SKRIPSI ANTEN RAHMITH PERMATASARI H

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "SKRIPSI ANTEN RAHMITH PERMATASARI H"

Transkripsi

1 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS, PENDAPATAN DAN PERANAN KELEMBAGAAN PETANI PADA USAHATANI PADI SEHAT (Kasus di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Jawa Barat) SKRIPSI ANTEN RAHMITH PERMATASARI H DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 RINGKASAN ANTEN RAHMITH PERMATASARI Analisis Efisiensi Teknis, Pendapatan dan Peranan Kelembagaan Petani Pada Usahatani Padi Sehat (Kasus di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Jawa Barat). Skripsi. Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor (Di bawah bimbingan RATNA WINANDI). Animo masyarakat pada sistem pertanian sehat cukup besar. Oleh karena itu pengembangan pertanian sehat menjadi perhatian beberapa petani di Indonesia. Pertanian sehat ini adalah cara awal untuk memulai mengorganikkan lahan dan lingkungan sekitar lahan. Salah satu daerah yang mengembangkan sistem pertanian sehat ini adalah Desa Ciburuy, Kabupaten Bogor Jawa Barat. Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor merupakan salah satu sentra dari pelaksanaan sistem pertanian sehat dengan produk andalan mereka adalah padi sehat. Padi sehat adalah padi yang dalam proses tanamnya tidak menggunakan pestisida kimia namun masih menggunakan pupuk kimia. Produktivitas padi sehat di Desa Ciburuy ini masih di bawah rata-rata dibanding produktivitas padi di daerah lain. Hal ini diduga karena adanya ketidakefisienan dalam teknik budidaya yang dilakukan petani. Pendapatan petani di lokasi penelitian pun masih rendah terlihat dari masih banyaknya petani yang berstatus petani penyakap. Pada penelitian ini akan diteliti pendapatan petani sesuai dengan status penguasaan petani terhadap lahan garapannya. Peranan kelembagaan petani di desa ini pun belum teruji keefektivitasan dari keberadaaan kelembagaan tersebut. Oleh karena itu diperlukan informasi mengenai efisiensi teknis, pendapatan usahatani padi sehat, dan peranan kelembagaan petani di lokasi penelitian untuk solusi pemecahan masalahnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk 1) menganalisis tingkat efisiensi teknis usahatani padi sehat di Desa Ciburuy, 2) menganalisis tingkat pendapatan usahatani padi sehat di Desa Ciburuy, dan 3) menganalisis peranan kelembagaan petani di Desa Ciburuy. Hasil analisis efisiensi teknis berdasarkan estimasi dari parameter Maximum Likelihood untuk fungsi produksi Cobb-Douglas Stochastic Frontier, menunjukkan bahwa variabel luas lahan, pupuk kompos, dan pupuk urea berpengaruh pada peningkatan produksi padi sehat. Sementara variabel pupuk kandang, pupuk TSP, jumlah benih, dan tenaga kerja tidak berpengaruh pada peningkatan produksi padi sehat. Tingkat efisiensi teknis rata-rata usahatani padi sehat adalah 62 persen dari produksi maksimum. Hal ini menunjukkan bahwa usahatani padi sehat di Desa Ciburuy ini belum efisien namun masih berpeluang meningkatkan efisiensi sebesar 38 persen untuk mencapai produksi maksimum. Faktor-faktor inefsiensi teknis yang berpengaruh pada peningkatan efisiensi teknis adalah dummy status kepemilikan lahan. Sementara faktor inefisiensi teknis umur petani dan lama bergabung dengan kelompok tani tidak berpengaruh pada peningkatan efisiensi teknis. Dimana semakin bertambah umur akan semakin menambah tingkat inefisiensi teknis usahatani padi sehat. Berbeda halnya dengan faktor lama bergabung dengan kelompok tani, dimana semakin lama bergabung dengan

3 kelompok tani maka akan mengurangi tingkat inefisiensi dan meningkatkan tingkat efisiensi teknis usahatani padi sehat. Hasil dari analisis pendapatan usahatani padi sehat menunjukkan bahwa pendapatan usahatani atas biaya tunai paling besar diperoleh petani pemilik sebesar Rp ,67, sedangkan pendapatan atas biaya tunai paling sedikit diperoleh oleh petani penyakap yaitu sebesar Rp ,76. Sementara pendapatan atas biaya total paling besar diperoleh petani pemilik sebesar Rp ,84, dan petani penyakap memperoleh pendapatan atas biaya total paling sedikit sebesar Rp ,07. Dapat disimpulkan bahwa usahatani padi sehat di lokasi penelitian ini menguntungkan. Hasil analisis R/C menunjukkan bahwa usahatani padi sehat di Desa Ciburuy layak untuk diusahakan dengan nilai R/C atas biaya tunai dan atas biaya total lebih besar dari satu. Dimana R/C atas biaya tunai dan total petani pemilik adalah 2,10 dan 1,61, petani penyewa 1,62 dan 1,58, petani penyakap 1,09 dan 1,04, dan petani penggadai 2,23 dan 1,64. Petani penggadai memiliki nilai R/C yang paling besar dibanding petani lain. Sementara petani penyakap yang merupakan mayoritas petani di lokasi penelitian memperoleh nilai R/C yang paling kecil dibanding petani yang lain. Hal ini diduga dikarenakan sistem bagi hasil yang tidak adil sehingga merugikan petani penyakap. Hasil analisis peranan kelembagaan menunjukkan bahwa adanya kelembagaan petani di Desa Ciburuy seperti kelompok tani dan koperasi keberadaannya telah dirasakan efektif oleh para petani. Hasil tersebut ditunjukkan dengan hasil tanggapan para petani yang mengarah pada dukungan terhadap efektivitas dari keberadaan kelembagaan petani di lokasi penelitian. Meskipun tidak semua petani responden bergabung dengan kelompok tani, hanya 30 petani responden yang tergabung dengan kelompok tani dan 23 petani responden yang tergabung dalam koperasi kelompok tani. Adanya kelembagaan terutama kelompok tani memiliki pengaruh yang tidak signifikan dan bernilai negatif terhadap tingkat inefisiensi teknis padi sehat di lokasi penelitian. Hal ini berarti lamanya petani bergabung dengan kelompok tani ini akan meningkatkan tingkat efisiensi teknis di lokasi penelitian. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan beberapa saran untuk peningkatan produksi dan efisiensi teknis usahatani padi sehat di Desa Ciburuy, anatara lain: 1) pengurangan penggunaan benih, pupuk TSP dan pupuk kandang, peningkatan penggunaan pupuk kompos serta pengendalian hama dan penyakit, 2) diadakannyaprogram-program pemberdayaan petani baik penyuluhan maupun penyediaan sarana dan prasarana khususnya oleh kelompok tani.

4 ANALISIS EFISIENSI TEKNIS, PENDAPATAN DAN PERANAN KELEMBAGAAN PETANI PADA USAHATANI PADI SEHAT (Kasus di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Jawa Barat) ANTEN RAHMITH PERMATASARI H Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen Agribisnis DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

5 Judul Proposal : Analisis Efisiensi Teknis, Pendapatan dan Peranan Kelembagaan Petani Pada Usahatani Padi Sehat (Kasus Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat) Nama : Anten Rahmith Permatasari NIM : H Disetujui, Pembimbing Dr. Ir. Ratna Winandi, MS NIP Diketahui Ketua Departemen Agribisnis Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS NIP Tanggal Lulus :

6 PERNYATAAN Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi saya yang berjudul Analisis Efisiensi Teknis, Pendapatan dan Peranan Kelembagaan Petani Pada Usahatani Padi Sehat (Kasus di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Jawa Barat) adalah karya sendiri dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam bentuk daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini. Bogor, Agustus 2011 Anten Rahmith Permatasari H

7 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Garut pada tanggal 25 Juli Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara dari pasangan Ayahanda Hikmat dan Ibunda Tuti Sumiati. Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Paminggir IV pada tahun 2001 dan pendidikan menengah pertama diselesaikan pada tahun 2004 di SLTP Negeri 01 Garut. Pendidikan lanjutan menengah atas di SMA Negeri 1 Garut diselesaikan pada tahun Semua lembaga pendidikan tersebut berada di Kabupaten Garut Provinsi Jawa Barat. Penulis diterima pada Departemen Agribisnis, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB (USMI) pada tahun Penulis menerima beasiswa selama satu tahun dari PT. Unilever Indonesia sejak tahun 2010 sampai tahun Selama mengikuti pendidikan, penulis aktif dalam kegiatan kemahasiswaan dan menjadi panitia dalam kegiatan kampus baik dalam lingkup departemen maupun fakultas. Penulis juga aktif dalam organisasi kesenian kampus sebagai penari baik lingkup departemen maupun fakultas. Selain itu penulis juga mengikuti beberapa kompetisi menari di lingkup IPB, dan menjadi juara tiga dalam kompetisi menari lingkup departemen.

8 KATA PENGANTAR Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkah dan karunia-nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Efisiensi Teknis, Pendapatan Usahatani dan Peranan Kelembagaan Petani Pada Usahatani Padi Sehat (Kasus di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Jawa Barat). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis efisiensi teknis, pendapatan usahatani padi sehat dan peranan kelembagaan petani di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Padi merupakan salah satu bahan makanan pokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, kedudukan padi ini sangat strategis, sehingga keberadaan usahatani padi perlu dipertahankan. Selain itu, adanya isu lingkungan dan banyaknya lahan yang kesuburan tanahnya berkurang, menjadikan perhatian masyarakat lebih tertarik terhadap sistem usahatani organik. Akan tetapi pelaksanaan sistem pertanian organik ini cenderung sulit karena tidak hanya mensterilkan tanah dari residu kimia, namun air irigasi dan udara juga harus bersih dari residu kimia. Pensterilan air dan udara inilah yang sulit karena seringkali lingkungan sekitar lahan masih menggunakan sistem pertanian anorganik sehingga masih mempengaruhi lahan organik di daerah tersebut. Oleh karena itu, sebagian besar sistem pertanian organik di Indonesia hanya mampu melaksanakan sistem pertanian sehat. Dimana sistem ini menggunakan pupuk organik dan pupuk kimia, serta menggunakan pestisida nabati. Sistem pertanian sehat ini belum banyak dikembangkan oleh petani-petani di Indonesia. Produktivitasnya pun seringkali masih rendah dibanding produktivitas padi anorganik. Selain itu, tingkat pendapatan yang diperoleh dari usahatani padi seringkali lebih rendah dibanding berusahatani komoditi holtikultura. Kelembagaan petani pun seringkali tidak memberikan peranannya dengan baik terhadap peningkatan produktivitas dan pendapatan usahatani padi ini. Oleh karena itu, diperlukan penelitian (usahatani padi sehat) untuk mengetahui alternatif usahatani terbaik dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan petani dan juga mengetahui peranan kelembagaan petani terhadap peningkatan produktivitas dan pendapatan petani.

9 Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi para petani padi sehat pada umumnya, dan pada khususnya para petani padi sehat di Desa Ciburuy yang diharapkan dapat memanfaatkan hasil penelitian ini. Bogor, Agustus 2011 Anten Rahmith Permatasari

10 UCAPAN TERIMA KASIH Penyelesaian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Sebagai bentuk rasa syukur kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-nya, penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan kepada : 1. Dr. Ir. Ratna Winandi, MS selaku dosen pembimbing atas bimbingan, arahan, dukungan, waktu dan kesabaran yang telah diberikan kepada penulis selama penyusunan skripsi ini. 2. Dr. Andriyono Kilat Adhi selaku dosen penguji utama pada sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. 3. Ir. Juniar Atmakusuma, MS selaku dosen penguji departemen pada sidang penulis yang telah meluangkan waktunya serta memberikan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. 4. Dr. Ir. Nunung Kusnadi, MS, Ir. Dwi Rachmina, MS, Ir. Netti Tinaprilla, MM, Pak Maryono, SE yang telah memberikan banyak pencerahan bagi penulis dalam penyusunan skripsi dan meluangkan waktu untuk berdiskusi. 5. Yeka Hendra Fatika, SP dan Arif Karyandi Uswandi, SP yang telah membantu berdiskusi, memberikan banyak ilmu bagi penulis dalam penyusunan skripsi. 6. Seluruh dosen dan staf Departemen Agribisnis yang telah menjadi keluarga bagi penulis di Bogor. Terima kasih atas dukungan dan bantuannya. 7. Ibu dan Bapak tercinta semoga ini dapat menjadi persembahan yang terbaik. Terima kasih atas semua hal yang menjadi bisa dan ada untuk mewujudkan mimpi-mimpi anak-anaknya. Saudara tersayang Nizar I. Ramadhan, Bang Anton, Bang Ayi, Wa Ade, dan seluruh keluarga besar yang lain terima kasih atas doa dan dukungannya. 8. Pihak desa di Desa Ciburuy (Pak H. Ahmad Zakaria yaitu Ketua Gapoktan Silih Asih dan Pak Sukri yaitu ketua Kelompok Tani Saung Kuring) atas bantuan dan pengarahannya kepada penulis selama penelitian.

11 9. Petani padi sehat di Desa Ciburuy Kecamatan Cigombong Kabupaten Bogor Jawa Barat yang telah bersedia menjadi responden penelitian ini. 10. Sahabat-sahabat seperjuangan (Agrivinie, Astari Haqi, Azizah, Decy, Dinar, Jihan, Meutia Utami, Octiasari, Putri K, dan Venty), yang telah membuat perjalanan ini semakin berwarna dan selalu membantu penulis. Juga sahabat-sahabat (Dede J, Yahya H, Pandu A, Sigit, Hatta, Okky, Billy, Rendy, Lutfi, Ardie dan sahabat yang lain yang tidak bisa penulis tulis semua) yang selalu membantu, menjaga, dan menyemangati penulis seperti adik sendiri. 11. Teman-teman Agribisnis angkatan 44 atas semangat kekeluargaan selama kuliah di Agribisnis IPB. Serta seluruh pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas bantuannya. Serta Agribisnis angkatan 42, 43, 45, dan 46. Bogor, Agustus 2011 Anten Rahmith Permatasari

12 DAFTAR ISI Halaman DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... xv I PENDAHULUAN Latar Belakang Perumusan Masalah Tujuan Penelitian Manfaat Penelitian Ruang Lingkup Penelitian... 8 II TINJAUAN PUSTAKA Gambaran Umum Padi Kajian Empiris Usahatani Padi Organik Kajian Empiris Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Kajian Empiris Peranan Kelembagaan Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu III KERANGKA PEMIKIRAN Kerangka Pemikiran Teoritis Konsep Usahatani Konsep Fungsi Produksi Konsep Fungsi Produksi Stochastic Frontier Konsep Efisiensi dan Inefisiensi Konsep Pendapatan Usahatani Konsep Kelembagaan Kerangka Pemikiran Operasional IV METODOLOGI PENELITIAN Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Pengumpulan Data Metode Pengambilan Contoh Metode Pengolahan dan Analisis Data Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier Analisis Efisiensi Teknis dan Inefisiensi Teknis Analisis Pendapatan Usahatani Analisis Peranan Kelembagaan Batasan Operasional dan Satuan Pengukuran V GAMBARAN UMUM LOKASI DAN RESPONDEN Gambaran Umum Desa Ciburuy Karakteristik Wilayah Karakteristik Sosial Ekonomi Masyarakat Karakteristik Responden xiv

13 5.3. Budidaya Padi Sehat Pengelolaan Lahan Pembibitan/Penyemaian Penanaman (Tandur) Penyiangan Pemupukan Pengendalian Hama dan Penyakit Panen Permasalahan Usahatani Padi Sehat VI ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI Analisis Produksi Stochastic Frontier Pendugaan Fungsi Produksi Metode OLS Model Empiris Fungsi Produksi Stochastic Frontier Interpretasi Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Analisis Efisiensi Teknis Sebaran Efisiensi Teknis Sumber-sumber Efisiensi Teknis VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT Penerimaan Usahatani Padi Sehat Biaya Usahatani Padi Sehat Pendapatan Usahatani Padi Sehat VIII ANALISIS PERANAN KELEMBAGAAN Kelompok Tani Sejarah Kelompok Tani Organisani Kelompok Tani Manfaat Kelompok Tani Efektivitas Peranan Kelompok Tani Koperasi Kelompok Tani Organisasi Koperasi Kelompok Tani Manfaat Koperasi Kelompok Tani Efektifitas Koperasi Kelompok Tani IX KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

14 DAFTAR TABEL Nomor Halaman 1. Proyeksi Produksi dan Pasar Padi Organik di Indonesia Skala Skor Penilaian Efektivitas Sebaran Responden Menurut Usia Petani Padi Sehat di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Responden Menurut Pendidikan Formal Petani Padi Sehat di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Responden Menurut Status Usahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Responden Menurut Pengalaman Berusahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Responden Menurut Status Penguasaan Lahan Usahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Responden Menurut Luas Lahan Garapan Petani Padi Sehat di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Responden Menurut Jenis Lahan Usahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy Sebaran Responden Menurut Pengelolaan Lahan Petani Padi Sehat di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Responden Menurut Sistem Penjualan Hasil Panen Petani Padi Sehat di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Responden Menurut Tujuan Penjualan Hasil Panen Petani Padi Sehat di Desa Ciburuy Tahun Pendugaan Fungsi Produksi dengan Menggunakan Metode OLS Hasil Pendugaan Fungsi Produksi Stochastic Frontier dengan Menggunakan Metode MLE Sebaran Efisiensi Teknis Petani Responden Parameter Dugaan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Inefisiensi Teknis Usahatani Padi Sehat Rata-rata Penerimaan Usahatani Padi Sehat per Hektar Tahun Biaya Rata-rata Usahatani Padi Sehat per Hektar di Desa Ciburuy Tahun

15 19. Perhitungan Pendapatan dan Rasio Penerimaan Terhadap Biaya (R/C) Usahatani Padi Sehat per Hektar di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Anggota Kelompok tani Berdasarkan Nama Kelompok tani di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Anggota Berdasarkan Lama Bergabung dengan Kelompok tani di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Responden Anggota Kelompok tani Berdasarkan Manfaat yang Diarasakan oleh Petani di Desa Ciburuy Tahun Sebaran Responden Berdasarkan Partisipasi dalam Kelompok Tani di Desa Ciburuy Tahun Perhitungan Skor Efektivitas Kelompok Tani di Desa Ciburuy Kategori Penilaian Efektifitas Kinerja Kelompok Tani Sebaran Responden Berdasarkan Keikutsertaannya dalam Koperasi Kelompok Tani Sebaran Responden Berdasarkan Lama Bergabung dengan Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari Sebaran Responden Berdasarkan Manfaat yang Dirasakan dari adanya Koperasi Kelompok Tani Sebaran Responden Berdasarkan Keikutsertaannya dalam Koperasi Kelompok Tani dan Keterkaitannya dengan Sumber Modal yang Digunakan Perhitungan Skor Efektivitas Koperasi Kelompok Tani Lisung Kiwari Kategori Penilaian Efektifitas Kinerja Koperasi Kelompok Tani.. 100

16 DAFTAR GAMBAR Nomor Halaman 1. Kurva Fungsi Produksi Fungsi Produksi Stochastic Frontier Efisiensi Teknis dan Alokatif (orientasi input) Efisiensi Teknis dan Alokatif (orientasi output) Kerangka Pemikiran Operasional... 40

17 Nomor DAFTAR LAMPIRAN Halaman 6. Luas Panen- Produktivitas-Produksi Tanaman Padi Seluruh Provinsi Rincian Penggunaan Faktor-faktor Produksi Padi Sehat Rincian Faktor-faktor dalam Efek Inefisiensi Teknis Perhitungan Minitab Output Frontier 4.1 Padi Sehat Hasil Analisis Penerimaan dan Biaya Usahatani Padi Anorganik per hektar di Desa Purwasari tahun Kuesioner Penelitian

18 I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan sumber bahan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Apalagi setelah adanya kebijakan pembangunan masa lalu, yang menyebabkan perubahan sosial budaya dan pola konsumsi masyarakat. Pada awalnya masyarakat masih mengkonsumsi jagung, ubi, dan sagu lalu berubah menjadi hanya mengkonsumsi beras semata. Saat ini masyarakat Indonesia mengkonsumsi 139 kg beras/kapita/tahun yang termasuk konsumsi yang terbesar dibanding negara-negara lain di Asia (Julian 2010). Selain itu juga padi menjadi sumber perekonomian bagi sebagian besar masyarakat pedesaan. Berbagai aspek kehidupan, termasuk sosial, ekonomi, dan politik akan sangat terpengaruh jika produksi padi berkurang. Sejalan dengan peningkatan jumlah penduduk Indonesia, konsumsi beras di Indonesia pun mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 sampai 2010, pertumbuhan produksi dan produktivitas padi secara keseluruhan di Indonesia masing-masing sebesar 1,17% dan 1,26%. Hal ini tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat sebesar 1,49% per tahun, dimana konsumsi beras nasional mencapai 139 kg per kapita per tahun. Oleh karena itu, muncul isu ketahanan pangan untuk memenuhi kebutuhan akan konsumsi beras yang terus meningkat sehingga diperlukan upaya peningkatan produksi padi. Pemerintah membuat program untuk upaya peningkatan produksi beras ini dengan program upaya P2BN (Peningkatan Produksi Beras Nasional). Kepedulian masyarakat pada persoalan pertanian, kesehatan, dan lingkungan global yang mengalami peningkatan pada beberapa tahun ini, diwujudkan dengan berbagai upaya konkrit, seperti upaya pengembangan pertanian organik yang ramah lingkungan, sehat, bebas dari residu-residu pestisida dan zat kimia lainnya. Salah satu program yang mendukung tersebut adalah program Go Organik 2010 yang dicanangkan pemerintah yang bekerjasama dengan para pelaku usaha di sektor swasta. Program ini bertujuan untuk menunjang program ketahanan dan kemandirian di bidang pertanian serta untuk kembali ke pola pertanian organik sehingga bisa menjadikan Indonesia sebagai salah satu produsen pangan organik utama dunia. Perpaduan program

19 P2BN dan Go Organik 2010 ini berusaha untuk tetap meningkatkan produksi padi nasional dengan menggunakan input-input organik, seperti pupuk dan pestisida agar dapat mengembalikan kesuburan tanah dan menjaga lingkungan. Program ini pun mendapat animo yang besar dari masyarakat. Oleh karena itu permintaan terhadap padi organik ini sangat banyak. Ahmad (2007) memproyeksikan kebutuhan pasar dan produksi padi organik yang terus meningkat dari tahun 2005 sampai 2009 (tabel 1). Data tabel (1), tahun 2005 produksi padi mampu memenuhi kebutuhan pasar yaitu sekitar 550,3 kuintal. Namun pada tahun berikutnya produksi padi organik ini tidak dapat memenuhi kebutuhan pasar. Hal ini dikarenakan peningkatan produksi tidak seimbang dengan peningkatan yang lebih besar pada kebutuhan pasar. Pada tahun 2009, produksi padi organik di Indonesia hanya sebesar 577,08 kuintal, sedangkan kebutuhan pasar sebesar 1.141,102 kuintal. Permintaan yang lebih tinggi dibanding penawaran, mengindikasikan bahwa padi organik ini memiliki prospek yang bagus di masa yang akan datang. Bahkan laju pertumbuhan penjualan pangan organik di dunia berkisar dari 20-30% per tahun pada dekade terakhir ini, termasuk padi organik (Asrulhoesein 2010). Luas penanaman padi organik nasional kurang dari 5% dari total luas lahan sawah di Indonesia atau sekitar lebih dari ha 1. Tabel 1. Proyeksi Produksi dan Pasar Padi Organik di Indonesia (Kuintal) Tahun Produksi Kebutuhan Pasar Selisih Kebutuhan Pasar dan Produksi ,30 550,30 0, ,17 660,36 101, ,86 792,43 228, ,52 950,92 380, , ,10 564,00 Sumber: Ahmad (2007) dalam Asrulhoesein (2010) Adanya perkembangan teknologi pertanian organik ini turut dipengaruhi adanya trend peningkatan kesadaran akan pentingnya kesehatan yang berimbas pada peningkatan konsumsi produk-produk organik terutama pada masyarakat di perkotaan. Konsumen potensial dari produk organik ini adalah warga menengah- 1 Setyono, Agus Berbicara dalam [diakses tanggal 16 Februari 2011]

20 atas yang jumlahnya berkisar 10% atau 22 juta penduduk Indonesia, akan tetapi produsen beras organik di Indonesia baru melayani maksimal 15% dari jumlah konsumen tersebut 2. Hal ini dikarenakan harga produk-produk pertanian organik yang relatif mahal dibanding produk pertanian anorganik. Contohnya beras organik Cimelati yang dijual dengan harga Rp ,- per kg dan Rajalele yang dijual seharga Rp13.000,- per kg (Mahesa R 2010). Beras anorganik bisa dijual dengan harga Rp Rp per kg. Tentu saja bagi masyarakat kalangan menengah bawah lebih memilih mengkonsumsi beras anorganik dibanding beras organik. Kurangnya kepedulian mereka akan kesehatan dan juga keterbatasan keuangan yang menjadi penyebabnya. Selain berdampak pada permintaan dan bertambahnya konsumen, animo masyarakat yang besar berdampak pada semakin banyak petani yang tertarik untuk menerapkan sistem teknologi pertanian organik di berbagai daerah (Sulaeman 2007). Akan tetapi hal tersebut menyebabkan munculnya banyak perbedaan dan pemahaman yang berbeda tentang pertanian organik. Sehingga harus diimbangi dengan regulasi atau peraturan yang jelas baik dari pemerintah maupun dari lembaga internasional seperti Standar Nasional Indonesia (SNI) Sistem Pangan Organik. Dimana regulasi ini menjadi aturan dasar pertanian organik di Indonesia dan juga sertifikasi. Penggunaan sistem pertanian anorganik dapat menghasilkan padi dengan produktivitas 5-6 ton per hektar (Mahesa 2010). Sementara itu, produktivitas padi dengan sistem pertanian organik mengalami penurunan pada panen pertama hingga 20% atau 4,5 ton per hektar. Akan tetapi pada musim panen keempat dan kelima, produktivitas padi organik akan mengalami peningkatan hingga mencapai 9 ton per hektar 3. Hal ini berarti dalam jangka panjang padi organik dapat berpotensi menghasilkan padi yang lebih banyak dibanding padi anorganik. Penggunaan pupuk dan pestisida kimia dalam jumlah yang besar serta dalam jangka waktu yang lama dapat menimbulkan penurunan kesuburan dan kesehatan lahan pertanian, munculnya resistensi hama dan penyakit, terjadinya 2 Suyamto Berbicara dalam [diakses tanggal 30 Desember 2010] Hidup Sehat dengan Mengkonsumsi Beras Organik dalam Harian Medan Bisnis. [diakses tanggal 30 Desember 2010].

21 ketergantungan para petani kepada sarana pertanian kimia, serta tingginya residu pestisida berbahaya dalam pangan yang dikonsumsi (Samsudin, 2010). Penggunaan bahan organik sebagai kompos secara rutin akan meningkatkan kesuburan tanah, melalui penambahan unsur hara dan perbaikan sifat tanah. Bahan organik juga ini dapat menjadikan lingkungan yang ideal bagi mikroorganisme yang bermanfaat bagi pertumbuhan tanaman dan dapat menekan perkembangan hama dan penyakit. Selain kompos, banyak juga ditemukan bahanbahan pestisida yang diolah baik dari tumbuh-tumbuhan yang banyak terdapat di lingkungan sekitar kita maupun hewan seperti air kencing kelinci. Pestisida ini disebut pestisida nabati yang selain dapat membunuh hama dan penyakit juga tidak mengakibatkan efek negatif bagi lingkungan dan residu yang berbahaya. Ditemukan juga agen antagonis, yaitu beberapa cendawan dan bakteri yang secara alami dapat menekan perkembangan hama dan penyakit tanaman yang biasa. Kompos atau pupuk organik, pestisida, dan agen antagonis ini dapat dibuat sendiri atau secara kelompok oleh petani 4. Pelaksanaan sistem pertanian organik di Indonesia belum dapat disertifikasi menurut sertifikat organik internasional. Hal ini dikarenakan lahan yang sudah tidak menggunakan pupuk kimia dan pestisida kimia masih dapat tercemar oleh air dan udara di lingkungan sekitar yang masih menggunakan bahan-bahan kimia. Sementara pertanian organik baik dari lahan, air, dan udara harus steril dari bahan dan residu kimia berbahaya. Oleh karena itu sistem pertanian yang dilaksanakan masih sistem pertanian sehat. Yang disebut dengan sistem pertanian sehat ini adalah sistem pertanian yang sudah tidak menggunakan pestisida kimia untuk memberantas hama, tapi menggunakan pestisida nabati. Meskipun masih menggunakan pupuk anorganik, namun penggunaannya tidak terlalu banyak dibanding pertanian anorganik. Sentra produksi padi terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat (Lampiran 1). Provinsi Jawa Barat adalah salah satu provinsi yang mendukung perkembangan sistem pertanian sehat meskipun skala usahanya masih kecil, terutama untuk sistem pertanian padi sehat. Pengembangan sistem pertanian sehat Pertanian Konvensional vs Pertanian Sehat: Layak Mana?. Majalah Media Infokom Semai. Bogor: Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Dompet Dhuafa.

22 ini tersebar di berbagai kabupaten, salah satunya Kabupaten Bogor. Sentra produksi padi sehat di Kabupaten Bogor adalah Desa Ciburuy Perumusan Masalah Pertanian sehat ini didukung oleh banyak pihak dan lembaga salah satunya adalah Lembaga Pertanian Sehat Dompet Dhuafa (LPS DD). Lembaga ini melakukan pendampingan kepada para petani melalui Program Pemberdayaan Petani Sehat (P3S). Komoditas unggulan dari pertanian organik yang didampingi oleh LPS ini adalah padi, jagung, dan bawang merah. Saat ini LPS DD melakukan pendampingan pada petani di 8 cluster (wilayah) di Indonesia, seperti Bogor, Banyuasin, Brebes Larangan, Brebes Salem, Cianjur, Serang, Tegal, dan Subang. Cluster Bogor merupakan daerah yang memiliki jumlah petani binaan yang paling banyak dibanding wilayah lain yaitu sekitar 1000 petani yang tergabung dalam 16 kelompok tani dan 4 gabungan kelompok tani (gapoktan). Sedangkan daerah lain hanya membina petani dalam 1-2 gapoktan 5. Salah satu desa yang menjadi desa binaan LPS DD ini adalah Desa Ciburuy yang merupakan titik awal pengembangan program pemberdayaan petani di Bogor. Petani di desa ini tergabung dalam satu gapoktan yang bernama Gapoktan Silih Asih. Gapoktan ini terdiri dari 6 kelompok tani, yaitu kelompok tani Silih Asih I, Silih Asih II, Manunggal Jaya, Saung Kuring, Tunas Inti, dan Lisung Kiwari. Seluruh anggota yang tergabung dalam anggota ini sekitar 124 petani dengan lahan yang tersebar di Desa Ciburuy dan desa sekitar. Kelompok tani ini menjadi sarana penyaluran bantuan pemerintah baik berupa pupuk maupun benih, serta menjadi sarana pembelajaran dan diskusi para petani yang menjadi anggota kelompok tani. Hal ini dikarenakan kelompok tani sering mengadakan diskusi antar anggota, pelatihan dan penyuluhan bagi para petani. Gapoktan ini juga memiliki beberapa unit usaha salah satunya adalah koperasi yang bernama Koperasi Kelompok Tani (KKT) Lisung Kiwari. Koperasi ini menyediakan modal, sarana produksi, peminjaman traktor, dan sebagai sarana penjualan hasl produksi para petani di Desa Ciburuy Data Program dan Cluster. Majalah Media Infokom Semai. Bogor: Lembaga Pertanian Sehat (LPS) Dompet Dhuafa.

23 Hampir sekitar 51,56% lahan subur di Desa Ciburuy ini berupa sawah yang 90% atau sekitar 79 hektar lahannya ditanami padi, sedangkan sisanya sekitar 10% ditanami produk pertanian selain padi, contohnya jagung, singkong, ubi, dan sayuran. Bahkan hampir seluruh petani padi di desa ini menerapkan pertanian sehat dan padi yang dihasilkan adalah padi sehat atau padi tanpa pestisida kimia. Hasil panen para petani kemudian dijual kepada koperasi. Di koperasi, padi sehat ini mendapat perlakuan seperti pengemasan dan pelabelan dengan merek SAE (Sehat Aman Enak). Dari koperasi, beras sehat ini dijual ke konsumen baik melalui LPS DD ataupun melalui koperasi secara langsung. Beras yang dihasilkan koperasi ini telah memiliki hasil pengujian laboratorium dari Laboratorium Toksikologi Balitbio dan telah terdaftar di Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor sebagai bukti beras yang dihasilkan adalah beras sehat yang bebas dari pestisida kimia. Produktivitas padi sehat di Desa Ciburuy ini sekitar 4-6 ton per hektar dalam satu tahun dengan 2-3 kali masa panen. Akan tetapi tingkat produktivitas yang dihasilkan ini relatif rendah dibanding wilayah lain seperti daerah Banten yang memiliki produktivitas padi sehat sekitar 8 ton per hektar 6. Hal ini diduga terjadi karena penggunaan faktor-faktor produksi yang belum efisien. Permintaan pasar terhadap beras sehat di desa ini mencapai ton per bulan, akan tetapi produksi padi sehat para petani di desa ini hanya mencapai 30 ton per bulan, sehingga belum dapat memenuhi permintaan pasar 7. Agar ketersediaan beras sehat ini tetap terjamin, maka kelompok tani memberlakukan musim tanam yang berbeda-beda kepada tiap petani. Namun produktivitas padi sehat di desa ini yang masih rendah yang diakibatkan oleh berbagai faktor-faktor produksi seperti: lahan, pupuk, benih, pestisida, obat-obatan, dan tenaga kerja yang penggunaannya diduga belum efisien. Selain itu hal lain yang menghambat peningkatan produktivitas padi sehat ini adalah adanya hama tikus. Teknik budidaya padi sehat yang dijalankan ini akan mempengaruhi tingkat efisiensi teknis usahatani. Petani yang mampu mengelola penggunaan sumberdaya yang ada untuk mencapai output maksimum atau meminimalkan 6 Sinartani Budidaya Varietas Inpari 9 Semi Organik. [diakses tanggal 17 Februari 2011] 7 Hasil wawancara dengan H. Ahmad Zakaria (ketua Gapoktan Silih Asih)

24 penggunaan input untuk mencapai output yang sama, dapat dikatakan telah mencapai efisien pada teknik budidayanya. Efisiensi teknis yang mampu dicapai petani akan mempengaruhi besar kecilnya pendapatan yang diperoleh petani. Selain itu pendapatan petani juga dipengaruhi kemudahan mendapatkan faktorfaktor produksi dan kemudahan menjual hasil panen petani. Kemudahan dalam memperoleh faktor produksi dan menjual hasil panen juga pengetahuan tentang teknik budidaya yang baik menjadi peranan dari kelembagaan petani di suatu tempat seperti kelembagaan kelompok tani dan koperasi. Berdasarkan permasalahan tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagaimana efisiensi teknis usahatani padi sehat di Desa Ciburuy 2. Bagaimana tingkat pendapatan usahatani padi sehat di Desa Ciburuy? 3. Bagaimana peranan kelembagaan kelompok tani dan koperasi terhadap para petani di Desa Ciburuy? 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah yang diuraikan, maka tujuan penelitian ini adalah : 1. Menganalisis efisiensi teknis usahatani padi sehat di Desa Ciburuy. 2. Menganalisis tingkat pendapatan usahatani padi sehat. 3. Menganalisis peranan kelembagaan petani (Kelompok tani dan Koperasi) di Desa Ciburuy Kegunaan Penelitian Hasil yang diperoleh dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Petani sebagai informasi terutama mengenai peningkatan efisiensi teknis dan pendapatan usahatani padi sehat 2. Pemerintah dan Dinas-dinas terkait untuk dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam perencanaan pengembangan produksi padi sehat. 3. Peneliti lain, sebagai bahan pembanding dan diharapkan dapat bermanfaat terutama peneliti-peneliti lain yang akan melakukan penelitian lanjutan yang berkaitan dengan padi sehat dengan menggunakan konsep ekonometrika.

25 1.5. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan dalam lingkup regional, yaitu Desa Ciburuy yang terletak di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Komoditas yang akan diteliti adalah padi sehat. Petani yang dijadikan contoh dalam penelitian ini adalah petani yang membudidayakan padi sehat yang ditanam dengan menggunakan sistem pertanian organik, namun sampai penelitian ini dilakukan padi sehat ini belum memiliki sertifikat organik hanya memiliki hasil uji laboratorium dari Laboratorium Toksikologi Balitbio dan Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor saja. Analisis kajian ini dibatasi untuk melihat karakteristik petani padi sehat, fungsi produksi Cobb-Douglas, efisiensi teknis usahatani, pendapatan usahatani dan peranan kelembagaan petani di daerah penelitian. Selain itu pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan konsep stochastic frontier, analisis pendapatan usahatani dan analisis R/C rasio.

26 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Padi Tanaman padi (Oryza sativa L) termasuk dalam golongan Gramineae yang memiliki ciri khas masing-masing dimana antara varietas yang satu dengan varietas yang lain berbeda dalam hal pembawaan atau sifat varietas (Siregar dalam Podesta 2009). Tanaman padi ini tersebar di seluruh dunia, termasuk Indonesia. Padi merupakan komoditi pangan utama bagi masyarakat Indonesia. Menurut Masyhudi (1992) dalam Anggreini (2005), menjelaskan tanaman memiliki bermacam-macam jenis didasarkan distribusi geografis dan bentuk morfologi tanamnannya. Hal ini disebabkan karena sebarannya begitu luas dan dalam proses perkembangannya telah beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tiga tipe atau tiga ras ekografik, seperti Indika, Japonika, dan Javanika merupakan hasil evolusi dari perkembangan spesies O. Sativa (Las et al 2004 dalam Anggreini 2005). Padi ini merupakan tanaman yang sangat rentan terhadap kekeringan, seperti musim kemarau yang ketersedian airnya terbatas sehingga hasil tanaman rendah atau air sama sekali tidak tersedia sehingga lahan dibiarkan kering. Akan tetapi pada musim hujan, kebutuhan air lebih mudah dipenuhi (Irianto et al, 2004 dalam Anggreini 2005) Kajian Empiris Usahatani Padi Sehat Padi sehat adalah padi yang disahkan oleh sebuah badan independen, untuk ditanam dan diolah menurut standar organik yang ditetapkan. Definisi organik pada umumnya berarti bahwa: tidak ada pestisida dan pupuk dari bahan kimia sintetis yang digunakan, kesuburan tanah yang dipelihara melalui penggunaan pupuk kandang, tanaman dirotasikan untuk menghindari penanaman tanaman yang sama dari tahun ke tahun di sawah yang sama, dan pergantian bentuk-bentuk bukan kimia untuk mengendalikan hama tanaman. Standar organik yang ditetapkan dapat berupa sertifikasi. Menurut Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (2002), sertifikasi untuk produk pertanian organik dibagi menjadi dua kriteria, yaitu:

27 1. Sertifikasi Lokal untuk pangsa pasar dalam negeri yang masih mentoleransi penggunaan pupuk kimia sintetis dalam jumlah yang minimal, namun sudah sangat membatasi penggunaan pestisida kimia. Departemen Pertanian melibatkan perguruan tinggi dan pihak-pihak lain yang terkait membentuk tim untuk merumuskan sertifikasi nasional. 2. Sertifikasi Internasional untuk pangsa ekspor dan kalangan tertentu di dalam negeri, seperti sertifikat yang dikeluarkan oleh IFOAM (International Federation of Organic Agriculture Movements). Persyaratan yang harus dipenuhi untuk mendapat sertifikat internasional ini diantaranya masa konversi lahan, tempat penyimpanan produk organik, bibit, pupuk, pestisida, dan pengolahan hasil harus memenuhi persyaratan sebagai produk pertanian organik. Terdapat dua penelitian terdahulu yang juga melakukan penelitian tentang padi organik ini yaitu oleh Herdiansyah (2005) dan Fatullah (2010). Herdiansyah (2005) melakukan penelitian tentang Analisis Aspek Ekonomi dan Faktor-faktor yang Mempengaruhi Adopsi Sistem Usahatani Padi Organik di Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Sementara Fatullah melakukan penelituain tentang Analisis Sistem Usahatani Padi Sehat di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor. Kedua penelitian tersebut sama-sama menganalisis tingkat pendapatan sistem usahatani padi organik dengan menggunakan analisis pendapatan dan analisis R/C rasio. Dari analisis pendapatan tersebut, dibandingkan juga dengan pendapatan usahatani padi anorganik atau padi konvensional. Jika pada penelitian Herdiansyah, pendapatan usahatani juga dibandingkan berdasarkan status penguasaan lahan petani disana dan juga menggunakan analisis Net B/C untuk mengukur kelayakan usahatani padi tersebut. Perbedaan lain diantara kedua penelitian tersebut adalah penelitian Herdiansyah mengukur variabel yang berpengaruh nyata terhadap keputusan petani untuk mengadopsi sistem usahatani padi organik yaitu tingkat pendidikan dan sumber informasi, biaya pupuk, dan jumlah tenaga kerja. Sedangkan variabel yang tidak berpengaruh nyata adalah umur, pengalaman bertani dan jumlah tanggungan keluarga. Penelitian ini juga menunjukkan perbedaan produktivitas

28 antara padi organik dan padi anorganik, dimana produktivitas padi dengan sistem budidaya anorganik lebih tinggi jika dibandingkan produktivitas padi organik. Sementara Fatullah melakukan penelitian yang menyimpulkan perbedaan yang mendasar pada teknis budidaya padi sehat dan padi konvensional yang ada pada persiapan benih, pembuatan pupuk kompos, pembuatan pestisida nabati, dan pembuatan pupuk cair yang lebih sering dilakukan dibanding pada usahatani padi konvensional. Pengkajian terhadap penelitian terdahulu pada usahatani padi organik ini berguna mengetahui permasalahan apa saja yang ada dalam usahatani padi organik ini dan apa saja alat analisis yang digunakan untuk mengatasi masalah ini. Dengan adanya kajian terhadap penelitian terdahulu dapat membuat penelitian ini berbeda dengan penelitian terdahulu meskipun denga komoditas yang sama Kajian Empiris Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Tujuan dari proses produksi adalah mentransformasi input menjasi output secara efisien. Ada dua konsep untuk mengukur efisiensi, yaitu fungsi produksi batas (frontier production function) dan fungsi produksi rata-rata (average production function). Fungsi Produksi merupakan hubungan antara penggunaan input yang digunakan dengan output suatu yang menunjukkan suatu sumberdaya (input) dapat dirubah sehingga menghasilkan produk tertentu. Terdapat tiga penelitian terdahulu yang melakukan penelitian tentang efisiensi teknis dan pendapatan usahatani yaitu Maryono, Podesta, dan Khotimah. Maryono (2008) melakukan penelitian tentang Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Padi Program Benih Bersertifikat: Pendekatan Stochastic Frontier di Desa Pasirtelaga, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang. Sementara penelitian Podesta (2009) melakukan penelitian tentang Pengaruh Penggunaan Benih Sertifikat Terhadap Efisiensi dan Pendapatan Usahatani Padi Pandan Wangi di kabupaten Cianjur. Sedangkan Khotimah (2010) melakukan penelitian tentang Analisis Efisiensi Teknis dan Pendapatan Usahatani Ubi Jalar di Kecamatan Cilimus, Kabupaten Kuningan, Jawa Barat Ketiga penelitian tersebut memiliki persamaan menggunakan model fungsi produksi stochastic frontier untuk menganalisis efisiensi teknis dan menggunakan

29 analisis pendapatan serta analisis R/C rasio untuk menganalisis pendapatan dari usahatani. Namun pada penelitian Khotimah menggunakan juga BEP (Break Even Point) untuk menganalisis pendapatan usahatani.penelitian Podesta dan Maryono memiliki persamaan pada komoditas yaitu padi program benih bersertifikat yang juga dilakukan pada dua musim tanam. Pada penelitian Maryono menunjukkan bahwa masa tanam I faktor produksi yang bernilai positif dan berpengaruh nyata adalah urea dan tenaga kerja, sedangkan jumlah benih bernilai negatif dan berpengaruh nyata terhadap produksi. Pada masa tanam II, faktor produksi urea, obat-obatan, dan tenaga kerja bernilai positif dan berpengaruh nyata, sedangkan jumlah benih dan pupuk TSP bernilai negatif serta berpengaruh nyata terhadap produksi. Program benih bersertifikat berdampak pada menurunnya tingkat efisiensi teknis. Efek inefisiensi teknis menunjukkan pada masa tanam I variabel yang berpengaruh nyata adalah dummy bahan organik dan dummy legowo. Sedangkan pada masa tanam II yang berpengaruh nyata adalah pengalaman, pendidikan, dan rasio urea-tsp. Biaya total yang dikeluarkan oleh petani setelah program lebih besar dengan biaya sebelum program, sedangkan pengeluarannya lebih kecil. Pendapatan atas biaya total petani lebih besar setelah adanya program. Namun pendapatn riil atas biaya total dan biaya tunai pada masa tanam II lebih kecil dibandingkan pada masa tanam I. R/C rasio atas biaya tunai dan biaya total setelah program secara nominal mengalami peningkatan dibandingkan sebelum program, namun secara riil mengalami penurunan. Podesta (2009) pada penelitiannya dapat disimpulkan bahwa usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat manupun non sertifikat telah efisien secara teknis dilihat dari rata-rata nialianya masing-masing sebesar 0,967 dan 0,713. Faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat inefisiensi teknisnya adalah usia, pendidikan formal, pengalaman, umur bibit, dummy status usahatani, dan dummy pendidikan non formal. Faktor produksi yang berpengaruh nyata bagi usahatani padi Pandan Wangi benih non sertifikat adalah faktor dummy pendidikan non formal, sedangkan untuk usahatani padi Pandan Wangi benih sertifikat tidak ada faktor yang berpengaruh nyata. Hasil analisis pendapatan menunjukkan bahwa pendapatan atas biaya tunai dan biaya total padi Pandan Wangi baik benih sertifikat maupun benih non sertifikat lebih besar daripada pendapatan atas biaya

30 tunai dan biaya total pada MT I. Nilai R/C rasio atas biaya tunai usahatani padi Pandan Wangi benih non sertifikat MT II lebih besar R/C rasio yang lain yaitu sebesar 7,54. Hal ini dikarenakan biaya benih non sertifikat lebih murah dibandingkan benih sertifikat. Oleh karena itu banyak petani yanglebih memilih benih non sertifikat dibanding benih sertifikat. Penelitian Khotimah menunjukkan bahwa variabel yang berpengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar adalah lahan, benih/lahan, tenaga kerja/lahan, pupuk P/lahan,dan pupuk K/lahan, sedangkan pupuk N/lahan tidak berpengaruh nyata terhadap produksi ubi jalar. Usahatani ubi jalar di Kecamatan Cilimus telah cukup efisien ditunjukkan oleh tingkat efisiensi teknis rata-rata yaitu 0,75. Faktorfaktor yang berpengaruh nyata dan positif terhadap inefisiensi teknis adalah pengalaman, lama kerja di luar usahatani, dan status kepemilikan lahan. Variabel umur, pendidikan, dan pendapatan diluar usahatani berpengaruh negatif dan nyata terhadap inefisiensi teknis ubi jalar, sedangkan variabel penyuluhan berdampak negatif dan tidak nyata terhadap inefisiensi teknis usahatani ubi jalar. Hasil analisis pendapatan ubi jalar menunjukkan pendapatan usahatani atas biaya tunai maupun biaya total lebih besar dari nol yang berarti menguntungkan. hasil analisis R/C rasio menunjukkan usahatani ubi jalar di daerah penellitian menguntungkan untuk diusahakan karena nialnya lebih besar dari satu. Analisis menggunakan BEP menunjukkan bahwa harga yang diterima petani dan jumlah produksi ubi jalar layak jual di daerah penelitian lebih besar dari BEP harga dan BEP unit yang berarti harga yang diterima dan jumlah ubi jalar yang diproduksi memberikan keuntungan pagi petani. Dari ketiga penelitian tersebut, dapat dijadikan acuan dalam penentuan variabel teknis baik variabel efisiensi maupun variabel inefisiensi teknis. Selain itu penelitan terdahulu juga menjadi acuan dalam penentuan komponen penerimaan dan biaya yang digunakan dalam menganalisis pendapatan dan juga sebagai pembanding dari hasil analisis yang diperoleh Kajian Empiris Peranan Kelembagaan Kelembagaan adalah suatu aturan main dalam interaksi personal berarti sebagai sekumpulan aturan baik formal maupun informal, tertulis maupun tidak

31 tertulis mengenai tata hubungan manusai dan lingkungannya yang menyangkut hak-hak serta tanggung jawabnya. Selain itu kelembagaan juga sebagi suatu organisasi yang memiliki hierarki (Baga 2009). Kelembagaan dalam bidang pertanian terdiri dari kelompok tani, gabungan kelompok tani (gapoktan), lembaga keuangan, lembaga pendidikan, lembaga penelitian, lembaga pemerintahan, dll yang berhubungan ataupun mendukung pelaksanaan pertanian. Mutaqin (2008) pada penelitiannya tentang Analisis Kinerja Kelembagaan Agribisnis dan Efisiensi Teknik Usahatani Padi pada Petani Binaan Lembaga Pertanian Sehat, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keragaan dari kelembagaan agribisnis yang dibangun oleh LPS telah memenuhi kelengkapan sistem agribisnis yaitu sistem agribisnis hulu, budidaya, hilir, dan jasa penunjang. Akan tetapi pada subsistem hulu dan hilir keberadaan kelembagaan ini kurang mendukung, karena lembaga pertanian disana tidak mampu mengendalikan pasokan barang dan harga input produksi pertanian. Sementara itu pada subsistem hilir pengolahan produk primer menjadi produk olahan masih terbatas pada beberapa kelompok di Kecamatan Cigombong, sedangkan kelompok di luar Kecamatan Cigombong tidak diolah ataupun dijual melalui lembaga pertanian. Pemahaman antar kelompok tani sama dengan pemahaman yang diajarkan LPS, akan tetapi dalam prakteknya terjadi perbedaan seperti dalam penanaman baik dalam jarak tanam, jenis varietas ataupun jumlah bibit per lubang; dalam pemupukan terjadi perbedaan dalam jumlah dosis dan jenis pupuk yang dipakai. Efisiensi teknik petani binaan LPS tergolong tinggi dan sebarannya berbeda-beda anar kelompok tani. Kelompok tani yang kinerjanya bagus menunjukkan selang tingkat efisiensi anggotanya relatif kecil. Kelompok tani yang mengalami dinamika kelompok yang menurun berpengaruh nyata pada tingkat produksi dan efisiensi teknik rata-rata kelompok. Septian (2010) pada penelitiannya tentang Peran Kelembagaan Kelompok Tani terhadap Produksi dan Pendapatan Petani Ganyong di Desa Sindanglaya, Kecamatan Sukamantri, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat yang dianalisis secara deskriptif dengan membandingkan kondisi produksi dan pendapatan petani anggota kelompok tani dengan petani non anggota serta analisis efektivitas kelembagaan kelompok tani dengan menggunakan skala likert hasil penilaian

32 tanggapan petani responden anggota kelompok tani. Hasil penelitian menunjukkan keberadaan kelompok tani berpengaruh positif terhadap produksi dan pendapatan petani terlihat dari analisis R/C rasio terhadap pendapatan. Keberadaan kelompok tani di daerah penelitian sudah efektif terlihat pada analisis skala likert yang berada pada nilai yang cukup efektif. Hal ini dikarenakan kelompok tani memberikan penyuluhan dan bimbingan terhadap petani, serta memberi kejelasan pasar kepada petani Perbedaan dengan Penelitian Terdahulu Analisis usahatani padi organik pada penelitian terdahulu hanya mengkaji tentang aspek pendapatan dan sistem usahatani. Sedangkan pada penelitian ini akan mengkaji tentang aspek efisiensi teknis, aspek pendapatan usahatani padi organik, dan peranan kelembagaan bagi petani di daerah penelitian. Dalam pengujian efisiensi teknis, penelitian ini sama dengan penelitian terdahulu menggunakan pendekatan stochastic frontier dan dalam analisis pendapatan pun sama menggunakan analisis pendapatan dan R/C rasio. Hal ini dikarenakan pendekatan stochastic frontier ini tidak hanya mengukur efisiensi teknis dari usahataninya, tetapi juga mengukur adanya galat (error) yang menyebabkan inefisiensi teknis. Variabel efsiensi yang digunakan pada penelitian terdahulu pada umumnya adalah lahan, benih, pupuk kompos, pupuk kandang, pupuk Urea, pupuk TSP dan tenaga kerja, sama halnya dengan variabel efisiensi yang digunakan pada penelitian ini. Sedangkan dalam penggunaan variabel inefisiensi, penelitian ini memiliki perbedaan variabel. Dimana penelitian ini menggunakan variabel umur petani, dummy status kepemilikan lahan, lama bergabung dengan kelompok tani. Pemilihan variabel ini berdasarkan penelitian-penelitian terdahulu, dan juga berdasarkan variabel yang dianggap mempengaruhi inefisiensi teknis petani. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu terdapat pada adanya penelitian tentang peranan kelembagaan dengan menggunakan analisis efektifitas kelembagaan petani di lokasi penelitian. Di lokasi penelitian ini juga terdapat penelitian terdahulu yang menganalisis kinerja kelembagaan namun berbeda dengan penelitian ini karena analisis peranan kelembagaan pada penelitian ini

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Padi merupakan sumber bahan makanan pokok bagi sebagian masyarakat Indonesia. Apalagi setelah adanya kebijakan pembangunan masa lalu, yang menyebabkan perubahan sosial

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Padi 2.2. Kajian Empiris Usahatani Padi Sehat

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Padi 2.2. Kajian Empiris Usahatani Padi Sehat II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gambaran Umum Padi Tanaman padi (Oryza sativa L) termasuk dalam golongan Gramineae yang memiliki ciri khas masing-masing dimana antara varietas yang satu dengan varietas yang lain

Lebih terperinci

PENGARUH PENGGUNAAN BENIH SERTIFIKAT TERHADAP EFISIENSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PANDAN WANGI

PENGARUH PENGGUNAAN BENIH SERTIFIKAT TERHADAP EFISIENSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PANDAN WANGI PENGARUH PENGGUNAAN BENIH SERTIFIKAT TERHADAP EFISIENSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PANDAN WANGI SKRIPSI ROSANA PODESTA S H34050480 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGUASAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI

HUBUNGAN PENGUASAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI HUBUNGAN PENGUASAAN LAHAN SAWAH DENGAN PENDAPATAN USAHATANI PADI (Studi Kasus Kelompok Tani Harum IV Kelurahan Situmekar, Kecamatan Lembursitu, Kota Sukabumi) SKRIPSI OCTIASARI H34070084 DEPARTEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Empiris Ubi Jalar Ubi jalar telah banyak diteliti dari berbagai bidang disiplin ilmu, akan tetapi penelitian mengenai efisiensi teknis usahatani belum pernah dilakukan.

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Metode Pengumpulan Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan kecamatan Cigombong ini dilakukan secara sengaja

Lebih terperinci

EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI

EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI EVALUASI KEMITRAAN PETANI PADI DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPUBLIKA DESA CIBURUY, KECAMATAN CIGOMBONG KABUPATEN BOGOR SKRIPSI OKTIARACHMI BUDININGRUM H34070027 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu Kedelai Edamame

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu Kedelai Edamame II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kajian Terdahulu Kedelai Edamame Edamame yang memiliki nama latin Glycin max(l)merrill atau yang biasa disebut sebagai kedelai jepang. merupakan jenis tanaman sayuran yang bentuknya

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah)

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto per Triwulan Atas Dasar Harga Konstan Menurut Lapangan Usaha Tahun 2009 (Miliar Rupiah) 1.1 Latar Belakang I PENDAHULUAN Sektor pertanian selama ini memberikan sumbangan yang cukup besar untuk pembangunan nasional, seperti dalam pembentukan PDB (Produk Domestik Bruto), penyerapan tenaga kerja,

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Varietas Bawang Merah

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Varietas Bawang Merah II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perkembangan Varietas Bawang Merah Salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam usahatani bawang merah adalah bibit. Penggunaan bibit atau varietas unggul akan mampu memberikan

Lebih terperinci

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VII. ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Komoditas pertanian erat kaitannya dengan tingkat produktivitas dan efisiensi yang rendah. Kedua ukuran tersebut dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN AGRIBISNIS DAN EFISIENSI TEKNIK USAHATANI PADI

ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN AGRIBISNIS DAN EFISIENSI TEKNIK USAHATANI PADI ANALISIS KINERJA KELEMBAGAAN AGRIBISNIS DAN EFISIENSI TEKNIK USAHATANI PADI (Kasus Petani Binaan Lembaga Pertanian Sehat, Kab. Bogor, Jawa Barat) Oleh : Amir Mutaqin A08400033 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM GAPOKTAN SILIH ASIH

V GAMBARAN UMUM GAPOKTAN SILIH ASIH V GAMBARAN UMUM GAPOKTAN SILIH ASIH 5.1 Gapoktan Silih Asih Gapoktan Silih Asih terletak di Kampung Ciburuy rt 02 rw 02, Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, 16470. Gapoktan ini terdiri

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI PADI SEHAT 7.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Penerimaan usahatani padi sehat terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan diperhitungkan. Penerimaan tunai adalah penerimaan

Lebih terperinci

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Kondisi Geografis Kecamatan Cigombong Kecamatan Cigombong adalah salah satu daerah di wilayah Kabupaten Bogor yang berjarak 30 km dari Ibu Kota Kabupaten, 120 km

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. [Diakses Tanggal 28 Desember 2009]

I PENDAHULUAN.  [Diakses Tanggal 28 Desember 2009] I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian semakin penting karena sebagai penyedia bahan pangan bagi masyarakat. Sekarang ini masyarakat sedang dihadapkan pada banyaknya pemakaian bahan kimia di

Lebih terperinci

PERANAN PESANTREN AL ZAYTUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GANTAR, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT

PERANAN PESANTREN AL ZAYTUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GANTAR, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT PERANAN PESANTREN AL ZAYTUN TERHADAP PENINGKATAN PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI DI KECAMATAN GANTAR, KABUPATEN INDRAMAYU, JAWA BARAT OLEH: ARYANI PRAMESTI A 14301019 PROGRAM STUDI EKONOMI PERTANIAN

Lebih terperinci

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA

VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA VI KAJIAN KEMITRAAN PETANI PADI SEHAT DESA CIBURUY DENGAN LEMBAGA PERTANIAN SEHAT DOMPET DHUAFA REPLUBIKA 6.1 Motif Dasar Kemitraan dan Peran Pelaku Kemitraan Lembaga Petanian Sehat Dompet Dhuafa Replubika

Lebih terperinci

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI DAN PENDAPATAN USAHATANI UBI KAYU (Studi Kasus Desa Pasirlaja, Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Bogor) ALFIAN NUR AMRI DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1. Analisis Fungsi Produksi Stochastic Frontier 7.1.1. Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi

Lebih terperinci

Oleh: Maryono A

Oleh: Maryono A ANALISIS EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN USAHATANI PADI PROGRAM BENIH BERSERTIFIKAT: PENDEKATAN STOCHASTIC PRODUCTION FRONTIER (Studi Kasus di Desa Pasirtalaga, Kecamatan Telagasari, Kabupaten Karawang)

Lebih terperinci

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA BAB II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kondisi Usahatani Padi di Indonesia Padi merupakan komoditi pangan utama masyarakat Indonesia. Pangan pokok adalah pangan yang muncul dalam menu sehari-hari, mengambil porsi

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A

ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A ANALISIS USAHATANI PADI RAMAH LINGKUNGAN DAN PADI ANORGANIK (Kasus: Kelurahan Situgede, Kecamatan Bogor Barat, Kota Bogor) Oleh: RIDWAN A14104684 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR 8.1 Penerimaan Usahatani Ubi Jalar Penerimaan usahatani ubi jalar terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan penerimaan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang

I. PENDAHULUAN. menjadi suatu keharusan, agar produksi dapat menunjang permintaan pangan yang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan pokok terpenting bagi manusia yang harus dipenuhi agar bisa bertahan hidup. Perkembangan pertanian sangat dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Desa Ciburuy, Kecamatan Cigombong, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi dilakukan secara sengaja (purposive)

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Saat ini pertanian organik menjadi suatu bisnis terbaru dalam dunia pertanian Indonesia. Selama ini produk pertanian mengandung bahan-bahan kimia yang berdampak

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus : Kelompok Wanita Tani Hanjuang, Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat) Skripsi SRI ROSMAYANTI H 34076143 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian merupakan sektor yang mempunyai peran sangat penting bagi bangsa Indonesia. Sebagai negara agraris, Indonesia memiliki potensi pertanian yang sangat besar.

Lebih terperinci

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H

DAN PEMASARAN NENAS BOGOR BOGOR SNIS SKRIPSI H ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI DAN PEMASARAN NENAS BOGOR Di Desa Sukaluyu, Kecamatan Taman Sari, Kabupaten Bogor SKRIPSI ERIK LAKSAMANA SIREGAR H 34076059 DEPARTEMEN AGRIBIS SNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH. Oleh : EKO HENDRAWANTO A

ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH. Oleh : EKO HENDRAWANTO A ANALISIS PENDAPATAN DAN PRODUKSI CABANG USAHATANI CABAI MERAH Oleh : EKO HENDRAWANTO A14105535 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2008 RINGKASAN EKO

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian.

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber. penduduknya menggantungkan hidupnya pada sektor pertanian. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah Indonesia merupakan negara agraris dengan sektor pertanian sebagai sumber matapencaharian dari mayoritas penduduknya, sehingga sebagian besar penduduknya menggantungkan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada abad 21 ini masyarakat mulai menyadari adanya bahaya penggunaan bahan kimia sintetis dalam bidang pertanian. Penggunaan bahan kimia sintesis tersebut telah menyebabkan

Lebih terperinci

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG

V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 45 V. DAMPAK SUBSIDI PUPUK ORGANIK TERHADAP PRODUKSI DAN PENDAPATAN PADI SERTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI ADOPSI PUPUK ORGANIK DI PROVINSI LAMPUNG 5.1 Karakteristik Petani Responden Penelitian dilakukan

Lebih terperinci

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN IV. METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Desa Cikarawang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat. Lokasi ini dipilih secara sengaja (purposive). Alasan pemilihan Kabupaten

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Tinjauan Agronomis Padi merupakan salah satu varietas tanaman pangan yang dapat dibudidayakan

Lebih terperinci

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS

VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS VII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAGUNG MANIS Keberhasilan usahatani yang dilakukan petani biasanya diukur dengan menggunakan ukuran pendapatan usahatani yang diperoleh. Semakin besar pendapatan usahatani

Lebih terperinci

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH

VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH VIII ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI BAWANG MERAH 8.1. Penerimaan Usahatani Bawang Merah Penerimaan usahatani bawang merah terdiri dari penerimaan tunai dan penerimaan tidak tunai. Penerimaan tunai merupakan

Lebih terperinci

VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VIII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 8.1. Analisis Produksi Stochastic Frontier Usahatani Kedelai Edamame Analisis yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah analisis fungsi produksi Cobb-Douglas

Lebih terperinci

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut:

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN 8.1. Kesimpulan Penelitian menyimpulkan sebagai berikut: 1. Usahatani padi organik masih sangat sedikit dilakukan oleh petani, dimana usia petani padi organik 51

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI DESA CIMANGGIS KECAMATAN BOJONG GEDE KABUPATEN BOGOR

ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI DESA CIMANGGIS KECAMATAN BOJONG GEDE KABUPATEN BOGOR ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI JAMBU BIJI DESA CIMANGGIS KECAMATAN BOJONG GEDE KABUPATEN BOGOR SKRIPSI FELIX BOB SANFRI SIREGAR H 34076064 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Dalam pembangunan pertanian, beras merupakan komoditas yang memegang posisi strategis. Beras dapat disebut komoditas politik karena menguasai hajat hidup rakyat Indonesia.

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE

ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG DAN KEDELE Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian Kementerian Pertanian Februari 2011 ANALISIS USAHATANI DAN KESEJAHTERAAN PETANI PADI, JAGUNG

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN Latar Belakang

I PENDAHULUAN Latar Belakang 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN Subsektor hortikultura merupakan bagian dari sektor pertanian yang mempunyai peran penting dalam menunjang peningkatan perekonomian nasional dewasa ini. Subsektor ini

Lebih terperinci

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI

VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI VII ANALISIS FUNGSI PRODUKSI DAN EFISIENSI 7.1 Analisis Produksi Stochastic Frontier 7.1.1 Pendugaan Model Fungsi Produksi Stochastic Frontier Model yang digunakan untuk mengestimasi fungsi produksi usahatani

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI PADI PESTISIDA DAN NON PESTISIDA DI DESA PURWASARI, KECAMATAN DARMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh: VERRA ANGGREINI A

ANALISIS USAHATANI PADI PESTISIDA DAN NON PESTISIDA DI DESA PURWASARI, KECAMATAN DARMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT. Oleh: VERRA ANGGREINI A ANALISIS USAHATANI PADI PESTISIDA DAN NON PESTISIDA DI DESA PURWASARI, KECAMATAN DARMAGA, KABUPATEN BOGOR, JAWA BARAT Oleh: VERRA ANGGREINI A14101021 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN

I PENDAHULUAN I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang sebagian besar penduduknya bermata pencarian sebagai petani. Hal ini perlu mendapat perhatian berbagai pihak, karena sektor pertanian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada awal masa orde baru tahun 1960-an produktivitas padi di Indonesia hanya 1-1,5 ton/ha, sementara jumlah penduduk pada masa itu sekitar 90 jutaan sehingga produksi

Lebih terperinci

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI... HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... HALAMAN PENGESAHAN... HALAMAN PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... INTISARI... ABSTRACT... ii iii iv v vii

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu usahatani diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana mengalokasikan sumberdaya yang dimiliki secara efektif dan efisien dengan tujuan untuk memperoleh keuntungan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Pertanian Menurut Mubyarto (1995), pertanian dalam arti luas mencakup pertanian rakyat atau pertanian dalam arti sempit disebut perkebunan (termasuk didalamnya perkebunan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kerawanan pangan saat ini benar-benar merupakan ancaman nyata dan bersifat laten. Beberapa hasil pengamatan beserta gambaran kondisi pangan dunia saat ini benar-benar mengindikasikan

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A

ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT. Oleh NORA MERYANI A ANALISIS USAHATANI DAN TATANIAGA KEDELAI DI KECAMATAN CIRANJANG, KABUPATEN CIANJUR, JAWA BARAT Oleh NORA MERYANI A 14105693 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penerapan Teknologi pada Padi

TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penerapan Teknologi pada Padi II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Penerapan Teknologi pada Padi Berbagai teknologi tanaman padi telah diterapkan untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Penerapan teknologi pada padi yang sudah dilakukan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam

I. PENDAHULUAN. bagian integral dari pembangunan nasional mempunyai peranan strategis dalam I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dimana sebagian besar penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani. Pembangunan pertanian sebagai bagian integral dari pembangunan

Lebih terperinci

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN

V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN V GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN DAN KARAKTERISTIK RESPONDEN 5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian 5.1.1 Letak Geografis dan Kependudukan Desa Ciburuy secara administratif merupakan salah satu desa yang

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang kaya akan hasil pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan, dan perikanan yang artinya masyarakat banyak yang bermata pencaharian

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN Tinjauan Pustaka Pola integrasi antara tanaman dan ternak atau yang sering disebut dengan pertanian terpadu, adalah memadukan

Lebih terperinci

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI

BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI BAB VII ANALISIS PERBANDINGAN USAHATANI 7.1. Produktivitas Usahatani Produktivitas merupakan salah satu cara untuk mengetahui efisiensi dari penggunaan sumberdaya yang ada (lahan) untuk menghasilkan keluaran

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase)

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Struktur PDB Menurut Lapangan Usaha di Indonesia Tahun (Persentase) I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang berperan sangat penting. Sektor ini mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, laju pertumbuhannya sebesar 4,8 persen

Lebih terperinci

DAMPAK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) TERHADAP PENDAPATAN PETANI. Oleh : ROHELA A

DAMPAK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) TERHADAP PENDAPATAN PETANI. Oleh : ROHELA A DAMPAK PROGRAM PENINGKATAN PRODUKSI BERAS NASIONAL (P2BN) TERHADAP PENDAPATAN PETANI Oleh : ROHELA A14105699 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pertanian Organik Ada dua pemahaman umum tentang pertanian organik menurut Las,dkk (2006)

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011]

BAB I. PENDAHULUAN. Tahun. Pusat Statistik 2011.htpp://www.BPS.go.id/ind/pdffiles/pdf [Diakses Tanggal 9 Juli 2011] BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertanian merupakan sumber mata pencaharian masyarakat Indonesia. Sektor pertanian yang meliputi pertanian, peternakan, kehutanan dan perikanan merupakan kegiatan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil

I. PENDAHULUAN. lainnya, baik dalam bentuk mentah ataupun setengah jadi. Produk-produk hasil I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris dengan iklim tropis yang sangat cocok untuk pertanian. Sebagian besar mata pencaharian penduduk Indonesia yaitu sebagai petani. Sektor

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura merupakan salah satu sektor pertanian yang memiliki peran penting dalam pembangunan perekonomian di Indonesia. Peran tersebut diantaranya adalah mampu memenuhi

Lebih terperinci

ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI

ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI ANALISIS PENDAPATAN DAN MARGIN PEMASARAN PADI RAMAH LINGKUNGAN METODE SRI (System of Rice Intensification) (Kasus: Desa Ponggang Kecamatan Sagalaherang Kabupaten Subang, Jawa-Barat) Oleh : MUHAMMAD UBAYDILLAH

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata

I. PENDAHULUAN. yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Negara Indonesia dikenal sebagai negara agraris dan memiliki iklim tropis yang cocok untuk kegiatan pertanian. Disamping itu pertanian merupakan mata pencaharian utama

Lebih terperinci

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam

Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam Analisis Tataniaga Kubis (Brasica Olereacea) Organik Bersertifikat Di Nagari Koto Tinggi Kecamatan Baso Kabupaten Agam Skripsi S1, Oleh: Afridha Rahman, Pembimbing: Dr.Ir. Nofialdi, M.Si dan Rina Sari,

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap

I. PENDAHULUAN. Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pangan merupakan kebutuhan yang mendasar (basic need) bagi setiap manusia untuk dapat melakukan aktivitas sehari-hari guna mempertahankan hidup. Pangan juga merupakan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN A. Latar Belakang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hortikultura sebagai salah satu subsektor pertanian memiliki peran yang cukup strategis dalam perekonomian nasional. Hal ini tercermin dari perannya sebagai pemenuh kebutuhan

Lebih terperinci

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT

PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT VIII PENGARUH KEMITRAAN TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SEHAT 8.1. Penerimaan Usahatani Padi Sehat Produktivitas rata-rata gabah padi sehat petani responden sebesar 6,2 ton/ha. Produktivitas rata-rata

Lebih terperinci

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bab I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peningkatan penduduk dunia khususnya di negara-negara Asia Tenggara menghendaki adanya pemenuhan kebutuhan bahan makanan yang meningkat dan harus segera diatasi salah

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. ini belum mampu memenuhi kebutuhannya secara baik, sehingga kekurangannya

I. PENDAHULUAN. ini belum mampu memenuhi kebutuhannya secara baik, sehingga kekurangannya I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Prospek pengembangan beras dalam negeri cukup cerah terutama untuk mengisi pasar domestik, mengingat produksi padi/beras dalam negeri sampai saat ini belum mampu memenuhi

Lebih terperinci

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN

VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN VI KARAKTERISTIK PETANI RESPONDEN 6.3. Gambaran Umum Petani Responden Gambaran umum petani sampel diperoleh berdasarkan hasil wawancara dengan para petani yang menerapkan usahatani padi sehat dan usahatani

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di PT Saung Mirwan. Pemilihan PT Saung Mirwan dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa PT Saung Mirwan

Lebih terperinci

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor pertanian mempunyai peranan yang sangat penting bagi perekonomian Indonesia. Peran pertanian antara lain adalah (1) sektor pertanian menyumbang sekitar 22,3 % dari

Lebih terperinci

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A

PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK. Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A PERAMALAN PRODUKSI DAN KONSUMSI UBI JALAR NASIONAL DALAM RANGKA RENCANA PROGRAM DIVERSIFIKASI PANGAN POKOK Oleh: NOVIE KRISHNA AJI A14104024 PROGRAM STUDI MANAJEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN INSTITUT

Lebih terperinci

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor)

ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) ANALISIS USAHATANI JAMUR TIRAM PUTIH (Kasus di Komunitas Petani Jamur Ikhlas, Desa Cibening, Kecamatan Pamijahan, Kabupaten Bogor) SKRIPSI PUSPA HERAWATI NASUTION H 34076122 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya

I. PENDAHULUAN. hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian organik kini mulai menjadi peluang baru dalam usaha pertanian, hal ini dikarenakan munculnya kesadaran dari masyarakat mengenai pentingnya mengonsumsi makanan,

Lebih terperinci

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki VI. HASIL DAN PEMBAHASAN 6.1 Persepsi Petani terhadap Perubahan Iklim Hasil penelitian menunjukkan bahwa masing-masing petani memiliki persepsi yang berbeda terhadap perubahan iklim. Hal ini dikarenakan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pertanian Indonesia memiliki potensi yang besar dalam segi sumberdaya dan kualitas, sehingga dapat menjadi sektor unggulan dalam meningkatkan pendapatan negara. Saat ini

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pertanian Anorganik Pertanian modern atau pertanian anorganik merupakan pertanian yang menggunakan varietas unggul untuk berproduksi tinggi, pestisida kimia, pupuk kimia, dan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL

VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL VI. ANALISIS BIAYA USAHA TANI PADI SAWAH METODE SRI DAN PADI KONVENSIONAL Sistem Pertanian dengan menggunakan metode SRI di desa Jambenenggang dimulai sekitar tahun 2007. Kegiatan ini diawali dengan adanya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Tanaman hortikultura merupakan salah satu tanaman yang menunjang pemenuhan gizi masyarakat sebagai sumber vitamin, mineral, protein, dan karbohidrat (Sugiarti, 2003).

Lebih terperinci

SKRIPSI ARDIANSYAH H

SKRIPSI ARDIANSYAH H FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PETANI KEBUN PLASMA KELAPA SAWIT (Studi Kasus Kebun Plasma PTP. Mitra Ogan, Kecamatan Peninjauan, Sumatra Selatan) SKRIPSI ARDIANSYAH H34066019

Lebih terperinci

POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA

POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA POTENSI PASAR BANK YANG BERBASIS AGRIBISNIS BAGI PENGEMBANGAN PT. BANK BUKOPIN, TBK CABANG KARAWANG DI WILAYAH KABUPATEN PURWAKARTA SKRIPSI EMMY WARDHANI A14102528 PROGRAM SARJANA EKSTENSI MANAJEMEN AGRIBISNIS

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di

I. PENDAHULUAN. Jawa Barat merupakan salah satu sentra produksi tanaman bahan makanan di I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara agraris yang memiliki lahan pertanian yang sangat luas dan sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai petani. Jawa Barat merupakan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI

VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI VI. ANALISIS USAHATANI DAN EFEKTIVITAS KELEMBAGAAN KELOMPOK TANI 6.1. Proses Budidaya Ganyong Ganyong ini merupakan tanaman berimpang yang biasa ditanam oleh petani dalam skala terbatas. Umbinya merupakan

Lebih terperinci

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. kepemilikan lahan. Karakteristik tersebut secara tidak langsung dapat. yang disusun berdasarkan status kepemilikan lahan.

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. kepemilikan lahan. Karakteristik tersebut secara tidak langsung dapat. yang disusun berdasarkan status kepemilikan lahan. V. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Identitas Petani Pada penelitian ini, karakteristik petani yang menjadi responden yaitu umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, pengalaman bertani organik dan status kepemilikan

Lebih terperinci

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG

VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG VI. ANALISIS PENDAPATAN USAHATANI UBI JALAR DI DESA CIKARAWANG Usahatani ubi jalar di Desa Cikarawang menurut bentuk dan coraknya tergolong ke dalam usahatani perorangan dimana pengelolaannya dilakukan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan. Secara geografis, wilayah Indonesia memiliki luas wilayah seluruhnya mencapai 5.193.252 km 2 terdiri atas luas daratan sekitar 1.910.931,32

Lebih terperinci

DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN USAHA TEMPE DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER

DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN USAHA TEMPE DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER DAMPAK KENAIKAN HARGA KEDELAI TERHADAP EFISIENSI TEKNIS DAN PENDAPATAN USAHA TEMPE DENGAN PENDEKATAN STOCHASTIC FRONTIER (Studi Kasus di Desa Citeureup, Kecamatan Citeureup, Kabupaten Bogor) SILMY AMALIA

Lebih terperinci

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

1 PENDAHULUAN Latar Belakang 1 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Sub sektor pertanian tanaman pangan memiliki peranan sebagai penyedia bahan pangan bagi penduduk Indonesia yang setiap tahunnya cenderung meningkat seiring dengan pertambahan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang I. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Jumlah penduduk Indonesia yang terus tumbuh berimplikasi pada meningkatnya jumlah kebutuhan bahan pangan. Semakin berkurangnya luas lahan pertanian dan produksi petani

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian mengenai Analisis Pendapatan Usahatani Ubi Jalar ini dilakukan di Desa Gunung Malang yang berada di Kecamatan Tenjolaya, Kabupaten Bogor,

Lebih terperinci

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH

BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH 67 BAB 4 EVALUASI KEEFEKTIFAN PROGRAM DALAM MENINGKATKAN PRODUKSI PADI SAWAH Bab ini akan membahas keefektifan Program Aksi Masyarakat Agribisnis Tanaman Pangan (Proksi Mantap) dalam mencapai sasaran-sasaran

Lebih terperinci

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK

M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali, Yulian Junaidi, Henny Malini Dosen Fakutas Pertanian Universitas Sriwijaya ABSTRAK PEMBERDAYAAN PETANI MELALUI INTRODUKSI TEKNOLOGI PEMBUATAN DAN APLIKASI PESTISIDA NABATI PADA DEMPLOT SAYURAN ORGANIK DI KELURAHAN TALANG KERAMAT KABUPATEN BANYUASIN M.Yazid, Nukmal Hakim, Guntur M.Ali,

Lebih terperinci

Salah satu tanaman hortikultura yang memiliki peranan cukup penting adalah

Salah satu tanaman hortikultura yang memiliki peranan cukup penting adalah ROZFAULINA. ' Analisis Pendapatan dan Produksi Usahatani Cabai Merah Keriting, kasus Tiga Desa di Kecamatan Sukaraja, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat (Dibimbing oleh NUNUNG KUSNADI). Salah satu tanaman

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI REALISASI KREDIT USAHA RAKYAT (KUR) STUDI KASUS USAHA AGRIBISNIS DI BRI UNIT TONGKOL, JAKARTA SKRIPSI EKO HIDAYANTO H34076058 DEPARTEMEN AGRIBISNIS FAKULTAS EKONOMI DAN

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya

I. PENDAHULUAN. Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya I. PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Komoditas tanaman pangan yang sangat penting dan strategis kedudukannya adalah komoditas padi, karena komoditas padi sebagai sumber penyediaan kebutuhan pangan pokok berupa

Lebih terperinci