PERSEPSI PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOGAS DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN. Yusriadi ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "PERSEPSI PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOGAS DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN. Yusriadi ABSTRAK"

Transkripsi

1 PERSEPSI PETERNAK SAPI PERAH TERHADAP PEMANFAATAN TEKNOLOGI BIOGAS DI KABUPATEN ENREKANG SULAWESI SELATAN Yusriadi Universitas Muhammadiyah Pare-Pare ABSTRAK Tujuan penelitian ini mengidentifikasi persepsi peternak sapi perah terhadap adopsi peternak sapi perah tentang teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi dalam pengembangan teknologi biogas, bahan masukan kepada pihak yang terkait, khususnya Dinas Peternakan dan Pertanian serta Dinas Pertambangan yang selama ini membantu peternak dalam pemanfaatan limbah ternak. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner. Data diambil dari sampel dengan tujuan untuk membuat generalisasi dari observasi yang dilakukan, sehingga perlu mempertimbangkan teknik pengumpulan data secara benar. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data skunder baik itu data kualitatif maupun data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang disajikan bukan dalam bentuk angka, seperti jenis kelamin, agama, status dan lain-lain sebagainya, sedangkan data kuantitatif diperoleh dalam bentuk mentah dari kuesioner dan catatan. Realibilitas instrument yang diperoleh melalui Cronbach Alpha. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan prosedur korelasi dengan bantuan program SPSS. Pengukuran persepsi peternak sapi perah terhadap teknologi biogas yaitu keuntungan menggunakan biogas, kompatibilitas (keterkaitan teknologi dengan kondisi peternak), tingkat kerumitan teknologi biogas, kemudahan dalam pembuatan dan penggunaan. Dari kelima fariabel tersebut diketahui bahwa semuanya hubungan sangat lemah terhadap pemanfaatan teknologi biogas. Namun secara keseluruhan jika kesemua variable diukur pada kondisi dan waktu yang bersamaan maka akan berhubungan cukup kuat sebesar 0,69%. Kata kunci: Persepsi Peternak Sapi Perah, Adopsi Teknologi Biogas PENDAHULUAN Persepsi adalah sebuah proses saat individu mengatur dan menginterpretasikan kesan-kesan sensoris mereka guna memberikan arti bagi lingkungan mereka. Perilaku individu seringkali didasarkan pada persepsi mereka tentang kenyataan, bukan pada kenyataan itu sendiri. Faktor-faktor yang memengaruhi persepsi bisa terletak dalam diri pembentuk persepsi, dalam diri objek atau target yang diartikan, atau dalam konteks situasi di mana persepsi tersebut dibuat. Asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu dan persepsi yang dipengaruhi oleh asumsi-asumsi yang didasarkan pada pengalaman masa lalu. Persepsi merupakan suatu proses yang 329

2 ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu: (1) Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. (2) Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. (3) Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi. Terbentuknya persepsi pada diri individu dipengaruhi oleh banyak hal, diantaraya: (a) Perhatian, biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitar sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus perhatian antara satu orang dengan orang yang lain akan menyebabkan perbedaan persepsi. (b) Set, adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul. Perbedaan set akan menyebabkan adanya perbedaan persepsi. (c) Kebutuhan, baik kebutuhan sesaat maupun menetap pada diri individu akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan persepsi bagi tiap individu. (d) Sistem Nilai, dimana sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat juga berpengaruh pula terhadap persepsi. (e) Ciri Kepribadian, dimana pola kepribadian yang dimiliki oleh individu akan menghasilkan persepsi yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan seberapa besar hubungan persepsi peternak sapi perah tentang pemanfaatan teknologi biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai: 1) bahan informasi dalam pengembangan teknologi biogas, sehingga dalam pengembangannya dapat diketahui bagaimana persepsi peternak sapi perah dalam mengadopsi teknologi Biogas di Kabupaten Enrekang, Sulawesi Selatan, 2) bahan masukan kepada pihak yang terkait, khususnya Dinas Peternakan dan Pertanian serta Dinas Pertambangan yang selama ini membantu peternak dalam pemanfaatan limbah ternak. Sehingga feses yang selama ini tidak dimanfaatkan dapat memberikan nilai tambah bagi peternak sapi perah, 3) bahan pertimbangan untuk penelitian selanjutnya, sehingga biogas tidak hanya memanfaatkan feses ternak, tetapi juga memanfaatkan limbah rumah tangga dan pertanian untuk biogas, khususnya di Kabupaten Enrekang dan Sulawesi Selatan pada umunya. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Enrekang yang merupakan salah satu kabupaten yang memiliki populasi ternak perah terbesar di Sulawesi Selatan, dengan populasi ternak perah kurang lebih 2000 ekor. Unit analisis adalah peternak sapi perah yang telah menggunakan biogas sebanyak 53 orang. Dengan menggunakan rumus Slovin, maka secara proporsional dapat ditentukan ukuran sampel peternak sebesar 39 reesponden. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Pengambilan data dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner. Data diambil dari sampel dengan tujuan untuk membuat generalisasi dari observasi yang dilakukan, sehingga perlu mempertimbangkan teknik pengumpulan data secara benar. 330

3 Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data skunder baik itu data kualitatif maupun data kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang disajikan bukan dalam bentuk angka, seperti jenis kelamin, agama, status dan lain-lain sebagainya, sedangkan data kuantitatif diperoleh dalam bentuk mentah dari kuesioner dan catatan. Realibilitas instrument yang diperoleh melalui Cronbach Alpha. Pengumpulan data dilaksanakan pada bulan April sampai bulan Mei Keseluruhan data yang dikumpulkan, ditabulasi dan dianalisis sesuai dengan kebutuhan dalam pembahasan. Langkah awal yaitu mencari koofisien korelasi setiap variabel dengan menggunakan program SPSS. HASIL DAN PEMBAHASAN Hubungan persepsi peternak sapi perah tentang pemanfaatan teknologi biogas Keuntungan relatif, kompatibilitas, kompleksitas, trialibilitas serta observabilitas berhubungan sangat lemah terhadap pemanfaatan teknologi biogas pada peternak sapi perah di Kabupaten Enrekang. Hal ini terlihat pada Tabel 1 Tabel 1. Nilai koefisien korelasi persepsi peternak sapi perah tentang pemanfaatan teknologi biogas No Variabel Koeficien Korelasi Sig Keuntungan Relatif Kompatibilitas Kompleksitas Trialibilitas Observabilitas R Square Keterangan: Signifikan (alpha 0.05) Tabel 1 menunjukkan bahwa hubungan pervariabel persepsi peternak sapi perah tentang pemanfaatan teknologi biogas sangat lemah dan tidak berpengaruh secara nyata. Namun secara bersama-saba varibel persepsi cukup kuat dalam pemanfaatan teknologi biogas. Hal ini terlihat dari nilai R 2 sebesar artinya dalam penelitian ini variable persepsi memiliki pengaruh 69%, selebihnya 31% merupakan pengaruh dari luar penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Pareek dalam Seribulan (2003), bahwa persepsi didefinisikan sebagai peroses penerimaan, menyeleksi, mengorganisasikan, mengartikan, menguji dan memberikan reaksi kepada rangsangan panca indera dan data. Sedangkan Subagyo et al. (2005), persepsi merupakan proses pembuatan penilaian atau pembangunan kesan mengenai berbagai macam hal yang terdapat di lapangan pengindraan seseorang. Lebih lanjut ditegaskan pula oleh Kunthi (2005), bahwa terbentuknya persepsi pada diri individu dipengaruhi oleh banyak hal, diantaraya: (a) Perhatian, biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsangan yang ada disekitar sekaligus, tetapi memfokuskan perhatian pada satu atau dua objek saja. Perbedaan fokus perhatian 331

4 antara satu orang dengan orang yang lain akan menyebabkan perbedaan persepsi. (b) Set, adalah harapan seseorang akan rangsang yang akan timbul. Perbedaan set akan menyebabkan adanya perbedaan persepsi. (c) Kebutuhan, baik kebutuhan sesaat maupun menetap pada diri individu akan mempengaruhi persepsi orang tersebut. Kebutuhan yang berbeda akan menyebabkan persepsi bagi tiap individu. (d) Sistem Nilai, dimana sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat juga berpengaruh pula terhadap persepsi. (e) Ciri Kepribadian, dimana pola kepribadian yang dimiliki oleh individu akan menghasilkan persepsi yang berbeda. Rahmat dalam Aryanti, (2008) mengemukakan bahwa persepsi juga ditentukan juga oleh faktor fungsional dan struktural. Beberapa faktor fungsional atau faktor yang bersifat personal antara kebutuhan individu, pengalaman, usia, masa lalu, kepribadian, jenis kelamin, dan lain-lain yang bersifat subyektif. Faktor struktural atau faktor dari luar individu antara lain: lingkungan keluarga, hukum-hukum yang berlaku, dan nilai-nilai dalam masyarakat. Jadi, faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi terdiri dari faktor personal dan struktural. Faktor-faktor personal antara lain pengalaman, proses belajar, kebutuhan, motif dan pengetahuan terhadap obyek psikologis. Faktor-faktor struktural meliputi lingkungan keadaan sosial, hukum yang berlaku, nilai-nilai dalam masyarakat. Persepsi adalah suatu proses yang ditempuh individu-individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan indera mereka agar memberi makna kepada lingkungan. Namun apa yang merupakan persepsi seseorang dapat berbeda dari kenyataan yang objektif. Karena perilaku orang didasarkan pada persepsi mereka akan realitas, dan bukan pada realitas itu sendiri, maka persepsi sangat penting pula dipelajari dalam perilaku organisasi. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi persepsi, yaitu: (1) Pelaku persepsi : penafsiran seorang individu pada suatu objek yang dilihatnya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristik pribadinya sendiri, diantaranya sikap, motif, kepentingan atau minat, pengalaman masa lalu, dan pengharapan. (2) Target : Gerakan, bunyi, ukuran, dan atribut-atribut lain dari target akan membentuk cara kita memandangnya. (3) Situasi : Situasi juga berpengaruh bagi persepsi (Robbins, 2008). Menurut David, et al. (1985), persepsi manusia didominasi dua asumsi, diantaranya (1) Proses pembentukan kesan dianggap bersifat mekanis dan cendrung hanya membentuk sifat manusia yang member stimulus. (2) Proses itu berada pada di bawah dominasi perasaan atau evaluasi dan bukan oleh pikiran atau kognisi. Pembentukan tersebut bukan pada pendekatan teori belajar. Pembentukan tersebut secara mekanis menentukan terkumpulnya informasi tentang pemberi stimulus. Informasi yang diterima secara selektif lalu mengorganisasinya mejadi perilaku. Implikasi pokok dari pembentukan kesan adalah memproses tindak mekanis melainkan melibatkan usaha untuk melihat arti yang melekat pada objek pemberi stimulus. Secara umum manusia memiliki kemampuan khusus untuk memproses informasi dibanding dengan binatang. Oleh karenai itu, analisis terhadap persepsi manusia dimulai dari kemampuan memperoses informasi dalam diri. Beberapa teori tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa persepsi indivudu merupakan pemahaman individu tentang suatu objek yang telah diketahui sebelumnya. Persepsi seseorang muncul setelah mengetahui kekurangan atau kelebihan suatu objek dan persepsri setiap orang berbeda-beda. Adanya perbedaan tersebut disebabkan karakteristik individu, motivasi atau dorongan yang berikan, dan lain sebagainya. 332

5 KESIMPULAN Berdasarkan hasil dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut: secara per variabel persepsi peternak hubungannya sangat lemah terhadap adopsi biogas peternak, namun secara bersama-sama hubungan persepsi cukup kuat terhadap adopsi Biogas. Masih perlu banyak pendampingan bagi peternak sapi perah di Kab. Enrekang dalam memanfaatkan fesers, selain itu untuk mengukur persepsi peternak sapi perah harus dilaksanakan secara bersama-sama, pada kondisi dan waktu yang sama. DAFTAR PUSTAKA Aryanti Pengertian Persepsi. /2008/05/pengertianpersepsi.html [4 November 2010] David. O. Sears, Jonathan L. Freedam dan L. Anne Peplau Psikilogi Sosial. Jilid 1. Erlangga. Jakarta. Kunthi. P. S Persepsi Klien tentang Keefektifan Konselor dalam Melaksanakan Konseling Individual Ditinjau dari Tingkat Pendidikan, Pengalaman Kerja dan Gender Konselor di SMA Negeri se-kota Semarang Tahun Ajaran 2004/2005. Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Semarang. Robbins. R. Stephen Perilaku Organisasi. Prentice Hall, 2001, Jilid 1 Bab5. November 2010] Seribulan Persepsi dan sikap siswa smu 69 pulau pramuka terhadap pelestarian pemanfaatan ekosistem sumber daya pesisir dan laut [tesis]. Bogor. Program Pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. Subagyo, Rusidi, dan Sekarningsih R Kajian faktor-faktor sosial yang berpengaruh terhadap adopsi inovasi usaha perikanan laut di Desa Pantai Selatan Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian 18(2):

PENDAHULUAN Latar Belakang

PENDAHULUAN Latar Belakang 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Hasil utama dari usaha peternakan sapi perah yaitu susu dan anakan, di samping juga dihasilkan feses dan urin yang kontinu setiap hari. Pendapatan utama peternak diperoleh

Lebih terperinci

Faktor yang Berhubungan dengan Adopsi Peternak Sapi Perah tentang Teknologi Biogas di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan

Faktor yang Berhubungan dengan Adopsi Peternak Sapi Perah tentang Teknologi Biogas di Kabupaten Enrekang Sulawesi Selatan Jurnal Galung Tropika, September 2012, hlmn. 46-52 Faktor yang Berhubungan dengan Adopsi Peternak Sapi Perah Factor Associated with Adoption of Biogas Technology by Dairy Farmer in Enrekang Regency, Sulawesi

Lebih terperinci

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran

KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Kerangka Pemikiran 47 KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN Kerangka Pemikiran Biogas merupakan salah satu teknologi tepat guna yang dapat memanfaatkan limbah ternak menjadi sumber energi. Biogas (Gas Bio) merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera, BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Persepsi 2.1.1. Definisi Persepsi Menurut Chaplin (2008) persepsi adalah proses atau hasil menjadi paham atas keberadaan objek, hubungan, dan kejadian yang diperoleh atas kepemilikkanindera,

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Penelitian. Hipotesis 1: Karakteristik peternak berhubungan dengan persepsi peternak tentang teknologi biogas

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil Penelitian. Hipotesis 1: Karakteristik peternak berhubungan dengan persepsi peternak tentang teknologi biogas 64 HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Hipotesis 1: Karakteristik peternak berhubungan dengan persepsi peternak tentang teknologi biogas Karakteristik peternak terdiri dari peubah umur, pendidikan, pendapatan,

Lebih terperinci

KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI

KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI KAPASITAS PETERNAK PADA TEKNOLOGI PENGOLAHAN JERAMI PADI SEBAGAI PAKAN DALAM MENDUKUNG INTEGRATED FARMING SYSTEM POLA SAPI POTONG DAN PADI Agustina Abdullah, Hikmah M.Ali, Jasmal A.Syamsu Fakultas Peternakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 25 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini dilakukan di Perpustakaan Universitas Pendidikan Indonesia yang terletak di jalan Dr. Setiabudhi

Lebih terperinci

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU

KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU KAJIAN PERSEPSI DAN ADOPSI PETERNAK SAPI TERHADAP TEKNOLOGI BUDIDAYA SAPI UNGGUL DI KABUPATEN REJANG LEBONG PROVINSI BENGKULU Zul Efendi, Harwi Kusnadi, dan Andi Ishak Balai Pengkajian Teknologi Pertanian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru BAB III METODE PENELITIAN A. Variabel dan Definisi Operasional Penelitian 1. Variabel Penelitian Untuk menguji hipotesis penelitian, akan dilakukan pengidentifikasian variabel-variabel yang diambil dalam

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. UU Nomor 29 Tahun 2004 UU Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran dikeluarkan pemerintah Tanggal 6 Oktober Tahun 2004. Undang-undang ini menyebutkan bahwa penyelenggaraan

Lebih terperinci

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 35 BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Obyek dan Subyek Penelitian 1. Gambaran Obyek Penelitian Obyek dalam penelitian ini adalah smartphone Samsung. Samsung merupakan salah satu produk smartphone

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Raya Kembangan No.2 Jakarta Barat Blok B Lt.13. BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian bulan Maret - Juli 2015, Tempat yang diteliti adalah Kantor Kepegawaian Kota Administrasi Jakarta Barat, yang beralamat di

Lebih terperinci

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka

PENDEKATAN TEORITIS. Tinjauan Pustaka PENDEKATAN TEORITIS Tinjauan Pustaka Perubahan Iklim Perubahan iklim dapat dikatakan sebagai sebuah perubahan pada sebuah keadaan iklim yang diidentifikasi menggunakan uji statistik dari rata-rata perubahan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan yaitu seperangkat teori, prosedur dan asumsi yang diyakini

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan yaitu seperangkat teori, prosedur dan asumsi yang diyakini BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi Pendekatan yaitu seperangkat teori, prosedur dan asumsi yang diyakini tentang bagaimana peneliti melihat dunia. Jenis pendekatan yang disampaikan oleh

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini memicu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini memicu 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia usaha yang semakin pesat saat ini memicu munculnya persaingan yang semakin meningkat diantara pelaku bisnis. Berbagai macam usaha untuk

Lebih terperinci

Pengertian komunikasi Interpersonal

Pengertian komunikasi Interpersonal Pengertian komunikasi Interpersonal R Wayne Pace : Komunikasi interpersonal merupakan suatu komunikasi yang berlangsung antara 2 orang atau lebih secara tatap muka. Komunikasi jenis ini dibagi menjadi

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Objektif Istilah lain dari perspektif adalah pendekatan. Pendekatan akan menentukan jenis metodologi riset. Pendekatan adalah falsafah

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN 18 III. METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Meningkatnya kesadaran konsumen akan pentingnya kesehatan turut berimplikasi pada naiknya permintaan akan produk-produk yang dinilai memiliki gizi tinggi,salah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode yang Digunakan Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif. Penelitian asosiatif digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel - variabel yang

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Teori Tindakan Beralasan (Theory of Reasoned Action) Icek Ajzen dan Martin Fishbein bergabung untuk mengeksplorasi cara untuk memprediksi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar,

BAB II LANDASAN TEORI. Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar, BAB II LANDASAN TEORI A. Motivasi Berprestasi Motivasi berasal dari kata latin motivus yang artinya : sebab, alasan, dasar, pikiran dasar, dorongan bagi seseorang untuk berbuat; atau ide pokok yang selalu

Lebih terperinci

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Riset Partisipan Penelitian 4.1.1 Gambaran Riset Partisipan Berdasarkan Usia Berdasarkan usia riset partisipan dikategorikan menjadi 5 yaitu 20-25 tahun,

Lebih terperinci

BAB II. Tinjauan Pustaka. sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan

BAB II. Tinjauan Pustaka. sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan 7 BAB II Tinjauan Pustaka 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Persepsi Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, Persepsi didefinisikan sebagai tanggapan (penerimaan langsunga dari sesuatu) atau merupakan proses seseorang

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian 33 METODE PENELITIAN Desain Penelitian Penelitian ini dirancang sebagai penelitian survey yang bersifat explanatory research yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengevaluasi dengan menjelaskan hubungan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii

DAFTAR ISI. Halaman DAFTAR TABEL... vi. DAFTAR GAMBAR... vii. DAFTAR LAMPIRAN... viii DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... vi DAFTAR GAMBAR... vii DAFTAR LAMPIRAN... viii I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Perumusan Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 7 1.4 Manfaat Penelitian... 7 1.5 Ruang

Lebih terperinci

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji apakah terdapat pengaruh antara stres kerja dengan kinerja dan motivasi kerja dengan kinerja kerja petugas pemasyarakatan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Persepsi Konsumen Persepsi adalah suatu proses memilih, mengatur dan menginterpretasikan informasi mengenai suatu produk barang atau jasa oleh konsumen. Persepsi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik korelasional merupakan penelitian menyelidiki sejauhmana

Lebih terperinci

PENGARUH HARGA, MEREK, DAN NEGARA ASAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SUSU FORMULA BALITA DI PURWOREJO

PENGARUH HARGA, MEREK, DAN NEGARA ASAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SUSU FORMULA BALITA DI PURWOREJO PENGARUH HARGA, MEREK, DAN NEGARA ASAL TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PADA PRODUK SUSU FORMULA BALITA DI PURWOREJO Puput Arim Nurjanah Email:arumpuput@yahoo.com ABSTRAK Evaluasi alternatif merupakan aktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. kausal. Sugiyono (2010, hal.13) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN. kausal. Sugiyono (2010, hal.13) mengatakan bahwa metode penelitian kuantitatif 32 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis, Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini dapat digolongkan penelitian kuantitatif asosiatif kausal. Sugiyono (2010, hal.13) mengatakan

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Objektif Berdasarkan buku Teknik Praktis Riset Komunikasi (Kriyantono, 2010 : 54) pendekatan objektif menganggap perilaku manusia

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Wimmer & Dominick dalam Rachmat Kriyantono (2012: 48) menyebutkan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Wimmer & Dominick dalam Rachmat Kriyantono (2012: 48) menyebutkan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Pendekatan dan Metodologi Wimmer & Dominick dalam Rachmat Kriyantono (01: 48) menyebutkan pendekatan dengan paradigma yaitu seperangkat teori, prosedur dan asumsi yang diyakini

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan

BAB 3 METODE PENELITIAN. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan-kekuatan BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan objektif. Pendekatan objektif menganggap perilaku manusia disebabkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pada masa seperti sekarang ini pendidikan merupakan suatu kebutuhan primer, dimana dalam memasuki era globalisasi seperti sekarang ini pendidikan sangatlah penting peranannya.

Lebih terperinci

Kelompok 3. Edwin septian yusuf ( ) Iva marviana s ( ) Sindy ( ) Roxanne ( ) Reza

Kelompok 3. Edwin septian yusuf ( ) Iva marviana s ( ) Sindy ( ) Roxanne ( ) Reza Kelompok 3 Edwin septian yusuf (625090208) Iva marviana s (625100188) Sindy (625090139) Roxanne (625102002) Reza PERSEPSI Persepsi Perngertian persepsi : Proses diterimanya rangsang(objek,kualitas,hubungan

Lebih terperinci

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation

PSIKOLOGI KOMUNIKASI. Komunikasi Intra Personal. Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom. Modul ke: Fakultas Ilmu Komunikasi. Program Studi Public Relation PSIKOLOGI KOMUNIKASI Modul ke: Komunikasi Intra Personal Fakultas Ilmu Komunikasi Oni Tarsani, S.Sos.I., M.Ikom Program Studi Public Relation www.mercubuana.ac.id Definisi: Komunikasi Intrapersonal Komunikasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Dinas Koperasi & UKM Raden Panji Suroso Malang.

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Dinas Koperasi & UKM Raden Panji Suroso Malang. BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan pada UKM yang tersebar di Malang, yang terdaftar di Dinas Koperasi & UKM Raden Panji Suroso Malang. 3. Jenis Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual PT. Unilever Indonesia, Tbk. merupakan perusahaan yang berupaya mengutamakan prinsip tanggung jawab sosial dengan mendorong perkembangan prinsip-prinsip

Lebih terperinci

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM

Pengantar Ilmu Komunikasi. Modul ke: 06FIKOM PERSEPSI. Fakultas. Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM Modul ke: Pengantar Ilmu Komunikasi PERSEPSI Fakultas 06FIKOM Reddy Anggara. S.Ikom., M.Ikom. Program Studi MARCOMM PERSEPSI? Kata persepsi seringkali diucapkan dalam proses komunikasi sehari-hari. Ada

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Jenis dan Metode Penelitian 3.1.1 Desain Penelitian Pengamatan dilakukan pada konsumen tetap santika hotel, khususnya terhadap pemegang kartu Santika Important Person

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORITIS. perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang

BAB II LANDASAN TEORITIS. perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang BAB II LANDASAN TEORITIS A. Persepsi Secara etimologi, persepsi atau dalam bahasa inggris perception berasal dari bahasa latin perceptio, dari percipere, yang artimya menerima atau mengambil. 1 Sedangkan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN Bab III membahas mengenai lokasi, populasi, sampel, desain penelitian, metode penelitian, variabel penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini adalah pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung.

III. METODE PENELITIAN. Obyek penelitian ini adalah pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. III. METODE PENELITIAN 3.1. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini adalah pemeriksa BPK RI Perwakilan Provinsi Lampung. Jumlah pemeriksa sebanyak 57 orang yang secara keseluruhan akan dijadikan obyek dalam

Lebih terperinci

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU

PENDAHULUAN. Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU 1 I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sapi perah merupakan salah satu jenis ternak yang banyak dipelihara di Desa Haurngombong. Berdasarkan data populasi ternak sapi perah di KSU Tandang Sari (2017), jumlah

Lebih terperinci

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan

IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan IV. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Instrumen dan Responden. Data diperoleh dengan cara menyebarkan secara acak kuesioner kepada responden. Bentuk kuesioner dapat dilihat pada lampiran A. kuesioner

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 70 BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis relevansi muatan lokal pengembangan potensi di. Analisis relevansi dilakukan terhadap relevansi eksternal antara tujuan muatan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori 1. Pengertian Persepsi Membahas istilah persepsi akan dijumpai banyak batasan atau definisi tentang persepsi yang dikemukakan oleh para ahli, antara lain oleh: Jalaludin

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Ada beberapa pengertian persepsi menurut para ahli, yaitu: Persepsi menurut Pride dan Ferrel dalam Fadila dan Lestari (2013:45), persepsi

Lebih terperinci

metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data.

metode riset yang menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Tipe Penelitian Tipe penelitian berguna untuk membantu penulis dalam menyusun penelitian, sehingga proses penelitian dapat terarah dan sistematis. Dalam penelitian ini,

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN A. KERANGKA PEMIKIRAN Teori Penelitian Terdahulu Analisis Pendapat Responden menggunakan Multi Atribut Fishbein Atribut-atribut Produk Yang Dipertimbangkan Responden Sikap Responden

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun.

III. METODE PENELITIAN. penelitian dilakukan dan diukur dalam satuan tahun. responden dan diukur dalam satuan tahun. 37 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional 1. Variabel bebas yang diteliti meliputi: a. Usia (X 1 ), adalah usia responden dari awal kelahiran sampai pada saat penelitian dilakukan dan diukur dalam

Lebih terperinci

sementara terhadap rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Produktivitas Kerja

sementara terhadap rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Produktivitas Kerja 41 Menurut Sugiyono (2010 : 93) menjelaskan hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian sebagai berikut : 1. Motivasi Berpengaruh Positif dan Signifikan Terhadap Produktivitas

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian dimulai tanggal 1 April 2016 sampai dengan tanggal 31 Juli 2016. 2. Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif adalah penelitian yang dilakukan pada populasi besar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian, Subjek Populasi, dan Sampel Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilakukan di SMA Negeri 6 Bandung, yang beralamat di Jalan Pasirkaliki No.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas tentang lokasi dan subjek populasi / sampel penelitian, desain penelitian, metode penelitian, definisi operasional, instrumen penelitian, proses pengembangan

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel

III. METODE PENELITIAN. metode penelitian yang menggambarkan dua variabel yang diteliti, yaitu variabel III. METODE PENELITIAN Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksplanasi, karena dalam penelitian ini menggunakan dua variabel. Metode eksplanasi adalah suatu metode penelitian yang menggambarkan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN PERSEPSI TERHADAP GURU BK DENGAN TINGKAT MINAT KONSULTASI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 1 GRESIK

HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN PERSEPSI TERHADAP GURU BK DENGAN TINGKAT MINAT KONSULTASI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 1 GRESIK HUBUNGAN ANTARA KECENDERUNGAN PERSEPSI TERHADAP GURU BK DENGAN TINGKAT MINAT KONSULTASI PADA SISWA KELAS X SMK PGRI 1 GRESIK Refian Hantika Sari Nadhirotul Laily Universitas Muhammadiyah Gresik Abstrak

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Konsumen Menurut Dewi (2013:1), konsumen adalah seseorang yang menggunakan produk dan atau jasa yang dipasarkan. Sedangkan kepuasan konsumen adalah sejauh mana harapan

Lebih terperinci

BERBAGAI KESALAHPAHAMAN KINERJA KONSELOR SEKOLAH MENURUT PERSEPSI GURU BIDANG STUDI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015/2016

BERBAGAI KESALAHPAHAMAN KINERJA KONSELOR SEKOLAH MENURUT PERSEPSI GURU BIDANG STUDI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015/2016 BERBAGAI KESALAHPAHAMAN KINERJA KONSELOR SEKOLAH MENURUT PERSEPSI GURU BIDANG STUDI DI SMA NEGERI SE-KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN AJARAN 2015/2016 SKRIPSI Disusun dalam rangka penyelesaian Studi Strata

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Pendekatan dan Metodologi 3.1.1 Pendekatan Objektif Pendekatan objektif adalah pendekatan yang menganggap perilaku manusia disebabkan oleh kekuatan kekuatan di luar kemauan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Penelitian Terdahulu Penelitian yang dilakukan oleh Karromna (2014) yang berjudul Persepsi Orang Tua Tentang Imunisasi Tambahan pada Bayi di BPS Ny. M Amd.Keb Desa Kalirejo

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai gelar Sarjana S-1 Ilmu Komunikasi DESY INTAN PERMATASARI L STUDI KORELASI MENGENAI PERSEPSI PELANGGAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN JASA DENGAN CITRA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM (PDAM) KAB. SRAGEN PERIODE MARET TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian

Lebih terperinci

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian merupakan suatu rencana untuk memilih jenis penelitian

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Desain penelitian merupakan suatu rencana untuk memilih jenis penelitian BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan suatu rencana untuk memilih jenis penelitian apakah yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian. Jenis penelitian

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda

I. PENDAHULUAN. Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kelangkaan sumber bahan bakar merupakan masalah yang sering melanda masyarakat. Kelangkaan tersebut menimbulkan tingginya harga-harga bahan bakar, sehingga masyarakat

Lebih terperinci

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha ABSTRAK Akuntansi merupakan salah satu jurusan di fakultas ekonomi yang banyak diminati oleh mahasiswa saat ini. Pendidikan akuntansi harus menghasilkan akuntan yang profesional sejalan dengan perkembangan

Lebih terperinci

II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob dan gas yang dominan

II TINJAUAN PUSTAKA. fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob dan gas yang dominan 11 II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Biogas Biogas adalah campuran beberapa gas yang tergolong bahan bakar hasil fermentasi dari bahan organik dalam kondisi anaerob dan gas yang dominan adalah metana (CH 4 ) dan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Obyek Penelitian 3.1.1 Gambaran Umum Perusahaan SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat

Lebih terperinci

PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo)

PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo) PENGARUH PSIKOLOGI KONSUMEN TERHADAP KEPUTUSAN MENGGUNAKAN LAYANAN JASA PERBANKAN (Studi pada nasabah BRI dan Bank Jateng di Purworejo) Diah Restu Wulandari diahrestuwulandari@yahoo.co.id Abstrak Diah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 30 BAB III METODE PENELITIAN A. Identifikasi Variabel Penelitian Dalam penelitian ini variable-variabel yang digunakan adalah : 1. Variabel Tergantung : Keputusan Menggunakan Jasa Romanza Wedding Organizer

Lebih terperinci

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Setiap perusahaan mempunyai kebijakan-kebijakan yang berbeda satu dengan yang lainnya. Kebijakan-kebijakan tersebut di ambil dan dilaksanakan sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Populasi atau Sampel Penelitian Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri se-kota Bandung pada tahun pelajaran 2012/2013. Subjek populasi atau sampel penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 36 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan subjek populasi atau sampel penelitian 1. Lokasi penelitian Penelitian ini berlokasi di yang beralamat di jalan Ir.H.Djuanda 81/17 Bandung. 2. Populasi Menurut

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau

BAB II LANDASAN TEORI. Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Persepsi 2.1.1 Pengertian Persepsi Persepsi berasal dari Bahasa Inggris perception yang berarti pengalihan atau tanggapan. Menurut Slamento (2006: 20), persepsi adalah proses

Lebih terperinci

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen

II. TINJAUAN PUSTAKA. kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen II. TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Perilaku Konsumen Setiap manusia dapat dikatakan konsumen apabila manusia tersebut melakukan kegiatan konsumsi terhadap suatu ataupun beragam barang atau jasa. Konsumen sendiri

Lebih terperinci

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable

BAB 3 METODE PENELITIAN. Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable BAB 3 METODE PENELITIAN Dalam metode penelitian ini akan diuraikan mengenai identifikasi variable penelitian, definisi operasional variable penelitian, populasi dan sampel, metode pengambilan sampel, desain

Lebih terperinci

IV METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Bandungan, Kabupaten Semarang, Provinsi Jawa Tengah dengan responden pelaku usaha mikro kecil pada unit bisnis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan dalam metodologi penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Penelitian kuantitatif adalah penelitian yang pada hakikatnya

Lebih terperinci

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi 0 PENGARUH PERSEPSI SISWA TENTANG KETERAMPILAN MENGAJAR GURU DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI KELAS XI IPS SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 3 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2014/2015 NASKAH PUBLIKASI

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk

III. METODE PENELITIAN. Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk 35 III. METODE PENELITIAN A. Definisi Operasional Definisi operasional mencakup semua pengertian yang digunakan untuk memperoleh data penelitian yang selanjutnya akan dianalisis dan di uji sesuai dengan

Lebih terperinci

BAB V PEMBAHASAN. penelitian yang telah diuraikan dalam Bab II, maka diperoleh hal-hal sebagai

BAB V PEMBAHASAN. penelitian yang telah diuraikan dalam Bab II, maka diperoleh hal-hal sebagai BAB V PEMBAHASAN Berdasarkan data dan analisis data yang diperoleh serta temuan-temuan penelitian yang telah diuraikan dalam Bab II, maka diperoleh hal-hal sebagai berikut: a. Persepsi dan Permahaman Siswa

Lebih terperinci

PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER

PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER PERSEPSI TENTANG JAM PELAJARAN TAMBAHAN HUBUNGANNYA DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS UNGGULAN DAN REGULER Christella Mustiningsih Sunarni E-mail: ellachris38@yahoo.co.id Universitas Negeri Malang, Jl.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis

BAB III METODE PENELITIAN. Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis 27 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian Untuk mendapatkan data yang diperlukan pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Gorontalo yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Di Lingkungan Komplek Putraco terdapat 1 TK dan 1 Pos Paud, yang. keduanya kurang dimanfaatkan oleh masyarakat setempat 50 BAB III METODE PENELITIAN A. Lokasi dan Subjek Penelitian Penelitian ini mengambil lokasi di TK Chaerunnisa yang berada di Komplek Puteraco Desa Jagabaya Kecamatan Cimaung Kabupaten Bandung dengan alasan:

Lebih terperinci

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut:

METODE PENELITIAN. Sampel Penentuan jumlah sampel PKB dilakukan dengan menggunakan rumus Slovin (Sevilla et al., 1993: 161) sebagai berikut: 76 METODE PENELITIAN Populasi dan Sampel Populasi Penelitian ini dilaksanakan di tiga kabupaten/kota di Provinsi Jawa Barat yakni Kabupaten Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kota Depok yang perilaku ber- KBnya

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian 1. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan melalui beberapa proses penelitian, antara lain: pengidentifikasi masalah di lokasi penelitian, perumusan

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BELI MAKANAN ORGANIK LAUT. (Studi Kasus Konsumen Ikan Laut di Kabupaten Purbalingga) JURNAL SKRIPSI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BELI MAKANAN ORGANIK LAUT. (Studi Kasus Konsumen Ikan Laut di Kabupaten Purbalingga) JURNAL SKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU BELI MAKANAN ORGANIK LAUT (Studi Kasus Konsumen Ikan Laut di Kabupaten Purbalingga) JURNAL SKRIPSI Ditulis Oleh : Nama : Muhammad Yafie Afrizal Nomor Mahasiswa

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010,

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory study dengan pendekatan potong lintang (cross. simultan (dalam waktu yang bersamaan) (Notoatmodjo, 2010, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan penelitian dan tujuan yang hendak dicapai, jenis penelitian ini menggunakan jenis penelitian survey analitik explanatory study dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan penelitian Dalam penerapan metode penelitian, yang digunakan adalah penelitian kuantitatif yaitu suatu penelitian yang dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT

HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT HUBUNGAN PERSEPSI PETERNAK TERHADAP SIFAT INOVASI KARPET KANDANG DENGAN LAJU ADOPSI PADA PETERNAKAN SAPI PERAH RAKYAT (Kasus pada peternakan sapi perah anggota KPSBU di TPK Ciater, Kabupaten Subang) SKRIPSI

Lebih terperinci

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini

OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Kabupaten Sumedang. Sedangkan, subjek yang diamati dalam penelitian ini 21 III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian Objek yang diamati adalah persepsi dan keterampilan istri peternak sapi perah dalam pemanfaatan biogas di Desa Haurngombong, Kecamatan Pamulihan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa anak berkebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat menunjukkan bahwa anak berkebutuhan 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jumlah anak berkebutuhan khusus usia sekolah terus menunjukkan peningkatan. Tahun 2008 hasil data penjaringan Bidang Pendidikan Luar Biasa Dinas Pendidikan Provinsi

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI INTEGRASI SAPI POTONG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI TENGAH

FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI INTEGRASI SAPI POTONG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI TENGAH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL EKONOMI YANG MEMPENGARUHI TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI INTEGRASI SAPI POTONG PADA LAHAN SAWAH IRIGASI DI SULAWESI TENGAH Lintje Hutahaean dan Heni Sulistyawati PR Balai Pengkajian Teknologi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di jalan Gajayana no 50 Malang. karena memiliki tujuan yaitu untuk menguji suatu hipotesis atau menjawab

BAB III METODE PENELITIAN. berlokasi di jalan Gajayana no 50 Malang. karena memiliki tujuan yaitu untuk menguji suatu hipotesis atau menjawab 50 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian Untuk mengetahui loyalitas konsumen yang menyangkut permasalahan yang diangkat, dalam penelitian ini lokasi penelitian dilakukan di Universitas Islam

Lebih terperinci

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta

III. METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta III. METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Tipe Penelitian Dalam penelitian ini hubungan antara variabel bersifat sebab-akibat serta penelitian ini juga bermaksud untuk menguji hipotesis antara kepemimpinan

Lebih terperinci

III KERANGKA PEMIKIRAN

III KERANGKA PEMIKIRAN III KERANGKA PEMIKIRAN 3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis 3.1.1. Konsumen dan Perilaku Konsumen Menurut Sumarwan (2002), konsumen terdiri dari dua jenis yaitu konsumen individu dan konsumen organisasi. Konsumen

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 46 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Dalam penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif, yang suatu penelitian dituntut menggunakan angka mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap

Lebih terperinci

Persepsi dan Pengambilan Keputusan. Arum Darmawati

Persepsi dan Pengambilan Keputusan. Arum Darmawati Persepsi dan Pengambilan Keputusan Arum Darmawati Persepsi Suatu proses yang ditempuh individu untuk mengorganisasikan dan menafsirkan kesan-kesan indera mereka agar memberikan makna bagi lingkungan mereka

Lebih terperinci

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN 40 METODOLOGI PENELITIAN Rancangan Penelitian Penelitian dirancang sebagai penelitian survei yang bersifat deskriptif korelasional. Singarimbun dan Effendi (2006) mengatakan, desain penelitian survei adalah

Lebih terperinci

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani

Hubungan Antara Faktor Internal dengan Faktor Eksternal... Fitriana Suciani HUBUNGAN ANTARA FAKTOR INTERNAL DAN FAKTOR EKSTERNAL DENGAN TINGKAT ADOPSI TEKNOLOGI BIOGAS PADA PETERNAK SAPI PERAH (Kasus di Kelompok Peternak Wargi Saluyu Desa Haurngombong Kecamatan Pamulihan Kabupaten

Lebih terperinci