Produk. Pemeriksaan pemeriksaan kalibrasi, g Spektroskopik. Kemurnian kimia kemurnian konsentrasi radionuklida (radioaktif) radioaktif
|
|
- Yohanes Darmali
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1
2 Produk Pemeriksaan pemeriksaan kalibrasi, g Spektroskopik g spektrometri Kemurnian kimia kemurnian konsentrasi radionuklida (radioaktif) radioaktif Pemeriksaan secara farmasi Pemeriksaan fisika Pemeriksaan kimia Pemeriksaan biologi Kons radioaktif kemurnian radiokimia sterilitas Kemurnian radioaktif ph pirogenitas penetapan kadar toksisitas logam berat
3 Radiopharmaceutical quality control: Visual Inspection of Product - Visual inspection of the compounded radiopharmaceutical shall be conducted to ensure the absence of foreign matter and also to establish product identity by confirming that (1) a liquid product is a solution, a colloid, or a suspension (2) a solid product has defined properties that identify it. Assessment of Radioactivity -The amount of radioactivity in each compounded radiopharmaceutical should be verified and documented prior to dispensing, using a proper standardized radionuclide (dose) calibrator.
4 Radiopharmaceutical quality control: Radionuclidic Purity - Radionuclidic purity can be determined with the use of a suitable counting device -The gamma-ray spectrum, should not be significantly different from that of a standardized solution of the radionuclide. Radiochemical purity - Radiochemical purity is assessed by a variety of analytical techniques such as: - liquid chromatography - paper chromatography - thin-layer chromatography - electrophoresis the distribution of radioactivity on the chromatogram is determined.
5 Pada dasarnya Kualiti kontrol Sediaan radiofarmasi meliputi: Beberpa test spesifik dan pengukuran seperti: Kemurnian Potensi Identitas produk Keamanan biologis Dan efikasi sediaan radiofarmasi
6 Ada 2 Kategori Test Radiofarmasi 1. Test fisikokimia Test fisikokimia menunjukan tingkat kemurnian radionuklida dan radiokimia dan penentuan ph, kekuatan ion, osmolalitas, keadaan fisik sampel dan partikulat matter ( khusus sediaan koloid) 2. Test biologis Test ini meliputi sterilitas, nonpirogenitas dan toksisitas
7 Karakreristik fisik Penampilan fisik sediaan radiofarmasi sangat penting baik sediaan yang baru atau yang lama. Sediaan larutan harus tidak boleh ada partikel. Contoh: larutan 131 I human serum albumin harus jernih, sedikit warna kekuningan. Preparat koloid dan agregat harus mempunyai ukuran partikel tertentu sesuai dengan tujuan sediaan digunakan seperti; RES : 10 nm 1 um dgn diameter rata-rata 100 nm
8 ph dan kekuatan ion Semua sediaan radiofarmasi harus mempunyai konsentrasi ion yang cocok atau ph untuk mempertahankan stabilitas dan integritas. ph yang ideal 7,4 ( ph darah ), pengukuran dilakukan dengan ph meter. Sediaan radiofarmasi juga harus mempunyai kekuatan ion, isotonis dan osmolaritas yang tepat dan cocok untuk pemebrian pada manusia.
9 Kemurnian Radionuklida Kemurnian radionuklida didefinisikan sebagai fraksi dari total radioaktifitas dalam bentuk radionuklida yang diinginkan dalam suatu sediaan radiofarmasi. Contoh: 99 Mo dalam pembuatan senyawa bertanda 99m Tc. isotop iodin dalam senyawa bertanda 131 I
10 Kemurnian radionuklida ditentukan dengan mengukur waktu paruh dan jenis radiasi yang diemisikan oleh suatu radionuklida. Biasanya dapat dideteksi dengan 1. detektor multichanel analyzer 2. beta spektrometer atau liquid scintilation counter Kemurnian radionuklida tergantung kepada waktu paruh relatif dan kuantitas radionuklida yang diinginkan dan kontaminan lain serta perubahan waktu.
11 Kemurnian radiokimia Kemurnian radiokimia adalah fraksi dari total radioaktifitas dalam bentuk kimia yang diinginkan dalam sediaan radiofarmasi. Kemurnian radiokimia akibat dekomposisi dalam pelarut, perubahan temperatur dan ph, cahaya dan radiolisis. Metode analitik untuk menguji kemurnian radiokimia 1. pengendapan 2. kromatografi ( KLT, Kromatografi kertas )
12 3. gel kromatografi 4. elektroforesis ( gel dan kertas ) 5. ion exchange 6. ekstraksi pelarut 7. HPLC 8. destilasi
13 Kemurnian kimia Kemurnian kimia radiofarmasi adalah fraksi material dalam bentuk kimia yang diinginkan.
14 Biological Test Test biologi sangat penting untuk sediaan radiofarmasi seperti pengujian sterilitas, pirogenitas dan toksisitas sediaan radiofarmasi sebelum diberikan kepada manusia. Test ini sama dengan sediaan farmasi biasa
15 Sterilitas Sterilitas menunjukan tidak adanya bakteri atau mikroorganisme lain. Metode sterilisasi harus dipilih sedemikian rupa dan tergantung kepada: sifat produk, pelarut dan bahan aditif formulasi Metode sterilisasi: autoclav, filtrasi dll
16 Apyrogenitas Semua sediaan radiofarmasi yang diberikan kepada manusia harus bebas pirogen Pyrogen? Sifat sifat pirogen? Metode pengujian 1. USP rabbit test 2. LAL test
17 Toksisitas Sebelum sediaan radiofarmasi diberikan kepada manusia, terlebih dahulu harus diyakinkan bahwa sediaan tersebut tidak toksik dengan pemakaian dosis yang aman. Efek toksik sediaan radiofarmasi meliputi perubahan histologi atau perubahan fungsi fisiologis organ serta dapat menimbulkan kematian. Test toksisitas Toksisitas akut Toksisitas kronik
18 Test toksisitas disebut LD 50/30 Merupakan efek toksik sediaan radiofarmasi yang menghasilkan kematian 50 % hewan percobaan selama 30 hari.
PRODUKSI RADIOISOTOP. NANIK DWI NURHAYATI,M.SI
PRODUKSI RADIOISOTOP NANIK DWI NURHAYATI,M.SI nanikdn@uns.ac.id Suatu unsur disebut radioisotop atau isotop radioaktif jika unsur itu dapat memancarkan radiasi. Dikenal dengan istilah radionuklida. Tujuan
Lebih terperinciVII. PEMERIKSAAN KWALITAS
VII. PEMERIKSAAN KWALITAS I. PENDAHULUAN Kemurnian serta kwalitas suatu sediaan radiofarmasi harus dianggap sebagai satu hal yang sangat kritis, mengingat banyaknya gejala-gejala sampingan yang mungkin
Lebih terperinciEVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE )
EVALUASI KENDALI MUTU SENYAWA BERTANDA 153 SAMARIUM-EDTMP (ETHYLENE DIAMINE TETRA METHYLEN PHOSPHONATE ) Yayan Tahyan, Enny Lestari, Sudarsih, Endang Sarmini, Karyadi Pusat Radioisotop dan Radofarmaka-BATAN,
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RADIOFARMASI ( 2.0)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS) RADIOFARMASI ( 2.0) A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN 1. Deskripsi singkat matakuliah /Radiofarmasi Pendahuluan, atom, radioaktifitas dan satuan radiasi,
Lebih terperinciBagian Pertama PENDAHULUAN UMUM
Bagian Pertama PENDAHULUAN UMUM Bioanalisis merupakan salah satu ilmu terapan yang bermanfaat dan memberikan dukungan yang cukup besar terhadap kemajuan berbagai aspek ilmu yang lain, diantaranya untuk
Lebih terperinciBatasan Partikel partikulat Kelebihan pengisian
Batasan Partikel partikulat Kelebihan pengisian BATASAN Menurut USP, larutan parenteral volume kecil (SVP) adalah injeksi yang menurut label pada kemasan, bervolume 100 ml atau kurang Termasuk ke dalam
Lebih terperinciPENGENALAN PERBEKALAN STERIL
BAB I PENGENALAN PERBEKALAN STERIL PENDAHULUAN Setelah mahasiswa mengikuti kuliah bab I yang diberikan pada pertemuan pertama, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan jenis, syarat dan evaluasi dasar perbekalan
Lebih terperinciPERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG
PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 8 TAHUN 2016 TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,
Lebih terperinciTOKSIKOMETRIK. Studi yang mempelajari dosis dan respon yang dihasilkan. Efek toksik. lethal dosis 50
TOKSIKOMETRIK TOKSIKOMETRIK Toksikologi erat hubungannya dengan penilaian kuantitatif tentang berat dan kekerapan efek toksik sehubungan dengan terpaparnya mahluk hidup. Sifat spesifik dan efek suatu paparan
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1. Struktur Liposom
BAB 2 2.1 TINJAUAN PUSTAKA Liposom 2.1.1 Struktur Liposom Liposom sebagai pembawa obat telah dipatenkan pada tahun 1943 dalam bentuk campuran air antara lesitin dan kolesterol, walaupun struktur liposom
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai dilakukan secara rutin dengan metode yang sistematis. Hal ini juga didukung oleh perkembangan yang
Lebih terperinciSEDIAAN INJEKSI (PARENTERAL)
BAB II SEDIAAN INJEKSI (PARENTERAL) PENDAHULUAN Setelah mahasiswa mengikuti kuliah bab II yang diberikan pada pertemuan kedua dan ketiga, diharapkan mahasiswa mampu menjelaskan komponen, prinsip pembuatan,
Lebih terperinci: Kimia Farmasetika Umum. Status Matakuliah
Nama Matakuliah Kode / sks Prasyarat Status Matakuliah : Radio Farmasi : FAK 3531 / 2 SIES : Kimia Farmasetika Umum : Wajib Dieskripsi Singkat Matakuliah. Matakuliah Radio Farmasi terutama mempelajari
Lebih terperinciAnalisis Fisiko Kimia
Analisis Fisiko Kimia KROMATOGRAFI Oleh : Dr. Harmita DEFINISI Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Apotek Apabila kita lihat pengertian aslinya, sebenarnya apotek berasal dari bahasa Yunani apotheca, yang secara harfiah berarti penyimpanan. Dalam bahasa Belanda, apotek disebut
Lebih terperinci4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Isolasi enzim fibrinolitik Cacing tanah P. excavatus merupakan jenis cacing tanah yang agresif dan tahan akan kondisi pemeliharaan yang ekstrim. Pemeliharaan P. excavatus dilakukan
Lebih terperinciKALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN
ABSTRAK KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER UNTUK ANALISIS RADIONUKLIDA PEMANCAR BETA DALAM CONTOH URIN Ratih Kusuma P, Ruminta Ginting Pusat Teknologi Limbah Radioaktif-BATAN KALIBRASI EFISIENSI α/β COUNTER
Lebih terperinciRENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (20) (RPKPS) (20)
RENCANA PROGRAM KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (20) (RPKPS) (20) TEKNOLOGI FARMASI III OLEH : PROF. DR. H. AUZAL HALIM, APT DR. ERIZAL ZAINI, MS, APT UNIVERSITAS ANDALAS 2012 1 RENCANA PROGRAM KEGIATAN
Lebih terperinciBAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL PERCBAAN DAN PEMBAHASAN Penandaan falerin dengan 131 I adalah jenis penandaan tak seisotop. Falerin ditandai dengan menggunakan 131 I yang tidak terdapat dalam struktur falerin. Proses yang
Lebih terperinciStandardisasi Obat Bahan Alam. Indah Solihah
Standardisasi Obat Bahan Alam Indah Solihah Standardisasi Rangkaian proses yang melibatkan berbagai metode analisis kimiawi berdasarkan data famakologis, melibatkan analisis fisik dan mikrobiologi berdasarkan
Lebih terperinciEVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP
EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP Kadarisman, Sri Hastini, Yayan Tahyan, Abidin, Dadang Hafid dan Enny Lestari Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR),
Lebih terperinciALAT ANALISA. Pendahuluan. Alat Analisa di Bidang Kimia
Pendahuluan ALAT ANALISA Instrumentasi adalah alat-alat dan piranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan pengendalian dalam suatu sistem yang lebih besar dan lebih kompleks Secara umum instrumentasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sediaan injeksi merupakan sediaan steril berupa larutan, emulsi, suspensi atau serbuk yang harus dilarutkan atau disuspensikan sebelum digunakan secara parenteral,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN % air. Transportasi zat-zat makanan dalam tubuh semuanya dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Air merupakan senyawa kimia yang sangat penting bagi kehidupan manusia dan makhluk hidup lainnya. Fungsinya bagi kehidupan tidak akan dapat digantikan oleh senyawa lainnya.
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Mata Pelajaran : Kimia Kelas/Semester : XII/ Pertemuan ke : 1 & 2 Alokasi Waktu : 4 x 4 menit Standar Kompetensi : Memahami koloid, suspensi, dan larutan sejati Kompetensi
Lebih terperinciEVALUASI PENGGUNAAN PENCACAH BETA DAN GAMMA PADA PENENTUAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 188/186 Re-CTMP
EVALUASI PENGGUNAAN PENCACAH BETA DAN GAMMA PADA PENENTUAN KEMURNIAN RADIOKIMIA 188/186 Re-CTMP Teguh Hafiz Ambar Wibawa, Misyetti dan Epy Isabela Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri BATAN, Jl.
Lebih terperinciADLN- PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB 1 PENDAHULUAN
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Rhodamin B merupakan pewarna sintetis yang biasa digunakan dalam industri tekstil, kertas, kulit, plastik, cat, farmasi dan makanan yang digunakan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perkembangan nanoteknologi terus dilakukan oleh para peneliti dari dunia akademik maupun dari dunia industri. Para peneliti seolah berlomba untuk mewujudkan karya
Lebih terperinciPENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK
PENGGOLONGAN & RUANG LINGKUP KIMIA ANALITIK KIMIA ANALITIK Cabang dari ilmu kimia yang mempelajari teori dan cara-cara melakukan analisis kimia terhadap suatu bahan atau zat kimia. ANALISIS KIMIA Organik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Obat suntik didefinisikan secara luas sebagai sediaan steril bebas pirogen yang dimaksudkan untuk diberikan secara parenteral. Istilah parenteral seperti yang umum
Lebih terperinciBAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Metode
BAHAN DAN METODE Alat-alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan adalah peralatan gelas, neraca analitik, pembakar Bunsen, rangkaian alat distilasi uap, kolom kromatografi, pipa kapiler, GC-MS, alat bedah,
Lebih terperinciJurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN Journal of Radioisotope and Radiopharmaceuticals Vol 9, Oktoberl 2006
Jurnal Radioisotop dan Radiofarmaka ISSN 14108542 PRODUKSI TEMBAGA64 MENGGUNAKAN SASARAN TEMBAGA FTALOSIANIN Rohadi Awaludin, Abidin, Sriyono dan Herlina Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka (PRR), BATAN
Lebih terperinciANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
No.05 / Tahun III April 2010 ISSN 1979-2409 ANALISIS UNSUR RADIOAKTIVITAS UDARA BUANG PADA CEROBONG IRM MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty, Sudaryati, Susanto Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir -
Lebih terperinciRADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan. Drs. Iqmal Tahir, M.Si.
Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) RADIOKIMIA Kinetika dan waktu paro peluruhan Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika,, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan
Lebih terperinciGambar 5. Tekstur dan Struktur Bumbu Penyedap Blok Spirulina Perlakuan Kontrol (A) dan Maltodekstrin 10% (B).
3. HASIL PENGAMATAN 3.1. Penampakan Fisik Penampakan fisik bumbu penyedap blok Spirulina yang diamati meliputi struktur, tekstur dan perbedaan intensitas warna yang dihasilkan. Perbandingan penampakan
Lebih terperinciI PENDAHULUAN. menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi
I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Iradiasi merupakan salah satu jenis pengolahan bahan pangan yang menerapkan gelombang elektromagnetik, yang bertujuan untuk mengurangi kehilangan akibat kerusakan dan pembusukan.
Lebih terperinciEVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA 153 Sm-EDTMP
Kadarisman, dkk. ISSN 0216-3128 69 EVALUASI PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP 153 Sm DAN SEDIAAN RADIOFARMAKA Kadarisman, Sri Hastini, Yayan Tahyan, Abidin, Dadang Hafid dan Enny Lestari Pusat Pengembangan Radioisotop
Lebih terperinciKOMPARASI PRAKIRAAN DOSIS INTERNA SECARA IN-VIVO DAN IN-VITRO. R. Suminar Tedjasari, Ruminta Ginting, Tri Bambang L Pusat Teknologi Limbah Radioaktif
KOMPARASI PRAKIRAAN DOSIS INTERNA SECARA IN-VIVO DAN IN-VITRO R. Suminar Tedjasari, Ruminta Ginting, Tri Bambang L Pusat Teknologi Limbah Radioaktif ABSTRAK PRAKIRAAN DOSIS RADIASI INTERNA SECARA IN-VIVO
Lebih terperinciPenentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN)
Penentuan Kadar Besi dalam Pasir Bekas Penambangan di Kecamatan Cempaka dengan Metode Analisis Aktivasi Neutron (AAN) Prihatin Oktivasari dan Ade Agung Harnawan Abstrak: Telah dilakukan penentuan kandungan
Lebih terperinciMATERI DAN PERUBAHANNYA. Kimia Kesehatan Kelas X semester 1
MATERI DAN PERUBAHANNYA Kimia Kelas X semester 1 SKKD STANDAR KOMPETENSI Memahami konsep penulisan lambang unsur dan persamaan reaksi. KOMPETENSI DASAR Mengelompokkan sifat materi Mengelompokkan perubahan
Lebih terperinciPEMISAHAN RADIONUKLIDA 137 CS DENGAN METODA PENGENDAPAN CSCLO 4
PEMISAHAN RADIONUKLIDA 137 CS DENGAN METODA PENGENDAPAN CSCLO 4 Arif Nugroho*, Rosika Kriswarini*, Boybul*, Erlina* *Pusat Teknologi Bahan Bakar Nuklir - BATAN Kawasan Puspiptek Serpong, Tangerang, 15313,arif52@
Lebih terperinciSTABILITAS RADIOFARMAKA 99M Tc-KANAMYCIN SEBAGAI SEDIAAN UNTUK DETEKSI INFEKSI
STABILITAS RADIOFARMAKA 99M Tc-KANAMYCIN SEBAGAI SEDIAAN UNTUK DETEKSI INFEKSI, Maula Eka Sriyani, Witri Nuraeni Pusat Sains dan Teknologi Nuklir Terapan Jl. Tamansari No 71Bandung evamaria@batan.go.id
Lebih terperinciPEMBUATAN KIT MIBI SEBAGAI PENATAH JANTUNG
PEMBUATAN KIT MIBI SEBAGAI PENATAH JANTUNG A Roselliana, Sudarsih, E Lestari, dan S Aguswarini Pusat Radioisotop dan Radiofarmaka-BATAN, Kawasan PUSPIPTEK Serpong,Tangerang E-mail : aroselliana@yahoo.com
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian KLT dapat memberikan informasi mengenai kemurnian dan konsentrasi lipid. Jika senyawa tersebut murni maka hasil running akan berupa bercak tunggal. Phospholipid
Lebih terperinciFORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA
FORMULASI SEDIAAN SEMISOLIDA @Dhadhang_WK Laboratorium Farmasetika Unsoed 1 Pendahuluan Sediaan farmasi semisolid merupakan produk topikal yang dimaksudkan untuk diaplikasikan pada kulit atau membran mukosa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat-obat modern walaupun telah mendominasi dalam pelayanan kesehatan, namun penggunaan obat tradisional tetap mendapat tempat yang penting bahkan terus berkembang
Lebih terperinciKARAKTERISTIK FISIKOKIMIA KIT KERING KANAMYCIN * Eva Maria Widyasari, Misyetti, Teguh Hafiz Ambar W dan Witri Nuraeni
Karakteristik Fisikokimia Kit Kering Kanamycin ISSN 1411 3481 (Eva) KARAKTERISTIK FISIKOKIMIA KIT KERING KANAMYCIN * Eva Maria Widyasari, Misyetti, Teguh Hafiz Ambar W dan Witri Nuraeni Pusat Teknologi
Lebih terperinciYOVITA NOVELINA ISOLASI LIGNAN DARI BIJI LABU CUCURBITA PEPO L. PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI
YOVITA NOVELINA 10702067 ISOLASI LIGNAN DARI BIJI LABU CUCURBITA PEPO L. PROGRAM STUDI SAINS DAN TEKNOLOGI FARMASI SEKOLAH FARMASI INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2007 Pada kutipan atau saduran skripsi ini
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Ekstraksi Zat Warna Rhodamin B dalam Sampel Zat warna sebagai bahan tambahan dalam kosmetika dekoratif berada dalam jumlah yang tidak terlalu besar. Paye dkk (2006) menyebutkan,
Lebih terperinciNama Mata Kuliah : Kromatografi
Nama Mata Kuliah : Kromatografi Kode/SKS : 2602/2SKS Prasarat : Kimia Analitik II Dan Kimia Organik II Status Mata Kuliah : Wajib Deskripsi Mata Kuliah : Mata kuliah kromatografi merupakan mata kuliah
Lebih terperinciDalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air.
Pendahuluan Dalam bidang farmasetika, kata larutan sering mengacu pada suatu larutan dengan pembawa air. Pelarut lain yang digunakan adalah etanol dan minyak. Selain digunakan secara oral, larutan juga
Lebih terperinciKROMATOGRAFI. Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan
KROMATOGRAFI Defenisi Kromatografi adalah teknik pemisahan campuran didasarkan atas perbedaan distribusi dari komponen-komponen campuran tersebut diantara dua fase, yaitu fase diam (padat atau cair) dan
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HASIL 1. Penetapan Parameter Nonspesifik Ekstrak Ekstrak air akar kucing yang didapat mempunyai spesifikasi sebagai berikut : warna coklat kehitaman, berbau spesifik dan
Lebih terperinciBAB I TINJAUAN PUSTAKA
BAB I TINJAUAN PUSTAKA 1.1 Obat Tradisional Menurut peraturan menteri kesehatan nomor 007 tahun 2012 obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral,
Lebih terperinciELEKTROFORESIS. Muawanah. Sabaniah Indjar Gama
ELEKTROFORESIS Muawanah Sabaniah Indjar Gama Elektroforesis adalah teknik pemisahan komponen atau molekul bermuatan berdasarkan perbedaan tingkat migrasinya dalam sebuah medan listrik Atau pergerakan partikel
Lebih terperinciKISI KISI SOAL UJIAN SEKOLAH SMK SE-KABUPATEN CIAMIS TP. 2013/2014
Mata Pelajaran : KIMIA KISI KISI UJIAN SEKOLAH SMK SE-KABUPATEN CIAMIS TP. 2013/2014 TINGKAT 1 Memahami konsep materi dan perubahannya Pengertian perubahan Kimia dan Fisika dijelaskan melalui contoh-contoh
Lebih terperinciPEMILIHAN SISTEM KROMATOGRAFI PADA PENENTUAN
PEMILIHAN SISTEM KROMATOGRAFI PADA PENENTUAN 99m Tc-TEREDUKSI RADIOFARMAKA 99m Tc-SIPROFLOKSASIN Eva Maria Widyasari, Nurlaila Zainuddin, Epy Isabela dan Witri Nuraeni Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan
Lebih terperinciRENCANAPEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)
RENCANAPEMBELAJARAN SEMESTER (RPS) RADIOFARMASI FAF 42 ( 2 sks) Semester 8 Pengampu matakuliah Dr. Salman, M.Si., Apt Rini Agustin, M.Si., Apt Program Studi Farmasi FakultasFarmasi UniversitasAndalas Padang,Tahun
Lebih terperinciVALIDASI PENGUKURAN OSMOLALITAS DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN STANDAR PADA ALAT AUTOMATIC OSMOMETER
VALIDASI PENGUKURAN OSMOLALITAS DENGAN MENGGUNAKAN LARUTAN STANDAR PADA ALAT AUTOMATIC OSMOMETER Amal Rezka Putra, Maskur, Yayan Tahyan Pusat Teknologi Radioisotop dan Radiofarmaka-BATAN, Tangerang Selatan,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Objek dan Lokasi Penelitian Objek atau bahan penelitian ini adalah daging buah paria (Momordica charantia L.) yang diperoleh dari Kampung Pamahan-Jati Asih, Bekasi. Dan
Lebih terperinciEVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO
EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL PEKERJA RADIASI PT-BATAN TEKNOLOGI DENGAN METODE IN-VITRO Ruminta Ginting, Ratih Kusuma Putri Pusat Teknologi Limbah Radioaktif - BATAN ABSTRAK EVALUASI DOSIS RADIASI INTERNAL
Lebih terperinciBeberapa keuntungan dari kromatografi planar ini :
Kompetensi Dasar: Mahasiswa diharapkan dapat menjelaskan metode pemisahan dengan KLT dan dapat mengaplikasikannya untuk analisis suatu sampel Gambaran Umum KLT Kromatografi lapis tipis (KLT) dikembangkan
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia. Tanaman ini termasuk jenis tumbuhan dari
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada penelitian ini digunakan bahan baku minyak atsiri daun sebagai bahan aktif gel antiseptik. Minyak atsiri daun ini berasal dari Palu, Sulawesi Tengah, Indonesia.
Lebih terperinciKAJIAN BESARNYA DOSIS YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI PADA PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP
KAJIAN BESARNYA DOSIS YANG DITERIMA PEKERJA RADIASI PADA PROSES PRODUKSI RADIOISOTOP Suhaedi Muhammad 1 dan Rr. Djarwanti,RPS 2 1 Pusat Teknologi Keselamatan dan Metrologi Radiasi, BATAN email: suhaedi.muhammad62@gmail.com
Lebih terperinciI. SYARAT-SYARAT PEMBAWA/PELARUT HARUS INERT SECARA FARMAKOLOGI DAPAT DITERIMA DAN DISERAP DENGAN BAIK OLEH TUBUH TIDAK TOKSIS DALAM JUMLAH YANG DISUN
Pembawa, Syarat dan Evaluasi Obat Suntik Oleh : Dra. Nazliniwaty, M.Si., Apt. I. SYARAT-SYARAT PEMBAWA/PELARUT HARUS INERT SECARA FARMAKOLOGI DAPAT DITERIMA DAN DISERAP DENGAN BAIK OLEH TUBUH TIDAK TOKSIS
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi
III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Laboratorium Biokimia dan Laboratorium Instrumentasi Jurusan Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan jarak ukuran nm. Obat dilarutkan, dijerat, dienkapsulasi, dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Nanopartikel didefinisikan sebagai dispersi partikulat atau partikel padat dengan jarak ukuran 1-1000 nm. Obat dilarutkan, dijerat, dienkapsulasi, dan diikat dalam
Lebih terperinciVALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK UNSUR-UNSUR DI DALAM STANDARD REFERENCE MATERIAL. NIST 1577b BOVINE LIVER INDRIA KURNIATI PRATASIS
VALIDASI METODE ANALISIS AKTIVASI NEUTRON UNTUK UNSUR-UNSUR DI DALAM STANDARD REFERENCE MATERIAL. NIST 1577b BOVINE LIVER INDRIA KURNIATI PRATASIS DEPARTEMEN KIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
Lebih terperinciAzmairit Aziz. Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri, BATAN - Bandung
Karakterisasi Rodium-105 ( 105 RhCl 3 ) sebagai radioisotop untuk terapi (Azmairit Aziz) ISSN 1411-3481 -------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Lebih terperinciANALISIS JAM MAKAN PADA DAUN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rapa var. parachinensis L.) DENGAN TEKNIK PERUNUT RADIOAKTIF 32 P SKRIPSI
ANALISIS JAM MAKAN PADA DAUN TANAMAN SAWI HIJAU (Brassica rapa var. parachinensis L.) DENGAN TEKNIK PERUNUT RADIOAKTIF 32 P SKRIPSI BIDANG MINAT BIOFISIKA Nurfaizah JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Dalam bab ini, data yang diperoleh disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Penyajian grafik dilakukan berdasarkan variabel konsentrasi terhadap kedalaman dan disajikan untuk
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. HASIL PENELITIAN 1. Optimasi pembuatan mikrokapsul alginat kosong sebagai uji pendahuluan Mikrokapsul memberikan hasil yang optimum pada kondisi percobaan dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Penelitian Terdahulu Berdasarkan penelitian yang terdahulu (Kevin, 2011), peneliti telah berhasil mendapatkan perolehan kembali (recovery) aspirin sebanyak 60-100% pada kedua
Lebih terperinciPASI NA R SI NO L SI IK LI A KA
NANOSILIKA PASIR Anggriz Bani Rizka (1110 100 014) Dosen Pembimbing : Dr.rer.nat Triwikantoro M.Si JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciPHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO
ANALISIS KUALITATIF PARASETAMOL PADA SEDIAAN JAMU SERBUK PEGAL LINU YANG BEREDAR DI PURWOKERTO Muhammad Irfan Firdaus*, Pri Iswati Utami * Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Aktivitas pencemaran lingkungan yang dihasilkan dari suatu kegiatan industri merupakan suatu masalah yang sangat umum dan sulit untuk dipecahkan pada saat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Air bersih adalah air yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air sangat penting bagi kehidupan, baik manusia, hewan, maupun tumbuhan. Seluruh metabolisme dalam tubuh berlangsung dalam media air. Air didalam kehidupan sehari-hari
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Keberadaan industri dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat namun juga tidak jarang merugikan masyarakat, yaitu berupa timbulnya pencemaran lingkungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Limbah Limbah adalah zat atau bahan buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi, baik industri maupun domestik, yang kehadirannya pada suatu saat tertentu tidak dikehendaki
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
DAFTAR ISI Halaman HALAMAN JUDUL... i FAKTA INTEGRITAS... ii LEMBAR PERSYARATAN GELAR... iii LEMBAR PENGESAHAN TUGAS AKHIR... iv LEMBAR PERSETUJUAN... v PEDOMAN PENGGUNAAN... vi ABSTRAK... vii KATA PENGANTAR...
Lebih terperinciBAB 1 KIMIA PERAIRAN
Kimia Perairan 1 BAB 1 KIMIA PERAIRAN Kompetensi Dasar: Menjelaskan komponen penyusun, sifat fisika dan sifat kimia di perairan A. Definisi dan Komponen Penyusun Air Air merupakan senyawa kimia yang sangat
Lebih terperinciPENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA
ISSN 1979-2409 Penentuan Kadar Uranium Dalam Sampel Yellow Cake Menggunakan Spektrometer Gamma (Noviarty, Iis Haryati) PENENTUAN KADAR URANIUM DALAM SAMPEL YELLOW CAKE MENGGUNAKAN SPEKTROMETER GAMMA Noviarty
Lebih terperinciKimia Analisis II. Annisa Fillaeli
Kimia Analisis II Annisa Fillaeli Kimia Analisis II? Pendahuluan Aspek Termodinamika dalam Pemisahan Pemisahan dengan Cara Pengendapan Destilasi Ekstraksi Kromatografi HPLC Pendahuluan Bahan alam Identifikasi
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang penelitian Indonesia merupakan salah satu negara tropis yang kaya akan sumber daya alamnya, sehingga menjadi negara yang sangat potensial dalam bahan baku obat, karena
Lebih terperinciPERBANDINGAN EFEK FRAKSI
ABSTRAK PERBANDINGAN EFEK FRAKSI n-heksana DAN FRAKSI ETIL ASETAT Phyllanthus niruri L HERBA TERHADAP PERSENTASE EOSINOFIL PADA APUS DARAH MENCIT DENGAN DERMATITIS ALERGIKA DAN UJI KUALITATIF SENYAWA AKTIF
Lebih terperinciIV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Kualitas Air Dari hasil pengukuran terhadap beberapa parameter kualitas pada masingmasing perlakuan selama penelitian adalah seperti terlihat pada Tabel 1 Tabel 1 Kualitas Air
Lebih terperinciLaporan Kimia Analitik KI-3121
Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten
Lebih terperinciFISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI
FISIKA INTI DI BIDANG KEDOKTERAN, KESEHATAN, DAN BIOLOGI Stuktur Inti Sebuah inti disusun oleh dua macam partikel yaitu proton dan neutron terikat bersama oleh sebuah gaya inti. Proton adalah sebuah partikel
Lebih terperinciALAT UKUR RADIASI. Badan Pengawas Tenaga Nuklir. Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta Telepon : (021)
ALAT UKUR RADIASI Badan Pengawas Tenaga Nuklir Jl. MH Thamrin, No. 55, Jakarta 10350 Telepon : (021) 230 1266 Radiasi Nuklir Secara umum dapat dikategorikan menjadi: Partikel bermuatan Proton Sinar alpha
Lebih terperinciMANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM
MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2016 MANUAL PROSEDUR PENANGANAN LIMBAH LABORATORIUM JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN. standar, dilanjutkan pengukuran kadar Pb dalam contoh sebelum dan setelah koagulasi (SNI ).
0.45 µm, ph meter HM-20S, spektrofotometer serapan atom (AAS) Analytic Jena Nova 300, spektrofotometer DR 2000 Hach, SEM-EDS EVO 50, oven, neraca analitik, corong, pompa vakum, dan peralatan kaca yang
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Telah berkembang suatu mekanisme fotokatalis yang menerapkan pemanfaatan radiasi ultraviolet dan bahan semikonduktor sebagai fotokatalis, umumnya menggunakan bahan TiO2
Lebih terperinciRANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR...TAHUN... TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG
RANCANGAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR...TAHUN... TENTANG PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT SEDANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Semakin banyak orang yang mengabaikan kesehatan dikarenakan alasan kesibukan. Hal ini mengakibatkan penyakit dapat menyerang kesehatan manusia dengan mudah,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang mempunyai hasil alam yang berlimpah dan banyak dimanfaatkan oleh masyarakat untuk berbagai kepentingan. Salah satu dari hasil alam
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indonesia merupakan suatu negara tropis di dunia yang kaya akan berbagai jenis tumbuh-tumbuhan. Tumbuh-tumbuhan ini memiliki berbagai macam manfaat, salah
Lebih terperinciUJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN
Prosiding SNaPP2012 : Sains, Teknologi, dan Kesehatan ISSN 2089-3582 UJI STABILITAS FISIK DAN KIMIA SEDIAAN SIRUP RACIKAN YANG MENGANDUNG ERDOSTEIN 1 Fetri Lestari, 2 Hilda Aprilia 1,2 Program Studi Farmasi,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kondisi alam tropis Indonesia sangat menunjang pertumbuhan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Kondisi alam tropis Indonesia sangat menunjang pertumbuhan mikroorganisme. Pada umumnya mikroorganisme yang patogen bersifat merugikan karena dapat menimbulkan
Lebih terperinciTEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL
TEKNOLOGI PRODUKSI ENZIM MIKROBIAL Ani Suryani FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR PENDAHULUAN Sumber Enzim Tanaman dan Hewan Mikroba Enzim dari Tanaman Enzim dari Hewan Enzim dari Mikroba
Lebih terperinci