FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK
|
|
- Veronika Setiawan
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 FISIOLOGI SISTEM SARAF PADA KATAK Lela Juwita Sari ( ), Riski Sulistyani ( ), Eka Puspita Sari ( ) dan Lia Indrianita ( ) 1 ABSTRAK Sistem saraf adalah suatu sistem tubuh yang merupakan adaptasi tubuh terhadap rangsangan yang diterima dari luar tubuh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui fisiologi sistem saraf pada katak. Penelitian ini dilaksanakan pada hari Senin, 6 Desember 2010 yang bertempat di Laboratorium Fisiologi FMIPA UNJ. Pada pengamatan gerak refleks pada katak diperoleh hasil yakni medulla spinalis merupakan pusat gerak refleks katak, karena saat medulla spinalis dirusak maka katak tidak dapat memberikan respon terhadap rangsangan yang diberikan. Sedangkan pada pengamatan biolistrik pada katak diperoleh hasil berupa arus listrik yang dapat menghasilkan potensial aksi yang kemudian berakibat pada respon terhadap impuls. Ketika saraf diblokir dengan menggunakan alkohol 70% maka alkohol berdifusi kedalam akson saraf dan bercampur dengan cairan intraseluler didalam sel saraf yang mengandung ion ion negatif- positif dan mengganggu proses perambatan sehingga impuls yang merambat dalam akson harus bekerja keras untuk melewatinya. Kata Kunci : Biolistrik, Gerak Refleks, Katak, Medula Spinalis, Saraf 1 Mahasiswa Pendidikan Biologi Reguler 2008 A. PENDAHULUAN Pemberian nama otot rangka disebabkan karena otot ini menempel pada system rangka (Seeley, 2002). Berdasarkan Tobin (2005), otot terdiri atas bundel-bundel sel otot. Setiap bundel berada di dalam lembaran jaringan ikat yang membawa pembuluh darah dan saraf yang mensuplai kebutuhan otot tersebut. Di setiap ujung otot, lapisan luar dan dalam dari jaringan ikat bersatu menjadi tendon yang biasanya menempel pada tulang. Otot rangka memiliki empat karakteristik fungsional sebagai berikut: 1. kontraktilitas; kemampuan untuk memendek karena adanya gaya 2. eksitabilitas; kapasitas otot untuk merespon sebuah rangsang 3. ekstensibilitas; kemampuan otot untuk memanjang 4. elastisitas; kemampuan otot untuk kembali ke panjang normal setelah mengalami pemanjangan. (Seeley, 2002). Reflek gerak pada ektremitas (tungkai) berpusat di sumsum tulang belakang. Jalannya impuls pada gerak reflek menurut Bell dan Magendie adalah : reseptor saraf sensoris (melalui lengkung dorsal) medulla spinalis saraf motoris (melalui lengkung ventral) efektor. Potensial aksi merupakan depolarisasi dan repolarisasi membran sel yang terjadi secara cepat (Seeley, 2002). Pada sel otot (serabutserabut otot), potensial aksi menyebabkan otot berkontraksi (Seeley, 2002). Berdasarkan Campbell (2004), sebuah potensial aksi tunggal akan menghasilkan peningkatan tegangan otot yang berlangsung sekitar 100 milidetik atau kurang yang disebut sebuah kontraksi tunggal. Jika potensial aksi kedua tiba sebelum respon terhadap potensial aksi pertama selesai, tegangan tersebut akan menjumlahkan dan menghasilkan respon yang lebih besar. Jika otot menerima suatu rentetan potensial aksi yang saling tumpang tindih, maka akan terjadi sumasi yang lebih besar lagi dengan tingkat tegangan yang bergantung pada laju perangsangan. Jika laju perangsangan cukup cepat, sentakan tersebut akan lepas menjadi kontraksi yang halus dan bertahan lama yang disebut tetanus. Pada saat sel saraf dalam keadaan istirahat (reseptor tidak dirangsang), membran sel dalam keadaan impermeable terhadap ion. Jika sel saraf dirangsang, maka saluran ion akan terbuka. Ion natrium akan masuk ke dalam sel dan ion kalium bersama ion Cl akan keluar dari dalam sel. Muatan ion di dalam sel menjadi lebih positif dan muatan ion di dalam sel menjadi lebih negatif. Keadaan ini disebut depolarisasi. Membran sel dalam keadaan permeable terhadap ion. Perjalanan impuls saraf dapat diblokir oleh rangsang dingin, panas, atau tekanan pada serabut saraf. Pemblokiran yang sempurna dicapai dengan memberikan zat anastetik. B. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan pada hari senin, tanggal 6 Desember 2010 di laboratorium fisiologi FMIPA UNJ. Alat-alat yang digunakan antara lain : papan bedah, pinset, jarum, tali, batre (kotak), kabel dengan ukuran kecil, 2 buah gelas kimia. Bahan-bahan yang digunakan antara lain : cuka, air ledeng, alkohol 70 %, dan katak. Pengamatan Gerak Refleks Pada katak (Rana cancivora) - Katak diikat dengan tali pada bagian salah satu tungkai belakang - Melihat sikap katak ketika katak dalam keadaan tiarap, terlentang, dicubit dengan pinset, dijepit dengan pinset, mencelup kaki kanan di air cuka, dan mencelup kaki kiri di air ledeng. - Menusuk otak katak bagian depan dengan jarum pentul - Melihat sikap katak ketika katak dalam
2 keadaan tiarap, terlentang, dicubit dengan pinset, dijepit dengan pinset, mencelup kaki kanan di air cuka, dan mencelup kaki kiri di air ledeng. - Menusuk otak katak bagian belakang (sudah dalam keadaan tanpa spinal) - Melihat sikap katak ketika katak dalam keadaan tiarap, terlentang, dicubit dengan pinset, dijepit dengan pinset, mencelup kaki kanan di air cuka, dan mencelup kaki kiri di air ledeng. - Membandingkan perbedaan sikap katak dari ketiga perlakuan yaitu ketika katak dalam keadaan normal, masih dengan spinal, dan tanpa spinal. Pengamatan Biolistrik pada Katak (Rana cancivora) - Bedah katak dan keluarkan seluruh organ katak sehingga terlihat tulang belakang katak dan sumsum tulangnya - Memberi perangsangan listrik dengan menghubungkan pada kutub positif dan negatif baterai pada dua saraf yang berbeda, yaitu saraf tungkai depan dan tungkai belakang. Mengamati apa yang teradi dan catat hasilnya - Kemudian melakukan pemblokiran pada serabut saraf dengan memberikan alkohol 70%. Amati apa ang terjadi dan catat hasilnya. C. HASIL DAN PEMBAHASAN Gerak Reflek Sikap Tubuh Katak Tiarap Normal Spinal Tanpa Spinal Tubuh posisi sempurna, Kepala, menunduk ke Badan / perut menempel di Terlentang Cubit kaki dengan pinset Jepit kaki dengan pinset Celup kaki kanan di air asam / cuka Celup kaki kiri di air ledeng kepala tegak, melompatlompat Membalikkan tubuh secara cepat Terkejut, menggerakkan kaki, segera melompat Kaki gemetar secara cepat, refleks lompat lambat Menolak, kaki naik secara cepat Kaki menyelam di dalam air bawah, badan berputar-putar Berusaha membalikkan badan, tetapi gerakan sangat lambat Kaki bergerak terkejut secara lambat Kaki gemetar secara lambat Kaki naik ke atas / menolak secara lambat Kaki ikut menyelam ke dalam air papan bedah, kepala menunduk ke bawah 1. Refleks Tungkai Belakang dan Depan pada Katak Pada percobaan ini untuk membuktikan gerak refleks diberikan perlakuan yaitu dengan merusak otak katak dan merusak sumsum tulang belakang. a. Posisi tubuh otak katak dan sumsum tulang belakang dirusak posisi katak yang tertelungkup, menunjukkan posisi tubuh katak dengan kepala yang tegak, posisi tubuh sempurna dan terkadang melompat-lompat. Pada saat tubuh di balikkan atau dalam posisi terlentang, katak segera membalikkan tubuhnya dengan cepat. Hal ini terjadi karena, katak mash dalam keadaan normal yaitu masih memiliki alat keseimbangan dan sumsum tulang belakang. Pada perlakuan kedua setelah otak katak dirusak dengan cara ditusuk, posisi tubuh katak menelungkup dengan posisi kepala menunduk ke bawah dan badan berputar-putar dengan posisi perut yang menempel ke bawah. Ketika tubuh katak dibalikkan atau dalam posisi terlentang, katak berusaha membalikkan tubuhnya, namun gerakannya lambat. Hal ini
3 terjadi, karena telah terputusnya hubungan antara labirin (sebagai alat keseimbangan) dan sunsum tulang belakang, sehingga reflek koreksi sikap sudah hilang (Central Nervous System) hanya tinggal medulla spinalisnya saja. Pada perlakuan ketiga, medulla spinalis katak dirusak, menunjukkan posisi tubuh katak menjadi menelungkup dengan berbaring lemah diatas papan bedah, dengan posisi kepala menunduk ke bawah, dan badan/ perut menempel di atas papan bedah. Saat dibalikkan atau dalam posisi terlentang, katak tidak melakukan reaksi apapun. Hal ini terjadi karena, katak sudah benarbenar tidak memiliki sistem saraf pusat, sehingga katak sudah tidak dapat mengkoordinasikan tubuhnya lagi (Sherwood, 2001). Posisi tubuh saat medulla spinalis dirusak posisi tubuh saat otak dirusak b. Refleks saat dicubit dengan pinset secara pelan otak dan sumsum tulang belakang dirusak, reaksi katak saat tungkai belakangnya dicubit perlahan dengan pinset, terjadi gerak refleks sangat cepat atau terkejut, dan melompat untuk menghindari cubitan. Hal ini terjadi karena katak masih memiliki alat keseimbangan dan sumsum tulang belakang, sehingga katak masih dapat melakukan gerak refleks. Pada perlakuan kedua setelah otak katak dirusak dengan cara ditusuk, reaksi katak saat dicubit tungkai belakangnya secara perlahan dengan menggunakan pinset yaitu terjadi gerak refleks secara lambat. Hal ini dikarenakan pusat gerak refleks adalah medulla spinalis bukan otak, jadi katak masih bisa melakukan gerak refleks. Pada perlakuan ketiga, medulla spinalis katak juga dirusak. Saat dicubit perlahan katak tidak menimbulkan refleks apapun. Medulla spinalis yang telah mati membuat katak tidak dapat memberikan gerak respon karena koordinasinya sudah terputus. Refleks merupakan respon bawah sadar terhadap adanya suatu stimulus internal ataupun eksternal untuk mempertahankan keadaan seimbang dari tubuh. Jalannya impuls pada gerak refleks menurut Bell dan Magendie adalah: reseptor saraf sensoris (melalui lengkung dorsal) medulla spinalis saraf motoris (melalui lengkung ventral) efektor (Sherwood, 2001). c. Refleks saat dijepit dengan pinset secara keras otak dan sumsum tulang belakang dirusak, reaksi katak saat tungkai belakangnya dijepit dengan menggunakan pinset secara keras menimbulkan reaksi kaki katak gemetar secara cepat, kaki bergerak dan segera melompat untuk menghindari jepitan pada tungkai belakang. Hal ini terjadi karena, katak masih memiliki alat keseimbangan dan sumsum tulang belakang, sehingga terjadi refleks pergerakan kaki secara cepat. Pada percobaan kedua setelah bagian otak katak dirusak sehingga hanya mempunyai sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf, Kemudian tungkai belakang dijepit keras maka terjadi reflek pada kaki katak dengan menimbulkan tanggapan berupa kaki gemetar dan pergerakan kaki secara lambat. Hal ini menunjukkan bahwa katak tersebut masih mengalami gerak reflek. Reflek gerak pada tungkai katak berpusat di sumsum tulang belakang, sehingga walaupun otak katak telah dirusak, tetap saja katak tersebut masih dapat melakukan gerak reflek. Jalannya impuls pada gerak reflek menurut Bell dan Magendie adalah: reseptor - saraf sensoris (melalui lengkung dorsal) medulla spinalis (sumsum tulang belakang) saraf motoris (melalui lengkung ventral) efektor. Saraf-saraf spinalis berkaitan dengan tiap-tiap sisi korda spinalis melalui akar dorsal dan akar ventral. Serat-serat aferen membawa sinyal datang masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal sedangkan serat-serat eferen membawa sinyal meninggalkan korda melalui akar ventral. Akar ventral dan dorsal di setiap tingkat menyatu membentuk sebuah saraf spinalis yang keluar dari kolumna vertebralis. Pada percobaan ketiga dimana medulla spinalisnya dirusak dan diberi perlakuan dengan dijepit keras, katak tidak merespon. Hal ini terjadi karena medulla spinalis yang merupakan pusat saraf juga telah dirusak maka secara langsung tidak akan terjadi gerakan reflek. Dan menyebabkan impuls terhambat karena seluruh sarafnya yang seharusnya dapat menghantarkan impuls telah rusak (Sherwood, 2001). d. Refleks saat diberi larutan asam cuka otak dan sumsum tulang belakang dirusak, saat kaki kanan katak dicelupkan ke dalam air asam/ cuka, terjadi refleks kaki katak menolak ketika tersentuh air tersebut, dan pergerakan kaki katak naik ke atas sangat cepat. Hal ini disebabkan karena, katak masih memiliki alat keseimbangan dan sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf, sehingga terjadi refleks yang sangat cepat. Pada percobaan kedua, setelah
4 bagian otak katak dirusak sehingga hanya mempunyai sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf. Kemudian kaki kanan katak dicelupkan ke dalam larutan asam cuka, maka terjadi reflek pada katak dengan menimbulkan tanggapan berupa gerakan kaki secara lambat. Hal ini menunjukkan bahwa katak tersebut mengalami gerak reflek yang berpusat di sumsum tulang belakang, sehingga walaupun otak katak telah dirusak, tetapi, katak tersebut masih dapat melakukan gerak reflek. Jalannya impuls pada gerak reflek menurut Bell dan Magendie adalah: reseptor - saraf sensoris (melalui lengkung dorsal) medulla spinalis (sumsum tulang belakang) saraf motoris (melalui lengkung ventral) efektor. Saraf-saraf spinalis berkaitan dengan tiap-tiap sisi korda spinalis melalui akar dorsal dan akar ventral. Serat-serat aferen membawa sinyal datang masuk ke korda spinalis melalui akar dorsal sedangkan serat-serat eferen membawa sinyal meninggalkan korda melalui akar ventral. Akar ventral dan dorsal di setiap tingkat menyatu membentuk sebuah saraf spinalis yang keluar dari kolumna vertebralis. Refleks pada katak yang dicelupkan ke dalam larutan asam cuka lebih cepat dari rangsangan yang lain karena pada rangsangan cubit dan jepit keras bersifat rangsangan lokal sehingga hanya sel saraf perifer saja yang dirangsang. Sedangkan rangsangan pada larutan cuka bersifat difusi dan mengenai seluruh bagian tubuh katak tersebut sehingga menimbulkan kontraksi dari otot rangka. Larutan asam cuka dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H + dan CH3COO -. Asam cuka encer (CH3COOH) menginduksi mitokondria yang terdapat di otot rangka untuk menghasilkan Ca2 +. Peningkatan konsentrasi Ca2 + di otot rangka digunakan untuk kontraksi otot polos. Pada percobaan ketiga dimana medulla spinalisnya dirusak dan kemudian diberi perlakuan dengan mencelupkan kaki kanan katak ke dalam larutan asam cuka, maka katak tersebut tidak merespon. Hal ini terjadi karena medulla spinalis yang merupakan pusat saraf juga telah dirusak maka secara langsung tidak akan terjadi gerakan reflek. Rusaknya medulla spinalis menyebabkan impuls terhambat karena seluruh sarafnya yang seharusnya dapat menghantarkan impuls telah rusak (Sherwood, 2001). e. Refleks saat diberi air ledeng Dalam kedaan normal, sebelum otak dan sumsum tulang belakang katak dirusak, dan kaki kiri katak dicelupkan ke dalam air ledeng, kaki katak tidak melakukan gerak refleks untuk menghindari air atau kaki ikut menyelam di dalam air ledeng. Sedangkan pada percobaan kedua, setelah otak katak dirusak, sehingga hanya memiliki sumsum tulang belakang sebagai pusat saraf, tidak terjadi gerak refleks pada kaki katak seperti di air cuka atau kaki katak ikut menyelam di dalam air ledeng. Dan pada percobaan ketiga, setelah medulla spinalis katak juga dirusak dan kaki kiri katak dicelupkan kedalam air ledeng, katak tersebut tidak memberi respon atau katak sudah mati. Hal ini terjadi, karena medulla spinalis yang merupakan pusat saraf juga telah rusak maka secara langsung tidak akan terjadi gerakan reflek yang menyebabkan impuls terhambat karena, seluruh sarafnya yang seharusnya dapat menghantarkan impuls telah rusak dan koordinasinya telah terputus (Sherwood, 2001). Biolistrik Nerve Sciatic / Brachialis Awal Ekstremitas atas dan bawah bergerak Blokir dengan alkohol 70% Ekstremitas atas dan bawah bergerak lebih lambat Nerve Gastrocnemius Hanya ekstremitas bawah yang bergerak Hanya ekstremitas bagian bawah yang bergerak namun lebih lambat Berdasarkan hasil percobaan diperoleh data bahwa saat bagian positif (+) dan negatif (-) baterai disentuhkan pada Nerve Sciatic / Brachialis tungkai atas dan bawah katak respon yang ditunjukkan adalah bergerak dengan cepat ke arah dalam dan pada Nerve gastrocnemius tungkai bawah bergerak ke arah luar. Pergerakan tersebut disebut sebagai biolistrik, listrik yang dihasilkan adalah bentuk dari reaksi ion positif (kation) dan ion negatif (anion) dari baterai dan membran di dalam tubuh katak. Menurut Budi Jatmiko (2004), dua jenis muatan yang menyebabkan adanya arus listrik adalah muatan positif dan muatan negatif, sedangkan menurut Campbell, (2004), membran plasma mengandung cairan intraseluler dan ekstraseluler yang mengandung berbagai zat terlarut yang meliputi beragam zat yang bermuatan listrik (ion), di dalam sel kation (ion positif) adalah K + meskipun terdapat Na + dan juga terdapat anion utama yakni protein, asam amino, sulfat, fosfat, contohnya adalah Cl -. Pada saat sel saraf (Nerve Sciatic / Brachialis) dirangsang dengan aliran energi dari baterai saluran ion akan terbuka dan terjadi depolarisasi dengan melibatkan Na +, K + dan Cl -, ion Natrium akan masuk kedalam sel sedangkan kalium dan klorida akan keluar dari sel, sehingga muatan ion didalam sel menjadi lebih negatif dan di luar sel menjadi lebih
5 positif, perbedaan muatan ini akan membentuk potensial aksi dan potensial aksi yang merambat ini disebut sebagai impuls. Impuls merambat sepanjang akson nerve sciatic dan brachialis dan impuls tersebut akhirnya tiba pada neurit yang berhubungan dengan otot, sehingga tungkai atas dan bawah katak bergerak, gerakan ke arah dalam disebabkan karena adaptasi katak yang bergerak menggunakan tungkai atas dengan posisi agak kedalam, sehingga respon yang dihasilkanpun demikian. Demikian pada nerve gastrocnemius, perambatan impuls menuju hanya pada saraf yang mempersarafi bagian nerve gastrocnemius, sehingga hanya bagian tungkai bawah yang bergerak sedangkan tungkai atas tidak, arah keluar menunjukkan adaptasi katak yang menggunakan tungkai bawah untuk meloncat, sehingga saat dirangsang arah pergerakannya ke arah luar (pergerakan meloncat adalah pergerakan ke arah luar). Perlakuan selanjutnya adalah pemblokiran dengan alkohol 70%, seluruh pergerakan pada nerve sciatic, brachialis dan gastrocnemius menjadi lebih lambat (meskipun kami tidak mengukur tepat berapa waktunya). Saat listrik merangsang potensial membran kemudian terjadi depolarisasi lalu terjadi potensial aksi, impuls merambat sepanjang akson nerve tersebut dan berusaha menyampaikan sinyal menuju otot atau indera yang akan berubah menjadi respon, tetapi karena adanya alkohol, impuls bergerak menjadi lebih lambat, sehingga penyampaian sinyal menuju efektor menjadi lebih lambat dan respon yang dihasilkanpun demikian, itu sebabnya pergerakan tungkai atas dan bawah menjadi lebih lambat dari sebelum diberi alkohol 70%. Alkohol adalah senyawa kimia yang kurang bersifat polar. Alkohol yang berdifusi kedalam akson saraf akan bercampur dengan cairan intraseluler didalam sel saraf yang mengandung ion ion negatif- positif dan mengganggu proses perambatan sehingga impuls yang merambat dalam akson harus bekerja keras untuk melewatinya. D. KESIMPULAN 1. Pusat gerak refleks pada katak adalah medulla spinalis. 2. Saat medulla spinalis dirusak, katak tidak dapat lagi merespon rangsangan yang diberikan karena tidak ada lagi pusat gerak refleks. 3. Arus listrik dapat menghasilkan potensial aksi pada saraf sehingga terjadi depolarisasi ion-ion dan menyebabkan katak merespon impuls dari arus listrik tersebut. 4. Blokir alkohol 70% terhadap saraf katak dapat memperlambat penghantaran impuls akibat sifat alkohol yang kurang polar yang kemudian berdifusi ke dalam akson saraf dan bercampur dengan cairan intraseluler di dalam sel saraf. E. JAWABAN PERTANYAAN 1. Rangsangan mana yang ditanggapi lebih cepat? (Rangsangan kimiawi atau rangsangan dari larutan asam cuka). Mengapa? Jawab : Refleks pada katak yang dicelupkan ke dalam larutan asam cuka lebih cepat dari rangsangan yang lain karena pada rangsangan cubit dan jepit keras bersifat rangsangan lokal sehingga hanya sel saraf perifer saja yang dirangsang. Sedangkan rangsangan pada larutan cuka bersifat difusi dan mengenai seluruh bagian tubuh katak tersebut sehingga menimbulkan kontraksi dari otot rangka. Larutan asam cuka dalam air merupakan sebuah asam lemah, artinya hanya terdisosiasi sebagian menjadi ion H+ dan CH3COO-. Asam cuka encer (CH3COOH) menginduksi mitokondria yang terdapat di otot rangka untuk menghasilkan Ca2+. Peningkatan konsentrasi Ca2+ di otot rangka digunakan untuk kontraksi otot polos. 2. Apa beda sinapsis yang EPSP (excitatory post sinaps potential) dan IPSP (inhibitory post sinaps potential) dilihat dari biolistrik di neuron post sinaps? Jawab : berdasarkan perubahan permeabiltas membran sel saraf pascasinaps akibat interaksi neurotransmiter dengan reseptor pada membran pascasinaps, dikenal dua tipe sinaps. Kedua tipe sinaps tersebut adalah sinaps pembangkit (sinaps eksitatori) dan sinaps penghambat (sinaps inhibitori). Pada sinaps pembangkit, respon terhadap interaksi reseptor-neurotransmiter adalah terbukanya saluran Na + dan K + pada membran subsinaps, sehingga meningkatkan permeabilitas terhadap dua ion tersebut. Baik gradien konsentrasi maupun gradien kelistrikan untuk Na + menyebabkan perpindahan ion ini ke dalam sel saraf pascasinaps pada potensial istirahat, sedangkan perpindahan K + ke luar hanya disebabkan oleh gradien konsentrasinya saja. Sehingga perubahan permeabilitas mengakibatkan suatu perpindahan simultan:sedikit K + ke luar sel saraf pascasinaps dan lebih banyak Na + masuk. Kejadian ini menghasilkan suatu kelebihan perpindahan ion positif masuk sel saraf, membuat bagian sebelah dalam membran kurang negatif daripada saat istirahat, membran sel saraf pascasinaps mengalami depolarisasi kecil (membran dibangkitkan). Depolarisasi kecil ini bagaimanapun juga dapat membawa neuron pascasinaps lebih dekat ke potensial ambang. Apabila potensial ambang tercapai maka potensial aksi akan terjadi. Perubahan suatu potensial pascasinaps yang terjadi pada sinaps pembangkit disebut potensial
6 pascasinaps pembangkit (excitatory postsynaptic potential=epsp). Pada sinaps penghambat (sinaps inhibitori), interaksi antara neurotransmitter dengan reseptor subsinaps akan meningkatkan permeabilitas membrane subsinaps terhadap K + dan Cl - dengan mengubah konformasi dari masing-masing saluran tersebut. Dalam kasus ini hasil gerakan ion menyebabkan suatu hiperpolarisasi kecil dari sel saraf pascasinaps (bagian dalam sel lebih negatif dari saat istirahat). Hiperpolarisasi kecil ini menggerakkan potensial membran menjauhi potensial ambang, merupakan pengurangan kemampuan sel saraf pascasinaps itu disebut dihambat, dan hiperpolarisasi kecil dari sel pascasinaps disebut suatu potensial penghambat pascasinaps (inhibitory postsynaptic potential=ipsp). DAFTAR PUSTAKA Campbell, Neil A., Jane B. Reece dan Lawrence G. Mitchell Biologi Edisi Kelima Jilid 3. Jakarta:Penerbit Erlangga. Ganong, W. F Fisiologi Kedokteran. Jakarta: EGC. Guyton and Hall Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC Penerbit Buku Kedokteran Jatmiko, Budi Listrik Statis. Modul Pembelajaran Fisika. Jakarta: Depdiknas Sherwood, Lauralee Fisiologi Manusia: dari Sel ke Sistem. Jakarta: EGC. Seeley, R.R., T.D. Stephens, P. Tate Essentials of Anatomy and Physiology fourth edition. McGraw-Hill Companies. Soewolo, dkk Fisiologi Manusia. Malang:Universitas Malang Press.
BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF ABSTRAK
BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF Lia Suryani, Syarah Diyah Ayu Budiyono, Opy Dwi Astari, Septia Rahmah W, Apriyani. Laboratorium Farmasi, Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika Dan Ilmu
Lebih terperinciBIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil
BIOLISTRIK PADA SISTEM SARAF A. Hasil normal alkohol Saraf 3.50 menit 2.30 menit Otot 3.40 menit 1.20 menit B. Pembahasan Pada praktikum kali ini, praktikan mengamati kontraksi otot gastrocnemius pada
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM
Lebih terperinciLaporan Praktikum. Fisiologi Hewan. Berbagai Rangsangan Pada Sediaan Otot Saraf
Laporan Praktikum Fisiologi Hewan Berbagai Rangsangan Pada Sediaan Otot Saraf Laporan ini disusun guna memenuhi nilai praktikum mata kuliah yang dibimbing oleh Dra.Moerfiah, M.Si dan Rouland Ibnu Darda,
Lebih terperinciDASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF
DASAR-DASAR SISTEM SYARAF DAN JARINGAN SYARAF Sistem syaraf bertanggung jawab dalam mempertahankan homeostasis tubuh (kesetimbangan tubuh, lingkungan internal tubuh stabil) Fungsi utamanya adalah untuk:
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp tanggal upload : 23 April 2009 FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK. Kuntarti, SKp
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh yang bekerja dalam rentang normal Tubuh individu pengorganisasian biologis sel yang
Lebih terperinciBAB II PENJALARAN IMPULS SARAF. Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain
BAB II PENJALARAN IMPULS SARAF 2.1 Ganglia basalis dan subthalamik nukleus Ganglia basalis merupakan bagian dari otak yang memiliki peranan penting antara lain dalam menghasilkan gerakan motorik terutama
Lebih terperinciPENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK
PENGANTAR FISIOLOGI, HOMEOSTASIS, & DASAR BIOLISTRIK Kuntarti, SKp, M.Biomed PDF Created with deskpdf PDF Writer - Trial :: http://www.docudesk.com FISIOLOGI Ilmu yang mempelajari fungsi biologis tubuh
Lebih terperinciSEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI
SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem
Lebih terperinciReflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus
Reflex adalah rangkaian gerakan yang dilakukan secara cepat, involunter dan tidak direncanakan sebagai respon terhadap suatu stimulus Merupakan fungsi integratif Lengkung reflex (reflex arc) adalah jalur
Lebih terperinciNeuromuskulator. Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015
Neuromuskulator Laboratorium Fisiologi Veteriner PKH UB 2015 STRUKTUR SARAF 3/12/2015 2 SIFAT DASAR SARAF 1. Iritabilitas/eksisitaas : kemampuan memberikan respon bila mendapat rangsangan. Umumnya berkembang
Lebih terperinciREFLEK SPINAL PADA KATAK
REFLEK SPINAL PADA KATAK Oleh : Nama : Dini Darmawati NIM : B1J014058 Kelompok : 4 Rombongan : I Asisten : Iis Islamiyah LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN II KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN
Lebih terperinciFungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.
Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari
Lebih terperinciIntro. - alifis.wordpress.com
Intro. Manusia tidak bisa melihat, merasa, mencium atau menyadari keberadaan listrik dengan inderanya, baik untuk muatan maupun untuk medan listriknya. Baru pada akhir abad 18 hal-hal mengenai listrik
Lebih terperinciBAB VI OTOT A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF.
BAB VI OTOT A. RANGSANGAN TERHADAP SEDIAAN OTOT SARAF. Tujuan Praktikum 1. Mempelajari cara mematikan katak dan membuat sediaan otot saraf. 2. Mengenal jenis dan kerja beberapa alat perangsang. 3. Mengenal
Lebih terperinciFISIOLOGI DARAH DAN JANTUNG PADA KATAK (Rana sp.)
FISIOLOGI DARAH DAN JANTUNG PADA KATAK (Rana sp.) Lela Juwita Sari (3415080205), Riski Sulistyani (3415080207), Eka Puspita Sari (3415080209) dan Lia Indrianita (3415083256) 1 1 Mahasiswa Pendidikan Biologi
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Praktikum Manfaat Praktikum
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap makhluk hidup memiliki kemampuan untuk bergerak. Salah satu bagian tubuh yang berfungsi sebagai alat gerak adalah otot. Otot merupakan jaringan yang terbentuk dari
Lebih terperinciFISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018
FISIOLOGI VETERINER FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN 2018 Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat
Lebih terperinci1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI
1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rangkaian gerak dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang. Gerak refleks adalah gerak spontan
Lebih terperinciSel fungsional yang bekerja pada sistem saraf
FISIOLOGI VETERINER Sistem Saraf merupakan serangkaian mekanisme kerja yang kompleks dan berkesinambungan, yang bertugas menghantarkan impuls listrik yang terbentuk akibat adanya suatu stimulus (rangsang).
Lebih terperinciGambaran Umum Sistem Saraf Sistem saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang-tindih, yaitu input sensoris, integrasi, dan output
SISTEM SARAF Gambar SEM kesepadanan antara sebuah sel saraf (neuron) dan mikroprossesor (chip) - 1 cm kubik otak > 50 juta sel saraf - sistem saraf dan sistem endokrin bekerjasama dan berinteraksi dalam
Lebih terperinciPotensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa
Potensial membran adalah tegangan yang melintasi suatu membran sel yang berkisar dari sekitar -50 hingga -200 milivolt (tanda minus menunjukkan bahwa di dalam sel bersifat negatif dibandingkan dengan di
Lebih terperinciBAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)
BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf
Lebih terperinciHASIL DAN PEMBAHASAN
21 HASIL DAN PEMBAHASAN Pada setiap sediaan otot gastrocnemius dilakukan tiga kali perekaman mekanomiogram. Perekaman yang pertama adalah ketika otot direndam dalam ringer laktat, kemudian dilanjutkan
Lebih terperinciSISTEM SARAF MANUSIA
SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur
Lebih terperinciSMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1
SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A
Lebih terperinciMateri 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf
Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf
Lebih terperinciTinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot
Tinjauan Umum Jaringan Otot Tipe Otot Otot rangka menempel pada kerangka, lurik, dapat dikontrol secara sadar Otot jantung menyusun jantung, lurik, dikontrol secara tidak sadar Otot polos, berada terutama
Lebih terperinciBio Psikologi. Firman Alamsyah, MA
Bio Psikologi Modul ke: Konduksi Neural / Sinapsis: 1. Konsep sinapsis 2. Peristiwa kimiawi pada sinapsis 3. Obat-obatan dan sinapsis Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi Psikologi Konsep
Lebih terperinciSYARAF. Gamaliel Septian Airlanda
SYARAF Gamaliel Septian Airlanda Tujuan Mahasiswa dapat mengetahui bentuk fisik dan mekanisme molekuler yang terjadi dalam neuron beserta fungsinya dalam menghantarkan informasi Struktur dan Fungsi Neuron
Lebih terperinciKomunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron. Gamaliel Septian Airlanda
Komunikasi di Sepanjang dan Antar Neuron Gamaliel Septian Airlanda Prinsip Dasar Jalannya Rangsang a) Resting Membrane Potensial b) Potensial Membrane c) Potensial aksi d) Sifat elektrik pasif membrane
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan
Lebih terperinciSistem Saraf pada Manusia
Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh
Lebih terperinciSISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH
SISTEM SARAF SEBAGAI SISTEM PENGENDALI TUBUH dr. Sawitono Amin Singgih, PFK Departemen Ilmu Faal FKUI Pendahuluan Tubuh manusia dapat dilihat sebagai suatu sistem yang dapat berubah-ubah kinerjanya bergantung
Lebih terperinciANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA
ANATOMI SISTEM SARAF DAN PERANANNYA DALAM REGULASI KONTRAKSI OTOT RANGKA Dr. LITA FERIYAWATI NIP. 132295736 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PENDAHULUAN Sistim saraf manusia adalah suatu
Lebih terperinciSISTEM SARAF. Sel Saraf
SISTEM SARAF Sel Saraf Sistem saraf tersusun oleh berjuta-juta sel saraf yang mempunyai bentuk bervariasi. Sistemn ini meliputi sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Dalam kegiatannya, saraf mempunyai
Lebih terperinciBIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS Paul S. Poli/Biofisika/2006 1
BIOFISIKA SEL KULIAH SMT IVA FAKULTAS KEDOKTERAN UWKS 2006 Paul S. Poli/Biofisika/2006 1 Selamat pagi!!! Paul S. Poli/Biofisika/2006 2 SEL PEKA RANGSANGAN Sel-sel yg dapat dirangsang utk membentuk aliran
Lebih terperinciDasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf
Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,
Lebih terperinciDasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf
Dasar-dasar Farmakoterapi Sistem Saraf Pendahuluan Dasarnya : neurofarmakologi studi ttg obat yang berpengaruh terhadap jaringan saraf Ruang lingkup obat-obat SSP: analgetik, sedatif, antikonvulsan, antidepresan,
Lebih terperinciPEMODELAN ALIRAN LISTRIK PADA SEL SARAF MANUSIA
Buletin Ilmiah Mat. Stat. dan Terapannya (Bimaster) Volume 04, No. 2 (2015), hal 95 100. PEMODELAN ALIRAN LISTRIK PADA SEL SARAF MANUSIA Sunindri, Nilamsari Kusumastuti, Mariatul Kiftiah INTISARI Seluruh
Lebih terperinciFLUKS ION BIOENERGI DAN TRANSPORT ION
FLUKS ION BIOENERGI DAN TRANSPORT ION MAKALAH Ditulis untuk Memenuhi Tugas Terstruktur Mata Kuliah Biofisika II Kelompok 5: Anggra Kumala P. (105090300111005) Ulfah Hidayah (105090300111011) Reza Sativan
Lebih terperinciSISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014
SISTEM SARAF OTONOM KELAS IIID FORMU14SI 014 PENGERTIAN SISTEM SARAF Merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh tubuh Merupan
Lebih terperinciMETODE. Gambar 7 Kimograf dan stimulator induksi (dokumentasi pribadi)
15 METODE Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Agustus-September tahun 2009 di Laboratorium Fisiologi-Departemen Anatomi, Fisiologi, dan Farmakologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut
Lebih terperinciSistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan
Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan
Lebih terperinciKATA PENGANTAR BAB I PENDAHULUAN
KATA PENGANTAR Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-nya kami dapat menyelesaikan makalah ini sebagai acuan dari presentase Pada makalah ini kami membahas dasar biolistrik
Lebih terperinciDefinisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ
Definisi fisiologi / ilmu faal Manusia sistem organ organ sel Sistem organ Membran sel Membran nukleus Retikulum endoplasma Aparatus golgi Mitokondria lisosom Kurnia Eka Wijayanti 60 % dari berat tubuh
Lebih terperincilistrik Gaya fundamental Berkas Elektron Sinar - X Hukum Coloumb Induksi Tabung Katoda Tabung Televisi Isolator dan konduktor Sistem Syaraf
listrik Gaya fundamental Berkas Elektron Hukum Coloumb Sinar - X Induksi Tabung Katoda Isolator dan konduktor Tabung Televisi Mesin penginduksi Sistem Syaraf Medan Listrik Potensial listrik Ikan Listrik
Lebih terperinciSISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA
SISTEM SARAF & INDRA PADA MANUSIA Drs. Refli, MSc Diberikan pada Pelatihan Penguatan UN bagi Guru SMP/MTS se Provinsi NTT September 2013 Sistem Saraf Manusia ; neuron Sistem saraf PENGATUR fungsi tubuh
Lebih terperinciPengaruh Suhu terhadap Denyut Jantung
Pengaruh Suhu terhadap Denyut Jantung Debby O.L Sihombing, Lucia D.U.A Lubis, Nisrina Setiowati, Septa Sophiana Jurusan Biologi FMIPA Universitas Negeri Medan Jl. Williem Iskandar Pasar V Medan Estate
Lebih terperinciLAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA OTOT
LAPORAN KELOMPOK PRAKTIKUM ANATOMI FISIOLOGI MANUSIA OTOT KELOMPOK/GELOMBANG : II/I KELAS : II C ANGGOTA : CIPTO SURIANTIKA (1204015080) FAJAR ADE KURNIAWAN (1204015163) KUDRAT RAHARDITAMA (1204015223)
Lebih terperinciSILABUS MATA KULIAH 1. Standar kompetensi 2. Kompetensi dasar 3. Deskripsi mata ajar 4. Kegiatan Pembelajaran
SILABUS MATA KULIAH Mata kuliah/kode : Fisiologi I / IKU 1208 Semester/SKS : II / 3 SKS Prasyarat : Anatomi, Biologi Keperawatan, Fisika Keperawatan, Kimia Keperawatan, Biokimia 1. Standar kompetensi a.
Lebih terperinci1 Universitas Kristen Maranatha
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu Reaksi Sederhana (WRS) dapat diasosiasikan dengan kewaspadaan (Ganong, 2008). Waktu reaksi adalah waktu di antara pemberian rangsang (stimulus) terhadap reseptor
Lebih terperinciRangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit
Rangkuman Materi Larutan Elektrolit dan Non elektrolit LARUTAN ELEKTROLIT DAN LARUTAN NON ELEKTROLIT LARUTAN ELEKTROLIT 1. Pengertian Larutan Elektrolit Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan
Lebih terperinciJaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4
Jaringan Otot dan Saraf Sebuah Karya Presentasi Kelompok 4 DOSEN Pengampu : Eva Tyas Utami,S.Si,M.Si Disusun Oleh : Laili Nur Azizah Lutfi (131810401004) Novita Nur Kumala (161810401003) Desy Lutfianasari
Lebih terperinciBIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK
BIOPSIKOLOGI Unita Werdi Rahaeng www.unita.lecture.ub.ac.id ANATOMI SISTEM SARAF DAN OTAK SISTEM SARAF Pusat kontrol seluruh aktivitas tubuh Repon dan adaptasi perubahan yang terjadi di dalam dan di luar
Lebih terperinciTUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT
TUGAS FARMAKOLOGI OBAT OBAT OTONOM DAN SUSUNAN SARAF PUSAT DISUSUN OLEH: KELOMPOK 1 1.AAM CITRIDA PRAMITA 2.ARI KUNCORO 3.AGNES THERESIA 4.AULIA DWI NATALIA 5.DELLA ROSALIA 6.. 7.. 8... 9... 10. DEPARTEMEN
Lebih terperinciMekanisme Kerja Otot
Mekanisme Kerja Otot 1. Sarkolema Sarkolema adalah membran yang melapisi suatu sel otot yang fungsinya sebagai pelindung otot 2. Sarkoplasma Sarkoplasma adalah cairan sel otot yang fungsinya untuk tempat
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit
LAPORAN PRAKTIKUM Indera Rasa Kulit OLEH : ANGGUN OCTAVIEARLY P. 121610101042 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012 BAB I DASAR TEORI INDERA RASA KULIT Pada kulit kita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Manusia dalam kehidupan sehari-hari tidak lepas dari kegiatan belajar, mengingat dan mengenal sesuatu. Belajar merupakan proses mendapatkan informasi yang memungkinkan
Lebih terperinciOTOT DAN SISTEM GERAK ridwan@sith.itb.ac.id GERAK --- ciri makhluk hidup Macam-macam gerak : gerak amoeboid, gerak silia, gerak flagela, gerak sebagian anggota tubuh, gerak seluruh tubuh. Gerak melibatkan
Lebih terperinciA
SARAF A ridwan@sith.itb.ac.id Apa ciri makhluk hidup yang berhubungan dengan sistem saraf? Peran dan fisiologi saraf Sistem saraf (+ sistem hormon) berperan dalam koordinasi dan regulasi aktivitas dalam
Lebih terperinci3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam
BAB I DASAR TEORI Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini diintegrasikan. Golongan
Lebih terperinciBIOLISTRIK. DR. ZAIRUL ARIFIN, SpA, DAFK. Dalam DEPARTEMEN FISIKA KEDOKTERAN FK-USU MEDAN
BIOLISTRIK Dalam BMS DR. ZAIRUL ARIFIN, SpA, DAFK DEPARTEMEN FISIKA KEDOKTERAN FK-USU MEDAN NERVOUS SYSTEM SISTEM SARAF DAN NEURON Bioelektrisitas dan biomagnetisme : sinyal listrik dan magnet yang dihasilkan
Lebih terperinciSistem Ekskresi Manusia
Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu
Lebih terperinciSistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal
Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem
Lebih terperinciSISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM
SISTEM KOORDINASI RITA WAHYUNINGSIH SMA NEGERI 5 MATARAM SISTEM KOORDINASI 1. SISTEM SARAF 2. SISTEM ENDOKRIN 3. SISTEM INDERA 4. SISTEM KOORDINASI PADA HEWAN SISTEM SARAF PADA MANUSIA Sistem saraf tersusun
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik
Lebih terperinciTujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda.
C. SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) dan REFLEKS SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan
Lebih terperinciFisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual
Komang Shary K., NPM 1206238633 Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia LTM Pemicu 1 Modul Penginderaan Fisiologi Penglihatan: Fototransduksi dan Penyampaian Sinyal Visual Pendahuluan Fungsi utama mata
Lebih terperinciAnesty Claresta
Anesty Claresta 102011223 Skenario Seorang perempuan berusia 55 tahun datang ke poliklinik dengan keluhan berdebar sejak seminggu yang lalu. Keluhan berdebar ini terjadi ketika ia mengingat suaminya yang
Lebih terperinciBab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit
Bab VI Larutan Elektrolit dan Nonelektrolit Sumber: Dokumentasi Penerbit Air laut merupakan elektrolit karena di dalamnya terdapat ion-ion seperti Na, K, Ca 2, Cl, 2, dan CO 3 2. TUJUAN PEMBELAJARAN Setelah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kehidupan era modern seperti sekarang ini adalah gaya kehidupan yang sibuk dan membutuhkan konsentrasi tinggi. Pekerjaan manusia sebagian besar diharapkan dapat dikerjakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan tubuh manusia tidak hanya tergantung dari jenis makanan yang dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut aktivitas
Lebih terperinciBAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN
BAB IX SISTEM KOORDINASI SISTEM SYARAF SISTEM ENDOKRIN A. SISTEM SARAF Otak Besar Otak Otak kecil Sistem saraf S.S Pusat Medula Spinalis Saraf Penghubung S.Cranial S.S. Tepi S. Spinal S. Otonom Saraf simpatis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Cairan tubuh adalah cairan suspense sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu.cairan tubuh merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler,
Lebih terperinciSistem Saraf Tepi (perifer)
SISTIM SYARAF TEPI Sistem Saraf Tepi (perifer) Sistem saraf tepi berfungsi menghubungkan sistem saraf pusat dengan organ-organ tubuh Berdasarkan arah impuls, saraf tepi terbagi menjadi: - Sistem saraf
Lebih terperinciNEURON & HORMON. Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB
NEURON & HORMON Unita Werdi Rahajeng Psikologi-FISIP UB unita@ub.ac.id www.unita.lecture.ub.ac.id SISTEM SARAF Sistem saraf tersusun oleh 2 tipe sel : 1. Neuron 2. Glia NEURON Neuron adalah sel khusus
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Mikrosirkulasi Pada Katak yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : 60
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (MIKROSIRKULASI PADA KATAK) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS
Lebih terperinciLEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Struktur Hewan dengan judul Jaringan Otot yang disusun oleh: Nama : Lasinrang Aditia Nim : Kel
LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM STRUKTUR HEWAN (JARINGAN OTOT) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI B KELOMPOK : I (Satu) LABORATORIUM BIOLOGI FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Desain Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi eksperimental pada neuromuscular junction otot rangka m. gastroknemius katak Bufo melanostictus Schneider
Lebih terperinciJaringan syaraf. Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi. Mengubah rangsang menjadi impuls. Memberikan jawaban terhadap rangsang
Jaringan syaraf Jaringan syaraf = Jaringan komunikasi Menerima rangsang Mengubah rangsang menjadi impuls Meneruskan impuls ke saraf pusat Memberikan jawaban terhadap rangsang Sel syaraf punya tonjolan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Lebih dari satu miliar orang di dunia menderita disabilitas. Disabilitas atau kecacatan dapat terjadi akibat kondisi kesehatan, kondisi lingkungan, dan faktor lain
Lebih terperinciMAKALAH BIOFISIKA BIOLISTRIK
MAKALAH BIOFISIKA BIOLISTRIK Oleh: Rian Anggia Destiawan 125130101111030 Rumenega 125130105111004 Wijaya Kusuma Maheru 125130100111039 \ PROGRAM KEDOKTERAN HEWAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2013 KataPengantar
Lebih terperinciPERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK
HAMBATAN MOTORIK Oleh : dr. Euis Heryati M.Kes MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK; JURUSAN PLB PERKEMBANGAN ASPEK MOTORIK PRINSIP PERKEMBANGANNYA: - Proksimal distal - Fleksi ekstensi
Lebih terperinciiii. Bekerja di luar kesadaran, gerakan lambat, ritmis dan tidak mudah lelah. b. Otot Lurik
III. OTOT 1. Jenis-Jenis Jaringan Otot Ada beberapa jeni jaringan otot pada tubuh manusia yang perlu diketahui, antara lain: a. Jaringan Otot polos (Otot Volunter) Jaringan otot polos merupakan otot yang
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.2. Tempat dan Waktu 3.3. Populasi dan Sampel 3.4. Besar Sampel sembilan Universitas Indonesia
BAB 3 METODOLOGI 3.1. Desain Desain yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah studi eksperimental pada neuromuscular junction otot rangka m. gastroknemius katak Bufo melanostictus Schneider secara
Lebih terperinciSistem Koordinasi Neuron dan Impuls
Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sebelum mempelajari tentang neuron secara tersendiri mari kita amati secara garis besar aliran informasi pada tubuh hewan. Di sini akan digunakan contoh pada gurita
Lebih terperinciLAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAAL PENGHANTAR IMPULS, KEPEKAAN SARAF, KERJA OTOT DAN TETANI
LAPORAN PRAKTIKUM ILMU FAAL PENGHANTAR IMPULS, KEPEKAAN SARAF, KERJA OTOT DAN TETANI Disusun oleh : KELOMPOK A4 No. Nama NPM 1. Parta Anantama 11700055 2. Galih Pertiwi 11700057 3. Putra Narendra 11700059
Lebih terperinciA. SENSASI INDERA. C. Dasar Teori
A. SENSASI INDERA B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah : 1. Untuk mengetahui adanya berbagai macam sensasi indera umum dan khusus 2. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai refleks patella dan refleks Achilles
Lebih terperinciJenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf.
JARINGAN HEWAN Jenis jaringan hewan ada empat macam, yaitu jaringan epitel, jaringan ikat, jaringan otot, dan jaringan saraf. A. JARINGAN EPITEL Jaringan epitel merupakan jaringan penutup yang melapisi
Lebih terperinciMateri 1. Kardiovaskuler I. A. Jantung katak
Materi 1 Kardiovaskuler I A. Jantung katak Tujuan Mempelajari beberapa sifat faali dari otot jantung : morfologi dan denyut jantung, pengaruh suhu dan zat kimia terhadap denyut jantung, otomasi jantung,
Lebih terperinciPERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON)
Bio Psikologi Modul ke: PERISTIWA KIMIAWI (SISTEM HORMON) 1. Penemuan Transmisi Kimiawi pada Sinapsis 2. Urutan Peristiwa Kimiawi pada Sinaps 3. Hormon Fakultas Psikologi Firman Alamsyah, MA Program Studi
Lebih terperinci- Difusi air melintasi membrane permeabel aktif dinamakan osmosis. Keseimbangan air pada sel tak berdinding Jika suatu sel tanpa dinding direndam
Membrane sel bersifat permeabilitas selektif; artinya memungkinkan beberapa zat untuk menembus membrane tersebut secara lebih mudah daripada zat-zat yang lain Adalah suatu mosaic fluid dari lipid dan protein
Lebih terperinciFUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph
FUNGSI SISTEM GINJAL DALAM HOMEOSTASIS ph Dr. MUTIARA INDAH SARI NIP: 132 296 973 2007 DAFTAR ISI I. PENDAHULUAN.......... 1 II. ASAM BASA DEFINISI dan ARTINYA............ 2 III. PENGATURAN KESEIMBANGAN
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analgetika adalah zat yang bisa mengurangi rasa nyeri tanpa mengurangi kesadaran (Tjay dan Rahardja, 2015). Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang mengganggu,
Lebih terperinciJARINGAN DASAR HEWAN. Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN
JARINGAN DASAR HEWAN Tujuan : Mengenal tipe-tipe jaringan dasar yang ditemukan pada hewan. PENDAHULUAN Tubuh hewan terdiri atas jaringan-jaringan atau sekelompok sel yang mempunyai struktur dan fungsi
Lebih terperinciANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM SARAF BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bagaimana kita bisa merasakan sakit ketika di cubit?, bagaimana terjadi reflek ketika tangan tersulut api?, bagaimana kita melihat, mendengar
Lebih terperinciREVIEW PENGEMASAN MATA KULIAH
REVIEW PENGEMASAN MATA KULIAH No Komp Pengalaman belajar Materi dan rincian Kegiatan Pembelajaran 2a Menjelaskan fisiologi Pengertian ilmu fisiologi manusia secara umum dan Fisiologi manusia prinsip homeostasis
Lebih terperinci