunga mawar potong tidak mampu memperpanjang umur peragaan bunga mawar potong. DAFTAR PUSTAKA Abidin, Z Dasar-dasar Pengetahuan Tentang Zat Pengatur Tumbuh. PT Angkasa. Bandung. Amiarsi, Yulianingsih, W. Broto, dan Sjaifullah Pengaruh Larutan Pulsing dalam Pengemasan dan Pengangkutan Bunga Mawar Potong. J.Hort 13(4): Darliah, T. Danakusuma, dan T. Sutater Evaluasi Sifat-sifat Kuantitatif dan Kualitatif Delapan Klon Bunga Mawar Potong. J.Hort 9(3): Gardner, F., R.B. Pearce, and R.L. Mitchell Fisiologi Tanaman Budidaya. Penerbit Universitas Indonesia. Jakarta. Hartmann, H.T., J.F. William, and M.K. Anton Plant Science Growth, Development, and Utilization of Cultivated Plants. Prentice-Hall, inc. Englewood Cliffs, New Jersey. Hiwale, S.S. and S.P. Singh Prolonging the Shelf Life of Guava (Psidium guajava L.). Indian Journal of Horticulture 60(1):

9 Pengaruh Konsentrasi dan Jenis Bahan Pembawa KMnO 4 Sebagai Absorban Etilen (Maria Melita Rahardjo, Suprihati, Maria Marina) Ichimura, K., T. Fujiwara, Y. Yamauchi, H. Horie, and K. Kohata Effects of Tea-Seed Saponins on the Vase Life, Hydraulic Conductance and Transpiration of Cut Rose Flowers. JARQ 39(2): Keditsu, R., A. Sema, and Maiti Effect of Modified Packaging and Low Temperature on Post Harvest Life of 'Khasi' Mandarin. Journal of Food Science and Technology (Mysore) 40(6): Le, S.J., W. Ning, L. Jing, and W. L. Ju Effects of CaCl 2 Treatment and Different Packing Methods on Fruit Quality of Yutian Peach. Journal of Henan Agriculture University 38(4): Muhajir, I dan Dondy ASB Pendinginan Awal dan Komposisi Larutan Perendam pada Bunga Mawar Potong. J. Hort. 9(2): Murtiningsih, Sabari, Sunarmani, Dondy ASB, dan Suyanti Pengawet Berbentuk Tablet untuk Memperpanjang Umur Simpan Peragaan Bunga Mawar Potong. J. Hort 11(1): Pantastico, E.R.B Fisiologi Pasca Panen: Penanganan dan Pemanfaatan Buah-buhan dan Sayur-sayuran Tropika dan Subtropika. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta. Sabari, Yulianingsih, B. Tisna, dan Sunarmani Komposisi Perendam untuk Menjaga Kesegaran Bunga Mawar Potong dalam Vas. J. Hort. 7(3): Satuhu, S dan Murtiningsih Mawar: Pemanfaatan untuk Bunga Potong, Bunga Kering, Aromaterapi, Kosmetik, dan Makanan. Penebar Swadaya. Jakarta. Tirtosoekotjo, M.S Peranan Larutan Sukrosa Terhadap Kesegaran Bunga Mawar Selama Penyimpanan Suhu Dingin. J. Hort 6(1): Wediyanto, A Pengembangan Florikultura Belt Berbasis Sumberdaya Wilayah. Makalah Acara Fasilitasi Floriculture Belt & Field Day, Wonosobo. Widodo, S.E Pengembangan Penyerap Etilen dan Oksigen Sebagai Bahan Aditif Pada Pengemasan Aktif (Active Packaging) Buah Duku. Research Report LAPTUNILAPP. Wuryaningsih, S dan S. Kusumo Pemberian Triakontanol untuk Perbaikan Hasil dan Kualitas Bunga Mawar. J.Hort 7(2): *** 19

10 AGRIC Vol.24, No. 1, Juli 2012:

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum 15 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Suhu ruangan selama pelaksanaan penelitian ini berkisar 18-20 0 C. Kondisi suhu ini baik untuk vase life bunga potong, karena kisaran suhu tersebut dapat memperlambat

Lebih terperinci

PENGARUH PULSING DENGAN AIR KELAPA DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BUNGA POTONG MAWAR (Rosa hybrida) ABSTRACT ABSTRAK

PENGARUH PULSING DENGAN AIR KELAPA DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BUNGA POTONG MAWAR (Rosa hybrida) ABSTRACT ABSTRAK PENGARUH PULSING DENGAN AIR KELAPA DAN SUHU PENYIMPANAN TERHADAP MUTU BUNGA POTONG MAWAR (Rosa hybrida) Riva R. Rengkuan ) Ireine A. Longdong STP, MP ) Dr. Ir Lady C. Ch. Lengkey, MSi ) ABSTRACT Effects

Lebih terperinci

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN)

PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) PASCA PANEN BUNGA POTONG (KRISAN) Post 04 Desember 2014, By Ir. Elvina Herdiani, MP. bbpplbungapotperkembangan bisnis bunga potong meningkat dengan cukup pesat dari waktu ke waktu, hal ini menunjukkan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mawar merupakan salah satu bunga yang sangat diminati masyarakat, karena

I. PENDAHULUAN. mawar merupakan salah satu bunga yang sangat diminati masyarakat, karena I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Florikultura merupakan sektor bisnis yang menjanjikan, salah satunya agribisnis bunga potong. Bisnis bunga potong berkembang pesat seiring dengan meningkatnya kebutuhan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Konsentrasi KMnO 4 Terhadap Susut Berat Hasil sidik ragam pada lampiran 3a, bahwa pemberian KMnO 4 berpengaruh terhadap susut berat cabai merah berbeda nyata

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. mengalami kerusakan saat penyimpanan yaitu buah mengalami kerontokan dan

I. PENDAHULUAN. mengalami kerusakan saat penyimpanan yaitu buah mengalami kerontokan dan 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah mengalami kerusakan saat penyimpanan yaitu buah mengalami kerontokan dan pencoklatan karena adanya lapisan absisi yang terbentuk, sehingga buah memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura yang banyak diminati konsumen. Salah satu contoh kultivar jambu yang memiliki

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung

I. PENDAHULUAN. Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Produksi buah pisang di Lampung setiap tahunnya semakin meningkat. Lampung mampu memproduksi pisang sebanyak 319.081 ton pada tahun 2003 dan meningkat hingga

Lebih terperinci

Jurnal Agrijati V. 14 (1); Agustus, 2010

Jurnal Agrijati V. 14 (1); Agustus, 2010 Pengaruh Konsentrasi Gula dan AgNO 3 dalam Larutan Pulsing terhadap Mutu Keragaan Bunga Mawar Potong (Rosa sinensis L.) Oleh : Siti Wahyuni Dosen Fakultas Pertanian Unswagati Cirebon Penelitian ini bertujuan

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. = µ + A i + B j + (AB) ij + C k + ijk

BAHAN DAN METODE. = µ + A i + B j + (AB) ij + C k + ijk 10 BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pendidikan Hortikultura. Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, Institut Pertanian Bogor.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tanaman hias yang populer dalam tatanan kehidupan manusia karena bentuk dan

BAB I PENDAHULUAN. tanaman hias yang populer dalam tatanan kehidupan manusia karena bentuk dan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bunga potong mawar (Rosa hybrida L.) merupakan salah satu kelompok tanaman hias yang populer dalam tatanan kehidupan manusia karena bentuk dan warna yang menarik,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu buah yang memiliki produktivitas tinggi di Indonesia adalah buah pisang. Tahun 2014, buah pisang menjadi buah dengan produksi terbesar dari nilai produksi

Lebih terperinci

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang disajikan dalam bab ini adalah pengamatan selintas dan pengamatan utama. 1.1. Pengamatan Selintas Pengamatan selintas merupakan pengamatan yang hasilnya

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 9. Pola penyusunan acak IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Pengaruh Penyusunan Buah Dalam Kemasan Terhadap Perubahan Suhu Penelitian ini menggunakan dua pola penyusunan buah tomat, yaitu pola susunan acak dan pola susunan teratur. Pola

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik

I. PENDAHULUAN. Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Belimbing manis (Averrhoa carambola L.) merupakan salah satu buah nonklimaterik berkulit tipis, memiliki rasa yang manis dan menyegarkan, juga memiliki kadar

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Suhu Suhu merupakan faktor yang sangat penting untuk memperpanjang umur simpan dan mempertahankan kesegaran buah. Pada suhu dingin aktivitas metabolisme menjadi lambat sehingga

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Perubahan Ion Leakage Ion merupakan muatan larutan baik berupa atom maupun molekul dan dengan reaksi transfer elektron sesuai dengan bilangan oksidasinya menghasilkan ion.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya

I. PENDAHULUAN. terus meningkat seiring dengan meningkatnya permintaan pasar. Pada umumnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tomat (Lycopersicon esculentum Mill) merupakan sayuran berbentuk buah yang banyak dihasilkan di daerah tropis dan subtropis. Budidaya tanaman tomat terus meningkat seiring

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 Rata-rata volume larutan holding yang diserap oleh tangkai bunga disajikan pada Tabel 2. Hasil percobaan 1 menunjukkan bahwa konsentrasi aplikasi chitosan tidak memberikan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka

I. PENDAHULUAN. Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka I. PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian dan

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut IV. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian pada semua parameter menunjukkan bahwa tidak terdapat interaksi antara perlakuan umur pemanenan dengan konsentrasi KMnO 4. Berikut ini merupakan rata-rata

Lebih terperinci

Jurnal Teknotan Vol. 10 No. 2, November 2016 P - ISSN : ; E - ISSN :

Jurnal Teknotan Vol. 10 No. 2, November 2016 P - ISSN : ; E - ISSN : Jurnal Teknotan Vol. No. 2, November 216 PENGARUH KALIUM PERMANGANAT DAN BERBAGAI MASSA ARANG KAYU TERHADAP MUTU BUAH JAMBU BIJI CRYSTAL (PSIDIUM GUAJAVA L.) SELAMA PENYIMPANAN The Effect of Permanganate

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SUSUT BOBOT Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan mutu tomat. Perubahan terjadi bersamaan dengan lamanya waktu simpan dimana semakin lama tomat disimpan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. WARNA KULIT BUAH Selama penyimpanan buah pisang cavendish mengalami perubahan warna kulit. Pada awal pengamatan, buah berwarna hijau kekuningan dominan hijau, kemudian berubah

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Susut Bobot Susut bobot merupakan salah satu faktor yang mengindikasikan penurunan mutu buah. Muchtadi (1992) mengemukakan bahwa kehilangan bobot pada buah-buahan yang disimpan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki bentuk buah yang oval atau bulat yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki bentuk buah yang oval atau bulat yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Panen dan Pascapanen Jambu Biji Jambu biji (Psidium guajava L.) memiliki bentuk buah yang oval atau bulat yang tidak sempurna. Buah jambu biji dapat dipanen dengan melihat perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Bunga potong dapat diartikan sebagai bunga yang dipotong dari tanamannya dengan tujuan sebagai penghias ruangan atau karangan bunga. Menurut Widyawan dan Prahastuti

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia,

I PENDAHULUAN. Mangga merupakan buah tropis yang populer di berbagai belahan dunia, I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang Penelitian, (2) Identifikasi Masalah, (3) Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian,

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Pendahuluan IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini dilakukan percobaan pembuatan emulsi lilin dan pelapisan lilin terhadap buah sawo dengan konsentrasi 0%, 2%,4%,6%,8%,10%, dan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Perubahan Konsentrasi O dan CO dalam Kemasan mempunyai densitas antara.915 hingga.939 g/cm 3 dan sebesar,9 g/cm 3, dimana densitas berpengaruh terhadap laju pertukaran udara

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi

TINJAUAN PUSTAKA. baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi 4 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Respirasi Respirasi merupakan suatu aktifitas yang dilakukan oleh mikroorganisme hidup baik tumbuhan, manusia maupun hewan. Menurut Winarno (2004), respirasi merupakan proses

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak

I. PENDAHULUAN. Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Jambu biji (Psidium guajava L.) Crystal adalah buah yang mengandung banyak vitamin dan mineral yang berguna untuk tubuh. Selain kandungan vitamin dan mineral

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara II PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI

Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara II PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI Laporan Praktikum Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan Acara II PENGARUH SUHU TERHADAP LAJU RESPIRASI Disusun oleh Nama : Muhammad Darussalam Teguh NIM : 12696 Golongan : B4 Asisten Koreksi : Elisa Anggraini

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman hias mempunyai peran sangat penting dalam perdagangan komoditas pertanian dan akan selalu dibutuhkan oleh masyarakat. Menurut Sari (2008), komoditas agribisnis

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN

HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. PENENTUAN LAJU RESPIRASI DENGAN PERLAKUAN PERSENTASE GLUKOMANAN Proses respirasi sangat mempengaruhi penyimpanan dari buah melon yang terolah minimal, beberapa senyawa penting

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per

HASIL DAN PEMBAHASAN. kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil sidik ragam menunjukkan bahwa kombinasi pupuk Urea dengan kompos limbah tembakau memberikan pengaruh nyata terhadap berat buah per tanaman, jumlah buah per tanaman dan diameter

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Tinggi Tanaman IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan yang telah diperoleh terhadap tinggi tanaman cabai setelah dilakukan analisis sidik ragam (lampiran 7.a) menunjukkan bahwa pemberian pupuk

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. panennya menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (hasil analisis disajikan BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kadar Air Berdasarkan analisis varian satu jalur terhadap variabel kadar air biji sorgum yang berasal dari posisi yang berbeda pada malai sorgum disetiap umur panennya menunjukkan

Lebih terperinci

Peningkatan Lama Kesegaran Bunga Gerbera dengan Penambahan 8-Hidroquinolin Sulfate, Sukrosa dan Asam Sitrat pada Larutan Perendam

Peningkatan Lama Kesegaran Bunga Gerbera dengan Penambahan 8-Hidroquinolin Sulfate, Sukrosa dan Asam Sitrat pada Larutan Perendam Peningkatan Lama Kesegaran Bunga Gerbera dengan Penambahan 8-Hidroquinolin Sulfate, Sukrosa dan Asam Sitrat pada Larutan Perendam Syariful Mubarok *), Ade Salimah, Farida, Nursuhud dan Ai Yanti Rismayanti

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN PENDAHULUAN Dari penelitian pendahuluan diperoleh bahwa konsentrasi kitosan yang terbaik untuk mempertahankan mutu buah markisa adalah 1.5%. Pada pengamatan

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA

PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Oleh: Puji Lestari, S.TP Widyaiswara Pertama I. PENDAHULUAN PENANGANAN PASCA PANEN HORTIKULTURA Kebanyakan pasca panen produk hortikultura segar sangat ringkih dan mengalami penurunan mutu sangat cepat.

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Benih Indigofera yang digunakan dalam penelitian ini cenderung berjamur ketika dikecambahkan. Hal ini disebabkan karena tanaman indukan sudah diserang cendawan sehingga

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. akan cepat mengalami kerusakan. Masa simpan buah yang pendek diawali

I. PENDAHULUAN. akan cepat mengalami kerusakan. Masa simpan buah yang pendek diawali 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah setelah dipanen buah akan cepat mengalami kerusakan. Masa simpan buah yang pendek diawali dengan terbentuknya lapisan absisi di pangkal buah sehingga buah

Lebih terperinci

Pengaruh Konsentrasi Larutan Sukrosa dan Waktu Perendaman Terhadap Kesegaran Bunga Potong Oleander (Nerium oleander L.)

Pengaruh Konsentrasi Larutan Sukrosa dan Waktu Perendaman Terhadap Kesegaran Bunga Potong Oleander (Nerium oleander L.) Biocelebes, Juni 2011, hlm. 71-81 ISSN: 1978-6417 Vol. 5 No. 1 Pengaruh Konsentrasi Larutan Sukrosa dan Waktu Perendaman Terhadap Kesegaran Bunga Potong Oleander (Nerium oleander L.) Eny Yuniati 1) dan

Lebih terperinci

No. 5 - September 2009 Teknik Pengemasan

No. 5 - September 2009 Teknik Pengemasan No. 5 - September 2009 Teknik Pengemasan Þ«²¹ б ±²¹ Ó Bunga mawar sebagai bunga potong bermanfaat untuk dekorasi ruangan baik perkantoran, hotel, maupun restoran tampil baik secara tunggal, bergerombol,

Lebih terperinci

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR

PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR KARYA ILMIAH PELAPISAN LILIN LEBAH UNTUK MEMPERTAHANKAN MUTU BUAH SELAMA PENYIMPANAN PADA SUHU KAMAR O L E H LINDA MASNIARY LUBIS DEPARTEMEN TEKNOLOGI PERTANIAN FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SUMATERA

Lebih terperinci

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida,

Pengendalian hama dan penyakit pada pembibitan yaitu dengan menutup atau mengolesi luka bekas pengambilan anakan dengan tanah atau insektisida, PEMBAHASAN PT National Sago Prima saat ini merupakan perusahaan satu-satunya yang bergerak dalam bidang pengusahaan perkebunan sagu di Indonesia. Pengusahaan sagu masih berada dibawah dinas kehutanan karena

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 2. Kondisi Pols (8 cm) setelah Penyimpanan pada Suhu Ruang HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Bahan Tanam Setelah Penyimpanan Penyimpanan bahan tanam dilakukan pada kondisi suhu yang berbeda dengan lama simpan yang sama. Kondisi yang pertama ialah suhu ruang yang

Lebih terperinci

Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.)

Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.) Variasi Kemasan Plastik Polipropilen Berperforasi pada Pengemasan Buah Jeruk Manis (Citrus sinensis Osb.) 1* Ratna, 1 Syahrul, 1 Aulia Firdaus 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kadar Air Kulit Manggis Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan mutu dari suatu produk hortikultura. Buah manggis merupakan salah satu buah yang mempunyai

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim di Indonesia memungkinkan berbagai jenis buah-buahan tumbuh dan berkembang. Namun sayangnya, masih banyak

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura.

I. PENDAHULUAN. Buah jambu biji (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura. I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah (Psidium guajava L.) merupakan salah satu produk hortikultura. Buah mudah sekali mengalami kerusakan yang disebabkan oleh faktor keadaan fisik buah yang

Lebih terperinci

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.)

PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) PENGARUH INTERVAL PENYIRAMAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL EMPAT KULTIVAR JAGUNG (Zea mays L.) Danti Sukmawati Ciptaningtyas 1, Didik Indradewa 2, dan Tohari 2 ABSTRACT In Indonesia, maize mostly planted

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu

TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu 4 TINJAUAN PUSTAKA Pisang Raja Bulu Pisang merupakan tanaman yang termasuk kedalam divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas monokotiledon (berkeping satu) ordo Zingiberales dan famili Musaseae.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengemasan Buah Nanas Pada penelitian ini dilakukan simulasi transportasi yang setara dengan jarak tempuh dari pengumpul besar ke pasar. Sebelum dilakukan simulasi transportasi,

Lebih terperinci

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI)

PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR. Cara-cara penyimpanan meliputi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) PENYIMPANAN BUAH DAN SAYUR FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENYIMPANAN BAHAN MAKANAN SEGAR (BUAH, SAYUR DAN UMBI) Cara-cara penyimpanan meliputi : 1. penyimpanan pada suhu rendah 2. penyimpanan dengan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pati bahan edible coating berpengaruh terhadap kualitas stroberi (Fragaria x 57 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Jenis Pati Bahan Edible Coating terhadap Kualitas Stroberi (Fragaria x ananassa) Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, diketahui bahwa jenis pati bahan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Panen dan Pascapanen Pisang Cavendish' Pisang Cavendish yang dipanen oleh P.T Nusantara Tropical Farm (NTF) memiliki ciri diameter sekitar 3,1 cm. Panen pisang Cavendish dilakukan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. lama dibandingkan perlakuan air dan asam asetat 0,5% (Tabel 2). Aplikasi BA 25

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. lama dibandingkan perlakuan air dan asam asetat 0,5% (Tabel 2). Aplikasi BA 25 19 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan kitosan 2,5% secara nyata mampu memperpanjang masa simpan buah jambu biji Crystal 2,83 dan 6,12 hari lebih lama dibandingkan perlakuan

Lebih terperinci

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP

MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP MATA KULIAH TPPHP UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2013 TIM DOSEN PENGAMPU TPPHP KERUSAKAN FISIK/MEKANIS KERUSAKAN KIMIAWI KERUSAKAN MIKROBIOLOGIS KEAMANAN PANGAN, CEGAH : o CEMARAN FISIK o CEMARAN KIMIAWI o CEMARAN

Lebih terperinci

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN

PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN KEDELAI (Glycine max L. Merrill) PADA BERBAGAI KONSENTRASI PUPUK DAUN GROW MORE DAN WAKTU PEMANGKASAN Zamriyetti 1 dan Sawaluddin Rambe 2 1 Dosen Kopertis Wilayah I dpk

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengaruh Aliran Udara Kipas terhadap Penyerapan Etilen dan Oksigen Pada ruang penyerapan digunakan kipas yang dihubungkan dengan rangkaian sederhana seperti pada gambar 7.

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Klorofil Daun Susut Bobot Laju Respirasi (O2 dan CO2)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Klorofil Daun Susut Bobot Laju Respirasi (O2 dan CO2) DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... i PERNYATAAN KEASLIAN KARYA SKRIPSI... ii ABSTRACT... iii ABSTRAK... iv RINGKASAN... v HALAMAN PERSETUJUAN... vi TIM PENGUJI... vii RIWAYAT HIDUP... viii KATA PENGANTAR...

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. perendaman bunga potong pada hari ke 6 pengamatan disajikan pada Tabel 4.

HASIL DAN PEMBAHASAN. perendaman bunga potong pada hari ke 6 pengamatan disajikan pada Tabel 4. IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. ph larutan Derajat keasaman (ph) merupakan tingkatan asam basa suatu larutan yang diukur dengan skala 0 sampai dengan 14. Tinggi rendahnya ph air sangat dipengaruhi oleh kandungan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN HASIL DAN PEMBAHASAN Keadaan Umum Lahan penelitian yang digunakan merupakan lahan yang selalu digunakan untuk pertanaman tanaman padi. Lahan penelitian dibagi menjadi tiga ulangan berdasarkan ketersediaan

Lebih terperinci

Kajian Hydrocooling dan Tempat Penyimpanan untuk Mempertahankan Kualitas Cabai Gendot (Capsicum annum var. Abbreviata)

Kajian Hydrocooling dan Tempat Penyimpanan untuk Mempertahankan Kualitas Cabai Gendot (Capsicum annum var. Abbreviata) Planta Tropika Journal of Agro Science Vol 3 No 1 / Februari 2015 Kajian Hydrocooling dan Tempat Penyimpanan untuk Mempertahankan Kualitas Cabai Gendot (Capsicum annum var. Abbreviata) DOI 10.18196/pt.2015.035.16-23

Lebih terperinci

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si.

PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. PENANGANAN PASCA PANEN CABAI Oleh: Masnun, S.Pt., M.Si. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Cabai segar mempunyai daya simpan yang sangat singkat. Oleh karena itu, diperlukan penanganan pasca panen mulai

Lebih terperinci

EFEK PULSING DAN HOLDING TERHADAP LAMA KESEGARAN BUNGA POTONG MAWAR (Rosa hybrida)

EFEK PULSING DAN HOLDING TERHADAP LAMA KESEGARAN BUNGA POTONG MAWAR (Rosa hybrida) EFEK PULSING DAN HOLDING TERHADAP LAMA KESEGARAN BUNGA POTONG MAWAR (Rosa hybrida) SKRIPSI Oleh : I GEDE SANI CARYANA 1105105077 KONSENTRASI AGRONOMI DAN HORTIKULTURA PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 33 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Pertumbuhan tanaman buncis Setelah dilakukan penyiraman dengan volume penyiraman 121 ml (setengah kapasitas lapang), 242 ml (satu kapasitas lapang), dan 363 ml

Lebih terperinci

2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2007 DEPARTEMEN TEKNIK PERTANIAN FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR SKRIPSI PENGARUH PERLAKUAN PRA PENYIMPANAN, SUHU DAN KOMPOSISI LARUTAN PULSING TERHADAP KESEGARAN BUNGA POTONG GERBERA (Gerbera jamessonii) SELAMA PENYIMPANAN Oleh : GD SUASTAMA SAGITA MANU F14103014 2007

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di

I. PENDAHULUAN. Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroberi berasal dari benua Amerika, jenis stroberi pertama kali yang ditanam di Indonesia adalah jenis Fragaria vesca L. Buah stroberi adalah salah satu produk hasil

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar

HASIL DAN PEMBAHASAN. Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar 13 HASIL DAN PEMBAHASAN Percobaan 1 : Pengaruh Pertumbuhan Asal Bahan Tanaman terhadap Pembibitan Jarak Pagar Hasil Uji t antara Kontrol dengan Tingkat Kematangan Buah Uji t digunakan untuk membandingkan

Lebih terperinci

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005

PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN. Malang, 13 Desember 2005 PROSIDING SEMINAR NASIONAL DUKUNGAN INOVASI TEKNOLOGI DALAM AKSELERASI PENGEMBANGAN AGRIBISNIS INDUSTRIAL PEDESAAN Malang, 13 Desember 2005 BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN PERTANIAN BALAI BESAR PENGKAJIAN

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belimbing terdiri atas dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Belimbing terdiri atas dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.) II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Belimbing Belimbing terdiri atas dua jenis, yaitu belimbing manis (Averrhoa carambola L.) dan belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi L.). Belimbing manis mempunyai bentuk seperti bintang,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukurannya membesar, buah diberi perlakuan pra-pendinginan pada ruangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. ukurannya membesar, buah diberi perlakuan pra-pendinginan pada ruangan II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Panen dan Pascapanen Jambu Biji Buah jambu biji dapat dipanen dengan melihat ukuran, bentuk, dan perubahan warna buah. Setelah buah mulai berubah warna menjadi hijau lebih pucat

Lebih terperinci

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum)

EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum) Agrium, Oktober 2012 Volume 17 No 3 EFEKTIFITAS LAMA PENIRISAN STEK DI MEDIA TANAH BERPASIR TERHADAP PERTUMBUHANKAMBOJA (Adenium obesum) Saijo Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan

Lebih terperinci

Nurita Agustia 1, Raida Agustina 1, Ratna 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala

Nurita Agustia 1, Raida Agustina 1, Ratna 1 Program Studi Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Syiah Kuala Volume 1, Nomor 1, November 2016 Pengaruh Kemasan Plastik Dan Suhu Penyimpanan Terhadap Masa Simpan Buah Manggis (Garcinia mangostana L) Effect of plastic packaging and storage temperature on the shelf

Lebih terperinci

Penanganan Hasil Pertanian

Penanganan Hasil Pertanian Penanganan Hasil Pertanian Teknologi Penanganan dan Pengolahan Hasil Pertanian Mas ud Effendi FTP UB Penanganan Hasil Pertanian (1) Penanganan saat panen Penanganan segera setelah panen Penanganan pasca

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.4 1. ph (derajat keasaman) apabila tidak sesuai kondisi akan mempengaruhi kerja... Klorofil Kloroplas Hormon Enzim Salah satu faktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bunga potong adalah bunga yang kini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sebagai bahan rangkaian bunga salah satunya adalah Bunga Krisan. Hasil observasi di Pasar

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengaruh Konsentrasi Air Kelapa (Cocos nucifera) terhadap Viabilitas Rosella Merah (Hibiscus sabdariffa var. sabdariffa) Berdasarkan hasil analisis (ANAVA) pada lampiran

Lebih terperinci

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum

PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum 77 Buana Sains Vol 11 No 1: 77-82, 2011 PENGARUH VOLUME PEMBERIAN AIR DAN KONSENTRASI PUPUK DAUN TERHADAP PERTUMBUHAN VEGETATIF TANAMAN ANGGREK Dendrobium undulatum Eka Riana Sari, Cicik Udayana dan Tatik

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. PENELITIAN PENDAHULUAN Penelitian pendahuluan diawali dengan melakukan uji terhadap buah salak segar Padangsidimpuan. Buah disortir untuk memperoleh buah dengan kualitas paling

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 14 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Perlakuan kadar air media (KAM) dan aplikasi paclobutrazol dimulai pada saat tanaman berumur 4 bulan (Gambar 1a) hingga tanaman berumur 6 bulan. Penelitian yang dilakukan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN KALIUM PERMANGANAT UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH PEPAYA (Carica papaya L.,)

PENGGUNAAN KALIUM PERMANGANAT UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH PEPAYA (Carica papaya L.,) PENGGUNAAN KALIUM PERMANGANAT UNTUK MEMPERPANJANG UMUR SIMPAN BUAH PEPAYA (Carica papaya L.,) The Use of Potassium Permanganate to Extend the Shelf Life of Papaya Fruit Heri budiman (0706120664) Under

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.)

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) TINJAUAN PUSTAKA Tanaman dan Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) Manggis (Garcinia mangostana L.) termasuk buah eksotik yang digemari oleh konsumen baik di dalam maupun luar negeri, karena rasanya yang

Lebih terperinci

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN

Makalah Bidang Teknik Produk Pertanian ISSN PENGARUH PELILINAN BUAH MANGGIS (GARCINIA MANGOSTANA L.) SELAMA PENYIMPANAN (Effect of Mangosteen Waxing during Storage) Sugiyono 1, Sutrisno 2, Bianca Dwiarsih 3 1. Alumni Program Studi Teknik Pertanian,

Lebih terperinci

EFEKTIVITAS BAHAN PEMBUNGKUS OKSIDATOR ETILEN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN PISANG RAJA BULU

EFEKTIVITAS BAHAN PEMBUNGKUS OKSIDATOR ETILEN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN PISANG RAJA BULU EFEKTIVITAS BAHAN PEMBUNGKUS OKSIDATOR ETILEN UNTUK MEMPERPANJANG MASA SIMPAN PISANG RAJA BULU Winarso D. Widodo *, Ketty Suketi dan Bungas Sabrina 1 Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang

BAB I PENDAHULUAN. yang seharusnya kita dapat mempelajari dan bersyukur kepadanya. Kekayaan yang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia termasuk salah satu negara yang kaya dengan berbagai spesies flora. Kekayaan tersebut merupakan suatu anugerah besar yang diberikan Allah SWT yang seharusnya

Lebih terperinci

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Kualitas Air Pemeliharaan Lobster Kualitas air merupakan salah satu faktor penting yang dapat mempengaruhi kondisi lobster air tawar. Air yang digunakan dalam proses adaptasi,

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan mengenai : (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat Penelitian, (5) Kerangka Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan

Lebih terperinci

PENGARUH PENCELUPAN BENLATE DAN PELAPISAN LILIN TERHADAP MUTU BUAH PISANG BARANGAN SELAMA PENYIMPANAN ISMED SUHAIDI

PENGARUH PENCELUPAN BENLATE DAN PELAPISAN LILIN TERHADAP MUTU BUAH PISANG BARANGAN SELAMA PENYIMPANAN ISMED SUHAIDI PENGARUH PENCELUPAN BENLATE DAN PELAPISAN LILIN TERHADAP MUTU BUAH PISANG BARANGAN SELAMA PENYIMPANAN ISMED SUHAIDI Fakultas Pertanian Jurusan Teknologi Pertanian Universitas Sumatera Utara PENDAHULUAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan tanaman pertanian yang strategis untuk dibudidayakan karena permintaan cabai yang sangat besar dan banyak konsumen yang mengkonsumsi

Lebih terperinci

Memperpanjang Kesegaran Bunga Potong Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) dengan Larutan Perendam Sukrosa dan Asam Sitrat

Memperpanjang Kesegaran Bunga Potong Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) dengan Larutan Perendam Sukrosa dan Asam Sitrat Agritrop, 26 (3) : 129-135 (2007) issn : 0215 8620 C Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar Bali - Indonesia Memperpanjang Kesegaran Bunga Potong Krisan (Dendranthema grandiflora Tzvelev.) dengan

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Variabel Hama 1. Mortalitas Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai fase dan konsentrasi tidak memberikan pengaruh nyata terhadap mortalitas hama

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Buah pisang merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Pisang

I. PENDAHULUAN. Buah pisang merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Pisang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Buah pisang merupakan buah yang banyak digemari oleh masyarakat. Pisang Cavendish adalah salah satu kultivar pisang yang bermutu dan terbaik di Indonesia yang

Lebih terperinci

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Unit Pelayanan Teknis (UPT), Kebun Percobaan Fakultas Pertanian Universitas Riau. Pelaksanaannya dilakukan pada bulan

Lebih terperinci

PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2

PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2 PENGARUH KONDISI PENYIMPANAN DAN BERBAGAI VARIETAS BAWANG MERAH LOKAL SULAWESI TENGAH TERHADAP VIABILITAS DAN VIGOR BENIH IF ALL 1 DAN IDRIS 2 1 Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Fakultas Pertanian

Lebih terperinci

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat 12 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Percobaan dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan November sampai dengan Desember 2010 di Laboratorium Pasca Panen, Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi

HASIL DAN PEMBAHASAN. 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi IV HASIL DAN PEMBAHASAN 1.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Total Bakteri Daging Sapi Hasil penelitian pengaruh berbagai konsentrasi sari kulit buah naga merah sebagai perendam daging sapi terhadap total bakteri

Lebih terperinci