Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris"

Transkripsi

1 Laporan Praktikum Fisiologi Mekanisme Sensoris Kelompok C9 Ketua : *Jonathan Rambang ( ) Anggota : Yulita hera ( ) Novalia ( ) Teriany Widjaya ( ) Mawar ( ) Melisa ( ) Christin Doko Rehi ( ) Jessica ( ) Muhamad radhi bin kamal ( ) Intan Arkas Refra ( ) Joseph Nelson Leo ( ) Fakultas kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jln. Terusan Arjuna No. 6 Jakarta Barat Tlp Fax LAPORAN PRAKTIKUM FISIOLOGI 1

2 Mekanisme Sensoris Kelompok C9 Nama NIM Tanda tangan Keterangan Jonathan Rambang Ketua Kelompok Yulita Hera Anggota Novalia Anggota Teriany Widjaya Anggota Mawar Anggota Melisa Christin Doko Rehi Anggota Anggota Jessica Anggota Muhamad Radhi Bin Kamal Anggota Joseph Nelson Leo Anggota Tujuan Praktikum 1. Untuk mengetahui adanya reseptor tekanan, sakit, sentuhan, dingin dan panas pada kulit, serta mengetahui letak masing-masing reseptor. 2

3 2. Untuk membuktikan penggunaan sesuatu benda yang konstan dengan durasi tertetu, akan menyebabkan terjadinya adaptasi 3. Untuk mengetahui serta membuktikan sikap lengan yang ditempatkan ke berbagai lokasi, serta apakah perintah dan sikap untuk menentukan tempat akan sinkron. 4. Untuk membuktikan kepekaan saraf peraba terhadap kehalusan benda 5. Untuk mengetahui serta memahami kepekaan saraf peraba dengan melokalisasirkan tempat yang ditusukkan ke berbagai tempat. Alat dan Bahan 1. 3 waskom dengan air bersuhu 20, 30, dan Gelas beker dan termokimia 3. Es 4. Alkohol dan eter 5. Kerucut kuningan + bejana berisi kikiran kuningan + estesiometer rambut frey + jarum 6. Pensil + jangka + berbagai jenis ampelas + benda-benda kecil + bahan-bahan pakaian Cara Kerja I. Perasaan Subyektif Panas dan Dingin 1. Sediakan 3 waskom yang masing-masing berisi air dengan suhu kira-kira 20, 30, dan Masukkan tangan kanan ke dalam air bersuhu 20 dan tangan kiri ke dalam air bersuhu 40 untuk ± 2 menit. 3. Catat kesan apa yang saudara alami. 4. Kemudian masukkan segera kedua tangan itu serentak ke dalam air bersuhu 30 C. Catat kesan apa yang saudara alami. 5. Tiup perlahan-lahan kulit punggung tangan yang kering dari jarak ± 10 cm. 6. Basahi sekarang kulit punggung tangan tersebut dengan air dan tiup sekali lagi dengan kecepatan seperti yang di atas. Bandingkan kesan yang saudara alami hasil tiupan pada sub. 4 dan Olesi sebagian kulit punggung tangan dengan alkohol dan eter. Kesan apa yang saudara alami? II. Titik-titik Panas, Dingin, Tekan dan Nyeri di Kulit 1. Letakkan punggung tangan kanan saudara di atas sehelai kertas dan tarik garis pada pinggir tangan dan jari-jari sehingga terdapat lukisan tangan. 2. Pilih dan gambarkan di telapak tangan itu suatu daerah seluas 3 x 3 cm dan gambarkan pula daerah itu di lukiskan tangan pada kertas. Kotak 3 x 3 cm, di buat lagi menjadi 12 x 12 kotak, jadi jumlah kotak 144 kotak kecil. 3. Tutup mata OP dan letakkan punggung tangan kanannya santai di meja. 3

4 4. Selidikah secara teratur menurut garis-garis sejajar titik-titik yang memberikan kesan panas yang jelas pada telapak tangan tersebut dengan menggunakan kerucut kuningan yang telah di panasi. Cara memanasi kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam air panas bersuhu 50 C. Tandai titk-titik panas yang diperoleh dengan tinta. 5. Ulangi penyelidikan yang serupa pada no. 4 dengan kerucut kuningan yang telah didinginkan. Cara mendinginkan kerucut kuningan yaitu dengan menempatkannya dalam bejana berisi kikiran kuningan yang direndam dalam air es. Tandai titik-titik dingin yang diperoleh dengan tinta. 6. Selidiki pula menurut cara di atas titik-titik yang memberikan kesan tekan dengan menggunakan estesiometer rambut frey dan titik-titik yang memberkikan kesan nyeri dengan jarum. 7. Gambarkan dengan simbol yang berbeda semua titik yang diperoleh pada lukisan tangan di kertas. III. Lokalisasi Taktil 1. Tutup mata orang percobaan dan tekankan ujung pensil pada suatu titik di kulit ujung jarinya. 2. Suruh sekarang orang percobaan melokalisasi tempat yang baru dirangsang tadi dengan ujung sebuah pensil pula. 3. Tetapkan jarak antara titik rangsang dan titik yang di tunjuk. 4. Ulangi percobaan ini sampai 5 kali dan tentukan jarak rata-rata untuk kulit ujung jari, telapak tangan, lengan bawah, lengan atas dan tengkuk. IV. Diskriminasi Taktil 1. Tentukan secara kasar ambang membedakan dua titik ujung jari dengan menempatkan kedua ujung sebuah jangka secara serentak (simultan) pada kulit ujung jari. 2. Dekatkan kedua ujung jangka itu sampai di bawah ambang dan kemudian jauhkan berangsur-angsur sehingga kedua ujung jangka itu tepat dapat di bedakan sebagai 2 titik. 3. Ulangi percobaan ini dari suatu jarak permulaan di atas ambang. Ambil angka ambang terkecil sebagai ambang diskriminasi taktil tempat itu. 4. Lakukan percobaan di atas sekali lagi, tetapi sekarang dengan menempatkan kedua ujung jangka secara berturut-turut (suksesif). 5. Tentukan dengan cara yang sama (simultan dan suksesif) ambang membedakan dua titik ujung jari, tengkuk dan pipi. 6. Catat apa yang saudara alami. V. Perasaan Iringan (After Image) 4

5 1. Letakkan sebuah pensil antara kepala dan daun telinga dan biarkan di tempat itu selama saudara melakukan percobaan VI. 2. Setelah saudara selesai dengan percobaan VI, angkatlah pensil dari telinga saudara dan apakah yang saudara rasakan setelah pensil itu diambil? VI. Daya Membedakan Berbagai Sifat Benda A. Kekasaran Permukaan Benda 1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba permukaan ampelas yang mempunyai derajat kekasaran yang berbeda-beda. 2. Perhatikan kemampuan orang percobaan untuk membedakan derajat kekasaran ampelas. B. Bentuk benda 1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan memegang-megang benda-benda kecil yang saudara berikan (pensil, penghapus, rautan, koin, dan lain-lain) 2. Suruh orang percobaan menyebutkan nama/bentuk benda-benda itu. C. Bahan pakaian 1. Dengan mata tertutup suruh orang percobaan meraba-raba bahan-bahan pakaian yang saudara berikan. 2. Suruh orang percobaan setiap kali menyebutkan jenis / sifat bahan yang dirabanya itu. Bila OP membuat kesalahan dalam membedakan sifat benda (ukuran, bentuk, berat, permukaan), apa nama kelainan neurologis yang dideritanya? VII. Tafsiran Sikap 1. Suruh orang percobaan duduk dan tutup mata. 2. Pegang dan gerakkan secara pasif lengan bawah orang percobaan ke dekat kepalanya, ke dekat dadanya, ke dekat lututnya dan akhirnya gantungkan di sisi badannya. 3. Tanyakan setiap kali sikap dan lokasi lengan orang percobaan. 4. Suruh orang percobaan dengan telunjuknya menyentuh telinga, hidung dan dahinya dengan perlahan-lahan setelah setiap kali mengangkat lurus lengannya. 5. Perhatikan apakah ada kesalahan. 6. Bila OP membuat kesalahan dalam melokalisasikan tempat-tempat yang diminta, apa nama kelainan neurologis yang dideritanya? Hasil Praktikum Percobaan 1 Nama OP : Novalia Kesan 1 : Tangan kanan 40 C waskom 30 C = Terasa agak panas Tangan kiri 20 C waskom 30 C = Terasa agak dingin 5

6 Tangan kanan yang dimasukkan ke dalam waskom bersuhu 20 C, jika kemudian dimasukkan ke dalam air bersuhu 30 C, maka tangan kanan akan terasa agak panas, karena terjadi perpindahan kalor, sama juga jika tangan kiri yang dimasukkan ke dalam waskom bersuhu 40 C, kemudian dimasukkan ke dalam air bersuhu 30 C, maka tangan kiri akan terasa agak dingin. Rasa dingin dan rasa panas dirasakan di kulit kita, karena adanya reseptor panas dan reseptor dingin. Kesan 2 : Setelah punggung tangan dibasahi dengan air dan ditiup perlahan-lahan, punggung tangan terasa lebih dingin dibandingkan sebelum dibasahi dengan air Kesan 3 : Setelah punggung tangan diolesi dengan alkohol/eter dan ditiup, punggung tangan terasa lebih dingin dibandingkan setelah dibasahi dengan air. (alkohol/eter sangat mudah menguap apabila sudah berkontak dengan udara luar) Pembahasan : Tangan kanan terasa dingin dan kebas karena adanya badan Krausse pada kulit sensorik tangan, sementara tangan kiri terasa panas atau hangat karena adanya badanruffini pada kulit sensorik tangan. Saat kedua tangan dimasukkan kedalam waskom yang bersuhu 30 derajat celcius tangan kanan terasa hangat, sedangkan tangan kiri terasa sejuk atau dingin.ini dikarenakan pada tangan kanan terjadi penerimaan kalor sehingga terasa panas.sementara pada tangan kiri terjadi pelepasan kalor sehingga terasa dingin. Saat bagian kuli tpunggung tangan yang kering ditiup dirasakan hangat, sementara bagian kulit punggung tangan yang basah ditiupd irasakan dingin karena terjadi penguapan air yang mengambil kalori dari bagian kulit yang basah. Kulit punggung tangan yang diberikan alcohol terasa dingin karena alcohol mengambil kalori dari bagian kulit yang diberi alkohol. Percobaan 2 Nama Op : Jonathan Rambang (NB: Hasil percobaan dilampirkan di bagian belakang makalah ini) Pembahasan : 6

7 Berdasarkan percobaan yang telah kami lakukan, dapat dilihat bahwa dalam kotak ukuran 0,25 x 0,25 cm pada telapak tangan memiliki lebih dari satu respon terhadap empat jenis rangsangan yang berbeda (panas, dingin, tekan dan nyeri). Hal ini dapat terjadi karena pada tangan terutama pada bagian telapak tangan terdapat banyak sekali reseptor dengan ujung saraf bebas. Reseptor reseptor ini terletak pada titik titik yang berbeda dan terpisah, selain itu reseptor reseptor ini hanya bekerja sesuai dengan fungsinya. Oleh karena itu, tidak semua dalam satu kotak tersebut memiliki semua respon dari keempat rangsang yang diberikan. Sama halnya dengan percobaan I bahwa rangsang panas hanya akan dirasakan oleh reseptor panas saja, yaitu ujung ruffini, rangsang dingin oleh badan Krause, rangsang tekan atau taktil oleh badan paccini dan rangsang nyeri oleh ujung ujung saraf yang tak bernielin. Kulit merupakan indera somatic yang dapat diklasifikasikan menjadi tiga tipe fisiologis: (1) indera somatic mekanoreseptif, yang meliputi sensasi taktil dan posisi yang dapat dirangsang oleh pemindahan secara mekanis beberapa jaringan tubuh; (2) indera termoreseptif, yang berguna untuk mengetahui panas dingin; serta (3) indera rasa nyeri, yang dapat diaktifkan oleh setiap factor yang merusak jaringan. Kulit mengandung tiga macam jenis reseptor sensorik, yaitu mekanoreseptor pada epidermis dan dermisnya (ujung saraf bebas, diskus Merkel, badan Meissner, badan Krausse, ujung Ruffini, dan badan Paccini); thermoreseptor dingin dan hangat; juga nosiseptor yang merupakan reseptor sensorik untuk rasa sakit. Reseptor pada kulit : Ujung Ruffini : untuk mendeteksi panas. Badan Krausse : untuk mendeteksi dingin. Badan Meissner dan Diskus Merkel : untuk mendeteksi sentuhan raba. BadanPaccini s : untuk mendeteksi tekanan. Ujung Bebas/Free Nerve Ending: untuk mendeteksi rasa sakit, jangkauannya lebih luas dibandingkan reseptor lain karena tersebar di seluruh permukaan kulit Percobaan 3 Nama OP : Intan Arkas Refra Bagian tubuh Jari-jari 0,6 0,4 0,8 0 0,4 Telapak 0,4 0,8 0,3 0,8 0,7 7

8 Lengan 1 1, ,3 bawah Lengan atas 1,5 3,1 1,3 0,6 1,6 Tengkuk 1,6 1,1 1,3 0,2 0,7 Pembahasan: Dalam hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa dalam organ tubuh manusia terdapat banyak sekali reseptor dengan serabut saraf sensorik. Kita dapat merasakan titik dimana rangsangan di terima karena masing-masing titik rangsangan akan mengenai reseptor pada neuron yang berbeda sehingga otak dapat membedakan titik rangsangan tersebut. Ujung jari memiliki jarak yang paling pendek, karena ujung jari memiliki kepekaan peraba yang sangat besar, sedangkan pada lengan atas memiliki jarak yang paling lebar, karena memiliki kepekaan peraba yang rendah. Tetapi, secara keseluruhan, OP memiliki saraf peraba yang baik, karena jaraknya kurang dari 5 cm. Percobaan 4 Nama OP : Christin Doko Rehi Bagian tubuh Ukuran jangka Jumlah titik Jari-jari 1 cm 2 titik 0,8 cm 2 titik 0,7 cm 2 titik 0,6 cm 2 titik 0,5 cm 2 titik 0,4 cm 2 titik 0,3 cm 2 titik 0,25 cm 2 titik 0,2 cm 1 titik 0,3 cm 2 titik 0,5 cm 2 titik 0,7 cm 2 titik Pipi 3,5 cm 2 titik 1,4 cm 2 titik 1 cm 1 titik 1,2 cm 1 titik 1,4 cm 1 titik 1,7 cm 1 titik 2,1 cm 2 titik Tengkuk 5,9 cm 2 titik 4,8 cm 2 titik 3,8 cm 2 titik 2,8 cm 2 titik 1,9 cm 1 titik 8

9 1,5 cm 1 titik 2,2 cm 1 titik 2,5 cm 1 titik 2,9 cm 2 titik Pembahasan: Rangsang ambang pada ujung jari tangan sangat kecil dikarenakan sensitifitas reseptor untuk mendeteksi rasa nyeri lebih tinggi pada ujung jari dibandingkan pada tengkuk dan juga pipi. Sehingga rangsang ambang pada ujung jari lebih rendah dibandingkan dengan rangsang ambang pada tengkuk dan pipi yang ditunjukkan melalui jumlah titik nyeri yang dirasakan oleh OP. Ambang diskriminasi taktil untuk tiap reseptor berbeda-beda tergantung dari kepekaan reseptor. Rangsang yang diberikan secara simultan ( serentak ) memiliki ambang diskriminasi yang lebih besar dibandingkan secara suksesif ( berturut-turut ).Uji simultan diskriminasi dua titik adalah salah satu aplikasi pengecekan ke normalan sistem motorik seseorang. Hasil normal uji ini adalah antara 3-5mm pada ujung jari dan mm di dasar telapak tangan. Sedangkan untuk uji suksesif diskriminasidua titik normal, hasil yang normal adalah antara 2-3 mm pada ujung jari. Teknik lainnya yangdigunakan saat ini adalah uji monofilamen dan sensitometer punggungan. Pada kedua teknik initingkat kepulihan fungsional diketahui dengan membandingkan terhadap ekstremitas kontralateral(jika normal). Percobaan 5 Nama OP : Muhamad Radhi Bin Kamal Saat pensil itu diambil waktu orang percobaan sedang melakukan percobaan ke 6, pensil itu masih terasa di telinganya, karena telinga beradaptasi dengan adanya pensil sehingga daun telinga tidak berasa seperti memakai pensil. Ketika pensil dilepas, terasa masih ada di telinganya, karena beratnya sudah konstan. Fenomena OP yang masih dapat merasakan keberadaan pensil walaupun pensil telah diambil dari telinganya inilah yang disebut sebagai perasaan iringan. Pembahasan: Adanya adaptasi reseptor terhadap rangsangan benda yang dihasilkan melalui tekanan, getaran dan sifat sifat fisik benda, mengakibatkan kita terbiasa dalam memakai benda tersebut. sehingga pada saat benda di ambil, reseptor-reseptor tersebut memperlihatkan suatu off reseptor dan adanya sirkuit reverberasi atau sirkuit bolak balik menyebabkan kita menyadari bahwa benda telah di copot. Mekanisme adaptasi ini dilakukan oleh badan paccini. 9

10 Perasaan iringan terjadi karena adanya impuls yang terus beredar dalam lingkaran rantai neuron daerah yang terangsang, walaupun stimulus sudah tidak ada lagi. Percobaan 6 Nama OP : Muhamad Radhi Bin Kamal A. Kekasaran Permukaan Benda Orang percobaan ini dapat membedakan kekasaran dari ampelas yang mempunyai derajat kekasaran yang berbeda-beda, karena kulit memiliki reseptor peraba dan sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering digolongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. B. Bentuk benda Benda-benda yang di coba : 1. Penghapus 2. Penggaris 3. Pensil 4. Stabilo Orang percobaan dapat membedakan benda-benda yang di coba dengan cara memegang dan meraba bentuk benda tersebut. C. Bahan Pakaian Hasil yang didapatkan : orang percobaan dapat membedakan sifat bahan yang di coba. OP dapat membedakan kekasaran, bentuk dan bahan benda, karena perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus, juga OP memiliki memori di otaknya yaitu memori jangka panjang, yang akan diingat selamanya. Dengan ingatan bahwa benda-benda memiliki bentuk, kekasaran, dan bahan yang khas, sehingga dapat membedakan dengan meraba atau memegang benda tersebut. Percobaan 7 Orang percobaan dapat menjawab secara benar, apa yang di tunjuk, dan berarti orang tersebut adalah normal. Itu disebabkan karena orang tersebut memiliki otak yang berfungsi sebagai memori, dimana dia dapat menghafal lokasi organ tubuhnya, karena ada memori jangka panjang, yang menghafal sampai selamanya. Juga dikarenakan orang tersebut memiliki sistem saraf yang berfungsi sebagai pusat koordinasi segala aktivitas tubuh, pusat kesabaran, memory, intelegensi. Dasar teori : 10

11 1. Indra Peraba Indera peraba pada tubuh manusia adalah kulit. Pada kulit manusia terdapat ujung-ujung saraf peraba. Sel-sel saraf peraba tersebut tidak merata di seluruh permukaan kulit. Pada ujung jari terdapat banyak sel saraf peraba, demikian pula pada telapak tangan, telapak kaki, dan bibir. Kulit memiliki lima macam reseptor khusus dan setiap reseptor hanya cocok untuk satu tipe rangsangan. Reseptor untuk panas, reseptor untuk dingin, reseptor untuk rasa sakit, dan reseptor untuk tekanan. Bila suatu rangsangan tertentu, misalnya panas mengenai kulit (tubuh) kita, maka rangsangan tersebut akan diterima oleh ujung saraf peraba kulit (reseptor untuk panas). Selanjutnya, rangsangan diteruskan oleh saraf sensori ke pusat peraba di otak. Di otak, rangsangan di olah dan diartikan sehingga kita dapat merasakan panas. Demikian pula rangsangan yang lainnya. Kulit memiliki fungsi lain, seperti sebagai alat pelindung tubuh, alat pengatur suhu tubuh, dan alat pengeluaran keringat serta minyak Memori Penilitian telah menunjukkan bahwa memori terbagi dalam beberapa jenis. Masingmasing memori memiliki mekanisme unik dalam menyimpan informasi. 2 a. Memori jangka pendek Memori ini memiliki 7 kapasitas memori dan berdurasi sekitar detik. Namun, apabila anda sering melakukan pengulangan dalam mengakses informasi, kemungkinan besar informasi tersebut akan masuk ke dalam jenis memori lainnya, yaitu memori kerja (working memory). 2 b. Memori jangka panjang Memori ini adalah tidak terbatas dan berdurasi selamanya. Ada yang membagi memori jangka panjang menjadi memori non deklaratif dan memori deklaratif. Informasi yang penting yang biasanya terdapat dalam memori jangka panjang, juga momen penting dan sangat berarti dalam perjalanan hidup Daya membedakan berbagai sifat benda Dalam membedakan berbagai sifat benda, seperti kekasaran permukaan ataupun bentuk benda terdapat reseptor-reseptor yang berperan di dalamnya. 3 a. Bentuk benda Menurut Ganong ( 1983 ), reseptor kinaesthesi menerima rangsangan kinaesthesi, yaitu gerakan gerakan dan ketegangan pada otot otot serta selubung persendian. 11

12 Kegunaannya adalah untuk mengetahui sikap anggota badan dan beban yang dibawa (untuk membedakan ukuran, bentuk, dan berat permukaan dari benda). 3 Dalam membedakan bentuk benda-benda tanpa melihat bentuknya yang berperan merupakan reseptor taktil. Diduga bahwa akhiran saraf yang mengelilingi folliliculus rambut ialah reseptor taktil. Pada tempat tempat dimana tidak ada rambut, tetapi dengan kepekaan besar terhadap stimulus taktil, ternyata terdapat banyak corpusculum tractus. Diduga bahwa meniscus tractus juga merupakan suatu receptor taktil. Perasaan taktil dapat dibedakan menjadi perasaan taktil kasar dan perasaan taktil halus. Impuls taktil kasar dihantarkan oleh tractus spinothalamicus anterior, sedangkan implus taktil halus dihantarkan melalui faciculus gracilis dan faciculus cunneatus. 4 Perasaan taktil ada dua macam : 4 1.Perasaan taktil halus Kepaekaan terhadap taktil halus diketahui dengan menentukan jarak terdekat antara dua titik di kulit yang sekaligus distimulasi dan masih dapat dibedakan sebagai dua titik. Implus taktil ini dihantarkan melaui fasciculus gracilis cuneatus. 4 2.Perasaan taktil kasar Implus taktil ini dihantarkan melalui tractus spinothalamicus anterior. Sensasi taktil yang terdiri dari raba, tekanan dan getaran sering di golongkan sebagai sensasi terpisah, mereka semua dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Satu satunya perbedaan diantara ketiganya adalah : Sensasi raba, umunya disebabkan oleh reseptor taktil di dalam kulit atau di dalam jaringan tepat dibawah kulut. Sensasi tekanan biasanya disebabkan oleh perubahan bentuk jaringan yang lebih dalam Sensasi getaran, disebabkan oleh sinyal sensori yang berulang dengan cepat, tetapi menggunakan beberapa jenis reseptor yang sama seperti yang digunakan untuk raba dan tekanan. b. Kekasaran permukaan benda Dalam membedakan kekasaran benda reseptor yang berperan adalah reseptor raba. traktus spinal merupakan reseptor peraba. Fasikulus sensorik atau asenden yang membawa informasi dari tubuh ke otak. Bagian penting traktus asenden tersebut meliputi : 3 Origo dan tujuannya. Implus dari sentuhan dan reseptor peraba akan masuk ke medulla spinalis melalui radiks dorsal (neuron I). Akson memasuki korda, berasenden 12

13 untuk bersinapis dengan nuklei grasilis dan kuneatus di medulla bagian bawah (neuron II). Akson menyilang ke sisi yang berlawanan dan bersinapsis dalam talamus lateral (neuron III). Termielenisasinya berada pada area somaestestik korteks serebral. Fungsi. Traktus ini menyampaikan informasi mengenai sentuhan, tekanan, vibrasi, posisi tubuh dan gerakan sendi dari kulit, persendian, dan tendon otot. Kesimpulan Percobaan I : Manusia dapat membedakan secara subjektif antara panas dan dingin karena manusia memiliki reseptor pada tubuhnya yang dapat mengenali perbedaan suhu dan mampu pula beradaptasi terhadap perubahan suhu. Percobaan II : Rasa panas, dingin, tekan dan nyeri memiliki bagian-bagiannya sendiri pada kulit manusia, walaupun terkadang ada pula bagian dimana kedua jenis rangsang dapat dirasakan. Percobaan III : Manusia memiliki kemampuan untuk melokalisasi taktil atau merasakan dan memastikan secara tepat dimana rangsangan diberikan di bagian tubuhnya. Ujung jari memiliki ketepatan paling tinggi untuk melokalisasi taktil karena ujung jari kaya akan saraf sehingga fokus terhadap rangsang yang diberikan lebih tinggi dan akurat. Hal ini sesuai dengan homunkulus sensorik bahwa tangan memiliki porsi saraf yang paling banyak, dengan melihat fungsi tangan yang sangat penting. Percobaan IV : Manusia memiliki kemampuan untuk mendiskriminasikan 2 titik, yang disebut sebagai two-point discrimination. Ambang 2 titik yang terkecil dapat ditemukan pada ujung jari sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ujung jari memiliki medan reseptif yang kecil dengan komposisinya yang kaya akan saraf. Sedangkan, pemisahan 2 titik di tengkuk lebih sulit dibedakan. Percobaan V : Reseptor melakukan adaptasi terhadap rangsangan yang berupa tekanan, getaran ataupun sifat fisik benda sehingga ketika rangsang ditiadakan, maka rangsang masih dapat dirasakan. Fenomena inilah yang disebut sebagai perasaan iringan/ikutan (After Image/ After Discharge). Percobaan VI : OP dapat membedakan derajat kekasaran amplas, mendeskripsikan bentuk benda-benda yang disediakan, dan dapat menyebutkan sifat bahan pakaian yang dirabanya, hal ini dikarenakan adanya reseptor kinaesthesia, yang membuat manusia dapat membedabedakan benda tanpa memerlukan penglihatan secara visual (mata tertutup). Reseptor tersebut juga bisa membuat sensasi raba, tekanan dan getaran. 13

14 Percobaan VII : Kerja saraf yang normal akan menghasilkan penghantaran impuls dari SSP ke organ motorik dengan lancar, sehingga koordinasi gerak dan juga pengenalan sikap dapat dilakukan dengan mudah tanpa kesulitan berarti. Daftar pustaka 1. Harianti D.Metode jitu meningkatkan daya ingat. Jakarta.PT Tangga Pustaka.2008.h Lutfi, Saktiono. IPA terpadu. Jakarta. Erlangga h Ethel Sloane. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta : EGC; 2003.h Guyton AC, dan Hall J.E. Fisiologi kedokteran. Ed. 11. Jakarta : EGC;

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit

LAPORAN PRAKTIKUM. Indera Rasa Kulit LAPORAN PRAKTIKUM Indera Rasa Kulit OLEH : ANGGUN OCTAVIEARLY P. 121610101042 LABORATORIUM FISIOLOGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS JEMBER 2012 BAB I DASAR TEORI INDERA RASA KULIT Pada kulit kita

Lebih terperinci

3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam

3. Khemoreseptor, berkaitan dgn rasa asam, basa & garam BAB I DASAR TEORI Mekanisme sensoris yang dapat dirasakan dapat dibagi dalam dua golongan menurut pilogenesisnya, jalur saraf spinalnya dan daerah korteks serebri tempat mekanisme ini diintegrasikan. Golongan

Lebih terperinci

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi

Reseptor taktil terdapat di beberapa ujung saraf bebas yang dapat ditemukan di dalam kulit dan di dalam banyak jaringan lain serta dapat mendeteksi Pada kulit kita terdapat beberapa jenis reseptor rasa. Mekanisme sensoris pada reseptorreseptor tersebut dibagi menjadi dua kelompok berdasarkan philogenesis, jalurjalur syaraf spinal, dan daerah cortex

Lebih terperinci

INDERA RASA KULIT. Nama dan Nim anggota sub kelompok

INDERA RASA KULIT. Nama dan Nim anggota sub kelompok INDERA RASA KULIT Nama dan Nim anggota sub kelompok Putri Permata Timur 021311133135 Calista Dienar Fadhillah S. 021311133138 Aditya Arinta Putra 021311133142 Nilna Nur Putri. 021311133132 Elma Zakiy Annisa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori BAB I PENDAHULUAN 1.1 Landasan Teori A. Pengertian Indra Setiap makhluk hidup berhubungan dengan dunia luarnya. Untuk mengenalidunia itu, setiap makhluk hidup dilengkapi dengan alat indra. Sistem indra

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda.

Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan pengenalan/diskriminasi benda. C. SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) dan REFLEKS SENSORIK UMUM (sistem sensorik somatis) Tujuan Praktikum Mempelajari letak reseptor rasa panas, dingin, raba dan tekan di kulit serta memeriksa kemampuan

Lebih terperinci

INDERA RASA KULIT. 11. Felicia Lesmana Imam Rananda Rois Kholilullah

INDERA RASA KULIT. 11. Felicia Lesmana Imam Rananda Rois Kholilullah INDERA RASA KULIT Penyusun : 1. Rega Maurischa 021211131057 2. Setian Fitri Sayekti 021211131058 3. Viviana Saputra 021211131059 4. Risky Anita Oktaviani 021211131060 5. Cynthia Nur Malikfa N. 021211131061

Lebih terperinci

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI

1.1PENGERTIAN NYERI 1.2 MEKANISME NYERI 1.1PENGERTIAN NYERI Nyeri merupakan sensasi yang terlokalisasi berupa ketidaknyamanan, kesedihan dan penderitaan yang dihasilkan oleh stimulasi pada akhiran saraf tertentu. Nyeri terjadi sebagai mekanisme

Lebih terperinci

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan

1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan PANCA INDERA Pengelihatan 1. Sklera Berfungsi untuk mempertahankan mata agar tetap lembab. 2. Kornea (selaput bening) Pada bagian depan sklera terdapat selaput yang transparan (tembus cahaya) yang disebut

Lebih terperinci

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara

Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara Fisiologi pendengaran Proses pendengaran terjadi mengikuti alur sebagai berikut: gelombang suara mencapai membran tympani, membran tympani bergetar menyebabkan tulang-tulang pendengaran bergetar. Tulang

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA INDRA RASA KULIT Disusun Oleh: Kelompok 4 1. Sanky Indrajaya 2443013 2. Bernadus D. L. T. K 2443013064 3. Vini Siane Tanaem 2443013256 4. Gerarda Sartika

Lebih terperinci

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik

Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik. 1. Motorik Menjelaskan Jaras Motorik dan Sensorik 1. Motorik Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area

Lebih terperinci

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka

DAFTAR ISI. Definisi Traktus Spinotalamikus Anterior Traktus Spinotalamikus Lateral Daftar Pustaka DAFTAR ISI Definisi 2 Traktus Spinotalamikus Anterior 2 Traktus Spinotalamikus Lateral 4 Daftar Pustaka 8 1 A. Definisi Traktus Spinotalamikus adalah traktus yang menghubungkan antara reseptor tekanan,

Lebih terperinci

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama :

LEMBAR PENGESAHAN Laporan lengkap praktikum Fisiologi Hewan dengan judul Sistem Saraf Pusat Sebagai Pengendali Gerak Refleks yang disusun oleh: Nama : LAPORAN LENGKAP PRAKTIKUM FISIOLOGI HEWAN (SISTEM SARAF PUSAT SEBAGAI PENGENDALI GERAK REFLEKS) Disusun oleh: NAMA : LASINRANG ADITIA NIM : 60300112034 KELAS : BIOLOGI A KELOMPOK : IV (Empat) LABORATORIUM

Lebih terperinci

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN

ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN ALAT ALAT INDERA, ALAT PERNAPASAN MANUSIA, DAN JARINGAN TUMBUHAN Kompetensi yang hendak dicapai: Siswa dapat memahami bagian tubuh manusia dan hewan, menjelaskan fungsinya, serta mampu mengidentifikasi

Lebih terperinci

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI

SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI SISTEM SARAF SEL SARAF MENURUT BENTUK DAN FUNGSI 1. SEL SARAF SENSORIK. 2. SEL SARAF MOTORIK. 3. SEL SARAF INTERMEDIET/ASOSIASI. Sel Saraf Sensorik Menghantarkan impuls (pesan) dari reseptor ke sistem

Lebih terperinci

Kurnia Eka Wijayanti

Kurnia Eka Wijayanti Kurnia Eka Wijayanti Mengatur gerakan Diatur oleh pusat gerakan di otak : area motorik di korteks, ganglia basalis, dan cerebellum Jaras untuk sistem motorik ada 2 yaitu : traktus piramidal dan ekstrapiramidal.

Lebih terperinci

INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3

INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3 INDERA RASA KULIT KELOMPOK A3 Adinda Zuricha P. 021211131029 Aulia Agile F. 021211131030 Netty Sulis K. 021211131031 Mohd. Dwira W 021211131032 Sergio Santoso 021211131033 Anggreta Galuh A. 021211131034

Lebih terperinci

PENGUKURAN FISIOLOGI. Mohamad Sugiarmin

PENGUKURAN FISIOLOGI. Mohamad Sugiarmin PENGUKURAN FISIOLOGI Mohamad Sugiarmin PENGATAR PENJELASAN SILABI LINGKUP PERKULIAHAN TUGAS PRAKTEK EVALUASI Indera dan Pengukurannya Pengukuran indera ada dua cara 1. Menurut Bentuk a. Indera khusus terutama

Lebih terperinci

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna

Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna BAB IV SISTEM INDERA A. PEMERIKSAAN PENGLIHATAN Tujuan Praktikum Menentukan ketajaman penglihatan dan bitnik buta, serta memeriksa buta warna Dasar teori Mata merupakan organ sensorik yang kompleks, yang

Lebih terperinci

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh

SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi. Oleh SENSASI PENDENGARAN Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Psikologi Umum I yang dibina oleh Ibu Dyah Sulistyorini, M, Psi Oleh Diar Arsyianti ( 406112402734) Universitas Negeri Malang Fakultas Ilmu

Lebih terperinci

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar.

Fungsi. Sistem saraf sebagai sistem koordinasi mempunyai 3 (tiga) fungsi utama yaitu: Pusat pengendali tanggapan, Alat komunikasi dengan dunia luar. Pengertian Sistem saraf adalah sistem yang mengatur dan mengendalikan semua kegiatan aktivitas tubuh kita seperti berjalan, menggerakkan tangan, mengunyah makanan dan lainnya. Sistem Saraf tersusun dari

Lebih terperinci

PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK

PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK PERAN PERCEPTUAL MOTORIC TERHADAP PERKEMBANGAN GERAK ANAK Asep Ardiyanto, S. Pd, M. Or Universitas PGRI Semarang ardiyanto.hernanda@gmail.com Abstrak Gerak merupakan elemen penting dalam kehidupan manusia.

Lebih terperinci

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri

BAB II PEMBAHASAN. Manifestasi fisiologi nyeri BAB II PEMBAHASAN 1. PROSES TERJADINYA NYERI DAN MANIFESTASI FISIOLOGIS NYERI Pengertian nyeri, menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah merupakan pengalaman sensoris subyektif

Lebih terperinci

Ellen Prima, S.Psi., M.A.

Ellen Prima, S.Psi., M.A. Modul ke: Mekanisme - Mekanisme Persepsi Fakultas PSIKOLOGI Ellen Prima, S.Psi., M.A. Program Studi PSIKOLOGI www.mercubuana.ac.id Pengantar Menurut kamus besar kata mekanisme dapat diartikan sebagai cara

Lebih terperinci

Kinestetik dibedakan dari proprioseptik berdsarkan aspek keseimbangan (balance). Contoh :

Kinestetik dibedakan dari proprioseptik berdsarkan aspek keseimbangan (balance). Contoh : PERSEPSI KINESTETIK DAN PERSEPSI TAKTUAL Oleh : dr. Euis Heryati, M.Kes MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK BEBERAPA PERISTILAHAN PERSEPSI KINESTETIK PERSEPSI PROPRIOSEPTIK (Propriosepsi)

Lebih terperinci

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah

1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah 1. Bagian sel saraf yang membungkus akson dan berfungsi sebagai isolator adalah A. Selaput mielin B. Sel schwann C. Nodus ranvier D. Inti sel Schwann E. Tidak ada jawaban yang benar Jawaban : A Selaput

Lebih terperinci

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI

Dilakukan. Komponen STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR TEKNIK PEMIJATAN BAYI Komponen Ya Dilakukan Tidak Pengertian Gerakan/sentuhan yang diberikan pada bayi setiap hari selama 15 menit, untuk memacu sistem sirkulasi bayi dan denyut

Lebih terperinci

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT

LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT LAPORAN PRAKTIKUM FAAL INDERA RASA KULIT Oleh: Kelompok B7, B8, B9 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2017 Anggota Kelompok : Hana Fajrin Mardatilla Rusyadi 021611133123 Yuline Krishartini

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Kompres 1. Kompres hangat Adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu dengan menggunakan kantung berisi air hangat yang menimbulkan rasa hangat pada bagian

Lebih terperinci

PENGURUTAN (MASSAGE)

PENGURUTAN (MASSAGE) PENGURUTAN (MASSAGE) Massage merupakan salah satu cara perawatan tubuh paling tua dan paling bermanfaat dalam perawatan fisik (badan) Massage mengarahkan penerapan manipulasi (penanganan) perawatan dari

Lebih terperinci

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten :

PEDOMAN PRAKTIKUM. Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : PEDOMAN PRAKTIKUM Nama : NIM : Kelompok : Kelas : Asisten : FAKULTAS PETERNAKAN UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG 2015 KEGIATAN i MIKROSKOP Prosedur A. Memegang dan Memindahkan Mikroskop 1. Mikroskop dipindahkan

Lebih terperinci

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2

SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 SD kelas 6 - ILMU PENGETAHUAN ALAM BAB 12. RANGKA DAN SISTEM ORGAN PADA MANUSIALatihan soal 12.2 1. Bagian mata yang berfungsi mengatur banyak sedikitnya cahaya yang masuk ke dalam mata adalah... Pupil

Lebih terperinci

A. SENSASI INDERA. C. Dasar Teori

A. SENSASI INDERA. C. Dasar Teori A. SENSASI INDERA B. Tujuan Tujuan praktikum ini adalah : 1. Untuk mengetahui adanya berbagai macam sensasi indera umum dan khusus 2. Untuk meningkatkan pemahaman mengenai refleks patella dan refleks Achilles

Lebih terperinci

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik. Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf Mata Kuliah Kode Mata Kuliah : IOF 220 : Perkembangan Motorik Materi 10: Peran Syaraf terhadap Perkembangan Motorik Sistem Syaraf Sistem syaraf merupakan sistem yang paling rapi dan paling kompleks. Syaraf

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Sriwijaya BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rangkaian gerak dapat terselenggara oleh karena bentuk sel saraf yang khas yaitu mempunyai tonjolan yang panjang dan bercabang-cabang. Gerak refleks adalah gerak spontan

Lebih terperinci

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Bio Psikologi. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi Bio Psikologi Modul ke: Fakultas Psikologi SISTEM SENSORI MOTOR 1. Tiga Prinsip Fungsi Sensorimotor 2. Korteks Asosiasi Sensorimotor 3. Korteks Motorik Sekunder 4. Korteks Motorik Primer 5. Serebelum dan

Lebih terperinci

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/

SENSASI SENSAS dan PERSEPSI PERSE 4/2/ SENSASI dan PERSEPSI 4/2/2015 1 SENSASI =PENGAMATAN (PENGINDERAAN) 4/2/2015 2 A. PENGERTIAN PENGAMATAN MANUSIA PENGAMATAN REALITAS (DUNIA OBJEKTIF) 4/2/2015 3 PENGAMATAN Pengamatan / penginderaan : proses

Lebih terperinci

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit

ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit ANATOMI KULIT Gambar 1. Anatomi Kulit Posisi Melintang Gambar 2. Gambar Penampang Kulit FISIOLOGI KULIT Kulit menutupi dan melindungi permukaan tubuh, serta bersambung dengan selaput lendir yang melapisi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan manusia setiap saat akan menerima banyak sekali rangsang dari lingkungannya. Perilaku yang kita ketahui, baik pengalaman kita sendiri ataupun

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis

Lebih terperinci

Sensasi dan Persepsi

Sensasi dan Persepsi SENSASI Sensasi dan Persepsi Sensasi: Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh benda-benda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan mental yg mengatur impulsimpuls sensorik mjd 1 pola bermakna Proses

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkembangan motorik merupakan proses belajar bagaimana tubuh menggunakan otot-ototnya untuk bergerak. Perubahan pada perilaku motorik dirasakan sepanjang daur kehidupan

Lebih terperinci

1. TES BATAS ATAS BATAS BAWAH

1. TES BATAS ATAS BATAS BAWAH TES GARPU TALA Tes garpu tala adalah suatu tes untuk mengevaluasi fungsi pendengaran individu secara kualitatif dengan menggunakan alat berupa seperangkat garpu tala frekuensi rendah sampai tinggi 128

Lebih terperinci

Sistem Saraf pada Manusia

Sistem Saraf pada Manusia Sistem Saraf pada Manusia Apa yang dimaksud dengn sistem saraf? Sistem saraf merupakan salah satu sistem koordinasi yang bertugas menyampaikan rangsangan dari reseptor untuk dideteksi dan direspon oleh

Lebih terperinci

Special Educational Needs

Special Educational Needs HAMBATAN SENSORI DAN PERSEPSI Oleh : DR. Zaenal Alimin M.Ed dr. Euis Heryati MK. HAMBATAN KONSENTRASI, ATENSI, PERSEPSI, DAN MOTORIK; PERTEMUAN 1-3 KONSEP DASAR HAMBATAN HAMBATAN HAMBATAN INTERNAL (Faktor

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Waktu Reaksi 2.1.1 Definisi Waktu Reaksi Waktu reaksi merupakan jarak waktu antara diberikannya stimulus dengan kontraksi otot pertama setelah stimulus diberikan. 4,5 Waktu

Lebih terperinci

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya.

MODEL SILABUS. Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi, dan fungsi serta gerakannya. MODEL SILABUS Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Luar Biasa Tunanetra (SDLB-A) Mata Pelajaran : Orientasi dan Mobilitas Standar Kompetensi : 1. Memahami gambaran konsep tubuh dengan benar berikut lokasi,

Lebih terperinci

The Integumentary System. Nurfitri Bustamam, SSi, MKes, MPdKed.

The Integumentary System. Nurfitri Bustamam, SSi, MKes, MPdKed. The Integumentary System Nurfitri Bustamam, SSi, MKes, MPdKed. Learning Objectives Describe the main structure & function of the skin. Describe the accessory function of the skin. Summarize the effects

Lebih terperinci

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut Landak Hystrix javanica memiliki tiga macam bentuk rambut: rambut halus (seperti rambut pada mamalia lain), rambut peraba, dan duri. Rambut halus dan duri terdapat di

Lebih terperinci

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi

SENSASI PERSEPSI Biopsikologi SENSASI PERSEPSI Biopsikologi UNITA WERDI RAHAJENG www.unita.lecture.ub.ac.id Sensasi: Sensasi dan Persepsi Deteksi energi fisik yg dihasilkan /dipantulkan oleh bendabenda fisik Persepsi Sekumpulan tindakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Stroke merupakan suatu penyakit kegawatdaruratan neurologis yang berbahaya dan dapat menyebabkan terjadinya disfungsi motorik dan sensorik yang berdampak pada timbulnya

Lebih terperinci

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69

LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 LAMPIRAN-LAMPIRAN 69 Lampiran 1 FORMULIR PERSETUJUAN MENJADI PESERTA PENELITIAN Pengaruh Senam Otak terhadap Peningkatan Daya Ingat Lansia di Panti Werdha Karya Kasih Mongonsidi Medan Oleh Paula Angelina

Lebih terperinci

Rehabilitasi pada perdarahan otak

Rehabilitasi pada perdarahan otak Rehabilitasi pada perdarahan otak Hal-hal yang timbul akibat perdarahan otak menyebabkan gangguan fungsi dan menjadi masalah pokok pada rehabilitasi medik, adalah : lokomotor, ketrampilan tangan, gangguan

Lebih terperinci

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1

SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 SMP kelas 9 - BIOLOGI BAB 3. Sistem Koordinasi dan Alat InderaLatihan Soal 3.1 1. Perhatikan gambar berikut! Sel yang ditunjukkan gambar diatas adalah... neuron nefron neurit nucleus Kunci Jawaban : A

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini

I. PENDAHULUAN. Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Kebutuhan daging di Indonesia setiap tahunnya terus meningkat. Hal ini disebabkan oleh bertambahnya jumlah penduduk yang diikuti dengan meningkatnya taraf

Lebih terperinci

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF)

BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) BAB III SISTEM KOORDINASI (SARAF) Standar Kompetensi : Sistem koordinasi meliputi sistem saraf, alat indera dan endokrin mengendalikan aktivitas berbagai bagian tubuh. Sistem saraf yang meliputi saraf

Lebih terperinci

Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb)

Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb) I.tujuan percobaan Menentukan daerah penyebaran reseptor dari keempat sensasi kecapprimer, berdasarkan kepekaan tertinggi terhadap bahan yang bersangkutanb) Menentukan daerah penyebaran reseptor kecap

Lebih terperinci

SISTEM SARAF MANUSIA

SISTEM SARAF MANUSIA SISTEM SARAF MANUSIA skema sistem saraf manusia m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti m e li p u ti SEL SARAF Struktur sel saraf neuron: Badan sel, Dendrit Akson Struktur

Lebih terperinci

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt

Petir : Volt Volt = Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Petir : 30.000 Volt 60.000 Volt = 30-60 Kvolt PLN : Sumber 1 KVolt Gardu 1000 Volt Rumah 220 Volt Baterei : 9 Volt, 1,5 Volt Tubuh Manusia: 70 milivolt = 0,07 Volt Biolistrik_02 Listrik Eksternal. Yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari-hari manusia selalu bergerak dalam menjalankan aktivitasnya. Sering kita jumpai seseorang mengalami keterbatasan gerak dimana hal tersebut

Lebih terperinci

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional

Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional Pengertian Nyeri. Suatu gejala dalam merasakan subyek dan pengalaman emosional termasuk suatu komponen sensori, komponen diskriminatri, responrespon yang mengantarkan atau reaksi-reaksi yang ditimbulkan

Lebih terperinci

LABOLATORIUM PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK DAN SISTEM KOORDINASI

LABOLATORIUM PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK DAN SISTEM KOORDINASI LABOLATORIUM PEMERIKSAAN SISTEM SENSORIK DAN SISTEM KOORDINASI PENYUSUN: DR Ns CHANDRA W SKp.MKep Sp Mat DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDICAL BEDAH FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS ESA UNGGUL 2017 PEMERIKSAAN

Lebih terperinci

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d.

1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. 1. Berikut ini yang bukan merupakan fungsi rangka adalah. a. membentuk tubuh c. tempat melekatnya otot b. membentuk daging d. menegakkan tubuh 2. Tulang anggota gerak tubuh bagian atas dan bawah disebut.

Lebih terperinci

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan

Sistem Saraf. Sumsum. Sumsum Lanjutan Sistem Saraf Sistem Saraf Pusat Sistem Saraf Tepi Otak Sumsum Sistem Saraf Aferen Sistem Saraf Eferen Lobus Frontalis Lobus Temporalis Otak Besar Lobus Oksipitalis Lobus Parietalis Otak Kecil Sumsum Lanjutan

Lebih terperinci

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

PERSEPSI BENTUK. Persepsi Modul 1. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk PERSEPSI BENTUK Modul ke: Persepsi Modul 1 Fakultas Desain dan Seni Kreatif Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn Program Studi Desain Produk www.mercubuana.ac.id Abstract Persepsi dapat diartikan sebagai bagaimana

Lebih terperinci

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar

Latihan 1: untuk menyiapkan kondisi secara fisiologis maupun psikologis agar dapat melaksanakan latihan gerakan senam dengan baik dan benar Lampiran 4 No. Panduan Senam Bugar Lansia (SBL) Langkah Gerakan SBL Bag. 1 Gerakan Pemanasan Gambar Latihan Pernapasan 1. Meluruskan badan dengan kedua tangan lurus ke bawah sejajar dengan kedua sisi tubuh.

Lebih terperinci

Pemeriksaan Sistem Saraf Otonom dan Sistem Koordinasi. Oleh : Retno Tri Palupi Dokter Pembimbing Klinik : dr. Murgyanto Sp.S

Pemeriksaan Sistem Saraf Otonom dan Sistem Koordinasi. Oleh : Retno Tri Palupi Dokter Pembimbing Klinik : dr. Murgyanto Sp.S Pemeriksaan Sistem Saraf Otonom dan Sistem Koordinasi Oleh : Retno Tri Palupi Dokter Pembimbing Klinik : dr. Murgyanto Sp.S PEMERIKSAAN FISIK ANAMNESIS PEMERIKSAAN PENUNJANG DIAGNOSIS Anamnesis Keluhan

Lebih terperinci

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membuatya semakin parah. Ambang batas nyeri yang dapat ditoleransi seseorang I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Analgetika adalah zat yang bisa mengurangi rasa nyeri tanpa mengurangi kesadaran (Tjay dan Rahardja, 2015). Nyeri adalah perasaan sensoris dan emosional yang mengganggu,

Lebih terperinci

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf

BAB II. Struktur dan Fungsi Syaraf BAB II Struktur dan Fungsi Syaraf A. SISTEM SARAF Unit terkecil dari system saraf adalah neuron. Neuron terdiri dari dendrit dan badan sel sebagai penerima pesan, dilanjutkan oleh bagian yang berbentuk

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010) BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. LANDASAN TEORI 1. Aktivitas Fisik a. Definisi Aktivitas fisik adalah setiap gerakan tubuh yang dihasilkan oleh otot rangka yang memerlukan pengeluaran energi. Aktivitas fisik

Lebih terperinci

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap

BAB VII. Fungsi Indera Pengecap BAB VII Fungsi Indera Pengecap A. PENDAHULUAN Indera pengecap sangat erhubungan erat dengan indera penciuman. Jika indera penciuman mengalami gangguan, misalnya karena menderita influenza, maka indera

Lebih terperinci

SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS. Regita Tanara / B1

SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS. Regita Tanara / B1 SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS Regita Tanara 102015121 / B1 SKENARIO Seorang anak 5 tahun dibawa ibunya ke UGD rumah sakit dengan keluhan jari telunjuknya memar akibat terjepit daun pintu IDENTIFIKASI

Lebih terperinci

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN UPT PENDIDIKAN KECAMATAN GEBOG DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA KABUPATEN KUDUS PROVINSI JAWA TENGAH 2012 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN Satuan Pendidikan : Sekolah Dasar Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan

Lebih terperinci

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA

Manfaat Deteksi Dini. Tumbuh Kembang Anak SERI BACAAN ORANG TUA 03 SERI BACAAN ORANG TUA Manfaat Deteksi Dini Tumbuh Kembang Anak Direktorat Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini Direktorat Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini Nonformal dan Informal Kementerian Pendidikan

Lebih terperinci

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut

Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut Konsep kenyamanan Menurut beberapa teori keperawatan, kenyamanan adalah kebutuhan dasar klien yang merupakan tujuan pemberian asuhan keperawatan. Pernyataan tersebut didukung oleh Kolcaba yang mengatakan

Lebih terperinci

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH

LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH LANGKAH-LANGKAH PERAWATAN KULIT WAJAH PERAWATAN MINGGUAN Selain perawatan harian, lakukan juga perawatan seminggu sekali untuk kulit wajah kita agar kulit terawat dengan maksimal. Langkah I Membersihkan

Lebih terperinci

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET (GROOMING KECANTIKAN) 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri. Hal 1 dari 5 1.Kompentensi: Perawatan Wajah untuk diri sendiri Mahasiswa dapat : a. Mendiagnosa jenis-jenis kulit wajah b. Melakukan pembersihan wajah c. Melakukan pengangkatan sel kulit mati/ peeling

Lebih terperinci

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls

Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sistem Koordinasi Neuron dan Impuls Sebelum mempelajari tentang neuron secara tersendiri mari kita amati secara garis besar aliran informasi pada tubuh hewan. Di sini akan digunakan contoh pada gurita

Lebih terperinci

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara

Cara Mudah Mengencangkan. dan Memperindah Payudara Cara Mudah Mengencangkan dan Memperindah Payudara Banyak wanita yang merasa minder apabila payudaranya kecil dan mundur atau mengendur. Tetapi, banyak juga yang tidak terlalu peduli dengan organ tubuhnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Waktu reaksi adalah waktu yang diperlukan seseorang untuk menjawab sesuatu rangsangan secara sadar dan terkendali, dihitung mulai saat rangsangan diberikan sampai dengan

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Ergonomi 2.1.1. Pengertian Ergonomi Ergonomi adalah ilmu, seni dan penerapan teknologi untuk menyerasikan atau menyeimbangkan antara segala fasilitas yang digunakan baik dalam

Lebih terperinci

Virtual Reality. Abstrak

Virtual Reality. Abstrak Virtual Reality Fauzan Azmi azmifauzan@gmail.com http://www.azmifauzan.web.id Abstrak Secara sederhana, virtual reality adalah pemunculan gambar-gambar tiga dimensi yang dibangkitkan komputer, yang terlihat

Lebih terperinci

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit.

BAHAN AJAR : c. Pigmentasi: terjadinya perubahan warna kulit akibat terganggunya melanin pada sel melanosit. BAHAN AJAR : 1. Tujuan dan manfaat Perawatan Kulit Wajah : a. Mempertahankan kondisi kulit dari keriput dan noda-noda pada kulit b. Meremajakan jaringan otot dan sel-sel kulit c. Menanggulangi kelainan

Lebih terperinci

LABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI

LABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI LABORATORIUM PENGUJIAN INDERAWI MAKALAH SENSORI PANGAN Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah sensori pangan yang diampu oleh: Dewi Nur Azizah, S.TP.,M.P. Oleh : Meti Maryati (1405875) PROGRAM

Lebih terperinci

PSIKOLOGI. Sistem Sensorimotor MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. Mampu menjelaskan sistem sensorimotor

PSIKOLOGI. Sistem Sensorimotor MODUL PERKULIAHAN. Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh. Mampu menjelaskan sistem sensorimotor MODUL PERKULIAHAN Sistem Sensorimotor Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh PSIKOLOGI PSIKOLOGI 11 MK61045 Abstract Membahas tentang sistem sensorimotor Kompetensi Mampu menjelaskan sistem

Lebih terperinci

Definisi Bell s palsy

Definisi Bell s palsy Definisi Bell s palsy Bell s palsy adalah penyakit yang menyerang syaraf otak yg ketujuh (nervus fasialis) sehingga penderita tidak dapat mengontrol otot-otot wajah di sisi yg terkena. Penderita yang terkena

Lebih terperinci

Sistem Ekskresi Manusia

Sistem Ekskresi Manusia Sistem Ekskresi Manusia Sistem ekskresi merupakan sistem dalam tubuh kita yang berfungsi mengeluarkan zatzat yang tidak dibutuhkan lagi oleh tubuh dan zat yang keberadaannya dalam tubuh akan mengganggu

Lebih terperinci

Telinga. Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam.

Telinga. Telinga tersusun atas tiga bagian yaitu telinga luar, telinga tengah, dan telinga dalam. Telinga Telinga adalah alat indra yang memiliki fungsi untuk mendengar suara yang ada di sekitar kita sehingga kita dapat mengetahui / mengidentifikasi apa yang terjadi di sekitar kita tanpa harus melihatnya

Lebih terperinci

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK

DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK DIKTAT PERKEMBANGAN MOTORIK Oleh: Hj. Endang Rini Sukamti, MS PENDIDIKAN KEPELATIHAN OLAHRAGA FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA 2007 PENULISAN DIKTAT INI DIBIAYAI DENGAN ANGGARAN

Lebih terperinci

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR

PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR PANDUAN TENTANG BANTUAN HIDUP DASAR Apa yang akan Anda lakukan jika Anda menemukan seseorang yang mengalami kecelakaan atau seseorang yang terbaring di suatu tempat tanpa bernafas spontan? Apakah Anda

Lebih terperinci

BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF ABSTRAK

BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF ABSTRAK BERBAGAI RANGSANGAN PADA SEDIAAN OTOT SARAF Lia Suryani, Syarah Diyah Ayu Budiyono, Opy Dwi Astari, Septia Rahmah W, Apriyani. Laboratorium Farmasi, Program Studi Farmasi, Fakultas Matematika Dan Ilmu

Lebih terperinci

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR

TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR TEKNIK GAMBAR DASAR A. PERALATAN DAN PERLENGKAPAN GAMBAR 1. MEJA GAMBAR Meja gambar yang baik mempunyai bidang permukaan yang rata tidak melengkung. Meja tersebut dibuat dari kayu yang tidak terlalu keras

Lebih terperinci

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif

Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif Buku Petunjuk Pemakaian Pengering Rambut Ion Negatif NBID42 Untuk Penggunaan Rumah Tangga Mohon agar Buku Petunjuk Pemakaian ini dibaca dengan baik sebelum pemakaian, dan pakailah peralatan dengan benar.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran

BAB I PENDAHULUAN. mudah bosan, sulit memecahkan suatu masalah dan mengikuti pelajaran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus salah satu tujuannya adalah agar anak dapat mengurus diri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain. Agar dapat mengurus

Lebih terperinci

Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.yayanakhyar.co.nr

Faculty of Medicine University of Riau. Pekanbaru, Riau. Files of DrsMed FK UNRI (http://www.yayanakhyar.co.nr Faculty of Medicine University of Riau Pekanbaru, Riau 2009 PENDAHULUAN Dalam kehidupan sehari-hari, berbagai macam perasaan dapat dirasakan. Rasa panas bila menyentuh api, rasa nyeri jika kulit ditusuk

Lebih terperinci

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina

MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina MEMAHAMI PSIKOLOGI PERKEMBANGAN ANAK BAGI PENGEMBANGAN ASPEK SENI ANAK USIA DINI Oleh: Nelva Rolina PENDAHULUAN Pendidikan anak usia dini yang menjadi pondasi bagi pendidikan selanjutnya sudah seharusnya

Lebih terperinci

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra

CREATIVE THINKING. MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra CREATIVE THINKING MANUSIA DAN ILMU PENGETAHUAN Panca Indra HIDUNG Hidung merupakan panca indera manusia yang sangat penting untuk mengenali bau dan juga untuk bernafas. Bagian-Bagian Hidung Dan Fungsinya

Lebih terperinci

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal

Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Sistem syaraf otonom (ANS) merupakan divisi motorik dari PNS yang mengontrol aktivitas viseral, yang bertujuan mempertahankan homeostatis internal Perbandingan antara Sistem syaraf Somatik dan Otonom Sistem

Lebih terperinci

BAB I SUHU Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat :

BAB I SUHU Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : BAB I SUHU 1 Pembelajaran ini bertujuan agar Anda dapat : Mengemukakan alasan mengapa indra peraba tidak dapat digunakan sebagai alat pengukur suhu Membuat termometer sederhana berskala berdasarkan sifat

Lebih terperinci