BAB II KAJIAN PUSTAKA
|
|
- Yandi Tedjo
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Persepsi a. Pengertian Persepsi Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman (Miftah Thoha, 2010: ). Segala sesuatu yang didapat dilingkungan, baik dilihat, didengar, dihayati, dirasa, dan dicium akan diproses sebagai informasi untuk bertindak. Pendapat yang lebih sederhana diungkapkan oleh Sugihartono, dkk (2007: 8) bahwa persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan atau menginterprestasi stimulus yang masuk dalam alat indera. Sedangkan menurut Carole Wade dan Carol Tarvis (2007: 193), Perception yaitu sekumpulan tindakan mental yang mengatur impuls-impuls sensorik menjadi suatu pola bermakna. Stephen P. Robbins dan Timothy A. Judge (2008: 175) menyatakan persepsi (perception) adalah proses di mana individu mengatur dan menginterprestasikan kesan-kesan memoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Pandangan lebih luas diungkapkan oleh Fred Luthans (2006: 194) bahwa kunci untuk 10
2 11 memahami persepsi adalah mengakui bahwa persepsi merupakan interpretasi unik dari suatu situasi, bukan rekaman situasi. Singkatnya, persepsi merupakan proses kognitif kompleks yang menghasilkan gambaran dunia yang unik, yang mungkin agak berbeda dari realita. Definisi persepsi dari berbagai ahli di atas dapat disimpulkan bahwa persepsi merupakan proses untuk menerjemahkan segala informasi yang didapat dari lingkungannya, baik lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, dan perasaan. Beberapa ahli juga berpendapat bahwa persepsi merupakan proses kognitif. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi Persepsi setiap manusia terhadap suatu stimulus beragam dikarenakan adanya faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi tersebut. Menurut Jalaluddin Rakhmat (2005: 51) persepsi ditentukan oleh faktor personal dan faktor situasional. David Krech dan Richard S. Crutchfield (dalam Jalaluddin Rakhmat, 2005: 51) menyebutkan faktor persepsi yaitu faktor fungsional dan faktor struktural. Dari berbagai faktor tersebut faktor perhatian adalah faktor yang sangat mempengaruhi persepsi. Bimo Walgito (2004: ) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi perhatian ada dua faktor yaitu faktor yang berasal dari stimulus atau dari luar individu yang terdiri dari intensitas atau kekuatan stimulus, ukuran stimulus, perubahan stimulus, ulangan dari stimulus, dan pertentangan atau kontras serta faktor individu yang terdiri
3 12 dari sifat struktural dan sifat temporer individu, dan aktivitas yang sedang berjalan pada individu. Jalaluddin Rakhmat (2005: 52-54) menyatakan bahwa perhatian diengaruhi oleh faktor eksternal penarik perhatian seperti gerakan, intensitas, kebaruan, dan perulangan serta faktor internal pengaruh perhatian seperti faktor biologis dan faktor sosiopsikologis. Jalaluddin Rakhmat (2005: 55-62) menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi persepsi secara garis besar terdiri dari faktor fungsional dan faktor struktural. Faktor fungsional merupakan faktor yang berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain yang termasuk faktor-faktor personal, sedangkan faktor struktural merupakan sifat stimuli fisik dan efek saraf yang ditimbulkannya. Bimo Walgito (2004: 89-90) mengemukakan agar individu dapat menyadari dan dapat membuat persepsi, perlu adanya faktor- faktor yang berperan, yang merupakan syarat agar terjadi persepsi, yaitu sebagai berikut: 1) Adanya objek atau stimulus yang dipersepsikan (fisik). 2) Adanya alat indera, syaraf, dan pusat susunan saraf untuk menerima stimulus (fisiologis). 3) Adanya perhatian yang merupakan langkah pertama dalam mengadakan persepsi (psikologis).
4 13 c. Proses Terjadinya Persepsi Proses terjadinya persepsi dapat dijelaskan sebagai berikut. Objek menimbulkan stimulus, dan stimulus mengenai alat indera atau reseptor. Perlu dikemukakan bahwa antara objek dan stimulus itu berbeda, tetapi ada kalanya bahwa objek dan stimulus itu menjadi satu, misalnya dalam hal tekanan. Benda sebagai objek langsung mengenai kulit, sehingga akan terasa tekanan tersebut (Bimo Walgito, 2004: 90). Proses stimulus mengenai alat indera merupakan proses kealaman atau proses fisik. Stimulus yang diterima oleh alat indera diteruskan oleh syaraf sensoris ke otak. Proses ini yang disebut sebagai proses fisiologis. Kemudian terjadilah proses di otak sebagai pusat kesadaran sehingga individu menyadari apa yang dilihat, atau apa yang didengar, atau apa yang diraba. Proses yang terjadi dalam otak atau dalam pusat kesadaran inilah yang disebut sebagai proses psikologis. Dengan demikian dapat dikemukakan bahwa taraf akhir dari proses persepsi ialah individu menyadari tentang misalnya apa yang dilihat, apa yang didengar, atau apa yang diraba, yaitu stimulus yang diterima melalui alat indera. Proses ini merupakan proses terakhir dari persepsi dan merupakan persepsi sebenarnya (Bimo Walgito, 2004: 90).
5 14 2. Pembelajaran Kewirausahaan a. Pembelajaran Pembelajaran merupakan suatu proses perubahan, yaitu perubahan dalam perilaku sebagai hasil interaksi antara dirinya dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Secara lengkap pengertian pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya (Tim Pengembang Ilmu pendidikan FIP- UPI, 2007: 137). Pembelajaran merupakan suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga siswa dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil yang optimal (Sugihartono, dkk, 2007: 81). Menurut Tim Pengembang MKDP (2011: 128) pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan oleh seseorang guru atau pendidik untuk membelajarkan siswa yang belajar. Lebih jauh dijelaskan bahwa pembelajaran merupakan interaksi antara komponen-komponen pembelajaran. Berdasarkan para ahli di atas dapat disimpulkan, pembelajaran merupakan proses perubahan perilaku individu sebagai hasil interaksi
6 15 dengan pendidik melalui penyampaian ilmu pengetahuan dan menciptakan sistem lingkungan belajar. Pembelajaran terjadi dengan adanya interaksi individu dengan pendidik maupun dengan lingkungannya. Lingkungan yang baik dapat menjadikan kegiatan belajar yang efektif dan efisien. b. Kewirausahaan Kewirausahaan merupakan semangat, perilaku, dan kemampuan untuk memberikan tanggapan yang positif terhadap peluang memperoleh keuntungan untuk diri sendiri dan/atau pelayanan yang lebih baik pada pelanggan/masyarakat; dengan selalu berusaha mencari dan melayani langganan lebih banyak dan lebih baik, serta menciptakan dan menyediakan produk yang lebih bermanfaat dan menerapkan cara kerja yang lebih efisien, melalui keberanian mengambil risiko, kreativitas, dan inovasi, serta kemampuan manajemen (Yuyus Suryana dan Kartib Bayu, 2010: 17 18). Kasmir (2009: 18) menyatakan bahwa kewirausahaan merupakan suatu kemampuan dalam hal menciptakan kegiatan usaha. Kemampuan menciptakan memerlukan adanya kreativitas dan inovasi yang terusmenerus untuk menemukan sesuatu yang berbeda dari yang sudah ada sebelumnya. Sadono Sukirno, dkk (2006: 367) mengemukakan bahwa kewirausahaan dapat diartikan sebagai karakter seorang wirausaha, yang
7 16 meliputi hal berikut: berani mengambil resiko, bijaksana dalam mengambil keputusan, pandai melihat kesempatan yang terbuka dan berkemampuan menjadi manajer yang baik. Pengertian lain yang berbeda diungkapkan oleh Harsono, dkk (2006: 5) kewirausahaan adalah keahlian dan kesediaan menghadapi resiko yang diperlukan untuk mengkombinasikan tiga faktor produksi yang lain untuk memproduksi barang dan jasa. Orang yang mau menghadapi resiko untuk mencapai laba yang diinginkan disebut wirausahawan (entrepreneur). Dari berbagai pendapat ahli di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kewirausahaan merupakan semangat, perilaku, dan kemampuan yang dimiliki seorang wirausaha dalam menjalankan peluang usaha dengan berani mengambil resiko, berkemampuan manajemen, melakukan kreativitas dan inovasi. c. Pembelajaran Kewirausahaan Pembelajaran kewirausahaan mempunyai tujuan yang tercantum dalam silabus yaitu bertujuan membekali mahasiswa: membangun spirit/jiwa dan karakter wirausaha, memahami konsep kewirausahaan, dan melatih keterampilan/skill berwirausaha. Cakupan materi pembelajaran kewirausahaan sesuai dengan silabus meliputi: pengembangan spirit/jiwa dan karakter wirausaha, motivasi berprestasi, hakekat kewirausahaan, etika bisnis dan tanggung
8 17 jawab sosial, manajemen produksi, keuangan, pemasaran dan SDM, peluang usaha, bussines plan, dan praktik berwirausaha/projek learning. Berdasarkan uraian kajian teori tentang pembelajaran dan kewirausahaan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kewirausahaan merupakan proses perubahan perilaku individu sebagai hasil interaksi dengan pendidik melalui penyampaian ilmu pengetahuan dan penciptaan lingkungan belajar untuk membentuk semangat, perilaku, dan kemampuan yang dimiliki seorang wirausaha dalam menjalankan peluang usaha dengan berani mengambil resiko, berkemampuan manajemen, melakukan kreativitas dan inovasi. Pembelajaran kewirausahaan yang dilakukan oleh mahasiswa IPS terdiri dari dua kegiatan pembelajaran yaitu pembelajaran kewirausahaan secara teori dan pembelajaran kewirausahaan secara praktik. 1) Pembelajaran Kewirausahaan secara Teori Dari kajian teori pembelajaran kewirausahaan dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kewirausahaan secara teori yaitu proses perubahan perilaku individu sebagai hasil interaksi mahasiswa dengan pendidik melalui penyampaian ilmu pengetahuan tentang menjalankan peluang usaha, berani mengambil resiko, berkemampuan manajemen, melakukan kreativitas, melakukan inovasi dan penciptaan lingkungan belajar untuk membentuk semangat, perilaku, serta kemampuan yang dimiliki seorang wirausaha.
9 18 2) Pembelajaran Kewirausahaan secara Praktik Menurut M.Zainuddin (2005:2) praktik atau pratikum adalah strategi pembelajaran atau bentuk pengajaran yang digunakan untuk membelajarkan secara bersama-sama kemampuan psikomotorik (ketrampilan), pengertian (pengetahuan) dan afektif (sikap) menggunakan sarana laboratorium. Menurut Noor Fuad dan Gofur 11 Ahmad (2009:153) praktik adalah praktik-praktik yang dilakukan di luar lingkungan sekolah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2005:885) praktik adalah melaksanakan sesuatu secara nyata seperti apa yang disebutkan oleh teori. Sesuai dengan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pratik adalah strategi kegiatan pembelajaran secara nyata yang menggunakan kemampuan pengetahuan, sikap dan ketrampilan secara bersama-sama di luar lingkungan tempat belajar. Dari kajian teori tentang praktik dan kewirausahaan, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kewirausahaan secara praktik adalah kegiatan pembelajaran secara nyata yang menggunakan kemampuan pengetahuan, sikap, dan ketrampilan secara bersama-sama di luar lingkungan tempat belajar guna membentuk karakter yang dimiliki seorang wirausaha dalam menjalankan peluang usaha dengan berani mengambil resiko, berkemampuan manajemen, melakukan kreativitas dan inovasi.
10 19 A. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan topik yang akan dilakukan oleh peneliti mengenai persepsi mahasiswa IPS UNY terhadap pembelajaran kewirausahaan seacara teori dan praktik adalah: 1. Penelitian yang dilakukan Apriliana Eka Safitri Nugroho (2013) dengan judul Kontribusi Prestasi Praktik Kewirausahaan terhadap Minat Berwirausaha Siswa Kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 Wonosari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prestasi praktik berwirausaha siswa tergolong tinggi yaitu 33 atau 57% siswa termasuk pada kategori tinggi. Hasil analisis minat berwirausaha menunjukan bahwa minat berwirausaha siswa tergolong tinggi yaitu 22 siswa. Uji analisis regresi sederhana menunjukkan bahwa terdapat kontribusi antara prestasi praktik kewirausahaan terhadap minat berwirausaha siswa kelas XII Busana butik SMK Negeri 1 Wonosari. Hasil dari koefisien analisis regresi sederhana menghasilkan rhitung sebesar > rtabel dengan besaran t hitung sebesar > ttabel sebesar 2.00 hal ini menunjukan bahwa terdapat kontribusi antara variabel prestasi praktik kewirausahaan terhadap minat berwirausaha, sedangkan besaran koefisien determinasi atau R2 sebesar dengan nilai 21,3 %, sehingga kontribusi dari prestasi praktik kewirausahaan tersebut adalah 21.3%. Penelitian yang dilakukan memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu sama-sama membahas mengenai praktik kewirausahaan dan pendekatan yang digunakan adalah deskritif kuantitatif.
11 20 Perbedaannya yaitu, pertama, subjek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah siswa kelas XII Busana Butik SMK Negeri 1 wonosari sedangkan pada penelitian yang dilakukan adalah mahasiswa Pendidikan IPS FIS UNY. Kedua, penelitian ini objek kajiannya mengenai kontribusi prestasi praktik kewirausahaan terhadap minat berwirausaha sedangkan pada penelitian yang dilakukan adalah persepsi terhadap praktik kewirausahaan dalam rangka membentuk karakter wirausaha. 2. Penelitian yang dilakukan Saliman, dkk dengan judul Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Praktik Bisnis dalam Membangun Karakter Mahasiswa FIS UNY. Hasil penelitian menunjukkan bahwa; 1) Opini mahasiswa FIS, UNY terhadap pembelajaran kewirausahaan berbasis praktik bisnis melalui kantin kejujuran termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini ditunjukkan dalam hasil penelitian yang menyatakan bahwa 54% dari responden memiliki opini cukup baik. 2) Opini mahasiswa FIS, UNY terhadap pembelajaran kewirausahaan berbasis praktik bisnis melalui EEC Mart termasuk dalam kategori cukup baik. Hal ini ditunjukkan dalam hasil penelitian yang menyatakan bahwa 54% dari responden memiliki opini cukup baik. 3) Karakter yang diperoleh mahasiswa dalam pembelajaran kewirausahaan berbasis praktik bisnis antara lain jujur, kerja keras, tanggung jawab, mandiri, kreatif, berorientasi tindakan, percaya diri, disiplin, kerjasama, sabar, cerdas, soptimis, toleransi, semangat, terampil berkomunikasi, sopan, inovatif, berani mengambil resiko, ramah dan religius.
12 21 Penelitian yang dilakukan memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian ini. Persamaannya yaitu sama-sama membahas mengenai pembelajaran kewirausahaan dan menggunakan metode penelitian yang sama yaitu kuantitatif. Perbedaannya yaitu, pertama, subjek penelitian yang diambil pada penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FIS UNY, sedangkan penelitian yang dilakukan adalah hanya khusus mahasiswa Pendidikan IPS UNY. Kedua,obyek penelitian ini meneliti praktik bisnis sedangkan penelitian yang dilakukan meneliti pembelajaran kewirausahaan secara teori maupun praktiknya. 3. Penelitian yang dilakukan oleh Aufal Maron dengan judul Upaya Membangun Kemandirian Remaja Melalui Praktek Wirausaha di Yayasan Al- Falah Yogyakarta Periode 2006/2007. Hasil penelitian menunjukan bahwa: 1) Dalam rangka membangun kemandirian para remaja Yayasn Al-Falah membuka peluang bagi para remaja yang berminat bergabung, untuk direkrut menjadi kader. Selama menjadi kader mereka mendapat pembinaan kewirausahaan. Pembinaan kewirausahaan ini diberikan sebagai langkah untuk memperkenalkan kader pada dunia kewirausahaan dan untuk memotivasi agar tertarik dalam dunia usaha. 2) Hasil upaya membangun kemandirian remaja melalui praktek wirausaha di Yayasan Al- Falah ini dapat dilihat dari partisipasi para kader dalam menjalankan praktek wirausaha, kemandirian kader untuk tidak bergantung lagi pada orang tuanya, ada rasa percaya diri yang dimiliki para kader serta adanya pengalaman kerja yang dimiliki para kader selama menjalankan praktek wirausaha.
13 22 Penelitian ini memiliki kesamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan. Persamaannya yaitu sama-sama meneliti tentang praktik kewirausahaan. Perbedaannya yaitu pada subjek dan objek penelitiannya. Subjek dalam penelitian ini adalah santri di Yayasan Al-Falah, sedangkan penelitian yang dilakukan subjeknya adalah mahasiswa di jurusan Pendidikan IPS. Objek penelitian ini meneliti tentang praktik kewirausahaan dalam membangun kemandirian sedangkan penelitian yang dilakukan meneliti tentang persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran kewirausahaan secara teori dan praktik dalam membangun karakter kewirausahaan. B. Kerangka Pikir Mahasiswa Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) UNY harus mampu menghadapi tantangan kehidupan yang sesungguhnya setelah lulus dari Universitas. Agar mampu menghadapi tantangan kehidupan setelah lulus Universitas, mahasiswa IPS UNY diharapkan menjadi guru IPS yang berkarakter, salah satunya memiliki karakter wirausaha seperti jujur, mandiri, kreatif, inovatif dan bertanggung jawab. Guru IPS yang berkarakter dapat terbentuk salah satunya dengan pembelajaran kewirausahaan. Pembelajaran kewirausahaan di Jurusan Pendidikan IPS UNY terdiri dari 1 SKS teori dan 1 SKS praktik (praktik bisnis kelompok dan praktik menjual barang EEC Mart). Mahasiswa yang mengikuti pembelajaran kewirausahaan secara teori di kelas dan pembelajaran kewirausahaan secara praktik akan dapat menerjemahkan informasi dari yang telah didengar, dilihat,
14 23 dan dirasakan. Berbagai hal yang telah diterjemahkan dari kegiatan pembelajaran kewirausahan secara teori dan pembelajaran kewirausahaan secara praktik inilah yang disebut dengan persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran kewirausahaan. Persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran kewirausahaan secara teori di kelas dapat berupa persepsi yang baik maupun kurang baik. Begitu juga dengan persepsi mahasiswa terhadap pembelajaran kewirausahaan secara praktik dapat berupa persepsi yang baik atau kurang baik Mahasiswa IPS UNY Guru IPS yang berkarakter Pembelajaran Kewirausahaan Teori (Pembelajaran kewirausahaan secara teori di kelas) Praktik (Bisnis kelompok dan menjual barang EEC Mart) Persepsi yang baik/kurang baik Gambar 1. Alur Kerangka Pikir
PERSEPSI MAHASISWA IPS TERHADAP PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI JURUSAN PENDIDIKAN IPS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI
PERSEPSI MAHASISWA IPS TERHADAP PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI JURUSAN PENDIDIKAN IPS UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Eni Murwati 09416241038 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa Pendidikan IPS memiliki
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil analisis yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa mahasiswa Pendidikan IPS memiliki persepsi yang baik
Lebih terperinciOPINI TERHADAP PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PRAKTIK BISNIS DALAM MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA FIS, UNY
OPINI TERHADAP PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN BERBASIS PRAKTIK BISNIS DALAM MEMBANGUN KARAKTER MAHASISWA FIS, UNY Anik Widiastuti, Saliman dan Satriyo Wibowo, Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial,
Lebih terperinciKONTRIBUSI PRESTASI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 WONOSARI JURNAL
Kontribusi Prestasi Praktik (Apriliana Eka Safitri Nugroho) 1 KONTRIBUSI PRESTASI PRAKTIK KEWIRAUSAHAAN TERHADAP MINAT BERWIRAUSAHA SISWA KELAS XII BUSANA BUTIK SMK NEGERI 1 WONOSARI JURNAL Diajukan Kepada
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1. Definisi Persepsi Menurut Chaplin (2008) persepsi adalah proses atau hasil menjadi paham atas keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berkreasi serta melakukan inovasi secara optimal yaitu mewujudkan gagasangagasan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pada suatu Negara yang sedang berkembang, peran para wirausahawan tidak dapat diabaikan terutama dalam melaksanakan pembangunan. Suatu bangsa akan berkembang
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA SMAN I LANGGUDU TERHADAP JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SYUKURMAN, M.Pd
1 PERSEPSI SISWA SMAN I LANGGUDU TERHADAP JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (IPS) SYUKURMAN, M.Pd Persepsi adalah proses seseorang dalam memahami dan memeberikan makna terhadap sesuatu berdasarkan hasil
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. UU Nomor 29 Tahun 2004 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan pemerintah Tanggal 6 Oktober Tahun 2004. Undang-undang ini menyebutkan bahwa penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. PERSEPSI 1. Pengertian Persepsi Slameto (2010) mengemukakan bahwa persepsi merupakan suatu proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang bertujuan menyiapkan peserta didik menjadi manusia yang terampil, mandiri, dan juga produktif yang langsung
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN. perumahan Kota Modern , tentunya tidak bisa lepas dari berbagai
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Pemilihan media baru dalam dunia pendidikan di kalangan remaja di perumahan Kota Modern 2014-2015, tentunya tidak bisa lepas dari berbagai alasan rasional yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Persepsi Membahas istilah persepsi akan dijumpai banyak batasan atau definisi tentang persepsi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain oleh: Jalaludin
Lebih terperinciVOL. 5 NO. 1 MARET 2016 ISSN:
42 PERSEPSI PROGRAM STUDI (PRODI) PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR (PGSD) STKIP ISLAM BUMIAYU TERHADAP IMPLEMENTASI PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) DI SEKOLAH DASAR KECAMATAN BUMIAYU DAN PAGUYANGAN TAHUN
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Penelitian Pengangguran masih menjadi masalah serius di Indonesia karena sampai dengan saat ini jumlah angkatan kerja berbanding terbalik dengan kesempatan kerja yang
Lebih terperinciteman-teman untuk menyempatkan waktu mengisi angket penelitian berikut. Beserta
LAMPIRAN 82 83 Lampiran 1. Angket Uji Coba Instrumen Kepada: Yth. Mahasiswa Jurusan Pendidikan IPS FIS, UNY Dengan homat, Dalam rangka penyusunan Tugas Akhir Skripsi, maka peneliti mohon bantuan teman-teman
Lebih terperinciSKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi
PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG STRATEGI BELAJAR GROUP RESUME DAN MINAT BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010 SKRIPSI Diajukan Untuk
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar Akuntansi a. Pengertian Prestasi Belajar Akuntansi Menurut Sardiman A.M (2001: 46) Prestasi adalah kemampuan nyata yang merupakan hasil interaksi
Lebih terperinciA. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA
A. JUDUL PENGABDIAN: PELATIHAN PERENCANAAN USAHA BAGI REMAJA USIA PRODUKTIF DI DUSUN SLANGGEN, TIMBULHARJO, SEWON, BANTUL, YOGYAKARTA B. ANALISIS SITUASI Menjadi wirausaha yang handal tidaklah mudah. Tetapi
Lebih terperinciistiadat serta kebutuhan pembangunan terutama di sekolah-sekolah.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional dibidang pendidikan adalah upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan manusia Indonesia dalam mewujudkan masyarakat yang
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:
131 BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1. Keterampilan sosial dalam pembelajaran IPS aspek perilaku yang berhubungan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. penggalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hakikat Persepsi Persepsi menurut Jalaludin Rahmad (2009: 51), adalah penggalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN Terdapat hubungan positif yang signifikan antara motivasi
107 BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan kajian dan hasil analisa data pada penelitian yang berjudul Pengaruh Motivasi Berprestasi Dan Prestasi Belajar Terhadap Kesiapan Berwirausaha
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Hasil Belajar Matematika Hasil belajar adalah perubahan tingkah laku siswa secara nyata setelah dilakukan proses belajar mengajar yang sesuai dengan tujuan pengajaran
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses. a. Peer Teaching and Learning (belajar dan saling mengajari
BAB II LANDASAN TEORI A. Tinjauan Pustaka 1. Kegiatan Asistensi Seperti yang telah disebut di atas, asistensi istilah lainnya yaitu Peer Asisted Learning (PAL). PAL merupakan tindakan atau proses memperoleh
Lebih terperinciBAB II KAJIAN TEORI. persepsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1167) kata
9 BAB II KAJIAN TEORI A. Landasan Teori 1. Persepsi Siswa a. Pengertian Persepsi Terdapat beberapa rumusan yang memberikan pengertian mengenai persepsi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007: 1167)
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan ilmu pengetahuan dan kemajuan teknologi informasi yang semakin pesat dapat membawa perubahan kearah yang lebih maju. Untuk itu perlu disiapkan Sumber Daya
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pembelajaran merupakan usaha sadar dan disengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar secara aktif dalam mengembangkan kreativitas berfikirnya. Tujuan pokok
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah,
I. PENDAHULUAN Pada bab pendahuluan ini akan dibahas beberapa hal mengenai gambaran umum penelitian yang terdiri dari latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah,
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI
PERSEPSI SISWA TERHADAP USAHA GURU DALAM MEMOTIVASI BERWIRAUSAHA SISWA PADA MATA DIKLAT PENGELOLAAN USAHA BOGA (PUB) DI SMK NEGERI 3 WONOSARI SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Teknik Universitas Negeri
Lebih terperinciUNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI S I L A B U S. FRM/FE/ September Jurusan/Program Studi : Pendidikan Akuntansi/Akuntansi
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS EKONOMI S I L A B U S FRM/FE/46-00 20 September 2012 Fakultas : Ekonomi Jurusan/Program Studi : Pendidikan Akuntansi/Akuntansi Mata Kuliah : Kewirausahaan Kode :
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Wayan Nugroho,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting bagi kehidupan suatu bangsa. Melalui pendidikan ini manusia dapat mengembangkan berbagai ilmu pengetahuan dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam hidup, karena pendidikan mempunyai peranan penting guna kelangsungan hidup manusia. Dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. tinggi tersebut menurun drastis menjadi hanya 18% waktu mereka berusia 16
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk di dalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan jasmani sebagai bagian integral dari proses pendidikan secara keseluruhan. Karena dengan pendidikan jasmani dapat mengembangkan aspek kebugaran jasmani, keterampilan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Tinjauan Umum Persepsi 2.1.1. Pengertian Persepsi Dalam Kamus Psikologi dijelaskan bahwa perception berarti persepsi, penglihatan, tanggapan, yaitu proses dimana seseorang menjadi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan sarana dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan, melalui sekolah. manusia agar mampu berkompentensi dalam dunia global.
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja teratur dan berencana dengan maksud mengubah dan mengembangkan perilaku yang baik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
6 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) 1. Pengertian BPJS Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS merupakan lembaga yang dibentuk untuk menyelenggarakan program jaminan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Intensi Berwirausaha. tindakan dan merupakan unsur yang penting dalam sejumlah tindakan, yang
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Intensi Berwirausaha 1. Definisi Intensi Menurut Ancok (1992 ), intensi merupakan niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku. Intensi merupakan sebuah istilah yang terkait
Lebih terperinciAwal mustaqim* Samidjo** ABSTRAK
215 PENGARUH PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KEJURUAN DAN INFORMASI DUNIA KERJA TERHADAP MINAT BEKERJA SISWA KELAS XI PROGRAM STUDI MEKANIK OTOMOTIF SMK PATRIOT PURWOREJO TAHUN AJARAN 2012/2013 Awal mustaqim*
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menentukan cara produksi baru, menyusun operasi untuk pengadaan produk baru,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wirausaha menurut bahasa adalah seorang yang berani berusaha secara mandiri dengan mengerahkan segala sumber daya dan upaya meliputi kepandaian mengenali produk baru,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. ada sekitar 730 ribu sarjana menganggur, yang terdiri dari 409 ribu lulusan S1
1 BAB I PENDAHULUAN 1.2. Latar Belakang Masalah Angka pengangguran sarjana di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat. Data tahun 2004, tercatat 500 ribu lebih sarjana menganggur, terdiri dari 300
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian PT. Advantage SCM. Yang beralamat di Jl. Cideng Barat No. 48-49 Jakarta Pusat 10150. 3.2 Desain Penelitian Penelitian McClelland terhadap para
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Sisdiknas (Sistem Pendidikan Nasional) 2003, UU RI No. 20 TH 2003, Jakarta : Sinar Grafika, 2003, hlm. 5.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini pendidikan merupakan satu hal yang sangat dibutuhkan masyarakat, pemerintah sebagai penyelenggara pendidikan formal selalu berusaha memajukan
Lebih terperinciSTUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA
STUDI AWAL PEMBELAJARAN KEWIRAUSAHAAN DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SURABAYA Esti Dwi Rinawiyanti Jurusan Teknik Industri, Universitas Surabaya Jl. Raya Kalirungkut 1, Surabaya, Indonesia E-mail: estidwi@ubaya.ac.id
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Menurut Muhaimin (2008: 333), kurikulum adalah seperangkat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan zaman menuntut adanya upaya peningkatan mutu pendidikan. Hal ini sejalan dengan terus dikembangkannya kurikulum pendidikan di Indonesia. Menurut
Lebih terperinciSILABUS. 4. Rusman Hakim. (1998). Kiat Sukses Berwiraswasta. Edisi Kedua. Jakarta: PT Elex Media Media Komputindo.
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Alamat : Karang Malang Yogyakarta 55281 (0274) 586168 psw. SILABUS
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Niat Berwirausaha Suryana (2008:2), mendefinisikan bahwa kewirausahaan adalah kemampuan kreatif dan inovatif yang dijadikan dasar,
Lebih terperinciFAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS XII SMK NASIONAL BERBAH TAHUN AJARAN 2012/2013 ARTIKEL Oleh: MARET ADI PURWANTO 08503244036 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN
Lebih terperinciJurnal Sasindo Unpam, Volume 5, Nomor 2, Desember 2017 PENGARUH KEMAMPUAN MENULIS NARASI TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA MAHASISWA
PENGARUH KEMAMPUAN MENULIS NARASI TERHADAP MOTIVASI BERWIRAUSAHA MAHASISWA Ajimat Universitas Pamulang math.unpam@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan menulis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Di Indonesia, kewirausahaan dipelajari baru terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu saja. Sejalan dengan perkembangan dan tantangan seperti
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, dimana dalam memasuki era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan sangatlah penting peranannya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mengikuti dan meningkatkan perkembangan ilmu pengetahuan dan tegnologi. menciptakan SDM yang berkualitas adalah melalui pendidikan.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Seiring dengan perkembangan tegnologi yang terus berkembang pesat sekarang ini akan membawa dampak kemajuan diberbagai bidang kehidupan, oleh karena itu pembangunan
Lebih terperinciA. LATAR BELAKANG MASALAH
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Pendidikan memainkan peranan yang sangat penting dalam mempersiapkan generasi penerus bangsa yang berkualitas serta berdaya saing guna menghadapi berbagai
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan data dan hasil analisis yang telah dipaparkan di atas, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Terdapat hubungan yang
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan. nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha (startup phase) atau
8 BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Pengertian Enterpreneurship atau Kewirausahaan Suryana (2003) menyatakan bahwa istilah kewirausahaan dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai the backbone
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS. Melalui persepsi manusia terus-menerus mengadakan hubungan dengan lingkungannya
II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR DAN HIPOTESIS A. Tinjauan Pustaka 1. Pengertian Persepsi Persepsi adalah proses yang menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak. Melalui persepsi manusia
Lebih terperinciDEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN EKONOMI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL Alamat : Karang Malang Yogyakarta 55281 (0274) 586168 psw. SILABUS
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORITIS. perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang
BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persepsi Secara etimologi, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang artimya menerima atau mengambil. 1 Sedangkan
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mau dan mampu mewujudkan kehendak/ keinginan dirinya yang terlihat
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Tinjauan Tentang Kemandirian 2.1.1 Pengertian Kemandirian Pengertian mandiri berarti mampu bertindak sesuai keadaan tanpa meminta atau tergantung pada orang lain. Mandiri adalah
Lebih terperinciBELAJAR DAN PEMBELAJARAN
BELAJAR DAN PEMBELAJARAN A. Hakikat Belajar dan Pembelajaran 1. Pengertian Belajar Belajar adalah modifikasi atau mempeteguh kelakuan melalui pengalaman, belajar adalah proses dan bukan suatu hasil Belajar
Lebih terperinciKONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF
74 KONTRIBUSI PERSEPSI SISWA MENGENAI PERAN ORANG TUA DALAM PENDIDIKAN TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PRODUKTIF Hadi Heriawan 1, Iwa Kuntadi 2, Haryadi 3 Departemen Pendidikan Teknik
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masyarakat dan bangsa Indonesia sedang memasuki abad ke-21, era globalisisasi yang penuh dengan tantangan, dan persaingan yang dimana dalam mengatasi berbagai tantangannya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Di era globalisasi, persaingan mencari kerja semakin kompetitif sementara lapangan pekerjaan yang ditawarkan juga terbatas, menuntut siswa dan kaum muda harus
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja dalam jumlah dan mutu tertentu sesuai dengan kebutuhan berbagai sektor, khususnya sektor
Lebih terperinci2015 ANALISIS NILAI-NILAI KARAKTER, KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN PENGUASAAN KONSEP SISWA PADA TOPIK KOLOID MELALUI PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Berdasarkan Permendikbud No. 65 Tahun 2013 proses pembelajaran pada suatu pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
Lebih terperinciSILABI MATA KULIAH. Nama Mata Kuliah : Kewirausahaan Kode Mata Kuliah : MDU213 : Teori 1 SKS, Praktek 1 SKS
SILABI MATA KULIAH Nama Mata Kuliah : Kewirausahaan Kode Mata Kuliah : SKS : Teori 1 SKS, Praktek 1 SKS Dosen : RB. Suharta, MPd. Program Studi : Pendidikan Luar Sekolah Prasyarat : --- Waktu Perkuliahan
Lebih terperinciPERSEPSI SISWA TERHADAP METODE RESITASI PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 SENTOLO
PERSEPSI SISWA TERHADAP METODE RESITASI PADA PEMBELAJARAN IPS DI SMP NEGERI 3 SENTOLO RINGKASAN SKRIPSI Oleh: Rizal Bayu Rasyidi Lubis NIM. 09416244030 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok. Penelitian survei ini
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain penelitian Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian survei dengan pendekatan deskriptif kuantitatif. Menurut Singarimbun (1989: 3) penelitian survei merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Lulusan SMK akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Lulusan SMK akan menghadapi persaingan yang semakin ketat dalam upaya mendapatkan pekerjaan. Lowongan pekerjaan yang tersedia saat ini tidak sebanding dengan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN 2.1 Landasan Teori dan Konsep 2.1.1 Wirausaha dan kewirausahaan Istilah wirausaha berasal dari kata wira artinya utama, gagah, luhur, berani, teladan dan
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Minat Menjadi Guru. diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Wina Sanjaya (2005: 7),
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Kajian Teori 1. Minat Menjadi Guru a. Pengertian Minat Menjadi Guru Menurut Slameto (2010: 180), minat adalah rasa suka dan rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat.
BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Pasar Tanah Abang, Jakarta Pusat. Pemilihan Tanah Abang sebagai lokasi penelitian karena sekitar 80% pedagang yang memiliki
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Era globalisasi dan pasar bebas, perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat, perlu diimbangi dengan kualitas sumber daya manusia (SDM) yang tangguh,
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. mengenai sikap, dan terakhir akan dibahas teori-teori mengenai lingkungan
BAB II LANDASAN TEORI Bab ini berisi uraian dari beberapa teori tentang persepsi, sikap, dan lingkungan belajar yang menjadi dasar dalam penelitian ini. Pertama-tama akan dibahas teori-teori tentang persepsi
Lebih terperinciPsikologi Komunikasi
MODUL PERKULIAHAN Psikologi Komunikasi Proses Komunikasi Intra Personal I Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Fakultas Ilmu Markom & 85006 Wulansari Budiastuti,S.T.,M.Si. Komunikasi
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Deskripsi Teori. 1. Prestasi Belajar Ekonomi. a. Pengertian Prestasi. Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu
13 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori 1. Prestasi Belajar Ekonomi a. Pengertian Prestasi Istilah prestasi berasal dari bahasa Belanda, yaitu prestatie, yang berarti hasil dari usaha. Menurut Muhibbin
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta globalisasi menuntut masyarakat untuk melakukan perubahan dan inovasi. Salah satu bentuk perubahan dengan
Lebih terperinciMENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN
MENUMBUHKAN JIWA KEWIRAUSAHAAN 1 PENDAHULUAN Jika dahulu kewirausahaan merupakan bakat bawaan sejak lahir dan diasah melalui pengalaman langsung di lapangan, maka sekarang ini paradigma tersebut telah
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perubahan dan perkembangan dalam berbagai aspek kehidupan perlu direspon oleh kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi. Mutu pendidikan sangat
Lebih terperinciEntrepreneurship and Inovation Management
Modul ke: Entrepreneurship and Inovation Management KEWIRAUSAHAAN DAN KARAKTER WIRAUSAHA (ENTREPRENEUR) Fakultas Ekonomi Dr Dendi Anggi Gumilang,SE,MM Program Studi Pasca Sarjana www.mercubuana.ac.id 1.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan posisi yang strategis dalam meningkatkan kualitas Sumber daya manusia (SDM), baik dalam aspek spiritual, intelektual maupun kemampuan profesional
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada hakikatnya manusia diciptakan Tuhan sebagai makhluk yang paling sempurna baik secara jasmani maupun rohani. Kesempurnaan inilah yang dapat digunakan oleh
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI A. Persepsi Perangkat Desa 1. Definisi Persepsi Manusia pada dasarnya merupakan makhluk individu. Dalam melihat masalah manusia memiliki ciri khas atau pandangan yang berbeda sesuai
Lebih terperinciSKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :
PENINGKATAN RESPON SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI PENDEKATAN KETRAMPILAN PROSES (PTK Pembelajaran IPS di SMP Muhammadiyah 2 Surakarta Kelas VIIIB Tahun Ajaran 2008/2009) SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagian
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu kegiatan yang dapat memberikan pengaruh terhadap peserta didik yang hasilnya dapat digunakan dalam pembangunan nasional dan kehidupan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) menyatakan bahwa kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu perubahan atau perkembangan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam. mengoptimalkan dan memaksimalkan perkembangan seluruh dimensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Keberhasilan pembangunan nasional Indonesia disegala bidang akan sangat bergantung pada kualitas sumber daya manusia dalam mengoptimalkan dan memaksimalkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. hlm, Elizabeth B. Hurlock, Perkembangan Anak Jilid II, Erlangga, Jakarta, 1998, hlm. 7
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara umum pendidikan dapat di artikan sebagai usaha membina kepribadiannya sesuai dengan nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan. Hal ini sesuai peranan pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian
1.1. Latar Belakang Penelitian BAB I PENDAHULUAN Tantangan masa depan yang selalu berubah sekaligus persaingan yang semakin ketat memerlukan keluaran pendidikan yang tidak hanya terampil dalam suatu bidang
Lebih terperinciPERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk
PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi, Lanjutan Modul 2 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Istilah persepsi sering disamakan
Lebih terperinciDAFTAR ISI FILOSOFI PEMBELAJARAN I. HAKEKAT PEMBELAJARAN 1. HAKEKAT PEMBELAJARAN 12/19/2013
FILOSOFI PEMBELAJARAN DAFTAR ISI 1. HAKEKAT PEMBELAJARAN Harsono Bagian Pendidikan Kedokteran Fakultas Kedokteran/ Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gadjah Mada 2 1. HAKEKAT PEMBELAJARAN 1.1.Belajar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. mencakup seluruh proses hidup dan segenap bentuk interaksi individu dengan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu unsur penting yang memiliki peran dalam membentuk dan mengembangkan kualitas pribadi bangsa. Pendidikan dapat mencakup seluruh
Lebih terperinciMANFAAT HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PENYELENGGARAAN UNIT PRODUKSI PASTRY DI SMK NEGERI 9 BANDUNG
83 MANFAAT HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN PADA PENYELENGGARAAN UNIT PRODUKSI PASTRY DI SMK NEGERI 9 BANDUNG Maria Dwi Yulanda 1, Sudewi Yogha 2, Cica Yulia 2 Abstrak : Penelitian ini dilatar belakangi oleh
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
5 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persiapan Persiapan adalah faktor penenu keberhasilan mahasiswa dalam menguasai materi perkuliahan (Rapiyanta, 2015). Salah satu cara mempersiapkan materi perkuliahan adalah
Lebih terperinciSensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi
Proses Kognitif Proses kognitif dalam diri manusia terdiri dari : Sensasi persepsi perhatian - berpikir - mengambil keputusan - memori motivasi 1. Sensasi - Tahap paling awal dalam penerimaan informasi
Lebih terperinciParadigma umum adalah paradigma yang dimiliki oleh seorang pegawai atau pekerja. Bekerja Penghasilan Rencana Masa Depan
BAB II PARADIGMA WIRAUSAHA PELAJAR SMK Pengetahuan tentang wirausaha di kalangan pelajar SMK saat ini sangat minim, hal ini disebabkan karena SMK dibuat untuk mencetak lulusan-lulusan yang siap bekerja.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada masa sekarang ini, kita memasuki dunia yang berkembang serba cepat sehingga memaksa setiap individu untuk dapat mengikuti perkembangan tersebut. Indonesia
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. baik bekerja sendiri atau bekerja sebagai bagian dari suatu kelompok sesuai
BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sekolah menengah Kejuruan ( SMK ) merupakan salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan menengah sebagai
Lebih terperinci