BAB II LANDASAN TEORITIS. perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II LANDASAN TEORITIS. perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang"

Transkripsi

1 BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persepsi Secara etimologi, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang artimya menerima atau mengambil. 1 Sedangkan menurut istilah makna persepsi dapat dilihat dari beberapa rumusan arti atau pengertian, baik yang terdapat dalam kamus maupun dari pendapat para ahli. Dalam kamus psikologi persepsi adalah: 1. Proses mengetahui dan mengenali objek atau kejadian objektif dengan bantuan indera. 2. Kesadaran dari proses-proses organisis. 3. (Titchener) satu kelompok penginderaan dan penambahan arti-arti yang berasal dari pengalaman masa lalu. 4. Variable yang menghalangi atau ikut campur tangan, berasal dari kemampuan organisme untuk melakukan pembedaan di antara perangsang-perangsang. 5. Kesadaran intuitif mengenai kebenaran langsung atau keyakinan yang serta merta tentang sesuatu. 2 Pada saat memberikan suatu reaksi atau tanggapan tertentu pada suatu objek, tentunya ada proses persepsi terlebih dahulu Alex Sobur, Psikologi Umum dan Sejarah, (Bandung: CV Pustaka Setia, 2003), h. 2 Chaplin, J.P, Kamus Psikologi Lengkap, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2006), h

2 11 Persepsi dalam arti sempit adalah penglihatan, cara seseorang melihat sesuatu, sedangkan dalam arti luas adalah padangan atau pengertian, yaitu cara seseorang memandang atau mengartikan sesuatu. 3 Jalaluddin rahmat berpendapat persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan yang didahului oleh pengindraan, 4 yang mana pengindraan adalah suatu proses diterimanya stimulus oleh individu melalui alat penerima yaitu alat indra. Alat indra merupakan penghubung antara individu dengan dunia luarnya. 5 Stimulus yang di dapat oleh individu, kemudian di organisasikan, di interpretasikan, sehingga individu menyadari tentang apa yang didapatnya. Proses inilah yang dinamakan dengan persepsi. Dengan persepsi individu dapat menyadari, dapat mengerti tentang keadaan lingkungan yang ada disekitarnya, dan juga tentang diri individu tersebut. Lingkungan atau situasi juga melatarbelakangi stimulus dan juga akan berpengaruh dalam persepsi, apalagi bila objek dari persepsi tersebut adalah manusia. Persepsi dalam pengertian psikologi diartikan sebagai proses pencarian informasi untuk dipahami. Alat untuk memperoleh 2003), h Alex Sobur, Op.Cit, h Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, (PT. Remaja Rosdakarya, 2004), h Bimo Walgito, Psikologi Sosial (Suatu Pengantar), (yogyakarta: C.V. Andi Offset.

3 12 informasi tersebut adalah pengindraan (penglihatan, pengindraan, peraba dan sebagainya), sebaliknya alat untuk memahaminya adalah kesadaran atau kognisi. 6 Objek yang dipersepsi dapat berada diluar individu yang mempersepsi, dan juga dapat berada dalam diri orang yang mempersepsi tersebut. Dalam mempersepsi diri sendiri orang akan dapat melihat bagaimana keadaan diri sendiri, orang dapat mengevaluasi tentang dirinya sendiri. 7 Dari defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan suatu proses bagaimana seseorang menyeleksi, memahami dan menginterpretasikan masuakan-masukan informasi dan pengalaman-pengalaman yang ada dan kemudian menafsirkannya untuk menampilkan reaksi atau tindakan dari stimulus yang diterima melalui panca indra. Berdasarkan pengertian persepsi di atas dapat dipahami bahwa persepsi mempengaruhi tingkah laku. B. Proses Terjadinya Persepsi Proses terjadinya persepsi pada diri individu tentang suatu objek tidak berlangung dan timbul dengan sendirinya. Persepsi terjadi melalui tahapan-tahapan tertentu yang harus dilalui agar bisa mempersepsi suatu rangkaian peristiwa. Prose terjadinya persepsi sangat menentukan keberhasilan terbentuknya persepsi pada diri manusia. 1975), h, 94 6 Sarlito Wirawan Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, (Jakarta: Bulan Bintang, 7 Op. Cit. H.47

4 13 Proses terjadinya persepsi apabila informasi yang datang dari luar diri individu melalui panca indra, seperti: mata, telinga, lidah dan kulit, kemudian rangsangan itu diterima, lalu di interpretasikan setelah itu, baru dilakukan proses penyadaran oleh individu tersebut. Setiap individu mempunyai pengalaman dan latar belakang yang berbedabeda terhadap rangsangan yang diterimanya, sehingga hasil persepsinya juga berbeda. Sunaryo berpendapat persepsi melewati tiga proses, yaitu: 1. Proses fisik (kealaman)-objek stimulus reseptor atau alat indra 2. Proses fisologis-stimulus saraf sensorik otak 3. Proses psikologi-proses dalam otak sehingga individu menyadari stimulus yang diterima. 8 Menurut Alex Sobur, yang dikenal dengan teori rangsangantanggapan (stimulus-respons/sr), pesepsi merupakan bagian, dari keseluruhan proses yang menghasilkan tanggapan setelah rangsangan yang diterapkan kepada manusia. Subproses psikologis adalah pengenalan, perasaan, dan penalaran. Untuk mengubah tingkah laku seseorang, harus dimulai dari mengubah persepsinya. Dalam proses persepsi, terdapat tiga komponen utama, sebagaimana berikut: h.7 8 Sunaryo, Psikologi Untuk Keperawatan, (Jakarta: Buku Kedokteran EGC, 2004),

5 14 1. Seleksi adalah proses penyaringan oleh indra terhadap rangasangan dari luar, intensitas dan jenisnya dapat banyak atau sedikit. 2. Interpretasi yaitu proses mengorganisasikan informasi sehingga mempunyai arti bagi seseorang. Interpretasi dipengaruhi oleh bebagai faktor, seperti pengalaman masa lalu, sistem nilai yang di anut, motivasi, kepribadian, dan kecerdasan. Interpretasi juga dipengaruhi bergantung kepada kemampuan seseorang untuk untuk mengadakan pengategorian informasi yang diterimanya, yaitu proses mereduksi informasi yang kompleks menjadi sederhana. 3. Interpretasi dan persepsi kemudian diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku sebagai reaksi. Proses persepsi adalah melakukan seleksi, interpretasi, dan pembulatan terhadap informasi yang sampai. 9 Berdasarkan penjelasan tentang proses terjadinya persepsi, penulis dapat memahami bahwa proses persepsi dimulai dari alat indra manusia, kemudian diseleksi, di interpretasi dan diterjemahkan dalam bentuk tingkah laku. yaitu: 10 Pareek berpendapat ada enam proses terjadinya persepsi, 1. Proses Menerima Rangsangan 9 Alex Sobur, op.cit. h Ibid, h

6 15 Proses pertama dalam persepsi ialah menerima rangsangan atau data dari berbagai sumber, data diterima melalui panca indra. Sehingga proses ini sering disebut dengan pengindraan. Kerja yang dilakukan alat indra adalah mendengan, melihat, mencium, merasakan, atau menyentuhnya sehingga kita mempelajari segisegi lain dari sesuatu itu. 2. Proses Menyeleksi Rangsangan Setelah data diterima, data yang bersumber dari alat indra itu disaring dan diseleksi untuk proses lebih lanjut. Dua kumpulan faktor menentukan seleksi rangsangan itu, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang berkaitan dengan diri sendiri, sementara faktor eksternal adalah faktor yang berkaitan dengan luar diri sendiri. Faktor internal yang bersumber dari diri sendiri adalah: a. Kebutuhan psikologis. Kebutuhan psikologis akan seseorang akan mempengaruhi persepsinnya. Kadang ada hal yang kelihatan tetapi sebenarnya tidak ada karena dipengaruhi oleh kebutuhan psikologis. Misalnya orang yang sedang haus bisa melihat air dibanyak tempat, atau orang yang mencari barang hilang hilang yang sedang dibutuhkan maka orang tersebut dapat melihat barang itu di banyak tempat. b. Latar belakang.

7 16 Latar belakang akan mempengaruhi hal-hal yang dipilih dalam persepsi. Orang yang berlatar belakang tetentu mencari orang yang memiliki latar belakang yang sama. Mereka akan mengikuti dimensi tertentu yang serupa dengan mereka. Misalnya seseorang yang mengalami pendidikan dalam institut manajemen, lebih mendekati seseorang yang mempunyai pendidikan yang serupa jika masuk dalam sebuah organisasi. c. Pengalaman. Pengalaman akan mempersiapkan seseorang untuk mencari orang-orang, hal-hal dan segala yang mungkin serupa dengan pengalaman pribadinya. Seseorang yang memiliki pengalaman buruk dalam bekerja dengan jenis orang tertentu mungkin akan menyeleksi orang-orang ini untuk jenis persepsi tertentu. d. Kepribadian. Kepribadian juga mempengaruhi persepsi. Seseorang yang introvert mungkin akan tertarik kepada orang-orang yang serupa atau sama sekali berbeda. e. Sikap dan kepercayaan umum Sikap dan kepercayaan umum juga mempengaruhi persepsi. Orang-orang mempunyai sikap tertentu terhadap karyawan wanita atau kryawan yang termasuk kelompok bahasa tertentu kemungkinan besar akan melihat berbagai hal kecil yang tidak diperhatikan orang lain.

8 17 f. Penerimaan diri sendiri Penerimaan diri merupakan sifat penting yang akan mempengaruhi persepsi. Beberapa telaah menunjukkan bahwa mereka yang lebih ikhlas menerima kenyataan diri akan lebih tepat menyerap sesuatu dari pada mereka yang kurang ikhlas menerima realitas dirinya. Implikasi dari fakta ini adalah kecermatan persepsi dapat ditingkatkan dengan membantu orang-orang untuk lebih menerima diri mereka sendiri. Faktor ektern yang berkaitan dengan luar diri individu adalah: a. Intensitas Rangsangan yang lebih intensif, pada umumnya akan lebih banyak mendapat tanggapan dari pada yang kurang intens. Misalnya lampu yang lebih terang lebih diperhatikan ketimbang lampu yang redup pada malam hari. b. Ukuran Ukuran benda yang lebih besar lebih menarik perhatian dan lebih cepat dilihat. Banyak perusahaan yang memanfaatkan faktor ini dalam mempromosikan produknya. c. Kontras Hal-hal lain dari yang biasa kita lihat akan cepat menarik perhatian. Misalnya seseorang yang sudah biasa mendengar siara tertentu dan tiba-tiba suara itu berubah maka akan menarik perhatian.

9 18 d. Gerakan, Hal-hal yang bergerak lebih menarik perhatian dari pada hal-hal yang diam. e. Ulangan. Biasanya sesuatu yang ditampilkan secara berulang-ulang akan menarik perhatian, contohnya saja dalam sebuah iklan, jika iklan itu sering ditampilkan maka itu akan mudah diingat oleh individu. f. Keakraban Hal-hal yang akrab atau dikenal lebih menarik perhatian. Hal ini terutama jika hal tertentu tidak diharapkan dalam rangka tertentu. g. Sesuatu yang baru Faktor ini kedengarnnya bertentangan dengan faktor keakraban. Jika orang sudah biasa dengan kerangka yang sudah dikenal, maka sesuatu yang baru akan menarik perhatian. Misalnya dalam mengendarai sepeda motor, jika mendengar bunyi atau suara yang berbeda dari bunyi lainnya saat mengendarai motor, maka itu akan menjadi sesuatu yang menarik bagi kita, karena suara itu berbeda dari biasanya. 3. Proses Pengorganisasian Tiga dimensi utama dalam pengorganisasian rangsangan, yaitu:

10 19 a. Pengelompokan Berbagai rangsangan yang telah diterima selanjutnya dioraganisasikan dalam suatu bentuk. Beberapa faktor yang digunakan untuk mengelompokkan rangsangan itu, antara lain: 1) Kesamaan, kesamaan rangsangan yang mirip dijadikan satu kelompok 2) Kedekatan, hal-hal yang lebih dekat antara satu dengan yang lain juga dikelompokkan menjadi satu. 3) Kecendrungan untuk melengkapi hal-hal yang dianggap belum lengkap. b. Bentuk timbul dan datar Prinsip lain yang mengatur rangsangan tersebut adalah bentuk timbul dan datar. Ini adalah salah satu bentuk persepsi yang paling menarik dan paling pokok. Dalam melihat rangsangan atau gejala, ada kecendrungan untuk memusatkan perhatian pada gejala-gejala tertentu yang timbul menonjol, sedangkan rangsangan atau gejala lainya berada dilatar belakang. c. Pemantapan persepsi Ada satu kecendrungan untuk menstabilkan persepsi, dan perubahan-perubahan konteks tidak memengaruhinya. Tinggi badan seseorang dinggap sama walaupun melihat orang tersebut dari kejauhan, sehingga mungkin secara fisik seolaholah lebih pendek atau lebih kecil. Dunia persepsi di atur

11 20 menurut prinsip kemantapan itu. Dalam persepsi dunia tiga dimensional, faktor ketetapan memainkan peranan yang penting. 4. Proses Penafsiran Setelah rangsangan atau data diterima dan di atur, penerima lalu menafsirkan data itu dengan berbagai cara. Dikatakan bahwa telah terjadi persepsi setelah data itu di tafsirkan. Persepsi pada pokoknya memberikan arti pada berbagai data dan informasi yang diterima. 5. Proses Pengecekan Setelah data diterima dan di tafsirkan, penerima mengambil beberapa tindakan untuk mengecek apakah penafsirannya benar atau salah. Proses pengecekan ini mungkin terlalu cepat dan orang mungkin tidak menyadarinya. Pengecekan ini ini dapat dilakukan dari waktu ke waktu untuk menegaskan apakah apakah penafsiran itu atau persepsi dibenarkan oleh data baru. Data dan kesan-kesan itu dapat di cek dengan menanyakan kepada orang-orang lain mengenai persepsi mereka, terutama dalam bentuk umpan balik tentang persepsi itu sendiri. 6. Proses Reaksi Tahap terakhir dari proses perseptual adalah bertindak yang berkaitan dengan apa yang telah diserap. Hal ini biasanya dilakukan jika seseorang berbuat suatu sehubungandengan

12 21 persepsinya. Misalnya, seseorang bertindak sehubungan persepsi baik atau buruk yang telah dibentuknya. Lingkaran persepsi itu belum sempurna sebelum menimbulkan suatu tindakan. Tindakan ini bisa tersembunyi dan bisa terbuka. Tindakan tersembunyi berupa pembentukan pendapat atau sikap sedangkan tindakan yang terbuka berupa tindakan nyata sehubungan dengan persepsi itu. Satu gejala yang telah menarik perhatian sehubungan dengan tindakan tersembunyi adalah pembentukan kesan. C. Aspek-Aspek Persepsi Aspek-aspek persepsi ada tiga, yaitu pengetahuan, emosionalitas dan konaatif (kecendrungan untuk melakukan tindakan). 1. Komponen kognitif (pengetahuan). Yaitu komponen yang tersusun atas dasar pengetahuan atau informasi yang doimiliki seseorang tentang obyek sikapnya. Dari pengetahuan ini kemudian akan terbentuk keyakinan tertentu tentang obyek sikap tersebut. Komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan dan streotip yang dimiliki individu mengenai sesuatu. Sekali kepercayaan telah terbentuk, maka ia akan menjadi dasar pengetahuan seseorang mengenai apa yang dapat diharapkan dari objek tertentu. Dengan demikian, interaksi dengan pengalaman di masa datang serta

13 22 prediksi mengenai pengalaman tersebut akan lebih mempunyai arti dan keteraturan. 11 Tentu saja kepercayaan sebagai komponen kognitif tidak selau akurat, kadang-kadang kepercayaan itu terbentuk justru dikarenakan kurang atau tiadanya informasi yang benar mengenai objek yang dihadapi, misalnya dalam pergaulan sosial individu kadang salah menilai orang dari namanya karena belum pernah bertemu atau berkenalan. Hanya karena nama seseorang kurang menarik, individu cenderung menyimpulkan dan percaya bahwa pribadi orangnya juga kurang menarik, padahal jika sudah berkenalan kesannya akan jauh berbeda. 12 Ranah kognitif memiliki enam aspek, yaitu: a. Tahu (know) Tahu diartikan sebagai mengingat sesuatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang diterima. Oleh sebab itu tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. 11 Azwar, Syaifuddin, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar), H Azwar, Syaifuddin, op.cit. H.26

14 23 b. Pemahaman (comperehension) Pemahaman adalah kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan objek tersebut secara benar. c. Penerapan (aplication) Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenaryna. Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang lain. d. Analisis (Analysis) Analis adalah kemampuan untuk menjabarkan suatu objek tetapi masih dalam struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya dengan dengan yang lain, dengan analisi dapat menggambarkan, membedakan, memisahkan, mengelompokkan dan lain sebagainya. e. Sintesis (Syntesis) Sintesis merupakan kemampuan untuk menghubungkan bagianbagian kedalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Jadi dengan sintesis maka akan dapat menyimpulkan suatu rangsangan terhadap suatu objek.

15 24 f. Penilaian/penghargaan/evaluasi (Evaluation) Evaluasi merupakan kemampuan untuk melakukan identifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek, penilaian ini berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang ada Komponen Afektif (berkaitan dengan emosional) Komponen afektif menunjukkan pada emosionalitas terhadap objek. Objek dirasakan sebagai sesuatu yang menyenangkan atau tidak menyenangkan, disukai atau tidak disukai. Dalam Sobur,dituliskan komponen afektif menyangkut masalah emosional subjektif seseorang terhadap suatu objek. Secara umum komponen ini disamakan dengan perasaan yang dimiliki terhadap sesuatu. 14 Pada umumya, reaksi emosional yang merupakan komponen afektif ini banyak dipengaruhi oleh kepercayaan atau apa yang dipercayai sebagai benar dan berlaku bagi objek termaksud. Misalnya apabila kita mengetahui bahwa daging kuda lezat dan lebih besar manfaatnya daripada daging sapi, maka sangatlah mungkin kemudian terbentuk efek positif terhadap kuda. 13 Notoatmodjo S, Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku Kesehatan,(Jakarta: Rineke Cipta Jakarta, 2003), h Alex Sobur, Op. Cit. H. 385

16 25 Setidak-tidaknya tidak akan terbentuk perasaan tidak suka terhadap daging kuda tersebut. 15 Ranah afektif memiliki lima aspek, yaitu: a. Menerima/memperhatikan (Receiving/attending) Adalah kepekaan seseorang dalam menerima rangsangan (stimulus) dari luar yang datang kepada dirinya dalam bentuk masalah, situasi, gejala dan lain-lain. b. Responding (menanggapi) Menanggapi adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk mengikut sertakan dirinya secara aktif dalam fenomena tertentu dengan membuat reaksi. c. Menilai atau menghargai (valuing) Penilaian adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik atau buruk dan bersifat kualitatif. d. Mengatur atau mengorganisasikan (organization) Merupakan kemampuan untuk mempertemukan perbedaan nilai sehingga membentuk nilai baru yang universal, termasuk kedalamnya kemampuan untuk menghubungkan suatu nilai terhadap nilai yang lain. e. Karakterisasi dengan suatu nilai atau komplek nilai (characterization by evakue or calue complex) 15 Azwar, Syaifuddin, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1997), h. 27

17 26 Keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki oleh seseorang yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya Komponen Konatif (kecendrungan untuk bertindak) Yaitu merupakan kesiapan seseorang untuk bertingkah laku yang berhubungan dengan obyek sikapnya. Komponen konatif (Behaviour) adalah kecenderungan-kecenderungan tindak seseorang baik positif maupun negatif terhadap suatu objek. Sikap positif membuat seseorang akan membantu atau menolong maupun menyokong objek. Sikap negatif berarti berusaha menghindari, menghancurkan atau merugikan objek. Jika menyenangi seseorang individu akan berusaha bersahabat, bergaul dengannya. Sebaliknya jika tidak menyenangi suku tertentu, individu akan menghindari bergaul dengan anggota suku tersebut dan merugikannya Dari keterangan di atas dapat dipahami bahwa persepsi mengandung komponen kognitif, komponen afektif, dan juga komponen konatif, yaitu merupakan suatu kesediaan untuk bertindak atau berperilaku. Ketiga komponen tersebut saling berinterelasi satu dengan yang lainnya. Jadi ketiga komponen tersebut akan saling mempengaruhi secara internal. 16 Alif Safitar Riansa, diakses pada tanggal 26 Juli 2017, dari

18 27 D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Banyak hal yang dapat mempengaruhi persepsi dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga individu memiliki pemahaman yang berbeda-beda dengan orang lain terhadap sesuatu yang sama. Alex Sobur didalam bukunya yang berjudul psikologi umum menuliskan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah: 1. Faktor Fungsional Faktor fungsional dihasilkan dari kebutuhan, kegembiraan, pelayananm dan pengalaman masa lalu seorang individu. Pada dasarnya, persepsi tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi bergantung pada karakteristik orang yang memberikan respons terhadap stimuli tersebut. Persepsi tersebut bersifat selektif secara fungsional. Ini berarti seseorang mempersepsikan sesuatu akan memberikan tekanan yang sesuai dengan tujuan orang tersebut. Misalnya, orang lapar dan orang haus yang duduk di restoran. Orang lapar akan lebih tertarik pada makanan, sedangkan orang yang haus akan lebih tertarik pada minuman. 2. Faktor Struktural Faktor struktural berarti faktor tersebut atau dihasilkan dari bentuk stimuli dan efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem saraf individu. Menurut psikolog Gestalt bila mempersepsikan sesuatu, harus mempersepsikannya sebagai keseluruhan dan tidak boleh melihat bagian-bagiannya. 3. Faktor Situasional Faktor ini banyak berkaitan dengan bahasa non verbal. Petunjuk proksemik, petunjuk kinesik, petunjuk wajah, petunjuk paralinguistik adalah beberapa dari faktor situasional yang mempengaruhi persepsi. 4. Faktor Personal Faktor personal terdiri dari pengalaman, motivasi, kepribadian. Leathers membuktikan dalam buku Sobur bahwa pengalaman akan membantu seseorang dalam meningkatkan kemampuan persepsi, serta pengalaman bertambah melalui rangkaian peristiwa yang pernah dihadapi. Motivasi orang dengan kebutuhan hubungan interpesonal yang sangat tinggi lebih memperhatikann tingkah laku terhadap dirinya dari pada orang yang kebutuhan hubungan interpersonalnya rendah. Kemudian kepribadian adalah ragam pola tingkah laku dan pikiran yang memiliki pola tetap yang dapat

19 28 dibedakan dari orang lain yang merupakan karakteristik seorang individu. 17 Faktor-faktor menurut Rahmat, Krech dan Crutchfield persepsi tidak ditentukan oleh jenis atau bentuk stimuli, tetapi bergantung pada karakteristik orang yang memberikan respons yang berdasarkan hasil dari bentuk stimuli serta efek-efek netral yang ditimbulkan dari sistem saraf individu terhadap situasional yang mempengaruhi persepsi, pengalaman, motivasi, kepribadian. Sementara menurut Walgito, persepsi itu merupakan prosesmengorganisasikan, penginterpretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu sehingga merupakan sesuatu yang berarti, dan merupakan aktifitas yang intergrated dalam diri individu, oleh sebab itu seluruh apa yang ada dalam diri individu ikut aktif berperan dalam persepsi itu. 18 Berkaitan dengan hal itu faktorfaktor yang berperan dalam persepsi yaitu: 1. Adanya objek yang diamati Objek menimbulkan stimulus yang mengenai alat indera atau reseptor stimulus dapat datang dari luar individu yang mempersepsi, tetapi juga dapat datang dari dalam diri individu yang bersangkutan yang langsung mengenai syaraf penerima yang bekerja sebagai reseptor. 17 Alex Sobur,op.cit. h Bimo Walgito, op.cit. h. 54

20 29 2. Alat indera, syaraf dan susunan syaraf Alat indera atau reseptor merupakan alat untuk menerima stimulus, di samping itu juga harus ada syaraf sensoris sebagai alat untuk meneruskan stimulus yang diterima reseptor ke pusat susunan syaraf, yaitu otak sebagai pusat kesadaran. Sebagai alat untuk mengadakan respon diperlukan motoris yang dapat membentuk persepsi seseorang 3. Perhatian Untuk menyadari atau dalam mengadakan persepsi diperlukan adanya perhatian, yaitu merupakan langkah utama sebagai suatu persiapan dalam rangka mengadakan persepsi. Perhatian merupakan pemusatan atau konsentrasi dari seluruh aktivitas individu yang ditujukan kepada sesuatu sekumpulan objek. Berdasarkan faktor-faktor di atas penulis dapat memahami faktorfaktor persepsi menjadikan persepsi individu berbeda satu sama lain dan akan berpengaruh pada individu dalam mempersepsi suatu objek, meskipun stimulus objek tersebut benar-benar sama.

BAB IX. Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi

BAB IX. Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi BAB IX Hubungan Antara Proses Penginderaan dan Persepsi A. PENGINDERAAN Penginderaan adalah proses penerimaan stimulus oleh individu melalui alat penerima, yaitu alat indera yang terdiri dari indera penglihatan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1. Definisi Persepsi Menurut Chaplin (2008) persepsi adalah proses atau hasil menjadi paham atas keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak. Melalui persepsi manusia

Lebih terperinci

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/ SENSASI dan PERSEPSI 4/2/2015 1 SENSASI =PENGAMATAN (PENGINDERAAN) 4/2/2015 2 A. PENGERTIAN PENGAMATAN MANUSIA PENGAMATAN REALITAS (DUNIA OBJEKTIF) 4/2/2015 3 PENGAMATAN Pengamatan / penginderaan : proses

Lebih terperinci

Kelompok 3. Edwin septian yusuf ( ) Iva marviana s ( ) Sindy ( ) Roxanne ( ) Reza

Kelompok 3. Edwin septian yusuf ( ) Iva marviana s ( ) Sindy ( ) Roxanne ( ) Reza Kelompok 3 Edwin septian yusuf (625090208) Iva marviana s (625100188) Sindy (625090139) Roxanne (625102002) Reza PERSEPSI Persepsi Perngertian persepsi : Proses diterimanya rangsang(objek,kualitas,hubungan

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PERSEPSI 1. Pengertian Persepsi Slameto (2010) mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi

Lebih terperinci

Psikologi Komunikasi

Psikologi Komunikasi MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Proses Komunikasi Intra Personal I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Markom & 85006 Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si. Komunikasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Persepsi Membahas istilah persepsi akan dijumpai banyak batasan atau definisi tentang persepsi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain oleh: Jalaludin

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1 Definisi Persepsi Dalam Kamus Lengkap Psikologi, memaparkan bahwa persepsi adalah: (1) proses mengetahui atau mengenali objek dan kejadian objektif dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. UU Nomor 29 Tahun 2004 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan pemerintah Tanggal 6 Oktober Tahun 2004. Undang-undang ini menyebutkan bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Nina Maftukha S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman, 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi Kata persepsi berasal dari kata perception yang berarti pengalaman, pengamatan, rangsangan, dan penginderaan. Persepsi adalah pengalaman tentang objek,

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Menurut Kotler (2002:198), persepsi adalah proses yang digunakan oleh seorang individu untuk memilih, mengorganisasi dan menginterpretasi

Lebih terperinci

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL

KOMUNIKASI INTRAPERSONAL Modul ke: 2 KOMUNIKASI INTRAPERSONAL SENSASI DAN PERSEPSI Fakultas Fakultas Ilmu Komunikasi Muhamad Rosit, M.Si. Program Studi Bab ini akan menguraikan bagaimana orang menerima informasi, mengolahnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. dari yang tidak tahu menjadi tahu dan dari yang tidak bisa menjadi bisa. Pendidikan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan suatu kebutuhan bagi manusia untuk mengembangkan potensi yang ada pada diri manusia, sehingga dengan pendidikan itu mengubah manusia dari yang tidak

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses. a. Peer Teaching and Learning (belajar dan saling mengajari

BAB II LANDASAN TEORI. Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses. a. Peer Teaching and Learning (belajar dan saling mengajari BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kegiatan Asistensi Seperti yang telah disebut di atas, asistensi istilah lainnya yaitu Peer Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses memperoleh

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. MOTIVASI BELAJAR 1. Pengertian Motivasi Belajar Motivasi berawal dari kata motif yang diartikan sebagai daya upaya yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. motif dapat

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi PERSEPSI Fakultas 06FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM PERSEPSI? Kata persepsi seringkali diucapkan dalam proses komunikasi sehari-hari. Ada

Lebih terperinci

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pemilihan media baru dalam dunia pendidikan di kalangan remaja di perumahan Kota Modern 2014-2015, tentunya tidak bisa lepas dari berbagai alasan rasional yang

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Umum Persepsi 2.1.1. Pengertian Persepsi Dalam Kamus Psikologi dijelaskan bahwa perception berarti persepsi, penglihatan, tanggapan, yaitu proses dimana seseorang menjadi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 1. Pengertian BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. individu ada perhatian, lalu diteruskan ke otak dan baru kemudian individu BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Defenisi Persepsi Persepsi merupakan proses akhir dari pengamatan yang diawali oleh proses pengindraan, yaitu proses diterimanya stimulus oleh alat indra, kemudian individu

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar,

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar, BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat; atau ide pokok yang selalu

Lebih terperinci

PERTEMUAN KE 5 dan 6

PERTEMUAN KE 5 dan 6 PERTEMUAN KE 5 dan 6 Aprilia_tinalidyasari@uny.ac.id PERSEPSI Dalam arti sempit ialah penglihatan, bagaimana cara seseorang melihat sesuatu, Dalam arti luas ialah pandangan atau pengertian, yaitu bagaimanan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Persepsi Persepsi merupakan salah satu aspek psikologis yang penting bagimanusia dalam merespon kehadiran berbagai aspek dan gejala di sekitarnya. Persepsi mengandung

Lebih terperinci

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan

II. KERANGKA TEORETIS. Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan 5 II. KERANGKA TEORETIS A. Tinjauan Pustaka 1. Persepsi Persepsi dalam arti luas menurut Leavitt (2006:27) dapat diartikan Pandangan atau pengertian, yaitu bagaimana seseorang memandang dan mengartikan

Lebih terperinci

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi

Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi Proses Kognitif Proses kognitif dalam diri manusia terdiri dari : Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi 1. Sensasi - Tahap paling awal dalam penerimaan informasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya,

Lebih terperinci

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Cara mengajar 2.1.1 Pengertian Cara mengajar Menurut Tardif (dalam Muhibbin Syah, 2003) yang dimaksud dengan cara mengajar adalah cara yang berisi prosedur baku untuk melaksanakan

Lebih terperinci

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERSEPSI DAN METODE PENDEKATAN HADIS

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERSEPSI DAN METODE PENDEKATAN HADIS BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG PERSEPSI DAN METODE PENDEKATAN HADIS A. Persepsi Ada tiga hal yang perlu diurai dalam pembahasan persepsi, antara lain pengertian persepsi, faktor-faktor pembentuk persepsi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan

BAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, dimana dalam memasuki era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan sangatlah penting peranannya.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kelompok wanita selama masa reproduksinya. Indikator Anak Lahir Hidup

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. beberapa kelompok wanita selama masa reproduksinya. Indikator Anak Lahir Hidup BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Anak Lahir 2.1.1 Definisi Anak Lahir Anak lahir hidup adalah banyaknya kelahiran hidup dari sekelompok atau beberapa kelompok wanita selama masa reproduksinya. Indikator Anak

Lebih terperinci

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 01FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

EMOSI DAN SUASANA HATI

EMOSI DAN SUASANA HATI EMOSI DAN SUASANA HATI P E R I L A K U O R G A N I S A S I B A H A N 4 M.Kurniawan.DP AFEK, EMOSI DAN SUASANA HATI Afek adalah sebuah istilah yang mencakup beragam perasaan yang dialami seseorang. Emosi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS

BAB II KAJIAN TEORITIS BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kerangka Teoritis 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Pada pembahasan kerangka teoritis ini ada beberapa teori yang dianggap relevan untuk menjelaskan permasalahan sekitar judul

Lebih terperinci

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana

PERSEPSI INTI KOMUNIKASI. Rizqie Auliana PERSEPSI INTI KOMUNIKASI Rizqie Auliana rizqie_auliana@uny.ac.id Pengertian Persepsi atau perception adl hal sederhana dari getaran apapun dari pikiran sehat kita. Persepsi sebagai proses yang memungkinkan

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 2 Fakultas FDSK Nina Maftukha, S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Apakah sensasi = persepsi? Apakah sensasi = persepsi? Sensasi

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. persepsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1167) kata

BAB II KAJIAN TEORI. persepsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1167) kata 9 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Persepsi Siswa a. Pengertian Persepsi Terdapat beberapa rumusan yang memberikan pengertian mengenai persepsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1167)

Lebih terperinci

II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto,

II. LANDASAN TEORI. serta menukarkan produk yang bernilai satu sama lain (Kotler dan AB. Susanto, II. LANDASAN TEORI 2.1 Analisis Sikap 2.1.1 Pengertian Sikap Pemasaran adalah proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan dengan menciptakan dan menawarkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi Perangkat Desa 1. Definisi Persepsi Manusia pada dasarnya merupakan makhluk individu. Dalam melihat masalah manusia memiliki ciri khas atau pandangan yang berbeda sesuai

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beryodium Garam beryodium adalah suatu inovasi yang ditawarkan kepada konsumen atau setiap keluarga untuk mencegah kekurangan yodium sebagai upaya jangka panjang (Depkes

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina.

BAB I PENDAHULUAN. (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat. Taqiyyudin An Nabhani, seorang ulama asal palestina. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Konteks Penelitian Pada akhir tahun belakangan ini salah satu organisasi Transnasional (Hizbut Tahrir) menjadi sebuah fenomena di tengah-tengah masyarakat Indonesia. Pasalnya hal

Lebih terperinci

KUALITAS KOMUNIKASI TELEMARKETER YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI NASABAH

KUALITAS KOMUNIKASI TELEMARKETER YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI NASABAH KUALITAS KOMUNIKASI TELEMARKETER YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI NASABAH (Studi Deskriptif Kuantitatif Tentang Kualitas Komunikasi Telemarketer yang Mempengaruhi Persepsi Nasabah PT.Bank Permata,Tbk Cabang

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi, Lanjutan Modul 2 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Istilah persepsi sering disamakan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rakhmad, persepsi adalah Pengalaman tentang objek peristiwa atau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Rakhmad, persepsi adalah Pengalaman tentang objek peristiwa atau 11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Deskripsi Teori 2.1.1 Konsep Persepsi 2.1.1.1 Pengertian Persepsi Menurut Rakhmad, persepsi adalah Pengalaman tentang objek peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kedudukan sosial. Teori peran menggambarkan interaksi sosial dalam. dimasyarakat yang ditetapkan oleh budaya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Peran Perawat a) Peran Sudarma (2008) mengatakan bahwa peran merupakan suatu pola tingkah laku, kepercayaan, nilai, sikap yang diharapkan oleh masyarakat, sehingga

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi

BAB II KAJIAN TEORI. 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi 4 2.1 Perpustakaan Perguruan Tinggi BAB II KAJIAN TEORI Pengertian perpustakaan berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 24 Tahun 2014 Pasal 1 butir 10 adalah perpustakaan yang merupakan

Lebih terperinci

PERSEPSI KELOMPOK 4. Febrianto Amelia Sheren Shelly Meilisa

PERSEPSI KELOMPOK 4. Febrianto Amelia Sheren Shelly Meilisa PERSEPSI KELOMPOK 4 Febrianto Amelia Sheren Shelly Meilisa Pengamatan Dunia Nyata Persepsi kita terhadap dunia nyata merupakan olahan smua informasi yang di terima oleh inderaindera yang dipengaruhi oleh

Lebih terperinci

persepsi Yoyoh hereyah Pik universitas mercubuana Desember 2011

persepsi Yoyoh hereyah Pik universitas mercubuana Desember 2011 persepsi Yoyoh hereyah Pik universitas mercubuana Desember 2011 definisi Proses yang memungkinkan orgasnisme menerima dan menseleksi informasi PERSEPSI Persepsi adalah proses internal yang memungkinkan

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan 10 II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka Tinjauan pustaka dilakukan untuk menyelesaikan masalah-masalah yang akan menjadi topik penelitian ini akan dicari konsep-konsep yang dapat dijadikan landasan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI. dengan masalah atau fenomena yang dikaji sehingga dapat diketahui pemecahan dari

BAB 2 LANDASAN TEORI. dengan masalah atau fenomena yang dikaji sehingga dapat diketahui pemecahan dari BAB 2 LANDASAN TEORI Suatu penelitian ilmiah membutuhkan landasan-landasan teori yang berkaitan dengan masalah atau fenomena yang dikaji sehingga dapat diketahui pemecahan dari permasalahan tersebut. Kurniawan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Harus kita sadari betapa pentingnya pendidikan, pendidikan merupakan langkah awal untuk meningkatan sumber daya manusia. Betapa penting peranan pendidikan didalam

Lebih terperinci

2. Banyak sekolah yang tidak memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dengan baik

2. Banyak sekolah yang tidak memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dengan baik Lanjutan dari 1 2. Banyak sekolah yang tidak memungkinkan terjadinya proses pembelajaran dengan baik Masih banyak guru yang mengajar dengan cara cara lama dan kurang melibatkan dan mengaktifkan siswa untuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal

Lebih terperinci

Pertemuan 6 20 April 2013

Pertemuan 6 20 April 2013 Pertemuan 6 20 April 2013 PERSEPSI Proses penerimaan dan pengolahan informasi dalam diri individu dimulai dari proses penerimaan informasi yang paling awal, yaitu sensasi, kemudian diikuti dengan proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Jenis Penelitian. Penelitian ini menggunakan jenis kuantitatif. Pengertian dari metode kuantitatif sendiri adalah penelitian yang sifatnya dapat dihitung jumlahnya dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Garam Beriodium Garam beriodium adalah garam yang telah ditambah dengan iodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan setiap manusia. Kapantow dkk. (2013)

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN KEAGAMAAN REMAJA IPNU-IPPNU RANTING DESA PECAKARAN

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN KEAGAMAAN REMAJA IPNU-IPPNU RANTING DESA PECAKARAN BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KEGIATAN KEAGAMAAN REMAJA IPNU-IPPNU RANTING DESA PECAKARAN Pada bab ini, penulis akan menganalisis persepsi masyarakat terhadap kegiatan keagamaan

Lebih terperinci

PERSEPSI PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOGAS DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN. Yusriadi ABSTRAK

PERSEPSI PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOGAS DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN. Yusriadi ABSTRAK PERSEPSI PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOGAS DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN Yusriadi Universitas Muhammadiyah Pare-Pare yusry_ady@yahoo.co.id ABSTRAK Tujuan penelitian ini

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai sikap, dan terakhir akan dibahas teori-teori mengenai lingkungan

BAB II LANDASAN TEORI. mengenai sikap, dan terakhir akan dibahas teori-teori mengenai lingkungan BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi uraian dari beberapa teori tentang persepsi, sikap, dan lingkungan belajar yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Pertama-tama akan dibahas teori-teori tentang persepsi

Lebih terperinci

PERSEPSI SISWA SMAN I LANGGUDU TERHADAP JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SYUKURMAN, M.Pd

PERSEPSI SISWA SMAN I LANGGUDU TERHADAP JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SYUKURMAN, M.Pd 1 PERSEPSI SISWA SMAN I LANGGUDU TERHADAP JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SYUKURMAN, M.Pd Persepsi adalah proses seseorang dalam memahami dan memeberikan makna terhadap sesuatu berdasarkan hasil

Lebih terperinci

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom

Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01. Rahmawati Z, M.I.Kom Pengertian psikologi dan psikologi komunikasi_01 Rahmawati Z, M.I.Kom kontrak perkuliahan TUGAS : 40 % MID : 30 % UAS : 30 % KEAKTIFAN : BONUS NILAI TAMBAHAN TUGAS DIKUMPULKAN ON TIME darumzulfie@gmail.com

Lebih terperinci

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 02FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu diperlukan obat tersedia

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persepsi Konsumen Persepsi adalah suatu proses memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi mengenai suatu produk barang atau jasa oleh konsumen. Persepsi

Lebih terperinci

Persepsi merupakan sebuah proses memilah, mengorganisir, dan menginterpretasikan berbagai informasi dan mengolahnya agar kita dapat mendapatkan

Persepsi merupakan sebuah proses memilah, mengorganisir, dan menginterpretasikan berbagai informasi dan mengolahnya agar kita dapat mendapatkan PERSEPSI Persepsi merupakan sebuah proses memilah, mengorganisir, dan menginterpretasikan berbagai informasi dan mengolahnya agar kita dapat mendapatkan pandangan tentang dunia yang sebenarnya (Gamble&Gamble)

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Komunikasi Intra Personal Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Definisi: Komunikasi Intrapersonal Komunikasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum, proses pembelajaran, dan evaluasi merupakan tiga dimensi penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bahasa sehari-hari, namun sering kali pengertian perilaku ditafsirkan secara

BAB II LANDASAN TEORI. dalam bahasa sehari-hari, namun sering kali pengertian perilaku ditafsirkan secara 15 BAB II LANDASAN TEORI A.Tinjauan Teori A.1 Perilaku Disiplin Siswa A.1.1 Perilaku 1.1.1 Pengertian Perilaku diterjemahkan dari bahasa Inggris behavior dan sering digunakan dalam bahasa sehari-hari,

Lebih terperinci

KELOMPOK SOSIAL DAN PERSEPSI SOSIAL

KELOMPOK SOSIAL DAN PERSEPSI SOSIAL KELOMPOK SOSIAL DAN PERSEPSI SOSIAL MAKALAH Disusun Guna Memenuhi Tugas Mata Kuliah : Psikologi Sosial Dosen Pengampu : Dewi Khurun Aini, S.Pd.I, M.A Disusun Oleh : Nur Maulidiyah (1607016014) Shofyan

Lebih terperinci

Otak melakukan Integrasi (penggabungan), rekognisi, reorganisasi & interpretasi informasi sensoris yg lebih kompleks Makna

Otak melakukan Integrasi (penggabungan), rekognisi, reorganisasi & interpretasi informasi sensoris yg lebih kompleks Makna SENSASI PERSEPSI Dita Rachmayani., S.Psi., M.A PROSES Sensasi Transduksi Persepsi Tanggapan Proses pendeteksian hadirnya stimuli Sederhana/perasaan/- kesan yg timbul sebagai akibat Perangsangan suatu reseptor

Lebih terperinci

proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen

proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk (Kotler dan Armstrong, 2001:226). Pada tahap evalusi, konsumen TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Uraian Teoritis 2.1.1 Pengertian Keputusan Pembelian. Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. antara dua atau lebih alternatif. Terry (2003 ) menyatakan bahwa pengambilan

BAB II LANDASAN TEORI. antara dua atau lebih alternatif. Terry (2003 ) menyatakan bahwa pengambilan BAB II LANDASAN TEORI A. Pengambilan Keputusan 1. Pengertian Pengambilan Keputusan Menurut Robbins (2007 ), pengambilan keputusan adalah penentuan pilihan di antara dua atau lebih alternatif. Terry (2003

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS. Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog

BAB IV ANALISIS. Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog BAB IV ANALISIS Berdasarkan data yang telah disajikan berkenan dengan persepsi psikolog terhadap Praktik Ruqyah Syar iyyah Di Kalimantan Selatan, berikut peneliti memberikan analisis terhadap apa yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Dukungan Sosial 2.1.1 Pengertian Dukungan Sosial (Uchino, 2004 dalam Sarafino, 2011: 81). Berdasarkan definisi di atas, dijelaskan bahwa dukungan sosial adalah penerimaan seseorang

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. penggalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Persepsi Persepsi menurut Jalaludin Rahmad (2009: 51), adalah penggalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan

Lebih terperinci

MENGURANGI PERSEPSI NEGATIF SISWA TENTANG KONSELOR SEKOLAH DENGAN STRATEGI PENGUBAHAN POLA PIKIR (COGNITIVE RESTRUCTURING)

MENGURANGI PERSEPSI NEGATIF SISWA TENTANG KONSELOR SEKOLAH DENGAN STRATEGI PENGUBAHAN POLA PIKIR (COGNITIVE RESTRUCTURING) MENGURANGI PERSEPSI NEGATIF SISWA TENTANG KONSELOR SEKOLAH DENGAN STRATEGI PENGUBAHAN POLA PIKIR (COGNITIVE RESTRUCTURING) Ika Kusuma Wardani 1 dan Retno Tri Hariastuti 2 Penelitianyang dilakukan bertujuan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau tanggapan. Menurut Slamento (2006: 20), persepsi adalah proses

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mencapai kedewasaan sesuai dengan norma-norma yang ada dalam BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orangtua Pola asuh orangtua merupakan interaksi antara anak dan orangtua selama mengadakan kegiatan pengasuhan. Pengasuhan ini berarti orangtua mendidik, membimbing,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal 5 BAB II KAJIAN TEORETIS 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal 2.1.1 Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal Kata pecahan berasal dari bahasa latin fractus (pecah).

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. kehidupan responden. Persepsi dan harapan pada anak berbeda di berbagai

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. kehidupan responden. Persepsi dan harapan pada anak berbeda di berbagai 9 II. TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR A. Tinjauan Pustaka 1. Nilai Anak Nilai anak dinilai berhubungan dengan kuatnya nilai budaya yang mengikat dalam kehidupan responden. Persepsi dan harapan pada

Lebih terperinci

Prinsip dalam Pembelajaran

Prinsip dalam Pembelajaran Prinsip dalam Pembelajaran Kompetensi Dasar Mahasiswa mampu membedakan prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran Indikator: Mahasiswa mampu memahami prinsip kesiapan dalam pembelajaran

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang. (Sarwono dan Meinarno, 2009: 24).

BAB II LANDASAN TEORI. pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang. (Sarwono dan Meinarno, 2009: 24). BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi 1. Definisi Persepsi Persepsi sosial dapat diartikan sebagai proses perolehan, penafsiran, pemilihan, dan pengaturan informasi indrawi tentang orang lain. Apa yang diperoleh,

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak

BAB II KAJIAN TEORITIS. pemahaman yang lebih tinggi, dengan catatan siswa sendiri. Guru tidak BAB II KAJIAN TEORITIS A. Kajian Teoretis 1. Strategi Cooperative Script Dalam strategi pembelajaran kooperatif ini, guru lebih berperan sebagai fasilitator yang berfungsi sebagai jembatan penghubung kearah

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Marketing 2.1.1 Pengertian Marketing Kita dapat membedakan antara definisi pemasaran secara sosial dan secara manajerial. Definisi sosial menunjukan peran yang dimainkan oleh

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob dan gas yang dominan

II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob dan gas yang dominan 11 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biogas Biogas adalah campuran beberapa gas yang tergolong bahan bakar hasil fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob dan gas yang dominan adalah metana (CH 4 ) dan

Lebih terperinci

1 Universitas Indonesia

1 Universitas Indonesia BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa digunakan oleh manusia untuk berinteraksi dengan orang lain. Bahasa adalah alat untuk mengungkapkan pikiran, keinginan, pendapat, dan perasaan seseorang kepada

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Kajian Pustaka BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Pustaka 1. Pengertian Persepsi Manusia sebagai makhluk yang memiliki pemikiran yang beragam, maka pasti memiliki persepsi yang berbeda-beda dalam melihat suatu masalah.

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya. BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. anak dikemudian hari. Apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan waktu kecil

BAB I PENDAHULUAN. anak dikemudian hari. Apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan waktu kecil BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pendidikan secara umum diawali dalam suatu keluarga, orang tua yang bertanggung jawab dengan kelanjutan kehidupan pendidikan anak-anaknya, karena pengaruh yang diterima

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal umum yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. 1 Untuk

BAB I PENDAHULUAN. yang dikenal umum yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. 1 Untuk BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki tujuan yang dapat dirumuskan.pertama, tujuan umum pendidikan yang dikenal sebagai TIU (Tujuan Instruksional Umum) yang menentukan perlu atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MENGGUNAKAN HANDPHONE DENGAN KONTROL DIRI SISWA MTs SUNAN KALIJOGO KARANG BESUKI MALANG. Dina Nadifa Andriani

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MENGGUNAKAN HANDPHONE DENGAN KONTROL DIRI SISWA MTs SUNAN KALIJOGO KARANG BESUKI MALANG. Dina Nadifa Andriani HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI MENGGUNAKAN HANDPHONE DENGAN KONTROL DIRI SISWA MTs SUNAN KALIJOGO KARANG BESUKI MALANG Dina Nadifa Andriani 10410105 Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif.

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis. bagian dari pembelajaran kooperatif. BAB II KAJIAN TEORI A. Kerangka Teoretis 1. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis a. Strategi Pembelajaran Menguji Hipotesis sebagai salah satu bagian dari pembelajaran kooperatif. Dalam proses pembelajaran

Lebih terperinci