BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori A. Pengertian Indra Setiap makhluk hidup berhubungan dengan dunia luarnya. Untuk mengenalidunia itu, setiap makhluk hidup dilengkapi dengan alat indra. Sistem indra padamanusia juga dikenal dengan nama panca indra. Panca indra adalah lima buah organyang dikhususkan untuk menerima jenis rangsangan tertentu. Serabut saraf.merupakan alat perantara yang membawa rangsangan dari indra menuju otak tempatrangsangan tersebut ditafsirkan. Beberapa rangsangan timbul dari luar tubuh antaralain sentuhan, pengecapan, penglihatan, penciuman dan suara. Rangsangan lainnyayang berasal dari dalam tubuh antara lain rasa haus, lapar dan rasa sakit.panca indra meliputi mata sebagai indra penglihatan yang peka terhadaprangsangan cahaya, telinga sebagai indra pendengaran yang peka terhadaprangsangan bunyi atau suara, hidung sebagai indra penciuman dan indra pembauyang peka terhadap rangsangan gas atau uap, lidah sebagai indra pengecap yang peka terhadap rangsangan rasa, serta kulit sebagai indra peraba dan perasa yang peka terhadap rangangan sentuhan, rabaan, suhu dan tekanan. B. Kulit Kulit merupakan indera peraba yang memiliki reseptor khusus untuk rangsangan panas, dingin, sentuhan, sakit, dan tekanan. Kulit memiliki beberapa lapisan : 1. Epidermis Epidermis adalah lapisan bagian terluar kulit yang tersusun dari jaringan epitel, dimana pada lapisan ini tidak terdapat pembuluh darah dan sel syaraf. Epidermis tersusun dari beberapa lapisan tipis (epitel skuamosa) yang mengalami tahap diferensiasi pematangan (keratinisasi), dari luar ke dalam lapisan tersebut adalah : Stratum korneum ; selnya sudah mati, tidak mempunyai intisel dan mengandung zat keratin Stratum lusidum : lapisan jernih dan tembus cahaya, hanya terdapat di telapak tangan dan telapak kaki 1

2 Stratum granulosum : terdiri dari sel-sel pipih, Dalam sitoplasma terdapat butir-butir keratohialin yang berfungsi dalam pembentukan keratin Stratum germinativum (basalis) : menggantikan sel-sel di atasnya yg merupakan sel induk. 2. Dermis Dermis adalah lapisan yang mingikat epidermis dengan struktur yang ada di bawahnya. Dermis tersusun dari 2 lapisan : Bagian atas, papilaris (Stratum papilaris) : lapisan yang memberikan nutrisi pada epidermis Bagian bawah, retikularis (stratum retikularis) 3. Hipodermis ( Lapisan Subkutan) Selain sebagai alat indra kulit juga berfungsi sebagai pelindung bagian dalam seperti otot dan tulang, sebagai alat ekskresi, dan berfungsi sebagai pengatur suhu tubuh. Sebagai indera peraba kulit memiliki reseptor- reseptor khusus yang berada pada dermis kulit. Reseptor untuk rasa sakit ujungnya menjorok masuk ke daerah epidermis. Reseptor tekan berada di dermis jauh dari epidermis. Rangsangan untuk sentuhan panas berada di dekat dermis. Turgo reseptor dalam kulit ada : 1. Ruffini peka terhadap rangsangan suhu panas 2. Krause peka terhadap rangsangan suhu dingin 3. Paccini peka terhadap rangsangan tekan dan sentuhan 4. Meissner peka terhadap rangsangan tekanan dan sentuhan 5. Ujung saraf bebas, peka terhadap rangsangan tekanan ringan dan rasa sakit. Ujung saraf bebas merupakan serat saraf sensorik aferen berakhir sbagai 2

3 ujung akhir saraf bebas pada banyak jaringan tubuh dan merupakan reseptor sensorik utama pada kulit. Serat saraf ini merupakan serat saraf tak bermielin atau nermielin berdiameter kecil yang di lanjutkan dengan serat saraf terbuka yang berjalan di antara sel epidermis. Beberapa berhubungan dengan epitel khusus, sedangkan pada epidermis berhubungan dengan folikel rambut dan mukosa oral, akar saraf membentuk diskus. Korpuskula peraba (Ujung saraf sekeliling rambut) terletak pada papilla dermis khususnya ujung jari, bibir, puting, dan genetalia. Memiliki bentuk silindris, tegak lurus dengan kulit dan berukuran sekitar 80 mikron dan lebarnya 40 mikron. Korpuskula ini peka terhadap sentuhan dan memungkinkan diskriminasi dua titik. Korpuskulus berlamel (vater pacini) di temukan di jaringan subkutan pada telapak tangan, telapak kaki, jari, puting, periosteum, mesenterium, tendo, ligamen dan genetalia eksterna. Bentuk bundar atau lonjong, dan besar (panjang 2 mm, dan diameter 0,5 1 mm). Bentuk yang paling besar dapat di lihat dengan mata telanjang, karena bentuknya mirip bawang. Setiap korpuskulus di suplai oleh sebuah serat bermielin yang besar dan juga telah kehilangan sarung sel schwannya pada tepi korpuskulus. Akson saraf banyak mengandung mitokondria. Akson ini di kelilingi oleh 60 lamela yang tersusun rapat (terdiri dari sel gepeng). Sel gepeng ini tersusun bilateral dengan dua alur longitudinal pada sisinya. Korpuskulus ini berfungsi untuk menerima rangsangan tekanan yang dalam. Korpuskulus gelembung (krause) di temukan di daerah mukokutis (bibir dan genetalia eksterna), pada dermis dan berhubungan dengan rambut. Korpus ini berbentuk bundar (sferis) dengan diameter sekitar 50 mikron. Mempunyai sebuah kapsula tebal yang menyatu dengan endonerium. Di dalam korpuskulus, serat bermielin kehilangan mielin dan cabangnya tetapi tetap di selubungi dengan sel schwan. Seratnya mungkin bercabang atau berjalan spiral dan berakhir sebagai akhir saraf yang menggelembung sebagai gada. Korpus ini jumlahnya semakin berkurang dengan bertambahnya usia. Korpus ini berguna sebagai mekanoreseptor yang peka terhadap dingin. 3

4 Kerja kelima saraf tersebut dapat di kelompokkan menjadi tiga tipe reseptor, yaitu : a. Termoreseptor Terdiri dari Ruffini dan Krause. b. Mekanoreseptor Terdiri dari Meisner dan Paccini. c. Reseptor rasa sakit Merupakan ujung saraf bebas. Mekanoreseptor banyak terdapat di ujung jari, bibir, telapak kaki dan alat kelamin. Ujung-ujung reseptor rabaan juga terdapat pada folikel rambut di dalam lapisan dermis. Reseptor rasa sakit atau nyeri dibedakan dari mekanoreseptor karena memang mempunyai mekanisme kerja yang berbeda. Reseptor rasa sakit dapat dikatakan sebagai reseptor kimia yang berbeda di luar hidung dan lidah. Reaksi kerja yang terjadi akibat sensasi rasa sakit di kulit diciptakan oleh pelepasan enzim dari jaringan yang rusak atau terluka sehingga akan mengubah protein tertentu di dalam darah menjadi suatu zat kimia yaitu bradikinin yang mengaktifkan reseptor rasa sakit. Penyebaran ujung-ujung saraf tidak merata pada seluruh permukaan kulit. Bagian ujung jari, telapak tangan, dan telapak kaki memiliki ujung-ujung saraf lebih banyak dibandingkan bagian tubuh yang lain sehingga kita dapat merasakan permukaan yang halus dan kasar. Sel-sel saraf peraba juga terdapat pada pangkal rambut. Bila rambut muncul di permukaan kulit tersentuh oleh suatu benda asing maka sel-sel saraf akan terangsang. Karena kulit memiliki beberapa macam reseptor 4

5 khusus dan setiap reseptor menanggapi satu rangsangan seperti reseptor sentuhan, panas, dingin, tekanan, sedangkan rasa sakit dan nyeri disebabkan oleh rangsangan dari salah satu atau beberapa reseptor. C. Klasifikasi Reseptor Reseptor sensorik berperan untuk mentransduksikan stimulus lingkungan menjadi impuls saraf. Reseptor ini dapat diklasifikasikan berdasarkan sumber stimulus yang mempengaruhi ujung reseptor, jenis sensasi yang terdeteksi reseptor, distribusi reseptor atau ada-tidaknya lapisan pada ujung reseptor. 1. Sumber (lokasi) Sensasi a. Eksternoreseptor. Sensitive terhadap stimulus eksternal terhadap tubuh dan terletak pada atau di dekat permukaan tubuh. Misalnya sentuhan, tekanan, nyeri pada kulit dan suhu, penciuman, pnglihatan serta pendengaran. b. Proprioreseptor. Terletak pada tubuh dalam otot, tendon dan persendian, juga mencakup reseptor ekuilibrium pada area telinga dalam. Jika distimulasi, bagian tersebut akan menyampaikan kesadaran akan posisi bagian tubuh, besarnya tonus otot dan ekuillibrium. c. Interoreseptor. Dipengaruhi oleh stimulus yang muncul dalam organ visceral dan pembuluh darah yang memiliki inervasi motoric dari SSO. Misalnya adalah stimulus yang terjadi selama proses digesti, eksresi dan sirkulasi. 2. Jenis Sensasi yang Terdeteksi a. Mekanoreseptor sensitive terhadap regangan, vibrasi, tekanan, propriosepsi, pendengaran, ekuilibrium dan tekanan darah. b. Termoreseptor sensitive terhadap perubahan suhu. c. Reseptor nyeri (nosireseptor) sensitive terhadap kerusakan jaringan. 5

6 d. Fotoreseptor mendeteksi energy cahaya. e. Kemoreseptor sensitive terhadap perubahan konsentrasi ion, ph, kadar gas darah dan glukosa darah. Jenis ini juga mencakup reseptor untuk indra pengecap dan pnciuman. 3. Distribusi Reseptor a. Pengindraan umum mengacu pada informasi dari tubuh sebagai satu kesatuan b. Pengindraan khusus mengacu pada organ indra yang terletak dalam kepala 4. Ujung reseptor sensorik. Terbagi menjadi dua jenis: a. Ujung saraf bebas. Tidak memiliki lapisan selular da terdapat dalam kulit, jaringan ikat dan pembuluh darah. Saraf ini merasakan nyeri, sentuhan ringan dan suhu. b. Ujung saraf berkapsul. Terbungkus dalam bermacam jenis kapsul dan terletak di kulit, otot, tendon, persendian dan organ tubuh. Reseptor yang berkapsul adalah Korpuskel Paccini, Korpuskel Meisner dan diskus Merkle, Korpuskel Ruffini, Ujung bulbus Krause, dan Spindle neuromuscular. Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi menjadi dua golongan menurut phylogenesisnya, jalur-jalur saraf spinalnya, dan daerah integrasi pada korteks serebri. Golongan pertama, yaitu paleo-sensibilities. Golongan ini meliputi rasa-rasa primitif atau rasa-rasa vital, yaitu rasa raba, tekan, nyeri, dingin dan panas. Sarafsaraf afferen dari rasa-rasa ini bersinap dengan interneuron-interneuron, kemudian akan bersinap lagi dengan motor-motor neuron dari medula spinalis, thalamus, dan korteks serebri melalui traktus spinothalamikus. Terdapat dua jalur yang tergabung dalam sistem ini, yaitu traktus spinotalamikus lateral dan traktus spinotalamikus anterior. Traktus spinotalamikus lateral berfungsi membawa sensasi nyeri dan suhu, sedangkan traktus spinotalamikus anterior berfungsi membawa sensasi raba dan tekanan ringan. 6

7 Golongan kedua adalah gnostic atau neo-sensibilities. Golongan ini meliputi rasa-rasa yang diferensiasikan. Saraf-saraf afferen dari rasa-rasa ini menghantarkan impuls-impuls yang terutama dialirkan melalui traktus dorsospinalis ke daerah sensoris di dalam korteks serebri setelah diintegrasikan seperlunya. C. Diskriminasi Dua Titik Dengan menggunakan sebuah jangka, kemampuan orang percobaan untuk membedakan sentuhan pada satu titik atau dua titik secara simultan dapat diperiksa. Jarak minimum di mana stimulus dikenali sebagai dua titik berbeda dapat dipastikan saat orang percobaan diminta dapat menutup matanya. Jarak ini bervariasi tergantung dari lokasi tubuh yang diperiksa, tetapi normalnya adalah 2-3 mm pada bantalan jari. Tubuh memilki variasi dalam membedakan diskriminasi dua titik ini. Sensasi taktik dibawa ke korda spinalis oleh satu dari tiga jenis neuron sensorik ; serat tipe A beta yang besar, serat tipe A delta yang kecil, dan serat tipe C yang paling kecil. Kedua jenis serat A memiliki mielin dan menyalurkan potensial aksi dengan cepat. Kemudian potensial aksi ini dikirim ke otak melalui sistem lemniskus kolumna dorsalis dan bersinaps di talamus. D. Stimulus Taktil Reseptor kinaesthesi menerima rangsangan kinaesthesi, yaitu gerakan gerakan dan ketegangan pada otot otot serta selubung persendian. Kegunaannya adalah untuk mengetahui sikap anggota badan dan beban yang di bawa ( berat atau ringan ). Sensasi sensasi lain berupa pencampuran rangsangan pada beberapa reseptor secara bersama sama dalam kondisi tertentu. \sensasi sensasi tersebut berupa geli, gatal, dan pedih. Kita dapat membedakan benda benda dengan reseptor panas, dingin, dan atau tekanan tanpa melihat bendanya. Bentuk dan besar benda dapat di bedakan dengan reseptor tekanan yang di geserkan. Pada tempat tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil, terdapat banyak corpuseulum tractus. Perasaan taktil dapat di bedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar di hantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan impuls taktil halus dihantarkan melalui faciculus geracilis dan facicuclus cunneatus.sensasi taktil yang 7

8 terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua di deteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu satunya perbedaan di antara ketiganya adalah sensasi raba umumnya di sebabkan oleh reseptor taktil di dalam kulit atau di dalam jaringan tepat di bawah kulit, sensasi tekanan biasanya di sebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang di gunakan untuk raba dan tekan. Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, karena akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil sehingga kita dapat membedakan benda benda tanpa melihat bentuknya. Disini yang berperan adalah reseptor kinasthesi. Bentuk dan berat benda dapat di bedakan dengan reseptor tekanan yang di gesekkan. Pada tempat di mana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan yang besar terdapat stimulus taktil dan corpuscullum tactus Tujuan Mahasiswa mampu mengerti dan mempelajari dua golongan mekanisme sensoris yang dapat dirasakan menurut filogenesisnya, yaitu jalur jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebral. 8

9 BAB II METODE KERJA 2.1 Paleo-sensibilitas : Rasa Panas dan Dingin : Rasa panas dan dingin tidak ditentukan oleh suhu suatu benda yang sebenarnya, melainkan oleh kecepatan hilangnya panas atau mendapatkan panas oleh kulit. 1a. Sediakanlah 3 buah bak yang masing masing berisi air es, air bersuhu 40 o C dan air bersuhu ± 30 o C 1b. Masukkan telunjuk kanan ke dalam air es dan telunjuk kiri ke dalam air 40 o C. Catatlah perasaan yang di alami. 1c. Kemudian segera masukkan kedua telunjuk ke dalam bak berisi air yang bersuhu ± 30 o C. Catatlah dan terangkanlah perasaan yang saudara alami. 2a. Tempatkanlah punggung tangan saudara ± 10 cm di depan mulut dan tiuplah kulit punggung tangan itu berlahan lahan. Catatlah rasa yang saudara alami. 2b. Basahilah punggung tangan itu dengan air terlebih dahulu kemudian tiuplah seperti percobaan tersebut di atas. Catatlah pula rasa yang di alami. 2c. Oleskan punggung tangan itu dengan alkohol atau eter dahulu, kemudian tiuplah lagi. Rasa yang bagaimanakah yang saudara alami? Terangkan! Pertanyaan : 1. Pada percobaan dengan alkohol atau eter pada kulit. Mula mula di timbulkan perasaan dingin dahulu kemudian di susul dengan perasaan pana? Terangkan! 2. Apakah rasa -rasa panas atau dingin itu di rasakan terus menerus? Reaksi Reaksi di Kulit Rasa rasa panas, dingin,raba / tekan dan nyeri di hantarkan oleh serat serat 9

10 saraf yang terpisah, yang menghubungkan titik di kulit. Kepadatan titik titik rasa di berbagai tempat di kulit tidaklah sama. 1. Letakkanlah telapak tangan kiri di atas meja dan tandailah suatu daerah 3 x 3 cm dengan menggunakanstempel yang tersedia. 2. Selidikilah secara teraturmengikuti garis garis sejajar titi titik panas dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah di rendam di dalam air panas bersuhu 50 o C ( sebelum di letakkan pada telapak tangan, keringkan dahulu kerucut itu dengan handuk). Berilah tanda pada titik titik itu dengan tinta hitam. 3. Lakukan percobaan tersebut di atas untuk menentukan titik titik dingin dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah di rendam di dalam air es. 4. Buatlah gambar tangan di atas kertas putih dan tuliskan titik rasa itu ke dalamnya. 5. Lakukan percobaan tersebut ( no. 2 s/d 3 ) untuk daerah daerah lengan bawah, kuduk, dan pipi. Pertanyaan : Di daerah manakah dari tubuh masing masing rasa itu terpadat? 2.2. Sensibilitas Lokalisasi rasa tekan 1. Tutuplah mata manusia coba, kemudian tekanlah ujung pensildengan kuat pada ujung jarinya. 2. Suruhlah manusia coba menunjukkan dengan pensil tempat yang telah di rangsang itu. Tentukan jarak antara titik rangsang dengan titik tunjuk dalam mm. 3. Ulangi percobaan tersebut 3 kali dan tentukan jarak rata ratanya. 4. Lakukan percobaan tersebut untuk daerah daerah telapak tangan, lengan 10

11 bwah, lengan atas, pipi, dan kuduk Diskriminasi rasa tekan 1. Tutuplah mata manusia coba, kemudian tekanlah kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada ujung jarinya. 2. Ambillah mula mula jarak ujung jangka yang kecil sehingga manusia coba belum dapat membedakan dua titik. Kemudian perbesarlah jarak ujung jangka setiap kali dengan 2 mm, hingga tepat dapat di bedakan 2 titik oleh orang percobaan. 3. Ulangi percobaan ini dengan jarak ujung jangka yang besar dahulu, kemudian di kecilkan setiap kalidengan 2 mm sampai ambang diskriminasi. Ambillah jarak rata rata dari tindakan no 2 s/d Lalukan percobaan no 1 s/d 3, tetapi sekarang dengan menekan ke dua ujung jangka secara berturut turut (suksesif). 5. Tentukanlah dengan cara cara tersebut di atas ambang diskriminasi dua titik untuk daerah daerah kuduk, pipi, bibir, dan lidah. 6a. Ambilah sekarang jarak terbesar antara ujung ujung jangka yang masih di rasakan sebagai satu titik oleh kulit depan telinga 6b. Gerakkanlah jangka tersebut mulai dari kulit depan telinga ke arah pipi, bibir atas dan bibir bawah. Catatlah yang di alami. Pertanyaan : Adakah perbedaan diskriminasi, bila ujung ujung jangka di tekankan secara simultan dan suksesif? Diskriminasi kekuatan rangsangan. Hukum Weber Fechner Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsangan rasa rasa pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya. 11

12 1. uplah mata manusia coba dan letakkan tangannya menghadap ke atas. 2. Letakkan kotak timbangan dengan beban 5 gram di dalamnya pada ujung ujung jarinya. 3. Tambahkanlah setiap kali ke dalam kotak timbangan suatu beban, sampai manusia coba tepat dapat membedakan tambahan berat. Catatlah beban permulaan (di tambah kotak timbangan) dan berat terakhir. 4. Lakukan percobaan no 2 dan no 3 dengan beban mula mula di dalam kotak berturut-turut 10 gram, 50 gram dan 100 gram. Pertanyaan : Bagaimanakah bunyi hukum Weber Fechner? Dapatkah hukum ini di perlihatkan dengan percobaan tersebut di atas? Kemampuan Diskriminasi Dalam melakukan praktikum ini seringkali timbul kesukaran karena yang di pakai adalah orang orang sehat dan normal diskriminasinya. Oleh sebab itu di lakukan perbandingan kemampuan diskriminasi antara tangan ( yang normal ) dengan lengan bawah atau kuduk Kemampuan diskriminasi kekasaran : 1. Suruhlah manusia coba dengan mata tertutup meraba raba dengan ujung jarinya kertas penggosok yang berbeda beda derajat kekasarannya. 2. Bagaimanakah daya pembedaannya? Ulangi percobaan tersebut dengan lengan bawahnya. Kemampuan diskriminasi ukuran : a. Tekanlah pada telapak tangan manusia coba (mata tertutup) cincin logam dari bermacam macam ukuran. b. Ulangi percobaan itu dengan lengan bawahnya. 12

13 Kemampuan diskriminasi bentuk : a. Dengan mata tertutup suruhlah manusia coba memegang benda keccil yang tersedia dan suruhlah menyebutkan benda benda tersebut (lingkaran, empat persegi panjang, segi tiga, bulat lonjong, dll.) b. Ulangi percobaan ini dengan lengan bawahnya. Pertanyaan : - Gambarlah jalur jalur dari semua rasa rasa sensoris : raba, tekan, nyeri, panas, dan dingin! 13

14 BAB III HASIL PERCOBAAN A. Tabel pengamatan rasa panas dan dingin 1. Jari tangan Lokasi Stimulus Uraian Rasa Kanan Es Dingin Kiri Air 40 o C Panas Kanan Kiri Air ± 30 o C Normal kembali Punggung tangan Lokasi Keterangan Stimulus Uraian Rasa Punggung tangan - Hembusan/tiupan Hangat Pungung tangan Di basahi dengan air Hembusan/tiupan Dingin Pungung tangan Di oleskan dengan alkohol Hembusan/tiupan Dingin seperti terkena es B. Tabel Pengamatan Reaksi Reaksi di Kulit P PD PD X X PD X X PD D P P PD P PD P PD P Telapak Tangan Lengan Bawah 14

15 D PD D X D PD X PD X X X PD PD X D P X D Pipi Kuduk N O Perlakuan Jumlah Reseptor Rasa-rasa Kulit Telapak Tangan Lengan Bawah Kuduk Pipi 1 Suhu Dingin Suhu Panas Keterangan : P : Panas D : Dingin X : Tidak terasa panas/dingin C. Tabel Percobaan Neo Sensibilitas 1. Lokasi Rasa Tekan Lokasi Jarak Titik Tunjuk (mm) I II III Rata Rata Ujung jari 1 mm 0 0 0,3 mm Telapak tangan 8 mm 7 mm 5 mm 6,7 mm Lengan bawah 3 mm 5 mm 4 mm 5 mm Lengan atas 12 mm 18 mm 13 mm 14,3 mm Pipi 11 mm 12 mm 11 mm 11,3 mm Kuduk 19 mm 7 mm 17 mm 14,3 mm 15

16 2. Diskriminasi Rasa Tekan A. Neosensibilitas Diskriminasi Rasa Tekan Rangsangan Simultan No Lokasi 1 Ujung jari 2 Kuduk 3 Pipi Dari kecil ke besar Jarak Diskriminan rasa tekan Jarak Dari besar ke kecil Diskriminan rasa tekan 0 mm 1 titik 4 mm 2 titik 2 mm 1 titik 2 mm 2 titik 4 mm 2 titik 0 mm 1 titik 0 mm 1 titik 12 mm 2 titik 2 mm 1 titik 10 mm 1 titik 4 mm 1 titik 8 mm 1 titik 6 mm 1 titik 6 mm 1 titik 8 mm 1 titik 4 mm 1 titik 10 mm 1 titik 2 mm 1 titik 12 mm 2 titik 0 mm 1 titik 0 mm 1 titik 10 mm 2 titik 2 mm 1 titik\ 8 mm 1 titik 4 mm 1 titik 6 mm 1 titik 6 mm 1 titik 4 mm 1 titik 8 mm 1 titik 2 mm 1 titik 10 mm 2 titik 0 mm 1 titik Rata - rata 3 mm 6 mm 5 mm 16

17 B. Diskriminasi Rasa Tekan Rangsangan Suksesif No Lokasi 1 Ujung jari 2 Kuduk 3 Pipi Dari kecil ke besar Jarak Diskriminan rasa tekan Dari besar ke kecil Jarak Diskriminan rasa tekan 0 mm 1 titik 4 mm 2 titik 2 mm 1 titik 2 mm 1 titik 4 mm 2 titik 0 mm 1 titik 0 mm 1 titik 12 mm 2 titik 2 mm 1 titik 10 mm 1 titik 4 mm 1 titik 8 mm 1 titik 6 mm 1 titik 6 mm 1 titik 8 mm 1 titik 4 mm 1 titik 10 mm 1 titik 2 mm 1 titik 12 mm 2 titik 0 mm 1 tiik 0 mm 1 titik 4 mm 2 titik 2 mm 1 titik\ 2 mm 1 titik 4 mm 2 titik 0 mm 1 titik Rata - rata 2 mm 6 mm 2 mm C. Jarak Terbesar Satu Titik 2 mm No. Lokasi Diskriminasi rasa tekan 1 Depan Telinga 1 titik 2 Pipi 2 titik 3 Bibir atas 2 titik 4 Bibir bawah 2 titik 3. Diskriminasi Kekuatan Rangsangan. Hukum Weber Fechner No Beban awal Beban akhir 1 5 gram 50 gram 2 10 gram 100 gram 3 50 gram 200 gram gram 300 gram 17

18 4. Kemampuan Diskriminasi A. Kemampuan Diskriminasi Kekasaran No Lokasi Kertas Penggosok Perasa Halus 1 Ujung jari Sedang Kasar Halus 2 Lengan bawah Sedang Kasar B. Kemampuan Diskriminasi Ukuran No Lokasi Kertas Penggosok Perasa Kecil 1 Telapak tangan Sedang Besar Kecil 2 Lengan bawah Sedang - Besar 18

19 C.Kemampuan Diskriminasi Bentuk NO Lokasi Bentuk Perasaan Lingkaran Segitiga 1 Telapak tangan Persegi panjang Setengah lingkaran Persegi Lingkaran Segitiga 2 Lengan bawah Persegi panjang Setengah lingkaran Persegi 19

20 BAB IV PEMBAHASAN 4.1. Rasa Panas Dan dingin Pada Jari Tangan Saat telunjuk di celupkan ke dalam air dingin, maka terasa dingin. Karena pada saat tersebut tubuh melepaskan kalor, pada saat di masukkan ke dalam air dengan suhu kamar terasa biasa saja atau kembali normal karena kemungkinan, saat itu kalor di serap kembali oleh tubuh hingga mencapai suhu normal tubuh (berhomeotasis). Saat telunjuk di celupkan ke dalam air panas, maka akan terasa panas karena terjadi penyerapan kalor pada lingkungannya. Setelah dicelupkan suhu yang ada pada air dan udara berbeda, pada saat itu akan mengikuti lingkungannya. Maka akan terjadi penyerapan kalor. Saat di masukkan ke dalam air dengan suhu kamar yaitu 30 o C suhu pada telunjuk kembali normal karena terjadi pelepasan kalor Pada Punggung Tangan Saat punggung tangan ditiup akan terasa panas, hal ini disebabkan karena meniupkan udara dari dalam mulut dan tertekan antara mulut dengan punggung tangan. Udara dari dalam mulut sendiri bersifat hangat, maka akan menyebabkan rasa panas. Saat punggung tangan ditup setelah dibasahi air, maka akan terasa dingin, udara yang ditiup dapat mengurangi penguapan air. Untuk menguapkan air diperlukan kalor dari kulit punggung tangan, sehingga panas dari punggung tangan akan menghilang shingga suhu punggung tangan akan menurun. Saat punggung tangan ditiup setelah dibasahi alkohol, pada mulanya akan terasa dingin karena alcohol yang berada di kulit menguap, rasa dingin timbul karena kulit kehilangan panas untuk menguapkan alcohol, kondisi ini didukung lagi dengan diberikan tiupan sehingga kulit terasa lebih dingin. Karena alkohol menguap sangat cepat maka setelah itu akan terjadi perubahan suhu dengan cepat pula sehingga menyebabkan punggung tangan terasa panas seketika yang lama-lama rasa tersebut hilang, hal ini terjadi karena alcohol yang berada dikulit sudah habis menguap Reaksi - Reaksi di Kulit 20

21 Setelah melakukan percobaan ini dapat diketahui bahwa kulit memiliki jumlah dan penyebaran reseptor penerima rangsang pada kulit tidak merata. Berdasarkan percobaan ini, dapat dibuktikan bahwa kepadatan titik reseptor rasa diberbagai tempat dikulit tidak sama. Pada percobaan menggunakan air panas, dapat dibandingkan bahwa dari kotakkotak berjumlah sembilan yang telah diberikan pada daerah telapak tangan, lengan bawah, pipi, dan kuduk, diketahui bahwa telapak tangan dan lengan bawah lebih peka dibandingkan pipi dan kuduk. Hal ini disebabkan karena kepadatan titik-titik reseptor pada telapak tangan dan lengan bawah terhadap panas lebih padat dibandingkan pipi dan kuduk sehingga telapak tangan dan lengan bawah lebih peka. Kepekaan yang berbeda ini juga dirasakan saat tubuh diberi air dingin. Pada pemberian air dingin terhadap daerah telapak tangan, lengan bawah, pipi, dan kuduk, menunjukkan pipi lebih peka dibandingkan dengan telapak tangan, lengan bawah dan kuduk. Hal ini dapat dijelaskan karena kepadatan titik reseptor di pipi terhadap dingin lebih padat pada daerah tersebut Neo-sensibilitas Lokalisasi Rasa Tekan Pada praktikum ini, kedua mata orang coba ditutup kemudian ujung pensil ditekan dengan kuat pada ujung jari. Lalu, orang coba diminta untuk menunjukkan titik rangsangan tersebut dengan menggunakan ujung pensil. Percobaan dilakukan di beberapa tempat seperti ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas, pipi dan kuduk. Rata-Rata jarak yang didapat antara lain, 0,3 mm ; 6,7 mm ; 5 mm ; 14,3 mm ; 11,3 mm ; 14,3 mm. Perbendaan antara lokasi penekanan dan lokasi yang ditunjuk orang coba dipengaruhi oleh lapangan reseptif yang berada di bawah bagian tengah ujung pensil tempat rangsangan paling kuat segera terangsang, namun lapangan reseptif yang berada disekitarnya juga terangsang, walaupun dengan tingkat yang lebih rendah karena lapangan-lapangan tersebut tidak perlu terdistorsi. Saat informasi dari seratserat aferen yang terangsang secara marginal di bagian tepi daerah rangsangan ini sampai ke korteks, lokalisasi ujung pensil akan menjadi kabur. Hal ini yang menyebabkan pada percobaan ini terdapat jarak antara tempat ditekankannya pensil dan tempat yang ditunjuk oleh orang coba. Berdasarkan rata-rata pada hasil percobaan yang telah kita lakukan bagian yang paling peka terhadap rasa tekan adalah pada ujung jari. Hal ini ditunjukan 21

22 dengan hasil rata-rata pada daerah ujung jari yang paling kecil yaitu sebesar 0,3 mm. Hal ini dikarenakan reseptor badan meissner terdapat di daerah tubuh tidak berambut serta ujung jari. Lokalisasi rasa tekan secara otomatis dipengaruhi oleh reseptor tersebut Diskriminasi Rasa Tekan Apabila dua titik yang ditekankan oleh sebuah jangka yang ditempelkan ke permukaan kulit memiliki lapangan perspektif yang berbeda maka akan dirasakan 2 titik yang terpisah. Sebaliknya, jika dua titik pada jangka yang ditekankan memiliki lapangan perspektif yang sama maka akan dianggap sebagai satu titik. Percobaan ini memiliki nilai ambang dua titik, dimana meskipun menggunakan cara simultan atau serentak jika melewati nilai ambang dua titik maka orang coba akan merasakan bahwa ada dua titik yang ada. Saat menggunakan cara successif orang akan lebih merasakan bahwa dua titik, karena jangka ditekankan ke permukaan kulit secara bergantian tidak bersama. Sebaliknya, jika menggunakan cara simultan orang akan merasakan satu titik, namun jika jaraknya sudah melewati ambang dua titil maka tetap akan dirasakan dua titik. Pada percobaan dapat terlihat pada bagian ujung jari dan pipi terjadi perbedaan diskriminasi antara simultan dan successif dengan rata -rata simultan pada ujung jari 3 mm dan successif 2 mm, sedangkan simultan pada pipi 5 mm dan successif 2 mm. Sedangkan tingkat diskriminasi terendah terjadi di daerah kuduk dengan rata-ratanya simultan dan successif 1 mm. Pada percobaan berikutnya menggunakan jarak terbesar di rasakan 1 titik oleh kulit depan telinga yaitu 2 mm. Hasil percobaan yang di dapat pada jarak 2 mm tersebut pada pipi, bibir bawah, dan bibir atas percobaan mencapai nilai ambang 2 titik, yang artinya pada kulit depan telinga memiliki rangsangan yang lebih peka atau sensitiv di bandingkan di daerah pipi, bibir atas dan bibir bawah Diskriminasi Kekuatan Rangsangan- Hukum Weber-Fechner Pada percobaan yang dilakukan sesuai dengan hukum Weber-Frechner. Saat orang coba melakukan percobaan ini ia harus mengenali kenaikan berat benda pada kotak penimbang. Saat awal orang coba belum dapat mengenali kenaikan beban yang ada pada kotak penimbang. Namun setelah ditambahkan beberapa beban lagi, orang coba mengerti penambahan beban yang diberikan pada kotak penimbangnya Kemampuan Diskriminasi Kemampuan Diskriminasi Kekasaran 22

23 Pada percobaan, masing-masing bagian pada tubuh diberi perlakuan untuk mengidentifikasi rasa halus dan kasar. Dari hasil percobaan didapatkan hasil kemampuan diskriminasi kekasaran menunjukkan bhwa manusia coba dapat membedakan tingkat ke kasaran kertas penggosok pada bagian ujung jari maupun lengan bawah Kemampuan Diskriminasi Ukuran Pada percobaan ini manusia coba di suruh untuk mengidentifikasi ukuran koin yang berbeda beda. Hasil dari percobaan menunjukkan bahwa bagian telapak tangan sensitif dalam membedakan ukuran, sedangkan pada lengan bawah manusia coba tidak dapat membedakan ukuran koin kecil dengan sedang Kemampuan Diskriminasi Bentuk Telapak tangan memiliki lapangan reseptif yang lebih kecil dibandingkan pada lengan bawah. Namun pada hasil praktikum bagian lengan bawah dapat mengidentifikasi bentuk dengan tepat Diskusi Jawaban Pertanyaan Reaksi panas dan Dingin : 1. Pada percobaan dengan alkohol atau eter pada kulit. Mula mula di timbulkan perasaan dingin dahulu kemudian di susul dengan perasaan pana? Terangkan! Jawaban : Setelah punggung tangan dibasahi dengan alkohol lalu dalam jarak 10 cm ditiup maka akan terasa dingin kemudian panas. Hal ini disebabkan karena alkohol akan menyerap energi panas tubuh dan energi panas itu digunakan untuk mengubah fase cair alkohol menjadi uap dan menguapkan alkohol ke udara luar. Alkohol yang dioleskan pada tubuh akan dengan cepat menguap. Saat proses penguapan, tubuh akan melepaskan energi panas yang dimiliki untuk penguapan tersebut sehingga menyebabkan tangan terasa dingin, namun penguapan alkohol yang sangat cepat mengakibatkan perubahan suhu dan menyebabkan tangan terasa panas. 2. Apakah rasa -rasa panas atau dingin itu di rasakan terus menerus? Jawaban : Rasa panas dan dingin yang dirasakan oleh tubuh saat mencelupkan tangannya ke dalam air panas ataupun air dingin tidak akan dirasakan secara terus 23

24 menerus. Hal ini disebabkan karena indera suhu berespons terhadap perubahan suhu. Bila dengan tiba-tiba reseptor dingin mengalami penurunan suhu, maka mula-mula reseptor akan terangsang dengan kuat sekali, namun selama beberapa detik pertama rangsangan ini dengan cepat akan memudar dan selama 30 menit atau lebih berikutnya secara progresif akan melambat. Ini berarti, bila suhu kulit secara aktif menurun, maka orang itu akan merasa lebih dingin daripada bila suhu itu tetap tingginya. Sebaliknya bila suhu secara aktif naik maka orang itu akan merasa lebih hangat daripada bila suhu tetap konstan. Dengan kata lain reseptor akan mengalami adaptasi Reaksi-reaksi di kulit 1. Di daerah manakah dari tubuh masing masing rasa itu terpadat? Jawaban Telapak tangan adalah salah satu daerah kulit yang paling sering mendapatkan rangsangan sehingga daerah ini menjadi sangat sensitif. Ujung saraf bebas adalah yang paling banyak ditemui persebarannya. Karena serat saraf sensoris banyak yang berakhir sebagai ujung saraf bebas. Hal ini mengakibatkan hampir di seluruh daerah kulit peka terhadap rasa nyeri atau sakit. Berbeda dengan paccini, mereka banyak ditemukan di daerah lapis retikuler dermis, terutama di bawah ujung-ujung jari. Sehingga daerah ini peka terhadap tekanan. Namun badan paccini hanya berespon terhadap perubahan cepat dalam tekanan, dan tidak dalam tekanan yang berkepanjangan. Badan meissner terdapat pada papila dermis tertentu pada daerah kulit yang terutama sensitif ---telapak tangan, telapak kaki, ujung jari tangan dan kaki, bibir, dan genitalia externa. Telah dijelaskan pula bahwa kulit sebagai alat indra yang peka rangsang memiliki jumlah dan penyebaran reseptor penerima rangsang pada kulit tidak merata. Pada hasil percobaan di atas juga terbukti bahwa masingmasing daerah di kulit memiliki kepekaan yang berbeda. Misal, daerah yang peka terhadap rasa panas (ruffini) adalah telapak tangan dan pipi. Daerah yang peka terhadap rasa dingin (krause) adalah telapak tangan dan kuduk. Daerah yang peka terhadap rasa nyeri adalah hampir semua memiliki kepadatan yang hampir sama. Karena reseptor rasa nyeri hampir tersebar merata di seluruh daerah kulit Lokalisasi Rasa Tekan 24

25 1. Adakah perbedaan diskriminasi, bila ujung- ujung jangka ditekankan secara simultan dan suksesif? Jawab Ada perbedaan ditekan secara simultant (serentak) dan secara succesif (berturut-turut). Apabila dilakukan secara simultant, perasaan akan 2 titik lebih kecil atau sedikit disbanding dengan yang dilakukan secara successif, meskipun jarak yang dibuat lebih cukup kecil, masih bisa terasa sebagai 2 titik. Apabila dua titik dari sebuah jangka yang ditempelkan ke permukaan kulit yang memiliki dua lapangan reseptif yang berbeda maka akan dirasakan sebagai dua titik yang terpisah sedangkan apabila kedua titik menyentuh lapangan reseptif yang sama keduanya akan dirasakan satu titik Diskriminasi kekuatan rangsangan. Hukum Weber-Fechner 1. Bagaimanakah bunyi Hukum Weber Fechner? Jawab : Kemampuan untuk membedakan kekuatan rangsang rasa-rasa, pada umumnya tidak tergantung pada kekuatan mutlak dari rangsangan tersebut, tetapi pada perbedaan relatifnya. 2. Dapatkah hukum ini diperlihatkan dengan percobaan tersebut di atas? Jawab : Hukum ini dapat diperlihatkkan dengan percobaan tersebut. Menurut hukum Weber-Fechner sensor perasa memiliki pengaruh langsung pada perilaku. Pada reaksi sensor perasa akan ditemukan dua macam perilaku. Bergantung pada kondisi organ dan sifat perangsangnya, maka dampaknya mungkin menjadi semakin bertambah atau makin berkurang dalam kepekaannya. Pada hasil percobaan didapatkan bahwa sebuah rangsang / stimulus yang didapatkan akan lebih rendah daripada rangsang / stimulus yang diberikan sehingga beban akan terasa lebih ringan dari beban asalnya. 25

26 Gambarlah jalur jalur rasa-rasa sensoris : panas dan dingin Input Signaling transduction STIMULUS RECEPTOR SENSORIC afferent SENSORIC AREA Cortex cerebri ASOSIATION NERVE PERCEPTION MOTORIC AREA MOTORIC Cortex cerebri NERVE efferent RESPONS output EFECTOR 26

27 27

28 BAB V KESIMPULAN Kulit merupakan salah satu alat indera manusia, yakni indera peraba. Kulit merupakan indera peraba yang memilki reseptor khusus untuk rangsangan panas, dingin, sentuhan, sakit, dan tekanan. Kulit memilki lapisan-lapisan, lapisan luar disebut epidermis dan lapisan dalam disebut dengan epidermis. Sebagai alat indra kulit juga berfungsi sebagai pelindung bagian dalam semisal otot, dan tulang, alat ekskresi, dan pengatur suhu tubuh. Sebagai indera peraba kulit memilki resptor-reseptor khusus, antara lain ujung saraf bebas, korpuskulus peraba, korpuskulus berlamel, korpuskulus gelembung, korpuskulus ruffini, dan spindel neuromuskular. Kulit memilki reseptor lain yang terklasifikasi yakni termoreseptor, mekanoreseptor, kemoreseptor, dan osmoreseptor. Diskriminasi titik merupakan kemampuan membedakan rangsan kulit oleh satu ujung benda dari dua ujung benda. Tubuh memilki variasi dalam membedakan diskriminasi dua titik ini. Pada tempat tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil, terdapat banyak corpusculum tractus. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Kepekaan kulit yang berambut terhadap stimulus besar, karena akhiran syaraf yang mengelilingi foliculus rambut adalah reseptor taktil sehingga kita dapat membedakan benda benda tanpa melihat bentuknya. 28

29 DAFTAR PUSTAKA 1. CAHYA, SURYANA (2012) TRAINER DISPENSER HOT AND COOL UNIT PROYEK AKHIR. Other thesis, UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2. Barrett, K. E, Barman, S. M, Boitano, S, & Brooks,H. L. Ganong s Review of Medical Physiology. 23rd edn, USA: The McGraw-Hill Companies; 2010: Guyton & Hall.Textbook of Medical Physiology, 11st. Jakarta : EGC; 2007: 585, Sherwood, L. Human Physiologi: From Cells to Systems, 7th edn, USA: Yolanda Cossio; 2010: Sloane, Ethel. Anatomi dan fisisologi. Jakarta:EGC; Fawcett, Don W. Buku ajar histologi. Jakarta:EGC;

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit LAPORAN PRAKTIKUM Indera Rasa Kulit OLEH : ANGGUN OCTAVIEARLY P. 121610101042 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012 BAB I DASAR TEORI INDERA RASA KULIT Pada kulit kita

Lebih terperinci

3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam

3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam BAB I DASAR TEORI Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini diintegrasikan. Golongan

Lebih terperinci

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi Pada kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa. Mekanisme sensoris pada reseptorreseptor tersebut dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan philogenesis, jalurjalur syaraf spinal, dan daerah cortex

Lebih terperinci

INDERA RASA KULIT. Nama dan Nim anggota sub kelompok

INDERA RASA KULIT. Nama dan Nim anggota sub kelompok INDERA RASA KULIT Nama dan Nim anggota sub kelompok Putri Permata Timur 021311133135 Calista Dienar Fadhillah S. 021311133138 Aditya Arinta Putra 021311133142 Nilna Nur Putri. 021311133132 Elma Zakiy Annisa

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT Disusun Oleh: Kelompok 4 1. Sanky Indrajaya 2443013 2. Bernadus D. L. T. K 2443013064 3. Vini Siane Tanaem 2443013256 4. Gerarda Sartika

Lebih terperinci

Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris

Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris Kelompok C9 Ketua : *Jonathan Rambang (102012072) Anggota : Yulita hera (102011132) Novalia (102012079) Teriany Widjaya (102012099) Mawar (102012181) Melisa

Lebih terperinci

INDERA RASA KULIT. 11. Felicia Lesmana Imam Rananda Rois Kholilullah

INDERA RASA KULIT. 11. Felicia Lesmana Imam Rananda Rois Kholilullah INDERA RASA KULIT Penyusun : 1. Rega Maurischa 021211131057 2. Setian Fitri Sayekti 021211131058 3. Viviana Saputra 021211131059 4. Risky Anita Oktaviani 021211131060 5. Cynthia Nur Malikfa N. 021211131061

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3

INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3 INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3 Adinda Zuricha P. 021211131029 Aulia Agile F. 021211131030 Netty Sulis K. 021211131031 Mohd. Dwira W 021211131032 Sergio Santoso 021211131033 Anggreta Galuh A. 021211131034

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda.

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda. C. SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) dan REFLEKS SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT Oleh: Kelompok B7, B8, B9 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017 Anggota Kelompok : Hana Fajrin Mardatilla Rusyadi 021611133123 Yuline Krishartini

Lebih terperinci

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/ SENSASI dan PERSEPSI 4/2/2015 1 SENSASI =PENGAMATAN (PENGINDERAAN) 4/2/2015 2 A. PENGERTIAN PENGAMATAN MANUSIA PENGAMATAN REALITAS (DUNIA OBJEKTIF) 4/2/2015 3 PENGAMATAN Pengamatan / penginderaan : proses

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna BAB IV SISTEM INDERA A. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna Dasar teori Mata merupakan organ sensorik yang kompleks, yang

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis

Struktur Kulit (Cutaneous Membran) EPIDERMIS DERMIS SUBCUTANEOUS/Hypodermis KULIT MANUSIA FUNGSI KULIT Membantu mengontrol temperatur tubuh Melindungi tubuh dari kuman Melindungi struktur dan organ vital dari perlukaan Terlibat dalam proses pembuangan sampah sisa metabolisme tubuh

Lebih terperinci

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2 1. Berikut ini merupakan kandungan keringat, kecuali?? SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 11. SISTEM EKSKRESI MANUSIAlatihan soal 11.2 Air NaCl Urea Glukosa Kulit merupakan salah satu alat ekskresi. Kulit mengeluarkan

Lebih terperinci

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik 1. Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah... Pupil

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

ANATOMI DAN FISIOLOGI

ANATOMI DAN FISIOLOGI ANATOMI DAN FISIOLOGI Yoedhi S Fakar ANATOMI Ilmu yang mempelajari Susunan dan Bentuk Tubuh FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari Ilmu yang mempelajari faal (fungsi) dari alat atau jaringan

Lebih terperinci

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web :

2. STRUKTUR RAMBUT. Gambar 1.2 Struktur Rambut Sumber web : 1. PENGERTIAN RAMBUT Rambut merupakan salah satu adneksa kulit yang terdapat pada seluruh tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki, kuku dan bibir. Jenis rambut pada manusia pada garis besarnya dapat

Lebih terperinci

Luka dan Proses Penyembuhannya

Luka dan Proses Penyembuhannya Luka dan Proses Penyembuhannya Anatomi Kulit Epidermis Dermis Subkutan 1 Epidermis Merupakan lapisan kulit terluar, tidak terdapat serabut saraf maupun pembuluh darah Berupa sel-sel berlapis gepeng yang

Lebih terperinci

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.

Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi

Lebih terperinci

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara Fisiologi pendengaran Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara mencapai membran tympani, membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. Tulang

Lebih terperinci

Ellen Prima, S.Psi., M.A.

Ellen Prima, S.Psi., M.A. Modul ke: Mekanisme - Mekanisme Persepsi Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengantar Menurut kamus besar kata mekanisme dapat diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel

ORGANISASI KEHIDUPAN. Sel ORGANISASI KEHIDUPAN Sel Sel adalah unit terkecil dari makhluk hidup. Ukuran sangat kecil untuk melihat harus dibantu dengan mikroskop. Kata sel berasal dari bahasa latin cellulae, yang berarti bilik kecil.

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

I PENDAHULUAN. 2 bagian yaitu kulit luar (epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis). Saat tubuh

I PENDAHULUAN. 2 bagian yaitu kulit luar (epidermis) dan kulit bagian dalam (dermis). Saat tubuh I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tubuh kita manusia sebagai sebuah sistem, terdiri dari berbagai bagian yang berbeda fungsi dan saling melengkapi. Selain berfungsi sebagai organ panca indra, jaringan kulit

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi Oleh Diar Arsyianti ( 406112402734) Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sebelum mempelajari tentang neuron secara tersendiri mari kita amati secara garis besar aliran informasi pada tubuh hewan. Di sini akan digunakan contoh pada gurita

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri

Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Kompetensi Dasar : Menjelaskan struktur dan fungsi sistem ekskresi pada manusia dan penerapannya dalam menjaga kesehatan diri Indikator : 1. Menyebutkan organ-organ penyusun sistem ekskresi pada manusia.

Lebih terperinci

Sistem Saraf Tepi (perifer)

Sistem Saraf Tepi (perifer) SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf

Lebih terperinci

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi SENSASI PERSEPSI Biopsikologi UNITA WERDI RAHAJENG www.unita.lecture.ub.ac.id Sensasi: Sensasi dan Persepsi Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh bendabenda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan

Lebih terperinci

PENGUKURAN FISIOLOGI. Mohamad Sugiarmin

PENGUKURAN FISIOLOGI. Mohamad Sugiarmin PENGUKURAN FISIOLOGI Mohamad Sugiarmin PENGATAR PENJELASAN SILABI LINGKUP PERKULIAHAN TUGAS PRAKTEK EVALUASI Indera dan Pengukurannya Pengukuran indera ada dua cara 1. Menurut Bentuk a. Indera khusus terutama

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 1. Perhatikan gambar mata berikut! Image not readable or empty assets/js/plugins/kcfinder/upload/image/alat%20indrpng SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.2 Bagian

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN

JARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi

Lebih terperinci

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru O R G A N P E N Y U S U N S I S T E M E K S K R E S I K U L I T G I N J A L H A T I P A R U - P A R U kulit K ULIT K U L I T A D A L A H O R G A

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut Landak Hystrix javanica memiliki tiga macam bentuk rambut: rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain), rambut peraba, dan duri. Rambut halus dan duri terdapat di

Lebih terperinci

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional termasuk suatu komponen sensori, komponen diskriminatri, responrespon yang mengantarkan atau reaksi-reaksi yang ditimbulkan

Lebih terperinci

FISIOLOGI INDERA PENGECAP

FISIOLOGI INDERA PENGECAP FISIOLOGI INDERA PENGECAP Lidah mempunyai reseptor khusus yang berkaitan dengan rangsangan kimia. Lidah merupakan organ yang tersusun dari otot. Permukaan lidah dilapisi dengan lapisan epitelium yang banyak

Lebih terperinci

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA

JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA JARINGAN PADA HEWAN & MANUSIA TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Menjelaskan pengertian dan fungsi jaringan embrional 2. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringan epitelium 3. Menjelaskan ciri dan fungsi jaringanjaringan

Lebih terperinci

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

01FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si. Modul ke: Persepsi Bentuk Fakultas 01FDSK Penjelasan mengenai kontrak perkuliahan yang didalamnya dijelaskan mengenai tata tertib, teknis, serta bahan untuk perkuliahan di Universitas Mercu Buana Denta

Lebih terperinci

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo

Jaringan Hewan. Compiled by Hari Prasetyo Jaringan Hewan Compiled by Hari Prasetyo Tingkatan Organisasi Kehidupan SEL JARINGAN ORGAN SISTEM ORGAN ORGANISME Definisi Jaringan Kumpulan sel sejenis yang memiliki struktur dan fungsi yang sama untuk

Lebih terperinci

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF

biologi SET 17 SISTEM SARAF DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. PEMBAGIAN SUSUNAN SARAF 17 MATERI DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL biologi SET 17 SISTEM SARAF Segala aktivitas tubuh manusia dikoordinasi oleh sistem saraf dan sistem hormon (endokrin). Sistem saraf bekerja atas

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 1. Perhatikan gambar nefron di bawah ini! SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 1. Sistem Ekskresi ManusiaLATIHAN SOAL BAB 1 Urin sesungguhnya dihasilkan di bagian nomor... A. B. C. D. 1 2 3 4 E. Kunci Jawaban : D

Lebih terperinci

Sensasi dan Persepsi

Sensasi dan Persepsi SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Lebih terperinci

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 2: INTEGUMEN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta

SISTEM EKSKRESI MANUSIA 2: INTEGUMEN. by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta 1 SISTEM EKSKRESI MANUSIA 2: INTEGUMEN by Ms. Evy Anggraeny SMA Regina Pacis Jakarta INTEGUMEN 2 Terletak di paling luar tubuh 15 % dari berat tubuh Luasnya sekitar 1,5 1,75 m Memiliki ketebalan 400 600

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja?

BAB I PENDAHULUAN. 1. Apa Itu Mata? 2. Jelaskan Bagian-Bagian dari Mata beserta fungsinya! 3. Bagaimana Mata Bisa Bekerja? BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Alat Optik merupakan salah satu alat yang memanfaatkan sifat cahaya, hukum pemantulan, dan hukum pembiasan cahaya untuk membuat suatu bayangan suatu benda.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

Perilaku dan Proses Mental

Perilaku dan Proses Mental MODUL PERKULIAHAN Perilaku dan Proses Mental Modul Sensasi dan Persepsi Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh Psikologi Psikologi 02 61093 (A21616AA) Abstract Penjelasan tentang Sensasi

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

Kurnia Eka Wijayanti

Kurnia Eka Wijayanti Kurnia Eka Wijayanti Mengatur gerakan Diatur oleh pusat gerakan di otak : area motorik di korteks, ganglia basalis, dan cerebellum Jaras untuk sistem motorik ada 2 yaitu : traktus piramidal dan ekstrapiramidal.

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analgetika adalah zat yang bisa mengurangi rasa nyeri tanpa mengurangi kesadaran (Tjay dan Rahardja, 2015). Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang mengganggu,

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang

Lebih terperinci

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM

SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun

Lebih terperinci

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan

INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan INDIKTOR 14: Menjelaskan sifat, ciri-ciri, dan fungsi jaringan pada tumbuhan dan hewan 1. Jaringan Tumbuhan a. Jaringan Meristem (Embrional) Kumpulan sel muda yang terus membelah menghasilkan jaringan

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

1. TES BATAS ATAS BATAS BAWAH

1. TES BATAS ATAS BATAS BAWAH TES GARPU TALA Tes garpu tala adalah suatu tes untuk mengevaluasi fungsi pendengaran individu secara kualitatif dengan menggunakan alat berupa seperangkat garpu tala frekuensi rendah sampai tinggi 128

Lebih terperinci

Penuntun praktikum histologi cell and genetics

Penuntun praktikum histologi cell and genetics Penuntun praktikum histologi cell and genetics Pada praktikum ini Saudara akan melihat sajian Histologi di bawah mikroskop. Pada mikroskop ada 2 macam lensa, okuler dan objektif. Lensa okuler terletak

Lebih terperinci

- - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - sbl3indra

- - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - sbl3indra - - SISTEM SISTEM KOORDINASI DAN ALAT INDRA - - Modul ini singkron dengan Aplikasi Android, Download melalui Play Store di HP Kamu, ketik di pencarian sbl3indra Jika Kamu kesulitan, Tanyakan ke tentor

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Nina Maftukha S.Pd., M.Sn. Program Studi Desain

Lebih terperinci

A. SENSASI INDERA. C. Dasar Teori

A. SENSASI INDERA. C. Dasar Teori A. SENSASI INDERA B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah : 1. Untuk mengetahui adanya berbagai macam sensasi indera umum dan khusus 2. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai refleks patella dan refleks Achilles

Lebih terperinci

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap BAB VII Fungsi Indera Pengecap A. PENDAHULUAN Indera pengecap sangat erhubungan erat dengan indera penciuman. Jika indera penciuman mengalami gangguan, misalnya karena menderita influenza, maka indera

Lebih terperinci

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK

PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh

Lebih terperinci

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4

Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 DOSEN Pengampu : Eva Tyas Utami,S.Si,M.Si Disusun Oleh : Laili Nur Azizah Lutfi (131810401004) Novita Nur Kumala (161810401003) Desy Lutfianasari

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH 2012 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb)

Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb) I.tujuan percobaan Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb) Menentukan daerah penyebaran reseptor kecap

Lebih terperinci

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU

KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU KESEHATAN KULIT RAMBUT DAN KUKU Oleh Erwin Setyo Kriswanto PENDIDIKAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA Makalah ini Disusun Oleh Sri Hastuti (10604227400) Siti Khotijah

Lebih terperinci

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit.

Struktur Anatomi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatomi Kulit. Struktur Anatmi Dan Fungsi Kulit Manusia Anatmi Kulit. Kulit tersusun atas tiga lapisan, yaitu lapisan kulit terluar biasa disebut lapisan ari atau epidermis, di bawah lapisan ari adalah lapisan jangat

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

Paryono/Anatomi/Poltekkes Surakarta TUJUAN PEMBELAJARAN :

Paryono/Anatomi/Poltekkes Surakarta TUJUAN PEMBELAJARAN : H. Paryono, S.Kep,Ns,M.Kes TUJUAN PEMBELAJARAN : Menyebutkan bagian-bagian kulit Menyebutkan jenis jaringan yang menyusun epidermis dan dermis Menguraikan faktor-faktor yang mempengaruhi warna kulit. Menguraikan

Lebih terperinci

PERKEMBANGAN MASA BAYI

PERKEMBANGAN MASA BAYI PERKEMBANGAN MASA BAYI Tahap Masa Bayi Neonatal (0 atau baru Lahir-2 minggu Bayi (2 minggu- 2 tahun) TUGAS PERKEMBANGAN MASA BAYI Belajar makan makanan padat Belajar berjalan Belajar bicara Belajar menguasai

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus

Sistem Saraf. Dr. Hernadi Hermanus Sistem Saraf Dr. Hernadi Hermanus Neuron Neuron adalah unit dasar sistem saraf. Neuron terdiri dari sel saraf dan seratnya. Sel saraf memiliki variasi dalam bentuk dan ukurannya. Setiap sel saraf terdiri

Lebih terperinci

Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di

Ketebalan retina kira-kira 0,1 mm pada ora serata dan 0,56 mm pada kutub posterior. Di Anatomi Retina Retina adalah lembaran jaringan saraf berlapis yang tipis dan semitransparan yang melapisi bagian dalam 2/3 posterior dinding bola mata. Retina membentang ke anterior hampir sejauh korpus

Lebih terperinci

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang

Jaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang Jaringan syaraf Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi Menerima rangsang Mengubah rangsang menjadi impuls Meneruskan impuls ke saraf pusat Memberikan jawaban terhadap rangsang Sel syaraf punya tonjolan

Lebih terperinci

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu.

Jaringan adalah kumpulan dari selsel sejenis atau berlainan jenis termasuk matrik antar selnya yang mendukung fungsi organ atau sistem tertentu. Kelompok 2 : INDRIANA ARIYANTI (141810401016) MITA YUNI ADITIYA (161810401011) AYU DIAH ANGGRAINI (161810401014) NURIL NUZULIA (161810401021) FITRI AZHARI (161810401024) ANDINI KURNIA DEWI (161810401063)

Lebih terperinci

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut:

Kulit menyediakan proteksi terhadap tubuh dalam berbagai cara sebagai yaitu berikut: Histologi kulit Kulit merupakan organ tubuh paling luar dan membatasi bagian dalam tubuh dari lingkungan luar. Luas kulit pada orang dewasa sekitar 1.5 m 2 dan beratnya sekitar 15% dari berat badan secara

Lebih terperinci

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

Mata Kuliah Persepsi Bentuk Modul ke: Fakultas FDSK Mata Kuliah Persepsi Bentuk Pertemuan 1 PERSEPSI bagaimana orang melihat atau menginterpretasikan peristiwa, objek, serta manusia. Ali Ramadhan S.Sn.,M.Ds Program Studi Desain Produk

Lebih terperinci

ANATOMI SISTEM PENGECAPAN & PENGHIDU

ANATOMI SISTEM PENGECAPAN & PENGHIDU ANATOMI SISTEM PENGECAPAN & PENGHIDU Dr. Simbar Sitepu, AAI Dr. Lita Feriyawati, M.Kes DEPARTEMEN ANATOMI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA SISTEM PENGECAPAN PENGECAPAN (Gustation, special

Lebih terperinci

Kinestetik dibedakan dari proprioseptik berdsarkan aspek keseimbangan (balance). Contoh :

Kinestetik dibedakan dari proprioseptik berdsarkan aspek keseimbangan (balance). Contoh : PERSEPSI KINESTETIK DAN PERSEPSI TAKTUAL Oleh : dr. Euis Heryati, M.Kes MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK BEBERAPA PERISTILAHAN PERSEPSI KINESTETIK PERSEPSI PROPRIOSEPTIK (Propriosepsi)

Lebih terperinci

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung)

INDERA PENCIUMAN. a. Concha superior b. Concha medialis c. Concha inferior d. Septum nasi (sekat hidung) INDERA PENCIUMAN Indera penciuman adalah indera yang kita gunakan untuk mengenali lingkungan sekitar melalui aroma yang dihasilkan. Seseorang mampu dengan mudah mengenali makanan yang sudah busuk dengan

Lebih terperinci