PENERAPAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÃ) PADA PEMILIHAN EKSTRAKULIKULER TERBAIK

Transkripsi

1 PENERAPAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÃ) PADA PEMILIHAN EKSTRAKULIKULER TERBAIK Shanty Dafitri Hasibuan 1, Sri Setyaningsih 2, Amar Sumarsa 2 Program Studi Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Pakuan Bogor ABSTRAK SMPN 1 Megamendung mempunyai berbagai macam jenis ekstrakulikuler dengan keunggulan serta kekurangan yang berbeda-beda yang mendorong sekolah ingin mengetahui ekstrakulikuler terbaik agar dapat meningkatkan nama baik sekolah. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekstrakulikuler terbaik secara matematis dengan menerapkan metode ELECTRE yang merupakan salah satu metode digunakan untuk menentukan peringkat dan menentukan alternatif terbaik juga merupakan metode yang efektif untuk MADM dengan fitur kualitatif dan kuantitatif (Chen dan Huang, 25). Langkah-langkah pemilihan ekstrakulikuler terbaik menggunakan metode ELECTRE antara lain menentukan alternatif dan kriteria, normalisasi matriks keputusan, pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi, pembentukan himpunan concordance dan discordance, pembentukan matriks concordance dan discordance, pembentukan matriks dominan concordance dan discordance, pembentukan aggregate dominance matrix dan Eliminasi alternatif yang less favourable. Jika aggregate dominance matrix terdapat yang saling mendominasi maka dilakukan perbandingan nilai Weight Normalized. Alternatif yang ditentukan yaitu ekstrakulikuler Pramuka, Paskibra, PMR, Basket, Futsal, Angklung, Greget, Pencak Silat, English Club, dan Marawis. Serta kriteria yang ditentukan yaitu kegiatan perlombaan yang diikuti, jumlah prestasi yang diperoleh, jumlah anggota ekstrakulikuler, jumlah anggota yang berprestasi, dan jadwal latihan. Berdasarkan hasil dari metode ELECTRE, ekstrakulikuler terbaik yang terpilih pada semester 1 tahun 215 yaitu ekstrakulikuler Paskibra. Metode ini bisa digunakan bukan hanya pada pemilihan ekstrakulikuler saja, tetapi dapat digunakan pada pemilihan lainnya. Kata kunci : Ekstrakulikuler, Alernatif, Kriteria, Matriks, ELECTRE (Elimination Et Choix Traduisant La Re 1 alita). 1 Mahasiswa Program Studi Matematika, Universitas Pakuan, Bogor. Shantydf@gmail.com 2 Staf Pengajar pada Program Studi Matematika, Universitas Pakuan Bogor. 1

2 PENDAHULUAN Latar Belakang Metode Electre yang merupakan salah satu metode dari pengambilan keputusan yang berbasis multikriteria yang berasal dari EROPA sekitar tahun 196-an. Electre berasal dari kata ELimination Et Choix Traduisant la Realità (ELimination and Choice Expressing Reality). Metode Electre dapat digunakan dalam melakukan penilaian dan perankingan berdasarkan kelebihan dan kekurangan melalui perbandingan berpasangan pada kriteria yang sama. Pada penelitian ini metode Electre digunakan dalam pemilihan ekstrakulikuler terbaik agar pihak sekolah dapat lebih memperhatikan ekstrakulikuler yang dapat mengangkat nama baik sekolah dan dapat membuat kebijakan untuk kedepannya melalui perangkingan alternatif-aternatif terbaik berdasarkan kriteria-kriteria yang telah ditentukan yaitu kegiatan yang diikuti, jumlah prestasi ekstrakulikuler yang diraih, jumlah anggota ekstrakulikuler, jumlah anggota yang berprestasi dalam bidang akademik, dan jadwal latihan pada semester 1 tahun 215. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui ekstrakulikuler terbaik di SMPN 1 Megamendung Kabupaten Bogor secara matematis dengan menerapkan metode Electre (Elimination Et Choix Traduisant La Realita). TINJAUAN PUSTAKA Electre Metode Electre termasuk pada metode analisis pengambilan keputusan multikriteria yang berasal dari Eropa pada tahun 196an. Electre yaitu akronim dari ELimination Et Choix Traduisant la Realità atau dalam bahasa Inggris berarti Elimination and Choice Expressing Reality (wikipedia). Menurut Chen dan Huang (25), Metode Electre merupakan salah satu metode diguakan untuk menentukan peringkat dan menentukan alternatif terbaik. Metode Electre juga merupakan metode yang efektif untuk Multi Attribute Decision Making (MADM) dengan fitur kualitatif dan kuantitatif. Menurut Janko dan Bernoider (25), Electre merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari slternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Metode Electre digunakan pada kondisi dimana alternatif yang kurang sesuai dengan kriteria dieliminasi dan alternatif yang sesuai dapat dihasilkan. Dengan kata lain, Electre digunakan untuk kasuskasus dengan banyak alternatif namun hanya sedikit kriteria yang dilibatkan. Menurut Hwang dan Yoon (1981), Metode Electre merupakan salah satu metodeuntuk menentukan peringkat dan menentukan alternatif terbaik. Konsep dasar metode Electre adalah untuk menangani hubungan outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan antara alternatif dibawah masing-masing kriteria secara terpisah. Hubungan outranking Ai. Aj menjelaskan bahwa ketika alternatif ke-i tidak mendominasi alternatif ke-j secara kuantitatif, maka pengambil keputusan masih dapat mengambil risiko tentang Ai karena hampir pasti lebih baik dari Aj. Alternatif dikatakan didominasi, jika ada alternatif lain yang mengungguli mereka dalam satu atau lebih atribut dan sama dalam atribut yang tersisa. Suatu alternatif dikatakan mendominasi alternatif lainnya jika satu 2

3 atau lebih kriterianya melebihi (dibandingkan dengan kriteria alternatif yang lain) dan sama dengan kriteria lain yang tersisa (Kusumadewi, 26). Menyelesaikan masalah menggunakan metode Electre yaitu sebagai berikut: a. Normalisasi matriks keputusan. Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah menjadi nilai yang comparable. Setiap normalisasi dari nilai xijdapat dilakukan dengan rumus. r ij = x ij m x2 i=1 ij untuk i = 1,2,3,, m dan j = 1,2,3,, n (1) Sehingga didapat matriks R hasil normalisasi, r 11 r 12 r 1n r 21 r 22 R = [ r 2n : ] r m1 r m2 r mn Keterangan : R =Matriks yang dinormalisasi m= alternatif n = kriteria rij=normalisasi pengukurang pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya dengan kriteria ke-j. b. Pembobotan pada matriks yang telah dinormalisasi. Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-bobot (wj) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehingga, weighted normalized matrix yaituv = R Wyang ditulis sebagai: V = R. W (2) v 11 v 12 v 1n v 21 v 22 v 2n [ : ] v m1 v m2 v mn w 1 r 11 w 2 r 12 w n r 1n w 1 r 21 w 2 r 22 w n r 2n = [ : ] w 1 r m1 w 2 r m2 w n r mn Keterangan W yaitu : w 1 w W = [ 2 ] : w n Keterangan : V = weighted normalized matrix. R = Matriks yang dinormalisasi. W = bobot yang ditentukan oleh pembuatkeputusan. c. Menentukan himpunan concordance dan disordance index. Untuk setiap pasang dari alternatif k dan l (k, l=1,2,3,...,m dan k l) kumpulan J kriteria dibagi menjadi dua himpunan bagian, yaitu concordance dan discordance. Sebuah kriteria dalam suatu alternatif termasuk concordance jika. C kl, j = v { kj Vlj } untuk j = 1,2,3,, n. (3) Sebaliknya, komplementer dari himpunan bagian concordance merupakan himpunan discordance, yaitu bila: D kl, j = v { kj Vlj } untuk j = 1,2,3,, n. (4) d. Menghitung matriks concordance dan disordance. i. Mengitung matriks concordance. Untuk menentukan nilai dari elemenelemen pada matriks concordance yaitu dengan menjumlahkan bobotbobot yang termasuk pada himpunan concordance, secara matematisnya yaitu sebagai berikut: C kl = j C kl wj (5) ii. Mengitung matriks disordance. Untuk menentukan nilai dari elemenelemen pada matriks disordance yaitu dengan membagi maksimum selisih kriteria yang termasuk ke dalam himpunan bagian disordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara matematisnya yaitu sebagai berikut (Triantaphyllou dkk, 1998): 3

4 d kl = max{ v kj v lj } j Dkl max{ v kj v lj } j (6) e. Menentukan matriks dominan concordance dan discordance. i. Mengitung matriks dominan concordance. Matriks F sebagai matriks dominan concordancedapat dibangun dengan bantuan nilai thershold, yaitu dengan memandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai thershold.. Sebagai contoh, Ak hanya akan memiliki kesempatan untuk mendominasi Al jika indeks Concordance Ckl yang sesuai melebihi setidaknya pada nilai thershold terntu yaitu c (Kusumadewi, 26) atau niai ambang yang besaran numerik pada output berhubungan dengan perubahan input.. C kl c (7) dengan nilai thershold(c) yaitu : m m c = k=1 l=1 c kl m(m 1) (8) sehingga elemen matriks F ditentukan sebagai berikut: f kl = { 1, jika c kl c, jika c kl < c } (9) ii. Mengitung matriks dominan disordance. Matriks G sebagai matriks dominan disordance dapat dibangun dengan bantuan nilai thershold d. m m d = k=1 l=1 d kl m(m 1) (1) dan elemen matriks G ditentukan sebagai berikut: g kl = { 1, jika d kl d, jika d kl < d } (11) f. Menentukan aggregate dominance matrix. Matriks E sebagai aggregate dominance matrix yaitu matriks yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen matriks F dengan elemen matriks G yang bersesuaian, secara matematis dapat dinyatakan sebagai: e kl = f kl x g kl (12) g. Eliminasi alternatif yang less favourable. Eliminasi E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, yaitu bila e kl = 1 maka alternatif A k merupakan alternatif yang lebih baik daripada A 1. Sehingga, baris dalam matriks E yang memiliki jumlah e kl = 1 paling sedikit dapat dieliminasi. Dengan demikian, alternatif terbaik yaitu alternatif yang mendominasi alternatif lainnya. METODOLOGI PENELITIAN Data Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan dan sekunder berupa data jumlah anggota dari masing-masing ekstrakulikuler, jumlah anggota yang berprestasi dibidang akademik, jumlah prestasi ekstrakulikuler, jumlah lomba tingkat yang diikuti, dan jadwal latihan pada semester 1 tahun 215 yang diperoleh dari SMPN 1 Megamendung Kabupaten Bogor. Tabel 1. Data Ekstrakulikuler E LT JPE SDA JAA JL Pramuksa Kab R,K Paskibra Kab Se,R,K PMR T.T Basket Kab Se,J Futsal R,Sa Angklung JB Se,RK Greget P R Silat P Se,Sa English Kab R Marawis J Keterangan: E = Ekkstrakulikuler LT = Lomba Tingkat JPE = Jumlah Prestasi Ekskul SDA = Sumber Daya Anggota JAA = Jumlah Anggota Berprestasi JL = Jadwal Latihan Kab = Kabupaten JB = Jawa Barat P = Provinsi 4

5 Tahapan Analisis Diagram alir tahapan analisis pemilihan ekstrakulikuler terbaik menggunakan metode Electre disajikan pada Gambar 1. Mulai Menentukan alternatif dan Kriteria Normalisasi matriks keputusan Pembobotan matriks yang dinormalisasi Pembentukan himpunan concordance dan discordance indeks Pembentukan matriks concordance dan discordance Pembentukan matriks dominan concordance dan discordance Pembentukan matriks agreggate dominance matriks Eliminasi matriks yang less favourable Uji Matriks Aggregate Dominan Matriks atau Matriks E ekl=1 lebih selesai TIDAK Langkah-Langkah yang dilakukan pada tahap analisis penelitian ini sebagai berikut : 1. Menentukan alternatif, kriteria, rating kecocokan dan tingkat kepentingan. Alternatif pada penelitian ini yaitu ekstrakulikuler yang ada di SMPN 1 Megamendung Kabupaten Bogor, alternatif disimbolkan dengan huruf (A) yang masing-masing ekstrakulikuler diberikan indeks dari 1 sampai 1 karena ada 1 macam ekstrakulikuler dan kriteria disimbolkan dengan huruf C masing-masing kriteria diberikan indeks dari 1 sampai 5. Rating kecocokan dan tingkat kepentingan di beri nilai dari 1 hingga 5 untuk YA Perbandingan nilai weight normalized menentukan nilai dari setiap alternattif pada setiap kriteria. 2. Normalisasi Matriks Keputusan. Menentukan Normalisasi matriks keputusan membutuhkan proses ke suatu skala yang dapat diperbandingkan dengan semua rating alternatif yang ada. Sehingga, dapat mempermudah pemodifikasian data dan mengurangi kompleksitas. Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah menjadi nilai yang comparable. 3. Pembobotan matriks yang dinormalisasi. Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-bobot (wj) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. sehingga terbentuk matriks kedua yaitu matriks V. 4. Pembentukan himpunan matriks concordance dan discordance index. Untuk menentukan himpunan matriks concordance dan himpunan matriks discordance dalam sebuah kriteria dalam alternatif termasuk discordance yaitu untuk setiap pasang dari alternatif k dan l (k, l= 1,2,3,..., m dan k 1) kumpulan J kriteria dibagi menjadi dua himpunan bagian. 5. Pembentukan matriks concordance dan discordance. Matriks concordance diperoleh dari himpunan concordance dengan mejumlahkan bobot yang termasuk dalam himpunan concordance sedangkan matriks discordance diperoleh dari elemen-elemen dengan membagi maksimum selisih kriteria yang termasuk ke dalam himpunan bagian Discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada. 6. Pembentukan matriks dominan concordance dan discordance. Nilai-nilai dari matriks dominan concordance dan discordance atau matriks F diperoleh dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks concordance dengan nilai 5

6 thershold dan pada nilai-nilai dari matriks dominan discordance atau matriks G diperoleh dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks discordance dengan nilai therhold dari matriks discordance. 7. Pembentukan matriks dominance agreggate. Matriks Aggregate Dominance matriks yaitu untuk mengetahui pilihan yang akan ditentukan. Semakin banyak nilai ekl = 1 maka alternatif Ak merupakan alternatif yang lebih baik. 8. Eliminasi alternatif yang less favourable. Matriks E atau matriks dominance agreggate memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, yaitu bila ekl = 1 maka alternatif Ak merupakan alternatif yang lebih baik daripada A1. Sehingga, baris dalam matriks E yang memiliki jumlah ekl = 1 paling sedikit dapat dieliminasi sehingga didapat pemilihan terbaik yang ditentukan akan tetapi jika nilai saling mendominasi maka dilakukan dengan cara perbandingan nilai weight normalized atau matriks v. 9. Uji matriks Aggregate Dominance Matriks Uji matriks Aggregate Dominance Matriks digunakan jika pada hasil yang didapatkan ada lebih dari satu, maka dari itu perlu diuji dengan nilai Weight Normaized untuk mengetahui hasil dari dua atau lebih. Jika tidak, maka tidak perlu diuji dengan Weight Normalized karena hasilnya telah didapatkan dari matriks terakhir atau aggregate dominan matriks. HASIL DAN PEMBAHASAN Dari hasil dari penelitian yang dilakukan dalam melakukan analisis menggunakan metode Electre yaitu menghitung nilai ekl = 1 pada matriks E, apabila suatu alternatif memeliki jumlah nilai ekl = 1 lebih banyak bila dibandingkan jumlah ekl = 1 pada alternatif yang lain maka dapat diputuskan bahwa alternatif yang pertama merupakan alternatif yang lebih baik, tetapi jika nilai ekl = 1 saling mendominasi maka dilakukan perbandingan nilai dengan menggunakan perbandingan nilai Weight Normalized. Menentukan Alternatif dan Kriteria Dalam penelitian ini alternatif yang ditentukan yaitu macam-macam ekstrakulikuler yang ada di SMPN 1 Megamendung antara lain: A1 = Pramuka A6 = Angklung A2 = Paskibra A7 = Greget A3 = PMR A8 = Pencak Silat A4 = Basket A9 = English Club A5 = Futsal A1 = Marawis Ada lima kriteria yang dijadikan acuan dalam pengambilan keputusan, yaitu : C1 = Kegiatan yang diikuti C2 = Jumlah prestasi ekstrakulikuler C3 = Jumlah anggota C4 = Jumlah anggota yang berprestasi C5 = Jadwal latihan Rating Kecocokan setiap alternatif pada setiap kriteria, dinilai dengan 1 sampai 5 dengan ketentuan : 1 = Sangat Buruk 2 = Buruk 3 = Cukup 4 = Baik 5 = Sangat Baik Berdasarkan data yang telah diperoleh, sehingga dapat menentukan Matriks Keputusan yang disajikan pada Tabel 2 Matriks Keputusan. Alternatif Kriteria C1 C2 C3 C4 C5 A A A A A A A A A A

7 Tabel 2 merupakan matriks keputusan yang sudah ditentukan oleh pengambil keputusan. Pramuka, Paskibra, PMR, Basket, Futsal, Angklung, Greget, Pencak silat, English Club, dan Marawis merupakan alternatif dengan rating kecocokan pada tiap alternatif dengan kriteria-kriteria yang ada. Dalam kasus ini, Penulis sebagai pengambil keputusan memberikan bobot preferensi yaitu W = (3,2,4,4,4). Normalisasi Matriks Keputusan Normalisasi dilakukan untuk menghilangkan kerangkapan data, untuk mengurangi kompleksitas dan untuk mempermudah pemodifikasian data, agar data dapat diuraikan dalam bentuk tabel dan dapat dianalisis berdasarkan persyaratan tertentu kebeberapa tingkat. Matriks R merupakan normalisasi dari matriks X atau matriks keputusan menggunakan persamaan 1 dan nilai tersebut menjadi nilai yang comparable artinya nilai yang bertujuan untuk menyetarakan tingkat kompensasi yang sama atau nilai yang sebanding pada setiap kriteria pada berbagai macam ekstrakulikuler berikut matriks R yang diperoleh : R = [ ] Pembobotan pada Matriks yang di Normalisasi Setelah dinormalisasi, setiap kolom dari matriks R dikalikan dengan bobot-bobot (wj) yang ditentukan oleh pembuat keputusan dengan membentuk matriks diagonal yang merupakan matriks persegi yang elemen diluar diagonal utamanya bernilai nol. perhitungan weighted normalized matrix dilakukan dengan persamaan 2 sehingga nilai dari perhitungan tersebut membentuk sebuah matriks sebagai berikut: V = [ ] Nilai pada matriks V atau disebut juga dengan matriks weighted normalized decison bertujuan untuk membandingkan setiap ekstrakulikuler dengan ekstrakulikuler lainnya. Pembentukan Himpunan Concordance dan Discordance Index Pembentukan Concordance Index untuk setiap pasangan alternatif dilakukan melalui taksiran terhadap relasi perangkingan. Untuk setiap pasangan alternatif Ak dan Al (k,l = 1,2,...,m; dan k 1 1) matriks keputusan untuk kriteria j, terbagi menjadi 2 himpunan yaitu himpunan Concordance index dan Discordance index. Himpunan Concordance index (Ckl) yang merupakan perbandingan kriteria-kriteria yang mana alternatif Ak lebih baik dari pada Alternatif Al dengan menggunakan persamaan 3, maka himpunan Discordance merupakan komplementer dari bagian Concordance yang merupakan himpunan Discordance sesuai dengan Persamaan 4. Pembentukan Matriks Concordance dan Discordance Matriks Concordance merupakan nilai dari elemen-elemen pada matriks Concordance yaitu 7

8 dengan menjumlahkan bobot-bobot yang termasuk pada himpunan Concordance sesuai dengan persamaan 5, dan nilai dibentuk dalam matriks C sebagai berikut: C = [ ] Pada nilai pada matriks C diperoleh dari himpunan Concordance diubah menjadi nilai bobot yang dibuat oleh pengambil keputusan sesuai kriteria-kriteria yang ditentukan. Matriks Discordance merupakan nilai dari elemen-elemen pada matriks Discordance yaitu dengan membagi maksimum selisih kriteria yang termasuk ke dalam himpunan bagian Discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada menggunakan perhitungan dengan persamaan 6 dan nilai yang diperoleh membentuk matriks sebagai berikut: D = [ ] Matriks D menjelaskan bahwa selisih kriteria yang termasuk ke dalam himpunan bagian Disordance dipilih antara ekstrakulikuler yang satu dengan yang lainnya setelah itu dibagi dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria-kriteria yang telah ditentukan sampai diperoleh nilai yang dapat dibentuk menjadi matriks D. Pembentukan Matriks dominan Concordance Matriks dominan Concordance atau matriks F dapat dibangun dengan nilai thershold C, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks Concordance dengan nilai thershold dengan persamaan 8 dengan ketentuan seperti pada persamaan 7 C k,l nilai thershold. Sehingga matriks dominan Concordance adalah: F = [ ] Berdasarkan matriks F menjelaskan bahwa nilai 1 merupakan nilai matriks Concordance yang lebih besar dibanding dengan nilai thersold sedangkan nilai merupakan nilai matriks Concordance yang lebih kecil dibanding dengan nilai thershold yang merupakan nilai ambang yang besaran numerik pada outputnya berhubungan dengan perubahan input. Sedangkan nilai dari matriks dominan concordance atau matriks F diperoleh dari persamaan 11 yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks Discordance dengan nilai thershold. Sehingga matriks dominan Discordance sebagai berikut: G = [ ] Pembentukan Aggregate Dominance Matrix Aggregate Dominance Matrix atau matrik E yaitu matriks yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen matriks F dengan elemen matrik G yang bersesuaian sesuai dengan perhitungan menggunakan persamaan 12 Sehingga, diperoleh matriks 8

9 aggregate dominance atau matriks E sebagai berikut : E = [ ] Aggregate Dominance Matrix atau matriks E menjelaskan bahwa ekstrakulikuler pramuka lebih baik dari pmr dan marawis, ekstrakulikuler paskibra lebih baik dari pmr, futsal, dan marawis, ekstrakulikuler basket lebih baik dari pmr, ekstrakulikuler angklung lebih baik dari futsal, pencak silat, dan marawis, ekstrakulikuler greget lebih baik dari futsal, ekstrakulikuler english club lebih baik dari futsal. Eliminasi alternatif yang Less Favourable Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, yaitu bila ekl = 1 maka alternatif Ak merupakan alternatif yang lebih baik daripada A1. Sehingga, baris dalam matriks E yang memiliki jumlah ekl = 1 paling sedikit dapat dieliminasi. Pada matriks E, hanya baris dengan ekstrakulikuler A1, A2, A4, A6, A7, dan A9 yang memiliki elemen ekl = 1 paling sedikit dapat dieliminasi. Artinya baris-baris yang tidak memiliki elemen bernilai satu dan baris dengan ekstrakulikuler A1, A4, A7, dan A9 yang memiliki elemen bernilai satu lebih sedikit dari baris dengan ekstrakulikuler A2 dan A6 dapat dieliminasi. Matriks E juga menunjukan bahwa alternatif A2 dan A6 saling mendominasi maka harus dilakukan perbandingan dengan mengambil nilai pada v (weight normalized). Perbandingan Nilai Weight Normalized Berdasarkan Eliminasi alternatif yang less favourable ada dua alternatif yang saling mendominasi yaitu alternatif A2 dan A6 maka dilakukan perbandingan alternatif yang akan menjadi pilihan diantara alternatif A2 dan A6 dengan perhitungan sebagai berikut : A 2 = A 6 = = = Dengan demikian berdasarkan hasil perhitungan diatas, dapat disimpulkan secara teoritis dari 1 ekstrakulikuler yang meliputi ekstrakulikuler Pramuka, Paskibra, PMR, Basket, Futsal, Angklung, Greget, Pencak Silat, English Club, dan Marawis ekstrakulikuler paskibra yang terpilih untuk menjadi ekstrakulikuler terbaik di semester 1 tahun 215. Perangkingan Ekstrakulikuler Terbaik Perangkingan ekstrakulikuler terbaik dari pertama hingga kesepuluh melihat dari matriks E atau matriks dominan Aggregate yang memiliki elemen ekl = 1 terbanyak. Tetapi jika ada elemen yang memiliki ekl berjumlah sama maka dilakukan dengan perhitungan nilai Weight Normalized. Berikut ekstrakulikuler terbaik pertama hingga terakhir disajikan dalam bentuk Tabel 3. Tabel 3. Perangkingan Ekstrakulikuler No Ekstrakulikuler 1. Paskibra 2. Angklung 3. Pramuka 4. Greget 5. Basket 6. English Club 7. Pencak Silat 8. PMR 9. Futsal 1. Marawis 9

10 Berdasarkan tabel 3 perangkingan ekstrakulikuler terdapat bahwa ekstrakulikuler Paskibra yang terbaik dari semua ekstrakulikuler yang ada pada semsester 1 tahun 215. Sehingga seluruh ekstrakulikuler dapat dijadikan catatan oleh pihak sekolah agar diperhatikan untuk semester depan dan selanjutnya. PENUTUP Kesimpulan Metode ELECTRE dapat digunakan untuk pemilihan agar dapat merekomendasi ekstrakulikuler terbaik. Hasil perhitungan metode ELECTRE yang terpilih yaitu ekstrakulikuler paskibra karena mendominasi alternatif lainnya pemilihan ini dapat meningkatkan nama baik sekolah baik didalam maupun diluar lingkungan sekolah sehingga dapat menjadikan sekolah pilihan dan mampu bersaing dengan sekolah menengah pertama lainnya dengan adanya kegiatan ekstrakulikuler yang terbaik. DAFTAR PUSTAKA Chen, C.H. dan Huang, W.C. 25. Using The ELECTRE II Method to Apply and Analyze The differentiation Theory, Proceding of The Eastern Asia Society for Transportation Studies, 5, hal Hwang, C.L dan Yoon, K Multiple Attribute Decision Making: Making Methods and Application, Multi- Criteria Decision Making: An Applicaton Study of ELECTRE&TOPSIS, 4, hal Kusumadewi, S dkk. 26. Fuzzy Multiatribute Decision Making. Jogjakarta: Graha Ilmu. Triantaphyllou, E., Shu, B., Sanchez, S.N. dan Ray, T Multi-Criteria Decision Making: An Operation Resaech Approach, Encyclopedia of Electrical and Electronics Engineering, 15, hal Saran Diharapkan pihak sekolah dapat memperhatikan ekstrakulikuler yang terbaik dan belum bisa menjadi yang terbaik agar dapat menjadi acuan di semester selanjutnya yang dapat menggembangkan nama sekolah. Pemilihan ekstrakulikuler dengan metode ELECTRE ini bisa digunakan bukan hanya pada pemilihan ekstrakulikuler terbaik saja, tetapi dapat digunakan pada pemilihan lainnya. Metode ELECTRE ini dapat dikembangkan juga dengan program aplikasi agar dapat memilih pilihan terbaik secara lebih akurat. 1