PEMISAHAN PERAK DARI LIMBAH FIXER DENGAN CARA ELEKTROLISIS SUPRATNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PEMISAHAN PERAK DARI LIMBAH FIXER DENGAN CARA ELEKTROLISIS SUPRATNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011"

Transkripsi

1 i PEMISAHAN PERAK DARI LIMBAH FIXER DENGAN CARA ELEKTROLISIS SUPRATNO SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

2 2 PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN SUMBER INFORMASI Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis Pemisahan Perak(Ag) dari Limbah Fixer dengan cara Elektrolisis adalah karya saya dengan arahan dari Komisi Pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun kepada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir tesis ini. Bogor, Agustus 2011 Supratno NRP G

3 i ABSTRACT SUPRATNO. The Isolation of Silver (Ag) from Fixer Sludge with Electrolysis methode. Under direction of ZAINAL ALIM MAS UD and ETI ROHAETI. The isolation of silver with electrolysis methode on sludge silver was tried with the variations concentration, electrode of carbon, and voltages. The aim of research are looking for the easiest and eficient electrolysis. Among of ppm of silver (impurities) could be produced from electrolysis fixer which used 300 times maintain the film. For 400, 500, and 600 times electrolysis were produced recently 49.42, , and ppm. Futhermore, it was increased to ppm from 700 times. These were possible because of density the solutions. From the electrode of carbon, g Ag (impurities) could be processed from size 14 cm x 3 cm x 3 cm. The next results g and g from the sizes 16 cm x 3 cm x 3 cm and 18 cm x 3 cm x 3 cm. The reasoned of this part any faster reaction on the most litle electrode. By the way, from voltages variation, the processed showed that g of Ag (impurities) could be produced from 11 volt. It s caused the bigest voltages are also the bigest kinetics power on the reactions. Sampel and product were analized by AAS. Consentration has potential to be indicator, because of the used 700 times was given trend high Ag (impurities) became increase optimally at 11 volt, and much sediment that is g. The best rendemen is 13.33%. The other finding is that the strength of the time and the voltages strongly enfluence the electrolysis shown by the bigger result on F(calculation) than that of the F(table). Keywords: isolation, silver, electrolysis, fixer.

4 ii RINGKASAN SUPRATNO. Pemisahan Perak (Ag) dari Limbah Fixer dengan cara Elektrolisis. Dibimbing oleh ZAINAL ALIM MAS UD dan ETI ROHAETI. Perak terletak di golongan IB dan periode 5. Unsur bernomor atom 47 ini memiliki massa atom g/mol, termasuk logam yang berkarakter fisik keras dan unik diantara logam-logam lainnya. Perak memiliki titik leleh C dan titik didih 2212 C. Perak berada dalam keadaan terikat sebagai Ag 2 S (argentit), AgCl, dan dalam bijih tembaga-nikel. Unsur logam transisi ini berwarna putih mengkilap, dapat ditempa, sedikit lebih keras dari emas, konduktivitasnya paling tinggi di antara semua logam, tahan terhadap udara murni dan air, tetapi tidak tahan terhadap udara yang mengandung belerang (timbul bercak hitam kemudian menjadi kusam) dan kurang reaktif dibandingkan dengan tembaga. Digunakan metode daur ulang perak dari jenis limbah berdasarkan transisi dari perak ke dalam larutan, yaitu bentuk ionik dan kemudian dengan elektrolisis memproduksi logam perak. Proses produksi perak dari film dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mekanik dan kimia yang dapat dikaitkan dengan pembentukkan pembawa gelatin asam oksalat dan melarutkan perak. Pengambilan kembali ion perak dari limbah film foto ronsen telah dilakukan melalui proses pengendapan elektrolitik langsung, namun hasilnya masih kurang memuaskan. Rendemen pengendapan ion logam baru mencapai ±57.10%. Sementara itu, endapan masih belum semengkilap yang diharapkan. Warna endapan bervariasi dari abu-abu hingga kecokelatan yang mencerminkan bahwa produk perak belum mencapai tingkat kemurnian yang tinggi. Endapan merupakan campuran antara logam perak dengan oksida, hidroksida, dan sulfidanya. Uji spektrofotometrik menunjukkan bahwa kemurnian endapan perak menghasilkan 83.44%. Selain itu, pemakaian energi listrik untuk mengendapkan logam merupakan pemborosan cukup besar. Usaha untuk mendapatkan perak telah diteliti dan dicoba, tetapi yang menjadi raw materialnya adalah foto klise. Perak yang terkandung dalam film fotografi diperkirakan antara 0.7-1%. Sebanyak 100 Kg film foto bekas dapat menghasilkan logam perak maksimal g. Pemisahan perak dari limbah fixer dengan metode elektrolisis diuji dengan menggunakan elektrode plat sengplat stainless. Reaktor dioperasikan dengan variasi tegangan listrik, waktu, dan jarak elektroda. Pengujian menunjukkan bahwa pasangan elektroda seng-stainless yang terbaik memisahkan konsentrasi perak lebih banyak yaitu 2%. Pada variasi tegangan terhadap waktu efisiensi terbesar diperoleh pada rentang tegangan 3-5 volt dan pada waktu menit dengan besar efisiensi 74%-92%. Pada variasi jarak efisiensi optimal diperoleh pada jarak 2 dan 4 cm dengan nilai efisiensi 74% dan 88%. Penelitian untuk memperoleh perak dari limbah cair fotografi pernah dilakukan dengan dan tanpa penambahan KCN 1 M, kemudian digunakan elektroda Pt dengan variasi waktu elektrolisis 30, 60, 90, dan 120 menit. Penelitian dilakukan melalui empat tahap, yaitu penentuan konsentrasi Ag sampel, penentuan potensial elektrodeposisi, elektrolisis pada potensial tetap, dan analisis SSA. Kemurnian endapan Ag maksimal pada elektrolisis 30 menit 36.06% tanpa pengompleks dan 37.44% dengan pengompleks KCN 1 M.

5 iii Tiga percobaan telah dilakukan menggunakan variasi konsentrasi limbah fixer, elektroda karbon, dan tegangan. Elektrolisis dilakukan pada suhu kamar, dengan menggunakan metode yang dimodifikasi dari Tobing & Nathan (2003). Percobaan pertama dirancang untuk mengamati konsentrasi manakah yang terbanyak menghasilkan endapan, kemudian dilakukan ekstraksi, penyaringan, penggodogan, penambahan NaCl, dan pemurnian. Hasil endapan sebanyak g diperoleh dari fixer 800x pemakaian. Endapan elektrolisis limbah 300x pemakaian dianalisis dengan SSA dan hasilnya menunjukkan bahwa kadar Ag sebesar ppm. Adapun fixer 700x pemakaian menunjukkan kadar Ag sebesar ppm. Variasi konsentrasi memiliki potensi indikator karena semakin banyak pencelupan film terjadi tren peningkatan endapan. Percobaan kedua dirancang untuk mengamati hasil penggunaan 3 ukuran elektrode karbon, yaitu 18 cm x 3 cm x 3 cm, 16 cm x 3 cm x 3 cm, dan 14 cm x 3 cm x 3 cm. Limbah dari pemakaian 800x celup diektrolisis selama 4 jam. Endapan yang diperoleh diolah seperti elektrolis pertama. Hasil elektrolisis terbanyak fase ini sejumlah g, yang diperoleh dari ukuran elektroda karbon terkecil. Hal ini disebabkan karena dengan elektroda tersebut terjadi akumulasi endapan di katode paling banyak. Pemeriksaan dengan SSA menunjukkan kadar Ag sebesar ppm. Percobaan ketiga dirancang untuk mengamati hasil elektrolisis dengan menggunakan 6 varian tegangan, yaitu 3, 4.5, 6, 7.5, 9, dan 11 volt. Proses dilanjutkan dengan perlakuan seperti elektrolis pertama. Dengan variasi tegangan diperoleh endapan terbanyak sejumlah g dari 11 volt. Hal ini disebabkan karena dari tegangan tersebut terjadi efek reaksi terbesar yang menghasilkan endapan. Rendemen terbaik sebesar 13.33%. Ditemukan dengan perhitungan ANNOVA bahwa bila waktu dan voltase elektrolisis diperbesar F hitung > F tabel (pada α= 0.025) pada fixer encer dan fixer pekat. Kata kunci: pemisahan, perak, elektrolisis, fixer.

6 iv Hak Cipta milik IPB, tahun 2011 Hak Cipta dilindungi Undang-Undang Dilarang mengutip sebagian atau seluruh karya tulis ini tanpa mencantumkan atau menyebutkan sumbernya. Pengutipan hanya untuk kepentingan pendidikan, penelitian, penulisan karya ilmiah, penyusunan laporan, penulisan kritik, atau tinjauan suatu masalah; dan pengutipan tersebut tidak merugikan kepentingan yang wajar IPB. Dilarang mengumumkan dan memperbanyak sebagian atau seluruh karya tulis dalam bentuk apapun tanpa izin IPB.

7 5 PEMISAHAN PERAK DARI LIMBAH FIXER DENGAN CARA ELEKTROLISIS SUPRATNO Tesis Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Sains pada Program Studi Kimia SEKOLAH PASCASARJANA INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2011

8 Penguji Luar Komisi pada Ujian Tesis: Sri Sugiarti, Ph.D 1

9 2 Judul Tesis : Pemisahan Perak dari Limbah Fixer dengan cara Elektrolisis Nama Mahasiswa : Supratno NRP : G Disetujui Komisi Pembimbing Dr. Zainal Alim Mas ud, DEA. Ketua Dr. Eti Rohaeti, MS. Anggota Diketahui Ketua Program Studi Kimia Dekan Sekolah Pascasarjana Prof. Dr. Dra. Purwantiningsih Sugita, MS. Dr. Ir. Dahrul Syah, M.Sc.Agr. Tanggal Ujian: 16 Agustus 2011 Tanggal Lulus:

10 3 PRAKATA Seraya mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas karunia yang dilimpahkan sehingga saya dapat menyelesaikan penelitian dengan judul Pemisahan Perak dari Limbah Fixer dengan cara Elektrolisis, yang dimulai sejak bulan Desember Pada kesempatan ini ucapan terima kasih dan penghargaan saya sampaikan kepada Bapak Dr. Zainal Alim Mas ud, DEA. selaku ketua Komisi Pembimbing dan Ibu Dr. Eti Rohaeti, MS. selaku anggota Komisi Pembimbing, tenaga penunjang di lingkungan Departemen Kimia, FMIPA IPB, khususnya Ibu Nunung Nuryanti, Ibu Nurhayati, Bapak Eman Suherman, Bapak Wawan dan Eko yang berpartisipasi membantu kami dalam pelayanan penelitian, administrasi maupun bantuan lainnya. Ucapan terima kasih juga saya sampaikan kepada rekan-rekan seangkatan pascasarjana Kimia Rekan-rekan guru Madrasah Aliyah Raudlatul Ulum Anyer, (Alm) Ayahanda Soeadji, (Almh) Ibunda Sudjinah, istriku Rr. Dwi Legstyanti, Ahmad Nico Fitriadi, serta seluruh keluarga, atas doa dan kasih sayangnya. Semoga karya ilmiah ini bermanfaat. Bogor, Agustus 2011 Supratno

11 4 RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Demak pada tanggal 7 April 1965 sebagai anak ke-12 dari pasangan Bapak Soeadji (Alm) dan Ibu Sudjinah (Almh). Tahun 1983 penulis lulus dari Sekolah Menengah Atas Abdi Negara Grogol Demak dan pada tahun yang sama lulus seleksi SIPENMARU di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan Semarang. Penulis mengambil Program Studi D3 Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam dan lulus tahun Tahun 2000 lulus dari Program Studi Pendidikan Kimia Universitas Terbuka Jakarta. Pada tahun 2009 penulis diterima pada Program Studi Kimia, Sekolah Pascasarjana IPB. Beasiswa pendidikan pascasarjana diperoleh dari Kementerian Agama Republik Indonesia, dengan program Beasiswa Utusan Daerah (BUD), perwakilan Provinsi Banten. Penulis bekerja sebagai staf pengajar bidang Kimia di Madrasah Aliyah Raudlatul Ulum Anyer, Kabupaten Serang, Provinsi Banten dari tahun sekarang. Selain itu, penulis sebagai staf pengajar tidak tetap untuk mata kuliah Kimia Dasar di Universitas Indraprasta Jakarta, kelas jauh di Anyer, Kabupaten Serang, Banten dari tahun 2008-sekarang.

12 5 DAFTAR ISI DAFTAR TABEL..... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... Halaman PENDAHULUAN... 1 Latar Belakang... 1 Tujuan Penelitian... 3 Manfaat Penelitian... 3 Hipotesis Penelitian... 3 TINJAUAN PUSTAKA... 4 Perak(Ag)... 4 Fixer... 8 Elektrolisis... 9 Pengolahan Limbah Cair Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian Penyiapan Sampel Pemeriksaan SSA Sampel dan Hasil Penyiapan Reagen Pelaksanaan Elektrolisis dan Pemurnian Perhitungan Rendemen HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hubungan Variasi Waktu dengan Voltase Produk Elektrolisis dengan Variasi Konsentrasi Produk Elektrolisis dengan Variasi Elektroda Karbon Produk Elektrolisis dengan Variasi Voltase Analisis Komprehensif Manfaat Elektrolisis Fixer SIMPULAN DAN SARAN DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN xiii xvi xv

13 6 DAFTAR TABEL Halaman 1 Kandungan perak dalam material Beberapa metode perolehan perak dari limbah fixer Hasil elektrolisis dengan variasi konsentrasi dari pemakaian film Hasil elektrolisis kedua dengan menggunakan elektroda karbon Hasil elektrolisis ketiga dengan variasi voltase Hasil penimbangan massa endapan elektrolisis keempat limbah encer Hasil penimbangan massa endapan elektrolisis limbah pekat Hasil analisis rancangan acak kelompok limbah encer dan pekat Pengolahan ANNOVA limbah fixer encer Pengolahan ANNOVA limbah fixer pekat... 27

14 7 DAFTAR GAMBAR Halaman 1 Perak kristal dan hiasan kerudung Sel elektrolisis daur ulang perak Hirarki manajemen limbah Diagram SSA Peralatan elektrolisis Diagram alir elektrolisis pertama Diagram alir elektrolisis limbah fixer encer dan pekat Hasil pemeriksaan SSA endapan elektrolisis pertama Hasil pemeriksaan SSA endapan elektrolisis kedua Hasil pemeriksaan SSA Kristal Ag hasil elektrolisis dengan variasi konsentrasi Kristal Ag hasil elektrolisis dengan variasi ukuran elektroda karbon Kristal Ag hasil elektrolisis dengan variasi voltase... 29

15 8 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1 Uji SSA sampel Uji SSA endapan dengan variasi konsentrasi Uji SSA endapan dengan variasi ukuran elektrode karbon Uji SSA endapan dengan variasi voltase Diagram alir elektrolisis ke Diagram alir elektrolisis ke Perhitungan rendemen hasil elektrolisis variasi konsentrasi Perhitungan rendemen hasil elektrolisis variasi elektrode karbon Perhitungan rendemen hasil elektrolisis elektrode tegangan Pengolahan ANNOVA lengkap limbah fixer encer Pengolahan ANNOVA lengkap limbah fixer pekat... 45

16 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Indonesia memiliki sumber daya mineral yang variatif, baik jenis dan wujud materialnya. Beberapa jenis yang telah populer diantaranya emas, perak, tembaga, aluminium. Sebagai bahan tambang tidak dapat diperbaharui mineral seharusnya dikelola dengan baik, profesional dan multifungsional sehingga bermanfaat jangka panjang sebagai elemen pembangunan. Perkembangan ilmu dan teknologi fotografi telah mendatangkan banyak manfaat, walaupun disisi lain menghasilkan limbah. Menurut Aryadi & Suryawan (2006), kemajuan teknologi industri fotografi begitu pesat sehingga produksi limbah yang dihasilkan dari kegiatan tersebut sudah sangat membahayakan apabila tidak ditangani secara serius. Komposisi cairan fixer selama pencucian film kaya dengan logam Ag, Tobing & Nathan (2003) melaporkan bahwa jumlah perak yang terdapat dalam klise film kira-kira 1%, sedangkan menurut Khunprasert et al. (2006), jumlah perak sekitar 2%, akan menjadi upaya bernilai ekonomi bila dilakukan recovery disamping meminimalkan efek radioaktif limbah buangannya. Beberapa penelitian yang telah dilakukan, di antaranya Mattuschka et al. (1996) melaporkan bahwa Pseudomonas stutzeri Ag-259 dan Streptomyces albus telah digunakan untuk mempelajari akumulasi perak. Akumulasi perak dari campuran logam sebanyak 142 µmol/gram. Tobing & Nathan (2003) berhasil melakukan pemisahan perak sebanyak 0.7 kg dari 100 kg limbah film radiologi dengan cara ekstraksi menggunakan pelarut HNO 3, kemudian dilakukan penyaringan, penggodogan, penambahan NaCl, dan pemurnian. Suyati et al. (2003) melakukan pengambilan kembali perak ionik dari limbah film melalui proses pengendapan elektrolit langsung, namun rendemen pengendapan metalik baru mencapai 57.10%, sementara endapan masih belum mengkilap seperti yang diharapkan. Uji spektrofotometrik menunjukkan bahwa kemurnian endapan perak hanya 83.44%. Selain itu pemakaian energi listrik untuk mengendapkan logam merupakan pemborosan cukup besar. Widya et al. (Tanpa Tahun) melakukan elektrolisis pemurnian endapan Ag yang maksimal pada durasi

17 2 30 menit 36.06% tanpa menggunakan elektroda platina dengan variasi waktu 30, 60, 90, dan 120 menit. Dalam pengujiannya dilakukan melalui tahapan berikut; penentuan konsentrasi Ag sampel dengan SSA, penentuan potensial elektrodeposisi dan elektrolisis pada potensial tetap. Donal (2007) melakukan pemisahan perak dari limbah cair fixer film dengan menggunakan metode elektrolisis. Dalam pengujiannya digunakan elektrode plat seng dan stainless. Reaktor dioperasikan dengan variasi tegangan listrik, waktu, dan jarak elektroda. Pengujian terbaik menunjukkan bahwa pasangan elektroda seng-stainless memisahkan konsentrasi perak lebih banyak yaitu 52%. Pada variasi tegangan terhadap waktu, efisiensi terbesar diperoleh pada rentang tegangan 3-5 volt dan pada waktu menit dengan efisiensi 74%-92%. Pada variasi jarak efisiensi optimal diperoleh pada jarak 2 dan 4 cm dengan efisiensi 74% dan 88%. Proses produksi perak dari film dapat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu mekanik dan kimia yang dapat dikaitkan dengan pembentukan pembawa gelatin asam oksalat dan melarutkan perak (Marinkovic et al. 2006). Mufid (2008) melaporkan elektrolisis terhadap limbah fixer, sehingga diperoleh pengendapan Ag 2 S dari larutan encer dan pekat. Arus 5 A selama 8 jam menghasilkan g (sebelum pengenceran) dan g (sesudah pengenceran), kuat arus maupun konsentrasi sangat berpengaruh pada elektrolisis. Tomonari et al. (2008) juga melaporkan bahwa Ag yang berukuran nano dapat disintesis dengan mengkondisikan sistem preparasi menggunakan proses kering 3- mercapto-propionic acid. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan memperoleh informasi ilmiah berkaitan dengan proses memisahkan perak (Ag) dari limbah fixer dengan metode elektrolisis menggunakan elektrode karbon. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan alternatif cara pemisahan perak dari segi efisiensi proses kimia.

18 3 Hipotesis Penelitian 1. Limbah fixer pekat (banyak terpakai untuk mencelup film), akan menghasilkan perak semakin banyak. 2. Ukuran elektrode relatif kecil berakibat elektrolisis berlangsung cepat, sehingga produk perak dapat terbentuk secara maksimal. 3. Voltase tertentu akan menghasilkan produk perak secara maksimal.

19 4 TINJAUAN PUSTAKA Perak(Ag) Dalam sistem periodik unsur, perak terletak pada golongan IB dan periode 5. Unsur tersebut bernomor atom 47 dan memiliki massa atom g/mol termasuk logam yang berkarakter fisik keras dan unik di antara logam-logam lainnya. Perak memiliki titik leleh C dan titik didih 2212 C. Perak berada dalam keadaan terikat sebagai Ag 2 S (argentit), AgCl, dan dalam bijih tembaganikel. Unsur bersifat logam transisi ini berwarna putih mengkilap, dapat ditempa, sedikit lebih keras dari emas, konduktivitasnya paling tinggi diantara semua logam, tahan terhadap udara murni dan air, tetapi tidak tahan terhadap udara yang mengandung belerang (timbul bercak hitam, menjadi kusam), dan kurang reaktif dibandingkan dengan tembaga. Sifat-sifat fisik dan kimia tersebut menjadikan perak mudah diolah (Gambar 1a), dan dibuat menjadi produk komersil (Gambar1b). (a) (b) Gambar 1 Perak kristal (a) dan hiasan kerudung (b) ( of Quanesha.com) Tobing & Nathan (2003) melaporkan bahwa sifat kimia perak antara lain tidak larut dalam asam klorida, asam sulfat, dan asam nitrat encer. Dalam larutan asam nitrat lebih pekat atau dalam asam sulfat pekat panas melarut, dengan reaksi sebagai berikut:

20 5 Ag(s) + 2HNO 3 (l) AgNO 3 (l) + NO 2 (g) + H 2 O(aq) 2Ag + (aq) + SO 2-4 (aq) Ag 2 SO 4 (s) Perak juga dapat larut dalam senyawa alkali sianida (NaCN/KCN), asam organik tiourea, dan tiosulfat membentuk garam kompleks perak, dengan reaksi sebagai berikut: 4Ag(s) + 8 NaCN(l) + O 2 (g) +2H 2 O(aq) 4Na(Ag(CN) 2 )(l) + 4 NaOH(l) Ag(s) + 2CS(NH2) 2 (l) + Fe 3+ + Ag(CS (NH 2 ) 2 (l) + Fe Beberapa penelitian berkaitan dengan sifat Ag, di antaranya Meng et al. (2004), melaporkan bahwa tiosulfat menunjukkan potensi yang besar dalam recovery perak dari limbahnya. Senyawa perak halida sangat peka terhadap cahaya. Perak halida akan tereduksi menjadi perak dan gas hidrogen saat disinari oleh gelombang ultraviolet, misalnya sinar matahari. Perak klorida berwarna putih kapur dan garam yang tidak larut dalam air. Larutan perak nitrat saat dicampur dengan alkali halogen, misalnya NaCl akan terbentuk endapan perak klorida, dengan reaksi sebagai berikut: AgNO 3 (l) + NaCl(l) AgCl (s) + NaNO 3 (l) Selanjutnya AgCl jika disinari matahari terurai menjadi Ag dan gas klor 2AgCl(s) uv Ag (s) + Cl 2 (g) (Tobing & Nathan 2003) Menurut Khunprasert et al. (2004), kandungan perak cukup berbeda tajam antara film sinar-x asli, film sinar-x terpakai, dan larutan (Tabel 1). Material Film sinar-x asli Film sinar-x terpakai Larutan (fixer+developer) Tabel 1 Kandungan perak dalam material Kandungan perak per unit Total perak material (g Ag/m 2 ) (Kg) a 4-6 c a b Sekitar mg/l a sampel yang ditambah HNO 3 dan diterminasi dengan SSA b larutan yang diukur dengan SSA langsung c total Ag terestimasi dari 2 % Ag dalam sejumlah film sinar X pada 2004 d total Ag terestimasi dari 1,1 % s.d 1,3 % dalam sejumlah film sinar-x pada d Perak telah lama digunakan dalam dunia fotografi karena disebabkan kepekaannya terhadap sinar ultraviolet. Di samping fotografi, perak juga digunakan pada industri percetakan sebagai bahan peka. Seiring dengan perkembangan teknologi dan kreativitas manusia, perak saat ini telah

21 6 dimanfaatkan dalam banyak bidang, antara lain peralatan rumah tangga, medali, serta asesoris seperti jam tangan, bros maupun hiasan pada kerudung, pada plastik master, dan dunia kedokteran (bahan untuk ronsen). Pengambilan perak dari limbah cuci cetak dapat dilakukan dengan metode membran cair berpendukung (SLM), sebagai membran pendukung digunakan polytetrafluoroethylen (PTFE) yang direndam selama 2 jam dalam senyawa pembawa asam Bis(2-etil heksil)fosfat (D2EHPA) 1 M dengan pelarut kerosen dan dilakukan pengadukan selama 6 jam. Untuk mengetahui kondisi optimum dalam recovery perak dilakukan variasi ph larutan umpan 1, 1.5, 2, 2.5, 3, 3.5, 4, larutan penerima HCl, HCl-EDTA, HNO 3, HNO 3 -EDTA, H 3 PO 4, H 3 PO 4 -EDTA, serta konsentrasi larutan limbah pemekatan ½ kali, pengenceran 0 kali, pengenceran 10 kali. Dari penelitian ini diperoleh % transpor perak dari limbah fotografi dengan variasi ph larutan umpan memberikan % transpor perak optimum pada ph 2,5 yaitu 96.44% dengan larutan penerima HCl, sedangkan untuk % transpor perak pada fasa penerima dengan variasi larutan penerima memberikan hasil optimum pada larutan penerima (HCl-EDTA) yaitu 63.85% dan untuk variasi konsentrasi larutan umpan memberikan hasil optimum pada pengenceran 10 kali. Teresa et al. (1993) melaporkan bahwa perak sulfida memiliki kelarutan yang sangat rendah (Ksp 6 X ). Oleh karena itu, presipitasi dapat digunakan untuk memisahkan perak dari limbah. Kondisi optimum untuk proses pengambilan perak dari limbah fotografi yaitu ph larutan umpan 2.5 dengan larutan penerima HCl. Sedangkan pada variasi larutan penerima diperoleh hasil optimum pada larutan penerima EDTA-HCl dan pada variasi konsentrasi limbah fotografi, konsentrasi paling encer memberikan hasil optimum dalam proses pengambilan perak dari limbah fotografi (Anwar). Berbagai teknik pengambilan perak telah dilakukan untuk digunakan kembali ke dalam proses oksidasi elektrokimia dengan tujuan penggunaan secara optimum, ekonomis dan mereduksi perak yang dibuang ke lingkungan (Mertz et al. 1996). Beberapa teknologi pertukaran ion juga digunakan untuk memperoleh kembali perak terutama dari fotografi bilas air. Jansen et al. (1997) memperoleh senyawa pemulihan perak yang terdiri atas pertukaran anion basa kuat. Riveros &

22 7 Cooper ( 1985) memeriksa dua kategori pertukaran ion, yaitu basa lemah dan basa kuat anionik. Mereka melaporkan bahwa hanya resin basa kuat dimuat sejumlah besar perak tetapi mereka lebih sulit mengelusi. Hubicki & Hubicka (1996) telah menguji selektif enam pertukaran ion, termasuk kelompok fungsional tiol, tiourea, isotiourea, dan polifenol. Penukar ion gugus fungsi -SH pada kerangka kopolimer stirena dengan divinilbensena menunjukkan faktor pemulihan perak tertinggi. Menurut Beyzari et al. (1996), proses untuk menemukan perak dengan pengapungan dari sisa ekstrak basah seng telah berhasil menghasilkan perak lebih dari 89.5%. Teknologi lain yang memberi harapan untuk memperoleh perak adalah berdasarkan proses biologi. Mattuschka et al. (1996) melaporkan bahwa telah digunakan Pseudomonas stutzeri Ag-259 dan Streptomyces albus untuk mempelajari akumulasi perak. Akumulasi perak dari campuran logam adalah 142 µmol/g. Proses untuk memperoleh Ag biasanya elektrolisis, tidak mudah atau bahkan tidak mungkin untuk meramalkan produk-produk apa yang akan dihasilkan bila suatu arus listrik dilewatkan suatu larutan elektrolit. Di samping ion-ion yang berasal dari elektrolit itu, terdapat juga molekul air dan ion-ion air (H + dan OH - ) yang dapat berperan serta dalam reaksi elektrokimia. Produk elektroda yang diperoleh dari larutan pekat seringkali berbeda dari yang diperoleh dari larutan encer. Untuk mempersempit daftar variabel bisa dipilih elektroda lamban, dimana ion logam lebih mudah direduksi daripada ion H +. Elektrolisis larutan air dari garam-garamnya akan mengakibatkan terbentuknya logam pada katode. Misalnya, jika suatu larutan air dari CuCl 2, AgNO 3, atau HgCl 2 dielektrolisis akan terbentuk masing-masing Cu, Ag, dan Hg. Menurut Mufid (2008), elektrolisis dapat menghancurkan elektrolit dengan aliran listrik, elektrolisis dapat digunakan untuk pengambilan logam perak, dan kuat arus maupun konsentrasi sangat berpengaruh pada elektrolisis yang ditunjukkan dengan F(hitung) lebih besar dari F(tabel).

23 8 Fixer Fixer adalah zat kimia berupa cairan pekat yang biasa dipakai untuk mencuci film dalam fotografi atau ronsen. Menurut Legsdyarso (wawancara tanggal 4 Desember 2010), fixer yang akan digunakan untuk mencuci film adalah larutan, yaitu campuran 5 L fixer dan 15 L air. Komposisi fixer biasanya menggunakan tiosulfat untuk melarutkan perak halida dalam emulsi dengan reaksi sebagai berikut: 2AgCl + H 2 S 2 O 3 Ag 2 (S 2 O 3 ) + 2HCl (Tobing & Nathan 2003) Na2S 2 O 3 + AgBr Na 2 Ag(S 2 O 3 ) 2 + NaBr (Jauhari 2010) Fixer juga mengandung sulfit biasanya Na-sulfit, untuk mengasamkan tiosulfat, ph bufer, asam asetat biasanya untuk fixer asam, hardener, pengeras tawas, lumpur inhibitor biasanya dipakai asam borat, tetapi asam polikarboksilat juga bisa digunakan ( Limbah cair fotografi mengandung logam berat perak (Ag) yang sangat berbahaya bagi kesehatan (Jumari et al. 2006). Jenis-jenis Fixer Secara umum fixer dapat dibagi menjadi tiga yakni; fixer netral,fixer asam dan fixer basa. 1. Fixer netral Jenis fixer ini dulu sangat sering digunakan, tetapi karena waktu fixing yang dibutuhkan lebih lama, penggunaannya dewasa ini mulai jarang. Hanya orang tertentu yang fanatik dan untuk penggunaan khusus yang masih mau menggunakan fixer jenis ini. Fixer jenis ini tidak dijual dalam bentuk kemasan jadi, untuk membuat fixer ini harus meracik sendiri. Untungnya bahan yang digunakan sangat sederhana yaitu natrium tiosulfat sebanyak 500 g dicampur dengan air 1 L pada suhu sekitar 32 C. Fixer jenis ini disebut netral karena memiliki ph mendekati normal meskipun natrium tiosulfat sendiri tergolong asam. 2. Fixer asam Sesuai dengan namanya fixer ini tergolong asam. Pada dasarnya fixer asam adalah fixer netral yang diberi tambahan asam. Jenis asam yang paling sering

24 9 digunakan adalah asam asetat. Dewasa ini sebagian besar fixer yang dijual umum merupakan fixer asam. Penggunaan fixer asam yang begitu luas mungkin disebabkan jaminan dari fixer asam yang lebih baik dibanding fixer jenis lain. 3. Fixer basa Fixer basa banyak disebut sebagai fixer yang paling bagus, karena sifatnya yang alkali fixer ini mudah hilang (lepas) dari paper/film pada saat proses wash terutama paper jenis fibre base. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian zat elektrolit oleh arus listrik searah. Elektroda positif (+) yang disebut juga anoda, sedangkan elektroda negatif (-) disebut katoda. Beberapa kegunaan sel elektrolisis adalah : 1. Penyepuhan, adalah proses pelapisan suatu logam dengan logam lain. Logam yang akan dilapisi digunakan sebagai katoda, sedangkan logam pelapis sebagai anoda. 2. Pembuatan beberapa senyawa. Elektrolisis terdiri dari dua wadah proses, misalnya reaksi sebagai berikut (memerlukan jembatan garam): Anoda Zn Katoda Cu Zn Zn e Cu 2+ Cu + 2e Rx total: Zn(s) + Cu 2+ Cu(s) + Zn Reaksi sel di atas dapat dituliskan sebagai diagram sel: Zn/ZnSO 4 (xm)//cuso 4 (ym)/cu Anoda katoda dengan artinya perubahan keadaan/fasa, artinya sambungan antar setengah sel x, y = konsentrasi larutan elektrolit Potensial elektrode dapat dihitung dengan Persamaan Nerst E = E o (0,059/n) log [hasil reaksi]/[pereaksi] 2+

25 10 Dalam penyelidikan mengenai reaksi didalam larutan berkenaan dengan pengukuran listriknya dipakai sel elektrokimia. Peralatan dasarnya adalah sel elektrokimia. Sel ini berupa konduktor logam yang dicelupkan ke dalam elektrolit konduktor ion (yang dapat berupa larutan, cairan atau padatan). Elektroda dan elektrolitnya membentuk kompartemen elektroda. Kedua elektroda dapat menempati kompartemen yang sama. Jika elektrolitnya berbeda, kedua elektrolitnya dapat dihubungkan dengan jembatan garam, yaitu larutan elektrolit yang melengkapi sirkuit listrik dan memungkinkan sel itu berfungsi (Irma 1999). Menurut Mufid (2008) bahan elektrode yang umum digunakan sebagai katode adalah Pt, Pb, Ni, grafit/golongan C, polimer, steel, stainless steel, bahan yang punya potensial berlebih (misal Ni,Al/Ni, Ni/Zn), lapisan Ni-Mo-Fe, atau Ni-Mo-Cr, TiO 4. Adapun sebagai anode adalah Pt, Pt/Ti, Ir/Ti, Pt/Ir, Ti, grafit bentuk lain golongan C, Ni dalam alkali, campuran Ru/Ti, oksida Ti untuk Cl 2, IrO 2 dalam Ti untuk O 2, magnetit (Fe 3 O 4 ), konduktor keramik Ti 4 O 7. Beberapa metode perolehan perak dari limbah fixer ( Tabel 2). Tabel 2 Beberapa metode perolehan perak dari limbah fixer Metode Reagen dipakai Temperatur Metode pemurnian kimia A Kimia 1 NaCN+H 2 O 2 suhu kamar elektrolisis 2 Ce(SO4) 2 - elektrolisis 3 NaClO suhu kamar elektrolisis 4 FeCl C elektrolisis 5 HNO 3 suhu kamar elektrolisis (dalam 8% sianida) 6 RCONH 2 + HNO C pemanasan 7 urea nitrat(15-20%) C pemanasan 8 NaOH+highshear C tidak dilaporkan 9 KOH (saturated)+kcl 80 C tidak dilaporkan 10 H 2 C 2 O 4 1% (b/v) 97 C pemanasan 11 NaOH (inethanol) Boilingsolution pemanasan

26 11 (lanjutan) Metode Reagen yang dipakai Temperatur Metode pemurnian kimia 12 NaOH/KOH+Nadinaphtyl C pemanasan methanesulfonate(5g/l) 13 Air panas elektrolisis B Mikrobiologi 1 Pseudomonas B C pemanasan 2 Streptomycesrimosus C pemanasan oxytetracycline 3 Gelatin-decomposing C pemanasan (Nakiboglu et al. 2001) Aplikasi Elektrokimia Aplikasi lain yang tidak kalah pentingnya dari metode elektrokimia dan sekarang sedang marak dikembangkan oleh para peneliti adalah elektrosintesis. Teknik elektrosintesis adalah suatu cara untuk mensintesis suatu bahan yang didasarkan pada teknik elektrokimia. Pada metode ini terjadi perubahan unsur/senyawa kimia menjadi senyawa yang diinginkan. Penggunaan metode ini oleh para peneliti dalam mensintesis bahan didasarkan oleh berbagai keuntungan yang ditawarkan seperti peralatan yang diperlukan sangat sederhana, yakni terdiri dari dua/tiga batang elektroda yang dihubungkan dengan sumber arus listrik, potensial elektroda dan rapat arusnya dapat diatur sehingga selektivitas dan kecepatan reaksinya dapat ditempatkan pada batas batas yang diinginkan melalui pengaturan besarnya potensial listrik serta tingkat polusi sangat rendah dan mudah dikontrol. Dari keuntungan yang ditawarkan menyebabkan teknik elektrosintesis lebih menguntungkan daripada metode sintesis secara konvensional, yang sangat dipengaruhi oleh tekanan, suhu, katalis, dan konsentrasi. Selain itu, proses elektrosintesis juga dimungkinkan dilakukan pada tekanan atmosfer dan pada suhu antara C terutama untuk sintesis senyawa organik, sehingga memungkinkan penggunaan materi yang murah. Secara skematik daur ulang perak tersaji pada Gambar 2.

27 12 Gambar 2 Sel elektrolisis daur ulang perak (Eastman Kodak Company 1999). Adapun reaksi-reaksi yang terjadi sebagai berikut, Katode: Ag(S 2 O 3 ) e Ag + 2 (S 2 O 3 ) 2- atau Perak tiosulfat + e logam perak + tiosulfat 2- Anode: SO 3 + H 2 O SO H + + 2e atau Sulfit + air ion H Suzuki et al. (2000) melaporkan bahwa teknik elektrokimia ini sangat aman, efektif dan efisien, namun masih diusahakan untuk meningkatkan efisiensinya dengan cara melakukan pengambilan perak untuk digunakan kembali. Pada akhirnya mengutip tulisan Eastern and Smelting Corp Refining (1997), bahwa praktek-praktek pemulihan perak telah memberikan beberapa hasil yang bermanfaat, seperti manfaat ekonomi dari pemulihan perak, sumber daya tak terbarukan dari daur ulang perak, dan pengurangan secara signifikan limbah berbahaya yang dibuang. + + elektron Prinsip Elektrosintesis Prinsip dari metode elektrosintesis didasarkan pada penerapan teori elektrokimia. Baik teknik elektrosintesis maupun metode sintesis secara konvensional, mempunyai variabel yang sama seperti suhu, pelarut, ph, konsentrasi reaktan, metode pencampuran, dan waktu. Perbedaannya jika di elektrosintesis mempunyai variabel tambahan yakni variabel listrik dan fisik seperti elektroda, jenis elektrolit, lapisan listrik ganda, materi/jenis elektroda, jenis sel elektrolisis yang digunakan, media elektrolisis dan derajat pengadukan.

28 13 Sebagai contoh adalah proses elektrometalurgi, yang merupakan metode elektrolitik untuk mengekstrak logam dari mineral logam asal. Menurut Cambell et al. (1994), teknik ini didasarkan pada reaksi redoks yang terjadi pada permukaan elektroda yang meliputi tiga langkah, yaitu pertama penciptaan konsentrasi karena arus secara gradien, kedua transfer elektron untuk ion logam dan membentuk atom logam, ketiga difusi permukaan teradsorbsi atom di kisi kristal yang tumbuh dari deposit logam. Pengolahan Limbah Cair Tujuan utama pengolahan limbah adalah mereduksi volume dan mengkondisikan limbah, agar dalam penanganan selanjutnya pekerja radiasi, anggota masyarakat, dan lingkungan hidup aman dari paparan radiasi dan kontaminasi (Lubis 2010). Lasut (2006) menggambarkan hirarki manajemen limbah yang tersaji pada Gambar 3. Gambar 3 Hirarki manajemen limbah (UIUC Waste Management Guide 2006). Teknologi pengolahan air limbah adalah kunci dalam memelihara kelestarian lingkungan. Apapun macam teknologi pengolahan air limbah domestik maupun industri yang dibangun harus dapat dioperasikan dan dipelihara oleh masyarakat setempat. Limbah suatu industri bila kurang sempurna pengolahannya dan langsung dibuang ke lingkungan sekitar akan mengakibatkan pencemaran di

29 14 daerah sekitarnya (Giyatmi et al. 2008). Menurut Sugikawa et al. (2000), limbah padat maupun cair organik terkontaminasi alfa perlu dikelola sampai mencapai batas aman untuk dibuang ke lingkungan atau didaur ulang. Teknologi pengolahan yang dipilih harus sesuai dengan kemampuan teknologi masyarakat yang bersangkutan. Berbagai teknik pengolahan air buangan untuk menyisihkan bahan polutannya telah dicoba dan dikembangkan selama ini. Teknik-teknik pengolahan air buangan yang telah dikembangkan tersebut secara umum terbagi menjadi 3 metode pengolahan, yaitu pengolahan secara fisika, pengolahan secara kimia, dan pengolahan secara biologi. Untuk suatu jenis air buangan tertentu, ketiga metode pengolahan tersebut dapat diaplikasikan secara sendiri-sendiri atau secara gabungan. Pada umumnya, sebelum dilakukan pengolahan lanjutan terhadap air buangan, diinginkan agar bahan-bahan tersuspensi berukuran besar dan yang mudah mengendap atau bahan-bahan yang terapung disisihkan terlebih dahulu. Penyaringan merupakan cara yang efisien dan murah untuk menyisihkan bahan tersuspensi yang berukuran besar. Bahan tersuspensi yang mudah mengendap dapat disisihkan secara mudah dengan proses pengendapan. Parameter desain yang utama untuk proses pengendapan ini adalah kecepatan mengendap partikel dan waktu detensi hidrolisis di dalam bak pengendap. Pemisahan cair-padatan dapat dilakukan dengan cara penapisan, pengendapan, penyaringan, pengapungan, filter membran, dan filtrasi lambat. Menurut Lubis (2010), untuk limbah radioaktif strategi pembuangan umumnya dibagi kedalam 2 konsep pendekatan, yaitu encerkan dan sebarkan (EDS) atau pekatkan dan tahan (PDT). Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) Teori SSA Metode spektrofotometri serapan atom (SSA) dikembangkan oleh Wals Akamende & Melatz yang digunakan untuk menganalisis logam renik dalam sampel. Prinsip dasar SSA adalah interaksi antara radiasi elektromagnetik dengan sampel. SSA merupakan metode yang sangat tepat untuk analisis unsur pada konsentrasi rendah (Khopkar 1990).

30 15 Cara kerja SSA berdasarkan penguapan larutan sampel, kemudian logam yang terkandung didalamnya diubah menjadi atom bebas. Atom tersebut mengabsorpsi radiasi dari sumber cahaya yang dipancarkan dari lampu katode (Hollow Catode Lamp) yang mengandung unsur yang akan ditentukan. Banyaknya penyerapan radiasi kemudian diukur pada panjang gelombang tertentu menurut jenis logamnya (Darmono 1995). Instrumentasi SSA Alat SSA terdiri dari rangkaian tersaji pada Gambar Gambar 4 Diagram SSA yang terdiri dari sumber sinar (1), pemilah/copper (2), nyala (3), monokromator (4), detektor (5), amplifier (6), dan meter/recorder (7) (Daulat 2009). Menurut Daulat (2009), komponen-komponen dan fungsinya adalah sebagai berikut: 1. Sumber sinar, adalah Hallow Cathode Lamp (HCL). Setiap pengukuran SSA harus menggunakan HCL, misalnya menentukan tembaga dalam suatu cuplikan maka harus memakai Hallow Chatode khusus. Hallow Cathode ini akan memancarkan energi radiasi khusus sesuai untuk transisi elektron atom. 2. Sumber atomisasi, ada 2 yaitu sistem nyala dan tanpa nyala. Kebanyakan instrumen adalah sistem nyala, dan sampel diintroduksikan dalam bentuk larutan. Sampel masuk ke nyala dalam bentuk aerosol. Dengan nyala itu kondisi untuk analit dapat ditentukan dengan metode emisi, absorbsi atau fluorosensi. 3. Monokromator, alat untuk memisahkan radiasi yang tidak diperlukan. 4. Detektor, alat yang digunakan untuk mengubah energi cahaya menjadi energi listrik, yang memberikan isyarat listrik berhubungan dengan radiasi yang diserap oleh permukaan yang peka.

31 16 5. Sistem pengolah, untuk mengolah kuat arus dari detektor menjadi besaran daya serap atom transmisi yang selanjutnya diubah menjadi data sistem pembacaan. 6. Sistem pembacaan, merupakan bagian yang menampilkan angka/gambar yang dapat dibaca oleh mata. Adapun kelebihan dari SSA antara lain proses analisisnya cepat, ketelitiannya sampai tingkat runut, dan tidak memerlukan pemisahan pendahuluan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan, yaitu larutan sampel diusahakan seencer mungkin( konsentrasi ppm/ppb). Kadar unsur yang dianalisis dibawah 5% dalam pelarut yang sesuai. Hindari pemakaian pelarut aromatik/halogenida. Pelarut umum yang digunakan adalah keto, ester, dan etil asetat. Pelarut yang digunakan adalah pelarut untuk analisis (p.a).

32 17 BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Desember 2010 sampai dengan Juni 2011, di Cilegon-Provinsi Banten, Laboratorium Bersama dan Laboratorium Analitik Departemen Kimia Institut Pertanian Bogor (IPB). Alat dan Bahan Alat-alat yang diperlukan antara lain sirkuit alat elektrolisis (Gambar 5), beker glass, erlenmeyer, corong, batang pengaduk, kaki tiga, asbes, termometer, statif, bunsen/kompor kecil, kain parasit, kertas saring, neraca analitik, dan peralatan SSA. Bahan-bahan yang digunakan pada penelitian ini antara lain limbah fixer yang diperoleh dari RSUD Cilegon-Banten, air, HNO 3 dan NaCl. Gambar 5 Peralatan elektrolisis.

33 18 Prosedur Penelitian Penyiapan Sampel Limbah fixer (cairan yang terpakai mencelup film berturut-turut 300x, 400x, 500x, 600x, 700x, dan 800x) dikumpulkan dari Unit Radiologi Rumah Sakit setiap hari. Waktu rata-rata untuk menyiapkan sampel tahap ini 2 minggu, kecuali limbah dari pencelupan 600x, 700x, dan 800x diperlukan waktu 3-4 minggu. Percobaan pertama disiapkan 6 L. Percobaan kedua sebanyak 3 L dan percobaan ketiga sebanyak 6 L. Pada percobaan keempat disiapkan 24 wadah L, sebanyak 12 wadah limbah fixer encer dan 12 wadah limbah fixer pekat. Pemeriksaan SSA Sampel dan Hasil Pemeriksaan kadar Ag dilakukan dengan analisis SSA pada limbah yang terpakai mencelup film 800x (sampel) dan pada endapan elektrolisis 1-3. Penyiapan Reagen Asam nitrat pekat. Reagen ini dibuat dari asam nitrat pekat yang ada dengan metode pengenceran. Disiapkan asam nitrat 1 M dari asam nitrat 2 M, selanjutnya untuk tiga kali elektrolisis masing-masing memerlukan asam nitrat 1 ml. Natrium Klorida. Reagen NaCl 1 M dibuat dari NaCl kristal dan aquades dengan perhitungan molaritas. Disiapkan NaCl 1 M selanjutnya untuk tiga kali elektrolisis masing-masing memerlukan NaCl 1 ml. Pelaksanaan Elektrolisis dan Pemurnian Penelitian dimulai dari percobaan pertama elektrolisis limbah fixer dengan variasi konsentrasi dari pencelupan film berturut-turut 300x (A), 400x (B), 500x (C), 600x (D), 700x (E), dan 800x(F) (Gambar 6), digunakan tegangan 11 volt. Elektrolisis kedua dengan variasi elektroda karbon berukuran panjang x lebar x tebal, yaitu 18 cm x 3 cm x 3 cm (A), 16 cm x 3 cm x 3 cm (B), dan 14 cm x 3 cm x 3 cm (C) digunakan tegangan 11 jam. Elektrolisis ketiga menggunakan 6 varian tegangan, yaitu 3(B pot A), 4.5(B pot B), 6(B pot C), 7.5(B pot D), 9(B pot E), dan 11 volt(b pot jam.

34 19 Hasil dari semua elektrolisis ditimbang dan bobot endapan terbanyak diekstraksi, difiltrasi, diuapkan, direaksikan dengan NaCl, dan dimurnikan dengan air. Percobaan keempat mengelektrolisis limbah fixer encer dan fixer pekat. Masing-masing dengan variasi voltase 3, 7.5, dan 9 volt. Percobaan dilakukan 4 kali pada durasi 1, 2, 3, dan 4 L. Selanjutnya endapan hasil ditimbang 2 kali kemudian dihitung rata-ratanya. Pada tahap akhir diolah dengan ANNOVA untuk mengetahui pengaruh voltase dan waktu terhadap pengendapan Ag (Gambar 7). Perhitungan Rendemen Perhitungan rendemen dilakukan pada ketiga elektrolisis yang menunjukkan hasil analisis SSA tertinggi dengan rumus sebagai berikut: kadar Ag hasil kadar Ag awal x 100 % Diagram Alir Elektrolisis Limbah Fixer A, B, C, D, E, F Uji SSA Elektrolisis)* Endapan terpilih Endapan lain Ekstraksi (+ HNO 3 ) Penyaringan Penggodogan Penjemuran dibawah sinar matahari Pemurnian (air t=100 C) + NaCl Gambar 6 Diagram alir elektrolisis pertama (Modifikasi Tobing & Nathan 2003). )* Elektrolisis ke-2: Lampiran 5 )* Elektrolisis ke-3; Lampiran 6

35 20 Limbah fixer encer elektrolisis endapan Limbah fixer pekat elektrolisis endapan Penimbangan massa 2x Hitung rata- rata (masing2) Pengolahan data ANNOVA Gambar 7 Diagram alir elektrolisis limbah fixer encer dan pekat (Modifikasi Mufid 2008).

36 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hasil pemeriksaan SSA sampel (limbah fixer) memiliki kadar Ag sebesar ppm. Kadar Ag tersebut apabila dikonversi setara dengan 0.6% (Khunprasert et al. 2004). Sampel diambil dari limbah pencelupan 800x film. Berdasarkan hasil elektrolisis dengan variasi konsentrasi, elektrolisis pertama (Tabel 4), elektrolisis kedua (Tabel 5), dan elektrolisis ketiga (Tabel 6) menunjukkan bahwa elektrolisis berlangsung lancar dan menampakkan hasil berupa endapan berbentuk kristal. Bobot endapan berbanding lurus dengan semakin tinggi frekuensi pemakaian film (Tobing & Nathan 2003; Mufid 2008). Hal ini terlihat dari bobot kristal endapan yang meningkat dari hasil elektrolisis limbah fixer A-F. Hasil elektrolisis pertama, limbah fixer dapat digolongkan atas dua kategori yaitu limbah encer (sampai 500x celup) dan limbah pekat (diatas x celup). Penggolongan didasarkan atas perolehan hasil elektrolisis (Tabel 3) dan hasil pemeriksaan SSA yang ekstrim (Gambar 8), maksudnya dari 6x pemeriksaan SSA terdapat tiga hasil yang berkadar Ag tinggi dan tiga hasil yang berkadar Ag rendah. Hasil elektrolis ke-1 dapat dibuat persamaan matematika, y= 0,115x - 16,07, dengan x= banyaknya pencelupan, r= (koefisien korelasi) = 0,9969. Tabel 3 Hasil elektrolisis dengan variasi konsentrasi dari pemakaian film Fixer Bobot endapan (g) 300x x x x x x Keterangan: elektrolisis dilaksanakan selama 4 jam, pada suhu kamar dan tegangan 11 volt.

37 22 272,79 Kadar Ag (ppm) 49,42 137,04 55,22 220,00 37,20 A B C D E F Fixer Gambar 8 Hasil pemeriksaan SSA endapan elektrolisis pertama (A) g, (B) g, (C) g, (D) g, (E) g, dan (F) g. Berdasarkan Gambar 8 terlihat bahwa endapan A ( g) menunjukkan kadar ppm, dan endapan E ( gram) menunjukkan kadar ppm. Hal ini disebabkan pada limbah tersebut terjadi proses pelarutan Ag terbanyak, artinya film-film sedikit terkena sinar-x (Tobing & Nathan 2003), sedangkan endapan lainnya banyak pengotor bisa berupa Ag 2 S, oksida kalium, oksida aluminium atau garam lainnya. Dalam dunia fotografi bagian yang tersinari berubah menjadi hitam, sedangkan bagian yang tertutup tetap berbentuk senyawa halida perak (AgCl). Film selanjutnya difiksasi menggunakan asam tiosulfat membentuk garam kompleks garam tiosulfat. Reaksi yang terjadi adalah, 2AgCl + H 2 S 2 O 3 Ag 2 [S 2 O 3 ] + 2HCl Katode= Ag(S2O 3 ) 3-2 +e Ag + 2 (S 2 O 3 ) 2- atau Perak tiosulfat +e logam perak + tiosulfat Anode= SO H 2 O SO H + + 2e atau Sulfit + air ion H + + elektron.

38 23 Limbah fixer A menghasilkan endapan sedikit tetapi menunjukkan kadar Ag tertinggi disebabkan Ag sebagai garam halida yang tertempel di film larut dalam jumlah besar sebagai garam kompleks perak tiosulfat. Hasil elektrolis ke-2 dapat dibuat persamaan matematika, y = -6,116x + 148,9, dengan x= ukuran elektrode karbon r= (koefisien korelasi)= 0,8197. Percobaan ini masih memerlukan uji lanjutan dengan variasi ukuran elektrode karbon lebih banyak agar menghasilkan R 2 yang lebih valid. Hasil elektrolisis kedua dan hasil pemeriksaan SSA terhadap endapannya tersaji pada Tabel 4 dan Gambar 9. Tabel 4 Hasil elektrolisis kedua dengan menggunakan elektroda karbon Elektroda C Bobot endapan (g) 18 cm x 3 cm x 3 cm cm x 3 cm x 3 cm cm x 3 cm x 3 cm Keterangan: elektrolisis dilaksanakan selama 4 jam, pada suhu kamar dan tegangan 11 volt. Kadar Ag (ppm) 92,69 11, , Elektroda Gambar 9 Hasil pemeriksaan SSA endapan elektrolisis kedua (1) g, (2) g, dan (3) g. Tabel 4 menunjukkan bahwa data bobot endapan semakin banyak dengan semakin kecil ukuran elektrode karbon yang digunakan. Hal ini kemungkinan

39 24 disebabkan pada elektroda terkecil laju reaksi berlangsung cepat, sehingga terjadi akumulasi endapan yang tinggi pada katode. Endapan yang banyak di katode juga disebabkan ukuran anode yang kecil dimana permukaan anode sebagai kutub positif menstimulasi elektron, sehingga reduksi Ag terjadi dan menghasilkan penumpukan endapan. Hasil analisis SSA menunjukkan bahwa kadar Ag yang tertinggi berasal dari endapan sejumlah 68,2222 g (elektrolisis dengan ukuran elektrode terkecil). Hasil elektrolisis ketiga dan hasil pemeriksaan SSA terhadap endapannya tersaji pada Tabel 5 dan Gambar 10. Tabel 5 Hasil elektrolisis ketiga dengan variasi voltase Voltase (volt) Bobot endapan (g) Keterangan: elektrolisis dilaksanakan pada suhu kamar selama 4 jam. Kadar Ag (ppm) 26,05 92,64 108,50 5,04 1,98 3 volt 4,5 volt 6 volt 7,5 volt 9 volt 11 volt - Voltase Gambar 10 Hasil pemeriksaan SSA (kiri ke kanan): , , , , dan gram. Berdasarkan Tabel 5 terlihat bahwa semakin tinggi voltase ternyata hasil endapan semakin banyak, tetapi tidak serta merta dengan hasil analisis SSA. Hal ini dapat dijelaskan bahwa terdapat beberapa variabel yang berpengaruh terhadap

40 25 suatu proses elektrolisis, diantaranya listrik, elektroda, media elektrolisis dan pengadukan (Sindy 2006). Endapan sejumlah g tidak mengandung Ag. Hal ini disebabkan oleh 2 hal, pertama endapan tersebut seluruhnya adalah pengotor, kedua terjadi tegangan berlebih (over potensial) sehingga butir-butir Ag lepas tidak menempel di katoda. Limbah fixer A menghasilkan endapan sedikit tetapi menunjukkan kadar Ag tertinggi disebabkan Ag sebagai garam halida yang tertempel di film larut dalam jumlah besar sebagai garam kompleks perak tiosulfat. Selanjutnya data elektrolisis ke-2 dan hasil pemeriksaan SSA terhadap endapannya tersaji pada Tabel 4 dan Gambar 9. Hasil elektrolis ke-3 dapat dibuat persamaan matematika, y = 3,950 x + 6,258, dengan x= variasi voltase r= ( koefisien korelasi) = 0,9654. Hubungan Variasi Waktu dengan Voltase Berdasarkan ketiga percobaan awal terpilih 2 jenis limbah fixer yaitu limbah encer dan limbah pekat, diperoleh ukuran elektroda karbon efisien 14 x 3 x 3 cm, serta voltase terpilih 3, 7,5, dan 9 volt. Untuk mengetahui hubungan antara variasi waktu dan voltase terhadap endapan, dilakukan percobaan keempat (Gambar 7). Hasil penimbangan massa endapan elektrolisis keempat dari limbah encer tersaji pada Tabel 6. Tabel 6 Hasil penimbangan massa endapan elektrolisis keempat limbah encer Waktu Bobot endapan (g) (jam) 3 volt 7.5 volt 9 volt Pada Tabel 6 tampak jelas bahwa peningkatan waktu dan voltase berakibat endapan semakin banyak. Hal ini disebabkan akumulasi endapan yang tinggi

41 26 terkumpul di katode pada elektrolisis selama 4 jam dan tegangan 9 volt. Hasil penimbangan massa endapan elektrolisis limbah pekat tersaji pada Tabel 7. Waktu (jam) Tabel 7 Hasil penimbangan massa endapan elektrolisis limbah pekat Bobot endapan (g) 3 volt 7.5 volt 9 volt , Berdasarkan Tabel 6 dan 7 menunjukkan bahwa elektrolisis limbah pekat secara umum menghasilkan endapan lebih banyak, kecuali durasi 4 jam pada tegangan 3 volt. Hal ini disebabkan pada limbah pekat terjadi pelarutan Ag lebih banyak atau akumulasi pengotor yang menempel pada katode yang lebih banyak. Bobot endapan yang dihasilkan (lihat Tabel 6 dan 7) bila kita cermati tampak bahwa dengan peningkatan waktu terjadi pengurangan. Hal ini sesuai dengan kaidah umum dalam kimia bahwa dalam reaksi yang searah produk reaksi akan mencapai hasil maksimal tetapi akan berkurang seiring dengan pertambahan waktu. Hasil dari Tabel 6 dan 7 selanjutnya dianalisis rancak seperti tersaji pada Tabel 8. Tabel 8 Hasil analisis rancangan acak kelompok limbah encer dan pekat Perlakuan/ konsentrasi Voltase (volt) Kelompok waktu (jam) Total I II Total

42 27 Perhitungan terakhir adalah pengolahan ANNOVA limbah fixer encer dan pekat (Tabel 9 dan 10). Tabel 9 Pengolahan ANNOVA limbah fixer encer Sumber variasi Varians Derajat kebebasan Fhitung Ftabel Faktor waktu SSA (α = 0.025) Faktor voltase SSB (α = 0.025) Residual SSR 6 Total SStotal 11 Diperoleh F A > F tabel Diperoleh FB > F tabel waktu berpengaruh terhadap banyaknya endapan. voltase berpengaruh terhadap banyaknya endapan. Tabel 10 Pengolahan ANNOVA limbah fixer pekat Sumber variasi Varians Derajat kebebasan Fhitung Ftabel Faktor waktu SSA (α = 0.025) Faktor voltase SSB (α = 0.025) Residual SSR 6 Total SStotal 11 Diperoleh F A > F tabel Diperoleh FB > F tabel waktu berpengaruh terhadap banyaknya endapan. voltase berpengaruh terhadap banyaknya endapan. Produk Elektrolisis dengan Variasi Konsentrasi Perolehan endapan terbanyak elektrolisis tahap ini sebanyak gram, dihasilkan oleh limbah fixer pemakaian 800x. Hasilnya mula-mula berbentuk kristal, berwarna hitam dan berlapis Ag, setelah ekstraksi, disaring, diuapkan, direaksikan dengan NaCl, pemurnian dengan pembilasan air (t = 100 C), digunakan air yang panas untuk melarutkan pengotor PbCl 2, dan dijemur di bawah sinar matahari kristal berwarna keperakan (Gambar 11). Hasil ini sesuai dengan yang dilaporkan Tobing & Nathan (2003). Kadar Ag tertinggi elektrolisis variasi konsentrasi sebesar ppm. Hasil endapan yang berwarna hitam menunjukkan terjadi proses sulfidasi selama proses elektrolisis, sebab larutan mengandung kadar Ag rendah. Dianjurkan elektrolisis dilakukan pada larutan

43 E 28 yang mengandung kadar perak minimal 2 gram/liter. Faktor lain penyebab terjadi sulfidasi adalah konsentrasi sulfit dan ph fixer; konsentrasi sulfit yang rendah dan ph yang tinggi menyebabkan sulfidasi berlangsung. Upaya yang dapat dilakukan adalah memberikan agitasi yang lebih besar apabila arus listrik semakin tinggi selama elektrolisis. Gambar 11 Kristal Ag hasil elektrolisis dengan variasi konsentrasi. Produk Elektrolisis dengan Variasi Elektroda Karbon Perolehan endapan terbanyak elektrolisis tahap ini sebanyak gram dari ukuran elektrode 14 cm x 3 cm x 3 cm. Produk pada tahap ini berupa kristal hitam tetapi agak kecil, setelah ekstraksi 2 jam, disaring dengan kain parasit untuk memisahkan larutan dari endapannya, diuapkan, direaksikan dengan NaCl, pemurnian dengan pembilasan air t = 100 C dan dijemur di bawah sinar matahari kristal hasil berwarna keperakan agak buram (Gambar 12). Kadar Ag tertinggi elektrolisis variasi elektrode karbon sebesar ppm. Gambar 12 Kristal Ag hasil elektrolisis dengan variasi ukuran elektroda karbon. Produk Elektrolisis Variasi Voltase Produk elektrolisis variasi voltase (Gambar 13) berupa kristal hitam-berlapis Ag. Endapan diekstraksi/direaksikan dengan HNO 3 2 M agar Ag larut, kemudian disaring untuk diambil filtratnya, diuapkan untuk menghilangkan pengaruh asam

44 29 nitrat, direaksikan dengan NaCl agar terbentuk AgCl, pemurnian dengan pembilasan air (t = 100 C), dan dijemur di bawah sinar matahari, hasilnya kristal berwarna keperakan. uv Reaksi=2 AgCl (s) 2 Ag + Cl 2 (Tobing & Nathan 2003) Kadar Ag tertinggi elektrolisis variasi voltase sebesar ppm. Gambar 13 Kristal Ag hasil elektrolisis dengan variasi voltase. Analisis Komprehensif Manfaat Elektrolisis Fixer Pemisahan perak berbahan baku limbah fixer dalam penelitian ini sejalan dengan program pemerintah dalam rangka penyelamatan lingkungan, seperti go green atau program langit biru. Fixer dari limbah radiologi ditampung dan diolah, kegiatan ini sangat bermanfaat, yaitu pertama menghindarkan bahaya akibat pencemaran lingkungan dan kedua pembukaan lahan pekerjaan. Ditinjau dari peralatan, bahan, dan metode, percobaan ini cukup simpel, limbah fixer mudah diperoleh dan reagen-reagen hanya memerlukan air, HNO 3, dan NaCl. Berdasarkan ketiga variasi yang digunakan maka elektrolisis limbah fixer akan berlangsung efisien bila ditunjang beberapa faktor (1) konsentrasi limbah fixer yang pekat dan pemeriksaan sampel dengan SSA yang tinggi, (2) ukuran elektrode karbon yang tepat, dan (3) pemilihan voltase secara tepat agar kinetika reaksi elektrolisis optimal.

45 30 SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil yang diperoleh dalam penelitian ini maka dapat disimpulkan bahwa elektrolisis berbahan baku limbah fixer untuk memisahkan logam Ag cukup efisien. Endapan elektrolisis limbah pemakaian 300x celup menunjukkan kadar Ag sebesar ppm, endapan elektrolisis dari ukuran elektrode C; 14 cm x 3 cm x 3 cm menunjukkan kadar Ag sebesar ppm dan endapan elektrolisis dari tegangan 9 volt menunjukkan kadar Ag sebesar ppm. Rendemen Ag tertinggi sebesar 13.33%. Saran Mengingat penambahan asam nitrat beresiko terhadap gagalnya pengenda pan Ag maka penguapan/penggodogan hendaklah berhati-hati. Riset lebih lanjut dapat mencari alternatif lain untuk menghilangkan kandungan asam.

46 31 DAFTAR PUSTAKA Anwar S. (Tanpa Tahun). Recovery perak dari limbah fotografi melalui membran cair berpendukung dengan senyawa pembawa asam di-2-etil heksil fosfat (D2EHPA). Foxit. Aryadi, Suryawan I Pengaruh berat membran zeolit pada penurunan kadar Ag dalam limbah fotografi di PTAPB-BATAN secara elektrodialisis. Yogyakarta, 19 September Yogyakarta: Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan. Atkins PW Kimia Fisika Jilid 1. Ed ke-4. Kartohadiprojo I, penerjemah. Jakarta: Erlangga Press. Beyzari AN, Dittmann H, Rosenstock F Process for the recovery of silver by floatation from the residue from the wet extraction of zinc. US Patent Brierley JA, Brierley CL, Gayak GM Amt-Bioclaimtm a new wastewater treatment and metal recovery technology. Di dalam: Lawrence RW, Bianion RMR, Ebner HG, editor. Fundamental and applied biohydrometallurgy. Elsevier Phantom. Cambell DA, Dalrymple IM, Sunderland JG, Tilston D The Electrochemical recovery of metals from effluent and process streams. Resources, Conservation and Recycling. Darmono Logam Dalam Sistem Biologi Makhluk Hidup. Jakarta: UI Press. Day RA, Underwood Jr Analisa Kimia Kualitatif. Soendoro R, editor. Bagian Kimia Fakultas Kedokteran UNAIR Surabaya. Erlangga Press. [EKC] Eastman Kodak Company Material Safety Data Sheets (MSDS) KODAK GBX Fixer. Ca. [15 Juni 2000]. [EKC] Eastman Kodak Company Facilities. Kodak Publication No. J -212 CAT No , ROCHESTER, NY [ESR] Eastern Smelting Corp Recovery from fixer waste of radiology. [15 Juni 2010]. Giyatmi K, Zaenul M, Damajati Penurunan kadar Cu, Cr, dan Ag dalam limbah cair, industri perak Kotagede setelah diabsorbsi dengan tanah liat dari daerah Godean. Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan BATAN.

47 32 Haris MCDA Pemisahan logam berat menggunakan membran cair berpendukung dengan variabel konsentrasi ion logam dan ph fase umpan. Laboratorium Kimia Analitik, FMIPA, Universitas Diponegoro Semarang, JKSA Volume 6. Hubicki Z, Hubicka H Studies on the separation of silver (i) microquantities from macroquantities of salts of other elements on selective ion-exchangers. Hyrometallurgy 41:287. Jansen B, Michiels F, Wynckel MVD Silver Recovery Device and Process. US Patent Khopkar SM Konsep Dasar Kimia Analitik. Saptoraharjo, penerjemah. Jakarta: UI Press. Terjemahan dari Basic Concept of Analytical Chemistry. Khunprasert P, Grisdanurak N, Traveesri J, Danutra V, Puttitatorn W Radiographic Film Waste Management in Thailand and Cleaner Technology for Silver Leaching. Pusat Riset Nasional bagi Lingkungan dan Hazardous Waste Management, Universitas Chulalongkorn, Bangkok, 10330, Thailand. Lasut R Implementasi manajemen bahan kimia dan limbah laboratorium kimia (Studi kasus di laboratorium PT. Pupuk Kaltim, Tbk) [tesis]. Semarang: Program Magister Ilmu Lingkungan, Program Pasca Sarjana UNDIP. Lubis E Pengolahan Limbah Radioaktif. [05 Juli 2011]. Marinković J, Korac M, Kamberovic Z, Matic I Recycling of silver from exposed x-ray films. Acta Metallurgia 12: Maria T, Albert N Prosessing of Copper, Gold, and Siver. PIMTI, JABABEKA Bekasi. [10 September 2010]. Marta D Studi efisiensi pemisahan perak dari limbah cair fixer film dengan metode elektrolisis [skripsi]. Bandung: Departemen of Civil Engineering, Faculty of Civil and Enviromental Engineering ITB. Mattuschka B, Straube G, Trevors JT Silver, copper, lead and zinc accumulation by pseudomonas stutzeri ag259 and streptomyces albus: electron microscopy and energy dispersive x-ray studies. BioMetals Meng LK, Sadikitr AN, Othman N, Kimarudil LSN, Mat HB Selective Leaching of Silver from Selected Semiconductor Waste. Advanced Process Engineeing Research Group (AIEN), Faculty of Chemical & National Resources Engneering. Univelsiti Teknologi Malaysia, Skudai, Johor, Malaysia. Conesponding author.

48 33 Mertz C, Chamberlain DB, Chen L, Corner C, Vandergrift Decontamination of Actinide and Fission Product from stainless Steel Surfaces. ANL, Argon Illionis, Chicago USA. Mufid Proses pengendapan isolasi logam perak dari limbah fixer film dengan elektrolisis. Jurnal Teknologi Separasi 1. Nakibognu, Toscali D, G urel N A novel siver recovery methode from waste photographic film with NaOH Stripping, alakesir University of Scienceand Arts, Chemistry Department, Balkesir-TURKEY. Riveros PA, Cooper WC The extraction of silver from cyanide solution with ion exchange resins. Solv Extr Ion Exch. Sindy EP Elektrosintesis, metode elektrokimia untuk memproduksi senyawa kimia: pagi Tawaha. Departemen Ilmu Tanaman, Universitas Mc Gill, Kampus Mc Donald, Lakeshore., Ste-Anne-de-Belevue, 3 V9H9XQC, Canada. Siregar D Penggunaan nanokitosan sebagai penyalut karbon aktif untuk menyerap logam stannum dengan spektrofotometri serapan atom [tesis]. Medan: Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatra Utara. Sugikawa S, Umeda M Alpha bearing waste treatment by electrochemical oxidation technique. Conferention on Safewaste. Suyati L, Gunawan, Rahmanto H Pengambilan kembali perak buangan berdasarkan metode reduksi kimiawi. Laporan Penelitian. Semarang: FMIPA UNDIP. Suzuki Y, Maeda A, Sugikawa S, Takesita I Waste management in NUCEF. Conference on Atlanta, Avignon, France. Teresa M, Reis A, Carvalho JMR Recovery of zinc from an industrial effluent by emulsion liquid membrane. J Membrane Sci. Tomonari M, Ida K, Imanishi H, Yonezawa T, Mori K, Yamashita H Effect of preparation condition on the synthesis of nano-sized Ag metal particles by the wet process using 3-mercapto-propionic acid. Division of Materials and Manufacturing Science, Graduate school of Engineering, Osaka University, 2-1 Yamada-Oka, Suita, Osaka , Japan. Tobing M, Nathan A Prosessing of copper, gold, and siver. PIMTI, JABABEKA Bekasi. [10 September 2010]. Widya P, Hastuti R, Haris A. (tanpa tahun). Pengaruh ligan KCN pada proses elektrolisis untuk pengambilan logam perak dari limbah cair fotografi, Jurusan Kimia FMIPA UNDIP.

49 Limbah cair rumah sakit. [4 Oktober 2010].(tanpa tahun). Fixer. wash.html. [2 Januari 2011] Fixer. collectionof Quanesha.com bros, peniti, juntai. [19 Januari 2011]..(tanpa tahun). Elektrokimia. elektrokimia. [24 Januari 2011].

50 LAMPIRAN 35

51 36 Lampiran 1 Uji SSA sampel Action Sample ppm Cons (ppm) Abs. BG WF VF DF Actual cons. Actual Con. unit BLK-1 BLK BLK-2 BLK BLK-3 BLK BLK- AV BLK STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD- AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD- AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD- AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD- AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD- Standar AV UNK1-1 UNK1-2 UNK1-3 UNK1- AV UNK2-1 UNK2-2 UNK2-3 UNK2- AV BLK ppm BLK ppm BLK ppm BLK ppm 22 Sampel Fixer ppm Sampel Fixer ppm Sampel Fixer ppm Sampel Fixer ppm 0.16 % Rsd

52 37 Lampiran 2 Uji SSA endapan dengan variasi konsentrasi Action Sample True value (ppm) Konsentrasi (ppm) Abs. BG WF VF DF Actual cons. Actual cons. unit BLK-1 BLK BLK-2 BLK BLK-3 BLK BLK- AV BLK STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD- AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD- AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD- AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD- AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD- AV Standar UNK1-1 BLK ppm UNK1-2 BLK ppm UNK1-3 BLK ppm UNK1- AV BLK ppm 11.7 UNK ppm UNK ppm UNK ppm UNK2- AV ppm 1.48 UNK ppm UNK ppm UNK ppm UNK3- AV ppm 0.99 UNK ppm UNK ppm % Rsd

53 38 Lampiran 2 (lanjutan) Action Sample True value (ppm) Konsentrasi (ppm) Abs. BG WF VF DF Actual cons. Actual cons. unit UNK ppm UNK4-AV ppm 1.16 UNK ppm UNK ppm UNK ppm UNK5-AV ppm 1.71 UNK ppm UNK ppm UNK ppm UNK6-AV ppm 0.91 UNK ppm UNK ppm UNK ppm UNK7-AV ppm 0.67 % Rsd

54 39 Lampiran 3 Uji SSA endapan dengan variasi ukuran elektrode karbon Action Sample True value (ppm) Cons (ppm) Abs. BG WF VF DF. Actual cons Actual Cons. (ppm) BLK-1 BLK BLK-2 BLK BLK-3 BLK BLK-AV BLK STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD-AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD-AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD-AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD-AV Standar STD-1 Standar STD-2 Standar STD-3 Standar STD-AV Standar UNK1-1 BLK ppm UNK1-2 BLK ppm UNK1-3 BLK ppm UNK1-AV BLK ppm 4.33 UNK2-1 Sampel A ppm UNK2-2 Sampel A ppm UNK2-3 Sampel A ppm UNK2-AV Sampel A ppm 0.32 UNK3-1 Sampel B ppm UNK3-2 Sampel B ppm UNK3-3 Sampel B ppm UNK3-AV Sampel B ppm 1.96 UNK ppm UNK ppm UNK ppm UNK4-AV ppm UNK5-1 Sampel C ppm UNK5-2 Sampel C ppm UNK5-3 Sampel C ppm UNK5-AV Sampel C ppm 0.33 % Rsd

55 40 Lampiran 4 Uji SSA endapan dengan variasi voltase Action Sample True value Cons. (ppm) Abs BG WF VF DF Actual cons UNK8-AV Electrolisis C ppm 3.04 UNK9-1 Electrolisis C ppm UNK9-2 Electrolisis C ppm UNK9-3 Electrolisis C ppm UNK9-AV Electrolisis C ppm 0.46 UNK10-1 Electrolisis C ppm UNK10-2 Electrolisis C ppm UNK10-3 Electrolisis C ppm UNK10-AV Electrolisis C ppm 0.49 UNK11-1 Electrolisis C ppm UNK11-2 Electrolisis C ppm UNK11-3 Electrolisis C ppm UNK11-AV Electrolisis C ppm 1.99 UNK11-AV Electrolisis C ppm 1.99 UNK12-1 Electrolisis C ppm UNK12-2 Electrolisis C ppm UNK12-3 Electrolisis C ppm UNK12-AV Electrolisis C ppm 1.95 Act. Con unit % Rsd

56 41 Lampiran 5 Diagram alir elektrolisis ke-2 Fixer dgn elektroda A Fixer dgn elektroda B Fixer dgn elektroda C Elektrolisis Sampel lain Sampel terpilih A = g Ekstraksi +HNO 3 pekat 2 jam, lalu panasi dgn api kecil (60 C). Stop saat keluar uap putih. Penyaringan/ pemerasan Dgn kain paracut, diambil filtratnya Penggodogan larutan Suhu 70 C, 1 jam Penambahan NaCl AgNO 3 + NaCl AgCl + NaNO 3 Pemurnian + H 2 O t = 100 C AgCl masih bercampur dengan pengotor maka dibilas Dijemur di bawah Matahari Gas klor lepas pada tahap ini. Menghasilkan Ag

57 42 Lampiran 6 Diagram alir elektrolisis ke-3 Fixer B Pot A Fixer B Pot C Fixer B Pot E Fixer B Pot B Fixer B Pot D Fixer B Pot F Elektrolisis Sampel lain Sampel terpilih Ekstraksi +HNO 3 pekat 2 jam, lalu panasi dgn api kecil (60 C). Stop saat keluar uap putih. F= gram Penyaringan/ pemerasan Dgn kain paracut, diambil filtratnya Suhu 70 C, 1 jam Penggodogan larutan Penambahan NaCl AgNO 3 + NaCl AgCl + NaNO 3 Pemurnian + H 2 O t = 100 C AgCl masih bercampur dengan pengotor maka dibilas Dijemur di bawah Matahari Gas klor lepas pada tahap ini. Menghasilkan Ag

TINJAUAN PUSTAKA Perak(Ag)

TINJAUAN PUSTAKA Perak(Ag) 4 TINJAUAN PUSTAKA Perak(Ag) Dalam sistem periodik unsur, perak terletak pada golongan IB dan periode 5. Unsur tersebut bernomor atom 47 dan memiliki massa atom 107.870 g/mol termasuk logam yang berkarakter

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pengamatan Umum Hasil pemeriksaan SSA sampel (limbah fixer) memiliki kadar Ag sebesar 6000.365 ppm. Kadar Ag tersebut apabila dikonversi setara dengan 0.6% (Khunprasert et al. 2004).

Lebih terperinci

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif

Mengubah energi kimia menjadi energi listrik Mengubah energi listrik menjadi energi kimia Katoda sebagi kutub positif, anoda sebagai kutub negatif TUGAS 1 ELEKTROKIMIA Di kelas X, anda telah mempelajari bilangan oksidasi dan reaksi redoks. Reaksi redoks adalah reaksi reduksi dan oksidasi. Reaksi reduksi adalah reaksi penangkapan elektron atau reaksi

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN.

Hand Out HUKUM FARADAY. PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna. Oleh: LAURENSIUS E. SERAN. Hand Out HUKUM FARADAY Disusun untuk memenuhi tugas work shop PPG (Pendidikan Profesi Guru) yang dibina oleh Pak I Wayan Dasna Oleh: LAURENSIUS E. SERAN 607332411998 Emel.seran@yahoo.com UNIVERSITAS NEGERI

Lebih terperinci

KIMIA ELEKTROLISIS

KIMIA ELEKTROLISIS KIMIA ELEKTROLISIS A. Tujuan Pembelajaran Mempelajari perubahan-perubahan yang terjadi pada reaksi elektrolisis larutan garam tembaga sulfat dan kalium iodida. Menuliskan reaksi reduksi yang terjadi di

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP

Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP Redoks dan Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis

Lebih terperinci

Elektrokimia. Tim Kimia FTP

Elektrokimia. Tim Kimia FTP Elektrokimia Tim Kimia FTP KONSEP ELEKTROKIMIA Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan

Lebih terperinci

Bab IV Hasil dan Pembahasan

Bab IV Hasil dan Pembahasan 32 Bab IV Hasil dan Pembahasan IV.1 Data Eksperimen dan Perhitungan Eksperimen dilakukan di laboratorium penelitian Kimia Analitik, Program Studi Kimia, ITB. Eksperimen dilakukan dalam rentang waktu antara

Lebih terperinci

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq)

3. ELEKTROKIMIA. Contoh elektrolisis: a. Elektrolisis larutan HCl dengan elektroda Pt, reaksinya: 2HCl (aq) 3. ELEKTROKIMIA 1. Elektrolisis Elektrolisis adalah peristiwa penguraian elektrolit oleh arus listrik searah dengan menggunakan dua macam elektroda. Elektroda tersebut adalah katoda (elektroda yang dihubungkan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia

ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Departemen Kimia - FMIPA Universitas Gadjah Mada (UGM) ELEKTROKIMIA Konsep Dasar Reaksi Elektrokimia Drs. Iqmal Tahir, M.Si. Laboratorium Kimia Fisika, Departemen Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016

KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 2015/2016 KISI KISI SOAL ULANGAN AKHIR SEMESTER GASAL MADRASAH ALIYAH TAHUN PELAJARAN 205/206 MATA PELAJARAN KELAS : KIMIA : XII IPA No Stansar Materi Jumlah Bentuk No Kompetensi Dasar Inikator Silabus Indikator

Lebih terperinci

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A

UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A UH : ELEKTROLISIS & KOROSI KODE SOAL : A Selesaikan dengan cara!!! 1. Reduksi 1 mol ion SO 4 2- menjadi H 2S, memerlukan muatan listrik sebanyak A. 4 F D. 6 F B. 8F E. 16 F C. 20 F 2. Proses elektrolisis

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT

LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM ANORGANIK PERCOBAAN 1 TOPIK : SINTESIS DAN KARAKTERISTIK NATRIUM TIOSULFAT DI SUSUN OLEH : NAMA : IMENG NIM : ACC 109 011 KELOMPOK : 2 ( DUA ) HARI / TANGGAL : SABTU, 28 MEI 2011

Lebih terperinci

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan

MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan MODUL I SIFAT KOLIGATIF LARUTAN Penurunan Titik Beku Larutan - Siswa mampu membuktikan penurunan titik beku larutan akibat penambahan zat terlarut. - Siswa mampu membedakan titik beku larutan elektrolit

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Hasil Penelitian dan Pembahasan Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan IV.1 Pengaruh Arus Listrik Terhadap Hasil Elektrolisis Elektrolisis merupakan reaksi yang tidak spontan. Untuk dapat berlangsungnya reaksi elektrolisis digunakan

Lebih terperinci

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS

ELEKTROKIMIA. VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA VURI AYU SETYOWATI, S.T., M.Sc TEKNIK MESIN - ITATS ELEKTROKIMIA Elektrokimia merupakan ilmu yang mempelajari hubungan antara perubahan (reaksi) kimia dengan kerja listrik, biasanya melibatkan

Lebih terperinci

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya.

I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. BAB I PENDAHULUAN I.1.1 Latar Belakang Pencemaran lingkungan merupakan salah satu faktor rusaknya lingkungan yang akan berdampak pada makhluk hidup di sekitarnya. Sumber pencemaran lingkungan diantaranya

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining

BAB II PEMBAHASAN. II.1. Electrorefining BAB II PEMBAHASAN II.1. Electrorefining Electrorefining adalah proses pemurnian secara elektrolisis dimana logam yangingin ditingkatkan kadarnya (logam yang masih cukup banyak mengandung pengotor)digunakan

Lebih terperinci

Lampiran 1 Uji SSA sampel

Lampiran 1 Uji SSA sampel LAMPIRAN 35 36 Lampiran 1 Uji SSA sampel Action Sample ppm Cons Abs. BG WF VF DF cons. Con. unit BLK-1 BLK -0.0005-0.002 BLK-2 BLK -0.0005-0.0033 BLK-3 BLK -0.0004-0.0045 BLK- BLK -0.0005-0.0033 12.4 1

Lebih terperinci

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn

1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A. D. Cu E. Zn 1. Tragedi Minamata di Jepang disebabkan pencemaran logam berat... A. Hg B. Ag C. Pb Kunci : A D. Cu E. Zn 2. Nomor atom belerang adalah 16. Dalam anion sulfida, S 2-, konfigurasi elektronnya adalah...

Lebih terperinci

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4

Sel Volta (Bagian I) dan elektroda Cu yang dicelupkan ke dalam larutan CuSO 4 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 04 Sesi NGAN Sel Volta (Bagian I) Pada sesi 3 sebelumnya, kita telah mempelajari reaksi redoks. Kita telah memahami bahwa reaksi redoks adalah gabungan dari reaksi

Lebih terperinci

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK

Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi. Satriananda *) ABSTRAK Penyisihan Besi (Fe) Dalam Air Dengan Proses Elektrokoagulasi Satriananda *) ABSTRAK Air yang mengandung Besi (Fe) dapat mengganggu kesehatan, sehingga ion-ion Fe berlebihan dalam air harus disisihkan.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perak Nitrat Perak nitrat merupakan senyawa anorganik tidak berwarna, tidak berbau, kristal transparan dengan rumus kimia AgNO 3 dan mudah larut dalam alkohol, aseton dan air.

Lebih terperinci

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati.

Pembuatan Larutan CuSO 4. Widya Kusumaningrum ( ), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Pembuatan Larutan CuSO 4 Widya Kusumaningrum (1112016200005), Ipa Ida Rosita, Nurul Mu nisah Awaliyah, Ummu Kalsum A.L, Amelia Rachmawati. Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3

ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 ANION TIOSULFAT (S 2 O 3 2- ) Resume Diajukan untuk Memenuhi Syarat Mata Kuliah Kimia Analitik I Oleh: Dhoni Fadliansyah Wahyu NIM. 109096000004 PROGRAM STUDI KIMIA JURUSAN MATEMATIKA ILMU PENGETAHUAN

Lebih terperinci

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2

Review II. 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 KIMIA KELAS XII IPA - KURIKULUM GABUNGAN 14 Sesi NGAN Review II A. ELEKTROLISIS 1. Pada elektrolisis larutan NaCl dengan elektroda karbon, reaksi yang terjadi pada katoda adalah... A. 2H 2 O 4H + + O 2

Lebih terperinci

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1)

Sudaryatno Sudirham ing Utari. Mengenal. Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) Sudaryatno Sudirham ing Utari Mengenal Sifat-Sifat Material (1) 16-2 Sudaryatno S & Ning Utari, Mengenal Sifat-Sifat Material (1) BAB 16 Oksidasi dan Korosi Dalam reaksi kimia di mana oksigen tertambahkan

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006

SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 SOAL SELEKSI NASIONAL TAHUN 2006 Soal 1 ( 13 poin ) KOEFISIEN REAKSI DAN LARUTAN ELEKTROLIT Koefisien reaksi merupakan langkah penting untuk mengamati proses berlangsungnya reaksi. Lengkapi koefisien reaksi-reaksi

Lebih terperinci

LAPORAN PENGAMATAN PENYEPUHAN LOGAM

LAPORAN PENGAMATAN PENYEPUHAN LOGAM LAPORAN PENGAMATAN PENYEPUHAN LOGAM Nama Anggota : 1. Christover Tony Manurung (08) 2. Ganda Fikri (15) 3. Muhammad Rizal Adamy (23) 4. Nukris Ariyo Cokro (24) 5. Ratna Dwi Hapsari (25) 6. Vita Oktanti

Lebih terperinci

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan

Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan ? Penarikan sampel (cuplikan) Mengubah konstituen yang diinginkan ke bentuk yang dapat diukur Pengukuran konstituen yang diinginkan Penghitungan dan interpretasi data analitik Metode Konvensional: Cara

Lebih terperinci

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar.

4. Sebanyak 3 gram glukosa dimasukkan ke dalam 36 gram air akan diperoleh fraksi mol urea sebesar. LATIHAN ULUM 1. Sebutkan kegunaan dari sifat koligarif larutan. 2. Sebanyak 27 gram urea ditimbang dan dimasukkan ke dalam 500 gram. Berapakah molalitas larutan yang terjadi?. 3. Apa definisi dari 4. Sebanyak

Lebih terperinci

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia?

9/30/2015 ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA ELEKTROKIMIA. Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Elektrokimia? Hukum Faraday : The amount of a substance produced or consumed in an electrolysis reaction is directly proportional to the quantity of electricity that flows through the circuit.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Dunia perindustrian di Indonesia semakin berkembang, salah satunya adalah industri elektroplating. Beragam barang perhiasan, peralatan rumah tangga, komponen

Lebih terperinci

Pemisahan dengan Pengendapan

Pemisahan dengan Pengendapan Pemisahan dengan Pengendapan Reaksi Pengendapan Pemisahan dengan teknik pengendapan membutuhkan perbedaan kelarutan yang besar antara analit dan material pengganggunya. Pemisahan dengan pengendapan bisa

Lebih terperinci

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto.

Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto. Nama Kelompok : Adik kurniyawati putri Annisa halimatus syadi ah Alfie putri rachmasari Aprita silka harmi Arief isnanto III Non Reguler JURUSAN ANALISA FARMASI DAN MAKANAN POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II

Lebih terperinci

Laporan Kimia Analitik KI-3121

Laporan Kimia Analitik KI-3121 Laporan Kimia Analitik KI-3121 PERCOBAAN 5 SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM Nama : Kartika Trianita NIM : 10510007 Kelompok : 1 Tanggal Percobaan : 19 Oktober 2012 Tanggal Laporan : 2 November 2012 Asisten

Lebih terperinci

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS

LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS LAPORAN PENELITIAN PROSES PENYEPUHAN EMAS Oleh : Anna Kristina Halim (02) Ardi Herdiana (04) Emma Ayu Lirani (11) Lina Widyastiti (14) Trisna Dewi (23) KELAS XII IA6 SMA NEGERI 1 SINGARAJA 2011/2012 BAB

Lebih terperinci

MODUL SEL ELEKTROLISIS

MODUL SEL ELEKTROLISIS MODUL SEL ELEKTROLISIS Standar Kompetensi : 2. Menerapkan konsep reaksi oksidasi-reduksi dan elektrokimia dalam teknologi dan kehidupan sehari-hari. Kompetensi dasar : 2.2. Menjelaskan reaksi oksidasi-reduksi

Lebih terperinci

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112)

TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI-112) TES AWAL II KIMIA DASAR II (KI112) NAMA : Tanda Tangan N I M : JURUSAN :... BERBAGAI DATA. Tetapan gas R = 0,082 L atm mol 1 K 1 = 1,987 kal mol 1 K 1 = 8,314 J mol 1 K 1 Tetapan Avogadro = 6,023 x 10

Lebih terperinci

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK

PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) ABSTRAK PROTOTIPE UNIT PENGOLAHAN AIR LIMBAH DENGAN REAKTOR ELEKTROKIMIA (UPAL-RE) UNTUK MELAYANI HOME INDUSTRY BATIK (259L) Budi Utomo 1, Musyawaroh 2, Hunik Sri Runing Sawitri 3 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas

Lebih terperinci

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA

LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA LAPORAN RESMI PRAKTIKUM KIMIA BEDA POTENSIAL SEL VOLTA Disusun oleh : Faiz Afnan N 07 / XII IPA 4 SMA NEGERI 1 KLATEN TAHUN PELAJARAN 2013/2014 I. Praktikum ke : II ( Kedua ) II. Judul Praktikum : Beda

Lebih terperinci

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I

Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Contoh Soal & Pembahasan Sel Volta Bag. I Soal No.1 Diketahui potensial elektrode perak dan tembaga sebagai berikut Ag + + e Ag E o = +0.80 V a. Tulislah diagram sel volta yang dapat disusun dari kedua

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Deskripsi Penelitian Penelitian mengenai penggunaan aluminium sebagai sacrificial electrode dalam proses elektrokoagulasi larutan yang mengandung pewarna tekstil hitam ini

Lebih terperinci

1. Bilangan Oksidasi (b.o)

1. Bilangan Oksidasi (b.o) Reaksi Redoks dan Elektrokimia 1. Bilangan Oksidasi (b.o) 1.1 Pengertian Secara sederhana, bilangan oksidasi sering disebut sebagai tingkat muatan suatu atom dalam molekul atau ion. Bilangan oksidasi bukanlah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Landasan Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhover, ketika menelaah garis garis hitam pada spectrum matahari. Sedangkan yang memanfaatkan prinsip serapan atom

Lebih terperinci

LEMBAR AKTIVITAS SISWA

LEMBAR AKTIVITAS SISWA LEMBAR AKTIVITAS SISWA No SOAL & PENYELESAIAN 1 Pada elektrolisis leburan kalsium klorida dengan elektroda karbon, digunakan muatan listrik sebanyak 0,02 F. Volume gas klorin yg dihasilkan di anode, jika

Lebih terperinci

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT

PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT I. Tujuan Percobaan ini yaitu: PERCOBAAN VII PEMBUATAN KALIUM NITRAT Adapun tujuan yang ingin dicapai praktikan setelah melakukan percobaan 1. Memisahkan dua garam berdasarkan kelarutannya pada suhu tertentu

Lebih terperinci

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA

SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA SOAL Latihan ELEKTROKIMIA dan ELEKTROLISA 1. Tulis persamaan molekul yang seimbang untuk reaksi antara KMnO 4 dan KI dalam larutan basa. Kerangka reaksi ionnya adalah MnO 4 (aq) + I 2 (aq) MnO 4 2 (aq)

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan III. METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan tahapan isolasi selulosa dan sintesis CMC di Laboratorium Kimia Organik

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian ini dilakukan dengan metode experimental di beberapa laboratorium dimana data-data yang di peroleh merupakan proses serangkaian percobaan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penyamakan kulit dengan menggunakan Spektrofotometer UV-VIS Mini 43 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Proses elektrokoagulasi terhadap sampel air limbah penyamakan kulit dilakukan dengan bertahap, yaitu pengukuran treatment pada sampel air limbah penyamakan kulit dengan menggunakan

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencuci pakaian, untuk tempat pembuangan kotoran (tinja), sehingga badan air 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pencemaran air minum oleh virus, bakteri patogen, dan parasit lainnya, atau oleh zat kimia, dapat terjadi pada sumber air bakunya, ataupun terjadi pada saat pengaliran air olahan

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 15 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Karakteristik sludge 4.1.1. Sludge TPA Bantar Gebang Sludge TPA Bantar Gebang memiliki kadar C yang cukup tinggi yaitu sebesar 10.92% dengan kadar abu sebesar 61.5%.

Lebih terperinci

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8

BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8 BAB 8 BAB 8. ELEKTROKIMIA 8.1 REAKSI REDUKSI OKSIDASI 8.2 SEL ELEKTROKIMIA 8.3 POTENSIAL SEL, ENERGI BEBAS, DAN KESETIMBANGAN 8.4 PERSAMAAN NERNST 8.5 SEL ACCU DAN BAHAN BAKAR 8.6 KOROSI DAN PENCEGAHANNYA

Lebih terperinci

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( )

KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( ) R I N I T H E R E S I A ( ) KIMIA DASAR TEKNIK INDUSTRI UPNVYK C H R I S N A O C V A T I K A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 3 ) R I N I T H E R E S I A ( 1 2 2 1 5 0 1 1 2 ) Menetukan Sistem Periodik Sifat-Sifat Periodik Unsur Sifat periodik

Lebih terperinci

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin)

Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Bidang Studi Kode Berkas : Kimia : KI-L01 (soal) Soal ini terdiri dari 10 soal Essay (153 poin) Tetapan Avogadro N A = 6,022 10 23 partikel.mol 1 Tetapan Gas Universal R = 8,3145 J.mol -1.K -1 = 0,08206

Lebih terperinci

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA PENGOMPLEKS PADA FASA PENERIMA TERHADAP PEMISAHAN LOGAM PERAK DENGAN TEKNIK SLM (SUPPORTED LIQUID MEMBRANE)

PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA PENGOMPLEKS PADA FASA PENERIMA TERHADAP PEMISAHAN LOGAM PERAK DENGAN TEKNIK SLM (SUPPORTED LIQUID MEMBRANE) Berkarakter Melalui Pembelajaran Inovatif. Aula Handayani IKIP Mataram 14 ktober 2017. ISSN 2598-1978 PENGARUH PENAMBAHAN SENYAWA PENGMPLEKS PADA FASA PENERIMA TERHADAP PEMISAHAN LGAM PERAK DENGAN TEKNIK

Lebih terperinci

Metodologi Penelitian

Metodologi Penelitian Bab III Metodologi Penelitian III.1. Tahapan Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi 3 tahapan. Pertama adalah pembuatan elektroda pasta karbon termodifikasi diikuti dengan karakterisasi elektroda yang

Lebih terperinci

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian

Gambar 3.1 Diagram alir penelitian BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan utama yang digunakan dalam penelitian ini antara lain bubuk magnesium oksida dari Merck, bubuk hidromagnesit hasil sintesis penelitian

Lebih terperinci

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan

Gambar Rangkaian Alat pengujian larutan LARUTAN ELEKTROLIT DAN BUKAN ELEKTROLIT Selain dari ikatannya, terdapat cara lain untuk mengelompokan senyawa yakni didasarkan pada daya hantar listrik. Jika suatu senyawa dilarutkan dalam air dapat menghantarkan

Lebih terperinci

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI

PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI PRODUKSI GAS HIDROGEN MELALUI PROSES ELEKTROLISIS SEBAGAI SUMBER ENERGI Oleh: Ni Made Ayu Yasmitha Andewi 3307.100.021 Dosen Pembimbing: Prof. Dr.Ir. Wahyono Hadi, M.Sc JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN FAKULTAS

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1.Hidrogen Hidrogen (bahasa Latin: hidrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom

Lebih terperinci

Recovery logam dengan elektrolisis

Recovery logam dengan elektrolisis Recovery logam dengan elektrolisis Electrolysis Elektrolisis adalah proses dengan penggunaan arus listrik untuk memisahkan unsur unsur dari senyawanya. Elektrolisis membutuhkan biaya tinggi, dan karenanya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Secara umum perkembangan jumlah penduduk yang semakin besar biasanya disertai dengan perkembangan teknologi yang sangat pesat. Perkembangan tersebut membawa

Lebih terperinci

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya.

30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 30 Soal Pilihan Berganda Olimpiade Kimia Tingkat Kabupaten/Kota 2011 Alternatif jawaban berwarna merah adalah kunci jawabannya. 1. Semua pernyataan berikut benar, kecuali: A. Energi kimia ialah energi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan eksperimental. B. Tempat dan Waktu Tempat penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan teknologi yang terjadi saat ini menyebabkan konsumsi masyarakat terhadap barang-barang elekronik seperti handphone, komputer dan laptop semakin meningkat.

Lebih terperinci

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan

Hubungan koefisien dalam persamaan reaksi dengan hitungan STOIKIOMETRI Pengertian Stoikiometri adalah ilmu yang mempelajari dan menghitung hubungan kuantitatif dari reaktan dan produk dalam reaksi kimia (persamaan kimia) Stoikiometri adalah hitungan kimia Hubungan

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION By Djadjat Tisnadjaja 1 Jenis analisis Analisis makro Kuantitas zat 0,5 1 g Volume yang dipakai sekitar 20 ml Analisis semimikro Kuatitas zat sekitar 0,05 g Volume

Lebih terperinci

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS

LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS LATIHAN-1 SEL ELEKTROLISIS A. Pililah salah satu jawaban yang paling tepat! 1. Reduksi 1 mol ion MnO 4 - menjadi ion Mn 2+, memerlukan muatan listrik sebanyak. A. 1 F D. 2 F B. 3 F E. 4 F C. 5 F 2. Reaksi

Lebih terperinci

MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.

MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING. Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M. MAKALAH PPM TEKNIK PENGOLAHAN LIMBAH ELEKTROPLATING DENGAN PEMANFAATAN KEMBALI LIMBAH ELEKTROPLATING Oleh: R. Yosi Aprian Sari, M.Si FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Lebih terperinci

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit

Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah

Lebih terperinci

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia

K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia K13 Revisi Antiremed Kelas 11 Kimia Stoikiometri Larutan - Soal Doc. Name: RK13AR11KIM0601 Doc. Version : 2016-12 01. Zat-zat berikut ini dapat bereaksi dengan larutan asam sulfat, kecuali... (A) kalsium

Lebih terperinci

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep

HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN. Penjelasan Konsep LAMPIRAN 7 HASIL ANALISIS KEBENARAN KONSEP PADA OBJEK PENELITIAN Keterangan kriteria kebenaran konsep Benar (B) Salah (S) Indikator Pembelajaran : Jika penjelasan konsep subjek penelitian sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sehingga dapat menghasilkan data yang akurat. 9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA Proses pengujian panas yang dihasilkan dari pembakaran gas HHO diperlukan perencanaan yang cermat dalam perhitungan dan ukuran. Teori-teori yang berhubungan dengan pengujian yang

Lebih terperinci

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit

PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit PAKET UJIAN NASIONAL 7 Pelajaran : KIMIA Waktu : 120 Menit Pilihlah salah satu jawaban yang tepat! Jangan lupa Berdoa dan memulai dari yang mudah. 1. Dari beberapa unsur berikut yang mengandung : 1. 20

Lebih terperinci

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen

Bab III Metodologi. III. 2 Rancangan Eksperimen 21 Bab III Metodologi Penelitian ini dirancang untuk menjawab beberapa permasalahan yang sudah penulis kemukakan di Bab I. Dalam penelitian ini digunakan 2 pendekatan, yaitu eksperimen dan telaah pustaka.

Lebih terperinci

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a

Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a Peningkatan Kualitas Air Tanah Gambut dengan Menggunakan Metode Elektrokoagulasi Rasidah a, Boni P. Lapanporo* a, Nurhasanah a a Prodi Fisika, FMIPA Universitas Tanjungpura, Jalan Prof. Dr. Hadari Nawawi,

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada Juni-Juli 2013 di Unit Pelaksanaan Teknis Pengujian dan Sertifikasi Mutu Barang Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Lebih terperinci

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan:

Review I. 1. Berikut ini adalah data titik didih beberapa larutan: KIMIA KELAS XII IPA KURIKULUM GABUNGAN 06 Sesi NGAN Review I Kita telah mempelajari sifat koligatif, reaksi redoks, dan sel volta pada sesi 5. Pada sesi keenam ini, kita akan mereview kelima sesi yang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA. Senin, 21 April Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH KELOMPOK 1 LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANALITIK 2 PENENTUAN KADAR KLORIDA Senin, 21 April 2014 Disusun Oleh: MA WAH SHOFWAH 1112016200040 KELOMPOK 1 MILLAH HANIFAH (1112016200073) YASA ESA YASINTA (1112016200062) WIDYA

Lebih terperinci

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA

PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA PENGAMBILAN TEMBAGA DARI BATUAN BORNIT (Cu5FeS4) VARIASI RAPAT ARUS DAN PENGOMPLEKS EDTA SECARA ELEKTROKIMIA Abdul Haris, Didik Setiyo Widodo dan Lina Yuanita Laboratorium Kimia Analitik Jurusan Kimia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Baja Baja merupakan paduan yang terdiri dari unsur utama besi (Fe) dan karbon (C), serta unsur-unsur lain, seperti : Mn, Si, Ni, Cr, V dan lain sebagainya yang tersusun dalam

Lebih terperinci

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion

Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion PRAKTIKUM PENGOLAHAN LIMBAH INDUSTRI Recovery Logam Ag Menggunakan Resin Penukar Ion Pembimbing : Endang Kusumawati, MT Disusun Oleh : IndraPranata R 091431013 Irena Widelia 091431014 Irma Ariyanti 091431015

Lebih terperinci

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER

PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER Available online at Website http://ejournal.undip.ac.id/index.php/rotasi PENINGKATAN EFISIENSI KOMPOR GAS DENGAN PENGHEMAT BAHAN BAKAR ELEKTROLIZER *Bambang Yunianto, Dwi Septiani Jurusan Teknik Mesin,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut sedikit. Asam nitrat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. encer, meskipun dengan adanya oksigen tembaga bisa larut sedikit. Asam nitrat BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tembaga Tembaga adalah logam merah muda yang lunak, dapat ditempa, dan liat. Ia melebur pada 1038 o C. Karena potensial elektrode standarnya positif, (+0,34V untuk pasangan Cu/Cu

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah ekperimental. B. Tempat dan Waktu Pengerjaan sampel dilakukan di laboratorium Teknik Kimia

Lebih terperinci

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2

SIMULASI UJIAN NASIONAL 2 SIMULASI UJIAN NASIONAL 2. Diketahui nomor atom dan nomor massa dari atom X adalah 29 dan 63. Jumlah proton, elektron, dan neutron dalam ion X 2+ (A) 29, 27, dan 63 (B) 29, 29, dan 34 (C) 29, 27, dan 34

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Lanjutan Nilai parameter. Baku mutu. sebelum perlakuan dan kemudian ditimbang. Penimbangan dilakukan sampai diperoleh bobot konstan. Rumus untuk perhitungan TSS adalah sebagai berikut: TSS = bobot residu pada kertas saring volume contoh Pengukuran absorbans

Lebih terperinci

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr

Sel Volta KIM 2 A. PENDAHULUAN B. SEL VOLTA ELEKTROKIMIA. materi78.co.nr Sel Volta A. PENDAHULUAN Elektrokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari aspek elektronik dari reaksi kimia. Sel elektrokimia adalah suatu sel yang disusun untuk mengubah energi kimia menjadi energi

Lebih terperinci

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan

berat yang terkandung dalam larutan secara elektrokimia atau elektrolisis; (2). membekali mahasiswa dalam hal mengkaji mekanisme reaksi reduksi dan BAB 1. PENDAHULUAN Kegiatan pelapisan logam akan menghasilkan limbah yang berbahaya dan dapat menjadi permasalahan yang kompleks bagi lingkungan sekitarnya. Limbah industri pelapisan logam yang tidak dikelola

Lebih terperinci

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION

LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION LOGO ANALISIS KUALITATIF KATION DAN ANION 1 LOGO Analisis Kation 2 Klasifikasi Kation Klasifikasi kation yang paling umum didasarkan pada perbedaan kelarutan dari: Klorida (asam klorida) Sulfida, (H 2

Lebih terperinci

UJIAN MASUK BERSAMA (UMB) Mata Pelajaran : Kimia Tanggal : 07 Juni 009 Kode Soal : 9. Penamaan yang tepat untuk : CH CH CH CH CH CH OH CH CH adalah A. -etil-5-metil-6-heksanol B.,5-dimetil-1-heptanol C.

Lebih terperinci

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4

APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 APLIKASI REAKSI REDOKS DALAM KEHIDUPAN SEHARI HARI Oleh : Wiwik Suhartiningsih Kelas : X-4 A. DESKRIPSI Anda tentu pernah mengalami kekecewaan, karena barang yang anda miliki rusak karena berkarat. Sepeda,

Lebih terperinci