Arina Prima Silalahi PascasarjanaTeknik Informatika Universitas Sumatera Utara

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Arina Prima Silalahi PascasarjanaTeknik Informatika Universitas Sumatera Utara"

Transkripsi

1 Metode Elimination and Choice Translation Reality (ELECTRE)dan Fuzzy Kurva-S Untuk Pemilihan Rumah di Kota Medan Dr. Zakarias Situmorang MT Fakultas Ilmu Komputer Unika Santo Thomas SU Arina Prima Silalahi PascasarjanaTeknik Informatika Universitas Sumatera Utara Abstrak Pemilihan rumah merupakan salah satu hal yang tidak mudah dilakukan. Masalah yang sering dihadapi ketika memilih rumah adalah banyaknya alternatif rumah yang tersedia yang membuat masyarakat bingung, faktor-faktor tertentu seperti harga, ruangan, ukuran rumah dan luas tanah. Untuk mengatasi masalah tersebut, dibutuhkan sebuah sistem pendukung keputusan. Dimana sistem akan membantu masyarakat mendapatkan informasi dari data yang telah diproses secara relevan sehingga memudahkan masyarakat dalam mengambil keputusan lebih cepat dan akurat. Salah satu metode pendukung keputusan adalah Elimination and Choice Translation Reality (ELECTRE). ELECTRE merupakan metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatif-alternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Penerapan Fuzzy Kurva-S juga dilakukan untuk membantu penetuan bobot alternatif. Penyediaan sistem ini dimungkinkan masyarakat bisa memilih rumah sesuai yang diinginkan. Kata kunci: sistem pendukung keputusan, ELECTRE,Fuzzy Kurva-S, rumah.. PENDAHULUAN Seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk setiap tahunnya maka perkembangan dari sektor pembangunan properti semakin meningkat. Pembangunan propertiadalah harta berupa tanah dan bangunan serta sarana dan prasarana yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tanah/bangunan. Aktivitas manusia tidak terlepas dari sektor properti terutama tempat tinggal seperti rumah, kost, apartemen dan rumah yang difungsikan sebagai tempat berlindung. Bagaimanapun kondisi ekonomi yang sedang terjadi, setiap orang harus memiliki tempat tinggal untuk memenuhi kebutuhan primernya. [] Dalam menentukan tempat tinggal khususnya rumah, yang tepat dan sesuai dengan keinginan tentu tidak mudah karena ketika memilih rumah tentu ada pertimbangan khusus seperti faktor harga, ruangan, ukuran rumah dan luas tanah. Dengan banyaknya faktor yang menjadi pertimbangan membuat masyarakat bingung untuk memilih rumah yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Masyarakat perlu memikirkan dengan matang agar dapat menetapkan pilihannya dengan perasaan puas. Untuk mengatasi masalah tersebut, maka dibutuhkan sebuah sistem yang diharapkan dapat membantu masyarakat dalam mengambil keputusan. Salah satu caranya adalah dengan membangun sistem pendukung keputusan untuk memilih rumah. Sistem pendukung keputusan ini dirancang untuk membantu masyarakat dalam memilih rumah yang diinginkan dari berbagai pilihan rumah yang ada berdasarkan faktor-faktor yang telah ditentukan. Sistem ini juga menjanjikan proses penilaian lebih baik karena penerapan Fuzzy Kurva-S sebagai penentu bobot alternatif. Untuk itu diperlukan metode ELECTRE untuk pemilihan rumah, dengan kriteria-kriteria yang digunakan adalah harga, lokasi, desain rumah, ruangan, ukuran rumah dan luas tanah melaui penerapan Bobot Alternatif menggnakan Fuzzy Kurva- S. Dengan sistem pendukung keputusan ini, ka pemilihan rumah menggunakan Metode ELECTRE, menerapkan Fuzzy Kurva-S sebagai penentu bobot alternatif dan membantu masyarakat dalam penentuan keputusan yang cepat dan tepat dalam memilih rumah, dan dapat memberikan solusi alternatif untuk pengambilan keputusan pada masyarakat yang sedang mencari rumah yang sesuai dengan kriteria yang diharapkan. 2. LANDASAN TEORI 2. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan (SPK) ataudecision Support System (DSS) didefinisikansebagai suatu sistem informasi untuk membantumanajer level menengah untuk proses pengambilankeputusan setengah terstruktur ( semi structured)supaya lebih efektif dengan menggunakan modelmodelanalisis dan data yang tersedia.[2] Sistem Pendukung Keputusan (SPK) mulaidikembangkan pada tahun 96-an, tetapi istilahsistem Pendukung Keputusan itu sendiri baru munculpada tahun 97, yang diciptakan oleh G. AnthonyGorry dan Micheal S.Scott Morton. Hal itu mereka lakukan dengantujuan untuk menciptakan kerangka kerja gunamengarahkan aplikasi komputer kepada pengambilankeputusan manajemen. Sementara itu, perintis sistem pendukung keputusan yang lain, yaitu Peter G.W. Keen yang bekerja sama dengan Scott Morton telah mendefenisikan tiga tujuan yang harus dicapai oleh sistem pendukung keputusan, yaitu:. Sistem harus dapat membantu manajer dalam membuat keputusan guna memecahkan masalah semi terstruktur.

2 2. Sistem harus dapat mendukung manajer, bukan mencoba menggantikannya. 3. Sistem harus dapat meningkatkan efektivitaspengambilan keputusan manajer. Tujuan-tujuan tersebut mengacu pada tigaprinsip dasar sistem pendukung keputusan (Kadarsah,998), yaitu:. Struktur masalah : untuk masalah yang terstruktur, penyelesaian dapat dilakukan denganmenggunakan rumusrumus yang sesuai,sedangkan untuk masalah terstruktur tidak dapatdikomputerisasi. Sementara itu, sistem pendukungkeputusan dikembangkan khususnya untukmenyelesaikan masalah yang semi terstruktur. 2. Dukungan keputusan : sistem pendukungkeputusan tidak dimaksudkan untuk menggantikan manajer, karena komputer beradadi bagian terstruktur, sementara manajer beradadibagian tak terstruktur untuk memberikanpenilaian dan melakukan analisis. Manajer dankomputer bekerja sama sebagai sebuah timpemecah masalah semi terstruktur. 3. Efektivitas keputusan : tujuan utama dari sistempendukung keputusan bukanlah mempersingkat waktu pengambilan keputusan, tetapi agar keputusan yang dihasilakn dapat lebih baik. ( Perencanaan & Pembangunan Sistem Informasi, Oetomo, 26) 2.2 Himpunan Logika Fuzzy 2.2. Dari Himpunan Klasik ke Himpunan fuzzy MisalkanUsebagaisemestapembicaraan(himpunansemesta) yangberisi semuaanggotayangmungkindalamsetiappembicaraanatauaplika si.misalkan himpunantegasadalamsemestapembicaraanu.dalammatematik aadatiga metode atau bentukuntuk menyatakan himpunan, yaitu metode pencacahan, metode pencirian dan metode keanggotaan. Metode pencacahan digunakan apabilasuatuhimpunandidefinisikandenganmancacahataumenda ftaranggotaanggotanya.sedangkanmetodepencirian,digunakanapabilasuatu himpunan didefinisikandenganmenyatakansifatanggotaanggotanya (Setiadji,29:8). Dalamkenyataannya,carapencirianlebihumumdigunakan, kemudiansetiap himpunanaditampilkandengancarapenciriansebagaiberikut: A{x U x memenuhi suatu kondisi} (2.) Metodekeanggotaanadalahmetodeyangmempergunakanfun gsi keanggotaannol-satu yang dinyatakan sebagai μa(x)., μa(x), (2.2) Fungsi Keanggotaan Jika X adalah himpunan objek-objek yang secara umum dinotasikan dengan x, maka himpunan fuzzy A di dalam X didefinisikan sebagai himpunan pasangan berurutan (Jang dkk,997:4): A{(x, μa(x)) x X} (2.3) μa(x) disebut derajat keanggotaan dari x dalam A, yang mengindikasikan derajat x berada di dalam A.[9] Dalam himpunan fuzzy terdapat beberapa representasi dari fungsi keanggotaan, salah satunya yaitu representasi linear.. Representasi linear, pemetaan input ke derajat keanggotaannya digambarkan sebagai suatu garis lurus. 2. Representasi segitiga (triangular) 3. Representasi Trapesium 4. Representasi Bentuk Bahu Daerah yang terletak di tengah-tengah suatu variabel yang direpresentasikan dalam bentuk segitiga, pada sisi kanan dan kirinya akan naik dan turun. 5. Representasi Bentuk Kurva S Kurva PERTUMBUHAN dan PENYUSUTAN merupakan kurva-s atau sigmoid yang berhubungan dengan kenaikan dan penurunan permukaan secara tak linear. Kurva-S untuk PERTUMBUHAN akan bergerak dari sisi paling kiri (nilai keanggotaan ) ke sisi paling kanan (nilai keanggotaan ). Fungsi keanggotaannya akan tertumpu pada 5% nilai keanggotaannya yangsering disebut dengan titik infleksi. Kurva-S untuk PENYUSUTAN akan bergerak dari sisi paling kanan (nilai keanggotaan ) ke sisi paling kiri (nilai keanggotaan ). Fungsi keanggotaan pada kurva Pertumbuhan adalah : S (x, α, β, ) 2(( α)/(γ α)) 2(( )/((γ α)) Sedangkan Fungsi keanggotaan pada kurva Penyusutan adalah : S (x, α, β, ) 2(( )/((γ α)) 2(( α)/(γ α)) Kurva-S didefinisikan dengan menggunakan 3 parameter, yaitu: nilai keanggotaan nol ( α), nilai keanggotaan lengkap ( γ), dan titik infleksi atau crossover (β) yaitu titik yang memiliki domain 5% benar. 6. Representasi Bentuk Lonceng (Bell Curve) Untuk merepresentasikan bilangan fuzzy, biasanya digunakan kurva berbentuk lonceng. Kurva berbentuk lonceng ini terbagi atas tiga kelas, yaitu: a. Himpunan fuzzy PI, b. Kurva Beta c. Kurva Gauss. 2.3 Elimination and Choice Translation Reality(ELECTRE) Menurut Janko dan Bernoider (25:), ELECTRE merupakan salah satu metode pengambilan keputusan multikriteria berdasarkan pada konsep outranking dengan menggunakan perbandingan berpasangan dari alternatifalternatif berdasarkan setiap kriteria yang sesuai. Metode electre digunakan pada kondisi dimana alternatif yang kurang sesuai dengan kriteria dieliminasi, dan alternative yang sesuai dapat dihasilkan. Dengan kata lain, electre digunakan untuk kasus-kasus dengan banyak alternatif namun hanya sedikit kriteria yang dilibatkan.[7] Suatu alternatif dikatakan mendominasi alternatif yang lainnya jika satu atau lebih kriterianya melebihi (dibandingkan dengan kriteria dari alternatif yang lain) dan sama dengan kriteria lain yang tersisa (Kusumadewi dkk,26).

3 . Normalisasi matriks keputusan. Dalam prosedur ini, setiap atribut diubah menjadi nilai yang comparable. Setiap normalisasi dari nilai dapat dilakukan dengan rumus :, untuk i,2,3,,m dan j,2,3,,n. Sehingga diperoleh matriks R hasil normalisasi : R adalah matriks yang telah dinormalisasi, dimana m menyatakan alternatif, n menyatakan kriteria dan adalah normalisasi pengukuran pilihan dari alternatif ke-i dalam hubungannya dengan kriteria ke-j. 2. Pembobotan pada matrik yang telah dinormalisasi. Setelah di normalisasi, setiap kolom dari matrik R dikalikan dengan bobot-bobot (Wj) yang ditentukan oleh pembuat keputusan. Sehingga weighted normalized matrix adalah VRW yang ditulis dalam rumus : V R. W, dimana W adalah : Dimana W adalah matriks pembobotan, R matriks yang telah dinormalisasi dan V matriks hasil perkalian antara matriks pembobotan dan matriks yang telah dinormalisasi. W 3. Menentukan Concordance dan discordance index. Untuk setiap pasang dari alternatif k dan l (k,l,2,3,...,m dan k l) kumpulan kriteria J dibagi menjadi dua himpunan bagian, yaitu Concordance dan discordance. Sebuah kriteria dalam suatu alternatif termasuk Concordance jika :,,,2,3,,. Sebaliknya, komplementer dari himpunan bagian concordance adalah himpunan discordance, yaitu bila:, <,,2,3,,. 4. Hitung matriks Concordance dan discordance. a. Concordance. Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks Concordance adalah dengan menjumlahkan bobotbobot yang termasuk dalam himpunan Concordance, secara matematisnya adalah : b. Discordance Untuk menentukan nilai dari elemen-elemen pada matriks discordance adalah dengan membagi maksimum selisih nilai kriteria yang termasuk ke dalam himpunan discordance dengan maksimum selisih nilai seluruh kriteria yang ada, secara matematisnya adalah : { } { } 5. Menentukan matriks dominan Concordance dan discordance. a. Concordance. Matriks F sebagai matriks dominan Concordance dapat dibangun dengan menggunakan bantuan nilai threshold, yaitu dengan membandingkan setiap nilai elemen matriks Concordance dengan nilai threshold. dengan nilai threshold adalah : sehingga elemen matriks F ditentukan sebagai berikut :,, < C b. Discordance. Matriks G sebagai dominan discordance dapat dibangun dengan menggunakan bantuan nilai threshold, yaitu : d elemen matriks G dapat ditentukan sebagai berikut :,, < d 6. Menentukan aggregatedominance matrix. Matriks E sebagai aggregatedominance matrix adalah matriks yang setiap elemennya merupakan perkalian antara elemen matriks F dengan elemen matriks G dirumuskan sebagai berikut : 7. Eliminasi alternatif yang less favourable. Matriks E memberikan urutan pilihan dari setiap alternatif, yaitu bila maka alternatif merupakan pilihan yang lebih baik daripada. Sehingga baris dalam matriks E yang memiliki jumlah paling sedikit dapat dieliminasi. Dengan demikian alternatif terbaik adalah yang mendominasi alternatif lainnya. (Jurnal Sistem Pendukung Keputusan Pengangkatan Kepala Sekolah Rayon YP.GKPS Dengan Metode Elimination and Choice Translation Reality (ELECTRE), Arif). 3. Metode Penelitian 3. Analisa Masalah Analisa masalah dapat dikatakan sebagai suatuproses untuk menemukan penyebab masalah. Dalam melakukan pemilihan rumah, masyarakat kesulitan untuk mempertimbangkan beberapa rumah sesuai dengan kriteria yang dibutuhkan dan diinginkan. Sehingga proses pemilihan membutuhkan waktu yang lama, dan harusbenar-benar teliti apabila alternatif rumah memilikijumlah nilai yang sama. 3.2 Analisa Kriteria Dalam proses perhitungan ini, dibutuhkan kriteria yang akan dijadikan bahan perhitungan dapat dilihat pada Tabel. TABEL KRITERIA Kriteria Keterangan C Harga C2 Ruangan C3 C4 Ukuran Rumah Luas Tanah TABEL 2 ALTERNATIF Komplek Stella Recidence Komplek Griya Syafira A A2 A3 Komplek Bellavista Simalingkar A4 Komplek Tasbih 2 A5 Komplek Royal Sumatera 3.3 Proses Perhitungan ELECTRE Langkah-langkah perhitungan dengan metode ELECTRE digambarkan melalui diagram alir dengan langkah-langkah seperti yang terdapat pada Gambar.

4 Mulai Penentuan Bobot alternatif Ambil bobot tiap kriteria Menghitung Matriks Normalisasi Melakukan Perkalian Bobot dengan matriks ternormalisasi Menentukan Himpunan Concordance dan Disordance Menentukan Matriks Concordance dan Disordance Menentukan Matriks Domain Concordance dan Disordance Menghitung Aggregate Dominance Matriks Eliminasi Alternatif yang Ambil keputusan dengan mengklasifikasikan Alternatif kedalam dua kelompok (Kelompok diterima dan tidak diterima) Tampilkan Keputusan Selesai Gambar Kerangka Kerja Metode ELECTRE 4. IMPLEMENTASI DAN HASIL METODE ELECTRE Implementasi Algoritma ELECTRE ini terdiri dari 9 tahapan, yaitu :. Ambil data alternatif Data alternatif yang digunakan 5 data rumah yang diambil secara acak dari banyaknya rumah yang ada di Kota Medan. Data alternatif tersebut diubah dalam bentuk matrik keputusan yang dapat dilihat pada Tabel 3. TABEL 3 MATRIKS KEPUTUSAN PEMILIHAN RUMAH C C2 C3 C4 A A A A A Ambil nilai bobot tiap kriteria Bobot yang digunakan adalah bobot untuk jalur test karena pada data alternatif yang tersedia terdapat jumlah nilai test. Untuk mengambil data alternatif, digunakan Fuzzy Kurva-S dengan rumus sebagai berikut : Fungsi Keanggotaan pada Kurva Pertumbuhan adalah : ( ;,, \ 2(( ) / ( )) 2(( ) / ( ) < <. (Rumus 3.) Sedangkan fungsi keanggotaan pada Kurva Penyusutan adalah ( ;,, 2(( ) / ( ) 2(( ) / ( )) < <... (Rumus 3.2) Pada C digunakan Kurva Penyusutan karena nilai yang lebih rendah akan semakin bagus/diminati. Pada C2, C3 dan C4 digunakan Kurva Pertumbuhan karena nilai yang lebih tinggi akan semakin bagus. Berdasarkan Tabel 3, akan dilakukan perhitungan Nilai Alternatif dari setiap kriteria dengan menggunakan rumus Fungsi Keanggotaan Fuzzy Kurva-S yang mengacu pada Rumus 3. untuk C dan Rumus 3.2 untuk C2,C3,C4. Untuk menentukan fungsi keanggotaan yang akan digunakan, Nilai keanggotaan (x) harus dibandingkan dengan titik infleksi atau crossover (β) dari setiap kriteria. Titik infleksi diambil dari rentang nilai awal (α) hingga nilai keanggotaan lengkap ( ϒ). Sehingga dapat dihitung dengan cara dibawah ini:. Untuk Alternatif (A) dilakukan perhitungan dengan Fungsi Keanggotaan Kurva-S Pada Kriteria (C) digunakan Kurva Penyusutan Dimana : x 475 ; ϒ 3; α 3; β 65; Karena nilai x 475< dari β 65, digunakan rumus -2((x- α) / (ϒ - α )) 2, maka: C-2((475-3)/( 3-3)) 2,983 Pada Kriteria 2 (C2) digunakan Kurva Pertumbuhan Dimana : x 6 ; ϒ ; α 3 ; β 7; Karena nilai x 6 < β 7, maka C2 Pada Kriteria 3 (C3) digunakan Kurva Pertumbuhan Dimana : x 72 ; ϒ 2; α 3 ; β 5; Karena nilai x 72 < β 5 maka C3 Pada Kriteria 4 (C4) digunakan Kurva Pertumbuhan Dimana : x 8 ; ϒ 3; α 5 ; β 5; Karena nilai x 8 <β 5, maka C4 Sehingga didapatkan Nilai Bobot pada Tabel 4 berikut: TABEL 4 NILAI BOBOT KRITERIA (ELECTRE) Kriteria Nilai bobot Kriteria (W) C W 4% C2 W2 5% C3 W3 3% C4 W4 5% Berdasarkan perhitungan menggunakan Fuzzy Kurva-S, didapatkan Matriks dari setiap Alternatif pada Tabel 5 TABEL 5 MATRIKS NILAI ALTERNATIF C C2 C3 C4 A A A A A

5 3. Menghitung matriks normalisasi Perhitungan matriks normalisasi menggunakan persamaan () r ij...( ) Nilai matriks normalisasi pada alternatif i kriteria j (r ij ) merupakan hasil bagi dari nilai matriks keputusan alternatif i kriteria j dengan nilai akar jumlah nilai kuadrat seluruh alternatif pada kriteria j. Sehingga dapat dihitung dengan cara seperti dibawah ini: r ((, ) (, ) (, ) (, ) (, ) ),52 r 2,, ((, ) (, ) (, ) (, ) (, ) ),57 Sehingga diperoleh matriks ternormalisasi R seperti dibawah ini,52,26,49,42,57,,8,8 R,57,,8,5,476,59,7,28,9,437,399, Pembobotan pada matriks ternormalisasi Perhitungan matriks normalisasi menggunakan persamaan (2) V W * R...(2) Nilai matriks normalisasi terbobot pada alternatif i kriteria j (Vij) merupakan hasil kali dari nilai matriks normlisasi alternatif i kriteria j (Rij) dengan nilai bobot kriteria j (Wj). Nilai bobot kriteria yang digunakan adalah nilai bobot krtiteria yang mengacu pada Tabel. Sehingga dapat dihitung dengan cara seperti dibawah ini: V W * R,3 *,52,5 V2 W * R2,5 *,57,52 Sehingga diperoleh matriks ternormalisasi terbobot V seperti dibawah ini. V,5,9,,6,52,,2,,52,,2,2,43,9,4,3,27,66,8,43 5. Menentukan himpunan concordance dan disordance Perhitungan himpunan concordance ini menggunakan nilai matrik normalisasi terbobot yang telah dihasilkan sebelumnya dengan menggunakan Persamaan (3).,... ( 3) Nilai matriks normalisasi terbobot setiap alternatif k dibandingkan dengan nilai matriks normalisasi terbobot alternatif l pada setiap kriteria j. Jika nilai matriks normalisasi terbobot alternatif k kriteria j nilai matriks normalisasi terbobot alternatif l kriteria j, maka kriteria j termasuk dalam himpunan concordance (Ckl) atau disimbolkan dengan nilai j. Berikut ini adalah contoh perhitungan himpunan concordance untuk alternatif terhadap alternatif 2 (C 2 ) : Untuk alternatif terhadap alternatif2 pada kriteria : Melakukan perbandingan nilai V alternatif kriteria (V ) dengan nilai V alternatif 2 kriteria (V 2 ), dengan ketentuan jika V V 2 maka kriteria termasuk dalan himpunan concordance dan sebaliknya. {, } {,,94,97} {} Karena V 2 lebih dari V 22 maka kriteria tidak termasuk himpunan concordance untuk alternatif terhadap alternatif 2. Untuk alternatif terhadap alternatif2 pada kriteria 2: Melakukan perbandingan nilai V alternatif kriteria 2 (V 2 ) dengan nilai V alternatif 2 kriteria 2 (V 22 ), dengan ketentuan jika V 2 V 22 maka kriteria 2 termasuk dalan himpunan concordance dan sebaliknya. {2, } {2,,36,46} Karena V 2 kurang dari V 22 maka kriteria tidak termasuk himpunan concordance untuk alternatif terhadap alternatif 2. Sesuai dengan perhitungan diatas dihasilkan bahwa kriteria 3,4, 5 dan 6termasuk dalam himpunan concordance untuk alternatif terhadap alternatif 2 (C 2 ) atau dapat dituliskan C 2 {C3, C4, C5, C6}. Perhitungan diatas dilakukan pada setiap kombinasi alternatif yang dihasilkan mulai dari alternatif hingga alternatif 4 pada kriteria hingga kriteria 4. Sehingga didapatkan himpunan sebagai berikut : C2 {2,3,4} C34 {} C3 {2,3,4} C35 {} C4 {,2} C4 {3,4} C5 {} C42 {2,3,4} C2 {} C43 {2,3,4} C23 {,2,3} C45 {} C24 {} C5 {2,3,4} C25 {} C52 {2,3,4} C3 {} C53 {2,3,4} C32 {,2,3,4} C54 {2,3,4} Perhitungan himpunan discordance ini menggunakan nilai matrik normalisasi terbobot yang telah dihasilkan sebelumnya dengan menggunakan persamaan (4)., <... ( 4) Nilai matriks normalisasi terbobot setiap alternatif k dibandingkan dengan nilai matriks normalisasi terbobot alternatif l pada setiap kriteria j. Jika nilai matriks normalisasi terbobot alternatif k kriteria j < nilai matriks normalisasi terbobot alternatif l kriteria j, maka kriteria j termasuk dalam himpunan discordance (D kl ) atau disimbolkan dengan nilai j. Untuk alternatif terhadap alternatif2 pada kriteria : Melakukan perbandingan nilai V alternatif kriteria (V ) dengan nilai V alternatif 2 kriteria (V 2 ), dengan ketentuan jika V < V 2 maka kriteria termasuk dalan himpunan discordance dan sebaliknya. {, > } {,,94 >,97} Karena V 2 lebih dari V 22 maka kriteria tidak termasuk himpunan discordance untuk alternatif terhadap alternatif 2. Sesuai dengan perhitungan diatas dihasilkan bahwa kriteria termasuk dalam himpunan discordance untuk alternatif terhadap alternatif 2 (D 2 ) atau dapat dituliskan

6 D 2 {C2}. Kriteria yang menjadi anggota himpunan discordance merupakan kriteria yang tidak termasuk anggota himpunan concordance. Perhitungan dilakukan pada setiap kombinasi alternatif yang dihasilkan mulai dari kriteria hingga kriteria 4. Sehingga didapatkan himpunan sebagai berikut : D2 {} D34 {2,3,4} D3 {} D35 {2,3,4} D4 {3,4} D4 {,2} D5 {2,3,4} D42 {} D2 {2,3,4} D43 {} D23 {4} D45 {2,3,4} D24 {2,3,4} D5 {} D25 {2,3,4} D52 {} D3 {2,3,4} D53 {} D32 {-} D54 {} 6. Menentukan matriks concordace dan discordance Perhitungan matrik concordance menggunakan Persamaan (5)... ( 5) Nilai matriks concordance pada baris k kolom l merupakan penjumlahan dari nilai bobot kriteria yang termasuk dalam himpunan concordance (C kl ). Nilai bobot kriteria yang digunakan adalah nilai bobot krtiteria yang mengacu pada Tabel.Untuk matrik concordance baris kolom 2 himpunan yang digunakan adalah himpunan concordance untuk alternatif terhadap alternatif 2 (C 2 ), maka yang dijumlahkan adalah nilai bobot kriteria 3,4,5,6. Skenario perhitungan matriks concordance ini dilakukan sesuai dengan baris dan kolom yang dimiliki oleh himpunan concordance kecuali pada baris dan kolom yang sama. Matriks concordance dihitung dengan memperhatikan anggota himpunan yang dimiliki oleh himpunan concordance. Matriks concordance dapat dihitung dengan cara seperti dibawah ini. Untuk Matriks concordance baris dan 2, dihitung dengan menggunakan himpunan concordance C 2 dan nilai bobot. C 2 W2 +W3 + W4,6 Demikian dan seterusnya. Sehingga didapatkan matriks concordance sebagai berikut : C,5,5,45,3,3,65,3,3,3.8,,3,35,5,5,3,5,5,5,5 Perhitungan matriks normalisasi menggunakan persamaan (6). { } { } ( 6) Nilai matriks discordance pada baris k kolom l (D kj ) merupakan hasil bagi dari maksimal nilai X dengan maksimal nilai Y. Nilai X merupakan selisih antara nilai matriks normalisasi terbobot alternatif k kriteria j (V kj ) dengan nilai matriks normalisasi terbobot alternatif l kriteria j (V lj ) dimana kriteria j merupakan anggota himpunan dari himpunan discordance untuk alternatif k terhadap alternatif l (j ϵ D kl ). Nilai Y merupakan selisih antara nilai matriks normalisasi terbobot alternatif k kriteria j (V kj ) dengan nilai matriks normalisasi terbobot alternatif l kriteria j (V lj ) untuk semua kriteria yang ada. Skenario perhitungan matriks discordance ini dilakukan sesuai dengan baris dan kolom yang dimiliki oleh himpunan discordance kecuali pada baris dan kolom yang sama. Nilai matriks normalisasi terbobot yang digunakan adalah nilai matriks normalisasi yang telah dihitung sebelumnya dengan memperhatikan anggota himpunan himpunan yang dimiliki oleh himpunan discordance. Matriks discordance untuk baris -2, maka himpunan discordance yang digunakan adalah D2, sehingga dapat dihitung dengan cara dibawah ini : D max{,94,97,36,46,6,7 },94,97,36,46,2,,4,2 max,65,65,42,36,6,7 {. } D {. } D.5 Demikian dan seterusnya. Sehingga didapatkan matriks discordance sebagai berikut :,5,5,,56,,,,62 D,,,,62,4,3,3,57,,,, 7. Menentukan matriks dominan concordace dan discordance Perhitungan thresholdc menggunakan Persamaan (7) C... ( 7) Nilai threshold c merupakan hasil bagi dari hasil penjumlahan setiap element matriks concordance pada baris k kolom l dengan hasil kali dari jumlah alternatif (m) dikali dengan jumlah alternatif dikurangi (m -). Sedangkan, jumlah alternatif (m) yang digunakan dalam langkah ini adalah 4 yang sesuai dengan jumlah data alternatif yang diinputkan pengguna sebelumnya. Sehingga dapat dihitung dengan cara seperti dibawah ini: C C,,,,,,,,,,,,,,,,, C,,43 Perhitungan matriks dominan concordance (F) menggunakan Persamaan (8).,,... (8) Nilai matriks dominan concordance pada baris k kolom l merupakan hasil perbandingan dari nilai matriks concordance pada baris k kolom l dengan threshold c. Jika nilai matriks concordance pada baris k kolom l threshold c, maka nilai matriks dominan concordance pada baris k kolom l adalah. Sebaliknya, jika nilai matriks concordance pada baris k kolom l < threshold c, maka nilai matriks dominan concordance pada baris k kolom l adalah. Skenario perhitungan matriks dominan concordance ini dilakukan sesuai dengan baris dan kolom yang dimiliki oleh matriks concordance kecuali pada baris dan kolom yang sama. Matriks dominan concordance dapat dihitung dengan cara seperti dibawah ini: Untuk matriks dominan concordance (F) baris kolom 2 : Melakukan perbandingan nilai C baris kolom 2 (C 2 ) dengan nilai threshold c, dengan ketentuan jika C 2 c maka nilai F 2 dan sebaliknya. F 2 C 2 dibanding c {,7>,43 }

7 Karena C 2 lebih dari c maka nilai element matriks dominan concordance (F) baris kolom 2 adalah. Demikian dan seterusnya. Sehingga didapatkan matriks dominan concordance sebagai berikut : F Perhitungan threshold d menggunakan persamaan (9) D... ( 9) Nilai threshold d merupakan hasil bagi dari hasil penjumlahan setiap element matriks discordance pada baris k kolom l dengan hasil kali dari jumlah alternatif (m) dikali dengan jumlah alternatif dikurangi (m -). Sedangkan, jumlah aternatif (m) yang digunakan dalam langkah ini adalah 4 yang sesuai dengan jumlah data alternatif yang diinputkan pengguna sebelumnya. Sehingga dapat dihitung dengan cara seperti dibawah ini: D D, D.67 Demikian dan seterusnya. Sehingga didapatkan matriks dominan concordance sebagai berikut : G 8. Menentukan aggregate dominance matrix Perhitungan matriks dominan aggregate (E) menggunakan Rumus ()... (Rumus ) Nilai matriks dominan aggregate pada baris k kolom l merupakan hasil perkalian dari nilai matriks concordance pada baris k kolom l dengan nilai matriks discordance pada baris k kolom l. Sehingga dapat dihitung dengan cara seperti dibawah ini: Untuk matriks dominanaggregat (E) baris kolom 2: * maka nilai element matriks dominan aggregate (E) baris kolom 2 adalah. Demikian dan seterusnya. Sehingga didapatkan matriks dominan concordance sebagai berikut : 2 E Eliminasi alternatif yang less favourable Langkah selanjutnya adalah eliminasi alternatif yang less favourable. Berdasarkan nilai matriks domain agregasi (E) yang sudah didapatkan sebelumnya, dengan ketentuan setiap baris matriks domain agregasi (E) mewakili alternatif yang digunakan. E Hasil akhir dari perhitungan ELECTRE dapat dilihat pada Tabel 4. TABEL 4 HASIL PERHITUNGAN ELECTRE No Alternatif Nilai RumahRoyal Sumatera 4 2 Komplek Stella Recidence 3 Komplek Griya Syafira 4 Komplek Bellavista Simalingkar 5 Komplek Tasbih 2 Berdasarkan nilai E yang ada dapat disimpulkan bahwa A3, A4, dan A5 dapat dieliminasi karena mempunyai nilai element bernilai satu lebih sedikit dibandingkan dengan A dan A2. Dengan demikian A dan A2 adalah alternatif rumah yang salah satunya dapat dipilih sebagai rumah yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhan masyarakat tersebut. 5. KESIMPULAN Kesimpulam yang diperoleh adalah sebagai berikut :. Proses pemilihan dapat dilakukan menggunakan sistem pendukung keputusan sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. 2. Metode ELECTRE dapat digunakan untuk membantu pengambilan keputusan dalam pemilihan rumah untuk menghasilkan keputusan yang akurat dan cepat. DAFTAR PUSTAKA [] Arif Semdela, 24. Sistem Pendukung Keputusan Pengangkatan Kepala SekolahRayon YP.GKPS dengan Metode ELECTRE. Informasi dan Teknologi Ilmiah4(3): [2] Asesanti, Arinta. Arief Andy&Indriati, 24. Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Penerimaan peserta didik baru SMP menggunakan Metode ELECTRE dan TOPSIS(Studi Kasus: SMP Brawijaya Smart School (BSS) Kota Malang), Universitas Brawijaya [3] E., Wardoyo, R., Hartati, S. & Harjoko, A.,22. ELECTRE-Entropy method ingroup Decision Support SystemModelto Gene Mutation Detection.International Journal of AdvancedResearch in Artificial Intelligence(IJARAI), I(), pp [4] J. & B., 25. Multi-Criteria Decission Making: An Application Study of ELECTRE & TOPSIS. S.l.:s.n. [5] Jaya, Teguh. Muhammad Nur & Irwansyah. 25. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Rumah pada PT.Citra Graha Cemerlang dengan Menggunakan MEtode AHP, STMIKPAlComTech Palaembang. [6] Kusumadewi, S., Harjoko, A., Hartanti, S. dan Wardoyo, R., (26), Fuzzy Multi-Attribute Decision Making, Graha Ilmu, Yogyakarta. [7] Oktovianus Pareira, Alb. Joko Santoso & Patricia Ardanari, 24. Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Tempat Wisata Di TIMOR LESTE Dengan Metode ELECTRE, Universitas Atma Jaya Yogyakarta. [8] Sevkli, M., 2. An Application of the Fuzzy ELECTRE method for SupplierSelection. InternationalJournal of Production Research, 48(2), pp [9] Jang, J.S.R.., Sun, C.T., E. Mizutani., Neuro-Fuzzy and Soft Computing, Prentice-Hall, New Jersey,997.

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI REKOMENDASI TEMPAT WISATA DIKOTA BATU MENGGUNAKAN METODE ELECTRE

PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI REKOMENDASI TEMPAT WISATA DIKOTA BATU MENGGUNAKAN METODE ELECTRE PENGEMBANGAN APLIKASI SISTEM INFORMASI REKOMENDASI TEMPAT WISATA DIKOTA BATU MENGGUNAKAN METODE ELECTRE Andri Yusuf Wicaksono 1, Ridwan Rismanto 2, Arief Prasetyo 3 Program Studi Teknik Informatika, Jurusan

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite (Electre)

Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite (Electre) Dwi Prabowo Apriansyah, Indriyati Sistem Pendukung Keputusan Seleksi Anggota Badan Eksekutif Mahasiswa dengan Metode Elimination Et Choix Traduisant La Realite (Electre) Dwi Prabowo Apriansyah, Indriyati

Lebih terperinci

Implementasi Metode Electre Pada Sistem Pendukung Keputusan SNMPTN Jalur Undangan

Implementasi Metode Electre Pada Sistem Pendukung Keputusan SNMPTN Jalur Undangan Implementasi Metode Electre Pada Sistem Pendukung Keputusan SNMPTN Jalur Undangan Fahmi Setiawan 1, Fatma Indriani 2, Muliadi 3 1,2,3 Prodi Ilmu Komputer FMIPA UNLAM Jl. A. Yani Km 36 Banjarbaru, Kalimantan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUKSI SEPATU DAN SANDAL DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÉ

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUKSI SEPATU DAN SANDAL DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÉ SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN PRODUKSI SEPATU DAN SANDAL DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÉ (ELECTRE) (Studi Kasus pada Produsen Sepatu dan Sandal Obara Shoes Cibaduyut Bandung)

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÃ) PADA PEMILIHAN EKSTRAKULIKULER TERBAIK

PENERAPAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÃ) PADA PEMILIHAN EKSTRAKULIKULER TERBAIK PENERAPAN METODE ELECTRE (ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITÃ) PADA PEMILIHAN EKSTRAKULIKULER TERBAIK Shanty Dafitri Hasibuan 1, Sri Setyaningsih 2, Amar Sumarsa 2 Program Studi Matematika Fakultas

Lebih terperinci

Penerapan Metode Elimination and Choice Translation Reality Dalam Penentuan Bank bagi Calon Nasabah

Penerapan Metode Elimination and Choice Translation Reality Dalam Penentuan Bank bagi Calon Nasabah Konferensi Nasional Sistem & Informatika 2017 STMIK STIKOM Bali, 10 Agustus 2017 Penerapan Metode Elimination and Choice Translation Reality Dalam Penentuan Bank bagi Calon Nasabah Rosalia Hadi 1), Ni

Lebih terperinci

BAB III METODE ELECTRE DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III METODE ELECTRE DAN PERANCANGAN SISTEM BAB III METODE ELECTRE DAN PERANCANGAN SISTEM 3.1 Metode ELECTRE Metode ELECTRE termasuk pada metode analisis pengambilan keputusan multikriteria yang berasal dari Eropa pada tahun 1960an. ELECTRE adalah

Lebih terperinci

Prosiding Matematika ISSN:

Prosiding Matematika ISSN: Prosiding Matematika ISSN: 2460-6464 Penggunaan Metode ELECTRE untuk Menyelesaikan Permasalahan Multi Criteria Decision Making (MCDM) The use of the ELECTRE Method to solve problems of Multi Criteria Decision

Lebih terperinci

SISTEM PEMILIHAN TEMPAT KOST BERBASIS SIG MENGGUNAKAN METODE ELECTRE DAN GOOGLE MAPS API

SISTEM PEMILIHAN TEMPAT KOST BERBASIS SIG MENGGUNAKAN METODE ELECTRE DAN GOOGLE MAPS API Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 8 No. 3 September 2013 65 SISTEM PEMILIHAN TEMPAT KOST BERBASIS SIG MENGGUNAKAN METODE ELECTRE DAN GOOGLE MAPS API Yona Widya Sabrina Suprihatini 1), Fahrul Agus 2),

Lebih terperinci

Jurusan Sistem Informasi, STIKOM Tunas Bangsa, Pematangsiantar Sumatera Utara 1. Mahasiswa STIKOM Tunas Bangsa, Pematangsiantar Sumatera Utara 2,3,4

Jurusan Sistem Informasi, STIKOM Tunas Bangsa, Pematangsiantar Sumatera Utara 1. Mahasiswa STIKOM Tunas Bangsa, Pematangsiantar Sumatera Utara 2,3,4 IJCCS, Vol.x, No.x, July xxxx, pp. 1~5 ISSN: 1978-1520 1 Sistem Pendukung Keputusan Dengan Menggunakan Metode Electre Dalam Merekomendasikan Dosen Berprestasi Bidang Ilmu Komputer (Study Kasus di AMIK

Lebih terperinci

JURNAL. DECISION SUPPORT SYSTEM EMPLOYEE SELECTION OF ACHIEVEMENT INCREASE FOR A LEADER WITH ELECTRE METHOD ( Elemination And Translition Of Reality )

JURNAL. DECISION SUPPORT SYSTEM EMPLOYEE SELECTION OF ACHIEVEMENT INCREASE FOR A LEADER WITH ELECTRE METHOD ( Elemination And Translition Of Reality ) JURNAL SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KARYAWAN BERPRESTASI UNTUK KENAIKAN JABATAN MENGUNAKAN METODE ELECTRE ( Elemination And Translition Of Reality ) DECISION SUPPORT SYSTEM EMPLOYEE SELECTION OF

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA DI TIMOR LESTE DENGAN METODE LECTRE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA DI TIMOR LESTE DENGAN METODE LECTRE SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN TEMPAT WISATA DI TIMOR LESTE DENGAN METODE LECTRE Oktovianus Pareira 1, Alb. Joko Santoso, Patricia Ardanari Program Studi Magister Teknik Informatika Universitas Atma

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN TEMA TUGAS AKHIR MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE ELECTRE PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN TEMA TUGAS AKHIR MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE ELECTRE PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN TEMA TUGAS AKHIR MAHASISWA MENGGUNAKAN METODE ELECTRE PADA JURUSAN TEKNIK INFORMATIKA UNG Sri Wahyuni S. Nahu ), Agus Lahinta ), Dian Novian ) Fakultas Teknik, Universitas

Lebih terperinci

Aplikasi Pemilihan Tenaga Kerja Untuk Penempatan

Aplikasi Pemilihan Tenaga Kerja Untuk Penempatan ISSN: 2089-3787 601 Aplikasi Pemilihan Tenaga Kerja Untuk Penempatan Ria Nur Handayani, Syahib Natarsyah STMIK Banjarbaru Jl. A. Yani Km. 33,3 Banjarbaru rianurhandayani@yahoo.co.id, syahib.stmik@gmail.com

Lebih terperinci

JURNAL SISTEM APLIKASI PENENTUAN AFKIR BURUNG PUYUH PETELUR MENGGUNAKAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE (ELECTRE)

JURNAL SISTEM APLIKASI PENENTUAN AFKIR BURUNG PUYUH PETELUR MENGGUNAKAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE (ELECTRE) JURNAL SISTEM APLIKASI PENENTUAN AFKIR BURUNG PUYUH PETELUR MENGGUNAKAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE (ELECTRE) APPLICATION SYSTEM DETERMINE CAST OFF EGG LAYER QUAIL USE METHOD ELIMINATION

Lebih terperinci

Journal Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Volume 8 No speed.web.id

Journal Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi Volume 8 No speed.web.id Sistem Pendukung Keputusan Untuk Seleksi Mahasiswa Baru (Studi Kasus : Program Khusus Ulama IAIN Antasari Banjarmasin) Erwinsyah IAIN Antasari Banjarmasin ewin007@yahoo.com INTISARI - Metode Elimination

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan Tugas Akhir ini sebagai berikut: Pengertian sistem menurut McLeod dan Schell (2008:39) sistem merupakan

BAB II LANDASAN TEORI. permasalahan Tugas Akhir ini sebagai berikut: Pengertian sistem menurut McLeod dan Schell (2008:39) sistem merupakan BAB II LANDASAN TEORI Landasan teori yang digunakan untuk dapat membantu penyelesaian permasalahan Tugas Akhir ini sebagai berikut: 2.1 Pengertian Sistem Informasi Sistem informasi terdiri dari dua kata

Lebih terperinci

PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN DESA MENGGUNAKAN METODE ELECTRE

PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN DESA MENGGUNAKAN METODE ELECTRE PENENTUAN PRIORITAS PROGRAM PEMBANGUNAN DESA MENGGUNAKAN METODE ELECTRE Dedi Trisnawarman Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Tarumanagara Jakarta email : dtrisnawarman@gmail.com

Lebih terperinci

MODEL PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE DI KECAMATAN MARAWOLA

MODEL PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE DI KECAMATAN MARAWOLA Seminar Nasional APTIKOM (SEMNASTIKOM), FaveHotel Jayapura, November 2017 MODEL PEMBERIAN BANTUAN PROGRAM KELUARGA HARAPAN DENGAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE DI KECAMATAN MARAWOLA

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pustaka diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Penulis Judul Metode. Analisis.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pustaka diantaranya dapat dilihat pada tabel dibawah ini : Penulis Judul Metode. Analisis. 28 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Pada penelitian-penelitian sebelumnya, sistem pendukung keputusan dengan menerapkan Multi-Attribut Decision Making MADM banyak digunakan dalam berbagai

Lebih terperinci

PENERAPAN METODE ELECTRE UNTUK MENENTUKAN LOKASI BISNIS TERBAIK

PENERAPAN METODE ELECTRE UNTUK MENENTUKAN LOKASI BISNIS TERBAIK ISSN : 0-0 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakarta, - Februari 0 PENERAPAN METOE ELETRE UNTUK MENENTUKAN LOKASI BISNIS TERBAIK, Stevi Ema Wijayanti, Andriyan wi Putra

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan atau Decision Support Sistem (DSS) merupakan sebuah sistem untuk mendukung para pengambil keputusan anajerial dalam situasi

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK REKOMENDASI PROMOSI JABATAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING DAN ELECTRE

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK REKOMENDASI PROMOSI JABATAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING DAN ELECTRE Sistem Pendukung Keputusan untuk Rekomendasi Promosi Jabatan... (Nashrullah dkk.) SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK REKOMENDASI PROMOSI JABATAN MENGGUNAKAN METODE PROFILE MATCHING DAN ELECTRE Muhammad Irfan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA BAB II LANDASAN TEORI 2.1 PASKIBRAKA Pasukan Pengibar Bendera Pusaka atau yang lebih sering dikenal dengan PASKIBRAKA, merupakan suatu pasukan yang bertugas dalam mengibarkan duplikat bendera pusaka dalam

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1 Pengertian Sistem Pendukung Keputusan Sistem pendukung keputusan (SPK) adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer termasuk sistem berbasis

Lebih terperinci

Fryda Fatmayati 1, Maya Marselia

Fryda Fatmayati 1, Maya Marselia 56 Sistem Pendukung Keputusan Pemilihan Konsultan Proyek Menggunakan Metode Elimination Et Choix Traduisant Ia Realité Decision Support System in Project Consultant Selection using Elimination Et Choix

Lebih terperinci

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka

1. Pendahuluan 2. Kajian Pustaka 1. Pendahuluan Perkembangan di dunia teknologi berkembang begitu pesat salah satunya perkembangan dibidang telekomunikasi yang berlangsung dengan sangat ketat, sehingga setiap operator penyedia layanan

Lebih terperinci

PERBANDINGAN METODE PROMETHEE DENGAN METODE ELECTRE PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE ANDROID SKRIPSI

PERBANDINGAN METODE PROMETHEE DENGAN METODE ELECTRE PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE ANDROID SKRIPSI PERBANDINGAN METODE PROMETHEE DENGAN METODE ELECTRE PADA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN SMARTPHONE ANDROID SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.

Lebih terperinci

Multi-Attribute Decision Making

Multi-Attribute Decision Making Multi-Attribute Decision Making Kompetensi Dasar Mahasiswa dapat menyelesaikan masalah pengambilan keputusan dengan metode-metode pada model MADM. Mahasiswa dapat membedakan karakteristik permasalahan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE ELECTRE PADA BAURAN PEMASARAN (7P) DALAM MEMULAI USAHA JASA CENTER

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE ELECTRE PADA BAURAN PEMASARAN (7P) DALAM MEMULAI USAHA JASA CENTER SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN METODE ELECTRE PADA BAURAN PEMASARAN (7P) DALAM MEMULAI USAHA JASA CENTER Sutrisno 1, Agus Darmawan 2, Fanisya Alva Mustika 3 Program Studi Informatika, Universitas Indraprasta

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 22 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Sistem, Keputusan dan Sistem Pendukung Keputusan 2.1.1. Definisi Sistem Sistem adalah kumpulan objek seperti orang, sumber daya, konsep dan prosedur yang dimaksudkan

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya BAB II LANDASAN TEORI A. Logika Fuzzy Dalam kondisi yang nyata, beberapa aspek dalam dunia nyata selalu atau biasanya berada di luar model matematis dan bersifat inexact. Konsep ketidakpastian inilah yang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Konsep sistem pendukung keputusan diperkenalkan pertama kali oleh Michael S. Scoott Morton pada tahun 1970-an dengan istilah Management Decision Sistem

Lebih terperinci

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO

MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO MENENTUKAN HARGA MOBIL BEKAS TOYOTA AVANZA MENGGUNAKAN METODE TSUKAMOTO Ganjar Ramadhan Jurusan Teknik Informatika, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta Email : ganjar.ramadhan05@yahoo.com

Lebih terperinci

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa.

Kata Kunci : Fuzzy MADM, SAW, kriteria, beasiswa. SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA MENGGUNAKAN SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS : SISWA SMK MUHAMMADIYAH PRINGSEWU) Andra Setiawan Jurusan Sistem Informasi STMIK

Lebih terperinci

Pengujian Metode Elektree Untuk menentukan Lokasi Strategis Suatu Objek Bisnis. Oleh :

Pengujian Metode Elektree Untuk menentukan Lokasi Strategis Suatu Objek Bisnis. Oleh : Pengujian Metode Elektree Untuk menentukan Lokasi Strategis Suatu Objek Bisnis Oleh : Apri Chandra W 1, Tahang 2 Dosen STMIK Dharma Wacana Metro Lampung 1, Pasca Sarjana IBI Dharmajaya 2 Email: lp3m@stmikdharmawacana.ac.id

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM

IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM IMPLEMENTASI SISTEM REKOMENDASIAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FMADM Anis Yusrotun Nadhiroh Jurusan Teknik Informatika - STT Nurul Jadid Paiton ayusrotun@gmail.com ABSTRAK Sesuai dengan peraturan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN PADA SMK KERTHA WISATA DENPASAR Menggunakan Fuzzy SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN PADA SMK KERTHA WISATA DENPASAR Menggunakan Fuzzy SAW SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN JURUSAN PADA SMK KERTHA WISATA DENPASAR Menggunakan Fuzzy SAW I Kadek Dwi Gandika Supartha Dosen Sistem Komputer STMIK STIKOM Indonesia Denpasar-Bali, Indonesia dwigandika[at]gmail.com

Lebih terperinci

Multi-Attribute Decision Making

Multi-Attribute Decision Making Materi Kuliah [05] SPK & Business Intelligence Multi-Attribute Decision Making Dr. Sri Kusumadewi Lizda Iswari Magister Teknik Informatika Program Pascasarjana Fakultas Teknologi Industri Universitas Islam

Lebih terperinci

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi

Himpunan Fuzzy. Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Himpunan Fuzzy Sistem Pakar Program Studi : S1 sistem Informasi Outline Himpunan CRISP Himpunan Fuzzy Himpunan CRISP Pada himpunan tegas (crisp), nilai keanggotaan suatu item dalam suatu himpunan A, yang

Lebih terperinci

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRODUK UNGGULAN DAERAH MENGGUNAKAN FAHP DAN ELECTRE II

APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRODUK UNGGULAN DAERAH MENGGUNAKAN FAHP DAN ELECTRE II APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PENENTUAN PRODUK UNGGULAN DAERAH MENGGUNAKAN FAHP DAN ELECTRE II Andharini Dwi Cahyani Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik Universitas Trunojoyo

Lebih terperinci

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan

Kata Kunci: Guru, Decision support systems, MADM, SAW. 1. Pendahuluan RANCANG BANGUN DECISION SUPPORT SYSTEM PEMILIHAN GURU TERBAIK MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS : SMA BHAKTI PERTIWI KOTA TANGERANG) Taufik Hidayat, S.Kom., M.Kom 1, Fajar

Lebih terperinci

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN DAFTAR ISI Halaman Judul... i Lembar Pengesahan Pembimbing... ii Lembar Pernyataan Keaslian Tugas Akhir... iii Lembar Pengesahan Penguji... iv Halaman Persembahan... v Motto... vi Kata Pengantar... vii

Lebih terperinci

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP

PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP PERBANDINGAN PENERAPAN METODE SAW DAN TOPSIS DALAM SISTEM PEMILIHAN LAPTOP SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Komputer ( S.Kom ) Pada Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING

FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Media Informatika, Vol. 3 No. 1, Juni 2005, 25-38 ISSN: 0854-4743 FUZZY MULTI-CRITERIA DECISION MAKING Sri Kusumadewi, Idham Guswaludin Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknologi Industri, Universitas

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 6 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Bank Syariah Berdirinya bank syariah di Indonesia diawali oleh adanya beberapa fatwa dari organisasi keislaman di Indonesia tentang bunga bank. Diantaranya adalah fatwa organisasi

Lebih terperinci

PEMILIHAN HELM TERFAVORIT DENGAN MADM BERBASIS GUI MATLAB (Studi Kasus : Pemilihan Helm Terfavorit oleh Mahasiswa FSM Undip, Semarang) ABSTRACT

PEMILIHAN HELM TERFAVORIT DENGAN MADM BERBASIS GUI MATLAB (Studi Kasus : Pemilihan Helm Terfavorit oleh Mahasiswa FSM Undip, Semarang) ABSTRACT ISSN: 2339-2541 JURNAL GAUSSIAN, Volume 6, Nomor 3, Tahun 2017, Halaman 419-428 Online di: http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/gaussian PEMILIHAN HELM TERFAVORIT DENGAN MADM BERBASIS GUI MATLAB (Studi

Lebih terperinci

IMPLEMENTASI METODE ELECTRE UNTUK MENGANALISA PENGARUH PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK DARI CUSTOMER

IMPLEMENTASI METODE ELECTRE UNTUK MENGANALISA PENGARUH PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK DARI CUSTOMER IMPLEMENTASI METODE ELECTRE UNTUK MENGANALISA PENGARUH PROMOSI TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN PRODUK DARI CUSTOMER Mah Begi Program Studi Teknik Informatika - Sekolah Tinggi Teknik Harapan Jl. HM Joni No

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN BAB III METODOLOGI PENELITIAN 1.1 Desain Penelitian Desain penelitian merupakan tahapan yang akan dilakukan untuk mempermudah dalam melakukan penelitian. Desain penelitian yang digunakan pada pembangunan

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAW DI SDN IV TUBUMURI

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAW DI SDN IV TUBUMURI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENERIMAAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE SAW DI SDN IV TUBUMURI Petrus Wolo 1), Nicolaus Nggere Dary 2), dan Angelina Tai 3) Program Studi Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

Elimination Et Choix Traduisant La Realite (ELECTRE)

Elimination Et Choix Traduisant La Realite (ELECTRE) Elimination Et Choix Traduisant La Realite (ELECTRE) Febriyanno Suryana, S.Kom,MM,M.Kom www.suryagsc.wordpress.com tugaskuliahsaya@yahoo.com 0852 7474 1981 528FDA93 Langkah-langkah dalam metode ELECTRE

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program

BAB II KAJIAN TEORI. Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program BAB II KAJIAN TEORI Berikut diberikan landasan teori mengenai teori himpunan fuzzy, program linear, metode simpleks, dan program linear fuzzy untuk membahas penyelesaian masalah menggunakan metode fuzzy

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Sistem Pendukung Keputusan dapat diartikan sebagai sebuah sistem yang dimaksudkan untuk mendukung para pengambil keputusan dalam situasi tertentu. Sistem

Lebih terperinci

P13 Fuzzy MCDM. A. Sidiq P.

P13 Fuzzy MCDM. A. Sidiq P. P13 Fuzzy MCDM A. Sidiq P. http://sidiq.mercubuana-yogya.ac.id Program Studi Teknik Informatika Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknologi Informasi Universitas Mercu Buana Yogyakarta Tujuan Mahasiswa

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA DI SMA NEGERI 6 PANDEGLANG Heri Sulistiyo Jurusan Teknik Informatika, Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer, Universitas Komputer Indonrsia Jln.

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN KELULUSAN UJIAN SARINGAN MASUK JALUR PMDK BERDASARKAN NILAI RATA-RATA MATEMATIKA DAN BAHASA INGGRIS Fitrah Rumaisa, S.T., Tanti Nurafianti Universitas Widyatama, Jl. Cikutra

Lebih terperinci

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA

ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA ANALISIS KOMPARASI SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING DAN WEIGHTED PRODUCT DALAM PENENTUAN PENERIMA BEASISWA Siti Nurhayati Magister Teknik Informatika STMIK AMIKOM Yogyakarta Jl Ring road Utara, Condongcatur,

Lebih terperinci

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2009 (SNATI 2009) ISSN: Yogyakarta, 20 Juni 2009 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BANK BRI MENGGUNAKAN FMADM (STUDI KASUS: MAHASISWA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS ISLAM INDONESIA) Henry Wibowo S 1), Riska Amalia

Lebih terperinci

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom

Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom Erwien Tjipta Wijaya, ST.,M.Kom PENDAHULUAN Logika Fuzzy pertama kali dikenalkan oleh Prof. Lotfi A. Zadeh tahun 1965 Dasar Logika Fuzzy adalah teori himpunan fuzzy. Teori himpunan fuzzy adalah peranan

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 4 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2. 1. Fuzzy Logic Fuzzy logic pertama kali dikembangkan oleh Lotfi A. Zadeh pada tahun 1965. Teori ini banyak diterapkan di berbagai bidang, antara lain representasi pikiran manusia

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Teori Keputusan Teori keputusan adalah teori mengenai cara manusia memilih pilihan diantara pilihan-pilihan yang tersedia secara acak guna mencapai tujuan yang hendak diraih (Hansson,

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN DASAR OBAT ALTERNATIF DENGAN METODE ELECTRE DAN TOPSIS

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN DASAR OBAT ALTERNATIF DENGAN METODE ELECTRE DAN TOPSIS SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK PEMILIHAN BAHAN DASAR OBAT ALTERNATIF DENGAN METODE ELECTRE DAN TOPSIS Asti Dwi Irfianti 1) Andi Rizki 2) 1) Sistem Informasi STIKOM, Surabaya, email: asti@stikom.edu 2)

Lebih terperinci

Setyawan, Teguh B Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Indonesia

Setyawan, Teguh B Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro Semarang, Indonesia Implementasi Metode ELECTRE IV (Elimination Et Choix Traduisant La Realite) Pada Sistem Pendukung Keputusan Untuk Menentukan Kelayakan Kredit Pinjaman Pada Koperasi Karya Eka Warsa Pati Setyawan, Teguh

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM) DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM) DENGAN METODE SAW Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 205 STMIK AMIKOM Yogyakarta, 6-8 Februari 205 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN MENENTUKAN PENERIMA BEASISWA BERPRESTASI MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE

Lebih terperinci

Rifki Aprilian Danoe, Herfina, Arie Qur ania Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan

Rifki Aprilian Danoe, Herfina, Arie Qur ania   Program Studi Ilmu Komputer FMIPA Universitas Pakuan PENERAPAN MODEL FUZZY MULTIPLE ATTRIBUTE DECISION MAKING (FMADM) DENGAN METODE ANALYTIC HIERARCY PROCESS (AHP) DAN ELECTRE UNTUK PRIORITAS STANDAR PENGELOLAAN SEKOLAH Rifki Aprilian Danoe, Herfina, Arie

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan (SPK) SPK adalah sebuah sistem komputer yang mengolah data menjadi informasi untuk mengambil keputusan dari masalah semi-terstruktur yang spesifik Sistem

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem Suatu sistem pada dasarnya adalah sekolompok unsur yang erat hubungannya satu dengan yang lain, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu.

Lebih terperinci

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH :

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Komputer (S.Kom) Pada Program Studi Sistem Informasi OLEH : IMPLEMENTASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMA BERAS MISKIN MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING ( STUDI KASUS KEL. JAMSAREN KOTA KEDIRI) SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat

Lebih terperinci

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS)

PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS) PEMILIHAN SUPPLIER DENGAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY TOPSIS (Studi Kasus UD PRAKTIS) Skripsi Diajukan Kepada Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Akademik Dalam Menyelesaikan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Sistem pendukung keputusan pertama kali diperkenalkan pada awal tahun 1970 oleh Michael S. Scott dengan istilah management decision system yang merupakan

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB LANDASAN TEORI. Himpunan Himpunan adalah setiap daftar, kumpulan atau kelas objek-objek yang didefenisikan secara jelas, objek-objek dalam himpunan-himpunan yang dapat berupa apa saja: bilangan, orang,

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada awal tahun 1970, konsep sistem pendukung keputusan pertama sekali diperkenalkan oleh Michael S. Scott Morton dengan istilah Mangement Decision System.

Lebih terperinci

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI

PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI PENENTUAN JUMLAH PRODUKSI DENGAN APLIKASI METODE FUZZY MAMDANI Much. Djunaidi Jurusan Teknik Industri Universitas Muhammadiyah Surakarta Jl. Ahmad Yani Tromol Pos 1 Pabelan Surakarta email: joned72@yahoo.com

Lebih terperinci

PEMILIHAN PEGAWAI BERPRESTASI BERDASAR EVALUASI KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE SAW

PEMILIHAN PEGAWAI BERPRESTASI BERDASAR EVALUASI KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE SAW ISSN : 2302-305 STMIK AMIKOM Yogyakarta, - Februari 2015 PEMILIHAN PEGAWAI BERPRESTASI BERDASAR EVALUASI KINERJA PEGAWAI DENGAN METODE SAW Lili Tanti1) 1) Sistem Informasi Universitas Potensi Utama Jl

Lebih terperinci

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1

PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW. Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1 PENENTUAN PRODUK KERAJINAN UNGGULAN DENGAN MENGGUNAKAN MADM-SAW Fera Tri Wulandari 1*, Setiya Nugroho 1 1 Program Studi Manajemen Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Widya Dharma Klaten Jl

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI Pada bab ini akan dibahas teori mengenai Sistem Pendukung Keputusan, penelitan lain yang berhubungan dengan sistem pendukung keputusan, Simple Additve Weighting (SAW), dan Weighted

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI 5 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem pendukung keputusan (SPK) Konsep sistem pendukung keputusan atau decision support system (DSS) pertama kali diungkapkan pada awal tahun 1970-an oleh Michael S. Scott Morton

Lebih terperinci

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK

SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) ABSTRAK SISTEM SELEKSI BEASISWA SMA NEGERI 2 BAE KUDUS DENGAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) Herdi widyatmoko Jurusan teknik Informatika, Fakultas Ilmu Komputer, Universitas Dian Nuswantoro Jln Nakula

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan [4] Sistem pendukung keputusan atau DSS (Decision Support System) merupakan sistem informasi interaktif yang menyediakan informasi, pemodelan, dan pemanipulasian

Lebih terperinci

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW

PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW PENENTUAN SISWA BERPRESTASI PADA SMK WIDYA YAHYA GADINGREJO DENGAN METODE SAW RATIH ERNAWATI Jurusan Sistem Informasi, Sekolah Tinggi Manajemen dan Informatika STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wismarini no.09

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Pustaka Sebagai tinjauan pustaka berikut beberapa contoh penelitian yang sudah di lakukan oleh para peneliti yang dapat digunakan sebagai acuan dan pengetahuan. Penelitian

Lebih terperinci

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADICTIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMKN 1 RAWAJITU TIMUR

SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADICTIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMKN 1 RAWAJITU TIMUR SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN SELEKSI PENERIMAAN SISWA BARU MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADICTIVE WEIGHTING (SAW) STUDI KASUS PADA SMKN 1 RAWAJITU TIMUR Hermannuddin Jurusan Sistem Informasi STMIK Pringsewu

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX MENGGUNAKAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE (ELECTRE)

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX MENGGUNAKAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE (ELECTRE) Jurnal Informatika Mulawarman Vol. 9 No. 2 Juni 2014 1 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN KAMERA DIGITAL SINGLE LENS REFLEX MENGGUNAKAN METODE ELIMINATION ET CHOIX TRADUISANT LA REALITE (ELECTRE) 1)

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT DENGAN METODE SAW PADA KJKS AR RAHMAH. Ervin Fightorini 1, Bowo Nurhadiono 2

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT DENGAN METODE SAW PADA KJKS AR RAHMAH. Ervin Fightorini 1, Bowo Nurhadiono 2 SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENGAJUAN KREDIT DENGAN METODE SAW PADA KJKS AR RAHMAH Ervin Fightorini 1, Bowo Nurhadiono 2 Program Studi Teknik Informatika S1, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Dian Nuswantoro

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN STAF PENGAJAR MENGGUNAKAN METODE SIMPLE ADDITIVE WEIGHTING (SAW) (STUDI KASUS: ILC (Intensive Learning Center) Pringsewu) Eka Yulia Rosalin Jurusan Sistem Informasi

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA vii DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Perumusan Masalah 1.3 Batasan Masalah

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Logika Fuzzy Logika fuzzy merupakan suatu metode pengambilan keputusan berbasis aturan yang digunakan untuk memecahkan keabu-abuan masalah pada sistem yang sulit dimodelkan

Lebih terperinci

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING.

PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING. PENENTUAN PENERIMA BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN FUZZY MULTIPLE ATRIBUTE DECISSION MAKING Apriansyah Putra 1, Dinna Yunika Hardiyanti 2 Jurusan Sistem Informasi,Fakultas Ilmu Komputer Universitas Sriwijaya

Lebih terperinci

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X

Volume : II, Nomor : 1, Pebruari 2014 Informasi dan Teknologi Ilmiah (INTI) ISSN : X PERANCANGAN APLIKASI SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PERSEDIAAN ALAT TULIS KANTOR MENGGUNAKAN MULTIPLE ATRRIBUTE DECISION MAKING (Studi Kasus : Perguruan Jaya Pancur Batu) Rinaldi Alfriadi Manurung (0911558)

Lebih terperinci

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ

SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ SPK PENENTUAN TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN PADA RESTORAN XYZ P.A Teknik Informatika Universitas Ahmad Dahlan Yogyakarta Kampus 3 UAD, Jl. Prof. Soepomo rochmahdyah@yahoo.com Abstrak Perkembangan teknologi

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2. Program linier (Linier Programming) Pemrograman linier merupakan metode matematik dalam mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti memaksimumkan

Lebih terperinci

PENGGUNAAN METODE TOPSIS DALAM RANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI USAHA BARU (Studi Kasus : ARENA DISC Yogyakarta)

PENGGUNAAN METODE TOPSIS DALAM RANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI USAHA BARU (Studi Kasus : ARENA DISC Yogyakarta) ISSN : 0-80 Seminar Nasional Teknologi Informasi dan Multimedia 0 STMIK AMIKOM Yogyakarta 6-8Februari 0 PENGGUNAAN METODE TOPSIS DALAM RANCANGAN SISTEM PENUNJANG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN LOKASI USAHA

Lebih terperinci

Paper Group Project SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN. Metode TOPSIS & Contoh Implementasi

Paper Group Project SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN. Metode TOPSIS & Contoh Implementasi Paper Group Project SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN Metode TOPSIS & Contoh Implementasi Kelas D Kelompok 4Walls 1. Glory Efrat Sandy. S 201331073 2. Meilinda Dyah A.L 201331081 3. Clara Angelina Y 201331192

Lebih terperinci

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW

SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MAHASISWA BERPRESTASI DI STIKES MUHAMMADIYAH PRINGSEWU DENGAN METODE SAW Fitria Ningsih Jurusan Manajemen Informatika STMIK Pringsewu Lampung Jl. Wismarini no.09 Pringsewu

Lebih terperinci

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi

Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi E-journal Teknik Informatika, Volume 9, No 1 (2016), ISSN : 1 Sistem Pendukung Keputusan Dalam Menentukan Dosen Pembimbing Skripsi Iwan Laengge, Hans F. Wowor, Muhamad D. Putro Teknik Informatika Universitas

Lebih terperinci

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY

FUZZY LOGIC CONTROL 1. LOGIKA FUZZY 1. LOGIKA FUZZY Logika fuzzy adalah suatu cara tepat untuk memetakan suatu ruang input ke dalam suatu ruang output. Teknik ini menggunakan teori matematis himpunan fuzzy. Logika fuzzy berhubungan dengan

Lebih terperinci

PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PEKERJAAN DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI

PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PEKERJAAN DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI PENGEMBANGAN APLIKASI PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN PEKERJAAN DI BIDANG TEKNOLOGI INFORMASI Wilis Kaswidjanti 1, Novrido Charibaldi 2, Datu Lestari Mallisa 3 1,2,3 ), Jurusan Teknik Informatika

Lebih terperinci

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Pendukung Keputusan Pada dasarnya Sistem Pendukung Keputusan ini merupakan pengembangan lebih lanjut dari sistem informasi manajemen terkomputerisasi yang dirancang sedemikian

Lebih terperinci

SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR OTHERS REFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS)

SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR OTHERS REFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) SISTEM INFORMASI PENILAIAN KINERJA KARYAWAN MENGGUNAKAN METODE TECHNIQUE FOR OTHERS REFERENCE BY SIMILARITY TO IDEAL SOLUTION (TOPSIS) Siti Kholijah Ritonga (0911442) Mahasiswa Program Studi Teknik Informatika

Lebih terperinci

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN

LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN LOGIKA FUZZY FUNGSI KEANGGOTAAN FUNGSI KEANGGOTAAN (Membership function) adalah suatu kurva yang menunjukkan pemetaan titik-titik input data ke dalam nilai/derajat keanggotaannya yang memiliki interval

Lebih terperinci