INDERA RASA KULIT. Nama dan Nim anggota sub kelompok
|
|
- Liana Susman
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 INDERA RASA KULIT Nama dan Nim anggota sub kelompok Putri Permata Timur Calista Dienar Fadhillah S Aditya Arinta Putra Nilna Nur Putri Elma Zakiy Annisa Rizky Noor Adha Aditya Sonarya Elvia Najib FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA 2014 BAB 1
2 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Teori Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dibagi menjadi dua golongan menurut phylogenesis-nya, jalur-jalur saraf spinal, dan daerah integrasi pada korteks serebri. Dua golongan tersebut yaitu golongan paleo-sensibilities dan golongan neo-sensibilities. Golongan paleo-sensibilities merupakan golongan pertama yang meliputi rasa-rasa primitif (vital) seperti rasa tekan, raba, nyeri, panas, dan dingin. Golongan neo-sensibilities adalah golonan kedua yang meliputi rasa-rasa yang dideferensiasikan. Jalur yang dilewati oleh kedua golongan tersebut pun berbeda, Jalur yang melalui traktus spinothalamikus adalah rasa-rasa vital sedangkan yang melalui traktus dorsospinalis adalah rasa-rasa yang dideferensiasikan. Semua rasa sensoris dari kedua golongan tersebut dideteksi oleh reseptor yang akan diteruskan di otak untuk dipresepsi kemudian akan merespon rangsangan tersebut, proses tersebut melalui jalur persarafan. Aktivitas sistem saraf ini diawali dengan adanya reseptor sensorik yang terangsang oleh adanya stimuli, yaitu reseptor auditorik pada telinga, visual pada mata, reseptor taktil di permukaan tubuh dan berbagai reseptor lainnya. Selanjutnya stimuli yang diterima reseptor sensorik akan menimbulkan signal transduction yang dihasilkan melalui perubahan potensial listrik (potensial reseptor). Sinyal ini akan diteruskan menuju pada saraf sensorik (afferen). Stimuli ini akan diteruskan menuju suatu sensoric area yang terdapat pada korteks serebri, pada korteks serebri terjadi proses pengolahan informasi hingga timbul persepsi. Persepsi ini akan diteruskan menuju motoric area pada korteks serebri yang nantinya akan diteruskan menuju saraf motorik (efferen). Persepsi yang terbentuk ini akan direspon oleh efektor setelah mendapatkan rangsangan dari saraf efferen. Jenis-jenis reseptor sensorik adalah kemoreseptor nocireseptor, reseptor elektromagnetik, mekanoreseptor, dan termoreseptor Masalah
3 a. Bagaimana reaksi indera rasa terhadap rangsangan yang diberikan? b. Bagaimana pengaruh rangsangan yang berbeda pada kulit? c. Dimana titik reseptor yang paling kuat? 1.3 Tujuan a. Mengetahui reaksi indra rasa terhadap rangsangan yang diberikan. b. Mengetahui pengaruh rangsangan pada kulit. c. Mengetahui titik reseptor yang paling kuat 2. METODE KERJA 2.1 ALAT 1. Stempel berukuran 3x3 cm
4 2. 3 buah bak 3. Kerucut kuningan 4. Pensil 5. Penggaris 6. Jangka 7. Kotak timbangan 8. Beban 9. Kertas penggosok 10. Objek berbentuk lingkaran, empat persegi panjang, segitiga, bulat, lonjong, segi lima, tabung, balok, setengah lingkaran. 11. Alat Hardy-Wolff 12. Thermometer 2.2 BAHAN 1. Air es 4º C 2. Air panas 40º C dan 50º C 3. Air PDAM 25º C 4. Alkohol 5. Balsem 6. Benzokain 2.3 TATA KERJA A. 1.1 PALEO-SENSIBILITIES A Rasa-rasa panas dan dingin
5 1. a. Sediakan 3 buah bak yang masing-masing berisi: 1. Air es 4º C 2. Air panas 40º C 3. Air PDAM 25º C b. Masukkan telunjuk kanan ke dalam air es dan telunjuk kiri ke dalam bak air 40ºC c. Kemudian segera masukkan kedua telunjuk saudara ke dalam bak ketiga yang berisi air dengan suhu kamar. Catat dan terangkan perasaan yang saudara alami. 2. a. Tempelkan punggung tangan saudara + /- 10 cm di depan mulut dan tiuplah kulit tangan tersebut perlahan-lahan. Catatlah rasa yang saudara alami b. Basahilah punggung tangan tersebut dengan air dahulu, kemudian tiuplah seperti percobaan di atas. Catat pula ras yang saudara alami. c. olesi punggung tersebut dengan alkohol dahulu, kemudian tiuplah lagi. 3. Reaksi-reaksi di kulit a. Letakkan telapak kiri di atas meja dan tandailah suatu daerah 3x3 cm dengan stempel yang telah tersedia. Tutuplah mata orang coba. b. selidikilah secara teratur mengikuti garis-garis sejajar titik-titik panas dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam dalam air panas 50º C (sebelum diletakkan pada telapak tangan keringkan dahulu kerucut tersebut dangan handuk). Berilah tanda pada titik titik tersebut dengan tinta hitam.
6 c. Lakukan percobaan tersebut di atas untuk menentukan titik-titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah direndam dalam air es. d. lakukan percobaan tersebut untuk daerah lengan bawah, kuduk, dan pipi. A NEO-SENSIBILITIES A Lokalisasi rasa tekan. Tutuplah mata orang percobaan, kemudian tekanlah ujung pensil dengan kuat pada ujung jarinya Suruhlah orang percobaan menunjukkan dengan pensil tempat yang telah dirangsang itu. Tentukan jarak antara titik rangsangan dengan titik yang telah ditunjuk oleh orang coba dalam milimeter. Ulangi percobaan tersebut tiga kali dan tentukan jarak rata-ratanya. Lakukan percobaan tersebut untuk daerah-daerah telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk. A Diskriminasi rasa tekan (Two points discrimination) Tutuplah mata orang coba, kemudiaan letakkanlah kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultant) pada ujung jarinya. Ambillah mula-mula jarak ujung jangka yang kecil sehingga orang percobaan belum dapat membedakan dua titik; kemudian perbesarlah jarak kedua ujung jangka setiap kali dengan 2 mm, sehingga tepat dapat dibedakan dua titik oleh orang percobaan. Ulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar dahulu, kemudian dikecilkan setiap kali dengan 2 mm sampai ambang diskriminasi. Ambillah jarak rata-rata dari tindakan nomer 2 dan 3. Lakukanlah percobaan no. 1 s/d 3 tetapi sekarang dengan menekan kedua ujung jangka secara berturut-turut (successif).
7 Tentukan dengan cara-cara tersebut di atas ambang diskriminasi dua titik untuk daerad-daerah kuduk, bibir, dan pipi. Catatlah yang saudara alami. A Diskriminasi kekuatan rangsangan (Hukum Weber-Fechner) Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsangan rasa-rasa pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya. Tutuplah mata orang percobaan dan letakkan tangannya diatas meja dengan telapak tangannya menghadap ke atas. Letakkan kotak timbangan dengan beban 5 gram di dalamnya pada ujung-ujung jarinya. Tambahkan setiap kali ke dalam kotak timbangan suatu beban sampai orang percobaan tepat dapat membedakan tambahan berat. Catatlah berat permulaan (+ kotak timbangan) dan akhir berat itu. Lakukan percobaan no. 2 dan 3 dengan beban mula-mula di dalam kotak berturutturut 10 gr, 50 gr dan 100 gr. A Kemampuan diskriminasi Suruhlah orang percobaan meraba kertas penggosok yang berbeda derajat kekasarannya dengan ujung jarinya dalam keadaan mata tertutup. A Kemampuan diskriminasi bentuk Dengan mata tertutup suruhlah orang percobaan memegang benda-benda kecil yang tersedia dalam berbagai bentuk dan suruhlah menyebutkan bentuk bendabenda terserbut (lingkaran, empat persegi panjang, segitiga, bulat, lonjong, tabung, balok, setengah lingkaran).
8 Ulangi percobaan tersebut dengan lengan bawahnya. B 1.2 RASA NYERI KULIT DAN OTOT Untuk percobaan ini dipakai alat Hardy-Wolff, yaitu terdiri dari lampu proyeksi yang dapat memusatkan sinar-sinarnya untuk meb=nembus suatu lubang (diafragma). Kekuatan radiasi sinar ditentukan dengan sebuah rheostat yang disusun seri dengan lampu. Lama penyinaran diukur dengan stopwatch. B Perlakuan pertama Buatlah lingkaran suatu daerah kecil di kulit lengan bawah kemudian letakkan sinar dari diafragma alat Hardy-Wolff 10 cm dari daerah kulit tersebut. Lakukan penyinaran dengan kekuatan radiasi yang rendah selama 10 detik. Untuk itu haruslah diatur rheostat. Catatlah angka yang ditunjuk rheostat dan lama penyinaran dalam detik. Ini merupakan nilai ambang rasa nyeri orang percobaan. Lakukan tindakan no. 3 dengan setiap kali menggeser tombol rheostat, sampai orang percobaan merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk. Hitamkan daerah lingkaran yang dibuat tadi, lakukan hal yang sama pada lengan bawah. Ulangi tindakan no. 1 s/d 4. B Pengalihan perhatian Ulangi tindakan no. 1 s/d 4, tetapi sekarang dengan mengalihkan perhatian orang percobaan. Hal ini dapat dilaksanakan dengan menyuruh irang coba membaca buku, mengajak bicara, atau cara-cara pengalihan perhatian yang serupa. Harap dibedakan pengalihan perhatian yang menyebabkan rewards atau punishment. B Hiperaemia Gosoklah kulit yang telah dihitamkan itu dengan balsem yang telah tersedia, kemudian ulangi tindakan no. 1 s/d 4 tersebut di atas. Catatlah hasil-hasil yang didapat.
9 B Anestetika topikal Oleskan kulit yang telah dihitamkan itu dengan anestetika topikal (benzokain) yang telah tersedia, kemudian ulangi tindakan no. 1 s/d 4 tersebut di atas. HASIL PERCOBAAN Mekanisme Sensoris PALEO-SENSIBILITIES Rasa dingin dan panas (A) Tabel 3.1 Tabel hasil percobaan Air es 4º C Air panas 40º C Air Suhu kamar 25º C Telunjuk kanan Dingin Dingin Telunjuk kiri - Panas Bagian luar dingin, dalam panas
10 Telunjuk kanan kiri Dingin Panas Terasa dingin Rasa sensasi lain Nyeri seperti ditusuk - - Rasa dingin dan panas (B) Tabel 3.2 Hasil Percobaan Area Perlakuan Punggung tangan Ditiup antara 10 cm di depan mulut Ditiup setelah dibasahi air Diberi setelah diberi alkohol Sedikit hangat Sensasi rasa agak dingin Sensani rasa dingin Reaksi-reaksi di kulit Tabel 3.3 Hasil percobaan Telapak Tangan Lengan Bawah Pipi Kuduk Panas x x xx xx x xxx x xxx xx x xxx xxx xxx x xxx xxx xx x x x x x xx x xxx xxx x xxx x xx x x xx x xxx xx Dingin x xx x xx x xx xxx xx xxx x xxx xx xxx x xxx x x xxx xxx xx xxx x x X xxx xxx x xx xx xxx x x xx x x xx
11 NEO-SENSIBILITIES Lokalisasi rasa tekan Tabel 3.4 Hasil percobaan Nomor Ujung Jari (mm) Telapak Tangan (mm) Lengan Bawah (mm) Lengan Atas (mm) Pipi (mm) Kuduk (mm) I II III Rata-rata 3,3 8 21,3 13,3 5,3 16,7 Diskriminasi rasa tekan (Two Points Discrimination) Tabel 3.5 Hasil Praktikum Diskriminasi Rasa Tekan dari Dekat ke Jauh Jarak Ujung Jari Kuduk Bibir Pipi Simultant Successif Simulta nt Successif Simultant Successi f Simultant Successif 1 mm mm mm mm mm Tabel 3.6 Hasil Praktikum Diskriminasi Rasa Tekan dari Jauh ke Dekat
12 Jarak Ujung Jari Kuduk Bibir Pipi Simultant Successi f Simultant Successif Simultant Successif Simultant Successif 8 mm mm mm mm mm Diskriminasi kekuatan rangsangan (Hukum Weber-Fechner) Tabel 3.7 Hasil percobaan Diskriminasi kekuatan rangsangan Nomor Beban 1 5 gram 2 5gram + 10 gram 3 20 gram + 10 gram + 10 gram 4 50 gram + 10 gram + 30 gram Kemampuan diskriminasi Tabel 3.8 Hasil percobaan Ujung Jari Lengan Bawah Kertas Gosok Kasar
13 Kertas Gosok Halus Kemampuan diskriminasi bentuk Tabel 3.9 Hasil percobaan Bentuk objek Telapak tangan Lengan bawah x x x x Rasa Nyeri Kulit dan Otot Tabel 3.10 Hasil percobaan rasa nyeri kulit dan otot No. Perlakuan Tegangan Listrik Lengan Kiri Waktu Kanan Lengan 1 Lingkaran (normal) 120 mv 60 s 2 Lingkaran yang dihitamkan 60 mv 30 s 3 Lingkaran yang dihitamkan 140 mv 70 s
14 4 5 mengalihkan perhatian Lingkaran yangdihitamkan kondisi hiperemia (+Balsem) Lingkaran yang dihitamkan kondisi teranestesi (+ anestetika topikal) 60 mv 30 s 120 mv 60 s Grafik 3.1 Grafik percobaan rasa nyeri kulit dan otot 4. Hasil Diskusi 4.1 Paleo-sensibilities Rasa-rasa panas dan dingin
15 Pada percobaan paleo sensibilities pertama yang telah dilakukan, didapat hasil sebagai berikut: Ketika jari telunjuk kiri dimasukkan ke dalam air panas yang bersuhu 40⁰ C, mahasiswa coba merasakan hangat pada jari kanannya, dan ketika jari telunjuk kanannya dimasukkan ke dalam air dingin yang bersuhu 4⁰ C, mahasiswa coba merasakan dingin pada ujung jari kanannya. Namun pada saat jari telunjuk kiri dimasukkan ke dalam air panas bersuhu 40⁰ C bersamaan dengan jari telunjuk kanan dimasukkan kedalam air es bersuhu 4⁰ C, mahasiswa coba merasakan perbedaan di antara keduanya. Setelah kedua jari mahasiswa coba dimasukkankedalam air PDAM yang bersuhu 25⁰ secara bersamaan, telunjuk kanan yang dingin dan mula-mula terasa kaku kemudian mulai melemas menyesuaikan dengan suhu air dan menjadi normal. Pada telunjuk kiri yang mula-mula panas setelah dicelupkan pada air bersuhu ruang berubah menjadi terasa dingin. Hal ini memperlihatkan adanya gradasi termal yaitu gradasi dingin dan panas, mula-mula dari dingin menjadi sejuk sampai biasa lalu hangat kemudian biasa.pada air es yang terangsang adalah kedua ujung dingin dan pada suhu 40⁰ C, yang terangsang adalah ujung saraf panas. Organ indera suhu merupakan ujung saraf bebas yang berespon terhadap suhu absolut. Sabut saraf aferen hangat dan dingin akan menyiarkan informasi ke gyrus post centralis melalui tractus spinothalamicus lateralis dan radiation thalamica. Rasa panas dan dingin dapat dirasakan dari daerah tubuh yang mengandung ujung saraf bebas. Pada percobaan kedua dengan meniup kulit punggung tangan, didapat hasil pengamatan yaitu, punggung tangan yang tidak diberi apapun saat ditiup terasa hangat, punggung tangan yang diberi air dan ditiup terasa dingin, dan punggung tangan yang telah diolesi alkohol saat ditiup terasa sangat dingin Pada percobaan pertama, suhu hangat didapatkan dari suhu udara
16 dalam tubuh. Pada percobaan kedua, punggung tangan yang telah diberi air akan terasa lebih dingin karena terjadi penguapan air dan mengambil kalor dari kulit, karena proses penguapan itu memerlukan kalor, sehingga orang coba akan merasakan dingin. Pada percobaan ketiga, pada punggung tangan yang diberi alkohol, rasa yang sangat dingin diakibatkan karena alkohol menguap dan titik uap alkohol lebih rendah dari air dan akan mengambil lebih banyak kalor dari kulit Reaksi-reaksi di kulit Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan mengenai reaksireaksi di kulit yang meliputi rasa nyeri, raba, tekan, panas, dan dingin, dibuktikan bahwa setiap bagian tubuh memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda pada tiap bagiannya. Pada hasil percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihatbahwa daerah yang memiliki kepekaan paling tinggi adalah telapak tangan. Pada pemberian rangsangan nyeri bagian tubuh yang paling peka adalah telapak tangan dan pipi. Pada pemberian rangsangan tekanan bagian tubuh yang paling peka adalah pipi. Pada pemberian rangasngan dingin bagiaan tubuh yang paling peka adalah lengan bawah dan kuduk. Serta pada pemberian rangsangan panas bagian tubuh yang paling peka adalah telapak tangan dan kuduk. Hal tersebut dapat terjadi karena setiap bagian tubuh memiliki tingkat kepekaan yang berbeda-beda, ini disebabkan karena kepadatan titik-titik reseptor di setiap bagian kulit tidaklah sama. Percobaan pada telapak tangan dapat disimpulkan bahwa titik-titik rasa dingin terdapat pada seluruh permukaan tangan, titik panas terletak hampir merata pada telapak tangan, tetapi pada bagian pinggir tidak peka karena pada bagian tersebut lebih banyak terdapat jaringan lemak. Tingkat kepekaan pada beberapa daerah tubuh pun berbeda. Selain itu dapat
17 disimpulkan bahwa reseptor untuk rasa-rasa panas, dingin, tekan dan nyeri berbeda. Reseptor untuk rasa panas adalah ujung Ruffini, Reseptor untuk rasa dingin adalah ujung Krause, reseptor rasa tekan adalah kospuskel pacini, dan reseptor untuk rasa nyeri adalah free nerve ending yang terdapat pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor. 4.2 Neo-Sensibilities Lokalisasi Rasa Tekan Lokalisasi rasa tekan pada percobaan kali ini menggunakan orang coba yang ditutup matanya kemudian ditekan ujung pensil dengan kuat pada ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi, kuduk secara bergantian. Kemudian orang coba menunjukkan dengan pensil tempat yang telah dirangsang tersebut dan diukur jarak antara titik rangsangan dengan titik yang ditunjuk oleh orang coba. Dari hasil percobaan kali ini didapatkan rata-rata yaitu 3.3 mm, 8 mm, 21.3 mm, 13.3 mm, 5.3 mm, dan 16.7 mm. Reseptor yang merespon pada tekanan adalah corpuscle Pacini. Corpuscle Pacini adalah ujung saraf di kulit yang bertanggung jawab untuk kepekaan terhadap getaran dan tekanan (Thomas Caceci). Reseptor ini hanya dapat dirangsang oleh penekanan local jaringan yang cepat karena reseptor ini dapat berdaptasi dalam waktu sepersekian ratus detik. Perbedaan antara lokasi penekanan dan lokasi yang ditunjuk orang coba dipengaruhi oleh lapangan reseptif yang berada di bawah bagian tengah ujung pensil tempat rangsangan paling kuat segera terangsang, namun lapangan reseptif yang berada disekitarnya juga terangsang, walaupun dengan tingkat yang lebih rendah karena lapangan-lapangan tersebut tidak perlu terdistorsi. Saat informasi dari serat-serat aferen yang terangsang secara marginal di bagian tepi daerah rangsangan ini sampai ke korteks, lokalisasi ujung pensil akan menjadi
18 kabur. Hal ini yang menyebabkan pada percobaan ini terdapat jarak antara tempat ditekankannya pensil dan tempat yang ditunjuk oleh orang coba. Berdasarkan rata-rata pada hasil percobaan yang telah kita lakukan bagian yang paling peka terhadap rasa tekan adalah pada ujung jari. Hal ini ditunjukan dengan hasil rata-rata pada daerah ujung jari yang paling kecil yaitu sebesar 3.3 mm. Hal ini dikarenakan reseptor badan meissner terdapat di daerah tubuh tidak berambut serta ujung jari. Lokalisasi rasa tekan secara otomatis dipengaruhi oleh reseptor tersebut Diskriminasi Rasa Tekan Pada percobaan kali ini menggunakan orang coba yang ditutup matanya kemudian di letakkan kedua ujung jangka pada ujung jari, kuduk, bibir dan pipi. Apabila dua titik yang ditekankan oleh sebuah jangka yang ditempelkan ke permukaan kulit memiliki lapangan perspektif yang berbeda maka akan dirasakan 2 titik yang terpisah. Sebaliknya, jika dua titik pada jangka yang ditekankan memiliki lapangan perspektif yang sama maka akan dianggap sebagai satu titik. Cara meletakkan jangka dengan simultant atau dengan serentak menghasilkan rasa tekan pada kulit orang coba. Bibir orang coba dapat membedakan dua titik yang terpisah walaupun jaraknya kecil sekali sekitar 1 sampai 2mm saja. Sedangkan pada pipi orang coba sulit untuk membedakan dua titik yang terpisah. Hal ini dikarenakan adanya perbedaan jumlah reseptor taktil pada kedua daerah tersebut dan dipengaruhi oleh mekanisme inhibisi lateral. Dari hasil percobaan menunjukan, bahwa ketika kedua ujung jangka diletakkan secara simultant dan successif, orang coba dapat membedakan kedua titik lebih banyak pada saat jangka diletakkan secara successif. Hal ini dikarenakan ujung saraf menerima rangsangan secara berturut-turut hal ini juga memberi kesempatan impuls untuk menghantarkan rangsangan sebanyak dua kali ketika ujung jangka diletakkan secara berurutan sehingga lebih terasa dan dapat
19 membedakan adanya dua titik yang menekan kulit tersebut Diskriminasi Kekuatan Rangsangan (Hukum Weber-Frechner) Hukum Weber-Fechner berbunyi Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsangan rasa-rasa pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya. Pada percobaan yang dilakukan, orang coba harus mengenali kenaikan berat benda pada kotak penimbang. Saat awal orang coba belum dapat mengenali kenaikan beban yang ada pada kotak penimbang. Namun setelah ditambahkan beberapa beban lagi, orang coba mengerti penambahan beban yang diberikan. Pada percobaan selanjutnya orang coba dapat mengerti penambahan yang diberikan pada kotak penimbangnya. \ Dilihat dari hasil percobaan yang dilakukan kali ini dengan menggunakan orang coba yang kedua mata orang coba ditutup kemudian salah satu ujung jari orang coba diberi beban, semakin besar intensitas sensorik yang diterima semakin besar pula perubahan tambahan rangsangan yang diperlukan agar kita dapat mendeteksi perubahan tersebut Diskriminasi Kekasaran Pada percobaan ini dilakukan pengujian kemampuan orang coba dalam menebak kekasaran kertas penggosok. Untuk percobaan kemampuan diskriminasi kekasaran, dilakukan pada ujung jari dan lengan bawah. Hasil menunjukan bahwa ujung jari lebih peka terhadap kekasaran suatu permukaan dibandingkan dengan lengan bawah. Walaupun, pada
20 lengan bawah orang coba masih dapat membedakan kekasaran suatu permukaan, namun pada ujung jari orang coba sangat cepat dan jelas dalam menyadari adanya perbedaan kekasaran tersebut. Hal tersebut disebabkan pada kulit bagian dermis terdapat ribuan tonjolan kecil (papilae) yang sangat peka terhadap sentuhan sehingga membuat orang coba dapat merasakan setiap permukaan benda yang disentuh baik itu halus ataupun kasar Kemampuan Diskriminasi Bentuk Pada percobaan kedua, dilakukan percobaan terhadap kemampuan diskriminasi bentuk dengan pengukuran kemampuan menebak bentuk yang diujikan kepada orang coba. Pengukuran kemampuan dilakukan dengan menggunakan beberapa bentukan yaitu bentukan lingkaran, segitiga, segi empat, segi enam, persegi panjang, tabung, dan bingkai kecil seperti jendela pada bagian tubuh telapak tangan dan lengan bawah. Jumlah benda yang dapat dijawab dengan benar oleh orang coba saat diletakkan pada telapak tangan jauh lebih banyak jika dibandingan saat benda diletakkan di lengan bawah. Hal ini membuktikan bahwa telapat tangan memiliki tingkat kepekaan yang lebih tinggi. Tingkat kepekaan yang tinggi menunjukkan bahwa pada bagian tersebut memiliki banyak reseptor yang berperan dalam menentukan bentuk apa yang dirasakan. Reseptor fisik penting saat dalam situasi-situasi penyampaian adanya perubahan intensitas rangsangan dan bukan penyampaian informasi status quo, reseptor-reseptor yang cepat beradaptasi antara lain adalah reseptor taktil (sentuh) dikulit yang memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan kulit. Karena reseptor-reseptor ini cepat beradaptasi. Maka kita akan dengan mudah menebak semua barangbarang yang di sentuh tanpa harus melihatnya, karena kita sudah pernah mengingatnya sebelumnya. Pada saat reseptor mencapai korda spinalis, informasi aferen memiliki dua kemungkinan tujuan akhir yaitu informasi tersebut menjadi
21 bagian dari lengkung refleks, menyebabkan timbulnya respons efektor yang sesuai atau informasi disampaikan ke atas otak melalui jalur-jalur asendens untuk pengolahan lebih lanjut dan memungkinkan individu menyadari benda apa yang disentuhnya. Hal ini membuktikan bahwa berdasarkan teori yang telah dijelaskan adalah benar. Kita dapat membedakan permukaan benda itu kasar atau halus karena jari memiliki sel-sel persyarafan yang menyebar di seluruh permukaan kulit jari tangan yang disebut papilae. Dan juga lapangan reprentif yang terdapat di kulit juga mempengaruhi indera peraba, karena lapangan reprentif akan mengirimkan sinyal-sinyal ke otak yang membuat kita bisa mengetahui keadaan benda yang kita sentuh. 4.3 Rasa Nyeri Kulit dan Otot Dalam percobaan rasa nyeri kulit dan otot, dilakukan 5 kali uji coba. Yang pertama dengan menggunakan lingkaran normal, kedua dengan menggunakan lingkaran yang dihitamkan, ketiga menggunakan lingkaran yang dihitamkan dengan mengalihkan perhatian orang coba, keempat dengan ditambahi balsam, dan kelima dengan penambahan anestetika topikal. Berdasarkan pada hasil percobaan dengan perlakuan berbeda terhadap kulit, didapat bahwa nilai ambang nyeri pada setiap perlakuan berbeda. Pada setiap perlakuan, orang coba akan merasakan nyeri saat mencapai nilai ambang batas nyerinya. Nyeri yang timbul dikarenakan adanya peran dari reseptor nyeri yaitu ujung syaraf bebas dalam kulit yang merespon stimulus kuat yang secara potensial merusak. Pada kulit normal yang hanya digambari lingkaran biasa, diperlukan 120 V dan 60 s untuk orang coba merasakan nyeri, dan pada kulit yang dihitamkan dengan spidol hanya memerlukan 60 V dan 30 s saja. Hal ini dikarenakan sifat warna hitam yang cenderung menyerap kalor, sehingga tegangan listrik yang dibutuhkan leih kecil dan waktu yang diperlukan untuk sampai ke ambang batas nyeri lebih cepat. Kemudian, jika dibandingkan dengan yang dialihkan perhatiannya, tegangan yang diperlukan sebesar 140 V dan 70 s. Terlihat bahwa tegangan jauh
22 lebih besar dan waktu yang dibutuhkan lebih lama, hal ini terjadi karena orang coba tidak terkonsentrasi dengan apa yang dirasakannya, sehingga fokusnya tertuju kepada yang mengalihkan perhatiannya. Percobaan selanjutnya dengan penambahan balsam, memerlukan tegangan 60 V dan 30 s. Hal ini karena balsam meresap ke dalam kulit dan membuat pori-pori kulit mengembang sehingga dapat menyerap balsam yang kemudian bercampur dengan toksin didalam tubuh di lokasi yang terasa nyeri sehingga dapat menghambat rasa nyeri. Pada percobaan terakhir dengan pemberian anestetika topikal pun diperlukan kekuatan sebesar 120 V dan waktu yang lama dibanding dengan percobaan yang lain yaitu selama 60 s. Hal ini dikarenakan sifat anestesi yang menghilangkan rasa pada orang coba dengan jalan menghambat penerusan impuls dengan jalan menurunkan permeabilitas membran sel saraf untuk ion-natrium, yang perlu bagi fungsi syaraf yang layak. Hal ini disebabkan adanya persaingan dengan ion-ion kalsium yang berada berdekatan dengan saluran-saluran natrium di membran sel syaraf.
23 PRAKTIKUM PERTANYAAN 1. Adakah perbedaan diskriminasi bila ujung-ujung jangka ditekankan secara simultant dan successif? Terdapat beberapa perbedaan dari hasil percobaan kami yaitu pada perbedaan jarak dekat ke jauh pada kuduk 6mm dan pipi 8mm dan pada jarak jauh ke dekat ujung jari 4mm, kuduk 8mm, 6mm, 4mm, bibir 2mm, pipi 8mm dan 2mm. Two point tactile discrimination dengan cara simultant atau continuous menghasilkan threshold yang lebih rendah daripada dengan cara succesif tetapi menghasilkan rangsangan arah oblique yang lebih tinggi untuk arah vertical dan horizontal. (Shimizu and Wake, 2010) 2. Bagaimana bunyi hukum Weber-Fechner? Pengenalan secara visual berbanding lurus dengan logaritma dari intensitas stimulus.( Nutter and Esker, 2006) 3. Dapatkah hukum ini diperlihatkan dengan percobaan tersebut diatas? Iya oleh karena itu ketika penambahan beban mahasiswa coba tidak boleh melihat atau mengetahuinya karena dapat memperkuat stimulus penambahan beban tersebut.
24 4. Gambarlah jalur-jalur rasa sensoris: raba, tekan, nyeri, panas dan dingin Gambar1.1: reseptor rasa raba,tekan, nyeri, panas, dan dingin pada kulit. (Scanlon and Sanders, 2007)
25 Gambar 1.2 jalur rangsangan sensori yang ditrima dari reseptor sensoris ke otak lalu ke efektor motoris. 5. Pada percobaan dengan alkohol dan ether pada kulit, mula-mula ditimbulkan perasaan dingin dahulu kemudian disusul dengan perasaan panas. Terangkan! Jawab: Sebab suhu penguapan alkohol cukup rendah, yaitu sebesar 78,4 o C. Untuk terjadi penguapan alkohol harus menyerap kalor. Ketika alkohol menyentuh jari atau kulit akan menyerap kalor (panas) lalu menguap. Hilangnya kalor pada kulit kita membuat otak membacanya sebagai suhu yang dingin. Perasaan panas timbul karena kenaikan suhu pada kulit untuk kembali ke suhu normal. 6. Apakah rasa panas atau dingin itu dirasakan terus menerus? Jawab: tidak, rasa dingin akan hilang setelah alkohol menguap dan rasa panas akan hilang setelah kulit mencapai suhu normal. 7. Di bagian manakah dari masing-masing rasa itu yang terpadat?
26 Jawab: Kuduk mempunyai reseptor dingin terbanyak, sedangkan lengan bawah Memiliki reseptor panas terbanyak 8. Terangkan hasil-hasil yang saudara dapatkan dari ketiga percobaan tersebut di atas! Jawab: - Percobaan ke-1 dilakukan dengan keadaan normal, tegangan listrik 120 mv dalam waktu 60 s. - Percobaan ke-2 daerah yang dikenai sinar dihitamkan. Tegangan listrik 60 mv dalam waktu 30 s. - Percobaan ke-3 dengan pengalihan perhatian. Tegangan listik 140 mv dalam waktu 70 s. Orang coba melupakan rasa nyerinya karena pikirannya teralihkan oleh hal lain. - Percobaan ke-4 diolesi balsem. Orang coba mengalami hiperaemia (akibat vasodilatasi setelah diberi balsem). Terjadi percepatan rasa nyeri karena penambahan balsem meningkatkan panas. -Percobaan ke-5 orang coba mengalami perlabatan rasa nyeri karena diberi anestetika topikal yang menghambat impuls saraf. Orang coba baru merasa nyeri beberapa saat kemudian. Daftar Pustaka
27 Shimizu, Y, & Wake, T 2010, 'Tactile sensitivity to two types of stimulation: continuous and discrete shifting of a point stimulus', Perceptual And Motor Skills, 54, 3 Pt 2, pp , Nutter,Forrest W.,,Jr & Esker, P.D. 2006, "The Role of Psychophysics in Phytopathology: The Weber-Fechner Law Revisited", European Journal of Plant Pathology, vol. 114, no. 2, pp Scanlon, V. and Sanders, T. (2007). Essentials of anatomy and physiology. 1st ed. Philadelphia: F.A. Davis Co.
LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit
LAPORAN PRAKTIKUM Indera Rasa Kulit OLEH : ANGGUN OCTAVIEARLY P. 121610101042 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012 BAB I DASAR TEORI INDERA RASA KULIT Pada kulit kita
Lebih terperinciReseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi
Pada kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa. Mekanisme sensoris pada reseptorreseptor tersebut dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan philogenesis, jalurjalur syaraf spinal, dan daerah cortex
Lebih terperinciINDERA RASA KULIT. 11. Felicia Lesmana Imam Rananda Rois Kholilullah
INDERA RASA KULIT Penyusun : 1. Rega Maurischa 021211131057 2. Setian Fitri Sayekti 021211131058 3. Viviana Saputra 021211131059 4. Risky Anita Oktaviani 021211131060 5. Cynthia Nur Malikfa N. 021211131061
Lebih terperinci3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam
BAB I DASAR TEORI Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini diintegrasikan. Golongan
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT
LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT Disusun Oleh: Kelompok 4 1. Sanky Indrajaya 2443013 2. Bernadus D. L. T. K 2443013064 3. Vini Siane Tanaem 2443013256 4. Gerarda Sartika
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori A. Pengertian Indra Setiap makhluk hidup berhubungan dengan dunia luarnya. Untuk mengenalidunia itu, setiap makhluk hidup dilengkapi dengan alat indra. Sistem indra
Lebih terperinciINDERA RASA KULIT KELOMPOK A3
INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3 Adinda Zuricha P. 021211131029 Aulia Agile F. 021211131030 Netty Sulis K. 021211131031 Mohd. Dwira W 021211131032 Sergio Santoso 021211131033 Anggreta Galuh A. 021211131034
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT
LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT Oleh: Kelompok B7, B8, B9 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017 Anggota Kelompok : Hana Fajrin Mardatilla Rusyadi 021611133123 Yuline Krishartini
Lebih terperinciLaporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris
Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris Kelompok C9 Ketua : *Jonathan Rambang (102012072) Anggota : Yulita hera (102011132) Novalia (102012079) Teriany Widjaya (102012099) Mawar (102012181) Melisa
Lebih terperinciTujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda.
C. SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) dan REFLEKS SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan
Lebih terperinciProses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara
Fisiologi pendengaran Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara mencapai membran tympani, membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. Tulang
Lebih terperinciTujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna
BAB IV SISTEM INDERA A. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna Dasar teori Mata merupakan organ sensorik yang kompleks, yang
Lebih terperinciALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN
ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi
Lebih terperinciSD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2
SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah... Pupil
Lebih terperinci1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan
PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM
Lebih terperinciMenentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb)
I.tujuan percobaan Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb) Menentukan daerah penyebaran reseptor kecap
Lebih terperinciSENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh
SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi Oleh Diar Arsyianti ( 406112402734) Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu
Lebih terperinciSENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/
SENSASI dan PERSEPSI 4/2/2015 1 SENSASI =PENGAMATAN (PENGINDERAAN) 4/2/2015 2 A. PENGERTIAN PENGAMATAN MANUSIA PENGAMATAN REALITAS (DUNIA OBJEKTIF) 4/2/2015 3 PENGAMATAN Pengamatan / penginderaan : proses
Lebih terperinciA. SENSASI INDERA. C. Dasar Teori
A. SENSASI INDERA B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah : 1. Untuk mengetahui adanya berbagai macam sensasi indera umum dan khusus 2. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai refleks patella dan refleks Achilles
Lebih terperinciPengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional
Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional termasuk suatu komponen sensori, komponen diskriminatri, responrespon yang mengantarkan atau reaksi-reaksi yang ditimbulkan
Lebih terperinci1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI
1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme
Lebih terperinciPERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK
PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK Asep Ardiyanto, S. Pd, M. Or Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Gerak merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia.
Lebih terperinciPSIKOLOGI UMUM 1. Pertemuan III: Pengaruh Ilmu Fisiologi/Faal Terhadap Perkembangan Ilmu Psikologi
PSIKOLOGI UMUM 1 Pertemuan III: Pengaruh Ilmu Fisiologi/Faal Terhadap Perkembangan Ilmu Psikologi Pengaruh Ilmu Fisiologi Terhadap Ilmu Psikologi Pengaruh Ilmu Fisiologi/Faal Penelitian Fungsi Otak Penelitian
Lebih terperinciSistem Koordinasi Neuron dan Impuls
Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sebelum mempelajari tentang neuron secara tersendiri mari kita amati secara garis besar aliran informasi pada tubuh hewan. Di sini akan digunakan contoh pada gurita
Lebih terperinciSEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI
SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem
Lebih terperinciMateri 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf
Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf
Lebih terperinciDAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka
DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,
Lebih terperinciTEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR
TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras
Lebih terperinciSistem Saraf Tepi (perifer)
SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf
Lebih terperinciSensasi dan Persepsi
SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses
Lebih terperinciBAB I SUHU Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat :
BAB I SUHU 1 Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : Mengemukakan alasan mengapa indra peraba tidak dapat digunakan sebagai alat pengukur suhu Membuat termometer sederhana berskala berdasarkan sifat
Lebih terperinciPERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk
PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana
Lebih terperinciSENSASI PERSEPSI Biopsikologi
SENSASI PERSEPSI Biopsikologi UNITA WERDI RAHAJENG www.unita.lecture.ub.ac.id Sensasi: Sensasi dan Persepsi Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh bendabenda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan
Lebih terperinciBAB VI OTOT A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF.
BAB VI OTOT A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF. Tujuan Praktikum 1. Mempelajari cara mematikan katak dan membuat sediaan otot saraf. 2. Mengenal jenis dan kerja beberapa alat perangsang. 3. Mengenal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit. Laju (m/s)
SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA Waktu: 120 menit A. SOAL PILIHAN GANDA Petunjuk: Pilih satu jawaban yang paling benar. 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun
Lebih terperinciCara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara
Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya
Lebih terperinciPENGUKURAN FISIOLOGI. Mohamad Sugiarmin
PENGUKURAN FISIOLOGI Mohamad Sugiarmin PENGATAR PENJELASAN SILABI LINGKUP PERKULIAHAN TUGAS PRAKTEK EVALUASI Indera dan Pengukurannya Pengukuran indera ada dua cara 1. Menurut Bentuk a. Indera khusus terutama
Lebih terperinciDASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF
DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:
Lebih terperinciReflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus
Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur
Lebih terperinciFISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK
FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK Lela Juwita Sari (3415080205), Riski Sulistyani (3415080207), Eka Puspita Sari (3415080209) dan Lia Indrianita (3415083256) 1 ABSTRAK Sistem saraf adalah suatu sistem
Lebih terperinciSOAL UN FISIKA DAN PENYELESAIANNYA 2005
2. 1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat
Lebih terperinciSoal Suhu dan Kalor. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar!
Soal Suhu dan Kalor Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini dengan benar! 1.1 termometer air panas Sebuah gelas yang berisi air panas kemudian dimasukkan ke dalam bejana yang berisi air dingin. Pada
Lebih terperinciSistem Saraf pada Manusia
Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
Lebih terperinciPERKEMBANGAN MASA BAYI
PERKEMBANGAN MASA BAYI Tahap Masa Bayi Neonatal (0 atau baru Lahir-2 minggu Bayi (2 minggu- 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan Belajar bicara Belajar menguasai
Lebih terperinciAkar Biologi dalam Ilmu Psikologi. Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si
Akar Biologi dalam Ilmu Psikologi Dra. Rahayu Ginintasasi,M.Si Sistem Saraf Sistem Saraf Sistem saraf berfungsi untuk mengumpulkan dan memproses informasi, memberikan reaksi terhadap berbagai rangsangan,
Lebih terperinciEllen Prima, S.Psi., M.A.
Modul ke: Mekanisme - Mekanisme Persepsi Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengantar Menurut kamus besar kata mekanisme dapat diartikan sebagai cara
Lebih terperinciBAHASAN ADANYA GERAK FUNGSI DARI GERAK SISTEM GERAKAN TUBUH FUNGSIONAL LOKAL / KESELURUHAN 1. SISTEM OTOT, TULANG, SENDI : DASAR
MOTORIK DASAR BAHASAN 1. SISTEM OTOT, TULANG, SENDI : DASAR ADANYA GERAK 2. SISTEM OTOT SARAF : MENGENDALIKAN FUNGSI DARI GERAK SISTEM MUSCULOSKELETAL / OTOT - TULANG 3. SISTEM OTOT, TULANG, DAN SARAF
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat Optik merupakan salah satu alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan, dan hukum pembiasan cahaya untuk membuat suatu bayangan suatu benda.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi 2.1.1 Definisi Waktu Reaksi Waktu reaksi merupakan jarak waktu antara diberikannya stimulus dengan kontraksi otot pertama setelah stimulus diberikan. 4,5 Waktu
Lebih terperinciBAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)
BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf
Lebih terperinciFungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.
Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian
Lebih terperinciBIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil
BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil normal alkohol Saraf 3.50 menit 2.30 menit Otot 3.40 menit 1.20 menit B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK
HAMBATAN MOTORIK Oleh : dr. Euis Heryati M.Kes MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK; JURUSAN PLB PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK PRINSIP PERKEMBANGANNYA: - Proksimal distal - Fleksi ekstensi
Lebih terperinciSistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan
Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan
Lebih terperinciPEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :
PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan
Lebih terperinciDESKRIPSI. kesetimbangan termal, cara. cara kalibrasi thermometer, proses 5 M yaitu mengamati, menanya, mencoba, menalar dan. mengasosiasi.
DESKRIPSI Dalam modul ini akan dibahas materi suhu dan kalor yang terdiri dari pengertian suhu, pengertian kesetimbangan termal, cara penentuan kuantitatif skala suhu, cara kalibrasi thermometer, hubungan
Lebih terperinciLABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI
LABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI MAKALAH SENSORI PANGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sensori pangan yang diampu oleh: Dewi Nur Azizah, S.TP.,M.P. Oleh : Meti Maryati (1405875) PROGRAM
Lebih terperinciPengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis. Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA
Pengantar Psikologi Fungsi-Fungsi Psikis Dosen Meistra Budiasa, S.Ikom, MA Persepsi Objek-objek sekitar kita, kita tangkap melalui alat-alat indra dan diproyeksikan pada bagian tertentu di otak sehingga
Lebih terperinciD. 80,28 cm² E. 80,80cm²
1. Seorang siswa melakukan percobaan di laboratorium, melakukan pengukuran pelat tipis dengan menggunakan jangka sorong. Dari hasil pengukuran diperoleh panjang 2,23 cm dan lebar 36 cm, maka luas pelat
Lebih terperinciPENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG
PENGARUH KOMPRES HANGAT DI SUPRA PUBIK TERHADAP PEMULIHAN KANDUNG KEMIH PASCA PEMBEDAHAN DENGAN ANESTESI SPINAL DI RSUD BATANG Skripsi ARI WIJAYANTO NIM : 11.0758.S TAUFIK NIM : 11.0787. S PROGRAM STUDI
Lebih terperinciANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit
ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya taraf
Lebih terperinciSOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA. Laju (m/s)
E. 8 m/s 2 Jawab: A SOAL FISIKA UNTUK TINGKAT KAB/KOTA SOAL PILIHAN GANDA 1. Sebuah mobil bergerak lurus dengan laju ditunjukkan oleh grafik di samping. Selama sepuluh detik pertama mobil menempuh jarak:
Lebih terperinciUN SMA IPA 2013 Fisika
UN SMA IPA 2013 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2013FIS Doc. Version : 2013-05 halaman 1 01. Seorang siswa mengukur ketebalan buku menggunakan mikrometer sekrup yang ditunjukkan pada gambar. Hasil
Lebih terperinci(D) 40 (E) 10 (A) (B) 8/5 (D) 5/8
1. Benda 10 kg pada bidang datar kasar (koef. gesek statik 0,40; koef gesek kinetik 0,35) diberi gaya mendatar sebesar 30 N. Besar gaya gesekan pada benda tersebut adalah N (A) 20 (C) 30 (E) 40 (B) 25
Lebih terperinciAntiremed Kelas 12 Fisika
Antiremed Kelas 12 Fisika Persiapan UAS 1 Doc. Name: AR12FIS01UAS Version: 2016-09 halaman 1 01. Sebuah bola lampu yang berdaya 120 watt meradiasikan gelombang elektromagnetik ke segala arah dengan sama
Lebih terperinciSoal SBMPTN Fisika - Kode Soal 121
SBMPTN 017 Fisika Soal SBMPTN 017 - Fisika - Kode Soal 11 Halaman 1 01. 5 Ketinggian (m) 0 15 10 5 0 0 1 3 5 6 Waktu (s) Sebuah batu dilempar ke atas dengan kecepatan awal tertentu. Posisi batu setiap
Lebih terperinciPerilaku dan Proses Mental
MODUL PERKULIAHAN Perilaku dan Proses Mental Modul Sensasi dan Persepsi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 02 61093 (A21616AA) Abstract Penjelasan tentang Sensasi
Lebih terperinciCREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra
CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya
Lebih terperinciLatihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang
Latihan Soal UAS Fisika Panas dan Gelombang 1. Grafik antara tekanan gas y yang massanya tertentu pada volume tetap sebagai fungsi dari suhu mutlak x adalah... a. d. b. e. c. Menurut Hukum Gay Lussac menyatakan
Lebih terperinciSOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993
SOAL SELEKSI PENERIMAAN MAHASISWA BARU (BESERA PEMBAHASANNYA) TAHUN 1993 BAGIAN KEARSIPAN SMA DWIJA PRAJA PEKALONGAN JALAN SRIWIJAYA NO. 7 TELP (0285) 426185) 1. Peluru ditembakkan condong ke atas dengan
Lebih terperinciA. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung
Materi 3 Kardiovaskular III A. Pengukuran tekanan darah secara tidak langsung Tujuan a. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara palpasi b. Mengukur tekanan darah arteri dengan cara auskultasi Dasar Teori
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rangkaian gerak dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang. Gerak refleks adalah gerak spontan
Lebih terperinciREGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan. Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons.
REGULASI PERNAPASAN Pusat Pernapasan Pusat pernapasan adalah beberapa kelompok neuron yang terletak di sebelah bilateral medula oblongata dan pons. Organisasi pusat pernapasan Daerah ini dibagi menjadi
Lebih terperinciKurnia Eka Wijayanti
Kurnia Eka Wijayanti Mengatur gerakan Diatur oleh pusat gerakan di otak : area motorik di korteks, ganglia basalis, dan cerebellum Jaras untuk sistem motorik ada 2 yaitu : traktus piramidal dan ekstrapiramidal.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan
Lebih terperinciKinestetik dibedakan dari proprioseptik berdsarkan aspek keseimbangan (balance). Contoh :
PERSEPSI KINESTETIK DAN PERSEPSI TAKTUAL Oleh : dr. Euis Heryati, M.Kes MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK BEBERAPA PERISTILAHAN PERSEPSI KINESTETIK PERSEPSI PROPRIOSEPTIK (Propriosepsi)
Lebih terperinciBAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA SIFAT BAHAN KIMIA SEHARI-HARI DENGAN STRUKTUR PARTIKEL PENYUSUNNYA? Kegiatan 2.1. Terdiri dari
Setelah mempelajari dan memahami konsep atom, ion, dan molekul, kini saatnya mempelajari ketiganya dalam bahan kimia sehari-hari. Dalam kehidupan sehari-hari kita tidak pernah dapat melihat atom, ion,
Lebih terperinciFisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual
Komang Shary K., NPM 1206238633 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia LTM Pemicu 1 Modul Penginderaan Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual Pendahuluan Fungsi utama mata
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2
1. Perhatikan gambar mata berikut! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/alat%20indrpng SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 Bagian
Lebih terperinciUJI GESER LANGSUNG (DIRECT SHEAR TEST) ASTM D
1. LINGKUP Pedoman ini mencakup metode pengukuran kuat geser tanah menggunakan uji geser langsung UU. Interpretasi kuat geser dengan cara ini bersifat langsung sehingga tidak dibahas secara rinci. 2. DEFINISI
Lebih terperinciKREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL
KREATIF LEWAT MENGGUNTING DAN MENEMPEL [Admin TK, TK ST. CAROLUS BENGKULU] - Berita Umum Sering kita sebagai orangtua melarang anak memegang gunting karena takut tangannya luka. Demikian juga ketika anak
Lebih terperinciLaporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang
Laporan Praktikum IPA Modul 6. Gelombang Kegiatan Praktikum 1: Jenis dan Bentuk Gelombang 1.Percobaan jenis-jenis gelombang a. Hasil Pengamatan Pada saat slinki diusik dengan cara menggerak-gerakkan ujung
Lebih terperinciPENGURUTAN (MASSAGE)
PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari
Lebih terperinciUN SMA IPA 2008 Fisika
UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P44 Doc. Name: UNSMAIPA008FISP44 Doc. Version : 011-06 halaman 1 01. Berikut ini disajikan diagram vektor F 1 dan F! Persamaan yang tepat untuk resultan R = adalah... (A)
Lebih terperinciFISIOLOGI INDERA PENGECAP
FISIOLOGI INDERA PENGECAP Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metoda Pelaksanaan Penelitian Mulai Studi literatur Persiapan alat dan bahan Pengujian material pembentuk mortar (uji pendahuluan) : - Uji berat jenis semen - Uji berat
Lebih terperinciPaket 2 PENGUKURAN. Pendahuluan
Paket 2 PENGUKURAN Pendahuluan Fokus pada paket ini adalah pengukuran. Pembahasan tentang pengukuran ini merupakan bahasan kelanjutan dari paket sebelumnya yaitu besaran dan satuan. Paket ini akan menguraikan
Lebih terperinci1. TES BATAS ATAS BATAS BAWAH
TES GARPU TALA Tes garpu tala adalah suatu tes untuk mengevaluasi fungsi pendengaran individu secara kualitatif dengan menggunakan alat berupa seperangkat garpu tala frekuensi rendah sampai tinggi 128
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut
Lebih terperinciMenjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik
Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik 1. Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area
Lebih terperinciUN SMA IPA 2008 Fisika
UN SMA IPA 008 Fisika Kode Soal P67 Doc. Version : 0-06 halaman 0. Tebal pelat logam diukur dengan mikrometer skrup seperti gambar Tebal pelat logam adalah... (A) 4,8 mm (B) 4,90 mm (C) 4,96 mm (D) 4,98
Lebih terperinciMENGGAMBAR GARIS. Yesi Marlina 87678/2007
MENGGAMBAR GARIS A. Memilih Peralatan dan Perlengkapan Gambar 1) Meja Gambar Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut terbuat dari kayu yang tidak terlalu
Lebih terperinciUN SMA IPA 2011 Fisika
UN SMA IPA 2011 Fisika Kode Soal Doc. Name: UNSMAIPA2011FIS999 Doc. Version : 2012-12 halaman 1 1. Sebuah benda bergerak dengan lintasan seperti grafik berikut : Perpindahan yang dialami benda sebesar.
Lebih terperinciFISIKA EKSPERIMENTAL I 2014
PENGUKURAN EMISIVITAS EFEKTIF RATA-RATA SUATU MATERIAL PADAT (SOLID MATERIALS) Novi Tri Nugraheni (081211333009), Maya Ardiati (081211331137), Diana Ega Rani (081211331138), Firdaus Eka Setiawan (081211331147),
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bicara sebagai suatu symbol linguistic merupakan ekspresi verbal dari bahasa yang digunakan individu dalam berkomunikasi. Komunikasi adalah pengiriman dan
Lebih terperinci