EVALUASI BIOLOGIS RADIOFARMAKA 175 Yb-EDTMP UNTUK TERAPI PALIATIF PADA TULANG 1. Rizky Juwita Sugiharti, Iim Halimah, Azmairit Azis
|
|
- Yuliana Budiman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Evaluasi Biologis Radiofarmaka 175yb-EDTMP Untuk Terapi Paliatif Pada Tulang * ISSN (Rizky Juwita Sugiharti) EVALUASI BIOLOGIS RADIOFARMAKA 175 Yb-EDTMP UNTUK TERAPI PALIATIF PADA TULANG 1 Rizky Juwita Sugiharti, Iim Halimah, Azmairit Azis Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - BATAN Jl.Tamansari 71 Bandung, Telp : Fax : wita@batan.go.id Diterima: Diterima dalam bentuk revisi: Disetujui: ABSTRAK EVALUASI BIOLOGIS RADIOFARMAKA 175 Yb-EDTMP UNTUK TERAPI PALIATIF TULANG. Radiofarmaka yang ideal untuk terapi paliatif tulang memerlukan energi partikel-β yang cukup dengan molekul pembawa yang stabil. Iterbium-175 merupakan salah satu radioisotop pemancar β (t 1/2 = 4,2 hari, E β (max) = 0,480 MeV) memiliki sifat radionuklida sesuai untuk digunakan dalam terapi paliatif tulang. Ligan etilen diamin tetrametilen fosfonat (EDTMP) diketahui dapat membentuk kompleks dengan stabilitas tinggi.edtmp yang ditandai dengan radioisotop 175 Yb menghasilkan 175 Yb-EDTMP, telah berhasil diproduksi di PTNBR BATAN-Bandung. Penelitian ini dilakukan untuk mengevaluasi efektivitas 175 Yb-EDTMP sebagai yang potensial untuk pencitraan tulang dan terapi paliatif tulang. Pengujian 175 Yb-EDTMP meliputi uji biodistribusi dan uji pencucian dari darah. Hasil uji biodistribusi memperlihatkan persentase radioaktivitas 175 Yb-EDTMP di tulang sebesar 12,68 %; 11,83 %; 10,00 % dan 8,20 % (% ID) berturut-turut pada 1, 3, 5 dan 24 jam pasca injeksi. Persentase radioaktivitas di lambung sebesar 0,06 (% ID/g) hingga 24 jam pasca injeksi menunjukkan 175 Yb-EDTMP tetap stabil secara in vivo. Hasil studi blood clearence dari 175 Yb-EDTMP memperlihatkan ini memiliki gambaran pencucian yang cepat dari darah. Radiofarmaka 175 Yb-EDTMP dapat menjadi yang ideal untuk diagnosis dan terapi paliatif tulang. Kata kunci: Paliatif tulang, 175 Yb-EDTMP, biodistribusi ABSTRACT BIOLOGICAL EVALUTION OF 175 Yb-EDTMP AS RADIOPHARMACEUTICAL FOR BONE PAIN PALLIATION. Ideal radiopharmaceutical used as bone pain palliatives requires a moderate energy β emitter with a stable carrier molecule. Ytterbium-175 (T 1/2 = 4.2 d, E β(max) = 0,480 MeV) has radionuclide properties suitable for palliative therapy of bone metastases. Ethylenediaminetetramethylene phosphonic acid (EDTMP) is known to form complexes with high stability. The present study was conducted to evaluate EDTMP complexed with 175 Yb as radiopharmaceutical for bone imaging and potential agents for bone palliation which produced by PTNBR-BATAN Bandung. The 175 Yb-EDTMP radiopharmaceutical was tested for the biodistribution and blood clearance. The bone uptake of 175 Yb-EDTMP complexes are 12.68; 11.83; 10.00; and 8.20 (%ID) at 1, 3, 5 and 24 h post -injection. The radioactivity level in the stomach was 0.06 (%ID/g) up to 24 h p ost-injection, indicating that 175 Yb-EDTMP remained stable in vivo. The blood clearance study exhibited that 175 Yb-EDTMP had fast clearence profile from blood.this study showed that 175 Yb-EDTMP is potential as radiopharmaceutical for bone pain palliation agents. Keywords: Bone pain palliation, 175 Yb-EDTMP, biodistribution. 1 Dipresentasikan pada Seminar Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia, BATAN Unpad, 4 Juli
2 Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 15, No 1, Februari 2014; (13-18) ISSN PENDAHULUAN Pada penderita kanker prostat, payudara, paru-paru, ginjal dan tiroid di stadium tingkat lanjut, sel kanker dapat bermetastasis atau menyebar ke tulang. Metastasis di tulang ini menyebabkan rasa nyeri yang hebat sehingga semakin menurunkan kualitas hidup penderita kanker. Terapi untuk mengurangi rasa nyeri pada tulang (terapi paliatif) dengan menggunakan sediaan radiofarmasi pemancar β merupakan salah satu pilihan pengobatan disamping menggunakan analgetika dan narkotika seperti kodein dan morfin (1-3). Ligan ethylenediaminetetra-methylene phosphonic acid (EDTMP) telah diketahui dapat membentuk kompleks dengan stabilitas tinggi. Beberapa yang menggunakan EDTMP dengan radioisotop pemancar β lain seperti 153 Sm-EDTMP, 166 Ho-EDTMP dan 177 Lu-EDTMP sudah digunakan di bidang kedokteran nuklir sebagai penghilang rasa sakit akibat metastasis sel kanker ke tulang. Akan tetapi, beberapa tersebut mulai ditinggalkan oleh bidang kedokteran nuklir karena energi partikel β yang dimiliki oleh radionuklida tersebut cukup besar. Energi partikel β yang cukup besar ini selain merusak sel kanker juga merusak sel normal di sekelilingnya, selain juga dapat memberikan dosis yang tinggi pada sumsum tulang sehingga dapat menekan pembentukan sel-sel darah. Iterbium-175 ( 175 Yb) merupakan salah satu radioisotop pemancar β (T 1/2 =4,2 hari dengan E β(maks) = 0,480 MeV), dan juga merupakan radioisotop pemancar sinar γ (113 kev (1,9%), 282 kev (3,1%), 396 kev (6,5%)). Berdasarkan sifat radionuklida tersebut, 175 Yb merupakan radioisotop yang ideal yang dapat digunakan sebagai radioisotop untuk terapi sekaligus untuk diagnosis. Beberapa penelitian telah melaporkan keberhasilan EDTMP yang ditandai dengan isotop 175 Yb menghasilkan 175 Yb-EDTMP sebagai untuk diagnosis dan terapi paliatif pada tulang (5,6). Berdasarkan latar belakang tersebut, PTNBR-BATAN Bandung telah meneliti dan mengembangkan juga 175 Yb-EDTMP dengan hasil kemurnian radiokimia yang tinggi dan stabil (7,8). Pada makalah ini dilaporkan hasil pengujian lanjutan berupa evaluasi biologis 175 Yb- EDTMP meliputi uji biodistribusi dan uji pencucian dari darah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menyajikan data biologis yang berguna bagi pemanfaatan 175 Yb-EDTMP untuk tujuan terapi paliatif yang disebabkan metastasis sel kanker ke tulang. 2. TATA KERJA 2.1. Bahan dan Peralatan Bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah 175 Yb- EDTMP buatan PTNBR Bandung. Peralatan yang digunakan adalah pencacah saluran tunggal (Ortec) untuk pencacah radioa - ktivitas, dose calibrator (Victoreen), dan timbangan analitis (Metler -Toledo). Peralatan lain yang digunakan adalah seperangkat alat bedah, syringe (Terumo), pipet mikro (Eppendorf) dan tabung reaksi. Pada penelitian ini digunakan hewan mencit ( Mus musculus) dan tikus putih 14
3 Evaluasi Biologis Radiofarmaka 175yb-EDTMP Untuk Terapi Paliatif Pada Tulang * ISSN (Rizky Juwita Sugiharti) (Rattus novergicus). Hewan uji ditempatkan pada kandang yang baik dan diberi makan dan minum yang cukup. 2.2 Penyiapan Radiofarmaka Radiofarmaka 175 Yb-EDTMP yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ph 7,0 berupa larutan jernih dengan kemurnian radiokimia > 98% (7,8) 2.3 Uni Biodistribusi Sebanyak 100 L 175 Yb-EDTMP disuntikkan ke tubuh mencit melalui vena, mencit kemudian dibedah pada interval waktu 1, 3, 5 dan 24 jam (n=3). Organ-organ berupa otot, tulang, lambung, darah, usus halus, hati, limpa, ginjal, jantung dan paruparu kemudian diambil. Setiap organ dicacah dengan alat pencacah saluran tunggal selama 60 detik dan dihitung persentase penimbunan pada tiap gram organ (%ID/g). Penimbunan per gram organ (%ID/g) dihitung dengan persamaan [1]. cacahan per gram organ % ID / g x100% [1] cacahan dosis yang diberikan Untuk penyidik tulang diperlukan juga data persentase akumulasi 175 Yb-EDTMP pada keseluruhan otot, darah dan tulang dari hewan uji, sehingga dari data ini dapat diketahui akumulasi di tulang dibandingkan otot dan darah disekitarnya. Persentase penimbunan (%ID) untuk otot, darah dan tulang dihitung menggunakan persamaan [2-4] (8,9). %ID otot = (%ID/g) otot X 40% berat badan [2] %ID darah = (%ID/g) darah X 7% berat badan %ID tulang = (%ID/g) otot X 6,5% berat badan [3] [4] 2.4. Uji Pencucian dari darah ( Blood Clearence) Sebanyak 100 L 175 Yb-EDTMP disuntikkan ke tubuh melalui vena pada ekor tikus putih. Cuplikan darah dari ekor tikus kemudian diambil pada waktu 5, 15, 30 menit dan 1, 2, 3, 4 dan 5 jam kemudian dicacah dengan alat pencacah saluran tunggal selama 60 detik. Persentase penimbunan darah (%ID) dihitung sebesar 7% dari seluruh berat badan hewan uji (9). 3. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari data penelitian sebelumnya diketahui bahwa 175 Yb-EDTMP memiliki ikatan dengan hidroksiapatit sebesar 94,78+2,16% dan bersifat hidrofil (P = 0,0135 ± 0,003%) (7,8). Hasil uji biodistribusi 175 Yb-EDTMP memperlihatkan akumulasi 175 Yb-EDTMP ter-tinggi pada organ tulang sebagai organ target 5,91%, 6,21%, 5,36% dan 4,03% (%ID/g) pada 1, 3, 5 dan 24 jam pasca injeksi. Akumulasi yang terlihat pada ginjal mengindikasikan 175 Yb- EDTM dieksresikan melalui urine. Hasil uji biodistribusi ini sesuai dengan data penelitian sebelumnya yang menunjukkan bahwa 175 Yb-EDTMP terikat dengan hidroksiapatit pada tulang dan bersifat hidrofil (7,8). Akumulasi di lambung < 1% (%ID/g) sampai 24 jam pasca injeksi mengindikasikan 175 Yb-DTMP stabil secara in vivo (Tabel 1). Hasil penelitian yang dilaporkan sebelumnya oleh B. Mathew et al. (4), memperlihatkan data uji biodistribusi 175 Yb-EDTMP 3 jam pasca injeksi sebesar 0,03%; 4,37%; 0,18%; 0,03%; 15
4 Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 15, No 1, Februari 2014; (13-18) ISSN ,15%; 0,45%; 0,82%; 0,.28%; 0,02%; 0,07% ( %ID/g) masing-masing pada otot, pada tulang, lambung, darah, usus, hati, limpa, ginjal, jantung dan paru-paru. Diagnosis penyakit dengan teknik kedokteran nuklir membutuhkan pencitraan organ target yang jelas, sehinggga akumulasi yang tinggi di organ target harus memiliki intensitas yang lebih tinggi dibandingkan di organ non target. Hasil perhitungan persentase penimbunan 175 Yb-EDTMP di organ target yaitu tulang memperlihatkan penimbunan sebesar 12,68%, 11,83%, 10,00% dan 8,20% (%ID) pada 1, 3, 5 dan 24 jam pasca injeksi, sedangkan persentase penimbunan pada otot dan darah < 1% sampai 24 jam pasca injeksi. Dari data ini dapat disimpulkan 175 Yb-EDTMP memiliki rasio target/non target yang besar, sehingga diharapkan dapat memberikan hasil pencitraan yang jelas pada organ tulang. Persentase penimbunan radio-farmaka 175 Yb-EDTMP pada tulang tidak menurun drastis selama 24 jam sehingga ideal untuk diagnosis dan terapi (Gambar 2).. Tabel 1. Biodistribusi 175 Yb-EDTMP pada mencit (Mus muculus) (%ID/g) Organ Waktu pasca injeksi 1 jam 3 jam 5 jam 24 jam Otot 0,03+0,02 0,02+0,01 0,01+0,00 0,01+0,00 Tulang 5,91+0,99 6,21+3,23 5,36+0,73 4,03+0,70 Lambung 0,71+0,95 0,12+0,04 0,09+0,01 0,06+0,03 Darah 0,08+0,01 0,02+0,01 0,01+0,00 0,00+0,00 Usus 0,63+0,96 0,09+0,06 0,10+0,03 0,08+0,05 Hati 0,06+0,01 0, ,05+0,03 0,02+0,02 Limpa 0,06+0,00 0,06+0,01 0,05+0,00 0,03+0,00 Ginjal 0,66+0,12 1,16+0,71 0, ,46+0,10 Jantung 0,05+0,00 0,03+0,01 0, ,01+0,00 Paru-paru 0,12+0,02 0,07+0,02 0,04+0,00 0,02+0,00 Gambar 2. Biodistribusi 175 Yb-EDTMP pada mencit (Mus muculus). 16
5 Evaluasi Biologis Radiofarmaka 175yb-EDTMP Untuk Terapi Paliatif Pada Tulang * ISSN (Rizky Juwita Sugiharti) Gambar 3. Laju blood clearence 175 Yb-EDTMP pada tikus putih (Rattus novergicus) Data ini juga mendukung data penelitian sebelum-nya dimana besarnya ikatan radio-farmaka 175 Yb-EDTMP dengan protein plasma sebesar 8,94 ± 0,66%, yang menandakan bahwa 175 Yb- EDTMP cepat mengalami metabolisme dan diserap oleh target yaitu tulang (7, 8). Radiofarmaka untuk terapi dan diagnosis harus terakumulasi pada organ target dengan cepat, juga cepat tercuci dari darah, sehingga dapat diperoleh nilai rasio target/non target yang tinggi. Hasil uji pencucian darah ( blood clearence) untuk 175 Yb-EDTMP menunjukkan aktivitas kompleks tersisa hanya 1,46% pada 1 jam pasca injeksi dan kemudian menurun sebesar 0,31%; 0,18%; 0,09%; 0,09% berturut-turut pada 2, 3, 4 dan 5 jam (Gambar 3). Penurunan kompleks dalam darah ini disebabkan oleh ekskresi sebagian kompleks dan distribusi sebagian kompleks ke organ target tulang dan organ lainnya. 4. KESIMPULAN Hasil dari penelitian ini memperlihatkan 175 Yb-EDTMP terakumulasi di tulang sebagai organ target. Kompleks 175 Yb-EDTMP dapat menjadi radio-farmaka yang ideal untuk diagnosis dan terapi paliatif tulang. 5. UCAPAN TERIMA KASIH Terima kasih yang tulus kami ucapkan kepada Bpk Drs. Yana Sumpena, Sdri Yeti Suryati, Sdri Prina Puspa Kania, Sdr Iswahyudi dan Sdr Ahmad Sidik dari Bidang Senyawa Bertanda dan Radiometri-PTNBR- BATAN Bandung yang telah membantu kami dengan sepenuh hati untuk menyelesaikan penelitian ini. 6. DAFTAR PUSTAKA 1. Smith H, Novani A, Fishman SM, Radiopharmaceuticals for palliation of painful osseous metastases. Am J HospPalli Med 2004; 21(4): Lewington VJ. Bone-seeking radionuclides for therapy. J Nucl Med 2005;46(1): Suppl Taskar NP, Batraki M, Divgi C, Radiopharmaceutical therapy for palliation of bone pain from osseous 17
6 Jurnal Sains dan Teknologi Nuklir Indonesia Indonesian Journal of Nuclear Science and Technology Vol. 15, No 1, Februari 2014; (13-18) ISSN metastases. J Nucl Med 2004;45(8): Mathew B, Chakraborty S, Das T, Sarma HD, Banerjee,S, Samuel G, et al. 175 Yb labeled polyaminophosphonates as potential agents for bone pain palliation. J Appl Radiat Isot 2004;60 (5): Banerjee S, Chakraborty S, Das T, Kothari K, Samuel G, Pillai MRA. 177 Lu- DOTMP, 153 Sm-DOTMP, 175 Yb-EDTMP and 185/188 Re-CTMP : Novel agents for bone pain palliation and their comparison with 153 Sm-EDTMP. Founder s Day Special Issue Aziz A. Penandaan ligan etilendiamin tetrametilen fosfonat (EDTMP) dengan radionuklida 175 Y. JSTNI 2009;10 (1): Aziz A, Marlina, Febrian MB, Karakteristik fisiko-kimia senyawa bertanda 175 Yb-EDTMP. JSTNI 2010; 11 (1): Ogawa K, Mukai T, Arano Y, Otaka A, Ueda M, Uehara T, et al. Rhemium-186- monoamine monoamid edithiolconjugated bisphosphonate derivates for bone pain palliation. Nucl Med Biol 2006;33: Banerjee S, Samuel G, Kothari K, Unni PR, Sarma HD, Pillai MRA. Tc-99m and Re-186 complexes of tetraphosphonate ligands and their biodistribution pattern in animal models. Nucl Med Biol 2001;28:
PERBANDINGAN POLA BIODISTRIBUSI 99m Tc-CTMP dan 99m Tc-MDP PADA HEWAN UJI SEBAGAI RADIOFARMAKA PENYIDIK TULANG
Perbandingan Pola Distribusi 99m Tc-CTMP dan 99m Tc-MDP Pada Hewan Uji Sebagai Radiofarmaka Penyidik Tulang (Rizky Juwita Sugiharti,) ISSN 1411 3481 PERBANDINGAN POLA BIODISTRIBUSI 99m Tc-CTMP dan 99m
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT RADIOFARMAKA 99m Tc- CTMP PADA MENCIT (Mus musculus)
PTNBR BATAN Bandung, Juni 009 UJI TOKSISITAS AKUT RADIOFARMAKA 99m Tc- CTMP PADA MENCIT (Mus musculus) Iim Halimah, Yana Sumpena, Rizky Juwita Sugiharti, Misyetti Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SENYAWA BERTANDA 175 Yb-EDTMP. Azmairit Aziz, Marlina, Muhammad Basit Febrian
Karakteristik Fisiko-Kimia Senyawa Bertanda 175 Yb-EDTMP (Azmairit Aziz) ISSN 1411 3481 KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SENYAWA BERTANDA 175 Yb-EDTMP Azmairit Aziz, Marlina, Muhammad Basit Febrian Pusat Teknologi
Lebih terperinciPENANDAAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAMETILEN FOSFONAT (EDTMP) DENGAN RADIONUKLIDA 175 Yb
Penandaan Ligan Etilendiamintetrametilen Fosfonat (EDTMP) Dengan Radionuklida 175 Yb (Azmairit Aziz) ISSN 1411-3481 PENANDAAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAMETILEN FOSFONAT (EDTMP) DENGAN RADIONUKLIDA 175 Yb
Lebih terperinciPENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN RADIOISOTOP 170 Tm
Penentuan kondisi optimum dalam penandaan ligan EDTMP dengan radioisotop Tm (Azmairit Aziz, Marlina, Muhamad PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN RADIOISOTOP Tm Azmairit Aziz, Marlina,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SENYAWA BERTANDA 170 Tm-EDTMP
KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SENYAWA BERTANDA 170 Tm-EDTMP Azmairit Aziz, Muhamad Basit Febrian dan Marlina Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Tamansari 71, Bandung,
Lebih terperinciSTUDI BANDING KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SEBAGAI RADIOFARMAKA PENYIDIK TULANG
STUDI BANDING KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA DAN SEBAGAI RADIOFARMAKA PENYIDIK TULANG Teguh Hafiz AW dan Misyetti Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Tamansari No.
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI RADIOISOTOP TULIUM-170 ( 170 Tm) Azmairit Aziz, Muhamad Basit Febrian, Marlina
Pembuatan dan Karakterisasi Radioisotop Tulium-170 ( 170 Tm) (Azmairit Aziz) ISSN 1411 3481 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI RADIOISOTOP TULIUM-170 ( 170 Tm) Azmairit Aziz, Muhamad Basit Febrian, Marlina Pusat
Lebih terperincikanker yang berkembang dari sel-sel yang berada pada kelenjar payudara. Dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kanker merupakan tumor ganas yang terbentuk akibat pertumbuhan sel-sel yang cepat, berlebihan dan tidak beraturan. Salah satu kanker yang banyak menyerang wanita adalah
Lebih terperinciEvaluasi biologis radiofarmaka 99m Tc-Etambutol untuk deteksi dini infeksi tuberkulosis pada hewan percobaan
Majalah Farmasi Indonesia, 20(2), 55 61, 2009 Evaluasi biologis radiofarmaka 99m Tc-Etambutol untuk deteksi dini infeksi tuberkulosis pada hewan percobaan Biological evaluation of 99m Tc-ethambutol for
Lebih terperinciEVALUASI BIOLOGIS SENYAWA KOMPLEKS RENIUM-186 FOSFONAT SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI PALIATIF KANKER TULANG
EVALUASI BIOLOGIS SENYAWA KOMPLEKS RENIUM-186 FOSFONAT SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI PALIATIF KANKER TULANG Adang H.G., Sri Aguswarini, Abidin, Karyadi, Sri Bagiawati Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)
Lebih terperinciPEMBUATAN 177LU-CTMP UNTUK PALIATIF NYERI TULANG METASTASIS : PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 177LU CTMP DAN UJI STABILITASNYA
PEMBUATAN 177LU-CTMP UNTUK PALIATIF NYERI TULANG METASTASIS : PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 177LU CTMP DAN UJI STABILITASNYA Sri Setiyowati, Maskur, Martalena Ramli dan M.Subur Pusat Radioisotop dan
Lebih terperinciBIODISTRIBUSI DAN UJI CLEARANCE 99m Tc-SIPROFLOKSASIN PADA MENCIT (Mus musculus) YANG TERINFEKSI BAKTERI Escherichia coli
BIODISTRIBUSI DAN UJI CLEARANCE SIPROFLOKSASIN PADA MENCIT (Mus musculus) YANG TERINFEKSI BAKTERI Escherichia coli Yana Sumpena, Rizky Juwita Sugiharti, Nurlaila Zainudin Pusat Teknologi Nuklir Bahan Dan
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SEDIAAN RADIOISOTOP 169 ErCl 3 HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN ERBIUM-168 DIPERKAYA 97,75% Azmairit Aziz
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169 ErCl 3 Hasil Iradiasi Bahan Sasaran 168 Erbium Diperkaya 97,75 % (Azmairit Aziz) ISSN 1411 3481 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SEDIAAN RADIOISOTOP 169 ErCl
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN PENCACAH BETA DAN GAMMA PADA PENENTUAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 188/186 Re-CTMP
EVALUASI PENGGUNAAN PENCACAH BETA DAN GAMMA PADA PENENTUAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 188/186 Re-CTMP Teguh Hafiz Ambar Wibawa, Misyetti dan Epy Isabela Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN, Jl.
Lebih terperinciPENGARUH ZAT ADITIF PADA PENANDAAN 1,4,8,11-TETRAAZASIKLOTETRA DESIL- 1,4,8,11-TETRAMETILENFOSFONAT (CTMP) DENGAN TEKNESIUM-99m
PENGARUH ZAT ADITIF PADA PENANDAAN 1,4,8,11-TETRAAZASIKLOTETRA DESIL- 1,4,8,11-TETRAMETILENFOSFONAT (CTMP) DENGAN TEKNESIUM-99m Misyetti, Isti Daruwati, Maula Eka Sriyani, Teguh Hafiz A.W Pusat Teknologi
Lebih terperinciEVALUASI BIOLOGIS 99m Tc-GLUKOSA-6-FOSFAT PADA TIKUS PUTIH (Rattus norvegicus) STOCK SPRAGUE DAWLEY. Iim Halimah*, Hendris Wongso dan Isti Daruwati
Evaluasi Biologis Tc-glukosa-6-fosfat pada Tikus Putih (Rattus norvegicus) Stock Sprague Dawley (Iim) https://doi.org/10.17146/jstni.2018.19.1.3623 EVALUASI BIOLOGIS Tc-GLUKOSA-6-FOSFAT PADA TIKUS PUTIH
Lebih terperinciEV ALUASI BIOLOGIS RADIOFARMAKA 186ReEDTMP SEBAGAI ALTERNATIF BONE PAIN PALLIATIVE AGENT
Evaluasi Biologis Radiofarmaka /86Re EDTMP Sebagai Alternatif Bone Pain Pal/iativ Agent A. H. Gunawan, A. Mutalib. S. Bagiawati, S. Aguswarini dan Abidin EV ALUASI BIOLOGIS RADIOFARMAKA 186ReEDTMP SEBAGAI
Lebih terperinci5. Diagnosis dengan Radioisotop
5. Diagnosis dengan Radioisotop Untuk studi in-vivo, radioisotop direaksikan dengan bahan biologik seperti darah, urin, serta cairan lainnya yang diambil dari tubuh pasien. Sampel bahan biologik tersebut
Lebih terperinciPENANDAAAN 1,4,8,11-TETRAAZASIKOTETRADESIL-1,4,8,11- TETRAMETILEN FOSFONAT (CTMP) DENGAN RENIUM-186
PENANDAAAN 1,4,8,11TETRAAZASIKOTETRADESIL1,4,8,11 TETRAMETILEN FOSFONAT (CTMP) DENGAN RENIUM Maula Eka Sriyani, Misyetti, Isti Daruwati dan Teguh Hafiz Ambar Wibawa Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciPENENTUAN KONDISI OPTIMUM PENANDAAN PARTIKEL HIDROKSIAPATIT DENGAN SEDIAAN RADIOISOTOP 175 YbCl 3 HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN 174 Yb DIPERKAYA
Penentuan Kondisi Optimum Penandaan Partikel Hidroksiapatit dengan Sediaan Radioisotop 175 YbCl 3 Hasil Iradiasi Bahan Sasaran 174 Yb Diperkaya (Azmairit Aziz) ISSN 1411 3481 PENENTUAN KONDISI OPTIMUM
Lebih terperinciPENGARUH PEMBERIAN AMLODIPIN PADA POLA BIODISTRIBUSI 99m Tc-MIBI SEBAGAI SEDIAAN SIDIK PERFUSI JANTUNG (UJI NON KLINIS PADA HEWAN PERCOBAAN)
PENGARUH PEMBERIAN AMLODIPIN PADA POLA BIODISTRIBUSI SEBAGAI SEDIAAN SIDIK PERFUSI JANTUNG (UJI NON KLINIS PADA HEWAN PERCOBAAN) Arum Yunita Eswinawati*, Deby Tristiyanti*, A.Hanafiah.,Ws.** *Sekolah Tinggi
Lebih terperinciBIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA 99m Tc- GLUTATION UNTUK DIAGNOSIS INFEKSI
BIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA Tc- GLUTATION UNTUK DIAGNOSIS INFEKSI Iim Halimah, Rizky Juwita Sugiharti dan Maula Eka Sriyani Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN, Jl. Tamansari No. 71, Bandung,
Lebih terperinciJ. Iptek Nuklir Ganendra Vol. 16 No. 1, Januari 2013 : ISSN
J. Iptek Nuklir Ganendra Vol. 16 No. 1, Januari 2013 : 48-58 ISSN 1410-6987 48 KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SEDIAAN RADIOISOTOP YbCl 3 HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN 174 Yb DIPERKAYA 98,4% Azmairit Aziz, Nana
Lebih terperinciAzmairit Aziz. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN - Bandung
Karakterisasi Rodium-105 ( 105 RhCl 3 ) sebagai radioisotop untuk terapi (Azmairit Aziz) ISSN 1411-3481 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciMDP) MENGGUNAKAN TEKNIK ROI PADA TULANG PANGGUL KIRI DARI PASIEN KANKER PROSTAT
PENENTUAN AKUMULASI Technetium-99 Metastabil Methylene Diphosphonat (Tc 99m MDP) MENGGUNAKAN TEKNIK ROI PADA TULANG PANGGUL KIRI DARI PASIEN KANKER PROSTAT (Studi Kasus di Instalasi Kedokteran Nuklir RS
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penandaan falerin dengan 131 I adalah jenis penandaan tak seisotop. Falerin ditandai dengan menggunakan 131 I yang tidak terdapat dalam struktur falerin. Proses yang
Lebih terperinciPENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI
PENENTUAN SISA RADIOFARMAKA DAN PAPARAN RADIASI Tc 99m MDP (Methylene Di Phosphonat) PASCA INJEKSI PADA PASIEN KANKER PROSTAT (STUDI KASUS PADA RUMAH SAKIT PUSAT PERTAMINA JAKARTA) Skripsi Untuk Memenuhi
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS RADIOFARMAKA
UJI TOKSISITAS RADIOFARMAKA Tc- ETAMBUTOL PADA MENCIT (Mus musculus) Rizky Juwita Sugiharti dan Nanny Kartini Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN, Jl Tamansari 71, Bandung, 40132 ABSTRAK
Lebih terperinciANALISIS SISA RADIOFARMAKA TC 99M MDP PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
ANALISIS SISA RADIOFARMAKA TC 99M MDP PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Hajjatun Khairah 1, Dian Milvita 1, Dian Fitriyani 1, Sri Mulyadi Dt.Basa 1, Fadil Nazir 2 1. Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas
Lebih terperinciPENENTUAN WAKTU PARO BIOLOGI TC 99M MDP PADA PEMERIKSAAN BONE SCANNING
Youngster Physics Journal ISSN : 2302-7371 Vol. 5, No. 4, Oktober 2016, Hal. 261-268 PENENTUAN WAKTU PARO BIOLOGI TC 99M MDP PADA PEMERIKSAAN BONE SCANNING Titi Purwati dan Wahyu Setiabudi Jurusan Fisika,
Lebih terperinciBIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA 99mTc(V)_DMSA
Biodistribusi Radiofarmaka 99mTcM-DMSA Nurlaila Z., Mimin Ratna Suminar, Iswahyudi BIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA 99mTc(V)_DMSA Nurlaila Z., Mimin Ratna Suminar", dan Iswahyudi ABSTRAK BIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA
Lebih terperinciANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN NODUL TIROID
ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN NODUL TIROID Azyyati Bahirah M 1, Dian Milvita 1, Fadil Nazir 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 PTKMR BATAN Jakarta
Lebih terperinciUJI PRAKLINIS 99m Tc-KANAMISIN SEBAGAI RADIOFARMAKA UNTUK PENCITRAAN INFEKSI
Uji Praklinis 99m Tc-Kanamisin Sebagai Radiofarmaka Untuk Pencitraan Infeksi ISSN 1411 3481 (Iim Halimah) ABSTRAK UJI PRAKLINIS 99m Tc-KANAMISIN SEBAGAI RADIOFARMAKA UNTUK PENCITRAAN INFEKSI Iim Halimah
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKPP-2012
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN AKHIR PKPP-2012 Judul Penelitian : 99m Tc-Dietilkarbamazin Sebagai Sediaan Diagnostik Limfatik Filariasis: Evaluasi Non-Klinis Fokus Bidang penelitian: Nasional Strategis Bidang
Lebih terperinciEVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP
EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP Kadarisman, Sri Hastini, Yayan Tahyan, Abidin, Dadang Hafid dan Enny Lestari Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR),
Lebih terperinciANALISIS AKUMULASI RADIOFARMAKA Tc-99m MDP PADA PASIEN KANKER PAYUDARA
ANALISIS AKUMULASI RADIOFARMAKA Tc-99m MDP PADA PASIEN KANKER PAYUDARA Dian Milvita 1, Sri Mulyadi Dt Basa 1, Hajjatun Khairah 1, Fadil Nazir 2 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Andalas 2 PTKMR BATAN
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciSTABILITAS DAN UJI PRAKLINIS 99mTc-EC UNTUK RADIOFARMAKA PENATAH FUNGSI GINJAL
Stabilitas dan Uji Praklinis Tc-EC untuk Radiofarmaka Penatah Fungsi Ginjal (Laksmi A, dkk) STABILITAS DAN UJI PRAKLINIS Tc-EC UNTUK RADIOFARMAKA PENATAH FUNGSI GINJAL Laksmi A, Sriaguswarini, Karyadi,
Lebih terperinciKARAKTERISTIK RADIOFARMAKA 99m Tc-GLUTATION. Nurlaila Z., Maula Eka Sriyani
Karakteristik Radiofarmaka 99m Tc-Glutation (Nurlaila Z.) ISSN 1411 3481 KARAKTERISTIK RADIOFARMAKA 99m Tc-GLUTATION Nurlaila Z., Maula Eka Sriyani Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - BATAN Jl.Tamansari
Lebih terperinciEVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP
Kadarisman, dkk. ISSN 0216-3128 69 EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA Kadarisman, Sri Hastini, Yayan Tahyan, Abidin, Dadang Hafid dan Enny Lestari Pusat Pengembangan Radioisotop
Lebih terperinci: Kimia Farmasetika Umum. Status Matakuliah
Nama Matakuliah Kode / sks Prasyarat Status Matakuliah : Radio Farmasi : FAK 3531 / 2 SIES : Kimia Farmasetika Umum : Wajib Dieskripsi Singkat Matakuliah. Matakuliah Radio Farmasi terutama mempelajari
Lebih terperinciANALISIS FISIKO KIMIA RADIOISOTOP PRASEODIMIUM-143 ( 143 Pr) UNTUK APLIKASI RADIOTERAPI
ANALISIS FISIKO KIMIA RADIOISOTOP PRASEODIMIUM- ( Pr) UNTUK APLIKASI RADIOTERAPI Duyeh Setiawan Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Tamansari No 71, Bandung 40132,
Lebih terperinciBAB II Besaran dan Satuan Radiasi
BAB II Besaran dan Satuan Radiasi A. Aktivitas Radioaktivitas atau yang lebih sering disingkat sebagai aktivitas adalah nilai yang menunjukkan laju peluruhan zat radioaktif, yaitu jumlah inti atom yang
Lebih terperinciPENANDAAN CTMP DENGAN TEKNESIUM-99m UNTUK RADIOFARMAKA PENYIDIK KANKER TULANG. Misyetti dan Isti Daruwati
Penandaan CTMP dengan Teknesium99m untuk adiofarmaka Penyidik Kanker Tulang (Misyetti) ISS 1411 3481 PEADAA CTMP DEGA TEKESIUM99m UTUK ADIOFAMAKA PEYIDIK KAKE TULAG Misyetti dan Isti Daruwati Pusat Teknologi
Lebih terperinciANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN HIPERTIROID
ANALISIS UPTAKE TIROID MENGGUNAKAN TEKNIK ROI (REGION OF INTEREST) PADA PASIEN HIPERTIROID Arizola Septi Vandria 1, Dian Milvita 1, Fadil Nazir 2 1 Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Andalas, Padang, Indonesia
Lebih terperinciFISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI
FISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI Stuktur Inti Sebuah inti disusun oleh dua macam partikel yaitu proton dan neutron terikat bersama oleh sebuah gaya inti. Proton adalah sebuah partikel
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN ANALISIS FISIKO-KIMIA RADIOISOTOP SKANDIUM-47 ( 47 Sc) DARI BAHAN SASARAN TITANIUM OKSIDA ALAM. Duyeh Setiawan, Titin Sri Mulyati
PEMBUATAN DAN ANALISIS FISIKO-KIMIA RADIOISOTOP SKANDIUM-47 ( 47 Sc) DARI BAHAN SASARAN TITANIUM OKSIDA ALAM ABSTRAK Duyeh Setiawan, Titin Sri Mulyati Pusat Sains Dan Teknologi Nuklir Terapan BATAN Jl.
Lebih terperinciOPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN
Cahya N.A, dkk. ISSN 0216-3128 89 OPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI Cahya N.A, Adang H.G, Purwoko, Woro A BATAN - Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka, Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN
Lebih terperinciBiodistribusi radiofarmaka Tc 99m DTPA pada pemeriksaan renografi
Biodistribusi radiofarmaka Tc 99m DTPA pada pemeriksaan renografi Dini Desita 1), Wahyu Setia Budi 1) dan Gani Gunawan 2) 1) Departemen Fisika, Fakultas Sains dan Matematika, Universitas Diponegoro, Semarang
Lebih terperinciStudi Biodistribusi dan Farmakokinetik Nanokarier PLGA-Poloxamer Bertanda Radioisotop Iodium-131 Pada Mencit
Research and Development on Nanotechnology in Indonesia, Vol.1, No.2, 2014, pp. 39-47 ISSN : 2356-3303 Studi Biodistribusi dan Farmakokinetik Nanokarier PLGA-Poloxamer Bertanda Radioisotop Iodium-131 Pada
Lebih terperinciVII. PEMERIKSAAN KWALITAS
VII. PEMERIKSAAN KWALITAS I. PENDAHULUAN Kemurnian serta kwalitas suatu sediaan radiofarmasi harus dianggap sebagai satu hal yang sangat kritis, mengingat banyaknya gejala-gejala sampingan yang mungkin
Lebih terperinciKANKER. need to be. activation. PROSIDING SEMINAR ABSTRAK UNTUK TERAPI. Sm Oksida. radioaktivitas. kanker tulang metastatiss. ABSTRACTT Sm-EDTMP
PROSIDING SEMINAR PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 20111 PEMBUATAN SAMARIUM-EDTMP UNTUK TERAPI TULANG METASTASIS KANKER Sri Hastini, Sudarsih, Robert
Lebih terperinciEVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE )
EVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE ) Yayan Tahyan, Enny Lestari, Sudarsih, Endang Sarmini, Karyadi Pusat Radioisotop dan Radofarmaka-BATAN,
Lebih terperinciRuang Lingkup. Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang:
Ruang Lingkup Penerapan konsep, teori dan metode sains dalam bidang kedokteran atau perawatan kesehatan. Bidang: Fisika medik, Kimia medik, Biologi medik, Fisika Medik Aplikasi konsep, prinsip, hukum-hukum,
Lebih terperinciProduk. Pemeriksaan pemeriksaan kalibrasi, g Spektroskopik. Kemurnian kimia kemurnian konsentrasi radionuklida (radioaktif) radioaktif
Produk Pemeriksaan pemeriksaan kalibrasi, g Spektroskopik g spektrometri Kemurnian kimia kemurnian konsentrasi radionuklida (radioaktif) radioaktif Pemeriksaan secara farmasi Pemeriksaan fisika Pemeriksaan
Lebih terperinciFAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR
78 ISSN 0216-3128 Pujadi, dkk. FAKTOR KOREKSI PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOFARMAKA I-131 PADA WADAH VIAL GELAS TERHADAP AMPUL STANDAR PTKMR-BATAN MENGGUNAKAN DOSE CALIBRATOR Pujadi 1, Gatot Wurdiyanto 1 dan
Lebih terperinciBIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA 99m Tc-KETOKONAZOL PADA INFEKSI YANG DISEBABKAN OLEH CANDIDA ALBICANS, STAPHYLOCOCCUS AUREUS DAN ESCHERICHIA COLI
Biodistribusi Radiofarmaka 99m Tc-Ketokonazol Pada Infeksi Yang Disebabkan Oleh Candida albicans, Staphylococcus aureus dan Escherichia coli ISSN 1411 3481 (Rizky) ABSTRAK BIODISTRIBUSI RADIOFARMAKA 99m
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (target 20 Ne alami + 19 F alami untuk pengemban/carrier). 18 F kemudian disintesis menjadi
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Data sensus penduduk tahun 2010 menyatakan penduduk Indonesia berjumlah 237.641.326 jiwa, dari jumlah ini sebanyak 671.353 jiwa (0,28% dari jumlah penduduk) didiagnosis
Lebih terperinciPRINSIP UJI PRAKLINIS DAN KLINIS DALAM PENGEMBANGAN RADIOFARMAKA PENYIDIK KANKER
SEMINAR NASIONAL VIII PRINSIP UJI PRAKLINIS DAN KLINIS DALAM PENGEMBANGAN RADIOFARMAKA PENYIDIK KANKER Hendris Wongso dan Iim Halimah Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri-BATAN Jalan Tamansari 71,
Lebih terperinciNUKLIR DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
NUKLIR DI BIDANG KEDOKTERAN DAN KESEHATAN Abad 20 ditandai dengan perkembangan yang menakjubkan di bidang ilmu dan teknologi, termasuk disiplin ilmu dan teknologi kedokteran serta kesehatan. Terobosan
Lebih terperinciPeranan Kedokteran Nuklir Pada Neoplasma. Aisyah Elliyanti RS. Dr.M.Djamil/ Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang
Peranan Kedokteran Nuklir Pada Neoplasma Aisyah Elliyanti RS. Dr.M.Djamil/ Fakultas Kedokteran Universitas Andalas Padang Nuclear Medicine is not Nuclear Bomb!!! NUCLEAR MEDICINE - UNCLEAR MEDICINE? No!
Lebih terperinciEstimasi Penyebaran Kanker Paru pada Bagian Tulang Belakang (Vertebra) dengan Menganalisis Nilai Uptake Tc 99m MDP
Jurnal Fisika Unand Vol. 5, No. 4, Oktober 2016 ISSN 2302-8491 Estimasi Penyebaran Kanker Paru pada Bagian Tulang Belakang (Vertebra) dengan Menganalisis Nilai Uptake Tc 99m MDP Chintia Rahmi Andriani
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. inflamasi. Hormon steroid dibagi menjadi 2 golongan besar, yaitu glukokortikoid
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kortikosteroid adalah derivat hormon steroid yang dihasilkan oleh kelenjar adrenal. Hormon ini memiliki peranan penting seperti mengontrol respon inflamasi. Hormon
Lebih terperinciPRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI
PRODUKSI RADIOISOTOP NANIK DWI NURHAYATI,M.SI nanikdn@uns.ac.id Suatu unsur disebut radioisotop atau isotop radioaktif jika unsur itu dapat memancarkan radiasi. Dikenal dengan istilah radionuklida. Tujuan
Lebih terperinciPenentuan persentase uptake radiofarmaka Tc 99m Sulfur Colloid pada sidik hati (Liver scan)
Youngster Physics Journal ISSN: 232-7371 Vol. 6, No. 1, Januari 217, Hal. 62-69 Penentuan persentase uptake radiofarmaka Tc 99m Sulfur Colloid pada sidik hati (Liver scan) Istifadatun Ni amah 1), Wahyu
Lebih terperinciPENENTUAN BIODISTRIBUSI DAN UPTAKE TIROID DARI Tc 99m PERTEKNETAT PADA PASIEN HIPERTIROID MENGGUNAKAN TEKNIK IN VIVO
PENENTUAN BIODISTRIBUSI DAN UPTAKE TIROID DARI Tc 99m PERTEKNETAT PADA PASIEN HIPERTIROID MENGGUNAKAN TEKNIK IN VIVO Silvia Eka Putri 1, Dian Milvita 1, Fadhil Nazir 2, Chavied Varuna 3 1) Jurusan Fisika
Lebih terperinciSISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA
A. GINJAL SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA Sebagian besar produk sisa metabolisme sel berasal dari perombakan protein, misalnya amonia dan urea. Kedua senyawa tersebut beracun bagi tubuh dan harus dikeluarkan
Lebih terperinciTc-DIETIL KARBAMAZIN SEBAGAI SEDIAAN DIAGNOSTIK LIMFATIK FILARIASIS: EVALUASI NON-KLINIS
INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI 2012 KODE JUDUL: B12 99m Tc-DIETIL KARBAMAZIN SEBAGAI SEDIAAN DIAGNOSTIK LIMFATIK FILARIASIS: EVALUASI NON-KLINIS
Lebih terperinciPRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM
PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM. Iodium- 125 merupakan
Lebih terperinciPENGEMBANGAN SEDIAAN 99m Tc-HUMAN SERUM ALBUMIN (HSA)- NANOSFER SEBAGAI RADIOFARMAKA UNTUK LIMFOSINTIGRAFI
PENGEMBANGAN SEDIAAN 99m Tc-HUMAN SERUM ALBUMIN (HSA)- NANOSFER SEBAGAI RADIOFARMAKA UNTUK LIMFOSINTIGRAFI Nanny Kartini Oekar Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - BATAN ABSTRAK Metode Lymphoscintigraphy
Lebih terperinciPEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION
PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION Anung Pujiyanto, Hambali, Dede K, Endang dan Mujinah Pusat Pengembamgan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kanker merupakan suatu penyakit dimana pembelahan sel tidak terkendali dan akan mengganggu sel sehat disekitarnya. Jika tidak dibunuh, kanker dapat menyebar ke bagian
Lebih terperinciPENGGUNAAN RADIOFARMAKA UNTUK DIAGNOSA DAN TERAPI DI INDONESIA DAN ASAS KEAMANAN PENGGUNAAN OBAT
60 PENGGUNAAN RADIOFARMAKA UNTUK DIAGNOSA DAN TERAPI DI INDONESIA DAN ASAS KEAMANAN PENGGUNAAN OBAT N. Elly Rosilawati, I. Nasution dan Tri Wahyu Murni ellyrosilawati@gmail.com Magister Hukum Kesehatan
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciGADOLINIUM(III)-DTP A DALAM TUBUH HEW AN PERCOBAAN MELALUI SIMULASI 153Gd_DTPA SEBAGAI TRACER
V0/ 12, Oktoher 2009 1SSN 1410-8542 KARAKTERISTIK SENY AW A PENGKONTRAS MAGNETIC RESONANCE IMAGING GADOLINIUM(III)-DTP A DALAM TUBUH HEW AN PERCOBAAN MELALUI SIMULASI 153Gd_DTPA SEBAGAI TRACER A.H. Gunawan,
Lebih terperinciFORMULASI KIT HUMAN SERUM ALBUMIN (HSA)-NANOSFER SEBAGAI RADIOFARMAKA UNTUK STUDI LIMFOSINTIGRAFI DI KEDOKTERAN NUKLIR
Formulasi Kit Human Serum Albumin (HSA)-Nanosfer sebagai Radiofarmaka untuk Studi Limfosintigrafi di Kedokteran Nuklir (Eva Maria Widyasari) ISSN 1411 3481 FORMULASI KIT HUMAN SERUM ALBUMIN (HSA)-NANOSFER
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dewasa ini meningkatnya pencemaran lingkungan berdampak negatif pada kesehatan yang diakibatkan oleh radikal bebas. Namun tanpa disadari radikal bebas secara alami
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN
Lebih terperinciKALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN
ABSTRAK KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN Ratih Kusuma P, Ruminta Ginting Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-55tR UNTUK PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOISOTOP 175 Yb
EVALUASI KINERJA DOSE CALIBRATOR CAPINTEC CRC-55tR UNTUK PENGUKURAN AKTIVITAS RADIOISOTOP 175 Yb Azmairit Aziz Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri - BATAN, Jl. Tamansari 71 Bandung, 40132 E-mail
Lebih terperinciANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF
ANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF KRISTIYANTI, WIRANTO BUDI SANTOSO, ISTOFA PUSAT REKAYASA PERANGKAT NUKLIR Abstrak ANALISIS DOSIS YANG DITERIMA PASIEN PADA PEMERIKSAAN RENOGRAF.
Lebih terperinciHASIL IRADIASI BAHAN SASARAN GADOLINIUM OKSIDA ALAM RADIOISOTOPE FROM IRRADIATED NATURAL GADOLINIUM OXIDE TARGET
Karakterisasi Fisiko-Kimia Radioisotop Terbium--Klorida ( TbCl3) Hasil Iradiasi Bahan Sasaran Gadolinium Oksida Alam (Azmairit Aziz, dkk.) KARAKTERISASI FISIKO-KIMIA RADIOISOTOP TERBIUM--KLORIDA ( TbCl3)
Lebih terperinciIRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT
86 IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT Rohadi Awaludin, Abidin, dan Sriyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciEFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS)
EFEK EKSTRAK TANDUK RUSA SAMBAR (CERVUS UNICOLOR) TERHADAP KADAR UREUM DAN KREATININ TIKUS PUTIH (RATTUS NOVERGICUS) Defriana, Aditya Fridayanti, Laode Rijai Laboratorium Penelitian dan Pengembangan FARMAKA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
29 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen kuantitatif. Pada penelitian ini terdapat manipulasi terhadap objek
Lebih terperinciPENANDAAN CTMP DENGAN TEKNESIUM-99m UNTUK RADIOFARMAKA PENYIDIK KANKER TULANG
Prosiding Seminar asional Sains dan Teknologi uklir PTB BATA Bandung, 17 18 Juli 2007 Tema : Peran Teknologi uklir Bahan dan adiometri dalam Pengembangan dan Pengelolaan Potensi asional PEADAA CTMP DEGA
Lebih terperinciPEMBUATAN KIT MIBI SEBAGAI PENATAH JANTUNG
PEMBUATAN KIT MIBI SEBAGAI PENATAH JANTUNG A Roselliana, Sudarsih, E Lestari, dan S Aguswarini Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang E-mail : aroselliana@yahoo.com
Lebih terperinciKIMIA INTI DAN RADIOKIMIA. Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif
KIMIA INTI DAN RADIOKIMIA Stabilitas Nuklir dan Peluruhan Radioaktif Oleh : Arif Novan Fitria Dewi N. Wijo Kongko K. Y. S. Ruwanti Dewi C. N. 12030234001/KA12 12030234226/KA12 12030234018/KB12 12030234216/KB12
Lebih terperinciRADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti
LABORATORIUM KIMIA FISIK Departemen Kimia Fakultas MIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Pendahuluan Struktur Inti Drs. Iqmal Tahir, M.Si., Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
DEC-LAP.AKHIR PELAKSANAAN PKPP-2012 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Filariasis atau dengan nama lain penyakit kaki gajah (elephantiasis), termasuk salah satu jenis penyakit yang mendapat perhatian
Lebih terperinci3. Pemanfaatan radioisotop sebagai sumber radiasi dan perunut dibidang kedokteran 3.1. Radioisotop sebagai sumber radiasi dibidang kedokteran
3. Pemanfaatan radioisotop sebagai sumber radiasi dan perunut dibidang kedokteran 3.1. Radioisotop sebagai sumber radiasi dibidang kedokteran Awal mula penggunaan radiasi dibidang kedokteran sebenarya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Radiasi matahari merupakan gelombang elektromagnetik yang terdiri atas medan listrik dan medan magnet. Matahari setiap menit
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Matahari merupakan kendali cuaca serta iklim yang sangat penting dan sebagai sumber energi utama di bumi yang menggerakkan udara dan arus laut. Energi matahari diradiasikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. untuk menelitinya lebih jauh adalah Coriolus versicolor.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permasalahan Jamur telah menjadi bahan pengobatan tradisional di daerah oriental, seperti Jepang, Cina, Korea, dan daerah Asia lainnya sejak berabad-abad lalu, (Ooi,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah studi eksperimental laboratorium dalam menguji aktivitas analgetik pada mencit putih jantan. B. Tempat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tawas banyak digunakan sebagai bahan tambahan dalam pangan. Tawas paling banyak digunakan karena bahan ini paling ekonomis, mudah diperoleh dipasaran. Tujuan penambahan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi
13 III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni - Juli 2015 di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi dan pembuatan ekstrak rimpang rumput teki (Cyperus
Lebih terperinciRADIOSINOVEKTOMI SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN RADANG SENDI TANPA OPERASI
RADIOSINOVEKTOMI SEBAGAI ALTERNATIF PENGOBATAN RADANG SENDI TANPA OPERASI Darlina dan Sri Wahyuni Pusat Pendayagunaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Nuklir Jalan Kuningan Barat, Mampang Prapatan, Jakarta
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN
STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita
Lebih terperinci