BAB II KAJIAN PUSTAKA

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Transkripsi

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Pendidikan Pendidikan adalah segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikan sebagai pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal (Mudyahardjo, 2004: 6). Pendidikan berupaya mempersiapan kecakapan-kecakapan tersebut dengan teliti dan sempurna. Kecakapan-kecakapan yang harus dikuasai untuk dapat terjun dalam kehidupan sangat bermacam-macam, tergantung pada tingkatan maupun jenis lingkungannya. Setiap tingkatan dan lingkungan kehidupan menuntut penguasaan pengetahuan, keterampilan, sikap, dan kebiasaan apresiasi tertentu (Tim Pengembangan Ilmu Pendiikan UPI, 2007: 9). Pendidikan dapat pula diartikan sebagai proses kegiatan mengubah perilaku individu menuju kedewasaan dan kematangan. Arti kedewasaan dalam konotasi ini sangat luas tidak terbatas dengan usia kalender, melainkan lebih menekankan pada mental-spiritual, sikap nalar, baik intelektual maupun emosional, sosial, dan spiritual (Purba, 2014: 53). Hakekat pendidikan itu bukan membentuk, bukan menciptakan seperti yang diinginkan, tetapi membantu dan menolong dalam arti luas. Membantu menyadarkan anak tentang potensi yang ada padanya, membantu mengembangkan potensi seoptimal mungkin, memberikan pengetahuan dan keterampilan memberikan latihan-latihan, memotivasi untuk terlibat dalam 7

2 pengalaman-pengalaman yang berguna, mengusahakan lingkungan yang serasi dan kondusif untuk belajar, mengarahkan jika terjadi penyimpangan, mengolah materi pelajaran sehingga peserta didik berkeinginan untuk menguasainya, mengusahakan alat-alat, meningkatkan intensitas proses pembelajaran. Pendidikan menyediakan alternatif pilihan, begitu peserta didik telah memutuskan suatu alternatif, pendidikan siap membantu, siap merangsang dan menjauhkan dari hal-hal yang dapat mengganggu jalannya proses (Purba, 2014: 55). Pendidikan adalah usaha manusia untuk menumbuhkan dan mengambangkan potensi-potensi pembawaan baik jasmani maupun rohani, sesuai dengan nilai nilai-nilai masyarakat dan kebudayaan (Ihsan, 2011: 2). B. Faktor-Faktor yang Berpengaruh dalam Proses Pendidikan Enam faktor yang dapat membentuk pola interaksi atau saling mempengaruhi dalam proses pendidikan. Namun faktor integratir terutamanya terletak pada pendidik dengan segala kemampuan dan keterbatasannya. Faktor yang pertama adalah faktor tujuan, dalam praktek pendidikan baik di lingkungan keluarga, di sekolah, maupun di masyarakat luas, banyak sekali tujuan pendidikan yang diinginkan oleh pendidik. Harapan dari pendidik semua tujuan pendidikan dapat dicapai oleh peserta didik (Ihsan, 2011: 2). Faktor yang kedua adalah faktor pendidik. Pendidik menurut kodrat yaitu orangtua dan pendidik menurut jabatan ialah guru. Orangtua sebagai pendidik adalah yang pertama dan utama. Guru sebagai pendidik, memiliki 8

3 tanggungjawab terhadap tiga pihak yaitu orangtua, masyarakat dan negara. Diharapkan guru mampu memberikan pendidikan dan pengajaran sesuai dengan perkembangan peserta didik dan diharapkan pula dari pribadi guru memancar sikap-sikap dan sifat-sifat yang normatif baik sebagai kelanjutan dari sikap dan sifat orangtua pada umumnya, yaitu kasih sayang dan tanggung jawab (Ihsan, 2011: 2). Faktor yang ketiga adalah peserta didik. Peserta didik dipandang sebagai oraganisme yang pasif dalam konteks pendidikan tradisional, hanya menerima informasi dari orang dewasa. Cepatnya perubahan sosial, teknologi dan komunikasi menyebabkan, peserta didik dalam tingkat kelas dan usia yang sama dapat memiliki pengetahuan yang berbeda-beda (Ihsan, 2011: 2). Faktor yang keempat adalah faktor isi/ materi pendidikan. Materi pendidikan adalah segala sesuatu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan. Materi harus sesuai dengan tujuan pendidikan dan peserta didik. Faktor yang kelima adalah faktor metode pendidikan. Metode adalah cara yang di dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Metode yang digunakan harus disesuaikan dengan tujuan pendidikan dan peserta didik sebagai subjek didik. Faktor yang, keenam adalah situasi lingkungan. Situasi lingkungan sangat mempengaruhi hasil belajar. Lingkungan yang dimaksud disini adalah lingkungan fisis, teknis dan sosial-kultural (Ihsan, 2011: 2). 9

4 C. Analisis Ragam Pengetahuan: Fakta menurut Merrill, 1993 : dalam Prawiradilaga, (2008: 83) adalah informasi tentang nama-nama orang, tempat, kejadian, julukan, istilah dan simbol. Fakta juga dapat berupa hubungan antar informasi. Menurut Kemp, dkk. fakta adalah hubungan antara dua objek. Pendapat Anderson dan Krathwohl, 2001 fakta merupakan landasan bagi sesorang untuk menguasai ragam pengetahuan lain. Konsep pada dasarnya konsep memiliki dua sifat, yaitu nyata atau konkret, berwujud serta abstrak. Konsep nyata mengandung aspek keberadaan dan kasatmata. Konsep tidak nyata adalah sebuah gagasan, usul, atau pendapat seseorang terhadap suatu hal, tidak dapat diamati secara langsung (Prawiradilaga, 2008: 84). Kemp dkk, 1994 mengemukakan bahwa konsep adalah kategori atau ragam yang menunjukan kesamaan atau kemiripan atau gagasan, kejadian, objek, atau kebendaan. Merill mengemukakan konsep adalah kelompok objek atau kebendaan, kejadian, symbol, yang memiliki kesamaan atau kemiripan karakteristik serta nama atau julukan (Prawiradilaga, 2008: 85). Sifat pengetahuan dianggap sebagai penjelasan atau uraian tentang jenjang, kedalaman kemampuan, atau kopetensi yang harus dikuasai oleh seorang peserta didik dalam belajarnya. Menurut Prawiradilaga, (2008: 93) tingkatan pengetahuan ada tiga yaitu, pengetahuan prasyarat, pengetahuan inti dan pengetahuan lanjutan. Pengetahuan prasyarat adalah pengetahuan yang menjadi landasan berpikir, pengetahuan yang benar-benar harus 10

5 dikuasai sebelum pengetahuan inti dipelajari. Pengetahuan inti adalah pengetahuan yang menjadi tumpuan untuk penguasaan suatu konsep dasar tertentu. Pengetahuan lanjutan adalah jenjang pengetahuan yang lebih sulit dan mendalam. Rangkaian dalam kegiatan, pengetahuan lanjutan akan diberikan jika pengetahuan inti sudah dipahami dengan benar. D. Metode Pembelajaran Pengajar, desainer pembelajaran, atau teknolog pendidikan sebagai tenaga ahli dapat memanfaatkan dua paradigma, pembelajaran dan belajar untuk mendesain suatu pembelajaran atau proses belajar. Desain pembelajaran dikembangkan meliputi penekanan pada konsep rancangan lingkungan belajar baik di kelas maupun untuk lokasi lain, termasuk untuk kelas maya dan belajar mandiri. Dukungan bahan ajar dengan format yang sesuai (modul atau paket) tentu saja berperan terhadap proses belajar seseorang (Prawiradilaga, 2008: 8). Saat ini, beberapa metode belajar dianggap inovatif terhadap perkembangan kemampuan kognitif dan kemandirian belajar. Salah satu metode yang digunakan adalah belajar berbasis masalah (problem base learning). Metode ini mendorong pembelajar untuk memecahkan masalah dalam berbagai situasi. Metode belajar berbasis masalah melatih ketajaman pola pikir metakognitif, yakni kemampuan strategis dalam memecahkan masalah. Metode Belajar proyek (Project based learning). Metode Belajar proyek (Project based learning) adalah belajar proyek adalah metode yang 11

6 melatih kemampuan pembelajar untuk melaksanakan suatu kegiatan di lapangan. Proyek yang dikembangkan dapat berupa pekerjaan atau kegiatan sebenarnya atau berupa simulasi kegiatan. Model Pembelajaran Discovery Learning atau Penemuan diartikan pula sebagai cara belajar memahami konsep, arti, dan hubungan, melalui proses intuitif untuk akhirnya sampai kepada suatu kesimpulan. Discovery terjadi bila individu terlibat, terutama dalam penggunaan proses mentalnya untuk menemukan beberapa konsep dan prinsip. Discovery dilakukan melalui observasi klasifikasi, pengukuran, prediksi, penentuan daninferi. Penentuan metode yang digunakan memerlukan pertimbangan dari segi sifat materi ajar dan fasilitas belajar yang tersedia (Budiningsih, 2005: 43) E. Peserta Didik dan Pendidik Pola pembelajaran hibrida dikembangkan sebagai alternatif pola online learning yang menerapkan belajar mandiri dalam porsi yang banyak. Kesulitan belajar yang dilakukan secara mandiri diatasi dengan kegiatan terstruktur offline. Kegiatan terstruktur ini sekaligus menjadi program penerapan metode-metode pembelajaran konvensional (Prawiradilaga, 2008: 6). Kecanggihan teknologi telekomunikasi memberikan nuansa berbeda dalam proses belajar seseorang. Teknologi telekomunikasi mengubah lokasi belajar dari kelas ke tempat dimanapun peserta didik dapat belajar. Ia bisa mengakses internet untuk mempelajari isi atau topik. Teknologi komunikasi 12

7 terutama belajar melalui dunia maya (virtual world) dapat diakses dan diterapkan tanpa memandang usia, jarak, lokasi, dan karakteristik peserta didik (Prawiradilaga, 2008: 7-8). Setiap mahluk hidup diciptakan berbeda, demikian halnya dengan manusia. Setiap individu memiliki ciri khas yang berbeda dan menetap, sehingga dalam suatu kelompok individu memiliki porsi ragam pengetahuan yang berbeda karena kepekaan yang dimiliki masing-masing individu berbeda (Prawiradilaga, 2008: ). F. Peran lembaga pendidikan Lembaga pendidikan terdiri atas lembaga pendidikan keluarga dan lembaga pendidikan sekolah. Keluarga adalah lingkungan pertama bagi anak. Di lingkungan keluarga anak mendapatkan pengaruh dasar. Oleh karena itu keluarga disebut sebagai lembaga informal dan kodrati. Lembaga pendidikan sekolah Satuan pendidikan adalah satuan dalam sistem pendidikan nasional yang merupakan wahana belajar baik sekolah-sekolah maupun luar sekolah. Berdasarkan jenisnya dibagi menjadi pendidikan sekolah dan pendidikan luar sekolah. Berdasarkan jenjangnya terbagi atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi (Ihsan, 2011: 16-23). Kegiatan pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan di sekolah, perguruan tinggi, kursus-kursus, pendidikan dan pelatihan pegawai, pusat pelatihan dan PSDM di organisasi. Kegiatan pembelajaran 13

8 biasanya berlokasi di dalam ruang kelas, di laboratorium, di ruang terbuka dimana interkasi antara pengajar dan peserta didik terjadi secara langsung. Konsep pendidikan seumur hidup merumuskan asas bahwa pendidikan adalah suatu proses yang terus-menerus (kontinu) dari bayi sampai meninggal dunia (Ihsan, 2011: 40). Pembinaan pendidikan yang dilakukan kepada anak dalam lingkungan keluarga akan membentuk sikap, tingkah laku, cara merasa dan cara mereaksi anak terhadap lingkungannya (Ihsan, 2011: 77). Hadari dalam Ihsan, (2011 : 77) menjelaskan bahwa pendidikan formal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara berencana, terarah, dan sistematis melalui lembaga pendidikan yang disebut sekolah. Pendidikan informal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, tetapi tidak berencana dan tidak sistematis di luar lingkungan keluarga. Pendidikan non formal adalah usaha pendidikan yang diselenggarakan secara sengaja, berencana tetapi tidak sistematis di lingkungan keluarga dan sekolah. G. Pengertian Miskonsepsi Miskonsepsi atau salah konsep (Suparno, 2005: 4) menunjuk pada konsep yang tidak sesuai dengan pengertian ilmiah atau pengertian yang diterima pakar atau ahli dalam bidang itu. Wartono, dkk (2004: 25) mendefinisikan miskonsepsi adalah pemahaman alternative yang tidak benar secara ilmiah. Miskonsepsi adalah ketidaksesuaian konsep yang dimiliki oleh siswa dengan konsep para ahli. 14

9 Miskonsepsi dalam pembelajaran banyak terjadi mulai dari siswa tingkat Sekolah Dasar (SD) sampai dengan mahasiswa di Perguruan Tinggi (PT). Miskonsepsi akan menghambat proses penerimaan dan asimilasi pengetahuan-pengetahuan baru dalam diri siswa, sehingga akan menghalangi keberhasilan siswa dalam proses belajar. Miskonsepsi yang terjadi dalam pembelajaran biologi masih menjadi masalah utama dan titik fokus penelitian pendidikan beberapa tahun terakhir (Hidayati, 2013:1). Miskonsepsi diakibatkan oleh pengetahuan awal siswa terhadap konsep awal yang keliru atau konsep awal siswa benar, tetapi siswa salah dalam menghubungkan konsep tersebut (Kusumaningrum, 2014: 2-3). Konsep yang terdapat di dalam satu materi saling berhubungan dengan konsep pada materi selanjutnya, sehingga dibutuhkan pemahaman konsep yang benar. H. Faktor Miskonsepsi pada Materi Metabolisme Sel Penelitian sebelumnya mengenai Identifikasi Miskonsepsi Mahasiswa Biologi Universitas Negeri Makassar pada Konsep Genetika dengan Metode CRI yang dilakukan oleh Andri Adi Mustika, dkk pada tahun 2014, menunjukkan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi miskonsepsi antara lain adalah penalaran yang salah terhadap suatu konsep, ketidaklengkapan informasi yang diterima yang berasal dari mahasiswa sendiri, pengalaman dan pengamatan mahasiswa yang keliru, istilah dan konsep yang telah lama, pengalaman belajar di sekolah dan kesalahan pada buku teks. 15

10 Materi metabolisme sel memiliki karakteristik kerumitan yang hampir sama dengan materi genetika, dimana masih terdapat banyak istilah atau konsep seperti istilah enzim-enzim, nama proses reaksi dan komponenkomponen yang berperan dalam proses metabolisme sel. Materi metabolisme sel memiliki konsep-konsep abstrak yang fenomenanya sulit diamati secara langsung. Kesulitan pengamatan ini, terjadi karena tingkatan organisasi yang diamati adalah tingkat seluler. Berdasarkan hasil observasi dengan metode wawancara tidak terstruktur mahasiswa semester lima Universitas Negeri Yogyakarta yang sedang menempuh mata kuliah Biologi Sel dan Molekuler, ada miskonsepsi pada hasil dari satu kali proses glikolisis. Mahasiswa mengatakan bahwa hasil dari satu kali proses glikolisi adalah 36 ATP dan 38 ATP tanpa ada penjelasan lebih lanjut alasan mengapa terjadi perbedaan hasil. Dosen kembali meluruskan miskonsepsi ini hampir disetiap proses pembelajaran. Sehingga ada indikasi terjadinya miskonsepsi pada tingkat sekolah menengah atas pada materi metabolisme sel. I. Meteri Metabolisme Sel Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup, diantaranya metabolisme (Poedjiadi, 2012: 90). Metabolisme berasal dari kata metabole yang artinya perubahan. Berubah di sini memiliki dua pengertian. Pertama, berubah menjadi lebih kompleks disebut anabolisme, asimilasi, atau sintesis. Kedua, berubah menjadi lebih sederhana disebut katabolisme atau disimilasi. Metabolisme 16

11 secara keseluruhan mengelola sumber daya materi dan energi bagi sel. Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup/sel. Metabolisme disebut juga reaksi enzimatis, karena metabolisme terjadi selalu menggunakan katalisator enzim (Campbell. 2010: 153) Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu: 1. Anabolisme (Asimilasi) Anabolisme/Asimilasi/Sintesis yaitu proses pembentukan molekul yang kompleks dengan menggunakan energi tinggi, energi cahaya atau energi kimia. a. Fotosintesis Fotosintesis merupakan sintesis yang memerlukan cahaya (fotos = cahaya; sintesis = penyusunan atau membuat bahan kimia). Fotosintesis adalah peristiwa pembentukan karbohidrat dari karbondioksida dan air dengan bantuan energi cahaya matahari (Campbell. 2010: 201). Reaksi fotosintesis yang melibatkan berbagai enzim dapat dituliskan sebagai berikut: cahaya matahari 6 CO2 + 6H2O C6H12O6 + 6O2 karbondioksida air glukosa oksigen Fotosintesis terjadi di dalam kloroplas. Kloroplas merupakan organel plastida yang mengandung pigmen hijau daun (klorofil). Sel yang mengandung kloroplas terdapat pada mesofil daun tanaman yang 17

12 disebut palisade atau jaringan tiang dan sel-sel jaringan bunga karang yang disebut spons. Kloroplas tersusun atas bagian-bagian sebagai berikut: 1) Stroma ialah struktur kosong di dalam kloroplas, merupakan tempat glukosa terbentuk dari karbondioksida. 2) Tilakoid ialah struktur cakram bertumpuk tumpuk, yang terbentuk dari pelipatan membran dalam kloroplas, dan berfungsi menangkap energi cahaya dan mengubahnya menjadi energi kimia. 3) Grana ialah selubung tangkai penghubung tilakoid. Klorofil merupakan pigmen utama yang terdapat pada tumbuhan yang berfungsi menyerap cahaya radiasi elektromagnetik pada spektrum kasat mata. Klorofil dapat dibedakan menjadi klorofil a dan klorofil b. Klorofil a mampu menyerap cahaya merah dan biru keunguan. Klorofil a sangat berperan dalam reaksi gelap fotosintesis. Klorofil b merupakan klorofil yang mampu menyerap cahaya biru dan merah kejinggaan. Terdapat pigmen selain klorofil di dalam kloroplas seperti karotenoid, antosianin, dan fikobilin (Campbell, 2010: ). Tumbuhan merupakan produsen makanan (karena dapat menghasilkan makanan dengan bantuan cahaya matahari), dan disebut juga organisme autotrof (auto = sendiri; trophic = makanan), yaitu organisme yang dapat membuat makanan sendiri. Proses reaksi fotosintesis dalam tumbuhan tinggi dibagi menjadi dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap (Campbell, 2010: 203). 18

13 1) Reaksi terang Tahap pertama, energi matahari ditangkap oleh pigmen penyerap cahaya dan diubah menjadi bentuk energi kimia, ATP, dan senyawa pereduksi NADPH. Proses ini disebut tahap reaksi terang. Atom hidrogen dari molekul H2O dipakai untuk mereduksi NADP + menjadi NADPH, dan O2 dilepaskan sebagai hasil samping reaksi fotosintesis. Reaksi ini juga dirangkaikan dengan reaksi endergonik, membentuk ATP dari ADP + Pi. Reaksi terang dapat dituliskan dengan persamaan: H2O + NADP + + ADP + Pi O2 + H + NADPH + ATP (Campbell. 2010: 204). Pembentukan ATP dari ADP + Pi, merupakan suatu mekanisme penyimpanan energi matahari yang diserap kemudian diubah menjadi bentuk energi kimia. Proses ini disebut fosforilasi fotosintesis atau fotofosforilasi. Reaksi terang yang terjadi di membran tilakoid, energi cahaya memacu pelepasan elektron dari fotosistem di dalam membran tilakoid. Fotosistem adalah tempat berkumpulnya beratus-ratus molekul pigmen fotosintesis. Aliran elektron melalui sistem transpor menghasilkan ATP dan NADPH. ATP dan NADPH dapat terbentuk melalui jalur non siklik, yaitu elektron mengalir dari molekul air, kemudian melalui fotosistem II dan fotosistem I. Elektron dan ion hidrogen akan membentuk NADPH dan ATP. Oksigen yang dibebaskan berguna untuk respirasi aerob (Campbell, 2010: ) 19

14 Pusat reaksi pada fotosistem I mengandung klorofil a, disebut sebagai P700, karena dapat menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 700 nm. Pusat reaksi pada fotosistem II mengandung klorofil a yang disebut sebagai P680, karena dapat menyerap foton terbaik pada panjang gelombang 680 nm (Campbell. 2010: 209). 2) Reaksi gelap (reaksi tidak tergantung cahaya) Reaksi gelap disebut juga siklus Calvin-Benson. Reaksi ini disebut reaksi gelap, karena tidak tergantung secara langsung dengan cahaya matahari. Reaksi gelap terjadi di stroma. Namun demikian, reaksi ini tidak mutlak terjadi hanya pada kondisi gelap. Reaksi gelap memerlukan ATP, hidrogen, dan elektron dari NADPH, karbon dan oksigen dari karbondioksida, enzim yang mengkatalisis setiap reaksi, dan RuBp (Ribulosa bifosfat) yang merupakan suatu senyawa yang mempunyai 5 atom karbon. Reaksi gelap terjadi melalui beberapa tahapan, yaitu: a) Karbondioksida diikat oleh RuBp (Ribulosa bifosfat yang terdiri atas 5 karbon) menjadi senyawa 6 karbon yang labil. Senyawa 6 karbon ini kemudian memecah menjadi 2 fosfogliserat (PGA). b) Masing-masing PGA menerima gugus pfosfat dari ATP dan menerima hidrogen serta e- dari NADPH. Reaksi ini menghasilkan PGAL (fosfo gliseral dehida). c) Tiap 6 molekul karbon dioksida yang diikat dihasilkan 12 PGAL. 20

15 d) Dari 12 PGAL, 10 molekul kembali ke tahap awal menjadi RuBp, dan seterusnya RuBp akan mengikat CO2 yang baru. e) Dua PGAL lainnya akan berkondensasi menjadi glukosa 6 fosfat. Molekul ini merupakan prekursor (bahan baku) untuk produk akhir menjadi molekul gula yang merupakan karbohidrat untuk diangkut ke tempat penimbunan tepung pati yang merupakan karbohidrat yang tersimpan sebagai cadangan makanan. Gambar 1. Siklus calvin atau reaksi gelap (Campbell, 2010: 214). b. Kemosintesis Kemosintesis terjadi pada organisme autotrof, tepatnya kemoautotrof, yang mampu menghasilkan senyawa organik yang dibutuhkan dari zat-zat anorganik dengan bantuan energi kimia. Energi kimia di sini adalah energi yang diperoleh dari suatu reaksi kimia yang berasal dari reaksi oksidasi. Kemampuan mengadakan kemosintesis ini, terdapat 21

16 pada mikroorganisme dan bakteri autotrof. Bakteri Sulfur yang tidak berwarna memperoleh energi dari proses oksidasi senyawa H2S. Berbeda dengan bakteri sulfur yang berwarna kelabu-keunguan yang mampu mengadakan fotosintesis karena memiliki klorofil, dengan reaksi sebagai berikut: CO2 + 2H2S CH2O + 2S + H2O Bakteri besi memperoleh energi kimia dengan cara oksidasi Fe ++ (Ferro) menjadi Ferri. Bakteri Nitrogen dengan melakukan oksidasi senyawa tertentu dapat memperoleh energi untuk mensintesis zat organik yang diperlukan. Bakteri Nitrosomonas dan Nitrococcus memperoleh energi dengan cara mengoksidasi NH3 yang telah membentuk senyawa amonium, yaitu amonium karbonat menjadi asam nitrit, dengan reaksi: (NH4) 2 CO3 + 3O2 2 HNO2 + CO2 + 3H2O + Energi (amonium karbonat) (asam nitrit) Bakteri Nitrogen yang lain, Nitrobacter, mengubah nitrit menjadi nitrat dengan reaksi sebagai berikut: Ca (NO2)2 + O2 Ca (NO3)2 + Energi (nitrit) (nitrat) 2. Katabolisme (Dissimilasi) Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa ini menghasilkan atau melepaskan energi berupa ATP yang biasa digunakan organisme untuk beraktivitas. Katabolisme mempunyai dua fungsi, yaitu menyediakan bahan baku untuk sintesis 22

17 molekul lain, dan menyediakan energi kimia yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas sel. Reaksi yang umum terjadi adalah reaksi oksidasi. Energi yang dilepaskan oleh reaksi katabolisme disimpan dalam bentuk fosfat, terutama dalam bentuk ATP (Adenosin trifosfat) dan berenergi elektron tinggi NADH + H + (Nikotilamid adenine dinukleotida H2) serta FADH2 (Flavin adenin dinukleotida H2). Contoh katabolisme adalah respirasi. Berdasarkan kebutuhan akan oksigen, katabolisme dibagi menjadi dua, yaitu respirasi aerob dan anaerob. Respirasi aerob adalah respirasi yang membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. Respirasi anaerob adalah respirasi yang tidak membutuhkan oksigen untuk menghasilkan energi. 1. Respirasi Aerob Sebagian besar hewan dan tumbuhan melakukan respirasi aerob. Respirasi aerob adalah peristiwa pembakaran zat makanan menggunakan oksigen dari pernapasan untuk menghasilkan energi dalam bentuk ATP. Adenosin trifosfat digunakan untuk memenuhi proses hidup yang selalu memerlukan energi. Respirasi aerob disebut juga pernapasan, dan terjadi di paru-paru, sedangkan pada tingkat sel respirasi terjadi pada organel mitokondria. Secara sederhana, reaksi respirasi adalah sebagai berikut: C6H12O6 + 6O2 6H2O + 6CO2 + (ATP + panas) Glukosa oksigen air karbondioksida energi 23

18 Bahan makanan seperti senyawa karbohidrat, lemak atau protein dioksidasi sempurna menjadi karbondioksida dan air pada proses respirasi. Reaksi di atas menunjukkan, substrat yang dioksidasi sempurna adalah glukosa. Oksigen diperlukan sebagai akseptor elektron terakhir pada rantai transpor elektron di mitokondria. Karbondioksida (CO2) dibebaskan keluar sel sebagai sampah. Karbondioksida dilarutkan dalam darah, kemudian dibuang melalui pernapasan dari paru-paru. Molekul air juga merupakan sampah dari respirasi dan dibuang lewat plasma darah ke paru-paru, kemudian dikeluarkan melalui hembusan napas (Campbell. 2010: 176). Respirasi aerob dapat dibedakan menjadi tiga tahap, yaitu: glikolisis, siklus krebs, dan transpor elektron. a. Glikolisis Glikolisis berarti pemecahan gula peristiwa pengubahan molekul glukosa (6 atom C) menjadi 2 molekul yang lebih sederhana, yaitu asam piruvat (3 atom C). Glikolisis terjadi dalam sitoplasma sel (Campbell. 2010: 181). 24

19 Gambar 2.1. Diagram Glikolisis (Campbell, 2010: 182). 25

20 Gambar 2.2. Diagram Glikolisis (Campbell, 2010: 183). 26

21 Peristiwa glikolisis menunjukkan perubahan dari 1 molekul glukosa, kemudian makin berkurang kekomplekan molekulnya dan berakhir sebagai molekul asam piruvat. Produk penting glikolisis adalah: 1) Glukosa Piruvat + 2 H2O 2) 2 NAD e H + NADH + 2 H + 3) 4 ATP terbentuk 2 ATP digunakan 2 ATP (Campbell. 2010: 181). b. Siklus krebs Siklus krebs merupakan tahap kedua respirasi aerob. Nama siklus ini berasal dari nama orang yang menemukan reaksi tahap kedua respirasi aerob ini, yaitu Hans Krebs. Siklus ini disebut juga siklus asam sitrat. Siklus krebs diawali dengan adanya 2 molekul asam piruvat yang dibentuk pada glikolisis yang meninggalkan sitoplasma masuk ke mitokondria, sehingga siklus krebs terjadi di dalam mitokondria. Tahapan siklus krebs adalah sebagai berikut: a) Asam piruvat dari proses glikolisis, selanjutnya masuk ke siklus krebs setelah bereaksi dengan NAD + (Nikotinamida adenine dinukleotida) dan ko-enzim A atau Ko-A, membentuk asetil Ko-A. CO2 dan NADH dalam peristiwa ini, dibebaskan. Perubahan kandungan C dari 3C (asam piruvat) menjadi 2C (asetil ko-a). b) Reaksi antara asetil Ko-A (2C) dengan asam oksalo asetat (4C) dan terbentuk sitrat (6C). Ko-A dibebaskan kembali dalam peristiwa ini. 27

22 c) Sitrat diubah menjadi isomernya isositrat, melalui pembuangan satu molekul air dan penambahan satu molekul air lainnya. d) Isositrat (6C) dioksidasi, dengan mereduksi NAD + menjadi NADH membentuk asam alfa ketoglutarat (5C) dengan membebaskan CO2. e) Peristiwa berikut agak kompleks, yaitu pembentukan suksinat (4C) setelah bereaksi dengan NAD + dengan membebaskan NADH, CO2 dan menghasilkan ATP setelah bereaksi dengan ADP dan asam fosfat anorganik. f) Suksinat yang terbentuk, kemudian bereaksi dengan FAD (Flavin Adenin Dinucleotida) dan membentuk malat (4C) dengan membebaskan FADH2. g) Asam malat (4C) kemudian bereaksi dengan NAD + dan membentuk oksaloasetat (4C) dengan membebaskan NADH, karena oksalo asetat akan kembali dengan asetil ko-a seperti langkah ke 2 di atas. Dapat disimpulkan bahwa siklus krebs merupakan tahap kedua dalam respirasi aerob yang mempunyai tiga fungsi, yaitu menghasilkan NADH, FADH2, ATP serta membentuk kembali oksaloasetat. Oksaloasetat ini berfungsi untuk siklus krebs selanjutnya. Siklus krebs menghasilkan 6 NADH, 2 FADH2, dan 2 ATP (Campbell. 2010: 185). 28

23 Gambar 3. Glikolisis atau siklus asam sitrat (Campbell, 2010: 185). c. Transpor elektron Transpor elektron terjadi di membran dalam mitokondria, dan berakhir setelah elektron dan H+ bereaksi dengan oksigen yang berfungsi sebagai akseptor terakhir, membentuk H2O. Reaksinya kompleks, tetapi yang berperan penting adalah NADH, FADH2, dan molekul-molekul khusus, seperti Flavo protein, ko-enzim Q, serta beberapa sitokrom. Dikenal ada beberapa sitokrom, yaitu sitokrom C1, C, A, B, dan A3. Elektron berenergi pertama-tama berasal dari NADH, 29

24 kemudian ditransfer ke FMN (Flavine Mono Nukleotida), selanjutnya ke Q, sitokrom C1, C, A, B, dan A3, lalu berikatan dengan H yang diambil dari lingkungan sekitarnya sampai terjadi reaksi terakhir yang membentuk H2O. Secara sederhana, reaksi transpor elektron dituliskan: 24e H O2 12 H2O Gambar 4. Fosforilasi oksidatif : rantai transport elektron dan kemiosmosis (Campbell, 2010: 189). Rantai transpor elektron merupakan pengubah energi yang menggunakan aliran eksergonik elektron dari NADH dan FADH2 untuk memompa H + melintasi membran, mengantarkan ke matriks mitokondria menuju ruang antar membran. H + memiliki kecenderungan untuk bergerak kembali melintasi membran, berdifusi menuruni gradiennya. Adapun ATP sintase merupakan satu-satunya situs yang menyediakan jalan menembus membran untuk H + seperti yang 30

25 dideskripsikan sebelumnya, melintasnya H + melalui ATP sintase memanfaatkan aliran eksergonik H + untuk menggerakan fosforilasi ADP. Energi yang tersimpan pada gradient H + di kedua sisi membran akan menggandengkan reaksi redoks pada rantai transport elektron dengan sintesis ATP, suatu contoh kemiosmosis (Campbell, 2010: 189). Larutan berair di dalam dan di sekeliling sel merupakan sumber H+ yang mudah diperoleh. Langkah-langkah di sepanjang rantai transfer elektron menyebabkan H+ dapat diambil dan dilepaskan kedalam larutan yang mengelilinginya. Pembawa elektron dalam sel eukariotik tersusun secara spasial di dalam membran sedemikian rupa sehingga H + diterima dari matriks mitokondria dan dideposit di ruang antar membran (Campbell, 2010: 190). Gradien H+ yang dihasilkan disebut sebagai gaya gerak proton (proton-motive force), dengan menekankan pada kapasitas gradient untuk melakukan kerja. Gaya tersebut menggerakkan H+ kembali melintasi membran melalui saluran-saluran H+ yang disediakan oleh ATP sintase (Campbell, 2010: 190). 31

26 Ketiga proses respirasi dapat diringkas sebagai berikut: Gambar 5. Perolehan ATP per molekul glukosa (Campbell, 2010: 190). Hasil akhir proses ini respirasi aerob adalah terbentuknya 36 atau 38 ATP dan H2O sebagai hasil sampingan respirasi. Produk sampingan respirasi tersebut pada akhirnya dibuang ke luar tubuh, pada tumbuhan melalui stomata dan melalui paru-paru pada pernapasan hewan tingkat tinggi. Pertama, fosforilasi dan reaksi redoks tidak secara langsung digandengkan satu sama lain, sehingga rasio jumlah molekul NADH terhadap jumlah molekul ATP bukan merupakan bilangan bulat kita tahu bahwa 1 NADH menyebabkan 10 H + ditransport keluar melintasi membran dalam mitokondria, dan kita juga tahu bahwa antara 3 dan 4 H + harus masuk kembali ke matriks mitokondria melalui ATP sintase untuk menghasilkan 1 ATP. Satu molekul NADH, membangkitkan cukup gaya gerak 32

27 proton untuk sintesis 2,5 sampai 3,3 ATP; umumnya, kita melakukan pembulatan dan mengatakan bahwa 1 NADH dapat menghasilkan 3 ATP. Siklus asam sitrat juga menyuplai elektron ke rantai transport elektron melalui FADH2, namun karena FADH2 memasuki rantai belakang, setiap molekul pembawa elektron ini hanya menyebabkan transport H + yang cukup untuk sintesis 1,5 sampai 2 ATP. Angka-angka ini juga memperhitungkan sedikit biaya energi untuk memindahkan ATP yang terbentuk dalam mitokondria ke luar ke sitoplasma, tempat ATP akan digunakan (Cambell, 2010: 191). Kedua, perolehan ATP sedikit bervariasi, bergantung pada tipe wahana ulang-alik yang digunakan untuk mentranspor elektron dari sitosol ke dalam mitokondria. Membran dalam mitokondria tidak permiabel terhadap NADH, sehingga NADH pada sitosol terpisah dari mesin fosforilasi oksidatif. Kedua elektron NADH yang ditangkap saat glikolisis harus diangkut ke dalam mitokondria melalui satu dari beberapa sistem ulang-alik elektron. Bergantung pada tipe wahana ulang alik, dalam tipe sel tertentu, elektron dapat diteruskan ke NAD + atau FAD dalam matriks mitokondria. Jika elektron diteruskan ke FAD, seperti dalam sel otak, hanya ada sekitar 2 ATP yang dapat dihasilkan dari setiap NADH dari sitosol. Jika elektron diteruskan ke NAD + mitokondria, seperti dalam sel hati dan sel jantung maka 3 ATP akan diperoleh (Cambell, 2010: 191). 33

28 2. Respirasi Anaerob Respirasi anaerob merupakan respirasi yang tidak menggunakan oksigen sebagai penerima akhir pada saat pembentukan ATP. Respirasi anaerob juga menggunakan glukosa sebagai substrat. Organisme yang melakukan respirasi anaerob adalah organisme prokariotik yang hidup di rawa, lumpur, makanan yang diawetkan, atau tempat-tempat lain yang tidak mengandung oksigen. Organisme ini memiliki rantai transport elektron, tapi tidak menggunakan oksigen sebagai penerima elektron terakhir di ujung rantai tersebut. Beberapa organisme dapat berespirasi menggunakan oksigen, tetapi dapat juga melakukan respirasi anaerob. Organisme seperti ini melakukan fermentasi jika lingkungannya miskin oksigen. Sebagai contoh, sel-sel otot dapat melakukan respirasi anaerob jika kekurangan oksigen (Campbell, 2010: ). Fermentasi adalah cara memanen energi kimia tanpa menggunakan oksigen maupun rantai transport elektron, atau dengan kata lain tanpa respirasi seluler. Proses fermentasi, memecah glukosa menjadi 2 molekul asam piruvat, 2 NADH, dan terbentuk 2 ATP. Fermentasi tidak bereaksi secara sempurna memecah glukosa menjadi karbon dioksida dan air, ATP yang dihasilkan pun tidak sebesar ATP yang dihasilkan dari glikolisis. Dari hasil akhirnya, fermentasi dibedakan menjadi fermentasi asam laktat dan fermentasi alkohol (Campbell, 2010: 192). 34

29 a. Fermentasi asam laktat Fermentasi asam laktat merupakan respirasi anaerob, hasil akhir fermentasi ini ialah asam laktat yang disebut juga asam susu. Sebagian masyarakat menyebut asam laktat sebagai asam kelelahan, karena erat kaitannya dengan rasa lelah karena manusia bergerak melebihi batas sehingga terjadi penimbunan asam laktat yang merupakan hasil akhir fermentasi pada otot tubuh. Proses fermentasi juga dimulai dengan glikolisis yang menghasilkan asam piruvat, karena pada proses ini tidak ada oksigen yang merupakan reseptor terakhir, maka asam piruvat diubah menjadi asam laktat. Kejadian ini berakibat pada elektron yang tidak meneruskan perjalanannya, tidak lagi menerima elektron dari NADH dan FADH2, karena tidak terjadi penyaluran elektron, berarti NAD + dan FAD yang diperlukan dalam siklus krebs juga tidak terbentuk. Akibatnnya, reaksi siklus krebs pun terhenti. Asam laktat merupakan zat kimia yang merugikan karena bersifat racun atau toksis (Campbell, 2010: 193). b. Fermentasi alkohol Peristiwa pembebasan energi pada beberapa mikroorganisme, terjadi karena asam piruvat diubah menjadi asam asetat dan CO2. Asam asetat diubah menjadi alcohol dan NADH diubah menjadi NAD+. Terbentuknya NAD + menyebabkan glikolisis dapat terjadi, sehingga asam piruvat selalu tersedia dan dapat diubah menjadi energi. Energi (ATP) yang dihasilkan dari 1 molekul glukosa pada peristiwa ini, hanya 35

30 2 molekul ATP, berbeda dengan proses respirasi aerob yang mengubah 1 molekul glukosa menjadi 36/38 ATP (Campbell, 2010: 192). 3. Keterkaitan Proses Katabolisme dan Anabolisme Proses katabolisme dan anabolisme pada suatu organisme berlangsung secara kontinyu dan bersamaan. Keduanya merupkan proses pengubahan energi sehingga energi dalam tubuh organisme tersebut tetap tersedia. Tumbuhan hijau sebagai organisme fotoautotrof menyediakan sumber energi kimia bagi organsime heterotrof, sebaliknya organisme heterotrof akan melepaskan sisa metabolsime berupa CO2 dan H2O yang akan dimanfaatkan kembali oleh tumbuhan hijau untuk proses fotosintesis (Campbell, 2010: 175). Secara ekologis terdapat hubungan antara tumbuhan hijau sebagai produsen dan hewan sebagai konsumen dalam proses transformasi energi. Tubuh organisme juga terjadi proses penyusunan dan pembongkaran zat untuk transformasi energi. Tumbuhan hijau, menyusun makanannya sendiri melalui proses fotosintesis. Tumbuhan hijau juga memanfaatkan senyawa kimia yang terbentuk dari fotosintesis tersebut untuk proses respirasi sel guna menghasilkan energi. Beberapa tumbuhan dapat menyimpan cadangan makanannya sebagai energi cadangan, yang tersimpan dalam bentuk umbi-umbian. Begitu pula dalam tubuh hewan, termasuk dalam tubuh manusia terjadai proses penyusunan dan pembongkaran zat tersebut. Di samping ada proses respirasi protein (katabolisme) untuk memperoleh energi, juga terjadi proses penyusunan (sintesis) protein yang penting untuk tersedianya protein guna membangun sel 36

31 atau jaringan yang rusak dan sebagai pembangun struktur jaringan tubuh (Campbell, 2010: 175). Gambar 6. Keterkaitan anabolisme dan katabolisme (Campbell, 2010: 175). 4. Keterkaitan Metabolisme Karbohidrat, Lemak, dan Protein Proses metabolisme karbohidrat, protein dan lemak dalam sel tubuh manusia, satu sama lain saling terkait. Ketiga proses metabolisme tersebut akan melewati senyawa asetil KO-A, sebagai senyawa antara untuk memasuki siklus Krebs. Begitu pula apabila terjadi kelebihan sintesis glukosa, maka dalam tubuh akan diubah menjadi senyawa lemak sebagai cadangan energi. 37

32 Gambar 7. Keterikatan metabolisme karbohidrat, lemak dan protein (Campbell, 2010: 194). 5. Enzim Enzim merupakan biokatalisator / katalisator organik yang dihasilkan oleh sel. a. Struktur enzim terdiri dari: 1) Apoenzim, yaitu bagian enzim yang tersusun dari protein, yang akan rusak bila suhu terlampau panas (termolabil). 2) Gugus Prostetik (Kofaktor), yaitu bagian enzim yang tidak tersusun dari protein. Kofaktor dapat dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu: 1) gugus prostetik 2) koenzim 3) kofaktor 38

33 yang dimaksud dengan gugus prostetik ialah kelompok kofaktor yang terikat pada enzim dan tidak mudah lepas dari enzimnya. Sebagai contoh flavin adenine dinukleotida adalah gugus prostetik yang terikat pada enzim suksinat dehidrogenase. Koenzim adalah molekul organik kecil, tahan terhadap panas, yang mudah terdisosiasi dan dapat dipisahkan dari enzimnya dengan cara dialisis. Contoh-contaok koenzim adalah NAD, NADP, asam tetra hidrosfat, tiamin pirofospat, dan ATP. Aktivator pada umumnya merupakan ion-ion logam yang dapat terikat atau mudah terlepas dari enzim. Contoh dari aktivator logam ialah K +, Mn ++, Mg ++, Cu ++, atau Zn ++ (Poedjiadi, 2012:176). Enzim mengatur kecepatan dan kekhususan ribuan reaksi kimia yang berlangsung di dalam sel. Enzim adalah makromolekul yang bekerja sebagai katalis, agen kimiawi yang mempercepat reaksi tanpa ikut terkontaminasi oleh reaksi. Reaksi yang dikendalikan oleh enzim antara lain ialah respirasi, pertumbuhan dan perkembangan, kontraksi otot, fotosintesis, fiksasi, nitrogen, dan pencernaan (Campbell, 2010: 163). b. Sifat-sifat enzim menurut Dwidjoseputro, (1992: ) : 1) Biokatalisator, mempercepat jalannya reaksi tanpa ikut bereaksi. 2) Thermolabil; mudah rusak, bila dipanasi lebih dari suhu 60º C, karena enzim tersusun dari protein yang mempunyai sifat thermolabil. 3) Merupakan senyawa protein sehingga sifat protein tetap melekat pada enzim. 39

34 4) Dibutuhkan dalam jumlah sedikit, sebagai biokatalisator, reaksinya sangat cepat dan dapat digunakan berulang-ulang. 5) Bekerjanya ada yang di dalam sel (endoenzim) dan di luar sel (ektoenzim), contoh ektoenzim: amilase,maltase. 6) Umumnya enzim bekerja mengkatalisis reaksi satu arah, meskipun ada juga yang mengkatalisis reaksi dua arah, contoh : lipase, meng- katalisis pembentukan dan penguraian lemak lipase Lemak + H2O > 3 Asam lemak + Gliserol 7) Bekerjanya spesifik ; enzim bersifat spesifik, karena bagian yang aktif (permukaan tempat melekatnya substrat) hanya sesuai atau cocok dengan permukaan substrat tertentu. 8) Umumnya enzim tak dapat bekerja tanpa adanya suatu zat non protein tambahan yang disebut kofaktor. Terdapat zat yang mempengaruhi reaksis enzimatis, yakni aktivator dan inhibitor, aktivator dapat mempercepat jalannya reaksi, contoh aktivator enzim: ion Mg, Ca, zat organik seperti koenzim-a. 9) Inhibitor akan menghambat jalannya reaksi enzim. Contoh inhibitor : CO, Arsen, Hg, Sianida. c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kerja enzim menurut Poedjiadi, (2012: ) 1) Konsentrasi enzim Seperti pada katalis lain, kecepatan suatu reaksi yang menggunakan enzim tergantung pada konsentrasi enzim tersebut. 40

35 Bertambahnya konsentrasi enzim pada konsentrasi substrat tertentu menambah kecepatan reaksi (Poedjiadi, 2012: 158). 2) Konsentrasi substrat Berdasarkan hasil eksperimen Michaelis-Menten menunjukan bahwa dengan konsentrasi enzim yang tetap, maka pertambahan konsentrasi substrat akan menaikkan kecepatan reaksi. Akan tetapi, pada batas konsentrasi tertentu, tidak terjadi peningkatan kecepatan reaksi walaupun konsentrasi substrat diperbesar (Poedjiadi, 2012: 159). 3) Suhu Suhu rendah pada reaksi kimia menyebabkan reaksi berlangsung lambat, sedangkan pada suhu tinggi reaksi kimia berlangsung lebih cepat. Enzim merupakan protein, pada kenaikan suhu tertentu akan mengalami denaturasi, jika terjadi denaturasi maka bagian sisi aktif enzim akan terganggu dan dengan demikian konsentrasi efektif enzim menjadi berkurang dan kecepatan reaksi enzim akan menurun (Poedjiadi, 2012: 161). 4) ph Enzim merupakan protein yang memiliki struktur ion, dengan bermuatan negatif atau bermuatan ganda. Muatan enzim akan berpengaruh terhadap efektivitas bagian aktif enzim dalam bentuk kompleks enzim substrat. Kondisi ph lingkungan yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dapat menyebabkan denaturasi enzim, yang dapat menurunkan aktivitas enzim (Poedjiadi, 2012: 162). 41

36 5) Inhibitor Inhibitor adalah molekul atau ion yang dapat menghambat reaksi kimia yang menggunakan enzim. Hambatan terhadap aktivitas enzim akan sangat berpengaruh terhadap reaksi-reaksi yang terjadi. Hambatan pada enzim ada yang bersifat reversibel dan irreversible (Poedjiadi, 2012: 163). 3. Kerangka Berpikir Persiapan Instrumen Penentuan tujuan tes dengan pendekatan kesalahan yang biasa dilakukan oleh siswa Penyusunan kisi-kisi instrumen soal Penyusunan draft instrumen soal Justifikasi instrumen soal oleh Ahli Biologi, Ahli Evaluasi Pendidikan, dan Uji coba soal terhadap responden yang berbeda dengan subjek penelitian Pengambilan Data Analisis Data Penarikan Kesimpulan 42

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi.

BAB IV METABOLISME. Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi. BAB IV METABOLISME Proses pembentukan atau penguraian zat di dalam sel yang disertai dengan adanya perubahan energi METABOLISME ANABOLISME Proses Pembentukan Contoh: Fotosintesis, Kemosintesis Sintesis

Lebih terperinci

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME

SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN SMA XII (DUA BELAS) BIOLOGI METABOLISME Metabolisme adalah seluruh reaksi kimia yang dilakukan oleh organisme. Metabolisme juga dapat dikatakan sebagai proses

Lebih terperinci

Peta Konsep. komponen enzim. Ko-enzim. Cara kerja enzim. Bekerja secara spesifik Sifat-sifat enzim. Glikolisis. Siklus krebs.

Peta Konsep. komponen enzim. Ko-enzim. Cara kerja enzim. Bekerja secara spesifik Sifat-sifat enzim. Glikolisis. Siklus krebs. Bab 2 Metabolisme Sel Bab 2 Metabolisme Sel Pengertian metabolisme Peta Konsep komponen enzim Gugus prostetik Ko-enzim Ion-ion organik Cara kerja enzim Teori gembok dan anak kunci Teori kecocokan yang

Lebih terperinci

KEHIDUPAN SEL PELEPASAN ENERGI DALAM SEL

KEHIDUPAN SEL PELEPASAN ENERGI DALAM SEL KEHIDUPAN SEL PELEPASAN ENERGI DALAM SEL Gimana UTSnya??? LUMAYAN...????!!? SILABUS PERTEMUAN KE- TGL MATERI 8 15 NOV 9 22 NOV 10 29 NOV KEHIDUPAN SEL (PELEPASAN ENERGI DALAM SEL) KEHIDUPAN SEL (PELEPASAN

Lebih terperinci

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca)

Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) Giant Panda (Ailuropoda melanoleuca) METABOLISME merupakan keseluruhan reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup. Transformasi energi selalu mengikuti setiap proses metabolisme. Transformasi

Lebih terperinci

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas

Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Tabel Perbedan Reaksi terang dan Reaksi gelap secara mendasar: Reaksi Terang Reaksi Gelap Tempat membran tilakoid kloroplas stroma kloroplas Kebutuhan Cahaya membutuhkan cahaya tidak membutuhan cahaya

Lebih terperinci

Metabolisme : Enzim & Respirasi

Metabolisme : Enzim & Respirasi Metabolisme : Enzim & Respirasi SMA Regina Pacis Ms. Evy Anggraeny August 2014 1 Pengantar Metabolisme Yaitu modifikasi reaksi biokimia dalam sel makhluk hidup Aktivitas sel Metabolit Enzim/fermen Macamnya

Lebih terperinci

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc.

Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. BIO210 Mikrobiologi Dr. Dwi Suryanto Prof. Dr. Erman Munir Nunuk Priyani, M.Sc. Kuliah 4-5. METABOLISME Ada 2 reaksi penting yang berlangsung dalam sel: Anabolisme reaksi kimia yang menggabungkan bahan

Lebih terperinci

METABOLISME MIKROORGANISME

METABOLISME MIKROORGANISME METABOLISME MIKROORGANISME Metabolisme adalah sekumpulan proses kimia dan fisika yang terjadi di dalam tubuh suatu organisme atau makhluk hidup/sel yang dengan proses tersebut dibentuk protoplasma atau

Lebih terperinci

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt BIOLOGI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Metabolisme Sel Metabolisme Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel

Lebih terperinci

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi

RESPIRASI SELULAR. Cara Sel Memanen Energi RESPIRASI SELULAR Cara Sel Memanen Energi TIK: Setelah mengikuti kuliah ini mahasiswa dapat menjelaskan cara sel memanen energi kimia melalui proses respirasi selular dan faktorfaktor yang mempengaruhi

Lebih terperinci

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2

Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Metabolisme (Katabolisme) Radityo Heru Mahardiko XII IPA 2 Peta Konsep Kofaktor Enzim Apoenzim Reaksi Terang Metabolisme Anabolisme Fotosintesis Reaksi Gelap Katabolisme Polisakarida menjadi Monosakarida

Lebih terperinci

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A)

BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) BIOLOGI JURNAL ANABOLISME DAN KATABOLISME MEILIA PUSPITA SARI (KIMIA I A) PROGRAM STUDI KIMIA FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA Jalan Ir. H. Juanda No. 95

Lebih terperinci

organel yang tersebar dalam sitosol organisme

organel yang tersebar dalam sitosol organisme STRUKTUR DAN FUNGSI MITOKONDRIA Mitokondria Mitokondria merupakan organel yang tersebar dalam sitosol organisme eukariot. STRUKTUR MITOKONDRIA Ukuran : diameter 0.2 1.0 μm panjang 1-4 μm mitokondria dalam

Lebih terperinci

Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum.

Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum. Uraian Materi Anda suka makan ubi atau kentang rebus? Ubi jalar dan kentang sama-sama mengandung karbohidrat dalam bentuk amilum. Dari manakah asal kandungan amilum pada ubi jalar dan kentang? Amilum yang

Lebih terperinci

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si

DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si DISUSUN OLEH : WIDIYA AGUSTINA (A1F013001) FEPRI EFFENDI (A1F013021) DIAN KARTIKA SARI (A1F013047) DHEA PRASIWI (A1F013059) TYAS SRI MURYATI (A1F013073) DOSEN PENGAMPU : Dra.Hj.Kasrina,M.Si RESPIRASI Respirasi

Lebih terperinci

4. Respirasi aerob menghasilkan produk berupa A. sukrosa B. glukosa C. CO D. oksigen

4. Respirasi aerob menghasilkan produk berupa A. sukrosa B. glukosa C. CO D. oksigen 1. Pada respirasi terjadi proses pemakaian karbohidrat menjadi piruvat yang disebut... A. siklus Krebs B. siklus Calvin C. fermentasi D. glikolisis E. fiksasi Pada proses glikolisis, glukosa (C6) di pecah

Lebih terperinci

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb.

Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Rangkaian reaksi biokimia dalam sel hidup. Seluruh proses perubahan reaksi kimia beserta perubahan energi yg menyertai perubahan reaksi kimia tsb. Anabolisme = (biosintesis) Proses pembentukan senyawa

Lebih terperinci

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt

BIOLOGI. Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt BIOLOGI Nissa Anggastya Fentami, M.Farm, Apt Metabolisme Sel Metabolisme Metabolisme merupakan totalitas proses kimia di dalam tubuh. Metabolisme meliputi segala aktivitas hidup yang bertujuan agar sel

Lebih terperinci

METABOLISME SEL; Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA Kupang, 2015

METABOLISME SEL; Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA Kupang, 2015 Fotosintesis & Respirasi Dr. Refli., MSc Jurusan Biologi FST UNDANA Kupang, 2015 Materi Kuliah Biologi Dasar. Jurusan Biologi FST Universitas Nusa Cendana. 2015 Pengertian METABOLISME SEL; Fotosintesis

Lebih terperinci

A. Respirasi Selular/Aerobik

A. Respirasi Selular/Aerobik UNSYIAH Universitas Syiah Kuala Pendahuluan METABOLISME Pengantar Biologi MPA-107, 3 (2-1) Kuliah 4 SEL: RESPIRASI Tim Pengantar Biologi Jurusan Biologi FMIPA Unsyiah ANABOLISME (Pembentukan molekul kompleks

Lebih terperinci

Antiremed Kelas 12 Biologi

Antiremed Kelas 12 Biologi Antiremed Kelas 12 Biologi UTS BIOLOGI latihan 1 Doc Name : AR12BIO01UTS Version : 2014-10 halaman 1 01. Perhatikan grafik hasil percobaan pertumbuhan kecambah di tempat gelap, teduh, dan terang berikut:

Lebih terperinci

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis

METABOLISME 2. Respirasi Sel Fotosintesis METABOLISME 2 Respirasi Sel Fotosintesis Jalur Respirasi Aerobik dan Anaerobik Rantai respirasi Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses sintesis molekul organik dengan menggunakan bantuan energi

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen. Secara kimiawi: OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria

2.1.3 Terjadi dimana Terjadi salam mitokondria 2.1.1 Definisi Bioenergetika Bioenergetika atau termodinamika biokimia adalah ilmu pengetahuan mengenai perubahan energi yang menyertai reaksi biokimia. Reaksi ini diikuti oleh pelepasan energi selama

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.2. Stroma. Grana. Membran luar

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.2. Stroma. Grana. Membran luar SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.2 1. Proses fotosintesis berlangsung dalam dua tahap, yaitu reaksi terang dan reaksi gelap. Reaksi terang berlangsung di... Membran tilakoid Stroma

Lebih terperinci

Metabolisme. Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu:

Metabolisme. Berdasarkan prosesnya metabolisme dibagi menjadi 2, yaitu: Metabolisme Sel merupakan unit kehidupan yang terkecil, oleh karena itu sel dapat menjalankan aktivitas hidup, di antaranya metabolisme. Metabolisme adalah proses-proses kimia yang terjadi di dalam tubuh

Lebih terperinci

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013

Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013 Energi & METABOLISME Oleh: Tim Biologi Fakultas Teknologi Pertanian Universitas Brawijaya 2013 Sesuatu yang diperlukan untuk aktivitas seluler, seperti pertumbuhan, gerak, transport molekul maupun ion

Lebih terperinci

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN

BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN BAB VIII PROSES FOTOSINTESIS, RESPIRASI DAN FIKSASI NITROGEN OLEH TANAMAN 8.1. Fotosintesis Fotosintesis atau fotosintesa merupakan proses pembuatan makanan yang terjadi pada tumbuhan hijau dengan bantuan

Lebih terperinci

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI

Secara sederhana, oksidasi berarti reaksi dari material dengan oksigen OKSIDASI BIOLOGI Proses oksidasi Peranan enzim, koenzim dan logam dalam oksidasi biologi Transfer elektron dalam sel Hubungan rantai pernapasan dengan senyawa fosfat berenergi tinggi Oksidasi hidrogen (H) dalam mitokondria

Lebih terperinci

BIOENERGETIKA. Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini

BIOENERGETIKA. Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini BIOENERGETIKA Oleh: Moammad Hanafi Dan Trimartini 1 BIOENERGETIKA MEMPELAJARI DINAMIKA/ PERUBAHAN ENERGI PADA REAKSI BIOKIMIAWI (REAKSI KIMIA PADA ORGANISME) 2 PADA ILMU KIMIA TELAH DIKENAL ADANYA: 1.REAKSI

Lebih terperinci

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2.

Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Pertemuan : Minggu ke 7 Estimasi waktu : 150 menit Pokok Bahasan : Respirasi dan metabolisme lipid Sub pokok bahasan : 1. Respirasi aerob 2. Respirasi anaerob 3. Faktor-faktor yg mempengaruhi laju respirari

Lebih terperinci

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis.

BAB V FOTOSINTESIS. 5. proses terjadinya rreaksi terang dan gelap dalam proses fotosintesis. BAB V FOTOSINTESIS A. STANDAR KOMPETENSI Mahasiswa mampu memahami proses fotosintesis dan mampu menguraikan mekanisme terjadinya fotosintesis pada tumbuhan serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. B.

Lebih terperinci

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III: Cara Kerja Sel dan Respirasi Seluler Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 Pertemuan III. Cara Kerja Sel Topik Bahasan: Fungsi (protein) membran Energi dalam kehidupan Fungsi enzim

Lebih terperinci

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN

TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA. Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN TEORI PEMBENTUKAN ATP, KAITANNYA DENGAN PERALIHAN ASAM-BASA Laurencius Sihotang BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Semua kehidupan di bumi ini bergantung kepada fotosintesis baik langsung maupun tidak

Lebih terperinci

6H 2 O + 6CO 2 > C 6 H 12 O 6 + 6O 2. cahaya menjadi energi kimia. molekul gula

6H 2 O + 6CO 2 > C 6 H 12 O 6 + 6O 2. cahaya menjadi energi kimia. molekul gula FOTOSINTESIS Fotosisntesis 6H 2 O + 6CO 2 > C 6 H 12 O 6 + 6O 2 1. REAKSI CAHAYA: mengubah bhenergi cahaya menjadi energi kimia 2. REAKSI KARBON: siklus Calvin, merakit molekul gula An overview of photosynthesis

Lebih terperinci

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011

PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS. Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 PERTEMUAN IV: FOTOSINTESIS Program Tingkat Persiapan Bersama IPB 2011 FOTOSINTESIS Pokok Bahasan: Peran Tumbuhan dan Fotosintesis Tumbuhan sebagai produser Tempat terjadinya Fotosintesis Pemecahan air

Lebih terperinci

SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND

SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND SIKLUS ASAM SITRAT SIKLUS KREBS ETI YERIZEL BAGIAN BIOKIMIA FK-UNAND SIKLUS KREBS Pertama kali ditemukan oleh Krebs tahun 1937, sehingga disebut Daur Krebs Merupakan jalur metabolisme utama dari berbagai

Lebih terperinci

Metabolisme karbohidrat

Metabolisme karbohidrat Metabolisme karbohidrat Dr. Syazili Mustofa, M.Biomed Lektor mata kuliah ilmu biomedik Departemen Biokimia, Biologi Molekuler, dan Fisiologi Fakultas Kedokteran Unila PENCERNAAN KARBOHIDRAT Rongga mulut

Lebih terperinci

BAB VII PEMBANGKITAN TENAGA DI DALAM SEL

BAB VII PEMBANGKITAN TENAGA DI DALAM SEL BAB VII PEMBANGKITAN TENAGA DI DALAM SEL I. PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan proses-proses pembangkitan energi dalam sel yang terjadi pada mitokondria, sitosol maupun dalam kloroplas. Struktur dan fungsi

Lebih terperinci

Bismillahirrohmaanirrohiim

Bismillahirrohmaanirrohiim Bismillahirrohmaanirrohiim Tiada kata yang lebih pantas diucapkan di awal tulisan ini, kecuali ungkapan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, Pemberi kekuatan sejati, Penunjuk jalan yang telah menganugerahkan

Lebih terperinci

METABOLISME MIKROORGANISME

METABOLISME MIKROORGANISME METABOLISME MIKROORGANISME Mengapa mempelajari metabolisme? Marlia Singgih Wibowo School of Pharmacy ITB Tujuan mempelajari metabolisme mikroorganisme Memahami jalur biosintesis suatu metabolit (primer

Lebih terperinci

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010

DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT PEMBELAJARAN BIOLOGI KELAS XII IPA 2009/2010 DIKTAT 2 METABOLISME Standar Kompetensi : Memahami pentingnya metabolisme pada makhluk hidup Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan fungsi enzim dalam proses

Lebih terperinci

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed

Siklus Krebs. dr. Ismawati, M.Biomed Siklus Krebs dr. Ismawati, M.Biomed Berfungsi dalam katabolisme dan juga anabolisme amfibolik Katabolisme memproduksi molekul berenergi tinggi Anabolisme memproduksi intermedier untuk prekursor biosintesis

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis

FOTOSINTESIS. Pengertian Fotosintesis FOTOSINTESIS Pengertian Fotosintesis Fotosintesis merupakan proses yang dilakukan oleh organisme autotrof, dengan menggunakan energi dari cahaya matahari yang diserap oleh klorofil untuk membuat bahan

Lebih terperinci

1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3.

1. Glikolisis, yakni proses pemecahan molekul c6 atau glukosa menjadi senyawa bernama asam piruvat atau dikenal dengan rumus kimia C3. MEKANISME PERNAPASAN Aerob Dan Anaerob Secara kompleks, respirasi diartikan sebagai sebuah proses pergerakan atau mobilisasi energi oleh makhluk hidup dengan cara memecah senyawa dengan ebergi tinggi yakni

Lebih terperinci

MAKALAH BIOKIMIA II DEKARBOKSILASI OKSIDATIF, SIKLUS ASAM SITRAT, DAN FOSFORILASI OKSIDATIF

MAKALAH BIOKIMIA II DEKARBOKSILASI OKSIDATIF, SIKLUS ASAM SITRAT, DAN FOSFORILASI OKSIDATIF MAKALAH BIOKIMIA II DEKARBOKSILASI OKSIDATIF, SIKLUS ASAM SITRAT, DAN FOSFORILASI OKSIDATIF OLEH KELOMPOK IV NAMA ANGGOTA : 1. LALU SINGGIH AJI PUTRA 2. NONI MULIANA LISTIAWATI 3. SAMSUL RIZAL UMAMI 4.

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS. Pemanfaatan cahaya untuk membuat makanan. Pengungkapan fotosintesis perjalanan panjang para ilmuwan:

FOTOSINTESIS. Pemanfaatan cahaya untuk membuat makanan. Pengungkapan fotosintesis perjalanan panjang para ilmuwan: FOTOSINTESIS Pemanfaatan cahaya untuk membuat makanan Pengungkapan fotosintesis perjalanan panjang para ilmuwan: Fisika (Belgia) : Jan Bastista van Helmont (tumbuhan - air) meruntuhkan mitos bahwa makanan

Lebih terperinci

METABOLISME HETEROTROF. Kelompok 8 : Mica Mirani ( ) Ulin Ni'mah Setiawati ( )

METABOLISME HETEROTROF. Kelompok 8 : Mica Mirani ( ) Ulin Ni'mah Setiawati ( ) METABOLISME HETEROTROF Kelompok 8 : Mica Mirani (1717021019) Ulin Ni'mah Setiawati (1717021020) Metabolisme Semua reaksi kimia yang terjadi di dalam tubuh makhluk hidup (sel). Reaksi kimia disusun/ diataur

Lebih terperinci

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur

1 Asimilasi nitrogen dan sulfur BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tumbuhan tingkat tinggi merupakan organisme autotrof dapat mensintesa komponen molekular organik yang dibutuhkannya, selain juga membutuhkan hara dalam bentuk anorganik

Lebih terperinci

oksaloasetat katabolisme anabolisme asetil-koa aerobik

oksaloasetat katabolisme anabolisme asetil-koa aerobik Siklus Kreb s Sumber asetil-koa Pembentukan energi pada siklus Kreb s Fungsi amfibolik siklus Kreb s Siklus asam sitrat pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein Proses metabolisme karbohidrat dan

Lebih terperinci

PRINSIP ENERGI METABOLISME

PRINSIP ENERGI METABOLISME PRINSIP ENERGI METABOLISME TUJUAN PEMBELAJARAN MENGETAHUI PRINSIP REAKSI OKSIDASI PADA SIKLUS KREBS MENGETAHUI SUMBER RESIDU ASETIL MENGETAHUI LOKASI ENZIM PADA MITOKONDRIA MENGETAHUI KOMPONEN RANTAI PERNAPASAN

Lebih terperinci

MODUL MATA PELAJARAN IPA

MODUL MATA PELAJARAN IPA KERJASAMA DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA DENGAN FAKULTAS MIPA UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA MODUL MATA PELAJARAN IPA Fotosintesis untuk kegiatan PELATIHAN PENINGKATAN MUTU GURU DINAS PENDIDIKAN KOTA SURABAYA

Lebih terperinci

YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung METABOLISME

YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung METABOLISME YAYASAN WIDYA BHAKTI SMA SANTA ANGELA Jl. Merdeka 24, Bandung 4214714 BIOLOGI-XII-IPA METABOLISME Standar Kompetensi : Memahami pentingnya proses metabolisme pada organisme Kompetensi dasar : 2.1 Mendeskripsikan

Lebih terperinci

Penemunya adalah Dr. Hans Krebs; disebut juga sebagai siklus asam sitrat atau jalur asam trikarboksilik. Siklus yang merubah asetil-koa menjadi CO 2.

Penemunya adalah Dr. Hans Krebs; disebut juga sebagai siklus asam sitrat atau jalur asam trikarboksilik. Siklus yang merubah asetil-koa menjadi CO 2. Siklus Kreb s Sumber asetil-koa Pembentukan energi pada siklus Kreb s Fungsi amfibolik siklus Kreb s Siklus asam sitrat pada metabolisme karbohidrat, lipid dan protein Proses metabolisme karbohidrat dan

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN FOTOSINTESIS

LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN FOTOSINTESIS LAPORAN PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOLOGI TUMBUHAN FOTOSINTESIS Oleh : Bayu Widhayasa 0910480026 PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2010 BAB I PENDAHULUAN A. Latar

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS. Fotosintesis 1

FOTOSINTESIS. Fotosintesis 1 FOTOSINTESIS Fotosintesis 1 CAKUPAN MATERI Peran Fotosintesis Sejarah Fotosintesis Tempat terjadinya Fotosintesis Reaksi-reksi Fotosintesis Reaksi Terang Reaksi Gelap Tumbuhan C3, C4 dan CAM Fotosintesis

Lebih terperinci

Energi & METABOLISME. Oleh: Mochamad Nurcholis

Energi & METABOLISME. Oleh: Mochamad Nurcholis Energi & METABOLISME Oleh: Mochamad Nurcholis Sesuatu yang diperlukan untuk aktivitas seluler, seperti pertumbuhan, gerak, transport molekul maupun ion melalui membran. Hukum Termodinamika I : Jumlah energi

Lebih terperinci

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor

5. Kerja enzim dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut, kecuali. a. karbohidrat b. suhu c. inhibitor d. ph e. kofaktor 1. Faktor internal yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan adalah. a. suhu b. cahaya c. hormon d. makanan e. ph 2. Hormon yang termasuk ke dalam jenis hormon penghambat pertumbuhan

Lebih terperinci

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 DAFTAR ISI... 2 I. MUKADIMAH... 3 II. DEFINISI... 3 III. REAKSI ENZIMATIK SEBAGAI REAKSI METABOLISME...

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 DAFTAR ISI... 2 I. MUKADIMAH... 3 II. DEFINISI... 3 III. REAKSI ENZIMATIK SEBAGAI REAKSI METABOLISME... DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... 1 DAFTAR ISI... 2 MODUL 2. METABOLISME I. MUKADIMAH... 3 II. DEFINISI... 3 III. REAKSI ENZIMATIK SEBAGAI REAKSI METABOLISME... 4 A. SIFAT ENZIM... 5 B. CARA KERJA ENZIM... 5

Lebih terperinci

TOPIK 7 : FOTOSINTESIS DAN ENERGI KEHIDUPAN

TOPIK 7 : FOTOSINTESIS DAN ENERGI KEHIDUPAN TOPIK 7 : FOTOSINTESIS DAN ENERGI KEHIDUPAN TIK : Setelah mengikuti kuliah ini, anda dapat menjelaskan Fotosintesis dan energi kehidupan. Pengantar Ilmu Pertanian 1 Energi Energi Surya / Energi Elektromagnetik

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali...

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.3 1. Dibawah ini adalah bahan bahan yang diperlukan dalam proses fotosintesis, kecuali... A. Air cahaya CO 2 O 2 Kunci Jawaban : D Bahan-bahan yang

Lebih terperinci

Fungsi utama Siklus Kreb 1. Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia.

Fungsi utama Siklus Kreb 1. Menghasilkan karbondioksida terbanyak pada jaringan manusia. URAIAN MATERI A. Glikolisis Glikolisis diperoleh daribahasa yunani glyk manis, dan lysis pemecahan.glikolisis merupakan proses pemecahan glukosa menjadi senyawa triosa (C 3) yaitu piruvat. Siklus asam

Lebih terperinci

ANABOLISME KARBOHIDRAT (FOTOSINTESIS)

ANABOLISME KARBOHIDRAT (FOTOSINTESIS) ANABOLISME KARBOHIDRAT (FOTOSINTESIS) Fotosintesis adalah proses sintesis / penyusunan/ pembentukan senyawa organik karbohidrat dari zat anorganik CO 2 dan H 2 O yang terjadi pada tumbuhan yang berklorofil

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1. Autotrof. Parasit. Saprofit SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 8. FOTOSINTESISLatihan Soal 8.1 1. Makhluk hidup yang dapat berfotosintesis adalah makhluk hidup... Autotrof Heterotrof Parasit Saprofit Kunci Jawaban : A Makhluk hidup autotrof

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Etanol banyak digunakan dalam dunia industri obat obatan, kosmetik, pembuatan karet sintetis, hingga industri bahan bakar. Penggunaan etanol pada industri bahan bakar

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN BAB II

BAB I PENDAHULUAN BAB II BAB I PENDAHULUAN. LATAR BELAKANG Mitokondria adalah tempat di mana fungsi respirasi pada makhluk hidup berlangsung. Respirasi merupakan proses perombakan atau katabolisme untuk menghasilkan energi atau

Lebih terperinci

REAKSI GELAP DAN FOTORESPIRASI. terang. Reaksi gelap sering disebut dengan istilah daur Benson-Calvin, hal ini

REAKSI GELAP DAN FOTORESPIRASI. terang. Reaksi gelap sering disebut dengan istilah daur Benson-Calvin, hal ini REAKSI GELAP DAN FOTORESPIRASI A. Reaksi Gelap Reaksi gelap merupakan bagian dari reaksi fotosintesis yang dalam prosesnya tidak membutuhkan energi cahaya. Reaksi ini terjadi setelah reaksi terang. Reaksi

Lebih terperinci

GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS. Anggota :

GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS. Anggota : GLIKOLISIS DAN SIKLUS KREBS Anggota : Ibrahim Febrizky Hadi Winata Mujibur Rahman (G84070035) (G84070024) (G84070020) DEPARTEMEN BIOKIMIA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN

Lebih terperinci

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis

Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Laju Fotosintesis (Fisiologi Tumbuhan) Disusun oleh J U W I L D A 06091009027 Kelompok 6 Dosen Pembimbing : Dra. Tasmania Puspita, M.Si. Dra. Rahmi Susanti, M.Si. Ermayanti,

Lebih terperinci

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4

SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... SMP kelas 7 - BIOLOGI BAB 11. Organisasi KehidupanLatihan Soal 11.4 Energi cahaya menjadi energi potensial Energi kimia menjadi energi gerak

Lebih terperinci

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP

FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP TUGAS MATA KULIAH NUTRISI TANAMAN FUNGSI PHOSPOR DALAM METABOLISME ATP Oleh : Dewi Ma rufah H0106006 Lamria Silitonga H 0106076 FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2008 Pendahuluan Fosfor

Lebih terperinci

BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY

BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga. Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY BAHAN AJAR BIOKIMIA Sistem energi untuk olahraga Oleh: Cerika Rismayanthi, M.Or FIK UNY Seluruh sel-sel tubuh memiliki kemampuan mengkonversi makanan (dalam hal ini protein, lemak, dan karbohidrat) menjadi

Lebih terperinci

KLOROPLAS. Oleh: Imroatul Mufidah

KLOROPLAS. Oleh: Imroatul Mufidah KLOROPLAS Oleh: Imroatul Mufidah 121810401007 JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS JEMBER 2013 KLOROPLAS Di dalam sel terdapat berbagai organel yang berfungsi sebagai

Lebih terperinci

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1)

FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) FISIOLOGI TUMBUHAN MKK 414/3 SKS (2-1) OLEH : PIENYANI ROSAWANTI PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA 2017 METABOLISME Metabolisme adalah proses-proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. 1.3 Tujuan Penulisan Dari rumusan masalah diatas, adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sel hidup adalah suatu miniatur industri kimiawi, dimana ribuan reaksi terjadi didalam suatu ruangan mikroskopik. Gula di ubah menjadi asam amino, demikian juga sebaliknya.

Lebih terperinci

Metabolisme Energi. Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar. Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau

Metabolisme Energi. Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar. Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau Metabolisme Energi Pertemuan ke-4 Mikrobiologi Dasar Prof. Ir. H. Usman Pato, MSc. PhD. Fakultas Pertanian Universitas Riau Sumber Energi Mikroba Setiap makhluk hidup butuh energi untuk kelangsungan hidupnya

Lebih terperinci

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia

Metabolisme Karbohidrat. Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia Metabolisme Karbohidrat Oleh : Muhammad Fakhri, S.Pi, MP, M.Sc Tim Pengajar Biokimia LATAR BELAKANG Kemampuan ikan untuk memanfaatkan karbohidrat tergantung pada kemampuannya menghasilkan enzim amilase

Lebih terperinci

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu

ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu ENZIM Enzim : adalah protein khusus yang mengkatalisis reaksi biokimia tertentu terikat pada satu atau lebih zat-zat yang bereaksi. Dengan demikian enzim menurunkan barier energi (jumlah energi aktivasi

Lebih terperinci

Tugas Biologi KATABOLISME. Disusun oleh: Niluh Yuliastri. Kelas E

Tugas Biologi KATABOLISME. Disusun oleh: Niluh Yuliastri. Kelas E Tugas Biologi KATABOLISME Disusun oleh: Niluh Yuliastri Kelas E Fakultas Perternakan Universitas Halu Oleo 2017 KATA PENGANTAR Puji syukur kami haturkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat,

Lebih terperinci

METABOLISME ENERGI. Metabolisme : segala proses reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup

METABOLISME ENERGI. Metabolisme : segala proses reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup METABLISME EERGI Metabolisme : segala proses reaksi kimia yang terjadi dalam tubuh makhluk hidup Energi : kemampuan makhluk hidup untuk melakukan aktivitas Metabolisme energi dipelajari bioenergitika Disebut

Lebih terperinci

ULANGAN HARIAN BERSAMA TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN 2016/2017

ULANGAN HARIAN BERSAMA TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN 2016/2017 ULANGAN HARIAN BERSAMA TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN 2016/2017 Mata Pelajaran : Biologi Hari / Tanggal : Selasa, 25 Oktober 2016 Kelas / Peminatan : XII / IPA Waktu : 09.30 11.00 WIB ooooo Pilihlah salah

Lebih terperinci

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI

REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI REAKSI KIMIA DALAM KEHIDUPAN SEHARI-HARI Reaksi Kimia bisa terjadi di manapun di sekitar kita, bukan hanya di laboratorium. Materi berinteraksi untuk membentuk produk baru melalui proses yang disebut reaksi

Lebih terperinci

COURSE TOPICS 3/7/2014. Energi & METABOLISME. Apa hubungan energi dengan metabolisme?

COURSE TOPICS 3/7/2014. Energi & METABOLISME. Apa hubungan energi dengan metabolisme? Energi & METABOLISME COURSE TOPICS Week Topics Lecturer 1 Introduction (Course Contract) 2 Biological Materials 3 Cell : Structure and Function 4 Energy and Metabolism 5 Pertumbuhan dan Perkembangan sel

Lebih terperinci

METABOLISME KARBOHIDRAT. Chairul Huda Al Husna

METABOLISME KARBOHIDRAT. Chairul Huda Al Husna METABOLISME KARBOHIDRAT Chairul Huda Al Husna IMAJINASI METABOLISME ENERGI KH Lemak Protein ADP + P ATP Transport aktif membran sel Kontraksi otot Reaksi sintesis : hormon, dll Hantaran impuls syaraf Pertumbuhan

Lebih terperinci

Klorofil menangkap cahaya, kemudian energi yang ditangkap klorofil tersebut digunakan untuk memecah molekul air.

Klorofil menangkap cahaya, kemudian energi yang ditangkap klorofil tersebut digunakan untuk memecah molekul air. Proses Fotosintesis dan Latihan Soal FOTOSINTESIS Materi : Fotosintesis Tahapan-tahapan Fotosintesis 1. Rekasi terang 2. Reaksi gelap REAKSI TERANG Klorofil menangkap cahaya, kemudian energi yang ditangkap

Lebih terperinci

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan

Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Nama-nama dan jenis-jenis Enzim dalam Sistem Pencernaan Saluran Pencernaan Mulut (Kelenjar Ludah / Saliva) Lambung (Kelenjar Lambung) Pankreas (Saluran Pankreas) Usus (Kelenjar Usus) Nama enzim dan fungsinya

Lebih terperinci

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XIII METABOLISME. Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M.

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XIII METABOLISME. Dra. Ely Rudyatmi, M.Si. Dra. Endah Peniati, M. SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN BIOLOGI BAB XIII METABOLISME Dra. Ely Rudyatmi, M.Si Dra. Endah Peniati, M.Si Dr. Ning Setiati,M.S KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

Lebih terperinci

Tabel Mengikhtisarkan reaksi glikolisis : 1. Glukosa Glukosa 6-fosfat. 2. Glukosa 6 Fosfat Fruktosa 6 fosfat

Tabel Mengikhtisarkan reaksi glikolisis : 1. Glukosa Glukosa 6-fosfat. 2. Glukosa 6 Fosfat Fruktosa 6 fosfat PROSES GLIKOLISIS Glikolisis merupakan jalur, dimana pemecahan D-glukosa yang dioksidasi menjadi piruvat yang kemudian dapat direduksi menjadi laktat. Jalur ini terkait dengan metabolisme glikogen lewat

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 10. SISTEM ORGANISASI KEHIDUPANLatihan Soal 10.5 1. Perubahan energi yang trjadi didalam kloropas adalah.... Energi kimia menjadi energi gerak Energi cahaya menjadi energi potensial

Lebih terperinci

FOTOSINTESIS 9/19/2011 FOTOSINTESIS. Oleh : Ade Salimah, Ir. Syariful Mubarok, S.P. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2007

FOTOSINTESIS 9/19/2011 FOTOSINTESIS. Oleh : Ade Salimah, Ir. Syariful Mubarok, S.P. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2007 FOTOSINTESIS Oleh : Ade Salimah, Ir. Syariful Mubarok, S.P. FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN 2007 FOTOSINTESIS A. PENGANTAR FOTOSINTESIS B. KLOROPLAS & IKHTISAR FOTOSINTESIS C. CAHAYA DAN PIGMEN

Lebih terperinci

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK

PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK PERANAN MIKROORGANISME DALAM SIKLUS UNSUR DI LINGKUNGAN AKUATIK 1. Siklus Nitrogen Nitrogen merupakan limiting factor yang harus diperhatikan dalam suatu ekosistem perairan. Nitrgen di perairan terdapat

Lebih terperinci

B. RuBP E. Asam sitrat C. Glukosa ULANGAN TENGAH SEMESTER 5 BIOLOGI Perhatikan gambar berikut ini: 1. Perhatikan gambar berikut :

B. RuBP E. Asam sitrat C. Glukosa ULANGAN TENGAH SEMESTER 5 BIOLOGI Perhatikan gambar berikut ini: 1. Perhatikan gambar berikut : ULANGAN TENGAH SEMESTER 5 BIOLOGI 05 1. Perhatikan gambar berikut : B. RuBP E. Asam sitrat C. Glukosa 5.Perhatikan gambar berikut ini: Berdasarkan gambar di atas, Enzim adalah bagian yang bernomor... A.

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ekosistem Sungai Air merupakan salah satu sumber daya alam dan kebutuhan hidup yang penting dan merupakan sadar bagi kehidupan di bumi. Tanpa air, berbagai proses kehidupan

Lebih terperinci

Respirasi seluler. Bahasan

Respirasi seluler. Bahasan Respirasi seluler dr.syazili Mustofa, M. Biomed Lektor Mata Kuliah Ilmu Biomedik Fakultas Kedokteran Universitas Lampung Bahasan 1. metabolisme oksidatif dan produksi ATP 2. Siklus asam sitrat 3. fosforilasi

Lebih terperinci

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama

TINJAUAN PUSTAKA. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama 7 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Biologi Nannochloropsis sp. Fitoplankton adalah alga yang berfungsi sebagai produsen primer, selama hidupnya tetap dalam bentuk plankton dan merupakan makanan langsung bagi

Lebih terperinci

EKOSISTEM SEBAGAI UNIT EKOLOGI EKOLOGI TOPIK II DOSEN: DR. TIEN AMINATUN

EKOSISTEM SEBAGAI UNIT EKOLOGI EKOLOGI TOPIK II DOSEN: DR. TIEN AMINATUN EKOSISTEM SEBAGAI UNIT EKOLOGI EKOLOGI TOPIK II DOSEN: DR. TIEN AMINATUN STRUKTUR DAN FUNGSI EKOSISTEM Ekosistem dipelajari dari struktur dan fungsinya. Struktur Ekosistem: 1. Jenis, jumlah dan distribusi

Lebih terperinci

METABOLISME KARBOHIDRAT PADA TUMBUHAN. MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biokimia Yang dibina oleh Bapak Drs. I Wayan Sumberartha,M.

METABOLISME KARBOHIDRAT PADA TUMBUHAN. MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biokimia Yang dibina oleh Bapak Drs. I Wayan Sumberartha,M. METABOLISME KARBOHIDRAT PADA TUMBUHAN MAKALAH Untuk Memenuhi Tugas Matakuliah Biokimia Yang dibina oleh Bapak Drs. I Wayan Sumberartha,M. Sc Disusun oleh: Kelompok 6 Offering A 2016 Adek Larasati Sanjaya

Lebih terperinci

akseptor elektron pada saat medium aerob. Disisi lain keberadaan akseptor elektron nitrat dapat menimbulkan interaksi dan berpengaruh terhadap jalur

akseptor elektron pada saat medium aerob. Disisi lain keberadaan akseptor elektron nitrat dapat menimbulkan interaksi dan berpengaruh terhadap jalur PEMBAHASAN Isolat FR1, FR2, HF7 dan LF6 adalah kelompok bakteri fermentatif, tumbuh pada medium denitrifikasi yang mengandung nitrat baik secara anaerob maupun aerob. Rusmana dan Nedwell (2004), melaporkan

Lebih terperinci

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol)

Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) Respirasi Anaerob (Fermentasi Alkohol) I. TUJUAN Mengamati hasil dari peristiwa fermentasi alkohol II. LANDASAN TEORI Respirasi anaerob merupakan salah satu proses katabolisme yang tidak menggunakan oksigen

Lebih terperinci