EVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE )
|
|
- Yohanes Hadiman
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 EVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE ) Yayan Tahyan, Enny Lestari, Sudarsih, Endang Sarmini, Karyadi Pusat Radioisotop dan Radofarmaka-BATAN, Kawasan Serpong, Tangerang Selatan Abstrak EVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLEN DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE). Sediaan radiofarmaka 153 Sm-EDTMP digunakan untuk radioterapi pada kanker tulang. 153 Sm-EDTMP dibuat dari proses iradiasi 152 Sm(n, ) 153 Sm yang dilabel dengan EDTMP. Pengujian kualitas terhadap sediaan ini meliputi pemeriksaan visualitas, derajat keasaman (ph), konsentrasi radioaktif, kemurnian radionuklida, kemurnian radiokimia, sterilitas, pirogenitas dan pencitraan dengan gamma camera. Dari hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa secara visual sediaan tampak jernih, dengan ph antara 7,0 sampai dengan 7,5 dan konsentrasi radioaktif > 46,50 mci/ml. Sedangkan kemurnian radionuklidanya > 99,90% dan kemurnian radiokimianya > 99,01% serta steril dan bebas pirogen. Pencitraan dengan gamma camera menunjukkan bahwa sediaan dapat terakumulasi dalam tulang. Kendali mutu ini mutlak dilakukan untuk memberikan jaminan keamanan kepada pemakai atau konsumen. Kata kunci: kendali mutu 153 Sm-EDTMP, ph, konsentrasi radioaktif, kemurnian radionuklida, kemurnian radiokimia. Abstract EVALUATION ON QUALITY CONTROL OF RADIOPHARMACEUTICAL 153 SAMARIUM- EDTMP (ETHYLEN DIAMINE TETRA METHYL PHOSPHONATE). Radiopharmaceutical 153 Sm- EDTMP is used for theraphy of bone cancer. 153 Sm-EDTMP is made by irradiation Sm(n, ) 153 Sm which labelled with EDTMP. Quality control of this radiopharmaceutical includes visuality, ph, radioactive concentration, radionuclide purity, radiochemical purity, sterility, pyrogenic test, and gamma camera imaging. Test results showed that 153 Sm-EDTMP visually looked clear, with ph between 7.0 to 7.5, and radioactive concentration > mci/ml. While radionuclide purity > 99.90% and radiochemical purity > 99.10%, steril and apirogenic. Gamma camera imaging showed that 153 Sm-EDTMP can accumulate in the bone. Quality control is absolutely needed to assure the safety for user. Keywords: quality control 153 Sm-EDTMP, ph, radioactive concentration, radionuclide purity, radiochemical purity. PENDAHULUAN Dalam dekade milenium ini pemakaian radiofarmaka untuk tujuan kemanusiaan sangat pesat sekali, terutama untuk pemakaian sediaan radofarmaka yang digunakan untuk terapi di rumah sakit. Perkembangan yang pesat dari produk radiofarmaka tersebut memacu pula pesatnya berbagai produk sediaan radiofarmaka atau senyawa bertanda yang digunakan dalam bidang kedokteran nuklir. Hal ini merupakan tantangan yang harus dijawab agar bidang kedokteran nuklir dapat memecahkan permasalahan dalam berbagai aspek, baik secara nasional maupun international. Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), dalam rangka menjawab tantangan ini, berusaha 837
2 memproduksi beberapa sediaan radiofarmaka, antara lain sediaan radiofarmaka 153 Sm-EDTMP. Radiofarmaka yang juga disebut sediaan farmasi adalah bentuk sediaan farmasi yang mengandung senyawa radioaktif yang diberikan ke dalam tubuh manusia untuk tujuan diagnosis atau terapi [1]. Selama beberapa tahun terakhir, sediaan 153 Sm- EDTMP merupakan jenis senyawa bertanda yang banyak dibutuhkan oleh pihak rumah sakit. Senyawa bertanda 153 Sm-EDTMP di dunia kedokteran nuklir berfungsi untuk mengurangi rasa sakit tulang pada penderita kanker tulang metastatis. Proses produksi dan kendali mutu 153 Sm-EDTMP di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR) merupakan tanggung jawab Sub Bidang Proses, Bidang Sarana Penunjang dan Proses (SPP). Karena sediaan radiofarmaka ini merupakan sediaan yang akan disuntikkan ke dalam tubuh manusia, maka perlu dilakukan kendali mutu terlebih dahulu agar pasien terlindung dari hal-hal yang tidak diinginkan. Skema pembuatan 153 Sm-EDTMP adalah : Reaksi : 152 Sm(n, ) 153 Sm, EDTMP ditandai 153 Sm == 153 Sm-EDTMP Bahan baku (target) dari Sm 2 O 3 alam dengan kadar 152 Sm 26.72% [2] Kendali mutu terhadap sediaan radiofarmaka 153 Sm-EDTMP meliputi pemeriksaan visual, pemeriksaan derajat keasaman (ph), pemeriksaan konsentrasi radioaktif, pemeriksaan kemurnian radionuklida, pemeriksaan kemurnian radiokimia, sterilitas, pirogenitas [3,4] dan pencitraan dengan Gamma Camera. Pada makalah ini disajikan teknik kendali mutu senyawa bertanda 153 Sm-EDTMP yang selama ini dilakukan di PRR-BATAN, Serpong. Makalah ini diharapkan dapat memberikan gambaran dan informasi penerapan aspek jaminan kendali mutu bagi produk-produk radioisotop dan radiofarmaka yang dihasilkan di PRR, khususnya berkaitan dengan kendali mutu dalam mata rantai proses penyediaan senyawa bertanda 153 Sm-EDTMP. METODE Penyiapan bahan dan peralatan Larutan sediaan 153 Sm-EDTMP, diperoleh dari Lab. Sub. Bid. Proses, Bidang SPP PRR. Pengambilan cuplikan digunakan mikropipet ependorf 50 L yang dimasukkan ke dalam vial 1 ml dan pengukuran konsentrasi radioaktif menggunakan alat Gamma Ionization Chamber (GIC) model ATOM LAB TM 100 Plus Dose Calibrator. Aqua bidest berasal dari IPHA digunakan untuk pengenceran cuplikan pada pengukuran kemurnian radionuklida yang diukur menggunakan alat Multi Channel Analyzer (MCA) merk CANBERRA yang dilengkapi dengan detektor HPGE model GC 1520 dengan perangkat lunak Gennie Bahan kimia Amoniak 25% RG dari E. Merck. Untuk fasa diam kromatografi digunakan Kertas Whatman 1 buatan E. Merck yang dipotong dalam ukuran 1 cm x 12 cm dan ditandai setiap jarak 1 cm. Untuk pengambilan cuplikan digunakan mikropipet ependorf berukuran 1 L. Kromatogram diukur dengan alat pencacah gamma mini Model 600B Gamma Tec II The Nucleus atau Singe Channel Analyzer VPA-101 Veenstra Instrument. Setiap analisis dilakukan triplo. Pemeriksaan visual. Pemeriksaan visual pada umumnya meliputi kejernihan, warna atau kelainan fisik lainnya. Pemeriksaan kejernihan ini dilakukan dengan bantuan kaca pembesar dan sediaan dilihat di bawah lampu Neon dengan latar belakang warna putih atau hitam. Pemeriksaan derajat keasaman (ph). Sedikit cuplikan 153 Sm-EDTMP diteteskan pada kertas ph universal. Warna yang dihasilkan dibandingkan terhadap warna standar. Pemeriksaan konsentrasi radioaktif. Sebanyak 50 L cuplikan 153 Sm-EDTMP dimasukkan ke dalam vial dan aktifitasnya diukur dengan menggunakan Gamma Ionization Chamber (GIC). Aktifitas dan waktu pengukuran dicatat (triplo). Perbedaan pembacaan (% CV) tidak lebih dari 5%. Konsentrasi Radioaktif ditetapkan dalam mci/ ml Pemeriksaan kemurnian radionuklida. Sebanyak 5 L cuplikan dimasukkan ke dalam labu ukur 50 ml kemudian diencerkan dengan aqua bidest steril sampai tanda batas. Dari labu ukur diambil 1 L kemudian diteteskan pada bundaran kertas whatman I. Setelah kering diukur pada alat Multi Channel Analyzer (MCA) yang telah terkalibrasi (lakukan triplo). Puncak 153 Sm diamati pada 103,17 kev dengan intensitas 0,284 %. Pemeriksaan kemurnian radiokimia. Cuplikan 153 Sm-EDTMP ditotolkan pada fasa diam kertas Whatman 1 pada jarak 2 cm dari tepi bawah fasa diam sebagai titik nol. Kemudian kertas Whatman dikeringkan di udara. Bejana kromatografi dielusi dengan larutan fasa gerak campuran Amoniak 25% Air 1:9 (v/v) [5], dan dibiarkan dalam keadaan tertutup selama ± 10 menit 838
3 agar dalam ruang bejana diperoleh kesetimbangan uap fasa gerak. Kemudian fasa diam digantungkan pada tutup bejana kromatografi dan dicelupkan dalam fasa gerak pada posisi dibawah titik nol untuk proses elusi sampai jarak migrasi fasa gerak mencapai ± 10 cm seperti diperlihatkan pada gambar 1. Gambar 1. Skema kromatografi kertas Kromatogram dikeringkan pada suhu kamar. Selanjutnya kromatogram dipotong-potong sepanjang 1 cm dan masing-masing potongan dicacah dengan alat pencacah Gamma Mini Tec II Nucleus model 600B atau dengan SCA VPA 101 Venstra Instrument. Perhitungan : Cacahan pada Rf 0.7 s.d 0.9 % 153 Sm-EDTMP = x 100 % Total cacahan keseluruhan Cacahan pada Rf 0.0 % 153 Sm- Cl 3 = x 100 % Total cacahan keseluruhan Batas migrasi fasa gerak Penotolan Batas pencelupan pada fasa gerak Pemeriksaan sterilitas. Cuplikan 153 Sm-EDTMP ditumbuhkan dalam media Fluid Thio Glikolat dan Tryptone Soy Broth. Pekerjaan ini dilakukan di dalam ruang aseptis. Kemudian diinkubasi selama 7 hari dalam inkubator suhu 30 C dan 20 C. Lakukan perbandingan terhadap sampel air kran. Dan diamati pertumbuhan jamur dan bakterinya setiap hari. minimal 3 hari diletakkan dalam kandang penahan dengan baik pada suhu kamar. Penentuan suhu tubuh kelinci dilakukan dengan memasukkan ujung thermocouple kedalam rectum masing-masing kelinci sedalam + 7,5 cm. Suhu tubuhnya dicatat 5 menit kemudian, selanjutnya suhu tubuh ditentukan setiap 30 menit berturut-turut dua kali lagi. Kelinci yang suhunya diatas 39,9 C tidak dapat digunakan. Dengan demikian kelinci yang digunakan dalam pengujian harus dalam keadaan sehat, sehingga data yang dihasilkan betul-betul menunjukkan keadaan yang sebenarnya. Penyuntikan sediaan radiofarmaka dan pemantauan suhu. Vena telinga kelinci yang akan disuntik diusap dengan alkohol 70 % terlebih dahulu. Kemudian suntikkan 1 ml larutan sediaan radiofarmaka pada bagian vena tersebut. Setelah 1 jam dari penyuntikan suhu dari masingmasing kelinci dicatat dan pengukuran suhu ini dilakukan kembali setelah 2 dan 3 jam penyuntikan. Pencitraan dengan gamma camera. Cuplikan 153 Sm-EDTMP disuntikkan ke dalam tikus putih dan dibiarkan selama 24 jam. Kemudian tikus dibius dan pencitraannya dilihat dengan gamma camera. HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan visual dilakukan untuk memastikan bahwa sediaan tersebut jernih dan tidak mengandung pengotor-pengotor yang berbentuk partikel atau koloid yang berasal dari alat atau bahan yang digunakan sewaktu pelaksanaan proses. Sediaan 153 Sm-EDTMP yang diuji selalu jernih. Pada gambar 2 hasil pengukuran derajat keasaman (ph) didapatkan nilai 7,0 sampai dengan 7,5. Nilai ini sangat baik karena berada pada rentang angka 6,5 sampai dengan 8,5 yang merupakan nilai ph yang cocok untuk tubuh manusia. Pemeriksaan pirogenitas. Penentuan suhu kontrol Tiga ekor kelinci yang telah diistirahatkan selama 839
4 Tabel 1. Jenis pengotor radionuklida dalam larutan 153 Sm-EDTMP. No. Jenis isotop Energi (kev) Waktu Paruh Intensitas Persyaratan Sm hari Sm tahun % % Sm d % Gambar 2. Hasil Pengukuran ph 153 Sm-EDTMP Pemeriksaan konsentrasi radioaktif yang terlihat pada gambar 3, bertujuan untuk mengetahui aktifitas produk yang dihasilkan agar dapat memenuhi keinginan dari konsumen. Konsentrasi radioaktif 153 Sm-EDTMP yang dihasilkan selalu lebih besar dari 46,50 mci/ml. Gambar 5 memperlihatkan hasil pengukuran kemurnian radiokimia 153 Sm-EDTMP, yang selalu didapat nilai lebih besar dari 99,10% (persyaratan > 95%). Pemeriksaan kemurnian radiokimia ini dimaksudkan untuk melihat pengotor-pengotor berupa bentuk kimia yang berbeda dari radionuklida yang sama dalam sediaan tersebut. Gambar 3. Hasil Pengukuran Konsentrasi Radioaktif 153 Sm-EDTMP. Gambar 4 memperlihatkan hasil pengujian radionuklida yang nilainya selalu didapat > 99,90%, ini dikarenakan target yang diiradiasi adalah tunggal sehingga pengotor-pengotornya hampir tidak ada. Gambar 4. Hasil Pengukuran Kemurnian Radionuklida 153 Sm-EDTMP. Pemeriksaan kemurnian radionuklida bertujuan untuk mengetahui pengotor radionuklida yang mungkin ada dalam produk agar sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan. Umumnya pengukuran ini menggunakan alat Spektrometer Gamma. Tabel 1 memperlihatkan pengotor yang mungkin ada dalam sediaan 153 Sm-EDTMP. Gambar 5. Hasil Pengujian Kemurnian Radiokimia 153 Sm-EDTMP. Metode yang lazim digunakan dalam kromatografi adalah kromatografi kertas, kromatografi lapis tipis/tlc, atau elektroforesis. Dalam pengujian ini kromatografi kertas menjadi pilihan dikarenakan dapat memberikan hasil pengukuran yang baik (dapat memisahkan puncak 153 Sm-EDTMP dan puncak 153 Sm-Cl 3 ). Juga pengerjaannya pun relatif mudah dan cepat ( 3 jam). Tabel 2 memperlihatkan jenis komplek kimia yang ada dalam senyawa bertanda 153 Sm-EDTMP. Tabel 2. Jenis komplek kimia yang ada dalam larutan 153 Sm- EDTMP. No. Jenis komplek Waktu retensi (Rf) Persyaratan 153 Sm-Cl % 153 Sm-EDTMP % Gambar 6 memperlihatkan fasa gerak campuran 840
5 amoniak 25% dengan air (1:9) memberikan hasil yang baik pula, dengan menghasilkan pemisahan yang jelas dan tajam antara spesi 153 Sm-EDTMP dengan spesi 153 Sm 3+ ( Rf = 0.85 untuk 153 Sm- EDTMP dan Rf = 0.0 untuk 153 Sm 3+ ). Pemisahan yang jelas dan tajam tersebut terjadi karena 153 Sm- EDTMP yang merupakan senyawa komplek polar larut dengan baik dan bermigrasi dalam fasa gerak larutan amoniak, sedangkan 153 Sm 3+ anorganik membentuk endapan 153 Sm(OH) 3 yang tidak bermigrasi dalam fasa gerak amoniak.[5] Cacahan SmCl Jarak Migrasi (cm) 153 Sm-EDTMP Gambar 6. Pola kromatogram 153 SmCl3 dan 153 Sm -EDTMP dengan pelarut Amoniak 25% - Air ( 1: 9 ) Pengujian sterilitas dimaksudkan untuk melihat ada dan tidaknya pertumbuhan jamur dan bakteri dalam sediaan radiofarmaka. Dan dari semua batch yang diuji, belum pernah ditemukan pertumbuhan jamur ataupun bakteri. Hal ini disebabkan terjadi autosterilisasi terhadap sediaan radiofarmaka 153 Sm- EDTMP dari pancaran sinar gamma yang ada dalam larutan. Pengujian pirogenitas larutan digunakan dengan metode in-vivo dengan menggunakan hewan percobaan kelinci. Penggunaan kelinci didasarkan pada kesamaan tingkat kepekaan antara kelinci dan manusia terhadap substansi pirogenik. Selain itu kelinci dapat memberikan respon farmakologis terhadap pirogen yang sesuai dengan respon manusia. Suatu sediaan dianggap bebas pirogen apabila kenaikan suhu sediaan tersebut tidak lebih dari 0,6 C atau jumlah kenaikan suhu dari 3 ekor kelinci tidak lebih dari atau sama dengan 1,4 C. Hasil pengujian pirogenitas belum pernah didapat kenaikan suhu lebih besar dari 1,4 C. Dari gambar 7 terlihat sediaan radiofarmaka 153 Sm-EDTMP telah masuk ke dalam tulang punggung dan paha. Sehingga sediaan radiofarmaka tersebut telah sesuai dengan yang diharapkan dapat mencapai target yang dituju yaitu tulang. Aktifitas yang disuntikkan 1,345 mci/ 0,1 ml Pencitraan 24 Jam setelah penyuntikkan Waktu cacah 600 detik Gambar 7. Pencitraan 153 Sm-EDTMP pada hewan percobaan tikus putih. Secara ideal, seluruh sediaan radiofarmasi yang akan dikirim ke pemakai harus memenuhi persyaratan. Namun untuk uji sterilitas dan pirogenitas terhadap sediaan yang mempunyai waktu paruh pendek, terpaksa produk tersebut dikirim terlebih dahulu tanpa hasil pemeriksaan sterilitas dan pirogenitas. Namun selama pelaksanaan proses, kendali mutu tetap dilaksanakan sebagaimana mestinya dan dijamin hasilnya akan steril dan bebas pirogen. Setelah seluruh pengujian selesai dilaksanakan dan hasil telah memenuhi persyaratan kemudian dibuatkan sertifikat hasil pengujian yang ditandatangani oleh Kepala Jaminan Mutu-PRR. KESIMPULAN Pelaksanaan kendali mutu mutlak dilakukan untuk mengetahui sedini mungkin adanya kelainan dalam jalur proses dan memberikan jaminan kepada konsumen bahwa produk yang dipakai mempunyai kualitas yang baik (ditunjukkan melalui sertifikat kendali mutu). Hasil pengujian menunjukkan secara visual jernih, ph 7,5, konsentrasi radioaktif lebih besar dari 46,50 mci/ml, kemurnian radionuklida > 99,90 %, kemurniaan radiokimia > 99,10 %, steril dan bebas pirogen serta sediaan dapat terakumulasi dalam tulang. Sediaan radiofarmaka 153 Sm- EDTMP yang diproduksi di Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka telah memenuhi persyaratan, sehingga dapat digunakan untuk radioterapi di rumah sakit. UCAPAN TERIMAKASIH Kami haturkan terima kasih kepada Bpk. Ir. Suhandar selaku kepala Bidang Sarana Penunjang dan Proses, Ibu Anna Roselliana selaku kepala Sub Bidang Proses serta teman sejawat Sub Bidang Proses yang telah banyak membantu dalam penyusunan makalah ini. 841
6 DAFTAR PUSTAKA. 1. S.R. TAMAT,. "Radiofarmaka dan perannya dalam peningkatan kesehatan masyarakat dimasa depan". Pidato pengukuhan Ahli Peneliti Utama bidang farmasi. PPR-BATAN, Serpong 3 Nopember.(1998), Halaman S.R. TAMAT, WIDYASTUTI, B. PURWADI, LAKSMI. I, Preparation and Quality Control of 153 Sm Radiopharmaceuticals, Radioisotopes Production Center, The 1997 Work Shop on The Utilization of Research Reactor, November 6-13, Bandung, Indonesia (1997) 3. W.R..,SUPARNA,: Dasar-Dasar Kendali Mutu, Latihan Keahlian Operator Kendali Mutu, PPR BATAN, Januari (1991). 4. IAEA., Summary Report Reseach Coordination Meeting of the Co-ordinated Reseach Programme on Optimazition Of The Production and Quality Control Of Radiotherapeutic Radionuclides and Radhiopharmaceuticals, Lucas heights, Sydeney, Australia (17-19 October 1994). 5. S. SOENARJO, S.R. TAMAT, M.S PANJAITAN. Modifikasi Teknik Penandaan dan Fase Gerak Kromatografi pada Pembuatan dan Analisis Radiokimia Sediaan 153 Sm- EDTMP, Majalah BATAN, Vol XXXV No.1/2 (2002) hal
EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP
Kadarisman, dkk. ISSN 0216-3128 69 EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA Kadarisman, Sri Hastini, Yayan Tahyan, Abidin, Dadang Hafid dan Enny Lestari Pusat Pengembangan Radioisotop
Lebih terperinciEVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP
EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP Kadarisman, Sri Hastini, Yayan Tahyan, Abidin, Dadang Hafid dan Enny Lestari Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR),
Lebih terperinciKANKER. need to be. activation. PROSIDING SEMINAR ABSTRAK UNTUK TERAPI. Sm Oksida. radioaktivitas. kanker tulang metastatiss. ABSTRACTT Sm-EDTMP
PROSIDING SEMINAR PENGELOLAAN PERANGKAT NUKLIR Pusat Teknologi Akselerator Proses Bahan Yogyakarta, 27 Juli 20111 PEMBUATAN SAMARIUM-EDTMP UNTUK TERAPI TULANG METASTASIS KANKER Sri Hastini, Sudarsih, Robert
Lebih terperinciProduk. Pemeriksaan pemeriksaan kalibrasi, g Spektroskopik. Kemurnian kimia kemurnian konsentrasi radionuklida (radioaktif) radioaktif
Produk Pemeriksaan pemeriksaan kalibrasi, g Spektroskopik g spektrometri Kemurnian kimia kemurnian konsentrasi radionuklida (radioaktif) radioaktif Pemeriksaan secara farmasi Pemeriksaan fisika Pemeriksaan
Lebih terperinciPEMBUATAN KIT MIBI SEBAGAI PENATAH JANTUNG
PEMBUATAN KIT MIBI SEBAGAI PENATAH JANTUNG A Roselliana, Sudarsih, E Lestari, dan S Aguswarini Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang E-mail : aroselliana@yahoo.com
Lebih terperinciPEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION
PEMISAHAN 54 Mn DARI HASIL IRADIASI Fe 2 O 3 ALAM MENGGUNAKAN RESIN PENUKAR ANION Anung Pujiyanto, Hambali, Dede K, Endang dan Mujinah Pusat Pengembamgan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN
Lebih terperinciPENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES
12 ISSN 0216-3128, dkk. PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA IODIUM -125 PRODUKSI PRR DENGAN NATRIUM METABISULFIT DAN REDUKTOR JONES, Mujinah, Witarti, Dede K, Triani W., Trianto Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka,
Lebih terperinciPeningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones
Valensi Vol. 3 No. 1, Mei 2013 (65-70) ISSN : 1978-8193 Peningkatan Kemurnian Radiokimia Iodium-125 Produksi PRR dengan Natrium Metabisulfit dan Reduktor Jones Maiyesni, Mujinah, Witarti, Dede K, Triani
Lebih terperinciEVALUASI BIOLOGIS SENYAWA KOMPLEKS RENIUM-186 FOSFONAT SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI PALIATIF KANKER TULANG
EVALUASI BIOLOGIS SENYAWA KOMPLEKS RENIUM-186 FOSFONAT SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI PALIATIF KANKER TULANG Adang H.G., Sri Aguswarini, Abidin, Karyadi, Sri Bagiawati Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR)
Lebih terperinciPRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM
PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR), BATAN ABSTRAK PRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TARGET XENON ALAM. Iodium- 125 merupakan
Lebih terperinciUJI FUNGSI ALAT AR-2000 RADIO-TLC IMAGING SCANNER
UJI FUNGSI ALAT AR-2000 RADIO-TLC IMAGING SCANNER Yayan Tahyan, Enny Lestari, Dadang Haffid dan Sri Setiyowati Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang E-mail : yayan@batan.go.id
Lebih terperinciPRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI
PRODUKSI RADIOISOTOP NANIK DWI NURHAYATI,M.SI nanikdn@uns.ac.id Suatu unsur disebut radioisotop atau isotop radioaktif jika unsur itu dapat memancarkan radiasi. Dikenal dengan istilah radionuklida. Tujuan
Lebih terperinciEVALUASI PEMBUATAN SENYAWA BERTANDA 131 I-HIPPURAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL
EVALUASI PEMBUATAN SENYAWA BERTANDA HIPPURAN UNTUK DIAGNOSIS FUNGSI GINJAL EVALUATION OF MAKING HIPPURAN LABELED COMPOUNDS FOR DIAGNOSIS RENAL FUNCTION Maskur, Purwoko, Chairuman, Yono Sugiharto, dan Sriyono
Lebih terperinciEVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98%
EVALUASI PEMBUATAN IODIUM-125 MENGGUNAKAN SASARAN GAS XENON-124 DIPERKAYA 99.98% Hotman Lubis, Daya Agung S., Sriyono, Abidin, Anung P., Hambali dan Hadirahman Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR )
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
12 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sirup 2.1.1 Defenisi Sirup Sirup adalah larutan pekat dari gula yang ditambah obat dan merupakan larutan jernih berasa manis. Dapat ditambah gliserol, sorbitol atau polialkohol
Lebih terperinciAzmairit Aziz. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN - Bandung
Karakterisasi Rodium-105 ( 105 RhCl 3 ) sebagai radioisotop untuk terapi (Azmairit Aziz) ISSN 1411-3481 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciSTABILITAS DAN UJI PRAKLINIS 99mTc-EC UNTUK RADIOFARMAKA PENATAH FUNGSI GINJAL
Stabilitas dan Uji Praklinis Tc-EC untuk Radiofarmaka Penatah Fungsi Ginjal (Laksmi A, dkk) STABILITAS DAN UJI PRAKLINIS Tc-EC UNTUK RADIOFARMAKA PENATAH FUNGSI GINJAL Laksmi A, Sriaguswarini, Karyadi,
Lebih terperinciPEMBUATAN 177LU-CTMP UNTUK PALIATIF NYERI TULANG METASTASIS : PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 177LU CTMP DAN UJI STABILITASNYA
PEMBUATAN 177LU-CTMP UNTUK PALIATIF NYERI TULANG METASTASIS : PENINGKATAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 177LU CTMP DAN UJI STABILITASNYA Sri Setiyowati, Maskur, Martalena Ramli dan M.Subur Pusat Radioisotop dan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penandaan falerin dengan 131 I adalah jenis penandaan tak seisotop. Falerin ditandai dengan menggunakan 131 I yang tidak terdapat dalam struktur falerin. Proses yang
Lebih terperinciPEMILIHAN SISTEM KROMATOGRAFI PADA PENENTUAN
PEMILIHAN SISTEM KROMATOGRAFI PADA PENENTUAN 99m Tc-TEREDUKSI RADIOFARMAKA 99m Tc-SIPROFLOKSASIN Eva Maria Widyasari, Nurlaila Zainuddin, Epy Isabela dan Witri Nuraeni Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI RADIOISOTOP TULIUM-170 ( 170 Tm) Azmairit Aziz, Muhamad Basit Febrian, Marlina
Pembuatan dan Karakterisasi Radioisotop Tulium-170 ( 170 Tm) (Azmairit Aziz) ISSN 1411 3481 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI RADIOISOTOP TULIUM-170 ( 170 Tm) Azmairit Aziz, Muhamad Basit Febrian, Marlina Pusat
Lebih terperinciOPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI ABSTRAK ABSTRACT PENDAHULUAN
Cahya N.A, dkk. ISSN 0216-3128 89 OPTIMASI PREPARASI SENYAWA BERTANDA 131 I-MIBG SEBAGAI RADIOFARMAKA TERAPI Cahya N.A, Adang H.G, Purwoko, Woro A BATAN - Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka, Kawasan Puspiptek
Lebih terperinciANALISIS FISIKO KIMIA RADIOISOTOP PRASEODIMIUM-143 ( 143 Pr) UNTUK APLIKASI RADIOTERAPI
ANALISIS FISIKO KIMIA RADIOISOTOP PRASEODIMIUM- ( Pr) UNTUK APLIKASI RADIOTERAPI Duyeh Setiawan Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Tamansari No 71, Bandung 40132,
Lebih terperinciPRODUKSI IODIUM-125 MENGGUNAKAN TABUNG PENYIMPANAN TERMODIFIKASI
SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA V Kontribusi Kimia dan Pendidikan Kimia dalam Pembangunan Bangsa yang Berkarakter Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 6 April 2013
Lebih terperinciBeberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :
Kompetensi Dasar: Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan metode pemisahan dengan KLT dan dapat mengaplikasikannya untuk analisis suatu sampel Gambaran Umum KLT Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 10, Oktober 2007
PERHITUNGAN PEMBUATAN KADMIUM-109 UNTUK SUMBER RADIASI XRF MENGGUNAKAN TARGET KADMIUM ALAM Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN Kawasan Puspiptek, Tangerang, Banten ABSTRAK PERHITUNGAN
Lebih terperinciKata kunci: Lutesium-177, Yterbium-176, DOTA-TOC, bebas pengemban, radioterapi
PROSES PRODUKSI 177 Lu DARI AKTIVASI NEUTRON Yb-176 DIPERKAYA UNTUK PENANDAAN 177 Lu-DOTA-TOC POSTER PROCESS OF 177 Lu PRODUCTION FROM Yb-176 ENRICHED NEUTRON ACTIVATION FOR 177 Lu-DOTA-TOC Triani Widyaningrum,
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciIRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT
86 IRADIASI NEUTRON PADA BAHAN SS316 UNTUK PEMBUATAN ENDOVASCULAR STENT Rohadi Awaludin, Abidin, dan Sriyono Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN), Kawasan Puspiptek
Lebih terperinci5. Diagnosis dengan Radioisotop
5. Diagnosis dengan Radioisotop Untuk studi in-vivo, radioisotop direaksikan dengan bahan biologik seperti darah, urin, serta cairan lainnya yang diambil dari tubuh pasien. Sampel bahan biologik tersebut
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium
30 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian validasi metode dan penentuan cemaran melamin dalam susu formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Preparasi sampel Daging bebek yang direbus dengan parasetamol dihaluskan menggunakan blender dan ditimbang sebanyak 10 g kemudian dipreparasi dengan menambahkan asam trikloroasetat
Lebih terperinciIII. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April Januari 2013, bertempat di
30 III. METODELOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 - Januari 2013, bertempat di Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. JenisPenelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest
Lebih terperinciPENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN RADIOISOTOP 170 Tm
Penentuan kondisi optimum dalam penandaan ligan EDTMP dengan radioisotop Tm (Azmairit Aziz, Marlina, Muhamad PENENTUAN KONDISI OPTIMUM DALAM PENANDAAN LIGAN EDTMP DENGAN RADIOISOTOP Tm Azmairit Aziz, Marlina,
Lebih terperinciJ. Iptek Nuklir Ganendra Vol. 16 No. 1, Januari 2013 : ISSN
J. Iptek Nuklir Ganendra Vol. 16 No. 1, Januari 2013 : 48-58 ISSN 1410-6987 48 KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SEDIAAN RADIOISOTOP YbCl 3 HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN 174 Yb DIPERKAYA 98,4% Azmairit Aziz, Nana
Lebih terperinciPEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON
MAKARA, TEKNOLOGI, VOL. 13, NO. 1, APRIL 2009: 4246 PEMBUATAN NANOPARTIKEL EMAS RADIOAKTIF DENGAN AKTIVASI NEUTRON Rohadi Awaludin Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN, Kawasan Puspiptek Serpong,
Lebih terperinciPENGARUH REGENERASI KOLOM ALUMINA ASAM TERHADAP RECOVERY DAN KUALITAS 99m Tc HASIL EKSTRAKSI PELARUT MEK DARI 99 Mo HASIL AKTIVASI NEUTRON
p ISSN 0852 4777; e ISSN 2528-0473 PENGARUH REGENERASI KOLOM ALUMINA ASAM TERHADAP RECOVERY DAN KUALITAS 99m Tc HASIL EKSTRAKSI PELARUT MEK DARI 99 Mo HASIL AKTIVASI NEUTRON Adang H. G., Yono S, Widyastuti
Lebih terperinciOPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
OPTIMASI PENGUKURAN KEAKTIVAN RADIOISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA NOVIARTY, DIAN ANGGRAINI, ROSIKA, DARMA ADIANTORO Pranata Nuklir Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Abstrak OPTIMASI
Lebih terperinciUJI TOKSISITAS AKUT RADIOFARMAKA 99m Tc- CTMP PADA MENCIT (Mus musculus)
PTNBR BATAN Bandung, Juni 009 UJI TOKSISITAS AKUT RADIOFARMAKA 99m Tc- CTMP PADA MENCIT (Mus musculus) Iim Halimah, Yana Sumpena, Rizky Juwita Sugiharti, Misyetti Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciEVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR
EVALUASI KINERJA SPEKTROMETER GAMMA YANG MENGGUNAKAN NITROGEN CAIR SEBAGAI PENDINGIN DETEKTOR POSTER PERFORMANCE EVALUATION OF GAMMA SPECTROMETER WHICH USING LIQUID NITROGEN FOR COOLING ITS DETECTORS Daya
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan. IV.2.1 Proses transesterifikasi minyak jarak (minyak kastor)
23 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Penyiapan Sampel Kualitas minyak kastor yang digunakan sangat mempengaruhi pelaksanaan reaksi transesterifikasi. Parameter kualitas minyak kastor yang dapat menjadi
Lebih terperinciKromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography)
Kromatografi Gas-Cair (Gas-Liquid Chromatography) Kromatografi DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara
Lebih terperinciLAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4%
LAPORAN PRATIKUM FARMASETIKA II SEDIAAN INJEKSI AMINOPHYLLIN 2,4% Di susun oleh: Nama : Linus Seta Adi Nugraha No. Mahasiswa : 09.0064 Tgl. Pratikum : 28 Oktober-4 November 2010 LABORATORIUM TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah quasi experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non randomized pretest-postest
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Alat-alat 1. Alat Destilasi 2. Batang Pengaduk 3. Beaker Glass Pyrex 4. Botol Vial 5. Chamber 6. Corong Kaca 7. Corong Pisah 500 ml Pyrex 8. Ekstraktor 5000 ml Schoot/ Duran
Lebih terperinciFORMULASI KIT MIBI SEBAGAI PREPARA T PENATAH JANTUNG. Widyastuti, Hanafiah A., Yunilda, Laksmi A., Sri Setiyowati, dan Veronika Y.
Formulasi Kit MIBI Sebagai Preparat Penatah Jantung Widyastuti, Hanajiah A., Yunilda, Laksmi A., Sri Setiyowati, dan Veronika Y. FORMULASI KIT MIBI SEBAGAI PREPARA T PENATAH JANTUNG Widyastuti, Hanafiah
Lebih terperinciANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS. Abstrak
ANALISIS KADAR METANOL DAN ETANOL DALAM MINUMAN BERALKOHOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI GAS Amalia Choirni, Atik Setiani, Erlangga Fitra, Ikhsan Fadhilah, Sri Lestari, Tri Budi Kelompok 12 Jurusan Kimia Fakultas
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO
EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciRADIOKALORIMETRI. Rohadi Awaludin
RADIOKALORIMETRI Rohadi Awaludin Pusat Pengembangan Radioisotop dan Radiofarmaka (P2RR) Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang 15314, Telp/fax (021) 7563141 1. PENDAHULUAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. BAHAN 1. Standar DHA murni (Sigma-Aldrich) 2. Standar DHA oil (Tama Biochemical Co., Ltd.) 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform, metanol,
Lebih terperinciOPTIMASI PENGGUNAAN HCl SEBAGAI LARUTAN PENGELUSI ITRIUM-90 DALAM DOWEX 50WX8-200
ISSN 0852-4777 OPTIMASI PENGGUNAAN HCl SEBAGAI LARUTAN PENGELUSI ITRIUM- DALAM DOWEX 50WX8-200 Sulaiman, Sri Aguswarini, Karyadi, Chairuman, Gatot S., M. Subur, Adang H.G. Pusat Teknologi Radioisotop dan
Lebih terperinciPENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
PENGARUH WAKTU PENGAMBILAN SAMPLING PADA ANALISIS UNSUR RADIOAKTIF DI UDARA DENGAN MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Iis Haryati, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir-BATAN Kawasan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian, Rancangan Penelitian atau Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment (eksperimen semu) dengan rancangan penelitian non equivalent control
Lebih terperinciBab IV Hasil dan Pembahasan
19 Bab IV Hasil dan Pembahasan 4.1 Sintesis Biodiesel Minyak jelantah semula bewarna coklat pekat, berbau amis dan bercampur dengan partikel sisa penggorengan. Sebanyak empat liter minyak jelantah mula-mula
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1. Pengumpulan Sampel Pengumpulan sampel ini dilakukan berdasarkan ketidaklengkapannya informasi atau keterangan yang seharusnya dicantumkan pada etiket wadah dan atau pembungkus.
Lebih terperinciBADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
[B.57] Peningkatan Kapasitas dan Pemantapan Prosedur Produksi 177 Lu- DTA-nimotuzumab Radiofarmaka Diagnosis dan Radioimmunoterapi Kanker Martalena Ramli, Agus Ariyanto, Puji Widayati, Sulaiman, Cahya
Lebih terperinciRADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI KAMAR IRADIASI PADA PRODUKSI IODIUM-125. Rohadi Awaludin
Perhitungan Radioaktivitas Iodium-126 Sebagai Radionuklida Pengotor di Kamar Iradiasi pada Produksi Iodium-125 (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 RADIOAKTIVITAS IODIUM-126 SEBAGAI RADIONUKLIDA PENGOTOR DI
Lebih terperinciPENANDAAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAMETILEN FOSFONAT (EDTMP) DENGAN RADIONUKLIDA 175 Yb
Penandaan Ligan Etilendiamintetrametilen Fosfonat (EDTMP) Dengan Radionuklida 175 Yb (Azmairit Aziz) ISSN 1411-3481 PENANDAAN LIGAN ETILENDIAMINTETRAMETILEN FOSFONAT (EDTMP) DENGAN RADIONUKLIDA 175 Yb
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SEDIAAN RADIOISOTOP 169 ErCl 3 HASIL IRADIASI BAHAN SASARAN ERBIUM-168 DIPERKAYA 97,75% Azmairit Aziz
Pembuatan dan Karakterisasi Sediaan Radioisotop 169 ErCl 3 Hasil Iradiasi Bahan Sasaran 168 Erbium Diperkaya 97,75 % (Azmairit Aziz) ISSN 1411 3481 PEMBUATAN DAN KARAKTERISASI SEDIAAN RADIOISOTOP 169 ErCl
Lebih terperinciOPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN
ARTIKEL OPTIMASI ALAT CACAH WBC ACCUSCAN-II UNTUK PENCACAHAN CONTOH URIN R. Suminar Tedjasari, Ruminta G, Tri Bambang L, Yanni Andriani Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN ABSTRAK OPTIMASI ALAT CACAH
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SENYAWA BERTANDA 170 Tm-EDTMP
KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SENYAWA BERTANDA 170 Tm-EDTMP Azmairit Aziz, Muhamad Basit Febrian dan Marlina Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, Badan Tenaga Nuklir Nasional Jl. Tamansari 71, Bandung,
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO
ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO Muhammad Irfan Firdaus*, Pri Iswati Utami * Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya
Lebih terperinciK. Wisnukaton, 1. Suparman, A. H. Gunawan, H. Lubis, T. M. Ritonga, A. Sukmana, Y. Tahyan, D. Haffid, E. Lestari, Sriyono dan Herlina
Uji Kualitas Produk IJI!Hasil Belah 2J5U K. Wisnukaton. J. Suparman. A. H. Gunawan. H. Lubis, T. M. Ritonga. A. Sukmana Y. Tahyan, D. Haffid, E. Lestari, Sriyono dan Herlina UJI KUALITAS PRODUK HASIL BELAH
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
34 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Penelitian ini diawali dengan mensintesis selulosa asetat dengan nisbah selulosa Nata de Cassava terhadap pereaksi asetat anhidrida yaitu 1:4 dan 1:8
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Januari sampai Juni 2010 di Laboratorium Kimia Organik, Jurusan Kimia Fakultas MIPA Universitas Lampung.
Lebih terperinciPEMBUATAN DAN ANALISIS FISIKO-KIMIA RADIOISOTOP SKANDIUM-47 ( 47 Sc) DARI BAHAN SASARAN TITANIUM OKSIDA ALAM. Duyeh Setiawan, Titin Sri Mulyati
PEMBUATAN DAN ANALISIS FISIKO-KIMIA RADIOISOTOP SKANDIUM-47 ( 47 Sc) DARI BAHAN SASARAN TITANIUM OKSIDA ALAM ABSTRAK Duyeh Setiawan, Titin Sri Mulyati Pusat Sains Dan Teknologi Nuklir Terapan BATAN Jl.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Alat dan Bahan 4.1.1 Alat-Alat yang digunakan : 1. Seperangkat alat kaca 2. Neraca analitik, 3. Kolom kaca, 4. Furnace, 5. Kertas saring, 6. Piknometer 5 ml, 7. Refraktometer,
Lebih terperinciVALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER ALFA
ISSN 1979-2409 Validasi Metoda Analisis Isotop U-233 Dalam Standar CRM Menggunakan Spektrometer Alfa ( Noviarty, Yanlinastuti ) VALIDASI METODA ANALISIS ISOTOP U-233 DALAM STANDAR CRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji
19 BAB III METODOLOGI Metodologi penelitian ini meliputi penyiapan dan pengolahan sampel, uji pendahuluan golongan senyawa kimia, pembuatan ekstrak, dan analisis kandungan golongan senyawa kimia secara
Lebih terperinciBAB 3 METODE PERCOBAAN. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari Pemanas listrik. 3. Chamber. 4. Kertas kromatografi No.
BAB 3 METODE PERCOBAAN 3.1. Tempat dan Waktu Pelaksanaan Pelaksanaan Analisa dilaksanakan di Laboratorium Kesehatan Daerah di Medan. Yang dilakukan mulai 26 Januari sampai 26 Februari 2016. 3.2.Alat dan
Lebih terperinciGENERATOR 188W/188Re BERBASIS ALUMINA
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka Journal of Radioisotopes and Radiopharmaceuticals Vol 16 No 1 April 01 ISSN 1410-854 PEMISAHAN RADIOISOTOP DARI RADIOISOTOP W MELALUI KOLOM GENERATOR W/ BERBASIS ALUMINA
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif Departemen Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, Depok, pada
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SENYAWA BERTANDA 175 Yb-EDTMP. Azmairit Aziz, Marlina, Muhammad Basit Febrian
Karakteristik Fisiko-Kimia Senyawa Bertanda 175 Yb-EDTMP (Azmairit Aziz) ISSN 1411 3481 KARAKTERISTIK FISIKO-KIMIA SENYAWA BERTANDA 175 Yb-EDTMP Azmairit Aziz, Marlina, Muhammad Basit Febrian Pusat Teknologi
Lebih terperinciHASIL IRADIASI BAHAN SASARAN GADOLINIUM OKSIDA ALAM RADIOISOTOPE FROM IRRADIATED NATURAL GADOLINIUM OXIDE TARGET
Karakterisasi Fisiko-Kimia Radioisotop Terbium--Klorida ( TbCl3) Hasil Iradiasi Bahan Sasaran Gadolinium Oksida Alam (Azmairit Aziz, dkk.) KARAKTERISASI FISIKO-KIMIA RADIOISOTOP TERBIUM--KLORIDA ( TbCl3)
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan
III. BAHAN DAN METODE 3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi Hasil Pertanian,
Lebih terperinciPEMISAHAN DAN KARAKTERISASI SPESI SENYAWA KOMPLEKS YTRIUM-90 DAN STRONSIUM-90 DENGAN ELEKTROFORESIS KERTAS
PEMISAHAN DAN KARAKTERISASI SPESI SENYAWA KOMPLEKS YTRIUM-90 DAN STRONSIUM-90 DENGAN ELEKTROFORESIS KERTAS SULAIMAN *), ADANG HARDI G *) NOOR ANIS KUNDARI ** ) *)Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka BATAN
Lebih terperinciANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY
ANALISIS KONSENTRASI I-131 LEPASAN UDARA CEROBONG DI REAKTOR SERBA GUNA GA. SIWABESSY YULIUS SUMARNO, UNGGUL HARTOYO, FAHMI ALFA MUSLIMU Pusat Reaktor Serba Guna-BATAN Kawasan Puspitek Serpong, Tangerang
Lebih terperinciJurnal Fisika Unand Vol. 3, No. 2, April 2014 ISSN
STUDI AWAL UJI PERANGKAT KAMERA GAMMA DUAL HEAD MODEL PENCITRAAN SINGLE PHOTON EMISSION COMPUTED TOMOGRAPHY (SPECT) MENGGUNAKAN SUMBER RADIASI MEDIUM ENERGY Ra 226 Friska Wilfianda Putri 1, Dian Milvita
Lebih terperinciPENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Pengukuran Aktivitas Isotop 152 Eu Dalam Sampel Uji Profisiensi Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty) PENGUKURAN AKTIVITAS ISOTOP 152 Eu DALAM SAMPEL UJI PROFISIENSI MENGGUNAKAN SPEKTROMETER
Lebih terperinciPEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI. A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan.
PEMISAHAN ZAT WARNA SECARA KROMATORAFI A. Tujuan Memisahkan zat-zat warna yang terdapat pada suatu tumbuhan. B. Pelaksanaan Kegiatan Praktikum Hari : Senin, 13 April 2009 Waktu : 10.20 12.00 Tempat : Laboratorium
Lebih terperinciPENGEMBANGAN RADIOFARMAKA 18 FLT (FLOROTIMIDIN) UNTUK DETEKSI KANKER BERDASAR PADA METABOLISME DNA
0594: Purwoko dkk. KO-57 PENGEMBANGAN RADIOFARMAKA 18 FLT (FLOROTIMIDIN) UNTUK DETEKSI KANKER BERDASAR PADA METABOLISME DNA Purwoko, Maskur, Chaeruman, dan Yono Sugiarto Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi. PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.
Laporan Praktikum Fisika Eksperimental Lanjut Laboratorium Radiasi PERCOBAAN R2 EKSPERIMEN RADIASI β DAN γ Dosen Pembina : Drs. R. Arif Wibowo, M.Si Septia Kholimatussa diah* (891325), Mirza Andiana D.P.*
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penggunaan batubara sebagai sumber energi pada unit tabung pembakaran (boiler) pada industri akhir-akhir ini menjadi pilihan yang paling diminati oleh para pengusaha
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin
digilib.uns.ac.id BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi kandungan rhodamin B pada pemerah pipi (blush on) yang beredar di Surakarta dan untuk mengetahui berapa
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Optimasi esterifikasi DHA Dilakukan dua metode esterifikasi DHA yakni prosedur Lepage dan Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir DHA
Lebih terperinciUJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN YANG MENGANDUNG ERDOSTEIN 1 Fetri Lestari, 2 Hilda Aprilia 1,2 Program Studi Farmasi,
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilakukan pada bulan September 2013 sampai bulan Maret 2014 yang dilakukan di Laboratorium Kimia Organik Fakultas MIPA Unila, dan
Lebih terperinciPENGARUH ZAT ADITIF PADA PENANDAAN 1,4,8,11-TETRAAZASIKLOTETRA DESIL- 1,4,8,11-TETRAMETILENFOSFONAT (CTMP) DENGAN TEKNESIUM-99m
PENGARUH ZAT ADITIF PADA PENANDAAN 1,4,8,11-TETRAAZASIKLOTETRA DESIL- 1,4,8,11-TETRAMETILENFOSFONAT (CTMP) DENGAN TEKNESIUM-99m Misyetti, Isti Daruwati, Maula Eka Sriyani, Teguh Hafiz A.W Pusat Teknologi
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen. Termasuk penelitian eksperimen karena dalam penelitian ini terdapat kontrol sebagai acuan antara
Lebih terperinciPENANDAAN CHITOSAN DENGAN RADIONUKLIDA HOLMIUM-166
PENANDAAN CHITOSAN DENGAN RADIONUKLIDA HOLMIUM-166 Nanny Kartini dan Nurlaila Zainuddin Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN, Jl. Tamansari No. 71, Bandung, 4132 ABSTRAK PENANDAAN CHITOSAN
Lebih terperinciPENANDAAAN 1,4,8,11-TETRAAZASIKOTETRADESIL-1,4,8,11- TETRAMETILEN FOSFONAT (CTMP) DENGAN RENIUM-186
PENANDAAAN 1,4,8,11TETRAAZASIKOTETRADESIL1,4,8,11 TETRAMETILEN FOSFONAT (CTMP) DENGAN RENIUM Maula Eka Sriyani, Misyetti, Isti Daruwati dan Teguh Hafiz Ambar Wibawa Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Produksi radioisotop dan radiofarmaka pada instalasi rumah sakit diperlukan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit terhadap radioisotop yang memiliki waktu paruh singkat.
Lebih terperinciRADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA
Radioaktivitas Iodium-125 Pada Uji Produksi Menggunakan Target Xenon-124 Diperkaya (Rohadi Awaludin) ISSN 1411 3481 RADIOAKTIVITAS IODIUM-125 PADA UJI PRODUKSI MENGGUNAKAN TARGET XENON-124 DIPERKAYA Rohadi
Lebih terperinciPERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
Urania Vol. 15 No. 2, April 2009 : 61-115 ISSN 0852-4777 PERBANDINGAN METODA OTOMATIS DAN MANUAL DALAM PENENTUAN ISOTOP Cs-137 MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Rosika Kriswarini (1) dan Dian Anggraini (1)
Lebih terperinciPENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo (Mo BREAKTHROUGH) DARI GENERATOR
PENGARUH PENCUCIAN LARUTAN NaOCl DAN PENAMBAHAN KOLOM KEDUA ALUMINA TERHADAP YIELD DAN LOLOSAN 99 Mo (Mo BREAKTHROUGH) DARI GENERATOR 99 Mo/ 99m Tc BERBASIS PZC (POLY ZIRCONIUM COMPOUND) ADANG H.G., A.
Lebih terperinciIII. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan
18 III. BAHAN DAN METODE 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia/Biokimia Hasil Pertanian dan Laboratorium Mikrobiologi Hasil Pertanian Jurusan Teknologi Hasil
Lebih terperinciPEMISAHAN MATRIKS 90 Sr/ 90 Y MENGGUNAKAN ELEKTROKROMATOGRAFI BERBASIS FASA DIAM CAMPURAN ALUMINA-SILIKA
PEMISAHAN MATRIKS Sr/ Y MENGGUNAKAN ELEKTROKROMATOGRAFI BERBASIS FASA DIAM CAMPURAN ALUMINA-SILIKA Sulaiman, Adang H.G., Artadi Heru W, Sri Aguswarini, Karyadi, Gatot S, Chairuman Pusat Radioisotop dan
Lebih terperinci