BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bagian ini perlu dijelaskan tentang hakikat IPS, pengertian

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pada bagian ini perlu dijelaskan tentang hakikat IPS, pengertian"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Tinjauan tentang IPS Pada bagian ini perlu dijelaskan tentang hakikat IPS, pengertian IPS, karakteristik mata pelajaran IPS, tujuan pembelajaran IPS di tingkat SD/MI, materi pembelajaran IPS yang dipelajari. a. Hakikat IPS Hakikat IPS adalah harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik dimana para anggotanya benar-benar berkembang sebagai insan sosial yang rasional dan penuh tanggung jawab, sehingga oleh karenanya diciptakan nilai-nilai. Hakikat IPS di sekolah dasar memberikan pengetahuan dasar dan keterampilan sebagai media pelatihan bagi peserta didik sebagai warga negara sedini mungkin karena IPS tidak hanya memberikan ilmu semata,tetapi harus berorientasi pada pengembangan keterampilan berpikir kritis, sikap dan kecakapan- kecakapan dasar peserta didik yang berpijak pada kenyataan kehidupan sosial masyarakat sehari-hari dan memenuhi kebutuhan bagi kehidupan peserta didik masyarakat. 1 Jadi, Hakikat IPS adalah mengembangkan konsep pemikiran yang berdasarkan realita kondisi sosial yang ada di lingkungan peserta didik, sehingga dengan memberikan pendidikan IPS diharapkan dapat 1 Ahmad Susanto, Pengembangan Pembelajaran IPS di Sekolah Dasar,(Jakarta :Prenadamedia Group,2014) h

2 19 melahirkan warga negara yang baik dan bertanggung jawab terhadap bangsa dan negaranya. Pendidikan IPS saat ini dihadapkan pada upaya peningkatan kualitas pendidikan khususnya kualitas sumber daya manusia, sehingga eksistensi pendidikan IPS benar-benar dapat mengembangkan pemahaman konsep dan keterampilan berpikir kritis. 2 b. Pengertian IPS Ilmu pengetahuan sosial merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-limu sosial, seperti, sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. Ilmu pengetahuan sosial dirumuskan atas dasar realistis dan fenomena sosial yang mewujudkan satu pendekatan interdisipliner dari aspek cabang-cabang ilmu sosial (sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, hukum dan budaya. IPS atau studi sosial merupakan bagian darim kurikulum sekolah yang diturunkan dari isi materi cabang-cabang ilmu-ilmu sosial : sosiologi, sejarah, geografi, ekonomi, politik, antropologi, filsafat dan psikologi sosial. 3 Geografi, sejarah dan antropologi merupakan disiplin ilmu yang memiliki keterpaduan yang tinggi. Pembejaran geografi memberikan kebulatan wawasan yang berkenaan dengan wilayahwilayah, sedangkan sejarah memberikan wawasan yang berkenaan dengan peristiwa-peristiwa dari berbagai periode. Antropologi meliputi studi-studi komparatif yang berkenaan dengan nilai-nilai, kepercayaan, struktur sosial, aktivitas-aktivitas ekonomi, organisasi 2 Ibid 3 Trianto, Model Pembelajaran Terpadu,(Jakarta: Bumi Aksara, 2014) h.171

3 20 politik, ekpresi-ekpresi dan spiritual, teknologi dan benda-benda budaya dari budaya- budaya terpilih. Ilmu politik dan ekonomi tergolong ke dalam ilmu-ilmu tentang kebijakan pada aktivitasaktivitas yang berkenaan dengan pembuatan keputusan. Sosiologi dan psikologi sosial merupakan ilmu-ilmu tentang perilaku seperti konsep peran, kelompok, intitusi, proses interaksi dan kontrol social. 4 c. Karakteristik Pendidikan IPS di SD Bidang studi IPS merupakan gabungan ilmu-ilmu sosial yang terintegrasi atau terpadu, bahwa bahan atau materi IPS diambil dari ilmu-ilmu sosial yang dipadukan dan tidak terpisah-pisah dalam kotak disiplin ilmu. Karena IPS terdiri dari disiplin ilmu-ilmu sosial yang dapat dikatakan bahwa IPS itu mempunyai ciri-ciri khusus atau karakteristik tersendiri yang berbeda dengan bidang studi lainnya. 5 Untuk membahas karakteristik IPS, dapat dilihat dari berbagai pandangan. Berikut ini dikemukakan karakteristik IPS dilihat dari materi dan strategi penyampaiannya. 1) Materi IPS Mempelajari IPS pada hakikatnya adalah menelaah interaksi antara individu dan masyarakat dengan lingkungan (fisik dan sosial budaya). Materi IPS digali dari segala aspek kehidupan praktis sehari-hari di masyarakat. Oleh karena itu, pelajaran IPS yang 4 Ibid h Hidayati, et al Pengembangan Pendidikan IPS SD(Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi : Departemen Pendidikan Nasional, 2008)h. 26

4 21 merupakan suatu bidang ilmu yang berpijak pada kenyataan. Ada 5 macam sumber materi ips antara lain : a) Segala sesuatu atau apa saja yang ada dan terjadi di sekitar anak sejak dari keluarga, sekolah,desa, kecamatan sampai lingkungan yang luas negara dan dunia dengan berbagai permasalahannya. b) Kegiatan manusia misalnya : mata pencaharian, pendidikan, keagamaan, produksi, komunikasi, transpormasi. c) Lingkungan geografi dan budaya meliputi segala aspek geografi dan antropologi yang sejak dari lingkungan anak yang terdekat sampai terjauh. d) Kehidupan masa lampau, perkembangan kehidupan manusia, sejarah yang dimulai dari lingkungan terdekat sampai terjauh, tentang tokoh-tokoh kejadian besar. e) Anak sebagai sumber materi meliputi berbagai segi, dari makanan, pakaian, permainan dan keluarga. 6 Dengan demikian masyarakat dan lingkungan, selain menjadi sumber materi IPS sekaligus juga menjadi laboratorium. Pengetahuan konsep, teori-teori IPS yang diperoleh anak dalam kelas dapat dicocokkan dan dicobakan sekaligus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat. 6 ibid

5 22 2) Srategi penyampaian pengajaran IPS Srategi penyampaian pengajaran IPS, sebagaimana besar adalah didasarkan pada suatu tradisi, yaitu materi disusun dalam urutan : anak (diri sendiri), keluarga, masyarakat/tetangga, kota, region, negara, dan dunia. Tipe kurikulum seperti ini disebut The Wedining Horizon Or Expanding Enviroment Curriculum tipe kurikulum tersebut, didasarkan pada asumsi bahwa anak pertama-tama dikenalkan atau perlu memperoleh konsep yang berhubungan dengan lingkungan terdekat atau diri sendiri. Selanjutnya secara bertahap dan sistematis bergerak dalam lingkungan konsentrasi keluar dari lingkaran tersebut, kemudian mengembangkan kemampuannya untuk menghadapi unsur-unsur dunia yang lebih luas. 7 d. Tujuan Mata Pelajaran IPS SD Adapun tujuan mata pelajaran IPS ditingkat SD ditetapkan sebagai berikut: 1) Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungan 2) Memilki kemampuan dasar untuk berfikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial. 7 Ibid h. 27

6 23 3) Memiiki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusian 4) Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerja sama dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, ditingkat local, nasional, dan global Jadi dapat disimpulkan bahwa tujuan mempelajari IPS adalah usaha untuk membimbing para warga Negara Indonesia menjadi manusia yang berpribadi kesadaran bermasyarakat dan mampu membudayakan alam sekitar dan membentuk warga negara yang berkemampuan sosial dan yakin akan kehidupannya sendiri di tengah-tengah kekuatan fisik dan social. 8 e. Materi Pelajaran IPS yang diajarkan Materi yang diajarkan yaitu tentang Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan. 1) Masa Persiapan Kemerdekaan indonesia Perang pasifik semakin berkecamuk. Tentara sekutu di bawah pimpinan Amerika Serikat semakin mantap, sementara tentara jepang mengalami kekalahan dimana-mana. Pasukan jepang yang berada di indonesia pun bersiap-siap mempertahankan diri dari serangan sekutu tersebut Selama masa penjajahan jepang di indonesia tahun , indonesia dibagi dalam dua wilayah kekuasaan; 8 Sapriya, Pendidikan IPS Konsep dan Pembelajaran,(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2014)h. 194

7 24 a) Wilayah komanda angkatan laut berpusat di makasar, meliputi Kalimantan, sulawesi, Nusa Tenggara, Maluku dan irian b) Wilayah komando angkatan darat berpusat di jakarta, meliputi Jawa, Madura, Sumatra Dan Malaya Pusat komando untuk seluruh kawasan Asia Tenggara terdapat di Dalat (Vietnam). Serangan tentara sekutu sudah mulai diarahkan ke indonesia setelah menguasai pulau Irian dan pulau Morotai di kepulauan Maluku, pada tanggal 20 oktober 1944, jenderal Douglas Mac Arthur, Panglima Armada Angkatan Laut Amerika Serikat di Pasifik Menyerbu Kepulauan Leyte (Filipina). Penyerbuan ini adalah penyerbuan terbesar dalam perang Pasifik. Dalam bulan Februari 1945, pasukan sekutu berhasil merebut Pulau iwo jima di jepang. Dengan jatuhnya Pulau iwo jima tentara jepang semakin lemah. Untuk menarik perhatian rakyat indonesia, jepang mengizinkan pengibaran bendera merah putih di samping Bendera Jepang lagu kebangsaan Indonesia Raya pun boleh dikumandangkan setelah lagu kebangsaan jepang, kimigayo. 2) Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Dalam perang Pasifik, armada militer jepang semakin terdesak Pulau Halmahera dan pulau Morotai di Maluku sudah

8 25 jatuh ke tangan sekutu. Keadaan ini mendorong pemerintah Jepang untuk mengambil hati rakyat indonesia. Pada bulan juli 1944, perdana menteri Jepang Kurniaki Kaiso, mengumumkan bahwa jepang akan memberikan kemerdekaan untuk indonesia. Dengan janji ini, jepang berharap indonesia mau membantu jepang dalam menangkal serangan sekutu. Akan tetapi, keadaan berubah Tentara jepang semakin terdesak dan mengalami kekalahan di mana-mana Dalam situasi yang semakin ktitis, pada tanggal 1 Maret 1945, pemerintah Jepang mengumumkan tiga tindakan : a) Membentuk Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI). Dalam bahasa jepang badan ini disebut Dokurisu Junbi Chosakai. b) Mempersiapkan lembaga Kenkoku Gakuin (Latihan Nasional) untuk melatih dan mendidik calon pemimpin negara yang baru. c) Memperluas pembicaraan tentang kemerdekaan indonesia. Maksud dan tujuan pembentukan Badan Penyelidik Usaha-Usaha dan Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) ialah mempelajari dan menyelidiki hal-hal yang dibutuhkan dalam usaha pembentukan negara indonesia merdeka. Badan ini mempunyai 63 anggota, termasuk 4 orang golongan Cina, Arab dan indo (peranakan Belanda). Badan penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia diketuai oleh Dr. Rajiman Widyodiningrat,

9 26 sedangkan wakil ketua dijabat oleh Raden Panji Suroso. Tugas pokok BPUPKI ialah menyiapkan organisasi pemerintah yang akan menerima kemerdekaan dari pemerintah Jepang. Pada tanggal 28 mei Diadakan upacara pembukaan BPUPKI di jalan Pejambon, Jakarta. Dalam upacara tersebut Jepang diwakili oleh jenderal Izagaki, Panglima Tentara Wilayah Ketujuh yang bermarkas di Singapura, dan Letnan Jenderal Nagano, Panglima Tentara keenam belas yang menguasai Jawa dan Madura. Rapat-rapat BPUPKI diselenggarakan dari tanggal 29 Mei sampai dengan tannggal 1 Juni Rapat tersebut diselenggarakan untuk membicarakan dasar negara indonesia yang akan merdeka.pada tanggal 1 Juni 1945, rapat mendengar pidato Ir. Soekarno. Dalam pidatonya, Ir. Soekarno mengatakan bahwa dasar negara indonesia merdeka adalah Pancasila, yaitu ; 1)Kebangsaan indonesia, 2) Internasionalisme atau peri kemanusiaan, 3) Mufakat dan demokrasi 4) Kesejahteraan sosial, 5)Ketuhanan yang maha esa. Selain Bung Karno, dalam rapat BPUPKI tersebut, Muhammad Yamin juga mengusulkan lima dasar bagi negara Republik Indonesia, yaitu ; 1) Peri kebangsaan, 2) Peri kemanusiaan, 3) Peri ketuhanan, 4) Peri kerakyatan, 5) Kesejahteraan rakyat

10 27 BPUPKI juga berhasil membentuk sebuah panitia yang disebut Panitia Sembilan Anggotanya terdiri atas sembilan orang, yaitu : 1) Ir Soekarno (ketua) 2) Drs. Mohammad Hatta (wakil ketua) 3) Mr. Ahmad Subardjo 4) Abdul Kahar Muzakir 5) Abikusno Cokrosuyoso 6) K.H. Wahid Hasyim 7) Muhammad Yamin 8) Mr. A.A Maramis 9) Haji Agus Salim 3) Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) Pada tanggal 22 juni 1945, panitia sembilan mengadakan rapat. Hasil penting yang diperoleh dalam rapat itu ialah lahirnya Piagam Jakarta (jakarta charter). Piagam Jakarta merupakan cikal bakal pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 Pemerintahan Jepang pun menyetujui Pembentukan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Dalam bahasa Jepang, panitia ini disebut Dokuritsu Junbi Ingkai. Ketua PPKI adalah Ir. Soekarno, sedangkan wakil ketuanya adalah Drs. Mohammad Hatta

11 28 Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia beranggotakan 21 orang, yaitu wakil dari daerah-daerah di indoenesia. Pada waktu yang sama, yaitu tanggal 7 Agustus 1945, Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dibubarkan. Adapun tugas utama Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) adalah sebagai berikut. a) Menyelesaikan dan mengesahkan Rancangan Undang-Undang Dasar yang telah disiapkan BPUPKI b) Memusyawarahkan serta memutuskan cara pelaksanaan pernyataan kemerdekaan indonesia pada saatnya nanti. 4) Peristiwa Menjelang Kemerdekaan Tanggal 6 Agustus 1945, Kota Hiroshima, Jepang, dijatuhi bom atom oleh Amerika. Pada tanggal 9 Agustus 1945, bom atom dijatuhkan kembali oleh Amerika di kota Nagasaki. Akibatnya, pasukan jepang mengalami kekalahan di mana-mana. Untuk mempersiapkan kemerdekaan indonesia sebagai salah satu wilayah yang di duduki Jepang, Pada tanggal 9 agustus 1945 tiga orang tokoh indonesia, yaitu Bung Karno, Bung Hatta dan Dr. Rajiman Widiodinigrat berangkat ke kota Dalat, Vietnam setelah melakukan pembicaraan sekitar persiapan kemerdekaan indonesia, pada tanggal 14 Agustus Ketiga tokoh tersebut kembali ke indonesia.

12 29 Bertepatan kembalinya ketiga tokoh tersebut. Pemimpin angkatan perang Jepang memerintahkan untuk menghentikan perang dan mengakui kekalahan Jepang. Tanggal 14 Agustus perang dan mengakui kekalahan Jepang. Tanggal 14 Agustus Seorang tokoh pemimpin indonesia, yaitu Sutan Syahrir memperoleh berita bahwa Jepang sudah mengaku kalah. Pada malam harinya, Sutan Syahrir segera menemui Bung Karno untuk menyampaikan berita tentang kekalahan Jepang tersebut. Ia juga menuntut agar Bung Karno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Dengan berbagai pertimbangan, Bung Karno menolak usul tersebut. Tanggal 15 Agustus 1945, para pemuda mengadakan rapat dengan pokok pembicaraan sekitar usaha-usaha untuk segera memproklamasikan kemerdekaan indonesia. Usulan tersebut pun segera disampaikan kepada Bung Karno, tetapi Bung Karno tetap menolak dengan alasan beliau harus bermusyawarah terlebih dahulu dengan anggota panitia lainnya. Karena Bung Karno tetap menolak usulan untuk segera memproklamasikan kemerdekaan indonesia, tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno dan Bung Hatta dibawa oleh para pemuda ke Renggasdengklok, Karawang, Jawa Barat. Tujuannya agar kedua tokoh tersebut segera memproklamasikan kemerdekaan indonesia tanpa ada pengaruh dari pihak jepang.

13 30 Akhirnya, terjadi kesepakatan antara golongan tua yang diwakili oleh Mr. Ahmad Subardjo dengan golongan pemuda yang diwakili oleh Wikana dan Yusuf Kunto untuk membawa kembali kedua tokoh tersebut ke Jakarta. Pukul WIB kedua tokoh tersebut dibawa kembali dari Rengasdengklok, dan sampai di Jakarta sekitar pukul WIB. Selanjuntnya, pada pukul WIB, Bung Karno memimpin rapat PPKI di rumah Laksamana Tadashi Maeda. Dalam rapat tersebut dirumuskan teks proklamsi, dan menyetujui agar proklamasi kemerdekaan indonesia segera dikumandangkan keseekokan harinya. Tepat hari jumat, tanggal 17 Agustus 1945, pada pukul WIB, bertempat di Jalan Pengangsaan Timur No. 56 Jakarta( sekarang jalan proklamasi), dibacakan teks proklamasi oleh Bung Karno. Beliau didampingi oleh Bung Hatta. Sejak itu, bangsa indonesia menjadi bangsa yang merdeka dan terbebas dari belenggu penjajah. Nasib bangsa dan tanah air selanjutnya terletak di tangan bangsa indonesia sendiri. 5) Tokoh-Tokoh Kemerdekaan Perjuangan bangsa indonesia mengusir penjajah sudah dimulai sejak penjajah menginjakkan kakinya di bumi Nusantara. Hal ini dibuktikan dengan munculnya para tokoh atau pahlawan yang berjuang melawan penjajah. Sayangnya, perjuangan itu

14 31 selalu mengalami kegagalan karena tidak adanya persatuan dan kesatuan. Setiap tokoh berjuang untuk membela dan mempertahankan daerahnya masing-masing. Dengan diikrarkannya Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928, rasa nasionalisme untuk berjuang benar-benar sudah tumbuh. Bangsa indonesia hanya mengakui tanah air satu, bangsa yang satu, dan bahasa yang satu, yaitu indonesia. Pada masa pendudukan Jepang, cita-cita untuk merdeka semakin menggelora di hati para pejuang. Generasi muda mendesak Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan indonesia.dalam Proklamasi kemerdekaan indonesia, keduanya tampil sebagai Dwi Tunggal. a) Ir Soekarno Ir Soekarno dilahirkan di Surabaya tanggal 6 Juni Sekolah Dasar diselesaikannya di Mojokerto dan SMP di Surabaya. Setelah tamat sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikannya ke Techinische Hooge School (sekarang ITB) di bandung. Semasa bersekolah di Surabaya, ia tinggal di rumah Haji Oemar Said Cokroaminato. Dari beliau, Soekarno banyak belajar tentang politik. Pada tanggal 4 juli 1927, Soekarno mendirikan Partai Nasional Indonesia (PNI). PNI berjuang untuk mencapai Indonesia merdeka. Karena Kritikaannya yang tajam terhdap

15 32 pemerintahan Belanda, ia ditangkap dan dipenjarakan di Bandung. Setelah bebas dari penjara, Soekarno mendirikan bulan Juli 1933, Ia kembali ditangkap dan dibuang ke Ende (Flores), dan kemudian dipindahkan ke Bengkulu. Setelah Jepang menduduki indonesia pada tahun 1942, ia dibebaskan. Pada tanggal 9 Agustus 1945, Ia ditunjuk sebagai ketua Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Malam hari tanggal 16 Agustus 1945, bersama-sama dengan Drs Mohammad Hatta dan Ahmad Subardjo, ia menyusun teks proklamasi kemerdekaan indonesia. Tanggal 17 Agustus 1945 pukul pagi, Soekarno, didampingi Mohammad Hatta, membacakan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Mulai saat itu, secara resmi indonesia bebas dari belenggu penjajah dan merdeka. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Soekarno terpilih menjadi presiden Republik Indonesia yang pertama. Karena jasa-jasanya Soekarno mendapat gelar sebagai Proklamator Kemerdekaan Indonesia, Beliau juga disebut sebagai Bapak Bangsa Indonesia. b) Drs. Mohammad Hatta Mohammad Hatta dilahirkan di Bukittinggi, Sumatra Barat, tanggal 12 Agustus Pendidikan dasarnya

16 33 diselesaikan di Bukit Tinggi, sekolah menengah di padang, dan sekolah ekonomi di jakarta. Kemudian, ia melanjutkan pendidikannya di Belanda. Ketika masih di Sumatra Barat, ia sudah aktif dalam organisasi Jong Sumatra. Pada waktu bersekolah di Belanda,ia mendirikan Perhimpunan Indonesia (PI), dan terpilih sebagi ketuanya. Setelah kembali ke indonesia, ia segera bergabung dengan para tokoh politik lainnya dan mendirikan partai baru yaitu Pendidikan Nasional Indonesia (PNI Baru). Karena kegiatannya di bidang politik, ia ditangkap Belanda dan dibuang ke Digul (Papua). Dalam PPKI, Mohammad Hatta duduk sebagai wakil ketua Pada tanggal 16 Agustus 1945, bersama-sama dengan Ir. Soekarno dan tokoh-tokoh lainnya, ia merumuskan teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Pada tanggal 17 Agustus 1945, ia mendampingi Soekarno membacakan Teks Proklamasi Kemerdekaan di jalan Pengangsaan Timur Nomor 56, Jakarta. Pada tanggal 18 Agustus 1945, Hatta dipilih sebagai wakil presiden Republik Indonesia yang pertama. Atas jasajasanya, Mohammad Hatta juga diberi gelar sebagai Proklamator Kemerdekaan indonesia.

17 34 6) Menghargai jasa-jasa tokoh kemerdekaan Kemerdekaan yang kita nikmati sekarang bukanlah hadiah dari jepang atau belanda. Kemerdekaan ini adalah hasil perjuangan bangsa indonesia sendiri. Tidak terhitung jumlah putra bangsa yang gugur di seluruh Nusantara dalam perjuangan mencapai kemerdekaan. Mereka rela mempertaruhkan jiwa dan raga demi membela tanah air indonesia. Ada beberapa cara mengenang jasa para pahlawan, misalnya a) Pada waktu upacara bendera di sekolah, dilakukan, mengeningkan cipta. Tujuannya adalah untuk mengenang jasa para pahlawan. b) Melakukan ziarah ke taman makam pahlawan dan mendoakan semoga arwah mereka diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa. c) Meniru semangat perjuangannya dengan mempraktikkannya dalam kehidupan sehari-hari Tinjauan Tentang Model Pembelajaran Pada bagian ini perlu dijelaskan tentang pengertian model pembelajaran, model Open Ended Learning, tujuan model Open Ended Learning, langkah-langkah model Open Ended Learning pelaksanaan di kelas Open Ended Learning dan kelebihan serta kekurangan model Open Ended Learning. a. Pengertian Model Pembelajaran Istilah model diartikan sebagai barang atau benda tiruan dari benda sesungguhnya, seperti globe adalah model dari bumi tempat kita 9 Tim Bina Karya Guru, IPS Terpadu untuk SD/MI Kelas V, (Jakarta : Erlangga, 2012) h

18 35 hidup. Dalam konsep pembelajaran, joyce dan weil mendefenisikan model sebagai pedoman dalam melakukan suatu kegiatan. Jadi, model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang sistematis dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar tertentu. 10 Model dapat diartikan sebagai suatu pola yang digunakan dalam menyusun kurikulum, merancang dan menyampaikan materi, mengorganisasikan peserta didik dan memilih media dan metode dalam suatu kondisi pembelajaran. Model mengambarkan dan berisikan orientasi filosofi pembelajaran, yang digunakan untuk menyeleksi dan menyusun strategi pembelajaran, metode, keteampilan, dan aktivitas peserta didik untuk memberikan tekanan pada salah satu bagian pembelajaran. 11 b. Model Open Ended Learning Pembelajaran dengan problem (masalah terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan dengan pemecahan berbagai cara (flexibily) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency). Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi. Peserta didik dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang 10 Taufina Taufik Muhammadi, Mozaik Pembelajaran Inovatif,(Padang : Sukabina Press, 2009) h Ibid

19 36 bervariasi dalam memperoleh jawaban. Selanjutnya, peserta didik juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tertentu. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses dari pada produk yang akan membentuk pola pikir keterpaduan, keterbukaan dan ragam berpikir. 12 Problem Open Ended merupakan problem yang diformulasikan memiliki banyak jawaban yang benar. Problem ini disebut juga problem tak lengkap atau problem terbuka. Selain itu, masalah Open Ended juga mengarahkan peserta didik untuk menggunakan keragaman cara atau metode penyelesaian sehingga sampai pada suatu jawaban yang diinginkan. 13 Ciri penting dari masalah Open Ended adalah terjadinya keluluasaan peserta didik untuk memakai sejumlah metode dan segala kemungkinan yang dianggap paling sesuai untuk menyelesaikan masalah. Artinya pertanyaan Open Ended diarahkan untuk mengiring tumbuhnya pemahaman atas masalah yang diajukan pendidik. Bentukbentuk soal yang diberikan melalui pendekatan Open Ended terdiri dari tiga bentuk, yaitu (1) soal untuk mencari hubungan, (2) soal untuk mengklasifikasikan, dan (3) soal mengukur Aris shoimin, 68 model pembelajaran inovatif dalam kurikulum 2013.(Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014) h Ibid h Ibid

20 37 c. Tujuan Model Open Ended Learning Adapun dari Tujuan model Open Ended Learning yaitu: 1) Peserta didik diharapkan dapat mengembangkan ide-ide kreatif dan pola pikirnya. 2) Peserta didik terlatih untuk melakukan investigasi bebagai strategi dalam menyelesaikan masalah. 3) Peserta didik akan memahami bahwa proses penyelesaian suatu masalah sama pentingnya dengan hasil akhir yang diperoleh. 15 Uraian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa tujuan model Open Ended Learning adalah peserta didik dapat mengembangkan ideide kreatif dan pola pikirnya, terlatih untuk melakukan investigasi bebagai strategi dalam menyelesaikan masalah, dan memahami bahwa proses penyelesaian suatu masalah sama pentingnya dengan hasil akhir yang diperoleh. 16 d. Langkah-langkah Model Open Ended Learning 1) Persiapan Sebelum memulai proses belajar mengajar, pendidik harus membuat program satuan pelajaran rencana pelaksanaan ( RPP ) membuat pertanyaan open ended problems. 15 Amilafi Pendekatan terbuka. ( tanggal 6 16 Ibid januari Oktober 2016/20:25 WIB).

21 38 2) Pelaksanaan model open ended problems yang terdiri dari : a) Pendahuluan yaitu peserta didik menyimak motivasi yang diberikan oleh pendidik bahwa yang akan dipelajari berkaitan atau bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari sehingga mereka semangat dalam belajar. Kemudian peserta didik menanggapi apersepsi yang dilakukan pendidik agar diketahui pengetahuan awal mereka terhadap konsep-konsep konsep yang akan dipelajari b) Kegiatan inti, yaitu pelaksanaan pembelajaran dengan langkahlangkah sebagai berikut : (1) Peserta didik membentuk kelompok yang terdiri dari lima orang. (2) Peserta didik mendapatkan pertanyaan open ended problems. (3) Peserta didik berdiskusi bersama kelompok mereka masingmasing mengenai penyelesaian dari pertanyaan open ended problem yang telah diberikan oleh pendidik. (4) Setiap kelompok peserta didik melalui perwakilannya, mengemukakan pendapat atau solusi yang ditawarkan kelompoknya secara bergantian.

22 39 (5) Peserta didik atau kelompok kemudian menganalisis jawaban-jawaban yang telah dikemukakan, mana yang benar dan mana yang lebih efektif. 17 c) Kegiatan akhir, yaitu peserta didik menyimpulkan apa yang telah dipelajari. Kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh pendidik. 3) Evaluasi Setelah berakhirnya KBM, peserta didik mendapatkan tugas perorangan atau ulangan harian yang berisi pertanyaan open ended problems yang merupakan evaluasi yang diberikan pendidik. 18 e. Pelaksanaan di kelas Model Open Ended Learning Agar model ini dapat bermanfaat secara efektif dan efisien maka haruslah dilaksanakan di dalam kelas secara benar sebagaimana tabel di bawah ini Aris shoimin. op. cit., h Ibid h Istarani dan Muhammad ridwan, 50 tipe pembelajaran kooperatif. (Medan: cv media persada, 2014) h. 72

23 40 No Langkah- Langkah Aktivitas Pendidik Aktivitas Peserta Didik 1 Menyajikan masalah 2 Pengorganisa sian 3 Perhatikan dan mencatat respon 4 Bimbingan dan pengarahan 5 Membuat kesimpulan Pendidik menyajikan atau memaparkan masalahmasalah secara terbuka dan sebanyak-banyak yang akan dibahas dalam proses belajar mengajar Mengorganisasikan masalah kedalam beberapa kelompok berdasarkan jenis atau bentuk dari masalah itu sendiri. Memperhatikan dan mencatat bagaimana respon peserta didik dalam menyelesaikan masalah Memberikan bimbingan dan arahan seperlunya dalam proses pembelajaran ketika peserta didik sedang menelaah dan mengkaji serta menggali masalah yang diajukan Bersama peserta didik bekerja sama untuk membuat kesimpulan sebagai hasil akhir dari proses pembelajaran masalah terbuka Mendengarkan, menyimak dan mencatat masalahmasalah yang disajikan Mengorganisasikan masalah kedalam beberapa kelompok berdasarkan jenis atau bentuk dari masalah itu sendiri Melakukan analisis secara kritis dan mencari solusi pemecahan masalah Menelaah dan mengkaji serta menggali masalah yang diajukan Mencatat dan membuat kesimpulan bersama pendidik.

24 41 f. Kelebihan dan Kekurangan Model Open Ended Learning Kelebihan model Open Ended Learning adalah : 1) Peserta didik berpartisipasi lebih aktif dalam pembelajaran dan sering mengekpresikan idenya. 2) Peserta didik memiliki kesempatan lebih banyak dalam memanfaatkan pengetahuan dan keterampilan secara komprehensif. 3) Peserta didik dengan kemampuan rendah dapat merenspons permasalahan dengan cara mereka sendiri. 4) Peserta didik secara intrinsik termotivasi untuk memberikan bukti atau penjelasan. 5) Peserta didik memiliki pengalaman banyak untuk menemukan sesuatu dalam menjawab permasalahan. 20 Kekurangan model Open Ended Learning yaitu: 1) Membuat dan menyiapkan masalah yang bermakna bagi peserta didik bukan pekerjaan mudah. 2) Mengemukan masalah yang langsung dapat dipahami peserta didik sangat sulit sehingga banyak mengalami kesulitan. 3) Peserta didik dengan kemampuan tinggi bisa merasa ragu atau mencemaskan jawaban mereka. 20 Ibid

25 42 4) Mungkin ada sebagian peserta didik merasa bahwa kegiatan belajar mungkin mereka tidak menyenangkan karena kesulitan yang dihadapi. 21 Untuk lebih jelasnya mengenai pelaksanaan model open ended learning ini, penulis telah membuatkan desain pelaksanaan model open ended learning di dalam kelas, sebagaimana yang tertera di bawah ini. 21 Ibid h. 113

26 43 Desain Pelaksanaan Model Open Ended Learning Di Dalam Kelas PERENCANAAN PEMBELAJARAN PELAKSANAAN OUTPUT Tahap Perencanaan Dengan Langkah Sebagai Berikut : 1. Peserta didik membentuk kelompok 2. Peserta didik mendapatkan pertanyaan open ended problems 3. Peserta didik berdiskusi bersama kelompok mereka masing-masing mengenai penyelesaian dari pertanyaan open ended problem yang diberikan pendidik 4. Setiap kelompok peserta didik melalui perwakilannya mengemukakan pendapat atau solusi yang ditawarkan kelompok secara bergantian 5. Peserta didik menganalisis jawaban yang telah dikemukan, mana yang benar dan mana yang lebih efektif 6. Kegiatan akhir yaitu, peserta didik menyimpulkan apa yang telah dipelajari, kemudian kesimpulan tersebut disempurnakan oleh pendidik. Tahap pelaksanaan Orientasi (apersepsi, tujuan dan cakupan Pengorganisasian (pembentukan kelompok) Memberikan pertanyaan open ended problems Pembimbingan diskusi Presentasi kelompok Penegasan/kesimpulan Tahap Penilaian Proses Rubrik Penilaian : 1. Latihan berupa soal isian 2. Soal postest Hasil Belajar Skema pembelajarannya sebagai berikut Peningkatan Hasil Belajar

27 44 3. Tinjaun TentangHasil Belajar Pada bagian ini perlu dijelaskan tentang pengertian hasil belajar, macam-macam hasil belajar dan faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar, hasil pembelajaran IPS (sejarah). a. Pengertian Hasil Belajar Secara sederhana, yang dimaksud dengan hasil belajar peserta didik adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya pendidik menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. 22 Untuk mengetahui apakah hasil belajar yang dicapai telah sesuai dengan tujuan yang dikehendaki dapat diketahui melalui evaluasi. Sebagaimana dikemukakan oleh sunal bahwa evaluasi merupakan proses penggunaan informasi untuk membuat pertimbangan seberapa efektif suatu progran telah memenuhi kebutuhan peserta didik. Selain itu, dengan dilakukannya evaluasi atau penilaian ini dapat dijadikan feadback atau tindak lanjut, atau bahkan cara untuk mengukur tingkat penguasaan peserta didik. Kemajuan prestasi belajar, tingkat penguasaan ilmu pengetahuan, tetapi juga sikap dan keterampilan. Dengan demikian, 22 Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Kencana, 2013)h.5

28 45 penilaian hasil belajar peserta didik mencakup segala hal yang dipelajari di sekolah, baik itu menyangkut pengetahuan, sikap dan keterampilan yang berkaitan dengan mata pelajaran yang diberikan kepada peserta didik. 23 b. Macam-macam hasil belajar 1) Pemahaman konsep Pemahaman menurut bloom diartikan sebagai kemampuan untuk menyerap arti dari materi atau bahan yang dipelajari. Pemahaman menurut bloom ini adalah seberapa besar peserta didik mampu menerima, menyerap, dan memahami, pelajaran yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik atau sejauh mana peserta didik dapat memahami serta mengerti apa yang ia baca, yang dilihat, yang dialami, atau yang ia rasakan berupa hasil penelitian atau observasi yang ia lakukan. 24 2) Keterampilan proses Usman dan setiawati mengemukakan bahwa keterampilan proses merupakan keterampilan yang mengarah kepada pembangunan kemampuan mental, fisik, dan sosial yang mendasar sebagai penggerak kemampuan yang lebih tinggi dalam individu peserta didik. Keterampilan berarti kemampuan menggunakan pikiran, nalar, dan perbuatan secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu hasil tertenyu, termasuk kreativitasnya. Dalam melatih keterampilan proses, secara bersamaan dikembangkan pula sikap-sikap yang dikehendaki, seperti 23 Ibid 24 Ibid h. 6

29 46 kreativitas, kerja sama, bertanggung jawab, dan berdisiplin sesuai dengan penekanan bidang studi yang bersangkutan. 25 3) Sikap Menurut Lange dalam Azwar sikap tidak hanya merupakan aspek mental semata, melainkan mencakup pula aspek renspon fisik. Jadi, sikap ini harus ada kekompakaan antara mental dan fisik secara serempak. Jika mental saja yang dimunculkan, maka belum tampak secara jelas sikap seseorang yang ditunujukkannya. Selanjutnya, Azwar mengungkapkan tentang struktur sikap terdiri atas tiga komponen yang saling menunjang, yaitu : komponen kognitif, afektif dan konatif. Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh invidu pemilik sikap; komponen afektif,yaitu perasaan yang menyangkut emosional; dan komponen konatif merupakan aspek kecendrungan berprilaku tertentu sesuai dengan sikap yang dimiliki seseorang. 26 c. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar 1) Faktor internal; faktor internal merupakan faktor yang bersumber dari dalam diri peserta didik, yang mempengaruhi kemampuan belajarnya. Faktor internal ini meliputi: kecerdasan, minat dan perhatian, motivasi belajar, ketekunaan, sikap, kebiasaan belajar, serta kondisi fisik dan kesehatan Ibid h Ibid, h Ibid, h 12

30 47 2) Faktor internal; faktor yang berasal dari luar diri peserta didik yang mempengaruhi hasil belajar yaitu keluarga, sekolah, dan masyarakat. Keadaan keluarga yang morat-marit keadaan ekonominya, pertengkaran suami istri, perhatian orang tua yang kurang terhadap anaknya, serta kebiasaan sehari-hari berprilaku yang kurang baik dari orang tua dalam kehidupan sehari-hari berpengaruh dalam hasil belajar peserta didik. 28 d. Hasil pembelajaran IPS (Sejarah) Ilmu pengetahuan sosial, sering disingkat dengan IPS, adalah ilmu pengetahuan yang mengkaji berbagai disiplin ilmu sosial dan humaniora serta kegiatan dasar manusia yang dikemas secara iomiah dalam rangka memberi wawasan dan pemahaman yang mendalam kepada peserta didik, khususnya di tingkat dasar dan menengah. Luasnya kajian IPS ini mencakup berbagai kehidupan yang beraspek mejemuk baik hubungan sosial, ekonomi, psikologi, budaya, sejarah, maupun politik semuanya dipejari dalam ilmu sosial ini. 29 Fokus materi pada penelitian ini yaitu aspek sejarah. Konsep sejarah mengacu kepada konsep waktu, terutama waktu yang telah lampau. Konsep sejarah suatu peristiwa membawa citra kepada kita tentang suatu pengalaman masa lampau yang dapat dikaji hari ini, untuk memprediksi kejadian-kejadian yang akan datang. Selanjutnya, dari sudut pandang sejarah konteks global peristiwa bersejarah memilikii dampak 28 Ibid, h Ahmad Susanto, Teori Belajar Pembelajaran di Sekolah Dasar, (Jakarta : Kencana, 2013) h.137

31 48 luas terhadap tatanan kehidupan global dapat dimunculkan dalam pendidikan sebagai acuan transformasi budaya serta pengembangan kualitas sumber daya manusia generasi muda memasuki kehidupan global di masa yang akan datang. 30 Mengetahui banyak tentang sejarah, tentunya kita akan semakin tahu apa yang dimaksud dengan hasil belajar IPS. hasil belajar peserta didik adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui kegiatan belajar. Karena belajar itu sendiri merupakan suatu proses dari seseorang yang berusaha untuk memperoleh suatu bentuk perubahan perilaku yang relatif menetap. Dalam kegiatan pembelajaran atau kegiatan intruksional, biasanya pendidik menetapkan tujuan belajar. Anak yang berhasil dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran atau tujuan intruksional. Dengan demikian, hasil belajar IPS merupakan hasil optimal siswa baik dalam aspek kognitif, afektif, ataupun psikomotorik yang diperoleh siswa setelah memperlajari IPS dengan jalan mencari berbagai informasi yang dibutuhkan baik berupa perubahan tingkah laku, pengetahuan, maupun keterampilan sehingga siswa tersebut mampu mencapai hasil maksimal belajarnya sekaligus memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah sosial dan menerapkannya dalam kehidupan masyarakat Hidayati, et al, op.cit.,h Ibid

32 49 B. Penelitian yang Relevan Sebagai kajian dan penelitian kepustakaan, dapat dikemukakan beberapa hasil penelitian terlebih dahulu untuk dijadikan beberapa referensi, di antaranya: 1. Penelitian yang dilakukan oleh dedy widoyo judul penelitiannya adalah Penerapan Metode Open-Ended untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Peserta didik dalam Pelajaran IPS Pokok Bahasan Suku Bangsa dan Budaya di Kelas VA SD Muhammadiyah 1 Panarukan Tahun Pelajaran 2013/2014 Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode openended pada pokok bahasan suku bangsa dan budaya dapat meningkatkan aktivitas belajar peserta didik. Peningkatan rata-rata persentase aktivitas belajar peserta didik dari tahap prasiklus ke siklus I sebesar 19%, sedangkan peningkatan rata-rata persentase aktivitas peserta didik dari tahap siklus I ke siklus II sebesar 4%. Dan Pembelajaran IPS dengan menggunakan metode openended pada pokok bahasan suku bangsa dan budaya dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Peningkatan rata-rata hasil belajar peserta didik dari tahap prasiklus ke siklus I sebesar 15, sedangkan peningkatan rata-rata hasil belajar dari tahap siklus I ke siklus II sebesar 2. Perbedaan penelitian ini adalah jenis penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas sedangkan penelitian yang penulis laksanakan adalah penelitian ekperimen.

33 50 2. Penelitian yang dilakukan oleh Arian Azmi judul penelitiannya adalah Penerapan Model Open Ended Learning Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran IPA Kelas IV SD Negeri 25 Lubuk Lintah Kecamatan Kuranji Kota Padang hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: terdapat perbedaan hasil belajar IPA dengan menerapkan model Open Ended Learning di kelas IV SD Negeri 25 Lubuk Lintah. Hal ini dilihat dari rata-rata hasil posttest yang lebih besar dari pada rata-rata hasil pretest. Rata-rata hasil pretest peserta didik di kelas IV SD Negeri 25 Lubuk Lintah adalah 62,04 sedangkan rata-rata hasil penilaian posttest adalah 82,04. Analisis data dilakukan dengan menggunakan uji t dan diperoleh t hitung = 8,58 dan t tabel = 2,08, sehingga disimpulkan t hitung > t tabel (8,58 > 2,08). Berarti perubahan hasil belajar peserta didik antara pretest dan posttest sangat signifikan. Berdasarkan hasil penelitian dan hasil analisa data serta pembahasan maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang siknifikan terhadap hasil belajar dengan menerapkan model Open Ended Learning pada materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan dan cara pencegahan kerusakan lingkungan IPA peserta didik kelas kelas IV SD Negeri 25 Lubuk Lintah. Perbedaan penelitian ini adalah pada kelas dan mata pelajaran, penelitian ini dilakukan dikelas IV pada mata pelajaran IPA. Sedangkan

34 51 penelitian yang penulis laksanakan di kelas V SDN 13 kapalo koto pada mata pelajaran IPS 3. Penelitian yang dilakukan oleh Nur Ngafifah judul penelitiannya adalah Penggunaan Model Open Ended Learning Untuk Meningkatkan Pembelajaran Matematika Peserta didik Kelas IV Sekolah Dasar hasil penelitiannya menunjukkan bahwa: Berdasarkan hasil penelitian penggunaan model Open Ended Learning untuk meningkatkan pembelajaran matematika peserta didik kelas IV SDN 1 Kebulusan tahun ajaran 2013/2014 dapat disimpulkan bahwa: 1) Penggunaan model Open Ended Learning untuk meningkatkan pembelajaran matematika tentang bilangan bulat peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Kebulusan tahun ajaran 2013/2014 dilaksanakan dengan langkah-langkah: orientasi, penyajian masalah, pengerjaan masalah secara individu, diskusi kelompok, presentasi hasil diskusi, dan penutup Penggunaan model Open Ended Learning dapat meningkatkan pembelajaran matematika tentang bilangan bulat peserta didik kelas IV SD Negeri 1 Kebulusan tahun ajaran 2013/2014. Perbedaan penelitian ini adalah pada kelas, mata pelajaran dan jenis penelitiannya, penelitian ini dilakukan di kelas IV pada mata pelajaran matematika, jenis penelitiannya ini adalah penelitian tindakan kelas, sedangkan penelitian yang penulis laksanakan dilakukan di kelas V pada mata pelajaran IPS, jenis penelitiannya adalah penelitian ekperimen.

35 52 C. Kerangka Berpikir Anggapan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai mata pelajaran hafalan dan membosankan memang tidak asing lagi. Begitu juga apa yang dikatakan oleh Ibuk Desmi Elfita selaku pendidik mata pelajaran IPS di SDN 13 Kapalo Koto ketika diwawancari oleh peneliti. Dalam hal ini peneliti memandang bahwa salah satu hal yang menyebabkan minat belajar peserta didik terhadap mata pelajaran tersebut menjadi berkurang, sehingga mengakibatkan kurang maksimalnya hasil belajar peserta didik. Hasil belajar erat kaitannya dengan model pembelajaran yang diterapkan. Model pembelajaran yang diterapkan di SDN 13 Kapalo Koto adalah adalah model ceramah yang berorientasi pada teacher center sehingga keaktifan peserta didik menjadi terbatas. Hal ini menyebabkan minat peserta didik menjadi rendah sehingga menimbulkan kebosanan terhadap mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial pada khususnya. Melihat kondisi dan permasalah tersebut, perlu diterapkan suatu model pembelajaran yang variatif seperti model Open Ended Learning. Dalam model Pembelajaran Open Ended Learning dengan problem masalah terbuka artinya pembelajaran yang menyajikan dengan pemecahan berbagai cara dan solusinya juga bisa beragam. Pembelajaran ini melatih dan menumbuhkan orisinalitas ide, kreativitas, kognitif tinggi, kritis, komunikasi interaksi, sharing, keterbukaan dan sosialisasi. Peserta didik dituntut untuk berimprovisasi mengembangkan metode, cara atau pendekatan yang bervariasi dalam memperoleh jawaban. Selanjutnya,

36 53 peserta didik juga diminta untuk menjelaskan proses mencapai jawaban tertentu. Dengan demikian model pembelajaran ini lebih mementingkan proses dari pada produk yang akan membentuk pola pikir keterpaduan, keterbukaan dan ragam berpikir peserta didik pada pembelajaran IPS. Melalui penelitian ini, peneliti akan melakukan penelitian terhadap penggunaan model pembelajaran Open Ended terhadap hasil belajar peserta didik. Pembelajaran Open Ended learning merupakan pembelajaran yang mampu mendorong peningkatan hasil belajar maupun prestari peserta didik. Selain mampu meningkatkan hasil belajar ataupun prestasi peserta didik, pembelajaran Open Ended terbukti mampu mewujudkan sikap dan perilaku peserta didik yang berkembang ke arah demokratis dan lebih mendorong peserta didik lebih termotivasi dalam mempelajari Ilmu Pengetahuan Sosial. Dengan demikian, dapat diambil suatu prediksi bahwa ada pengaruh penggunaan model pembelajaran Open Ended Learning terhadap hasil belajar Ilmu Pengetahuan Sosial peserta didik kelas V SDN 13 Kapalo Koto Kec Pauh Kota Padang.

37 54 Kerangka Berpikir Pendidik Prose Belajar Mengajar (PBM) Peserta didik Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Pembelajaran dengan model Open Ended Learning Hasil Belajar Bagan 1. Kerangka Berpikir Pembelajaran Konvensional D. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka teori di atas, maka dalam penilitian ini dapat diajukan hipotesis sebagai berikut: H 0 : Tidak terdapat pengaruh yang berarti dengan menggunakan model Open Ended Learning terhadap hasil belajar pada pembelajaran IPS pada peserta didik kelas V SD N 13 Kapalo Koto Kecamatan Pauh Kota Padang. H 1: Terdapat pengaruh yang berarti dengan menggunakan model Open Ended Learning terhadap hasil belajar pada pembelajaran IPS pada peserta didik kelas V SD N 13 Kapalo Koto Kecamatan Pauh Kota Padang.

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN MAKALAH PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN OLEH : (XI-IIS.1) FIKRI NUR WAFA (16) FIRJATULLAH AL F. (17) HANIFATUL WAHDA (18) ISYFA MAULANA A. (19) JIHAN FADIYAH M. (20) BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA TUGAS AKHIR PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI DAN DASAR NEGARA Nama : Dini Fathnin Suroyo NIM :11.02.8137 Kelompok A Dosen : Drs. Khalis Purwanto,MM DIII MANAJEMEN INFORMATIKA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA PANCASILA

Lebih terperinci

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Tugas Akhir Matakuliah Pancasila SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA 2011 Nama : Muhammad Anis NIM : 11.11.5300 Kelompok : E Jurusan S1 TI Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. ABSTRAKSI Artinya

Lebih terperinci

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Skripsi

Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Skripsi 83 84 Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian Skripsi Lampiran 2 Surat Ijin Uji Validitas Dan Reliabilitas Soal 85 Lampiran 3 Surat Keterangan Kepala Sekolah 86 87 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 88 Lampiran

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN LAMPIRAN 89 Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN 90 91 92 93 94 95 96 LAMPIRAN 2 INSTRUMEN TES HASIL BELAJAR IPS SEBELUM VALIDASI MATERI JASA DAN PERAN TOKOH DI SEKITAR PROKLAMASI KEMERDEKAAN 97 TES FORMATIF

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) SIKLUS 1 Sekolah : SD 2 Kuripan Kabupaten Grobogan Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) Kelas/Semester : V/II Alokasi Waktu : 4 jam pelajaran @ 35 menit

Lebih terperinci

LAMPIRAN A INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN

LAMPIRAN A INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN 62 LAMPIRAN A INSTRUMEN PEMBELAJARAN DAN PENELITIAN A.1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran A.2 Lembar Observasi Kegiatan Guru A.3 Lembar Observasi Keaktifan Siswa A.4 Lembar Tes Evaluasi Siswa A.5 Lembar

Lebih terperinci

Nilai Juang Proses. Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila

Nilai Juang Proses. Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila I Nilai Juang Proses Per erum umusan usan Pancasila Seba bagai ai Dasar Negar ara Sumber: ClipArt Corel Gambar 1.1 Garuda Pancasila Pancasila 1. Ketuhanan Yang Maha Esa 2. Kemanusiaan yang adil dan beradab

Lebih terperinci

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR Mata Pelajaran : Pendidikan Kewarganegaraan Kelas/Semester : VI / I Alokasi Waktu : 6 x 35 Menit Standar Kompetensi 1. Menghargai nilai-nilai juang dalam proses

Lebih terperinci

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA Modul ke: Fakultas FAKULTAS TEKNIK PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA ERA KEMERDEKAAN BAHAN TAYANG MODUL 3B SEMESTER GASAL 2016 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH. Program Studi Teknik

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. 2 Hakikat pembelajaran. makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. materi geografi, sejarah, sosiologi, dan ekonomi. 2 Hakikat pembelajaran. makhluk sosial selalu hidup bersama dengan sesamanya. BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori. Tinjauan Tentang IPS a. Pengertian Pembelajaran IPS Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu sosial, seperti sosiologi,

Lebih terperinci

Kondisi Jepang semakin melemah ketika pada bulan februari 1944, pasukan-pasukan

Kondisi Jepang semakin melemah ketika pada bulan februari 1944, pasukan-pasukan Materi Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Kedudukan Jepang semakin terdesak oleh Sekutu dalam Perang Dunia II di Asia Pasifik. Kondisi Jepang semakin melemah ketika pada bulan februari 1944, pasukan-pasukan

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA Nama : Ika Nur Lathifah NIM : 11.11.5445 Kelompok Jurusan Dosen : E : S1-TI : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Jalan Ring Road Utara Condong Catur,

Lebih terperinci

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA Pancasila dalam Konteks Sejarah Bangsa Zaman Kuno Sejak adanya kerajaan-kerajaan di nusantara dan masuknya agama Hindu, Budha, dan Islam unsur-unsur Pancasila sudah ada di masyarakat,

Lebih terperinci

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA

SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA SEJARAH PANITIA SEMBILAN DAN SEJARAH PIAGAM JAKARTA Nama : Chikita Putri M. Kelas : 8A Panitia Sembilan Panitia Sembilan dibentuk pada 1 Juni 1945. Panitia Sembilan ini adalah panitia yang beranggotakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda

BAB I PENDAHULUAN. Negara eropa yang paling lama menjajah Indonesia adalah Negara Belanda BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia di jajah oleh bangsa Eropa kurang lebih 350 tahun atau 3.5 abad, hal ini di hitung dari awal masuk sampai berakhir kekuasaannya pada tahun 1942. Negara eropa

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika

TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Oby rohyadi. Nomer mahasiswa : Program studi : STRATA 1. : Teknik Informatika TUGAS AKHIR STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Oby rohyadi Nomer mahasiswa : 11.11.5471 Kelompok : F Program studi : STRATA 1 Jurusan Nama Dosen : Teknik Informatika : Dr.abidarin rosidi,m.ma Implementasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih

BAB I PENDAHULUAN. lebih besar, karena kedudukannya sebagai orang yang lebih dewasa, lebih BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada dasarnya merupakan interaksi antara pendidik dengan peserta didik untuk mencapai tujuan pendidikan, yang berlangsung dalam lingkungan tertentu.

Lebih terperinci

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA

MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA MODUL 2 PANCASILA DAN IMPLEMENTASINYA Sejarah lahirnya Pancasila Tanggal 1 Juni 1945 para anggota BPUPKI sepakat untuk membentuk sebuah panitia kecil yang tugasnya adalah menampung usul-usul yang masuk

Lebih terperinci

Lampiran 1 Data mentah uji validitas instrumen

Lampiran 1 Data mentah uji validitas instrumen 65 Lampiran 1 Data mentah uji validitas instrumen 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 1

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI

TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI TUGAS AKHIR PENERAPAN PANCASILA PADA MASA KINI DI SUSUN NAMA : LEVYNA ISTA NIM : 11.01.2856 PROGRAM STUDY JURUSAN DOSEN : DIPLOMA TIGA : TEKNIK INFORMATIKA : IRTON SE, M.Si SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA

Lebih terperinci

PERSIAPAN KEMERDEKAAN

PERSIAPAN KEMERDEKAAN PERSIAPAN KEMERDEKAAN Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas, sehingga melalui Koiso Kumaika, pada 7 September 1944 Jepang memberi janji kemerdekaan terhadap bangsa Indonesia. Kekalahan Jepang

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79).

I. PENDAHULUAN. berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat (Hamalik, 2008: 79). I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya dengan demikian akan menimbulkan

Lebih terperinci

PERSIAPAN AN KEMERDEKAAN INDONESIA

PERSIAPAN AN KEMERDEKAAN INDONESIA Bab 10 Persiapan Kemerdekaan Indonesia 225 BAB 10 PERSIAPAN AN KEMERDEKAAN INDONESIA Gambar 10.1 Rapat BPUPKI. Sumber: Ensiklopedia Umum untuk Pelajar, 2005 Tentu kalian masih ingat bukan apa yang menyebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang.

BAB I PENDAHULUAN. mengenang jasa para pahlawan yang telah gugur di medan juang. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap pemuda Indonesia wajib mempertahankan Negara dan memajukan bangsa maka dari itu pemuda wajib selalu ingat akan semangat patriotik yang telah ditunjukkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki peranan yang amat penting untuk menjamin kelangsungan hidup Negara, juga merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas

Lebih terperinci

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA

TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA TUGAS AKHIR PANCASILA SEJARAH LAHIRNYA PANCASILA MUHAMAD AZIS MUSLIM (D3MI) NIM : 11.02.7919 KELOMPOK : A DOSEN : Drs. KALIS PURWANTO, MM STMIK AMIKOM YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2011/2012 ABSTRAK Pancasila

Lebih terperinci

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA

SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA SEJARAH PERUMUSAN PANCASILA Tatap muka ke -3 suranto@uny.ac.id 1 Asalmula Pancasila Pancasila sebagai dasar negara RI digali dari nilai-nilai agama dan budaya bangsa Indonesia Sebelum Pancasila disahkan

Lebih terperinci

LAMPIRAN I. Surat Izin Penelitian dan Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian

LAMPIRAN I. Surat Izin Penelitian dan Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian 93 LAMPIRAN I Surat Izin Penelitian dan Surat Keterangan Melaksanakan Penelitian 94 95 96 LAMPIRAN II Draf dan Soal Instrumen yang valid digunakan dalam siklus I dan siklus II 97 DRAF INSTRUMEN SIKLUS

Lebih terperinci

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam

Kegiatan. Kegiatan. A. Pancasila sebagai Dasar Negara. Tidak sulit menghafalkan atau melafalkan. hikmat kebijaksanaan dalam A. Pancasila sebagai Dasar Negara Nilai-nilai Perjuangan dalam Perumusan Pancasila Bangunan akan berdiri kokoh dan kuat bila fondasinya kuat. Seperti halnya bangunan, negara juga membutuhkan fondasi. Fondasi

Lebih terperinci

DRAMA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DIBALIK AKSI HEROIK PERJUANGAN PARA PAHLAWAN DI TAHUN 1945

DRAMA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DIBALIK AKSI HEROIK PERJUANGAN PARA PAHLAWAN DI TAHUN 1945 DRAMA PROKLAMASI KEMERDEKAAN INDONESIA DIBALIK AKSI HEROIK PERJUANGAN PARA PAHLAWAN DI TAHUN 1945 BABAK I Latar di ruangan perkumpulan para golongan muda. Bom atom yang dijatuhkan oleh Amerika Serikat

Lebih terperinci

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 -

RENGASDENGKLOK. Written by Soesilo Kartosoediro Thursday, 19 August :51 - Rengasdengklok hanyalah sebuah kota kecamatan kecil di wilayah kabupaten Karawang, Jawa Barat. Namun tanpa Rengasdengklok yang terletak di sebelah utara kota Karawang ini barangkali perjalanan sejarah

Lebih terperinci

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan

UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Nama : UJIAN AKHIR SEMESTER 1 SEKOLAH MENENGAH TAHUN AJARAN 2014/2015 Mata Pelajaran : Kebangsaan Kelas : 7 Waktu : 12.45-14.15 No.Induk : Hari/Tanggal : Jumat, 05 Desember 2014 Petunjuk Umum: Nilai :

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Nani rosdijati, dkk. Panduan PAKEM IPS SD,(Jakarta: Erlangga, 2010),58 2

BAB I PENDAHULUAN. Nani rosdijati, dkk. Panduan PAKEM IPS SD,(Jakarta: Erlangga, 2010),58 2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu pengetahuan sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan di tingkat Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)/Sekolah Dasar Luar Biasa

Lebih terperinci

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara 2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara Ketua BPUPKI dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat pada pidato awal sidang pertama BPUPKI, menyatakan bahwa untuk mendirikan Indonesia merdeka maka diperlukan suatu

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada tanggal 17 Agustus 1945 menjadi hari bersejarah dalam kehidupan bangsa Indonesia. Peristiwa yang terjadi

Lebih terperinci

INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN

INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN INSTRUMEN SOAL DAN PEDOMAN PENILAIAN Mata Pelajaran Kelas/ Semester Teknik Penilaian Bentuk Soal/ Instrumen : Pendidikan Kewarganegaraan : VII A- VII D/ BAB I : Tes Tertulis : Pilihan Ganda dan Uraian

Lebih terperinci

Lampiran 1 97

Lampiran 1 97 LAMPIRAN 96 Lampiran 1 97 98 99 100 101 Lampiran 2 Siklus I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN ( RPP ) Sekolah : SD Negeri Klero 01 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial ( IPS ) Kelas / Semester : V /

Lebih terperinci

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945

C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Tabel 2.3 Arti Penting UUD Negara Republik Indonesia Tahun 1945 No Unsur Manfaat Akibat apabila tidak ada UUD 1 Warga Negara 2 Bangsa dan Negara Kesimpulan : C. Peran Tokoh Perumus UUD Negara Republik

Lebih terperinci

Lampiran 1. Kisi-kisi Butir Soal. Nomor Butir C1 C2 C3. Banyaknya Butir. Persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI 9 1, 3, 5, 7, 2, 4, 6, 8, 15

Lampiran 1. Kisi-kisi Butir Soal. Nomor Butir C1 C2 C3. Banyaknya Butir. Persiapan kemerdekaan oleh BPUPKI 9 1, 3, 5, 7, 2, 4, 6, 8, 15 LAMPIRAN 77 Lampiran 1. Kisi-kisi Butir Soal Pokok Bahasan Subpokok Bahasan Banyaknya Butir Nomor Butir C1 C2 C3 Persiapan kemerdekaan dan proses perumusan dasar negara Tokoh-tokoh persiapan kemerdekaan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. IPS, maka jenis penelitian yang digunakan adalah classroom action

BAB III METODE PENELITIAN. IPS, maka jenis penelitian yang digunakan adalah classroom action BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian, yaitu meningkatkan hasil belajar IPS, maka jenis penelitian yang digunakan adalah classroom action research (penelitian tindakan

Lebih terperinci

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3.

Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. PANCASILA LANJUT Asas dan dasar negara Kebangsaan republik Indonesia. Asas dan dasar itu terdiri atas lima hal yaitu: 1. Peri Kebangsaan 2. Peri kemanusiaan 3. Peri ketuhanan 4. Peri kerakyatan 5. Kesejahteraan

Lebih terperinci

PERSIAPAN KEMERDEKAAN

PERSIAPAN KEMERDEKAAN BAB X PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA Setelah mempelajari bab ini, diharapkan kamu memiliki kemampuan untuk menjelaskan persiapan kemerdekaan Indonesia. PETA KONSEP PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA TERBENTUKNYA

Lebih terperinci

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA

BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA BAB I MASA AWAL KEMERDEKAAN INDONESIA Peristiwa Sekitar Proklamasi Kemerdekaan Pembentukan BPUPKI (Dokuritsu Junbi Cosakai) Pembentukan PPKI (Dokuritsu Junbi Inkai) Peristiwa Rengasdengklok Perumusan Teks

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 yang diucapkan oleh Soekarno Hatta atas nama bangsa Indonesia merupakan tonggak sejarah berdirinya

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

I. PENDAHULUAN. suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada 1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bangsa Indonesia adalah bangsa yang majemuk. Hal ini terlihat dari keberagaman suku bangsa, ras, bahasa, agama, adat-istiadat, maupun lapisan sosial yang ada

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercipta cenderung menjadikan siswa atau peserta didik pasif, tidak kreatif, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tercipta cenderung menjadikan siswa atau peserta didik pasif, tidak kreatif, dan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada awalnya mengajar dipahami sekedar sebagai suatu kegiatan atau upaya menstransfer pengetahuan yang dimiliki oleh guru kepada siswanya. Dengan adanya paradigma

Lebih terperinci

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA. PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI

BAB 7: SEJARAH PENDUDUKAN JEPANG DI INDONESIA.  PROGRAM PERSIAPAN SBMPTN BIMBINGAN ALUMNI UI www.bimbinganalumniui.com 1. Berikut ini adalah daerah pertama di yang diduduki oleh tentara Jepang... a. Aceh, Lampung, Bali b. Morotai, Biak, Ambon c. Tarakan, Pontianak, Samarinda d. Bandung, Sukabumi,

Lebih terperinci

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER Suparmini 31 Abstrak. Hasil belajar IPS siswa kelas 4 A SDN

Lebih terperinci

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Di dalam Al-Qur an, manusia menyandang tiga predikat dalam kehidupan yaitu sebagai khalifah, makhluk biologis, dan makhluk sosial. Untuk menjalani kehidupan, manusia

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Siklus I Pertemuan 1) : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Siklus I Pertemuan 1) : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) LAMPIRAN I RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) (Siklus I Pertemuan 1) Nama Sekolah Kelas/Semester Mata Pelajaran Alokasi Waktu : SDN 28 Batang Anai : V/II : Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) : 2 x 35 Menit

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa 6 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hakikat Belajar Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa Indonesia. Disana dipaparkan bahwa belajar diartikan sebagai perubahan yang relatif permanen

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85)

BAB I PENDAHULUAN. 1) Muhammad TWH, Drs.H. Peristiwa Sejarah di Sumatera Utara,(2011:85) BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah Setelah Indonesia merdeka pada tanggal 17 Agustus 1945, Belanda bermaksud mengembalikan kekuasaanya. Upaya ini ditunjukan melalui jalur diplomasi di Perserikatan

Lebih terperinci

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS

T, 2015 PENGGUNAAN METODE PROBLEM SOVING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH PADA PEMBELAJARAN IPS BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Berdasarkan hasil observasi pra- penelitian yang peneliti lakukan di SMP Negeri 19 Bandung khususnya di kelas VIII F, peneliti menemukan masalah ketika pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORETIS

BAB II LANDASAN TEORETIS 16 BAB II LANDASAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Pembelajaran IPS di SD a. Hakikat IPS Menurut Zuraik dalam Ahmad Susanto, hakikat IPS adalah harapan untuk mampu membina suatu masyarakat yang baik dimana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Hari merdekanya Indonesia menjadi momentum yang sangat penting bagi perjalanan bangsa Indonesia sebagai negara yang berdaulat. Hal tersebut bisa diperoleh setelah

Lebih terperinci

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A

SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A SOAL UH PROSES PERSIAPAN KEMERDEKAAN INDONESIA A 1. Latar belakang Jepang memberi janji kepada bangsa Indonesia di kelak kemudian hari adalah a. ingin membentuk Asia Timur Raya b. untuk mendewasakan bangsa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang harus dipenuhi dalam proses kehidupan. Majunya suatu bangsa dipengaruhi oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri.

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Belajar 1. Pengertian Belajar Belajar merupakan proses memperoleh ilmu pengetahuan, baik diperoleh sendiri maupun dengan bantuan orang lain. Belajar dapat dilakukan berdasarkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang telah maju. Pendidikan mepunyai peranan yang sangat penting dalam 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana secara etis, sistematis, intensional dan kreatif dimana peserta didik mengembangkan potensi diri, kecerdasan, pengendalian

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian belajar Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku individu atau sseorang melalui interaksi dengan lingkungannya. Perubahan tingkah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar (SD). IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu-ilmu

Lebih terperinci

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA

BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA BAB 4 PANCASILA SEBAGAI DASAR NEGARA Modul ke: Mengapa mempelajari? Agar memahami Pancasila yang hidup dalam setiap tata peraturan perundang-undangan yang ada di Indonesia Fakultas Rina Kurniawati, SHI,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS

BAB II KAJIAN TEORETIS BAB II KAJIAN TEORETIS A. Kajian Teori 1. Hakikat Belajar Perubahan seseorang yang asalnya tidak tahu menjadi tahu merupakan hasil dari proses belajar. Ciri-ciri kegiatan belajar yaitu: a. Belajar adalah

Lebih terperinci

TERBENTUKNYA NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA KELAS XI IPA SMAN 28 JAKARTA

TERBENTUKNYA NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA KELAS XI IPA SMAN 28 JAKARTA TERBENTUKNYA NEGARA KEBANGSAAN INDONESIA KELAS XI IPA SMAN 28 JAKARTA A. Kronologi Proklamasi Kemerdeaan Indonesia Berakhirnya Perang Pasifik Kedudukan Jepang dalam perang pasifik kian terjepit, PM Koiso

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183)

BAB I PENDAHULUAN. merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu bidang studi yang merupakan integrasi dari berbagai cabang Ilmu Sosial. Supardi (2011: 183) mengemukakan bahwa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan di sekolah dasar merupakan langkah awal untuk mencapai keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan mengembangkan kemampuan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran menurut bahasa adalah proses, cara menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. 1 Untuk membuat seseorang atau peserta didik belajar itulah dalam proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2003:2) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 (UU Sistem Pendidikan Nasional, 2003:2) menyatakan: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia.artinya bahwa setiap manusia berhak mendapat dan berharap untuk selalu berkembang

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I 105 A.1 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I Nama Sekolah : SDN 5 Cikidang Hari/Tanggal : Selasa, 22 April 2014 Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Sosial Kelas / Semester : V / 2 Alokasi Waktu

Lebih terperinci

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah

A. Latar Belakang. B. rumusan masalah ABSTRAKSI Mempelajari Pancasila sebagai dasar negara, ideologi, ajaran tentang nilai-nilai budaya dan pandangan hidup bangsa Indonesia adalah kewajiban moral seluruh warga negara Indonesia. Pancasila yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. itu guru dapat di katakan sebagai sentral pembelajaran. dan merasa perlu untuk mempelajari bahan pelajaran tersebut. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar adalah suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pendidikan. Guru sebagai salah satu komponen

Lebih terperinci

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN DI SD BAWEN 04

Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN DI SD BAWEN 04 60 Lampiran 1 SURAT IJIN PENELITIAN DI SD BAWEN 04 61 Lampiran 2 SURAT IJIN PENELITIAN DI SD BAWEN 01 62 Lampiran 3 SURAT KETERANGAN PENELITIAN DI SD NEGERI BAWEN 04 63 Lampiran 4 SURAT KETERANGAN PENELITIAN

Lebih terperinci

MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA

MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA MAKNA, HAKIKAT DAN RUANG LINGKUP PANCASILA A. Makna Pancasila sebagai Dasar Negara Dan Ideologi Negara Pancasila sebagai Dasar Negara dari Negara Kesatuan Republik Indonesia Pancasila sebagai dasar negara

Lebih terperinci

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA SMA NEGERI 2 BIREUEN PADA MATERI KALOR MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN OPEN - ENDED PROBLEM (MASALAH TERBUKA) Fatimah 1*) 1 Program Studi Pendidikan

Lebih terperinci

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat!

Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 BERBAH ULANGAN HARIAN 1 KELAS VIII SEMESTER GASAL TAHUN 2016 Waktu: 50 menit Berilah tanda (X) pada huruf a, b, c, atau d sebagai jawaban yang paling tepat! 1. Sikap positif

Lebih terperinci

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR Disusun oleh : Sani Hizbul Haq 11.11.5585 Kelompok F Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. JURUSAN S1 TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM

Lebih terperinci

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS GLOBAL DAN MODERN PASCA REFORMASI NAMA : RYAN AKBAR RAMADHAN NIM : 11.12.6308 KELOMPOK : J PRODI DAN JURUSAN : S1 SISTEM INFORMASI DOSEN : Junaidi Idrus, S.Ag., M.Hum

Lebih terperinci

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA

MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA MAKALAH PANCASILA TINJAUAN HISTORIS PANCASILA DisusunOleh: MahendraWahyuAngkasa[11.11.5241] JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER AMIKOM YOGYAKARTA 2011 1 KATA PENGANTAR

Lebih terperinci

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH

TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH TUGAS KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA PANCASILA DALAM KONTEKS SEJARAH Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma. Disusun Oleh : Richi Ardianto 11.11.5468 Kelompok F S1 TI SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN INFORMATIKA DAN KOMPUTER

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada hakikatnya adalah usaha sadar yang dilakukan oleh manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini memiliki peranan

Lebih terperinci

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Make A Match 1 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPS POKOK BAHASAN USAHA

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial 9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Ilmu Pengetahuan Sosial 1. Pengertian Ilmu Pengetahuan Sosial Pendidikan ilmu pengetahuan sosial merupakan proses mendidik dan memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa untuk

Lebih terperinci

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN UJI VALIDITAS

LAMPIRAN 1 SURAT IJIN UJI VALIDITAS LAMPIRAN 85 LAMPIRAN 1 SURAT IJIN UJI VALIDITAS 86 87 LAMPIRAN 2 SURAT IJIN PENELITIAN 88 89 LAMPIRAN 3 SURAT KETERANGANPENELITIAN 90 91 LAMPIRAN 4 SOAL UJI VALIDITAS SIKLUS I 92 1. Dokuritsu junbi cosakai

Lebih terperinci

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA KEHIDUPAN DALAM MASYARAKAT BERBANGSA DAN BERNEGARA STMIK AMIKOM YOGYAKARTA Nama : Zaka nurhadi Nim : 11.11.5663 Kelompok : F Program studi : S1-Teknik informatika Dosen : Dr.

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan 7 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan dijadikan topik penelitian, dimana dalam tinjauan pustaka akan dicari teori atau konsep-konsep

Lebih terperinci

Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45

Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45 PERTEMUAN KE 4 7 Sept. 44, Teikuku Gikoi (Parlemen Jepang) Janji Indonesia merdeka 24 Agust, 45 Realisasi, 29 Apr 45 dibentuk Dekuritsu Zyunbi Tyoosakai / BPUPKI Dilantik 28 Mei 45 Ketua Ketua muda Ketua

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM.

PEDOMAN PRAKTIKUM. PEDOMAN PRAKTIKUM 1 PENGEMBANGAN SILABUS DAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN MATA PELAJARAN SEJARAH Oleh : SUPARDI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SEJARAH JURUSAN PENDIDIKAN SEJARAH FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN

Lebih terperinci

Daerah Tempat Tinggalku, Negara Kesatuan Republik Indonesia Negaraku

Daerah Tempat Tinggalku, Negara Kesatuan Republik Indonesia Negaraku Bab V Daerah Tempat Tinggalku, Negara Kesatuan Republik Indonesia Negaraku Ayo bersama mencintai NKRI! Sumber: bipa.ut.ac.id Gambar 5.1 Peta Indonesia Negara Kesatuan Republik Indonesia terbentuk melalui

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha mewujudkan sumber daya manusia yang lebih baik. Pendidikan harus mampu dalam perbaikan dan pembaharuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dari hasil pemikiran dan penyelidikan melalui metode ilmiah. Fisika merupakan salah satu dari

Lebih terperinci

ETIKA POLITIK PANCASILA

ETIKA POLITIK PANCASILA ETIKA POLITIK PANCASILA Oleh: Dwi Yanto Dosen Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Al-Ma arif Buntok, Kalimantan Tengah Abstrak Pengertian secara sederhana tentang Politik adalah, Suatu kegiatan untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Proklamasi Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1945 bukanlah peristiwa yang terjadi begitu saja. Peristiwa tersebut adalah sebuah akumulasi sebuah perjuangan

Lebih terperinci

PENDIDIKAN PANCASILA VISI DAN MISI PENDIDIKAN PANCASILA.

PENDIDIKAN PANCASILA VISI DAN MISI PENDIDIKAN PANCASILA. PENDIDIKAN PANCASILA VISI DAN MISI PENDIDIKAN PANCASILA VISI PENDIDIKAN PANCASILA Pendidikan Pancasila menjadi sumber nilai dan pedoman bagi penyelengaraan program studi. Intinya : Pendidikan Pancasila

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi 1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya

Lebih terperinci

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15

1. PENDAHULUAN. Nagasaki, Jepang akhirnya menyerah tanpa syarat pada sekutu pada tanggal 15 1 1. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setelah Kota Hiroshima dijatuhi bom atom oleh Sekutu tanggal 6 Agustus 1945, keesokan harinya tanggal 9 Agustus 1945 bom atom kedua jatuh di Kota Nagasaki, Jepang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji

BAB I PENDAHULUAN. diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

Lebih terperinci

1. Tujuan didirikannya PUTERA oleh Tentara Jepang adalah. d. Bangsa Indonesia dapat mempertahankan diri dari serangan sekutu

1. Tujuan didirikannya PUTERA oleh Tentara Jepang adalah. d. Bangsa Indonesia dapat mempertahankan diri dari serangan sekutu SOAL TES FORMATIF 1. Tujuan didirikannya PUTERA oleh Tentara Jepang adalah a. Mendidik Pemuda dalam kemiliteran b. Menyiapkan rakyat dalam perang pasifik c. Menyatukan Partai politik di Indonesia d. Bangsa

Lebih terperinci

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia

Gambar: Pertemuan pemuda Indonesia Pada 1908, rakyat Indonesia mulai memiliki kesadaran untuk bersatu melawan penjajah. Para pemuda di berbagai wilayah di Indonesia mulai mem bentuk per kum pulan untuk menentang penjajah. Perkumpulan pemuda

Lebih terperinci