BAB 10. TRANSFER ELEKTRON

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB 10. TRANSFER ELEKTRON"

Transkripsi

1 BAB 10. TRANSFER ELEKTRON Membran sel prokariota mempunyai fungsi yang luas. Selain sebagai pintu keluar-masuknya senyawa dan nutrien, membran sel juga berfungsi sebagai organela bermembran seperti organela bermembran eukariota. Proses pembentukan energi baik secara respirasi maupun fotosintesis berlangsung di membran sel prokariota. TEORI KEMIOSMOSIS Teori kemiosmosis menyatakan bahwa proton dipindah keluar sel oleh reaksi eksergonik (penghasil energi). Perpindahan proton meninggalkan muatan negatif di sitoplasma, sehingga menghasilkan potensial membran (dalam negatif dan luar positif). Perpindahan proton juga menghasilkan gradien konsentrasi proton (di luar lebih pekat daripada di dalam sel). Ketika proton kembali ke dalam sel menuruni gradien konsentrasi dan menuju kutub negatif, maka dihasilkan energi untuk kerja seluler (Gambar 10.1). Gambar 10.1 Arus proton. Pompa proton (1) dapat memindahkan proton dari dalam ke luar sel ketika disuplai energi dan proton kembali ke dalam sel melalui kanal/transportir proton (2) dan menghasilkan energi yang dapat dipakai untuk kerja flagela dan sintesis ATP. Menurut Gambar 10.1 dapat dianalogikan bahwa membran merupakan batere. Reaksi 1 merupakan charging membran, sedangkan reaksi 2 merupakan kerja membran. Reaksi 1 termasuk reaksi redoks pada sistem transfer elektron (Gambar

2 10.2:1) atau hidrolisis ATP (Gambar 10.2:7). Reaksi 2 termasuk pompa keluar ion natrium (Gambar 10.2:2), pergerakan flagela (Gambar 10.2:6), dan transportasi solut (Gambar 10.2:4 dan 5). Mitchel menekankan bahwa membran harus mempunyai permeabilitas rendah terhadap proton, sehingga jalur masuk proton melalui transportir proton dikopling dengan dengan pembentukan energi daripada melalui celah atau porin. Gambar 10.2 Arus proton dan natrium secara umum terjadi di membran sel bakteri. 1: uniport H +, 2: uniport Na +, 3: antiport H + /Na +, 4: simport Na + /S (solut), 5: simport H + /Na +, 6: perpindahan H + dikopling dengan dengan kerja flagela, 7: pompa H + dikopling dengan dengan hidrolisis ATP dan arus masuk H + dikopling dengan dengan sintesis ATP. ENERGI ELEKTROKIMIA PROTON Ketika proton berpindah ke luar, terdapat sejumlah energi yang tersimpan dalam gradien konsentrasi proton. Energi pada gradien konsentrasi proton dalam bentuk kimia dan listrik. Energi listrik timbul, karena terdapat perbedaan muatan (di luar lebih positif). Ketika proton kembali ke dalam, energi listrik menghilang. Energi kimia timbul, karena adanya perbedaan (gradien) konsentrasi proton. Ketika proton kembali ke dalam, energi kimia hilang ditransfer ke kerja seluler. Jumlah perubahan energi listrik dan kimia disebut energi elektrokimia. Simbol energi elektrokimia adalah, di mana seimbang antara in- out. Satuan energi elektrokimia adalah Joule per mol atau kalori per mol.

3 Gaya Pergerakan Proton Kinerja elektrokimia yang dilakukan ketika ion melewati membran, merupakan fungsi potensial membran ( ) dan gradien konsentrasi senyawa yang dipisahkan membran. Misalnya 1 mol proton mampu menghasilkan energi elektrokimia sebesar + H = F + RT ln (H in/h out). Persamaan ini menghasilkan satuan energi elektrokimia, yaitu Joule, tetapi satuan energi elektrokimia dapat diubah menjadi potensial listrik, yaitu milivolt (mv): H+ /F= - 60 ph mv (pada 30 C) H+ /F disebut proton motive force atau gaya pergerakan proton dan disimbolkan p, sehingga persamaan menjadi: p= - 60 ph mv (30 C) Persamaan ini berlaku baik untuk proton maupun kation lainnya (misalnya Na + ) yang dapat menghasilkan energi elektrokimia. Bakteri mempunyai nilai rata-rata p sekitar 140 sampai 200 mv. Nilai p saat respirasi lebih tinggi daripada saat fermentasi. Menciptakan Potensial Membran Potensial membran dapat diciptakan ketika proton berpindah ke luar membran, sehingga meninggalkan muatan negatif di sebelah dalam dan menambah muatan positif di luar. Potensial membran dapat diciptakan dengan mengoksidasi molekul di luar membran, sehingga menghasilkan muatan positif di luar. Kapasitas potensial membran tergantung kapasitas membran itu sendiri (tergantung seberapa banyak titik-titik yang mampu memindahkan proton). Ketika proton berpindah, dan ph tidak dapat secara simultan diciptakan. Meskipun prokariota tidak dapat menciptakan dan ph pada proton yang sama, dia dapat menghasilkan ketika terjadi perpindahan proton dan mengubahnya menjadi ph. Misalnya diciptakan ketika terjadi perpindahan proton. Kation seperti K + mungkin masuk ke dalam sel, sehingga hal ini mengurangi potensial membran dan potensial membran diubah menjadi ph. Hal sebaliknya dapat terjadi, yaitu ph dapat diubah menjadi. Pada prokariota neutrofil memberi kontribusi 60-70% terhadap p. Hal ini karena pada prokariota neutrofil terjadi perpindahan proton, sehingga menghasilkan. Karena tidak ada atau sedikit terjadi perbedaan ph, maka ph hanya memberi kontribusi sebesar 20-30%.

4 Pada prokariota asidofil terdapat perbedaan ph (3-5 ), ph memberi kontribusi sebesar 80-90%. Misalnya ph di dalam sel adalah 6,5 dan ph di luar sel adalah 2, ph=4,5 dan = +10 mv. p= - 60 ph mv p= x 4,5 mv p= p= -260 mv. Pemanfaatan p Gaya pergerakan proton ( p) menyediakan energi bagi fungsi membran sel. Berikut ini beberapa fungsi membran sel yang memanfaatkan p. (1) Pengambilan molekul terlarut (solut) dari luar ke dalam sel. (2) Ketika proton kembali melalui konduktor proton, konduktor itu dikopling dengan (di-pasangan-kan) dengan sistem transportasi solut masuk ke dalam. Nilai p sebesar 180 mv mampu mentransport 10 3 gradien konsentrasi solut. (3) Sintesis ATP melalui ATPsintase. F 0-F 1ATPsintase terdiri dari 2 bagian, yaitu kanal F 0 yang membentang di membran sel dan F 1ATPsintase yang terikat di membran sel dan menghadap ke sitoplasma (Gambar 10.3). Proton harus masuk ke kanal F 0. Ketika proton melewati kanal tersebut, ATP disintesis dari ADP + P i di F 1ATPsintase. Pada E. coli subunit F 1ATPsintase terdiri dari 5 polipeptida berbeda, sedangkan F 0ATPsintase terdiri dari 3 polipeptida berbeda. Gambar 10.3 Gambar struktural F 0-F 1ATPsintase

5 Mekanisme Sintesis ATP Melalui ATP sintase Mekanisme sintesis ATP melalui ATPsintase adalah sebagai berikut. Subunit F 1 memiliki 3 area penangkapan [ADP + P i]. Pada kondisi awal subunit F 1 sudah menangkap 1 [ADP + P i]. Ketika terjadi pergerakan proton ( p) dari dalam ke luar, maka 1 [ADP + P i] dari sitopalsma terikat pada subunit F 1. Pada waktu proton masuk ke kanal F 0, 1 [ADP + P i] diubah menjadi ATP. Proton bergerak menuju subunit F 1, maka terjadi perubahan konformasi subunit F 1, sehingga ATP dilepas (Gambar 10.4). Gambar 10.4 Mekanisme pengikatan ADP + P i dan pelepasan ATP. Penelitian pada arkhaea Methanosalus zhilinae menunjukkan ada kanal lain untuk sintesis ATP selain F 0F 1ATPase, yaitu E 1E 2ATPase. Aktivitas sintesis ATP oleh F 0F 1ATPase dihambat oleh DCCD (N.N disikloheksilkarbodiimida), tetapi aktivitas sintesis ATP oleh E 1E 2ATPase dihambat vanadat. REAKSI PENGHASIL p Sebagian besar p dihasilkan oleh reaksi redoks respirasi pada membran sel, hidrolisis ATP, dan fermentasi. Reaksi Redoks Reaksi redoks terdiri dari 2 bagian, yaitu oksidasi (kehilangan elektron atau proton) dan reduksi (mendapat elektron atau proton). Reaksi redoks dapat berlangsung

6 secara berantai (lebih dari 1 reaksi redoks). Jika reaksi redoks berlangsung dari reaksi redoks bernilai E ox/red negatif (donor) ke reaksi redoks bernilai E ox/red lebih positif (akseptor), maka dihasilkan p. Reaksi redoks juga dapat berjalan bolak-balik Hidrolisis ATP Hidrolisis ATP dapat menghasilkan p, jika terjadi di ATPsintase. Hal ini karena kanal F 0-F 1ATPsintase dapat dilewati proton dari 2 arah. Antiport Dikarboksilat dan Hasil Dekarboksilasinya Banyak produk fermentasi berupa senyawa karboksilat yang merupakan hasil dekarboksilasi dikarboksilat (Gambar 10.5). Salah satu contoh antiport dikarboksilat dan hasil dekarboksilasinya adalah pertukaran oksalat format. Gambar 10.5 Proses dekarboksilasi dikarboksilat yang dikopling dengan dengan pembentukan p. Asam dikarboksilat masuk dalam bentuk anion divalen (A), atau anion monovalen (B). Sintesis ATP (C) melengkapi arus proten pada proses dekarboksilasi dikarboksilat. Pada Oxalobacter formigenes (bakteri anaerob) mengambil oksalat dari luar (Gambar 10.6). Di dalam sel oksalat didekarboksilasi menjadi format (monokarboksilat). Kemudian, format ditransportasi ke luar, sehingga terjadi perbedaan potensial membran (di dalam sel bertambah 2- tetapi di kembalikan ke luar 1- dan di dalam lebih negatif). Pertukaran oksalat format terjadi melalui protein transportir (antiport). Ketika oksalat masuk ke dalam maka sel melakukan kopling transportasi (antiport) dengan keluarnya format. Kemudian, oksalat didekarboksilasi menjadi format

7 dan CO 2 (dan mengkonsumsi proton), sehingga tercipta p. Format yang dihasilkan akan dikeluarkan, jika ada oksalat yang masuk. Gambar 10.6 Pertukaran oksalat-format yang dikopling dengan sintesis ATP Dekarboksilasi Dikarboksilat yang Dikopling dengan Transport Na + Reaksi kimia yang dikopling dengan proton, banyak ditemukan di bakteri, tetapi pada beberapa bakteri (khususnya bakteri laut) sistem transport proton digantikan oleh natrium. Bakteri Vibrio alginolyticus menggunakan pompa natrium yang dikopling dengan respirasi. Contoh sistem dekarboksilasi yang dikopling dengan transport Na + adalah dekarboksilasi metilmalonil-koa pada Propionigenium modestum dan dekarboksilasi oksaloasetat pada Klebsiella pneumonia (Gambar 10.7). Simport Arus Keluar Produk Fermentasi dengan Pompa Proton atau Na + Pengeluaran produk fermentasi oleh sel bakteri merupakan transport yang menuruni gradien konsentrasi. Transportasi hasil fermentasi tersebut menghasilkan energi, sehingga dapat dipakai untuk memompa proton (natrium). Oleh karena itu, arus keluar produk fermentasi disimport dengan pompa proton, sehingga menghasilkan p. Simport pengeluaran laktat dengan pompa proton dapat dilihat pada bakteri Streptococcus. Simport pengeluaran suksinat dengan pompa Na + terjadi pada bakteri Selenemonas.

8 Gambar 10.7 Dekarboksilasi oksaloasetat dikopling dengan transport Na +. D: enzim dekarboksilase (Sumber: Dimroth, P Energy transduction by an electrochemical gradient of sodium ions in Hauska & R. Thauer (eds). The Molecular Basis of Bacterial Metabolism. Springer-Verlag, Berlin ) Absorbsi Cahaya oleh Pigmen Rodopsin Beberapa arkhaea (halofil ekstrim) mampu menghasilkan p langsung dari absorsi cahaya oleh pigmen tanpa melibatkan reaksi redoks. Arkhaea halofil ekstrim adalah arkhaea heterotrof dan biasanya menghasilkan p melalui reaksi redoks. Akan tetapi, jika oksigen rendah, tetapi sinar tinggi, maka dia menyintesis pigmen bakteriorodopsin. Salah satu fungsi bakteriorodopsin adalah memompa proton ketika mengabsorbsi sinar (kopling). Terdapat Arkhaea halofil ekstrim yang mampu menyintesis halorodopsin yang mampu menyerap cahaya dan dikopling dengan arus masuk ion klor. TRANSFER ELEKTRON Proses pembentukan energi baik secara fotosintesis maupun respirasi menyangkut masalah transfer elektron. Pembentukan energi sebenarnya adalah transfer energi yang dilepaskan reaksi eksergonik ke sintesis senyawa berenergi tinggi. Seperti diketahui reaksi kimia berlangsung dengan 2 cara, yaitu endergonik dan eksergonik. Reaksi endergonik adalah reaksi yang memerlukan energi, sedangkan reaksi eksergonik adalah reaksi yang menghasilkan energi. Biasanya reaksi eksergonik

9 dikopling dengan reaksi endergonik. Oleh karena itu, organisme termasuk prokariota melakukan suatu konversi energi eksergonik menjadi energi yang dapat dimanfaatkan. Tabel 10.1 Potensial elektroda reaksi redoks pada ph 7 Reaksi Redoks CO 2 / format H + / H 2 Fd ox / Fd red (Clostridium) NAD + / NAD S 0 / H 2S FAD / FADH 2 Asetaldehid / etanol FMN / FMNH 2 Piruvat / laktat Oksaloasetat / malat Menakuinon (ox / red) Sit b 558 (ox / red) Fumarat / suksinat Ubikuinon (ox / red) Sit b 556 (ox / red) Sit b 562 (ox / red) Sit d (ox / red) Sit c (ox / red) Sit a (ox / red) Sit c 555 (ox / red) - - NO 3 / NO 2 Fe 3+ / Fe 2+ O 2 / H 2O E 0 (mv) atau atau atau atau Sumber: Thauer, R.K., K. Jungermann & K. Decker Energy conservation in chemotrophic anaerobic bacteria. Bacteriol Rev 41: Pada proses respirasi terjadi arus elektron melalui serangkaian reaksi redoks berantai dalam membran sel. Transfer elektron dimulai dari donor yang mempunyai potensial elektroda rendah ke akseptor yang mempunyai potensial elektroda lebih tinggi (Tabel 10.1). Kompleks yang mampu membawa elektron pada transfer elektron, disebut pembawa elektron. Pada titik tertentu reaksi redoks mampu menghasilkan energi yang tinggi, sehingga energi itu dipakai untuk memompa proton menyeberang membran sel. Ketika proton kembali ke dalam sel akibat perbedaan gradien konsentrasi, perpindahan itu dikopling dengan sintesis senyawa berenergi tinggi, misalnya ATP. PEMBAWA ELEKTRON Pembawa elektron yang terletak di membran sel dapat dikategorikan menjadi 4 kelompok, yaitu flavoprotein, kuinon, protein besi-belerang, dan sitokrom. Flavoprotein, protein besi-belerang, dan sitokrom adalah protein, sedangkan kuinon adalah lemak.

10 Pembawa elektron protein merupakan kompleks multienzim yang disebut oksidoreduktase. Elektron ditransfer bukan oleh bagian molekul protein, tetapi oleh bagian molekul non-protein. Bagian non-protein yang membawa elektron disebut gugus prostetik. Gugus prostetik flavoprotein, protein besi-belerang, dan sitokrom masingmasing adalah flavin, kluster FeS, dan heme. Gugus prostetik mempunyai kemampuan membawa elektron saja, ada juga yang mampu membawa elektron dan proton. Flavoprotein Flavoprotein (Fp) merupakan pembawa elektron dengan gugus prostetik senyawa organik flavin. Ada 2 jenis flavin, yaitu FMN dan FAD (Gambar 10.8). Fosforilasi riboflavin pada ribitil 5 OH menghasilkan FMN dan adenilisasi FMN menghasilkan FAD. Ketika tereduksi, fp mampu membawa proton dan elektron. H 3 C H 3 C D-ribitil H 2 C O X HC OH HC OH HC OH N N N O NH O Gambar 10.8 Struktur Flavin. X=H: riboflavin; X=PO 3H 2: FMN; X=ADP: FAD Kuinon Kuinon adalah lemak pembawa elektron. Beberapa peneliti yakin bahwa kuinon mobil di daerah hidrofob membran sel. Kuinon terdapat dalam 3 bentuk (Gambar 10.9), yaitu ubikuinon, menakuinon, dan plastokuinon. Kuinon mampu membawa elektron dan proton. Prokariota mampu menghasilkan 2 kuinon selama respirasi, yaitu ubikuinon dan menakuinon. Menakuinon mempunyai potensial elektroda lebih rendah daripada ubikuinon dan biasanya digunakan pada respirasi anaerob. Plastokuinon dijumpai pada sianobakter.

11 O OH H 3 CO CH 3 H 3 CO H n O CH 3 OH O O CH 3 H 3 C CH 3 O CH 3 n H H 3 C O CH 3 Gambar 10.9 Struktur kuinon. Ubikuinon teroksidasi (kiri atas); ubikuinon tereduksi (kanan atas); menakuinon teroksidasi (kiri bawah); plastokuinon teroksidasi (kanan bawah). n H Protein besi-belerang Besi-belerang mempunyai gugus prostetik besi non-heme yang bagian sulfurnya tidak tahan asam (Gambar 10.10). Itu berarti ketika ph rendah (asam), H 2S akan terlepas dari gugus prostetiknya. Besi-belerang mempunyai potensial elektroda yang luas dari 400 sampai +350 mv. Oleh karena itu, besi-belerang dijumpai di setiap level potensial elektroda redoks. Dia dapat membawa elektron, tetapi tidak dapat membawa proton. Sis Sis Fe S S Fe Sis Sis Gambar Kluster FeS Sitokrom Sitokrom adalah pembawa elektron dengan besi heme sebagai gugus prostetiknya. Heme adalah 4 cincin pirol yang dihubungkan dengan jembatan metana (Gambar 10.11). Karena heme terdiri dari 4 pirol, maka sering disebut tetrapirol. Terdapat 4 jenis sitokrom, yaitu sitokrom a, b, c, dan d. Terdapat sitokrom o pada

12 prokariota. Sitokrom o termasuk dalam jenis sitokrom b. Sitokrom mampu membawa proton dan elektron. R 1 R 2 R N N Fe N N R R 3 R 4 R 6 R 5 Gambar Gugus heme dari sitokrom yang terdiri atas 4 cincin pirol (1 s.d 4); : jembatan metana; R 1 s.d. R 8 berbeda-beda tergantung jenis sitokromnya ORGANISASI PEMBAWA ELEKTRON Pada mitokondria serangkaian pembawa elektron terorganisasi dari potensial elektroda rendah (donor) ke potensial elektroda tinggi (akseptor). Elektron (mungkin juga proton) dapat masuk ke sembarang pembawa elektron yang sesuai potensial elektrodanya, kemudian ditransfer ke akseptor yang lebih tinggi potensial elektrodanya. Terdapat 4 kompleks pembawa elektron pada mitokondria (Gambar 10.12), yaitu NADH-ubikuinon oksidoreduktase (kompleks 1), suksinat dehidrogenase (kompleks 2), ubikuinol-sitokrom c oksidoresuktase (kompleks 3 disebut juga kompleks bc 1), dan sitokrom c oksidase (biasanya sitokrom aa 3; kompleks 4). Gambar Organisasi kompleks pembawa elektron pada mitokondria Pada prokariota pembawa elektron berbeda-beda tergantung jenis prokariotanya. Akan tetapi, dapat dianalogikan dengan pembawa elektron di mitokondria, pembawa elektron di prokariota diorganisasikan dalam 3 kelompok, yaitu

13 kompleks dehidrogenase, kompleks oksidase (aerob) atau kompleks reduktase (anaerob), dan kuinon sebagai penghubung 2 kompleks tersebut di atas. Struktur NADH dehidrogenase E. coli mirip dengan struktur kompleks 1 mitokondria. NADH dehidrogenase E. coli mempunyai struktur seperti huruf L dan terkadang seperti tapal kuda dan dinamis. Dinamika struktur NADH dehidrogenase merefleksikan proses evolusinya. Struktur NADH dehidrogenase aerob biasanya berbeda dengan NADH dehidrogenase anaerob. Aktivitas enzim dehidrogenase pada umumnya menghasilkan elektron yang dapat didonorkan ke kuinon. Kemudian, elektron ditransfer ke kompleks oksidase dan akhirnya ke penerima elektron terakhir. Jika penerima elektron terakhir adalah oksigen, maka disebut kompleks pereduksi oksigen atau oksidase. Akan tetapi, jika penerima elektron terakhir selain oksigen, maka disebut reduktase. Jika dehidrogenase terkait dengan aktivitas oksidasi NADH, maka disebut NADH dehidrogenase. Jika dehidrogenase terkait dengan aktivitas oksidasi H 2, maka disebut hidrogen dehidrogenase dan lain-lain. Gambar Organisasi kompleks pembawa elektron pada prokariota pada respirasi aerob (A) dan pada respirasi anaerob (B) Prokariota mempunyai organisasi transfer elektron yang bercabang (Gambar 10.13). Hal ini terkait dengan kemampuan prokariota melakukan respirasi ganda. Jika mitokondria hanya mampu melakukan respirasi aerob saja, maka prokariota mampu melakukan respirasi aerob dan anaerob. Bahkan prokariota mampu melakukan respirasi

14 dengan akseptor elektron berbeda, meskipun dalam suasana yang sama. Titik percabangan pembawa elektron biasanya terdapat pada kuinon atau sitokrom. Percabangan itu memberi kosekuensi kemampuan prokariota menghadapai perubahan lingkungan. Misalnya pada kondisi aerob E. coli menyitesis oksidase, tetapi dalam kondisi anaerob E. coli menyintesis beberapa reduktase (fumarat reduktase, nitrat reduktase, TMAO reduktase) tergantung akseptor elektronnya. TEMPAT KOPLING PEMBAWA ELEKTRON Transfer elektron selalu disertai pembentukan p yang diperoleh dari perpindahan proton ke luar. Pada saat hampir bersamaan juga terjadi sintesis ATP melalui ATPsintase ketika proton kembali masuk ke dalam. Mitokondria mempunyai 3 titik kopling pembentukan p dan sintesis ATP, yaitu kompleks 1, kompleks 3, dan kompleks 4. Terdapat konsensus bahwa mitokondria mampu memindah proton sebanyak 10 setiap transfer elektron dari NADH sampai oksigen. Kompleks 1 dan 3 mampu memindahkan 4 proton setiap transfer 2 elektron. Bagian kompleks 3 yang mampu memindahkan proton adalah ubikuinon. Kompleks 4 hanya mampu memindah 2 proton setiap transfer 2 elektron ke akseptor terakhir. Kompleks 1 dan 3 dapat berjalan membalik. Hal ini berarti, jika ada p, maka elektron dapat ditransfer dari pembawa elektron dengan potensial elektroda rendah ke pembawa elektron dengan potensial elektroda lebih tinggi. Akan tetapi, kompleks 4 tidak dapat membalik. Hal ini berarti air tidak dapat dipakai sebagai donor elektron. Pada prokariota terdapat 2 titik kopling pembentukan p dan sintesis ATP, yaitu ubikuinon sitokrom bc 1 (mirip kompleks 3 pada mitokondria) dan kompleks oksidase atau reduktase (mirip kompleks 4 pada mitokondria). Akan tetapi, ubikuinon sitokrom bc 1 sering hanya disebut kompleks bc 1 atau sitokrom bc 1. Dehidrogenase juga dapat menjadi tempat kopling, jika dehidrogenase tersebut adalah NADH dehidrogenase. 4 PEMBENTUKAN ATP SECARA RESPIRASI (MELALUI ATPsintase) Jumlah ATP yang dihasilkan transfer elektron dari donor sampai akseptor terakhir bervariasi tergantung jenis donornya. Jumlah ATP yang disintesis melalui ATPsintase per 2 elektron dan akseptor elektron adalah oksigen, dilambangkan dengan P/O. Jika akseptor elektron bukan oksigen, maka dilambangkan dengan P/2e -. Jumlah proton yang kembali melalui kanal ATPsintase yang dikopling dengan sintesis ATP (dilambangkan H + /ATP) bervariasi, yaitu 2-4 proton digunakan untuk menyintesis 1 ATP (Gambar 10.14). Terdapat konsensus bahwa nilai H + /ATP

15 mitokondria adalah 3. Karena mitokondria mampu memindah proton sebanyak 10 proton dan nilai H + /ATP adalah 3, maka nilai P/O-nya adalah 3,3. Gambar Jumlah ATP ditentukan oleh rasio proton yang dipindahkan (yh + ) dengan proton yang kembali melaluai ATPase (xh + ). Perbedaan energi (ATP) yang dihasilkan masing-masing prokariota di samping tergantung pada jenis pembawa elektron yang mampu memindahkan proton, juga tergantung pada asosiasi kompleks respirasi dengan membran sel. Sitokrom c yang terbenam di membran sel, mempunyai aktivitas perpindahan proton lebih kecil dibandingkan sitokrom c periplasmik. MEKANISME PERPINDAHAN PROTON Mekanisme reaksi redoks yang dikopling dengan perpindahan proton belum dapat dijelaskan dengan tuntas. Mekanisme perpindahan proton pada prokariota terdapat dalam 3 cara, yaitu pompa proton, Q-loop (Q-ulang-alik), dan Q-cycle (siklus- Q). Pompa Proton Perpindahan proton dengan model pompa proton terjadi pada kompleks 4 (sitokrom aa3). Bentuk sitokrom aa 3 adalah kanal (seperti kanal ATPsintase; tetapi tidak dapat membalik; Gambar 10.15). Ketika sitokrom aa 3 menerima elektron dari sitokrom c, sitokrom aa3 mengalami reduksi. Setelah mengalami reduksi, dengan cepat sitokrom aa3 mentransfer elektron ke oksigen. Ketika terjadi perubahan dari tereduksi menjadi teroksidasi, timbul energi eksergonik yang dapat dipakai untuk memompa proton dari

16 dalam ke luar. Energi eksergonik diperoleh dari perbedaan potensial elektroda antara sitokrom aa 3 dengan akseptor elektron. Gambar Mekanisme perpindahan proton dengan model pompa proton Q-ulang-alik Model perpindahan proton baik Q-ulang-alik maupun siklus-q terjadi pada kompleks 3. Mekanisme perpindahan proton oleh kompleks 3 mitokondria dan uq-bc1 prokariota dengan model Q-ulang-alik adalah sebagai berikut (Gambar 10.16). Kuinon yang berada di sebelah dalam membran, memerima elektron dari protein besi-belerang (kompleks 1 atau NADH dehidrogenase). Pada saat bersamaan kuinon dapat mengambil proton dari sitoplasma sehingga kuinon (Q) menjadi tereduksi menjadi kuinol (QH 2). Kondisi ini membuat kuinol bergerak ke sisi luar membran. Di sisi luar membran kuinol membuang proton ke luar dan mentransfer elektron ke kompleks bc 1, sehingga teroksidasi menjadi kuinon. Kuinon bergerak kembali ke sisi dalam membran. Kompleks bc 1 mentransfer elektron ke sitokrom c. Jadi pada model Q-ulang-alik, kompleks 3 hanya mampu memindahkan 2 proton.

17 Gambar Perpindahan proton dengan model Q-ulang-alik Siklus-Q Model siklus-q mampu menjelaskan kemampuan kompleks 3 mitokondria memindahkan 4 proton. Kuinon pada model ini disebut ubikuinon (UQ). Ubikuinon dalam kondisi dinamis di sepanjang membran. Artinya ubikuinon mampu bergerak di sepanjang membran. Mekanisme perpindahan proton melalui model siklus-q adalah sebagai berikut (Gambar 10.17). UQ menerima elektron dari besi-belerang dan menerima 2 proton dari sitoplasma, sehingga UQ tereduksi menjadi ubikuinol (UQH 2). Kemudian, UQH 2 bergerak ke sisi luar membran. Ubikuinol membuang 2 proton ke luar dan mentransfer 1 elektron ke besi-belerang dari kompleks 3 mitokondria (sitokrom bc 1), sehingga teroksidasi menjadi semikuinon anion (UQ - ). Kemudian, semikuinon anion mentransfer 1 elektron ke sitokrom b L, sehingga teroksidasi lagi menjadi UQ. Satu elektron ditransfer dari sitokrom b L ke sitokrom b H. Ubikuinon menerima elektron (tidak diketahui asalnya), sehingga mengalami reduksi menjadi UQ -. Semikuinon anion bergerak ke sisi dalam mendekati sitokrom b H dan menerima elektron dari sitokrom b H sehingga tereduksi menjadi UQ 2- (semikuinon superanion). Semikuinon superanion mengambil 2 proton dari matriks, sehingga menjadi UQH 2. Ubikuinol bergerak ke sisi luar membran dan teroksidasi menjadi UQ -. Semikuinon anion membuang 2 proton keluar dan mentransfer 1 elektron ke protein besi-belerang. Protein besi belerang menerima 2 elektron dan mentransfer ke pusat sitokrom bc 1.

18 Gambar Perpindahan proton dengan model siklus-q

Aliran elektron pembawa elektron berupa satu seri protein pembawa elektron dan lipid (quinone)

Aliran elektron pembawa elektron berupa satu seri protein pembawa elektron dan lipid (quinone) Aliran elektron pembawa elektron berupa satu seri protein pembawa elektron dan lipid (quinone) Setiap pembawa elektron mempunyai potensial elektroda yang berbeda serta mentransfer elektron ke pembawa dengan

Lebih terperinci

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

organel yang tersebar dalam sitosol organisme STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam

Lebih terperinci

BIOENERGETIKA. Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini

BIOENERGETIKA. Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini BIOENERGETIKA Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini 1 BIOENERGETIKA MEMPELAJARI DINAMIKA/ PERUBAHAN ENERGI PADA REAKSI BIOKIMIAWI (REAKSI KIMIA PADA ORGANISME) 2 PADA ILMU KIMIA TELAH DIKENAL ADANYA: 1.REAKSI

Lebih terperinci

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi RESPIRASI SELULAR Cara Sel Memanen Energi TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan cara sel memanen energi kimia melalui proses respirasi selular dan faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria 2.1.1 Definisi Bioenergetika Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 4-5. METABOLISME Ada 2 reaksi penting yang berlangsung dalam sel: Anabolisme reaksi kimia yang menggabungkan bahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II

BAB I PENDAHULUAN BAB II BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Metabolisme : Enzim & Respirasi

Metabolisme : Enzim & Respirasi Metabolisme : Enzim & Respirasi SMA Regina Pacis Ms. Evy Anggraeny August 2014 1 Pengantar Metabolisme Yaitu modifikasi reaksi biokimia dalam sel makhluk hidup Aktivitas sel Metabolit Enzim/fermen Macamnya

Lebih terperinci

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt BIOLOGI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Metabolisme Sel Metabolisme Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel

Lebih terperinci

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt BIOLOGI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Metabolisme Sel Metabolisme Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel

Lebih terperinci

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi.

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. BAB IV METABOLISME Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi METABOLISME ANABOLISME Proses Pembentukan Contoh: Fotosintesis, Kemosintesis Sintesis

Lebih terperinci

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III. Cara Kerja Sel Topik Bahasan: Fungsi (protein) membran Energi dalam kehidupan Fungsi enzim

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida

Lebih terperinci

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si DISUSUN OLEH : WIDIYA AGUSTINA (A1F013001) FEPRI EFFENDI (A1F013021) DIAN KARTIKA SARI (A1F013047) DHEA PRASIWI (A1F013059) TYAS SRI MURYATI (A1F013073) DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si RESPIRASI Respirasi

Lebih terperinci

MAKALAH BIOKIMIA II DEKARBOKSILASI OKSIDATIF, SIKLUS ASAM SITRAT, DAN FOSFORILASI OKSIDATIF

MAKALAH BIOKIMIA II DEKARBOKSILASI OKSIDATIF, SIKLUS ASAM SITRAT, DAN FOSFORILASI OKSIDATIF MAKALAH BIOKIMIA II DEKARBOKSILASI OKSIDATIF, SIKLUS ASAM SITRAT, DAN FOSFORILASI OKSIDATIF OLEH KELOMPOK IV NAMA ANGGOTA : 1. LALU SINGGIH AJI PUTRA 2. NONI MULIANA LISTIAWATI 3. SAMSUL RIZAL UMAMI 4.

Lebih terperinci

KEHIDUPAN SEL PELEPASAN ENERGI DALAM SEL

KEHIDUPAN SEL PELEPASAN ENERGI DALAM SEL KEHIDUPAN SEL PELEPASAN ENERGI DALAM SEL Gimana UTSnya??? LUMAYAN...????!!? SILABUS PERTEMUAN KE- TGL MATERI 8 15 NOV 9 22 NOV 10 29 NOV KEHIDUPAN SEL (PELEPASAN ENERGI DALAM SEL) KEHIDUPAN SEL (PELEPASAN

Lebih terperinci

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua kehidupan di bumi ini bergantung kepada fotosintesis baik langsung maupun tidak

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etanol banyak digunakan dalam dunia industri obat obatan, kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar. Penggunaan etanol pada industri bahan bakar

Lebih terperinci

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A)

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Jalan Ir. H. Juanda No. 95

Lebih terperinci

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Reaksi Terang Reaksi Gelap Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Kebutuhan Cahaya membutuhkan cahaya tidak membutuhan cahaya

Lebih terperinci

1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3.

1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3. MEKANISME PERNAPASAN Aerob Dan Anaerob Secara kompleks, respirasi diartikan sebagai sebuah proses pergerakan atau mobilisasi energi oleh makhluk hidup dengan cara memecah senyawa dengan ebergi tinggi yakni

Lebih terperinci

A. Respirasi Selular/Aerobik

A. Respirasi Selular/Aerobik UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pendahuluan METABOLISME Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 4 SEL: RESPIRASI Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah ANABOLISME (Pembentukan molekul kompleks

Lebih terperinci

METABOLISME HETEROTROF. Kelompok 8 : Mica Mirani ( ) Ulin Ni'mah Setiawati ( )

METABOLISME HETEROTROF. Kelompok 8 : Mica Mirani ( ) Ulin Ni'mah Setiawati ( ) METABOLISME HETEROTROF Kelompok 8 : Mica Mirani (1717021019) Ulin Ni'mah Setiawati (1717021020) Metabolisme Semua reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup (sel). Reaksi kimia disusun/ diataur

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi

Lebih terperinci

4. Respirasi aerob menghasilkan produk berupa A. sukrosa B. glukosa C. CO D. oksigen

4. Respirasi aerob menghasilkan produk berupa A. sukrosa B. glukosa C. CO D. oksigen 1. Pada respirasi terjadi proses pemakaian karbohidrat menjadi piruvat yang disebut... A. siklus Krebs B. siklus Calvin C. fermentasi D. glikolisis E. fiksasi Pada proses glikolisis, glukosa (C6) di pecah

Lebih terperinci

METABOLISME MIKROORGANISME

METABOLISME MIKROORGANISME METABOLISME MIKROORGANISME Mengapa mempelajari metabolisme? Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Tujuan mempelajari metabolisme mikroorganisme Memahami jalur biosintesis suatu metabolit (primer

Lebih terperinci

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed Siklus Krebs dr. Ismawati, M.Biomed Berfungsi dalam katabolisme dan juga anabolisme amfibolik Katabolisme memproduksi molekul berenergi tinggi Anabolisme memproduksi intermedier untuk prekursor biosintesis

Lebih terperinci

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013 Energi & METABOLISME Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013 Sesuatu yang diperlukan untuk aktivitas seluler, seperti pertumbuhan, gerak, transport molekul maupun ion

Lebih terperinci

PRINSIP ENERGI METABOLISME

PRINSIP ENERGI METABOLISME PRINSIP ENERGI METABOLISME TUJUAN PEMBELAJARAN MENGETAHUI PRINSIP REAKSI OKSIDASI PADA SIKLUS KREBS MENGETAHUI SUMBER RESIDU ASETIL MENGETAHUI LOKASI ENZIM PADA MITOKONDRIA MENGETAHUI KOMPONEN RANTAI PERNAPASAN

Lebih terperinci

akseptor elektron pada saat medium aerob. Disisi lain keberadaan akseptor elektron nitrat dapat menimbulkan interaksi dan berpengaruh terhadap jalur

akseptor elektron pada saat medium aerob. Disisi lain keberadaan akseptor elektron nitrat dapat menimbulkan interaksi dan berpengaruh terhadap jalur PEMBAHASAN Isolat FR1, FR2, HF7 dan LF6 adalah kelompok bakteri fermentatif, tumbuh pada medium denitrifikasi yang mengandung nitrat baik secara anaerob maupun aerob. Rusmana dan Nedwell (2004), melaporkan

Lebih terperinci

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca)

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) METABOLISME merupakan keseluruhan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Transformasi energi selalu mengikuti setiap proses metabolisme. Transformasi

Lebih terperinci

oksaloasetat katabolisme anabolisme asetil-koa aerobik

oksaloasetat katabolisme anabolisme asetil-koa aerobik Siklus Kreb s Sumber asetil-koa Pembentukan energi pada siklus Kreb s Fungsi amfibolik siklus Kreb s Siklus asam sitrat pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein Proses metabolisme karbohidrat dan

Lebih terperinci

METABOLISME SEL; Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA Kupang, 2015

METABOLISME SEL; Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA Kupang, 2015 Fotosintesis & Respirasi Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA Kupang, 2015 Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015 Pengertian METABOLISME SEL; Fotosintesis

Lebih terperinci

Penemunya adalah Dr. Hans Krebs; disebut juga sebagai siklus asam sitrat atau jalur asam trikarboksilik. Siklus yang merubah asetil-koa menjadi CO 2.

Penemunya adalah Dr. Hans Krebs; disebut juga sebagai siklus asam sitrat atau jalur asam trikarboksilik. Siklus yang merubah asetil-koa menjadi CO 2. Siklus Kreb s Sumber asetil-koa Pembentukan energi pada siklus Kreb s Fungsi amfibolik siklus Kreb s Siklus asam sitrat pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein Proses metabolisme karbohidrat dan

Lebih terperinci

SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND

SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND SIKLUS KREBS Pertama kali ditemukan oleh Krebs tahun 1937, sehingga disebut Daur Krebs Merupakan jalur metabolisme utama dari berbagai

Lebih terperinci

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2.

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Respirasi anaerob 3. Faktor-faktor yg mempengaruhi laju respirari

Lebih terperinci

GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS. Anggota :

GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS. Anggota : GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS Anggota : Ibrahim Febrizky Hadi Winata Mujibur Rahman (G84070035) (G84070024) (G84070020) DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik

Lebih terperinci

Metabolisme Energi. Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar. Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau

Metabolisme Energi. Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar. Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau Metabolisme Energi Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau Sumber Energi Mikroba Setiap makhluk hidup butuh energi untuk kelangsungan hidupnya

Lebih terperinci

METABOLISME MIKROORGANISME

METABOLISME MIKROORGANISME METABOLISME MIKROORGANISME Metabolisme adalah sekumpulan proses kimia dan fisika yang terjadi di dalam tubuh suatu organisme atau makhluk hidup/sel yang dengan proses tersebut dibentuk protoplasma atau

Lebih terperinci

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA CONTOH CARA KERJA BEBERAPA ENZIM

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA CONTOH CARA KERJA BEBERAPA ENZIM PETUNJUK PRAKTIKUM BIOKIMIA CONTOH CARA KERJA BEBERAPA ENZIM LABORATORIUM BIOKIMIA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER 2015 Pada praktikum ini akan dipelajari cara kerja bebera enzim seperti urease,

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut

Lebih terperinci

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu terikat pada satu atau lebih zat-zat yang bereaksi. Dengan demikian enzim menurunkan barier energi (jumlah energi aktivasi

Lebih terperinci

KULIAH V TRANSPOR LARUTAN

KULIAH V TRANSPOR LARUTAN KULIAH V TRANSPOR LARUTAN Perhatian Sesudah perkuliahan diharapkan mahasiswa membaca bahan ajar yang sudah dipersiapkan Mahasiswa mengerjakan tugas yang sudah dibuat di dalam bahan ajar, dikerjakan secara

Lebih terperinci

Peta Konsep. komponen enzim. Ko-enzim. Cara kerja enzim. Bekerja secara spesifik Sifat-sifat enzim. Glikolisis. Siklus krebs.

Peta Konsep. komponen enzim. Ko-enzim. Cara kerja enzim. Bekerja secara spesifik Sifat-sifat enzim. Glikolisis. Siklus krebs. Bab 2 Metabolisme Sel Bab 2 Metabolisme Sel Pengertian metabolisme Peta Konsep komponen enzim Gugus prostetik Ko-enzim Ion-ion organik Cara kerja enzim Teori gembok dan anak kunci Teori kecocokan yang

Lebih terperinci

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Anabolisme = (biosintesis) Proses pembentukan senyawa

Lebih terperinci

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran

Lebih terperinci

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol)

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) I. TUJUAN Mengamati hasil dari peristiwa fermentasi alkohol II. LANDASAN TEORI Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Biologi

Antiremed Kelas 12 Biologi Antiremed Kelas 12 Biologi UTS BIOLOGI latihan 1 Doc Name : AR12BIO01UTS Version : 2014-10 halaman 1 01. Perhatikan grafik hasil percobaan pertumbuhan kecambah di tempat gelap, teduh, dan terang berikut:

Lebih terperinci

Pengertian Mitokondria

Pengertian Mitokondria Home» Pelajaran» Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria, Struktur, dan Fungsi Mitokondria Pengertian Mitokondria Mitokondria adalah salah satu organel sel dan berfungsi

Lebih terperinci

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor

Lebih terperinci

BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY Seluruh sel-sel tubuh memiliki kemampuan mengkonversi makanan (dalam hal ini protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi

Lebih terperinci

BIOENERGETIKA DAN FOFORILASI OKSIDATIF T. HELVI MARDIANI. Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

BIOENERGETIKA DAN FOFORILASI OKSIDATIF T. HELVI MARDIANI. Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara BIOENERGETIKA DAN FOSFORILASI OKSIDATIF T. HELVI MARDIANI Bagian Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara Pendahuluan Bioenergetika atau termodinamika biokimia memberikan prinsip dasar untuk

Lebih terperinci

Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum.

Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum. Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum. Dari manakah asal kandungan amilum pada ubi jalar dan kentang? Amilum yang

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 FOTOSINTESIS Pokok Bahasan: Peran Tumbuhan dan Fotosintesis Tumbuhan sebagai produser Tempat terjadinya Fotosintesis Pemecahan air

Lebih terperinci

Energi & METABOLISME. Oleh: Mochamad Nurcholis

Energi & METABOLISME. Oleh: Mochamad Nurcholis Energi & METABOLISME Oleh: Mochamad Nurcholis Sesuatu yang diperlukan untuk aktivitas seluler, seperti pertumbuhan, gerak, transport molekul maupun ion melalui membran. Hukum Termodinamika I : Jumlah energi

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS. Pemanfaatan cahaya untuk membuat makanan. Pengungkapan fotosintesis perjalanan panjang para ilmuwan:

FOTOSINTESIS. Pemanfaatan cahaya untuk membuat makanan. Pengungkapan fotosintesis perjalanan panjang para ilmuwan: FOTOSINTESIS Pemanfaatan cahaya untuk membuat makanan Pengungkapan fotosintesis perjalanan panjang para ilmuwan: Fisika (Belgia) : Jan Bastista van Helmont (tumbuhan - air) meruntuhkan mitos bahwa makanan

Lebih terperinci

METABOLISME KARBOHIDRAT. Chairul Huda Al Husna

METABOLISME KARBOHIDRAT. Chairul Huda Al Husna METABOLISME KARBOHIDRAT Chairul Huda Al Husna IMAJINASI METABOLISME ENERGI KH Lemak Protein ADP + P ATP Transport aktif membran sel Kontraksi otot Reaksi sintesis : hormon, dll Hantaran impuls syaraf Pertumbuhan

Lebih terperinci

V. BIOENERGETIK MIKROBA

V. BIOENERGETIK MIKROBA V. BIOENERGETIK MIKROBA Bioenergetik mikroba mempelajari penghasilan dan penggunaan energi oleh mikroba. Mikroba melakukan proses metabolisme yang merupakan serangkaian reaksi kimia yang luar biasa banyaknya.

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S., FIK 2009 Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) 1 RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. biologis. Biohidrogen berpotensi sebagai bahan bakar alternatif karena kandungan

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. biologis. Biohidrogen berpotensi sebagai bahan bakar alternatif karena kandungan I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Biohidrogen merupakan gas hidrogen yang dihasilkan melalui proses biologis. Biohidrogen berpotensi sebagai bahan bakar alternatif karena kandungan energi yang tinggi,

Lebih terperinci

COURSE TOPICS 3/7/2014. Energi & METABOLISME. Apa hubungan energi dengan metabolisme?

COURSE TOPICS 3/7/2014. Energi & METABOLISME. Apa hubungan energi dengan metabolisme? Energi & METABOLISME COURSE TOPICS Week Topics Lecturer 1 Introduction (Course Contract) 2 Biological Materials 3 Cell : Structure and Function 4 Energy and Metabolism 5 Pertumbuhan dan Perkembangan sel

Lebih terperinci

REDOKS dan ELEKTROKIMIA

REDOKS dan ELEKTROKIMIA REDOKS dan ELEKTROKIMIA Overview Konsep termodinamika tidak hanya berhubungan dengan mesin uap, atau transfer energi berupa kalor dan kerja Dalam konteks kehidupan sehari-hari aplikasinya sangat luas mulai

Lebih terperinci

Tabel Mengikhtisarkan reaksi glikolisis : 1. Glukosa Glukosa 6-fosfat. 2. Glukosa 6 Fosfat Fruktosa 6 fosfat

Tabel Mengikhtisarkan reaksi glikolisis : 1. Glukosa Glukosa 6-fosfat. 2. Glukosa 6 Fosfat Fruktosa 6 fosfat PROSES GLIKOLISIS Glikolisis merupakan jalur, dimana pemecahan D-glukosa yang dioksidasi menjadi piruvat yang kemudian dapat direduksi menjadi laktat. Jalur ini terkait dengan metabolisme glikogen lewat

Lebih terperinci

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc

wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui opasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfg hjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzxc qwertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwerty uiopasdfghjklzxcvbnmqwertyuiopasd fghjklzxcvbnmqwertyuiopasdfghjklzx cvbnmqwertyuiopasdfghjklzxcvbnmq KONDISI ANAEROB PADA RESPIRASI DAN FERMENTASI wertyuiopasdfghjklzxcvbnmqwertyui

Lebih terperinci

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN 8.1. Fotosintesis Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan

Lebih terperinci

BAB VII PEMBANGKITAN TENAGA DI DALAM SEL

BAB VII PEMBANGKITAN TENAGA DI DALAM SEL BAB VII PEMBANGKITAN TENAGA DI DALAM SEL I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan proses-proses pembangkitan energi dalam sel yang terjadi pada mitokondria, sitosol maupun dalam kloroplas. Struktur dan fungsi

Lebih terperinci

MATEMATIKA. Jawaban : B = 0. Jadi, a 1 a 1. Jawaban : E 64. Jawaban : A 62. PK: X 1 +X 2 < 0 X 1.X 2 > 0 D > 0

MATEMATIKA. Jawaban : B = 0. Jadi, a 1 a 1. Jawaban : E 64. Jawaban : A 62. PK: X 1 +X 2 < 0 X 1.X 2 > 0 D > 0 MATEMATIKA 61. Jawaban : B 63. = ( Jadi, = 0 a 1 a 1 64. Jawaban : E 62. PK: X 1 +X 2 < 0 X 1.X 2 > 0 D > 0 = Jawaban : D 65. = = = =3+3-1 = 0 Jadi, Jawaban : E 68. P.Q = I Q = atau Maka jumlah akar-akarnya

Lebih terperinci

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI)

Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) Tuti N. dan Sri S. (FIK-UI) Retikulum Endoplasma (Mader, 2000) RETIKULUM ENDOPLASMA Ada dua jenis retikum endoplasma (ER) yang melakukan fungsi yang berbeda di dalam sel: Retikulum Endoplasma kasar (rough ER), yang ditutupi oleh

Lebih terperinci

Sulistyani, M.Si.

Sulistyani, M.Si. Sulistyani, M.Si. sulistyani@uny.ac.id Reaksi oksidasi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur, molekul) melepaskan elektron. Cu Cu 2+ + 2e Reaksi reduksi: perubahan kimia suatu spesies (atom, unsur,

Lebih terperinci

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia Metabolisme Karbohidrat Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia LATAR BELAKANG Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat tergantung pada kemampuannya menghasilkan enzim amilase

Lebih terperinci

Reaksi dalam larutan berair

Reaksi dalam larutan berair Reaksi dalam larutan berair Drs. Iqmal Tahir, M.Si. iqmal@gadjahmada.edu Larutan - Suatu campuran homogen dua atau lebih senyawa. Pelarut (solven) - komponen dalam larutan yang membuat penuh larutan (ditandai

Lebih terperinci

BIOKIMIA. Marisa Handajani

BIOKIMIA. Marisa Handajani BIOKIMIA Marisa Handajani Biokimia: perubahan-perubahan kimia yang dilakukan oleh organisme hidup Reaksi yang berlangsung: Ekstraseluler reaksi hidrolisis(reaksi pemutusan ikatan kimia dengan penambahan

Lebih terperinci

Tugas Biologi KATABOLISME. Disusun oleh: Niluh Yuliastri. Kelas E

Tugas Biologi KATABOLISME. Disusun oleh: Niluh Yuliastri. Kelas E Tugas Biologi KATABOLISME Disusun oleh: Niluh Yuliastri Kelas E Fakultas Perternakan Universitas Halu Oleo 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

Lebih terperinci

A.1 Reduksi Nitrat dan Nitrit Reduksi nitrat terjadi di dalam sitoplasma, sedangkan reduksi nitrit terjadi di kloroplas.

A.1 Reduksi Nitrat dan Nitrit Reduksi nitrat terjadi di dalam sitoplasma, sedangkan reduksi nitrit terjadi di kloroplas. Pertemuan : Minggu ke 8 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Asimilasi N - S - P pada tumbuhan Sub pokok bahasan : 1. Asimilasi nitrogen (sintesis protein) 2. Asimilasi sulfur 3. Asimilasi fosfat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Ethanol banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik industri

BAB I PENDAHULUAN. Ethanol banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik industri BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ethanol banyak dipergunakan dalam berbagai aspek kehidupan, baik industri maupun untuk keperluan sehari-hari. Ethanol merupakan salah satu produk industri yang penting

Lebih terperinci

6H 2 O + 6CO 2 > C 6 H 12 O 6 + 6O 2. cahaya menjadi energi kimia. molekul gula

6H 2 O + 6CO 2 > C 6 H 12 O 6 + 6O 2. cahaya menjadi energi kimia. molekul gula FOTOSINTESIS Fotosisntesis 6H 2 O + 6CO 2 > C 6 H 12 O 6 + 6O 2 1. REAKSI CAHAYA: mengubah bhenergi cahaya menjadi energi kimia 2. REAKSI KARBON: siklus Calvin, merakit molekul gula An overview of photosynthesis

Lebih terperinci

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s)

Persamaan Redoks. Cu(s) + 2Ag + (aq) -> Cu 2+ (aq) + 2Ag(s) Persamaan Redoks Dalam reaksi redoks, satu zat akan teroksidasi dan yang lainnya tereduksi. Proses ini terkadang mudah untuk dilihat; untuk contoh ketika balok logam tembaga ditempatkan dalam larutan perak

Lebih terperinci

Soal-soal Redoks dan elektrokimia

Soal-soal Redoks dan elektrokimia 1. Reaksi redoks : MnO 4 (aq) + C 2 O 4 2- (aq) Mn 2+ (aq) + CO 2 (g), berlangsung dalam suasana asam. Setiap mol MnO 4 memerlukan H + sebanyak A. 4 mol B. 6 mol D. 10 mol C. 8 mol E. 12 mol 2. Reaksi

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2)

HASIL DAN PEMBAHASAN. (CH 2 O)n + n O 2 n CO 2 + n H 2 O + e - (1) mikrob (CH 2 O)n + nh 2 O nco 2 + 4n e - + 4n H + (2) HASIL DAN PEMBAHASAN Dinamika Eh dan ph Ketika tanah digenangi, air akan menggantikan udara dalam pori tanah. Pada kondisi seperti ini, mikrob aerob tanah menggunakan semua oksigen yang tersisa dalam tanah.

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA : ENZIM BAGIAN ENZIM 7 ENZIM MENGHASILKAN ENERGI (EKSERGONIK) MEMBUTUHKAN ENERGI (ENERGONIK) KEDUANYA MEMERLUKAN ENERGI PENGAKTIF

REAKSI KIMIA : ENZIM BAGIAN ENZIM 7 ENZIM MENGHASILKAN ENERGI (EKSERGONIK) MEMBUTUHKAN ENERGI (ENERGONIK) KEDUANYA MEMERLUKAN ENERGI PENGAKTIF 7 : - PROTEIN - KATALIASATOR BIOKIMIA REAKSI KIMIA : MENGHASILKAN ENERGI (EKSERGONIK) MEMBUTUHKAN ENERGI (ENERGONIK) KEDUANYA MEMERLUKAN ENERGI PENGAKTIF BAGIAN KATALISATOR : MEMPECEPAT REAKSI TANPA IKUT

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS. Fotosintesis 1

FOTOSINTESIS. Fotosintesis 1 FOTOSINTESIS Fotosintesis 1 CAKUPAN MATERI Peran Fotosintesis Sejarah Fotosintesis Tempat terjadinya Fotosintesis Reaksi-reksi Fotosintesis Reaksi Terang Reaksi Gelap Tumbuhan C3, C4 dan CAM Fotosintesis

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mitokondria merupakan organel yang terdapat di dalam sitoplasma.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mitokondria merupakan organel yang terdapat di dalam sitoplasma. BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Fungsi dan Struktur Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang terdapat di dalam sitoplasma. Mitokondria berfungsi sebagai organ respirasi dan pembangkit energi dengan

Lebih terperinci

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi IV. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil analisis tanah lokasi penelitian disajikan pada Lampiran 1. Berbagai sifat kimia tanah yang dijumpai di lokasi penelitian terlihat beragam, berikut diuraikan sifat kimia

Lebih terperinci

Reaksi Oksidasi-Reduksi

Reaksi Oksidasi-Reduksi Reaksi ksidasireduksi Reaksi yang melibatkan transfer Elektron disebut ksidasireduksi atau Reaksi Redoks ksidasi adalah hilangnya Elektron suatu reaktan Reduksi adalah penangkapan Elektron oleh reaktan

Lebih terperinci

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa

Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di

Lebih terperinci

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis

Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis. 1. Mengamati reaksi yang terjadi di anoda dan katoda pada reaksi elektrolisis 1 Kegiatan Belajar 3: Sel Elektrolisis Capaian Pembelajaran Menguasai teori aplikasi materipelajaran yang diampu secara mendalam pada sel elektrolisis Subcapaian pembelajaran: 1. Mengamati reaksi yang

Lebih terperinci

BAB Latar Belakang Masalah 1.2. Rumusan Masalah

BAB Latar Belakang Masalah 1.2. Rumusan Masalah BAB 1 1.1. Latar Belakang Masalah Sistem pernapasan yang lazim digunakan mencakup 2 proses; pernapasan luar (eksternal), yaitu penyerapan O 2 dan pengeluaran CO 2 dari tubuh secara keseluruhan ;serta pernapasan

Lebih terperinci

Elektrokimia. Sel Volta

Elektrokimia. Sel Volta TI222 Kimia lanjut 09 / 01 47 Sel Volta Elektrokimia Sel Volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus listrik sebagai akibat terjadinya reaksi pada kedua elektroda secara spontan Misalnya : sebatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel hidup adalah suatu miniatur industri kimiawi, dimana ribuan reaksi terjadi didalam suatu ruangan mikroskopik. Gula di ubah menjadi asam amino, demikian juga sebaliknya.

Lebih terperinci

Respirasi seluler. Bahasan

Respirasi seluler. Bahasan Respirasi seluler dr.syazili Mustofa, M. Biomed Lektor Mata Kuliah Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bahasan 1. metabolisme oksidatif dan produksi ATP 2. Siklus asam sitrat 3. fosforilasi

Lebih terperinci

VIII. NUTRISI, MEDIUM DAN METABOLISME MIKROBA

VIII. NUTRISI, MEDIUM DAN METABOLISME MIKROBA VIII. NUTRISI, MEDIUM DAN METABOLISME MIKROBA Medium pertumbuhan (disingkat medium) adalah tempat untuk menumbuhkan mikroba. Mikroba memerlukan nutrisi untuk memenuhi kebutuhan energi dan untuk bahan pembangun

Lebih terperinci

KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI

KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI KARAKTERISTIK BIOLOGI DAN FISIOLOGI Kemampuan Akhir yang Diharapkan : Mahasiswa PS ITP semester 3 mampu menjelaskan karakteristik biologi dan fisiologi bahan pangan PROSES METABOLISME Bahan hasil pertanian

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: HUKUM-HUKUM DASAR KIMIA Di soal diketahui dan ditanya: m (NH 2 ) 2 CO = 12.000 ton/tahun (pabrik) m N 2 = ton/tahun?

Lebih terperinci

AMALDO FIRJARAHADI TANE

AMALDO FIRJARAHADI TANE DISUSUN OLEH AMALDO FIRJARAHADI TANE PEMBAHASAN UTUL UGM KIMIA 2013 Page 1 1. 2. MATERI: TERMOKIMIA Pada soal diketahui dan ditanya: ΔH c C 2 H 5 OH = -1380 kj/mol ΔH d C 6 H 12 O 6 = -60 kj/mol ΔH c C

Lebih terperinci

VIII. GLIKOLISIS Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt.

VIII. GLIKOLISIS Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt. VIII. GLIKOLISIS Dr. Edy Meiyanto, MSi., Apt. Tujuan Instruksional Umum (TIU) Setelah mengikuti kuliah bagian ini diharapkan mahasiswa dapat menyebutkan dan menjelaskan proses reaksi glikolisis Pendahuluan

Lebih terperinci