BAB II TINJAUAN PUSTAKA
|
|
- Irwan Sanjaya
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Garam Beriodium Garam beriodium adalah garam yang telah ditambah dengan iodium yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan kecerdasan setiap manusia. Kapantow dkk. (2013) menyatakan bahwa garam beriodium adalah garam yang telah diyodisasi sesuai dengan SNI dan mengandung iodium 30 ppm. Pendapat serupa oleh Setiyawan (2013) bahwa garam beriodium merupkan garam yang telah diperkaya dengan iodium mengandung 30 ppm, yang dibutuhkan oleh tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan kecerdasan. Menurut Depkes RI (2009) garam beriodium adalah garam yang diperkaya dengan iodium yang dibutuhkan tubuh untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan. Garam beriodium adalah garam konsumsi yang komponen utamanya Natrium Khlorida (NaCl) dan mengandung senyara iodium (KlO3) melalui proses iodisasi serta memenuhi SNI (Peraturan Mentri dalam Negeri Nomer 63 Tahun 2010). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat dinyatakan bahwa garam beriodium adalah garam yang ditambahkan dengan iodium yang dibutuhkan untuk membuat hormon yang mengatur pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan setiap manusia Manfaat Penggunaan Garam Beriodium Garam beriodium sangat diperlukan bagi tubuh manusia untuk mencegah terjadinya penyakit gondok. Iodium merupakan mineral yang diperlukan oleh tubuh dalam jumlah relatif kecil, tetapi mempunyai peranan yang sangat penting untuk 8
2 9 pembentukan hormon tiroksin yang sangat berperan dalam metabolism di dalam tubuh (Kapantow et al., 2013). Penambahan senyawa iodium berupa kalium iodat dalam garam berguna untuk mencukupi kebutuhan tubuh manusia, karena tubuh tidak dapat memproduksi sendiri (Gunung, 2004). Sumber iodium disamping berasal dari garam yang beriodium juga dapat berasal dari makanan terutama yang berasal dari laut karena air dan tanah di daerah pantai banyak mengandung iodium. Garam beriodium bermanfaat untuk: pertumbuhan otak dan saraf janin dalam kandungan, mencegah terjadinya penyakit seperti gondok, penyakit kretin, mengatur penggunaan energi (Warta Posyandu, 1998 dalam Hadri, 2011) Akibat Kekurangan dan Kelebihan Garam Beriodium Salah satu kegunaan garam beriodium yaitu untuk mencegah terjadinya gangguan akibat garam beriodium (GAKI). GAKI dapat mempengaruhi kelangsungan hidup dan kulitas hidup manusia, karena dapat menurunkan Intelligence Quotient (IQ) pada anak usia sekolah dasar (Hariyanti, 2013). Dardjito dan Raharjdo, (2010) menambahkan bahwa GAKI dapat mengakibatkan timbulnya penyakit gondok, serta dapat mengakibatkan timbulnya kelainan seperti gangguan perkembangan saraf, mental, fisik serta psikis apabila tidak ditangani secara serius. Pendapat serupa dikemukakan oleh Mulia Sari (2011) menyatakan bahwa GAKI merupakan masalah serius bagi masyarakat karena bedampak pada kualitas hidup, salah satunya terjadi pembesaran kelanjar gondok yang berpengaruh pada gangguan mental, kelemahan fisik, keterlambatan pertumbuhan, keterlambatan memiliki keturunan, kerusakan perkembangan system syaraf, dan peningkatan kematian anak. Pendapat lain oleh Muchtadi (2009) dan Hernita (2011) kelebihan iodium dalam tubuh yang disebabkan oleh faktor makanan dan lingkungan juga dapat
3 10 menyebabkan timbulnya hipertiroidisme yang kadang-kadang juga dimanifestasikan dengan membesarnya kelenjar gondok, dimana keadaan klinis yang terjadi akibat gangguan pada kelenjar tiroid salah satunya adalah tirotoksikosis. Arisman (2009) menyatakan tirotoksitosis merupakan manifestasi klinis yang terjadi akibat peningkatan kadar hormon tiroid dalam darah. Rusda et al., (2013) berpendapat bahwa gejala klinis yang didapatkan akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan diantaranya dapat meningkatkan laju metabolis, rasa cemas yang berlebihan, meningkatnya nafsu makan tetapi berat badan menurun, gerakan yang berlebihan, gelisah dan instabilitas emosi, penonjolan pada bola mata, dan tremor halus pada jaringan tangan. Oleh karena itu konsumsi iodium dalam jumlah yang cukup sangat berguna bagi kesehatan tubuh manusia. WHO,menganjurkan kebutuhan iodium sehari-hari untuk anak prasekolah ( 0 59 bulan ) adalah 90 mikrogram, untuk anak sekolah dasar ( 6 12tahun ) adalah 120 mikrogram, untuk dewasa ( diatas 12 tahun ) adalah 150 mikrogram dan untuk wanita hamil dan wanita menyusui adalah 200 mikrogram (Soekarti, 2004). 2.2 Pengertian Persepsi Dalam kehidupan sehari-hari umumnya manusia melakukan interaksi, baik antar manusia maupun dengan lingkungan. Dalam interaksi yang terjadi, setiap individu memperoleh stimulus kemudian individu tersebut akan mengenali dan menginterpretasikan stimulus yang diterimanya, keadaan tersebut berkaitan dengan persepsi seseorang (Irama, 2014). Menurut pendapat Suprihanto et al. (2003); Suryanto et al. (2008) persepsi merupakan suatu proses individu dalam memberikan arti terhadap pengalaman yang terjadi, berdasarkan kesan yang di tangkap oleh panca indera sehingga diperoleh hasil berupa pengetahuan. Pendapat serupa oleh Nurmeilita
4 11 (2010) bahwa persepsi adalah proses mengamati obyek melalui alat indera kemudian diimplementasikan melalui bentuk rangsangan suatu peristiwa berdasarkan pengalaman sehingga akan muncul reaksi yang diwujudkan dalam bentuk kemampuan membeda-bedakan, mengelompokkan, menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Pendapat lain dikemukakan oleh Sarwono (2003) bahwa persepsi merupakan proses yang digunakan oleh seseorang untuk menilai keangkuhan pendapatnya sendiri dan kekuatan dari kemampuannya sendiri dalam hubungannnya dengan pendapat dan kemampuan orang lain. Persepsi merupakan inti komunikasi, sedangkan penafsiran (interpretasi) merupakan inti persepsi, yang identik dengan penyandingan balik atau deconding. Berbeda dengan Sudaryanto dan Irdawati (2008) yang berpendapat bahwa persepsi seseorang terhadap obyek ditentukan oleh kecenderungan untuk memberikan nilai tertentu atau sejauh mana obyek tersebut bernilai bagi dirinya. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat dinyatakan bahwa persepsi merupakan cara pandang seseorang dalam menafsirkan suatu hal baik berupa obyek, maupun peristiwa karena adanya stimulus yang diterima melalui alat indera, sehingga seseorang dapat memberikan tanggapan, dimana persepsi dapat bersifat positif maupun negatif Proses Terjadinya Persepsi Manusia hidup dan sekaligus berinteraksi dengan lingkungan, dengan demikian manusia tanggap terhadap rangsangan yang dating dari lingkungan. Salah satu bentuk dari tanggapan itu adalah proses pemberian arti atau penafsiran terhadap berbagai obyek yang ada, proses pemberian arti tersebut dinamakan persepsi (Zukriman dan Lubis, 2014). Menurut pendapat Nurmeilita (2010) menyatakan bahwa proses
5 12 terjadinya persepsi seseorang diawalai oleh adanya rangsangan atau stimulus yang diterima oleh alat indera atau reseptor, kemudian proses tersebut akan di interpretasikan. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensorik ke otak kemudian terjadilah proses diotak sebagai pusat kesadaran, sehingga individu menyadari apa yang dilihat, apa yang didengar, atau apa yang diraba (Rusnani, 2013). Menurut Walgito (2004) mengemukakan bahwa antara objek dan rangsangan menjadi satu misalnya dalam hal tekanan. Seperti benda yang bersentuhan dengan kulit, sehingga akan terasa adanya tekanan. Keadaan ini menunjukkan bahwa seseorang tidak hanya terkena satu rangsangan saja, melainkan berbagai macam rangsangan yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar, akan tetapi tidak semua rangsangan tersebut mendapat respon, hanya beberapa rangsangan yang menarik yang akan diberikan respon. Hal ini dikarenakan individu mengadakan seleksi terhadap rangsangan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Persepsi Setiap orang memiliki persepsi yang berbeda terhadap suatu objek maupun manusia. Hal tersebut karena dipengaruhi oleh berbagai faktor. Menurut Riswandi (2009), faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang terhadap suatu objek adalah sebagai berikut. 1. Latar belakang pengalaman Pengalaman atau peristiwa yang dialami oleh seseorang dapat mempengaruhi persepsi seseorang dalam menilai, menyikapi, dan menginterpretasikan suatu obyek yang mereka temui. 2. Latar belakang budaya Kebiasaan yang melekat pada diri seseorang dan dilakukan secara terus-menerus, akan menjadi sebuah nilai-nilai dari budaya. Nilai-nilai tersebut mengarahkan
6 13 pola pikir serta cara pandang seseorang terhadap sesuatu, melalui aktivitas yang dijalani sehingga menimbulkan suatu penilaian yang berbeda terhadap hal baru yang ditemui. 3. Latar belakang psikologis Kondisi psikologis merupakan faktor internal berupa kondisi mental yang muncul dari dalam diri seseorang yang dapat memunculkan persepsi. Persepsi dari individu yang sama dapat berbeda dalam kondisi psikologis yang berbeda. 4. Latar belakang nilai, keyakinan,dan harapan Nilai, keyakinan, dan harapan merupakan 3 (tiga) hal yang mendasari seseorang dalam menafsirkan atau memandang sesuatu. Ketiga hal tersebut dapat menyebabkan seseorang memiliki persepsi yang positif dan juga negatif dalam menilai suatu objek. 5. Kondisi faktual alat-alat panca indera Kondisi yang diterima melalui panca indera menjadi dasar kuat bagi seseorang dalam mempersepsikan sesuatu. Rakhmat (2008:57) dalam Mufdholi (2010) menambahkan faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang adalah sebagai berikut. 1. Faktor fungsional Berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu, motivasi, harapan dan keinginan, perhatian, emosi dan suasana hati. 2. Faktor struktural Berasal dari sifat rangsangan fisik dan efek-efek saraf yang ditimbulkannya pada system syaraf seseorang. Faktor pengalaman dan proses belajar memberikan struktur terhadap apa yang dilihat.
7 14 3. Faktor kebudayaan Dimana seseorang tumbuh dan berkembang akan turut pula menentukan proses persepsi seseorang. 2.3 Pengertian Perilaku Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan atau aktivitas organisme yang bersangkutan. Jadi, perilaku manusia pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri, oleh karena itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, membaca, menulis dan sebagainya (Notoatmodjo, 2010). Soeharto (2004) mengatakan perilaku adalah proses belajar mengajar yang terjadi akibat dari interaksi diri dengan lingkungan sekitarnya yang diakibatkan oleh pengalaman-pengalaman pribadi. Perilaku merupakan sebuah cara yang digunakan oleh masyarakat untuk bertindak atau berkelakuan yang sama dan harus diikuti oleh semua anggota masyarakat tersebut (Soekanto, 2000). Sementara itu, menurut Lewit dalam Notoatmodjo (1993) mengungkapkan bahwa perilaku merupakan hasil dari pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan sehingga diperoleh keseimbangan antara kekuatan pendorong. Berbeda dengan Maulana (2007) mengatakan Perilaku seseorang dapat mengalami perubahan jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan di dalam diri. 2.4 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Menurut teori Lawrence Green tahun 1980 dalam (kholid, 2012), perilaku seseorang di pengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku dan faktor non
8 15 perilaku. Selanjutnya perilaku itu sendiri di katagorikan dalam 3 jenis faktor sebagai berikut. 1. Faktor Predisposisi Faktor predisposisi merupakan faktor yang mempermudah terjadinya perilaku seseorang, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, keyakinan, persepsi. Faktor predisposisi juga di sebut faktor internal karena faktor yang berasal dari dalam diri seseorang. a. Pengetahuan Menurut (Setiani, 2013) pengetahuan adalah Segala sesuatu yang di ketahui, dikenal dan diingat berkenaan dengan hal tertentu yang ditangkap melalui penginderaan berdasarkan pada kebenaran atau kondisi yang sebenarnya. Notoatmojo (2010) memaparkan tingkatan pengetahuan seseorang secara garis besar dibagi menjadi 6 tingkat yaitu sebagai berikut. 1) Tahu (Know) Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Pengukuran bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan dan menyatakan. 2) Memahami (Comprehension) Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui, dan mampu menginterprestasikan secara benar. 3) Aplikasi (Aplications) Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan atau mengaplikasikan materi yang diketahui tersebut pada situasi atau kondisi sebenarnya.
9 16 4) Analisis (Analysis) Analisis adalah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk menjabarkan atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis dilihat dari penggunaan kata kerja antara lain : dapat menggunakan (membuat bagan), membedakan, memisahkan, dan mengelompokkan. 5) Sintesis (Synthesis) Sintesis menunjukan kepada suatu kemampuan untuk melakukan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain, sintesis itu suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada. 6) Evaluasi (Evaluation) Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada. 2. Faktor Pendukung Faktor pendukung merupakan faktor yang memungkinkan perilaku atau tindakan, serta lebih mengarah pada sarana prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan yang terwujud dalam lingkunganfisik. Sarana-sarana kesehatan misalnya puskesmas, obat-obatan. Termasuk di dalamnya ketersediaan dan keterjangkauan sumber daya serta komitmen dari pemerintah.
10 17 3. Faktor Pendorong Faktor pendorong adalah faktor yang mendorong terjadinya perilaku karena seseorang yang telah memiliki pengetahuan dan mampu berperilaku sehat. Faktor perilaku terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan dan petugas lainnya. 2.5 Teori Perubahan Perilaku Lawrence Green dalam Perilaku Penggunaan Garam Beriodium Dalam teorinya Lawrence Green mengatakan bahwa kesehatan individu/ masyarakat dipengaruhi oleh dua pokok faktor, yaitu faktor perilaku dan faktor di luar perilaku, selanjutnya faktor perilaku ditentukan oleh tiga kelompok yaitu faktor predisposisi (predisposing factor) meliputi pengetahuan, keyakinan, persepsi, kepercayaan, tradisi, dan norma sosial. Faktor pendukung (enabling factor) yaitu tersedianya sarana pelayanan dan kemudahan untuk mencapainya. Faktor pendorong (reinforcing factor) adalah sikap dan perilaku petugas kesehatan dan petugas lainnya. Selain faktor perilaku faktor non perilaku juga dapat mempengaruhi pencapaian kesehatan seseorang, misalnya sulit mencapai sarana pelayanan kesehatan dan mahalnya biaya pengobatan (Notoatmodjo, 2007) Dhyanaputri (2008) menyatakan bahwa penggunaan garam beriodium bila dikaitkan dengan teori Lawrence Green, maka dapat dijelaskan bahwa perilaku seseorang atau masyarakat terhadap penggunaan garam beriodium di pengaruhi oleh: 1) Faktor predisposisi yang meliputi pengetahuan tentang garam beriodium, persepsi tentang garam beriodium serta kesadaran akan manfaat menggunakan garam beriodium. a. Pengetahuan terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu melalui penglihatan maupun pendengaran. Jadi seseorang akan
11 18 memiliki pengetahuan tentang garam beriodium setelah orang tersebut mendengar ataupun melihat sesuatu tentang garam beriodium, baik atau yang tidak baik tentang garam beriodium. Pengetahuan sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Apabila seseorang memiliki pengetahuan tentang garam beriodium secara lengkap dan benar, maka akan bertindak untuk menggunakan garam beriodium secara benar. b. Persepsi merupakan pandangan terhadap suatu objek, peristiwa atau informasi dilanddasi oleh pengalaman hidup seseorang yang melakukan penafsiran itu. Dalam mempersepsikan sesuatu tidak lepas dari adanya stimulus terdahulu. Persepsi seseorang tentang garam beriodium merupakan pandangan seseorang yang di dasari oleh pengalaman dalam menggunakan garam beriodium (Rahmat, 2003) c. Kesadaran masyarakat akan manfaat menggunakan garam beriodium dalam kehidupan sehari-hari, terlihat seperti dapat terhindar dari penyakit gondok, pada ibu hamil dapat terhidar dari resiko terjadinya abortus, kemudian pada anak-anak dapat terhindar dari keterlambatan pertumbuhan (Dardjito et al. 2010) 2) Faktor pendukung yang meliputi ketersediaan garam beriodium di sekitar tempat tinggal, dengan memiliki jarak akses yang dekat dan cepat. 3) Faktor pendorong meliputi sikap dan perilaku petugas kesehatan yang berkaitan dengan promosi garam beriodium. Adanya KIE (Komunikasi, Informasi, dan Edukasi) tentang garam beriodium yang di laksanakan secara rutin oleh petugas kesehatan, kader posyandu, atau tokoh masyarakat seperti kepala lingkungan yang dapat mempengaruhi pengetahuan masyarakat tentang garam beriodium. Semakin
12 19 lengkap pengetahuan yang dimiliki maka semakin mendorong masyarakat untuk menggunakan garam beriodium.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beryodium Garam beryodium adalah suatu inovasi yang ditawarkan kepada konsumen atau setiap keluarga untuk mencegah kekurangan yodium sebagai upaya jangka panjang (Depkes
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. wanita hamil mempunyai risiko terjadinya abortus, lahir mati, sampai cacat bawaan. menghambat pembangunan (Depkes RI, 2005 ).
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) di Indonesia merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang serius mengingat dampaknya sangat besar terhadap kelangsungan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ditentukan sebesar ppm dalam bentuk KIO 3 hal ini dikaitkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Garam Beryodium. 1. Pengertian Garam Beryodium. Garam beryodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi ( ditambah ) dengan yodium. Di Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan setiap manusia atau masyarakat pada umumnya yang perlu diperhatikan yaitu status kesehatan terutama masalah gizi, faktor yang mempengaruhi
Lebih terperinciBerbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi
Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi Pengertian perilaku Menurut Green dan Kreuter (2000), perilaku merupakan hasil dari seluruh pengalaman serta interaksi manusia dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Air Susu Ibu (ASI) 1. Pengertian ASI Air susu Ibu (ASI) mengandung semua bahan yang diperlukan bayi, mudah dicerna, memberi perlindungan terhadap infeksi, selalu segar, bersih
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Garam Beriodium 2.1.1 Pengertian Garam Beriodium merupakan istilah yang biasa digunakan untuk garam yang telah difortifikasi (ditambah) dengan iodium. Iodium ditambahkan dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia, yaitu sekumpulan gejala yang ditimbulkan akibat tubuh mengalami
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Makanan Pendamping Air Susu Ibu Makanan pendamping air susu ibu adalah makanan yang diberikan pada bayi disamping air susu ibu, untuk memenuhi kebutuhan gizi anak mulai umur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN. secara nasional berdasarkan prinsip asuransi social dan prinsip ekuitas, dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. BADAN PENYELENGGARA JAMINAN KESEHATAN 1) BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Kesehatan) Jaminan Ksehatan menurut Undang-Undang SJSN diselenggarakan secara nasional berdasarkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), tujukan pada pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. ANC (Antenatal Care) 1. Pengertian ANC Antenatal care adalah perawatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilan (Prawirohardjo, 2000). Menurut Manuaba (2001), Antenatal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Kawasan Tanpa Rokok 2.1.1 Pengertian Kawasan Tanpa Rokok Kawasan Tanpa Rokok merupakan ruangan atau area yang dinyatakan dilarang untuk melakukan kegiatan merokok atau kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pendidikan Kesehatan 1. Pengertian Pendidikan Kesehatan Pendidikan kesehatan adalah suatu proses yang menjembatani kesenjangan antara informasi dan tingkah laku kesehatan. Pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu
5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Masa Nifas Masa nifas disebut juga masa postpartum yaitu waktu sejak bayi dilahirkan dan plasenta keluar lepas dari rahim, sampai enam minggu berikutnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah gizi pada hakikatnya adalah masalah kesehatan masyarakat, namun penanggulangannya tidak dapat dilakukan dengan pendekatan medis dan pelayanan kesehatan saja.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. (Oktariana, 2009). Mutalazimah (2009) menambahkan bahwa GAKI merupakan
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium merupakan salah satu masalah gizi masyarakat di Indonesia. GAKI adalah gejala yang terjadi pada tubuh manusia akibat kurangnya unsur iodium
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Tentang GAKI GAKI adalah rangkaian efek yang dapat ditimbulkan karena tubuh mengalami kekurangan iodium secara terus menerus dalam kurun waktu yang lama. Kekurangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1. Definisi Persepsi Menurut Chaplin (2008) persepsi adalah proses atau hasil menjadi paham atas keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,
Lebih terperinciApa yang dimaksud dengan Yodium?
UPAYA MENINGKATKAN KONSUMSI GARAM BERYODIUM DI PROVINSI BALI MELALUI KEBIJAKAN BERWAWASAN KESEHATAN : SURAT EDARAN GUBERNUR BALI NOMOR : 440/2541/KESMAS.DISKES, TANGGAL 16 FEBRUARI 2015 TENTANG PENINGKATAN
Lebih terperinciDilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :
KONSEP PERILAKU A. Pengertian Perilaku Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kurang Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan yang serius mengingat dampaknya yang sangat besar terhadap kelangsungan hidup dan kualitas sumber daya
Lebih terperinciberhubungan dengan kesehatan diklasifikasikan sebagai berikut :
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Perilaku Menurut Lewit (1993), perilaku merupakan hasil pengalaman dan proses interaksi dengan lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan, sikap, dan tindakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Pengetahuan Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya
Lebih terperinciDAFTAR GAMBAR. Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18
DAFTAR GAMBAR Gambar 1. Kerangka konsep penelitian pemeriksaan kadar iodium pada garam. 18 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pentingnya iodium dalam tubuh manusia untuk metabolisme sudah dikenal sejak
Lebih terperinciFAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU
FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN GARAM BERYODIUM PADA RUMAH TANGGADI DESA JATIBARANG BARU KABUPATEN INDRAMAYU Oleh: Riyanto Martomijoyo FKM Universitas Wiralodra Indramayu, Jawa Barat ABSTRAK
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengetahuan 2.1.1. Definisi Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan hal ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan ini terjadi melalui
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Gaky Gangguan akibat kekurangan yodium adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Spektrum seluruhnya terdiri dari gondok dalam berbagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pola Asuh Orang Tua 1. Pengertian pola asuh Orang tua mempunyai peran dan fungsi yang bermacam-macam, salah satunya adalah mendidik anak. Menurut (Edwards, 2006), menyatakan
Lebih terperinciBAB II. Tinjauan Pustaka. respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Pengertian Perilaku menurut Skinner (1938) seorang ahli psikologi adalah respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Tetrajodotyronin (T4) yang terakhir disebut juga tiroksin (Sediaoetama,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Yodium merupakan zat yang esensial bagi tubuh, karena merupakan komponen dari hormon tiroksin. Terdapat dua ikatan organik yang menunjukkan bioaktifitas hormon ini,
Lebih terperincimemang terdapat bentuk-bentuk perilaku instinktif (species-specific behavior) yang didasari
TUGAS PILIH SATU PERTANYAAN DIBAWAH INI DAN JAWAB SECARA RINCI JAWABAN HARUS 2 SPASI SEBANYAK 2000 KATA 1. Langkah awal dalam melakukan perubahan peri laku terkait gizi adalah membangkitkan motivasi. Bagaimana
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah kesehatan manusia saat ini menjadi hal yang sangat kompleks dan perlu dikaji secara kompleks. Salah satu masalah kesehatan yang saat ini menjadi perbincangan
Lebih terperinciMENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP)
MENGAPA DAN BAGAIMANA IODISASI GARAM RAKYAT DI INDONESIA? Oleh Arif Rahman Hakim, S.St.Pi (Penyuluh Perikanan Pada Pusat Penyuluhan KP, BPSDMKP) APA MANFAAT YODIUM? Indonesia merupakan salah satu negara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin (Guided Respons),
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian perilaku Semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak dapat diamati oleh pihak luar. Dimana perilaku terdiri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan adalah hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, pengetahuan terjadi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Kesehatan Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkunagan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Notoatmodjo, 2003). Oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Prakti prientasi pasien baru 1. Pengertian Orientasi Orientasi adalah melihat atau meninjau supaya kenal atau tahu (Purwadarminta, 1999). Dalam konteks keperawatan orientasi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Gambaran Umum Remaja 2.1.1 Pengertian Remaja Remaja atau adolescence (Inggris), berasa dari bahasa latin yang berarti tumbuh tumbuh ke arah kematangan. Kematangan yang dimaksud
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. ke dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadapnya.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Menurut Notoatmodjo (2003) pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu objek tertentu.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) di Indonesia merupakan salah satu dari 4 masalah kesehatan yang ada di Indonesia. Konsekuensi dari kekurangan yodium disebut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Persepsi Membahas istilah persepsi akan dijumpai banyak batasan atau definisi tentang persepsi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain oleh: Jalaludin
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Partisipasi Kader Partisipasi kader adalah keikutsertaan kader dalam suatu kegiatan kelompok (Widiastuti A, 2007). Kader kesehatan adalah promotor kesehatan desa (Promkes) yaitu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde Munin
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. POSYANDU 2.1.1. Defenisi Posyandu Posyandu merupakan strategi jangka panjang pemerintah untuk menurunkan angka kematian bayi, angka kelahiran, dan angka kematian ibu.( A.Gde
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat, yang. pelayanan kesehatan dasar. Kegiatan kegiatan yang ada dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Pos Pelayanan Terpadu atau yang sering disebut dengan Posyandu adalah suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat yang dilakukan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. POSYANDU (Pos Pelayanan Terpadu) 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Terpadu) adalah pusat kegiatan masyarakat dimana masyarakat dapat memperoleh pelayanan Keluarga
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Pengertian ASI dan ASI Eksklusif Air Susu Ibu (ASI) adalah suatu cairan yang terbentuk dari campuran dua zat yaitu lemak dan air yang terdapat dalam
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Notoadmojo, 2007 perilaku dari pandangan biologis merupakan sesuatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Menurut Notoadmojo, 2007 perilaku dari pandangan biologis merupakan sesuatu kegiatan atau aktifitas organisme yang bersangkutan, perilaku manusia hakikatnya adalah suatu
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Perilaku Dilihat dari aspek biologisnya, perilaku merupakan sesuatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Pada hakikatnya kegiatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Ensiklopedi Amerika mengartikan perilaku sebagai suatu aksireaksi organism terhadap lingkungannya. Perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perhatian dan persepsi terhadap objek (Notoatmodjo, 2003)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. PENGETAHUAN 1. Defenisi Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga dan sebagainya).
Lebih terperinciMata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Nina Maftukha S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Kalium Iodat atau KIO3 adalah serbuk berwarna putih dan tidak berbau serta mempunyai berat molekul 214,00. kalium iodat mudah larut dalam air dan berfungsi mengatur keseimbangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan unsur kualitas SDM. Sumber daya manusia yang berkualitas dapat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia atau SDM merupakan kunci pembangunan bangsa. Banyak faktor yang menentukan kualitas SDM, salah satunya adalah faktor gizi masyarakat sebagai
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Akibat Kurang Yodium (GAKY) 1. Pengertian Gangguan akibat kurang Yodium (GAKY) adalah rangkaian efek kekurangan yodium pada tumbuh kembang manusia. Kekurangan unsur
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORITIS
BAB II TINJAUAN TEORITIS 2.1. Persepsi Mengenai PHBS 2.1.1. Pengertian Persepsi Individu satu dengan yang lainnya, tentu memiliki perbedaan dalam melihat serta memaknai sesuatu yang dilihatnya. Perbedaan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indonesia saat ini menghadapi masalah kesehatan yang kompleks dan beragam. Masalah gizi di Indonesia dan di Negara berkembang pada umumnya masih didominasi oleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN
7 BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Kajian Pustaka 2.1.1 Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari pengindraan atau hasil tahu seseorang dan terjadi terhadap objek melalui indra yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Usia Pertama Pemberian Makanan Pendamping ASI a. Pengertian Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) Makanan Pendamping ASI ( MP ASI ) merupakan makanan yang diberikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang, sampai dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Perilaku Kesehatan Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia.
1 BAB I PENDAHULUAN I.1. LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia. Gangguan akibat kekurangan iodium adalah sekumpulan gejala yang dapat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pembangunan Bangsa Indonesia sekarang ini lebih diarahkan untuk meningkatkan kecerdasan dan produktifitas kerja. Salah satu upaya yang memiliki dampak positif terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan pengindraan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan melalui panca indra yaitu indra
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan kesehatan. Sebagian besar intervensi medik menggunakan obat, oleh karena itu diperlukan obat tersedia
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Pengideraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. proses metabolisme di dalam tubuh. Gangguan akibat kekurangan yodium
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Yodium merupakan zat mineral mikro yang harus tersedia didalam tubuh yang berfungsi untuk pembentukan hormon tiroid dan berguna untuk proses metabolisme di dalam tubuh.
Lebih terperincisuatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni :
1. Hakekat Perilaku 1. Pengertian Perilaku suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi 2, yakni : 1) dalam bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit)
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih. rangka pencapaian NKKBS ( Mubarak & Chayalin, 2009).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) Posyandu atau Pos Pelayanan Terpadu adalah Forum Komunikasi Alih Teknologi dan Pelayanan Kesehatan Masyarakat oleh dan untuk masyarakat yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Posyandu 1. Pengertian Posyandu Posyandu (Pos Pelayanan Posyandu) adalah Suatu forum komunikasi, alih teknologi dan pelayanan kesehatan masyarakat, oleh dan untuk masyarakat,
Lebih terperinciHUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU RUMAH TANGGA DENGAN PENGELOLAAN GARAM DI DESA JONO KECAMATAN TAWANGHARJO KABUPATEN GROBOGAN Skripsi ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Telaah Pustaka 1. Pengetahuan Komunikasi Notoatmodjo (2012) mengemukakan bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengetahuan 1. Pengertian Pengetahuan adalah hasil dari Tahu dan ini akan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar pengetahuan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Yodium Yodium ditemui dalam bentuk inorganik (yodida) dan organik dalam jaringan tubuh. Yodium adalah penting untuk reproduksi system disamping untuk produksi hormon tiroid yaitu
Lebih terperinciPerilaku kesehatan pada garis besarnya dikelompokkan menjadi 2 yakni (Notoatmodjo, 2003):
2.3 macam-macam perilaku kesehatan Perilaku dapat diberi batasan sebagai suatu tanggapan individu terhadap rangsangan yang berasal dari dalam maupun luar diri individu tersebut. Secara garis besar bentuk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN TEORI
BAB II TINJAUAN TEORI 2.1 Kolostrum 2.1.1 Pengertian Kolostrum merupakan air susu yang keluar pada hari pertama sampai hari ketiga setelah bayi lahir, berwarna agak kekuningan lebih kuning dari ASI biasa,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pemerintah Indonesia saat ini masih menghadapi beberapa masalah gizi diantaranya yaitu kekurangan yodium dan kekurangan yodium dapat diderita orang pada setiap kehidupan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN. lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri harus dapat
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1. Kehamilan. 2.1.1. Pengertian Kehamilan Kehamilan dimulai dari proses pembuahan (konsepsi) sampai sebelum janin lahir. Salah satu syarat penting agar terjadi kehamilan istri
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Air Susu Ibu (ASI) 2.1.1 Definisi ASI Menurut WHO (2005) dalam Kementerian Kesehatan (2014), ASI eksklusif berarti pemberian ASI saja tanpa makanan atau minuman lain (bahkan
Lebih terperinciPROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU
PROMOSI KESEHATAN DAN ILMU PERILAKU Anik Lestari, dr. M Kes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNS Solo Pokok-pokok bahasan dalam perkuliahan Pengertian promosi kesehatan, pendidikan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu,
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Inisiasi Menyusu Dini 2.1.1 Definisi IMD Inisiasi Menyusu Dini (IMD) adalah proses alami bayi untuk menyusu, yaitu dengan memberi kesempatan pada bayi untuk mencari dan mengisap
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ancaman global untuk kesehatan dan perkembangan di seluruh dunia, karena
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY) masih menjadi ancaman global untuk kesehatan dan perkembangan di seluruh dunia, karena merupakan penyebab paling sering kelainan
Lebih terperinciMata Kuliah Persepsi Bentuk
Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) 2.1.1 Definisi Buku KIA Buku KIA adalah buku yang berisi catatan kesehatan ibu mulai dari hamil, bersalin, nifas, dan catatan kesehatan anak
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Fungsi Yodium Proses Metabolisme Yodium
5 TINJAUAN PUSTAKA Karakteristik Yodium Yodium terdapat di tanah dan di laut dalam bentuk iodida. Tahun 1811 yodium ditemukan dalam ganggang laut oleh Bernard Courtois. Iodida berasal dari kata iode yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilaku terdiri dari Persepsi (perception), Respon terpimpin. (Guided Respons), Mekanisme (mekanisme), Adaptasi (adaptation)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku Perawatan Pada Penderita Hipertensi 1. Perilaku (Practice) Perilaku merupakan suatu kegiatan atau aktivitas manusia, baik dapat diamati secara langsung maupun tidak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Obat generik sering diasumsikan sebagai obat dengan kualitas yang rendah. Kurangnya pengetahuan masyarakat mengenai obat generik menjadi faktor utama yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teoritis 1. Imunisasi Dasar Tubuh manusia pada dasarnya mampu melawan zat asing (Bakteri, Virus, Racun dan sebagainya) dengan mengaktifkan sistim kekebalan yang ada
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. HIPERTENSI 1. Pengertian Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah yang tetap di atas batas normal. Seseorang dianggap terkena darah tinggi bila angka tekanan darahnya menunjukkan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukan penginderaan terhadap objek tertentu. Penginderaan terjadi
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Teori 1. Pengetahuan a. Definisi Tentang Pengetahuan Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap objek tertentu.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1. Definisi. Pengetahuan adalah hasil tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mempunyai luas 4.051,92 km². Sebelah Barat berbatasan dengan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian 4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian Kabupaten Sumba Barat beribukota Waikabubak, mempunyai luas 4.051,92 km². Sebelah Barat berbatasan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi ( P4K ) Pada tahun 2007 Menteri Kesehatan RI mencanangkan P4K dengan stiker yang merupakan upaya terobosan dalam percepatan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Landasan Teori 1. Kecemasan a. Pengertian Kecemasan Ada beberapa pengertian tentang kecemasan, diantaranya disampaikan oleh Kaplan dan Saddok (1997) kecemasan merupakan suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehamilan merupakan proses reproduksi yang normal, tetapi perlu perawatan diri yang khusus agar ibu dan janin dalam keadaan sehat. Karena itu kehamilan yang normal
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan Akibat Kekurangan Iodium (GAKI) merupakan masalah kesehatan masyarakat baik di Indonesia maupun di dunia. Masalah yang ditimbulkan cukup serius dengan spektrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan laporan World Health Organization (WHO) tahun 2005, lebih dari 529.000 wanita di dunia meninggal
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Perilaku 1. Pengertian Perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, mempunyai bentangan yang luas mencakup berjalan, berbicara,
Lebih terperinciBUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG
BUPATI LOMBOK TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG PENGENDALIAN PEREDARAN GARAM NON YODIUM DI KABUPATEN LOMBOK TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LOMBOK
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. satu hal dan pengetahuan umum yang berlaku bagi keseluruhan hal
BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan 2.1.1 Defenisi Pengetahuan Pengetahuan adalah pengakuan terhadap sesuatu yang menghasilkan keputusan. Keputusan ini mengutarakan pengetahuan, sehingga untuk berlakunya
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Paparan Asap Rokok Asap rokok mengandung sekitar 4.000 zat kimia seperti karbon monoksida (CO), nitrogen oksida (NO), asam sianida (HCN), amonia (NH4OH), acrolein, acetilen,
Lebih terperinci