BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen
|
|
- Hendra Darmadi
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Bagan alir penelitian atau penjelasan secara umum tentang urutan kegiatan yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : Mulai Tinjauan Pustaka Pengujian Bahan/Semen Pemilihan Zat Tambahan Pembuatan Benda Uji Abu Sekam Fly Ash Sika AE 10% 20% 1% 3% 15% 10% 20% 2% 15% Pengujian Kuat Tekan dan Permeabilitas Analisa Hasil Pengujian Kesimpulan dan Saran Gambar 3.1 Bagan Alir Penelitian Secara Umum 43
2 44 Penjelasan dari metodologi penelitian ini adalah sebagai berikut : - Penelitian dimulai dengan mengidentifikasi masalah yang ada dan dijadikan sebagai topik penelitian ini. Permasalahan yang ditinjau mengenai studi penelitian komposisi beton berpori menggunakan campuran semen portland komposit dengan variasi jenis serta persentase zat tambahan untuk meningkatkan nilai kuat tekan pada aplikasi perkerasan sidewalk. - Tinjauan kepustakaan dilakukan untuk menjelaskan gambaran umum obyek penelitian dan landasan teori yang menjadi acuan pustaka pada saat penelitian dan dalam penyusunan laporan penelitian. Tinjauan pustaka dilakukan dengan studi literatur mengenai beton berpori dan hal-hal yang terkait. Dikarenakan kurangnya referensi mengenai beton berpori di Indonesia maka referensi yang lebih banyak digunakan diperoleh dari hasil penelitian di negara lain. Dimana berdasarkan referensi-referensi tersebut didapatkan kisaran komposisi pembuatan beton berpori serta pedoman tata cara pembuatan beton berpori yang akan digunakan sebagai perkerasan. - Pengujian Bahan. - Analisa untuk mengetahui komposisi beton berpori menggunakan campuran semen portland komposit dengan variasi jenis serta persentase zat tambahan dalam penelitian ini dilakukan dengan rencana pendekatan penelitian sebagai berikut : a. beton merupakan kisaran komposisi berdasarkan penelitian sebelumnya (penelitian Bagus Hartanto Putra, 2011) dan ACI 522R-10. b. Pengujian bahan-bahan yang akan digunakan sebagai campuran beton berpori. c. Proses pembuatan benda uji akan menggunakan cetakan kubus dengan ukuran 15x15x15 cm. Dimana tiap komposisi beton akan dibuat 18 buah benda uji.
3 45 d. Perawatan benda uji dilakukan untuk menjamin agar tidak terjadi penguapan air dari benda uji, sehingga proses hidrasi yang terjadi pada benda uji dapat berlangsung dengan baik. e. Pengujian benda uji dilakukan melalui pengujian kuat tekan beton berpori pada hari ke 7, 14, dan 28 untuk mengetahui perkembangan kuat tekan beton. - Kesimpulan serta saran yang diperoleh berdasarkan hasil penelitian dibuat secara jelas, sehingga dapat digunakan untuk penelitian lebih lanjut. 3.2 Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini, parameter dan perbandingan yang digunakan berasal dari pengujian benda uji. Data-data yang dihasilkan kemudian dianalisa untuk mencapai kesimpulan yang diharapkan dapat memberi solusi dalam pembuatan beton berpori. Untuk setiap komposisi campuran beton berpori, dibuat 18 buah benda uji kubus yang kemudian akan digunakan untuk pengujian kuat tekan pada umur 7, 14, dan 28 hari. Pengujian kemampuan penyerapan air pada beton berpori dilakukan setelah didapatkan hasil kuat tekan yang terbaik dari setiap komposisi beton berpori. Jumlah benda uji yang dibuat dalam penelitian ini adalah 162 buah. 3.3 Pembuatan dan Pengujian Benda Uji Pembuatan benda uji dilakukan di laboratorium teknologi beton PT. Subur Brothers, Cakung. Dimana jenis cetakan yang digunakan adalah cetakan dengan bentuk kubus, dengan ukuran 15 x 15 x 15 cm. Tiap komposisi dibuat sebanyak 18 buah untuk masing-masing jenis zat tambahan atau admixture (Abu sekam, Fly ash dan Sika AE) dengan kombinasi admixture mencapai total benda uji sebanyak 162 buah. Pengujian
4 46 benda uji juga dilakukan di laboratorium teknologi beton PT. Subur Brothers, Cakung. Pengujian kuat tekan akan dilakukan dengan menggunakan alat uji kuat tekan beton. Pembuatan benda uji beton berpori dalam penelitian ini dirancang berdasarkan kesimpulan yang didapat dari berbagai jurnal penelitian yang telah dilakukan sebelumnya. Tata cara pembuatan beton berpori dalam penelitian ini adalah : a. Menentukan kuat tekan beton berpori yaitu kg/cm 2. b. Memilih jenis semen, yaitu semen portland komposit, dan menentukan berat jenis semen dalam campuran beton, yaitu 325 kg/m 3. c. Menentukan nilai faktor air semen yang digunakan, yaitu sebesar 0,4 (menurut ACI 522R-10 Report on Pervious Concrete). d. Menentukan berat jenis agregat kasar yang digunakan dalam campuran. Dalam hal ini digunakan berat jenis agregat kasar kg/m 3 (berdasarkan penelitian Bagus H.P.). Ukuran agregat kasar yang digunakan adalah dengan persentase 30% agregat 2-3 cm (lolos saringan 38 mm dan tertahan pada saringan 19 mm), 40% agregat 1-2 cm (lolos saringan 19 mm dan tertahan pada saringan 9,6 mm) dan 30% agregat 0,5-1 cm (lolos saringan 9,6 mm dan tertahan pada saringan 4,8 mm). e. Admixture yang digunakan adalah Abu sekam padi dengan kadar 10, 15, 20% dari berat semen dalam setiap campuran beton berpori; Fly ash dengan kadar 10, 15, 20% dari berat semen dalam setiap campuran beton berpori; dan Produk Sika Air Entraining dengan kadar 1, 2, 3% dari berat air dalam setiap campuran beton berpori. f. Nilai slump diabaikan, karena nilai slump yang terbentuk dari campuran beton berpori sangat besar. Hal ini disebabkan karena tidak adanya pemakaian agregat halus dalam campuran beton berpori.
5 47 g. Mencari kadar air dan penyerapan dari agregat kasar, yang bertujuan untuk mencari hasil koreksi persentase jumlah air dalam campuran, agar didapatkan campuran pasta semen yang dapat mengikat agregat secara kuat. h. Koreksi proporsi jumlah air dalam campuran beton berdasarkan kadar air dan penyerapan pada agregat kasar. i. Pengadukan dilakukan secara manual dan terdiri dari dua tahap, yaitu pertama mencampur agregat dengan sebagian bubuk semen selama kurang lebih 2 menit, agar semen dapat menyelimuti keseluruhan permukaan agregat. Setelah itu dilanjutkan pengadukan dengan campuran air dan seluruh semen sampai terbentuk campuran beton yang siap dicetak. 3.4 Pelaksanaan Penelitian Penelitian beton berpori ini dimulai dengan melakukan pemeriksaan atau perhitungan kadar air dan penyerapan agregat kasar. Pemeriksaan kadar air bertujuan untuk menentukan kadar air agregat dengan cara pengeringan. Kadar nilai air dalam agregat merupakan nilai banding antara berat air yang terkandung dalam agregat dengan agregat dalam keadaan kering. Nilai kadar air ini digunakan untuk mencari jumlah air yang tertahan pada agregat kasar sehingga diperoleh koreksi jumlah air yang tepat untuk digunakan dalam pencampuran adukan pembuatan beton berpori disesuaikan dengan kondisi di lapangan. Prosedur pemeriksaan atau perhitungan kadar air agregat kasar adalah sebagai berikut : 1. Agregat kasar (benda uji) sebanyak gr diambil dalam keadaan aslinya. 2. Sebuah talam/wadah ditimbang beratnya dan dicatat (W 1 ). 3. Benda uji dimasukkan ke dalam talam, dan kemudian ditimbang beratnya (W 2 ).
6 48 4. Benda uji dan talam dikeringkan dengan cara dimasukkan ke dalam oven pada suhu 105ºC hingga mencapai berat tetap. 5. Setelah dioven, benda uji bersama talam ditimbang kembali dihitung beratnya (W 3 ). 6. Berat agregat setelah dioven dihitung (W 5 = W 3 W 1 ). Rumus yang dipergunakan dalam perhitungan kadar air agregat kasar adalah : W Kadar air agregat = %... (3.1) Pemeriksaan penyerapan agregat kasar bertujuan untuk untuk menentukan berat jenis dan persentase berat air yang dapat diserap agregat yang kemudian dihitung terhadap berat kering agregat. Dalam perencanaan campuran beton, berat jenis agregat yang terutama digunakan adalah berat jenis pada keadaan jenuh kering permukaan. Prosedur pemeriksaan atau perhitungan penyerapan agregat kasar adalah sebagai berikut : 1. Benda uji dicuci untuk menghilangkan debu atau bahan-bahan lain yang melekat pada permukaan agregat. 2. Benda uji dikeringkan pada oven dengan suhu ºC sampai berat tetap., kemudian didinginkan dalam desikator, lalu beratnya ditimbang (B k ). 3. Benda uji direndam dalam air pada suhu kamar selama 24 jam. 4. Benda uji dalam air dikeluarkan, dilap sampai selaput air pada permukaan agregat hilang. 5. Berat benda uji dalam keadaan jenuh air kering permukaan ditimbang (B j ). 6. Benda uji dimasukkan ke dalam bejana gelas dan tambah air, hingga benda uji terendam dan permukaan air pada tanda batas. 7. Bejana yang berisi air dan benda uji tersebut ditimbang (W 1 ).
7 49 8. Bejana dibersihkan dari benda uji dan dimasukan lagi air sampai permukaannya ada pada batas, lalu beratnya ditimbang (W 2 ). Rumus yang dipergunakan dalam perhitungan berat jenis dan penyerapan agregat kasar adalah : Berat jenis kering = B j Bk... (3.2) (W W ) 1 2 Berat jenis jenuh kering permukaan (SSD) = B j B j (W W ) (3.3) B j Bk Penyerapan = 100 % B k... (3.4) Pengujian/percobaan pendahuluan dilakukan dengan membuat benda uji beton berpori menggunakan proporsi campuran pertama dengan semen 325 kg/m 3 ; Faktor air semen 0,4 dan jumlah air yang dibutuhkan 130 liter/m 3 ; Agregat kasar kg/m 3 dengan persentase 50% agregat 2-3 cm, 40% agregat 1-2 cm, dan 10% agregat 0,5-1 cm. Persentase agregat kasar yang digunakan mengacu dari gambar grafik batas gradasi kerikil ukuran maksimum 40 mm dalam SNI Gambar 3.2 Persentase Agregat Kasar Campuran Percobaan Pertama
8 Proporsi campuran kedua dengan mengubah persentase agregat kasar menjadi 30% agregat 2-3 cm, 40% agregat 1-2 cm, dan 30% agregat 0,5-1 cm. 50 Gambar 3.3 Persentase Agregat Kasar Campuran Percobaan Kedua Perbedaan pemakaian proporsi agregat kasar dalam campuran beton berpori yang digunakan untuk menganalisa komposisi yang memiliki bentuk permukaan beton berpori yang baik untuk sidewalk dan selanjutnya akan digunakan sebagai acuan proporsi campuran dalam membuat benda uji beton berpori dalam penelitian ini. Tahap berikutnya adalah pembuatan benda uji. Benda uji yang dibuat pada penelitian ini menggunakan cetakan (mold) bentuk kubus dengan ukuran 15x15x15 cm. Gambar 3.4 Cetakan (Mold) Beton Bentuk Kubus 15x15x15 cm
9 51 Pembuatan benda uji beton berpori dibuat dengan variasi jenis serta persentase bahan tambahan terdiri dari tiga macam, yaitu dengan menggunakan admixture Abu sekam padi dengan kadar 10, 15, 20% dari berat semen dalam setiap campuran beton berpori; Fly ash dengan kadar 10, 15, 20% dari berat semen dalam setiap campuran beton berpori; dan Produk Sika Air Entraining dengan kadar 1, 2, 3% dari berat air dalam setiap campuran beton berpori. Hal ini untuk melihat perbedaan dari penggunaan bahan tambahan dalam campuran beton terhadap hasil nilai kuat tekan. Kombinasi agregat kasar yang digunakan dalam campuran beton berpori dengan persentase agregat kasar 30% agregat 2-3 cm, 40% agregat 1-2 cm, dan 30% agregat 0,5-1 cm. Gambar 3.5 Agregat Kasar Pembuatan benda uji dimulai dengan perencanaan kuat tekan yang diharapkan, lalu melakukan penimbangan semen, admixture, agregat kasar dan air sesuai dengan komposisi campuran yang direncanakan. Bahan tambahan abu sekam sebelumnya disaring atau diayak terlebih dahulu dengan saringan No.50 ukuran lubang 0,297 mm dan No.100 ukuran lubang 0,149 mm untuk mendapatkan kehalusan abu sekam yang lebih halus.
10 52 Gambar 3.6 Abu Sekam Setelah Disaring Setelah semua material campuran telah siap, lalu dilakukan pengadukan dengan menggunakan sekop. Pengadukan dimulai dengan mencampur semen dan admixture kemudian mencampur agregat kasar, semen, dan admixture dalam kondisi kering, sampai agregat kasar, semen, admixture dirasa telah bercampur secara merata, kurang lebih selama dua menit. Lalu kemudian diberi air. Pengadukan dilakukan sampai terbentuk campuran beton yang dirasa telah tercampur secara merata. Setelah itu, campuran dituang ke dalam cetakan yang telah dibersihkan dan diberi pelumas. Pemadatan campuran beton berpori dilakukan dengan memberi tumbukan sebanyak 25 x 3 tumbukan untuk setiap 1/3 bagian cetakan yang terisi oleh campuran basah beton berpori. Gambar 3.7 Campuran Beton Berpori Dalam Cetakan
11 53 Kemudian campuran basah beton berpori dibiarkan mengering selama 1-2 hari sebelum beton dikeluarkan dari cetakan. Setelah kering, beton berpori dikeluarkan dari cetakan, lalu ditimbang untuk mengukur berat dan berat jenisnya. Dalam hal ini, beton berpori termasuk dalam beton ringan karena beratnya berkisar antara 5 kg 7 kg. Lalu beton berpori direndam dalam bak air sampai hari sebelum pengetesan kuat tekan dilakukan. Gambar 3.8 Perendaman Benda Uji Beton Berpori Pengujian tes kuat tekan benda uji dilakukan dengan menggunakan alat uji kuat tekan beton di PT. Subur Brothers. Pengetesan kuat tekan yang pertama dilakukan setelah beton berpori berumur 7 hari. Hasil uji kuat tekan beton berpori menunjukkan bahwa beton berpori memiliki kuat tekan yang tidak terlalu besar. Selanjutnya tes kuat tekan beton berpori dilakukan pada umur 14 dan 28 hari.
12 54 Gambar 3.9 Alat Uji Kuat Tekan PT. Subur Brothers Langkah selanjutnya adalah pengujian kecepatan rembesan air dari beton berpori. Pengujian tingkat peresapan air pada beton berpori dilakukan dengan menggunakan alat pengujian permeabilitas beton berpori sederhana. Pertama benda uji haruslah dibungkus dengan lapisan kedap air pada bagian sisi-sisi samping nya, hal ini membuat air tidak akan bocor kesisi samping tetapi akan mengalir dari atas permukaan sampai ke bagian bawah beton. Beton dipasang pada alat uji dimana sisi bawah beton dikunci dengan rapat agar posisi beton tidak bergeser dan air tidak bocor. Tabung pengukur dipasang pada bagian atas beton untuk mengukur seberapa banyak air yang nantinya akan mengalir pada beton. Setelah benda uji sudah terpasang dengan baik maka tabung yang terhubung dengan beton dan alat penguji diisi dengan air dan dilihat apakah air akan keluar pada ujung pipa alau uji untuk memastikan bahwa alat uji berfungsi dengan baik. Air diisi sampai dengan ketinggian yang sama antara beton dengan ujung pipa, membuat beton terendam air akan tetapi bagian atas beton kosong. Untuk memulai pengujian maka katup yang ada pada pipa ditutup sehingga air akan berhenti mengalir. Pertama-tama yang harus dilakukan adalah mencatat seberapa banyak jumlah air yang
13 digunakan untuk pengujian ini. Kemudian bertepatan dengan dibukanya katup pipa maka stopwatch mulai bekerja untuk menghitung seberapa lama waktu yang digunakan untuk air pada tabung habis mengalir. Dengan menggunakan parameter-parameter yang dimiliki maka dapat dihitung seberapa besar permeabilitas dari beton dengan cara : Dimana : A k =... (3.5) t 55 k = Permeabilitas (mm/s) A = Luas permukaan (mm 2 ) t = Waktu (detik) Gambar 3.10 Alat Pengujian Permeabilitas Beton Berpori
BAB 3 METODOLOGI. berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Dikarenakan belum adanya buku peraturan dan penetapan standard untuk beton berpori di Indonesia, maka referensi yang digunakan lebih banyak diperoleh dari hasil
Lebih terperinciBahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen portland komposit merek Holcim, didapatkan dari toko bahan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELTIAN
BAB III METODOLOGI PENELTIAN 3.1 Lokasi dan Sample Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Struktur Universitas Pendidikan Indonesia. Sampel penilitian adalah benda uji yang berupa silinder
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dengan semakin berkembangnya pembangunan-pembangunan di Indonesia membuat berkurangnya lahan-lahan hijau. Ditambah dengan kurangnya kesadaran masyarakat akan lingkungan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan yang meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sampel, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Tahapan
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland Composite Cement) Merek Holcim, didapatkan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi penelitian dilakukan di Laboratorium, Laboratorium yang digunakan pada penelitian ini adalah Laboratorium Teknologi Bahan, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan material harus dilakukan sebelum direncanakannya perhitungan campuran beton (mix design). Adapun hasil pemeriksaanpemeriksaan agregat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metoda Pelaksanaan Penelitian Mulai Studi literatur Persiapan alat dan bahan Pengujian material pembentuk mortar (uji pendahuluan) : - Uji berat jenis semen - Uji berat
Lebih terperinciBAB V HASIL PEMBAHASAN
BAB V HASIL PEMBAHASAN A. Umum Penelitian ini merupakan studi eksperimen yang dilaksanakan di laboratorium Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil, dalam pelaksanaan eksperimen
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Alat-alat yang Digunakan Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini mulai dari pemeriksaan bahan susun beton, pembuatan benda uji, perawatan benda uji, dan sampai dengan
Lebih terperinciBAB IV METODOLOGI PENELITIAN
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mengenai kuat tekan awal beton ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton Fakultas Teknik Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera Utara. Metode campuran beton yang digunakan dalam penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Hipotesis. Penentuan Bahan Material. Pengujian Bahan Material. Sesuai. Mix Desain. Sesuai. Pembuatan Benda Uji
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Bagan Alur Penelitian Mulai Hipotesis Survei Bahan Studi Literatur Penentuan Bahan Material Pengujian Bahan Material Sesuai Mix Desain Sesuai Pembuatan Benda Uji Perawatan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. penelitian beton ringan dengan campuran EPS di Indonesia. Referensi yang
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Langkah Penelitian Penelitian dimulai dengan mengumpulkan referensi tentang penelitian terhadap beton ringan yang menggunakan sebagai bahan campuran. Referensi yang didapat lebih banyak
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC merek Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan
Lebih terperinciPENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200)
PENGARUH LIMBAH PECAHAN GENTENG SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT KASAR PADA CAMPURAN MUTU BETON 16,9 MPa (K.200) Asri Mulyadi 1), Fachrul Rozi 2) Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palembang
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
III-1 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Dalam penelitian ini yang digunakan adalah variabel bebas dan terikat. Variabel bebas meliputi prosentase Silica fume dalam campuran beton (5%) dan
Lebih terperinciKompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG melalui suatu pelatihan khusus.
Seorang Pelaksana Pekerjaan Gedung memiliki : keahlian dan ketrampilan sebagaimana diterapkan dalam SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia). Salah satunya adalah Metode UJI MATERIAL GEDUNG
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Metode Penelitian
BAB IV METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang peneliti lakukan adalah dengan cara membuat benda uji di laboratorium Teknik Bahan Konstruksi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, dimana penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
33 BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian Pengaruh Substitusi Pasir Dengan Bottom Ash Terhadap Kuat Tekan, dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur DPTS FPTK UPI,
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam dunia teknik sipil, teknologi mengenai beton merupakan hal yang wajib untuk dipahami secara teoritis maupun praktis mengingat bahwa beton merupakan salah satu
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT
LAMPIRAN 1 DATA HASIL PEMERIKSAAN AGREGAT 137 DAFTAR PEMERIKSAAN AGREGAT HALUS, AGREGAT KASAR 1. Analisa Ayak Agregat Halus 2. Analisa Ayak Agregat Kasar 3. Berat Jenis dan Absorbsi Agregat Halus 4. Berat
Lebih terperinciBAB IV. Gambar 4.1 Pasir Merapi 2. Semen yang digunakan adalah semen portland tipe I merk Gresik, lihat Gambar 4.2.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian mortar dengan bahan tambahan abu merang dilakukan di Laboratorium Struktur dan Teknologi Bahan Konstruksi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Umum Adapun diagram alir metodologi penelitian adalah sebagai berikut : MULAI PENGUJIAN BAHAN AGREGAT KASAR AGREGAT HALUS MIX DESIGN BETON NORMAL BETON CAMPURAN KACA 8%
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan peralatan yang ada di laboratorim teknologi
BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah untuk menganalisa kuat tekan dan permeabilitas beton foam. Lokasi penelitian dilakukan di laboratorium teknologi beton Universitas Muhammadiyah Malang. 3.1.
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Beton PT. Pionir Beton Cimareme, Padalarang, Bandung. Sampel dalam penilitian menggunakan benda uji
Lebih terperinci4. Gelas ukur kapasitas maksimum 1000 ml dengan merk MC, untuk menakar volume air,
22 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini dapat dilihat pada lampiran. Bahan-bahan tersebut antara lain: 1. Agregat
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Adapun kerangka metode penelitian adalah sebagai berikut : Mulai Penyediaan Dan Pemeriksaan Bahan Agregat Kasar semen air Agregat Halus Mix Design Beton Normal Beton
Lebih terperinciPemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI ) Berat Tertahan (gram)
Lampiran 1 Pemeriksaan Gradasi Agregat Halus (Pasir) (SNI 03-1968-1990) 1. Berat cawan kosong = 131,76 gram 2. Berat pasir = 1000 gram 3. Berat pasir + cawan = 1131,76 gram Ukuran Berat Tertahan Berat
Lebih terperinciBAB IV METODE ANALISIS
BAB IV METODE ANALISIS 4.1 PEMERIKSAAN AGREGAT Tujuan Percobaan Menentukan berat isi agregat sebagai perbandingan antara berat material kering dengan volumenya. 4.1.1 Analisis Agregat Halus Peralatan a.
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Pelaksanaan Waktu dan tempat pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. waktu pelaksanaan penelitian dimulai pada jam 08.00 sampai dengan 12.00
Lebih terperinciBAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Hasil penelitian yang dilakukan di Laboratorium Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Surakarta,merupakan suatu pencarian data yang mengacu pada
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI. 3.1.Ruang Lingkup
BAB III METODOLOGI 3.1.Ruang Lingkup Penelitian yang dilakukan merupakan penelitian beton ringan dengan perbandingan 1 semen : 4 agregat dan menggunakan agregat buatan dari kertas dengan diameter 10-20
Lebih terperincidan pengujian kinerja statis beton berpori.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Metode yang diterapkan ialah metode penelitian eksperimental, yaitu dengan melakukan penyelidikan terhadap beberapa benda uji guna mendapatkan hubungan sebab
Lebih terperinciPEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING. Naskah Publikasi
PEMANFAATAN LIMBAH ASPAL HASIL COLD MILLING SEBAGAI BAHAN TAMBAH PEMBUATAN PAVING Naskah Publikasi untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil diajukan oleh : SUNANDAR
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. lentur (flexible pavement) dan perkerasan kaku (rigid pavement). Secara struktural
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tersedianya sarana maupun fasilitas kepentingan umum yang layak dan memadai, merupakan salah satu wujud dari keberhasilan program pembangunan. Fasilitas kepentingan
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN A.
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di
26 BAB III METODE PENELITIAN Metodelogi penelitian dilakukan dengan cara membuat benda uji (sampel) di Laboratorium Bahan dan Konstruksi Fakultas Teknik Universitas Lampung. Benda uji dalam penelitian
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pemeriksaan Bahan
Persen Lolos Agregat (%) A. Hasil Pemeriksaan Bahan BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciPENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana
15 PENGARUH BAHAN TAMBAHAN PLASTICIZER TERHADAP SLUMP DAN KUAT TEKAN BETON Rika Sylviana Teknik Sipil Universitas Islam 45 Bekasi Jl. Cut Meutia No. 83 Bekasi Telp. 021-88344436 Email: rikasylvia@gmail.com
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1 Uraian Umum Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari Cisauk, Malingping, Banten, dan untuk Agregat kasar (kerikil) diambil dari
Lebih terperinciPEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON
PEMERIKSAAN BAHAN SUSUN BETON 2.1. Umum Beton merupakan hasil campuran Semen Portland (PC), agregar halus (pasir), agregat kasar (krikil), dan air dengan atau tanpa bahan tambah (admixtures) dengan proporsi
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara ilmiah yang dimaksud adalah
Lebih terperinciPenentuan faktor air semen ini menggunakan metode Inggris
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN 3.1. Perancangan Campuran Beton. Untuk melengkapi perhitungan komposisi material yang dibutuhkan dalam campuran beton, maka terlebih dahulu harus dilakukan pengujian terhadap
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian adalah urutan-urutan kegiatan penelitian, meliputi pengumpulan data, proses rekayasa, pengujian sample, dan diteruskan penarikan kesimpulan. Sedangkan
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN ANALISA
BAB 4 HASIL DAN ANALISA 4.1. HASIL PENGUJIAN MATERIAL Sebelum membuat benda uji dalam penelitian ini, terlebih dahulu dilakukan berbagai pengujian terhadap material yang akan digunakan. Tujuan pengujian
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. Berat Tertahan Komulatif (%) Berat Tertahan (Gram) (%)
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium beton PT. Pionirbeton, Cimareme, Ngamprah, Bandung Barat. Bentuk sampel penelitian ini berupa
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1 Penjelasan Metodelogi Penelitian Dalam proses pengerjaan pembuatan campuran beton ada beberapa tahap yang perlu di perhatikan adalah : 1. Tahap persiapan Sebelum melakukan penuangan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN
BAB IV ANALISIS DATA LABORATORIUM DAN DATA HASIL PENGUJIAN 4.1 ANALISIS DATA LABORATORIUM 4.1.1 Agregat Halus Pada penelitian ini, yang pertama kali dilakukan di lab adalah pengujian agregat halus dan
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat dalam referensi-referensi tentang beton EPS dan filler fly ash. Penggunaan EPS pada
Lebih terperinciFelix Ferdinand Arnoldus Binus University, Tangerang, Banten, Indonesia,
STUDI ANALISA PENGARUH DIMENSI AGREGAT TERHADAP NILAI KUAT TEKAN DAN TINGKAT POROSITAS AIR UNTUK BETON BERPORI DENGAN BAHAN TAMBAHAN FLY ASH PADA APLIKASI SIDEWALK Felix Ferdinand Arnoldus Binus University,
Lebih terperinciANALISA AYAKAN PASIR (ASTM C a)
LAMPIRAN I - PEMERIKSAAN MATERIAL ANALISA AYAKAN PASIR (ASTM C 136-84a) Nama : Muhammad Fauzi NIM : 10 0404 170 Diuji oleh : Muhammad Fauzi Diameter ayakan Berat Tertahan Berat Berat Total Kumulatif (mm)
Lebih terperinciBerat Tertahan (gram)
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciPengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan
BABV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN 5.1 Hasil Pengujian Agregat Pengujian agregat dan kuat tekan dilakukan di Laboratorium Bahan Konstruksi Teknik Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Sipil dan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Sampel Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di laboratorium struktur dan bahan JPTS FPTK UPI. Bentuk sampel penelitian ini berupa silinder dengan ukuran
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN. A. Bahan atau Material Penelitian
23 BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan atau Material Penelitian Bahan-bahan penyusun campuran beton yang digunakan pada penelitian ini, Bahan-bahan tersebut antara lain : 1. Agregat kasar kerikil yang berasal
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Bahan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan dalam penilitian ini adalah : 1). Semen Portland jenis I merk Semen Gersik 2). Agregat kasar berupa krikil, berasal dari Sukoharjo
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. SISTEMATIKA PENELITIAN Metode penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian di laboratorium sesuai dengan standar yang berlaku, baik standar Indonesia SNI
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Waktu dan Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Konstruksi, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini dilaksanakan pada
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk
51 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : 1. Semen yang digunakan pada penelitian ini adalah semen PCC merk Holcim, didapatkan dari toko bahan bangunan
Lebih terperinciPENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON
PENGARUH PERSENTASE BAHAN RETARDER TERHADAP BIAYA DAN WAKTU PENGERASAN CAMPURAN BETON Anwar Hardy NRP.9821033 Pembimbing : Herianto W., Ir., M.Sc. UNIVERSITAS KRITEN MARANATHA FAKULTAS TEKNIK JURUSAN SIPIL
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, JurusanTeknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian yang dilakukan
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN PENELITIAN
BAB III PERENCANAAN PENELITIAN 3.1. Tinjauan Umum Penelitian mengenai pengaruh perawatan beton terhadap kuat tekan dan absorpsi beton ini bersifat aplikatif dan simulatif, yang mencoba untuk mendekati
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Bahan dan Peralatan Penelitian Bahan-bahan yang digunakan
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. TINJAUAN UMUM Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah variabel bebas dan variabel terikat. Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu variasi persentase limbah
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. TAHAP DAN PROSEDUR PENELITIAN Dalam penelitian ini dilakukan beberapa tahapan kerja seperti yang tercantum dalam bagan alir di bawah ini : T Persiapan Bahan dan Peralatan
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Penyusun Beton Pemeriksaan bahan penyusun beton yang dilakukan di Laboratortium Bahan Konstruksi, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.1.1 Tempat Penelitian Pelaksanaan pembuatan benda uji batako sekam padi dilakakukan di Laboratorium Beton Universitas Medan Are. Pengujian Daya Serap
Lebih terperinciBAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Pengujian Material Kegiatan yang dilakukan sebelum perencanaan campuran beton (mix design) adalah pengujian material agregat halus, agregat kasar, air, EPS dan semen. Hal
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab III. Metodologi Penelitian 24 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Sebelum memulai pembuatan benda uji untuk pengetesan perlu dipilihpilih terlebih dahulu bahan-bahan yang sesuai, dicampur dan digunakan
Lebih terperinciCara uji berat isi beton ringan struktural
Standar Nasional Indonesia Cara uji berat isi beton ringan struktural ICS 91.100.30 Badan Standardisasi Nasional Daftar isi Daftar isi...i Prakata...ii Pendahuluan... iii 1 Ruang lingkup...1 2 Acuan normatif...1
Lebih terperinciPENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON. Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK
PENGARUH PENAMBAHAN WATERGLASS PADA SIFAT MEKANIK BETON Oleh: Anita Setyowati Srie Gunarti, Subari, Guntur Alam ABSTRAK Berbagai penelitian dan percobaan dibidang beton dilakukan sebagai upaya untuk meningkatan
Lebih terperinciMETODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI
METODE PENGUJIAN TENTANG ANALISIS SARINGAN AGREGAT HALUS DAN KASAR SNI 03-1968-1990 RUANG LINGKUP : Metode pengujian ini mencakup jumlah dan jenis-jenis tanah baik agregat halus maupun agregat kasar. RINGKASAN
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Tinjauan Umum Variabel bebas yaitu variasi perbandingan agregat kasar, antara lain : Variasi I (1/1 : 1/2 : 2/3 = 3 : 1 : 2) Variasi II (1/1 : 1/2 : 2/3 = 5 : 1 : 3) Variasi
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: yang padat. Pada penelitian ini menggunakan semen Holcim yang
III. METODE PENELITIAN A. Bahan Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: 1. Semen Semen adalah bahan pembentuk beton yang berfungsi sebagai pengikat butiran agregat dan mengisi ruang antar
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara ilmiah yang dimaksud adalah
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Adapun cara ilmiah yang dimaksud adalah
Lebih terperinciBAB 3 METODE PENELITIAN
BAB 3 METODE PENELITIAN 3.1. Uraian Umum Dalam suatu penelitian agar tujuan yang diharapkan dapat tercapai, maka dilaksanakan suatu metode. Metode penelitian merupakan langkah-langkah penelitian suatu
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Pendekatan Penelitian Mulai Identifikasi Masalah Studi Literatur Persiapan Alat dan Bahan Pengujian Aspal Pengujian Agregat Pengujian filler Syarat Bahan Dasar Tidak Memenuhi Uji Marshall
Lebih terperinciBAB IV METODE PENELITIAN
BAB IV METODE PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Teknologi Bahan, Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY). B. Peralatan Penelitian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Metode penelitian merupakan cara yang digunakan dalam sebuah penelitian, sehingga dalam pelaksanaan dan hasil penelitian dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah. Pada penelitian
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen dengan melakukan pembuatan benda uji di laboratorium dengan berbagai variasi
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI. Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat
BAB 3 METODOLOGI 3.1 Bagan Alir Penelitian Bagan alir ini menjelaskan langkah apa saja yang dilakukan untuk membuat penelitan ini. Dimulai dari mengidentifikasi masalah yang ada sehingga dapat diangkat
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Sudibyo (2012), melakukan pengujian pengaruh variasi umur beton terhadap nilai kuat tekan beton dengan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Sifat Agregat Halus Sudibyo (2012), melakukan pengujian pengaruh variasi umur beton terhadap nilai kuat tekan beton dengan menggunakan fly ash 3% sebagai bahan pengganti sebagian
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. dilakukan di pabrik genteng beton Mulia di jalan Gatot Subroto, Medan, Sumatera
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian Pelaksanaan pembuatan benda uji dan pengujian genteng beton kulit padi dilakukan di pabrik genteng beton Mulia di jalan Gatot
Lebih terperinciIII. METODE PENELITIAN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat
III. METODE PENELITIAN A. Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh fly ash terhadap kuat tekan paving block. Di Indonesia, paving block pada umumnya dibuat dari campuran semen, pasir, dengan
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Struktrur Dan Bahan Kontruksi Lampiran I Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan
III. METODOLOGI PENELITIAN Untuk memperoleh hasil penelitian yang baik dan sesuai, maka diperlukan langkah-langkah sistematis yang harus dilakukan diantaranya adalah : A. Populasi Populasi adalah subyek
Lebih terperinciProsedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut:
BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini dibagi dalam beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Tahap perumusan masalah Tahap ini meliputi perumusan tehadap topik penelitian,
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 PENDAHULUAN Dalam penelitian ini akan mencari hubungan antara faktor air semen dengan kuat tekan menggunakan bahan lokal. Disini akan dipelajari karakteristik agregat baik
Lebih terperinciBAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
29 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil Pemeriksaan Bahan Susun Beton Pemeriksaan bahan susun beton yang dilakukan di laboratorium telah mendapatkan hasil sebagai berikut : 1. Hasil Pemeriksaan Agregat
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
xvi DAFTAR NOTASI As : Luas penampang benda uji ASTM : American Society for Testing and Materials B : Berat piknometer berisi air (gram) Ba : Berat kerikil dalam air (gram) Bj : Berat Jenis Bk : Berat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini mengenai kajian penggunaan beton tanpa pasir berdasarkan
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Penelitian ini mengenai kajian penggunaan beton tanpa pasir berdasarkan perbandingan agregat persemen yang bervariasi yang akan diteliti nilai kuat tekan
Lebih terperinciLampiran. Universitas Sumatera Utara
Lampiran Analisa Ayakan Pasir Berat Fraksi (gr) Diameter Rata-rata % Sampel Sampel % Rata-rata Ayakan (mm) (gr) Kumulatif I II 9,52 30 15 22,5 2,25 2,25 4,76 21 18 19,5 1,95 4,2 2,38 45 50 47,5 4,75
Lebih terperinciPENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL
PENGARUH PENGGUNAAN SERBUK CANGKANG LOKAN SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT HALUS TERHADAP KUAT TEKAN BETON NORMAL Oleh: Mulyati Dosen Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi
Lebih terperinciUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S-1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA Fakultas Teknik Program Studi S1 Teknik Sipil Laboratorium Teknologi Bahan Kontruksi Lampiran I Jl. Lingkar Selatan, Tamantirto, Kasihan, Bantul, D.I. Yogyakarta 55183
Lebih terperinciMETODOLOGI PENELITIAN. untuk campuran lapis aspal beton Asphalt Concrete Binder Course (AC-
41 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Inti Jalan Raya Fakultas Teknik Universitas Lampung dengan dasar menggunakan amplop gradasi gabungan untuk campuran
Lebih terperinci